Download - LPK Tanuraksan
Kode: KKN-PPM UGM - 15
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN(Sub Unit)
KULIAH KERJA NYATAPEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADATAHUN: 2011
SUB UNIT : TANURAKSANUNIT : 44KECAMATAN : KEBUMENKABUPATEN : KEBUMENPROVINSI : JAWA TENGAH
Disusun oleh:
No Nama Mahasiswa No. Mahasiswa1. Tristia Artiyanti 08/264997/EK/169642. R. Rastu Dananto 08/265198/EK/170163. Reza Perwira Adiguna 08/265948/TK/339064. Hestara Cahya Murti 08/267343/GE/64605. Natalya Manna T 08/267418/HK/178246 M. Uwais Sidhi Weiss 08/267505/SP/79387 Akbar Bahtiar 08/267663/SP/230138 Vinko Satrio Pekerti 08/268566/EK/17198
BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATUNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah-Nya sehingga
usaha pembuatan Laporan Pelaksanaan Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Kepada seluruh
tim penyusun Laporan Pelaksanaan Kegiatan diucapkan terima kasih.
Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK) adalah laporan yang disusun oleh mahasiswa Kuliah
Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM
UGM). Laporan Pelaksanaan Kegiatan Individu disusun oleh setiap mahasiswa setelah
menyelesaikan program yang telah selesai dilaksanakan di lokasi KKN-PPM. Sedangkan Laporan
Pelaksanaan Kegiatan Subunit disusun mahasiswa dalam lingkup subunit. Dalam KKN-PPM UGM
yang berlokasi di Dusun Tanuraksan, Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten
Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Dalam KKN-PPM ini kami mengambil tema “Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi
Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen”. Banyak hal kami dapatkan dalam KKN-PPM
ini. Kami mendapat saudara baru dan pembelajaran dalam berbagai hal semisal kerja tim,
pengelolaan emosi, manajemen waktu, public speaking, empati dan rasa peduli pada rekan, adat
istiadat masyarakat, manajemen proyek, penanganan tugas sekaligus konflik dalam rumah tangga,
serta kami juga belajar dari ketulusan masyarakat dalam memberikan dukungan.
Harapan kami, semoga LPK subunit Tanuraksan ini dapat berguna bagi peningkatan
kualitas program KKN-PPM UGM selanjutnya dan kesejahteraan masyarakat bersama. Amin
Agustus 2010
Penyusun
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
(Individu)
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN: 2011
SUB UNIT : TANURAKSAN
UNIT : 44
KECAMATAN : KEBUMEN
KABUPATEN : KEBUMEN
PROPINSI : JAWA TENGAH
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Tristia Artiyanti
Nomor Mahasiswa : 08/264997/EK/16964
BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM
DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
KODE : KKN PPM UGM – 16
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah merupakan lokasi yang dipilih sebagai tempat
pelaksanaan KKN-PPM Unit 44, yang dimulai dari tanggal 4 Juli 2011 hingga 25 Agustus 2011.
Kegiatan KKN-PPM ini dibagi menjadi tiga subunit, yaitu Subunit I yang bertugas di
Tanuraksan, Subunit II di Jemur, dan Subunit III di Seliling.
Tema KKN-PPM Unit 163 adalah “Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi
pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen”. Tema ini dipilih karena berdasarkan
survey yang telah dilakukan sebelumnya, Kebumen memiliki sumber daya manusia yang sangat
potensial untuk dikembangkan, yakni berupa batik khas kebumen. Namun, selama ini batik khas
Kebumen kurang dikenal di masyarakat luas karena pemasaran yang dilakukan oleh masyarakat
belum optimal. Selepas KKN ini, diharapkan Batik kebumen bisa lebih dikenal dan dapat
dihargai dengan harga yang pantas.
Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan lima program program utama. Lima
program tersebut adalah:
1. Penyuluhan Administrasi Pembukuan
2. Pembentukan Jaringan Supplier
3. Pemasaran kepada Komunitas Batik
4. Pengelolaan Koran Dinding
5. Pendampingan di PAUD
Pada umumnya tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program
tersebut. Beberapa program mengalami penyesuaian, namun penyesuaian tersebut merupakan
hal yang penting dilakukan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan
dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.
1. Penyuluhan Administrasi Pembukuan
No. Sektor : 05.4.2.02
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kegiatan ini diadakan dengan asumsi bahwa belum optimalnya pengetahuan
administrasi dan pengelolaan serta pemahaman masyarakat terhadap cara pembukuan.
Penyuluhan ini membahas sekilas tentang cara pembukuan, seperti bagan laporan keuangan
dan buku kas pe bulan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuka pemahaman dan pemikiran
masyarakat mengenai pembukuan secara optimal. Hal ini tentunya akan menjadi motivasi
bagi masyarakat dalam mengelola keuangan mereka.
Kegiatan ini diselenggarakan dua kali karena adanya permintaan dari warga yang tidak
dapat hadir pada penyuluhan awal, yaitu pada tanggal 11 Agustus 2011 di Mushollah
Uswatun Hasanah dan tanggal 12 Agustus di rumah pak RT 4 RW 2 Tanuraksan, sebagai
pengelolaan paguyuban KUPP Lukulo. Pada Kegiatan hari pertama pada tanggal 11 Agustus
2011 juga dilakukan bersamaan dengan Penyuluhan Administrasi Surat-Menyurat, dan
Pengelolaan Paguyuban. Pada Hari kedua, program dilakukan bersamaan dengan Penyuluhan
Admistrasi Surat-Menyurat. Peserta yang hadir pada hari pertama berjumlah 20 orang yang
berasal dari pengrajin di Tanuraksan. Peserta cukup antusias dalam mengikuti acara, hal ini
dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan pada pembicara.
Faktor pendukung dari kegiatan ini adalah semangat yang dimiliki oleh peserta.
Sementara faktor penghambatnya adalah sulitnya penyuluhan program ini adalah sulitnya
memberikan pemahaman yang cepat bagi ibu-ibu perajin batik untuk cepat memahami
laporan keuangan dan buku kas sehingga perlu menggunakan kata-kata atau pendekatan
untuk lebih memudahkan bagi pemahaman mereka.
2. Pembentukan Jaringan Supplier
No. Sektor : 05.4.9.99
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program koperasi dan database bagi
para pengrajin. Metode yang diterapkan dalam program ini adalah pencarian supplier secara
online dan juga mendata kepada para pengrajin dengan cara mewawancarai dimana para
pengrajin membeli kebutuhan bahan baku untuk keperluan membatik. Selanjutnya saya juga
mensurvey lokasi yang diberikan dari para pengrajin yang berlokasi di sekitar lokasi para
pengrajin, yaitu di jalan kolopaking Kebumen seperti Toko Sahlani, dan Toko win-win, serta
pengepul yang ada di daerah Tanuraksan seperti Pak Imron sebagai Bapak Lurah di
Tanuraksan, Pak Sahlani sebagai Bapak RT 04 RW 01 Tanuraksan, Pak Kj. Iran, mbak Umi,
Pak Surip, dan lokasi di luar kota yang tidak bisa kami survey secara langsung seperti di
daerah Pasar klewer, Solo seperti Toko Santoso, Toko Murah, Toko Jayagung. Program ini
dilaksanakan secara bertahap mulai dari mencari secara online pada tanggal 21 Juli 2011 dan
menemukan toko supplier online bernama jerman batik, survey secara langsung ke Jalan
Kolopaking, Kebumen di Toko Sahlani dan Toko Win-Win pada tanggal 26 Juli 2011,
melakukan wawancara kepada pengrajin Tanuraksan pada tanggal 4 agustus 2011 dan 9
agustus 2011.
Program ini diakhiri dengan pengiriman database supplier kepada salah satu rekan tim
KKN yang membuat program database kepada pengrajin. Program ini bertujuan untuk
memudahkan para pengrajin untuk mendapatkan alamat dan tempat untuk membeli bahan
baku untuk keperluan membatik bagi para pengrajin.
Faktor penghambat kegiatan ini yaitu dalam mengumpulkan data supplier dari para
pengrajin sangatlah tidak efisien dari segi waktu maupun tenaga, dikarenakan para pengrajin
yang tidak ada kelompok paguyuban dan banyaknya jumlah para pengrajin dari rumah ke
rumah senhingga kami perlu door-to-door untuk mendata dari para pengrajin. Namun, secara
garis besar acara ini tergolong sukses, hal ini dikarenakan kami telah sukses mendapatkan
alamat para supplier dan mengetahui lokasi mereka membeli keperluan membatik per RT
dari seluruh pengrajin yang ada di Tanuraksan.
3. Pemasaran kepada Komunitas Batik
No. Sektor : 05.4.2.03
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kegiatan ini dilaksanakan mengingat belum optimalnya pemasaran batik khas
Kebumen ke pasar nasional. Hal ini membuktikan bahwa pemasaran yang dilakukan oleh
pengrajin maupun pengepul yang ada di Kebumen belum dikenal secara luas. Oleh karena
itu, kami berupaya melakukan pemasaran melalui leaflet dan booklet kepada para komunitas
pecinta batik yang ada di luar kota.
Hambatan kegiatan ini yaitu sulitnya menemukan komunitas batik yang benar-benar
aktif dan memberikan antusias mereka kepada produk batik Kebumen yang kami pasarkan.
4. Pengelolaan Koran Dinding
No. Sektor : 19.2.1.02
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Inter Disipliner (ID)
Di daerah Tanuraksan,. Kebumen kami belum menemukan adanya koran dinding di
daerah lingkungan sekitar perumahan warga. Oleh karena itu, tim KKN-PPM kami berusaha
untuk mempermudah warga untuk mendapatkan informasi dari adanya koran dinding ini.
Program ini dikemas dalam setiap hari pembaruan koran yang ada. Kendala yang
dihadapi dalam kegiatan ini yaitu sulitnya menemukan orang yang mau mengelola koran
dinding untuk kelanjutannya. Dan pada akhirnya dari pemuda yaitu mas Hasol, Pak Kadus
( Pak Ikhwanudin) yang memberikan Koran hariannya, dan Pak Pengin yang mengganti
Koran setiap harinya.
5. Pendampingan di PAUD
No. Sektor : 11.1.1.01
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program ini merupakan program pendampingan para guru yang mengajar di PAUD,
setara dengan playgroup. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
a. Pengenalan PAUD pada tahun ajaran baru pada hari sabtu 16 juli 2011
b. Pengenalan kurikulum PAUD kepada para orang tua murid pada hari selasa 19 juli 2011
c. Mewarnai bersama, dengan kami memberikan gambar yang harus mereka isi sesuai
dengan kreativitas dan bakat mewarnai pada usia dini
Terdapat kendala dalam kegiatan ini yaitu sulitnya berinteraksi dengan para siswa yang
masih dalam usia dini yaitu antara 3-5 tahun. Namun, secara keseluruhan program ini
berjalan dengan baik. Jumlah peserta telah memenuhi target yaitu 30 orang siswa dan 30
orang orangtua murid pada setiap tahapnya.
II. KESIMPULAN
Secara umum program-program yang dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM di
Tanuraksan, Kabupaten Kebumen. Adanya partisipasi yang aktif dari masyarakat menunjukkan
bahwa masyarakat peduli dengan adanya pembaharuan dan peningkatan sumber daya manusia
pengrajin batik khas kebumen. Program-program yang dilaksanakan diharapkan dapat berjalan
mandiri dan berkesinambunan selepas tidak adanya tim KKN-PPM UGM.
Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan
partisipasi dari masyarakat Tanuraksan serta tim KKN-PPM yang ikut membantu dalam
melancarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Selain itu, hambatan-hambatan
yang terjadi dalam pelaksanaan justru menjadi pelajaran dalam pelaksanaan acara berikutnya.
Dengan adanya KKN-PPM, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami realita
kehidupan yang ada di berbagai lapisan masyarakat dan dapat menyesuaikan diri atas adanya
perbedaan-perbedaan yang ada. Selain itu, program-program yang dilaksanakan diharapkan
dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan Dusun Tanuraksan, Kabupaten Kebumen.
III. SARAN
Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu
disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain :
Mahasiswa KKN sebaiknya bersikap aktif untuk bersosialisasi dengan masyarakat selama
pelaksanaan program-program KKN karena hal tersebut dapat menambah antusiasme dari
masyarakat
Pemerintah setempat sebaiknya melakukan tindak lanjut atas program-program yang telah
dilaksanakan tim KKN-PPM UGM agar masyarakat dapat melanjutkan program-program
tersebut sehingga dapat memajukan wilayahnya dalam berbagai hal.
Masyarakat berperan aktif dalam mengembangkan sumber daya manusia yang lebih
optimal.
IV. LAMPIRAN
Alamat Para Supplier
1. Toko win-win
Jl. Kolopaking no.71 kebumen
2. Toko Sahlani
Jl.Kolopaking no.93
0287381718
alamat : KH.Wakhidhasyim no.14 Pekalongan
081548102222
0285 422779, 0285 424289
4. www.batikkebumen.com
5. Pak Imron (pengepul, pak lurah tanuraksan)
081578849459
Komunitas Batik
1. Komunitas batik banget indonesia
Email : [email protected]
2. Komunitas batik indonesia
Email : [email protected]
http://finance.groups.yahoo.com/group/batik-indonesia
3. Komunitas penggemar batik indonesia
Alamat : Komp.Dki Joglo Blok H no.18 jawa barat
No.telp : 081804327609
4. Komunitas batik jawa tengah
No.telp : 08213344509
5. Komunitas remaja batik indonesia
Alamat : Taman petamburan 35 DKI Jakarta 10260
No.telp: 02198799695
Pendampingan di PAUD
\
Penyuluhan Administrasi Pembukuan
Pengelolaan Koran Dinding
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
KODE : KKN PPM UGM – 16
(Individu)
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN: 2011
SUB UNIT : TANURAKSAN
UNIT : 44
KECAMATAN : KEBUMEN
KABUPATEN : KEBUMEN
PROPINSI : JAWA TENGAH
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Robertus Rastu Dananto
Nomor Mahasiswa : 08/265198/EK/17016
BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM
DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
KKN-PPM UGM unit 44 mengusung tema “Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi
Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen”. Mengingat tema yang diusung terkait
dengan kerajinan batik tulis Kebumen, tiga subunit ditempatkan di daerah yang memiliki
banyak pembatik, yaitu Desa Seliling, Alian; Dusun Tanuraksan, Gemeksekti, Kebumen; dan
Desa Jemur, Pejagoan.
Tema ini diusung dengan didasari atas keprihatinan beberapa teman lokal Kebumen
terhadap kurang populernya Batik Kebumen. Setelah disurvey ternyata masalah yang ada tidak
sebatas kekurangpopuleran Batik Kebumen saja, akan tetapi juga masalah terkait pemasaran,
harga jual rendah, tingginya biaya produksi, dan limbah yang tidak ramah lingkungan. Hal-hal
tersebut berujung pada kurang menariknya profesi pembatik di kalangan generasi penerus. Hal
ini membuat jumlah pembatik menyusut dan dikhawatirkan warisan budaya ini tidak lestari.
Program-program KKN pun ditujukan untuk memecahkan masalah tersebut secara
komprehensif mengingat masalah pemasaran dan produksi saling terkait. Diharapkan selepas
KKN, para pembatik menjadi lebih terampil dan berwawasan untuk menghadapi beberapa hal:
pengolahan limbah, pemasaran, kesadaran hak kekayaan intelektual, pengelolaan paguyuban,
efisiensi produksi, dan pewarnaan alami.
Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan delapan program, tiga di antaranya
merupakan penjabaran dari tema di atas, sementara lima program merupakan program
pendukung sesuai kebutuhan masyarakat di Tanuraksan.
Delapan program tersebut adalah:
1. Pembentukan jaringan koperasi untuk kerja sama dan percontohan
2. Penyuluhan teknik pemasaran kepada para pembatik
3. Lomba menggambar dan mengarang di sekolah dengan tema ‘Kebersihan Lingkungan’
dan ‘Cita-Citaku’
4. Sosialisasi Batik Kebumen ke sekolah
5. Pembinaan olah raga lapangan
6. Perintisan sistem pengelolaan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan
7. Penggalangan swadaya masyarakat untuk membersihkan selokan RT 5/RW 1
8. Pengajuan pengobatan tumor salah satu warga kepada donatur
Pada umumnya tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program
tersebut berkat masyarakat dan mitra yang relatif koperatif. Beberapa program mengalami
penyesuaian, namun penyesuaian tersebut merupakan hal yang penting dilakukan agar program
yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.
1. Pembentukan jaringan koperasi untuk kerja sama dan percontohan
No. Sektor : 05.4.1.02
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kegiatan ini tadinya direncanakan sebagai kegiatan pendukung untuk rencana program
pembetukan koperasi batik. Akan tetapi, ada kendala yang membuat rencana pembentukan
koperasi perlu diurungkan. Kemudian, saya mengganti program ini dengan acara bincang-
bincang bersama pengurus kelompok perajin dari desa lain.
Kegiatan ini diadakan dengan alasan tidak adanya kelompok yang mapan dan solid di
Dusun Tanuraksan. Pembatik masih berjuang secara individual atau bekerja pada seorang
pengepul. Padahal dari penuturan pengurus kelompok yang di desa Jemur, ada banyak
keuntungan yang didapat dengan membentuk kelompok. Kegiatan ini diadakan untuk
menyentil pemikiran para pembatik Tanuraksan terkait dengan isu kelompok pembatik.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2011 di Mushola Uswatun
Khasanah dengan menghadirkan pembicara yakni Ibu Wahyuni dan Ibu Rahmawati.
Keduanya merupakan aktivis kelompok pembatik dari Desa Jemur. Kegiatan ini berbentuk
sarasehan. Peserta bisa langsung berdialog. Ada banyak hal yang dibahas, misalnya,
keuntungan dengan berkelompok, kegiatan kelompok, dan cara pemasaran lewat kelompok.
Peserta yang hadir yaitu 21 orang.
Kegiatan ini ternyata memunculkan ketertarikan dari beberapa pembatik Tanuraksan
untuk membentuk kelompok. Pada tanggal 17 Agustus 2011 ada 18 nama pembatik yang
sudah masuk ke dalam kelompok yang akan dirintis. Saya pun memediasi pertemuan antara
wakil pembatik dengan seorang staf Disperindag yang bertugas membina UMKM pada
tanggal 17 Agustus 2011. Pihak pemerintah menyambut baik ide pembentukan kelompok ini.
Malah terjadi tukar pemikiran mengenai konsep batik sebagai lukisan. Pihak pembatik pun
diminta segera menyerahkan susunan pengurus beserta nomor kontaknya supaya bisa
dihubungi bila ada program pemerintah yang relevan.
Tujuan program ini pun tercapai karena berhasil mendorong pembatik untuk
membentuk kelompok. Output program ini adalah munculnya kelompok pembatik di
Tanuraksan. Faktor pendukung keberhasilan program ini adalah adanya kesadaran dan
insiatif dari pembatik terkait pembentukan kelompok.
