Download - Lap demam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh
normal. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5o-37,2oC. Sehingga demam
terjadi pada suhu tubuh di atas 37,2oC. Suhu subnormal tubuh di bawah 36oC.
Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi
41,2oC atau lebih, sedangkan hipotermia adalah keadaan suhu tubuh di bawah
35oC.
Suhu tubuh biasanya diukur dengan menggunakan thermometer air raksa
dan tempat pengambilannya dapat di aksila, oral, atau rektum. Biasanya
terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila dan oral maupun rektal.
Dalam keadaan biasa perbedaan ini berkisar sekitar 0,5oC, dan suhu rectal
lebih tinggi daripada suhu oral. (Nelwan, 2006)
Berdasarkan latar belakang ini penulis termotivasi untuk menulis laporan
mengenai demam, dengan judul “Demam sebagai Mekanisme Pengaturan
Suhu Tubuh.“
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi demam?
2. Bagaimana patofisiologi demam?
3. Apakah penyebab dari demam?
4. Sebutkan macam-macam demam?
5. Bagaimana pemeriksaan fisik demam?
6. Dimana tempat pengukuran suhu atau panas serta kelebihan dan
kekurangannya?
7. Bagaimana tata laksana demam?
8. Apakah hubungan demam dengan patologi?
9. Apakah dampak atau akibat demam?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan tutorial pada Blok IV scenario III ini
agar mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Definisi demam
2. Patofisiologi demam
3. Penyebab dari demam
4. Macam-macam demam
5. Pemeriksaan fisik demam
6. Tempat pengukuran suhu atau panas serta kelebihan dan kekurangannya
7. Penatalaksanaan demam
8. Hubungan demam dengan patologi
9. Dampak atau akibat demam
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan adalah agar mahasiswa mampu
menjelaskan :
1. Definisi demam
2. Patofisiologi demam
3. Penyebab dari demam
4. Macam-macam demam
5. Pemeriksaan fisik demam
6. Tempat pengukuran suhu atau panas serta kelebihan dan kekurangannya
7. Penatalaksaan demam
8. Hubungan demam dengan patologi
9. Dampak atau akibat demam
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Definisi Demam
1. Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus.
Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim
sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan
menggigil dan meningkatkan metabolisme basal. (Corwin, 2000)
2. Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh
normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain yang
sering digunakan adalah pireksia atau febris. (http://nursingbegin.com/)
B. Patofisiologi Demam
Proses peradangan diawali dengan masuknya mikroorganisme.
Mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat
toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan
masuknya mikroorganisme tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan
mencegahnya yakni dengan memerintahkan “tentara pertahanan tubuh” antara
lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosis).
Dengan adanya proses fagositosis ini, tentara-tentara tubuh itu akan
mengeluarkan “senjata” berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen
endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi.
Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel
hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi
yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya
bantuan enzim fosfolipase A2.
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh
hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran
prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim
siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan
mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya,
hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas
suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan mesin
tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya
terjadilah respon dingin/menggigil. Adanya proses menggigil ini ditujukan
utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu
tubuh di atas normal karena memang hipotalamus yang mengalami gangguan
oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris.
Mekanisme demam dapat disederhanakan sebagai berikut :
mikroorganisme → pirogen eksogen → fagositosis → pirogen endogen →
merangsang hipotalamus → asam arakhidonat → prostaglandin → titik
patokan suhu tubuh meningkat → menggigil → demam.
(http://nursingbegin.com/)
C. Penyebab Demam
1. Adanya infeksi seperti infeksi saluran kemih (sering buang air kecil atau
buang air kecil disertai rasa pedih), infeksi streptokokus pada
tenggorokan (sering kali disertai dengan radang tenggorokan), infeksi
sinus (rasa sakit di atas atau di bawah kedua mata), dan abses gigi
(bengkak di bagian mulut).
