Download - LPJ Fix Revisi
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan Nasional Indonesia diarahkan kepada pembangunan yang
mampu meningkatkan mutu sumber daya manusia. Pembangunan adalah hal
mutlak yang harus dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dan seluruh bangsa lain
di dunia. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah saja melainkan juga oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya
kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah, maka pemberdayaan
masyarakat desa harus lebih ditingkatkan baik sumber daya alam yang ada
maupun sumber daya manusia sebagai subjek dan objek pembangunan.
Pembangunan yang menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat, tentu
saja tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, yaitu instansi pemerintah,
swasta, masyarakat maupun perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga ilmiah.
Diadakannya Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN
POSDAYA) diharapkan mahasiswa dapat memberikan alternatif solusi terhadap
permasalahan yang ada dengan pengembangan posyandu. Dalam hal ini tidak
hanya masalah kesehatan namun juga meliputi masalah pendidikan, lingkungan
dan perekonomian dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai program
pendidikan, KKN POSDAYA bertujuan untuk dikembangkan sebagai wahana
bagi masyarakat dan semua keluarga di daerahnya guna menyampaikan,
memperoleh, memperkuat dan membina komunikasi, informasi, edukasi,
motivasi dan sekaligus advokasi kepada dan sesama anggota untuk membangun
1
keluarga sejahtera serta menyegarkan kembali modal sosial budaya yang ada
dalam masyarakatnya. Maksud pembentukan Posdaya adalah untuk membangun
wadah bagi keluarga di suatu daerah, terutama yang sosial ekonomi
masyarakatnya lemah untuk bergabung dalam suatu proses pemberdayaan
bersama.
A. Keadaan Umum Lokasi KKN POSDAYA
1. Keadaan Alam
Wilayah desa Majasem terletak di Kecamatan Kemangkon
Kabupaten Purbalingga. Desa Majasem terbagi menjadi 8 RW dan 18 RT.
Desa Majasem memiliki 3 posyandu yang terletak di setiap dusun.
Luas wilayah desa 243.163 Km yang terdiri dari pemukiman 60.278, tanah
sawah 141.828 dan tanah tegalan/daratan 41.057 Ha.
Batas-batas desa sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Toyareka
Sebelah Timur : Desa Bajong
Sebelah Selatan : Desa Tidu
Sebelah Barat : Desa Panican
Kegiatan posyandu yang berjalan antara lain penimbangan balita,
imunisasi, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin dan obat-
obatan. Posdaya adalah Pos Pemberdayaan Keluarga yang diharapkan dapat
menjadi wadah, sarana / forum yang dapat mendukung pelaksanaan
kemampuan fungsi-fungsi keluarga, sehingga memiliki ketahanan sosial dan
ekonomi yang memadai dari seluruh anggotanya. Sarana tersebut menjadi
ajang bagi semua anggota untuk ikut aktif berpartisipasi / berperan dalam
membantu memecahkan masalah-masalah keluarga sehingga terpenuhi
kebutuhan bersama.
Implementasi konsep posdaya oleh LPPM Unsoed Purwokerto
adalah Posdaya tidak membuat kelompok baru, Posdaya untuk semua
2
kelompok umur dan jenis kelamin, Posdaya wadah / plat form semua jenis
pemberdayaan.
Manfaat Posdaya adalah untuk mengintegrasikan semua kegiatan
sektoral yang sudah ada maupun yang akan dilaksanakan. Posdaya sebagai
infrastruktur untuk menangkap dan memanfaatkan peluang pemberdayaan
masyarakat dari berbagai pihak, Posdaya wadah pemberdayaan yang efektif
bagi seluruh lapisan masyarakat dan Posdaya memelihara modal sosial.
2. Keadaan demografi
Hasil sensus penduduk menunjukkan penduduk Desa Majasem pada
tahun 2012 berjumlah 3.252 orang dengan jumlah Kepala Keluarga 926 KK.
Kepadatan penduduk 512 jiwa / Km2. Jumlah bayi 46 dan jumlah anak usia
1-5 th 251 orang.
Dari jumlah tersebut sebagian besar penduduk hanya mengenyam
pendidikan SD. Potensi sumber daya manusia Desa Majasem berdasarkan
jenis kelamin:
Tabel 2.1 Tabel jumlah perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan
No Jenis kelamin Jumlah
1. Laki-laki 1.607
2 Perempuan 1.645
Jumlah 3.252
Sumber: monografi desa Majasem, 2012
3. Keadaan Perekonomian
Kondisi perekonomian di Desa Majasem Kecamatan Kemangkon
erat hubungannya dengan kondisi geografisnya. Sebagian besar dari
masyarakat Desa Majasem adalah petani, pedagang, buruh tani, dan lainnya.
Pendapatan masyarakat Desa Majasem diperoleh dari sektor pertanian,
industri rumah tangga, dan lain-lain. Potensi di Desa Majasem yang
dominan adalah sektor pertanian.
3
Tabel 2.2 Daftar Potensi Bidang Pendidikan Desa Majasem
No. Lembaga Jumlah1. Jumlah SD/MI 32. Jumlah SMP/MTs -3. Jumlah SMU/MAN -4. Jumlah TK 35. Jumlah POS PAUD 26. Jumlah TPQ 67. Jumlah Majalis Taklim 18. Jumlah Lembaga Kursus -
Sumber: monografi desa Majasem, 2012
Tabel 2.3 Daftar Potensi Bidang Ekonomi Kewirausahaan Desa Majasem
1. Koperasi
1. Koperasi Desa Tidak ada
2. Koperasi RT/RW Ada, jumlahnya 18 buah
3. Koperasi Posyandu Tidak ada
4. Permasalahan Koperasi Belum berbadan hukum
2. Industri Rumah Tangga/UKM
1. Makanan minuman Ada, jumlahnya 3 buah
2. Kerajinan Ada, jumlahnya 3 buah
3. Jasa Ada, jumlahnya 5 buah
4. Permasalahan IRT/UKM Proses pembuatan masih tradisional
Tabel 2.4 Daftar Potensi Bidang Budidaya Lingkungan Desa Majasem
1. Pemanfaatan pekarangan Cukup
4
2. Cara pemanfaatan pekarangan Ditanami tanaman, kolam ikan
3. Jenis tanaman di pekarangan Buah-buahan, tanaman obat
keluarga
4. Jenis ternak Unggas (ayam, puyuh, bebek,
dsb)
5. Jenis ikan yang banyak
Dibudidayakan
Lele, Gurami
5. Posyandu
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini.
Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-
masing No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/
A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu :
1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu
dalam lingkup LKMD dan PKK.
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi
Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-
program pembangunan masyarakat desa
3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan
kader pembangunan.
4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing
dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan
BKKBN.
5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66, dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.
Tabel 2.4 Jumlah Posyandu
5
NO POSYANDU WAKTU 1. Lestari I Tanggal 14 tiap bulan2. Lestari II Tanggal 15 tiap bulan3. Lestari III Tanggal 16 tiap bulan4. Lestari IV Tanggal 17 tiap bulan5. Lestari V Tanggal 18 tiap bulan6. Lestari VI Tanggal 18 tiap bulan7. Posyandu lansia Tanggal 5 tiap bulan
Sumber : monografi Desa Kalimas, 2010
Tabel 2.5 Kelahiran bayi lahir hidup di rumah bersalinNo Tahun Banyaknya bayi lahir hidup
1. Juli-Desember 2006 772. 2007 1453. Mei-Desember 2008 954. 2009 1545. Januari – Maret 2010 32
TOTAL 493Sumber: data kohort rumah bersalin Bidan Sri Yohaningsih, 2011
6. Perilaku hidup bersih dan sehatJumlah keluarga yang memiliki WC sehat di desa kalimas berjumlah
1000 keluarga, jumlah keluarga yang memiliki WC yang kurang memenuhi
standar kesehatan berjumlah 500 keluarga, sedangkan jumlah keluarga yang
biasa BAB di sungai/parit/kebun/hutan berjumlah 300 keluarga (profil desa
Kalimas, 2010).
2.6 Jumlah Prasarana dan Sarana Kebersihan
No Sarana dan prasarana Jumlah
1. Tempat pembuangan sementara (TPS) 2 lokasi
2. Tempat pembuangan akhir (TPA) Tidak ada
3. Alat penghancur sampah/incenerator Tidak ada
4. Jumlah gerobak sampah 1 unit
5. Jumlah tong sampah 10 unit
6. Jumlah truck pengangkut sampah Tidak ada
7. Jumlah satgas kebersihan 3 kelompok
8. Jumlah anggota satgas kebersihan 3 orang
9. Jumlah pemulung Tidak ada
6
10. Tempat pengolahan sampah Tidak ada
11. Pengelolaan sampah lingkungan/RT Swadaya
12. Pengelolaan sampah lainnya Tidak ada
Sumber: monografi desa Kalimas, 2010
7. Potensi Desa dan Permasalahannya
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Majasem adalah
petani dan buruh tani dengan hasil pertanian diantaranya adalah padi. Usaha
pertanian yang dilakukan masyarakat Desa Majasem sudah cukup baik yang
ditandai dengan hasil panen padi yang melimpah.
Keberadaan sungai di Desa Kalimas mempengaruhi pola kehidupan
masyarakat desa terutama yang berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Sebagian kecil masyarakat desa masih menggunakan sungai
sebagai tempat buang air besar, mencuci dan mandi, sehingga perlu
dilakukan berbagai upaya untuk memberikan pengertian tentang kesehatan
lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Selain kurangnya perilaku hidup bersih, tingkat pendidikan yang
rendah juga masih menjadi masalah di Desa Kalimas. Sebagian besar
penduduk desa merupakan penduduk dengan tingkat pendidikan yang
rendah, sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk memberikan
pengertian tentang perlunya pendidikan. Sehingga diharapkan dengan
potensi sumber daya manusia yang handal diharapkan mampu menjadi
motor penggerak pembangunan di Desa Kalimas.
Desa Kalimas di bidang kesehatan memiliki program Posyandu yang
aktif setiap bulannya. Jumlah Posyandu yang ada adalah enam posyandu dan
7
salah satu Posyandu yang aktif adalah Posyandu Lestari tiga. Kegiatan kerja
bakti rutin dilakukan setiap hari jumat dan kegiatan PKK juga rutin diadakan
oleh masyarakat desa.
Potensi pada bidang kelembagaan pendidikan yaitu terdapat 6 (enam)
buah SD, 2 (dua) buah SMP, 1 (satu) buah SMA, 2 (dua) buah TK, 3 (tiga)
buah Madrasah, 1 (satu) buah PAUD yang baru berdiri sedangkan
permasalahan bidang pendidikan yaitu belum terdaftarnya PAUD.
Potensi kelembagaan bidang keamanan di Desa Kalimas berupa
Hansip 60 (laki-laki), jumlah hansip terlatih 60, jumlah kejadian kriminal
5, poskamling sebanyak 4 (empat), jumlah kenakalan remaja 2 (dua),
jumlah peronda kampong 66 buah, satpam 4.
Potensi ekonomi di desa Kalimas diantaranya yaitu banyak
penduduk sekitar yang memproduksi kerupuk keyel, yang merupakan
produk unggulan dari desa Kalimas. Selain itu, banyaknya penduduk
sekitar yang memelihara binatang ternak seperti unggas. Banyaknya
keluarga yang memiliki binatang ternak adalah sebanyak 954 keluarga
dengan pendapatan perkapita sebesar Rp20.000.000. Selain itu di desa
Kalimas juga terdapat 4 pengrajin tas yang hasil produksinya biasa
dipasarkan ke wilayah Jawa Barat.
Desa Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang terdiri
dari 3 RW dan 33 RT, dalam pelaksanaannya sangat tergantung pada
masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
8
Keadaan alam di desa Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten
Pemalang sebagaian besar dikembangkan dalam bidang pertanian. Sebagian
besar lahan dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Dalam bidang
perekonomian yaitu dengan diproduksinya kerupuk keyel.
Permasalahan yang dihadapi desa Kalimas umumnya menyangkut
bidang kesehatan, pemberdayaan lingkungan, ekonomi dan pendidikan.
Bidang kesehatan menyangkut masalah kesehatan masyarakat antara lain
masalah sanitasi seperti Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
masyarakatnya masih kurang. Hal ini terlihat dari masih banyaknya
masyarakat yang mandi atau mencuci di sungai, buang air besar di kali, dan
belum terbiasa mencuci tangan memakai sabun sesuai dengan prosedur yang
benar.. Disamping kurang tersedianya sarana dan prasarana kesehatan,
masalah lain diantaranya kurang tersedianya tenaga kesehatan, hal ini terlihat
dari masih banyaknya ibu-ibu yang melakukan persalinan oleh dukun bayi
dan belum memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Kader-kader posyandu
yang seharusnya tiap posyandu terdapat 5 kader ada yang belum memiliki 5
kader posyandu di beberapa posyandu dan terdapat 2 posyandu yang kurang
aktif sehingga diperlukan pengembangan posyandu, dan pelatihan kader
posyandu. Posyandu lansia di desa Kalimas keberadaannya juga harus lebih
dikembangkan lagi.
Bidang ekonomi permasalahannya yaitu tidak adanya industri yang
dapat membantu dalam bidang pemasaran kerupuk keyel sehingga
perekonomian desa kurang berkembang. Sebenarnya tempat untuk
9
pemasaran salah satu makanan khas desa Kalimas yaitu kerupuk keyel sudah
ada, akan tetapi belum ada tempat yang khusus untuk memasarkannya karena
pemasarannya baru masih dari rumah ke rumah dititipkan kemudian di
perjual belikan. Dan sebagian besar penduduk desa hanya menggantungkan
kehidupan perekonomian hanya dari sektor pertanian saja.
Bidang pendidikan memiliki permasalahan yaitu kurangnya tenaga
tutor untuk mengajar di PAUD.
Permasalahan desa Kalimas di bidang lingkungan diantaranya yang
paling utama yaitu terkait masalah sampah yang cukup mengganggu
kesehatan lingkungan sekitar dan bisa menjadi sumber penyakit. Oleh karena
itu, diperlukan percontohan cara pengolahan sampah organik (Rumah
tangga) agar bisa dimanfaatkan kembali. Sampah anorganik juga apabila
dibiarkan akan menjadi masalah sehingga perlu ditangani diantaranya yaitu
dengan dimanfaatkan menjadi kerajinan-kerajinan tangan, tas-tas, tempat
handphone, dsb. Keberadaan sampah di desa Kalimas cukup menjadi
masalah dalam tersedianya tempat sampah. Sebaiknya di lingkungan wilayah
desa Kalimas terdapat tempat sampah yang permanen sehingga sampahnya
tidak mengganggu lingkungan sekitar dan tidak menjadi sumber penyakit.
Berdasarkan permasalahan di atas dan potensi yang dimiliki, KKN
Posadaya yang dilaksanakan di desa Kalimas Kecamatan Randudongkal
Kabupaten Pemalang berusaha untuk merencanakan, mengelola,
mengevaluasi dan memecahkan permasalahan kesehatan, ekonomi,
pemberdayaan lingkungan, dan pendidikan guna mengembangkan potensi
10
yang dimiliki desa terutama di bidang kesehatan, ekonomi, lingkungan dan
pendidikan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sehingga tercipta
masyarakat yang lebih sehat, sejahtera dan mandiri.
Peran serta, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak baik
masyarakat, pemerintah maupun swasta sangat menentukan keberhasilan
terwujudnya serangkaian program desa baik fisik maupun non fisik yang
telah kami rencanakan.
B. Dasar Kegiatan KKN POSDAYA
Dasar kegiatan dari pelaksanaan KKN POSDAYA adalah :
1) Kebijakan Dasar Pembangunan Pendidikan Tinggi Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) tertanggl 17 Februari 1975.
2) Surat Keputusan Rektor Universitas Jendral Soedirman No. Kept.
058/XII/1974 tentang program pendidikan di Universitas Jendral
Soedirman.
3) Surat Keputusan Rektor Universits Jendral Soedirman No. Kept.
060/XII/1974 tentang peraturan dan pedoman pelaksanaan program
Pendidikan di Universitas Jendral Soedirman.
4) Program Kuliah Kerja Nyata POSDAYA Desa Kalimas Kecamatan
Randudongkal Kabupaten Pemalang.
C. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan KKN POSDAYA
1. Maksud Pelaksanaan KKN
11
Maksud dari pelaksanaan KKN Unsoed adalah:
a) Meningkatkan relevansi Perguruan Tinggi dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
melaksanakan pembangunan yang semakin mantap.
b) Meningkatkan relevansi antara materi kurikulum dengan realita
pembangunan dalam masyarakat.
c) Sebagai media belajar memecahkan permasalahan yang muncul
dalam masyarakat melalui aternatif yang paling memungkinkn sesuai
dengan disiplin ilmu masing-masing.
