Download - Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak
MAKALAH PEMULIAAN TERNAK
“Sejarah Pemuliaan Ternak”
Diajukan sebagai tugas
Dengan tujuan memenuhi nilai Mata Kuliah Pemuliaan Ternak
Oleh :
Kelas : B
Kelompok : 4
TENGKU ADINDA DEWI 200110120051
SAKPAN ANUGRAH I 200110120065
APRILIA NINGRUM 200110120105
FEBRI KERISYANA 200110120106
IHSAN SALAHUDDIN R. 200110120205
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2014
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang cepat
memberikan pengaruh pada pola kehidupan manusia. Bagaimanapun tidak
dapat dipungkiri bahwasannya sebagian besar aspek kehidupan manusia telah
memanfaatkan teknologi. Bioteknologi adalah salah satu jenis teknologi yang
sedang berkembang pesat saat ini. Bioteknologi menjadi salah satu kebutuhan
bagi kehidupan manusia dan memberikan manfaat yang sangat besar.
Salahsatu manfaatnya dalam pemuliaan ternak (animal breeding). Selama ini
banyak yang masih belum paham kapan sekiranya pemuliaan ternak ini
berasal maka dari itu penulis melalui makalah ini akan membahas mengenai
sejarah pemuliaan ternak.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Pemuliaan Ternak?
1.2.2 Bagaimana sejarah awal dari Pemuliaan Ternak?
1.2.3 Bagaimana peranan Pemuliaan Ternak bagi manusia?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Memahami pengertian Pemuliaan Ternak
1.3.2 Mengetahui sejarah awal Pemuliaan Ternak
1.3.3 Memahami peranan Pemuliaan Ternak bagi manusia
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pemuliaan Peternakan
Pemuliaan ternak (animal breeding) merupakan salah satu bidang ilmu yang
mempelajari aplikasi cara-cara meningkatkan mutu genetik ternak. Pada usaha
peternakan, sebaik apapun pengelolaan (management) dan pakan (feeding) yang
diberikan kepada ternak, tetapi bila mutu genetik ternak rendah, maka
produktivitas yang diperoleh tidak akan optimal. Dua prinsip dasar untuk
meningkatkan mutu genetik ternak, yaitu sistem seleksi dan perkawinan (selection
and mating systems). Prasyarat untuk dapat lebih memahami ilmu pemuliaan
ternak adalah ilmu statistika, mengingat pembelajaran ilmu pemuliaan ternak
tidak lepas dari perhitungan-perhitungan statistika untuk menggambarkan sifat-
sifat produksi ternak pada populasi tertentu. Oleh karena itu teori dasar statistika
yang berkaitan dengan populasi dan contoh-contoh perhitungannya disajikan pada
buku ini.Parameter genetik yang terdiri dari heritabilitas, korelasi genetik dan
ripitabilitas selalu digunakan dalam proses seleksi ternak.
Pemuliaan ternak adalah suatu cabang ilmu biologi, genetika terapan dan
metode peningkatan mutu genetika ternak. Pemuliaan ternak ini memberi manfaat
dalam memberikan gambaran tingkat produksi yang diperoleh sehingga dapat
memberikan informasi apa yang harus dilakukan dan hasil yang kemungkinan
besar dapat diperoleh. Sedangkan, dua tugas atau peran utama pemuliaan ternak
di bidang genetika adalah untuk mengetahui kemampuan genetik ternak dengan
menggunakan catatan produksi. Kedua, meningkatkan potensi efisiensi gunakan
seleksi dan sistem perkawinan. Seleksi dibedakan untuk antar trah atau rumpun
dan dalam bangsa. Seleksi dalam bangsa dibedakan untuk satu karakteristik dan
banyak karakteristik. Meningkatkan satu karakteristik digunakan seleksi individu
dan famili. Untuk perbaikan lebih dan satu karakteristik digunakan metode 1)
seleksi berurutan (Tandem selection), 2) seleksi penyisihan bebas bertingkat
(Independent Culling Level) dan 3) seleksi dengan indeks (Widotono, 2009;
Adjisoedarmo, 1989).
