Download - Lansia Dengan Asam Urat
Lansia dengan Asam Urat ( Artritis Gout/Pirai ) Posted on 12 Januari 2012 by Andi (Nurse Boy)
Disusun Oleh : Muhammad Ananggadipa
Institusi : Stikes Hang Tuah Surabaya
Nim : o81.xx62
Pendahuluan
A. Serangan Asam Urat
Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan
protein (terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran
seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel
tubuh yang rusak) yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, fecesc
atau keringat. Senyawa ini sukar larut dalam air, tapi dalam plasma
darah beredar sebagai senyawa natrium urat, bentuk garamnya terlarut
pada kondisi pH atau keasaman basa di atas tujuh. Karena itu, serangan
radang persendian yang berulang terjadi bila produksinya berlebihan.
Atau terjadi gangguan pada proses pembuangan asam urat akibat kondisi
ginjal yang kurang baik atau karena peningkatan kadar asam urat di
dalam darah sudah berlebihan yang disebut sebagai hiperurisemmia
(hyperuricemia). Kadar normal asam urat darah rata-rata adalah antara
3-7 mg/ml, dengan perbedaan untuk pria2,1-8,5 mg/dl dan wanita 2,0-6,6
mg.dl. Untuk mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih
tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar tersebut sudah mencapai
lebih dari 12 mg/dl.
Pada sebagian orang yang beresiko, asam urat dalam kadar tinggi di
dalam darah akan mengendap di sendi sebagai kristal berbentuk jarum.
Kristal itu dianggap sebagai benda asing oleh tubuh, sehingga sistem
imunitas melepaskan Ig G yang memanggil pasukan sel darah putih
untuk menumpas “pengganggu” tersebut. Akibatnya terjadilah
penggumpalan pada kristal yang merupakan bengkak yang mengganjal
atau mencederai sendi. Hal inilah yang menyebabkan rasa nyeri.
Serangan asam urat umumnya terasa secara tiba-tiba (acute attack)
tanpa disertai dengan gejala sebelumnya, dan dimulai pada malam hari,
dengan lokasi utama pada sendi ibu jari kaki (big toe joiny). Bisa juga
mengenai tumit, lutut, pergelangan tangan dan kaki, siku dan jari
tangan. Karena itu dikenal empat tahap gout :
1. Asymptomatic (tanpa gejala). Pada tahap ini kelebihan asam urat tidak
membutuhkan pengobatan, tapi penderita harus sadar diri untuk
menurunkan kelebihan tersebut dengan melakukan perubahan pola
makan atau gaya hidup.
2. Akut. Pada tahap ini gejalanya muncul tiba-tiba dan biasanya
menyerang satu atau beberapa persendian. Sakit yang dirasakan
penderita seringnya dimulai di malam hari, dan rasanya berdenyut-
denyut atau nyeri seperti ditusuki jarum. Persendian yang terserang
tampak meradang, merah, terasa panas dan lunak. Rasa sakit pada
persendian tersebut mungkin dapat berkurang dalam beberapa hari
tapi bisa muncul kembali pada interval yang tidak tentu. Serangan
susulan biasanya berlangsung lebih lama pada penderita berlanjut
menjadi artritis gout yang kronis, sedang dilain pihak banyak pula
yang tak akan mengalaminya lagi.
3. Interkritikal. Tahap dimana penderita asam urat mengalami serangan
berulang yang tidak menentu.
4. Kronis. Tahap dimana kristal asam urat menumpuk diberbagai
jaringan lunak tubuh penderita.
Serangan asam urat yang berakibat peradangan sendi tersebut bisa juga
dicetuskan oleh cedera ringan akibat memakai sepatu yang tidak sesuai
dengan ukuran kaki, selain terlalu banyak makan makanan yang
mengandung senyawa purin, konsumsi alkohol, tekanan batin (stress)
karena infeksi atau efek samping dari obat-obat tertentu atau diuretik.
