LAPORAN TAHUNANDINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARATTAHUN 2015
LAPORAN TAHUNANDINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARATTAHUN 2015
LAPORAN TAHUNANDINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARATTAHUN 2015
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas petunjuk dan
ridho-Nyamaka penyusunan Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 dapat diselesaikandenganbaik.
Laporan Tahunan pada prinsipnya merupakan gambaran pelaksanaan kegiatan selama
satu tahun anggaranterakhir. Penyusunan laporan tahunan pada Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan baik yang bersumberdaridanaAPBD
maupun APBN yang bersifat DekonsentrasimaupunTugasPembantuan (Bansos). Adapun
kegiatan yang dilaksanakan merupakan kegiatan rutin dan pembangunan bagi subsektor
peternakan di daerah yang meliputipengawasan budidaya dan pengembangan ternak,
pembinaan dan pengamatan kesehatan hewan, peningkatanSDM pelaku pembangunan
peternakan, penataan dan fasilitasi sarana prasarana pendukung, pengembangan sistem
agribisnis peternakan dan penguatan keamanan produk yang ASUH.
DenganadanyaLaporanTahunaninidiharapkanadanya kerjasama yang baik antara
semua pihak selaku pemegang kebijakan pembangunan peternakan di daerah agar dapat
menyatukan gerak dan langkah dalam mewujudkan Nusa Tenggara Barat sebagai salah
satu daerah yang maju dan terdepan dalam penyediaan ternak potong, menjadi lokomotif
bagi kebangkitan perekonomian di daerah maupun sumber ternak bibit bagi daerah lain,
bahkan menjadi daerah penyedia ternak di Indonesia. Kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan laporan tahunan ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginyaataskerjasamanya semoga senantiasa mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
DalampenyusunanLaporanTahunaniniapabilaadakekurangan, diharapkan masukan,
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan penyusunan laporan serupa
dimasa mendatang. Akhirnya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Mataram, Maret2016
KepalaDinasPeternakandanKesehatanHewanProvinsi Nusa Tenggara Barat,
Ir. Hj. Budi SeptianiPembina UtamaMuda (IV/c)
NIP. 19610930 199103 2 002
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. LatarBelakang ................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................ 2
C. RuangLingkup ................................................................... 2
BAB II. PROGRAM / KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN
A. Program/KegiatandanAnggaranTahun 2015 ..................... 4
1. Program/Kegiatan APBD.............................................. 4
2. Program/Kegiatan APBN.............................................. 7
B. RealisasiAnggaranTahun 2015 ......................................... 12
BAB III. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN PROGRAM/KEGIATAN
1. Sekretariat ......................................................................... 13
2. BidangBudidayadanPengembanganTernak ...................... 51
3. BidangKesehatanHewan ................................................... 100
4. BidangKesehatanMasyarakatVeteriner ............................. 172
5. Bidang Usaha Peternakan................................................. 230
6. BalaiRumahSakitHewandanLaboratoriumVeteriner .......... 278
7. BalaiInseminasi Buatan ..................................................... 304
8. BalaiPembibitanTernakdanHijauanMakananTernak
Serading ............................................................................ 332
9. BalaiPengembangandanPengolahanPakan
TernakRuminansia (BP3TR).............................................. 342
BAB IV. PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH ... 361
A. Permasalahan.................................................................... 361
B. PemecahanMasalah .......................................................... 371
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 381
A. Kesimpulan........................................................................ 381
B. Saran-Saran ...................................................................... 388
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB iii
DAFTAR TABEL
Tabel U r a i a n Halaman
1 Rincian Kegiatan Dan Anggaran APBD Tahun 2015 42 Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker – 06 Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB7
3 Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker – 06 DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
9
4 Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker – 07 Dinas Peternakandan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
10
5 Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker – 07 DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
10
6 Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker – 08 Dinas Peternakandan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
11
7 Realisasi Anggaran Tahun 2015 128 Daftar Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 201516
9 Daftar Pengelolaan Aset Barang Milik Daerah 1710 Populasi Ternak Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 –
201526
11 Populasi Ternak Besar Masing – Masing Kabupaten/Kota Tahun2015
27
12 Pemotongan Ternak Tercatat Di Provinsi NTB Tahun 2014 - 2015 2813 Produksi dan Konsumsi Daging Di Provinsi NTB Tahun 2015 2814 Produksi dan Konsumsi Telur Di Provinsi NTB Tahun 2015 2915 Program dan Kegiatan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2015 3416 Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2015 3617 Hasil Pengkartuan Ternak Di Kabupaten Sumbawa Barat 5018 Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBD
Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun 201556
19 Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN(Dekonsentrasi) Pada Bidang Budidaya dan PengembanganTernak Tahun 2015
57
20 Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN(Tugas Pembantuan) Pada Bidang Budidaya dan PengembanganTernak Tahun 2015
58
21 Realisasi Program / Kegiatan Seksi Perbibitan Ternak Tahun 2015 6422 Kelompok Ternak Penerima Bansos Kegiatan Perbibitan Tahun
201565
23 Realisasi Program / Kegiatan Perbibitan Ternak Sumber DanaAPBN Tahun 2015
69
24 Realisasi Program / Kegiatan Pakan Ternak Sumber Dana APBNTahun 2015
77
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB iv
Tabel U r a i a n Halaman
25 Rekapitulasi Jumlah Ternak Dan Alat Yang Sudah Diserahkan KeKelompok/Masyarakat Sumber Dana APBN Tahun 2015
82
26 Realisasi Program/Kegiatan Sumber Dana APBD Tahun 2015 8327 Rekapitulasi Jumlah Ternak Dan Alat Yang Sudah Diserahkan Ke
Kelompok / Masyarakat Sumber Dana APBD88
28 Realisasi Anggaran Sumber Dana APBD Pada Bidang KesehatanHewan
108
29 Realisasi Anggaran Sumber Dana APBN Pada Bidang KesehatanHewan
108
30 Jenis Penanganan Cacing Tahun 2015 11231 Biaya Alat Dan Bahan Obat – Obatan Pencegahan Rabies Tahun
2015112
32 Biaya Alat Dan Bahan Obat – Obatan Pencegahan AI Tahun 2015 11333 Biaya Alat Dan Bahan Obat – Obatan/Vaksin AT Tahun 2015 11334 Biaya Alat Dan Bahan Obat – Obatan/Vaksin SE Tahun 2015 11435 Target Dan Realisasi Pemeriksaan Penanganan Cacing Tahun
2015115
36 Target Dan Realisasi Pencegahan Dan Penolakan Rabies Tahun2015
116
37 Target Dan Realisasi Vaksinasi AI Tahun 2015 11738 Target Dan Realisasi Vaksinasi SE Tahun 2015 11739 Target Dan Realisasi Vaksinasi Anthrax Tahun 2015 11840 Target Dan Realisasi Penyemprotan Desinfektan Tahun 2015 11941 Realisasi Keuangan Kegiatan Penanggulangan Ternak Yang
Mengalami Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau128
42 Realisasi Fisik Penanganan Ternak Yang Mengalami GangguanReproduksi Pada 10 Kabupaten/Kota se – NTB
133
43 Realisasi Jenis dan Jumlah Penyakit Gangguan Reproduksi Tahun2015 Pada 10 Kabupaten/Kota se – NTB
134
44 Distribusi Alat dan Bahan Gangguan Reproduksi KeKabupaten/Kota se – NTB Tahun 2015
137
45 Distribusi Vitamin dan Hormon Gangguan Reproduksi PadaSapi/Kerbau di Kabupaten/Kota se – NTB Tahun 2015
138
46 Distribusi Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Penyakit Parasiter 14247 Distribusi Obat Parasit Internal, Antibiotik dan Vitamin Ke
Kabupaten/Kota se – NTB Tahun 2015143
48 Target dan Realisasi Vaksinasi SE Kabupaten/Kota se – NTBTahun 2015
153
49 Target dan Realisasi Pengambilan Sampel Pre Vaksinasi dan PostVaksinasi SE Kabupaten/Kota Se – NTB Tahun 2015
154
50 Target Dan Realisasi Pengendalian Penyakit BrucellosisKabupaten/Kota se – NTB Tahun 2015
156
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB v
Tabel U r a i a n Halaman
51 Distribusi Obat – Obatan Kesehatan Hewan Ke Kabupaten/Kota se– NTB
175
52 Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber DanaAPBD Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner
186
53 Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber DanaAPBN (DK) Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan MasyarakatVeteriner
187
54 Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber DanaAPBN (TP) Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan MasyarakatVeteriner
188
55 Pemotongan Ternak Sapi Dan Kerbau Di Provinsi Nusa TenggaraBarat Tahun 2015
208
56 Pemotongan Ternak Lain – Lain Di Provinsi Nusa Tenggara BaratTahun 2015
208
57 Pengeluaran Bahan Asal Hewan Dari Provinsi Nusa TenggaraBarat
209
58 Pemasukan Produk Pangan Asal Hewan Tahun 2015 20959 Jumlah Surat Rekomendasi Izin Pengeluaran / Pemasukan Per
Bulan Yang Dikeluarkan Oleh Dinas Peternakan dan KesehatanHewan Provinsi NTB Tahun 2015
210
60 Pemotongan Hewan Qurban dan Idul Fitri Di Provinsi NusaTenggara Barat Tahun 2015
211
61 Data Penyakit Zoonosis Di RPH/TPH Di Provinsi NTB Tahun 2015 21262 Realisasi Keuangan Dan Fisik Pada Satker Dinas Peternakan Dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber Dana DekonsentrasiTahun 2015
246
63 Realisasi Keuangan Dan Fisik Pada Satker Dinas Peternakan DanKesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber Dana TugasPembantuan Tahun 2015
248
64 Realisasi Anggaran Dinas Peternakan dan Kesehatan HewanProvinsi NTB Sumber Dana APBD Tahun 2015
248
65 Besarnya Anggaran Kegiatan Fasilitasi Sarana Pemasaran HasilPeternakan di Provinsi NTB Sumber Dana APBN Tahun 2015
250
66 Nama –Nama Perusahaan Pelaksana Pembangunan/Pengembangan Pasar Ternak Di Provinsi NTB Tahun 2015
251
67 Nama – Nama Konsultan Perencana Pada KegiatanPembangunan Pasar Ternak Di Provinsi NTB Tahun 2015
251
68 Nama – Nama Konsultan Pengawas Pada Kegiatan PembangunanPasar Ternak Di Provinsi NTB Tahun 2015
252
69 Jenis – Jenis Pekerjaan Yang Dilaksanakan Di Masing – MasingKabupaten/Kota Tahun 2015
252
70 Fasilitasi Sarana Pendukung Pasar Ternak Di Kabupaten/Kota Se– P. Lombok Tahun 2015
257
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB vi
Tabel U r a i a n Halaman
71 Nama – Nama Kelompok Penerima Bantuan Barang/PeralatanUntuk Pengolahan Hasil Peternakan (APBD) Tahun 2015
263
72 Kegiatan Eksposisi/Promosi/Pameran – Pameran Yang DiikutiOleh Bidang Usaha Peternakan Tahun 2015
267
73 Hasil Perhitungan Supply – Demand Ternak Potong Tahun 2016 27974 Jumlah Penerbitan SP3 Tahun 2013 - 2015 28675 Nama Perusahaan Pengirim Ternak Yang Memanfaatkan Holding
Ground Lembar Dan Jumlah Ternak Yang Dikirim Keluar DaerahTahun 2015
287
76 Data Pengeluaran Ternak Sapi Dan Kerbau Tahun 2015 29077 Program/Kegiatan Dan Anggaran Sumber Dana APBD Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015Pada Balai Inseminasi Buatan
327
78 Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Sumber Dana APBD DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015Pada Balai Inseminasi Buatan
328
79 Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Program PeningkatanReproduksi Hasil Peternakan Sumber Dana APBD DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015Pada Balai Inseminasi Buatan
338
80 Perkembangan Sapi Perah Yang Ada Di Balai Inseminasi BuatanTahun 2015
343
81 Keadaan Dan Produksi Sapi Brangus di TPT Amor – Amor Tahun2015
346
82 Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Pada BPT HMTSerading Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan KesehatanHewan Provinsi NTB Tahun 2015
362
83 Jumlah Pegawai/Karyawan Pada BPT HMT Serading 36584 Lokasi, Luas Lahan dan Status Lahan Pada BPT HMT Serading 36585 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2015 Pada BPT HMT
Serading368
86 Target Dan Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan PadaBP3TR Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan KesehatanHewan Provinsi NTB Tahun 2015
379
87 Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBNDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun2015
380
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB vii
DAFTAR GRAFIK
Tabel U r a i a n Halaman
1. Persentase Penyerapan Anggaran Sumber Dana APBN dan APBDDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun2015 Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak
59
2. Persentase Realisasi Penyerapan Anggaran APBD Tahun 2015Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak
60
3. Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber Dana APBNTP Tahun 2015
60
4 Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber Dana APBNDK Tahun 2015
60
5. Penerimaan Asli Daerah Dari Pemanfaatan Holding Ground UntukTernak Potong Tahun 2013 - 2015
288
6. Perkembangan Pengeluaran Ternak Potong Tahun 2013 - 2015 2917. Hasil Sero – Positif Pemeriksaan Elisa Anthrax Tahun 2015 3148. Hasil Sero – Positif Pemeriksaan Elisa SE Tahun 2015 3159. Hasil Pemeriksaan Hi – Test Avian Influenza Tahun 2015 31610. Tingkat Cemaran Mikroba Daging Di Pasar dan RPH Se – NTB
Tahun 2015317
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 1
BAB IPENDAHULUAN
A. LatarBelakangPembangunan Peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan
pertanian, sejalan dengan hal tersebut maka program dan kegiatan yang
dilaksanakan mengacup ada kebijakan Nasional. Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebagai salah satu Provinsi penopang pangan Nasional hal ini sangat tepat
dikarenakan potensi sumber daya alam NTB mampu menyediakan kebutuhan
pangan Nasional salah satunya berupa daging sapi/kerbau melalui Program
Swasembada Daging Sapi/Kerbau.
Konsumsi daging terutama daging sapi untuk masyarakat Indonesia belum
dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Dalam upaya meminimumkan jumlah
impor daging sapi, Pemerintah telah menyusun Program Swasembada Daging
Sapi/Kerbau (PSDS/K) tahun 2014 sebagai lanjutan dari program PSDS 2010.
Dengan demikian program ini diharapkan dapat mendukung program peningkatan
ketahanan pangan Nasional. Tidak hanya itu Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Barat juga melaksanakan kegiatan yang sifatnya membangun peternakan melalui
program NTB Sejuta Sapi atau lebih dikenal dengan NTB BSS.
Berikut ini kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015
adalah kegiatan yang bersifat rutin dan pembangunan serta program
pemberdayaan masyarakat peternak. Program pembangunan peternakan di
daerah NTB dimulai dengan kegiatan-kegiatan pembinaan dan pengawasan
budidaya ternak, pelayanan kesehatan hewan, pelaksanaan inseminasi buatan,
pengembangan hijauan makanan ternak, pengendalian pemotongan ternak
betina produktif, pengembangan padang penggembalaan, pemurnian sapi bali
dan penguatan usaha agribisnis peternakan dan beberapa kegiatan-kegiatan
dalam menjamin keamanan dan ketentraman bantuan masyarakat konsumen
produk pangan asal hewan (daging, telur dan susu) melalui penyediaan produk
ASUH.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 2
B. TujuanSecara umum laporan tahunan ini disusun dengan tujuan sebagai bahan untuk
mengevaluasi program dan kegiatan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan
Hewan di Nusa Tenggara Barat yang dilaksanakan pada tahun 2015 sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2010.
C. RuangLingkupRuang Lingkup Laporan Tahunan 2015 pada Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat mencakup :
1. Analisis capaian Output Fisik dan Out come sumber dana APBD Tahun
Anggaran 2015.
Adapun program yang bersumber pada dana APBD mencakup :
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
5) Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah;
6) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan);
7) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak;
8) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;
9) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan;
10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan; dan
11) Program Peningkatan Kapasitas UPTD
2. Analisis capaian Output Fisik dan Outcome sumber dana APBN Tahun
Anggaran 2015 pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian RI.
Adapun lingkup kegiatan yang bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan dalam mendukung Program Pencapaian Swasembada
Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman,
Sehat, Utuh dan Halal, antara lain:
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 3
1) Peningkatan Produksi Ternak Dengan Pendayagunaan Sumberdaya Lokal;
2) Peningkatan Produksi Pakan Ternak Dengan Pendayagunaan Sumberdaya Lokal;
3) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis
dan Penyakit Zoonosis;
4) Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Dengan
Mengoptimalkan Sumberdaya Lokal;
5) Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal serta Pemenuhan
Persyaratan Produk Hewan Non Pangandan
6) Dukungan Manejemen dan Dukungan Teknis Lainnya.
3. Analisiscapaian Output Fisik dan Outcome sumberdana APBN Tahun
Anggaran 2015 pada Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian Kementerian Pertanian RI.
Adapun lingkup kegiatan yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian dalam mendukung Program Peningkatan Nilai
Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian,
antara lain:
1) Pengembangan Mutu dan Standarisasi ;
2) Pengembangan Pemasaran Domestik;
3) Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian
4. Analisis capaian Output Fisik dan Outcome sumber dana APBN Tahun
Anggaran 2015 pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian RI.
Adapun lingkup kegiatan yang bersumber dari Direktorat Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian dalam mendukung Program Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, antara lain:
1) Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian;
2) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian;
3) Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian;
4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana
dan Sarana Pertanian;
5) Fasilitas Pupuk dan Pestisida; dan
6) Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 4
BAB II
PROGRAM/KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN
A. Program/Kegiatan dan Anggaran Tahun 2015
1. Program/Kegiatan APBDAnggaran pembiayaan APBD tahun 2015 sebesar Rp. 33.690.572.100,-
(tiga puluh milyar enam ratus sembilan puluh juta lima ratus tujuh puluhdua ribu seratus rupiah), dengan rinciannya sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian Kegiatan dan Anggaran APBD Tahun 2015
NO. KEGIATANPAGU
ANGGARAN(Rp.)
Total Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung 33.690.572.100
A. Belanja Tidak Langsung 13.543.502.200
B. Belanja Langsung 20.147.069.900
1. Dinas (Induk) 16.607.070.650- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 444.020.750- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.249.060.500- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 156.520.000- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan 1.986.787.900
- Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah 76.300.000- Program Peningkatan Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan) 735.999.500
- Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 709.752.000- Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 7.588.158.000- Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan 1.274.560.000- Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 385.912.000
2. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banyumulek 1.576.259.500- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 110.575.000- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 177.078.000- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan 154.300.000
- Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 343.596.500- Program Peningkatan Kapasitas UPTD 790.710.000
3. Balai Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner(BRSHLV) Banyumulek 837.889.750
- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 128.750.000- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 155.949.250- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 50.850.000
- Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 338.846.000- Program Peningkatan Kapasitas UPTD 163.494.500
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 5
NO. KEGIATANPAGU
ANGGARAN(Rp.)
4. Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak(BPT-HMT) Serading 1.125.850.000
- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 69.250.000- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 94.550.000- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan 150.850.000
- Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 587.450.000- Program Peningkatan Kapasitas UPTD 223.750.000
Selain dari program/kegiatan tersebut di atas, juga terdapat target
Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 1.114.640.000,- (satu milyar seratusempat belas juta enam ratus empat puluh ribu rupiah). PAD bersumber dari :
a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
- Penerimaan Holding Ground Lembar sebesar Rp. 722.500.000,-
- Uji Laboratorium Kesehatan Hewan sebesar Rp. 40.000.000,-
- Poskeswan Swadaya dan RSH Banyumulek sebesar Rp. 23.000.000,-
b. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
- Penjualan HMT di BPT HMT Serading sebesar Rp. 19.000.000,-
- Penjualan sapi tidak layak bibit di BPT HMT Serading sebesar Rp.
125.000.000,-
- Penjualan semen beku hasil produksi Balai Inseminasi Buatan (BIB)
sebesar Rp.75.000.000,-
- Penjualan susu dan sapi perah non produktif di BIB Banyumulek
sebesar Rp. 26.000.000,-
Dari target PAD tersebut diatas telah terealisasi sebesar Rp.606.682.945,- (enam ratus enam juta enam ratus delapan puluh dua ribusembilan ratus empat puluh lima rupiah) atau 54,43%dengan rincian
sebagai berikut :
- Uji Laboratorium Keswan sebesar Rp. 33.574.000,-
- Poskeswan Swadaya dan RSH Banyumulek sebesar Rp. 28.202.500,-
- Holding Ground Lembar sebesar Rp. 113.655.000,-
- RPH Banyumulek sebesar Rp. 6.825.000,-
- Penjualan Inseminasi Buatan sebesar Rp. 244.937.250,-
- Penjualan HMT pada BPT HMT Serading sebesar Rp. 105.463.655,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 6
- Penjualan Ternak tidak layak bibit BPT Serading sebesar Rp.
4.500.000,-
- Penjualan susu dan sapi perah non produktif BIB sebesar Rp.
9.500.000,-
- Lain – lain PAD yang syah sebesar Rp. 27.453.200,-
- LHP sebesar Rp.16.602.500,-
2. Program/Kegiatan APBN
Adapun program/kegiatan yang dibiayai dari APBN dapat dilihat pada
rincian sebagai berikut :
1) APBN Satker-06 (Direktorat Jenderal Peternakan dan KesehatanHewan)
Total anggaran kegiatan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang bersumber dari Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu sebesar Rp.46.490.047.000 (empat puluh enam milyar empat ratus sembilan puluhjuta empatpuluh tujuh ribu rupiah)yang terdiri dari sumber Dana
Dekonsentrasi sebesar Rp. 11.603.877.000 (sebelas milyar enam ratustiga juta delapan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah) dan Sumber Dana
Tugas Pembantuan sebesar Rp. 34.886.170.000 (tiga puluh empat milyardelapan ratus delapan puluh enam juta seratus tujuh ribu rupiah).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 7
a. Dana Dekonsentrasi
Tabel 2. Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker-06
KODE KEGIATANPAGU
ANGGARAN(Rp)
018.06.09 Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak danAgribisnis Peternakan
11.603.877.000
1782 Peningkatan Produksi Ternak 2.560.034.0001782.103 Bimbingan Teknis Budidaya Ternak Potong 40.500.0001782.111 Distribusi Semen Beku dan Operasional IB 890.064.0001782.112 Pengadaan N2 Cair 456.920.0001782.112 Pengadaan N2 Cair
(Penambahan Target – Penambahan Anggaran)14.000.000
1782.114 Penguatan Manajemen Inseminasi Buatan 356.000.0001782.122 Perbaikan Manajemen INKA 12.150.0001782.136 Bimbingan Teknis Budidaya Unggas dan Aneka Ternak 26.850.0001782.140 Penguatan Kelembagaan Peternak 70.250.0001782.141 Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak dan
Pelayanan Petugas Teknis40.950.000
1782.143 Pembinaan SMD 49.350.0001782.144 Supply Demand Ternak Potong 51.350.0001782.145 Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak 151.650.0001782.145 Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak
(Penambahan Target – Penambahan Anggaran)400.000.000
1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak 178.150.0001783.152 Pengembangan Kualitas SDM Bidang Pakan 10,000,0001783.160 Pengawasan Mutu dan Peredaran Pakan / Bahan Pakan 66.850,0001783.161 Pengawasan Peredaran Imbuhan /Pelengkap Pakan 28,700,0001783.162 Koordinasi dan Bimbingan Teknis Pakan 72.600,000
1784 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit HewanMenular Strategis dan Penyakit Zoonosis
4.489.369.000
1784.104 Biosekuriti Perunggasan 99.000.0001784.106 Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax 990.000.0001784.109 Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau 641.454.0001784.110 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter 397.850.0001784.112 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya 1.224.915.0001784.155 Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik 30.000.0001784.161 Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan 27.900.0001784.162 Unit Respon Cepat PHMS 275.950.0001784.169 Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan 578.150.0001784.174 Operasional Pengujian Veteriner di Lab. Veteriner Daerah 25.000.0001785.048 Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak 175.000.0001785.049 Supply Demand Bibit Ternak 50.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 8
KODE KEGIATANPAGU
ANGGARAN(Rp)
1785 Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit 1.043.743.0001785.146 Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 87.400.0001785.167 Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan 100.300.0001785.168 Pengawalan dan Koordinasi Perbibitan Di Daerah 278.343.0001785.170 Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak 152.750.0001785.171 Supply Demand Bibit Ternak 43.900.0001785.172 Pewilayahan Sumber Bibit Ternak 78.850.0001785.173 Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak 137.450.0001785.174 Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Ternak 128.700.0001785.175 Koordinasi Teknis 36.050.000
1786 Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan HalalSerta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan
2.558.310.000
1786.027 Pembentukan dan Pelaksanaan Tim Koordinasi Pengawasan(Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
441.460.000
1786.111 Penerapan Penjaminan PH ASUH di RPH 62.000.0001786.111 Penerapan Penjaminan PH ASUH di RPH
(Penambahan Target – Penambahan Anggaran)450.000.000
1786.112 Fasilitasi Unit Usaha Dalam Proses Sertifikasi ASUH 42.200.0001786.118 Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba 69.200.0001786.120 Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Kesmavet 59.000.0001786.121 Penguatan Manajemen Lab. Kesmavet 40.750.0001786.128 Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet 840.950.0001786.129 Peningkatan Kapasitas SDM Pengawas Kesmavet 76.950.0001786.130 Koordinasi Teknis Pengawasan Kesmavet 105.800.0001786.131 Pemutakhiran Data Pemotongan 65.000.0001786.135 Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pencegahan
Penularan Zoonosis180.000.000
1786.136 Pembinaan Penerapan Kesejahteraan Hewan Pada TernakDan Non Ternak
125.000.000
1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis LainnyaDitjen Peternakan
774.271.000
1787.020 Perumusan Kebijakan Perencanaan PembangunanPeternakan dan Kesehatan Hewan
335.000.000
1787.021 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakandan Kesehatan Hewan
269.251.000
1787.021 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakandan Kesehatan Hewan(Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
33.700.000
1787.022 Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan sertaPenatausahaan Barang Milik Negara
136.320.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 9
b. Dana Tugas Pembantuan
Tabel 3. Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker-06
Kode KegiatanPagu
Anggaran(Rp)
018.06.09 Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan AgribisnisPeternakan Rakyat
34.886.170.000
1782 Peningkatan Produksi Ternak 16.535.670.0001782.101 Pengembangan Budidaya Sapi Potong 7.522.500.0001782.102 Pengembangan Budidaya Kerbau
(Penambahan Target – Penambahan Anggaran)4.166.370.000
1782.020 Penyebaran Pejantan Sapi Potong (INKA) 3.326.000.0001782.021 Penyebaran Pejantan Kerbau (INKA) 773.300.0001782.124 Pengembangan Budidaya Kambing 162.500.000
1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak 15.460.750.0001783.043 Penguatan Sumber Bibit /Benih Hijauan Pakan Ternak di UPTD
(Penambahan Target – Penambahan Anggaran)5.000.000.000
1783.103 Penguatan Sumber Bibit /Benih HPT di UPTD(Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
778.500.000
1783.109 Pengembangan Padang Penggembalaan(Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
4.886.650.000
1783.111 Pemeliharaan Padang Penggembalaan 146.100.0001783.120 Pengembangan Integrasi Ternak – Tanaman Pangan 2.045.850.0001783.124 Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas 862.050.0001783.132 Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia 580.900.0001783.133 Revitalisasi UPP/PPSK 200.000.0001783.137 Penguatan Pakan Induk Sapi Potong 917.350.000
1785 Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit 1.574.000.0001785.101 Pembibitan Sapi Potong 319.000.0001785.145 Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 840.000.0001785.165 Fasilitasi Operasional Perbibitan di UPTD 368.500.0001785.166 Penyediaan Bibit Ternak di UPTD 46.500.000
1786 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing 1.219.250.0001786.102 Fasilitasi Peralatan RPH Ruminansia 320.000.0001786.122 Pengadaan Sarana dan Prasarana Lab. Kesmavet 500.000.0001786.995 Kendaraan Bermotor 399.250.000
1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen.Peternakan
96.500.000
1787.020 Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakandan Kesehatan Hewan(Penambahan Target – Penambahan Anggaran)
96.500.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 10
2) APBN Satker-07 (Direktorat JenderalPengolahan dan PemasaranHasil Pertanian)
Dana yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian sebesar Rp. 4.880.925.000 (empat milyardelapanratus delapanpuluh juta sembilanratus dua puluh lima riburupiah) dengan rincian Dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 730.925.000(tujuh ratus tiga puluh juta sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah)dan Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 4.150.000.000 (empat milyarseratus lima puluhjuta rupiah).
a. Dana DekonsentrasiTabel 4. Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker-07
Kode KegiatanPagu
Anggaran(Rp)
018.07.10 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing,Mutu, Pemasaran Hasil dan Investasi Pertanian 694..692.000
1788 Pengembangan Mutu dan Standarisasi 75.000.000
1788.002 Penerapan sistem Jaminan Mutu Hasil Pertanian 75.000.0001789 Pengembangan Pemasaran Domestik 101.770.000
1789.004 Pengembangan Informasi Pasar 101.770.0001791 Pengembangan Usaha dan Investasi 118.325.000
1791.005 Laporan Kegiatan dan Pembinaan 118.325.0001792 Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian 206.250.000
1792.006 Laporan Kegiatan dan Pembinaan 206.250.0001793 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 229.580.000
1793.004 Laporan Kegiatan dan Pembinaan 229.580.000
b. Dana Tugas PembantuanTabel 5. Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker-07
Kode KegiatanPagu
Anggaran(Rp)
018.07.10 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing,Mutu, Pemasaran Hasil dan Investasi Pertanian 3.575.000.000
1789 Pengembangan Pemasaran Domestik 3.100.000.0001789.001 Optimalisasi Sarana dan Kelembagaan Pasar
Domestik 3.100.000.000
1792 Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian 950.000.0001792.004 Unit Usaha Pengolahan Hasil Peternakan 950.000.000
1793 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis LainnyaDitjen. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 100.000.000
1792.004 Laporan Kegiatan dan Pembinaan 100.000.000Laporan Kegiatan dan Pembinaan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 11
3) APBN Satker-08 (Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian)
Dana yang bersumber dari Dirjen Prasana dan Sarana Pertanian
sebesar Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) dengan rincian DanaDekonsentrasi sebesar Rp. 300.000.000 (tigaratus juta rupiah).
a. Dana Dekonsentrasi
Tabel 6. Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker-08
Kode KegiatanPagu
Anggaran(Rp)
018.08.11 Program Penyediaan dan PengembanganPrasarana dan Sarana Pertanian
300.000.000
1794 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 45.700.000994 Layanan Perkantoran 60.200.000
1795 Perluasan Areal dan Pengelolaan LahanPertanian
39.000.000
994 Layanan Perkantoran 39.000.0001796 Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan
Alsintan21.000.000
994 Layanan Perkantoran 21.000.0001797 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian181.600.000
002 LayananPerkantoran 181.600.0003993 Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 6.000.000
994 LayananPerkantoran 6.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 12
B. Realisasi Anggaran Tahun 2015
Tabel 7. Realisasi Anggaran Tahun 2015
No. Sumber Dana/Satker Pagu(Rp)Realisasi
Keuangan Fisik(%)Rp. %
I APBD 33.690.572.100 29.549.545.539 87,71 98,931. Belanja Tidak Langsung 13.543.502.200 12.875.884.881 95,07 1002. Belanja Langsung 20.147.069.900 16.673.660.658 82,76 97,86
- Dinas (Induk) 16.607.070.650 13.631.006.567 82,08 96,16- BIB Banyumulek 1.576.259.500 1.426.104.940 90,47 100- BRSHLV Banyumulek 837.889.750 807.295.713 96,35 99,64- BPT-HMT Serading 1.125.850.000 809.253.438 71,88 95,65
II APBN 54.397.362.000 43.671.728.650 80,3 88,31. Satker-06
(Ditjen Peternakandan Kesehatan Hewan)
48.427.870.000 38.341.766.525 79,2 88,1
- Dekonsentrasi 11.373.870.000 10.241.681.210 90,0 92,8- Tugas Pembantuan 37.054.000.000 28.100.085.315 75,8 83,4
2. Satker-07 (Ditjen P2HP) 4.269.692.000 3.648.274.050 85,4 99,3- Dekonsentrasi 694.692.000 650.430.000 93,6 98,8- Tugas Pembantuan 3.575.000.000 2.997.844.050 83,9 99,7
3. Satker-08 (Ditjen PSP) 1.699.000.000 1.681.688.075 98,9 98,2- Dekonsentrasi 400.000.000 387.138.075 96,8 96,8- Tugas Pembantuan 1.299.800.000 1.294.550.000 99,6 99,6
Jumlah Dana Dekonsentrasi 12.468.562.000 11.279.249.285 90,5 99,5Jumlah Dana Tugas Pembantuan 41.928.800.000 32.392.479.365 77,3 85,0Total Anggaran (APBD + APBN) 92.736.493.900 76.590.279.499 82,6 90,8
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 13
BAB IIIPELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
didukung oleh 9(sembilan) unit kerja yaitu :
1. Sekretariat;
2. Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak;
3. Bidang Kesehatan Hewan;
4. Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner;
5. Bidang Usaha Peternakan;
6. Balai Inseminasi Buatan (BIB);
7. Balai Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner (BRSHLV);
8. Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPTHMT); dan
9. Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia(BP3TR).
Adapun pelaksanaan kegiatan tahun 2015 yang dibiayai dari dana APBD dan
APBN (Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) diuraikan sebagai berikut :
1. SEKRETARIAT
Sebagaimana tugas dan fungsinya dalam melaksanakan kegiatan untuk
menunjang kelancaran pembangunan peternakan Sekretariat dibantu oleh 3 (tiga)
Sub Bagian: 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, 2) Sub Bagian Keuangan
dan 3) Sub Bagian Progran dan Pelaporan.
1.1. SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIANSebagaimana tugas dan fungsinya Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian telah melaksanakan kegiatan untuk menunjang kelancaran
pembangunan peternakan yang meliputi:
a. Menganalisa surat-surat masuk maupun surat keluar;
b. Membuat data kepegawaian sebagai bahan untuk mengajukan usul
kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pensiun, cuti, tanda
penghargaan, membuat Daftar Urut Kepangkatan (DUK), Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP) dan Penilaian Capaian SKP sebagai bahan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 14
untuk syarat promosi jabatan bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah
memenuhi syarat;
c. Mencatat setiap penerimaan, pengeluaran dan persediaan barang bergerak
atau barang tidak bergerak dan pengelolaan aset/inventaris, buku barang
habis pakai, buku hasil pengadaan dan kartu persediaan barang.
Selengkapnya capaian kinerja Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
diuraikan sebagai berikut.
a. Pengadministrasian surat-menyurat1. Surat Masuk
Surat masuk merupakan surat yang ditujukan kepada Kepala Dinas
baik secara perorangan, organisasi pemerintah maupun organisasi
swasta. Adapun jumlah surat masuk yang diterima pada tahun 2015
sebanyak 3.877 (tiga ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh) surat.
2. Surat Keluar
Surat keluar merupakan surat kedinasan yang ditujukan kepada
Instansi lain baik yang bersifat perorangan, organisasi pemerintah
maupun organisasi swasta. Adapun jumlah surat keluar yang
ditangani pada tahun 2015 sebanyak 6.670 (enam ribu enam ratus
tujuh puluh) surat.
b. Pembinaan Sumber Daya ManusiaJumlah Sumber Daya Manusia pada Lingkup Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015
berjumlah 281 (dua ratus delapanpuluhsatu) orang dengan rincian
sebagai berikut:
- Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 194 orang
- Pegawai Tidak Tetap (PTT) : 6orang
- Honorer/Kontrak/THL : 81orang
Jumlah keseluruhan : 281orang
Kualifikasi Pegawai Negeri Sipil lingkup Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun
2015berdasarkan pendidikan sebagai berikut:
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 15
- S2 : 15 orang
- S1 : 62 orang
- Diploma : 5 orang
- SMA / Sederajat : 69 orang
- SMP / Sederajat : 18 orang
- SD / Sederajat : 25 orang
Jumlah keseluruhan : 195 orang
c. Pembinaan Sumber Daya ManusiaUpaya meningkatkan dan menumbuhkembangkan rasa disiplin kerja
serta peningkatan pengetahuan pegawai/karyawan lingkup Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
maka dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
- Pembinaan budaya kerja secara rutin melalui apel setiap pagi dan
sore serta apel bersama setiap hari Senin.
- Pembentukan jiwa Korsa melalui Upacara Bendera pada tanggal
17 Agustus 2015.
- Peningkatan keimanan melalui kegiatan Imtaq (Iman dan Taqwa)
yang dilaksanakan setiap hari Jum’at pukul 07.30 – 08.30 wita.
- Pendidikan dan Latihan (Diklat) Penjenjangan dan Teknis.
d. Kenaikan PangkatDalam satu tahun kenaikan pangkat dibagi dalam 2 (dua) periode
dengan rincian yaitu :
1. Periode 1 April 2015 sebanyak 36 orang
2. Periode 1 Oktober 2015 sebanyak 7 orang
e. Penyelesaian Kenaikan Gaji BerkalaPenyelesaian kenaikan gaji berkala Pegawai Negeri Sipil yang telah
memenuhi persyaratan pada lingkup Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
sebanyak 90 (sembilan puluh) orang dengan rincian seperti pada
tabel 8berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 16
Tabel 8.Daftar Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Negeri Sipil PadaDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
Tahun 2015
No Kenaikan GajiBerkala
Jumlah(orang) Keterangan
1. Januari 46
2. Februari 5
3. Maret 13
4. April 15
5. Mei 3
6. Juni 1
7. Juli 4
8. Agustus 4
9. September 1
10. Oktober 2
11. November 1
12. Desember 0
Jumlah 95
f. Penyelesaian Daftar Urutan Kepangkatan (DUK)Penyelesaian DUK dilakukan pada bulan DesemberTahun 2015
dan dikirimke Gubernur Nusa Tenggara Barat Cq. Kepala Badan
Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
g. Penyelesaian Pensiun Pegawai Negeri SipilPenyelesaian kelengkapan bahan pensiun dilaksanakan 1 (satu)
tahun sebelum PNS yang bersangkutan memasuki masa usia
pensiun. Pada tahun 2015 tidak ada PNS yang memasuki masa
usia pensiun karena adanya perpanjangan usia pensiun dari 56
tahun menjadi 58 tahun sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2013
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 17
h. Penyelesaian DP3Penyelesaian DP3/SKPdan penilaian SKP bagi PNS lingkup Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
untuk Eselon IV dan staf dinilai oleh atasan langsung dan
diselesaikan di kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pejabat Eselon III dinilai oleh Kepala
Dinas serta ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Sedangkan bagi Pejabat Eselon II dinilai oleh
Gubernur Nusa Tenggara Barat.
i. Pengelolaan Aset APBDTugas pokok dan fungsi dari bagian perlengkapan adalah
membantu Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam koordinasi dengan dinas
Kabupaten/Kota maupun Satuan Kerja/UPT yang berkaitan dengan
bidang pemeliharaan dan perawatan barang bergerak, barang tidak
bergerak dan pengelolaan Aset/inventaris milik Pemerintah Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Adapun aset yang dikelola pada tahun 2015sebagaimana rincian
pada tabel9berikut :
Tabel 9. Daftar Pengelolaan Aset Barang Milik Daerah
No. Akun NeracaNilai BMD
Saldo Awal (Rp.)Mutasi Saldo Akhir
(Rp)Tambah (Rp.) Kurang (Rp)A. ASET LANCAR
1 Barang Persediaan 7.500.750 9.429.548.323 9.382.398.573 54.650.500
Jumlah 7.500.750 9.429.548.323 9.382.398.573 54.650.500
B ASET TETAP
1 Tanah 27.038.418.410 0 0 27.038.418.410
2 Peralatan dan Mesin 5.456.591.300 232.143.800 98.470.000 5.590.265.100
3 Gedung dan Bangunan 13.420.370.187 3.307.614.000 1.011.663.000 15.716.321.187
4 Jalan, Irigasi danJaringan 472.715.000 965.753.000 0 1.438.468.000
5 Aset Tetap Lainnya 1.383.029.411,76 391.500.000 678.050.000 1.096.479.411,76
6 Konstruksi DalamPengerjaan 0 0 0 0
Jumlah 47.771.124.308,76 4.897.010.800 1.788.183.000 50.879.952.108,76
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 18
C ASET LAIN-LAIN
1 Aset Tidak Berwujud 0 0 0 0
2 Aset Lain-lain (RB) 0 0 0 0
- Peralatan dan Mesin 2.026.412.000 50.969.000 0 2.077.381.000
- Gedung danBangunan
97.454.000 45.910.000 0 143.364.000
- Jalan, Irigasi danJaringan
0 0 0 0
- Aset Tetap Lainnya 23.570.588,24 275.650.000 0 299.220.588,24
- Konstruksi DalamPengerjaan
0 0 0 0
3 Hibah ke Masyarakat 0 0 0 0
4 Kemitraan denganPihak Ketiga 0 0 0 0
Jumlah 2.147.436.588,24 372.529.000 0 2.519.965.588,24
D Jumlah (A+B+C) 49.926.061.647,00 14.699.088.123 11.170.581.573 53.454.568.197
Untuk asset bergerak yang berupa ternak hilang / tidak ditemukan,
telah diinventarisir dan telah dilakukan penghapusan berdasarkan
surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 030 –
663 Tahun 2014 tentang Penghapusan Hewan/Ternak Sapi dari
Inventaris Milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rincian
sapi yang dihapus dari daftar data aset sebagai berikut :
- UPTD BPT HMT Serading sebanyak 110 (seratus sepuluh) ekor
- UPTD BIB Banyumulek sebanyak 10 (sepuluh) ekor
j. Sensus Barang Milik Daerah (BMD)Untuk mempertahankan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke IV pada
tahun 2014 Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
melaksanakan sensus Barang Milik Daerah (BMD) yang
pelaksanaannya dimulai tanggal 1 Oktober 2014 dimana
pendataannya disesuaikan dengan KIR barang yang ada pada masing
– masing ruangan. Adapun tahapan sensus BMD sebagai berikut :
- Pencacahan BMD
- Membuat Kertas Kerja
- Pendataan barang dan ruangan
- Pendataan barang hasil sensus
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 19
k. PembiayaanUntuk menunjang kelancaran kegiatan Tahun Anggaran 2014 pada
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian didukung dari anggaran
APBD sebesar Rp.3.592.308.000,- (tiga milyar lima ratussembilan puluh dua juta tiga ratus delapan ribu rupiah).Realisasi keuangan sebesar Rp. 3.437.132.000,- (tiga milyarempat ratus tiga puluh tujuh juta seratus tiga puluh dua riburupiah) atau sebesar 95,68% dan realisasi fisik mencapai 100%.Adapun pembangunan fisik yang telah selesai dilaksanakan meliputi:
- Pembangunan Stasiun Uji Performance (SUP)
- Rehab Kantor Laboratorium
- Pembangunan Drainase dan Jalan
- Pembangunan Sanitasi Holding Ground
- Rehab Kandang Stasiun Uji Performance
- Pembangunan Show Room
- Pembangunan Kandang Pembibitan Serading
- Pemagaran Paddock Pasture
1.2. SUB BAGIAN KEUANGANProses perencanaan dan penyusunan DPA yang panjang tidak akan
bermakna baik jika tidak diringi dengan proses realisasi yang memadai
serta pertanggungjawaban yang memadai. Pelaksanaan program/kegiatan
sebagai sarana dalam proses realisasi serta pertanggungjawabannya
menjadi penting untuk pengukuran keberhasilan pelaksanaan
program/kegiatan dimaksud.
Pelaksanaan kegiatan harus mengacu pada dokumen yang telah
ditetapkan dengan menekankan pada prinsip pengelolaan yang sesuai
dengan prosedur pengelolaan keuangan yang telaah ditetapkan.Selain itu
bentuk pertanggungjawaban juga harus memenuhi kesesuaian antara
belanja dan kode rekening serta model pertanggungjawaban yang
memenuhi standar pelaporan keuangan sehingga tidak menimbulkan
kesalahan dalam pelaporannya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 20
Pelaporan pertanggungjawaban kegiatan Sub Bagian Keuangan
pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara
barat salah satunya adalah untuk memenuhi aturan serta kebutuhan
organisasi dalam proses pertanggungjawaban Dinas secara
menyeluruh.Pelaporan setiap belanja haruslah dilaporkan agar didapatkan
diketahui kinerja yang dilakukan oleh satuan kerja sehingga dapat diukur
kinerja serta keberhasilannya dalam kemampuan menyerap anggaran dan
kesesuaian antara perencanaan dengan eksekusinya.
Berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya Sub Bagian Keuangan
sebagai pendukung dalam pelaksanaan tugas-tugas bidang peternakan
memberikan dukungan pada sektor administrasi yang berkaitan dengan
pengelolaan administrasi keuangan sehingga seluruh kegiatan dapat terlaksana
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu memberikan dukungan
dalam bentuk penyelesaian penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Adapun ringkasan kegiatan Sub Bagian Keuangan pada tahun anggaran
2015 adalah penyediaan jasa administrasi keuangan yang terdiri dari :
a. Honorarium pengelola keuangan
b. Penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan
c. Perjalanan dinas
d. Belanja Kursus, Pelatihan dan Bintek PNS
Seluruh kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan kontribusi
bagi terlaksananya seluruh program dan kegiatan yang ada pada Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB melalui proses penyelesaian
administrasi keuangan dalam rangka peningkatan pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan :
1) Informasi mengenai penerimaan selama periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran.
2) Informasi mengenai posisi keuangan yang berkaitan dengan sumber-
sumber penerimaan termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan
retribusi daerah.
3) Penyediaan informasi mengenai perubahan posisi keuangan, apakah
mengalami kenaikan atau sebaliknya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 21
Jumlah alokasi anggaran untuk program/kegiatan pada Sub Bagian
Keuangan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang bersumber
dari Dana APBD adalah sebesar Rp. 522.329.250,-(lima ratus dua puluhdua juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu dua ratus lima puluhrupiah)dengan realisasi sebesar Rp. 435.944.902,-(empat ratus tigapuluh lima juta sembilan ratus empat puluh empat ribu sembilan ratusdua rupiah) atau sebesar 83,50% dengan sisa anggaran sebesar Rp.
86.384.348,- (delapan puluh enam juta tiga ratus delapan puluh empatribu tiga ratus empat puluh delapan rupiah)atau sebesar 16,75%dengan perincian sebagai berikut :
a. Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan dengan alokasi anggaran Rp.
18.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 12.600.000,- atau sebesar
70%, terdapat sisa anggaran Rp. 5.400.000,- atau sebesar 30%
b. Honorarium Pengelola Administrasi Keuangan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.66.456.000,- dengan realisasi sebesar Rp.
64.664.000,- atau sebesar 97% sehingga terdapat sisa anggaran
sebesar Rp.1.792.000,- atau sebesar 3%
c. Belanja Perangko, Materi Dan Benda Pos Lainnya dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 4.888.000,- dengan realisasi sebesar
Rp.4.840.000,- atau sebesar 99% sehingga terdapat sisa anggaran
sebesar Rp. 48.000,- atau sebesar 1%
d. Belanja Telepon dengan alokasi anggaran sebesar Rp.27.839.000,-
dengan realisasi sebesar Rp. 13.073.861,- atau sebesar 47% sehingga
terdapat sisa anggaran sebesar Rp.14.765.139,- atau sebesar 53%
e. Belanja Listrik dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 154.928.750,-
dengan realisasi sebesar Rp. 100.584.087,- atau sebesar 65% sehingga
terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 54.344.663,- atau sebesar 35%
f. Belanja surat kabar/majalah dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
10.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.9.980.000,- atau sebesar 99,80%
sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp.20.000,- atau sebesar 0,2%
g. Belanja Kawat/Faximile/Internet dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.1.750.000,- dengan realisasi sebesar Rp.1.750.000,- atau sebesar 100%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 22
h. Belanja paket/pengiriman dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.795.000,- dengan realisasi sebesar Rp.1.770.000,- atau sebesar 98,60%
sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp.25.000,- atau sebesar 1,40%
i. Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 138.008.500,- dengan realisasi sebesar Rp.129.308.954,-
atau sebesar 93,70% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar
Rp.8.699.546,- atau sebesar 6,3%
j. Belanja Perjalanan Dinas dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.98.664.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 97.374.000,- atau
sebesar 98,70% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp.
1.290.000,- atau sebesar 1,3%
1.3. SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORANMengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2006 tentang
Sistem Perencanaan Nasional, maka Subbag Program dan Pelaporan
memegang peranan penting dalam mengumpulkan, merumuskan,
mengonsepkan dan memutuskan data perencanaan, penyusunan data dan
informasi serta pelaporan kegiatan dinas. Pembangunan peternakan yang
terintengrasi dan berhasil dengan baik harus dimulai dari perencanaan
yang baik pula, penyajian data potensi dan dayadukung sumberdaya,
peluang pengembangan dan proporsional budjetting merupakan kunci
utama dalam mencapai keberhasilan. Seiring dengan perencanaan
tersebut, terutama dalam rangka memenuhi tuntutan peningkatan kinerja,
kualitas layanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya, maka ditetapkan
sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja yang telah dilaksanakan
sejak tahun 2005, hal ini dapat merupakan acuan dalam penerapan
anggaran secara efisien, efektif dan menjunjung tinggi transparansi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 23
a. Tujuan Dan SasaranAdapun tujuan dan sasaran pelaksanaan kegiatan subbagian
program dan pelaporan sebagai berikut :
1. TujuanAdapun tujuan kegiatanpada Sub Bagian Program dan Pelaporan
adalah :
1) Merencanakan dan merumuskan program kerja serta
penyusunan anggaran terpadu berbasis kinerja secara fokus
berdasarkan skala prioritas pada Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
2) Menentukan perencanaan program berdasarkan road map dan
Rencana Strategis Daerah Nusa Tenggara Barat
3) Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan perencanaan
anggaran kinerja lintas instansi teknis dalam mendukung
pembangunan peternakan
4) Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan tertib administrasi serta
transparansi serta bertanggungjawab sehingga memudahkan
sistem pengendalian dan evaluasi.
2. SasaranSasaran utama kegiatan pada Sub Bagian Program dan Pelaporan
adalah :
1) Tersusunnya perencanaan program dan penyusunan anggaran
kinerja pembangunan sebagai implementasi kebijakan dan target
pembangunan peternakan di daerah
2) Terbinanya koordinasi dan keterpaduan perencanaan anggaran
kinerja pembangunan peternakan secara menyeluruh
3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan
pembangunan peternakan di daerah
4) Tercapainya evaluasi kinerja yang tepat dan memenuhi
akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan
5) Tersusunnya dan tersedianya data dan informasi peternakan
sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan program
pembangunan peternakan kedepan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 24
b. Kegiatan-Kegiatan Yang DilaksanakanSecara garis besar program dan kegiatan pada Sub Bagian
Program dan Pelaporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang sangat substansial terselenggara
melalui dukungan dana APBD dan APBN tahun anggaran 2015 yaitu :
1. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dari sumber dana APBD
antara lain :
- Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
- Penyusunan laporan bulanan, triwulan dan tahunan
- Penyusunan RKA dan DPA SKPD
- Penyusunan statistik peternakan
2. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dari sumber dana APBN
antara lain :
- Penyusunan Program dan Anggaran APBN (RKAKL)
- Sosialisasi E-Proposal 2016
- Penyusunan RoadMap Kawasan Peternakan Sapi Potong
- Penyusunan Laporan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP)
- Penyusunan Pelaporan Keuangan SAK dan SIMAK BMN
- Registrasi Pengkartuan ternak di Kabupaten Sumbawa Barat
c. Capaian Kinerja1. Kegiatan Bersumber Dari Dana APBD
a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar RealisasiKinerja SKPD
Kegiatan ini dilaksanakan setiap akhir tahun sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pembangunan
peternakan sumber dana APBD selama 1 tahun. Penyusunan
laporan capaian kinerja pada dasarnya merupakan bentuk kontrak
kerja institusi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
NTB dengan Pemerintah Daerah Provinsi NTB sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan dan realisasi anggaran APBD
tahun 2015, hal ini mengacu sesuai dengan sistim pemerintahan
yang bersih dan transparan “Good Goverment Action”.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 25
b) Penyusunan Laporan Bulanan, Triwulan, dan TahunanPenyusunan laporan bulanan, triwulan dan tahunan pada
prinsipnya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun
2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan. Kegiatan ini telah dilaksanakan setiap
bulan, triwulan dan penyusunan laporan akhir tahun. Laporan
bulanan, triwulan dan tahunan disampaikan kepada Gubernur
Nusa Tenggara Barat melalui Bappeda Provinsi NTB dan Biro
Keuangan Setda. Provinsi NTB untuk pelaksanaan anggaran
APBD dan APBN sedangkan untuk pelaksanaan anggaran APBN
laporan disampaikan pula kepada Menteri Pertanian dan
tembusannyadisampaikan kepada Eselon I pada lingkup
Kementerian Pertanian dan Bappeda Provinsi NTB.
c) Penyusunan RKA dan DPA SKPDKegiatan ini dilaksanakan pada setiap akhir tahun (bulan Juli
sampai Desember). Pelaksanaan kegiatan ini pada prinsipnya
melibatkan instansi lain seperti Bappeda Provinsi NTB, Biro
Keuangan Setda. Provinsi NTB dan Dinas Pendapatan Provinsi
NTB sebagai fungsi koordinatif dan konsultatif dalam penyusunan
kegiatan dan anggaran. Dalam pelaksanaannya, penyusunan
RKA SKPD berdasarkan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi NTB yang telah disampaikan kepada Bappeda Provinsi
NTB, penyusunan PPAS itu sendiri harus mengacu pada Renstra
Daerah Provinsi NTB dan Road Map Pembangunan Peternakan
NTB selama 5 tahun terakhir.
d) Penyusunan Statistik PeternakanKegiatan penyusunan statistik peternakan memiliki arti yang
strategis bagi daerah maupun secara nasional karena
ketersediaan data mutakhir yang tersusun secara akurat, obyektif
dan tepat waktu akan sangat menentukan arah kebijakan
pembangunan peternakan pada tahun mendatang.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 26
Kegiatan ini tidak hanya dibayai dari APBD akan tetapi juga
didukung dari anggaran APBN. Hasil penyusunan statistik secara
lengkap dilaporkan dalam bentuk buku khusus untuk dapat
dimanfaatkan oleh para pemerhati atau yang membutuhkan
informasi peternakan sedangkan secara garis besar dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Perkembangan Populasi Ternak
Perkembangan populasi ternak dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan yang sangat siginifikan, hal ini selain
adanya pembinaan dan pengawasan terhadap pemotongan
dan lalulintas ternak yang dilakukan secara teratur juga adanya
program pemberdayaan petani peternak melalui penguatan
permodalan, pemberian bibit ternak dan peningkatan SDM
bidang peternakan secara menyeluruh. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Populasi Ternak Di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2014 - 2015
No TernakPopulasi Ternak (ekor)
2014 2015
1 Sapi 1.013.793 1.055.013
2 Kerbau 129.141 124.808
3 Kuda 65.708 62.451
4 Kambing 576.125 613.548
5 Domba 24.738 30.460
6 Babi 46.127 49.016
7 Ayam Ras Petelur 105.292 350.025
8 Ayam Ras Pedaging 9.440.867 9.103.809
8 Ayam Buras 6.420.731 6.660.868
9 Itik 1.042.257 1.100.228
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 27
2. Perkembangan Populasi Ternak Masing- Masing Daerah
Perkembangan populasi ternak sapi di daerah Nusa Tenggara
Barat pada tahun 2015 dengan rata-rata sebesar 4,1% pada
dasarnya merupakan perkembangan dari populasi ternak pada
masing-masing daerah dan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Populasi Ternak Besar Masing-Masing Kabupaten/Kota Tahun 2015
No Kabupaten/Kota
Jenis Ternak (Ekor)
Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
1 Mataram 1.921 21 568 1.885 22 1.296
2 Lobar 90.704 5.566 2.964 37.795 1.745 26.154
3 KLU 86.241 477 502 28.558 - 5.488
4 Loteng 162.520 19.499 1.825 102.315 377 1.256
5 Lotim 123.332 4.787 5.350 94.788 9.896 3
6 KSB 61.813 12.174 5.301 12.349 223 106
7 Sumbawa 228.826 45.595 32.452 34.570 1.412 8.794
8 Dompu 112.503 21.286 7.069 82.672 289 5.919
9 Bima 170.118 14.934 5.464 200.580 16.400 -
10 Kota Bima 17.035 469 956 18.036 96 -
Jumlah 1.055.013 124.808 62.451 613.548 30.460 49.016
3. Pemotongan Ternak Tercatat
Peningkatan populasi ternak pada tahun 2015 di daerah Nusa
Tenggara Barat, selain mensuplai kebutuhan ternak bagi daerah
lain, juga mempengaruhi pemotongan ternak dalam memenuhi
kebutuhan daging di daerah NTB dan daerah lainnya.
Pemotongan ternak tercatat dapat dilihat pada tabel berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 28
Tabel 12.Pemotongan Ternak Tercatat Di Provinsi NTB
Tahun 2014 - 2015
No TernakPemotongan ternak (ekor)
r (%)2014 2015
1 Sapi 50.604 60.083 18,7
2 Kerbau 7.237 7.559 4,4
3 Kuda 1.178 1.070 (9,2)
4 Kambing 16.640 14.125 (15,1)
5 Domba 30 96 220,0
6 Babi 2.102 2.190 4,2
4. Produksi Daging dan Telur
Peningkatan populasi ternak di daerah NTB membawa
dampak positif dalam penyediaan daging bagi konsumen lokal
maupun regional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
pemotongan ternak dalam daerah sebesar 37% khususnya
pada ternak sapi atau meningkat sebesar 18,7%.
Tabel 13. Produksi dan Konsumsi Daging Di Provinsi NTB
Tahun 2015
No Ternak Produksi Daging(Ton/Thn)
Konsumsi Daging(Kg/Thn)
1 Sapi 15.645,9 2,422 Kerbau 2.037,7 0,303 Kuda 253,9 0,044 Kambing 5.183,6 0,775 Domba 183,6 0,036 Babi 2.542,6 0,407 Ayam Ras 8.253,2 0,958 Ayam Buras 7.180,4 0,999 Itik 1.069,4 0,13
10 Jeroan 8.412,9 1,63*Data Sementara Tahun 2015
Untuk produksi telur, selain diperuntukkan bagi kebutuhan
daerah juga telah diantarpulaukan dalam memenuhi
kebutuhan daerah lain seperti pada tabel berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 29
Tabel 14. Produksi dan Konsumsi Telur Di Provinsi NTB
Tahun 2015
No Ternak ProduksiTelur (Ton)
Konsumsi Telur(Kg/Thn)
1 Ayam Ras 3.696,26 1,44
2 Ayam Buras 15.969,43 2,17
3 Itik 15.897,74 2,53
5. Necara Bahan Makanan
Keberhasilan dalam meningkatkan populasi ternak tahun 2015
(ternak sapi sebesar 4,1%), hal ini berdampak pada
peningkatan produksi daging yang sangat signifikan. Seiring
dengan peningkatan produksi daging, peningkatan pendapatan
dan kesadaran masyarakat akan produk pangan asal hewan
menjadi penyebab utama meningkatnya konsumsi daging
dalam daerah. Hal ini disertai dengan meningkatnya supply
dan demand akan daging di daerah.
Selain kegiatan diatas, berikut diuraikan kegiatan-kegiatan
pertemuan.
a. Pendataan Populasi TernakPendataan ternak diperlukan sebagai salah satu upaya penyajian
data/informasi yang baik dengan kriteria sebagai berikut:
1) Up to date (terkini);
2) Tersaji secara cepat dan komprehensif (secara lengkap dan
menyeluruh);
3) Akurat ( mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi);
4) Relevan (sesuai dengan tuntutan dan perkembangan).
Mengingat pentingnya ketersediaan data populasi ternak secara
lengkap, akurat dan tepat waktu maka pelaksanaan pendataan
ternak tahun 2015 diarahkan pada pengumpulan data populasi
ternak di seluruh desa/kelurahan se-Provinsi Nusa Tenggara Barat
yang dilakukan oleh petugas enumerator pada masing-masing
kecamatan antara lain : Kota Mataram pada 6
Kecamatan/50Kelurahan; Kabupaten Lombok Barat pada 10
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 30
Kecamatan/122 Desa; Kabupaten Lombok Utara pada 5
Kecamatan/33 Desa; Kabupaten Lombok Tengah pada 12
Kecamatan/139 Desa; Kabupaten Lombok Timur pada 20
Kecamatan/254 Desa; Kabupaten Sumbawa Barat pada 8
Kecamatan/63 Desa; Kabupaten Sumbawa pada 24 Kecamatan/165
Desa; Kabupaten Dompu pada 8 Kecamatan/81 Desa;Kabupaten
Bima pada 18 Kecamatan/191 Desa dan Kota Bima pada 5
Kecamatan/38 kelurahan.
Ruang lingkup dan sasaran pengumpulan data ternak
diarahkan untuk mendata dan mengetahui jumlah populasi ternak
di daerah Nusa Tenggara Barat pada Tahun 2015, yang meliputi :
(1) Ternak Besar, terdiri dari : Sapi, Kerbau, Kuda
(2) Ternak Kecil, terdiri dari : Kambing, Domba, Babi
(3) Ternak Unggas, terdiri dari : Ayam Bukan Ras (Buras), Ayam
Ras Petelur (Layer), Ayam Ras Pedaging (Broiler), Itik.
(4) Aneka Ternak, terdiri dari : Kelinci, Puyuh, Merpati
b. Pertemuan Verifikasi dan Validasi Data Tahun 2014Pertemuan Verifikasi dan Validasi Data Tahun 2014koordinasi
langsung oleh Sekretaris drh. Erwin Kusbianto, M.Si, yang
didampingi oleh Muhammad Nur, SPt, M.Si (Kasubbag Program dan
Pelaporan) menjelaskan tentang Mekanisme Pengumpulan dan
Pengolahan Data Peternakan. Hal ini pula yang banyak direspon
langsung dari peserta kabupaten/kota. Respon pertama dari drh. Rini
Handayani, M.Si (Kasubbag Program Dinas Peternakan Sumbawa)
terkait di dalam perhitungan statistik terutama produksi dan konsumsi
daging, perlu ada persepsi yang sama atau parameter yang sama,
selanjutnya Adi Wibawa, S.Pt (Kepala Bidang Peternakan DPPKKP
KLU) terkait sharing cost pelaksanaan registrasi ternak tahun 2014.
Berdasarkan pada diskusi yang berkembang dalam pertemuan
tersebut dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 31
1. Para peserta sepakat terhadap pertumbuhan populasi ternak pada
masing-masing daerah yang telah disampaikan secara resmi;
2. Dukungan data pemotongan, pengeluaran dan perhitungan
produksi daging pada masing-masing daerah akan segera
disampaikan dengan mengacu paramater hasil reguler
sampling 2009.
3. Pada tahun 2015 sebagai tahun perwujudan, dukungan data
yang akurat dan relevan akan ditingkatkan oleh karena itu,
masing-masing Kabupaten/kota akan melaksanakan kegiatan
Pendataan Ternak/Registrasi/Pengkartuan dengan dukungan
dana yang sangat variatif sebagai dana Sharing Cost.
4. Pertumbuhan populasi ternak sapi (1,1%).
5. Pada Tahun 2015, dalam rangka menyiapkan parameter teknis
yang lebih valid dan representatif, Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB akan bekerjasama dengan
lembaga penelitian dalam rangka menyusun parameter teknis
peternakan dan kesehatan hewan tahun 2014. Oleh karena itu,
diharapkan kerjasama dinas peternakan kabupaten/kota dalam
menyiapkan data-data/pendampingan dan keterangan yang
terkait program/kegiatan pada masing-masing instansi.
6. Output dari pertemuan Verifikasi dan Validasi Data Tahun 2014
terutama salah satunya data pertumbuhan populasi ternak sapi
untuk sementara akan dipublikasikan di tingkat Nasional,
dimana agenda pertemuan verifikasi data nasional dijadwalkan
pada tanggal 27-30 April 2015di Yogyakarta.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 32
c. Sosialisasi Updating Data Tahun 2015
Pertemuan Sosialisasi
Updating Data Tahun 2015
dilaksanakan tanggal 12
November 2015 di Aula
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi
NTB dibuka oleh Kepala
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Kegiatan
updating data di Kabupaten/Kota di Provinsi NTB dilaksanakan
pada bulan November - Desember melibatkan Petugas
Kabupaten/Kota sebagai Koordinator, Petugas Kecamatan dan
Desa sebagai pencacah data ternak.Pada kesempatan tersebut
juga mengundang narasumber dari BPS Provinsi NTB dan Fakultas
Peternakan UNRAM.Kebijakan pemerintah daerah dalam
pelaksanaan Pendataan dan Updating Data Tahun 2015 sangat
diperlukan sehingga dapat
membantu pimpinan dalam
penyelesaian program dan
kegiatan sesuai aturan yang
berkalu. Pendataan dan
Updating Data Tahun 2015
perlu diterapkan pada
semua kegiatan termasuk pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui paket penerima bantuan sosial/hibah.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 33
d. Sosialisasi Peraturan DaerahNomor 1 Tahun 2015 TentangPengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Besar BetinaProduktif di Provinsi NTB
Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Pengendalian Pemotongan ternak ruminansia besar betina produktif
di Provinsi NTB dilaksanakan di masing-masing Kabupaten/Kota
Provinsi NTB.Regulasi yang sedang disosialisasikan mengarah pada
pengendalian populasi hewan ternak yang kerap dipotong oleh
masyarakat yakni ternak betina produktif yang terdiri dari sapi dan
kerbau.Sebagai daerah gudang ternak yang sudah mandiri daging
sejak Tahun 2011, NTB mampu menyediakan supply kebutuhan
sapi bibit dan sapi potong secara nasional.Pada tanggal 13
November 2015 di Kementerian Pertanian, Gubernur NTB, DKI,
Lampung, NTT dan Jambi sebagai daerah produksi menandatangani
MoU terkait pemenuhan daging secara nasional.Diharapkan
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 dapat dijadikan pegangan
demi menjaga keberlangsungan bibit ternak sehingga NTB bisa
mempertahankan diri sebagai daerah gudang ternak nasional.
2. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dari sumber danaAPBN antara lain :a. Penyusunan Program dan Anggaran APBN (RKAKL)
Selain dari anggaran yang dialokasikan dari sumber dana APBD
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara
Barat juga mendapatkan alokasi anggaran dari Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian melalui
dana Dekonsentrasi dan tugas Pembantuan.
Adapun alokasi anggaran Tahun Anggaran 2015 Dekonsentrasi
sebesar Rp.11.603.877.000,- (sebelas milyar enam ratus tiga juta
delapan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah) dan Tugas
Pembantuan sebesar Rp.34.886.170.000,- (tiga puluh empat
milyar delapan ratus delapan puluh enam juta seratus tujuh puluh
ribu rupiah).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 34
Tabel15.Program dan Kegiatan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2015
Kode Nama Output / Sub Output Pagu (Rp.)1782 PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK 2.560.034.000103 Bimbingan Teknis Budidaya Ternak Potong 40.500.000111 Distribusi Semen Beku dan Operasional IB 890.064.000112 Pengadaan N2 Cair + Pengadaan N2 Cair APBN-P 470.920.000114 Penguatan Manajemen Inseminasi Buatan 356.000.000122 Perbaikan Manajemen INKA 12.150.000136 Bimbingan Teknis Budidaya Unggas dan Aneka Ternak 26.850.000140 Penguatan Kelembagaan Peternak 70.250.000
141 Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak dan PelayananPetugas Teknis 40.950.000
143 Pembinaan SMD 49.350.000144 Supplay Deman Ternak Potong 51.350.000
145 Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak + KoordinasiBudidaya Ternak APBN-P 551.650.000
1783 PENINGKATAN PRODUKSI PAKAN TERNAK 178.150.000152 Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Pakan 10.000.000160 Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan 66.850.000161 Pengawasan Peredaran Imbuhan/Pelengkap Pakan 28.700.000162 Koordinasi dan Bimbingan Teknis Pakan (BP3TR) 72.600.000
1784 PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKITHEWAN MENULAR STRATEGIS DAN PENYAKIT ZOONOSIS
4.489.369.000
104 Biosekuriti Perunggasan 99.000.000106 Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax 990.000.000109 Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau 641.454.000110 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter 397.850.000112 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya 1.224.915.000155 Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik 30.000.000156 Pengamatan Penyakit Hewan (APBN-P) 199.150.000161 Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan 27.900.000162 Unit Respon Cepat PHMS 275.950.000169 Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan 578.150.000174 Operasional Pengujian Veteriner di Lab.Veteriner Daerah 25.000.000
1785 PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS BENIH DANBIBIT
1.043.743.000
146 Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 87.400.000167 Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan 100.300.000168 Pengawalan dan Koordinasi Perbibitan di Daerah 278.343.000170 Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak 152.750.000
171 Supply Demand Ternak Bibit 43.900.000172 Pewilayahan Sumber Bibit Ternak 78.850.000173 Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak 37.450.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 35
Kode Nama Output / Sub Output Pagu (Rp.)
174 Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Ternak 128.700.000175 Koordinasi Teknis 36.050.000
1786 PENJAMINAN PRODUK HEWAN YANG ASUH DANBERDAYA SAING
2.558.310.000
027 Pembentukan dan Pelaksanaan Tim Koordinasi Pengawasan 441.460.000111 Penerapan Penjaminan PH ASUH di RPH + APBN-P 512.000.000112 Fasilitasi Unit Usaha Dalam Proses Sertifikasi ASUH 42.200.000118 Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba /
RSHLV69.200.000
120 Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Kesmavet 59.000.000121 Penguatan Manajemen Lab.Kesmavet 40.750.000128 Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet 840.950.000129 Peningkatan Kapasitas SDM Pengawas Kesmavet 76.950.000130 Koordinasi Teknis Pengawasan Kesmavet 105.800.000131 Pemutakhiran Data Pemotongan 65.000.000135 Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Pencegahan
Penularan Zoonosis180.000.000
136 Pembinaan Penerapan Kesejahteraan Hewan pada Ternak danNon Ternak
125.000.000
1787 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNISLAINNYA DITJEN PETERNAKAN DAN KESWAN
774.271.000
020 Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakandan Keswan 335.000.000
021 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakan danKeswan + APBN-P 302.951.000
022 Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan serta PenatausahaanBarang Milik Negara 136.320.000
TOTAL 11.603.877.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 36
Tabel. 16. Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2015
Kode Nama Output / Sub Output Pagu(Rp.)1782 PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK 16.535.670.000
101 Pengembangan Budidaya Sapi Potong 7.522.500.000102 Pengembangan Budidaya Kerbau 4.166.370.000
5 Penyediaan Sarana dan Peralatan IB 585.000.000120 Penyebaran Pejantan Sapi Potong (INKA) 3.326.000.000121 Penyebaran Pejantan Kerbau (INKA) 773.300.000124 Pengembangan Budidaya Kambing (Domba) Revisi jadi
Kambing162.500.000
1783 PENINGKATAN PRODUKSI PAKAN TERNAK 15.460.750.000043 Penguatan Sumber Bibit/Benih HPT di UPTD (APBN-P) 5.000.000.000103 Penguatan Sumber Bibit/Benih HPT di UPTD 778.500.000109 Pengembangan Padang Penggembalaan (APBN-P) 4.886.650.000111 Pemeliharaan Padang Penggembalaan 146.100.000120 Pengembangan Integrasi Ternam - Tanaman Pangan 2.045.850.000124 Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak
Berkualitas862.050.000
132 Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia 580.900.000133 Revitalisasi UPP dan PPSK 200.000.000137 Penguatan Pakan Induk Sapi Potong 917.350.000141 Penguatan Pakan Sapi Potong Penggemukan 43.350.000
1785 PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS BENIHDAN BIBIT
1.574.000.000
101 Pembibitan Sapi Potong 319.000.000145 Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 840.000.000165 Fasiliasi Opersional Perbibitan di UPTD 368.500.000166 Penyediaan Bibit Ternak di UPTD 46.500.000
1786 PENJAMINAN PRODUK HEWAN YANG ASUH DANBERDAYA SAING
1.219.250.000
102 Fasilitasi Peralatan RPH Ruminansia (APBN-P) 320.000.000122 Pengadaan Sarana dan Prasarana Lab.Kesmavet 500.000.000995 Kendaraan Bermotor 399.250.000
1787 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNISLAINNYA DITJEN PETERNAKAN DAN KESWAN
96.500.000
020 Perumusan Kebijakan Perencanaan PembangunanPeternakan dan Keswan 96,500,000
TOTAL 34.886.170.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 37
b. Sosialisasi E -Proposal 2016Sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja memerlukan
pengaturan sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan
nasional dan daerah serta mengakomodasi peranan daerah yang
lebih besar terhadap perencanaan pembangunan. Peran daerah
yang lebih besar dalam proses perencanaan akan menghadirkan
rasa memiliki serta tanggung jawabyang kemudian diharapkan
akan dapat meningkatkan efisiensi serta efektivitas pelaksanaan
kegiatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan kegiatan adalah dengan dibangunnya sistem
e-proposal. e-proposal merupakan salah satu bagian penting dalam
e-planning yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian.
E-Proposal adalah aplikasi yang dibangun untuk
mendukung sistem bottom-up planning yang efektif dan efisien di
Kementerian Pertanian. Dengan adanya e-proposal akan mampu
menjelaskan kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk
mencapai sasaran yang ditargetkan lengkap dengan daya dukung
yang akurat dan legalitas dari dinas terkait. Sistem e-Proposal
memiliki beberapa tujuan antara lain:
1. Menjaring sebanyak mungkin usulan-usulan dari daerah yang
potensial untuk dikembangkan, mempercepat pengiriman data
proposal dari seluruh Kabupaten/Kota dan provinsi.
2. Memperkuat peran SKPD provinsi sebagai koordinator
mekanisme perencanaan satu pintu.
3. Mempercepat proses penilaian proposal oleh tim pusat.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengalokasian anggaran
pemerintah Kabupaten/Kota dan provinsi di seluruh Indonesia.
5. Mendukung upaya hemat barang persediaan (paperless) dan
pengelolaan database lebih baik.
6. Mendukung percepatan Reformasi Birokrasi dimana usulan-
usulan dari daerah akan diproses di pusat dengan transparan
dan akuntabel.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 38
Sosialisasi e-proposal dihadiri oleh Kasubbag Program dan
Pelaporan dan Petugas e-proposal yang ada di kabupaten/kota
serta petugas e-proposal provinsi. Sosialisasi e-proposal
dilaksanakan untuk pengajuan kegiatan tahun 2016.
c. Penyusunan RoadMap Kawasan Peternakan Sapi PotongDalam upaya mengejar target NTB-BSS tersebut,
Pemerintah Daerah NTB sudah memiliki Masterplan Kawasan
Peternakan Provinsi NTB. Masterplan ini selain menjadi pedoman
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
pembangunan peternakan sapi potong di NTB juga sekaligus
merevisi Blue Print yang disusun pada tahun 2009. Untuk dapat
melengkapi Masterplan yang ada maka diperlukan action plan dan
road map Pengembangan Ternak Sapi Potong 2015-2019 di
beberapa kabupaten/kota terpilih. Untuk itu perlu dilakukan kajian
dan analisis yang mendalam terhadap variabel -variabel yang
berpengaruh pada pengembangan peternakan sapi potong di NTB.
Penyusunan Road Map Kawasan Peternakan Sapi Potong
di Provinsi Nusa Tenggara Barat dikerjasamakan dengan Fakultas
Peternakan Universitas Mataram sesuai dengan MoU antara
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dengan
Fakultas Peternakan Nomor : 524/2282/Disnakwan/2015 dan
Nomor: 1105/UN18.3/DT/2015
Adapun tujuan dari penyusunan RoadMap Kawasan Sapi
Potong di Nusa Tenggara Barat yakni:
1) Sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan pengembangan
ternak sapi potong di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten
Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten
Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota Bima Provinsi Nusa
Tenggara Baratselama kurun waktu 2015-2019.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 39
2) Sebagai pedoman bagi perumusan kebijakan dalam
penyusunan program dan proyek-proyek prioritas terkait
dengan pengembangan sapi potong di Kabupaten Lombok
Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa
Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota
Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3) Sebagai pedoman bagi proses pengambilan keputusan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan
pembangunan peternakan di Kabupaten Lombok Tengah,
Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat,
Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota Bima
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
4) Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan
peternakan sapi potong sesuai dengan visi, misi dan tujuan
pembangunan peternakan di NTB.
Adapun hasil dari penyusanan Roadmap Kawasan Sapi
Potong di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur,
Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten
Dompu dan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat secara rinci
dapat dilihat pada laporan yang terpisah dari laporan tahunan ini.
d. Penyusunan Pelaporan Keuangan SAK dan SIMAK BMNSebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan
Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas
antara lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Kementerian
Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan
laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya
adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 40
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Peternakan Dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat
dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan
disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan
informasi keuangan yang lebih transparan, akurat dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang berguna kepada para pengguna laporan
khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan
akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan
keuangan negara pada Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan
Provinsi NTB.Disamping itu, laporan keuangan ini juga
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen
dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Laporan Keuangan DINAS Peternakan Dan Kesehatan
Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan
kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan
pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. Laporan Realisasi AnggaranLaporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan
antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-
unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari
sampai dengan 31 Desember 2015.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 41
a. Dekonsentrasi
Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2015 adalah berupa
Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.3.398.293,-
atau mencapai 0,00% dari estimasi Pendapatan-LRA
sebesar Rp.0,-
Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar
Rp.9.776.634.606,- atau mencapai 84,25% dari alokasi
anggaran sebesar Rp.11.603.877.000,-
b. Tugas Pembantuan
Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2015 adalah berupa
Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.110.445.226,-
atau mencapai 0,00% dari estimasi Pendapatan-LRA
sebesar Rp.0,-
Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar
Rp.25.963.512.200,- atau mencapai 74,42% dari alokasi
anggaran sebesar Rp.34.886.170.000,-
2. NeracaNeraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2015.
a. Dekonsentrasi
Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan
sebesar Rp.3.707.994.469,- yang terdiri dari: Aset Lancar
sebesar Rp.0,- Aset Tetap (netto) sebesar
Rp.3.707.994.469,- Piutang Jangka Panjang (netto)
sebesar Rp.0,00,- dan Aset Lainnya (netto) sebesar Rp.0,-.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp.0,-
dan Rp.3.707.994.469.00.
b. Tugas Pembantuan
Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan
sebesar Rp.22.603.588.352,- yang terdiri dari: Aset Lancar
sebesar Rp.18.879.116.820,-; Aset Tetap (netto) sebesar
Rp.3.521.977.324,-; Piutang Jangka Panjang (netto)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 42
sebesar Rp.202.494.208,-; dan Aset Lainnya (netto)
sebesar Rp.0,-.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp.0,-
dan Rp.22.603.588.352,-.
3. Laporan Operasionala. Dekonsentrasi
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur
pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi,
surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit
sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-
LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.
Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31
Desember 2015 adalah sebesar Rp.3.398.293,-,
sedangkan jumlah beban adalah sebesar
Rp.10.365.767.448,- sehingga terdapat Defisit Kegiatan
Operasional senilai –Rp.10.362.373.368,-. Kegiatan Non
Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing
sebesar Defisit Rp.0,- dan Defisit Rp.0,- sehingga entitas
mengalami Defisit-LO sebesar – Rp.10.362.373.368,-.
b. Tugas Pembantuan
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur
pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi,
surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit
sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-
LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.
Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp.209.904.930,-, sedangkan jumlah
beban adalah sebesar Rp.26.960.712.659,- sehingga
terdapat Defisit Kegiatan Operasional senilai -
Rp26.750.807.729,-. Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos
Luar Biasa masing-masing sebesar Surplus Rp.1.787.400,-
dan Defisit Rp.0,- sehingga entitas mengalami Defisit-LO
sebesar – Rp.26.749.020.329,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 43
4. Laporan Perubahan Ekuitasa. Dekonsentrasi
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan
atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01
Januari 2015 adalah sebesar Rp.4.295.152.311,- ditambah
Defisit-LO sebesar –Rp.10.362.373.368,- kemudian
ditambah/dikurangi dengan koreksi-koreksi senilai
Rp.1.975.000,- dan ditambah Transaksi Antar Entitas
sebesar Rp.9.773.240.526,- sehingga Ekuitas entitas pada
tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai
Rp.3.707.994.469,-.
b. Tugas Pembantuan
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan
atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01
Januari 2015 adalah sebesar Rp.23.982.991.707,-
ditambah Defisit-LO sebesar – Rp.26.749.020.329,-
kemudian ditambah/dikurangi dengan koreksi-koreksi
senilai Rp.0,- dan ditambah Transaksi Antar Entitas
sebesar Rp.25.369.616.974,- sehingga Ekuitas entitas
pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai
Rp.22.603.588.352,-.
5. Catatan atas Laporan KeuanganCatatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi
tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan
Ekuitas.Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian
informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 44
lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas
laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang
berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan
disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan
Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015
disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
Laporan Realisasi Anggaran DekonsentrasiUntuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014
Uraian Catatan31 Desember 2015 31 Desember 2014
Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) % Realisasi (Rp.)
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 0 3.398.293 0.00 3.007.086
Jumlah Pendapatan 0 3.398.293 0.00 3.007.086
BELANJA B.2
Belanja Operasi
Belanja Barang B.2.1 11.603.877.000 9.776.634.606 84.25 10.241.681.210
Jumlah Belanja Operasi 11.603.877.000 9.776.634.606 84.25 10.241.681.210
Belanja Modal
Jumlah Belanja Modal 0 0 0.00 0
Jumlah Belanja 11.603.877.000 9.776.634.606 84.25 10.241.681.210
Laporan Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan
Untuk Periode Yang Berkahir 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014
Uraian Catatan31 Desember 2015 31 Desember 2014
Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) % Realisasi (Rp.)
PENDAPATAN
Penerimaan Negara BukanPajak B.1 0 110.445.226 0.00 1.598.509.285
Jumlah Pendapatan 0 110.445.226.00 0.00 1.598.509.285
BELANJA B.2
Belanja Operasi
Belanja Barang B.2.1 33.797.690.000 24.904.607.200 73.69 25.391.222.812
Belanja Sosial B.2.2 700.000.000 700.000.000 100.00 2.340.000.000
Jumlah Belanja Operasi 34.497.690.000 25.604.607.200 74.22 27.731.222.812
Belanja Modal
Belanja Modal Peralatandan Mesin
B.2.3 388.480.000 358.905.000 92.39 368.862.500
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 45
Uraian Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014
Jumlah Belanja Modal 388.480.000 358.905.000 92.39 368.862.500
Jumlah Belanja 34.886.170.000 25.963.512.200 74.42 28.100.085.312
Neraca DekonsentrasiPer 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014
Uraian Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014
Aset
Aset Tetap
Peralatan Dan Mesin C.1.1 5.775.968.394 5.775.968.394
Gedung Dan Bangunan C.1.2 1.807.193.861 1.807.193.861
Jalan, Irigasi Dan Jaringan C.1.3 1.248.480.611 1.248.480.611
Akumulasi Penyusutan Peralatan Dan Mesin -4.643.252.322 -4.144.622.562
Akumulasi Penyusutan Gedung Dan Bangunan -195.269.753 -159.125.876
Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi Dan Jaringan -285.126.322 -232.742.117
Jumlah Aset Tetap 3.707.994.469 4.295.152.311Jumlah Aset 3.707.994.469 4.295.152.311Ekuitas
Ekuitas C.2.1 3.707.994.469 4.295.152.311
Jumlah Ekuitas 3.707.994.469 4.295.152.311Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas 3.707.994.469 4.295.152.311
Neraca Tugas PembantuanPer 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014
Uraian Catatan 31 Desember 2015(Rp.)
