MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128
Gusnawaty HS, Muhammad Taufik, Sarawa M, Asmar Hasan dan Asdar : KAJIAN POTENSI AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KUTIL (Synchytrium pogostemonis) PADA TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.)
Gusti Ayu Kade Sutariati, Sitti. Leomo dan Tresjia C. Rakian : KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI UKURAN UMBI DAN TEKNOLOGI LEISA
Bahari : ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH PADA SENTRA PRODUKSI DI KABUPATEN BOMBANA DAN KABUPATEN KONAWE SELATAN
Aminuddin Mane Kandari, Syamsu Alam dan Hasan: OPTIMASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK PENGEMBANGAN PADI SAWAH MENGGUNAKAN METODE SPASIAL
Suryanti, Bambang Hadisutrisno, Mulyadi, dan Jaka Widada : PERANAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA
La Ode Safuan dan Hasbulah Syaf : PENGARUH STATUS HARA N, P DAN K TANAH SUB SOIL PADA LERENG YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
Azhar Ansi : PENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK DAN NITROGEN (N) TERHADAP LAJU ASIMILASI BERSIH DAN PRODUKSI JAGUNG DAN KACANG TANAH DALAM SISTEM TUMPANGSARI
Taane La Ola, Hartina Batoa dan Muh. Sahwa : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN ASIN DI PASAR SENTRAL LAINO RAHA KABUPATEN MUNA
Putu Arimbawa, Muhammad Aswar Limi, dan Rosmawaty : PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN KERING DAN PEMANFAATAN WAKTU LUANG DI KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN
Muhammad Aswar Limi: PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR
VOLUME 24 NOMOR 01 JANUARI 2014 TERBIT TIGA KALI SETAHUN
90
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANIJAGUNG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR
Oleh: Muhammad Aswar Limi1)
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence the production of corn farming to benefitas information for corn farmers to decision-making in order to develop a more insightful agribusinessfarming. The experiment was conducted in the Lembo Village Lembo subdistrict of North Konawe withthe consideration that the area is an area in monoculture corn production. Samples was determined bysimple random sampling of 60 people from the corn farmers a total population of 133 corn farmers. Studyvariables included age of farmers, long follow formal education, number of family, farming experience,the outpouring of work, and the land area and production of corn farming. Analysis of the data used is thepath analysis. Based on the results of path analysis of the factors of production used in corn farming isknown that the production factor land area has the effect of -163.54, the number of seeds was 32.45, theoutpouring of work at 3.27 and directly influence the production of corn farming in the Lembo villagesubdistrict Lembo, age farmers, formal education, number of family and farming experience had no effecton the production of corn farming
Keywords: corn farming, factors of production, path analysis and production corn farming
PENDAHULUAN
Jagung (Zea mays) merupakan salahsatu jenis tanaman pangan yang mendapatprioritas untuk dikembangkan karenakedudukannya disamping sebagai sumberutama karbohidrat, juga merupakan bahanbaku utama industri pakan ternak danindustri lainnya (Tangendjaja, 2011),sehingga mempunyai potensi yang besaruntuk meningkatkan pendapatan petani, sertamerupakan komoditas penting dalam upayadiversifikasi pangan.
Produksi jagung nasional setiap tahunmengalamipeningkatan dimana produksijagung pada tahun 2012 mencapai 19,38 jutaton pipilan kering, meningkat 1,73 juta tonatau 9,83%, dibanding realisasi produksi2011 yang sebanyak 17,64 juta ton (BPS RI,2013). Produksi jagung di Indonesiaberdasarkan data BPS (2013) menunjukkanbahwa produktivitas jagung tahun 2010sebesar 44,36 Ku Ha-1 dengan produksi18.327.636 ton. Pada tahun 2011,
produktivitas jagung mengalami peningkatanmenjadi 45,65 Ku/Ha. Tetapi, produksijagung menurun menjadi 17.643.250 ton.Tahun 2012 produktivitas jagung meningkatmenjadi 48,93 Ku Ha-1 dengan produksi19.377.030 ton. Pada tahun 2013, produksijagung nasional diproyeksikan menjadi 26juta ton pipilan kering (PK) (Kemensetneg,2010).
