Download - Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1
Walk Through Survey in
Bintang Toedjoe Company Limited
Aspek Lingkungan Kerja / Higiene Perusahaan
5 July 2012
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Robiah Al Adawiyah S. 030.06.343
Endrico Xavierees 030.06.080
Tegoeh Winandar 030.06.255
Kartika Permatasari 030.05.129
Rahajeng Arianggarini 030.06.205
Oqtie Rodia 030.06.190
Satitra Dwima A. 030.06.235
Rainy Anjani 030.06.208
Qorie Fujiatma 030.06.200
Nathasha Adjani 030.06.176
1
PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
PERIODE 2 JULI 2012 – 6 JULI 2012
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
JAKARTA, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
bertujuan menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mencegah, mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja serta terciptanya akibat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Salah satu
caranya adalah menciptakan perusahaan yang higienis agar lingkungan kerja menjadi
aman, nyaman dan sehat.
Menurut Sumakmur (1999), higiene perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu
higiene beserta prakteknya dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor
penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan
melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada
lingkungan tersebut serta bila diperlukan berupa tindakan pencegahan, agar pekerja
dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta
diharapkan dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk itu setiap perusahaan diharapkan untuk mampu menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam perusahaannya
masing-masing. Sistem manajemen tersebut diharapkan menjadi siklus yang tidak
terputus dan berkesinambungan. Dimulai dengan penerapan K3, evaluasi dan
peninjauan ulang dan pada akhirnya peningkatan berkelanjutan.
Salah satu tahapan yang paling penting dari siklus tersebut adalah penentuan
hazard (potensi bahaya) yang terdapat pada perusahaan dan dapat menjadi faktor
risiko bagi tenaga kerja, baik itu dari faktor fisik, kimia dan biologi. Faktor yang juga
tidak kalah pentingnya adalah penilaian upaya-upaya pencegahan kecelakaan kerja
yang telah dilakukan salah satunya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
B. Tujuan Kunjungan
Pada hari Kamis, 5 Juli 2012 telah dilakukan kunjungan ke pabrik yang terletak
di daerah Jakarta Timur yaitu PT. Bintang Toedjoe.
Dari kunjungan tersebut ditemukan beberapa masalah dalam industri hygiene.
Dari data-data yang ditemukan, akan dilakukan analisis masalah dan selanjutnya akan
diupayakan alternatif pemecahan masalah yang dapat diterapkan oleh pihak terkait.
Diharapkan alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan dalam proses tersebut
dapat diterapkan kepada seluruh karyawan yang terlibat sehingga dapat mengurangi
potensi adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja guna memaksimalkan kinerja
para karyawan.
C. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Bintang Toedjoe
Alamat : Jl. Jendral Ahmad Yani nomor 2, Pulo Mas, Jakarta
Timur
Jumlah Karyawan : 809 orang
Asuransi : Jamsostek
Jenis Usaha : Manufacturing
PT Bintang Toedjoe didirikan di Garut, Jawa Barat, pada tanggal 29 April 1946 oleh
Tan Jun She (seorang sinshe), Tjia Pu Tjien, dan Hioe On Tjan. Dipilihnya nama
Bintang Toedjoe adalah sesuai dengan jumlah anak perempuan yang dimiliki oleh Tan
Jun She yaitu 7 orang. Pada waktu itu, dengan alat-alat yang sederhana dan
mempekerjakan beberapa orang karyawan, PT Bintang Toedjoe berhasil
memproduksi obat-obatan yang dijual bebas guna memenuhi kebutuhan
masyarakat akan obat. Salah satu obat yang diproduksi sejak berdirinya adalah
Puyer No. 16 (Obat Sakit Kepala No.16) yang sampai saat ini masih banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan diekspor ke beberapa negara.
Empat tahun sejak didirikan, PT Bintang Toedjoe pindah dari Garut ke kawasan
Krekot, Jakarta, dan pada tahun 1974 PT Bintang Toedjoe kembali pindah ke
kawasan Cempaka Putih, Jakarta. Pada tahun 1970-an ini PT Bintang Toedjoe mulai
memproduksi obat resep dokter. Pada tahun 1985, PT Bintang Toedjoe dibeli oleh
Kalbe Group dan berkembang dengan pesat. Tahun 1990 produk-produk PT Bintang
Toedjoe mulai diekspor ke mancanegara.
Sejalan dengan peningkatan produksinya, lokasi di kawasan Cempaka Putih
sudah tidak memadai lagi, sehingga pada tahun 1993 PT Bintang Toedjoe pindah
ke Kawasan Industri Pulogadung, menempati area seluas 12.000 meter persegi. Lalu
September 2002, Head Office pindah ke Pulomas, pabrik tetap di Pulogadung. Di
area yang ditempati sampai sekarang ini, selain pabrik juga terletak kantor pusat
PT Bintang Toedjoe.
Saat ini, dengan memperkerjakan lebih dari 1000 orang karyawan,
PT Bintang Toedjoe merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di
Indonesia yang tidak hanya memproduksi obat-obatan, melainkan juga memproduksi
suplemen makanan dan fitofarmaka.
Visi, Misi, dan Core Values Perusahaan
Berikut adalah pernyataan visi, misi, core values PT. Bintang Toedjoe:
Visi: Menjadi produsen produk-produk kesehatan terkemuka yang mendominasi
pasar di Indonesia dan Asia
Misi : Menyediakan produk-produk kesehatan yang terpercaya kepada setiap orang,
untuk kehidupan yang lebih baik
Core Values :
1. Kami peduli terhadap pelanggan
2. Kami sukses atas dasar semangat kerja sama
3. Kami senantiasa berinovasi dan berjuang untuk mencapai yg terbaik
4. Kami peka dan selalu menyesuaikan diri terhadap perubahan
5. Kami bekerja dengan penuh semangat dalam lingkungan yang
menyenangkan dan harmonis
3.3 Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
1. Presiden Direktur
1) Mengadakan perencanaan untuk perusahaan secara umum.