31 Desember 2014
ASET
Aset Tetap
Peralatan dan Mesin C.1.1 5.775.968.394 5.775.968.394
Gedung dan Bangunan C.1.2 1.807.193.861 1.807.193.861
Jalan, Irigasi dan Jaringan C.1.3 1.248.480.611 1.248.480.611
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin -4.643.252.322 -4.144.622.562
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan -195.269.753 -159.125.876
Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan -285.126.322 -232.742.117
Jumlah Aset Tetap 3.707.994.469 4.295.152.311
Jumlah Aset 3.707.994.469 4.295.152.311
Ekuitas
Ekuitas C.2.1 3.707.994.469 4.295.152.311
Jumlah Ekuitas 3.707.994.469 4.295.152.311
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 3.707.994.469 4.295.152.311
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 46
e. Registrasi Pengkartuan Ternak di Kabupaten Sumbawa BaratPeraturan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2010 tentang
pedoman Identifikasi dan Pengawasan Ternak Ruminansia Besar
mengamanatkan bahwa identifikasi ternak merupakan suatu sistem
untuk mengefektifkan penelusuran faktor-faktor yang terkait dengan
penyakit hewan dan keamanan pangan dengan memberikan tanda
atau identitas terhadap ternak maupun pemilik/penggaduh.
Permasalahan yang dihadapi selama ini sulitnya mendapatkan
data keberadaan ternak yang akurat berdasarkan kepemilikan ternak
sehingga sulit diketahui antara lain : pendataan ternak, jumlah rumah
tangga peternak, mutasi ternak, stock ternak yang adadan melakukan
kegiatan pelayanan standar minimal berupa kesehatan hewan.
Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan
tersebut di atas dan berdasarkan tindak lanjut rekomendasi KPK
atas kajian kebijakan tata niaga sapi dan daging sapi, diperlukan
adanya penerapan kartu ternak di daerah sentra produsen.
Penerapan kartu ternak ini akan dikelola dan dilakukan oleh Dinas
peternakan dan kesehatan hewan Provinsi Nusa Tenggara yang
pelaksanaan difokuskan di Kabuapten Sumbawa Barat. Pelaksanaan
dilakukan dengan menerapkan kriteria lokasi, kriteria peternak, sistem
dan mekanisme penerapan kartu ternak yang akan ditentukan dalam
petunjuk pelaksanaan ini. Selain itu juklak ini memuat mekanisme
pengendalian beserta tata cara penyaluran dana, pembinaan,
pengorganisasian dan pengawasan serta indikator keberhasilan.
1. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah :
a. Memperoleh data ternak sapi dan kerbau yang akurat.
b. Mengetahui jumlah Rumah Tangga Peternak (RTP).
c. Menertibkan administrasi kepemilikan ternakmelalui
pemberian kartu ternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 47
d. Meningkatkan pengawasan mutasi ternak.
2. Manfaat
Manfaat dari kartu ternak adalah :
a. Sebagai bukti sah kepemilikan ternak
b. Sebagai dokumen penting untuk mutasi ternak antara lain
jual beli, pemotongan dan pengiriman ternak antar daerah.
c. Memudahkan pelayanan kesehatan hewan, vaksinasi, dan
pelayanan reproduksi/IB.
d. Mengefektifkan penelusuran jaminan keamanan pangan
dari aspek zoonosis dan residu.
e. Memudahkan dalam mengakses asuransi ternak.
3. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penerapan kartu ternak adalah :
a. Tersedianya database populasi ternak.
b. Tersedianya database Rumah Tangga Peternak (RTP)
pemelihara ternak Sapi dan Kerbau di Kabupaten
Sumbawa Barat.
4. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penerapan kartu ternak dilaksanakan oleh Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Povinsi NTB dan Dinas
Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa
Barat yang meliputi :
c. Pencetakan Buku Registrasi / Buku Induk
Buku registrasi / buku induk dipergunakan untuk mencatat
semua aktivitas yang termuat dalam kartu ternak mulai dari
Jenis Ternak (Sapi dan Kerbau) Warna Bulu, Umur Ternak,
Rupa Tanduk/Bulu Genang, Pusar-Pusar dan Tanda
Istimewa. Adapun jumlah Buku Induk yang dicetak
sebanyak 144 (Seratus Empat Puluh Empat) buah yang
diperuntukkan untuk petugas pencatat di tingkat
Kelurahan/Desa dan Keamatan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 48
d. Pencetakan Kartu Ternak
Kartu ternak yang dicetak sebanyak 60.000 (Enam Puluh
Ribut) lembar yang dianggarkan melalui APBD II (DPA
Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Sumbawa Barat) Tahun Anggaran 2015.
e. Sosialisasi Pengkartuan Ternak
Sosialisasi kebijakan dan kegiatan penerapan kartu ternak
diberikan kepada pelaksana ditingkat kecamatan dan
desa/kelurahan. Sosialisasi secara langsung dilaksanakan
di 8 Kecamatan yang bertempat aula/ruang rapat Kantor
Camat masing-masing.
f. Registrasi Ternak
Registrasi ternak dilaksanakan secara langsung dilapangan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun
tatacara registrasi dilaksanakan sebagai berikut :
1) Ternak yang akan diberikan kartu ternak didata oleh
petugas pelaksana pendataan ternak di tingkat lapangan
untuk kemudian diidentifikasi tanda-tandanya mulai dari
jenis ternak, jenis kelamin, umur, dan sesuai dengan data
dan informasi yang tercantum pada kartu ternak.
2) Ternak yang telah diidentifikasi diberi tanda oleh
petugas dengan kode wilayah Kecamatan.
3) Data dan informasi yang tercantum dalam kartu ternak
dicatat pada buku induk, selanjutnya kartu ternak
diberikan kepada peternak.
4) Buku induk disimpan di Kecamatan dan Desa.
g. Mutasi Ternak
1) Pengeluaran ternak dari Kabupaten harus dapat
menunjukkan :
- Kartu ternak atas nama si pemilik/penjual;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 49
- Surat Keterangan Pengeluaran Ternak dari Kepala
Desa/Kelurahan asal ternak dan diketahui oleh
Petugas Kecamatan setempat;
- Surat izin pengeluaran yang diterbitkan oleh Dinas
Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Sumbawa Barat.
2) Pengeluaran ternak antar Kecamatan dalam wilayah
Kabupaten antar Desa/Kelurahan dalam satu
Kecamatan dalam bentuk jual beli harus dapat
menunjukkan :
- Kartu ternak atas nama si pemilik/penjual;
- Surat Keterangan Pengeluaran Ternak dari Kepala
Desa/Kelurahan asal ternak dan diketahui oleh
Petugas Kecamatan setempat.
3) Jual beli ternak yang dilakukan di pasar hewan harus
disertai dengan surat keterangan jual beli ternak yang
diterbitkan oleh kepala unit pasar.
4) Peternak wajib melaporkan kepada petugas lapangan
apabila terjadi kematian dan/atau kasus potong paksa
ternak paling lambat 6 jam dengan menyerahkan kartu
ternak untuk dihapus dari buku induk.
5) Peternak wajib melaporkan kepada kepolisian setempat
apabila terjadi kasus kehilangan ternak selambat-
lambatnya 24 jam, selanjutnya melaporkan kepada
petugas lapangan dengan menyerahkan kartu ternak
untuk dihapus dari buku induk.
6) Peternak wajib melaporkan kelahiran atau pemasukan
ternak kepada petugas lapangan untuk selanjutnya
dicatat pada buku induk dan diterbitkan kartu ternaknya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 50
5. Hasil Pelaksanaan Registrasi
Dari hasil pelaksaan kegiatan pengkartuan ternak
didapat bahwa Rumah Tangga Peternak (RTP) pemelihara
ternak Sapi sebanyak 7.900 Kepala Keluarga dengan jumlah
populasi 53.126 ekor dan pemelihara ternak Kerbau sebanyak
1.917 Kepala Keluarga dengan jumlah populasi 6.794 ekor.
Total populasi sapi dan kerbau sebanyak 59.919 ekor dari
target 60.000 ekor atau sebesar 99,87% adapun rincian per
Kecamatan sebagai berikut.
Tabel 17. Hasil Pengkartuan Ternak di Kabupaten Sumbawa Barat
No. KecamatanJumlah
RTP(KK)
Jumlah TernakJumlah
RTP(KK)
Jumlah Ternak
TotalSapi(Ekor) Kerbau(Ekor)
Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah
1 Jereweh 2.136 2.389 4.024 6.413 114 147 540 687 7.100
2 Seteluk 1.435 3.097 7.658 10.755 266 598 1.547 2.145 12.900
3 Brang Rea 948 1.135 2.404 3.539 184 495 785 1.280 4.819
4 Taliwang 1.215 3.839 8.700 12.539 1.215 590 871 1.461 14.000
5 Sekongkang 266 806 2.161 2.967 4 24 209 233 3.200
6 Maluk 199 636 1.860 2.496 5 41 113 154 2.650
7 Brang Ene 735 1.081 2.389 3.470 53 80 250 330 3.800
8 Poto Tano 966 3.168 7.779 10.946 76 152 352 504 11.450
Jumlah 7.900 16.151 36.975 53.126 1.917 2.127 4.667 6.794 59.919
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 51
2. BIDANG BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN TERNAK
A. PENDAHULUAN
1. Latar BelakangSebagai implementasi dari Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun
2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas - Dinas
Daerah Provinsi NTB, tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagaimana
tertuang dalam pasal 36 (ayat 1 dan 2) Perda Nomor 7 tahun 2008
adalah membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang peternakan berdasarkan asas otonomi,
tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dalam pelaksanaan tugas
pokok tersebut Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis pembangunan peternakan secara
berkelanjutan baik dalam rangka pengembangan aspek hulu,
onfarm maupun hilir sebagai satu kesatuan yang terintegrasi;
2) Peningkatan produksi dan produktifitas ternak secara optimal
melalui pemanfaatan genetik sumberdaya lokal, pengembangan
hijauan makanan ternak dan pakan olahan, pelayanan
kesehatan hewan terpadu, penerapan teknologi inseminasi
buatan dan peningkatan sarana prasarana pendukung;
3) Peningkatan sumber daya manusia sebagai pelaku utama
pembangunan peternakan melalui penguatan kapasitas
peternak/kelompok tani ternak, penyuluh, medis/paramedis dan
pelaku usaha agribisnis peternakan;
4) Penyediaan fasilitas pelayanan pembangunan peternakan
melalui pembangunan poskeswan, pos inseminasi buatan,
pasar hewan, rumah sakit hewan, rumah potong hewan, dan
pasar daging higienis;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 52
5) Peningkatan produksi pakan melalui perbibitan pakan hijauan
makanan ternak unggul, pengolahan limbah jerami dan
penerapan teknologi pengolahan pakan;
6) Peningkatan kapasitas lahan/padang penggembalaan dan
kandang kolektif sebagai basis budidaya ternak;
7) Perbaikan mutu lingkungan melalui pemanfaatan kotoran ternak
sebagai bahan pembuatan kompos, pembangunan instalasi
biogas sebagai alternatif energi terbaharukan (kompos, biogas,
dan lain lain);
8) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang peternakan (Mitra Praja Utama Bidang Peternakan);
9) Pengkoordinasian dan pembinaan teknis dibidang peternakan;
10) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang
peternakan;
11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
Sesuai dengan Peraturan
Gubernur Nusa Tenggara Barat
Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas - Dinas Daerah
Provinsi NTB, sebagaimana
tertuang dalam Pasal 315
disebutkan bahwa Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan
mempunyai tugas melaksanakan perumusan, merencanakan,
pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan di bidang pembinaan
ternak, ternak ruminansia dan ternak non ruminansia.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 53
Sebagai salah satu struktural eselon III,
Bidang Budidaya dan Pengembangan
Ternak dipimpin oleh Kepala Bidang yang
berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas. Tugas pokok dan
fungsi bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak adalah
melaksanakan kegiatan budidaya dan ternak serta mengembangkan
peternakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani
peternak. Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh 3
(tiga) seksi yakni Seksi Perbibitan Ternak, Seksi Ternak Ruminansia
dan Seksi Ternak Non Ruminansia. Ketiga seksi pada bidang
tersebut mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mendukung
dan mensukseskan program yang menjadi tugas pokok dan fungsi
sebagaimana diamanatkan dalam Perda Nomor 7 tahun 2008,
disamping untuk mensukseskan program
unggulan Nasional PSDS/K. Upaya
pencapaian dari program nasional dan
daerah berbagai kegiatan telah
dilaksanakan pada masing – masing seksi.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas,
bidang budidaya dan Pengembangan Ternak menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
a. Penetapan dan pengawasan kawasan peternakan wilayah provinsi;
b. Penetapan peta potensi peternakan wilayah provinsi;
c. Penetapan padang penggembalaan;
d. Penerapan kebijakan pakan ternak wilayah provinsi;
e. Penerapan standar mutu pakan ternak wilayah provinsi;
f. Pembinaan dan pengawasan labelisasi dan sertifikasi pakan
ternak wilayah provinsi;
g. Pengawasan mutu pakan dan bahan baku pakan wilayah provinsi;
h. Penerapan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan perbibitan
ternak wilayah provinsi;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 54
i. Penerapan dan pengawasan standar perbibitan ternak wilayah provinsi;
j. Pembinaan dan pengawasan produksi ternak bibit wilayah provinsi;
k. Penetapan dan pengawasan pedoman perbibitan (standar mutu)
wilayah provinsi;
l. Pengawasan peredaran lalu lintas bibit/benih ternak wilayah provinsi;
m.Penetapan kabupaten/kota sebagai lokasi penyebaran ternak bibit
wilayah provinsi;
n. Penerapan kebijakan konservasi (pelestarian) ternak bibit murni
dan unggul/plasma nutfah peternakan wilayah provinsi;
o. Pemantauan dan pengawasan penerapan standar teknis mutu
bibit Day Old Chick Final Stock wilayah provinsi;
p. Pemantauan dan pengawasan penerapan standar teknis mutu
bibit ternak wilayah provinsi;
q. Pengaturan kawasan sumber-sumber bibit dan plasma nutfah
wilayah provinsi;
r. Pembinaan dan pengawasan sertifikasi produksi bibit ternak
wilayah provinsi;
s. Pembinaan dan pengadaan bibit ternak wilayah provinsi;
t. Pembinaan dan pengawasan breeding replacement melalui
rearing cool (mempercepat penyediaan bibit) wilayah provinsi;
u. Pembinaan dan pengawasan penyaringan bibit di kawasan
produksi peternakan wilayah provinsi;
v. Penerapan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan pedoman
penyebaran dan pengembangan peternakan wilayah provinsi;
w. Pemantauan lalu lintas ternak wilayah provinsi;
x. Pembinaan penetapan pedoman lalulintas ternak bibit wilayah provinsi.
Pelaksanan program dan Kegiatan pada Bidang Budidaya dan
Pengembangan Ternak yang bersumber dari dana APBD, fokus
pada program Peningkatan produksi Hasil Peternakan, dengan 3
kegiatan yaitu 1) Peningkatan sarana prasarana perbibitan, 2)
Peningkatan produksi dan Produktifitas ternak, 3) Penguatan
kapasitas kelembagaan kelompok. Sedangkan pelaksanaan program
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 55
dan kegiatan yang didanai oleh APBN, fokus pada pencapaian
swasembada daging sapi dan kerbau (PSDS/K), dimana kegiatan
pendukungnya tersebar pada 3 direktorat, yaitu 1). Kegiatan
Budidaya Ternak dibawah naungan Direktur Budidaya, 2). Kegiatan
Perbibitan Ternak dibawah naungan Direktur Bibit dan 3). Kegiatan
Pakan dibawah naungan Direktur Pakan. Untuk melaksanakan
program dan kegiatan tersebut, Bidang Budidaya dan
Pengembangan Ternak dibantu oleh 3 Kepala Seksi yaitu Seksi
Perbibitan Ternak, Seksi Ruminansia dan Seksi Non Ruminansia.
Untuk mengawal kegiatan ini masing - masing Kepala Seksi memiliki
tugas dan tanggung jawab sebagaimana tupoksi masing - masing.
Sumber dana pelaksanaan kegiatan - kegiatan yang dilakukan
di Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak adalah dana APBN
melalui Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Ditjen.
Prasarana dan Sarana Pertanian serta sumber dana APBD
sebagaimana tertuang dalam DPA - SKPD Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan NTB Tahun Anggaran 2015.
2. Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan di Bidang Budidaya dan
Pengembangan Ternak adalah untuk :
1. Meningkatkan produksi dan produktifitas ternak,
2. Mengoptimalisasi pemanfaatan pengelolaan sumberdaya peternakan
secara efektif dan efisien dalam menyediakan ternak bibit yang berkualitas
3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM aparatur teknis, pelaku
usaha perbibitan dan penggemukan secara berkelanjutan
4. Meningkatan peran sarjana/tenaga pendamping usaha perbibitan maupun
pendampingan kelompok - kelompok perunggasan dalam meningkatkan
produksi
5. Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat baik melalui wadah
kelompok maupun peternak mandiri untuk meningkatkan produksi dan
produktifitas ternak
6. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 56
3. SasaranAdapun sasaran pelaksanaan program dan kegiatan bidang budidaya dan
pengembangan ternak disamping petugas teknis dan aparatur ditingkat
lapangan adalah masyarakat kelompok tani ternak, mitra kerja, akademisi,
dan asosiasi - asosiasi bidang peternakan.
B. PROGRAM DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
I. Pelaksanaan Program Kegiatan dan Penyerapan AnggaranUntuk mendukung kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan baik untuk
kegiatan budidaya ternak, perbibitan ternak dan pakan ternak
didukung oleh dana yang bersumber baik dari APBD dan APBN
untuk Tahun Anggaran 2015. Untuk pelaksanaan program kegiatan
sumber dana APBD, fokus pada program Peningkatan Hasil produksi
Peternakan sebagaimana tertuang dalam tabel dibawah ini.
Tabel 18. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBDPada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun 2015
No Program/Kegiatan VolumeKegiatan Pagu (Rp.) Realisasi
(Rp) Sisa (Rp.)
1 Peningkatan Sarana Prasarana Perbibitan- Pekerjaan Rutin 1 tahun 350.544.000 285.885.000 64.659.000- Pekerjaan Bansos/
Hibah1 paket 1.500.000.000 1.192.054.000 307.946.000
2 Peningkatan Produksi dan Produksi Ternak- Pekerjaan Rutin 1 tahun 372.144.000 311.911.500 60.232.500- Pekerjaan Bansos/
Hibah1 paket 2.250.000.000 1.530.875.000 719.125.000
3 Peningkatan Penguatan Kelembagaan Kelompok- Pekerjaan Rutin 1 tahun 313.470.000 284.151.620 29.318.380- Pekerjaan Bansos/
Hibah1 tahun 2.802.000.000 2.607.896.000 194.104.000
Pelaksanaan program kegiatan pada Bidang Budidaya dan
Pengembangan Ternak untuk sumber dana APBD tidak dapat
dilaksanakan 100%, salah satu kegiatan peningkatan produksi dan
produktifitas ternak pada program peningkatan hasil produksi peternakan
untuk pekerjaan pengadaan ternak unggas untuk Pulau Sumbawa tidak
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 57
terealisasi, karena rekanan yang ditunjuk tidak mampu melaksanakan
pengadaan ternak unggas. Sedangkan untuk pelaksanaan program
kegiatan sumber dana APBN (Satker Ditjen. Peternakan dan Kesehatan
Hewan dan Satker Ditjen. Prasarana dan Sarana Pertanian) baik melalui
Tugas Pembantuan maupun Dekonsentrasi khususnya pada Satker - 06
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 19. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN (Dekonsentrasi)Pada Bidang Budidaya Dan Pengembangan Ternak Tahun 2015
No Program/Kegiatan Volume Pagu (Rp.) Realisasi(Rp) Sisa (Rp.)
1 Kegiatan Budidaya ternak Direktorat Budidaya- Bimtek Budidaya Ternak Potong 1 Tahun 40.500.000 38.150.000 2.350.000- Perbaikan Manajemen INKA 1 Paket 12.150.000 12.142.000 7.100- Bimtek Buddaya Unggas 1 Paket 26.850.000 20.932.500 5.917.500- Penguatan Kelembagaan
Peternak 1 Paket 70.250.000 43.350.000 26.900.000
- Penilaian Manajemen UsahaKelompok 1 Paket 40.950.000 37.195.000 3.755.000
- Pembinaan SMD 1 Paket 49.350.000 35.600.000 13.750.000- Supply Demand Ternak Potong 1 Paket 51.350.000 50.550.000 800.000- Koordinasi Budidaya Ternak 1 Tahun 551.650.000 496.792.400 54.857.600
2 Kegiatan Pengembangan Pakan Direktorat Pakan- Pengembangan Kapasitas SDM
Pakan 1 Tahun 10.000.000 9.995.000 5.000
- Pengawasan Mutu danKeamanan Pakan 1 Paket 66.850.000 22.082.000 44.768.000
- Pengawasan PeredaranImbuhan Pakan 1 Tahun 28.700.000 28.620.000 80.000
- Koordinasi Bimtek Pakan 1 Tahun 72.600.000 64.430.000 8.170.0003 Kegiatan Pembibitan Ternak Direktorat Perbibitan
- Pembibitan, Penguatan Sapi /Kerbau Betina Bunting 1 Tahun 87.400.000 43.410.620 29.318.380
- Penerapan Teknologi Perbibitan 1 Tahun 100.300.000 59.500.000 40.800.000- Pengawalan, Koordinasi
Perbibitan di Daerah 1 Tahun 278.343.000 246.013.875 32.329.125
- Pengawasan Mutu Benih danBibit Ternak 1 Tahun 152.750.000 144.240.000 8.510.000
- Supply Demand Ternak Bibit 1 Tahun 43.900.000 42.500.000 1.400.000- Pewilayahan Sumber Bibit 1 Tahun 78.850.000 73.250.000 5.600.000- Pengembangan Usaha
Perbibitan Ternak 1 Paket 137.450.000 88.190.000 49.260.000
- Pengembangan KelembagaanPerbibitan 1 Tahun 128.700.000 75.532.500 53.167.500
- Koordinasi Terknis 1 Tahun 36.050.000 29.995.000 6.055.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 58
Capaian fisik pekerjaan dana dekonsentrasi mencapai 100%, walaupun
realiasi keuangan mencapai 81% hal ini disebabkan pelaksanaan
kegiatan sebagian besar masih mengikuti himbauan dari Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-
RB) terkait pelarangan pertemuan di hotel sehingga diperoleh efisiensi
yang sangat besar. Untuk pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan
Satker - 06 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 20. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN(Tugas Pembantuan) Pada Bidang Budidaya dan PengembanganTernak Tahun 2015
No Program/Kegiatan Volume Pagu (Rp.) Realisasi (Rp) Sisa (Rp.)
1 Kegiatan Budidaya ternak Direktorat Budidaya 5.247.045.350- Pengembangan
Budidaya ternak Potong1
tahun 7.522.500.000 5.357.225.150 2.165.274.000
- PengembanganBudidaya Kerbau
1paket 4.166.370.000 2.418.918.000 1.747.452.000
- Penyebaran PejantanSapi Potong
1paket 3.326.000.000 2.258.763.500 1.067.236.500
- Penyebaran PejantanKerbau
1paket 773.300.000 520.337.000 252.963.000
- PengembanganBudidaya Kambing diKLU
1paket 162.500.000 148.381.000 14.119.000
2 Kegiatan Pengembangan Pakan Direktorat Pakan 3.477.976.550- Penguatan Sumber
Bibit / HPT di UPT1
tahun 5.000.000.000 4.318.871.800 681.128.200
- Penguatan SumberBibit di UPTD Serading
1paket 778.500.000 767.719.900 10.780.100
- Pengembangan PadangPenggembalaan Dompu
1tahun 4.886.650.000 4.064.224.350 822.425.650
- Pemeliharaan PadangPenggembalaan
1tahun 146.100.000 94.934.450 51.165.550
- PengembanganIntegrasi Ternak –Tanaman
1tahun 2.045.850.000 1.173.375.700 872.474.300
- Penanaman HPTBerkualitas
1tahun 862.050.000 375.692.250 486.357.750
- PengembanganLumbung Pakan
2lokasi 580.900.000 366.020.000 214.880.000
- Revitalisasi UPP PPSKLotim
1tahun 200.000.000 182.760.000 17.240.000
- Bantuan PenguatanPakan Indukan
1tahun 917.350.000 595.825.000 321.525.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 59
3 Kegiatan Pembibitan Ternak Direktorat Perbibitan 55.874.000- Pembibitan Sapi Potong 1
Tahun 319.000.000 305.440.000 13.560.000
- Penguatan Sapi/KerbauBunting
1Tahun 840.000.000 804.025.000 35.975.000
- Penyediaan BibitTernak di UPT KerbauSumbawa
1Tahun 46.500.000 40.161.000 6.339.000
Capaian fisik pekerjaan dana tugas pembantuan mencapai 100%
walaupun realiasi keuangan mencapai 79% hal ini disebabkan
pelaksanaan kegiatan pengadaan barang / jasa terutama yang
melalui tender, memberikan efisiensi yang sangat besar tanpa
mengurangi volume pekerjaan, asas manfaat dan dayaguna serta
hasil guna barang tersebut.
Grafik 1. Persentase Penyerapan Anggaran Sumber dana APBNdan APBD 2015 Pada Bidang Budidaya dan PengembanganTernak
0
20
40
60
80
100
APBN APBD
AlokasiRealisasi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 60
Grafik 2. Persentase Realisasi Penyerapan Anggaran APBD 2015 PadaBidang Budidaya dan Pengembangan Ternak
Grafik 3. Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber DanaAPBN TP Tahun 2015
27%
33%
36%
4%
Tidak Terealisasi
Direktorat Budidaya
Direktorat pakan
Direktorat Perbibitan
Grafik 4. Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber DanaAPBN DK Tahun 2015
19%
36%6%
39% Tidak Terealisasi
Direktorat Budidaya
Direktorat Pakan
Direktorat Perbibitan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 61
II. Hasil Pelaksanaan Program Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan APBD yaitu :
(1) Peningkatan sarana prasaran perbibitan.
a. Telah terfasilitasi pengembangan ternak sapi bali sebanyak
117 ekor masing - masing kelompok mendapatkan 13 ekor,
yang diperuntukkan untuk 9 kelompok.
b. Terdistribusi pengembangan sapi bibit berbasis IB sebanyak
52 ekor untuk 4 kelompok di Kabupaten Lombok Timur
(2) Peningkatan Produksi dan Produktifitas Ternak.
a. Telah terfasilitasi penyebaran ternak sapi sebanyak 55 ekor
untuk 5 kelompok, kelompok kambing sebanyak 300 ekor
untuk 10 kelompok, kelompok unggas sebanyak 10 kelompok
di Pulau Lombok.
(3) Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Ternak
a. Telah terfasilitasi penyebaran ternak sapi sebanyak 107
ekor untuk 7 kelompok di P. Lombok dan sebanyak 147
ekor untuk 8 kelompok di P. Sumbawa.
b. Telah terfasilitasi penyebaran ternak kambing sebanyak 95
ekor untuk 9 kelompok di P.Lombok dan 23 ekor di 2 kelompok
kambing di P.Sumbawa, kelompok unggas sebanyak 2
kelompok, penyebaran kerbau bibit sebanyak 1 kelompok dan
pembangunan kandang indukan sebanyak 1 unit.
c. Terdistribusi sarana pengolahan pakan untuk 2 kelompok
Pelaksanaan Kegiatan APBN yaitu :
(1) Pengembangan budidaya ternak telah terfasilitasi
pengembangan budidaya sapi potong sebanyak 736 ekor untuk
23 kelompok, pengembangan budidaya kerbau sebanyak 200
ekor untuk 10 kelompok, penyebaran pejantan sapi potong
sebanyak 100 ekor untuk 72 kelompok, penyebaran pejantan
kerbau 20 ekor untuk 10 kelompok dan pengembangan
budidaya kambing sebanyak 52 ekor untuk 1 kelompok.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 62
(2) Pengembangan pakan ternak, telah terfasilitasi penyediaan
pakan konsentrat sapi indukan sebanyak 6 kelompok,
pengembangan HPT sebanyak 6 lokasi, revitalisasi UPP PPSK
sebanyak 2 kelompok dan Pengembangan Lumbung Pakan
sebanyak 3 kelompok
(3) Pengembangan perbibitan ternak, telah terfasilitasi
pengembangan ternak sapi bibit sebanyak 200 ekor di UPTD
BP3TR, pengembangan padang penggembalaan DoroNcanga,
perbibitan di UPTD Serading dan pembibitan sapi potong
sebanyak 39 ekor di 1 kelompok di Kabupaten Bima.
Berikut ini beberapa hasil capaian kinerja pencapaian Swasembada
Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2015, yaitu :
a) Hasil Capaian Kinerja Perbibitan TernakDalam rangka pelaksanaan sistem perbibitan ternak nasional maka
perlu dilakukan kegiatan pengembangan pembibitan kawasan sapi
potong. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan
populasi, produksi dan produktivitas sapi potong dalam rangka
merealisasikan Pencapaian Swasembada Daging Sapi. Pada tahun
anggaran 2015 telah dialokasikan Dana Dekonsentrasi di Provinsi
dan dana Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota untuk kegiatan
pengembangan pembibitan kawasan sapi potong dalam rangka
memperkuat usaha kelompok pembibitan dan meningkatkan
populasi sapi potong di Indonesia.
Dalam rangka mengoptimalkan pengembangan pembibitan
kawasan sapi potong ini diperlukan keterpaduan antara pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten dalam pelaksanaan bimbingan
dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima.
Tujuan perbibitan ternak adalah :
1. Meningkatkan mutu bibit sapi potong
2. Menciptakan sentra /kawasan sumber bibit sapi potong
3. Meningkatkan populasi dan produktivitas sapi potong
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 63
4. Mempertahankan, mendorong dan memotivasi peternak baik
secara individu maupun kelompok untuk mengembangbiakan
sapi/kerbau betina produktif dan melakukan usaha pembibitan
Sasaran pengembangan perbibitan yaitu :
a. Meningkatnya mutu bibit sapi potong
b. Terciptanya sentra/kawasan sumber bibit sapi potong
c. Termotivasinya peternak dan kelompok dalam mengembangbiakan
sapi/kerbau betina produktif dan melakukan usaha pembibitan
d. Terlaksananya seleksi dan penjaringan sapi / kerbau betina
produktif yang layak bibit
Kegiatan - Kegiatan
1. Sumber Dana APBN – TP kegiatannya antara lain :
No Kegiatan Dana (Rp).
1 Pembibitan Sapi Potong 319.000.000
2 Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 840.000.000
3 Penyediaan Bibit Ternak di UPTD KerbauSumbawa 46.500.000
Jumlah 1.205.500.000
2. Sumber Dana APBN – DK Kegiatannya antara lain :
No Kegiatan Dana (Rp).
1 Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau BetinaBunting 87.400.000
2 Peningkatan Penerapan Tekhnologi Perbibitan 100.300.000
3 Pengawasan dan koordinasi Perbibitan didaerah 278.343.000
4 Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak 152.750.000
5 Supply Demand Bibit Ternak 43.900.000
6 Perwilayahan Sumber Bibit Ternak 78.850.000
7 Pengembangan usaha Perbibitan Ternak 137.450.000
8 Pengembangan Kelembagaan PerbibitanTernak 128.700.000
9 Koordinasi Teknis 36.050.000
Jumlah 1.043.743.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 64
Pelaksanaan Kegiatan
Realisasi Program/Kegiatan sebagaimana tabel 21 Berikut ini :
Tabel 21. Realisasi Program/Kegiatan Seksi Perbibitan Ternak Tahun 2015
No Program/KegiatanTarget Realisasi
Volume Anggaran(Rp)
Fisik(%)
Keuangan(%)
Anggaran(Rp)
A APBN – TP1 Pembibitan Sapi
Potong 1 klp 319.000.000 95,75 95,75 305.440.000
2 Penguatan Sapi /Kerbau BetinaBunting
7 klp 840.000.000 95,72 95,72 804.025.000
3 Penyediaan BibitTernak di UPTDKerbau Sumbawa
5 ekor 46.500.000 86,37 86,37 40.161.000
Jumlah TP 1.205.500.000 92,61 92,61 1.149.626.000
B APBN – DK1 Pembinaan
PenguatanSapi/Kerbau BetinaBunting
1 lap 87.400.000 49,67 49,67 43.990.000
2 PeningkatanPenerapanTeknologiPerbibitan
1 lap 100.300.000 59,32 59,32 59.500.000
3 Pengawalan danKoordinasiPerbibitan Daerah
4 lap 278.343.000 88,39 88,39 246.013.875
4 Pengawasan MutuBenih dan BibitTernak
2 lap 152.750.000 94,43 94,43 144.240.000
5 Supply DemandBibit Ternak 1 lap 43.900.000 96,81 96,81 42.500.000
6 PewilayahanSumber BibitTernak
1 lap 78.850.000 92,90 92,90 73.250.000
7 PengembanganUsaha PerbibitanTernak
3 lap 137.450.000 64,16 64,16 88.190.000
8 PengembanganKelembagaanPerbibitan Ternak
2 lap 128.700.000 58,69 58,69 75.532.500
9 Koordinasi Teknis 1 lap 36.050.000 83,20 83,20 29.995.000Jumlah DK 1.043.743.000 76,39 76,39 802.631.375
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 65
Kegiatan yang berasal dari sumber dana APBN-TP
Sampai dengan Desember 2015 untuk kegiatan yang berasal
dari Direktorat Perbibitan yang berasal dari dana APBN – TP
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.205.500.000,- telah
terealisasi secara fisik sebesar 93% dan keuangan sebesar
93% atau sebesar Rp. 1.149.626.000,-
Kegiatan yang berasal dari Sumber dana APBN – DK
Untuk kegiatan dari Direktorat Perbibitan yang berasal dari
sumber dana APBN – DK sampai dengan Desember 2015
dengan total dana sebesar Rp. 1.043.743.000,- telah terealisasi
fisik sebesar 76% dan keuangan sebesar 76% atau sebesar
Rp. 802.631.375,-
Rincian kelompok – kelompok ternak yang mendapatkan
Bansos dari kegiatan Bidang Perbibitan Ternak sebagaimana
tabel 22 di bawah ini :
Tabel 22. Kelompok Ternak Penerima Bansos KegiatanPerbibitan Ternak Tahun 2015
No Kabupaten/Kota Nama Kelompok
A. Kegiatan Pembibitan Sapi Potong dengan SK KadisnakwanNomor : KU.110/6290/Satker-06/2015 tanggal 4 Mei 2015
1 Bima KTT. Mekar Baru Ds. Kamunti Kec. Donggo
B.Kegiatan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting dengan SKKadisnakwan Nomor : KU.110/5910/Satker-06/2015 tanggal27 April 2015
1 Lombok Tengah KTT. Sila Karya, Dusun Sewar DesaTeruwai Kec. Pujut
2 Lombok Tengah KTT. Anjani Subur, Desa Mertak TombokKecamatan Praya
3 Lombok Timur KTT. Saling Kangen, Desa PringgaselaTimur Kecamatan Pringgasela
4 Lombok Timur KTT. Maju Jaya, Desa Karang Baru TimurKecamatan Wanasaba
5 Sumbawa KTT. Uma Teba Desa Lantung KecamatanLantung
6 Kota Bima KTT. Tani Makmur, Kelurahan RontuKecamatan Raba
7 Kota Bima KTT. Sandaka Supu Kel SambinaEKecamatan Mpunda
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 66
Dukungan program/kegiatan sumber dana APBN selain untuk
bantuan barang yang diserahkan kepada masyarakat juga
dilengkapi dengan operasional kegiatan mulai persiapan
sampai monitoring dan evaluasi.
b) Hasil Capaian Kinerja Budidaya TernakPengembangan ternak ruminansia perlu lebih dipacu karena
kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan akan daging ternak
potong sangat besar. Permintaan
daging ternak potong diperkirakan
akan terus meningkat seiring dengan
perbaikan ekonomi dan pertambahan
penduduk, sementara peningkatan
populasi, produksi dan produktivitas
ternak potong belum mampu mengimbangi laju permintaan sehingga
impor dalam bentuk ternak sapi bakalan maupun daging sapi
terpaksa harus dilakukan.
Oleh karena itu budidaya ternak
ruminansia yang pada hakekatnya
merupakan suatu kegiatan untuk
memanfaatkan dan mengelola
sumberdaya alam yang berupa lahan,
ternak dan pakan dengan faktor
produksi lainnya yang berupa tenaga kerja, teknologi dan modal
mutlak dilakukan untuk dapat
mengoptimalisasi pemanfaatan
pengelolaan sumberdaya peternakan
secara efektif dan efisien agar dapat
meningkatkan populasi, produksi dan
produktivitas ternak ruminansia serta
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 67
Pada tahun anggaran 2015 telah dialokasikan dana
dekonsentrasi di provinsi dan dana tugas pembantuan di
kabupaten/kota untuk kegiatan pengembangan kawasan sapi,
kerbau dan kambing dalam rangka memperkuat usaha kelompok
budidaya dan meningkatkan populasi ternak di Indonesia.
Dalam rangka mengoptimalkan pengembangan kawasan sapi,
kerbau dan kambing ini diperlukan keterpaduan antara pemerintah
Provinsi dan pemerintah kabupaten dalam pelaksanaan bimbingan
dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima.
Tujuan pelaksanaan kegiatan budidaya :
1. Meningkatkan pendapatan pendapatan dan kesejahteraan peternak
2. Menciptakan sentra/kawasan pengembangan sapi, kerbau dan
kambing
3. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak
4. Mendorong tumbuhkembangnya usaha peternakan yang berwawasan
agribisnis
Sasaran kegiatan :
1. Terwujudnya kawasan agribisnis khususnya komoditas unggulan sapi
2. Termotivasinya peternak dan kelompok dalam mengembangbiakan
ternaknya
Kegiatan – Kegiatan :
Sumber Dana APBN – TP kegiatannya antara lain :
No Kegiatan Dana (Rp).
1 Pengembangan Budidaya Sapi Potong 7.522.500.000
2 Pengembangan Indukan Kerbau 4.166.370.000
3 Penyebaran Pejantan Sapi Potong INKA 3.326.000.000
4 Penyebaran Pejantan Kerbau 773.300.000
5 Pengembangan Budidaya Kambing 162.500.000
Jumlah 15.950.670.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 68
Sumber Dana APBN – DK Kegiatannya antara lain :
No Kegiatan Dana (Rp.)1 Bimtek Budidaya Ternak Potong 40.500.000
2 Perbaikan Manajemen INKA 12.150.000
3 Bimtek Budidaya Unggas dan Aneka Ternak 26.850.000
4 Penguatan Kelembagaan Peternak 70.250.000
5 Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternakdan Pelayanan Petugas Teknis 40.950.000
6 Pembinaan Sarjana Membangun Desa 49.350.000
7 Supply Demand Ternak Potong 51.350.000
8 Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak 551.650.000
Jumlah 843.050.000
Pelaksanaan Kegiatan
Realisasi Program/Kegiatan sebagaimana pada tabel 23 berikut:
Tabel 23. Realisasi Program / Kegiatan Perbibitan Ternak Sumber Dana APBNTahun 2015
No Program/KegiatanTarget Realisasi
Volume Anggaran (Rp) Fisik(%)
Keuangan(%) Anggaran (Rp)
A APBN – TP1 Pengembangan
Budidaya Sapot 24 klp 7.522.500.000 71,22 71,22 5.357.225.150
2 PengembanganBudidaya Kerbau 10 klp 4.166.370.000 58,06 58,06 2.418.918.000
Penyebaran PejantanSapot INKA
130ekor 3.326.000.000 67,91 67,91 2.258.763.500
4 Penyebaran PejantanKerbau INKA
20ekor 773.300.000 67,29 67,29 520.337.000
5 PengembanganBudidaya Kambing 1 klp 162.500.000 91,31 91,31 148.381.000
Jumlah TP 15.950.670.000 71,12 71,12 10.703.624.650B APBN – DK1 Bimtek Budidaya Ternak
Potong 1 lap 40.500.000 94,20 94,20 38.150.000
2 Perbaikan ManajemenINKA 1 lap 12.150.000 99,94 99,94 12.142.900
3 Bintek Budidaya Unggasdan Ternak AnekaTernak
2 lap 26.850.000 77,96 77,96 20.932.500
4 PenguatanKelembagaan Peternak 1 lap 70.250.000 61,71 61,71 43.350.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 69
No Program/KegiatanTarget Realisasi
Volume Anggaran (Rp) Fisik(%)
Keuangan(%) Anggaran (Rp)
5 Penilaian ManajemenUsaha KelompokPeternak & PetugasTeknis
1 lap 40.950.000 90,83 90,83 37.195.000
6 Pembinaan SMD 1 lap 49.350.000 72,14 72.14 35.600.000
7 Supply Demand TernakPotong 1 lap 51.350.000 98,44 98,44 50.550.000
8 Koordinasi &Pembinaan BudidayaTernak
6 lap 551.650.000 90,10 90,06 496.792.400
Jumlah DK 843.050.000 85,66 85,66 734.712.800
Kegiatan Yang Berasal Dari Sumber Dana APBN-TP
Sampai dengan Desember
2015 untuk kegiatan yang
berasal dari Direktorat
Budidaya yang berasal dari
dana APBN – TP dengan
alokasi anggaran sebesar
Rp.15.950.670.000,- telah
terealisasi dengan capaian fisik sebesar 71% dan keuangan
sebesar 71% atau Rp. 10.703.624.650-, dan sisa dana yang
tidak terealisasi sebesar Rp. 5.247.045.350,- atau sebesar 29%,
sementara sisa anggaran yang belum terealisasi berasal dari :
- Pada kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Potong untuk
pengadaan ternak di Kabupaten Dompu (160 ekor untuk 5
kelompok) dan hanya terealisasi 4 kelompok dengan jumlah
ternak sebanyak 128 ekor
- Kegiatan Penyebaran Pejantan sapi potong INKA untuk
pengadaan ternak di Kabupaten Bima (30 ekor) tidak realisasi ini
disebabkan karena rekanan tidak mampu untuk menyediakan
ternak (putus kontrak)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 70
Kegiatan yang berasal dari Sumber Dana APBN – DK
Sementara untuk kegiatan dari Direktorat Budidaya yang berasal
dari sumber dana APBN – DK sampai dengan Desember 2015
dengan total dana sebesar Rp.843.050.000,- secara fisik telah
terealisasi sebesar 86% dan realisasi keuangan sebesar 86%
atau sekitar Rp. 734.712.800,-
A. Rincian kelompok – kelompok ternak yang mendapatkan
bansos/hibah dari kegiatan Bidang Budidaya Ternak antara lain :
No Kabupaten/Kota Nama KelompokA. Kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Potong dengan SK.
Kadisnakwan Nomor : KU.110/6291/Satker-06/2015 tanggal 4 Mei2015
1 Lombok Barat KTT. Aman Sejahtera Dusun Banjar Desa MarejeKecamatan Lembar
2 Lombok Barat KTT. Sinar Terang Dusun Rerot DesaBagekpolak Kecamatan Labuapi
3 Lombok Barat KTT. Ranjung Sejahtera Dusun Panarukan LaukDesa Kebon Ayu Kec Gerung
4 Lombok Utara KTT. Lenggara Baru Desa Pemenang BaratKecamatan Pemenang
5 Lombok Utara KTT. Murmas Desa Gondang KecamatanGangga
6 Lombok Timur KTT. Tunjung Biru Pringgasela Timur KecamatanPringgasela
7 Lombok Timur KTT. Pade Giat Desa Sukarema KecamatanAikmel
8 Lombok Timur KTT. Bermi Jaya Desa Aikmel Utara KecamatanAikmel
9 Lombok Timur KTT. Tembere Kokoh Desa Lenek BaruKecamatan Aikmel
10 Lombok Timur KTT. Saling Kangen Desa Gapuk KecamatanSuralaga
11 Sumbawa Barat KTT. Ai Erat Reng Desa Aik Suning KecamatanSeteluk
12 Sumbawa Barat KTT. Ai Payung Desa Lampok Kecamatan BrangEne
13 Sumbawa Barat KTT. Sai Ate Kelurahan Menala KecamatanTaliwang
14 Dompu KTT. Mandiri Kelurahan Karijawa KecamatanDompu
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 71
No Kabupaten/Kota Nama Kelompok15 Dompu KTT. Dorompana Kelurahan Kandai I Kecamatan
Dompu16 Dompu KTT. Cipta Mandiri Desa Kwango Kecamatan
Manggelewa17 Dompu KTT. Berkah Sejati Desa Nusa Jaya Kecamatan
Manggelewa18 Dompu KTT. Doroluba Kelurahan Kandai II Kecamatan
Woja19 Bima KTT. Mada Mila Desa Mbawa Kecamatan
Donggo20 Bima KTT. Usaha Barokah Desa Sangia Kecamatan
Sape21 Bima KTT. Karya Abadi Desa Doro O’o Kecamatan
Langgudu22 Bima KTT. Mori Sama Desa Riamau Kecamatan Wawo23 Bima KTT. Doro Wila Desa Oi Saro Kecamatan
Sanggar24 Bima KTT. Usaha Sama Desa Lambu Kecamatan
LambuB. Kegiatan Penyebaran Pejantan Sapi Potong dengan SK.
Kadisnakwan Nomor : KU.110/Satker-06/2015 tanggal 25 Mei2015
1 Lombok Barat 18 kelompok (35 ekor) pejantan---- terlampir2 Lombok Utara 19 kelompok (30 ekor) pejantan---- terlampir3 Lombok Timur 17 kelompok (35 ekor) pejantan--- terlampir4 Bima 15 kelompok (30 ekor) pejantan---- terlampirC. Kegiatan Penyebaran Pejantan Kerbau INKA dengan SK.
Kadisnakwan Nomor : KU.110/7594/Satker-06/2015 tanggal 19Mei 2015
1 Sumbawa Barat KTT. Ai Rantok Desa Tebo Kecamatan Pototano2 Sumbawa Barat KTT. Batu Putih Desa Tebo Kecamatan Pototano3 Sumbawa Barat KTT. Gali Kele, Kelurahan Bugis Kecamatan
Taliwang4 Sumbawa Barat KTT. Lingkungan Gor Kelurahan Bugis
Kecamatan Taliwang5 Sumbawa Barat KTT. Kapuri Belo Desa Lalar Liang Kecamatan
Taliwang6 Sumbawa Barat KTT. Tari Rungan Desa Lalar Liang Kecamatan
Taliwang7 Sumbawa Barat KTT. Saling Satotang Desa Banjar Kecamatan
Taliwang
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 72
No Kabupaten/Kota Nama Kelompok8 Sumbawa Barat KTT. Unter Gilae Desa Seteluk Atas Kecamatan
Seteluk9 Sumbawa Barat KTT. Mega Bintang Desa Lalar Liang Kecamatan
Taliwang10 Sumbawa Barat KTT. Bangun Mandiri Desa Dasan Kecamatan
JerewehD. Kegiatan Pengembangan Budidaya Kambing dengan SK.
Kadisnakwan Nomor : KU.110/8753/Satker-06/2015 tanggal 4Juni 2015
1 Lombok Utara KTT. Sinar Rinjani Desa Montong KemuningDesa Loloan Kecamatan Bayan
Dukungan program/kegiatan sumber dana APBN selain untuk bantuan
barang yang diserahkan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan
operasional kegiatan mulai persiapan sampai monitoring dan evaluasi.
c). Hasil Capaian Kinerja Pakan TernakPakan mempunyai peranan penting
dalam usaha peternakan khususnya
dalam peningkatan produksi dan
produktivitas ternak. Dari aspek ekonomi
biaya pakan memberikan konstribusi
hingga 70% - 80% dari seluruh biaya
produksi. Sedangkan dari aspek teknis, kualitas pakan akan sangat
berpengaruh kepada tingkat produksi ternak (daging, telur, susu) dan
produktivitas ternak (misal calving interval, tingkat kematian). Fungsi
pakan juga diarahkan pada upaya pemeliharaan daya tahan tubuh
dan kesehatan sehingga ternak tumbuh sehat dan kuat.
Upaya – upaya peningkatan produksi ternak tidak akan terlepas
dari perencanaan sistem manajemen ternak yang akan diterapkan
termasuk perencanaan penyediaan pakan yang memadai dalam
kuantitas dan kualitas untuk sepanjang tahun yang akan dapat
dicapai efektivitas dan efisiensi biaya produksi usaha peternakan.
Adapun tujuan penyediaan pakan yaitu :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 73
a. Meningkatkan penyediaan pakan hijauan, limbah pertanian,
perkebunan dan hasil samping agro industri melalui teknologi
pengolahan dan pengawetan
b. Meningkatnya penyediaan pakan yang berkualitas pada ternak
induk sapi potong
c. Meningkatkan keterampilan peternak dalam pembuatan pakan
olahan secara mandiri
d. Menyediakan gudang/tempat penyimpanan agar pakan tetap
terjaga kualitasnya dan tersedia sepanjang tahun.
e. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak
f. Mendorong tumbuh kembangnya usaha peternakan yang
berwawasan agribisnis
Sedangkan sasaran kegiatan adalah :
a. Meningkatnya ketersediaan pakan di kelompok dan kelompok
sekitarnya
b. Meningkatnya aplikasi teknologi pengolahan dan pengawetan pakan
c. Meningkatnya kemampuan peternak dalam menyusun formulasi
pakan
d. Meningkatnya produktivitas ternak melalui penyediaan penguatan
pakan sesuai dengan standar kebutuhan ternak
Kegiatan – Kegiatan
Kegiatan Bidang Pakan berasal dari sumber dana APBN-TP yang
meliputi :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 74
A. Sumber Dana APBN – TP kegiatannya antara lain :
No. Kegiatan Dana (Rp)
1 Pengembangan Integrasi Ternak TanamanPangan 2.045.850.000
2 Penanaman & Pengembangan Tanaman PakanTernak Berkualitas 862.050.000
3 Pengembangan Lumbung Pakan (LP)Ruminansia 580.900.000
4 Revitalisasi UPP dan PPSK 200.000.000
5 Penguatan Pakan Induk Sapi Potong 917.350.000
6 Penguatan Sumber Benih/Bibit Hijauan PakanTernak di UPTD 5.000.000.000
7 Penguatan Sumber Bibit / Benih HPT di UPTD 778.500.000
8 Pengembangan Padang Penggembalaan diKabupaten 4.886.650.000
9 Pemeliharaan Padang Pengembalaan 146.100.000
Jumlah 15.417.400.000
B. Sumber Dana APBN – DK kegiatannya antara lain :
No. Kegiatan Dana (Rp)
1 Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan/BahanPakan 66.850.000
2 Koordinasi dan Bimbingan Teknis 72.600.000
3 Pengembangan Kapasitas SDM Pakan(dilaksanakan oleh BP3TR) 10.000.000
4 Pengawasan Peredaran Imbuhan/PelengkapPakan (dilaksanakan oleh BP3TR) 28.700.000
Jumlah 178.150.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 75
Pelaksanaan Kegiatan
A. Realisasi Program/Kegiatan sebagaimana pada tabel 24 berikut:
Tabel 24. Realisasi Program/Kegiatan Pakan Ternak Sumber Dana APBNTahun 2015
No Program/KegiatanTarget Realisasi
Volume Anggaran(Rp)
Fisik(%)
Keuangan(%)
Anggaran(Rp)
A APBN – TP1 Penguatan Sumber Bibit /
Benih Hijauan PakanTernak di UPTD
5.000.000.000 86,38 86,38 4.318.871.800
2 Penguatan SumberBibit/Benih di HPT diUPTD
778.500.000 98,62 98,62 767.719.900
3 Pengembangan PadangPenggembalaan diKabupaten Dompu
4.886.650.000 83,17 83,17 4.064.224.350
4 Pemeliharaan PadangPengembalaan 146.100.000 64,98 64,98 94.934.450
5 Pengembangan IntegrasiTernak Tanaman Pangan 6 klp 2.045.850.000 60 49 989.944.700
6 Penanaman danPengembanganTanaman Pakan TernakBerkualitas
6Klp 862.050.000 65 53 442.050.000
7 PengembanganLumbung Pakan (LP)Ruminansia
3 Klp 580.900.000 75 58 331.326.000
8 Revitalisasi UPP danPPSK 2 klp 200.000.000 75 65 128.700.000
9 Penguatan Pakan IndukSapi Potong 6 klp 917.350.000 65 39 350.497.000
Jumlah TP 15.417.400.000 76,66 66,35 11.939.423.450B APBN – DK1 Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pakan/BahanPakan
1 Lap 66.850.000 33,03 33,03 22.082.000
2 Koordinasi Tekhnis danBimbingan Teknis 1 Lap 72.600.000 88,75 88,75 64.430.000
3 Pengembangankapasitas SDM Pakan 1 Lap 10.000.000 99,95 99,95 9.995.000
4 Pengawasan Peredaranimbuhan/PelengkapPakan
1 Lap 28.700,000 99,72 99,72 28.620.000
Jumlah DK 98.700.000 80,36 80,36 125.127.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 76
B. Kegiatan yang berasal dari sumber dana APBN -TP
Sampai dengan Desember 2015 untuk kegiatan yang berasal dari
Direktorat pakan yang berasal dari dana APBN – TP dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 15.417.400.000,- untuk capaian
fisik telah terealisasi sebesar 73% dan keuangan sebesar 73%
atau sebesar Rp.11.939.423.450-, dengan sisa dana yang tidak
terealisasi sebesar Rp. 3.477.976.550,- atau sebesar 27%,
sementara sisa anggaran yang tidak terealisasi berasal dari
kegiatan antara lain :
Dari kegiatan Integrasi ternak dan tanaman pangan antara lain
: Pengadaan peralatan seperti chopper, alat pengolah pupuk
organik, pengadaan HPT di 6 kelompok
Untuk pengadaan alsin dan pembangunan gudang pakan
hijauan kegiatan Penanaman dan Pengembangan Tanaman
Pakan Ternak berkualitas tidak dilaksanakan
Kegiatan Pengembangan Lumbung Pakan Ruminansia untuk
pengadaan peralatan dan mesin (chopper, pengangkut pakan
roda 3)
Kegiatan penguatan pakan induk sapi potong, untuk
pengadaan peralatan dan mesin (chopper dan sarana
penunjang dan pompa air – pipanisasi)
C. Kegiatan yang berasal dari Sumber dana APBN – DK :
Sementara untuk kegiatan dari Direktorat Pakan yang berasal dari
sumber dana APBN – DK sampai dengan Desember 2015
dengan total dana sebesar Rp.178.150.000,- telah terealisasi baik
fisik 80% maupun keuangan sebesar 80% atau sebesar Rp.
125.127.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 77
D. Rincian kelompok – kelompok ternak yang mendapatkan
bansos/hibah dari kegiatan Bidang Pakan antara lain :
No Kabupaten/Kota Nama KelompokA. Kegiatan Pengembangan Integrasi Ternak Tanaman Pangan
dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/6100/Satker-06/2015 tanggal 29 April 2015
1 Lombok Barat KTT. Selen Aik Dusun Selen Aik DesaSedau Kecamatan Narmada
2 Lombok Timur KTT. Sejati Dusun Lingkungan DayeDesa Tetebatu Kecamatan Sikur
3 Lombok Utara KTT. Gumi Daya Lestari Dusun KapuDesa Jenggale Kecamatan Tanjung
4 Dompu KTT. Nafas Baru Dusun DorebaraKecamatan Dompu
5 Bima KTT. Mekar Jaya Desa BalaKecamatan Wera
6 Bima KTT. So Rade Desa LewintanaKecamatan Soromandi
B. Kegiatan Pengembangan Lumbung Pakan Ruminansiadengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/6104/Satker-06/2015 tanggal 29 April 2015
1 Sumbawa Barat KTT. Orong Panusak Desa SapugaraBree Kecamatan Brang Rea
2 Bima KTT. Wadu Sahe Desa Keli KecamatanWoha
3 Bima KTT. Usaha Bersama Desa TolotanggaKecamatan Monta
C. Kegiatan Penanaman dan Pengembangan Tanaman PakanTernak Berkualitas dengan SK. Kadisnakwan Nomor :KU.110/6101/Satker-06/2015 tanggal 29 April 2015
1 Lombok Barat KTT. Beriuk Giat Dusun Medas BedugulDesa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari
2 Lombok Timur KTT. Kokok Balas Desa PancorKecamatan Wanasaba Lauk
3 Lombok Utara KTT. Duta Tani Dusun Kebalon DesaSenaru Kecamatan Bayan
4 Sumbawa Barat KTT. Lajandre Desa Seteluk TengahKecamatan Seteluk
5 Dompu KTT. Ni’U Monca Desa DorebaraKecamatan Dompu
6 Bima KTT. So Oi Mbai Desa SimpasaiKecamatan Monta
D. Kegiatan Revitalisasi Unit Pengolah Pakan/Pengolah PakanSkala Kecil (UPPPPSK) dengan SK Kadisnakwan Nomor :KU.110/7021/Satker-06/2015 Tanggal 11 Mei 2015
1 Lombok Timur KTT. Minari Dusun Jorong Lauk DesaWanasaba Kecamatan Wanasaba
2 Lombok Timur KTT. Bareng Mele Dusun TinggangKelayu Jorong Kecamatan Selong
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 78
E. Kegiatan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong dengan SKKadisnakwan Nomor : KU.110/6103/Satker-06/2015 tanggal 27April 2015
1 Lombok Barat KTT. Mule Jati Dusun Karang BangketDesa Kuranji Kecamatan Labuapi
2 Lombok Timur KTT. Sabilal Muhtadin Dusun LendangBunga Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel
3 Lombok Timur KTT. Luang Tune Dusun Montong PaceDesa Kembang Kerang KecamatanAikmel
4 Lombok Timur KTT. Sinar Berlian Dusun Kayu LianDesa Pringgajurang KecamatanMontong Gading
5 Lombok Utara KTT. Beriuk Tangi Dusun Telaga MalukuDesa Rempek Kecamatan Gangga
6 Lombok Utara KTT. Pade Kompak Dusun LokokSenggol Desa Pendua KecamatanKayangan
Dukungan program/kegiatan sumber dana APBN selain untuk bantuan
barang yang diserahkan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan
operasional kegiatan mulai persiapan sampai monitoring dan evaluasi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 79
Tabel 25. Rekapitulasi Jumlah Ternak dan Alat Yang Sudah DiserahkanKe Kelompok/Masyarakat Sumber Dana APBN Tahun 2015
No Jenis Kegiatan
Jenis Ternak/BarangJumlah
KelompokPenerima
Sapi/Kambing
(ekor)Chopper(buah)
GudangPakan(unit)
1 Pengembangan BudidayaSapi Potong 23 736 - -
2 Penyebaran PejantanPemacek (INKA) 54 100 - -
3 Penyebaran PejantanKerbau (INKA) 10 20 - -
4 Pengembangan BudidayaKerbau 10 200 - -
5 Pengembangan Budidayakambing 1 52 - -
6 Integrasi Ternak TanamanPangan 6 150 - 6
7 Pengembangan LumbungPakan 3 - - 3
8 Revitalisasi UPP/PPSK 2 - 4 -
9 Penguatan Pakan IndukanSapi Potong 6 - - 6
10 Pembibitan Sapi Potong 1 39TOTAL 116 1.297 4 15
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 80
E. Hasil Capaian Kinerja Program kegiatan Sumber Dana APBD
Alokasi dana yang bersumber dari APBD diperuntukkan untuk
kegiatan - kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
pembibitan ternak, peningkatan produksi dan produktifitas ternak
dan penguatan kelembagaan kelompok tani ternak.Realisasi
Program/Kegiatan Sumber Dana APBD sebagaimana pada tabel
26 berikut :
Tabel 26. Realisasi Program/Kegiatan Sumber Dana APBD Tahun 2015
No Program/KegiatanJumlah
Anggaran(Rp)
Realisasi
Fisik(%)
Keuangan(%)
Anggaran(Rp)
A PembangunanSarana danPrasaranaPembibitan Ternak
1.850.544.000 79,87 79,87 372.605.000
1 Kegiatan Rutin 350.544.000 82 81,55 285.885.0002 Kegiatan Bansos 1.500.000.000 79,47 79,47 1.192.054.000B Peningkatan
Produksi danProduktifitasTernak
2.622.144.000 70,28 70,28 1.842.786.500
1 Kegiatan Rutin 372.144.000 84 83,81 311.911.5002 Kegiatan Bansos 2.250.000.000 68 68 1.530.875.000C Penguatan
KelembagaanKelompok TaniTernak
3.115.470.000 92,83 92,83 2.892.047.620
1 Kegiatan Rutin 313.470.000 91 90,65 284.151.6202 Kegiatan Bansos 2.802.000.000 93 93 2.607.896.000
Jumlah 7.588.158.000 82 81,87 6.212.737.120
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 81
Rincian kelompok – kelompok ternak yang mendapatkan hibah
bantuan sumber dana APBD antara lain :
No Kabupaten/Kota Nama Kelompok
I.A Kegiatan Pembangunan Sarana Dan PrasaranaPembibitan Ternak (Pemberdayaan HibahPengembangan Sapi Bali) Masing - Masing KelompokMendapat 13 Ekor Sapi Dengan 1 Ekor Jantan Dan 12Ekor Betina
1 LombokTengah
KTT Harapan Desa Rambitan KecamatanPujut
2 LombokUtara
KTT Pade Angen Desa Selengan KecamatanKayanganKTT Tugu Sari Desa Rempek KecamatanGangga
3 LombokTimur
KTT Jemur Jukut Desa Jeruk ManisKecamatan SikurKTT Pade Angen Desa Lando KecamatanTerara
4 SumbawaBarat
KTT. Saling Pariri Desa KalimantongKecamatan Brangrea
5 Sumbawa KTT Sakiki Rara Desa Sampe KecamatanRhee
6 Dompu KTT Sinar Embun Desa Tempat KecamatanPajo
7 Bima KTT Doro Mbeli Desa Pesa Kecamatan WawoB. Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pembibitan Ternak
(Budidaya Pengembangan Sapi Bali Berbasis IB)Masing -Masing Kelompok Mendapatkan 13 Ekor YangTerdiri Dari 1 Ekor Jantan Dan 12 Ekor Betina
1 LombokTimur
KTT Bukit Permai Dusun Sesager DesaPuncak Jeringo Kecamatan SuelaKTT Fajar Harapan Dusun Kuang RengaTrans Desa Puncak Jeringo Kecamatan SuelaKTT Mule Jati Dusun Senggalang Alang DesaPuncak Jeringo Kecamatan SuelaKTT Kusuma Jaya Dusun Limbung DesaPerigi Kecamatan Suela
II.A Peningkatan Produksi Dan Produktifitas Ternak(Pengembangan Perbibitan Sapi Bali) Masing - MasingKelompok Menerima 11 Ekor Yang Terdiri Dari 1 EkorJantan Dan 10 Ekor Betina
1 LombokTimur
KTT Raudhatul Azhar Dusun Penakak DesaMasbagik Timur Kecamatan MasbagikKTT Doe Amanah Desa Aikmel UtaraKecamatan MasbagikKTT Matiq Bejari Desa Aikperare KecamatanAikmel
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 82
No Kabupaten/Kota Nama Kelompok
KTT LM3 Raudhatul Mujahidin Desa KumbangKecamatan MasbagikKTT Nyiur Ijo Desa Serumut KecamatanPringgabaya
B Peningkatan Produksi Dan Produktifitas Ternak(Pengembangan Budidaya Kambing) Masing - MasingKelompok Menerima 30 Ekor Yang Terdiri Dari 3 EkorJantan Dan 27 Ekor Betina
1 LombokBarat
KTT Kibas Desa Karang Bongkot KecamatanLabuapiKTT Tunas Makmur Desa Dasan GeresKecamatan Gerung
2 LombokTengah
KTT Pade Geger Desa Loang MakaKecamatan Praya BaratKTT Ngiring Simpang Desa LabuliaKecamatan JonggatKTT Karya Sejahtera Dusun TanggakKelurahan Gerunung Kecamatan Praya
3 LombokTimur
KTT Embrur Jaya Dusun Lendang EmbrurDesa Kalijaga Baru Kecamatan AikmelKTT Beru Jari Kelurahan Kelayu SelatanKecamatan SelongKTT Mule Jati II Dusun Pengonong DesaSakra Kecamatan Sakra TimurKTT Mekar Jaya Desa Sikur Kecamatan SikurKTT Mule Pacu Dusun Permas Desa PareMas Kecamatan Jerowaru
C. Peningkatan Produksi Dan Produktifitas Ternak(Pengembangan Kawasan Unggas Pedesaan). UntukKelompok Yang Menerima DOD Memperoleh 330 EkorDOD, Pakan Dan Alat Penunjang Sedangkan KelompokYang Menerima DOC Memperoleh 350 Ekor DOC, PakanDan Alat Penunjang
1 KotaMataram
KTT Barokah Lingkungan Jempong WarengKecamatan Ampenan Utara (DOD)KTT Istiqomah Lingkungan Dasan CermenTimur Kecamatan Sandubaya (DOC)
2 LombokBarat
KTT Bulan Sabit Dusun Muhajirin DesaTerong Tawah Kecamatan Labuapi (DOD)KTT Karya Muda Desa Gapuk KecamatanGerung (DOC)
3 LombokTengah
KTT Jeruju Girang Desa Kelebuh KecamatanPraya Tengah (DOD)
4 LombokTimur
KTT Bareng Maju Kelurahan TanjungKecamatan Labuhan Haji (DOC)KTT Tunas Sederhana Desa Bagik NyakaSantri Kecamatan Aikmel (DOD)KTT Jaya Lengka Dusun Gelogor DesaLendang Nangka Kecamatan Masbagik (DOC)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 83
No Kabupaten/Kota Nama Kelompok
5 LombokUtara
KTT Ireng Sitar Dusun Terengan DesaPemenang Timur (DOD)KTT Melet Maju Dusun Sanggar Sari DesaSigar Penjalin Kecamatan Tanjung (DOC)
III. A Penguatan Kelembagaan Kelompok (PemberdayaanKelompok Sapi) Jumlah Ternak Yang Diterima KelompokBervariasi
1 LombokBarat
KTT. Siap Maju Dusun Gagutu Telaga DesaMidang Kecamatan Gunungsari (18 ekorbetina)KTT. Banteng Mandala Desa Giri TembesiKecamatan Gerung (21 ekor betina)KTT. Guna Artha Desa Banyu UripKecamatan Gerung (21 ekor betina)Ponpes. Selaparang Kediri SelapangKecamatan Kediri (10 ekor betina)
2 LombokTengah
KTT. Saling Imbuh Dusun Imbo MontongTeker Desa Dasan Baru Kecamatan Kopang(14 ekor betina)
3 LombokTimur
KTT. Bina Sejahtera Desa Dames DamaiKecamatan Suralaga (9 ekor betina)
4 LombokUtara
KTT. Sari Tunak Dusun Pansor Tengak DesaSesait Kecamatan Kayangan (9 ekor betina)
5 Sumbawa KTT. Omal Kele Desa Pamanto KecamatanEmpang (14 ekor betina)KTT. Sampar Reh Desa Lamenta KecamatanEmpang (14 ekor betina)
6 Dompu KTT. Tolo Jawa Satu Desa KempoKecamatan Kempo (21 ekor betina)
B. Penguatan Kelembagaan Kelompok (PemberdayaanKelompok Kambing). Jumlah Ternak Yang DiterimaKelompok Bervariasi
1 LombokTimur
KTT. Suka Reda Desa Lepak TimurKecamatan Sakra Timur (26 ekor yang terdiridari 1 ekor jantan dan 25 ekor betina)KTT. Maju Bersama Dusun Bilesundung UtaraDesa Paokmotong (6 ekor betina)KTT. Tunas Berkah Kuang Wai Desa MencehKecamatan Sakra Timur (6 ekor betina)KTT. Sinar Mandiri Desa PohgadingKecamatan Pringgabaya (6 ekor betina)
2 LombokTengah
KTT. Ngaret Balungadang Kelurahan PrayaKecamatan Praya (21 ekor yang terdiri dari 1ekor jantan dan 20 ekor betina)KTT. Perintis Dusun Pipi Desa PendemKecamatan Janapria (6 ekor betina)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 84
No Kabupaten/Kota Nama Kelompok
KTT. Ripus Sepakat Desa Ganti KecamatanPraya Timur (10 ekor yang terdiri dari 1 ekorjantan dan 9 ekor betina)KTT. Kamri Bun Base Desa PerinaKecamatan Jonggat (8 ekor yang terdiri dari 1ekor jantan dan 7 ekor betina)KTT. Ijo Balit Desa Penujak Kecamatan PrayaBarat (6 ekor betina)
3 SumbawaBarat
KTT. Jorok Batu Air Kelurahan BugisKecamatan Taliwang (9 ekor yang terdiri dari1 ekor jantan dan 8 ekor betina)
4 Bima KTT. Oi Late Desa Ngali Kecamatan Belo (14ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 13ekor betina)
C. Penguatan Kelembagaan Kelompok (Pembangunan/RehabKandang). Kelompok Memperoleh 1 Unit
1 LombokTimur
KTT. Sukadamai Desa Korleko SelatanKecamatan Labuhan Haji
D. Penguatan Kelembagaan Kelompok (Alat PengolahanPakan). Kelompok Menerima Chopper Dan Hammer Mill
1 LombokTimur
KTT.Mandiri Sejahtera Desa Lilir Dusun LenekDaye Kecamatan AikmelKTT. Beriuk Pacu Desa Lepak TimurKecamatan Sakra Timur
E. Penguatan Kelembagaan Kelompok (Pengadaan BibitKerbau), Kelompok Menerima 5 Ekor Betina
1 LombokTimur
KTT. Timbul Madu Dusun Esoh Desa BatuPutik Kecamatan Keruak
F. Penguatan Kelembagaan Kelompok (Budidaya Unggas)1 Lombok
BaratKTT. Marginal Sesela Kecamatan Gunungsari( 220 ekor ayam kampung super dan pakan)
2 LombokTimur
KTT. FM Center Dusun Lekong (180 ekorayam petelur dan pakan)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 85
Tabel 27. Rekapitulasi Jumlah Ternak Dan Alat Yang Sudah Diserahkan KeKelompok/Masyarakat Sumber Dana APBD
No Jenis Kegiatan
Jenis Ternak/Barang
JumlahKlp.
Penerima
SapiBali
(ekor)
Kerbau(ekor)
Kambing(ekor)
DOD(ekor)
DOC(ekor)
AyamKmpgSuper(ekor)
AyamPetelur(ekor)
AlatChoper
danHammer
Mill(bh)
RehabKndg.(unit)
A Pembangunan Sarana Prasarana Pembibitan Ternak
1.
PemberdayaanHibahPengembanganSapi bali
9 117 - - - - - - - -
2.
BudidayaPengembanganSapi BaliBerbasis IB
4 52 - - - - - - - -
B Peningkatan Produksi dan Produktifitas Ternak
1PengembanganPerbibitan SapiBali
5 55 - - - - - - - -
2PengembanganBudidayaKambing
10 300 - - - - - - - -
3
PengembanganKawasanUnggasPedesaan
10 - - - 1650 1750 - - - -
C Penguatan Kelembagaan Kelompok
1 PemberdayaanKelompok Sapi
15 254 - - - - - - - -
2PemberdayaanKelompokkambing
11 - - 118 - - - - - -
3PembangunanRehab Kandang 1 - - - - - - - - 1
4Alat PengolahanPakan
2 - - - - - - - 4 -
5PengadaanBibit Kerbau 1 - 5 - - - - - - -
6BudidayaUnggas
2 - - - - - 220 180 - -
Total 70 778 5 118 1.650 1.750 220 180 4 1
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 86
Untuk menunjang kegiatan - kegiatan yang berupa hibah ternak /
barang kepada kelompok maka dilakukan juga beberapa
kegiatan untuk memperkuat kelembagaan kelompok tani ternak.
Beberapa kegiatan yang dimaksud adalah :
a. Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Kelompok Perbibitan
Ruminansia
b. Pertemuan Kegiatan Uji Performance
c. Workshop Kelompok Tani Ternak Penerima Hibah
d. Pertemuan Komisi Bibit
e. Pelatihan Kelompok Perbibitan
f. Pertemuan Sarjana Pendamping Kelompok Perbibitan
g. Pertemuan Koordinasi Penguatan Kelompok Perbibitan
h. Pertemuan Koordinasi Investasi Pembibitan Ternak Tahun 2015
i. Sosialisasi Pengembangan Usaha Melalui Asuransi
Beberapa rumusan dari hasil pertemuan/workshop yang telah
dilakukan antara lain ;
1. Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi KelompokPerbibitan Ruminansia : Pengembangan kelompok-
kelompok perbibitan harus
disertai dengan dukungan
sarana prasarana pendukung
dan regulasi yang jelas terkait
harga dan pemasaran;
Untuk menjamin kepastian
usaha dan pemasaran, perlu ada pasar ternak bibit secara
khusus, pola pemasaran seperti apa, apakah dalam bentuk
pelelangan ternak bibit;
Untuk mencegah pemotongan ternak betina produktif, perlu
ada upaya secara nyata untuk mencegah ternak betina
produktif dipotong di pasar, pemberdayaan RPH atau
melalui badan usaha secara khusus;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 87
Pemurnian sapi bali harus betul-betul menjadi komitmet
pemerintah daerah, penerapan IB dengan straw atau
semen eksotik harus segera dibatasi bahkan dihentikan.
Karena potensi sapi bali sangat cocok untuk dikembangkan
di daerah ini;
Pembentukan wadah Asosiasi Kelompok Perbibitan harus
disertai dengan sistem pola kerja dan fungsi yang jelas dan
ada upaya yang jelas terutama dalam menyelamatkan
ternak betina produktif sebagai pabrik dalam meningkatkan
produksi dan produktifitas ternak dan harus segera ada
pertemuan antara pelaku usaha sektor hilir
2. Pertemuan kegiatan Uji Performance : Pengembangan kelompok - kelompok perbibitan yang telah
dilaksanakan selama ini selain telah memperkuat terbentuknya
kawasan perbibitan di daerah NTB juga mendukung program
perbaikan kualitas ternak sapi di daerah ini;
Kelompok - kelompok
perbibitan yang telah ada
termasuk kelompok perbibitan
binaan sarjana pendamping
perlu ditetapkan sebagai
kelompok kegiatan penerapan
uji performance, sehingga ada pola dan mekanisme yang
tepat dalam menyiapkan ternak bibit yang berkualitas
melalui recording;
Selama ini tercatat sebanyak 24 kelompok perbibitan yang
sudah ditetapkan sebagai kelompok penerapan Uji
Performance berada di Kabupaten Lombok Tengah,
dimana segala hal yang dilaksanakan dan terjadi dalam
kelompok-kelompok tersebut dilakukan recording secara
teratur oleh 8 (delapan) petugas recording;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 88
Pada tahun 2016, kelompok-kelompok perbibitan sebagai
penerapan kegiatan uji performance akan diperbanyak di
Pulau Lombok, adapun target sebanyak 100 kelompok;
Ternak hasil kegiatan uji performance sudah diambil oleh
pemerintah daerah untuk dikembangbiakkan dalam rangka
memperbaiki dan meningkatkan kualitas ternak di daerah.
Pada tahun 2015 ternak bibit hasil uji performance
sebanyak 30 ekor sudah dikembangkan di stasiun uji
performance di UPTD Lingkup Banyumulek;
3. Workshop Kelompok Tani Ternak Penerima Hibah :Dengan dilaksanakannya Workshop Kelompok Tani Ternak
Paket Bantuan Ternak/Barang Yang Diserahkan Kepada
Masyarakat TA. 2015 beberapa hal yang bisa disimpulkan
adalah sebagai berikut :
- diharapkan kegiatan paket
hibah ternak sapi, kerbau,
kambing dan unggas
tahun 2015 tepat sasaran,
terjalinnya koordinasi yang
optimal antara Pemerintah
Provinsi, Pemerintah
Kabupaten / Kota dan kelompok ternak sehingga
permasalahan/kendala yang muncul di lapangan bisa diatasi
secara bersama - sama. Segala permasalahan yang ada bisa
dikonsultasikan kepada Dinas karena secara teknis lebih paham
dalam mengatasi permasalahan yang ada sehingga bantuan
yang diterima oleh kelompok tani ternak bisa lebih bermanfaat.
- Regulasi hibah dan bansos sudah tertuang dalam
peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012
tentang perubahan aturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
tahun 2011 sehingga jelas kriteria penerima hibah dan
bansos yaitu peruntukkannya secara spesifik telah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 89
ditetapkan, tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus
menerus setiap tahun anggaran kecuali ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan, memenuhi persyaratan
penerima hibah. Pemberian hibah harus tetap mengacu
kepada SOP (Standart Operasional Prosedure), sesuai
dengan perencanaan yang ada. Dari sisi perencanaan dan
pengganggaran harus sama, tidak boleh ada perbedaan.
Hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan adalah
pada saat menuangkan naskah perjanjian harus diikat dari
sisi aturan main dan aspek hukum.
- Pertangungjawaban barang / ternak yang diserahkan
kepada masyarakat / kelompok harus dilaporkan kepada
Gubernur melalui SKPD terkait karena banyak hal -hal yang
tidak diinginkan sering terjadi di lapangan seperti bantuan
yang tidak tepat sasaran, barang yang tidak sesuai
spesifikasi dan kurang volume.
- Masalah administrasi
menjadi hal yang sangat
penting untuk diperhatikan
sehingga administrasi
bansos harus dilakukan
secara tertib. Beberapa hal
yang harus terpenuhi untuk kelengkapan administrasi yaitu
Berita Acara penyerahan yang dilengkapi dengan bukti - bukti
dokumentasi. Hal ini untuk memudahkan dalam menghadapi
pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang.
- Kegiatan bansos rawan penyimpangan terutama untuk
Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen,
Panitia/Pejabat Pengadaan/Unit Layanan pengadaan,
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Bendahara, Tim
teknis/Tim Verifikasi, Penyedia Barang/Jasa, Penerima
bantuan dan pihak lain yang ikut mengawal proposal
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 90
- Upaya untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah
terjadinya tindak pidana korupsi dengan meningkatkan
keimanan sesuai agama masing - masing, melaksanakan
tugas/amanah sesuai peraturan yang berlaku, jangan bersikap
konsumtif (diri sendiri dan keluarga), jangan takut berkata
tidak/loyalitas (positif), melaporkan segala penyimpangan yang
diketahui dan menjaga amanah yang dipercayakan.
4. Pertemuan Komisi Bibit- Pengembangan kelompok
- kelompok perbibitan
yang telah dilaksanakan
selama ini, selain telah
memperkuat terbentuknya
kawasan perbibitan di
daerah NTB juga mendukung program perbaikan kualitas
ternak sapi di daerah ini;
- Kelompok - kelompok perbibitan yang telah ada baik
melalui kegiatan uji performan mapun kelompok binaan
sarjana pendamping program, perlu ditetapkan standar dan
kriteria ternak bibit yang akan dikembangkan dalam daerah
dan memenuhi kebutuhan luar daerah;
- Untuk kelanjutan pengembangan kelompok perbibitan,
perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap
pelaksanaan pengembangan usaha perbibitan, penerapan
recording (pencatatan), kualitas ternak bibit dan harga yang
diperoleh oleh para peternak;
- Untuk mewujudkan peran dan tugas Komisi bibit secara
menyeluruh terutama dalam membantu memberikan
rekomendasi kepada pemerintah daerah khususnya
kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
NTB terkait kriteria dan standar harga bibit, perlu segera
dibuat petunjuk pelaksanan dan rencana kerja komisi bibit;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 91
- Komisi bibit agar dapat melakukan pembinaan dan monev
terhadap perkembangan kelompok-kelompok perbibitan
sehingga kelompok tersebut mempunyai rencana kerja
yang fokus dan terukur;
5. Pelatihan Kelompok Perbibitan- Pengembangan kelompok-
kelompok perbibitan yang
telah dilaksanakan selama
ini, diperlukan pelatihan-
pelatihan secara langsung
dipraktekkan dan bisa
diterapkan oleh kelompok;
- Kelompok-kelompok perbibitan dalam menyiapkan ternak
bibit yang berkualitas melalui recording secara teratur,
penentuan harga dan jaminan pemasaran bagi ternak
bibit harus jelas;
- Pelatihan dan pendamping bagi kelompok perbibitan
sangat diperlukan secara berkelanjutan dan akan
diupayakan studi banding di daerah - daerah yang sudah
maju usaha perbibitan dalam skala besar;
- Penanganan kesehatan hewan secara maksimal akan
dapat mencegah terjadinya kasus kejadian penyakit
hewan menular termasuk gangguan reproduksi pada
induk dan segera melaporkan kepada petugas
puskeswan terdekat agar segera dapat ditangani;
- Pelatihan pengolahan pakan hasil samping pertanian,
selain dapat menyediakan cadangan pakan pada musim
kemarau, juga melatih pelaku usaha untuk memanfaatkan
limbah pertanian yang ada di sekitar lokasi seperti jerami
padi, jagung, dll dalam bentuk silase, wafer jerami, dll.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 92
6. Pertemuan Sarjana Pendamping Kelompok Perbibitan- Program sarjana pendamping perbibitan yang telah
dilaksanakan mulai tahun 2007 sampai tahun 2015, telah
memperkuat terbentuknya kawasan perbibitan di daerah NTB;
- Program sarjana pendamping perbibitan selain membina
kelompok juga mempunyai peran yang sangat strategis
dalam membantu menyeleksi dan menetapkan calon
kelompok-kelompok perbibitan;
- Untuk kelanjutan program
sarjana pendamping
perbibitan, agar dilakukan
evaluasi secara
menyeluruh terhadap
pelaksanaan tugas,
koordinasi dan pelaporan.
