Download - LPK Krisna Hanjar Prastawa
-
Laporan Pelaksanaan Kegiatan (Individu)
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
(Individu)
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN : 2015
SUB UNIT : LETVUAN
UNIT : MLK-02
KECAMATAN : HOAT-SURBAY
KABUPATEN : MALUKU TENGGARA
PROVINSI : MALUKU
Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa : KRISNA HANJAR PRASTAWA
Nomor Mahasiswa : 12/334701/PA/14934
SUBDIREKTORAT KKN DIREKTORAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2015
-
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PENDAHULUAN
Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata PPM UGM 2015 dengan
tema Pembangunan dan Optimalisasi Rahan Kakain untuk
Meningkatkan Kualitas Pendidikan serta Pendampingan UMKM
Masyarakat di desa Letvuan, Kecamatan Hoat Surbay, Maluku Tenggara,
Maluku.
Pelaksanaan kegiatan KKN PPM UGM 2014 diawali dengan
observasi. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi
awal tentang kondisi sosio-kultural masyarakat dan potensi yang ada.
Adapun metode yang digunakan yaitu berupa pengamatan dan
wawancara. Melalui observasi ini diharapkan dapat mengetahui potensi
dan kekurangan yang ada sehingga akan memudahkan dalam
menganalisa program-program yang akan dilaksanakan selama masa
KKN. Hasil yang diperoleh selama observasi antara lain informasi
mengenai keadaan wilayah, potensi, dan pola hidup masyarakat,
sehingga dari informasi tersebut dapat ditemukan berbagai
permasalahan yang ada serta dicari solusinya yang tertuang dalam
program-program kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Selain informasi tersebut,
kegiatan observasi ini juga dapat menjalin hubungan yang baik terhadap
para tokoh masyarakat beserta perangkat-perangkatnya agar dalam
pelaksanaan program dapat bekerja sama secara harmonis dan sinergis.
Lokasi Kuliah Kerja Nyata berada di desa Letvuan, salah satu desa
di Kei Kecil Maluku Tenggara. Desa ini merupakan salah satu desa
besar di Kei Kecil, yaitu dengan jumlah penduduk hampir 2000 jiwa. Desa
Letvuan ini terletak di pesisir teluk Surbay, yang membuat orang-orang
Letvuan bermatapencaharian di laut. Penduduk kebanyakan menjadi
petani rumput laut, nelayan, dan ada juga yang berkebun. Ada 2 agama
yang ada di desa Letvuan ini, yaitu Katholik dan Islam. Namun setelah
-
kerusuhan Ambon, banyak warga yang beragama Islam meninggalkan
desa, sehingga mayoritas penduduk di desa Letvuan beragama Katholik.
Dari segi sosial, penulis melihat kebiasaan-kebiasaan buruk yang
dilakukan oleh masyarakat di dalam desa. Masyarakat sangat
ketergantungan dengan togel. Hampir semua orang dewasa laki-laki atau
perempuan di desa memainkan togel. Mereka memainkan togel dengan
dalih untuk mengisi waktu luang. Kebiasaan buruk lainnya adalah banyak
masyarakat yang mengkonsumsi minuman keras. Bahkan minuman
keras sudah menjadi hal yang biasa bagi orang muda disana. Saat
melakukan pengamatan pada anak-anak, anak-anak kecil di desa
Letvuan sering mendapatkan perlakuan kasar dari orang yang lebih tua,
mereka sering dikata-katai kotor dan diberikan kekerasan fisik. Anak-
anak butuh tempat yang nyaman untuk mereka dapat belajar dan
berinteraksi dengan teman-temannya.
Dari segi sarana dan prasarana, saat malam hari di desa Letvuan
ini terlihat sangat gelap. Tidak ada lampu untuk penerangan di jalan,
sehingga berbahaya saat berkendara di malam hari. Salah satu
permasalahan lainnya, masyarakat belum mengerti bagaimana
menghadapi bencana yang terjadi serta bagaimana atau mengapa
bencana tersebut bisa terjadi seperti gempa bumi, angin puting beliung
dan beberapa bencana alam lainnya. Di daerah ini adalah daerah rawan
gempa bumi, karena terletak di ring fire.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di Kei Kecil, terlihat
mengerikan. Karena orang-orang asli Kei mempunyai perawakan yang
besar dengan kulit gelap dan wajah menyeramkan. Namun saat mulai
berinteraksi, masyarakat di Letvuan sangat ramah dan baik hati. Adat di
Letvuan, mereka akan sangat senang menerima tamu dan akan
memberikan yang terbaik untuk tamu. Adat sangat kental diberlakukan di
desa Letvuan. Masyarakat di Letvuan berprinsip percaya kepada Tuhan
dan menghormati leluhur.
