Download - LAPORAN PRESENTASI KASUS
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 1/18
1
LAPORAN PRESENTASI KASUS
“KATARAK SENILIS INSIPIEN”
1. Definisi dan Anatomi Lensa Mata
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya.
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak
mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga
akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Pasien
dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang
menurun secara progresif. Kekeruhan lensa yang terjadi terdapat dalam berbagai
bentuk dan tingkat yang berbeda.
Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus
cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat
terjadinya akomodasi.
Lensa memiliki struktur bikonveks, avaskular, tidak memiliki serat nyeri ataupun
saraf dan tidak berwarna. Fungsinya dalam meneruskan cahaya yang sebelumnya
telah direfraksikan oleh kornea dan airmata menjadikan lensa merupakan salah satu
elemen refraktif terpenting kedua setelah kornea. Cahaya yang diteruskan oleh lensa
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 2/18
2
akan direfraksikan dan difokuskan jatuh pada retina sehingga rangsangan cahaya
dapat diubah menjadi impuls oleh sel saraf kemudian diterjemahkan oleh sistem pusat
penglihatan pada lobus occipitalis dan manusia dapat melihat. Sehingga apabila lensa
mengalami kekeruhan (opasitas), kondisi ini dapat menyebabkan:
- tajam penglihatannya menurun secara progresif tanpa disertai rasa nyeri (akibat
tidak adanya sel serat nyeri dan saraf pada lensa) dan tanpa disertai mata merah
- penderita melihat seolah-olah penglihatannya tertutup kabut/asap sebagai pantulan
opasitas dari lensa
- penderita akan merasa silau.
2. Klasifikasi
Pengelompokan katarak (klasifikasi) berdasarkan umur timbulnya opasitas pada lensa
(katarak) yaitu:
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
yang timbul sebagai kejadian primer atau berhubungan dengan penyakit ibu dan
janin lokal atau umum seperti infeksi prenatal rubella, toksoplasmosis, dll.
2. Katarak juvenil, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun dan biasanya
merupakan katarak lanjutan dari katarak kongenital.3. Katarak senilis (katarak terkait usia), katarak setelah usia 50 tahun. Penyebab
pasti sampai sekarang tidak diketahui secara pasti namun terdapat teori penuaan
yang menjelaskan proses penuanan seperi teori radikal bebas, teori “ A biologic
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 3/18
3
clock ”, teori “ Across link ”, teori imunologis dll. Adapun perubahan lensa pada
usia lanjut:
1. Kapsul, mulai menebal dan kurang elastik (1/4 dibandingkan anak)
2.
Epitel, makin tipis
3. Serat lensa (lebih irregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel)
3. Stadium pada Katarak
Katarak senilis dapat mengalami progresifitas sehingga menyebabkan turunnya
tajam penglihatan yang semakin memburuk bagi pasien. Berdasarkan kondisi ini,
katarak dapat dikelompokan dalam beberapa stadium yaitu:
1. Katarak insipien. Katarak insipien adalah stadium awal dari katarak. Pada
stadium ini mulai terjadi opasitas ringan pada lensa sehingga dapat menimbulkanpoliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa.
2. Katarak intumesen. Pada stadium intumesen terjadi kekeruhan lensa disertai
pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air. Masuknya air ke
dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan
mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal jika dibandingkan dengan
keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit yaitu
glaukoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat
dan mengakibatkan myopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi
korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang
memberikan miopisasi.
3. Katarak immatur. Stadium immatur, sebagian lensa keruh tetapi belum
mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak immatur akan dapat bertambah
volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif.
Pada keadaan lensa mencembung dapat menimbulkkan hambatan pupil, sehingga
terjadi glaukoma sekunder.
4. Katarak matur. Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh massa
lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila
katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar,
sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal.
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 4/18
4
5. Katarak hipermatur/katarak morgagni. Katarak hipermatur adalah katarak
yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan
mencair. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa
menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Bila proses katarak berjalan
lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair
tidak dapat keluar maka kortekss akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong
susu disertai nucleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat
(katarak morgagni).
