Download - Makalah AM - kel 3
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
BAB I
PROFIL BADAN USAHA
SEJARAH PERUSAHAAN
Bogasari merupakan produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas
produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun, terbesar di dunia dalam satu lokasi.
Bogasari berdiri pada tanggal 29 November 1971 di Jakarta Utara. Peresmian
pabrik yang pertama di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada tanggal 10 Juli 1972,
pabrik yang kedua di Tanjung Perak Surabaya mulai dioperasikan. Hingga tahun
1998, Bogasari bekerjasama dengan Bulog. Namun, karena kerjasama tersebut
dirasa kurang menguntungkan, maka Bogasari memutuskan hubungan kerjasama
dengan Bulog dan mengimpor secara langsung tepung dari luar negeri dan
mendistribusikan langsung tanpa perantaraan Bulog.
Selama hampir tiga dekade, Bogasari memilki tiga merek tepung terigu,
yaitu Cakra Kembar, Kunci Biru dan Segitiga Biru. Ketiga jenis produk ini
digunakan secara luas oleh industri mie, roti, biscuit, baik yang berskala besar dan
kecil serta rumah tangga. Produk sampingan (by product) yang dimiliki Bogasari
berupa bran, pollard untuk koperasi dan industri makanan ternak, dan tepung
industri untuk industri kayu lapis.
Bogasari juga memiliki divisi Pasta, dan dua divisi penunjang, yaitu
kemasan (dahulu disebut Divisi Tekstil) dan Maritime. Pabrik Pasta didirikan
pada Desember 1991 dengan kapasitas produksi 60.000 mt per tahun. Produk
yang dihasilkan adalah “Long Pasta” dan “Short Pasta”, dan hampir 80%
ditujukan untuk pasaran ekspor. Divisi Kemasan Bogasari didirikan pada tahun
1977 di Citeureup, Jawa Barat yang memproduksi kebutuhan kantong terigu
untuk kedua pabrik tepung terigu tersebut. Sedangkan untuk menjamin
kelangsungan persediaan gandum, Divisi Maritim Bogasari mengoperasikan tiga
kapal angkut gandum dan tiga buah kapal tongkang untuk pelayaran antar pulau.
Kapal-kapal ini telah memperoleh penghargaan internasional AMVER
(Automated Mutual Assistance Vessel Rescue).
Selain fasilitas penggilingan gandum (milling facilities) yang canggih,
Bogasari juga memiliki berbagai fasilitas penunjang teknis baik untuk
Akuntansi Manajemen Page 1
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
kepentingan sendiri maupun umum, antara lain laboratorium, dermaga, Milling
Training Center, dan Baking Training Center. Laboratorium yang ada dilengkapi
dengan peralatan modern dengan tujuan untuk melakukan uji-analisis terhadap
kualitas gandum dan tepung, serta meneliti kemungkinan pengembangan produk
baru.
Pabrik Jakarta memiliki dua dermaga, salah satunya selesai dibangun awal
tahun 1997 dan termasuk yang terbaik di dunia, di mana dermaga tersebut mampu
menangani jenis kapal ukuran Panamax. Sedangkan Pabrik Surabaya memiliki
satu dermaga. Ketiga dermaga ini mampu menyediakan jasa bongkar muat tidak
hanya untuk gandum, tapi juga untuk segala jenis komoditas biji-bijian (Grain).
Milling Training Center merupakan pusat pelatihan bagi calon “miller” baik
untuk internal maupun eksternal. Sementara fasilitas lain yang dapat dimanfaatkan
masyarakat adalah “Pusat Pengolahan Tepung Terigu Bogasari” (Bogasari Baking
Training Center). Baking Training Center ini didedikasikan untuk seluruh lapisan
masyarakat yang ingin mempelajari cara pengolahan tepung terigu, seperti cara
pembuatan roti, kue, biskuit dan mie. Selain di Jakarta (sejak 1981), Baking
Training Center juga didirikan di Surabaya (1996) dan Bandung (1999) dan
daerah-daerah lainnya yang telah memiliki sekitar 20.000 alumni.
