MEKANISME PENYALURAN DAN PEMANFAATAN DANA
PENGUATAN MODAL (DPM) TERHADAP PENINGKATAN
PENDAPATAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT
(Eucheuma Cottoni) DI KABUPATEN TAKALAR
Oleh :
SITTI ROSIDAH ABDULLAH P3300211016
PROGRAM STUDI ILMU PERIKANAN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
MEKANISME PENYALURAN DAN PEMANFAATAN DANA
PENGUATAN MODAL (DPM) TERHADAP PENINGKATAN
PENDAPATAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT
(Eucheuma Cottoni) DI KABUPATEN TAKALAR
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Ilmu Prikanan
Disusun dan diajukan oleh
SITTI ROSIDAH ABDULLAH
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PERIKANAN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
TESIS
MEKANISME PENYALURAN DAN PEMANFAATAN DANA
PENGUATAN MODAL (DPM) TERHADAP PENINGKATAN
PENDAPATAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma
Cottoni) DI KABUPATEN TAKALAR
Disusun dan Diajukan Oleh
SITTI ROSIDAH ABDULLAH
NOMOR POKOK P3300211016
Telah dipertimbangkan di depan Panitia Tesis
pada tanggal 13 November 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
MENYETUJUI,
KOMISI PENASEHAT
Dr. Ir. Mardianah E. Fachri, M.Si. Prof. Dr. Ir. M. Yusran Nur Indar, M. Phill.
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana Ilmu Prikanan Universitas Hasanuddin
Prof. Dr. Ir. Achmar Mallawa, DEA Prof.Dr. Ir. Mursalim
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : SITTI ROSIDAH ABDULLAH
Nomor Mahasiswa : P3300211016
Program Studi : Ilmu Perikanan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, November 2013
yang menyatakan
SITTI ROSIDAH ABDULLAH
P3300211016
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah Penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, Karena atas berkat, rahmat dan petunjuk-Nyalah serta kekuatan dan
kemampuan yang diberikan kepada Penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
Ide penelitian ini muncul, karena adanya keinginan Penulis untuk
mengetahui sejauh mana mekanisme penyaluran dan pemanfaatan dana
penguatan modal (DPM) terhadap peningkatan pendapatan pembudidaya rumput
laut (eucheuma cottoni) di kabupaten Takalar yang berdampak langsung kepada
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya.
Banyak hambatan yang dihadapi Penulis dalam rangka penyusunan tesis
ini, yang berkat bantuan, bimbingan, arahan dan petunjuk berbagai pihak,
khususnya komisi penasehat maka tesis ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih
kepada ibu Dr. Ir. Mardianah E. Fachri, M.Si. selaku pembimbing utama dan bapak
Prof. Dr. Ir. M. Yusran Nur Indar, M. Phill. Selaku pembimbing kedua yang telah
berkenang meluangkan waktu dan tenaga dalam membimbing dan memberikan
dukungan dam masukan yang sangat berharga bagi penulisan proposal penelitian
(tesis) ini.
Akhirnya dengan segala hormat, penulis menyampaiokan salam dan terima
kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta H. Abdullah dan Hj. Bina (Alm), serta
mertua Hj. Nawiyah, Serta kakak Asimaya, Skm, MKs, Ir. Refis, Dra. Asylaila, Ms
dan Ir. Asyiriani atas bantuan, doa dan kasih sayangnya kepada penulis.
Teristimewa kepada suamiku tercinta Nasri Rasyid dan anak-anakku yang
kusayangi M Inas Arfansyah Asrafli, Hardika Rifki dan Priska Nabila Putri, atas
kesabaran, pengorbanan yang penuh keikhlasan serta dorongan dan doanya
selama Penulis menekuni pendididkan magister hingga selesainya tesis ini.
Mudah-mudahan Tuhan yang Maha Esa memberikan taufiq, tahmat dan
karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu kepada Penulis, Amiin.
Makassar, November 2013
Penulis
ABSTRAK
Sitti Rosidah Abdullah. Mekanisme Penyaluran dan Pemanfaatan Dana
Penguatan Modal (DPM) Terhadap Peningkatan Pendapatan Pembudidaya Rumput
Laut (Eucheuma Cottoni) Di Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh Mardianah E.
Fachri dan M. Yusran Nur Indar.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. mengevaluasi mekanisme atau prosedur
program bantuan DPM, 2. menganalisis pengaruh program bantuan dan 3.
mengevaluasi program Tepat Jumlah, Tepat Waktu dan Tepat Sasaran dalam
pelaksanaan program bantuan DPM. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei
sampai Juli 2013, di Kabupaten Takalar. Lokasi penelitian ini dipilih dengan sengaja
(Purposive) bahwa didaerah tersebut merupakan daerah pengembangan usaha
budidaya Rumput Laut (E. Cottoni) dan sebagai sentra produksi Rumput Laut di
Sulawesi Selatan dengan menggunakan Metode analisis data Deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme masing-masing Program
memiliki prosedur yang berbeda-beda, dengan hasil pendapatan Rata-rata
kelompok pembudidaya pada program bantuan dari Pemerintah mengalami tingkat
pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan program bantuan
DPM lainya. Hasil Deskriptif menunjukkan bahwa sasaran bantuan program
bantuan DPM terhadap pembudidaya masih kurang efektif disebabkan kurangnya
pengawasan dan pendampingan langsung oleh DPM kepada pembudidaya Rumput
Laut mengenai prosedur program bantuan. Namun, mengenai ketepatan jumlah dan
ketepatan waktu penyaluran program pada kelompok pembudidaya yang sudah
menerima bantuan menunjukkan hasil yang lebih efisien.
Penyaluran bantuan berupa peralatan dan bibit Rumput laut pemanfaatannya lebih
efektif dibandingkan dengan penyaluran bantuan berupa uang tunai. Selain itu,
perlu diadakan pengawasan dan pendampingan langsung oleh pemerintah terhadap
calon penerima bantuan untuk menghindari terjadinya kesalahan sasaran. Dan
perlu diadakan pembinaan lebih lanjut kepada penerima program untuk
mengembangkan hasil budidaya rumput laut.
Kata kunci: Dana Penguatan Modal, Pendapatan, Pembudidaya Rumput Laut.
ABSTRACT
Sitti Rosidah Abdullah. Distribution Mechanism and Utilization of Capital
Strengthening Fund (DPM) Against The Income Improvement of Seaweed Farmers
(Eucheuma Cottoni) In Takalar regencies. Guided by Mardianah E. Fachri and M.
Yusran Nur Indar.
The aims of this research was to:1. evaluate the mechanism or assistance programs
procedure of Capital Strengthening Fund (DPM),2. to analyze the effect of
assistance programs and 3. evaluate program Right Amount, Right time and right
target in the implementation of DPM assistance program. The research was
conducted in May to July 2013, in Takalar. This Research sites have been
intentionally (purposive) that the region is an area of business development
Seaweed cultivation (E. Cottoni) and as Seaweed production center in South
Sulawesi using the method of descriptive data analysis.
The results showed that the mechanism of each program has different procedures,
with the average revenue group of farmers on government assistance programs to
experience a higher level of income than other income assistance programs DPM .
Descriptive results show that target assistance to farmers DPM assistance programs
are less effective due to lack of supervision and assistance to the farmers directly by
DPM Seaweed assistance program procedures . However , the accuracy and
timeliness of the distribution of the number of programs in the group of farmers who
have received assistance showed more efficient results.
Distribution of aid in the form of equipment and utilization of seaweed seedlings is
more effective than the distribution of cash assistance . In addition , there should be
direct supervision and assistance by the government to prospective beneficiaries to
avoid the occurrence of the target fault . And there should be more guidance to
beneficiaries to develop the cultivation of seaweed .
Key words : Capital Strengthening Fund (DPM), income, Seaweed
Farmers (Eucheuma Cottoni)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................... ii
A BSTRAK................................................................................ iii
KATA PENGANTAR................................................................. v
DAFTAR ISI.............................................................................. vii
DAFTAR TABEL....................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................ xii
I. PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Rumusan Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................... 7
C. Tujuan Penelitian............................................................ 8
D. Kegunaan Penelitian....................................................... 8
II. TINJAUAN
PUSTAKA....................................................
9
A. Pengertian Subsidi................................................... 9
B. Jenis-jenis Subsidi Untuk Petani Rumput Laut........ 9
C. Dana Penguatan Modal .......................................... 26
D. Penerima Dana Penguatan Modal........................... 28
E. Pemanfaatan Dana Penguatan Modal..................... 29
F. Alokasi Dana Penguatan Modal............................... 30
G. Pendamping............................................................. 31
H. Mekanisme Penyaluran............................................ 33
I. Kerangka Konseptual............................................... 34
III. METODE PENELITAN................................................... 36
A. Waktu dan Lokasi Penelitian.................................... 36
B. Populasi dan Sampel............................................... 36
C. Jenis Data................................................................ 37
D. Teknik Pengumpulan Data....................................... 37
E. Analisis Data............................................................ 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................
A. Gambaran Umum Kelompok Penerima Bantuan DPM......
B. Gambaran Proses Penyaluran Bantuan DPM....................
39
39
42
C. Gambaran Proses Pemanfaatan Bantuan DPM......
D. Gambaran Tepat Sasaran DPM...............................
E. Gambaran Tepat Waktu DPM..................................
F. Gambaran Tepat Jumlah..........................................
G. Manfaat Penyaluran Bantuan DPM..........................
H. Tanggapan Kepuasan Responden Terhadap
DPM.........................................................................
I. Saran dan Kritikan Responden................................
47
49
53
58
59
64
65
V. PENUTUP...................................................................... 73
A. Kesimpulan................................................................ 73
B. Saran......................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Tabel
No Teks Halaman
1 Pekerjaan responden............................................. 40
2 Informasi Program DPM........................................ 42
3 Pengajuan Proposal.............................................. 43
4 Waktu Persetujuan Proposal................................. 44
5 Hambatan Pengajuan Proposal............................ 45
6 Jenis Bantuan Dari Pihak Ke-3............................. 46
7 Seluruh Bantuan yang Disalurkan Terpakai atau
Tidak....................................................................
47
8 Kisaran Luas Lahan yang Digunakan (Ha)……… 48
9 Jumlha Peningkatan Bentangan Tali Setelah
Memproleh DPM................................................... 49
10 Rata-rata Peningkatan Produksi Rumput Laut
Setelah Mendapat Bantuan DPM......................... 50
11 Persentase Jumlah Kelompok yang Berencana
Mengajukan Proposal...........................................
51
12 Perancangan pengajuan kembali propopsal oleh
responden.............................................................
52
13
Tanggapan Kepuasa Terhadap Kelompok
Pembudidaya Rumput Laut terhadap Bantuan
Yang diterima........................................................
53
14 Kepuasan Terhadap Program DPM ......... 54
15 Saran dan Kritik Kelompok Pembudidaya Rumput
Laut Terhadap DPM............................................
54
16 Pengurusan Administrasi Untuk Memproleh
Program DPM.........................................................
55
17
Pengurusan Administrasi untuk Memproleh
Program DPM Bagi Kelompok Pembudidaya
Rumput Laut.........................................................
56
18 Tempat Penyaluran Bantuan DPM Kepada
Kelompok Pembudidaya Rumput Laut.................
57
19
Pihak yang Menerimah Bantuan DPM
Pembudidaya Rumput Laut Di Kabupate
Takalar................................................
58
Daftar Gambar
No Teks Halaman
1 Data produksi rumput laut Tahun 2009-2012 di
Kabupaten Takalar (Sumber Data Dines Kelautan
Dan Prikanan 2013)......................................
4
2 Euchema cottoni (Sumber. Documen Penelitian… 14
3 Skema kerangka Pikir............................................ 35
Daftar Lampiran
No Teks Halaman
1 Peta Zonasi Kabupaten Takalar........................... 67
2 Data responden Penerima Dana Penguatan
Modal(DPM)...........................................................
14
3 Data Nama Responden yang Mendapatkan
Bantuan Dari DPM.................................................. 35
4 Cross Tabulasi Antara Pekerjaan Desa dan
Kecamatan..............................................................
81
5 Hasil Produksi Kelompok Rumput Laut Kabupaten
Takalar Tahun 2009 Sampai 2012.........................
89
6
Jumlah dan Peningkatan Tali Bentangan rumput
Laut Sebelum dan Setelah Mendapatkan
Bantuan DPM.........................................................
118
7 Jumlah dan Peningkatan Produksi Rumput Laut
Sebelum dan Setelah Mendapatkan Bantuan
DPM ...................................................................
121
8 Kusioner Penelitian................................................. 124
9 Pendapatan Sebelum Menerima Bantuan DPM.... 128
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan perikanan Provinsi Sulawesi Selatan pada dasarnya
adalah upaya mewujudkan sumberdaya manusia yang mandiri dan
profesional untuk dapat memanfaatkan sumberdaya alam menjadi
sumberdaya ekonomi secara optimal. Upaya-upaya yang dilakukan
senantiasa diarahkan pada peningkatan pendapatan dan taraf hidup
pembudidaya ikan skala kecil, peningkatan hasil dan mutu produksi,
memperluas lapangan kerja, dan berusaha meningkatkan mutu lingkungan
budidaya ikan skala kecil.
Pembangunan perikanan di Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan
melalui pembangunan sumberdaya manusia (petugas dan pembudidaya
rumput laut), pengembangan kelembagaan utamanya kelembagaan di
tingkat basis (kelompok pembudidaya rumput laut), pemantapan dan
pengembangan produksi, pengembangan agribisnis dan agroindustri, serta
peningkatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu
pembangunan perikanan budidaya ke depan harus mampu
mendayagunakan besarnya potensi sumberdaya untuk dapat mendorong
dan menghidupkan kegiatan produksi berbasis ekonomi rakyat serta
mempercepat pembangunan ekonomi rakyat, khususnya masyarakat di
pedesaan.
Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997/1998 memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap menurunnya kegiatan usaha perikanan
baik dari segi intensitasnya maupun jumlah unit yang diusahakan. Harga
pakan yang melambung tinggi tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual
produk perikanan, sehingga banyak usaha perikanan yang tidak dapat
beroperasi secara optimal. Dampak lainnya adalah semakin meningkatnya
biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh pembudidaya rumput laut untuk
berproduksi.
Berlatar belakang keadaan tersebut maka pemerintah meluncurkan
Program DPM (Dana Penguatan Modal) Perikanan yaitu suatu program
yang dimaksudkan untuk memberikan alternatif pemecahan masalah pada
sebagian kelompok pembudidaya ikan yang terkena dampak krisis moneter
saat itu, serta sebagai penyempurnaan program perguliran yang selama ini
telah banyak diluncurkan dan sangat sulit dievaluasi keberhasilannya
(Yulianto, 2001).
Sejalan dengan program penanggulangan dampak krisis ekonomi
yang telah ditawarkan pemerintah, maka dengan memahami tugas dan
fungsinya, Bidang Perikanan Kabupaten Sleman pada waktu itu masih
berupa Dinas Perikanan juga melaksanakan program tersebut. Untuk
melaksanakan program ini telah didahului dengan serangkaian tahapan
proses, dimana telah tumbuh saling kepercayaan antara Bidang Perikanan
Sleman dengan masyarakat khususnya para pembudidaya rumput laut.
Kepercayaan (trust) inilah yang menjadi dasar utama bagi implementasi
program dana penguatan modal tersebut (Purwaningtyas, 2007).
Kepercayaan yang telah mengakar ini, tidak terlepas dari adanya
komunikasi yang terbuka, apa adanya, bertanggung jawab dan ikhlas secara
terus menerus sejak berdirinya Dinas Perikanan pada tahun 1995 yang pada
saat itu merupakan implementasi Otonomi Percontohan sampai saat ini
sebagai Bidang Perikanan yang merupakan amanat PP 8 Tahun 2003. Pada
saat diluncurkan untuk pertama kali, program ini menggunakan anggaran
yang berasal dari APBD Provinsi Sulawesi Selatan dalam wujud proyek yang
bernama Proyek Penguatan Modal Bagi Kelompok Pembudidaya rumput
laut. Namun sejak tahun 2002 kelompok pembudidaya rumput laut di
Provinsi Sulawesi Selatan selain mendapatkan DPM yang bersumber dari
APBD Kabupaten juga mendapatkan DPM yang bersumber dari dana
dekonsentrasi Departemen Kelautan dan Perikanan.
Budidaya rumput laut memiliki peran penting dalam usaha
meningkatkan produksi perikanan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan
gizi serta memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri. Kegiatan
Budidaya rumput laut juga merupakan salah satu jenis usaha masyarakat,
khususnya yang bermukim di sekitar pesisir pantai untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan mereka. Beberapa ahli perikanan menilai
kegiatan budidaya rumput laut merupakan bagian dari konservasi kelestarian
sumber hayati perairan.
Di Sulawesi Selatan, budidaya rumput laut dilakukan oleh masyarakat pesisir
yang tersebar di kabupaten yaitu, Kabupaten Luwuk, Luwuk Utara, Luwuk
Timur, Palopo, Wajo, Bone, Sinjai, Bulukumba, Selayar, Bantaeng,
Jeneponto, Takalar, Maros, Pangkep, Barru, dan Pinrang. Menurut Dinas
Kelautan dan Perikanan provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Takalar
merupakan salah satu tempat pengembangan usaha budidaya rumput laut,
dengan produksi rumput laut yang berfluktuasi dari tahun 2009 (sebesar
129.200 kg), 2010 (sebesar 206.520 kg), 2011 (sebesar 2050 kg), dan 2012
(sebesar 11150) (Gambar 1).
Gambar 1. Data produksi rumput laut tahun 2009 sampai 2012 Kabupaten Takalar (Sumber data: Dinas Kelautan dan Perikanan, 2013).
Dari data yang disediakan dari tahun ke tahun, dapat diketahui bahwa
telah terjadi penurunan produksi rumput laut secara signifikan.
Penurunan produksi rumput laut ini bisa saja dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya:
1. Faktor alam seperti perubahan cuaca, arus, dan tinggi
gelombang.
2. Ketidak tepatan waktu dalam penyaluran DPM.
3. Kebutuhan dan permintaan pasar yang semakin meningkat.
Hal ini sangat memerlukan perhatian dan dukungan dari sejumlah
pihak seperti pemerintah, perguruan tinggi dan swasta. Bentuk dukungan
yang diberikan sangat bervariasi tergantung dari kapasitas dan kemampuan
para pihak yang selanjutnya menjadi mitra petani rumput laut. Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan sebagai mitra petani rumput laut, memiliki
komitmen dalam mendukung peningkatan produksi rumput raut dari para
petani, dengan harapan berdampak pada peningkatan kesejahteraan
mereka. Bentuk komitmen tersebut adalah pemberian subsidi bagi para
petani rumput laut di sejumlah Kabupaten, termasuk diantaranya Kabupaten
Takalar.
Untuk mengetahui kontribusi subsidi DPM pemerintah terhadap
peningkatan produksi dan kesejahteraan petani maka perlu adanya
penelitian tentang mekanisme pengembangan model subsidi yang tepat,
untuk mendukung tercapainya tujuan pemberian subsidi tersebut. Dengan
model pemberian subsidi yang tepat, maka faktor-faktor penting seperti tepat
sasaran, kesesuaian peruntukan dan kesesuaian besaran yang diterima
petani rumput laut dapat dimaksimalkan.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan usaha
perikanan budidaya skala kecil antara lain belum adanya kebijakan yang
mampu menyerasikan antara produksi dan daya serap pasar serta kebijakan
tentang kemudahan akses pembiayaan. Program pemberdaya pembudidaya
ikan skala kecil melalui dukungan dana penguatan modal (DPM) yang
dilakukan oleh direktorat jendral perikanan budidaya dimaksudkan untuk
mendorong pembudidaya ikan dalam pemanfaatan potensi yang ada melalui
penyediaan pinjaman modal kerja yang diintegrasikan dengan peningkatan
kapasitas kelembagaan usaha dan manajemen usaha.
Melalui mekanisme penyaluran dan pemanfaatan DPM maka secara
bertahap usaha budidaya rumput laut diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang melalui kemitraan usaha (pembudidaya rumput laut, bank, dan
mitra usaha). Secara konseptual, kemitraan akan menciptakan hubungan
harmonis yang saling menguntungkan antara pembudidaya ikan dengan
pengusaha pembeli hasil produk. Hal ini sangat penting karena akan
menyakinkan kepada lembaga pembiayaan bahwa usaha perikanan
budidaya rumput laut merupakan bisnis yang menguntungkan, sehingga
perbankan mau menyalurkan kredit kepada usaha perikanan budidaya,
khususnya skala kecil, dan pada akhirnya kebutuhan pembiayaan untuk
modal usaha untuk revitalisasi perikanan budidaya dapat dibiayai oleh
perbankan.
Bercermin atas pelaksanaan penyaluran dan pemanfaatan DPM yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan permodalan khususnya
pembudidaya rumput laut diperoleh banyak manfaat. Namun terdapat pula
kendala-kendala lapangan yang disebabkan aspek nonteknis seperti
kesesuaian antara ketersediaan modal dengan waktu budidaya, jumlah dana
yang dibutuhkan oleh pembudidaya hubungannya dengan skala produksi,
dan ketepatan penerima dari DPM tersebut. Hal ini diduga disebabkan
mekanisme penyaluran DPM yang tidak pro kelompok kecil-menengah.
Pemberian DPM oleh Pemerintah perlu mendapat respon positif
untuk meningkatkan kekuatan modal pembudidaya melalui mekanisme yang
sesuai. Untuk mengetahui mekanisme penyaluran DPM yang sesuai bagi
kelompok pembudidaya rumput laut, maka selain upaya-upaya yang lebih
dari segenap aparat pemerintah di semua tingkatan, dipandang perlu pula
adanya penelitian.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana mekanisme penyaluran dan pemanfaatan DPM
pada kelompok pembudidaya rumput laut.
2. Apakah penyaluran DPM sudah tepat waktu, tepat sasaran dan
tepat jumlah.
3. Bagaimana mekanisme penyaluran dan pemanfaatan DPM
untuk penimgkatan usaha pembudidaya rumput laut.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusanmasalah di atas
sebaga berikut :
1. Untuk mengkaji mekanisme penyaluran dan pemanfaatan DPM
berjalan sesuai dengan tujuan program
2. Untuk mengkaji bantuan dan penyaluran DPM dalam hal tepat
waktu, tepat sasaran, dan tepat jumlah.
