Download - Laporan hasil kkn
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pelaksanaan kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Lembaga Perguruan
Tinggi merupakan salah satu kegiatan yang bersifat pemberdayaan sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat guna menunjang pembangunan
disegala aspek kehidupan. KKN juga merupakan salah satu bentuk
pembelajaran mahasiswa dilingkup masyarakat, dunia usaha dan instansi
pemerintah/swasta sebagai bentuk aplikasi dan pembaruan kerangka teori
yang telah diperoleh. Semuanya itu bertujuan untuk membekali mahasiswa
agar dapat membaur dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya
selama dalam bangku perkuliahan sehingga mahasiswa akan memperoleh
bekal yang cukup sebelum terjun dalam kehidupan nyata ditengah
masyarakat. Eksistensi dari mahasiswa adalah sebagai motivator,
penggerak, pemberi ide atau memberikan bantuan pemikiran pemecahan
suatu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Pada tahun 2013 ini Lembaga Perguruan Tinggi Santa Ursula kembali
menyelenggarakan kegiatan KKN gelombang ke dua bagi kelas regular dan
kelas extencion yang terbagi di Desa Nanganesa, Kecamatan Ndona,
Kabupaten Ende selama 2 bulan sejak tanggal 22 Juli sampai tanggal 21
September 2013.
Kehadiran mahasiswa KKN Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat
(STPM) Santa Ursula Ende di tengah–tengah masyarakat Desa Nanganesa,
Kecamatan Ndona diharapkan mampu menjawabi harapan masyarakat
dalam menghadapi persoalan - persoalan yang ada di masyarakat dengan
lebih memberdayakan masyarakat itu sendiri. Disamping itu melalui
kegiatan KKN ini juga mahasiswa diharapkan dapat belajar melalui karya
nyata bersama masyarakat yang dijabarkan dalam beberapa program
kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
1.2. Tujuan Kuliah Kerja Nyata
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan kuliah kerja nyata (KKN)
antara lain sebagai berikut :
1.2.1.Tujuan Umum
1
a. Mendorong mahasiswa untuk mengimplementasikan teori –
teori yang diperoleh pada saat perkuliahan ditengah
masyarakat yang berhubungan dengan realita yang ada
ditengah masyarakat sehingga memperkaya materi
pembelajaran.
b. Membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang peka terhadap
persoalan-persoalan yang ada ditengah masyarakat dan
mampu menganalisis serta mampu untuk mengatasi
persoalan-persoalan yang terjadi.
c. Menjadikan masyarakat dan Lembaga Perguruan Tinggi
sebagai mitra kerja sehingga eksistensi dari Perguruan Tinggi
benar–benar mendapat kepercayaan dari masyarakat.
d. Membantu Pemerintah Desa khususnya Pemerintah Desa
Nanganesa dalam menyukseskan program pembangunan di
wilayah Desa
1.2.2.Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat memiliki kemampuan analisis dan
konseptual lewat kegiatan nyata dalam masyarakat serta
dapat belajar langsung dari masyarakat dan lingkungan yang
dikunjunginya.
b. Memberdayakan masyarakat di Desa Nanganesa dalam hal ini
difokuskan pada kelompok-kelompok masyarakat dalam hal ini
mencari persoalan-persoalan yang ada didalam kelompok –
kelompok serta bersama mencari solusinya.
c. Memberdayakan masyarakat untuk peningkatan ekonomi
keluarga dengan melakukan kegiatan Home Industri dengan
pemafaatan sumber daya yang ada di Desa.
d. Bekerjasama dengan masyarakat untuk melaksanakan
kegiatan penataan lingkungan Desa Nanganesa.
e. Untuk membantu Pemerintah Desa Nanganesa dalam
menyukseskan program pembangunan desa.
f. Mengkaji berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat
dan mencari solusi yang terbaik untuk mengatasinya
BAB IIPROFIL DESA NANGANESA
2
2. 1. Kondisi Desa
Desa Nanganesa berada di bagian barat dari pusat Ibukota
Kecamatan Ndona dengan Ketinggian antara 0 s/d 250 Mil dari
permukaan Laut, kondisi alam yang terdiri dari dataran rendah dan
perbukitan dengan curah hujan rata-rata pertahun antara 4 s/d 5 bulan
hujan. Suhu harian rata-rata 25 c s/d 30 c. Nanganesa berati NANGA =
Muara dan NESA berarti Nama salah satu Muara. Jadi Nanganesa adalah
sebuah desa yang terletak di Muara Nesa. Desa Nanganesa yang luasnya
162 Ha berupa tanah perbukitan dan dataran rendah yang dibatasi sebelah
utara oleh Kelurahan Lokoboko dan Onelako, sebelah selatan oleh Laut
Sawu, sebelah barat oleh kali Wolowona dan sebelah timur oleh Desa
Manulondo dan Wolotopo.