Untuk dapat menggolongkan kedalam stadium ini dapat dilakukan dengan
anamnesis yang cermat, pemeriksaan subyektif dan obyektif yang baik. Adapun padapemeriksaan dapat ditemukan kondisi sebagai berikut:
INSIPIEN IMMATUR MATUR HIPER
MATUR
Kekeruhan Ringan Sebagian Penuh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Termulans
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopods
Penyulit - glaukoma Glaukoma Uveitis dan
glaukoma
Selain klasifikasi di atas terdapat pengelompokan katarak lain yaitu:
1. Katarak komplikata (katarak yang terbentuk sebagai efek langsung penyakit
intraokular seperti uveitis posterior parah, glaukoma, retinitis pigmentosa, dan
pelepasan lensa)
2. Katarak traumatik (katarak yang paling sering disebabkan oleh cedera benda
asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata)
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 5/18
5
3. Katarak akibat penyakit sistemik (diabetes mellitus, hipotiroidisme, distrofi
miotonik, dermatitis atopik, galaktosemia, dan sindrom Lowe, Werner, dan
Down)
4.
Katarak toksik (akibat substansi toksik yang mengenai mata baik sistemik
maupun lokal, misalnya kortikosteroid yang digunakan dalam waktu lama)
5. Katarak-ikutan/sekunder (akibat katarak traumatik yang terserap sebagian atau
setelah terjadinya ekstraksi katarak ekstrakapsular)
4. Pemeriksaan
Pemeriksaan diperlukan untuk menguatkan diagnosis sementara yang
disimpulkan dari anamnesis. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaansubyektif dan obyektif.
1. Pemeriksaan subyektif
Pandangan berkabut ketika pasien melihat sumber titik dari cahaya/ lampu,
terjadi difusi cahaya warna dan putih di sekelilingnya yang mengurangi
penglihatan.
Pandangan kabur
Penglihatan menurun bila melihat cahaya pada siang hari (hemerolopia) tapi
meningkat saat matahari terbenam.
Bintik hitam pada lapangan pandang.
Lingkaran halo tampak saat melihat cahaya.
Penglihatan ganda pada salah satu mata (monocular diplopia).
2. Pemeriksaan obyektif
Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan obyektif untuk masing-masing mata
pasien. Biasanya akan ditemukan
Penurunan visus
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 6/18
6
Leukokoria (pupil berwarna putih)
Pendangkalan bilik mata depan
Terdapat iris shadow pada katarak immatur
5. Diagnosis
Diagnosis katarak senil dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala klinik
serta pemeriksaan visus.
a. Anamnesis
Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan yang merupakan gejala utama yaitu :
Penglihatan yang berangsur-angsur memburuk atau berkurang dalam beberapa bulan
atau tahun merupakan gejala utama.
b. Pemeriksaan dengan menggunakan Slit lamp
Pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp tidak hanya ditujukan untuk melihat
adanya kekeruhan pada lensa, tetapi juga untuk melihat struktur okular yang lain
seperti konjungtiva, kornea, iris dan segmen anterior lainnya.