2. Tujuan Pelaksanaan KKN
Tujuan dari diadakannya KKN Unsoed adalah:
a) Mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga melalui keterlibatan
dalam masyarakat yang secara langsung menemukan, merumuskan,
memecahkan, dan menanggulangi permsalahan pembangunan secara
interdisipliner.
b) Mahasiswa dapat memberikan upaya pemikiran berdasarkan ilmu,
teknologi, dalam upaya menemukan, mempercepat gerak serta
mempersiapkan kader-kader pembangunan yang berkualitas tinggi.
c) Perguruan Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi teknostruktural
dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi gerak dan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dalm melaksanakan
pembngunan
12
d) Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan Pemerintah
Daerah, instansi teknis dan masyarakat sehingga dapat lebih berperan
dalam menyelesaikan kegiatan pendidikan serta penelitian dengan
tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
e) Menggali serta menumbuhkan potensi swadaya masyarakat sehingga
mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM DAN PEMBAHASAN
13
Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pos Pemberdayaan
Keluarga (POSDAYA) Universitas Jenderal Soedirman Semester Ganjil Tahun
Ajaran 2010/2011 di Desa Kalimas dimulai sejak tanggal 19 Juli 2011 sampai
dengan 22 Agustus 2011. Kegiatan KKN POSDAYA ini terdiri dari empat
bidang yaitu bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan lingkungan dan
kewirausahaan yang terangkum dalam suatu wadah yang dinamakan
POSDAYA.
A. Matriks Program Kerja
Pelaksanaan program KKN POSDAYA di Desa Kalimas baik program
fisik maupun non fisik merupakan program-program kegiatan yang dirancang
berdasarkan observasi, hasil pemikiran Tim KKN POSDAYA sendiri dengan
melihat potensi sumber daya yang belum tergali, serta adanya masukan dari
masyarakat. Adapun pelaksanaan program KKN POSDAYA di Desa Kalimas
dibagi menjadi dua yaitu program non fisik dan fisik.
Program non fisik merupakan program yang bertujuan untuk membuka
dan mengubah pola pikir masyarakat dengan pemberian materi yang
bersangkutan dengan bidang pendidikkan, wirausaha, pemberdayaan lingkungan
dan kesehatan. Pemberian materi dapat dilakukan dengan penyuluhan.
Pelaksanaan kegiatan KKN-POSDAYA khususnya program non fisik di Desa
Kalimas Kecamatan Randudongkal dapat berjalan dengan lancar dan
terselesaikan dengan baik. Semua program mendapat sambutan dan antusiasme
masyarakat yang cukup besar sehingga sangat membantu dalam pelaksanaannya.
14
Program fisik dalam program KKN POSDAYA kebanyakan merupakan
realisasi dari program non fisik yang telah terlebih dahulu dilakukan. Program ini
merupakan program yang secara nyata dapat dilihat wujudnya. Selain keempat
bidang diatas terdapat program kerja tambahan yaitu kegiatan Taraweh Keliling
(Tarling) dan Sosialisasi dan Praktek Pembuatan Abon Ayam (tabel matriks
terlampir).
B. Pelaksanaan Program dan Pembahasan
I. Program Non Fisik
a. Bidang Kesehatan
1. Penyuluhan Hipertensi
Permasalahan kesehatan yang umumnya terjadi pada
lansia diantaranya hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penderita
hipertensi di desa Kalimas berjumlah 138 orang (data Puskesmas
desa Kalimas, 2010). Hal ini terjadi akibat karena faktor usia,
yang menyebabkan penurunan fungsi-fungsi sel, dan penumpukan
lemak jahat atau LDL di sisi pembuluh darah yang menyebabkan
terjadinya retensi dan peningkatan tekanan darah. Penumpukan
lemak ini terjadi akibat pola hidup yang tidak sehat yang
menyebabkan peningkatan jumlah lemak jahat atau LDL. Pola
hidup yang tidak sehat ini meliputi kebiasaan makan makanan
yang mengandung banyak lemak, kurang mengkonsumsi sayur
dan buah, kurang olahraga, kebiasaan merokok dan minum
15
minuman keras serta kurangnya manajemen stres (Kurniawan,
2002).
Tekanan darah tinggi adalah suatu penyakit dimana
keadaan tekanan darah lebih dari 140 mmhg sistolik dan 90 mmhg
diastolik (ditulis 140/90). Beberapa penyakit yang menjadi yang
dapat menyebabkan penyakit ini diantaranya penyakit ginjal,
kelainan hormonal, obat – obatan. Gejala pada hipertensi timbul,
jika: terjadi perubahan pada jantung dan pembuluh darah (pada
hipertensi primer), kelainan hormonal atau pemakaian obat
tertentu, dll. Keluhan/ tanda – tanda yang sering dirasakan adalah
sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah,
pandangan jadi kabur,dll. akibat dari penyakit ini dapat
meningkatkan resiko terhadap stroke, gagal jantung, gagal ginjal,
serangan jantung. Cara mencegah penyakit ini adalah jika berat
badan berlebihan dianjurkan untuk menurunkannya dalam batas
normal dengan olahraga teratur, mengurangi pemakaian garam
yang berlebihan, olahraga yang tidak terlalu berat, tapi teratur,
menghentikan rokok, alkohol dan hindari stress, membatasi
makanan yang mengandung lemak, sebaiknya kontrol secara
teratur untuk mengetahui tekanan darah. Beberapa jenis makanan
yang harus dihindari dan dianjurkan untuk penderita hipertensi
diantaranya Makanan yang harus dihindari, yaitu : roti/kue yang
diolah dari garam dapur, lidah, otak, keju, asinan, bumbu yang
16
mengandung garam, soda kue, kecap, terasi, vetsin, petis, tauco.
Asupan daging, ikan, telur, susu, jeroan, sebaiknya dibatasi.
Makanan yang dibolehkan, yaitu : bahan makanan segar yang
diolah tanpa garam, makanan yang berasal dari tumbuh –
tumbuhan, kacang – kacangan, minyak goreng, sayuran, buah –
buahan. Rasa tawar pada makanan dapat diperbaiki dengan
pemakaian bumbu tanpa natrium seperti gula, cuka, bawang putih,
bumbu dapur.
Penyuluhan hipertensi dilakukan dengan khalayak sasaran
ibu-ibu lansia di desa kalimas, peserta yang datang dalam
penyuluhan tersebut berjumlah 42 orang. Penyuluhan dilakukan
pada Senin, 25 Juli 2011 mulai pukul 15.00 WIB, bertempat di
balai desa Kalimas. Kegiatan ini menghabiskan dana sebesar Rp
30.000 yang bersumber dari mahasiswa. Dana ini digunakan
untuk memperbanyak leaflet yang disebarkan pada saat acara
berlangsung. Penyuluhan dilakukan guna meningkatkan kualitas
hidup lansia dengan penyakit hipertensi, meningkatkan
pengetahuan para lansia untuk pencegahan dan penatalaksanaan
penyakit hipertensi melalui terapi non farmakalogis. Penyuluhan
hipertensi ini berisi mengenai pengertian hipertensi, penyebab
hipertensi, penyakit yang timbul akibat hipertensi, terapi yang
diakukan untuk menangani hipertensi. Pengisi materi hipertensi
diisi oleh mahasiswa tim KKN jurusan kesehatan.
17
Gambar 2.1.a.1. Penyuluhan hipertensi lansia
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor pendorong
Adanya sambutan yang positif dari pihak ibu-ibu lansia akan
kedatangan Tim KKN POSDAYA UNSOED untuk
memberikan materi penyuluhan hipertensi, antusiasme yang
baik dari para peserta, dilihat dari banyaknya pertanyaan yang
diajukan kepada penyuluh dan adanya permintaan
penambahan jumlah leaflet yang disebar oleh tim KKN
Posdaya Unsoed .
b) Faktor penghambat
18
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu mundurnya
waktu pelaksanaan, yang berdasarkan rencana acara dimulai
pukul 15.00, namun acara baru dimulai pukul 15.30. Hal ini
dikarenakan ibu-ibu masih mengerjakan pekerjaan rumah
tangga dan waktu yang mendekati waktu sholat asar, sehingga
ibu-ibu lebih memilih sholat terlebih dahulu di rumah masing-
masing.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Penyuluhan tentang hipertensi dilakukan dengan sedikit
mempercepat waktu penyampaian materi dan memperbanyak
waktu untuk sesi diskusi dan tanya jawab. Dalam sesi tanya
jawab ini peserta diajak untuk menceritakan atau menanyakan
seputar penyakit hipertensi yang dialami oleh dirinya sendiri
maupun anggota keluarganya.
Penanggung jawab : Liya Alifah
2. Penyuluhan kriteria rumah sehat dan PHBS rumah tangga
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia,
yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya.
Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai
penyakit. Kriteria rumah sehat secara umum adalah memenuhi
kebutuhan fisiologis seperti pencahayaan, penghawaan, dan ruang
19
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu,
memenuhi kebutuhan psikologis seperti privasi yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah, memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan
tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,
memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik
yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain
persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah
roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir (Slamet, 2004).
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dalam hal
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
di masyarakat. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar memahami dan
mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat. Indikator PHBS tatanan rumah tangga
diantaranya:
a. Rumah tangga yang memiliki ibu hamil mempunyai akses
20
pertolongan persalinan oleh petugas/tenaga kesehatan,
persalinan ditolong oleh bidan atau dokter
b. Bayi memperoleh ASI eksklusif sejak usia 0 sampai 6 bulan.
Bayi hanya diberi ASI saja sejak usia 0 sampai 6 bulan tanpa
makanan tambahan lain termasuk susu formula.
c. Rumah tangga yang memiliki balita balita melakukan
penimbangan, dilakukan satu bulan sekali/ minimal 8 kali
dalam setahun di sarana kesehatan.
d. Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam
makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang
mencakup sumber energi, protein, lemak, vitamin dan mineral.
e. Anggota rumah tangga menggunakan/ memanfaatkan air
bersih untuk keperluan sehari-hari.
f. Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat (leher
angsa dengan septicktank, cemplung tertutup)
g. Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya.
Sampah ditampung dan dibuang setiap hari.
h. Setiap anggota rumah tangga menempati ruangan rumah
minimal 9 m2 .
i. Semua ruangan rumah berlantai kedap air dan dalam keadaan
bersih.
j. Anggota rumah tangga berumur > 10 tahun melakukan aktifitas
fisik/ olahraga minimal 30 menit/hari, dilakukan 3-5 x dalam
21
seminggu.
k. Rumah bebas dari asap rokok.
l. Anggota keluarga mencuci tangan sebelum makan dan sesudah
BAB dengan menggunakan sabun dan air bersih.
m. Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal 2 kali sehari
sesudah makan dan sebelum tidur, menggunakan sikat gigi
masing-masing dan pasta gigi.
n. Anggota rumah tangga tidak minum miras dan tidak
menggunakan, membeli dan menjual Narkoba.
o. Anggota rumah tangga menjadi peserta jaminan pemeliharaan
kesehatan (JPK) seperti dana sehat, Askes, Askes miskin,
Jamsostek, dll.
p. Anggota rumah tangga melakukan PSN minimal seminggu
sekali dengan melakukan 3 M (menguras, mengubur, dan
menutup) tempat penampungan air (bak mandi, tempayan,
drum, ban bekas, fas bunga, dll) (Slamet, 2004).
Kondisi rumah di dusun Kertadita desa Kalimas,
sebagian ada yang masih berlantaikan tanah dan belum memenuhi
standar kriteria rumah sehat. Jumlah rumah sehat berdasarkan
strata di desa Kalimas berdasarkan kriteria rumah sehat yaitu
rumah sehat pratama berjumlah 4 buah (0,4%), rumah sehat
madya 88 buah (10%), rumah sehat utama sebanyak 714 buah
(87%) dan rumah sehat pari purna sebanyak 14 buah (0,85%).
22
Selain itu pemanfaatan sumber air bersih seperti sumur gali yaitu
sebanyak 1250 buah dan pemanfaatan pompa air sebanyak 55
buah. Sebanyak 761 rumah tangga atau 92% rumah tangga telah
memanfaatkan air bersih, rumah tangga memiliki jamban
sebanyak 540 atau 65%, rumah tangga memiliki tong sampah 534
atau 65% dan kondisi lantai rumah yang sesuai krteria rumah
sehat sebanyak 416 atau 50%. Sedangkan indikator PHBS rumah
tangga tatana perilaku seperti aktivitas mencuci tangan adalah
sebanyak 776 keluarga atau 94% dan gosok perilaku menggosok
gigi sebanyak 713 atau 86%. Selain itu sebagian besar penduduk
disana masih melakukan kebiasaan mencuci pakaian di sungai
(data Puskesmas desa Kalimas, 2010).
Kondisi dan kebiasaan tersebut dapat membawa dampak
negatif bagi kesehatan, karena menurut menurut HL Bloom
(1974) ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat antara lain: lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, dan keturunan. Dalam teori tersebut disebutkan bahwa
lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
derajat kesehatan masyarakat, kemudian perilaku, pelayanan
kesehatan dan yang terakhir adalah keturunan.
Tujuan penyuluhan secara umum, diharapkan masyarakat
dapat mengetahui dan meningkatkan pengetahuan mengenai
kriteria rumah sehat dan diharapkan masyarakat dapat melakukan
23
perencanaan pembangunan rumah di kemudian hari sesuai dengan
kriteria rumah sehat, dan diharapkan membenahi perilaku sesuai
kriteria perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga.
Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal Jum’at 12 Agustus 2011
pukul 09.00 WIB bertempat di rumah bapak Kadus Kertadita desa
Kalimas. Sarasan penyuluhan ini adalah ibu-ibu dusun Kertadita
dan diikuti oleh 12 orang ibu-ibu. Pengisi acara penyuluhan
adalah mahasiswa Tim KKN Posdaya Unsoed dan dilakukan
dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Materi
yang disampaikan dalam penyuluhan ini diantaranya pentingnya
rumah bagi kesehatan, kriteria rumah sehat secara umum,
parameter rumah sehat, pengertian PHBS, manfaat PBHS dan
kriteria PHBS tatanan rumah tangga. Biaya yang dibutuhkan
untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp6.000 dan dana ini bersumber
dari mahasiswa. Biaya ini digunakan untuk mencetak leaflet yang
disebar kepada peserta yaitu sebanyak 20 lembar.
24
Gambar 2.1.a.2. Penyuluhan Kriteria Rumah Sehat dan
PHBS Rumah tangga
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor pendorong
Adanya sambutan yang positif dari ibu-ibu dusun Kertadita
desa Kalimas akan kedatangan Tim KKN POSDAYA
UNSOED.
b) Faktor penghambat
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu kebosanan
dari para ibu-ibu karena sebelumnya telah mendapatkan
penyuluhan dan demonstrasi mengenai pembuatan abon ayam
dan telor asin ketika penyuluhan berlangsung. Waktu
dimulainya acara juga mengalami keterlambatan, rencana
kegiatan dilaksanakan pukul 09.00 namun realisasinya acara
dimulai 10.30. Selain itu pengumpulan peserta juga
25
mengalami kesulitan dikarenakan pada jam tersebut ibu-ibu
sedang melakukan ativitas rumah tangga.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Penyuluhan tentang kriteria rumah sehat dan PHBS rumah
tangga dilakukan dengan memperbanyak sesi tanya jawab dan
diskusi agar kebosanan tersebut dapat dikurangi. Sesi tanya
jawab ini difokuskan terhadap pengalaman dan seputar realita
di masyarakat terkait masalah perilaku hidup bersih dan sehat
serta kriteria rumah sehat.
Penanggung jawab : Liya Alifah
3. Penyuluhan Kesehatan Remaja
Remaja merupakan masa dimana seseorang mencari jati
dirinya, selalu tertarik untuk mencoba berbagai hal yang baru, dan
selalu ingin menunjukan eksistensi dirinya. Oleh karena itu,
seseorang pada masa ini sangat rentan dengan lingkungan
pergaulan yang menyimpang, terlebih lagi jika bekal moral dan
agama, serta pengawasan yang kurang dari keluarganya. Pada
masa remaja pula, seseorang juga akan mengalami berbagai
perubahan pada kondisi fisik tubuhnya terutama adalah yang
terkait dengan alat reproduksi. Terkadang kurangnya pengetahuan
atau masih tabunya seeorang membahas mengenai hal ini, dapat
mengakibatkan seseuatu hal yang sangat fatal; seperti konsumsi
26
rokok, minuman keras, dan obat-obatan terlarang; serta perilaku
seksual yang menyimpang.
Kehidupan remaja sangat kompleks, kompleksnya
kehidupan remaja ini terlihat pada banyaknya berbagai masalah
yang dialami mereka namun hanya sedikit orang tua dan
masyarakat yang paham akan hal ini serta kurangnya pengetahuan
yang mereka dapatkan sehingga banyak permasalahan-
permasalahan yang tidak teratasi dan tidak terjawab. Seiring
perkembangan teknologi modern dan arus globalisasi yang tidak
dapat terbendung, pengaruh negatif terhadap pergaulan remaja
tidak hanya mendera mereka yang berada di kota-kota besar saja,
namun juga telah sampai pada mereka yang tinggal di desa. Hal
ini terlihat pada banyaknya masyarakat Desa Kalimas yang
merokok yaitu sebanyak 79%, penggunaan m inuman keras dan
narkoba sebesar 91% (sumber data: Rekapitulasi Hasil Pengkajian
PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Desa Kalimas).