B. Sasaran Utama Asam Urat
1. Ujung jari. Kristal asam urat menyukai daerah yang bersuhu dingin
seperti pada ujung jari tangan dan kaki
2. Ibu jari. Hampir 90% serangan pertama adalah pada ibu jari terutama
pada kaki
3. Sendi lutut dan pergelangan kaki
4. Daun telinga. Kristal asam urat sering mengendap di daun telinga
berupa benjolan putih yang mirip jerawat
5. Retina mata. Pengendapan asam urat mengakibatkan gangguan
penglihatan
6. Saluran cerna. Asupan makanan tinggi purin menjadi penyebab utama
dari serangan asam urat
7. Ginjal. 2/3 dari asam urat dibuang melalui ginjal. Bila terjadi
gangguan pada ginjal maka kristal asam urat dapat mengendap pada
ginjal dengan akibat terjadinya batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal
8. Jantung. Kristal asam urat dapat mengendap pada jantung dengan
akibat gangguan fungsi jantung
Gejala Asam Urat
Penyakit ini umumnya ditandai dengan rasa nyeri hebat yang tiba-tiba
menyerang sebuah sendi saat tengah malam biasanya pada ibu jari kaki.
Jumlah sendi yang meradang kurang dari 4, dan serangannya pada satu
sisi (unilateral). Kulit berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak dan
sangat nyeri. Gejala lain yang mungkin terjadi berupa :
1. Demam dengan suhu tubuh 38,3 derajat celcius atau lebih dan tidak
menurun selama 3 hari.
2. Ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah dan gusi
berdarah
3. Diare dan muntah
4. Bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan tiba-tiba
Diagnosis
The American Rheumatism Association menetapkan kriteria diagnostik
untuk gout sebagai berikut :
1. Adanya kristal urat dalam cairan sendi
2. Thopus (Deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) terbukti
mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan
mikroskopik dengan sinar terpolarisasi
3. A. Lebih dari sekali mengalami artritis akut
4. Terjadi peradangan secara maksimal dalam 1 hari
5. Oligoartritis, atau jumlah sendi yang meradang kurang dari 4 hari
6. Kemerahan disekitar sendi yang meradang
7. Sendi metatarsofalangeal pertama (ibu jari kaki terasa sakit dan
bengkak)
8. Serangan unilateral pada sendi metatarsofalangeal pertama
9. Serangan unilateral pada sendi tarsal
10. Thopus (Deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) dari
vertilago articular di kapsula sendi
11. Hiperurisemia pada asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl
12. Pembengkakan sendi secara asimetris
13. Serangan artritis akut berhenti secara menyeluruh
Diagnostik gout ditetapkan bila ditemukan kriteria 1 dan-atau kriteria 2
dan –atau 6 insiden atau lebih dari kriteria 3.
Penyebab
Dengan memahami terjadinya proses hiperurisemia dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor penyebab gout adalah :
1. Faktor keturunan dengan adanya riwayat artritis gout dalam silsilah
keluarga
2. Meningkatnya kadar asam urat karna diet tinggi protein dan makanan
kaya senyawa purin lainnya
3. Akibat konsumsi alkohol berlebihan, karna alkohol merupakan sumber
purin yang juga dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal
4. Hambatan dari pembuangan asam urat karna penyakit terutama
gangguan ginjal. Pasien disarankan untuk minum air putih 2 liter
setiap hari untuk mempercepat pembuangan urat dan meminimalkan
pengendapan urat di saluran kemih
5. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat
terutama diuretik
6. Penggunaan antibiotik berlebihan yang menyebabkan berkembangnya
jamur, bakteri dan virus yang lebih ganas
7. Penyakit tertentu pada darah (anemia kronis) yang menyebabkan
terjadinya gangguan metabolisme tubuh, misalnya berupa polisitomia
dan leukimia.
8. Faktor lain seperti stres, diet ketat, cedera sendi, darah tinggi dan
olahraga berlebihan.