-
PEMBAHASAN
Hasil Kegiatan
a. Pengadaan penerangan jalan listrik di Desa Letvuan
No. Sektor : 1.5.08
Jenis Program : Pokok Tema
Pada beberapa lokasi atau titik di Desa Letvuan sangat gelap
sehingga masyarakat desa banyak yang merasa susah untuk melewati
beberapa sudut jalan yang gelap tersebut serta perlu menggunakan alat
penerangan berupa senter atau headlamp.
Kegiatan pembuatan lampu jalan ini bertujuan untuk membantu
warga di desa Letvuan dalam melewati lokasi jalan yang gelap dan sukar
untuk dilalui karena kurangnya penerangan jalan. Masyarakat terutama
anak-anak dan wanita dapat melalui jalan di desa dengan nyaman tanpa
merasa takut untuk melalui jalan tersebut.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengambil sekitar tiga puluh
kayu di hutan, lalu dikeringkan dan dibersihkan. Setelah itu dilakukan
pengecatan pada kayu tersebut dan membuat tudung lampu dari seng.
Setelah dilakukan pemasangan kayu yang sudah diberi dudukan lampu
dan tudung pada lokasi yang telah ditetapkan, barulah melakukan instalasi
listrik kerumah terdekat dimana lampu jalan tersebut berada. Kegiatan ini
ditujukan untuk seluruh warga desa Letvuan.
Kegiatan pembuatan lampu jalan ini dilakukan selama dua minggu,
pada minggu pertama dilakukan survey lokasi serta pengadaan alat dan
bahan dalam pembuatan lampu jalan, dan pada minggu kedua adalah
pemasangan lampu jalan di titik-titik yang telah ditetapkan sebelumya.
Rangkaian kegiatan ini dilakukan pada tanggal 10-18 Juli 2015 dengan
dibantu oleh enam orang warga desa.
Setelah diadakan kegiatan ini, warga desa Letvuan merasa puas
dan nyaman karena aktifitas pada malam hari yang semula agak susah
dilakukan karena jalan yang gelap menjadi jauh lebih mudah karena
kondisi desa yang sudah terang.
-
b. Melakukan pemugaran fasilitas di Mushola Kampung Muslim
No. Sektor : 1.5.10
Jenis Program : Pokok Tema
Keberadaan mushola di kampung muslim sangat penting bagi
warga kampung muslim meskipun Desa Letvuan memiliki masyarakat
mayoritas katholik. Setelah adanya peristiwa kerusuhan di Maluku pada
awal tahun 2000, banyak rumah warga yang hancur begitu pula Mesjid
sebagai tempat ibadah warga muslim. Maka dari itu beberapa tahun
setelahnya warga muslim bekerja sama dengan warga katholik
membangun bangunan semi permanen sebagai Mushola. Fasilitas
mushola seperti tempat mengambil air wudhu, batas shaf, lampu, papan
nama Mushola dan karpet yang ada akhirnya hanya dibuat seadanya
karena kurangnya koordinasi dari kampung muslim sendiri. Karena itu
adanya program pemugaran tempat ibadah ini digunakan sebagai
perbaikan fasilitas yang kurang lengkap dan memadai serta merupakan
program yang belum dilakukan pada tahun sebelumnya.
Mushola yang berukuran 8x6 m2 berada di dekat loat un/kolam dan
berada ditepian wilayah kampung muslim. Mushola tersebut tanpa
dilengkapi MCK dan tempat air wudhu yang memadai serta bagian dalam
mushola seperti karpet, lampu, speaker, batas shaf yang juga tidak cukup
baik. Selain itu, tidak adanya plang atau papan penunjuk Mushola serta
papan nama Mushola membuat pendatang yang beragama muslim
menjadi susah untuk menemukan Mushola di desa Letvuan. Pemugaran
Mushola bertujuan untuk membuat warga Muslim merasa nyaman untuk
beribadah serta dapat dijadikan sebagai tempat warga muslim melakukan
kegiatan ibadah lainnya seperti pengajian ataupun menyambut pendatang
yang juga beragama Muslim.
Berangkat dari permasalahan di atas, maka pemugaran fasilitas
tempat ibadah penting untuk diangkat menjadi program KKN-PPM UGM
2015 guna meningkatkan nilai guna Mushola sebagai tempat ibadah yang
-
awalnya jarang dikunjungi menjadi sering dikunjungi warga Muslim.