Untuk selanjutnya terus dipertahankan dan diusulkan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari program perbibitan itu sendiri;
- Untuk mewujudkan program keberlanjutan tersebut, diminta
kepada masing - masing sarjana pendamping program
perbibitan untuk segera mengiri format laporan yang akan
disiapkan tim monev provinsi, untuk selanjutnya dibuatkan
dalam bentuk buku “Pencapaian program perbibitan di
daerah NTB” melalui pembentukan kawasan - kawasan
perbibitan oleh Sarjana Pendamping
- Penempatan dan pemberian tugas dan tanggungjawab
bagi sarjana pendamping perbibitan di masing - masing
daerah agar disesuaiakan dengan pedoman teknis yang
telah disusun oleh Direktorat Budidaya Ditjen. Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 93
7. Pertemuan Koordinasi Penguatan Kelompok Perbibitan- Pengembangan dan
penguatan kelembagaan
kelompok - kelompok
perbibitan menjadi suatu
keharusan, selain untuk
meningkatkan daya saing
usaha juga dimaksudkan
untuk mendorong agar produk - produk kelompok
perbibitan memiliki standar yang baik;
- Kelompok - kelompok perbibitan dalam menyiapkan ternak
bibit yang berkualitas selain untuk memperbaiki kualitas
ternak juga meningkatkan pendapatan peternak melalui
pembentukan koperasi berbasis kelompok;
- Pengajuan akses permodalan melalui perbankan khususnya
BRI, relatif sangat mudah, seperti KKPE dan KUR, syarat dan
agunan tidak menjadi hal yang utama, asalkan usulan
kelompok betul-betul dibahas secara bersama (BA
pembahasan) dan disertai RTDKK serta rekomendasi dari
dinas terkait, agunan bisa disesuaikan dengan nominal usulan;
- Syarat terbentuknya sebuah organisasi Koperasi hanya
dengan minimal anggota sebanyak 20 orang, saling
percaya dan saling mengawasi melalui Rapat Anggota,
Kepengurusan dan badan pengawas. Kooperasi berbasis
Kelompok akan sangat membantu anggota baik dalam
meningkatkan usaha, pendapatan keluarga dll;
- Kelembagaan kelompok untuk sementara bisa dilaksanakan
dengan mengajukan permohonan registrasi di tingkat desa,
kemudian dilanjutkan di tingkat kecamatan, yang ditandai
dengan surat keterangan pendaftaran pada semua tingkatan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 94
8. Pertemuan Koordinasi Investasi Pembibitan Ternak Tahun2015- Investasi perbibitan ternak di Wilayah Provinsi NTB ke depan
diwacanakan bahwa setiap Provinsi yang memenuhi
kebutuhan ternak sapi yang berasal dari NTB dilakukan
kerjasama dalam bentuk investasi sapi dapat dijelaskan
sebagai berikut : Provinsi tersebut berinvestasi pemeliharaan
ternak dengan membina kelompok - kelompok peternak yang
ada di Wilayah Provinsi NTB (10 Kabupaten/Kota se - NTB)
dengan masa pemeliharaan tertentu untuk siap dipanen yang
akan dikirim ke Provinsi tujuan, jadi Provinsi tersebut untuk
memenuhi kebutuhannya tidak tergantung pada quota yang
telah ditetapkan oleh Provinsi NTB. Selain investasi ternak
sapi juga dianjurkan untuk mengambil straw semen beku
produksi UPTD, BIB Banyumulek termasuk juga bibit legume
dari UPTD HMT Serading Sumbawa.
- Kurangnya minat pelaku usaha untuk menanamkan investasi
perbibitan ternak dan penggemukan ternak disebabkan
karena permodalan yang dibutuhkan cukup besar, resiko
yang dihadapi cukup tinggi seperti kematian ternak dan
pencurian ternak, serta minimnya informasi tentang peluang
dan potensi pengembangan perbibitan ternak sehingga
pengembangan investasi peternakan berjalan sangat lamban.
- Upaya penyelesaian permasalahan permodalan di Bidang
Peternakan melalui pendekatan Investasi permodalan pada
kelompok - kelompok peternak dengan berbasis industrialisasi
yaitu ke depan NTB akan mengurangi pengiriman ternak
hidup keluar NTB, mengoptimalkan pemotongan dan
pengolahan ternak di wilayah NTB misalnya pengiriman
daging beku, pengiriman hasil olahan bahan hasil hewan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 95
- Harapan ke depan kelompok di NTB berbadan hukum
sehingga dapat mengakses permodalan melalui Perbankan
maupun lembaga pembiayaan/perkreditan.
9. Sosialisasi Pengembangan Usaha Melalui Asuransi Ternaka. Dasar Hukum Asuransi Ternak (ATS) yaitu :
- Undang Undang Nomor 19 tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
- Keputusan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) No.S-578/
NB.11/2013 tanggal 27 Februari 2013 tentang Pencacatan
ijin produk asuransi ternak sapi (ATS) oleh Konsorsium
Asuransi Ternak Sapi (PT. Jasindo, PT. Asuransi Raya,
PT. Asuransi Bumida dan PT Asuransi Tri Pakarta)
- Permentan No. 40/Permentan/SR.230/7/2015 tanggal 13
Juli 2015 tentang Fasilitas Asuransi Pertanian
- Pedoman Pelaksanaan Asuransi Ternak Sapi (ATS)
dalam proses penandatanganan Direktur Jendral PSP,
Kementerian Pertanian RI.
- Skema Asuransi Ternak Sapi (ATS) memberikan jaminan
pengganti kepada pemilik, jika ternak sapi mengalami
resiko kematian karena penyakit, kecelakaan dan
melahirkan maupun resiko kehilangan atau lainnya
sebagaimana diatur didalam polis. Asuransi ini
memberikan perlindungan terhadap resiko kerugian baik
bagi peternak maupun perbankan.
- Asuransi ternak sapi yang mendapatkan ijin resmi dari
OJK dengan menunjuk Konsorsium Asuransi Ternak Sapi
(KATS) untuk memasarkan produk khusus ATS di
Indonesia. KATS diketuai oleh PT. Asuransi Jasa
Indonesia (AJI), dengan anggota PT. Asuransi Umum
Bumiputra Muda 1967, PT. Asuransi Tri Pakrata dan PT.
Asuransi Raya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 96
C. PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN SARANAPRASARANA TAHUN 2015
Peningkatan Pengelolaan Air Irigasi
Pada tahun 2015, kegiatan pengelolaan air irigasi untuk pertanian
khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis kelompok
dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui pembinaan, monitoring
dan evaluasi.
Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan
Pada tahun 2015, kegiatan perluasan areal dan pengelolaan lahan untuk
pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis
kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi
dan konsultasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi.
Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian
Pada tahun 2015, kegiatan pengelolaan sistem penyediaan dan
pengawasan alat mesin untuk pertanian khususnya pembangunan sektor
peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan
dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring
dan evaluasi.
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya.
Pada tahun 2015, kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di
basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui
koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring dan evaluasi. Disamping
hal tersebut, dilaksanakan pertemuan evaluasi terkait pelaksanaan
pengembangan sarana prasarana pertanian tahun 2014.
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
Pada tahun 2015, kegiatan fasilitasi pupuk dan pestisida untuk pertanian
khususnya pembangunan sektor peternakan di basis-basis kelompok dan
padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi
pembinaan, monitoring dan evaluasi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 97
Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis
perdesaan (PUAP)
Pada tahun 2015, kegiatan ini khususnya pembangunan sektor
peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan
dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring
dan evaluasi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 98
D. PELAKSANAAN TUGAS PELAYANAN PADA BIDANG BUDIDAYA DANPENGEMBANGAN TERNAK
1. Pelayanan Izin Pemasukan/Pengeluaran Ternak Bibit
Pada tahun 2015, sebanyak 250 surat pengajuan ijin permohonan
pemasukan ternak bibit dari beberapa daerah luar NTB ke daerah
kabupaten/kota se NTB, dan sebanyak 100 surat permohonan pengeluaran
ternak bibit dari daerah kabupaten/kota se NTB ke daerah konsumtif ternak
bibit di Indonesia.
2. Realisasi Pemasukan dan Pengeluaran Ternak Bibit
Realisasi dan pengeluaran ternak bibit pada tahun 2015 adalah sebagai
berikut :
- Pengeluaran sapi bibit dari alokasi pengeluaran sebanyak 10.000
(sepuluh ribu) ekor adalah sebanyak 7.049 (tujuh ribu empat puluh
sembilan) ekor dengan daerah tujuan Kalimantan Barat (1.436 ekor),
Kalimantan Tengah (262 ekor), Kalimantan Selatan (120 ekor),
Kalimantan Timur, Jambi (75 ekor), Riau (2.236), Kepulauan Riau
(231 ekor) dan Sulawesi Tenggara (284 ekor)
Realisasi pemasukan ternak bibit pada tahun 2015 adalah sebagai
berikut :
- Pemasukan kambing bibit sebanyak 5.405 (lima ribu empat ratus
lima) ekor dengan tujuan ke Kabupaten Lombok Tengah, Lombok
Utara dan Lombok Barat
- Pemasukan DOC sebanyak 35.443.884 (tiga puluh lima juta empat
ratus empat puluh tiga ribu delapan ratus delapan puluh empat) ekor
yang terdiri atas 21.429.884 (dua puluh satu juta empat ratus dua
puluh sembilan ribu delapan ratus delapan puluh empat) ekor
dialokasikan ke P. Lombok dan 14.014.000 (empat belas juta empat
belas ribu) ekor dialokasikan ke P. Sumbawa
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 99
E. MONITORING DAN EVALUASI
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) merupakan unsur penting
yang memberi input balik bagi perencanaan, karena evaluasi dapat menilai
kinerja sebuah organisasi dalam satu kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil
evaluasi tersebut diharapkan arah program dan kebijakan yang dituangkan
kedalam kegiatan akan mampu memenuhi tujuan Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan dan keinginan pemangku kepentingan. Sehingga untuk
memperoleh hasil yang diinginkan maka evaluasi dan monitoring harus
dilakukan secara terintegrasi sejak perencanaan, penggorganisasian,
pelaksanaan serta evaluasi dan monitoring.
Monitoring dan Evaluasi yang sifatnya terintegrasi akan dapat
menyimpulkan secara utuh, berhasil tidaknya suatu kegiatan yang dilakukan
oleh masing - masing fungsi yang berperan, konsistensi dan komitmen sejak
dari perencanaan, pengganggaran, pengorganisasian dan pelaksanaan
program / kegiatan penting untuk dipahami oleh para evaluator.
Adapun tujuan dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi adalah :
a. Memastikan kelompok - kelompok penerima bansos/hibah (barang/uang)
sudah menerima barang/jasa sesuai dengan yang ditetapkan disertai
dengan dokumen - dokumen penyerahan dan kelengkapan lainnya serta
dokumentasi kegiatan.
b. Memastikan kelompok - kelompok penerima Bansos dalam bentuk uang
sudah membelanjakan uangnya sesuai dengan RAB yang diusulkan oleh
kelompok
c. Kelompok penerima hibah/bansos bisa memberikan laporan terkait
penggunaan bansos/hibah, manfaat dan rencana pengembangan oleh
kelompok
Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan nantinya bisa dijadikan sebagai acuan
untuk perbaikan kegiatan tahun berikutnya sehingga target, output dan outcome
bisa tercapai.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 100
3. BIDANG KESEHATAN HEWAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesuksesan dan keberhasilan Program NTB Bumi Sejuta Sapi
(NTB BSS) dalam peningkatan populasi berdampak pada
permintaan provinsi lain untuk memenuhi ternak bibitnya semakin
meningkat. Mengingat Nusa Tenggara Barat bebas terhadap
beberapa penyakit hewan menular strategis (bebas Brucellosis dan
bebas Anthrax untuk P. Lombok). Hal ini merupakan peran dari
Bidang Kesehatan Hewan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pembangunan kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Program
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular
Strategis dan Penyakit Zoonosis merupakan program strategis yang
harus dikawal secara berkesinambungan.
Kebijakan pembangunan kesehatan hewan didasarkan atas
Visi Kesehatan Hewan yaitu Terwujudnya Kesehatan Hewan yang
Ideal melalui Pembangunan Kesehatan hewan yang Maju, Efektif
dan Efisien. Untuk mencapai visi tersebut dilaksanakan 4 (empat)
Misi Kesehatan hewan yaitu :
1) Melindungi Hewan : melindungi hewan dari penyakit yang
mengancam kelestarian sumberdaya hewan dan lingkungan
dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Melindungi Masyarakat: melindungi manusia/masyarakat dari resiko
yang berkaitan dengan hewan dan produknya dan memberikan
sumbangan baru bagi ilmu pengetahuan biologik dan medik.
3) Melindungi Lingkungan : melindungi lingkungan serta
mempertahankan sumberdaya genetik.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 101
4) Menfasilitasi perdagangan : memfasilitasi perdagangan dengan
pelayanan kesehatan hewan yang professional untuk mencapai
kesehatan hewan yang kondusif untuk menjamin kestabilan usaha
yang lestari dan berdaya saing.
Untuk tercapainya Visi dan Misi Kesehatan Hewan di Provinsi NTB,
Bidang kesehatan Hewan melaksanakan tugas pokok : Meningkatkan
kewaspadaan terhadap kejadian penyakit hewan menular strategis
(PHMS) secara dini dengan fungsi yang meliputi : Pengamatan
Penyakit Hewan (P2H); Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Hewan (P3H); dan Pengawasan Obat Hewan dan Pelayanan
Kesehatan Hewan (POH dan PKH).
B. TujuanTujuan Pembangunan Kesehatan Hewan di Provinsi NTB untuk menjamin
masyarakat terbebas dari penyakt zoonosis, menjaga dan mengamankan
potensi NTB sebagai sentra ternak sapi bali nasional dengan melindungi
ternak dari ancaman penyakit untuk terciptanya lingkungan budidaya yang
aman, ternak yang sehat dan produktif sehingga tercapainya Program NTB
Bumi Sejuta Sapi dan mendukung Program Pencapaian Swasembada
Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman,
Sehat, Utuh dan Halal.
Sasaran kegiatan Bidang Kesehatan Hewan meliputi :
1. Pengendalian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan
Menular Strategis (PHMS) selama 1 tahun ( Sumber Dana APBD)
2. Biosekuriti Perunggasan sebanyak 900 liter
3. Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax dengan output kegiatan
sebanyak 234.000 dosis
4. Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau dengan
output kegiatan sebanyak 6.500 dosis
5. Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit Parasiter dengan output
kegiatan sebanyak 6.100 dosis
6. Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit Bakterial Lainnya dengan
output kegiatan sebanyak 185.000 dosis
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 102
7. Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik dengan
output kegiatan sebanyak 1 laporan
8. Pembinaan dan Koordinasi Keswan dengan output kegiatan sebanyak
1 laporan
9. Pengamatan Penyakit Hewan dengan output kegiatan sebanyak 5
laporan
10.Unit Respon Cepat PHMS dengan output kegiatan sebanyak 5 laporan
11.Operasional Puskeswan dengan output kegiatan sebanyak 64 unit
C. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan Bidang Kesehatan Hewan adalah seluruh
stakeholders di 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota se - NTB terdiri dari Pejabat
Stuktural pada instansi vertikal dan pada Dinas yang menjalankan fungsi
Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten/Kota, tenaga fungsional
pada Dinas dan Puskeswan serta masyarakat lainnya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 103
B. PROGRAM/KEGIATAN DAN ANGGARAN
1. Sumber Dana APBDPemerintah Provinsi NTB melalui APBD memberikan dukungan
Program Pengendalian, Pencegahan dan Pemberantasan PHMS.
Untuk mensukseskan Program yang dicanangkan Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB pelaksanaannya didukung
kegiatan sebagai berikut :
1. Pertemuan koordinasi pencegahan dan pemberantasan PHMS
2. Belanja ATK
3. Belanja obat - obatan pelayanan keswan
4. Jasa pemeriksaan kesehatan hewan
5. Belanja Cetak dan penggandaan
6. Pembinaan/supervisi/sosialisasi PHMS (AI/RABIES)
7. Koordinasi/konsultasi/asistensi Pelayanan Kesehatan Hewan
8. Koordinasi dan Konsultasi Penanganan PHMS
2. Anggaran APBDAnggaran yang tersedia dari sumber dana APBD dalam menunjang
program yang dilaksanakan Bidang Kesehatan Hewan adalah
sebesar Rp. 709.752.000,-.(tujuh ratus sembilan juta tujuh ratus lima
puluh dua ribu rupiah), dengan realisasi keuangan sebesar Rp.
699.596.400 (enam ratus sembilan puluh sembilan juta lima ratus
sembilan puluh enam ribu empat ratus rupiah) atau 98,57%. Rincian
dapat disampaikan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 104
Tabel 28. Realisasi Anggaran Sumber Dana APBD Pada Bidang Kesehatan HewanTahun 2015
No Kegiatan Target Realisasi
1
2
Pertemuan Koordinasi Pencegahan Pengendalian danPemberantasan PHMSBelanja ATK
40.502.000
6.000.000
37.377.000
5.675.0003 Belanja Obat-obatan Pelayanan Keswan 325.000.000 324.495.40045
Jasa Pemeriksaan KeswanBelanja Cetak
150.000.000750.000
150.000.000750.000
6 Pembinaan/Supervisi/Surveilans/MonevPelayanan Keswan/Sosialisasi dan Pengendalian PHMS (AI/RABIES)
122.500.000 122.480.000
78
Koordinasi/Konsultasi/Asistensi Pelayanan Kesehatan HewanKoordinasi dan Konsultasi Penanganan PHMS
35.000.00030.000.000
35.000.00023.819.000
JUMLAH DANA 709.752.000 699.596.400
3. Sumber Dana APBNPemerintah Pusat melalui APBN memberikan dukungan dana Program
Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan
Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal. Anggaran yang
tersedia dari sumber dana APBN dalam menunjang program yang
dilaksanakan Bidang Kesehatan Hewan adalah sebesar Rp.
4.108.845.000,- (empat milyar seratus delapan juta delapan ratus
empat puluh lima ribu rupiah) atau sebesar 94,34% dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 29. Realisasi Anggaran Sumber Dana APBN Pada Bidang Kesehatan HewanTahun 2015
No Kegiatan Target Realisasi
1 Biosekuriti Perunggasan 99.000.000 99.000.0002 Pengendalian dan Penanggulangan AT 990.000.000 976.386.0003 Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi 641.454.000 588.189.3994 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter 397.850.000 384.840.0005
6789
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit BakterialLainnyaPerlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit EksotikPengamatan Penyakit HewanPembinaan dan koordinasi kesehatan hewanUnit Respon Cepat PHMS
1.224.915.000
30.000.000199.150.000
27.900.000275.950.000
1.162.526.500
29.230.000172.632.000
27.900.000231.362.000
10 Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan 578.150.000 560.095.000
JUMLAH DANA 4.108.845.000 3.876.636.899
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 105
C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN
1. APBDPelaksanaan dan capaian sasaran program kegiatan dengan sumber
dana APBD yang ada di Bidang Kesehatan Hewan dapat dilaporkan
sebagai berikut :
Pertemuan Koordinasi Pencegahan Pengendalian danPemberantasan PHMSPelaksanaan Pertemuan Koordinasi Pencegahan Pengendalian
dan Pemberantasan PHMS merupakan kegiatan seksi P3H.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada tanggal 11 –
13 Maret 2015 di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi NTB. Peserta pertemuan sebanyak 40 (empat puluh)
orang yang terdiri dari Kepala Bidang Keswan Kabupaten/Kota, staf
yang membidangi kesehatan hewan, petugas medis/paramedis
kecamatan serta kepala bidang/kasi/staf lingkup Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Tujuan pertemuan tersebut
adalah untuk meningkatkan koordinasi atau akselerasi kegiatan
antara provinsi dengan kabupaten/kota dalam rangka menciptakan
keselarasan program dan kegiatan penanggulangan penyakit
hewan menular strategis di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Hasil petermuan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di NTB relatif
terkendali sehingga NTB sebagai sumber ternak bibit dan salah
satu potensi dalam mendukung program nasional PSDS/K
dimana peran NTB melalui Bumi sejuta sapi mempunyai
kontribusi yang tidak dapat diabaikan;
2. Populasi yang diinginkan dalam program BSS telah dicapai dan
terus dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi melalui “BSS”
berkelanjutan dengan mengontrol pengeluaran ternak bibit dan
potong serta pemotongan dalam daerah;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 106
3. Ada 25 PHMS yang perlu kita waspadai sesuai dengan SK
Menteri Pertanian Nomor : 4026/kpts/OT.140/4/2013 Tanggal 1
April 2013 karena Provinsi NTB sebagai sumber bibit ternak sapi
bali nasional sangat memiliki nilai kompetitif yakni bebas dari
berbagai jenis PHMS seperti brucellosis, jembrana, SE (ngorok)
dan Anthrax di Pulau Lombok. Selain itu juga NTB telah berhasil
mempertahankan status bebas historis penyakit rabies.
4. Sebagai aparat/petugas peternakan harus mampu
mempertahankan NTB bebas beberapa PHMS (rabies,
brucellosis, hog cholera dan SE P. Lombok) dengan
memperkuat jejaring keswan kabupaten/kota dalam pengawasan
PHMS dan mewaspadai lalu lintas ternak ilegal yang mempunyai
potensi dalam penularan PHMS.
5. Setiap ada kegiatan terkait droping ternak pemerintah agar
bidang kesehatan hewan kabupaten/kota dilibatkan sehingga
bisa memberikan masukan sesuai teknis kesehatan hewan
6. Vaksin SE agar disediakan/ditargetkan dengan dosis yang lebih
untuk daerah - daerah kasus dan terancam kasus penyakit SE
walaupun tanpa biaya operasional vaksinasi
7. Untuk mencegah penularan virus AI, droping rapid test ke
kabupaten/kota agar diperbanyak jika memungkinkan sebagai
skrening test kasus penyakit AI
8. Dalam rangka NTB bebas AI 2016 syaratnya 2 tahun berturut -
turut tidak ada kasus, artinya tidak ada kasus selama 1 tahun
dari kasus terakhir dan 1 tahun berikutnya dilakukan surveillans
oleh BBV regional tidak juga ditemukan kasus maka melalui
pemerintah daerah membuat surat usulan ke menteri pertanian
yang didukung data dari dinas, kajian dari tim ahli dan
dukungan hasil surveillans dari BBV Denpasar
9. Kesehatan kabupaten/kota bersedia melakukan vaksinasi SE
bulanan untuk meningkatkan pengendalian penyakit SE
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 107
10. Untuk kasus penyakit AI dalam road map Indonesia bebas AI
tahun 2020 dan NTB bebas AI maka NTB termasuk wilayah
resiko sedang, untuk itu lakukan strategi yaitu deteksi dan
respon cepat, biosekuriti, vaksinasi (+/-), surveillans, penataan
rantai pasar unggas, kompartementalisasi dan zona,
pengendalian lalu lintas dan strategi penunjang lainnya
(regulasi dan lain-lain).
11. Perkembangan AI terkini di NTB, terdapat kasus di kabupaten
Bima bulan Maret 2015 lakukan respon cepat, penelusuran faktor
resiko penularan, KIE, kewaspadaan terhadap itik, kirim sampel ke
BBV, surveillans pasif 2015 dan 2016 serta lakukan langkah
pembebasan NTB tahun 2016 dari penyakit AI jika memungkinkan
12. Anggaran yang diperlukan NTB adalah untuk kegiatan deteksi,
lapor dan respon cepat, biosekurity, surveillans dan monev.
13. Dalam mendukung nasional veteriner services (NVS) maka
petugas pelayanan di bidang keswan disebut petugas
pelayanan veteriner
14. Kapasitas SDM perlu ditingkatkan sesuai dengan prioritas
pengendalian PHMS
15. Jika kapasitas SDM memadai sangat diperlukan dukungan
sarana dan operasional agar dapat diaplikasikan di lapangan
Belanja ATKKetersediaan dana ATK untuk membiayai kegiatan Bidang
Kesehatan Hewan adalah sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta
rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 5.675.000,- (lima juta enam
ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) atau sebesar 94,6%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 108
Belanja Obat – obatan Kesehatan HewanBelanja obat-obatan
- Biaya obat – obatan penanganan cacing pada pedet
Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh
puluh lima juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
74.846.000,- (tujuh puluh empat juta delapan ratus empat puluh
enam ribu rupiah) atau sebesar 99,79%. Jenis obat penanganan
cacing yang diadakan sebagaimana tabel 29 berikut :
Tabel 30. Jenis Obat Penanganan Cacing Tahun 2015
No. Uraian Pekerjaan Volume SatuanHargasatuan(Rp.)
Total (Rp.)
1. Albenol-300 Bolus 1.352 Blister 30.000 40.560.000
2. B-Sanplex Inj 50 ml 600 Botol 25.250 15.150.000
3. Limoxin 25 Spray 200 ml 60 Botol 173.000 10.380.000
4. Sulfa Strong 20 ml 398 Botol 22.000 8.756.000
Jumlah 74.846.000
- Biaya alat dan bahan obat - obatan pencegahan Rabies
Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh
lima juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 74.975.000,- (tujuh
puluh empat juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) atau
sebesar 99,97% dengan jenis pengadaan sebagaimana tabel 30
berikut :
Tabel 31. Biaya Alat dan Bahan Obat – Obatan PencegahanRabies Tahun 2015
No. UraianPekerjaan Volume Satuan
HargaSatuan(Rp.)
Total (Rp.)
1. Strichnin 3 Kg 16.300.000 48.900.000
2. Sarung tangan 193 Box 75.000 14.475.000
3. Masker 200 Box 58.000 11.600.000
Jumlah 74.975.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 109
- Biaya alat dan bahan obat - obatan pencegahan AI
Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh
puluh lima juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
74.846.800,- (tujuh puluh empat juta delapan ratus empat puluh
enam ribu delapan ratus) atau sebesar 99,79% dengan rincian
pengadaan sebagaimana tabel 31 berikut :
Tabel 32. Biaya Alat dan Bahan Obat – Obatan Pencegahan AITahun 2015
No Obat – Obatan Volume Satuan Harga(Rp.)
Jumlah(Rp.)
1 Rapid Test Kid AI,Anigen (isi 30 Test Kit) 2 Box isi @
30 Test) 4.997.000 9.994.000
2 Disposible Syringe 3 ml100/pk 30 Box @
100 bh 190.000 5.700.000
3 Vita Strong 5 Gr(Medion) 204 isi 40
sachet/Box 45.000 9.180.000
4 Caprivac ND-AI-K 500dosis 184 Botol @
150ml 259.200 47.692.800
5 Microtube 1,5 ml(500/pak) 10 Pak 228.000 2.280.000
Jumlah 74.846.800
- Biaya alat dan bahan obat - obatan/vaksin AT
Jumlah dana yang tersedia Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 49.978.400,-
(empat puluh sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh delapan
ribu empat ratus rupiah) atau sebesar 99,96% dengan rincian
pengadaan sebagaimana tabel 32 berikut :
Tabel 33. Biaya Alat, Bahan Obat – Obatan/Vaksin AT
No. Uraian Alat/Bahan Volume Satuan Harga(Rp)
Jumlah(Rp.)
1 Vet-Oxy SB 50 ml 500 Botol 33.300 16.650.000
2 Glucortin-20 50 ml 150 Botol 160.000 24.000.000
3 Pilocarpin Inj 5 ml 268 Botol 26.300 7.048.400
4 Microtube 1,5 ml(500/pak) 10 Pak 228.000 2.280.000
Jumlah 49.978.400
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 110
- Biaya alat dan bahan obat - obatan/vaksin SE
Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 49.978.400,-
(empat puluh sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh delapan
ribu empat ratus rupiah) atau sebesar 99,95% dengan rincian
pengadaan sebagaimana tabel 33 berikut :
Tabel 34. Biaya Alat dan Bahan Obat – Obatan/Vaksin SE
No. Uraian Alat/Bahan Volume Satuan Harga(Rp)
Jumlah(Rp.)
1 Vet-Oxy SB 50 ml 500 Botol 33.300 16.650.000
2 Glucortin-20 50 ml 150 Botol 160.000 24.000.000
3 Pilocarpin Inj 5 ml 268 Botol 26.300 7.048.400
4 Microtube 1,5 ml(500/pak) 10 Pak 228.000 2.280.000
JUMLAH 49.978.400
Jasa Pemeriksaan Keswan- Biaya Jasa Pemeriksaan Penanganan Cacing
Dana yang tersedia sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima
juta rupiah) dengan realisasi 100%.
Jasa pemeriksaan penanganan cacing ini merupakan dana untuk
mendukung program penanganan cacing pada pedet.
Penanganan cacing pada pedet dilakukan melalui pengambilan
sampel faeces sejumlah 2.535 sampel dengan jasa pengambilan
sampel, pengobatan dan pemeriksaan Rp. 4.600,-/sampel,
pemeriksaan sampel faeces sejumlah 2.535 sampel. Kegiatan ini
dilaksanakan di 2 kabupaten. Rincian target untuk masing-masing
kabupaten/kota sebagaimana tabel 34 berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 111
Tabel 35. Target dan Realisasi Pemeriksaan Cacing Tahun 2015
No Kabupaten/Kota
Target RealisasiPengambilan
sampelPengobatan Pemeriksaan
sampelPengambilan
sampelPengobatan Pemeriksaan
sampel
1 LombokUtara 835 858 835 858 835 858
2 LombokTimur 1.700 1.739 1.700 1.739 1.700 1.739
Jumlah 2.535 2.597 2.535 2.597 2.535 2.597
- Biaya Jasa Pencegahan dan Penolakan Rabies
Pada kegiatan jasa pencegahan dan penolakan rabies tersedia
dana sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah)
dengan realisasi sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta
rupiah) 100% digunakan untuk jasa eliminasi anjing sebanyak
3.500 ekor dengan jasa Rp. 10.000,-/ekor. Jasa pengambilan
dan biaya pemeriksaan sampel otak yang dikirim ke BBV
Denpasar untuk dilakukan pengujian FAT dibiayai dari APBN.
Kegiatan eliminasi dilaksanakan di 4 kabupaten dan 1 kota
sedangkan pangambilan sampel otak anjing dilaksanakan di 10
kabupaten/kota. Kegiatan harus tetap dilaksanakan secara
berkesinambungan dalam upaya mempertahankan wilayah
provinsi NTB “ Bebas Histori Rabies”. Untuk lebih jelasnya
rincian target sebagaimana tabel 35 berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 112
Tabel 36. Target dan Realisasi Pencegahan dan Penolakan Rabies Tahun 2015
NoKabupaten/
Kota
Target Realisasi
EliminasiAnjing
Pengambilansampel
Pemeriksaansampel
EliminasiAnjing
Pengambilansampel
Pemeriksaansampel
1 Mataram - 20 20 - 20 20
2 Lombok Barat - 40 40 - 40 40
3 Lombok Utara - 40 40 - 40 40
4 LombokTengah - 50 50 - 50 50
5 Lombok Timur - 70 70 - 70 70
6 SumbawaBarat 600 30 30 600 30 30
7 Sumbawa 750 40 40 750 40 40
8 Dompu 750 40 40 811 40 40
9 Bima 750 40 40 750 40 40
10 Kota Bima 650 30 30 717 30 30
Jumlah 3.500 400 400 3.628 400 400
- Biaya Jasa Vaksinasi AI
Ketersediaan dana pada kegiatan jasa vaksinasi AI sejumlah Rp.
30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.
30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) atau sebesar 100%. Target
vaksinasi sejumlah 20.000 dosis, jasa yang diberikan Rp. 1.500,-/
dosis. Target per kabupaten/kota sebagaimana tabel 35 berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 113
Tabel 37. Target dan Realisasi Vaksinasi AI Tahun 2015
No. Kabupaten/Kota Target (Dosis) Realisasi(Dosis)
1. Kota Mataram 2.000 2.0262. Lombok Barat 2.500 2.5873. Lombok Utara 2.000 2.0854. Lombok Tengah 4.000 7.5365. Lombok Timur 4.000 4.7326. Sumbawa Barat - -7. Sumbawa - -8. Dompu 1.500 1.7259. Bima 2.500 2.500
10. Kota Bima 1.500 2.571Jumlah 20.000 25.762
- Biaya Jasa Vaksinasi SE
Ketersediaan dana kegiatan jasa vaksinasi SE sebesar Rp.
30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.
30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) atau sebesar 100% dengan target
vaksinasi sejumlah 12.000 dosis, jasa yang diberikan Rp. 2.500,-
/dosis.Target Per Kabupaten/Kota sebagaimana tabel 36 berikut :
Tabel 38. Target dan Realisasi Vaksinasi SE
No. Kabupaten/Kota Target(Dosis)
Realisasi(Dosis)
1. Kota Mataram - -
2. Lombok Barat - -
3. Lombok Utara - -
4. Lombok Tengah - -
5. Lombok Timur - -
6. Sumbawa Barat - -
7. Sumbawa - -
8. Dompu - -
9. Bima - -
10. Kota Bima 12.000 12.100
Jumlah 12.000 12.100
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 114
- Biaya Jasa Vaksinasi Anthrax
Ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan vaksinasi Anthrax
sejumlah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dengan
realisasi sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) atau
sebesar 100% dengan target vaksinasi 8.000 dosis, jasa yang
diberikan Rp. 2.500,-/dosis.
Tabel 39. Target dan Realisasi Vaksinasi Anthrax Tahun 2015
No. Kabupaten/Kota Target(Dosis)
Realisasi(Dosis)
1. Kota Mataram - -
2. Lombok Barat 2.000 3.167
3. Lombok Utara - -
4. Lombok Tengah 6.000 7.095
5. Lombok Timur - -
6. Sumbawa Barat - -
7. Sumbawa - -
8. Dompu - -
9. Bima - -
10. Kota Bima - -
Jumlah 8.000 10.262
Belanja Perjalanan Dinas Dalam DaerahBelanja perjalanan dinas dalam daerah digunakan untuk membiayai
kegiatan pembinaan, supervisi, surveilance, monev pelayanan
Bidang Keswan dan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian
PHMS di 10 kabupaten/kota se - Nusa Tenggara Barat dengan
ketersediaan dana sebesar Rp. 122.500.000,- (seratus dua puluh
dua juta lima ratus ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.
122.480.000,- (seratus dua puluh dua juta empat ratus delapan
puluh ribu rupiah) atau sebesar 99,98%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 115
Belanja Perjalanan Dinas Luar DaerahBelanja perjalanan dinas luar daerah digunakan untuk mendukung
kegiatan yang dilaksanakan oleh pusat di luar Nusa Tenggara Barat
dengan ketersediaan dana sebesar Rp. 65.000.000,- (enam puluh
lima juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp. 58.819.000,- (lima
puluh delapan juta delapan ratus sembilan belas ribu rupiah) atau
sebesar 90,5%.
2. APBNPelaksanaan dan capaian sasaran program kegiatan dengan sumber
dana APBN yang ada di Bidang Kesehatan Hewan dapat dilaporkan
sebagai berikut :
BIOSEKURITI PERUNGGASAN
Baseline Biosekuriti Perunggasan dengan output 900 liter
penyemprotan dengan menggunakan desinfektan yang dilakukan
pada sektor 4 (backyard) unggas pekarangan.
Tabel 40. Target dan Realisasi Penyemprotan DesinfektanTahun 2015
No Kecamatan Target JumlahDesinfektan
Populasi (Ekor)Ayam Itik Burung Jumlah
1 Mataram 100 100 2.111 328 - 3.439
2 LombokBarat 100 130 638 127 209 974
3 LombokUtara 50 50 6.493 - 1.116 7.609
4 LombokTengah 125 125 2.396 5 - 2.411
5 LombokTimur 125 125 1.024 70 60 1.354
6 SumbawaBarat 50 50 22.755 2,181 424 25.360
7 Sumbawa 100 118 35.409 - - 5.4098 Dompu 100 100 91.534 3.716 - 105.2509 Bima 100 100 22.169 841 - 3.010
10 Kota Bima 50 50 3.760 665 - 5.230
NTB 900 948 88.289 9.143 1.809 210.046
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 116
- Pengadaan pakaian lapangan
No. Uraian VolumeHargaSatuan(Rp.)
HargaTotal (Rp.)
1. Pakaian Lapangan 50 Buah 284.000 14.200.0002. Sepatu Boot Panjang 50 Buah 132.000 6.600.0003. Jas Hujan 50 Buah 101.000 5.050.0004. Masker 50 Box 58.000 2.900.0005. Sarung Tangan 50 Box 75.000 3.750.000
Jumlah 32.500.000
Terbilang : Tiga Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX
Untuk mendukung kegiatan ini ada beberapa sub kegiatan yaitu
honor PPK, belanja bahan, kegiatan pertemuan, belanja bahan non
operasional, belanja perjalanan dinas biasa.
Kegiatan Volume Anggaran(Rp.)
Realisasi(Rp.)
Sisa Dana(Rp.)
Pengendalian danPenanggulangan Anthrax
234.000Dosis
Koordinasi Pemberantasan AT
Koordinasi pemberantasan Anthrax
Honor Operasional Satuan Kerja
- Honor Pejabat PembuatKomitmen Bidang Keswan[1 ORG x 12 BLN]
12 OB 10.200.000 10.200.000 -
Belanja Bahan
- ATK 1 Tahun 3.326.000 3.325.000 1.000
- ATK Rakor AT 1 Kegiatan 3.030.000 2.997.000 33.000
- Vaksin AT 50.000 Dosis 50.000.000 47.500.000 2.500.000
- Alat Penanggulangan AT 1 Paket 30.000.000 17.985.300 14.700
- Bahan Pemeriksaan Lab 1 Paket 21.950.000 21.785.000 165.000
Honor Output Kegiatan- Honor Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan 1 Paket 1.350.000 - 1.350.000
- Honor PejabatPengadaan Barang/Jasa 2 Paket 660.000 - 660.000
RAPAT KOORDINASI AT SE - NTB
- Pengarah 1 OK 500.000 500.000 -
- Ketua 1 OK 450.000 450.000 -
- Sekretaris 1 OK 400.000 400.000 -
- Anggota 4 OK 1.400.000 1.400.000 -
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 117
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Imbalan OperasionalPetugas AdministrasiPelaksana KegiatanPemberantasan AT[2 ORG x 12 BLN]
24 OB 36.000.000 36.000.000 -
- Imbalan OperasionalTim Pengendalian danPemberantasan AnthraxProvinsi[15 ORG x 10 OB]
150 OB 52.500.000 52.500.000 -
- Imbalan OperasionalTim Pengendalian danPemberantasan AnthraxKab/Kota se - NTB[18 ORG x 10 OB]
180 OB 45.000.000 45.000.000 -
- OperasionalPemusnahanDisposal
1 Tahun 9.800.000 1.380.000 8.420.000
Belanja Jasa Profesi- Honor Narasumber
Rakor/Bimtek/Pertemuan
12 OJ 6.000.000 6.000.000 -
- Honor NarasumberTenaga Ahli 2 OJ 1.700.000 1.700.000 -
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
RAPAT KOORDINASI AT SE – NTB
- Paket Meeting 1 Paket 21.300.000 21.275.000 25.000
- Bantuan Transport 1 Paket 8.960.000 8.515.000 445.000
- Uang Saku 37 OK 9.250.000 9.250.000 -
Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax di Kawasan Kota Bima
Koordinasi Pemberantasan Anthrax
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Operasional Vaksinasi 9.500 Dosis 23.750.000 23.750.000 -- Operasional Petugas
Pengambilan Sampel(Pra Vaksinasi)
200 Dosis 1.000.000 1.000.000 -
- Operasional PetugasPengambil Sampel(Post Vaksinasi)
200 Dosis 1.000.000 1.000.000 -
- Operasional TimPengendalian danPenanggulanganAnthrax
1 Tahun 12.000.000 12.000.000 -
Belanja Perjalanan Biasa- Monitoring dan Evaluasi
ke Kab/Kota Bima 1 OP 2.000.000 2.000.000 -
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN DI KAB.SUMBAWAKoordinasi Pemberantasan Anthrax
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Operasional Vaksinasi 61.000 Dosis 152.500.000 152.500.000 -- Operasional Petugas
Pengambilan Sampel(Pra Vaksinasi)
500 Dosis 2.500.000 2.500.000 -
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 118
- Operasional PetugasPengambil Sampel(Post Vaksinasi)
500 Dosis 2.500.000 2.500.000 -
- Operasional TimPengendalian danPenanggulangan Anthrax
1 Tahun 14.800.000 14.800.000 -
Belanja Perjalanan Biasa
- Monitoring dan Evaluasike Kab Sumbawa
1 OP 1.850.000 1.850.000 -
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN DI KAB. DOMPU
Koordinasi Pemberantasan Anthrax
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Operasional Vaksinasi 35.000 Dosis 87.500.000 87.500.000 -
- Operasional PetugasPengambilan Sampel(Pra Vaksinasi)
300 Dosis 1.500.000 1.500.000 -
- Operasional PetugasPengambil Sampel(Post Vaksinasi)
300 Dosis 1.500.000 1.500.000 -
- Operasional TimPengendalian danPenanggulangan Anthrax
1 Tahun 11.700.000 11.700.000 -
Belanja Perjalanan Biasa
- Monitoring dan Evaluasike Kab Dompu
1 OP 1.950.000 1.950.000 -
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN DI SUMBAWABARAT
Koordinasi Pemberantasan Anthrax
Belanja Bahan
- ATK 1 Kegiatan 250.000 250.000 -
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Operasional Vaksinasi 15.000 Dosis 37.500.000 37.500.000 -
- Operasional PetugasPengambilan Sampel(Pra Vaksinasi)
225 Sampel 1.125.000 1.125.000 -
- Operasional PetugasPengambil Sampel (PostVaksinasi)
225 Sampel 1.125.000 1.125.000 -
- Operasional TimPengendalian danPenanggulangan Anthrax
1 Tahun 10.500.000 10.500.000 -
Belanja Perjalanan Biasa
- Monitoring dan Evaluasike Kab Sumbawa Barat
1 OP 1.750.000 1.750.000 -
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 119
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOKTENGAH
Koordinasi Pemberantasan Anthrax
Belanja Bahan
- ATK 1 Kegiatan 250.000 250.000 -
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Operasional Vaksinasi 500 Dosis 1.250.000 1.250.000 -
- Operasional PetugasPengambilan Sampel(Pra Vaksinasi)
100 Sampel 500.000 500.000 -
- Operasional PetugasPengambil Sampel (PostVaksinasi)
100 Sampel 500.000 500.000 -
Belanja Perjalanan Biasa
- Monitoring dan EvaluasiKe Kab. Loteng 8 OH 2.800.000 2.800.000 -
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOKTIMUR
Koordinasi Pemberantasan Anthrax
Belanja Bahan
- ATK 1 Kegiatan 250.000 250.000 -
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Operasional Vaksinasi 2.000 Dosis 5.000.000 5.000.000 -- Operasional Petugas
Pengambilan Sampel(Pra Vaksinasi)
100 Sampel 500.000 500.000 -
- Operasional PetugasPengambil Sampel(Post Vaksinasi)
100 Sampel 500.000 500.000 -
Belanja Perjalanan Biasa
- Monitoring dan Evaluasike Kab Lotim 5 OH 1.750.000 1.400.000 350.000
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. BIMA
Koordinasi Pemberantasan Anthrax
Belanja Bahan
- ATK 1 Kegiatan 250.000 250.000 -
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Operasional Vaksinasi 60.000 Dosis 150.000.000 150.000.000 -
- Operasional PetugasPengambilan Sampel(Pra Vaksinasi)
500 Sampel 2.500.000 2.500.000 -
- Operasional PetugasPengambil Sampel(Post Vaksinasi)
500 Sampel 2.500.000 2.500.000 -
- Operasional TimPengendalian danPenanggulangan Anthrax
1 Tahun 12.000.000 12.000.000 -
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 120
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOKBARATKoordinasi Pemberantasan Anthrax
Belanja Bahan
- ATK 1 Kegiatan 250.000 250.000 -
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Operasional Vaksinasi 500 Dosis 1.250.000 1.250.000 -- Operasional Petugas
Pengambilan Sampel(Pra Vaksinasi)
50 Sampel 250.000 250.000 -
- Operasional PetugasPengambil Sampel(Post Vaksinasi)
50 Sampel 250.000 250.000 -
- Operasional TimPengendalian danPenanggulangan Anthrax
1 Tahun 2.100.000 2.100.000 -
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOKUTARA
Koordinasi Pemberantasan Anthrax
Belanja Bahan
- ATK 1 Kegiatan 250.000 250.000 -
Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional Vaksinasi 500 Dosis 1.250.000 1.250.000 -- Operasional Petugas
Pengambilan Sampel(Pra Vaksinasi)
25 Sampel 125.000 125.000 -
- Operasional PetugasPengambil Sampel(Post Vaksinasi)
25 Sampel 125.000 125.000 -
- Operasional TimPengendalian danPenanggulangan Anthrax
1 Tahun 1.400.000 1.400.000 -
- Pengadaan - Pengadaan Pada Kegiatan Anthrax
1. Pengadaan Vaksin Anthrax
No. Uraian VolumeHargaSatuan(Rp.)
HargaTotal(Rp.)
1. Vaksin Anthrax 50.000 dosis 950 47.500.000
Jumlah 47.500.000
Terbilang : Empat Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 121
2. Pengadaan Alat Anthrax
No. Uraian VolumeHargaSatuan(Rp.)
HargaTotal (Rp.)
1.2.3.
Mikrotube 1,5 ml (500/pak)Spuit Mika 10 ml europlexNeedle 18 x 11/12Ex. Europlex
20 pak100 buah43 buah
228.00096.80087.100
4.560.0009.680.0003.745.300
Jumlah 17.985.300
Terbilang : Tujuh Belas Juta Sembilan Ratus Delapan PuluhLima Ribu Tiga Ratus Rupiah
3. Pengadaan Bahan Pemeriksaan Laboratorium
No. Uraian VolumeHargaSatuan(Rp.)
HargaTotal (Rp.)
1.
2.
3.
4.
Antigen Anthrax 1 ml
Konjugat merk Silenus
ABTS merk Sigma
Botol scoot 1000 ml
8 Botol
1 Botol
2 buah
10 Botol
1.720.000
5.130.000
2.700.000
93.500
8.600.000
5.130.000
5.400.000
1.215.500Jumlah 21.785.000
Terbilang : Dua Puluh Satu Juta Tujuh Ratus DelapanPuluh Lima Ribu Rupiah
4. Operasional Vaksinasi Anthrax
No Kabupaten/Kota Target Realisasi
1 Mataram - -
2 Lombok Utara 500 507
3 Lombok Timur 2.000 2.285
4 Sumbawa Barat 15.000 29.078
5 Sumbawa 61.000 83.189
8 Dompu 35.000 47.343
9 Bima 60.000 60.546
10 Kota Bima 9.500 13.902
Jumlah 183.000 236.868
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 122
- Pertemuan Rapat Koordinasi Anthrax
Rapat Koordinasi Anthrax merupakan rapat tahunan yang rutin
digelar guna menselaraskan baik itu tujuan maupun proses
dalam memberantas penyakit Anthrax khususnya di pulau
Sumbawa yang hingga saat ini masih merupakan daerah
endemis. Dalam rapat yang dilaksanakan pada tanggal 17-18
Desember 2015 bertempat di hotel Puri Indah Mataram ini
dihadiri oleh 30 orang peserta baik itu kepala bidang, kepala
seksi maupun petugas lapangan se - NTB
- Operasional Pengambilan Sampel Pre dan Post Vaksinasi
Ketersediaan Operasional Pengambilan Pre dan Post Vaksinasi
sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan
realisasi sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) atau
100%. Operasional ini digunakan untuk membiayai petugas di
lapangan dalam pengambilan sampel pre dan post vaksinasi
dengan target sebagai berikut :
No Kabupaten/KotaTarget Realisasi
PreVaksinasi
PostVaksinasi
PreVaksinasi
PostVaksinasi
1 Mataram - - - -2 Lombok Barat 50 50 50 503 Lombok Utara 25 25 25 254 Lombok Tengah 175 175 175 1755 Lombok Timur 150 150 150 1506 Sumbawa Barat 500 500 500 5007 Sumbawa 600 600 600 6008 Dompu 500 500 500 5009 Bima 800 800 802 80210 Kota Bima 200 200 200 200
Jumlah 3.000 3.000 3.002 3.002
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 123
PENANGGULANGAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA SAPI/
KERBAU
Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau dapat
terlaksana bila terjadi peningkatan populasi dengan meningkatkan
angka kelahiran dan menurunkan angka kematian ternak. Peningkatan
angka kelahiran dan penurunan angka kematian dapat terjadi jika
tercapai Status Kesehatan Hewan yang Optimal. Status Kesehatan
hewan terkait dengan Penyakit Hewan Menular (PHM), Penyakit Non
Infeksius Berdampak Ekonomi Tinggi dan Penyakit Gangguan
Reproduksi. Penyakit Gangguan reproduksi berpengaruh terhadap
rendahnya Service per Conception (S/C), panjangnya Calving Interval
(CI), rendahnya angka kelahiran dan terjadinya kemajiran.
Penjaminan terhadap kesehatan reproduksi (medik reproduksi)
dilakukan melalui penanganan gangguan reproduksi berupa
pemeriksaan status reproduksi, pengobatan dan terapi hormonal serta
pelayanan kebidanan seperti distokia, retensi plasenta dan prolapsus
uteri. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi ditargetkan
untuk meningkatkan kelahiran dengan ditandai interval beranak
(Calving Interval) yang mendekati normal. Kegagalan reproduksi
pada ternak sapi dan kerbau ditandai dengan kawin berulang (repeat
breader), anestrus untuk jangka lama maupun yang menunjukkan
gejala klinis gangguan reproduksi pasca melahirkan.
Hasil penelitian drh. Agus Prihatno, MP. Menyebutkan bahwa rata -
rata 20% dari total populasi ternak adalah mengalami gangguan
reproduksi yang meliputi : hipofungsi, silent heat, endometritis, kista,
CLP dan lain - lain.
Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau
merupakan kegiatan prioritas sehinga dalam perencanaanya disusun
mulai dari pengadaan peralatan, pengadaan hormone dan vitamin,
operasional pencatatan, pengadaan kandang knock down crush,
operasional pemeriksaan, operasional pengobatan, monitoring/
evaluasi serta pertemuan atau bimtek gangguan reproduksi yang
pesertanya terdiri dari 10 Kabupaten Kota se-NTB.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 124
Hasil Kegiatan Penanganan Ternak yang Mengalamin Reproduksi di
10 (sepuluh) Kabupaten/Kota se - Provinsi NTB yang dibiayai dari
anggaran APBN pada tahun 2015 adalah dalam tabel berikut :
Realisasi Keuangan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada
Sapi/kerbau dapat ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 41. Realisasi Keuangan Kegiatan Penanggulangan Ternak
Yang Mengalami Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau
Uraian VolumeJumlah
Anggaran(Rp.)
Realisasi(Rp.)
Sisa Dana(Rp.)
PenanggulanganGangguan ReproduksiPada Sapi/Kerbau
6.500 Dosis
Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan ReproduksiBelanja Bahan- Peralatan dan Bahan
Gangguan Reproduksi 1 Paket 46.000.000 44.625.400
- ATK 1 Tahun 5.500.000 5.500.000- Hormon, Vitamin
Gangguan Reproduksi 1 Paket 96.000.000 95.949.000
Honor Output Kegiatan RAPAT RAPAT KOORDINASI GANGGUAN REPRODUKSI
- Pengarah 1 OK 500.000 450.000 50.000- Ketua 1 OK 450.000 400.000 50.000- Sekretaris 1 OK 400.000 300.000 100.000- Anggota 4 OK 1.400.000 1.200.000 200.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Administrasi dan
Pelaporan 1 Tahun 4.500.000 1.500.000 3.000.000
- Analisa Tabulasi Data 1 Kegiatan 5.200.000 5.125.000 75.000- Paket Meeting 1 Paket 42.404.000 12.590.000 29.184.000Belanja Jasa Profesi- Honor Narasumber
Rakor/Bimtek/Pertemuan
12 OJ 6.000.000 6.000.000 -
- Honor NarasumberTenaga Ahli 4 OJ 3.400.000 3.400.000 -
Belanja Perjalanan Dinas Biasa- Pertemuan, Koordinasi,
Konsultasi ke Jakarta/Daerah lainnya
5 OP 30.000.000 17.241.399 12.758.601
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam KotaRAPAT KOORDINASI GANGGUAN REPRODUKSI
- Bantuan Transport 1 Paket 10.000.000 6.930.000- Uang Saku 30 OK 7.500.000 7.500.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 125
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DIKAWASAN KOTA BIMAPenanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan ReproduksiBelanja Bahan- ATK 1 Tahun 2.450.000 2.450.000Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional Petugas
Pencatatan GangguanReproduksi
400 Ekor 1.200.000 1.200.000
- OperasionalPemeriksaan/Penanganan GangguanReproduksi
400 Ekor 3.600.000 3.600.000
- OperasionalPengobatan/Penanganan GangguanReproduksi
400 Dosis 4.400.000 4.400.000
- Kandang Knock DownCrush 1 Unit 2.000.000 2.000.000
Belanja Perjalanan Biasa- Monitoring dan
Evaluasi ke Kab. Bima 1 OP 2.000.000 2.000.000
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DIKAWASAN KAB SUMBAWAPenanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan ReproduksiBelanja Bahan- ATK 1 Tahun 2.000.000 1.995.000Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional Petugas
Pencatatan GangguanReproduksi
500 Ekor 1.500.000 1.500.000
- OperasionalPemeriksaan/Penanganan GangguanReproduksi
500 Ekor 4.500.000 4.500.000
- OperasionalPengobatan/Penanganan GangguanReproduksi
500 Dosis 5.500.000 5.500.000
- Kandang Knock DownCrush 1 Unit 2.000.000 2.000.000
Belanja Perjalanan Biasa- Monitoring dan
Evaluasi ke KabupatenSumbawa
1 OP 1.850.000 1.850.000
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DIKAWASAN KAB DOMPUPenanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan ReproduksiBelanja Bahan- ATK 1 Tahun 2.000.000 2.000.000Belanja Barang Non Operasional Lainnya
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 126
- Operasional PetugasPencatatan GangguanReproduksi
600 Ekor 1.800.000 1.800.000
- OperasionalPemeriksaan/Penanganan GangguanReproduksi
600 Ekor 5.400.000 5.400.000
- OperasionalPengobatan/Penanganan GangguanReproduksi
600 Dosis 6.600.000 6.600.000
- Kandang Knock DownCrush 1 Unit 2.000.000 2.000.000
Belanja Perjalanan Biasa- Monitoring dan Evaluasi
ke Kab. Dompu 1 OP 1.950.000 1.950.000
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DIKAB KAWASAN SUMBAWA BARATPenanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi
Belanja Bahan
- ATK 1 Tahun 2.500.000 2.500.000
- Belanja Barang NonOperasional Lainnya 400 Ekor 1.200.000 1.200.000
- Operasional PetugasPencatatan GangguanReproduksi
400 Ekor 1.200.000 1.200.000
- OperasionalPemeriksaan/Penanganan GangguanReproduksi
400 Ekor 3.600.000 3.600.000
- OperasionalPengobatan/Penanganan GangguanReproduksi
400 Dosis 4.400.000 4.400.000
- Kandang Knock DownCrush 1 Unit 2.000.000 2.000.000
Belanja Perjalanan Biasa
- Monitoring dan evaluasike Kab. Sumbawa Barat 1 OP 1.750.000 1.750.000
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DIKAB KAWASAN LOMBOK TENGAHPenanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan ReproduksiBelanja Bahan- ATK 1 Tahun 3.000.000 3.000.000Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional Petugas
Pencatatan GangguanReproduksi
1.000 Ekor 3.000.000 3.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 127
- OperasionalPemeriksaan/Penanganan GangguanReproduksi
1.000 Ekor 9.000.000 9.000.000
- OperasionalPengobatan/Penanganan GangguanReproduksi
1.000 Dosis 11.000.000 11.000.000
- Kandang Knock DownCrush 1 Unit 2.000.000 2.000.000
Belanja Perjalanan Biasa- Monitoring dan Evaluasi
Ke Kab. Loteng 5 OH 1.750.000 1.750.000
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DIKAWASAN KAB LOMBOK TIMUR
Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi
Belanja Bahan- ATK 1 Tahun 3.000.000 3.000.000Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional Petugas
Pencatatan GangguanReproduksi
1.000 Ekor 3.000.000 3.000.000
- OperasionalPemeriksaan/Penanganan GangguanReproduksi
1.000 Ekor 9.000.000 9.000.000
- OperasionalPengobatan/Penanganan GangguanReproduksi
1.000 Dosis 11.000.000 11.000.000
- Kandang Knock DownCrush
1 Unit 2.000.000 2.000.000
Belanja Perjalanan Biasa- Monitoring dan Evaluasi
ke Kab. Lotim5 OH 1.750.000 1.750.000
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DIKAWASAN KOTA MATARAMPenanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan ReproduksiBelanja Bahan- ATK 1 Tahun 1.000.000 1.000.000Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional Petugas
Pencatatan GangguanReproduksi
200 Ekor 600.000 300.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 128
- OperasionalPemeriksaan/Penanganan GangguanReproduksi
200 Ekor 1.800.000 900.000
- OperasionalPengobatan/Penanganan GangguanReproduksi
200 Dosis 2.200.000 1.100.000
- Kandang Knock DownCrush
1 Unit 2.000.000 2.000.000
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DIKAWASAN KAB. LOMBOK BARATPenanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan ReproduksiBelanja Bahan- ATK 1 Tahun 3.000.000 3.000.000Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional Petugas
Pencatatan GangguanReproduksi
1.000 Ekor 3.000.000 3.000.000
- OperasionalPemeriksaan/Penanganan GangguanReproduksi
1.000 Ekor 9.000.000 9.000.000
- OperasionalPengobatan/Penanganan GangguanReproduksi
1.000 Dosis 11.000.000 11.000.000
- Kandang Knock DownCrush 1 Unit 2.000.000 2.000.000
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DIKAWASAN KAB. LOMBOK UTARAPenanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan ReproduksiBelanja Bahan- ATK 1 Tahun 3.000.000 3.000.000Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional Petugas
Pencatatan GangguanReproduksi
600 Ekor 1.800.000 1.800.000
- OperasionalPemeriksaan/Penanganan GangguanReproduksi
600 Ekor 5.400.000 5.400.000
- OperasionalPengobatan/Penanganan GangguanReproduksi
600 Dosis 6.600.000 6.600.000
- Kandang Knock DownCrush 1 Unit 2.000.000 2.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 129
PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DIKAWASAN KAB. BIMAPenanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan ReproduksiBelanja Bahan- ATK 1 Tahun 3.000.000 2.998.000Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional Petugas
Pencatatan GangguanReproduksi
800 Ekor 2.400.000 2.400.000
- OperasionalPemeriksaan/Penanganan GangguanReproduksi
800 Ekor 7.200.000 7.200.000
- OperasionalPengobatan/Penanganan GangguanReproduksi
800 Dosis 8.800.000 8.800.000
- Kandang Knock DownCrush 1 Unit 2.000.000 2.000.000
Hasil Kegiatan
Realisasi Fisik Penanganan Ternak yang Mengalami Reproduksi di
10 (sepuluh) Kabupaten/Kota se - Provinsi NTB yang dibiayai dari
anggaran APBN pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 42. Realisasi Fisik Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan
Reproduksi pada 10 Kabupaten/Kota se - NTB
No Kabupaten/Kota
Target Realisasi%
Pencatatan Pemeriksaan Pengobatan Pencatatan Pemeriksaan Pengobatan
1 Mataram 200 200 200 100 100 100 50
2 LombokBarat 1.000 1.000 1.000 1.096 1.192 1.192 119
3 LombokUtara 600 600 600 707 625 625 104
4 LombokTengah 1.000 1.000 1.000 1.216 1.027 1.027 103
5 LombokTimur 1.000 1.000 1.000 2.229 1.001 1.001 100
6 SumbawaBarat 400 400 400 559 340 340 85
7 Sumbawa 500 500 500 367 500 500 100
8 Dompu 600 600 600 1.767 664 664 111
9 Bima 800 800 800 2.314 800 800 100
10 Kota Bima 400 400 400 1.036 379 379 107
Jumlah 6.500 6.500 6.500 11.391 6.675 6.675 103
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 130
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa realisasi fisik kegiatan
penanganan ternak yang mengalami gangguan reproduksi adalah 6.675
ekor (103%) dari targer 6.500 ekor. Akan tetapi realisasi keuangan
sebesar Rp.145.820.000,- (seratus empat puluh lima juta delapan ratus
dua puluh ribu rupiah) atau 97,87% dari anggaran yang tersedia yaitu
Rp.149.000.000,- (seratus empat puluh sembilan juta rupiah). Hal ini
disebabkan karena pada Kota Mataram realisasi hanya 100 ekor (50%)
dari target 200 ekor dan Kabupaten Sumbawa Barat realisasi 340 ekor
(85%) dari target 400 ekor. Sebaliknya untuk Kabupaten Lombok
Tengah, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur,
Kabupaten Dompu dan Kota Bima realisasi fisik lebih dari 100%.
Adapun jenis dan jumlah penyakit gangguan reproduksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
Tabel 43. Realisasi Jenis dan Jumlah Penyakit Gangguan Reproduksi Tahun 2015
Pada 10 Kabupaten/Kota se-NTB
No JENISPENYAKIT
KABUPATEN / KOTAJUMLAHKOTA
MATARAMLOMBOKBARAT
LOMBOKUTARA
LOMBOKTENGAH
LOMBOKTIMUR
SUMBAWABARAT SUMBAWA DOMPU BIMA KOTA
BIMA1 Distocia 3 204 28 70 84 21 64 106 87 32 699
2 Prolapsus 5 20 12 28 90 20 17 14 27 15 248
3 Cystic Ovari - - 4 2 19 4 3 20 63 14 129
4 Endometritis 10 37 37 - 39 21 35 27 33 48 287
5 Vulvo Vaginitis - - 1 - 32 6 2 12 93 - 146
6 HypofungsiOvary 4 240 85 9 92 48 3 164 170 194 1009
7 HypoplasiaOvary - - - - - 6 5 - 18 - 29
8 RetensiPlasenta 2 128 34 101 120 54 94 103 72 - 708
9 Abortus - 33 3 39 26 15 17 10 89 16 248
10 Vaginitis 1 48 21 6 11 18 15 21 29 17 187
11 An Estrus 6 - - 57 54 49 10 20 55 - 251
12 Pyometra 2 11 3 7 21 3 18 2 3 6 76
13 Nympomani - - - - 1 2 - - 3 - 6
14 PPS 5 45 131 568 41 3 133 - - - 926
15 CLP 5 16 10 - 14 5 - 2 5 24 81
16 RepeatBreeder 16 259 99 85 231 37 40 53 4 22 846
17 Metritis 1 - 16 - 4 - 10 - 40 - 71
18 Lain-lain Kasus 40 151 141 55 122 28 34 110 9 38 728
JUMLAH 100 1.192 625 1.027 1.001 340 500 664 800 426 6.675
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 131
Dari data tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan
distribusi penyakit pada masing - masing Kabupaten/Kota di Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Kasus gangguan reproduksi yang tertinggi
adalah Hipofungi Ovary sebanyak 1.009 kasus kemudian dikuti
dengan Post Partus Syndrom (PPS) 926 kasus, Retensi Plasenta
708 kasus, Distocia 699 kasus. Sedangkan kasus yang paling
rendah adalah Nympomani hanya 6 kasus, Hipolpasi Ovary 29 kasus
dan Metritis 71 kasus. Terdapat beberapa kasus yang secara tidak
langsung menyebabkan gangguan reproduksi seperti adanya
Prolapsus Rectum, Myasis pada vulva dan lain - lain yang secara
total jumlahnya cukup signifikan yaitu 728 kasus.
Adapun penanganan
pengobatan yang dilakukan
adalah dengan pemberian
hormon, antibiotik, vitamin,
flushing dengan antiseptik
maupun reposisi secara
manual, hal ini disesuaikan
dengan jenis kasus, tingkat
keparahan dan petugas yang menangani. Hasil pengobatan
menunjukan bahwa 6.425 kasus (97%) dinyatakan sembuh dan
birahi kembali sedangkan 160 kasus (3%) tidak sembuh. Untuk yang
tidak sembuh dilakukan rekomendasi untuk di -culing (pemotongan)
yaitu kasus - kasus yang permanen seperti Hypofungsi Ovary
permanen atau atropi uteri dan lain - lain.
Rapat Koordinasi Gangguan Reproduksi
Rapat koordinasi gangguan reproduksi dimaksudkan untuk
menyampaikan informasi serta menyamakan persepsi tentang
kegiatan penanganan ternak sapi / kerbau yang mengalami
gangguan reproduksi. Rapat ini telah dilaksanakan pada tanggal 21-
22 April 2015 dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang
berasal dari 10 Kabupaten/Kota se-NTB.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 132
Hasil Rumusan Rapat Koordinasi Gangguan Reproduksi adalah :
a. Untuk tercapainya NTB-BSS berkelanjutan pemerintah provinsi NTB
mengembangkan Agroeduwisata Peternakan di Lokasi Banyumulek
- Lombok Barat, pola ini agar dikembangkan di wilayah Kabupaten
Kota se-NTB agar NTB BSS dilihat di seluruh wilayah NTB
b. Salah satu dukungan bidang kesehatan hewan dalam upaya
meningkatkan populasi sapi di NTB adalah melalui penanganan
gangguan reproduksi
c. Pelaksanaan penanganan gangguan reproduksi untuk tahun 2015
agar dilaksanakan pada triwulan kedua untuk mengantisipasi
pelaksanaan PGR dan Gertak Birahi dari Kementerian Pertanian RI
d. Perlu adanya sosialisasi penanganan gangguan reproduksi pada
masyarakat di Kabupaten Kota se-NTB
e. Perlu kesiapan sumber daya manusia penanganan gangguan
reproduksi antara lain medic reproduksi dan petugas reproduksi
(Inseminator, PKB dan ATR) melalui pelatihan dan rapat koordinasi
f. Strategi penanganan gangguan reproduksi selain berdasarkan
teori dan pedoman yang ada diharapkan Kabupaten/Kota mampu
mengembangkan inovasi sesuai situasi dan kondisi di daerah
masing - masing
g. Strategi penanganan gangguan reproduksi dilaksanakan secara
komprehensif dan partisipatif
h. Dengan adanya Rapat Koordinasi PGR diharapkan teridentifikasinya
data penyakit gangguan reproduksi dan tersedianya data hasil analisis
dan pemetaan hasil penanganan gangguan reproduksi
Pengadaan Kandang Knock Down Crush
Pengadaan kandang sebanyak 10 unit dengan nilai sebesar Rp
2.000.000,- / unit dimaksudkan untuk mempermudah dalam pelaksanaan
penanganan gangguan reproduksi di tingkat lapangan. Realisasi
kegiatan tersebut mencapai 100% dan kandang didistribusikan ke
masing - masing kabupaten/kota se - NTB
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 133
Pengadaan Alat dan Bahan Gangguan Reproduksi
Pengadaan alat dan bahan dimaksudkan sebagai fasilitas pendukung
dalam melaksanakan penanganan gangguan reproduksi di lapangan.
Adapun jenis alat dan bahan yang diadakan adalah sebagai berikut :
No Uraian VolumeHargaSatuan(Rp.)
HargaTotal (Rp.)
1.2.3.
4.5.6.7.
Insemination Gun Ex. IMVPlastic Sheet Ex. IMVSarung Tangan Plastik5 jariEmber 4 galonAlcohol 70 % 1 literTali tambang 8 mm/kgKapas 1 kg
30 PC170 Pack100 Box
64 Buah50 Liter100 Kg50 Kg
484.00065.00070.000
42.35037.00054.45041.000
14.520.00011.050.000
7.000.000
2.710.4001.850.0005.445.0002.050.000
Jumlah 44.625.400
Terbilang : Empat Puluh Empat Juta Enam Ratus DuaPuluh Lima Ribu Empat Ratus Rupiah
Adapun distribusi dari alat dan bahan gangguan reproduksi tersebut
adalah sebagai berikut :
Tabel 44. Distribusi Alat dan Bahan Gangguan Reproduksi Ke Kabupaten/KotaSe – NTB Tahun 2015
No Nama BarangJumlah Jumlah Distribusi
JmlVolume Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 InseminationGun Ex. IMV 30 PC 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 0 30
2 Plastik SheatEx. IMV 170 Pak 10 20 10 20 20 10 20 20 20 10 10 170
3 Sarung TanganPlastik 5 Jari 100 Box 5 12 5 12 12 5 12 10 12 10 5 100
4 Ember 4 Galon 64 Buah 4 6 6 7 7 4 7 6 7 5 5 64
5 Alkohol 70 % 1Liter 50 Liter 4 5 4 6 6 4 6 5 6 4 0 50
6 Tali Tambang 8mm/kg 100 Kg 6 12 12 12 12 6 12 12 12 6 6 100
7 Kapas 1 kg 50 Kg 4 5 4 6 6 4 6 5 6 4 0 50
Keterangan :1. Kota Mataram 6. Kab. Sumbawa Barat 11. Provinsi2. Kab. Lobar 7. Kab. Sumbawa3. Kab. Lombok Utara 8. Kab. Dompu4. Kab. Lombok Tengah 9. Kab. Bima5. Kab. Lombok Timur 10. Kota Bima
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 134
Pengadaan Hormon dan Vitamin Gangguan Reproduksi
Pengadaan hormon dan vitamin dimaksudkan sebagai pendukung
pelaksanaan penanganan gangguan reproduksi pada sapi/kerbau di
lapangan.
Adapun realisasi obat hormon dan vitamin adalah sebagai berikut :
No Uraian Pekerjaan Volume SatuanHargaSatuan(Rp.)
Total(Rp.)
1. Oxytocin-10 uk.50ml
450 Botol 86.500 38.925.000
2. Biasan TP Inj. 20ml
992 Botol 47.000 46.624.000
3. Provestin Ijn. 6 ml 100 Botol 104.000 10.400.000
Jumlah 95.949.000
Adapun distribusi dari vitamin dan hormon gangguan reproduksi
adalah sebagai berikut :
Tabel 45. Distribusi Vitamin dan Hormon Gangguan Reproduksi Pada Sapi/KerbauDi Kabupaten/Kota Se – NTB Tahun 2015
No NamaBarang
Jumlah Jumlah DistribusiJml
Vol Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Oxytoxin-1050 Ml (Tmc) 450 Botol 40 50 40 50 50 30 50 40 50 40 10 450
2Biosan TpInj.20 Ml(Sanbe)
992 Botol 80 100 90 110 100 75 125 100 125 75 12 992
3 Provestin Inj.6 Ml (Wonder) 100 Botol 10 10 5 10 10 5 10 10 10 10 10 100
Keterangan :1. Kota Mataram 5. Kab. Lombok Timur 9. Kab. Bima2. Kab. Lombok Barat 6. Kab. Sumbawa Barat 10. Kota Bima3. Kab. Lombok Utara 7. Kab. Sumbawa 11. Provinsi4. Kab. Lombok Tengah 8. Kab. Dompu
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 135
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PARASITER
Pengendalian dan penanggulangan penyakit parasiter didukung
dengan pengadaan bahan, rapat koordinasi, sosialisasi parasit, biaya
operasional lainnya dan belanja perjalanan dinas. Alokasi anggaran
untuk kegiatan ini sebesar Rp.340.000.000,- (tiga ratus empat puluh
juta rupiah) dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 326.990.000,-
(tiga ratus dua puluh enam juta sembilan ratus sembilan puluh ribu
rupiah) atau sebesar 96,17%.
Kegiatan Volume JumlahDana (Rp.)
Realisasi(Rp.)
Sisa Dana(Rp.)
Pengendalian dan PenanggulanganPenyakit Parasiter 6.100 Dosis 340.000.000 326.987.000 13.013.000
Operasional Kesehatan Hewan
Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet
Belanja Bahan
- ATK 1 Tahun 4.500.000 4.500.000 0
- ATK Peserta Rakor dan Panitia 1 Paket 5.400.000 5.400.000 0- ATK Peserta dan Panitia Sosialisasi
Parasit 1 Paket 2.000.000 2.000.000 0
- Pembuatan Leaftlet dan Brosur 2.500 Paket 7.500.000 7.500.000 0- Alat dan Bahan Pengambilan Sampel
Parasit 1 Paket 6.000.000 5.997.000 3.000
- Obat Parasit Internal, Antibiotik danVitamin 1 Paket 94.250.000 94.232.000 18.000
Honor Output Kegiatan
Honor Panitia Rapat Koordinasi
- Pengarah 1 OK 500.000 500.000 0
- Ketua 1 OK 450.000 450.000 0
- Sekretaris 1 OK 400.000 400.000 0
- Anggota 3 OK 1.050.000 1.050.000 0
Honor Panitia Rapat Sosialisasi Parasit
- Pengarah 1 OK 500.000 450.000 50.000
- Ketua 1 OK 450.000 400.000 50.000
- Sekretaris 1 OK 400.000 300.000 100.000
- Anggota (Provinsi) 6 OK 2.100.000 1.800.000 300.000
- Anggota (Kabupaten) 8 OK 2.800.000 2.400.000 400.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Paket Meeting Sosialisasi
Parasiter (4 Kab) 80 OK 3.200.000 3.200.000 0
- Operasional Tabulasi dan AnalisisData 1 Kegiatan 5.000.000 5.000.000 0
- Pemetaan Kasus Parasit Internal 1 Kegiatan 10.000.000 10.000.000 0
- Administrasi dan Pelaporan 1 Paket 5.000.000 5.000.000 0
- Paket Meeting Rapat Koordinasi 1 Paket 22.500.000 10.900.000 11.600.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 136
Belanja Jasa Profesi
- Honor Narasumber Rapat Koordinasi 14 OJ 7.000.000 7.000.000 0- Honor Narasumber Sosialisasi
Parasit 8 OJ 4.000.000 4.000.000 0
Belanja Perjalanan Jasa
- Perjalanan Pakar/ Perguruan Tinggi 1 OP 6.000.000 6.000.000 0
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
Rapat Koordinasi
- Bantuan Transport 1 Paket 7.000.000 6.740.000 260.000
- Uang Saku 30 OK 7.500.000 7.250.000 250.000
Sosialisasi Parasit
- Uang Saku 80 OK 12.000.000 12.000.000 0
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KOTA BIMA
Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet
Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Ops. Petugas Pengambil Sampel
Parasit Internal 500 Sampel 2.500.000 2.500.000 0
- Ops. Petugas Pengobatan SampelParasit Internal 500 Dosis 2.500.000 2.500.000 0
Belanja Perjalanan Biasa- Perjalanan Monitoring dan Evaluasi
ke Kab/Kota Bima 8 OP 16.000.000 16.000.000 0
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB SUMBAWAPemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit InternaI dan Kematian Pada PedetBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Ops. Petugas Pengambil Sampel
Parasit Internal 500 Sampel 2.500.000 2.500.000 0
- Ops. Petugas Pengobatan SampelParasit Internal 500 Dosis 2.500.000 2.500.000 0
Belanja Perjalanan Biasa- Perjalanan Monitoring dan Evaluasi
ke Kab Sumbawa 6 OP 11.100.000 11.100.000 0
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB DOMPU
Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet
Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Ops. Pengawasan Penyakit Parasit
ke Kab. Dompu 1 Tahun 9.750.000 9.750.000 0
- Ops. Petugas Pengambil SampelParasit Internal 600 Sampel 3.000.000 3.000.000 0
- Ops. Petugas Pengobatan SampelParasit Internal 600 Dosis 3.000.000 3.000.000 0
Belanja Perjalanan Biasa- Perjalanan Monitoring dan Evaluasi
ke Kab Dompu 1 OP 1.950.000 1.950.000 0
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB SUMBAWA BARAT
Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada PedetBelanja Barang Non Operasional Lainnya
- Ops. Pengawasan Penyakit Parasitke Kab. Sumbawa Barat 1 Tahun 8.750.000 8.750.000 0
- Ops. Petugas Pengambil SampelParasit Internal 500 Sampel 2.500.000 2.500.000 0
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 137
- Ops. Petugas Pengobatan SampelParasit Internal 500 Dosis 2.500.000 2.500.000 0
Belanja Perjalanan Biasa
- Perjalanan Monitoring dan Evaluasi keKab Sumbawa Barat 1 OP 1.750.000 1.750.000 0
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB BIMAPemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada PedetBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Ops. Pengawasan Penyakit Parasit
ke Bima 1Tahun 8.000.000 8.000.000 0
- Ops. Petugas Pengambil SampelParasit Internal 700 Sampel 3.500.000 3.500.000 0
- Ops. Petugas Pengobatan SampelParasit Internal 700 Dosis 3.500.000 3.500.000 0
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KOTA MATARAMPemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian pada PedetBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Ops. Petugas Pengambil Sampel
Parasit Internal 300 Sampel 1.500.000 1.500.000 0
- Ops. Petugas Pengobatan SampelParasit Internal 300 Dosis 1.500.000 1.500.000 0
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB. LOMBOK BARATPemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Ops. Pengawasan Penyakit Parasit 1 Tahun 2.100.000 2.100.000 0- Ops. Petugas Pengambil Sampel
Parasit Internal1.300
Sampel 6.500.000 6.500.000 0
- Ops. Petugas Pengobatan SampelParasit Internal 1.300 Dosis 6.500.000 6.500.000 0
OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB. LOMBOK TENGAHPemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian pada PedetBelanja Barang Non Operasional Lainnya
- Ops. Pengawasan Penyakit Parasit 1 Tahun 2.100.000 2.100.000 0- Ops. Petugas Pengambil Sampel
Parasit Internal1.700
Sampel 8.500.000 8.500.000 0
- Ops. Petugas Pengobatan SampelParasit Internal 1.700 Dosis 8.500.000 8.500.000 0
Kegiatan pemeriksaan, identifikasi dan pemetaan parasit internal dan
kematian pada pedet ditunjang juga dengan pengadaan alat dan
bahan pengambilan sampel parasit dengan realisasi sebesar Rp.
5.997.000,- (lima juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu
rupiah) dengan rincian sebagai berikut : Sarung tangan 20 kotak (100 bh/ktk) @ Rp. 75.000,- Rp. 1.500.000,-
Masker 15 kotak (50/ktk) @ Rp. 58.000,- Rp. 870.000,-
Plastik es batu uk. 1 kg 203 bungkus @ Rp. 9.000,- Rp. 1.827.000,-
Formalin 20 liter @ Rp. 90.000,- Rp. 1.800.000,-
Total………………………………………………….…….. Rp. 5.997.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 138
Tabel 46. Distribusi Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Penyakit Parasiter.
No NamaBarang
Jumlah Jumlah DistribusiJml
Vol Sat. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Plastik EsBatu 1 Kg 203 Bks 15 20 15 25 25 15 25 20 25 15 3 203
2 Masker Isi50 / Kotak 15 Kotak 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 0 15
3SarungTangan(@100 / box)
20 Kotak 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 20
4 Formalin 1Liter 20 Liter 2 2 2 3 3 1 2 2 2 1 0 20
a) Obat parasit internal, antibiotik dan vitamin dengan ketersediaan
dana sebesar Rp. 94.250.000,- (sembilan puluh empat juta dua
ratus lima puluh ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.
94.232.000,- (sembilan puluh empat juta dua ratus tiga puluh dua
ribu rupiah) atau 99,98%.
Rincian pengadaan sebagai berikut :
No. Uraian Pekerjaan Volume SatuanHargaSatuan(Rp.)
Total (Rp.)
1. Limoxin-25 Spray 200ml
200 Botol 173.000 34.600.000
2. Injectamin Inj 20 ml 962 Botol 36.000 34.632.000
3. Ivomec Super Inj 50 ml 50 Botol 500.000 25.000.000
Jumlah 94.232.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 139
Distribusi obat parasit internal, antibiotik dan vitamin sebagaimana
tabel 45 berikut :
Tabel 47. Distribusi Obat Parasit Internal, Antobiotik dan Vitamin Ke Kabupaten/Kota
Se – NTB Tahun 2015
No NamaBarang
Jumlah Jumlah DistribusiJml
Vol. Sat. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1Limoxin –25 Spray200 Ml
200 Botol 15 20 15 20 25 20 20 20 20 10 15 200
2 InjectaminInj. 20 Ml 962 Botol 60 100 80 100 100 70 120 100 120 70 42 962
3IvomecSuper Inj.50 Ml
50 Botol 3 5 4 6 6 3 6 4 6 2 5 50
Keterangan :1. Kota Mataram 6. Kab. Sumbawa Barat 11. Provinsi2. Kab. Lombok Barat 7. Kab. Sumbawa3. Kab. Lombok Utara 8. Kab. Dompu4. Kab. Lombok Tengah 9. Kab. Bima5. Kab. Lombok Timur 10. Kota Bima
b) Rapat Koordinasi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit
Parasit
Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit
Parasit se - NTB Tahun
2015 ini diarahkan kepada
Kepala Bidang Kesehatan
Hewan/yang menangani
fungsi Kesehatan Hewan
Kabupaten/Kota se - NTB,
Staf Bidang Kesehatan Hewan/yang menangani fungsi Kesehatan
Hewan Kabupaten/Kota se - NTB dan Staf pada Bidang Kesehatan
Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa
Tenggara Barat dengan peserta 30 orang. Rapat Koordinasi ini
telah dilaksanakan pada tanggal 17 - 18 November 2015 di aula
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 140
Dari hasil pelaksanaan diperoleh hasil rumusan sebagai berikut :
1. Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu sumber bibit
sapi potong nasional merupakan wilayah bebas dari beberapa
PHMS Nasional.
2. Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasit
di 10 kabupaten/kota harus tetap diprogramkan secara
berkesinambungan setiap tahun untuk tetap mempertahankan/
meningkatkan populasi ternak sapi khususnya serta
menurunkan angka kematian pedet.
3. Teknis pengambilan sampel masih perlu ditingkatkan lagi mengingat
masih banyak sampel yang diambil masih belum memenuhi standar
operasional pengambilan sampel.
4. Target pengambilan sampel ditingkatkan.
5. Memberikan kewenangan Laboratorium Type C memeriksa sampel
faeses untuk menggerakkan kegiatan Laboratorium Type C di
kabupaten/kota sesuai rekomendasi dari Laboratorium Type B.
6. Koordinasi dari tingkat
bawah (kabupaten/kota)
sampai tingkat provinsi serta
pusat harus tetap dilakukan
guna pencapaian program
yang telah dituangkan pada
RPJM dapat terealisasi sesuai target yang telah ditentukan dan
tepat sasaran.
7. Sharing dana dari kabupaten agar digali di masa mendatang
mengingat porsi dana dari APBN masih belum mewakili untuk
kebutuhan masing - masing kabupaten/kota.
8. Administrasi Keuangan Kegiatan Bidang Kesehatan Hewan
yang lain agar dipacu mengingat masih banyak Kabupaten/
Kota yang belum menyelesaikan administrasi keuangan antara
lain : Kegiatan operasional palayanan kesehatan hewan di
Puskeswan, operasional Vaksinasi SE, Operasional Vaksinasi
Anthrax, Operasional Penanggulangan Gangguan Reproduksi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 141
c) Sosialisasi Parasit
Tujuan :
- Meningkatkan pengetahuan peternak pentingnya penyakit
parasit internal pada ternak sapi khususnya pedet.
- Meningkatkan kerjasama masyarakat dengan petugas lapangan
dalam melaksanakan pengendalian dan penanggulangan penyakit
parasit.
- Menyamakan persepsi tentang kegiatan pengendalian parasit
internal
Sasaran
Penyelenggaraan sosialisasi parasit internal ini difokuskan pada
peternak/kelompok peternak di 4 kabupaten/Kota.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Sosialisasi parasit yang dilaksanakan di kelompok masyarakat
telah dilakukan di 2 kabupaten dan 2 kota yang dihadiri masing -
masing 20 orang peserta yaitu :
1. Kota Mataram : tanggal 27 April 2015
2. Kab. Lombok Utara : tanggal 27 April 2015
3. Kab. Sumbawa : tanggal 29 April 2015
4. Kota Bima : tanggal 29 April 2015
Hasil Pelaksanaan
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Provinsi NTB sebagai
salah satu provinsi
sumber bibit sapi potong
Nasional diharapkan
penyakit parasit internal
terkendali.
