Download - Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
1/22
ZIKRI SUNDARI 1102010309
1. Anatomi Makroskopik dan Mikroskopik Mata
http://2.bp.blogspot.com/_8nhQT1LbhwY/S4pFHie7BXI/AAAAAAAAAFY/3JBK1Kzly7w/s1600-h/dun.jpg -
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
2/22
Anatomi Orbita
Orbita tersusun atas enam tulang tengkorak.
a. Os frontalis (fossa orbitalis) di superior.
b. Os sphenoidalis di posterior.
c. Os ethmoidalis di posterior.d. Os lacrimalis di medial.
e. Os maxillaris (fossa orbitalis) di inferomedial.
f. Os zygomaticus di inferior.
Otot-otot pengerak bola mata
Otot Menghasilkan gerakan Saraf kranial
1. Rektus superior
2. Rektus inferior
3. Rektus medialis
4. Rektus lateralis
5. Oblique superior
Ke atas
Ke bawah
Ke dalam arah hidung
Jauh dari hidung
Ke bawah dan masuk
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Abducens (VI)
Trochlear (IV)
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
3/22
6. Oblique inferior Ke atas dan keluar Okulomotor (III)
Bagian-bagian mata dan fungsinya :
1. Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.2. Pupil dan Iris/Selaput Pelangi
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya
yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi
ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil
dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah
terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.
3. Lensa mata
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa
mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning
retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
4/22
menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa
mata akan menebal.
4. Retina/Selaput Jala
Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina
yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.
5. Saraf optikSaraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak
6. Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat
melekatnya bola mata
7. Otot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata :
a. muskulus rektus superior : menggerakan mata ke atas
b. muskulus rektus inferior : mengerakan mata ke bawah
8. Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa
untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor
9. Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut
10. Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata
11. Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata12. Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata
Struktur Pelindung Mata
Orbita
Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,
pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
Kelopak Mata
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan
mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan
mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak
tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang
juga membungkus permukaan mata.
Bulu mata
Bulu Mata berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier
(penghalang). Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak
yang mencegah penguapan air mata.
Kelenjar lakrimalis
Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung.
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
5/22
MIKROSKOPIK
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
6/22
2. Fisiologi Mata
Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke
dalam lapisan-lapisan tersebut adalah sclera/kornea, khoroid/badan siliaris/iris, dan retina.
a. Sebagian besar bola mata ditutupi oleh sclera yang membentuk bagian putih mata, di
sebelah anterior lapisan ini disebut cornea : transparan, dapat ditembus oleh berkas
cahaya untuk masuk ke interior mata.
b. Lapisan tengah dibawah sclera adalah khoroid : berpigmen dan mengandung banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi retina, di sebelah anterior mengalamispesialisasi badan siliaris dan iris.
c. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retinaterdiri dari lapisan berpigmen di
sebelah luar dan lapisan jaringan saraf di sebelah dalam, terdapat sel batang ( rod) dan
kerucut (cones).
Pada bagian interior mata terdapat dua rongga berisi cairan yang dipisahkan oleh lensa,
semuanya transparan sehingga cahaya dapat menembus mata dari cornea ke retina.
- Rongga posterior yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung bahan mirip
gel, humor vitreus,penting untuk mempertahankan bentuk bola mata.
- Rongga anterior antara kornea dan lensa, mengandung cairan jernih encer, humor
aquosus--membawa nutrient untuk kornea dan lensa, karena keduanya tidak memilikialiran darah.