2.2.1. Sejarah Desa
Desa Nanganesa termasuk salah satu dari 14 desa atau kelurahan
yang ada di Kecamatan Ndona yang terletak di sebelah timur dari
Kabupaten Ende. Desa Nanganesa merupakan pintu masuk ke Kecamatan
Ndona dan diwilayah administrasinya mencakup ibukota kecamatan Ndona.
Desa Nanganesa defenitif pada tahun 1998, sebelumnya Desa
Nanganesa masih bergabung dengan kelurahan induk yaitu Kelurahan
Onelako. Tahun 1997 atas kemauan masyarakat Kelurahan Onelako ingin
memisahkan diri dengan Kelurahan Onelako dan membentuk Desa
persiapan yang diberi nama Desa persiapan Nanganesa, dengan pejabat
sementara Kepala Desa adalah Albertus Reki Guru. Pada tahun 1998 Desa
persiapan ditetapkan sebagai desa definitif dan diadakan pemilihan
langsung kepala desa yang pertama dan terpilih adalah Nasrudin Pua Nawo.
Beliau memerintah selama 8 tahun, yaitu smpai tahun 2006. Pada pemilihan
kepala desa berikutnya terpilih kepala desa Nanganesa atas nama Martinus
tata, dilantik pada tanggal 25 Mei 2007 dan akan menjabat sampai 6 tahun
kedepan.
Nanganesa berati NANGA = Muara dan NESA berarti Nama salah
satu Muara. Jadi Nanganesa adalah sebuah desa yang terletak di Muara
Nesa. Desa Nanganesa yang luasnya 162 Ha berupa tanah perbukitan dan
dataran rendah yang dibatasi sebelah utara oleh Kelurahan Lokoboko dan
Onelako, sebelah selatan oleh Laut Sawu, sebelah barat oleh kali Wolowona
dan sebelah timur oleh Desa Manulondo dan Wolotopo.
3
2.1.2 Keadaan Demografi
Jumlah Penduduk Desa Nanganesa sebanyak 1.354 jiwa yang
terdiri atas 663 jiwa laki – laki dan 691 jiwa perempuan, dengan jumlah
Kepala Keluarga sebanyak 285 KK , dengan komposisi sebagai berikut :
A. Kompoisi Penduduk berdasarkan usia :
Tabel 1 : Komposisi Penduduk Desa Nanganesa Berdasarkan Usia
Umur /TahunJenis Kelamin
Jumlah KeteranganLaki Perempuan
0 - 4 24 52 765 – 9 62 52 114
10 – 14 73 64 13715- 19 73 76 14920 – 24 79 49 12825 – 29 76 84 16030 – 34 41 54 9535 – 39 64 65 12940- 44 41 48 89
45 - 49 44 64 10850 - 54 27 31 5855 – 59 23 16 39
60 - Ke Atas 36 36 72Jumlah 663 691 1.354
B. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan :
Tabel 2. : Komposisi Penduduk Desa Nanganesa Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok
NO JENIS PEKERJAAN LAKI –LAKI PEREMPUAN JUMLAH1 Belum Bekerja 235 384 6192 Petani 175 155 3303 Nelayan 5 0 54 PNS 61 47 1085 Pensiunan / Purnawirawan 50 30 506 Pegawai Swasta / Honorer 96 25 1217 Tukang/Buruh 15 - 158 Usaha Dagang 6 5 119 Lain-lain 20 45 65
Jumlah 663 691 1.354C. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama:
Tabel 3 : Komposisi Penduduk Desa Nanganesa Berdasarkan Agama
(Keadaan 1 Januari 2010)
NO AGAMA LAKI – PEREMPUA JUMLAH
4
LAKI N1 Islam 242 276 5182 Katholik 412 415 8273 Protestan 9 6 154 Hindu - - -5 Budha - - 0
Jumlah 663 697 1.354
D. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan:
Tabel 4 : Komposisi Penduduk Desa NanganesaBerdasarkan Tingkat Pendidikan
(Keadaan 1 Januari 2010)
NO PENDIDIKAN LAKI –LAKI PEREMPUAN JUMLAH1 Buta Huruf 47 53 1002 Tidak Tamat SD 57 55 1123 SD/ Sederajat 161 182 3434 SLTP / Sederajat 27 29 565 SLTA / Sederajat 20 17 376 Diploma 2 2 47 S -1 0 0 08 S – 2 0 0 0
Jumlah 314 338 652
2.1.3 Keadaan SosialSecara sosial budaya, masyarakat di Desa Nanganesa tergabung
dalam kelompok persekutuan Suku Lio dengan pemegang kekuasaan
tertinggi berada di tangan Ria Bewa. Salah satu ciri yang khas kelompok
persekutuan ini adalah adanya kekuasaan mutlak pemangku adat terhadap
lahan garapan / tanah. Tanah lebih dilihat sebagai objek yang dimiliki secara
keulayatan dan para petani / masyarakat yang memanfaatkannya dalam
batasan hak hanya sebagai penggarap (ana halo fai walu). Namun seiring
dengan perkembangan zaman sedikit mengalami pergeseran dimana
sebagian besar tanah yang ada di Desa Nanganesa sudah dijual oleh
pemiliknya kepada pembeli yang berasal dari berbagai suku sehingga
masyarakat Desa yang pada awalnya homogen berubah menjadi heterogen
dan hal ini sangat mempengaruhi kehidupan sosial dimana masayarakat
sudah bersikap sukuisme.