Pada bulan September 2003, Bogasari memperoleh sertifikat ISO 9001:2000
dan sertifikasi HACCP untuk keamanan pangan dari SGS di tahun 2002. Untuk
standar keselamatan dan kesehatan kerja, Bogasari juga mendapatkan
penghargaan OHSAS 18000 dari Sucofindo pada November 2004. Sejak tgl 30
Juni 1995, Bogasari telah menjadi salah satu divisi dari PT Indofood Sukses
Makmur.
VISI & MISI
Visi Bogasari untuk tahun-tahun ke depannya adalah menjadi perusahaan
global penyedia makanan berkualitas (berbasis pertanian) dan produk serta jasa
terkait. Bogasari memiliki misi yaitu komitmen untuk menyediakan produk dan
jasa makanan (berbasis pertanian) bermerek yang berorientasi pasar dan
pelanggan yang inovatif dan berkualitas tinggi. Di samping itu juga berusaha
memberikan kepuasan, memenuhi kebutuhan kesehatan dan gizi masyarakat.
Akuntansi Manajemen Page 2
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
Dengan kata lain memberikan nilai (manfaat) optimal bagi pelanggan, pemilik
modal, pekerja dan masyarakat pada umumnya.
FASILITAS
Bogasari memiliki dua buah pabrik tepung terigu yaitu di Jakarta dan
Surabaya yang masing-masing dibangun di areal seluas 29 ha dan 13 ha, dengan
fasilitas penggilingan (Milling), penyimpanan (Storage), dan dermaga/terminal
(jetty) yang modern dan terpadu, serta memiliki kapasitas giling 10,000 mt/hari
dan 5,900 mt/hari. Sedangkan kapasitas pelletizing adalah 110 mt/jam untuk
Jakarta dan 38 mt/jam untuk Surabaya.
Untuk menjamin persediaan gandum yang memadai, Bogasari Jakarta
memiliki 140 buah Silo Gandum dengan total kapasitas + 400.000 mt, Silo Pellet
dengan kapasitas 69.000 mt, dan gudang untuk penyimpanan persediaan barang
jadi sebesar 65.000 mt. Sedangkan Bogasari Surabaya memiliki 84 buah silo
gandum dengan total kapasitas + 214.000 mt, Silo pellet sejumlah 60.000 mt, dan
gudang untuk penyimpanan persediaan barang jadi sebesar 35.000 mt.
Bogasari Jakarta mengoperasikan dua buah dermaga (Terminal Bongkar
Muat), panjangnya masing-masing 185 m dan 200 m dengan kedalaman masing-
masing 9 m dan 14 m, serta total kapasitas alat pneumatis sebesar 3,800 mt/jam.
Salah satu dari dermaga ini relatif masih baru yang dibangun pada tahun 1996, di
mana dermaga tersebut mampu menangani kapal ukuran Panamax. Sedangkan
Surabaya mengoperasikan 1 unit dermaga dengan panjangnya 187 m, kedalaman
9 m, dilengkapi alat pneumatis 1,800 mt per jam.
Untuk menjalankan aktivitas perusahaan, baik Bogasari Jakarta maupun
Surabaya menggunakan pembangkit listrik PLN dengan kapasitas terpasang
sebesar 30 MW dan 6 MW, didukung cadangan generator berkapasitas 32 dan 12
MW. Beberapa fasilitas penunjang lain yang juga dimiliki oleh kedua pabrik
adalah bengkel elektris dan mekanik (electric and mechanical workshop),
poliklinik, kantin, dan mesjid.
Divisi Pasta Bogasari memiliki 3 lini produksi yang serba otomatis yaitu 2
untuk Long Pasta dan 1 untuk Short Pasta. Fasilitas produksi tersebut didukung
oleh sistem komputer pengendali mutu, gudang penyimpanan produk jadi yang
Akuntansi Manajemen Page 3
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
dilengkapi dengan mesin pengatur suhu ruangan, serta pemantauan kualitas yang
dilakukan secara terus menerus oleh Laboratorium. Total kapasitas produksi
adalah 60.000 mt per tahun.