Kegiatan pemugaran fasilitas Mushola ini dilaksanakan pada tanggal 24
dan 25 Juli 2015 yang dibantu oleh 2 orang warga muslim dan beberapa
mahasiswa selain penanggungjawab. Pemugaran diawali dengan
penggantian letak speaker/TOA, memperbaiki bak tempat air wudhu yang
bocor, penggantian lampu Mushola, pemasangan karpet, perapihan kain
batas shaf serta pemasangan papan untuk kegiatan TPA. Terakhir,
dilakukan pembuatan papan penunjuk arah ke Mushola dan papan nama
Mushola.
Adanya kegiatan ini sangat berpengaruh bagi warga muslim di
desa Letvuan. Setelah adanya kegiatan ini, diharapkan semua warga
muslim dapat dengan nyaman beribadah dan meramaikan kegiatan
ibadah yang dilakukan di Mushola kampung muslim. Selain itu, fasilitas
Mushola yang sudah cukup lengkap juga diharapkan menjadi pemacu
warga dan anak-anak warga kampung muslim untuk menjaga dan
memakai fasilitas dengan sebaik-baiknya.
c. Pengajaran kesiagaan terhadap bencana pada siswa SMPN 13
Letvuan
No. Sektor : 3.14.02
Jenis Program : Pokok Tema
Desa Letvuan yang berada didaerah pesisir dimana Maluku
Tenggara merupakan salah satu daerah berbentuk kepulauan
membuat desa Letvuan tidak luput dari bencana alam. Salah satu
bencana alam yang pernah terjadi di desa Letvuan adalah gempa
tektonik yang disebabkan oleh adanya pergeseran lempengan-
lempengan kulit bumi, dimana lempengan ini bergerak secara terus
menerus. Pergerakan lempengan kulit bumi inilah pada saat tertentu
antar lempengan tersebut terjaditabrakan, patahanatau gesekan.
Indonesia yang rawan gempa disebabkan karena lokasi indonesia
yang berada di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng
-
Eurasia, lempeng pasifik dan lempeng Australia. Ditambah,
diindonesia berada pada posisi ring on fire, yang menjadikan
indonesia sering sekali merasakan bencana alam berupa gempa bumi
dan letusan gunung berapi.
Daerah Kei yang terletak di busur banda atau batas lempeng
Eurasia dan Australia membentuk pelingkaran hampir 360 derajat
sehingga potensi gempa sangat besar. Gempa tektonik terbesar yang
terjadi di Kei Kecil terjadi pada tahun 2012 yang menyebabkan warga
sangat panik karena terjadi pada pagi hari sebelum dimulainya
aktifitas. Maka dari itu perlu dilakukan pembelajaran mengenai
kesiagaan terhadap bencana yang sasarannya adalah siswa SMPN
13 desa Letvuan.
Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan informasi mengenai
pengertian gempa, jenis-jenis gempa, penyebab gempa dan akibat
apa saja yang ditimbulkan setelah terjadinya gempa. Kegiatan
pengajaran ini dilakukan pada tanggal 6-8 Agustus 2015 di kelas 7, 8,
dan 9 SMP. Siswa yang menerima pelajaran siaga bencana terlihat
sangat antusias karena mendapatkan informasi baru yang tidak
mereka dapatkan di kurikulum sekolah.
Sebagian besar siswa yang bahkan mencatat informasi yang
dijelaskan dan ditulis di papan tulis. Berbeda dengan pelajaran
mereka pada umumnya, pelajaran ini dianggap sebagai sesuatu yang
baru dan menyenangkan bagi siswa-siswa SMP yang biasanya hanya
fokus saat setengah jam hingga satu jam pertama pelajaran. Siswa
laki-laki yang biasanya sangat ribut dan sulit diatur, lebih sering
memperhatikan pelajaran siaga bencana yang diajarkan. Adanya
pelajaran tentang siaga bencana ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai permulaan untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan
saat terjadi bencana alam, salah satunya adalah gempa bumi.
-
d. Pemberian simulasi kesiagaan terhadap bencana pada Siswa
SMPN 13 Desa Letvuan
No. Sektor : 3.14.03
Jenis Program : Pokok Tema
Hampir sama dengan pengajaran siaga bencana, untuk
simulasi lebih didominasi oleh praktek dalam menghadapi bencana
alam terutama gempa bumi sedangkan pengajaran kesiagaan lebih
didominasi oleh teori dan informasi tentang bencana alam. Simulasi ini
dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang prosedur aman
dalam menghadapi gempa bumi. Beberapa prosedur yang telah
diajarkan selanjutnya akan dipraktekkan oleh siswa-siswa yang
memiliki keberanian dalam mempresentasikan kegiatan yang telah
diajarkan. Prosedur itu antara lain melindungi kepala dengan
tas/bantal, sembunyi dibawah kolong meja, menjauhi tembok besar,
lemari dan pohon besar, serta segera berlari ke lapangan luas agar
terhindar dari reruntuhan bangunan.
