Download - Laporan Praktikum Kuljar Pengenalan Alat
LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN
PENGENALAN ALAT, BAHAN, DAN STERILISASI
Nama: Hanna Hanifa
NIM: 1210702028
Tanggal Praktikum: 17 Oktober 2012
Tanggal Pengumpulan: 31 Oktober 2012
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012
Praktikum 1
Pengenalan Alat, Bahan dan Sterilisasi
I. Pendahuluan
a. Tujuan
Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum kultur jaringan dan kegunaannya.
Mengetahui tata cara sterilisasi alat- alat dan bahan yang digunakan dalam laboratorium.
Mengetahui tata cara sterilisasi basah dan kering.
b. Dasar Teori
Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan peralatan.
Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan yang
akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang
ideal yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari
pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet
volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk
mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan
kereta dorong; 2.) Ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting,
mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan kecil. 3.)
Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur
lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler, dan shaker (Barahima,
2011).
Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan yaitu:
timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow, dan gelas-gelas standar.
Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko pada pemakainya atau menimbulkan
kerusakan apabila salah prosedur dalam mengoperasikannya (Barahima, 2011).
Medium yang digunakan untuk kultur jaringan tanaman dapat berupa medium padat atau
cair. Medium padat digunakan untuk menghasilkan kalus yang selanjutkan diinduksi membentuk
tanaman yang lengkap, sedangkan medium cair biasanya dugunakan untuk kultur sel. Medium
yang diggunakan mengandung lima komponen utama, yaitu senyawa anorganik, sumber karbon,
vitamin, zat pengatur tumbuh dan suuplemen organik (Adnan, 2011).
Sterilisasi adalah istilah mutlak yang artinya mematikan semua bentuk kehidupan pada
suatu daerah. Sehingga dalam sterilisai nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar.
Sterilisasi terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Sterilisasi basah ,yaitu sterilisasi yang menggunakan autoklaf dengan temperatur 121˚C
tekanan 1 atm/0,15 Mpa selama 15-20 menit.
2. Sterilisasi kering, yaitu sterilisasi yang menggunakan oven dengan temperatur 160-170˚C.
Selama kurang lebih 2 jam.
Sterilisasi ditujukan agar terjadi denaturasi protein dan terutama tidak aktifnya enzim
yang digunakan untuk metabolisme bakteri,dan perlakuan panas ditujukan untuk membunuh
spora bakterinya. Sterlisasi pada medium dan alat-alat bertujuan untuk mencegah adanya bakteri
yang tidak diinginkan dalam pemiaraan (Waluyo, 2008).
Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan organ, jaringan
dan sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat atau dalam medium hara cair. Jika
ditanam dalam agar, jaringan akan membentuk kalus, yaitu massa atau sel-sel yang tak tertata.
Kultur agar juga mempergunakan teknik untuk meristem (Suryo, 1992).
II. Metode
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Alat tulis Air
Buku Panduan Laporan Plastic
Autoclave Sabun
Botol Sikat Botol
Botol kultur Karet Gelang
b. Cara Kerja
• Menyiapkan alat- alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan.
↓
• Memotret alat- alat tersebut atau menggambar peralatan tersebut.
↓
• Memberikan keterangan dari bagian alat- alat tersebut. Kemudian mencatat fungsi dan prinsip
kerja dari alat- alat tersebut.
Sterilisasi Aquades
Sterilisasi Alat
· Alat dicuci lalu dikeringkan
↓
· Alat yang telah kering diisi aquades dan ditutup dengan menggunakan plastic dan diikat
dengan karet
↓
· Autoclave listrik diisi dengan air
↓
· Aquades dalam botol yang akan disterilisasi dimasukkan kedalam keranjang
↓
· Ditutup dan dikunci. Diatur suhu 121˚C tekanan 1 atm / 0,15 Mpa
↓
· Ditunggu selama 15-20 menit, ditunggu tekanan sampai 0 Mpa.
↓
Kabel penghubung dicopot. Dibuka tutupnya dan aquades yang sudah steril dikeluarkan, dan di
dinginkan
Botol kultur dicuci lalu dikeringkan
↓
Botol kultur yang telah kering dimasukkan kedalam keranjang
↓
Autoclave ditutup dan diatur waktu, tekanan, dan suhu yang akan digunakan
↓
Setelah proses sterilisasi, autoclave dimatikan dan ditunggu tekanan sampai 0 Mpa
↓
Dibuka tutupnya, dikeluarkan Botol kulturnya, dan didinginkan
III. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Tabel 1. Alat–Alat Yang Digunakan Dalam Kultur Jaringan
No Nama Alat Gambar Fungsi
1 Botol Kultur Sebagai tempat untuk menkulturkan atau
menanam eksplan.
2 Wrapping
plastik
Untuk menutup media atau botol kultur agar
tidak terkontaminasi oleh cendawan,
terkadang juga digunakan untuk penutup
parsel atau buah-buahan.