Melihat kenyataan tersebut memang membuat banyak pihak
merasa khawatir terutama dengan masa depan generasi muda.
Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung terhadap tumbuh
kembang mental seorang anak atau remaja otomatis akan
berdampak buruk bagi mereka. Banyaknya kemungkinan
pengaruh buruk dan kasus remaja yang terjerumus pada pergaulan
bebas dan berbagai kebiasaan menyimpang, maka penyuluhan
27
mengenai kesehatan reproduksi remaja dan penyuluhan bahaya
merokok dirasa penting untuk diberikan pada remaja.
Tujuan utama dari diselenggarakanya acara penyuluhan
kesehatan reproduksi remaja dan bahaya merokok ini adalah
memberikan pengetahuan dan pemahaman secara mendalam bagi
remaja sehingga mereka mengerti betapa pentingnya menjaga
kesehatan tubuh terutama kesehatan reproduksi sejak dini. Acara
ini berupa penyuluhan yang diselenggarakan oleh Tim KKN
Unsoed bekerjasama dengan Puskesmas Desa Kalimas,
penyampaian materi dilakukan oleh Tim Puskesmas Desa
Kalimas, materi yang disampaikan antara lain pengenalan bebagai
alat reproduksi wanita dan laki-laki, cara-cara menjaga
kesehatannya, serta menyampaikan bahaya konsumsi rokok.
Acara ini diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 4 Agustus
2011 di SMP Negeri 2 Randudongkal, dengan target utama adalah
siswa kelas IX. Usia kematangan dan kedewasaan yang belum
sempurna dengan ruang gerak pergaulan mereka yang mulai
meluas terlebih lagi pengetahuan yang masih sangat minim
merupakan alasan Tim KKN menentukan mereka sebagai sasaran
utama pada acara ini.
28
Gambar 2.1.a.3. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Randudongkal.
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor pendorong
Adanya sambutan yang positif dari siswa-siswi SMPN 2
Randudongkal akan kedatangan mahasiswa tim KKN Posdaya
Unsoed untuk melakukan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
Remaja. Mereka sangat antusias untuk memperhatikan
penyuluhan yang diberikan oleh ibu bidan dari Puskesmas Desa
Kalimas. Remaja yang menjadi perserta memperhatikan secara
cermat penyuluhan yang dilakukan, dan beberapa dari mereka ada
yang bertanya mengenai masalah seputar kesehatan reproduksi
remaja.
b) Faktor penghambat
29
Hambatan yang dialami selama berjalanya acara adalah kurang
adanya keterlibatan pihak sekolah terhadap acara ini, serta
koordinasi diantara guru-guru SMP Negeri 2 Randudongkal yang
sangat minim sehingga mengalami beberapa kali miss komunikasi
diantara mereka. Hal ini terjadi, menurut pendapat kami
dikarenakan terjadi kelalaian dari Tim KKN Unsoed untuk
meminta bantuan secara resmi (melalui surat permohonan) kepada
pihak sekolah.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah
dengan menangani masalah miss komunikasi diantara pihak
sekolah dengan mengabaikan, namun fokus terhadap
berlangsungnya acara serta memaksimalkan pengkondisian
peserta sehingga acara penyuluhan tetap berjalan dengan baik.
Penanggung jawab : Intan Kurniasih
4. Penyuluhan ASI Eksklusif
Upaya Perbaikan Gizi (UPGK) yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi masyarakat, diprioritaskan pada
kelompok masyarakat risiko tinggi yaitu golongan bayi, balita,
usia sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui serta usia lanjut.
Upaya tersebut dilakukan secara terintegrasi dengan
penanggulangan kemiskinan secara nasional. UPGK perlu
dilakukan secara terpadu, lintas program dan lintas sektor agar
30
lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga dapat
terlaksananya kegiatan secara nyata dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan faktor epidemiologi, geografri, sosial
ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Pemberian ASI secara
eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan
sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan
meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas
sumber daya manusia yang memadai. Masalah pelaksanaan ASI
eksklusif masih memprihatinkan. Data dari Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-
ibu yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada
bayinya baru mencapai 47%. Sedangkan dalam Repelita VI
diatargetkan 80%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai
target yang telah ditetapkan dalam Repelita VI tersebut, masih
banyak upaya yang harus dilakukan. Untuk membantu
pelaksanaan kegiatan peningkatan penggunaan ASI di masyarakat,
diperlukan upaya oleh kalangan masyarakat maupun akademisi
pendidikan guna menyumbangkan sumbangsih pengetahuan
melalui penyuluhan harus dilaksanakan dalam rangka peningkatan
pemberian ASI Eksklusif. Pedoman internasional yang
menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama
didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan
hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi
31
semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6
bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi
tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang
umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta
mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan
kelahiran. Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh,
air manis, dan jus kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan
pertama, umum dilakukan di banyak negara. Kebiasaan ini
seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan (Direktorat Bina Gizi
Masyarakat, 1997).
Cakupan pemberian ASI eksklusif di masyarakat desa
Kalimas mencakup sebesar 707 rumah tangga atau 86%
(Rekapitulasi Hasil Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga
Puskesmas Desa Kalimas, 2010). Kurangnya perilaku
memberikan ASI eksklusif ini disebabkan karena kebudayaan di
masyarakat dan pengaruh nilai-nilai leluhur dan agama terhadap
pemberian makanan dan cairan tambahan kepada bayi kurang dari
6 bulan. Maka dari itu dibutuhkan penyuluhan terhadap para ibu
hamil dan menyusui akan pentingnya ASI eksklusif kepada para
bayinya. Tujuan dari penyelenggaraan penyuluhan ASI eksklusif
guna meningkatkan pengetahuan ibu mengenai arti penting dan
manfaat ASI eksklusif dan diharapkan para ibu akan melakukan
pemberian ASI eksklusif kepada para bayinya.
32
Penyuluhan pentingnya ASI eksklusif dilakukan pada
Rabu, 3 Agustus 2011 pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini
dilaksanakan di Posyandu Lestari VI dusun Kertadita desa
Kalimas. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu hamil dan ibu
menyusui, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 35 ibu menyusui dan
ibu hamil. Penyampaian materi dilakukan oleh mahasiswa tim
KKN Posdaya Unsoed dengan metode ceramah dan pembagian
leaflet kepada para peserta. Materi yang disampaikan dalam
penyuluhan tersebut adalah pengertian ASI eksklusif, manfaat
ASI, kebaikan ASI eksklusif, penatalaksanaan payudara bengkak,
dan cara menyusui yang benar. Biaya yang diperlukan dalam
penyuluhan ini adalah sebesar Rp7.000, biaya ini digunakan guna
mencetak leaflet dan sumber dana tersebut berasal dari
mahasiswa.
33
Gambar 2.1.a.4. Penyuluhan ASI eksklusif terhadap ibu-ibu peserta Posyandu
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor pendorong
Adanya sambutan yang positif dari bidan desa, kader dan peserta
posyandu akan kedatangan mahasiswa tim KKN Posdaya Unsoed
untuk melakukan pendampingan Posyandu dan penyuluhan ASI
eksklusif. Ini dilihat dari antusias bidan desa yang menawarkan
pembagian kerja di Posyandu terhadap mahasiswa KKN, seperti
memberikan vit. A, menimbang BB bayi, memberikan
penyuluhan ASI eksklusif dan membagikan PMT. Ibu-ibu peserta
penyuluhan juga cukup antusias, ini dilihat dari pertanyaan yang
mereka ajukan kepada penyuluh.
b) Faktor penghambat
34
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu kedatangan para
peserta posyandu ke lokasi Posyandu Lestari VI berbeda-beda
waktunya sehingga menyebabkan kesulitan penyuluh untuk
menentukan waktu dimulainya acara dan mengumpulkan peserta
penyuluhan. Karena biasanya ibu-ibu peserta Posyandu setelah
mendapatkan pelayanan Posyandu seperti PMT, vit A, dan
penimbangan BB akan langsung pulang ke rumah masing-masing.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah
dengan melakukan penyuluhan secara person to person atau
dengan membentuk beberapa group kecil dan dilakukan secara
continue berdasarkan waktu kedatangan peserta ke Posyandu
Lestari VI.
Penanggung jawab : Liya Alifah
b. Bidang Pendidikan
1. Penyuluhan Arti Pentingnya Peran Serta Orang Tua Dalam
Pendidikan Anak
Anak adalah anugerah dari Allah. Memiliki anak dengan
tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua.
Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu
memperhatikan, mengawasi, dan merawat anak secara seksama
terutama dalam bidang pendidikan. Bobroknya moral seorang anak
dan remaja bisa diakibatkan salah satu kesalahan dari orangtuanya
35
seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras, keluarga yang
sedang bermasalah (broken home) dan perceraian.
Pergaulan yang negatif adalah salah satu dari sekian banyak
penyebab kehancuran sang anak. Saat ini dapat kita lihat banyaknya
sistem pergaulan anak muda yang mengikuti gaya ala barat
(westernisasi) dimana etika pergaulan ketimuran perlahan semakin
ditinggalkan, seperti sopan-santun.
Pendidikan anak dimulai dari pendidikan orang tua di
rumah, sekolah hanya merupakan lembaga yang membantu proses
tersebut. Sehingga peran aktif dari orang tua sangat diperlukan bagi
keberhasilan anak-anak di sekolah.
Penyuluhan mengenai peranan orang tua dalam pendidikan
anak sangatlah penting untuk diadakan di Desa Kalimas mengingat
masih rendahnya kesadaran orang tua untuk mendidik anaknya
sejak dini. Target dan sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah
masyarakat Desa Kalimas.
Peserta yang datang dalam penyuluhan tersebut berjumlah
22 orang. Penyuluhan dilakukan pada Rabu, 10 Agustus 2011 mulai
pukul 14.00 WIB, bertempat di Mushalah Baitul Khairot Desa
Kalimas. Kegiatan ini menghabiskan dana sebesar Rp40.000 yang
bersumber dari mahasiswa. Dana ini digunakan untuk membayar
pembicara yang diundang dari kalangan dunia pendidikan yakni
Bapak Muhidin selaku pengawas SD di Desa Kalimas. Penyuluhan
36
dilakukan guna meningkatkan peran serta orang tua dalam
pendidikan anak. Sehingga diharapkan dapat menciptakan anak-
anak Desa Kalimas yang berbudi pekerti luhur karena didikan dari
orang tua mereka masing-masing. Sebab pendidikan awal adalah
pendidikan dari keluarga yakni pendidikan yang berasal dari orang
tua.
Gambar 2.1.b.1. Penyuluhan arti pentingnya peran serta orang tua terhadap pendidikan anak
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
37
Adanya sambutan yang positif dari pihak orang tua akan
kedatangan Tim KKN POSDAYA UNSOED dilihat dari
banyaknya orang tua yang hadir dalam acara tersebut.
b) Faktor Penghambat
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu mundurnya waktu
pelaksanaan, yang berdasarkan rencana acara dimulai pukul 14.00,
namun acara baru dimulai pukul 14.30. Mundurnya waktu
pelaksanaan acara tersebut dikarenakan bulan puasa yang mana
umumnya orang tua sedang beristirahat siang.
c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan
Penyuluhan tentang pentingnya peran orang tua dalam pendidikan
anak dilakukan dengan tetap memberikan waktu pembicara untuk
menyampaikan materi selama 30 menit. Namun, untuk sesi tanya
jawab dihilangkan sebab mengingat acaranya telah memasuki
waktu ashar dimana dalam bulan Ramadhan ini adalah waktu untuk
memasak bagi kaum ibu-ibu.
Penanggung jawab : Kharisma Wijayanti
2. Pengembangan PAUD
Pendidikan diusia dini penting dilakukan karena pada masa
ini perkembangan otak berkembang sangat pesat. Teknik dalam
mengajarkan anak pada usia ini penting diperhatikan karena pada
usia ini anak sangat egosentris. Inovasi dalam teknik pengajaran
anak usia ini penting dilakukan untuk menghindarkan kebosanan.
38
Kegiatan pengembangan PAUD ini berupa pendampingan
dan pengajaran, dilakukan pada 5, 6, 8, 9 agustus 2011 pukul 08.00-
10.00 WIB bertempat di TK Muslimat dan PAUD Az-zahra desa
Kalimas. Tujuan dilakukannya pendampingan dan pengajaran
PAUD adalah untuk melakukan adanya inovasi dan variasi
pengajaran baik dari segi materi maupun pengajarnya untuk
memaksimalkan pengajaran PAUD melalui variasi pengajaran.
Sasaran kegiatan ini adalah peserta didik PAUD dan pengurus
PAUD, kegiatan ini dilakukan sebanyak 8 kali di dua tempat yang
berbeda dan kegiatan ini diikuti oleh 47 anak. Pengisi
pendampingan dan pengajaran PAUD ini adalah mahasiswa tim
KKN Posdaya Unsoed dan kegiatan ini mengeluarkan biaya sebesar
Rp4.500, biaya ini digunakan untuk membeli pasta gigi khusus anak
untuk penyuluhan PHBS dan sumber biaya ini berasal dari
mahasiswa. Materi yang disampaikan dalam pengajaran ini adalah
mengajar bernyanyi, praktek shalat dan doa, bermain, perkenalan
nama-nama binatang, peragaan gerakan binatang, pengajaran cara
mencuci tangan dan gosok gigi dengan benar.
39
Gambar 2.1.b.2. Pengembangan PAUD (mengajar)
a) Faktor Pendorong
Adanya sambutan yang positif dari guru-guru dan siswa
PAUD dilihat dari semangat mereka pada saat tim KKN datang.
Hal ini juga dapat terlihat dari dorongan dan keleluasaan waktu
yang diberikan oleh tim pengajar PAUD kepada mahasiswa tim
KKN untuk melakukan pengajaran sesuai SAP.
b) Faktor Penghambat
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu sulitnya
mengkoordinasikan siswa yang masih senang bermain-main
sendiri dan saat pertama akan mengajar terdapat sedikit
kesalahan, karena tim KKN seharusnya membuat SAP (satuan
acara pengajaran) yang harus disesuaikan terlebih dahulu dengan
jadwal pengajaran di PAUD.
c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan
40
Kebiasaan anak-anak PAUD yang masih senang bermain-
main sendiri memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Oleh
karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut tim KKN memulai
pengajaran dengan metode yang lebih menarik dan interaktif.
Metode yang digunakan ialah dengan memaksimalkan gerakan
dan gaya bicara seekspresif mungkin sehingga peserta didik
menjadi tertarik serta mengajarkan beberapa nyanyian baru
kepada peserta didik. Koordinasi dan penyesuaian jadwal
dilakukan tim KKN dengan pengajar PAUD untuk
menyesuaikan pengajaran yang akan dilakukan dengan jadwal
yang telah disusun.
Penanggung jawab : Andika Artyanto
3. Sosialisasi Gemar Menabung
Menabung merupakan bagian dari investasi yang paling
sederhana, karenanya ada baiknya memperkenalkan kebiasaan
menabung kepada anak sejak dini sebagai awal pembelajaran
mereka tentang investasi. Tujuan pertama adalah membiasakan
anak dengan penyisihan sebagian uang untuk masa depannya.
Selain itu menabung juga dapat memberikan kepada anak suatu
cara untuk meraih tujuannya. Misalnya, bila sang anak
menginginkan sepeda, dengan menabung dia dapat mengumpulkan
uang untuk membeli sepeda. Secara tradisional menabung
dilakukan di rumah dengan menggunakan celengan.
41
Penyuluhan mengenai gemar menabung sangatlah penting
untuk diadakan di Desa Kalimas mengingat masih rendahnya
kesadaran anak untuk mulai menabung sejak dini. Target dan
sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah siswa SD di Desa
Kalimas.
Peserta yang datang dalam penyuluhan tersebut berjumlah
100 orang. Penyuluhan dilakukan pada Jum’at, 29 Juli 2011 mulai
pukul 09.00 WIB, bertempat di SDN 1 & 3 Kalimas. Kegiatan
penyuluhan gemar menabung ini tidak mengeluarkan dana karena
penyuluhan ini dilakukan oleh tim KKN Posdaya Unsoed periode
Juli-Agustus 2011. Penyuluhan dilakukan guna meningkatkan
kesadaran anak untuk mulai menabung sejak dini.
42
Gambar 2.1.b.3. Sosialisasi gemar menabung
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
Adanya sambutan yang positif dari guru-guru dan siswa
SD dilihat dari antusiasme mereka pada saat tim KKN datang ke
SD. Hal ini membuat tim KKN lebih bersemangat lagi untuk
memberikan penyuluhan dan motivasi menabung bagi siswa-
siswi SDN 1 dan 3 Kalimas tersebut.
b) Faktor Penghambat
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu sulitnya
mengkoordinasikan anak-anak SD yang selalu masih senang
43
bermain-main bersama teman-temannya sehingga hal ini
membuat tim KKN kesulitan untuk menangani mereka.
c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan
Kebiasaan anak-anak SD yang masih senang bermain-
main memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Oleh karena itu,
untuk mengatasi masalah tersebut tim KKN membentuk siswa-
siswi SDN 1 dan 3 tersebut menjadi beberapa kelompok yang
langsung ditangani oleh beberapa anggota dari tim KKN
sehingga masalah penanganan anak SD tersebut dapat diatasi.