2) Menyusun program kerja perusahaan.
3) Menentukan haluan kebijaksanaan yang sesuai dengan kebijaksanaan
umum.
2. Business Development Department
Departemen ini bertanggung jawab terhadap ide pengembangan produk baru dan
Quality System (HACCP, ISO9001, SMK3, dll) PT Bintang Toedjoe. Departemen ini
membawahi 3 bagian :
Scientific Affair
Fungsi tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Mendukung bagian Marketing dan Regulatory Affair untuk hal-hal berkaitan
dengan Scientific Issue
2. Membantu pengembangan bisnis PT Bintang Toedjoe dengan mencari produk
baru yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ide dilakukan melalui
primary research dan secondary research. Data sekunder yang biasa
digunakan :
IPA (Index Pharmaceutical Audit)
IHPA (Index Hospital Pharmaceutical Audit)
IDA (Index Drugstore Audit)
ITMA Indonesia (Data real perusahaan-perusahaan farmasi)
3. Memberi pertimbangan terhadap claim / statement suatu produk
4. Memberi pertimbangan scientific, berkaitan dengan komposisi produk.
5. Memberikan training product knowledge, terhadap suatu produk baru
6. Memeriksa kebenaran isi artwork kemasan PT Bintang Toedjoe
7. Mengkoordinir pelaksanaan uji praklinis dan uji klinis produk PT Bintang
Toedjoe
8. Menyiapkan data-data farmakologi untuk registrasi
Regulatory Affair
Fungsi tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan proses untuk mendapatkan izin penayangan iklan
2. Melaksanakan proses pendaftaran / registrasi produk baru
3. Memeriksa kebenaran isi artwork kemasan sesuai perundangan yang berlaku
4. Koordinator planning produk baru
Quality System
Fungsi tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Agar semua sistem manajemen dapat diterapkan secara konsekuen di
PT Bintang Toedjoe
2. Menjamin terimplementasinya Continuous Improvement (CI)
3. Mengawasi, memonitoring, mengevaluasi dan mereview implementasi ISO 9001,
HACCP dan sistem manajemen lainnya
3. Marketing & Sales Department
Departemen Marketing bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran dan
penjualan produk-produk PT Bintang Toedjoe.
Yang dilakukan Departemen Marketing secara keseluruhan.
1. Menentukan target-target penjualan untuk tiap produk berdasarkan kondisi
perusahaan dan kondisi pasar
2. Menentukan strategi pemasaran untuk mencapai target penjualan, yaitu
peningkatan kualitas produk, distribusi, strategi penetapan harga serta strategi
promosi atau dengan kata lain menerapkan sistem 4 P : Product, Place, Price, and
Promotion dan sistem STP : Segmentation, Targeting, and Positioning
3. Menjaga dan terus meningkatkan kepuasan konsumen (Customer
Satisfaction) terhadap produk-produk PT Bintang Toedjoe dengan cara
menyediakan produk-produk dengan kualitas yang baik dan dengan harga yang
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
4. Membina hubungan baik dengan distibutor, advertising agency dan end user
(konsumen)
5. Sebagai Public Relation (PR) bagi PT. Bintang Toedjoe dengan cara melakukan
kegiatan pemasaran yang menimbulkan image yang positif dimata masyarakat
sekaligus mengimplementasikan CRM (Customer Relation Management)
Departemen Marketing terbagi dalam 4 bagian, yaitu :
SBA I, SBA II, dan SBA III
Fungsi tugasnya adalah sebagai berikut :
Menentukan strategi promosi dan strategi pemasaran untuk tiap produk seperti :
1. Merencanakan kemungkinan suatu produk baru, mencakup ide, kelayakan
launching dan promosi
2. Mempertahankan brand awareness produk yang ada dengan melakukan :
Promosi (seperti : iklan, Off Air, dll)
Rolling Forecast
3. Melakukan survey pasar mengenai :
Availability (ketersediaan), yakni melakukan survey terhadap outlet yang menjual
produk PT. Bintang Toedjoe
Demand, yakni melakukan survey perbandingan penjualan produk sejenis
PT. Bintang Toedjoe dengan kompetitor
Harga, yakni survey harga produk PT. Bintang Toedjoe dan harga produk
kompetitor
SBA IV (International Business)
Fungsi tugasnya adalah melakukan perluasan pemasaran produk-produk
PT. Bintang Toedjoe di Asia (Philipina, Vietnam)
Sales Management
Fungsi tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Mengatur distribusi produk PT Bintang Toedjoe sehingga sampai ke konsumen
2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan Marketing di pusat maupun cabang
3. Memonitor dan mengevaluasi aktivitas distributor dan kantor cabang PT Bintang
Toedjoe di setiap daerah
4. Menciptakan dan mengembangkan sistem distribusi yang efisien dan efektif dengan
penekanan pada area coverage dan product avaibility seluas-luasnya
5. Memperluas area penjualan produk PT Bintang Toedjoe, termasuk membuka cabang-
cabang baru
6. Menentukan target penjualan yang sudah ditetapkan
7. Membantu Product Management dalam melaksanakan promosi above the line di tiap
cabang (radio) dan below the line (poster, sticker, dan sebagainya)
8. Memberikan masukan dan mendukung terlaksananya program marketing
Internal Compliance
Fungsi tugasnya adalah mengawasi dan memonitor kegiatan setiap departemen dan
cabang-cabang PT Bintang Toedjoe serta memeriksa kebenaran laporan keuangan
pusat dan cabang-cabang PT Bintang Toedjoe
Marketing Service & Data Support
Fungsi umum Marketing Service & Customer Data (MCD) adalah mendukung dan
menjaga fungsi kerja dan aktivitas marketing
4. Manufacturing Department
Departemen ini bertanggung jawab atas proses produksi produk-produk PT. Bintang
Toedjoe serta pengembangannya. Departemen ini terbagi dalam 4 line produksi,
yaitu :
1. Line Powder – Lokasi Pulogadung
Produk yang dihasilkan Proses Produksi- Packaging
Puyer 16 1. Proses pengayakan : Semua bahan baku
diayak
secara terpisah ataupun sekaligus
Proses Mixing : Setelah proses pengayakan
kemudian dimasukkan ke dalam drum mixer
3. Proses Filling : Proses memasukan Puyer
(bahan jadi) yang sudah di mixer ke dalam
sachet art paper
Tabel 3.1 Tabel Line Powder
2. Line Liquid - Lokasi Pulogadung
Produk yang dihasilkan Produk Produksi - Packaging
Komix (OBH, Jeruk
Nipis, Peppermint, Jahe)
IREX
Waisan
1. Proses Pelarutan : Semua bahan baku di
larutan
dipelarutnya / air dilanjutkan dengan proses mixing
sexara partial
2. Proses Final Mixing : Setelah proses mixing partial
kemudian masuk ke dalam proses final mixing
dimana semua bahan dijadikan satu untuk
3. Proses Filling : Proses memasukan cairan (bahan jadi) yang sudah di
mixer kedalam sachet aluminium foil
4. Proses Packaging : Dimana setiap sachet dimasukkan ke dalam Box kecil
dimana kemudian box kecil tersebut dimasukkan ke dalam karton
yang dapat menampung beberapa box kecil
Tabel 3.2 Tabel Line Liquid
3. Line Efferverscent – Lokasi Pulogadung & Pulomas
Produk yang dihasilkan Proses Produksi - Packaging
Extra Joss
Joss Kid
Caxon Enace
Caxon Ion C ( Guava,
Ocean)
1. Proses Pengeringan : Proses dimana
campuran
bahan baku dikeringkan di FBD (Fluid Bed Dryer).