Fungsi Komponen-komponen Utama Mata
Struktur Lokasi Fungsi
Humor Aquosus Rongga anterior antara kornea dan lensaMembawa nutrient bagi kornea dan
lensa
Sel Bipolar Lapisan tengah sel saraf di retinaPenting dalam pemrosesan
rangsangan cahaya di retina
Titik Buta/
Diskus
Optikus
Titik di retina sedikit di tepi tempat
keluarnya saraf optikus; tidak mengandung
fotoreseptor
Jalan keluar nervus optikus dan
pembuluh darah
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
7/22
Koroid Lapisan tengah mata
Berpigmen untuk mencegah
pembuyaran berkas sinar di mata;
mengandung pembuluh darah yang
memberi makan retina
Badan siliar
Turunan khusus di anterior lapisan koroid;
membentuk cincin melingkari tepi luar
lensa
Menghasilkan humor aquosus dan
mengandung otot siliaris
Otot siliaris
Komponen otot melingkar dari korpus
sliaris; melekat ke lensa melalui
ligamentum suspensorium
Penting dalam akomodasi
Sel kerucut Fotoreseptor di lapisan terluar retinaKetajaman penglihatan, penglihatan
warna, dan penglihatan siang hari
Kornea Lapisan paling luar, jernih, di anterior mataBerperan untk kemampuan refraksi
mata
Fovea Bagian tengah retina Daerah ketajaman tertinggi
Sel ganglion Lapisan dalam sel-sel saraf retinaPenting dalam pemrosesan cahaya di
retina, membentuk n.optikus
IrisCincin otot yang berpigmen dan terlihat di
dalam humor aquosus
Mengubah-ubah ukuran pupil dengan
kontraksi; menentukan warna mata
Lensa
Antara humor aquosus dan humor vitreus;
melekat ke otot siliaris melalui ligamentum
suspensorium
Berperan dalam variasi kemampuan
refraksi selama akomodasi
Macula lutea Daerah tepat di sekitar foveaMemiliki ketajaman tinggi karena
mengandung sel kerucut
Nervus optikus Keluar dari mata di diskus optikusBagian pertama dari jalur penglihatan
ke otak
Pupil Lubang bundar anterior di tengah iris Mengatur jumlah cahaya yang masukRetina Lapisan paling dalam mata Mengandung fotoreseptor
Sel batang Fotoreseptor di lapisan terluar retina
Berperan dalam penglihatan hitam-
putih dan malam serta sensitivitas
tinggi
Sklera Lapisan luar mata yang kuat
Membentuk bagian putih mata yang
terlihat; disebelah anterior
membentuk jaringan khusus yaitu
kornea
Ligamentum
suspensoriumTerletak antara otot siliaris dan lensa Penting dalam akomodasi
Humor vitreous Antara lensa dan retinaMembantu mempertahankan bentukmata
Jumlah cahaya yang masuk ke mata dikontrol oleh iris.
Pigmen di iris memberikan warna pada mata. Lubang bundar di tengah iris, tempat
masuknya cahaya ke interior mata disebut pupil. Ukuran lubang ini dapat disesuaikan
oleh kontraksi otot-otot iris untuk menerima sinar lebih banyak atau lebih sedikit. Iris
mengandung 2 set anyaman otot polos, satusirkularberjalan seperti cincin di dalam iris
dan satu radialmengarah ke luar dari tepi pupil seperti jari roda-roda sepeda. Otot-otot
tersebut dikendalikan oleh sistem saraf otonom. Serat saraf parasimpatis mensarafi otot
sirkularmenyebabkan konstriksi pupil, sementara serat simpatis mensarafi otot radial
dilatasi pupil.
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
8/22
Sinar/ cahaya adaalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket
energi mirip partikel yang dinamai foton yang berjalan dalam bentuk gelombang.
Fotoreseptor di mata hanya peka terhadap panjang gelombang antara 400 dan 700
nanometer. Sinar dari berbagai panjang gelombang dalam rentang sinar tampak
dipersepsikan sebagai sensasi warna yang berbeda-beda. Panjang gelombang yang lebih
pendek dilihat sebagai warna ungu dan biru, panjang gelombang yang lebih panjang
diinterpretasikan sebagai oranye dan merah
Proses Refraksi
Sinar berjalan lebih cepat melalui udara daripada melalui media transparan lain misalnya
air dan kaca. Ketika masuk ke suatu medium dengan densitas tinggi, berkas cahaya
melambat arah berkas cahaya berubah. Berbeloknya berkas sinar dikenal sebagai
refraksi (pembiasan).
Pada permukaan melengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungan, semakin besar
derajat pembelokan, dan semakin kuat lensa. Permukaan konveks menyebabkan
konvergensi berkas sinar, membawa berkas-berkas tersebut lebih dekat satu sama lain.
Karena konvergensi penting untuk membawa suatu bayangan ke titik focus, maka
permukaan refraktif mata berbentuk konveks. Seedangkan, permukaan konkaf
menyebabkan buyarnya berkas sinar (divergensi), sehingga dimanfaatkan untukmengoreksi kesalahan refraktif tertentu mata, misalnya berpenglihatan dekat.
(lensa konveks) (lensa konkaf)
Struktur Refraktif MataDua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan
lensa. Permukaan kornea yang melengkung, merupakan struktur pertama yang dilewati
oleh sinar sewaktu sinar tersebut masuk mata, berperan paling besar dalam kemampuan
refraktif total mata karena perbedaan dalam densitas pada permukaan udara-kornea jauh
lebih besar daripada perbedaan dalam densitas antara udara dan cairan disekitarnya.
Kemampuan refraktif kornea seseorang tidak berubah, karena kelengkungan kornea tidak
pernah berubah. Sebaliknya, kemampuan refraktif lensa dapat diubah-ubah dengan
mengubah kelengkungannya sesuai kebutuhan untuk melihat dekat atau jauh.
Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk melihat dekat.
Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensabergantung pada bentuknya, yang selanjutnya dikendalikan oleh otot siliaris. Ketika otot
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
9/22
siliaris melemas, ligamentum suspensorium menegang, dan ligamentum ini menarik lensa
menjadi bentuk gepeng dan kurang refraktif. Ketika otot berkontraksi, kelilingnya
berkurang sehingga tegangan pada lig.suspensorium berkurang lensa menjadi lebih
bulat. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi lebih bulat akan meningkatkan
kekuatan lensa dan lebih membelokkan berkas sinar. Pada mata normal, otot siliaris
melemas dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi otot ini berkontraksi agar lensa
menjadi lebih konveks dan lebih kuat untuk melihat dekat. Otot siliaris dikontrol olehsistem saraf otonom, dengan stimulasi simpatis menyebabkan relaksasi dan stimulasi
parasimpatis menyebabkan berkontraksi.
Sinar harus melewati beberapa lapisan retina sebelum mencapai fotoreseptor.
Fungsi utama mata adalah memfokuskan berkas cahaya dari lingkungan ke sel batang dan
kerucut, yang merupakan sel fotoreseptor retina. Fotoreseptor kemudian akan mengubah
energi cahaya menjadi sinyal listrik untuk ditransmisikan ke SSP.
Bagian saraf dari retina terdiri dari 3 lapisan, yaitu
a. Lapisan paling luar (dekat koroid) mengandung sel batang dan sel kerucut, peka
cahaya.
b. Lapisan tengah, sel bipolar.c. Lapisan dalam, sel ganglion.
Akson sel ganglion menyatu membentuksaraf optikus. Titik di retina tempat saraf optic
keluar dan pembuluh darah berjalan disebut diskus optikus, sering disebut bintik buta
karena tidak adanya sel kerucut dan batang. Pada retina juga terdapat fovea centralis,
suatu cekungan terletak tepat di tengah retina, lapisan ganglion dan bipolar tersisih ke
tepi sehingga cahaya langsung mengenai fotoreseptor, membuat fovea menjadi titik
dengan penglihatan paling jelas, kaya konsentrasi sel kerucut.
Foto transduksi oleh sel retina mengubah rangsangan cahaya menjadi sinyal saraf.
Setiap retina mengandung sekitar 150 juta fotoreseptor dan lebih dari satu milyar molekul
fotopigmen mungkin terkemas di dalam segmen luar setiap fotoreseptor. Fotopigmenakan mengalami perubahan kimiawi ketika diaktifan oleh sinar terbentuknya potensial
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
10/22
reseptor yang akhirnya menghasilkan potensial aksi menyalurkan informasi ke otak
untuk pemrosesan visual.
Fotopigmen terdiri dari dua komponen : opsin, suatu protein yang merupakan bagian
integral dari membrane diskus dan retinen, suatu turunan vitamin A yang terikat di
bagian dalam molekul opsin. Retinen adalah bagian fotopigmen yang menyerap cahaya.
Terdapat empat fotopigmen berbeda, satu di sel batang dan masing-masing satu di ketigajenis sel kerucut. Keempat fotopigmen ini menyerap panjang gelombang sinar yang
berbeda-beda. Rodopsin, fotopigmen sel batang menyerap semua panjang gelombang
cahaya tampak. Dengan menggunakan masukan visual dari sel batang, otak tidak dapat
membedakan antara berbagai panjang gelombang dalam spectrum sinar tampak. Karena
itu, sel batang hanya memberi bayangan abu-abu dengan mendeteksi perbedaan
intensitas, bukan perbedaan warna. Fotopigmen di ketiga jenis sel kerucutsel kerucut
merah, hijau, biruberespons secara selektif terhadap berbagai panjang gelombang
cahaya, menyebabkan kita dapat melihat warna.
Fototransduksi, proses pengubahan rangsangan cahaya menjadi sinyal listrik, pada
dasarnya sama untuk semua fotoreseptor, tetapi mekanismenya bertentangan dengan cara
biasa reseptor berespons terhadap stimulus adekuatnyabiasanya mengalami
depolarisasi saat dirangsangtetapi fotoreseptor mengalami hiperpolarisasi ketika
menyerap cahaya.
Aktivitas fotoreseptor dalam gelap.
Membrane plasma segmen luar fotoreseptor mengandung saluran Na+ bergerbang kimia.
Saluran ini berespons terhadap pembawa pesan kedua internal, GMP siklik/cGMP.
Pengikatan cGMP ke saluran Na+ membuat saluran ini tetap terbuka. Tanpa cahaya,
konsentrasi cGMP tinggi, sehingga saluran Na+ fotoreseptor tetap terbuka walaupun tidak
mendapat rangsangandalam keadaan gelap. Kebocoran pasif Na+
masuk ke sel depolarisasi fotoreseptor menyebar ke ujung sinaps menyebabkan saluran Ca2+
berpintu voltase di ujung sinaps tetap terbuka Ca2+ masuk neurotransmitter dilepas
dari ujung sinaps dalam keadaan gelap.
Aktivitas fotoreseptor dalam keadaan terang.