Penanggung jawab : Kharisma Wijayanti
c. Bidang Ekonomi
1. Sosialisasi Pembuatan Telor Asin
Permasalahan di bidang ekonomi yang sebagian besar
dialami oleh warga desa Kalimas adalah belum adanya suatu
industri yang memberdayakan warga. Industri yang dimaksud
adalah idustri rumahan yang tergolong usaha kecil dan menengah.
Lingkungan sosial warga terutama ibu-ibu yang hanya berprofesi
sebagai ibu rumah tangga dirasa perlu diberdayakan dengan
membentuk suatu kelompok usaha. Tujuannya adalah agar dapat
meningkatkan perekonomian keluarga disamping kewajiban utama
mengurus rumah. Oleh karena itu, pelatihan keterampilan
kewirausahaan yang sederhana berasal dari sumber daya yang
44
terjangkau dan tepat guna sangat diperlukan untuk memberdayakan
ibu-ibu rumah tangga di Desa Kalimas.
Telur mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh,
rasanya enak, mudah dicerna, menimbulkan rasa segar dan kuat
pada tubuh, serta dapat diolah menjadi berbagai macam produk
makanan salah satunya telur asin. Telur asin merupakan telur segar
yang diawetkan dengan menggunakan bahan garam agar dapat
menghambat perkembangan mikroorganisme dan sekaligus
memberikan aroma khas, sehingga telur dapat disimpan dalam
waktu yang relatif lama.
Umumnya, pembuatan telur asin menggunakan telur bebek
karena telur bebek mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat
yang lebih tinggi dari telur ayam. Selain itu telur bebek juga
mengandung banyak vitamin diantaranya vitamin B-6, vitamin B-
12, vitamin A, vitamin E, thiamin, riboflavin, niacin, folate.
Dengan mengolah telur itik/bebek menjadi telur asin maka masa
simpannya menjadi lebih panjang, dapat menambah citarasa,
sekaligus mengurangi bau amisnya. Selain itu telur itik memiliki
pori-pori yang lebih besar sehingga cocok untuk dijadikan telur asin
karena proses penentrasi garam akan berlangsung lebih baik.
Ukuran kuning telur itik atau bebek juga lebih besar dari telur
ayam, serta warnanya lebih menarik. Melihat kenyataan ini maka
45
peluang usaha telur asin cukup menjanjikan dan sangat menarik
untuk ditekuni.
Ada beberapa cara pembuatan telur asin yaitu dengan cara
direndam dalam larutan garam, di balut dalam adonan garam yang
telah dicampur dengan serbuk bata merah, tanah liat, atau abu
gosok.
Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 12Agustus 2011
bertempat di Sekretariat Posdaya Berseri 2 Dukuh Kertadita Desa
Kalimas Kecamatan Randudongkal.Volume pelatihan selama 15
menit dan dihadiri oleh 15 ibu-ibu rumah tangga di Dukuh
Kertadita. Materi sosialisasi disampaikan oleh penanggung jawab
kegiatan yang berasal dari tim KKN Posdaya Unsoed periode Juli-
Agustus 2011.
Gambar 2.1.c.1. Sosialisasi Pembuatan Telor Asin
46
a) Faktor Pendorong
Antusiasme masyarakat yang tinggi akan informasi yang
disampaikan dalam sosialisasi pelatihan pembuatan telur asin ini.
Hal ini membuat tim KKN lebih bersemangat lagi untuk
memberikan penyuluhan mengenai pembuatan bahan makanan lain
seperti Abon Ayam yang menjadi program kerja tambahan tim
KKN Posdaya Unsoed Purwokerto Periode Juli-Agustus 2011.
b) Faktor Penghambat
Kegiatan sosialisasi pembuatan telor asin ini berjalan lancar
sehingga dirasa tidak ada faktor penghambat dalam kegiatan ini.
Penanggung jawab : Ivan Satria Haryana
d. Bidang Pemberdayaan Lingkungan
1. Penyuluhan Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Taman
obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun
tanaman obat atau bahan ohat dan selanjutnya dapat disalurkan
kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan.
Pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan dalam upaya
pelayanan kesehatan yaitu Primary Health Care (PHC) sebagai
47
suatu strategi untuk mencapai kesehatan semua pada tahun 2010.
Salah satu unsur penting dalam PHC antara lain penerapan
teknologi tepat guna dan peran serta masyarakat. Upaya
pengobatan tradisional dengan obat-obat tradisional merupakan
salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan
teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang
pembangunan kesehatan. Hal ini disebabkan antara lain karena
pengobatan tradisional telah sejak dahulu kala dimanfaatkan oleh
masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat di seluruh
pelosok tanah air.
Dalam rangka peningkatan dan pemerataan pelayanan
kesehatan masyarakat, obat tradisional perlu dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Adapun pemanfaatan TOGA yang
digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga
menurut gejala umum adalah:
1. Demam panas
2. Batuk
3. Sakit perut
4. Gatal-gatal
Penyuluhan TOGA dilaksanakan pada Senin, 25 Juli 2011
pukul 15:00WIB bertempat di Balai Desa Kalimas. Sasaran dari
program ini antara lain masyarakat desa kalmias. Penyuluhan ini
dihadiri oleh sekitar 42 orang peserta. Acara penyuluhan ini diisi
48
oleh tim KKN Unsoed dimana Anna Rejeki Simbolon sebagai
pemberi materi. Materi yang disajikan antara lain manfaat TOGA
secara umum serta bahan-bahan dan resep pembuatan obat dari
TOGA. Resep yang diberikan antara lain pengobatan demam,
batuk, sakit maag, serta penyakit kulit atau gata-gatal.
Acara penyuluhan ini mengeluarkan biaya sebesar Rp.
15.000 yang digunakan untuk pembuatan dan penggandaan leaflet
TOGA. Sumber dana dari acara ini berasal dari mahasiswa KKN
Unsoed.
Gambar 2.1.d.1. Sosialisasi penyuluhan manfaat tanaman obat keluarga (TOGA)
49
a) Faktor Pendorong
Antusiasme para undangan dalam hal ini dapat terlihat dari
banyaknya peserta yang aktif bertanya untuk mengetahui lebih
jauh mengenai materi yang disampaikan. Selain itu juga terlihat
dari permintaan penambahan jumlah leaflet setelah penyuluhan
selesai.
b) Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam acara ini yaitu keterlambatan waktu
dimulainya acara. Hal ini dikarenakan waktu dimulainya acara
yang mendekati waktu sholat Ashar, sehingga ibu-ibu terlebih
dahulu mengerjakan sholat di rumah masing-masing sebelum
acara dimulai.
c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan
Upaya dalam menanggulangi masalah keterlambatan waktu yaitu
dengan mempercepat waktu penyampaian materi dan
memperbanyak sesi diskusi dan tanya jawab seputar permasalahan
penyakit dan TOGA yang digunakan untuk menyembuhkan
penyakit tersebut.
Penanggung jawab : Anna Rejeki Simbolon
50
II. Program Fisik
a. Bidang Kesehatan
1. Pemeriksaan kesehatan lansia
Pemeriksaan kesehatan dasar ialah pemeriksaan
kesehatan meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan dan
tanda-tanda vital. Pemeriksaan kesehatn dasar ini dilakukan guna
mengetahui kondisi kesehatan seseorang secara umum dan secara
permukaan. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan dilakukan
guna mengetahui status gizi seseorang, sedangkan pemeriksaan
tanda-tanda vital dilakukan guna mengetahui kondisi dan fungsi
sistem kardiovaskuler dan respirasi secara umum. Pemeriksaan
berat badan penting dilakukan pada lansia guna mengetahui status
gizi, sedangkan pemeriksaan tekanan darah penting dilakukan
pada lansia untuk mengetahui kondisi sistem kardiovaskuler
secara umum dikarenakan pada usia lanjut sistem kardiovaskuler
seorang lansia mengalami penurunan secara signifikan.
Posyandu lansia di desa Kalimas belum maksimal
dalam menjalankan kegiatannya. Pemeriksaan kesehatan jarang
dilakukan, hal ini disebabkan oleh kurangnya sumberdaya
manusia yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan pada Jum’at, 5 Agustus 2011
mulai pukul 09.00-10.00 di Masjid Al-Mujahidin desa Kalimas.
Kegiatan ini didahului dengan pengajian yang diisi oleh ketua
51
pengajian lansia desa Kalimas. Sasaran kegiatan ini adalah lansia
desa Kalimas, kegiatan ini diikuti oleh 37 orang. Pemeriksaan
kesehatan ini dilakukan guna memonitoring kondisi kesehatan
lansia secara umum. Pemeriksaan kesehatan ini meliputi
pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan oleh bidan desa dan
pemeriksaan berat badan yang dilakukan oleh mahasiswa tim
KKN Posdaya Unsoed. Selain itu terdapat pembagian vitamin B
kompleks terhadap para lansia untuk mencukupi kebutuhan B
kompleks selama bulan ramadhan. Biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan ini adalah sebesar Rp18.000 digunakan untuk membeli
vitamin B kompleks, sumber dana ini berasal dari mahasiswa.
Gambar 2.2.a.1. Pemeriksaan kesehatan lansia
52
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
Adanya sambutan yang positif dari pihak lansia akan
kedatangan bidan desa dan Tim KKN POSDAYA UNSOED
untuk dilakukannya pemeriksaan kesehatan. Setiap lansia
dengan antusias memeriksakan berat badan dan tekanan
darahnya.
b) Faktor Penghambat
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu mundurnya
waktu pelaksanaan, yang berdasarkan rencana acara dimulai
pukul 08.00, namun acara baru dimulai pukul 09.00. Hal ini
dikarenakan acara posyandu lansia yang dilakukan setelah
acara pengajian lansia selesai, target acara selesai pukul 08.00,
namun karena materi pengajian yang disampaikan oleh kyai
mengalami penambahan sehingga menyebabkan
keterlambatan waktu dimulainya acara posyandu lansia.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan dibagi menjadi 2
kelompok, kelompok pemeriksa berat badan dan kelompok
pemeriksa tekanan darah. Kemudian peserta lansia yang telah
memeriksakan berat badannya di arahkan untuk melakukan
pemeriksaan tekanan darah begitu juga sebaliknya, sehingga
53
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini menjadi
lebih efisien. Namun karena diberlakukan sistem tersebut
pendokumentasian yang dilakukan sedikit mengalami
kesulitan dan terdapat pencatatan yang terlewatkan.
Penanggung jawab : Liya Alifah
2. Senam lansia
Ada beberapa jenis senam lansia yang dianjurkan
untuk lansia diantaranya adalah senam tera. Kata Tera sendiri
dari kata terapi yang berarti olah raga yang berfungsi sebagai
terapi. Tujuan dari senam tera adalah untuk kebugaran. Senam
Tera mempunyai banyak manfaat, salah satunya dari setiap
gerakannya yakni, gerakan peregangan yang bertujuan untuk
meregangkan otot sebelum melakukan gerakan senam, gerakan
persendian yakni menggerakan seluruh persendian yang
mempunyai manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Sedangkan
yang terakhir adalah gerakan pernafasan yang mengadaptasi dari
senam Tai Chi oleh karena itu gerakan/jurus Senam Tera
Indonesia lembut dan rileks. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan bila senam tera dapat diikuti oleh semua lapisan
baik anak-anak, dewasa dan orang tua. Prinsip-prinsip gerakan
yang mendasari Senam Tera Indonesia adalah : Gerak Ringan
dan Lentur, Gerak lambat, Gerak Melingkar, Gerak Yang Ajek
dan gerak Tidak terputus. Semakin tua usia maka kondisi fisik
54
dan kebugaranpun serta persendian semakin berkurang. Latihan
fisik diperlukan guna mempertahankan kebugaran dan Lestarih
sendi-sendi agar tetap berfungsi secara baik (Gani, 2011).
Pada kegiatan posyandu lansia yang rutin dilakukan
setiap Jum’at kliwon, jarang dilakukan kegiatan senam lansia
dengan menggunakan music. Maka dari itu diperlukan iovasi
senam agar lansia tidak mengalami kebosanan. Tujuan dilakukan
kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kebugaran dan menjaga
kesehatan lansia dalam menjalani kehidupan di usia senjanya
terutama peningkatan fungsi sendi agar dapat beraktivitas
dengan nyaman. Pelaksanaan senam lansia dilakukan pada
Jum’at, 5 Agustus 2011 pukul 09.00. Kegiatan ini dilaksanakan
di Masjid Al-Mujahidin desa Kalimas. Sasaran kegiatan ini
adalah para lansia, dan kegiatan ini diikuti oleh sekitar 34 lansia.
Instruktur senam adalah mahasiswa tim KKN Posdaya Unsoed
yang dibantu oleh bidan desa Kalimas. Jenis senam yang
dilakukan adalah senam persendian Tera, yang berisi 25 gerakan
yang melibatkan pergerakan sendi-sendi seluruh tubuh. Kegiatan
ini tidak memerlukan biaya.
55
Gambar 2.2.a.2. Senam lansia
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
Adanya sambutan yang positif dari bidan desa dan lansia
untuk melakukan kegiatan senam lansia. Hal ini terlihat dari
keterlibatan bidan desa untuk ikut aktif menjadi instruktur
senam bersama tim KKN dan membantu mengkondisikan
peserta sebelum senam dimulai. Peserta mengungkapkan
secara langsung kepada tim KKN bahwa mereka merasa
senang terlibat dalam senam lansia tersebut, hal ini diketahui
secara langsung oleh tim KKN dengan menanyakan kepada
56
peserta mengenai perasaan mereka setelah mengikuti senam
(tahap evaluasi senam lansia).
b) Faktor Penghambat
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu pakaian yang
dipakai lansia menghambat keleluasaan gerakan mereka,
karena sebagian besar lansia mengenakan jarit dan gamis.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut
adalah dengan melakukan gerakan senam secara perlahan-
lahan dan menginstruksikan kepada para lansia untuk tidak
memaksakan mengikuti gerakan jika mengalami kesulitan.
Penanggung jawab: Liya Alifah
3. Praktek Mencuci Tangan dan Menggosok Gigi
Menurut HL Bloom (1974) ada 4 (empat) faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat antara lain
perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan
(genetik). Dalam teori tersebut disebutkan bahwa perilaku
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan masyarakat, kemudian lingkungn, pelayanan
kesehatan dan yang terakhir adalah keturunan.
Masalah hidup bersih dan sehat sebenarnya tidak saja
menjadi masalah orang tua namun juga bagi anak-anak. Hidup
bersih dan sehat merupakan sebuah kebiasaan yang memang
57
harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak mulai dari
lingkungan keluarga kemudian dari lingkungan sekolah.
Terlebih lagi anak-anak yang notabennya adalah masa dimana
mereka selalu berkutat dengan dunia bermainya yang tidak
terhindar pula dengan hal-hal yang kotor, yang pada tingkat
selanjutnya ini akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan
mereka. Kesadaran masyarakat desa Kalimas akan pentingnya
hidup bersih dan sehat masih dibawah Standar Pelayanan
Minimal yaitu penggunaan atau pemanfaatan jamban sebesar
65%, kesadaran pengelolaan sampah 65%, dan kesadaran
penggunaan lantai rumah kedap air 50% (sumber data:
Rekapitulasi Hasil Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga
Puskesmas Desa Kalimas).
Dari latar belakang masalah tersebut, maka tujuan
dilaksanakanya acara ini secara umum adalah diharapkan siswa
dan siswi mengetahui pentingnya kesehatan. Secara khusus,
tujuan dari acara ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan
memberi kesadaran kepada siswa-siswi mengenai pentingnya
hidup bersih untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan
dari hal terkecil.
Penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
berupa kegiatan penyuluhan cara cuci tangan yang bersih dan
sehat serta cara sikat gigi yang baik dan benar, dilaksanakan
58
sebanyak dua kali. Penyuluhan pertama dilakukan pada hari
Jumat tanggal 29 Juli 2011 di SD Negeri 1 Kalimas yang
digabung dengan SD Negeri 3 dengan sasarannya siswa kelas 3,
4, dan 5. Penyuluhan ke dua dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 9 Agustus 2011 di TK Muslimat Dusun Kertadita Desa
Kalimas dengan peserta sebanyak 25 siswa.
Acara diisi dengan penyuluhan oleh mahasiswa Tim
KKN Unsoed. Materi disampaikan dengan bahasa yang lugas dan
sederhana sehingga pesan dapat tersampaikan dengan efektif
kepada siswa-siswi. Materi yang disampaikan yaitu terkait cara
mencuci tangan yang baik sesuai dengan ketentun WHO dengan
metode 7 langkah dan dibuktikan perbedaannya antara mencuci
tangan memakai sabun dan tidak memakai sabun. Materi yang
selanjutnya yaitu cara menyikat gigi yang baik.