2. Penyuluhan teknik pemasaran kepada para pembatik
No. Sektor : 05.4.2.03
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kegiatan ini diadakan dengan didasarkan pada salah satu masalah utama yang dihadapi
para pembatik, yaitu kesulitan memasarkan batik yang dihasilkan. Terbatasnya pilihan
masyarakat akan konsumen yang mau membeli batiknya menyebabkan para pembatik mau
melepas batiknya dengan harga rendah. Kegiatan ini ditujukan untuk menambah wawasan
pembatik terkait cara memasarkan produk.
Kegiatan ini terlaksana dalam dua tahap. Yang pertama adalah pelatihan penjualan
online pada tanggal 19 Agustus 2011 pukul 16.00 s.d. 17.45 WIB. Materi pelatihan ini
direncanakan mencakup penjualan online via Facebook, Kaskus, dan Bhineka. Akan tetapi,
karena keterlambatan kehadiran para peserta dan beberapa peserta belum memiliki akun
email, materi yang tersampaikan baru penjualan online via Facebook.
Para peserta diambil bukan dari kalangan pembatik, tetapi dari kalangan pemudi yang
mempunyai orang tua pembatik. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan umur dan
tingkat pendidikan para pembatik yang dikhawatirkan akan kesulitan mengikuti materi terkait
teknologi informasi. Para pemudi tersebut diasumsikan sudah pernah mengenal dunia
internet serta memiliki kemampuan belajar. Ada sebelas pemudi yang hadir. Mereka sangat
antusias dalam belajar.
Program ini memang kurang memberikan wawasan yang banyak terkait penjualan
online. Faktor penghambat yang ada yakni keterlambatan peserta dan beberapa peserta belum
memiliki email. Hal itu mengurangi durasi waktu pelatihan sehingga tidak semua materi
tersampaikan. Walau demikian antusiasme yang tinggi dari peserta menjadi faktor
pendukung kelancaran kegiatan ini.
Tahap kedua adalah pembagian modul tentang panduan ekspor-impor dan langkah-
langkah penulisan rencana pemasaran. Modul dibagikan kepada pengurus organisasi pemudi
dan pengurus kelompok-kelompok pembatik yang sudah terbentuk. Modul dibagikan pada
tanggal 20 Agustus 2011. Diharapkan hal ini bisa menambah wawasan para pihak terkait.
Diperlukan kemandirian dalam mempelajari serta mempraktekkannya.
3. Lomba menggambar dan mengarang di sekolah dengan tema ‘Kebersihan
Lingkungan’ dan ‘Cita-Citaku’
No. Sektor : 11.1.1.04
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kegiatan ini diadakan atas dasar keprihatinan terkait kebersihan lingkungan serta
rendahnya need for achievement masyarakat Dusun Tanuraksan. Masih banyak sampah
dibuang di sembarang tempat. Daya juang masyarakat untuk karir yang baik juga tampak
rendah. Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan isu mengenai kebersihan lingkungan
dan karir masa depan mulai dipikirkan oleh anak-anak.
SD Negeri 1 Gemeksekti dipilih sebagai lokasi lomba. Kebetulan banyak anak
Tanuraksan yang bersekolah di sana. Lomba yang diadakan adalah lomba mengarang dan
menggambar. Anak-anak dipersilakan mengarang dan menggambar bebas dengan memilih
salah satu tema di antara ‘Bersih Lingkunganku’ dan ‘Cita-Citaku’. Anak-anak dibebaskan
berpikir dengan maksud supaya keterlibatan pemikiran dalam kedua isu ini lebih besar.
Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi lomba sekaligus pengenalan isu pada tanggal 23
Juli 2011. Lalu lomba menggambar diadakan pada tanggal 26 Juli 2011 dengan peserta
seluruh siswa yang hadir pada hari itu. Antusiasme peserta cukup tinggi. Keesokan harinya
diadakan lomba mengarang. Lomba mengarang ini diikuti sebagian siswa kelas 3 dan seluruh
siswa kelas 4, 5, dan 6.
Karya yang telah terkumpul kemudian dijuri sekaligus diberi komentar yang bersifat
memotivasi. Tujuannya adalah untuk mendorong anak meneruskan ide baik yang telah
dituangkan dalam karya mereka. Setelah didapatkan para pemenang, pada tanggal 19
Agustus 2011 saya datang ke sekolahan lagi untuk pengumuman pemenang, penyerahan
hadiah, dan memberikan umpan balik atas karya anak-anak.
Secara umum, program ini berjalan lancar. Dukungan dari pihak sekolah sangat besar.
Antusiasme murid-murid pun sangat mendukung kelancaran program ini.
4. Sosialisasi Batik Kebumen ke sekolah
No. Sektor : 11.1.9.55
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program ini tadinya belum masuk dalam perencanaan program KKN. Akan tetapi, ketika
ada peluang dan sumber daya, program ini ditambahkan. Tujuan program ini adalah untuk
memperkenalkan batik Kebumen kepada siswa-siswi sekolah yang berlokasi di kota Kebumen.
Kegiatan ini didasari atas keprihatinan terhadap kurang dikenalnya batik Kebumen bahkan oleh
masyarakatnya sendiri.
Sosialisasi ini dilaksanakan di SMP Pius Bakti Utama pada tanggal 13 Agustus 2011.
Kebetulan di SMP Pius tidak ada pelajaran membatik sehingga kegiatan ini sangat relevan untuk
memperkenalkan batik Kebumen termasuk teknik membatiknya.
Kegiatan dimulai dengan presentasi mengenai sejarah, ciri khas motif, langkah membatik,
nilai ekonomis, kendala yang dihadapi perajin, dan prospek batik Kebumen. Kemudian kegiatan
dilanjutkan dengan praktek membatik, mulai dari membuat pola di kain sampai dengan menutup
garis-garis pola itu dengan malam menggunakan canthing. Ada 106 siswa yang mengikuti kegiatan
ini.
Secara umum, kegiatan ini berjalan lancar. Mayoritas siswa berpartisipasi dalam rangkaian
kegiatan dengan antusias. Hal ini tidak lepas dari dukungan yang diberikan pihak pengelola
sekolah.
5. Pembinaan olah raga lapangan
No. Sektor : 11.4.2.01
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Awalnya kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang mengumpulkan para pemuda. Akan
tetapi, program ini mengalami penyesuaian karena selama bulan puasa, para pemuda tidak
melakukan olahraga. Program ini pun digeser menjadi peningkatan teknik bermain sepak bola atau
bisa disebut coaching clinic. Peserta yang dibidik terutama adalah anak-anak usia sekolah dasar.
Coaching clinic dilakukan dua kali yakni pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2011 setiap sore
hari. Tujuan kegiatan ini adalah membekali peserta dengan pelatihan teknik dan peraturan sepak
bola. Kegiatan ini mencakup latihan tendangan bebas, latihan umpan lambung, latihan passing,
kemudian ditutup dengan bertanding menggunakan wasit dan peraturan resmi sepak bola.
Faktor penghambat dari kegiatan ini adalah waktu yang kurang pas, yakni ketika bulan
puasa sehingga berakibat pada jumlah peserta yang sedikit (hari pertama ada enam orang; hari
kedua hanya empat orang). Faktor pendukung program ini adalah ketersediaan lapangan serta
antusiasme anak-anak yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa secara jumlah peserta, kegiatan ini
kurang sukses. Hanya saja dari indikator kegembiraan yang didapat para peserta, kegiatan ini
tergolong sukses.
6. Perintisan sistem pengelolaan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan
No. Sektor : 13.1.3.01
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Inter Disipliner (ID)
Kegiatan ini didasari maraknya pembuangan sampah di sembarang tempat di Dusun
Tanuraksan. Hal ini disebabkan belum adanya suprastruktur dan infrastruktur pembuangan sampah
yang mapan. Tujuan kegiatan ini adalah mengurangi output sampah rumah tangga yang mencemari
ruang publik semacam sungai atau pekarangan.
Sistem yang saya tawarkan adalah sebagai berikut: setiap rumah tangga diminta melakukan
pemilahan sampah menjadi lima kategori: organik, kertas, plastik, logam dan kaca, serta residu.
Kemudian akan ada petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah. Sampah yang sudah
terpilah tersebut nantinya akan dijual , dijadikan pupuk, atau dibuang ke bak sampah yang
mendapat layanan DPU.
Program ini diawali dengan memilih RT 7 sebagai percontohan pada tanggal 13 Juli 2011.
Lalu, diadakan diskusi dengan Ketua RT 7 pada tanggal 15 Juli 2011. Dilanjutkan dengan
sosialisasi dan pendataan warga yang ingin bergabung dalam sistem ini pada tanggal 4 Agustus, 5
Agustus, 17 Agustus, 19 Agustus, dan 20 Agustus. Ada 31 KK yang bergabung. Petugas
pengambil sampah didapat dari warga lokal RT 7 bernama Bapak Musliman. Bapak RT sudah
berkomitmen melaksanakan sistem ini. Rencananya sistem ini mulai dilaksanakan setelah Lebaran.
Mitra dari Kantor Lingkungan Hidup juga sudah dihubungi untuk membina komposisasi.
Faktor pendukung program ini antara lain kesadaran dan komitmen perangkat RT, adanya
warga lokal yang bersedia menjadi petugas, dan kemauan masyarakat untuk lingkungan yang lebih
bersih. Faktor penghambat yang muncul yaitu adanya keengganan segelintir warga yang tidak mau
bergabung.
7. Penggalangan swadaya masyarakat untuk membersihkan selokan RT 5 / RW 1
No. Sektor : 13.1.3.02
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program ini didasari banyaknya selokan mampet di Dusun Tanuraksan. Banyak sampah
yang dibuang ke sungai. Mampetnya selokan ini menyebabkan masalah bau dan penyakit.
Kerja bakti dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2011 dengan peserta sebanyak 30 orang.
Fokus kerja bakti adalah pembersihan selokan di titik-titik yang dianggap paling kotor dan
mengganggu. Walau demikian ada beberapa orang yang membersihkan rumput liar dan sampah di
sekitar rumahnya.
Pada awalnya saya mendampingi orang-orang yang membersihkan sampah. Kesempatan itu
saya gunakan untuk mengedukasi masyarakat secara sambil lalu mengenai pemilahan sampah,
bahaya membakar sampah, dan pemanfaatan sampah untuk menambah pemasukan. Kemudian saya
membantu pembersihan selokan. Warga tampak antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Yang tidak
bisa menyumbang tenaga, lantas menyumbang konsumsi.
Faktor pendukung kegiatan ini adalah dukungan yang besar dari Ketua RT dan warga
masyarakat. Faktor penghambat program ini adalah kurang tenaga yang mau bertahan dari awal
hingga akhir sehingga belum semua selokan dibersihkan.
8. Pengajuan pengobatan kanker kepada donatur
No. Sektor : 13.1.3.17
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Ide program ini muncul ketika melihat kondisi fisik seorang perangkat RT bernama Bapak
Tukiran. Beliau terkena tumor di bagian lehernya. Tumor tersebut cukup mengganggu padahal Pak
Tukiran tidak memiliki uang untuk operasi. Kebetulan saya memiliki info mengenai prosedur
pengajuan permohonan penanganan kesehatan oleh salah satu stasiun TV nasional.
Pada 17 Juli 2011 saya melakukan sosialisasi prosedur. Oleh Pak Tukiran persyaratan
dokumen yang ada lantas dilengkapi. Pada tanggal 19 Juli 2011 saya membawa Pak Tukiran untuk
konsultasi kesehatan di dokter umum setempat untuk mendapatkan surat diagnosa sebagai salah
satu syarat. Menurut dokter, penyakit tersebut bila dibiarkan bisa beresiko tinggi karena tempat
tumbuhnya berada di dekat syaraf leher.
`Ketika proses penyelesaian melengkapi persyaratan administratif, Bapak Tukiran
mendapat tawaran Jamkesmas. Akhirnya mahasiswa membantu 50 persen bea balik nama.
Faktor pendukung keberhasilan program ini adalah motivasi yang besar dari Pak Tukiran
untuk sembuh. Selain itu, adanya program pemerintah yang relevan juga sangat membantu
keberhasilan program ini.
II. KESIMPULAN
Secara umum program bisa berjalan lancar. Faktor pendukung utama adalah dukungan dari
perangkat dusun dan RT serta warga. Dukungan dari warga bisa muncul ketika program yang
ditawarkan memang relevan untuk menjawab berbagai masalah yang dihadapi warga. Ketika
warga sudah menyadari pentingnya suatu program sebagai sebuah solusi untuk masalah mereka,
motivasi untuk terlibat dan bergerak akan lebih besar.
Motivasi untuk terlibat akan menjadi lebih besar ketika warga bisa merasakan secara
langsung benefit yang didapat dari pelaksanaan program tertentu. Hal ini salah satunya terlihat dari
praktek kompor listrik untuk pembatik. Ketika pembatik sudah mencoba sendiri dan merasakan
keuntungannya, pembatik akan tertarik untuk membeli sendiri kompor listrik.
Dari pengalaman KKN-PPM saya juga bisa memperoleh kesimpulan bahwa untuk
mendapatkan kontinuitas program, mahasiswa di sini sebaiknya mengambil peran sebagai perintis
sistem atau institusi (pranata) sosial, jangan cuma sebagai pemberi materi. Kemudian mendorong
atau meminta warga untuk bertanggung jawab atas posisi tertentu dalam sistem atau pranata yang
telah dibentuk. Misalnya, dalam memecahkan masalah sampah, jika mahasiswa hanya mengadakan
penyuluhan tentang praktek pengelolaan sampah, biasanya nilai tambah yang didapatkan hanya
tambahan wawasan untuk warga. Walau mungkin sudah ada wawasan bahwa pengelolaan sampah
yang buruk itu tidak baik, tapi warga terpaksa tetap melakukannya ketika tidak ada sistem beserta
sarananya yang bisa memudahkan warga membuang sampah secara ramah lingkungan. Akan
berbeda ketika mahasiswa menindaklanjuti penyuluhan tersebut dengan mendorong adanya sistem
pengelolaan sampah: ada warga yang menjadi petugas pengumpul sampah dari rumah ke rumah ke
rumah, mengadakan kesepakatan mengenai iuran sampah, lalu meminta ketua RT atau kepala
dusun untuk menjadi supervisor atas sistem ini. Bila demikian, kontinuitas atas program ini
kemungkinan besar akan bertahan walau sudah ditinggal mahasiswa.
Dan terakhir, saya menjadi teringat istilah intelektual organik. Yakni orang luar yang
datang ke suatu masyarakat untuk mengubah masyarakat tersebut ke arah yang lebih baik. Ada
suatu masyarakat yang memang tidak tahu mengenai cara untuk menuju ke kehidupan yang lebih
baik akibat berbagai keterbatasan maupun kemiskinan yang mereka miliki. Mereka membutuhkan
orang luar yang lebih berwawasan untuk mendorong perubahan. Di sinilah mahasiswa berperan.
III. SARAN
Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu
disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain :
Ajak warga untuk mengalami secara langsung keuntungan dari penerapan program kita,
misalnya praktek pemakaian kompor listrik untuk para pembatik
Jangan berhenti pada tataran penyuluhan, tetapi tindak lanjuti dengan pembentukan sistem,
penyediaan sarana, dan tim yang akan mengelola sistem tersebut. Hal ini bisa dipermudah
dengan melakukan program interdisipliner. Kontinuitas diharapkan akan lebih bertahan
walau mahasiswa sudah pergi.
Kepada pihak LPPM, akan lebih baik bila buku panduan dilengkapi dengan buku tips-tips
seputar KKN. Isi buku ini bisa ditulis dari pengalaman para senior. Diharapkan akan ada
transfer pembelajaran dari pendahulu sehingga para junior tidak jatuh ke lubang yang sama.
Mengingat KKN-PPM memiliki banyak detail penting yang akan mengecewakan bila
terlewatkan, padahal tidak akan terulang.
IV. LAMPIRAN
Lomba Menggambar dan Mengarang
Pembinaan Olahraga Lapangan
Penyuluhan Teknik Pemasaran
Pembentukan Koperasi (Talkshow
Kelompok Pembatik)
Sosialisasi Batik Kebumen ke SMP Pius
Pengajuan Pengobatan Tumor
Perintisan sistem pengelolaan sampah secara ramah lingkungan
\
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
KODE : KKN PPM UGM – 16
(Individu)
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN: 2011
SUB UNIT : TANURAKSAN
UNIT : 44
KECAMATAN : KEBUMEN
KABUPATEN : KEBUMEN
PROPINSI : JAWA TENGAH
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Reza Perwira Adiguna
Nomor Mahasiswa : 08/265948/TK/33906
BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM
DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada
(KKN-PPM UGM) merupakan saalah satu kegiaatan dalam mengaktualisasikan dan
mempraktekkan ilmu yang telah didapat selama perkualiahan dalam masyarakat dan salah satu
cara untuk mendekatkan mahasiswa dengan permaslahan-permasalhan nyata yang ada di
masyarakat .KKN ini mengangkat tema “Optimalisasi, Proses Produksi,Integrasi
Pemasaran dan Pemasyarakatan Batik Kebumen” bertempat di desa Tanuraksan,
Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Desa yang dijadikan sub
unit ada tiga disa antara lain Tanuraksan, Jemur dan Seliling. Adapun, periode berlangsungnya
KKN ini adalah 4 Juli 2010-24Agustus 2011.
Desa-desa tersebut dipilih karena memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang
pengembangan Batik Tulis.Namun demikian , potensi-potensi tersebut masih belum dikelola
secara maksimal.Masih banyak kendala dan kelemahan-kelemahan pada sistem yang perlu
dibenahi.Diharapkan dengan adanya KKN ini, Perkembangan batik tulis Kebumen akan
semakin maju dan dikenal banyak orang.
Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan sembilan program, tiga di antaranya
merupakan penjabaran dari tema di atas, sementara enam program merupakan program
pendukung sesuai kebutuhan masyarakat di duun Tanuraksan.
Kesembilan program tersebut adalah :
1. Penyuluhan Pewarna Alami
2. Demo dan Praktek Pengolahan Limbah Batik
3. Demo & Penyuluhan Kompor Listrik
4. Pengadaan Papan Informasi
5. Pengadan Papan Mading
6. Pengadaan tong Sampah di tempat strategis
7. Pengadaan Alat Angkut Sampah
8. Kerja Bakti Pembersihan Selokan dan Saluran air
9. Pengenalan dan Pelatihan Roket Air di Sekolah Sekitar
Secara umum pelaksanaan kelima program tidak memenuhi kendala. Namun, sangat perlu
nantinya ada program-program pengembangan yang lebih lanjut, sehingga dalam jangka panjang
mampu memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat ini.