Resiko asam urat akan meningkat jika terjadi pada usia diatas 40 tahun,
terutama pada pria. Pada wanita, hormon estrogen rupanya dapat
memperlancar proses pembuangan asam urat dalam ginjal. Oleh karna
itu saat wanita mengalami menopause, yang umumnya juga mengalami
gangguan tulang, maka resiko terkena asam urat menjadi sama dengan
pria.
Faktor Resiko Radang Sendi Asam Urat
1. Genetika/riwayat keluarga
2. Asupan senyawa purin berlebihan dari makanan
3. Konsumsi alkohol berlebihan
4. Berat badan berlebihan
5. Hipertensi, penyakit jantung
6. Obat-obatan tertentu (terutama diuretika)
7. Gangguan fungsi ginjal
8. Keracunan kehamilan (preeklampsia)
Perawatan Sendiri
Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan sewaktu terjadi
serangan, pengobatan dokter dan perawatan sendiri setelah memperoleh
diagnosa.
Bila anda mengalami serangan gout secara tiba-tiba, lakukan tindakan
darurat, berikut:
1. Istirahatkan sendi agar cepat sembuh. Beri kompres dingin (plastik
berisi es) beberapa jam sekali selama 15 samapai 20 menit pada sendi
yang nyeri untuk mengurangi nyeri akibat radang. Kalau perlu
masukkan kaki yang bengkak ke dalam ember berisi air es. Selimut
atau kain lain yamg menempel pada sendi yang nyeri, karena lokasi
tersebut sedang dalam keadaan yang sensitif.
2. Minum obat pereda sakit (analgesik biasa) untuk menghilangkan rasa
nyeri
3. Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8-10 gelas sehari) untuk
membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin
Patofisiologi artritis gout
Adanya gangguan metabolisme purin
Akumulasi asam urat yang berlebihan dalam darah
Kristal asam urat menumpuk dalam tubuh
Menimbulkan iritasi lokal pada sendi
Menimbulkan respons inflamasi
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Data Subjektif
A. Tanyakan keluhan nyeri, lokasi dan derajatnya
B. Bagaimana gejala awalnya dan cara penanggulangannya
C. Adakah riwayat gout di keluarga
D. Obat-obatan yang diperoleh
E. Anoreksia
F. Sakit kepala
G. Data Objektif : palpasi apakah ada nyeri tekan atau nyeri saat
digerakkan, pembengkakan/nodul dan kemerahan pada sendi.
Periksa adanya demam.
H. Riwayat psikososial. Adanya nyeri pada persendian, pasien merasa
cemas dan takut untuk melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.
I. Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah (asam urat
meningkat, sel darah putih meningkat selama fase akut). Pada
aspirasi sendi ditemukan asam urat. Pemeriksaan rontgen pada
daerah yang terkena pirai.
J. Pemeriksaan laboratorium untuk memonitor kadar asam urat di
dalam darah dan urin. Pemeriksaan darah diperlukan diagnosa
gout, sedangkan pemeriksaan urin untuk diagnosa batu ginjal.
Kadar asam urat normal untuk pria antara 2,1-8,5 mg/dl dan wanita
2,0-6,6 mg/dl. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut
sedikit lebih tinggi rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0-7,0
mg/dl. Bila lebih dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan serangan gout
dan dianggap berlebihan. Dan bila lebih dari 12 mg/dl dapat
menyebabkan terjadinya batu ginjal.
Sebelum pemeriksaan, pasien dianjurkan puasa (tidak makan minum)
paling tidak selama 4 jam sebelumnya. Juga tidak boleh menggunakan
obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, yaitu
diuretik, ethambutol, vinkristin, pirazinamid, tiazid, analgesik (aspirin,
paracetamol dan fenacetin), vitamin c dan levodopan. Begitu pula
makanan tertentu yang kaya purin.
Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan proses infeksi sendi
2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan fungsi
sendi
3. Kurang pengetahuan
Intervensi Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan
Nyeri yang berhubungan dengan proses infeksi sendi Meredakan nyeri
1. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien2. Jelaskan penyebab nyeri. 3.Dengan demikian pasien dapat mengontrol nyeri
4.Anjurkan latihan relaksasi dengan menghirup udara dari hidung, tahan beberapa detik dan hembuskan dari mulut dengan bibir terkatup
5. Alihkan perhatian pasien dengan memberi bahan bancaan, menonton tv, mendengarkan radio
6. pasang bidai pada sendi yang inflamasi. Ini bertujuan menyokong atau mengimobilisasi sendi, sehingga dapat mengurangi nyeri
7. kolaborasi dalam pemberian kodein untuk mengurangi nyeri
Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan fungsi sendi
Meningkatkan mobilitas fisik
1. Kaji tingkat mobilitas fisik, apakah sebagian atau total2. Anjurkan latihan gerak sendi atau ROM secara teratur jika infeksi telah hilang atau nyeri hilang
3. Ajarkan pasien untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk memandirikan pasien dan meningkatkan
keprcayaan diri
4. Dekatkan alat-alat yang diperlukan, sehingga mudah dijangkau oleh pasien
5. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
6. Anjurkan kepada pasien untuk menggunakan alat bantu berjalan jika akan melakukan aktivitas di luar tempat tidur
Kurang Pengetahuan tentang penyakit dan penangananya
Meningkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan penanganannya
1. Kaji tingkat pemahaman pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya2. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan perawatannya
3. Jelaskan program pengobatan yang akan dilakukan dan efek samping obat yang mungkin timbul
4. Jelaskan pentingnya melakukan latihan gerak sendi (ROM)
5. Jelaskan pentingnya nutrisi dan cairan untuk mempercepat penyembuhan penyakitnya
6. Jelaskan waktu untuk perawatan tindak-lanjut
Gangguan rasa nyaman atau nyeri Nyeri teratasi
1. Kaji intensitasi, letak dan tipe nyeri. Gunakan skala peningkatan nyeri2. Pertahankan pasien dalam posisi nyaman, kaki tersangga dan sejajar
3. Tinggikan area yang sakit untuk mengurangi edema dan meningkatkan aliran darah balik vena
4. Beri analgesik, antipirai/antigout dan antiinflamasi sesuai program. Observasi efek samping obat
5. Perbanyak asupan cairan sampai 2500 ml/hari
6. Pantau kadar asam urat serum
7. Jika terjadi serangan nyeri hindari menyentuh atau menggerakkan sendi
8. Beri kompres dingin
9. Hindari menggunakan sepatu sempit
Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian dan imobilitas
Mobilitas fisik dipertahankan
1. Tingkatkan aktivitas pasien jika nyeri telah berkurang2. Ambulasi dengan bantuan. Gunakan walker atau tongkat
3. Lakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) dengan hati-hati
pada sendi yang sakit
4. Tingkatkan kembali ke aktivitas normal
Evaluasi Keperawatan
Setelah melakukan intervensi keperawatan, diharapkan :
1. Nyeri berkurang atau hilang
A. Mengatakan nyeri berkurang
B. Nampak rileks dan tenang
C. Menunjukkan edema berkurang
D. Mobilitas fisik normal
i. Melakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) secara adekuat
ii. Melakukan ambulasi dengan walker atau tongkat tanpa rasa
nyeri
iii. Memahami program pengobatan dan perawatan penyakitnya
a. Mengekspresikan kesadaran dan pengetahuan tentang jadwal
pengobatan dan efek samping
b. Mengungkapkan pentingnya diet, aktivitas dan program
latihan
c. Menepati jadwal kontrol ulang ke dokter
Penatalaksanaan
1. Pengobatan serangan akut dengan colchicine 0,6 mg (oral), colchine
1,0-3,0 mg (dalam NaCL intravena), Phenilbutazone (Butazolidin),
Indometachin (Indocin)
2. Sendi diistirahatkan
3. Kompres dingin
4. Diet rendah purin
5. Analgesik dan antipiretik
6. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat
menggunakan probenecid (Benemid) 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone
(anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau
menurunkan pembentukkan asam urat dengan Allopurinol (zyloprim)
100 mg 2x/hari.