2.1.4 Keadaan Ekonomi2.1.4.1 Lembaga Ekonomi.
70% masyarakat Desa Nanganesa pada umumnya masuk dalam
keanggotaan Koperasi Simpan Pinjam. Untuk menambah modal
5
usaha ,masyarakat Desa Nanganesa melakukan pengkreditan Uang
melalui Kelompok Arisan sbb :
Nama Lembaga Jumlah/Unit Jumlah Pengurus
Jumlah Anggota
UBSP Fransiskus 1 3 21UBSP Salvatore 1 3 30SPP 5 15 75Pokmas ( UED-SP ) 7 21 126
2.1.4.2 Potensi Tanaman Pangan
1.Pemilikan Lahan Pertanian Tanaman pangan
Jumlah Rumah Tangga memiliki Tanah Pertanian 150 RPT Tidak memiliki 32 RPT Memiliki kurang dari 0.50 Ha 50 RPT Memiliki Lebih dari 1.0 Ha 60 RPT
J u m l a h T o t a l 292 RPT2. Jenis Tanaman Pangan yang diusahakan oleh masyarakat :
1. Jagung
2. Padi Sawah
3. Ubi Kayu
4. Sayur-sayuran
3. Jenis Komoditas Buah-buahan yang dibudidayakan oleh masyarakat :
1. Alpokat
2. Mangga
3. Pepaya
4. Pisang
5. Nenas
6. Nangka
7. Sawo
8. Jambu air
4. Pemasaran hasil tanaman pangan sebagian besar tanaman
pangan digunakan untuk konsumsi sedangkan sedikit dijual
langsung ke konsumen / ke pasar Wolowona,Mbongawani dan
Potulando.
2.1.4.3. Pertanian Tanaman Perkebunan
1. Kepemilikan Lahan Perkebunan
Jumlah Rumah Tangga memiliki Perkebunan
200 RPT
Tidak memiliki 22 RPT
6
Memiliki kurang dari 0.50 Ha 45 RPTMemiliki kurang dari 1.00 Ha 25 RPT
J u m l a h 292 RPT
2. Jenis Tanaman Perkebunan yang diusahakan oleh masyarakat :
1. Kopi 50 pohon
2. Pisang 2150 rumpun
3. Kemiri 28 pohon
4. Kelapa 2145 Pohon
5. Jambu mete 1500 Pohon
6. Kakao 3000 Pohon
3. Pemasaran hasil Tanaman Perkebunan
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, masyarakat Desa
Nanganesa melakukan trasaksi jual komoditi melalui Tengkulak / ke
pasar Wolowona terdekat.
2.1.4.4. Tanaman Kehutanan
Kepemilikan tanaman kehutanan masyarakat Desa Nanganesa
sebagian besar kurang lebih 40% dikuasai oleh pemilik tanah Ulayat
( Hutan Adat ) sedangkan 60% dimiliki oleh penggarap. Adapun jenis
tanaman ke hutan yang dimiliki oleh baik milik masyarakat perorangan
maupun masyarakat Adat ( Ulayat ) sbb :
1. Bambu: 110 Rumpun
2. Kelapa : 3000 pohon
3. Mahoni : 1500 pohon
4. Jati : 50 Pohon
2.1.4.5. Peternakan
Masyarakat Desa Nanganesa, pada umumnya memiliki populasi
ternak karena didukung dengan ketersediaan tanaman pakan ternak yang
ada seperti, pisang, lamtoro, gamal, kingres, reo, rumput liar dll.
a. Jenis Populasi Ternak yang dipelihara oleh masyarakat :
1. Babi
2. Ayam Kampung/BURAS
3. Kambing
4. Kerbau
7
5. Sapi
6. Bebek
7. Itik
8. Ayam pedaging
9. Anjing
b. Pemasaran hasil Ternak
Hasil Ternak 40% dijual langsung ke konsumen. Sedangkan yang
lainya, 10% untuk konsumsi keluarga,30% untuk sembelian upacara adat/
belis 20 %.
