Download - Makalah Tenaga Listrik
JURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2012
TENAGA LISTRIKGAS TURBINE GENERATOR PT. PUSRI PALEMBANG
OLEH:
DELLA ROFIQOH (NIM. 061030400363)HEVIN JAMALA AKBAR (NIM. 061030400368)
DOSEN PEMBIMBING:
ZULKARNAIN, S.T, M.T (NIP. 197102251995021001)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Unit Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam
suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap
awal sampai produk akhir. Unit utilitas adalah salah satu unit operasi yang ada di
dalam sebuah pabrik kimia. Unit utilitas dapat didefinisikan sebagai unit yang
menyediakan media pendingin, media pemanas, energi penggerak dan lain
sebagainya untuk mendukung proses produksi pabrik. Dalam masyarakat modern
yang industri dan perekonomiannya maju, tenaga listrik memegang peranan yang
sangat menentukan. Sulit dibayangkan, sebuah pabrik tanpa pemakaian tenaga
listrik. Karena untuk menggerakkan beberapa alat misalnya, dibutuhkan motor
listrik. Dan motor-motor listrik yang dipakai pada berbagai alat semuanya
membutuhkan listrik sebagai tenaga penggerak. Pada instalasi pabrik yang lebih
modern umumnya dipakai motor tersendiri untuk setiap alat produksi, meskipun
menggunakan motor kecil saja. Konstruksi motor yang lebih kecil dirancang
dengan bentuk yang kompak dan tertutup agar motor tidak mudah rusak karena
pengotoran. Hal ini karena pada motor yang lebih kecil membutuhkan
pendinginan yang lebih baik karena bagian untuk pendinginan berukuran lebih
kecil yaitu dengan membuat lubang-lubang pada rumah stator.
Pabrik tidak harus mempunyai sistem pemroses utilitas sendiri. Listrik
misalnya, pabrik bisa membelinya dari PLN jika kapasitas PLN setempat
mencukupi atau membeli dari pabrik tetangga. Akan tetapi untuk memenuhi
sebagian besar pemakaian listrik sutu pabrik atau industri maka masing-masing
pabrik tersebut membangun instalasi listrik sendiri baik mengunakan gas, air, uap
dan sebagainya demi tercapainya kebutuhan listrik. Pada makalah ini akan
dibahas instalasi listrik pada PT. Pupuk Sriwijaya Palembang.
Instalasi listrik pada PT. Pusri menggunakan GTG (Gas Turbin Generator)
dengan bahan bakar gas alam. Prinsip kerja Gas turbine generator yaitu
memanfaatkan gas sebagai fluida untuk memutar turbin dengan pembakaran
internal sehingga dapat memutar generator lalu menghasilkan listrik.
Desain pertama turbin gas dibuat oleh John Wilkins seorang Inggris pada
tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu bara, kayu
atau minyak, kompresornya digerakkan oleh turbin dengan perantara rantai roda
gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang sistem turbin gas yang
menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh
turbin reaksi tingkat ganda. Tahun 1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth,
dibuat suatu sistem turbin gas yang mencoba menggunakan proses pembakaran
pada volume konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikan karena terbentur pada
masalah konstruksi ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah sesuai
beban. Tahun 1904, “Societe des Turbomoteurs” di Paris membuat suatu sistem
turbin gas yang konstruksinya berdasarkan desain Armengaud dan Lemate yang
menggunakan bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar
450 C dengan tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.
Selanjutnya, pada tahun 1935 sistem turbin gas mengalami perkembangan yang
pesat dimana diperoleh efisiensi sebesar kurang lebih 15%. Pesawat pancar gas
yang pertama diselesaikan oleh “British Thomson Houston Co” pada tahun 1937
sesuai dengan konsepsi Frank Whittle (tahun 1930).
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain
1. Mengetahui proses pembuatan dan penyediaan energi listrik
2. Mengetahui penyediaan listrik dari PT. Pupuk Sriwijaya Palembang.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana unit penyediaan tenaga listrik dalam suatu pabrik ?