Meningkatnya produksi jagung diIndonesia hingga kini belum mampumemenuhi kebutuhan domestik sekitar 11juta ton per tahun, sehingga masihmengimpor dalam jumlah besar yaitu hingga1 juta ton. Menurut Mejaya (2005) sebagianbesar jagung domestik untuk pakan atauindustri pakan serta industri lainnya yangmembutuhkan 66 % dari kebutuhan nasional,sisanya sekitar 34 % untuk pangan.Tingginya permintaan terhadap jagung untukpangan dikarenakan komoditas jagungmerupakan pangan kedua terbesar setelahberasdan di beberapa daerah jagungdigunakan sebagai bahan makanan pokok
1)Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari 90
91
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
termasuk di Sulawesi Tenggara khususnya diKabupaten Konawe Utara.
Meningkatkan produksi danproduktivitas tanaman jagung bagipemenuhan kebutuhan pangan dapatdilakukan dengan melakukan inovasipemanfaatan faktor-faktor produksi denganmenerapkan teknologi dalam bentuk fisikmateri (bahan) seperti varietas unggul, pupuk(formulasi pupuk/ pupuk hayati), danpestisida, rekomendasi teknologi, sepertipemupukan, pengendalian organismepengganggu tanaman (hama), danpenggunaan air, teknologi proses, sepertiproduksi benih, produksi pupuk hayati, danproduksi pestisida hayati atau nabati danrancang bangun/prototipe alat dan mesinpertanian, seperti pompa air, alat tanam,aplikator pupuk, pembumbun, penyiang,pemipil, dan pengering (Kemensetneg,2010).
Pemanfaatan faktor-faktor produksimelalui penerapkan teknologibagipeningkatan produksi dan produktivitastanaman jagung pada usahatani jagung yangdiusahakan petanidi Desa Lembo KecamatanLembo Kabupaten Konawe Utara masihbelum dilakukan sepenuhnya, dikarenakanusahatani jagung yang sudah sangat akrabdengan kehidupan petani tersebut masihdilakukan secara sederhana danpengelolaannya masihdilakukan secaratradisional sehingga belumefisien,namunsampai saat ini pemerintahKabupaten Konawe Utara masih tetapmemperioritaskan usahatani jagung dan tetapdiusahakan oleh petani dan menjadi salahsatu komoditi unggulan yang berbasiskerakyatan dan diharapkan menjadilokomotip penggerak ekonomi kerakyatanyang terus dikembangkan dan produksinyadiharapkan mampu bersaing baik secarakualitas maupun kuantitas.
Usahatani jagung di Desa Lembomenggunakan beberapa faktor produksi yangmemiliki peranan penting untuk peningkatan
produksi dan dapat meningkatkanpendapatan petani. Petani mengelolausahataninya dengan menggunakan beberapafaktor produksi seperti modal dan tenagakerja dalam keluarga. Richard et al., (2002)menyatakan bahwa modal dan biaya bergunauntuk menganalisis keputusan alokasi tenagakerja. Petani jagung di Desa Lembo jugamenggunakan sarana produksi benih yangberasal dari hasil panen musim tanamsebelumnya namun tidak menggunakanpestisida sedangkan menurut Maria danDerrell (2009) bahwa pada beberapa daerahdi Mexico yang memproduksi jagung kuningdapat menghasilkan produksi yang lebihtinggi jika petani secara bersamaanmenggunakan pestisida dan benih komersialkarena jika petani tidak menggunakanpestisida dan benih komersial maka akanmenghadapi produksi yang lebih rendah dariyang diharapkan karena menggunakan teknikproduksi tradisional. Lebih lanjut Keleman etal., (2013) menyatakan bahwa diversifikasipenggunaan varietas benih jagungmemberikan keuntungan bagi pertanianjagung skala besar dan dapat pulamemberikan keuntungan bagi pertanianjagung skala kecil.
Faktor sosial ekonomi petani dalammengelola usahataninya juga merupakanfaktor penting seperti umur, tingkatpendidikan, jumlah tanggungan keluarga,pengalaman berusahatani, modal yangdimiliki, dan luas lahan yang digunakandalam berusahatani yang dapatmempengaruhi produksi dan pendapatanpetani jagung. Lebih lanjut Maria dan Derrell(2009) menyatakan bahwa pada beberapadaerah seperti Oaxaca, pendapatan petanijagung kuning dengan mudah bisa berubahmenjadi negatif jika terdapat variasi padaharga jual.