Pengetahuan siswa yang sedikit dalam cepat tanggap
menangapi gempa bumi, menjadi salah satu alasan mengapa
dilaksanakannya program pengajaran ini. Simulasi yang diajarkan
pada siswa kelas 7, 8, dan 9 ini dilakukan karena banyak siswa yang
merasa takut saat terjadi gempa sehingga tidak mengetahui apa yang
harus dilakukan saat terjadinya gempa bumi. Selain itu, karena pada
tahun 2012 terjadi gempa yang sangat kuat di pulau Kei Kecil banyak
sekali siswa yang masih mengingat dengan jelas kejadian tersebut
sehingga dapat mendeskripsikan bagaimana keadaan desa Letvuan
saat terjadinya gempa bumi.
Koordinasi yang sangat baik antara siswa dengan mahasiswa
dalam terlaksananya kegiatan ini, membuat kegiatan simulasi yang
dilakukan sangat efektif dan meninggalkan kesan yang baik bagi
semua guru SMPN 13 Letvuan. Siswa-siswa yang mengikuti dan
mempraktekkan simulasi juga sangat senang karena dapat mengikuti
-
prosedur yang telah diajarkan dengan mudah. Kegiatan simulasi ini
dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2015 dari jam 08.00 hingga 13.00.
Setelah diadakan kegiatan ini, diharapkan para siswa dapat mengerti
dan mengingat dengan baik bagaimana prosedur aman untuk
menyelamatkan diri dan tidak panik saat terjadi bencana alam
terutama gempa bumi.
e. Pembangunan Rahan Kakain (Rumah Pintar) sebagai
perpustakaan di Desa Letvuan.
No. Sektor : 1.5.11
Jenis Program : Pokok Tema
Kondisi pendidikan desa yang jauh dari kata cukup baik
menjadikan banyak anak-anak kecil yang memilih untuk tidak belajar
di saat malam hari dan menggunakan waktunya hanya untuk bermain
selain belajar di sekolah. Anak-anak yang berstatus sebagai siswa SD
hingga kelas 4 di desa Letvuan bahkan tidak dapat mengeja dan
berhitung dengan baik karena waktu yang ada hanya digunakan untuk
bermain, mandi di kolam/Loat Un/air goa, serta sebagian lagi
membantu orang tua mereka dalam mencari uang.
Untuk siswa SMP kelas 7, 8 dan 9 pun belum bisa
mengoperasikan komputer dengan baik, bahkan sangat tertinggal
dalam arus globalisasi yang salah satunya adalah
penggunaankomputer dan internet. Bahkan daerah lain di bagian
barat Indonesia, siswa TK sudah dapat mengoperasikan komputer
dengan baik dan mengetik blog sebagai pengembangan bakat mereka
dalam segi kepenulisan. Kondisi kritis seperti diatas melatar-belakangi
salah satu tema besar KKN-PPM kami yaitu peningkatan kualitas
pendidikan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat seminggu
setelah tiba di Letvuan, dapat menunjukkan bahwa anak-anak desa
Letvuan kekurangan fasilitas yang dapat digunakan sebagai tempat
-
untuk belajar dan mengembangkan kemampuan diri. Alasan
keterbatasan media tempat pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai
program KKN-PPM yang dilaksanakan pada 3 minggu terakhir KKN.
Kegiatan ini dapat dikatakan sangat penting dikarenakan kondisi
masyarakat baik itu anak-anak sampai remaja yang memiliki
pengetahuan yang sangat minim tentang dunia, baik itu pelajaran
sekolah maupun pengetahuan umum.
Pembangunan rahan kakain awalnya akan dilakukan dari
pembangunan awal yaitu membuat sesuatu bangunan yang semula
tidak ada menjadi ada. Tetapi, karena mengingat waktu yang
diperlukan lebih banyak daripada waktu yang disediakan maka
masyarakat mengizinkan untuk memakai bangunan yang sudah lama
tidak terpakai yang dulunya merupakan tempat posyandu biasa
dilaksanakan. Pembangunan Rahan Kakain dimulai dengan
mengecek apa-apa saja yang perlu dibangun, diperbaiki atau hanya
sekedar dilakukan pengecatan ulang. Ternyata, bangunan yang
dulunya merupakan posyandu tersebut sudah sangat harus direnovasi
ulang karena kondisi bangunan yang benar-benar sangat rusak.