Sistem perkawinan yang paling banyak digunakan dalam penerapan
pemuliaan ternak adalah perkawinan silang. Alasan menggunakan sistem ini ialah
karena dapat digunakan untuk menghasilkan efek heterosis. Heterosis dapat
menyebabkan ternak silangan memiliki produksi 1 - 17% di atas produksi rata-
rata tetuanya.
Saat sekarang ini, saat IT sudah berkembang, aplikasi yang ada di computer,
sangat berguna bagi pemuliaan ternak. Penggunaan komputer dalam genetika dan
pemuliaan ternak dapat dikelompokkan dalam empat kategori yaitu:
penyusunan rancangan penelitian
analisis data,
pemecahan masalah dalam formulasi matematik
simulasi model biologic
Pemuliaan hewan merupakan kegiatan dalam peternakan atau pemeliharaan
hewan lainnya yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas individu maupun
populasi hewan yang bersangkutan untuk karakteristik yang diinginkan manusia.
Karena kebanyakan hewan yang dimuliakan adalah ternak, istilah pemuliaan
ternak juga kerap dipakai.
Penelitian pemuliaan ternak khususnya seleksi, pada dasarnya mempunyai
tiga tujuan. Pertama, untuk menguji teori seleksi, kedua mengumpulkan data
parameter genetik, respons fisiologik yang selanjutnya digunakan untuk me
nyempurnakan metode seleksi. Ketiga, digunakan untuk membandingkan kriteria
seleksi atau sistem perkawinan yang digunakan (Adjisoedarmo, 1976;
Adjisoedarmo, 1989).
Prinsip dasar pemuliaan ternak mengajarkan bahwa kemampuan genetik di
wariskan dari tetua ke anak, secara acak. Diartikan bahwa tidak ada dua anak, apa
lagi lebih yang memiliki kemampuan yang persis sama kecuali pada kasus
monozygote identical twin (dua anak berasal dari satu sel telur). Kemampuan
tersebut selanjutnya akan dimunculkan dalam bentuk produksi yang terukur di
bawah faktor lingkungan yang tertentu.
Dalam pemuliaan hewan, diperlukan dasar-dasar pengetahuan yang baik
mengenai pemeliharaan, biologi reproduksi, genetika, biostatistika, dan, dalam
perkembangan terkini, biologi molekuler serta bioinformatika. Metode klasik
yang digunakan adalah persilangan dan seleksi populasi yang dikenal sebagai
penangkaran selektif.
Performa atau produktivitas ternak dipengaruhi oleh Breeding, Feeding, dan
Manajemen. Pengetahuan ini tentunya berdasarkan atas penelitian-penelitian yang
intensif dan komprehensif dan melibatkan berbagai ilmu yang menunjang seperti
Biologi, Reproduksi, Nutrisi dan Statistika. Keadaan ini tentunya bergeser sesuai
dengan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada saat ini, untuk
mencapai produktivitas dan efesiensi produksi, para akhli menambahkan kriteria
lain seperti pengendalian penyakit, pemasaran produk dan pengolahan pasca
panen.
Pemuliaan ternak dapat ditinjau sebagai suatu metode, maka dalam mencapai
tujuan memerlukan unsur-unsur pengamatan, percobaan, definisi, penggolongan,
pengukuran, generalisasi, serta tindakan lainnya. Selanjutnya metode tersebut
juga membutuhkan langkah-langkah penentuan masalah, perumusan hipotesis,
pengumpulan data, penurunan kesimpulan dan pengujian hasil . Oleh karena itu
pengembangan pemuliaan ternak memerlukan penelitian dan penerapan hasil
penelitian yang berkelanjutan. Siapapun yang tertarik akan meningkatkan
peranan dan pemanfaatan pemuliaan ternak harus mulai dengan mendalami dasar
dan prinsip teori genetika terapan dan melanjutkan dengan penelitian serta
penerapan hasil penelitiannya (Adjisoedarmo, 1977 –1991)
2.2. Sejarah Pemuliaan Peternakan
Sejarah ilmu pemuliaan ternak dimulai saat Bangsa Babylonia sekitar 6000
tahun lalu silsilah kuda untuk memperbaiki keturunannya. Kemudian hal tersebut
dilakukan pula oleh bangsa Cina untuk melakukan seleksi terhadap benih-benih
padi untuk mencari sifat unggul tanaman tersebut, Sedangkan orang Amerika dan
Eropa telah melakukan seleksi dan penyerbukan silang terhadap gandum dan
jagung.