1. Penyuluhan Pewarna Alami
No. Sektor : 01.1.1.04
Jenis Program : Program Pokok Tema (A-T)
Sifat Program : Monodisipliner
Kode Program : AG-1
Lokasi : Aula Dinas Pendidikan ,Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Kebumen
Program ini diadakan karena sebagian besar pemngrajin batik di desa Tanuraksan masih
menggunakan pewarna kimia.Proses pewarnaan menggunakan pewarna ini jika tidak terkendali
dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Pewarnaan kimia sebenarnya dapat
menghasilkan warna yang cukup bagus pada batik dan tidak memrlukan waktu pewarnaan yang
terlalu lama,tapi jika limbahnya tidak dikelola dengan baik akan sangat merusak
lingkungan ,terutama tumbuhan, tanaman air ,maupun hewan air dengan habitat sungai.Hal yang
paling berbahaya dari pewarna ini adalh saat zat pewarna yang telah terlarut dalam air, kemudian
air tersebut mengalir ke sungai dan terus mengalir sampai ke muara sungai sementara air di muara
sungai tersebuat dikonsumsi oleh warga.Tentunya akan menimbulkan dampak yang buruk bagi
kesehatan para warga yang mengkonsumsi air tersebut.
Sementara penggunaan pewarna alami,walupun membutuhkan proses yang cukup lama,
pemakaiannya aman dan dapat menghasilkan warna yang cukup bagus.Pewarna alami dapat dibuat
dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan tertentu, tanpa harus menggunakan bahan-bahan kimia.
Program ini diadakan pada tanggal 15 Agustus 2011 bertampat di Aula Dinas
Pendidikan ,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kebumen.Acara ini mengundang seluruh pembatik
didesa Tanuraksan dengan pembicara mengundang dai Balai Besar Batik Yogyakarta.Dari
penyuluhan ini diharapkan akan membuka wawasan kepada para pembatik tentang keunggulan
penggunaan pewrna alami dibandingkan dengan pewarna kimia
Kendala untuk program ini adalah masih sulitnya pengrajin batik menerima pewarna alami
sebagai alternatif proses pewarnaan karena dianggap memerlukan biaya yang lebih besar dan
membutuhkan waktu pembuatan yang lebih lama di banding pewarna kimia.Namun diharapkan
dengan adannya penyuluhan ini ,dapat membuka wawasan tentang sangat perlunya melakukan
inovasi, termasuk penggunaan pearna alami.
2. Demo dan Praktek Pengolahan Limbah Batik
No. Sektor : 01.1.1.04
Jenis Program : Program Pokok Tema (A-T)
Sifat Program : Monodisipliner
Kode Program : AG-3
Lokasi : Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program ini diadakan karena sebagian besar pemngrajin batik di desa Tanuraksan masih
belum bisa mengolah sisa limbah batik dengan baik dan benar.Proses pembuangan limbah yang tak
terkendali ini jika tidak terkendali dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan.
Sebagian besar pembatik masih meembuang limbah di pekarangan rumah,lahan kosong,
selokan, maupun langsung ke sungai. Hal ini tentu sangat berbahaya karna dapat merusak
ekosistem dan lingkungan itu sendiri.Pewarnaan kimia ,dan bahan bahan kimia lain dalam
pembuatan batik jika limbahnya tidak dikelola dengan baik akan sangat merusak
lingkungan ,terutama tumbuhan, tanaman air ,maupun hewan air dengan habitat sungai.
Hal yang paling berbahaya dari pewarna ini adalah saat zat pewarna yang telah terlarut
dalam air, kemudian air tersebut mengalir ke sungai dan terus mengalir sampai ke muara sungai
sementara air di muara sungai tersebuat dikonsumsi oleh warga.Tentunya akan menimbulkan
dampak yang buruk bagi kesehatan para warga yang mengkonsumsi air tersebut.
Program ini diadakan bersamaan dengan Penyuluhan pewarna alami,yaitu pada tanggal 15
Agustus 2010 bertempat di Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.Acara ini mengundang
seluruh pembatik Tanuraksan.Selain demo dan praktik juga diadakan tanya jawab antara pembatik
dan mahasiswa, dari interaksi tersebut terlihat bahwa pembatik cukup antusias dengan cara
mengolah limbah yang baik dan benar.Dan tetntunya dangan program ini diharapkan pembatik
mendapat wawasan dan dapat mempraktekan pengolahan limbah batik yang baik.
3. Demo & Penyuluhan Kompor Listrik
No. Sektor : 01.1.1.55
Jenis Program : Program Pokok Tema (A-T)
Sifat Program : Monodisipliner
Kode Program : AG-2
Lokasi : Mushola Uswatun Khasanah
Program ini diadakan karena semua pembatik di dusun Tanuraksan masih menggunakan
kompor minyak dalam proses pembuatan batik.Sementara harga minyak tanah, solar dan bahan
bakar lainnya semakin naik, hal ini akan membuat kebutuhan modal para pembatik akan semakin
tinggi seiring dengan naiknya bahan bakar minyak.Selain membutuhkan modal yang semakin
tinggi, profit yang akan dihasilkan juga akan semakin berkurang.
Jika hal ini terus dibiarkan tanpa adanya solusi yang tepat , maka akan menyebabkan
matinya banyak pengrajin.Dengan adanya kompor listrik , tingkat efisiensi biaya, waktu, dan
proses membatik akan menjadi jauh lebih baik .Kompor listrik yang mempunyai daya 125 watt
akan sangat membantu mengurangi biaya jika dibandingkan dengan membeli minyak
tanah/solar.Jika dihitung pemakaian menggunaka kompor listrik dalam waktu 8 jam per hari djika
diasumsikan pengrajin membatik dalam waktu yang sama setiap hari selama 1 bulan, maka biaya
listrik yang dibutuhkan kurang lebih 15ribu rupiah.Bandingkan jika menggnakan kompor minyak ,
yang sekarang harga minyak per liter sudah mencapai 12ribu rupiah dan akan habis hanya dalam
waktu 2-3 hari pemakaian.
Program ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus dengan mengundang pengrajin batik di
dusun Tanuraksan.Acara berlangsung dengan lancar dan sangat terlihat pengrajin sangat antusias
dalam memahami sistem dan cara pemakaian kompor listrik tersebut.Para pembatik menyambut
baik adanya kompor listrik dan tertarik untuk mencoba menggunakan kompor listrik dalam proses
membatik.
4. Pengadaan Papan Informasi
No. Sektor : 15.1.2.06
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)
Sifat Program : interdisipliner
Kode Program : ST-3
Lokasi : Dusun Tanuraksan (Depan Masjid AnNur)
Program ini diadakan untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat tentang kebutuhan akan
informasi-informasi terbaru yang sedang berkembang ,baik lokal, nasional, maupun
nternasional.Papan inin nantinya ditujukan untuk masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan
untuk mendapat informasi baik dari media cetak maupun inertnet.
Dengan adanya papan informasi diharapkan masyarakat tidak buat tentang infoermasi dan dapt
dengan mudah mengetahui perkmbangan situasi dalam negri maupun luar negri.Selain itu papan ini
juga difungsikan untuk memberi informasi ke masyarakat tentang adanya lowongan-lowongan
kerja yang mungkin bisa/ cocok untuk didapatkan oleh masyarakat.
Pelaksaan dari program ini adalah hari Minggu 31 Juli.Dalam pembuatan papan ini dibantu
oleh pemuda desa yang ahli dalam bidang perkayuan,sehingga pembuatan papan dapat dilakukan
dalm waktu yang cukup singkat.Pembuatan Papan berjalan dengan lancar dan tidak menemui
hambatan berarti.Namun pemasanan papan baru dilakukan seminggu setelah pembuatan , hal ini
dikarenakan perlu adanya kejelasan pengelolalan terlebih dahulu, sebelum papan dipasang,
sehingga nantinya papan dapat terawat,dan mampu memberi maksimal bagi warga desa.
5. Pengadan Papan Mading
No. Sektor : 15.1.2.06
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)
Sifat Program : interdisipliner
Kode Program : ST-4
Lokasi : Dusun Tanuraksan (Depan Masjid AnNur)
Program ini diadakan dalam rangka memberi wadah dan sarana eksplorasi bagi anak-anak
desa dalam menuangkan karya-karyanya.Hal ini didasarkan tidak adanya tempat/wadah untuk
menampilkan karya-karya anak, yang biasanya hanya sampai dalam tahap pengumpulan, tanpa
mencoba dipublikasikan dan di tampilkan di deapn umum.
Dengan adanya papan mading ini diharapkan anak-anak dapat lebih bersemangat dam
membuat karya-karya, baik itu berupa gambar, cerpen,puisi dsb.Papan ini akan membuat anak
menjadi lebih terpacu dalam membauta karyanya karena merasa karyannya mendapat
pengharhgaaan dan apresiasi yang bagus.
Pengadaan papan ini bersamaan dengan pengadaan papan informasi , yaitu pada tanggal 31
Juli. Dalam pembuatan papan ini dibantu oleh pemuda desa yang ahli dalam bidang
perkayuan,sehingga pembuatan papan dapat dilakukan dalm waktu yang cukup singkat.Pembuatan
Papan berjalan dengan lancar dan tidak menemui hambatan berarti.Namun pemasanan papan baru
dilakukan seminggu setelah pembuatan , hal ini dikarenakan perlu adanya kejelasan pengelolalan
terlebih dahulu, sebelum papan dipasang, sehingga nantinya papan dapat terawat,dan mampu
memberi maksimal bagi warga desa.
6. Pengadaan tong sampah di tempat strategis
No. Sektor : 15.1.3.06
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)
Sifat Program : Interdisipliner
Kode Program : ST-8
Lokasi : RT7/ RW1 Dusun Tanuraksan
Program ini diadakan untuk membantu memberikan eduksasi nyata kepada masyarakat
bagaimana cara pengolahan sampah yang baik dan benar.Selama ini kebanyakan warga desa
Tanuraksan masih belum mengelola sampah dengan baik,pembuangan sampah masih belum
terpilah dan masih banyak yang membuang di pekarangan,selokan maupun sungai.Tenti saja hal
ini sangat berdampak buruk bagi kebrsihan lingkungna dan jika dilakukan terus-menerus akan
menyebabkan penyakit,penyumbatan saluran air danbahkan bisa mengakibatkan meluapnya air
sungai.
Program ini dilakukan agar masyarakat mengetahui sistem pembuangan sampah yang baik
dan apat mempraktekan langsung proses pemilahan sampah.Sistem pembungan sampah yang benar
akan mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.Diharapkan dengan adanya tong
sampah yang tersedia lagsung di tempat strategis akan dapat mengedukasi masyarakat tentang
pemilahan sampah dan secara tidak langsung memberi stimulus kepada masyarakat untuk
mempraktekan langsung di rumah masing-masing.
Program ini dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus Dimana sebelumnya bekerjasama
dengan warga dalam pencarian dan pengecatan tong sampah.Tong sampah diletakan di tempat
strategis dan di dekat sungai, dimana diharapkan warga akan berpikir dua kali sebelum membuang
sampah langsung ke sungai.
Kendala diprogram ini adalah saat pencarian tong sampah.Sebenarya diharapkan tong
sampah didapat dari Dinas Pekejaan Umum maupun Dinas Lingkungan Hidup, tapi ternyata kedua
instansi tersebut tidak mampu menyediakan, sehingga tong didapat dengan membeli dan kemudian
melakukan pengecatn ulang.
7. Pengadaan Alat Angkut Sampah
No. Sektor : 15.1.3.07
Jenis Program : Program Pokok Non Tema(ST)
Sifat Program : Interdisipliner
Kode Program : ST-9
Lokasi : RT7/ RW1 Dusun Tanuraksan
Program ini diadakan untuk mengakomodir sistem pembuangan sampah yang dicoba
diterapkan di salah satu RT di dusun Tanuraksan,yaitu di RT7/RW1.sistem yang di buat adalah
dengan mencari orang yang bersedia keliling ke rumah-rumah warga unuk mengambil sampah di
tiap rumah tangga.
Diharapkan dengan adanya system ini warga tidak perlu bingung lagi dalam mencari
tempat pembuangan sampah yang baik.Warga cukup memilah sampah dalah lingkup satu rumah
dengan menyediakn tempat-tempat sampah sederhana.Setiap hari, nantinya aka ada petugas
keliling yang akan mengambil sampah-sampah yang sudah terpilah tersebut. Setelah sampah
terkumpul,sampah yang sudah dipilah tadi dapt dijual ke penadah sampah, dan hasil penjualan
akan menjadi hak si petugas pengambil sampah.
Pembuatan Alat angkut sampah ditujukan untuk mempermudah si petugas pengambil
sampah dalm melaksanakan tugasnya.Program ini dibantu oleh salh satu warga, yaitu Pak kyai
Hasyim ,dalam pengadaan gerobak untuk alat angkut sampah.Dengan adanya alat angkut ini,
diharapkan dapat membantu petugas pengangkut sampah dalam menjalankan tugas,dan nantinya
diharapkan pengelolaan sampah di desa tersebut akan menjadi lebih baik dan akan tercipta
ligkungan yang bersih dan sehat.
8. Kerja Bakti Pembersihan Selokan dan Saluran air
No. Sektor : 15.1.3.08
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)
Sifat Program : monodisipliner
Kode Program : ST-10
Lokasi : RT 2,RT 3,RT 4/RW 1.
Program ini diadakan berdasar permasalahan warga yaitu untuk membantu menjaga dan
mengatasi penyumbatan selokan, dimana sebagian besar selokan telah tersumbat oleh sampah.Jika
tidak dibersihkan ,maka jika musim hujan tiba sangat mungkin air selokan akan
meluap.Pembersihan teratur saluran air sangat diperlukan untuk menjaga kelancaran aliran air, dan
juga menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Program ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 24 Juli dimana melibatkan empat RT
sekaligus , yaitu RT 2,RT 3,dan RT 4 /RW 1.Warga sangat mendukung terlaksananya program ini,
terlihat dari cukup banyak warga yang ikut serta dalam kerja bakti dan turun langsung ke selokan-
selokan mengambil sampah-sampah yang ada di dalam selokan.Warga bersama-sama berbagi tugas
dan bersemangat dalam melakukan tugasnya.
Kendala pada program ini dalah terbatasnya peralatan untuk pembersihan saluran air, misal
sepatu boot, sarung tangan, cangkul,ember dsb, sehingga dalam pelaksanaanya , saat masuk ke
selokan, maupun saluran air warga tidak menggunakan perlengkapan apapun, hanya bermodal
cangkul dan ember untuk mengambil sampah.Dikhawatirkan hal ini malah akan menimbulkan
penyakit bagi warga karena langsung bersentuhan dengan bakteri,hewan lumpur maupun sampah
kaca,misal pecahan piring,gelas,dsb.
Namun patut disyukuri,dalam pelaksanaan kerja bakti tidak ada warga yang cedera maupun
terkena suatu penyakit apapun.Semua berjalan lancer dan selokan,saluran air menjadi bersih
kembali.Dan tentunya perlu dilakukan tindak lanjut dari kegiatan tersebut , yaitu pembersihan
secara rutin dan akan sangat lebih baik jika tercipta sistem pembuangan yang baik dimana tidak
ada warga yang membuang sampah ke selokan maupun saluran air.
9. Pengenalan dan Pelatihan Roket Air di Sekolah Sekitar
No. Sektor : 07.2.3.01
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)
Sifat Program : monodisipliner
Kode Program : ST-1
Lokasi : Min Model Tanuraksan, SDN 1 Gemesekti dan MTs Tanuraksan
Program ini dilaksanakan dalam rangka melakukan pengenalan IPTEK kepada anak-anak
dengan praktek secara langsung dan sehingga anak akan mempelajari dengan perasaan senang dan
selalu ingin tahu.Program ini diadakan karena merasa selama ini materi-materi tentang IPTEK
yang ada di sekolah-sekolah hanya sebatas teori dan pengenalas prinsip-prinsip sederhana tanpa
diadakan praktek secara langsung.Dengan adanya program ini diharapka nsiswa menjadi lebih
tertarik mempelajari IPTEK dan dapat mempraktekkan langsung prinsip-prinsip teknologi
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.Target dari pengenalan dan pelatihan ini adalah siswa kelas
6 SD dan 1 SMP.
Program ini dilaksanakan dari tanggal 23 juli – 28 juli , dimana acara puncak (tangal 28)
diadakan kompetisi roket antar sekolah ,Sekolah yang mendapat kesempatan diadakan program
inin antara lain Min Model Tanuraksan, SDN 1 Gemesekti dan MTs Tanuraksan dimana siswa
yang ikut serta dalam pelatihan antara lain kelas5,6 SD dan juga kelas 7.Pada tanggal 23-26
diadakan pelatihan di masing-masing sekolah, sifat pelatihan ini terbuka dan dapat diikuti oleh
semua siswa yang tertarik,tapi lebih diutamakan kelas 5-7.Siswa yang ikut di bagi dalam tim , tiap
tim beranggotakan 3 orang.Setelah praktek langsung membuat roket, nantinya roket buatan siswa
akan diujicoba dan 3 tim dengan roket yang paling lama meluncur akan mewakili sekolah untuk
dilombakan dengan sekolah yang lain.Dari pelatihan sampai acara puncak, yaitu lomba,berjalan
lancar dan mendapat sambuatan antusian dari para siswa dan guru.
Program ini tidak menemui hambatan berarti, yang masih kurang adalah tidak adanya alat
pengukur ketinggian roket, sehinga pengukuran hanya dilakukan secara manual berdasar waktu
terlama roker meluncur, dari terbang sampai jatuh kembali.
II. KESIMPULAN
Secara keseluruhan program KKN yang telah dilaksanaknan di Dusun Tanuraksan berjalan
sesuai target dan harapan.Kendala-kendala yang muncul selama berjalannnya program tidak terlau
sulit, sampai berkhirnya KKN, kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Kerjasama yang terjalin
dengan baik antara warga, perangkat desa dan mahasiswa menjadikan program ini sukses dan
dapat berlanjut nantinya.Pemerintahan setempat juga cukup mendukung berjalannya program ini.
Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan
partisipasi dari warga Tanuraksan serta tim KKN-PPM yang ikut membantu dalam melancarkan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Selain itu, hambatan yang terjadi dalam
pelaksanaan akan menjadi menjadi pelajaran dan masukan bagi tim.
Kegiatan KKN ini diharapkan menjadi pendorong bagi masyarakat untuk menjadi
masyarakat yang mandiri dan mampu berperan aktif dalam usaha pembangunan untuk kemajuan
desa khusunya dalam pengembangan batik Kebumen. Masyarakat juga mampu mengembangkan
desanya menjadi desa yang maju dan unggul terutama untuk potensi yang mmapu dikembangkan
pada desa setempat. Program-program yang dijalankan juga nantinya mampu diteruskan dan
dikembangkan oleh masyarakat sehingga manfaatnya dapat terus berlanjut.
