Download - Materi Kuliah ke-2
23/2 IIII 2011
BAHAN KULIAH :PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN JALAN KSP 412
IIII II
INVENTARISASI JARINGAN JALAN
I
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
REVIEW PENYELENGGARAAN JALAN :JALAN UMUM (UU 38/2004 : JALAN)JLN. TOL (PP 15 / 2005) SISTEM JARINGAN FUNGSI JALAN JALAN NON TOL (PP 34 TAHUN 2006 : JALAN) SISTEM JAR. JALAN SEKUNDER
SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER
JALANSTATUS JALAN
ARTERI PRIMER JALAN NASIONAL
KOLEKTOR PRIMER K-1 K-2 K-3 K
LOKAL PRIMER
ARTERISEKUNDER
KOLEKTORSEKUNDER
LOKALSEKUNDER
JALAN PROV.
JALAN KAB / KOTA / DESA
KELAS JALAN (UU 22/2009 TTG LLAJ) : I, II, III, dan Jalan Khusus KELAS JALAN (UU 38/ 2004 : JALAN ) = BEBAS HAMBATAN, JALAN RAYA, JALAN SEDANG, JALAN KECIL
JALAN
KHUSUS
2
KEP. SERIBU
BatujayaPAKUPA
PETA JARINGAN JALAN DI PROVINSI JAWA BARAT MENURUT STATUSRgs.dengklok KARAWANGGdg.garam
TANGERANBALARA
Bts. DKI
PROP. BANTEN
CIKAN CURU CIPUT SERPO
DKI JAKARTAPdk.gede Prg. panjang BTS.
BEKASI Tjg.pura Narogong Cileungsi JonggolCurug Jatiluhur Kosambi
UINDRAMAYU JanggaLohbener Jt.barang
ANGKASBIT
Cibubur Sawangan
Pamanukan Cikampek Sadang PURWAKARTA SUBANG Sanca CikamurangCkl.kulon CIRATA Ckl.wetan
Jasinga Bunar Leuwiliang
Parung
Cimanggis Cibinong Kemang Citeureup Kdg.halang
Pagaden
Krg.ampel
GAJRU
Cigelung
Ciampea
BOGORCIPAR
Ciawi CagakWanayasa
PalimananSelaawi
Weru
Cijelag Kadipaten MAJALENGKADarmaraja Wado Sumber
CIREBONKanci
WRG. BTS. CIKOT
SelajambePasirhayam CisolokCIBAR Cibareno
LembangRc.kalong Cimahi Cimareme
Cikidang Sp.Kr.hawu Cikembang
Cibadak SUKABUMICikembar
CIANJUR Cibeber
Padalarang
BANDUNG Cileunyi
SUMEDANGLbk.jati Wrg.kalde Bjg.loa Cicalengka
Cigasong
Losari
Caracas Ciledug Bantarsari
Pelab.Ratu
SAGULING Cipatik
Talaga KUNINGAN Cikijing Wdk.darma
Bagbagan Jpg.tengah
Nyalindung Sukanagara
Soreang CiwideyCimaung
Banjaran
Dyh.kolot Cijapati Ciparay Majalaya
Nagreg
Bantarujeg
Oleced Cibingbin Banjarharja
S.beusi Kd.ngora Leles
Malangbong
Kiaradua
Lengkong
Malabar
Sagaranten Jpg.kulon Ujunggenteng Surade TanggeungAgrabinta
Rancabali Pagelaran NaringgulTalegong
PangalenganPintu Santosa Cibutarua Cileuleuy
Ciawi
Ancol CikajangSingaparna
TASIKMALAYA
CIAMIS
Bts. Jateng Banjar
Cisewu Cidaun Palembuhan
Sumadra Bungbulang
Tegalbuleud
Sukarame
Sdg.barang
Rancabuaya
KeteranganJalan Nasional Jalan Propinsi Jalan Non Status Jalan Toll
Sukaraja
Cijayana Pameungpeuk Karangnunggal CipatujahCikalong Cimerak
Cilauteureun
Pangandaran
Kalipucang Majingklak
Kalapagenep
PROP. JATENG
GARUT
Rajapolah
Bdg.10+924
ke Lembang
Legenda :
075 K1 Jl. Dr. Setiabudi
ke Cimahi/Padalarang
Jl. TollJl. Ciumbuleuit
Arteri Primer Arteri Sekunder Kolektor Primer-2 Kolektor Sekunder/Jl. Siliwangi
Bdg.6+526 075 K7 Jl. Sukawangi
Bdg.5+664
