Download - LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1
2. Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1
A. Instrumentasi dalam Perawatan Periodontal Fase 1
1. Kuret
Alat yang berbentuk seperti sendok dan digunakan untuk mengambil kalkulus
subgingival, menghaluskan permukaan akar dari jaringan semen yang nekrotik, dan
mengkuret jaringan lunak nekrotik pada dinding poket. Kuret mempunyai dua sisi
potong yang bertemu pada ujung alat dengan bentuk membulat.
Dibandingkan dengan sickle, kuret lebih tipis dan tidak mempunyai ujung
yang tajam, sehingga dapat mencapai poket yang lebih dalam, dan trauma yang
ditimbulkan pada jaringan lunak bersifat minimal.
Kuret dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Kuret Universal
Dapat digunakan diseluruh rongga mulut
Memiliki 2 cutting edge
Desain dari blade dengan sudut 80-90 derajat
b. Kuret Gracey
Hanya dapat digunakan untuk daerah yang spesifik
Memiliki 1 cutting edge
Desain blade dengan sudut 60-70 derajat
Satu set kuret khusus terdiri dari 14 alat. No 1-2 dan 3-4 untuk gigi
anterior, no 5-6 untuk gigi anterior dan premolar, no 7-8 dan 9-10 untuk
permukaan vertibular dan oral gigi posterior, no 11-12 untuk permukaan
mesial gigi posterior, no 13-14 untuk permukaan distal gigi posterior.
2. Hoe
Hoe merupakan alat yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan
permukaan akar gigi serta menghilangkan sisa kalkulus dan sementum yang rusak.
Hoe memiliki blade bengkok dengan sudut 99-100 derajat. Cara aktivasi alat, dengan
memasukkannya ke dalam saku gusi kemudian antara tangkai dan gigi terdapat dua
titik kontak, ditark ke arah insisal atau oklusal dengan kuat.
3. Sicle scaler
Sicle scaler merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan kalkulus
supra gingiva, permukaannya datar dan mempunyai 2 cutting edge yang menyatu
membentuk ujung yang runcing. Desain alat ini hanya digunakan untuk penyingkiran
kalkulus supra gingiva. Sicle scaler tidak dapat digunakan untuk kalkulus sub gingiva
karena ujungnya yang runcing dapat mengakibatkan cedera pada jaringan periodontal.
Sickle Scaller berleher lurus didesain untuk gigi gigi anterior dan premolar,
sedangkan leher yang bersudut digunakan untuk gigi-gigi posterior.
4. File scaler
File scaler memiliki desain mirip dengan Hoe tidak banyak digunakan untuk
scalling dan root planing karena ukurannya dan menyebabkan permukaan akar
menjadi kasar. Terkadang digunakan untuk menghilangkan margin restorasi yang
overhanging.
5. Chisel
Scaler yang menyerupa bentukan pahat. Alat ini didesain untuk bagian
proximal gigi gigi anerior. Aktivasi alat dengan mendorong dari arah labial ke palatal
atau lingual melalui bagian proximal.
6. Ultrasonik Instrumen
Digunakan untuk scalling root planing, kuretase, dan menghilangan stain.
Efektif untuk membersihkan kalkulus dan dinding epitel poket. Alat ini dapat
menyebabkan permukaan akar menjadi kasar dan menghilangkan substansi gigi lebih
banyak. Tetapi dapat dikurangi dengan memperkecil kecepatan instrumen sehingga
kekuatannya lebih rendah dan digunakan dengan sentuhan yang ringan.
Penggunaan Ultrasonik tidak hanya dibutuhkan pengaturan pada volume
kecepatan ultrasonik berputar, namun juga mempertimbangkan ketelitian dan kontrol
operator terhadap alat tersebut. Ultrasonik dilengkapi dengan semprotan air
menyebabkan pandangan terhadap permukaan gigi kurang jelas, sehingga operator
bisa sesekali mengangkat ultrasonik untuk mengecek keadaan permukaan gigi.