Pengerjaan Rahan Kakain dilakukan dengan merekonstruksi
bangunan selama satu minggu dan melakukan desain bangunan
untuk menentukan ruangan tempat membaca, tempat belajar
kelompok dan juga ruangan komputer. Setelah itu, barulah dimulai
pelaksanaan kegiatan renovasi Rahan Kakain yang dibantu oleh
sekitar 5 orang warga. Pada mulanya dilakukan pembersihan bekas
puing-puing bangunan dan sampah yang banyak terdapat di
bangunan tersebut. Lalu, setelah itu dilakukan penggantian beberapa
substansi bangunan dan memperbaikinya. Minggu kedua kegiatan,
dilakukan pengecatan bangunan, pengadaan papan tulis,
pemasangan atap seng baru, instalasi lampu dan listrik, rak buku, dan
investaris buku. Untuk buku-buku yang akan mengisi rak Rahan
Kakain, akan digunakan buku yang sebelumnya telah dikumpulkan di
-
Jogja ditambah buku yang ada di rumah mantan Kepala Desa
sebanyak 2 rak buku.
Pengecatan dilakukan pada bagian dalam bangunan, luar
bangunan, jendela, pintu, papan tulis, rak buku, dan atap seng. Pada
minggu ketiga barulah dilakukan penghiasan bangunan dengan rak
pohon, gambar-gambar perkotaan di dinding, cap telapak tangan di
dinding, tulisan-tulisan bahasa inggris yang sengaja di tulis di bagian
dinding ruangan belajar kelompok. Pelaksanaan Rahan Kakain
membutuhkan waktu yang hampir 24 jam karena pengejaran waktu
peresmian yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena kondisi desa
yang tidak memiliki toko bangunan dan minimnya alat-alat
pertukangan, maka harus dilakukan pembelian bahan bangunan dan
pengadaan alat-alat pertukangan di Kota yang jaraknya sekitar 30
menit dari desa Letvuan.
Kegiatan ini diakhiri dengan peletakan dua unit komputer
lengkap dan peresmian rahan kakain tanggal 25 agustus 2015 yang
dihadiri oleh warga desa, pejabat desa, anak-anak desa Letvuan dan
dilakukan pemutaran film ekudasi berdurasi 1 jam 30 menit di ruangan
depan Rahan Kakain. Pelaksanaan Rahan Kakain ini dilakukan pada
tanggal 26 Juli 2015-24 Agustus 2015. Rahan kakain ini terletak di
belakang balai desa yaitu sekitar rukun 3 yang bersebelahan langsung
dengan bangunan milik dinas perikanan yang ada di desa Letvuan.
Adanya pemugaran fasilitas desa berupa Rahan Kakain ini
diharapkan dapat sebagai tempat berkumpulnya anak-anak untuk
membaca buku untuk menambah pengetahuan, mengerjakan PR
(Pekerjaan Rumah) bersama-sama, belajar bersama-sama dan
latihan mengoperasikan komputer dengan baik sehingga waktu
kosong yang dimiliki anak-anak selain bersekolah dapat digunakan
untuk mengembangkan potensi diri dan belajar dengan maksimal
serta untuk mengurangi waktu bermain yang banyak.
-
Hambatan dan Tantangan
Secara keseluruhan program yang direncanakan sudah dapat
berjalan dengan baik. Namun masih ada sedikit kendala seperti:
a. Warga Desa Letvuan yang sebagian besar merupakan petani rumput
laut yang harus bekerja pada pagi hari hingga sore hari membuat
koordinasi kegiatan KKN dengan pihak Desa yang kurang lancar dan
menunda waktu pelaksanaan kegiatan KKN seperti sosialisasi, diskusi
umum, senam sehat bersama, penyuluhan dan banyak kegiatan
lainnya.
b. Kurangnya alat transportasi yang memadai untuk membeli peralatan
yang dibutuhkan ke kota, sehingga harus mencari ke semua bagian
Desa dan meminta izin pada warga yang memiliki motor/mobil yang
dapat dipinjam dan digunakan untuk membeli keperluan kegiatan KKN.
c. Keberadaan desa yang sangat jauh dengan pusat perbelanjaan dan
pertokoan membuat penundaan jalannya kegiatan KKN yang harus
dilakukan pembelian substansi dalam jumlah yang banyak sehingga
susah untuk membawanya kembali ke desa.
d. Akses di desa yang mengharuskan warga dan mahasiswa kemana-
mana berjalan kaki membuat lamanya kegiatan untuk dimulai dan
dilaksanakan sehingga membuat terhambatnya kegiatan KKN yang
seharusnya dapat lebih cepat selesai.