6. Penanganan dan Terapi Katarak
Penanganan dapat dilakukan terapi non farmakologis dan medikamentosa dengan
tujuan untuk menjaga elemen mata yang masih baik. Tindakan pada terapi non
farmakologis misalnya dengan menjaga asupan nutrisi yang diperlukan bagi elemen-
elemen mata yang berfungsi langsung terhadap tajam penglihatan (seperti pembuluh
darah dan persyarafan) ataupun asupan nutrisi yang diperlukan bagi ketahanan tubuh
pasien. Contoh: mengkonsumsi makanan seperti makanan berdaun hijau, buah-
buahan, kacang-kacangan dan wortel yang banyak mengandung antioksidan, vitamin
A, B, C dan E.Seperti halnya terapi nonfarmakologis, terapi medika mentosa tidak dapat
menghilangkan katarak pada kedua mata, namun diharapkan pasien dapat lebih lama
menikmati tajam penglihatan sebelum proses opasitas memburuk. Adapun karena
kekeruhan lensa pada katarak disebabkan oleh rusaknya protein dan lemak lensa
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 7/18
7
akibat multifaktorial, maka prinsip medikamentosa dalam penanganan katarak adalah
menggunakan obat yang mampu mencegah rusaknya protein dan lemak pada lensa,
misalnya dengan menstabilkan molekul protein dari denaturasi. Tujuan terapi
medikamentosa antara lain:
1. untuk memperlambat kecepatan progresifitas kekeruhan (mencegah rusaknya
protein dan lemak penyusun lensa, misalnya dengan menstabilkan molekul
protein dari denaturasi) sehingga pasien dapat lebih lama menikmati tajam
penglihatan sebelum proses opasitas memburuk. Contoh: obat iodine yang
memiliki efek antioksidan seperti potassium iodine, natrium iodine, dll
2. Untuk menjaga kondisi elemen mata misalnya pembuluh darah dan persyarafan
mata. Contoh:- suplemen vitamin A (berfungsi penting dalam penjagaan kondisi retina), contoh:
vitamin A 6000 IU, beta carotene (pro-vitamin A) 12.000 IU,
- suplemen vitamin B (berfungsi penting dalam penjagaan kondisi syaraf), contoh
vitamin B-2 (riboflavin) 20 mg, vitamin B-6 (pyridoxine hydrochloride) 11 mg,
vitamin B complex, dll
- Vitamin C (berfungsi penting dalam penjagaan kondisi pembuluh darah), contoh
ascorbic acid 600 mg
- Vitamin E.
3. Untuk menjaga kondisi imunitas tubuh, contoh: suplemen vitamin.
Meskipun telah banyak usaha untuk memperlambat progresivitas atau mencegah
terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan. Tindakan operasi
bertujuan untuk mengobati katarak dengan mengangkat lensa yang terkena dan
mengganti lensa dengan implan plastik/ Implan Lensa Intraokular (ILO) (lensa
monofokal/lensa torik/lensa multifokal). Operasi direkomendasikan segera untuk
mata pasien jika karena penurunan penglihatan pada mata telah dirasakan
mengganggu. Indikasi dilakukan tindakan operasi : penurunan penglihatan sudah
dirasakan mengganggu, mencegah terjadinya penyulit dan tersedianya prasarana
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 8/18
8
operasi di tempat dilakukan tindakan. Adapun macam-macam operasi yang dapat
dilakukan:
1. Insisi luas pada perifer kornea atau sclera anterior, diikuti oleh ekstraksi katarak
ekstrakapsular (EKEK/ Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)). Tindakan
bedah ini direkomendasikan untuk kasus ini.
2. Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)/ Ekstraksi Katarak Intra Kapsular
(EKIK). Pada tindakan bedah EKIK dilakukan insisi yang lebih lebar
dibandingkan dengan EKEK kemudian lensa dan kapsulnya diangkat. Teknik ini
jarang digunakan, tetapi masih digunakan untuk kasus trauma.
3. Fakoemulsifikasi (likuifikasi lensa menggunakan probe ultrasonografi yang
dimasukan melalui insisi yang lebih kecil di kornea atau sklera anterior).
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 9/18
9
Tindakan preoperasi seperti pemeriksaan darah lengkap dan rontgen thorax tetap
dilakukan untuk mengantisipasi menskrining kondisi pasien preoperasi seperti
penyakit sistemik, jantung, dll sehingga menghindari outcome yang tidak diharapkan
akibat kondisi preoperasi. Setelah dilakukan tindakan operasi, dilakukan tindakan
postoperasi yaitu follow up dan pemberian terapi medikamentosa untuk mencegah
infeksi (antibiotic) dan anti inflamasi seperti kortikosteroid.