Pada pajanan ke sinar, konsentrasi cGMP menurun melalui serangkaian reaksi biokimia
yang dipicu oleh pengaktifan fotopigmen retinen berubah bentuk dan mengaktifkan
fotopigmen. Sel batang dan kerucut mengandung suatu protein G yang dinamai
transdusin. Fotopigmen yang aktif mengaktifkan transdusin mengaktifkan enzim
intrasel fosfodiesterase menguraikan cGMP sehingga konsentrasinya berkurang
penurunan cGMP memungkinkan saluran Na+ tertutup menghentikan depolarisasi danmenyebabkan hiperpolarisasi membrane hiperpolasrisasi merupakan potensial reseptor
menyebar ke ujung sinaps penutupan canal Ca2+ penurunan pelepasan
neurotransmitter dari ujung sinaps.
Selanjutnya, fotoreseptor bersinaps dengan sel bipolar. Sel-sel ini selanjutnya berakhir di
ganglion, yang akson-aksonnya membentuk saraf optic untuk transmisi sinyal ke otak.
Neurotransmitter yang dibebaskan dari ujung sinaps memiliki efek inhibitorik pada sel
bipolar. Penurunan pengeluaran neurotransmitter yang menyertai hiperpolarisasi reseptor
yang diinduksi oleh cahaya menurunkan efek inhibitorik pada sel bipolar, sehingga sel-
sel tersebut tereksitasi dan menyampaikan informasi yang dilihat ke jalur penglihatan
otak.
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
11/22
Sifat-sifat Penglihatan Batang dan Kerucut
Sel Batang Sel Kerucut
100 juta/ retina
Penglihatan dalam rona abu-abu
Kepekaan tinggi
Ketajaman rendah
Banyak konvergensi di jalur
retina
Lebih banyak di perifer
3 juta/retina
Penglihatan warna
Kepekaan rendah
Ketajaman tinggi
Sedikit konvergensi di jalur retina
Terkonsentrasi di fovea
(Lauralee Sherwood, 2012)
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
12/22
3. Keratitis
Keratitis adalah peradangan pada salah satu dari kelima lapisan kornea. Peradangan
tersebut dapat terjadi di epitel, membran Bowman, stroma, membrane Descemet, ataupun
endotel. Peradangan juga dapat melibatkan lebih dari satu lapisan kornea. Keratitis
merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan
mengakibatkan kornea menjadi keruh. Pada umumnya didahului oleh keadaan trauma
pada kornea, penggunaan lensa kontak, pemakaian kortikosteroid topikal yang tidak
terkontrol, dan pemakaian obat tetes mata tradisional.
Epidemiologi
Di negara-negara berkembang insidensi keratitis berkisar antara 5,9-20,7 per 100.000
orang tiap tahun. Insidensi keratitis pada tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di
Indonesia, perbandingan laki-laki dan perempuan tidak begitu bermakna pada angka
kejadian keratitis.
Predisposisi terjadinya keratitis antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak
dan perawatan lensa kontak yang buruk, penggunaan lensa kontak yang berlebihan,
Herpes genital atau infeksi virus lain, kekebalan tubuh yang menurun karena penyakit
lain, serta higienis dan nutrisi yang tidak baik, dan kadang-kadang tidak diketahui
penyebabnya.
Etiologi
Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus dan jamur dapat menyebabkan
keratitis. Penyebab paling sering adalah virus herpes simplex tipe 1. Selain itu penyebab
lain adalah kekeringan pada mata, pajanan terhadap cahaya yang sangat terang, benda
asing yang masuk ke mata, reaksi alergi atau mata yang terlalu sensitif terhadap kosmetik
mata, debu, polusi atau bahan iritatif lain, kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa
kontak yang kurang baik.
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi/letaknya, keratitis dibedakan menjadi :a. Keratitis pungtata
Keratitis yang terkumpul di daerah membrane Bowman, dengan infiltrate berbentuk
bercak-bercak halus. Biasanya terjadi pada dewasa muda. Dibedakan menjadi dua,
yaitu :
- Keratitis pungtata superfisialGambarannya seperti infiltrate halus bertitik-titik pada permukaan kornea. Bintik-
bintik akan tampak dengan pemulasan fluoresin terutama pada daerah pupil.
Disebabkan sindrom dry eye, blefaritis, keratopati logaftalmos, keracunan obat
topikal (neomisin, tobramisin, dsb), sinar ultraviolet, trauma kimia ringan, dan
pemakaian lensa kontak.
- Keratitis pungtata subepitel
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
13/22
Terkumpul di daerah membrane Bowman, biasanya bilateral dan berjalan kronis
tanpa terlihat gejala kelainan konjungtiva.
b. Keratitis marginal
Merupakan infiltrate yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus.
c. Keratitis interstisialDitemukan pada jaringan kornea yang lebih dalam, merupakan keratitis nonsupuratif
profunda disertai dengan neovaskularisasi. Keratitis ini juga disebut keratitis
parenkiimatosa. Dapat terjadi akibat alergi atau infeksi spiroket ke dalam stroma
kornea dan akibat tuberculosis. Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar dilihat.