Jejaring Kemitraan dan Peran Serta Masyarakat
Selama kegiatan KKN-PPM ini berlangsung, mahasiswa telah
berinteraksi dengan beberapa pihak yang memang memiliki kepentingan
untuk mengembangkan desa. Jejaring kemitraan yang penulis dapatkan
pada KKN ini yaitu:
a. Mantan Kepala Desa Letvuan
b. Pemuda Rukun Muslim dan Orang Muda Katholik (OMK) Desa
Letvuan.
c. Petani Rumput Laut dan anggota kelompok pengolahan rumput laut di
Desa Letvuan.
d. Badan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Tual, Maluku Tenggara.
e. Dinas Pendidikan dan Olah Raga (DISPORA) Tual, Maluku Tenggara.
f. Dinas Sosial Maluku Tenggara.
g. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Maluku Tenggara.
h. Dinas Pertanian Maluku Tenggara.
i. Dinas Perikanan Maluku Tenggara.
-
j. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tual, Maluku Tenggara.
k. Pejabat dan FO di Desa Letvuan.
l. Pemerintah Kecamatan Hoat Sorbay Maluku Tenggara.
m. Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara.
n. SD Naskat Letvuan dan SMP Negeri 13 Ohoi, Letvuan.
o. Seluruh warga Desa Letvuan dan tokoh-tokoh masyarakat yang tidak
dapat kami jabarkan satu-persatu yang telah membantu dan
berkoordinasi dengan baik sehingga program KKN-PPM UGM 2015
MLK-02 dapat berjalan dengan lancar.
Keterlibatan dalam Masyarakat
Keterlibatan dalam masyarakat dimulai sejak perencanaan program
kegiatan lapangan, pelaksanaan, dan pengusahaan pendanaan. Untuk itu
kami dalam melakukan berbagai program selalu mengadakan pendekatan
secara sosio-kultural terhadap masyarakat sehingga lebih kooperatif dan
partisipatif.
Pendekatan-pendekatan kami lakukan baik sebelum, pada saat,
dan sesudah program dilaksanakan. Kami turut berpartisipasi dalam
berbagai hal sosio-kultural yang berada di Desa Letvuan. Banyak hal yang
kami lakukan untuk bisa berpartisipasi dalam masyarakat, seperti rapat
warga, kerja bakti kebersihan desa, gotong-royong renovasi masjid,
pembuatan rahan kakain, rapat-rapat pemuda, rapat dan kegiatan
pemuda, solat berjamaah di Mushola, melayat kerumah salah satu warga,
berbuka bersama di kampung muslim saat bulan puasa dan salam-
salaman saat hari raya Idul Fitri di kampung Muslim. Kesemuanya adalah
usaha kami untuk bisa menyatu dan membaur dengan masyarakat.
Berbagai kegiatan selalu kami konsultasikan kepada masyarakat, baik
pemuda, mama-papa piara, pemuda, OMK, tokoh masyarakat, mantan
kepala desa, sampai anak-anak juga kami libatkan.
Temuan Baru dan/atau Unik dalam Hal Kekayaan Alam, Teknologi
Lokal dan Budaya
-
Desa Letvuan mayoritas penduduknya beragama Katholik dan
masih sangat mengenggam kebudayaan nenek moyang mereka dan
kepercayaan yang mereka miliki. Beberapa kepercayaan yang dimiliki
oleh desa Letvuan adalah menghormati makam-makam leluhur yang
berada didesa, berjalan di sebelah kiri jalan pada malam hari dan tidak
boleh memakai baju berwarna merah ke hutan atau makam keramat.
Kebersamaan masyarakatnya juga sangat kental. Cara petani rumput laut
dalam menanamrumput laut juga sangat khas. Di beberapa desa, petani
rumput laut menanam di daratan dengan mengikat bibit rumput laut ke tali
yang telah diikatkan sebelumnya ke tali yang lebih panjang dan besar.
Tetapi, di desa Letvuan memiliki cara yang unik yaitu menanam rumput
laut langsung kelautan dengan mengikat bibit rumput laut yang dibawa
dari darat menggunakan perahu ke lokasi tali tempat penanaman. Tidak
hanya itu, disini juga terdapat budaya yang sangat menghormati tamu dari
luar dengan cara memberikan pelayanan yang luar biasa terutama dalam
segi menyiapkan hidangan. Para warga yang mendapatkan bagian untuk
menyiapkan makan para mahasiswa akan memberikan menu yang paling
istimewa seperti kepiting, sotong, telur, kerang/bia dan banyak lagi. Selain
itu keluarga tersebut tidak akan makan bersama dengan mahasiswa,
tetapi akan makan setelah mahasiswa makan.
