i
LAPORAN AKHIR
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI
(M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU
Oleh :
Umi Pudji Astuti
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Desember 2011
No. Kode: 26.06.RDHP1801.19/022.E
ii
LAPORAN AKHIR TAHUN 2011
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI
(M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU
Oleh :
Umi Pudji Astuti
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Desember 2011
iii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR TAHUN 2011
1. Judul RPTP : Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119 4. Penanggung Jawab : a. Nama : Dr. Ir. Umi Pudji Astuti, MP b. Pangkat/Golongan : Pembina /IVa c. Jabatan Fungsional : Penyuluh Pertanian Madya 5. Lokasi : Provinsi Bengkulu 6. Status Penelitian (L/B) : Baru 7. Tahun Dimulai : 2011 8. Jangka Waktu : Tahunan 9. Biaya : Rp 181.850.000,- (Seratus delapan puluh
satu juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah )
10. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2011 Mengetahui Kepala Balai, Penanggung Jawab Kegiatan Dr. Ir. Dedi Segandi,MP Dr. Ir, Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19590206 1986031002 NIP. 19610531 199003 2 001
iv
RINGKASAN
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga yang diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya guna dapat mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga. Tujuan kegiatan M-KRPL adalah: 1) Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan; 2) Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian pemanfaatan pekarangan; 3) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui pemanfaatan lahan pekarangannya; 4) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan ketahanan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri
Kegiatan M-KRPL dilaksanakan di Desa Harapan Makmur Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah yang mewakili pedesaan dan di Kelurahan semarang Kecamatan sungai serut Kota Bengkulu yang mewakili perkotaan. Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Oktober 2011 s/d Desember 2011. Jumlah petani kooperator 76 orang, jumlah demplot 6 lokasi yang mewakili strata I (luas lahan <100 m2), sedangkan strata II model perkotaan dan perdesaan. Analisis data dilakukan dengan analisis finansial, analisa usaha/BEP, serta analisis tabel. Hasil pelaksanaan diawali dengan sosialisasi kepada stakeholders dan calon petani kooperator, pembentukan kelompok, PRA, pelatihan teknis, penanaman tanaman sayuran dan pemeliharaan ayam buras. Setelah kegiatan berjalan 1 bulan dilakukan sosialisasi dan pameran kepada petani di sekitarnya dan kepada stakeholders untuk menghimpun masukan dan kerjasama dari dinas lain. Hasil sosialisasi disepakati Dinas Pertanian Kota Bengkulu memberikan bibit tanaman jeruk kalamansi kepada petani kooperator Kota Bengkulu, Dinas Peternakan dan Kelautan Bengkulu Tengah memberikan bibit ikan lele dan ikan nila, sedangkan kolam ikan dan makanan swadaya kelompok. Kegiatan M-KRPL model perkotaan telah dikunjungi Wali Kota yang sekaligus diharapkan dapat diimplementasikan di seluruh Kalurahan (67). Pemerintah Kota memberikan anggaran 25 juta per Kalurahan dengan desain model pekarangan berbasis komoditas unggulan. Analisis data kelayakan usaha dan BEP belum dilaksanakan karena kegiatan belum panen.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberikan kesehatan dan
kemampuan kepada kami sehingga kami diperkenankan menyelesaikan kegiatan
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) di Provinsi Bengkulu dari bulan
Oktober sampai bulan Desember 2011 yang tertuang dalam Laporan Akhir Tahun
2011.
Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Provinsi Bengkulu ini
merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan di BPTP sebagai wujud
nyata BPTP Bengkulu dalam mendukung 4 (empat sukses) program Kementerian
Pertanian,khususnya diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambahn dan
kesejahteraan petani. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk
mempertanggung jawabkan kegiatan selama satu tahun dan sekaligus menghimpun
masukan untuk perbaikan kegiatan selanjutnya. Realisasi kegiatan yang telah
dilaksanakan belum sesuai dengan perencanaan dikarenakan adanya keterlambatan
anggaran sehingga ada anggaran yang belum terserap. Secara prosentase, realisasi
fisik telah mencapai 90%, sedangkan realisasi keuangan mencapai %.