2. Peternak memahami tentang penyakit parasit internal (khususnya
helminthiasis) sehingga saat pelaksanaan program pengendalian
dan penanggulangan penyakit internal yang akan datang
peternak lebih aktif ikut mensukseskan program dimaksud.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 142
3. Peternak yang mengikuti
sosialisasi menyampaikan
kembali informasi -
informasi yang diperoleh
kepada peternak –
peternak yang berada di
lingkungannya baik dalam
kelompoknya maupun di luar kelompoknya.
4. Sebagian besar peserta sudah mengetahui beberapa obat
cacing yang dibuat oleh pabrik obat hewan (menggunakan
bahan kimia) dan berpengalaman dalam pemberian obat
cacing tradisional yang berasal dari lingkungan tempat
beternak seperti buah pinang, buah lamtoro dsb.
5. Kegiatan sosialisasi parasit ini perlu dilakukan secara
berkesinambungan, karena masyarakat/peternak merupakan
target yang harus memahami arti penyakit parasit yang secara
ekonomi sangat merugikan.
6. Sinergisitas antara provinsi, kabupaten/kota dan petugas
puskeswan/kecamatan terus ditingkatkan.
7. Peternak agar mempunyai kepedulian yang tinggi dan segera
melaporkan kepada petugas terdekat apabila ternaknya sakit.
d) Biaya Operasional Lainnya
Biaya operasional lainnya digunakan untuk membiayai kegiatan :
- Operasional Tabulasi dan Analisa Data
- Pemetaan Kasus Parasit Internal
- Operasional Petugas Pengambilan Sampel
Operasional petugas pengambilan sampel faeces Rp.5.000,-/
sampel dengan target 6.100 sampel, total ketersediaan dana
adalah sebesar Rp. 30.500.000,- (tiga puluh juta lima ratus ribu
rupiah).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 143
Rincian Target kabupaten/kota sebagai berikut :
No. Kabupaten/Kota Target(Sampel)
Realisasi(Sampel)
1. Kota Mataram 300 304
2. Lombok Barat 1.300 1.322
3. Lombok Utara
4. Lombok Tengah 1.700 1.703
5. Lombok Timur - -
6. Sumbawa Barat 500 500
7. Sumbawa 500 500
8. Dompu 600 609
9. Bima 700 700
10. Kota Bima 500 502
Jumlah 6.100 6.126
Operasional Petugas Pemeriksa Sampel
Dana yang tersedia untuk petugas pemeriksa sampel
adalah sebesar Rp.30.500.000,- (tiga puluh juta lima ratus ribu
rupiah) sesuai dengan target sampel yang diperiksa yaitu 6.100
sampel (Rp. 5.000,-/sampel).
Operasional Petugas Pengobatan
No. Kabupaten/Kota Target(sampel)
Realisasi(Sampel)
1. Kota Mataram 300 304
2. Lombok Barat 1.300 1.322
3. Lombok Utara
4. Lombok Tengah 1.700 1.703
5. Lombok Timur - -
6. Sumbawa Barat 500 500
7. Sumbawa 500 500
8. Dompu 600 609
9. Bima 700 700
10. Kota Bima 500 502
Jumlah 6.100 6.126
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 144
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT BAKTERIAL
Pada kegiatan pengendalian dan penanggulangan penyakit bakterial
yang pelaksanaannya digunakan untuk pengendalian dan
penanggulangan SE di Pulau Sumbawa.
Kegiatan tersebut didukung dengan belanja bahan yaitu pengadaan
vaksin SE dan ATK sedangkan belanja barang non operasional
membiayai operasional vaksinasi SE, pengambilan sampel serum
darah pre vaksinasi dan post vaksinasi, biaya pemeriksaan sampel.
Kegiatan Volume JumlahDana (Rp.)
Realisasi(Rp.)
SisaDana(Rp.)
Pengendalian danPenanggulangan PenyakitBakterial Lainnya
185.000 Dosis
Pengendalian dan Penanggulangan SEBelanja Bahan- ATK Pertemuan Medis Veteriner 1 Tahun 4.500.000 4.500.000- ATK 1 Tahun 4.400.000 4.400.000- Obat – Obatan 1 Kegiatan 172.150.000 172.125.750- Alat dan Bahan 1 Kegiatan 33.115.000 33.042.500- Vaksin SE 85.000 Dosis 161.500.000 161.500.000Honor Output KegiatanHONOR PANITIA PERTEMUAN PARAMEDIS VETERINER
- Pengarah 1 OK 500.000 500.000- Ketua 1 OK 450.000 450.000- Sekretaris 1 OK 400.000 400.000- Anggota 4 OK 1.400.000 1.400.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Analisa dan Tabulasi Data 1 Kegiatan 5.000.000 5.000.000- Adminsitrasi dan Pelaporan 1 Tahun 5.000.000 5.000.000- Paket Meeting 1 Paket 25.000.000 11.400.000- Imbalan Operasional Tim
Pengendalian danPemberantasan SE Provinsi[15 ORG x 10 BLN]
150 OB 52.500.000 52.350.000
Belanja Jasa Profesi- Honor Narasumber Pertemuan
Medis12 OJ 6.000.000 6.000.000
- Honor Narasumber PertemuanParamedis (Pusat/Akademis/Luar Daerah)
2 OJ 1.700.000 1.700.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 145
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam KotaRAPAT KOORDINASI
- Bantuan Transport 1 Paket 8.000.000 6.570.000- Uang Saku 30 OK 7.500.000 7.250.000
Pengendalian Penyakit BrucellosisBelanja Bahan- Antigen Brucella 40 Botol 14.400.000- Biaya Kompensasi 4 Ekor 4.100.000 -Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Administrasi dan Pelaporan 1 Tahun 1.500.000 -- Ops. Pemeriksaan Brucellosis 5.000 Ekor 25.000.000 25.000.000- Ops. Pengambilan Sampel
Brucellosis5.000 Ekor 30.000.000 30.000.000
Belanja Perjalanan Biasa- Pengawasan, Kewaspadaan dan
Monev Terhadap PenyakitBrucellosis ke P. Lombok
10 OH 3.500.000 3.500.000
- Pengawasan, Kewaspadaan danMonev Terhadap PenyakitBrucellosis ke Kab. SumbawaBarat
1 OP 1.750.000 1.750.000
- Pengawasan, Kewaspadaan danMonev Terhadap PenyakitBrucellosis ke Kab.Sumbawa
1 OP 1.850.000 1.850.000
- Pengawasan, Kewaspadaan danMonev Terhadap PenyakitBrucellosis ke Kab.Dompu
1 OP 1.950.000 1.950.000
- Pengawasan, Kewaspadaan danMonev Terhadap PenyakitBrucellosis ke Kab/Kota Bima
1 OP 2.000.000 2.000.000
Kewasapadaan Penyakit RabiesBelanja Bahan- ATK Peserta Pertemuan 1 Kegiatan 3.250.000 3.250.000- ATK 1 Kegiatan 2.150.000 2.149.500- Pembelian Strichnin 2 Kg 38.000.000 38.000.000- Pembelian Umpan 1 Kegiatan 13.000.000 13.000.000Honor Output Kegiatan HONOR RAPAT KOORDINASI PENYAKIT RABIES
- Pengarah 1 OK 500.000 500.000- Ketua 1 OK 450.000 450.000- Sekretaris 1 OK 400.000 400.000- Anggota 4 OK 1.400.000 1.400.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 146
HONOR SOSIALISASI RABIES- Pengarah 1 OK 500.000 500.000- Ketua 1 OK 450.000 450.000- Sekretaris 1 OK 400.000 400.000- Anggota Provinsi 6 OK 2.100.000 2.100.000- Anggota Kabupaten 6 OK 2.100.000 2.100.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Paket Meeting
[3 KAB x 45 ORG]135 Orang 5.400.000 5.400.000
- Ops. Eliminasi PemusnahanBangkai
4.000 Ekor 60.000.000 60.000.000
- Paket Meeting 1 Paket 20.000.000 19.730.000- Ops. Pengambilan Sampel Otak 400 Sampel 4.000.000 4.000.000- Ops. Pemeriksaan Sampel Otak 400 Sampel 14.000.000 11.550.000Belanja Jasa Profesi- Honor Narasumber Rakor
Rabies8 OJ 4.000.000 4.000.000
- Honor Narasumber SosialisasiRabies
9 OJ 4.500.000 4.500.000
Belanja Perjalanan Biasa
- Pengawasan, Kewaspadaan danMonev P. Lombok
5 OH 1.750.000 1.400.000
- Pengawasan, Kewaspadaan danMonev ke Kab Sumbawa Barat
1 OP 1.750.000 1.750.000
- Pengawasan, Kewaspadaan danMonev ke Kab Sumbawa
1 OP 1.850.000 1.850.000
- Pengawasan, Kewaspadaan danMonev ke Kab Dompu
1 OP 1.950.000 1.950.000
- Pengawasan, Kewaspadaan danMonev ke Kab/Kota Bima
1 OP 2.000.000 2.000.000
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota RAPAT KOORDINASI
- Bantuan Transport 1 Paket 8.500.000 5.410.000- Uang Saku 25 OK 6.250.000 6.250.000
SOSIALISASI RABIES- Uang Saku 135 Orang 20.250.000
Integrated Sistem Informasi Keswan NasionalBelanja Bahan
- ATK Peserta/Kit Peserta 1 Kegiatan 5.100.000 1.292.000 3.808.000- ATK 1 Tahun 1.400.000 1.400.000- Spanduk 1 Kegiatan 200.000 200.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 147
Honor Output Kegiatan HONOR BINTEK ISIKHNAS
- Pengarah 1 OK 500.000 450.000- Ketua 1 OK 450.000 400.000- Sekretaris 1 OK 400.000 350.000- Anggota 6 OK 2.100.000 1.800.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Paket Meeting 1 Paket 25.000.000 10.000.000Belanja Jasa Profesi- Honor Narasumber Provinsi dan
Kabupaten 14 OJ 7.000.000 2.600.000
- Honor Narasumber Pelatih 20 OJ 5.000.000 -Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam KotaRAPAT KOORDINASI
- Bantuan Transport 1 Paket 3.400.000 2.110.000- Uang Saku 34 OK 8.500.000 7.250.000
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KOTA BIMAPengendalian dan Penanggulangan SEBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Pengambilan Sampel
(Pra Vaksinasi) 200 Sampel 1.000.000 1.000.000
- Pengambilan Sampel(Post Vaksinasi) 200 Sampel 1.000.000 1.000.000
- Ops. Pemeriksaan Sampel Pradan Post Vaksinasi 400 Sampel 5.000.000 5.000.000
- Ops. Tim Pengendali danPenanggulangan SE Kota Bima 1 Tahun 16.000.000 16.000.000
Belanja Perjalanan Biasa- Monitoring dan Evaluasi ke Kota
Bima 1 OP 2.000.000 2.000.000
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB SUMBAWAPengendalian dan Penanggulangan SEBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Ops. Vaksinasi SE 37.000 Dosis 92.500.000 92.500.000- Pengambilan Sampel
(Pra Vaksinasi) 400 Sampel 2.000.000 2.000.000
- Pengambilan Sampel(Post Vaksinasi)
400 Sampel 2.000.000 2.000.000
- Ops. Pemeriksaan Sampel Pradan Post Vaksinasi
800 Sampel 10.000.000 10.000.000
- Ops. Tim Pengendali danPenanggulangan SEKab.Sumbawa
1 Tahun 9.250.000 9.250.000
Belanja Perjalanan Biasa
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 148
- Monitoring dan Evaluasi ke Kab.Sumbawa
1 OP 1.850.000 1.850.000
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB DOMPUPengendalian dan Penanggulangan SEBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Ops. Vaksinasi SE 15.000 Dosis 37.500.000 37.500.000- Pengambilan Sampel
(Pra Vaksinasi)300 Sampel 1.500.000 1.500.000
- Pengambilan Sampel(Post Vaksinasi)
300 Sampel 1.500.000 1.500.000
- Ops. Pemeriksaan Sampel Pradan Post Vaksinasi
600 Sampel 7.500.000 7.500.000
- Ops. Tim Pengendali danPenanggulangan SEKab. Dompu
1 Tahun 9.750.000 9.750.000
Belanja Perjalanan Biasa- Monitoring dan Evaluasi ke Kab.
Dompu1 OP 1.950.000 1.950.000
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB SUMBAWA BARATPengendalian dan Penanggulangan SEBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Ops. Vaksinasi SE 12.000 Dosis 30.000.000 30.000.000- Pengambilan Sampel
(Pra Vaksinasi)200 Sampel 1.000.000 1.000.000
- Pengambilan Sampel(Post Vaksinasi)
200 Sampel 1.000.000 1.000.000
- Ops. Pemeriksaan Sampel Pradan Post Vaksinasi
400 Sampel 5.000.000 5.000.000
- Ops. Tim Pengendali danPenanggulangan SE Kab.Sumbawa Barat
1 Tahun 8.750.000 8.750.000
Belanja Perjalanan Biasa- Monitoring dan Evaluasi ke Kab.
Sumbawa Barat1 OP 1.750.000 1.750.000
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB BIMAPengendalian dan Penanggulangan SEBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Ops. Vaksinasi SE 36.000 Dosis 90.000.000 90.000.000- Pengambilan Sampel
(Pra Vaksinasi ) 400 Sampel 2.000.000 2.000.000
- Pengambilan Sampel(Post Vaksinasi) 400 Sampel 2.000.000 2.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 149
- Ops. Pemeriksaan Sampel Pradan Post Vaksinasi 800 Sampel 10.000.000 10.000.000
- Ops. Tim Pengendali danPenanggulangan SE Kab. Bima 1 Tahun 10.000.000 10.000.000
Belanja Perjalanan Biasa- Monitoring dan Evaluasi ke Kab.
Bima 1 OP 2.000.000 2.000.000
Kegiatan - kegiatan yang ada pada pengendalian dan
penanggulangan penyakit bakterial antara lain Realisasi vaksinasi
SE sebagaimana tabel 46 berikut :
Tabel 48. Target dan Realisasi Vaksinasi SE Kabupaten/Kota
Se – NTB Tahun 2015
No. Kabupaten/Kota Target(Ekor)
Realisasi(Ekor)
1. Kota Mataram - -
2. Lombok Barat - -
3. Lombok Utara - -
4. Lombok Tengah - -
5. Lombok Timur - -
6. Sumbawa Barat 12.000 30.000
7. Sumbawa 37.000 122.136
8. Dompu 15.000 26.469
9. Bima 36.000 47.600
10. Kota Bima - -
Jumlah 100.000 226.905
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 150
Sedangkan target pengambilan sampel pre vaksinasi dan post
vaksinasi SE sebagaimana tabel 47 berikut :
Tabel 49. Target dan Realisasi Pengambilan Sampel Pre Vaksinasidan Post Vaksinasi SE Kabupaten/Kota Se – NTBTahun 2015
No Kabupaten/KotaTarget Realisasi
Prevaksinasi
Postvaksinasi
Prevaksinasi
Postvaksinasi
1 Mataram - - - -2 Lombok Barat - - - -3 Lombok Utara - - - -4 Lombok Tengah - - - -5 Lombok Timur - - - -6 Sumbawa Barat 75 75 75 757 Sumbawa 150 150 150 1508 Dompu 150 150 150 1509 Bima 175 175 175 17510 Kota Bima 75 75 75 75
Jumlah 625 625 625 625
Sedangkan target pengambilan sampel pre vaksinasi dan post
vaksinasi SE sebagai berikut :
No Kabupaten/KotaTarget Realisasi
PreVaksinasi
PostVaksinasi
PreVaksinasi
PostVaksinasi
1 Mataram - - - -2 Lombok Barat - - - -3 Lombok Utara - - - -4 Lombok Tengah - - - -5 Lombok Timur - - - -6 Sumbawa Barat 75 75 75 757 Sumbawa 150 150 150 1508 Dompu 150 150 150 1509 Bima 175 175 175 17510 Kota Bima 75 75 75 75
Jumlah 625 625 625 625
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 151
Target vaksinasi dan operasional vaksinasi SE sebagai berikut :
No. Kabupaten/Kota Target(Dosis)
TargetOperasional
(Dosis)Realisasi(Dosis)
1. Kota Mataram - - -2. Lombok Barat - - -3. Lombok Utara - - -4. Lombok Tengah - - -5. Lombok Timur - - -6. Sumbawa Barat 25.000 4.000 24.7417. Sumbawa 90.000 9.000 118.5658. Dompu 25.000 6.000 20.0009. Bima - - -
10. Kota Bima - - -Jumlah 140.000 19.000 163.306
Sedangkan target pengambilan sampel pre vaksinasi dan post
vaksinasi SE sebagai berikut :
No Kabupaten/KotaTarget Realisasi
Prevaksinasi
Postvaksinasi
Prevaksinasi
Postvaksinasi
1 Mataram - - - -2 Lombok Barat - - - -3 Lombok Utara - - - -4 Lombok Tengah - - - -5 Lombok Timur - - - -6 Sumbawa Barat 75 75 75 757 Sumbawa 150 150 150 1508 Dompu 150 150 150 1509 Bima 175 175 175 17510 Kota Bima 75 75 75 75
Jumlah 625 625 625 625
Pengendalian Penyakit Brucellosis
Belanja operasional untuk membiayai kegiatan pengambilan dan
pemeriksaan spesimen terhadap pengamatan dini penyakit
Brucellosis. Adapun target dan realisasi kegiatan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 152
Tabel 50. Target dan Realisasi Pengendalian Penyakit BrucellosisKabupaten/Kota Se – NTB Tahun 2015
No Kabupaten/KotaTarget Realisasi
PengambilanSpesimen
PemeriksaanSpesimen
PengambilanSpesimen
PemeriksaanSpesimen
1 Mataram 100 100 100 1032 Lombok Barat 600 600 653 6543 Lombok Utara 400 400 423 4344 Lombok Tengah 800 800 800 8005 Lombok Timur 900 900 908 9926 Sumbawa Barat 300 300 300 3007 Sumbawa 300 300 300 3008 Dompu 600 600 600 6009 Bima 700 700 700 71110 Kota Bima 300 300 300 300
Jumlah 5.000 5.000 5.084 5.194
Kewaspadaan Penyakit Rabies
No Kecamatan TargetEliminasi
Realisasi Hewan Penular Rabies(Ekor)
Anjing Kucing Kera Jumlah1 Kota Mataram 350 353 - - 3532 Lombok Barat 850 853 - - 8533 Lombok Utara 850 859 - - 859
4 Lombok Tengah 950 987 - - 987
5 Lombok Timur 1.000 1.006 - - 1.006
Jumlah 4.000 4.058 - - 4.058
Sosialisasi Hewan Penular Rabies
Kegiatan Sosialisasi HPR pada masyarakat dilaksanakan di
Kabupaten di Pulau Lombok yaitu Kabupaten Lombok Barat dan
Kabupaten Lombok Utara masing masing 1 lokasi terutama wilayah
yang banyak HPR tidak berpemilik dan masyarakat/peserta yang
hadir pada masing – masing lokasi sosialisasi sebanyak 40 orang.
Rapat Koordinasi Rabies
Penyakit Rabies merupakan penyakit Zoonosis (menular dari hewan ke
manusia) yang disebabkan oleh virus (Rhabdovirus) dan menyerang
semua hewan berdarah panas terutama anjing, kucing dan kera yang
biasa disebut Hewan Penular Rabies (HPR) dan juga manusia.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 153
Provinsi Nusa Tenggara Timur telah terjadi wabah penyakit Rabies
sejak tahun 1997 dan Provinsi
Bali tertular Rabies pada bulan
November 2008 dengan
Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 1637/2008, tanggal 1
Desember 2008 telah
dinyatakan sebagai wilayah
wabah penyakit Rabies dan ditindaklanjuti dengan Peraturan
Gubernur Provinsi Bali tentang peraturan keluar masuknya HPR dari
dan ke Provinsi Bali.
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan wilayah yang sejak dahulu
bebas secara historis dari penyakit rabies (bukan dibebaskan
dengan vaksinasi) harus tetap dipertahankan bebas dari penyakit
tersebut. Dengan posisi Provinsi NTB diantara kedua Provinsi
tertular tersebut di atas sangat terancam terjangkit penyakit Rabies.
Oleh sebab itu diperlukan langkah - langkah kewaspadaan yang
tinggi untuk mencegah masuknya penyakit tersebut. Karena apabila
terjadi penyakit Rabies dalam suatu wilayah akan menimbulkan
tingkat kepanikan yang tinggi pada masyarakat, untuk itu diperlukan
Rapat Koordinasi Rabies.
Peserta Rapat Koordinasi dihadiri 45 peserta yang terdiri dari Kepala
Bidang/kepala seksi kabupaten/kota se- NTB, Petugas Puskeswan,
Karantina Pertanian Kelas I Mataram dan Sumbawa, dan Petugas
Dinas Peternakan Provinsi NTB.
Pertemuan Medis Veteriner
Puskeswan adalah merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan hewan di lapangan. Pertemuan Medis Veteriner
se - Provinsi Nusa Tenggara Barat dimaksudkan untuk meningkatkan
kapasitas medik veteriner dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
hewan secara optimal terutama dalam menyikapi terhadap penyakit
hewan menular strategis (PHMS) secara dini dengan tujuan :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 154
- Memantapkan pelayanan secara optimal
- Menyamakan persepsi tentang program dan kegiatan prioritas
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta penyegaran
bagi petugas
Jumlah peserta dalam
pertemuan tersebut sebanyak
30 orang dokter hewan dari
Kabupaten/Kota se Nusa
Tenggara Barat. Dari hasil
pertemuan tersebut diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan pertemuan medis masih sangat diperlukan
2. Perlu adanya persamaan persepsi pada Kabupaten/Kota tentang
jabatan fungsional medik veteriner di Puskeswan
Perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana dalam upaya
pelayanan kesehatan hewan di Puskeswan lebih optimal
Integrated Sistem Informasi Keswan Nasional
Kegiatan Integrated Sistem Informasi Keswan Nasional merupakan
kegiatan Bimtek ISIKHNAS
ISIKHNAS adalah sistem
informasi kesehatan hewan
Indonesia yang mutakhir.
Sistem ini menggunakan
teknologi sehari - hari dalam
cara yang sederhana namun
cerdas untuk mengumpulkan
data dari lapangan dan dengan segera menyediakannya bagi para
pemangku kepentingan dalam bentuk yang bermakna dan dapat
segera dimanfaatkan.
ISIKHNAS menggunakan pesan SMS dari telepon genggam di
lapangan dan lembar-lembar kerja yang lebih sederhana dari kantor,
guna mengambil data dengan cepat sedekat mungkin dari
sumbernya dan membuat data dapat dilihat dan dianalisis dengan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 155
cara-cara yang mudah bagi pengguna untuk siapa pun yang
memerlukannya.
Sistem yang cerdas dan otomatis akan memastikan bahwa data
dimasukkan secara akurat, laporan dikirimkan secara otomatis dan
terdapat akses yang mudah kepada data, analisis rutin yang
terprogram dan yang sangat penting sistem peringatan bagi staf
yang perlu merespon laporan penyakit. ISIKHNAS akan memadukan
beberapa sistem pengelolaan informasi guna membuat berbagai
sistem tersebut lebih efisien dan terjangkau bagi lebih banyak
pengguna.
Secara garis besar ISIKHNAS
akan memadukan beberapa
sistem pengelolaan informasi
yang lebih efisien dan
terjangkau bagi lebih banyak
pengguna. Dengan
menggunakan ISIKHNAS, kita
akan dapat menghubungkan data laboratorium dengan laporan
penyakit, peta dengan data lalu – lintas hewan atau laporan wabah,
data rumah potong dengan data produksi dan populasi dan semua
ini dilakukan secara otomatis. Hal ini sangat membantu para
pengambil kebijakan di berbagai tingkat, juga baik bagi semua orang
yang bekerja dalam bidang kesehatan hewan.
Tujuan dari Bimtek ISIKHNAS adalah :
1. Meningkatkan pelayanan petugas kepada peternak
2. Petugas dapat melakukan pelaporan melalui sms
3. Pelaporan penyakit hewan menjadi lebih cepat dan mudah
4. Menghilangkan beban pelaporan rutin
Sasaran dari pada Bimtek ini adalah Petugas Medis/Paramedis yang
ada di wilayah Kota Mataram sebanyak 13 orang, Kabupaten
Lombok Utara sebanyak 15 orang dan Provinsi 1 orang dan
dilaksanakan di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi NTB pada tanggal 12 – 13 Oktober 2015.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 156
Hasil
Kegiatan Bimtek Sintem Informasi Kesehatan Hewan Nasional
Terpadu (ISIKHNAS) bagi petugas Medis/Paramedis Kota Mataram
dan Kabupaten Lombok Utara secara umum adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Bimtek berlangsung lancar tanpa adanya kendala
yang berarti dan dilaksanakan tepat waktu.
2. Materi yang disampaikan oleh narasumber/pelatih dapat
teradopsi oleh peserta.
3. Para peserta menjadi sangat penuh perhatian/antusias mengikuti
Bimtek tersebut, hal ini terbukti dengan adanya banyak
pertanyaan dan tanggapan yang dilontarkan kepada Pelatih.
4. Para peserta mengharapkan agar petugas dibantu dalam
melaksanakan pelaporan sistem ini seperti dengan pemberian
bantauan dana untuk pulsa.
5. Petugas yang menangani pelayanan kesehatan hewan diluar
wilayahnya diharapkan dapat berkoordinasi dengan petugas
wilayah yang bersangkutan.
Pengadaan - pengadaan pada kegiatan penyakit bakterial lainnya
antara lain :
1. Pengadaan Obat - Obatan
No. Uraian Pekerjaan Kuantitas SatuanUkuran
HargaSatuan(Rp. )
Total (Rp.)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Colibact Inj. 20 ml(Sanbe)Ketamine Inj. 10 ml(Pantex)Xylazine 20 Inj. 25 ml(Pantex)Permethyl 5% 25 ml(TMC)Vitastress 5 G(Medion)Sulpidon Inj. 20 ml(Sanbe)
1279
110
110
610
600
600
Botol
Botol
Botol
Botol
Box
Botol
28.750
329.200
403.000
33.250
37.750
19.800
36.771.250
36.212.000
44.330.000
20.282.000
22.650.000
11.880.000
Jumlah 172.125.750
Terbilang : Seratus Tujuh Puluh Dua Juta Seratus Dua Puluh Lima RibuTujuh Ratus Lima Puluh Rupiah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 157
2. Pengadaan Alat dan Bahan
No Uraian VolumeHargaSatuan(Rp.)
Harga Total(Rp.)
1.2.3.4.5.
6.7.
Antigen SEKonjugat Merk SilenusStock ABTS Merk SigmaBotol Scoot 1000 mlSerum Kontrol PositifSE 1 mlBecker Glass 1000 mlMikropippette 0,5-10µl
5 Botol1 Botol2 Botol
13 Botol4 Botol
10 Botol1 Buah
1.720.0005.130.0002.700.000
93.5001.620.000
79.0005.427.000
8.600.0005.130.0005.400.0001.215.5006.480.000
790.0005.427.000
Jumlah 33.042.500
Terbilang : Tiga Puluh Tiga Juta Empat Puluh Dua Ribu Lima RatusRupiah
3. Pengadaan Vaksin SE
No. UraianPekerjaan Kuantitas Satuan
UkuranHargaSatuan(Rp. )
Total (Rp.)
1. Vaksin SE
(100 dosis)
85.000 Dosis 1.900 161.500.000
Jumlah 161.500.000
4. Pengadaan Antigen Brucella
No.Nama
Obat/JenisObat
Volume Satuan Harga(Rp.) Jumlah (Rp.)
1 Antigen Brucela 36 Vial 379.500 13.666.000
Total 13.662.000
5. Pengadaan Strichnine
No. Uraian Volume HargaSatuan (Rp.) Harga Total (Rp.)
1. Strichnine 2 Kg 19.000.000 38.000.000
Jumlah 38.000.000
Terbilang : Tiga Puluh Delapan Juta Rupiah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 158
PERLINDUNGAN HEWAN DAN KEWASPADAAN PENYAKIT
EKSOTIK
KegiatanJumlah
Anggaran(Rp.)
Realisasi(Rp.)
SisaDana(Rp.)
Perlindungan Hewan Dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik
Kewaspadaan Penyakit Eksotik Lintas Perbatasan
Belanja Bahan
- ATK Peserta 3.550.000 3.480.000 70.000
Honor Output Kegiatan
Honor Panitia
- Pengarah 500.000 450.000 50.000
- Ketua 450.000 400.000 50.000
- Sekretaris 400.000 300.000 100.000
- Anggota (Provinsi) 1.400.000 1,200.000 200.000
- Anggota (Kabupaten) 2.100.000 1.800.000 300.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Paket Meeting (3 Kab X 40 Org) 3.600.000 3.600.000 -
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
Sosialisasi Eksotik
- Uang Saku 18.000.000 18.000.000 -
Sosialisasi Penyakit Eksotik
Penyakit Eksotik adalah penyakit yang berasal dari luar negeri
dan kejadiannya sampai sekarang belum ditemukan atau sudah tidak
terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit eksotik
menimbulkan dampak yang sangat besar bagi keadaan sosial,
ekonomi bahkan politik Indonesia oleh karena itu deteksi dini dan
keakuratan diagnosis adalah kunci dalam usaha pencegahan
masuknya penyakit eksotik ke Indonesia. Dari beberapa penyakit
eksotik yang harus terus diwaspadai agar tidak masuk ke Indonesia
antara lain adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Penyakit Bovine
Spongiform Encephalopathy (BSE) atau Sapi Gila, Rindepest,
African Swine Fever, Nipah dan Hendra. Sasaran dari pada
sosialisasi ini adalah kelompok masyarakat yang ada di 3 Lokasi (1
Kabupaten di P. Lombok dan 2 Kabupaten di P. Sumbawa) dengan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 159
jumlah peserta masing-masing sebanyak 40 orang. Hasil kegiatan
Sosialisasi penyakit eksotik pada petugas lapangan dan kelompok
masyarakat yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Barat,
Sumbawa Barat dan Bima secara umum adalah sebagai berikut:
- Pelaksanaan sosialisasi berlangsung lancar tanpa adanya kendala
yang berarti dan dilaksanakan tepat waktu.
- Materi yang disampaikan oleh narasumber dapat dipahami oleh
petugas dan kelompok masyarakat yang menghadiri kegiatan
sosialisasi penyakit eksotik ini.
- Para petugas dan kelompok masyarakat yang menjadi peserta
sangat penuh perhatian/antusias mengikuti sosialisasi tersebut,
hal ini terbukti dengan adanya banyak pertanyaan dan tanggapan
yang dilontarkan kepada narasumber
- Beberapa perwakilan dari kelompok masyarakat (Kepala Desa,
tokoh masyarakat dll) menyatakan bahwa kegiatan ini perlu
dilanjutkan dan sangat antusias karena materi yang disampaikan
tidak hanya seputar eksotik aja tetapi juga berkembang pada
penyakit hewan lainnya seperti Anthrax dan juga penyakit yang
hangat diperbincangkan saat ini yaitu Ebola.
- Menurut peserta bahwa sosialisasi semacam ini sangat baik
karena dapat menambah wawasan serta kewaspadaan terhadap
penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.
PENGAMATAN PENYAKIT HEWAN
Dana yang tersedia pada Kegiatan Pengamatan Penyakit ini sebesar
Rp. 199.150.000,- (seratus sembilan puluh sembilan juta seratus
lima puluh ribu rupiah).
Komponen pokok pada kegiatan Pengamatan Penyakit Hewan
digunakan untuk Penerapan ISIKHNAS yang merupakan Bimbingan
Teknis Penerapan ISIKHNAS di lapangan. Peserta Bimtek berasal
dari Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa
Barat, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima.
Pertemuan ini dihadiri oleh 122 orang.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 160
Pertemuan ini dilakukan 5 kali tahapan yaitu tanggal 22 - 23
September 2015 peserta Bimtek dari Kabupaten Lotim, tanggal 12 -
13 Oktober 2015 peserta dari Kota Mataram, Kabupaten Lombok
Utara dan Provinsi, tanggal 15 - 16 Oktober 2015 peserta dari
Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Bima, Kabupaten Dompu
tanggal 22 - 23 Oktober 2015, Kabupaten Bima tanggal 29 - 30
Oktober 2015.
Hasil dari Bimtek Penerapan ISIKHNAS adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Bimtek berlangsung lancar tanpa adanya kendala
yang berarti dan dilaksanakan tepat waktu.
2. Materi yang disampaikan oleh narasumber/pelatih dapat
teradopsi oleh peserta.
3. Para peserta menjadi sangat penuh perhatian/antusias mengikuti
Bimtek tersebut, hal ini terbukti dengan adanya banyak
pertanyaan dan tanggapan yang disampaikan kepada pelatih.
4. Para peserta mengharapkan agar petugas dibantu dalam
melaksanakan pelaporan sistem ini seperti dengan pemberian
bantauan dana untuk pulsa.
5. Petugas yang menangani pelayanan kesehatan hewan di luar
wilayahnya diharapkan dapat berkoordinasi dengan petugas
wilayah yang bersangkutan.
Realisasi Keuangan kegiatan pengamatan penyakit secara rinci
dapat ditunjukan pada tabel berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 161
Tabel Realisasi Keuangan Kegiatan Pengamatan Penyakit :
KegiatanJumlah
Anggaran(Rp.)
Realisasi(Rp.)
Sisa Dana(Rp.)
Penerapan ISIKHNAS APBNP 2015Pelatihan PetugasBelanja Bahan- Konsumsi Peserta dan Panitia Kab.
Lobar7.440.000 4.800.000 2.640.000
- ATK Peserta dan Panitia 4.750.000 4.750.000 -Honor Output KegiatanHONOR PANITIA- Pengarah 2.250.000 2.250.000 -- Ketua 2.000.000 2000.000 -- Sekertaris 1.750.000 1.750.000 -- Anggota (3 org x 5 Kegiatan) 4.500.000 1.500.000 3.000.000Belanja Non Operasional lainnya- Operasional Pengiriman SMS 1.500.000 1.476.000 24.000- Paket Meeting Kab. Dompu 18.000.000 18.000.000 -- Paket Meeting KSB dan Kota Bima 18.000.000 17.900.000 100.000- Paket Meeting Kab. Lotim 9.720.000 9,070.000 650.000- Paket Meeting Kab. Bima 15.240.000 15.136.000 104.000Belanja Jasa Profesi- Honor Narasumber 5.750.000 5.750.000 -- Honor Pelatih 8.000.000 8.000.000 -Belanja perjalanan Biasa- Perjalanan Tim Pusat/ Pertemuan/
Konsultasi keJakarta/ daerah Lainnya25.000.000 5.000.000 20.000.000
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota BIMTEK ISIKHNAS ( 5 kali)
- Bantuan Transport Peserta BimtekKab. Lobar
2.500.000 2.500.000 -
- Bantuan Transport Peserta BimtekKab. Lotim
2.500.000 2.500.000 -
- Bantuan Transport Peserta BimtekKab. Dompu
12.500.000 12.500.000 -
- Bantuan Transport Peserta BimtekKSB
2.500.000 2.500.000 -
- Bantuan Transport Peserta BimtekKota Bima
9.000.000 9.000.000 -
- Bantuan Transport Peserta BimtekKab. Bima 15.000.000 15.000.000 -
- Bantuan Uang Saku Peserta 31.250.000 31.250.000 -
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 162
PEMBINAAN DAN KOORDINASI KESWAN
KegiatanJumlah
Anggaran(Rp.)
Realisasi(Rp.)
Sisa Dana(Rp.)
Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan
Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Survailans dan Pelayanan Keswan
Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan padaBidang Keswan
Belanja Bahan
- ATK 2.000.000 2.000.000 -
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Administrasi dan Pelaporan 1.000.000 1.000.000 -
Belanja perjalanan biasa
- Perjalanan Monitoring, Evaluasi,Pelaporan, Surveilans dan PelayananKeswan P. Lombok
7.000.000 7.000.000 -
- Perjalanan Monitoring, Evaluasi,Pelaporan, Surveilans dan PelayananKeswan ke Kab. Sumbawa Barat
1.750.000 1.750.000 -
- Perjalanan Monitoring, Evaluasi,Pelaporan, Surveilans dan PelayananKeswan ke Kab Sumbawa
1.850.000 1.850.000 -
- Perjalanan Monitoring, Evaluasi,Pelaporan, Surveilans dan PelayananKeswan ke Kab Dompu
1.950.000 1.950.000 -
- Perjalanan Monitoring, Evaluasi,Pelaporan, surveilans dan PelayananKeswan ke Kab/Kota Bima
2.000.000 2.000.000 -
UNIT RESPON CEPAT
Kegiatan yang dilaksanakan pada Unit Respon Cepat antara lain :
1. Belanja Bahan Pengendalian dan Penanggulangan AI
No Obat - Obatan Volume Satuan Harga (Rp.) Jumlah (Rp.)
1 Rapid Test 40 Buah 129.600 5.184.000
2 Hand Sprayer15 liter 10 Buah 506.000 5.060.000
3Biosekurity(Destan 100Ml)
3.409 Botol 8.800 29.999.200
TOTAL 40.243.200
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 163
2. Pertemuan Rapat Koordinasi AI
Flu burung (Avian
Influenza) mulai muncul di
indonesia sekitar 5 tahun
yang lalu. Penyakit ini
disebabkan oleh Virus
Influenza tipe A dan
ditularkan oleh unggas.
Penyakit flu burung secara awal dikonfirmasikan telah terjadi di
Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan,
Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal
dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.
Di NTB dari tahun 2009 sampai dengan bulan September 2011
tidak ditemukan/dilaporkan adanya kasus positif penyakit AI.
Namun pada awal bulan Oktober 2011 sampai dengan tahun 2013
kembali ditemukan adanya kasus positif AI di NTB. Bahkan berapa
waktu yang lalu kabupaten lotim, loteng melaporkan telah
terjadinya kasus.
Merebaknya penyakit AI
telah menimbulkan
dampak sosial ekonomi
yang besar baik
terhadap peternak
maupun pada
masyarakat umum. Salah satu dampak penyakit ini adalah
berkurangnya konsumsi produk runggas sehingga menyebabkan
kerugian ekonomi yang besar dikalangan peternak lokal maupun
industri peternakan. Jika tidak ditangani dengan baik, dampak ini
bisa berakibat pada menurunnya konsumsi protein hewani sebagai
salah satu nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah kekurangan
gizi (mall nutrition). Karena sebagaimana yang kita ketahui
bersama daging unggas khususnya ayam merupakan panganan
yang termasuk mudah diakses oleh masyarakat bawah.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 164
Pertemuan ini dilaksanakan di aula Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB pada tanggal 28 - 29 Mei 2015.
Adapun tujuan pertemuan
Rapat Koordinasi AI
Tahun 2015 adalah
menyamakan persepsi
baik itu di tingkat
kabupaten/kota se - NTB
akan pemberantasan AI
sehingga pada akhirnya rencana NTB bebas AI 2017 dapat
terwujud dengan jumlah peserta 35 orang.
3. Pertemuan Bimbingan Teknis URC
Penyakit hewan menular strategis adalah penyakit yang sangat
merugikan karena sangat cepat penularannya, angka kesakitan
dan angka kematiannya
yang juga sangat tinggi.
Maka dari itu perlu
dilakukan pengawasan
pada ternak untuk
menekan atau
mengurangi cepatnya
penularan penyakit dari satu daerah kedaerah lain dan mencegah
kerugian ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit tersebut.
Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 26 - 27 Mei Tahun
2015 ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petugas baik
di lapangan maupun di Dinas Kabupaten / Kota dan Provinsi
diharapkan aplikasi 3 cepat yang didapatkan akan membantu
dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular
Strategis (PHMS). Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Seksi yang ada
di Dinas Peternakan Kabupaten/Kota dan petugas lapangan
(kecamatan) yang menangani fungsi - fungsi peternakan dan
kesehatan hewan dan staf provinsi berjumlah 63 orang.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 165
OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DI PUSKESWAN
Kegiatan ini meliputi pemberian bantuan operasional bagi petugas medis
dan paramedis Puskeswan di 10 Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara
Barat. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja Puskeswan
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan milik masyarakat. Di
samping itu, dengan adanya laporan kegiatan pelayanan Puskeswan
akan memudahkan dalam mengetahui distribusi/kejadian penyakit
hewan di 10 Kabupaten/Kota se-NTB. Output yang ditargetkan dalam
kegiatan ini adalah minimal 64 Puskeswan se - NTB.
Adapun rincian kegiatan beserta realisasinya sebagai berikut :
Kegiatan Volume JumlahDana (Rp.)
Realisasi(Rp.)
Sisa Dana(Rp.)
Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di PuskeswanOperasional Puskeswan
Belanja Bahan
- Antibiotik 254 Botol 23.876.000 23.876.000- Vitamin 585 Botol 27.495.000 27.495.000- Rouboransia 254 Botol 23.876.000 23.876.000- Antiseptik 176 Botol 1.408.000 1.408.000- Antiemetika 334 Botol 3.340.000 3.340.000- ATK Pertemuan 1 Paket 900.000 900.000- Administrasi dan
Pelaporan 1 Kegiatan 4.755.000 4.755.000
Belanja Barang Non Operasional LainnyaHonor Output Kegiatan Honor Panita Pertemuan- Pengarah 1 OK 500.000 500.000- Ketua 1 OK 450.000 450.000- Sekretaris 1 OK 400.000 400.000- Anggota 4 OK 1.400.000 1.400.000
Belanja Barang Non Operasional LainnyaOperasionalPengawasanPuskeswan
1 Tahun 6.000.000 6.000.000
Belanja Jasa Profesi- Honor Narasumber 12 OJ 500.000 6.000.000- Honor Narasumber
Ahli 2 OJ 850.000 1.700.000
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Pertemuan Petugas Puskeswan-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 166
- Paket Meeting 1 Paket 20.000.000 11.600.000 8.400.000- Bantuan
Transport 1 Paket 10.000.000 7.895.000 2.105.000
- Bantuan UangSaku 30 OK 7.500.000 7.500.000 -
OPERASIONAL PUSKESWAN DI KAWASAN KOTA BIMAKomponen UtamaBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional
Petugas MedisPuskeswan
1 Paket 9.000.000 9.000.000
- OperasionalPetugasParamedisPuskeswan
1 Paket 10.000.000 10.000.000
- OperasionalPengiriman &Pengujian Sampelke Laboratorium
130 Sampel 650.000 0 650.000
Belanja Perjalanan BiasaPerjalanan Monitoringdan Evaluasi keKab/Kota Bima
1 OP 2.000.000 2.000.000
OPERASIONAL PUSKESWAN DI KAWASAN KAB SUMBAWAKomponen UtamaBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional
Petugas MedisPuskeswan
1 Paket 45.000.000 45.000.000
- OperasionalPetugasParamedisPuskeswan
1 Paket 48.000.000 48.000.000
- OperasionalPengiriman &Pengujian Sampelke Laboratorium
130 Sampel 650.000 0 650.000
Belanja Perjalanan BiasaPerjalanan Monitoringdan Evaluasi ke KabSumbawa
1 OP 1.850.000 1.850.000
OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB DOMPUKomponen UtamaBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional
Petugas MedisPuskeswan
1 Paket 15.000.000 15.000.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 167
- OperasionalPetugasParamedisPuskeswan
1 Paket 16.000.000 16.000.000
- OperasionalPengiriman &Pengujian Sampelke Laboratorium
130 Sampel 650.000 0 650.000
Belanja Perjalanan Biasa- Perjalanan
Monitoring danEvaluasi keKab/Kota Bima
1 OP 1.950.000 1.950.000
OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB SUMBAWA BARATKomponen UtamaBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional
Petugas MedisPuskeswan
1 Paket 6.000.000 6.000.000
- OperasionalPetugas ParamedisPuskeswan
1 Paket 16.000.000 16.000.000
- OperasionalPengiriman &Pengujian Sampelke Laboratorium
130 Sampel 650.000 0 650.000
Belanja Perjalanan Biasa- Perjalanan
Monitoring danEvaluasi ke KabSumbawa Barat
1 OP 1.750.000 1.450.000 350.000
OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB LOMBOK TENGAHKomponen UtamaBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional
Petugas MedisPuskeswan
1 Paket 18.000.000 18.000.000
- OperasionalPetugas ParamedisPuskeswan
1 Paket 24.000.000 24.000.000
- OperasionalPengiriman &Pengujian Sampelke Laboratorium
130 Sampel 650.000 0 650.000
Belanja Perjalanan Biasa- Perjalanan
Monitoring danEvaluasi ke KabLombok tengah
5 OH 1.750.000 1.400.000 350.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 168
OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB LOMBOK TIMURKomponen UtamaBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional
Petugas MedisPuskeswan
1 Paket 39.000.000 39.000.000
- OperasionalPetugasParamedisPuskeswan
1 Paket 40.000.00 40.000.00
- Ops. Pengiriman &Pengujian Sampelke Lab
130 Sampel 650.000 0 650.000
Belanja Perjalanan Biasa- Perjalanan
Monitoring danEvaluasi ke KabLombok Timur
5 OH 1.750.000 1.400.000 350.000
OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KOTA MATARAMKomponen UtamaBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional
Petugas MedisPuskeswan
1 Paket 6.000.000 6.000.000
- OperasionalPetugasParamedisPuskeswan
1 Paket 12.000.000 12.000.000
- OperasionalPengiriman &Pengujian Sampelke Lab
130 Sampel 650.000 0 650.000
OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB. LOMBOK BARATKomponen UtamaBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional
Petugas MedisPuskeswan
1 Paket 12.000.000 12.000.000
- OperasionalPetugasParamedisPuskeswan
1 Paket 20.000.000 20.000.000
- Ops. Pengiriman &Pengujian Sampelke Laboratorium
130 Sampel 650.000 0 650.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 169
OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB. LOMBOK UTARAKomponen UtamaBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional
Petugas MedisPuskeswan
1 Paket 12.000.000 12.000.000
- OperasionalPetugasParamedisPuskeswan
1 Paket 10.000.000 10.000.000
- OperasionalPengiriman &Pengujian Sampelke Laboratorium
130 Sampel 650.000 0 650.000
OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB. BIMAKomponen UtamaBelanja Barang Non Operasional Lainnya- Operasional
Petugas MedisPuskeswan
1 Paket 12.000.000 12.000.000
- OperasionalPetugasParamedisPuskeswan
1 Paket 10.000.000 10.000.000
- Ops. Pengiriman &Pengujian Sampelke Laboratorium
130 Sampel 650.000 0 650.000
Jumlah 578.150.000 554.695.000
Jumlah tenaga medis veteriner yang mendapatkan operasional adalah
63 orang dan paramedis veteriner 116 orang yang bertugas pada 97
Puskeswan se - Provinsi NTB. Besar operasional yang diterima oleh
tenaga medis veteriner yaitu Rp.300.000,- / bulan selama 10 bulan
dan operasional paramedis veteriner Rp.200.000,- / bulan selama 10
bulan. Total anggaran yang tersedia untuk kegiatan operasional medis
dan paramedis adalah sebesar Rp.421.000.000,- (empat ratus dua
puluh satu juta rupiah) dengan realisasi 100%. Jumlah laporan
puskeswan yang masuk adalah sebanyak 97 laporan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 170
a) Pertemuan Petugas Puskeswan se - NTBPertemuan petugas Puskeswan dimaksudkan adalah untuk
meningkatkan kapasitas petugas Puskeswan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan hewan terutama dalam
menyikapi terhadap kejadian penyakit hewan menular strategis
secara dini. Dana yang tersedia untuk kegiatan tersebut sebesar
Rp. 48.850.000,- (empat puluh delapan juta delapan ratus lima
puluh ribu rupiah) dengan realisasi fisik 100%. Kegiatan tersebut
dilaksanakan di Aula Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan
Provinsi NTB pada tanggal 20 - 21 Oktober tahun 2015 dengan
jumlah peserta yang hadir sebanyak 30 orang.
b) Pengadaan Obat - Obatan PuskeswanDalam upaya mendukung kegiatan pelayanan kesehatan hewan di
Puskeswan dilakukan pengadaan obat - obatan untuk pelayanan.
Adapun rincian obat yang diadakan adalah sebagai berikut :
No Obat – Obatan Volume Satuan Harga(Rp.)
Jumlah(Rp.)
1 Vet-Oxy LA Inj 50 ml 254 Botol 94.000 23.876.000
2 Vitamin B12 Inj 50 ml 585 Botol 47.000 27.495.000
3 Biosan TP Inj 50 ml 254 Botol 94.000 23.876.000
4 Zaldes 100 ml 176 Botol 8.000 1.408.000
5 Verm - O 12 Bolus 334 Bolus 10.000 3.340.000
Total 79.995.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 171
Dari jumlah obat - obatan tersebut telah didistribusikan ke
seluruh Kabupaten/Kota se-NTB dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 51. Distribusi Obat – Obatan Kesehatan Hewan Ke Kabupaten/Kota se - NTB
NO NAMABARANG
JUMLAH JUMLAH DISTRIBUSI
JmlVOL Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Vet-Oxy LAInj. 50 ml 254 Botol 20 24 20 24 24 20 30 20 30 18 24 254
2 Vitamin B12Inj. 50 ml 585 Botol 50 60 50 60 60 50 60 60 70 50 15 585
3 Biosan TPInj. 50 ml 254 Botol 20 30 20 25 30 20 30 20 30 20 9 254
4 Zaldes 1 L 38 Botol 3 4 3 4 4 3 5 4 5 3 0 38
5 Verm – O 12Bolus 334 Bolus 24 36 24 36 36 24 36 36 48 24 10 334
Keterangan :1. Kt. Mataram 6. Kab. Sumbawa Barat 11. Provinsi2. Kab. Lobar 7. Kab. Sumbawa3. Kab. Lombok Utara 8. Kab. Dompu4. Kab. Loteng 9. Kab. Bima5. Kab. Lombok Timur 10. Kt. Bima
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 172
4. BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
A. PENDAHULUAN
1. Latar BelakangBidang Kesehatan Masyarakat Veteriner dewasa ini memegang
peranan penting dalam menyediakan produk pangan asal hewan
yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Sebagai pintu
keberhasilan pembangunan peternakan khususnya sektor hilir, bidang
kesmavet selain dapat menyediakan protein hewani (daging, telur dan
susu) serta produk hewan non pangan dan juga mampu
mengamankan konsumen dari penyakit zoonosis yang dapat
ditularkan dari produk asal hewan ke manusia.
Terwujudnya keamanan dan ketentraman batin masyarakat
konsumen terhadap produk pangan asal hewan (daging, telur dan
susu) melalui pengawasan dan pembinaan yang kontinyu dan ramah
lingkungan merupakan salah satu visi dan misi pembangunan sektor
peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam menyiapkan produk
pangan asal hewan yang cukup dan memenuhi persyaratan, terutama
dari berbagai aspek ASUH. Hal ini dapat terjadi apabila segenap
lapisan masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi akan bahaya
zoonosis akibat pengelolaan produk pangan asal hewan yang tidak
sesuai dengan standar.
2. Tujuan SasaranTujuan :
a. Pemeriksaan status reproduksi sapi betina produktif
b. Pengawasan pemotongan sapi dan kerbau betina produktif baik di
RPH, TPH maupun di masyarakat
c. Menyiapkan produk pangan asal hewan yang ASUH dan tersedia
dalam jumlah yang cukup dan terjaga keamanannya
d. Menjaga keamanan dan ketenteraman batin masyarakat terhadap
produk pangan asal hewan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 173
e. Menjaga keamanan bahan pangan asal hewan dari cemaran
mikroba, residu obat - obatan dan mikroorganisme serta bahan
pengawet lainnya
f. Mempersiapkan segala perangkat kesmavet yang memenuhi
hygienis sanitasi dan standar SNI terutama pada RPH, tempat-
tempat penjualan produk pangan asal hewan
g. Melakukan pengawasan terhadap lalu lintas dan tataniaga produk
pangan asal hewani (Daging, susu dan telur) dari dan ke NTB.
Sasaran :
a. Masyarakat petani peternak sebagai pelaksana di tingkat bawah
b. Petugas RPH, jagal, petugas kesmavet
c. Tokoh masyarakat/instansi terkait di 10 Kabupaten/Kota se - NTB
d. Produk Pangan asal hewan yang beredar di 10 Kabupaten/Kota se
- NTB
e. RPH/TPH dan tempat - tempat penjualan ataupun tempat yang
rawan terhadap pemotongan ternak betina produktif
3. Ruang LingkupSumber Dana APBDa. Pertemuan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif di
RPH/TPH
b. Pertemuan Higienis Sanitasi Usaha
c. Pertemuan Pengawasan Lalulintas Produk Pangan
d. Bulan Bhakti Peternakan
e. Kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
f. Leaflet/brosur kekesmavetan/Sasambo Beef
g. Kampanye makan daging sapi dan telur pada sekolah dasar
h. Pengumpul data pemotongan ternak
i. Perjalanan dalam dan luar daerah dalam rangka pengawasan
hewan qurban, pengawasan pengendalian pemot betina
produktif, sosialisasi HS RPH, penerapan NKV dan konsultasi.
j. Peningkatan sinergitas RPH dan MBC
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 174
Sumber Dana APBN DK dan TPa. Pencegahan Pemotongan Betina Produktif
b. Fasilitasi pembentukan Asosiasi Jagal RPH Kota Bima
c. Restrukturisasi Manajemen RPH di Kota Mataram, Kabupaten
Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa dan Kab. Bima
d. Fasilitasi Unit Usaha dalam proses Sertifikasi ASUH.
Pembinaan pada unit usaha tentang sertifikasi halal, pra NKV
dan NKV dan Sertifikasi Produk
e. Pengembangan Kapasitas SDM yaitu Peningkatan Kompetensi
Juru Sembelih Halal.
f. Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet, yaitu pengadaan Kit
Uji Cepat 4 unit untuk Provinsi, Kota Mataram, Kabupaten
Sumbawa dan Kota Bima.
g. Peningkatan kapasitas SDM Pengawas Kesmavet
h. Koordinasi Teknis pengawas kesmavet
i. Pemutakhiran data pemotongan
j. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pencegahan
penularan zoonosis pada hewan qurban, pemeriksaan AM/PM
k. Penerapan kesrawan pada ternak dan non ternak
l. Kegiatan di Luar dan Dalam daerah dalam rangka pembinaan
RPH/RPU, monitoring pasca panen produk, kesrawan,
ketrampilan juru sembelih.
m.Fasilitasi Peralatan RPH R yaitu pengadaan mobil pengangkut
daging berpendingin dan pengadaan genset (Dana Tugas
Pembantuan).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 175
B. PROGRAM KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN
Kegiatan - kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Bidang Kesehatan
Masyarakat Veteriner Tahun 2015 berasal dari dana APBD dan APBN
adalah sebagai berikut :Tabel 52. Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBD
Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner
No Sumber Dana / Satker / AlokasiAnggaran Program Kegiatan Pagu (Rp.)
Realisasi SisaAnggaran
(Rp)Keuangan Fisik
(%)(Rp.) (%)1 2 3 4 5 6 7
I Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Kegiatan Peningkatan Kualitas Produk Pangan Asal Hewan
1. Pertemuan Pengawasan laluLintas Produk 39.612.000 - - - 39.612.000
2. Pertemuan Higiene dan SanitasiUsaha 32.112.000 15.907.000 49,53 100 16.205.000
3. Pertemuan PengendalianPemotongan Betina Produktif 39.612.000 - - - 39.612.000
4. Bulan Bhakti Peternakan 108.008.000 83.000.000 76,84 100 25.008.000
5. HPS Nasional 35.705.500 - - - 35.705.500
6. Leaflet/Brosur Kekesmavetan /Sasambo Beef 3.750.000 - - - 3.750.000
7. Kampanye Produk Pangan ASUHpada Sekolah Dasar 60.000.000 42.000.000 70 - 18.000.000
8. Petugas Pengumpul DataPemotongan Ternak 100.500.000 100.500.000 100 100 -
9. A T K 6.000.000 5.593.000 93,21 100 406.500
10.
Perjalanan Dinas ke Pusat/Daerah Lainnya dan PerjalananDinas Dalam Daerah DalamRangka Pengawasan HewanQurban, Binwas Kualitas ProdukPangan, Sosialisasi Daging ASUHdan HPS Nasional
195.000.000 145.736.350 74,74 100 49.263.650
11.a. Peningkatan Sinergitas RPH dan
MBC 115.700.000 108.030.000 93,37 97,37 7.670.000
J U M L A H 735.999.500 500.766.350 68,04 80 235.233.150
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 176
Tabel 53. Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBN (DK)Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner
No Sumber Dana / Satker / Alokasi AnggaranProgram Kegiatan Pagu (Rp.)
Realisasi SisaAnggaran
(Rp)Keuangan Fisik
(%)(Rp.) (%)1 2 3 4 5 6 7
Penjaminan Pangan Asal Hewan Yang Asuh Dan Berdaya Saing
1 Pencegahan Pemotongan Betina Produktif 441.460.000
- Sosialisasi Tingkat Provinsi 92.000.000 8.015.000 8,71 8,71 83.985.000
- Sosialisasi Terhadap Pelaku Usaha (Jagal) 225.760.000 198.810.000 88,06 100 26.950.000
- Operasional Pencegahan Pemotongan 123.700.000 50.400.000 40,74 100 73.300.000
2 Penerapan Penjaminan Produk Hewan ASUH diRPH 512.000.000
- Fasilitasi Pembentukan Asosiasi Jagal RPH diKota Bima 33.000.000 18.225.000 55,23 100 14.775.000
- Restrukturisasi Manajemen RPH – R
* Kota Bima 29.000.000 26.191.600 90,32 100 2.808.400
* Kota Mataram 96.400.000 35.013.000 36,32 100 61.387.000
* Kabupaten Sumbawa 127.525.000 44.005.000 34,51 100 83.520.000
* Kabupaten Lombok Timur 106.150.000 50.130.000 47,23 100 56.020.000
* Kabupaten Bima 119.925.000 58.436.680 48,73 100 61.488.320
3 Fasilitasi Unit Usaha Dalam Proses SertifikasiASUH 42.200.000
- Pembinaan Unit Usaha Dalam Proses SertifikasiHalal 11.250.000 6.450.000 57,33 57,3 4.800.000
- Fasilitasi Sertifikasi Halal Pada Unit Usaha 5.000.000 - - - 5.000.000
- Fasilitasi Sertifikasi Pra NKV dan NKV 12.750.000 9.050.000 70,98 70,98 3.700.000
- Fasilitasi Sertifikasi Produk 13.200.000 9.350.000 70,83 70,83 3.850.000
4 Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Kesmavet 59.000.000- Peningkatan Kompetensi Juru Sembelih Halal 52.000.000 43.898.000 84,42 100 8.102.000
- Fasilitasi Sertifikasi Juru Sembelih Halal 7.000.000 - - - 7.000.000
5 Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet 840.950.000
- Kit Uji Cepat 4 unit 800.000.000 780.000.000 97,5 100 20.000.000
- Pertemuan 32.000.000 700.000 2,18 2,18 31.300.000
- Perjalanan Dalam Daerah 8.950.000 8.950.000 100 100 -
6 Peningkatan Kapasitas SDM Pengawas Kesmavet 76.950.000- Bimtek 25 orang 67.650.000 - - - 67.650.000
- Perjalanan Dalam Daerah 9.300.000 4.650.000 50 100 4.650.000
7 Koordinasi Teknis Pengawasan Kesmavet 105.800.000- Penguatan Jejaring Pengawas Kesmavet 50.300.000 - - - 50.300.000
- Pembentukan dan Pelaksanaan Tim KoordinasiPengawasan 55.500.000 - - - 55.500.000
8 Pemutakhiran Data Pemotongan 65.000.000
- Pertemuan 45.850.000 41.696.500 90,94 100 4.153.500
- Hari Pangan Sedunia (HPS) dan HKP 19.150.000 12.150.000 63,45 100 7.000.000
9 Peningkatan Kesadaran Masyarakat DalamPencegahan Zoonosis 180.000.000
- Pengawasan Zoonosis Hewan Qurban 90.000.000 31.705.900 35,23 50 58.294.100
- Revitalisasi Pemeriksaan AM PM 90.000.000 40.110.000 44,56 100 48.890.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 177
10 Pembinaan Penerapan Kesrawan di Unit UsahaTernak dan Non Ternak 125.000.000
- Pertemuan 58.245.000 - - - 58.245.000
- Perlengkapan Pembinaan Untuk Trainer danPetugas Kerja 3.055.000 - - - 3.055.000
Quesioner, ATK, Brosur dan Bahan Sosialisasi 28.750.000 1.750.000 6,09 100 27.000.000
- Perjalanan Biasa 34.950.000 34.950.000 100 100 -
JUMLAH DK 2.448.360.000 1.514.636.680 61,86 81,10 933.723.320
Tabel 54. Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBN (TP)Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner
NoSumber Dana / Satker /
Alokasi Anggaran ProgramKegiatam
Pagu (Rp.)Realisasi Sisa
Anggaran(Rp)
Keuangan Fisik(%)(Rp.) (%)
1 2 3 4 5 6 7Fasilitasi Peralatan RPH – R
A Pembangunan dan Peralatan RPH-R
1. Fasilitasi RPH-R KotaBima
320.000.000
---
--
ATKOperasional Tim TeknisHonor Panitia Pemeriksadan Tim PokjaPerjalanan KoordinasiMonitoring dan EvaluasiGenset ( 1 unit)
2.500.0003.500.000
10.000.000
4.000.000300.000.000
900.000-
2.800.000
-287.000.000
36,00-
28,00
-95,7
100-
100
-100
1.600.0003.500.0007.200.000
4.000.00013.000.000
2. Fasilitasi Mobil PengawasKesmavetKendaraan PengangkutDaging Berpendingin
399.250.000
ATK Pengadaan LelangHonor Tim Pokja (ULP)Honor Panitia PenerimaOperasional Pengadaan/LelangAlat Transpot Daging
500.0001.000.000
750.0001.000.000
396.000.000
500.0001.000.000
750.0001.000.000
358.905.000
100100100100
90,63
100100100100
100
----
37.095.000
JUMLAH TP 719.250.000 652.855.000 90,77 100 66.395.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 178
C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN
Dari tabel 1, 2 dan 3 di atas diketahui bahwa seluruh kegiatan umumnya
telah dilaksanakan dengan realisasi keuangan sebesar 68% dan fisik
80%. dengan uraian sebagai berikut :
1. Sumber dana APBD terdiri dari 2 Program kegiatan yaitu Peningkatan
kualitas produk pangan asal hewan dan Peningkatan sinergitas RPH
dan MBC dengan total jumlah anggaran kegiatan sebesar Rp.735.999.500,- (tujuh ratus tiga puluh lima juta sembilan ratussembilan puluh sembilan ribu lima ratus rupiah). Realisasi fisik
sebesar 80% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 500.766.850,- atau
sebesar 68% dimana terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp.
235.232.650,- atau sebesar 31,9%. Dana tersebut merupakan dana
sisa anggaran dari beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan dan
adanya himbauan pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan
pertemuan/rapat di hotel.
2. Sumber dana Dekonsentrasi (APBN - DK) dengan anggaran sebesar
Rp. 2.448.360.000,- (dua milyar empat ratus empat puluh delapanjuta tiga ratus enam puluh ribu rupiah). Realisasi fisik kegiatan
sebesar 81,1% dan keuangan sebesar Rp.1.529.950.680,- atau
sebesar 62,5%. Terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 918.409.320,-
atau sebesar 37,5%. Anggaran yang tidak terealisasi tersebut
merupakan sisa dana kegiatan yang telah dilaksanakan.
3. Sumber dana Tugas Pembantuan (APBN-TP) dengan anggaran sebesar
Rp. 719.250.000,- (tujuh ratus sembilan belas juta dua ratus limapuluh ribu rupiah). Realisasi fisik kegiatan mencapai 100% sementara
realisasi keuangan sebesar Rp. 652.855.000,- atau sebesar 90,8%,
terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 66.395.000,- atau sebesar 9,2%.
Dana tersebut merupakan dana sisa anggaran hasil penawaran/tender
yang dilaksanakan di Unit Layanan Pengadaan (ULP). Dana - dana
tersebut tidak dapat dipergunakan untuk kegiatan lain.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 179
1. PERTEMUAN HYGIENIS SANITASI USAHA
Salah satu dampak liberalisasi perdagangan memungkinkan
terjadinya perubahan pasar daging dunia yang berakibat berubahnya
preferensi konsumen. Konsumen daging sapi dunia saat ini dan yang
akan datang telah menuntut kualitas bahan makanan yang
dikonsumsi aman dan menyehatkan. Secara keseluruhan
menyebabkan peningkatan
tuntutan akan keberagaman,
tuntutan akan atribut gizi yang
lengkap dan peningkatan
tuntutan kenyamanan dalam
mengkonsumsi daging sapi dan
produknya. Jaminan mutu juga
merupakan isu global yang dilakukan oleh negara - negara maju
sebagai tuntutan dalam pemasaran hasil - hasil pertanian termasuk
hasil peternakan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu
diberlakukan kesetaraan sistem jaminan mutu dengan menerapkan
sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yaitu suatu
manajemen mutu yang khusus diterapkan untuk keamanan pangan
sebagai sistem manajemen keamanan pangan.
Persyaratan teknis penerapan HACCP adalah penerapan Nomor
Kontrol Veteriner (NKV). NKV merupakan registrasi atau sertifikasi
kelayakan usaha dengan dasar penilaian atas terpenuhinya
persyaratan tehnis yang meliputi Good Manufacturing Practices
(GMP) dan Sanitation Standart Operating Procedures (SSOP). GMP
dan SSOP merupakan persyaratan minimum sanitasi dan pengolahan
yang diperlukan untuk memastikan diproduksinya pangan yang aman
dan sehat, GMP meliputi : 1) personil, 2) bangunan dan fasilitas, 3)
perlatan dan mesin, dan 4) pengendalian produksi dan proses.
Peningkatan sumber daya manusia khusus untuk petugas RPH
Kabupaten/Kota se - NTB secara kontinyu harus dilakukan, hal ini
diharapkan agar ada pemahaman terhadap penerapan standar
hygiene sanitasi. Di setiap RPH sudah menjadi keharusan dalam
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 180
rangka persyaratan untuk mendapatkan Nomor Kontrol Veterniner
(NKV), Sertifikat Halal dan penjaminan pangan ASUH.
Pertemuan Hygiene dan Sanitasi bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan kepada para petugas RPH tentang
penyediaan daging ASUH dengan membuka dialog kepada petugas -
petugas Kabupaten/Kota se - NTB dengan tujuan untuk mengatasi
masalah - masalah yang ada di lingkungan RPH dalam upaya
meningkatkan produk daging ASUH. Sasaran dari kegiatan pertemuan
Hygiene dan Sanitasi untuk memotivasi kepada para Petugas di
RPH/TPH Kabupaten/Kota se - NTB untuk menerapkan standar
hygienis dalam penyediaan pangan untuk konsumen/ masyarakat.
Pertemuan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2015
bertempat di Aula Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram yang dihadiri oleh
peserta sebayak 20 orang yang terdiri dari petugas, RPH/TPH dan
Jagal di Kabupaten/Kota se NTB.
Materi yang disampaikan oleh narasumber pada pertemuan tersebut
adalah :
1. Kebijakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
dalam Penyediaan Produk Pangan Asal Hewan yang ASUH oleh
Ir. Hj. Budi Septiani (Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi NTB).
2. Pelayanan Veteriner Yang Prima Dalam Menjamin Kesehatan dan
Ketenteraman Batin Masyarakat oleh drh. H. Aminurrahman, M.Si
(Kepala Bidang Kesmavet)
3. Penerapan Hygiene Sanitasi Usaha di RPH Bangkong (Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa)
4. Penerapan Hygiene Sanitasi Usaha di RPU Jagaraga (Dinas
Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Barat)
Setelah pemaparan dari para narasumber dan berdasarkan diskusi
yang berkembang diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 181
1. Sebagai upaya untuk melindungi kesehatan dan ketentraman batin
masyarakat (konsumen), Pemerintah Provinsi harus menjaga agar
outbreak (wabah) yang ada di P. Sumbawa masuk ke P. Lombok
yaitu dengan menganalisa resiko dengan cara meninjau kembali ijin
rekomendasi pemasukan sapi potong dari Sumbawa.
2. Mengoptimalkan fungsi pengawasan dan identifikasi quota karena
banyak jagal yang menyalahgunakan ijin rekomendasi
pemasukan sapi dari Sumbawa, oleh karena diperlukan validasi
data jumlah populasi dengan ijin pengeluaran untuk menjamin
ketersediaan stok dan Pemberian ijin pemasukan harus rasional
terhadap quota kemampuan jagal.
3. Bimbingan teknis dan fasilitasi unit usaha pangan asal hewan
perlu ditingkatkan secara menyeluruh (teknis budidaya, keswan,
kesmavet dan pemasaran
4. Dalam rangka meningkatkan kepercayaan konsumen, registrasi
dan sertifikasi veteriner unit usaha PAH sangat dibutuhkan.
5. Perlunya meningkatkan kewaspadaan secara menyeluruh oleh
institusi yang berwenang (BPOM) perlu untuk menindak tegas
para pelaku usaha yang terbukti menggunakan bahan berbahaya
(formalin, borax dll) dalam pengolahan PAH.
6. RPU di Kabupaten Lombok Barat masih belum memenuhi syarat
hygiene dan sanitasi walaupun jumlah pemotongan per hari
cukup besar.
7. Fasilitasi bangunan dan peralatan sangat dibutuhkan oleh RPU
di Kabupaten Lombok Barat dalam rangka memperoleh daging
yang ASUH dan sedang mengupayakan dana bantuan melalui
dana TP dan DK.
8. Untuk RPH Bangkong, bangunan dan peralatan yang ada sudah
cukup baik. Penanganan dalam hal hygiene dan sanitasi juga baik.
9. Persyaratan dalam rangka memperoleh daging yang ASUH telah
dilaksanakan baik oleh petugas dan jagal yang ada di RPH
tersebut.
10. Perlu tindak lanjut untuk mendapatkan NKV.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 182
2. BULAN BAKTI PETERNAKAN
Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari
pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara
lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat
akibat bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan rata - rata
pendapatan penduduk dan penyediaan lapangan pekerjaan. Untuk
itu diperlukan sebuah
kebijakan strategis serta
langkah konkrit dari
pemerintah dalam rangka
peningkatan populasi ternak
Nusa Tenggara Barat yang
berkesinambungan.
Peringatan hari lahir dan bulan bakti peternakan dan kesehatan
hewan merupakan event yang sangat tepat bagi pemerintah Provinsi
Nusa Tenggara Barat untuk melaksanakan berbagai macam
kegiatan yang dapat mempertahankan kejayaan peternakan di
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penyelenggaraan kegiatan
Peringatan Bulan Bakti
Peternakan dan Kesehatan
Hewan Tingkat Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB) adalah
merupakan salah satu
momen yang penting untuk
wahana mempromosikan
keberhasilan Pemerintah Provinsi NTB di dalam rangka peningkatan
populasi dan penyediaan hijauan pakan ternak.
Pelaksanaan kegiatan Peringatan Bulan Bakti Peternakan dan
Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat ditetapkan
Bulan September - Oktober 2015 dan Puncak Peringatan dilaksanakan
di halaman Kantor Balai Pengolahan dan Pengembangan Pakan
Ternak Ruminansia (BP3TR) Banyumulek. Kegiatan ini bekerjasama
antara Disnakkeswan Provinsi NTB dengan LIPI Peternakan, Dinas
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 183
Peternakan Kabupaten
Lombok Barat, Fakultas
Peternakan UNRAM, Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas
NTB, Fakultas Peternakan
Universitas NW Mataram dan
SKPD terkait.
Tema yang diangkat dalam kegiatan ini yaitu “Melalui Bulan Bakti
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB September -Oktober
2015, Kita Tingkatkan Produktifitas, Efisiensi dan Daya Saing Produk
Unggulan Daerah Menuju Kedaulatan dan Kemandirian Pangan". Oleh
karena itu diperlukan peran aktif dari seluruh stake holder dan seluruh
komponen peternakan untuk bersama sama melakukan revitalisasi
peternakan dalam upaya peningkatan populasi ternak nasional untuk
mengurangi ketergantungan impor produk - produk pangan asal hewani
khususnya daging.
Tujuan adalah menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran
seluruh masyarakat yang berusaha di bidang peternakan dan
kesehatan hewan, meningkatkan populasi dan produktivitas ternak
untuk mewujudkan kesejahteraan peternak, menggerakkan
kesadaran bersama untuk memenuhi konsumsi dan penganeka
ragaman pangan asal hewan dan sosialisasi untuk menggerakkan
kesadaran bersama pentingnya Pangan Asal Hewan yang ASUH.
Sasaran diselenggarakan Peringatan Bulan Bakti Peternakan
dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Tahun 2015 adalah seluruh komponen masyarakat yang terlibat
dalam pembangunan ketahanan pangan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat; Pemerintah, Swasta, Lembaga Sosial, Akademisi dan
masyarakat di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Adapun keluaran yang diharapkan dengan terselenggaranya
kegiatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2015 yaitu tersebar
luasnya informasi tentang adanya Kawasan Agro Eduwisata pada
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 184
lokasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di Banyumulek,
tersebar luasnya tentang informasi produk - produk peternakan,
potensi dan peluang investasi
peternakan yang ada di NTB.
Kegiatan Hari Lahir dan
Bulan Bakti Peternakan dan
Kesehatan Hewan Tahun 2015
berlangsung dari Bulan September
– Oktober 2015 dan puncak peringatan tanggal 3 Oktober 2015 yang
dilaksanakan di halaman Kantor Balai Pengolahan dan Pengembangan
Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) Banyumulek Kecamatan Kediri
Kabupaten Lombok Barat dengan hasil sebagai sebagai berikut :
1. Acara puncak kegiatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan
Hewan Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 dilaksanakan di
halaman Kantor BP3TR Banyumulek Kabupaten Lombok Barat
pada hari Sabtu 3 Oktober 2015. Acara ini dihadiri oleh Bapak
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat beserta jajaran dan
undangan lainnya.
2. Bakti Sosial / pengabdian masyarakat merupakan kegiatan
kepedulian sosial dari seluruh komponen peternakan terhadap
masyarakat. Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB adalah berupa :
- Pelayanan kesehatan hewan gratis kepada masyarakat yang
dilaksanakan bersama dengan Dinas Kelautan, Perikanan,
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lombok Utara hari Kamis
tanggal 1 Oktober 2015 dengan memberikan Vitamin (Injectamin),
obat cacing dan Biosan terhadap 158 ekor sapi (48 ekor jantan
dan 110 ekor betina). Dilaksanakan di 3 lokasi yaitu Kampung
Senumpeng (23 ekor jantan, 43 ekor betina), Kampung Amor -
Amor (19 ekor jantan dan 40 ekor betina) dan tempat
pemeliharaan sapi Brangus (6 ekor jantan dan 27 ekor betina),
Dusun Amor - Amor, Desa Gumantap Kecamatan Kayangan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 185
- Pemberian/makan bakso dan telur kepada murid Sekolah
Dasar sejumlah 500 orang. Kegiatan ini dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 3 Oktober 2015 setelah selesai acara
puncak dan sekaligus merupakan kegiatan Kampanye Makan
Daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) untuk
murid - murid Sekolah Dasar.
3. Pelatihan Kelembagaan dan Penguatan SDM Pelaksana
Technopark sebanyak 6 klaster yang dilaksanakan dari tanggal 28
September s/d 3 Oktober 2015 dengan jumlah peserta 400 orang
dengan materi sebagai berikut :
- Pengolahan Pakan dan Aplikasinya untuk Penggemukan Sapi
Potong
- Pembibitan Sapi Bali dan Produksi Sperma Sexing
- Pertanian Organik Terintegrasi
- Pengolahan Pasca Panen Olahan Daging Sapi Bali
- Pengolahan Hasil Samping Peternakan Menjadi Biogas
- Sosial Ekonomi Masyarakat dan Marketing Produk Technopark
4. Pameran, merupakan ajang untuk menampilkan hasil/ produk
peternakan dan media penyampaian informasi pembangunan
peternakan. Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Oktober
2015. Jenis yang dipamerkan adalah produk - produk hasil olahan
peternakan, hasil produk BP3TR dan kegiatan LIPI.
5. Peletakan Batu Pertama pembangunan kawasan Agroeduwsata
oleh Bapak Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat yang telah
dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2015.
6. Masyarakat di Wilayah Banyumulek sangat antusias dan menaruh
perhatian cukup besar terhadap seluruh kegiatan yang
dilaksanakan dan juga terhadap produk - produk dan visualisasi
hasil pembangunan peternakan yang dipamerkan dalam
rangkaian acara peringatan Bulan Bakti Peternakan dan
Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 186
7. Diharapkan di masa yang akan datang, Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat akan dapat lebih
meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan yang dilaksanakan
dalam rangka peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan
Hewan dengan melibatkan petani peternak, pelaku usaha bahan
asal hewan (daging, susu, telur) dan hasil pengolahan produk-
produk peternakan lainnya.
3. KEGIATAN HARI PANGAN SEDUNIA (HPS) PROVINSI NUSATENGGARA BARAT
Penyelenggaraan Hari
Pangan Sedunia (HPS) XXXV
Tingkat Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB) Tahun 2015 telah
dilaksanakan di Kabupaten
Lombok Tengah pada Tanggal 29
– 31 Oktober 2015. Hari Pangan
Sedunia merupakan momen yang penting untuk wahana
mempromosikan keberhasilan Pemerintah Provinsi NTB di dalam
penyediaan pangan yang cukup dan bergizi, khususnya produk pangan
lokal Provinsi NTB.
Menyadari arti pentingnya pembangunan pertanian dalam arti luas,
maka Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan program
yang dikenal dengan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(RPPK). Pencanangan ini untuk melihat kembali peran sektor pertanian
sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi serta
menekankan kembali arti pentingnya sektor pertanian dalam rangka
ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan dan penggangguran serta
meningkatkan daya saing ekonomi secara nasional.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 187
Untuk menindaklanjuti program tersebut di atas dan dengan melihat
potensi yang ada, Pemerintah Provinsi NTB menetapkan pengembangan
3 (tiga) komoditi unggulan antara lain, yaitu : Sapi, Jagung, dan Rumput
Laut yang disingkat PIJAR. Ke - 3 komoditi tersebut telah menjadi
komoditi unggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki
kemampuan daya saing/berkompetisi di pasar nasional.
Sehubungan dengan hal
tersebut, untuk lebih
memperkenalkan produk pangan
dan pasca panen produksi
pertanian maupun peternakan
NTB, maka perlu dilakukan
kegiatan promosi produk pangan
baik di dalam dan ke luar daerah. Dan dalam rangka Hari Pangan Sedunia
(HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 ini diharapkan dapat lebih
menarik perhatian konsumen dan menumbuhkan minat investor, pelaku
usaha agribisnis dan semakin luasnya pangsa pasar serta berdampak
positif terhadap perkembangan iklim usaha, daya saing harga dan
kapasitas produksi pertanian maupun peternakan di Nusa Tenggara
Barat. Kerjasama dan sinergitas diantara berbagai stakeholder sangat
diperlukan dalam peningkatan pangan yang bergizi dan berkelanjutan,
untuk memenuhi pangan secara provinsi yang pada akhirnya juga dapat
berkontribusi terhadap pemenuhan pangan nasional.
Komoditi peternakan yang menjadi unggulan Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang memiliki kemampuan daya saing/berkompetisi di
pasar nasional adalah sapi dan kerbau serta beberapa produk bahan
asal hewan seperti dendeng, abon, kerupuk paru, telur asin, kerupuk
ceker dan kerupuk kulit cukup digemari konsumen.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 188
Tujuan Umum :
Menggerakkan dan mendorong usaha penyelenggaraan pangan yang
berkelanjutan dengan memaksimalkan peran masing - masing pemangku
kepentingan dalam rangka mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional di
samping sebagai sarana promosi dan interaksi bisnis yang efektif bagi
pengembangan produk - produk pangan dan teknologi pangan unggulan
Indonesia beserta segenap sektor pendukung terkait lainnya.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dan para
stakeholder terhadap pentingnya penyediaan pangan yang cukup
dan bergizi baik bagi masyarakat NTB maupun Indonesia.
2. Memperkuat kerjasama dan membangun koordinasi fungsional yang
efektif dengan melibatkan seluruh komponen pemerintahan dan
masyarakat dalam rangka mempertahankan Ketahanan Pangan
Provinsi NTB dan Nasional
3. Menstimulasi dan memotivasi para stakeholder untuk berpartisipasi
aktif dalam pembangunan ketahanan pangan dan penyebaran
teknologi yang efektif dan efisien untuk peningkatan produksi pangan
4. Penyebaran informasi kepada masyarakat tentang pentingnya
optimalisasi sumber daya lokal untuk kemandirian pangan.
5. Sebagai ajang promosi dan edukasi dalam rangka kemandirian
pangan.
Sasaran diselenggarakan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 antara lain adalah seluruh
komponen masyarakat yang terlibat dalam pembangunan ketahanan
pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah, Swasta,
Lembaga Sosial, dan masyarakat di tingkat provinsi maupun
Kabupaten/Kota. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan Hari Pangan
Sedunia (HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 berlangsung
selama 3 hari yaitu tanggal 29 - 31 Oktober 2015 di lapangan Muhajirin
Praya Kabupaten Lombok Tengah.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 189
Selaras dengan tema nasional, maka tema Peringatan Hari
Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015
ditetapkan sama dengan Nasional yakni “Pemberdayaan PetaniSebagai Penggerak Ekonomi Menuju Kedaulatan Pangan“. Hasil
yang dicapai pada kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXV
Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 di Kabupaten Lombok Tengah
adalah sebagai sebagai berikut :
1. Acara puncak kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXV Tingkat
Provinsi NTB Tahun 2015 bertempat di Lapangan Muhajirin Praya
Kabupaten Lombok Tengah yang dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 29 Oktober 2015, dihadiri oleh Bapak Wakil Gubernur Nusa
Tenggara Barat beserta jajarannya beserta undangan lainnya.
2. Bakti sosial/pengabdian masyarakat merupakan kegiatan
kepedulian sosial dari seluruh komponen pertanian terhadap
masyarakat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan provinsi NTB adalah berupa :
a. Pelayanan kesehatan hewan gratis kepada masyarakat yang
dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2015 dengan jumlah
pelayanan 422 ekor sapi dan 16 ekor kambing di beberapa
desa antara lain :
- Desa Bunut Baok (Dusun Gelogor Mapong, Gerepek, Paok
Tawah, Sekunyit) sebanyak 170 ekor sapi.
- Desa Leneng (Dusun Bare Bokong) sebanyak 74 ekor sapi.