7. Komplikasi
Glaukoma dikatakan sebagai komplikasi katarak. Glaukoma ini dapat timbul akibat
intumesenensi atau pembengkakan lensa. Jika katarak ini muncul dengan komplikasi
glaukoma maka diindikasikan ekstraksi lensa secara bedah. Selain itu Uveitis kronik
yang terjadi setelah adanya operasi katarak telah banyak dilaporkan. Hal ini
berhubungan dengan terdapatnya bakteri patogen termasuk Propionibacterium acnes
dan Staphylococcus epidermidis
Beberapa penyulit yang biasa didapatkan pada post operasi katarak:
1. Edema kornea. Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat
mengakibatkan edema kornea. Edema kornea akan memberikan keluhan
penglihatan kabur dn terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber
cahaya yang dilihat.Korne akan terlihat keruh, dengan uji plasidompositif.
Penyulit trauma kornea yang berat berupa terjadinya kerusakan M. Descement
ang lama sehingga memberikan keluhan rasa sakit dan menurunkan tajam
penglihatan.
2. Iriodialisis.Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris
sehingga bentuk pupil menjadi berubah. Pasien akan melihat ganda dengan
matanya.
3. Ruptur koroid. Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang
dapat merupakan akibat ruptur koroid. Ruptur ini biasanya terletak di polus
posterior bola mata dan melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik. Bila
ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah makula lutea maka tajam
penglihatan akan turun dengan sangat.
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 10/18
10
4. Endoftalmitis akut. Endoftalmitis adalah peradangan pada seluruh lapisan
mata dalam, cairan dalam bola mata (humor vitreus), dan bagian putih mata
(sklera). Gejalanya dapat berupa nyeri mata, kemerahan pada sklera,
fotofobia, dan gangguan penglihatan.
8. Prognosis
Prognosis pasien khususnya prognosis visus/tajam penglihatan dapat diprediksi
dengan melihat kondisi preoperasi dai pasien. Adapun yang dapat dijadikan
pertimbangan dalam menentukan prognosis yaitu kondisi penyulit seperti uveitis,
glaucoma atau lainnya; dan kondisi elemen mata yang lain khususnya syaraf dan
retina (dilihat dari hasil pemeriksaan proyeksi sinar dan warna/PSW). Selain itukarena katarak bukan suatu penyakit yang mengancam jiwa maka prognosis untuk
kesembuhan dan kosmetika baik.
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 11/18
11
A. KASUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN:
-
Nama pasien : Tn. Ahmad Solehi
- Umur : 59 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Pendidikan : Tidak tamat SD
- Pekerjaan : Buruh Tani
- Agama : Islam
- Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
-
Alamat : Kecamatan Windusari, Magelang
II.1. ANAMNESIS :
- Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan pandangan kabur
- Keluhan Tambahan :
Pandangan silau, berkabut dan gelap
- Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
+/- 2 bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan sepeda motor tidak
menggunakan helm. Semenjak itu pasien mulai mengeluh pandangannya kabur.
Sudah diberi obat tetes sendiri. Dan semakin hari pasien mengeluh semakin
kabur.
+/- 1 bulan ini pasien mengeluh pandangan dirasakan paling kabur dan mulai
gelap
- Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Tekanan darah tinggi (hipertensi) disangkal, kencing manis (DM) disangkal,
trauma kepala (+).
- Kesimpulan Anamnesis :
Pada kasus ini, pasien mengeluhkan mata kanan dan kirinya kabur (pandangan
berkabut dan gelap) yang dirasakan semakin memburuk dalam 2 bulan ini
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 12/18
12
setelah mengalami kecelakaan sepeda motor. Keluhan dirasakan paling buruk
dalam 1 bulan terakhir. Selain itu pasien juga mengeluh silau saat melihat
cahaya. Tidak ada riwayat penyakit mata yang lain dan tidak ada riwayat
penyakit sistemik. Pasien tidak dalam kondisi mengkonsumsi dan menggunakan
obat baik untuk pengurangan gejala maupun untuk penyakit yang lain. Dari
anamnesis, diagnosis sementara bagi mata kanan dan kiri pasien (ODS)
mengarah kepada katarak senilis insipen.