3. Untuk menemukan bentuk mekanisme dan penyaluran DPM
dalam upaya peningkatan pendapatan pembudidayaan rumput laut.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan petunjuk
operasional bagi pemerintah dalam memfasilitasi pelaksanaan penyaluran
dan pemanfaatan DPM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Subsidi
Subsidi (juga disebut subvensi) adalah bentuk bantuan keuangan
yang dibayarkan kepada suatu bisnis atau sektor ekonomi. Sebagai subsidi
diberikan oleh pemerintah keepada produser atau distributor dalam suatu
industri untuk mencegah kejatuhan industri untuk mencegah kejatuhan
industri tersebut (misalnya karena operasi merugikan yang terus dijalankan)
atau peningkatan harga produknya atau hanya untuk mendorongnya
mempekerjakan lebih banyak buruh (seperti dalam subsidi upah).
B. Jenis-jenis Subsidi Petani untuk Petani Rumput Laut
Jenis-jenis bantuan atau subsidi untuk petani rumput laut berupa
perahu, jangkar, tali, pelampung dan bibit rumput laut, biasanya bantuan ini
di peroleh dari dinas kelautan dan perikanan profensi sulawesi selatan.
Sedangkan Pemerintah Pusat melalui Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
Nomor 308/DPB/PM.220.D5/I/2007 Tentang Petunjuk Pelaksanaan dan
Pemanfaatan Dana Penguatan Modal bagi Pembudidaya Ikan Skala Kecil,
menyatakan bahwa Dana Penguatan Modal bagi pembudidaya ikan
merupakan salah satu program untuk peningkatan pendapatan pembudidaya
ikan skala kecil serta sebagai komponen pendukung dalam pelaksanaan
program pemerintah bagi pengembangan usaha pembudidayaan ikan skala
kecil.
1. Rumput laut
Rumput laut merupakan komoditi unggulan perikanan Sulawesi
Selatan, berpotensi besar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat namun
belum dimanfaatkan secara optimal. Ada dua jenis rumput laut dominan
dikembangkan melalui integrasi program revitalisasi dan program daerah
yaitu Gracillaria verrucosa dan Eucheuma cottonii.
Sulawesi Selatan memiliki potensi pengembangan rumput laut pada
areal seluas 250 ribu hektar di sepanjang 1.973 km garis pantai, dan baru
sekitar 10-20% yang dimanfaatkan (Iskandar, 2008). Selama ini Sulawesi
Selatan merupakan provinsi yang memiliki produksi rumput laut terbesar
kedua di dunia setelah Negeri Chili. Khusus untuk potensi produksi untuk
Eucheuma cottonii adalah sebesar 465.000 ton, yang tersebar di beberapa
kabupaten pantai di Sulawesi Selatan. Peran pemerintah dalam mendorong
perkembangan produksi rumput laut di Kabupaten Takalar telah
menunjukkan hasil yang signifikan. Masyarakat pembudidaya di tambak
didorong untuk semakin mengembangkan potensi ini, apalagi budidaya
rumput laut paling cepat memberikan pendapatan kepada pembudidaya
dengan masa panen setiap 1,5 bulan sekali. Kenyataan menunjukkan bahwa
perkembangan yang pesat pada sisi produksi tersebut terkendala oleh
masalah pemasaran dan rendahnya harga di tingkat pembudidaya.
Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi rendahnya harga E.
cottonii diantaranya adalah rendahnya kualitas produk, panjangnya saluran
distribusi, tingginya biaya transportasi, ketidakjelasan harga dan ketidak
harmonisan hubungan antara pembudidaya dengan pedagang. Rendahnya
kualitas E. cottonii disebabkan oleh tingginya permintaan di pasar domestik
dan dunia yang menyebabkan pembudidaya melakukan pemanenan pada
umur yang kurang dari 45 hari. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas
produk dan pada akhirnya harga menurun secara drastis.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya harga yang diperoleh
pembudidaya E. cottonii adalah panjangnya saluran distribusi yang ditempuh
oleh produk tersebut. Untuk sampai ke industri pengolahan dalam negeri
atau eksportir, diperlukan beberapa langkah, mulai dari pembudidaya ke
pedagang pengumpul atau pedagang lokal, kemudian oleh pedagang
pengumpul dijual ke pedagang antar pulau. pedagang antar pulau ini yang
membawa E. cottonii ke industri pengolahan atau eksportir. Perbedaan jarak
antara sentra produksi ke industri pengolahan menyebabkan biaya yang
dikeluarkan di setiap pedagang akan berbeda-beda. Hal ini yang
menyebabkan rendahnya harga yang diterima pembudidaya.
informasi terbaru mengenai masalah pemasaran terungkap pada 1st
Indonesia Seaweed Forum (2008) yang mempertemukan para produsen
rumput laut, pengguna dan akademisi. berdasarkan rumusan forum tersebut,
masalah pemasaran diduga terkait dengan aspek-aspek kelembagaan,
jaringan pemasaran, dan kesenjangan komunikasi antara produsen dan
penggunanya. Sebagai contoh pengolah berpendapat bahwa bahan baku E.
Cottonii yang dipasok produsen tidak memenuhi kriteria preferensi (kualits,
kuantitas, ketepatan waktu) dan dijual dengan harga yang terlalu tinggi.
Sementara itu banyak produsen atau pembudidaya berpendapat bahwa
harga penjualan yang mereka terima sering tidak dapat menutup biaya
produksi. .
Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan telah mencanangkan Gerakan
Peningkatan Ekspor dua kali lipat (GRATEKS-2), dimana rumput laut
merupakan salah satu komoditi andalan untuk ekspor dari sektor perikanan
selain udang dan ikan tuna. Melalui GRATEKS-2, komoditi rumput laut
diharapkan memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya dengan melibatkan
semua unsur yang terkait mulai dari provinsi, kabupaten, sampai tingkat
lapangan. Lebih lanjut Numbery (2008) mengatakan bahwa permintaan
produk perikanan dari Indonesia termasuk rumput laut terus meningkat
karena terjadi pergeseran selera konsumen dan banyaknya industri
pengguna rumput laut sebagai bahan baku.
Bentuk rumput laut E cottonii, tidak memiliki akar, batang dan daun
yang nyata. Keseluruhan dari tanaman ini adalah batang yang disebut
thallus, Thallus ini terdiri atas hold fast , stipe dan blade. Hold fast berfungsi
sebagai akar yang fungsinya sebagai pelekatan subtract. Sedangkan stipe
mirip dengan batang pada tanaman tingkat tinggi yang fungsi utamanya
mendukung blade untuk fotosintesis dan penyerapan nutrient. Blade berupa
daun pada tanaman tingkat tinggi yang berfungsi selain untuk fotosintesis
juga untuk reproduksi. Bentuk thallus E cottonii bulat silinder, gepeng,
bercabang berselang tidak teratur, di atau trikhotomus (Anggadireja et al,
2006).
Rumput laut tumbuh hampir diseluruh bagian hidrosfer sampai pada
batas kedalaman sinar matahari masih dapat mencapainya. Rumput laut
ada yang hidup diperairan tropis,subtropics dan diperairan dingin. Rumput
laut hidup sebagai fitobenthos dengan penancapan atau melekatkan dirinya
pada subtract lumpur,pasir, karang, fragmen karang mati, batu, kayu dan
benda keras lainnya serta ada pula yang menempel pada tumbuhan lain
secara epifitik (Ditjenkan Budidaya, 2005).
Menurut Doty (1987), E. cottonii merupakan salah satu jenis rumput
laut merah (Rhodophyceae) dan berubah nama menjadi Kappaphycus
alvarezii, karena berdasarkan identifikasi fraksi keraginan yang dihasilkan
oleh Euchema alvarezzii adalah tipe kappa keraginan). Nama “alvarezii”
yang diberikan pada K.alvarezii berasal dari almarhum Vicente (ViC). Vic
adalah pionir dalam metode budidaya cottonii (Neish, 2004 dalam Patadjai,
2007). Klasifikasi menurut Doty (1985) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantarum
Devisi : Rhodophyta
Class : Rhodhopyceae
Sub class : Floriodospycidae
Ordo : Gigartinales
Family : Solieriaceae
Genus : Euchema
Spesies : Euchema cottonii
Gambar 2. Euchema cottonii (Sumber: Dokumentasi Penelitian)
1. Strategi Kemitraan
Menurut Haeruman (2001), strategi kemitraan adalah kegiatan
diantara pihak berkepentingan yang memiliki suatu kepentingan di masa
yang akan datang, maka dengan mengembangkan potensi yang dimiliki
keunggulan bersaing akan menghasilkan suatu nilai lebih. Sedangkan
Bennett (1988), mengatakan bahwa strategi kemitraan adalah menciptakan
perpaduan saling menunjang dalam struktur usaha, tanggungjawab dan
kedudukan relativ dari individu–individu dan produknya.
Strategi kemitraan memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
1) Bisa terjadi alih teknologi diantara pihak yang bermitra
2) Dapat menjamin stabilitas harga dan ketersediaan pasar
3) Memudahkan penyesuaian perubahan teknologi baru karena
adanya arus informasi yang semakin luas dibidang teknologi produksi
dan pemasaran.
4) Dapat memperluas jangkauan pasar dengan saluran distribusi
yang baik.
Sedangkan kelemahan strategi kemitraan dapat terjadi apabila :
1) Dalam perjanjian, pihak bermitra tidak diperkenankan saling
bersaing dan bila perjanjian kerjasama ini dilanggar oleh salah satu
pihak, dikawatirkan rekan mitra lain dapat mempergunakan untuk
kepentingan pribadinya.
2) Bila kinerja telah berjalan dengan baik, maka efektifitas operasi
kegiatan sering tergantung kepada salah satu pihak saja.
3) Sulit untuk menentukan rekan mitra yang paling sesuai dan
dapat dipercaya untuk melakukan kerjasama usaha dalam bidang
tertentu.
Adhawati, dkk (2003) menemukan pola distribusi pemasaran rumput laut di
kabupaten Takalar adalah penentuan harga rumput laut ditentukan oleh
pedagang pengumpul sebesar Rp 2.840/kg kering, tapi bila petani terkait
pinjaman atau bantuan modal usaha berdasarkan kesepakatan tertentu
dengan petani maka harga pembelian oleh pedagang tersebut mematok
harga sedikit lebih murah dengan selisih harga antara Rp 150,00 sampai Rp
200,00 kg kering. Marjin dan keuntungan tertinggi diperoleh lembaga
pedagang besar yaitu Rp 580 Kg dan Rp 487,35 Kg.
Efesiensi pemasaran tertinggi adalah pedagang pengumpul dengan
persentase 2,12%. Tidak adanya eksportir yang langsung membeli ke petani
akibat tingginya hubungan antara petani dengan pedagang pengumpul
terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup dan modal usaha. Olehnya
itu, untuk menanggulangi permodalan petani dan harga jual yang tinggi serta
stabil diperlukan pola kemitraan antara petani dan industri rumput laut.
Menurut Made, dkk (2005), bahwa tingkat keuntungan per musim
panen dari petani rumput laut bermitra lebih tinggi dari petani yang tidak
bermitra yakni Rp 2.276.496 (bermitra) dan Rp 1.897.089 (tidak bermitra),
begitupun dengan tingkat kelayakan usaha, petani rumput laut yang bermitra
lebih tinggi dari petani yang tidak bermitra yakni R/C:3,23 (bermitra) R/C:
3,05 (tidak bermitra).
C. Dana Penguatan Modal
Dana penguatan modal (DPM) merupakan dana APBN yang
dialokasikan oleh Pemerintah untuk pengembangan usaha pembudidayaan
rumput laut skala kecil yang disalurkan kepada Usaha Pelayanan
Pengembangan (UPP) sebagai wadah Pokdakan. Dana ini oleh UPP
dijadikan jaminan kepada perbankan dalam menyalurkan pinjaman
permodalan (Anonim, 2007). Program ini mulai dilaksanakan pada Tahun
2006 melalui anggaran dekon (APBN) di mana tata cara, persyaratan dan
pengukuran keberhasilan program diatur dalam petunjuk pelaksanaan
keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya DKP RI (Direktorat Usaha
Budidaya, 2007).
Program dana penguatan modal ini bertujuan agar pembudidaya
rumput laut dapat meningkatkan produktivitasnya dan menimbulkan
kepercayaan lembaga keuangan dalam memberikan pinjaman permodalan,
sehingga untuk masa yang akan datang pembudidaya rumput laut secara
bertahap dapat tumbuh berkembang menjadi besar dan mandiri serta tidak
bergantung dengan program Pemerintah terutama dalam masalah
permodalan. Sebelum adanya program dana penguatan modal ini Ditjen
Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan RI pada tahun
2003 mempunyai program BUPEDES (Budidaya Perikanan Pedesaan) yaitu
program dana bergulir untuk masyarakat perikanan pedesaan (Direktorat
Bina Usaha Budidaya, 2004).
Berbagai upaya perhatian terhadap pembangunan perikanan
budidaya telah dilaksanakan dalam berbagai bentuk, seperti pembangunan
dan pengembangan unit pelaksana teknis serta pemberdayaan pembudidaya
ikan untuk memperkuat kelembagaan usaha Unit Pelayanan Pengembangan
(UPP). Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan peluang usaha perikanan
budidaya yang dapat diandalkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
Dalam program pembangunan nasional perikanan, perikanan
budidaya merupakan salah satu sub sektor yang sangat strategis sebagai
landasan dalam mewujudkan 3 (tiga) pilar pembangunan nasional kabinet
Indonesia bersatu, yakni:
1. Pertumbuhan ekonomi,
2. Penciptaan lapangan kerja,
3. Pengurangan kemiskinan penduduk.
Pencanangan program revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan oleh
Presiden pada tanggal 11 Juni 2005, bertujuan untuk mempercepat
pembangunan perikanan.
D. Penerima Dana Penguatan Modal
Pemberian subsidi DPM bagi petani rumput laut oleh Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan, selain merupakan perwujudan Pasal 62 Undang-
undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan, yaitu Pemerintah
menyediakan dan mengusahakan dana untuk memberdayakan nelayan kecil
dan pembudidaya ikan rumput laut, baik dari sumber dalam negeri maupun
sumber luar negeri, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; pemberian subsidi juga merupakan bentuk
komitmen mendukung petani memperoleh produksi rumput laut yang lebih
tinggi untuk menuju tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
Pemberian subsidi DPM kepada petani rumput laut hendaknya
memberi manfaat nyata pada peningkatan produksi. Peningkatan produksi
diharapkan berpengaruh langsung pada peningkatan kesejahteraan petani.
Namun dari beberapa pengalaman pemberian subsidi oleh pemerintah
kepada petani, tidak ada informasi lengkap tentang keberhasilan dan
kegagalan serta faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dan kegagalan
pemberian subsidi tersebut.
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2007), penerima
DPM (Dana Penguatan Modal) adalah UPP (Unit Pelayanan
Pengembangan) yang ditetapkan Surat Keputusan Bupati atau Walikota
serta memiliki:
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART),
2. Kekelompokan diupayakan 20 POKDAKAN dengan masing-
masing kelompok POKDAKAN terdiri dari minimal 10 orang,
3. Kerjasama dengan bank pelaksana dalam hal penjaminan
DPM,
4. Perjanjian kerjasama dengan mitra pembeli hasil panen, dan
5. Rencana pengembangan usaha bersama.
E. Pemanfaatan Dana Penguatan Modal
Dalam melaksanakan program revitalisasi perikanan budidaya,
direktorat jendral perikanan budidaya memiliki arahan kebijakan pada tiga
program, yaitu program peningkatan produksi untuk ekspor (propekan),
peningkatan produksi itu komsumsi masyarakat (proksimas), dan
perlindungan sumber daya prikanan (prolinda) untuk mencapai sasaran
program tersebut, pembagunan perikanan budidaya di laksanakan dengan
pendekatan kawasan.
Dalam pengembangan dan penguatan kelompok usaha budaya
perikanan di lakukan dengan basis kawasan. Pendekatan kelompok pada
hakekatnya di maksudkan untuk meningkatkan efisiensi usaha, produktifitas
dan pembinaan dengan pendekatan ini, di harapkan penyaluran dan
pemanfaatan Dana Penguatan Modal (DPM) dilakukan dengan basis usaha
kelompok yang di dampingi oleh tenaga pendamping teknologi.
Pemanfaatan DPM adalah kelompok UPP yang melakukan usaha
pembudidayaan ikan secara kelompok dengan memiliki persyaratan sebagai
berikut :
1. Memiliki kartu kelompok UPP
2. Telah melakukan kegiatan usaha pembudidayaan
3. Memiliki lahan usaha, baik dengan status kepemilikan atau sewa
4. Bersedia dan sanggup mengembalikan pinjaman sesuai ketentuan
yang telah disepakati
F. Alokasi Dana Penguatan Modal
Alokasi DPM ditetapkan berdasarkan potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia masing–masing daerah, daya serap pasar serta hasil evaluasi
Dirjen perikanan budidaya terhadap pelaksanaan penyaluran dan
pemanfaatan DPM dengan indikator kinerja, yaitu ;
1. Sukses penyaluran, yang dicerminkan dengan proses waktu yang
relative cepat, mudah, dan pemanfaatan DPM sesuai perencanaan
2. Sukses pemanfaatan yang dicerminkan dengan sasaran pemanfaatan
DPM adalah para pembudidaya skala kecil.
3. Sukses produksi yang dicerminkan dengan data peningkatan produksi
dari hasil usaha para pembudidaya
4. Sukses pengembalian yang dicerminkan dengan pengembalian
pinjaman dengan tepat jumlah dan tepat waktu
5. Pengembangan kemitraan yang dicerminkan dengan berkembangnya
kemitraan dengan mitra usaha serta diwujudkan dengan perjanjian
kerjasama.
6. Penguatan kelembagaan yang dicerminkan dengan berkembangnya
kelembagaan
G. Pendamping
Proses pendampingan kepada penerima merupakan kegiatan penting
dan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut, karena
dengan adanya pendampingan maka kemampuan dan keterampilan
pembudidaya dapat meningkat, wawasan manajemennya berkembang, pola
kerjanya lebih efisien serta usahanya lebih produktif dan keuntungan
diharapkan dapat lebih meningkat. Oleh karena itu perlu didampingi oleh
tenaga pendamping untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan di
bidang budidaya.
Proses pendampingan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Sosialisasi Kegiatan PUMP-PB
Pelaksanaan sosialisasi merupakan kegiatan lapangan guna
memberikan penjelasan tentang tujuan dilaksanakannya PUMP-PB kepada
masyarakat kelompok pembudidaya ikan peserta kegiatan ini. Disamping itu,
disampaikan juga informasi lainnya seperti ketentuan dan persyaratan
menjadi peserta PUMP-PB, cara memperoleh dan memanfaatkan dana BLM
PUMP-PB untuk usaha budidaya ikan, sosial kemasyarakatan dan kearifan
lokal serta motivasi untuk bekerja keras agar usahanya berhasil sehingga
masalah kemiskinan dapat teratasi.
2. Penumbuhan Kelompok
Upaya penumbuhan kelompok dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya dengan mamfasilitasi dinamika kelompok. Pada tahap ini
dilakukan fasilitasi pertemuan antar pembudidaya ikan sebagai wujud untuk
rasa kebersamaan diantara sejumlah masyarakat pedesaan misalnya melalui
forum musyawarah desa/ajang diskusi, walimahan, atau perkumpulan warga
dan kepentingan lainnya. Melalui pertemuan-pertemuan tersebut
pembudidaya ikan calon peserta PUMP-PB diajak untuk mau bergabung
dalam wadah kelompok dengan tujuan untuk usaha bersama, pembelajaran
berorganisasi, penumbuhan minat berwirausaha dan lain-lain. Melalui
kelompok, dapat meningkatkan posisi tawar (bargaining position) para
pembudidaya ikan dalam berusaha.
3. Bimbingan Teknis Budidaya Rumput Laut
Kelompok usaha perikanan budidaya atau pembudidaya ikan pada
umumnya pengetahuan dan keterampilan teknisnya masih rendah, oleh
karena itu perlu dilakukan bimbingan teknis tentang metode dan teknik
budidaya ikan yang baik, efisien, produktif, dan berkelanjutan. Bimbingan
teknis budidaya yang diberikan meliputi:
- Teknik pembenihan ikan bandeng, bawal bintang, kakap putih,
kerapu bebek, kerapu macan, ikan hias, dan lain-lain.
- Teknik pembenihan udang windu, vaname dan lobster air
tawar.
- Teknik pembenihan ikan air tawar meliputi ikan patin, gurame,
lele, mas, nila, sidat/belut, tawes, dan lain-lain.
- Teknik pembibitan rumput laut (kebun bibit rumput laut).
H. Mekanisme penyaluran
1. Penetapan Kelompok
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi, seleksi dan verifikasi dari
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten maka calon penerima
diusulkan dan selanjutnya diteruskan ke Dinas kelautan dan
Perikanan provinsi.
2. Pelaksanaan Penyaluran
DPM yang diberikan kepada petani yang telah ditetapkan, disalurkan
secara langsung melalui pihak 3 sesuai pelaksanaanya yang
direncanakan dan diawasi oleh kelompok itu sendiri bersama- sama
dengan tenaga pendamping serta dipantau langsung oleh Dinas
Kelautan dan Perikanan provinsi.
I. Kerangka Konseptual
Program pemberdayaan masyarakat selama ini telah banyak diupayakan
melalui berbagai pembangunan sektor maupun regional. Salah satu titik
berat dalam pelaksanaan program adalah penyediaan DPM yang dimaksud
dengan hal ini adalah untuk menambah ataupun menguatkan modal bagi
pembudidaya rumput laut. Program yang telah dilaksanakan pemerintah
dalam upaya mendorong pembudidaya rumput laut untuk meningkatkan
kesejahteraannya dalam bentuk bantuan dan masih terdap beberapa
kendala, baik teknis maupun non teknis. Evaluasi dari setiap program
tersebut akan sangat penting dalam mengola kebijakan yang akan dilakukan
selanjutnya.