III. SARAN
Berdasarkan pengalaman yang didapat selama operasional KKN, maka dapat diberikan saran
untuk menunjang keberhasilan program KKN selanjutnya yaitu :
Bersosialisasi dengan masyarkat sangat penting untuk mengetahui kondisi masyarakat
tujuan secara tepat, sehingga cara penyampaian program dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
Pentingnya kerjasama dengan pemerintahan setempat, minimal sampai tingkat kecamatan.
Kerjasama yang baik dengan pemerintahan setempat akan sangat membantu sekali dalam
pengaturan jadwal pelaksanaan program.
Pendekatan secara personal menjadi lebih efektif dilaksanakan pada masyarakat terutama
masyarakat dusun Tanuraksan
Waktu pelaksanaan program harus disesuaikan dengan kegiatan yang ada dimasyarakat.
IV. LAMPIRAN
Penyuluhan Pewarna Alami
Demo dan Praktek Pengolahan Limbah Batik
Demo & Penyuluhan Kompor Listrik
Pengadaan Papan Informasi
Pengadan Papan Mading
Pengadaan tong Sampah di tempat strategis
Pengadaan Alat Angkut Sampah
Kerja Bakti Pembersihan Selokan dan Saluran air
Pengenalan dan Pelatihan Roket Air di Sekolah Sekitar
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
(Individu)
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN: 2011
SUB UNIT : TANURAKSAN
UNIT : 44
KECAMATAN : KEBUMEN
KABUPATEN : KEBUMEN
PROPINSI : JAWA TENGAH
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Hestara Cahya Murti
Nomor Mahasiswa : 08/267343/GE/6460
BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM
DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
KODE : KKN PPM UGM – 16
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Tanuraksan, Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
merupakan lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan KKN-PPM Unit 44 yang dimulai dari tanggal
4 Juli hingga 25 Agustus 2011. Pelaksanaan KKN-PPM Unit 44 dibagi menjadi tiga subunit,
yaitu Desa Jemur, Kecamatan Pajagoan dan Desa Seliling, Kecamatan Alian. Pemilihan lokasi
didasarkan pada konsentrasi dari tema yang diangkat, yaitu desa di Kabupaten Kebumen yang
terdapat pembatik. Tema yang diangkat pada KKN ini adalah “Optimalisasi Produksi,
Integrasi Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen”
Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan delapan program. Tiga di antaranya
merupakan penjabaran dari tema di atas sedangkan lima program merupakan program
pendukung sesuai kebutuhan masyarakat di Dusun Tanuraksan.
Tujuh program tersebut adalah:
1. Penyuluhan Pengelolaan Limbah Batik
2. Menghubungi Desainer
3. Pembuatan Peta
4. Pengadaan Tempat Sampah Rumah Tangga
5. Pengadaan Koran Dinding
6. Plangisasi
7. Pengadaan Perpustakaan Dusun
8. Percontohan Komposisasi
Pada umumnya, tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program
tersebut. Ada beberapa program yang membutuhkan penyesuaian, namun penesuaian
merupakan hal yang penting dilakukan agar program yang dirancang dapat berjalan benar-
benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan juga dapat member nilai tambah bagi
masyarakat. Adapun kendala-kendala yang ditemui berupa kendala teknis biasa yang dapat
dihadapi. Ini juga tidak terlepas dari kerja sama teman-teman KKN PPM UGM Unit 44 untuk
membantu dalam pelaksanaan program.
1. Penyuluhan Pengelolaan Limbah Batik
No. Sektor : 01.1.1.55
Jenis Program : Program Pokok Tema (A-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Masyarakat di Dusun Tanuraksan belum melakukan pengelolaan limbah batik. Limbah
batik yang ada hanya dibuang di pekarangan dan juga di saluran-saluran air yang ada yang akan
masuk ke sungai. Dengan pembuangan limbah batik sembarangan akan mencemari lingkungan
sekitar, karena limbah batik yang dibuang tersebut mengandung zat-zat kimia yang berbahaya.
Walaupun hanya sedikit yang dibuang, namun jika pembuangan dilakukan setiap hari, maka
limbah yang dibuang akan menjadi banyak. Limbah jika dibuang di saluran air akan diminum
oleh hewan-hewan yang ada seperti ayam, bebek, menthok, dan lain-lain. jika hewan tersebut
dimakan oleh manusia, maka zat berbahaya yang terkandung pada air limbah tersebut akan
masuk di dalam tubuh kita yang akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Pengembangan
Dusun Tanuraksan menjadi Kampung Batik membutuhkan pengelolaan limbah secara benar
agar lingkungan tetap terjaga dan juga akan menjadi lebih enak dipandang karena lingkungan
sekitar bersih.
Program ini dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2011 dengan mengundang pembicara
dari Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen. Pada pelaksanaan kegiatan ini
mendapatkan antusias yang cukup baik dengan peserta 54 orang pengrajin batik di Dusun
Tanuraksan. Pelaksanaan kegiatan ini tidak mendapatkan banyak kendala, adapun kendala yang
dihadapi adalah fasilitas pengelolaan limbah batik tidak tersedia, sehingga masyarakat sulit
memahami apa yang disampaikan.
2. Pengadaan Koran Dinding
No. Sektor : 15.1.2.06
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)
Sifat Program : Inter Disipliner (ID)
Dusun Tanuraksan belum memiliki fasilitas untuk sarana informasi bersama. Dapat dilihat
bahwa di Dusun Tanuraksan belum ada Koran dinding yang dapat dibaca bersama. Pengadaan
Koran Dinding dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Dengan
mendapatkan informasi dari luar, akan menambah pengetahuan masyarakat secara luas, tidak
hanya di lingkungan sekitar saja, namun masyarakat dapat mengetahui informasi terbaru yang
sedang banyak diperbincangkan yang terjadi di dalam ataupun di luar negeri.
Pembuatan koran dinding dilaksanankan pada tanggal 30 Juli 2011. Pembuatan Koran
dinding ini dilakukan dengan melibatkan pemuda Tanuraksan. Program ini memiliki kendala
antara lain adalah adanya kurang partisipasi pemuda dalam pembuatan koran dinding.
3. Pembuatan Peta
No. Sektor : 16.5.2.04
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program pembuatan peta dilaksanakan dalam rangka program KKN-PPM. Program ini
dilaksanakan selama 7 hari yakni pada tanggal 12-19 Juli 2011. Peta yang dibuat pada program
ini antara lain adalah Peta Administrasi Kabupaten Kebumen, Peta Distribusi Pembatik di
Kabupaten Kebumen, dan juga Peta Denah Lokasi Menuju Masing-masing Desa Pembatik.
Yang mana data-data yang dibutuhkan bersumber dari Bappeda Kabupaten Kebumen,
Bakosurtanal, dan data pembatik dari Deperindagkop Kabupaten Kebumen. Pembuatan peta
dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan Bappeda Kabupaten Kebumen. Tujuan dari
pembuatan peta tersebut antara lain untuk mengetahui dimana saja wilayah yang terdapat
pembatik aga mudah untuk dicari, peta menuju masing-masing desa untuk mengetahui dimana
tepat lokasinya dan juga mengetahui posisi yang sebenarnya. Kendala dalam pelaksanaan
program ini adalah data yang dibutuhkan tidak semua ada di satu lokasi, sehingga harus
mencari di lokasi lain atau dinas lain yang terkait. Adapun data yang ada juga memiliki
kesalahan atau perbedaan antara satu dinas dengan dinas lainnya. Kesalahan yang ada dapat
dikarenakan digitasi antar orang berbeda-beda.
4. Desainer
No. Sektor : 05.4.2.02
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Batik bukan hanya sekedar sandang saja melainkan juga menjadi komoditas ekonomi.
Untuk menjadi nilai ekonomi tinggi dan berkala memerlukan pemasaran yang berkelanjutan.
Pemasaran merupakan masalah tersebar dan paling utama bagi perajin batik di Dusun
Tanuraksan. Pembatik cenderung lebih sering menjual hasil karyanya kepada pengepul yang
mereka tahu bahwa keuntungan yang akan didapatkan hanya sedikit. Hal ini dikarenakan para
perajin tidak tahu harus menjual kemana kain batik yang mereka hasilkan. Untuk ini program
ini dilakukan. Program ini merupakan program menghubungi para desainer supaya tertarik
untuk membeli batik tulis asal Dusun Tanuraksan. Dengan adanya link para dezainer yang ada
perajin tidak hanya lagi dapat menjual kain batiknya kepada pengepul namun bias menjualnya
kepada desainer yang akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari pada dijual kepada
tengkulak. Kendala dari program ini adalah di Kabupaten Kebumen ini jarang ada desainer,
sehingga diharuskan menghubungi desainer yang berada di luar Kabupaten Kebumen. Dengan
kata lain jika pengrajin akan menjualnya kepada desainer, perajin harus menggunakan ongkos
kirim kain.
5. Pengadaan tempat sampah rumah tangga
No. Sektor : 15.1.3.07
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)
Sifat Program : Inter Disipliner (ID)
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pemilahan sampah yang benar menjadi landasan
utama pemilihan program ini. Selain itu masyarakat di Dusun Tanuraksan juga tidak memiliki
kesadaran akan lingkungan di sekitarnya dengan membuang sampah sembarangan yaitu ke
sungai-sungai yang ada di Dusun Tanuraksan. Selain itu masyaratkat juga memiliki kebiasaan
untuk membakar sampah yang ada yang jelas-jelas akan mencemari udara. Dengan adanya
pemilihan sampah dari tingkat rumah tangga akan membantu lebih mudah dalam pembuangan
sampah tersebut. Sampah seperti plastic, kertas, logam, besi, kaca, dsb dapat dijual kembali dan
dapat juga dibuat sebagai bahan kerajinan tangan. Dengan demikian akan menambah nilai
ekonomi sampah tersebut. Dari barang yang berupa sampah yang harus dibuang menjadi
barang yang memiliki nilai ekonomi. Sampah organic juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk
kompos. Dengan demikian tidak ada sampah yang terbuang sia-sia. Program ini merupakan
program percomtohan yang mana program ini dilaksanakan di RT 7 RW 1 Dusun Tanuraksan
dengan harapan jika sampah di tingkat rumah tangga di RT 7 sudah terkelola dengan benar
dapat ditiru oleh RT-RT lainnya. Program ini dilakukan secara door to door pada tanggal 4 dan
20 Agustus 2011. Kendala yang dihadapi pada program ini adalah terlalu banyaknya KK yang
ada di RT 7 sehingga program ini selesai lebih lama dari pada yang diharapkan.
6. Pengadaan Sarana Perpustakaan Dusun
No. Sektor : 15.1.2.02
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)
Sifat Program : Inter Disipliner (ID)
Pengadaan sarana perpustakaan dusun dilaksanakan dengan tujuan untuk menambah minat
baca masyarakat di Dusun Tanuraksan. Dengan adanya perpus dusun masyarakat dapat
memanfaatkannya untuk menambah pengetahuan dengan membaca buku-buku yang tersedia.
Program ini dilaksanakan dengan bantuan pengurus PAUD yang ada di RW 2 Dusun
Tanuraksan. Program ini dilakukan pada tanggal 19-20 Agustus 2011. Program ini tidal
memiliki kendala yang berarti. Karena banyak pihak yang membantu pada pelaksanaan
program ini.
7. Plangisasi
No. Sektor : 15.1.2.07
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)
Sifat Program : Inter Disipliner (MD)
Plangisasi merupakan program pembuatan papan untuk menunjukkan lokasi rumah kepala
Desa, Kepala Dusun, Ketua RW, Ketua RT, dan juga perajin batik. Plang dibuat bertujuan
untuk mempermudah orang mengetahui rumah-rumah perangkat desa, perangkat dusun, dan
rumah pembatik. Dengan demikian orang luar dusun yang berkepentingan menemui perangkat
desa, perangkat dusun, da perajin batik dapat dengan mudah menemukannya. Program ini
dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2011. Pada program ini dirasa tidak ada kendala dan
berjalan sesuai dengan rencana awal.
8. Percontohan Komposisasi
No. Sektor : 15.1.3.05
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)
Sifat Program : Inter Disipliner (MD)
Percontohan komposisasi dilakukan di RT 7 RW 1 Dusun Tanuraksan. Tujuan dari
percontohan komposisasi ini adalah agar masyarakat mengetahui bagaimana cara mengelola
sampah organic dengan baik dan benar, dan juga supaya sampah organic tersebut dapat
bermanfaat kembali. Percontohan komposisasi tidak melakukan praktek, namun hanya
menjembatani antara masyarakat dengan Kantor Lingkungan Hidup yang nantinya akan
memberi pendampingan kepada masyarakat untuk terus mengelola sampah organiknya menjadi
pupuk kompos.
II. KESIMPULAN
Pelaksanaan KKN-PPM UGM Unit 44 Kebumen sub unit Tanuraksan berjalan dengan
lancar sesuai dengan target yang diinginkan. Pada pelaksanaan KKN tidak begitu banyak
menghadapi kendala dari masyarakat maupun sesam teman KKN. Masyarakat Tanuraksan
sangat antusias dan berpartisipasi dengan program-program yang dilaksanakan. Partisipasi
warga tak lepas dari kerja sama dan hubungan kekerabatan yang dijalin antar mahasiswa dan
juga warga. Namun tidak semua warga yang dapat berhubungan secara langsung dengan semua
anggota KKN. Program yang telah dilaksanakan diharapkan dapat menjadi berkelanjutan di
masyarakat dan dapat berjalan kembali setelah tim KKN meninggalkan lokasi
KKN.keberhasilan program-program yang telah terlaksana tak leper dari bantuan warga yang
ikut serta berpartisipasi dalam jalannya program-program tersebut. Selain itu juga kebersamaan
dari tim KKN unit Tanuraksan sangat berpengaruh juga dalam jalannya program. Kendala yang
dihadapi oleh tim KKN unit Tanuraksan merupakan pelajaran yang sangat berarti, tim KKN
unut Tanuraksan dapat mengerti bagaimana cara menghadapi warga secara baik dan benar.
III. SARAN
Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu
disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain :
Keaktifan mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar sangatlah penting
untuk menambah antusiasme masyarakat mengikuti program yang ada.
Perlu perhatian dari pemerintah setempat ataupun masyarakat yang berperan untuk
melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan agar program tersebut
berkelanjutan.
Pelaksanaan KKN hendaknya tidak dibatasi dengan jam, namun dilihat dari pengabdian dan
manfaat yang diterima oleh masyarakat.
IV. LAMPIRAN
Penyuluhan Pengelolaan Limbah Batik
Menghubungi Desainer
Pengadaan Koran Dinding
Pengadaan Tempat Sampah Rumah Tangga
Pembuatan Peta
Plangisasi
Pengadaan Perpustakaan Dusun
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
(Individu)
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN: 2011
SUB UNIT : TANURAKSAN
UNIT : 44
KECAMATAN : KEBUMEN
KABUPATEN : KEBUMEN
PROPINSI : JAWA TENGAH
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Natalya Manna Theresia
Nomor Mahasiswa : 08/267418/HK/17824
BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM
DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
KODE : KKN PPM UGM – 16
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan enam program. Tiga di antaranya merupakan
penjabaran dari tema di atas sedangkan tiga program merupakan program pendukung sesuai
kebutuhan masyarakat di Dusun Tanuraksan.
Enam program tersebut adalah:
1. Penyuluhan Sampah
2. Penyuluhan Tertib Lalu Lintas
3. Penyuluhan Batik ke SMAN 2 Kebumen
4. Penyuluhan Pendaftaran Hak Cipta atas Motif Batik
5. Pembuatan Database pengrajin
6. Melengkapi Sarana Perpustakaan Dusun
Pada umumnya, tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program
tersebut. Adapun kendala-kendala yang ditemui berupa kendala teknis biasa yang dapat dihadapi.
Ini juga tidak terlepas dari kerja sama teman-teman KKN PPM UGM Unit 44 untuk membantu
dalam pelaksanaan program.
1. Penyuluhan Sampah
No. Sektor : 09.3.9.55
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Inter Disipliner (ID)
Masyarakat di Dusun Tanuraksan belum memiliki pengelolaan sampah terpadu. Sampah
yang ada sekedar dikumpulkan dalam tingkatan rumah tangga dan kemudian dibuang ke sungai
atau dibakar di halaman. Padahal dua cara pembuangan sampah tersebut tidak ramah
lingkungan. Banyak masyarakat di Dusun Tanuraksan juga belum mengetahui pengelolaan
sampah dengan mekanisme 3R yaitu Recycle, Reduce dan Reuse.
Pengelolaan sampah yang belum terpadu seperti ini tak jarang menimbulkan berbagai
persoalan turunan, seperti wabah demam berdarah. Lagipula persoalan pengelolaan sampah
bisa menjadi hambatan besar bagi masyarakat Dusun Tanuraksan dalam mengembangkan desa
tersebut menjadi desa wisata batik. Ini karena kebersihan menjadi salah satu nilai penting untuk
menjadikan suatu desa menjadi desa wisata, apalagi yang bertaraf mancanegara. Oleh karena
itu, kami kemudian menginisisasi penyuluhan sampah di tingkatan rumah tangga untuk
selanjutnya mendukung program pengelolaan sampah yang kami jalankan.
Program ini dilaksanakan pada 27 Juli 2011 dengan mengundang pembicara dari Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen. Pada saat dilaksanakan, kegiatan ini mendapat
antusias yang cukup baik yang didatangi 54 orang ibu rumah tangga. Adapun kendala dari
program ini adalah partisipasi yang kurang dari masyarakat dan fasilitas sampah yang belum
tersedia di tataran masyarakat. Sehingga sangat sulit memberi pemahaman kepada masyarakat.
2. Penyuluhan Lalu Lintas
No. Sektor : 11.4.9.55
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Masyarakat Dusun Tanuraksan kurang memiliki kesadaran atas tertib lalu lintas. Ini bisa
terlihat dari banyaknya pelanggaran lampu merah di perempatan menuju arah Dusun
Tanuraksan. Tak jarang juga terdapat kendaraan bermotor yang melaju dengan kecepatan tinggi
dan berada di jalur yang tidak seharusnya. Hal ini jelas membahayakan pengguna kendaraan
bermotor itu, termasuk pengguna jalan lain. Apalagi, fasilitas lalu lintas di daerah Dusun
Tanuraksan belum maksimal. Oleh karena itu, kami menginisasiasi program ini dengan sasaran
pemuda di Dusun Tanuraksan.
Acara ini sendiri dilakukan bersamaan dengan kegiatan program lain yaitu inisiasi
karang taruna. Banyak pemuda yang antusias datang ke acara ini dengan membawa berbagai
pertanyaan. Pembicara sendiri berasal dari Kepolisian Lalu Lintas Resort Kebumen. Hal ini
dilakukan karena menurut hemat kami, yang lebih mengetahui banyak berkaitan dengan aturan
lapangan lalu lintas adalah polisi lalu lintas. Menjadi lebih baik bila polisi lalu lintas yang
menjadi narasumber penyuluhan ini daripada kami.