2. Infeksi mononucleosis yang disertai rasa lelah.
3. Tertular suatu penyakit saat berada di luar negeri.
4. Kelelahan karena kepanasan atau terbakar sinar matahari hebat.
(http://www.depkes.go.id/)
Demam juga dapat disebabkan oleh :
1. Abses, pneumonia, infeksi saluran kencing atau malaria
2. Keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap obat
(Nelwan, 2006)
D. Macam-macam Demam
1. 3 jenis demam berdasarkan sebabnya :
a. Demam infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38°C.
Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus dan bakteri.
b. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit
autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).
c. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara
yang terlalu panas, dan lain-lain. (http://id.shvoong.com/)
2. Demam juga dibedakan sebagai berikut :
a. Demam septik : suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal
pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil, dan berkeringat.
Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten : suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu badan normal.
c. Demam intermiten : pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke
tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila
demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan
bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan demam
disebut kuartana.
d. Demam kontinyu : pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang
hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik : pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan
selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk
beberapa hari yang kemuian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula. (Nelwan, 2006)
E. Pemeriksaan Fisik Demam
Suhu tubuh diukur dengan thermometer, dikatakan demam bila :
1. Suhu rectal : lebih dari 38oC
2. Suhu oral : lebih dari 37,5oC
3. Suhu axilla : lebih dari 37,2oC
(http://www.otsuka.co.id/)
F. Tempat Pengukuran Suhu
G. Penatalaksanaan Demam
1. Minum cairan lebih banyak (air putih, jus)
2. Istirahat yang cukup
3. Kompres dengan air hangat
4. Singkirkan baju atau selimut yang berlebihan. Lingkungan sebaiknya
sejuk dan nyaman
5. Minum obat.
a. Acetaminophen (paracetamol) dan ibuprofen dapat mengurangi
demam pada anak dan dewasa. Beberapa merek dagang
acetaminophen: Panadol, Tempra, Sanmol, Praxion, dan lain-lain.
Beberapa merek dagang ibuprofen: Proris, Rhelafen, Bufect, dan lain-
lain.
b. Minum acetaminophen setiap 4 – 6 jam. Obat ini bekerja cepat dengan
cara menurunkan thermostat otak.
c. Minum ibuprofen setiap 6 – jam. Seperti aspirin, ibuprofen membantu
melawan peradangan pada sumber demam. Ibuprofen tidak boleh
dipakai untuk bayi dengan usia kurang dari 6 bulan.
d. Aspirin sangat efektif untuk mengobati demam pada orang dewasa.
e. Obat anti inflamasi.
Obat penurun panas, bekerja menghambat enzim cyctooxygenase sehingga
pembentukan prostaglandin terganggu yang selanjutnya menyebabkan
terganggunya peningkatan suhu tubuh.
(http://www.refleksiteraphy.com/)
H. Hubungan Demam dengan Patologi
Kita sakit karena ada zat-zat berbahaya yang memasuki tubuh kita, misalnya
bakteri berbahaya. Sel darah putih mengenali bakteri berbahaya ini dan
memulai usaha untuk melumpuhkan bakteri itu, dengan melepas berbagai
jenis protein bernama cytokine. Beberapa macam cytokine mengakibatkan
terbentuknya senyawa-senyawa prostaglandin. Hipotalamus di otak sangat
peka terhadap rangsang ini, sehingga mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh
untuk menaikkan suhu. Ini dilakukan antara lain dengan mempercepat proses
metabolime, atau menggetarkan otot-otot (menggigil) untuk menimbulkan
panas yang berlebih. Naiknya suhu badan akan memperlambat laju bakteri
penyerang untuk berkembang biak, dan juga mempercepat reaksi pelumpuhan
bakteri. Cytokine juga menyebabkan efek-efek sakit lain, seperti kelelahan,
mengantuk, dan rasa nyeri di sendi. (http://www.refleksiteraphy.com/)
I. Dampak Demam
a. Dampak positif : dampaknya yaitu terhadap fungsi imunitas, dimana
fungsi imunitas menunjukkan fungsi pertahanan terhadap tubuh manusia
yang bekerja baik pada temperatur demam, dibandingkan suhu normal.
