MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 1
1. SIFAT ALAMIAH BAHAN-BAHAN
1.1. Struktur atom dan unsur
Unit struktural dasar paling kecil dari satu materi adalah atom. Atom terdiri
dari inti (yang bermuatan positif) yang dikelilingi elektron (yang bermuatan negatif)
sedemikian sehingga muatannya seimbang. Jumlah elektron menunjukan nomor
atom dan menjadi identitas suatu unsur. Ada lebih dari 100 unsur (lihat tabel periodik
di bawah), dan unsur-unsur inilah yang membangun materi.
Unsur-unsur logam (metal) ada di sebelah kiri dan tengah dari tabel periodik.
Sedangkan unsur non-logam ada di sebelah kanan. Di antara area metal dan non-
metal ada area transisi yang berisi unsur-unsur yang disebut metaloid atau semi-
metal.
Di antara unsur-unsur itu, ada persamaan sekaligus juga perbedaan.
Persamaan dan perbedaan ini dapat dijelaskan oleh struktur atomnya masing.
Dalam gambar di bawah, diperlihatkan model struktur atomik yang paling sederhana,
dimana elektron-elektron berputar dalam orbit di sekeliling inti. Dalam gambar
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 2
terlihat atom Hidrogen (H) mempunyai satu elektron yang berputar dalam satu lapis
orbit. Helium (He) mempunyai dua elektron dan satu lapis orbit. Florid (F)
mempunyai 9 elektron dalam dua orbit. Neon (Ne) mempunyai 10 elektron dalam
dua orbit. Sedangkan Natrium (Na, yang disebut juga Sodium) mempunyai 11
elektron dalam tiga orbit.
Dua unsur dapat bersenyawa menjadi satu molekul. Dalam moleklu natrium-
florid (lihat gambar di bawah), satu elektron dari Natrium ditransfer ke Fluor untuk
“dipakai bersama”.
1.2. Ikatan antar atom serta antar molekul
Atom-atom dalam molekul diikat dalam beberapa jenis ikatan, yaitu ikatan
primer dan ikatan sekunder.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 3
Ikatan primer sendiri dapat dibagi tiga: (1) ikatan ionik, (2) ikatan kovalen ,
dan (3) ikatan metalik.
Ikatan ionik. Contoh molekul yang mempunyai ikatan ionik adalah garam
meja (NaCl). Sifatnya antara lain konduktivitas listriknya rendah dan ductility yang
buruk.
Ikatan kovalen. Contoh molekul dengan ikatan kovalen adalah gas Fluorin
(F2) dan intan. Berkenaan dengan intan, yang dibangun oleh atom karbon (nomor
atom 6), setiap atom mempunyai 4 tetangga dengan mana mereka berbagi elektron.
Ini yang membuat suatu struktur tiga dimensi yang yang yang sangat kaku dan
membuat intan mempunyai kekerasan yang sangat tinggi. Bentuk lain dari karbon
(misalnya grafit) tidak mempunyai struktur atomik yang kaku seperti intan. Bahan
padat dengan ikatan kovalen umumnya mempunyai kekerasan yang tinggi dan
konduktivitas listrik yang rendah.
Ikatan metalik. Ikatan metalik adalah mekanisme ikatan terjadi pada logam
murni dan logam paduan. Atom-atom dari kelompok logam umumnya mempunyai
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 4
jumlah elektron yang kurang dari jumlah maksimum, pada orbit terluarnya. Jadi
dalam satu blok logam terjadi pemakaian-bersama elektron-elektron pada orbit
terluar, oleh seluruh atom yang ada pada blok itu. Elektron-elektron tersebut
membentuk semacam awan yang menembus seluruh blok.
Dengan adanya elektron yang dipakai bersama, dan adanya kebebasan
elektron untuk bergerak bebas dalam blok logam itu, maka ikatan metalik membuat
konduktivitas listrik menjadi tinggi. Sifat umum lain karena ikatan metalik ini adalah
tingginya konduktivitas panas dan ductility yang bagus.
Berbeda dengan ikatan primer yang dijelaskan di atas, ikatan sekunder
adalah ikatan yang terjadi karena tarik menarik antar molekul. Jadi tidak ada transfer
elektron ataupun pemakaian elektron secara bersama, sehingga ikatannya pun tidak
sekuat ikatan primer. Ada tiga jenis ikatan yang termasuk dalam ikatan sekunder: (1)
dipole forces, (2) London forces, dan (3) ikatan Hidrogen. Jenis ikatan 1 dan 2
disebut juga ikatan van der Waals.