Komplikasi artritis pirai menyebabkan kerusakan tubuler ginjal yang
menyebabkan gagal ginjal kronis.
Pencegahan
Belum ditemukan cara yang efektif, tapi usaha pencegahan asam urat
umumnya adalah menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi
pencetus serangan, misalnya latihan fisik berlebihan, stres, dan makanan
yang mengandung purin berlebihan seperti daging, jerohan, bahkan ikan
asin. Meskipun serangan berulang dapat dicegah dengan pemberian
obat, tetapi mengurangi konsumsi makanan berlemak dan alkohol dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya serangan gout.
Kenalilah jenis makan yang kadar purinnya amat tinggi, sedang dan
rendah. Dengan demikian dapat mengontrol asupan semaksimal
mungkin.
1. Kadar tinggi (150-180 mg/100gr)
Jerohan, dan saripati daging
1. Kadar sedang (50-150 mg/100gr)
Daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang, kacang-kacangan, kembang
kol, bayam, kangkung, asparagus dan jamur
1. Kadar rendah (dibawah 50mg/100gr)
Gula, telur dan susu
Komplikasi
Gangguan asam urat dapat menyebabkan komplikasi berbahaya,
persendian menjadi rusak sehingga pincang, peradangan tulang,
kerusakan ligamen dan tendon (otot), batu ginjal (kencing batu), dan
gagal ginjal.
Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah untuk mengatasi gejala serangan
akut(mendadak) asam urat, mencegah kambuhnya kembali radang sendi
dan pembentukan batu urat. Bagi penderita ganguan asam urat,
untukmenurunkan kadar asam urat dalam darah diberikan allopurinol
yang bekeja sebagi inhibitor menekan produksi asam urat. Atau
urikosurik, misalnya probenesid untuk membantu memepercepat
pembuangan asam urat lewat ginjal. Diberikan juga obat-obat untuk
mengatasi radang dan rasa sakit yaitu analgesik dari golongan AINS atau
NSID seperti indometasin, ibuprofen, ketoprofen, atau diklofenak.
Sedangkan untuk pencegahan serangan berulang biasanya diberikan
kolsisin.
1. Perawatan
2. Diet
3. Olahraga
Memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi dan sangat berguna
untuk memperkecil resiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang
sendi selain itu memberikan efek menghangatkan tubuh untuk mecegah
terjadinya pengendapan
1. Aerobik
Untuk meningkatakan sistem pernafasan dan membantu membuang
asam urat dari peredaran darah.
1. Latiahan Peregangan
Bermanfaat untuk kelenturan otot dan sendi
1. Melindungi sendi
2. Kontrol stress
Daftar Pustaka
Suratum, et all.2008.Seri ASKEP Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal.Jakarta:EGC
Tim redaksi.2006.Asam Urat, Info Lengkap Untuk Penderita dan
Keluarga.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama
LAPORAN PENDAHULUANPROSES MENUA
A. DEFINISIProses penuaan adalah suatu periode menarik diri yang tak terhondarkan dengan
karakteristik menurunnya interaksi lansia dengan orang lain disekitarnya. Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi ketidakmampuannya bahkan kematian (Cox.1984).
Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi rapuh disertai menurunnya cadangan hampir semua system fisiologis dan disertai pula meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan kematian. Proses menua biasanya atau normalnya merupakan suatu proses yang ringan, ditandai dengan turunnya fungsi secara bertahap tetapitidak ada penyakit sama sekali sehingga kesehatan tetap terjaga baik. Sebaliknya proses menua patologis ditandai dengan kemunduran fungsi organ sejalan dengan umur, tetapi bukan akibat umur tua, melainkan akibat dari penyakit yang muncul pada umur tua. Banyak hal di masa lalu yang di duga merupakan akibat proses menua ternyata berhubungan dengan proses penyakit yang factor – factor resikonya senenarnya dapat di modifikasi seperti diet, merokok, alcohol dan pandangan lingkungan.