7. Probe periodontal : digunakan untuk melihat kedalaman sulkus sebelum kita
melakukan suatu perawatan
8. Eksplorer : digunakan untuk mendeteksi keberadaan dari kalkulus
9. Ultrasonikscaler
Macam-macam ultrasonic scaler :
Hoe insert : digunakan untuk kalkulus supragingival dan stain
Universal scaler : digunakan untuk kalkulus dibagian proksimal
Fine scaler : digunakan untuk kalkulus subgingival, bentuknya
seperti periodontal probe
Flushing device : digunakan untuk menyemprot sulkus gingiva pada
kasus-kasus infeksi
10. Alat pulas scalling dan root planning
a. Rubber cusp
Rubber cusp digunakan di handpiece dengan special profilaxis angle yang
setelah digunakan harus disterilisasi. Penggunaan rubber cusp dengan bahan abrasive
memungkinkan untuk menghilangkan lapisan sementum yang tipis di area servikal
gigi.
b. Bristle Brushes
Benda ini ada yang berbentuk wheel dan cup, karena bahannya yang kaku
maka hanya digunakan untuk membersihkan mahkota dan dihindarkan untuk polish
sementum dan gingival karena dapat menimbulkan injuri
c. Air Powder polishing
Alat ini efektif untuk menghilangkan stain dan deposit yang halus.
Selain alat-alat yang digunakan untuk skaling maupun root planing, ada juga alat
yang digunakan untuk DHE ( dental health education ) sebagai upaya untuk pendidikan
control plak pasien
1. Tooth Brush
Dalam melakukan pendidikan kesehatan gigi maka kita harus memberikan
informasi bagaimana cara menyikat gigi yang benar, pemilihan sikat gigi, dan lain
sebagainya. Biasanya dibantu dengan bahan disclosing agent yang berguna untuk
mengevaluasi cara menggosok gigi pasien.
2. Dental Floss
Dental floss dapat dilapisi atau tidak dilapisi dengan malam. Dental floss dengan
lebar ganda, Dentotape mungkin merupakan dental floss yang paling mudah digunakan.
Dewasa ini, ada kecenderungan untuk menggunakan floss yang tidak dilapisi dengan
malam, karena floss ini dianggap dapat mendorong dan mengeluarkan plak dan debris,
serta dapat membersihkan daerah interdental dengan lebih baik. Floss yang dilapisi
dengan malam telah sejak lama digunakan dengan hasil yang baik, tetapi hanya ada
beberapa pasien yang sekarang tetap menggunakannya. Walaupun pasien umumnya mau
menerima penggunaan sikat gigi sebagai bagian dari prosedur perawatan sehari-hari,
tetapi floss tidak semudah itu diterima, dan cara penggunaannyapun cukup sulit.
Walaupun teknik penggunaan floss tampaknya sudah dikuasai dengan baik, tetapi hasil
penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa terlalu banyak pasien yang
meninggalkan cara ini dalam waktu yang tidak terlalu lama( Forrest, 1995 ).
3. Sikat Interdental
Sikat Halex interspace atau Wisdom Spacemaster , mempunyai kelebihan yaitu
bahwa sikat dapat mencapai daerah belakang rahang dengan mudah dan pasien jarang
mengalami kesulitan dalam penggunaannya. Selain itu, sikat gigi ini juga tidak mahal.
Dengan sikat gigi ini kita juga dapat membersihkan embrasure baik dari lingual maupun
labial, sikat-sikat interdental yang kecil lainnya umumnya disposable dan dipasang pada
pegangan logam dengan bantuan screw ring (Perio-aid, Perio-pak). Sikat interdental ini
biasanya mahal – tipe sikat yang dapat di bersihkan (bottle washing type) dapat dengan
mudah menghilangkan plak dari gigi-gigi belakang: sikat serupa yang dapat digunakan
adalah tipe sikat yang kecil yang dipasarkan untuk membersihkan tangkai dari alat cukur
listrik. Semua jenis sikat interdental ini digunakan dengan cara menempatkannya di
embrasur, pada sudut yang sama dengan penggunaan tusuk gigi kayu( Forrest, 1995 ).