Bdg.7+800 Jl. Toll Pasteur 018 K4 Jl. Raya Cibeureum Bdg.3+992 Jl. Dr. Djundjunan 156 K1 Jl. Rajawali Barat 075 K5 Jl. Pajajaran
075 K2 Jl. Sukajadi
Lokal
Jl. Cihampelas
Jl. Surapati - PHH Mustofa
Jl. Pasteur
Bdg.6+100 019 K5 Jl. Raya Sindanglaya Teminal Bdg.3+920 Bdg.9+750
157 K1 Jl. Elang Raya
Bdg.5+060
075 K6 Jl. Pasirkaliki 075 K6 Jl. Pajajaran Jl. Pajajaran 075 K8 Jl. Abdurahman Saleh Jl. Pasirkaliki
Jl. LL RE Martadinata
018 K2 Jl. Nurtanio
019 K6 Jl. Raya Ujungberung
018 K3 Jl. Sudirman Bdg.4+090
Jl. Gardujati Jl. Sudirman Jl. Astanaanyar Jl. Asia-Afrika Barat/Timur
Jl. Kiaracondong
Jl. A. Yani
Jl. Rumah Sakit
Bdg.12+650 019 K7 Jl. Raya Cipadung Bdg.14+050 Bdg.14+650 ke Cileunyi
Bdg.3+820 Bdg.9+700 via. SH Jl. Pasirkoja
Jl. Gatsu Jl. Pelajar Pejuang
Rel Ketreta Api
Jl. Peta Jl. Kopo Jl. BKR Jl. Pelajar Pejuang 018 K1 Jl. Soekarno-Hatta Bdg.4+530 Bdg.3+700 Jl. Buah batu Bdg.2+390 018 K1 Jl. Soekarno-Hatta Jl. M. Toha
Jl. Otista
019 K8 Jl. Raya Cibiru
018 K1 Jl. Soekarno-Hatta
Bdg.16+000 via. SH
Jl. Kopo
047 K1
Bdg.6+390 via. SP5
ke Cicalengka/ Tasikmalaya
Bdg.8+620 Bdg.5+170 Bdg.6+360 Jl. Toll Padaleunyi
SKETSA RUAS JALAN : Ap, Kp1, Kp2, Kp3ke Pangalengan ke Soreang ke Majalaya
KOTA BANDUNGDINAS BINA MARGA PROV. JAWA BARAT
Inventarisasi Jaringan JalanSalah satu tugas Pemerintah dalam Penyelenggaraan Jalan khususnya dalam Pembangunan Jalan adalah Pengembangan dan pengelolaan sistem manajemen jalan (Pasal 31 & 32 UU No. 38 Tahun 2004). Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 Bab VII Dokumen Jalan :Pasal 114 : Dokumen jalan meliputi leger jalan, dokumen aset jalan, gambar terlaksana, dan dokumen laik fungsi jalan.
Pasal 115(1) : Setiap penyelenggara jalan wajib menyelenggarakan leger jalan yang meliputi pembuatan, penetapan, pemantauan, pemutakhiran, penyimpanan dan pemeliharaan, penggantian, serta penyampaian informasi.
Pasal 116
: Leger jalan digunakan untuk : a. penyusunan rencana dan program pembangunan jalan; dan b. pendataan tentang sejarah perkembangan suatu ruas jalan
Pasal 117(1) : Leger jalan sekurang-kurangnya memuat data sebagai berikut : a. data identitas jalan; b. data jalan; c. peta lokasi ruas jalan; dan d. data ruang milik jalan. Pasal 117(2) : Data identitas jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : a. nomor dan nama ruas jalan; b. nama pengenal jalan; c. titik awal dan akhir, serta jurusan jalan; d. sistem jaringan jalan; e. fungsi jalan; f. status jalan; g. kelas jalan.
Pasal 117(3) : Data jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi data teknis : a. jalan; b. jembatan; c. terowongan; d. Bangunan pelengkap lainnya; e. Perlengkapan jalan; f. Tanah dasar.
Pasal 117(4) : Peta lokasi ruas jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c memuat : a. titik awal dan akhir ruas jalan; b. batas administrasi; c. patok kilometer; d. persimpangan; e. jembatan; dan f. terowongan.