Faktor produksi yang digunakan olehpetani jagung tersebut diduga dapatberpengaruh terhadap produksi usahatanijagung yang diusahakan oleh petani,
92
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
sehingga dengan mengetahui faktor-faktoryang berpengaruh terhadap produksiusahatani jagung tersebut, maka dapatdigunakan untuk mengkombinasikan danmengoptimalkan penggunaan faktor-faktorproduksi secara efisien bagi usahatani jagungdi Desa Lembo Kecamatan LemboKabupaten Konawe Utara. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor-faktoryang mempengaruhi produksi usahatanijagung sehingga dapat memberikan manfaatsebagai bahan informasi bagi para petanijagung untuk pengambilan keputusan dalamrangka pengembangan usahataninya yanglebih berwawasan agribisnis.
METODE PENELITIANLokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di DesaLembo Kecamatan Lembo KabupatenKonawe Utara. Pemilihan lokasi penelitiantersebut dilakukan dengan pertimbanganbahwa daerah tersebut merupakan daerahproduksi jagung di Kabupaten KonaweUtara.Objek Penelitian
Objek penelitian adalah petani jagungyang ada di Desa Lembo Kecamatan LemboKabupaten Konawe Utara yang berusahatanijagung secara monokultur.
Metode Pengambilan SampelSampel merupakan bagian dari
populasi yang dijadikan sebagai objekpenelitian.Pengambilan sampel dalampenelitian ini ditentukan secara simplerandom sampling. Besarnya sampel yangdiperlukan dalam penelitian ini ditentukanberdasarkan sifat populasi, tingkat ketepatanyang diperlukan dan sumberdaya yangtersedia bagi peneliti sehingga jumlahsampel yang akan dijadikan responden dalampenelitian ini yaitu sebanyak 60 orang petanijagung dari jumlah populasi sebanyak 133orang petani jagung.
Jenis dan Sumber DataData yang akan dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer dan datasekunder. Data primer dikumpulkan daripetani yang terpilih sebagai respondenmelalui wawancara langsung dengan petanijagung menggunakan daftar pertanyaan(kuisioner). Sedangkan data sekunderdiperoleh dari literatur-literatur dan instansi-instansi terkait.
Variabel PenelitianVariabel yang akan diteliti dalam
penelitian ini terdiri dari variabel bebasmeliputi umur petani, lama mengikutipendidikan formal, jumlah tanggungankeluarga, pengalaman berusahatani, curahankerja, dan luas lahan. Sedangkan variabelterikat terdiri dari produksi usahatani jagung.
Analisis DataMetode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptifkuantitatif untuk menjawab permasalahanterhadap faktor-faktor yang mempengaruhiproduksidan dianalisis dengan metodeanalisis jalur menggunakan programSPSSAmos 16. Model persamaanstrukturalnya sebagai berikut:
Y= pyX1 + pyX2 + pyX3 + pyX4 + pyX5 + pyX6+ pyX7 + ε
Keterangan,Y = produksi jagung (kg/mt/ha)X1 = luas lahan (ha)X2 = jumlah benih (kg)X3 = curahan kerja (HKP)X4 = umur petani (thn)X5 = pendidikan formal (thn)X6 = jumlah tanggungan keluarga (thn)X7 = pengalaman berusahatani (thn)ε = variabel residu/sisa yang
berpengaruh terhadap produksi
93
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
y
e
1
Keterangan :
= Hubungan korelasi= Hubungan kausal (sebab akibat)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas Usahatani RespondenIdentitas usahatani respondenyang
meliputi produksi merupakan variabel terikatdan luas lahan, jumlah benih dan curahankerjamerupakan variabel bebas yangdisajikan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Identitas Usahatani RespondenNo Variabel Kisaran Rata-
Rata1 Produksi
(kg/mt/ha)103 –1.166
519
2 Luas Lahan(ha)
0.4 –2 1
3 JumlahBenih (kg)
2 – 10 4.5
4 CurahanKerja(HKP)
38 – 156 81
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan pada Tabel 1 diketahuibahwa produksi usahatani responden berkisarantara 103 – 1.166kg/mt/ha denganrata-rata
produksi 519 kg/mt/ha. Produksi usahataniresponden masih berada pada kisaran rendahjika dibandingkan denganproduksi rata-ratanasional tahun 2012 yang mencapai 2,446.5kg/mt/ha (Kemensetneg, 2010). Luas lahanyang dimiliki responden berada pada kisaran0.4–2 ha dengan rata-rata luas lahan 1 ha.Berdasarkan luas lahan yang dimiliki olehpetani responden diketahui bahwa petaniresponden tidak menggunakan keseluruhanlahannya untuk menanam jagung sehinggaproduksi, jumlah benih dan curahan kerjayang digunakan masih jauh dari kisaranarata-rata yang biasa digunakan dalamusahatani jagung. Jumlah benih yangdigunakan oleh petani berkisar antara 2 – 10kg dengan rata-rata benih yang digunakansebanyak 4.5 kg. Jumlah benih yangdigunakan berada jauh dibawah kebutuhanbenih rata-rata per hektar untuk usahatanijagung yang berkisar antara 15 – 20 kg(Fachhrista dan Isuukindarsyah, 2012).Curahan kerja yang digunakan oleh petaniresponden berada pada kisaran 38 – 156HKP dengan rata-rata curahan kerja 81 HKP.