2. Bagaimana penggunaan tenaga listrik pada industri ?
3. Dari mana pemenuhan listriak suatu industri ?
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui unit penyediaan tenaga listrik dalam suatu pabrik.
2. Dapat mengetahui aplikasi dari penggunaan listrik
3. Dapat mengetahui sumber pemenuhan listrik suatu industri.
BAB II
PENYEDIAAN ENERGI LISTRIK
2.1 Penyediaan Listrik dalam Suatu Pabrik
Dalam masyarakat modern yang industri dan perekonomiannya maju,
tenaga listrik memegang peranan yang sangat menentukan. Sulit dibayangkan,
sebuah pabrik tanpa pemakaian tenaga listrik. Karena untuk menggerakkan
beberapa alat misalnya, dibutuhkan motor listrik. Dan motor-motor listrik yang
dipakai pada berbagai alat semuanya membutuhkan listrik sebagai tenaga
penggerak. Selain untuk menggerakkan motor, listrik di industri juga dibutuhkan
untuk pemanasan tanur dan proses elektrokimia. Sedangkan di luar kebutuhan
untuk industri, tenaga listrik dipakai untuk kebutuhan kantor, pemanasan atau
pendinginan udara, lampu penerangan, lemari es, dapur dan keperluan
kerumahtanggaan lainnya.
Berkaitan dengan penggunaan motor listrik, pada instalasi pabrik yang
agak tua dan sederhana sering menggunakan motor secara bersamaan, yaitu satu
motor untuk menggerakkan beberapa alat produksi sekaligus dengan
menggunakan gigi transmisi atau sabuk transmisi. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan biaya investasi. Namun penggunaan motor secara bersamaan ini
kurang baik karena bisa berakibat mudah terjadi kecelakaan. Lagi pula sering
terjadi motor tersebut menggerakkan hanya satu alat produksi, sedangkan alat
produksi yang lain tidak dipakai sehingga motor dimanfaatkan di bawah
kapasitas.
Pada instalasi pabrik yang lebih modern umumnya dipakai motor
tersendiri untuk setiap alat produksi, meskipun menggunakan motor kecil saja.
Konstruksi motor yang lebih kecil dirancang dengan bentuk yang kompak dan
tertutup agar motor tidak mudah rusak karena pengotoran. Hal ini mengingat pada
motor yang lebih kecil membutuhkan pendinginan yang lebih baik karena bagian
untuk pendinginan berukuran lebih kecil yaitu dengan membuat lubang-lubang
pada rumah stator. Akibatnya motor akan lebih mudah menjadi 343 kotor
terutama tempat kerja yang banyak menghasilkan debu dan pengotor seperti
pabrik semen atau tekstil.
2.2 Sistem Pembangkit Dan Distribusi Listrik PT. Pusri Palembang
Sistem pembangkit Tenaga Listrik PT. Pusri merupakan sistem
pembangkit tersendiri yang terdiri dari :
1. Pembangkit Utama
Pembangkit utama yang digunakan adalah berupa Gas Turbine Generator
(GTG) yang berfungsi untuk melayani kebutuhan tenaga listrik untuk Pabrik,
perbengkelan, perkantoran, perumahan dan kebutuhan lainnya. Bahan bakar
utama Gas Turbine Generator (GTG) ialah mengunakan gas alam. Spesifikasi
GTG yang dipakai PT. Pusri adalah sebagai berikut :
– Bahan bakar : gas alam
– Spesifikasi : 13.8 kV; 50 Hz; 3 phase
– Kapasitas / Daya (desain) :
P-2 : 15 MW
P-3 : 15 MW
P-4 : 15 MW
P-1B : 22 MW
TOTAL : 67 MW
GTG P-II, P-III, P-IV dan P-IB pada kondisi normal beroperasi secara
paralel melalui synchronizing bus. Pada kondisi tertentu seperti pada saat ada
pekerjaan perbaikan di salah satu GTG, maka salah satu atau keempat GTG dapat
dioperasikan secara terpisah (berdiri sendiri).
