Download - MAKALAH Rogojampi
MAKALAHPERKEMBANGAN GERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
KELOMPOK
• RUSITA• HALIMAH • WINDA• HESTIN• DESI FITRI
SMK PGRI ROGOJAMPIJL. TERMINAL GITIK Telp./Fax 0333-632 693
Email: [email protected]
JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya kepada kami semua sehingga dapat menyelesaikan makalah
Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Di Indonesia.
Harapan kami agar laporan ini dapat menambah khasanah dan wawasan kami,
tentang pengetahuan sejarah indonesia. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada para bapak ibu guru atas bimbingannya. serta semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini sampai selesai.
Dan kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dari makalah yang
kami susun ini, untuk itu kami mengharapkan kritik dan sarannya demi kesempurnaan
makalah kami dimasa yang akan datang.
Banyuwangi, 19 September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Sampul …………………………………………………………………..
Kata Pengantar ……………………………………………………………………. i
Daftar Isi ………………………………………………………………………….. ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….. 2
Bab II Pembahasan
2.1 Perkembangan Pergerakan Nasional …………………………….. 3
1. Budi Utomo ………………………………………………… 3
2. Sarekat Islam ……………………………………………….. 3
3. Indische Partij ………………………………………………. 4
4. Perhimpunan Indonesia Dan Manifesto Politik ……………. 5
5. Partai Komunis Indonesia ………………………………….. 6
6. Partai Nasional Indonesia ……………………………………. 7
7. PPKI ………………………………………………………… 7
8. Partai Indonesia ……………………………………………… 8
9. Partai Indonesia Raya ……………………………………….. 8
10. Gerakan Rakyat Indonesia ………………………………….. 9
11. Gabungan Politik Indonesia ………………………………… 9
12. Organisasi Keagamaan ………………………………………. 10
13. Organisasi pemuda Dan Wanita …………………………….. 10
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………… 12
3.2 Saran ……………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak
lama, bukan secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum
bersifat nasional.Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah
Nusantara baru muncul sekitar awal abad XX.Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia
didorong oleh dua faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern.
1. Faktor Intern
a. Sejarah Masa Lampau yang GemilangIndonesia sebagai bangsa telah mengalami
zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya.
b. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajah. Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan
yang panjang dan menyakitkan sejak masa Portugis. Politik devide et impera,
monopoli perdagangan, sistem tanam paksa, dan kerja rodi merupakan bencana bagi
rakyat Indonesia.
c. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia. Perkembangan sistem
pendidikan pada masa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik etis. Ini
berarti bahwa terjadinya perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi
oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda. Tekanan datang dari Partai Sosial
Demokrat yang di dalamnya ada van Deventer.
2. Faktor Ekstern
a. Kemenangan Jepang atas Rusia. Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum
jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-
bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan
sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905
terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang
dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para
pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
b. Partai Kongres India. Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di
India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif
seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan
Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi
Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama
Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Hal-hal yang kiranya dianggap perlu dalam mencapai sebuah tujuan adalah
pergerakan nasional Indonesia dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Dalam makalah
ini, kami akan berusaha membahas atau memaparkan berbagai masalah yang berkaitan
dengan pergerakan nasional Indonesia yang dimulai dengan berdirinya organisasi-
organisasi hingga perjuangan oranisasi tersebut dalam memperjuangkan kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia.
1.3 Tujuan Penulisan
Sebagai sumber bacaan bagi siswa siswi SMK PGRI Rogojampi agar lebih
mengerti tentang Perkembangan Pergerakan Nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Pergerakan Nasional
Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi
pergerakan.Masa pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi dalam tiga tahap berikut.
a) Masa pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat
Islam, dan Indische Partij.
b) Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis
Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
c) Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo,
dan Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan
organisasi perempuan.
1. Budi Utomo (BU)
Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye
menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr.
Wahidin ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar
yang kekurangan dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908
berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo.Organisasi Budi Utomo
artinya usaha mulia.Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai politik.Tujuan
utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak
dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang
mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka
sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan
kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka
mencapai kehidupan rakyat yang layak.
2. Sarekat Islam (SI)
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama
Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H.
Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI
adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji
Islam.Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak
memiliki anggota yang cukup banyak.Oleh karena itu agar memiliki anggota yang
banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah
menjadi SI (Sarekat Islam).Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh
SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam
berkembang pesat karena bermotivasi agama
Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
a. perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya
dan
c. membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
3. Indische Partij (IP)
IP didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai,
yaitu E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat.