Identitas RespondenIdentitas responden merupakan faktor
sosial responden yang menjadi variabel bebasmeliputi umur petani, pendidikan formalyang pernah diselesaikan, tanggungankeluarga, pengalaman berusahataniyangdisajikan seperti pada Tabel 2.
Berdasarkan pada Tabel 2 diketahuibahwa mayoritas responden berada padakisaran umur produktif yaitu 27 – 60 tahundengan usia rata-rata 40 tahun. Soeharjo danPatong (1984) yang menyatakan bahwakemampuan kerja petani sangat ditentukanoleh umur petani itu sendiri yang akanmempengaruhi kemampuan fisik dalambekerja.
94
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
Tabel 2. Identitas Petani RespondenNo Variabel Kisaran Rata-
Rata1 Umur (thn) 27 – 60 402 Tingkat
Pendidikan (thn)6 –12 7
3 TanggunganKeluarga (jiwa)
1 – 7 4
4 PengalamanBerusahatani (thn)
1 – 6 3
Sumber : Data Primer Diolah
Tingkat pendidikan petani respondentergolong rendah yaitu berkisar antara 6–12tahun, dengan pendidikan rata-rata 7 tahunsehingga diperlukan adanya tambahanpengetahuan dan keterampilan bagiresponden melalui kegiatan penyuluhanmaupun pelatihan secara intensif agar merekadapat mengelola usahataninya dengan baikguna mencapai produksi yang maksimal.
Tanggungan keluarga petaniresponden tergolong dalam keluarga sedangyaitu berkisar antara 1–7 jiwa, dengan jumlahtanggungan rata-rata 4 jiwa. Jumlah anggotakeluarga diharapkan bersumber dari anggotakeluarga yang berada pada umur produktifdan dapat menjadi sumber tenaga kerjakeluarga dalam mengelola usahataninya danbukannya menjadi beban bagi petani sebagaikepala keluarga. Pengalaman berusahatanipetani responden berada pada kisaran antara
1 – 6 tahun dengan pengalaman usahatanirata-rata 3 tahun. Berdasarkan data tersebut,dapat diketahui bahwa sebagian besar petanikacang tanah di Kecamatan Lembo dapatdikategorikan kurang berpengalaman didalam mengelola usahatani jagung.
Hasil Uji HipotesisHipotesis dari penelitian ini adalah
variabel faktor produksi secara parsialberpengaruh signifikan terhadap produksiusahatani jagung. Berdasarkan pendugaantersebut dapat disusun hipotesis statistiksebagai berikut :H0 : b1 = 0 : variabel faktor produksi tidak
berpengaruh signifikan terhadapproduksi jagung
Ha : b1 ≠ 0 : variabel faktor produksiberpengaruh signifikan terhadapproduksi jagung.
Diterima tidaknya hipotesis padapengujian dengan menggunakan analisisjalur, mengacu pada ketentuan AMOS(0.001) atau menggunakan standar 0.05(Santoso, 2007). Apabila nilai p kurang dari0,05 maka variabel tersebut signifikan dansebaliknya. Berdasarkan analisis jalurmenggunakan program AMOS 16 makadiperoleh hasil uji hipotesis seperti padaTabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji HipotesisVariabel Terikat Variabel Bebas Estimate P Label
y Produksi <--- x1 Luas Lahan -157.883 .002 **y Produksi <--- x2 Jumlah Benih 35.477 .017 **y Produksi <--- x3 Curahan Kerja 2.971 .018 **y Produksi <--- x4 Umur Petani 1.062 .732 tsy Produksi <--- x5 Pendidikan Formal -12.412 .260 ts
y Produksi <--- x6 Jumlah TanggunganKeluarga -2.575 .894 ts
y Produksi <--- x7 PengalamanBerusahatani 2.888 .855 ts
Sumber : Output Amos 16
95
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwaterdapat empat variabel faktor produksi(umur petani, pengalaman berusahatani,jumlah tanggungan keluarga, dan pendidikanformal) tidak berpengaruh signifikanterhadap produksi usahatani jagung dengannilai p yang lebih besar dari 0.05 (P > 0.05)yang berarti bahwa hipotesis yangmenyatakan bahwa umur petani, pengalamanberusahatani, jumlah tanggungan keluarga,dan pendidikan formal berpengaruhsignifikan terhadap produksi usahatanijagung ditolak (H0 diterima, Ha ditolak).
