Download - Laporan prakerin pt berlina tbk
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
PT BERLINA Tbk
PANDAAN KAB. PASURUAN
OLEH:
1. FANI WIDYA JAYANTI NIS 2272/ 2272.053
2. NUR HIDAYATI NIS 2355/ 2355.053
3. RATNASARI NIS 2374/ 2374.053
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAl
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PUTRA INDONESIA MALANG
November 2012
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
PT BERLINA Tbk
PANDAAN KAB. PASURUAN
Diajukan kepada
SMK Putra Indonesia Malang
untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam menempuh ujian akhir nasional
OLEH:
1. FANI WIDYA JAYANTI NIS 2272/ 2272.053
2. NUR HIDAYATI NIS 2355/ 2355.053
3. RATNASARI NIS 2374/ 2374.053
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PUTRA INDONESIA MALANG
November 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri di PT Berlina Tbk, telah disetujui dan disahkan
pada tanggal bulan November tahun dua ribu dua belas.
Menyetujui,
M. Hikmatullah AsharPembimbing Lapangan
Mengetahui,
Kun Naungan, S.T.Pembimbing Utama
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri di PT Berlina Tbk, telah disetujui dan disahkan
pada tanggal bulan November tahun dua ribu dua belas.
Menyetujui,
Dra. Diana Muhayanti, M.Pd. LusiaAndriani, S.Pd. Pembimbing Penulisan Pembimbing Sekolah
Mengetahui,
Dian Purnamawati, S.Si.Kepala SMK Putra Indonesia
ABSTRAKSI
Sejarah berdirinya PT Berlina Tbk dimulai ketika Tjipto Biantoromendirikan industri tersebut di Desa Tawangrejo, Kecamatan Pandaan, Kab.Pasuruan, Jawa Timur pada 1969. Industri seluas 55.200 m2 itu bergerak dibidang pengolahan biji plastik menjadi berbagai produk berbahan plastik.Pertama kali didirikan industri ini memiliki satu buah mesin Blow Molding buatan Jerman ber-merk Bekum. Mesin itu diletakkan di ruang kaca khusus milik PT Kasrie Tekstil, yang juga dikelola oleh Tjipto Biantoro.
Industri ini merupakan industri job order yang mengolah biji plastik melalui proses produksi menjadi sebuah produk yang diinginkan customer. Pembentukan produk plastik dilakukan dengan dua cara yaitu blow moulding merupakan proses pengolahan biji plastik menjadi sebuah produk dengan cara meniupkan udara ke dalam plastik yang akan dicetak. Sedangkan cara injection moulding merupakan proses pengolahan biji plastik menjadi sebuah produk dengan cara injeksi. Dari kedua cara tersebut, akan dihasilkan produk dan afval. Afval adalah produk akhir yang akan diolah dan digunakan kembali melalui proses penggilingan sebagai campuran material. Sedangkan afval yang tidak dapat digunakan kembali dapat dijual pada masyarakat.
Produk yang telah dicetak akan dikirim ke unit decoration untuk proses lanjutan (printing, stickering, shrink labeling, dll). Pada proses printing digunakan dua jenis tinta yaitu tinta solvent dan tinta UV. Printing dilakukan dengan dua cara yaitu tinta hanya diatas permukaan plastik dan tinta meresap sedikit dipermukaan plastik untuk mendekorasi produk digunakan alat yang bernama screen. Sedangkan produk gagang sikat gigi, akan dikirim ke unit toothbrush untuk memasang bulu sikat, mendekorasi, dan pengemasan produk.
Produk yang dihasilkan di PT Berlina Tbk. seperti sikat gigi, galon, tutup botol, spool handsaplast, botol racun, dan sebagainya
Metode pemasaran PT Berlina Tbk. dilakukan secara langsung yaitu memproduksi sesuai dengan pesanan dari customer yang hingga saat ini tidak terbatas hanya dari dalam negeri juga menerima pesanan dari luar negeri.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Praktik Kerja Industri di PT Berlina
Tbk Pasuruan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan Prakerin ini untuk mendeskripsikan proses industri
saat ini serta sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Kompetensi dan Ujian Akhir
Nasional.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penyusunan laporan ini, yaitu.
1. Bapak Kun Naungan, S.T. selaku Head Of Material Development
2. Bapak Supriyono selaku Kepala Personalia
3. Bapak M. Hikmatullah Ashar selaku Staf Material Development
4. Bapak Mudjiadi selaku Test and Incoming Staff
5. Bapak Kriswanto selaku New Project and Substitution Staff
6. Bapak Syarifudin Febry selaku Foreman Coloring
7. Bapak M . Yusuf selaku Administator Material Development
8. Ibu Dian Purnamawati, S.Si. selaku Kepala SMK Putra Indonesia
9. Ibu Dra. Diana Muhayanti, M.Pd. selaku pembimbing penulisan laporan
10. Ibu Lusia. Andriani, S. Pd. selaku pembimbing sekolah
11. Karyawan PT Berlina Tbk. Pandaan, Pasuruan yang telah membantu kami
dalam melaksanakan Praktik Kerja Industri
12. Bapak Ibu Guru, dan teman-teman SMK Putra Indonesia khususnya kelas
XII.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran. Semoga laporan ini bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHA
N
ABSTRAKSI...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan.........................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan........................................................................................1
1.3 Tujuan Kegiatan......................................................................................................1
1.4 Manfaat Kegiatan....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN INDUSTRI
2.1 Sejarah Industri.......................................................................................................3
2.2 Lokasi Industri........................................................................................................4
2.3 Struktur Organisasi..................................................................................................5
2.4 Managemen Perusahaan..........................................................................................6
2.5 Program 5R.............................................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Definisi Plastik........................................................................................................9
3.2 Klasifikasi Plastik....................................................................................................9
3.3 Sifat-sifat Plastik...................................................................................................13
3.4 Bahan Baku Plastik...............................................................................................14
3.5 Aditif.....................................................................................................................14
3.6 Tinta......................................................................................................................17
3.7 Sirkulasi Produksi.................................................................................................19
3.8 Proses Produksi.....................................................................................................20
3.9 Hasil Produksi.......................................................................................................22
iii
3.10 Spesifikasi Alat.....................................................................................................22
3.11 Analisis di Laboratorium Tes................................................................................25
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................33
4.2 Saran-saran............................................................................................................33
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................35
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................36
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Diagram Alir Sederhana Proses Produksi di PT Berlina Tbk..........36
Lampiran 2 Gambar Mesin Injection Moulding..................................................37
Lampiran 3 Gambar Mesin Blow Moulding........................................................38
Lampiran 4 Gambar Produk PT Berlina Tbk.......................................................39
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang dilakukan siswa pada awal
kenaikan kelas tiga merupakan salah satu program kurikulum sekolah. Program
ini bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan materi-materi yang telah diperoleh
di sekolah serta memperoleh pengalaman kerja di lapangan. Prakerin dilaksanakan
sebagai syarat mengikuti ujian kompetensi dan ujian akhir sekolah.
Dalam pelaksanaan Prakerin di PT Berlina Tbk. Pandaan siswa dapat
mengetahui secara langsung proses produksi serta analisis kimia terhadap bahan
plastik yang belum diperoleh di sekolah.
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Di industri ini ada beberapa divisi, namun laporan ini dikhususkan
membahas divisi material development. Dalam laporan ini pokok-pokok masalah
yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Sejarah dan lokasi pendirian industri
2. Struktur organisasi dan manajemen industri
3. Proses produksi dan analisis di laboratorium
1.3 Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan kegiatan Prakerin sebagai berikut.
1. Mengenalkan dunia industri sesungguhnya kepada siswa.
2. Membandingkan teori yang didapat di sekolah dengan keadaan dunia kerja
yang sebenarnya.
3. Melatih dan menambah wawasan siswa dalam berorgranisasi dan
bermasyarakat serta bersosisalisasi dengan karyawan.
1
2
1.4 Manfaat Kegiatan
1.4.1 Manfaat bagi Siswa
Adapun manfaat bagi siswa sebagai berikut.
1. Mengetahui proses produksi yang terjadi di industri.
2. Membandingkan teori yang didapat di sekolah dengan keadaan dunia kerja
yang sebenarnya.
3. Memperoleh pengalaman dasar sebagai modal kerja.
1.4.2 Manfaat bagi Sekolah
Adapun manfaat bagi sekolah sebagai berikut.