II.2. KESAN :
- Kesadaran : Compos Mentis
-
Keadaan Umum : Baik - OD : pupil tampak lensa berwarna putih keruh
- OS : pupil tampak lensa berwarna putih keruh
II.3. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
PEMERIKSAAN OD OS
Visus Jauh 20/100 20/50
Refraksi Ametrop Ametrop
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukanVisus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Proyeksi Sinar Baik Baik
Persepsi Warna Persepsi warna merah baik
Persepsi warna hijau baik
Persepsi warna merah baik
Persepsi warna hijau baik
II.4. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN
1. Sekitar mata (supersilia) Kedudukan
alis baik, jaringan
parut (-)
Kedudukan
alis baik, jaringan
parut (-)
Normal
2. Kelopak mata
- Pasangan N N simetris
- Gerakan N N Tidak ada kelainan gerak
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 13/18
13
- Lebar rima 13 mm 13 mm Normal 9-14 mm
- Kulit N N Tidak ada kelainan
pigmentasi dan tidak ada
massa
- Tepi kelopak N N Entropion (-),
Ektropion (-)
Tanda peradangan (-)
Deformitas (-)
- Margo intermarginalis N N Tanda peradangan (-)
Deformitas (-)
3.Apparatus Lakrimalis
- Sekitar gland. lakrimalis N N Tidak ada tanda tanda
peradangan
- Sekitar sakus lakrimalis N N Tidak ada tanda tandaperadangan
- Uji flurosensi Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
- Uji regurgitasi (-) (-) Tidak ada obstruksi pada
ductus nasolacrimalis
4.Bola mata
- Pasangan N N simetris
- Gerakan N N Tidak ada gangguan
gerak (syaraf dan otot
penggerak bola mata
normal)
- Ukuran N N Makroftalmos (-)
Mikroftalmos (-)
5. TIO N N Palpasi kenyal (tidak ada
peningkatan TIO)
6. Konjungtiva
- Palpebra superior N N Injeksi konjungtiva (-)
Edema (-)Anemis (-)
-Forniks N N
- Palpebra inferior N N
- Bulbi N N
7. Sclera Injeksi (-) Injeksi (-)
8. Kornea
- Ukuran 12mm 12mm Normal
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 14/18
14
- Kecembungan N N Normal
- Limbus N N
- Permukaan Mengkilap Mengkilap
- Medium licin licin
- Dinding Belakang N N
- Uji flurosensi TDL TDL
- Placido Reguler Reguler
9. Kamera Okuli anterior
- Ukuran Dalam Dalam COA dalam
- Isi N N Jernih, Fler (-)
Darah (-), Nanah (-)
10. Iris
- Warna Coklat Coklat
-Pasangan simetris Simetris
- Gambaran N N Reguler Sikatrik (-),
deformitas (-) Kelainan
pigmentasi (-)
Neovaskularisasi (-)
- Bentuk Kripta iris
normal
Kripta iris
normal
11. Pupil
- Ukuran 4 mm 4 mm Normal (3-6 mm)
-
Bentuk bulat bulat Tidak ada sinekiaposterior
- Tempat Ditengah
iris
Ditengah
iris
- Tepi reguler Reguler
- Refleks direct + +
- Refleks indrect + +
12. Lensa
- Ada/tidak Ada Ada
- Kejernihan Keruh Keruh
-Letak N N Subluksasi (-)
Luksasi (-)
- Warna kekeruhan Putih Putih
13. Korpus Vitreum Tidak
terlihat
Tidak
terlihat
Cahaya oftalmoskop tidak
bisa menembus lensa
14. Refleks fundus - - Refleks fundus positif jika
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 15/18
15
terlihat warna orange
terang dibelakang korpus
vitreum.
II.5. KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD OS
III. DIAGNOSIS
- OD : Katarak senilis insipien
- OS : Katarak senilis insipien
IV. TERAPI
1. Terapi non farmakologis
- Tujuan : tidak untuk menghilangkan katarak tetapi untuk menjaga elemen mata
yang masih baik dan tubuh tetap dalam kondisi baik
- Misalnya: menjaga asupan nutrisi yang diperlukan bagi elemen-elemen mata yang
berfungsi langsung terhadap tajam penglihatan (seperti pembuluh darah dan
persyarafan) ataupun asupan nutrisi yang diperlukan bagi ketahanan tubuh pasien.