Walaupun molekul itu seharusnya netral muatannya, tetapi terdapat kutub
positif dan kutub negatif pada setiap molekul, sehingga terjadi tarik menarik antar
molekul. Itu yang menjelaskan dipole forces.
London forces terjadi karena pergerakan elektron sesekali membuatnya ada
di satu sisi dari atom sehingga terjadi kutub bermuatan negatif.
Ikatan Hidrogen terjadi karena dua atom Hidrogen yang ada dalam satu
molekul (misalnya molekul H2O), posisinya ada pada satu sisi dari molekul. Sisi
molekul yang ada dua Hirogen itu tarik menarik dengan sisi lain dari molekul
tetangganya. Ikatan Hidrogen merupakan jenis ikatan yang penting dalam
terbentuknya polimer.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 5
1.3. Struktur kristalin
Atom dan molekul merupakan “batu-bata” pembangun suatu struktur
bangunan makroskopik dari suatu materi. Ketika suatu bahan berubah dari cair
menjadi padat, atom atau molekul ini akan menyusun dirinya sendiri, ke atas dan
bawah, serta ke kiri dan kanan. Ada yang membuat susunannya teratur, ada juga
yang tidak.
Jika strukturnya beraturan dan berulang, maka disebut struktur kristalin. Unit
terkecil dari perulangan ini disebut sel, sebagaimana diperlihatkan dalam gambar di
bawah ini. Salah satu bentuk konfigurasi atom-atom dalam sel adalah BCC (body-
centered-cubic), dimana atom-atom menempati ke 8 sudut dan di tengah-tengah sel
(Figure 2.7(a)). Pada kenyataannya, proporsi ukuran atom terhadap ukuran sel
adalah lebih besar, seperti yang diperlihatkan dalam gambar (c). Di atas dan bawah,
kanan dan kiri setiap sel, akan ada sel-sel serupa dalam posisi yang teratur,
sehingga terlihat seperti gambar (c). Hal ini terjadi pada logam, keramik dan polimer.
Jenis-jenis struktur kristal. Selain bentuk BCC, ada juga bentuk dua lain
yaitu FCC (face-centered cubic) dan HCP (hexagonal close-packed), sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar berikut.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 6
Tabel 2.1 memperlihatkan bentuk struktur kristal untuk beberapa logam, pada
temperatur kamar. Ada kasus-kasus dimana satu logam bisa berubah struktur
kristalnya, tergantung pada temperaturnya. Misalnya, struktur kristal besi, pada suhu
kamar berbentuk BCC, di atas 9120C bentuknya berubah menjadi FCC, tapi di atas
14000C kembali menjadi BCC. Gejala ini disebut alotropik.
Ketidak-sempurnaan dalam kristal. Sejauh ini struktur kristal yang
dibicarakan adalah bentuk kristal yang sempurna, dalam arti unit-unit sel tersusun
rapi. Dalam beberapa hal, kristal yang sempurna lebih disukai karena alasan estetis
(misalnya intan), atau alasan teknik (misalnya kristal silikon pada integrated circuit).
Pada kenyataannya secara alamiah cacat atau ketidak-sempurnaan terjadi
karena pemadatan logam cair tidak bisa terjadi tanpa ketika bahan menjadi padat,
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 7
terjadi interupsi. Padahal pada saat pemadatan inilah terjadi replikasi unit sel secara
terus menerus. Batas-batas butir merupakan contoh cacat.
Dalam kasus yang lain, ketidak-sempurnaan sengaja dibuat ketika proses
manufaktur. Misalnya, penambahan unsur-unsur lain dalam pembuatan paduan
(alloy), dengan maksud untuk menambah kekuatan.
Ada tiga macam cacat : (1) cacat titik, (2) cacat garis dan (3) cacat
permukaan.
Cacat titik. Berikut ini adalah jenis-jenis cacat titik.