Kami menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu
evaluasi dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini
Bengkulu, Desember 2011 Penanggung Jawab Kegiatan
Dr. Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001
vi
DAFTAR ISI
Halaman
I
II
III
IV
V
VI
HALAMAN JUDUL.................................................................
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….
RINGKASAN …………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ..............................................................
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….
PENDAHULUAN ..............................................................
1.1. Latar Belakang ......................................................
1.2. Tujuan ...........................................................
1.3. Luaran ...........................................................
1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak ………………………………
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................
PROSEDUR PELAKSANAAN ................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
KINERJA HASIL PELAKSANAAN ………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ............................................................
LAMPIRAN …………………………………………………………………….
i
ii
iii
iv
vi
vii
1
1
3
3
4
5
7
8
16
17
18
19
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Identifikasi Potensi Kelurahan Semarang Tahun 2011 ……………………………………………… 11
8
LAMPIRAN
Halaman 1. Surat Perintah Tugas dari kepala BPTP Bengkulu
nomor.1/KP.340/I.12.9/11/2011 tentang Tim Pelaksana Kegiatan MKRPL Tahun 2011 ……………………………………………………. 20
2. Transek hasil PRA Kelurahan Semarang ………………………………………… 21
3. Transek hasil PRA Desa Harapan Makmur …………………………………….. 22
4. Peta Kelurahan Semarang …………………………………………………………… 23
5. Peta Desa Harapan Makmur ………………………………………………………….. 24
6. Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata I dan II ………………………. 25
7. Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata I dan II ………………………… 26
8. Foto Kegiatan ………………………………………………………………………………. 27
9
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembanguanan ketahanan pangan mempunyai ciri cakupan luas, adanya
keterlibatan lintas sektor, multidisiplin serta penekanan pada basis sumberdaya lokal.
Menurut Suryana (2009) pembangunan ketahanan pangan berhasil/terwujud bila dua
kondisi terpenuhi, yaitu (1) pada tataran makro, setiap saat tersedia pangan yang
cukup (jumlah, mutu, keamanan, keragaman merata dan terjangkau); (2) pada tataran
mikro, setiap rumah tangga setiap saat mampu mengkonsumsi pangan yang cukup,
aman, bergizi dan sesuai pilihannya, untuk menjalani hidup sehat dan produktif. Bila
terjadi kerawanan pangan akan mempunyai dampak besar bagi bangsa, yang meliputi
aspek ekonomi (produktivitas rendah), sosial (keresahan/ kerusuhan) serta politik
(instabilitas).
Salah satu butir kesepakatan Gubernur terkait dengan pembangunan ketahanan
pangan adalah mengembangkan ketersediaan dan mempercepat penganekaragaman
konsumsi pangan berbasis pangan lokal, melalui (a) menjamin ketersediaan sarana dan
prasarana produksi, (b) mengendalikan alih fungsi lahan, (c) melakukan pengkajian dan
penerapan berbagai teknologi tepat guna pengolahan pangan berbasis tepung-
tepungan dan aneka pangan lokal lainnya, (d) menetapkan hari-hari tertentu sebagai
hari mengkonsumsi pangan lokal, (e) mendorong berkembangnya kantin/warung
desa/sekolah/perguruan tinggi untuk memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal (BKP,
2011).
Upaya diversifikasi pangan yang tertuang dalam salah satu butir kesepakatan
tersebut sangat strategis dalam rangka menurunkan konsumsi beras. Saat ini konsumsi
beras mencapai 139 kg/kapita/tahun. Menurut Wakil Menteri Pertanian, konsumsi ini
perlu diturunkan, idealnya pada kisaran 90 hingga 100 kg/kapita/tahun.
Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta
International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa
ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga
merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga.
Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami
tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang lama dan masih
10
berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai pergeseran. Komitmen
pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan
perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya menanam di lahan pekarangan,
baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan “Model
Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari (RPL)
dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan
kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah. Ketersediaan jenis
pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-
padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita
jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan
berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat
masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan
ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya
yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah
memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.
