1
LAPORAN PENELITIAN
PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI MELALUI
ALAT PERMAINAN EDUKATIF BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA
Ketua : Dr. Susilahati, M.Si (NIDN : 0324106002)
Anggota : Dr. Oneng Nurul Bariyah, M.Ag (NIDN: 0310106803)
Dr. Ir. Elfarisna, M.Si ( NIDN:0303106503)
Ir. Helfi Gustia, M.Si (NIDN:0012086101)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2013
PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI MELALUI
ALAT PERMAINAN EDUKATIF BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA
2
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh mahalnya harga Alat Permainan Edukatif (APE)
yang merupakan media belajar pada anak usia dini , sehingga lembaga PAUD yang ada
kekurangan media pembelajaran APE. sementara saat ini jumlah PAUD terus meningkat
seiring dengan peran serta masyarakat dalam merespon PAUD. Disatu sisi limbah rumah
tangga nampak belum banyak termanfaatkan dengan baik . Fakta dilapangan menunjukkan
terdapat PAUD yang kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai
media pembelajaran anak usia dini. Salah satu lembaga yang memanfaatkan limbah rumah
tangga menjadi APE adalah RA Mesjid Istiqlal. Bagaimana APE berbasis limbah rumah
tangga itu digunakan sebagai media pembelajaran, menjadi hal menarik untuk
diteliti.Mengingat penyelenggaraan pendidikan di RA Istiqlal berbasis agama, sub fokus
penelitian ini meliputi : bagaimana penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini
diterapkan dengan menggunakan APE berbasis limbah rumah tangga. Metode penelitian
yang digunakan bersifat kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa APE dapat dibuat
dari limbah rumah tangga dan dapat digunakan sebagai media penanaman nilai-nilai religius
pada pendidikan anak usia dini dengan melalui metode bermain di sentra-sentra. Output
penelitian adalah modul penanaman nilai-nilai religius berbasis APE limbah rumah tangga.
Keywords: penanaman nilai, APE, limbah rumah tangga, anak usia dini, bermain.
3
4
5
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya akhirnya penelitian yang berjudul: Penanaman Nilai-Nilai
Religius pada anak Usia Dini melalui APE berbasis Limbah Rumah Tangga dapat
selesai.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam penyelesaian penelitian
ini. Secara khusus pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada keluarga
besar RA Istiqlal yang telah bersedia sebagai lokasi dan obyek penelitian. Juga
kepada ditlitambas dikti kemendikbud yang telah mendanai penelitian ini serta rektor
UMJ atas kesempatan yang diberikan dalam mengakses kegiatan penelitian ini.
Terima kasih juga disampaikan kepada tim LPPM UMJ yang telah membantu
tekhnis penelitian ini.
Kiranya hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat memberi sumbangsih
dalam penanaman nilai-nilai religius bagi anak usia dini dan bagi lembaga
penyelenggara pendidikan anak usia dini
Jakarta, Desember 2013
Ketua Tim Peneliti
Dr. Susilahati. M.Si
0324106002/20240
6
DAFTAR ISI
JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Pembatasan Masalah
E. Tujuan Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Keagamaan Anak Usia Dini
B.Perkembangan Anak Usia Dini
C.Pendidikan Anak Usia Dini
D.Limbah Rumah Tangga..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian.
B. Metode Penelitian.
C. Tahapan penelitian.
D. Jadwal Penelitian.
BAB IV TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi
B. Penanaman nilai-nilai Religius.
C. Penggunaan APE berbasis Limbah Rumah Tangga
BAB IV Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan.
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran...
7
BAB I.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang dikarunia akal sebagai pembeda dengan
makhluk lainnya. Oleh karena itu, hal yang sangat pantas apabila manusia berbakti
kepada Tuhan sebagai wujud syukurnya. Semua manusia di segala zaman, mulai
dari manusia primitif sampai modern. Hasrat mengabdikan diri pada Tuhan,
diungkapkan dalam bentuk ritual yang berbeda-beda.
Namun ada masalah yang menjadi perdebatan di kalangan ahli jiwa. Apakah
hasrat mengabdi pada Tuhan itu timbul dalam diri manusia sebagai bawaan sejak
lahir ataukah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain? Dalam masalah tersebut ada yang
disebut dengan teori Monistik dan teori Fakulti (Faculty theory). Dalam teori
monistik menyebutkan bahwa sumber kejiwaan agama adalah satu sumber kejiwaan.
Tokoh-tokoh psikologi yang termasuk aliran Monistik antara lain Thomas van
Aquino, Fredrick Hegel, Fredrickk Schleimacher, Rudolf Oto dan Sigmund Frued.
Aquino berpendapat bahwa sumber kejiwaan agama itu adalah berfikir. Manusia
bertuhan karena manusia menggunakan kemampuan berfikirnya. Sementara Fredrick
Hegel menyatakan bahwa agama adalah suatu pengetahuan yang sungguh-sungguh
benar dan tempat kebenaran abadi. Sementara itu Fredrick Schleimacher
berpendapat bahwa sumber keagamaan adalah ketergantungan yang mutlak.1 Teori
lain yaitu teori fakulti menyebutkan bahwa tingkah laku manusia itu tidak bersumber
pada suatu faktor yang tunggal tetapi terdiri atas beberapa unsur yang dianggap
penting yaitu fungsi cipta (reason), rasa (emotion), dan karsa (will). Cipta (reason)
1Lihat: Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), Cet XIII, hlm 54-56
8
berperan mennetukan benar tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan pertimbangan
intelek seseorang. Rasa (emotion) menimbulkan sikap batin yang seimbang dan
positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama. Karsa (will) menimbulkan
amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.2
Pengalaman sebagai bentuk aplikasi agama pada diri manusia dapat terjadi
melalui pendidikan yang diterima sejak lahir. Pendidikan pertama yang diterima
seorang manusia adalah melalui keluarga. Sosok seorang ibu atau bapak memiliki
pengaruh dalam keagamaan seorang anak. Walaupun dalam perkembangan
selanjutnya, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi keagamaan seseorang apakah
melalui berfikir lewat pendidikan yang dia terima ataupun karena lingkungan seperti
melalui perkawinan.
Anak usia dini berada pada masa keemasan ( golden age) bagi penanaman nilai-
nilai religious, sehingga pada masa tersebut seorang anak harus dididik dengan baik.
Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh para pendidik, termasuk upaya
menanamkan nilai-nilai keagamaan pada diri anak sejak usia dini. Metode
pengajaran dan alat yang digunakan oleh seorang pendidik dalam penanaman nilai-
nilai keagamaan bagi anak usia dini disesuaikan dengan perkembangan jiwa mereka.
Selain itu, masa kanak-kanak sebagai masa bermain tentu berpengaruh pada alat
yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai religius. Pada anak usia dini media
pembelajaran yang efektif adalah dengan menggunakan APE, karena anak akan
tertarik pada APE. Alat
Pembuatan alat permainan edukatif bagi anak usia dini terkadang
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan mahal. Untuk itu, diperlukan strategi
2 Ibid . hlm 58
9
yang baik agar APE yang digunakan itu bersifat murah selain memberikan
penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini. Alat permainan edukatif yang
murah membutuhkan keterampilan khusus dari para pendidik. APE tersebut dapat
dibuat dari limbah rumah tangga yang saat ini kian marak. Limbah yang berasal dari
rumah tangga adalah penyumbang terbesar dari limbah yang ada saat ini. Bahkan,
kini limbah yang berasal dari rumah tangga khususnya di kota-kota besar seperti
Jawa Barat sudah mencapai 80%.
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai alat permainan edukatif yang
digunakan sebagai media penanaman nilai-nilai religius anak usia dini ada faktor-
faktor yang harus diperhatikan. Misalnya, jenis alat permainan apa yang dapat
digunakan? Bagaimana metode pembelajaran yang dapat dilakukan dengan
menggunakan APE limbah tersebut? Untuk menjawab permasalahan di atas, maka
perlu dilakukan penelitian.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa masalah dalam penelitian
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Darimana alat permainan edukatif berbasis limbah dapat diperoleh?
2. Bagaimanakah uji kelayakan limbah yang dapat digunakan bagi alat
permainan edukatif?
3. Jenis limbah rumah tangga apa yang dapat dibuat sebagai alat permainan
edukatif bagi penanaman nilai-nilai religius anak usia dini?
4. Bagaimanakah pengaruh penggunaan APE limbah rumah tangga bagi
penanaman psikologi anak?
5. Bagaimana penanaman nilai nilai religius bagi anak usia dini?
10
6. Bagaimana pemanfaatan APE limbah rumah tangga dalam penanaman
nilai nilai religius?
C. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian dibatasi pada pemanfaatan APE berbasis limbah rumah tangga
dalam penanaman nilai nilai religius pada anak usia dini.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini ?
2. APE berbasis limbah rumah tangga yang bagaimana yang dapat digunakan untuk
anak usia dini ?
3. Bagaimana penanaman nilai nilai religius anak usia dini melalui APE berbasis
limbah rumah tangga ?
E. Tujuan Penelitian
1.Mendapatkan bentuk dan jenis serta manfaat APE berbasis limbah rumah tangga
yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai religius
2.Mendapatkan model pembelajaran anak usia dini dalam menanamkan nilai-nilai
religius.
3.Mendapatkan model pembelajaran anak usia dini dalam menanamkan nilai-nilai
religius melalui APE berbasis limbah rumah tangga
11
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keagamaan Pada Anak Usia Dini.
Hampir pada kebanyakan keluarga saat ini, telah disadari sepenuhnya bahwa
pendidikan agama harus dimulai sejak usia dini. Di lembaga pendidikan anak usia dini,
juga demikian. Institusi ini dengan sadar mempriorotaskan masalah nilai-nilai religi
pada anak sebagai landasan tumbuh kembang anak pada periode berikutnya.
1.Pengertian Agama.
Istilah agama menurut bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "a" artinya
"tidak" dan "gama" artinya "kacau" atau “kocar-kacir” atau “tidak teratur”. Jadi istilah
"agama menurut bahasa bermakna "tidak kacau". Adapun arti agama menurut Mahmud
Syaltut yaitu "ketetapan ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi
pedoman hidup manusia." Sedangkan menurut Syaikh Muhammad Abdullah Badran
dalam bukunya al-Madkhal ila al-Adyan, bahwa agama sama artinya dengan "din" yaitu
hubungan antara dua pihak dimana yang pertama mmemiliki kedudukan lebih tinggi
daripada yang kedua. Kata "din" yang terdiri dari huruf dal, ya dan nun sama dengan
dain yang berarti utang atau dana yadinu yang berarti menghukum atau taat, dsb. Semua
itu menggambarkan adanya dua pihak yang melakukan interaksi . Dengan demikian
"agama" itu adalah "hubungan antara makhluk dengan Khalik-Nya." Dalam bahasa
Inggris kata "agama" sama dengan "religion" atau "religi". Menurut kamus The Hold
Intermediate Dictionary of American English, religi yaitu:"Belief in and Worship of God
or the Super Natural" (Kepercayaan dan penyembahan kepada Tuhan atau kepada Yang
Maha Mengetahui). Dalam kamus The Edvanced Learner's Dictionary of Current
English , Religion: Belief in the existence of supernatural rulling power, the creator and
12
controller of the universe, who has given to man a spiritual nature which continues to
exist after the death of body (agama adalah mempercayai adanya kekuatan kodrat Yang
Maha Mengatasi, Menguasai, Menciptakan dan Mengawasi alam semesta dan yang telah
menganugerahkan kepada manusia suatu watak rohani, supaya manusia dapat hidup terus
menerus setelah mati tubuhnya."3
2. Perkembangan Agama Anak
Kata pertumbuhan sering dikaitkan dengan kata perkembangan sehingga ada istilah
tumbuh kembang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa pertumbuhan merupakan
bagian dari perkembangan. Namun sebenarnya pertumbuhan dan perkembangan adalah
dua hal yang berbeda. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau
anggota tubuh, misalnya bertambah berat badan, bertambah tinggi badan, bertambah
lingkaran kepala, bertambah lingkar lengan, tumbuh gigi susu, dan perubahan tubuh yang
lainnya yang biasa disebut pertumbuhan fisik. Pertumbuhan dapat dengan mudah diamati
melalui penimbangan berat badan atau pengukuran tinggi badan anak. Pemantauan
pertumbuhan anak dilakukan secara terus menerus dan teratur.
Adapun perkembangan adalah perubahan mental yang berlangsung secara bertahap
dan dalam waktu tertentu, dari kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang
lebih sulit, misalnya kecerdasan, sikap, tingkah laku, dan sebagainya. Proses perubahan
mental ini juga melalui tahap pematangan terlebih dahulu. Bila saat kematangan belum
tiba maka anak sebaiknya tidak dipaksa untuk meningkat ke tahap berikutnya misalnya
kemampuan duduk atau berdiri. Pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak
berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat, tergantung faktor bakat (genetik),
lingkungan (gizi dan cara perawatan kesehatan), dan konvergensi (perpaduan antara
3 Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama (Surabaya: Bina Ilmu, 1983), hlm 122; Quraish
Shihab, Membumikan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1995), hlm 209
13
bakat dan lingkungan). Oleh sebab itu perlakuan terhadap anak tidak dapat
disamaratakan, sebaiknya dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak (Diktentis Diklusepa, 2003:8).
Berdasarkan hasil penelitian Ernest Harms bahwa perkembangan agama pada anak
melalui beberapa fase. Demikian disebutkan dalam bukunya the Development of
Religious of Children bahwa perkembangan agama pada anak melalui tiga tingkatan,
yaitu:
1. The Early Tale Stage (Tingkat Dongeng)
Pada tingkatan ini pengetahuan tentang konsep Tuhan banyak dipengaruhi oleh
fantasi dan emosi
2. The Realistice Stage (Tingkat Kenyataan)
Tingkat ini dimulai pada anak usia Sekolah Dasar hingga usia remaja (adolesense).
Pada masa ini, ide ke-Tuhanan anak sudah menemukan konsep-konsep yang
berdasarkan kepada penyataan. Konsep ini timbul mellaui lembaga-lembaga
keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa.
3. The individual Stage (tingkat individu)
Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan
dengan perkembangan usia mereka.Dalam pandangan Islam keagamaan anak sudah
ada sejak lahir. Artinya anak sudah memiliki naluri ketuhanan4 . Namun, potensi
keagamaan yang ada pada anak dapat dipengaruhi oleh orang tua. Maka peran orang
tua di sini sangat besar dalam upaya membina dan menanamkan keagamaan anak.
4
Lihat: Al-Qur‟an surat al-A‟raf ayat 1762 yang artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
14
Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di Indonesia, mengacu kepada tujuan
pendidikan nasional yang telah disepakati seluruh bangsa. Tujuan pendidikan nasional
adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5 .
Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda ”setiap bayi yang dilahirkan ke
dunia dalam keadaan fitrah (suci), maka tergantung orang tuanya yang akan menjadikan
ia menjadi Yahudi, Nashrani atau Majuzi.6 Konsekuensi dari landasan yuridis dan
filosofis diatas adalah bahwa dalam pendidikan anak usia dini, nilai-nilai agama harus
sudah dikenalkan dan ditanamkan. Prof Dr.Zakiah Darajat, ahli jiwa menyatakan bahwa :
Anak-anak mulai mengenal Allah SWT, melalui bahasa.Yaitu dari kata-kata orang tua
dan lingkungan keluarganya. Sebelum anak dapat bicara, dia telah dapat melihat dan
mendengar kata-kata, yang barangkali belum mempunyai arti apa-apa baginya, namun
pertumbuhan agama telah mulai ketika itu.7
Ini berarti dalam pembelajaran anak usia dini, harus sudah termasuk bagaimana
agama dipahami dan diaplikasikan dalam tindakan serta perilaku dalam kehidupan
sehar-hari. Sabda Rasulullah SAW “Apabila anak-anakmu mulai dapat berbicara,
maka ajarilah, laa ilaha illallah.” Islam mengajarkan nilai-nilai keislaman ditanamkan
kepada anak melalui cara pembiasaan seperti pendapat al-Ghazali dalam “Ihya
Ulumudidin.”
Anak-anak adalah amanat bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci ibarat permata
bergharga yang masih bersahaja, belum digosok dan dibentuk. Hati ini reseptif bagi
berbagai pengaruh dan cenderung meniru segala yang dekat kepadanya. Oleh karena
itu, apabila hati dibiasakan dan diajarkan untuk selalu berbuat baik, niscaya ia kan
tumbuh di atas kebaikan, serta akan bahagia di dunia dan akhirat. Maka kedua orang
tuanya pun akan mendapatkan pahala, begitu pula guru dan pendidiknya. Tetapi jika
anak dibiasakan untuk berbuat buruk dan dibiarkan bertingkah laku seperti binatang,
5Depdiknas RI: 2003. loc.cit.
6 Imam Musbikin. Kudidik Anakku dengan Bahagia. (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003). p.4.
7Ibid
15
niscaya ia akan sengsara dan binasa. Maka orang-orang bertanggung jawab dalam
mendidiknya akan menerima dosanya.8
Karakteristik pembelajaran pada anak usia dini, dilakukan melalui pembiasaan
ucapan dan perbuatan yang berdasarkan nilai-nilai agama. Pembiasaan ini dapat
dilakukan disaat anak-anak berinteraksi sosial dengan teman-teman sebayanya mulai
sejak dini. Menurut Sujiono, pelaksanaan interaksi yang berpijak pada landasan iman
dan taqwa, akan mewujudkan perangai akhlak dan interaksi yang sangat baik sebagai
insan shaleh, cerdas, bijak dan dinamis.9
B. Perkembangan Anak Usia Dini.
1.Anak Usia Dini.
Anak usia dini adalah sebuah periode usia bagi anak yang berada diawal-awal
kehidupannya dan anak berada pada kondisi serba belajar dan mencoba melakukan
sesuatu . Jauh sebelum dikenal istilah ini, dikenal istilah balita, yaitu anak berusia
dibawah lima tahun. Ada banyak pendapat yang menjelaskan tentang anak usia dini.
Diantaranya pendapat dari National Association for The Education of Young Children
(NAEYC), yang menjelaskan bahwa kategori anak usia dini adalah mereka yang
usianya antara 0-8 tahun. Sementara di Indonesia anak usia dini memiliki rentang usia
0-6 tahun. Hal ini dapat dilihat pada Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan nasional pasal 28 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia
Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan
merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.” 10
Ini berarti pengakuan
negara akan siapa yang dimaksud anak usia dini adalah mereka yang berusia 0-6 tahun.
2.Perkembangan Anak Usia Dini.
8Ibid., p.8
9Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Indeks, 2009). p. 217
10Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Depdiknas:
2003)
16
Pada dasarnya perkembangan anak usia dini merupakan masa usia emas bagi
seorang anak atau dikenal pula dengan istilah golden age. Bloom mengemukakan bahwa
pengembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan
anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia
empat tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dan 20% pada
pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Ini berarti bahwa pengembangan yang terjadi
pada usia 0-4 tahun sama besarnya dengan pengembangan yang terjadi pada usia 4 tahun
hingga 15-20 tahun. Pengembangan yang terjadi pada usia 4-8 tahun lebih besar dari
pada pengembangan yang terjadi pada usia 8 tahun hingga 15-20 tahun. Dalam kaitan ini
Bloom mengatakan bahwa 4 tahun pertama merupakan kurun waktu yang sangat peka
terhadap kaya miskinnya lingkungan akan stimulasi. Dalam kurun waktu tersebut
perbedaan kecerdasan pada anak yang lingkungannya kaya akan stimulasi dengan anak
yang berada di lingkungan yang miskin stimulasi mencapai sekitar 10 unit IQ.
Selanjutnya perbedaan sekitar enam unit IQ terjadi pada usia 4-8 tahun.11
Dalam perjalanan waktu, setiap potensi yang dibawa oleh anak akan mengalami dua
hal yaitu tumbuh dan berkembang secara optimal atau sebaliknya akan berkembang
minimal. Menurut Gutama, pengembangan potensi pada diri anak bisa dikatagorikan
menjadi tiga, pertama berkembangnya secara alamiah kalau stimulasinya kurang (natural
development), kedua berkembang secara optimal jika stimulasi maksimal (nurture
development). Dan ketiga terlambat memberikan stimulasi, potensi tidak berkembang
secara optimal.12
Perkembangan anak usia dini dapat pula dilihat dari teori perkembangan kognitif,
seperti yang dinyatakan Jean Piaget. Perkembangan kognitif ini akan melibatkan
11
National Early Childhood Development Forum. Early Childhood Care and Development in Indonesia.
(Jakarta: Forum PADU, 2004). p. 21 12
Ibid.
17
pikiran dan perasaan, inteligensi dan bahasa13
.Peaget mengemukakan bahwa
perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh
lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya. Dalam pandangan ini, organisme
aktif mengadakan hubungan dengan lingkungan. Ada penahapan dalam perkembangan
ini yang dicapai oleh anak pada waktu yang tidak sama, tetapi urutannya selalu tetap,
tidak bervariasi. Adanya perbedaan dalam waktu seseorang anak mencapai suatu tahap
perkembangan tertentu, menyebabkan Piaget tidak terlalu memperhatikan penahapan
atas dasar umur. Inilah sebabnya uraiannya tentang umur terkesan kurang jelas, kurang
ajeg.
Tahap-tahap perkembangan kognitif oleh J. Piaget pada masa usia dini disebut sebagai
masa pra-operasional yang berada pada rentang waktu 2-7 tahun. Pada masa ini anak
telah mempergunakan fungsi simbolik. Fungsi simbolik, yakni kemampuan untuk
mewakilkan sesuatu yang tidak ada, tidak terlihat dengan sesuatu yang lain atau
sebaliknya sesuatu hal mewakili sesuatu yang tidak ada. Fungsi simbolik ini bisa nyata
atau abstrak. Misalnya pisau yang terbuat dari plastik adalah sesuatu yang nyata,
mewakili pisau yang sesungguhnya. Kata pisau sendiri bisa mewakili sesuatu yang
abstrak seperti misalnya bentuknya atau tajamnya.