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahuipula bahwa terdapat tiga variabel faktorproduksi (luas lahan, jumlah benih dancurahan kerja) berpengaruh signifikanterhadap produksi usahatani jagung dengannilai p yang lebih kecil dari 0.05 (P < 0.05)yang berarti bahwa hipotesis yangmenyatakan bahwa luas lahan, jumlah benihdan curahan kerja berpengaruh signifikanterhadap produksi usahatani jagungditerima(H0ditolak, Ha diterima).
Berdasarkan hasil perhitungan yangtelah dilakukan menggunakan analisisAMOS diatas terhadap semua variabel faktorproduksi, maka dapat digambarkan modelpenelitian seperti pada Gambar 1.:
Hasil analisis ulang uji hipotesisterhadap variabel faktor produksi luas lahan,jumlah benih dan curahan kerjayangberpengaruh nyata disajikan pada Tabel 4.
.20
x1
3.77
x2
591.59
x3
56.73
x4
4.29
x5
1.63
x6
2.33
x7
y.03
.14
.06
.14
1.09
.01
-.11
.44
.01
-1.23
28.67
-10.74
2.82
-9.52
5.54
.45
-2.65
-.65
.44
.18
1.06
28599.92
e
1
-157.88
2.89
35.48
-2.58
2.97
-12.41
.36
Keterangan :
= Variabel signifikan (H0ditolak, Haditerima)= Variabel tidak signifikan(H0diterima, Haditolak).
Tabel 4. Hasil Analisis Ulang Uji HipotesisVariabel Terikat Variabel Bebas Estimate P Label
y Produksi <--- x1 Luas Lahan -163.541 *** **y Produksi <--- x2 Jumlah Benih 32.453 .025 **y Produksi <--- x3 Curahan Kerja 3.273 .005 **
Sumber : Output Amos 16
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahuipula bahwa hasil analisis ulang uji hipotesisdari ketiga variabel faktor produksi yangberpengaruh nyata (luas lahan, jumlah benihdan curahan kerja) tetap berpengaruhsignifikan terhadap produksi usahatani
jagung dengan nilai p yang lebih kecil dari0.05 (P < 0.05) yang berarti bahwa hipotesisyang menyatakan bahwa luas lahan, jumlahbenih dan curahan kerja benar-benarberpengaruh signifikan terhadap produksiusahatani jagung (H0 ditolak, Ha diterima).
Gambar 1. Model Penelitian
96
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
Berdasarkan hasil perhitungan ulangyang telah dilakukan menggunakan analisisAMOS diatas, maka dapat digambarkanmodel akhir penelitian sebagai berikut :
.20
x1
3.77
x2
591.59
x3
y1.09
.01
28.67
32.45
29324.52
e
1-163.54
3.27
Gambar 2. Model Akhir Penelitian
Berdasarkan data pada Tabel 4 danGambar 2 diketahui bahwa pengaruh luaslahan terhadap produksi sebesar -163.54,dapat diartikan bahwa, jika variabel luaslahan bertambah satu ha, maka dapatdiperkirakan jumlah produksi yang akandihasilkan akan menurun sebesar -163.54kg/mt/ha. Dengan kata lain dapatdiinterpretasikan bahwa penambahan luaslahan dapat menurunkan hasil produksijagung. Pengaruh jumlah benih terhadapproduksi sebesar 32.45, dapat diartikanbahwa, jika variabel jumlah benih bertambahsatu kg, maka dapat diperkirakan jumlahproduksi yang akan dihasilkan akanbertambah sebesar 32.45 kg/mt/ha. Dengankata lain dapat diinterpretasikan bahwapenambahan jumlah benih dapat menambahhasil produksi jagung dan pengaruh curahankerja terhadap produksi sebesar 3.27, dapatdiartikan bahwa, jika variabel curahan kerjabertambah satu HKP, maka dapatdiperkirakan jumlah produksi yang akandihasilkan akan bertambah sebesar 3.27kg/mt/ha. Dengan kata lain dapat
diinterpretasikan bahwa curahan kerja dapatmenambah hasil produksi jagung.