Contoh: mengkonsumsi makanan seperti makanan berdaun hijau, buah-buahan,
kacang-kacangan dan wortel yang banyak mengandung antioksidan, vitamin A,
B, C dan E.
2. Terapi medikamentosa
- Seperti halnya terapi nonfarmakologis, tujuan :
a. Untuk memperlambat kecepatan progresifitas kekeruhan lensa (dengan cara
mencegah rusaknya protein dan lemak penyusun lensa, misalnya dengan
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 16/18
16
menstabilkan molekul protein dari denaturasi) sehingga pasien dapat lebih
lama menikmati tajam penglihatan sebelum proses opasitas memburuk.
Contoh: obat iodine yang memiliki efek antioksidan seperti potassium iodine,
natrium iodine, dll
b. Untuk menjaga kondisi elemen mata misalnya pembuluh darah dan
persyarafan mata. contoh:
- suplemen vitamin A (berfungsi penting dalam penjagaan kondisi retina),
contoh: vitamin A 6000 IU, beta carotene (pro-vitamin A) 12.000 IU,
- suplemen vitamin B (berfungsi penting dalam penjagaan kondisi syaraf),
contoh vitamin B-2 (riboflavin) 20 mg, vitamin B-6 (pyridoxine
hydrochloride) 11 mg, vitamin B complex, dll - Vitamin C (berfungsi penting dalam penjagaan kondisi pembuluh darah),
contoh ascorbic acid 600 mg
- Vitamin E.
c. Untuk menjaga kondisi imunitas tubuh, contoh: suplemen vitamin.
- Terapi medikamentosa ini dapat direkomendasikan untuk memperlambat
progresifitas katarak senilis insipien yang terjadi pada mata pasien.
V. PROGNOSIS
Visum (Visam) : OD baik, OS baik
Kesembuhan (Sanam) : OD baik, OS baik
Jiwa (Vitam) : Baik
Kosmetika (Kosmeticam) : OD baik, OS baik
II. PEMBAHASAN
Dari kasus di atas dapat diambil kesimpulan:
Pasien mengeluhkan mata kanan dan kirinya kabur (pandangan berkabut dan
gelap) yang dirasakan semakin memburuk dalam 2 bulan ini setelah mengalami
kecelakaan sepeda motor. Keluhan dirasakan paling buruk dalam 1 bulan terakhir.
Selain itu pasien juga mengeluh silau saat melihat cahaya. Tidak ada riwayat
penyakit mata yang lain dan tidak ada riwayat penyakit sistemik. Pasien tidak
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 17/18
17
dalam kondisi mengkonsumsi dan menggunakan obat baik untuk pengurangan
gejala maupun untuk penyakit yang lain. Dari pemeriksaan didapatkan seluruh
elemen mata kanan dan kiri didapatkan lensa yang tampak keruh padat berwarna
putih dan reflex fundus negative . Diagnosis dari ODS pasien adalah katarak
senilis insipen . Direkomendasikan ODS diberikan terapi nonfarmakologis dan
medikamentosa. Dan tidak perlu dilakukan tindakan pembedahan.
5/16/2018 LAPORAN PRESENTASI KASUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-presentasi-kasus 18/18
18
III. DAFTAR PUSTAKA
- Brown, Nicholas. Phelps. (2001). Medical Treatment of Cataract . Diakses dari
http://www.optometry.co.uk/articles/docs/43880bb135e76133a88d648f8ce9c51b
_brown20011130.pdf pada tanggal 27 maret 2012.
- Ilyas, Sidarta. (2005). Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran UI:
Jakarta.
- James, Bruce., Chew, Chris., dan Bron, Anthony. (2003). Lecture Notes
Oftalmologi. Edisi kesembilan. Erlangga: Jakarta
- Ocampo, Vincent. Victor. D., Foster, C. Stephen. (2009). Cataract Senile.
Diakses dari http://www.emedicine.com pada tanggal 27 maret 2012.
-
Vaughan, Daniel. G., Asbury, Taylor., dan Riordan-Eva, paul. (2010).Oftalmologi Umum. Edisi ketujuh belas. Widya Medika: Jakarta.