Gambar 1. Sistim Interkoneksi GTG Pusri
2. Pembangkit Emergency
Pembangkit emergency adalah sistim pembangkit yang digunakan apabila
pembangkit utama mengalami gangguan. Pembangkit emergency ini bekerja
secara otomatis, apabila sumber listrik dari sumber normal hilang, transfer
Switch dari ATS secara otomatis akan bekerja mengalihkan sumber listrik dari
sumber normal ke sumber emergency. Sementara itu UPS Secara kontinu
mensuply tegangan 120 V ke panel kontrol dan DCS. Apabila supply utama ke
UPS hilang, maka supply listrik langsung diambil alih oleh battery. Ada dua
macam alat yang digunakan sebagai pembangkit emergency yaitu :
a. Emergency Diesel Generator
Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban yang sangat kritis di
pabrik apabila pembangkit utama mengalami gangguan. Sistim kerja
Emergency Generator akan bekerja secara otomatis apabila sumber listrik
dari sumber normal hilang sehingga transfer switch dari ATS secara
otomatis akan bekerja mengalihkan sumber listrik dari sumber normal ke
sumber emergency.
G
BEBANP -IB
PP--1B1B
G
BEBANP -II
G
BEBANP -III
G
BEBANP -III
G
BEBANP -IV
P-II PP-- IIIIII
PP-- IVIV
SYNCHRONIZING BUS
PLN
DIAGRAM SISTEM INTERKONEKSI PEMBANGKIT LISTRIK DI
PUSRI
b. Uninteruptible Power Supply (UPS)
Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban listrik yang tidak boleh
terputus supply listriknya, seperti power supply untuk panel kendali
(Control Room). UPS secara kontinu mensuply tegangan 120 Volt ke
panel kontrol dan DCS, dan apabila supply utama ke UPS hilang maka
supply listrik langsung diambil alih oleh battery.
Sistem tegangan listrik yang dimiliki oleh pembangkit listrik PT. Pusri
adalah terdiri dari :
a. Sistem tegangan 13,8 kv; 3 phase; 50 hz
Sistim tegangan ini merupakan jaringan distribusi utama dari sumber
pembangkit ke Pusat-Pusat Beban yang berupa :
Transformator (13,8 KV / 2,4 KV)
Transformator (13,8 KV / 480 V )
Motor dgn beban di atas 2000 HP seperti: 101-J1 P-III/IV, 5209-JCM P-
1B.
EMERGENCY GENERATOR Spesifikasi:
P-2 : 300 kW, 440 V, 3 1,6 MW, 2400 V, 3
P-3 : 300 kW, 440 V, 3 P-4 : 1000 kW, 440 V, 3 P-1B: 300 kW, 440 V, 3
UPS Spesifikasi:
40 kW, 120 V
Gambar 2. Emergency Generator dan UPS
b. Sistem tegangan 2,4 kv; 3 phase; 50 hz
Sistim tegangan ini digunakan untuk men-supply beban yang berupa :
Motor dengan kapasitas 200 HP s/d 2000 HP (Pompa Sungai, Pabrik
Urea, Cooling Tower, Bulk Storage dll)
Transformator 2,4 KV / 480 V
Transformator 2,4 KV / 110 V
c. Sistem tegangan 480 v; 3 phase; 50 hz
Sistim tegangan ini digunakan antara lain untuk :
Motor-motor dengan kapasitas sampai dengan 200 HP
Lampu-lampu sorot lapangan (Flood Light) di pabrik
Trafo Lampu penerangan
d. Sistem tegangan 220 v, 120 v
Sistim tegangan ini digunakan antara lain untuk :
Instalasi-instalasi listrik baik di perkantoran atau perumahan
Lampu penerangan
Instrumentasi pabrik
Battery Charger
2.3 Prinsip Kerja Gas Turbine Generator
Gas turbine generator adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai
fluida untuk memutar turbin dengan pembakaran internal sehingga dapat memutar
generator lalu menghasilkan listrik. Didalam turbin gas, energi kinetik
dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar
roda turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana
terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk
ke dalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran
dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses
pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat
dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran
tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh
turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar
beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut
akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust). Untuk meningkatkan
effisiensi pemakaian gas bumi, maka gas buang dari gas turbin, dimanfaatkan
untuk membangkitkan steam yang dinamakan Waste Heat Boiler (WHB).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah
sebagai berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.