Cacat garis. Kalau beberapa cacat titik dapat terhubungkan maka akan
terbentuk suatu cacat garis atau dislokasi. Ada dua bentuk cacat garis, yaitu (1)
dislokasi ujung, dan (2) dislokasi putar.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 8
Cacat permukaan. Jika beberapa cacat dapat terhubungkan sehingga
membuat bidang, maka disebut cacat permukaan.
Deformasi pada kristal metalik. Ketika kristal ada dalam tekanan yang
makin lama makin besar, respon pertama yang akan terjadi adalah deformasi
elastik. Lihat ilustrasinya pada Figure 2.11(a) dan (b). Kristal akan miring, lalu
kembali ke bentuk asal ketika tekanan ditiadakan kembali.
Jika tekanannya diperbesar sehingga melewati batas tertentu, maka akan
terjadi deformasi plastis. Disini, ada sejumlah atom yang berpindah lokasinya. Lihat
Figure 2.11(c). Deformasi yang digambarkan disini disebut slip, yaitu pergerakan
relatif dua kelompok atom yang berada di dua sisi berbeda dari satu bidang. Bidang
ini disebut bidang slip (slip plane).
Deformasi plastis relatif lebih sulit terjadi pada logam yang mempunyai
struktur kristal HCP ketimbang pada yang berstruktur BCC dan FCC. Ini ada
hubungannya dengan rendahnya ductility pada logam berstruktur HCP, khususnya
pada temperatur kamar.
Bahan logam yang mempunyai banyak dislokasi ujung, relatif lebih mudah
mengalami deformasi. Yang terjadi disini adalah memindahkan posisi cacat
dislokasi ujung (lihat Figure 2.12), dimana energi yang diperlukan lebih rendah.
Dengan demikian, di satu pihak, cacat dislokasi ujung merupakan hal yang
baik, karena membuat bahan logam menjadi lebih ductile, sehingga memudahkan
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 9
pekerjaan deformasi yang terjadi pada proses manufaktur. Tapi di pihak lain, logam
yang mempunyai banyak cacat artinya tidak sekuat logam yang tanpa cacat, dan ini
merupakan hal yang buruk dari aspek perancangan produk.
Di samping deformasi berdasarkan slip plane, ada juga bentuk deformasi
yang lain, yaitu twinning. Hasil dari deformasi ini adalah bahwa atom-atom di satu
sisi dari bidang twinning (twinning plane), menjadi bayangan cermin dari atom-atom
di sisi yang lain. Deformasi ini penting pada struktur kristal HCP (seperti Mg dan Zn)
karena disini deformasi slip sulit terjadi.
Butir dan batas-butir pada logam. Satu blok logam bisa dibangun dari
jutaan individu kristal, yang disebut butir (grain). Setiap butir mempunyai orientasi
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 10
latis uniknya sendiri. Secara kolektif, arah latis dari butir-butir tersebut bersifat
random. Struktur seperti ini disebut polikristalin. Ini terjadi karena ketika logam cair
menjadi dingin dan mulai
menjadi padat, pembentukan
inti dari setiap individu kristal
terjadi pada posisi dan
orientasi yang random, di
seluruh cairan tersebut.
Ketika inti-inti kristal ini
tumbuh, sehingga kristal-kristal
ini bertemu satu sama lain,
akan terbentuk batas-butir
(grain boundary). Batas ini tebalnya hanya beberapa atom, dan arah orientasinya
tidak sama dengan orientasi butir-butir yang dibatasinya.
Ukuran butir dalam satu blok logam ditentukan antara lain oleh jumlah inti
yang terjadi dan kecepatan pendinginan dari logam cair tersebut. Dalam proses
pembuatan logam cor, inti butir sering terjadi karena dinding cetakan yang relatif
dingin. Ini juga mempengaruhi arah orientasi butir.
Ukuran butir dipengaruhi secara terbalik oleh laju pendinginan: pendinginan
yang cepat akan membuat butir menjadi lebih kecil, sedangan pendinginan lambat
akan berpengaruh sebaliknya. Ukuran butir merupakan hal yang penting dalam
logam karena berpengaruh pada sifat mekanikal. Logam yang mempunyai butir-butir
yang kecil mempunyai kekuatan dan kekerasan yang lebih tinggi.