Pada masa pra-operasional ini, anak bisa menemukan objek-objek yang tertutup
atau tersembunyi. Untuk bisa melakukan ini, anak harus bisa melakukan simbolisasi
terhadap objek yang tidak ada atau tidak diketahuinya ketika terjadi pemindahan objek.
Anak juga sudah bisa melalkukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu
model tingkah laku.
13 Barry J. Wadsworth. 1984. Piaget’s Theory of Cognitive and Affective Development. New
York & London. Longman Inc.
18
Perkembangan mensimbolisasi sesuatu ini terlihat pula pada permainan yang
dilakukan anak-anak, misalnya kursi yang “dijadikan” kereta api, pinsil yang dianggap
pistol dan bermacam-macam lagi. Selain itu, penggunaan kata-kata merupakan
rangkaian simbol-simbol yang tersusun, untuk mengungkapkan sesuatu baik mengenai
sesuatu yang tidak terlihat dan tidak dapat langsung diamati, seperti kata kemarin, nanti
atau besok.
Pada masa ini, anak mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu,
mula-mula dengan satu dimensi, misalnya mengelompokkan benda atas dasar warnanya
atau ukurannya dan bentuknya saja. Semakin lama semakin mampu
memperkembangkan kemampuan mengelompokkan ini atas dasar dua, tiga dimensi dan
seterusnya. Piaget mengatakan anak-anak pada masa pra-operasional belum bisa
memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara serempak. Pada masa ini
anak belum bisa menyusun benda-benda dalam urutan-urutan sesuai dengan ukurannya.
Jadi pada masa praoperasional ini anak berada pada tahap perkembangan penggunaan
simbol dan penyusunan tanggapan internal seperti dalam permainan bahasa dan
peniruan.
Menurut Berk pada dasarnya terdapat lima tahap perkembangan yaitu periode
prenatal, periode infancy and toddlerhood, early childhood, middle childhood, dan
adolescence. Tahap early childhood adalah ketika tubuh menjadi lebih panjang dan
besar, skill motorik lebih bagus, dan anak-anak menjadi lebih bisa mengontrol dirinya
sendiri. Pemikiran dan bahasa menjadi lebih luas, perasaan akan moral menjadi lebih
nyata, dan anak-anak mulai memiliki ikatan dengan teman sebayanya.
19
C. Pendidikan Anak Usia Dini.
Pendidikan pada periode usia dini merupakan periode kondusif untuk menumbuh
kembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, kemampuan fisik, kognitif,
bahasa, sosio-emosional dan spiritual yang menentukan tingkat keberhasilan pada
pendidikan selanjutnya yang penuh tantangan bagi setiap anak. Pendidikan pada periode
kondusif ini disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini.
1.Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini.
Di Indonesia, pengertian pendidikan anak usia dini telah jelas dirumuskan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab I pasal 1 butir 14 yang mencantumkan
bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.14
Upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun ini merupakan pendidikan yang menyiapkan anak mampu memasuki pendidikan
sekolah dasar dan seterusnya. Pembinaan yang dilakukan kepada anak usia dini
mengutamakan pemberian rangsangan atau stimulus sesuai dengan masa
perkembangannya.
2.Pendekatan pendidikan anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini melibatkan berbagai program yang melayani anak-
anak mulai dari lahir hingga berusia 8 tahun yang dirancang untuk meningkatkan
kemampuan anak-anak dari sisi intelektual, sosial, emosional, bahasa, dan
perkembangan fisik dan pembelajaran (Bredekamp & Copple,). Dari program
14
Depdiknas RI: 2003. loc.cit.
20
tersebut, sebenarnya pendekatan pendidikan anak usia dini dapat dikelompokan
menjadi dua seperti yang dinyatakan dalam Children Resources International yaitu
bahwa dalam bidang pendidikan anak usia dini, terdapat dua pendekatan yang
mendasar untuk mengajar anak-anak yang berusia antara tiga sampai enam tahun
yaitu: pendidikan perilaku dan pendekatan perkembangan. 15
Pendekatan
perkembangan memberikan kerangka untuk memahami dan menghargai pertumbuhan
alami anak-anak usia dini. Pendekatan ini menganggap bahwa anak-anak usia dini:
1. Adalah pembelajar aktif yang secara terus-menerus mendapatkan informasi
mengenai dunia lewat permainan.
2. Mengalami kemajuan melalui tahapan-tahapan perkembangan yang dapat
diperkirakan.
3. Bergantung pada orang lain berkenaan dengan pertumbuhan emosi dan kognitif
melalui interaksi sosial.
4. Adalah individu yang unik yang tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang
berbeda.
3.Pembelajaran Anak Usia Dini.
Proses pembelajaran adalah bagian penting dari pendidikan. Secara umum
pembelajaran memiliki pengertian sebagai pengaturan lingkungan belajar agar terjadi proses
belajar yang kondusif pada siswa atau anak.
Pembelajaran adalah suatu integrasi dari seperangkat prinsip yang menjelaskan
tentang pedoman untuk mengatur kondisi-kondiri belajar dalam mencapai tujuan-tujuan
pendidikan. (Snelbecker,1974). Sedangkan Kemp mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah merupakan proses yang kompleks terdiri dari fungsi dan bagian-bagian yang saling
15
Children Resources International, Inc. Menciptakan Bahan Ajar Yang Berpusat Pada Anak Menciptakan Kelas
yang Berpusat Pada Anak. (Jakarta. CRI Indonesia. 2000). p. 6-8
21
berhubungan satu dengan yang lainnya serta diselenggarakan secara logis untuk mencapai
keberhasilan dan belajar.16
Sejalan dengan hal tersebut, teori Piaget menekankan menekankan bagaimana anak
memperoleh pengetahuan dan mengembangkan inteleknya secara jelas adalah relevan dengan
pendidikan. Teori Piaget merupakan salah satu gambaran yang merefleksi apa yang dapat
digunakan sebagai alat pendidik dalam memahami anak dan mengapa mereka belajar atau
tidak belajar di sekolah. Piaget memandang bahwa memori (ingatan) bukan hal yang utama
dalam belajar karena hal itu tidak melibatkan asimilasi dan komperhensi, yang berbeda
dengan teori behaviorsime yang memandang hafalan (memori) sebagai bentuk belajar. Piaget
berpendapat bahwa belajar selalu terkait dengan konstruksi dan komperhensif. Piaget juga
menekankan pentingnya transformasi pengajaran berdasarkan tingkat perkembangan anak
tertentu. Pendidik harus dapat berapresiasi secara luas agar minat anak dan model belajar dari
waktu ke waktu berbeda17
Teori Piaget menganjurkan bahwa metode dan materi pengajaran harus konsisten dengan
tingkat perkembangan konsep anak. Keaktifan interaksi fisik dan interaksi anak dengan
lingkungan yang konstrukif adalah faktor yang sangat penting dalam perkembangan kognitif
di sekolah. Jadi dalam teori Piaget ini menekankan bahwa reorganisasi kognitif bisa
berlangsung jika ada aktivitas tindakan pisik dan kognitif. Menurut Piaget , asimilasi dan
akomodasi tindakan adalah selalu di bawah kontrol internal (equilibration), dan reorganisasi
struktur kognitif dalam cara tertentu tidak pernah dapat dipastikan oleh organisasi eksternal
pengalaman. Jadi menurut teori Piaget bahwa belajar pada anak bukan sepenuhnya
tergantung pada pendidik (sebagaimana ditekankan oleh tokoh-tokoh teori belajar pada aliran
behaviorisme yang memandang perkembangan anak sebagai pribadi yang mekanistis)
melainkan harus keluar dari anak itu sendiri. 16
Yamin dan Sanan. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta: GP Press, 2010) . 17
William Crain. Theories of Development (Concepts and Aplications). New Jersey. Prentice
Hall. 1992.p.124
22
4.Belajar sambil bermain.
Secara epistomologis, pembelajaran pada anak usia dini haruslah menggunakan
konsep belajar sambil bermain (learning by playing), belajar sambil berbuat (learning by
doing) dan belajar melalui stimulus (learning by stimulating). 18
Untuk mencapai ini semua
dibutuhkan suasana belajar, strategi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak, agar
pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Hurlock mengartikan bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu
kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara
suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar.19
McConkey secara lebih jelas lagi
menyampaikan akan esensi bermain bagi anak, yaitu:
Bermain itu diinisiasi oleh anak itu sendiri, adalah dirinya yang memilih apa yang
dimainkan dan bagaimana memainkannya. Tak seperti bekerja, bermain dilakukan
untuk kepentingannya, bukan karena kepentingan akan hasil ataupun penghargaan.
Maknabermain adalah penghargaannya sendiri. Di dalam bermain, anak-anak merasa
bebas dari tekanan dan ia bisa memuaskan dirinya sendiri. Dia bisa bereksperimen
tanpa resiko kesalahan, karena dia yang membuat peraturannya sendiri.Bermain juga
merupakan suatu hal yang mencegah munculnya rasa frustasi. Kita sering berbicara
kepada anak untuk melepaskan beban dalam bermain.Dalam bermain, seorang anak
seperti mengisi kembali baterainya dan menemukan energi baru yang segar.20
5. Jenis Permainan
Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan bahan, anak lain dan perhatian orang
dewasa menolong anak-anak berkembang secara fisik, emosi, kognisi dan sosial. Lingkungan
bermain yang bermutu tinggi untuk anak usia dini mendukung tiga jenis bermain yang
dikenal dalam penelitian anak usia dini (Wikart, Rodgers, & Adcock. 1971) dan teori dari
Erik Erikson, Jean Piaget, Lev Vygotsky, dan Anna Freud 21
:
18
Sujiono. op.cit. 19
Elizabeth Hurlock. op.cit. p. 320 20
Jeffrey, McConkey. Let Me Play. (London. Souvenir Press. 1994) p.15. 21
CCRT. loc.cit. p.1-10
23
1. Main sensorimotorik atau fungsional
Menurut Piaget dan Smilansky, anak usia dini belajar melalui panca inderanya dan
melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Kebutuhan sensorimotor anak didukung
ketika mereka disediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam bahan
dan alat permainan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Kebutuhan sensorimotor anak
didukung ketika mereka diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain di halaman
atau di lantai atau di meja dan di kursi. Kebutuhan bermain sensorimotor anak didukung bila
lingkungan baik di dalam maupun di luar ruangan menyediakan kesempatan untuk
berhubungan dengan banyak tekstur dan berbagai jenis bahan bermain yang berbeda yang
mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak.
2. Main pembangunan: Sifat cair/bahan alam dan terstruktur
Piaget menyatakan bahwa kesempatanmain pembangunan membantu anak untuk
mengembangkan keterampilan yang akan mendukung keberhasilan sekolahnya dikemudian
hari. Balok unit, lego, balok berongga, dan bahan lainnya dengan bentuk yang sudah
ditentukan sebelumnya, yang mengarahkan bagaimana anak meletakkan bahan-bahan
tersebut bersama menjadi sebuah karya, dianggap sebagai bahan main pembangunan yang
terstruktur.22
3. Main peran mikro dan makro
Manusia membangun kemampuan untuk menghadapi pengalaman dengan membuat
suatu keadaan yang semestinya dan menguasai kenyataan melalui uji coba dan perencanaan
didalamnya. Menurut Erikson, anak menyusun hal ini melaluii kegiatan bermain. Dalam
keadaan yang ia buat sendiri, anak memperbaiki kesalahannya dan memperkuat harapan-
harapannya. Anak mengantisipasi keadaan-keadaan masa depan melalui ujicoba-ujicoba.
22
Ibid. p.7
24
Erikson menjelaskan dua jenis main peran yaitu main peran mikro dan main peran
makro. Main peran mikro terdiri dari bahan main berukuran kecil, contoh : Rumah boneka
dengan perabot dan orang-orangan, kebun binatang dengan binatang-binatang liar.
Sedangkan main peran makro terdiri dari alat-alat berukuran sesungguhnya dan anak-anak
dapat menggunakannya untuk menciptakan dan memainkan peran-peran. Contoh: dokter,
perawat, polisi dan pemadam kebakaran, penjual barang kelontong.23
4. Waktu bermain yang dibutuhkan anak
Anak harus memiliki waktu untuk bermain, tempat, peralatan, dan pijakan dari
pendidik ketika dibutuhkan. Dalam lingkungan anak usia dini harus ditekankan untuk
menyediakan tiga jenis main, intensitas dan densitas dari pengalaman bermain.
a. Konsep Intensitas
Intensitas adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman dalam tiga
jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun. Konsep ini menekankan pada jumlah waktu
yang dibutuhkan anak untuk berpindah melalui tahap perkembangan kognisi, sosial, emosi,
dan fisik yang dibutuhkan agar dapat berperan serta dalam keberhasilan sekolah di kemudian
hari.
b. Konsep Densitas
Densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk
mendukung pengalaman anak. Konsep ini menekankan pada kegiatan yang berbeda yang
disediakan untuk anak oleh orang dewasa dilingkungan anak usia dini. Kegiatan-kegiatan ini
harus memperkaya kesempatan pengalaman anak melalui tiga jenis main dan dipilih sesuai
dengan minat dan kebutuhan perkembangan anak.
c. Lingkungan main
23
Ibid.
25
Pada umumnya, anak-anak usia dini mempunyai kesulitan dalam menemukan urutan
kejadian, benda-benda dan orang di lingkungan mereka. Teori dan penelitian telah
membuktikan bahwa anak membutuhkan lingkungan yang dapat diperkirakan dan ditata, baik
di rumah maupun di sekolah. Warna, penataan ruang dan bahan yang direncanakan dapat
memberi pengaruh positif atau negatif pada anak usia dini (Torelli & Durrentt, 1998).24
Yang
menyarankan bahwa tempat main dimana anak dapat bergerak dengan bebas dan memilih
kegiatan seharusnya berukuran dua setengah (2,5) tempat main setiap anak.
Penelitian yang lain yang dilakukan oleh Phelps (1986) dan Stannard (2002)
menyarankan tiga tempat main setiap anak untuk perkembangan anak usia dua, tiga, dan
empat tahun. Jika satu ruang kelas mempunyai 20 anak yang akan bergerak di sekitar ruangan
untuk memilih kegiatan, di situ harus ada enam puluh tempat yang direncanakan untuk
bermain.25
.
Montessori merealisasikan bahwa anak-anak memiliki motivasi sejak lahir untuk
belajar. Orang lain tidak dapat menghalangi aktivitas belajar atau bekerja anak. Hal ini
merupakan dukungan bagaimana pengembangan sikap positif terhadap sesuatu yang anak
harapkan bagi kepentingan belajar pada jenjang pendidikan yang berbeda yang dimulai dari
jenjang pendidikan anak usia dini baik dalam bentuk TPA, TK maupun kelompok bermain.
Menurut Montesori ada enam periode sensitif yaitu: 1) sensitivitas memerintah, 2) sensitivitas
berbahasa, 3) sensitivitas berjalan, 4) sensitivitas aspek kehidupan sosial, 5) sensitivitas
objek-objek kecil, dan 6) sensitivitas belajar26
.
6.Peran guru anak usia dini dalam bermain.
24
Ibid., p.3 25
Ibid., p.4 26
Lesley Britton. Montessori Play & Learn: A Parent’s Guide to Purposeful Play from Two to Six. (New York:
Crown Publishers,Inc.1992). p.17
26
Keberhasilan kegiatan bermain pada pendidikan anak usia dini sangat ditentukan oleh
peran guru. Pada anak usia dini tidak mungkin diceramahi atau ditransfer pengetahuan.
Karena itu peran guru dalam memfasilitasi, memediasi, memotivasi, menginformasikan
sesuatu, membimbing, mengevaluasi pada kegiatan bermain menjadi hal yang sangat penting
agar bermain menjadi bermakna bagi anak. Hal ini seperti dinyatakan oleh Yamin bahwa
peran guru anak usia dini adalah sebagai fasilitator, mediator, motivator, informator,
evaluator, dan pembimbing.27
D. Limbah Rumah Tangga
Limbah adalah sisa suatu usaha dan / atau kegiatan.28
Setiap upaya atau kegiatan
memang dapat menghasilkan limbah yakni sisa sumber daya yang tidak sesuai dengan makna
yang dituju semula. Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan oleh rumah tangga,
perkantoran, perdagangan, dan industri yang dianggap tidak punya nilai ekonomi. Limbah
dapat dibagi menjadi limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat pada umumnya disebut
sampah. Apabila dikaitkan dengan bidang usaha, maka dapat dipilahkan menjadi limbah
industri, pertanian, peternakan, dan pertambangan. Limbah padat yang berupa sampah dapat
berupa sampah kota, sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah jalanan. Limbah dapat
berupa barang bekas. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh ....... bahwa limbah adalah Limbah
adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam ataupun dari hasil proses teknologi.
Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran.
Limbah dapat dikelompokan menjadi dua golongan besar, (Nusa Idaman Said, 2011) yaitu ,
1. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah
terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur,
seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
27
Yamin. op.cit. 28
Anonim. UU RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal1 ayat
20. p.3.
27
2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami
(nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya plastic, kaca, kaleng, dan
sampah sejenisnya.
Berdasarkan wujudnya ( Ign Suharto, 2011) limbah dibedakan menjadi tiga, yaitu: limbah
dalam wujud padat,gas, dan cair.
1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat
bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah
padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah,
plastik, dan logam
2. Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut
dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air
bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
3. Limbah gas, limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah
gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga
penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan
bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan gas buangan yang
berbahaya bagi lingkungan.
Berdasarkan sumbernya menurut A. K. Haghi, 2011, salah satu jenis limbah adalah Limbah
rumah tangga, limbah rumah tangga disebut juga limbah domestik. Jika dilihat arti limbah
adalah juga termasuk barang-barang bekas, maka barang bekas rumah tangga seperti botol ,
perlengkapan dari plastik, kardus, kertas yang tidak terpakai termasuk kategoro limbah rumah
tangga.
BAB III.
28
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RA Istiqlal, Jl. Taman Wijaya Kusumah, Jalarta Pusat.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – November 2013. Penelitian dilakukan di sentra
persiapan, sentra bahan alam, sentra ibadah, sentra main peran dan sentra balok usia anak
yang mengikuti kegiatan ini adalah RA kelompok A yang berumur 3-4 tahun. Kategorinya
dalam PAUD adalah masuk dalam katagori kelompok bermain.
B. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif yang mengacu kepada
paradigma naturalistik yaitu paradigma alamiah yang bersumber pada pandangan
fenomenologis.29
Pandangan ini bersandar pada gejala-gejala yang menampakkan diri,
dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya dalam situasi tertentu
dari perilaku seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan dengan APE berbasis
limbah rumah tangga di RA Istiqlal.
Dalam penelitian kualitatif ini peneliti terlibat langsung di lapangan untuk melihat,
mendengarkan dan ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk mendapatkan kebenaran
empiris secara langsung dengan APE berbasis limbah rumah tangga di RA Istiqlal. Hal ini
sejalan dengan pendapat Muhajir bahwa keterlibatan subyek peneliti di lapangan dan
menghayatinya merupakan salah satu ciri utama penelitian phenomenologik.30
Moleong
menjelaskan lebih lanjut bahwa dari cara penelitian tersebut akan menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat
29
Lexy J. Moleong M.A. Loc.Cit., p.51 30
Noeng Muhajir., Medologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin 2000).p. 19
29
diamati.31
Melalui data empiris yang terkumpul diyakini akan dapat memberi jawaban
terhadap permasalahan dalam penelitian ini.
Dasar pemilihan metode kualitatif diharapkan dapat memberikan jawaban secara
rinci, untuk mengetahui dan menemukan keunikan APE berbasis limbah rumah tangga.
Straus dan Corbin menyatakan bahwa metode kualitatif dapat digunakan untuk
mengungkapkan dan memahami apa yang menjadi latar belakang sebuah fenomena, dapat
memberikan data secara terinci dari sebuah fenomena yang mungkin sulit diperoleh dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari metode-metode
kuantitatif lainnya.32
. Lingkup diatas dibuat sebagai sebuah arah bahwa penelitian ini lebih
banyak melihat proses dari pada hasilnya.33
2. Prosedur pengumpulan data :
Data penelitian ini didapat dari informan kunci yaitu guru, kepala sekolah,
Pengumpulan data didapat melalui pengamatan, wawancara terbuka dan dokumentasi seperti
yang dianjurkan oleh penelitian kualitatif bahwa: pengumpulan data didapat melalui
pengamatan, wawancara terbuka dan dokumentasi.34
Mengawali penelitian ini, peneliti datang untuk menjajaki lokasi penelitian, untuk
melihat apakah memang RA Istiqlal menerapkan APE berbasis limbah rumah tangga. Untuk
melihat kebenarannya lalu peneliti meminta waktu kepada kepala tata usaha untuk diizinkan
melihat sekilas sarana prasarana APE berbasis limbah rumah tangga dan proses mengajar
31
Lexy J. Moleong M.A. Loc.Cit., p 11
32
Anselm Strauss dan Juliet Corbin,Dasar-dasar Penelitian Kualitatif Prosedur, Teknik dan Teori Grounded
(Surabaya: PT.Bina Ilmu,2007) p 11 33
Lexy J. Moleong M.A.,Loc.Cit., p.11 34
Robert C.Bogdan &Sari Knopp Biklen, Qualitative Research For Education An Introduction to Theories and
Methods (Amerika,2007)
30
sekilas. Setelah yakin bahwa Istiqlal menerapkan pendekatan ini, peneliti menyampaikan
surat permohonan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pengamatan
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan sesuai dengan tahapan-tahapan
yang dijelaskan oleh Basrowi dan Suwandi yaitu: (a) pengamatan deskriptif, (b) pengamatan
terfokus, dan (c) pengamatan terpilih.35
Tahap-tahap yang dilakukan antara lain: 1)
Pengamatan umum untuk memperoleh gambaran secara umum tentang kondisi fisik RA
Istiqlal, unsur personal yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, pelaksanaan
pembelajaran secara umum, interaksi di antara siswa, dan setting lingkungan sentra bermain.
