LAPORAN MAGANG
KEUNGGULANPRODUK MUDHARABAH DENGAN PRODUK
MUSYARAKAH DARI SUDUT PANDANG NASABAH DI PT BANK
SYARIAHMANDIRI KANTOR CABANG JAMBI
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya (A,Md)
Oleh:
Sri Febriani
NIM. EPS162604
PROGRAM STUDI DIPLOMA-IIIPERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
ii
iv
v
MOTTO
ليس عليكم جناح أن تبتغوا فضلا من رب كم
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu…(Al-Baqarah:198)
vi
ABSTRAK
Pembiayaan mudharabah bersifat dana sepenuhnya dari pihak
bank sedangkan pembiyaaan musyarakah bank dan nasabah memberikan
kontribusi dana bersama, pembiayaan mudharabah abila terjadi kerugian
pihak bank dana bertangung jawab penuh dalam kerugian selagi tidak di
akibatkan kelalian si pegelola dana, sedangkan pembayaan musyarakah itu
apabila terjadi kerugian maka pihak bank dan nasabah sama-sama
bertangung jawab asas kerugian tersebut.
pembiayaan mudharabah memiliki perbedaan dari segi pengelolaa
keuangannya dimana dalam pengelolaan administrasi keuangan usaha
tersebut bank tidak sepenuhnya ikut campur dalam pelaksanaanya.
Sedangkan Musyarakahkarena setiap pihak memiliki wewenang untuk
mengatur segara aktifitas kegiatan usahanya terutama dalam mengelola
keuangannya.
vii
PERSEMBAHAN
Ya Allah, Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih,
bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku,
yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu, Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
Di penghujung awal perjuanganku Segala Puji bagi Mu ya Allah,
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir,
berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan
ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu
ikhlas menjagaku,, mendidikku,, membimbingku dengan baik,, ya Allah berikanlah
balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari
panasnya sengat hawa api nerakamu..
Untukmu Almarhum Ayah (Nasri),,, Ibu (Suwaiba)...Terimakasih....
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang
kalian impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih’ insyallah atas dukungan doa
dan restu semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu
kupersembahkan ungkapan terimakasih kepada Kakakku (Eli Yustati, dan Nurjanah)
yang amat di sayangi, dan orang-orang yang spesial dalam hidupku.
"Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan
Allah dan orang lain. "Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik”..
Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan”
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’laikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah
memberikan kesahatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan
Laporan Magang ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis
haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Laporan Magang Yang berjudul”KeunggulanProduk Mudharabah
dengan Produk Musyarakah dari Sudut Pandang Nasabah di PT Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Jambi”
Setelah melewati waktu panjang, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Magang ini merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa
guna meraih gelar Ahli Madya (A.Md) pada Jurusan DIII Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian laporn magang ini penulis bayak mendapatkan arahan
dan bimbingan terutama dosen untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA,. Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan
thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. IbuDr. Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,ME, Ibu Dr.
Halimah Ja’far, M.Fil.I, Selaku Wakil Dekan I, II dan III Di Lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama masa kuliah
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
ix
x
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... II
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... III
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... IV
NOTA DINAS ............................................................................................. V
MOTTO ...................................................................................................... VI
ABSTRAK ................................................................................................... VII
PERSEMBAHAN ....................................................................................... VIII
KATA PENGANTAR ................................................................................. IX
DAFTAR ISI ............................................................................................... X
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Masalah Pokok Laporan ................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan .......................................................................... 4
E. Metode Laporan ............................................................................. 4
F. Waktu dan Lokasi Magang............................................................. 6
G. Sistematika Laporan ....................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................
A. Definisi Bank .................................................................................. 8
B. Definisi Perbankan Syariah ............................................................. 8
C. Dasar hukum perbankan syariah ...................................................... 10
D. Pembiayaan ..................................................................................... 13
E. Tujuam Pembiayaan ........................................................................ 15
F. Pengertian akad Mudharabah........................................................... 17
G. Pengertian Akad Musyarakah .......................................................... 24
xi
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 33
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri Jambi ................................................. 33
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri .................................................. 34
C. Struktur organisasi............................................................................. 35
D. Produk-produk Bank Syariah Mandiri ............................................... 36
E. Pembiayaan Mudharabah .................................................................. 42
F. Pembiyaan Musyarakah ..................................................................... 43
G. Mekanisme Untuk Memperoleh Pembiayaan ..................................... 44
H. Keunggulan Pembiyaan Mudharabah dan Musyarakah dari sudut pandang
nasabah ............................................................................................. 47
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 49
A. Kesimpulan ....................................................................................... 49
B. Saran ................................................................................................. 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam dalam menentukan suatu larangan terhadap aktivitas duniawiyah
tentunya mempunyai hikmah tersendiri di dalamnya, di mana hikmah itu akan
memberikan kemaslahatan, ketenangan, dan keselamatan hidup di dunia
maupun di akhirat. Islam tidak melarang begitu saja kecuali disisi lain ada
alternatif konsepsional maupun operasional yang diberikannya, misalnya saja
larangan terhadap riba. Islam dengan tegas melarang praktik riba. Hal ini
karena riba membawa dampak negatif terhadap ekonomi maupun sosial
dalam masyarakat.1
Perbankan syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi
sebagai media intermediasi antara masyarakat yang kelebihan dana dengan
masyarakat yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya
harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, berfungsi sebagai prantara yakni
menghimpun dana dari masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk
fasilitas pembiayaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Seiring meningkatnya animo masyarakat akan perbankan syariah,
mendorong perbankan syariah untuk terus melakukan pengemabangan dan
inovasi produk yang ditawarkan agar lebih cepat menarik minat masyarakat,
serta mampu menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. Disamping itu,
perbankan syariah juga harus memastikan bahwa produk yang ditawarkan
telah
1Ismail, 2011, Perbankan Syari’ah, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, hlm,21
2
sesuai dengan prinsip syariah, inilah yang membedakan bank syariah dan
bank konvensional.
TABEL 1.1
Jumlah Rekening Pembiayaan
Dana pihak ketiga Bank Umum Syariah
No Nama Pembiayaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 Mudharabah 28.683 23.313 19.662 13.78 8.554
2 Musyarakah 46.39 45.856 46.198 44.628 46.911
Sumber: https://mandirisyariah.co.id
Dari tabel 1.1 di atasdapat diketahui bahwa rekening pembiayaan
mudharabah penurunan dari tahun 2014 sebesar 28.683 sampai dengan akhir
tahun 2018 yaitu 8.554. sedangkan rekening produk musyarakah meski
mengalami fase naik turun pada akhir tahun 2018 kembali naik di 46.911 hal
ini menandakan msyarakat lebih dominan rekening musyarakah dibandingkan
dengan mudharabah.
Mudharabah adalah suatu akad kerja sama antara pemilik modal
(shahibul mal) dengan pengusaha (mudharib), di mana pemilik modal
menyerahkan modal kepada mudharib untuk diproduktifkan. Kemudian, laba
yang diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan.2 Para imam mazhab
sepakat bahwa mudhárabah dibolehkan dalam Islam berdasarkan Al-Qur'an,
hadis, ijma' dan qiyas. Sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul,
dia telah melakukan kerja sama mudharabah dengan Khadijah ketika
berdagang ke negeri Syam atau Syriah.
2Rozalinda,2016piqih ekonomi syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 206
3
Musyarakah adalah akad kerja sama anatara dua orang atau lebih untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan di tanggung
bersam sesuai kesepakatan.3
Dari kedua produk perbankan syariah di atas tentunya nasabah akan
memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keuntungan yang bakal
diterima oleh nasabah, baik keuntungan dari segi bagi hasil yang tinggi,
tanggungan resiko yang rendah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, peneliti
akan membuat laporan magang dengan judul “KeunggulanProduk
Mudharabah dengan Produk Musyarakah dari Sudut Pandang Nasabah
di PT Bank SyariahMandiri Kantor Cabang Jambi”.