Permukaan kornea seperti permukaan kaca. Terdapat injeksi siliar disertai dengan
serbukan pembuluh ke dalam sehingga memberikan gambaran merah kusam salmon
patch.
Berdasarkan penyebab/causanya, dibedakan menjadi:
a. Kreatitis bacterial
Setiap bakteri seperti Staphylococcus, Streptococcus, Pseudomonas, dan
Enterobacteriacea dapat menyebabkan keratitis bakterial. Dengan factor predisposisi
seperti pemakaian kontak lens, trauma, kontaminasi obat tetes.
b. Keratitis jamur
Lebih jarang dibandingkan keratitis bacterial. Dimulai dengan suatu trauma pada
cornea oleh ranting pohon, daun, dan bagian tumbuh-tumbuhan. Kebanyakan jamur
disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergilus, dan Curvularia, sulit untuk
membedakannya. Saat ini infeksi jamur bertambah dengan pesat dan dianggap
sebagai akibat sampingan pemakaian antibiotic dan kortikosteroid yang tidak tepat.
c. Keratitis virus
Keratitis pungtata superfisial, gambarannya seperti infiltrate halus bertitik-titik padadataran depan kornea yang dapat terjadi pada penyakit seperti herpes simpleks, herpes
zoster, infeksi virus, vaksinia, dan trakoma.
- Keratitis herpeticDisebabkan oleh herpes simpleks dan herpes zoster. Yang disebabkan oleh herpes
simpleks dibagi dalam 2 bentuk yaitu epithelial dan stromal . Hal yang murni
epithelial adalah dendritic dan stromal adalah diskiformis. Biasanya infeksi
herpes simpleks ini berupa campuran epitel dan stroma. Kerusakan epitel terjadi
karena pembelahan virus di dalam sel epitel membentuk tukak kornea
superfisial. Kerusakan stroma diakibatkan oleh proses imunologik tubuh pasien
sendiri terhadap virus yang menyerang.
Keratitis dendritic
Merupakan keratitis superfisial yang membentuk garis infiltrate pada
permukaan kornea yang kemudian membentuk cabang.
Keratitis disiformis
Keratitis membentuk kekeruhan infiltrate yang bulat atau lonjong di dalam
jaringan kornea. Biasanya merupakan keratitis profunda superfisialis akibat
infeksi virus herpes simpleks. Sering diduga sebagai reaksi alergi/ imunologik
terhadap infeksi virus herpes simpleks pada permukaan kornea.
- Infeksi herpes zoster
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
14/22
Virus herpes zoster dapat menyebabkan infeksi pada ganglion Gaseri saraf
trigeminus. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala
herpes zoster pada mata. Gejala ini tidak akan melampaui garis median kepala.
Biasanya mengenai orang usia lanjut.
Keratitis lainnya adalah sebagai berikut :
Keratitis dimmer/numularisKeratitis dengan infiltrate yang bundar, berkelompok, dan tepinya berbatas tegas
sehingga memberikan gambaran halo. Berjalan lambat, sering terdapat unilateral pada
petani sawah
Keratitis filamentosa
Keratitis yang disertai adanya filament mukoid dan deskuamasi saluran epitel pada
permukaan kornea. Penyebabnya tidak diketahui. Dapat disertai penyakit lain seperti
keratokonjungtivitis sika, sarkoidosis, trakoma, dsb. Kelainan ini ditemuka pada sindrom
mata kering, DM, pascabedah katarak, dan keracunan kornea oleh obat tertentu.
Keratitis alergi/Keratokonjungtivitis flikten
Merupakan radang kornea dan konjungtivitis yang merupakan reaksi imun yang mungkin
sel mediated pada jaringan yang sudah sensitive terhadap antigen. Biasanya bersifat
bilateral dan dimulai dari daerah limbus.
Keratitis fasikularis
Keratitis dengan pembentukan pita pembuluh darah yang menjalar dari limbus kearah
kornea. Biasanya berupa tukak kornea akibat flikten yang menjalar ke daerah sentral
disertai fasikulus pembuluh darah.
Keratitis lagoftalmosTerjadi akibat adanya lagoftalmos dimana kelopak mata tidak dapat menutup dengan
sempurna sehingga terdapat kekeringan kornea. Lagoftalmos dapat disebabkan tarikan
jaringan parut pada tepi kelopak, eksoftalmos, paralise sraf fasial, atoni orbicularis okuli,
dan proptosis karena tiroid.
Keratitis neuropalatik
Merupakan keratitis akibat kelainan saraf trigeminus, sehingga terdapat kekeruhan kornea
yang tidak sensitive disertai kekeringan kornea. Gangguan persarafan dapat terjadi akibat
herpes zoster, tumor dosa posterior cranium, peradangan atau keadaan lain sehingga
kornea menjadi anestesis.