Pengamatan umum ini dilakukan sambil bersilaturahmi dengan informan kunci dan melihat
dari dekat secara keseluruhan apa yang dilaksanakan dalam program pembelajaran. 2)
Pengamatan terfokus dimaksudkan untuk mengamati penanaman nilai-nilai religius dengan
penerapan APE berbasis limbah rumah tangga. Pengamatan difokuskan kepada karakteristik
penanaman nilia-nilia religius melalui APE berbasis limbah rumah tangga, bagaimana peran
pendidik dalam menanamkan nilai-nilai religius; 3) Pengamatan terpilih dilakukan untuk
mengamati secara intensif penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE berbasis
limbah rumah tangga
b. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
berstruktur dan tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh keterangan secara umum mengenai pelaksanaan penanaman nilai-nili religius di
RA Istiqlal melalui APE berbasis limbah rumah tangga. Hasil wawancara tak berstruktur ini
diharapkan dapat diperoleh dari informasi untuk menyusun pertanyaan lebih terperinci yang
35
Basrowi. & Suwandi.. Memahami Penelitian Kualitatif.Rineka Cipta: Jakarta 2008.p 98
31
akan dituangkan dalam wawancara berstruktur. Sedangkan wawancara berstruktur dilakukan
untuk mengumpulkan informasi mengenai berbagai komponen data yang diperlukan, yang
belum didapat dari pendalaman informasinya saat melukaukan observasi.
c. Dokumentasi
Sebagai kelengkapan data tentang penanaman nilai-nilai religius melalui APE
berbasis limbah rumah tangga, peneliti juga melihat berbagai dokumen yang tersedia seperti
buku persiapan pengajaran, buku persiapan penciptaan setting sentra-sentra bermain, tema-
tema dalam kurikulum. Untuk meyakinkan penanaman nilai-nilai religius melalui APE
berbasis limbah rumah tangga, peneliti juga meminjam buku catatan dan buku-buku lain yang
berisi perkembangan nilai-nilai religius.
Dalam menggunakan dokumentasi sebagai pelengkap data, sebelumnya peneliti
menelaah isi dokumen dengan mengecek: (1) keaslian dokumen, (2)
d. Perekaman Data
Data pengamatan dicatat dalam bentuk inti-inti yang berkaitan dengan fokus,
dilengkapi dengan merekam menggunakan handycam Hasil rekaman ditelaah secara
mendalam dihubungkan dengan catatan tertulis saat di lapangan. Data hasil pengamatan dari
handycam dibuatkan transkipnya dalam bentuk kata-kata. Rekaman berikutnya difokuskan
kepada hal-hal unik yang muncul saat penanaman nilai-nilai religius.
Pada rekaman wawancara, digunakan voice recorder. Dengan menggunakan alat
bantu, data langsung diketik dalam bentuk catatan diskripsi. Lalu data dikelompokkan
sesuai tema yang ditanyakan.
3. Pengorganisasian pengumpulan data
Raudhatul Athfaal Istiqlal mempunyai sepuluh sentra bermain yaitu: sentra ibadah,
sentra main peran makro, sentra main peran mikro, sentra bahan alam, sentra balok, sentra
32
persiapan, sentra kreatifitas, sentra bahan alam, sentra musik, dan sentra olah tubuh. Sentra yang
diteliti adalah sentra ibadah, sentra main peran, sentra bahan alam, sentra balok, dan sentra
persiapan. Dasar pemilihan sentra tersebut karena ke lima sentra ini merupakan standar yang
dapat diterapkan secara umum di lembaga penyelenggara pendidikan usia dini lainnya yang ada
di masyarakat.
4. Keabsahan Data.
Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan
(credibility), keteralihan (transfereability), kebergantungan (dependability), dan kepastian
(confirmability).36
Secara lebih praktis. dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan
data yang digunakan adalah ketekunan pengamatan, triangulasi dan auditing yaitu sebagai
berikut:37
a. Ketekunan Pengamatan
Pengamatan dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan agar menemukan ciri-
ciri atau unsur-unsur dalam situasi yang sesuai, sehingga peneliti mendapatkan pemahaman
yang lebih luas dan jelas dari berbagai aplikasi APE berbasis limbah rumah tangga. Untuk
mempermudah kegiatan pengamatan, peneliti menggunakan alat bantu handycam. Pengaturan
catatan jadwal digital dalam handycam mempermudah untuk mengetahui keabsahan data
karena dapat dibandingkan secara periodic.
. Dengan demikian waktu yang dipergunakan sudah cukup guna kepentingan
penelitian ini dengan mengamati secara berulang peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan pelaksanaan penanaman nilai-nilai religius dengan pendekatan APE berbasis limbah
rumah tangga.
b. Triangulasi
36
Djam”an Satori,MA & Aan Komariah,M.Pd. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung,2009) p.164. 37
Lexy J. Moleong M.A. Loc.Cit., p.324
33
Cara yang ditempuh dalam trianggulasi adalah melakukan pengecekan data (cek, cek
ulang, dan cek silang) kepada dua atau lebih sumber informasi, antara lain mengecek ulang
dengan proses wawancara secara berulang dengan mengajukan pertanyaan yang sama kepada
informan yang sama dalam waktu yang berlainan, dan mengecek silang dengan cara
mewawancarai guru dan anak serta melakukan pengecekan terhadap sumber informasi data.
Peneliti juga melakukan pengecekan dengan mencocokkan hasil wawancara dan hasil
pengamatan di lapangan serta dokumentasi yang terkumpul.
C. Tahapan Penelitian
1. Garis Besar Penelitian Tahun 1.
Kegiatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi ke RA Istiqlal untuk melihat APE berbasis limbah yang digunakan dan
penanaman nilai-nilai religius yang diterapkan.
b. Wawancara dengan informan, dan pengambilan dokumentasi.
c. Analisis data.
d. FGD
e. Membuat dan merumuskan draft model.
2. Garis besar penelitian tahun ke 2.
Pada tahun ke 2 ini penelitian yang dilakukan dengan merepakan modul yang telah
dirumuskan dengan langkah
a. Pemilihan TK Aisyiyah yang akan menerapkan draft model.
b. Uji coba draft model.
c. Pelatihan guru
d. Analisis uji coba.
e. Workshop
f. Revisi model
g. Terbitnya buku model penanaman nilai–nilai religius berbasis APE limbah rumah
tangga.
34
6Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi.PenelitianTindakan Kelas. Jakarta. PT.
Bumi aksara, cetqakan kedelapan .2009), h.74
7Suharsimi Arikunto.prosedur Peneltian suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi V
(Jakarta PT. Rineka Cipta, 2002), h.84
BAGAN ALIR PENELITIAN
Dasar Teori Latar Belakang Masalah
Pendahuluan
Tahun 1 Identifikasi masalah dan rumusan masalah
Merumuskan
draft model pe
nanaman nilai
nilai religius
melalui APE
berbasis lim-
bah rumah tangga
FGD
Draft model
Tahun 2
Analisis uji coba
Pengumpulan data
Observasi, wawancara dan dokumentasi
Analisis data
Uji Coba modl
Penelitian tindakan kelas
P Pemilihan PAUD Pemulung yang
akan menerapkan draft model
Pelatihan Guru
35
D. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahun I dan tahun II.
1. Jadwal Tahun 1
No Kegiatan Penelitian Juni Juli Agus Sep Okt Nop Des
1 Persiapan penelitian, persiapan ke
lapangan, urus perizinan/ permo-
honan, membuat instrumen, dan
(skedul kegiatan secara teknis)
2 Pengumpulan data
3 Analisis data
4 Penulisan laporan hasil kemajuan
penelitian.
1. Monev internal UMJ kemajuan
penelitian
2. Perbaikan hasil monev
3. Monev dari dikti
5 FGD
6. Draft model
3. Jadwal Tahun 2
No. Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Pemilih Pemilihan PAUD Pemulung yang akan
mene- rapkan draft model PAUD
Pemulung yang akan menerapkan draft
model
2. Uji coba draft model
Workshop
Revisi model
BUKU MODEL
36
3. Pelatihan guru
4. Analisis uji coba
5. Workshop
6. Revisi model
7. Buku Model
37
BAB IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RA Istiqlal
1. Lokasi .
Raudhatul Athfaal (RA) Istiqlal berlokasi di Jln. Taman Wijaya Kusumah Masjid
Istiqlal Jakarta Pusat dengan kode Kode Pos: 10710, Telepon: 021-3500711, fax: 021-3459525.
RA yang terletak di kompleks Masjid Istiqlal ini merupakan cerminan dari PAUD yang
berorientasi pada penanaman nilai-nilai religius.
2. Falsafah.
Falsafah Raudhatul Athfaal (RA) Istiqlal adalah mengintegrasikan iman dan taqwa
sesuai perkembangan anak. Sistem pendidikannya adalah mendukung perkembangan anak dan
memberikan pilihan permainan dengan media yang dirancang untuk membantu mengembangkan
imajinasi. Anak-anak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-temannya dengan tidak
membedakan kemampuan, suku, bangsa, budaya dan status ekonomi.
3. Visi dan Misi
Visi RA Istiqlal adalah memfasilitasi dan mengoptimalkan perkembangan potensi
peserta didik sejak usia dini agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Misinya adalah terlaksananya
ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari anak sesuai dengan kemampuan dan
perkembangannya.
4. Tujuan RA Istiqlal.
Tujuan RA Istiqlal adalah menyiapkan generasi masa depan berkualitas sejak dini dan
meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya dan
38
meletakkan dasar-dasar pengembangan keimanan dan ketakwaan, akhlakul karimah serta seluruh
aspek kepribadian yang dimiliki dan dibutuhkan anak didik.
5. Fungsi.
RA Istiqlal berfungsi sebagai sebuah pusat informasi dan contoh bagi penyelenggaraan
dan pengembangan pendidikan anak usia dini tingkat nasional melalui sistem bermain sambil
belajar terintegrasi imtaq. RA Istiqlal juga memfungsikan dirinya sebagai pusat informasi dan
contoh dalam penyediaan Alat Pendidikan Edukatif yang bernuansa agama dalam menunjang
perkembangan anak usia dini. Selain itu juga berfungsi sebagai tempat pelatihan dan observasi
bagi para guru dan atau pengelola kelompok bermain serta tempat penelitian bagi para
mahasiswa dan tempat konsultasi bagi masyarakat tentang pendidikan anak usia dini
Alat Permainan Edukatif yang bernuansa agama ini, mempunyai ciri khas dalam
menggunakan limbah atau barang-barang bekas seperti botol-botol plastik, kaleng susu, kartun
bekas dus, kompor, panci dan lain sebagainya.
6. Metode Pembelajaran.
. Terdapat 10 (sepuluh ) sentra bermain yaitu: sentra ibadah, sentra main peran makro,
sentra main peran mikro, sentra bahan alam, sentra balok, sentra persiapan, sentra kreatifitas,
sentra seni, sentra olah tubuh, sentra memasak. Metode pembelajaran yang digunakan RA
Istiqlal adalah bermain sambil belajar yang diintegrasikan dengan pendidikan keimanan dan
ketaqwaan melalui sentra-sentra bermain
7. Program.
Program RA Istiqlal adalah menciptakan, mengembangkan dan menyebarluaskan
metode bermain sambil belajar terintegrasi imtaq . Hal ini dilakukan melalui kegiatan belajar
mengajar di sekolah, seminar, pelatihan, dan penataran pendidikan serta demontrasi model Alat
Pendidikan Edukatif yang tepat untuk mendukung pendidikan serta penyediaan Pusat Sumber
Belajar.
39
8.Jadwal Kegiatan Harian.
Kegiatan belajar terbagi dalam dua kegiatan besar yaitu materi pagi dan bermain di
sentra. Materi pagi untuk pembahasan tema, dan bermain disentra untuk menggunakan APE
yang sesuai dengan tema yang telah dibahas.
Tabel 1.
Jadwal Kegiatan Satu Hari di RA Istiqlal
No. Waktu Kegiatan
1. 07.00-07.30 Morning Al-Quran dan Jurnal Pagi
2. 07.30-08.15 Toilet training, Ikrar dan main bebas
3. 08.15-08.40 RA Bertadarus (surat-surat pendek dan doa)
4. 08.40-09.15 Materi Pagi (Pembahasan Tema)
5. 09.15-12.15 Bermain di sentra
5. 11.45-12.15 Sholat Dzuhur
6. 12.15-12.45 Tilawati PAUD
7. 12.45-12.55 Recalling
8. 12.55-13.00 Doa dan Pulang
9.Hasil yang diharapkan.
Hasil yang diharapkan oleh Istiqlal adalah tercapainya peserta didik yang mampu:
mengenal diri dan mengagumi alam sekitarnya sebagai mahluk ciptaan Allah, mengetahui dan
dapat menirukan sifat-sifat Allah (asmaul husna), melakukan gerakan shalat dan menghapal
bacaan shalat, ikrar, do‟a harian, kalimat thayyibah; dapat mensyukuri rahmat dan nikmat Allah
SWT; mengenal bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang; meningkatkan keimanan,
ketaqwaan, dan berakhlak mulia serta memperoleh pengetahuan dan mengenal teknologi;
meningkat daya kreasi sebagai anugerah dari Allah SWT, mencintai ilmu dan ingin belajar terus
menerus.
40
10. Dewan guru
Guru yang mengajar di RA Istiqlal seluruhnya berjumlah 20 orang. Latar belakang
pendidikannya bervariasi : S1 lulusan Pendidikan Anak Usia Dini baru 10 orang, lulusan
Pendidikan Guru TK berjumlah 2 orang, dan selebihnya adalah lulusan S1 dari berbagai latar
belakang. Proses pembelajaran juga dibantu oleh staf sekretariat dan tenaga keamanan. Mulau
dari Ketua TU sampai tenaga administrasi keuangan, akademik dan lainnya.
Setiap guru mempunyai tugas rangkap berdasarkan jenis kegiatan. Tugas guru yang
dilakukan bergantian setiap hari adalah kegiatan jurnal, membaca ikrar, variasi bermain,
bermain bebas dan guru tema. Sedangkan tugas tetap adalah sebagai wali kelas materi pagi,
guru bermain di sentra, dan guru keluarga makan.
B. Penanaman Nilai – Nilai Religius.
Penanaman nilai-nilai religius dilakukan disetiap kegiatan, mulai dari anak datang
disekolah sampai pulang. Dalam penanaman nilai-nilai religius, dikelompokkan dalam
dua kegiatan besar yaitu saat sebelum menggunakan APE dan pada saat digunakannya
APE. Dua kegiatan ini dilaksanakan di sentra bermain.
1.Penanaman nilai sebelum menggunakan APE.
Menanamkan nilai-nilai religius dengan menggunakan APE, tidak dapat dilakukan dengan
mengajak anak langsung bersentuhan dengan APE. Banyak proses yang harus dilalui anak,
jauh sebelum anak menyentuh APE. Di KB Istiqlal, kegiatan bermain dengan menggunakan
APE dilakukan di sentra bermain. Jika dilihat pada jadwal kegiatan satu hari, kegiatan di
sentra dilakukan pada siang hari sekitar jam 10.00, sementara kegiatan sudah dimulai sejak
anak datang di sekolah. Dari hasil wawancara dengan guru, kegiatan penanaman nilai-
nilai sebelum penggunaan APE tersebut, memiliki berbagai aspek diantaranya adalah :
41
a.Tujuan penanaman nilai sebelum menggunakan APE.
1).Untuk menetralisir emosi anak dari rumah agar siap menerima pelajaran
2). Adanya jurnal dapat mengapresisasi ide-ide anak . Jurnal pagi yang dilakukan
dengan menggambar, karena anak akan dapat mengekspresikan apa yang ada dalam
pikirannya yang dituangkan dalam gambar. Dengan demikian akan memudahkan
bagi guru dalam menanamkan nilai-nilai Islam melalui APE Bentuk-bentuk jurnal
pagi dilakukan secara bervariatif misalnya menggambar, mengabsen, menulis,
simbol. Melalui kegiatan menggambar sebenarnya mengandung tiga unsur yaitu :
pembangunan, peran dan sesor motorik.
3).Adanya jurnal pagi juga memberikan manfaat untuk mempererat silaturrahmi antar
anak serta guru.
Hafalan surat-surat pendek pad amateri pagi dapat menjadi pengantar bagi penanaman
nilai-nilai Islam. Karena, dengan menghafal surat-surat pendek anak menjadi senang, dan
dapat memudahkan guru ketika akan menyampaikan nilai-nilai Islam. Misalnya, anak
menghafal surat al-Lahab. Guru menyebutkan sifat dan karakter Abu Lahab. Dengan
penjelasan itu, guru menyampaikan agar anak tidak meniru sifat Abu Lahab. Penyampaian
materi membaca disampaikan melalui permainan suku kata. Hal ini dilakukan agar anak
merasa senang dan tidak monoton dalam belajar membaca. Permainan suku kata dilakukan
untuk memperkenalkan huruf kepada anak. Biasanya dimulai dari huruf vokal seperti a, i,
u, e, dan o. Dari huruf-huruf itu, anak-anak dirangsang untuk menyebutkan nama-nama
binatang yang diawali dengan huruf vokal atau konsonan. Guru memanggil anak-anak
dengan sebutan teman. Hal ini bertujuan agar anak merasa nyaman. Karena mereka
berteman dengan bu guru akan menghilangkan rasa sungkan. Biasanya anak sungkan
untuk bertanya atau menyampaikan sesuatu yang ada dalam fikirannya kepada guru, tetapi
kalau dengan teman anak mudah menyampaikan keinginannya.
42
b.Tema.
Penyusunan tema disusun untuk satu tahun kemudian dijabarkan dalam semester, lalu
dijabarkan dalam kegiatan harian. Pada prinsipnya adanya tema dimulai dari yang bersifat
global kemudian terurai secara rinci. Tujuannya agar anak dapat berfikir sistematis yaitu
berfikir global kemudian berfikir hal-hal secara rinci.
c. Kegiatan penanaman nilai-nilai religius sebelum menggunakan APE.
Menanamkan nilai-nilai religius dengan menggunakan APE, tidak dapat dilakukan
dengan mengajak anak langsung bersentuhan dengan APE. Banyak proses yang harus dilalui
anak, jauh sebelum anak menyentuh APE. Di KB Istiqlal, kegiatan bermain dengan
menggunakan APE dilakukan di sentra bermain. Jika dilihat pada jadwal kegiatan satu hari,
kegiatan di sentra dilakukan pada siang hari sekitar jam 10.00, sementara kegiatan sudah dimulai
sejak anak datang di sekolah. Sesuai dengan hasil pengamatan , wawancara dan telaah dokumen,
kegiatan penunjang penanaman nilai-nilai religius yang dilakukan sebelum menggunakan
APE,dilakukan dengan melalui :
1).Jurnal pagi.
Kegiatan awal yang diberikan kepada anak adalah kegiatan jurnal pagi. Disini anak sudah
disuasanakan dengan al Quran. Anak boleh menggambar apa saja, guru selalu memberi
recalling setelah anak menggambar. Guru bertanya kepada anak tentang hal yang digambar
oleh anak. Jika anak sulit menjawab, guru memancing agar anak dapat berpendapat tentang
apa yang digambarnya. Saat anak menjawab pertanyaan, guru menyisipkan nilai-nilai
religius dengan menggunakan kalimat thayibah. Fungsi menggambar diawal kegiatan ini
adalah agar anak diberi kesempatan colling down, sebelum anak mengikuti kegiatan yang
perlu fokus.
43
2).Membaca ikrar.
Saat jam menunjukan hampir 7.30, guru memberi kesempatan kepada anak-anak untuk ke
toilet. Guru mempersiapkan anak-anak menuju ruang membaca ikrar.. Menjelang membaca
ikrar, anak-anak bernyanyi sesuai tema, lalu mempersilahkan anak yang bertugas sebagai
pemimpin , untuk memimpin baca ikrar yang diikuti oleh teman-temannya seperti berikut:
Kotak 1. Pembacaan ikrar.
Pemimpin : Bismillahir rahmaanir rahim
Murid-murid dan guru : Bismillahir rahmaanir rahim
Pemimpin : Asyhadu al laa ilaaha illallaah
Murid-murid dan guru : Asyhadu al laa ilaaha illallaah
Pemimpin : Aku bersaksi
Murid-murid dan guru : aku bersaksi
Pemimpin : bahwa tiada Tuhan
Murid-murid dan guru : bahwa tiada Tuhan
Pemimpin : melainkan Allah
Murid-murid dan guru : melainkan Allah
Pemimpin : wa asyhadu anna muhammadan
‟abduhu wa rasuuluh
Murid-murid dan bu guru : wa asyhadu anna muhammadan
‟abduhu wa rasuuluh
Pemimpin : dan aku bersaksi
Murid-muriddan bu guru : dan aku bersaksi
Pemimpin : bahwa nabi Muhammad itu
Murid-murid dan bu guru : bahwa nabi Muhammad itu
Pemimpin : Rasul utusan Allah
Murid-murid dan bu guru : Rasul utusan Allah
Pemimpin : Robbitubillahi robbah
Murid-murid dan bu guru : Robbitubillahi robbah
Pemimpin : aku rela
Murid-murid dan bu guru : aku rela
Pemimpin : bertuhan Allah
Murid-murid dan bu guru : bertuhan Allah
Pemimpin : wabil islami dina
Murid-murid dan bu guru : wabil islami dina
Pemimpin : dan aku rela
Murid-murid dan bu guru : dan aku rela
Pemimpin : beragama Islam
Murid-murid dan bu guru : beragama islam
Pemimpin : wabil muhammadi nabi ya
warasullah
Murid-muriddan bu guru : wabil muhammadi nabi ya
44
warasullah
Pemimpin : dan aku rela
Murid-murid dan bu guru : dan aku rela.
Pemimpin : bernabi muhammad.
Murid-murid dan bu guru : bernabi muhammad.
Pemimpin : Wabil qurani imama wa hukma
Murid-murid dan bu guru : Wabil qurani imama wa hukma
Pemimpin : dan aku rela
Murid-muriddan bu guru : dan aku rela
Pemimpin : berkitab suci al qur‟an
Murid-murid dan bu guru : berkitab suci al qur‟an
Pemimpin : Angkat kedua tangannya.