Proses Planning, Programming & Budgeting di dalam Manajemen Penyelenggaraan Jalan- Pendataan, penyimpanan dan pengolahan data fisik jalan Perencanaan- Segmentasi ruas jalan dan penentuan penanganannya - Mendapatkan alternatif penanganan sesuai data fisik segmen seluruh ruas jalan dalam area kerja - Menganalisa penanganan ruas jalan sesuai kaidah teknis - Mengidentifikasi kebutuhan pemeliharaan : B, PM dan RM - Mengalokasikan perkiraan alternatif pembiayaan yang tersedia - Mengindikasi nilai ekonomi (NPV) dari setiap penanganan - Penentuan penanganan setiap ruas jalan dalam area kerja - Merangkum pilihan-pilihan ruas jalan yang terprogram - Membuat DED perkerasan (RDS) dan DED non perkerasan dari ruas terprogram sebagai paket proyek - Mengevaluasi NPV dan IRR dari B dan PM ruas-ruas terprogram - Merangkum ruas jalan terprogram sebagai daftar usulan program proyek-proyek tahunan dan multi tahunan - Merangkum dan menyiapkan usulan pembiayaan paket proyek terprogram untuk proses lebih lanjut. - Proses kebijakan
Pemrograman
Penganggaran
SISTEM MANAJEMEN JALAN (IRMS)Fungsi IRMS : Sebagai alat bantu dalam manajemen jalan Memberikan gambaran kuantitas dan kualitas aset
jalan yang dimiliki Memberikan usulan penanganan pekerjaan tahunan yang diperlukan Menghitung kebutuhan biaya tahunan Menyediakan daftar prioritas penanganan jalan Menghitung efek yg terjadi dari penanganan jalan
Data utama yg diperlukan dlm RMS : Data Inventarisasi Jalan Data Kondisi jalan Data Struktur Jalan
Data Lalulintas Data Lingkungan Jalan Data Harga Satuan Penanganan Data Harga Satuan Biaya Pengguna Jalan
Kegiatan Utama IRMS :A : Pengumpulan Data Lapangan B : Memasukkan Data Lapangan C : Prosesing Data Lapangan D : Menyiapkan Hasil Akhir
Formulir Survei Inventarisasi Jaringan Jalan
FORMULIR SURVEI INVENTARISASI JARINGAN JALAN SAAT INI
NO. PROPINSI NAMA :
RUAS
NO. NAMA
DIKERJAKAN OLEH : NAMA : . KOTA ASAL JARAK . TGL : N.I.P : HARI / BULAN / TAHUN
DARI PATOK KM NAMA : SEKSI KE PATOK KM
LOKASI LAPIS PERMUKAAN Km.... Km.... DARI KE TIPE JALAN MEDIAN TAHUN JENIS LEBAR (M) JENIS KIRI LEBAR
INVENTARISASI SAAT INIBAHU KANAN JENIS LEBAR JENIS KIRI DALAM CM JENIS SALURAN SAMPING KANAN DALAM CM TERRAIN NAIK (I) TURUN (L) KIRI KANAN ALINYEMEN VERTIKAL (GRADE) NAIK/TURUN HORIZONTAL (BELOKAN) TATA GUNA LAHAN KIRI KANAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
KODE JENIS PERMUKAAN/ PELAPISAN ULANG 0. TIDAK DIKETAHUI 5. BURDA 1. TANAH 6. PENETRASI MACADAM 1 LAPIS 2. JAPAT (AWCAS)/ KERIKIL 7. PENETRASI MACADAM 2 LAPIS 3. TELFORD/ MACADAM TERBUKA 8. LASBUTAG (BUTAS) 4. BURTU 9. ASPAL BETON (A.C.) KODE TIPE JALAN 1. 2/1 UD 4. 4/2 UD 2. 2/2 UD 3. 4/2 UD 5. 6/2 UD KODE MEDIAN 1. TIDAK ADA 2. DENGAN PENINGGIAN/ KERB 3. TANPA PENINGGIAN/ KERB
10. LATASBUM (NACAS) 11. LATASTON (HRS) 12. HRSSA 12. SLURRY SEAL 13. MACRO SEAL KODE TERRAIN 1. DATAR (F) < 1,0 M 2. 1,0 M < BUKIT (R) < 3,0 M 3. GUNUNG (H) > 3,0 M
15. MICRO ASBUTON 16. DGEM 17. SMA 18. BMA 19. HSWC
KODE JENIS BAHU 0. TIDAK ADA BAHU 1. BAHU LUNAK 2. BAHU YANG DIPERKERAS
KODE JENIS SALURAN SAMPING 1. TANAH TERBUKA 2. BETON/ PAS. BATU TERBUKA 3. SALURAN IRIGASI 4. BETON/ PAS. BATU TERTUTUP 5. TIDAK ADA