Divisi Kemasan di Citeureup, Jawa Barat berdiri di areal seluas 8 ha,
dengan kapasitas produksi kantong blacu (Cotton Bag) dan Polypropylene Bag
(PP Bag) sebesar lebih dari 4,5 juta kantong. Hampir keseluruhan kantong ini
digunakan oleh kedua pabrik tepung.
Divisi Maritim mengoperasikan 3 buah kapal angkut gandum dengan
kapasitas 100,000 mt dan 3 kapal tongkang 8,000 mt.
PRODUK DAN JASA
TEPUNG
PASTA
PRODUK SAMPINGAN
Akuntansi Manajemen Page 4
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
STRUKTUR ORGANISASI
Akuntansi Manajemen Page 5
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
BAB II
LANDASAN TEORI
KUALITAS
Kualitas merupakan dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan
manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar. Kualitas salah
satu faktor penting bagi semua perusahaan karena adanya potensi menekan biaya
dan memperbaiki kualitas produk secara simultan. Para manajer perlu memahami
makna biaya-biaya kualitas dan bagaimana mereka berubah sepanjang waktu.
Prasyarat dasar bagi pelaporan ini adalah pengukuran biaya-biaya kualitas.
Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Dengan kata lain, kualitas adalah
kepuasan pelanggan. Produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi berikut:
1. Performance (Kinerja)
Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah
produk. Dimensi kinerja dapat didefinisikan lebih jauh sebagai atribut
daya tanggap, kepastian, dan empati. Daya tanggap adalah keinginan
untuk membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan yang bersifat
konsisten dan bersifat segera. Kepastian, mengacu pada pengetahuan,
keramahan serta kemampuan karyawan, membangun kepercayaan dan
keyakinan pelanggan. Empati berarti peduli dan memberikan perhatian
individual terhadap pelanggan.
2. Aesthetics (Estetika)
Estetika berhubungan dengan penampilan wujud produk serta penampilan
fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan
jasa.
3. Serviceability (Kemudahan perawatan dan perbaikan)
Kemudahan perawatan dan perbaikan berkaitan dengan tingkat kemudahan
merawat dan memperbaiki produk.
Akuntansi Manajemen Page 6
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
4. Features (Fitur)
Fitur (kualitas desain) adalah karakteristik produk yang berbeda dari
produk – produk sejenis yang fungsinya sama. Kualitas desain yang lebih
baik biasanya tercermin pada biaya produksi yang lebih tinggi. Kualitas
desain membantu perusahaan menentukan pasarnya.
5. Reliability (Keandalan)
Keandalan adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti
yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.
6. Durability (Tahan lama)
Tahan lama didefinisikan sebagai jangka waktu produk dapat berfungsi.
7. Quality of Conformance (Kualitas kesesuaian)
Kualitas kesesuaian adalah ukuran mengenai apakah sebuah produk telah
memenuhi spesifikasinya atau tidak.
8. Fitness for use (Kecocokan penggunaan)
Kecocokan penggunaan adalah kecocokan dari sebuah produk
menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan. Jika sebuah
produk mengandung cacat desain yang parah, maka produk tersebut
dianggap gagal meskipun tingkat kesesuaiannya sesuai dengan
spesifikasinya. Produk yang ditarik kembali sering kali disebabkan oleh
adanya masalah dalam dimensi kecocokan penggunaan.
Empat dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi
sulit untuk diukur, yang menggambarkan dimensi fisik. Dimensi yang lain
merupakan dimensi konsep, yang berhubungan dengan expectation (harapan).