Murid-murid dan bu guru, lalu mengangkat kedua tangannya
Pemimpin : Robbi
Murid-murid dan bu guru : Robbi
Pemimpin : ya Allah
Murid-murid dan bu guru : ya Allah
Pemimpin : zidnii ‟ilmaaS
Murid-murid dan bu guru : zidnii ‟ilmaa
Pemimpin : tambahilah ilmuku
Murid-murid dan bu guru : tambahilah ilmuku
Pemimpin : wa zukni fahman
Murid-murid dan bu guru : wa zukni fahman
Pemimpin : dan pertingikanlah kecerdasanku
Murid-murid dan bu guru : dan pertingikanlah kecerdasanku
Pemimpin : amin
Murid-murid dan bu guru : amin
Pemimpin : ya Allah
Murid-murid dan bu guru : ya Allah
Pemimpin : Kabulkanlah permohonanku ini
Murid-murid dan bu guru : Kabulkanlah permohonanku ini
Semua menyanyikanlagu TK Istiqlal:
: “Senangnya senangnya di pagi hari.
Kamilah murid TK Istiqlal.
Tempatnya di jalan wijaya kusuma
Ayo kita bergembira.
Selamat pagi bu Selamat pagi pak
Selamat pagi semua
Selamat pagi bu Selamat pagi pak
Selamat pagi merdeka , merdeka !
Merdeka. Merdeka !!! Merdeka !!!
ujar sang pemimpin melanjutkan dengan ucapan
: Allah hu Akbar!! Allahu Akbar.......
45
Pada naskah pembacaan ikrar, nuansa agama sudah cukup kental, dan ini dibaca setiap hari
dengan dipimpin seorang murid yang bertugas secara bergantian setiap harinya dengan
didampingi guru yang bertugas.
3).Kegiatan variasi bermain.
Variasi bermain adalah kegiatan bermain yang dilakukan tanpa menggunakan APE.
Penanaman nilai-nilai religius dilakukan saat anak-anak akan memulai bermain dan
mengakhiri bermain yaitu dengan membaca doa bismillah dan hamdallah. Pemimpin
akan mengajak semua anak mengucapkan : ” Bismillahir rahmaanir rahiim...” dan
“Alhamdulillahirobbil alamin. “ .
Anak-anak diberi kesempatan sebebasnya untuk tertawa, teriak, berlari, agar ekspresi
anak tersalurkan. Saat ada yang anak yang menang dalam permainan ini, guru
menanamkan ucapan “ Alhamdulillah”..Subhanullah “ dan pada kelompok anak yang
kalah, guru menanamkan ucapan “ bersabar dan ikhlas “
4).Kegiatan transisi menuju materi pagi
Penanaman nilai religius dilakukan saat anak-anak tidak bersabar dan tidak tertib.
Ucapan kata sabar menjadi nilai religius yang ditanamkan. Ditemukan bahwa TK Istiqlal
meyakini akan perlunya masa transisi bagi setiap anak, saat nilai-nilai religius akan
ditanamkan.
5).Materi pagi
Penanaman nilai-nilai religius dilakukan saat kegiatan materi pagi dengan cara
menghafal doa sehari-hari dan surat-surat pendek. Penanaman nilai-nilai religius ini
dilakukan dengan mempersilahkan pemimpin yang memilih kan doa sehari-hari dan
bacaan surat-surat pendek. Penanaman nilai-nilai religius , dilakukan saat terdapat anak
46
yang tidak tertib atau konflik dengan temannya dengan ungkapan kata “ Allah Maha
Tahu, kejujuran, ikhlas. Hal lain yang berkaitan dengan penanaman niali-nilai religius
adalah tentang latihan melakukan gerakan shalat yang diikuti dengan bacaan doa masuk
kamar mandi, doa berwudhu dan doa selesai wudhu atau keluar kamar mandi.
Penanaman nilai-nilai religius juga dilakukaan saat kegiatan membaca buku cerita
dengan menyediadakan buku-buku yang berkaitan dengan tema dan saat mendampingi
membaca , guru akan melakukan penanaman nilai-nilai religius melalui ungkapan-
ungkapan islami.
2.Penanaman nilai-nilai religius menggunakan APE.
Tujuan memberikan selamat datang kepada anak-anak saat mereka memasuki sentra
adalah agar anak memiliki sikap ramah terhadap orang yang datang. Ucapan
assalamu‟alaikum sebagai bentuk penghormatan bagi tamu yang datang akan
menanamkan sikap empati dan hormat. Hal ini akan berdampak secara psikologis terhadap
kenyamanan anak dalam menggunakan APE.
Materi permainan selalu disampaikan sejak awal kepada anak, hal ini merupakan
pijakan awal agar anak tertib dalam bermain. Dalam menggunakan APE guru selalu
menyampaikan aturan main dalam bermain. Hal demikian dilakukan agar anak memiliki
sikap disiplin, saling menghormati dan menghargai dengan teman, dapat berbagi waktu,
tepa selira, dan tertib. Aturan main memiliki hubungan erat dengan penanaman nilai Islam,
yaitu sikap saling menghargai dan mneghormati serta kesabaran dan menerima. Aturan
main terkadang dimunculkan dari anak, tujuannya agar anak memiliki kretaivitas, dapat
menyampaikan pendapat, serta menumbuhkan keberanian. Setiap anak dibolehkan
memilih teman bermain, tujuannya agar terjalin hubungan silaturrahim. Anak tidak boleh
main sendiri karen ahal tersebut dapat menimbulkan perasaan menyendiri dan merasa
47
disiishkan atau bahkan merasa lebih dari yang lain. Pada intinya memilih teman bermain
berpengaruh pada psikologi anak.
Penanaman nilai-nilai religius di RA Istiqlal diterapkan dengan menggunakan sentra
bermain, bukan sudut atau area. Menurut RA Istiqlal, istilah sentra lebih tepat digunakan
karena istilah sentra begitu dekat dengan Allah jika dibandingkan dengan menggunakan
konsep sudut. Penerapan konsep sudut dirasa kurang pas, karena secara harfiah sudut itu
artinya pojok. namun pada kenyataannya sudut diletakkan di tengah bukan disudut sesuai
maksudnya. Penggunaan istilah sudut yang berbeda maknanya secara harfiah dikhawatirkan
dapat membingungkan murid. Maka dalam penanaman nilai-nilai religius pada anak usia
dini, digunakan istilah sentra bermain .
RA Istiqlal menggunakan bagan persegi delapan yang di tengah-tengahnya ada Allah
sebagai sentranya. RA Istiqlal meyakini bahwa konsep dan istilah sentra dalam kegiatan
bermain sesuai dengan pandangan Islam bahwa Allah adalah sentra dari seluruh proses
pembelajaran. Konsepsi ini dapat dilihat seperti bagan yang dibuat oleh RA Istiqlal
dan filosofinya tercantum dalam dokumen gambar di bawah ini . Filosofi setiap sentra
bermain di Istiqlal, bersumber dari ayat-ayat suci Al – Quran yang sesuai dengan sentra
dimaksud. Dalam bagan nampak nama-nama sentra seperti sentra balok, sentra
persiapan, sentra ibadah, sentra seni dan kreativitas, sentra olah tubuh dan sentra makro.
Masing-masing sentra berdasar pada ayat suci Al Quran yang disinari oleh adanya Allah
dipusat seperti dalam gambar bagan tersebut.
48
Gambar 1 . Penanaman nilai-nilai religius menggunakan model Sentra.
Penanaman nilai-nilai religius dengan cara konvensional pada pendidikan anak
usia dini dilakukan dengan cara-cara menghafal dan memahami tentang agama dan
nilai-nilai religinya tanpa menggunakan APE. Di RA Istiqlal, penanaman nilai-nilai
religius dilakukan dengan media bantu APE. Pada kegiatan ini , desain bermain
sesuai tema diemplementasikan selama 90 menit. Kegiatan ini dinamakan kegiatan
bermain di sentra. Kegiatan di sentra bermain dibagi menjadi tiga yaitu sebelum
main, saat main dan setelah main.
Penggunaan sentra bermain dalam menanamkan nilai-nilai religius, didasarkan
pada filosofi yang terdapat dalam Al Qur‟an, kerangka pemikiran dan tujuan sentra
seperti berikut :
a.Sentra bahan alam :
Sentra bahan alam, memiliki falsafah dari Q.S.Yunus 24 yang artinya “
”Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang
Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-
tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak”
49
Sentra bahan alam, memiliki kerangka pemikiran sebagai berikut :
1) Allah yang maha pencipta telah menciptakan dan menyiapkan sumber-sumber
bahan alam di bumi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup makhluk-Nya yang ada
di bumi.
2) Salah satu kebutuhan anak adalah bermain yang berfungsi untuk mengaplikasikan
dan mengaktualisasikan dirinya: bermain yang berkualitas dengan menstimulasi
seluruh kecerdasan, diantaranya memfasilitasi bermain sensorimotor.
3) Allah memberi akal dan kekuatan pada manusia untuk mengolah, memanfaatkan
dan melestarikan sumber-sumber bahan alam dengan cara yang diridhoi-Nya.
4) Kemampuan serta kepedulian anak terhadap kelestarian sumber-sumber bahan
alam perlu dilatih dan dibiasakan dari sejak dini melalui aktifitas bermain.
5) Sentra bahan alam disiapkan sebagai tempat anak melakukan kegiatan bermain
sambil belajar dengan menggunakan bahan-bahan alam baik yang kering maupun
yang basah untuk membantu proses perkembangan keimanan dan ketakwaan,
bahasa, daya pikir, daya cipta/kreatifitas, ketrampilan dan jasmani.
Tujuan dibuatnya sentra bahan alam adalah :
1) Mengenalkan bahwa Allah yang telah menciptakan alam beserta isinya, sebagai
bukti adanya Allah.
2) Mengenalkan bahwa Allah maha pandai yang telah menciptakan alam beserta
isinya untuk diolah, dipelajari dan disyukuri oleh manusia
3) Melalui kegiatan ilmiah yang ada di sentra bahan alam dapat mengaktifkan
kemampuan psikomotorik, berfikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban
yang tepat), divergen (proses berfikir yang menghasilkan banyak ide-ide mencari
penyelesaian masalah) dan berfikir evaluatif
50
4) Mengembangkan aspek-aspek perkembangan, sehingga mengembangkan konsep
diri yang positif, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
5) Memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan minat yang diberikan
Allah untuk eksperimen dan eksplorasi terhadap alam dan lingkungan sekitarnya
sesuai dengan kemampuan dan tahap perkembangan anak.
6) Mengembangkan pemahaman anak tentang alam sekitar ciptaan Allah dan
bagaimana mengolah dengan baik sesuai dengan aturan Allah.
7) Anak dapat memahami hubungan manusia dengan benda alam karunia Allah.
8) Memahami fungsi anggota badan sendiri termasuk panca indera serta perasaan
dan pemeliharaannya menurut aturan Allah.
9) Dengan bimbingan Allah anak belajar membuat keputusan yang akhirnya
mengarah ada kemandirian.
10) Belajar berakhlak dan berprilaku yang benar menurut nilai agama dan budaya
lingkungannya.
11) Berbagai macam kegiatan yang mengfungsikan kontrol motorik halus karunia
Allah adalah mempersiapkan anak untuk persiapan menulis.
b.Sentra ibadah.
Falsafah sentra ibadah, berdasar pada Q. S. Al-Baqarah 177; al-A‟Raaf : 172 ; al-Imran :19,
85; al-Maidah
Bukanlah Menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajukan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan)
dan orang-orang yang meminta-minta, memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat
dan memuniakan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan
orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaaan dan dalam peperangan. Mereka
ituah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
(al-Baqarah 177)
51
Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi anak cucu Adam keturunan mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka : “Bukankah Aku ini Tuhan mu”?.
Mereka menjawab : “Betul, kami bersaksi.” Agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan,
“Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini” (al-A‟Raaf : 172).
Sentra ibadah disusun berdasarkan kerangka pemikirian berikut :
1) Untuk menumbuhkan potensi fitrah (rasa keagamaan) itu, Allah membekali setiap
bayi yang lahir ke dunia dengan pendengaran dan penglihatan. Jika bekal tersebut
di stimulus dengan bahasa dan perilaku yang sesuai dengan agama, maka akan
menjadi bagian kepribadian dari anak.
2) Mengenalkan kehidupan beragama mempunyai tiga landasan pokok yang saling
terkait satu sama lain yang tak bisa dipisah-pisahkan rukun Islam, iman dan ihsan.
3) Keimanan yang tertanam dalam jiwa anak menumbuhkan nilai-nilai ibadah yang
dicontohkan oleh nabi muhammad sebagai utusan Allah. Ibadah yang dilakukan
dengan kesadaran iman (keikhlasan melaksanakan perintah Allah dengan
konsisten) sangat berperan dalam karakter, watak dan adap perilaku sehari-hari
yang akan membawa kebaikan (Ihsan) bagi diri dan lingkungannya. Ihsan dalam
segala aktifitas (amalan) baik hubungan dengan Allah (Habluminallah) hubungan
dengan manusia (habluminnaas) maupun dengan lingkungannya, sebagai aplikasi
dari kehidupan beragama.
4) Proses mengenalkan kehidupan beragama sejak usia dini memerlukan ilmu,
keahlian yang spesifik, sistem dan pengelolaan yang bak dan tepat, sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga potensi fitrah dapat berkembang
secara optimal.
5) Proses mengenalkan kehidupan beragama yang sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah melalui dunia anak itu sendiri yaitu dengan bermain
sambil belajar pada pusat kegiatan (sentra). Sebagai salah satu pusat kegiatan yang
52
menggunakan sistem bermain sambil belajar integrasi pendidikan agama, sentra
ibadah adalah sentral dari semua sentra yang memfasilitasi dan memotivasi anak
dengan alat bermain (APE), cara bermain dan komunikasi yang tepat sehingga
dapat mengembangkan semua aspek perkembangan (potensi) yang diberikan
Allah.
Sentra ibadah dilaksanaka dengan tujuan :
1) Mengenalkan Allah kepada anak sebagai pencipta seluruh alam melalui sifat-sifat
dan ciptaan-Nya
2) Menanamkan kecintaan anak kepada Allah melalui pembiasaan, senang
melakukan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya sesuai dengan
kemampuan anak.
3) Membentuk perilaku akhlak anak sebagai sumber daya manusia yang berkualitas
(beriman dan bertakwa).
4) Mengembangkan akhlakul karimah dan ihsan kepada anak.
5) Mengembangkan ke-6 Aspek rukun iman
6) Mengembangkan ke-5 Aspek rukun islam
7) Mengembangkan aspek-aspek perkembangan
c. Sentra Main Peran.
Falsafah Sentra main peran, Q.S. At-Taubah 105 :
“Dan katakanlah bekerjalah kamu, maka Allah dan Rosul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaan itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang
gaib dan yang nyata lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Kerangka pemikiran Sentra main peran adalah
53
1) Bermain peran merupakan salah satu potensi dasar (fitrah islam) yang diberikan
oleh Allah kepada setiap manusia. Orang tua, pendidik dan lingkungan yang akan
membentuk kepribadian anak yang paripurna atau tujuan hidup mencari ridho
Allah.
2) Main peran adalah salah satu cara bagi anak untuk dapat mengembangkan
pengendalian diri, perolehan pengetahuan, ketrampilan kognisi, sosial emosi,
bahasa, daya cipta, rangkaian ingatan, konsep-konsep hubungan kekeluargaan.
Penerimaan kosa kata, ketrampilan pengambilan sudut pandang spasial dan
ketrampilan sudut pandang afeksi (Gown, 1995) yang dibutuhkan anak di
kehidupan selanjutnya.
3) Main peran disebut juga main pura-pura, main khayalan, main fantasi, make
believe, atau simbolik.
4) Dengan main peran anak dapat belajar dan bekerja dengan orang lain, mereka
bermain peran sesuai dengan pengalaman yang dimiliki. Jika anak memiliki hanya
sedikit pengalamanmaka akan kesulitan untuk mendapatkan pengalaman main
peran.
5) Main peran adalah simulasi anak dalam kegiatan kehidupan nyata dan
membolehkan anak untuk membayangkan dirinya ke masa depan sekarang dan
menciptakan kembali kondisi masa lalunya.
Sentra main peran bertujuan :
1) Dapat mengenal dan mengaplikasikan rukun iman, rukun islam dan Ihsan dalam
kehidupan beragama sesuai kemampuan anak.
2) Dapat mengenal tata cara kehidupan beragama
3) Dapat mengenal berbagai profesi halal.
4) Dapat Mengenal makanan dan minuman halal
54
5) Dapat Mengenal dan mengaplikasikan akhlak Nabi Muhammad saw dalam
kehidupan sehari-hari.
6) Dapat Mengenal dan mengaplikasikan kosa kata bernuansa Imtaq dan Iptek.
7) .Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam berbahasa Imtaq dan Iptek.
8) .Memiliki strategi dalam pemecahan masalah dengan bimbingan Allah.
9) Senang dan ikhlas bermain, bekerja sama dengan alat dan orang lain.
10) Senang berkarya sebagai Ibadah (mengabdi kepada Allah).
11) Memiliki rasa empati yang lebih dalam, hidayah dari Allah.
12) Aktif dan kreatif dalam berimajinasi, hidayah dari Allah.
13) Memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi, kepandaian dari Allah
14) Mengenal dan mengaplikasikan Asmaulhusna yang terdekat dengan
perkembangan an
d.Sentra Balok
Falsafah Sentra balok, adalah Q. S. Al-Baqarah 127 :
“Dan ingatlah ketika Ibrahim dan Ismail meninggikan pondasi-pondasi
Baitullah, sambil berkata “Wahai Tuhan kami, terimalah amal kami,
sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui“; Q.S. Ali
Imran (96) “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat
ibadah) manusia adalah Baitullah yang Bakkah (Mekkah) yang diberkahi
dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”
Kerangka pemikiran sentra balok adalah
1) Anak adalah ilmuan-ilmuan kecil yang ditakdirkan Allah untuk berkembang
sesuai tahap perkembangannya yang ingin sekali menjelajah dunia yang telah
digambarkan Allah melalui pengamatan-pengamatan dan keinginan-keinginan
mereka
2) Pemain-pemain drama yang memerankan pengalaman-pengalamnnya.
Pengalaman-pengalaman yang menarik dapat dituangkan anak-anak secara kreatif
55
dalam membangun balok-balok tersebut, apalagi dengan dorongan /arahan guru
dan orang tua.
3) Sentra balok dijadikan sasaran untuk mengembangkan proses keimanan dan
ketakwaan, kognitif, motorik, bahasa dan seni kreativitas melalui bermain balok
dan alat pelengkap lainnya.
Tujuan sentra balok adalah
1) Melatih anak untuk menemukan konsep bahwa Allah yang memberi kemampuan
/kepandaian kepada anak untuk bermain balok.
2) Mengenalkan kepada anak untuk bersyukur kepada Allah, karena Allah telah
menciptakan kayu untuk digunakan bermain balok.
3) Pengenalan kemampuan matematika (menghitung, membedakan dan
mengelompokan) Bimbingan Allah
4) Menggunakan kosakata untuk berkomunikasi dengan teman sebaya hidayah
Allah.
5) Mengembangkan hubungan sosial yang islami dengan perilaku yang dicontohkan
Nabi Muhammad SAW.
6) Mengembangkan kemampauan dari Allah dalam mengidentifikasi dan memberi
nama.
7) Melatih koordinasi mata, tangan dan pikiran bantuan Allah.
8) Melatih bersikap baik seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para
sahabatnya.
9) Mendidik anak untuk mampu mengambil keputusan pengetahuan dari Allah
tentang apa dan bagaimana yang mereka sukai.
10) Melatih anak untuk belajar memecahkan masalah petunjuk dari Allah dengan
bahan-bahan yang mereka temui.
56
11) Mendidik sikap bekerja sama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
dalam bermain dengan teman sebaya dan orang lain (guru).
12) Mengembangkan perhatian anak pada bentuk-bentuk yang ain hidayah dari Allah
13) Memberikan pemahaman atas izin Allah tentang bentuk dan ukuran
14) Mengembangkan kemampuan anak untuk mengekspresikan diri secara kreatif
pertolongan dari Allah.
15) Melatih anak untuk disiplin dalam mengambil, mengembalikan dan merapikan
balok sesuai tempat dan bentuk bimbingan dari Allah.
16) Mengembangkan aspek-aspek bidang perkembangan
e.Sentra Persiapan.
.Falsafah Sentra Persiapan, adalah Q. S. Al-Alaq: 1-5:
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Maha Mulia. Yang
telah mengajarkan (manusia) dengan qalam. Mengajarkan manusia dari apa yang mereka
tidak ketahui”
Kerangka Pemikiran sentra persiaoan
1) Salah satu kebutuhan anak adalah bermain yang berkualitas dengan menstimulasi
seluruh kecerdasan. Diantaranya bermain keaksaraan.
2) Sentra persiapan memfasilitasi anak dengan alat permainan edukatif yang
memperluas pengalaman keaksaraan (membaca, menulis, dan matematika)
melalui kegiatan bermain yang berkualitas dan menyenangkan.
Tujuan sentra persiapan
1) Melatih dan menumbuhkan kecintaan anak kepada Allah sebagai sumber segala
ilmu dan Allah yang telah memberikan kepandaian.
57
2) Mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak karunia Allah
3) Menumbuhkan minat membaca, menulis dan matematika kepandaian dari Allah
4) Memberian kesempatan kepada anak menikmati mas bermainnya sebagai sarana
belajar yang menyenangkan.
5) Mengenalkan peraturan kepada anak sehingga menumbuhkan rasa disiplin pada
diri anak.
6) Mengembangkan sosialisasi anak sejak usia dini agar terbiasa untuk salaing
bekerjasama dengan temannya, saling menghargai, menyayangi, meniru akhlak
Nabi Muhammad SAW, dll.
7) Mempersiapkan anak untuk masuk pendidikan selanjutnya kepandaian dari Allah.
Penanaman nilai dengan menggunakan APE ini merupakan kelanjutan dari
kegiatan sebelumnya yang tidak menggunakan APE libah rumah tangga. Pada
penanaman nilai sebelumnya APE yang digunakan adalah tubuh anak itu sendiri.