B. Tahap Perawatan Periodontal Fase 1
1. Instruksi Kontrol Plak
Pengunyahan makanan dalam bentuk kasar dan banyak tidak dapat mencegah
pembentukan plak.Oleh karena itu pencegahan dan pengontrolan terhadap pembentukan
plak gigi harus didasarkan atas usaha pemeliharaan hiegene oral secara aktif.
Keberadaan karbohidrat menjadi sumber bakteri menghasilkan Polisakarida
Ekstra Selular (PES). Bersama dengan protein saliva dan aktivitas bakteri dapat terbentu
plak gigi. PES menjadi bahan perekat pada matriks plak. Dari dasar pemikiran tersebut
usaha yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengontrol pembentkan plak yang
meliputi,
1. Mengatur pola makanan
2. Tindakan secara kimiawi terhadap bakteri dan terhadap polisakarida ekstraselular
3. Tindakan secara mekanis berupa pembersihan rongga mulut
1. Mengatur pola makan
Dengan membatasi makanan yang banyak mengandung karbohidrat terutama sukrosa.
Berdasarkan bukti-bukti ilmiah bahwa karbohidrat merupakan bahan utama dalam
pembentukan matriks plak, selain sebagai sumber energi untuk bakteri dalam
membentuk plak.
2. Tindakan secara kimiawi
Tindakan secara kimiawi terhadap bakteri dapat dengan menggunakan obat kumur
sebanyak 10 ml 2dd 1. Seperti penggunaan obat kumur yang mengandung klorhexidin
dapat membunuh bakteri gram posittif maupun negatif dan merupakan zat antijamur.
3. Tindakan secara mekanis (Fisioterapi oral)
Sikat gigi
Sikat Gigi merupakan salah satu alat fisioterapi oral yang digunakan secara luas untuk
membersihkan gigi dan mulut. Di pasaran dapat ditemukan beberapa macam sikat
gigi, baik manual maupun elektrik dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Teknik menyikat gigi:
1. Scrub Brush Technique
Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan labil, bukal, palatinal, lingual,
dan oklusal.
Gerak sikat : gigi anterior ke kiri-ke kanan, gigi posterior ke depan- ke
belakang.
2. Roll Technique
Letak bulu sikat pada margin gingiva, sejauh mungkin dari permukaan
oklusal, ujung sikat mengarah ke apikal.
Gerak sikat :
a. Membentuk lengkungan, sehingga bulu sikat akan melalui permukaan gigi.
b. bulu sikat hampir tegak lurus pada permukaan enamel.
3. Charters Technique
Permukaan labial dan bukal :
a. Letak bulu sikat membentuk sudut 900 dengan sumbu gigi, tidak diletakkan pada
gingiva.
b. Gerak sikat : sikat ditekan sehingga ujung bulu sikat masuk interproksimal, sisi
bulu sikat menekan tepi gusi, dan digerakkan secara sirkula dengan ujung bulu
sikat tetap pada tempat semula.
c. Untuk membersihkan permukaan interproksimal, fixed bridges, around fixed
orthodontic appliances.
4. Stillman Mc Call Technique
Posisi sikat seperti pada teknik roll, namun bulu sikat lebih dekat dengan mahkota
gigi. sikat digetarkan dengan cepat dan digerakkan sedikit maju mundur. Gerakan ini
yang akan menekan bulu sikat ke arah interproksimal, membersihkan dan memijat.
Teknik ini baik untuk memijat gingiva.
5. Physiology Technique
Letak sikat lurus dengan permukaan gigi, bulu sikat halus, tangkai sikat horizontal,
gerakan sikat dari mahkota ke apikal. Gerakan ini dilakukan untuk memijat gingiva.
Gerakan ini memiliki efek yang buruk, karena dapat menyebabkan retraksi gingiva.
6. Bass Technique
a. Kegunaan : untuk membersihkan plak dan debris di daerah sulkus gingiva, dan
pasien pasca tindakan bedah.
b. Caranya : pegang sikat gigi secara horizontal dan letakkan kepala sikat gigi pada
permukaan gigi, lebih tepatnya di margin gingiva, tempat plak menumpuk.