KODE TATA GUNA LAHAN 1. SAWAH/ KEBUN/ HUTAN 2. PERUMAHAN (URBAN 1) 3. PERINDUSTRIAN (URBAN 2) 4. PERTOKOAN / PERKANTORAN 5. PASAR (URBAN 3)
KODE GRADE (ALIN, VER,) 1. DATAR (F) (< 5,0 M/ KM) 2. BUKIT (R) (5-45 M/ KM) 3. GUNUNG (H) (> 45 M/ KM)
KODE BELOKAN (ALIN, HOR,) 1. LURUS ( 3,50 RAD/ KM)
FORMULIR SURVEI INVENTARISASI JARINGAN JALAN - DATA SEJARAH
NO. PROPINSI NAMA :
RUAS
NO. NAMA
DIKERJAKAN OLEH : NAMA : . KOTA ASAL JARAK . TGL : N.I.P : HARI / BULAN / TAHUN
DARI PATOK KM NAMA : SEKSI KE PATOK KM
LOKASI Km.... Km.... DARI 1 KE 2 TAHUN 22 1 JENIS 23 TEBAL MM 24
DATA SEJARAH PELAPISAN PERMUKAAN PELAPISAN PERMUKAAN PELAPISAN PEMELIHARAAN 2 3 1 2 3 TEBAL TEBAL TAHUN JENIS TAHUN JENIS TAHUN JENIS TAHUN JENIS TAHUN JENIS MM MM 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
PELAPISAN PEMELIHARAAN 1. BURAS 2. NACAS (LATASBUM) 3. BERTU BURDA KODE JENIS PERMUKAAN/ PELAPISAN ULANG 0. TIDAK DIKETAHUI 10. LATASBUM 1. TANAH 11. LATASBUM 2. JAPAT (AWCAS)/ KERIKIL 12. HRSSA 3. TELFORD/ MACADAM TERBUKA 13. SLURRY SEA 4. BURTU 14. MACRO SEAI 5. BURDA 15. MICRO ASBU 6. PENETRASI MACADAM 1 LAPIS 16. DGEM 7. PENETRASI MACADAM 2 LAPIS 17. SMA 8. LASBUTAG (BUTAS) 18. BMA 9. ASPAL BETON (A.C.) 19. HSWC
FORMULIR SURVEI DATA TITIK REFERENSI (STR)NAMA : _______________________ NO. : PROPINSI RUAS FUNGSI STATUS NAMA NO. __________________________________ NAMA : NIP. : TANGGAL : HARI BULAN TAHUN ________________________________ ________________________________
DIKERJAKAN OLEH
BERDASARKAN DBM TITIK AWAL URAIAN RUAS TITIK AKHIR _____________________ _____________________ (KOTA) __________________________________________________ __________________________________________________ (URAIAN TITIK REFERENSI)
KOTA ASAL
PATOK
KM
NO. URUT
KOTA ASAL
TITIK REFERENSI JARAK TERHADAP KOTA ASAL (KM) . . . . . . . . . . . .
JENIS
PEMBACAAN ODOMETER/ TRIPMETER
URAIAN DATA TITIK REFERENSI
. . . . . . . . . . . .
_____________________________________________________ _____________________________________________________ _____________________________________________________ _____________________________________________________ _____________________________________________________ _____________________________________________________ _____________________________________________________ _____________________________________________________ _____________________________________________________ _____________________________________________________ _____________________________________________________ _____________________________________________________
JENIS TITIK REFERENSI FUNGSI A K L ARTERI KOLEKTOR LOKAL STATUS N P K M NASIONAL PROPINSI KABUPATEN KOTAMADYA 0 1 2 3 TITIK AWAL PATOK KM GORONG-GORONG JEMBATAN 5 6 7 8 PERSIMPANGAN REL KERETA API TANDA SEMENTARA LAINNYA TANDA DENGAN CAT
Kode Tipe Jalan :a. 2/1 UD
b. 2/2 UD c. 4/2 UD d. 4/2 D Catatan : UD = Undevided (tanpa pemisah) D = Devided (dengan pemisah)
= = = =
2 lajur, 1 arah tanpa median; 2 lajur, 2 arah tanpa median; 4 lajur, 2 arah tanpa median; 4 lajur, 2 arah dengan median.