B. Masalah Pokok Laporan
Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi rumusan masalah laporan ini
adalah bagaimanan Keunggulan Produk Mudharabah dengan Produk
Musyarakah dari Sudut Pandang Nasabah di PT Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Jambi.
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan masalah pokok yang telah dikemukakan
diatas, maka yang menjadi tujuan penulisan laporan ini adalah ingin
mengetahuiKeunggulan Produk Mudharabah dengan Produk Musyarakah dari
Sudut Pandang Nasabah di PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jambi.
3Muhammad Syafi’i Antonio, 2001, Bank Syariah dari teori kepraktik, Jakarta, Gema Insani
Press, hal.90
4
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari hasil penulisan ini, maka yang menjadi manfaat
Penulisan ini adalah :
1. Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan kepada Bank
SyariahMandiri dalam meningkatkan inovasi produk mudharabah
maupun musyarakah di PT Bank Syariah Mandiri KC Jambi
2. Sebagai wahana untuk menambah wawasan pengetahuan bagi penulis
dalam rangka mengembangkan yang telah didapatkan selama Magang.
3. Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan tambahan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
E. Metode Laporan
1. Jenis Data
Dalam usaha melakukan pengumpulan data yang diperoleh dalam
penulisan ini jenis data yang diambil dengan cara sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh penulis dari
sumber pertamanya. Dalam penulisan ini sumber data yang diperoleh
ialah dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak Bank Syariah
Mandiri Kantor cabang Jambi, dan Nasabah Bank Syariah Mandiri.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen. Sumber yang didapat dari referensi buku, internet,
dan hasil penulisan yang telah disusun menjadi dokumen. Dalam
penelitian ini sekunder berupa arsip dan dokumentasi yang dimiliki oleh
5
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jambi atau buku-buku yang
berkaitan dengan masalah penulisan.
2. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan yang diangakat, penulis menggunakan
penulisan sebagai berikut :
a. Observasi
Metode dengan mendatangi/mengamati dilapangan langsung guna
mendapatkan data yang valid bagi penulisan, dan penulisan ini
observasinya dilakukan secara langsung di Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Jambi.
b. Wawancara
Metode dengan tanya jawab langsung kepada pihak yang terlibat
dalam penulisan ini.
c. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah
tersedia dalam bentuk dokumen, dokumen yang diperoleh di Bank
Syariah Mandiri Kantor Area Jambi.
3. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data metode yang dipakai adalah snslisis
deskriptif. Metode analisis deskriftip ini memberikan gambaran
fakta-fata yang ada menganai Keunggulan Produk Mudharabah
dengan Produk Musyarakah dari Sudut Pandang Nasabah di PT
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jambi
6
F. Waktu dan Lokasi Magang
Lokasi magang dalam penyusunan laporan akhir ini dilaksanakan di PT.
Bank Syariah Mandiri Area Financing Operation Jambi Jalan Dokter
Sutomo, Ps Jambi Kota Jambi.
G. Sistematika Laporan
Sistematik yang digunakan penulis akan memuat uraian secara garis besar
dari isi laporan dalam tiap-tiap Bab, yatiu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini uraian tentang pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan laporan, manfaat laporan, metode laporan,
waktu dan lokasi magang, dan sistematika laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori yang mencakupi pengertian dan definisi yang
diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan Laporan
Magang, yang berisikan tentang definisi Bank, pembiayaan, prosedur, akad
Mudharabah, dan Musyarakah.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat Perbankan Syariah,
struktur organisasi, visi serta misi dari Bank Syariah Mandiri, dan produk
Bank Syariah Mandiri, dan Bab ini menjelaskan tentang Keungulan Produk
Mudharabah dengan produk Musyarakah dari sudut pandang nasabah di PT
Bank Syariah Mandiri kantor cabang jambi
7
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan
optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Bank
Defenisi bank menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No 10
Tahun 1998, “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarkat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.4
Dengan demikian bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah
bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi
tiga kegiatan utama yaitu:
1. Menghimpundana
2. Menyalurkan danadan
3. Memberikan jasa banklainnya
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya
hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan dia atas.
B. Definisi Perbankan Syariah
Menurut M. Amin Aziz defenisi bank syariah adalah lembaga perbankan
yang menggunakan sistem dan operasinya berdasarkan syariat islam.
4Slamat, dahlan, 2001. Manajemen lembaga keuangan, Lembaga penerbit FE-UI, Jakarta
9
Bank syariah sebagaimana dikemukakan oleh Karnaen Perwataatanmaja dan
Muhammad Syafi’i Antonio adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariat Islam. Dalam redaksi lain. Bank syariah adalah bank yang tata
cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan al-qur’an dan
hadist.5Bank islam memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan bank
konvensional, ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1) Keuntungan (mislanya pada kredit murabahah dan bai’bitsamanin
ajil) dan beban biaya (misalnya pada pinjaman al-qardh al-hasan)
yang disepakati tidak kaku dan ditentukan berdasarkan kelayakan
tanggungan risiko dan pengorbananmasing-masing.
2) Beban biaya tersebut hanya dikenakan sampai batas waktu kontrak,
sisa utang selepas kontrak dilakukan dengan membuat kontrakbaru.
3) Penggunaan persentase untuk perhitungan keuntungan danbiaya
administrasi selalu dihindari, karena persentase mengandung potensi
melipatgandakan.
4) PadabankIslamtidakdikenalkeuntunganpasti(fixedreturn).
Kepastian keuntungan ditentukan setelah keuntungan tersebut
diperoleh, bukan sebelumnya.Uang dari jenis yang sama tidak bisa
diperjual-belikan/disewakan atau
5Karnaen perwataatmaja dan syafi’I Antonio, 1992,Apa Dan Bagaimana Bank Islam,
penerbit dana bhakti wakaf, Yogyakarta, hlm. 1.
10
5) dianggap barnag dagangan. Oleh karena itu, pada dasarnya bank
islam tidak memberikan pinjaman berupa uang tunai, tetapi berupa
pembiayaan atau talangan dana untuk pengadaan barang dan jasa.
C. Dasar hukum perbankan syariah
1) Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/16/PBI/2008 tentang perbankan
atas PBI No 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam
kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
bank syariah.PBI No: 10/16/PBI/2008 memiliki poin-poin pengaturan
antara lain6 :
a) Melakukan penyesuaian / redefinisi istilah Bank, Bank Syariah,
Bank UmumSyariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Unit
Usaha Syariah, PrinsipSyariah, Akad serta Pembiayaan mengacu
pada Undang-Undang No. 21Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah.
b) Menambahkan klausul yang menegaskan bahwa kegiatan
usahapenghimpunan dana, penyaluran dana dan pelayanan jasa
berdasarkanAkad Syariah yang dilakukan oleh perbankan syariah
merupakan jasa perbankan.
2) PBI No 10/17/PBI/2008 tentang produk bank syariah dan unit usaha
syariahpoin-poin pengaturan antara lain :
a) Adanya pendefinisian Produk Bank dan Produk Non Bank.
Mekanisme Pengeluaran Produk Bank baru ada 2 (dua), yaitu:
6 https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_101608.aspx di akses 30 juni 2019
pukul 14:00
11
1. Pelaporan, untuk Produk yang termasuk kedalam buku Kodifikasi
Produk Perbankan Syariah
2. Persetujuan, untuk Produk yang tidaktermasuk kedalam buku
Kodifikasi Produk Perbankan Syariah.
b) Kewajiban Bank untuk memberikan penjelasan (termasuk
presentasi)kepada Bank Indonesia untuk Produk Bank baru yang
membutuhkanpersetujuan Bank Indonesia.
c) Bank Indonesia dapat menghentikan kegiatan Produk Bank
dimanapenghentian tersebut dapat bersifat sementara atau tetap.7
3) PBI No 10/18/PBI/2008 Tentang restrukturisasi pembiayaan bagi bank
syariahdengan latar belakang sebagai berikut8:
a) Dalam rangka memelihara kesinambungan usahanya, Bank harus
mengelolarisiko kredit dari aktivitas Pembiayaan, sehingga dapat
meminimalkanpotensi kerugian yang akan terjadi.
b) Untuk menurunkan risiko kredit dalam aktivitas Pembiayaan, Bank
dapatmelakukan langkah-langkah antisipatif antara lain dengan
melakukanRestrukturisasi Pembiayaan terhadap nasabah yang masih
memiliki prospekusaha dan/atau kemampuan membayar.
c) Masing-masing akad pembiayaan yang disalurkan perbankan
syariahmemiliki karakteristik yang berbeda-beeda sehingga
restrukturisasipembiayaan harus dilakukan dengan menyesuaikan
karakteristik darimasing-masing akad dimaksud.