Menyediakan produk dengan kualitas yang lebih baik daripada pesaing berarti
mengungguli produk pesaing dalam setidaknya satu dimensi sementara kinerja
dimensi lainnya tetap setara. Meskipun kedelapan dimensi tersebut penting dan
mampu mengaruhi kepuasan pelanggan, namun atribut kualitas yang dapat diukur
cenderung lebih mendapat perhatian. Tingkat kesesuaian, terutama, adalah
dimensi yang mendapat perhatian paling besar. Faktanya, banyak pakar kualitas
percaya bahwa “kualitas adalah kesesuaian” (quality is conformance) merupakan
definisi operasional terbaik. Sikap ini didasarkan pada beberapa logika.
Akuntansi Manajemen Page 7
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
Spesifikasi produk harus secara eksplisit mempertimbangkan beberapa hal seperti
keandalan, durabilitas, kecocokan penggunaan, dan kinerja. Secara implicit,
produk yang mampu memenuhi tingkat kesesuaian adalah produk yang andal,
tahan lama, bermanfaat, dan berkinerja baik. Produk tersebut harus dibuat
menurut spesifikasi desainnya. Kesesuaian adalah dasar untuk mendefinisikan apa
yang disebut produk yang tidak sesuai (nonconformance) atau produk cacat
(defective).
BIAYA KUALITAS
Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang
dilakukan karena mungkin atau telah terdapat kualitas yang buruk. Biaya-biaya
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut disebut biaya kualitas. Jadi, biaya
kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat
produk yang buruk kualitasnya. Definisi tersebut mengimplikasikan bahwa biaya
kualitas berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait
dengan kualitas, yaitu :
1. Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah atau
mendeteksi kualitas yang buruk, yang terdiri dari kegiatan-kegiatan
pencegahan dan penilaian. Biaya pengendalian adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian.
2. Kegiatan karena kegagalan
Kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan atau pelanggan untuk merespon
kualitas yang buruk. Jika respon terhadap kualitas yang buruk dilakukan
sebelum produk cacat sampai ke pelanggan, maka kegiatannya
diklasifikasikan sebagai kegiatan kegagalan internal. Sebaliknya, jika
respon muncul setelah produk sampai ke tangan pelanggan, maka
kegiatannya diklasifikasikan sebagai kegiatan kegagalan eksernal. Biaya
kegagalan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena
terjadinya kegiatan karena kegagalan.
Akuntansi Manajemen Page 8
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
Definisi mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kualitas juga
menunjukkan empat kategori biaya kualitas :
1. Prevention costs (Biaya pencegahan)
Terjadi untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang
dihasilkan.
2. Appraisal costs (Biaya penilaian)
Terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan
persyaratan atau kebutuhan pelanggan.
3. Internal failure costs (Biaya kegagalan internal)
Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan
spesifikasi atau kebutuhan pelanggan.
4. External failure costs (Biaya kegagalan eksternal)
Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi
persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk
disampaikan kepada pelanggan.
MENGUKUR BIAYA KUALITAS
Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati
atau tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati adalah biaya-biaya yang
tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas
tersembunyi adalah biaya kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena
kualitas yang buruk.
Ada tiga metode yang disarankan untuk mengukur biaya kualitas yang
tersembunyi, yaitu:
1. Metode Pengali (multiplier method)
Mengansumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari
biaya-biaya yang terukur :
Total biaya kegagalan eksternal = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur)
k = efek pengali; diperoleh berdasarkan pengalaman
Akuntansi Manajemen Page 9
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
Dengan memasukkan biaya kualitas yang tersembunyi dalam menilai
jumlah biaya kegagalan eksternal, manajemen dapat menentukan secara
lebih akurat tingkat pengeluaran sumber daya untuk kegiatan pencegahan
dan penilaian. Dengan meningkatnya biaya kegagalan, manajemen
diharapkan akan meningkatkan investasinya dalam biaya pengendalian.