Penomoran ruas jalan :1. Ruas bercabang sebagian
1. 2.22 018
22 01822 018.1 22 018.A
2/2 UD22 018.2
2/2 UD
A = Suffix
2. Ruas bercabang penuh 1. 22 018
2/2 UD
2.
22 018 22 018.AA = Suffix
2/2 UD
3. Ruas paralel sebagian 1. 22 018.1 22 018.2
2/2 UD
2.
22 018.1 22 018.A
22 018.2
2/2 UD
4/2 UD
4. Ruas paralel penuh 1. 22 018 22 018 2. 22 018.A
2/2 UD
4/2 UD
5. Frontage Road
22 018 22 018.A1
4/2 UD 8/2 UD
Kode jenis permukaan / pelapisan ulang1. TANAH
Jalan tanah dengan lapisan tanah asli/diperkeras. 2. JAPAT (AWCAS) / KERIKILJalan Agregat Padat Tahan Cuaca (All Weather Compacted Aggregate Surface), merupakan lapis perkerasan yang teridiri dari agregat / kerikil yang dipadatkan, sehingga tahan terhadap cuaca.
3. TELFORD / MACADAM TERBUKALapis perkerasan yang terdiri dari batu belah ukuran 15 20 cm, yang disusun berdiri di atas tanah / lapisan pasir yang dipadatkan dengan pengisian agregat diantara rongga-rongganya.
4. BURTU / SSTLaburan Aspal Satu Lapis (Single Surface Treatment), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam (tebal padat maksimum 20 mm).Fungsi : BURTU dapat berfungsi : a. Membuat permukaan tidak berdebu; b. Mencegah masuknya air dari permukaan perkerasan; c. Memperbaiki tekstur permukaan perkerasan. Sifat sifat BURDA : Kedap air, kenyal, tidak memiliki nilai struktur, tidak licin.
Penggunaan BURDA : a. Jalan yang stabil dan rata / dibuat rata; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan; c. Dapat digunakan untuk lalu-lintas ringan sampai berat.
5. BURDA / DSTLaburan Aspal Dua Lapis (Double Surface Treatment), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan agregat bergradasi seragam yang dikerjakan dua kali secara berurutan (tebal padat maksimum 35 mm).Fungsi : BURDA dapat berfungsi : a. Membuat permukaan tidak berdebu; b. Mencegah masuknya air dari permukaan perkerasan; c. Memperbaiki tekstur permukaan perkerasan. Sifat sifat BURDA : Kedap air, cukup kenyal, tidak memiliki nilai struktur, tidak licin. Penggunaan BURDA : a. Jalan yang stabil dan rata / dibuat rata; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan; c. Dapat digunakan untuk lalu-lintas ringan sampai berat.
6. PENETRASI MACADAM 1 LAPISLapis Penetrasi Macadam 1 Lapis (LAPEN 1 LAPIS), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari batu pokok dan batu pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis, apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan aspal dengan batu penutup.Fungsi : LAPEN dapat berfungsi sebagai : a. Lapis permukaan; b. Lapis pondasi. Sifat sifat LAPEN : a. Kurang kedap air (permeabilitas sedang); b. Kekuatan utama didapat dari saling mengunci antara batuan pokok dan pengunci; c. Mempunyai nilai struktural; d. Cukup kenyal; e. Mempunyai permukaan yang kasar. Penggunaan LAPEN : LAPEN dapat diletakkan di atas berbagai jenis kondisi perkerasan lama maupun baru untuk lalu-lintas ringan sampai sedang.
7. PENETRASI MACADAM 2 LAPISLapis Penetrasi Macadam 2 Lapis (LAPEN 2 LAPIS), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari dua rangkaian penghamparan batu pokok dan batu pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis.Fungsi : LAPEN dapat berfungsi sebagai : a. Lapis permukaan; b. Lapis pondasi. Sifat sifat LAPEN : a. Kurang kedap air (permeabilitas sedang); b. Kekuatan utama didapat dari saling mengunci antara batuan pokok dan pengunci; c. Mempunyai nilai struktural; d. Cukup kenyal; e. Mempunyai permukaan yang kasar.Penggunaan LAPEN : LAPEN dapat diletakkan di atas berbagai jenis kondisi perkerasan lama maupun baru untuk lalu-lintas ringan sampai sedang.