Perintis dasar-dasar teori pemuliaan hewan adalah Sewall Wright, Jay Lush,
dan Charles Henderson. Beberapa teori mereka kembangkan pun digunakan
dalam beberapa teknik persilangan dan analisis di bidang pemuliaan tanaman,
khususnya tanaman yang berpenyerbukan silang.
Breeding stock
Breeding stock adalah sekelompok hewan yang digunakan dengan tujuan
untuk dilakukan pemuliaan secara terencana untuk mendapatkan ras baru.
Breeding stock dapat berupa hewan yang masih murni (purebred) maupun hewan
yang bukan ras murni, yang memiliki sifat yang diinginkan sehingga ketika
disilangkan diasumsikan akan dapat menggabungkan, atau mendapatkan sifat
yang lebih baik dari ras sebelumnya.
Backyard breeding
Backyard breeding adalah pemuliaan hewan yang tidak dilakukan melalui
pengawasan pihak yang berwenang sehingga berisiko menghasilkan hewan
dengan kondisi kesehatan yang bermasalah. Begitu banyak pelaku pemuliaan
hewan yang tidak terdaftar menyilangkan berbagai jenis ras demi mendapatkan
hewan dengan penampilan tertentu tanpa memperdulikan kondisi kesehatannya.
Persilangan dengan hanya mengandalkan keuntungan dapat disetarakan dengan
peternakan pabrik yang tidak memenuhi standar kesejahteraan hewan.
Pengembangan pemuliaan ternak sendiri di mulai tahun 1760 dan
dilaksanakan oleh Robert Bakewell di Inggris. Pengembangan dimulai dengan
ternak kuda, domba dan sapi. Dengan tujuan agar sapi cepat dewasa, tidak
menjual tetapi meminjamkan sapi jantan yang mewariskan mutu genetic yang
baik dan membiakan ternak yang baik dengan cara inbreeding. Walaupun saat itu
belum di lakukan recording.
Sebelum tahun 1800, perbaikan mutu genetik ternak masih mengutamakan
seleksi alam dengan kekuatan daya adaptasi. Para akhli pemuliaan telah
mengetahui sebagiankarakteristik bangsa-bangsa ternak yang berada di dunia.
Sebagai contoh: untuk daerahyang panas, para peternak memilih sapi Brahman,
untuk daerah dingin dan basah dipilihsapi Herdford, Angus, atau Highlander,
untuk daerah pegunungan dipilih sapi Charolaisdan Simental, dan untuk daerah
gurun dipakai kambing Anggora.
Sekitar tahun 1800, Robert Bakewell merintis metoda seleksi yang sistematik
pada ternak. Beliau mulai mengembangkan populasi ternak superior pada sapi
dengan cara menyeleksisifat-sifat spesifik yang diinginkan, seperti
kecepatanpertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan. Robert Bakewell juga
mengembangkan populasi tertutup melalui inbreeding dan linebreeding untuk
memperoleh populasi yang seragam. Robert Bakewell sampai sekarang dikenal
sebagai bapak Pemuliaan Ternak.
Metode Backewell ditiru secara luas dan mulai ditetapkan syarat-syarat trah.
Trah yang relatip murni tersebut dibawa ke Amerika, kemudian dibiakkan murni
dan disilangkan dengan rumpun lokal.
Asosiasi trah mulai dibentuk pada periode 1870 - 1900, mempunyai andil
besar dalam pengembangan pemuliaan ternak atau perbaikan genetik ternak.
Periode ini ditandai dengan pengembangan buku registrasi untuk menjamin
kemurnian trah diikuti dengan semangat kompetitif oleh berbagai asosiasi trah.
Terjadilah penyisihan ternak berdasar kemurnian trah sesuai dengan syarat yang
ditetapkan oleh asosiasi meskipun belum berdasar pada keunggulan genetik.
Namun tetap diakui bahwa sumbangan asosiasi tersebut sangat besar terhadap
perkembangan peternakan di Amerika.