Program yang dianggap memiliki pengaruh signifikan terhadap
pembudidaya rumput laut yang telah diberikan bantuan dalam bentuk barang
dari beberapa kabupaten diantaranya: Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu
Timur, Palopo, Wajo, Bone, Sinjai, Bulu Kumba, Selayar, Bantaeng,
Jeneponto, Takalar, Maros, Pangkep, Barru dan Pinrrang. Dalam hal ini
untuk pembudidaya rumput laut mengalami peningkatan produksi
dikarenakan adanya penambahan bentangan. Adapun kerangka pikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
`e
Gambar 3. Skema Kerangka Pikir
MEKANISME PENYALURAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGUATAN
MODAL (DPM) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN
PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KABUPATEN TAKALAR
tepat sasaran
tepat waktu tepat jumlah
PROGRAM DPM
Penetapan penerima Penyaluran bantuan
Analisis pengembangan penyaluran dan Pemanfaatan DPM untuk peningkatan usaha
pembudidaya rumput laut
PENINGKATAN PRODUKSI USAHA PEMBUDIDAYA
RUMPUT LAUT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April–Mei 2013 di
Kabupaten Takalar. Provinsi Sulawesi Selatan, dengan pertimbangan bahwa
Kabupaten Takalar adalah salah satu kabupaten yang mendapat subsidi
DPM bagi petani rumput laut.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua responden yang terkait dalam proses subsidi
DPM Di Kabupaten Takalar. Sampel adalah sebagian dari populasi, dengan
penentuan jumlah sampel dilakukan secara random dan disengaja. Mengacu
pada Arikunto, (1996) yang menyatakan bila jum;lah populasi lebih dari 100
orang maka dapat dpilih 10-15% untuk menjadi sampel dari 10 kelompok
penerimaan DPM dengan rata-rata anggota 10-15 orang maka diambil 50%
responden untuk keterwakilan. Jumlah sampel dari tiap kelompok masing-
masing 5 sampai 6 orang sehingga total responden sebanyak 56 orang.
Penentuan responden dari pemerintah daerah (Dinas Kelautan dan
Perikanan) dan pihak swasta (pengelola suplaiyer barang) dilakukan melalui
pendekatan purposive sampling, yakni dengan menghubungi dan
mewawancarai responden yang dianggap memiliki informasi dan
pengetahuan yang luas tentang aktivitas pembudidaya rumput laut dan
pengembangan hasil produksi rumput laut di lokasi penelitian. Responden
ditentukan dari Dinas Kelautan dan Perikanan sebanyak 2 responden dan
pihak swasta sebanyak 3 responden
C. Jenis data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer diperoleh dari responden pembudidaya rumput
laut yang menerima dana DPM, Dinas Kelutan dan Perikanan, dan
pihak Swasta
2. Data sekunder, diperoleh dari Dinas Keluatan dan Perikanan,
berupa laporan-laporan penelitian yang berhubungan dengan subsidi
DPM bagi pembudidaya rumput laut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Observasi lapangan dengan melihat langsung aktifitas petani
rumput, kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, serta
kegiatan yang berhubungan langsung dengan pemanfaatan subsidi.
2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview). Teknik wawancara
dilakukan untuk memperoleh data individu, cara pemanfaatan serta
pandangan dari invidu yang jadi responden,dengan cara tanya jawab
langsung dengan bantuan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan,
3. Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion). Diskusi
kelompok yang dilakukan dengan petani rumput laut, pedagang
pengumpul, Dinas Kelautan dan Perikanan dan tokoh masyarakat
untuk memperoleh data primer yang lebih lengkap (koprehensip).
4. Kuisioner,yaitu daftar pertanyaan yang disusun untu menjawab
permasalahan dan tujuan penelitian.
E. Analisis data
Untuk menggambarkan mekanisme penyaluran dan pemanfaatan
subsidi DPM dan unsur-unsur yang mendukung dan menghambat
tercapainya tujuan subsidi DPM pada kelompok pembudidaya di Kabupaten
Takalar, maka digunakan analisis deskriptif korelatif (Singarimbun, 1998).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kelompok Penerima Bantuan DPM
Dana penguatan modal (DPM) bagi petani rumput laut di Kabupaten Takalar
adalah dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
dialokasikan Direktorat Jenderal dan digunakan untuk pengembangan usaha
pembudiyaaan skala kecil yang disalurkan kepada unit pelayanan
pengembangan sebagai wadah kelompok pembudidaya rumput laut.
DPM adalah bantuan APBDN Tingkat I yang disediakan oleh pemerintah
kepada kelompok pembudidaya rumput laut yang diperuntukkan sebagai
modal tambahan dalam mengembangkan usahanya. Penyaluran bantuan
DPM bagi kelompok pembudidaya rumput laut diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan peluang usaha
masyarakat guna peningkatan pendapatan masyarakat.
Berikut ini kutipan wawancara dari saudara Hadi (40 tahun) seorang pegawai
negeri KKP sebagai berikut:
“Penyaluran bantuan program APBDN tingkat I kepada pembudidaya rumput laut berjalan sejak tahun 2009 sampai sekarang. Bantuan tersebut tersalurkan seiring dengan perkembangan rumput laut di Kabupaten Takalar”. Hasil penelitian tentang penyaluran bantuan DPM di Kabupaten Takalar
memberi informasi bahwa dalam menetapkan penerima bantuan DPM
hendaknya memperhatikan kondisi calon penerima, yang terkait dengan
karakteristiknya. Pada penjelasan berikut diuraikan karakteristik Umur dan
pendidikan serta pekerjaan responden penerima bantuan DPM sebagai
berikut:
1. Umur
Umur memiliki hubungan yang kuat dengan kemampuan dan cara berpikir
seseorang. Umur yang masih muda belum memiliki banyak pengetahuan
dan pengalaman umur yang sudah tua cenderung menurun kemampuan
fisik dan daya ingatnya. Pada tabel 1 ditunjukkan kisaran umur responden
sebagai berikut
Tabel 1. Jumlah dan persentase responden berdasarkan umur Kisaran Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
<30 0 0
30 – 40 27 48,2
41 – 50 29 51,8
>50 0 0
jumlah 56 100
Sumber : data primer 2013
Pada tabel di atas memberikan gambaran bahwa umumnya (51,8%)
responden berada pada umur 41 sampai 50 tahun sera 48,2% usia antyara
30 sampai 40 tahun (48,2%). Hal ini berarti bahwa penerima DPM cukup
memiliki kemampuan untuk bekerja lebih baik. Khusususnya dalam
mengembangkan budidaya rumput laut dengan menggunakan subsidi DPM
2. Pendidikan
Pendidikan pembudidaya rumput laut umumnya tidaklah tingggi, hal ini ada
kaitannya dengan keterbatasan biaya untuk pendidikan dan akses untuk
bersekolah. Pada tabel 2 ditunjukkan rata-rata pendidikan responden
sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah dan persentase responden berdasarkan pendidikan. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
Tidak Tamat SD 6 10,7
SD 8 14,2
SMP 13 23,2
SMA 29 51,8
Jumlah 56 100
Sumber : data primer 2013
Pada tabel menggambarkan bahwa responden peneriman DPM umumnya
berada pada pendididikan SMA (51,8%). SMP (23,2%) Yang berarti
kemampuan untuk membaca dan menulis dari responden cukup baik.
Meskipun diketahui pada tabel terdapat 24.9% responden pada pendidikan
tidak tammat SD dan SD. Untuk kelompok ini dibutuhkan adanya bimbingan
atau pendampingan dari Dinas Kabupaten agar pemanfaatan dana dapat
dikelola dengan efisien dan efektif oleh pembudidaya.
Dalam pengembangan DPM harus diperhatikan karakter dari anggota
kelompok yang berhubungan dengan taraf pendidikan masyarakat
pembudidaya rumput laut. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 2
diatas menunjukkan bahwa pemberian bantuan DPM telah sesuai. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya responden yang memiliki tingkat pendidikan
SMA sehingga pembudidaya rumput laut dianggap memiliki pengetahuan
dasar dan kemampuan dalam menerima informasi untuk pengembangan
usaha pembudidayaan rumput laut.
B. Gambaran proses penyaluran Bantuan DPM
1. Sumber informasi tentang Dana Penguatan Modal (DPM)
Salah satu kendala untuk berkembangnya kelompok adalah akses terhadap
informasi yang diterima. Informasi menjadi sangat penting karena akan
menjadi dasar untuk bekerjanya kelompok. Pada masyarakat pembudidaya
informasi yang diperlukan antara lain tentang cara budidaya yang baik dan
benar (CBIB) , mengetahui informasi dasar dan perkembangan harga, serta
informasi tentang berbagai program-program untuk peningkatan usaha dan
pendapatan petambak. Merujuk pada pedoman pelaksanaan DPM maka
sumber informasi tentang dana penguatan modal yang diperoleh anggota
kelompok pembudidaya rumput laut diharapkan adalah melalui dinas
Kabupaten setempat. Namun pada Tabel 3 nampak ada beberapa
responden yang mendapat informasi bukan dari dinas Kabupaten. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 3. Sumber informasi tentang DPM yang diperoleh responden
No. Uraian Pilihan
Responden (orang)
Persentase (%)
Informasi Program DPM dari :
1. Dinas (DKP) Takalar 21 37.50
2. Kepala Desa (Kades) 12 21.43
3. Ketua Kelompok 13 23.21
4. Tidak memberi jawab 10 17.86
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Pada Tabel 3 diketahui bahwa kelompok memperoleh informasi tentang
DPM dari pihak Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten dan provinsi
sebanyak 21 orang (37,50%), kemudian berturut-turut dari ketua kelompok
sebanyak 13 orang (23,21%), dari kepala desa sebanyak 12 orang (21,43%).
Sedangkan responden yang tidak memberi jawaban sebanyak 10 orang
(17,86%).
Data pada tabel memberikan gambaran bahwa peran dinas cukup besar
dalam mensosialisasikan DPM ke masyarakat petambak. Namun yang perlu
diperhatikan bahwa sejauhmana informasi ini telah dipahami oleh
masyarakat petambak sebelum mengakses DPM. Sebagaimana dipahami
bahwa informasi awal tentang suatu program merupakan kunci untuk
berjalannya program sesuai tujuan.
2. Tempat penyaluran bantuan DPM
Tempat penyaluran bantuan merupakan salah satu bagian penting untuk
mengetahui mekanisme bantuan DPM. Tempat penyaluran yang benar akan
menimalisir terjadinya kesalahan atau penyelewengan, sehingga mengurangi
nilai bantuan bagi para kelompok. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Tempat penyaluran bantuan DPM kepada kelompok pembudidaya rumput laut di kabupaten Takalar.
No. Uraian Pilihan
Responden (orang)
Persentase (%)
Tempat penyaluran :
1. Di lokasi budidaya 47 83.93
2 Kantor desa 7 12.50
3. Dijemput 2 3.57
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 4, diperoleh bahwa tempat penyaluran bantuan yang
dilakukan selama ini telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini
dibuktikan dengan data hasil wawancara yang menunjukkan bahwa 83,93%
tempat penyaluran bantuan DPM telah sesuai dengan yang diinginkan
kelompok pembudidaya yakni bantuan tersebut langung disalurkan di lokasi
budidaya.
Beberapa kelompok harus menjemput di kantor desa, disebabkan adanya
persetujuan antara kelompok dan ketua kelompok masing-masing serta
pihak ketiga. Namun pada umumnya penyaluran yang dilakukan
dalam mekanisme bantuan DPM adalah pihak ketiga, ketua kelompok dan
kelompok. Pihak ketiga melalui persetujuan ketua kelompok menyalurkan
langsung kepada kelompok. Namun bagi kelompok yang tidak berada di
tempat, biasanya bantuan dititip kepada ketua kelompok atau kepala desa
yang disepakati.
3. Penyaluran bantuan DPM
Mekanisme penyaluran DPM merupakan aspek penting yang sangat
menentukan keberhasilan program. Mekanisme penyaluran yang baik akan
memberi kepuasan kepada penerima bantuan. Sebaliknya jika mekanisme
penyaluran kurang baik, akan berdampak pada rendahnya penerimaan
kelompok sasaran terhadap program.
Kelompok memasukkan proposal melalui ketua kelompok atau kepala desa.
Kelompok yang menyetor kepada kepala desa adalah kelompok yang tidak
sempat bertemu dengan ketua kelompok. Selanjutnya ketua kelompok
menyetor kepada pemerintah/dinas terkait untuk dipertimbangkan
memperoleh bantuan.
Pemasukan proposal yang dilakukan secara berjenjang berdampak pada
perbedaan waktu realisasi penyaluran bantuan. Proposal kelompok
selanjutnya dikumpul oleh ketua kelompok, kemudian diteruskan kepada
pihak ketiga. Sehingga adanya variasi jawaban antara satu sampai tiga
bulan sangat mungkin terjadi.
Kelompok yang telah mengajukan proposal, pada saat direalisasikan akan
langsung menerima bantuan tersebut. Bentuk bantuan DPM yang diterima
kelompok sangat bervariasi, yaitu berupa bibit, tali, pelampung, dan adapula
yang menerima dana (uang). Meskipun demikian, kelompok memperoleh
bantuan dari pihak ketiga dominan bibit dan tali, sedangkan yang
memperoleh dana adalah mereka yang dipercaya mencari/mengusahakan
pemenuhan bibit secara mandiri.
Proposal yang telah disetujuai akan mendapat bantuan DPM. Setelah
persetuan pihak terkait, bantuan akan disalurkan kepada kelompok melalui
ketua kelompok masing-masing. Ketua kelompok mempersilakan pihak
ketiga mendistribusikan langsung kepada kelompok di lokasi budidayanya.
Beberapa kelompok harus menerima dari ketua kelompok saat penyaluran,
kelompok tidak berada di tempat budidaya.
4. Pencatatan penyaluran DPM
Pencatan terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan oleh kelompok, mulai
pengajuan proposal sampai pada penerimaan bantuan dana, seperti terlihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Pencatan terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan oleh kelompok
No. Uraian Pilihan
Responden (orang)
Persentase (%)
Ada atau tidak ada pencatat/administrasi penyaluran:
1. Tidak ada 39 69.64
2. Ada 17 30.36
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Sebanyak 39 orang (69,64%) kelompok menyatakan bahwa tidak ada
pencatat atau administrasi penting pada penyaluran. Sedangkan 17 orang
lainnya (30,36%) menyatakan bahwa ada pencatatan yang harus dilakukan
kelompok pada saat penyaluran bantuan DPM.
Pencatan terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan oleh kelompok, mulai
pengajuan proposal sampai pada penerimaan bantuan dana, seperti terlihat
pada Tabel Mekanisme penyaluran bantuan DPM yang terjadi di Kabupaten
Takalar adalah dari pemerintah (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Selatan) melalui pihak ketiga yang ditunjuk, selanjutnya
menyalurkan bantuan kepada pembudidaya rumput laut, baik melalui
kelompok maupun ketua kelompoknya.
C. Gambaran Proses pemanfaatan Bantuan DPM
1. Keadaan penggunaan bantuan yang diterima oleh kelompok
Untuk mengetahui terpakai atau tidak bantuan yang diterima kelompok,
maka tabel selanjutnya akan memberi informasi tentang terpakai atau tidak
bantuan tersebut dalam proses produksi. Adapun keadaaan seluruh bantuan
yang diterima oleh responden dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6. Keadaan penggunaan bantuan yang diterima oleh kelompok
No. Uraian Pilihan
Responden Persentase
%
Seluruh bantuan yang disalurkan terpakai atau tidak
1. Bantuan digunakan seluruhnya 50 89.29
2. Bantuan tidak digunakan seluruhnya
6 10.71
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Pada Tabel 6 terlihat bahwa sebanyak 50 orang (89,29%) menyatakan
bantuan yang disalurkan digunakan sesuai kebutuhan, sedangkan sisanya
sebanyak 6 orang (10,71%) mengakui tidak semua bantuan terpakai karena
masih ada stok musim tanam sebelumnya.
2. Pandangan pemberdaya rumput laut terhadap DPM
Beberapa pandangan pemberdaya rumput laut tentang DPM sangat
beraneka ragam. Pandangan itu mulai berupa tanggapan singkat seperti
sangat baik dan baik sampai saran-saran yang dapat digunakan untuk
menyempurnakan program DPM ini.
Pada tabel selanjutnya, akan memperlihatkan persentase pilihan responden,
yaitu pendapat tentang DPM. Adapun Pendapat kelompok tentang DPM
seperti terlihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7. Pandangan pemberdaya rumput laut terhadap DPM
No. Uraian Pilihan Responden
(orang) Persentase
(%)
Pendapat tentang DPM
1. Sangat Baik 4 7.14
2. Baik 52 92.86
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Pendapat responden tentang DPM, berdasarkan Tabel 17 yaitu pada
umumnya berpendapat sangat baik yaitu sebanyak 4 orang (7,14%),
sedangkan responden yang berpendapat baik tentang DPM sebanyak 52
orang (92,86%). Berdasarkan hasil wawancara keseluruhan dari masing-
masing penerima program bantuan DPM di Kabupaten Takalar, diperoleh
bahwa tingkat produksi naik secara konstan tanpa dipengaruhi oleh besar
kecilnya bantuan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Zaini (2010) yang
menyatakan bahwa besar kecilnya penerimaan dipengaruhi oleh jumlah
produksi.
D. Gambaran Tepat Sasaran DPM
Untuk efektifnya penyaluran bantuan DPM, maka penerima bantuan
subsidi DPM hendaknya telah memenuhi persyaratan-persyaratan sesuai
yang telah ditetapka, seprti merupakan anggota dari kelompok pembudidaya
rumputlaut, kelompoknya tercatat di Dians Kabupaten dan memiliki aktifitas
usaha. Hal ini penting karena akan terkait dengan keberhasilan dalam
pemanfaatan dana tersebut. Olehs ebab itu salah satu indicator yang penting
untuk mengetahui apakah penyaluran dana subsidi DPM ini sesuai sasaran
maka ditunjukkan dari jenis pekerjaan anggota kelompok (responden )
penerima dana sebagai berikut
1. Pekerjaan responden
Berdasarkan pedoman pelaksanaan DPM maka pekerjaan utama
responden penerima DPM diharapkan adalah pembudidaya rumput laut.
Namun pada tabel 3 nampak ada beberapa responden yang pekerjaan
utamanya bukan pembudidaya. Lebih jelasnya ditunjukkan pada tabel 8
berikut:
Tabel 8. Jumlah dan persentase Jenis Pekerjaan responden
No. Uraian Pilihan responden
(orang)
Persentase (%)
Pekerjaan responden
1. Nelayan 16 29,0
2. Pembudidaya rumput laut
27 48,0
3. Buruh 1 2,0
4. Wiraswasta 1 2,0
5. Tidak menjawab 9 16,0
6. URT 2 4,0
Total 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Dari Tabel 8 diketahui bahwa kelompok pembudidaya rumput laut yang
memperoleh bantuan DPM memiliki pekerjaan sebagai nelayan sebanyak
16 orang (29%), pembudidaya rumput laut 27 orang (48%) , buruh dan
wiraswasta sebanyak 1 orang (2%) , responden yang tidak memberikan
jawaban sebanyak 9 orang (16%) , dan URT sebanyak 2 orang (4%).
Hal ini menunjukkan bahwa bantuan DPM belum tepat sasaran karena
disebabkan oleh adanya beberapa kelompok yang mendapat bantuan DPM
tidak sesuai dengan sasaran yang dituju. Adanya kelompok yang menerima
bantuan DPM sebagian besar tergolong masyarakat mampu sehingga
bantuan tersebut tidak tersalurkan sepenuhnya untuk masyarakat pesisir
yang kurang mampu dan memiliki jenis usaha sebagai pembudidaya rumput
laut.
Berikut ini kutipan wawancara dari Daeng Bella (46 tahun) seorang
pembudidaya rumput laut, sebagai berikut:
“Ada anggota kelompok yang bukan pekerjaan utamanya petani rumput laut tetapi mendapat bantuan DPM, ini mungkin karena disetujui oleh ketua kelompoknya .” Peran ketua kelompok dalam mendistribusikan dana pada anggota yang
pekerjaan utamanya bukan sebagai pembudidaya rumput laut, merupakan
salah satu faktor yang dapat menghambat berkembangnya usaha kelompok.
Untuk itu sangat diperlukan penyeleksian awal oleh pelaksana penyaluran
DPM saat kelompok dibentuk.
2. Pihak yang menerima bantuan DPM
Setelah tempat penyaluran, informasi selanjutnya adalah kepada siapa
bantuan DPM tersebut diserahkan. Pada tabel 19 menunjukkan bahwa
pemberian bantuan DPM dilakukan langsung kepada ketua atau kelompok
pembudidaya rumput laut. Adapun pihak yang menerima bantuan DPM
dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:
Tabel 9. Pihak yang menerima bantuan DPM pembudidaya rumput laut di Kabupaten Takalar.
No. Uraian Pilihan
Responden (orang)
Persentase (%)
Sistem pemberian :
1. Ketua Kelompok 6 10,71
2. Kelompok 50 89,29
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Pada tabel 9 di atas menunjukkan bahwa bantuan pada umumnya langsung
kepada kelompok sebanyak 50 orang (89,29%), dan alternatif lain adalah
melalui ketua kelompok masing-masing sebanyak 6 orang (10,71%).
Hasil penelitian yang tertuang di dalam sejumlah tabel di atas menunjukkan
adanya hubungan yang erat antara satu aspek dengan aspek lainnya,
sehingga pembahasan akan dibatasi pada tiga aspek penting. Aspek
tersebut yaitu mekanisme penyaluran dana DPM, ketepatan (waktu, jumlah
dan sasaran), serta mekanisme penyaluran bantuan DPM yang dianggap
kurang efektif.
E. Gambaran Tepat Waktu DPM
1. Mekanisme pengajuan proposal DPM
Mekanisme penyaluran bantuan DPM yang terjadi di Kabupaten Takalar
adalah persetujuan dari pemerintah (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Selatan). yang merupakan hasil seleksi dari DKP Kabupaten.
Proposal yang disetujui kemudian dikembalikan ke Kabupaten untuk
selanjutnya menyerahkan kepihak ketiga yang ditunjuk, sebagai penyalur
bantuan kepada pembudidaya rumput laut, baik melalui kelompok maupun
ketua kelompoknya.