Setiap campuran bahan baku dikeringkan dan
menghasilkan fasa
Proses Pengayakan : Setelah proses pengeringan
kemudian masuk ke dalam proses pengayakan
dimana setiap fasa diayak secara terpisah,
dilanjutkan dengan proses pengayakan antara fasa
asam dan basa serta rasa flavour dan aspartasme.
Kemudian dilanjutkan pengayakan keseluruhan
bahan sampai menjadi bulk extra joss
dilanjutkan dengan proses filling / memasukan bulk extra joss kedalam sachet
aluminium foil
4. Proses Packaging : Proses dimana setiap sachet dimasukkan ke dalam Pack
kemudian setiap pack dimasukkan ke dalam box kecil dan setiap box kecil
dimasukkan ke dalam karton yang dapat
menampung beberapa box kecil
Tabel 3.3 Tabel Line Efferverscent
PT. Bintang Toedjoe
BAB II
Address : Jl. Jend. A Yani No. 2, Pulomas
Jakarta Timur 13210
Phone : (62-21) 475 7777
Fax : (62-21) 470 1678
Website : http://www.bintang7.com/
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Yang dimaksud dengan hygiene perusahaan adalah merupakan
spesialisasi kesehatan lingkungan yang meliputi tindakan pencegahan dan
pengendalian terhadap faktor-faktor pengganggu kesehatan karyawan yang
bersifat medis.
Higiene perusahaan ini lebih mengarah pada :
a. Ditujukan terhadap masyarakat tenaga kerja yang lebih mudah didekati
dan diperiksa kesehatannya secara periodic dari pada masyarakat umum.
b. Khusus memperhatikan lingkungan kerja.
c. Bersasaran meningkatkan produktifitas.
d. Didukung oleh undang-undang dalam ruang lingkup ketenaga kerjaan.
Penerapan hygiene perusahaan ini hanya dapat dilaksanakan secara
tepat jika semua keaktifan dalam suatu perusahaan dikenal dengan jelas,
termasuk pemakaian macam-macam mesin dan alat-alat, perkakas dan
sebagainya. Atas dasar ini dapat dibuat dugaan tentang bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi pada pekerja dan masyarakat luas. Dugaan sekedarnya ini
harus dibuktikan ketepatannya dengan pengukuran-pengukuran yang sesuai.
Dengan demikian diperoleh penilaian lingkungan kerja yang obyektif.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJA
1. FAKTOR FISIK
a. Bising
Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki,
misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan
sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi
gaya hidup.
Tipe-tipe Kebisingan:
Kebisingan spesifik : Kebisingan di antara jumlah kebisingan
yang dapat dengan jelas dibedakan untuk
alasan-alasan akustik. Seringkali sumber
kebisingan dapat diidentifikasikan
Kebisingan residual: Kebisingan yang tertinggal
sesudahpenghapusan seluruh kebisingan
spesifik dari jumlah kebisingan di suatu
tempat tertentu dan suatu waktu tertentu
Kebisingan latar belakang: Semua kebisingan lainnya ketika
memusatkan perhatian pada suatu
kebisingan tertentu. Penting untuk
membedakan antara kebisingan residual
dengan kebisingan latar belakang
Akibat Kebisingan
Tipe Uraian
Akibat lahiriah Kehilangan
pendengaran
Perubahan ambang batas sementara akibat
kebisingan, perubahan ambang batas
permanen akibat kebisingan
Akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau stress meningkat,
tekanan darah meningkat, sakit kepala, bunyi
dering
Akibat
psikologis
Gangguan
emosional
Kejengkelan, kebingungan
Gangguan
gaya hidup
Gangguan tidur atau istirahat, hilang
konsentrasi waktu bekerja, membaca dan
sebagainya.
Gangguan
pendengaran
Merintangi kemampuan mendengarkan TV,
radio, percakapan, telpon dan sebagainya.
Kebisingan yang dapat diterima oleh tanaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
yaitu 85 dB(A) (KepMenNaker No.51 Tahun 1999, KepMenKes No.1405
Tahun 2002). Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau
membahayakan perlu diambil tindakan seperti penggunaan peredam pada
sumber bising, penyekatan, pemindahan, pemeliharaan, penanaman
pohon, pembuatan bukit buatan ataupun pengaturan tata letak ruang dan
penggunaan alat pelindung diri sehingga kebisingan tidak mengganggu
kesehatan atau membahayakan.
b. Getaran
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur
dari benda atau media dengan arah bolak±balik dari kedudukan
keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan
motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis.