Gambar 2.2.a.3. Senam lansia
59
Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar
adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Langkah-langkah Mencuci Tangan
Keterangan :
1. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
2. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan.Akan lebih
baik bila sabun mengandung antiseptik.
3. Gosokkan kedua telapak tangan.
4. Gosokkan sampai ke ujung jari.
5. Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau
sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling)
antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut.
Lakukan sebaliknya.
6. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan
saling mengunci.
60
7. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan
gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari
tangan kiri.
8. Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya
dengan gerakan kedepan, kebelakang dan berputar.Lakukan
sebaliknya.
9. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan
lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.
10. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
11. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila
menggunkan kran, tutup kran dengan tissue.
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat ini berjalan dengan
baik karena faktor pendorong berupa dukungan yang baik dari
pihak sekolah dan antusiasme dari siswa-siswi TK dan SD
b) Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari pelaksanaan acara ini adalah sulitnya
mengkondisikan siswa-siswi SD.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh mahasiswa Tim
KKN Unsoed adalah bekerjasama dengan guru-guru SD
pengajar kelas 3, 4, dn 5 sehingga siswa-siswi dapat
dikondisikan dengan baik.
Penanggung jawab: Intan Kurniasih
61
4. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Kegiatan pemberian makanaan tambahan dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan rutin posyandu. Kegiatan pemberian
makanan tambahan ini didahului dengan penimbangan berat
badan kemudian diteruskan dengan pemberian vitamin A dan
Imunisasi oleh Bidan Desa terhadap balita Setelah itu dilanjutkan
dengan acara pemberian makanan tambahan kepada para balita.
Kemudian dilanjutkan dengan acara penyuluhan asi eksklusif
yang dilakukan oleh mahsiswa KKN Desa Kalimas.
Kegiatan pemberian makanan tambahan terhadap balita ini
bertujuan agar dapatMeningkatkan status gizi anak balita Dukuh
Kertadita Desa Kalimas yang dihadiri 36 balita, kegiatan
pembagian PMTdilakukan 1 kali pada hari Rabu, 03Agustus 2011
yang bertempat di Desa Kalimas Posyandu Lestari VI Dukuh
Kertadita Desa Kalimas, dalam pengadaannya kegiatan ini
mengeluarkan dana sebesar Rp65.000,- yang berasal dari iuran
mahasiswa dan di gunakan untk membeli bahan-bahan pembuatan
PMT berupa kacang hijau 1,5 kg, gula jawa 1 kg , gula pasir 1 kg,
aci 0,25 kg, dan 1 butir kelapa. Acara ini tetap ada
keberlanjutannya setelah KKN meninggalkan lokasi, karena
terdapat iuran warga untuk pembelian PMT setiap ada kegiatan
Posyandu. Pengadan PMT dari mahasiswa ini dimaksudkan untuk
mengadakan variasi PMT, karena biasanya PMT yang diberikan
62
berupa biskuit, namun yang diberikan oleh mahasiswa adalah
bubur kacang ijo yang nilai gizi terutama vitamin B nya lebih
banyak.
Gambar 2.2.a.4. Pembagian PMT kepada balita peserta Posyandu di Posyandu Lestari VI
Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat faktor pendorong
dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendukung
Adanya Dukungan dari kader-kader Posyandu. Penerimaan yang
baik dari kader-kader Posyandu yang mengijinkan tim KKN untuk
memberikan makanan tambahan kepada para balita. Antusias ibu-
ibu untuk mengantarkan anak-anaknya untuk datang ke posyandu.
63
b) Faktor Penghambat
Tidak ada faktor penghambat dalam acara ini dengan kata lain
acara berjalan dengan lancar. Acara pembagian makanan
tambahan ini akan terus berlanjut walau tim KKN telah selesai
karena acara tersebut akan dimasukan ke dalam acara rutin
posyandu tiap bulannya.
Penanggungjawab : Tri Faradian
b. Bidang Pendidikan
1. Bimbingan Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau
latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar
sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar,
sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi
antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati
adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh
guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus
dapat diamati dan diukur.
64
Bimbingan belajar merupakan salah satu program fisik
dalam bidang pendidikan. Bimbingan belajar merupakan jam
tambahan diluar jam sekolah. Dengan bimbingan belajar
diharapkan siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi yang dapat
menunjang pencapaian prestasi yang memuaskan. Tetapi untuk
memiliki motivasi belajar yang tinggi bagi siswa tidaklah mudah,
perlu kemauan yang keras dan rasa ingin tahu yang tinggi dari
dalam diri siswa itu sendiri.
Dengan melihat kondisi kesiapan materi maupun psikologi
siswa di Desa Kalimas, maka dipandang perlu dilaksanakannya
bimbingan belajar (BIMBEL). Kegiatan ini dimaksudkan untuk
membangkitkan semangat belajar siswa SD dan SLTP di Desa
Kalimas. Kegiatan Bimbel ini dilaksanakan 8 kali yaitu pada bulan
Juli-Agustus 2011.
Kegiatan bimbel ini berjalan dengan lancar. Siswa-siswi
sangat antusias dalam mengikuti bimbel. Beberapa siswa-siswi SD
dan SLTP mengalami kesulitan terutana dalam bidang matematika.
Dana yang diperlukan untuk kegiatan ini Rp. 18.250,00 guna
pembelian white board dan marker.
65
Gambar 2.2.b.1. Bimbingan Belajar
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
Adanya sambutan yang positif dari siswa SD dan SLTP dilihat dari
antusiasme mereka pada saat belajar. Hal ini membuat tim KKN
lebih bersemangat lagi untuk mengajar dan memberikan motivasi
belajar bagi siswa-siswi SD dan SLTP tersebut.
b) Faktor Penghambat
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu sulitnya
menerangkan pada anak kecil menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh mereka.
c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan
66
Kegiatan bimbingan belajar ini tidak harus berhenti hanya karena
sulitnya mentransfer ilmu menggunakan bahasa yang dimengerti
oleh anak-anak desa Kalimas. Namun, hal ini dapat diatasi dengan
mencoba memberikan pelajaran dengan menyisipkan game atau
permainan yang disukai oleh anak-anak sehingga mereka lebih
semangat untuk menangkap pelajaran dan motivasi belajar yang
diberikan oleh tim KKN Posdaya Unsoed periode Juli-Agustus
2011. Bimbingan belajar ini akan terus berlanjut walau tim KKN
telah selesai sebab mereka telah dibentuk kelompok-kelompok
belajar.
Penanggung jawab : Kharisma Wijayanti
2. Pengajian Remaja
Romadhon adalah bulan yang istimewa bagi seluruh umat
Islam di dunia. Heroik penyambutanya terasa di berbagai tempat
terlebih bagi daerah yang mayoritas masyarakatnya adalah uamat
Islam seperti di Indonesia. Ritual yang dilakukan masyarakat dalam
penyambutan bulan Romadhon sangat beragam, ada yang
mempercayai perlunya membersihkan makam anggota keluarga
mereka yang telah wafat, mengadakan serangkaian upacara adat,
atau ada juga yang menyambutnya dengan menyelenggarakan
pengajian untuk meningkatkan iman.
Desa Kalimas yang di diami sebanyak 8215 orang (sumber
data: monografi Desa Kalimas tahun 2010) dengan penganut Islam
67
sebanyak 100% membuat acara penyambutan Bulan Romadhon
menjadi semakin meriah. Antusiasme masyarakat terhadap
datangnya Bulan Romadhon membuat mereka tidak main-main
dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan serangkaian ibadah
di bualan suci ini, baik fisik maupun rohani. Persiapan secara fisik
dilakukan dengan mengadakan kerja bakti di sekitar lingkungan
tempat tinggal dan masjid serta mushola-mushola setempat, dan
secara spiritual mereka mengadakan berbagai pengajian.
Acara pengajian yang diselenggarakan pada hari Senin
tanggal 25 Juli 2011 adalah salah satu bentuk penyambutan bulan
Romadhon bagi warga Desa Kalimas terutama mereka yang berada
di Dusun 2. Acara ini diselenggarakan untuk umum, tidak
membatasi jenis kelamin maupun usia. Hal ini terbukti dengan
hadirnya berbagai kalangan masyarakat yang menjadi jemaat
pengajian. Jemaat terlihat sangat antusias meskipun acara
berlangsung cukup lama, yaitu dimulai pukul 20.00 hingga kurang
lebih pukul 23.00. Semua rangkaian acara berjalan dengan baik dan
kondusif. Acara dimulai dengan pentas seni oleh siswa TPQ Al-
Furqon, kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Desa,
perwakilan TPQ Al-Furqon sebagai tuan rumah dan pembina
berlangsungnya acara pengajian ini, serta perwakilan panitian
pengajian yaitu Tim KKN Unsoed. Kemudian acara dilanjutkan
dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pembacaan sholawat,
68
ceramah, dan sebagai penutup acara adalah do’a. Acara pengajian
penyambutan Bulan Suci Romadhon ini membutuhkan setidaknya
Rp1.550.000 untuk menyewa perlengkapan panggung dan tenda
sebesar Rp 550.000,00, pengisi acara Rp 300.000,00, konsumsi Rp
700.000,00. Dana seluruhnya dari donator.
Gambar 2.2.b.2. Pengajian Remaja
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain :
a) Faktor Pendorong
Kerja sama yang baik antara Tim KKN Unsoed sebagai panitia
acara dengan pihak TPQ Al-Furqon sebagai Pembina dan tuan
69
rumah serta donatur. Jemaah pengajian menunjukan antusiame
yang besar, menerima dan memperhatikan dengan baik semua acara
yang diselenggarakan.
b) Faktor Penghambat
Dalam acara ini tidak terjadi hambatan yang berarti.
Penanggung jawab : Intan Kurniasih
3. Pembuatan Celengan
Membiasakan anak menabung tak hanya mengajarinya
untuk berhemat. Kebiasaan ini ternyata juga bisa menumbuhkan
kecerdasan anak untuk mengatur keuangan. Kecerdasan seorang
anak tak hanya diukur dari nilai akademis di sekolah saja.
Kepandaian anak mengatur emosi hingga keahliannya mengatur
keuangan juga menjadi bagian kecerdasannya. Oleh karena itu,
untuk mengasah kecerdasan anak mengelola keuangan, sebaiknya
mulai dilakukan sedini mungkin. Untuk itu kebiasaan menabung
menjadi salah satu hal yang penting diterapkan dalam mendidik
anak.
Menabung tidaklah harus di bank, tetapi juga dapat
dilakukan di rumah dengan menggunakan media celengan.
Celengan dapat dibuat dari barang-barang bekas seperti botol bekas
ataupun kardus bekas. Pembuatan celengan dari barang-barang
bekas dapat dilakukan oleh anak-anak misalnya pembuatan
70
celengan dari botol bekas dapat memanfaatkan media botol bekas,
lilin dan cutter.
Pembuatan celengan merupakan salah satu program kerja
dari tim KKN Posdaya Unsoed periode Juli-Agustus 2011 guna
melengkapi penyuluhan mengenai gemar menabung yang diadakan
di SDN 1 dan 3 Kalimas. Target dan sasaran dari kegiatan
penyuluhan ini adalah siswa SD kelas 3,4 dan 5.
Gambar 2.2.b.3. Praktek Pembuatan Celengan
Peserta yang datang dalam penyuluhan tersebut berjumlah
100 orang. Penyuluhan dilakukan pada Jum’at, 29 Juli 2011 mulai
71
pukul 09.00 WIB, bertempat di SDN 1 & 3 Kalimas. Kegiatan
pembuatan celengan ini mengeluarkan dana Rp. 10.000,00 untuk
pembelian lilin dan cutter. Praktek pembuatan celengan ini
dilakukan guna meningkatkan kesadaran anak untuk mulai
menabung sejak dini.
Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
Adanya sambutan yang positif dari guru-guru dan siswa SD dilihat
dari antusiasme mereka pada saat tim KKN datang ke SD. Hal ini
membuat tim KKN lebih bersemangat lagi untuk memberikan
praktek pembuatan celengan bagi siswa-siswi SDN 1 dan 3
Kalimas.
b) Faktor Penghambat
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu sulitnya
mengkoordinasikan anak-anak SD yang selalu masih senang
bermain-main bersama teman-temannya sehingga hal ini membuat
tim KKN kesulitan untuk menangani mereka.
c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan
Kebiasaan anak-anak SD yang masih senang bermain-main
memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Oleh karena itu, untuk
mengatasi masalah tersebut tim KKN membentuk siswa-siswi SDN
1 dan 3 tersebut menjadi beberapa kelompok yang langsung
72
ditangani oleh beberapa anggota dari tim KKN sehingga masalah
penanganan anak SD tersebut dapat diatasi.
Penanggung jawab : Kharisma Wijayanti
4. Pawai Bersama Siswa TPQ
Menyambut bulan suci ramadhan kegiatan pawai merupakan
kegiatan yang biasa dilakukan di desa Kalimas. Salah satu TPQ
yang mengadakan pawai tersebut yaitu TPQ Al-Furqon. Kegiatan
ini merupakan kegiatan sangat di tunggu-tunggu oleh masyarakat
desa Kalimas. Dengan adanya pawai ini, secara tidak langsung
dapat mempererat tali silaturahmi antar warga dan sekaligus dapat
Lestarih keberanian anak untuk dapat tampil di depan umum.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu mengkondisikan
peserta Pawai demi kelancaran jalanya acaara tersebut. Kegiatan ini
dilaksanakan pada, Senin 25 Juli 2011 pada pukul 14.00 WIB, rute
pawai mengikuti jalan utama desa Kalimas. Pawai ini diikuti oleh
seluruh peserta didik TPQ Al-Furqon dan siswa MDA Salafiyah
dengan jumlah kurang lebih 50 peserta. Kegiatan ini menghabiskan
dana Rp 150.000, yang berasal dari masyarakat sekitar TPQ Al-
Furqon. Dana ini digunakan untuk membeli snack dan air minum.
Penyelenggara kegiatan ini adalah pengurus TPQ Al-Furqon
dan dan TIM KKN sebagai pendamping acara.
73
Gambar 2.2.b.4. Pendampingan Pawai TPQ Al-furqon
Pada pelaksanaan perlombaan ini terdapat faktor pendorong
dan faktor penghambat, antara lain :
a) Faktor Pendorong
Antusiasme peserta pawai dalam mengikuti dan menyambut TIM
KKN sebagai pendamping pawai.
b) Faktor Penghambat
Perbandingan antara pendamping dengan peserta pawai yang
jumlahnya tidak seimbang. Kurangnya kordinasi antara
penyelenggara dengan tim KKN.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Perbandingan antara jumlah peserta dan pendamping yang tidak
seimbang diatasi dengan memaksimalkan kemampuan yang ada
74
yaitu dengan memaksimalkan koordinasi dengan pendamping lain
agar pawai tetap berjalan dengan tertib.
Penanggung jawab : Riska Khasanova
5. Pendampingan TPQ untuk Pentas Seni
Seluruh masyarakat desa Kalimas adalah muslim. Mereka
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Tingkat religiusitas
masyarakat desa kalimas yang tinggi mendorong para orang tua
memberikan pendidikan keagamaan anak-anaknya sejak dini, salah
satunya dengan mengikut sertakan anaknya dalam kegiatan Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Dimana TPQ mengajarkan nilai-nilai
keagamaan yang tidak diajarkan atau kurang diajarkan di sekolah
formal. Disini mereka bukan hanya dilatih untuk lebih mendalami
nilai-nilai keagamaan saja, tetapi juga mereka diajarkan kesenian
Islam seperti qiroati Al-Qur’an, rebana, dan tarian islam yang
bertujuan untuk mengasah keterampilan mereka di bidang seni.
Salah satu cara yang dilakukan adalah mengadakan pentas seni
untuk menyambut bulan Ramadahan. Dalam kegiatan ini siswa-
siswa TPQ di latih untuk dapat menunjukan kemampuannya di
depan masyarakat, dengan menampilkan berbagai kesenian yang
telah dimiliki oleh mereka.
Pendampingan ini dilakukan dengan sasaran siswa TPQ Al-
Furqon. Dengan jumlah siswa mencapai 50 siswa. Pendampingan
dilakukan sejak 21 Juli 2011 hingga 3 Agustus 2011 bertempat di
TPQ Al-Furqon. Kegiatan ini tidak mengeluarkan biaya.
75
Penyuluhan ini bertujuan untuk mengasah keterampilan seni
mereka yang berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan.
Pendampingan TPQ ini berisi pelatihan pembacaan puisi, Qiroatul
Al-Qur’an, Pembacaan doa-doa, tarian, dan nyanyian.
Pendampingan ini dilakukan oleh Tim KKN.
Gambar 2.2.b.5. Pendampingan TPQ untuk prntas seni
Pada pelaksanaan pendampingan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
Adanya sambutan yang positif dari pengelola TPQ Al-Furqon,
dilihat dari kepercayaan yang diberikan kepada Tim KKN untuk
mengajarkan kesenian kepada para siswa.