Kelompok yang telah direalisasikan Kabupaten akan menerima bantuan dari
pihak ketiga yang ditunjuk. Bentuk bantuan DPM yang diterima kelompok
sangat bervariasi, yaitu berupa bibit, tali, pelampung, dan sebagian kecil
menerima dana (uang) terutama pada kelompok yang telah dipercaya
memiliki kemampuan dan kemandirian untuk mencari input produksi sesuai
proposal yang disetujui. Lebih jelasnya digambarkan proses penyaluran DPM
di masyarakat
disetujui
Gambar 1. Proses penyaluran DPM dari Dinas ke kelompok pembudidaya
2. Hambatan
Berdasarkan prosedur yang berjalan maka potensi untuk terjadinya
permasalahan atau hambatan dalam penyaluran dana DPM dapat saja
terjadi.Untuk itu pada tabel berikut ditunjukkan penjelasan responden
tentang ada tidaknya hambatan dalam proses pengajuan proposal ke DK
sebagai berikut.
DKP kabupaten
seleksi kelayakan
Pihak ketiga
( mewakili pemerintah)
Kelompok Pembudidaya
rumput laut
Mengajukan
proposal
Penyerahan DPM
DKP provinsi
seleksi kelayakan
Tabel 10. Persentase hambatan kelompok dalam proses pengajuan proposal
No. Uraian Pilihan
Responden (orang)
Persentase (%)
1. Ada hambatan 7 12.50
2. Tidak ada hambatan 49 87.50
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer Tahun 2013
Pada Tabel 10 menunjukkan bahwa sebanyak 49 orang (87,50%) kelompok
memberi pengakuan bahwa tidak ada hambatan dalam pengajuan proposal
untuk memperoleh DPM. Sedangkan 7 orang diantaranya (12,50%) lainnya
mengaku bahwa ada hambatan dalam pengajuan proposal. Adapun
hambatan yang dialami kelompok dalam hal:
- Kurangnya informasi mengenai DPM
- Kurangnya sosialisasi antara kelompok dengan DKP
- Karena banyaknya proposal yang diajukan kelompok ke DKP,
namun tidak mutlak dilayani keseluruhannya disebabkan oleh
terbatasnya bantuan.
3. Pemanfaatan DPM berdasarkan ketepatan waktu
Pengajuan proposal yang dilakukan oleh kelompok satu dengan lainnya
berbeda. Rentang waktu yang dibutuhkan oleh kelompok sampai proposal
disetujui membutuhkan waktu satu sampai tiga bulan. Jumlah waktu yang
dibutuhkan oleh kelompok mulai pengusulan sampai proposal disetujui oleh
pihak terkait seperti ditunjukkan pada tabel 11.
Tabel 11. Waktu pengajuan proposal DPM oleh responden
No.
Uraian
Pilihan Responden
(orang)
Persentase (%)
Waktu persetujuan proposal :
1. 1 bulan
16
28,57
2.
2 bulan
16
28,57 .
3.
3 bulan
24
42,86
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Pada Tabel 11 diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan kelompok mulai
pengajuan sampai persetujuan proposal berdasarkan pilihan 56 responden
adalah sebanyak 16 orang (28,57%) menyatakan waktu persetujuan
proposal selama 1 bulan, sebanyak 16 orang (28,57%) menyatakan
persetujuan proposal selama 2 bulan, sedangkan 24 orang lainnya (42,86%)
menyatakan bahwa waktu persetujuan proposal selama 3 bulan. Sedangkan
kelompok yang harus menunggu satu dan dua bulan jumlahnya sama, yaitu
28,57%.
Data dari Tabel 6 menggambarkan bahwa umumnya waktu kelompok
menunggu persetujuan DPM tidak efektif, atau tidak tepat waktu. Mengingat
proses budidaya rumput laut dipengaruhi oleh iklim dan kondisi kualitas
salinitas air laut. Apabila masa tebar sudah tiba namun belum ada bibit
diperoleh dari pihak ketiga, maka bantuan DPM akan sangat tidak
bermanfaat. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang responden (Malling, 45
tahun) yang menjelaskan tentang pencairan DPM sebagai berikut :
“Waktu yang ditentukan kelompok tidak sesuai dengan waktu penyaluran barang.”
Adanya permasalah dalam waktu dapat disebabkan oleh ketidak siapan
penyaluran yang dilakukan oleh wakil pemerintah yaitu pihak ketiga. Dimana
antara proses persetujan dari DKP ke pihak ketiga membutuhkan juga
waktu, dan selanjutnya berpengaruh pada masa menunggu di pihak
pembudidaya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
ketidak tepatan waktu pemberian bantuan karena tidak sesuai dengan waktu
pengajuan proposal. Dimana dalam proposal telah diatur waktu untuk
menanam yang disesuaikan dengan kondisi iklim. Hal ini menunjukkan
bahwa jangka waktu pemberian atau penyaluran bantuan kepada
pembudidaya rumput laut dianggap tidak efektif.
4. Rencana pengajuan kembali proposal DPM
Setelah memperoleh bantuan DPM, kelompok pembudidaya rumput laut di
Kabupaten Takalar, ada yang masih berminat mengajukan proposal untuk
memperoleh DPM tahun berikutnya, ada pula yang tidak berminat. Adapun
rencana pengajuan kembali proposal oleh responden dapat dilihat pada
Tabel 12 berikut:
Tabel 12. Rencana pengajuan kembali proposal oleh responden.
No. Uraian Pilihan
Responden (orang)
Persentase (%)
Akan mengajukan proposal tahun yang akan datang
1. Ya 44 78.57
2. Tidak 12 21.43
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Persentase jumlah kelompok yang akan mengajukan proposal untuk
mendapatkan bantuan DPM sebanyak 44 orang (78,57%), sedangkan
sisanya sebanyak 12 orang (21,43%) memberi jawaban tidak akan
mengajukan proposal sebagai usaha memperoleh DPM.
F. Gambaran Tepat Jumlah
Jumlah penerima bantuan yang diterima oleh pembudidaya rumput laut
berbeda-beda tergantung jenis program yang memberikan bantuannya
kepada pembudidaya. Salah satu penerimaan bantuan program yang
berbentuk materi adalah program bantuan pemerintah yang memberikan
program bantuan berupa bibit rumput laut sebanyak 1 ton per kelompok
budidaya dan peralatan berupa tali 9 sebanyak 30 kg, tali 5 sebanyak 80 kg,
dan tali 1 sebanyak 5 kg per kelompok. Adapun ketepatan jumlah dapat
dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Jumlah bantuan yang diperoleh pembudidaya rumput laut
No. Uraian Pilihan Responden
(orang) Persentase (%)
Apakah jumlah bantuan pernah mengalami perubahan?
1. Pernah 23 41,07
2. Belum pernah 33 58,93
Jumlah 56 100
Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh informasi bahwa selama ini
bantuan yang disalurkan oleh pihak ketiga telah tepat jumlah. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya responden (58,93%) yang berpendapat bahwa
penyaluran bantuan DPM belum pernah mengalami perubahan.
G. Manfaat Penyaluran Bantuan DPM
1. Jenis bantuan DPM
Bantuan yang diterima kelompok dari pemerintah melalui pihak ketiga
berbeda jenisnya. Jenis bantuan yang terima yaitu tali, bibit rumput laut, dan
pelampung. Jenis bantuan yang diterima tersebut berbeda antara kelompok
satu dengan kelompok lainnya. Jenis bantuan yang diterima oleh kelompok
dari pihak ketiga seperti pada tabel 14.
Tabel 14. Jenis bantuan yang diterima oleh responden
No. Uraian Pilihan
Responden (orang)
Persentase (%)
Jenis bantuan dari Pihak Ketiga :
1.
Tali dan bibit 31 55,36
2. Tali, bibit & pelampung 14 25,00
3. Tali 6 10,71
4. Tali dan dana 2 3,57
5. Tali, bibit & dana 1 1,79
6. Dana 2 3,57
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Ada beberapa jumlah bantuan yang diterima oleh kelompok dari pihak ketiga.
Kelompok yang menerima bantuan tersebut dalam bentuk tali dan bibit
sebanyak 31 orang (55,36%), dalam bentuk tali, bibit dan pelampung
sebanyak 14 orang (25,00%), hanya memperoleh tali sebanyak 6 orang
(10,71%), tali dan dana sebanyak 2 orang (3,57%), tali, bibit dan dana
sebanyak 1 orang (1,79%), memperoleh dana sebanyak 2 orang (3,57%).
Hal tersebut berarti bahwa pada umumnya kelompok menerima bantuan
dalam bentuk tali dan bibit.
Berikut ini kutipan wawancara dari saudara Hakim (41 tahun) seorang
pegawai KKP Kabupaten Takalar, sebagai berikut:
“Pemberian bantuan berupa uang tunai kadang disalahgunakan oleh pembudidaya rumput laut, bantuan tersebut biasanya dipergunakan bukan untuk proses budidaya rumput laut.”
2. Luas lahan pemanfaat dan pengguna DPM
Pemanfaat DPM adalah pembudidaya rumput laut dengan luas penguasaan
lahan yang berbeda. Luas lahan yang digunakan oleh kelompok sebagai
lahan tempat membudidayakan rumput laut berkisar antara satu sampai lebih
dari lima puluh hektar.
Ada 6 kisaran yang digunakan kelompok pembudidaya rumput laut sebagai
tempat mengelola DPM untuk mencapai hasil produksi yang memenuhi
harapan mereka. Luas lahan pembudidaya eliharaan bervariasi seperti pada
tabel 15 berikut:
Tabel 15. Kisaran luas lahan (hektar) yang digunakan responden
No. Uraian Jumlah
Responden (orang)
Persentase (%)
Kisaran luas lahan yang digunakan (hektar)
1. 1.0 - 10.0 40 71.43
2. 11.0 - 20.0 3 5.36
3. 21.0 - 30.0 1 1.79
4. 31.0 - 40.0 5 8.93
5. 41.0 - 50.0 3 5.36
6. Lebih dari 50 4 7.14
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Luas lahan yang yang paling banyak digunakan kelompok pembudidaya
rumput laut adalah kisaran 1,0–10,0 hektar sebanyak 40 orang (71,43%).
Selanjutnya berturut-turut kisaran 31,0–40,0 hektar sebanyak 5 orang
(8,93%), kisaran lebih dari 50 hektar sebanyak 4 orang (7,14%), kisaran
11,0–20,0 hektar sebanyak 3 orang (5,36%), kisaran 41,0–50,0 hektar
sebanyak 3 orang (5,36%), dan terakhir kisaran 21,0–30,0 hektar (1,79%)
hanya 1 orang.
Kefektifan dari efisiensi penggunaan lahan yang dimilki oleh pembudidaya
rumput laut yang menerima bantuan DPM umumnya memiliki luas lahan
kurang lebih 50 bentangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekartawi
(1993) yang menyatakan bahwa bukan berarti luas lahan pembudidaya
rumput laut semakin efisien lahan tersebut. Bahkan lahan yang sangat luas
dapat terjadi inefisiensi yang disebabkan oleh kurangnya pengawasan,
terbatasnya tenaga kerja, dan terbatasnya persediaan modal untuk
membiayai usaha tersebut.
3. Peningkatan Bentangan
Manfaat DPM bagi pembudidaya rumput laut adalah adanya peningkatan
skala usaha. Peningkatan tersebut terlihat dari adanya perubahan jumlah
bentangan tempat menggantung bibit rumput laut. Adanya peningkatan
jumlah bentangan menunjukkan adanya dampak positif dari bantuan modal
bagi pembudidaya rumput laut. Jumlah peningkatan jumlah bentangan tali
tempat membudidayakan rumput laut seperti pada tabel 16.
Tabel 16. Jumlah peningkatan bentangan tali tempat membudidayakan rumput laut setelah memperoleh DPM
No. Uraian Jumlah
Responden (orang)
Persentase (%)
Jumlah peningkatan bentangan tali setelah DPM
1 11 sampai 20 23 41.07
2 21 sampai 30 17 30.36
3 31 sampai 40 6 10.71
4 41 sampai 50 7 12.50
5 lebih dari 50 3 5.36
Jumlah 56 100
Pada tabel di atas terlihat bahwa peningkatan jumlah bentangan antara
kelompok satu dengan lainnya berbeda. Peningkatan jumlah bentangan
terbanyak ada pada kisaran 11 sampai 20 bentangan sebanyak 23 orang
(41,07%), kisaran 21 sampai 30 bentangan sebanyak 17 orang (30,36%),
kemudian berturut-turut 41 sampai 50 bentangan sebanyak 7 orang
(12,50%), 31 sampai 40 bentangan sebanyak 6 orang (10,71%), dan terakhir
lebih dari 50 bentangan sebanyak 3 orang (5,36%).
Rata-rata peningkatan produksi setelah mendapat bantuan DPM.
4. Peningkatan rata-rata peningkatan produksi
Peningkatan jumlah bentangan akan meningkatkan pula jumlah produksi
rumput laut. Rata-rata peningkatan produksi rumput laut setelah bantuan
modal DPM berkisar mulai dari kurang dari 50 kg sampai lebih dari 200 kg.
Persentase tertinggi peningkatan produksi rumput laut dan kisarannya dapat
dilihat pada tabel 17.
Tabel 17. Kisaran dan rata-rata peningkatan produksi rumput laut setelah mendapat bantuan DPM.
No. Uraian Jumlah
Responden (orang)
Persentase (%)
Rata-rata peningkatan produksi setelah DPM (kg)
1. Kurang dari 50 40 71,43
2. 51 – 100 4 7,14
3. 101 – 150 3 5,36
4. 151 – 200 6 10,71
5. lebih 200 3 5,36
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Rata-rata peningkatan produksi setelah mendapat bantuan DPM tertinggi
adalah kisaran kurang dari 50 kg sebanyak 40 orang (71,43%). Rata-rata
peningkatan produksi selanjutnya ada pada kisaran 151 – 200 kg sebanyak 6
orang (10,71%), kemudian kisaran 51 – 100 kg sebanyak 4 orang, dan lebih
dari 200 kg sebanyak 3 orang (5,36%), dan rata-rata peningkatan ada pada
kisaran 101 – 150 kg 3 orang (5,36%).
Pencatatan penyaluran bantuan DPM.
H. Tanggapan kepuasan responden terhadap DPM
Jika dihubungkan dengan tingkat kepuasan, maka tabel 12 dapat memberi
informasi secara umum tentang tanggapan dari setiap responden. adapun
tingkat kepuasan responden terhadap DPM dapat dilihat pada tabel 18
berikut:
Tabel 18. Tanggapan kepuasan responden terhadap DPM
No. Uraian Pilihan
Responden (orang)
Persentase (%)
Tanggapan kepuasan terhadap bantuan:
1. Puas 23 41.07
2. Tidak puas 33 58.93
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Pada tabel 18 di atas terlihat bahwa tingkat kepuasan kelompok
pembudidaya terhadap bantuan yang diterima adalah berbeda. Ada
sebanyak 23 orang (41.07%) menyatakan puas terhadap bantuan yang
diterima, namun yang menyatakan tidak puas jumlahnya lebih besar yaitu 33
orang (58,93%). Adapun alasan mengapa penerima tidak puas antara lain
adalah:
- Kelompok menginginkan bantuan dalam bentuk uang.
- Kelompok pembudidaya menginginkan agar penyediaan bibit
dibeli dari hasil budidaya kelompok itu sendiri.
- Kelompok pembudidaya menginginkan semua bantuan yang
disalurkan berupa tali saja.
I. Saran dan kritik responden
Untuk mengetahui keinginan responden, serta ungkapan-ungkapan lainnya
dalam pelaksanaan program DPM, dapat dilihat dari kritik dan saran yang
ditampilkan pada tabel 19 berikut:
Tabel 19. Saran dan kritik responden terhadap program DPM
No. Uraian Pilihan
Responden (orang)
Persentase (%)
Saran dan kritik:
1. Bantuan ditingkatkan/ditambah 25 44.64
2. Penyaluran dipercepat 10 17.86
3. Ada alat lain (mesin dan perahu) 10 17.86
4. Bantuan kebutuhan prioritas 11 19.64
Jumlah 56 100
Sumber: Data primer Tahun 2013
Ada empat kelompok besar saran dan kritik yang disampaikan oleh
kelompok pembudidaya rumput laut. Kelompok terbesar sebanyak 25 orang
(44,64%) adalah kelompok yang menyarankan agar bantuan ditingkatkan
atau ditambah. Selanjutnya kelompok yang memberi saran dan kritik tentang
bantuan kebutuhan prioritas sebanyak 11 orang (19,64%). Sedangkan
penyaluran bantuan yang dipercepat dan ada bantuan peralatan lain seperti
mesin dan perahu ada di peringkat selanjutnya masing-masing sebanyak 10
orang (17,86%).
15. Ketepatan waktu, jumlah dan sasaran penyaluran DPM di Kabupaten
Takalar.
Waktu yang dibutuhkan mulai proposal sampai pelaksanaan penyaluran
kepada kelompok memerlukan waktu satu sampai tiga bulan. Waktu ini
menurut kelompok sangat lama sehingga perlu dirancang ulang antara
pemasukan proposal, kondisi lokasi budidaya dan kesiapan bibit dan
kelompok pembudidaya rumput laut.
Penyaluran yang dilakukan oleh pemerintah harus dilakukan setelah adanya
penetapan pihak ketiga. Proses penetapan pihak ketiga yang bertanggung
jawab menyalurkan bantuan memerlukan waktu, sehingga sering terjadi
antara waktu penyaluran dan kesiapan pembudidaya rumput laut di lokasi
tidak sejalan.
Pada aspek ketepatan sasaran, pada umumnya kelompok menyatakan puas
terhadap penyaluran bantuan DPM. Tetapi ada bebrapa kelompok yang
mendapatkan bantuan DPM bukan pembudidaya rumput laut, Diantaranya:
Nelayan, Wiraswasta, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga sehingga penyaluran
bantuan kurang efektif. Bantuan DPM dalam bentuk tali, dan bibit telah
ditetapkan jumlahnya untuk setiap kelompok. Dari aspek jumlah, kelompok
memperoleh sesuai dengan nilai yang ditentukan. Jumlah bantuan DPM
bagi kelompok bukanlah masalah serius, namun bentuk bantuan yang
banyak dikeluhkan karena bantuan berbentuk tali, dan bibit yang disetujui.
Ada beberapa kelompok yang memperoleh dana, yaitu bagi kelompok yang
tidak mendapat bibit dari phak ketiga. Bagi kelompok, yang diperoleh dalam
bentu uang dianggap masih kurang jika ingin meningkatkan atau
mengembangkan produksi lebih baik lagi.
a. Tepat Jumlah
Salah satu indikator yang dapat dipakai untuk mengetahui ketepatan jumlah
bantuan program dengan menggunakan analisis data deskriptif. Hasil
analisis deskriptif menunjukkan bahwa jumlah penerima bantuan dana
maupun peralatan efisien terhadap keberhasilan budidaya dan
pengembangan distribusi hasil budidaya rumput laut. Namun, tidak terlalu
diproritaskan dibandingkan dengan faktor penunjang lainnya karena faktor
yang lainnya lebih penting untuk mendukung keberhasilan budidaya rumput
laut pada kelompok pembudidaya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh jumlah bantuan
yang diberikan dari program DPM belum sesuai dengan yang diharapkan
oleh pembudidaya rumput laut E. cotonii. Hal ini dibuktikan dengan masih
adanya perbedaan jenis bantuan antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya.
b. Tepat Waktu
Ketepatan waktu dalam pemberian program bantuan dari DPM kepada
pembudidaya rumput laut sangat erat kaitannya dengan keberhasilan
budidaya rumput laut. Salah satu contoh ikatan tersebut adalah pemberian
bantuan dari program pemerintah yang memberikan bantuan kepada
pembudidaya berupa bibit rumput laut, merupakan salah satu indikator
utama dalam usaha budidaya rumput laut. Pemberian program bantuan dari
program pemerintah dilakukan pada saat pembudidayaan rumput laut
membutuhkan bibit sesuai dengan jumlah bibit yang dibutuhkannya hingga
batas jumlah bibit sesuai dengan program tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh ketidak tepatan waktu
pemberian bantuan karena tidak sesuai dengan waktu pengajuan proposal.
Hal ini menunjukkan bahwa jangka waktu pemberian atau penyaluran
bantuan kepada pembudidaya rumput laut dianggap tidak efektif.
c. Tepat Sasaran
Salah satu upaya untuk tercapainya tujuan pemberian program bantuan
DPM adalah pemberian bantuan tersebut tepat sasaran bagi pembudidaya
rumput laut yang sangat membutuhkan pengembangan usaha budidaya
rumput laut. Namun mereka memiliki keterbatasan dalam masalah dana.
Oleh karena itu sangat diperlukan hubungan kerjasama antara pemerintah
dengan pembudidaya rumput laut dalam mencapai ketepatan sasaran
program tersebut. Sasaran utama program bantuan DPM adalah
pembudidaya rumput laut yang kurang mampu.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
pemberian program bantuan tersebut tidak hanya ditujukan bagi masyarakat
pembudidaya akan tetapi ada pula masyarakat pesisir yang bergerak
sebagai wiraswasta yang mendapatkan bantuan DPM. Oleh karena itu, untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih dalam pemberian sasaran program
bantuan ini sangat diperlukan ketelitian dan monitoring secara terus menerus
oleh pendamping dengan pemerintah setempat yang berada pada kabupaten
Takalar.
Salah satu syarat sasaran penerima program bantuan ini adalah
pembudidaya rumput laut namun ada beberapa kelompok yang bergerak di
bidang Wiraswasta, Buruh, Nelayanan dan Ibu Rumah Tangga yang telah
mendapatkan bantuan DPM. Indikator yang digunakan untuk mengetahui
bahwa sasaran penerima bantuan program efektif atau tidaknya dalam
optimalisasi penyaluran bantuan DPM yaitu melalui hasil wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh alternatif
kebijakan program bantuan DPM untuk menjawab solusi peningkatan
pendapatan pembudidaya rumput laut secara keseluruhan pada faktor
modal. Namun, salah satu hal yang harus diproritaskan dan masing-masing
penunjang keberhasilan, program bantuan tersebut adalah monitoring
sasaran bantuan, karena berdasarkan hasil wawancara dari kelompok
pembudidaya rumput laut yang menerima bantuan DPM mengungkapkan
bahwa ada Kelompol yang bukan pembudidaya rumput laut mendapbantuan
DPM.
Mekanisme penyaluran bantuan DPM bagi sebagian besar kelompok
menyatakan bahwa sistem penyaluran yang ada saat ini sudah sesuai
dengan keinginan mereka, yaitu kebutuhan yang tertuang di dalam proposal
segera disalurkan kepada kelompok melalui ketua kelompok masing-masing.