Berdasarkan pengamatan, perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan
pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi yang
terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang
diharapkan. Hal ini terlihat dengan realisasi konsumsi masyarakat yang masih di bawah
anjuran pemenuhan gizi yang ditunjukkan melalui indikator skor pola pangan harapan
(PPH) nasional masih rendah 75,7 (2009). Tahun 2010 PPH Provinsi Bengkulu masih
73,2 dan ditargetkan pada tahun 2015 angka PPH kiata mencapai 95.
Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai salah satu
pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi
rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan. Kegiatan Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari (M-KRPL) yang diinisiasi oleh Badan Litbang Pertanian diharapkan akan
memicu lahirnya pemikiran dan konsep bagi optimalisasi pemanfaatan lahan
pekarangan, utamanya melalui pemanfaatan berbagai inovasi yang telah dihasilkan oleh
Badan Litbang Pertanian dan lembaga penelitian lainnya. Ke depan diharapkan melalui
inisiatif ini akan semakin berkembang upaya-upaya kreatif di tengah masyarakat dalam
pemanfaatan lahan dan ruang yang ada di sekitar mereka.
11
1.2. Tujuan
Tujuan jangka pendek :
1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui pemanfaatan lahan
pekarangannya
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan
pekarangan
3. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian
pemanfaatan pekarangan
4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan ketahanan
lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri
Tujuan jangka panjang adalah :
1. Kemandirian pangan keluarga
2. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal
3. Pelestarian tanaman pangan untuk masa depan
4. Peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat
1.3 Keluaran Yang Diharapkan
1. Terbentuknya kawasan pengembangan pekarangan mendukung Rumah Pangan
Lestari di Perkotaan dan Perdesaan sebanyak 4 model
2. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi di setiap rumah tangga
3. Berkembangnya kegiatan ekonomi produktif di perdesaan dan perkotaan
1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat
Teradopsinya model pemanfaatan pekarangan di kelompok rumahtangga dalam satu
Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu dusun/kampung.
Dampak
1. Menurunnya pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga masyarakat
2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
12
II TINJAUAN PUSTAKA
Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif sempit ini, bisa
menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah
dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak
kecil maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat :
memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat
memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.
Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur,
buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah
dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun
demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu
salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus
diawali dari pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di
lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.
Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan
konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan
pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu pilar yang dapat
diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di
pedesaan maupun di perkotaan.
Konsep dan Batasan
Rumah Pangan Lestari: Tempat tinggal bagi keluarga atau rumah tangga yang
memanfaatkan pekarangannya secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal
secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya (Badan Litbang, 2011).
Penataan Pekarangan: ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya
melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai pemilihan
komoditas.
13
Pengelompokan Lahan Pekarangan: Dibedakan atas pekarangan perkotaan dan
perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan komoditas yang akan
ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan
ikan.
a. Pekarangan Perkotaan : Pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 4, yaitu: (1)
Perumahan Tipe 21, dengan total luas lahan sekitar 36 m2; (2) Perumahan Tipe 36, luas
lahan sekitar 72 m2; (3) Perumahan Tipe 45, luas lahan sekitar 90 m2; dan (4)
Perumahan Tipe 54 atau 60, luas lahan sekitar 120 m2.
b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompkkan menjadi 4, yaitu (1)
pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), (2) pekarangan sempit (<120 m2), (3)
pekarangan sedang (120-400 m2), dan (4) pekarangan luas (>400 m2).
Pemilihan komoditas: ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan
pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis
kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat,
serta buah (pepaya, belimbing, jambu biji, srikaya, sirsak). Pada pekarangan yang lebih
luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak.
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL), diwujudkan dalam satu dusun
(kampung) yang telah menerapkan prinsip RPL dengan menambahkan intensifikasi
pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah,
dll), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu
kawasan harus menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial,
dilengkapi dengan kebun bibit.
14
III PROSEDUR
3.1. Ruang Lingkup
Lokasi kegiatan Model KRPL dilaksanakan 2 (dua) unit yaitu di Kota Bengkulu
yang mewakili model perkotaan dan di Kabupaten Bengkulu Tengah) yang mewakili
model perdesaan. Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Oktober s/d Desember 2011.
Kelompok sasaran adalah rumah tangga atau kelompok rumah tangga, dalam
beberapa Rukun Tetangga atau satu dusun/kampung dalam satu Desa atau Kelurahan.
Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu
sendiri. Pelaksanaan kegiatan Model KRPL di Provinsi Bengkulu dikelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu Model KRPL Perkotaan dan Model KRPL Pedesaan. Model KRPL
Perkotaan dibagi menjadi 2 strata yaitu: strata I luas lahan pekaranagan < 100 m2
dengan komoditas Sayuran; strata II luas lahan pekarangan 100 – 200 m2 dengan
komoditas sayuran-ayam-ikan- tanaman obat. Model KRPL Pedesaan dibagi menjadi 2
strata yaitu : Strata I luas lahan < 400 m2 dengan komoditas Sayuran-ayam-ikan-
tanaman obat, dan strata II luas lahan > 400 m2 dengan komoditas sayuran-
kambing/sapi-ikan-umbi umbian.
3.2. Pendekatan
Pola kegiatan dilaksanakan dalam 1 kawasan yang terdirir dari beberapa RT atau
dukuh dengan pendekatan secara partisipatif yang melibatkan kelompok sasaran, tokoh
masyarakat, dan perangkat desa.
3.3. Tahapan untuk mencapai tujuan dan luaran adalah :
Persiapan
Sosialisasi
Pembentukan Kelompok
Perencanaan Kegiatan melalui PRA
Penetapan Petani Kooperator dan petani Demplot
Pelatihan
Pelaksanaan
Monitoring dan Evaluasi
IV HASIL PELAKSANAAN
15
4.1. Karakteristik Lokasi Kegiatan
Kelurahan Semarang
Gambar.1 Peta kelurahan Semarang
Luas wilayah Kelurahan Semarang 142,98 Ha (9 RT, 3 RW)dengan jumlah
penduduk 1.540 jiwa, komoditas unggulannya adalah padi. Jenis tanah pada
umumnya Podsolik Merah Kuning (PMK) yang kurang subur, kelembaban 60 – 70%
dan tinggi tempat 0 – 15 dari permukaan laut Kegiatan-kegiatan ibu-ibu di desa
tersebut antara lain program PKK, lomba2, Majelis taklim per RT, usaha peningkatan
pendapatan keluarga (UPPKS). Luas pekarangan masyarakat per kk bervariasi
Desa Harapan Makmur
Penduduk Desa Harapan Makmur berjumlah 2103 jiwa, 668 KK. Komoditas
unggulannya adalah karet, sawit, padi. Dusun 1 yang merupakan lokasi MKRPL
adalah desa lumbung pangan. Kegiatan-kegiatan ibu-ibu di desa tersebut antara lain
program PKK, lomba2, Majelis taklim per RT, tabungan lebaran, usaha peningkatan
pendapatan keluarga (UPPKS). Luas pekarangan masyarakat per kk bervariasi 200
m2 hingga 2500 m2.
16
Gambar2. Peta desa Harapan Makmur dan Lokasi kegiatan M-KRPL
4.2. Persiapan
Kegiatan persiapan dilaksanakan sejak bulan Juni 2011 setelah pelaksanaan
Rapat Kerja Lingkup Balai Besar Pengkajian di Solo bulan Mei 2011 dengan kegiatan :
(1) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran,
(2) pertemuan dengan dinas terkait Badan Ketahanan Pangan Provinsi untuk mencari
kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi, (3) koordinasi
dengan Dinas Pertanian dan Dinas Terkait lainnya di Kabupaten/Kota
4.3. Sosialisasi
Telah dilaksanakan dua kali di BPTP Bengkulu dengan tujuan menyampaikan
maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak
lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan sosialisasi pertama dilakukan pada bulan Oktober
kepada stakeholders dan calon petani kooperator/kelompok sasaran dan pemuka
masyarakat serta petugas pelaksana instansi terkait (Foto terlampir). Tindak lanjut
dari sosialisasi ini dilakukan pertemuan tingkat RT dan Kelurahan dan Desa. Hasil
pertemuan di tingkat RT dan Desa dibentuklah kelompok baru di Kota Bengkulu dan di
Desa Harapan Makmur dihimpun peserta KRPL dari kelompok wanitatani Anggrek
Putih.