Kekayaan alam di desa Letvuan sudah tidak diragukan lagi. Disini
terdapat Air Goa Hawang yang sangat terkenal hingga luar negeri. Banyak
sekali wisatawan asing yang berkunjung ke Goa Hawang setiap
minggunya. Goa ini merupakan Legenda yang berasal dari Letvuan. Goa
hawang memiliki air yang sangat biru dan jernih sehingga sangat
menyenangkan apabila mandi atau sekedar mencelupkan kaki ke air goa
ini. Selain itu lokasi Letvuan yang terletak dipesisir membuat pendatang
akan takjub dengan pemandangan pulau di seberang dan saat matahari
terbit atau tenggelam.
-
Potensi Pengembangan atau Keberlanjutan
a. Pengembangan Pertanian
Rumput laut merupakan sumber mata pencaharian utama di desa
Letvuan sehingga perlu diadakannya pengembangan dan pembinaan
kepada petani rumput laut. Salah satu pengembangannya yakni dengan
sosialisasi dan penyuluhan dengan berbagai pihak yang mendukung
pengembangan dalam segi pertanian dan pengolahan rumput laut. Selain
itu, para petani juga diberi pengetahuan mengenai cara pengolahan hasil
rumput laut yang baik menjadi bermacam-macam aneka makanan
sehingga untuk selanjutnya dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
b. Pengembangan Pariwisata
Desa Letvuan memiliki Goa Hawang yang sangat terkenal di
Indonesia bahkan luar negeri. Tidak hanya itu, pemandangan laut dan
pulau seberang yang sangat indah dapat mendatangkan banyak
wisatawan lokal maupun internasional yang diharapkan dapat
mendatangkan banyak keuntungan dan lapangan kerja yang lebih luas
lagi dalam desa ini. Jika dikelola dengan baik dan dijaga kebersihannya
tentu dapat menguntungkan warga yang mengelolanya. Untuk papan
penunjuk objek wisata ini sudah ada, tetapi kurang menarik sehingga
perlu dibuat semenarik mungkin agar lebih bagus.
c. Pengembangan Pendidikan
Karena telah dibangun Rahan Kakain (Rumah Pintar) diharapkan
warga sekitar dapat memelihara dan merawat bangunan fisik agar tetap
terjaga segela komponen yang ada di Rahan Kakain. Karena di Rahan
Kakain telah disediakan 3 Rak Buku yang berisi buku pengetahuan umum,
sejarah, budaya, agama, sosial dan buku pelajaran, serta 2 unit komputer
diharapkan anak-anak atau remaja bahkan warga lainnya sering
meramaikan Rahan Kakain yang merupakan program utama Tim KKN
kami.
-
Pengayaan Batin dan Petualangan Kemanusiaan
Desa atau Ohoi Letvuan adalah desa yang terletak di Kecamatan
Hoat Sorbay (Dulunya Kecamatan Kei Kecil), Kabupaten Maluku
Tenggara, Provinsi Maluku. Kegiatan KKN-PPM Tematik UGM MLK-02 di
Desa Letvuan periode Juli-Agustus 2015 telah terlaksana selama kurang
lebih 53 hari, dimulai pada tanggal 07 Juli 2014 dan berakhir pada tanggal
29 Agustus 2014. Pada hari pertama dan kedua, kami melakukan
observasi daerah dan sosialisasi internal dengan masyarakat untuk
mengetahui lebih spesifik apa yang dibutuhkan masyarakat, mengenal
lebih dekat karakteristik dan budaya mereka, dan menyesuaikan diri agar
dapat masuk dan bergabung dengan mereka. Kegiatan tersebut
melibatkan pemuka desa, perangkat desa, dan tokoh masyarakat. Selain
itu kami juga melakukan sosialisasi eksternal diantaranya dengan
presentasi di KantorBupati Maluku Tenggara yang dihadiri oleh wakil
Bupati Maluku Tenggara. Hal tersebut diperlukan untuk dapat
mengidentifikasi permasalahan sehingga dapat digunakan untuk
menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan dengan pertimbangan
potensi serta hambatan-hambatan yang mungkin muncul dan solusi
pemecahannya. Setelah diperoleh berbagai informasi mengenai
permasalahan terkait bidang saintek, kesehatan, agro, teknik, sosio-
humaniora, potensi yang dapat dikembangkan, faktor eksternal dan
internal, serta hambatan- hambatan yang dijumpai, maka kami mulai
menyusun program kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sesuai dengan klaster bidang kami. Setelah melewati semua proses
tersebut, akhirnya kami dapat menarik sebuah kesimpulan dan
permasalahan yang menurut warga mendesak untuk segera dipecahkan,
yaitu permasalahan rumput laut, masalah penerangan jalan, masalah
MCK dan septictank di rukun muslim dan terutama masalah pendidikan.