Jenis Getaran:
- Getaran karena gerakan udara, pengaruhnya terutama pada akustik .
Getaran udara juga disebabkan oleh benda bergetar dan diteruskan
melalui udara sehingga akan mencapai telinga.
- Getaran karena getaran mekanis, mengakibatkan resonansi atau
turut bergetarnya alat-alat tubuh. Terdapat dua bentuk yaitu getaran
seluruh badan dan getaran pada lengan dan tangan.
Getaran Seluruh Tu buh
Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body
vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja
sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang
menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah
sebesar 5-20 Hz.
Getaran Tangan Lengan
Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui
tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya
biasnya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya
adalah pada 128Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada
frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan
seperti :1.Operator gergaji rantai 2. Tukang semprot, potong
rumput 3. Gerinda, 4. Penempa palu
c. Iklim dan Suhu
Seorang tenaga kerja akan mampu bekerja secara efisien dan
produktif bila lingkungan tempat kerjanya nyaman. Suhu nyaman bagi
orang indonesia adalah 24°C – 26°C. Bila iklim kerja panas dapat
menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja dan gangguan
kesehatan.
Intervensi yang dapat dilakukan terhadap lingkungan kerja antara
lain:
1. Mereduksi panas konveksi
2. Memperbaiki sistem ventilasi
3. Mereduksi panas radiasi
4. Mengatur warna yang cerah pada ruangan
Intervensi yang dapat dilakukan terhadap lingkungan kerja antara
lain:
1. Menyediakan minuman dekat tempat kerja
2. Pakaian dengan bahan mudah menyerap keringat dan berwarna
cerah
3. Seleksi pekerja yang bekerja di lingkungan kerja panas : tidak
terlalu gemuk dan tidak mempunyai penyakit kardiovaskuler
d. Pencahayaan
Sifat-sifat pencahayaan yang baik :
1. Pembagian iluminasi pada lapangan penglihatan
2. Pencegahan kesilauan
3. Arah sinar
4. Warna
5. Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan
Pengaruh pencahayaan yang kurang terhadap penglihatan :
1. Iritasi, mata berair dan mata merah
2. Penglihatan rangkap
3. Sakit kepala
4. Ketajaman penglihatan menurun, begitu juga sensitifitas terhadap
kontras warna juga kecepatan pandangan
5. Akomodasi dan konvergensi menurun
Intensitas cahaya di ruang kerja adalah sebagai berikut :
Jenis KegiatanTingkat pencahayaan
minimal (Lux)Keterangan
Pekerjaan kasar & tidak
terus-menerus
100 Ruang penimpanan dan
ruang peralatan/instalasi
yang memerlukan pekerjaan
yang kontinyu
Pekerjaan kasar dan
terus-menerus200
Pekerjaan dengan mesin dan
perakitan kasar
Pekerjaan rutin 300
Pekerjaan
kantor/administrasi, ruang
kontrol dan pekerjaan mesin
dan perakitan atau penyusun
Pekerjaan agak halus 500
Pembuatan gambar atau
bekerja dengan mesin kantor
pekerja pemeriksaan atau
pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus 1000
Pemilihan warna,
pemrosesan, tekstil,
pekerjaan mesin halus dan
perakitan halus
Pekerjaan amat halus
1500
(tidak menimbulkan
bayangan)
Mengukir dengan tangan,
pekerjaan mesin dan
perakitan yang sangat halus
Pekerjaan detail
3000
(tidak menimbulkan
bayangan)
Pemeriksaan pekerjaan,
perakitan sangat halus
Beberapa hal yang dapat menurunkan intensitas penerangan :
1. Adanya debu atau kotoran pada bola lampu
2. Bola lampu yang sudah lama
3. Kotornya kaca jendela, untuk penerangan alami
4. Perubahan letak barang-barang
2. FAKTOR BIOLOGIS
Dasar hukum faktor biologis yang mempengaruhi lingkungan kerja
adalah Kepres No. 22/1993 tentang penyakit yang timbul karena
hubungan kerja (point) penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus,
bakteri, atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki
resiko kontaminan khusus.
Biological hazard adalah semua bentuk kehidupan atau mahkluk hidup
dan produknya yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan. Faktor biologis dapat dikategorikan menjadi:
- Mikroorganisme dan toksinnya (virus, bakteri, fungi, dan produknya)
- Arthopoda (crustacea, arachmid, insect)
- Alergen dan toksin tumbuhan tingkat tinggi (dermatitis kontak, rhinitis,
asma)
- Protein alergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen, liverwort, fern)
dan hewan invertebrata (protozoa, ascaris)
Faktor biologis dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara:
- Inhalasi/ pernafasan (udara terhirup)
- Ingesti/ saluran pencernaan
- Kontak dengan kulit
- Kontak dengan mata, hidung, mulut
3. FAKTOR KIMIA
a. Klasifikasi:
Berdasarkan Bentuknya:
- Partikulat:
yaitu setiap sistem titik-titik cairan atau debu yang mendispersi
diudara yang mempunyai ukuran demikian lembutnya sehingga
kecepatan jatuhnya mempunyai stabilitas cukup sebagi suspensi
diudara. Perlu diingat bahwa partikel-partikel debu selalu berupa
suspensi.
Partikel dapat diklasifikasikan:
Debu diudara (airbon dust) adalah suspensi partikel benda
padat diudara . Butiran debu ini dihasilkan oleh pekerjaan
yang berkaitan dengan gerinda, pemboran dan
penghancuran pada proses pemecahan bahan-bahan padat.
Kabut (mist) adalah sebaran butir-butir cairan diudara. Kabut
biasanya dihasilkan oleh proses penyemprotan dimana
cairanh tersebar, terpercik atau menjadi busa partikel buih
yang sangat kecil.