Program ini sendiri dilakukan pada 30 Juli 2011 pada pukul 19.30 WIB. Adapun
kekurangan yang ada dalam pelaksanaan program adalah peserta yang datang telat, bahkan ada
yang datang menjelang acara selesai. Tetapi kekurangan yang ada tidak menjadi penghalang
karena ternyata pemuda dan pemudi di Dusun Tanuraksan memiliki antusias yang cukup besar
atas materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan.
3. Penyuluhan Batik ke SMAN 2 Kebumen
No. Sektor : 11.1.9.55
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Batik merupakan salah satu komoditi unggulan di daerah Kabupaten Kebumen. Salah
satu sentra penghasil batik di Kabupaten Kebumen adalah Dusun Tanuraksan yang terletak di
Desa Gemeksekti, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kerajinan ini tumbuh di masyarakat
Kebumen di abad 18 dan mampu bertahan hingga sekarang. Hal ini dapat terjadi karena adanya
proses regenerasi di masyarakat Kebumen sendiri. Manakala terputus proses regenerasi ini
maka terputus pula kelanjutan kerajinan batik Kebumen. Oleh karena itu, kami memahami
betapa penting proses regenerasi ini dan membuat program penyuluhan batik kepada murid-
murid SMAN 2 Kebumen.
Penyuluhan batik ini berlangsung di kelas XII IPS di dalam jam pelajaran kesenian di
masing-masing kelas. Ada tiga kelas yang kami isi yaitu XII IPS 1, XII IPS 3, dan XII IPS 4.
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 5 dan 6 Agustus 2011. Suatu hal yang sangat
menggembirakan karena di sekolah ini, batik menjadi salah satu bagian dari kurikulum
kesenian sekolah. Para murid mempelajari batik dan cara pembuatannya.
Program ini sendiri dimulai dengan pemberian materi berkenaan profil batik Kebumen
berupa corak, kendala, dan sebagiannya. Setelah pemberian materi, ada dua video juga yang
ditayangkan. Video pertama berkaitan dengan cara pewarnaan batik sedangkan video kedua
berisi motif batik Kebumen, seperti buntalan, sekar jagad. Setelah pemberian materi, para siswa
dipersilahkan untuk mencoba membatik di kain mori yang telah disediakan. Dalam hal
peralatan, pihak sekolah sangat partisipatif dengan kegiatan ini. Hal ini terlihat dengan bantuan
yang sangat berarti seperti penyediaan sarana berupa kompor, canting. Saat malam yang kami
bawa habis, pihak sekolah membantu menyediakan.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini tidaklah begitu berarti.
Kegiatan ini pun berlangsung dengan tertib dan para murid sangat antusias mencoba untuk
membatik. Ini juga yang menjadi tujuan akhir kami yaitu menumbuhkan kesadaran generasi
muda Kebumen atas keberadaan batik Kebumen sehingga mau meneruskan tongkat estafet
yang diberikan kepada mereka.
4. Penyuluhan Pendaftaran Hak Cipta atas Motif Batik
No. Sektor : 11.4.9.55
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Batik bukan hanya sekedar sandang saja melainkan juga menjadi komoditas ekonomi.
Sebagai komoditas ekonomi, nilai yang terkandung dalam selembar kain batik yang sudah jadi
bukan hanya nilai ekonomis berupa harga yang harus dibayarkan konsumen batik melainkan
juga hak atas kekayaan intelektual. Di dalam selembar kain batik yang sudah jadi, terdapat hak
cipta yang notabene dilindungi pemerintah. Sayangnya, kesadaran atas hak cipta di kalangan
para pengrajin masih rendah. Motif-motif batik modifikasi bisa dengan mudah dijiplak yang
kadang kala membuat para pengrajin kesal kepada pengrajin lain yang mencontoh. Ini yang
membuat daya kreasi para pengrajin rendah karena khawatir motif baru mereka dicontoh orang
lain sedangkan keuntungan ekonomis dari motif tersebut tidak mereka nikmati. Oleh karena itu,
kami menyelenggarakan program penyuluhan hak atas kekayaan intelektual.
Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2011 bersamaan dengan
pelaksanaan program sosialisasi pengelolaan limbah batik. Kegiatan ini mengundang para
pengrajin di Dusun Tanuraksan. Ada 55 orang yang menghadiri acara ini. Sayangnya, para
pengrajin kurang antusias dengan hak atas kekayaan intelektual karena merupakan barang baru
dan proses pendaftarannya rumit dan memakan biaya. Kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan ini tidak begitu berarti. Kalaupun ada dapat diselesaikan dengan baik.
5. Pembuatan Database Konsumen
No. Sektor : 05.4.9.55
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program ini dilakukan sebagai penjabaran dari tema KKN Unit 44 yaitu berkenaan
integrasi pemasaran. Untuk mencapai langkah ini, kami menempuh jalan untuk melakukan
pembuatan database atas konsumen. Sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan integrasi
pemasaran.
Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa hari, mulai dari tanggal 1 Agustus hingga 12
Agustus 2011. Sistemnya adalah dalam sub unit Tanuraksan sendiri dibagi menjadi empat
kelompok yang terdiri atas masing-masing 2 orang. Tiap kelompok ini berkeliling ke RT yang
telah ditentukan untuk mendata para pengrajin yang ada di wilayah RT tersebut. Ini dilakukan
mengingat jumlah orang yang terbatas sedangkan para pengrajin yang ada sangat banyak yaitu
mencapai 150an orang. Kegiatan ini dilakukan juga bersamaan dengan pembuatan database
pengrajin dan database supplier.
Kendala yang ada dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah tenaga pendata yang kurang.
Padahal di rentang waktu yang sama, kami juga memiliki program lainnya. Selain itu, dari
pihak pengrajin sendiri tidak mengemukakan siapa saja konsumen mereka secara gambling.
Hal ini mungkin dikarenakan rahasia dagang yang mana mereka takut konsumen mereka
diketahui dan direbut pihak lain.
6. Melengkapi Sarana Perpustakaan Dusun
No. Sektor : 11.3.2.03
Jenis Program : Program Pokok Non Tema
Sifat Program : Inter Disipliner (MD)
Kegiatan ini pada awalnya dilaksanakan sebagai langkah untuk membantu program KKN
kami berkenaan pendirian perpustakaan dusun. Ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca
masyarakat Dusun Tanuraksan. Sebagaimana kita ketahui, buku merupakan jendela dunia.
Kami berharap buku-buku yang ada di perpustakaan dusun dapat bermanfaat.
Buku-buku yang kami sumbangkan merupakan buku-buku psikologi rumah tangga, anak
dan buku-buku keterampilan. Program ini sangat terbantu dengan kerja sama dari warga
masyarakat yang rela menyumbangkan buku-bukunya untuk dipakai di perpustakaan.
Kendala yang dihadapi selama program ini tidaklah begitu berarti. Warga masyarakat Dusun
Tanuraksan sangat partisipatif membantu kami untuk melaksanakan program ini.
II. KESIMPULAN
Secara umum program-program yang dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM Unit 44
Kebumen sub unit Tanuraksan berjalan dengan baik dan lancar. Adanya partisipasi yang aktif
dari masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat peduli dengan adanya pembaharuan dan
peningkatan pembangunan di Dusun Tanuraksan. Program-program yang dilaksanakan
diharapkan dapat berjalan mandiri dan berkesinambunan selepas tidak adanya tim KKN-PPM
UGM.
Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan
partisipasi dari masyarakat Dusun Tanuraksan serta tim KKN-PPM yang ikut membantu dalam
melancarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Selain itu, hambatan-hambatan
yang terjadi dalam pelaksanaan justru menjadi pelajaran dalam pelaksanaan acara berikutnya.
Dengan adanya KKN-PPM, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami realita
kehidupan yang ada di berbagai lapisan masyarakat dan dapat menyesuaikan diri atas adanya
perbedaan-perbedaan yang ada. Selain itu, program-program yang dilaksanakan diharapkan
dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan Kebumen pada umumnya dan Dusun
Tanuraksan pada khususnya.
III. SARAN
Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu
disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain :
Mahasiswa KKN sebaiknya bersikap aktif untuk bersosialisasi dengan masyarakat selama
pelaksanaan program-program KKN karena hal tersebut dapat menambah antusiasme dari
masyarakat
Pemerintah setempat sebaiknya melakukan tindak lanjut atas program-program yang telah
dilaksanakan tim KKN-PPM UGM agar masyarakat dapat melanjutkan program-program
tersebut sehingga dapat memajukan wilayahnya dalam berbagai hal.
Pihak LPPM sebaiknya menambah masa pembekalan mahasiswa KKN agar lebih optimal
sehingga ketika terjun ke lokasi mahasiswa sudah benar-benar siap.
IV. LAMPIRAN
Penyuluhan Sampah
Penyuluhan Lalu Lintas
Penyuluhan Batik ke SMAN 2 Kebumen
Penyuluhan Hak atas Kekayaan Intelektual
Melengkapi Sarana Perpustakaan Dusun
Pembuatan Database Konsumen Batik
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
(Individu)
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN: 2011
SUB UNIT : TANURAKSAN
UNIT : 44
KECAMATAN : KEBUMEN
KABUPATEN : KEBUMEN
PROPINSI : JAWA TENGAH
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : M. Uwais Sidhi Weiss
Nomor Mahasiswa : 08/267505/SP/22938
BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM
DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
KODE : KKN PPM UGM – 16
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kabupaten Kebumen merupakan salah satu wilayah paling selatan di provinsi Jawa
Tengah dan termasuk wilayah eks Karesidenan Kedu. Di Kabupaten ini terdapat sebuah
aset budaya yang sangat berharga yang merupakan mahakarya warisan leluhur dan juga asli
dari Indonesia yaitu Batik. Meskipun eksistensi Batik secara umum di Indonesia masih
terjaga hingga sekarang, akan tetapi kondisi Batik khas Kebumen serta para perajinnya
cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi beberapa puluh tahun
lalu, sekitar tahun 60-80an, pada saat industri Batik di Kebumen sedang booming. Kondisi
tersebut dirasa sangat memprihatinkan jika mengingat nilai karya seni dan kekhasan Batik
Kebumen yang sangat tinggi.
Melihat keprihatinan atas kondisi tersebut dan keinginan untuk berkontribusi
terhadap warisan leluhur asli Indonesia ini, tim KKN-PPM UGM Unit 44 melaksanakan
program KKN pada tanggal 4 Juli 2011 – 25 Agustus 2011 dengan memilih pengembangan
batik tulis Kebumen sebagai tema pokok. Tema yang diambil didasarkan pada fokus
pengembangan produksi, pemasaran, dan pemasyarakatan Batik Kebumen, yaitu
“Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik
Kebumen”.
Beberapa kondisi yang turut mendorong pemilihan tema tersebut antara lain,
pemasaran batik yang belum maksimal, adanya kecenderungan produksi yang kurang
efisien, kurangnya pengetahuan pebatik mengenai pengelolaan limbah dan penggunaan
pewarna alami, serta minimnya pengetahuan dan minat generasi muda Kebumen untuk
terus melestarikan batik tulis khas Kebumen.
Untuk lebih memaksimalkan perhatian tim KKN pada perajin batik di Kebumen,
tim dibagi menjadi tiga sub unit yang terletak di tiga desa dan kecamatan yang berbeda.
Desa Seliling (Kecamatan Alian), Desa Gemeksekti (Kecamatan Kebumen), dan Desa
Jemur (Kecamatan Pejagoan) dipilih karena adanya konsentrasi perajin batik di daerah
tersebut. Berdasarkan musyawarah pembagian sub unit, pada pelaksanaan KKN ini saya
ditempatkan di sub unit Desa Gemeksekti lebih khusus Dusun Tanuraksan.
Selama masa KKN di Dusun Tanuraksan, saya melaksanakan tiga program pokok
untuk menunjang tema, yaitu:
1. Pembuatan official video profil Batik Kebumen.
2. Pendekatan kelompok perajin batik daerah Tanuraksan untuk bergabung pada koperasi
yang akan dibentuk.
3. Pembuatan sarana membatik.
Selain program-program tema di atas, saya juga melaksanakan empat program di luar tema
yang terkait dengan kondisi masyarakat Dusun Tanuraksan untuk mengembangkan potensi Sumber
Daya Manusia yang ada. Program-program tersebut adalah :
1. Pengelolaan papan informasi.
2. Sharing pengalaman dengan orang sukses asal Kebumen.
3. Sarasehan pemuda antar desa
4. Kegiatan Ramadhan
Secara umum, ketujuh program pokok tersebut dapat berjalan dengan lancar. Namun ada
satu program yang belum sampai untuk mencapai agenda utama dalam perealisasiannya, yaitu
“Sarasehan pemuda antar desa”, dikarenakan tanggapan dari pemuda-pemuda Dusun Tanuraksan
terutama yang terlalu skeptis dengan usaha dibentuknya perkumpulan pemuda. Selain itu terdapat
beberapa kendala dalam persiapan maupun pelaksanaan program, meski begitu pada akhirnya
kendala tersebut dapat diatasi dengan baik dan tidak mengganggu jalannya program. Hal ini tidak
lepas dari partisipasi dan bantuan yang begitu besar dari warga dan pamong desa. Namun, perlu
adanya keberlanjutan program agar dapat memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Berikut adalah pembahasan mengenai uraian pelaksanaan program yang telah saya jalankan
selama masa KKN:
1. Pembuatan official video profil Batik Kebumen
No. Sektor : 08.1.1.02
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kode Program : SH-13
Lokasi : Wilayah Kabupaten Kebumen
Pembuatan Official Video Profil Batik Kebumen dilakukan sebagai salah satu upaya
menambah sarana berupa media promosi untuk menunjang pemasaran batik Kebumen.
Pembuatan video dipilih karena diketahui belum adanya media promosi berupa video yang
membahas khusus mengenai Batik Kebumen. Selain itu video juga merupakan salah satu media
promosi yang memiliki kemampuan persuasif dan daya tarik yang tinggi kepada masyarakat
dikarenakan formatnya yang berupa audio visual sehingga memungkinkan masyarakat merekam
lebih banyak informasi dibanding media promosi dengan format lain.
Dalam proses pembuatan video, didahului terlebih dahulu dengan riset data mengenai
Batik Kebumen yang sudah dimulai beberapa bulan sebelum KKN, setelah itu dari data yang
telah terkumpul dibuat Storyboard sebagai panduan pengambilan gambar dan editing. Proses
pembuatan storyboard atau konsep video sudah saya mulai sejak sebelum KKN berlangsung.
Namun pelaksanaan pengambilan gambar baru bisa dimulai pada tanggal 12 Agustus 2011
dikarenakan cukup mahalnya biaya pembuatan video tersebut dan terdapat kesulitan dalam
mencari penyokong dana untuk membiayai pembuatan video tersebut. Puji syukur kepada
Tuhan akhirnya pada waktu-waktu akhir ada pihak yang mau membiayai pembuatan video
profil tersebut. Pengambilan gambar dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 12 dan 13
Agustus 2011. Beberapa objek yang diambil gambarnya sebagai materi video antara lain
kegiatan membatik mulai dari membuat pola hingga pelorodan, motif-motif batik, suasana desa
tempat para perajin batik, suasana pasar Tumenggungan, suasana jalanan Kebumen, objek-objek
wisata di Kebumen, dan sebagainya.
Hasil dari proses editing berupa video dengan format semi-dokumenter berdurasi kurang
dari 10 menit. Video tersebut selanjutnya diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Kebumen
yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi serta Dinas Pariwisata sebagai video profil
resmi Kabupaten untuk media promosi batik Kebumen. Untuk menunjang distribusi video yang
lebih luas, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia lebih mengenal Batik Kebumen, kami
mengadakan perjanjian dengan Pemkab untuk bisa ikut menggunakan video tersebut untuk
berpromosi melalui dunia maya seperti via situs Youtube dan Facebook dan jalur-jalur lain.
2. Pendekatan kelompok pengrajin batik daerah Tanuraksan untuk bergabung pada koperasi yang
akan dibentuk
No. Sektor : 13.1.1.01
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kode Program : SH-30
Lokasi : Dusun Tanuraksan
Program ini diadakan untuk menunjang program lain yaitu Pembentukan Koperasi Batik
dan tema Integrasi Pemasaran. Selain itu program ini juga diadakan sebagai bentuk penjajakan
pendapat dari para perajin batik mengenai kemungkinan integrasi pemasaran melalui koperasi
khusus batik. Fokus program adalah melakukan tindakan persuasif kepada mereka agar mau
bergabung dalam koperasi Batik yang akan dibuat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
para perajin batik. Di Kebumen sendiri telah terdapat koperasi khusus batik yang bernama
Koperasi “Batik Sakti”, akan tetapi sudah lama koperasi tersebut tidak beroperasi meskipun
status badan hukum dan bangunan koperasi tersebut masih ada, di sisi lain ternyata ada lagi
koperasi simpan pinjam untuk para perajin batik yang masih beroperasi namun belum optimal
sehingga akan dilakukan pengembangan terhadap koperasi tersebut. Akan tetapi program untuk
pengembangan koperasi tersebut mengalami kesulitan sehingga diubah konsepnya menjadi
fokus kepada pengembangan paguyuban pembatik lingkup Kabupaten Kebumen bernama
“Lawet Sakti” yang juga kurang berjalan optimal dalam organisasinya. Perubahan konsep ini
tentu saja mempengaruhi konsep program pendekatan ini, akan tetapi memang tidak terlalu
menjadi masalah karena pendekatan itu sendiri dilakukan secara kontinyu selama masa KKN
dan secara informal agar lebih mudah diterima oleh para pembatik.
Secara umum program ini berjalan lancar serta tanggapan para perajin batik terhadap
integrasi pemasaran Batik Kebumen mayoritas positif dikarenakan memang mereka mengalami
kesulitan dalam pemasaran dan minimnya penghasilan meskipun sudah memiliki pelanggan-
pelanggan tetap akibat mahalnya harga bahan baku dan harga jual batik kepada pengepul yang
tergolong rendah.
Sangat disayangkan disaat para perajin menyatakan positif dan bersemangat untuk
bergabung dengan paguyuban dan melakukan integrasi pemasaran, para petinggi paguyuban
tidak bertindak cepat walaupun sudah berkali-kali didorong oleh kami sehingga program
pengembangan paguyuban pun tidak berjalan seperti yang diharapkan. Meski begitu, muncul
sebuah sinar cerah dari perajin batik di Dusun Tanuraksan yang tadinya tidak terdapat kelompok
pembatik, muncul kesadaran untuk membentuk kelompok batik seperti di dusun-dusun perajin
batik yang lain di Desa Seliling dan Desa jemur. Pada tanggal 18 Agustus 2011 terbentuk 2
kelompok perajin batik Dusun Tanuraksan yaitu Kelompok Anggrek dan Kelompok Teratai.