Program-program kami susun untuk membantu mengatasi
permasalahan tersebut. Sebagai mahasiswa biologi, saya mempunyai
tanggungjawab penting dalam pengembangan dan transfer ilmu mengenai
-
ilmu biologi kepada masyarakat. Kebanyakan masyarakat di desa Letvuan
adalah petani rumput laut. Penanganan kebersihan lingkungan laut pra
dan pasca panen untuk hasil rumput laut juga penting agar hasil rumput
laut terbebas dari hama yang disebabkan oleh kurang bersihnya air laut.
Terlepas dari program yang telah dijalankan, saya memperoleh
banyak ilmu dan manfaat dengan melaksanakan KKN. Saya belajar
bagaimana cara beradaptasi di lingkungan baru dan harus cepat
membiasakan diri dengan keadaan yang ada. Cara komunikasi dengan
masyarakat yang baik juga telah saya pelajari melalui KKN. Saat KKN,
saya telah melalui berbagai macam kondisi dan bertemu banyak orang
yang memiliki berbagai macam watak, ilmu, pengetahuan, dan
pengalaman.
-
II. KESIMPULAN
KESIMPULAN
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 07 Juli 2015
sampai 29 Agustus 2015 merupakan ajang peningkatan pemberdayaan
dan pengembangan masyarakat, bersosialisasi dan pelatihan untuk hidup
mandiri, bekerjasama, bersosialisasi dan bertanggungjawab serta kreatif
dan inovatif. Sasaran KKN-PPM untuk masyarakat yaitu menumbuhkan
semangat untuk maju dan berkembang.
Berdasarkan pengerjaan dan pengamatan yang dilakukan selama
periode KKN PPM UGM ini, dapat diambil kesimpulan :
1. Program-program individu yang dilaksanakan sudah cukup
berhasil.
2. Banyak tanggapan positif dari warga terkait program yang saya
laksanakan.
3. Program-program KKN dapat terlaksana dengan baik apabila ada
komunikasi dan hubungan yang baik antara mahasiswa dengan
lapisan masyarakat
4. Program pemberdayaan masyarakat akan berjalan dengan baik
dan berlanjut apabila program yang diberikan adalah program
jangka panjang.
5. Program yang peningkatan kualitas dan pengembangan desa
sesuai dengan kebutuhan warga akan lebih bermanfaat bagi
warga.
6. Kegiatan pemberdayaan masyarakat akan ada artinya jika dalam
melaksanakan program turut melibatkan masyarakat secara
maksimal.
-
III. SARAN
SARAN
1. Sebaiknya dalam merancang dan melaksanakan program turut
melibatkan pemuda desa dan masyarakat agar program yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2. Dalam menjalankan program sebaiknya secara maksimal
melibatkan masyarakat agar program yang dijalankan tim KKN-
PPM dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara mandiri sehingga
tujuan pemberdayaan masyarakat akan terwujud.
3. Sebaiknya seluruh mahasiswa turut serta dalam kegiatan
masyarakat yang ada seperti halnya datang dalam diskusi desa
maupun acara lain yang diadakan masyarakat sebagai langkah
awal dalam menjalin komunikasi yang baik antara mahasiswa dan
masyarakat. Hal ini akan mempermudah mahasiswa dalam
menjalankan program KKN-PPM
4. Hendaknya pengarahan mengenai kegiatan KKN dilakukan lebih
detail dan jelas, baik mengenai kegiatan maupun format-format
laporan.
5. Hendaknya di tahun mendatang diadakan lagi KKN di Desa
Letvuan. Sehingga program pokok yang telah dijalankan
sebelumnya dapat berjalan secara keberlanjutan terutama dalam
hal peningkatan kualitas pendidikan.
-
IV. LAMPIRAN
Pengadaan penerangan jalan listrik di Desa Letvuan
Sumber: dokumentasi pribadi, 2015
Gambar di atas menunjukkan kegiatan pengkulitan kayu dalam
pembuatan tiang yang digunakan untuk penerangan jalan
Pemugaran fasilitas Mushola di Kampung Muslim
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015
Gambar diatas menunjukkan lokasi tempat air wudhu Mushola di
kampung muslim yang akan diperbaiki karena adanya kebocoran di
beberapa tempat.
-
Pemberian pengajaran kesiagaan terhadap bencana pada siswa SLTPN
13 Letvuan
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015
Pelatihan/Workshop Siaga Bencana
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015
-
Pembangunan Rahan Kakain
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015