1. Memudahkan guru dalam menyesuaikan materi di sekolah dengan
kebutuhan dunia industri.
2. Mempererat hubungan antara pihak sekolah dan industri.
3. Melakukan kerjasama dengan industri agar menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
1.4.3 Manfaat bagi Industri
1. Membantu pekerjaan karyawan.
2. Mempererat hubungan antara pihak industri dan sekolah.
3. Mendapatkan lulusan baru yang kompeten untuk bekerja di industri
tersebut.
BAB II
TINJAUAN INDUSTRI
2.1 Sejarah Industri
Sejarah berdirinya PT Berlina Tbk dimulai ketika Tjipto Biantoro mendirikan
industri tersebut di Desa Tawangrejo, Kecamatan Pandaan, Kab.Pasuruan, Jawa
Timur pada 1969. Industri seluas 55.200 m2 itu bergerak dibidang pengolahan biji
plastik menjadi berbagai produk berbahan plastik.
Pertama kali didirikan industri ini memiliki satu buah mesin Blow Molding
buatan Jerman ber-merk Bekum. Mesin itu diletakkan di ruang kaca khusus milik
PT Kasrie Tekstil, yang juga dikelola oleh Tjipto Biantoro. Ketika 1971 PT
Berlina Tbk. memiliki empat unit mesin blow molding dan dua unit mesin
injection molding untuk proses produksi dan belum memiliki gedung sendiri
hingga 1973. Pada tahun tersebut didirikan mold shop yang membuat cetakan
untuk botol plastik. Sebelumnya mold shop masih dipesan di luar negeri. Mold
shop ini merupakan mold shop yang pertama di Indonesia. Baru pada tahun 1975
PT Berlina Tbk. memiliki gedung sendiri seluas tiga hektare yang bersebelahan
dengan PT Kasrie Tekstil.
Pada 1978 pertama kali lokasi diperluas dengan membangun lokasi kedua
dimana kantor blow molding tetap menempati lokasi satu, sedangkan lokasi dua
ditempati oleh kantor injection molding. Kemudian 1977 PT Berlina Tbk. berhasil
memperoleh sertifikat ISO 9001 dengan nomor 52433 yang mengacu pada system
mutu produksi dari aditif, tinta, auxiliary, material incoming, dan foil hingga
menjadi produk yang dikirim kepelanggan melalui pemeriksaan oleh QC.
Selanjutnya 2001 PT Berlina Tbk. mendapatkan ISO 9001: 2000 quality
management system dan 2004 mendirikan industri ketiga di Shanghai Paragon
plastik Packaging Co. Ltd. (Shanghai). Pada 2005 mendirikan industri keempat di
Cikarang dan mendirikan Hefei Paragon plastik Packaging Co. Ltd. (Hefei), juga
memproduksi multi capity.
Kemudian 2007 industri tersebut memiliki manajemen baru dan memindahkan
kantor pusat dari Pandaan Jawa Timur ke Jakarta. Pada 2008 PT Berlina Tbk.
3
4
terdapat pembagian saham dan perluasan industri yang sudah ada. Perpindahan
mesin dari industri di Pandaan ke Cikarang. Selanjutnya 2009 PT Berlina Tbk.
melakukan perluasan regional dengan mendirikan industri baru di Cina,
kolaborasi teknologi, mendapatkan dan menerapkan ISO 4001 (Environment
Management System) dan OHSAS 18001 (Safety and Healt Management System).
Awalnya PT Berlina Tbk. merupakan salah satu industri “Dwi Satria Utama”
yang dikelola Ir. Liyanto dan Ir. Atmadja, keduanya ialah putra kandung Tjipto
Biantoro. Anak industri PT Dwi Satria Utama selain PT Berlina Tbk. ialah PT
Jamico, Pandaan, PT Esjamat, Gempol, PT Berlina II, Tangerang, PT Kasrie
Tekstil, Pandaan, PT Dharma Cakram Ekim, Surabaya, PT Lamipak Primula, PT
Samolin Surya.
Seiring berkembangnya industri dan untuk memenuhi pesanan pada tahun 1984
didirikan dua industri, yaitu Berlina industri satu di daerah Pandaan dengan
alamat Jln. Raya Pandaan km 43 Pandaan Pasuruan Jawa Timur dan Berlina
industri dua yang bertempat di Tangerang Banten dengan alamat Jln. Raya Mauk
km 5 kampung Pengasinan, kelurahan Priuk Jaya Kecamatan Jati Uwung
Tangerang Banten. Industri saat ini mempekerjakan lebih dari 1.390 karyawan.
Kemudian berkembang menjadi salah satu industri besar dalam pembuatan
kemasan plastik, closures, blown film, dan sikat gigi dengan fokus utama untuk
melayani industri farmasi, makanan dan minuman, produk perawatan rumah,
produk perawatan mulutdan gigi serta industri lainnya. Pelanggan utama meliputi
perusahaan multinational (seperti Unilever, Beiersdorf, Reckitt Benckiser,
Danone, Agip, Autochem, Kao, dsb) dan perusahaan nasional (sepertiBehaestex,
PIM, Campina, dsb).
2.2 Lokasi Industri
Lokasi industri PT Berlina Tbk. sangat strategis untuk menentukan
perkembangan industri, serta memungkinkan suatu perusahaan memperoleh
keuntungan maksimal. Industri ini tepat berada di jalur Malang-Surabaya yang
strategis, karena berada tidak jauh dari beberapa perusahaan pelanggan, antara
5
lain: Surabaya, Pandaan, Singosari, Malang. Pemilihan lokasi ini didasarkan
beberapa faktor berikut.
1. Kemudahan dalam bidang transportasi, karena berada ditepi jalan raya.
2. Kemudahan mencari bahan baku dan bahan lain.
3. Kemudahan mendapatkan air karena disuplai dari PDAM dan dekat
dengan sumber air tanah.
4. Kemudahan mendapatkan tenaga kerja, karena sebagian besar karyawan
berasal dari Surabaya, Japanan, Gempol, Pandaan, Pasuruan, Malang, dll.
5. Kemudahan pemasaran, karena dilakukan langsung kepada pelanggan
dalam negeri.
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi di PT Berlina Tbk. ada dua. Adapun penjelasannya sebagai
berikut.
2.3.1 Struktur Organisasi Operasional
Organisasi operasional PT Berlina Tbk. Dipimpin oleh General Manager
yang membawahi operational manager, dimana bertugas mengatur dan
mengkoordinasikan Plan Manager, Management Representative. Selain itu, ada
kepala bagian yang bertugas mengatur dan mengkoordinasi masing-masing seperti
Sales Manager, Finance and Accounting, DOD, Mould shop.
Plant manager bertugas mengatur dan mengkoordinasi departemen
operasional yaitu: Blow Moulding, Injection Moulding, Decoration, Toothbrush,
Teknik, dan PPIC.PPIC membawahi dua bagian yaitu PPC dan PIC. Logistik
membawahi Warehouse Finished Good, gudang teknik, gudang material dan
purchasing. Purchasing manager bertugas mengatur proses pembelian dan
Representative manager bertugas mengendalikan kualitas produk dengan
membawahi QC.
2.3.2 Struktur Organisasi Material Development
Material Development dipimpin oleh seorang kepala bagian yang
membawahi administrator dan foreman beserta stafnya dari setiap bagian material
6
development. Struktur organisasi material development terdiri atas tiga bagian,
sebagai berikut.
1. Coloring dan MPC (Material Preparation Colouring)
Bagian coloring dan MPC Dipimpin oleh seorang foreman MP dan Colouring
yang membawahi formulator, staff Timbang, mixing crew, dan MP.
2. New Project and Subtitution
Bagian New Project and Subtitution Dipimpin oleh seorang New Project and
Subtitution Staff yang membawahi Trial New Project and subtituton Staff, dan
Corrector.
3. Test dan Incoming (Laboratorium)
Bagian test dan incoming dipimpin foreman yang membawahi staf tes dan
staf trial incoming. Bagian ini bertugas untuk melakukan pengujian pada setiap
bahan yang baru datang. Bahan-bahan tersebut berupa bahan baku, aditif, tinta,
auxilary, foil, dll. Proses pengujian disesuaikan dengan setiap bahan yang datang.