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alamiah. Di mulai sejak lahir dan umumnya di alami pada semu makhluk hidup. Menua bukanlah suatu penyakt tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus di akui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Namun yang penting untuk diketahui bahwa aktivitas fisik dapat menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur.
B. TEORI – TEORI PROSES MENUA1. Teori Biologis
A. Teori genetic dan mutasi (somatic Mutatie Theory)Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk spesies-spesies. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang deprogram oleh molekul atau DNA dan setuap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel)
B. Pemakaian dan RusakKelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai)
C. Teori Akumulasi dan Produk SisaPengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh, sebagai contoh adanya pigmen Lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat pada orang lansia yang mengakibatkan gangguan fungsi sel itu sendiri.
D. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringanE. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan giziF. Reaksi dan kekebalan sendiri (Auto Imune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh : tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berevolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan auto imun (menurut Goldteris dan Brocklehurst, 1989)
G. Teori “Imunologi Slow Virus” (Imunologi Slow Virus Teori)System imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknyavirus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
H. Teori stressMenua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh leah terpakai.
I. Teori Radikal BebasRadikal bebas dapat terbentuk dari alam bebas tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
J. Teori Rantai SilangSel-sel yang tua atau using, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastic, kekacauan dan hilangnya fungsi.
K. Teori ProgramKemampuan organism untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
2. Teori Kejiwaan SosialA. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Ketentuan akan meningkatkan pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan pada usia lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social.
Ukuran optimum (pola hidup) dianjurkan pada cara hidup dari usia
lanjut. Mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar tetap
stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.B. Kepribadian Berlanjut (Contunuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teory ini merupakan gabungan dari diatas. Pada theory ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
C. Teory Pembebasan ( Disengagement Theory)Teory ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang secara berangsur- angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini engakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kwalitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda ( Tripel Loss ) yaitu :
1) . Kehilangan peran ( Loss of Rule)2) . Hambatan kontak social ( Restraction of contacs and Relation
Ships)3) . Berkurangnya komitmen (Reduced Commitment to social More and
Values)
C. PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA LANSIABerbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lansia antara
lain : (Setia Budhi, T.1999 : 40-42)1. Permasalahan Umum.
a) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan .b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang kurang di perhatiakan ,dihargai, dan dihormati.c) Lahirnya kelompok masyarakat industry
d) Masih rendahnya kualiatas dan kwantitas tenaga professional pelayanan lansia.
e) Belum membudayanya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan Lansiaa. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik ,mental,maupun sosial.b. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.c. Rendahnya produktivitas kerja lansia.d. Banyaknya lansia yang miskin ,terlantar dan cacat.e. Berubahnya nilai social masyarakat yang mengarah pada tantangan
masyarakat individualistik.f. Adanya dampak negative dan proses pembngunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansiaD . FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN 1 . Heredites atau keturunan genetic 2 . Nutrisi atau makanan 3 . Status kesehatan 4 . Pengalaman hidup 5 . Lingkungan 6 . StreesF . Perubahan yang terjadi pada lansia
1. Prubahan fisikMeliputi perubahan dari tingkat sel sampi ke semua system organ tubuh diantaranya meliputi system pernafasan.Pendengaran,penglihatan,kardiovaskuler,muskuluskeletal,gastrointestinal,genetal urinaria,endokren dan integume.