Asap (fume) adalah butiran-butiran benda padat hasil
kondensasi bahan-bahan dari bentuk uap. Asap juga
ditemui pada sisa pembakaran tidak sempurna dari bahan-
bahan yang mengandung karbon, karbon ini mempunyai
ukuran lebih kecil dari 0,5 m (micron)
- Non Partikulat
Gas adalah Bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon
dioksida dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal,
dapat dirubah bentuknya hanya dengan kombinasi
penurunan suhu dan penambahan tekanan.
Uap Air (Vavor) adalah bentuk gas dari cairan pada suhu
dan tekanan ruangan cairan mengeluarkan uap, jumlahnya
tergantung dari kemampuan penguapannya. Bahan-bahan
yang memiliki titik didih yang rendah lebih mudah menguap
dari pada yang memiliki titik didih yang tinggi.
b. Pengaruh Bahan Kimia
- Iritasi
adalah diartikan suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya
apabila tubuh kontak dengan bahan kimia. Bagian tubuh yang
terkena biasanya kulit, mata dan saluran pernapasan.
Iritasi melalui kulit, apabila terjadi kontak antara bahan kimia
tertentu dengan klulit, bahan itu akan merusak lapisan yang
berfungsi sebagai pelindung. Keadaan ini disebut dermatitis
(peradangan kulit).
Iritasi melalui mata kontak yang terjadi antara bahan-bahan
kimia dengan mata bisa menyebabkan rusaknya mulai yang
ringan sampai kerusakan permanen.
Iritasi saluran pernapasan oleh karena bahan-bahan kimia
berupa bercak-bercak cair, gas atau uap akan menimbulkan
rasa terbakar apabila terkena pada daerah saluran
pernapasan bagian atas (hidung dan Kerongkongan).
- Asfiksia
Adalah istilah sesak napas dihubungkan dengan gangguan proses
oksigensi dalam jaringan tubuh yaitu ada dua jenis: Simple
asphyxiantion dan chemical asphyxiantion
Simple asphyxiation (sesak napas yang sederhana) karena
ini berhubungan dengan kadar oksigen di udara yang
digantikan dan didominasi oleh gas seperti nitrogen, karbon
dioksida, ethane, hydrogen atau helium yang kadar tertentu
mempengaruhi kelangsungan hidup.
Chemical asphyxiation (sesak napas karena bahan-bahan
kimia). Pada situasi ini, bahan-bahan kimia langsung dapat
mempengaruhi dan mengganggu kemampuan tubuh untuk
mengangkut dan menggunakan zat asam, sebagai contoh
adalah karbon monoksida.
- Kehilangan kesadaran dan mati rasa. Paparan terhadap
konsentrasi yang relatif tinggi dari bahan kimia tertentu seperti ethyl
dan prophyl alcohol (alipaphatic alcohol), dan methylethyl keton
(aliphatic keton), acetylene hydrocarbon ethyl dan isoprophyl ether,
dapat menekan susunan syaraf pusat.
- Keracunan Tubuh
Manusia memiliki sistem yang komplek. Keracunan sistemika
dihubungkan dengan reaksi dari salah satu sistem atau lebih dari
tubuh terhadap bahan-bahan kimia yang mana reaksi ini merugikan
dan dapat menyebar keseluruh tubuh.
- Kanker
Paparan bakan-bahan kimia tertentu bisa menyebabkan
pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali, menimbulkan tumor
(benjolan-benjolan) yang bersifat karsinogen. Tumor tersebut
mungkin baru muncul setelah beberapa tahun bevariasi antara 4
tahun sampai 40 tahun. Bahan kimia seperti arsenic, asbestos,
chromium, nikel dapat menyebabkan kanker paru-paru.
- Paru-paru kotor (pneumoconiosis) adalah suatu keadaan yang
disebabkan oleh mengendapnya partikel-partikel debu halus daerah
pertukaran gas dalam paru-paru dan adanya reaksi dari jaringan
paru.. Contoh bahan-bahan yang menyebabkan pneumoconiosis
adalah crystalline silica, asbestos, talc, batubara dan beryllium.
4. ALAT PELINDUNG DIRI
Alat pelindung diri wajib diisediakan bagi tenaga kerja dan bagi setiap
orang yang memasuki tempat kerja disertai dengan petunjuk-petunjuk
yang diperlukan sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970.
Undang-Undang No.1 tahun 1970 memiliki tujuan dan sasaran :
- Agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja
dalam keadaan selamat dan sehat.
- Agar sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
- Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan
apapun.
Hal yang berkaitan dengan alat pelindung diri juga tertuang di Undang-
Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86
dimana dikatakan bahwa pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Macam-macam alat pelindung diri antara lain:
a. Pelindung Mata dan Muka
Pelindung mata dan muka berfungsi untuk melindungi mata dan muka
dari percikan bahan-bahan korosif, debu-debu yang melayang di
udara. Lemparan benda-benda kecil, panas, pemajanan gas-gas atau
uap-uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, radiasi
gelombang elektromagnetik yang mengion maupun tak mengion,
pancaran cahaya, serta benturan/pukulan benda-benda keras atau
tajam. Jenis-jenisnya ialah kacamata (spectacles), goggles, dan
tameng muka (face shield).
b. Pelindung Pendengaran
Pelindung pendengaran berfungsi melindungi telinga dari kebisingan
dan percikan api/logam-logam yang panas. Jenis pelindung
pendengaran antara lain sumbat telinga (ear plug) dan ear muff (tutup
telinga). Ear plug dimasukkan pada telinga sedangkan ear muff
ditutupkan pada seluruh daun telinga. Ear plug terbuat dari karet,
plastik, lilin, atau kapas. Ear plug bisa mereduksi suara frekuensi tinggi
(4000 dBA) masuk lubang telinga. Dengan earplug intensitas
kebisingan diterima di tempat kerja dapat berkurang 85 Dba. Ear muff
berbentuk cup berisi cairan/busa berfungsi menyerap suara yang
frekuensinya tinggi. Ear muff dapat mereduksi suara frekuensi 2800-
4000 Hz sebesar 35-45 Dba.
c. Pelindung Pernapasan
Pelindung pernapasan (respirator) berfungsi melindungi organ
pernapasan akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu,
uap, gas, fume, dan asap. Jenisnya antara lain respirator yang
memurnikan udara (air purifying respirator) dan respirator yang
memasok udara (air supplying respirator).