Keratitis sklerotikan
Kekeruhan berbentuk segitiga pada kornea yang menyertai radang sclera/skeliritis. Tidak
diketahui apa yang menyebabkannya terjadi, namun diduga terjadi karena perubahan
susuana serat kolagen yang menetap.
Patofisiologi
Epitel adalah sawar yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme kedalam kornea.
Namun sekali kornea mengalami cedera, stroma yang avaskuler dan membrane Bowman
mudah terinfeksi oleh berbagai macam mikroorganisme seperti amoeba, bakteri dan
jamur. Streptococcus pneumonia (pneumokokus) adalah bakteri pathogen kornea sejati;
pathogen lain memerlukan inokulum yang berat atau hospes yang lemah (misalnya padapasien yang mengalami defisiensi imun) agar dapat menimbulkan infeksi.
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
15/22
Kornea adalah struktur yang avaskuler oleh sebab itu pertahanan pada waktu peradangan,
tidak dapat segera ditangani seperti pada jaringan lainnya yang banyak mengandung
vaskularisasi. Sel-sel di stroma kornea pertama-tama akan bekerja sebagai makrofag,
baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang ada di limbus dan tampak
sebagai injeksi pada kornea. Sesudah itu terjadilah infiltrasi dari sel-sel lekosit, sel-sel
polimorfonuklear, sel plasma yang mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang tampaksebagai bercak kelabu, keruh dan permukaan kornea menjadi tidak licin.
Epitel kornea dapat rusak sampai timbul ulkus. Adanya ulkus ini dapat dibuktikan dengan
pemeriksaan fluoresin sebagai daerah yang berwarna kehijauan pada kornea. Bila tukak
pada kornea tidak dalam dengan pengobatan yang baik dapat sembuh tanpa
meninggakan jaringan parut, namun apabila tukak dalam apalagi sampai terjadi perforasi
penyembuhan akan disertai dengan terbentuknya jaringan parut. Mediator inflamasi yang
dilepaskan pada peradangan kornea juga dapat sampai ke iris dan badan siliar
menimbulkan peradangan pada iris. Peradangan pada iris dapat dilihat berupa kekeruhan
di bilik mata depan.
Kornea mempunyai banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi pada kornea baik
superfisial maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit juga
diperberat dengan adanaya gesekan palpebra (terutama palbebra superior) pada kornea
dan menetap sampai sembuh. Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang meradang
dapat menimbulkan fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung saraf kornea
merupakan fenomena reflek yang berhubungan dengan timbulnya dilatasi pada pembuluh
iris.
Manifestasi Klinis
Tanda patognomik dari keratitis ialah terdapatnya infiltrat di kornea. Infiltrat dapat ada diseluruh lapisan kornea menetapkan diagnosis dan pengobatan keratitis. Pada
peradangan yang dalam, penyembuhan berakhir dengan pembentukan jaringan parut
(sikatrik), yang dapat berupa nebula, makula, dan leukoma. Adapun gejala umumnya
adalah :
- Keluar air mata yang berlebihan- Nyeri
- Penurunan tajam penglihatan- Radang pada kelopak mata (bengkak, merah)- Mata merah- Sensitif terhadap cahaya
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
16/22
Diagnosis d
an
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding Mata Merah
Konjungtivitis Keratitis/ Ulkus
Kornea
Iritis Akut Glaukoma Akut
Sakit Kesat Sedang Sedang-hebat Hebat dan menyebar
Kotoran Sering purulen Hanya refleks
epifora
Ringan
Fotofobia Ringan Hebat Sedang
Kornea Jernih Fluoresein +++/- Presipitat Edema
Iris Normal muddy Abu-abu-hijau-hijau
Penglihatan N
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
17/22
Mata Merah Visus Turun
Iritis, glaucoma, uveitis, sindrom vogt koyanagi-harada, endoftalmitis, panoftalmitis
Penglihatan Turun Mata Normal (Tidak Merah)
Neuritis optic, neuritis intraocular/papilitis, neuritis retrobulbar, ablasi retina, oklusi
vena/arteri retina sentral, amblyopia toksik, okulopati iskemik, migren, amaurosis fugaks,katarak.
Penatalaksanaa
Komplikasi
Pencegahan
Prognosis
Prognosis fungsionam pada keratitis sangat tergantung pada jenis keratitis itu sendiri. Jika
lesi pada keratitis superficial berlanjut hingga menjadi ulkus kornea dan jika lesi pada
keratitis tersebut telah melebihi dari epitel dan membran bowman maka prognosis
fungsionam akan semakin buruk. Hal ini biasanya terjadi jika pengobatan yang diberikan
sebelumnya kurang adekuat, kurangnya kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi yang
sudah dianjurkan, terdapat penyakit sistemik lain yang dapat menghambat proses
penyembuhan seperti pada pasien diabetes mellitus, ataupun dapat juga karena mata
pasien tersebut masih terpapar secara berlebihan oleh lingkungan luar, misalnya karena
sinar matahari ataupun debu.