Berdasarkan Gambar 2 diketahui pulabahwa luas lahan dengan jumlah benihmemiliki hubungan yang sangat lemahsebesar 0.01 namun hubungan antara keduavariabel tersebut tidak bersifat signifikan danluas lahan dengan curahan kerja memilikihubungan yang sangat lemah sebesar 1.09namun hubungan antara kedua variabeltersebut tidak bersifat signifikan sedangkanjumlah benih dan curahan kerja memilikihubungan yang kuat sebesar 28.670 dimanahubungan antara kedua variabel tersebutbersifat signifikan.
Produksi suatu usahatani termaksudusahatani jagung sangat tergantung dari luaslahan, jumlah benih dan curahan kerja. Petanijagung yang memiliki lahan usahatani yanglebih luas dan diikuti dengan penggunaanbenih yang sesuai dengan jarak tanam yangditentukan akan membuat petanibersangkutan lebih bergairah untukmengelola usahataninya sehinggaproduktivitas usahataninya tinggi yangtercermin dari curahan kerja yang maksimaldiberikan bagi usahatani yang dikelolanya,namun petani jagung diDesa Lembo belummenggunakan faktor produksi secara optimalsehingga produksinya, penggunaan benih dancurahan kerja yang dicurahkan masih rendah.Umumnya lahan yang digunakan oleh petanimerupakan lahan baru hasil perambahanhutan yang kondisi tanahnya cukup subursehingga rata – rata pertumbuhan danproduksi tanaman yang dihasilkan cukupbaik walaupun tanpa pemberian pupuk.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis jalurterhadap faktor-faktor produksi yangdigunakan pada usahatani jagung diketahuibahwa faktor produksi luas lahan memilikipengaruh sebesar -163.54, jumlah benihsebesar 32.45, curahan kerja sebesar 3.27 dan
97
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
berpengaruh langsung terhadap produksiusahatani jagung di Desa Lembo KecamatanLembo sedangkan, umur petani, pendidikanformal, jumlah tanggungan keluarga danpengalaman berusahatani tidak berpengaruhterhadap produksi usahatani jagung
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2010-2013. Produktivitas dan ProduksiJagung di Indonesia. BPS. Jakarta.
Fachhrista, I.A dan Isuukindarsyah, 2012.Jagung. BPTP Kepulauan BangkaBelitung. Kepulauan Bangka Belitung
Keleman, A., Hellin, J., and Flores, D. 2013.Diverse varieties and diverse markets:Scale-related maize "profitabilitycrossover" in the central mexicanhighlands. Human Ecology, 41(5), 683-705.doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10745-013-9566-z
Kementerian Sekretariat Negara RepublikIndonesia. 2010. Peran TeknologiPertanian dalam MeningkatkanProduktivitas Tanaman Jagung.http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4360&Itemid=29. Diakses tanggal [9 Januari2012].
Maria. M and SP. Derrell., 2009. Determining theFeasibility of Yellow Corn Production inMexico. Selected Paper prepared forpresentation at the Southern AgriculturalEconomics Association Annual MeetingAtlanta, Georgia, January 31-February 3,2009
Mejaya, M.D. 2005. Pola Heterosis dalamPembentukan Varietas Unggul JagungBersari Bebas dan Hibrida. MakalahDisampaikan dalam Seminar RutinPuslitbang Tanaman Pangan, Bogor, 12Mei 2005.
Richard. N, J.F.Cornejo, and D. Banker. 2002.Off-Farm Labor and the Structure ofU.S. Agriculture: The Case ofCorn/Soybean Farms 2002. Annual
Meeting of the American AgriculturalEconomics Association Long Beach,CA, July 28-31, 2002
Santoso, S., 2007, Structural EquationModelling. PT. Elex Media Komputindo.Jakarta
Soeharjo, A. dan D. Patong. 1984. Sendi-SendiPokok Ilmu Usahatani. LembagaPenerbit Universitas Hasanuddin. UjungPandang.
Tangendjaja, B. 2007. InovasiTeknologi PakanMenuju Kemandirian Usaha TernakUnggas. WARTAZOA, Vol. 17. No. 1