Menurut salah seorang guru, mainan yang ada disekitar anak dapat berfungsi sebagai
APE. Jadi segala yang dimainkan anak, termasuk tubuhnya adalah juga termasuk APE.
Kegiatan yang dilakukan pada saat sebelum bermain disentra merupakan pemanasan
agar anak siap bermain dengan menggunakan APE. Pada saat pemanasanpun nilai-nilai
religius sudah ditanamkan. Penanaman nilai-nilai religius saat bermian di sentrapun
dilakukan sama dengan sebelumnya, hanya bedanya dengan menggunakan APE. Nilai-
nilai religius yang ditanamkan melalui APE didahului dengan kegiatan-kegiatan
penanaman nilai-nilai dengan tidak menggunakan APE .Menurut salah seorang guru,
penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE, tidak dapat dilakukan
langsung menyentuh APE nya, tetapi harus didahului dengan kegiatan penduhuluan
yang juga sarat dengan kegiatan penanaman nilai-nilai religius.
58
C.Penggunaan APE Limbah rumah tangga .
1. Penataan lingkungan main.
Sebelum APE digunakan, penataan lingkungan penting dilakukan. Masing-masing
sentra memiliki penataan yang berbeda dengan sentra lain. Pada pentaan lingkungan main,
perlu diperhatian APE yang digunakan yang berasal dari limbah rumah tangga.
APE limbah rumah tangga digunakan pada saat anak-anak berada di sentra.
Penggunaan APE di sentra, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebelum, saat dan setelah
menggunakan APE. Namun sebelum hal ini diterapkan, guru membuat daftar lingkungan
main dan pijakan yang harus disiapkan. Penataan lingkungan main, dipilih dan diterapkan
sesuai dengan tema yang digunakan. Dipilih dengan pertimbangan satu anak memiliki tiga
kesempatan main, sehingga dimungkinkan setiap sentra mempunyai 27 jenis permainan.
a. Sentra Ibadah.
Kabah dan masjid terbuat dari kardus bekas
59
Penataan lingkungan main di sentra ibadah dilakukan dengan memberikan nama kegiatan
bermain, penataan tempat dan jenis permainan, alat dan bahan yang akan digunakan dan
tujuan permainan yang dikaitkan dengan nilai-nilai religius yang ditanamkan. Penataan
lingkungan bermain di sentra ibadah adalah seperti dalam tabel berikut.
Tabel 3. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Ibadah
Nama
Kegiatan
Sebelum Anak Datang
Alat dan bahan
main yang akan
digunakan
Tujuan
Shalat
berjamaah
9 – 10 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
ka‟bah,
perlengkapan
shalat (sarung,
mukena, peci,
sajadah, dll)
Mendukung main
pembangunan terstruktur
atau sensorimotorik
Mengenal
huruf-huruf
hijaiyah
dalam Al-
Qur‟an
2 – 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
kartu huruf
hijaiyah
batu/biji-bijian
spidol
Mendukung main
pembangunan terstruktur
atau sensorimotorik
Bermain
puzzle
bernuansa
agama
2 – 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
berbagai macam
puzzle (shalat,
wudhu, kalimat
thayyibah,
Alqur‟an, masjid,
ka‟bah, masjidil
haram, manasik
haji, dll.)
Mendukung main
pembangunan terstruktur
atau sensorimotorik
Bermain
maket
masjid
2 – 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
maket
masjid/ka‟bah
boneka kecil
muslim/muslima
h
boneka kecil
gerakan shalat
boneka kecil
Mendukung main
pembangunan terstruktur
main peran mikro atau
sensorimotorik
60
(kooperatif). gerakan wudhu.
Bermain
balok
kubus
hijaiyah
2 – 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
balok kubus
hijaiyah
kartu angka.
Mendukung main
pembangunan terstruktur,
main peran mikro atau
sensorimotorik
Bermain
kartu
wudhu
2 – 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
kartu wudhu
kartu angka
Mendukung main
pembangunan terstruktur,
atau sensorimotorik
Kegiatan
praktek
berwudhu
9 - 10 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
Praktek langsung Mendukung main peran
makro atau sensorimotorik
Latihan
manasik
haji
9 - 10 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
Praktek langsung
maket kegiatan
manasik haji
Mendukung main peran
makro atau sensorimotorik
Kartu
huruf/ang-
ka Arab
2 tempat yang mendukung
interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
kartu angka arab
batu
biji-bijian
Mendukung main
pembangunan terstruktur
atau sensorimotorik
Maze
(mencari
jejak)
bernuansa
agama
2 - 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
spidol
maze
bernuansa/dinua
nsakan islam
Mendukung main
pembangunan terstruktur
atau sensorimotorik
61
(assosiatif)
Menggam-
bar bebas
bernuansa
agama
2 - 4 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
spidol
kertas
krayon
Mendukung main
pembangunan sifat cair
atau sensorimotorik
Menyusun
huruf se-
suai kata/
kalimat
thayyibah
yang di-
inginkan.
2 - 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
kartu kata
kartu kalimat
thayyibah
huruf/abjad.
mendukung main
pembangunan terstruktur
atau main sensorimotor.
Bermain
kartu
nama-nama
malaikat
2 - 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
kartu nama
malaikat
puzzle nama
malaikat
spidol
kertas.
mendukung main
pembangunan terstruktur
atau main sensorimotor.
Menarik
garis bernu
ansa agama
2 - 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
kartu huruf
hijaiyah
kartu kalimat
thayyibah
kartu asma‟ul
husna
mendukung main
pembangunan sifat cair
atau main sensorimotor.
Menjahit
bentuk
bernuansa
agama
2 - 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
bentuk ka‟bah
bentuk masjid
bentuk pakaian
muslim
bentuk huruf
hijaiyah
bentuk kalimat
thayyibah, dll.
mendukung main
pembangunan sifat cair
atau main sensorimotor.
Menga-
nyam ben-
tuk bernu-
ansa agama
2 - 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
bentuk bentuk
perlengkapan
shalat
bentuk masjid
bentuk ka‟bah.
mendukung main
pembangunan sifat cair
atau main sensorimotor.
Menjiplak
bentuk
gambar-
gambar
bernuansa
2 - 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
kartu asma‟ul
husna
huruf hijaiyah
angka arab.
mendukung main
pembangunan sifat cair
atau main sensorimotor.
62
agama
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
Mencipta
suatu ben-
tuk dari
kepingan-
kepingan
bentuk geo
metris men
jadi bentuk
lain terin-
tegrasi aga
ma
2 - 3 tempat yang
mendukung interaksi sosial:
main sendiri (solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
kartu bentuk-
bentuk geometri
kertas
Krayon
Gunting
kata asma‟ul
husna/kalimat
thayyibah.
mendukung main
pembangunan sifat cair
atau main sensorimotor.
b. Sentra Main Peran.
Tabel 4. Penataan Lingkungan Main Sentra Main Peran
Setting Ruang Keluarga
Nama
Kegiatan
Sebelum Anak
Datang
Alat dan bahan main
yang akan igunakan
Tujuan
Bertamu 4 tempat yang dapat
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
1 meja
4 kursi
1 taplak meja
1 vas bunga
Majalah/koran dll
Dapat berbicara lancar
dengan kalimat sederhana,
kepandaian dari Allah
Mengenal dan
mengaplikasikan akhlaq
perilaku nabi Muhammad
saw dalam kehidupan sehari-
hari
Mengembangkan aspek-
63
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
aspek perkembangan,
petunjuk dari Allah
Shalat
Berjamaah
sejumlah tempat
dapat mendukung
interaksi sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
Sajadah
Mukena
Sarung
Peci sesuai
dengan jumlah
anak dalam
kelompok yang
ada
Mengenal perlengkapan
sholat
Mengenal bacaan sholat
Mengenal urutan gerakan
dalam sholat
Mengenal tatacara sholat
Mengenal azan sebagai tanda
masuk waktu sholat
Mengenal iqomah sebagai
tanda akan dimulai sholat
Senang dan ikhlas sholat
berjamaah
Khusyu‟ sholat berjamaah
Mengenal jumlah rakaat
dalam sholat wajib dan sunah
Mengenal nama-nama sholat
wajib dan sunah
Tabel 5. Setting Ruang Makan
Nama
Kegiatan
Sebelum Anak Datang
Alat dan bahan main
yang akan
digunakan
Tujuan
Makan
bersama
7 tempat yang dapat
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
7 kursi
Meja
Sendok
Garpu
Piring
Gelas
Buah-buahan
Sayur-sayuran
Ikan-ikanan
Teko berisi air
Bakul nasi kecil
dll
Mengenal „konsep‟ makanan
dan minuman halal.
Mengenal bahwa Allah
sumber/ pemberi rizki
Mengenal dan
mengaplikasikan bahasa
Imtaq dan iptek
Mengenal akhlaq prilaku
dalam kegiatan makan
Mengenal nutrisi pada
makanan dan minuman halal
Mengembangkan aspek-
aspek perkembangan,
petunjuk dari Allah
Menyetrika
Pakaian
2 tempat dapat
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
2 papan triskaan
mini
2 triska
Beberapa
kain/baju.
Dapat mengetahui bahwa
Allah yang memberi
kekuatan dan ketrampilan
dalam menyetrika
Mengenal warna-warna
ciptaan Allah
Mengenal urutan bilangan,
kepandaian dari Allah
64
(assosiatif)
Mengembangkan apek-aspek
bidang pengembangan,
petunjuk dari Allah
Tabel 6. Setting Ruang Dapur
Nama
Kegiatan
Sebelum Anak Datang
Alat dan bahan main
yang akan
digunakan
Tujuan
Memasak 2 tempat yang dapat
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
2 kompor yang
sudah dilengkapi
dengan
perlengkapan dapur
seperti :
panci
sodet
wajan/penggoren
gan
sayuran dan
buah-buahan
plastik
Mengembangkan daya cipta
berkreasi membuat makanan
dan minuman hidayah dari
Allah.
Melatih koordinasi tangan
dan mata dengan bimbingan
Allah
Dapat mengenal urutan
bilangan kepandaian dari
Allah
Mengembangkan aspek-
aspek perkembangan,
kepandaian dari Allah.
Mencuci
Piring
2 tempat dapat
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
2 baskom berisi
air
2 mangkok berisi
spons dan sabun
Piring
Gelas
Alat dapur lainnya
Menstimulasi fine motor,
bimbingan dari Allah
Mengenal bahwa Allah yang
menciptakan air
Mengenal jumlah bilangan,
hidayah dari Allah
Mengenal dan
mengaplikasikan bahasa
Imtaq dan iptek
Dapat mengkelompokkan
benda, bimbingan dari Allah
Mengenal bentuk geometri,
kepandaian dari Allah
Mengembangkan aspek-
aspek bidang pengembangan,
petunjuk dari Allah
Tabel 7. Setting Ruang Belakang
Nama
Kegiatan
Sebelum Anak Datang
Alat dan bahan
main yang akan
digunakan
Tujuan
Memasak 2 tempat yang dapat
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
2 bak bayi berisi
air
2 sabun mandi
2 boneka
Mengenal tatacara
membersihkan diri,
kepandaian dari Allah.
Mengenalkan bahwa Allah
sayang anak yang bersih
65
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
2 handuk
Mengenal bahwa Allah yang
menciptakan air
Menstimulasi fine motor,
bimbingan dari Allah.
Mengembangkan aspek-
aspek perkembangan,
petunjuk dari Allah
Mencuci
Pakaian
2 tempat dapat
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
2 papan
penggilesan
2 baskom berisi
air
2 buah sikat cuci
2 buah sabun
cuci
jemuran
Menstimulasi fine motor,
bimbingan dari Allah
Mengenalkan bahwa Allah
sayang anak yang bersih
Mengenal jumlah bilangan
(pakaian yang dicuci)
kepandaian dari Allah
Mengenal bahwa Allah yang
memberi kekuatan dan
ketrampilan dalam mencuci
pakaian
Mengembangkan aspek-
aspek perkembangan,
petunjuk dari Allah
Tabel 8. Setting Mini Market
Nama
Kegiatan
Sebelum Anak Datang
Alat dan bahan main
yang akan
digunakan
Tujuan
Berbelanja 3 tempat yang dapat
mendukung interaksi
sosial:
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif).
1 meja dan mesin
kasir
Uang mainan
Botol
Dus bekas
Kantong plastik
belanja
Sayuran dan
buah-buahan
plastik
Mengenal transaksi jual beli
mencari ridha Allah.
Mengenal dan
mengaplikasikan bahasa
Imtaq dan iptek
Mengenal konsep
matematika, pengurangan,
penambahan, kepandaian dari
Allah.
Dapat mengklasifikasikan
benda, petunjuk dari Allah.
Mengembangkan aspek-
aspek perkembangan,
kepandaian dari Allah
66
Alat-alat kosmetik tak terpakai komputer tak terpakai
67
c. Sentra balok.
Tabel 9. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Balok
Nama
Kegiatan
Sebelum Anak Datang
Alat dan bahan main
yang akan
digunakan
Tujuan
Bermain
Balok
Tempat luas untuk
membangun dan bergerak
Menyusun alat bermain
balok disertai pelengkap
dan memberi label di
setiap tempat
100 potong balok
(200 lebih baik)
Alat pelengkap
main balok
Alat mikro
disimpan ditempat
Ketrampilan hubungan
dengan teman sebaya.
Kemampuan
berkomunikasi
Kekuatan dan koordinasi
motorik halus dan kasar
68
penyimpanan.
Balok-balok yang
tersusun rapi dan
diklasifikasikan
berdasarkan bentuk dan
ukuran untuk
memudahkan anak saat
mengambil dan
mengembalikan balok
pada tempatnya serta
merupakan pengalaman
penjajaran pengamatan
yang lebih diberi
nama dan gambar Konsep matematika dan
geometri.
Pemikiran simbolik.
Pengetahuan pemetaan
Ketrampilan
membedakan
penglihatan
Berbagai bahan berbentuk balok yang dibuat dari limbah
d. Sentra persiapan
Tabel 10. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Persiapan
Nama
Kegiatan
Sebelum Anak
Datang
Alat dan bahan main
yang akan
digunakan
Tujuan
Bermain
angka
kepandaian
4 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
angka
berbagai macam-
macam buah-
dapat mengklasifikasikan
warna, bentuk, ukuran
hidayah Allah
69
dari Allah main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif)
buahan
batu kerikil
kerang
sekop botol
ranting
lidi
biji
lengkeng
penjepit kue
dll
melatih motorik halus anak
yang telah dibekali oleh
Allah dengan mengambil
mainan menggunakan
penjepit kue
dapat menghubungkan
konsep bilangan dengan
lambang bilangan
kepandaian dari Allah
mengenalkan konsep sama,
tidak sama dari jumlah
benda-benda kepndaian dari
Allah.
Bermain
huruf
kepandaian
dari Allah
2 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif)
berbagai macam
huruf
potongan-
potongan kata
papan alas
Mengenalkan tentang huruf
dan bentuknya
Mengenalkan macam-macam
huruf dan pengucapannya.
Memotivasi untuk
menambah kosa kata.
Bermain
kartu
kepandaian
dari Allah
2 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif)
berbagai macam
kartu seperti;
kartu buah, kartu
binatang, kartu
profesi, kartu
huruf dan angka,
dll.
Anak memahami gambar,
bentuk dan warna ilham dari
Allah.
Menambah kosakata dan
kemampuan berbahsa
bimbingan Allah
Melatih kecermatan dan
pemahaman melihat suatu
objek.
Bermain
tutup botol
dengan
berbagi cara
kepandaian
dari Allah
2 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
tutup botol melatih motorik halus anak
yang dibekali oleh Allah
yaitu membuka dan menutup
tutup botol.
Bermain 2 tempat yang berbagai macam Dapat menyusun kembali
70
berbagai
macam
Puzzle
Kepandaian
dari Allah
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif)
Puzzle seperti;
puzzle huruf, angka,
dll.
kepingan puzzle menjadi
bentuk semula kepandaian
dari Allah
Menambah kosakata dan
melatih kemampuan
berbahasa
Melatih motorik halus
Melatih koordinasi mata –
tangan.
Bermain
kartu angka
kepandaian
Allah
2 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main kerjasama
(kooperatif)
penjepit baju
kartu angka
melatih motorik halus anak
yang dibekali oleh Allah
dengan memegang penjepit.
Mengenal konsep bilangan
dan lambang bilangan.
Bermain
perabaan
angka dan
huruf
hidayah dari
Allah
2 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
bentuk huruf dan
angka yang
terbuat dari
amplas.
Anak mengenal entuk angka
dan huruf dengan benar
ilham dari Allah.
Mengenal tekstur hidayah
Allah.
Menggambar
Ilham dari
Allah
4 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
buku
krayon
spidol
penggaris
menuangkan ekspresi dan
imajinasi serta
mengembangkan informasi
melalui goresan atau gambar
ilham dari Allah
melatih anak mau dan
mampu menceritakan
perasaan atau imajinasinya
dengan bahsa yang
dikuasainya kemampuan dari
Allah.
Mengenal berbagai macam
warna dan media petunjuk
dari Allah.
Mempersiapkan motorik
71
halus untuk menulis.
Menulis
kepandaian
dari Allah
5 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
buku
spidol
pensil
penghapus
menanamkan pemahaman
pada anak tentang
kemampuan mengenal huruf
serta menulis kepandaian dari
Allah.
Melatih anak menulis sesuai
dengan kemampuannya.
Melatih kecermatan anak
dalam menulis bimbingan
Allah
Melatih hasil motorik
halusnya melalui tulisan
bimbingan Allah
Mengenalkan serta
memantapkan konsep dan
lambang bilangan dan huruf
petunjuk Allah.
Bermain
congklak
2 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
kartu penjumlahan
biji congklak
berbagai macam
media yang dapat
dihitung
Mengenalkan dan
memantapkan konsep
lambang bilangan
Memantapkan konsep
penjumlahan dan
pengurangan dengan benda-
benda hidayah Allah.
Menambah kosa kata dan
melatih kemampuan
berbahasa anak kepandaian
dari Allah
Bermain
meneruskan
pola
kepandaian
dari Allah
2 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
pola yang sudah
dibuat dan media
yang mendukung
(tutup botol,
kerikil, ranting)
menanamkan pemahaman
pada anak bahwa Allah yang
menciptakan bahan-bahan
alam seperti; kerikil, ranting).
Melatih kecermatan meniru
pola dan membaca gambar.
Melatih koordinasi mata,
otak, dan tangan.
Mengenal dan memahami
bentuk-bentuk pola.
Mengenal dan mematangkan
konsep warna dan bentuk
kepandaian dari Allah.
Bermain
mengelompo
kkan benda-
benda kepan-
daian dari
Allah
2 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
batu-batu kerikil
biji-bijian
kerang
aneka buah kecil
dari kayu
tutup botol
berbagai macam
menanamkan pemahaman
bahwa Allah swt yang maha
pencipta telah menciptakan
alam sekitar untuk
dimanfaatkan sebaik-
baiknya.
Mengenalkan dan
72
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
jepit
memantapkan konsep
bilangan dngan benda-benda
Melatih fine motor anak
dengan menggengga,
menjepit, memindah dan
mengelompokkan benda-
benda.
Menambah kosa kata dan
melatih kemamampuan
berbahasa anak
Menjiplak
kemampuan
dari Allah
2 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
huruf-huruf dan
angka yang akan
dijiplak
spidol
kertas
menanamkan pemahaman
pada anak tentang
kemampuan mengenal huruf
serta menulis
melatih anak menulis sesuai
dengan kemampuannya.
Melatih kecermatan anak
dalam menulis.
Mengenalkan serta
memantapkan konsep
lambang bilangan dan huruf.
Melatih motorik halusnya
melalui tulisan
Penjumlahan
dan pengu-
rangan kepan
daian dari
Allah
4 tempat yang
mendukung interaksi
sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
kartu penjumlahan
dan pengurangan
berbagai macam
media
alat tulis
menanamkan pemahaman
pada anak tentang
kemampuan mengenal
penjumlahan dan
pengurangan
melatih anak menulis sesuai
dengan kemampuannya.
Melatih kecermatan anak
dalam menulis.
Mengenalkan serta
memantapkan konsep
bilangan dan lambang
bilangan.
APE Sentra persiapan terbuat dari limbah.
73
e. Sentra Bahan Alam.
Tabel 11. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Bahan Alam
Nama
Kegiatan
Sebelum Anak
Datang
Alat dan bahan main
yang akan digunakan Tujuan
Menakar air
ciptaan Allah
2 tempat yang
mendukung
interaksi sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
1 bak besar air yang
sudah diberi warna
sesuai dengan tema
2 dari setiap ukuran
botol
2 dari setiap jenis
ukuran gelas plastik
dengan berbagai
macam ukuran
2 dari setiap ukuran
canting
Mengenalkan bahwa Allah
maha pencipta, maha pandai,
maha kaya, maha pemurah
yang telah menciptakan air
untuk kehidupan makhluk
hidup (manusia, hewan dan
tumbuhan)
Mengenalkan bahwa Allah
maha pencipta, maha pandai
menjadikan air dapat mengalir
ke tempat yang lebih rendah
dan selalu mengikuti bentuk
wadahnya (bentuknya dapat
berubah sesuai dengan
tempatnya)
Anak mengenal volume air
Mengembangkan aspek-aspek
perkembangan.
Menangkap
ikan ciptaan
Allah
4 tempat yang
mendukung
interaksi sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main
kerjasama
(kooperatif).
1 bak air besar
Berbagai jenis ikan-
ikanan
4 alat pancingan
4 saringan
Mengenalkan bahwa Allah
yang maha berkehendak
(qudrah) telah menciptakan
jenis hewan air dengan
kehidupannya (habitatnya).
Mengenalkan kepada Anak
tentang hewan air dan
kehidupannya
Mengembangkan kemampuan
berbahasa anak
Mengembangkan aspek-aspek
perkembangan.
Mengocok sa
bun kemam
puan dari
Allah
4 tempat yang
mendukung
interaksi sosial:
main sendiri
(solitary)
2 wadah air sabun
yang sudah diberi
warna sesuai tema
2 alat kocokan
telur
Mengenalkan bahwa Allah
maha pencipta, maha pandai,
maha kaya, maha pemurah
yang telah menciptakan air
untuk kehidupan makhluk
74
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
main
kerjasama
(kooperatif).