17
Sosialisasi berikutnya dilakukan di BPTP Bengkulu pada bulan Desember 2011
dengan tujuan mensosialisasikan kegiatan yang telah berjalan kepada petani di luar
Desa/Kelurahan lain dan stakeholders untuk memberikan dukungan keberhasilan
kelompok yang sedang berjalan. Pada kesempatan ini disepakati adanya bantuan bibit
ikan nila dan lele dari Dinas Peternakan dan Kelautan Bengkulu Tengah, sedangkan
kolam dan makanan ikan dilakukan swadaya kelompok. Demikian juga Dinas pertanian
Kota Bengkulu siap memberikan bibit jeruk kalamansi untuk kelompok di Kota
Bengkulu.
Pada tanggal 22 Desember dilaksanakan pameran MKRPL (Foto terlampir) dan
dialog interaktif di TVRI stasiun Bengkulu melalui acara Klinik Tani. Dampak dari
sosialisasi ini disambut baik oleh Pemerintah Kota Bengkulu, Bapak Walikota meninjau
langsung kegiatan petani Demplot model Perkotaan strata I dan II yang berada di
Kelurahan Semarang (Nurjanah dan Yuni Agus). Tindak lanjut dari kunjungan Walikota
ke BPTPP dan petani demplot diharapkan seluruh Kelurahan (67) yang berada di Kota
Bengkulu melakukan kegiatan serupa melalui program pemberdayaan masyarakat
menuju ekonomi produktif. Setiap Kelurahan akan disediakan anggaran sekitar 25 juta
rupiah. Kegiatan ini akan dituangkan dalam kerjasama antara Pemerintah Kota dengan
BPTP melalui penandatanganan MoU pada tahun 2012.
4.4. Pembentukan Kelompok
Kelompok MKRPL model Perkotaan dibentuk melalui bimbingan penyuluh lapangan
dikarenakan kelompok sasaran/kooperator belum ada kelompok. Di Kelurahan
Semarang terbentuk 2 (dua) kelompok wanita tani yaitu 1) Kelompok Semarang
Lestari yang beranggotakan 42 orang dengan ketua : ibu Jusmani. 2) Kelompok Bukit
Lestari beranggotakan 18 orang dengan ketua kelompok bapak Eko Kristanto.
Sedangkan kelompok M-KRPL model Perdesaan di Desa Harapan Makmur adalah
kelompok Anggrek Putih (kelompok ini sudah terbentuk cukup lama) dengan jumlah
kooperator KRPL 30 orang dengan ketua Ibu Suminah
4.5. Pelaksanaan PRA
PRA bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis berbagai informasi yang
dibutuhkan dalam rangka perancangan jenis-jenis inovasi yang dibutuhkan untuk
mendukung M-KRPL yang akan dikembangkan di desa, sesuai dengan potensi
18
sumberdaya yang tersedia dan permasalahan yang dihadapi petani. PRA dilaksanakan
pada awal bulan November untuk mengetahui pemanfaatan lahan pekarangan
eksisting, permasalahan dan kendala yang pada akhirnya sebagai bahan penyusunan
disain pekarangan dan penentuan petani demplot. Selain itu dilakukan penyusunan
rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan
kelompok dan dinas instansi terkait.
Keluaran yang diharapkan dari PRA adalah : (1) pemahaman masalah
pengembangan kawasan rumah pangan lestari (peta desa, monografi desa dan
transek), (2) rancangan M-KRPL dan jenis-jenis inovasi pertanian yang akan dilakukan
serta demplot M-KRPL pada 2 strata luas lahan, dan (3) Kesepakatan M-KRPL dengan
petani dan stakeholder
Hasil PRA Desa Harapan Makmur antara lain potensi lahan pekarangan cukup
luas dan sudah dimanfaatkan (sesuai program P2KP Kabupaten) namun dalam
pelaksanaan optimalisasi pekarangan ini belum ada sentuhan teknologi yang terlihat
dari jenis tanaman serta produksi yang dihasilkan.