2.4 Managemen Perusahaan
Pemimpin PT Berlina Tbk. adalah seorang general manager yang
membawahi manajer. Manajer merupakan atasan kepala bagian. Kepala bagian
membawahi foreman sebagai atasan operator dan mandor. Antara bagian satu
dengan bagian lain harus bekerja sama dan saling berhubungan.
Karyawan produksi di PT Berlina Tbk. terbagi menjadi dua, yaitu karyawan
tetap dan borongan. Karyawan dibagian produksi bekerja secara bergantian
sebanyak tiga shift, antara lain.
Shift pertama : pukul 06.00-14.00 WIB
Shift kedua : pukul 14.00-22.00 WIB
Shift ketiga : pukul 22.00-06.00 WIB
Tetapi karyawan dibagian lain bekerja antara pukul 08.00-16.00 WIB dengan
waktu istirahat selama 1 jam.
Keselamatan kerja dan kesehjateraan karyawan merupakan hal yang sangat
penting.Industri menyediakan beberapa fasilitas bagi karyawan dan adanya
lembaga keselamatan kerja P2K3. Fasilitas tersebut antara lain pemberian THR,
7
cuti tahunan, cuti besar, cuti hamil, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja,
uang makan, pengobatan, dan biaya transportasi bagi karyawan yang bekerja pada
shift malam. Cuti besar diberikan enam tahun sekali selama dua puluh empat hari
kerja.Sedangkan untuk pengobatan tersedia klinik kesehatan. Selain itu, fasilitas
lain yang tersedia diantaranya musholla,kamar mandi, kantin, koperasi, tempat
istirahat dan tempat parkir.
2.5 Program Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin (5R)
Program 5R merupakan program yang diterapkan di PT Berlina Tbk. Program
ini merupakan suatu program yang bersifat tidak sama dengan ISO. Program ISO
merupakan suatu sistem kerja, yaitu dengan cara membuat prosedur kerja yang
bertujuan untuk memperbaiki mutu dengan memberi kepuasan kepada pelanggan.
Didalam program ISO terdapat program berkelanjutan, program tersebut adalah
5R sedangkan program 5R adalah program perusahaan yang mengarah pada
perubahan sikap dan perilaku karyawan agar lebih rapi dan teratur.
Program 5R berasal dari jepang yang intinya meliputi: (1) R1 atau ringkas
adalah benda-benda yang berada diarea kerja hanya benda yang diperlukan. Jika
benda tersebut tidak diperlukan serta harganya murah dalam pengertian tidak
melalui proses yang panjang maka akan dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Sedangkan jika benda tersebut berkemungkinan untuk digunakan oleh bagian lain,
harganya mahal, dan masih dipergunakan maka akan dibuang ke Tempat
pembuangan sementara, (2) R2 atau Rapi adalah menempatkan benda-benda yang
diperlukan pada tempatnya, agar lebih teratur dengan cara pemberian label pada
tempatnya, (3) R3 atau Resik adalah semua benda dan area tempat kerja harus
bersisa terbebas dari debu serta kotoran, (4) R4 atau Rawat adalah semua benda
dan area kerja harus dirawat baik dari segi kebersihan maupun kegunaan,
(5) R5 atau rajin adalah disiplin dalam menjalankan R1 hingga R4 dengan baik
oleh semua karyawan.
Tujuan pengadaan 5R adalah menjadikan tempat kerja menjadi nyaman,
teratur, dan tidak berantakan sehingga memudahkan jika ada pemeriksaan
ataupun kunjungan dari perusahaan luar maupun dalam. Selain itu, dengan
8
diadakannya program 5R akan menambah semangat karyawan dalam menjelaskan
tugas kerja. Program 5R dijalankan PT Berlina Tbk. secara bertahap, hingga saat
ini telah berjalan selama tiga tahun serta sedang menjalankan program R3.
Penghargaan ISO 2001 versi 1994 telah didapat sebagai bukti bahwa PT Berlina
Tbk. bersungguh-sungguh dalam menjalankannya.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Plastik
Definisi plastik terbagi menjadi dua yaitu definisi secara umum dan secara
ASTM (American Society for Testing and Material).
2.1.1 Definisi Plastik Secara Umum
Plastik secara umum didefinisikan menjadi beberapa macam. Pertama, plastik
merupakan suatu polimer atau gabungan dari beberapa monomer. Monomer
adalah molekul dengan berat rendah yang dapat digabungkan dengan molekul lain
dengan syarat tertentu. Kedua, plastik merupakan makro molekul dengan material
organik. Ketiga, plastik merupakan sekumpulan zat-zat organik yang dibuat secara
sintetik. Keempat, plastik merupakan material berbahan dasar polimer organik
yang mempunyai rantai molekul yang sangat panjang dimana terdiri atas ribuan
atom C.
2.1.2 Definisi Plastik Secara ASTM (AmericanSociety for Testing and Material)
Plastik secara ASTM didefinisikan menjadi dua yaitu. Pertama, plastik
merupakan material yang mengandung satu atau lebih zat polimer organik dengan
berat molekul tinggi sebagai penyusunnya. Kedua, plastik merupakan suatu
material yang mengandung zat-zat essensial satu atau lebih substansi polimer
organik dengan berat molekul tinggi.
2.2 Klasifikasi Plastik
2.2.1 Termoplastik
Termoplastik adalah suatu bahan plastik yang apabila berada pada suhu tinggi
akan lunak dan menjadi keras atau padat pada suhu rendah, serta dapat didaur
ulang atau dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Polimer ini bersifat lunak
apabila dipanaskan dan dapat dibentuk menurut pola yang diinginkan dimana
setelah proses pendinginan polimer akan kehilangan sifat kelunakannya.
9
10
Termoplastik lebih tidak tahan suhu tinggi dibanding thermosetting. Bahan yang
termasuk termoplastik, sebagai berikut.
1. Polypropylene ( PP )
Polypropylene memiliki struktur polimer sebagai berikut.
Polypropylene merupakan polimer kristalin yang dihasilkan dari proses
polimerisasi gas propilena dan memiliki beberapa sifat. Pertama, berbau harum
jika dibakar, warna nyala kuning, tetap nyala walaupun api mati. Kedua,
kebanyakan berwarna putih. Ketiga, sensitif terhadap sinar ultraviolet dan
teroksidasi oleh oksigen. Keempat, tahan terhadap asam dan basa serta pelarut
organik lainnya. Kelima, tensile pada daya tertinggi antara 361,9 kgf/cm2, titik
leleh pada suhu 164 oC, MFI nya 0.3-100 gram/10 menit pada suhu 230 oC dengan
beban 2,16 kg. Keenam, mempunyai berat jenis ringan yaitu 0,902 - 0,906
gram/cm3dan tidak mudah terbakar, tidak beracun, fleksibel, ulet. Ada tiga jenis
bahan dari PP dan sifat – sifatnya yaitu PP jenis homopolymer yang bersifat kaku
dan lebih getas, PP jenis block copolymer yang bersifat lemas atau lunak dan
lebih getas dari random copolymer, dan PP jenis random copolymer yang bersifat
tidak getas atau rapuh.
2. Polyethylene ( PE )
Polyethylene mempunyai rumus struktur: −( CH2−CH2 )n
Sedangkan rumus polimer:
CH2−CH2, tekanan tinggi−( CH2−CH2 )n−
Ada beberapa sifat polyethylene (PE). Pertama, berbau seperti lilin jika
dibakar, warna nyala biru, tetap nyala walaupun api mati. Kedua, tahan terhadap
bahan kimia. Ketiga, umumnya berwarna putih.Berdasarkan jenisnya,
polyethylene (PE) digolongkan menjadi tiga bagian beserta sifat-sifatnya, sebagai
berikut.
− High Density Polyethylene (HDPE)
Ada beberapa sifat HDPE. Pertama, tahan terhadap asam, basa, dan pelarut
organik lainnya. Kedua, pemaparan terhadap cahaya yang relatif lama akan
11
mengurangi kekuatan. Ketiga, mempunyai berat jenis 0,941 - 0,967 gram/cm3,
titik leleh pada suhu 135 oC, MFI antara 0,20-31 gram /10 menit pada suhu 190 oC
dengan beban 2,16 kg dan tensile pada daya tertinggi berkisar antara 189,6 - 308,9
kgf/cm2.