Miringkan kepalasikat kira-kira 450 menghadap apeks gigi. Tujuannya agar bulu
sikat dapat masuk ke saku gusi. Gerakan sikat secara horisontal dengan jarak yang
sangat pendek maj-mundur seperti suatu getaran dan dengan tekanan yang lembut.
Permukaan oklusal maju mundur seperti teknik scrub.
7. Fone’s Technique
Pada teknik ini gigi dalam keadaan oklusi, bulu sikat ditekankan pada gigi dan
jaringan gingiva, kemudian sikat digerakkan melingkar seluas mungkin. Permukaan
lingual oklusal digosok maju mundur. Metode ini efektif untuk anak yang memiliki
gigi lengkap dengan oklusi yang baik.
Dalam menyikat gigi juga dikelompokkan berdasarkan arah gerakannya, yaitu :
1. Roll : Roll ataupun modifikasi dari teknik Stillman.
2. Vibrasi : Teknik Stillman, Charters, dan Bass.
3. Sirkuler : Teknik Fone’s.
4. Vertikal : Teknik Leonard.
5. Horizontal : Teknik Scrub.
Alat bantu sikat gigi
Perlu ditambahkan penggunaan alat bantu sikat gigi yang dapat membantu
membersihkan ruang interproximal dengan baik.
a) Dental Flossing :
Pembersihan dengan menggunakan benang yang diarahkan untuk
mengeliminasi plak gigi. Terbagi menjad dua yakni Floshing dengan tanpa
menggunakan pemegang khusus dan floshing yang menggunakan pemegang
khusus.
Dental Flosh tanpa pemegang khusus, dental flosh dengan pemegang khusus
b) Interdental Tip
Cara mengaktivasinya adalah dengan memasukkannnya ke dalam ruang
interproximal dari arah bukal dengan sudut kurang lebih 45 derajat. Ujung
tip mengarah ke oklusal dan bagian lateralnya mengenai gingiva dengan
gerakan rotasi, kurang lebih 10 lingkaran per interdental area.
Gambar Interdental Tip
c) Interdental Brush
Yang umumnya digunakan adalah yang berbentuk conical dan silindris.
Kapan kita harus menggunakan Dental Flosh, Interdental Tip, dan
Interdental Brush ?
Pada kondisi tidak terdapat resesi gingiva menggunakan denal flosh,
pada kondisi terbukanya area interproximal dengan bagian akar yang
sedikit tampak dapat menggunakan interproximal brush atau interproximal
tip, sedangkan pada kondisi kehilangan interpapill dapat menggunakan
single-stuffed brush.
Gambar 44-11. Penggunaan Dental Flosh, Interdental Brush dan Single-
Tufted
Gambar 44-12. Berbagai macam bentuk interdental tip, Interdental Brush
dan Single-Tufted
2. Eliminasi Kalkulus Supra dan Subgingival
Menurut Krismariono (2009) terdapat faktor-faktor yang yang berperan dan
mempengaruhi dalam efektifitas perawatan periodontal fase 1 khususnya perawatan
tahap eliminasi kalkulus supragingiva dan sub gingiva, namun faktor-faktor tersebut
juga berkaitan dengan perawatan root planing yang tidak terlepas dari perawatan
scaling, antara lain sebagai berikut:
1. Asesibilitas
Faktor ini menetukan efektifitas perawatan, yang berhubungan dengan
posisi operator terhadap pasien. Hal ini penting karena berkaitan pula dengan
kenyamanan dan ketahanan fisik operator selama perawatan. Scaling dan root
planing merupakan tindakan perawatan yang dilakukan pada seluruh gigi,
sehingga membutuhkan waktu dan energi yang cukup, oleh karena itu perlu
dipertimbangkan faktor kenyamanan posisi.
2. Visibilitas, iluminasi dan retraksi
Pandangan langsung dibantu dengan penerangan mutlak diperlukan.
Jika pandangan tidak bisa secara langsung tertuju pada area perawatan
(misalnya distal gigi molar), maka pandangan dapat dibantu dengan kaca
mulut. Kaca mulut ini juga berfungsi sebagai pemantul cahaya ke area
perawatan. Kaca mulut dalam hal ini juga berfungsi sebagai retraktor lidah
sehingga operator dapat mencapai area perawatan tanpa adanya halangan.