2. Metode penelitian dasar (market research method)
Digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadap penjualan
dan pangsa pasar. Survey pelanggan dan wawancara dengan anggota tim
penjualan perusahaan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
terhadap besarnya biaya tersembunyi perusahaan. Hasil penelitian pasar
dapat digunakan untuk memproyeksikan hilangnya laba dimasa depan
akibat kualitas yang buruk.
3. Fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss function)
Fungsi kerugian Taguchi mengasumsikan bahwa setiap penyimpangan dari
nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya kualitas
yag tersembunyi. Selanjutnya, biaya kualitas yang tersembunyi
meningkatkan secara kuadrat pada saat nilai actual menyimpang dari nilai
target.
L(y) = k(y-T)2
dimana:
k= konstanta proporsionalitas yang bersarnya bergantung pada
struktur biaya kegagalan eksternal perusahaan.
y= nilai actual dari karakteristik kualitas
T= nilai target dari karakteristik kualitas
L= kerugian kualitas
Untuk menggunakan fungsi kerugian Taguchi, nilai k harus diestimasi.
Nilai k dihitung dengan membagi estimasi biaya pada salah satu batas
spesifikasi tertentu dengan kuadrat deviasi dari batas nilai target:
k= c/d2
Akuntansi Manajemen Page 10
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
PRODUKTIVITAS: PENGUKURAN & PENGENDALIAN
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan
secara spesifik mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan
untuk memproduksi output. Kombinasi (bauran) dari input yang berbeda-beda
dapat digunakan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Efisiensi
produktif total adalah suatu titik di mana dua kondisi terpenuhi:
1. Pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu
input pun yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan
output.
2. Atas bauran-bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan
biaya terendah.
Kondisi pertama digerakkan oleh hubungan teknis, disebut juga efisiensi
teknis (technical efficiency). Dengan melihat berbagai kegiatan sebagai input,
kondisi pertama mensyaratkan penghapusan seluruh kegiatan tak bernilai tambah
dan pelaksanaan kegiatan bernilai tambah dengan kuantitas minimal yang
diperlukan untuk memproduksi sejumlah output. Kondisi kedua digerakkan oleh
hubungan relatif dari harga input dan disebut juga sebagai efisiensi trade-off input
(input trade off efficiency). Harga input menentukan proporsi relatif masing-
masing input yang harus digunakan. Penyimpangan dari proporsi tetap tersebut
menciptakan trade-off input yang tidak efisien.
Program peningkatan produktivitas berupaya untuk mencapai efisiensi
produktif total. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai dengan
menggunakan lebih sedikit input untuk menghasilkan output yang sama, atau
memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama, atau
memproduksi output lebih banyak dengan input relative lebih sedikit.
Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilaian
kualitatif atas perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk
menilai apakah efisiensi produktif telah meningkat atau menurun. pengukuran
produktivitas dapat berupa aktual atau prospektif. Pengukuran produktivitas
aktual memungkinkan manajer untuk menilai, memantau, dan mengendalikan
perubahan.
Akuntansi Manajemen Page 11
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
Pengukuran prospektif melihat ke masa depan, dan berguna sebagai input
bagi pengambilan keputusan strategis. Secara khusus, pengukuran prospektif
memungkinkan para manajer untuk membandingkan manfaat relatif dari berbagai
kombinasi input, pemilihan input dan bauran input yang memberikan manfaat
terbesar.
Produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung
rasio output terhadap input:
Rasio produktivitas = Output / Input
Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, maka
ukuran itu disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur
dalam kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produktivitas operasional
(operational productivity measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar,
maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan (financial productivity
measure).
Ukuran parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya
pada penggunaan input tertentu. Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan,
yaitu mudah diinterpretasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan, sehingga
ukuran tersebut mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari
karyawan operasional. Dengan menggunakan standar ini, tren produktivitas untuk
tahun berjalan dapat ditelusuri.
Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah dapat menyesatkan.