76
b) Faktor Penghambat
Kegiatan ini sedikit mengalami yaitu banyaknya siswa TPQ yang
tidak hadir. Menyebabkan pembagian tugas yang tidak merata, dan
mengakibatkan kurang fokusnya siswa tentang apa yang akan di
pentaskan.
c) Upaya dalam mengadapi hambatan
Pembagian tugas kepada siswa dilakukan dengan mendata semua
siswa dan memastikan tidak ada siswa yang tidak mendapatkan
tugas atau bahkan siswa yang tugas ganda.
Penanggung Jawab : Riska Khasanova
6. Pengadaan Mainan PAUD
Masa toddler dan pre school merupakan masa golden age
periode, dimana anak akan menyerap informasi secara maksimal
karena perkembangan otak pada periode usia ini berkembang
dengan sangat pesat. Informasi yang diperoleh dan diserap pada
masa ini akan melekat kuat dan akan membentuk karakter pribadi
anak pada usia mendatang.
Pendidikan anak usia dini atau PAUD merupakan salah satu
metode yang digunakan untuk memaksimalkan penyerapan
informasi dan penanaman nilai-nilai sosial, pengembangan kognitif
dan perkembangan anak. Penyelenggaraan PAUD memerlukan
banyak dukungan, baik dari segi material dan immaterial. Alat
peraga edukatif atau APE merupakan salah satu alat penunjang
yang diperlukan dalam penyelenggaraan PAUD. Selain itu,
77
pengembangan metode, variasi dan inovasi materi yang
disampaikan merupakan salah satu metode dalam pengembangan
PAUD. Kelengkapan materi dan inovasi materi penyampaian
PAUD akan membantu memaksimalkan fungsi PAUD dalam
meningkatkan kemampuan perkembangan anak secara kognitif,
afektif dan sosial anak.
PAUD Az-zahra desa Kalimas merupakan salah satu
lembaga pendidikan anak usia dini di desa Kalimas yang statusnya
belum terdaftar dalam HIMPAUDI kecamatan Randudongkal serta
kondisi kelengkapan sarana dan prasaranya masih sangat minim.
Maka dari itu diperlukan adanya pengajuan proposal yang ditujukan
kepada HIMPAUDI kecamatan Randudongkal agar PAUD tersebut
terdaftar untuk memudahkan adanya akses bantuan dari pemerintah
daerah setempat serta diperlukan adanya pengadaaan APE sebagai
penunjang kegiatan belajar mengajar. TK Muslimat dusun Kertadita
merupakan salah satu lembaga pendidikan PAUD yang berada di
desa Kalimas yang statusnya sudah diakui namun kelengkapan
sarana dan prasaranya masih sangat minim. Maka dari itu
diperlukan adanya upaya dalam melengkapi sarana dan prasarana
tersebut yaitu dengan pengadaan APE. Tujuan diajukannya
proposal, pegadaan APE dan kegiatan belajar mengajar bagi PAUD
Az-zahra adalah untuk mendaftarkan PAUD dalam HIMPAUDI
kecamatan Randudogkal serta melengkapi sarana dan prasarana alat
78
peraga edukatif demi menunjang kelancaran kegiatan belajar
mengajar serta dilakukannya adanya inovasi dan variasi pengajaran
baik dari segi materi maupun pengajarnya.
Tujuan diadakannya pengadaan APE adalah untuk
melengkapai sarana dan prasarana demi lancarnya kegiatan belajar
mengajar. Pengajuan proposal PAUD Az-zahra ke lembaga
HIMPAUDI dilaksanakan pada 1 Agustus 2011 bertempat di
PAUD Az-zahra, sasaran dari kegiatan ini adalah pengurus PAUD
Az-zahra.
Pengajuan proposal PAUD dilakukan oleh TIM KKN
Posdaya Unsoed. Biaya yang dikeluarkan untuk pengajuan proposal
ini adalah sebesar Rp. 100.000,00 dan sumber biaya dana ini adalah
berasal dari mahasiswa. Biaya tersebut digunakan untuk membiayai
pembuatan proposal pengadaan mainan PAUD. Namun, Pengadaan
sarana dan prasarana PAUD Az-zahra belum terlaksana
dikarenakan proposal yang telah diajukan ke dinas pendidikan
kabupaten Pemalang belum bisa direalisasikan. Dinas pendidikan
kabupaten Pemalang menjanjikan proposal tersebut akan
direalisasikan pada tahun 2012 mendatang.
Dalam pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor
pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor pendorong
79
Adanya antusiasme guru pada kegiatan yang dilakukan oleh tim
KKN Posdaya Unsoed untuk melakukan pengajuan proposal.
b) Faktor penghambat
Terhambatnya pengajuan proposal adalah sulitnya melengkapi
syarat proposal dikarenakan belum adanya dokumentasi yang
memadai dari pengelola PAUD.
c) Upaya mengatasi hambatan
Penyusunan proposal PAUD yang dilakukan oleh tim KKN
mengalami kesulitan dalam melengkapi persyaratan yang
berkaitan dengan administrasi PAUD dikarenakan
pendokumnetasian Paud yang kurang baik. Untuk mengatasi
masalah tersebut telah dilakukan koordinasi secara terus menerus
kepada pengelola PAUD agar persyaratan pengajuan proposal
yang diperlukan dapat dilengkapi dan proposal dapat segera
diajukan kepada pihak HIMPAUDI Randudongkal.
Penanggung Jawab : Andika Artyanto
c. Bidang Ekonomi
1. Praktek Pembuatan Telor Asin
Pelatihan Pembuatan Telur Asin bertujuan untuk
menciptakan partsispasi warga secara langsung dalam proses
pelatihan. Pelatihan pembuatan telur asin dilaksanakan pada
tanggal 12 Agustus 2011 bertempat di Sekretariat Posdaya Berseri
2 Dukuh Kertadita Desa Kalimas Kecamatan Randudongkal.
80
Acara diawali dengan sambutan penanggungjawab kegiatan,
pemutaran video pembuatan telur asin, acara inti yaitu pelatihan
pembuatan telur asin dengan beberapa metode, pembagian leaflet
kegiatan, dan diakhiri dengan dialog interaktif dengan peserta.
Volume pelatihan selama 30 menit dan dihadiri oleh 15 ibu-ibu
rumah tangga di Dukuh Kertadita.
Untuk mengetahui secara pasti kondisi telur yang akan
diasinkan, maka perlu dilakukan pemeriksaan sekaligus pemilihan
(sortasi). Telur harus dipastikan merupakan telur yang belum
pernah dierami sama sekali sehingga kemungkinan adanya janin
dapat dihindari,telur tidak mengalami keretakan agar selama
dalam perendaman putih telurnya tidak akan menerobos keluar
dan membuat adonan berbau busuk.
Pemeriksaan telur bisa juga dilakukan seperti dengan
mengelompokkan telur berdasarkan tingkat kebersihannya.
kemudian bersihkan dengan cara dibilas dan di gosok dengan
ampelas halus mulai dari kelompok kotor kemudian kelompok
yang sangat kotor lalu keringkan dengan kain.
Salah satu bahan adonan (abu gosok atau serbuk batu
merah), dicampur dengan garam, perbandingan garam dan serbuk
bata merah atau abugosok adalah 1 : 4.Aduk adonan tersebut
hingga tercampur merata. Kemudian tambahkan air sedikit demi
81
sedikit sambil diaduk menjadi adonan yang kental agar dapat
melekat pada kulit telur.
Untuk mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan
dapat dicoba untuk ditempelkan pada kulit telur.Jumlah adonan
untuk tiap butir adalah 90 gram atau secukupnya sampai telur
benar-benar terbalut oleh adonan. Dengan cara pemeraman ini,
sebagian sebagian kecil (5%-10%) dari garam akan terserap
kedalam telur. Oleh karena itu, bila adonan pembalut akan
dipergunakan lagi, maka perlu ditambahkan garam pada adonan
tersebut sebanyak 5%-10% dari total berat garam
semua. Kemudian taruh dalam wadah dan peramkan selama 7-12
hari. Setelah pemeraman dianggap cukup maka adonan
pembungkus harus segera dilepas dari telur tersebut, sehingga rasa
asin pada telur tidak berlebihan.
Persiapkan wadah untuk merendam telur. Buat medium
pengasin larutan garam dengan cara mencampur garam
berbanding air hangat dengan takaran 1 : 4. Telur kemudian
direndam dalam larutan garam selama 10 hari dalam wadah yang
aman dan rata, untuk menghindari retak atau pecahnya telur pada
saat proses perendaman.
Setelah dirasa perendaman atau pemeraman cukup
waktunya (+7-12hari), bongkar adonan pembalut telur, sebaiknya
tambahkan sedikit air hingga adonan yang kering menjadi sedikit
82
basah agar tidak merusak telur. Selanjutnya cuci telur asin yang
hendak direbus hingga bersih lalu telur direbus. Masukkan telur
dalam panci perebus yang telah diisi dengan air secukupnya.
Panaskan dengan api kecil, usahakan agar air perebus menjadi
panas namun tidak mendidih (+30 menit). Selanjutnya, api dapat
dibesarkan hingga air mendidih. Hal ini dilakukan agar putih telur
menjadi matang terlebih dahulu sebelum mematangkan semua isi
telurnya. Sehingga benturan-benturan yang terjadi selama
perebusan, tidak akan menyebabkan retak atau pecahnya telur-
telur asin tersebut.
Pelatihan ini menghabiskan biaya sebesar Rp 25.000,00
untuk keperluan pembuatan telur asin yang meliputi pembelian 10
butir telur itik segarabu gosok dan garam serta kelengkapan
pembuatan telur asin lainnya lainnya. Sumber dana berasal dari
mahasiswa.Partisipasi dan antusiasme peserta sangat terlihat
dengan adanya andil dari peserta dalam proses pembuatan telur
asin mulai dari awal hingga akhir acara. Peserta juga aktif
bertanya tentang proses pembuatan telur asin dan hal lain yang
terkait. Leaflet kegiatan yang dibagikan kepada peserta bahkan
kekurangan karena beberapa peserta yang tidak dapat hadir ingin
memilik leaflet tersebut.
83
Gambar 2.2.c.1. Praktek pembuatan telor asin
Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat kegiatan ini
antara lain:
a) Faktor pendorong
Partisipasi dan antusisme masyarakat yang tinggi akan informasi yang
disampaikan dalam pelatihan pembuatan abon ini. Selain itu, dukungan
dari Kepala Dukuh dengan menyediakan tempat dan peralatan serta
dukungan moriil sangat membantu kelancaran kegiatan pelatihan
pembuatan telur asin ini.
84
b) Faktor penghambat
Beberapa kendala yang timbul dalam kegiatan ini adalah mundurnya
waktu pelaksanaan karena bentrok dengan acara pengajian.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Waktu pelaksanaan kegiatan ditunda hingga pengajian usai karena
peserta pelatihan sebagian besar mengikuti pengajian.
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah untuk
memberikan peluang berwirausaha bagi warga Dukuh Kertadita dengan
pembuatan telur asin.
Penanggungjawab: Ivan Satria Haryana
d. Bidang Lingkungan
1. Pengadaan Tempat Sampah
Masalah lingkungan dan kesehatan memang saling berhubungan,
dalam hal masalah sampah menjadi salah satu masalah besar di Desa
Kalimas, apalagi mengingat keberadaan sampah yang sangat banyak dan
berserakan di sekitar Desa Kalimas. Keberadaan sampah selain
mengganggu estetika juga bisa menjadi sumber penyakit. Hal tersebut di
karenakan tidak adanya bak-bak penampungan sampah yang ada di
sekitar masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka tim KKN Unsoed
Desa Kalimas berinisiatif untuk melakukan program pengadaan bak
sampah bagi warga Desa Kalimas.
Penyerahan bak sampah dilakukan secara simbolis kepada pihak
desa yang dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Agustus 2011 bersamaan
85
dengan acara wungon desayang bertempat di balai Desa Kalimas,
sebanyak 14 unit bak sampah yang akan di tempatkan pada beberapa titik
penting di Desa Kalimas, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan Desa Kalimas.
Pengadaan bak sampah menggunakan Sumber biaya yang berasal
dari iuran mahasiswa KKN Desa Kalimas, dengan biaya sebesar
Rp.323.000,- yang di gunakan untuk pembelian bak sampah sebanyak 14
unit, cat avian 100 cc sebanyak 3 buah, cat semprot sebanyak 1 buah dan
biaya pengangkutan bak sampah dari agen dengan menggunakan mobil
angkutan pedesaaan.
Gambar 2.2.d.1. Pengadaan tong sampah, salah satu lokasi penempatan tong sampah berada di Puskesmas Kalimas
86
Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat faktor pendorong dan
penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
Antusiasme perangkat Desa Kalimas dalam memerangi sampah.
b) Faktor Penghambat
a. Terbatasnya stok bak sampah yang disediakan Agen.
b. Kurangnya jumlah bak sampah yang kami miliki sehingga ada tempat-
tempat tertentu yang tidak mendapatkan bak sampah.
c) Upaya yang dilakukan
Memberikan sosialisasi pada warga untuk membuat tempat sampah di
lingkungan sekitar rumahnya masing-masing sehingga dapat menjaga
kebersihan lingkungan.
Penanggungjawab : Tri Faradian
2. Pemberian Bibit TOGA
Indonesia diberikan banyak berkat serta kekayaan alam yang
melimpah yang berada di alam yang masih alami dan baik digunakan
untuk kesehatan. Ada banyak tananam toga atau disebut tanaman herbal
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ramuan tradisional, dimana bahan-bahan tersebut diambil dari
berbagai bagian dari tanaman tersebut. Sebagai contoh beberapa tanaman
toga kali ini di bagi berdasarkan bagian yang digunakan:
1). Jenis tanaman yang dimanfaatkan daunnya
Seledri, manfaatnya untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
87
Belimbing, digunakan untuk menyembuhkan tekanan darah
tinggi.
Kelor, manfaatnya mengobati panas dalam atau demam.
Daun bayam duri, manfaatnya untuk mengobati kurang darah.
Kangkung, manfaatnya untuk mengobati insomia.
Sirih, manfaatnya untuk menyembuhkan batuk, antiseptika, dan
obat kumur.
Salam, bersifat astringensia.
Jambu biji, manfaatnya untuk menyembuhkan mencret.
2) Jenis tanaman yang dimanfaatkan kulit batangnya
Kayu manis dimanfaatkan untuk mengobti penyakit batuk, sesak
napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan
menghangatkan lambung.
Jeruk nipis, kulit batangnya dapat digunakan sebgai antiseptik,
sehingga bisa dipakai bahan baku obat kumur.
Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak
memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau
bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat
dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh
kualitas dan kuantitas hasil yang optimum. Kegiatan pemupukan
dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan.
Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan
kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida. Pemakaian
88
bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun
air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan
terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu,
perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada
bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian
organik.
Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan
pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang
dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan di antaranya
adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur,
dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan pengendali hama
penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang
terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum
conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.
Pemberian bibit TOGA dilakukan pada 12 Agustus 2011
pukul 12:30 WIB di rumah Pak Kursin selaku Kepala Dusun
Kertadita RT 31 Desa Kalimas. Bibit TOGA diberikan langsung
kepada warga Dusun Kertadita. Setiap keluarga diberikan 2 buah
bibit TOGA. Tujuan dari program ini antara lain untuk memberikan
motivasi bagi masyarakat untuk mulai menumbuhkan rasa gemar
menggunakan TOGA sebagai alat pengobatan sehari-hari.
Bibit TOGA yang diberikan antara lain bibit jahe, kunyit,
kencur, temulawak dan lengkuas. Bibit yang diberikan berjumlah
89
40 buah. Sasaran dari program ini antara lain masyarakat Desa
Kalimas khususnya warga Dusun Kertadita. Jumlah dana yang
dikeluarkan untuk program ini berkisar Rp. 10.000 yang digunakan
untuk pembelian bibit dan polybag. Dana bersumber dari dana
alokasi mahasiswa tim KKN Unsoed.
Gambar 2.2.d.2. Pemberian Bibit TOGA
Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat faktor pendorong
dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
Antusias masyarakat dalam program ini sangat tinggi. Banyak
masyarakat yang meminta bibit dari jenis tanaman lain. Faktor
90
pendukung dari acara lain dimana antusias masyarakat yang sangat
tinggi serta dukungan dari Kepala Dusun Kertadita.
b) Faktor Penghambat
Faktor penghambat berupa kemunduran waktu yang sangat lama
untuk dimulainya acara karena acara pembagian TOGA tersebut
bertepatan dengan acara pengajian ibu-ibu jadi acara tersebut harus
mundur setelah acara pengajian ibu-ibu.
c) Upaya yang dilakukan
Faktor penghambat dapat ditanggulangi dengan pemberian leaflet
pada masyarakat sehingga warga tidak menunggu terlalu lama.