Faktor lain yang berpengaruh dalam sifat-sifat mekanikal adalah adanya
batas butir pada logam. Batas butir ini perwujudan dari cacat pada struktur kristal,
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 11
yang menahan bergeraknya dislokasi. Ini menjelaskan mengapa kecilnya ukuran
butir (yang berarti lebih banyak butir dan lebih banyak batas butir), meningkatkan
kekuatan logam.
Dengan menahan pergerakan dislokasi, maka batas butir juga memberi
kontribusi pada sifat mekanikal dari satu logam, sehingga logam menjadi bertambah
kuat setelah mengalami deformasi. Sifat ini disebut strain-hardening, yang akan
dijelaskan lebih detil di bagian lain.
1.4. Struktur nonkristalin (amorf)
Bahan logam akan kehilangan struktur kristalinnya ketika bahan ini menjadi
cair. Walaupun begitu ada beberapa bahan teknik yang mempunyai struktur
nonkristalin dalam fase padatnya. Sifat bahan seperti ini disebut amorf. Yang
mempunyai sifat ini antara lain adalah kaca, beberapa jenis plastik, dan karet.
Gambar di bawah ini memperlihatkan ilustrasi perbedaan antara struktur kristalin
dan nonkristalin..
Ketika satu bahan logam murni memadat dari fase cairnya, atom-atomnya
akan mengatur dirinya sehingga terjadi struktur yang teratur dan berulang (lihat
Figure 2.14 (a)), sehingga volumenya menjadi lebih kecil, untuk satu jumlah masa
yang sama. Hal ini dijelaskan pula oleh diagram berikut.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 12
1.5. Sifat-sifat umum sistem bahan
Berikut ini adalah sifat umum masing-masing sistem bahan ditinjau dari aspek
struktur atomik, ikatan, dan struktur kristalnya.
Logam. Bisa dikatakan, seluruh logam mempunyai struktur kristalin ketika
dalam keadaan padat. Unit sel dari kristal ini hampir selalu BCC, FCC atau HCP.
Atom-atom logam terikat dengan ikatan metalik, dimana elektron valen dapat
bergerak kemana-mana dengan relatif bebas. Struktur dan ikatan ini pada umumnya
membuat logam menjadi kuat dan keras.
Banyak dari logam bersifat cukup liat (ductile) sehingga mudah dibentuk, sifat
mana berguna dalam proses manufaktur. Ini terjadi khususnya pada logam dengan
struktur FCC.
Sifat-sifat umum yang lain dari logam, yang berhubungan dengan struktur dan
ikatan, mencakup tingginya konduktivitas listrik dan panas, tidak tembus sinar dan
reflektivitas (sifat memantulkan cahaya).
Keramik. Molekul keramik dicirikan oleh ikatan ionik atau ikatan kovalen, atau
keduanya. Atom-atom metalik melepaskan atau “meminjamkan” elektron-elektron
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 13
terluarnya ke atom-atom non-metalik. Dan, ada daya tarik-menarik yang kuat terjadi
di dalam molekul.
Sifat-sifat umum yang dihasilkan dari mekanisme ikatan seperti itu, mencakup
tingginya kekerasan (hardness) dan kekakuan (stiffness, bahkan pada temperatur
yang tinggi), keregasan (brittlenes, tidak ada ductility), insulasi listrik
(nonconducting), refractoris (insulator panas), dan ketahanan terhadap proses
kimiawi.
Keramik mempunyai struktur kristalin atau nonkristaline. Kebanyakan keramik
mempunyai struktur kristal, sementara kaca yang berbasis silika (SiO2) bersifat
amorf. Dalam kasus tertentu, kedua struktur dapat muncul pada satu bahan keramik
yang sama. Misalnya, silika ada di alam sebagai kuarsa kristalin. Ketika mineral ini
dilelehkan dan lalu didinginkan, maka akan terjadi solidifikasi dan membentuk
leburan silika yang mempunyai struktur nonkristalin.
Polimer. Sebuah molekul polimer terdiri dari banyak mer yang berulang
sehingga membentuk molekul yang sangat besar yang terikat dengan ikatan
kovalen. Elemen-elemen dalam polimer biasanya karbon ditambah satu atau
beberapa elemen lain seperti hidrogen, nitrogen, oksigen dan klor. Ikatan kedua (van
der Waals) mengikat molekul-molekul dalam agregat bahan (ikatan antarmolekul).
Polimer mempunyai apakah satu struktur glassy (mirip gelas) atau campuran antara
glassy dan kristalin.