Hal ini berarti bahwa mekanisme penyaluran bantuan DPM perlu
dipertahankan atau tetap diberlakukan untuk pelaksanaan yang akan datang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Mekanisme penyaluran bantuan Dana Penguatan Modal (DPM)
bagi pembudidaya rumput laut ditetapkan berdasarkan penilaian
kelayakan kelompok mulai ditingkat Kabupaten ke Provinsi, sebelum
diserahkan kepada pihak ketiga untuk menerima bantuan DPM.
2. Bantuan DPM yang disalurkan kepada kelompok oleh pihak
ketiga belum tepat jumlah dan belum tepat waktu. Namun dari aspek
ketepatan sasaran sudah menunjukkan cukup sesuai.
3. Untuk mengoptimalkan bantuan DPM dalam upaya
peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut maka perlu
adanya pendampingan aktif. Selain itu, pihak ketiga sebagai wakil
pemerintah dapat menyalurkan bantuan tepat waktu, tepat sasaran,
dan tepat jumlah.
B. Saran
1. Pihak ketiga sebagai wakil pemerintah yang bertanggung jawab
pada pengadaan dan penyaluran bantuan perlu memperhatikan
kesesuaian antara waktu penyaluran dengan kondisi perairan yang
optimal untuk melakukan pembudidayaan rumput laut.
2. Penyaluran DPM perlu ditingkatkan, terutama jumlah bantuan
dalam bentuk tali dan bibit. Selain itu, perlu adanya bantuan dana dari
pihak pemerintah untuk memberi kesempatan kepada kelompok
memilih jenis bibit yang sesuai dengan kondisi perairan.
3. Perlu penelitian lanjutan tentang bentuk bantuan DPM
sehingga dapat meningkatkan produksi rumput laut bagi kelompok
pembudidaya di Kabupaten Takalar.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Gary & Philip, Kotler (1996) Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa. Anderson. 2000. Effect of Level and Duration Suplemantary Light on Development of Chrysanthemum. Hort. Abstract. 61(92): 148-155.
Anonim, 2007.Penyaluran dan Pemanfaatan Dana Penguatan Modal (DPM) Bagi Pembudidaya Ikan Skala Kecil melalui Mekanisme Pinjaman dengan Pola Penjaminan. Direktoral Jenderal Perikanan Budidaya. Direktorat Usaha Budidaya. Jakarta. Anonim, 2007. Statistik Kelautan dan Perikanan Tahun 2006. Departemen Kelautan dan Perikanan RI, Jakarta. Anonim,2009. Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bantaeng Tahun 2009. Bantaeng. Ardiyos. 2004.Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima. Aslan, L.M., 1998. Budidaya Rumput laut.Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Hal 20-43. Atmaja, W. S. Kadi, A., Sulistijo, dan Satari, R., 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia, Puslitbang Oseonologi LIPI, Jakarta. Alexander Sindoro dan Benyamin Molan, Prenhalindo, Jakarta.Ditjenkan Budidaya.2001.Teknologi Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Balai Budidaya Laut Lampung. Departemen Kelautan dan Perikanan.Jakarta hal. 3. Bennett, P.d. 1988. Disctionary of Marketing Terms. New York : The American Marketing Association. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan. 2008. Laporan Tahunan 2008. Makassar. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2007. Penyaluran Dan Pemanfaatan Dana Penguatan Modal (DPM) Bagi Pembudidaya Ikan Skala Kecil. Direktorat Usaha Budidaya. Jakarta. Dirjen P2HP DKP,2009. KEP.08/DJ-P2HP/2009, Penetapan Kabupaten Bantaeng Sebagai Lokasi Pengembangan Sentra Pengolahan Rumput Laut. Jakarta. Direktorat Bina Usaha Budidaya, 2004. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta. Doty, Maxwell S. 1987. The Production and Use of Euchema. In Doty, M.S., Caddy, J.F., & Santelices, B. (Eds.) Case Studies of Seven Commercial Seaweed Resources. FAO Fisheries Tech. Pap 281:45-56. Effendie, M. I., 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 157 Halaman. Gunawan, L. W. 1987. Teknik Kultur In Vitro Dalam Holtikultura. Penebar Swadaya. Jakarta. 115 hlm. Haeruman. 2001. Kemitraan dalam pengembangan ekonomi lokal. Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota. Jakarta. Hendrajat, E. A. 2008. Pertumbuhan Rumput Laut Gracillaria verrucosa Pada Dosis Saponin Yang Berbeda Dalam Bak Terkontrol. Seminar Nasional Kelautan IV. Surabaya. Hlm 4. Johnson, G., Scholes, K., & Sexty, R.M., (1989), Exploring Strategic Management, Scarborough, Ontario: Prentice Hall.
Kotler, Philip (1999).Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Edisi 11, Jilid 1, Diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Rusli, Prenhalindo, Jakarta. Kotler, Philip. (2000). Marketing Management: Edisi Milenium, International Edition. Prentice Hall International. Inc. New Jersey. Made.S, Amiluddin dan Fatmawati.Analisis keuntungan Usaha Budidaya Rumput laut (Euchema Cottonii) Melalui Pola Kemitraan Dengan Koperasi di Kabupaten Pinrang.Jurnal Ponggawa,Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Vol 2,No 2, 2005. Universitas Hasanuddin.Makassar. Pasaribu, A.M.,Tamamma M.Y.,Syurkati A.R.,2004.Studi Pengembangan Ekspor Rumput Laut (Euchema Cottonii) (Studi Kasus pada PT.Bantimurung Indah).Jurnal Ponggawa, Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Vol 1 no 2,2004. Universitas Hasanuddin. Patadjai, R., S. 2007. Pertumbuhan Produksi dan Kualitas Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty pada Berbagai Habitat Budidaya yang Berbeda. Program Pascasarjana. Universitas Hasanuddin. Makassar. 307 hal. Purwaningtyas, S., 2007. Program Dana Penguatan Modal Perikanan di Kabupaten Sleman Studi Untuk Merumuskan Alternatif Kelembagaan Penyaluran Dana Penguatan Modal. Program Pascasarjana. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Rangkuti (2005).Analisis SWOT, Teknik membedah kasus Bisnis,Cetakan ke-12. Jakarta. Rosmiati, Suryati, E dan Tenriulo, A. 2005. Sterilisasi Eksplan Pada Kultur Jaringan Rumpuit Laut Kappaphycus alvarezii. Makalah BRPBAP Maros, Sulawesi Selatan. 9 Hlm. Swasta, Basu.2006. Azas-azas Marketing. Liberty. Yogyakarta. Syarif,M. 2009. Analisis Strategi Peningkatan Produksi dan Pemasaran Rumput Laut Gracillaria sp di Kabupaten Bone.Tesis.program ilmu-ilmu perikanan pascasarjana Universitas Hasanuddin,Makassar. Yulianto, A.A., 2006, Fundamental Of Financial Management. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta :Salemba Empat. Yusnita, 2003.Kultur Jaringan. Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Agromedia Pustaka. Jakarta. 80 hlm.
Lampiran-lampiran
Lampiran 1
Peta Zonasi Kabupaten Takalar
No Nama Responden Pekerjaan Desa Kec. P1
1 Abd. Malik Dg. Ngalle Nelayan Takalar Mappasunggu Dinas
2 Pabgerang Nelayan Takalar Mappasunggu Dinas
3 Pattawang Petani RL Punaga Mangarabombang Dinas
4 Siara Petani RL Punaga Mangarabombang Kades
5 Janeng Petani RL Punaga Mangarabombang Kades
6 Lawia Petani RL Punaga Mangarabombang Kades
7 Nasir Dg Ruppa Nelayan Takalar Mappasunggu Dinas
8 Zainuddin Buruh Takalar Mappasunggu Dinas
9 Maliang Petani RL Punaga Mangarabombang Kelompok
10 Dekkeng Petani RL Punaga Mangarabombang Dinas
11 A. Dg. Bella Petani RL Lagaruda Sanrobone Dinas
12 Tajuddin Petani RL Punaga Mangarabombang Kelompok
13 Aliming Petani RL Punaga Mangarabombang Dinas
14 Sakia Petani RL Punaga Mangarabombang Kelompok
15 Abd. Jalil Petani RL Punaga Mangarabombang Dinas
16 Sala Petani RL Punaga Mangarabombang Kelompok
17 Serang Petani RL Punaga Mangarabombang Dinas
18 Barangia Petani RL Punaga Mangarabombang Dinas
19 Sinja Petani RL Punaga Mangarabombang Kelompok
20 muh. Hasan Wiraswasta Punaga Mangarabombang Kades
21 Baharuddin Petani RL Punaga Mangarabombang Dinas
22 Dg. Mabi Aeng Batu-batu Galesong Utara Kelompok
23 Muji Aeng Batu-batu Galesong Utara
24 Dg. Tayang Aeng Batu-batu Galesong Utara
25 S. Dg. Nai Aeng Batu-batu Galesong Utara
26 Subair Dg. Sitaba Aeng Batu-batu Galesong Utara
27 Irvan Dg. Bani Aeng Batu-batu Galesong Utara Kelompok
28 Nambung Dg Ngemba Lagaruda Sanrobone Dinas
29 A. Dg. Ngunjung Petani RL Ujung Baji Sanrobone Kelompok
30 Iwan Dg. Ngunjung Petani RL Ujung Baji Sanrobone Kelompok
31 Dg. Tarru Petani RL Ujung Baji Sanrobone Kelompok
32 Neti Petani RL Ujung Baji Sanrobone Kelompok
33 S. Dg Malo Petani RL Ujung Baji Sanrobone Kelompok
34 Suhardi Nelayan Ujung Baji Sanrobone
35 K. Dg. Tajang Nelayan Ujung Baji Sanrobone
36 Hasmuddin Tajang Ujung Baji Sanrobone Dinas
37 Baso Dg. Nassa Nelayan Ujung Baji Sanrobone
38 Hasan Dg. Lewa Lagaruda Sanrobone Dinas
39 Muahammad Dg. Kulle Nelayan Lagaruda Sanrobone Kades
40 Hasanuddin Dg. Nelayan Lagaruda Sanrobone Kades
Ngopo
41 Bahctiar Dg. Jalling Petani RL Ujung Baji Sanrobone Kelompok
42 I Dg. Nyomba Nelayan Ujung Baji Sanrobone
43 M. Dg. Siama Petani RL Ujung Baji Sanrobone Dinas
44 T. Dg. Ngopa Nelayan Ujung Baji Sanrobone
45 Rinal Nelayan Ujung Baji Sanrobone
46 Patima Dg. Minne URT Lagaruda Sanrobone Kades
47 Ibrahim Dg. Ngoyo Nelayan Lagaruda Sanrobone Kades
48 Bombong Dg. Jipa Petani RL Lagaruda Sanrobone Dinas
49 Sina Umar Petani RL Ujung Baji Sanrobone Dinas
50 Dg. Sibali Petani RL Ujung Baji Sanrobone Dinas
51 Jamaluddin Sutte Petani RL Lagaruda Sanrobone Kades
52 Wahab Dg. Habo Nelayan Lagaruda Sanrobone Dinas
53 R. Dg. Beta Nelayan Lagaruda Sanrobone Dinas
54 Hafid Dg. Ngeppe Nelayan Lagaruda Sanrobone Kades
55 Beta Mayang Nelayan Lagaruda Sanrobone Kades
56 Rabasiah URT Lagaruda Sanrobone Kades
Lampiran 2
Data Responden Penerima Dana Penguatan Modal (DPM)
Responden
Pertanyaan 1 2 3 4 5
Nama Abd. Malik Dg. Ngalle Pabgerang Pattawang Siara Janeng
Pekerjaan Nelayan Nelayan Petani RL Petani RL Petani RL
Desa Takalar Takalar Punaga Punaga
Kec. Mappasunggu Mappasunggu Mangarabombang Mangarabombang Mangarabombang
P1 Dinas Dinas Dinas Kades Kades
P2 Dinas Dinas Kades Kades Kades
P3 3 3 1 1 1
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
P5 Baik Baik Baik Baik
P6 5 Rol tali & bibit
5 Rol tali &
bibit 140 140
P7 Tidak Tidak Ya Ya Ya
P8 Tidak Ya Ya Ya Ya
P9 Tidak Tidak Ya Tidak Tidak
P10 Baik Baik
Sgt
mnguntungkan Baik Baik
P11 Tidak ada
Tidak
membantu
Produksi
Supaya modal
ditambah
P12 Lokasi budidaya
Lokasi
budidaya Ke Petani RL Lokasi budidaya Lokasi budidaya
P13 Tidak Tidak Tidak Ya Ya
P14 Langsung lokasi Langsung pakai Baik Baik
P15 Dibagi ke anggota
Dibagi ke
anggota Baik Baik
P16 Kelompok Langsung
Satu orang
dipanggil
Satu orang
dipanggil
P17 Di Lahan Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya Kantor desa
Di Lahan
Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya
P18 Ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
P19 Tali dan Bibit Tali dan Bibit
Tali, bibit &
pelampung Tali Tali
P20 Ya Ya Ya Ya Ya
P21 20 X 100 21 X 100 60 are 3 are 3 are
P22 50 50 250 100 100
P23 70 100 300 80 150
P24 2000 200 150 kg/bln 200 150
P25 2500 300 200 kg/bln 100 200
Lampiran 3
Responden
6 7 8 9 10 11
Lawia Nasir Dg Ruppa Zainuddin Maliang Dekkeng
A. Dg.
Bella
Petani RL Nelayan Buruh Petani RL Petani RL Petani RL
Punaga Takalar Takalar Punaga Punaga Lagaruda
Mangarabombang Mappasunggu Mappasunggu Mangarabombang Mangarabombang Sanrobone
Kades Dinas Dinas Kelompok Dinas Dinas
Kades Dinas Dinas Kades Dinas Kelompok
2 3 3 2 1 2
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
Baik Baik Baik Baik
Dpt membantu
msyrt kecil
3 rol tali & 100kg
bibit 3 rol tali 5 rol tali & bibit
3 rol tali & 100kg
bibit
Ya Tidak Tidak Ya Tidak
Ya Tidak Tidak Ya Tidak
Ya Tidak Tidak Ya Ya
Senang Baik Baik Senang
Sgt
membantu
Bantuan spy ada
lagi
Tidak membantu
produksi Tidak ada
Bantuan spy ada
lagi
Penyaluran
dipercepat
Lokasi budidaya Lokasi budidaya Lokasi budidaya Lokasi budidaya
Ke
Anggota
klpk
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Tidak Langsung pakai Tidak
Kelompok Dibagi ke anggota Langsung Kelompok Baik
Ketua Kelompok Langsung Kelompok Ketua Kelompok Baik
Di Lahan
Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya Kantor desa
Tidak ada Ada Ada Tidak ada Ada
Tali dan bibit Tali Tali dan bibit Tali dan bibit
Tali, bibit &
pelampung
Ya Ya Ya Ya Ya
20 meter 20 x 100 20 x 100 30 meter 4o are
100 50 20 250 275 50
130 70 50 290 315 105
200 100 100 200 150 kg/bln
250 150 20 250 200 kg/bln
Responden
12 13 14 15
Tajuddin Aliming Sakia Abd. Jalil
Petani RL Petani RL Petani RL Petani RL
Punaga Punaga Punaga Punaga
Mangarabombang Mangarabombang Mangarabombang Mangarabombang
Kelompok Dinas Kelompok Dinas
Kelompok Dinas Kades Dinas
1 1 2 2
Tidak Tidak Tidak Tidak
Baik/ dpt membantu msyrt
kecil Bagus
Bisa membantu
kebutuhan
perekonomian
4 rol & 9 ikat tali
1 ton bibit, 25 rol tali 4 &
3 rol tali 8 3 rol tali & bibit 3 rol tali & bibit
Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya
Tidak Ya Ya Ya
Baik
Sgt membantu
mendapatkan hsl yg lebih
baik Senang Senang
Ditingkatkan & berlanjut
Spy lebih diutamakan pd
kebutuhan prioritas usulan Bantuan spy ada lagi Bantuan spy ada lagi
Lokasi budidaya Anggota klpk Lokasi budidaya Lokasi budidaya
Tidak Tidak Tidak Tidak
Dibagi ke anggota Tidak Tidak
Merata di seluruh anggota Kelompok Kelompok
per kelompok
Dicatat kepembukuan &
dibagi ke anggota Ketua kelompok Ketua kelompok
Di Lahan Pembudidaya Kantor desa Di Lahan Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tali Tali, pelampung & bibit Tali dan bibit Tali dan bibit
Ya Ya Ya Ya
60 are 20 meter 20 meter
50 215 150 130
100 320 170 170
180 300 kg/bln 200 200
250 400 kg/bln 300 300
Responden
16 17 18
Sala Serang Barangia
Petani RL Petani RL Petani RL
Punaga Punaga Punaga
Mangarabombang Mangarabombang Mangarabombang
Kelompok Dinas Dinas
Kades Dinas Dinas
2 1 1
Tidak Tidak Tidak
Bagus Sgt baik
4 rol tali & bibit Tali & bibit
Ya Ya Tidak
Ya Ya Tidak
Ya Ya Ya
Senang sgt memuaskan sgt bermanfaat
Bantuan spy ada lagi Lebih banyak bantuan pengadaan barang Tambah lg bantuan tali, perahu & mesin
Lokasi budidaya Ke Anggota klpk Ke Anggota klpk
Tidak Ya Ya
Tidak Dlm bentuk pembukuan Dlm bentuk pembukuan
Kelompok Merata di seluruh anggota Merata di seluruh anggota
Ketua kelompok Sec. merata Sec. merata
Di Lahan Pembudidaya Kantor desa Kantor desa
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tali dan bibit P Tali dan bibit
Ya Ya Ya
15 meter
50 200 150
80 260 200
150 200
200 250
Responden
28 29 30 31 32
Nambung Dg
Ngemba A. Dg. Ngunjung Iwan Dg. Ngunjung Dg. Tarru Neti
Petani RL Petani RL Petani RL Petani RL
Lagaruda Ujung Baji Ujung Baji Ujung Baji Ujung Baji
Sanrobone Sanrobone Sanrobone Sanrobone Sanrobone
Dinas Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Kelompok Kades Kades Kelompok Kades
2 3 2 3 3
Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Baik Baik Baik Baik
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Tidak Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Tidak Ya Ya
Baik Baik Baik Baik
Salurkan bantuan
dgn segera Lanjutkan bantuan Lanjutkan bantuan Lanjutkan bantuan
Lanjutkan
bantuan
Lokasi budidaya Lokasi budidaya Lokasi budidaya Lokasi budidaya Lokasi budidaya
Tidak Tidak Tidak Tidak
Baik Merata di seluruh anggota Merata di seluruh anggota
Merata di seluruh
anggota
Merata di seluruh
anggota
Baik Langsung ke anggota Langsung ke anggota Langsung ke anggota
Langsung ke
anggota
Di Lahan
Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya
Ya Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tali dan bibit Tali dan bibit Tali dan bibit Tali dan bibit
Ya Ya Ya Ya
200 m 200 m
Responden
33 34 35 36
S. Dg Malo Suhardi K. Dg. Tajang Hasmuddin Tajang
Petani RL Nelayan Nelayan
Ujung Baji Ujung Baji Ujung Baji Ujung Baji
Sanrobone Sanrobone Sanrobone Sanrobone
Kelompok Dinas
Kades Kades
3 2
Tidak Tidak Tidak Tidak
Baik
Sgt membantu menambah
penghasilan Sgt membantu Baik
Tidak Ya Ya Tidak
Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya
Baik Sgt membantu Sgt membantu Baik
Lanjutkan bantuan
Kalau bisa bantuan berupa
perahu Kalau bisa bantuan berupa perahu Lanjutkan bantuan
Lokasi budidaya Lokasi budidaya Lokasi budidaya Lokasi budidaya
Tidak Tidak
Sec. perorangan dg diawasi
ketua klpk
Sec. perorangan dg diawasi ketua
klpk
Merata di seluruh anggota Sec. langsung Sec. langsung
Merata di seluruh
anggota
Langsung ke anggota Langsung ke anggota
Di Lahan Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tali dan bibit Tali dan bibit Tali dan bibit Tali dan bibit
Ya Ya Ya Ya
200 m 3 are 3 are 1.5 ha
50
75
100
150
Responden
37 38 39 40 41
Baso Dg. Nassa Hasan Dg. Lewa Muahammad Dg. Kulle
Hasanuddin Dg.