7https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_101708.aspxdi akses 30 juni 2019
pukul 14:00 8https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_101808.aspxdi akses 30 juni 2019
pukul 14:00
12
d) Ketentuan Restrukturisasi Pembiayaan yang berlaku saat ini
belumsepenuhnya memenuhi kebutuhan Bank. Oleh karena itu,
diperlukan suatuketentuan khusus yang mengatur tentang pelaksanaan
RestrukturisasiPembiayaan bagi Bank.
4) PBI No 10/23/PBI/2008 Tentang perubahan kedua atas PBI No
6/21/PBI/2004 Tentang giro wajib minimum dalam rupiah dan valuta
asing bagi bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah.memiliki poin-poin pengaturan berupa penuruanjumlah
penyediaan Giro Wajib Minimum dalam valuta asing bagi
perbankansyariah yang semula sebesar 3% dari jumlah Dana Pihak Ketiga
dalam valutaasing menjadi 1% dari jumlah Dana Pihak Ketiga dalam
valuta asing.9
5) PBI No 10/24/PBI/2008 Tentang perubahan kedua atas PBI No
8/21/PBI/2006 Tentang penilaian kualitas aktiva bank umum yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.terkait dengan
pengaturanaktiva produktif dalam bentuk surat berharga syariah yang
sebelumnya dibatasihanya untuk dimiliki hingga jatuh tempo sekarang
diperbolehkan untukdiperdagangkan (dipindahtangankan)10
6) PBI No 10/32/PBI/2008 tentang komite perbankan syariahtentang Komite
Perbankan Syariahdisusun atas dasar amanat Undang-Undang No. 21
Tahun 2008 tentang PerbankanSyariah, dimana dalam rangka
9https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_102308.aspxdi akses 30 juni 2019
pukul 14:00 10https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_102408.di akses 30 juni 2019 pukul
14:00aspx
13
menindaklanjuti implementasi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke
dalam Peraturan Bank Indonesia, maka di dalam internal BankIndonesia
dibentuk Komite Perbankan Syariah dimana tata cara
pembentukan,keanggotaan dan tugasnya diatur dengan Peraturan Bank
Indonesia.11
7) PBI No 11/3/PBI/2008 tentang bank umum syariah12
Salah satu pertimbangan mendasar disempurnakannya PBI tersebut adalah
karena telahdisahkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
pada tanggal 16 Juli 2008dimana terdapat beberapa pengaturan yang harus
disesuaikan. Selain itu, penyempurnaanpengaturan juga dilakukan untuk
lebih mendukung perkembangan Bank yang sehat dantangguh.
D. Pembiayaan
Pembiayaan berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 adalah penyediaandana atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah.
2) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentukIjarah Al-muntahiyaBitTamlik.
3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan
Istisnha’
4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.
5) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksimultijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
11https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_103208.aspxdi akses 30 juni 2019
pukul 14:00 12Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Pranamedia Group,
2009)hlm.66
14
syariahdan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayaidan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut
setelahjangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau
bagihasil.
Sementara menurut Ridwan pembiayaan berprinsip syariah adalah
penyediaan dana berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain, dengan ketentuan pihak peminjam wajib melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan menyertakan bagi hasilnya.13
Sedangkan Kasmir juga menjelaskan pembiayaan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasrkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dengan demikian
pengertian pembiayaan adalah penyediaan dana oleh bank yang disalurkan
kepada pihak lain dengan ketentuan pengembalian dengan menyertakan
imbalan atau bagi hasil.14
Dalam pembiayaan terdapat kontrak yang harus dilakukan oleh dua
pihak yaitu shahibul mal dan mudharib. Menurut Muhammad kontrak
pembiayaan adalah pengikatan dua pihak dengan
kesepakatankesepakatan,diantaranya adalah kesepakatan tentang lama atau
waktu kontrak.15
13Ridwan, Muhammad, 2007,Kontruksi Bank Syariah Indonesia, Yogyakarta : Pustaka SM
hlm.92 14Kasmir, 2004, Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hlm.73 15Muhammad, 2008, Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di BankSyariah, Jakarta:
Rajagrafindo Persada.hlm.94
15
Menurut Kasmirunsur yang terkandung dalam pembiayaan yaitu16:
1. Kepercayaan
Yaitu keyakinan pihak pemberi dana bahwa dana yang diberikan akan
benar-benar dikembalikan dimasa yang akan datang.
2. Kesepakatan
Kesepakatan diwujudkan dalam bentuk perjanjian dimana masing pihak
menandatangani hak dan kewajiban
3. Jangka waktu
Jangka waktu mencakup masa panjang atau pendeknya pemberian dana
harus dikembalikan.
4. Resiko
Resiko kerugian dapak diakibatkan dua yaitu kesengajaan nasabah yang
tidak mau mengembalikan dana, padahal nasabah mampu untuk
mengembalikan, dan karena terjadinya sebuah bencana atau kecelakaan
sehingga nasabah benar
5. Balas Jasa
Akibat dari pemberian pembiayaan atau kredit maka pihak penyedia
dana mengharapkan suatu imbalan keuntungan dalam jumlah tertentu.
E. Tujuan Pembiayaan
Pemberian pembiayaan oleh bank bukan karena semata mata
mencarikeuntungan, namun dari pembiayaan pembiayaan yang diberikan oleh
bankjuga memberi manfaatbagi nasabah dan ekonomi. Secara tidak
langsungsemakin banyak pembiayaan yang tersalurkan, maka
16 Kasmir, 2004, Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hlm.75-76
16
perekonomianmasyarakat pun akan mengalami peningkatan. Dengan
demikian pembiayaanmemiliki fungsi yang sangat baik bagi masyarakat.
Menurut Ridwan secara umum pembiayaan memiliki fungsi sebagai
berikut17:
1. Meningkatkan daya guna uang
Dana yang ditempatkan oleh para shaibul maal pada bank syariah
dalambentuk tabungan, deposito, giro serta bentuk lainnya. Dana tersebut
olehbank akan ditingkatkan daya guna, sehingga mampu
meningkatkanproduktifitas.
2. Meningkatkan daya guna barang
a. Dengan bantuan bank syari’ah, produsen dapat meningkatkan
kemampuan produksinnya, mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
sehingga mampu merubah dan meningkatkan daya guna barang.
b. Pendistribusian barang hasil produksi bisa sampai kepada
konsumenyang membutuhkan.
c. Meningkatkan peredaran uang
Pembiayaan yang disalurkan melalui berbagai rekening para
pengusahadapat menciptkan peredaran uang giral dan uang kartal.
d. Menimbulkan kegairahan berusaha
Masalah keterbatasan modal, dalam memulai atau mengembangkan
usahadapat diatasi dengan adannya pembiayaan. Masyarakat yang
berpotensimengembangkan usahannya dapat bekerja sama dengan bank
syari’ahuntuk mencukupi kebutuhan modal usahannya.