Ada perbedaan di antara tiga jenis polimer. Dalam polimer jenis thermoplastic,
molekul-molekul terdiri dari rantai panjang mer dalam satu struktur linier. Bahan-
bahan dari kelompok ini dapat dipanaskan dan lalu didinginkan lagi tanpa terjadi
perubahan substansial pada struktur linier. Dalam polimer jenis thermosetting,
dalam proses pendinginan dari kondisi plastik yang panas, molekul-molekul
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 14
bertransformasi menjadi satu struktur tiga dimensi yang kaku. Jika plastik
thermosetting dipanaskan kembali, plastik ini bukannya menjadi lunak, tapi menjadi
tergradasi secara kimiawi. Elastomer mempunyai molekul besar dengan struktur
menggulung, Melepas gulungan dan menggulung kembali molekul ketika ada dalam
siklus tegangan, membuat material aggregat ini memperlihatkan sifat-sifat
elastiknya,
Struktur dan ikatan molekular dari polimer memberi mereka sifat-sifat khas
berikut: masa jenis yang rendah, resistivitas listrik yang rendah (beberapa polimer
digunakan sebagai bahan insulasi), dan konduktivitas panas yang rendah. Kekuatan
(strength) dan kekakuan (stiffness) polimer mempunya variasi yang lebar. Beberapa
mempunyai kekuatan yang tinggi dan kaku (walaupun tidak bisa bandingkan dengan
kekuatan dan kekakuan logam dan keramik), sementara yang lain memperlihatkan
sifat-sifat elastik.
2. SIFAT-SIFAT MEKANIKAL
Pada tahap disain, fungsi dan kinerja suatu produk/komponen dinilai dari
kemampuannya bertahan sehingga tidak terjadi deformasi (perubahan geometris),
walaupun terjadi tegangan. Kemampuan ini tergantung dari sifat-sifat mekanikal
seperti modulus elastis dan kekuatan tarik (yield strength).
Dalam proses manufaktur, yang terjadi adalah sebaliknya. Disini diperlukan
tegangan yang melebihi kekuatan tarik, agar bahan dapat diubah bentuknya.
Jadi ada dilema antara keperluan disain dan keperluan manufaktur.
2.1. Hubungan stress-strain
Suatu bahan dapat mengalami hal-hal berikut:
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 15
• tegangan tarik (tensile stress), cenderung memperpanjang bahan
• tegangan tekan (compressive stress), cenderung memperpendek bahan
• tegangan geser (shear stress), cenderung membuat sebagian dari bahan
bergeser dari bagian lain
Kurva tegangan-regangan mendeskripsikan sifat-sifat mekanikal bahan.
Sifat bahan dalam tarikan. Uji tarik adalah prosedur paling umum dalam
mempelajari hubungan tegangan-regangan, khususnya dalam logam. Ketika ditarik,
benda uji akan bertambah panjang, sementara diameternya mengecil.
A0 = luas penampang awal
L0 = panjang awal
A = luas penampang setelah ditarik
L = panjang setelah ditarik
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 16
Ketika diuji,
• spesimen memanjang [stretches], �(2) (3)
• timbul takikan [neck] � (4)
• lalu putus (fractures) � (5)
Rumus-rumus :
(1) tegangan (stress): s = F / A0
(2) regangan (strain) : e = (L - L0) / L0
Hukum Hooke:
s = Ee
Dimana E = modulus elastisitas, ukuran kekakuan dari satu bahan.
Istilah-istilah yang berkaitan :
• s = tegangan atau stress (N/mm2 atau MPa),
• F = beban atau load (Newton, N),
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 17
• A0 = luas penampang (mm2)
• e = regangan atau strain (mm/mm atau persentase)
• L0 = panjang awal (mm)
• l = panjang setelah ditarik (mm)
Modulus elastisitas adalah konstanta yang nilainya berbeda untuk setiap bahan.
Makin kuat suatu bahan, makin tinggi nilai E-nya, karena untuk membuatnya
bertambah panjang, diperlukan beban yang lebih besar.