Ngopo Bahctiar Dg. Jalling
Nelayan Nelayan Nelayan Petani RL
Ujung Baji Lagaruda Lagaruda Lagaruda Ujung Baji
Sanrobone Sanrobone Sanrobone Sanrobone Sanrobone
Dinas Kades Kades Kelompok
Kelompok Dinas Dinas Kades
2 3 3 3
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Sgt membantu
menambah
penghasilan Baik Baik Baik
Berbentuk barang Berbentuk barang
Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Ya Tidak Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya Ya
Sgt membantu Bagus bila cepat cair Baik Baik Baik
Kalau bisa bantuan
berupa perahu
Lebih cepat lebih
baik Lanjutkan bantuan
Lanjutkan
bantuan Lanjutkan bantuan
Lokasi budidaya ke setiap anggota ke setiap anggota ke setiap anggota ke setiap anggota
Tidak Ya Tidak Tidak Tidak
Sec. perorangan dg
diawasi ketua klpk
Sec. langsung Baik
Merata di seluruh
anggota
Merata di seluruh
anggota
Merata di seluruh
anggota
Baik Dibagi rata Dibagi rata Dibagi rata
Di Lahan
Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya
Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tali dan bibit
Tali, pelampung dan
bibit
Tali, pelampung
dan bibit Tali dan bibit
Ya Ya Ya Ya Ya
5 are 20 x 70 20 x 70
Responden
42 43 44
I Dg. Nyomba M. Dg. Siama T. Dg. Ngopa
Nelayan Petani RL Nelayan
Ujung Baji Ujung Baji Ujung Baji
Sanrobone Sanrobone Sanrobone
Dinas
Dinas
3
Tidak Tidak Tidak
Sgt membantu menambah penghasilan Sgt membantu menambah penghasilan
Sgt membantu menambah
penghasilan
Uang 5 jt
Ya Ya Ya
Ya Ya Ya
Ya Ya Ya
Sgt membantu Baik Sgt membantu
Kalau bisa bantuan berupa perahu Tidak ada
Kalau bisa bantuan berupa
perahu
Lokasi budidaya Lokasi budidaya
Tidak Ya Tidak
Sec. perorangan dg diawasi ketua klpk
Sec. perorangan dg diawasi
ketua klpk
Sec. langsung Sec. langsung
Pemberian berupa barang
Di Lahan Pembudidaya Di Dinas Di Lahan Pembudidaya
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tali dan bibit Tali, bibit & uang Tali dan bibit
Ya Ya Ya
1 are 50 x 150 1 are
Responden
45 46 47 48
Rinal Patima Dg. Minne Ibrahim Dg. Ngoyo Bombong Dg. Jipa
Nelayan URT Nelayan Petani RL
Ujung Baji Lagaruda Lagaruda Lagaruda
Sanrobone Sanrobone Sanrobone Sanrobone
Kades Kades Dinas
Dinas Dinas Kelompok
3 3 1
Tidak Tidak Tidak Tidak
Sgt membantu menambah
penghasilan Baik Baik
Membantu dlm
pengembangan usaha
Berbentuk barang Berbentuk barang Uang 280 rb
Ya Tidak Tidak Ya
Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya
Sgt membantu Baik Baik Membantu petani
Kalau bisa bantuan berupa
perahu Program dilanjutkan Program dilanjutkan
Agar tetap dijalankan
& dikembangkan
Lokasi budidaya ke setiap anggota ke setiap anggota ke setiap anggota
Tidak Tidak Tidak Tidak
Sec. perorangan dg diawasi
ketua klpk
Sec. langsung Merata di seluruh anggota Merata di seluruh anggota
Pemberian berupa barang Dibagi rata Dibagi rata
Di Lahan Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya
Di Lahan
Pembudidaya
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tali dan bibit Tali, pelampung & bibit Tali, pelampung & bibit Dana & peralatan
Ya Ya Ya Ya
4 are 15 x 50 17 x 65
Responden
49 50 51 52
Sina Umar Dg. Sibali Jamaluddin Sutte Wahab Dg. Habo
Petani RL Petani RL Petani RL Nelayan
Ujung Baji Ujung Baji Lagaruda Lagaruda
Sanrobone Sanrobone Sanrobone Sanrobone
Dinas Dinas Kades Dinas
Kelompok Dinas Dinas Dinas
3 2 3 3
Tidak Ya Tidak Tidak
Baik tapi dananya msh sgt kurang Sgt membantu Baik Baik
2 jt sdgkan yg dibutuhkan minimal 200
bentang, 850 rb termasuk
perahu Uang 5 jt Berbentuk barang Berbentuk barang
Tidak Ya Tidak Tidak
Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya
ckp membantu tp msh minim Baik Baik Baik
lihat kebutuhan dlm proposal &
pemberian kurang tepat wkt Program dilanjutkan Program dilanjutkan
ke setiap anggota ke setiap anggota
Ya Ya Tidak Tidak
Dipergunax sesuai kebthx, menjaga &
memelihara
Merata di seluruh anggota Merata di seluruh anggota Merata di seluruh anggota
B'dsrkan kebthn petani Dibagi rata Dibagi rata
Di Lahan Pembudidaya Dinas Di Lahan Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tali, pelampung & bibit Sampan, tali & uang Tali, pelampung & bibit Tali, pelampung & bibit
Ya Ya Ya Ya
50 x 50 50 x 150 30 x 70 20 x 70
Responden
53 54 55 56
R. Dg. Beta Hafid Dg. Ngeppe Beta Mayang Rabasiah
Nelayan Nelayan Nelayan URT
Lagaruda Lagaruda Lagaruda Lagaruda
Sanrobone Sanrobone Sanrobone Sanrobone
Dinas Kades Kades Kades
Dinas Dinas Dinas Dinas
3 3 3 3
Tidak Tidak Tidak Tidak
Baik Baik Baik Baik
Berbentuk barang Berbentuk barang Berbentuk barang Berbentuk barang
Tidak Tidak Tidak Tidak
Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya
Baik Baik Baik Baik
Program dilanjutkan Program dilanjutkan Program dilanjutkan Program dilanjutkan
ke setiap anggota ke setiap anggota ke setiap anggota ke setiap anggota
Tidak Tidak Tidak Tidak
Merata di seluruh anggota Merata di seluruh anggota Merata di seluruh anggota Merata di seluruh anggota
Dibagi rata Dibagi rata Dibagi rata Dibagi rata
Di Lahan Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya Di Lahan Pembudidaya
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tali, pelampung & bibit Tali, pelampung & bibit Tali, pelampung & bibit Tali, pelampung & bibit
Ya Ya Ya Ya
20 x 60 20 x 70 20 x 70 17 x 50
Lampiran 4
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Desa
Pekerjaan \ Desa Takalar Punaga Lagaruda Aeng Batu-batu Ujung Baji Sum
Nelayan 3 0 7 0 6 16
% 0.05 0.00 0.13 0.00 0.11 0.29
Petani RL 0 15 3 0 9 27
% 0.00 0.27 0.05 0.00 0.16 0.48
Buruh 1 0 0 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 0 1 0 0 0 1
% 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.02
0 0 2 6 1 9
% 0.00 0.00 0.04 0.11 0.02 0.16
URT 0 0 2 0 0 2
% 0.00 0.00 0.04 0.00 0.00 0.04
Sum 4 16 14 6 16 56
% 0.07 0.29 0.25 0.11 0.29 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Kecamatan
Pekerjaan \ Kec. Mappasunggu Mangarabombang Sanrobone
Galesong
Utara Sum
Nelayan 3 0 13 0 16
% 0.05 0.00 0.23 0.00 0.29
Petani RL 0 15 12 0 27
% 0.00 0.27 0.21 0.00 0.48
Buruh 1 0 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 0 1 0 0 1
% 0.00 0.02 0.00 0.00 0.02
0 0 3 6 9
% 0.00 0.00 0.05 0.11 0.16
URT 0 0 2 0 2
% 0.00 0.00 0.04 0.00 0.04
Sum 4 16 30 6 56
% 0.07 0.29 0.54 0.11 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 1
Pekerjaan \ P1 Dinas Kades Kelompok Sum
Nelayan 5 5 0 6 16
% 0.09 0.09 0.00 0.11 0.29
Petani RL 12 4 11 0 27
% 0.21 0.07 0.20 0.00 0.48
Buruh 1 0 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 0 1 0 0 1
% 0.00 0.02 0.00 0.00 0.02
3 0 2 4 9
% 0.05 0.00 0.04 0.07 0.16
URT 0 2 0 0 2
% 0.00 0.04 0.00 0.00 0.04
Sum 21 12 13 10 56
% 0.38 0.21 0.23 0.18 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 2
Pekerjaan \ P2 Dinas Kades Kelompok Sum
Nelayan 10 0 0 6 16
% 0.18 0.00 0.00 0.11 0.29
Petani RL 10 12 5 0 27
% 0.18 0.21 0.09 0.00 0.48
Buruh 1 0 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 0 1 0 0 1
% 0.00 0.02 0.00 0.00 0.02
1 1 3 4 9
% 0.02 0.02 0.05 0.07 0.16
URT 2 0 0 0 2
% 0.04 0.00 0.00 0.00 0.04
Sum 24 14 8 10 56
% 0.43 0.25 0.14 0.18 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 3
Pekerjaan \ P3 1 bulan 2 bulan 3 bulan Sum
Nelayan 0 0 10 6 16
% 0.00 0.00 0.18 0.11 0.29
Petani RL 10 8 9 0 27
% 0.18 0.14 0.16 0.00 0.48
Buruh 0 0 1 0 1
% 0.00 0.00 0.02 0.00 0.02
Wiraswasta 1 0 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.02
0 3 2 4 9
% 0.00 0.05 0.04 0.07 0.16
URT 0 0 2 0 2
% 0.00 0.00 0.04 0.00 0.04
Sum 11 11 24 10 56
% 0.20 0.20 0.43 0.18 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 4 Pekerjaan \ P4 Tidak Ya Sum Nelayan 16 0 0 16
% 0.29 0.00 0.00 0.29 Petani RL 25 2 0 27
% 0.45 0.04 0.00 0.48
Buruh 1 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 1 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.02
4 1 4 9
% 0.07 0.02 0.07 0.16
URT 2 0 0 2
% 0.04 0.00 0.00 0.04
Sum 49 3 4 56
% 0.88 0.05 0.07 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 5
Pekerjaan \ P5 Baik
Dpt membantu
msyrt kecil Baik/ dpt membantu msyrt kecil Bagus
Nelayan 10 0 0 0 0
% 0.18 0.00 0.00 0.00 0.00
Petani RL 12 4 1 1 2
% 0.21 0.07 0.02 0.02 0.04
Buruh 1 0 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
Wiraswasta 0 1 0 0 0
% 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00
3 6 0 0 0
% 0.05 0.11 0.00 0.00 0.00
URT 2 0 0 0 0
% 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 28 11 1 1 2
% 0.50 0.20 0.02 0.02 0.04
Bisa
membantu
kebutuhan
perekonomian Sgt baik
Dana digunakan
utk beli tali
&bibit
Sgt membantu
menambah
penghasilan
Sgt
membantu
Membantu
dlm
pengembangan
usaha
0 0 0 5 1 0
0.00 0.00 0.00 0.09 0.02 0.00
1 1 1 1 0 1
0.02 0.02 0.02 0.02 0.00 0.02
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 6 1 1
0.02 0.02 0.02 0.11 0.02 0.02
5 rol tali &
bibit
4 rol & 9 ikat
tali
1 ton bibit, 25 rol
tali 4 & 3 rol tali
8 3 rol tali & bibit
4 rol tali
& bibit Tali & bibit
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 1 1 2 1 1
0.00 0.02 0.02 0.04 0.02 0.02
1 0 0 0 0 0
0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 2 1 1
0.02 0.02 0.02 0.04 0.02 0.02
20 rol tali 5; 3 rol
tali 7; 7 bgks tali
kecil & 1 jt uang
20 rol tali 5; 3
rol tali 7; 7
bgks tali kecil
& 200 rb uang 2 jt per orang
2 rol tali 6
& 20 m tali
10
Berbentuk
barang Uang 5 jt
0 0 0 0 7 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 0.00
1 0 1 0 1 2
0.02 0.00 0.02 0.00 0.02 0.04
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 1 0 0 0 0
0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 2 0 0
0.00 0.00 0.00 0.04 0.00 0.00
0 0 0 0 2 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.00
1 1 1 2 10 2
0.02 0.02 0.02 0.04 0.18 0.04
Uang 280 rb
2 jt sdgkan yg
dibutuhkan
minimal 200
bentang, 850
rb termasuk
perahu Sum
0 0 16
0.00 0.00 0.29
1 1 27
0.02 0.02 0.48
0 0 1
0.00 0.00 0.02
0 0 1
0.00 0.00 0.02
0 0 9
0.00 0.00 0.16
0 0 2
0.00 0.00 0.04
1 1 56
0.02 0.02 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 7
Pekerjaan \ P7 Tidak Ya Sum
Nelayan 10 6 0 16
% 0.18 0.11 0.00 0.29
Petani RL 10 16 1 27
% 0.18 0.29 0.02 0.48
Buruh 1 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 0 1 0 1
% 0.00 0.02 0.00 0.02
5 0 4 9
% 0.09 0.00 0.07 0.16
URT 2 0 0 2
% 0.04 0.00 0.00 0.04
Sum 28 23 5 56
% 0.50 0.41 0.09 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 8
Pekerjaan \ P8 Tidak Ya Sum
Nelayan 2 14 0 16
% 0.04 0.25 0.00 0.29
Petani RL 2 24 1 27
% 0.04 0.43 0.02 0.48
Buruh 1 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 0 1 0 1
% 0.00 0.02 0.00 0.02
2 3 4 9
% 0.04 0.05 0.07 0.16
URT 0 2 0 2
% 0.00 0.04 0.00 0.04
Sum 7 44 5 56
% 0.13 0.79 0.09 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 9
Pekerjaan \ P9 Tidak Ya Sum
Nelayan 3 13 0 16
% 0.05 0.23 0.00 0.29
Petani RL 5 21 1 27
% 0.09 0.38 0.02 0.48
Buruh 1 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 1 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.02
2 3 4 9
% 0.04 0.05 0.07 0.16
URT 0 2 0 2
% 0.00 0.04 0.00 0.04
Sum 12 39 5 56
% 0.21 0.70 0.09 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 10
Pekerjaan \ P10 Baik Sgt mnguntungkan Senang
Sgt
membantu
Nelayan 10 0 0 0 6
% 0.18 0.00 0.00 0.00 0.11
Petani RL 12 1 5 1 1
% 0.21 0.02 0.09 0.02 0.02
Buruh 1 0 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
Wiraswasta 1 0 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
3 0 0 5 0
% 0.05 0.00 0.00 0.09 0.00
URT 2 0 0 0 0
% 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 29 1 5 6 7
% 0.52 0.02 0.09 0.11 0.13
Sgt
membantu
mendapatkan
hsl yg lebih
baik sgt memuaskan sgt bermanfaat
sgt
membantu
membantu
masyrkt
Bagus bila cepat
cair
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 1 1 0
0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 1 1 1
0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Membantu petani ckp membantu tp msh minim Sum
0 0 16
0.00 0.00 0.29
1 1 27
0.02 0.02 0.48
0 0 1
0.00 0.00 0.02
0 0 1
0.00 0.00 0.02
0 0 9
0.00 0.00 0.16
0 0 2
0.00 0.00 0.04
1 1 56
0.02 0.02 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 11
Pekerjaan \
P11
Tidak
ada Tidak membantu Produksi
Supaya modal
ditambah
Bantuan
spy ada
lagi
Nelayan 1 1 0 0 0
% 0.02 0.02 0.00 0.00 0.00
Petani RL 1 0 1 4 5
% 0.02 0.00 0.02 0.07 0.09
Buruh 1 0 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
Wiraswasta 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 4 0
% 0.00 0.00 0.00 0.07 0.00
URT 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 3 1 1 8 5
% 0.05 0.02 0.02 0.14 0.09
Tidak
membantu
produksi
Penyaluran
dipercepat
Ditingkatkan &
berlanjut
Spy lebih
diutamakan pd
kebutuhan
prioritas
usulan
Lebih
banyak
bantuan
pengadaan
barang
Tambah lg
bantuan tali,
perahu &
mesin
1 0 0 0 0 0
0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 1 1 1 1 1
0.00 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 1 1 1
0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Tidak cukup
ebaiknya ada
bantuan perahu Senang
Lanjutkan
bantuan
Latjutkan;
lebih cpt
lbh baik
Salurkan
bantuan
dgn
segera
0 0 0 2 0 0
0.00 0.00 0.00 0.04 0.00 0.00
1 0 1 6 0 0
0.02 0.00 0.02 0.11 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 1 0 0 0 0
0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 2 1 1
0.00 0.00 0.00 0.04 0.02 0.02
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 10 1 1
0.02 0.02 0.02 0.18 0.02 0.02
Program
dilanjutkan
Agar tetap
dijalankan &
dikembangkan
lihat kebutuhan dlm proposal &
pemberian kurang tepat wkt Sum
5 0 0 16
0.09 0.00 0.00 0.29
1 1 1 27
0.02 0.02 0.02 0.48
0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.02
0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.02
0 0 0 9
0.00 0.00 0.00 0.16
2 0 0 2
0.04 0.00 0.00 0.04
8 1 1 56
0.14 0.02 0.02 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan
12
Pekerjaan \
P12
Lokasi
budidaya
Ke Petani
RL Ke Anggota klpk
Anggota
klpk
ke
setiap Sum
anggota
Nelayan 9 0 0 0 0 7 16
% 0.16 0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 0.29
Petani RL 15 1 4 3 1 3 27
% 0.27 0.02 0.07 0.05 0.02 0.05 0.48
Buruh 1 0 0 0 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
z 1 0 0 0 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
4 0 4 0 0 1 9
% 0.07 0.00 0.07 0.00 0.00 0.02 0.16
URT 0 0 0 0 0 2 2
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.04
Sum 30 1 8 3 1 13 56
% 0.54 0.02 0.14 0.05 0.02 0.23 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 13 Pekerjaan \
P13 Tidak Ya Sum Nelayan 15 0 1 16 % 0.27 0.00 0.02 0.29 Petani RL 18 8 1 27 % 0.32 0.14 0.02 0.48 Buruh 1 0 0 1 % 0.02 0.00 0.00 0.02 Wiraswasta 1 0 0 1 % 0.02 0.00 0.00 0.02 2 1 6 9 % 0.04 0.02 0.11 0.16 URT 2 0 0 2 % 0.04 0.00 0.00 0.04 Sum 39 9 8 56 % 0.70 0.16 0.14 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 14
Pekerjaan \
P14
Langsung
lokasi
Langsung
pakai Baik Tidak
Dibagi
ke
anggota
Dlm
bentuk
pembukuan
Nelayan 1 2 7 0 0 0 0
% 0.02 0.04 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00
Petani RL 0 0 15 2 5 1 2
% 0.00 0.00 0.27 0.04 0.09 0.02 0.04
Buruh 0 0 1 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
Wiraswasta 0 0 1 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 8 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.14 0.00 0.00 0.00 0.00
URT 0 0 2 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 1 2 34 2 5 1 2
% 0.02 0.04 0.61 0.04 0.09 0.02 0.04
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan
15
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 15
Pekerjaan \
P15
Dibagi ke
anggota Baik Kelompok Langsung
Merata di seluruh
anggota
Langsung
ke klpk
Nelayan 3 0 0 0 0 7 0
% 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 0.00
Petani RL 0 6 3 5 0 12 1
% 0.00 0.11 0.05 0.09 0.00 0.21 0.02
Buruh 0 0 0 0 1 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00
Wiraswasta 0 0 0 0 0 1 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00
0 5 2 0 0 2 0
% 0.00 0.09 0.04 0.00 0.00 0.04 0.00
URT 0 0 0 0 0 2 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.00
Sum 3 11 5 5 1 24 1
% 0.05 0.20 0.09 0.09 0.02 0.43 0.02
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 16
Pekerjaan \
P16 Kelompok Langsung
Satu orang
dipanggil
Ketua
Kelompok Baik
per
kelompok
Nelayan 1 2 4 0 0 0 0
% 0.02 0.04 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00
Petani RL 0 0 5 2 2 1 1
% 0.00 0.00 0.09 0.04 0.04 0.02 0.02