17 Ridwan, Muhammad, 2007, Kontruksi Bank Syariah Indonesia, Yogyakarta : Pustaka SM
hlm.96-97
17
e. Menjaga stabilitas ekonomi nasional
Dalam kondisi ekonomi yang kurang normal, maka masalah yang
seringmuncul meliputi: melambungkan inflasi, lesunnya gairah
ekspor,rendahnya nilai investasi serta masalah makro ekonomi lainnya.
f. Meningkatkan pendapatan nasional
Pembiayaan yang sudah disalurkan kepada para pengusaha akan
mampumeningkatkan produktifitas dan aktifitas ekonomi. Hal ini akan
membawapada peningkatan pendapatan dan kemakmuran.
g. Sebagai alat hubungan ekonomi internasionalPemberian pembiayaan
dan jaminan (garansi bank), akan mampumeningkatkan hubungan
kerjasama perdagangan antara satu Negara dengan negara lainnya.
F. Pengertian akad Mudharabah
1. Pengertian Landasan Hukum Mudharabah
Muhammad rawas Qal’aji didalam Muhammad Safi’i Antonio
menjelaskan secara umum Mudharabahberasal dari kata dharab, bearti
memukul atau berjalan. Pengertian memukul ini atau lebih tepatnya adalah
proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalakan usaha.18
Secara teknik, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara
dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh
(100%) modal, sedangan pihak lainya menjadi pengelola. Keuntungan
usaha secara mudrabah dibagi menurut kesepkatan yang dituangkan
dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditangung oleh pemilik modal
selama kerugan itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya
18Muhammad Safi’i Antonio, 2008, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Germa Insani,
hal.95
18
kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si
pengelola harus bertangung jawab atas kerugian tersebut.19
a) Al-Qur'an Q.S Al-Muzzammil 73: 20 dijelaskan:
فض وآخرون يضربون في الرض يبتغون من ل الله …
…Dan sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan di
muka bumi mencari karunia Allah... (Q.S Al-Muzzammil 73: 20)
Yang dimaksud dengan "melakukan perjalanan di muka bumi"
pada ayat ini adalah berdagang dalam rangka mencari keuntungan,
kalimat inimengisyaratkan makna mudharabah seperti yang
disebutkan di atas. Hal inididasarkan pada pengertian mudharabah
secara fughawi, yang diambil dari katadharaba fil ard.20
b) Dalam QS Al-Baqarah 2: 198 dijelaskan:
...ب كم ن تبتغوا فضلا من ر ليس عليكم جناح أ
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu…(Al-Baqarah:198)
Mencari karunia Allah pada ayat ini dapat dilakukan dengan cara
bekerjasama dengan orang lain dalam bentuk mudharabah.21
c) Dalam hadis Nabi diungkapkan bahwa bentuk kerja sama
mudhárabah merupakan salah satu transaksi yang penuh dengan
keberkatan.
19Ibid 20Rozalinda, 2016, piqih ekonomi syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 207 21ibbid
19
Dari Shalih ibn Suhaib diterima dari bapaknya ia berkata,
Rasulullah Saw. bersabda: "Tiga perkara yang mempunyai
keberkatan, jual beli yang pembayarannya ada tenggang waktu,
muqaradah (mudharabah), dan mencampurkan gandum dengan
tepung untuk keperluan rumah tidak untuk dijual"22
d) Ijmak
Adapun landasan ijma' ulama tentang kebolehan mudharabah ini
adalahriwayat dari Imam Zailai telah menyatakan para sahabat telah
berkonsensus bahwa mereka mengelola harta anak yatim secara
mudharabah.23 Tidak ada satu pun dari mereka yang
mengingkarinyakarena harta yang diamanahkan itu akan bisa
berkembang. Konsensus itudapat pula dilihat dari perbuatan Umar
ibn Khattab terhadap harta Negara yang dikelola oleh Abdullah dan
Ubaidillah secara mudharabah. Wahbah az-zuhaily menjelaskan
bahwa mudharabah diqiyaskan kepada musaqah (kerjasama antara
pemilik sawah/ladang dengan petani penggarap dan hasilnyadibagi
menurut kesepakatan).
2. Rukun mudharabah
Rukun dalam akad Mudharabah adalah:
a) Pelaku (Pemilik modal maupun pelaksana usaha)
Pelaku pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal (shahibul maal)
sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (Mudharib).
22 Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid al-Qazuwaini wa Majah, Sunan Ibn Majah, Juz7.
Kairo: Mawqi' Wizárah al-Augåf al-Mishriyah, t.th, hlm. 163, hadis ke-2377 23Muhammad Safi’i Antonio, 2008, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Germa Insani,
hal.96
20
b) Objek Mudharabah (Modal dan Kerja)
Pemilik modal menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah,
sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek
mudharabah. Modal yang diserahkan bisa berupa uang ataubarang yang
dirinci berapa nilai uangnya. Sedangkan kerja yang diserahkan bisa
berbentuk keahlian, ketrampilan, selling skill, management skill,
danlain-lain. Para Fuqaha sebagaimana dikutip Karim,dalam Al-
Kasani, Albada'i vol 6 hal. 232 dan lain-lain, sebenarnya tidak
membolehkan modal mudharabah berbentuk barang. Ia harus tunai
karenabarang tidak dapat dipastikan taksiran harganyadan
mengakibatkan ketidakpastian (gharar) besar-nya modal mudharabah.
Namun para ulama mazhab Hanafi membolehkannya dan nilai barang
yang dijadikan setoran modal harus disepakati pada saat akad oleh
mudharib dan shahibul maal.24 ParaFuqaha telah sepakat tidak
bolehnya mudharabahdengan hutang Tanpa adanya setoran modal
berarti shahibul maal tidak memberikan kontribusiapa pun padahal
mudharib telah bekerja. FaraUlama Syafi'i dan Maliki melarang hal itu
karenamerusak sahnya akad.
c) Persetujuan kedua belah pihak (ljab-Qabuli)
Persetujuan merupakan konsekuensi dari prinsip taraddin minkum
(sama-sama rela). Keduabelah pihak harus secara rela bersepakat untuk
mengikatkan diri dalam akad mudharabah.
24Adivwarman A. Karim, Baak Islam, .2006 yang dikutip dari Al-Kasani, Al-Badar, vol 6, h.
82, Asy Sarbini, Mughni Muhtaj, vol. 3, h. 310 ibnu Rasyd, Bidayatul Mujtahid, vol 2, h.232; Ibnu
Qudamah, Almughni vol S 15 o Hm, Al Muhalla, vol. 9, h. 169; Az Raila Tabyin Al Haqai vol 5,
h.53.
21
d) Nisbah keuntungan
Nisbah keuntungan merupakan yang berhak diterima oleh kedua
belah pihak yang bermudharabah. Mudharib mendapatkan imbalan atas
kerjanya, sedangkan shahih al maal mendapat imbalan atas penyertaan
modalnya.25
3. Jenis-jenis mudharabah
a) Mudharabah Mutlaqah
Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah mutlaqah adalah
bentuk kerja sama antara shahibul maal (penyedia dana)dan mudharib
(sipengelola dana)yang cakupanya sangat luas dan tidak dibtasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.
b) Mudharabah Mugayyadah
Yang dimaksud dengan Mudharabah Mugayyadah adalah
kebalikan dari mudharabah mutlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batas
jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatas ini seringkali
mencerminkan kecendrungan umum si shahibul maal dan memasuki
jenis usaha.26
25Adiwarman A karim, 2009, Bank Islam; analisis fiqh dan keuangan, edisi ketiga, Jakarta;
PT Raja Grafindo Persada, hal.205 26Muhammad Safi’i Antonio, 2008, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Germa Insani,
hal.97
22
4. Aplikasi Mudharabah dalam Perbankan
Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk27:
a) pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa
b) dana khusus disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber
dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
5. Manfaat Mudharabah
a) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan
usaha nasabah meningkat.
b) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil
usaha bank sehinggabank tidak akan pernah mengalami negative
spreadPengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash
flow/arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah
c) Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencariusaha yang benar-benar
halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan
benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
d) Prinsip bagi hasil dalam mudharabah ini berbeda dengan prinsip
bunga tetap di mana bank akan menagih penerima pembiayaan
(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang
dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
27Muhammad Safi’i Antonio, 2008, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Germa Insani,
hal.97
23
6. Resiko Mudarabah
Risiko Mudharabah Risiko yang terdapat dalam al-mudharabah,
terutama pada penerapannya dalam pembiayaan, relatif tinggi. Di
antaranya:
a) side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang
disebut dalam kontrak;
b) lalai dan kesalahan yang disengaja
c) penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.