Pada elastic region, hubungan s dan e,
• bersifat linier
• Ketika beban dilepaskan, panjang bahan akan kembali ke panjang asal
Pada plastic region:
• ketika beban dilepaskan, panjang bahan tidak kembali ke asal, jadi tetap
sama posisinya seperti ketika ditarik terakhir.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 18
Batas antara elastic region dan plastic region adalah titik y (yield point, yield
stress, yield strength). Ketika beban mencapai maksimum, tegangan mencapai yang
disebut tensile strength (TS). Setelah itu, akan terjadi necking, lalu fracture
Berikut ini adalah besaran y dan TS untuk beberapa macam logam. Pada
keramik sulit dilakukan uji tarik (tensil test). Pada polimer juga tidak lazim dilakukan
tensil test.
Ductility adalah kemampuan bahan untuk menahan regangan, tanpa
mengalami fracture. Sifat ini perlu diperhatikan sebelum melakukan proses
manufaktur.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 19
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 20
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 21
Sifat-sifat bahan dalam tekanan
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 22
Pembengkokan dan uji bahan getas
Dilakukan pada bahan yang penampangnya berbentuk pesegi.
- Di bagian bawah terjadi tegangan tarik
- Di bagian atas terjadi tegangan tekan
- Jika bahan tidak mengalami fracture, maka bentuk akhirnya akan
bengkok
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 23
Sifat-sifat geser
Gambar di bawah ini memperlihat bentuk kurva yang berbeda untuk berbagai
macam bahan.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 24
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 25
2.2. Kekerasan
Bahan yang keras artinya tidak mudah mengalami lekukan (indentation),
tergores atau aus. Metoda yang umum dipakai untuk menguji kekerasan adalah (1)
Brinell, (2) Rockwell, (3) Vickers, dan (4) Knoop
Uji kekerasan Brinell. Lihat Figure 3.14(a). Sebuah bola berbahan baja atau
cemented carbide ditekankan kepada spesimen uji, dengan mengunakan beban
(sebesar 500, 1500 atau 3000 kg). Lekukan yang terjadi pada permukaan spesimen
uji, diukur diameternya. Lalu Brinell Hardness Number (BHN) dihitung dengan rumus
berikut.
2F HB = ------------------------------------------- ________ π Db (Db - √ Db
2 – Di2 )
Dimana HB = Brinell Hardness Number (BHN)
F = beban, dalam kg
Dd = diameter bola, dalam mm
Di = diameter lekukan pada permukaan spesimen uji
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 26
Angka BHN mempunyai unit kg/mm2, tapi biasanya tidak ditulis. Untuk bahan yang
kekerasannya lebih dari 500 BHN, dipakai bola cemented carbide. Beban 1500 kg
dan 3000 kg biasa dipakai untuk menguji permukaan yang lebih keras. Karena beda
beban akan menghasilkan beda angka BHN, maka biasanya angka BHN
dikemukakan bersama berat beban yang dipakainya.
Uji Kekerasan Rockwell. Pada metoda Rockwell, bola yang dipakai lebih
kecil ketimbang yang dipakai pada metoda Brinell. Atau, lebih sering lagi dipakai
penekan (indenter) yang berbentuk konik (lihat Figure 3.14(b)). Penekan ini dibebani
dua kali, pertama dengan beban 10 kg (beban minor), lalu dengan beban 60 kg atau
100 kg atau 150 kg (beban mayor). Perbedaan kedalaman lekukannya, yaitu d,
diukur.
Uji kekerasan Vickers. Vicker memakai penekan berbentuk piramid yang
dibuat dari intan (lihat Figure 3.14(c)). Angka Vickers Hardness dihitung sebagai
berikut.
1,854 F HV = ----------
D2
Dimana F = beban yang dipakai, dalam kg
D = panjang diagonal lekukan, dalam mm
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 27
Uji kekerasan Knoop. Knoop juga memakai penekan piramid berbahan
intan, tapi perbandingan panjang dan lebarnya adalah 7 : 1, seperti diperlihatkan
dalam Figure 3.14(d). Memakai beban yang lebih ringan ketimbang yang dipakai
dalam metoda Vickers. Biasanya dipakai untuk spesimen uji yang kecil, atau keras
yang mungkin akan patah jika dipakai beban yang besar.
Angka kekerasan Knoop dihitung sebagai berikut.
F HK = 14,2 x ---------- D2
Dimana F = beban, dalam kg
D = panjang diagonal lekukan, dalam mm
Kekerasan berbagai bahan. Berikut ini adalah perbandingan kekerasan dari
berbagai bahan, menurut metoda Brinell dan Rockwell.