2 dari setiap jenis
sendok
2 dari setiap jenis
ukuran gelas
2 buah sedotan
hidup (manusia, hewan dan
tumbuhan)
Mengenalkan bahwa Allah
maha pandai menjadikan sabun
yang bila dikocok akan
mengeluarkan busa yang
banyak
Mengembangkan aspek-aspek
perkembangan.
Menyikat lan
tai kekuatan
dari Allah
4 tempat yang
mendukung
interaksi sosial:
main sendiri
(solitary)
main
berdampingan
(paralel)
main bersama
(assosiatif)
4buah dari setiap
jenis sikat lantai
Mengenalkan bahwa Allah
menyukai orang muslim yang
dapat menjaga kebersihan
Mengembangkan aspek-aspek
perkembangan.
APE sentra bahan alam terbuat dari limbah.botol minuman.
2. Pijakan Bermain.
Penataan lingkungan main, dipilih dengan mempertimbangkan tema . Hal ini berkaitan
dengan APE yang akan digunakan. Apapun tema dan APE yang digunakan, penting untuk
diperhatikan adalah penerapan pijakan main. Keberhasilan pijakan sangat bermakna pada
efektif tidaknya sebuah hasil kegiatan bermain. Setiap bermain disentra diberi pijakan yang
75
sesuai dengan sentra masing-masing. Pijakan tersebut dapat dicermati seperti pijakan berikut
:a. Sentra Ibadah.
1) Pijakan Lingkungan Main
a) Mengelola awal lingkungan main dengann bahan-bahan yang cukup (3 tempat
untuk setiap anak).
b) Merencanakan intensitas dan densitas pengalaman.
c) Memiliki berbagai bahan (bernuansa atau dinuansakan agama) yang mendukung
tiga jenis main; sensorimotor, pembangunan, main peran.
d) Memiliki berbagai bahan (bernuansa atau dinuansakan agama) yang mendukung
hubungan sosial yang positif dalam kehidupan beragama.
2) Pijakan Pengalaman Awal
a) Membaca doa dengan khusyu‟ dan ikhlas sebelum memulai kegiatan pengalaman
main.
b) Membaca buku bernuansa atau dinuansakan agama yang berkaitan dengan
pengalaman atau mendatangkan narasumber.
c) Menggabungkan kosa kata baru (agama dan ilmiah) dan menunjukkan konsep
yang mendukung perolehan ketrampilan kerja (standar kerja).
d) Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan main.
e) Mendiskusikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan main.
f) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main.
g) Menjelaskan rangkaian waktu main.
h) Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial dalam kehidupan beragama
i) Merancang dan menerapkan urutan transisi main.
3) Pijakan Pengalaman Main setiap Anak (Individual)
76
a) Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman spiritual
mereka.
b) Mencontohkan komunikasi yang tepat.
c) Memperkuat dan memperluas bahasa agama dan ilmiah anak.
d) Meningkatkan kesempatan sosialisasi dalam kehidupan beragama melalui
dukungan pada hubungan teman sebaya.
e) Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak.
4) Pijakan Pengalaman setelah Main
a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman
spiritualnya.
b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif
melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat.
c) Mengucapkan do‟a dengan khusyu‟ dan ikhlas setelah bermain sebagi rasa
syukur.
b. Sentra main peran.
1) Pijakan Lingkungan Main
a) Mengelola awal lingkungan main peran dengan mennghitung tempat main (3
tempat untuk setiap anak).
b) Merencanakan pengalaman intensitas (waktu) dan pengalaman densitas
(alat/bahan) main peran.
c) Memiliki berbagai alat-alat APE (dicari, dibuat atu dibeli dengan
murah)bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung tiga jenis main;
sensorimotor, main peran makro dan mikro, pembangunan sifat cair dan
terstruktur
77
d) Memiliki bahan keaksaraan (bernuansa atau dinuansakan agama) yang tersedia
seperti; buku, kertas, alat tulis, dll
e) Menata lingkungan main peran untuk mendukkung keberhasilan hubungan sosial
yang positif dalam kehidupan beragama.
2) Pijakan Pengalaman sebelum main
a) Membaca doa dengan khusyu‟ dan ikhlas sebelum memulai kegiatan pengalaman
main.
b) Membaca buku (bernuansa atau dinuansakan agama) yang terkait dengan
pengalaman atau mendatangkan narasumber.
c) Mengenalkan kosa kata baru (imtaq dan iptek) dan peran-peran.
d) Menjelaskan urutan kegiatan main peran.
e) Menjelaskan cara menggunakan alat.
f) Mendiskusikan semua gagasan.
g) Menyediakan kesempatan bagi anak mencapai keberhasilan hubungan sosial
yang positif dalam kehidupan beragama
h) Merancang dan menerapkan urutan transisi main peran
3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual)
a) Memberikan anak waktu untuk;
- Merumuskan gagasan mereka
- Mengajak pemain lainnya
- Menetapkan peran yang akan dimainkan
- Menyetujui jalan cerita untuk dimainkan
- Menetapkan objek main
b) Memperkuat dan memperluas bahasa (imtaq dan iptek) anak.
c) Mencontohkan komunikasi yang tepat.
78
d) Memberi pijakan hubungan sosial yang positifdalam kehidupan beragama
4) Pijakan Pengalaman sesudah Main
a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman main
peran.
b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif
melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat.
e) Mengucapkan do‟a dengan khusyu‟ dan ikhlas setelah bermain sebagi tanda
syukur kepada Allah SWT.
c. Sentra Balok.
1) Pijakan Lingkungan
a) Membaca doa sebelum main dengan khusyu‟ dan ikhlas
b) Membaca sebuah buku yang bernuansa atau dinuansakan agama.
c) Pengelolaan awal lingkungan pembangunan dengan tempat bangunan yang
dipilih.
d) Merencanakan untuk intensitas dan pengalaman densitas pembangunan.
e) Menata lingkungan pembangunan untuk mendukung hubungan sosial yang
positif dalam kehidupan islami.
f) Membolehkan menggunakan paling sedikit 100 (200 lebih baik) unit balok unit
tanpa warna untuk tiap anak dalam kelompoknya.
g) Memiliki berbagai ragam alat-alat main peran mikro yang bernuansa atau
dinuansakan agama yang tersedia untuk memperluas pengalaman pembangunan
ke main peran. Tambahkan bahan-bahan seperti potongan-potongan; karpet,
pohon-pohonan, perabotan rambu-rambu lalu lintas, dll.
79
h) Memiliki bahan-bahan bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung
keaksaraan seperti buku bergambar, meja, buku anak-anak, kertas, pensil,
spidol, dll
i) Memiliki set balok yang mewakili budaya Islam dan nasional yang berbeda
untuk anak prasekolah dan pemain usia sekolah dasar.
2) Pijakan Pengalaman sebelum main
a) Membaca doa sebelum main dengan khusyu‟ dan ikhlas
b) Membaca sebuah buku yang sesuai dengan pengalaman membangun.
c) Mendiskusikan gagasan untuk pengalaman main pembangunan.
d) Menyediakan kesempatan-kesempatan kepada anak untuk keberhasilan
hubungan sosial yang islami dan tepat dengan cara penempatan bahan-bahan
dan tempat yang cukup.
e) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main pembangunan.
f) Merancang dan menerapkan urutan transisi main.
3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual)
a) Memberikan setiap anak waktu yang cukup (paling sedikit 60 menit) untuk
membantu dan main peran dengan hasil karya, tempat main yang cukup dan
bahan-bahan bermain yang cukup untuk melengkapi pembangunan.
b) Memperkuat dan memperluas bahasa (imtaq dan iptek) mereka dengan
menanyakan dan mendiskusikan tentang pembangunan mereka.
c) Meningkatkan kesempatan hubungan sosial yang islami dan tepat melalui
banyaknya hubungan sosial diantara anak-anak
d) Mengamati dan mendokkumentasikan perkembangan dan kemajuan
pembangunan anak-anak.
4) Pijakan Setelah Main
80
a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman
mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya (recalling)
b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif
melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat.
d. Sentra Persiapan.
1) Pijakan Lingkungan Main
a) Pengelolaan lingkungan keaksaraan, merencanakan pengalaman untuk
intensitas dan densitas
b) Memiliki berbagai bahan bernuansa / dinuansakan agama yang mendukung 3
jenis main dan keaksaraan.
c) Pra-organisasi lingkungan munculnya keaksaraan.
d) Punya bermacam-macam bahan yang mendukung ketrampilan keaksaraan.
e) Contohnya penggunaan bahan secara tepat.
f) Buat harapan guru yang ringkas dan jelas.
g) Izinkan anak memilih tempat kerjanya.
h) Tata tempat untuk dua anak atau lebih agar mereka dapat kerja dan saling
belajar satu sama lain dengan teman sebayanya.
i) Hindari penataan tempat kerja yang diarahkan langsung oleh guru sehingga
membuat guru tidak bebas melakukan percakapan satu-satu dengan anak-anak.
j) Menata kesempatan main mendukung hubungan sosial yang positif dalam
kehidupan beragama.
k) Pilih bahan yang dapat digunakan untuk rentang yang luas dari tingkat
ketrampilan anak.
81
l) Beri anak waktu untuk memilih dan menyelesaikan bermacam-macam kegiatan
kerja.
m) Punya bermacam-macam kegiatan yang memungkinkan anak untuk berlatih
perkembangan motorik halus.
n) Buku, buku, buku !!!
o) Punya bermacam-macam bahan menulis dan tempat yang tersedia
p) Pastikan ada cukup tempat untuk anak dapat memilih.
2) Pijakan Pengalaman Sebelum Main
a) Contohkan penggunaan bahan yang tepat.
b) Membaca doa sebelum memulai kegiatan.
c) Mulai setiap waktu sentra dengan sebuah buku untuk mengawali diskusi dan
gagasan untuk menulis/menggambar.
d) Contohkan beberapa cara untuk menggunakan bahan-bahan secara tepat.
e) Menyampaikan aturan secara jelas dan ringkas.
f) Merancang dan menerapkan urutan transisi main.
g) Bolehkan anak untuk memilih di mana mereka akan mulai dan dengan siapa
mereka suka untuk kerja.
h) Siap untuk menolong anak dalam tulisan mereka
i) Bantu anak di tahapan yang mereka perlukan.
j) Misalnya; jika anak ingin tahu bagaimana kata itu dieja, guru mungkin menulis
di kertas lain untuk ditru atau anak ingin guru menulis kata itu dengan stabilo
untuk dijiplak di atasnya atau anak ingin guru menulis kata tersebut.
k) Punya bermacam-macam buku yang disediakan untuk membantu anak dalam
menulis (kamus, daftar kata-kata, resep, kartu kata dari kosa kata mereke
sendiri).
82
l) Buat lingkungan yang menerima untuk semua usaha menulis sehingga anak
mau mengambil resiko untuk mencoba banyak hal.
m) Ada waktu sesudah sentra selesai, sehingga anak dapat berbagi apa yang
mereka telah berhasil lakukan.
n) Turut bergembira pada semua usaha keaksaraan.
3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual)
a) Beri setiap anak kesempatan keaksaraan sepanjang hari dalam setiap
pengalaman main.
b) Beri setiap anak interaksi yang langsung dan tetap dengan buku, bahasa, dan
pengalaman motorik halus dan kasar.
c) Buat setiap pengalaman keaksaraan itu menyenangkan.
d) Meningkatkan dan mengembangkan bahasa (agama dan ilmiah) mereka
melalui pertanyaan dan diskusi.
e) Contohkan komunikasi yang tepat melalui percakapan individual.
f) Menambah kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman
sebaya.
g) Amati dan buat dokumentasi dari perkembangan dan peningkatan keaksaraan
anak.
h) Turut bergembira dalam setiap usaha keaksaraan.
4) Pijakan Setelah Main
a) Mengingat dan mengulas kembali pengalaman main keaksaraan hidayah dari
Allah.
b) Manfaatkan waktu bersih-bersih sebagai pengalaman main yang positif.
c) Membaca do‟a setelah kegiatan.
83
e. Sentra Bahan Alam.
1) Pijakan Lingkungan Main
a) Mengelola awal lingkungan main peran dengan bahan-bahan yang cukup (3
tempat main untuk setiap anak).
b) Merencanakan intensitas dan pengalaman densitas pengalaman.
c) Memiliki berbagai bahan bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung
tiga jenis main;( sensorimotor, main peran, pembangunan)
d) Memiliki berbagai bahan bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung
pengalaman keaksaraan
e) Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif
dalam kehidupan beragama.
2) Pijakan Pengalaman sebelum main
a) Membaca doa dengan khusyu‟ dan ikhlas sebelum memulai kegiatan bermain.
b) Membaca buku (bernuansa atau dinuansakan agama) yang berrkaitan dengan
pengalaman atau mendatangkan narasumber.
c) Mengenalkan kosa kata baru (imtaq dan iptek) dan menunjukkan konsep yang
mendukung perolehan ketrampilan kerja (standar kinerja)
d) Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan
e) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main.
f) Menjelaskan rangkaian waktu main
g) Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial.
h) Merancang dan menerapkan urutan transisi main.
3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual)
a) Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman main.
84
b) Memperkuat dan memperluas bahasa (imtaq dan iptek) anak.
c) Mencontohkan komunikasi yang tepat.
d) Meningkatkan kesempatan sosialisasi (dalam kehidupan beragama) melalui
dukungan pada hubungan teman sebaya)
e) Mengamati dan mendokkumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak.
4) Pijakan Pengalaman sesudah Main
a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman
mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya (recalling)
b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif
melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat.
c) Mengucapkan do‟a dengan khusyu‟ dan ikhlas setelah kegiatan bermain .
D.Penanaman Nilai-nilai Religius Berbasis APE Limbah Rumah Tangga.
Pada kegiatan penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE. Dilakukan di
sentra bermain. Disinilai kegiatan inti bermain anak, langsung bersentuhan dengan APE.
Namun demikian tetap akan ada kegiatan yang bertahap yaitu kegiatan sebelum bermain, saat
bermain dan setelah bermain. Dari setiap tahapan kegiatan ini slalu diorientasikan kepada
penanaman nilai-nilai religius.
1.Tahapan penanaman nilai-nilai religius.
Nilai religius ditanamkan sebelum, saat dan setelah anak bersentuhan dengan APE. Nilai-
nilai yang ditanamkan pada ketiga tahap tersebut, adalah :
1. Sebelum Main
a. Setting duduk melingkar.
Posisi duduk melingkar memiliki keunikan yang bercirikan murid laki-laki duduk
berdekatan dengan murid laki-laki dan murid perempuan duduk berdekatan dengan murid
85
perempuan. Hal ini mencerminkan penanaman tentang perbedaan laki-laki dan perempuan
sehingga anak tahu konsep muslim-muslimah.
b. Guru memberi ucapan salam :
Setiap akan memulai kegiatan bermain di sentra, guru menyapa anak-anak dengan
ucapan Assalamu‟alaikum wa rahmatullaahi Wabarakatuh”.
c. Guru memberi ucapan selamat datang.
Selamat datang di sentra karunia Allah,
1) Ucapan syukur berkat karunia dan izin Allah.Alhamdulillah,
2) Kita bertemu kembali di sentra main pern berkat karunia Allah.
3) Alhamdulillah, hari ini Allah izinkan teman-teman bermain kembali di sentra balok.
d. Mengabsen murid.
Dilakukan dengan menanyakan kabar pada anak, juga dijadikan media untuk
menanamkan nilai-nilai religi pada anak. Jika anak-anak terlihat senang, guru slalu
mengucapkan alhamdulillah... jika semua anak hadir, guru akan mengucapkan alhamdulillah,
jika ada yang tidak masuk guru mengajak anak-anak mendoakannya.
e. Mengajak pemimpin, untuk memimpin doa.
Setiap anak, mendapat tugas pemimpin sesuai jatuhnya hari. Saat akan memulai
kegiatan di sentra, guru meminta pemimpin yang bertugas, untuk membuka kegiatan dengan
doa. Pemimpin diminta sebeluimnya untuk menertibkan teman-temanmnya.Setelah dapat
dipastikan bahwa anak-anak telah focus perhatiannya, guru menyilahkan pemimpin untuk
memimpin doa.
f. Guru membacakan buku /kartu/gambar yang terkait dengan tema.
Guru membacakan buku atau memperlihatkan gambar yang terkait dengan tema
berbasis nilai-nilai religius:
“aku adalah satu pemandangan ciptaan Allah”.
86
”wah subhanallah banyak sekali ya...ada apa lagi ya?”
g. Menjelaskan cara bermain.
1) Menggali.
2) Memancing.
3) Mempersilahkan bermain.
2. Saat Bermain.
a. Memfasilitasi bantuan.
Membantu memfasilitasi kebutuhan anak-anak, jika anak membutuhkannya. Saat
terdapat masalah saat anak bermain, seperti misalnya bersenggolan, berebut mainan,
melanggar peraturan main, anak menangis, emosional, pada kondisi inilah kalimat tahyibbah
diluncurkan oleh guru bersama sifat-sifat Allah, dan perilaku nabi. Contoh yang ditemukan :
1) Nabi muhammad mau berbagi kepada temannya.
2) Malaikat Rokib, melihat siapa yang suka berbagi kepada temannya.
3) Alhamdulillah, terima kasih mau berbagi.
4) “Astaghfirullah adzim…”sebaiknya berbagi ya sama teman. bisa menepati janji
seperti nabi Muhammad, bisa..oke
b. Memberi dukungan
Kalimat thoyyibah, nilai-nilai islam, iman dapat diutarakan oleh guru, digunakaan saat
anak membutuhkan dukungan. Contoh kalimatnya: Alhamdulillah, butuh bantuan ?
c. Mendorong
Anak didorong untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pengalaman
main yang kaya., termasuk mendisiplinkan jumlah anak bermain :
d. Mencatat.
Mencatat yang dilakukan anak (jenis main, tahap perkembangan, tahap sosial).
g. Mengumpulkan dan mencatat.
87
Mengumpulkan hasil kerja anak, hasil kerja anak. mencatat nama dan tanggal di
lembar kerja anak.
h. Mengajak shalat di sentra ibadah.
Hal ini terdapat di sentra main peran dan sentra ibadah. Guru mengumandangkan
suara azan : Allahu Akbar Allahu Akbar...Asyhadu ‟alla illa ha Ilalah wa Asyhadu anna
Muhammada Rasululllah hayya ‟alla sholah hayya ‟alla falah qodqomati sholah qodqomati
sholah Allahu Akbar Allahu Akbar la..illa ha Ilallah.
Anak-anak belajar berwudhu, membaca doa masuk kamar mandi dan keluar kamar
mani, shalawat setelah shalat. Disini anak-anak disediakan mukena dan sarang, meski baru
pada gerakan shalat.
i. Mengajak bersih-bersih.
Allah maha tahu.
3. Pengalaman Setelah Main.
Bila waktu main habis, guru memberitahukan saatnya membereskan alat dan bahan
yang sudah digunakan dengan melibatkan anak-anak. Guru sering memotivasi dengan
mengajak berzikir : la illaha ila llah la illaha ila llah” banyak cara dilakukan guru dalam
menanamkan niali-nilai religius, disaat menggali pengalaman bermain anak, bertumpu
kepada nilai islam, ikhsan dan iman dengan cara :
a. Memfokuskan kembali perhatian anak-anak :
b. Recalling.
c. Menutup dengan doa.
3. Strategi Penanaman Nilai-nilai Religius
1. Menggunakan celetukan.
88
Celetukan adalah respon dan komentar guru, saat anak-anak perlu dimotivasi agar
fokus kepada pra, saat maupun setelah bermain. Celetukan ini menggunakan kata-kata yang
islami baik ungkapan yang terdapat dalam rukun islam, rukun iman maupun ikhsan.
Celetukan dilakukan untuk menyelesaikan masalah, seperti misalnya allah maha
Tahu, bersabar seperti nabi Muhammad . Ungkapkan seperti itu, untuk melihat siapa yang
meniru seperti Nabi Muhammad, lihat karakter anak sampai tatap matanya, karena
terkadang anak nunduk saja. Celetukan dikeluarkan dengan maksud agar anak mudah
mengerti dari mendengar. Celetukan dilakukan dimanapun, tetapi pada saat waktunya
berlangsung. :Misalnya pada saat anak menggambar, dia membawa buku gambarnya saat itu
dia diberi pujian. Kalau di recalling main, anak-anak diberi rewartd dengan bahasa
celetukan. Maksudnya sama dengan memberikan ucapan selamat, tetapi dengan
menuansakan Islam. Anak kan bisa lebih mengerti dari mendengar-mendengar
a. Celetukan menggunakan rukun iman.
1) Iman kepada Allah
Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal:
Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang
mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah
Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan
mengingkari semua sembahan selain Allah Ta‟ala. Mengimani semua nama dan sifat
Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-
Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan
makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
Pada celetukan yang menggunakan rukun iman, terlihat kata “Allah” , sangat sering
digunakan oleh guru. Sumber yang digunakan guru adalah dari Al-Asma‟ul Husna.
Diantara yang sering digunaka adalah :
89
a) Allah-Al-Haliq, Allah maha pencipta.
Celetukan ini, digunakan oleg guru pada saat :
(1) Anak-anak perlu dikuatkan saat motivasi dan fokus menurun.
Temuannya :
(a) Menggunakan kata tanya.
Kira-kira ide dari Allah, apa ya ?
Sebaiknya bagaimana kepada Allah?
(b) Menggunakan pernyataan :
Allah maha pemberi, memberi tangan, mulut, kaki.
Allah maha tahu, maha melihat. Al-Bashiir.
Allah maha tahu.
Kuatkanlah tali silaturahmi kami ya
Allah mendengar teman-teman yang khusyu”
Allah melihat yang tidak sujud.( Al Bashiir )
(2) Anak-anak yang berhasil tertib dan berhasil dalam bermaindiberi reward :
Temuannya :
(a) Menggunakan kata tanya.
Siapa yang menciptakan ?
Siapa yang memberi ?
Siapa yang memberi kekuatan?
Siapa yang memberi waktu bermain?
Sebaiknya bagaimana kepada Allah ?
(b) Menggunakan pernyataan.