Periode setelah asosiasi trah adalah pengembangan inseminasi buatan (IB).
Spallanzani pada tahun 1780 melaksanakan IB pada anjing, kemudian pada 1899
di Rusia dikembangkan pada ternak dan mulai 1930 di coba di Eropa. Inseminasi
buatan pada sapi perah di mulai 1938 oleh Perry di New Jersey Dairy Extension
Service. Ide lB menyebar ibarat seganas api dan banyak dibentuk organisasi atau
kelompok IB (Warwick dan Legates, 1979)
Periode setelah 1971 keberhasilan IB mulai dilaporkan oleh Departemen
Pertanian Amerika. Dilaporkan bahwa IB telah digunakan pada 8643.089 ekor
sapi, 3620 pejantan digunakan untuk menginseminasi rata-rata 3620 ekor sapi
betina (7 juta lebih sapi perah dan 1 juta lebih sapi pedaging). Pada tahun 1971
penggunaan semen beku mulai didaftar. Sampai 1987 Program lB telah
dilaporkan dapat membantu meningkatkan efektivitas penerapan pemuliaan ternak
dengan seleksi dan sistem perkawinan.
Pada tahun 1800, negara-negara Eropa mengadakan ekspansi dan
kolonialisasi di benuaAmerika, Asia, Afrika dan Australia. Keadaan ini
menyebabkan bangsa-bangsa ternakdari Eropa menyebar ke negara-negara koloni
mereka. Disana terjadi perkawinan antaraternak-ternak lokal dengan ternak dari
Eropa, yang hasilnya terjadi diservikasi gene pool.
Pada tahun 1850an, seorang ilmuwan, Gregor Mendel, merintis teori dasar
penurunan sifat yang sangat memegang peranan penting dalam pengembangan
ilmu pemuliaan. Kalau Robert Bakewell lebih mengarah ke pengembangan praktis
performa ternak dengan tidak mempelajari alasan penurunan sifatnya, Gregor
Mendel berusaha menggali alasan penurunan sifat walau sifat yang digunakan
sangat sederhana, yaitu warna pada bunga ercis. Tetapi teori yang dirintis Mendel
memberi dampak yang sangat luas pada ilmu pemuliaan sampai sekarang. Gregor
Mendel dikenal sebagai bapak Genetika.
Pada tahun 1900, di Amerika terjadi pergeseran populasi dari desa ke kota
dan diikutioleh banyaknya imigran yang memasuki negara tersebut. Kebanyakan
populasi di kotatidak memproduksi makanan sendiri. Keadaan tersebut memicu
peningkatan danefisiensi produksi baik untuk bidang peternakan ataupun
pertanian. Pengaruh nyata padadunia peternakan adalah banyaknya bangsa-bangsa
ternak yang memasuki Amerika dandipelajari karakteristiknya.
Pada tahun 1925, dibangun pusat penelitian di Amerika yang khusus
mempelajariperforma-performa ternak. Station ini mulai membandingkan secara
ilmiah bangsabangsaternak dari berbagai pelosok dunia. Penelitian-penelitian
yang dilakukan lebih mengarah ke uji performa dan seleksi keunggulan genetik
dibandingkan denganmanajemen. Hasil-hasil penelitian juga mendemontrasikan
keunggulan ‘Hybrid Vigor’dan hasil ‘Cross Breeding’ dari bangsa ternak
murninya. Rekomendasi-rekomendasihasil penelitian persilangan di station ini
memaksa para peternak bangsa murni diseluruhdunia meminta perlindungan
hukum terancam kepunahan karena para peternak lebihmemilih memelihara
ternak persilangan dibandingkan dengan ternak murni.
Pada sekitar tahun 1925, berkembang ilmu genetika quantitatif yang
merupakan akar dariteori seleksi, persilangan dan evaluasi genetik pada ternak.
Pada tahun 1960, Falconerseorang ilmuwan dari Edinburgh, Skotlandia,
mendeklarasikan bahwa ilmu genetikakuantitatif sebagai ilmu dasar tersendiri.