Penurunan produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan
produktivitas yang lainnya. Trade-off seperti itu diperlukan jika biaya secara
keseluruhan turun, tetapi pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuran
parsial masing-masing. Dalam hal ini, produktivitas tenaga kerja meningkat,
tetapi produktivitas penggunaan bahan baku menurun. Jika kenaikan biaya sisa
bahan baku dan limbah produksi melebihi penghematan dari pengurangan tenaga
kerja, maka produktivitas secara keseluruhan menurun.
Terdapat kemungkinan terjadi trade-off, menyebabkan perlu adanya ukuran
produktivitas total untuk menilai kelebihan berbagai keputusan produktivitas.
Hanya dengan melihat total pengaruh produktivitas dari seluruh input manajer
mampu secara akurat membuat kesimpulan mengenai kinerja produktivitas secara
Akuntansi Manajemen Page 12
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
keseluruhan. Karena ada kemungkinan terjadi trade-off, maka ukuran
produktivitas total harus mempertimbangkan konsekuensi keuangan agregat dan
dalam bentuk sebuah ukuran keuangan.
Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran
produktivitas total (total productivity measurement). Pengukuran produktivitas
total dapat didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang,
secara total, menunjukkan keberhasilan perusahaan. Dua pendekatan yang
memperoleh beberapa pengakuan adalah pengukuran profil (profile measurement)
dan pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba (profile linked
productivity measurement). Pengukuran profil menyediakan serangkaian atau
sebuah vektor ukuran operasional parsial yang berbeda dan terpisah. Profil dapat
dibandingkan dari waktu ke waktu untuk memberikan informasi mengenai
perubahan produktivitas. Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan
oleh perubahan produktivitas disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan
dengan laba. Dengan menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba
periode berjalan, manajer akan terbantu dalam mengetahui manfaat ekonomis dari
perubahan produktivitas.
Akuntansi Manajemen Page 13
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
BAB III
PENERAPAN PADA BOGASARI
Prevention Cost
Salah satu metode yang digunakan oleh Bogasari dalam menjaga kualitas
yakni dengan mengutamakan prevention cost. Hal ini diterapkan dalam
kegiatan operasional Bogasari dengan menghindari penggunaan gancu
yang dapat menyebabkan kerusakan packing. Dalam hal packaging,
Bogasari tidak bisa menerapkan zero defect. Zero defect model tidak dapat
atau sulit untuk diterapkan dikarenakan adanya human error atau
kesalahan yang terjadi karena manusia. Tentu saja Bogasari tidak
mengesampingkan masalah packaging, yang nantinya dapat
mempengaruhi kondisi financial dan non financial perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan melakukan strategi dan menyikapi masalah ini
dengan melakukan re-packing bag yang rusak. Untuk meminimalkan cost
yang timbul, Bogasari menetapkan x% standard untuk broken bag.
Metode continuous improvement dan Six Sigma
Metode Continuous improvement adalah jenis perubahan yang
difokuskan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi
untuk mencapai kebijakan dan sasaran. Perbaikan harus berfokus terhadap
hal-hal seperti kepemimpinan, komunikasi, sumber daya, struktur
organisasi, orang, dan proses. Dalam kata lain, semua yang ada dalam
organisasi, semua fungsi di dalam semua tingkatan. Perbaikan juga harus
membawa hasil yang lebih baik, baik dari segi harga, biaya, produktivitas,
waktu ke pasar, publik, responsif, keuntungan, dan kepuasan pelanggan
dan karyawan.
Six Sigma adalah usaha yang dilakukan terus menerus untuk
mengurangi pemborosan, serta menurunkan variansi dan mencegah cacat.
Six sigma merupakan sebuah konsep bisnis yang berusaha untuk
menjawab permintaan pelanggan terhadap kualitas yang terbaik dan proses
bisnis yang tanpa cacat. Kepuasan pelanggan dan peningkatannya menjadi
Akuntansi Manajemen Page 14
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
prioritas tertinggi, dan Six sigma berusaha menghilangkan ketidakpastian
pencapaian tujuan bisnisnya.