- Desa Montong Terep (Dusun Karang Timbang Karang
Siluman, Are Jongkor, Bukbuk) sebanyak 127 ekor sapi
- Desa Gonjak (Dusun Karang Bejelo) sebanyak 10 ekor sapi
- Desa Jago (Dusun Aikja) sebanyak 5 ekor sapi
- Desa Mertak Tombok (Dusun Mertak Umbak dan Tombok)
sebanyak 31 ekor sapi.
- Desa Gerunung (Dusun Lendang Gendis) sebanyak 5 ekor sapi
- Desa Semayan sebanyak 16 ekor kambing.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 190
b. Makan bakso dan telur rebus
kepada murid Sekolah Dasar
sekitar lokasi pelaksanaan
peringatan HPS sekaligus
merupakan kegiatan kampanye
produk pangan ASUH
(Aman,Sehat,Utuh dan Halal) untuk 500 siswa. Kegiatan ini
telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2015
bersamaan dengan acara puncak.
c. Pembagian telur rebus sebanyak 400 butir kepada siswa/siswi
dan masyarakat yang mengunjungi lokasi pameran yang
dilaksanakan pada hari Jum’at, 30 Oktober 2015.
3. Pameran dan Lomba Cipta Menu merupakan ajang untuk
menampilkan hasil/produk pertanian (unggulan) dan media
penyampaian informasi pembangunan pertanian. Dilaksanakan selama
3 hari yaitu pada tanggal 29-31Oktober 2015. Pameran tersebut diikuti
oleh dinas peternakan tingkat provinsi dan kabupaten/kota se - NTB
sedangkan Lomba Cipta Menu diikuti oleh Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan dari kabupaten/kota se - NTB dengan lomba
Memasak Bahan Pangan lokal Hasil Pertanian, Peternakan dan
Kelautan/Perikanan.
4. Terjalinnya tukar menukar informasi dan pengalaman
pengembangan bidang pertanian antara masyarakat sekitar dengan
aparat dari berbagai SKPD yang mengikuti acara.
5. Dalam rangkaian acara peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke
XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015, Dinas Peternakan dan
kesehatan Hewan Provinsi NTB di masa mendatang berupaya untuk
lebih melibatkan pelaku usaha bahan asal hewan (daging, susu, telur)
dan pengolahan produk-produk peternakan lainnya (kerupuk, abon dll).
6. Masyarakat di Wilayah Kabupaten Lombok Tengah menaruh
perhatian yang cukup besar terhadap seluruh kegiatan yang
dilaksanakan dan juga terhadap produk - produk dan visualisasi
hasil pembangunan peternakan yang dipamerkan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 191
4. KAMPANYE MAKAN DAGING SAPI DAN TELUR PADA SEKOLAH DASAR
Seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk yang diikuti
dengan kenaikan pertumbuhan
ekonomi, maka diperkirakan
kebutuhan konsumsi akan protein
hewani, khususnya yang
bersumber dari daging sapi juga
akan meningkat. Khusus permintaan daging sapi setiap tahun meningkat,
sejalan dengan peningkatan populasi penduduk dan perbaikan pendapatan
yang akan juga mempengaruhi elastisitas permintaan daging sapi.
Tujuan kegiatan ini adalah menggerakkan kesadaran bersama
untuk memenuhi konsumsi dan penganekaragaman pangan asal
hewan dan sosialisasi sejak dini Pangan Asal Hewan yang ASUH
kepada siswa - siswa SD/MI/SMP/Mts/SMA/MA.
Dalam rangka Kampanye makan daging sapi (Bakso) dan Telur untuk
anak sekolah dasar dan sekaligus menjadi kegiatan pemberian makanan
tambahan anak sekolah (PMT - AS), Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi NTB telah melakukan kegiatan tersebut yang bersumber
dari dana APBD. Kegiatan ini dilaksanakan selain untuk murid sekolah
dasar juga untuk murid - murid pondok pesantren dan panti asuhan,
dilaksanakan juga bersamaan dengan kegiatan hari bersejarah dan
kegiatan lain misalnya pada saat Safari Ramadhan dan lain - lain.
Kegiatan Kampanye Makan Daging Sapi tahun 2015 yang telah
dilaksanakan antara lain :
1. Dilaksanakan tanggal 25 - 30 Juni 2015.
Pelaksanaannya bersamaan dengan adanya kegiatan Safari
Ramadhan Gubernur/Wakil Gubernur di beberapa lokasi se - Pulau
Lombok yaitu :
a. Pemberian bakso di Kota Mataram pada tanggal 25 Juni 2015
dilaksanakan di Madrasah Ibtida’iyah Dasan Agung Mataram,
Yayasan Al Iman Pesantren Hidayatullah dan Panti Asuhan Al
Hidayah Baturinggit
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 192
b. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Barat pada tanggal 26
Juni 2015 dilaksanakan di Ponpes. Nurul Hakim Kediri, Ponpes.
Islahuddin dan Yayasan Selaparang.
c. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Utara pada tanggal 27
Juni 2015 dilaksanakan di Ponpes. Al Istiqomah Kapu Jenggala
Tanjung, Yayasan Al Ishlahul Ittihad Sigar Penjalin Tanjung dan
Yayasan Pendidikan Al Jariyah NW Sanbaro Bentek Gangga.
d. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Tengah pada tanggal 29
Juni 2015 dilaksanakan di Yayasan Asuhan Keluarga Ingin
Makmur Tenganan Gonjak, Ponpes. Nurul Haq Karang Bejelo
Kel. Gonjak dan Ponpes Nurul Amini Desa Aikmual.
e. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 30
Juni 2015 dilaksanakan di Panti Asuhan Ar - Rahman
Lingkungan Jorong Kelurahan Kelayu Jorong, Ponpes.
Perguruan Nahdlatul Wathan dan Panti Asuhan Muhammadiyah
Selong Kelurahan Sandubaya Kecamatan Selong.
2. Pemberian makan bakso kepada 500 murid Sekolah Dasar (SDN
Nomor 1 Lelede dan Madrasah Lelede) juga telah dilaksanakan pada
tanggal 3 Oktober 2015 di UPT Banyumulek tepatnya di halaman
kantor BP3TR dalam rangka Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan
Hewan 2015. Kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Wakil Gubernur NTB.
3. Pemberian makan bakso kepada 500 murid Sekolah Dasar (SDN
Praya) telah dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2015 di
Lapangan Umum Kota Praya dalam rangka Peringatan Hari
Pangan Sedunia (HPS) Provinsi NTB Tahun 2015.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 193
5. PERJALANAN DINAS DALAM DAN LUAR DAERAH, PENGAWASANHEWAN QURBAN, SOSIALISASI DAGING ASUH, PENGENDALIANPEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF DAN PENGAWASANPEMOTONGAN HEWAN QURBAN
Merupakan kegiatan yang sifatnya koordinasi dan konsultasi
terhadap pelaksanaan kegiatan di pusat atau dengan daerah lainnya. Hal
ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan di lapangan
dalam upaya meningkatkan dan menjamin keamanan produk pangan asal
hewan yang ASUH. Di samping itu dalam upaya mengefektifkan
sumberdaya yang potensial terutama penyediaan sarana prasarana
pendukung kegiatan.
Perjalanan dalam daerah dilaksanakan dalam rangka koordinasi
dengan pelaksana kesmavet di Kabupaten/Kota se - Nusa Tenggara
Barat, pengawasan kualitas produk pangan, pengendalian pemotongan
betina produktif, pembinaan pengendalian dan penanggulangan
penyakit zoonosis dan kesrawan. Hal tersebut dimaksudkan
meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran petugas RPH
dan jagal menangani penanganan hasil peternakan mulai dari pra
produksi, proses produksi dan pasca produksi untuk menjamin produk
pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).
Penyediaan Pangan Asal Hewan (daging, telur dan susu) yang
ASUH dan berdaya saing masih terbatas karena terbatasnya mata
rantai produksi PAH yang sudah memenuhi persyaratan higine sanitasi
dan masih rendahnya kesadaran dan komitmen pelaku usaha dalam
menghasilkan PAH ASUH, rendahnya kesadaran konsumen untuk
memperoleh PAH ASUH.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 194
Untuk hal tersebut Direktorat
Jenderal Kesmavet dan Pasca
Panen yang bekerja sama dengan
Televisi Republik Indonesia (TVRI)
melaksanakan kegiatan Public
Awareness di NTB, merupakan
siaran langsung TVRI dan sudah dilaksanakan sejak Tahun 2012 di
beberapa lokasi antara lain pada tahun 2012 dilaksanakan di halaman
kantor TVRI Mataram pada tahun 2013 di RPH Banyumulek dan pada
tahun 2014 di TVRI Mataram. Untuk Tahun 2015 ini pelaksanaannya di
halaman kantor Dinas Peternakan Kabupaten Lombok Barat pada
Tanggal 24 April 2015. Sebagai narasumber kegiatan ini adalah Direktur
Kesmavet dan Pasca Panen, Dosen Institut Pertanian Bogor, Plt. Bupati
Lombok Barat dan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lombok Barat.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan daging sapi di Jakarta, RPH
Asakota Kota Bima bekerjasama dengan PT. Rajawali melaksanakan
launching pengiriman daging sapi beku ke Jakarta pada tanggal 12
Maret 2015. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Peternakan
Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Direktur Kesmavet dan
Pascapanen bersama Asisten Deputi
Kelautan, perikanan dan Peternakan
Deputi Bidang Koordinasi Pangan
dan Sumber Daya Hayati
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian RI melaksanakan Rapat koordinasi Monev Ketersediaan
dan Pasokan Sapi di Provinsi NTB, dilaksanakan di Aula Kantor Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor
56 Mataram pada tanggal 6 Mei 2015 dengan tujuan untuk melakukan
verifikasi pasokan sapi siap potong dan siap jual di daerah sentra
produsen untuk HBKN dengan pelaksananya terdiri dari :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 195
1. Asisten Deputi Kelautan, Perikanan dan Peternakan, Deputi Bidang
Koordinasi Pangan dan Sumber Daya Hayati, Kementerian
Koordinator Perekonomian
2. Sekretaris Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian
Pertanian RI
3. Direktur Budidaya Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian
4. Direktur Jenderal Kesmavet dan Pasca Panen, Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI
5. Direktorat Bahan Pokok dan Barang Strategis, Direktorat Jenderal
PDN, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian RI.
Berdasarkan Surat dari Kementerian Pertanian RI, Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor : 04115/PD.660/F/09/2014
tanggal 4 September 2014, perihal Peningkatan Kewaspadaan Zoonosis
terhadap Hewan/Ternak dalam Rangka Idul Adha 1434 H. Guna
mengamankan masyarakat dari kemungkinan resiko penularan zoonosis,
diperlukan optimalisasi pembinaan dan pengawasan teknis Kesehatan
Masyarakat Veteriner terutama pada daerah endemis yang dimulai sejak
pemberangkatan ternak dari daerah asal, pengangkutan, penampungan
hewan, saat penyembelihan hewan Qurban hingga distribusi daging
Qurban kepada masyarakat. Dari aspek Kesehatan Hewan harus ada
upaya pengamanan ternak terhadap penyakit Anthrax di Kabupaten/Kota
endemis dengan cara meningkatkan kewaspadaan dini terhadap
kemungkinan munculnya kasus ulang anthrax dan pengawasan jadwal
vaksinasi Anthrax oleh pengawas teknis Qurban karena ternak yang
divaksinasi Anthrax tidak boleh dipotong dalam jangka waktu 2 bulan
setelah vaksinasi. Pengawasan tempat - tempat penjualan hewan - hewan
qurban sesuai persyaratan teknis, kesejahteraan hewan, hygiene sanitasi
dan pengawasan lalu lintas hewan, serta upaya - upaya lain dalam
pencegahan penyakit zoonosis guna mengamankan masyarakat dari
kemungkinan resiko penularan penyakit.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 196
Dari aspek Kesehatan Masyarakat Veteriner yang harus diperhatikan
adalah:
1. Dalam rangka pengawasan pemotongan hewan pada Hari Raya Idul
Adha diperlukan peningkatan kewaspadaan dini secara intensif
terhadap kemungkinan munculnya penyakit Anthrax khususnya di
daerah endemis seperti NTB apalagi secara klimatologi bertepatan
dengan masuknya musim penghujan sehingga berpotensi terhadap
munculnya wabah penyakit Anthrax.
2. Menginventarisir tempat - tempat yang akan digunakan untuk lokasi
pemotongan hewan dan mensosialisasikan persyaratan teknis / tata
cara pemotongan hewan dan penanganan daging yang higienis
sehingga daging qurban yang dibagikan ke masyarakat memenuhi
persyaratan Aman,Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).
3. Memperketat pemeriksaan dokumen kesehatan dan pemeriksaan
hewan qurban di tempat - tempat penjualan dan penampungan
hewan qurban serta pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem di
tempat pemotongan hewan.
Kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
sebagai berikut :
1. Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada petugas
Kabupaten / Kota dan panitia pelaksana Qurban.
2. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan pada tempat - tempat
penampungan/penjualan/pemasaran hewan Qurban.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan hewan Qurban dan atau
pemeriksaan teknis Ante-mortem dan Post-mortem saat
pelaksanaan pemotongan hewan Qurban.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 197
Tabel 55 . Pemotongan Ternak Sapi Dan Kerbau di Provinsi NTB Tahun 2015
NO NAMA KAB/KOTA
JUMLAH PEMOTONGAN JUMLAHSAPIDAN
KERBAU(EKOR)
BETINA PRODUKTIFDIPOTONG
% BETINAPRODUKTIFTERHADAPSAPI KERBAU
SAPIEKOR
KERBAUEKOR
JUMLAHEKORJTN
EKBTNEK
JLHEK
JTNEK
BTNEK
JLHEK
YangDipotong
%
Btn YangDipotong
%1 MATARAM 166 - 166 - - - 166 - - - - -
2 KOTA MATARAM 9.397 38 9.436 12 - 12 9.448 11 - 11 0.11 28.13
3 LOMBOK BARAT 5.735 10 5.744 695 1 696 6.440 - - -
4 LOMBOK UTARA 3.317 88 3.404 4 - 4 3.408 - - - - -
5 LOMBOKTENGAH 10.272 98 10.370 1.192 - 1.192 11.562 12 - 12 0,10 12,20
6 LOMBOK TIMUR 10.870 53 10.922 638 - 638 11.561 - - - - -
P. Lombok 39.756 287 40.043 2.540 1 2.542 42.584 23 - 23 0,05 7,92
7 SUMBAWA 3.833 2.628 6.461 613 2.311 2.924 9.385 323 266 589 6.28 11.93
8 SUMBAWABARAT 2.701 2.558 5.260 299 848 1.147 6.407 46 16 61 0.96 1.80
9 DOMPU 1.648 302 1.950 386 146 532 2.482 97 50 148 5.95 32.92
10 KOTA BIMA 1.696 101 1.796 1 - 1 1.798 - - - - -
11 KABUPATENBIMA 4.204 338 4.542 350 92 443 4.985 68 25 94 1.88 21.73
P. Sumbawa 14.081 5.928 20.009 1.650 3.398 5.048 25.057 534 358 892 3.56 9.56
JUMLAH NTB 53.837 6.215 60.052 4.190 3.399 7.590 67.641 557 358 914 1.35 9.51
Tabel 56. Pemotongan Ternak Lain – Lain di Provinsi NTB Tahun 2015
NO KABUPATEN/KOTA
JENIS TERNAK YANG DIPOTONG
KUDA KAMBING DOMBA BABI UNGGAS
JTNEk
BTNEk
JLHEk
JTNEk
BTNEk
JLHEk
JTNEk
BTNEk
JLHEk
JTNEk
BTNEk
JLHEk
JTNEk
BTNEk
JLHEk
1 Mataram - - - - - - - - - 1.266 991 2.177 19.150 8.990 28.140
2 Lombok Barat - - - 466 - 466 - - - - - 135.200 30.980 166.180
3 Lombok Utara - - - - - - - - - - - - - -
4 LombokTengah 24 - 24 1.601 282 1.883 - - - - - - - -
5 Lombok Timur 223 - 223 - - - - - - - - - - -
Lombok 247 - 247 2.067 282 2.349 - - - 1.266 911 2.177 154.350 39.970 194.320
6 Sumbawa 291 32 323 190 - 190 - - - - - - - -
7 SumbawaBarat - - - 976 107 1.083 - - - - - 420 6.880 7.300
8 Dompu 36 10 46 111 35 146 - - - - - - - -
9 Kota Bima - - - 1.295 - 1.295 - - - - - - - -
10 KabupatenBima 469 3 472 2 - 2 - - - - - - - -
Sumbawa 796 45 841 2.574 142 2.716 - - - - - 420 6.880 7.300
Jumlah NTB 1.043 45 1.088 4.641 424 5.065 - - - 1.266 911 2.177 154.770 46.850 201.620
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 198
Tabel 57. Pengeluaran Bahan Asal Hewan dari Provinsi NTB ke Provinsi Lain Tahun 2015
No Nama Perusahaan Jenis Produk PAH Jumlah DaerahPengirim
DaerahTujuan
1. Sami’an Kulit Kambing ( lembar ) 4.300 Lombok Tengah Jawa Timur
2. UD. Hadi Karya Utama - Otak (Kg) 400 Lombok Jakarta
3.
4.
5.
PT. Berdikari
PT. Dharma Raya
Hutama Jaya
Putu Arga Sujarwadi
Daging Sapi Beku (Kg)
- Paru-paru (Kg)
- Hati (Kg)
- Kikil (Kg)
- Usus (Kg)
- Babat (Kg)
- Jantung (Kg)
- Limpa (Kg)
- Daging sapi beku (Kg)
- Kulit Sapi (Kg)
- Kepala (Kg)
- Kulit Kerbau (Lembar)
- Tanduk Kerbau (Pasang)
87.500
300
400
700
500
1.100
300
300
72.500
2.500
500
1
20
Kota Bima
KSB
“
“
“
“
“
“
“
“
“
Mataram
“
Jawa Barat
Jakarta
“
“
“
“
“
“
“
“
“
Jakarta
“
Tabel 58. Pemasukan Produk Pangan Asal Hewan Tahun 2015
No NamaPerusahaan Jenis Produk PAH Jumlah Alamat Asal Alamat Penerima
1. CV. Dwi Jaya Daging Ayam Frozen (Kg) 168.000 Jl.Bajataki IV No.4Denpasar –Bali
KFC Mataram
2. CV. PeternakanAriasa
Telur Ayam Ras(butir) 21.000.000 Jl.Raya Kayu AmbuaDs.Tiga Susut Bangli-Bali
Jl.HoscokroaminotoNo.38 Mataram
3. PT. Sukanda Jaya Daging Sapi Beku(Kg)Daging Kambing (Kg)Daging Sapi Olahan (Kg)Daging Ayam Olahan(Kg)Butter Cheese (Kg)Susu/Milk (Kg)
16.0003.500
12.0008.000
40.00080.000
JakartaJakartaJakartaJakartaJakartaJakarta
Jl.Bung Karno No.33Pagesangan- MataramSdaSdaSdaSda
4. PT. Prima Food INT Daging Ayam Olahan(Kg) 83.500 Jl. Gatot SubrotoNo.330 X DenpasarBali
Jl. TGH.Ibrahim HalidiNo.168 Kediri Lobar
5. PO.Star Jaya Telur Ayam Ras(butir) 7.710.000 Jl. Pelabuhan No.47Banjar Dinas SegaraPadang Bai KarangAsem – Bali
Jl.Baladewa KompleksPertokoan KarangBlumbang - Cakranegara
6. CV. BatuBeranteng
Telur Ayam Ras(butir) 3.400.000 Kabupaten Bangli –Bali
Jl. Dende Siti FatimahSesela Gunung sariLombok Barat
7. PT.So Good Food Daging Ayam Olahan(Kg) 44.000 Jl. Raya serangKm.20,2 desaCibadak Kec. CikupaTangerang Banten
Jl.Prabu Rangkasari No.5Dasan Cermen Mataram
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 199
8. PT. Soejasch Bali Daging Sapi Olahan(Kg)Daging Ayam Olahan (Kg)Daging Babi Olahan (Kg)
2.3002.1001.800
Jl. Gunung Patas 1Padang SambianKlod Denpasar - Bali
Kabupaten LombokUtara
9. PT. Agro BogaUtama
Daging Sapi Beku (Kg)Daging Kambing (Kg)Daging Bebek Beku (Kg)Keju (Kg)Sosis (Kg)
2.5002.0001.0003.0001.000
Jl. Kavling DPR 181RT.003/004 DepokJawa Barat
Jl. Hasanudin GeriaMendara RT.003/113Cakranegara
10. PT.Wahana BogaNusantara
Keju (Kg)Susu (Kg)
12.0002.400
Jl. ByPass Ngurah RaiNo.18 Jimbaran KutaSelatan Badung- Bali
Kabupaten LombokBarat
Tabel 59. Jumlah Surat Rekomendasi Izin Pengeluaran/Pemasukan Per Bulan Yang
Dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015
No BulanPengeluaran Pemasukan
Jenis Komoditi Jumlah Jenis Komoditi Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Kulit Kambing
Otak Sapi
Daging sapi BekuKulit Kambing
Kulit kambing
Daging sapi dan Otaksapi
Daging Sapi dan JeroanSapiOtak dan Kikil
Kulit dan Tanduk Kerbau
1
1
11
1
2
11
1
Daging Ayam BekuTelur ayam rasDaging sapi,Kambing,olahansapi,olahan ayam,butter/chese/keju
Daging Ayam BekuTelur ayam rasDaging sapi,Kambing,olahansapi,olahan ayam,butter/chese/keju
Daging Ayam BekuTelur ayam rasDaging sapi,Kambing,olahansapi,olahan ayam,butter/chese/keju
Daging Ayam BekuTelur ayam rasDaging sapi,Kambing,olahansapi,olahan ayam,butter/chese/keju
Daging Ayam BekuTelur ayam rasDaging sapi,Kambing,olahansapi,olahan ayam,butter/chese/keju
Daging Ayam BekuTelur ayam rasDaging olahan ayam
Daging Ayam BekuTelur ayam rasOlahan ayam
132
122
132
111
111
211
111
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 200
8. Agustus Daging sapi beku danJeroanKulit Kambing
11
Daging Ayam BekuTelur Ayam RasOlahan ayam
121
9.
10.
11.
12.
September
Oktober
November
Desember
Daging Sapi BekuKulit Kambing
Kulit Kambing
Daging Sapi Beku
-
11
1
1
-
Daging Ayam BekuTelur Ayam RasDaging sapi,Kambing,olahansapi,olahan ayam,butter/chese/keju
Daging Ayam BekuTelur Ayam RasDaging Sapi, Kambing, OlahanSapi, Olahan Ayam,Butter/Cheese/Keju
Daging Ayam BekuTelur Ayam RasDaging Sapi, Kambing, OlahanSapi, Olahan Ayam,Butter/Cheese/Keju
Daging Ayam BekuTelur Ayam RasDaging Sapi, Kambing, OlahanSapi, Olahan Ayam,Butter/Chesse/Keju
212
212
114
114
Tabel 60. Pemotongan Hewan Qurban dan Idul Fitri di Provinsi NTB Tahun 2015
NO KABUPATEN/KOTAJENIS TERNAK
JUMLAHEkorSAPI
ekorKERBAU
ekorKAMBING
ekorDOMBA
Ekor
1 KOTA MATARAM 594 - 1.306 - 1.900
2 KABUPATEN LOMBOK BARAT 459 10 3.014 10 3.539
3 KABUPATEN LOMBOK UTARA 196 - 382 - 578
4 KABUPATEN LOMBOK TENGAH 426 23 1.699 -- 2.148
5 KABUPATEN LOMBOK TIMUR 867 2 1.653 - 2.522
PULAU LOMBOK 2.542 35 8.053 10 10.687
6 KABUPATEN SUMBAWA 1.812 89 487 - 2.388
7 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 368 17 187 - 487
8 KABUPATEN DOMPU 248 19 155 3 425
9 KOTA BIMA 452 1 494 4 951
10 KABUPATEN BIMA 775 20 926 37 1.758
PULAU SUMBAWA 3.655 146 2.249 44 6.094
JUMLAH QURBAN PROVINSI NTB 6.197 181 10.302 54 16.781
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 201
Tabel 61. Data Penyakit Zoonosis di RPH/TPH di Provinsi NTB Tahun 2015
NO NAMA KAB/ KOTA
POST MORTEM
DIAGNOSA ORGANJLH
AFKIR(gram)
SAPI KERBAU
JTNEK
BTNEK
JLHEK
JTNEK
BTNEK
JLHEK
1 RPH BANYUMULEK - - - - - - Fasciolasis,Pnemo, Empisema Hepar,Pulmo -
2 KOTA MATARAM 155 2 157 4 - 4 Fasciolasis,Pneumonia,Empisema Hepar,Pulmo 10.450
3 LOMBOK BARAT 229 - 229 83 1 84 Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo 3.515
4 LOMBOK UTARA - - - - - - Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo -
5 LOMBOK TENGAH - - - - - - Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo -
6 LOMBOK TIMUR 837 19 856 41 - 41 Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo 92.110
Jumlah P.Lombok 1.221 21 1.243 128 1 129 108.075
7 SUMBAWA - - - - - - Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo
8 SUMBAWA BARAT - - - - - - Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo
9 DOMPU - - - - - - Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo
10 KOTA BIMA - - - - - - Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo
11 KABUPATEN BIMA - - - - - - Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo
Jumlah P. Sumbawa - - - - - -JUMLAH NTB 1.221 21 1.243 128 1 129 106.075
NO KAB/KOTA/KEC. NAMA RPH/TPH ALAMAT NAMAKOORDINATOR
1 PROVINSI NTB KOORDINATOR PROVINSI Mataram Daldiri, S.Pt
2 KOTA MATARAM 1. RPH-R Majeluk Kec. Mataram Drh.Vidiaa. RPH Majelukb. TPH Sekarbelac. RPH-R Banyumulek
3 KAB.LOMBOKUTARA
1. RPH-R Tanjung Kec. Tanjung Saiful Rahima. RPH Tanjungb. TPH-R Kayangan/Santong Kec. Kayanganc. TPH-R Bayan Kec. Bayan
4 KAB. LOMBOKBARAT
1. RPH-R Lingsar/Narmada Kec. Lingsar Tri A.Ra. RPH Lingsar/Narmadab. RPH-R Gunungsari Kec. Gunungsaric. RPH-R Lembar/Jakem Kec. Lembard. RPH-R Kediri Kec. Kedirie. TPH-R KUD Petak Gerung Kec. Gerungf. RPH Banyumulek Kec. Kediri
5 KAB.LOMBOKTENGAH
1. RPH-R Praya Tengah Kec. Praya Tengah Sri Ratnaa. RPH Praya Tengahb. TPH Prayac. Praya Baratd. Praya Barat Dayae. TPH"Eka Putri" Praya Timurf. TPH"Bon Jeruk" Jonggatg. TPH"Mulya Kuwur" Pujut/ Kawo
2. RPH-R Kopang Kec. Kopanga. RPH Kopangb. Janapria
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 202
3.RPH-R “Mantang” Batukliang Kec. Batuklianga. TPH “Bon Jeruk” Jonggatb. Batukliang Utarac. Pringgarata
6 KAB. LOMBOKTIMUR
1. RPH Pancor Kec. Selong L.M.Zainudin,A.Mda. RPH Pancorb. RPH Masbagikc. RPH Anjanid. TPH Paok Motong
2. RPH Aikmel: Kec. Aikmela. RPH Aikmelb. RPH Apitaikc. TPH Sambeliad. TPH Korleko
3. RPH Kotaraja Kec. Sikura. RPH Kotarajab. TPH Rarangc. TPH Sikurd. TPH Montong Baan
4. RPH Rumbuk: Kec. Sakraa. RPH Rumbukb. TPH Gunung Rajak
NO KAB/KOTA/KEC. NAMA RPH/TPH ALAMAT NAMA KOORDINATOR KODE
6 KAB. SUMBAWABARAT
1. RPH-R Taliwang Kec. Taliwang Satria Utama, SPt D806245a. RPH Taliwangb. RPH Seteluk Kec. Setelukc. Sekongkangd. Jereweh
2. RPH-R Poto Tano Kec. Poto Tanoa. RPH Poto Tanob. RPH-R Maluk Kec. Maluk
7 KAB. SUMBAWA 1. RPH Bangkong Kec. Sumbawa Drh.Agus S D6777172. RPH Sabang/Moyo Utara (Hilir) Kec. Moyo Utara3. RPH Alas Kec. Alas4. RPH Utan Kec. Utan5. RPH Lagam/Lopok Kec. Lopok6. RPH Plampang Kec. Plampang7. RPH Empang Kec. Empang8.TPH Lunyuk Kec. :Lunyuk9. TPH Buer Kec. Ber10. TPH Moyo Hulu Kec. Moyo11.TPH Ropang Kec. Ropang12. TPH Maronge Kec. Maronge
8 KAB. DOMPU 1. RPH Dompu(Karijawa/Larema) Kec. Dompu Drh. Hettyk S2. RPH Manggalewa (Anamina) Kec. Manggalewa3. TPH Hu'u4. TPH Kempo Kec. Kempo5. TPH Pekat Kec. Pekat
9 KOTA BIMA 1. RPH-R Asakota Kota Bima Drh. Rahmani D426481
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 203
10 KAB. BIMA 1. RPH-R Tente/Woha Kec. Woha Tasrif,S.Pt D86225a. RPH Woha/Tenteb. RPH Sape
2. RPH-R Bolo Kec. Boloa. RPH Bolob. TPH Dena/Boloc. TPH Sanggard. Roie. Lambu
6. PENCEGAHAN PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF, SOSIALISASIPERDA NOMOR 1 TAHUN 2015
Ketersediaan ternak sapi dan kerbau betina produktif sangat
strategis sebagai penghasil ternak bakalan (sapi dan kerbau). Ternak
bakalan selanjutnya melalui proses penggemukan akan menghasilkan
stok potong sebagai sumber
produksi daging sapi dan
kerbau. Semakin besar populasi
sapi dan kerbau betina produktif
akan berkorelasi positif terhadap
peningkatan produksi daging
sapi dan kerbau. Hal ini sejalan
dengan program Direktorat Jenderal Peternakan Kesehatan Hewan
yaitu Pemenuhan Pangan Asal Hewan. Kondisi di lapangan dengan
adanya berbagai persoalan dan kepentingan yang dialami oleh
peternak, maka masih banyak betina produktif yang diperdagangkan
menjadi stok potong.
Karenanya pada dasarnya sebagian besar kegiatan Peternakan
Rakyat merupakan kegiatan sambilan dari usaha pertanian pada
umumnya dan menjadi tabungan yang akan dijual apabila
membutuhkan uang meskipun ternaknya merupakan ternak betina
produktif.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 204
Sedangkan untuk tercapainya program pemerintah memerlukan
ketersediaan ternak betina produktif dalam jumlah yang terus
meningkat. Oleh karenanya
pemerintah berupaya mencegah
berlanjutnya kejadian
pemotongan ternak betina
produktif dan bunting yang
semakin meningkat melalui
kegiatan pengendalian
pemotongan betina produktif dengan kegiatan yaitu penyelamatan sapi
dan kerbau betina produktif yang bekerjasama dengan kepolisian.
Pengaturan Rumah Potong Hewan RuminansiaPasal 61 ayat (1) dan (2) UU No. 18/2009 : pemotongan hewan yang
dagingnya diedarkan harus :
a) Dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH);
b) Mengikuti cara penyembelihan yang memenuhi kaidah kesejahteraan
hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta memperhatikan
kaidah agama dan unsur kepercayaan yang dianut masyarakat.
Pasal 8 ayat (1) PP No. 95/2012 :
1) Pemotongan hewan potong yang dagingnya diedarkan harus
dilakukan di RPH yang memenuhi persyaratan teknis yang diatur
oleh Menteri dan menerapkan cara yang baik.
2) Pasal 25 PP Nomor 95/2012 unit usaha produk hewan termasuk
RPH-R wajib memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
Definisi Betina Produktif Berdasarkan UU Nomor 41/20141. Ternak Ruminansia Betina Produktif adalah Ternak ruminansia
betina yang organ reproduksinya masih berfungsi secara normal
dan dapat beranak.
2. Ternak Ruminansia Indukan adalah ternak betina bukan bibit yang
memiliki organ reproduksi normal dan sehat digunakan untuk
pengembangbiakan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 205
Dasar Hukum1. Undang Undang Nomor 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen
2. Undang Undang Nomor 18/2012 tentang Pangan
3. Undang Undang Nomor 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal
4. Undang Undang Nomor 23/2014 tentang Pemerintah Daerah
5. Undang Undang Nomor 41/2014 jo. UU Nomor 18/2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 95/2012 tentang Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Kesehatan Hewan
7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13/2010 tentang Persyaratan
RPH - R dan Unit Penanganan daging (meat cutting plant)
8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 413/1992 tentang Pemotongan
Hewan Potong dan Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 381/2005 tentang Pedoman
Sertifikasi Kontrol Veteriner Pada Unit Usaha Pangan Asal Hewan
10. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2015 Provinsi Nusa Tenggara
Barat tentang Pengendalian Pemotongan Betina Produktif.
Ketentuan Pidana(Pasal 86) Undang Undang Nomor 41/2014 Jo. Undang UndangNomor 18/2009 Setiap orang yang menyembelih :
1. Ternak ruminansia kecil betina produktif dipidana dengan pidana
kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 6 (enam)
bulan dan denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah)
dan paling banyak Rp.5.000.000,00 (Lima Juta Rupiah); atau
2. Ternak ruminansia besar betina produktif dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun
dan denda paling sedikit Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah)
dan paling banyak Rp.300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah).”
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 206
Sanksi AdministratifPasal 85 Ayat 2 Undang Undang Nomor 41/2014 Jo. UndangUndang Nomor 18/2009• Peringatan tertulis
• Penghentian sementara kegiatan, produksi dan/atau peredaran
• Pencabutan nomor pendaftaran dan penarikan obat hewan, pakan,
alat dan mesin atau produk hewan dari peredaran; atau
• Pencabutan izin
Kondisi saat ini Rumah Potong Hewan belum sesuai yang diharapkan
secara kualitas dan kuantitas di samping itu juga masih maraknya
pelanggaran - pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha. Upaya
penegakan hukum oleh yang berwenang juga dirasakan masih tumpul
dan tidak adanya sinergitas/koordinasi yang dilakukan oleh masing-
masing institusi sebagai stakeholder yang mempunyai kewenangan masih
belum berjalan yang disebabkan oleh ego sektoral. Dari permasalahan -
permasalahan tersebut di atas mengakibatkan hal – hal sebagai berikut :
- Banyak dijumpai pemotongan sapi betina produktif
- Masih banyak oknum yang bermain
- Rendahnya suplai daging dalam negeri
- Kurangnya persediaan bibit ruminansia betina produktif
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
kepada para petugas RPH tentang pentingnya menyelamatkan aset
Nasional yaitu Sapi Bali dari kepunahan dan membuka dialog dalam
rangka memperkokoh konsolidasi dan sinergitas antara Kepolisian,
Kepala Dinas, petugas RPH, instansi terkait dan pelaku usaha terhadap
manajemen lingkungan RPH sehingga penyelamatan betina produktif
sudah menjadi hal yang harus dipatuhi dan dilaksanakan.
Sasarannya adalah : a) Memotivasi kepada para petugas di RPH
Kabupaten/Kota se - NTB untuk secara terus menerus bersama - sama
dengan pelaku usaha daging sapi untuk senantiasa menjaga amanah
Undang Undang Nomor 41 tahun 2014 dan b) Menggugah kepedulian
masyarakat konsumen dan profesional untuk selalu meningkatkan
kewaspadaan terhadap kepatuhan dan ketaatan pelaku usaha melalui
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 207
kontrol dan berani untuk melaporkan setiap pelanggaran yang
dilakukan oleh oknum. Keluaran yang diharapkan adalah para petugas
RPH dapat menerapkan amanah Undang Undang Nomor 41 tahun
2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 - 14 Agustus 2015
bertempat di aula Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa
Barat, aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten
Sumbawa dan aula Dinas Peternakan Kabupaten Bima dengan materi :
1. Kebijakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Sosialisasi
Perda Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pemotongan
Ternak Ruminansia Betina Produktif Di Nusa Tenggara Barat oleh
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
2. Kebijakan Bidang Kesmavet dalam Penjaminan PAH ASUH oleh
Kepala Bidang Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi NTB
3. Kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan
Tentang Pencegahan Pemotongan Betina Produktif Oleh Direktur
Kesmavet Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian RI
4. Peran Polri Dalam Pencegahan Pemotongan Betina Produktif di
RPH (Rumah Potong Hewan)
5. Diskusi
Jumlah peserta dalam Sosialisasi Pencegahan Pemotongan Betina
Produktif sebanyak 120 orang dari Polda Provinsi NTB, Polsek,
Babinkamtibmas, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi dan Kabupaten,
Biro Hukum Provinsi NTB, Subbag. Hukum Kabupaten, Badan
Koordinator Penyuluh Provinsi NTB, Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika Provinsi NTB, Lurah/Kades setempat dan petugas RPH
Kabupaten. Alokasi peserta pertemuan adalah sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 208
No Kabupaten/Kota JumlahKabupaten Sumbawa Barat
1. Disnak KSB (Petugas RPH, Medik/Paramedik Veteriner) 132. Kepolisian Resort KSB 23. Kepolisian Sektor KSB 34. Satuan Polisi Pamong Praja KSB 35. Bagian Hukum Sekretariat Daerah KSB 26. Jagal/Pengusaha Ternak 17
Jumlah 40Kabupaten Sumbawa
1. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan KabupatenSumbawa (Petugas RPH, Medik/Paramedik Veteriner) 14
2. Kepolisian Resort Kabupaten Sumbawa 23. Kepolisian Sektor Kabupaten Sumbawa 24. Pepehani Kabupaten Sumbawa 35. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sumbawa 26. Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Sumbawa 17. Jagal/Pengusaha Ternak 16
Jumlah 40Kabupaten Bima
1. Dinas Peternakan Kabupaten Bima (Petugas RPH,Medik/Paramedik Veteriner) 15
2. Kepolisian Resort Kabupaten Bima 23. Kepolisan Sektor Kabupaten Bima 24. Pepehani Kabupaten Bima 35. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bima 26. Kabag.Hukum Setda. Bima 17. Jagal/Pengusaha ternak 15
Jumlah 40
Dari pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ketersediaan ternak sapi dan kerbau betina produktif sangat
strategis sebagai penghasil ternak bakalan (sapi dan kerbau).
2. Ternak bakalan melalui proses penggemukan akan menghasilkan
stok potong sebagai sumber produksi daging sapi dan kerbau.
3. Semakin besar populasi sapi dan kerbau betina produktif akan
berkorelasi positif terhadap peningkatan produksi daging sapi dan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 209
kerbau. Hal ini sejalan dengan program Direktorat Jenderal Peternakan
dan KesehatanHewan yaitu pemenuhan pangan asal ternak
4. Petugas masing - masing kabupaten sangat mengapresiasi
pertemuan sosialisasi ini dan dimohon untuk SKPD terkait
memberikan SOP terkait dengan pemotongan dan lain - lain.
5. Terus berkoordinasi dan berkomunikasi antar instansi terkait dan
terus berusaha dan saling introspeksi diri apakah semua aktifitas
yang kita kerjakan “Barokah, Halal Dan Toyyibah” baik dari sejak
ternak dipelihara sampai di meja makan.
Upaya Tindak Lanjut :
1. Peningkatan pemahaman personal sangat diperlukan tentang
pencegahan pemotongan betina produktif
2. Kepedulian para pelaku usaha peternakan dalam hal ini jagal agar
tidak melakukan pemotongan betina produktif harus terus
ditingkatkan demi menjaga ketersediaan bibit – bibit sapi potong.
3. Adanya insentif bagi peternak yang tidak menjual/memotong ternak
betina produktif.
4. Memberlakukan sanksi hukum bagi pelaku usaha yang melanggar
aturan/yang memotong betina produktif sebagai shock therapy.
5. Bidang Kesmavet merespon dari berbagai masukan peserta dalam
rangka mengidentifikasi masalah dan menindaklanjuti dengan
sebuah program untuk menunjang kegiatan perlindungan
masyarakat veteriner di NTB.
7. FASILITASI PEMBENTUKAN ASOSIASI JAGAL RUMAH POTONGHEWAN DI KOTA BIMA
Perdagangan Internasional yang berkembang pesat dan menuju
ke arah perdagangan bebas menyebabkan persaingan yang sangat
ketat terutama antara negara maju dengan negara berkembang. Hal
tersebut perlu diantisipasi oleh industri manufaktur maupun jasa untuk
dapat bersaing di era pasar bebas. Hanya produk atau jasa memenuhi
standar yang ditentukan yang dapat unggul dalam persaingan.
Tantangan yang dihadapi oleh agroindustri dalam era perdagangan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 210
bebas ini antara lain persyaratan bebas internasional serta isu global
keamanan pangan antara lain ekuivalensi penerapan jaminan kemanan
pangan dan isu lingkungan.
Seiring dengan peningkatan
pengetahuan, kesadaran dan
tuntutan konsumen akan
keamanan, kesehatan, keutuhan
dan kehalalan produk asal hewan
dipandang perlu meningkatkan
Fasilitasi RPH-R karena dalam
rangka penerapan jaminan keamanan pangan sudah menjadi
keharusan/persyaratan yaitu dalam rangka untuk mendapatkan Nomor
Kontrol Veteriner, Sertifikat Halal dan Penjaminan Pangan yang ASUH.
Tujuannya adalah memberikan pemahaman/wawasan kepada
para jagal di RPH untuk dapat merubah pola pikir yang tradisional
menjadi pengelolaan RPH dengan menerapkan manajemen sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Manfaat :
1. Meningkatnya kemampuan jagal di RPH/TPH dalam berkontribusi
pemenuhan ketersediaan daging dan bahan baku/ternak sapi/
kerbau di NTB
2. Meningkatnya dinamika pasar hewan dengan harga ternak potong
yang layak dan berdasarkan atas timbangan berat ternak.
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2015 bertempat
di Aula Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kota Bima
dengan Jumlah peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari petugas dan
jagal se - Kota Bima dengan hasil kesepakatan sebagai berikut :
1. Pertemuan ini perlu diadakan dan perlu dibentuk dengan tujuan
untuk mewadahi para pekerja RPH/TPH (tukang jagal) yang selama
ini masih terpisah-pisah bergantung kepada para jagal masing-
masing dan diharapkan dengan adanya assosiasi menjadi sarana
dalam berkomunikasi dengan pihak lain baik itu pemerintah
maupun pihak yang bersinergi dengan para jagal.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 211
2. Pertemuan Asosiasi Jagal RPH Kota Bima secepatnya diadakan
kembali yang difasilitasi oleh
Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Peternakan Kota
Bima dalam waktu yang tidak
terlalu lama dengan harapan
assosiasi jagal Kota Bima
secepatnya terbentuk.
3. Anggota jagal diminta segera menyiapkan nama asosiasi yang
akan dibentuk dan menyusun kepengurusan yang ada dengan
harapan asosiasi yang terbentuk segera dioptimalkan dan
diharapkan juga asosiasi ini dapat berbadan hukum.
Sebagai tindak lanjut diharapkan kepada Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan peternakan Kota Bima untuk dapat menfasilitasi kegiatan
tersebut dalam rangka pembentukan Asosiasi Jagal.
8. RESTRUKTURISASI MANAJEMEN RPH-R DI KOTA BIMA, MATARAM,SUMBAWA, LOMBOK TIMUR DAN KABUPATEN BIMA
Undang - Undang Nomor 18 tahun 2009 (Revisi Nomor 41 tahun
2014) tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan mengamanatkan
bhawa setiap Kabupaten / Kota harus mempunyai Rumah Potong
Hewan (RPH) Ruminansia yang mempunyai persyaratan teknis yang
ditetapkan oleh Menteri Pertanian RI. Pelaksanaan dari Undang-
Undang tersebut adalah keluarnya Menteri Pertanian Nomor 13 tahun
2010 tentang Persyaratan Rumah Pemotongan Hewan Ruminansia
(RPH - R) dan Unit Penanganan Daging (meat cutting palm).
Salah satu yang diatur di dalam peraturan di dalam Peraturan
Menteri Pertanian adalah pemotongan hewan yang dagingnya akan
diedarkan dilaksanakan di Rumah Pemotongan Hewan dan mengikuti
kaidah penyembelihan, Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet)
dan Kesejahteraan Hewan (Kesrawan). Berkenaan dengan hal tersebut
di atas, untuk dapat menghasilkan daging yang Aman Sehat Utuh dan
Halal (ASUH) maka proses produksi daging di RPHR harus memenuhi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 212
persyaratan teknis baik fisik (bangunan dan peralatan) SDM serta
prosedur teknis pelaksanaannya. Sementara berdasarkan hasil
evaluasi dan pemantauan sebagian besar kondisi RPH di Indonesia
saat ini cukup memprihatinkan dan tidak memenuhi persyaratan teknis,
oleh karenanya perlu penataan RPH melalui upaya relokasi, renovasi
ataupun rehabilitasi RPH. Disadari dalam penataan fisik diperlukan
biaya tinggi, untuk itu di samping sumber anggaran Pemerintah Pusat
atupun Daerah diharapkan peran aktif masyarakat dan swasta,
sedangkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Cq
Direktorat Kesmavet dan Pasca Panen akan memfasilitasi dalam
bentuk bimbingan dan konsultasi teknis.
Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman/wawasan
kepada para petugas RPH dengan kesadaran sendiri dapat
memberikan manfaat kepada orang lain (jagal, juru sembelih, pegawai
RPH) untuk mendampingi/fasilitasi terhadap perubahan pola pikir yang
tradisionil menjadi pengelolaan RPH dengan menerapkan pola
manajemen sesuai dengan prosedur yang berlaku (SOP). Sasaran
kegiatan yaitu terlaksananya peningkatan kemampuan pengelolaan
dalam menerapkan Manajemen di RPH dan meningkatnya pemahaman
petugas RPH-R/TPH di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur dan
Kabupaten Sumbawa tentang pengelolaan Tim RMRPHR dalam
pemenuhan ketersediaan daging yang ASUH di Nusa Tenggara Barat.
Pertemuan Restrukturisasi Manajemen Rumah Potong Hewan
Ruminansia di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten
Sumbawa dan Kabupaten Bima selama 4 (empat) hari tanggal 20 - 24
Oktober 2015, bertempat di Aula pertemuan/RPH masing - masing
Kabupaten/Kota dengan metode pelaksanaan penyampaian terdiri dari
50% pemaparan materi, 25% penyampaian laporan Tim RMRPHR
Kabupaten/Kota dan 25% pemaparan kondisi di lapangan. Jumlah
peserta pertemuan sebanyak 60 (enam puluh) orang masing - masing
kabupaten terdiri 15 orang dengan materi sebagai berikut :
1. Peran Kabupaten Bima dalam mendukung RMRPHR Bolo
2. Peran Kabupaten Sumbawa dalam mendukung RMRPHR Bangkong
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 213
3. Peran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
dalam mendukung RMRPHR
4. Peran dan motivasi Bidang Kesmavet Provinsi terhadap tim
RMRPHR Kabupaten/Kota se - NTB.
5. Fasilitasi Tim RMRPHR Provinsi kepada Tim RMRPHR Kota
Mataram, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Bima
6. Coaching and Feedback dari tim RMRPHR Pusat
7. Restrukturisasi RPHR tim RMRPHR Pusat
8. Peran Bidang Peternakan dalam Restrukturisasi RPH Kota Mataram
9. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Kota Mataram.
10. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Kabupaten Lombok Timur
11. Peran Bidang Peternakan dalam Restrukturisasi RPH Kabupaten
Sumbawa.
12. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Bangkong Kabupaten Sumbawa.
13. Peran Bidang Peternakan dalam Restrukturisasi RPH Kabupaten Bima
14. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Bolo Kabupaten Bima
Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan hasil
diskusi yang berkembang pada pertemuan tersebut diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terhadap beberapa keinginan dari 9 orang jagal di Kabupaten Bima
yang ditemui di RPH untuk segera memanfaatkan RPHR Bolo,
namun ada kendala keamanan di lingkungan RPH yang masih
rawan karena lingkungan RPH belum terpagar, di samping itu
belum tersedianya sumur bor dan instalatir sebagian belum tersedia
untuk fasilitasi air.
2. Belum terbentuknya asosiasi jagal di RPHR Bolo sehingga mudah
terpengaruh oleh kondisi fluktuasi harga bahan baku (sapi potong)
oleh para pengusaha hewan (sapi kerbau) luar daerah. Apabila
sudah terbentuk akan lebih memudahkan dalam mengakses KUPS.
3. Setelah memperhatikan dengan seksama apa yang telah
disampaikan oleh pakar dari IPB dan Direktur Kesmavet, peserta
khususnya para jagal dan juru sembelih akan menerapkan apa
yang menjadi keinginan bersama, bagaiman upaya RPHR Bolo
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 214
lebih hygiene dan penerapan sanitasi di semua aspek baik personil,
sarana dan prasarana mengikuti SOP RPH.
4. Komitmen dan dedikasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk Tim
RMRPHR Kabupate Bima dalam mengupayakan perubahan-
perubahan yang harus dilakukan untuk masa-masa yang akan datang.
5. Pemerintah Daerah Kabupaten Bima akan segera memfasilitasi sarana
dan prasarana pendukung termasuk pemagaran keliling, akan
diupayakan dengan melakukan koordinasi dengan pihak Bappeda.
6. Sinergitas dan kesadaran bersama-sama antara jagal, juru sembelih
dengan Tim RMRPHR Bolo dalam mendukung kelangsungan RPHR.
7. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten
Sumbawa memberikan stressing kepada Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi, terkait dengan telah beroperasinya
RPHR Kategori II di RPHR Pototano Kabupaten Sumbawa Barat
dan RPHR Asa Kota Bima, dimohon untuk segera meninjau dalam
menyikapi kondisi di lapangan bahwa di RPHR Pototano hampir
tidak pernah terkontrol dengan kondisi ternak yang dipotong,
terlebih dengan maraknya penyelundupan ternak potong.
8. Bahan baku untuk RPH di Kabupaten Sumbawa mulai terasa
adanya kelangkaan akibat persaingan dengan pedagang hewan
antar pulau, disamping itu juga adanya musim panen hasil
pertanian sehingga peternak enggan menjual sapi/kerbau.
9. Komitmen dari jagal dan juru sembelih untuk menerapkan Hygiene
sanitasi, juru sembelih halal dan perlakuan kesrawan terhadap
ternak yang akan disembelih.
10. Intervensi terhadap asosiasi jagal di RPHR Bangkong untuk
mendapatkan fasilitas KUPS agar tidak lagi terpengaruh terhadap
kondisi fluktuasi harga di pasar.
11. Pelan tapi pasti perubahan yang telah dilakukan oleh TIM RMRPHR
Bangkong, dalam upaya untuk meningkatkan kondisi menjadi RPHR
yang berstandar II (rantai dingin) agar segera direlisasikan dengan
mengupayakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pengelolaannya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 215
Upaya tindak lanjut :
1. Kinerja petugas Kekesmavetan Kabupaten/Kota akan selalu
diusahakan untuk taat dan tunduk terhadap konsekuensi yang
ditimbulkan oleh kelengahan dan ketidakpedulian terhadap amanah
yang diembannya serta data penyakit zoonosis yang ada di RPH
dapat diupdate setiap saat.
2. Komitmen selalu dipegang teguh agar situasi Provinsi NTB bebas
PHM/Z tetap dipertahankan.
3. PAH yang beredar membutuhkan pengendalian dan pengawasan
yang melibatkan lintas sektor dan lintas koordinasi, agar stakeholder
yang berkepentingan mampu mengawasi lalulintas dengan intensitas
yang tinggi di pelabuhan.
4. Simulasi daerah-daerah yang bebas rabies untuk meningkatkan
kewaspadaan yang tinggi untuk mempertahankan wilayah masing-
masing.
5. Kejadian zoonosis dipastikan akibat kurangnya kewaspadaan
petugas (ternak tidak divaksin).
6. Kepatuhan jagal terhadap aturan yang berlaku ditunda dipotong tidak
boleh dipotong (dilarang dikonsumsi atau material dihanguskan).
7. Kompetensi SDM petugas kekesmavetan Kabupaten/Kota perlu
ditingkatkan oleh karena itulah penanganan daging yang berasal dari
RPH dikatakan layak atau tidak layak untuk dikonsumsi.
9. PERTEMUAN PENINGKATAN KOMPETENSI JURU SEMBELIH HALAL
Berdasarkan Undang
Undang Nomor 18 Tahun 2009
tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan serta
Peraturan Pemerintah Nomor
22/1983 tentang Kesehatan
Masyarakat Veteriner,
Pemerintah dalam hal ini Provinsi Nusa Tenggara Barat c.q. Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan, Bidang Masyarakat Veteriner
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 216
memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin kesehatan dan
ketentraman bathin masyakarat dalam mengkonsumsi daging melalui
penyediaan daging yang ASUH.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani,
khususnya daging, tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana
produksi yang memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan
hygiene sanitasi. Sebagian besar produksi daging domestik termasuk
daging unggas berasal dari Rumah Pemotongan Hewan atau Rumah
Pemotongan Unggas (RPU) yang tidak memenuhi persyaratan dari
aspek kehalalan dan hygiene -
sanitasi. Kondisi ini telah
mendorong tingginya jumlah
penyimpangan peredaran daging di
lapangan, seperti kasus ayam
tiren, ayam berformalin, pemalsuan
daging sapi dan lain lain.
Penyimpangan tersebut juga dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah
sumberdaya profesional di RPH – Ruminansia / Unggas yang
bertanggungjawab dalam memproduksi daging yang aman, sehat, utuh
dan halal (ASUH), misalnya juru sembelih halal bersertifikat dan
petugas berwenang dalam melakukan pemeriksaan ante-mortem dan
post-mortem. Salah satu upaya dalam mengefektifkan jaminan
kesehatan dan ketentraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi
daging adalah dengan mengadakan kegiatan Pertemuan Peningkatan
Keterampilan Juru Sembelih Halal di RPH Ruminansia/Unggas.
Pertemuan ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 - 11 Juni 2015 di
Aula kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan
Airlangga Nomor 56 Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang
yang merupakan perwakilan dari Kabupaten/Kota se - Nusa Tenggara
Barat, dengan tujuan untuk meningkatan keterampilan bagi tenaga juru
sembelih halal di RPH Ruminansia/Unggas dan untuk mempersiapkan
tenaga sembelih halal untuk tiap RPH-Ruminansia/Unggas.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 217
Keluaran yang diharapkan adalah :
- Meningkatkan pengetahuan para petugas/juru sembelih yang bekerja
di RPH Ruminansia/Unggas tentang proses penyembelihan
hewan/unggas yang sesuai dengan persyaratan baik aspek
kehalalan maupun aspek higiene dan sanitasi serta aspek kesrawan.
- Para petugas RPH dapat menerapkan pemotongan secara syariat
Islam di wilayah kerjanya.
Materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Kebijakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
dalam Peningkatan Pangan Asal Hewan Yang ASUH (Kepala Dinas
Peternakan dan Keswan Provinsi NTB).
b. Jaminan Produk Halal Produk Peternakan (MUI Provinsi NTB).
c. Penyembelihan Halal ( Fakultas Peternakan UNRAM ).
d. Pemeriksaan Sebelum Dipotong (Ante-Mortem) dan Sesudah
Dipotong (Post-Mortem) Pada Ternak.
e. Optimalisasi Fungsi Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R)
oleh Kepala Bidang Kesmavet
f. Diskusi dan Praktek Pemotongan Halal di RPH (MUI Provinsi NTB)
Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan hasil
diskusi yang berkembang pada pertemuan tersebut diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Label Halal sudah menjadi trend kekinian (kewajiban) yang harus
dipenuhi oleh Unit – Unit Usaha sesuai Undang Undang Pangan
Nomor 7 Tahun 1996.
2. Hewan yang halal dimakan: Sapi, Kambing, Kerbau, domba dan
lainnya yang disembelih dengan syarat :
- Juru sembelih muslim (laki-laki)
- Menyembelih dengan alat yang tajam (yang tidak boleh dipakai
menyembelih antara lain tulang, gigi, kuku)
- Menyembelih leher
- Waktu menyembelih disunnahkan membaca Basmalah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 218
- Disunnatkan menidurkan binatang yang akan disembelih pada
tulang rusuk sebelah kirinya
- Pisahkan hewan yang hendak disembelih dengan hewan yang
telah disembelih agar tidak stress
- Menguliti hewan yang telah disembelih harus setelah benar-benar
sudah mati.
3. Jika setelah dipotong satu kali tidak mati apa boleh dipotong lagi,
maka hukumnya halal dan jangan diulangi/jangan dipotong lagi,
biarkan saja nanti mati sendiri.
4. Pasca penyembelihan. Dikerjakan dengan waktu yang tertib dan
dipastikan hewan sudah benar – benar mati, jangan menguliti ketika
hewan belum mati sempurna.
5. Bahan pengemasan digunakan dari bahan yang berkualitas baik
(kardus, pelapis plastik yang standar).
6. Labeling. Dengan mencantumkan kode produksi, jumlah (kg) dan
item - item daging yang tertib (proporsional dan profesional).
7. Tatacara untuk mendapat Sertifikat Halal, adalah dengan
mengajukan permohonan ke MUI yang berkantor di Jalan Pejanggik
Nomor 54 dengan mencantumkan apa kegiatan yang mau di
sertifikasi dan mengisi formulir yang disediakan MUI
Tindak lanjut yang diperlukan :
1. Perlu sosialisasi dan pembinaan yang terus menerus pada
masyarakat agar sesuai dengan Undang Undang Pangan Nomor 7
Tahun 1996 tentang Label halal yang diwajibkan untuk dipenuhi oleh
unit - unit usaha pangan.
2. Perlu pembinaan dan pelatihan khusus bagi juru sembelih RPH/TPH
yang belum mempunyai sertivikat.
3. Peran petugas dan para Da’i/Tuan Guru setempat sangat diperlukan
dalam rangka proses kehalalan.
4. Diwajibkan alat penyembelih/pisaunya harus tajam dan diharapkan
dengan peralatan penyembelihan yang tajam dan profesional juru
sembelih dengan sekali gores terputus 3 saluran.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 219
10. UNIT RESPON CEPAT PENGAWAS KESMAVET
Berdasarkan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Peraturan Pemerintah Nomor
22/1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pemerintah, dalam
hal ini Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Direktorat Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen
memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin kesehatan dan
ketentraman bathin masyakarat dalam mengkonsumsi daging melalui
penyediaan daging yang ASUH. Meningkatnya kebutuhan masyarakat
terhadap protein hewani, khususnya daging tidak diimbangi dengan
ketersediaan sarana produksi yang memenuhi persyaratan dari aspek
kehalalan dan hygiene sanitasi. Sebagian besar produksi daging
domestik termasuk daging unggas berasal dari Rumah Pemotongan
Hewan atau Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang tidak memenuhi
persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene - sanitasi. Kondisi ini
telah mendorong tingginya jumlah penyimpangan peredaran daging di
lapangan, seperti kasus ayam tiren, ayam berformalin, pemalsuan
daging sapi dan lain - lain. Penyimpangan tersebut juga dipengaruhi
oleh terbatasnya jumlah sumberdaya profesional di RPH/RPU yang
bertanggungjawab dalam memproduksi daging yang aman, sehat, utuh
dan halal (ASUH), petugas berwenang dalam melakukan pemeriksaan
ante-mortem dan post-mortem. Salah satu upaya dalam mengefektifkan
jaminan kesehatan dan ketentraman batin masyarakat dalam
mengkonsumsi daging adalah dengan membangun sistem Unit Respon
Cepat Pengawas Kesehatan Masyarakat Veteriner dalam
mengamankan produk pangan asal hewan dari bahaya - bahaya
(hazards) baik biologis, kimiawi, dan fisik yang menimbulkan dampak
buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 220
Tujuan :
1. Fasilitasi sarana uji cepat pengawasan produk hewan bagi petugas
kesmavet di lapangan sehingga dapat memberikan pelayanan
kepada masyarakat dengan lebih baik.
2. Meningkatnya Pengawasan Peredaran Produk Hewan dari bahaya-
bahaya (hazards) baik biologis, kimiawi dan fisik yang menimbulkan
dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan di
Kabupaten/Kota di NTB.
Sasaran :
1. Petugas pengawas kesmavet di Dinas Kabupaten/Kota yang
membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan.
2. Dalam melakukan pengawasan peredaran produk hewan, petugas
pengawas kesmavet dapat melakukan pengawasan berbasis
pengujian. Sampel yang diambil dapat langsung dilakukan
pemeriksaan uji formalin, uji bangkai (kebusukan), screaning anti
biotic dan uji pemalsuan.
3. Hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan uji cepat tersebut dapat
diperoleh langsung dan petugas pengawas kesmavet dapat segera
melakukan tindakan sesuai dengan hasil tersebut.
4. Fasilitasi Kit Uji Cepat 4 Unit di NTB, yaitu Laboratorium Kesmavet
Provinsi, Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa dan Kota Bima
Hal tersebut akan memberikan dampak pada meningkatnya kompetensi
petugas Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet dalam Peningkatan
pencegahan Pangan Hewani yang ASUH dan terjaminnya produk
pangan asal hewan bagi konsumen di NTB.
Tahun 2015 ini pengadaan Kit Uji Cepat Pengawas Kesmavet terdiri
dari :
1. Kit Uji Cepat Formalin 120 test/set
2. Kit Uji Cepat Daging Bangkai 150 test/set
3. Kit Uji Cepat Kandungan Babi 100 test/set
4. Kit Uji Cepat Kandungan Beta Laktam 100 test/set
5. Kit Uji Cepat Kandungan Tetrasiklin 100 test/set
6. Kit Uji Cepat Kandungan Residu Antibiotik Umum 100 test/set
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 221
11. PEMUTAKHIRAN DATA PEMOTONGAN
ISIKHNAS adalah sistem informasi kesehatan hewan Indonesia
yang mutakhir. Sistem ini menggunakan teknologi sehari - hari dalam
cara yang sederhana namun
cerdas untuk mengumpulkan
data dari lapangan dan dengan
segera menyediakannya bagi
para pemangku kepentingan
dalam bentuk yang bermakna
dan dapat segera dimanfaatkan.
Data dan informasi merupakan hal yang mutlak diperlukan sebagai
dasar pengambilan kebijakan terkait supply dan demand baik daging
sapi maupun ternak hidup. Ke depan setiap RPH yang ada harus
terkoneksi (online) sehingga setiap data pemotongan dapat diketahui
secara real time. Hal ini merupakan kebutuhan sekaligus tuntutan atas
kemajuan teknologi informasi saat ini.
Saat ini masih sangat sulit untuk mendapatkan data dan informasi
terutama terkait pemotongan di Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga
terkendala oleh infrastuktur baik yang ada di Pusat maupun di Daerah.
Akan tetapi, dengan
memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi saat ini
diharapkan kendala
terbatasnya infrastruktur ini
dapat diatasi. Program yang
akan diperkenalkan pada
kegiatan ini adalah sistem pemutakhiran data pemotongan melalui SMS
Gateway yang terintegrasi i-SIKHNAS. Program ini awalnya
dikembangkan untuk pelaporan panyakit hewan dari petugas atau kader
di lapangan kepada petugas di Kabupaten dan Provinsi serta Pusat
melalui fasilitas yang sederhana yaitu Short Messaging Service (SMS).
Dengan memanfaatkan teknologi ini diharapkan data pemotongan di
RPH juga dapat dilaporkan melalui SMS kedalam sistem i-SIKHNAS
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 222
setiap hari sehingga didapatkan data yang cepat dan akurat serta dapat
diakses setiap saat. Program ini diharapkan dapat memberikan data
yang akurat, dan sebenar - benarnya karena hal ini akan berpengaruh
pada proses pengambilan keputusan dan juga pembuatan kebijakan
secara nasional terlebih lagi untuk perencanaan pembangunan sektor
peternakan di Indonesia.
Tujuan program pemutakhiran data pemotongan sapi di RPH
melalui SMS Gate Way yang terintegrasi dalam sistem i-SIKHNAS
adalah untuk memperoleh laporan jumlah pemotongan sapi/kerbau
yang cepat dan akurat setiap hari dan menjaga stabilisasi harga daging
sapi/kerbau melalui pemutakhiran data jumlah pemotongan sapi baik di
RPH-R dan TPH di seluruh kabupaten/kota se-NTB dengan sistem
integrasi dengan i - ISHIKNAS. Dengan sasarannya adalah petugas di
RPH Kabupaten/Kota se - NTB untuk secara terus menerus bersama -
sama dengan koordinator Provinsi melaporkan kegiatan pemotongan
setiap hari ke pusat Tim SMS Gateway Direktorat Kesmavet dan
Pascapanen/i-SIKHNAS dan deteksi dini terhadap kemampuan supply
demand ketersediaan daging sapi/kerbau di daerah.
Hasil yang ingin dicapai adalah tercatatnya data jumlah pemotongan
sapi, produksi dan distribusi daging/karkas di RPH-R/TPH yang valid di
seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, terlaksananya
jumlah pemotongan sapi, produksi dan distribusi daging/karkas di RPH-
R/TPH yang valid di seluruh kabupaten/kota se -NTB dan meningkatnya
pengumpulan data pemotongan ternak dan distribusi daging/karkas
melalui RPH dan TPH di 10 Kabupaten/Kota se -NTB.
Kegiatan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 17 - 18
Desember 2015 bertempat di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram dengan peserta
sebanyak 24 orang yang berasal dari Kabupaten/Kota se - NTB.
Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan
hasil diskusi yang berkembang pada pertemuan tersebut diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 223
1. Petugas langsung dapat mengirimkan data pemotongan melalui
aplikasi I-Shiknas.
2. Pendaftaran untuk TPH yang ada, agar pelaporan juga dapat
dilakukan sehingga adanya pembinaan untuk meningkatkan status
dari TPH menjadi RPH nantinya. Hal ini mengacu pada Kementerian
Pertanian Nomor 13 tahun 2010 bagaimana pemerintah daerah
bertanggungjawab dengan RPH dan TPH dan bisa didaftarkan TPH
yang direkomendasikan oleh Tim Provinsi
3. Permohonan agar pelatihan aplikasi pemutahiran data pemotongan
melalui I - Shiknas dapat dilakukan untuk petugas yang belum
mendapatkan pelatihan tidak hanya koordinatornya saja, mengingat
di daerah (Kabupaten/Kota) selalu ada pemutasian petugas/
pegawainya (triwulan II dan III).
4. Pemotongan pada acara HBKN dan lainnya ada pengecualian tidak
harus di RPH, namun tetap dalam pengawasan dari SKPD terkait
dengan dibentuknya Tim pengawasan hewan qurban.
5. Diharapkan Pemerintah pusat juga harus mempunyai solusi
bagaimana dengan upaya penyelamatan betina produktif dengan
menyiapkan dana talangan. Hal ini belum dapat dilakukan karena
AKUN kegiatan (dana talangan) terdapat pada Direktorat Budidaya
dan tidak dapat dipindahkan ke Direktorat Kesmavet namun akan
dicarikan solusi yang dapat dilakukan.
6. Perlu dilakukan Bimtek untuk petugas TPH.
7. Koordinasi dan komunikasi dapat dilakukan dengan Kapolsek,
Babinkamtibmas setempat dengan semakin merapatkan barisan,
karena dari Badan Pertahanan Kemanan (BAHARKAM) RI telah
memberikan jaminan terhadap tindakan/sanksi hukum terhadap
siapa saja/tidak pandang bulu, barang siapa yang melanggar UU dan
Perda terkait dengan Pencegahan Pemotongan Betina Produktif
akan dikenakan sanksi/pidana.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 224
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 225
Tindak Lanjut :
1. Upaya pelatihan untuk petugas pelapor yang lebih luas baik untuk
RPH/TPH yang belum terdaftar.
2. Kompetensi untuk Sumber Daya Manusia (SDM) Butcher, Juleha,
Keur Master, akan ditingkatkan menjadi keterampilan yang
kompetitif dan menjadi profesional sesuai Surat Kompetensi
Keahlian Nasional Indonesia (SKKNI).
3. Pemberian reward terhadap petugas dari Kabupaten/Kota yang tinggi
frekuensi pengiriman pelaporan dan juga menjadi termotivasi terhadap
tingkat partisipatif bagi petugas/pelapor dari Kabupaten/Kota lain.
12. REVITALISASI PEMERIKSAAN ANTE MORTEM DAN POST MORTEM
Di era otonomi daerah dan perdagangan bebas saat ini peran
Kesmavet perlu terus dikembangkan dan dilakukan penyesuaian dan
penyempurnaan baik dari segi perencanaan program dan strategi.
Demikian pula dengan kegiatan maupun pengawasan yang dilakukan
harus dilakukan dengan beberapa prioritas antara lain : penerapan
kebijakan pengamanan maksimum (maximum security) dan analisa risiko
dalam pemasukan produk hewan asal luar Kabupaten/Kota dalam
Provinsi NTB dan dalam pengawasan peredaran produk asal hewan dan
bahan asal hewan, pemeriksaan keamanan pangan yang berasal dari
hewan dan bahan asal hewan yang berasal dari luar Kabupaten/Kota,
penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan penerapan persyaratan
teknis kesmavet untuk meningkatkan daya saing produk dalam daerah
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 226
dalam menembus hambatan teknis di pasar global. Dengan demikian
untuk melaksanakan fungsi Kesmavet tersebut diperlukan penanganan
yang sungguh - sungguh dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas dan profesional serta sistem dan mekanisme kerja yang
memadai. Untuk itu diperlukan peningkatan kompetensi dengan
merevitalisasi Pemeriksaan Ante Mortem Dan Post Mortem Pengawas
Kesmavet di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahun1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pemerintah,
dalam hal ini Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan, Direktorat Masyarakat Veteriner dan Pasca
Panen memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin
kesehatan dan ketentraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi
daging melalui penyediaan daging yang ASUH. Meningkatnya kebutuhan
masyarakat terhadap protein hewani, khususnya daging, tidak diimbangi
dengan ketersediaan sarana produksi yang memenuhi persyaratan dari
aspek kehalalan dan hygiene sanitasi. Sebagian besar produksi daging
domestik termasuk daging unggas berasal dari Rumah Pemotongan
Hewan atau Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang tidak memenuhi
persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene-sanitasi. Kondisi ini telah
mendorong tingginya jumlah penyimpangan peredaran daging di
lapangan, seperti kasus ayam tiren, ayam berformalin, pemalsuan
daging sapi dan lain-lain. Penyimpangan tersebut juga dipengaruhi oleh
terbatasnya jumlah sumberdaya profesional di RPH/RPU yang
bertanggungjawab dalam memproduksi daging yang aman, sehat, utuh
dan halal (ASUH), petugas berwenang dalam melakukan pemeriksaan
ante - mortem dan post - mortem. Salah satu upaya dalam
mengefektifkan jaminan kesehatan dan ketentraman batin masyarakat
dalam mengkonsumsi daging adalah dengan melaksanakan Penguatan
Jejaring Pengawasan Kesehatan Masyarakat Veteriner dalam
mengamankan produk pangan asal hewan dari bahaya - bahaya
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 227
(hazards) baik biologis, kimiawi, dan fisik yang menimbulkan dampak
buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan.
Pertemuan ini telah dilaksanakan pada tanggal 18-19 Desember 2015 di
Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan
Airlangga Nomor 56 Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang
yang merupakan perwakilan dari kabupaten/kota se - NTB, yang bertujuan
untuk meningkatkan kompetensi pemeriksaan ante mortem dan post
mortem dalam peredaran produk hewan dari bahaya(hazards) baik biologis,
kimiawi, dan fisik yang menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan
manusia dan hewan di kabupaten/kota di NTB. Setelah pemaparan materi
dari para narasumber dan berdasarkan hasil diskusi yang berkembang
pada pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan hewan sebelum dipotong (ante mortem) dan setelah
dipotong (post mortem) merupakan upaya untuk menurunkan risiko
penularan penyakit hewan ke manusia. Penularan penyakit hewan ke
manusia dapat terjadi melalui rantai pangan dan produk sampingan
lainnya dari pemotongan hewan. Selain itu pula pemeriksaan hewan
yang akan dijadikan sumber pangan ini dapat berkontribusi terhadap
pemantauan status penyakit hewan dan meminimalisir resiko penyakit
pada manusia yang bersumber dari hewan.
2. Saat ini pemeriksaan ante mortem dan post mortem menjadi jarang
dilakukan karena menurunnya kesadaran dari petugas mengenai
pentingnya pemeriksaan ante mortem dan post mortem, di samping
kendala operasional dan kendala pelaporan lainnya. Kegiatan ini
diharapkan akan menjadi faktor pengungkit untuk terlaksananya
kegiatan ante mortem di seluruh Rumah Pemotongan Hewan di
Provinsi NTB.
3. Dalam rangka menggerakkan kembali pemeriksaan ante - mortem
dan post - mortem di RPH kabupaten/kota se - NTB, diperlukan
fasilitas yang memadai dalam menerapkan seluruh rangkaian
pemeriksaan yang akan dilakukan oleh petugas. Hal ini akan
mengikuti program kegiatan yang akan dilakukan secara
berkesinambungan oleh Direktorat Kesmavet.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 228
4. Diharapkan kita bersama membangun opini dan disegarkan lagi
bahwa kegiatan pemeriksaan ante mortem dan post mortem (AM/PM)
yang sudah dilakukan sebelumnya bahwa tugas mulia bentuk
kepedulian sosial yang sudah menjadi keharusan agar produk yang
dihasilkan menjadi Aman, Sehat, Utuh dan Halalan Toyyibah.
5. Untuk hal yang bersinggungan dengan masalah penegakan undang -
undang dan peraturan daerah sebaiknya selalu berkoordinasi dengan
aparat penegak hukum (Kapolsek, petugas Babinkamtibmas).
6. Upaya untuk mengendalikan lalulintas Produk Asal Hewan (PAH),
maka peran kabupaten/kota terhadap hal tersebut adalah
pembinaan oleh instansi terkait selama wilayah asal PAH itu berada
dalam teritorial kabupaten/kota yang bersangkutan namun apabila
PAH itu berasal dari luar maka bukan menjadi kewenangannya.
Contoh PAH yang akan dimasukkan di Hotel Wisata Gili Kabupaten
Lombok Utara dari RPH Sekarbela Kota Mataram, hal ini tidak
menjadi tanggungjawab pembinaan oleh Kabupaten Lombok Utara
tetapi sudah wilayah teritorial Kota Mataram.
Tindak Lanjut :
- Meningkatkan kesadaran petugas dan pengelola RPH terhadap
pentingnya pemeriksaan AM/PM untuk seluruh RPH di NTB.
- Mengupayakan penyegaran secara berkesinambungan terus
dilakukan terhadap kegiatan pemeriksaan ante mortem dan post
mortem seluruh RPH di NTB, sehingga predikat Provinsi NTB sebagai
Provinsi yang Produk Asal Hewan sudah memenuhi sertifikasi “HalalFood” secara internasional tetap dipertahankan, terlebih status
Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di NTB tetap terjaga.
- Fasilitasi terkait dengan sarana dan prasarana petugas dan
operasional pemeriksaan AM/PM di RPH kabupaten/kota (usulan
dalam tahun anggaran 2016).
- Pemerikasaan ante mortem dan post mortem adalah bentuk
tanggungjawab moral petugas dan pengelolaan RPH terhadap setiap
produk asal hewan di RPH agar jaminan keamanan Pangan Asal
Hewan dapat diwujudkan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 229
13. FASILITASI PERALATAN RPH - R
Dalam rangka penjaminan pangan asal hewan yang Aman, Sehat,
Utuh dan Halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan, pada
Tahun 2015 ini telah dilaksanakan fasilitasi RPH-R di Kota Bima berupa :
1. Genset ( 1 Unit ) dan
2. Mobil pengangkut daging berpendingin ( 1 Unit)
Semua pengadaan tersebut diatas telah selesai dilaksanakan dan
diharapkan akan dapat dipergunakan pada tahun 2016 ini oleh
Kabupaten/Kota se - optimal mungkin juga pada tahun - tahun yang
akan datang.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 230
5. BIDANG USAHA PETERNAKAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar BelakangMerujuk pada Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor
21 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dimana Bidang
Usaha Peternakan merupakan salah satu bidang yang mempunyai
tugas dan fungsi membantu Kepala Dinas dalam merumuskan
melaksanakan, membina dan mengawasi usaha peternakan,
pelayanan usaha dan pemasaran maupun pengolahan hasil
peternakan. Sedangkan fungsinya adalah menerapkan kebijakan
dan memantau pengembangan investasi dan kebijakan permodalan
melalui lembaga perbankan dan non perbankan wilayah provinsi,
memproses perijinan usaha bidang peternakan, memberikan
rekomendasi pemasukan dan pengeluaran dari dan ke luar daerah,
membina dan mengawasi mutu produk dan bahan asal hewan
wilayah provinsi, membina dan mengawasi kelompok - kelompok
pengolahan hasil peternakan, membina dan memfasilitasi pasar
hewan, membina dan membimbing usaha dan pengolahan hasil
peternakan, memberikan bimbingan teknis pembangunan sarana
fisik (bangunan), penyimpanan, pengolahan dan pemasaran hasil
peternakan. Bidang Usaha Peternakan dibantu pula oleh 3 (tiga)
Kepala Seksi yang masing - masing mempunyai peran dan
tanggungjawab antara lain Kepala Seksi Pengolahan Hasil
Peternakan, Kepala Seksi Pelayanan Usaha dan Kepala Seksi
Pemasaran. Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut maka
bidang usaha peternakan tahun 2015 mempunyai program dan
kegiatan yang didukung dari anggaran APBN Kementerian Pertanian
melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yakni
dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 730.925.000,- dan TugasPembantuan Rp. 4.150.000.000,- sementara dari pemerintah
daerah melalui APBD sebesar Rp.1.317.460.000,-. Sehubungan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 231
dengan hal tersebut maka dapat kami laporkan bahwa program dan
kegiatan di Bidang Usaha Peternakan tahun 2015 dapat
direalisasikan masing - masing APBN Dekonsentrasi secara fisiktercapai 100% dan keuangan 91,50% sedangkan TugasPembantuan fisik tercapai 100% dan keuangan 85,33% sertaAPBD tercapai fisik 85,71% dan keuangan 69,98%. Adapun
rincian pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015 seperti terurai
pada bab - bab berikutnya.
2. Tujuana. Mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha pengolahan hasil
peternakan yang saling menunjang dari hulu hingga hilir.
b. Meningkatkan daya saing produk peternakan di pasar lokal dan
nasional.
c. Menciptakan kesempatan kerja dan peluang usaha masyarakat.
3. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan yang mendukung bidang usaha peternakan
adalah :
a. Pengembangan Mutu dan Standarisasi meliputi pertemuan dalam
rangka menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan,
pengembangan informasi pasar, pengembangan usaha dan
investasi, pembinaan dalam rangka pengembangan pengolahan
hasil peternakan dan dukungan manajemen teknis lainnya.
b. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing meliputi
pengembangan pemasaran domestik berupa pembangunan/
pengembangan pasar ternak, pengembangan pengolahan hasil
peternakan berupa pemberian bantuan sarana peralatan
pengolahan hasil peternakan dan ruang produksi serta dukungan
manajemen teknis lainnya
c. Peningkatan Pemasaran Hasil Produk Peternakan meliputi
pembinaan dan pengolahan, bimbingan teknis pemasaran hasil
pengolahan peternakan termasuk bantuan yang diserahkan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 232
kepada masyarakat berupa peralatan pengolahan hasil
peternakan dan eksposisi hasil peternakan (pameran - pameran).
d. Pelayanan kepada masyarakat berupa penerbitan Surat
Pernyataan Perusahaan Peternakan (SP3) dan fasilitasi
pemanfaatan holding ground.
4. SasaranSasaran kegiatan yang dilaksanakan bidang Usaha Peternakan
adalah kelompok - kelompok pengolahan hasil peternakan 18
kelompok dan Kabupaten / Kota yang mempunyai potensi untuk
pengembangan pasar hewan 5 unit.
B. PROGRAM KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN
Program/kegiatan yang dikelola pada Bidang Usaha Peternakan tahun
2015 didukung dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN/07) dan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Nusa Tenggara
Barat yang terealisasi secara terinci sebagaimana tabel berikut.
Tabel 62. Realisasi Keuangan dan Fisik pada Satker Dinas Peternakandan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber DanaDekonsentrasi Tahun 2015
Kegiatan AnggaranRealisasi Keuangan Fisik
(%)Rp. %Pengembangan Mutu danStandarisasi
75.000.000 70.793.300 94,99 100
Pengembangan PemasaranDomestik
101.770..000 94.705.000 93,06 100
Pengembangan Usaha danInvestasi
118.325.000 1006.229.000 89,78 100
Pengembangan Pengolahan HasilPeternakan
206.250.000 187.392.800 90,86 100
Manajemen Teknis 229.500.000 209.678.650 91,33 100J U M L A H 730.925.000 668.798.750 91,50 100
Anggaran yang tersedia dari APBN/07 Dekonsentrasi merupakan
dana penunjang operasional kegiatan antara lain untuk kegiatan
Pengembangan Mutu dan Standardisasi realisasi keuangan 94,99% dan
realisasi fisik 100%, kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik realisasi
keuangan 93,06% dan realisasi fisik 100%, kegiatan Pengembangan Usaha
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 233
dan Investasi realisasi keuangan 89,78% dan fisik 100%, kegiatan
Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan realisasi keuangan 90,86%
dan fisik 100% sedangkan manajemen teknis termasuk honor – honor
pelaksana kegiatan realisasi keuangan 91,33% dan fisik 100%.
Sementara pada anggaran yang didukung dari APBN/07 Tugas
Pembantuan tahun 2015 lebih banyak membiayai untuk pembangunan
pasar ternak yang secara fisik realisasi 100% dan keuangan tercapai
72,72%, terdapat efisiensi anggaran dari hasil penawaran sebesar Rp.
363.411.000,- sedangkan untuk sarana penunjang pasar ternak
terdapat pengadaan peralatan yang mendukung 4 pasar ternak yang
secara fisik tercapai 100%, realisasi keuangan 96,65% dan terdapat
efisiensi dari pengadaan peralatan sebesar Rp. 7.360.000,-.