− Low Density Polyethylene (LDPE)
Ada beberapa sifat LDPE. Pertama, tahan terhadap asam dan basa tetapi
tidak tahan terhadap asam nitrat pekat. Kedua, mempunyai berat jenis 0,915 –
0,93 gram/cm3, titik leleh pada suhu 110 oC, MFI berkisar antara 0,1 – 22
gram/10 menit dengan beban 2,16 pada suhu 190 oC, dan tensile pada daya
tertinggi berkisar 95-150 kgf/cm2.
− Medium Density Polyethylene (MDPE)
Material MDPE dicirikan dengan densitas antara 0,926-0,940 g/cm3 .MDPE
bisa diproduksi dengan katalis kromium atau silika.MDPE memiliki ketahanan
yang baik pada tekanan dan kejatuhan.MDPE biasa digunakan pada pipa gas.
Berdasarkan ikatan kimia, PE dibagi menjadi dua yaitu LLDPE (Linier Low
Density Polyethylene) dan UHMWPE (Ultra High Molecular Weight
Polyethylene). LLDPE bersifat lebih ulet dari LDPE sedangkan UHMWPE
bersifat lebih ulet dari HDPE.
3. Polycarbonate (PC)
Polycarbonate mempunyai rumus struktur:
Polycarbonate mempunyai beberapa sifat. Pertama, nyala api berwarna
kuning kemerahan jika dibakar. Kedua, tahan terhadap bantingan dan goresan.
Ketiga, bersifat transparan, kaku, higroskopis, dan larut pada pelarut organik.
Keempat, tidak tahan terhadap asam dan basa. Kelima, mempunyai berat jenis 1,2
gram/cm3, titik leleh pada suhu 267 oC dan tensile pada daya tertinggi kurang
lebih 611,83 kgf/cm2. Keenam, bersifat stabil terhadap oksidator dan panas
walaupun dalam keadaan molekul.
12
4. Polystyrene ( PS )
Polystyrene mempunyai rumus struktur:
Sedangkan rumus polimer:
Ada beberapa sifat polystyrene (PS). Pertama, jika dibakar berbau seperti
karet yang dibakar, warna nyala kuning dan berasap hitam. Kedua, mudah
tergores dan pecah. Ketiga, untuk jenis HI ( High Impact ) bersifat lebih ulet
dibandingkan GP ( General Purpose) tetapi kurang transparan. Keempat, untuk
jenis HI warnanya putih atau buram translucent, sedangkan untuk jenis GP
warnanya bening dan rapuh. Kelima, mempunyai berat jenis 1,045-571 gram/cm3.
5. Styrene Acrylonitrile ( SAN )
Styrene Acrylonitrile mempunyai rumus struktur:
Ada beberapa sifat SAN. Pertama, jika dibakar warna nyala kuning
kemerahan dan berasap hitam, keras, transparan, dan terhadap gesekan. Kedua,
larut didalam hidrokarbon seperti aseton, kerosin, metal etil keton, dan toluene
sehingga sifat mekaniknya berkurang. Ketiga, bersifat lebih ulet dibandingkan PS
dan tahan terhadap bahan kimia. Keempat, mempunyai berat jenis 1,07 gram/cm3,
titik leleh pada suhu 240 oC dengan beban 3,8 kg.
6. Polyvinyl Chloride ( PVC )
Polyvinyl Chloride mempunyai rumus struktur: CH2=CHCl
Sedangkan rumus polimer:
13
Ada beberapa sifat PVC. Pertama, warna nyala api kuning, berbau seperti
HCl jika dibakar tetapi jika api mati maka nyalanya juga akan mati. Kedua,
bersifat keras, kaku, transparan, mudah tergores dan dipotong. Ketiga, kuat
terhadap bantingan (impact strength). Impact strength dibagi menjadi empat yaitu
Super High Impact, High Impact, Medium Impact, dan Normal Impact.
7. Polyamide (Nilon)
Polyamide memiliki rumus polimer:
Nilon merupakan termoplastik yang memiliki sifat dapat dibentuk serat, film
dan plastik. Ada beberapa sifat nilon, yaitu. Pertama, secara umum nilon bersifat
keras, warna tak selalu kremada juga transparan dan putih, sedikit tembus cahaya.
Kedua, nilon merupakan polimer semi kristalin dengan titik leleh 350-570 oF.
Ketiga, mudah menyerap molekul air karena itu perlu dikeringkan sebelum
dilakukan proses pencetakan. Keempat, tahan terhadap pelarut organik seperti
eter, aseton, petroleum eter, benzene. Dapat bereaksi dengan phenol,
formaldehida, benzene panas dan nitrobenzene panas. Kelima, pada suhu yang
lebih tinggi akan teroksidasi menjadi berwarna kuning dan rapuh.
2.2.2 Thermosetting
Thermosetting adalah polimer yang pada awalnya bersifat lunak pada saat
dipanaskan tetapi setelah dingin akan berbentuk cross link sehingga tidak dapat
didaur ulang atau dicetak lagi. Pemanasan ulang menyebabkan kerusakan
molekul-molekulnya. Bahan yang termasuk thermosetting adalah epoksi, fenol,
formaldehid, melamin formaldehid, bakelit, polyester, dan poly uretan.
2.3 Sifat-sifat Plastik
Plastik mempunyai beberapa sifat. Pertama, secara kimiawi dapat mengalami
degradasi dan oksidasi. Kedua, plastik tahan terhadap bahan kimia dan tidak
mudah pecah serta tahan lama. Hal ini disebabkan karena plastik mempunyai
ikatan rantai yang panjang dan sukar diputus sehingga tidak dapat diuraikan lagi
oleh bakteri. Ketiga, plastik mempunyai titik leleh rendah dibandingkan logam.
14
Keempat, plastik lebih ringan dibandingkan logam dan keramik karena plastik
mempunyai berat jenis di bawah satu sedangkan berat jenis logam dan keramik
rata-rata diatas satu. Kelima, plastik mudah didekorasi serta diberi warna sesuai
dengan keinginan serta merupakan isolator panas dan listrik.
2.4 Bahan Baku Plastik
Bahan baku plastik yang banyak digunakan adalah batu bara dan minyak
bumi. Selain itu, ada juga bahan lain seperti amoniak, fenol, gas alam, kamper,
kapur, ter dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, ada juga plastik yang mengandung unsur biologi dari tumbuh-
tumbuhan seperti jagung, karet alam, kayu, kentang, protein, susu dan lain-lain
yang disebut biodregadable plastik. Hal tersebut supaya plastik mudah diuraikan
oleh bakteri.
2.5 Aditif
Aditif adalah zat tambahan yang ditambahkan pada bahan baku plastik untuk
memperbaiki kualitas produk seperti stabilitas, kekuatan terhadap bantingan,
kekuatan terhadap tarikan, tahan terhadap zat kimia, serta meningkatkan
efektifitas kestabilan panas dan lain-lain. Aditif digunakan sesuai dengan
kebutuhan plastik. Beberapa macam aditif antara lain.
2.5.1 Colorant
Colorant adalah pewarna plastik yang melibatkan material organik yang
sangat luas. Berdasarkan bentuknya ada dua macam yaitu butiran dan serbuk.
Adapun klasifikasi colorant adalah sebagai berikut.
1. Pigmen
Berdasarkan sifat kimianya ada dua macam yaitu pigmen organik dan
anorganik. Pigmen organik terbuat dari bahan alam maupun sintetik yang ditandai
dengan sifat kecerahan dan tingkat transparan yang baik. Pigmen ini terbuat dari
unsur C, H, O, dan N yang digunakan untuk pengemasan. Contohnya adalah
phtlocyanine blue, condenaso pigment, halogenasi, isoindolinine, flavanitrone.
15
Ada beberapa keuntungan pigmen organik yaitu kekuatan warna lebih baik,
kestabilan panas lebih rendah, kelarutan lebih tinggi dan aman untuk kesehatan.
Kerugiannya adalah light fastness lebih rendah, kepekatan lebih rendah sehingga
untuk mencapai pekat penggunaan warna boros dan harga mahal.