2.2 Kondisi Pemerintahan Desa
2.2.1 Pembagian Wilayah Des
Dalam pembagian kewilayaan,Desa Nanganesa terbagi atas (3)
Wilayah Dusun antara lain:
Dusun Wolowona
Dusun Puusambi
Dusun Tanagadi
2.2.1.1 Luas Wilayah Desa Nanganesa dan penggunaannya.
Luas Wiayah Desa Nanganesa adalah 162 Ha dengan penggunaan
sbb :
No Penggunaan Luas ( Ha )1 Luas Pemukiman 702 Luas Perkebunan 603 Luas Kuburan 0.54 Luas Pekarangan 35 Luas Perkantoran 36 Luas Prasarana Pendidikan 27 Luas Prasarana Umum Lainnya 18 Luas Lahan Tidur 209 Lain-Lain 2.5
2.1.1 2. Orbitasi / Jarak Desa Nanganesa
Untuk mencapai Desa Nanganesa ditempuh lewat Jalan darat dengan
menggunakan kendaraan Roda dua ( Sepeda Motor ) dan kendaraan Roda 4 ( Empat )
angkutan umum dan Motor laut
Jarak ke Ibu Kota Kecamatan 1 km Lama jarak tempuh ke Ibu kota Kecamatan
dengan menggunakan kendaraan bermotor 15 menit Lama jarak tempuh ke Ibu kota Kecamatan
dengan menggunakan kendaraan Roda empat ( angkutan Umum )
15 Menit
Jarak ke Ibukota Kabupaten Ende 4.5 Km Lama Jarak tempuh ke Ibukota Kabupaten 40 menit
8
Ende dengan menggunakan kendaraan bermotor
Lama Jarak tempuh ke Ibukota Kabupaten Ende dengan menggunakan kendaraan Roda Empat ( angkutan Umum )
40 Menit
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
3.1Rencana Program
Rencana program kerja yang dilakukan di Desa Nanganesa
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di Desa Nanganesa. Program kerja
tersebut merupakan satuan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan Program Kerja KKN adalah
satuan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama kegiatan KKN
berlangsung. Pelaksanaan program kerja KKN di Desa Nanganesa selain
9
didasarkan pada kebutuhan masyarakat juga didasarkan pada Kerangka
Acuan Kuliah Kerja Nyata 2013 yang diterbitkan oleh Kepala P2M STPM
Santa Ursula Ende. Berdasarkan kerangka acuan tersebut, bentuk program
kegiatannya antara lain :
a. Penggorganisasian melalui diskusi – diskusi kelompok, penguatan
kapasitas, pengembangan manajerial kelompok – kelompok
masyarakat.
b. Penataan adminstrasi.
c. Bhakti sosial atau kegiatan sejenisnya.
d. Praktek home industri
Penyusunan rumusan program kerja KKN di Desa Nanganesa
disusun bersama dengan seluruh aparat desa dan perwakilan dari tiap
masyarakat, kelompok-kelompok yang ada di Desa Nanganesa Rumusan
tentang program kerja kelompok KKN di Desa Nanganesa mengacu pada
kajian strategis tentang potensi dan persoalan-persoalan yang dihadapi
masyarakat dan pemerintah desa, dengan menggunakan dua program
prioritas yaitu Kuliah Nyata dan Kerja Nyata yang disinkronkan dengan
kebutuhan masyarakat. Adapun program-program perencanaan tersebut,
meliputi :
3.1.1 Kegiatan Terprogram
A. Bidang Akademis / Kuliah Nyata.
Kegiatan akademis yang dilakukan di desa Nanganesa antara lain
melakukan penguatan kapasitas kelompok untuk seluruh kelompok yang
ada di desa baik kelompok usaha ekonomi, kelompok tani, kelompok simpan
pinjam, kelompok keagamaan. Kegiatan ini dilakukan di tiga dusun yakni
Dusun Wolowona, Dusun Pu’usambi, dan Dusun Tanah Gadi pada hari
minggu. Kegiatan ini melibatkan para pengurus kelompok dan anggota.