Selain itu anggaran Tugas Pembantuan mendukung kegiatan
Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan berupa pembangunan
ruang produksi pengolahan hasil peternakan dari 4 kelompok yang
ditargetkan hanya 3 kelompok (75%) yang terealisasi oleh karena 1
kelompok tidak memenuhi syarat, yang terkendala lahan tempat
membangun ruang produksi tidak tersedia (KSB) oleh sebab itu maka
realisasi keuangan kegiatan pembangunan ruang produksi tercapai
77,80% sedangkan untuk pengadaan peralatan yang merupakan bantuan
yang diserahkan langsung kepada masyarakat/kelompok pengolahan
hasil peternakan maka realisasi keuangan tercapai 74,32% dan fisik
99,89% terdistribusi kepada 4 (empat) kelompok pengolahan, terdapat
efisiensi anggaran dari pengadaan peralatan sebesar Rp. 118.097.530,-
Besarnya nilai efisiensi dikarenakan pengadaan peralatan pengolahan
hasil peternakan disesuaikan dengan kebutuhan kelompok.Selengkapnya
realisasi anggaran Tugas Pembantuan seperti pada tabel 60.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 234
Tabel 63. Realisasi Keuangan dan Fisik pada Satker DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07)Sumber Dana Tugas Pembantuan Tahun 2015
Kegiatan AnggaranRealisasi Keuangan
Fisik(%)Rp. %
PengembanganPemasaran Domestik
3.100.000.000 2.702.947.400 87,19 100,00
PengembanganPengolahan HasilPertanian
950.000.000 739.114.570 77,80 94,74
Manajemen Teknis 100.0005.000 99.175.000 85,33 100,00
J U M L A H 4.150.000.000 3.541.236.970 85,33 98,80
Sedangkan realisasi keuangan dan fisik kegiatan yang dibiayai dari
APBD Tahun 2015 dimana pada kegiatan tersebut merupakan
pemberian bantuan peralatan pengolahan hasil peternakan kepada 14
kelompok, secara fisik terealisasi 100% sedangkan realisasi anggaran /
keuangan 86% oleh karena ada efisiensi dari penawaran sebesar Rp.
171.217.000,- dari total pagu Rp. 700.000.000,-. Sedangkan untuk
kegiatan eksposisi realisasi keuangan tercapai 58,15% dan fisik
71,42% terdapat pengembalian sisa dana untuk biaya sewa stand dan
pembelian bahan pameran yang tidak dilaksanakan.
Tabel 64. Realisasi Anggaran Dinas Peternakan dan Kesehatan HewanProvinsi NTB Sumber Dana APBD Tahun 2015
No Kegiatan AnggaranRealisasi Keuangan Fisik
(%)Rp. %1 Pembinaan, Pengolahan
dan Pemasaran HasilPeternakan
865.712.000 684.214.185 79.03 100,00
2 Eksposisi HasilPeternakan 408.848.000 237.748.260 58,15 71,42
J U M L A H 1.317.460.000 921.962.445 69,98 85,71
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 235
C. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
A. PENGEMBANGAN PEMASARAN DOMESTIK
1. Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan
Pasar Ternak merupakan tempat peternak, pembeli,
pedagang pengumpul maupun pedagang antar wilayah dalam
melakukan transaksi jual - beli ternak. Pada umumnya transaksi
jual - beli berlangsung secara tradisional dengan penetapan harga
tidak transparan bagi semua pelaku. Sistem pemasaran ternak
(hidup) secara tradisional ini hingga kini masih berlangsung,
dimana margin tata niaga belum terdistribusikan secara
proporsional, sehingga pelaku usaha / peternak mendapatkan
margin tata niaga yang paling rendah dan bahkan dirugikan.
Dalam upaya meningkatkan akses pasar serta
mengefisienkan sistem pemasaran ternak, maka diperlukan
pengelolaan pasar secara optimal baik dalam hal pengelolaan
sarana pemasaran maupun penguatan kelembagaan petani
sehingga Pasar Ternak benar - benar memberikan manfaat dan
keuntungan yang optimal bagi para pelaku pemasaran serta bagi
konsumen sesuai dengan yang diharapkan.
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebelumnya telah memiliki
pasar ternak, namun pasar ternak tersebut kondisinya tidak
representatif lagi sehingga Pemerintah Pusat dalam hal ini
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Kementerian Pertanian menganggap perlu tersedianya fasilitas
pasar ternak yang memadai sehingga memudahkan pemerintah
daerah dalam hal ini Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi dan Kabupaten / Kota yang menangani fungsi - fungsi
Peternakan dapat melakukan kontrol atas transaksi jual beli
hewan serta memfasilisasi infrastuktur berupa Pasar Ternak.
Keberadaan Pasar Ternak pada gilirannya diharapkan dapat
menghasilkan transaksi jual beli ternak yang tertib dan sisi lain
keberadaannya tidak merusak lingkungan dan sekaligus dapat
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 236
menjadi salah satu sumber pemasukan pendapatan bagi pemerintah
daerah. Dalam upaya melaksanakan kegiatan Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
melakukan langkah - langkah yang diperlukan seperti berkoordinasi
dengan Kabupaten / Kota lokasi Pasar Ternak berada.
Sehubungan dengan hal tersebut maka tahun 2015 Provinsi
NTB mendapat dukungan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil
Peternakan berupa pembangunan/pengembangan pasar ternak di
5 (lima Kabupaten/Kota) se Nusa Tenggara Barat, yaitu Kabupaten
Lombok Utara (Pasar Ternak Tanjung), Kabupaten Lombok
Tengah (Pasar Ternak Barabali), Kabupaten Lombok Timur (Pasar
Ternak Masbagik), Kota Mataram (Pasar Ternak Selagalas), dan
Kota Bima (Pasar Ternak Pasar Raya Bima) melalui Anggaran
Satuan Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Nusa Tenggara Barat dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian (07) Kementerian Pertanian.
Tabel 65.Besarnya Anggaran Kegiatan Fasilitasi Sarana PemasaranHasil Peternakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat SumberDana APBN Tahun 2015
No Kabupaten/KotaAnggaran (Rp.)
FasilitasiSarana Pasar
PrasaranaPendukung
Jumlah
1. Lombok Utara 500.000.000 55.000.000 555.000.0002. Lombok Tengah 500.000.000 55.000.000 555.000.0003. Lombok Timur 600.000.000 55.000.000 655.000.0004. Kota Mataram 500.000.000 55.000.000 555.000.0005. Kota Bima 500.000.000 - 500.000.000
Jumlah 2.600.000.000 220.000.000 2.820.000.000
Kegiatan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan berupa
pembangunan pasar/pengembangan pasar ternak dilaksanakan
dengan proses lelang/tender melalui Unit Layangan Pengadaan
(ULP) Sekretariat Daerah Provinsi NTB yang masing - masing
Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh perusahaan sebagaimana
terlihat pada tabel 66.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 237
Tabel 66. Nama - Nama Perusahaan Pelaksana Pembangunan /Pengembangan Pasar Ternak di Provinsi Nusa TenggaraBarat Tahun 2015
No Nama Perusahaan LokasiNilai
Kontrak(Rp)
No. Kontrak
1 CV. LIA ANANDAANTARIKSAWAN
LombokUtara
366.012.000 KU.420/457/Satker-07/TP/2015
2 CV. BAKTI JAYA LombokTengah
410.410.000 KU.420/617/Satker-07-TP/VIII/2015
3 CV.NANAVIARIZKY
LombokTimur
418.228.000 KU.420/489a/Satker-07/TP/2015
4 CV. PUTRA KARYA KotaMataram
326.072.000 KU.420/632/Satker-07/TP/2015
5 CV. SEPAKAT Kota Bima 370.000.000 KU.420/613/Satker-07/TP/2015
Rata - rata pelaksanaan pembangunan / pengembangan pasar
ternak yang dikerjakan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
berjalan lancar dan tidak ada perpanjangan waktu, hal ini disebabkan
karena adanya peran konsultan perencana dan konsultan pengawas
yang membantu mengawasi sejak tahap persiapan sampai fisik
bangunan realisasi 100%. Adapun konsultan perencana dan
konsultan pengawas yang membantu pembangunan pasar ternak /
fasilitasi sarana pemasaran seperti tertera pada tabel 67 dan 68.
Tabel 67. Nama - Nama Konsultan Perencana pada KegiatanPembangunan Pasar Ternak di Provinsi Nusa TenggaraBarat Tahun 2015
No NamaPerusahaan
PengawasKab/Kota
Nilai Kontrak(Rp) Keterangan
1 CV. Karya Jasa Lombok Utara 29.824.000 DibiayaiKabupaten
2 CV. IndomulyaConsultant
LombokTengah 34.870.000 Dibiayai
Kabupaten3 CV.Karya Jasa Lombok Timur 34.900.000 Dibiayai
Kabupaten4 CV. Astrid Bina
Utama Kota Mataram 29.689.000DibiayaiProvinsi
5CV. Andesa Kota Bima 25.000.000
DibiayaiProvinsi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 238
Tabel 68. Nama - Nama Perusahaan Konsultan PengawasPada Kegiatan Pembangunan Pasar Ternak diProvinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
No NamaPerusahaan
PengawasKab/Kota
Nilai Kontrak(Rp) Keterangan
1 CV. Citra MandiriConsultant Lombok Utara 20.000.000 Dibiayai
Kabupaten2 CV. Elium
ConsultantLombokTengah 29.830.000 Dibiayai
Kabupaten3 CV.Mega Jaya
Mandiri Lombok Timur 24.950.000 DibiayaiKabupaten
4 CV.Citra MandiriConsultant Kota Mataram 16.600.000
DibiayaiProvinsi
5 CV. KaryaMahardika 97 Kota Bima 15.000.000
DibiayaiProvinsi
Jenis – jenis pekerjaan pembangunan / pengembangan pasar
ternak yang dilaksanakan oleh perusahaan / rekanan disesuaikan
dengan kebutuhan di masing - masing Kabupaten / Kota, dan
berdasarkan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) maupun
detail gambar yang diharapkan sebagaimana terlihat pada tabel 66.
Tabel 69. Jenis – Jenis Pekerjaan Yang Dilaksanakan di Masing –Masing Kabupaten/Kota Tahun 2015.
No Kabupaten/Kota Jenis pekerjaan Jumlah
1 Lombok Utara Pembangunan Pagar Pembangunan Balai transaksi Portal Pintu Masuk
1 paket1 Unit1 Unit
2 Lombok Tengah Pembangunan Los Pasar 4 unit3 Lombok Timur Pembangunan Los Pasar
Perataan lokasi3 unit129 M3
4 Kota Mataram Pembangunan Los Pasar Pembangunan Pagar Musholla Pembangunan Pintu Gapura Rehab Loading Dook Pembuatan Loading Dook Saluran dan Paving Block
1 unit1 paket1 paket1 paket1 paket1 paket
5 Kota Bima Rehab Los Ternak Pembangunan Los Ternak Baru
3 Unit1 Unit
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 239
Visualisasi / dokumentasi pembangunan pasar hewan sebagai
berikut :
1. Kabupaten Lombok Utara (Pembangunan Tembok/Pagar)
Pekerjaan 10 % Pekerjaan 75 % Pekerjaan 100 %
Pembangunan Balai Transaksi :
Pekerjaan 10 % Pekerjaan 75 % Pekerjaan 100 %
Pembangunan Portal/Pintu Masuk/Gerbang :
Pekerjaan 50 % Pekerjaan 100 %
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 240
2. Kabupaten Lombok Tengah (Pembangunan Los Pasar)
Pekerjaan 20 % Pekerjaan 75 % Pekerjaan 100 %
3. Kabupaten Lombok Timur (Pembangunan Los Pasar)
Pekerjaan 20 % Pekerjaan 75 % Pekerjaan 100 %
4. Kota Mataram (Pembangunan Los Pasar)
Pekerjaan 20 % Pekerjaan 75 % Pekerjaan 100 %
Pekerjaan pemasangan paving block
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 241
Pekerjaan 25% Pekerjaan 100%
Pembangunan/rehab tempat penurunan ternak (loading)
kondisi sebelum diperbaiki kondisi setelah diperbaiki
Pembangunan gerbang dan portal
Kondisi 50 % Kondisi 100 %
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 242
5. Kota Bima (Rehab Los Kambing 1 Unit)
Kondisi sebelum direhab Kondisi setelah direhab
Pembangunan Los Kambing (1 Unit)
Kondisi 10 % Kondisi 100%
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 243
2. FASILITASI SARANA PENDUKUNG PASAR TERNAK
Selain daripada pembangunan/pengembangan pasar ternak
maka pada setiap Kabupaten / kota juga mendapat bantuan
sarana pendukung berupa peralatan dan mesin sebagaimana
tabel 70 berikut :
Tabel 70. Fasilitasi Sarana Pendukung Pasar Ternak diKabupaten/Kota Se – Pulau Lombok Tahun 2015
No Kabupaten/Kota Jenis Barang Jumlah Kondisi1 Lombok Utara Mesin Potong Rumput
Gerobak Dorong ArtcoPower SprayerTower Air tinggi 3 MTandon Air isi 1.100 literFilling Cabinet, 4 laciKursi Tamu JatiMeja 1/2 Biro blockwoodLemari BlockwoodKursi Lipat, ChitoseMotor Roda – 3
1 Unit2 Buah
1 Unit1 Paket
1 Unit1 Buah
1 Set1 Unit1 Unit
4 buah1 Unit
BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaik
2 Lombok Tengah Pekerjaan tanah danbetonPembuatan tower airInstalasi airTangki Air (1,1 M3)Instalasi AirMesin potong rumputPower SprayerGerobak dorong ArtcoMotor Roda – 3
1 Paket
1 Unit1 Paket1 buah
1 Paket1 Unit1 Unit1 Unit1 Unit
Selesai/baik
Selesai/baikSelesai/baikBaikBaikBaikBaikBaikBaik
3 Lombok Timur Pekerjaan sumur galiPekerjaan tanah danbetonPembuatan tower airTangki air dan instalasiTangki Air (1,1 m3)Mesin Pompa Air & InstPower SprayerGerobak dorong ArtcoMotor Roda – 3
1 Unit1 Paket
1 Unit1,00 BH
1,00 Unit1 Paket
1,00 Unit2,00 Unit
1 Unit
Selesai/baikSelesai/baik
Selesai/baikBaikBaikBaikBaikBaikBaik
4 Kota Mataram Pekerjaan Beton danPlesteranPekerjaan BesiTimbangan TernakLengkapGerobak Dorong ArtcoMotor Roda – 3
1 Paket
2 Paket1 Unit
1 Unit1 Unit
Selesai/baik
Selesai/baikBaik
BaikBaik
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 244
Dokumentasi pendistribusian sarana pendukung pasar di masing -
masing Kabupaten/Kota :
1. Kota Mataram
Kandang Timbangan Ternak Motor Roda Tiga
Timbangan Ternak (Digital) Kereta Dorong (Arco)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 245
2. Lombok Timur
Mesin Pompa Air Tangki Air
Motor Roda Tiga Kereta Dorong (Arco)
Sumur Galian Power Sprayer
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 246
B. PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
1. FASILITASI AGROINDUSTRI/PENGOLAHAN LAINNYA
Kebutuhan masyarakat terhadap daging dan telur semakin
meningkat. Salah satu penyebabnya adalah bertambahnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya daging dan telur
sebagai makanan yang mengandung protein tinggi untuk
kesehatan manusia. Dewasa ini berkembang teknologi
pengolahan daging di masyarakat kita yang bertujuan
menambah nilai ekonomis daging tersebut dengan tidak
mengurangi nilai gizi ataupun tidak menimbulkan bahaya bagi
tubuh manusia. Pemerintah dengan beberapa programnya
berusaha untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat
Indonesia. Salah satu program tersebut adalah Program
Swasembada Daging Nasional yang bertujuan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan daging dalam negeri dengan mengurangi
bahkan menghentikan impor daging dari luar negeri.
Prospek agroindustri daging di daerah NTB cukup baik karena
wilayah NTB sebagai salah satu daerah penghasil ternak potong
di Indonesia sehingga ketersediaan daging sebagai bahan baku
olahan daging dapat dipenuhi dengan baik Di NTB terdapat
beberapa industri rumahan atau kelompok usaha pengolah
daging yang cukup berkembang sampai saat ini. Produksi yang
dihasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam daerah tetapi
sudah ada yang sampai ke luar daerah. Dalam proses
pengolahan hasil peternakan yang sangat penting untuk menjadi
perhatian adalah tempat pengolahan atau ruang produksi olahan
hasil peternakan, karena dalam memproduksi hasil olahan
pangan asal peternakan dibutuhkan tempat yang higienis
sehingga hasil produksi olahan pangan asal peternakan yang
dihasilkan dapat terjamin kualitasnya dan aman untuk
dikonsumsi. Dan tak kalah penting juga dalam mengembangkan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 247
produk olahan peternakan maka sangat diperlukan bimbingan
teknis untuk bekal para pelaku pengolahan hasil peternakan
dalam mengembangkan usahanya.
Pada tahun anggaran 2015 terdapat kegiatan fasilitasi
agroindustri daging dan pengolahan hasil pangan yang didukung
dari dana APBN dan APBD yang diperuntukkan bagi kelompok
pengolahan hasil peternakan sebagaimana yang telah ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penetapan kelompok
penerima telah melalui proses seleksi dan verifikasi sesuai
persyaratan yang telah ditentukan. Adapun dukungan APBD
Provinsi NTB terhadap kegiatan pengembangan pengolahan
hasil pangan peternakan sebesar Rp. 865.712.000,- (delapan
ratus enam puluh lima juta tujuh ratus dua belas ribu rupiah)
yang dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan sesuai perincian
sebagai berikut :
- Bantuan Hibah Barang Yang diserahkan kepada Masyarakat :
Rp. 700.000.000,-
- Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Peternakan :
Rp.78.292.000,-
- Biaya Perjalanan Dinas dalam rangka pembinaan :
Rp.87.420.000,-
Bantuan / hibah barang yang diserahkan kepada masyarakat
dilaksanakan melalui proses pengadaan Unit Layanan
Pengadaan (ULP) Setda Provinsi NTB dan telah ditetapkan
pemenangnya adalah CV. Manggarai Jaya yang beralamat di Jl.
Selamet Riyadi Komplek Citra Griya Blok A-19 RT 022
Kelurahan Karang Asem Ilir, Kecamatan Sungai Kunjung Kota
Samarinda Kalimantan Timur. Maka sesuai kontrak antara
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan Direktur CV.
Manggarai Jaya Nomor : L.020.1/2737/Disnakwan/2015 telah
disepakati lamanya waktu penyelesaian pengadaan barang
peralatan pengolahan hasil peternakan selama 60 (enam puluh)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 248
hari kalender mulai tanggal 7 Agustus 2015 sampai dengan 5
Oktober 2015. Besarnya nilai kontrak untuk pengadaan peralatan
olahan hasil peternakan tersebut adalah Rp. 582.573.000,- (Lima
Ratus Delapan Puluh Dua Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Tiga
Ribu Rupiah) terdapat efisiensi dari pagu anggaran sebesar Rp.
117.427.000,-(Seratus Tujuh Belas Juta Empat Ratus Dua Puluh
Tujuh Ribu Rupiah). Secara fisik semua barang yang diadakan
dapat direalisasikan 100% sedangkan capaian keuangan
83,22%. Kelompok penerima bantuan berupa barang yang
dibiayai APBD tahun 2015 sebanyak 14 kelompok dimana
masing-masing Kabupaten mempunyai kelompok pengolahan
yang berbeda jenis olahannya seperti pengolahan bakso,
pengolahan abon, pengolahan kerupuk kulit, pengolahan susu
dan pengolahan telur asin. Bantuan peralatan yang diberikan
kepada kelompok disesuaikan dengan kebutuhan masing -
masing kelompok. Pendistribusian bantuan peralatan untuk
pengolahan hasil peternakan dilaksanakan oleh pengusaha /
rekanan yang memenangkan pengadaan peralatan tersebut dan
dikawal oleh petugas teknis Kabupaten.
Adapun nama - nama kelompok penerima bantuan barang
pengolahan pangan yang dibiayai dari sumber dana APBD
sesuai Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor: 183.3/1121/
Disnakwan sebagaimana tertera pada tabel 67 berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 249
Tabel 71. Nama - Nama Kelompok Penerima Bantuan Barang /Peralatan Untuk Pengolahan Hasil Peternakan (APBD)Tahun 2015
No Kabupaten/Kota Nama Kelompok/Ketua Jenis Bantuan1. Mataram Pejagal
Hewan/Pastival Karya Lestari/Agus
Hadi Santoso
Alat Pengolahan Bakso
Alat Pengolahan Bakso
2. Lombok Barat Pade Angen/Sa’im
PagerSiwaq/Burhanudin
Alat Pengolah KerupukKulitAlat Pengolah Telur Asin
3 Lombok Utara Bunga Teratai/DeniRoy
Perempuan Bahari/Denek Bini Anjasmara
Kerta Bangkit/SelametRiadi
Alat Pengolahan KerupukKulitAlat Pengolahan KerupukParuAlat Pengolahan Susu
4. Lombok Timur Geger Mayang/ErnaAstuti
Bambu Tulen/L. AbdulBa’is
Side Muncul/Huluiyah
Bina Sejahtera/WiwinErlidiyanti
Alat Pengolahan Bakso
Alat Pengolahan TelurAsinAlat Pengolahan KerupukKulitAlat Pengolahan KerupukKulit
5. Sumbawa Mitra Abadi/Muksin Alat Pengolahan KerupukKulit
6. Dompu Maju Bersama/Leman Nurul/Ica Siswanti
Alat Pengolahan BaksoAlat Pengolahan Abon
Semua barang yang diterima masing - masing kelompok adalah dalam
kondisi baik dan lengkap. Selain dari anggaran yang dibiayai dari
APBD maka terdapat pula bantuan yang diserahkan langsung ke
masyarakat untuk kelompok pengolahan hasil peternakan yang
dibiayai dari APBN berupa peralatan dan bangunan ruang produksi
pengolahan hasil peternakan yang pengadaannya melalui proses
penunjukan langsung dimana masing - masing Kabupaten/Kota
pengusaha/rekanannya ditetapkan berdasarkan hasil penilaian pejabat
pengadaan. Jumlah kelompok penerima bantuan dari APBN sebanyak
4 (empat) kelompok yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 250
Nomor: KU.110/0290/SATKER-07.TP/2015 yakni Kelompok Abuya di
Kota Mataram yang mengolah daging menjadi sate dan naget,
Kelompok Azna Jaya Kabupaten Lombok Timur yang mengolah telur
asin, Kelompok Sehati Bolo Bima yang mengolah daging bakso dan
Kelompok Batu Tonjo Sumbawa Barat yang mengolah susu kerbau.
Ketiga kelompok tersebut menerima bantuan peralatan dan ruang
produksi kecuali Kelompok Batu Tonjo Sumbawa Barat tidak
menerima ruang produksi yang disebabkan karena lahan untuk
membangun tidak tersedia. Adapun nama pengusaha/rekanan yang
melaksanakan pengadaan peralatan untuk diserahkan ke
masyarakat/kelompok pengolahan hasil peternakan sebagai berikut :No Nama
Perusahaan/RekananNilai Kontrak
(Rp)NomorKontrak
Sasaran/Kelompok
1 CV. Leo Jaya Amari 93.873.000 PL.420/512 Sehati2 CV. Luna Makmur
Mandiri 98.257.250 PL.420/523 Azna Jaya
3 CV. Tunas Sari 67.853.500 Pl.420/510 Batu Tonjo4 CV. Cahaya Arasy 81.918.720 PL.420/501.a Abuya
Sedangkan pengusaha/rekanan yang membangun ruang produksi
untuk pengolahan hasil peternakan adalah sebagai berikut :No Nama
Perusahaan/RekananNilai Kontrak
(Rp)NomorKontrak
Sasaran/Kelompok
1 CV. Saga Inti Utama 50.000.000 PL.420/596 Azna Jaya2 CV. Delta Karya 49.750.000 PL.420/592.a Sehati3 CV. Tirta Abadi 49.750.000 PL.420/592 Abuya
Jenis peralatan dan ruang produksi pengolahan hasil peternakan
tahun 2015 sebagai berikut :
1. Kelompok Pejagal Hewan/alat
pengolah bakso, alat pengolah
bakso yang diterima kelompok
Pejagal Hewan antara lain
berupa mesin penggiling
daging, blender bumbu, mesin
genset, Waskom, pisau, outlet / lemari kaca, kompor gas
lengkap dengan tabung dan selangnya, panci. Barang - barang
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 251
tersebut diterima oleh kelompok sesuai spesifikasi dan dalam
keadaan lengkap dan baik, seperti tertera pada gambar berikut :
Alat Genset Alat Blender
Kompor Gas Selang Gas
Tabung Gas Lemari Kaca
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 252
2. Kelompok Mitra Abadi/alat pengolah kerupuk kulit dengan jenis
peralatan sebagai berikut :
Spinner Open kerupuk Wajan
Ember Sealer Kompor
alat pengepres kulit Panci Sutil
Waskom Aluminium Pisau Meja pengolahan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 253
2. EKSPOSISI / PROMOSI / PAMERAN - PAMERAN
Dalam upaya menarik minat dan investasi produksi hasil
peternakan maka bidang usaha peternakan yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi mempromosikan hasil - hasil produksi
peternakan baik dalam produksi ternak hidup dan produksi hasil
olahan. Kegiatan ini bertujuan mengajak pelaku usaha maupun
kelompok pengolahan hasil peternakan agar dapat
bersinggungan dengan para pelaku usaha lainnya sehingga
terjalin kemitraan baik dalam penyediaan bahan baku maupun
hasil olahan yang diproduksi. Di samping itu pelaku usaha /
kelompok pengolahan akan dapat bersaing sehingga mau
meningkatkan produksi olahannya dan meningkatkan skala
usahanya. Kegiatan promosi dilaksanakan melalui pameran -
pameran antara lain sebagaimana tabel 72 berikut :
Tabel 72. Kegiatan Eksposisi/Promosi/Pameran – PameranYang Diikuti Oleh Bidang Usaha Peternakan Tahun2015
Jenis Pameran LokasiPameran Waktu Pameran Sumber
DanaAgrinex Jakarta 19 – 22 Maret 2015 APBDAgro & Food Jakarta 14 – 17 Mei 2015 APBNNTB Expo Mataram 10 – 14 Juni 2015 APBDBulan Budaya LombokSumbawa
MayuraCakranegara
Agustus 2015 APBD
Surabaya AgribusinessMatching Expo
Surabaya 03 – 06 September2015 APBN
Manunggal ABRI Gerung –Lombok Barat
Oktober 2015 APBD
Jambore Penyuluh Gunung JaeNarmada
November 2015 APBD
NTB Bersaing Mataram 12 – 15 November2015 APBD
Pasar Rakyat Jakarta 20 -21 November2015 APBN
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 254
VISUALISASI PAMERAN
1. Pasar Rakyat di Halaman Kantor Kementerian Pertanian
2. Agrinex
3. Agro & Food
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 255
1. NTB Bersaing
4. NTB Bersaing
5. Bulan Budaya Lombok Sumbawa
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 256
6. Manunggal ABRI Masuk Desa
3. PERTEMUAN – PERTEMUAN DAN BIMBINGAN TEKNIS
Pertemuan/Rapat Penyusunan Program PPHPPertemuan/rapat ini bertujuan untuk mensosialisasikan
program dan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Peternakan Tahun 2015, merumuskan pengembangan
pengolahan dan pemasaran hasil peternakan, menumbuhkan
motivasi dan rangsangan penyediaan sarana dan peralatan
pengolahan dan pemasaran hasil peternakan serta mendorong
berkembangnya usaha peternakan komersil, kemitraan dan
kewirausahaan. Sasaran
pertemuan/rapat ini adalah
para Kepala Dinas/Kepala
Bidang yang menangani
fungsi pengolahan hasil
pertanian/peternakan dan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 257
satuan kerja PPHP Provinsi dengan jumlah peserta sebanyak
15 orang dan dilaksanakan di ruang rapat Kantor Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB tanggal 18
Februari 2015.
Pada pertemuan/rapat tersebut materi yang disampaikan
adalah kebijakanpembangunan peternakan di Provinsi NTB
oleh Kepala Dinas dan
Program/Kegiatan
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Peternakan tahun 2015
oleh Ir. Sardi (Kepala
Seksi Pemasaran pada
Bidang Usaha Peternakan Provinsi NTB).
Kesimpulan dari pertemuan/rapat sebagai berikut :
1. Kegiatan yang telah dilaksanakan selama ini perlu
dievaluasi sejauh mana dampak yang dirasakan
manfaatnya baik oleh petugas Kabupaten maupun
kelompok penerima bantuan, harus ada pertanggung
jawaban serta laporan keuangannya.
2. Kelompok yang
akan diberikan
tahun 2015
diberikan bantuan
harus benar - benar
ada, bukan hanya
sekedar nama dan
harus dilakukan CPCL dari petugas teknis
Kabupaten/Kota dengan baik.
3. Pelaku kegiatan harus professional dan dapat membantu
melaksanakan kegiatan sehingga tepat sasaran
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 258
4. Alat/sarana yang diusulkan harus sesuai dengan
kebutuhan kelompok sehingga alat yang akan diberikan ke
kelompok dapat dimanfaatkan dengan baik dan maksimal.
5. Kegiatan pengembangan ruang pengolahan hasil
supaya segera melaksanakan ferivikasi kelompok
sehingga kegiatan bisa cepat terealisasi/terlaksana.
6. Demikian juga untuk pembangunan / pengembangan
pasar ternak harus direncanakan dengan baik sehingga
sesuai dengan kebutuhan yang ada di pasar.
7. Pengajuan Proposal untuk kegiatan Tahun 2016 oleh
semua Kabupaten / Kota harus melalui Media Internet.
Usulan Kegiatan harus sesuai dengan petunjuk
PEDUM pengajuan e – proposal.
Pertemuan Apresiasi Dan Sosialisasi PenerapanSistem Jaminan Mutu Dan Keamanan PanganPertemuan Sosialisasi dan Apresiasi Sistem Jaminan Mutu
dan Keamanan Pangan bertujuan memberikan bimbingan
penerapan sistem
jaminan mutu dan
keamanan pangan
bagi pelaku usaha
peternakan
(poktan/gapoktan).
Dan sasaran pada pertemuan ini adalah Para Kepala
Bidang yang menangani Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian di Kabupaten /Kota se Nusa Tenggara Barat
sebanyak 12 orang dan petugas Provinsi sebanyak 3
orang, dan keluaran yang diharapkan pada pertemuan
adalah tersosialisasinya penerapan system jaminan mutu
dan keamanan pangan di NTB. Dan materi yang
disampaikan adalah :
Mekanisme Penjaminan Mutu dan Keamanan Pangan
oleh Tim Ditjen Mutu dan Standarisasi Direktur Jenderal
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 259
PPHP (Syofia).
Peran Dinas Peternakan dalam Pengembangan
Pengolahan Hasil Peternakan di NTB oleh Kepala Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (Ir. Hj.
Budi Septiani).
Optimalisasi Pengembangan Pengolahan Hasil
Peternakan di NTB oleh Kepala Bidang Usaha
Peternakan (Ir. Hj. Baiq Haidar Indiana).
Kegiatan Pertemuan Apresiasi dan Sosialisasi Penerapan
Sistem Jaminan Mutu dan Kemanan Pangan dibiayai dari
Anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi NTB (07) Tahun Anggaran 2015 sebesar
Rp.26.730.000,- ( Dua Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Tiga
Puluh Ribu Rupiah) yang dilaksanakan pada tanggal 5
Juni 2015 bertempat di ruang rapat Kantor Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Dengan
menghasilkan rumusan sebagai berikut :
1. Misi pembangunan peternakan adalah penyediaan
Pangan Asal Hewan yang cukup kualitas, kuantitas,
daya saing tinggi serta meningkatkan kemampuan dan
keterampilan pelaku usaha pengolahan hasil - hasil
peternakan dan produk olahannya
2. Arah kebijakan pengamanan mutu dan keamanan
produk pangan
asal hewan :
Kebijakan
pengamanan
produk pangan
hewani, deteksi
dan pencegahan secara dini sejak dari pra, proses
sampai dengan pasca produksi dan Pemantapan
sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi.
3. Pembinaan dalam penerapan sistem jaminan keamanan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 260
dan mutu produk peternakan dalam hal Pemberian
Nomor Kontrol Veteriner (NKV); Penerapan labelisasi
produk peternakan; Pengembangan dan penerapan
sistem HACCP; Pengawasan yang ketat sejak pra
produksi (bibit, pakan dan obat), produksi (teknik
budidaya) dan pasca produksi (pemotongan, pemerahan,
penyimpanan, pengolahan, transportasi / distribusi.
4. Kendala yang sering dihadapi dalam penerapan sistem
jaminan mutu dan keamanan produk pangan hewani :
Masih banyak RPH/RPU, TPD maupun usaha
pengimpor/pengekspor belum mempunyai NKV; Masih
rendahnya kesadaran konsumen (kurangnya sumber
daya manusia, belum berkembangnya mekanisme
standarisasi, akreditasi dan sertifikasi dan masih
terbatasnya pemasyarakatan penerapan sistem HACCP
5. Daging yang akan diedarkan bagi konsumsi masyarakat
diwajibkan berasal dari pemotongan hewan yang
dilakukan di rumah potong dan memenuhi persyaratan
ASUH untuk melindungi kesehatan dan ketentraman
batin masyarakat konsumen.
6. Untuk Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan,
Pemerintah daerah Provinsi NTB khususnya Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB memiliki
peran yang sangat penting dalam pengembangan
pengolahan hasil peternakan yaitu : sebagai fasilitator ke
pemerintah pusat dalam rangka penyediaan sarana dan
prasarana khususnya bagi pengembangan pengolahan
hasil peternakan; sebagai pembina kelompok pengolah
hasil peternakan; sebagai fasilitator untuk pemasaran
produk pengolahan hasil peternakan.
7. Tanggung jawab Pemerintah dalam Jaminan Mutu dan
Keamanan Pangan diantaranya : Melindungi masyarakat
dari bahaya keamanan pangan yang berdampak
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 261
terhadap kesehatan; Meningkatkan kesadaran/kepedulian
keamanan pangan di tingkat masyarakat; Keterlibatan
peran serta Pemerintah, Industri Pangan dan Konsumen.
Dari hasil pertemuan maka tindaklanjut yang diharapkan
adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan terpadu terhadap produk segar yang
beredar hasil pertanian secara umum perlu dilakukan
oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan secara
rutin setiap tahun bersama dengan instansi terkait.
2. Tim Teknis Provinsi dan Kabupaten/Kota agar
meningkatkan fungsi pembinaan dan pengawasan
terhadap RPH/RPU agar mutu dan kualitas produksi
daging yang menjadi bahan baku pengolahan hasil
peternakan terjamin;
3. Petugas/Tim Teknis Kabupaten/Kota mendata/
menginventarisir kelompok - kelompok yang belum
bersertifikat halal dan belum mempunyai ijin PIRT;
4. Melaksanakan sosialisasi tentang perlunya jaminan
mutu dan kualitas produk olahan hasil peternakan
kepada kelompok-kelompok pengolahan dengan
melibatkan instansi terkait.
Pertemuan Petugas Informasi Pasar (PIP)Informasi pasar sangat diperlukan sejalan dengan upaya
pemerintah dalam pergeseran paradigma dari orientasi
produksi ke orientasi
pasar. Informasi pasar
yang akurat dan up to
date khususnya yang
terkait dengan harga,
permintaan, penawaran,
ketersediaan dan
distribusi produk-produk pertanian sangat diperlukan bagi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 262
pelaku pasar, petani maupun penentu kebijakan. Hal ini juga
diperoleh untuk mendeteksi dan mengantisipasi terjadinya
gejolak harga yang sering terjadi yang dapat merugikan para
petani dan konsumen. Informasi pasar merupakan sarana
penunjang agar signal pasar menjadi dasar bagi penentuan
jenis produk yang akan dihasilkan oleh petani/peternak/
nelayan. Tersedianya sistem informasi pasar akan
menjembatani supply di sentra produksi dan demand di
sentra pasar (konsumen). Oleh karena itu pengembangan
informasi pasar secara tidak langsung akan berdampak
pada peningkatan peningkatan pendapatan petani yang
pada gilirannya mengurangi kemiskinan.
Para pelaku agribisnis mempunyai peluang yang cukup
besar dalam memanfaatkan internet sebagai sarana
informasi, komunikasi dan transaksi. Perubahan - perubahan
dalam pasar global yang membutuhkan antisipasi dengan
cepat dapat diakses dengan mudah dan cepat misalnya
melalui internet, sms dll. Pengembangan sistem informasi
pasar agribisnis melalui jaringan internet memerlukan
keterlibatan aktif dari semua pihak yang terkait.
Sistem informasi yang berjalan saat ini, masih menghadapi
hambatan dalam mendapatkan input / informasi terkini (up
to date) khususnya di tingkat produsen sebagai akibat dari
kemampuan SDM pelayanan Informasi Pasar (PIP) di
daerah. Provinsi NTB mempunyai petugas informasi pasar
sebanyak 10 orang di setiap Kabupaten / Kota walaupun
pasar yang aktif hanya ada di P. Lombok untuk itu perlu
dilakukan pertemuan koordinasi yang bertujuan
mengevaluasi kinerja para petugas pasar, menciptakan
Sistem Pelayanan Informasi Pasar yang cepat, tepat,
kontinu dan dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan
oleh para pengguna informasi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 263
Pertemuan koordinasi dilaksanakan pada tanggal 19
Oktober 2015 di Ruang Rapat Kantor Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dengan materi yang
disampaikan adalah Penjelasan Pedoman Teknis
Pelayanan Informasi Pasar bagi Petugas PIP Tahun
Anggaran 2015 dan Penjelasan Operasional Pengiriman
Informasi Pasar melalui Internet dan SMS bagi Petugas
PIP dengan narasumber Ir. Sardi (Kepala Seksi Pemasaran
pada bidang Usaha Peternakan).
Kegiatan tersebut didukung dari anggaran Satuan Kerja
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
(APBN/07) tahun 2015. Adapun kesimpulan yang didapatkan
dari hasil rapat koordinasi adalah sebagai berikut :
a. Informasi harga yang telah dikembangkan selama ini
adalah harga harian ditingkat produsen (petani), grosir
dan eceran.
b. Data harga yang dikumpulkan oleh para Petugas
Pelayanan Informasi Pasar dari berbagai daerah dikirimkan
dengan menggunakan teknologi informasi seperti
Blackberry Messanger (BBM), E-mail dan SMS. Sementara
media menyebarluaskan informasi yang dipergunakan
selama ini adalah media elektronik dan cetak.
c. Perlu dilakukan apresiasi / sosialisasi terhadap petugas
yang harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
PIP baik di Provinsi maupun Kabupaten / Kota.
d. Petugas PIP Provinsi harus melaporkan data harian dan
data produksi secara bulanan ke Pusat PIP ( Subdit.
Analisa dan Informasi Direktorat Pemasaran Domestik
Ditjen PPHP).
e. Tantangan dan implementasi ke depan dalam
pengembangan PIP adalah bahwa perlu dukungan
serius jajaran pimpinan agar sistem informasi pasar ini
bisa operasional sedangkan permasalahan utama yan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 264
betul dihadapi adalah pada saat implementasinya di
daerah serta perlu pemikiran melibatkan pengelola
pasar terkait dalam pengumpulan data harga.
Pertemuan Supply – Demand Ternak PotongPermintaan bahan pangan asal hewani khususnya daging
terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk dan tingkat pendapatan per kapita. Di sisi lain
ketersediaan daging sangat tergantung pada tingkat
perkembangan produksi ternak terutama ternak besar
sebagai penghasil daging, pada kenyataannya kemampuan
produksi ternak belum mampu mengimbangi laju
permintaan dengan tingkat produktivitas dan efesiensi
usaha peternakan yang masih rendah sehingga akan
mengancam kelestarian sumber daya ternak dan tidak
menutup kemungkinan suatu saat pengeluaran ternak
khususnya ternak potong terhenti karena kebutuhan dalam
daerah sendiri meningkat.
Guna terjaminnya kelestarian sumber daya ternak maka
perlu diadakan pertemuan Analisis Supply - Demand ternak
potong dan bibit untuk membahas kemampuan produksi
ternak potong dan bibit, kebutuhan dalam daerah dan
potensi ternak yang dipasarkan antar Pulau/Provinsi.
Kegiatan pertemuan Supply – Demand ini diikuti oleh para
Kepala Bidang dan Kepala UPTD lingkup Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dengan tujuan untuk
1) Merumuskan dan menghitung potensi kemampuan
Supply / Demand Ternak Potong dan Ternak Bibit dan 2)
Membahas permasalahan – permasalahan yang timbul dan
berkaitan erat dengan permintaan ternak potong dan bibit
dari luar daerah.
Perhitungan sementara Supply – Demand ternak potong
untuk tahun 2016 adalah sebagaimana tabel 68 berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 265
Tabel 73. Hasil Perhitungan Supply – Demand TernakPotong Tahun 2016
No Kabupaten/KotaPopulasi Tahun
2015
AlokasiPengeluaran
Tahun 2016 (ekor)
Sapi Kerbau Sapi Kerbau
1 Kota Bima 17.035 469 1.000 252 Bima 170.118 14.934 11.500 1.2503 Dompu 112.503 21.286 8.500 1.2504 Sumbawa 222.153 45.595 2.500 1.0005 Sumbawa Barat 61.813 12.174 13.500 5006 Lombok Timur 120.762 4.685
2.000 2507 Lombok Tengah 162.520 19.4998 Lombok Barat 84.008 5.4909 Lombok Utara 86.241 47710 Kota Mataram 1.921 21
39.000 4.625Keterangan : data tersebut menggunakan perhitungan populasi
tahun 2014 dan alokasi pengeluaran masihmerupakan perkiraan.
Bimbingan Teknis Usaha Ternak PotongPerkembangan usaha peternakan di Nusa Tenggara Barat
saat ini menunjukan kemajuan yang cukup pesat, hal ini
mengakibatkan semakin semangatnya para petani ternak
untuk terus mengembangkan usaha budidaya ternak potong
(sapi, kerbau, kuda, kambing, unggas dan lain - lain). Bila
memperhatikan
perkembangan
ternak tahun 2014
dimana populasi
sapi 1.013.793 ekor
meningkat bila
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 266
dibandingkan dengan populasi tahun 2013 sebesar
1.002.731 ekor, sementara populasi beberapa jenis ternak
tahun 2014 seperti kerbau 126.141 ekor, kambing 576.125
ekor, ayam 9.738.308 ekor dan lain - lain terdapat
penurunan ternak bila dibandingkan tahun 2013 masing -
masing kerbau 138.393 ekor, kambing 584.149 ekor, ayam
10.707.632 ekor.
Kegiatan pemasaran hasil peternakan merupakan mata
rantai kegiatan agribisnis pada sub sistem hilir yang sangat
penting dan strategis, kegiatan ini melibatkan berbagai
elemen yaitu peternak, produsen, belantik, pedagang
pengumpul, eksportir, pedagang di pasar, pelaku usaha
pengolahan dan konsumen. Oleh karena itu pengaturan
keluar masuk ternak (kuota) yang akan dipasarkan baik di
dalam daerah maupun ke luar daerah harus diatur menurut
ketentuan dan peraturan yang berlaku selain itu untuk
menjaga populasi dalam daerah agar tidak terkuras.
Perkembangan pemasaran ternak keluar NTB sangat fluktuatif,
pada tahun 2014 pemasaran untuk ternak sapi mencapai
54.966 ekor, terdiri dari sapi potong 45.081 ekor dan sapi bibit
9.885 ekor, kerbau potong 6.105 ekor, kuda potong 7.296 ekor,
kambing 2.473 ekor. Sedangkan target pemasaran ternak
potong tahun 2015 sapi sebanyak 57,601 ekor terdiri dari sapi
potong 47.470 ekor dan sapi bibit 10.131 ekor realisasi sampai
dengan November sapi potong mencapai 35.060 ekor dan sapi
bibit 5.688 ekor, sedangkan kerbau potong 4.852 ekor.
Dalam pengembangan usaha peternakan persoalan
pemasaran masih merupakan salah satu kendala yang
dihadapi hal ini terkait dengan beberapa hal sebagai berikut :
- Produktifitas ternak belum mampu mengimbangi
permintaan pasar yang tinggi.
- Kebutuhan ternak potong di daerah yang makin meningkat.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 267
- Perbedaan harga ternak di Pulau Sumbawa dan Pulau
Lombok yang signifikan.
- Potensi pasar luar daerah yang belum dimanfaatkan
secara optimal.
- Lemahnya peran Asosiasi permodalan dan mutu hasil
peternakan
Sementara itu pada pengembangan usaha perunggasan
dihadapkan dengan berbagai permasalahan seperti :
- Perusahaan Inti cenderung mempengaruhi perkembangan
populasi ayam potong yang ada di masyarakat.
- Harga sarana produksi ( bibit, pakan, peralatan usaha
dan obat-obatan) seringkali lebih tinggi dari harga pasar.
- Harga pasar ternak unggas sangat ditentukan oleh
perusahaan inti, karena memiliki populasi ayam potong
yang sangat besar.
- Kebijakan pelaksanaan kemitraan yang diterapkan
Perusahaan inti sering menimbulkan kerugian pada
peternak dan tidak dikoordinasikan dengan pemerintah.
- Keuntungan yang diterima perusahaan inti jauh lebih
besar dari peternak Plasma dan cenderung makin
membesar dari tahun ke tahun.
Berkenaan dengan hal
tersebut di atas, maka
untuk meningkatkan
wawasan para peternak
dan pelaku usaha
peternakan serta
menampung persoalan-
persoalan yang dihadapi dalam pengembangan usaha
peternakan di masyarakat, dipandang perlu melakukan
bimbingan teknis usaha ternak potong.
Bimbingan teknis usaha ternak potong bertujuan untuk : 1)
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peternak di
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 268
bidang manajemen usaha ternak potong, 2) Mendorong
peningkatan produksi, pemasaran dan pendapatan di
bidang usaha peternakan, 3) Mendorong kerjasama saling
menguntungkan antara kelompok peternak dan membentuk
asosiasi kelompok usaha ternak potong, 4) Mendorong
terciptanya iklim usaha agribisnis peternakan yang kondusif
dan menguntungkan.
Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan bimbingan teknis
usaha ternak potong sebanyak 50 (lima puluh) orang yang
terdiri dari para ketua/sekretaris kelompok tani ternak,
petugas teknis dan PPL
Kabupaten/Kota se NTB.
Adapun keluaran yang
diharapkan dari hasil
bimbingan teknis adalah
meningkatnya pemahaman
kelompok ternak, petugas teknis Kabupaten / Kota dan para
penyuluh se - P. Lombok dalam mengembangkan
ternaknya.
Kegiatan bimbingan teknis usaha ternak potong
dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 bertempat di
hotel Puri Indah Mataram yang dibiayai dari sumber dana
APBN (06) tahun 2015. Dan para pembimbing pada
kesempatan tersebut selain Kepala Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB juga melibatkan dari
perguruan tinggi yakni Prof. Dr. Ir. H. Yusuf Akhyar
Sutaryono, Ph.D dan Dr. Moh. Taqiuddin, SPt. MSi.
Beberapa rumusan yang dihasilkan pada bimbingan teknis
sebagai berikut :
- NTB sudah dikenal sebagai penghasil ternak (bibit dan
potong) terutama sapi dan kerbau yang dapat mensupply
kebutuhan beberapa wilayah provinsi di Indonesia, hal ini
merupakan peluang yang sangat menjanjikan bagi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 269
kelompok tani ternak untuk mengembangkan usaha
peternakan. Beberapa persoalan yang terjadi selama ini
seperti ketersediaan pakan, bobot ternak potong yang
menurun, belum berstandar) oleh karena itu diharapkan
kepada kelompok tani ternak meningkatkan mutu dan
kualitas ternak potong agar lebih berdaya saing dan
berdayaguna.
- Kelompok - kelompok ternak yang sudah ada agar segera
membentuk asosiasi / jejaring usaha dan tidak ada ego
wilayah, hal ini untuk mempermudah para pelaku usaha
dalam menjalankan usaha dimasa yang akan datang dan
mempermudah saling bertukar informasi.
- Peranan penyuluh dari badan ketahanan pangan dan
pelaksana penyuluhan (BP3K) dan petugas teknis
kabupaten/kota diharapkan secara terkoordinasi dapat
meningkatkan sosialisasi kegiatan - kegiatan strategis
sehingga para peternak akan cepat mendapatkan
informasi perkembangan pembangunan bukan hanya
peternakan tetapi dalam arti luas pembangunan
pertanian secara utuh.
- Dihimbau kepada seluruh anggota kelompok tani ternak
agar melakukan pemotongan ternak di rumah potong
hewan (RPH) yang
resmi agar produksi
dagingnya lebih terjamin
sebagaimana yang
dipersyaratkan yaitu
menghasilkan daging
asuh (aman, sehat, utuh dan halal).
- Arah kebijakan pembangunan peternakan Provinsi Nusa
Tenggara Barat adalah melalui pemberdayaan kelompok
tani ternak, penyebaran / distribusi ternak kepada
masyarakat, pengembangan kawasan peternakan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 270
berbasis sumberdaya lokal, perbaikan iklim usahapeternakan dan pemberian fasilitas kemudahan untuk
pemasaran ternak. Perbaikan iklim usaha peternakan
diharapkan akan memberi semangat para pelaku usaha
untuk siap bersaing bukan hanya untuk memenuhi
dalam daerah tetapi juga dan mengahadapi masyarakat
ekonomi asean (MEA). Oleh karena itu peningkatkan
produksi dan produktivitas harus dibarengi dengan
peningkatan kualitas dan mutu disamping peningkatan
angka kelahiran ternak dari 66% menjadi 80%, menekan
angka kematian dari 20% menjadi 5% dan
meningkatkan angka pertumbuhan dari 0,2 kg/hari
menjadi 0,8 kg/hari.
- Secara nasional daya saing produk NTB masih rendah
bahkan menurun dari peringkat 21 (berdasarkan kajian
BPS dan Kemenakertrans 2010) menjadi peringkat 25
(hasil penelitian NUS 2013) semntara indeks
pembangunan manusia menduduki urutan ke-30 dari
34 provinsi (BPS 2015). Upaya – upaya untuk
memperbaiki peringkat tersebut tentunya harus kerja
keras semua stakeholder agar ketertinggalan tidak
berlanjut sebagaimana kebijakan Gubernur NTB.
- Sistem usaha terpadu untuk meningkatkan daya saing
melalui penyediaan pejantan sapi terseleksi dan
perkawinan yang terkontrol dengan pejantan yang
terseleksi, pengaturan penyapihan, pakan tambahan
strategis sesuai kondisi pertumbuhan ternak dan
peningkatan ketersedian dan kualitas pakan, perbaikan
kondisi kandang dan produksi kompos serta
peningkatan skala usaha.
- Usaha ternak dapat dikelola melalui perusahaan/
industri yang lebih mengarah pada usaha komersial
dan bisa juga dikelola oleh masyarakat melalui usaha
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 271
ternak rakyat yang umumnya dianggap sebagai usaha
sampingan. Sedangkan dari sisi usaha ternak dapat
digolongkan dalam dua jenis yaitu usaha ternak bibit
dan usaha ternak penggemukan, masing-masing jenis
usaha tersebut mempunyai perlakukan yang berbeda.
- Peternak / pelaku usaha pengembangbiakan dapat
memilih salah satu usaha tersebut sesuai kebutuhan
masing - masing.
- Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam sistem usaha
terpadu untuk meningkatkan daya saing adalah melalui
penyediaan pejantan sapi bibit yang terseleksi, perkawinan
alam terkontrol dengan pejantan terseleksi, pengaturan
penyapihan, pakan tambahan (suplementasi) sesuai
dengan kondisi pertumbuhan, peningkatan ketersediaan
dan kualitas pakan, perbaikan kandangsanitasi dan
produksi kompos serta peningkatan skala usaha.
- Pemberian hijauan makanan ternak berupa rumput
alam, legume (rendah, temak/pohon) harus berimbang
dan ini akan memberikan asupan protein (sebagai
pertumbuhan, perkembangan, reproduksi dan laktasi
ternak), energi tercerna untuk bekerja, bergerak dan
laktasi serta serat, vitamin dan mineral untuk
kesehatan, pertumbuhan maupun laktasi.
4. PELAYANAN USAHA PETERNAKAN
Pelayanan MasyarakatDalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat
maka bidang Usaha Peternakan mempunyai fungsi
menyelesaikan / menerbitkan surat Sertifikat Pernyataan
Perusahaan Peternakan (SP3) yang dapat dijadikan acuan
untuk kelancaran usaha para pelaku usaha peternakan.
SP3 merupakan syarat mutlak untuk setiap pengusaha atau
pelaku usaha baik yang antar pulau antar provinsi maupun
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 272
antar pulau yang dalam daerah sebagai persyaratan
diterbitkannya ijin pengeluaran maupun pemasukan ternak
dari dan keluar daerah NTB oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BKPMPT).
Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah memberlakukan
pelayanan perijinan satu pintu sejak tahun 2013
sebagaimana Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat
Nomor : ……./2013 tentang Pelimpahan Kewenangan
Dalam Pelayanan Perijinan Satu Pintu sehingga fungsi
Dinas / SKPD hanya menerbikan SP3 saja. Hal ini sangat
membantu SKPD sehingga fungsi pengawasan terhadap
pengeluaran maupun pemasukan ternak di Nusa Tenggara
Barat akan lebih terkontrol dengan baik. Permintaan untuk
penerbitan surat SP3 setiap tahun meningkat sebagaimana
terlihat pada tabel 74 berikut.
Tabel 74. Jumlah Penerbitan SP3 Tahun 2013 s/d 2015
Daerah/Pelaku PsahaJumlah SP3/Sertifikat
2013 2014 2015P. Lombok - - 25Sumbawa 19 36 14Sumbawa Barat 9 8 7Dompu 6 19 17Bima 14 12 3Kota Bima - - -
Jumlah 48 75 66
Pelayanan lainnya selain penerbitan surat SP3 maka
bidang usaha juga memberikan pelayanan pemanfaatan
Holding Ground/penampungan sementara ternak yang
akan dikeluarkan ke daerah lain baik yang ternak potong
maupun ternak bibit sekaligus melakukan penimbangan
terhadap ternak - ternak potong yang akan dikeluarkan dan
sebagai pengawasan ternak bibit yang akan di antar
pulaukan. Holding Ground terletak di Desa Lembar
Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat tersebut
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 273
merupakan aset daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
yang dibebankan untuk memungut retribusi sebagai
Pendapatan Asli Daerah (PAD) khusus untuk pelayanan
ternak yang keluar dari P. Lombok, sementara ternak yang
keluar dari P. Sumbawa retribusi yang dibebankan menjadi
penerimaan masing - masing kabupaten/kota yang memiliki
Holding Ground.
Retribusi untuk ternak potong adalah sebesar Rp. 15.000,-
/ekor/hari dan untuk ternak bibit Rp. 45.000,-/ekor/3hari.
Total pengeluaran ternak potong tahun 2015 sebanyak 335
ekor sehingga nilai retribusi yang dapat disetorkan ke
daerah adalah sebesar Rp. 5.025.000,-. Sedangkan untuk
ternak bibit yang keluar daerah sebanyak 2.414 ekor
dengan penerimaan retibusi sebesar Rp. 108.630.00,-.
Total PAD yang disetorkan tahun 2015 adalah Rp.
113.655.000,- (seratus tiga belas juta enam ratus lima
puluh lima ribu rupiah). Adapun jumlah dan nama-nama
perusahaan yang mengantarpulaukan ternaknya seperti
pada tabel 75 berikut.
Tabel 75. Nama Perusahaan Pengirim Ternak Yang MemanfaatkanHolding Ground Lembar dan Jumlah Ternak Yang DikirimKeluar Daerah Tahun 2015.
Nama Perusahaan PengirimJumlah
Ternak YangDikirim(ekor)
Retribusi(Rp)
DaerahTujuan
Pengeluaran
A. TERNAK POTONG- CV. KUM3 200 3.000.000 Sukabumi- CV. KUM3 102 1.530.000 Bangka
Belitung- CV. AMANAH 13 195.000 Pontianak- CV. ADI PUTRA 20 300.000 Ketapang
JUMLAH TP 345 5.025.000B. TERNAK BIBIT
- CV. KUM3 532 23.940.000 Kaltim- CV. AMANAH 120 5.400.000 Kalsel- CV. KUM3 531 23.895.000 Riau
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 274
- CV. AMANAH 741 33.347.000 Kalbar- CV. ADI PUTRA 390 17.550.000 Kalbar- CV. LOMBOK BARAT
BERSAUDARA100 4.500.000 Sumbawa
JUMLAH 2.414 108.630.000
Bila dibandingkan dengan penerimaan Holding Ground
Tahun 2015 dengan penerimaan tahun 2014
(Rp.211.725.000,-) maka penerimaan retribusi
pemanfaatan aset daerah (holding ground) mengalami
penurunan 53,68%, hal ini disebabkan karena permintaan
ternak potong maupun ternak bibit yang keluar dari P.
Lombok oleh daerah/provinsi lain menurun disamping
adanya kendala pada saat pengadaan/gagal tender daerah
- daerah di luar NTB sehingga penerimaan holding ground
juga berpengaruh.
Grafik 5. Penerimaan Asli Daerah Dari PemanfaatanHolding Ground Untuk Ternak PotongTahun 2013 – 2015
Pengeluaran Ternak PotongNTB sebagai daerah penghasil ternak potong (sapi dan
kerbau) setiap tahun mengeluarkan ternak dalam bentuk
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 275
hidup (ternak bibit maupun ternak potong) untuk memenuhi
kebutuhan daerah - daerah lain dan untuk memenuhi
kebutuhan dalam daerah. Pengeluaran ternak tersebut
berdasarkan hasil perhitungan/supply – demand dengan
memperhatikan kestabilan populasi dalam daerah dan
kemudian ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Tahun
2015 pengeluaran ternak sapi potong dialokasikan
sebanyak 39.800 ekor dan untuk kerbau potong sebanyak
5.474 ekor, sementara untuk ternak kuda, kambing dan
babi tidak ditetapkan karena permintaan yang sedikit dan
kalaupun ada permintaan maka direkomendasikan untuk
dapat dikeluarkan. Terjadi penambahan jumlah/alokasi
pengeluaran sapi potong yang disebabkan karena tingginya
permintaan ternak potong antar pulau dalam daerah
sehingga target pengeluaran sapi potong meningkat
menjadi 43.179 ekor atau sebesar 7,82%.
Pengeluaran ternak sapi ke luar provinsi mulai dikurangi oleh
karena adanya kebijakan pemerintah daerah yang akan
mengembangkan industri dalam daerah dengan
memanfaatkan fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH) yang
sudah terbangun berskala Nasional untuk kemudian hasil
produksinya berupa daging, karkas dan ikutannya dapat diolah
sehingga masyarakat lebih banyak menikmati nilai tambahnya.
Kemampuan potong masing - masing RPH berkisar antara 10
– 50 ekor perhari yang apabila dioperasionalkan lebih optimal
maka dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru,
memberikan nilai tambah dari limbah yang diproduksi maupun
olahan daging menjadi produk-produk yang tidak kalah
bersaing dengan produk-produk olahan lainnya.
Realisasi pengeluaran ternak sapi potong sampai dengan
bulan Desember 2015 sebanyak 41.159 ekor terdiri dari
pengeluaran antar pulau dalam daerah sebanyak 27.639
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 276
ekor dan pengeluaran ternak sapi ke luar NTB sebanyak
13.520 ekor sementara ternak kerbau potong dari target
pengeluaran sebanyak 5.474 ekor terealisasi pengeluaran
antar pulau sebanyak 3.075 ekor dan pengeluaran ke luar
NTB sebanyak 2.399.
Pengeluaran ternak potong tahun 2015 lebih banyak dikirim
ke wilayah/pulau Kalimantan (Selatan, Timur, Barat), pulau
Jawa (Barat, Tengah, Timur, Banten dan DKI Jakarta),
daratan Sumatera (Riau, Jambi, Bangka Belitung,
Lampung, Palembang) dan Sulawesi Selatan.
Adapun jumlah pengeluaran ternak sapi dan kerbau tahun
2015 sebagaimana tabel 76 dan seperti yang digambarkan
pada grafik berikut:
Tabel 76. Data Pengeluaran Ternak Sapi dan KerbauTahun 2015
No Daerah TujuanJumlah Ternak (ekor) Jumlah
(ekor)Sapi Kerbau1 Jawa Barat 2.648 20 2.6682 Jawa Tengah 620 - 6203 DKI Jakarta 1.150 - 1.1504 Banten 1.015 15 1.0305 Kalimantan Timur 252 91 3436 Kalimantan Selatan 6.665 207 6.8727 Kalimantan Barat 33 - 338 Jambi 149 33 1829 Riau 255 - 25510 Bangka Belitung 102 - 10211 Lampung 380 - 38012 Sulawesi Selatan 20 2.033 2.053
Total 13.520 2.399
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 277
Grafik 6. Perkembangan Pengeluaran Ternak PotongTahun 2013 – 2015
25.706 24.52620.09420.793 20.555
13.590
-
10.000
20.000
30.000
2013 2014 2015
GRAFIK PENGELUARAN SAPI POTONG 2013 - 2015
P. Lombok
Luar Daerah
2.895 2.881 3.075
5.353
3.224
2.399
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
2013 2014 2015
P. Lombok
Luar Daerah
GRAFIK PENGELUARAN KERBAU POTONG TAHUN 2013-2015
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 278
6. BALAI RUMAH SAKIT HEWAN DAN LABORATORIUM VETERINER
A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Rumah Sakit Hewan dan
Laboratorium Veteriner, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk bulan Oktober 2008.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23
Tahun 2008, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas
Daerah dan Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) pada
Inspektorat, Bappeda dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. UPTD
Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat di bidang
Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium Veteriner.
2. TujuanTujuan disusunnya laporan tahunan ini adalah untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 dan
permasalahan yang muncul serta solusi yang diambil guna
meyelesaikan masalah tersebut.
3. Ruang LingkupKegiatan-kegiatan yang ada pada masing-masing seksi UPTD
Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner antara lain :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 278
6. BALAI RUMAH SAKIT HEWAN DAN LABORATORIUM VETERINER
A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Rumah Sakit Hewan dan
Laboratorium Veteriner, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk bulan Oktober 2008.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23
Tahun 2008, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas
Daerah dan Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) pada
Inspektorat, Bappeda dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. UPTD
Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat di bidang
Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium Veteriner.
2. TujuanTujuan disusunnya laporan tahunan ini adalah untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 dan
permasalahan yang muncul serta solusi yang diambil guna
meyelesaikan masalah tersebut.
3. Ruang LingkupKegiatan-kegiatan yang ada pada masing-masing seksi UPTD
Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner antara lain :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 278
6. BALAI RUMAH SAKIT HEWAN DAN LABORATORIUM VETERINER
A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Rumah Sakit Hewan dan
Laboratorium Veteriner, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk bulan Oktober 2008.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23
Tahun 2008, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas
Daerah dan Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) pada
Inspektorat, Bappeda dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. UPTD
Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat di bidang
Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium Veteriner.
2. TujuanTujuan disusunnya laporan tahunan ini adalah untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 dan
permasalahan yang muncul serta solusi yang diambil guna
meyelesaikan masalah tersebut.
3. Ruang LingkupKegiatan-kegiatan yang ada pada masing-masing seksi UPTD
Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner antara lain :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 279
a. Sub Bagian Tata Usaha.
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian,
perlengkapan, keuangan, rumah tangga dan melaksanakan
pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Rumah Sakit
Hewan dan Laboratorium Veteriner.
b. Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan Kesayangan
Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan
Kesayangan mempunyai tugas: melakukan penyiapan bahan
penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi,
fasilitasi serta melaksanakan pelayanan kesehatan pada hewan
produksi dan hewan kesayangan.
c. Seksi Laboratorium Veteriner.
Seksi Laboratorium Veteriner mempunyai tugas: melakukan
penyiapan bahan penyusunan program, pengujian, analisis, dan
perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi serta
melaksanakan pelayanan laboratorium veteriner.
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas kepala UPTD Rumah Sakit Hewan dan
Laboratorium Veteriner sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
Demikian gambaran secara singkat sebagai pendahuluan laporan
tahunan ini, namun untuk dapat dilihat secara lebih rinci
perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh UPTD Rumah
Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner dapat dilihat pada bab-bab
dalam lembaran berikut ini.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 280
B. PROGRAM/KEGIATAN DAN ANGGARAN
1. Sumber Dana APBDa. Sub Bagian Tata Usaha
Program Pelayanan Administrasi PerkantoranDana yang tersedia untuk program ini sebesar
Rp.128.750.000,- yang terbagi menjadi beberapa kegiatan
yaitu : penyediaan jasa surat-menyurat, penyediaan jasa
komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa
peralatan dan perlengkapan kantor, penyediaan jasa
administrasi keuangan, penyediaan jasa makanan dan
minuman, rapat-rapat konsultasi keluar daerah dan rapat
koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana AparaturDana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar
Rp.155.949.250,- yang meliputi pemeliharaan rutin/berkala
gedung kantor dan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional. Kegiatan ini berupa belanja
pembangunan gedung kantor/Pembuatan garasi mobil
Rp.100.000,- Biaya pembuatan partisi/sekat ruang
penerima sampel Rp.13.000.000,- Belanja pengadaan
UPS, komputer dan alat-alat elektronik Rp.12.199.250,-.
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional dana yang tersedia yaitu Rp.
25.450.000,- dan pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan
perlengkapan kantor Rp.5.300.000,-
Program Peningkatan Pengembangan SistemPelaporan Capaian Kinerja Dan KeuanganProgram ini meliputi penyusunan laporan capaian kinerja
dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD serta penyusunan
laporan absensi dengan anggaran yang tersedia
Rp.50.850.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 281
b. Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan HewanKesayangan
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Kegiatan: PeningkatanPelayananRumahSakitHewan
Jumlahanggaran yang
tersediauntukkegiataninisebesarRp. 169.050.000,-
dengan rincianbelanjabahan habis pakai ATK
sebesar Rp.1.050.000,-, belanja bahan obat-obatan
sebesar Rp. 100.000.000,- belanja jasa pemeriksaan
kesehatan sebesar Rp.25.000.000,-, Belanja jasa uji
laboratorium sebesar Rp.25.000.000,- dan belanja
perjalanan dinas pelayanan semi aktif sebesar Rp.
18.000.000,-.
Program kegiatan di Bidang Pelayanan Medik
Veteriner yang telah dilaksanakan antara lain :
- Melaksanakan Penyehatan Hewan yang meliputi :
Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif dan
Pelayanan Medik Reproduksi.
- Melaksanakan Pembinaan pada unit–unit
Pelayanan Kesehatan Hewan yang ada di
Kabupaten/Kota se -Nusa Tenggara Barat.
- Melakukan Tindakan Medik Veteriner, antara lain:
Bedah Mayor, Bedah Minor dan Bedah Kosmetik.
- Melakukan Tindak Pengamanan Penyakit Hewan
Menular (PHM).
- Meningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Staf.
- Tempat Pelatihan/Praktek lapangan bagi para
Pelajar/Mahasiswa
- Tempat magang bagi Dokter Hewan.
- Pengawasan kesehatan hewan di RPH
Banyumulek (oleh tenaga fungsional)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 282
c. Seksi Laboratorium VeterinerProgram Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Kegiatan: Peningkatan Pelayanan Laboratorium
Kesehatan Hewan Type B.
Jumlah anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini
sebesar Rp.169.796.000,- dengan rincian yaitu :1)
honor panitia pertemuan sebesar Rp.996.000,-2)
uang saku dan transportasi peserta sebesar Rp.
11.534.000,-3) belanja barang dan jasa sebesar Rp.
157.266.000,- terdiri dari pembelian bahan bakar gas
dan minyak tanah, bahan kimia laboratorium, belanja
jasa pemeriksaan laboratorium, belanja jasa
narasumber, moderator dan notulen, pertemuan,
sewa penginapan dan konsumsi peserta serta
perjalanan dinas sampling uji laboratorium veteriner.
Pemeriksaan Laboratorium Veteriner dana APBD
berupa :
1. Pemeriksaan LaboratoriumKesehatan Hewan :
pemeriksaan pullorum, pemeriksaan PUD,
Pemeriksaan Serum (AI dan RBT Brucellosis),
dan pemeriksaan feces
2. Pemeriksaan LaboratoriumKesmavet : TPC daging
ayam, residu antibiotika telur dan daging sapi
Program peningkatan kapasitas UPTD Kegiatan : Peningkatan peran dan fungsi balai
laboratorium Veteriner dan RSH dengan anggaran
sebesar Rp.163.494.500,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 283
2. Sumber Dana APBN (DK)a. Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan
KesayanganProgram Penanggulangan Gangguan ReproduksiPada Sapi/KerbauKegiatannya terdiri dari :
- Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan
Reproduksi sebesar Rp.72.300.000,-
- Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan
Reproduksi di Kabupaten/Kota Bima : Rp.17.400.000,-
- Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan
Reproduksi di Kabupaten Sumbawa : Rp.17.400.000,-
- Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan
Reproduksi di Kabupaten Dompu : Rp.17.400.000,-
- Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan
Reproduksi di Kabupaten Sumbawa Barat:
Rp.17.400.000,-
- Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan
Reproduksi di Kabupaten Lombok Tengah :
Rp.17.400.000,-
- Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan
Reproduksi di Kabupaten Lombok Timur :
Rp.17.400.000,-
b. Seksi Laboratorium VeterinerProgram Pengendalian dan Penanggulangan AnthraksKegiatannya terdiri dari :
a. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV :
Rp.56.200.000,-
b. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di
Kabupaten/Kota Bima : Rp.7.000.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 284
c. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di
Kabupaten Sumbawa : Rp.14.650.000,-,-
d. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di
Kabupaten Dompu : Rp.9.450.000,-
e. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di KSB:
Rp.7.624.000,-
f. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di
Kabupaten Loteng : Rp.3.450.000,-
g. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di
Kabupaten Lotim : Rp.4.500.000,-
h. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di
Kabupaten Bima : Rp.12.750.000,-
i. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di
Kabupaten Lombok Barat : Rp.1.500.000,-
j. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di KLU
: Rp.1.000.000,-
Program Pengendalian dan Penanggulangan PenyakitParasiterKegiatannya terdiri dari :
a. Monitoring dan Survelans Parasit di Provinsi :
Rp.18.000.000,-
b. Monitoring dan Survelans Parasit di Kota Bima :
Rp.5.000.000,-
c. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Sumbawa :
Rp.4.850.000,-
d. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Dompu :
Rp.5.750.000,-
e. Monitoring dan Survelans Parasit di KSB : Rp.4.250.000,-
f. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Bima :
Rp.3.500.000,-
g. Monitoring dan Survelans Parasit di Kota Mataram :
Rp.1.500.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 285
h. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Lobar :
Rp.6.500.000,-
i. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Loteng :
Rp.8.500.000,-
Program Pengendalian dan Penanggulangan PenyakitBakterial LainnyaKegiatannya berupa : Pemeriksaan Laboratorium sampel
Pre dan Post Vaksinasi SE sebanyak masing-masing 1.500
sampel target, Realisasi Pre vaksinasi SE 1.536 sampel dan
Realisasi Post vaksinasi sebesar 1.562 sampel.
Program Pengendalian dan Penanggulangan PenyakitBrucellosisKegiatannya berupa: Pemeriksaan sampel Brucellosis
sebanyak 5.000 sampel (Target), Realisasi 5.066 sampel.
Program Pembinaan dan Koordinasi KesehatanHewanKegiatannya berupa: Monitoring, evaluasi Pelaporan
Survelans dan Pelayanan Keswan : Rp.10.350.000,-
Program Operasional Pengujian Veteriner diLaboratorium Veteriner DaerahKegiatannya berupa : Bantuan Operasional Laboratorium
B : Rp.25.000.000,-. Kegiatan ini merupakan survelans AI
dengan mengambil dan memeriksa sebanyak 1.700
sampel serum darah ayam.
Program Monitoring dan Survelans Residu danCemaran MikrobaKegiatannya berupa : Monitoring dan Survelans Residu
dan Cemaran Mikroba di RSHLV : Rp.69.200.000,-.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 286
3. Sumber Dana APBN (TP)a. Seksi Laboratorium Veteriner
Program Pengadaan Sarana dan PrasaranaLaboratorium KesmavetKegiatannya berupa Fasilitasi peralatan
Laboratoriumsebesar Rp.500.000.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 287
C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
1. Sumber Dana APBDa. Sub Bagian Tata Usaha
Program Pelayanan Administrasi PerkantoranPerlengkapan
Sub Bagian Perlengkapan sesuai dengan Perda Nomor 13
Tahun 2008, diserahkan tugas membantu kelancaran
administrasi pada bagian tata usaha sebagai unit yang
melakukan pengelolaan terhadap administrasi perlengkapan.
Dalam tahun anggaran 2015, sub bagian perlengkapan
telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Bendaharawan Barang
- Menerima, menyimpan, dan menyerahkan barang
pemerintah daerah yang bersumber dari
pengadaan anggaran rutin dan pembangunan
- Menghimpun seluruh tanda bukti penerimaan dan
pengeluaran barang secara tertib dan teratur
- Membuat stock opname fisik barang yang masih
dalam wewenang dalam membuat semester
- Menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang
dari proyek/bagian proyek/rutin dan menyalurkan
ke unit pemakaian lingkup Rumah Sakit Hewan
dan Laboratorium Veteriner
Pengurus Barang
- Membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) pada
masing-masing unit/ruangan lingkup Rumah Sakit
Hewan dan Laboratorium Veteriner
- Membuat penomoran/registrasi ulang pada setiap
barang inventaris
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 288
- Menata kembali penggunaan kendaraan dinas
lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan SK Kepala
Dinas Nomor : 024/30/a/Disnak/III/2003.
- Membenahi/merapikan penyimpanan barang
inventaris kantor yang berada di gudang.
- Monitoring keadaan dan kebaradaan barang
inventaris di unit pemakai.
- Membuat rekapitulasi jumlah barang yang
mengalami kerusakan.
- Mengajukan usulan penghapusan/pelelangan
barang inventaris dan kendaraan bermotor.
Luas tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Pemerintah
Daerah Nusa Tenggara Barat sekitar 50.000 m2 berada di
UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner di
Banyumulek yang terdiri dari: bangunan kantor, bangunan
garasi terbuka, bangunan rumah dinas, bangunan pos
jaga, bangunan krematorium, bangunan hewan percobaan
dan bangunan klinik hewan.
Barang inventaris kantor berupa kendaraan roda 2 (dua)
sebanyak 3 (tiga) unit dan kendaraan roda 4 (empat)
sebanyak 3 (tiga) unit.
Administrasi surat menyurat
Surat Masuk
Yang dimaksud dalam hal ini adalah surat kedinasan
yang masuk ditujukan kepada kepala UPTD Rumah
Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa
Tenggara Barat.Jumlah surat masuk yang ditangani
selama tahun 2015 adalah 284 buah.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 289
Surat Keluar
Yang dimaksud dengan surat keluar adalah setiap
surat kedinasan yang ditujukan kepada unit/instansi
lain, baik yang ditujukan kepada perorangan,
organisasi maupun lembaga pemerintah. Surat
tersebut berasal dari unit/bagian yang berada di
lingkupUPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium
Veteriner baik teknis maupun administrasi, misalnya
surat keputusan UPTD Rumah Sakit Hewan dan
Laboratorium Veteriner, Naskah Dinas, Surat
Edaran, dan lainnya.Jumlah surat keluaryang
ditangani selama tahun 2015 adalah 805 buah surat.
Kepegawaian
UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner
didukung oleh 15 (lima belas) orang Pegawai Negeri Sipil
(PNS), 1 (satu) orang Pegawai Tidak Tetap (PTT), 2 (dua)
orang TenagaHarianLepas (THL) serta 3 (tiga) orang
pegawai kontrak.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana AparaturDana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar
Rp.155.949.250,- yang meliputi pemeliharaan rutin/berkala
gedung kantor dan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional. Kegiatan ini berupa belanja
pembangunan gedung kantor/Pembuatan garasi mobil
Rp.100.000.000,- Biaya pembuatan partisi/sekat ruang
penerima sampel Rp. 13.000.000,- Belanja pengadaan
UPS, komputer dan alat-alat elektronik Rp.12.199.250,-.
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional dana yang tersedia yaitu Rp.
25.450.000,- dan pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan
perlengkapan kantor Rp.5.300.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 290
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional berupa belanja jasa servis, suku
cadang, bahan bakar minyak/pelumas,STNK dan pajak
kendaraan bermotor sebanyak 3 (tiga) unit mobil dengan
rincinan B-2375-BQ ; DR-9093; DR-1212 dan kendaraan
Roda 2 DR-2253-J ;DR-6502; DR-3211.
Program Peningkatan Pengembangan SistemPelaporan Capaian Kinerja dan KeuanganProgram ini meliputi penyusunan laporan capaian kinerja
dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD serat penyusunan
laporan absensi dengan anggaran yang tersedia sebesar
Rp.50.850.000,-
b. Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan HewanKesayangan KegiatanPeningkatanPelayananRumahSakitHewan
Capaian program yang telah dihasilkan adalah :
- Hasil penerimaan Asset Daerah (PAD)
sampaibulanDesember 2015 sesuai dengan Perda
NTB Nomor: 3/2011 yang telah disetorkan sebanyak
Rp.30.065.000,- (158.24%) dari target Rp.19.000.000,-
- Hasil Pelayanan Pengobatan Hewan/Ternak sampai
bulan Desember 2015 berdasarkan sistem Pelayanan
adalah sebesar 2.675 ekor (117.6 % dari target tahun
2015 sebesar 2.275 ekor)
- HasilPelayanan Kesehatan Hewan/Ternak
adalah2.675 ekor yang terdiri dari Jenis Penyakit
Hewan Menular (PHM) yang telah ditangani
sebanyak129 ekordan Penyakit Hewan Non Menular
berhasil ditangani adalah sebanyak 2.546 ekor
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 291
- Jenis Penyakit Hewan Menular (PHM) terdiri dari
penyakit BEF sebanyak 21 ekor, penyakit Scabies
sebanyak 86 ekor, Suspec Parvo sebanyak 1 ekor,
penyakit Ektoparasit sebanyak 4 ekor, penyakit strangles
sebanyak 12 ekor, penyakit Helminthiasis sebanyak 4
ekor dan penyakit Demodekosis sebanyak 1 ekor
- Penyakit Hewan Non Menular terdiri dari Vaksinasi
sebanyak 317 ekor, Preventif/pencegahan (obat
cacing dan vitamin) sebanyak 1992 ekor, Kontrol
kesehatan sebanyak 28 ekor, Operasi sebanyak 6
ekor dan lain-lain sebanyak 203 ekor
- Pengawasan kesehatan hewan di RPH Banyumulek
(oleh tenaga fungsional)
Pada tahun 2015 tenaga fungsional yang ada telah
melakukan pengawasan terhadap pemotongan yang
ada di RPH Banyumulek. Adapun tujuan dari
pengawasan ini adalah untuk mengawasi bahan asal
hewan yang dihasilkan guna terciptanya produk
pangan yang ASUH. Jumlah pemotongan yang ada
selama tahun 2015 sebanyak 73ekor.
- BelanjaObat-obatan/Vitamin/Vaksinpelayanan RSH
Sasarandarikegiataniniadalahtersedianyaobat-
obatan/vitamin/vaksinuntukpelayanankesehatanhewa
n.Realisasikeuangandarikegiataniniadalahsebesar
Rp.99.583.217,- dengancapaian fisiksebesar 100%
dengan anggaran Rp.100.000.000,-
- BelanjaPerjalananDinasPelayanan Semi Aktif RSH
keLokasi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 292
Sasarandarikegiataniniadalahpetugas RSHLV yang
memberikanpelayanankesehatanhewan semi
aktif.Pelayanankesehatanhewan semi
aktifadalahpelayanankesehatanhewan di
lokasitempatternakdipelihara.Biayadimaksudkansebag
aibiayaperjalananpetugasdalammelaksanakanpelayan
ankesehatanhewan di
lokasiternak/hewan.Besarnyabiayadisesuaikandengan
standar biayaperjalanan APBD Provinsi
NTB.Disampingitupelayanankesehatanhewanjugadilak
ukansecarapasifyaitupemilikhewanmembawahewanny
ake RSHLV
untukmendapatkanpelayanankesehatanhewan.Realis
asifisikdarikegiatanini sebesar 100%
danrealisasikeuangan adalah Rp.18.000.000,- (100%)
dari total anggaran Rp.18.000.000,-
- BelanjaJasaPemeriksaanKesehatan
SasarandarikegiataniniadalahpetugasRumahSakitHewa
ndanLaboratorumVeteriner.Alokasianggaranberupa
honor
ataskegiatanpemeriksaankesehatanhewan di
RumahSakitHewandanLaboratoriumVeterinerDinasPete
rnakandanKesehatanHewanProvinsi NTB. Total
anggaran yang tersediauntukkegiataninisebesar
Rp.50.000.000,-. Realisasifisik 100%
danrealisasikeuangansebesar Rp.49.680.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 292
Sasarandarikegiataniniadalahpetugas RSHLV yang
memberikanpelayanankesehatanhewan semi
aktif.Pelayanankesehatanhewan semi
aktifadalahpelayanankesehatanhewan di
lokasitempatternakdipelihara.Biayadimaksudkansebag
aibiayaperjalananpetugasdalammelaksanakanpelayan
ankesehatanhewan di
lokasiternak/hewan.Besarnyabiayadisesuaikandengan
standar biayaperjalanan APBD Provinsi
NTB.Disampingitupelayanankesehatanhewanjugadilak
ukansecarapasifyaitupemilikhewanmembawahewanny
ake RSHLV
untukmendapatkanpelayanankesehatanhewan.Realis
asifisikdarikegiatanini sebesar 100%
danrealisasikeuangan adalah Rp.18.000.000,- (100%)
dari total anggaran Rp.18.000.000,-
- BelanjaJasaPemeriksaanKesehatan
SasarandarikegiataniniadalahpetugasRumahSakitHewa
ndanLaboratorumVeteriner.Alokasianggaranberupa
honor
ataskegiatanpemeriksaankesehatanhewan di
RumahSakitHewandanLaboratoriumVeterinerDinasPete
rnakandanKesehatanHewanProvinsi NTB. Total
anggaran yang tersediauntukkegiataninisebesar
Rp.50.000.000,-. Realisasifisik 100%
danrealisasikeuangansebesar Rp.49.680.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 292
Sasarandarikegiataniniadalahpetugas RSHLV yang
memberikanpelayanankesehatanhewan semi
aktif.Pelayanankesehatanhewan semi
aktifadalahpelayanankesehatanhewan di
lokasitempatternakdipelihara.Biayadimaksudkansebag
aibiayaperjalananpetugasdalammelaksanakanpelayan
ankesehatanhewan di
lokasiternak/hewan.Besarnyabiayadisesuaikandengan
standar biayaperjalanan APBD Provinsi
NTB.Disampingitupelayanankesehatanhewanjugadilak
ukansecarapasifyaitupemilikhewanmembawahewanny
ake RSHLV
untukmendapatkanpelayanankesehatanhewan.Realis
asifisikdarikegiatanini sebesar 100%
danrealisasikeuangan adalah Rp.18.000.000,- (100%)
dari total anggaran Rp.18.000.000,-
- BelanjaJasaPemeriksaanKesehatan
SasarandarikegiataniniadalahpetugasRumahSakitHewa
ndanLaboratorumVeteriner.Alokasianggaranberupa
honor
ataskegiatanpemeriksaankesehatanhewan di
RumahSakitHewandanLaboratoriumVeterinerDinasPete
rnakandanKesehatanHewanProvinsi NTB. Total
anggaran yang tersediauntukkegiataninisebesar
Rp.50.000.000,-. Realisasifisik 100%
danrealisasikeuangansebesar Rp.49.680.000,-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 293
(99,36%). Biayatersebutberupa honorarium selama 12
bulandariJanuari –Desember 2015.
d. Seksi Laboratorium VeterinerPada tahun 2015 Seksi Laboratorium Veteriner memiliki
Program Peningkatan Pelayanan Laboratorium Veteriner
melalui pemeriksaanlaboratorium dan pengambilan sampel
ternak. Capaian program yang telah dihasilkan adalah :
- Retribusi aset PAD untuk Seksi Laboratorium Veteriner
Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebesar Rp.