Perbedaan penting antara Six Sigma dan Total Quality Management
(TQM) yaitu, TQM hanya memberikan petunjuk secara umum (sesuai
dengan istilah manajemen yg digunakan dalam TQM). Petunjuk untuk TQM
begitu umum sehingga hanya seorang pemimpin bisnis yang berbakat yang
mampu menterjemahkan TQM dalam operasional sehari-hari. TQM hanya
memberikan petunjuk filosofis tentang menjaga dan meningkatkan kualitas,
tetapi sukar untuk membuktikan keberhasilan pencapaian peningkatan
kualitas.
Key resource area (per individu).
Di samping menilai kualitas produk yang dihasilkan, Bogasari juga
menilai kinerja karyawan per individu. Performance dari masing-masing
karyawan dapat dinilai dari standard-standard yang telah ditetapkan oleh
perusahaan (atau dapat pula dilihat dari data historis). Hal ini diterapkan
untuk mencapai produktivitas yang maksimal.
Untuk mempertahankan kualitas produk, Bogasari tetap menggunakan
bahan baku yang dikirim dari luar negeri (seperti dari Amerika Serikat, Kanada
dan Australia). Mereka tetap menggunakan bahan baku tersebut (hingga kini)
karena berdasarkan penelitian dan pertimbangan yang telah dilakukan oleh
Bogasari. Bahan baku lokal bisa digunakan namun tepung yang dibuat
menggunakan bahan baku lokal tidak dapat memenuhi standar yang ditetapkan
atau diinginkan oleh perusahaan. Dari tes kualitas yang telah dilakukan, Bogasari
telah menyesuaikan gandum yang digunakan dengan produk yang hendak
diproduksi. Dari tes kualitas tersebut menunjukkan, bahwa gandum yang diimpor
lebih memenuhi kriteria.
Bogasari sebagai perusahaan mass production, juga menerima order dari
konsumen (job order). Setiap permintaan khusus dari konsumen, misal
permintaan tepung dari J. Co, Bread Talk, ditanggapi dan dipenuhi oleh pihak
Bogasari dengan membuat formula yang sesuai dengan permintaan konsumen.
Akuntansi Manajemen Page 15
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
Seandainya konsumen masih merasa kurang puas terhadap formula tersebut,
perusahaan akan terus melakukan pengujian di laboratorium dan membuat
formula yang sesuai dengan permintaan konsumen hingga dapat memenuhi
harapan pelanggan. Dengan demikian, konsumen akan merasa diperhatikan dan
akan meningkatkan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap Bogasari.
Akuntansi Manajemen Page 16
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
BAB IV
ANALISIS & PEMBAHASAN
Dalam konsep Akuntansi Manajemen yang dipelajari dikelas, kita mengenal
ada 4 jenis biaya kualitas, yaitu prevention cost (biaya untuk mencegah kualitas
buruk pada produk dan jasa), appraisal cost (biaya untuk menentukan apakah
produk dan jasa sesuai dengan kriteria yang diinginkan konsumen), internal
failure cost (biaya yang muncul karena produk dan jasa tidak memenuhi
spesifikasi yang diinginkan konsumen) dan eksternal failure cost (biaya yang
muncul saat produk atau jasa gagal memenuhi ekspektasi konsumen, dimana
produk dan jasa telah sampai ke tangan konsumen). Dalam hal ini, Bogasari lebih
menekankan pada jenis biaya yang pertama, yaitu prevention cost. Menurut
Bogasari, prevention cost menjadi hal yang paling penting karena kepuasan
konsumen adalah hal yang diutamakan oleh Bogasari. Dengan tingginya
prevention cost yang dikeluarkan, maka jenis biaya kualitas yang lain, terutama
yang menyangkut kepuasan konsumen tentu akan lebih rendah, sehingga
kredibilitas Bogasari akan tetap bernilai positif di mata konsumen.