IL-1 dan pirogen endogen lainnya akan mengundang lebih banyak
leukosit dan meningkatkan aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan
mikro organisme. Demam juga memicu pertambahan jumlah leukosit
serta meningkatkan produksi serta fungsi interferon (zat yang membantu
leukosit memerangi mikro organisme).
b. Dampak negatif : pertama, kemungkinan dehidrasi (kekurangan cairan
tubuh). Ketika mengalami demam, terjadi peningkatan penguapan cairan
tubuh. Kedua, kekurangan oksigen. Saat demam, anak dengan penyakit
paru-paru atau penyakit jantung, pembuluh darahnya bisa mengalami
kekurangan oksigen. Ketiga, demam diatas 42°Celsius bisa menyebabkan
kerusakan neurologis (saraf), meskipun sangat jarang terjadi. Terakhir,
anak dibawah usia 5 tahun (balita), terutama pada umur diantara 6 bulan
dan 3 tahun, berada dalam risiko kejang demam (febrile convulsions),
khususnya pada temperatur rektal di atas 40°Celsius. Kejang demam
biasanya hilang dengan sendirinya, dan tidak menyebabkan gangguan
neurologis (kerusakan saraf). (http://catatan.otodidak.net/)
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis Skenario
Pagi itu Dea, mahasiswi kedokteran semester satu, mengeluh demam dan
menggigil. Demamnya terus menerus, tidak turun walaupun sudah dikompres dan
minum obat. Oleh kakak tingkatnya diperiksa suhu tubuh menggunakan
termometer di Axilla, dan hasilnya 39˚ Celcius.
Dea bertanya “ Kenapa ya Kak saya bisa demam?”
“Demam itu bermacam-macam sebabnya, organ yang paling berperan
adalah hipothalamus...”
Berikut merupakan pembahasan dari scenario :
1. Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus.
Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim
sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil
dan meningkatkan metabolisme basal. (Corwin, 2000)
2. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5o-37,2oC. Sehingga demam terjadi
pada suhu tubuh di atas 37,2oC. Suhu subnormal tubuh di bawah 36oC.
(Nelwan, 2006)
3. Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang
disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofilaktif,
makrofag dan sel-sel yang mengalami cedera. Interleukin-1 tampaknya
menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin, yang merangsang
hipotalamus. Apabila sumber interleukin dihilangkan maka kadarnya akan
turun. Hal ini akan mengembalikan titik patokan suhu ke normal. Untuk
jangka waktu yang singkat, suhu tubuh akan tertinggal dari pengembalian
titik patokan tersebut dan hipotalamus akan menganggap bahwa suhu tubuh
terlalu tinggi. Sebagai responsnya, hipotalamus akan merangsang berbagai
respons dengan menggigil, maka panas aan bertambah lalu berkeringat untuk
mendinginkan tubuh. (Corwin, 2000)
4. Saat demam, sebaiknya dikompres dengan air hangat. Karena apabila diberi
air dingin, otak kita akan menyangka bahwa suhu diluar tubuh dingin
sehingga otak akan memerintahkan tubuh untuk menaikkan suhunya dengan
cara menggigil sehingga memproduksi panas. Akibatnya suhu tubuh
bertambah panas. Kompres dengan air hangat akan menurunkan suhu dalam
waktu 30 sampai 45 menit. (http://www.ayahbunda-online.com/)
5. Demam yang terus menerus dan tidak turun meskipun sudah dikompres dan
minum obat merupakan demam belum terdiagnosis. (Nelwan, 2006)
6. Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan menggunakan thermometer air
raksa, dapat dilakukan pada oral, aksila maupun rectal. Tetapi biasanya
pengukuran dilakukan di aksila. Pada aksila dinyatakan demam, apabila suhu
lebih dari 37,2oC. sehingga Dea dinyatakan demam. (Nelwan, 2006)
7. Demam dapat disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri, virus, jamur