35.362.500,- (88,40% dari target Rp.40.000.000,).
- Pemeriksaan yang telah dilakukan LaboratoriumKesehatan
Hewan antara lain : pemeriksaan PUD sebanyak 403
sampel dengan hasil Negatif Surra, pemeriksaan Serum
dengan rincian : 1.002 sampel serum sapi negatif
brucellosis, 230 sampel serum ayam dengan hasil 65
sampel protektif AI dan 165 sampel tidak protektif AI serta
pemeriksaan parasit internal sebanyak 590 sampel feces
dengan rincian : 409 sampel dari Kabupaten Lombok Barat
dengan tingkat prevalensi 47,92%, 142 sampel dari
Kabupaten Lombok Tengah dengan tingkat prevalensi
4,23%, dan 39 sampel dari Kabupaten Sumbawa dengan
tingkat prevalensi 12,82%.
- Pemeriksaan yang telah dilakukan LaboratoriumKesmavet
antara lain : pemeriksaan residu antibiotika pada daging
sapi sebanyak 100 sampel dan telur ayam sebanyak 300
sampel semuanya menunjukkan hasil negatif terhadap
golongan antibiotika makrolida, aminoglikosida, tetrasiklin.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan TPC sebanyak 250
sampel daging ayam dengan hasil 174 sampel kurang dari
BMCM (Batas Maksimum Cemaran Mikroba) dan 76
sampel melebihi BMCM.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 294
- Selain pemeriksaan Laboratorium kegiatan APBD juga
melakukan pemeriksaan dari :
a. Laboratorium Keswan
1. Pemeriksaan Pullorum di PT. Charoen Pokphand di
Lombok Timur sebanyak 143.749 ekor ayam
2. Pengujian sampel dari Kabupaten Lombok Barat
berupa sampel serum uji HI AI sebanyak 500
sampel, RBT Brucellosis sebanyak 500 sampel
3. Pemeriksaan RBT Brucellosis sapi bibit antar pulau
sebanyak 2.665 ekor sapi dan sapi bibit lokal sapi
sebanyak 1.071 ekor dan kerbau 85 ekor.
4. Pemeriksaan PUD sebanyak 81 sampel, Feces
(parasite internal) 890 sampel, serum sebanyak 82
sampel (HI ND) yang berasal dari BPTP Narmada,
UNRAM, UNTB (Penelitian).
b. Laboratorium Kesmavet
1. Pemeriksaan TPC dari PT. Berdikari, Kecamatan
RasanaEBarat Kota Bima sebanyak 25 sampel.
2. Pemeriksaan TPC hati sapi sebanyak 7 sampel dari
PT. Dharmaraya, Pototano, KSB;
3. Penelitian mahasiswa dari UNTB sebanyak 33
sampel daging Sapi dan 10 sampel daging ayam.
4. Pengujian TPC dari kabupaten Lombok Barat
sebanyak 80 sampel daging sapi.
5. Dilaksanakannya pertemuan jejaring dan rapat
koordinasi yang dilakukan tanggal 10-12 Agustus
2015 dengan jumlah peserta 30 orang perwakilan
dari Laboratorium Veteriner se-NTB.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 295
2. Sumber Dana APBNa. SeksiPelayananMedik/HewanProduksidanHewanKesayang
an- Pengadaan ATK
Jumlahanggaran yang tersediauntukinisebesar
Rp.3,750.000,- yang
digunakanuntukpembelianalattuliskantor. Hal
inidimaksudkanuntukterlaksananyatertibadministrasi.Realis
asifisikmaupunkeuanganuntukkegiataniniyaitu 100%.
- PengadaanBrosur/Leaflet
Sasarandarikegiataniniyaitusebagai media
informasidansosialisasipenyakithewanmaupuninformasipeng
etahuan yang
berkaitandenganpeternakandankesehatanhewan.Jumlahang
garan yang tersedia Rp.17.500.000,-. Realisasifisikmencapai
100% yaitusebanyak 8.100 lembaryangterdiridari 5 macam
brosur/leaflet danrealisasikeuangansebesar Rp.17.496.000,-
- Pertemuansebanyak2kegiatandenganjumlahdana yang
tersedia sebesar Rp.88.950.000,-.
Realisasifisikkegiatanmencapai 100%
sedangkanrealisasikeuangan sebesar Rp.60.114.200,-.
Adapunrincianpelaksanaankegiatansebagaiberikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 296
Pertemuankoordi
nasigangguanre
produksi
Dilaksanakan
pada tanggal 27–
28 Mei 2015 dan
dihadiri oleh 20
orang peserta dari 10 Kabupaten/Kota se–NTB.
Sasaranadalah Kepalabidang yang membidangi
fungsikesehatanhewan di 10 kabupaten/kota se-NTB
danpetugas/tenagakesehatanhewan/dokterhewanpadaD
inaspeternakandankesehatanhewanprovinsi NTB.
Pertemuanpenin
gkatan SDM
Dilaksanakan
pada tanggal 25
– 26 Agustus
2016 yang
dihadiri oleh 20
orang peserta dari 10 kabupaten/kota se - NTB.
Sasaranadalahpetugastekniskesehatanhewan/dokterhe
wanpadaDinasPeternakandankesehatanhewanprovinsi
NTB danPuskeswan di 10 Kabupaten/kota se-NTB
yang belumpernahmengikutipertemuan yang sejenis.
- PerjalananDinasDalam Daerah
Perjalanandinasdalamrangkaidentifikasi, monitoring dan
pembinaan di Kabupaten/Kota se - NTB dengananggaran
Rp.11.050.000,-. Realisasifisik mencapai 100% dan
realisasikeuangan sebesar Rp. 11.050.000,- atau 100%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 297
- KegiatanPengadaan obat-obat parasit internal, terapi AB,
dan penambah daya tahan.
Tahun 2015 Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan
Hewan Kesayangan mendapatkan anggaran sebesar
Rp.49.050.000,- dengan realisasi fisik mencapai 100%
danrealisasi keuangan sebesar Rp.48.948.395,-
- Pengadaan Map
Anggaran dana untuk kegiatan ini sebesar Rp.5.700.000,-
dengan realisasi fisik mencapai 100% danrealisasi
keuangan sebesar Rp.5.688.600,-
b. Seksi Laboratorium VeterinerPemeriksaan Akseptor Brucellosis
Seksi Laboratorium Veteriner pada Tahun 2015 telah
melaksanakan pemeriksaan akseptor brucellosis sebanyak
5.066 ekor sampel sapi dan kerbau dengan hasil
pemeriksaan RBT Brucellosis negatif.
Pemeriksaan Antraks
Pemeriksaan ELISA Antraks yang telah dilakukan sebanyak
2.079 sampel serum pre vaksinasi dan 2.027 sampel post
vaksin, dengan target masing-masing sebanyak 2.000
sampel. Hasil pemeriksaan ELISA Antraks menunjukkan
hasil sero positif post-vaksinasi lebih tinggi dibandingkan
pre-vaksinasi, meskipun beberapa kabupaten/kota
(Kabupaten Lombok Timur dan Sumbawa Barat)
menunjukkan hasil sebaliknya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 298
Grafik 7. Hasil Sero – Positif Pemeriksaan Elisa Antraks
Tahun 2015
Pemeriksaan SE
Pemeriksaan ELISA SE yang telah dilakukan sebanyak
1.536 sampel serum pre vaksinasi dan 1.562 sampel post
vaksin, dengan target masing-masing sebanyak 1.500
sampel dari Pulau Sumbawa. Hasil pemeriksaan ELISA SE
menunjukkan adanya peningkatan sero-positif setelah
vaksinasi (post-vaksinasi). Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan vaksinasi SE berjalan dengan baik, karena terlihat
adanya peningkatan sero-positif pada ternak.
0102030405060708090
100
HASIL SERO-POSITIF PEMERIKSAAN ELISA ANTRAKSTAHUN 2015
Pre Vaksinasi Post Vaksinasi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 299
Grafik 8. Hasil Sero Positif Pemeriksaan Elisa SE
Tahun 2015
Pemeriksaan Parasit Internal Untuk Bidang Keswan
sebanyak 8.635 sampel.
Hasil pemeriksaan parasit internal dari 10 kabupaten/kota
menunjukkan bahwa infestasi cacing Nematoda (12,48%),
Cestoda (8,47%), Eimeria (2,47%), Nematoda + Eimiria
(1,05%), Cestoda + Eimiria (0,30%), Nematoda + Cestoda
+ Eimiria (Helminthiasis 2,94%) dan negative (72,29%).
Berdasarkan Tingkat prevalensi tiap kabupaten adalah :
Kota Mataram (9,97%), Lombok Barat (40,75%), Lombok
Tengah (23,72%), Lombok Timur (29,88%), Lombok Utara
(28,17%), Sumbawa Barat (21,80%), Sumbawa (38,10%),
Dompu (30,71%), Bima (21,18%), Kota Bima (7,84%).
Pemeriksaan Avian Influenza
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa titer antibody AI
rendah, dengan persentase tingkat protektifitas adalah
22,2%. Jika data tersebut dijadikan sumber dalam
mengevaluasi kegiatan vaksinasi AI, hal ini menunjukkan
bahwa kegiatan vaksinasi AI belum terlaksana dengan baik.
0
20
40
60
80
100
SumbawaBarat
Sumbawa Dompu Bima Kota Bima
HASIL SERO-POSITIF PEMERIKSAAN ELISA SETAHUN 2015
Pre Vaksinasi Post Vaksinasi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 300
Grafik 9. Hasil Pemeriksaan Hi Test Avian Influensa
Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba
Untuk pemeriksaan residu dan cemaran mikroba telah
dilakukan pemeriksaan sebanyak 200 sampel daging
sapi/kerbau dan 200 sampel telur, dari sampel tersebut
diperiksa Cemaran E.- Coli dan Coliform sebanyak 51
sampel. Hasil pemeriksaan TPC menunjukkan bahwa
tingkat cemaran mikroba daging sapi dari pasar tradisional
adalah 42,5% melebihi BMCM dan 57,5% kurang BMCM.
Sedangkan tingkat cemaran mikroba daging sapi dari
RPH adalah 32,5% melebihi BMCM dan 67,5% kurang
BMCM. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat cemaran
mikroba daging pada kegiatan surveilans cemaran
mikroba tahun 2015 di pasar tradisional lebih tinggi
dibandingkan di RPH.
0
50
100
150
200
250
300
350
Mataram LombokBarat
LombokTengah
LombokTimur
LombokUtara
Bima Kota Bima
HASIL PEMERIKSAAN HI TESTAVIAN INFLUENSA
Protektif Tidak Protektif
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 301
Grafik 10. Tingkat Cemaran Mikroba Daging Di Pasar dan
RPH Se – NTB Tahun 2015
Pemeriksaan E. coli dan Coliform dalam kegiatan ini
dilakukan pada 9 kabupaten/kota Se-NTB dengan sebanyak
51 sampel daging sapi dari target 50 sampel. Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388:2009 bahwa Batas
Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM) untuk E. Coli pada
daging adalah 1,0x101 cfu/gr, sedangkan untuk Coliformpada daging adalah 1,0x102 cfu/gr. Hasil pemeriksaan
terhadap cemaran E.coli dan Coliform sebanyak 51 sampel
adalah melebihi BMCM. E.coli dan Coliform merupakan
mikroorganisme indikator dalam pengawasan hygiene
sanitasi dari proses penanganan/pengolahan daging/pangan.
Oleh karena itu dapat disarankan perlu adaya peningkatan
hygiene sanitasi selama penanganan/pengolahan daging di
RPH sampai pemasarannya.
Fasilitasi Peralatan Laboratorium.
Fasilitasi tersebut yang adalah pengadaan peralatan
laboratorium berupa : Arktik Thermal Cycler (Gradient)
dan Assesories Thermal Cyclers, microwave, run VIEW
gel Documentation hood with camera, Laptop & ID
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 301
Grafik 10. Tingkat Cemaran Mikroba Daging Di Pasar dan
RPH Se – NTB Tahun 2015
Pemeriksaan E. coli dan Coliform dalam kegiatan ini
dilakukan pada 9 kabupaten/kota Se-NTB dengan sebanyak
51 sampel daging sapi dari target 50 sampel. Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388:2009 bahwa Batas
Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM) untuk E. Coli pada
daging adalah 1,0x101 cfu/gr, sedangkan untuk Coliformpada daging adalah 1,0x102 cfu/gr. Hasil pemeriksaan
terhadap cemaran E.coli dan Coliform sebanyak 51 sampel
adalah melebihi BMCM. E.coli dan Coliform merupakan
mikroorganisme indikator dalam pengawasan hygiene
sanitasi dari proses penanganan/pengolahan daging/pangan.
Oleh karena itu dapat disarankan perlu adaya peningkatan
hygiene sanitasi selama penanganan/pengolahan daging di
RPH sampai pemasarannya.
Fasilitasi Peralatan Laboratorium.
Fasilitasi tersebut yang adalah pengadaan peralatan
laboratorium berupa : Arktik Thermal Cycler (Gradient)
dan Assesories Thermal Cyclers, microwave, run VIEW
gel Documentation hood with camera, Laptop & ID
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pasar RPH
TINGKAT CEMARAN MIKROBA DAGING DIPASAR DAN RPH SE-NTB TAHUN 2015
≤ BMCM
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 301
Grafik 10. Tingkat Cemaran Mikroba Daging Di Pasar dan
RPH Se – NTB Tahun 2015
Pemeriksaan E. coli dan Coliform dalam kegiatan ini
dilakukan pada 9 kabupaten/kota Se-NTB dengan sebanyak
51 sampel daging sapi dari target 50 sampel. Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388:2009 bahwa Batas
Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM) untuk E. Coli pada
daging adalah 1,0x101 cfu/gr, sedangkan untuk Coliformpada daging adalah 1,0x102 cfu/gr. Hasil pemeriksaan
terhadap cemaran E.coli dan Coliform sebanyak 51 sampel
adalah melebihi BMCM. E.coli dan Coliform merupakan
mikroorganisme indikator dalam pengawasan hygiene
sanitasi dari proses penanganan/pengolahan daging/pangan.
Oleh karena itu dapat disarankan perlu adaya peningkatan
hygiene sanitasi selama penanganan/pengolahan daging di
RPH sampai pemasarannya.
Fasilitasi Peralatan Laboratorium.
Fasilitasi tersebut yang adalah pengadaan peralatan
laboratorium berupa : Arktik Thermal Cycler (Gradient)
dan Assesories Thermal Cyclers, microwave, run VIEW
gel Documentation hood with camera, Laptop & ID
TINGKAT CEMARAN MIKROBA DAGING DIPASAR DAN RPH SE-NTB TAHUN 2015
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 302
Analysis SoftwarerunVIEW real–timehorizontalgel
electrophoresis system, Mini Centrifuse, microcentrifuse,
Mikropipette, Heating Cooling Drybath, Hotplate Stirer,
Vortex M. Kedepannya Laboratorium Veteriner RSHLV
berencana akan menambah parameter uji yaitu PCR.
Fasilitasi Akreditasi Laboratorium Kesmavet
Fasilitasi akreditasi LaboratoriumKesmavet berupa
kegiatan pelatihan validasi metode dengan narasumber
dari BLKM Pulau Lombok, Bimbingan Teknis Sistem
Manajemen Mutu dari asesor KAN Laboratorium.
Pelatihan Petugas Laboratorium Kesehatan Hewan Type B
- Workshop Bimbingan Teknis pengujian TPC dan E. Coli
dengan teknis isolasi dan identifikasi
Tempat : Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi
Produk Hewan
Waktu : 23 s/d 26 Maret 2015
- Pelatihan I-Sikhnas Petugas Laboratorium Tingkat Provinsi
Tempat : PPMKP Ciawi Bogor
Waktu : 15 s/d 17 April 2015
- Pelatihan Pengambilan dan Penanganan Spesimen
untuk Diagnosis Penyakit Hewan
Tempat : Bogor
Waktu : 04 s/d 08 Mei 2015
- Monitoring dan Surveilans Residu Antibiotika dan
Cemaran Mikroba
Tempat : Aceh
Waktu : 18 s/d 20 Mei 2015
- Workshop Peningkatan Kompetensi Laboratorium Type
B dan Puskeswan Wilayah Kerja BBV Denpasar
Tempat : Balai Besar Veteriner Denpasar
Waktu : 22 s/d 24 Juni 2015
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 303
- In House Training Medik Veteriner
Tempat : Balai Besar Veteriner Denpasar
Waktu : 25 s/d 27 Juni 2015
- Workshop ISO 9001 : 2008
Tempat : BBV Denpasar
Waktu : 27 s/d 29 Juli 2015
- Workshop SNI ISO/IEC 17025 : 2008
Tempat : Balai Besar Veteriner Denpasar
Waktu : 10 s/d 12 September 2015
- Bimbingan Teknis Epidemiologi
Tempat : Semarang
Waktu : 30 November s/d 04 Desember 2015
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 304
7. BALAI INSEMINASI BUATAN
A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Nusa Tenggara
Barat, dibentuk berdasarkan
Peraturan Gubernur Nomor 23
Tahun 2008, mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian
tugas teknis Dinas di bidang
Inseminasi Buatan. Cikal bakal
Balai Inseminasi Buatan ini dimulai dengan terbentuknya Balai
Laboratorium Produksi dan Kesehatan Hewan (BLPKH) yang dibentuk
dengan PERDA Nomor 13 tahun 2001, mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas di Bidang Kesehatan
Hewan dan produksi peternakan.
Organisasi dan manajemen Balai Inseminasi Buatan (BIB) sebagai
berikut :
a. SUBBAGIAN TATA USAHA
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan urusan
tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga
dan melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan BIB
b. SEKSI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
Mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan program,
perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi serta produksi
dan distribusi semen beku yang digunakan dalam pelayanan IB
c. SEKSI PENGUJIAN DAN PENGAWASAN MUTU
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi serta
melakukan pengujian dan pengawasan mutu pelaksanaan
pelayanan IB
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 305
d. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD
Balai Inseminasi Buatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BIB diharapkan
dapat berperan dalam peningkatan kelahiran ternak sapi sesuai
Blue Print BSS dengan cara :
1. Meningkatkan cakupan pelayanan inseminasi buatan melalui
peningkatan penyediaan semen beku baik dengan produksi BIB
sendiri maupun melalui pengadaan semen bersubsidi produksi
BIB Nasional
2. Pembinaan pelayanan IB melalui pendekatan kelompok,
pelatihan teknis inseminasi (Inseminator, PKB dan ATR) baik
oleh BIBD sendiri maupun BIB Nasional
Dari uraian tupoksi diatas maka pada dokumen anggaran
pelaksanaan kegiatan tahun 2015 baik APBN maupun APBD
tercermin sebagian kegiatan yang mendukung terselenggaranya
pelaksanaan tupoksi dari Balai Inseminasi Buatan.
2. Tujuan Sebagai gambaran perkembangan ketatausahaan yang
menyangkut pengelolaan perkembangan kepegawaian,
pengelolaan barang / aset dan administrasi kelembagaan.
Sebagai gambaran capaian kinerja Balai Inseminasi Buatan
dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya sebagai
suatu lembaga yang diharapkan berkontribusi terhadap
peningkatan produksi dan produktifitas ternak melalui
optimalisasi penerapan teknologi Inseminasi Buatan (IB, TE,
Sperma Sexing, Sinkronisasi birahi)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 306
3. Ruang LingkupRuang lingkup penulisan laporan tahunan ini adalah sebagai berikut :
- Perkembangan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawab
Balai baik kegiatan utama (prosesing semen beku dan kegiatan
penunjangnya seperti penyiapan pakan dan pemeliharaan bull)
maupun kegiatan penunjang lainnya (pemeliharaan sapi perah, sapi
Bali JICA dan pemeliharaan sapi Brangus di instalasi Amor-Amor)
- Perkembangan distribusi semen beku, pelayanan inseminasi
buatan di Kabupaten/Kota, pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan pelayanan IB
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 307
B. PROGRAM / KEGIATAN DAN ANGGARAN
1. Sumber Dana APBDTabel 77. Program/Kegiatan Dan Anggaran Sumber Dana APBD Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada
Balai Inseminasi Buatan
No Program Dan Kegiatan JumlahAnggaran
I PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 110.575.0001 Penyedia Jasa Surat Menyurat 2.200.0002 Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan
Listrik40.175.000
3 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor 27.400.0004 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 40.800.000II PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA
APARATUR177.078.000
1 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 77.116.0002 Pemeliharan Rutin/Berkala Gedung Kantor 10.000.0003 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/
Operasional36.150.000
4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan danPerlengkapan kantor
53.812.000
III PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEMPELAPORAN
154.300.000
1 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan IkhtisarRealisasi Kinerja SKPD
145.550.000
2 Penyusunan Laporan absensi 9.000.000IV PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN 343.596.5001 Pembuatan Mani Beku 318.414.0002 Pembibitan dan Perawatan Ternak Sapi Brangus di
Instalasi Perbibitan Amor –Amor25.182.500
V PENINGKATAN KAPASITAS UPTD 790.710.0001 Peningkatan Peran dan Fungsi BIB 228.740.0002 Pengembangan Instalasi Perbibitan Sapi Amor - Amor 561.970.000
TOTAL 1.576.259.500
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 308
C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
Tabel 78. Capaian Realisasi Fisik Dan Keuangan Program/Kegiatan Sumber Dana APBDDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada BalaiInseminasi Buatan
NO PROGRAM DAN KEGIATAN TARGETREALISASI
SISA (Rp.)KEUANGAN FISIKRp. % %
I PELAYANAN ADMINITRASIPERKANTORAN 110.575.000 84.968.356 76,84 79,92 25.606.644
1 Penyedia jasa surat menyurat 2.200.000 2.200.000 100 100 02 Penyediaan jasa komunikasi
sumber daya air dan listrik 40.175.000 24.492.266 60,96 63,40 15.682.734
3 Penyediaan jasa peralatan danperlengkapan kantor 27.400.000 27.400.000 100 100 0
4 Penyediaan jasa administrasikeuangan 40.800.000 32.278.090 79,11 82,28 8.521.910
II PENINGKATAN SARANA DANPRASARANA APARATUR 177.078.000 136.743.545 77,22 80,31 40.334.455
1 Pengadaan Perlengkapangedung kantor 77.116.000 62.259.545 80,73 100 14.856.455
2 Pemeliharan rutin/berkalagedung kantor 10.000.000 10.000.000 100 100 0
3 Pemeliharaan rutin/berkalakendaraan dinas/operasional 36.150.000 14.127.000 39,08 40,64 22.023.000
4 Pemeliharan rutin/berkalaPeralatan dan Perlengkapankantor
53.812.000 50.357.000 93,58 97,32 3.455.000
III PENINGKATANPENGEMBANGAN SISTEMPELAPORAN
154.300.000 87.799.200 56,90 59,18 66.500.800
1 Penyusunan laporan capaiankinerja dan ikhtisar realisasikinerja SKPD
145.550.000 80.799.200 55,61 57,83 64.500.800
2 Penyusunan Laporan absensi 9.000.000 7.000.000 77,78 80,89 2.000.000IV PENINGKATAN PRODUKSI
HASIL PETERNAKAN 343.596.500 308.480.440 89,78 93,37 35.116.060
1 Pembuatan mani beku 318.414.000 294.481.440 92,48 96,18 23.932.5602 Pembibitan dan perawatan
ternak Sapi brangus di instalasiperbibitan Amor-amor
25.182.500 13.999.000 55,59 57,81 11.183.500
V PENINGKATAN KAPASITASUPTD 790.710.000 727.769.000 92,04 95,72 62.941.000
1 Peningkatan peran dan fungsiBIB 228.740.000 187.755.000 82,08 85,37 40.985.000
2 Pengembangan instalasiperbibitan sapi Amor-amor 561.970.000 540.014.000 96,09 99,94 21.956.000
TOTAL 1.576.259.500 1.426.104.940 90,47 94,09 150.154.560
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 309
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan - bahan yang diperlukan oleh Balai Inseminasi Buatan untuk
setahun, pengelolaan urusan ketatausahaan, kepegawaian seperti surat
menyurat, baik itu surat - surat kedinasan maupun surat yang terkait
langsung dengan setiap personil yang ada di Balai Inseminasi Buatan.
Selain itu sub bagian tata usaha ini juga bertugas mengelola barang -
barang inventaris/bidang perlengkapan, keuangan dan urusan rumah
tangga lainnya serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan
Balai Inseminasi Buatan. Sub bagian ini juga melaksanakan pengelolaan
terhadap lahan - lahan yang ada di balai. Lahan yang ada dipergunakan
untuk menanam tanaman hijauan makanan ternak guna memenuhi
kebutuhan ternak yang dipelihara di Balai Inseminasi Buatan.
1. Urusan KepegawaianBalai Inseminasi Buatan didukung oleh 31 orang pegawai negeri sipil, 1
orang Pegawai Honorer dan 19 orang pegawai kontrak.
2. Urusan PerlengkapanSub Bagian Perlengkapan sesuai dengan Perda Nomor 11 tahun 2001,
diserahi tugas membantu kelancaran pada Bagian Tata Usaha sebagai
unit yang melakukan pengelolaan terhadap Administrasi Perlengkapan.
Dalam Tahun Anggaran 2015, Sub Bagian Perlengkapan telah
melakukan kegiatan - kegiatan sebagai berikut :
a. Pengurus Barang
- Mencatat seluruh barang milik daerah yang berada di masing -
masing SKPD/UPTD yang berasal dari APBD maupun yang
berasal dari perolehan lainnya yang sah ke dalam Kartu
Inventaris Barang (KIB), Kartu Inventaris Ruangan (KIR), Buku
Inventaris (BI) dan Buku Induk Inventaris (BII) sesuai kodefikasi
dan penggelolaan barang milik daerah.
- Melakukan pencatatan barang milik daerah yang dipelihara /
diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 310
- Menyiapkan laporan barang pengguna sementara (LBPS) dan
laporan barang pengguna tahunan (LBPT) serta laporan
inventarisasi 5 (lima) tahunan yang berada di SKPD kepada
pengelola barang milik daerah.
- Menyiapkan usulan penghapusan barang milik daerah yang
rusak atau tidak dipergunakan lagi.
b. Penyimpan/Pemegang Barang pada SKPD
- Menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah
- Meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang
diterima.
- Meneliti jumlah dan kualitas barang milik daerah yang diterima
sesuai dengan dokumen pengadaan.
- Mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam buku/kartu
barang.
- Mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan
- Membuat laporan penerimaan, penyaluran, dan stock/persediaan
barang milik daerah kepada kepala satuan kerja perangkat
daerah (SKPD).
Luas tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Pemda NTB sekitar
329.156 m2 berada di Balai Inseminasi Buatan Lelede sedangkan
tanah milik Pemda NTB yang berada di Amor - Amor Desa
Selengen Kecamatan Bayan dan merupakan unit dari Balai
Inseminasi Buatan luasnya sekitar 250.000 m2. Bangunannya terdiri
dari Kantor, Guest House, kandang sapi dewasa, kandang anak
sapi, kandang melahirkan, gudang pakan, gudang mesin/alat,
rumah jaga dan pos jaga yang kondisinya masih baik.
Barang inventaris kantor yang berupa kendaraan roda 2 dan roda 4
terdiri dari Toyota Kijang Kf 83 Super Kf-83 1781 cc, Toyota Kijang
Kf-50 Beban/Pick – Up 1600 cc, Toyota Kijang Kf-50 Beban/Pick –
Up 1600 cc Truk JICA serta kendaraan roda 2 terdiri dari Honda,
Astrea Blade, Honda Win, dan Honda Supra X.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 311
I. PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
A. Inputa. Surat Masuk
Yang dimaksud dengan surat masuk dalam hal ini adalah setiap
surat kedinasan yang masuk dan ditujukan kepada Kepala Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Penanganan Surat Masuk
- Setiap surat masuk yang ditujukan kepada Kepala Balai
Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat terlebih dahulu harus dicatat
dalam buku agenda surat masuk dengan mencantumkam
antara lain asal surat, tanggal dan nomor surat serta maksud
atau perihal surat tersebut.
- Setelah surat tersebut diberikan lembar disposisi atau rolling
slip, kemudian dilanjutkan kepada Kepala Bagian Tata Usaha
untuk diparaf secara hierarki, dan selanjutnya baru dinaikkan
ke Kepala Balai Inseminasi Butan Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provisi Nusa Tenggara Barat.
- Setelah turun dari Kepala Inseminasi Buatan Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara
Barat, surat - surat tersebut diarahkan kepada unit/bagian
(sesuai disposisi kepala balai) untuk seterusnya disampaikan
kepada unit/bagian yang bersangkutan.
b. Surat KeluarYang dimaksud dengan surat keluar adalah setiap surat
kedinasan yang ditujukan kepada unit/instansi lain, baik yang
ditujukan kepada perorangan, organisasi maupun lembaga
Pemerintahan. Surat tersebut berasal dari unit/bagian yang
berada di lingkup Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat baik teknis
maupun administrasi, misalnya surat Keputusan Kepala Balai
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 312
Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Naskah Dinas, surat edaran, dan
lain-lain.
Penanganan Surat Keluar
1) Setiap surat keluar yang akan diajukan untuk ditandatangani
oleh Kepala Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
berasal dari unit/bagian dilingkup Balai Inseminasi Buatan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa
Tenggara Barat, terlebih dahulu :
- Harus diteliti dan dicek keabsahannya oleh unit/bagian
yang bersangkutan
- Diparaf oleh pejabat yang ditunjuk, sesuai edaran
Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2) Surat tersebut dinaikkan kepada Kepala Balai Inseminasi
Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa
Tenggara Barat untuk ditandatangani. Setelah surat tersebut
turun kemudian diberikan nomor pada agenda surat keluar dan
distempel Balai dan diberi tanggal kemudian disampaikan
kembali ke unit/bagian yang menangani surat tersebut dengan
meninggalkan 1 (satu) lembar untuk arsip Balai.
B. OutputAdapun beberapa output yang dihasilkan pada kegiatan pelayanan
administrasi perkantoran pada Balai Inseminasi Buatan antara lain
terselenggaranya pelayanan surat menyurat, tersedianya komputer,
listrik dan air, tersedianya peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan
pada seksi tata usaha, tercukupinya penerangan ruang kantor,
tersedianya peralatan Rumah Tangga kantor dan tersedianya
makanan dan minuman untuk keperluan rapat dan koordinasi antara
Balai dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa
Tenggara Barat maupun antara kepala - kepala seksi dan kepala -
kepala unit yang ada.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 313
C. Outcomes/Hasil Yang DicapaiAdapun hasil yang dicapai oleh sub bagian tata usaha antara
lain jumlah surat masuk pada tahun 2015 tercatat 146 buah surat,
sedangkan jumlah surat keluar untuk tahun 2015 adalah sebanyak
313 buah surat. Tercapainya keadaan yang lebih kondusif dengan
adanya petugas jaga malam. Renovasi beberapa bagian gedung
kantor sehingga keadaan kantor lebih baik dari sebelumnya.
Anggaran APBD yang dialokasikan untuk kegiatan pelayanan
administrasi perkantoran pada Balai Inseminasi Buatan (BIB) tahun
anggaran 2015 sebesar Rp. 110.575.000,- (seratus sepuluh juta
lima ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan realisasi keuangan
sebanyak Rp 84.968.356,- (delapan puluh empat juta sembilan
ratus enam puluh delapan ribu tiga ratus lima puluh enam rupiah)
atau sebesar 76,84% dan realisasi fisik sebesar 79,92% sehingga
ada efisiensi sebesar Rp. 25.606.644,- (dua puluh lima juta enam
ratus enam ribu enam ratus empat puluh empat rupiah).
II. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
A. InputKegiatan pengadaan perlengkapan gedung kantor yang
dilaksanakan dalam bentuk belanja modal meliputi : Pengadaan
Alat Pengolahan Tanah dan Tanaman, Pengadaan Alat - Alat
Peternakan, Pengadaan Alat Rumah Tangga dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 77.116.000,- (tujuh puluh tujuh juta seratus
enam belas ribu rupiah). Untuk kegiatan pemeliharaan rutin/berkala
gedung kantor dengan menggunakan anggaran belanja modal
sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), kegiatan
pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional sebesar
Rp. 36.150.000,- (tiga puluh enam juta seratus lima puluh juta
rupiah) dan untuk kegiatan pemeliharan rutin/berkala peralatan dan
perlengkapan kantor meliputi : pemeliharaan perlengkapan kantor,
peralatan pendukung Inseminasi Buatan (IB) dan belanja modal
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 314
pengadaan komputer, printer dan UPS dengan anggaran yang
tersedia sebesar Rp. 53.812.000,- (lima puluh tiga juta delapan
ratus dua belas ribu rupiah).
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional yang ada
di Balai Inseminasi Buatan rutin dilaksanakan tiap tahun sebanyak
9 (sembilan) kendaraan roda 2 dan 4 (empat) kendaraan Roda 4
dengan rincian sebagai berikut :
Daftar Kendaraan Operasional di Balai Inseminasi Buatan
No Jenis kendaraan Nomor Plat Pemegang Ket.1 Mobil Kijang DR 336 Kepala BIB2 Mobil Kijang Pick Up DR 9024 Pool BIB3 Mobil Truck DR 8129 Pool BIB4 Mobil Kijang Pick Up DR 9005 Instalasi Amor-Amor5 Sepeda motor DR 2576 J Kasubbag Tata Usaha6 Sepeda Motor DR 2872 J Kasi Produksi dan Distribusi7 Sepeda Motor DR 2577 J Suprapti8 Sepeda Motor B 6820 SQF Taufikurrahman, S.Pt9 Sepeda Motor DR 6789 Ir. Lalu Muhsinin
10 Sepeda Motor DR 2751 J Drh Dwi Iswanto11 Sepeda Motor DR 3081 Nurdin Raifin, S.Sos Lelang12 Sepeda Motor DR 2578 J Benun13 Sepeda Motor DR 2384 J Muhammad Yusuf
B. OutputAdapun beberapa output yang dihasilkan pada kegiatan peningkatan
sarana dan prasarana aparatur pada Balai Inseminasi Buatan adalah
untuk kegiatan pengadaan perlengkapan gedung kantor digunakan
pihak ketiga dalam hal ini sebagai pelaksana untuk pengadaan
Traktor adalah CV. Beak Ganggas yang beralamatkan di Jalan Dusun
Gelogor Selatan RT.02 Desa Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten
Lombok Barat dengan Direkturnya Ahmad Munzir, untuk pengadaan
alat-alat peternakan juga menggunakan pihak ketiga adalah CV.
Harapan Jaya dengan direkturnya RPH Iskandar yang beralamatkan
di Batanghari I/13 Kelurahan Tanjung Karang Permai Kota Mataram
dan untuk pengadaan alat rumah tangga dalam hal pengadaan
Camera Film juga menggunakan Pihak Ketiga.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 315
C. Outcomes/Hasil Yang DicapaiAdapun hasil yang dicapai pada program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur dengan kegiatan pengadaan perlengkapan
gedung kantor adalah tersedianya traktor tangan dengan
merk/model Quick/G 3000 Zeva dengan motor penggeraknya
bermerk/model Kubota sedangkan untuk pengadaan Chopper
dengan merk/model TF 85 (MLF-di) dan tersedianya gerobak
trailer, gerobak pengakut pakan dengan anggaran yang digunakan
sebesar Rp. 63.410.000,- dari anggaran yang tersedia sebesar Rp.
64.500.000,- sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp.
1.090.000,- dan camera dengan merk/model Canon EOS 700D
dengan anggaran yang digunakan sebesar Rp. 9.750.000,- dari
anggaran yang tersedia sebesar Rp. 9.966.000,- sehingga ada
efisiensi anggaran sebesar Rp.216.000,-. Pada kegiatan
pemeliharan rutin/berkala gedung kantor sudah dilaksanakan
sesuai dengan peruntukkannya belanja pemeliharaan gedung
meliputi perbaikan pagar, daun pintu, genteng, taman dan kandang.
Untuk kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional meliputi biaya servis kendaraan, penggantian
suku cadang, biaya bahan bakar dan biaya STNK serta biaya pajak
kendaraan sehingga kendaraan layak operasi semua dengan
anggaran yang digunakan sebesar Rp. 36.512.000,- dari anggaran
yang tersedia sebesar Rp. 46.150.000,- sehingga ada efisiensi
anggaran sebesar Rp. 9.638.000,-.
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan
perlengkapan kantor meliputi biaya pemeliharaan peralatan
Inseminasi Buatan, pemeliharaan komputer dan belanja modal
meliputi pengadaan Personal Computer dan pengadaan peralatan
Personal Computer. Untuk pengadaan personal dan peralatan
komputer telah diadakan oleh pihak ketiga dalam hal ini UD. MEDIA
TEKNIK yang beralamat di Jalan Tekukur Nomor 16 Banjar Pande,
Cakranegara berupa 2 unit Laptop Acer Aspire E5-473 (core i3-
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 316
4005u), 1 unit PC Lenovo idealcentre H30-50 Destop, 2 unit Printer
Canon Pixma MP287 dan 1 unit UPS Prolink 1200 va dengan
anggaran yang telah digunakan sebesar Rp. 26.000.000,- dari
alokasi anggaran sebesar Rp. 26.250.000,- sehingga ada efisiensi
anggaran sebesar Rp. 250.000,-
Anggaran yang tersedia untuk kegiatan peningkatan sarana dan
prasarana aparatur pada Balai Inseminasi Buatan (BIB) tahun
anggaran 2015 sebesar Rp. 177.078.000,-. Anggaran tersebut
bersumber dari APBD dengan realisasi keuangan sebesar Rp.
136.743.545,- atau sebesar 77,22% dan realisasi fisik sebesar
80,31% sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 40.334.455,-.
III.PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN
A. InputTata pemerintah yang baik (good governance) merupakan isu
yang paling mengemuka dalam pengelolaan admintrasi publik dewasa
ini, pola lama penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi bagi
tatanan masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan itu
merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh
semua elemen pemerintah dengan melakukan perubahan -
perubahan yang terarah salah satunya adalah sistem pelaporan.
Pengembangan sistem pelaporan yang baik dan akuntabel
merupakan harapan dalam mengelola adminstrasi sehingga
mampu menghasilkan capaian kinerja yang sesuai dengan tujuan
dari pemerintahan itu sendiri.
Balai Inseminasi Buatan merupakan unit pelaksana teknis dimana
diharapkan untuk fokus menangani inseminasi buatan yang ada di
Provinsi Nusa Tenggara Barat oleh sebab itu pemerintah melalui
APBD mengalokasikan untuk peningkatan pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan keuangan sebesar Rp.
154.300.000,- terdiri atas penyusunan laporan capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi kinerja SKPD sebesar Rp. 145.300.000,- dan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 317
penyusunan laporan absensi sebesar Rp. 9.000.000,-. Sistem
pelaporan yang baik dan akuntabel juga harus didukung oleh
sumber daya manusia dan teknologi yang memadai oleh sebab itu
peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan,
kursus, study banding sangat diharapkan.
B. OutputKinerja organisasi dipengaruhi oleh perilaku dari anggota organisasi
baik secara individual maupun kelompok. Hal tersebut didasarkan
pada penilaian bahwa kinerja akan memberikan konstribusi pada
kinerja kelompok yang pada akhirnya memberikan konstribusi pada
kinerja organisasi.
Kinerja seseorang merupakan hasil interaksi antara kemampuan,
motivasi dan kesempatan. Perhatian dan pembenahan terhadap
situasi dan kondisi lingkungan kerja,kemampuan, pengetahuan dan
keterampilan, pengalaman dan kesempatan.
C. Outcomes/Hasil Yang DicapaiDari anggaran yang dialokasi secara kuantitas mungkin sangat
kurang tetapi harapan dari pemerintah itu sendiri adalah
meningkatnya kualitas dan capaian kinerja seseorang sehingga
mampu meningkatkan kinerja organisasi.
Adapun yang bisa dilaksanakan dari alokasi anggaran tersebut
adalah :
- Meningkatnya motivasi kerja diakibatkan oleh adanya alokasi
untuk jasa lembur bagi pegawai yang bekerja di luar jam kerja
yang sesungguhnya
- Tersedianya perlengkapan kerja yang memadai
- Adanya reward/penghargaan terhadap kegiatan-kegiatan yang
menunjang pencapaian kinerja
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 318
PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
1. Pembuatan Mani BekuInput
Kegiatan Pembuatan Mani
Beku/Produksi Mani Beku
merupakan kegiatan rutin
setiap tahunnya yang
dilaksanakan Seksi Produksi
dan Distribusi Balai
Inseminasi Buatan yang sumber dananya dari dana APBD.
Secara rinci besarnya pagu dana yang disiapkan dan dituangkan
dalam DPA SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat UPTD Balai Inseminasi Buatan
serta Sub Kegiatan yang diadakan untuk Pembuatan Mani Beku
sebagaimana tabel 79 berikut :Tabel 79. Realisasi Fisik dan Keuangan Program Peningkatan Reproduksi Hasil
Peternakan Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan HewanProvinsi NTB Tahun 2015
No Uraian JumlahAnggaran
RealisasiSisa (Rp.)Keuangan Fisik
Rp % %Program Peningkatan Reproduksi Hasil PeternakanKegiatan Pembuatan ManiBeku 318.414.000 294.481.440 92,48 96,18 23.932.560
1. Belanja Pegawai 24.700.000 23.400.000 94,74 98,53 1.300.000
2. Belanja Barang/Jasa 293.714.000 271.081.440 92,29 95,99 22.632.560- Belanja Bahan/Bibit
Tanaman- Belanja Bahan Obat –
Obatan- Belanja Bahan
Kimia
198.080.000
1.384.000
62.250.000
191.460.000
1.384.000
62.738.440
96,66
100
100,78
96,66
100
100
6.620.000
0
(488.440)-
3. Belanja Jasa Kantor 32.000.000 15.499.000 48,43 50,337 16.501.000- Belanja Paket/
Pengiriman- Belanja Jasa Uji
Laboratorium
10.000.000
22.000.000
2.000.000
13.499.000
20
61,36
20,80
63,81
8.000.000
8.501.000
JUMLAH 343.596.500 308.480.440 89,78 93,37 35.116.060
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 319
Berdasarkan jumlah dana di atas yaitu sebesar Rp.
318.414.000,- yang dilaksanakan oleh Seksi Produksi dan
Distribusi, ditargetkan produksi semen beku sebesar 45.000
dosis dari jumlah sapi bull produktif menghasilkan semen yang
ada yaitu sebanyak 14 ekor.
Bull (Pejantan Unggul) yang diternak
diletakkan pada beberapa kandang
dengan dengan sekat untuk masing-
masing ekor. Jumlah ternak Pejantan
Unggul yang dimiliki oleh BIB
Banyumulek adalah 17 ekor dengan biaya pakan konsentrat
Susu - A yang direkomendasikan oleh BBIB Singosari produksi
Comfeed Surabaya sebesar Rp. 198.080.000,- dan biaya
pengobatan sebesar Rp.1.384.000,-
Usaha menjaga keamanan kesehatan ternak secara rutin
dilakukan sanitasi kandang dan membersihkan lingkungan,
pemberian obat dan vitamin secara periodik. Tindakan
pengobatan dilakukan jika
ditemukan ternak yang
memperlihatkan gejala suatu
penyakit, ternak tersebut dibawa ke
kandang isolasi untuk diobati untuk
mencegah penularan yang lebih
lanjut pada ternak - ternak yang masih sehat.
Pemeliharaan ternak Sapi yang ada di BIB Banyumulek adalah:
b) Pemberian Hijauan Pakan Ternak
Hijauan diberikan dalam keadaan segar setelah dicincang
dengan parang, yang diberikan 2 (dua) kali sehari yaitu pagi
jam 08.00 dan sore jam 16.00 Wita.
c) Pemberian Pakan Konsentrat
Pemberian konsentrat Susu A yang diperoleh dari produsen
Comfeed Surabaya sebagai pakan tambahan bagi Bull (Sapi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 320
Pejantan Unggul) diberikan sebanyak 4 kg/hari dengan
pengaturan yaitu pagi hari sejumlah 2 kg pada pukul 07.00
dan sore hari 2 kg pada pukul 15.00 Wita
d) Pemberian Air Minum
Pemberian air minum diberikan pada bak air dalam kandang
secara ad libitum (tanpa dibatasi).
e) Perawatan, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
Untuk mencegah dan mengobati penyakit dilakukan
beberapa kegiatan yaitu:
- Ternak - ternak sapi dibersihkan dan dimandikan 1 (satu)
kali sehari
- Pembersihan kandang setiap pagi hari
- Ternak yang sakit dirawat secara intensif dengan
pengontrolan setiap hari.
Output
Penyediaan makanan ternak sapi tersedia cukup sepanjang
hari. Sumber utama hijauan yang diberikan yaitu Hijauan Pakan
Ternak yang diambil dari kebun rumput HPT Banyumulek.
Banyaknya pemberian sekitar 40 kg/ekor/hari dengan 2 (dua)
kali pemberian yaitu pagi dan sore.
Pemberian makanan konsentrat Susu - A berdasarkan
pengadaan anggaran tahun 2015 berupa makanan tambahan
sapi 2 (dua) kali sehari sebanyak 4 kg/ekor/hari.
Pengadaan obat - obatan yang dianggarkan untuk sapi
pejantan unggul adalah sebesar Rp. 1.384.000,- yang terdiri
dari 4 botol Vitamin B Complex 100 ml, 2 botol Dimedril 50 ml, 2
botol Novaldon 50 ml, 1 botol Terramyscine LA 100ml, 4 botol
Wormzol (10Bolus/botol), 1 tin Gusanex Spray 1,3 oz dan 5
botol Vigantol 50 ml.
Dalam pelaksanaan anggaran dan target Pembuatan Mani
Beku yaitu sebesar Rp. 318.414.000,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp. 294.481.440,- atau sebesar 92,48%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 321
Sementara untuk pembuatan/produksi mani beku dapat
terlaksana sebesar 49.280 dosis dari target 45.000 dosis atau
tingkat capaian sebesar 112,02% yang artinya bahwa
pembuatan/produksi mani beku sudah jauh melampaui target
yang ditetapkan karena terdapat kelebihan produksi sebesar
4.280 dosis atau sebesar 12,02% .
Outcomes/Hasil Yang Dicapai
Tercapainya target pembuatan/produksi mani beku
mempengaruhi jumlah stock mani beku yang ada di Balai
Inseminasi Buatan dan akan mempengaruhi pula banyaknya
distribusi semen beku yang diproduksi BIB yang beredar di
masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah
PAD dari mani beku. Hal ini dapat ditunjukkan dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD) 2015 dari mani beku melebihi target yang
ditetapkan PEMDA Provinsi
Nusa Tenggara Barat yaitu
sebesar Rp. 75.000.000,-
jauh terlampaui dengan
realisasi yaitu sebesar Rp.
244.937.250,- atau tingkat
capaian sebesar 325,09% artinya terdapat kelebihan PAD yang
dapat di setorkan dari mani beku Balai Inseminasi Buatan yaitu
sebesar Rp. 169.937.250,- atau sekitar 225,09%.
Pada kegiatan pencapaian hasil, target produksi semen beku
sebanyak 45.000 dosis. Dan dari target tersebut terealisasi
sebanyak 49.280 ( 112,02%) dosis, ini berarti bahwa hasilnya
jauh dari target yang ditentukan, kelebihan produksi sebanyak
4.280 dosis atau sekitar 12,02%. Hal ini mengindikasikan bahwa
terjadi peningkatan produksi semen beku pada tahun 2015.
Disamping itu dengan adanya peningkatan produksi semen beku
yang dihasilkan maka terjadi peningkatan pelayanan IB di
kabupaten/kota, sementara pelayanan IB tahun 2015 sekitar
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 322
24.898 dosis. Dari hasil tersebut maka pelayanan IB sesuai dengan
target APBD maka dapat mencapai target sebesar 5.000 dosis.
Pada kegiatan processing mani beku ini jumlah anggaran yang
diperoleh pada tahun 2015 dari APBD sebesar Rp. 318.414.000,-
terealisasi fisik sebesar (100%). Pada pencapaian hasil, target
produksi semen beku sebanyak 45.000 dosis dan dari target
tersebut terealisasi sebanyak 49.280 (112,02%) dosis, ini berarti
bahwa hasilnya sudah melebihi target jauh dari yang di tentukan,
kelebihan produksi sebanyak 4.280 dosis atau sekitar 12,02%.
Penurunan produksi semen beku pada umumnya disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya; 1). Peralatan untuk proses produksi
(Filling Sealing Machine). Dari hasil produksi semen beku
sebanyak 49.280 dosis yang sudah didistribusikan ke seluruh
Kabupaten/Kota sebanyak 67.750 dosis. Distribusi tersebut terdiri
atas produksi semen beku tahun 2015 dan sisa produksi tahun
2014. Penurunan permintaan masyarakat terhadap semen beku
sapi bali dikarenakan masyarakat lebih dominan kepada semen
beku sapi eksotik sehingga stok yang ada berlebihan.
2. Pemeliharaan Sapi Perah
a. InputAdapun ternak sapi perah yang diadakan sebagai titik awal
kegiatan adalah berjumlah 10 (sepuluh) ekor jenis Frisien Holland
(FH) yang didatangkan dari daerah Lembang Jawa Barat. Ternak
yang dibeli berupa ternak yang sedang bunting pertama sekitar 7 -
9 bulan dengan harapan akan lebih cepat berproduksi.
Ternak sapi perah didatangkan sekitar pertengahan Oktober 2003
dan terakhir berproduksi pada bulan agustus 2014 saat sekarang
sudah tidak mampu berproduksi lagi (afkir).
Sampai dengan Desember 2015 ternak tersebut sudah
berjumlah 7 (tujuh) ekor dengan rincian sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 323
Tabel 80. Perkembangan Sapi Perah yang ada di Balai
Inseminasi Buatan TA. 2015
NoKeadaan
Awal Tahun JumlahPerkembangan Keadaan
Akhir TahunLahir Mati Hilang1 Betina Muda/Dara - - - -2 Jantan Muda/Dara - - - - -3 Betina Dewasa 7 - - - 7
Jumlah 7 - - - 7
b. Output- Pembiayaan
Kegiatan sapi perah pada Balai Inseminasi Buatan yang
berlokasi di Lelede kecamatan Kediri Lombok Barat dibiayai
oleh anggaran APBD sebesar Rp. 51.200.000,- jumlah
anggaran tersebut diatas hanya sampai bulan Juli 2015
sedangkan mulai Agustus 2015 pada saat perubahan APBD
tidak memperoleh anggaran lagi (nihil) dengan kata lain
bahwa kegiatan ini dalam penggunaan anggaran tidak dapat
terealisasi secara maksimal.
- Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada tahun 2015 tidak di alokasikan
lagi dalam anggarannya.
c. Outcomes/Hasil Yang DicapaiUntuk kegiatan Produksi susu yang dihasilkan oleh sapi perah
mulai pertengahan tahun 2015 sudah tidak dianggarkan lagi
sehingga sapi perah tidak berproduksi lagi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 324
3. Pembibitan Dan Perawatan Ternak Sapi Brangus Di InstalasiAmor – Amor
a. InputKeberhasilan usaha
peternakan ditentukan oleh
manejemen pemeliharaan
yang baik diantaranya yang
perlu diperhatikan adalah
tatalaksana perkandangan,
tatalaksana padang pengembalaan, pencegahan penyakit dan
tindakan pengobatan secara dini pada ternak yang sakit
maupun yang bunting serta yang melahirkan. Sistem
pemeliharaan sapi brangus memakai sistem perkandangan dan
penggembalaan secara intensif.
Bibit yang diternak diletakkan pada beberapa kandang yaitu
kandang beranak, kandang anak dan kandang dewasa jantan dan
betina. Usaha menjaga keamanan kesehatan ternak secara rutin
dilakukan sanitasi kandang dan membersihkan lingkungan,
pemberian obat dan vitamin secara periodik. Tindakan
pengobatan dilakukan jika ditemukan ternak yang
menderita/memperlihatkan gejala suatu penyakit, ternak tersebut
dibawa ke kandang isolasi untuk diobati untuk mencegah
penularan yang lebih lanjut pada ternak-ternak yang masih sehat.
1). Pemberian Hijauan Makanan Ternak
Hijauan diberikan dalam keadaan segar setelah dicincang
dengan parang, yang diberikan 2 (dua) kali sehari yaitu
pagi jam 11.00 dan sore jam 17.00.
2). Pemberian Pakan Konsentrat
Pemberian konsentrat diberikan pagi hari berupa Multi
Nutrient Plus (MNP)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 325
3). Pemberian Air Minum
Pemberian air minum diberikan pada bak air dalam
kandang dan bak air di padang pengembalaan secara ad
libitum (tanpa dibatasi).
4). Perawatan, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
Untuk mencegah dan mengobati penyakit dilakukan
beberapa kegiatan yaitu :
- Ternak - ternak sapi dibersihkan dan dimandikan 1 (satu)
kali sehari
- Pembersihan kandang setiap pagi hari
- Ternak yang sakit dirawat secara intensif dengan
pengontrolan setiap hari.
b. OutputPenyediaan makanan ternak sapi tersedia cukup sepanjang hari.
Sumber utama hijauan yang diberikan yaitu rumput King Grass
(Rumput Raja) yang diambil dari kebun rumput. Banyaknya
pemberian sekitar 40 kg/ekor/hari dengan 2 (dua) kali pemberian
yaitu pagi dan sore.
Pemberian makanan konsentrat (MNP) berdasarkan pengadaan
anggaran tahun 2015 berupa makanan tambahan sapi 1 (satu)
kali sehari sebanyak 4 kg/ekor/hari.
c. Outcomes/Hasil Yang DicapaiJumlah ternak yang ada di TPT. Amor-Amor sampai akhir
Desember 2015 seperti pada tabel 72 berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 326
Tabel 81. Keadaan dan Produksi Sapi Brangus di TPT Amor-Amor
Tahun 2015
NoKeadaan
Awal Tahun JumlahPerkembangan Keadaan
Akhir TahunLahir Mati Hilang
1 Anak Betina 9 - - - 92 Anak Jantan 4 - - - 43 Betina Muda 5 - - - 54 Jantan Muda 1 - - - 15 Betina Dewasa 12 - - - 126 Jantan Dewasa 0 - - - 0
J u m l a h 31 - - - 31
Perkembangan produksi sapi brangus yang dipelihara di TPT
Amor - Amor pada tahun 2015 yaitu 31 ekor terdiri dari sapi betina
dewasa, jantan dewasa, anak betina, dan anak jantan.
PENINGKATAN KAPASITAS UPTD
1. Peningkatan peran dan fungsi BIBa. Input
Usaha pemerintah untuk mendatangkan bibit ternak unggul
dari luar negeri atau grading–up terhadap ternak lokal, bila
tidak diimbangi dengan pemberian pakan yang memadai,
maka bibit unggul dan keturunannya yang memiliki sifat
genetik baik tentu saja tidak akan mampu tumbuh sesuai
dengan sifat pembawaan mereka.
Sebagaimana dimaklumi bahwa
ternak sapi, makanan pokoknya
adalah hijauan sehingga harus
diusahakan hijauan jenis unggul.
Dengan demikian ketersediaan
hijauan tetap ada sepanjang musim secara kontinyu. Hijauan
pakan ternak hanya bisa dilakukan secara baik apabila
kondisi lahannya subur, berair dan iklim
mendukung.Kesuburan tanah sangat penting sekali terhadap
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 327
pertumbuhan hijauan karena dengan demikian produksi
hijauan akan lebih baik dan meningkat sehingga kebutuhan
ternak akan hijauan terpenuhi.
Pengembangan Hijauan Pakan
Ternak yang dikelola oleh Balai
Inseminasi Buatan (BIB) yang
berlokasi di Banyumulek
Kecamatan Kediri Kabupaten
Lombok Barat pada tahun 2015 seluas + 9 Ha, dengan
berbagai jenis Hijauan Pakan Ternak harapan dapat
memenuhi kebutuhan ternak akan hijauan sepanjang musim
secara kontinyu.
Dalam rangka peningkatan peran dan fungsi Balai
Inseminasi Buatan, pemerintah dalam hal ini Provinsi Nusa
Tenggara Barat melalui Anggaran Pembangunan Belanja
Daerah (APBD) mengalokasi sebesar Rp. 228.740.000,-
(dua ratus dua puluh delapan juta tujuh ratus empat puluh
ribu rupiah) untuk dipergunakan pada kegiatan antara lain :
Belanja bahan pakan/jagung musim kering
Bahan kimia HPT
Belanja Sertifikasi Produksi
Belanja Jasa Kebersihan Kandang
Belanja Jasa Petugas Keamanan
Belanja makan minum kerja bakti
Belanja Perjalanan Dinas luar daerah
b. OutputPelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama satu tahun
penuh yang didukung oleh sarana dan prasarana yang
mendukung seperti :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 328
1. Traktor :
- Untuk membajak
- Untuk mengangkut hijauan dari kebun rumput ke
tempat pencacahan (chopper)
2. Mesin penyedot air dan selang (untuk menyiram)
3. Chopper untuk mencacah hijauan
4. Mesin potong rumput
5. Gerobak untuk mengangkut hijauan dari tempat Chopper
ke kandang
6. Sumur bor
7. Parang
8. Sabit
9. Cangkul
10. Pupuk
Lahan yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan adalah +
9 Ha yang berlokasi di Lelede Kecamatan Kediri Kabupaten
Lombok Barat.
c. Outcomes/Hasil Yang DicapaiProduksi Hijauan Pakan Ternak
pada awal tahun 2015 sampai
pertengahan tahun mengalami
penurunan produksi disebabkan
mulai musim kemarau,
puncaknya pada bulan Agustus
sampai dengan November 2015 dimana produksi Hijauan
Pakan Ternak di lahan Kebun HPT Banyumulek seluas 9 Ha
mengalami penurunan produksi. sementara kebutuhan HPT
untuk ternak yang ada di tahun 2015 dapat mencapai 1,6 ton
perhari.
Pada pertengahan bulan November produksi kembali normal
dengan upaya - upaya yang dilakukan untuk mencukupi
kebutuhan hijauan bagi ternak - ternak yang ada melalui
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 329
perbaikan-perbaikan bibit rumput, pemupukan yang teratur
drainase dan saluran tersier, sumur bor serta meningkatkan
keamanan dalam menjaga HMT. Adapun anggaran yang
terserap melalui kegiatan tersebut di atas sebesar Rp.185.760.000,- (seratus delapan puluh lima juta tujuhratus enam puluh ribu rupiah) atau sebesar 95,79%.
Setelah dilakukan perbaikan perbaikan melalui kegiatan-
kegiatan tersebut diatas lahan yang ada di HPT Lelede
mampu memproduksi hijauan sebesar 2 ton/hari sehingga
cukup untuk kebutuhan sapi - sapi yang ada dan kelebihan
dari produksi tiap hari dibuatkan dalam bentuk silsase untuk
membantu stock pakan pada musim kering untuk tahun 2015
2. Pengembangan Instalasi perbibitan Sapi Amor - Amora. Input
Bibit ternak yang dikembangkan di Pusat Pengembangan Sapi
Brangus (TPT Amor-Amor) di Dusun Amor-Amor Desa Gumantar
Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Barat adalah sapi
brangus yang didatangkan dari Tapos (Tri. S), hasil persilangan
antara sapi Brangus dari India dan Angus dari Australia.
Secara umum kegiatan pengembangan instalasi pembibitan
sapi Amor - Amor dalam tahun anggaran 2015 meliputi :
1. Belanja barang dan jasa
2. Belanja bahan dan peralatan kebersihan
3. Peremajaan Hijauan Makanan Ternak
4. Belanja jasa petugas kebersihan kandang (untuk hari libur)
5. Belanja jasa keamanan kantor
6. Biaya makan minum kebersihan kerja bhakti
7. Belanja pakaian kerja lapangan
8. Belanja perjalanan koordinasi ke induk
9. Belanja modal
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 330
Pengembangan sarana tata kelola air
Pembangunan Gudang penyimpanan pakan
Perbaikan kandang
Pemagaran kebun HMT
Untuk menunjang kegiatan yang ada di instalasi perbibitan sapi
Amor - Amor pemerintah telah mengalokasikan anggaran dari
APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp. 530.400.000,-(lima ratus tiga puluh juta empat ratus ribu rupiah) untuk
alokasi kegiatan di atas.
b. OutputUsaha menjaga keamanan kesehatan ternak secara rutin
dilakukan sanitasi kandang dan membersihkan lingkungan,
pemberian obat dan vitamin secara periodik. Tindakan
pengobatan dilakukan jika ditemukan ternak yang
memperlihatkan gejala suatu penyakit, ternak tersebut dibawa ke
kandang isolasi untuk diobati untuk mencegah penularan yang
lebih lanjut pada ternak - ternak yang masih sehat.
Untuk menjaga kesehatan dan keamanan ternak juga di
dukung oleh peralatan kerbersihan kandang, pakaian lapangan
yang memenuhi standar untuk digunakan serta koordinasi yang
baik antara pelaksana di lapangan dengan pimpinan balai
maupun kepala dinas.
Dalam menunjang kegiatan
yang ada di TPT Amor - Amor
dalam masalah kebutuhan air telah
dikembangkan Sarana Tata Kelola
Air yang di pihakketigakan dalam
hal ini dilaksanakan oleh CV. Nank
Rizka yang beralamat di Tanjung begitu pula untuk keamanan
pakan hijauan yang ada di areal TPT Amor - Amor sudah
dialokasi anggaran untuk pemagaran kebun HMT dalam hal ini
dilaksanakan oleh CV. Anita Citra yang beralamat di Arya
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 331
Banjar Getas Kota Mataram sedangkan untuk pembangunan
gudang pakan dilaksanakan oleh CV. Pade Skedi yang
beralamat di Sandik Lombok Barat.
Perbaikan kandang dilaksanakan oleh CV. Anita Citra
dengan tujuan untuk memperluas areal kandang yang ada dan
memperbaikan kandang yang telah dimakan usia yang berada
di sisi sebelah timur TPT Amor - Amor.
c. Outcomes/Hasil Yang DicapaiPenggunaan anggaran yang sangat minim diharapkan
memperoleh hasil yang maksimal
dalam pencapaiannya. Hal ini
merupakan upaya kreatif dari
pelaksana lapangan dengan
tidak mengabaikan sasaran
pokok yang ingin dicapai oleh
pemerintah.
Adapun hasil yang mampu dicapai oleh Balai Inseminasi
Buatan dalam mengembangkan instalasi perbibitan Amor -
Amor yang merupakan warisan instalasi pusat meliputi: 1).
Belanja Barang dan jasa sebesar Rp. 130.400.000,- 2).
Belanja Bahan dan peralatan kebersihan sebesar Rp.
10.000.000,- 3). Peremajaan hijauan makanan sebesar Rp.
100.000.000,- 4). Belanja petugas kebersihan kandang pada
hari libur sebesar Rp. 18.000.000,- 5). Belanja jasa keamanan
kantor instalasi sebesar Rp. 24.000.000,- 6) Belanja makan
minum kerja bakti sebesar Rp. 2.000.000,- 7). Belanja pakaian
lapangan sebesar Rp. 1.920.000,- 8). Belanja perjalanan
koordinatif ke induk sebesar 5.000.000,- dan 9). Belanja Modal
sebesar Rp. 400.000.000- meliputi 1). Pengembangan Sarana
Tata Kelola Air. 2). Pembangunan gudang penyimpanan pakan,
3). Perbaikan Kandang dan 4). Pemagaran kebun HMT.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 332
8. BALAI PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANANTERNAK SERADING
A. PENDAHULUAN
1. LatarBelakangDalam upaya mendorong berkembangan
sistem dan usaha agribisnis peternakan
yang berdaya saing dan mampu
meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat, pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
menetapkan beberapa program unggulan. Salah satu diantaranya
adalah Program “PIJAR“ (Sapi, Jagung dan Rumput Laut).
Sejalan dengan kebijakan dan penetapan Gubernur Nusa Tenggara
Barat untuk menjadikan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai “BumiSejuta Sapi”, maka keberadaan
dan peran BPTHMT Serading
sangat strategis dalam mengawal
suksesnya program BSS tersebut.
Dalam menjalankan fungsinya
BPTHMT Serading diharapkan
dapat berperan :
1. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah yang mampu menghasilkan
dan menyediakan bibit ternak dan pejantan unggul sapi potong
serta benih pakan makan ternak yang bermutu guna memenuhi
kebutuhan peternak di Nusa Tenggara Barat dan daerah lainnya;
2. Sebagai tempat penyuluhan, pelatihan, magang bagi petani ternak
maupun petugas peternakan dan penelitian, praktek lapang bagi
para mahasiswa/mahasiswi serta pihak-pihak terkait lainnya;
3. Sebagai tempat uji coba teknologi terapan melalui kerjasama dengan
lembaga penelitian, Perguruan Tinggi dan pihak-pihak lainnya;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 333
4. Sebagai unit yang mampu memberikan pembinaan dan bimbingan
teknis di bidang pembibitan ternak sapi maupun pembibitan Hijauan
Pakan Ternak di Nusa Tenggara Barat dan kerjasama teknis dengan
daerah lainnya;
5. Sebagai sumber penerimaan daerah (PAD) yaitu dengan
mengembangkan unit-unit usaha peternakan yang produktif.
Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPTHMT)
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang dimiliki
oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara
Barat, dibentuk berdasarkan PERGUBNTB Nomor 23 Tahun 2008.
Sesuai Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun
2008 dimaksudkan untuk meningkatkan jangkauan serta mutu
pelayanan peternakan bagi masyarakat/peternak dan sekaligus
melakukan upaya-upaya peningkatan produksi peternakan,BPTHMT
Serading mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan sebagian tugas
teknis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB di
bidang Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak
Dalam melakukan tugas pokok tersebut, BPT HMT Serading mempunyai
fungsi :
1. Pelaksanaan analisis teknis kegiatan pembibitan ternak dan hijauan
makanan ternak
2. Pelaksanaan pengujian dan penerapan kegiatan pembibitan ternak
dan hijauan makanan ternak
3. Pelaksanaan kebijakan teknis kegiatan pembibitan ternak dan
hijauan makanan ternak
4. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum dan keuangan
Pada tahun 2015 Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan
Ternak Serading melaksanakan beberapa kegiatan yang dibiayai dari
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan dana
Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan (APBN) melalui DIPA Satker - 06.
Dalam upaya mengukur kinerja sekaligusuntuk mengetahui
perkembangan dan kemajuan pelaksanaan kegiatan serta identifikasi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 334
permasalahan dan upaya - upaya pemecahan masalah yang dilakukan
dalam pelaksanaan kegiatan oleh unit- unit kerja di Balai Pembibitan
Ternak dan Hijauan Makanan Ternak pada tahun 2015 akan diuraikan
dalam Laporan Tahunan 2015.
2. TujuanTujuan yang ingin dicapai adalah :
- Peningkatan produksi dan produktifitas UPTD – BPTHMT Serading
sebagai Pusat Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak
yang handal
- Menghasilkan dan memenuhi kebutuhan bibit ternak/benih HPT secara
nasional pada umumnya dan di provinsi NTB pada khususnya.
- Meningkatkan kualitas SDM Penyuluh, Petugas dan Kelompok Tani
Ternak melalui TOT, Diklat dan Pendampingan Teknis.
- Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana BPTHMT Serading
sebagai tempat pelatihan dan magang.
3. RuangLingkupRuanglingkupkegiatan BPTHMT
Seradingadalahkegiatanpembibitanternakdanhijauanmakananternakd
engan sasaran pelaksanaan kegiatan BPTHMT Serading tahun 2015
adalah :
- Tersedianya bibit/benih HPT yang berkualitas sejumlah 1.000 kg
dan 700.000 pols/stek
- Tercapainya pertumbuhan populasi20% dengan angka kematian rata-
rata di bawah 5%
- Terlaksananya penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan
sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku
- Terpenuhinya PAD sesuaidengan target
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 335
B. PROGRAM/KEGIATAN DAN ANGGARANJumlah dana yang dialokasikan untuk mendukung program/kegiatan
BPTHMTpadatahun anggaran 2015adalah sebesar Rp.4.272.850.000,-(empatmiliardua ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus lima puluh riburupiah) yang terdiri dari sumber dana APBD sebesar Rp.1.125.850.000,-(satu milyar seratus dua puluh lima juta delapan ratus lima puluh riburupiah) dan sumber dana APBNsebesar Rp. 3.147.000.000.-(tiga milyarseratusempat puluh tujuh juta rupiah).
Dalam tabel 82berikut disajikan jumlah dana dan sumber pembiayaan
pendukung program/kegiatan pada BPTHMT tahun 2015 serta realisasinya
sampai dengan bulan Desember 2015.
Tabel 82. Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Pada BPT HMTSerading Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi NTB Tahun 2015
No. Program
SumberPembiayaan Total
(Rp.000)
Realisasi Fisik(%)
SIAP(Rp.000)APBD
(Rp.000)APBN
(Rp.000) Rp. (000) %
1.
2.
PencapaianSwasembadaDaging SapidanPeningkatanPenyediaanPanganHewani yangASUH
KegiatanPembibitanTernak danHMT padaBPTHMTSerading
-
1.125.850
3.147.000
-
3.147.000
1.125.850
3.029.726
919.267,638
96,27
81,65
100
95,65
117.274
206.582,362
Sumber Dana APBDSampai dengan bulan Desember 2015 jumlah dana yang telah terserap
sebesar Rp. 919.267.638,-(sembilan ratus sembilan belas juta duaratus enampuluhtujuh ribu enam ratus tiga puluh delapanrupiah)atau sebesar 81,65%dari jumlah dana yang disediakan yaitu
Rp. 1.125.850.000,- (satu milyar seratus dua puluh lima jutadelapan ratus lima puluh ribu rupiah) sehingga terdapat dana SIAP
sejumlah Rp. 206.582.362,-. (dua ratus enam juta lima ratus delapan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 336
puluh dua ribu tiga ratus enam puluh dua rupiah) Dana SIAP tersebut
berasal dari:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran : Rp. 8.815.894,-terdiri dari :
- Penyediaan Jasa Komunikasi, SumberDaya Air dan Listrik Rp. 3.414.894,-
- Penyediaan Jasa Peralatan danPerlengkapan Kantor Rp. 1.000,-- Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Rp. 5.400.000,-
2. Program Peningkatan Sarana Prasarana Rp. 10.378.668,-Aparatur terdiri dari:- Pengadaan UPS/Stabilizer, Komputer dan
dan Alat- Alat Elektronik Rp. 1.000.000,-- Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional Rp. 9.378.668,-
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Rp. 25.485.800,-Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuanganterdiri dari:- Penyusunan Laporan Capaian Kinerja
Dan Ikhtisar Realisasi Kinerja Rp. 25.485.800,-
4. Program Peningkatan Produksi Hasil Rp. 98.093.000,-Peternakan terdiri dari:- Pembibitan Hijauan Makanan Ternak Rp. 5.440.000,--Pembibitan Ternak Sapi Bali Serading Rp. 52.653.000,-
5. Program Peningkatan Kapasitas UPTD Rp. 63.809.000,-terdiri dari:
- Peningkatan Peran dan Fungsi BPTHMTSerading Rp. 35.195.000,-- PengembanganInstalasiPembibitanTernakPekatDompu Rp. 7.075.000,-- PengembanganInstalasiPembibitan HMTPandai – Bima Rp. 21.539.000,-
Dana APBNSampai dengan bulan Desember 2015 jumlah dana yang telah terserap
sebesar Rp. 3.029.726.000,-(tiga milyar duapuluhsembilan juta tujuhratus duapuluhenamribu rupiah)atau sebesar 96,27%dari jumlah dana
yang disediakan yaitusebesar Rp. 3.147.000.000,- (tiga milyar seratusempat puluh tujuh juta rupiah) sehingga terdapat dana SIAP
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 337
sebesarRp. 117.274.000,- (seratus tujuh belas juta dua ratus tujuhpuluh empat ribu rupiah). Dana SIAP tersebut berasal dari :
1. Belanja Barang Non Operasional Rp. 1.087.500,-
2. Perjalanan Rp. 6.631.500,-
3. Belanja Gedung dan Bangunan Rp. 25.000,-
4. Belanja Barang Fisik Lainnya Rp. 109.530.000,-
C. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta misi yang diemban oleh Balai
Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading (BPTHMT),
maka pada tahun 2015 beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
1. Sub Bagian Tata UsahaPenyelenggaraan Bidang Ketatausahaan
Kegiatan bidang ketatausahaan pada dasarnya untuk terciptanyakelancaran penyelenggaraan administrasi umum serta pemeliharaandan peningkatan sarana/prasarana pendukung yang dibutuhkan untukkelancaran, keamanan dan kenyamanan kerja.Pada tahun 2015 jumlah surat yang masuk adalah sebanyak 252buah dansurat keluar 875buah. Lalulintas surat masuk dan keluar telah diarsipkansesuai dengan tata kelola pengarsipan sesuai dengan jenis yaituJuknis/Juklak, Umum, Keuangan, Aset, Undangan, Laporan. Keputusan dll.Sumber Daya Manusia
Pada tahun 2015 jumlah pegawai/karyawan pada BPTHMT untuk
mendukung kegiatan yang dilaksanakan
adalah sebanyak 76 (Tujuh puluh enam)
orang. Secara lengkap jumlah dan tempat
penugasan masing- masing
pegawai/karyawan pada BPTHMT tahun
2015 yaitu disajikan dalam tabel 83 berikut:
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 338
Tabel 83. Jumlah Pegawai/Karyawan Pada BPT HMT Serading
No Unit KerjaStatus Jumlah
(Orang)PNS(Orang)
PTT(Orang)
Honor(Orang)
1.2.3.4.5.
Kepala BalaiSub Bagian Tata UsahaSeksi Pembibitan TernakSeksi Pembibitan HMTInstalasi :- Instalasi Dompu- Instalasi Bima
18
1013
613
--3-
1-
-647
13
1151620
816
TOTAL 51 4 21 76
Keterangan : PNS = Pegawai Negeri Sipil, PTT = Pegawai Tidak Tetap
2. LahanLokasi lahan, luas lahan serta status kepemilikan lahan yang ditempati
dan digunakan untuk untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Balai
Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
tahun 2015sebagaimana tabel 84 berikut :
Tabel 84. Lokasi, Luas Lahan dan Status Lahan Pada BPT HMT
Serading
No. Lokasi Luas Lahan Keterangan
1
2
3
BPTHMT serading
Instalasi Dompu
Instalasi Bima
42,52 Ha
150,00 Ha
32,33 Ha
Milik Pemerintah Provinsi NTB
Milik Pemerintah Provinsi NTB
Milik Pemerintah Provinsi NTB
3. Pelayanan Publik
BPTHMT Serading, disamping melaksanakan tugas pokok dan fungsi
sebagai pusat perbibitan Ternak dan Hijauan makanan Ternak, pada
tahun 2015 juga telah melakukan berbagai kegiatan dibidang
pelayanan publik khususnya dibidang peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Sasarannya adalah Penyuluh, Petugas Lapangan,
Kelompok Tani Ternak dan berbagai stakeholder dibidang peternakan.
Kegiatannya adalah :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 339
- Penyediaan tenaga pendamping/pembimbing teknis mahasiswa,
siswa sekolah kejuruan (SMK), swasta, kelompok tani ternak dan
masyarakat yang melakukan diklat dan magang
- Menjadi Tim PelepasanVarietas HPT
UnggulDirektoratPakanDirektoratJenderalPeternakandanKesehatan
Hewan
- Menjadi narasumber padapertemuanyang
dilaksanakanolehDirektoratPakanDirektoratJenderalPeternakandanK
esehatanHewan Jakarta danDiklatlainnyabaikdilaksanakan di
BPTHMT maupunbekerjasamadenganpihak lain
- Menjaditenagateknispendampingkegiatanpembangunan UPTD
KerbauKabupaten Sumbawa
- Menguji kemampuan teknis (uji kompetensi) ditingkat SMK se Pulau
Sumbawa
- Menyediakan sarana prasarana untuk Study Banding dari dinas/
UPTD, Instansi kabupaten/kota dan provinsi maupun tingkat
nasional/internasional.
- Bekerjasama dengan berbagai Lembaga Penelitian dan Perguruan
Tinggi dalam rangka uji coba teknologi/riset.
4. Kunjungan di BPTHMT SeradingSelama tahun 2015 BPTHMT Serading mendapat kunjungan tamu dari
berbagai daerah baik dalam negeri maupun luar negeri. Sampai
dengan akhir tahun 2015 tamu yang berkunjung kurang lebih 100 orang
dan beberapa kelompok tani ternak.
Secara garis besarnya, tamu-tamu
tersebut berasal dari Dinas/Instansi,
BPPT, lembaga penelitian, perguruan
tinggi, LSM, Swasta, Sekolah Kejuruan,
Kelompok Tani Ternak, UPT, Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan – Kementerian Pertanian RI serta berbagai kunjungan tamu dari
mancanegara.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 340
D. SEKSI PEMBIBITAN TERNAKKegiatan Pembibitan Ternak di BPTHMT Serading dilaksanakan di 2 tempatyaitu Instalasi Dompu dan Serading.Kegiatan pembibitan ternak tahun 2015diuraikan sebagai berikut :a. PembibitanTernakSerading
Populasi sapidi
Seradingtahun2015(Januari) sejumlah 228
ekordenganrincian188ekor (aset), 39
ekorEx. JICAdan sapi hissar 1 ekor.
Selama tahun 2015 terjadi mutasi
yaitulahir62 ekor,mati 17ekor (+ 5 %) dan
pengadaan 45 ekor (APBN). JadiPopulasiakhirper31 Desember2015adalah319ekor.
b. PembibitanTernakInstalasiDompuPopulasiawalInstalasiDomputahun 2015(Januari) sejumlah 105ekor.Selamatahun 2015 terjadi mutasi yaitu lahir10 ekor, mati 27 ekor danpengadaan 55 ekor (APBN). Tingginya angka kematian disebabkan olehmal nutrisiakibatadanyakemaraupanjang.PopulasiternakInstalasiDompuper 31 Desember 2015adalah 135 ekor.
E. PEMBIBITAN HMTKegiatan pembibitan HPT di BPTHMT
Serading dilaksanakan di Instalasi
Bima dan Serading.Pada tahun 2015
BPTHMT Serading telah memproduksi benih
HPT sejumlah 1.115 Kg dan 725.250
stek/Pols Rumput dan telah didistribusikan
untuk memenuhi permintaan benih hijauan pakan di berbagai daerah.Daerah
distribusi penjualan meliputi Kabupaten/Kota se NTBdanluardaerah.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 341
F. PENERIMAAN ASLI DAERAH (PAD)
Pada tahun 2015, target Pendapatan Asli Daerahsebesar Rp.144.000.000,-(seratus empat puluh empat juta rupiah) dan sampai akhir tahun telah
terealisasi sebesar Rp. 113.280.775,- (seratus tiga belas juta dua ratus
delapan puluh ribu tujuh ratus tujuh puluh lima rupiah) atau
sebesar78,67%.Tidak tercapainya realisasi PAD tersebut disebabkan karena
pelelangan ternak yang telah dihapus tidak dapat terealisasi. Target dan
realisasi Pendapatan Asli Daerahtahun 2015 sebagaimana tabel 85 berikut :
Tabel 85. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2015 Pada BPT HMTSerading
No Sumber PAD Target 1Tahun (Rp.)
Realisasi KetKeuangan %
1.2.
3.
Penjualan TernakPenjualan Bibit / BenihHMTLain – Lain PAD yangSah
125.000.00019.000.000
-
4.500.000105.463.255
3.317.500
3,60555,07
-
TOTAL 144.000.000 113.280.755 78,67
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 342
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 342
9. BALAI PENGEMBANGAN DAN PENGOLAHAN PAKAN TERNAKRUMINANSIA (BP3TR)
A. PENDAHULUAN
1. Latar BelakangBalai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor
48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan
Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas
Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
(BP3TR) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis pada
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
dibidang Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia.
Dalam melaksanakan tugas UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) menyelengggarakan fungsi :
1. Menyusun rencana kegiatan pengembangan dan pengolahan pakan
ternak ruminansia,
2. Menyusun dan menyiapkan bahan pembelajaran peningkatan kualitas
sumber daya lokal dalam pengembangan pakan ternak ruminansia,
3. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dibidang pengolahan pakan
ternak ruminansia,
4. Melaksanakan pengembangan pakan ternak ruminansia,
5. Melayani teknis pengolahan pakan ternak ruminansia kepada
masyarakat/pelaku usaha bidang peternakan khususnya ternak ruminansia,
6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan program/kegiatan
7. Mengelola urusan ketatatusahaan, dan
8. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai bidang tugas.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 343
Susunan Organisasi dan manajemen UPTD Balai Pengembangan dan
Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR)sebagai berikut :
1. Kepala UPTD -BP3TR.
Mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasi pelaksanaan tugas
UPTD BP3TR sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara
Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan urusan
tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga,
pengelolaan informasi dan dokumentasi serta melaksanakan
pembinaan administrasi di lingkungan UPTD BP3TR.
3. Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia
Mempunyai tugas melaksanakan pelatihan, pembinaan dan pengem-
bangan dibidang pakan ternak ruminansia.
4. Seksi Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengolahan pakan
ternak ruminansia.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas kepala UPTD BalaiPengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak
Ruminansia (BP3TR) sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, UPTD BP3TR
diharapkan dapat berperan dalam peningkatan populasi ternak ruminansia
(Sapi dan Kerbau) ditingkat petani ternak maupun pengusaha peternakan
guna mendukung swasembada daging nasional dengan cara :
1. Memanfaatkan hasil samping produk pertanian, perkebunan dan
industri dengan memanfaatkan teknologi pengolahan pakan,
2. Mengembangkan bahan pakan lokal sebagai bahan pakan olahan,
3. Memberikan pelatihan pengolahan pakan kepada kelompok ternak
dan pengusaha ternak,
4. Melakukan pengolahan pakan kebutuhan sendiri (BIB) dan sebagai
contoh.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 344
Uraian diatas mencerminkan pelaksanaan anggaran kegiatan APBD tahun
2015 mendukung terselenggaranya pelaksanaan tupoksi dari UPTD Balai
Pengembangan dan Pengolaha Pakan Ternak Ruminansia.
2. Tujuan- Sebagai gambaran perkembangan ketatausahaan yang menyangkut
pengelolaan perkembangan kepegawaian, pengelolaan barang/aset
dan administrasi kelembagaan.
- Sebagai gambaran capaian kinerja UPTD Balai Pengembangan dan
Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia dalam penyelenggraan tugas
pokok dan fungsinya sebagai suatu lembaga yang diharapkan
berkontribusi terhadap peningkatan produksi dan produktivitas ternak
melalui optimalisasi penerapan teknologi pengolahan pakan.