8. LASBUTAG / BUTASLapis Aspal Buton Agregat / Buton Aspal, merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran antara agregat, asbuton dan bahan pelunak/peremaja yang diaduk dalam perbandingan tertentu, dihampar dan dipadatkan secara dingin.Fungsi : LASBUTAG dapat berfungsi sebagai : a. Sebagai lapis permukaan atau lapis aus; b. Untuk melindungi lapisan di bawahnya dari pengaruh air dan cuaca; c. Menyediakan permukaan jalan yang rata dan tidak licin.Sifat sifat LASBUTAG : a. Kedap air; b. Pencapaian kestabilan dipengaruhi oleh volume (dikarenakan proses peremajaan bitumen asbuton); c. Mempunyai nilai struktural; d. Cukup kenyal;
lalu-lintas
dan
cuaca
Penggunaan LASBUTAG (pada jalan lama atau jalan baru) dengan persyaratan : Lalu-lintas sedang, kelandaian maksimum 12%, serta jari-jari tikungan min. 15 m.
9. ASPAL BETON (AC)Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur dalam perbandingan tertentu, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu.Fungsi : LASTON mempunyai fungsi : a. Sebagai lapis permukaan atau lapis aus; b. Sebagai pelindung lapisan di bawahnya dari pengaruh air dan cuaca; c. Menyediakan permukaan jalan yang rata dan tidak licin. Sifat sifat LASBUTAG : a. Kedap air; b. Tahan terhadap keausan akibat lalu-lintas; c. Mempunyai nilai struktural; d. Mempunyai stabilitas yang tinggi; e. Peka terhadap penyimpangan perencanaan dan pelaksanaan.
10. LATASBUM (NACAS)Lapis Tipis Aspal Buton Murni (Non Aggregate Cold Asbuton Sheet), merupakan lapis penutup jalan yang terdiri dari campuran asbuton dan bahan pelunak dalam perbandingan tertentu yang dicampur secara dingin (tebal padat maksumum 1 cm).Fungsi : LATASBUM mempunyai fungsi sebagai lapis penutup untuk mencegah masuknya air dari permukaan kedalam konstruksi perkerasan, sehingga dapat mempertahankan kekuatan konstruksi sampai tingkat tertentu. Sifat sifat LATASBUM : a. Kedap air; b. Kenyal; c. Cukup awet; d. Tidak mempunyai nilai struktural.Penggunaan (umumnya pada jalan yang telah beraspal) dengan ketentuan : a. Jalan yang stabil dan rata / dibuat rata dengan penampang melintang sesuai persyaratan; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan.
11. LATASTON (HRS)Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet), merupakan suatu lapisan penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergrdasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas (tebal padat 2,5 cm 3,0 cm).Fungsi : LATASTON mempunyai fungsi sebagai lapis penutup untuk mencegah masuknya air dari permukaan kedalam konstruksi perkerasan, sehingga dapat mempertahankan kekuatan konstruksi sampai tingkat tertentu. Sifat sifat LATASTON : a. Kedap air; b. Kekenyalan yang tinggi; c. Dianggap tidak mempunyai nilai struktural; d. Awet. Penggunaan : a. Jalan yang stabil dan rata / dibuat rata; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan.
12. LATASIR (HRSSA)Lapis Tipis Aspal Pasir (Hot Rolled Sand Sheet Asphalt), merupakan suatu lapisan penutup yang terdiri dari aspal keras dan pasir alam bergradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu (tebal padat 1,0 cm 2,0 cm).Fungsi : LATASTON mempunyai fungsi sebagai lapis penutup, menyediakan permukaan yang rata dan tidak licin.
sebagai
lapis
aus,
Sifat sifat LATASTON : a. Kedap air; b. Kenyal; c. Tidak mempunyai nilai struktural; d. Tahan terhadap keausan akibat lalu-lintas dan tahan terhadap cuaca.Penggunaan (pada umumnya dilaksanakan pada jalan yang beraspal) dengan syarat : a. Jalan stabil dan rata / dibuat rata; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan; c. Lalu-lintas ringan sampai sedang;
13. Slurry SealSlurry Seal adalah suatu campuran padat antara agregat bergradasi sempurna/gradasi optimum dengan aspal emulsi dan filler secukupnya.Fungsi : a. Memperbaiki lapis permukaan jalan; b. Menutup retak-retak, sehingga kedap air; c. Menambah daya skid resistance. Sifat sifat Slurry Seal : a. Kedap air; b. Tidak memiliki nilai struktural;
14. 15.