Kegiatan ini berjalan lancar para pengurus dan anggota terlibat aktif
dalam kegiatan ini. Kegiatan diawali dengan shering pendapat, diskusi dan
diakhiri dengan seminar tentang penguatan kelompok yang menjadi
pemateri adalah mahasiswa KKN.
10
B. Bidang Administrasi dan Kelembagaan.
Di bidang adminstrasi dan kelembagaan Adapun kegiatan yang
dilakukan oleh kelompok KKN adalah meliputi ; melakukan pelatihan
tentang teknis dan cara pengumpulan data penduduk kepada masyarakat
serta aparat desa yang dilaksanakan di setiap dusun. Merekam data
kependudukan, pemetaan potensi, penataan administrasi kelembagaan
Kelompok yang ada di Desa Nanganesa serta Pembuatan papan
adminstrasi, papan nama lembaga, papan informasi dan penataan
perpustakaan Desa.
Proses pelaksanaan program ini melibatkan Kepala Desa dengan
staf desa dan masyarakat melalui kelembagaan yang ada untuk tujuan
kesinambungan proses berikutnya setelah KKN berakhir. Dalam kegiatan ini
memerlukan dana untuk pengadaan alat bantu / bahan yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Sumber dana untuk kegiatan dimaksud berasal dari
kontribusi peserta KKN dan juga dari kas Desa. Waktu pelaksanaan
pembenahan administrasi adalah satu bulan.
C. Home Industri
Berdasarkan survey dan hasil pengamatan kelompok KKN di Desa
Nanganesa ditemukan potensi belum dikelola secara maksimal oleh warga,
khususnya dalam hal pengolahan sumber daya alam (pertanian,
perkebunan, dan peternakan). Belum maksimal bukan berarti bahwa warga
masyarakat tidak pernah mengolahnya melainkan pengolahan yang
dilakukan masih sebatas dikonsumsi dan dikelola secara tradisional
sehingga tidak dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan perekonomian
keluarga.
Melihat hal diatas maka adapun kegiatan yang dilakukan hanya
membuat Membuat Sari Jahe
D. Bhakti Sosial
Adapun kegiatan yang dilaksanakan yakni :
1. Pembersihan Jalan Desa
Kegiatan ini bertempat di sepanjang jalan raya menuju kantor desa
dan Jalan ke dusun-dusun. Kegiatan ini berjalan lancar melibatakan
pengurus aparat desa serta sebagian besar masyarakat ke tiga dusun
hal ini karena kegiatan ini berada di tiga wilaya dusun. Kegiatan ini
11
dilakukan dengan cara pembersihan disekitar kantor desa, jalan raya,
pembersihan rumput disekitar jalan.
3.2. Implementasi Program
Mengacu pada Program serta kegiatan yang telah disusun dan
disepakati bersama tersebut, maka dapat di gambarkan pelaksanaan dan
capaian hasil sebagai berikut :
Program : Akademis
Kegiatan : Diskusi Kelompok
a. Tahap – tahap yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan
diskusi atara lain :
1. Tahap persiapan : didalam tahap ini kami melakukan survey sekaligus
kordinasi dengan Bapak Kepala Desa untuk mengatuhui jenis dan
jumlah kelompok yang ada di Desa Nanganesa serta penetapan tempat
dan waktu pelaksanaan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanan kegiatan diskusi kelompok terjadi di Dusus Wolowona.
Kegiatan diskusi kelompok ini melibatkan sebagian masyarakat Desa
Naganesa. Waktu pelaksanaan diskusi kelompok adalah hari Saptu sore
waktu ini dipilih karena permintaan dari Masyarakat mengingat waktu pagi
hari masyarakat mempunyai kesibukan pribadi dalam hal ini Masyarakat
desa Nanganesa pada umumnya bekerja di kantor-kantor dan mengajar.