Di samping prevention cost, perusahaan juga menerapkan metode
continuous improvement dan Six Sigma. Salah satu penerapan metode continuous
improvement berhubungan dengan penggunaan bahan baku gandum impor.
Bogasari pernah melakukan penanaman gandum di wilayah Indonesia, tetapi
gandum yang dihasilkan memiliki kadar protein yang rendah dan tidak memenuhi
standar kualitas pembuatan tepung. Tentu saja hal ini menghambat produktivitas
Bogasari. Oleh karena itu, perusahaan memutuskan untuk mengimpor gandum
demi menjaga kualitas gandum yang berprotein. Penggunaan bahan baku impor
memang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan bahan baku lokal. Namun,
dengan gandum impor perusahaan dapat menghasilkan output yang lebih
maksimal bila dibandingkan dengan penggunaan bahan baku lokal karena gandum
impor telah memenuhi tes kualitas sehingga input yang dibutuhkan tidak perlu
sebanyak jika menggunakan gandum lokal. Selain peningkatan produktivitas
produksi, kandungan protein dalam gandum serta kualitas produk ikut terjaga.
Akuntansi Manajemen Page 17
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
Selain itu Bogasari juga mendirikan Milling Training Center yang
merupakan pusat pelatihan bagi calon “miller” atau sumber daya manusia yang
melakukan penggilingan gandum baik untuk internal maupun eksternal. Upaya ini
dilakukan agar Bogasari memiliki sumber daya manusia yang handal dalam
melakukan penggilingan gadum, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan
lancar, efektif dan efisien.
Sehubungan dengan teori Six Sigma dengan penerapan yang ada di dalam
perusahaan dimana penerapan Six Sigma digunakan untuk mengurangi
pemborosan, mencegah cacat dan memenuhi keinginan pelanggan, maka dapat
dilihat dari adanya laboratorium yang digunakan untuk membuat tepung dengan
formula yang sesuai permintaan konsumen dan menjaga kualitas tepung Bogasari.
Akuntansi Manajemen Page 18
Produktivitas & Pengendalian Kualitas
BAB V
SIMPULAN
Proses penilaian kinerja dan produktivitas Bogasari menurut kelompok
kami sudah bagus. Dengan penerapan sistem perusahaan hingga saat ini mampu
mencapai tingkat kualitas produk dan produktivitas yang maksimal dan memenuhi
harapan atau permintaan konsumen. Permintaan konsumen terpenuhi, loyalitas
konsumen semakin meningkat, sehingga revenue perusahaan tetap terjaga. Biaya
yang lebih tinggi tidak menghalangi perusahaan untuk terus melakukan produksi.
Di samping hal kualitas produk, Bogasari juga mengembangkan pelayanan
kepada masyarakat, yang menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap
konsumen. Pelayanan tersebut berupa Baking Training Centre, pengiriman produk
kepada konsumen tepat waktu. Sebagai perusahaan besar dengan produk yang
sudah terkenal di masyarakat Indonesia, perusahaan tetap mau membagikan cara
membuat makanan dari tepung hasil produksi mereka. Di satu sisi masyarakat
awam akan mengira perusahaan hanya ingin memperbesar profit perusahaan.
Tetapi sebenarnya hal tersebut juga turut membantu masyarakat dalam
mengembangkan ide untuk wiraswasta di bidang makanan.
Kekurangan / hambatan yang dihadapi selama pengerjaan proyek:
Kekurangan data dan waktu untuk bertanya pada saat kuliah umum.
Sulit untuk mengatur jadwal kerja kelompok, karena tiap anggota
kelompok memiliki jadwal kuliah yang berbeda dan juga final project
mata kuliah yang lain.
Terdapat beberapa istilah yang kurang bisa dimengerti atau diluar bahan
materi mata kuliah Akuntansi Manajemen pada saat kuliah tamu.
Saran-saran perbaikan yang diperlukan:
Waktu pelaksanaan kuliah tamu sebaiknya dimulai pada pagi atau sore
hari.
Akuntansi Manajemen Page 19