Logam. Angka kekerasan logam (terutama yang diukur dengan Brinell atau
Vicker), akan berkorelasi dengan kekuatan (tensile strength).
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 28
Keramik. Metoda Brinell tidak cocok jika dipakai untuk menguji kekerasan
keramik, karena banyak bahan keramik malah lebih keras ketimbah bola penekan
yang dipakai Brinell. Lihat Tabel 3.7.
Polimer. Polimer memiliki kekerasan yang terendah dibanding logam dan
keramik. Tabel 3.8 memperlihatkan hasil uji dengan menggunakan metoda Brinell.
Walaupun metoda ini tidak lazim dipakai untuk polimer, tapi disini dipakai agar
hasilnya mudah dibandingkan dengan hasil dari pengujian pada logam.
2.3. Efek temperatur pada sifat bahan
Temperatur mempunyai efek signifikan hampir pada semua sifat bahan, baik
itu ketika dalam pengerjaan, maupun ketika dalam pemakaian. Pada umumnya
kekuatan akan menurun ketika temperatur naik. Pada saat yang sama ductility akan
menurun. Figure 3.15 memperlihatkan perubahan sifat-sifat tersebut pada logam.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 29
Jadi, logam lebih mudah dibentuk ketika temperaturnya panas, ketimbang ketika
temperaturnya tinggi.
Hot hardness. Istilah ini maksudnya adalah kemampuan bahan untuk
mempertahankan kekerasannya walaupun dalam temeperatur tinggi. Figure 3.16
memperlihatkan bahwa keramik mempunyai sifat-sifat yang unggul dalam
temperatur tinggi. Dengan demikian keramik sering dipilih untuk aplikasi di
lingkungan bertemperatur tinggi seperti komponen turbin, alat potong, dan refraktori.
Kulit luar pesawat luar angkasa dilapisi lempengan keramik untuk menahan panas
akibat friksi badan pesawat dengan atmosfir ketika pesawat kembali ke bumi.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 30
3. SIFAT-SIFAT FISIKAL
3.1. Volumetrik dan titik leleh
Sifat-sifat yang dibahas disini berhubungan dengan volume dari satu benda
padat, dan tentang pengaruh panas terhadapnya.
Masa jenis (density). Masa jenis merupakan pertimbangan penting dalam
pemilihan bahan. Tapi umumnya dipakai dalam gabungan dengan sifat lain.
Misalnya sebagai berikut.
strength-to-weight ratio = tensile strength / masa jenis
Sifat bahan yang dikemukakan dalam bentuk rasio di atas, dipertimbangkan
ketika memilih bahan untuk aplikasi struktur pesawat dan mobil, dimana
pertimbangan berat dan energi merupakan hal utama.
Pemuaian karena panas. Volume bahan akan bertambah dengan naiknya
temperatur. Dengan demikian, masa jenisnya akan turun. Beberapa aplikasi dimana
dua jenis bahan dipasang (misalnya, kaca mobil dengan framenya) koefisien kedua
bahan harus diperhitungkan. Dalam prose manufaktur, sifat pemuaian dipakai dalam
proses penyambungan. Sifat pemuaian harus diperhitungan ketika proses welding.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 31
Karakteristik pelelehan.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 32
3.2. Sifat berhubungan dengan panas
Disini dibahas mengenai kecenderungan bahan dalam penyimpanan atau
penerusan panas. Berikut ini adalah perbandingan panas jenis dan konduktivitas
panas.
Panas jenis dan konduktivitas panas. Panas jenis adalah jumlah energi yang
diperlukan untuk menaikan temperatur dari satu unit masa sebuah bahan, sebesar satu
derajat. Panas jenis volumetrik adalah energi panas yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur dari satu unit volume sebuah bahan, sebesar satu derajat.
Konduktivitas panas sebuah bahan adalah kemampuan untuk men-transfer panas
dengan sendirinya.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 33
Sifat-sifat panas dalam manufakturing. Informasi panas jenis diperlukan dalam
proses manufatur seperti pengecoran, perlakuan panas, atau hot metal forming.
Informasi ini berguna untuk menghitung energi yang diperlukan untuk proses.