Macro Seal Micro Asbuton.
16. DGEMDense Graded Emulsion Mix (campuran emulsi bergradasi rapat) adalah campuran dari aspal emulsi dengan agregat bergradasi menerus, dicampur sebagai campuran dingin.Fungsi : DGEM mempunyai fungsi sebagai lapis pondasi, lapis permukaan maupun untuk penambalan (patching). Sifat sifat DGEM : a. Kedap air; b. Memiliki nilai struktural sama dengan konstruksi hotmix; c. Memiliki performance mirip hotmix; d. Tidak tergantung suhu (campuran dingin).
17. SMA (Split Mastic Asphalt) 18. BMA (Butonic Mastic Asphalt) 19. HSWC (High Stiffness Wearing Course)Merupakan lapis aus dengan kekakuan tinggi, materialnya dapat berupa : HSMA (High Stiffness Modulus Asphalt), Asphaltic Concrete Modulus seperti Gilsonite, Chemcrete.
Kode Median1. Dengan Peninggian / Kerb
2. Tanpa Peninggian / Kerb
lebar 2,0 m. lebar 2,0 m.
Kode Jenis Bahu1. Bahu lunak 2. Bahu diperkeras tanah + rumput. agregat / kerikil yang dipadatkan.
Kode Saluran Samping1. Tanah
2. Pasangan batu terbuka3. Pasangan batu tertutup.
Kode Terrain1. Datar (F) < 1,0 m
Elevasi lahan di sisi jalan lebih tinggi (T) atau lebih rendah (L), perbedaannya < 1,0 m dari permukaan jalan. 2. 1,0 m < Bukit (R) < 3,0 m. Elevasi lahan di sisi jalan lebih tinggi (T) atau lebih rendah (L), perbedaannya antara 1,0 m - 3,0 m dari permukaan jalan.3. Gunung (H) > 3,0 m
Elevasi lahan di sisi jalan lebih tinggi (T) atau lebih rendah (L), perbedaannya > 3,0 m dari permukaan jalan.
Kode Grade (Alinyemen Vertikal)1. Datar (F) (< 5,0 m/km)
Pada sepanjang 1,0 km jalan .......... g < 5,0 m/km. Relatif datar, tanpa ada perubahan gigi/kecepatan.2. Bukit (R) (antara 5,0 - 45,0 m/km). Pada sepanjang 1,0 km jalan .......... g antara 5 45 m/km. Pada jarak tempuh 300 m, tidak diperlukan penggantian gigi kendaraan. Ada sedikit penurunan kecepatan (+ 10 km/jam).3. Gunung (H) (> 45,0 m/km)
Pada sepanjang 1,0 km jalan .......... g > 45 m/km. Pada jarak tempuh 300 m, diperlukan penggantian gigikendaraan. Ada sedikit penurunan kecepatan yang berarti (> 10 km/jam).
g = Jumlah aljabar kelandaian.
Kode Belokan (Alinyemen Horizontal)1. Lurus (< 0,25 rad/km)
Pada sepanjang 1,0 km jalan .......... < 0,25 rad/km.2. Sedikit Belokan (0,25 - 3,5 rad/km). Pada sepanjang 1,0 km jalan ...... antara 0,25 3,5 rad/km. Pada jarak tempuh 300 m, terdapat maksimum 2 belokan.3. Banyak Belokan (> 3,5 rad/km)
Pada sepanjang 1,0 km jalan .......... > 3,5 rad/km. Pada jarak tempuh 300 m, terdapat lebih dari 2 belokan.Keterangan : = jumlah sudut kelengkungan.
Kode Tata Guna Lahan1. Sawah/kebun/hutan; 2. Perumahan (Urban 1); 3. Perindustrian (Urban 2); 4. Pertokoan/perkantoran/pasar (Urban 3).