7. Berakhirnya Mudharabah
Akad mudharabah berakhir apabila:
a. Karena telah tercapainya tujuan dari usaha tersebut sebagaimana yang
dimaksud dalam perjanjian mudharabah.
b. Pada saat berakhirnya jangka waktu perjanjian mudharabah.
c. Karena meninggalnya salah satu pihak, yaitu shahib al-mal atau
mudarib.
d. Karena salah satu pihak memberitahukan kepada pihak lainnya
mengenai maksudnya untuk mengakhiri perjanjian mudarabah itu.
24
8. Skema Mudarabah
Secara umum, aplikasi perbankan mudharabah dapat digambarkan
dalam skema sebagai brikut28 :
G. Pengertian Akad Musyarakah
1.Pengertian dan landasan hukum musyarakah
Musyarakah adalah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana msing-masing pihak memberikan
kontribus dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditangung bersama sesuai dengan kesepakatan.29
a) Musyarakah/Syirkah disyriatkan berdasarkan Q.S An-nissah 4:12 :
لك فهم شركاء في الثلث فإن كانوا أكثر من ذ
...Jika saudara-saudara seibu lebih dari seorang maka mereka berserikat
dalam sepertigaharta....(QS An-Nisa 4: 12)
28Ismail, 2011, Perbankan Syariah, prenadamedia group,hal.85 29Muhammad Safi’i Antonio, 2008, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Germa Insani,
hal.90
25
b) Q.S Shaad ayat 24
“Dari sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh; dan amat
sedikitlah mereka ini”. (Q.S Shaad : 24)
c) Dalam Hadis Nabi di Tegaskan Diriwayatkan dari Abu Hurairah semoga
Allah meninggikannya ia berkata Sesungguhnya Allah berfirman,"Saya
adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama tidak ada satu
pun yang mengkhianati sahabatnya. Bila salah seorang mengkhianati
sahabatnya, saya keluar dari keduanya30
d) Ijma
Ibu Qudamah dalam kitabnya, al-mugni, telah berkata, “kaum
muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara
global walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen
darinya.
2. jenis- Jenis Musyarakah
Musyarakah ada dua jenis: musyarakah pemilikan dan musycarakah akad
(kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan, wasiat, atau
kondisi ainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau
lebih.
30Sulaiman ibn al-Asy'ats ibn Syadad ibn Umar al-Azdi Abů Dâud, Sunan Abú Daud, Juz 10,
(Kairo: Mawqi' Wizarah al-Auqâf al-Mishriyah, t.th), hlm. 176, hadis ke-3383
26
Dalam missyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam
sebuah aset nyata dan berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan aset
tersebut. Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua
orangatau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal
musyarakah Mereka pun sepakat berbagi keuntungan dan kerugian. Adapun
jenis-jenis musyarakahsebagai berikut :
a. Musyarakah al-inan
Wahbah Az-Zuhaili dalam Muhammad safi’i Antonio menyatakan
Musyarakah al-inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih.
Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan
berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan
dan kerugian sebagaimana yang disepakati di antara mereka. Akan
tetapi, porsi masing-masing pihak, baik dalam dana maupun kerja
atau bagi hasil, tidak harus sama dan identik sesuai dengan
kesepakatan mereka. Mayoritas ulama membolehkan jenis al-
musyarahah ini.31
b. Musyarakah mufawadhah
Sarakshi dalan Muhammad Safi’i Antonio menyatakan
Musyarakah mufawadhah adalah kontrak keria sama antara dua
orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari
keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak
membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan demikian,
syarat utama dari jenis musyarakah ini adalah kesamaan dana yang
31Muhammad Safi’i Antonio, 2008, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Germa Insani,
hal.92
27
diberikan, kerja, tanggung jawab, dan beban utang dibagi oleh
masing-masing pihak.32
c. Musyarakah a’ maal
Ibn 'Abidindalan Muhammad Safi’i Antonio
menyatakanMusyarakah a’ maal adalah kontrak kerja sama dua
orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan
berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya, kerja sama dua
orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua
orang penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sebuah
kantor.33
d. Musyarakah wujud
Abu Bakar Ibn Mas’ud al-kasani menyatakanMusyarakah wujud
adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi
dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang
secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut
secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian
berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh tiap
mitra. Jenis al-musyarakah ini tidak me meriukan modal karena
penmbelian secara kredit berdasar pada jaminan tersebut. Karenanya,
kontrak ini pun lazim disebut sebagai musyarakah piutang.34
32ibid 33ibid 34Muhammad Safi’i Antonio, 2008, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Germa Insani,
hal.93
28
3.Rukun dan Syarat Musyarakah35
a) Ijab Kabul
Ijab Kabul harus di nyatakan dengan jelas dalam akad dengan
memerhaika hal-hal sebagai berikut :
i. Penawaran dan permintaan harus elas di tuangkan dala tujuan akad.
ii. Penrimaan dan penawaran dilakukan pada saat kontrak
iii. Akad di tuangkan secara tertulis
b) Pihak Yang berserikat
i. Kompeten
ii. Menyediakan dana sesuai dengan kontrak dan pekerjaan/proyek
usaha.
iii. Memiliki hak untuk ikut mengolah bisnis yang sedang dibiayai
atau memberi kuasa kepada mitra kerjanya untuk mengolahnya
iv. Tidak diizinkan mengunakan dana untuk kepentingan sendiri.
c) Objek akad
4.Modal
a. Modal dapat berupa uang tunai atau asset yang dapat dinilai. Bila modal
tetapi dalam bentuk asset, maka asset ini sebelum kontrak harus dinilai
dan disepakati oleh masing-masing mitra.
b. Modal tidak boleh dipinjamkan dan dihadiakan ke pihak lain.
c. Pada prinsipnya bank syariah tidak harus minta agunan, akan tetapi
untuk menghindari wanprestasi, maka bank syariah diperkenankan
meminta agunan dari nasabah/mitra kerja.
35Ismail, 2011, Perbankan Syariah, prenadamedia group,hal.85-86
29
5.Kerja
a. Partisipasi kerja dapat dilakukan bersam-sama dengan porsi kerja yang
tidak harus sama, atau salah satu mitra memberi kuasa kepada mitra
kerja lainya untuk mengolah usah.
b. Kedudukan masing-masing mitra harus tertuang dalam kontrak.
6.Keuntungan dan kerugian
a. Jumlah keuntungan harus di kuantifikasikan
b. Pembagian keuntungan harus jelas dan tertuang dalam kontrak. Bila
rugi, maka kerugian akan ditangung oleh masing-masing mitra
berdasarkan porsi modal yang diserahkan.
4. Aplikasi dalam Perbankan
a. Pembiayaan proyek
Musyarakah ini biasanya diaplikasikan untukpembiayaan proyek
dimana nasabah dan bankmenyediakan dana untuk membiayaisama-
samaproyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah
mengembalikan dana tersebut bersanma bagihasil yang telah
disepakati.
b. Modal ventura
Musyarakah ini diterapkan dalam skema modalventura. Penanaman
modal dilakukan untukjangka waktu tertentu dan setelah itu bank
melakukan divestasi ataumenjual sebagian sahamnya,singkat maupun
bertahap36
36Muhammad syafi’I Antonio, Bank Syariah, hal.93
30
5. Manfaat musyarakah
a. Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlahtertentu pada saat
keuntungan nasabah meningkat.
b. Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada
nasabah pendanaansecara tetap, tetapi disesuaikan dengan
pendapatan/hasil usahabank, sehingga bank tidak mengalami
negativespread.
c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikandengan cash flowl/arus
kas usaha nasabah, sehinggatidak memberatkan nasabah.
d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar-benar
halal,menguntungkan. Hal ini karerna keuntungan yangriil dan bena-
benar terjadi itulah yang akan dibagikan.37
6. Berrakhirnya Musyarakah
Musyarakah akan berakhi jika salah satu dari peristiwa tersebu terjadi :
i. Setiap mitra memiliki hak untuk mengakhiri musyarakah kapan saja
setelah menampaikan pemberitahuan mengenai hal ini. Dalam hal ini,
jika asset musyarakah berbentuk tunai, semuanya dapat di bagi pro rata
di anatara para mitra. Akan tetapi Akan tetapi, jika aset tidak
dilikuidasi, paramitra dapat membuat kesepakatan untuk melikuidasi
aset ataumembagi aset apa adanya diantara mitra.