Meskipun harus berjalan sedikit demi sedikit, tapi ini sebuah perkembangan yang bagus.
Dengan adanya kelompok ini memungkinkan adanya komunikasi antar desa para perajin batik
dengan lebih terkoordinasi dan selangkah lebih maju untuk mencapai integrasi pemasaran.
3. Pembuatan Sarana Membatik
No. Sektor : 08.1.1.02
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kode Program : SH-13
Lokasi : Rumah Bu Nining / Pondokan KKN sub unit Tanuraksan
Program ini diadakan untuk menunjang tema Optimalisasi Produksi Batik, diawali dari
adanya permintaan dari perajin batik untuk dibuatkan sarana membatik yaitu wangkring atau
tempat untuk meletakkan kain batik ketika dilapisi malam dan dingklik atau kursi kecil untuk
duduk perajin batik. Selain itu program ini juga sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan
sumber daya alam yang ada kaitannya dengan kegiatan membatik, yang mana di daerah
tanuraksan terdapat gunung kecil yang banyak ditumbuhi pohon bambu.
Kegiatan pembuatan sarana membatik berlangsung selama 4 hari dari tanggal 13-16
Agustus 2011 dengan diawali pengumpulan bahan yaitu bambu pada tanggal 7 Agustus 2011.
Selama 4 hari pembuatan didapatkan hasil 2 buah wangkring dan 2 buah dingklik. Hasil yang
tidak terlalu banyak dikarenakan kendala peralatan pertukangan yang terbatas dan kondisi alat
yang tidak begitu baik sehingga menimbulkan beberapa kesulitan dalam proses-proses tertantu
seperti ketika melubangi bambu, menghaluskan kayu, menggergaji, dan sebagainya.
Meskipun tidak begitu membuahkan hasil karya yang signifikan, tetapi program ini
diharapkan dapat memberikan inspirasi terhadap orang lain untuk bisa memanfaatkan sumber
daya alam di sekitar, terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan membatik.
4. Pengelolaan Papan Informasi
No. Sektor : 09.3.1.03
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Inter Disipliner (ID)
Kode Program : SH-14
Lokasi : Masjid An-Nur dan Rumah Ketua Organisasi Fatayat NU Ranting
Tanuraksan
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, informasi berperan sangat penting untuk
meningkatkan wawasan dan mengembangkan pola pikir masyarakat. Di Dusun Tanuraksan
dengan mayoritas Sumber Daya Manusia yang cukup terbatas dalam kemampuan mencari
informasi sesuai kebutuhan mereka dari sumber yang luas, perlu diberi fasilitas untuk
memperoleh informasi dengan cara yang mudah, yaitu dengan cara penyaluran informasi dari
warga yang bisa mencari informasi dari sumber yang lebih luas kepada warga secara massal. Di
Dusun Tanuraksan sendiri belum ada media untuk melakukan hal tersebut. Hal ini yang
mendasari perlunya pembuatan papan informasi bagi masyarakat yang bersifat umum dan
mudah diakses oleh masyarakat. Program ini merupakan program interdisipliner, meliputi
kluster Saintek dalam hal pembuatan papan informasi dan kluster Sosio Humanioran dalam hal
pengelolaannya.
Papan informasi dibuat pada tanggal 31 Juli 2011 dan kemudian ditaruh di tempat yang
dirasa strategis serta banyak dilalui oleh masyarakat, akhirnya dipilihlah lokasi di depan Masjid
An-Nur RW 02 dan di depan rumah ketua Fatayat NU Tanuraksan RW 01. Pengelolaan dari tim
KKN, khususnya saya, baru dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2011, karena ingin melihat
sejauh mana kesadaran dan komitmen pihak-pihak yang sudah setuju untuk mengurus papan
informasi tersebut tanpa harus diberi contoh terlebih dahulu, melihat pihak yang setuju tersebut
juga bukan anak kecil dan tergolong mengenyam tingkat pendidikan tinggi. Akan tetapi hingga
lebih dari setengah bulan belum terlihat tanda-tanda pemanfaatan dari papan informasi tersebut,
pada akhirnya tetap saja saya harus memulai terlebih dahulu dengan menempelkan informasi
hasil lomba-lomba di Papan Informasi RW 02 serta informasi lowongan pekerjaan di papan
Informasi RW 01. Semoga kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap Sumber Daya Manusia
terutama mengenai pentingnya informasi bisa segera terbangun.
5. Sharing Pengalaman dengan Orang Sukses asal Kebumen
No. Sektor : 13.1.1.02
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kode Program : SH-31
Lokasi : Masjid Al-Khayyu
Berawal dari kisah Bapak Kepala Desa Gemeksekti tentang banyaknya pengangguran
dan menyayangkan pola pikir masyarakat terutama para pemuda Dusun Tanuraksan yang
kurang memiliki kepedulian untuk mengembangkan desanya dan hanya berorientasi merantau
ke luar kota untuk mencari pekerjaan setelah lulus SMK, STM atau SMA. Selain itu ada juga
yang tidak merantau ke luar kota akan tetapi bingung bagaimana memanfaatkan keahliannya
yang diperoleh dari bangku sekolah. Berdasarkan hal tersebut, dirasa perlu untuk mendatangkan
orang yang bisa memberikan inspirasi, menggugah semangat wirausaha para pemuda Dusun
Tanuraksan, menularkan pengalamannya, serta utamanya mengubah pola pikir pemuda Dusun
Tanuraksan tentang bekerja kepada orang lain dengan menjadi seorang wirausahawan. Dengan
pola pikir dan mental seorang wirausahawan, apabila sudah terbiasa dengan hal itu, diharapkan
bisa meningkatkan kreatifitas dan kesadaran untuk membangun daerahnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, saya menerapkan strategi yaitu mencari pembicara
seorang wiraausahawan yang cukup berpengalaman dan sepantaran dengan pemuda Dusun
Tanuraksan atau tergolong muda, belum menikah, dan asli Kebumen sehingga tidak terjadi
kesenjangan dan para pemuda tidak merasa sungkan, serta faktor pendorong yang lebih besar
karena melihat orang seumuran mereka sudah memiliki pengalaman wirausaha yang begitu
banyak. Cukup sulit menemukan orang dengan kriteria seperti itu diantara relasi-relasi saya, dan
ketika menemukan seseorang dengan kriteria tersebut, orang tersebut tidak bisa menjadi
narasumber karena kesibukannya. Namun akhirnya saya mendapatkan orang yang cocok dengan
kriteria tersebut yaitu kakak adik kelas saya semasa SMA, yang berumur 24 tahun serta sudah
berpengalaman berwirausaha di 4 bidang yang berbeda.
Kegiatan ini dilakukan di masjid Al-Khayyu pada tanggal 21 Agustus 2011. Acara
dimulai sekitar pukul 16.20 WIB, dan dilanjutkan dengan kegiatan ramadhan yaitu buka
bersama dengan pemuda-pemudi Dusun Tanuraksan dan Fatayat NU. Terjadi hal yang
mengecewakan pada saat acara berlangsung yaitu sedikitnya pemuda yang datang pada waktu
acara, hanya 1 orang pemuda yang baru lulus SMA dan pemudi dari organisasi Fatayat NU.
Akhirnya dengan sedikit menahan kecewa acara tetap dilangsungkan. Acara berlangsung cukup
menggembirakan dan mengobati kekecewaan saya di awal acara dengan antusiasme peserta
terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan dan diskusi informal yang terus
berlangsung dengan pembicara meskipun acara sharing telah berakhir hingga sebelum isya.
Secara umum, acara ini berjaan dengan lancer, tidak ada kendala yang berarti dalam
proses dan selama pelaksanaan kegiatan ini. Melihat tingginya minat peserta dalam kegiatan ini,
diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi peserta yang hadir untuk bisa mengejar kesuksesan
mereka dan menginspirasi para pemuda lain yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut untuk
perkembangan Dusun Tanuraksan ke arah yang lebih baik.
6. Sarasehan Pemuda Antar Desa
No. Sektor : 11.4.9.55
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kode Program : SH-29
Lokasi : -
Awalnya kegiatan ini dilakukan untuk memberikan wawasan tentang organisasi kepada
organisasi pemuda Dusun tanuraksan yang rencananya akan didirikan sebagai salah satu
program KKN juga, melalui organisasi pemuda di desa lain yang sudah mapan. Namun pada
akhirnya kegiatan sarasehan ini tidak berhasil dilangsungkan karena tanggapan yang kurang
baik dari pemuda Dusun Tanuraksan khususnya pada saat inisiasi pembentukan
perkumpulan/organisasi pemuda Dusun Tanuraksan.
Pada awal kegiatan KKN ini, sudah dilakukan pendekatan-pendekatan kepada beberapa
pemuda desa yang menjadi tokoh bagi para pemuda lainnya berdasarkan saran dari salah satu
ketua RT. Setelah dilakukan pendekatan, mereka bersedia untuk mengajak pemuda-pemuda
lainnya untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa KKN. Namun pada saat
kegiatan inisiasi pembentukan perkumpulan pemuda pada tanggal 30 Juli 2011, ada statemen
dari salah satu tokoh pemuda yang menyatakan bahwa tidak perlu dibentuk perkumpulan karena
dulu pernah ada dan mati sedangkan sebenarnya ada karang taruna tetapi juga tidak aktif, lebih
baik menghubungi mereka para tokoh pemuda saja apabila ada kegiatan dan mereka akan
mengajak pemuda lainnya karena menganggap pemuda lainnya hanya mengikut saja dan tidak
memiliki inisiatif. Sangat disayangkan ada pernyataan seperti ini dan itu keluar dari Ketua
Karang Taruna Desa Gemeksekti sendiri, dan sepertinya pernyataan mengenai inisiatif pemuda
Dusun Tanuraksan itu memang benar. Hal ini dilihat dari pengamatan saya terhadap kegiatan
rutin pemuda di beberapa blok, ketika tokoh-tokoh itu tidak hadir maka kegiatan tidak berjalan,
dan bisa berjalan ketika tokoh-tokoh itu hadir di awal kegiatan. Menurut testimoni beberapa
penduduk juga mengakui bahwa para pemuda di Dusun Tannuraksan cenderung terpisah-pisah
dan tidak begitu mengenal antar blok. Beruntung Dusun Tanuraksan memiliki organisasi
Fatayat NU yang anggotanya adalah pemudi semua dan organisasi tersebut sudah tergolong tua
di Dusun Tanuraksan, sehingga Dusun Tanuraksan masih diwarnai oleh kegiatan dari kaum
muda.
7. Kegiatan Ramadhan
No. Sektor : 15.1.1.01
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kode Program : SH-34
Lokasi : Masjid Al-Khayyu
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadhan dengan
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan ibadah, menambah ilmu agama bagi
masyarakat dan sekaligus mengamalkan ilmu agama yang telah saya dapatkan. Di Dusun
Tanuraksan sendiri banyak diadakan kegiatan keagamaan di mushola-mushola, masjid-masjid
maupun di rumah-rumah penduduk setiap hari terutama setelah ashar, maghrib, isya dan subuh.
Beberapa kegiatan yang khusus dilakukan dari tim KKN untuk mengisi Ramadhan di
Dusun Tanuraksan adalah Pengajian kitab kuning pada tanggal 4 dan 21 Agustus 2011 setelah
sholat Tarowih, serta Buka Bersama Pemuda Pemudi Dusun Tanuraksan pada tanggal 21
Agustus 2011. Secara umum kegiatan berjalan dengan lancar, untuk pengajian kitab diisi oleh
mahasiswa KKN dengan peserta jamaah sholat Tarowih Masjid Al-Khayyu yang belum pulang
selama kurang lebih 1 jam. Kemudian untuk acara buka bersama, peserta mayoritas dari
organisasi Fatayat NU, karena para pemuda Dusun Tanuraksan tidak banyak yang hadir, akan
tetapi acara tetap berlangsung dengan hangat dan akrab.
II. KESIMPULAN
Keseluruhan program yang saya lakukan pada kegiatan KKN di Seliling, Alian, Kebumen
dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Beberapa kendala yang muncul selama pelaksanaan KKN
dapat diatasi dengan baik sehingga pada akhirnya tidak mengganggu jalannya kegiatan. Kelancaran
dan keberhasilan kegiatan KKN di Desa Seliling tidak lepas dari dukungan pamong desa serta
partisipasi aktif masyarakat sekitar, khususnya pembatik.
Pada akhirnya, kegiatan KKN ini diharapkan mampu menumbuhan semangat kembali bagi
pembatik di daerah Seliling serta dapat menumbuhkan kecintaan warga untuk melestarikan batik
tulis tersebut. Harapan lain yang juga diinginkan adalah adanya generasi muda yang mau
meneruskan batik sehingga kelestariannya dapat terjaga. Seluruh kegiatan yang telah dijalankan
diharapkan mampu diteruskan oleh masyarakat supaya lebih berkesinambungan dan terasa
manfaatnya.
III. SARAN
Berdasarkan pengalaman yang didapat selama kegiatan KKN di Dusun Tanuraksan, Desa
Gemeksekti, maka dapat diberikan saran untuk menunjang keberhasilan program KKN
selanjutnya, yaitu :
Pentingnya kerjasama dengan perangkat desa setempat untuk lebih mempermudah
kelancaran dan perijinan program.
Perlu dijalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar sedari awal supaya partisipasi
warga lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan tim KKN.
Perlu adanya identifikasi permasalahan yang lebih mendalam, jika perlu sebelum masa
pelaksanaan KKN, agar lebih mengetahui permasalahan dan bisa memberikan program
yang bersifat solutif serta berkelanjutan.
Pendampingan/perhatian pasca KKN atau kontrol berkala baik oleh peserta KKN yang
bersangkutan atau diwariskan kepada generasi KKN sesudahnya dengan memberikan
bekal-bekal yang cukup, terutama untuk program yang bersifat jangka panjang untuk
membuktikan bahwa KKN tidak hanya sekedar untuk memenuhi syarat akademik saja,
melainkan benar-benar program untuk masyarakat sesuai dengan prinsip pelaksanaan KKN
yang berkesinambungan.
IV. LAMPIRAN
Pembuatan official video profil Batik Kebumen
Pendekatan kelompok pengrajin batik daerah Tanuraksan untuk bergabung
pada koperasi yang akan dibentuk
Pembuatan sarana membatik
Pengelolaan papan informasi
Sharing pengalaman dengan orang sukses asal Kebumen
Sarasehan pemuda antar desa
Kegiatan Ramadhan
KODE: KKN PPM UGM – 16
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
(Individu )
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN : 2011
SUB UNIT : TANURAKSAN
UNIT : 44
KECAMATAN : KEBUMEN
KABUPATEN : KEBUMEN
PROVINSI : JAWA TENGAH
Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa : Akbar Bahtiar
Nomor Mahasiswa : 08/267663/SP/23013
BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM
DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kabupatan Kebumen adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa tengah.
Kabupaten kebumen mempunyai beberapa kecamatan dan salah satunya adalah kecamatan
kebumen sendiri. Dalam KKN unit Kebumen ini di bagi menjadi tiga sub unit yang masing-
masing berbeda kecamatannya. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah kecamatan kebumen,
kecamatan alian dan kcamatan pejagoan. Mungkin terdengar aneh KKN terpecar menjadi
beberapa wilayah kecamatan yang biasanya terpusat dalam satu kecamatan. Mengapa hal ini
bisa terjadi? Hal ini Karena pada lokasi tersebutlah terdapat perajin-perajin batik kebumen yang
sampai pada saat ini masih memerlukan perhatian lebih dan perlunya pengembangan yang lebih
lanjut mengenai batik kebumen tersebut. Batik kebumen merupakan suatu brand yang belum
berkembang secara keseluruhan sehingga perlu adanya pengembangan yang serentak sehingga
dapat terintergrasi secara keseluruhan, adanya hal tersebut yang menjadi alas an pemilihan
tempat tersebut. Dan saya Alhamdulillah mendapatkan sub unit di kecamatan kebuemen dan
tepatnya di dusun Tanuraksan, desa gemeksekti, kecamatan kebumen.
Potensi batik kebumen secara umum sangatlah bagus, hal ini dikarenakan adanya ciri
khas yang tidak dimiliki dari batik-batik daerah lain seperti pekalonhan, solo, dan Yogyakarta.
Selain itu batik kebumen terutama batik tulisnya mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari
pada batik di tempat lain. Namun disamping keunggulan-keunggulan tersebut terdapat kendala-
kendala yang dihadapi oleh perajin-perajin batik kebumen terutama pada bidang pemasaran dan
proses produksinya. Untuk itu tema utama dari KKN Kebumen adalah optimalisasi produksi,
integrasi pemasaran, dan pemasyarakatan batik kebumen.
Adanya tema kkn tersebut tentu saja unutk membuat batik kebumen lebih dikenal
masyarakat, pemasaran menjadi lebih lancer dan proses produksi menjadi lebh efisien. Untuk
menujang program tersebut saya mempunyai beberapa program tema yaitu :
1. Sosialisasi batik kebumen di SMA N 1 Kebumen
2. Sosialisasi batik kebumen kepada pemuda dan pemudi desa
Selain itu terdapat beberapa program tema yang tidak terkait dengan tema utama, yang
disesuaikan dengan kondisi, potensi dan kemampuan mahasiswa, program tesebut adalah :
1. Inisasi karang taruna
2. Pelatihan ketrampilan
3. Plangisasi
4. Sosialisasi kompos
5. Pembinaan TPQ
Dalam pelaksanaan program tersebut secara umum berjalan dengancukup baik namun tetap
saja ada kendala-kendala yang tak terduga sebelumnya yang terjadi. Pelaksanaan program tersebut
secara garis besar adalah sebagai berikut.
1. Sosialisasi batik kebumen di SMA N 1 Kebumen
No. Sektor : 11. 4. 9. 55
Jenis Program : program pokok tema (SH-T)
Sifat Program : monodisipliner
Kode Program : SH-22
Lokasi : SMA N 1 Kebumen
Program ini diadakan karena adanya masalah yang cukup ironi yaitu adanya ketidaktahuan
masyarakat khususnya masyarakat kebumen tentang adanya batik di daerahnya sendiri. Program
ini bertujuan agar para siswa-siwsi khususnya di wilayah kecamatan kebumen mengetahui adanya
batik kebumen diwilayahnya sendiri sehinnga muncul adanya kecintaan teradap batik kebumen
tersebut. Adanya kecintaan tersebut mempunyai maksudnya agar para siswa maupun siswi dapat
menghargai batik sehingga akan menjadikan batik bagian dari kehidupan sehari-hari misalnya
dengan memakai batik pada kegiatan sehari-hari yang memungkinkan untuk memakai batik seperti
dalam pergaulan sehari-hari, silaturahmi dan lain sebagainya.