3. Kondisi Alat
Sebelum digunakan, hendaknya alat dalam keadaan baik, bersih dan
steril. Bagian cutting edge seharusnya tajam agar memudahkan pengambilan
kalkulus (Gambar 1). Alat yang tumpul cenderung tidak dapat memberikan
hasil yang baik, karena kalkulus tidak terambil secara menyeluruh serta
kepekaan operator terhadap adanya kalkulus dengan bantuan alat yang tumpul
menjadikan hasil dari perawatan tidak optimal. Alat yang tumpul juga
cenderung merusak jaringan karena adanya kekuatan yang berlebihan dan
gerakan cenderung tidak terkontrol sebagai akibat kompensasi dari
penggunaan alat yang tumpul.
4. Stabilisasi alat
Stabilitas alat diperlukan agar penggunaan alat dapat dikendalikan
dengan baik oleh operator, sehingga tergelincirnya alat (cutting edge) dari
permukaan gigi dapat dicegah. Selain itu juga mencegah injuri pada tangan
operator. Stabilisasi alat terdiri dari: instrument grasp dan finger rest.
Instrumentasi Dalam Perawatan Periodontal Fase 1
1. Kuret
Kuret merupakan alat yang digunakan untuk scalling, bentuknya seperti sendok yang
membengkok sesuai dengan bentuk permukaan gigi. Kuret dibagi menjadi 2 yaitu:
c. Kuret Universal
Dapat digunakan diseluruh rongga mulut
Memiliki 2 cutting edge
Desain dari blade dengan sudut 80-90 derajat
d. Kuret Gracey
Hanya dapat digunakan untuk daerah yang spesifik
Memiliki 1 cutting edge
Desain blade dengan sudut 60-70 derajat
2. Hoe
Hoe merupakan alat yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan
permukaan akar gigi serta menghilangkan sisa kalkulus dan sementum yang rusak.
Hoe memiliki blade bengkok dengan sudut 99-100 derajat.
3. Sicle scaler
Sicle scaler merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan kalkulus
supra gingiva, permukaannya datar dan mempunyai 2 cutting edge yang menyatu
membentuk ujung yang runcing. Desain alat ini hanya digunakan untuk penyingkiran
kalkulus supra gingiva. Sicle scaler tidak dapat digunakan untuk kalkulus sub gingiva
karena ujungnya yang runcing dapat mengakibatkan cedera pada jaringan periodontal.
4. File scaler
File scaler memiliki desain mirip dengan Hoe tidak banyak digunakan untuk
scalling dan root planing karena ukurannya dan menyebabkan permukaan akar
menjadi kasar. Terkadang digunakan untuk menghilangkan margin restorasi yang
overhanging.
5. Ultrasonik Instrumen
Digunakan untuk scalling root planing, kuretase, dan menghilangan stain.
Efektif untuk membersihkan kalkulus dan dinding epitel poket. Alat ini dapat
menyebabkan permukaan akar menjadi kasar dan menghilangkan substansi gigi lebih
banyak. Tetapi dapat dikurangi dengan memperkecil kecepatan instrumen sehingga
kekuatannya lebih rendah dan digunakan dengan sentuhan yang ringan.
Gambar macam-macam alat scaller manual
Gambar Perbedaan adaptasi sickle dan kuret pada permukaan gigi
Teknik Skeling Supragingiva dan Subgingiva
Teknik skeling supragingiva dikerjakan dengan cara:
a. Alat dipegang dengan modifikasi pegangan pena (pen graps)
b. Sandaran jari dilakukan pada gigi tetangga atau tempat tumpuan lainnya
c. Sisi pemotong (cuting edge) mata skeler ditempatkan pada tepi apikal kalkulus.
Mata skeler diadaptasikan ke permukaan gigi membentuk angulasi 45”-90”
d. Dengan tekanan lateral yang kuat, dilakukan serangkaian tarikan skeler yang
pendek bertumpang tindih ke koronal dalam arah vertikal dan oblik
e. Tekanan lateral berangsur-angsur dikurangi sampai diperoleh permukaan gigi
yang terbebas dari kalkulus.