Jika terdapat ketidaksepakatan dalam hal ini, yaitu jika seorang
mitra ingin likuidasi sementara mitra lain ingin dibagi apa adanya,maka
yang terakhir yang didahulukan setelah berakhirnya Musyarakahsemua
37Ibid hal.94
31
aset dalam kepemilikan bersama para mitra dan seorang
coownermempunyai hak untuk melakukan partisi atau pembagian,
dantidak seorang pun yang dapat memaksa dia untuk melikuidasi
aset.Namun demikian jika aset tersebut tidak dapat dipisah atau
dipartisi,seperti mesin, maka aset tersebut harus dijual terlebih dahulu
danhasil penjualannya dibagikan.
ii. Salah satu pihak meninggal dunia, tetapi apabila anggota
Musyarakahlebih dari dua orang, yang batal hanyalah yang meninggal
saja.Musyarakah berjalan terus pada anggota-anggota yang masih
hidup.38
iii. Jika salah seorang mitra menjadi hilang ingatan atau menjadi
tidakmampu melakukan transaksi komersial, maka kontrak
Musyarakahberakhir.39
b. Resiko Musyarakah
Resiko yang terdapatMusyarakahterutama pada penerapanya dalam
pembiayaan relative tinggi yaitu sebagai berikut:
a) side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang
disebut dalam kontrak;
b) lalai dan kesalahan yang disengaja
c) penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.
38Hendi Suhendi, 2005, Fiqh Muamalah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada hal.134 39Ascarya, 2011, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta : Rajawali Pers, hal.57
32
7. Skema Musyarakah
Secara umum aplikasi musyaraka dapat di gambarkan sebagai berikut:
Skema Musyarakah
Nasbah Bank Syariah
Proyek Usaha
Keuntungan
Bagi hasil sesuai dengan ontribusi modal
(nisbah)
33
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bank Syariah MandiriJambi
PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi berdiri pada tahun
2003 yang gedungnya pada saat itu berdiri di Jl. Dokter Sutomo, Kota
Jambi. Lalu seiring meningkatnya perkembangan nasabah yang melakukan
transaksi pada BSM sendiri maka, dibuka kembali cabang pada tahun
2006. Bank Syariah Mandiri pun berkembang karena telah meningkatnya
aset yang dimiliki, sehingga dilakukan pemindahan gdung pada tahun 2016
yang bertempat di Jl. Gatot Subroto. Pelayanan semakin tumbuh dengan
baik karena dengan tampilan baru dan membuat kenyamananyang baik
terhadap nasabah. ada daerah Jambi nasabahyang melakukan transaksi
pada Bank Syariah Mandiri meningkat terus, sehingga perkembangan aset
yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi meningkat
pesat, sehingga dilakukan kebali renovasi yang lebih luas dan nyaman
kembali untuk para nasabah. Aset Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Jambi saat ini mencapai 5,9 triliyun, penyaluran pembiayaan mencapai
4,80 triliyun dan dana pihak ketiga mencapai 4,63triliyun.
PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi memiliki rank
tertinggi kedua yaitu dengan predikat platinum dalam pencapaian aset,
pembiayaan, pelayanan terbaik dari seluruh Bank Syariah Mandiri seluruh
Indonesia, keunggulan yang dicapai oleh Bank Syariah Mandiri Kantor
Area Jambi mendapatkan banyak sekali apresiasi dari berbagai direksi
Bank Syariah Mandiri seluruh Indonesia. Sehingga Kantor Area Jambi
dijadikan
34
tempat belajar dalam meraih pencapaiantertinggi.
B. Visi dan Misi Bank SyariahMandiri
1. Visi
“Bank Syariah Mandiri”
Bank Syariah Terdepan: menjadi bank syariah yang selalu
unggul di antara pelaku industri perbankan syariah di Indonesia pada
segmen consumer, micro, SME, commercial, corporate.
Bank Syariah Modern: menjadi bank syariah dengan sistem
layanan dan teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.
2. Misi
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industry
yangberkesinambungan.
b. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi
yang melampaui harapannasabah.
c. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmenritel.
d. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariahuniversal.
e. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja
yangsehat.
f. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat danlingkungan.
35
Area Retail Banking Manager AreaOperationan&SM
Area Pawning CSO AreaBusiness GSS
Consumer
Service
TRA Head
Teller
AreaMicro
Banking
GeneralSupport
Staff
Security
Pawning
Officer MBM
Customer
Service Messenger
Teller
Driver
Admin Gadai Micro
Banking
C. Strukturorganisasi
Bank Syariah Mandiri Area Jambi
Area Manajer
Area
Consumer
Financing
CBRM
Consumer
BankingRetail
Manager
Junior
36
D. Produk-produk Bank Syariah Mandiri
Sebagai bank lainnya, ada beberapa produk yang ditawarkan pada nasbah. Untuk
meunjang pelayanan operasional , PT Bank Mandiri Syariah menawarkan beberapa
produk-produk dan jasa-jasa perbankan yaitu:
a. Pendanaan
1. Tabunagan
Tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad mudharabah mutlaqah yang
penarikannya sesuai syarat tertentu yang disepakati.
- Tabungan Berencana BSM
Tabungan berjangka dengna nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung
maupun ahli waris untuk memperoleh dananya sesuai target waktu dan dengan
perlindungan asuransi gratis.
- Tabungan Simpatik BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah, yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang
disepakati.
- Tabungan BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad mudharabah mutlaqah yang
penarikannya sesuai syarat tertentu yang disepakati.
- Tabungan BSM Dollar
Tabungan dalam mata uang Dollar yang penarikan dan setorannya dapat
dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan dengan menggunakan slip penarikan.
37
- Tabungan Mabrur BSM
Tabungna untuk membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah haji dan
umroh.
- Tabungan Kurban BSM
- Tabungan BSM Investa Cendikia
Tabungan berjangka yang diperuntukan bagi masyarakat dalam melakukan
perencanaan keuangan, khususnya pendidikan bagi putra atau putri.
Akad :
Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah. Mudharabah muthlaqah adalah
akad antara pihak pemilik modal (shohibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk
memperoleh keuntungan, yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib ( bank) diberikan
kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi.
2. Deposito
a. Deposito BSM
Deposito BSM adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat
dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan.
Manfaat:
1) Sarana investasi terarah sesuai syariah
2) Pilihan jangka waktu : 1,2,6, dan 12 bulan
3) Aman dan terjamin
4) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
5) Bagi hasil kompetitif Fasilitas :
Automatic Roll Over (ARO)
Bagi hasil dapat ditambahkan kenilai pokok deposito, transfer atau
pemindahbukuan
38
b. Deposito BSMValas
Deposito BSM Valas adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya
dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta
asing.
Manfaat:
1. Sarana investasi terarah sesuaisyariah
2. Pilihan jangka waktu 1,3,6, dan 12bulan
3. Aman danterjamin
4. Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
5. Bagi hasilkompetitif
Fasilitas:
a) Automatic Roll Over(ARO)
b) Bagi hasil dapat ditambahkan ke nilai pokok deposito, transfer atau
pemindahbukuan
Akad:
Akad yang digunakan adalah akad mudharabah mutlaqah, mudharabah
mutlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shohibul maal) dengan
pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan
dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank)
diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah
investasi.