3 Cawan
Petridish
Sebagai media perkembangan
mikroorganisme.
4 Laminar Air
Flow
Untuk menanam eksplan ke dalam botol
dalam kondisi steril atau melakukan sub
kultur yang dilengkapi dengan blower dan
lampu UV.
5 Autoclave Untuk mensterilkan media, baik media agar
atau pun media cair. Juga dapat digunakan
untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan
digunakan untuk media tanaman.
6 Hotplate Untuk homogen dan juga untuk pemanas. Hot
plate juga merupakan alat untuk mencampur
dan memasak media kultur.hot plate
digunakan untuk memasak segala macam
bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk
dan pemanas.
7 Oven Digunakan untuk sterilisasi botol kultur,
gunting, pinset, pisau, dan lain sebagainya
yang digunakan dalam kultur jaringan
8 Shaker Mesin pengguncang, yang digunakan dalam
proses perbanyakan sel atau pertumbuhan
PLB (Protocrm Likes Body) dalam kegiatan
kultur jaringan, setelah dilakukan inokulasi
eksplan.
9 Pinset Untuk mengambil eksplan.
10 Gelas Ukur Untuk menuangkan atau mempersiapkan
bahan kimia dan aquades dalam pembuatan
media.
11 pH meter Untuk mengukur kadar asam dan basa
12 Lemari
Pendingin
untuk menyimpan bahan dan alat
13 Lemari Kimia
dan Alat
Untuk menyimpan alat dan bahan yang akan
digunakan
14 Scalpel & Mata Pisau
Untuk menyayatSpatula
Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatanDipakai untuk mengaduk larutan
15 Labu Erlenmayer
Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
16 Tabung Reaksi Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimiaUntukmelakukan reaksi kimia dalam skala kecil
17 Lampu spirtus Membuat api/fungsinya seperti kompor
Tabel 2. Bahan-Bahan Yang Digunakan Dalam Kultur Jaringan
No Bahan kimia Fungsi1 Makronutrient: H, O, N, K, Cal, C,
MagSebagai nutrisi tanaman agar tanaman dapat tumbuh
2 Mikronutrient : Br, Zn, Brom Sebagai nutrisi pendukung unsur makro dan hanya di butuhkan dalam jumlah yang sedkit.
3 Vitamin Sebagai penambah nutrisi4 ZPT Zat peranngsang sintetis5 Desinfektan Sebagai pembunuh bakteri atau
jamur6 Agar - agar Sebagai bahan dasar media kultur7 Explan Bahan yang akan dikultur
b. Pembahasan
Alat – alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan terdiri atas: botol kultur,
wrapping plastik, cawan petridish, laminari air flow, autoclave, aluminium foil, hot plate, oven,
rak kultur, dan planlet.Botol kultur merupakan tempat untuk menkulturkan atau menanam
eksplan. Pada umumnya dalam budidaya jaringan yang biasa digunakan sebagai penutup botol
kultur adalah aluminium foil. Aluminium foil dipotong persegi dan ukuran potongan aluminium
foil dibuat sedemikian rupa sehingga aluminium foil tersebut menutupi bagian terbuka dari botol
kultur sampai 2 inchi ke bawah pada tepi botol kultur atau wadah lainnya. Dan untuk lebih
merapatkan penutupan dapat dipakai karet gelang. Aluminium foil tahan panas sehingga pada
saat pembuatan media setelah media dimasukkan ke dalam botol dan kemudian disterilkan
dengan menggunakan autoclaf maka dengan aluminium foil ini tidak masalah karena aluminium
foil sifatnya tahan panas (Wetherel, D. F. 1982).
Wrapping plastik adalah suatu alat yang berfungsi untuk menutup media atau botol kultur
agar tidak terkontaminasi oleh cendawan, terkadang juga digunakan untuk penutup parsel atau
buah-buahan. Dengan adanya plastik ini media akan bebas dari serangan cendawan
(Suryowinoto, 1991).
Cawan petridish adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik
atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petridish selalu berpasangan, yang
ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Alat ini
digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir,
spora, atau biji-bijian. Cawan Petridish plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk
kultur bakteri. Cawan Petridish plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur
bakteri, terbuat dari kaca atau plastik yang berbentuk silider, yang digunakanuntuk membiakan
bakteri. Selain itu fungsi dari cawan petridish adalah sebagai media perkembangan
mikroorganisme (Hallmann, 2001).
Laminar air flow adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan
tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur
jaringan. Alat ini disebut Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara
kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang
mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara
ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama, yang kemudian ditiupkan keluar
melalui filter yang sangat halus disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan
menggunakan blower. Fungsi laminar air flow iniI untuk menanam eksplan ke dalam botol
dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV
(Wetherel, D. F. 1982).