Buruh 1 0 0 0 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Wiraswasta 0 0 0 0 0 1 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00
0 0 5 0 0 2 0
% 0.00 0.00 0.09 0.00 0.00 0.04 0.00
URT 0 0 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 2 2 14 2 2 4 1
% 0.04 0.04 0.25 0.04 0.04 0.07 0.02
Dicatat
kepembukuan
& dibagi ke
anggota Ketua kelompok Sec. merata Dibagi ke anggota Dibagi lgsg ke anggota
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 3 2 1 1
0.02 0.05 0.04 0.02 0.02
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 3 2 1 2
0.02 0.05 0.04 0.02 0.04
Langsung ke anggota Dibagi rata
Pemberian berupa
barang
B'dsrkan
kebthn petani Sum
0 7 2 0 16
0.00 0.13 0.04 0.00 0.29
5 2 0 1 27
0.09 0.04 0.00 0.02 0.48
0 0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
0 0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
1 0 0 0 9
0.02 0.00 0.00 0.00 0.16
0 2 0 0 2
0.00 0.04 0.00 0.00 0.04
6 11 2 1 56
0.11 0.20 0.04 0.02 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 17
Pekerjaan \ P17 Di Lahan Pembudidaya Kantor desa Di Dinas Sum
Nelayan 16 0 0 0 16
% 0.29 0.00 0.00 0.00 0.29
Petani RL 18 6 2 1 27
% 0.32 0.11 0.04 0.02 0.48
Buruh 1 0 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 0 1 0 0 1
% 0.00 0.02 0.00 0.00 0.02
6 0 0 3 9
% 0.11 0.00 0.00 0.05 0.16
URT 2 0 0 0 2
% 0.04 0.00 0.00 0.00 0.04
Sum 43 7 2 4 56
% 0.77 0.13 0.04 0.07 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 18
Pekerjaan \ P18 Ada Tidak ada Sum
Nelayan 3 13 0 16
% 0.05 0.23 0.00 0.29
Petani RL 1 24 2 27
% 0.02 0.43 0.04 0.48
Buruh 1 0 0 1
% 0.02 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 0 1 0 1
% 0.00 0.02 0.00 0.02
2 2 5 9
% 0.04 0.04 0.09 0.16
URT 0 2 0 2
% 0.00 0.04 0.00 0.04
Sum 7 42 7 56
% 0.13 0.75 0.13 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 19
Pekerjaan \ P19 Tali dan bibit Tali, bibit & pelampung Tali
Nelayan 8 7 1 0
% 0.14 0.13 0.02 0.00
Petani RL 14 5 4 1
% 0.25 0.09 0.07 0.02
Buruh 1 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00
Wiraswasta 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00
1 0 1 6
% 0.02 0.00 0.02 0.11
URT 0 2 0 0
% 0.00 0.04 0.00 0.00
Sum 24 14 6 7
% 0.43 0.25 0.11 0.13
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 20
Pekerjaan \ P20 Ya Sum
Nelayan 16 0 16
% 0.29 0.00 0.29
Petani RL 26 1 27
% 0.46 0.02 0.48
Buruh 1 0 1
% 0.02 0.00 0.02
Wiraswasta 1 0 1
% 0.02 0.00 0.02
4 5 9
% 0.07 0.09 0.16
URT 2 0 2
% 0.04 0.00 0.04
Sum 50 6 56
% 0.89 0.11 1
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan
21
Pekerjaan \ P21 20 X 100 21 X 100 60 are 3 are 20 meter
Nelayan 1 1 0 2 0
% 0.02 0.02 0.00 0.04 0.00
Petani RL 0 0 2 2 3
% 0.00 0.00 0.04 0.04 0.05
Buruh 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Wiraswasta 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
URT 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 1 1 2 4 3
% 0.02 0.02 0.04 0.07 0.05
20 x 100 30 meter 4o are 15 meter 50 are 51 are
1 0 0 0 0 0 0
0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 1 1 9 1 1 0
0.00 0.02 0.02 0.16 0.02 0.02 0.00
1 0 0 0 0 0 0
0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
0 0 0 2 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 1 1 11 1 1 1
0.04 0.02 0.02 0.20 0.02 0.02 0.02
25 x 150 25 x 200 200 m 1.5 ha 5 are
0 0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
0 0 3 0 0
0.00 0.00 0.05 0.00 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 2 0 1 0
0.07 0.04 0.00 0.02 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 2 3 1 1
0.07 0.04 0.05 0.02 0.02
20 x 70 1 are
5 2
0.09 0.04
0 0
0.00 0.00
0 0
0.00 0.00
0 0
0.00 0.00
0 0
0.00 0.00
0 0
0.00 0.00
5 2
0.09 0.04
50 x 150 4 are 15 x 50 17 x 65
0 1 0 1
0.00 0.02 0.00 0.02
2 0 0 0
0.04 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 1 0
0.00 0.00 0.02 0.00
2 1 1 1
0.04 0.02 0.02 0.02
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan
Jawaban Pertanyaan 22
Pekerjaan \ P22 50 250 100 20 275 215 150
Nelayan 3 0 0 0 0 0 0
% 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Petani RL 3 2 3 0 1 1 3
% 0.05 0.04 0.05 0.00 0.02 0.02 0.05
Buruh 0 0 0 1 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00
Wiraswasta 0 0 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 0 0 0 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
URT 0 0 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 7 2 3 1 1 1 3
% 0.13 0.04 0.05 0.02 0.02 0.02 0.05
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan
Jawaban Pertanyaan 23
Pekerjaan \
P23 70 100 300 80 150 130 50
Nelayan 2 1 0 0 0 0 0
% 0.04 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Petani RL 0 1 1 2 1 1 0
% 0.00 0.02 0.02 0.04 0.02 0.02 0.00
Buruh 0 0 0 0 0 0 1
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 0 0 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
URT 0 0 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 2 2 1 2 1 1 1
% 0.04 0.04 0.02 0.04 0.02 0.02 0.02
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 24
Pekerjaan \ P24 2000 200 150 kg/bln 150 100
Nelayan 1 1 0 0 1
% 0.02 0.02 0.00 0.00 0.02
Petani RL 0 7 2 2 0
% 0.00 0.13 0.04 0.04 0.00
Buruh 0 0 0 0 1
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
Wiraswasta 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 1 0 0 1
% 0.00 0.02 0.00 0.00 0.02
URT 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 1 9 2 2 3
% 0.02 0.16 0.04 0.04 0.05
Cross tabulasi antara Pekerjaan dan Jawaban Pertanyaan 25
Pekerjaan \ P25 2500 300 200 kg/bln 100 200
Nelayan 1 1 0 0 0
% 0.02 0.02 0.00 0.00 0.00
Petani RL 0 3 2 1 2
% 0.00 0.05 0.04 0.02 0.04
Buruh 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Wiraswasta 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 2 0 0 0
% 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00
URT 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 1 6 2 1 2
% 0.02 0.11 0.04 0.02 0.04
250 150 20 400 kg/bln 800
0 1 0 13 0 0
0.00 0.02 0.00 0.23 0.00 0.00
4 0 0 13 1 1
0.07 0.00 0.00 0.23 0.02 0.02
0 0 1 0 0 0
0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00
0 0 0 1 0 0
0.00 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00
1 1 0 2 0 0
0.02 0.02 0.00 0.04 0.00 0.00
0 0 0 2 0 0
0.00 0.00 0.00 0.04 0.00 0.00
5 2 1 31 1 1
0.09 0.04 0.02 0.55 0.02 0.02
350 500 Sum
0 0 16
0.00 0.00 0.29
0 0 27
0.00 0.00 0.48
0 0 1
0.00 0.00 0.02
0 0 1
0.00 0.00 0.02
1 2 9
0.02 0.04 0.16
0 0 2
0.00 0.00 0.04
1 2 56
0.02 0.04 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 1
Desa \ P1 Dinas Kades Kelompok Sum
Takalar 4 0 0 0 4
% 0.07 0.00 0.00 0.00 0.07
Punaga 7 4 5 0 16
% 0.13 0.07 0.09 0.00 0.29
Lagaruda 5 6 0 0 11
% 0.09 0.11 0.00 0.00 0.20
Aeng Batu-batu 0 0 2 4 6
% 0.00 0.00 0.04 0.07 0.11
Ujung Baji 4 0 6 6 16
% 0.07 0.00 0.11 0.11 0.29
Lagaruda 1 2 0 0 3
% 0.02 0.04 0.00 0.00 0.05
Sum 21 12 13 10 56
% 0.38 0.21 0.23 0.18 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 2
Desa \ P2 Dinas Kades Kelompok Sum
Takalar 4 0 0 0 4
% 0.07 0.00 0.00 0.00 0.07
Punaga 7 8 1 0 16
% 0.13 0.14 0.02 0.00 0.29
Lagaruda 8 0 3 0 11
% 0.14 0.00 0.05 0.00 0.20
Aeng Batu-batu 1 0 1 4 6
% 0.02 0.00 0.02 0.07 0.11
Ujung Baji 2 6 3 6 16
% 0.04 0.11 0.05 0.11 0.29
Lagaruda 2 0 1 0 3
% 0.04 0.00 0.02 0.00 0.05
Sum 24 14 8 10 56
% 0.43 0.25 0.14 0.18 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 3
Desa \ P3 1 2 3 Sum
Takalar 0 0 4 0 4
% 0.00 0.00 0.07 0.00 0.07
Punaga 10 5 1 0 16
% 0.18 0.09 0.02 0.00 0.29
Lagaruda 0 3 8 0 11
% 0.00 0.05 0.14 0.00 0.20
Aeng Batu-batu 0 0 2 4 6
% 0.00 0.00 0.04 0.07 0.11
Ujung Baji 0 3 7 6 16
% 0.00 0.05 0.13 0.11 0.29
Lagaruda 1 0 2 0 3
% 0.02 0.00 0.04 0.00 0.05
Sum 11 11 24 10 56
% 0.20 0.20 0.43 0.18 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 4 Desa \ P4 Tidak Ya Sum Takalar 4 0 0 4 % 0.07 0.00 0.00 0.07 Punaga 16 0 0 16 % 0.29 0.00 0.00 0.29 Lagaruda 9 2 0 11 % 0.16 0.04 0.00 0.20 Aeng Batu-batu 2 0 4 6 % 0.04 0.00 0.07 0.11 Ujung Baji 15 1 0 16 % 0.27 0.02 0.00 0.29 Lagaruda 3 0 0 3 % 0.05 0.00 0.00 0.05 Sum 49 3 4 56 % 0.88 0.05 0.07 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 5
Desa \ P5 Baik
Dpt membantu msyrt
kecil
Baik/ dpt membantu
msyrt kecil Bagus
Takalar 4 0 0 0 0
% 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00
Punaga 5 4 1 1 2
% 0.09 0.07 0.02 0.02 0.04
Lagaruda 8 3 0 0 0
% 0.14 0.05 0.00 0.00 0.00
Aeng Batu-batu 2 4 0 0 0
% 0.04 0.07 0.00 0.00 0.00
Ujung Baji 7 0 0 0 0
% 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00
Lagaruda 2 0 0 0 0
% 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 28 11 1 1 2
% 0.50 0.20 0.02 0.02 0.04
Bisa
membantu
kebutuhan
perekonomian Sgt baik
Dana digunakan
utk beli tali
&bibit
Sgt
membantu
menambah
penghasilan
Sgt
membantu
Membantu
dlm
pengembangan
usaha
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 0 0 0
0.02 0.02 0.02 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 6 1 0
0.00 0.00 0.00 0.11 0.02 0.00
0 0 0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
1 1 1 6 1 1
0.02 0.02 0.02 0.11 0.02 0.02
Baik tapi dananya msh
sgt kurang Sgt membantu Sum
0 0 4
0.00 0.00 0.07
0 0 16
0.00 0.00 0.29
0 0 11
0.00 0.00 0.20
0 0 6
0.00 0.00 0.11
1 1 16
0.02 0.02 0.29
0 0 3
0.00 0.00 0.05
1 1 56
0.02 0.02 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 6
Desa \ P6 5 Rol tali & bibit 140
3 rol tali & 100kg
bibit 3 rol tali
Takalar 2 0 0 0 1
% 0.04 0.00 0.00 0.00 0.02
Punaga 0 3 2 2 0
% 0.00 0.05 0.04 0.04 0.00
Lagaruda 0 3 0 0 0
% 0.00 0.05 0.00 0.00 0.00
Aeng Batu-batu 0 4 0 0 0
% 0.00 0.07 0.00 0.00 0.00
Ujung Baji 0 13 0 0 0
% 0.00 0.23 0.00 0.00 0.00
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 2 23 2 2 1
% 0.04 0.41 0.04 0.04 0.02
5 rol tali &
bibit
4 rol & 9 ikat
tali
1 ton bibit, 25 rol
tali 4 & 3 rol tali
8 3 rol tali & bibit
4 rol tali &
bibit
Tali &
bibit
1 0 0 0 0 0
0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 1 1 2 1 1
0.00 0.02 0.02 0.04 0.02 0.02
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 2 1 1
0.02 0.02 0.02 0.04 0.02 0.02
20 rol tali 5; 3 rol tali 7;
7 bgks tali kecil & 1 jt
uang
20 rol tali 5; 3
rol tali 7; 7
bgks tali kecil
& 200 rb uang 2 jt per orang
2 rol tali 6 &
20 m tali 10
Berbentuk
barang
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 0 0
0.02 0.02 0.02 0.00 0.00
0 0 0 0 8
0.00 0.00 0.00 0.00 0.14
0 0 0 2 0
0.00 0.00 0.00 0.04 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 2
0.00 0.00 0.00 0.00 0.04
1 1 1 2 10
0.02 0.02 0.02 0.04 0.18
Uang 5 jt Uang 280 rb
2 jt sdgkan yg dibutuhkan
minimal 200 bentang, 850
rb termasuk perahu Sum
0 0 0 4
0.00 0.00 0.00 0.07
0 0 0 16
0.00 0.00 0.00 0.29
0 0 0 11
0.00 0.00 0.00 0.20
0 0 0 6
0.00 0.00 0.00 0.11
2 0 1 16
0.04 0.00 0.02 0.29
0 1 0 3
0.00 0.02 0.00 0.05
2 1 1 56
0.04 0.02 0.02 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 7
Desa \ P7 Tidak Ya Sum
Takalar 4 0 0 4
% 0.07 0.00 0.00 0.07
Punaga 1 14 1 16
% 0.02 0.25 0.02 0.29
Lagaruda 11 0 0 11
% 0.20 0.00 0.00 0.20
Aeng Batu-batu 2 0 4 6
% 0.04 0.00 0.07 0.11
Ujung Baji 8 8 0 16
% 0.14 0.14 0.00 0.29
Lagaruda 2 1 0 3
% 0.04 0.02 0.00 0.05
Sum 28 23 5 56
% 0.50 0.41 0.09 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 8
Desa \ P8 Tidak Ya Sum
Takalar 3 1 0 4
% 0.05 0.02 0.00 0.07
Punaga 1 14 1 16
% 0.02 0.25 0.02 0.29
Lagaruda 3 8 0 11
% 0.05 0.14 0.00 0.20
Aeng Batu-batu 0 2 4 6
% 0.00 0.04 0.07 0.11
Ujung Baji 0 16 0 16
% 0.00 0.29 0.00 0.29
Lagaruda 0 3 0 3
% 0.00 0.05 0.00 0.05
Sum 7 44 5 56
% 0.13 0.79 0.09 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 9
Desa \ P9 Tidak Ya Sum
Takalar 4 0 0 4
% 0.07 0.00 0.00 0.07
Punaga 5 10 1 16
% 0.09 0.18 0.02 0.29
Lagaruda 0 11 0 11
% 0.00 0.20 0.00 0.20
Aeng Batu-batu 2 0 4 6
% 0.04 0.00 0.07 0.11
Ujung Baji 1 15 0 16
% 0.02 0.27 0.00 0.29
Lagaruda 0 3 0 3
% 0.00 0.05 0.00 0.05
Sum 12 39 5 56
% 0.21 0.70 0.09 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 10
Desa \ P10 Baik
Sgt
mnguntungkan Senang Sgt membantu
Takalar 4 0 0 0 0
% 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00
Punaga 4 1 5 1 0
% 0.07 0.02 0.09 0.02 0.00
Lagaruda 8 0 0 1 1
% 0.14 0.00 0.00 0.02 0.02
Aeng Batu-batu 2 0 0 4 0
% 0.04 0.00 0.00 0.07 0.00
Ujung Baji 9 0 0 0 6
% 0.16 0.00 0.00 0.00 0.11
Lagaruda 2 0 0 0 0
% 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 29 1 5 6 7
% 0.52 0.02 0.09 0.11 0.13
Sgt sgt memuaskan sgt bermanfaat sgt membantu membantu
membantu
mendapatkan
hsl yg lebih
baik
masyrkt
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 1 1
0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 1 1
0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Bagus bila cepat
cair Membantu petani
ckp membantu tp
msh minim Sum
0 0 0 4
0.00 0.00 0.00 0.07
0 0 0 16
0.00 0.00 0.00 0.29
1 0 0 11
0.02 0.00 0.00 0.20
0 0 0 6
0.00 0.00 0.00 0.11
0 0 1 16
0.00 0.00 0.02 0.29
0 1 0 3
0.00 0.02 0.00 0.05
1 1 1 56
0.02 0.02 0.02 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 11
Desa \ P11
Tidak
ada
Tidak membantu
Produksi Supaya modal ditambah
Bantuan spy ada
lagi
Takalar 2 1 0 0 0
% 0.04 0.02 0.00 0.00 0.00
Punaga 0 0 1 3 5
% 0.00 0.00 0.02 0.05 0.09
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Aeng Batu-
batu 0 0 0 4 0
% 0.00 0.00 0.00 0.07 0.00
Ujung Baji 1 0 0 1 0
% 0.02 0.00 0.00 0.02 0.00
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 3 1 1 8 5
% 0.05 0.02 0.02 0.14 0.09
Tidak
membantu
produksi
Penyaluran
dipercepat Ditingkatkan & berlanjut
Spy lebih
diutamakan pd
kebutuhan
prioritas usulan
Lebih banyak
bantuan
pengadaan
barang
1 0 0 0 0
0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 1 1 1
0.00 0.00 0.02 0.02 0.02
0 1 0 0 0
0.00 0.02 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 1 1
0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Tambah lg bantuan
tali, perahu &
mesin
Tidak
cukup
ebaiknya ada
bantuan
perahu Senang
Lanjutkan
bantuan
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 1 0
0.02 0.02 0.02 0.02 0.00
0 0 0 0 2
0.00 0.00 0.00 0.00 0.04
0 0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
0 0 0 0 7
0.00 0.00 0.00 0.00 0.13
0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 1 10
0.02 0.02 0.02 0.02 0.18
Latjutkan; lebih cpt lbh baik
Salurkan
bantuan
dgn
segera Kalau bisa bantuan berupa perahu
0 0 0
0.00 0.00 0.00
0 0 0
0.00 0.00 0.00
0 1 0
0.00 0.02 0.00
1 0 0
0.02 0.00 0.00
0 0 6
0.00 0.00 0.11
0 0 0
0.00 0.00 0.00
1 1 6
0.02 0.02 0.11
Lebih cepat
lebih baik
Program
dilanjutkan
Agar tetap
dijalankan &
dikembangkan
lihat kebutuhan dlm
proposal & pemberian
kurang tepat wkt Sum
0 0 0 0 4
0.00 0.00 0.00 0.00 0.07
0 0 0 0 16
0.00 0.00 0.00 0.00 0.29
1 6 0 0 11
0.02 0.11 0.00 0.00 0.20
0 0 0 0 6
0.00 0.00 0.00 0.00 0.11
0 0 0 1 16
0.00 0.00 0.00 0.02 0.29
0 2 1 0 3
0.00 0.04 0.02 0.00 0.05
1 8 1 1 56
0.02 0.14 0.02 0.02 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban
Pertanyaan 12
Desa \ P12
Lokasi
budidaya Ke Petani RL
Ke
Anggota
klpk
Anggota
klpk
ke setiap
anggota Sum
Takalar 4 0 0 0 0 0 4
% 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07
Punaga 11 1 1 2 1 0 16
% 0.20 0.02 0.02 0.04 0.02 0.00 0.29
Lagaruda 1 0 0 1 0 9 11
% 0.02 0.00 0.00 0.02 0.00 0.16 0.20
Aeng Batu-
batu 2 0 4 0 0 0 6
% 0.04 0.00 0.07 0.00 0.00 0.00 0.11
Ujung Baji 12 0 3 0 0 1 16
% 0.21 0.00 0.05 0.00 0.00 0.02 0.29
Lagaruda 0 0 0 0 0 3 3
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05 0.05
Sum 30 1 8 3 1 13 56
% 0.54 0.02 0.14 0.05 0.02 0.23 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 13
Desa \ P13 Tidak Ya Sum
Takalar 4 0 0 4
% 0.07 0.00 0.00 0.07
Punaga 10 5 1 16
% 0.18 0.09 0.02 0.29
Lagaruda 9 1 1 11
% 0.16 0.02 0.02 0.20
Aeng Batu-batu 2 0 4 6
% 0.04 0.00 0.07 0.11
Ujung Baji 11 3 2 16
% 0.20 0.05 0.04 0.29
Lagaruda 3 0 0 3
% 0.05 0.00 0.00 0.05
Sum 39 9 8 56
% 0.70 0.16 0.14 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 14
Desa \ P14
Langsung
lokasi Langsung pakai Baik Tidak
Takalar 1 2 1 0 0
% 0.02 0.04 0.02 0.00 0.00
Punaga 0 0 5 2 5
% 0.00 0.00 0.09 0.04 0.09
Lagaruda 0 0 11 0 0
% 0.00 0.00 0.20 0.00 0.00
Aeng Batu-batu 0 0 5 0 0
% 0.00 0.00 0.09 0.00 0.00
Ujung Baji 0 0 9 0 0
% 0.00 0.00 0.16 0.00 0.00
Lagaruda 0 0 3 0 0
% 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00
Sum 1 2 34 2 5
% 0.02 0.04 0.61 0.04 0.09
Dibagi ke
anggota
Dlm bentuk
pembukuan Pembukuan Diperlukan
Sec.