Program ini diadakan di SMA N 1 Kebumen, pada tanggal 6 Agustus 2011. Sistem
pelaksanaan sosialisasi batik ini dengan mengunjungi tiap kelas mulai dari kelas X1, X2, X3, dan
X4 dengan mnggunakan waktu pelajaran kesenian. Setiap kelas tersebut mendapatkan materi
presentasi mengenai batik kebumen, antara lain mengenai sejarah, cara membuat dan proses
pemasaranya serta adanya motivasi agar para siswa tertarik utnuk memakai batik khususnya batik
kebumen. Selanjutnya, dilakukan pelatihan batik secara singkat oleh perajin batik dari dusun
tanuraksan sendiri.
Secara keseluruhan program ini berjalan dengan baik dan lancar. Dilihat dari antusiasnya,
para siswa sangat antusias untuk sosialisasi ini, selain itu terlihat adanya partisipasi yang baik dari
siswa hal ini terlihat dari proses pelatihan batik secara singkat tersebut. Siswa-siswi mencoba untuk
membatik di kain yang telah disediakan oleh tim KKN dengan penuh semangat hal ini terlihat dari
adanya siswa yang masih meneruskan membatiknya walaupun jam pelajaran kesenian telah usai,
namun siswa-siswi tersebut masih tetap membatik.
Namun dibalik adanya kesuksesan tersebut ada saja kendala yang dihadapi seperti adanya
kompor untuk membatik yang tidak kunjung menyala, adanya komputer kelas yang tidak hidup
sehingga tidak bisa menampilkan slide presentasi dan lain sebagainya. Namun kendala-kedala
tersebut, alhamdulillah dapat diatasi dengan baik. Seperti adanya kompor minyak untuk membatik
yang tidak kunjung hidup karena angin yang bertiup ukup kencang, akhirnya bisa diatasi dengan
menggunakan penutup kompor dari kardus bekas, lalu adanya komputer mati seperti yang ada di
kelas X1, maka menggunakan laptop mahasiswa kkn yang sebelumny telah dipersiapkan.
2. Sosialisasi batik kepada pemuda-pemudi desa
No. Sektor : 11. 3. 9. 55
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kode Program : SH-23
Lokasi : Masjid al khayyu
Sosialisasi batik kepada pemuda pemudi dilakukan karena adanya keprihatinan dari tim
KKN UGM unit 44 yang melihat kurangnya antusiame pemuda – pemudi dusun tanuraksan kepada
batik kebumen, padahal daerahnya sendidi adalah tempat yang banyak terdapat perajin batiknya.
Program ini bertujuan agar pemuda-pemudi lebih tertarik untuk melestarikan batik kebumen dan
agar bisa dijadikan motivasi para pemuda dan pemudi agar terjun ke dunia batik seperti
kebanyakan orang tuanya yang lebih dahulu menjadi perajin batik.
Program ini berlangsung di masjid al Khayyu dusun tanuraksan pada tanggal 29 juli 2011,
acara ini dilakukan dengan pemberian materi melalu presentasi dengan menggunakan proyektor
yang di pinjam dari kantor balaidesa. Sebelumnya untuk mengundang pemuda-pemudi dilakukan
dengan pemberian undangan secara individu-individu khusunya bagi pada laki-laki dan undangan
secara kelompok melalui berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari ketidak adanya umpan balik
mengenai presentasi batik yang dilakukan oleh saya. Hal ini menjadi keprihatinan tersediri karena
ketidak adanya umpan balik dari para pemuda-pemudi yang hadir. Namun, adanya hal tersebut
semoga tidak menjadi tolak ukur yang signifikan dari peningkatan minat pemuda dan pemudi
kepada batik. Amin.
3. Inisiasi Karang Taruna
No. Sektor : 11. 4. 1. 01
Jenis Program : Program bantu
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kode Program : SH-25
Lokasi : Masjid al khayyu
Program inisasi karang taruna adalah suatu proram yang di tujukan kepada pemuda –
pemudi di dusun tanuraksan yang bertujuan sebagai rintisan awal untuk mengaktifkan kembali
karang taruna yang pernah ada di dusun tersebut. Cara yang dilakukan adalah dengan melakuakan
pendekatan kepada orang-orang yang berpengaruh kepada para pemuda seperti ketua RT, guru
mengaji dan lain sebagainya. Orang-orang tersebut dijadikan sebagai motor untuk menggerakan
pemuda agar dapat berkumpul kembali. Pendekatan-pendekatan tersebut seperti pencarian pemuda
potensial untuk mengaktifkan kembali karang taruna tersebut. Setelah mendapatkan pemuda-
pemuda tersebut lalu diedarkanlah undangan untuk para pemuda dan pemudi tersebut untuk
berkumpul di masjid Al Khayyu tanuraksan.
Pada saat perkumpulan pertama di masjid al Khayyu, dari segi kuatitas sudah sangat bagus
mencapai 50 orang lebih yang datang. 50 orang tersebut terdiri dari pemuda dan pemudi yang
perkiraan rantang umurnya antara 12-25 tahunan. Hal ini terlihat dari status pendidikanya, adanya
yang masih bersekolah SD dan sampai sudah ada yang bekerja. Setelah itu acara dimulai dengan
penyuluhan dari satlantas, setelah itu acara dilanjutkan dengan adanya sosialisasi bati dan
kemudian baru inisiasi karang taruna.
Pada saat presentasi para pemuda seakan sudah tidak antusias karena waktu yang sudah
malam dan terkesan membosankan, tidak adanya apresiasi dan antusiasme tersebut, lalu dilakuan
dengan pendekatan personal dengan mengajak musywarah namun para peserta tidak antusias
bahkan mulai berkurang. Hal ini membuat kami sebagai panitia merasa agak kecewa dengan
adanya sikap yang kurang atusias tersebut. Namun dari adanya jumlah peserta yang datang hal ini
mencerminkan suatu potensi tersendiri dimana para pemuda dan pemudi mempunyai kesadaran
dan keinginan tersendiri untuk mengikuti suatu acara perkumpulan ataupun karang taruna yang
telah sekian lama mati suri.
4. Pelatihan ketrampilan
No. Sektor : 11. 4. 1. 02
Jenis Program : Program bantu
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Kode Program : SH-26
Lokasi : rumah Ibu Joko, dusun tanuraksan
Kegiatan pelatihan ketrampilan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada para ibu-
ibu yang sedang mengunjungi Pelatihan Anak Usia Dini. Rencana yang dilakuakan adalah
melakukan pelatihan pada saat kegiatan PAUD dilaksanakan. Jadi rencana awalnya para siswa dan
siswi PAUD tidak di dampingi oleh orang tuanya dan orang tuanya melakukan pelatihan kegiatan.
Saat perencanaan, saya selaku penanggung jawab program melakukan musyawarah kepada
ibu-ibu orang tua siswa PAUD dan kepada penyelenggara PAUD kira-kira pelatihan apa yang akan
dilakuan, dari para orang tua dan penyelenggara paud mengingingkan adanya pelatihan pembuatan
kue.
Setelah terjadi kesepakatan tentang bentuk pelatihannya, maka saya mencari peltih yang
dapat memberikan pelatihan tersebut. Pertama yang saya kunjungi adalah Dinas Tenaga Kerja, dari
dinas Tenaga Kerja pun dapat memberikan pembuatan kue-kue. Setelah itu saya konfirmasi kepada
penyelenggara paud.
Pada tanggal 26 Juli 2011 pelaksanaa ketrampilan pun dimulai. Para peserta yang terutama
ibu-ibu sangat antusias dalam pelatihan ketrampilan tersebut. Hal ini di tunjukan dengan adanya
partisipasi ibu-ibu yang ikut membuat kue kering yang di arahkan oleh pelatih yang di datangkan
dari disnaker.
Secara keseluruhan program ini brjala dengan lancar dan sukses, adanya kendala-kendala
seperti kuranggnya bahan baku ataupun kurang alat masak dapat ditangani dengan baik. Ini
dikarenakan adanya berkat dan rahmat dari Alloh SWT yang telah memberikan kemudahan, hal ini
terlihat adanya penyelenggara PAUD dan ibu-ibu, orang tua PAUD yang partisipatif dan antusias
dalam menikuti acara tersebut.
Proses pelatihan meliputi proses pembuatan kue kerinng yaitu nastar, semprit dan onde
kering dan pemberian tips-tips untuk memasak kue tersebut, selain itu adanya tambahan wawasan
mengenai penggunaan bahan substitusi kong sebagseperti tepung mokaf yang terbuat dari singkong
sebagai pengganti dari tepung gandum dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang tidak jauh
berbeda.
5. Sosialisasi kompos
No. Sektor : 15. 1. 1. 02
Jenis Program : Program bantu
Sifat Program : Inter Disipliner
Kode Program : ST-35
Lokasi : Mushola Uswatun Khasanah
Sosialisasi kompos merupakan salah satu program yang menitik beratkan kepada
pembuatan kompos. Hal ini lebih dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan kesadaran bagi
masyarakat desa tanuraksan khususnya masyarakat RW 2. Pada pelaksanaannya kami mengundang
narasumber dari Kantor Lingkungan Hidup. Narasumber tersebut memberikan presetasi kepada
kepada masyarakat tentang pembuatan kompos dan manfaatnya.
Dilihat secara kuantitatif jumlah kehadiran warga cukup banyak mencapau 30 orang dan
secara kualitatif masyarakat cukup partisipatif dan memberikan umpan balik kepada narasumber
dan Kantor Lingkungan Hidup tersebut.
6. Pembinaan TPQ
No. Sektor : 15. 1. 1. 01
Jenis Program : Program bantu
Sifat Program : Mono Disipliner
Kode Program : SH-35
Lokasi : Masj id Al Khayyu
Pada program pembinaan TPQ ini lebih di tekankan kepada pemberian saran dan
pengawasan pelaksanaan TPQ yang ada di dusun . Pemberian saran tersebut dilakukan dengan
jalan musyawarah antara saya dan pengajar TPQ, saran yang diberikan antara lain adanya
dilakukannya pendataan kembali siswa-siswi yang mengikuti TPQ agar lebih dapat di kontrol
perkembangannya. Selai itu dilakukan pengawasan terhadap berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar. Pada saat pengwasan tersebut masih terlihat adanya siswa –siswi TPQ yang tidak tertib
di berikan suatu ajakan untuk tidak mengulanginya kembali.
Secara keseluruhan program ini berjalan dengan baik dimana adanya kedisiplinan dari
anak-anak untuk mengikuti kegiatan TPQ dan dari para pendidik TPQ yang lebih tertib dalam
memberikan pengajaran.
7. Plangisasi
No. Sektor : 15. 1. 2. 07
Jenis Program : Program bantu
Sifat Program : interdisipliner
Kode Program : ST-5
Lokasi : rumah ibu Nining, pondokan
Program ini di buata guna memudahkan dalam pencarian rumah perangkat desa dan ketua –
ketua RT atau RW. Ketidak adanya plang membuat pencarian rumah ketua rt atau rw atau
perangkat desa memnjadi susah, hal ini sangat terasa seperti ketika survey-survey ketempat
pengeurus desa saat pertama kali datang di dusun tanuraksan ini. Dengan adanya plang ini
diharapkan dapa mempermudah pencarian rumah perangkat desa.
Pelaksanaan plangisasi tersebut dilakuakn sebagian besar oleh mahasiswa KKN, hal ini
dikarenakan perlu keahlian khusus dalam pembuatannya, dan memang secara teknis tidak
memerlukan partisipasi banyak dari masyarakat.
Pembuatan plang tersebut dilaksanakan pada tanggal18-21 agustus 2011.
II. KESIMPULAN
Selama melaksanakan kegiatan KKN-PPM di unit kebumen, secara keseluruhan program
yang saya tangani berjalan dengan baik. Namun, tetap tak ada gading yang tak retak, begitu juga
dengan program yang saya pegang, masih ada masalah-masalah yang tak terduga dan adanya
kegiatan yang yang tidak berjalan sesuai dengan rencana. Adanya hal tersebut semoga tidak
banyak berpengaruh terhadap hasil yang dinginkan dari ada program tersebut, terutama mengenai
manfaat dari program tersebut.
III. SARAN
Berdasarkan pengalaman semasa KKN , maka ada sedikit saran yang dapat diberikan guna
dapat diadikan bahan pertimbangan dan saran bagi KKN selanjutnya.
1. Perlunya kerja sama diantara tim KKN dalam pelaksanaan program KKN
2. Sosialisasi dengan baik kepada masyarakat agar tahu bagaimana kondisi masyarakat
tersebut
3. Berusaha membaur dengan masyarakat desa
4. Jalin kerja sama dengan penduduk setempat secara intensiv
5. Pentingnya manajemen konflik dalam perencanaan program
6. Tulislah kartu kotrol setiap selesai mengerjakan suatu program
IV. LAMPIRAN
Sosialisasi Batik di SMA N ! Kebumen
Pelaksanaan Sosialisasi Kompos RW1
Pelatihan Ketrampilan
Pelaksanaan TPQ
Penyuluhan Batik Kepada Pemuda Pemudi
Inisiasi Karang Taruna
Pelaksanaan Pembuatan Plang
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
(Individu)
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN: 2011
SUB UNIT : TANURAKSAN
UNIT : 44
KECAMATAN : KEBUMEN
KABUPATEN : KEBUMEN
PROPINSI : JAWA TENGAH
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Vinko Satrio Pekerti
Nomor Mahasiswa : 08/268566/EK/17198
BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM
DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
KODE : KKN PPM UGM – 16
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Dukuh Tanuraksan, Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah merupakan lokasi yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan KKN-PPM Unit 44, yang
dimulai dari tanggal 4 Juli 2011 hingga 23 Agustus 2011. Dalam pelaksanaannya, kegiatan
KKN-PPM ini difokuskan pada tiga desa dan oleh karenanya terbagi menjadi tiga subunit, yaitu
subunit yang bertugas di Dukuh Tanuraksan Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen, subunit
yang bertugas di Desa Seliling Kecamatan Alian, dan subunit yang bertugas di Desa Jemur
Kecamatan Pejagoan.
Tema KKN-PPM Unit 44 adalah “Optimalisasi Proses Produksi, Pemasaran, dan
Pemasyarakatan Batik Kebumen”. Tema ini dipilih karena berdasarkan survey yang telah
dilakukan sebelumnya, Kabupaten Kebumen memiliki sebuah warisan budaya unik yang sangat
potensial untuk dikembangkan, yaitu batik tulis kebumen. Namun, selama ini proses produksi,
proses pemasaran, dan sistem pemasyarakatan atau sosialisasi yang dilakukan masih belum
optimal, baik oleh masyarakat pembatik maupun oleh pemerintah daerah setempat. Sebagian
besar masyarakat di Dukuh Tanuraksan, terutamanya, masih belum mengetahui cara-cara untuk
bisa menjadikan proses produksi lebih ramah lingkungan, cara-cara penjualan yang masih lebih
tidak menguntungkan pihak perajin batik, dan pemasyarakatan batik yang tidak memacu
regenerasi perajin batik tulis. Selepas KKN ini, diharapkan masyarakat Kebumen, khususnya
Tanuraksan, menjadi lebih termotivasi untuk melestarikan dan memanfaatkan potensi budaya
batik tulis yang ada secara optimal. Dan jika dimungkinkan, batik tulis dapat menjadi salah satu
pekerjaan utama rumah tangga bagi masyarakat di Tanuraksan.
Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan delapan program, empat di antaranya
merupakan penjabaran dari tema di atas, sementara empat program merupakan program
pendukung sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Tanuraksan.
Tujuh program tersebut adalah:
1. Penjajagan Penjualan Batik Ke Luar Negeri
2. Pengadaan Pameran Mini Batik Kebumen Pada Bazar di Asrama Haji
3. Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat
4. Pembuatan Database Pengrajin Batik dan Kelompok Yang Ada
5. Sosialisasi Penyuluhan Daur Ulang dan Komposisasi Sampah di RW 2
6. Sosialisasi Kerja Bakti Pembersihan Selokan di RT 3 RW 2
7. Pengadaan Nonton Bareng Dalam Rangka Pengumpulan Para Pemuda
8. Pengelolaan Konten Majalah Dinding
Pada umumnya tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program
tersebut. Beberapa program mengalami penyesuaian, namun penyesuaian tersebut merupakan
hal yang penting dilakukan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan
dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.
1. Penjajagan Penjualan Batik Ke Luar Negeri
No. Sektor : 05.4.2.03
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program ini merupakan salah satu bagian dari serangkaian program besar Bimbingan
Teknis Pemasaran. Kegiatan ini diadakan dengan asumsi belum optimalnya jalur dan link-link
pemasaran batik tulis, khususnya ke luar negeri. Minimnya pengetahuan dan kemampuan
masyarakat untuk mencarinya secara mandiri menjadi salah satu fokus permasalahan di program
in. Melalui program ini, diharapkan pembatik maupun anak-anak pembatik dan pemuda-pemuda
desa beserta semua pihak yang peduli dengan nasib batik tulis kebumen, dapat terbuka
pemahaman dan pemikirannya mengenai pemasaran luar negeri secara optimal. Selain itu,
dengan bantuan inisiasi kerja sama penjualan ke luar negeri dari kami, tentunya menjadi
motivasi bagi masyarakat Tanuraksan untuk selalu mengembangkan pengetahuan pemasarannya
dan juga pembaharuan kualitas batik tulisnya.
Kebanyakan dari program ini merupakan sebuah kegiatan yang bisa dilaksanakan sendiri
dan waktu pelaksanaannya dilakukan dari hari-hari awal sampai pada saat diadakannya
penyuluhan Bimbingan Teknis Pemasaran di Fatayad, yaitu pada tanggal 19 Agustus 2011.
Faktor pendukung dari program ini adalah relatif mudah untuk dikerjakan. Sementara
faktor penghambatnya adalah benar-benar belum adanya link pemasaran khusus batik tulis ke
luar negeri melalui jalur pemerintah maupun swasta. Meskipun ada, hambatan yang muncul
berikutnya adalah ketidakmampuan perajin batik untuk memenuhi kuota ekspor dan standarisasi
produk. Oleh karena itu, dalam program ini hanya sedikit yang bisa dilakukan sampai akhir dan
hanya meninggalkan modul-modul pelaksanaan penjualan internasional pada saat program
penyuluhan Bimbingan Teknis Pemasaran pada kelompok Fatayad dan pada kelompok-
kelompok pembatik lainnya yang akan terbentuk.