39
3. Giro
Giro BSM adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
bayar lainya dengan prinsip wadiah yadadh-dhamanah.
Manfaat:
1) Aman danterjamin
2) Kemudahan bertransaksi financial, cocok bagi para pengusaha
3) Dapat dijadikan jaminanpembiayaan Fasilitas:
Buku cek dan atau bilyetgiro
Layanan standingorder
Fasilitas ATM (khususperorangan)
Akad:
Akad yang digunakan adalah akad wadi’ah yad adh- dhamanah. Wadi’ah yad adh-
dhamanah adalah akad penitipan uang antara pihak yang mempunyai auang dengan tujuan
untuk menjaga keutuhan uang, dimanapihakpenerima titipan berhak memanfaatkan berikut
tanggung jawab atas pengemabalian kepada pihak yang menitipkan
40
4. Obligasi
- Obligasi BSM
b. Pembiayaan
- BSM Customer NetwordFinancing
- Pembiayaan Resi Gudang
- PKPA
- Pembiayaan Endukasi BSM
- BSM Implan Pembiayaan Dana Berputar
- Pembiayaan Griya BSM Optima
- Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi
- Pembiayaan Umroh
- Pembiayaan BSM DP 0%
- Gadai Emas Syariah Mandiri
- Pembiayaan Mudharabah BSM
- Pembiayaan Musyarakah BSM
- Pembiayaan Murabahah BSM
- Pembiayaan Talangan Haji BSM
- Pembiayaan dengan Agunan Investasi terkait BSM
- Pembiayaan kepada pensiunan
- Pembiayaan Peralatan Kedokteran Pembiayaan istihna BSM
- Qard
- Ijarah Mutahiyah Bitamlik
- Hawalah
- Salam
41
c. Jasa
1. Jasa Produk
- BSM card
- Sentra Bayar BSM
- BSM SMS Bangking
- BSM Mobile Bangking GPRS
- BSM Net Bangking
- Pembayaran melalau menu pemindah buku di ATM (PPBA)
- Bank garansi BSM
- BSM Letter of Credit
2. Jasa Operasional
- Transfer Lintas Negara BSM Westren Union
- Kliring BSM
- Transfer Dalam Kota
- Taransfer Valas BSM
- Pajak Online BSM
- Referensi Bank BSM
- BSM Standing Order
3. Jasa Investasi
- Reksadana
42
E. PEMBIAYAAN MUDHARABAH
Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal
kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang
diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
a. Syarat Pembiayaan
b. Fasilitas
1) Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US Dollar
2) Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan
3) Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau
sekaligus diakhir periode)
4) Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing
5) Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.
3. Kelebihan
a) Mudah, membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah
b) Bagi Hasil, Nisbah Bagi Hasil tetap antara bank dan nasabah
43
c) Ringan, angsuran berubah-ubah sesuai tingkat revenue atau realisasi
usaha nasabah
F. PEMBIYAAN MUSYARAKAH
Pembiayaan Musyarakah BSM adalah Pembiayaan khusus untuk modal
kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah
dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
1. Syarat Pembiayaan
2. Fasilitas
a) Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau
sekaligus diakhir periode)
b) Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing.
c) Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar
44
3. Kelebihan
a) Lebih menguntugkan karena prinsip bagi hasil
b) Mekanisme pegembaian yang fleksibel sesuai degan realisasi usaha
c) Memberi kemudahan dai bisnis anda
G. MEKANISME UNTUK MEMPEROLEH PEMBIAYAAN
1. Tahap Permohonan
Pada tahap ini calon nasabah melengkapi data berupa identitas diri, jika
calon nasabah adalah calon pegawai maka harus melengkapi syarat yang
telah ditentukan pada prosedur pembiayaan yang tidak diketahui
sebelumnya oleh calon nasabah. setelah data tersebut dilengakapi maka
pihak consumer banking relationship manager (CBRM) membutuhkan paraf
dan tanggal tanda terima meneliti kelengkapan lampiran. Apabila telah
lengkap, surat permohonan dicatat pada buku administrasi “surat
permohonan pembiayaan” dan memarafnya pada buku administrasi tersbut.
Selanjutnya pihak bank menindaklanjuti surat permohonan pembiayaan
dengan melakukan proses investigasi, tahap ini berupa mengisi formulir
untuk permohonan yang mana sebagai contoh telah dilampirkan pada
halamanberikutnya.
2. Tahap Investigasi
Tahap investigasi ini dilakukan oleh CBRM bertujuan untuk meneliti
kelayakan calon nasabah, CBRM melakukan pemeriksaan
kebenaran/validasi surat permohonan pembiayaan dan lampiran (apabila
telah sesuai atau benar, CBRM membubuhkan paraf dan tanggal
pemeriksaan pada tiap
45
dokumentersebut,kemudianmelakukanperintahinformasiinternyang tersedia
di BSM terkait dengan performance selama menjadi nasabah BSM, CBRM
membuat kesimpulan hasil pemeriksaan informasi intern. Setelah
melakukan wawancara calon nasabah untuk menyakini kebenaran /
kelayakan data lampiran surat permohonan pembiayaan. Hasil wawancara
dituangkan diberita wawancara. Kemudian CBRM membuat memo kepada
branch financing operational (BFO) untuk melakukan BI Checking, untuk
memastikan kondisi nasabah apakah ada terkait hutang di bank lainnya atau
pernah mengalami kemacetan saat membayar angsuran. Tahap ini sangatlah
rahasia untuk melihat/menganalisa nasabah melalui BI Checking yang bisa
menentukan kelayakan bisa atau tidaknya nasabah untuk melakukan
pembiayaantersebutnya.
3. Tahap Analisa
Tahap ini masih dilakukan oleh pihak CBRM, CBRM melakukan analisa
secara detail terhadap kelayakan calon nasabah, karena pembiayaan bersifat
pembiayaan konsumtif maka tahapan analisa meliputi (character, capacity,
capital, condition, collateral). Menganalisa kemampuan nasabah dalam
melakukan pembayaran kembali agar terhindar dari resiko yang tidak
diinginkan serta pengunaan terhadap setiap pembiayaan yang diberikan
termasuk pengamanan dari legalitas diri pemohon, tahap ini dilakukan oleh
bagian AFO (Area Financing Operation) sebagai support untuk bank
syariah mandiri.
46
4. Tahap Persetujuan
Tahap ini nasabah akan menandatangani SP3 (surat
permohonan permintaan pembiayaan) diatas materai kemudian
mengembalikan SP3 kepada marketing disertai dokumen yang
dipersyaratkan termasuk bukti pemilikan jaminan utama. Setelah itu
pihak CBRM menerima SP3 yang telah ditandatangani nasabah diatas
materai dan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan SP3. Membuat
check list penerimaan dokumen untuk membuat akad pembiayaan.
Kemudian pihak pemimpin kantor area jambi akan meriview kembali,
apakah telah lengkap dan sesuai maka pimpinan menandatangani
bersama nasabah setelah itu menyerahkan akad pembiayaan beserta
surat sanggup diserahkan kembali ke nasabah untuk segera melengkapi
kembali, untuk sebagai contoh dalam tahap persetujuan ini saya
lampirkan pada halaman berikutnya.