Pemberian kortikosteroid topikal untuk waktu lama dapat memperpanjang perjalanan
penyakit hingga bertahun-tahun serta dapat pula mengakibatkan timbulnya katarak dan
glaukoma yang diinduksi oleh steroid.
4. Memelihara Kesehatan Mata Menurut Ajaran Islam
Salah satu pesan Rasulullah SAW bagi umatnya ialah jaga sehatmu sebelum datang
sakitmu. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan itu sangat penting dan wajib dijaga.
Nikmat terbesar dari Allah setelah iman dan Islam ialah kesehatan. Kesehatan
memungkinkan setiap Muslim menjalankan ibadah, membantu saudaranya, dan
mengangkat beban yang berat. Oleh karena itu, sudah selayaknya setiap Muslim
mensyukuri nikmat tersebut. Mensyukuri dalam arti senantiasa berupaya menjaga
kesehatan yang telah Allah anugerahkan.
Rasulullah SAW telah memberikan teladan terbaik mengenai bagaimana cara atau
metode yang harus kita lakukan, agar kesehatan yang kita miliki dapat terjaga. Upayamenjaga kesehatan ini merupakan bentuk kesyukuran yang sangat dianjurkan oleh beliau.
Menerapkan pola makan yang Islami adalah cara terbaik untuk mencegah datangnya
berbagai macam penyakit. Pola makan itu sendiri adalah kunci utama dalam menjaga
kesehatan tubuh.
Dalam hal makan Rasulullah SAW menekankan agar umatnya cukup mengonsumsi
makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya, sehingga staminanya tidak
merosot dan tubuh tetap sehat. Sebab ukuran normal lambung manusia hanya sekitar
1500 ml. Kalaupun ada perbedaan umumnya tidak terlalu jauh. Dengan demikian bila
dibagi tiga maka masing-masing cukup untuk menampung 500 ml. Maka dari itu, jika
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
18/22
harus lebih, cukuplah makan sepertiga volume yang bisa ditampung dalam perut,
sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafas (udara). Sebagaimana sabda beliau;
Tidak ada bencana yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri.
Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa kerat makanan yang dapat menegakkan
tulang punggungnya. Kalau terpaksa, maka dia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan
makanan, sepertiga lagi dengan minuman, sepertiga sisanya untuk nafas. (HR. Ahmad,Al-Tirmidzi, dan Al-Nasai).
Islam dan Makanan Sehat
Islam menganjurkan umatnya mengonsumsi makanan sehat. Sebab makanan sehat
hakikatnya adalah obat. Oleh karena itu pantas jika ada ungkapan bahwa siapa yang
makan makanaan sehat maka ia tak perlu makan obat. Allah berfirman:
Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dansalwa. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu
(QS. Al-Baqarah: 57)
Lebih detail Ibnul Qayyim menjabarkan;
Kalangan medis sepakat bahwa selama penggunaan makanan sehat sudah cukup
digunakan dalam pengobatan, tidak perlu menggunakan obat. Selama bisa menggunakan
obat-obatan sederhana, tidak perlu menggunakan obat-obatan kimia. Mereka menegaskan
(kata Ibnul Qayyim), Setiap penyakit yang masih bisa diatasi dengan makanan sehat dan
pencegahan, teidak memerlukan obat-obatan. (Abu Umar Basyier 2011: 243).
Salah satu jenis makanan yang sehat adalah sayur dan buah-buahan. Rasulullah amatmenggemari sayur-sayuran utamanya labu (waluh: jawa). Anas bin Malik menceritakan,
Nabi suka sekali makan labu. Suatu hari Nabi diajak makan. Aku pun mengikuti beliau
dengan pandanganku. Aku sengaja meletakkan potongan labu ke hadapan beliau karena
aku tahu beliau amat menyukai labu. (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Hasil-hasil riset menunjukkan bahwa famili labu-labuan sangat efektif membunuh
bakteri. Dan, labu madu (labu ketan) adalah yang paling efektif membunuh bakteri.
Selain itu labuh (waluh) memiliki kandungan vitamin A dan beta karoten yang sangat
berguna bagi kesehatan mata dan kulit, kekebalan tubuh serta reproduksi. Bahkan labu
juga memiliki manfaat sebagai antioksidan yang dapat mengurangi resiko terjadinya
kanker dan penyakit jantung.
Kemudian wortel (jazar). Meskipun wortel sering disebut buah namun dalam praktiknya
wortel di negeri ini juga sering diolah menjadi sayur. Wortel dapat meningkatkan vitalitas
tubuh. Ia juga baik dikonsumsi untuk memperlancar buang air kecil dan mensturasi.
Dalam dunia medis pun wortel dianjurkan untuk dikonsumsi guna memperkuat
penglihatan mata.