Pelaksanaan kegiatan diskusi Kampung di dusun Wolowona digabung
dengan pengurus desa langkah ini dibuat atas permintaan dari Pemerintah
Desa dan pengurus masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan diskusi kapung terjadi pada :
- Dusun Wolowona :
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 September 2013
Jam : 14.00 – Sampai Selesai
Tempat : Depan Rumah Kepala Dusun Wolowona
b. Gambaran porses kegiatan
Kegiatan ini berjalan lancar dan partisipasi masyarakat dalam hal ini
yang juga merupakan pengurus serta anggota masyarakat atau para
pemerhati dan simpatisan sangat tinggi hal ini dilihat dari persiapan yang
dilakukan untuk menyukseskan kegiatan ini. Keaktifan juga ditunjukan
dengan keterlibatan mereka secara aktif dalam proses diskusi dalam hal
12
menyampaikan pendapat, saran, dan memberi pertanyaan mereka juga
mampu untuk menggali dan menemukan persoalan-persoalan, yang ada di
dalam kelompok masyarakat serta mencari solusi untuk menyelesaikannya,
hal ini tentunya tidak lepas dari peran para fasilitator yang adalah
mahasiswa sendiri dimana peran fasilitator yang menghantar serta
mengatur jalannya diskusi sehingga peserta diskusi dibawa untuk
menemukan apa saja yang terjadi didalam kelompok serta langkah-langkah
yang harus diambil dalam menyelesaikan segala macam persoalan yag
terjadi. Adapun beberapa persoalan yang ditemukan dan persoalan ini
hampir semuanya terjadi di masing-masing anggota keluarga yang ada di
Desa Nanganesa berikut ini adalah hasil rangkuman dari persoalan-
persoalan yang terjadi di dalam kelompok masyarakat antara lain :
1. Rendahnya keaktifan para pengurus dan anggota dalam menjalankan
seluruh kegiatan yang sudah direncanakan bersama.
2. Kelompok aktif hanya pada saat ada bantuan dana.
3. Keamanan tidak terjamin dalam hal ini adanya tempat-tempat karoke.
4. Para pengurus tidak aktif dalam melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai pengurus
5. Para pengurus dan anggota belum mengenal dan mengetahui secara
bai tugas, fungsi dan hak serta kewajiban yang harus dilaksanakan.
6. Kegiatan adminstrasi dan manajemen tidak berjalan secara maksimal.
7. Bantuan ternak kurang dikelola secara baik.
Dari proses diskusi yang dilakukan di tiga dusun menghasilkan
beberapa solusi yang diambil untuk mengatasi persoalan yang dialami
kelompok. Solusi ini diperoleh dari kelompok sendiri sebab kelompoklah
yang mengalami masalah dan kelompok telah menemukan solusi hal ini
berkat fasilitator yang memandu jalannya diskusi untuk membawa peserta
menemukan sendiri persoalan serta menemukan jalan keluarnya.
Berikut ini adalah beberapa solusi yang dihasilkan dari proses
diskusi antara lain :
1. Melakukan pelatihan (peran, tugas, fungsi petugas dan proses
menjalankan adminstrasi bagi para pengurus oleh pendamping.
2. Melakukan evaluasi kerja ditiap kegiatan dan laporan keuangan
3. Melakukan pemeliharaan secara baik jika ada bantuan sapi atau
kerbau dan jangan dijual jika belum ada pengembalian modal
13
untuk dikelola selanjutnya, harus ada pengawasan dari ketua atau
pengurus.
4. Mendata kelompok yang mendapat bantuan oleh petugas dan
harus ada transparansi agar tidak ada kerjasama antara pengurus
dan anggota menyangkut pembagian bantuan ternak serta
penerima bantuan yang tidak memelihara ternak dengan baik.
5. Melakukan penggalian dana dengan berbagai jenis usaha untuk
menambah jumlah kas sehingga tidak semata-mata hanya
mengharapkan bantuan dana.
6. Persiapkan kelompok dengan baik sebelum ada bantua dana.
7. Melakukan pengawasan dari pemerintah bila perlu turun lapangan.
Seluruh solusi ini kemudian dibawa menjadi bahan rekomendasi dan
telah ditindak lanjut oleh pemerintah serta pengurus dan anggota
kelompok. Bahan rekomendasi ini juga menjadi kesepakatan antara
pemerintah desa dengan kelompok antara lain :
I. Adanya komitmen dari pemerintah Desa dan
kelompok untuk menghidupkan kembali kelompok - kelompok yang
kurang aktif.
II. Adanya kesediaan dari pihak pemerintah Desa
dengan pendamping kelompok untuk memberikan pelatihan tentang
bagi para kelompok.
III. Adanya kesepakatan antara Pemerintah desa
untuk melakukan pengawasan pada setiap kelompok yang ada.
Adapun capaian hasilnya adalah bahwa keseluruhan kegiatan yang
termasuk dalam program akademis/Kuliah Nyata dapat dilaksanakan tepat
waktu dan sasaran sesuai perencanaan.
Program : Administrasi
Di bidang adminstrasi dan kelembagaan adapun kegiatan yang
dilakukan oleh kelompok KKN adalah meliputi ;
i. Melakukan pelatihan tentang teknis dan cara pengumpulan data
penduduk kepada masyarakat serta aparat desa yang dilaksanakan
di setiap dusun.
ii. Mengadakan sosialisasi dan teknis pengambilan data dasar
keluarga kepada masyarakat disetiap dusun.