3.3. Difusi masa
Difusi masa adalah perpindahan masa, di dalam satu bahan, atau antar dua
bahan yang mempunyai kontak. Figure 4.2 memperlihatkan fenomena ini.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 34
3.4. Sifat-sifat elektrikal
Ketahanan dan daya hantar listrik.
Kelas-kelas bahan berdasarkan sifat-sifat kelistrikan. Logam merupakan
konduktor listrik paling baik, karena mempunyai metalic bonding. Resistivitas logam
pada listrik, paling rendah
Sedangkan umumnya keramik dan polimer, yang mempunyai ionic bonding,
merupakan insulator listrik. Keramik dan polimer mempunyai resistivitas listrik yang
tinggi
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 35
3.5. Proses elektro kimia
Proses elektrokimia berkenaan dengan perubahan kelistrikan dan kimiawi,
dan konversi antara energi listrik dan kimiawi.
4. SIFAT-SIFAT KIMIAWI
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 36
Komposisi. Seperti juga para konsumen produk makanan yang peduli dan
akan memeriksa pada kemasan, bahan-bahan apa yang dipakai untuk membuat
produk dalam kemasan tersebut, para perancang produk teknik juga akan
memperhatikan daftar komposisi
kimiawi dari satu bahan yang akan
dipakainya.
Contoh dari cara
menyampaikan informasi mengenai
komposisi adalah sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar 3-2
berikut.
Microstruktur. Banyak informasi yang bisa diperoleh jika bisa dilakukan
analisa mikrostruktur. Gambar di bawah ini memperlihatkan adanya keropos pada
hasil pengelasan.
Struktur kristal. Informasi
mengenai struktur kristal akan berguna
bagi perancang. Logam dengan struktur
kristal body-centered-cubic seringkali
menjadi lebih getas pada temperatur di
bawah nol. Sedangkan logam dengan
bentuk face-centered-cubic tidak bersifat
seperti itu.
Ketahanan terhadap korosi. Korosi adalah degradasi suatu bahan yang
disebabkan oleh reaksi yang diakibatkan oleh lingkungannya. Beberapa polimer
akan menjadi getas karena terpapar pada sinar matahari.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 37
Reaktivitas kimia. Beberapa elemen sangat berguna bagi perancang, karena
sifatnya yang tidak mudah bereaksi secara kimia. Lithium bereaksi secara
eksotermal, jika udara lembab. Kebanyakan plastik bereaksi , dalam arti yang buruk,
terhadap larutan organik.
Di pihak lain ada gas-gas yang berguna karena dalam bidang teknik karena
tidak mudah bereaksi. Misalnya gas Argon dipakai untuk pengisi ban mobil.Gas
Helium, Neon dan Argon, yanmg digolongkan sebagai inert gas, dipakai untuk
sebagai tirai untuk pekerjaan pengelasan.
KONSEP YANG HARUS DIKUASAI
Ikatan primer <> ikatan sekunder <> ikatan ionik <> ikatan kovalen <> ikatan
metalik <> struktur kristalin <>body centered cubic (BCC) <> face centered cubic
(FCC ) <> hexagonal close-packed (HCP) <> struktur non-kristalin (amorf) <>
keregasan (brittlenes) <> kekuatan (strength) <> kekerasan (hardness) <>
keliatan (ductility) <> kekakuan (stiffness) <> kekakuan (rigidness) <> masa jenis
<> resistivitas listrik <>konduktivitas listrik <>insulator listrik <> insulator panas
(refraktori) <>
<> thermoplastic <> thermosetting <> elastomer
(alloy) <> polimer <> komposit
TANTANGAN
1. Sebutkan
BAHAN BACAAN
MK : Pengetahuan Bahan Modul 02 : Sifat-sifat Bahan
Hanya untuk lingkungan UMB (2012-1) 38
1. Budinski, K.G. dan Budinski M.K., 2010, Engineering Materials, Properties and
Selection, Pearson Prentice Hall
2. Groover, Mikell P. 2011. Principles of Modern Manufacturing, 4th Edition. John
Willey & Sons. Inc.
3. Surdia, Tata dan Saito, Shinroku, 1992, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya
Paramita, Jakarta
4. Wargadinata, Arijanto S., 2002, Pengetahuan Bahan, Penerbit Universitas
Trisakti