2. Perubahan mentalFaktor yang mempengaruhi perubahan mental
a. Pertama-tama perubahan fisik,khususnya organ perasabb. Kesehatan umamc. Tingkat pendidikand. Keturunane. Lingkunganf. Gangguan saraf panca indra,timbul kebutaan,dan ketuliang. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jbatanh. Rangkaiajn dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman atau
familyi. Hilangnya ketegapan dan kekuatan fisik,perubahan terhadap gambaran
diri,perubahan konsep diri.3.Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makinterintegrasi dalam kehidupanyan.(maslow,1970) Lansia makin matur dalam ehidupan keagamaannya,hal ini terlihat dalam berfikir dan dalam bertindak sehari hari.(Murray dan Zenter 1970)Perubahan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer 1978 Universalisna, perubahan yang dicapai pada tingkat ini adalah perfikir dan bertindak denga cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.G. Batasan-batasan Lansia1. menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)a. usia pertengahan (middle age) : usia 45-59 tahunb. Lanjut usia (elderly) : usia 60-74 tahunc. Lanjut usia tua ( old ) : usia 75-90 tahund. Usia sangat tua ( very old ) : usia . 90 tahun2. menurut Prof.Dr Ny.Sumiati Ahmad Muhammad (Alm) Guru Besar UGM pada Fakultasa. Usia 0-1 tahun : masa bayib. Usia 1-6 tahun : masa pra sekolahc. Usia 6-0 tahun : masa sekolahd. Usia 10-20 tahun : masa pubertase. Usia 40-65 tahun : masa setengah umur ( prasenium )f. Usia . 65 tahun : masa lanjut usia ( senium )3. Menurut Dra.Ny. Josh Mas Dani ( psikolg UI )Mengatakan lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Fase Hiventus : usia 25-40 tahun2. Fase Verilitas : usia 40-55 tahun3. Fase Pra Esenium : usia 55-65 tahun4. Fase Senium : usia > 65 tahun sampai tutup usia
4.Menurut Prof.Dr. Koesoemanto Setyo Negoro pengelompokkan kansia sebagai berikut :1. Usia dewasa muda ( elderly adulthood ) 18 tahun atau 20-25 tahun2. Usia dewasa penuh ( middle years ) atau maturitas 25-60 tahun atau 65 tahun3. Lanjut usia ( geriatric age ) > 65 tahun atau 70 tahun4. Lanjut usia ( young old ) 70-75 tahun5. Lanjut usia ( old ) 75-80 tahun6. Lanjut usia ( very old ) > 80 tahun
Dari pembagian umur diatas dapat disimpulkan bahwa yang disebut lansia adalah orangyang telah berumur 65 tahun ke atas.
5. Menurut UU No.4 tahun 1965o Pasal 1 : Seseorang dapat dinyatakan sebagai seseoarang jompo atau lansia bila
orang tersebut mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
o Menurut UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang berbunyi,
BAB 1 Pasal 1 ayat 2 : Lansia adalah seseorang yang mencapai usia lebih dari 60 tahun.
o Barren dan Jenner (1977) mengusulkan untuk membedakan antara usia biologi,
psikologis dan usia social.a. Usia biologis : yang menunjuk pada jangka waktu seseorang
sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup tidak mati.b. Usia psikologis : yang menunjuk pada kemampuan seseorng untuk
mengadakan penyesuaian pada situasi yang dihadapinya.c. Usia social : yang menunjuk pada peran yang diharapkan atau
diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.
H. Penyakit yang lebih dijumpai pada lansia1. Menurut Stieglitz (1945), dikemukakan adanya empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua yaitu :
a. Gangguan sirkulasi darah : seperti hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak ( koroner ) dan ginjal.
b. Gangguan metabolisme hormonal : seperti DM, klimaks sterium dan ketidakseimbangan tiroid
c. Gangguan pada persendian : seperti osteo arthritis, gout arthritis maupun penyakit kolagen lainnya.
d. Berbagai macam neoplasma2.Menurut The National of People’s Welfare Cuoncil dari Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada lansia ada 12 macam yaitu :
a. Depresi mentalb. Gangguan pendengaran
c. Bronkitis kronis d. Gangguan pada tungkai atau sikap berjalane. Gangguan pada coxa atau sendi panggul f. Anemiag. Dimensia h. Gangguan penglihatan i. Ansietas atau kecemasan j. Dekompensasi cordis k. DM, osteo malaisia dan hipotiroidisme l. Gangguan defekasi