maupun parasit. Demam juga dapat disebabkan karena kelelahan, abses,
pneumonia, malaria, keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi
terhadap obat. (Nelwan, 2006)
8. Hipotalamus berusaha agar suhu tubuh tetap hangat meskipun suhu
lingkungan luar tubuh berubah-ubah. Hipotalamus mengatur suhu tubuh
dengan cara menyeimbangakan produksi panas pada otot dan hati dengan
pengeluaran panas pada kulit dan paru-paru. Ketika ada infeksi, sistem
kekebalan tubuh meresponnya dengan melepaskan zat kimia dalam aliran
darah. Zat kimia tersebut akan merangsang hipotalamus untuk menaikkan
suhu tubuh dan akhirnya akan menambah jumlah sel darah putih yang
berguna dalam melawan kuman. Hipotalamus bagian belakang menerima
informasi suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh, maka pembentukan panas
ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot dengan cara
menggigil dan pengeluaran panas dengan pembuluh darah kulit mengecil dan
pengurangan produksi keringat. Hal ini menyebabkan suhu tubuh tetap
dipertahankan normal. Namun sebaliknya, hipotalamus bagian depan
merupakan pusat pengatur suhu tubuh yang bertugas mengeluarkan panas.
Bila hipotalamus bagian depan menerima informasi suhu lebih tinggi dari
suhu tubuh, maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan pelebaran
pembuluh darah kulit dan menambah produksi keringat. Hal ini untuk
mempertahankan suhu tubuh. (http://www.ayahbunda-online.com/)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Demam adalah suatu kondisi dimana suhu badan seseorang terlalu tinggi.
Fungsi demam dilihat dari mekanismenya adalah sebagai pertahanan tubuh
untuk melawan infeksi dengan cara mengaktifkan sistem kekebalan tubuh
untuk membuat lebih banyak sel darah putih, membuat lebih banyak
antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat lain.
2. Dalam penatalaksanaan demam, digunakan Acetaminophen (paracetamol)
dan ibuprofen yang dapat mengurangi demam pada anak dan dewasa serta
Aspirin yang sangat efektif untuk mengobati demam pada orang dewasa.
3. Demam disebabkan karena adanya infeksi, kelelahan, abses, pneumonia,
keadaan toksemia, dan reaksi terhadap pemakaian obat.
4. Demam dibedakan menjadi 5, yaitu demam septic, demam remiten,
demam intermiten, demam kontinyu dan emam siklik.
B. Saran
1. Sebaiknya apabila panas dikompres dengan air hangat bukan dengan air
dingin.
2. Sebaiknya apabila demam, jangan mandi dengan air dingin.
3. Sebaiknya konsumsi obat demam yang sesuai dengan usia.
4. Segeralah ke dokter untuk mengetahui penyakit yang diderita.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J., 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Nelwan, R. H. H., 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.
(http://catatan.otodidak.net/2008/07/14/penyakit-langganan-anak-demam/) (3
Januari 2010)
(http://id.shvoong.com/medicine-ang-health/epidemiology-public-health/
1840968-tiga-jenis-demam-pada-anak/) (3 Januari 2010)
(http://www.ayahbunda-online.com/) (3 Januari 2010)
(http://www.depkes.go.id/index.php?
option=article&task=reviewarticle&artid=39&Itemid=3/) (3 Januari 2010)
(http://www.nursingbegin.com/tag/demam/) (3 Januari 2010)
(http://www.otsuka.co.id/?content=article_detail&id=107&lang=id/) (3 Januari
2010)
(http://www.refleksiteraphy.com/?m=artikel&page=detail&no=20/) (3 Januari
2010)
LAPORAN TUTORIAL BLOK IV
SKENARIO 3
DEMAM SEBAGAI MEKANISME PENGATURAN SUHU
TUBUH
Oleh
Fitriana Cahyani
J 5000 900 89
KELOMPOK TUTORIAL 8
Tutor : dr. Ganda Anang S. A.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009