Autoclave adalah salah satu jenis pressure vessel yang berfungsi untuk menampung udara
panas bertekanan.Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat bioteknologi seperti tip, e-
tube, mortar pestle, dan lain-lain. Selain itu alat ini juga digunakan untuk mensterilkan media,
baik media agar atau pun media cair. Juga dapat digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos
yang akan digunakan untuk media tanaman. Pada umumnya, tangki ini terdiri dari bagian bodi
shell yaitu bagian silinder dari tangki, bagian tutup heads yang merupakan penutup tangki, dan
nozzle yang merupakan sebuah pipa yang menjadi jalur masuk dan keluarnya fliuda (Hallmann,
2001).
Aluminium foil adalah lembaran aluminium tipis yang dapat dipakai untuk berbagai
macam aplikasi memasak ataupun lainnya. Salah satu keuntungan dari menggunakan aluminium
foil adalah karena sifatnya yang dapat digunakan kembali hingga beberapa kali. emula
aluminium foil lebih banyak dipakai sebagai penahan tampias atau kebocoran atap dari hujan.
Tapi, kemudian dikembangkan juga sekaligus sebagai penepis panas.
Hotplate adalah suatu alat yang berfungsi untuk homogen dan juga untuk
pemanas.Hotplate juga merupakan alat untuk mencampur dan memasak media kultur.Hotplate
digunakan untuk memasak segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan
pemanas.Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik.
Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan
(Suryowinoto,1991).
Oven adalah salah satu mesin yang digunakan sebagai mesin pengering berbagai
komoditas bahan, dilengkapi dengan alat kontrol suhu otomatis, sehingga suhu pengeringan
dapat diatur dan dikendalikan secara otomatis.Rangka mesin pengering terbuat dari plat besi
kotak sedangkan seluruh body dibuat dari plat stainless steel food grade (khusus makanan) yang
difinishing sehingga mengkilap dan elegan. Mesin oven kapasitas minidigunakan sebagai mesin
pengering, pemanas, pengembang aneka produk pertanian dan makanan Anda. Beberapa
komoditas yang dapat dikeringkan dengan mesin bisnis ini antara lain: sale pisang, ikan, dan
tanaman obat (Adnan, 2011).
Rak kultur adalah tempat yang bersusun biasanya digunakan sebagai tempat planlet atau
hasil kultur. Rak kultur dalam suatu laboratorium dipisahkan agar mengurangi terkontaminasinya
bakteri atau jamur dengan media. Rak kultur biasanya disimpan berjajar dengan rak–rak yang
lainnya agar mudah mengamati media yang dikultur (Adnan, 2011).
Planlet adalah bibit hasil perbanyakan secara generatif. Biasanya planlet di tempatkan
pada botol kultur. Planletsering di jumpaidilaboratorium. Planlet berfungsi sebagai media
penelitian khususnya dibidang pertanian (Adnan, 2011).
Sterilisasi adalah istilah mutlak yang artinya mematikan semua bentuk kehidupan pada
suatu daerah. Sehingga dalam sterilisai nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar.
Sterilisasi terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Sterilisasi basah ,yaitu sterilisasi yang menggunakan autoklaf dengan temperatur 121˚C
tekanan 1 atm/0,15 Mpa selama 15-20 menit.
2. Sterilisasi kering, yaitu sterilisasi yang menggunakan oven dengan temperatur 160-170˚C.
Selama kurang lebih 2 jam.
Sterilisasi ditujukan agar terjadi denaturasi protein dan terutama tidak aktifnya enzim
yang digunakan untuk metabolisme bakteri, dan perlakuan panas ditujukan untuk membunuh
spora bakterinya. Sterlisasi pada medium dan alat-alat bertujuan untuk mencegah adanya bakteri
yang tidak diinginkan dalam pemiaraan (Waluyo, 2008).
IV. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa alat – alat yang digunakan dalam kultur
jaringan beserta fungsinya yaitu : botol kultur untuk menyimpan media, cawan petridish untuk
tempat planlet yang telah di potong-potong, wrapping plastic untuk menutup botol kultur,
autoclave untuk sterilisasi basah, hotplate untuk homogen dan pemanasan, laminar air flow untuk
penanaman, dan oven untuk sterilisasi alat-alat laboratorium seperti botol kultur, gunting, pinset,
pisau dan lain-lain. Sterilisasi bertujuan agar terjadi denaturasi protein dan terutama tidak aktifnya
enzim yang digunakan untuk metabolisme bakteri, dan perlakuan panas ditujukan untuk
membunuh spora bakterinya.
Daftar Pustaka
Adnan. 2011. Pengenalan Alat Laboratorium Bioteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin.
Barahima, A. 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta. Bandung.
Hallmann. 2001. Manfaat Teknik Kultur Jaringan Pada Tanaman. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta
Suryo. 1992. Genetika. Gadjah Mada University Press. Jakarta.
Suryowinoto, 1991. Kultur Jaringan. http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur [Diakses 30 Oktober 2012]
Waluyo. 2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologia. Umum press. Jakarta.
Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery Publishing Group Inc. New Jersey.