Daftar Pustaka
http://jejakjejakjejak.wordpress.com/2011/09/19/ajaran-islam-mengenai-menjaga-kesehatan/
Ilyas, Sidarta dan Yulianti, Sri Rahayu. 2012. Ilmu Penyakit Mata Edisi 4. Jakarta :
Penerbit FKUI.
http://jejakjejakjejak.wordpress.com/2011/09/19/ajaran-islam-mengenai-menjaga-kesehatan/http://jejakjejakjejak.wordpress.com/2011/09/19/ajaran-islam-mengenai-menjaga-kesehatan/ -
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
19/22
Netter, Frank H. 2006. Interactive Atlas of Human Anatomy. USA: Icon Costum
Communication.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33583/4/Chapter%2520II.pdf
Sherwood, Lauralee. 2012. Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; Indera Khusus dalam
Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta: EGC
Klasifikas
Berdasarkan Diagnosis Morfologiknya, keratitis dibagi menjadi :
A. Keratitis Epitelia
Perubahan pada epitel sangat bervariasi, dari edema biasa dan vakuolasi sampai erosi-
erosi kecil, pembentukan filament, keratinisasi parsial, dll. Lokasi lesi-lesi itu juga bervariasi
pada kornea. Keratitis jenis ini terdapat pada :
1. Keratitis Pungtata Superfisialis
Berupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat disebabkan oleh
sindrom dry eye, blefaritis, keratopati logaftalmus, keracunan obat topical, sinar
ultraviolet, trauma kimia ringan dan pemakaian lensa kontak.
2. Herpes Simplek
3. Herpes Zoster
B. Keratitis Subepitelial
Lesi-lesi ini sering sekunder akibat keratitis epithelial (mis. Infiltrat subepitelial pada
keratokonjungtivitis epidemika, yang disebabkan oleh adenovirus 8 dan 19). Pada :
1. Keratitis Didiformis dari Westhoff
2. Keratitis Numularis dari Dimmer
C. Keratitis Stromal
Respon stroma kornea terhadap penyakit, antara lain infiltrasi, yang menunjukkan
akumulasi sel-sel radang; edema tampak sebagai penebalan kornea, pengeruhan, atau parut;
perlunakan atau nekrosis, yang dapat berakibat penipisan atau perforas; dan vaskularisasi.
Jenis ini terdapat pada Keratitis Neuroparalitik.
D. Keratitis Endotelial
Disfungsi endotel kornea akan berakibat pada edema kornea, yang mula-mula mengenai
stroma dan kemudian epitel. Terdapat pada :
1. Keratitis Sklerotikan
2. Keratitis Intersisial
3. Keratitis Disiformis
Berdasarkan penyebabnya, keratitis diklasifikasikan menjadi:
1. Keratitis Bakteri
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
20/22
2. Keratitis Jamur
3. Keratitis Virus
4. Keratitis Herpetik
a. Keratitis Infeksi Herpes Zoster
b. Keratitis Infeksi Herpes Simplek : Keratitis Dendritik dan Keratitis Disiformis
5. Keratitis Alergi
a. Keratokonjungtivitis
b. Keratokonjungtivitis epidemi
c. Tukak atau ulkus fliktenular
d. Keratitis fasikularis
e. Keratokonjungtivitis vernal
Berdasarkan bentuk klinisnya, keratitis diklasifikasikan menjadi:
1. Keratitis flikten
Benjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi mempunyai kecenderungan untuk
menyerang kornea.
2. Keratitis sika
Suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimale atau
sel goblet yang berada di konjungtiva.
3. Keratitis lepra
Suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf, disebut juga
keratitis neuroparalitik.
4. Keratitis nummularis
Bercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya multiple dan banyak
didapatkan pada petani.
Klasifikasi keratitis berdasarkan lapisan kornea yang terkena, yaitu:
A. Keratitis Pungtata
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
21/22
Keratitis yang terkumpul di daerah Bowman, dengan infiltrateberbentuk bercak-
bercak halus. Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus
bertitik-titik pada permukaan kornea.Merupakan cacat halus kornea superfisial dan hijau bila
diwarnaifluoresein. Sedangkan keratitis pungtata subepitel adalah keratitis yangterkumpul di
daerah membran Bowman.
B. Keratitis Marginal
infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar denganlimbus. Penyakit infeksi lokal
konjungtiva dapat menyebabkan keratitis katarak atau keratitis marginal ini. Keratitis
marginal katarak biasanya terdapat pada pasien setengah umur dengan adanya
blefarokonjungtivitis.
-
7/29/2019 Mandiri Skenario 1 - Mata Merah
22/22
C. Keratitis Interstitial
Keratitis interstitial adalah kondisi serius dimana masuknyapembuluh darah ke dalam
kornea dan dapat menyebabkan hilangnya transparansi kornea. Keratitis interstitial dapat
berlanjut menjadikebutaan. Sifilis adalah penyebab paling sering dari keratitis interstitial.