14
iii. Merekam data kependudukan, pemetaan potensi, penataan
administrasi kelembagaan Kelompok yang ada di Mainai.
iv. Pembuatan papan nama kelompok
v. Penataan perpustakaan Desa.
Proses pelaksanaan program ini melibatkan Kepala Desa dengan
staf desa dan masyarakat melalui kelembagaan yang ada untuk tujuan
kesinambungan proses berikutnya setelah KKN berakhir. Dalam kegiatan ini
memerlukan dana untuk pengadaan alat bantu / bahan yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Sumber dana untuk kegiatan dimaksud berasal dari
kontribusi peserta KKN dan juga dari kas Desa. Waktu pelaksanaan
pembenahan administrasi adalah satu bulan.
Kegiatan ini mendapat respon yang baik dari pemerintah Desa
pasalnya hal ini sangat membantu Desa dalam meyukseskan program Desa
yaitu Nanganesa dalam angka. Dari hasil yang ditemui dapat disimpulkan
bahwa kompleksitas kebutuhan masyarakat menuntut SDM aparat desa
yang profesional serta sarana prasarana kerja yang memadai karena
kedudukan desa sebagai ujung tombak pemerintah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Program Bhakti Sosial
Kegiatan yang dilakukan adalah :
- Penataan pekarangan dan pembersihan di sarana sosial yakni
kantor desa dan di sekitar jalan raya menuju kantor desa,
polindes serta kober.
Dari kegiatan yang dilaksanakan dirasakan bahwa partisipasi
masyarakat sangat baik. Kegiatan ini berjalan lancar melibatkan pengurus
kapela, aparat desa serta sebagian besar masyarakat dusun Wolowona hal
ini karena saran sosial tersebut berada diwilayah dusun Wolowona. Kegiatan
ini dilakukan dengan cara pembersihan disekitar area kantor desa, jalan
raya, pembersihan rumput disekitar jalan. Kegiatan penataan pekarangan
dilakukan di rumah kepala Desa, kegiatan ini berjalan sesuai dengan
program serta berjalan dengan baik sehingga mencapai sasaran seperti
yang diharapkan.
3.3. Hambatan/Tantangan
Meskipun kegiatan KKN berjalan cukup baik namun ada beberapa
kendala yang dihadapi yang menjadi faktor penghambat dalam
15
melaksanakan setiap program yang telah direncanakan. Berikut ini adalah
beberapa faktor penghambat baik yang berasal dari dalam dalam hal ini
peserta KKN dan faktor dari luar dalam hal ini pemerintah Desa dan
masyarakat faktor-faktor itu antara lain :
Faktor Penghambat ;
- Internal
Peserta KKN berhalangan karena sakit.
Peserta sedikit mengalami masalah pendanaan dalam setiap
program kerja yang dijalankan namun faktor ini tidaklah menjadi
faktor yang utama sebab ada juga bantuan dari Pemerintah
Desa.
- Eksternal
Kurangnya keterlibatan orang muda di dua dusun dalam
program yang dijalankan sehingga pencapaian target dalam
penyebaran pengetahuan dan informasi terhambat.
Masih kurangnya keterlibatan dari beberapa anggota kelompok
binaan dalam mengikuti kegiatan diskusi atau lainnya sehingga
pelaksanaan kegiataan yang direncanakan tidak maksimal tidak
maksimal.
Berbenturnya jadwal kegiatan dengan kesibukan masyarakat
sehingga kegiatan sering terjadi penundaan.
3.4 Upaya Pemecahan yang dilakukan
Untuk mengatasi faktor penghambat tersebut diatas, maka adapun
jalan keluar yang diambil antara lain ;
Bagi peserta yang sakit diberi ijin untuk istirahat dan
menjalankan pengobtan.
Untuk melancarkan kegiatan KKN, terutama sarana dan
prasarana kerja ditetapkan besaran kontribusi dana (uang) dari
tiap peserta secara merata serta meminta penambahan dana dari
pemerintah Desa guna melancarkan kegiatan.
16
Untuk masalah kurangnya peran orang muda di 2 dusun
langkah yang diambil adalah mengundang perwakilan dari orang
muda di dua dusun.
Bersama dengan pemerintah Desa dan kelompok-
kelompok mengatur perubahan jadwal untuk melancarkan
kegiatan
3.5. Pembelajaran Program
Pelaksanaan kegiatan KKN merupakan proses pembelajaran dimana
proses ini adalah sebuah bentuk mengaplikasikan ilmu secara nyata
ditengah masyarakat. Dapat dikatakan bahwa kegiatan ini adalah ajang
trasnsformasi dan berbagi ilmu pengetahuan baik yang dimiliki oleh peserta
KKN ataupun masyarakat Desa khususnya masyarakat di Desa Nanganesa.