Ilmu genetika kuantitatif sampai sekarangbanyak dipakai sebagai alat dalam
perbaikan mutu genetik ternak di berbagai industriperbibitan.
Setelah tahun 1960, ilmu pemuliaan ternak mengalami perkembangan yang
pesat dengan ditemukannya Struktur DNA oleh Watson dan Crick. DNA
merupakan dasarmaterial pembawa keturunan penting dan bisa digunakan sebagai
penciri karakteristikspesifik pada mahluk hidup. Penemuan DNA telah banyak
membawa perkembanganmutu genetik yang spesifik, terutama untuk sifat-sifat
yang sulit diukur. Dalamperkembangan selanjutnya, teknologi DNA menjanjikan
bisa membawa perbaikan mutugenetik ternak melalu teknologi manipulasi DNA
dan Penciri pembantu dalam program seleksi.
Di akhir tahun 1970, Handerson mengembangkan teori pendugaan nilai
pemuliaan dengan nama Best Linear Unbiased Prediction (BLUP). Metoda ini
merupakan penyempurnaan dari metoda-metoda terdahulu. Metoda ini sampai
sekarang merupakan metoda standar untuk evaluasi genetik dunia dan banyak
dipakai baik di program evaluasi genetik nasional di banyak negara dan indutri-
industri perbibitan.
Pada tahun 1990, para peneliti pemuliaan berusaha menggabungkan teknik
perbaikanmutu genetik dengan cata genetika kuantitatif dan teknologi DNA.
Teori-teori telahterbentuk tapi sampai saat ini penggabungan kedua teknik ini
masih sangat mahal danbelum efektif dan efisien dipakai di industri perbibitan
ternak. Sampai saat ini di banyakindustri masih memakai ilmu genetika kuantitatif
sebagai alat utama, sedangkan teknologiDNA lebih banyak dipakai sebagai Marka
untuk mengetahui karakteristik dan diversitypopulasi.
Sejak tahun 1925, perusahaan-perusahaan perbibitan mulai terbentuk dan
membawa kearah kemajuan performa ternak yang nyata. Sebagai contoh
performa-peforma ternaksaat ini dibandingkan dengan 70 tahun yang lalu:
Produksi susu naik 300% denganjumlah ternak sapi perah turun hampir 50%,
waktu pelihara pada babi lebih pendek 50%dan FCR turun 300%, berat sapih sapi
potong naik 35% dan FCR turun 35%, dan bobotsatu tahun sapi potong naik 25%
sedang FCR turun 50%.
Perubahan nyata juga terjadi pada ayam pedaging dan petelur. Pada ayam
pedagingmisalnya, pada tahun 1950 untuk mendapatkan bobot badan 1,8 kg
diperlukan waktupelihara sekitar 84 hari dengan FCR 3,25. Pada saat ini untuk
mendapatkan bobot badanyang sama diperlukan waktu pemeliharaan hanya 28
hari dengan FCR 1,5. Pada ayampetelur juga mengalami peningkatan mutu bibit
yang luar biasa. Dari tahun 1925 sampai1950 produksi telur naik 8%, dari tahun
1950 sampai 1975 naik 36%, dan dari tahun1975 sampai 1998 naik 20%.
Perbaikan produktivitas ternak masa yang akan datang akang tergantung pada
perbaikan mutu genetik ternak. Perbaikan akan masih melalui ilmu genetika
kuantitatif, sedangkan penggunaan material genetik melalui kloning, transfer inti,
manipulasi gena, dan tenik gena penciri digunakan untuk membantu keakuratan
dalam program seleksi. Perbaikan mutu genetik ternak akan dipercepat dengan
bantuan teknologi reproduksi seperti Inseminasi Buatan, Super Ovulasi, Embrio
Transfer, Invitro Matiration/ Fertilitation, dan Semen Sexing.
Perbaikan mutu genetik melalui rekayasa genetika akan menghadapi banyak
tantangan, terutama yang berhubungan dengan kode etik dan persepsi konsumen
terhadap kealamiahan produk. Konsumen produk peternakan saat ini cenderung
memilih produk – produk yang alami, bahkan manajemen ternak pun sudah
banyak yang beralih ke ektensif kembali. Keadaan ini akan merubah teknik –
teknik perbaikan mutu genetik yang selama ini banyak diterapkan untuk ternak –
ternak yang dipelihara secara intensif.