Ya Allah terima kasih, Engkau beri beri kami kepandaian.
Yang diberi kepandaian oleh Allah.
90
Diberi hidayah oleh Allah.
Profesi halal yang disukai Allah.
Bersyukur kepada Allah, mengucapkan Alhamdulillah.
Mudah-mudahan hari ini agar ditambahkan kepandaiannya.
Selamat datang disentra karunia Allah.
Atas izin Allah.
Diberkahi oleh Allah.
Allah maha pencipta.
Celetukan Asmaul Husna lainnya, yang sering digunakan adalah
Ar Rahmaan, Allah yang Maha Pemurah, Al-Khaliq, Allah Maha Pencipta,
Al-Mushowwir, yang maha memberi bentuk, Al-Hgoffar, yang maha
pengampun.Al-Qohhaar, yang perkasa.Al-Wahhaan, yang maha pemberi
rizki.Ar Rozzaq, yang memberi rizki.Al-Baasith, yang melapangkan rizki.Al -
Bashiir, yang maha Melihat.Al_Ghofuur, yang maha pengampun.Asy-
Syakuur, yang maha berterimakasih.Al-hafiidz, yang maha memelihara.Al-
Kariim, yang maha pemurah dan maha mulia,Ar rooqiib yang maha
mengawasi, Al waduud yg maha mengasihi.
2) Iman kepada malaikat.
Mengimani adanya setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada
mereka. Ungkapan dengan menggunakan nama-nama malaikat dengan masing-
masing tugasnya, menjadi salah satu cara mengenalkan nama malaikat tidak melalui
cara menghafal. Nama-nama malaikat berikut tugasnya, semakin dihayati anak-anak
karena sering digunakan oleh guru disaat sebelum, tengah dan selesai bermain.
Ungkapan nama malaikat ini ternyata berfungsi ganda, yaitu selain lebih
mengenalkan nama malaikat dan tugasnya, ternyata sekaligus dapat merupakan cara
91
untuk memfokuskan perhatian anak-anak, serta memotivasi anak-anak untuk mau
berkarya lebih lagi melalui bermain. Anak-anak mau mengeksplore pengalaman
mainnya.
Dari 10 (sepuluh) nama malaikat, yang sering digunakan adalah malaikat Raqib
yang tuganya adalah mencatat segala amal baik manusia ketika hidup, dan malaikat Atid
yang tugasnya adalah mencatat segala perbuatan buruk/ jahat manusia. Demikian pula
malaikat Ridwan yang tugasnya menjaga pintu surga dan Malik yang tugasnya menjaga
pintu neraka.
Diungkapkannya nama malaikat setiap hari ditanamkan saat guru melihat anak-
anak belum tertib, belum fokus dan masih bercanda terus bersama teman-temannya, baik
sebelum, saat atau setelah bermain dalam menggunakan APE. Beberapa temuan yang
digunakan oleh guru dalam menggunakan ungkapan nama malaikat adalah ;
Tugas Malaikat Raqib sebagai ungkapan penghargaan akan upaya anak-anak,
memuji, mendorong anak-anak agar mau fokus dalam menggunakan APE dan
menyegerakan laporannya catatannya kepada malaikat Ridwan sebagai penjaga pinti
syurga. Pada anak-anak yang sulit untuk dikendalikan, guru menginformasikan bahwa
kondisi anak-anak saat itu akan dicatat oleh malaikat Atid dan akan menyampaikan
laporan tulisannya kepada malaikat Malik. Dari pengamatyan, nampak jurus ini cukup
ampuh dalam menanamkan nilai-nilai religius sekaligus upaya agar anak-anak terdorong
untuk menggunakan APE dengan baik saat bermain. Malaikat lainnya seperti Mikail yang
menurunkan hujan dan rizki, sering digunakan sebagai pijakan tema. Malaikat izrail
sebagai pencabut nyawa, dimunculkan saat ada anak yang keluarganya mendapat
musibah kematian, atau ada anak yang melihat hal ini dalam perjalanan pulang sekolah.
Ungkapan tersebut, diantarnya adalah :
a) Saat ada anak membutuhkan motivasi :
92
Kami tidak ingin dicatat oleh malaikat Atid ya Allah..
Malaikat Ridwan sedang menyediakan mainan di syurga buat teman-teman
yang khusyu baca doanya, yang tidak garuk-garuk kakinya, kalau tidak
memain-mainkan celana temannya..
Malaikat Atid mencatat teman-teman yang tidak khusu berdoa, catatannya
tidak dilaporkan kepada malaikat Ridwan.
Silahkan bermain sendiri pintu syurganya tertutup.
Sudah ada yang mengawasi malaikat Roqib dan Atib
Yang tidak menjawab salam dan doa, pintu syurganya sama malaikat
Ridwan ditutup
Ditempat yang tidak enak tidak ada makanan yang enak.
b. Saat anak perlu diapresiasi atas keberhasilannya.
Malaikat Rakib sibuk mencatat yang doanya khusyu. Catatannya diberikan
kepada malaikat Ridwan. Malaikat Ridwan menghitung dan menyediakan
mainan yang banyak di syurga.
Malaikat Roqib akan menulis untuk orang-orang yang mau Istighfar yang ingat
kepada aturannya”.
Malaikat Roqib kita lihat kita lihat siapa yang berbagi kepada teman seperti nabi
Muhammad siapa yang mau berbagi kepada teman siapa ya kira-kira…wah ada
yang mau bersabar.
3) Iman kepada Kitab-kitab Allah.
Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya.
karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim
wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang
turun sebelumnya. Pada penanaman iman kepada kitab-kitab Allah, ditanamkan saat pra
93
penggunaan APE, yaitu pada materi pagi, terdapat bacaan surat-surat pendek yang
dilantunkan setiap hari. Dipimpin oleh anak yang bertugas sebagai pemimpin , yang diberi
kesempatan untuk memilih dan menyebut surat-surat pendeknya dan doa sehari-hari.
Disaat anak akan bermain menggunakan APE maupun saat bermain serta selesai
bermain, pemimpin membaca doa basmallah dan hamdallah, serta doa keluar ruangan sentra.
4) Iman kepada Rasul-Rasul Allah
Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta‟ala
pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua
tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak
ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib
mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari
Allah Ta‟ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang
tidak kita ketahui namanya.
Pada penanaman nilai-nilai, yang paling dominan ditanamkan adalah sifat-sifat nabi.
Atau pada peringatan seperti berhaji dengan nabi ibrahim. Penanaman nilai-nilai pribadi nabi
Muhammad .
Dalam mengenalkan sifat-sifat nabi Muhammad, juga digunakan celetukan. Seperti :
Bersabar seperti nabi Muhammad.
Ikhlas seperti nabi Muhammad.
Bicara secukupnya, seperti nabi Muhammad.
Makan dihabiskan, seperti nabi Muhammad.
Mengambil makanan yang terdekat, seperti nabi Muhammad.
Bersabar seperti nabi Muhammad.
c. Celetukan kalimat thayibah..
1) Istigfar.
94
Celetukan “Astaghfirullahaazim “ digunakan dalam kegiatan pembelajaran
sehari-hari. Biasanya ungkapan ini digunakan pada saat anak-anak sulit
dikendalikan perilakunya atau kesiapannya untuk fokus belajar, mengganggu
temannya, tidak bisa fokus dan tertib, berebutan mainan, memukul temannya,
tertawa tak mau henti, dan sebagainya. Temuan celetukan guru, seperti ;
Astaghfirullahaazim..beri petunjuk teman-teman ya Allah,
Astaghfirullahaazim, suaranya dipelankan.
Mengajak seluruh anak untuk mengucap istiqfar, saat situasi sulit
dikendalikan.
Buktikan sikapnya sambil beristighfar .Allah hanya memaafkan orang
yang mau beristighfar”.
2) Subhanullah.
Ditanamkan saat memuji hasil kerja anak-anak, saat menyenangkan, berdecak
kagum, pengantar kebesaran Allah, memuji keberhasilan anak-anak saat recalling,
banyaknya mainan, beragamnya mainan, memuji gambar anak-anak, perasaan
senang, memuja keindahan, memberi acungan jempol, karena anak-anak telah
fokus dan tertib, memuji keberhasilan anak-anak dalam bermain, menyatakan
kehebatan anak.
3) Masya Allah.
Ditanamkan saat situasi anak-anak mengagumi sesuatu atau tengah merasa
nyaman, tapi agak terganggu karena sesuatu pula. Hal ini banyak terjadi biasanya
saat anak-anak sedang menikmati pelajaran, dan gru harus segera mengakhirnya,
terucaplah kata Masya Allah..
95
Bab V
Kesimpulan dan Saran
A.Kesimpulan.
1. Penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini dilakukan melalui dua tahap
kegiatan yaitu penanaman yang dilakukan pada saat tanpa menggunakan APE
dan penanaman dilakukaan Pada saat akan, sedang dan selesai menggunakan
APE di sentra. Penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini, dilakukan
dengan bermain disertakan penggunaan APE. Terpenting dalam temuan ini
adalah penanaman nilai religius pada pendidikan anak usia dini dilakukan
dengan memberi kesempatan terlebih dahulu pada anak untuk persiapan diri
anak dengan sebaik-baiknya menggunakan separuh waktu dalam sehari
dengan difasilitasi guru, baru dilakukan penanaman nilai-nilai pada tahap
kegiatan kedua dengan menggunakan APE di sentra bermain. Ungkapan
Asmaul khusna menjadi andalan dalam penanaman nilai-nilai religius ini , agar
anak-anak dapat mengenal sifat Allah dengan baik. Nilai-nilai yang
ditanamkan adalah nilai Islam,Iman dan Ikhsan.
2. Penggunaan APE dalam menanamkan nilai-nilai religius, dapat menggunakan
APE yang berasal dari barang limbah rumah tangga seperti botol bekas, kardus
bekas kue, baju bekas ayah dan ibu yang berbentuk baju profesi, seperti baju
korpri, baju polisi, dokter, dll. Sandal dan sepatu orang dewasa yang bekas
pakai dan peralatan dapur rumah tangga yang sudah tidak terpakai. Sepeda
yang sudah tidak terpakai, ban sepeda, pompa, wajan, kuali, panci, kompor ,
telepon , hp bekas dan barang bekas lainnya dapat digunakan. Semua barang
bekas rumah tangga ini dapat dijadikan APE yang digunakan untuk
96
penanaman nilai-nilai religius. Setting nmenggunakan pijakan main dengan
berbagai desain permainan.
3. Penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE limbah rumah tangga
dilakukan dengan menggunakan pendekatan sentra bermain. APE digunakan
sebagai media penanaman nilai-nilai religius. Guru menuansakan APE yang
tidak bernuansa islam dengan menggunakan bahasa Islami. APE dari limbah
dengan kreativitas guru dapat dibuat bernuansa Islam. Misalnya membuat
masjid dari kardus bekas, membuat mike dari kardus bekas untuk
mengumandangkan azan atau sebagai alat pengeras suara saat membaca surat-
surat pendek.
B.Saran.
1. Pemahaman guru terhadap nilai-nilai religius perlu terus ditingkatkan terutama
dalam pemahaman nilai-nilai Iman, Islam dan Ihsan. Harapan dari saran ini
adalah agar apa yang dipahami dan diyakini anak sejak dini yang telah
terinternalisasi dengan baik adalah sesuatu yang benar sesuai dengan nilai-nilai
iman, islam dan iman yang sebenar-benarnya.
2. Variasi jenis dan bentuk APE yang terbuat dari limbah, perlu diperbanyak.
Perlu dibuat sebuah bengkel (workshop) pembuatan APE dari limbah rumah
tangga yang bernuansa Islam. Harapan saran ini adalah bertambahnya inovasi
dan variasi jenis APE dari bahan limbah rumah tangga yang digunakan serta
sebagai media penyaluran kreativitas guru dalam menciptaka APE rumah
tangga.
3. Penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE berbasis limbah
rumah tangga perlu disosialisasikan. Penggunaan APE berbasis limbah rumah
tangga yang cukup murah ini dapat terjangkau untuk penyelenggara PAUD
lainnya sebagai model alternatif mahalnya APE yang ada di pasaran.
97
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta Depertemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
2003.
………... UU RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Arikunto,S, Suharjono, dan Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Dianne Miller Nielson. Mengelola kelas Untuk Guru TK. Indeks, jakarta, 2012.
Docket, Sue and Marilyn Fleer. Play and Pedagogy in Early Childhood : Bending the Rules.
Sidney : Harcourt, 2000.
Gredler, Margaret. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta. Rajawali, 1991.
Hurlock, Elizabeth. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga, 1978.
Idris, Izul. Limbah. Jakarta: Sinarbaya, 2007.
Jamal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah, Irsyad Baitus Salam,
Bandung, 2005
Jamaris Martini. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. UNJ.2003
Jeffrey, McConkey. Let Me Play. London : Souvenir Press. 1994.
Kemmiis, S, dan Wilf Caar dalam H.E. Mulyasa. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009.
Koshy, Valsa, Action Research for Improving Practice : A Practical Guide, London Paul
Chapman Publishing,2006
Madya, S. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta,2007.
Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Rieneka Cipta,
Mulyasa, H.E. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Musbikin, Imam. Kudidik Anakku dengan Bahagia. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003.
-------------, Buku Pintar Paud Dalam Perspektif Islami, Laksana, Jogjakarta, 2010.
Nurani Sujiono Menu Pembelajaran Anak Usia Dini yayasan Citra pendidikan Indonesia,
Jakarta,2005.
Outerbridge, Thomas. Limbah Padat di Indonesia: Masalah atau Sumber Daya. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia. 1991
Paul, Suparno. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta, Kanisius, 1997
Roopnarine dan Johnson James, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam berbagai Pendekatan, Edisi
Kelima, Kencana Prenada Media group, Jakarta,2011.
Santoso, Suogeng. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; Citra Pendidikan, 2002.
----------. Riset Tindakan Untuk Pendidikan. Jakarta: Gramedia, 2008.
Sue, Docket and Fleer Marilyn. Play and Pedagogy in Early Childhood : Bending the Rules.
Australia : Harcourt, 2000
98
Tedjasaputra Maykes, Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Din
Grasindo, Jakarta, 2001.
Yamin dan Sanan. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : GP Press, 2010.
99
LAMPIRAN
CATATAN HARIAN PENELITIAN/LOG BOOK
PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI
MELALUI APE BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI RA ISTIQLAL)
No Tanggal Pelaksanaan Kegiatan Dokumen Pendukung
(Capaian)
1. 10 Juni 2013 Survey lokasi TK
Istiqlal
Menetapkan TK Istiqlal sebagai lokasi
penelitian
2. 13 Juni 2013 Pembelian HD
eksternal
Tersedianya HD untuk penyimpanan data
dan dokumentasi
3. 19 Juni 2013 Pembelian tinta printer Tersedianya tinta printer untuk penelitian
4. 26 Juni 2013 Pembuatan surat izin
penelitian
Surat permohonan izin penelitian
(terlampir)
5. 26 Juni 2013 Mengantarkan surat
izin penelitian
1. RA Istiqlal
2. Dokumentasi pertemuan dengan
Kepsek. RA Istiqlal dan TU
Istiqlal
6. 26 dan 28 Juni 2013 Observasi ke RA
Istiqlal
Dokumentasi
7. 28 Juli 2013 Foto copy buku bahan
referensi
Tersedianya bahan referensi untuk penelt
8. 29 Juli 2013 Pembelian buku
referensi
Tersedianya bahan referensi untuk penelt
9. 23 Agustus 2013 Penyiapan pedoman
wawancara
1. Pedoman wawancara
2. Daftar hadir peneliti
10. 28 Agustus 2013 Pembelian buku
referensi
Tersedianya bahan referensi untuk penelt
11. 4 September 2013 Menyewa hadycam
dan operator
Tersedianya alat dokumentasi selama
kegiatan penelitian
12 4, 5, dan 11
September 2013
Observasi lapangan Dokumentasi
13. 14 September 2013 Pembahasan transkrip
observasi
1. Transkrip observasi lapang
2. Daftar hadir
14 16 September 2013 Pembekalan petugas
wawancara
1. Petugas wawancara siap ke
lapangan
2. Pedoman wawancara
3. Daftar hadir
15. 18 September 2013 Wawancara Terkumpulnya data primer
16. 20 September 2013 Penyeleksian data dari
hasil observasi dan
wawancara
Memperoleh data yang penting untuk
dianalisis
17 21 September 2013 Pengolahan data Tersedia data hasil penelitian sementara
22-24 September Penyusunan Laporan tersusun 60 %
100
2013 laporan kemajuan Laporan Penelitian
Rencana tindak lanjut
18 November 2013 FGD Memastikan kebenaran dan ketepatan
modul yang dibuat
19 Desember 2013 Penyusunan modul
dan draf buku
Penerbitan buku.
101
DRAFT OUT LINE BUKU PENANAMAN NILAI NILAI RELIGIUS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA
I. PENDAHULUAN
1. Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini
2. Urgensi Penanaman Nilai nilai Religius pada Anak Usia Dini
3. Uregnsi Bermain Pendidikan Anak Usia Dini
4. Mahal dan Langkanya Alat Permainan Edukatif
5. Tidak Termanfaatkan Limbah Rumah Tangga
II. HAKEKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1. Pendidikan Anak Usia Dini
2. Metode Pembelajaran
3. Penanaman Nilai Nilai Religius
4. Bermain
5. Alat Permainan Edukatif
6. Limbah Rumah Tangga
III. ORIENTASI KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1. Falsafah
2. Visi dan Misi
3. Tujuan
4. Fungsi
5. Peran Guru
6. Sarana Prasarana
7. Sumber Daya Manusia
8. Program Kegiatan
9. Kegiatan Harian
IV. PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS.
1. Strategi Penanaman Nilai Nilai Religius
2. Tahap tahap Penanaman Nilai Religius
3. Kegiatan Penanaman Nilai Nilai Religius
4. Nilai Niiai yang Ditanamkan
5. Alat Permaian Edukatif
a. Jenis Limbah Rumah Tangga
b. Bentuk Alat Permaian Edukatif Limbah Rumah Tangga
102
Lampiran . Pedoman wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
IDENTITAS:
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Guru sentra :
A. PRA PENGGUNAAN APE:
1. Mengapa menerapkan kegiatan Jurnal dan materi pagi bagi penanaman nilai nilai Islam
dalam penggunaan APE?
2. Jelaskan manfaat kegiatan jurnal dan materi pagi bagi penanaman nilai nilai Islam dalam
penggunaan APE!
3. Apa saja bentuk bentuk jurnal dan materi pagi yang berhubungan dengan penanaman nilai
nilai Islam?
4. Bagaimana cara menyusun tema dalam satu tahun akademik yang berkaitan dengan
nilai-nilai Islam
5. Mengapa dan apa manfaat di materi pagi sudah dimunculkan tema?
6. Mengapa ada hafalan surat surat pendek pada materi pagi dan apa hubungannya dengan
penanaman nilai nilai Islam?
7. Mengapa dalam materi pagi ada permainan suku kata dan bagaimana hubungannya dengan
penanaman nilai nilai Islam di sentra bermain?
8. Mengapa dalam materi pagi selalu diterapkan pengenalan doa harian dan surat pendek, dan
apakah ada hubungannya dengan penanaman nilai agama Islam dalam penggunaan APE?
9. Mengapa guru memanggil anak-anak dengan sebutan teman-teman, apa kaitannya dengan
penanaman nilai-nilai Islam ?
B. PENGGUNAAN APE:
1. PERSIAPAN PENGGUNAAN APE:
103
a. Apa tujuan pengucapan selamat datang pada anak-anak di sentra, dan hubungannya dengan
penanaman nilai-nilai Islam dalam APE ?
b. Mengapa sebelum mulai menggunakan APE selalu dijelaskan materi permainan dan apa
hubungannya dengan penanaman nilai nilai Islam?
c. Apa tujuan membuat aturan main dalam APE ini dan apa hubungannya dengan penanaman
nilai nilai Islam?
d. Apa tujuan membuat aturan main dalam APE ini dan apa hubungannya dengan penanaman
nilai nilai Islam?
e. Mengapa aturan main dimunculkan dari anak dan hubungannya dengan nilai-nilai Islam ?
f. Apa tujuan memilih teman bagi anak dalam penggunaan APE dan apa kaitannya dalam
penanaman nilai nilai Islam ?
g. APE apa yang paling dominan dalam menanamkan nilai nilai Islam pada sentra bahan
alam?
h. Bahan limbah rumah tangga apa yang dapat digunakan sebagai APE pada sentra bahan
alam?
i. Bagaimana cara pembuatan APE limbah rumah tangga pada sentra bahan alam?
j. Bagaimanakah cara menggunakan APE tersebut dalam menanamkan nilai-nilai Islam?
k. Bagaimana peran guru pada saat sebelum anak menggunakan APE untuk penanaman nilai-
nilai Islam ?
2. SAAT PENGGUNAAN APE:
a. Bagaimanakah cara mengatur anak dalam menggunakan APE agar penanaman nilai-nilai
Islam dapat tercapai?
b. Berapa lama waktu yang dapat dialokasikan untuk setiap anak menggunakan APE ?
c. Bagaimana peran guru pada saat anak menggunakan APE dalam penanaman nilai-nilai
Islam?
d. Bagaimanakah cara guru apabila ada anak yang melanggar aturan main yang sudah
disepakati anak sebelum bermain APE?
e. Bagaimana cara pengaturan peran guru dalam setiap kegiatan
f. Bagaimana pendapat guru tentang pengaturan tugas yang sedang berjalan saat ini
3. SETELAH PENGGUNAAN APE:
104
a. Apa peran guru setelah anak-anak selesai menggunakan APE agar tertanam nilai-nilai
Islam pada anak?
b. Apa yang dilakukan anak setelah anak selesai menggunakan APE agar nilai-nilai Islam
tertanam pada anak ?
c. Bagaimanakah cara guru menanamkan nilai-nilai Islam pada saat anak membereskan
APE?
d. Bagaimanakah cara guru apabila ada anak yang melanggar aturan main pada saat APE
selesai digunakan ?
105
LAMPIRAN UMUM
LAMPIRAN 1. FORMAT BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI
1.Ketua : Dr.Susilahati.M.Si.