3. Ruang LingkupRuang lingkup penulisan laporan tahunan UPTD BP3TR sebagai berikut :
- Pelayanan intern seperti penataan administrasi dan pengelolaan rumah
tangga yang ada di UPTD BP3TR yang menjadi urusan ketatausahaan.
- Pelayanan teknis kepada kelompok ternak, pengusaha ternak, dan
petugas teknis di Kabupaten/Kota melalui kegiatan pelatihan
pengolahan pakan ternak ruminansia.
B. PROGRAM KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN
1. Program Kegiatan Tahun Anggaran 2015Program kegiatan tahun anggaran 2015 yang tertuang dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPPA SKPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
yang dikelola UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak
Ruminansia sebanyakRp. 385.912.000,- (tiga ratus delapan puluh limajuta sembilan ratus dua belas ribu rupiah) yang dirinci untuk kegiatan
sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 345
1) Belanja ATK UPTD BP3TR Rp. 6.000.000,-
2) Belanja Jasa Kantor Rp. 10.000.000,-
3) Belanja Cetak dan Penggandaan Rp. 9.000.000,-
4) Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan Rp. 10.000.000,-
5) Belanja Pakaian Kerja Lapangan Rp. 10.000.000,-
6) Belanja Perjalanan Dinas Identifiksi Potesi HSP Rp. 75.100.000,-
7) Belanja Perjalanan Dinas dlm rgk Koordinasi/- Rp 28.000.000,-
Konsultasi Pengembangan Pakan Olahan Limbah
Pertanian di Pusat
8) Belanja Honor Panitia Pelaksana Diklat Rp. 6.192.000,-
9) Belanja Uang Transport Panitia dan Narasumber Rp. 13.020.000,-
10) Belanja Uang Saku Peserta Diklat Rp. 18.000.000,-
11) Belanja Bahan Pakai Habis Rp. 10.000.000,-
12) Belanja Pembelian Pakan Limbah Rp. 25.000.000,-
(Jerami/limbah)Pertanian Lainnya
13) Belanja Bahan Kimia untuk Pengolahan Pakan Rp. 10.000.000,-
14) Belanja Jasa Petugas Keamanan Kantor Rp. 14.400.000,-
15) Belanja Narasumber Rp. 13.500.000,-
16) Belanja Jasa Tenaga Pengolahan Pakan HSP Rp. 15.000.000,-
17) Belanja Jasa Moderator Rp. 26.700.000,-
18) Belanja Makan Minum Diklat Pengolahan Rp. 30.000.000,-
Pakan Limbah
19) Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka Diklat/ Rp. 35.000.000,-
Pendampingan Pengolahan Pakan Limbah
20) Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka Diklat/ Rp. 21.000.000,-
Magang Petugas Pengolahan Pakan di Pusat
Dan yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian
Lembaga (RKAKL)/DIPA Dana Dekonsentrasi Satker-06 (Revisi-3) Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB sebanyak Rp.69.450.000,-(enam puluh sembilan juta empat ratus lima puluh riburupiah)yang dirinci untuk kegiatan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 346
Kegiatan Pengawasan Peredaran Imbuhan/Pelengkap Pakan :1) Belanja Bahan Rp. 3.100.000,-
2) Belanja Barang Non Operasional Lainnya Rp. 17.200.000,-
3) Belanja Perjalanan Biasa Rp. 8.400.000,-
Kegiatan Bimtek Manajemen dan Teknologi Pakan :1) Belanja Bahan Rp. 5.450.000,-
2) Honor Output Kegiatan Rp. 3.750.000,-
3) Belanja Jasa Profesi Rp. 4.000.000,-
4) Belanja Perjalanan Biasa Rp.14.550.000,-
5) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Rp. 3.000.000,-
Dalam Kota
2. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Tahun Anggaran 2015Realisasi pelaksanaan program kegiatan APBD tahun anggaran 2015dari
masing-masing kegiatan tercapai realisasi fisik rata-rata 100% dan
keuangan 87% dengan rincian sebagaimana tabel 86 berikut :
Tabel 86. Target Dan Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Pada BP3TR
Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
NTB Tahun 2015
No. Program Kegiatan Target (Rp) Realisasi(Rp)
1. PeningkatanPenerapanTeknologiPeternakan
-
---
-
Belanja ATK : Belanja ATK UPTDBP3TRBelanja Jasa KantorBelanja Cetak dan PenggandaanBelanja Makanan dan MinumanKegiatanBelanja Pakaian Kerja Lapangan
6.000.000
10.000.0009.000.000
10.000.000
10.000.000
6.000.000
10.000.0009.000.000
10.000.000
9.900.000
2. PengembanganDiklatPengolahanPakan LimbahPertanian
-
-
-
-
--
Belanja Perjalanan DinasIdentifikasi Potesi Hasil SampingPertanianBelanja Perjalanan Dinas DalamRangka Koordinasi / KonsultasiPengembangan Pakan OlahanLimbah Pertanian di PusatBelanja Honor Panitia PelaksanaDiklatBelanja Uang Transport Panitia danNarasumberBelanja Uang Saku Peserta DiklatBelanja Bahan Pakai Habis
75.100.000
28.000.000
6.192.000
13.020.000
18.000.00010.000.000
74.274.000
26.862.200
1.290.000
1.440.000
18.000.0008.500.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 347
-
-
-
--
--
-
-
Belanja Pembelian Pakan Limbah(Jerami/limbah) Pertanian LainnyaBelanja Bahan Kimia untukPengolahan PakanBelanja Jasa Petugas KeamananKantorBelanja NarasumberBelanja Jasa Tenaga PengolahanPakan HSPBelanja Jasa ModeratorBelanja Makan Minum DiklatPengolahan Pakan LimbahBelanja Perjalanan Dinas dalamrangka Diklat/PendampinganPengolahan Pakan LimbahBelanja Perjalanan Dinas dalamrangka Diklat/Magang PetugasPengolahan Pakan di Pusat
25.000.000
10.000.000
14.400.000
13.500.00015.000.000
26.700.00030.000.000
35.000.000
21.000.000
25.000.000
10.000.000
14.400.000
13.500.00015.000.000
2.700.00027.300.000
35.000.000
17.900.000
Total 385.912.000 336.066.200
Sedangkan realisasi pelaksanaan program kegiatan APBN tahun anggaran
2015 dari masing-masing kegiatan tercapai realisasi fisik rata-rata 100% dan
keuangan 97% dengan rincian sebagaimana tabel 87 berikut :
Tabel 87. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBNDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015Pada BP3TR
No. Program Kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp)
1. PengawasanPeredaranImbuhan/PelengkapPakan
--
-
Belanja BahanBelanja Barang NonOperasional LainnyaBelanja Perjalanan Biasa
3.100.00017.200.000
8.400.000
3.075.00017.145.000
8.400.000
2. BimtekManajemendanTeknologiPakan
-----
Belanja BahanHonor OutputKegiatanBelanja JasaProfesiBelanja Perjalanan BiasaBelanja Perjalanan DinasPaket Meeting dalam Kota
15.450.0003.750.0004.000.000
14.550.000
3.000.000
15.450.0002.400.0004.000.000
14.550.000
3.000.000
Total 69.450.000 68.020.000
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 348
C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN PROGRAM KEGIATAN APBD DANAPBN TAHUN 2015
1. KEGIATAN SUB BAGIAN TATA USAHAUmumSub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyiapkan bahan-bahan
yang diperlukan oleh UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) untuk setahun, pengelolaan
ketatausahaan, kepegawaian, seperti surat menyurat, baik itu surat-
surat kedinasan maupun surat yang terkait langsung dengan setiap
personil yang ada di UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR). Selain itu Sub Bagian Tata Usaha
juga bertugas untuk mengelola barang-barang inventaris/perlengkapan,
keuangan dan urusan rumah tangga lainnya serta melaksanakan
pembinaan administrasi dilingkungan UPTD Balai Pengembangan dan
Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR).
Tujuan KegiatanTujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha
antara lain :
- Pelayanan administrasi perkantoran,
- Mengontrol surat-surat yang masuk dan surat-surat yang keluar dari
Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia,
- Inventarisasi barang daerah
Sasaran KegiatanSasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha
antara lain:
- Pegawai dan masyarakat umum yang membutuhkan informasi
mengenai kegiatan UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR),
- Perguruan Tinggi Negeri/Swasta dan pihak luar lainnya yang
melakukan kerjasama dengan UPTD Balai Pengembangan dan
Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 349
1.1. PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM KEGIATANINPUTSurat MasukYang dimaksud surat masuk didalam hal ini adalah setiap surat
kedinasan yang masuk ditujukan kepada Kepala Balai
Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Penanganan Surat Masuk- Setiap surat yang ditujukan kepada Kepala Balai
Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa
Tenggara Barat, terlebih dahulu harus dicatat dalam buku
agenda surat masuk dengan mencantumkan antara lain :
Asal Surat
Tanggal Surat
Nomor Surat
Maksud atau Perihal Surat tersebut
- Setelah surat tersebut diberikan lembar Disposisi atau Rolling
Slipkemudian dilanjutkan kepada Kepala Sub Bagian Tata
Usaha untuk diparaf secara hirarki dan selanjutnya dinaikan
ke Kepala Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan
Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
- Setelah surat turun dari Kepala Balai Pengembangan dan
Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, surat-surat
tersebut diarahkan kepada seksi-seksi atau Pengelola
Keuangan (sesuai dengan disposisi Kepala Balai) kemudian
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan petunjuk Kepala Balai.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 350
Surat KeluarYang dimaksud dengan surat keluar adalah setiap surat
kedinasan yang ditujukan kepada unit/instansi lain, baik yang
ditujukan kepada Perorangan, organisasi maupun lembaga
Pemerintah. Surat tersebut berasal dari unit/bagian yang berada
dilingkup Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak
Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Nusa Tenggara Barat baik teknis maupun administrasi, misalnya
Surat Keputusan Kepala Balai Pengembangan dan Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Naskah Dinas, Surat
Edaran dan lain-lain.
Penanganan Surat Keluar- Setiap Surat Keluar yang akan diajukan untuk ditandatangani
oleh Kepala UPTD BP3TR Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat terlebih dahulu :
1. Harus diteliti dan dicek keabsahannya oleh unit/bagian
yang bersangkutan.
2. Diparaf oleh pejabat yang ditunjuk sesuai Edaran Gubernur
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3. Surat tersebut harus dinaikkan kepada Kepala UPTD
BP3TRDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Nusa Tenggara Barat untuk ditandatangani. Setelah surat
tersebut turun kemudian diberi nomor dan tanggal pada
agenda surat keluar kemudian distempel. Kemudian
disampaikan lagi ke unit/bagian yang menangani surat
tersebut dengan meninggalkan 1 (satu) lembar untuk arsip
di Sub Bagian Tata Usaha.
a. Urusan Kepegawaian
Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak
Ruminansia didukung oleh 10 (sembilan) orang Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan 2 (dua) orang Orang Pegawai Kontrak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 351
b. Urusan Perlengkapan
Urusan perlengkapan sesuai dengan Perda Nomor 13 Tahun
2008, diserahkan tugas membantu kelancaran pada Sub
Bagian Tata Usaha sebagai unit yang melakukan pengelolaan
terhadap Adminitrasi Perlengkapan. UPTD dalam hal ini
BP3TR dalam urusan perlengkapan merupakan bagian dari
uraian tugas bagian Tata Usaha.
OUTPUTAdapun beberapa output yang dihasilkan pada kegiatan
ketatausahaan pada UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) antara lain terselenggaranya
pelayanan surat menyurat, tersedianya Notebook 2 buah, Komputer
PC dan Printer masing-masing 2 buah, Meja Setengah Biro 3 buah,
Meja Biro 1 buah, 4 unit Kursi Kerja Pejabat tipe JV 5010,10 unit
Kursi Kantor Susun tipe ChitoseCaersar N (inventaris ini diperoleh
dari sumber dana APBD tahun 2013), sedangkan 1 set peralatan
Mesin Pengepresan Jerami, 1 unit Genset 10.000 Watt, 1 Unit Mesin
Chopper, 25 buah tong Silase, 1 Unit Mesin Mixer merk Shuang
Chai, 2 Unit Mesin Disc Mill merk Shuang Chai/S195 dan JIMO
FFC23, 1 paket peralatan pertanian, 1 paket peralatan perbengkelan
dan bahan-bahan untuk pengolahan pakan diperoleh dari dana CSR
PT. Newmont Nusa Tenggara dan LIPI danterlaksananya Perjalanan
Dinas dalam maupun luar daerah.
OUTCOMES/HASIL YANG DICAPAIAdapun hasil yang dicapai oleh Sub Bagian Tata Usaha antara
lain jumlah surat masuk untuk tahun 2015 tercatat 106 buah surat,
sedangkan jumlah surat yang keluar untuk tahun 2015 adalah
sebanyak 47 buah surat. Tercapainya keadaan yang lebih
kondusif dengan adanya Petugas Penjaga Malam. Pembangunan
gedung kantor dan gudang telah selesai sehingga kami dapat
menempati gedung yang baru. Tersosialisasinya keberadaan
UPTD BP3TR di Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Barat.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 352
2. KEGIATAN SEKSI PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN PAKANTERNAK RUMINANSIA
UmumSeksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia UPTD
Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
(BP3TR) Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang terbentuk sesuai
dengan Peraturan Gubernur Nusa
Tenggara Barat Nomor 48 Tahun
2012 dengan tugas pokok dan fungsi
yaitu : memberikan/melaksanakan pelatihan, pembinaan dan
pengembangan dibidang pakan ternak ruminansia.
Pada Tahun Anggaran 2015 Seksi Pengembangan dan Pelatihan
Pakan Ternak Ruminansia UPTD BP3TR telah melaksanakan
kegiatan antara lain:
- Pertemuan Bimbingan TeknisManajemen dan Teknologi Pakan
(Bimtek) dan Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
- Pertemuan Bimbingan Teknis Manajemen dan Teknologi Pakan
dilaksanakan di 1 (satu) kelompok yaitu Kelompok Tani Ternak
Geger Girang Dusun Anjani Barat Desa Anjani Kecamatan Suralaga
Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 16 April 2015 yang sumber
dananya dari DIPA APBN Satker-06 Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB sedangkan Pelatihan Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia telah dilaksanakan di 3 (tiga) kelompok
yaitu Kelompok Tani Ternak Teras Iring Desa Rempek Kecamatan
Gangga Kabupaten Lombok Utara pada tanggal 6-7 Mei 2015,
Kelompok Tani Ternak Indonesia Raya Desa Wakan Kecamatan
Jerowaru Kabupaten Lombok Timurpada tanggal 20-21 Agustus
2015dan Kelompok Tani Ternak Ranjung Sejahtera Desa Kebon Ayu
Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat pada tanggal 1-2
Desember 2015 yang dananya bersumber dari DPA Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 353
- Peningkatan SDM untuk Aparatur
Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Aparatur, pegawai
UPTD BP3TR sebanyak 4 (empat) orang telah mengikuti Diklat
Pembuatan PakanTernak Ruminansia yang diselenggarakan
olehPT. Karya Anugerah Rumpin (PT. KAR) di Cibodas Bogor Jawa
Barat pada tanggal16-18 November 2015yang dibiayai dari sumber
dana DPPA SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi NTB.
- Pelatihan Pembuatan Silase dan Pelatihan TechnoPark
Pelatihan Pembuatan Pakan
Ternak (Silase) yang diikuti
oleh kelompok ternak binaan
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi
NTB, pengusaha di bidang
peternakan, perguruan tinggi
(UNRAM) karyawan Rumah Potong Hewan Banyumulek yang
dilaksanakan di kantor UPTD BP3TR. Kegiatan pelatihan ini adalah
kerjasamaLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)dengan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (UPTD
BP3TR) yang dilaksanakan pada tanggal 28-30 April 2015
dengansumberdananya berasal dari kegiatanLIPI. Sedangkan
Pelatihan TechnoPark “Gerakan Pengembangan SDM TP
Banyumulek”
berpartisipasi dalam
Bulan Bakti Peternakan
Provinsi Nusa Tenggara
Baratyang dilaksanakan
pada tanggal28
September - 3 Oktober
2015 di Aula UPTD
BP3TR Banyumulek.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 354
TujuanTujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pengembangan dan
Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia antara lain :
- Meningkatkan ketrampilan Aparatur (UPTD BP3TR), petugas teknis
dan petani ternak dalam PengolahanPakan Ternak Ruminansia.
- Menambah wawasan petani ternak tentang teknik penyediaan pakan
hijauan, hasil samping pertanian dan hasil samping agroindustri.
- Mengetahui teknik dan cara penyimpanan pakan yang benar.
SasaranSasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pengembangan dan
Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia antara lain :
- Kelompok Tani Ternak
- Petugas Teknis Kabupaten/Kota
- Aparatur (UPTD BP3TR)
2.1. PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM KEGIATANInputSumber Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran dan Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) melalui Dokumen Pengguna Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi NTBNomor : 034/DPA/TAPD/2015
Tanggal 20 Oktober 2014 pada Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Peternakan kegiatan Pengembangan Diklat Pengolahan
Pakan Limbah Pertanian, melalui Rencana Kerja Anggaran
Kementerian Lembaga (RKAKL)/DIPA (Revisi 3) Dana
Dekonsentrasi Satker-06 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi NTBNomor : DIPA-018.06.3.239075/2015 Tanggal 14
November 2014dan melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA SKPD) Nomor :
073/DPPA/TAPD/2015 Tanggal 10 September 2015 (yang melekat
pada kegiatan Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan).
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 355
Besarnya Anggaran
Dana berasal dari APBD/DPA sebesarRp. 385.912.000,- (Tiga
Ratus Delapan Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Dua Belas
RibuRupiah),- dan dari RKAKL/DIPA Dana DK Satker-06 sebesar
Rp. 69.450.000,- (Enam Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Lima
Puluh Ribu Rupiah)yang melekat pada kegiatan Bidang Budidaya
dan Pengembangan Peternakan.
Penggunaan Anggaran dan Realisasinya
Anggaran APBD/DPA digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Diklat
Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia sebesar Rp. 237.812.000,-
terealisasi sebesar Rp 190.030.000,- dengan realisasi fisik 100%
dan keuangan 79%dan Anggaran APBN/DIPA sebesar Rp
40.750.000,- terealisasiRp.39.400.000,- dengan realisasi fisik 100%
dan keuangan 96%.
Anggaran digunakan untuk penyusunan laporan, membayar honor
panitia pelaksana diklat, transport peserta diklat, uang saku peserta
diklat, jasa tenaga ahli/peneliti/instruktur/narasumber, makanan dan
minuman kegiatan diklat, perjalanan dinas dalam daerah dan
perjalanan dinas dalam rangka diklat/magang pengolahan pakan.
Sumber Daya Manusia
Kegiatan Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak
Ruminansia didukung oleh 1 (satu) orang staf PNS.
OutputAdapun Output dari Kegiatan Seksi Pengembangan dan Pelatihan
Pakan Ternak Ruminansia adalah terlaksananya pelatihan pengolahan
pakan ternak ruminansia dikelompok peternak yang mendapat bantuan
alat unit pengolah pakan skala kecil di KabupatenLombok Utara,
KabupatenLombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur.
Outcome/Hasil Yang DicapaiTerlatihnya 3 (tiga) kelompok tani ternak sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 40 anggota dan pengurus Kelompok Tani Ternak Teras
Iring Desa Rempek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara,
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 356
40 anggota dan pengurus Kelompok Tani Ternak Indonesia
RayaDesa Wakan Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok
Timurdan 40 anggota dan pengurus Kelompok Tani Ternak
Ranjung Sejahtera Desa Kebon Ayu Kecamatan GerungKabupaten
Lombok Baratditambah 3 (tiga) orang petugas teknis dari masing-
masing Dinas Kabupaten Lombok Utara, Dinas Kabupaten Lombok
Barat danDinas Kabupaten Lombok Timur.
2. KEGIATAN SEKSI PENGOLAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIAUmumSeksi Pengolahan Pakan Ternak
Ruminansia UPTD Balai
Pengembangan dan Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia
(BP3TR) Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang terbentuk sesuai dengan Peraturan Gubernur Nusa
Tenggara Barat Nomor 48 Tahun 2012 dengan tugas pokok dan fungsi
yaitu : melaksanakan pembinaan dan pengolahan pakan ternak
ruminansia.
Pada tahun anggaran 2015, Seksi Pengolahan Pakan Ternak
Ruminansia UPTD BP3TR telah melaksanakan kegiatan Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia.
TujuanTujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pengolahan
PakanTernak Ruminansia antara lain :
- Memanfaatkan Hasil Samping Pertanian dan Hasil Samping
Agroindustri melalui Teknologi Pengolahan
- Tersedianya pakan olahan berupa Silase Pakan Komplit, Silase
Jagung, Jerami Tape, Jerami Moll, Hay Press nutrisi lengkap dan
Konsentrat.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 357
Sasaran KegiatanSasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi PengolahanPakan
Ternak Ruminansia antara lain :
- Aparatur lapangan
- Ketersediaan pakan untuk ternak di BIB
- Dinas Peternakan Kabupaten/Kota Se-NTB
- TechnoPark LIPI
3.1. PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM KEGIATANINPUTPembiayaanSumber Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran dan Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) melalui Dokumen Pengguna Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi NTB Nomor : 034/DPA/TAPD/2015 Tanggal 20
Oktober 2014 pada Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Peternakan Kegiatan Pengembangan Pakan Hijauan Ternak dan
Limbah Pertanian dan melalui Rencana Kerja Anggaran Kementerian
Lembaga (RKAKL)/DIPA Dana Dekonsentrasi (Satker-06) Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTBNomor : DIPA-
018.06.3.239075/2015 Tanggal 14 November 2014(melekat pada
kegiatan Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan).
BesarnyaAnggaran
Dana berasal dari APBD/DPA sebesarRp. 148.100.000,- (seratus
empatpuluh delapan jutaseratus ribu rupiah),- dan dari RKAKL/DIPA
Dana DK Satker-06 sebesar Rp. 28.700.000,- (dua puluh delapan juta
tujuh ratus ribu rupiah) yang melekat pada kegiatan Bidang Budidaya
dan Pengembangan Peternakan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 358
PenggunaanAnggaran
Anggaran APBD/DPA digunakan untuk pelaksanaan kegiatan
Pengembangan Pakan Hijauan Ternak dan Limbah Pertanian sebesar
Rp. 146.036.200,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 99%.,
dan Anggaran APBN/DIPA sebesar Rp 28.620.000,- dengan realisasi
fisik 100% dan keuangan 99%.
Anggaran digunakan untuk penyusunan laporan, membayar jasa
untuk pengangkutan pakan hasil samping pertanian, rapat intern,
pembelian pakaian kerja lapangan, monev/identifikasi hasil samping
pertanian se-pulau lombok dan koordinasi/konsultasi ke pusat dan
daerah lainnya.
Sumber Daya ManusiaKegiatan Seksi Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia didukung oleh
1 (satu) staf PNS.
LokasiPengolahan Pakan Ternak Ruminansia dilaksanakan di UPTD Balai
Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia di Jalan
Pariwisata Dusun Lelede Desa Banyumulek Kecamatan Kediri
Kabupaten Lombok Barat.
Sarana dan Prasarana- Gudang Pakan
- Alat Pengepres Jerami Hidrolik
- Tong untuk pembuatan silase
- Genset 10.000 watt
- Mesin Chopper
- Mesin Mixer merk Shuang Chai
- Mesin Disc Mill merk Shuang Chai/S195 dan merk JIMO FFC23
- Peralatan pertanian 1 paket
- Peralatan perbengkelan 1 paket dan
- Bahan-bahanuntukpengolahanpakan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 359
OUTPUTKegiatan Seksi Pengolahan Pakan yang berasal dari sumber dana
APBD sampai dengan Desember 2015 total dana sebesar Rp.
148.100.000,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 98%.Dengan
rincian sebagai berikut :
- Belanja barang dan jasa dengan jumlah anggaran Rp. 6.000.000,-
dengan realisasi fisik dan keuangan 100%
- Jasa pengangkutan pakan hasil samping pertanian dengan
anggaran Rp. 10.000.000,- realisasi fisik dan keuangan 100%
- Belanja cetak dokumen balai dengan jumlah anggaran sebesar Rp.
6.000.000,- realisasi fisik dan keuangan 100%
- Penggandaan dokumen dengan jumlah anggaran Rp. 3.000.000,-
dengan realisasi fisik dan keuangan 100%
- Makanan dan minuman rapat intern dengan jumlah anggaranRp.
10.000.000,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 57%
- Pembelian pakaian kerja lapangan dengan jumlah anggaranRp.
10.000.000,- realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 99%
- Monev/Identifikasi hasil samping pertanian se-P. Lombok dengan
jumlah anggaran Rp 45.100.000,- dengan realisasi fisik 100% dan
realisasi keuangan 99%
- Monev/Identifikasi hasil samping pertanian se-P. Sumbawa dengan
jumlah anggaran Rp 30.00.000,- dengan realisasi fisik 100% dan
realisasi keuangan 97%
- Koordinasi/konsultasi pakan olahan dipusat/daerah lainnya dengan
jumlah anggaran Rp. 28.000.000,- realisasi fisik 100% dan realisasi
keuangan 95%
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 360
OUTCOME/HASIL YANG DICAPAIKegiatan pengolahan pakan ternak dilaksanakan di Gudang UPTD
Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
yang kegiatannya meliputi Pengolahan Silase Jagung, Pengolahan
Jerami MOL, Pengolahan Jerami Tape, Pengolahan Silase Komplit
dan pembuatan Konsentrat.Pakan olahan yang diproduksi oleh UPTD
BP3TR diserahkan untuk pakan ternak sapi yang ada diBalai
Inseminasi Buatan (BIB) – Banyumulek, masyarakat setempat dan
kelompok tani ternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 361
BAB IVPERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH
A. PERMASALAHANDalam pelaksanaan kegiatan di tahun 2015beberapa permasalahan
yang dapat disampaikanadalah sebagai berikut :
SEKRETARIAT
1. Masalah teknis yang dihadapi terbanyak adalah masalah pengumpulan
data di lapangan. Petugas di lapangan seringkali mengalami kesulitan
dalam pengumpulan data sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
penyelesaian pekerjaan lebih lama dari waktu yang telah direncanakan.
2. Masalah non teknis yang dialami adalah masalah administrasi baik
administrasi keuangan maupun administrasi pelaporan serta jadwal
pelaksanaan kegiatan yang mundur dari jadwal yang telah direncanakan.
BIDANG BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN TERNAK
1. Lambannya proses ULP dan kadang tidak adanya pihak ke-3 yang mengikuti
pelelangan yang menyebabkan dilakukannya proses tender ulang
2. Adanya kegiatan yang gagal proses lelang lewat ULP disebabkan
karena HPS dan Spek yang tidak sesuai
3. Adanya beberapa peralatan dan mesin yang diserahkan kepada
masyarakat/kelompok tidak dapat terealisasi disebabkan karena
pemanfaatan peralatan yang tidak optimal dan ditingkat kelompok
terkendala biaya operasional (biaya bensin, solar, dll) sehingga peralatan
dimaksud dikhawatirkan akan mangkrak.
4. Sentuhan teknologi untuk pengembangan perbibitan ternak tidak disertai
dengan kesiapan sumberdaya manusia petugas pendamping dan anggota
kelompok
5. Pelaporan dari kabupaten/kota selalu terlambat penyampaiannya ke
provinsi.
6. Pemanfaatan Pabrik Pakan Skala Kecil (PPSK) dan UPPK di kelompok
belum maksimal
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 362
BIDANG KESEHATAN HEWAN
1. Laporan kegiatan dari Kabupaten/Bidang yang menangani fungsi
kesehatan hewan dan peternakan sering terlambat.
2. Sarana dan Prasarana Kesehatan Hewan khususnya di Puskeswan
masih kurang seperti sepeda motor operasional, peralatan dan lain - lain
sehingga penanganan kasus penyakit hewan/ternak sering terlambat.
3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Puskeswan khususnya
tenaga Medis Veteriner (Dokter Hewan) masih kurang sehingga masih
ada puskeswan yang tidak memiliki dokter hewan hal ini menyebabkan
pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan tidak optimal
4. Beberapa Kabupaten/Kota untuk kegiatan Kesehatan Hewan tidak
memperoleh dukungan dana yang memadai terutama untuk
pengadaan obat-obatan dan peralatan medis bahkan disalah satu
kabupaten dana untuk pengadaan obat-obatan dan peralatan medis
tidak dianggarkan.
5. Pada beberapa kabupaten/kota, kelembagaan puskeswan berubah
sehingga menyulitkan dalam koordinasi pelaksanaan pelayanan
kesehatan hewan di tingkat lapangan.
6. Keterampilan Medik Veteriner (dokter hewan) dalam penanganan
gangguan reproduksi masih kurang.
7. Obat-obatan Gangguan Reproduksi seperti hormon dan lain - lain
masih kurang.
8. Kurangnya dana oprasional untuk kegiatan vaksinasi Antraks dan
SE/Ngorok.
9. Tingkat kesadaran petani masih rendah untuk membawa ternaknya ke
lokasi vaksinasi (di P Sumbawa)
10. Topografi wilayah dengan tingkat kesulitan yang tinggi menyebabkan
terhambatnya pelayanan kesehatan hewan terutama di P Sumbawa.
11. Kegiatan pencegahan dan penolakan penyakit rabies masih
terkendala dengan pemahaman masyarakat yang masih kurang
(hobby dan peluang jual beli HPR) sehingga masih dijumpai
pemasukan HPR ke NTB.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 363
12. Kurangnya SDM, sarana dan prasarana serta operasional dalam
pengawasan masuknya HPR di pelabuhan-pelabuhan tidak resmi.
13. Kurangnya dana pada baseline pengamatan penyakit sehingga
pengamatan penyakit masih menempel pada kegiatan yang lainsehingga
peralatan dan dana operasional surveilans penyakit hewan masih minim.
14. Dana pendukung ISIKHNAS belum memadai.
15. Jawaban hasil uji laboratorium terlalu lama sehingga penangan kasus
yang memerlukan konfirmasi laboratorium tidak maksimal.
16. Ketersediaan transport media, cotton swab belum ada sehingga
pengiriman sample swabbelum dilakukan.
17. Masih terbatasnya alat dan bahan seperti alat suntik (socorex/semi
otomatis), alat deteksi dini (rapid test) dan pakaian pelindung (PPE) yang
mendukung pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian PHMS
Zoonosis di kabupaten/Kota.
18. Lemahnya pengamanan lalu lintas ternak unggas didaerah-daerah
tertular dan sekitarnya serta pasar unggas.
19. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat (petani peternak) tentang
penyakit AI serta bahaya yang ditimbulkan masih rendah.
20. Adanya program unggulan dari pemerintah daerah sehingga anggaran
untuk pengendalian AI menjadi program penunjang saja.
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
1. Pemotongan ternak betina produktif di Nusa Tenggara Barat baik
terhadap total pemotongan maupun terhadap total betina yang
dipotong pada tahun 2015menurun dibanding dengan pemotongan
pada tahun 2014. Pemotongan betina produktif terhadap betina yang
dipotong di NTB yaitu sebesar 14,64% pada tahun 2014 dan sebesar9,51% pada tahun 2015dengan rincian sebagai berikut :
a. Pulau Lombok sebesar 10,67% pada Tahun 2014 dan sebesar
7,92% pada tahun 2015
b. Pulau Sumbawa sebesar 14,87% pada tahun 2014 dan sebesar
9,56% pada tahun 2015
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 364
2. Program Penyelamatan Sapi Betina Produktif dan kegiatan lain yang
dapat mengurangi angka pemotongan ternak betina produktif di RPH
diharapkan akan lebih maksimal dengan telah dikeluarkannya Peraturan
Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pemotongan Ternak
Ruminansia Besar Betina Produktif
3. Tingginya harga pejantan yang siap potong dibandingkan dengan harga
ternak betina sangat mempengaruhi jumlah pemotongan betina
4. Kesadaran jagal/masyarakat dan dukungan dari semua pihak terkait
sangat dibutuhkan karena nilai ternak betina yang dipotong sangat
menentukan kelestarian sumber daya ternak di masa yang akan datang
5. Keberpihakan pasar ternak masih didominasi oleh tengkulak/
pengusaha sehingga keterlibatan petani ternak belum berperan dalam
menentukan harga
6. Sebagian besar budaya kerja dan kondisi petugas, jagal dan staf jagal di
RPH tidak memenuhi aspek hygienis sanitasi, AM dan PM, penerapan
kesrawan sehingga produk yang dihasilkan belum mampu bersaing
7. Sarana, prasarana dan SDM (Juleha, Butcher, Keur Master) yang ada di
RPH/TPH belum seluruhnya terpenuhi sesuai yang dipersyaratkan untuk
memperoleh NKV sehingga PAH belum mampu bersaing di pasaran
BIDANG BINA USAHA PETERNAKAN
1. Jumlah tenaga yang melaksanakan tugas mendukung kelancaran
pelaksanaan program dan kegiatan masih kurang hal ini dikarenakan
tenaga yang membantu lebih banyak dihadapkan pada penyelesaian
tugas yang bersifat administrasi keuangan sehingga pemahaman tekis
kurang berjalan sebagaimana yang diharapkan.Seyogyanya setiap
Kepala Seksi mempunyai staf dua orang Sarjana Teknis.
2. Kepala Seksi yang membantu di bidang Usaha Peternakan tidak
dilengkapi dengan sarana pendukung seperti sepeda motor,
selayaknya setiap pemegang jabatan mendapatkan fasilitas
pendukung untuk kelancaran tugas dan fungsinya.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 365
3. Minimnya informasi/kurangnya kreatifitas masing-masing
Kabupaten/Kota terkait tentang kebutuhan dalam pengembangan usaha
atau pengolahan dan pemasaran hasil peternakan.
4. Masih banyak dijumpai kelompok penerima bantuan yang belum
memanfaatkan peralatan yang telah diterima dengan alasan
dimanfaatkan sebagian oleh karena keterbatasan ruang produksi.
5. Hasil produksi olahan kelompok belum dilengkapi dengan cara
pengemasan yang baik maupun memberikan label ijin (PIRT) atau
sertifikasi halal.
6. Pelaksanaan pameran yang teragenda dan tidak teragenda tidak
sesuai dengan anggaran yang telah disiapkan.
BALAI INSEMINASI BUATAN
1. PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
- Koordinasi antar pelaksana kegiatan/seksi sangat kurang
- Kurang tenaga/staf yang terlatih dan terdidik untuk menangani surat
menyurat
- Membengkaknya pembayaran listrik dan air akibat dari gangguan
jaringan yang ada di kantor maupun kandang yang ada di Balai
Inseminasi Buatan Lelede
- Kurang dipahaminya SOP peralatan dan perlengkapan kantor oleh
petugas inventaris barang atau aset
- Tidak adanya tenaga/staf yang terlatih dan terdidik dalam
mengelola administrasi keuangan
- Serapan anggaran untuk rapat koordinasi dan konsultasi keluar
daerah tergantung undangan dari pusat (Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian)
2. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
- Adanya perbedaan penafsiran dan kesalahan dalam perencanaan
anggaran sehingga anggaran tidak maksimal terserap.
- Kondisi kendaraan (roda 4) yang sudah seharusnya tidak layak pakai
membuat alokasi anggaran rutin untuk perbaikan sangat besar
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 366
3. PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN
- Sarana dan prasarana dalam proses pelaporan yang masih kurang
sehingga pelaporannya kendala.
- Kurang tenaga terlatih dalam mengelola sistem pelaporan sehingga
pelaksanaan kegiatan tidak bisa tepat waktu.
4. PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
- Kendala yang dihadapi dalam proses produksi mani beku antara lain:
a. Sering terjadi pemadaman listrik di wilayah Balai Inseminasi
Buatan, sehingga membuat alat produksinya utamanya (Filling
Sealing Machine) tidak bisa dioperasionalkan.
b. Sulitnya mengadakan straw kosong dikarenakan barang impor.
c. Terjadi kerusakan filling sealing machine yang lama sebelum ada
penggantian mesin yang baru pada bulan April 2015
- Pengetahuan dan keterampilan SDM bagi petugas Amor- Amor
yang masih terbatas baik itu manajemen maupun kemampuannya
dalam mengelola peternakan.
- Hijauan makanan ternak masih kurang karena terbatasnya biaya
untuk pembelian BBM untuk sumur bor
5. PENINGKATAN KAPASITAS UPTD
- Produksi HPT tahun 2015 di awal tahun mengalami peningkatan
akan tetapi pada bulan Mei sampai dengan Nopember 2015 rumput
yang ada di lahan Kebun HPT BIBD Banyumulek tidak ada produksi
sama sekali. Hal tersebut disebabkan oleh pencurian rumput secara
besar-besaran oleh masyarakat sekitar kantor BIB dan mulai
memasuki musim kemarau panjang (musim kering).
- Lahan Kebun Hijauan Makanan ternak yang dimiliki oleh BIB
Banyumulek belum ada pengamannya (tembok keliling) sehingga
memudahkan masyarakat mengambil rumput yang ada di kebun HPT.
- Lokasi yang jaraknya sangat jauh sehingga rentang kendali
koordinasi Instalasi perbibitan Amor- Amor dengan Balai sangat
minim dan tidak tersedianya Dokter Hewan yang langsung
menangani bila terjadi gangguan kesehatan pada ternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 367
BALAI RUMAH SAKIT HEWAN DAN LABORATORIUM VETERINER
1. LokasiLokasi UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner masih
menjadi kendala utama di dalam memberikan Pelayanan Kesehatan
Hewan. Letak yang jauh dari pusat kota terkadang membuat
konsumen enggan membawa hewan kesayangan untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium maupun pelayanan kesehatan.
2. BangunanHingga saat ini UPTD rumah sakit hewan dan laboratorium veteriner
belum memiliki ruangan yang memadai terutama ruangan Rumah Sakit
Hewan, dimana masih menempati ruangan yang sebenarnya belum
memenuhi standar sebagai tempat pelayanan kesehatan hewan.
3. Sarana TransportasiSarana transportasi juga masih menjadi kendala dalam memberikan
pelayanan. Kendaraan operasional Seksi PMHPHK berupa 1 unit
mobil Pick Up Suzuki (tahun 1988) sudahtidak layak pakai.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
- Jumlah SDMJumlah tenaga di UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium
Veteriner masih kurang mencukupi baik itu untuk tenaga
administrasi perkantoran maupun Medis dan Paramedis Veteriner.
- Pengetahuan dan Keterampilan SDMPengetahuan dan Keterampilan Tenaga Medis Veteriner/Paramedis
Veteriner perlu terus ditingkatkan terutama bagi tenaga teknis di Seksi
Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan Kesayangan.
BPT HMT SERADING
1. Kesekretariatan :
- Pelaksanaan kegiatan belum dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana dalam Rencana Kegiatan karena lokasi kegiatan berada di
Sumbawa tetapi bendahara satker dan panitia pengadaan berada
di Mataram;
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 368
- Pengiriman dana operasional (APBN) belum tepat waktu dan
jumlah sesuai RPP yang diminta.
- Masalah sosial dan situasi keamanan yang mengganggu aktifitas
seperti lahan di Instalasi Dompu sebagian besar dikuasai oleh
masyarakat, pagar lokasi padang penggembalaan di Serading
dibuka untuk jalan umum.
- Keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
khususnya di bidang administrasi
- Belum tersedianya fasilitas telepon kantor karena tidak tersedia
jaringan.
- Kapasitas dan sarana kantor kurang memadai dan tidak seimbang
dengan jumlah pegawai yang ada.
2. Pembibitan Ternak :
- Seleksi ternak belum dapat dilaksanakan secara optimal karena
populasi ternak melebihi kapasitas tampung/over kapasitas.
- Adanya musim kemarau yang panjang sehinggaberpengaruh
terhadap penyediaan pakan secara berkelanjutan.
- Pelepasan ternak di Instalasi Dompu secara bebas yang
berdampak terhadap kesulitan melakukan recording sehingga
kemungkinan ternak bisa hilang dan mati tanpa diketahui.
- Jumlah personil tidak berimbang dengan luas lahan dan ternak
- Sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan perbibitan belum
memadai.
3. Pembibitan HPT
- Produksibenih dan hijauan pakan ternak menurun drastisakibat
adanya musim kemarau yang panjang dan perubahan iklim yang
tidak menentu
- Permintaan pasar terhadap benih hijauan pakan ternak tidak dapat
ditentukan secara pasti sehingga penanaman bibit untuk produksi
hanya berdasarkan estimasi.
- Kesulitan memaksimalkan produksi benih karena masa panen
secara serempak dan dilakukan secara manual.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 369
4. Pengelolaan Pakan Ternak/Padang Panggembalaan :
- Pengelolaan padang penggembalaan ternak belum ditangani
secara maksimal
- Drainase padang penggembalaan belum tertata dengan baik
- Terbatasnya ketersediaan pakan pada musim kemarau
- Teknologi pakan belum terimplementasi secara maksimal sesuai
teklogi yang tersedia
- Belum berimbangnya antara luas lahan dengan jumlah tenaga kerja
yang tersedia.
5. Kesehatan Hewan :
- Belum tersedianya tenaga Dokter Hewan
- Drainase kandang belum seluruhnya tersedia sehingga
mengakibatkan kandang menjadi lembab dan becek
- Adanya beberapa penyakit yang muncul pada musim-musim
tertentu seperti penyakit mata dan diare
6. Pasca Panen :
- Keterbatasan sarana pasca panen sehingga pengelolaan benih
hijauan pakan ternak masih dilakukan secara manual
- Pelaksanaan sertifikasi benih hijauan pakan ternak belum ada
7. Regulasi :
- Proses mendapatkan ijin penghapusan dan penjualan ternak
memerlukan waktu sehingga fluktuasi harga ternak di pasar tidak
dapat diprediksi secara pasti demikian juga dengan kondisi ternak.
BALAI PENGEMBANGAN DAN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK
RUMINANSIA (BP3TR)
1. Jumlah staf yang sangat terbatas yakni sebanyak 4 (empat) orang
menyebabkan pelayanan belum optimal.
2. Fasilitas kerja berupa Komputer 3 unit, Printer 2 unit, Laptop 2 (dua)
unit dan Meja Kerja dibandingkan dengan volume pekerjaan yang
harus diselesaikan masih terasa kurang.
3. Fasilitas berupa sarana transportasi UPTD BP3TR sudah ada baik roda
2 maupun roda 4 akan tetapi dana operasionalnya belum ada.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 370
4. Sumber daya manusia di UPTD BP3TR terdiri dari Kepala UPTD
BP3TR, 2 kepala Seksi, 1 Kasubbag Tata Usaha dan 6 orang Staf serta
2 orang pegawai kontrak. Jumlah staf yang terbatas baik keterampilan
teknik pengolahan pakan maupun personil sangat tidak maksimal untuk
kegiatan operasional di UPTD BP3TR.
5. Bantuan alat-alat pengolah pakan yang diperoleh kelompok belum
dimanfaatkan disebabkan karena modal untuk pembelian bahan baku
pakan dan biaya untuk pengoperasian alat belum ada
6. Hasil samping pertanian belum termanfaatkan sebagai pakan ternak
ruminansia karena kepemilikan ternak ditingkat petani ternak
maksimal 2 atau 3 ekor per orang sehingga petani masih merasa
mampu untuk mencari rumput hijau
7. Sistem pemeliharaan ternak dikelompok masih sistem tradisional dan
menganggap usaha sampingan saja sehingga usaha peternakan
belum menjadikan usaha bisnis
8. Manajemen kelembagaan di kelompok tani ternak belum berjalan dengan
maksimal disebabkan karena faktor kepemilikan ternak dipelihara dan
dirawat oleh masing - masing orang dalam kelompok, jadi manfaat
kandang bagi kelompok adalah tempat kolektivitas pemeliharaan ternak
untuk dijaga keamanan secara bersama dalam kelompok
9. Pembagian tugas dalam kelompok belum terlaksana dengan baik
10. Budaya ngawis dikalangan peternak masih sangat kuat.
11. Peralatan pengolah pakan yang belum memadai.
12. Belum memiliki tenaga teknis untuk memperbaiki alat pengolah pakan
ketika terjadi kerusakan mesin.
13. SDM tenaga teknis ataupun petugas pengolah pakan yang masih
rendah sehingga perlu mengikuti diklat pengolahan.
14. Ketersediaan bahan - bahan untuk pengolahan pakan tidak tersedia
sepanjang waktu seperti onggok.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 371
B. PEMECAHAN MASALAHAdapun pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
SEKRETARIAT
1. Meningkatkan koordinasi dengan petugas-petugas dilapangan
secara terus menerus untuk mengingatkan batas waktu
penyelesaian kegiatan.
2. Terus berkoordinasi dengan penanggung jawab kegiatan sehingga
bila ada permasalahan dapat diselesaikan secara musyawarah.
3. Untuk kegiatan - kegiatan yang sifatnya kontrak perlu dilakukan
koordinasi yang intensif dengan pihak ketiga.
4. Jadwal pelaksaaan kegiatan diusahakan tepat waktu.
BIDANG BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN
1. Perlunya survey harga dilapangan dikaji kembali untuk menetapkan
HPS dan Spek yang sesuai sehingga kegiatan yang gagal proses
lelang di ULP bisa dihindari
2. diharapkan kegiatan yang akan dilaksanakan melalui proses ULP
dilaksanakan pada awal – awal tahun agar dalam pelaksanaan kegiatan
nantinya dapat lebih optimal
3. Diperlukan komitmen bersama yang komprehensif antara stakeholder yang
bergerak dibidang pengembangan budidaya ternak agar tercipta iklim yang
kondusif dalam pengembangan agribisnis peternakan didaerah.
4. Perlunya pendampingan bagi kelompok yang berupa pembinaan,
bimbingan dan penyuluhan maupun pelatihan bagi pendamping
kelompok itu sendiri maupun anggota kelompok tani ternak dengan
tujuan agar peternak dapat menjalankan usaha budidaya ternak
secara lebih baik.
5. Pendampingan pada kelompok akan menjadi lebih efektif jika petugas
pendamping masuk dan menjadi bagian dari kelompok yang
didampingi dan memiliki peran dalam keberhasilan usaha di bidang
peternakan yang dilakukan.
6. Diharapkan kelompok tani ternak harus selalu berkoordinasi dengan
Dinas Kabupaten/Kota setidaknya dengan Tim Teknis
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 372
7. Pelaporan adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan
setiap kegiatan, maka diharapkan agar Dinas Kabupaten/Kota dapat
menunjuk petugas yang khusus menangani pelaporan sehingga tidak
terjadi keterlambatan dalam penyampaiannya.
8. Dukungan dana APBD II sangat diharapkan untuk operasional
pembinaan dan pengawasan di lapangan oleh karena perlu
disediakan dana sharing dari masing-masing tingkatan tersebut.
BIDANG KESEHATAN HEWAN
1. Mengingatkan Kabupaten/Kota baik melalui surat maupun telpon agar
mengirim laporan rutin bulanan tepat waktu.
2. Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana Puskeswan seperti
peralatan dan sepeda motor ke pusat.
3. Bersurat ke Pemerintah Daerah dan Pusat untuk penambahan
pengangkatan Medis Veteriner (Dokter Hewan) dan Paramedis Veteriner.
4. Mendistribusikan obat-obatan ke Kabupaten/Kota sesuai dengan
alokasi jatah yang diterima.
5. Kedepan perlu diusulkan ke pusat untuk anggaran obat-obatan
gangguan reproduksi yang memadai.
6. Menyampaikan panduan pengisian laporan yang benar dan lengkap
sesuai data yang diperlukan.
7. Meningkatkanketerampilan petugas lapangan melalui training
penanganan penyakit gangguan reproduksi dan penanganan sampel.
8. Meningkatkan koordinasiantara dinas dengan Balai Laboratorium
Keswan maupun Balai Besar Veteriner.
9. Mengusulkan ke pusat agar dana pengamatan penyakit lebih
memadai.
10. Sharing dana kegiatan surveilans di masing- masing Kabupaten/Kota.
11. Meningkatkan sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dalam
pengawasan pemasukan HPR di pelabuhan resmi maupun tidak resmi.
12. Sosialisasi mengenai pentingnya vaksinasi lebih ditingkatkan untuk
peternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 373
13. Perlu adanya kontribusi antar pemerintah Provinsi dan Kab/kota dalam
hal pengadaan alat dan bahan yang mendukung pelaksanaan kegiatan
pencegahan dan pengendalianPHM serta dana operasionalnya.
14. Untuk peternakan unggas sektor 4 perlu pengembangan dan
penerapan sistem biosecurity yang optimal dan pelayanan kesehatan
yang partisipatif (melibatkan partisipasi aktif masyarakat).
15. Perlu dilakukan monitoring dan surveilans yang benar dan konsisten,
yakni dengan cara melaksanakan kajian epidemiologi dengan
menggunakan strategi sampling (besaran sampling, cara pengambilan
sampel), penjaringan faktor resiko melalui kuesioner dan analisis data.
16. Melakukan koordinasi aktif dengan instansi-instansi terkait (Karantina,
Kepolisian dll) untuk melakukan pengawasan dipintu keluar masuk
ternak unggas baik antar pulau maupun antar Kabupaten/Kota.
17. Penyuluhan/sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat terus digalakkan baik melalui penyebaran leaflet,
penyuluhan di kelompok-kelompok peternak maupun di sekolah-
sekolah serta sosialisasi melalui media massa.
18. Memanfaatkan tenaga –tenaga PDSR yang telah dibentuk ditiap
kabupaten/kota untuk terus melaksanakan surveilans, pencegahan
dan pengendalian terhadap penyakit AI di wilayah masing-masing.
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
1. Pemotongan ternak harus melalui prosedur yang sudah disepakati
atau SOP Pemotongan yaitu antara lain hewan baru bisa dipotong
setelah dilakukan pemeriksaan antemortem oleh Dokter
Hewan/Petugas yang berwenang.
2. Intervensi melalui program insentif pemotongan betina produktif
kepada Kelompok tani Ternak atau Kelompok Pejagal.
3. Perlu penganggaran dana operasional bagi petugas RPH.
4. Perlu pembentukan asosiasi/paguyuban petugas, jagal dan pengusaha
ternak di masing - masing kabupaten/kota untuk memudahkan akses pasar
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 374
5. Perlu sosialisasi Peraturan Daerah, Public Awareness serta
pembinaan dan pengawasan yang kontinyu antara petugas provinsi
dan kabupaten/kota serta instansi terkait lain dalam hal pemotongan
ternak khususnya ternak betina produktif.
6. Intensitas koordinasi dan komunikasi dengan aparat hukum agar
ditingkatkan
7. Melalui RMRPHR secara berkelanjutan akan merubah profil RPH di
NTB sehingga penjaminan PAH ASUH akan mampu berdaya saing.
8. Fasilitasi sarana, prasarana dan SDM petugas dalam rangka
optimalisasi RPHR
BIDANG BINA USAHA PETERNAKAN
1. Mengusulkan kepada Kepala Dinas agar penyediaan SDM Peternakan
dapat ditambahkan dan menjadi prioritas dalam perekrutan PNS.
2. Mengusulkan agar setiap kepala seksi diberikan fasilitas yang sama
dengan kepala seksi lainnya.
3. Bersurat dan berkoordinasi dengan Dinas Kabupaten/Kota agar lebih
kreatif dalam menyampaikan informasi tentang kebutuhan –
kebutuhan untuk pengembangan usaha peternakan di NTB.
4. Berkoordinasi dengan Petugas Teknis Kabupaten/Kotaagar meningkatkan
pembinaan dan membimbing para kelompok usaha olahan lebih intensif
sekaligus mengawasi produksi dan perkembangan usahanya.
5. Memberikan bimbingan kepada kelompok olahan dengan melibatkan
instansi terkait dalam pengurusan PIRT dan sertifikasi halal produk
olahannya.
6. Mengikuti pameran yang lebih selektif dan benar-benar memberikan
dampak positif bagi pelaku usaha di daerah.
BALAI INSEMINASI BUATAN
1. PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
- Mengintensifkan koordinasi antar seksi melalui pemahaman tugas
pokok yang baik sehingga tidak banyak menimbulkan gesekan-
gesekan dalam melaksanakan kegiatan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 375
- Diperlukan pelatihan-pelatihan/magang/study banding guna
peningkatan keterampilan pada staf-staf yang ada terutama pada
masalah-masalah ketatausahaan seperti pelatihan cara penulisan
surat-surat, komputerisasi sehingga kegiatan yang ada di Balai bisa
berjalan dengan lancar
- Penghematan daya listrik dilakukan dengan perbaikan
jaringan/instalasi dan meminimalkan pemakaian daya listrik
- Penambahan tenaga keuangan
- Penindakan tegas kepada staf yang kegiatannya tidak melalui
prosedur yang sudah berlaku
2. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
- Penyusunan perencanaan kegiatan harus disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku
- Pengadaan kendaraan operasional (roda 4) yang baru sebagai
pengganti kendaraan operasional yang dihapus.
3. PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN
- Pengadaan sarana dan prasarana yang memadai untuk percepatan
pelaporan
- Penambahan tenaga terlatih untuk ditempatkan di Balai Inseminasi
Buatan dalam mendukung kegiatan - kegiatan yang telah direncanakan
4. PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
- Langkah-langkah untuk peningkatan proses produksi mani beku :
a. Pengadaan generator dengan kapasitas 10.000 kwh
b. Pemesanan straw kosong harus dilakukan lebih awal
- Pengusulan penghapusan aset berupa sapi perah sebanyak 7
(tujuh) ekor dikarenakan secara ekonomis dan sudah tidak
dialokasikan lagi anggaran untuk operasionalnya
- Diperlukan pelatihan, kursus atau studi banding untuk meningkatkan
keterampilan yang dibutuhkan oleh petugas sapi brangus Amor - Amor.
- Pengadaan mesin sumur bor dengan kapasitas besar dan pembuatan
unit baru sumur bor demi mengairi padang penggembalaan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 376
5. PENINGKATAN KAPASITAS UPTD
- Pemenuhan akan HPT di BIB mengalami penurunan produksi
terutama pada musim kering yang disebabkan oleh pencurian
rumput. Untuk mengatasi masalah pencurian rumput di lahan kebun
HPT BIBD Banyumulek dilakukan berbagai upaya sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan penjaga malam untuk mengawasi kebun HPT
yang ada pada siang hari.
b. Melakukan koordinasi dengan satuan keamanan Kepolisian Sektor
Kediri untuk ikut memantau kondisi masyarakat yang melakukan
pencurian dengan melakukan patroli di lahan kebun rumput BIBD
Banyumulek.
c. Peremajaan lahan HPT seluas 9 ha yang berada di luar pagar
lingkungan kantor perlu dilakukan.
d. Pemagaran lahan kebun HPT seluas 9 ha
e. Diperlukan pejabat yang menangani khusus Instalasi Amor-Amor
sehingga koordinasi dan kebijakan tidak terhambat karena lokasi
yang jauh dan kalau terjadi gangguan ternak cepat teratasi
BALAI RUMAH SAKIT HEWAN DAN LABORATORIUM VETERINER
1. Upaya Peningkatkan Pelayanan Kesehatan Hewan di lokasi Banyumulek
masih diperlukan kerja keras antara lainberupa sosialisasi/penyuluhan
bagi pemilik ternak/hewan kesayangan dengan mendatangi lokasi -
lokasi kandang kelompok, Kantor Desa, Kantor Kecamatan dengan
membagikan leaflet/brosur tentang kegiatan UPTD Rumah Sakit Hewan
dan Laboratorium Veteriner. Hal ini dikarenakan lokasi UPTD Rumah
Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner jauh dari ibukota provinsi selain
itu transportasi umum tidak ada kecuali Taxi.
2. Mengusulkan penambahan sarana dan prasarana seperti obat-obatan,
transportasi sepeda motor sebanyak 3 (tiga) unit.
3. Mengusulkan penambahan jumlah pegawai yang sesuai dengan
kebutuhan UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 377
4. Peningkatan kemampuan personil UPTD Rumah Sakit Hewan dan
Laboratorium Veteriner dengan melakukan pelatihan - pelatihan
ataupun magang.
BALAI PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK SERADING
1. Kesekretariatan :
Berkoordinasi secara intensif dengan PPK dan Panitia/Pejabat
Pengadaan barang dan jasa
Penyelesaian SPJ dilakukan tepat waktu
Melakukan pendekatan secara kekeluargaan kepada masyarakat
disekitar lokasi agar tidak memanfaatkan lahan untuk kepentingan
pribadi/kelompok
Mendorong peningkatan kualifikasi pendidikan staf dengan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan mengajukan formasi
pengangkatan pegawai sesuai kompetensi yang dibutuhkan atau
dengan diklat - diklat teknis yang berkaitan dengan tupoksi.
Memanfaatkan fasilitas telpon seluler serta berkoordinasi dengan
PT.Telkom Sumbawa untuk mengupayakan penyambungan telepon.
Pengusulan anggaran penambahan ruangan secara bertahap
dan penambahan meubelair
Perlu dilakukan penambahan daya untuk menunjang kinerja Balai.
2. Pembibitan Ternak :
Melakukan rasionalisasi ternak secara bertahap dan penyediaan
sarana prasarana secara bertahap melalui pengusulan anggaran
baik dari APBD maupun APBN
Melakukan perbaikan manejemen pakan sehingga kekurangan
pakan pada saat musim kemarau bisa dikendalikanserta
penyediaan sumber-sumber air.
Mengusulkan pembuatan Paddock Pastura dan melakukan
penggembalaan secara intensif melalui pengawalan oleh petugas.
Perbaikan pagar padang penggembalaan dan penanganan
secara intensif
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 378
Perlu dilakukan penambahan tenaga teknis untuk penanganan
ternak yang lebih intensif.
Penyediaan sumur bor untuk lahan padang pengembalaan dan
air minum ternak
3. Pembibitan Hijauan Pakan Ternak
Melakukan Introdusir jenis HPT unggul dari luar untuk mengganti
tanaman yang kurang produktif
Perlu dilakukan lobi-lobi bisnis secara intensif dengan pihak lain
sebelum melakukan penanaman untuk memastikan jenis dan
jumlah yang dibutuhan sehingga jenis HPT yang ditanam sesuai
dengan permintaan pasar.
Melibatkan masyarakat sekitar lokasi untuk ikut melakukan
panen dengan pembayaran sistem upah.
4. Pengelolaan Pakan Ternak/Padang Panggembalaan :
Perlu dilakukan introdusir jenis pakan unggul ke padang
penggembalaan untuk meningkatkan produktivitas padang
penggembalaan
Melakukan pemetaan lahan serta tata letak tanaman dan
perbaikan drainase secara bertahap.
Melakukan pengawetan pakan dengan sistem teknologi tepat guna
Perlu dilakukan perimbangan tenaga kerja dengan luas lahan
yang ada.
5. Kesehatan Hewan :
Mengusulkan penempatan tenaga Dokter Hewan dan paramedis
Melakukan perbaikan sistem drainase kandang dengan baik
Perlu dilakukan antisipasi dan pencegahan secara dini serta
penyiapan obat-obatan yang diperlukan
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 379
6. Pasca Panen :
Mengusulkan pengadaan sarana prasarana secara bertahap
melalui anggaran APBD maupun APBN
Berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan tentang mekanisme dan persyaratan untuk
mendapatkan sertifikasi benih hijauan pakan ternak.
7. Regulasi :
Diharapkan para pengambil kebijakan dan pihak terkait untuk
lebih mempercepat proses regulasi penghapusan terhadap
ternak-ternak yang diusulkan
BALAI PENGEMBANGAN DAN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK
RUMINANSIA (BP3TR)
1. Melakukan pembinaan terhadap staf terutama penggunaan fasilitas
sarana komputer.
2. Memaksimalkan penggunaan komputer dan laptop yang ada.
3. Fasilitas sarana transportasi kendaraan roda 4 (empat) dipinjamkan
dari mobil operasional PSDS/K bidang Budidaya Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB untuk menunjang kegiatan
Kepala Balai dan kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 6 (enam) unit
untuk menunjang kegiatan Kepala Seksi dan staf Sub Bagian Tata
Usaha pada tahun ini akan diusahakan dana operasionalnya.
4. Perlu adanya penambahan staf terutama tenaga teknis yang
mempunyai kompetensi di bidang pengolahan pakan.
5. Fasilitas berupa meja dan kursi kerja yang kurang masih dipinjamkan
dari BIB dan BRSHLV.
6. Pembinaan untuk penguatan kelembagaan pada Kelompok Tani
Ternak harus terus ditingkatkan
7. Perlunya tenaga pendamping untuk Kelompok Tani Ternak.
8. Perlunya tenaga penyuluh untuk Kelompok Tani Ternak
9. Meminjam alat pengolah pakan yang ada di BIB seperti Chooper.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 380
10. Menyiapkan operator mesin/teknisi mesin bila sewaktu - waktu mesin
rusak.
11. Memperbanyak pelatihan kepada tenaga lapangan pengolahan
pakan.
12. Mencari alternatif bahan pakan lain yang murah dan bergizi tinggi.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 381
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari uraian kegiatan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain adalah :
1. Pada tahun 2015 populasi sapi di Nusa Tenggara Barat mengalami
peningkatan yang signifikan dibanding tahun 2014. Populasi sapi tahun
2015 sebanyak 1.055.013 ekor atau meningkat sebesar 4,1%.
2. Pada tahun anggaran 2015 dana yang dikelola oleh Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB yang bersumber dari dana APBD
Provinsi NTB sebesar Rp.33.690.572.100,-(tiga puluh tiga milyar enam
ratus sembilan puluh juta lima ratus tujuh puluh dua ribu seratus rupiah)
dan telah realisasi sebesar Rp.29.549.545.539,- (dua puluh sembilan
milyar lima ratus empatpuluh sembilan juta lima ratus empat puluh lima
ribu lima ratus tiga puluh sembilan rupiah) atau sebesar
87,71%sedangkanrealisasi fisik sebesar 98,93%yang terdiri dari :
- Belanja Langsung sebesar Rp.16.673.660.658,-(enam belas milyar
enam ratus tujuh puluh tiga juta enam ratus enam puluh ribu enam
ratus lima puluh delapan rupiah) atau sebesar95,07%dan realisasi fisik
mencapai 100%- Belanja Tak Langsung sebesar Rp.16.673.660.668,-(enam belas milyar
enam ratus tujuh puluh tiga juta enam ratus enam puluh ribu enam
ratus enam puluh delapan rupiah) atau sebesar82,76%dan realisasi
fisik sebesar 97,86%.3. Dukungan APBN Satker - 06 tahun 2015 untuk pembangunan peternakan
rinciannya sebagai berikut :
- Sumber Dana Dekonsentrasi dari alokasi anggaran sebesar Rp.
11.603.877.000,- (sebelas milyar enam ratus tiga juta delapan ratus tujuh
puluh tujuh ribu rupiah) dan telah terealisasi sebesar Rp.10.241.681.210,-
(sepuluh milyar dua ratus empat puluh satu juta enam ratus delapan puluh
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 382
satu ribu dua ratus sepuluh rupiah) atau sebesar 90% dengan realisasi
fisik sebesar 92,80%
- Sumber Dana Tugas Pembantuan dari alokasi anggaran sebesar Rp.
34.886.170.000,- (tiga puluh empat milyar delapan ratus delapan puluh
enam juta seratus tujuh puluh ribu rupiah) dan telah terealisasi sebesar
Rp. 28.100.085.315,- (dua puluh delapan milyar seratus juta delapan
puluh lima ribu tiga ratus lima belas rupiah) atau sebesar 75,8% dengan
realisasi fisik sebesar 83,4%
4. Dukungan APBN Satker – 07 Tahun 2015 untuk pembangunan
peternakan dengan rincian sebagai berikut :
- Sumber Dana Dekonsentrasi dari alokasi anggaran sebesar Rp.
730.925.000,- (tujuh ratus tiga puluh juta sembilan ratus dua puluh lima
ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.650.430.000,- (enam ratus lima
puluh juta empat ratus tiga puluh ribu rupiah) atau sebesar 93,6%
dengan realisasi fisik sebesar 98,8%
- Sumber Dana Tugas Pembantuan dari alokasi anggaran sebesar
Rp.4.150.000.000,- (empat milyar seratus lima puluh juta rupiah) dengan
realisasi sebesar Rp. 2.997.844.050,- (dua milyar sembilan ratus
sembilan puluh tujuh juta delapan ratus empat puluh empat ribu lima
puluh rupiah) atau sebesar 83,9% dengan realisasi fisik sebesar 99,7%
5. Dukungan APBN Satker – 08 Tahun 2015 untuk pembangunan
peternakan dengan rincian sebagai berikut :
- Sumber Dana Dekonsentrasi dari alokasi anggaran sebesar
Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dengan realisasi sebesar
Rp.264.495.600,- (dua ratus enam puluh empat juta empat ratus
sembilan puluh lima ribu enam ratus rupiah) atau sebesar 88,17%
dengan realisasi fisik sebesar 95%
6. Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun Anggaran 2015 sebesar
Rp.1.114.640.000,-(satu milyar seratus empat belas juta enam ratus
empat puluh ribu rupiah) dan telah realisasi sampai dengan akhir bulan
Desember 2015 mencapai Rp.606.682.945,-(enam ratus enam juta enam
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 383
ratus delapan puluh dua ribu sembilan ratus empat puluh lima rupiah) atau
sebesar 54,43%.7. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan dan Pengawasan
Obat Hewan di seluruh Kabupaten/Kota se - Provinsi NTB telah
berlangsung dengan baik sesuai dengan program yang telah direncanakan.
8. Penertiban pelaksanaan peraturan penjualan obat hewan dan distribusi
obat hewan (perijinan dan penyimpanan) oleh Depo obat hewan dan toko
obat hewan di kabupaten/kota se-NTB terbina dengan baik.
9. Tingginya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan hewan/ternaknya
dipuskeswan guna mendapatkan perawatan, pemeriksaan dan pengobatan
10. Program penanggulangan penyakit gangguan reproduksi telah berjalan
dengan baik sehingga diharapkan kegiatan tersebut dapat meningkatkan
produktivitas dan reproduktivitas ternak
11. Pengawasan obat hewan dilakukan secara berkala dan berkesinambungan
dengan mengambil beberapa sampel obat yang ada di toko-toko, depodan
lain - lain yang ada di seluruh kabupaten/kota se NTB untuk dikirim dan
dilakukan pemeriksaan oleh BPMSOH Gunung Sindur-Bogor dimana hasil
pemeriksaannya 99% obat-obat tersebut masih layak digunakan.
12. Kasus AT/SE terkendali, namun perlu perhatian terhadap BEF dan Surra
serta flu burung (AI).
13. Penanggulangan dan pemberantasan Anthrax dan AI pada ternak berarti
juga menghilangkan ancaman terhadap manusia
14. Pemberantasan desa tertular Anthrax harus bersifat massiv dan butuh waktu
cukup lama karena sifat spora Anthrax, disamping perilaku dan pemahaman
masyarakat sehingga perlu koordinasi intensif antar instansi terkait
15. Tahun 2011 kasus positif penyakit AI pada unggas dan manusia di
Provinsi NTB belum ada laporan, hal ini disebabkan karena pengawasan
lalu lintas berjalan seperti yang diharapkan dan surveillance secara
terintegrasi dengan dinas kesehatan sangat harmonis di Kabupaten/Kota.
16. Capaian Pelaksanaan kegiatan pada Bidang Kesehatan Hewan dengan
rincian sebagai berikut :
- Sumber dana APBDcapaian realisasi untuk keuangan sebesar 68% dan
fisik sebesar 80%.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 384
- Sumber dana APBN Dekonsentrasicapaian realisasi keuangan sebesar
62,5% dan fisik sebesar 81,1%.
- Sumber dana APBN Tugas Pembantuan capaianrealisasi fisik
mencapai 100% dan keuangan sebesar 90,8%.
17. Realisasi pelaksanaan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
tahun anggaran 2015 melalui dana dekonsentrasidi Provinsi NTB s/d bulan
Desember secara fisik telah mencapai 100% dan keuangannya telah
mencapai 93,63% atau sebesar Rp.650.430.000,- (enam ratus lima puluh juta
rupiah empat ratus tiga puluh ribu rupiah) dari pagu anggaran sebesar Rp694.692.000,- (enam ratus sembilan puluh empat juta enam ratus sembilan
puluh dua ribu rupiah)
18. Realisasi pelaksanaan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
tahun anggaran 2015 melalui dana Tugas Pembantuandi Provinsi NTB s/d
bulan Desember sebesar Rp.2.997.844.050,- (dua milyar sembilan ratus
sembilan juta delapan ratus empat puluh empat ribu lima puluh rupiah)
dimana realisasifisik telah mencapai 100% dan keuangannyasebesar83,86% dari pagu anggaran sebesar Rp. 3.575.000.000,- (tiga
milyar lima ratus tujuh puluh lima juta rupiah)
19. Realisasi keuangan kegiatan Pada Bidang Usaha Peternakan Sumber
Dana APBD sebesar Rp.420.741.763,- (empat ratus dua puluh juta tujuh
ratus empat puluh satu ribu tujuh ratus enam puluh tiga rupiah) atau
sebesar 39,75% dari total anggaran sebesar Rp.1.058.360.000,- (satu
milyar lima puluh delapan juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah).
20. Serapan anggaran untuk tahun 2015 Balai Inseminasi Buatan untuk
realisasi keuangan sebesar Rp. 1.426.104.940,- (satu milyar empat ratusdua puluh enam juta seratus empat ribu sembilan ratus empat puluhrupiah) atau sebesar 90,47% sedangkan untuk realisasi fisik sebesar 100%dari pagu anggaran sebesar Rp. 1.576.259.500,- (satu milyar lima ratus
tujuh puluh enam juta dua ratus lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah)
sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 150.154.560,-(seratuslima puluh juta seratus lima puluh empat ribu lima ratus enam puluhrupiah)terdiri atas sisa pembayaran listrik, perjalan dinas, kursus singkat,
pengadaan komputer, operasional kendaraan dan lain-lain.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 385
21. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihasilkan oleh Balai Inseminasi
Buatan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 254.437.250,- (dua ratus limapuluh empat juta empat ratus tiga puluh tujuh ribu dua ratus lima puluhrupiah) atau sebesar 325,09% yang terdiri dari penjualan straw sebesar Rp.
244.937.250,- (dua ratus empat puluh empat juta sembilan ratus tiga puluh
tujuh ribu dua ratus lima puluh rupiah) dan penjualan sapi dari potong paksa
sebesar Rp. 9.500.000,- (sembilan juta lima ratus ribu rupiah).
22. Realisasi Semen Beku tahun 2015 adalah sebesar 24.898 dosis dengan
rincian sebagai berikut :
- Kota Mataram : 250 dosis
- Kabupaten Lombok Utara : 6.859 dosis
- Kabupaten Lombok Barat : 5.178 dosis
- Kabupaten Lombok Tengah : -
- Kabupaten Lombok Timur : 9.144 dosis
- Kabupaten Sumbawa Barat : -
- Kabupaten Sumbawa : 1.214 dosis
- Kabupaten Dompu : 1.036 dosis
- Kabupaten Bima : 520 dosis
- Kota Bima : 430 dosis
23. Realisasi Akseptor tahun 2015 adalah sebesar 28.073 akseptor dengan
rincian sebagai berikut :
- Kota Mataram : 44 akseptor
- Kabupaten Lombok Utara : 3.888 akseptor
- Kabupaten Lombok Barat : 2.883 akseptor
- Kabupaten Lombok Tengah : 1.595 akseptor
- Kabupaten Lombok Timur : 12.807 akseptor
- Kabupaten Sumbawa Barat : 843 akseptor
- Kabupaten Sumbawa : 1.316 akseptor
- Kabupaten Dompu : 1.796 akseptor
- Kabupaten Bima : 2.640 akseptor
- Kota Bima : 261 akseptor
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 386
24. Realisasi Kelahiran tahun 2015 sebesar 24.142 ekor dengan rincian
sebagai berikut :
- Kota Mataram : 140 ekor
- Kabupaten Lombok Utara : 4.897 ekor
- Kabupaten Lombok Barat : 2.604 ekor
- Kabupaten Lombok Tengah : 4.251 ekor
- Kabupaten Lombok Timur : 9.318 ekor
- Kabupaten Sumbawa Barat : 250 ekor
- Kabupaten Sumbawa : 423 ekor
- Kabupaten Dompu : 1.459 ekor
- Kabupaten Bima : 617 ekor
- Kota Bima : 183 ekor
25. Hasil pelayanan kesehatan hewan Rumah Sakit Hewan sebanyak 2.675
ekor dengan rincian sebagai berikut :
- Hewan sembuh sebanyak 434 ekor
- Hewan mati 2 sebanyak ekor
- Preventif/pencegahan, vaksinasi, operasi sebanyak 2.239 ekor
- Penyakit hewan menular (PHM) yang terindentifikasi sebanyak 129 ekor
- Penyakit hewan non PHM sebanyak 2.546 ekor
26. Hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium Veteriner tahun 2015 sebanyak
119.807 sampel dengan rincian sebagai berikut :
- Pemeriksaan serologi : AI sebanyak 2.906 sampel, ND sebanyak 82
sampel, Pullorum sebanyak 89.550 sampel, Antraks sebanyak 4.106
sampel, SE sebanyak 3.215 sampel, Brucellosis sebanyak 10.107
sampel (termasuk sapi bibit),
- pemeriksaan feces sebanyak 9.425 sampel,
- pemeriksaan PUD sebanyak 412 sampel,
- Pemeriksaan ektoparasit dll sebanyak 4 sampel.
27. Realisasi penerimaan PAD/Retribusi Daerah untuk UPTD Rumah Sakit
Hewan dan Laboratorium Veteriner sebesar Rp. 65.427.500,- (104,7% dari
target Rp. 59.000.000,-)
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 387
28. Kegiatan - kegiatan di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak
Serading (BPT HMT) tahun 2015 telah berjalan dan diselesaikan dengan
baik dengan beberapa indikator sebagai berikut :
a. Penggunaan input telah dimanfaatkan secara efektif dan efisien adapun
realisasi penyerapan anggaran adalah :
- APBD: Keuangan81,65%dan Fisik95,65%- APBN : Keuangan96,27% dan Fisik 100%
b. Realisasi Penerimaan PAD tahun 2015 pada BPT HMT Serading
sebesar Rp. 113.280.755,-(seratus tiga belasa juta dua ratus delapanpuluh ribu tujuh ratus lima puluh lima rupiah) atau sebesar 78,67%.Penyebab tidak tercapainya realisasi PAD karena penjualan sapi tidak
dapat dilaksanakan oleh Panitia Lelang.
29. Sebagai Sumber benih HPT Unggul secara nasional BPT HMT Serading
telah mendistribusikan benih HPT ke dalam daerah dan berbagai Provinsi
di Indonesia.
30. Pelatihan – pelatihan yang dilaksanakan pada BP3TR berjalan lancar baik
dari segi pelaksanaannya maupun antusias peserta namun perlu
ditingkatkan kelembagaan kelompok melalui pembinaan dan
pendampingan secara kontinyu sampai sistem kelembagaan itu dapat
berjalan dengan baik.
31. Peruntukan pakan olahan yang diproduksi oleh UPTD BP3TR belum ada
rekomendasi kerja sama dengan pihak terkait, masih sebatas uji coba dan
dipakai untuk pakan ternak yang ada di BIB dan kelompok tani ternak.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 388
B. SARAN – SARAN1. Antar Satker Kabupaten dan Provinsi perlu lebih ditingkatkan
koordinasinya, mulai dari sejak penerimaan DIPA dan POK, penentuan
lokasi, revisi, usulan kegiatan tahun berikutnya sampai kepada
pelaksanaan kegiatan dan pelaporan-pelaporan
2. Data statistik pada setiap Satker Kabupaten, agar selalu di update dan
disampaikan ke Provinsi dan pusat
3. Koordinasi dengan sub sektor lainnya dalam Rumpun Hijau di Kabupaten agar
lebih ditingkatkan. Hal ini dalam rangka mendukung terlaksananya kaidah
integrasi baik pada tataran konsepsional sampai kepada tataran operasional.
4. Dalam merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan di daerah agar
memperhatikan potensi dan kondisi serta sosial budaya daerah perlu
adanya penyesuaian antara kepentingan nasional dan kebutuhan daerah.
5. Perlunya dibuat batasan - batasan yang jelas dalam menentukan peruntukan
lahan dalam hal komoditas yang akan diusahakan agar tidak terjadi tumpang
tindih antara lahan pertanian, perkebunan dan peternakan karena tidak
semua daerah mempunyai rencana tata ruang wilayah yang memadai.
6. Kegiatan yang sifatnya sangat tergantung pada kondisi cuaca/musim
seperti penanaman kebun HMT dan pembuatan embung sebaiknya
dilaksanakan di kondisi cuaca/musim yang dapat memberikan hasil yang
optimal dari kegiatan tersebut.
7. Perlu dilakukan koordinasi secara intensif dengan Kabupaten/Kota guna
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kesehatan hewan
8. Sesegera mungkin ada dukungan dari Provinsi untuk sosialisasikan kepada
Pemerintah Daerah kabupaten/kota sehingga Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dan DPRD memahami tentang pentingnya peran Pengawasan
Obat Hewan dan mengalokasikan pembiayaan secara proposional.
9. Pelatihan Penanganan Penyakit Gangguan Reproduksi Medis Veteriner
(Dokter Hewan) ditingkatkan.
10. Penempatan Dokter Hewan Tenaga Harian Lepas (THL) Kementerian
Pertanian RI perlu dilaksanakan secara merata di seluruh Kabupaten/Kota
se - NTB
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 389
11. Kabupaten/Kota perlu menganggarkan pengadaan obat-obatan dan
peralatan untuk Puskeswan
12. Mendukung program penanggulangan dan pemberantasan Antraks dan
SE/Ngorok yang telah dicanangkan Gubernur NTB (19 Desember 2005)
13. Meningkatkan tindakan kewaspadaan dini (surveilans, monitoring dan lain
- lain)
14. Melakukan vaksinasi lebih awal (Mei-Juli) yang didahului pada lokasi
potensial/endemis
15. Pada lokasi endemis, vaksinasi dilakukan pada semua ruminansia rentan
dengan coverage tinggi
16. Melakukan vaksinasi ulang (booster) + 4-6 bulan kemudian
17. Kontribusi dalam penyediaan vaksin (AT/SE) dan dana oprasional dan lain
- lain.
18. Penempatan tenaga Medis (Dokter hewan),Paramedis dan
kelengkapannya diprioritaskan pada lokasi-lokasi endemis Antraks dan
SE/Ngorok
19. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang Penyakit Hewan
Menular
20. Membentuk task force Antraks dan SE/Ngorok (lintas instansi) di
Kabupaten/Kota
21. Meningkatkan survaillance serta merespon secara cepat bila ada kasus
yang diduga AI dengan pengadaan sarana pendukung yang memadai
seperti rapid test, transport media untuk virus, spuit disposible, tabung
serum, swab dan desinfektan.
22. Pemotongan ternak betina produktif di Nusa Tenggara Barat baik
terhadap total pemotongan maupun terhadap total betina yang dipotong
diharapkan dapat menurun lagi.
23. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 perlu disosialisasikan secara
kontinyu di seluruh Kabupaten/Kota se - NTB.
24. Perubahan karakter SDM di RPH dalam menggerakkan budaya kerja
menjadi keharusan dan hal ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat
dan harus bergerak secara berkelanjutan.
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 390
25. Meningkatkan kinerja Tim PDSR di masing-masing Kabupaten/Kota
dengan memberikan dana operasional yang memadai sehingga status
setiap desa yang ada di Provinsi NTB (sebanyak 910 desa) secara
bertahap dapat diketahui.
26. Arus informasi terus dijalin antara pusat (Direktorat Jenderal Peternakan - UPP
AI) dengan Provinsi (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan-LDCC) juga
Kabupaten/kota (Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan
hewan dan tim PDSR) maupun dengan instansi terkait lintas sektoral
27. Perlu ditingkatkan sosialisasi keberadaan UPTD Rumah Sakit Hewan dan
Laboratorium Veteriner kepada masyarakat/peternak melaluibrosur, leaflet
dan KIE.
28. Perlu adanya peningkatan anggaran untuk memenuhi kebutuhan kegiatan
di Balai Inseminasi Buatan.
29. Peningkatan keterampilan melalui pelatihan - pelatihan, kursus/magang
dan study banding perlu dilaksanakan secepatnya
30. Sarana dan prasarana yang memadai dalam pelaksanaan kegiatan balai
perlu ditingkatkan
31. Dukungan Dana Oprasional UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium
Veteriner perlu ditingkatkan melalui sumber dana APBD maupun APBN.
32. Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan – pelatihan,
seminar, workshop, studi banding dan lain – lain
33. Hal - hal yang perlu ditindaklanjuti pada tahun 2015 akan diusahakan
untuk diusulkan pada tahun anggaran yang akan datang.
34. Koordinasi dengan instansi terkait dan kabupaten/kota perlu diupayakan
secara terus - menerus.
35. Kegiatan monitoring dan evaluasi masih diperlukan dalam menindaklanjuti
aspirasi dari petani ternak untuk memperoleh manfaat dari program
pemerintah Provinsi NTB.
36. Perlunya peningkatan pembinaan dan monitoring terhadap kegiatan di
Kabupaten/Kota
37. Meningkatkan sosialisasi UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium
Veteriner melalui Brosur, Leaflet, dan Penyuluhan/Sosialisasi
LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 391
38. Dukungan Dana Operasional UPTD Rumah Sakit Hewan dan
Laboratorium Veteriner
39. Perlu diupayakan insentif khusus bagi petugas BPT HMT Serading yang telah
bekerja dengan baik dan memberikan pemasukan bagi pendapatan daerah
40. Dukungan yang diberikan kepada BPTHMT Serading dari tingkat pusat
sampai ke daerah sangat dibutuhkan untuk pengembangan BPT HMT
Serading di masa mendatang.
41. Perlu diupayakan penyediaan biaya operasional yang memadai dan
berkelanjutan.
42. Penyediaan sarana prasarana pendukung perlu direncanakan dan
dialokasikan anggarannya pada tahun anggaran mendatang.
43. Perlu dilakukan kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak -
pihak terkait.
44. Perlu penambahan tenaga administrasi komputer guna mempercepat
penyelesaian pekerjaan
45. Perlu adanya fasilitas kendaraan operasional baik roda 2 (dua) maupun
roda 4 berupa truck pengangkut
46. Perlu penambahan tenaga teknis yang menguasai bidang pengolahan
pakan ternak ruminansia.
47. Sosialisasi pengembangan pakan hasil samping pertanian dan perkebunan
serta pembuatan pakan komplit berupa konsentrat yang berbasis bahan
baku lokal masih perlu diperkenalkan pada kelompok tani ternak dalam
rangka mengarahkan mereka pada usaha bisnis di bidang peternakan.
48. Perlu penambahan tenaga teknis pengolahan pakan yang punya
kompetensi di bidang pakan
49. Perlu penambahan alat pengolah pakan guna memperlancar pekerjaan
pengolahan pakan
50. Perlu analisa kandungan gizi bahan pakan olahan yang berasal dari
limbah pertanian dan perkebunan sebagai acuan.