d. Pelindung Kepala
Pelindung kepala berfungsi melindungi kepala dari kejatuhan benda,
terbentur/terpukul, benda keras/tajam, radiasi panas, api, dan percikan
kimia. Jenis-jenis pelindung kepala antara lain topi pengaman (safety
helmet), tudung kepala (hood), penutup rambut (hair cup). Kegunaan
topi pengaman di lapangan ialah untuk melindungi kepala dari bahaya
sengatan arus listrik tegangan rendah dan tinggi serta terdapat pula
topi pengaman untuk pemadam kebakaran. Tudung kepala ( hood)
gunanya melindungi kepala dari kontak dengan bahan-bahan kimia,
api, panas, radiasi. Penutup rambut (hair cup) berguna untuk
melindungi kepala dan rambut dari kotoran serta melindungi rambut
dari bahaya terjerat mesin-mesin yang berputar.
e. Pelindung kaki
Pelindung kaki berfungsi melindungi kaki dari tertimpa benda-benda
berat, objek tajam yang melukai kaki, pemaparan logam yang meleleh,
permukaan basah atau licin. Berdasarkan jenisnya masing-masing
terbagi menjadi sepatu keselamatan untuk pekerjaan peleburan
logam, bahaya peledakan, potensi bahaya listrik, konstruksi
bangunan, tempat kerja basah licin, dan kontak dengan benda-benda
kimia.
f. Pelindung Tangan
Pelindung tangan berfungsi melindungi tangan dan jari-jari
tangan dari pajanan api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi
mengion, listrik, dan bahan kimia. Jenisnya antara lain sarung tangan
biasa(gloves), darung tangan dengan ibu jari terpisah sedangkan
empat jari lainnya menjadi satu (mitten), Pelindung tangan yang hanya
telapak tangan (handa pad), dan pelindung pergelangan tangan
sampai lengan (sleeve) biasanya digabung dengan sarung tangan.
Pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya dengan bahan
sarung tangan yang dikenakan oleh tenaga kerja.
Untuk potensi bahaya listrik digunakan jenis bahan sarung
tangan karet. Untuk radiasi mengion digunakan karet dan kulit yang
dilapisi timbal. Untuk potensi bahaya benda-benda tajam dan kasar
dapat digunakan sarung tangan berbahan kulit atau PVC ataupun kulit
yang dilapisi logam kromium. Untuk potensi bahaya asam dan alkai
yang korosif dapat digunakan jenis bahan sarung tangan karet. Untuk
potensi bahaya benda-benda panas digunakan sarung tangan kulit
atau asbes.
g. Pelindung Jatuh
Pelindung jatuh (tali dan sabuk pengaman) berfungsi untuk
mengurangi risiko bahaya fisik apabila si pemakai jatuh. Jenis-jenisnya
antara lain jenis penggantung dan jenis pelana/harness. Jenis
penggantung terdiri atas penggantung unifilar, penggantung berbentuk
u, dan penggantung unifilar berbentuk u. Jenis pelana terdiri atas
penunjang dada (chest harness), penunjang dada dan punggung
(chest waist harness), dan penunjang seluruh tubuh (full body
harness).
h. Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung atau pakaian keselamatan berfungsi melindungi
sebagian atau seluruh tubuh dari bahaya percikan bahan-bahan kimia,
radiasi, panas bunga api maupun api. Pakaian pelindung terbagi atas
pakaian pelindung yang menutup sebagian tubuh (mulai dari dada
sampai lutut)/apron dan pakaian pelindung yang menutupi seluruh
tubuh.
A. SANITASI INDUSTRI
Prinsip Dasar Sanitasi terdiri dari:
• Sanitasi adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga
kebersihan.
• Sanitasi ini merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh industri dalam
menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP).
• Sanitasi dilakukan sebagai usaha mencegah penyakit pada tenaga kerja
dan lingkungan sekitar perusahaan.
• Manfaat yang diperoleh bagi konsumen bila industri pangan
adalah,konsumen terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena
keracunan makanan.
• Manfaat yang diperoleh bagi produsen adalah produsen dapat
meningkatkan mutu dan umur simpan produk, mengurangi komplain dari
konsumen.
• mengurangi biaya recall.
• Praktik sanitasi meliputi pembersihan, pengelolaan limbah, dan higiene
pekerja yang terlibat.
Sanitasi industri meliputi:
• Water supply
Suplai air dibagi menjadi 2 berdasarkan penggunaannya yaitu:
- Domestik untuk karyawan, makan, minum, dll
- Proses produksi
• Pembuangan kotoran dan sampah
Sampah dibagi menjadi dua yaitu:
- Domestik berasal dari karyawan, bukan dari proses produksi
- Sampah industri padat, cair
Sampah ini memerlukan manajemen khusus dalam pengelolaannya.
Sampah dapat diolah kembali untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat ataupun sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi dan
dikembalikan ke alam sebagai bahan yang tidak berbahaya dan mudah
terurai.
• Sanitasi makanan
Sanitasi makanan memegang peranan penting dalam proses produksi.
Sanitasi makanan berhubungan langsung kepada tenaga kerja
ataupun proses produksi dalam industri pangan. Sanitasi makanan
merupakan usaha pencegahan penyakit, dapat menjadi pertimbangan
ekonomi dalam penyediaan makanan dan merupakan pencegahan
penyakit yang efektif. Hal –hal yang diperhatikan dalam sanitasi
makanan adalah:
- Kebersihan makanan penyediaan bahan makanan, pengolahan
makanan, pengangkutan bahan makanan dan penyajian makanan
- Kebersihan peralatan
- Kebersihan fasilitas
- Kantin dan ruang makan
- Kercunan makanan
• Pencegahan dan pembasmian vektor dan roden
Vektor adalah binatang yang berperan dalam pemindahan penyakit
dari sumbernya ke manusia. Contoh – contoh vektor seperti tikus, lalat,
nyamuk, kecoa, kutu dan lain – lain. Masing – masing vektor membawa
penyakit tertentu dan dapat mengenai tenaga kerja, sehingga dapat
menurunkan produktivitas.