2.3. Peranan Pemuliaan Peternakan
Dua tugas atau peran utama pemuliaan ternak di bidang genetika adalah
untuk mengetahui kemampuan genetik ternak dengan menggunakan catatan
produksi. Kedua, meningkatkan potensi efisiensi gunakan seleksi dan sistem
perkawinan. Peran tersebut tidak akan dapat berjalan sendirinya tanpa di
dahului atau secara bersamaan usaha perbaikan faktor lingkungan di tempat ternak
dipelihara.
Peranan yang menonjol pemuliaan ternak dalam penyusunan kombinasi
genetik adalah peningkatan rerata produksi populasi dan generasi ke generasi
berikutnya. Peningkatan tersebut misal berupa peningkatan produksi susu per
laktasi, kadar lemak susu, berat lahir, pertambahan berat badan, berat sapih, berat
umur tertentu, jumlah anak sepelahiran, berat karkas, kualitas daging, berat wol,
diameter wol, ketebalan lemak, produksi telur, daya tetas serta ketahanan terhadap
penyakit.
Berdasar pengembangan dan penerapan pemuliaan ternak maka peningkatan
produksi ternak dilaksanakan lewat tiga strategi dan bermacam taktik. Tiga
strategi tersebut adalah peningkatan populasi, peningkatan produksi per individu
atau rataan populasi dan stratifikasi penggunaan tanah yang meliputi
ekstensifikasi, intensifikasi dan diversifikasi vertikal dan horizontal, serta rehabili
tasi. Berbagai macam taktik digunakan, antara lain perbaikan tatalaksana, program
pencatatan produksi, penggunaan perkawinan silang, kawin tatar, penggunaan
metode seleksi, teknik inseminasi buatan, penyerempakan birahi, alih janin dan
yang paling mutakhir adalah rekayasa genetika.
Ternak di daerah tropik berbeda dengan di daerah subtropik, umumnya
berbentuk lebih kecil dan produksinya lebih rendah (Mason dan Buvanendran,
1982). Pertanyaan yang dapat diajukan adalah - Apakah perbedaan tersebut karena
faktor iklim apakah keadaan tersebut dapat diubah dengan pergantian ternak, atau
pergantian cara pemeliharaan ?. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut maka
diperlukan bantuan pemuliaan ternak lewat penelitian dan penerapan hasilnya.
Penelitian pemuliaan ternak khususnya seleksi, pada dasarnya mempunyai
tiga tujuan. Pertama, untuk menguji teori seleksi, kedua mengumpulkan data
parameter genetik, respons fisiologik yang selanjutnya digunakan untuk me
nyempurnakan metode seleksi. Ketiga, digunakan untuk membandingkan kriteria
seleksi atau sistem perkawinan yang digunakan (Adjisoedarmo, 1976;
Adjisoedarmo, 1989).
Contoh penerapan hasil penelitian dari Fakultas Peternakan Unsoed yang
telah disebar luaskan penggunaannya di pedesaan adalah Kalender Reproduksi
domba dan kambing (Adjisoedarmo dan Amsar , 1983). Kalender ini sudah
digunakan di 300 kelompok peternak domba dan kambing PPWP (Program
Pengembangan Wilayah Propinsi) Jawa Tengah, yang tersebar di 145 desa, di 40
Kecamatan dan 7 Kabupaten (Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Blora dan
Grobogan) dan telah disebarkan juga di empat kabupaten di Propinsi Bengkulu
(Adjisoedarmo, 1989; Padmowiyoto, 1988). Hasil penelitian metode pengujian
pejantan kambing untuk membandingkan keunggulan genetiknya, di bawah
kondisi pedesaan telah dilaporkan (Adjisoedarmo, 1991).
DAFTAR PUSTAKA
Adjisoedarmo, S. 1991. Pemuliaan Ternak dan Pemanfaatan Sistem Komputer,
Orasi Ilmiah dalam rangka Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap
pada Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman :
Purwokerto.
Warwick, Everett James. 1917. Breeding and improvement of farm
animalsMcGraw-Hill: New York