Penanggung Jawab : Anna Rejeki Simbolon
3. Kerja Bakti Membersihkan Lingkungan
Kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan rutin di
lakukan oleh warga desa Kalimas beserta perangkat desanya setiap
hari Jumat dengan mekanisme rotasi ke setiap dusun yang ada di
desa Kalimas. Kegiatan ini sudah berjalan dengan baik, jadi
mahasiswa tim KKN Posdaya UNOSED dalam hal ini turut
berpartisipasi melakukan kerja bakti bersih lingkungan guna
terciptanya desa Kalimas yang tetap BERSERI sebagaimana nama
dari Posdaya yang didirikan di desa Kalimas sendiri yaitu “Bersih,
Sehat, Rindang dan Indah”.
Posko KKN POSDAYA Unsoed berada di samping
lapangan SMPN 2 Randudongkal. Namun, kondisi lapangan
91
tersebut sangatlah kotor karena sebagian warga membuang sampah
di lapangan tersebut. Hal tersebut sangat mengganggu aktivitas
warga yang menggunakan lapangan tersebut untuk olahraga. Oleh
karena itu mahasiswa KKN POSDAYA Unsoed melakukan acara
kerja bakti lingkungan pada 31 Juli 2011 dilapangan SMPN 2
Randudongkal. Acara dikordinasikan oleh Anna Rejeki Simbolon
sebagai penanggung jawab acara tersebut.
Sebelum kerja bakti dimulai, tim KKN mensosialisasikan
pentingnya membuang sampah ditempatnya. Selain untuk
keindahan, membuang sampah pada tempatnya dapat memberikan
efek jangka panjang seperti mencegah banjir dan mencegah
terjadinya penularan penyakit. Kerja bakti dimulai pada pukul
08:30 WIB. Sasaran dari acara kerja bakti ini antara lain
masyarakat Desa Kalimas. Acara kerja bakti diikuti oleh banyak
kalangan, seperti ibu rumah tangga, anak kecil, bapak-bapak serta
dari karang taruna.
Tim KKN POSDYA Unsoed juga melakukan kegiatan kerja
bakti di Masjid Al-Mujahidin Desa Kalimas serta kerja bakti di
SMPN 2 Randudongkal pada 29 juli 2011. Tujuan dari kerja bakti
ini antara lain untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan
indah. Program ini mengelurankan biaya sebesar Rp. 32.500 Dana
tersebut digunakan untuk membeli konsumsi seperti roti dan air
mineral. Dana tersebut juga digunakan untuk membuat leaflet.
92
Gambar 2.2.d.3. Kerja bakti membersihkan lingkungan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat faktor pendorong
dan penghambat antara lain:
a) Faktor Pendorong
Faktor pendorong dari acara kerja bakti ini antara lain keinginan
warga sekitar untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan indah.
b) Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari acara ini, dimana setelah kerja bakti selesai
banyak masyarakat yang tetap membuang sampah di lapangan
tersebut.
93
c) Upaya yang dilakukan
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut yaitu
dengan memberikan sosialisasi pada warga untuk tidak membuang
sampah di lapangan. Selain itu juga tim KKN menyarankan pada
warga untuk membuat lumbung pembuangan sampah di halaman
rumahnya masing-masing.
Penanggung Jawab : Anna Rejeki Simbolon
4.Pembasmian Hama Wereng
Permasalahan hama wereng di Desa Kalimas kususnya
sangat merugikan para petani. Ledakan hama wereng ini dipicu
oleh reproduksi wereng yang sangat cepat dan cuaca bulan-bulan
sebelumnya yang ekstreme.
Pendampingan pembasmian hama wereng dilaksanakan 1
kali pada tanggal 21 Juli 2011 di areal pesawahan wilayah Dukuh
Kertadita Desa Kalimas yang di bantu dari Dinas Pertanian
setempat. Kegiatan ini sasarannya adalah 5 orang petani Desa
Kalimas. Dalam kegiatan ini tidak ada dana yang di keluarkan
karena ada bantuan dari Dinas Pertanian setempat. Pendampingan
pembasmian hama ini bertujuan agar para petani dapat lebih
mengerti dan tepat sasaran terhadap cara mengendalikan dan
pembasmian hama ini sehingga dapat mengurangi resiko kerugian
yang di alami petani.
94
Gambar 2.2.d.4. Pembasmian Hama Wereng
Dalam pelaksanaan pendampingan pembasmian ini terdapat
faktor pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor pendorong
Faktor pendorong dalam pendampingan pembasmian hama wereng
ini adalah adanya bantuan dari dinas pertanian setempat.
b) Faktor penghambat
Telatnya pembasmian hama wereng sehingga hama wereng sudah
menyebar luas. Hal ini dikarenakan bantuan dari dinas pertanian
setempat datang terlambat.
c) Upaya yang dilakukan
Untuk mengurangi hambatan yaitu dengan melakukan pembasmian
hama wereng secara serempak sehingga bisa lebih maksimal. Selain
95
itu pula harus diusahakan agar pembasmian dilakukan secara rutin
agar tidak terlambat dalam penanganan hama wereng.
Penanggungjawab : Tri Faradian
III. Program Tambahan
a. Non Fisik
1. Sosialisasi Pembuatan Abon Ayam
Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah dikenal
banyak orang. Abon termasuk makanan ringan mempunyai rasa manis
dengan tekstur berserat yang dibuat dari daging dan biasa dikonsumsi
sebagai lauk serta mempunyai nilai gizi yang tinggi terutama protein
dan lemak. Orang mengenal abon biasanya diasumsikan abon yang
terbuat dari daging sapi.Padahal, abon dapat dibuat dari berbagai
macam daging, misalnya daging kelinci, domba, kambing, bebek,
ayam, ikan lele, guramih atau daging lainnya.Abon dari berbagai
macam daging yang disebutkan tadi belum begitu terbiasa atau popular
di masyarakat dibanding abon yang dibuat dari daging sapi.
Pembuatan abon menggunakan bahan daging ayam. Pemilihan
daging ayam sebagai bahan dasar pembuatan abon ini karena daging
ayam mengandung protein yang cukup tinggi yaitu sebesar 38,49%.
Selain itu, harga daging ayam lebih terjangkau dibanding daging sapi
yang biasa digunakan untuk pembuatan abon sehingga dapat menekan
96
biaya produksi dan lebih memungkinkan untuk diterapkan sebagai
industri rumahan warga di Dukuh Kertadita Desa Kalimas.
Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2011
bertempat di Sekretariat Posdaya Berseri 2 Dukuh Kertadita Desa
Kalimas Kecamatan Randudongkal.Volume pelatihan selama 15 menit
dan dihadiri oleh 15 ibu-ibu rumah tangga di Dukuh Kertadita. Materi
sosialisasi disampaikan oleh penanggungjawab kegiatan.
Gambar 2.3.a.1. Sosialisasi Pembuatan Abon Ayam
Dalam pelaksanaan pendampingan pembasmian ini terdapat
faktor pendorong dan penghambat antara lain:
a) Faktor pendorong
Faktor pendorong kegiatan sosialisasi pelatihan pembuatan abon
ayam ini adalah partisipasi dan antusisme masyarakat yang tinggi
97
akan informasi yang disampaikan dalam sosialisasi pelatihan
pembuatan abon ini.
b) Faktor penghambat
Faktor penghambat dirasa tidak ada.
Penanggungjawab : Ivan Satria Haryana
b. Fisik
1. Praktek Pembuatan Abon Ayam
Pelatihan pembuatan abon merupakan kelanjutan dari
sosialisasi untuk kegiatan yang sama yaitu “Pelatihan Pembuatan
Abon Ayam”. Tujuan dilaksanakan pelatihan adalah menciptkan
pertsispasi warga secara langsung dalam proses pelatihan. Pelatihan
pembuatan abon ayam dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2011
bertempat di Sekretariat Posdaya Berseri 2 Dukuh Kertadita Desa
Kalimas Kecamatan Randudongkal. Acara diawali dengan sambutan
penanggungjawab kegiatan, pemutaran video pembuatan abon, acara
inti yaitu pelatihan pembuatan abon, pembagian leaflet kegiatan,
dialog interaktif dengan peserta dan diakhiri dengan pembagian abon
ayam. Volume pelatihan selama 1 jam 30 menit dan dihadiri oleh 15
ibu-ibu rumah tangga di Dukuh Kertadita.
Pembuatan abon daging ayam menggunakan daging bagian
dada sebanyak 1 kg. Selain daging ayam sebagai bahan utama, dalam
pembuatan abon ditambahkan bumbu dan bahan lain.
1. Peralatan : panci untuk merebus daging, saringan untuk memeras
parutan kelapa, panci tempat santan kelapa, panci tempat daging
98
yang sudah direbus, piring besar tempat daging yang sudah
disayat-sayat, blender, wajan, kompor, gas, saringan untuk
memeras minyak (pres), garpu, timbangan, kantong plastik, alat
perekat plastik.
2. Bumbu dan bahan : (a) Daging ayam pedaging (broiler) 1 kg, (b)
Gula pasir 0,25 kg, (c) Bawang putih 0,1 kg, (d) Kemiri 0,05 kg,
(e) Garam 1 bungkus kecil, (f) Minyak goreng 0,5 liter, (g)
Ketumbar secukupnya, (h) Jahe, salam dan kunyit secukupnya,
(i) Kelapa parut setengah butir, (j) gas .
3. Tahap pembuatan :
a. Perebusan daging : daging bagian dada direbus 15 menit
atau hingga matang setelah itu, daging disayat-sayat sampai
lembut.
b. Penghancuran bumbu : bawang putih, kemiri, ketumbar,
jahe, kunyit selain daun salam dihancurkan menggunakan
blender hingga halus.
c. Menyangrai bumbu : bumbu yang telah dihaluskan disangrai
dengan menambahkan daun salam, santan, garam dan gula
pasir sampai merata setelah itu daging yang telah disayat-
sayat dimasukkan ke dalam wajan dan diaduk sampai
merata.
d. Menggoreng : sayatan daging yang sudah disangrai dengan
bumbu kemudian digoreng sampai kelihatan warna merah
kemudian diangkat dan diletakkan ditempat yang cukup
lebar (tampah yang sudah dialasi) kemudian dipisah-
pisahkan menggunakan garpu agar abon tidak bergumpal
(lengket).
e. Pengemasan : setelah dingin, abon dimasukkan dalam
kantong plastik dengan ukuran sesuai selera kemudian
ditutup dengan alat pemanas plastik (Widayaka, 2010).
99
Pelatihan ini menghabiskan biaya sebesar Rp 50.000,00 untuk
keperluan pembuatan abon yang meliputi pembelian bumbu-bumbu,
daging ayam dan kelengkapan pembuatan abon lainnya. Sumber
dana berasal dari mahasiswa. Partisipasi dan antusiasme peserta
sangat terlihat dengan adanya andil dari peserta dalam proses
pembuatan abon mulai dari awal hingga akhir acara. Peserta juga
aktif bertanya tentang proses pembuatan abon dan hal lain yang
terkait.Leaflet kegiatan yang dibagikan kepada peserta bahkan
kekurangan karena beberapa peserta yang tidak dapat hadir ingin
memilik leaflet tersebut.
Gambar 2.3.b.1. Praktek pembuatan abon ayam
100
Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat kegiatan
ini antara lain:
a) Faktor pendorong
Partisipasi dan antusisme masyarakat yang tinggi akan informasi
yang disampaikan dalam pelatihan pembuatan abon ini. Selain itu,
dukungan dari Kepala Dukuh dengan menyediakan tempat dan
peralatan serta dukungan moriil sangat membantu kelancaran
kegiatan pelatihan pembuatan abon ini.
b) Faktor penghambat
Beberapa kendala yang timbul dalam kegiatan ini adalah
mundurnya waktu pelaksanaan karena bentrok dengan acara
pengajian.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Waktu pelaksanaan kegiatan ditunda hingga pengajian usai karena
peserta pelatihan sebagian besar mengikuti pengajian.
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah untuk
memberikan peluang berwirausaha bagi warga Dukuh Kertadita
dengan pembuatan abon ayam.
Penanggungjawab: Ivan Satria Haryana
2. Pembentukan Posdaya Baru
Desa Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten
Pemalang memiliki luas wilayah 344.840 hektar. Desa Kalimas
terdiri dari 3 RW atau Dusun, 33 RT, dan 2334 kepala keluarga.
101
4125 warganya bermata pencaharian tani, 1225 orang adalah buruh
tani, ABRI sebanyak 9 orang, swasta 132 orang, wiraswasta atau
pedagang 521 orang, pertukangan 50 orang, pensiunan 60 orang, dan
bekerja di bidang jasa sebanyak 26 orang (Monografi desa Kalimas,
2010).
Salah satu Dusun yang ada di Desa Kalimas adalah Dusun
Kertadita. Dusun Kertadita ini terletak di ujung Barat dan Utara Desa
Kalimas atau kurang lebih 150 meter dari tugu Selamat Datang Desa
Kalimas. Dan jarak antara jalan masuk utama Dusun Kertadita
dengan rumah penduduk kurang lebih 100 meter. Sepanjang jalan
menuju rumah penduduk, terhampar sawah yang merupakan lahan
bagi mata pencaharian warga Dusun Kertadita dan sungai. Dusun
Kertadita atau RW 3 terdiri dari 2 RT, 260 KK, dan 871 orang.
Dengan mayoritas warganya bermata pencaharian buruh tani.
Diantara dusun atau RW di Desa Kalimas, Dusun Kertadita
yaitu RW 3 yang termasuk dusun paling jauh aksesnya dengan pusat
pemerintahan Desa Kalimas. Oleh karena itu, akses masyarakat
Dusun Kertadita dengan masyarakat luar masih terbilang susah,
meskipun transportasi dan sarana jalan yang menghubungkan Dusun
Kertadita dan Desa Kalimas sudah memadai namun letak Dusun dan
tingkat perekonomian masyarakat masih menjadi penghalang bagi
mereka untuk dapat mengakses keluar Dusun.
102
Potensi yang dimiliki Dusun Kertadita antara lain lahan
sawah, pekarangan, dan unggas. Namun, masyarakat Dusun
Kertadita masih memiliki kendala atau permasalahan, baik dibidang
kesehatan, pendidikan, kewirausahaan, maupun pemberdayaan
lingkungan.
Pada bidang kesehatan, Dusun Kertadita memiliki satu
posyandu yaitu Posyandu Lestari 6 yang termasuk dalam tipe
Posyandu Pratama. Posyandu yang melakukan pelayanan kesehatan
dasar yaitu hanya melakukan kegiatan imuniasasi dan pemantauan
serta peningkatan gizi balita, padahal posyandu seharusnya sekurang-
kurangnya mencakup 5 kegiatan yaitu KIA, KB, imunisasi, gizi dan
penanggulangan diare. Posyandu tersebut belum memiliki tempat
tersendiri atau khusus untuk segala kegiatannya. Kader posyandu
yang telah terbentuk selama ini tidak berjalan sebagaimana mestinya,
kegiatanya hanya dilaksanakan atau dilakukan oleh satu atau dua
orang saja dengan melayani banyak balita. Selain itu, lansia juga
belum menjadi perhatian mereka, seperti belum adanya posyandu
lansia guna memantau kesehatan mereka. Kesadaran masyarakat
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat terbilang masih rendah.
Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang mandi atau
mencuci di sungai, Buang Air Besar di kali.
Di bidang pendidikan, Dusun Kertadita memiliki satu TK
namun belum memiliki gedung tersendiri. Kegiatanya masih
103
menggunakan rumah pribadi salah seorang warga sebagai tempat
aktifitas belajar-mengajarnya. Sarana utama dalam penunjang belajar
mengajar seperti mainan juga masih sangat minim, tenaga
pengajarnya pun masih sekedarnya, bukan dari pendidikan khusus
seorang guru TK.
Di bidang ekonomi atau kewirausahaan, warga Dusun
kertadita masih terbentur pada masalah keterbatasan ketrampilan.
Sebagian besar dari mereka hanya mengandalkan satu pekerjaan saja
yang mayoritas sebagai buruh tani. Mereka masih belum memiliki
kemampuan untuk mengembangkan potensi dusun lainya karena
masih terbentur pada kemampuan dan ketrampilan serta modal.
Seperti lahan pekarangan yang ada di depan rumah warga ataupun
kebun-kebun masih banyak yang kosong tidak dimanfaatkan, dan
ternak yang hanya sekedar menjadi peliharaan rumahan atau sekedar
menjadi hobi beternak bagi pemiliknya. Selain itu, belum ada
pemberdayaan bagi perempuan. Perempuan khususnya ibu rumah
tangga masih sebatas pada mengurus rumah tangga dan ikut
membantu suami di sawah, dan belum ada pengembangan
kemampuan ketrampilan mereka, sehingga sejauh ini perekonomian
keluarga warga Dusun Kertadita belum pernah menunjukan
peningkatan yang signifikan.
Permasalahan Dusun Kertadita selanjutnya adalah pada
pemberdayaan lingkungan. Pada permasalahan ini, yang paling
104
utama adalah lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara
maximal, seperti pekarangan rumah yang masih diabaikan dan belum
banyak ditanami. Sejauh ini, pengelolaan sampah masih terbatas
pada penguburan sampah pada lahan belakang rumah, belum ada
pemisahan sampah organis dan anorganik.