Pendirian IP ini dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan
organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia.Hal ini disebabkan adanya
keganjilan-keganjilan yang terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda
totok dengan orang Belanda campuran (Indo). IP sebagai organisasi campuran
menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari benar
karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi
putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Di samping itu juga disadari betapa pun baiknya usaha yang dibangun oleh orang Indo,
tidak akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya bantuan orang-orang bumi putera.
Perlu diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan campuran, ayah
Belanda, ibu seorang Indo.Indische Partij merupakan satu-satunya organisasi pergerakan
yang secara terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia
merdeka.Tujuan Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua indiers
terhadap tanah air. IP menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar ‘De
Expres’ pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa
kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia.
Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik
rasial yang dilakukan pemerintah kolonial.Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913.
Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda
dari tangan Napoleon Bonaparte (Prancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga
oleh pemerintah Hindia Belanda.Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara
penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa
yang dia sebagai penjajahnya.Hal yang ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari
para pemimpin Indische Partij. R.M. Suwardi Suryaningrat menulis artikel bernada
sarkastis yang berjudul ‘Als ik een Nederlander was’, Andaikan aku seorang Belanda.
Akibat dari tulisan itu R.M. Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari
Dr. Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De Express tanggal 26 Juli 1913 yang
diberi judul Kracht of Vrees?, berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr.
Tjipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E. Douwes
Dekker turut mengkritik dalam tulisannya di De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang
berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemoen Soewardi Soerjaningrat,
Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat. Kecaman-
kecaman yang menentang pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari Indische
Partij ditangkap.Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda.Namun pada tahun 1914
Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit.Sedangkan Suwardi
Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun
1919.Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai Ki Hajar
Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa.E.F.E Douwes Dekker juga
mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan Ksatrian
Institute di Sukabumi pada tahun 1940.
4. Perhimpunan Indonesia dan Manifesto Politik
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische
Vereeniging.Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan
RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji
Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro
(Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adalah untuk
memajukan kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari
Indonesia.Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan
Suwardi Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan Indische
Vereeniging.Masuk konsep “Hindia Bebas” dari Belanda, dalam pembentukan negara
Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri.Perasaan anti-kolonialisme semakin
menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson tentang
kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The Right of
Self Determination).Dalam upaya berkiprah lebih jauh, organisasi ini memiliki media
komunikasi yang berupa majalah Hindia Poetra. Pada rapat umum bulan Januari 1923,
Iwa Kusumasumantri sebagai ketua baru memberi penjelasan bahwa organisasi yang
sudah dibenahi ini mempunyai tiga asas pokok yang disebut juga Manifesto Politik,
yaitu:
a. Indonesia ingin menentukan nasib sendiri,
b. Agar dapat menentukan nasib sendiri, bangsa Indonesia harus mengandalkan
kekuatan dan kemampuan sendiri, dan
c. Dengan tujuan melawan Belanda bangsa Indonesia harus bersatu.
Kegiatan Indische Vereeniging semakin tegas dan radikal, dan telah berkembang ke arah
politik. Sejalan dengan semakin meluasnya pemakaian nama Indonesische, dirasa perlu
untuk mengubah nama organisasi menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1924.
Majalah Hindia Poetra pun ikut berubah nama menjadi Indonesia Merdeka. Melalui rapat
pada tanggal 3 Februari 1925 akhirnya Indonesische Vereeniging diganti menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI).Semboyan “Indonesia Merdeka” sudah menjadi slogan
meskipun mengatakannya dengan Bahasa Belanda.Melalui media “Indonesia Merdeka”
dan kegiatan internasional, dunia internasional mengetahui aktivitas perjuangan para
pemuda Indonesia.Berikut ini kegiatan-kegiatan internasional yang diikuti oleh PI.
5. Partai Komunis Indonesia ( PKI )
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei
1920.Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia
bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan
Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei
1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono,
Semaun, Alimin, dan lain-lain.PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam
masyarakat.Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh
Sarekat Islam.Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan karena ada beberapa faktor
berikut.
a. Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi
pengakuan kepada cabang Sarekat Islam lokal.
b. Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV
harus keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar.PKI
berkembang pesat.Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang
pesat.
a. Propagandanya yang sangat menarik
b. Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c. Pandai merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain
d. Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
e. Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.
Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari
Moskow.Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI
semakin luas.Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan
pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan
ini sangat sia-sia karena massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih
kacau. PKI telah mengorbankan ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta
dalam pemberontakan. Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di
tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah
Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI dinyatakan
sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politiknya.
Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan
aksi revolusioner di Indonesia.
6. Partai Nasional Indonesia ( PNI )
Berdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club.Salah
satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI).Partai Nasional Indonesia (PNI) yang
lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan Algemeene
Studie Club.Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang
kompleks.Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat untuk
menyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat
pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq
Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI berkembang
sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.
a. Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
b. PKI sebagai partai massa telah dilarang.
c. Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno
(Bung Karno).
Untuk mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi
sebagai pegangan perjuangan PNI.Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional,
kemauan nasional, dan perbuatan nasional.Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia
merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help
(berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga
antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah marhaenisme.Kongres Partai
Nasional Indonesia yang pertama diadakan di Surabaya, tanggal 27 – 30 Mei
1928.Kongres ini menetapkan beberapa hal berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional
2. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi
3. Menetapkan garis politik memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan
kekuatan sendiri, antara lain dengan mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik,
bank nasional, perkumpulan koperasi, dan sebagainya.
7. Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI)
PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927. Beranggotakan
organisasi-organisasi seperti Partai Sarikat Islam Indonesia ( PSII ), Budi Utomo, PNI
Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. Tujuan
dibentuknya PPPKI yaitu:
a. Menghindari perselisihan diantara anggota-anggotanya
b. Menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia; dan
c. mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia
. Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-
benih kelemahan dan keretakan.Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan
keretakan tesebut.
a. Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing
kelompoknya.
b. Kurangnya control pusat tehadap aktivitas local
c. Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi PPPKI tersebut.
8. Partai Indonesia (Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka
PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru.Partindo didirikan oleh Sartono
pada tahun 1929.Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun
dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan PNI
yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama
yaitu self help dan nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung
ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara.Namun, karena kegiatan-
kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang
cukup ketat.Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.
9. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Perjuangan radikal yang dilakukan oleh PKI, PI, dan PNI mulai berakhir ketika
pemerintah kolonial Belanda melakukan penangkapan terhadap sejumlah tokoh PNI.Di
samping itu pemerintah kolonial di bawah Gubernur Jenderal de Jonge melakukan
pengawasan yang ketat terhadap organisasi-organisasi yang ada pada masa itu.Melihat
kondisi tersebut, para tokoh pergerakan mengubah garis perjuangannya.Dari yang
semula radikal dan nonkooperasi menjadi moderat dan kooperasi dengan menempatkan
wakilnya dalam volksraad.Salah satu organisasi yang bersifat moderat adalah Partai
Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal
26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan Bangsa
Indonesia (PBI).Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi
maupun nonkooperasi.Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi
yang dihadapi, jadi luwes.Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela
kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra berjuang agar
wakil-wakil volksraad semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan
upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah
Belanda.Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah
Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.
10. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh
orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh.
Yamin.Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga
menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain :
a. Mencapai Indonesia merdeka
b. Memperkokoh ekonomi Indonesia
c. Mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan
d. Memberi bantuan bagi kaum pengangguran
11. Gabungan Politik Indonesia (Gapi)
Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo
Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan
suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara Belanda di mana anggotanya
mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian
kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri sendiri.Namun usul tersebut ditolak oleh
pemerintah kolonial Belanda.Adanya kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda
tersebut, atas prakarsa Moh.Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah
Gabungan Politik Indonesia (Gapi).Berikut ini ada beberapa alasan yang mendorong
terbentuknya Gapi.
a. Kegagalan petisi Sutarjo. Petisi ini berisi permohonan agar diadakan musyawarah antara
wakil-wakil Indonesia dan Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia diberi
pemerintahan yang berdiri sendiri
b. Kepentingan internasional akibat timbulnya fasisme.
c. Sikap pemerintah yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen
sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen.Tuntutan Indonesia
Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda membentuk
komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman.
Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan
ketatanegaraan.Namun, setelah melakukan penelitian, Komisi Visman mengeluarkan
kesimpulan yang mengecewakan bangsa Indonesia.Menurut komisi tersebut, sebagian besar
rakyat Indonesia berkeinginan hidup dalam ikatan Kerajaan Belanda.Gapi menolak
keputusan tersebut, sebab dianggap hanya rekayasa Belanda dan bertentangan dengan
keinginan rakyat Indonesia.