Sangat dirasakan manfaat pelaksanaan kegiata KKN di Desa
Nanganesa dalam kegiatan ini peserta KKN berinteraksi dengan masyarakat
untuk menjalin relasi sambil membagi pengalaman, informasi dan ilmu
pengetahuan. Kami juga menemukan ilmu masyarakat yang selama ini
mereka terapkan dalam menjalankan roda kehidupan di Desa Nanganesa
selama bertahun-tahun lamanya.
Dari kegiatan ini juga peserta KKN belajar tentang realita kehidupan
masyarakat yang bervariasi namun mereka mampu dan tetap menjalankan
aktifitasnya. Hal ini merupakan pengetahuan tentang kehidupan sehingga
menjadi bekal bagi peserta KKN dalam menjalankan eksistensinya ditengah
masyarakat hari ini dan di masa yang akan datang.
3.6. Evaluasi Akhir Kegiatan
Kegiatan evaluasi sering dilakukan seusai kegiatan hal ini dimaksud
bertujuan untuk menilai sejauh mana persiapan atau perkembangan
capaian kegiatan yang telah dilaksanakan sudah sesuai atau belum dengan
perencanaannya. Dalam evaluasi juga bertujuan untuk melihat kekurangan
dan kelebihan dari kegiatan yang dilaksanakan serta mencari solusi dan trik
untuk menutupi kekurangan yang ada dan meningkatkan kelebihan yang
dicapai.
Berdasarkan hasil evaluasi terakhir diantara sesama peserta KKN
dan peserta KKN dengan pihak pemerintah desa/masyarakat dapat
disimpulkan bahwa semua kegiatan yang direncanakan telah dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan yang disepakati.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari seluruh rangkaian kegiatan KKN di Desa Nanganesa yang
dilaksanakan selama 2 bualan menghasilakn beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kegiatan berlangsung sesuai yang direncanakan.
2. Kegiatan yang dilaksanakan mendapat respon positif dari
pemerintah desa dan masyarakat Desa Nanganesa yang ditunjukan
dengan partisipasi dan kontribusi secara aktif dalam setiap kegiatan
yang dilaksanakan
3. Dalam pelaksanaannya meski terdapat hambatan namun dapat di
atasi.
4. Kegiatan yang dilaksanakan pada dasarnya merupakan media
pemberdayaan bagi masyarakat dalam menjalankan aktifitasnya
sehari-hari kearah yang lebih baik.
4.2 Saran / Rekomendasi
Untuk Pemerintah desa dan Masyarakat, yaitu :
- Bahwa Desa Nanganesa mempunyai potensi yang besar apabila
dikelolah secara baik melalui optimalisasi potensi yang ada
secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan secara
proaktif oleh seluruh elemen yang ada.
18
- Agar pemerintah desa lebih memperhatikan kelompok-kelompok
yang ada di masyarakat dengan memberikan pelatihan-pelatihan
demi peningkatan kesejahteraan kelompok tersebut.
- Agar pemerintah Desa menghidupkan kembali lembaga-lembaga
adat untuk membantu penanganan konflik yang bisa saja terjadi
sehingga bila ada persoalan yang terjadi di masyarakat Desa
Nanganesa maka lembaga adat bisa menjadi tempat untuk
mengatasi persoalan – persoalan dalam masyarakat.
Untuk Lembaga STPM St Ursula, yaitu :
- Pembekalan pada saat Pra-KKN dilakukan selama 1 minggu hal ini
agar peserta KKN memiliki kemampuan yang cukup pada saat
KKN
- Diharapkan kepada lembaga STPM, bagi Desa yang pernah
menjadi tempat KKN dapat dilaksanakan ABDIMAS atau praktek
kuliah lapangan pada tahun yang akan datang.
- Kegiatan KKN ditambah waktunya paling kurang 2 bulan 2
minggu.
- Diharapkan adanya desa binaan khusus untuk lembaga sehingga
apabila desa tersebut berhasil dan lebih maju dari desa yang
lainnya akan membawa dampak bagi pengembangan lembaga ini
kedepannya.
Nanganesa, 21 September 2013
Mengetahui :
An.Kepala Desa NanganesaSekretaris
(KLEMENS LORI)NIP, 197411262007 01 1010
Mahasiswa KKN STPM Santa Ursula Ende
Koordinator,
(THEOFILUS MAU)
Dosen Pendamping
19
(ISHAK S. DALO, S. Fil. MA)
20