perorangan
dg diawasi
ketua klpk
Dipergunax
sesuai
kebthx,
menjaga &
memelihara Sum
0 0 0 0 0 0 4
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07
1 2 1 0 0 0 16
0.02 0.04 0.02 0.00 0.00 0.00 0.29
0 0 0 0 0 0 11
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.20
0 0 0 1 0 0 6
0.00 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.11
0 0 0 0 6 1 16
0.00 0.00 0.00 0.00 0.11 0.02 0.29
0 0 0 0 0 0 3
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05
1 2 1 1 6 1 56
0.02 0.04 0.02 0.02 0.11 0.02 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban
Pertanyaan 15
Desa \ P15 Dibagi ke anggota Baik Kelompok Langsung
Takalar 3 0 0 0 1
% 0.05 0.00 0.00 0.00 0.02
Punaga 0 3 2 5 0
% 0.00 0.05 0.04 0.09 0.00
Lagaruda 0 0 3 0 0
% 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00
Aeng Batu-batu 0 5 0 0 0
% 0.00 0.09 0.00 0.00 0.00
Ujung Baji 0 2 0 0 0
% 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00
Lagaruda 0 1 0 0 0
% 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00
Sum 3 11 5 5 1
% 0.05 0.20 0.09 0.09 0.02
Baik
per
kelompok
Dicatat
kepembukuan
& dibagi ke
anggota
Ketua
kelompok Sec. merata
Dibagi
ke
anggota
Dibagi
lgsg ke
anggota
Langsung
ke
anggota
Dibagi
rata Sum
0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07
1 1 1 3 2 1 1 0 0 16
0.02 0.02 0.02 0.05 0.04 0.02 0.02 0.00 0.00 0.29
3 0 0 0 0 0 0 0 8 11
0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.14 0.20
0 0 0 0 0 0 1 0 0 6
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.11
0 0 0 0 0 0 0 6 1 16
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.11 0.02 0.29
0 0 0 0 0 0 0 0 2 3
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.05
4 1 1 3 2 1 2 6 11 56
0.07 0.02 0.02 0.05 0.04 0.02 0.04 0.11 0.20 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 17
Desa \ P17
Di Lahan
Pembudidaya Kantor desa Di Dinas Sum
Takalar 4 0 0 0 4
% 0.07 0.00 0.00 0.00 0.07
Punaga 9 7 0 0 16
% 0.16 0.13 0.00 0.00 0.29
Lagaruda 10 0 0 1 11
% 0.18 0.00 0.00 0.02 0.20
Aeng Batu-batu 3 0 0 3 6
% 0.05 0.00 0.00 0.05 0.11
Ujung Baji 14 0 2 0 16
% 0.25 0.00 0.04 0.00 0.29
Lagaruda 3 0 0 0 3
% 0.05 0.00 0.00 0.00 0.05
Sum 43 7 2 4 56
% 0.77 0.13 0.04 0.07 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 18
Desa \ P18 Ada Tidak ada Sum
Takalar 4 0 0 4
% 0.07 0.00 0.00 0.07
Punaga 0 15 1 16
% 0.00 0.27 0.02 0.29
Lagaruda 3 8 0 11
% 0.05 0.14 0.00 0.20
Aeng Batu-batu 0 1 5 6
% 0.00 0.02 0.09 0.11
Ujung Baji 0 16 0 16
% 0.00 0.29 0.00 0.29
Lagaruda 0 2 1 3
% 0.00 0.04 0.02 0.05
Sum 7 42 7 56
% 0.13 0.75 0.13 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 19
Desa \ P19 Tali dan bibit
Tali, bibit &
pelampung Tali
Tali dan
uang
Takalar 3 0 1 0 0
% 0.05 0.00 0.02 0.00 0.00
Punaga 8 3 3 0 2
% 0.14 0.05 0.05 0.00 0.04
Lagaruda 0 8 0 3 0
% 0.00 0.14 0.00 0.05 0.00
Aeng Batu-batu 0 0 2 4 0
% 0.00 0.00 0.04 0.07 0.00
Ujung Baji 13 1 0 0 0
% 0.23 0.02 0.00 0.00 0.00
Lagaruda 0 2 0 0 0
% 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00
Sum 24 14 6 7 2
% 0.43 0.25 0.11 0.13 0.04
Tali, bibit
& uang
Dana &
peralatan Sampan, tali & uang Sum
0 0 0 4
0.00 0.00 0.00 0.07
0 0 0 16
0.00 0.00 0.00 0.29
0 0 0 11
0.00 0.00 0.00 0.20
0 0 0 6
0.00 0.00 0.00 0.11
1 0 1 16
0.02 0.00 0.02 0.29
0 1 0 3
0.00 0.02 0.00 0.05
1 1 1 56
0.02 0.02 0.02 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 20
Desa \ P20 Ya Sum
Takalar 4 0 4
% 0.07 0.00 0.07
Punaga 16 0 16
% 0.29 0.00 0.29
Lagaruda 9 2 11
% 0.16 0.04 0.20
Aeng Batu-batu 2 4 6
% 0.04 0.07 0.11
Ujung Baji 16 0 16
% 0.29 0.00 0.29
Lagaruda 3 0 3
% 0.05 0.00 0.05
Sum 50 6 56
% 0.89 0.11 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 21
Desa \ P21 20 X 100
21 X
100 60 are 3 are 20 meter
Takalar 1 1 0 0 0
% 0.02 0.02 0.00 0.00 0.00
Punaga 0 0 2 2 3
% 0.00 0.00 0.04 0.04 0.05
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Aeng Batu-batu 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ujung Baji 0 0 0 2 0
% 0.00 0.00 0.00 0.04 0.00
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 1 1 2 4 3
% 0.02 0.02 0.04 0.07 0.05
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 22
Desa \ P22 50 250 100 20 275
Takalar 3 0 0 1 0
% 0.05 0.00 0.00 0.02 0.00
Punaga 2 2 3 0 1
% 0.04 0.04 0.05 0.00 0.02
Lagaruda 1 0 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
Aeng Batu-batu 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ujung Baji 1 0 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 7 2 3 1 1
% 0.13 0.04 0.05 0.02 0.02
20 x 100 30 meter 4o are 15 meter 50 are
2 0 0 0 0 0
0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 1 1 4 1 1
0.00 0.02 0.02 0.07 0.02 0.02
0 0 0 3 0 0
0.00 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 3 0 0
0.00 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00
0 0 0 1 0 0
0.00 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00
2 1 1 11 1 1
0.04 0.02 0.02 0.20 0.02 0.02
51 are 25 x 150 25 x 200 200 m 1.5 ha 5 are
20 x
70 1 are
50 x
150 4 are
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0 5 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.09 0.00 0.00 0.00
0 4 2 0 0 0 0 0 0 0
0.00 0.07 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 3 1 1 0 2 2 1
0.00 0.00 0.00 0.05 0.02 0.02 0.00 0.04 0.04 0.02
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 4 2 3 1 1 5 2 2 1
0.02 0.07 0.04 0.05 0.02 0.02 0.09 0.04 0.04 0.02
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 22
Desa \ P22 50 250 100 20 275
Takalar 3 0 0 1 0
% 0.05 0.00 0.00 0.02 0.00
Punaga 2 2 3 0 1
% 0.04 0.04 0.05 0.00 0.02
Lagaruda 1 0 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
Aeng Batu-batu 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ujung Baji 1 0 0 0 0
% 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 7 2 3 1 1
% 0.13 0.04 0.05 0.02 0.02
215 150 130 200 140
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 3 1 1 1 1
0.02 0.05 0.02 0.02 0.02 0.02
0 0 0 0 10 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.18 0.00
0 0 0 2 0 0
0.00 0.00 0.00 0.04 0.00 0.00
0 0 0 0 15 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.27 0.00
0 0 0 0 3 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.05 0.00
1 3 1 3 29 1
0.02 0.05 0.02 0.05 0.52 0.02
300 175 Sum
0 0 4
0.00 0.00 0.07
0 0 16
0.00 0.00 0.29
0 0 11
0.00 0.00 0.20
3 1 6
0.05 0.02 0.11
0 0 16
0.00 0.00 0.29
0 0 3
0.00 0.00 0.05
3 1 56
0.05 0.02 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 23
Desa \ P23 70 100 300 80 150
Takalar 2 1 0 0 0
% 0.04 0.02 0.00 0.00 0.00
Punaga 0 1 1 2 1
% 0.00 0.02 0.02 0.04 0.02
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Aeng Batu-batu 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ujung Baji 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 2 2 1 2 1
% 0.04 0.04 0.02 0.04 0.02
130 50 290 315 105 320
0 1 0 0 0 0
0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
1 0 1 1 0 1
0.02 0.00 0.02 0.02 0.00 0.02
0 0 0 0 1 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00
0 0 0 0 0 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 1 1 1 1 2
0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.04
170 260 200 440 225 325 75 Sum
0 0 0 0 0 0 0 0 4
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07
2 1 2 1 1 0 0 0 16
0.04 0.02 0.04 0.02 0.02 0.00 0.00 0.00 0.29
0 0 0 10 0 0 0 0 11
0.00 0.00 0.00 0.18 0.00 0.00 0.00 0.00 0.20
0 0 1 0 0 2 2 0 6
0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.04 0.04 0.00 0.11
0 0 0 15 0 0 0 1 16
0.00 0.00 0.00 0.27 0.00 0.00 0.00 0.02 0.29
0 0 0 3 0 0 0 0 3
0.00 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05
2 1 3 29 1 2 2 1 56
0.04 0.02 0.05 0.52 0.02 0.04 0.04 0.02 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban Pertanyaan 24
Desa \ P24 2000 200 150 kg/bln 150 100
Takalar 1 1 0 0 2
% 0.02 0.02 0.00 0.00 0.04
Punaga 0 7 2 2 0
% 0.00 0.13 0.04 0.04 0.00
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Aeng Batu-batu 0 1 0 0 0
% 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00
Ujung Baji 0 0 0 0 1
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
Lagaruda 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 1 9 2 2 3
% 0.02 0.16 0.04 0.04 0.05
180 300 kg/bln 600 300 250 450 400 Sum
0 0 0 0 0 0 0 0 4
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07
2 1 1 1 0 0 0 0 16
0.04 0.02 0.02 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.29
11 0 0 0 0 0 0 0 11
0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.20
0 0 0 0 1 2 1 1 6
0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.04 0.02 0.02 0.11
15 0 0 0 0 0 0 0 16
0.27 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.29
3 0 0 0 0 0 0 0 3
0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05
31 1 1 1 1 2 1 1 56
0.55 0.02 0.02 0.02 0.02 0.04 0.02 0.02 1
Cross tabulasi antara Desa dan Jawaban
Pertanyaan 25
Desa \ P25 2500 300 200 kg/bln 100 200 250 150
Takalar 1 1 0 0 0 0 1
% 0.02 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
Punaga 0 3 2 1 2 4 0
% 0.00 0.05 0.04 0.02 0.04 0.07 0.00
Lagaruda 0 0 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Aeng Batu-
batu 0 2 0 0 0 1 0
% 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00
Ujung Baji 0 0 0 0 0 0 1
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
Lagaruda 0 0 0 0 0 0 0
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sum 1 6 2 1 2 5 2
% 0.02 0.11 0.04 0.02 0.04 0.09 0.04
20 400 kg/bln 800 350 500 Sum
1 0 0 0 0 0 4
0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07
0 2 1 1 0 0 16
0.00 0.04 0.02 0.02 0.00 0.00 0.29
0 11 0 0 0 0 11
0.00 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.20
0 0 0 0 1 2 6
0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.04 0.11
0 15 0 0 0 0 16
0.00 0.27 0.00 0.00 0.00 0.00 0.29
0 3 0 0 0 0 3
0.00 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05
1 31 1 1 1 2 56
0.02 0.55 0.02 0.02 0.02 0.04 1
Cross tabulasi antara Kecamatan dan
Jawaban Pertanyaan 1
Kec. \ P1 Dinas Kades Kelompok Sum
Mappasunggu 4 0 0 0 4
% 0.07 0.00 0.00 0.00 0.07
Mangarabombang 7 4 5 0 16
% 0.13 0.07 0.09 0.00 0.29
Sanrobone 10 8 6 6 30
% 0.18 0.14 0.11 0.11 0.54
Galesong Utara 0 0 2 4 6
% 0.00 0.00 0.04 0.07 0.11
Sum 21 12 13 10 56
% 0.38 0.21 0.23 0.18 1
Cross tabulasi antara Kecamatan dan Jawaban
Pertanyaan 2
Kec. \ P2 Dinas Kades Kelompok Kelompok
Dinas Sum
Mappasunggu 4 0 0 0 0 0 4
% 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07
Mangarabombang 7 8 1 0 0 0 16
% 0.13 0.14 0.02 0.00 0.00 0.00 0.29
Sanrobone 11 6 5 6 1 1 30
% 0.20 0.11 0.09 0.11 0.02 0.02 0.54
Galesong Utara 1 0 1 4 0 0 6
% 0.02 0.00 0.02 0.07 0.00 0.00 0.11
Sum 23 14 7 10 1 1 56
% 0.41 0.25 0.13 0.18 0.02 0.02 1
Cross tabulasi antara Kecamatan dan Jawaban
Pertanyaan 25
Kec. \ P25 2500 300
200
kg/bln 100 200 250 150
Mappasunggu 1 1 0 0 0 0 1
% 0.02 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
Mangarabombang 0 3 2 1 2 4 0
% 0.00 0.05 0.04 0.02 0.04 0.07 0.00
Sanrobone 0 0 0 0 0 0 1
% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
Galesong Utara 0 2 0 0 0 1 0
% 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00
Sum 1 6 2 1 2 5 2
% 0.02 0.11 0.04 0.02 0.04 0.09 0.04
20
400
kg/bln 800 350 500 Sum
1 0 0 0 0 0 4
0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07
0 2 1 1 0 0 16
0.00 0.04 0.02 0.02 0.00 0.00 0.29
0 29 0 0 0 0 30
0.00 0.52 0.00 0.00 0.00 0.00 0.54
0 0 0 0 1 2 6
0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.04 0.11
1 31 1 1 1 2 56
0.02 0.55 0.02 0.02 0.02 0.04 1
Lampiran 5. Hasil Produksi Kelompok Rumput Laut Kabupaten Takalar Tahun 2009 Sampai 2012
Tahun Lokasi Nama Kelompok Hasil Basah (kg)
2009
Lagaruda - Citra Bahari
- Batara Laut
56.400
59.250
Takalar - Sinar Laut 13550
JUMLAH 129.200
2010
Lagaruda - Katinggang 9.290
Ujung Baji - Bilayya
- Buah Laut
25.450
12.580
Takalar - Mutiara Rumput laut
39.500
JUMLAH 86,620
2011 Punaga
- Sipakalabbiring - Julu Api - Cotoni Makmur - Bunga Cotoni - Laut Lestari - Punaga Berjaya - Backyard
300 400 200 350 300 250 250
JUMLAH 20,500
2012
Lagaruda - Agara Lestari - Mandiri Rumput Laut
12,000 60,000
Ujung Baji - Karya Pesisir - Sederhana
12,500 17,500
Daeng Batu-batu - Windu Mandiri 10,000
JUMLAH 112,000
Kuisioner Fokus Mekanisme DPM
No Karakteristik Topik yang dibahas Permasalahan
yang ditemui Rekomendasi
1 Persyaratan
Persyaratan administrasi
Persyaratan teknis
2
Penetapan,
Penyaluran dan
Pengembalian
DPM
Proses penetapan
penerima DPM
Proses penyaluran dan
pengembalian DPM
Lampiran 6. KUISIONER PENELITIAN
Analisis Proses Penetapan penerima dan Proses Penyaluran DPM
Nama :
Jenispekerjaan :
Alamat :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
Pertanyaan:
1. Berapa Umur Bapak/Ibu ?
a. 30 – 40
b. 41 - 51
2. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu ?
a. Tidak tamat SD
b. Tamat SD
c. SMP
d. Perguruan Tinggi
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu?
a. Pembudidaya rumput laut
b. Wiraswasta
c. Nelayan
d. Dan lain-lain
4. Dari mana Bapak/Ibu mendapat informasi program DPM ?
a. Dinas perikanan dan kelautan Kabupaten Takalar
b. Dari kepala desa
c. Kelompok
5. Bagaimana proses pengajuan proposal ?
a. Dinas perikanan dan kelautan Kabupaten Takalar
b. Dari kepala desa
c. Kelompok
6. Berapa lama proses persetujuan proposal ?
a. satu bulan
b. dua bulan
c. tiga bulan
7. Apa ada hambatan/kesulitan yang dihadapi selama
pengajuan proposal)?
a. Ya
b. tidak
8. Apa pendapat Bapak/Ibu mengenai DPM ?
9. Berapa jumlah dana yang diperoleh ?
10. Puaskah Bapak/Ibu terhadap dana yang diperoleh ?
b. Ya
c. Tidak
11. Berapakah luas lahan pembudidataan rumput laut ?
12. Berapakah jumlah peningkatan bentangan ?
13. Berapakah jumlah rata-rata peningkatan produksi rumput
laut setelah mendapatkan bantuan DPM ?
14. Apalah Bapak/Ibu mengajukan kembali proposal pada tahun
depan ?
a. Ya
b. Tidak
15. Apa Pendapat Bapak/Ibu terhadap program DPM ?
16. Apakah Bapak/Ibu sudah puas terhadap program ini ?
a. Ya
b. Tidak
17. Apakah Bapak/Ibu sudah puas terhadap program DPM ?
18. Saran dan Kritik untuk program ini ?
19. Apakah ada proses pencatatan yang lengkap (administrasi) ?
a. Ya
b. tidak
20. Bagaimana Bapak/Ibu mengelolah barang tersebut
(Pengurus Administrasi) ?
21. Bagaimana sistem penyaluran yang dilakukan (Pengurus
administrasi) ?
22. Bagaimana sistem pemberian barang yang dilakukan?
23. Dimana tempat pemberian dilakukan?
a. Di lahan pembudidaya
b. Di kantor desa
c. Dinas perikanan dan kelautan kabupaten takalar
24. Dialokasikan kemana saja barang tersebut?
25. Apakah ada kesulitan dalam proses penyaluran dana?
26. Barang apa saja yang di berikan?
27. Apakah barang seluruhnya telah terpakai untuk pembudidayaan?
Lampiran 9. Lanjutan
No.
Responden
Total Produksi Rumput Laut
(Kg)
Harga Rumput Laut
(Rp)
Total Penerimaan
(Rp)
1 200 9000 1800000
2 200 9000 1800000
3 150 9000 1350000
4 100 9000 900000
5 150 9000 1350000
6 200 9000 1800000
7 100 9000 900000
8 100 9000 900000
9 200 9000 1800000
10 150 9000 1350000
11 180 9000 1620000
12 300 9000 2700000
13 200 9000 1800000
14 200 9000 1800000
15 150 9000 1350000
16 200 9000 1800000
17 200 9000 1800000
18 600 9000 5400000
19 200 9000 1800000
20 300 9000 2700000
21 250 9000 2250000
22 250 9000 2250000
23 450 9000 4050000
24 400 9000 3600000
25 100 9000 900000
26 200 9000 1800000
27 150 9000 1350000
28 180 9000 1620000
29 300 9000 2700000
30 200 9000 1800000
31 200 9000 1800000
32 600 9000 5400000
33 100 9000 900000
34 150 9000 1350000
35 200 9000 1800000
36 100 9000 900000
37 300 9000 2700000
38 250 9000 2250000
39 250 9000 2250000
40 200 9000 1800000
41 150 9000 1350000
42 180 9000 1620000
43 200 9000 1800000
44 200 9000 1800000
45 150 9000 1350000
46 100 9000 900000
47 200 9000 1800000
48 150 9000 1350000
49 180 9000 1620000
50 300 9000 2700000
51 200 9000 1800000
52 200 9000 1800000
53 150 9000 1350000
54 150 9000 1350000
55 100 9000 900000
56 200 9000 1800000
TOTAL 11720 105480000
RATA-RATA 209 1883571
1. Total pendapatan bersih rata-rata:
2. Kelayakan produksi ratio
Lampiran 9. Lanjutan
No.
Responden
Total Produksi Rumput Laut
(Kg)
Harga Rumput Laut
(Rp)
Total Penerimaan
(Rp)
1 250 9000 2250000
2 300 9000 2700000
3 200 9000 1800000
4 200 9000 1800000
5 200 9000 1800000
6 250 9000 2250000
7 150 9000 1350000
8 200 9000 1800000
9 250 9000 2250000
10 200 9000 1800000
11 250 9000 2250000
12 400 9000 3600000
13 300 9000 2700000
14 300 9000 2700000
15 200 9000 1800000
16 250 9000 2250000
17 300 9000 2700000
18 800 9000 7200000
19 250 9000 2250000
20 350 9000 3150000
21 300 9000 2700000
22 300 9000 2700000
23 500 9000 4500000
24 500 9000 4500000
25 150 9000 1350000
26 250 9000 2250000
27 200 9000 1800000
28 250 9000 2250000
29 400 9000 3600000
30 300 9000 2700000
31 300 9000 2700000
32 800 9000 7200000
33 200 9000 1800000
34 200 9000 1800000
35 250 9000 2250000
36 150 9000 1350000
37 350 9000 3150000
38 300 9000 2700000
39 300 9000 2700000
40 250 9000 2250000
41 200 9000 1800000
42 250 9000 2250000
43 250 9000 2250000
44 300 9000 2700000
45 200 9000 1800000
46 200 9000 1800000
47 250 9000 2250000
48 200 9000 1800000
49 250 9000 2250000
50 400 9000 3600000
51 300 9000 2700000
52 300 9000 2700000
53 200 9000 1800000
54 200 9000 1800000
55 150 9000 1350000
56 300 9000 2700000
TOTAL 15800
142200000
RATA-RATA 282
2539286
1. Total pendapatan bersih rata-rata:
2. Kelayakan produksi ratio
Lampiran 9. Lanjutan
No.
Responden
Biaya Tetap
Perahu Para-para
Jumlah
unit
Harga
satuan
Harga
total
Daya
tahan
Biaya penyusutan
(Rp/thn)
Jumlah
unit
Harga
satuan
Harga
total
Daya
Tahan
Biaya penyusutan
(Rp/thn)
1 1 5000000 5000000 2 2500000 1 1500000 1500000 3 500000
2 1 4000000 4000000 2 2000000 1 2000000 2000000 3 666667
3 1 5000000 5000000 3 1666667 1 1500000 1500000 4 375000
4 0 0 0 0 0 1 1500000 1500000 3 500000
5 2 2500000 5000000 4 1250000 1 1500000 1500000 3 500000
6 1 3000000 3000000 3 1000000 1 1500000 1500000 4 375000
7 1 4500000 4500000 2 2250000 1 1700000 1700000 3 566667
8 0 0 0 0 0 1 1500000 1500000 4 375000
9 1 4500000 4500000 3 1500000 1 1500000 1500000 3 500000
10 1 5000000 5000000 3 1666667 2 1500000 3000000 3 1000000
11 1 4000000 4000000 3 1333333 1 1600000 1600000 4 400000
12 1 5000000 5000000 3 1666667 1 1500000 1500000 3 500000
13 1 5000000 5000000 3 1666667 1 1500000 1500000 3 500000
14 1 5000000 5000000 2 2500000 1 1400000 1400000 3 466667
15 1 3000000 3000000 4 750000 1 1700000 1700000 3 566667
16 1 5000000 5000000 2 2500000 2 1500000 3000000 4 750000
17 1 5000000 5000000 2 2500000 1 1500000 1500000 3 500000
18 1 5000000 5000000 2 2500000 1 1500000 1500000 4 375000
19 1 5000000 5000000 2 2500000 1 1700000 1700000 4 425000
20 1 5000000 5000000 2 2500000 1 1500000 1500000 4 375000
21 1 4500000 4500000 3 1500000 1 1500000 1500000 3 500000
22 0 0 0 0 0 1 1500000 1500000 3 500000
Lampiran 9. Lanjutan
23 1 4500000 4500000 2 2250000 1 1500000 1500000 4 375000
24 0 0 0 0 0 1 1500000 1500000 3 500000
25 2 2500000 5000000 4 1250000 1 1400000 1400000 4 350000
26 1 2000000 2000000 3 666667 1 1500000 1500000 4 375000
27 1 3500000 3500000 4 875000 1 1400000 1400000 3 466667
28 1 3000000 3000000 3 1000000 1 1400000 1400000 3 466667
29 0 0 0 0 0 1 1500000 1500000 4 375000
30 1 5000000 5000000 2 2500000 1 1500000 1500000 3 500000
31 0 0 0 0 0 1 1400000 1400000 3 466667
32 2 5000000 10000000 2 5000000 1 1500000 1500000 3 500000
33 1 4000000 4000000 3 1333333 1 1500000 1500000 4 375000
34 1 5000000 5000000 0 0 1 1500000 1500000 3 500000
35 0 0 0 0 0 1 1500000 1500000 4 375000
36 1 5000000 5000000 3 1666667 1 1500000 1500000 3 500000
37 1 3000000 3000000 2 1500000 1 1400000 1400000 4 350000
38 1 5000000 5000000 0 0 1 1500000 1500000 3 500000
39 1 5000000 5000000 3 1666667 1 1500000 1500000 3 500000
40 1 5000000 5000000 3 1666667 1 1500000 1500000 4 375000
41 1 5000000 5000000 3 1666667 1 1500000 1500000 3 500000
42 1 5000000 5000000 3 1666667 1 1400000 1400000 3 466667
43 1 4500000 4500000 3 1500000 1 1500000 1500000 3 500000
44 1 4500000 4500000 2 2250000 1 1500000 1500000 4 375000
45 1 4500000 4500000 4 1125000 1 1400000 1400000 3 466667
46 1 4500000 4500000 2 2250000 1 1400000 1400000 3 466667
47 1 2500000 2500000 2 1250000 1 1400000 1400000 4 350000
Lampiran 9. Lanjutan
48 1 2000000 2000000 2 1000000 1 1500000 1500000 3 500000
49 0 0 0 0 0 1 1500000 1500000 4 375000
50 1 5000000 5000000 2 2500000 1 1400000 1400000 3 466667
51 0 0 0 0 0 1 1500000 1500000 3 500000
52 2 5000000 10000000 0 0 1 1500000 1500000 4 375000
53 1 5000000 5000000 2 2500000 1 1400000 1400000 3 466667
54 1 5000000 5000000 0 0 1 1400000 1400000 3 466667
55 1 3000000 3000000 4 750000 1 1500000 1500000 4 375000
56 0 0 0 0 0 1 1400000 1400000 3 466667
TOTAL 75583333 26183333
RATA-RATA 1349702 467560
TOTAL RATA-RATA 1817262