12. Organisasi Keagamaan
Muhammadiyah adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal
18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan.Muhammadiyah berarti umat Muhammad atau
pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala jejak
perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai adalah
a. Memajukan pengajaran berdasarkan agama islam, dan
b. Memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.
Dalam rangka mencapai tujuan itu, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut.
a. Mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan
kurikulum yang modern.
b. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
c. Mendirikan rumah yatim piatu.
d. Mendirikan perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan.
Dalam perkembangannya, Muhammadiyah menghadapi tantangan dari golongan Islam
konservatif. Mereka melihat Muhammadiyah begitu terbuka terhadap kebudayaan Barat
sehingga khawatir kemurnian Islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para ulama mendirikan
Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.Gerakan NU dipelopori oleh K.H. Hasyim Asy’ari.
Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk pemerintah kolonial Belanda
karena perjuangannya tidak bersifat konfrontatif(menentang).
Disamping Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki andil bagi kemajuan
bangsa antara lain, berikut ini
a. Jong Islamienten Bond, berdiri tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta.
b. Nahdlatul Ulama (NU), berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur
c. Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1932 di Pacor, Lombok Timur.
13. Organisasi Pemuda dan Wanita
Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo.Organisasi ini berdiri
pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr.
Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan
organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan
Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia
(sakti, budhi, bakti). Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di
Surabaya. Dalam rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga
diberi nama Tri Koro Dharmo. Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam
anggaran dasarnya.
a. Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, diantara pemuda jawa, sunda, Madura, Bali,
dan Lombok
b. Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesia.
Keanggotaannya terbatas pada para pemuda jawa, sunda, Madura, Bali, dan Lombok
Tri Koro Dharmo memiliki asas-asas seperti berikut.
a. Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus
perguruan kejuruan.
b. Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
c. Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita juga tidak mau ketinggalan.Pergerakan
wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini.
Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920 antara lain Putri Mardika yang
didirikan atas bantuan Budi Utomo. Perkumpulan ini bertujuan untuk memajukan pengajaran
terhadap anak-anak perempuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan dana,
mempertinggi sikap yang merdeka, dan melenyapkan tindakan malu-malu yang melampaui
batas.
Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya, lalu pada tahun
1916 di Sumedang, Cianjur, dan tahun 1917 di Ciamis, menyusul di Cicurug tahun
1918.Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika, seorang pengajar
Kautamaan Istri di tanah Pasundan. Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan
wanita yang benafaskan Islam dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian pada tahun 1914
menjadi bagian wanita dari Muhammadiyah dengan nama Aisyah. Di Yogyakarta selain
Aisyah juga ada perkumpulan wanita yang bernama Wanito Utomo, yang mulai
memasukkan perempuan ke dalam kegiatan dasar pekerjaan ke arah emansipasi.Di samping
R.A.Kartini dan Dewi Sartika, masih terdapat seorang tokoh wanita yaitu Ibu Maria
Walanda Maramis dari Minahasa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari apa yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pergerakan nasional Indonesia muncul akibat kesatuan nasib yang ingin merdeka
dan penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda.
2. Organisasi-organisasi pergerakan nasional muncul karena keinginan untuk
memperjuangkan kemerdekaan bagi Indonesia.
3. Kemerdekaan yang dicapai Indonesia saat ini tidak lepas dari perjuangan para tokoh
ataupun organisasi-orgnisasi yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya demi
sebuah kemerdekaan Indonesia.
3.2 Saran
Bangsa Indonesia harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang dicapai dari
proses yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa hendaknya
kita melanjutkan perjuangan atau cita-cita para pejuang dalam pergerakan nasional demi
sebuah kemerdekaan yang sebenarnya.Dan menjadiakan hari esok sebagai pembuktian
lahirnya pemuda-pemuda pergerakan Nasional Indonesia yang rela berjuang demi bangsa
dan Negara. Dan para pemuda di Indonesia harus membuktikan bahwa bangsa Indonesia
dapat bersaing dengan Negara-negara yang lebih maju.
Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca.Dengan berbagai tahap dan berkat upaya serta partisipasi dari berbagai pihak
yang telah membantu kami dalam mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Bila ada kesalahan-kesalahan yang kami buat dengan sengaja atau tidak sengaja,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan tidak lupa pula kami membuka diri untuk
menerima saran dan kritik yang membangun sehingga makalah yang kami buat ini lebih
mendekati pada kesempurnaan.