Pengendalian vektor dapat dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri
ataupun memakai jasa pengendalian vektor profesional
• Perlengkapan fasilitas sanitasi
Fasilitas kebersihan merupakan hal yang mutlak harus tersedia dalam
industri. Memgang peranan penting dalam proses produksi. Fasilitas
kebersihan menjamin tenaga kerja untuk menjalankan fungsi – fungsi
biologis seperti buang air kecil, buang air besar, makan, tempat ganti
pakaian, dan lain – lain.
Hal – hal yang termasuk fasilitas kebersihan yaitu:
- WC (kakus) memenuhi syarat –syarat wc sehat, jumlah wc
sebanding dengan jumlah pekerja
- Tempat cuci
- Tempat mandi membersihkan badan sebelum pulang
- Tempat baju kerja (locker) tempat ganti pakaian sebelum dan
sesudah kerja
- Ruang makan dan kantin memenuhi syarat – syarat rumah
makan sehat atau kantin sehat.
• Ketata rumah tanggaan
Ruang lingkup kerumah tanggaan meliputi:
- Perencanaan yang baiki
- Pelaksanaan yang teratur dan terus menerus
- Pengecekan dan evaluasi
Pada prinsipnya ketata rumah tanggaan adalah usaha yang terus
menerus dan konsisten dalam menjalankan fungsi – fungsi sanitasi.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
I. Faktor Fisik
1.1 Bising
Secara umum keadaan bising di lokasi pabrik PT. Bintang
Toedjoe kami anggap dalam batas normal karena proses pengerjaan
yang kami lihat adalah tahap penerimaan bahan baku dasar di gudang
yang tidak menggunakan peralatan yang mengeluarkan bising.
Sehingga para pekerja tidak memerlukan alat perlindungan diri dari
bising. Namun, penilaian ini tidak terlalu valid karena kami tidak masuk
ke lokasi produksi secara langsung.
1.2 Penerangan
Pada siang hari sumber penerangan berasal dari matahari yang
masuk lewat jendela di bagian atas gudang dan ditambah dengan
lampu-lampu neon yang terpasang di langit-langit gudang secara
merata.
Sumber listrik yang digunakan berasal dari PLN, sehingga
apabila asupan listrik PLN mati mendadak proses kerja dapat berhenti
dan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
1.3 Getaran
Selama melakukan kunjungan ke lokasi pabrik, kami tidak
menemukan adanya getaran yang dirasakan. Hal ini karena tidak
adanya penggunaan alat – alat yang menghasilkan getaran pada
gudang yang kami kunjungi.
1.4 Radiasi
Berdasarkan pengamatan kami tidak menemukan adanya
radiasi. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan lokasi pabrik,
penggunaan bahan material dan proses pengerjaan yang dilakukan
tenaga kerja.
1.5 Suhu
Pada saat di lokasi pabrik, kami tidak memasuki secara
langsung lokasi bagian produksi pabrik tersebut dikarenakan lokasi
proyek yang membutuhkan alat pelindung diri, sedangkan alat
pelindung diri tersebut tidak tersedia untuk kami. Dari penilaian bagian
depan gudang, kami mendapati bahwa suhu udara pada saat
kunjungan ke dalam bagian depan gudang cukup sejuk, namun untuk
bagian dalam gudang tidak diketahui karena kami tidak masuk hingga
ke bagian dalam. PT. Bintang Toedjoe telah melakukan pengukuran
suhu menggunakan ISBB (Indeks Suhu Bola Basal) beberapa saat
yang lalu namun hasilnya belum diketahui.
II. Faktor Kimia
Di lokasi proyek ditemukan adanya potensi para pekerja untuk terpapar
bahan – bahan kimia maupun debu melalui udara. Bahan-bahan kimianya
merupakan bahan-bahan dasar pembuatan obat dan minuman berenergi.
Kami menemukan tidak adanya pemakaian alat pelindung diri berupa masker
untuk menghalangi masuknya debu maupun bahan-bahan kimia di dalam
gudang pada para pekerja di lapangan. Kondisi ini dapat mengakibatkan
penyakit akibat kerja yaitu pneumokoniosis.
Penyimpanan bahan baku tidak lebih dari 8 tumpuk per pallet agar
tidak terjadi kerusakan maupun kecelakaan. Untuk bahan kemas dalam
bentuk roll disimpan dalam sistem 2 lapis pengemasan dengan penanganan
khusus agar terjaga sanitasinya.
III. Faktor Biologis
Pada pengamatan kami, tidak terdapat adanya faktor-faktor biologis
yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia mapun hewan. Namun
beberapa pekerja pernah mengalami ISPA, sehingga kemungkinan terdapat
mikroorganisme dan toksinnya yang menyebabkan penyakit tersebut.
IV. Sanitasi
1. Penyediaan Air (Water Supply)
Sebagaimana disampaikan pihak perusahaan bahwa perusahaan
menyediakan sumber air minum bagi para pekerjanya di lokasi pabrik
sehingga para pekerja dapat minum air dari sumber air yang bersih.
2. Pembuangan kotoran dan sampah
Pada TPAL dibagi menjadi 2 yaitu sampah domestic dan sampah industri.
Hasil akhir dari proses pengolahan limbah tersebut dialirkan menuju suatu
kolam yang berisi ikan. Ikan merupakan indicator biologis yang
menentukan tingkat toksik dari hasil akhir proses pengolahan limbah. Bio
indikator lainnya dengan dilakukan pemeriksaan harian oleh petugas
quality control.