Pigmen anorganik terbuat dari bahan tambang dan mengandung logam berat
seperti Fe, Sd, dan Ti. Pigmen ini biasanya tidak digunakan untuk kemasan
makanan. Ada beberapa keuntungan pigmen anorganik yaitu kestabilan panas
lebih tinggi khususnya untuk material yang titik lelehnya tinggi, wheater
resistance lebih tinggi, light fastness lebih tinggi, kepekatan lebih tinggi sehingga
untuk mencapai warna lebih hemat.
2. Dyes
Dyes adalah pigmen organik yang mempunyai ukuran partikel yang sangat
kecil. Pigmen ini biasanya digunakan untuk pewarna PS, PVC dan SAN. Adapun
beberapa sifat dari dyes yaitu transparan, larut, kestabilan panas rendah, kekuatan
warna tinggi, serta tidak tahan terhadap cahaya matahari dan mudah pudar.
3. Black colorant
Black colorant terdiri dari carbon black, lamp black, oksida black dan
organik black. Carbon black jika semakin halus ukuran partikel semakin gelap.
Dapat menyerap sinar ultraviolet sehingga pertambahan panjang PE terjaga
dengan baik dalam cuaca normal. Lamp black merupakan pigmen karbon namun
mempunyai kandungan atau kadar abu yang lebih tinggi, sehingga daya warnanya
buruk. Oksida black mempunyai panas terbatas untuk termoplastik serta dalam
kondisi tertentu dapat menyebabkan dekomposisi pada PVC. Organik black pada
umumnya berbentuk dyes dan aman bila digunakan pada bagian yang gelap.
4. Efek pigmen
Efek pigmen adalah suatu pigment yang dapat menampakkan warna lain jika
sudut biasanya berbeda. Pigmen ini biasanya terbuat dari mineral mica yang
dilapisi TiO2 atau oksida besi.
5. Flourecent Pigment
Flourecent Pigment adalah suatu pigmen berbentuk serbuk yang
mengandung flourecent dyes (suatu pewarna yang bersifat menerima cahaya dan
dipantulkan).
16
2.5.2 Stabilizer
Stabilizer adalah zat aditif yang ditambahkan kedalam plastik yang bertujuan
untuk mencapai serta mempertahankan sifat-sifat mineral plastik sesuai dengan
penggunaannya.
1. Antioksidan
Antioksidan berfungsi mencegah dan menghalangi oksidasi polimer udara
atau oksidasi lain supaya molekul plastik tidak rusak.
2. UV Stabilizer
Jenis UV stabilizer berfungsi menetralisasi sinar ultraviolet. Adapun
beberapa macam UVstabilizer diantaranya UV absorben yang berfungsi
mencegah terjadinya kerusakan molekul plastik dengan cara menyerap sinar UV.
3. Lubricant
Lubricant terdiri atas dua macam yaitu internal lubricant yang berfungsi
mengurangi friksi antar molekul-molekul, biasanya ditambahkan pada saat
menggumpal dan eksternal lubricant yang berfungsi mengurangi friksi antara
molekul plastik dan metal tanpa reaksi kimia.
4. Impact Modifier
Impact modifier berfungsi menambah ketahanan plastik terhadap benturan
atau bantingan.
5. Antistatic
Antistatic berfungsi mengurangi efek elektrostatik pada plastik sehingga debu
tidak mudah menempel.
6. Mould Release Agent (MRA)
Zat aditif MRA berfungsi mempermudah proses pelepasan produk dari
cetakannya, dimana penggunaannya bergantung pada jenis material plastik.
7. Wetting Agent (White Oil)
Wetting agent berfungsi membasahi material supaya pigmen yang berbentuk
serbuk mudah menempel.
8. Filler
Filler merupakan suatu bahan pengisi untuk mengurangi biaya, contohnya
kalsium.
17
9. Plasticizer
Plasticizer berfungsi sebagai bahan pengisi yang menjadikan sifat plastik
menjadi fleksibel khususnya PVC.
10. Processing Aids
Processing Aids adalah aditif yang mengandung pelumas untuk memperbaiki
aliran plastik serta menambah glossiness (mengkilap).
11. Nucleating Agent
Nucleating Agent berfungsi sebagai pembentukan inti pada saat pelelehan
plastik hingga dingin atau meratakan struktur molekul plastik. Struktur molekul
plastik ada dua macam yaitu amorphous memerlukan pendinginan perlahan dan
cytaline memerlukan pendinginan cepat.
2.6 Tinta
Tinta adalah suatu bahan yang digunakan untuk mendekorasi produk plastik.
Tinta dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Tinta Solvent
Tinta Solvent adalah tinta yang pengeringannya menggunakan evaporator
dengan penguapan panas oven 80-90o C. Tinta solvent dibagi menjadi dua.
Pertama, single pack (campuran antara tinta dan pengencer atau solvent) yang
mempunyai sifat bahwa tinta akan mengering setelah solvent menguap. Kedua,
two pack (campuran antara tinta dan katalis) yang mempunyai sifat bahwa tinta
akan mengering setelah solvent menguap serta adanya reaksi antara tinta dengan
katalis (terjadi proses curring).
Keuntungan dari tinta solvent adalah harganya lebih murah, sangat aman
terhadap kulit, mudah untuk dihapus khususnya proses kerjanya sederhana single
pack, mesin yang digunakan relatif murah. Ada beberapa kerugiannya adalah
proses pengeringannya lama gambar maupun huruf kurang tajam, produk yang
dihasilkan lebih rendah serta mudah menguap dan tidak bisa langsung overprint
atau membutuhkan oven.
18
2. Tinta UV
Jenis tinta UV adalah tinta yang pengeringannya menggunakan sistem
ultraviolet. Proses pengeringannya terjadi setelah radiasi sinar UV bereaksi dan
mengakibatkan energi aktivitas membentuk radiasi bebas yang berantai.
Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari UV ink. Keuntungan adalah
tidak mudah menguap, cepat kering, dan langsung overprint, tahan terhadap bahan
kimia, gambar serta huruf tajam dan mempunyai hasil produk besar. Ada beberapa
kerugiannya adalah dapat menyebabkan iritasi kulit, tidak dapat dihapus, dan pada
saat pembuangan tinta harus dijemur supaya tidak bereaksi.
3.6.1 Auxiliary
Auxiliary adalah bahan pelengkap tinta yang mempunyai berbagai macam
fungsi sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa macam bentuk auxiliary seperti:
1. Bronze varnish, zat yang berfungsi sebagai campuran gold, silver, paste
dan metallic colour.
2. Defoamer, untuk menghilangkan busa atau gelembung udara sebagai akibat
dari pengadukan warna.
3. Katalis, zat yang dapat mempercepat terjadinya reaksi kimia. Berfungsi
sebagai pengeras, menambah kelekatan tinta terhadap substrat dan meningkatkan
ketahanan terhadap zat kimia.
4. Leveling Agent, untuk menghilangkan mata ikan atau kulit jeruk.
5. Matting Paste, untuk menurunkan glossiness tinta menjadi buram.
6. Primer Coating, untuk memperbaiki adhesion (kelengketan tinta) terhadap
permukaan produk.
7. Rate Enhancer, untuk meningkatkan produk keluar untuk mempercepat
pengeringan.
8. Screen Cleaner, untuk campuran metalic colour.
9. Thickening Agent, untuk meningkatkan viskositas tinta dan mengurangi
glossiness.
10. Thinner (pengencer), untuk pengencer dan penurun viskositas tinta.
Thinner terbagi menjadi dua jenis yaitu reducer dan retarder. Reducer adalah
pengencer tinta yang berfungsi mempercepat proses pengeringan tinta. Retarder
adalah pengencer tinta yang berfungsi memperlambat proses pengeringan tinta.
19
11. Thixotropic Paste, untuk menghilangkan serabut pada tinta dan tidak
merubah viskositas tintanya.
12. Transparant base (binder), untuk menurunkan kepekatan agar pigmen
dapat tercampur rata dengan tinta dan membuat tinta lebih transparan tanpa
merubah warna dasar.
13. Varnish, untuk memperbaiki glossiness atau mengkilapkan hasil dari
printing.
14. Water Resistance, untuk memperbaiki ketahanan tinta.
15. Special Binder, untuk campuran metallic colour.
3.7 Sirkulasi Produksi
Sirkulasi produksi yang baik sangat diperlukan untuk memenuhi target
pemasaran secara maksimal sesuai dengan order. Sirkulasi produksi tersebut
antara lain: order dari customer yang menginginkan produk plastik tertentu
diterima oleh sales kemudian diinfokan ke PPC (Production Planning Control).