Gambar 3. Gas Turbine Generator
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh
turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri.
Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
3. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya mechanical loss, dsb.
2.4 Komponen Gas Turbin Generator
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet
section, compressor section, combustion section, turbine section, dan exhaust
section. Sedangkan komponen pendukung turbin gas adalah starting equipment,
lube-oil system, cooling system, dan beberapa komponen pendukung lainnya.
Berikut ini penjelasan tentang komponen utama turbin gas:
1. Air Inlet Section. Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang
terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor.
2. Compressor Section. Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow
compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari
inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi
pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat
menimbulkan daya output turbin yang besar.
3. Combustion Section. Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara
bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan
bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang diubah
menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke
transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari
keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin.
4. Turbin Section. Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi
energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak
compresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang
dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya
sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
5. Exhaust Section. Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang
berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari
turbin gas.
Adapun beberapa komponen penunjang dalam sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
1. Starting equipment. Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin
bekerja.
2. Coupling dan Accessory Gear. Berfungsi untuk memindahkan daya dan
putaran dari poros yang bergerak ke poros yang akan digerakkan.
3. Fuel System. Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system
dengan tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai
bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan partikel-partikel padat.
Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem ini dilengkapi
dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan cairan-cairan
yang masih terdapat pada fuel gas.
4. Lube Oil System. berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu
pada setiap komponen sistem turbin gas.
5. Cooling System. Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah
air dan udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen
pada section dan bearing.
2.5 Hal Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Trouble Yang Sering Timbul
Pada GTG Pt. Pusri
Pada saat beroperasi Gas Turbine Generator pada PT. Pusri sering
mengalami beberapa trouble yang memerlukan penanganan seperti yang akan
dijelaskan berikut:
Trouble Supply Gas Alam
Apabila suplai gas alam terhenti maka :
1. GTG 33-3006-J akan shut down
2. WHB 34-5003-U dan Package Boiler 34-6007-U akan shut
down
Langkah pengamanan :
1. Jalankan emergency diesel 33-5007-J
2. Buka tie-in gas alam dari pusri lain
3. Jika trouble karena control valve, buka dengan manual
4. Amankan/jaga level staem drum di WHB dan PB
5. Tutup suplai gas alam ke GTG, WHB dan PB
6. Switch pompa turbin ke motor (auto start)
7. Jalankan compressor udara untuk suplai plant air
Trouble Steam System
Beberapa penyebab trouble steam sytem :
1. Terganggunya supply gas alam
2. Low pressure gas alam
3. GTG 33-5006-J trip
4. Low low level steam drum
5. Terganggu sistem instrumentasi
6. Flame (tidak ada indikasi pembakaran)
Langkah pengamanan :
1. Auto start pompa motor dari turbin
2. Tutup rapat supply gas alam
3. Atur level steam drum
4. Tutup area desuperheater di WHB
5. Kurangi pressure pompa BFW
6. Stop pompa injeksi phosfat 34-5008-LJ
7. Minta bantuan steam dari pusri lain (tie-in)
Trouble Electrical System
Beberapa penyebab trouble electrical system :
1. Terganggunya sistem control elcetronic
2. Berhentinya supply gas alam
3. Tidak ada pembakaran di GTG
4. High temperature exhaust
5. High vibrasi
6. High voltage
7. Low voltage
8. High frequency
9. High temperature lube oil
10. Low pressure lube oil
11. Dll
Akibat troublenya elcetrical system :
1. Trip waste heat boiler 34-5003-U
2. Load shedding akan aktif
3. Auto start emergency generator
Langkah pengamanan :
1. Jalankan emergency disesel 33-5007-J, jika tidak auto start
2. Stop supply gas alam ke turbin generator
3. Amankan WHB (atur level steam drum, stop suplly gas alam ke WHB,
atur pressure pompa BFW)
Pengamatan Rutin Operator di Lapangan
Instrumentasi di lapangan selalu dicek scara periodik agar pembacaan
indikasi tidak ada perbedaan dalam panel dan local panel.