Teknik skeling subgingiva dan rootplaning dikerjakan dengan cara:
1. Alat dipegang dengan modifikasi pegangan pena (pen graps)
2. Sandaran jari dilakukan pada gigi tetangga atau tempat tumpuan lainnya
3. Pilih sisi pemotong yang sesuai
4. Sisi pemotong diadaptasikan ke permukaan gigi dengan angulasi 0” , diselipkan
dengan hati-hati ke epitel penyatu
5. Setelah sisi pemotong mecapai dasar saku dibentuk angulasi 45”-90”
6. Dengan tekanan lateral yang kuat, dilakukan serangkaian sapuan penskeleran yang
pendek secara terkontrol, bertumpang tindih dalam arah vertikal dan oblik
7. Instrumentasi dianjurkan dengan serangkaian sapuan penyerutan akar yang panjang
bertumpang tindih dimulai dengan tekanan lateral sedang dan diakhiri dengan
tekanan lateral ringan
8. Instrumentasi pada permukaan proksimal di bawah daerah kontak harus dilakukan
dengan cara mengatur bagian bawah tangkai kuret sejajar dengan sumbu gigi.
3. Koreksi Restorasi mahkota yang cacat
Keberadaan restorasi yang kasar, overcontured, lokasinya subgingivalmeskipun halus
akan diikuti oleh penumpukan plak yang banyak, inflamasi gingiva, kehilangan tulang dan
kehilangan perlekatan. Seperti halnya kalkulus, restorasi yang demikian dapat
menghalangi akses pembersihan atau kontrol plak. Cara mendeteksi tepi restorasi yang
cacat adalah dengan menggeser-geserkan ujung eksplorer yang halus naik-turun sepanjang
tepi restorasi. Koreksi restorasi dan mahkota yang cacat dapat menggunakan bur atau hand
instrument untuk memperbaiki restorasi.
4. Management Lesi Karies
Penghilangan lei karies dan memberi tumpatan sementara. Penyembuhan jaringan
periodontal akan berjalan maximal dengan mengeliminasi reservoir bakteri pada lesi
tersebt sehingga tidak terjadi repopulasi dari mikrobial plak.
5. Re evaluasi Jaringan
Setelah scalling dan root planning, jarigan periodontal membutuhkan kira kira 4
minggu untuk melakukan penyembuhan. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan seluruh
anatomi fisik secara detail untuk mengetahui diperlukan atau tidaknya perawatan lanjutan
seperti bedah periodontal.
Jaringan periodonsium diperiksa kembali untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan
perawatan lanjutan. Saku diprobing kembali untuk menentukan apakah bedah periodontal
masih diindikasikan.
C. Obat-obatan yang Digunakan dalam Perawatan Periodontal Fase 1
Karena penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri, pemakaian agen anti-bakteri cukup
baik untuk mencegah maupun merawat penyakit tersebut. Meskipun demikian agar efektif
ada beberapa kondisi tertentu yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Agen antibakteri harus efektif terhadap bakteri yang menyebabkan terjadinya lesi.
2. Agen antibakteri harus dapat mencapai daerah infeksi dengan konsentrasi yang
adekuat selama kurun waktu yang cukup lama.
3. Efisiensinya harus melebihi kontraindikasinya misal efek sampingnya.
Penggunaan antibiotik untuk perawatan penyakit periodontal sudah semakin
meningkat dan hasil-hasil penelitian klinis cukup banyak dipublikasikan.
Antibiotik dapat bersifat bakterisid yaitu membunuh bakteri yang sensitif atau
bakteriostatik yaitu menghambat pembelahan bakteri yang sensitif. Penisilin dan
mitronidazole adalah contoh antibiotik bakterisid dan tetrasiklin dan eritromisin adalah
contoh antibiotik bakteriostatik. Spektrum kerja antibiotik bervariasi. Antibiotik yang
digunakan haruslah dapat melawan bakteri penyebab penyakit. Keadaan ini mempengaruhi
pemilihan antibiotik untuk perawatan periodontal, contohnya pada pemakaian metronidazole,
yang efektif terhadap bakteri anaerob tetapi tidak efektif terhadap bakteri aerob fakultatif.