Selanjutnya PPC juga menginformasikan ke PIC (Planning and Inventory
Control), dalam hal ini PIC akan menentukan jumlah material plastik maupun
aditif yang akan digunakan. Setelah penentuan jadwal produksi, bagian produksi
akan mengebon material dari gudang material plastik yang membutuhkan
pewarnaan langsung dikirim ke produksi. Kemudian produk yang dihasilkan akan
diperiksa oleh QC, jika produk baik akan langsung dikemas dan dikirim ke
Gudang Finished Good (GFG) sedangkan produk yang di-reject (rusak) akan
diolah kembali melalui proses penggilingan agar menjadi afval. Produk yang akan
didekorasi dikirim ke decoration division untuk proses lanjutan (proses printing,
stickering, shrink labeling, dll), sedangkan gagang sikat gigi yang telah
diproduksi dikirim ke Toothbrush Division untuk dilakukan proses tufting,
trimming, dan assembling. Setelah melalui proses decoration maupun toothbrush,
produk yang sudah jadi akan dites dan diperiksa kembali oleh QC.
(Adapun diagram alir sederhana proses produksi dapat dilihat pada lampiran 1).
20
3.8 Proses Produksi
Ada empat jenis proses di PT Berlina Tbk. Adapun penjelasannya sebagai
berikut.
3.8.1 Injection Moulding
Injection Moulding merupakan proses pelelehan biji plastik menjadi sebuah
produk dengan cara injeksi (penyuntikan). Proses ini dilakukan dengan cara
memasukkan biji plastik yang sudah melalui proses pewarnaan dengan
penambahan aditif tertentu kedalam hopper. Material plastik tersebut sedikit demi
sedikit akan turun mengisi barrel screw yang terus berputar. Pada saat proses
tersebut, plastik mengalami pelelehan dan homogenisasi. Setelah mengalami
pelelehan, pompa hidrolik atau piston menginjeksi material dengan tekanan
spesifik yang tinggi dari cetakan kedalam rongga cavity melalui lubang nozzle.
Pendinginan yang terjadi didalam menyebabkan plastik cair menjadi padat dan
akan keluar dari cetakan menjadi sebuah produk. Sebelum proses tersebut terjadi,
terlebih dahulu dilakukan pencucian yang prosesnya tidak jauh berbeda dengan
proses diatas hanya material yang digunakan tidak melalui proses pewarnaan
dengan penambahan zat aditif. (Adapun gambar mesin injection moulding dapat
dilihat pada lampiran 2).
3.8.2 Blow Moulding
Blow moulding merupakan proses pelelehan biji plastik menjadi sebuah
produk dengan cara meniupkan udara kedalam plastik yang akan dicetak. Proses
ini dilakukan dengan cara memasukkan biji plastik yang sudah melalui proses
pewarnaan dengan penambahan zat aditif tertentu kedalam hopper. Kemudian
menuju barrel dimana akan mengalami proses pelelehan dan homogenisasi. Screw
yang terdapat didalam barrel berputar secara terus menerus sehingga akan
mendorong material masuk kedalam sebuah cela berpenampang cincin. Dari sini
plastik akan leleh dan keluar dalam bentuk selongsong plastik leleh yang terjepit
diantara dua belahan blow mould yang ditiup hingga mengembang dan menempel
pada rongga cavity. Tiupan udara berlangsung hingga plastik menjadi padat dan
kuat. Melalui gerakan mekanisme mesin, plastik yang telah terbentuk akan keluar
dari cetakan menjadi sebuah produk yang nantinya akan langsung dikirim
21
kepembeli atau decoration division untuk proses dekorasi. (Adapun gambar mesin
blow moulding dapat dilihat pada lampiran 3).
3.8.3 Decoration
Ada empat macam proses yang terdapat pada divisi decoration, adapun
penjelasannya sebagai berikut.
1. Printing
Produk dari berbagai macam jenis termoplastik mempunyai surface yang
bervariasi sebelum melalui proses printing. Agar tinta dapat melekat sempurna
maka surface tension (ketegangan permukaan) plastik harus lebih besar dari
tension tinta yang di-printing. Untuk meningkatkan surface tension produk
khususnya untuk jenis material PP dan PC maka perlu dilakukan flaming. Flaming
akan mengubah permukaan produk yang akan di-printing dari non polar menjadi
polar dan terjadi lapisan oksida, yaitu lapisan berpori-pori halus permukaan
plastik sehingga tinta dapat melekat dengan sempurna. Alat yang digunakan pada
proses pencetakan ialah screen yang terbuat dari benang halus yang tersusun
dalam bidang pigura. Awalnya screen terbuat dari natural silk yang kemudian
dibuat tiruan bernama incultifilament syntetic polyester dan monofilament syntetic
polyestermonofilament lebih tepat digunakan karena diperoleh lebih tajam dan
tidak berserabut. Sedangkan untuk pengeringan bergantung pada tinta yang
digunakan jika menggunakan tinta UV maka cara pengeringannya dengan
menggunakan sinar UV. Tetapi jika menggunakan tinta solvent maka
pengeringannya melalui proses penguapan.
2. Stickering
Proses stickering hanya menempelkan sticker yang sesuai pada permukaan
produk dan tidak memerlukan tintamaupun proses pengeringan.
3. Shrink Labeling
Proses shrink labeling dilakukan dengan memasukkan label sesuai,kedalam
produk kemudian dipanaskan hingga label menyusut dan menempel erat keproduk
tersebut.
22
4. Stamping
Proses ini dilakukan dengan menggunakan foil yang terdiri dari tiga lapisan
yaitu dyes, perekat, dan lapisan plastik. Lapisan pertama dan kedua akan
menempel pada produk sedangkan lapisan ketiga akan tertinggal.
3.8.4 Toothbrush
Pada proses ini diawali dengan pemasangan bristle yang dikuatkan oleh
anchorwire pada gagang sikat. Setelah melalui proses pemasangan bristle pada
permukaan gagang, maka akan diratakan dan penghalusan sebanyak empat kali.
Kemudian sikat ini akan dilewatkan pada suhu alat yang akan menghisapkan
udara dan debu pada sela-sela bulu sikat. Proses akhir pada gagang sikat ialah
dekorasi dan dikemas.
3.9 Hasil Produksi
Produk yang akan dihasilkan PT Berlina Tbk. berupa pengemasan plastik,
gagang sikat dan penutup. Dimana produk-produk tersebut tidak langsung
dipasarkan kekonsumen namun dikirim terlebih dahulu kepada pembeli yang
memesan. Saat ini pembeli PT Berlina Tbk. antara lain PT Tirta Investama, PT
Unilever, PT BDF Indonesia, PT Behaestex, dan lain-lain.
(Adapun gambar produk PT Berlina Tbk. dapat dilihat pada lampiran 4).
3.10 Spesifikasi Alat
3.10.1 Spesifikasi Alat Produksi
1. Hopper
Hopper digunakan untuk memasukkan biji plastik dan aditif yang akan
diproses.
2. Barrel
Barrel adalah tempat untuk memindahkan biji plastik dari hopper ke nozzle
dan melelehkannya.
3. Nozzle
Nozzle adalah alat untuk menginjeksikan plastik ke dalam mould.
23
4. Tie Bar
Tie Bar adalah penyangga untuk mould, calmping, dan ejector.
5. Hydraulic Motor
Hydraulic Motor digunakan untuk memutar screw supaya biji plastik
bergerak dari barrel ke nozzle dan memberi tenaga untuk menyuntikannya.
6. Stationary Platen
Stationary Platen adalah plat yang tidak bergerak untuk menghubungkan
nozzle dan cetakan.
7. Moveable Platen
Moveable Platen adalah plat untuk menggerakkan cetakan.
8. Clamping Unit
Clamping Unit digunakan untuk membuka dan menutup cetakan.
9. Ejector
Ejector digunakan untuk melepaskan plastik yang sudah membeku.
10. Rear Platen
Rear Platen adalah plat penyangga bagian belakang.
3.10.2 Spesifikasi Alat di Laboratorium
1. Desikator
Desikator berfungsi membantu proses evaluasi yang memerlukan proses
pendinginan tanpa kadar air yang menempel.
2. Moisture Analyzer
Moisture Analyzer beerfungsi mengukur kadar air material maupun aditif.