Kendala yang dihadapi selama ini : pada musim kemarau petani kesulitan
memperoleh air, ternak masyarakat masih ada yang memelihara ternak tidak intensif
dan dilepas, kesuburan tanah rendah. Hasil PRA disepakati ada tiga petani kooperator
sebagai lokasi demplot yang masing-masing mewakili strata model perdesaan yaitu
Ibu suminah (strata II) dan ibu Sumarmi dan ibu Sri Rahayu (strata I), desain model
terlampir.
Hasil PRA di Kalurahan Semarang, Kota Bengkulu : halaman pekarangan
bervariasi ada yang sempit dan cukup luas sehingga disepakati dibentuk dua strata
yaitu strata I (luas lahan <100 m2) dan strata II (luas lahan 100 – 200 m2).
Pemanfaatan lahan cukup tertata namun belum ada varietas unggul yang digunakan
dan teknologi pemeliharaan belum dilakukan (pemupukan, penyiangan). Dinas
Pertanian Kota bersedia memberikan bibit buah jeruk kalamansi di kelompok, dan
akan ditindak lanjuti dengan pengajuan proposal oleh kelompoktani. Kendala yang
dihadapi, lahan tertalu liat sehingga air sulit meresap, sering terjadi banjir. Pada lahan
sawah, IP padi baru 200 karena selalu ada perbaikan saluran irigasi. Hasil identifikasi
(Tabel 1) dan traksek desa/kelurahan terlampir. Lokasi demplot ada dua yang
mewakili strata I oleh Yuni Agus sedangkan strata II oleh ibu Jusmani dan ibu
Nurjanah Asmawi Musa.
Tabel 1. Hasil Identifikasi Potensi Kelurahan Semarang Tahun 2011
19
Lahan Sawah Irigasi
dan Sawah Tadah
Hujan
Pemukiman dan pekarangan
Luas lahan (ha) 6 HA 102, Ha
Kesuburan
tanah
Rendah Rendah Rendah
Jenis tanaman Ubi Kayu, Pisang,
kelapa , Kakao
Padi sawah Tanaman dalam pot (Cabe,
tomat, Terong), tanaman buah
Jenis ternak - - Ayam Buras, entok, kambing,
puyuh
Pola usaha tani • Lahan tidur Padi • Ternak (kambing : dilepas, ayam : dilepas)
• Buruh tani (sawah), • Bangunan • Dagang Sayur keliling • Dagang warung
Status lahan
petani
Semak blukar Lahan milik, sewa/garap Lahan milik
Respon petani
terhadap inovasi
- Baik Baik
Masalah
teknologi
- • Pengolahan lahan menggunakan traktor
• Padi: varietas baru • Pergiliran penggunaan
belum teratur • Kesadaran petani
mengelola air irigasi
• Kotoran ternak belum diolah • Cara budidaya tanaman
sayuran • masih sederhana • Pemanfaatan pekarangan
belum maksimal
Masalah sosial
dan
kelembagaan
- • Tanam serentak padi terkendala kurangnya air irigasi
• pada musim tertentu hanya satu kali tanam
• Belum ada terbentuk kelompok untuk mengelola lahan pekarangan
• Lahan pekarangan sebagian besar masih kosong hanya digunakan sebagai taman rumah
20
4.6. Penyusunan Desain Pekarangan
Desain pekarangan disusun oleh tim MKRPL dengan mempertimbangkan kondisi
lahan dan kemampuan petani.