Selain di atas perlu ditambahkan pengecekan di lapangan dari :
Kebocoran dari peralatan dan pipa-pipa
Suara dan temperatur abnormal dari mesin
Vibrasi dari peralatan yang berputar
Kesalahan operasi atau kesalahan pengangkutan dari peralatan
Level minyak
Dan lain-lain
Pekerjaan Rutin Selama Operasi
Pekerjaan yang harus dilakukan secara periodik untuk mendapatkan
pengoperasin yang stabil untuk periode yang lama adalah :
Tes fungsional dari interlock system
Cek/tes peralatan instrumentasi
Mengisi/mengganti lube oil
Membersihkan/mengganti filter
Dan lain-lain
2.6 Load Shedding System
Load Shedding System berfungsi untuk melepaskan beban yang telah
ditentukan apabila ada salah satu atau lebih GTG yang trip berdasarkan
perhitungan beban kritis dan tidak kritis. Atau dengan kata lain tujuan
dipasangnya Load Shedding System adalah apabila ada GTG yang mati (trip)
maka GTG yang masih jalan tidak terganggu atau ikut mati akibat harus
menanggung beban yang tadinya ditangani oleh GTG yang trip. Apabila kondisi
sudah normal kembali, beban yang tadi dilepas dapat dimasukkan kembali dengan
memperhitungkan kemampuan GTG yang masih beroperasi. Tabel berikut
menunjukkan status beban selektif apabila satu atau lebih GTG trip pada saat
kondisi keempat GTG parallel.
Gambar 4. Status beban selektif yang lama
Secara garis besar, arsitektur dari load shedding system dapat dijelaskan pada gambar berikut :
52G
52L
52S
CTPT
Transducer
T
52G
G
Trip target28 points
INPUT* Analog 82 points.* Contact 16 points
OUTPUT (TARGET)* Contact 37 points
FUNGSI* Logic Control* Reset Sistem* Simulation* Flicker* By Pass (hardware)* Calculation
LOAD SHEDDING PANEL(PLC & DCS)
RUANG KONTROL
Feeder 37 lines
13,8 KV SWGR
Amp, Volt Trans.37x2 points
4 - 20 mAAnalog
110 VacOn / Off
Amp, Volt Trans.4x2 points
4 x 4 points
2002-J3006-J4006-J5006-J
13,8 KV SWGR
Foxboro proprietary protocolor RS - 232
OperatorStation
4 - 20 mAAnalog
110 VacOn / Off
Feeder Sync. Bus(4 lines)
CTPT
Transducer
T
Fungsi* Monitoring* By-pass (software)* Printing
ARSITEKTUR SISTEM LOAD SHEDDING
Gambar 5. Arsitektur Load Shedding System
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk menunjang kebutuhan listrik di suatu industri diperlukan suatu
peralatan untuk membangkitkan listrik. Pembangkit listrik didalam suatu industri
terbagi atas pembangkit utama dan pembangkit emergency. Fungsi pembangkit
utama adalah melayani kebutuhan tenaga listrik untuk pabrik, perbengkelan,
perkantoran, perumahan dan lainnya. Peralatan pembangkit utama adalah Gas
Turbine Generator (GTG) ialah pembangkit tenaga listrik yang mengunakan gas
alam sebagai bahan bakar utamanya.
Pembangkit Emergency terbagi atas dua yaitu Emergency Diesel
Generator dan Uninteruptible Power Supply (UPS). Emergency Diesel Generator
berfungsi melayani beban-beban yang sangat kritis di Pabrik apabila pembangkit
utama mengalami gangguan. Uninteruptible Power Supply (UPS) berfungsi
melayani beban-beban listrik yang tidak boleh terputus supply listriknya, seperti
power supply untuk Panel Kendali (Control Room).
DAFTAR PUSTAKA
2004. Laporan Orientasi Bagian Utilitas Pusri-1B. Palembang.
2009. Training Utilitas Cakar. Palembang.
Zulkarnain, dkk. 2012. Modul Ajar Utilitas. Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya. Palembang.