Antibiotik yang digunakan untuk terapi periodontal
Kategori
Macam yang
digunakan dalam
terapi
periodontal
Fungsi Indikasi
Penisilin Amoxisilin Efek antimikroba
spectrum luas,
digunakan secara
sistemik
Local aggressive
periodontitis,
generalized
aggressive
periodontitis,
medically relatet
periodontitis
(MRP), refractory
periodontitis
Augmentin Efektif terhadap
produksi
penisilinase,
digunakan secara
sistemik
Tetrasiklin Minosiklin Efektif terhadap
mikroorganisme
spectrum luas,
digunakan secara
sistemik dan local
(subgingiva)
Doksisiklin Efektif terhadap
mikroorganisme
spectrum luas,
digunakan secara
sistemik dan local
(subgingiva), bahan
kemoterapi
subantimikrobial
untuk host
modulation
(periostat)
Tetrasiklin Efektif terhadap
mikroorganisme
spectrum luas,
digunakan secara
sistemik dan local
(subgingiva)
Kuinolon Ciprofloxacin Efektif terhadap
bakteri gram
negatif
Macrolide Azithromycin Memusatkan pada
daerah inflamasi,
digunakan secara
sistemik
Derivat
Lincomisin
Clyndamycin Untuk pasien yang
alergi penisilin,
efektif terhadap
bakteri anaerob,
digunakan secara
sistemik
Nitromidazol Metronidazol Efektif terhadap
bakteri anaerob,
digunakan secara
sistemik dan local
(subgingiva) dalam
bentuk gel
Local aggressive
periodontitis
(LAP),
generalized
aggressive
periodontitis
(GAP), medically
related
periodontitis
(MRP), refractory
periodontitis
(RP), Necrotizing
ulcerative
gingivitis (NUG),
acute
periodontitis (AP)
Obat-obatan yang digunakan untuk kontrol plak
1. Chlorhexidine
Sampai saat ini chlorhexidine merupakan bahan kimiawi yang paling efektif
dalam menjaga kontrol plak. Pemakaian 10 ml larutan chlorhexidine 0.2% dua kali
sehari menghambat pembentukan dental plak, kalkulus dan gingivitis. Dari studi
klinis ditemukan bahwa chlorhexidine dapat mereduksi pembentukan plak sebanyak
45%-61% dan mereduksi gingivitis sebanyak 27%-67%. Namun chlorhexidine
memiliki efek samping berupa pembentukan stain pada gigi, lidah dan restorasi resin
ataupun silikat. Efek samping sistemik chlorhexidine sangat sedikit. Chlorhexidine
tidak mengakibatkan resistensi bakteri ataupun mempunyai efek teratogenik.
2. Essential Oil Mouthrinses
Obat kumur dengan essential oil ini memiliki kandungan thymol, euchalyptol,
menthol dan methyl salicylate. Tidak menutup kemungkinan dalam obat kumur
essential oil ini mengandung alkohol. Dalam kemampuannya menurunkan plak,
mereka mampu mereduksi hingga 20%-35%, sedangkan untuk gingivitis dapat
direduksi sebanyak 25%-35%. (Carranza, 2002)
Sumber:
Carranza, Fermin A et all. 2002. Carranza’s Clinical Periodontology. Nineth
Edition. St Louis: Elsevier
Krismariono, Agung. 2009. Prinsip-prinsip Dasar Scalling dan Root Planing
dalam Perawatan Periodontal. Jurnal Periodontic, Vol 1 (30-34)
Newman, Takei, Klokkvold, Carranza. 2012. ClinicalPeriodontology, 11th ed.
Saunders Elsevier Inc, St. Louis.
PUSTAKA : Forrest J O. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut (Alih bahasa :
LilianYuwono). Jakarta : Hipokrates:p.38 – 70.
J.D. Manson, B.M. Eley, 1993, Buku Ajar Periodonti, Jakarta. Hipokrates