Model Perkotaan : Strata I (Luas < 100 m2)
1. Tanaman sayuran vertikultur : tingkat 4 diisi dengan tanaman kangkung, bayam,
sawi, daun bawang
2. Tanaman sayuran vertikultur vertikal dan horizontal : bayam, sawi, cabe
3. Tanaman obat dan sayuran vertikultur : kencur, kunyit, kunyit putih, sirih merah,
kemangi, kenikir,
4. Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, cabe, kacang panjang , buncis
tegak diletakkan di teras rumah
5. Tanaman sayuran dan obat yang ditanam di halaman sempit : 1) kangkung -
kacang panjang; 2) kangkung – sawi; 3 ) cabe – timun; 5) kunyit, kunyit putih,
cahe, kencur, lengkuas
6. Kolam kelompok (Ikan nila/lele)
Model Perkotaan : Strata II (luas pekarangan 100 – 200 m2 )
1. Tanaman sayuran dalam polibag : Tanaman sayuran di polibag : tomat, terung,
cabe, kacang panjang , buncis tegak diletakkan di teras rumah
2. Tanaman sayuran, buah-buahan dan obat yang ditanam di halaman : kangkung -
kacang panjang; kangkung – sawi; cabe – timun; tomat – terung hijau; jeruk
kalamansi; mangga Bengkulu; sirsak/ pisang ; lengkuas, kapulogo, kunyit, kunyit
putih
3. Ayam kampung (telur dan daging)
4. Kolam ikan : (lele, Nila)
5. Kebun bibit desa/kelurahan
6. Mesin tetas ayam
Model Perdesaan : Strata I (luas pekarangan < 400 m2)
1. Contoh tanaman vertikultur sayuran ( 4 tingkat, paralon tegak)
2. Tanaman sayuran dalam polibag : Tanaman sayuran di polibag : tomat, terung,
cabe, kacang panjang , buncis tegak diletakkan di teras rumah
21
3. Tanaman sayuran, buah-buahan dan obat yang ditanam di halaman : kangkung -
kacang panjang; kangkung – sawi; cabe – timun; tomat – terung hijau; jeruk
kalamansi; mangga Bengkulu; sirsak; pisang; lengkuas, kapulogo, kunyit, kunyit
putih
4. Ayam kampung (telur dan daging)
5. Kolam ikan : (lele, Nila)
Model Perdesaan : Strata II (luas pekarangan > 400 m2)
1. Tanaman sayuran dalam polibag : Tanaman sayuran di polibag : tomat, terung,
cabe, kacang panjang , buncis tegak diletakkan di teras rumah
2. Tanaman sayuran, buah-buahan dan obat yang ditanam di halaman : kangkung -
kacang panjang; kangkung – sawi; cabe – timun; tomat – terung hijau; jeruk
kalamansi; mangga Bengkulu; sirsak; lengkuas, kapulogo, kunyit, kunyit putih
3. Tanaman pisang, umbi-umbian (ganyong, garut, uwi)
4. Ayam kampung (telur dan daging)
5. Kolam ikan : (lele, Nila)
6. Kambing kacang,
7. Kebun bibit desa
4.7. Pelatihan
Pelatihan dilakukan bulan November sebelum pelaksanaan penanaman di
lapang. Jenis pelatihan yang dilakukan diantaranya: teknik budidaya tanaman sayuran,
toga, teknik budidaya ikan dan ternak ayam, pengolahan hasil (khususnya kue dan
sirup mangga), serta teknologi pengelolaan limbah rumah tangga menjadi kompos.
4.8. Penguatan Kelembagaan Kelompok
Pada tahap ini (2 bulan berjalan) belum dilakukan penguatan kelembagaan
tetapi akan dilakukan pada tahun kedua dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan kelompok agar : (1) mampu mengambil keputusan bersama melalui
musyawarah; (2) mampu menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3)
mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) mampu untuk bekerjasama
dalam kelompok (sifat kegotong-royongan); dan (5) mampu untuk bekerjasama
dengan aparat maupun dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
22
4.9. Bimbingan Teknis
Bimbingan teknis dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan dengan tujuan
agar petani kooperator terampil dalam mengelola lahan pekarangannya serta
memahami cara budidaya sayuran di lahan pekarangan. Bimbingan teknis dilakukan
secara bersama-sama antara peneliti/penyuluh BPTP sebagai nara sumber, teknis
BPTP serta penyuluh lapangan dan petugas pertanian kecamatan.
4.10. Analisis Ekonomi
Dari kegiatan yang dilaksanakan, tanaman sayuran yang telah dipanen dan
dijual antara lain : kangkung, sawi dan ketimun. Hasil yang diperoleh petani demplot
dalam luasan 4 m X 5 m diperoleh 100 ikat kangkung dengan harga jual Rp 1000,-
/ikat. Hasil penjualan kangkung, timun dan sawi perdana yang dikelola kelompok
seluas 10 m X 5m sebesar Rp 170.000 , hasil penjualan bibit cabe sebesar Rp 50.000,-
4.11. Kebun Bibit Desa (KBD)
Pada tahap pelaksanaan kegiatan tahun 2011 belum terbentuk KBD
mengingat kesediaan SDM petani belum siap sehingga pembibitan dilaksanakan di
areal BPTP yang nantinya akan dikembangkan menjadi Kebun Bibit Inti (KBI).