3. Pengadaan makanan atau gizi tenaga kerja
Pihak perusahaan memiliki 3 catering yang melakukan rolling 2 minggu
sekali dan bertanggung jawab menyediakan makanan bagi para pekerja
baik pekerja pabrik maupun office. Yang disediakan di 2 kantin yang
berbeda untuk pekerja pabrik dan office.
Jadwal makan untuk para pekerja pabrik dibagi 3 sesuai dengan
pembagian shiftnya. Untuk shift pagi makan siang pada pukul 11.30 –
12.30. Untuk shift sore pada pukul 17.30 – 18.30. Dan untuk shift malam
pada pukul 00.00 – 01.00. Misalkan ada pekerja shift pagi yang bekerja
lembur atau overtime, pekerja tersebut mendapat tambahan makan
bersamaan dengan pekerja shift sore.
Setiap porsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalori selama 8 jam. Dan
bagi pekerja shift malam diberikan tambahan berupa susu dan salah satu
tambahan menu seperti telur.
4. Pencegahan dan Pembasmian Vektor dan Roden
Perusahaan menggunakan jasa servis untuk pengendalian dan
pembasmian vector dan roden. Dari hasil wawancara dengan petugas dari
perusahaan PT. Bintang Toedjoe, perusahaan menggunakan jasa
tersebut pada lokasi tertentu untuk masa percobaan. Dan selama masa
percobaan tersebut, perusahaan merasa puas dengan hasil ang dicapai
dari alat tersebut dan akan menggunakan alat tersebut di seluruh lokasi
perusahaan.
5. Toilet
Dari data yang diperoleh dari pihak perusahaan, jumlah Toilet yang
disediakan di dalam lingkungan proyek berjumlah 50 buah. Jumlah ini
sesuai dengan jumlah pekerja yang berjumlah 809 orang. Dengan jumlah
masing-masing 10 WC di setiap lantai.
IV. APD
Sebagaimana disampaikan pihak perusahaan, para pekerja sudah disediakan
APD sesuai dengan masing-masing lokasi sesuai kebutuhannya. APD yang
disediakan antara lain adalah pelindung kaki/sepatu boot, pelindung
kepala/safety helmet, sarung tangan/glove, serta masker. Tanda-tanda atau
peringatan penggunaan APD di lokasi proyek sudah ada. Kenyataan yang
ditemukan di lokasi adalah bahwa seluruh pekerja sudah menggunakan APD
pada masing-masing lokasi sesuai dengan kebutuhannya. Namun untuk
bagian gudang tidak menggunakan masker untuk menghalangi terhirupnya
debu atau bahan-bahan kimia ke dalam paru-paru.
Dikatakan bahwa perusahaan akan memberikan peringatan berupa
pengurangan poin reward tiap departemen yang bertujuan untuk
memenangkan PT. Bintang Toedjoe Award kepada pekerja yang tidak
mematuhi peraturan termasuk penggunaan APD.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
a. Penilaian higiene pada faktor kimia ditemukan masalah berupa debu dan
bahan-bahan kimia.
b. Penggunaan APD sudah cukup diterapkan oleh tenaga kerja. Rata- rata
tenaga kerja telah menggunakan APD sehingga diharapakan dapat
meminimalisir risiko kecelakaan kerja.
c. Kelengkapan sanitasi untuk para pekerja di perusahaan ini sudah cukup
dimana terdapat 50 toilet yang disediakan untuk ± 809 orang tenaga kerja.
d. Kami menilai bahwa perusahaan ini sudah cukup baik menerakan prinsip-
prinsip hiperkes dan keselamatan kerja bagi tenaga kerjanya.
SARAN
a. Sebaiknya dilakukan pelatihan Hiperkes dan keselamatan kerja bagi para
tenaga kerja guna meningkatkan pengetahuan tenaga kerja terhadap
keselamatan kerja.
b. Penggunaan APD dalam kegiatan ini hendaknya dilengkapi guna
meminimalisir penyakit akibat kerja dan sebaiknya diberikan sanksi
kepada tenaga kerja yang lalai dalam penggunaan APD.
REVISI
No. Nama Bagian Potensi Bahaya Sumber Upaya yang
telah
dilakukan
Rekomendasi
1. Gudang/Storage a. Faktor fisika :
Debu
Dari proses
pengangkatan,
pemindahan,
penumpukan,
knalpot truk
saat loading
barang
Bahan dasar
Menyiapkan
masker, point
reward untuk
memacu
kepatuhan
pekerja
Menyiapkan
masker, point
reward untuk
Promosi:
penyuluhan
mengenai
pentingnya
penggunan
masker, dan
bahaya jika
menggunakan
masker
Lanjutkan
system
reward, dan
tambahkan
punishment
jika
melanggar.
Promosi:
b. Bahan kimia
c. Factor Biologi,
(vector:
rodent, kecoa,
nyamuk, lalat).
produksi
Kami tidak melihat adanya(vector: rodent, kecoa, nyamuk, lalat).
memacu
kepatuhan
pekerja.
Menyewa jasa
adwart pest
control untuk
membantu
memusnahkan
vector-vektor
tersebut.
penyuluhan
mengenai
pentingnya
penggunan
masker, dan
bahaya jika
menggunakan
masker
Lanjutkan
system
reward, dan
tambahkan
punishment
jika
melanggar.
-
2. Kantin (office) a. Factor
Biologi,
(vector:
Kami tidak
melihat
adanya(vector:
Beberapa
jenis makanan
memiliki
Smua
makanan
sebaiknya
3.
Tempat
pengolahan
limbah
rodent,
kecoa,
nyamuk,
b. Sanitasi
a. Faktor fisik :
bising
b. Faktor kimia
rodent, kecoa,
nyamuk, lalat)
pada makanan
yang terbuka
Air cucian
piring dan sisa
makanan
Mesin pengolahan limbah
gas sisa produksi di TPAL
penutup
Dialirkan ke
tempat
pembuangan
limbah lalu
diolah sampai
tidak
mencemari
lingkungan
Mesin berada
di tempat yang
jarang dilewati
orang
Lokasi TPAL
sudah jauh
dari
lingkungan
kerja
menggunakan
penutup
-
-
-