2. Pengadaan Pameran Mini Batik Kebumen Pada Bazar di Asrama Haji
No. Sektor : 05.4.2.03
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program ini merupakan program tema yang bertujuan untuk memasyaratkan batik
Kebumen secara langsung dan masal. Pelaksanaan program ini dilatarbelakangi oleh masih
kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat Kebumen sendiri terhadap seni batik tulisnya
sendiri dan masih minimnya jalur pemasaran para pembatik. Diharapkan dengan adanya
program ini, akan tercipta brand awareness atau pencerahan atas batik tulis oleh masyarakat
Kebumen sendiri, dan dibarengi dengan semakin meningkatnya hubungan langsung antara
pembatik dengan pembeli akhir.
Pelaksanaan program ini dibagi beberapa tahap. Pertama, penjajagan kerjasama dengan
PT. Cahaya Murni Central Java Semarang yang mempunyai rencana untuk mengadakan bazar
pabriknya di Kebumen, menghasilkan kesanggupan untuk membantu pameran batik secara
penuh sebagai bagian dari program CSR-nya. Kedua, sosialisasi pameran batik pada seluruh
ketua RT di Tanuraksan dan juga menyertakan para pembatik di Jemur dan Seliling yang
dikoordinir oleh perwakilan subunit masing-masing. Lalu para perajin batik yang ingin
berpartisipasi dalam pameran ini, diarahkan untuk mengumpulkan batiknya di tempat ketua RT
masing-masing, untuk selanjutnya dikumpulkan dahulu. Kemudian, peminjaman dan setting
beberapa perabot yang dirasa perlu untuk pameran seperti seperangkat gawangan batik dari
Pak/Bu Lurah. Terakhir, pelaksanaan pameran yang diselenggarakan memakai sistem shift
secara bergantian dari Tanuraksan, Jemur, dan Seliling. Pameran mini batik kebumen ini
diselenggarakan pada tanggal 23-25 Juli 2011, 30-31 Juli 2011, dan 1-7 Agustus 2011. Tidak
lupa juga tahap pengembalian batik yang tidak terjual ke masing-masing ketua RT untuk diambil
para pembatik yang berpartisipasi.
Selama pelaksanaan pameran mini batik ini, banyaknya hal yang harus dijelaskan,
misalnya perbedaan antara batik tulis dengan batik cap atau batik printing, membuktikan bahwa
pembangunan tingkat keawasan publik terhadap warisan budaya seni batik tulis memang pantas
menjadi fokus utama dari pameran ini. Dan minat para pembeli batik yang banyak bertanya
tentang batik-batik tulis dan pembatiknya, menandakan bahwa pembentukan jalur pemasaran
langsung juga dapat menjadi fokus kedua.
Secara garis besar, program ini dapat dinilai sukses. Faktor pendukungnya adalah
tingginya partisipasi pembatik yang memenuhi target pengiriman kain batik yang ditentukan dan
banyaknya pengunjung dari Kebumen yang totalnya mencapai sekitar 95 orang selama dua belas
hari total penyelenggaraan. Hambatan yang ada banyak berasal dari sisi internal tim KKN-PPM
sendiri, dimana terbatasnya tenaga penjaga yang ada karena bertubrukan dengan program dari
masing-masing subunit asalnya.
3. Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat
No. Sektor : 05.4.9.55
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program ini merupakan salah satu bagian dari serangkaian program besar Penyuluhan
Koperasi/Usaha Kecil. Kami memecahnya menjadi beberapa bagian dengan tujuan agar
masyarakat lebih paham secara mendalam mengenai bagian-bagian administrasi mendasar yang
perlu dikuasasi. Metode yang diterapkan dalam penyuluhan ini yaitu masyarakat Tanuraksan
berkumpul ke sebuah tempat dan penyuluhannya dari kami yang sudah mencari bahan-bahan
untuk modulnya serta sudah meminta izin pengurus atau pemilik tempat tersebut..
Program ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2010 di Mushola Uswatun Hasanah
RT 4 RW 1 Dukuh Tanuraksan Desa Gemeksekti. Pada awalnya target penyuluhan ini adalah
koperasi ataupun paguyuban yang sudah ada di Tanuraksan. Namun, dikarenakan vakumnya
koperasi dan susahnya sebuah kelompok pembatik untuk terbentuk di sini, target penyuluhan ini
menjadi lebih spesifik lagi yaitu para pembatik dan keluarganya yang tertarik untuk
mengembangkan kemampuan administrasinya.
Pelaksanaan Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat ini digabung dengan
program Penyuluhan Teknis Administrasi Pembukuan dan program Percontohan Bagi
Koperasi/Paguyuban Yang Akan Dibentuk, agar bisa lebih komprehensif dan diharapkan bisa
memacu para pembatik untuk mulai menginisiasi peguyuban sendiri atas inisiatif bersama.
Peserta yang hadir lebih kurang 19 orang yang semuanya berasal dari Dukuh Tanuraksan Desa
Gemeksekti, dan dua orang diantaranya adalah tamu sesama pembatik dari Desa Jemur
Kecamatan Pejagoan yang terlibat dalam program Percontohan Bagi Koperasi/Paguyuban Yang
Akan Dibentuk.
Faktor penghambat kegiatan ini, yaitu waktu penyuluhan yang ternyata masih terlalu
pagi, yaitu jam 9 pagi, sehingga peserta yang datang tidak sebanyak jika dibandingkan dengan
program penyuluhan lain di tempat yang sama, di hari sebelumnya. Namun, secara garis besar
acara ini tergolong sukses. Hal ini bisa disinyalir dari motivasi para peserta yang hadir untuk
mulai berinisiatif membentuk kelompok pembatik sendiri, dan adanya permintaan penyuluhan
ulang yang mendesak dari kelompok batik KUPP Lukulo, RT 4 RW 2 Tanuraksan, yang tidak
sempat hadir pada acara penyuluhan resminya.
4. Pembuatan Database Pengrajin Batik dan Kelompok Yang Ada
No. Sektor : 05.4.9.99
Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program ini masuk dalam rangkaian program besar Perencanaan Koperasi dan nantinya
akan menjadi acuan bagi program Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Database Pengrajin dan
Konsumen. Lingkup program ini meliputi tiap-tiap desa yang jadi sasaran KKN PPM UGM Unit
44 Kabupaten kebumen ini, yang dikelola oleh satu orang penanggung jawab di tiap tingkat
subunitnya. Kegiatan ini dilaksanakan mengingat belum optimalnya pengelolaan database
perajin batik, yang informasinya bisa dikatakan juga masih tidak komprehensif. Dan hal itu
dapat menyebabkan ketidaktepatan pemberian bantuan bagi perajin batik oleh pemerintah
maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Mengingat adanya potensi masalah tersebut, kami
berupaya untuk memperbaiki database yang ada, dengan menambahkan biodata pribadi dan
informasi lain yang mengarah pada tingkat produktivitas dan tingkat kesejahteraan para
pembatik di masing-masing subunit.
Pelaksanaannya dilakukan melalui dua tahap, dan dilakukan bersama-sama dengan
program Pembuatan Database Konsumen dan program Pembuatan Database Supplier, setelah
mendapat acuan database dari pihak Disperindag. Pertama, dilakukan pendekatan ke setiap ketua
RT yang ada, untuk bisa membantu melakukan pencatatan nama-nama warganya yang masih
aktif membatik dan, jika dimungkinkan, sudah dengan informasi-informasi yang dibutuhkan.
Tahap pertama ini mulai dilakukan pada tanggal 16 Juli 2011, dan sengaja dibarengi dengan
sosialisasi program Pengadaan Pameran Mini Batik Pada Bazar di Asrama Haji untuk waktu
kerja yang lebih efektif. Sedangkan tahap kedua dilakukan dengan menggunakan daftar nama
pembatik yang telah diambil dari ketua RT masing-masing sebagai patokan kunjungan secara
door-to-door. Kegiatan tahap kedua ini dilaksanakan mulai dari tanggal 8 Agustus 2011 sampai
dengan 12 Agustus.
Kegiatan ini berhasil diterapkan dan mendapat sambutan serta harapan yang cukup besar
dari masyarakat sekitar akan perbaikan kualitas hidup mereka sebagai perajin batik. Dengan
adanya kegiatan ini, diharapkan pihak-pihak yang belum mempunyai database selengkap ini
akan dapat termudahkan usahanya untuk membuatnya, dan kelak bisa memperbaharuinya sesuai
dengan kebutuhan spesifiknya masing-masing. Sedangkan hambatan kegiatan ini, yaitu sulitnya
mendapatkan informasi pribadi tentang keuntungan riil dari tiap kain batik yang dijual dan
adanya ketua RT yang tidak mengetahui seluk beluk warganya sendiri.
5. Sosialisasi Penyuluhan Daur Ulang dan Komposisasi Sampah di RW 2
No. Sektor : 09.3.9.55
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program ini merupakan program non-tema yang dilatarbelakangi oleh kurangnya
kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, yang dapat menyebabkan
berbagai penyakit yang berbahaya. Oleh karena itu, dengan adanya program yang utamanya
merupakan sosialisasi atau woro-woro ini diharapkan masyarakat akan memiliki kesadaran
untuk menjaga kebersihan dan memiliki keinginan atau hasrat untuk mengikuti program
Penyuluhan Daur Ulang dan Komposisasi Sampah yang menjadi program tindak lanjut dari
program ini.
Dalam pelaksanaannya, program sosialisasi ini dibagi menjadi dua area yaitu RW 1 dan
RW 2, yang masing-masing memiliki penanggung jawab masing-masing. Sebagai penanggung
jawab program sosialisasi di area RW 2, faktor pendukung yang mempermudah proses ini adalah
faktor kedekatan ibu-ibu PKK di tiap RT di RW 2 yang membuat penyebaran informasi atau
pengumuman menjadi lebih cepat dan efisien. Tidak ditemukan faktor penghambat yang berarti
di program sosialisasi ini.
6. Sosialisasi Kerja Bakti Pembersihan Selokan di RT 3 RW 2
No. Sektor : 09.3.9.55
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program ini merupakan program non tema yang mempunyai latar belakang yang hampir
sama dengan program sebelumnya. Bedanya adalah jika program sebelumnya lebih menyoroti
pengelolaan sampah yang cara pembuangannya di sembarang tempat, maka program ini
berfokus pada proses pemeliharaan secara bersama-sama dan perbaikan saluran air atau selokan
yang sudah mengalami pengendapan akibat sampah yang selalu dibuang sembarangan.
Diharapkan dengan program ini masyarakat RW 2 Tanuraksan, terutamanya, akan memiliki
kesadaran untuk kembali mempraktikkan jiwa gotong royong untuk menjaga dan mengontrol
kebersihan lingkungannya.
Sejak awal perencanaan, pelaksanaan program ini juga akan dibarengi dengan sesama
rekan suunit yang memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan sebuah inisiasi untuk bergotong
royong membersihkan selokan di RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, dan RT 5 di RW 2 secara bersama-
sama dalam satu hari. Namun dalam pelaksanaan sosialisasi ini, ternyata area RT 1 tidak
mempunyai selokan sehingga tidak bisa diikutkan dalam program ini. Faktor pendukungnya
adalah masyarakat sekitar masih sangat akrab satu sama lain sehingga pembicaraan untuk
inisiasi gotong royong masal ini berjalan dengan mulus. Namun hambatan yang terbesar pada
saat hari pelaksanaan gotong royong adalah kemalasan masyarakat untuk bangun pagi, sehingga
membuat pihak yang banyak bergotong royong adalah penduduk RT 3 RW 2 saja.
7. Pengadaan Nonton Bareng Dalam Rangka Pengumpulan Para Pemuda
No. Sektor : 11.4.1.01
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Program non tema ini berangkat dari keprihatinan semakin mengikisnya budaya guyub
atau budaya kumpul-kumpul, terutama di kalangan pemuda-pemudi desa saat ini. Program ini
juga berperan sebagai salah satu sarana pendukung dari program Inisiasi Karang Taruna dan
Organisasi Kepemudaan di Tanuraksan. Dalam perencanaannya bersama dengan beberapa
pemuda, program ini akan dilaksanakan sebelum bulan puasa. Hal iini dikarenakan oleh alasan
sosial dan religiusitas, dimana sama sekali tak ada kesempatan untuk mengadakannya setelah
tarawih dengan banyaknya pengajian-pengajian baik yang diadakan di masjid, mushola, maupun
di rumah masing-masing.
Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan peminjaman alat-alat pemutaran film
dari Balai Desa serta dukungan karpet, terpal, dan kursi dari Bu Amat yang tinggal tepat di
sebelah ketua RW 2. Tempat pelaksanaannya adalah di halaman Bapak Haji Ruslan, di sebelah
timur MIN Model RW 2, dan waktu pelaksanaannya pada tanggal 29 Juli 2011 mulai sekitar
pukul 20:00 WIB sampai dengan sekitar pukul 21:30 WIB. Secara garis besar, program ini
terbilang cukup sukses karena sangat banyaknya penduduk dari segala usia yang datang, tidak
hanya pemuda-pemudi saja, yaitu sekitar 142 orang. Tidak banyak hambatan berarti dalam
pelaksanaan program ini, kecuali pengambilan posisi oleh para pemuda-pemudi yang kurang di
area depan, yang membuat interaksi beberapa rekan yang bertanggung jawab untuk program
kepemudaan dengan mereka jadi berdampak minimal.
8. Pengelolaan Konten Majalah Dinding
No. Sektor : 19.2.1.02
Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)
Sifat Program : Inter Disipliner (ID)
Program ini merupakan program non-tema yang berangkat dari minimnya tingkat
wawasan pengetahuan yang berdampak pada dangkalnya cara pandang kebanyakan anak-anak
muda dan masyarakat di sana . Diharapkan program ini dapat memperkaya khazanah ilmu yang
bisa didapat, tidak hanya dari pendidikan formal. Program ini juga merupakan interdisipliner
dengan program Pengadaan Papan Majalah Dinding, dan pelaksanaannya dibarengi dengan
pelaksanaan program Lomba Menggambar dan Mengarang di Sekolah Dengan Tema Bersih
Lingkungan dan Cita-Citaku.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menjadikan program lomba tersebut sebagai acuan
program bantu, dan kemudian menjadi program pokok pada saat pemasangan karya-karya
terbaik dari lomba tersebut, baik di papan mading sekolah maupun di papan mading yang sudah
selesai dibuat dan dipajang di dekat Masjid An-Noor. Untuk menjaga keberlangsungan
penggunaan papan mading ini untuk memperluas pengetahuan informal masyarakat, dilakukan
juga sosialisasi ke ketua-ketua RT dan kelompok setempat mengenai pentingnya majalah
dinding tersebut untuk desa itu, fungsi mendasarnya, dan syarat-syarat apa saja yang bisa dan
boleh dipasang di sana. Seluruh masyarakat di Tanuraksan berhak untuk menggunakannya,
asalkan untuk kepentingan yang memajukan ilmu pengetahuan umum secara bersama-sama.
Program ini dapat dinyatakan sukses karena banyaknya pertanyaan yang dapat menjadi
tolok ukur keantusiasan setiap ketua RT, yang beberapa diantaranya juga merupakan tenaga
pengajar di beberapa jenis sekolah formal di Tanuraksan. Hambatan yang mendasar adalah
belum pernah adanya pembuatan mading, sehingga dikhawatirkan setelah ditinggal oleh tim
KKN-PPM, papan tersebut malah akan dianggap sama atau menjadi satu dengan papan
informasi yang pengadaan dan pengelolaannya juga menjadi salah satu program subunit yang
lainnya.
II. KESIMPULAN
Secara umum program-program yang dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM di Dukuh
Tanuraksan, Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
berjalan dengan baik dan lancar. Adanya partisipasi yang aktif dari masyarakat menunjukkan
bahwa masyarakat peduli dengan adanya pembaharuan dan peningkatan kesejahteraan hidup di
Tanuraksan. Program-program yang dilaksanakan diharapkan dapat berjalan mandiri dan
berkesinambunan selepas tidak adanya tim KKN-PPM UGM.
Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan
partisipasi dari masyarakat Tanuraksan serta rekan-rekan tim KKN-PPM dari subunit lain yang
ikut membantu dalam melancarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan di subunit
Tanuraksan. Selain itu, hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan justru menjadi
pelajaran dalam pelaksanaan acara berikutnya, baik dari kacamata perangkat desa maupun dari
pihak mahasiswa KKN-PPM sendiri.
Dengan adanya KKN-PPM, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami realita
kehidupan yang ada di berbagai lapisan masyarakat dan dapat menyesuaikan diri atas adanya
perbedaan-perbedaan yang ada. Selain itu, program-program yang dilaksanakan diharapkan
dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan penduduk di desa-desa Kebumen pada
umumnya dan para perajin batik di Tanuraksan, Jemur, dan Seliling pada khususnya.
III. SARAN
Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu
disampaikan demi peningkatan dan keefektifan serta efisiensi pelaksanaan program KKN-PPM
selanjutnya, antara lain :
Mahasiswa KKN sebaiknya bersikap aktif dan ramah untuk bersosialisasi dengan
masyarakat selama pelaksanaan program-program KKN, karena hal tersebut dapat
menambah antusiasme dari masyarakat. Dan akan lebih baik lagi jika sudah mempelajari
Bahasa Jawa yang halus dan baik ketika akan ditempatkan di daerah pedesaan manapun
di pulau Jawa ini.
Untuk para mahasiswa angkatan berikutnya, dari pengalaman di subunit Tanuraksan ini,
akan besar sekali kemungkinan program-program yang ada tidak akan bisa dilaksanakan
secara maksimal jika berada di bulan puasa. Jadi sebisa mungkin program-program yang
membutuhkan keterlibatan masyarakat secara masal dilaksanakan pada saat belum
memasuki bulan puasa.
Pemerintah daerah dan perangkat desa setempat sebaiknya melakukan tindak lanjut atas
program-program yang telah dilaksanakan tim KKN-PPM UGM agar masyarakat dapat
melanjutkan program-program tersebut sehingga dapat memajukan wilayahnya dalam
berbagai hal, khususnya dalam optimalisasi produksi, pemasaran dan pemasyarakatan
batiknya sendiri.
Pihak LPPM sebaiknya menambah masa pembekalan mahasiswa KKN agar lebih
optimal sehingga ketika terjun ke lokasi mahasiswa sudah benar-benar siap. Ditambah
lagi, mungkin waktu pelaksanaannya sebaiknya tidak bertabrakan dengan masa-masa
puasa yang mendekati hari lebaran.
IV. LAMPIRAN
Penjajagan Penjualan Batik Ke Luar Negeri
Pengadaan Pameran Mini Batik Kebumen Pada Bazar di Asrama Haji
Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat
Pembuatan Database Pengrajin Batik dan Kelompok Yang Ada
Sosialisasi Penyuluhan Komposisasi dan Daur Ulang Sampah
Sosialisasi Kerja Bakti Pembersihan Selokan di RT 3 RW 2
Pengadaan Nonton Bareng Dalam Rangka Pengumpulan Para Pemuda
Pengelolaan Konten Majalah Dinding