23
V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Adanya kegiatan M-KRPL khususnya aktivitas menanam sayuran di lahan pekarangan
menambah wawasan dan keterampilan ibu-ibu dan anggota keluarga dalam
pemanfaatan lahan pekarangan
2. Kebutuhan pangan khususnya sayuran dan makanan tambahan dari umbi dapat
terpenuhi dari lahan pekarangan yang dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh
3. Kegiatan ekonomi produktif keluarga dapat berjalan dan terciptanya lingkungan hijau
yang bersih dan sehat.
Saran
1. Analisis finasial dan kajian curahan tenaga kerja serta pasar perlu dilakukan agar hasil
petani kooperator dapat terjual dengan harga yang layak
2. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari perlu disosialisasikan ke seluruh Kabupaten
3. Perlu adanya dukungan stakeholders untuk mengebangkan KBD di setiap Kelurahan/Desa
24
VI KINERJA HASIL
1. Tersusunya laporan akhir kegiatan
2. Tereplikasikannya M-KRPL model perkotaan di 67 Kelurahan pada tahun 2012
25
DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011. Petunjuk Pelaksanaan
Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, 2010. Bahan Presentasi Rakorbang. Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Bengkulu. BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi
Bengkulu, Bengkulu.
http://pacitanisti.com/batu-mulia-2/pertanian-batu-mulia-2/melihat-konsep-brilian-krpl-di-pacitan/#more-1678. Melihat Konsep Berlian KRPL di Pacitan. Diakses pada tanggal 26 Mei 2011.
http://id.shvoong.com/lifestyle/home-and-garden/2041150-menanam-sayuran-di-
pekarangan-rumah/#ixzz1LcVwN6h8
26
LAMPIRAN
Lahan Kering Atas Lahan Sawah Irigasi dan
Sawah Tadah Hujan Pemukiman dan pekarangan
Luas lahan (ha) 6 HA 102, Ha
Kesuburan tanah Rendah Rendah Rendah
Jenis tanaman Ubi Kayu, Pisang, Kelapa , Kakao
Padi sawah Tanaman dalam pot (Cabe, tomat, Terong), tanaman buah
Jenis ternak - - Ayam Buras, entok, kambing, puyuh
Pola usaha tani • Lahan tidur
Padi • Ternak (kambing : dilepas, ayam : dilepas)
• Buruh tani (sawah), • Bangunan • Dagang Sayur keliling • Dagang warung
Status lahan petani
Semak blukar
Lahan milik, sewa/garap Lahan milik
Respon petani terhadap inovasi
- Baik Baik
Masalah teknologi
- • Pengolahan lahan menggunakan traktor
• Padi: varietas baru • Pergiliran penggunaan belum
teratur • Kesadaran petani mengelola
air irigasi
• Kotoran ternak belum diolah • Cara budidaya tanaman sayuran • masih sederhana • Pemanfaatan pekarangan belum
maksimal
Masalah sosial dan kelembagaan
- • Tanam serentak padi terkendala kurangnya air irigasi
• pada musim tertentu hanya satu kali tanam
• Belum ada terbentuk kelompok untuk mengelola lahan pekarangan
• Lahan pekarangan sebagian besar masih kosong hanya digunakan sebagai taman rumah
27
Peta transek Desa Harapan
Sawah Tegalan /
kebun
campuran
Sawah Pemukiman/
pekarangan
Sawah Tegalan /
kebun
campuran
Pemukiman/
pekarangan
Luas lahan(ha) <400 m2 >400 m2
Jenis tanah PMK PMK
Kesuburan
tanah
Jenis tanaman Sawit, karet Sawit,
karet
Jenis ternak Kambing,
sapi
Kambing,
sapi
Status lahan
petani
milik milik milik
Respon petani
terhadap
inovasi
tinggi tinggi
Masalah
teknologi
Masih tradisional Masih
tradisional
Masalah teknis
dan sosial
Sebagian Ternak
tidak dikandang
kan
Sebagian
Ternak tidak
dikandang
kan