A. Identitas Diri:
1 Nama Lengkap Dr. Susilahati, M.Si
2 Jabatan Fungsional Lektor
3 Jabatan Struktural Ketua LPPM Universitas Muhammadiyah Jakarta
4 NIP 20204
5 NIDN 0324106002
6 Tempat dan Tangal Lahir Karawang, 24 Oktober 1960
7 Alamat Rumah Sarana Indah Permai BLK B.9/1A Rt. 06/08
Kedaung Pamulang Tangerang Selatan
8 Nomor Telepon/Faks/HP 08129589185
9 Alamat Kantor Jln. KH. Ahmad Dahlan, Ciputat – Jakarta Selatan
15419
10 Nomor Telepon/Faks 021.7401894, 021.7942862/021.7430756
11 Alamat e-mail [email protected]
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan
14. Mata Kuliah yg diampuh
1. Pengantar kesejahteraan sosial
2. Administrasi dan organisasi kesejahteraan sosial
3. Dinamika Kelompok
4. Perubahan Sosial Budaya
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Univ Muhammadiyah
Jakarta
Universitas Indonesia Universitas Negeri
Jakarta
Bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial Pendidikan Anak
Usia Dini
Tahun Masuk-Lulus 1981 - 1987 1995 - 2000 2004-2012
Judul
Skripsi/Thesis/Desertasi
Peranan panti latihan
karya negeri dalam
meningkatkan
kemampuan dan
ketrampilan warga
masyarakat putus
sekolah sebagai
landasan
kesejahteraan
sosialnya di meruya
ilir jakarta barat.
Dukungan ibu
terhadap penanaman
nilai-nilai moral anak
pra sekolah. ( studi di
TK Islam Al Azhar
kebayoran Baru
jakarta selatan )
Aplikasi Beyond
Centers And Circle
Time Di Kelompok
Bermain Istiqlal
Jakarta Pusat (Studi
kasus)
106
Nama
Pembimbing/Promotor
Drs.Rohiman
Notowidagdo
Dra.Candra Sekar
Amalia. Msi.
Prof. Dr. Soegeng
Santoso,M.Pd
Prof .Dr.Mulyono
Abdurrahman
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (juta Rp)
1 2011 Prevalensi Hak Layanan PAUD di Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta
DIKTI melalui
kementrian
Hukum dan
Ham
Rp. 45.000,-
2 2010 Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Tirta
Kerta Raharja Kab. Tangerang Banten
PDAM
Tangerang
Rp. 50.000,-
3. 2012 Kajian Rehabilitasi Eks Korban
Penyalahgunaan Narkotika Perempuan
Dinas Sosial
Pemprov DKI
Jakarta
Rp.200.000,-
4. 2012 Efektifitas pengembangan Model Stimulasi
, Deteksi Dan Intervensi Dini
DINI melalui layanan Kesehatan dasar
Posyandu
Dikti
Kemendikbud
Rp.65.000,-
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber* Jml (juta
Rp)
1 2009 Recovery korban Bencana Situ
Gintung
UMJ Rp.100.000
2 2010 Pesantren Ramadhan 1430 H Bagi
Anak Korban Bencana Situ Gintung
Kemendiknas Rp.50.000
3 2010 Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba
bagi Mahasiswa UMJ (kerjasama
LPPM-UMJ dan LIK NAPZA SOBAT
MUTIARA)
Kemensos Rp.25.000
4 2010 Program Pengembangan Posyandu
berbasis PAUD (kerjasama LPPM-
UMJ dengan PT. General Elektrik)
PT Ge Rp.50.000
5. 2011 Pendampingan PKBM di Tangerang
Selatan
Direktorat
jendral
PAUDNI
Rp.35.000
107
kemendiknas
5. 2012 Pemberdayaan keluarga melalui KKN
Posdaya di Tangerang Selatan
Yayasan
damandiri-
UMJ
Rp.60 juta
6. 2013 World Friends Volunteer Students
Program antara mahasiswa Universitas
Muhammadiyah jakarta dengan
Jeonrabukdo Volunteering Center,
Sunchon National University, Korea
Selatan
LSM Asiana
– UMJ-
Sunchon
National
Dari UMJ.
Rp.25.000
6. 2013 Penanggulangan Korban Bencana
Banjir di Grogol
PP Aisyiyah Rp.20.000
7. 2013 Pendampingan Keluarga Miskin pada
kegiatan KKN Unsera dn UMT di prov
Banten
Yayasan
Damandir
Rp.20.000
E. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah
Dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1.
Seminar Pendidikan
Himpunan Mahasiswa Ilmu
Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas
Muhammadiyah
Prof.DR.Hamka
Pengaruh
Eksploitasi Anak
Terhadap
perkembangan
Dunia
perkembangan
Dunia pendidikan
Rabu, 6 Mei
2008 , Kampus
Uhamka, Pasar
Rebo jakarta
2.
Sosialisasi Perlindungan
Anak Bagi Pengurus dan
Snggota Dharma Wanita
Persatuan di Lingkungan
Dinas Dikmenti Provinsi
DKI Jakarta
Perlindungan Anak
Dalam Perspektif
Undang-
Selasa, 25 Maret 2008.
Gedung kantor Dinas
Dikmenti Jl.Gatot
Subroto, 40-41 Jakarta
3.
Seminar Peran Ormas
perempppuan
Peran Organisasi
Perempuan Dalam
Mengembangkan
Program
Pemberdayaan
Keluarga dan
Perempuan
Jakarta, April 2010
4. Pelatihan Pendidik Anak
Usia Dini Se-Kota
Administrasi Jakarta Barat
Pembelajaran Anak
Usia Dini
Pada Tanggal 14,
2011 di
Universitas
Mercu Buana
108
5.
Kegiatan pembinaan
pendidikan formal dan
informal di wilayah Kota
Administrasi Jakarta Barat.
20 September 2011
Pendidikan Formal
dan Informal Dalam
Perspektif
Perlindungan Anak
April, 2011, Hotel
Pitagiri Palmerah
Jakarta barat, 2011
6.
Pelatihan Bagi
Penyelenggara dan Guru
PAUD se Jakarta barat
Kompetensi Tenaga
Pendidik PAUD
dalam
Pengembangan
Potensi Anak Usia
0-6 Tahun Melalui
Kognitif dan
Motorik
Hotel Naratas,
10-13 Desember
2012
7.
Seminar Diseminasi HAM “
HAK ANAK”
Advokasi
Perlindungan Anak
Di Tangerang
Selatan
Tangerang
Selatan, kantor
BPMPPKB
28 Juli 2011
8.
Diskusi Rutin Bulanan
Dosen FISIP UMJ
Masalah Sosial
Anak balita dan
penanggulangannya.
14 Desember 2012.
Kampus FISP UMJ
9.
Observasi Study Tour dan
Pelatihan Posdaya SKPD
Prov NTB,Kab Gorontalo
Utara dan Kab Bandung,
Prov UMJ Bali
Strategi
Pendampingan
Posdaya
pendampingan
Posdaya Oleh
perguruan Tinggi.
Haryono Suyono
Center,
pangadegan
Kalibata Jakarta
10-13 Desember
2012
10.
Pembekalan Dosen Pendamping
Lapangan FIP
Peran Dosen
pendamping
lapangan dalam
pendampingan
Pebruari 2013, Kampus
FIP UMJ
109
F. Pengalaman Merumuskan Kebijakan/Rekayasa Sosial Lainnya 5 Tahun Terahir
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Sosial Lainnya yang Telah
Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1. Menyusun instrumen
akreditasi bagi lembaga
pelayanan kesejahteraan
sosial
2011-2012 Jogjakarat,
bandung,
jakarta, cianjur
G. Penghargaan yang pernah Diraih dalam 10 Tahun Terkhir (Dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Isntitusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1. Anugrah Pekerja Sosial
Profesional Indonesia
Ikatan Pekerja Sosial
Profesional indonesia
2004
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan
akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat
Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga.
Jakarta, Desember 2013
Ketua Peneliti,
(Dr. Susilahati, M.Si)
110
Lampiran 1. Format Biodata Anggota.
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Oneng Nurul B., M.Ag
L/P
2 Jabatan Fungsional Lektor
3 Jabatan Struktural -
4 NIP 196810102008012030
5 NIDN 310106803
6 Tempat dan Tanggal Lahir Tasikmalaya, 10 Oktober 1968
7 Alamat Rumah Jl. Aria Putra Gg. Swadaya RT/RW. 09/10
Kedaung Pamulang Tangerang 15415
9 Nomor HP 081310844775
10 Alamat Kantor Jl. KH. Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat
Jaksel 15419
11 Nomor Telepon/Faks (021) 7441887 / (021) 74709269
12 Alamat e-mail [email protected]
13 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= diatas 100 orang; S-2= diatas 20
Orang; S-3= - Orang
14. Mata Kuliah yg Diampu
1 Al-Qur‟an Hadis
2 Fikih
3 Materi Quran Hadis SLTP
4 Materi Fikih SMP
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
IAIN SGD
Bandung
IAIN Syahid
Jakarta
UIN Syahid
Jakarta
Bidang Ilmu Syari'ah Syari‟ah Studi Islam
Tahun Masuk-Lulus 1988-1992 1997-2000 2007-2010
JudulSkripsi/Thesis/
Disertasi
Perbandingan
Kewarisan Zhawil
Arham Antara
Imam Abu
Hanifah dan
Imam Syafi‟i
Udzur Shalat
Jamak
Menurut Imam
Ahmad bin
Hanbal dan
Imam Syafi‟i
Kontekstualisasi
total quality
management
dalam lembaga
pengelola zakat
untuk
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
(Prinsip dan
Praktik)
Nama
Pembimbing/Promot
or
Drs. Mudhar
Effendi
Drs.Ahmad
Daeroby
Prof.DR.Said
Agil Husin Al
Munawwar,M
A
Prof.DR.Fathurra
hman Jamil,MA
Prof.DR.Abdul
Hamid
111
Dr.Masykuri
Abdullah,MA
C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1
2010
Peningkatan Kemampuan
Networking Berbasis
Responsif Gender bagi dosen
dan Karyawan di Lingkungan
UMJ
Depag RI./Balai
Penelitian dan
Pengmb Agama Jkt
TA. 2010
20.000.000,
-
2 2010 Kebutuhan Keagamaan
Masyarakat Tangsel Kemenag RI
20.000.000,
-
3
2010
Penelitian Prevalensi Hak
Layanan Pendidikan Anak
Usia Dini di Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Dirjen Pendidikan
Tinggi
Kemendiknas
65.000.000,
-
4 2012 Eksistensi grassroot
microfinance syariah
Dalam pemberdayaan
perempuan (Studi Penelitian
DPU Daarut Tauhid
Bandung)
Kemendiknas 17.500.000,
-
5 2012 Nilai-nilai mashlahah
Dalam millennium
development goals (Kajian
Maqashid al-Syari‟ah)
Kemendiknas 32.500.000
6 2012 Model pengembangan
ekonomi islamsebagai solusi
pembangunan wilayah (Studi
Pertanian dan Perdagangan)
SPS 5.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
112
1
2008 Pendidikan Layanan Khusus Anak-
Anak Petani Putus Sekolah di
Sangiang Sepatan Tangerang
PLS
Kemendiknas
25.000.000,
-
2
2008 Pendidikan Layanan Khusus Bagi
Anak Jalanan Di Penjaringan Muara
Angke Jakarta Utara
Kemendiknas 50.000.000,
-
3
2009 Pendidikan Layanan Khusus Bagi
Anak Korban Bencana Situ Gintung
Ciputat Tangerang Selatan
PLS
Kemendiknas
50.000.000,
-
4 2010 Pendidikan Layanan Khusus Anak
Jalanan di Kecamatan Ciputat
Kemendiknas 50.000.000,
-
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor/Tahun Nama Jurnal
1
Zakat dan Transformasi
Sosial
Vol 5 No 2 Jul-Des
STAIN
Datokarama Palu
2009
Al-Mishbah Jurnal Ilmu
Dakwah dan
Komunikasi
2
Pengembangan
Perbankan Syari‟ah di
Indonesia
Vol 15 No 1 Juni
2009
Misykat FAI UMJ
3
Syari‟ah dan
Kedudukan Wanita
2008 Jurnal Ilmu-Ilmu al-
Quran, Hadis dan
Syari‟ah Pascasarjana
IIQ Jakarta
4
Pengembangan
Perbankan Syari‟ah di
Indonesia
2009 Misykat Vol 15 No 1
Juni 2009 FAI UMJ
5
Zakat dan Transformasi
Sosial 2009
Al-Mishbah Jurnal Ilmu
Dakwah dan
Komunikasi Vol 5 No 2
Jul-Des STAIN
Datokarama Palu
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah
Dalam 5 Tahun Terakhir
113
No Nama Pertemuan
Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 PSW UMJ-
Kemendiknas
Studi Gender Sebagai Ilmu Dalam
Ilmu dan Kurikulum Studi
Keislaman
2010
2 Seminar LPPM
UMJ
Peningkatan Kapasitas Gender
Dalam Pendidikan 2010
3 IMM Peran Perempuan Dalam Islam 2009
4 PDA Bekasi Peran Komunikasi Dalam Keluarga 2009
5 PWA Bengkulu
Pelatihan Motivator ‟Aisyiyah
Tingkat Kota Bengkulu Dalam
Pengembangan Desa Siaga Qaryah
Thayyibah bidang Kesehatan
2009
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1 Narkoba dan Rokok Haram Agama
Menggugat (Tim Penulis) 2012 108 KOWANI
2 Materi Hadits Tentang Islam, Hukum,
Ekonomi, Sosial dan Lingkungan 2007 250
Kalam
Mulia
Jakarta
3 Ilmu Hadis 2011 147 CV.Tunas
Ilmu
4 Total Quality Management Zakat
Prinsip dan Pemberdayaan Ekonomi 2012 235
Wahana
Kardofa
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan
akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat
Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga.
Jakarta, Desember 2013
Anggota Peneliti.
Dr. N. Oneng Nurul Bariyah, M.Ag
114
Biodata Anggota :
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ir. Elfarisna, M.Si
2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 Jabatan Struktural -
4 NIP/NIK/Identitaslainnya 20 348
5 NIDN 0303106503
6 Tempat dan Tanggal Lahir Sijunjung, 3 Oktober 1965
7 Alamat Rumah Parung Villa Blok C/217 Waru Jaya Parung
Bogor 16330
8 Nomor Telepon/Faks/ HP 081316318695
9 Alamat Kantor Jl. KHA Dahlan Cireundeu Ciputat
10 Nomor Telepon/Faks 021-7430689
11 Alamat e-mail [email protected]
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1: 30 orang
13 Mata Kuliah yang Diampu
1. Dasar Dasar Ilmu Tanah
2. Nutrisi Tanaman
3. Pengelolaan Air
4.Fisiologi Pasca Panen
B. RiwayatPendidikan
S.1 S.2 S.3
Nama Perguruan Tinggi Universitas
Andalas Padang
IPB Bogor Universitas
Negeri Jakarta
Bidang Ilmu Ilmu Tanah Agronomi PKLH
Tahun Masuk-Lulus 1984 - 1989 1997-2000 2008 - 2012
Judul
Skripsi/Thesis/Disertasi
Hubungan
Kedalaman Muka
Air Tanah dengan
Ketersediaan Air
di Daerah
Perakaran
Tanaman
terhadap
Pertumbuhan dan
Adaptasi Kedelai
terhadap Naungan :
Studi Morfologi dan
Anatomi
Pengaruh
Metode
Pelatihan dan
Pengetahuan
tentang
Limbah
Organik
terhadap
Keterampilan
115
Produksi Kedelai
pada Tanah
Bertekstur Liat
Petani
Membuat
Pupuk
Organik
Nama
Pembimbing/Promotor
1.Dr. Ir.Yuzirwan
Rasyd, MS
2.Dr.Ir.Amrizal
Saidi, MS
1.Prof.Dr.Didy
Sopandie,M.Agr
2.Prof.Dr.M.Ahmad
Chozin, M.Agr
3.Prof.Dr.Wahju
Q.Mugnisjah,M.Agr
1.Prof.Dr. I
Made
Putrawan
2.Prof.Dr.
Lysna Lubis,
M.Pd
Mengikuti Program Sandwich-like ke Ohio State University di Columbus Amerika
Serikat dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011 dengan Advisor Prof.Dr.
Karen Mancl
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber * Jml (Juta Rp)
1
* Tuliskan sumber pendanaan: PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing, Hibah
Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi
Internasional, RAPID, Unggulan Stranas, atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 TahunTerakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Pada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber * Jml (JutaRp)
1 2011 Pelatihan Pembuatan Pupuk
Organik di Desa Bojong Indah
Parung dan Desa Cihowe
Ciseeng Kabupaten Bogor
Sendiri 2 juta
2 2007 Pendidikan Layanan Khusus
Anak Petani di Desa Sangiang
Tangerang
Direktorat
Pendidikan
Luar Biasa
Kemendiknas
15 Juta
* Tuliskan sumber pendanaan: Penerapan Ipteks, Vucer, Vucer Multitahun, UJI, Sibermas,
atau sumber lainnya.
116
F. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor/Tahun Nama Jurnal
1 Pengaruh beberapa Jenis Pupuk Cair terhadap
Pertumbuhan Vegetatif Adenium
Vol. 16 no. 3.
September
2010
Jurnal
Penelitian
UMJ
2 Pertumbuhan Planlet Galur Mutan pada Media
VW dengan Penamabahan BAP
Vol. 16 no. 3.
September
2010
Jurnal
Penelitian
UMJ
3 Krisis Air Vol. 15 no 2
November
2010
Jurnal Kajian
Ilmiah
DIRASA UMJ
4 Pengelolaan Sumberdaya di Indonesia Vol. 15 no 2
November
2010
Jurnal Kajian
Ilmiah
DIRASA UMJ
G. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah
Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan
Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Sandwich-like
2010
Sandwich Report in Ohio
State University
15 Oktober 2011 di
Hotel Millenium
Sirih Jakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan
akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat
Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga.
Jakarta, Desember 2013
Anggota Peneliti.
( Dr. Ir. Elfarisna, M.Si)
117
Lampiran 1. Format Biodata
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan
gelar)
Ir. Helfi Gustia, M.Si
2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 Jabatan Struktural
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19610812 198903 2 003
5 NIDN 0012086101
6 Tempat dan Tanggal Lahir Padang, 12 Agustus 1961
7 Alamat Rumah Perumahan Pondok Benda Indah Blok N1/21,
Pamulang-15416
8 Nomor Telepon/Faks/HP 7496443/08129989896
9 Alamat Kantor Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cireunde, Ciputat-15419
10 Nomor Telepon/Faks 7424950/7430756
11 Alamat e-mail [email protected]
12 Lulusan yang Telah
Dihasilkan
S1= 14 orang
13. Mata Kuliah yang Diampu 1. Pembiakan Vegetatif
2. Hortikultura
3. Tanaman Rempah dan Obat
4. Tanaman Penghasil Bioenergi
118
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Univ. Andalas Padang Univ. Muhamamdiyah
Jakarta
Bidang Ilmu Agronomi Ilmu Administrasi
Tahun Masuk 1981 2006
Judul
Skripsi/Thesis/Disertasi
Pengaruh Penggunaan
Beberapa Jenis
Herbisida terhadap
Populasi Gulma serta
Pertumbuhan dan
Produksi Jagung (Zea
mays L.)
Pelayanan Prima Pasien
Rawat Inap Kelas III di
RSUP Persahabatan
Nama
Pembimbing/Promotor
1. Prof. Dr. H. Nitza
Arbi
2. Dr. Gazali Ismal
Dra. Retnowati WD Tuti,
M.Si
5. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No Tahu
n
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber* Jml (Juta
Rp)
1. 2006 Pengujian Fungisida Botanis Minyak Kayu Manis
terhadap Penyakit Kanker Batang (Phytopthora
cimmamommi. (Anggota)
Mandiri
2. 2006 Efektifitas Insektisida Botanis Ekstrak Daun
Catharanthus roseus G, Don terhadap Serangga
Aspidomorpha milliaris dan Epilachna varivestis.
(Anggota)
Mandiri
3. 2008 Uji Kemampuan Biofungisida Cirtonelal Minyak Serai
wangi terhadap Antracno pada Tanaman Cabe.
(Anggota)
Mandiri
4. 2008 Telaah Kebijakan Tentang Anak Terlantar (Studi
kasus: Jakarta Selatan, Bandung dan Tangerang).
(Anggota)
(KPAI) 97
5. 2008 Pengaruh Waktu Perempelan Tunas Air terhadap
Pertum buh an dan Produksi Tanaman Cabe dalam
Polibag
Mandiri
119
6. 2009 Studi Awal Penanganan Situ Kota Tangerang Selatan.
(Anggota)
BPLHD
Tangsel
25
7. 2009 Pengaruh Pemberian Bokashi terhadap Pertumbuhan
dan
Produksi Tanaman Cabe var. Inko 99
Mandiri
8. 2010 Pengaruh Pemberian Bokashi terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Tanaman Cabe Var. TM999
Kopertis
III
8.564
9. 2010 Prevalensi Hak Layanan PAUD di Daerah Khusus Ibu
Kota Jakarta (Anggota)
DP2M
Dikti
65
10. 2010 Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Tirta Kerta
Raharja Kab. Tangerang Banten (Anggota)
PDAM
TK
Raharja
Tangeran
g
No Tahu
n
Judul Pengabdian kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber* Jml (Juta
Rp)
2011 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan Limbah
Rumah Tangga di Kelompok Tani Karya Mukti,
Desa Cihowe, Kec. Ciseeng, Kab. Bogor
Mandiri
2011 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Kelompok
Tani Karya Bersatu Pulo Sawah, Desa Bojong
Indah, Kec. Parung
Mandiri
2011 Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati (Campuran
dari Berbagai Jenis Tumbuhan di Kelompok Tani
Karya Mukti, Desa Cihowe, Kec. Ciseeng, Kab.
Bogor
Mandiri
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan
akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat
Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga.
Jakarta, Desember 2013
Anggota Peneliti.
(Ir. Helfi Gustia, M.Si)
120