5. Tahap pencairan
Tahap ini akan mengajukan surat permohonan pencairan pembiayaan dan
kemudian pihak CBRM menerima surat permohonan tersebut dan
melakukan pengecekan antaralain, akd pembiayaan, surat sanggup, jaminan,
biaya jaminan dan biaya pengikatan jaminan telah dibayar nasabah,
pengamanan sumber pelunasan pembiayaan telah dilakukan oleh pihak
bank, serta persyaratan lain, hasil pengecekan tersebut ditungkan dalam
daftar pengecekan realisasi pembiayaan dan diparaf oleh CBRM. Kemudian
pihak BFO menerima daftar pengecekan realisasi pembiayaan tersebut dan
meneruskan ke administrasipembiayaan untuk dilakukan pengecekan, pihak
47
Administrasi akan melakukan pengecekan kelengkapan dan kebenaran
dokumen sesuai yang dipersyaratkan dalam akad pembiayaan, jika tidak
lengkap maka pihak administrasi akan membuat catatan atas ketidak
kelengkapan dokumen tersebut. Kemudian mengisi daftar pengecekan
realisasi pembiayaan lembar 3 dan membubuhkan paraf, serta menyerahkan
kembali dokumen tersebut ke BFO, setelah menerima dokumen tersebut
diserahkan ke pimpinan untuk di cek kembali dan diputuskan apakah
pembiayaan dicairkan atau di tunda
H. Keungulan Pembiyaan Mudharabah dan Musyarakah dari sudut
pandang nasabah
1. Keungulan pembiayaanMudharabah
“Menurut Bapak Hardi pembiayaan mudharabah, Bebas dari
riba, sangat efektif dalam memberikan pendanaan karena di biayai
dengan sepenuhnya oleh bank, nisbah pembagian hasil seuai dengan
keuntungan diperoleh dan dibagi sesuai dengan nisbah yang
disepakati.”40
“Menurut Bapak Santoso pembiayaan mudarabah ini
Keungulan terlihat dari pembiayaan sepenunya dibiiayaai oleh pihak
bank jadi apabila terjadi kerugian pihak bank yang menangug semua
kerugian tersebut”41
“Menurut Bapak Syarif, pembiayaan mudharabah memiliki
perbedaan dari segi pengelolaa keuangannya dimana dalam
pengelolaan administrasi keuangan usaha tersebut bank tidak
sepenuhnya ikut campur dalam pelaksanaanya. Selain itu jika dilihat
dari segi pembagian hasil, dalam akad mudharabah pembagian hasil
40Hasil wawancara dengan bapak Hardi pada tanggal 15 Oktober 2019 41Hasil wawancara dengan bapak Santoso pada tanggal 15 Oktober 2019
48
keuntungan umumnya telah ditentukan pembagiannya dari pihak
bank”42
Dari hasil wawancara di atas dapat di Tarik kesimpulan bahwa
seorang yang ingi melakukan sebuah usaha yang tidak memunyai dana
bisa melakukan pembiayaan Mudharabah karena dalam pembiyaan
Mudrahabahini modal 100% di biayai oleh pihak perbankan dan
pembiayaan mudrahabahbebas dari riba.
2. keunggulan pembiyaan Musyarakah
“menurut Bapak Hardi keunggulan pembiayaan Musyarakah ini
iyalah nasabah juga bias berontribusi dana dengan pihak bank dalam
menjalankan suatu usaha dan nasabah pembagian hasil sesuai dengan
keuntungan yang diperoleh dan di bagi sesuai dengan kontribusi
dana”43
“Menurut Bapak Santoso pembiayaan Musyarakah ini
keunggulan terlihat dari pembiayaan di biayai oleh dua pihak yaitu
bak dan nasabah jadi apabila terjadi kerugian pihak bank dan nasabah
yang menangug semua kerugian tersebut”44
“Menurut Bapak Syarif, pengelolaan administrasi keuangan
dalam akad musyarakah ini kedua pihak saling berkontribusi dalam
pelaksanaanya, karena setiap pihak memiliki wewenang untuk
mengatur segara aktifitas kegiatan usahanya terutama dalam
mengelola keuangannya. Selain itu jika dilihat dari porsi pembagian
hasil keuntungan tidak sepenuhnya ditentukan dari porsi modal yang
di tempatkan, akan tetapi pembagian hasil keutungan ditentukan dari
kesepakatan awal kontrak.45
42Hasil wawancara dengan bapak Syarifpada tanggal 15 Oktober 2019 43Hasil wawancara dengan bapak Hardi pada tanggal 15 Oktober 2019 44Hasil wawancara dengan bapak Santoso pada tanggal 15 Oktober 2019 45Hasil wawancara dengan bapak Syarifpada tanggal 15 Oktober 2019
49
Dari hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembayaan musyarakah ini dengan cara dua orang atau lebih saling
berkontribusi dalam suatu usaha , kerugian dalam usaha di tangung
oleh semua pihak dan pembagian hasil juga sesuai dengan kontribusi
dana.
49
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keugulan produk Mudharabah anataralain adalah sebagai berikut:
1. Dalam Pembiayaan Mudharabah Bank memberikan pembiayaan
sepenuhnya (100%) modal dari Bank
2. Dalam menghadapi kerugian dalam suatu usaha pihak bank betangung
jawab penuh (100%) dalam kerugian tersebut apabila tidak disebabkan
oleh nasabah tersebut degan segaja seperti mengunakan uang
pembiayaan untuk membeli sesuatu di luar kepentingan usaha tersebut.
3. Dalam pengolaan usaha bank tidak sepenuhnya ikut campur dalam
mengelola usaha akan tetapi tetap untuk mengawasi usaha tersebut.
Keugulan produk Musyarakahanataralain adalah sebagai berikut:
1. Dalam pembiyaan Musyarakah Bank dan Nasabah saling kontribusi
dana bersama, banyaknya dana sesuai dengan kesepakatan yang telah
di sepakati dalam akad
2. Dalam menghadapi kerugian dalam suatu usaha pihak bank dan
nasabah saling bertangup jawab dalam mengatasi kerugian sesuai
dengan proporsi dana.
3. Setiap pihak memiliki wewenang untuk mengatur segla aktifitas
kegiatan usahanya terutama dlam mengeola keuangan.
50
B. Saran
1. Dari wawancara yang dilakukan kepada investor Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Jambi dapat di Tarik bahwa Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Jambi harus tetap meningkatkan pelayanan
terhadap nasabah pembiayaan mudhrabah dan musyarakah, karena
nasabah juga mempertimbangkan pelayanan yang akan didapat.
2. Kurangnya pemahaman investor tentang produk-produk pembiayaan
mudharabah dan musyarakah menyarankan Bank Syariah Mandiri
untuk harus lebih meningkatkan promosi agar masyarakat lebih
mengenal produk-produk yang ada di banktersebut.
3. Sebagai Bank yang menyalurkan pembiayaan adanya penjelasan yang
detail terhadap pembiayaan tersebut kepada nasabah agar mudah
dipahami dan membuat investor lebih mudah untuk melakukan
pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Q.S Al-quran dan hadist
Adiwarman A karim,2009, Bank Islam; analisis fiqh dan keuangan, edisi
ketiga, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada.
Andri Soemitra, 2009, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta:
Pranamedia Group.
Binti Nur Asiyah, 2015, manajemen pembiayaan bank syariah, Kalimedia,
Depok Sleman Yokyakarta.
Ismail, 2011, Perbankan syriah Jakarta: Prenamedia Group.
Juliansyah Noor, 2011,metode penelitian, Jakarta: Pranadamedia Group.
Karnaen perwataatmaja dan syafi’I Antonio, 1992, Apa Dan Bagaimana Bank
Islam, penerbit dana bhakti wakaf, Yogyakarta
Kasmir, 2011, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta:Rajawali Pers.
Muhammad Safi’i Antonio, 2008, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Germa
Insani
Muhammad Syafi’i Antonio, 2001, Bank Syariah dari teori kepraktik, Jakarta,
Gema Insani Press
Sri Nurhayati,2004Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 3, Jakarta,
Salemba Empat.
Lain-lain
Putri Dona Balgis,2017,Akad Musyarakah Mutanaqisa: Inovasi Baru
Produk Pembiayaan Bank Syariah, Ekonomi Syariah Universitas
Padjajaran, Vol. 7
Trimulato,2017,Analisis Potensi Produk Musyarakah Terhadap
Pembiayaan Sektor Rill UMKM, Perbankan Syariah Universitas
Muhammadiyah Parepare, Vol.18.
Web Resmi
https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_101608.aspx
https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_101708.aspx
https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_101808.aspx
https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_102308.aspx
https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_102408.aspx
https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_103208.aspx