3. Compression Moulding
Compression Moulding berfungsi untuk pembentukan lembaran plastik.
4. Oven
Oven berfungsi utnuk menghilangkan kadar air material maupun aditif serta
tes yang membutuhkan suhu tinggi seperti ESCR test, rubbing test, dan lain-lain.
5. Refrigator
Refrigator berfungsi membantu proses evaluasi atau tes yang membutuhkan
suhu rendah.
24
6. Spectrophotometer
Spectrophotometer berfungsi mengevaluasi warna yang diterjemah dalam
bentuk angka nominal.
7. Torque Meter
Torque Meter berfungsi mengukur tenaga ulir suatu produk (cap terhadap
botol).
8. Universal Testing Machine
Universal Testing Machine berfungsi menguji atau mengetahui kekuatan
baik botol maupun cap terhadap tarikan maupun tekanan sebagai keperluan tes,
antara lain: tensile test, pull test, open force, bending force, top load, elongation
dan lain-lain.
9. Viscometer
Viscometer berfungsi mengukur kekentalan tinta.
10. Breakage Tester
Breakage Tester berfungsi untuk mengukur patahan gagang sikat gigi
berdasarkan material, beban, dan dalam jangka waktu tertentu.
11. Water Bath
Water Bath berfungsi memanaskan air dengan suhu maksimal 100 oC.
12. Light box
Light Box berfungsi membantu membandingkan warna karena dilengkapi
dengan beberapa cahaya, meliputi cahaya siang hari, sore hari, lampu TL,
Fluoresen.
13. Pengaduk
Pengaduk berfungsi membantu proses pengadukan.
14. Splaying Tester
Splaying Tester berfungsi mengetahui merekahnya bulu sikat dalam jangka
waktu tertentu.
15. Neraca Digital
Neraca Digital berfungsi menimbang segala bahan yang diperlukan.
16. Bulk Density Aparatus
Bulk Density Aparatus berfungsi untuk mengetahui berat jenis baik material
maupun bahan aditif.
25
17. Melt Flow Indexer
Melt Flow Indexer berfungsi mengetahui titik leleh material yang dipengaruhi
oleh beban, waktu, suhu, dan lubang tertentu.
18. Pendulum Test
Pendulum test berfungsi mengetahui ketahanan botol atau produk terhadap
bantingan.
3.11 Analisis di Laboratorium Tes
Analisis material di laboratorium tes PT Berlina Tbk. meliputi berbagai tes,
antara lain:
3.11.1 Tes Material
3.11.1.1 Original Material
1. Bulk Density
Bulk Density berfungsi mengetahui volume material pada berat tertentu atau
sebaliknya.
2. Colour
Colour berfungsi mengetahui perbedaan warna material secara visual.
3. Elongation
Elongation berfungsi mengetahui kelenturan suatu specimen material plastik
tarikan dengan kecepatan dan diameter specimen tertentu.
4. Melt Flow Indexer (MFI)
Tes MFI berfungsi mengetahui dan mengukur laju aliran lelehan material
plastik pada suatu lubang tertentu yang merupakan panjang diameter dengan suhu
dan beban tertentu dalam satuan gram persepuluh menit.
5. Moisture Analyzer
Moisture Analyzer berfungsi mengetahui kadar air yang terkandung dalam
biji plastik dan aditif.
6. Pellet Count
Pellet Count berfungsi untuk mengetahui butiran atau jumlah biji plastik dan
aditif dalam pergramnya.
26
7. Universal Tester Load (Tensile Strenght)
Universal Tester Load berfungsi mengetahui kekuatan material dan
kekuatan plastik terhadap suatu tarikan dengan kecepatan tertentu dan diameter
specimen yang ditentukan dalam satuan kilogram persentimeter persegi.
3.11.1.2 Moulded Product
3.11.1.2.1 Injection Moulding
Berdasarkan kriteria tes yang diperlukan maka dilakukan hal-hal sebagai
berikut.
1. Bending Resistance
Bending Resistance adalah tes yang berfungsi mengetahui kekuatan leher
pada sikat gigi.
2. Colour
Colour adalah tes yang berfungsi mengetahui perbandingan antara warna
produk dengan standar.
3. Dimension
Dimension adalah tes yang berfungsi mengetahui ukuran suatu produk.
4. Enviromental Stress Cracking Resistence (ESCR)
Enviromental Stress Cracking Resistence adalah tes yang berfungsi
mengetahui ketahanan suatu produk terhadap zat yang akan diisikan pada suhu
dan waktu tertentu berdasarkan pengaruh dari design, bahan baku, proses
pembuatan dan lain-lain.
5. Splaying tester
Splaying tester adalah test yang berfungsi mengetahui ketahanan bristle
terhadap proses penggosokan.
6. Leakage
Leakage adalah tes yang berfungsi mengetahui kebocoran melalui botol atau
cap.
7. Torque
Torque adalah tes yang berfungsi mengetahui kekuatan tenaga ulir pada
suatu produk (cap pada botol).
27
8. Toughness of Hinge
Toughness of Hinge adalah tes yang berfungsi mengetahui stabilitas suatu
produk dan mengukur keuletan engsel pada suatu produk tertentu.
9. Weight
Weight adalah tes yang berfungsi mengetahui berat suatu produk.
10. Whitening of Hinge
Whitening of Hinge adalah tes yang berfungsi mengetahui fleksibilitas pada
engsel produk fliptop.
11. Yellowing Test
Yellowing Test adalah tes yang berfungsi mengetahui kecepatan warna
produk berubah menjadi kekuningan.
Secara visual, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai
berikut. Air Steak berfungsi mengevaluasi adanya lintasan udara pada produk,
Bubble berfungsi mengetahui adanya gelembung udara didalam suatu produk,
Burn Steak berfungsi mengevaluasi adanya lintasan yang terbakar dalam plastik,
air kondensat dalam cetakanberfungsi mengetahui adanya kondensasi air dalam
cetakan yang dapat mempengaruhi hasil produk, Ejector Mark berfungsi
mengevaluasi belang putih pada produk yang dipengaruhi oleh ejector, Flashing
berfungsi mengetahui adanya kelebihan plastik diluar cetakan, Glossiness
berfungsi mengetahui tingkat kebeningan atau mengkilat dari produk, Lamination
berfungsi mengetahui dan mengevaluasi lapisan plastik dari hasil moulding,
Moisture Streak (Jetting) berfungsi mengetahui adanya aliran udara yang halus
sehingga menimbulkan gelembung halus atau kecil pada produk, Ovality
berfungsi mengetahui bentuk suatu produk secara visual, Scratch Resistance
berfungsi menguji goresan pada dinding produk, apakah produk tersebut tahan
atau tidak terhadap goresan, Transparency berfungsi melihat tembus pandang dari
suatu produk, Weld line berfungsi mengevaluasi terhadap penentuan aliran plastik
dari hasil pencetakan.
3.11.1.2.2 Blow Moulded
Berdasarkan kriteria tes yang diperlukan maka dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
28
1. Boiling Test
Boiling Test berfungsi mengetahui ketahanan produk yang mempengaruhi
proses perebusan atau sterilisasi.
2. Colour
Colour berfungsi mengetahui perbandingan antara warna produk dengan
standart.
3. Drop Test
Drop Test berfungsi mengetahui kekuatan produk terhadap bantingan
maupun benturan yang dilakukan dengan cara menjatuhkan produk yang diisi
dengan air pada ketinggian tertentu.
4. Environment Stress Cracking Resistance(ESCR)
Environment Stress Cracking Resistance berfungsi mengetahui ketahanan
suatu produk terhadap zat yang diisikan pada suhu dan waktu tertentu berdasarkan
pengaruh design, bahan baku, proses pembuatan, dan lain-lain.
5. Leakage
Leakage berfungsi mengetahui dan mengukur kebocoran dari suatu produk
baik dengan cara vaccum chamber maupun injection pressure.
6. Permeability
Permeability berfungsi mengetahui kebocoran pada produk melalui dinding
produk.
7. Shrinkage Volume after Printing
Shrinkage Volume after Printing berfungsi mengukur penyusutan volume
produk setelah di-printing.
8. Top Load
Top Load berfungsi mengetahui dan mengukur botol terhadap tekanan dari
suatu beban.