Berdasarkan permasalahan di atas dan potensi yang dimiliki,
tujuan pembentukan Posadaya di Dusun Kertadita Desa Kalimas
Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang berusaha untuk
merencanakan, mengelola, memecahkan, dan mengevaluasi
permasalahan tersebut guna mengembangkan potensi yang dimiliki
dusun terutama di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi atau
kewirausahaan, dan pemberdayaan lingkungan untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup. Dari pembentukan Posdaya ini pula diharapkan
masyarakat dapat secara kritis mengenali permasalahan apa saja yang
ada di wilayah dan sekitar mereka serta dapat secara mandiri
memecahkanya. Dan kemudian ini akan menciptakan masyarakat
khususnya masyarakat Dusun Kertadita menjadi sehat, sejahtera, dan
mandiri.
Untuk menciptakan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan
mandiri dibutuhkan dukungan, peran serta, dan bantuan dari berbagai
pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri.
Karena dukungan, peran serta, dan bantuan dari berbagai pihak
tersebut sangat menentukan keberhasilan terwujudnya serangkaian
105
program posdaya baik fisik maupun non fisik yang telah
direncanakan.
Posdaya yang dibentuk di Dusun Kertadita Desa Kalimas
Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang diberi nama
“Posdaya Berseri 2”, dibentuk pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2011.
Pembentukan Posdaya Berseri 2 membutuhkan biaya sebanyak Rp
189.000,00; yang meliputi pengadaan snack sebesar Rp 113.000,00;
pengadaan AD/ART sebesar Rp 28.000,00; dan pengadaan plang dan
stempel sebesar Rp 48.000,00; dana di diperoleh dari mahasiswa Tim
KKN Unsoed. Pihak-pihak yang terlibat dan termasuk dalam struktur
organisasi Posdaya Berseri 2 Dusun Kertadita Desa Kalimas adalah:
106
SekretarisNur Hafidoh
Koordinator UtamaKursin
Bendahara 1Nasihah
Koorbid. IVPemberdayaan Lingkungan
Junaedi
Wakil Koordinator UtamaMunaseh
Bendahara 1IToipah
Toipi Solihah Kuswoyo Asnuni Amriti
MahmudDarsoDimyati Saleh Darno
Koorbid. II : Pendidikan
Suryanto
Koorbid.I : KesehatanSiti Umroh
Koorbid. III : Kewirausahaan
Tapsir
TuripahMurti SariRuhinahTariyahNur Yanah
Umi LatifahChalimahEfi AlfaenaInayahLaeli Nur Zuhah
PembinaWahyono
107
Antusiasme masyarakat khususnya mereka yang tergabung
dalam kepengurusan Posdaya Berseri 2 membuat pelaksanaan rapat
berjalan dengan lancar dan kondusif, sehingga rencana pembuatan
AD/ART, pembentukan struktur organisasi, dan pembuatan rencana
kerja atau program kerja untuk satu tahun kedepan berjalan secara
kondusif dan terselesaikan tepat waktu. Sejauh ini, pembendukan
Posdaya Berseri 2 telah sampai pada pembentukan struktur
organisasi Posdaya Berseri 2, AD/ART, pembuatan plang, dan
pembuatan rencana kerja atau program kerja untuk satu tahun
kedepan. Struktur organisasi Posdaya Berseri 2, AD/ART,
pembuatan plang, dan pembuatan rencana kerja atau program kerja di
bentuk dan dibuat oleh masyarakat Dusun Kertadita dengan dibantu
oleh Tim KKN Unsoed. Rencana Program Kerja satu tahun kedepan
antara lain:
1. Bidang Kesehatan :
1.1 Penyuluhan untuk ibu hamil
1.2 Posyandu (pemberian vitamin tambahan dan pemberian
makanan tambahan).
1.3 Pemriksaan rutin terhadap lansia
2. Bidang Pendidikan :
2.1 Pemantauan dana pembangunan untuk TK
2.2 Pengadaan mainan TK
3. Bidang Kewirausahaan :
3.1. Meningkatkan potensi desa, antara lain peternakan, batu
bata, gribig, dan konveksi.
3.2. Pemberdayaan perempuan di bidang wirausaha.
108
3.3. Penyuluhan tentang UMKM, pengadaan dana, pemasaran
4. Bidang Pemberdayaan Lingkungan :
4.1 Sosialisasi pembuangan dan pengelolaan sampah
Pertemuan yang dilakukan oleh pengurus Posdaya Berseri 2
dan Tim KKN Unsoed untuk membahas AD/ART dan rencana
program kerja dihadiri oleh 28 orang warga Dusun Kertadita.
Pembentukan Posdaya Berseri 2 di Dusun Kertadita Desa Kalimas
secara umum diperuntukan bagi seluruh masyarakat dusun secara
umum, dan khususnya bagi posyandu, PKK, serta tokoh masyarakat.
Penaggungjawab : Andika Artyanto
3. Pembentukan Struktur Organisasi POSDAYA BERSERI 2
Pada setiap pembentukan suatu organisasi, pasti
dibutuhkanya sebuah pembagian kerja, dari pembagian kerja inilah
yang akhirnya disusun sebuah struktur organisasi. Struktur organisasi
berisikan orang-orang yang berkompeten untuk melaksanakan dan
bertanggungjawab penuh terhadap jalanya dan berhasilnya suatu
organisasi dalam melaksanakan rencana-rencana programnya. Secara
umum, struktur organisasi ini terdiri dari Pembina, koordinator atau
ketua, wakil koordinator atau wakil ketua, sekertaris, bendahara,
koordinator bidang yang dibutuhkan, serta anggota koordinator
bidang, jumlah dari anggota setiap bidang tersebut disesuaikan
dengan apa yang dibutuhkan.
Seperti halnya dalam organisasi masyarakat lainya, pada
organisasi Posdaya Berseri 2 yang dibentuk di Dusun Kertadita Desa
109
Kalimas juga membutuhkan sebuah struktur organisasi yang tentunya
diisi oleh orang-orang yang berkompeten dan berdedikasi tinggi
untuk memajukan masyarakat secara umum dan khususnya untuk
mensejahterakan masyarakat Dusun Kertadita. orang-orang yang
telah tersusun dalam struktur organisasi Posdaya Berseri 2 adalah
atas dasar kesepakatan bersama serta kerelaan diri untuk mengabdi
kepada masyarakat demi kemajuan kesejahteraan bersama. Mereka
yang terlibat langsung dalam organisasi Posdaya Berseri 2 adalah
110
SekretarisNur Hafidoh
Koordinator UtamaKursin
Bendahara 1Nasihah
Koorbid. IVPemberdayaan Lingkungan
Junaedi
Wakil Koordinator UtamaMunaseh
Bendahara 1IToipah
Toipi Solihah Kuswoyo Asnuni Amriti
MahmudDarsoDimyati Saleh Darno
Koorbid. II : Pendidikan
Suryanto
Koorbid.I : KesehatanSiti Umroh
Koorbid. III : Kewirausahaan
Tapsir
TuripahMurti SariRuhinahTariyahNur Yanah
Umi LatifahChalimahEfi AlfaenaInayahLaeli Nur Zuhah
PembinaWahyono
IV.
V.
Penanggungjawab : Intan Kurniasih
111
4. Pembuatan Plang POSDAYA BERSERI 2
Untuk memberikan sebuah tanda atau petunjuk suatu
tempat terutama tempat-tempat yang penting diperlukan sebuah
plang. Diantara tempat yang penting tersebut adalah Posko Posdaya
Berseri 2 Dusun Kertadita Desa Kalimas, tempat ini dianggap
penting karena merupakan akses bagi masyarakat Kertadita untuk
menyalurkan aspirasi, sebagai akses informasi, tempat konsultasi
masalah kesejahteraan keluarga, dan lain-lain. Dengan diadakanya
plang penunjuk arah dan plang nama Posko Posdaya Berseri 2
maka seluruh masyarakat termasuk juga masyarakat luar Kertaditya
akan mengetahui keberadaan Posko Posdaya Berseri 2 di Dusun
Kertadita Desa Kalimas.
Posdaya Berseri 2 yang telah dibentuk dan diresmikan pada
tanggal 28 Juli 2011 di Dusun Kertadita. Plang dibuat oleh Tim
KKN Unsoed sebanyak empat unit yang ditujukan untuk
kelengkapan Posdaya Berseri 2. Biaya yang dibutuhkan untuk
pembuatan plang ini sebesar cat dan kuas Rp 59.000,00; dana
seluruhnya berasal dari mahasiswa Tim KKN Unsoed.
Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat kegiatan
ini antara lain:
a) Faktor pendorong
112
Faktor pendorongnya adalah adanya kerjasama yang baik antara
kader Posdaya Berseri 2 dan Tim KKN Unsoed.
b) Faktor penghambat
Hambatan yang dirasakan selama pembuatan plang adalah sulitnya
memperoleh papan serta kayu sebagai bahan utama pembuatan
plang karena keterbatasan biaya sehingga tim KKN mengusahakan
untuk mencari tanpa harus membeli.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Cara untuk menanggulangi hambatan yang ada adalah dengan
meminta bantuan perangkat desa setempat yang mengetahui.
Penanggungjawab : Ivan Satria Haryana
5. Lomba-Lomba Siswa TPQ
Bulan ramadahan merupakan bulan yang di tunggu-tunggu
oleh umat muslim sedunia. Banyak cara dilakukan untuk menyambut
kedatangan bulan ramadhan tersebut. Mulai dari mempersiapkan
rohani mereka sampai kepada persiapan fisik seperti pemerikasaan
kesehatan. dan tidak sedikit pula meereka yang menyambutnya
dengan pengadaan pengajian. Namun desa kalimas lebih memilih
penyambutan bulan suci ramadhan dengan diadakannya lomba bagi
siswa TPQ.
Lomba TPQ ini dilakukan dengan sasaran siswa TPQ Al-
Furqon, dengan jumlah peserta 40 siswa. Perlombaan ini
dilaksanakan tanggal 24 juli 2011 pukul 15.00 WIB, bertempat di
113
pelataran TPQ Al-Furqon. Kegiatan ini menghabiskan dana Rp
56.200 yang berasal dari TPQ sebesar Rp 25.000 dan mahasiswa
sebesar Rp 31.200. Dana ini digunakan untuk membeli perlengkapan
perlombaan dan hadiah. Pengadaan lomba tersebut diadakan dengan
tujuan Lestarih motorik siswa dan juga Lestarih mereka untuk dapat
menerima kekalahan dan menumbuhkan rasa tenggang rasa diantara
mereka. Lestarih mereka untuk sabar, menghadapi segala macam
godaan. Perlombaan yang diadakan diantaranya lomba titik mata,
memasukan paku kedalam botol, lomba kelereng, joged kursoi serta
lomba memecahkan balon. Penyelenggara perlombaan adalah Tim
KKN serta sekaligus sebagai pelaksana.
114
Gambar 2.3.b.2. Lomba-lomba siswa TPQ
Pada pelaksanaan perlombaan ini terdapat faktor pendorong
dan faktor penghambat, antara lain :
a) Faktor pendorong
Adanya sambutan yang positif baik dari pengurus TPQ, siswa serta
masyarakat sekitar.Antusiasme yang tinggi dari pengurus TPQ dan
siswanya. Hal ini dapat dilihat dari keikut sertaan pengurus dalam
mempersiapkan perlombaan dan banyaknya peserta perlombaan
tersebut.
b) Faktor Penghambat
Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu mundurnya jadwal
pelaksaan, yang berdasarkan rencana acara dimulai pukul 14.00,
namun acara baru dimulai pukul 15.00.
c) Upaya dalam menghadapi hambatan
Persiapan perlombaan dilakukan beberapa hari sebelum perlombaan
dilaksanakan dan pendaftaran dilakukan satu jam sebelum
perlombaan dimulai.
Penanggung jawab : Riska Khasanova
6. Pameran/Expo KKN
Pameran ini dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2011 di
Pendopo Kecamatan Randudongkal. Mahasiswa KKN POSDAYA
memamerkan foto-foto kegiatan KKN POSDAYA di Desa Kalimas
berdasarkan 4 pilar Posdaya selama masa KKN dan memamerkan hasil
produksi serta program unggulan seperti pembentukan Posdaya baru di
Dusun Kertadita. Kegiatan ini menghabiskan dana sebesar
Rp. 100.000.
115
Penanggung jawab: Andika Artyanto
Gambar 2.3.b.3. Pameran/ Expo KKN
7. Pembuatan Laporan KKN
Laporan KKN dibuat selama kegiatan KKN dan bisa
teralisasikan pada tanggal 25 Agustus 2011. Kendala yang ada dalam
pembuatan laporan ini adalah masalah waktu kegiatan yang padat
sehingga untuk proses pembuatan laporan kegiatan ini tidak maksimal.
Namun demikian bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
Penanggung jawab: Kharisma Wijayanti
8. Perpisahan KKN
Kegiatan perpisahan KKN di Desa Kalimas dilaksanakan pada
tanggal 16 Agustus 2011 pada pukul 20.30 WIB bertempat di Balai
desa Kalimas. Kegiatan perpisahan ini mengundang seluruh perangkat
desa Kalimas dan terbuka bagi warga desa Kalimas.
116
Pada saat kegiatan perpisahan ini dilaporkan sekilas mengenai
kegiatan yang dilakukan selama KKN di desa Kalimas oleh
Koordinator mahasiswa tingkat desa berdasarkan 4 pilar Posdaya yaitu
kegiatan dari bidang kesehatan, pendidikan, pemberdayaan lingkungan
dan ekonomi. Ketika pembacaan sekilas loporan kegiatan oleh tim
KKN Posdaya UNSOED para tamu undangan mendengarkan
penjelasan dan pelaporan dengan baik. Setelah pembacan laporan
kegiatan dilanjutkan dengan acara menyambut malam 17 agustus.
Acara perpisahan ini dilakukan dengan mengadakan makan-makan
bersama perangkat dan warga Desa Kalimas. Kegiatan perpisahan
KKN Posdaya UNSOED tidak mengeluarkan dana karena bergabung
dengan acara syukuran 17 agustus.
Penanggung jawab: Andika Artyanto
Gambar 2.3.b.3. Perpisahan KKN
117
BAB III.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan
Posyandu (KKN POSDAYA) di Desa Kalimas Kecamatan Randudongkal
Kabupaten Pemalang yang dilaksanakan sejak tanggal 19 Juli 2011 sampai
dengan 22 Agustus 2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum program fisik maupun non fisik kegiatan KKN POSDAYA
dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan bantuan dari masyarakat.
2. Program unggulan tim KKN yaitu pembentukan Posdaya Baru di Dusun
Kertadita dapat terealisasi dengan baik.
3. Selain itu tim KKN juga memiliki program tambahan yang dapat
mendukung terlaksananya kegiatan KKN seperti pembutan abon ayam,
lomba-lomba siswa TPQ, dan lain-lain.
4. Kegiatan KKN-POSDAYA di Desa Kalimas mendapat sambutan yang
baik dari masyarakat setempat yang diwujudkan dengan memberikan
dukungan moril maupun materiil demi kelancaran pelaksanaan kegiatan
KKN POSDAYA.
5. Kepala Desa, Aparat Desa, Ibu-ibu Kader Posyandu, Ibu-ibu Kader PKK,
Tokoh Masyarakat, serta para pemuda mempunyai hubungan yang baik,
loyalitas, dedikasi yang tinggi demi membangun Desa Kalimas.
118
B. Saran
Dari pengamatan selama KKN POSDAYA di Desa Kalimas, ada
beberapa saran yang dapat kami berikan untuk kemajuan desa :
1. Diperlukan peran aktif dari pengurus Posdaya Desa Kalimas dengan
perangkat desa, ibu-ibu kader Posyandu dan ibu-ibu Kader PKK agar
program jangka panjang Posdaya “BERSERI” bisa terealisasi dengan
baik demi kemajuan pembangunan desa Kalimas.
2. Diperlukan tindak lanjut dari hasil kegiatan KKN POSDAYA sehingga
memberikan manfaat bagi masyarakat.
119
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif bagi Petugas Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Binkesmas, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
Gani, Fawzy. 2011. Senam Tera Latihan Olah Pernafasan untuk Kebugaran. Majalah Kesehatan Keluarga DOKTER KITA Edisi 3 tahun VI-Maret 2011.
Kurniawan, Anie. 2002. Gizi Seimbang untuk Mencegah Hipertensi. Direktorat Gizi Masyarakat. Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI.
Pemerintah Desa Kalimas. 2010. Data Monografi Desa Kalimas Tahun 2010. Aparat Desa. Kalimas.
Puskesmas desa Kalimas. 2011. Rekapitulasi Hasil Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Desa Kalimas. Koordinator Bidang Lingkungan Puskesmas desa Kalimas. Pemalang.
Slamet, J.S., 2004. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Tim LPM UNSOED, 2011. Diktat Kuliah Pembekalan KKN. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Widayaka, Kusuma. 2011. Pembuatan Abon Ayam. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Yuhaningsih, Sri. 2010. Kohort Kelahiran Bayi desa Kalimas tahun 2010. Rumah Bersalin desa Kalimas. Pemalang.
120