9. Torque
Torque berfungsi mengetahui tenaga ulir pada suatu produk.
10. Weight
Weight berfungsi mengetahui berat suatu produk.
29
11. Yellowing Test
Yellowing Test berfungsi mengetahui kecepatan warna produk berubah
menjadi kekuningan.
3.11.1.2.3 Comparison Moulded
Berdasarkan kriteria tes yang diperlukan, maka diperlukan hal-hal sebagai
berikut.
1. Colour
Colour berfungsi membandingkan warna produk dengan standart.
2. Glossiness
Glossiness berfungsi mengetahui tingkat kebeningan atau mengkilat dari
produk.
3. Transparency
Transparency berfungsi mengetahui tembus pandang suatu produk.
4. Weight
Weight berfungsi mengetahui berat suatu produk.
3.11.2 Tes aditif
3.11.2.1 Original Aditif
Berdasarkan kriteria tes yang perlu dilakukan makan diperlukan hal-hal
sebagai berikut.
1. Bulk Density
Bulk Density berfungsi mengetahui berat jenis aditif.
2. Chemical Resistance
Chemical Resistance of Plastic Colorant (Migration Fastness) terbagi
menjadi dua yaitu contact bleeding dan solvent bleeding. Contact bleeding adalah
perpindahan warna dari suatu produk ke produk lain karena ada sentuhan atau
menempel secara langsung. Solvent bleeding adalah perpindahan warna dari botol
ke cairan yang diisikan.
3. Colour
Colour berfungsi membandingkan warna produk dengan standart.
4. Pellet Count
Pellet count berfungsi mengetahui jumlah butiran atau pellet dalam
pergramnya.
30
5. Purity
Purity berfungsi mengetahui kemurnian pigmen, baik pigmen asli ataupun
pigmen dan carrier.
3.11.2.2 Moulded Product
Berdasarkan kriteria tes maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Air steak
Air steak berfungsi mengevaluasi adanya lintasan udara atau gelembung
pada produk.
2. Burn steak
Burn steak berfungsi mengevaluasi adanya lintasan udara yang terbakar
pada plastik.
3. Colour
Colour berfungsi mengetahui perbedaan warna material secara visual.
4. ColourSteak
Colour steak berfungsi mengevaluasi adanya lintasan warna pada produk.
5. Dimension
Dimension berfungsi mengetahui ukuran suatu produk.
6. Glossiness
Glossiness berfungsi mengetahui tingkat kebeningan atau mengkilat dari
produk.
7. Heat Stability
Heat stability berfungsi mengetahui ketahanan plastik terhadap temperatur.
8. Homogenity
Homogenity berfungsi mengetahui kerataan aditif dengan material pada
produk yang dihasilkan.
9. Lamination
Lamination berfungsi mengevaluai secara visual lapisan plastik dari hasil
cetakan.
10. Light Fastness
Light Fastness berfungsi mengetahui ketahanan produk terhadap cahaya.
31
11. Migration Fastness
Migration Fastness berfungsi mengetahui perpindahan warna yang
dipengaruhi proses kontak dengan cairan maupun produk.
12. Opacity
Opacity berfungsi mengetahui pekat tidaknya (upper atau lower) suatu
produk.
13. Thermal Stability
Thermal stability berfungsi mengetahui ketahanan plastik terhadap suhu.
3.11.3 Test tinta and Auxiliary
3.11.3.1 Kemurnian tinta dan auxilary
Berdasarkan kriteria tes maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Colour
Colour berfungsi mengetahui warna tinta secara visual dan saputan.
2. Density
Density berfungsi mengetahui berat jenis tinta.
3. Glossiness
Glossiness berfungsi mengetahui tingkat kebeningan atau mengkilat dari
produk.
4. Manufacturing
Manufacturing date berfungsi mengetahui tanggal pembuatan tinta dari
perusahaan yang membuatnya.
5. Opacity
Opacityberfungsi mengetahui kepekatan tinta dengan cara disaputkan pada
kertas opacity.
6. Pot Life
Pot life berfungsi mengetahui umur tinta setelah diberi katalis.
7. Shel Life
Shel life berfungsi mengetahui umur tinta.
8. Viscosity
Viscosity berfungsi mengetahui kekentalan tinta dan auxiliary.
32
3.11.3.2 Printed Ink
Berdasarkan kriteria tes maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Adhesion Resistance
Adhesion Resistance berfungsi mengetahui kekuatan menempelnya tinta
terhadap produk.
2. Boiling Test
Boiling Test berfungsi mengetahui kekuatan warna dan menempelnya tinta
terhadap produk dengan cara perebusan.
3. Colour
Colour berfungsi melihat warna tinta pada decoration.
4. Glossiness
Glossiness berfungsi mengetahui tingkat kebeningan atau mengkilat dari
produk.
5. Rubbing Resistance
Rubbing Resistance berfungsi mengetahui ketahanan tinta terhadap cairan
tes pada suhu dan waktu tertentu.
6. Sharpness
Sharpness berfungsi mengetahui ketajaman suatu tinta pada produk.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan praktik kerja industri di PT Berlina Tbk. yang
telah dilaksanakan selama satu bulan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Plastik secara umum didefinisikan sebagai suatu polimer atau gabungan
dari beberapa monomer. Monomer adalah molekul dengan berat rendah yang
dapat digabungkan dengan molekul lain dengan syarat tertentu.
2. Jenis termoplastik yang digunakan di PT Berlina Tbk. sebagai bahan baku
produksi meliputi PP, PE, PC, PA, PVC, SAN, PS. Sifat dan jenis dari masing-
masing termoplastik berbeda.
3. Pada proses produksi terdapat penambahan zat aditif yang digunakan pada
bahan baku plastik untuk memperbaiki kualitas produk. Selain itu terdapat tinta
dan auxiliary untuk mendekorasi produk.
4. Proses produksi di PT Berlina Tbk. ada empat bagian yaitu Blow Moulding
(proses pencetakan produk dengan cara peniupan udara), Injection Moulding
(proses pencetakan produk dengan cara injeksi), Decoration (proses dekorasi pada
produk dengan cara printing, stamping, stickering, shrink labeling).Toothbrush
(proses pemasangan nilon dan anchorwire pada gagang sikat gigi).
5. Afval adalah produk akhir yang digiling dan digunakan kembali sebagai
campuran material untuk proses selanjutnya. Afval berasal dari produk yang sudah
di-reject, produk yang tidak digunakan lagi, runner, bottom, dan neck.
4.2 Saran-saran
1.21 Saran bagi Siswa
Sebaiknya siswa dapat menjalin kekompakan satu sama lain.
33
34
1.22 Saran bagi Sekolah
Sebaiknya sekolah memberi waktu prakerin yang lebih lama, minimal dua
bulan agar siswa dapat mengetahui proses produksi lebih maksimal. Selain itu,
sebaiknya sekolah memberi pembekalan mengenai teknik penulisan laporan.
1.23 Saran bagi Industri
Sebaiknya saat test dilakukan secara sungguh-sungguh dan pertanyaan yang
diberikan meliputi proses produksi.
35
DAFTAR RUJUKAN
Abrizal, Didik, dkk. 2011. Laporan Praktik Kerja Industri PT Berlina Tbk. Pandaan Kab.Pasuruan. Laporan tidak diterbitkan. Malang: SMK Putra Indonesia Malang.
Mujiarto, Imam. 2005. Sifat dan Karakteristik Plastik. (online), Vol 3, No 2. Diunduh tanggal 9 sept 2012
Pratama, Rachma Safitri, dkk. 2009. Laporan Praktik Kerja Industri PT Berlina Tbk. Pandaan Kab.Pasuruan. Laporan tidak diterbitkan. Malang: SMK Putra Indonesia Malang.
36
Lampiran 1 Diagram Alir Sederhana Proses Produksi di PT Berlina Tbk.
Diagram Alir Sederhana
Proses Produksi di PT Berlina Tbk.
Gudang Material
Injection Moulding
Tooth Brush
Gudang Finish Good
Customer
DecorationBlow Moulding
Mixing
Penggilingan Afval
Produk reject, neck, bottom
Produk reject,runner
37
Lampiran 2 Gambar Mesin Injection Moulding
38
Lampiran 3 Gambar Mesin Blow Moulding
39
Lampiran 4 Gambar Produk PT Berlina Tbk.