1
KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA
PERMAINAN SEPAKBOLA MURID SD INPRES
BAWAKARAENG MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
AGUSSALIM
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk diajukan kehadapan Panitia Ujian Fakultas Ilmu Keolahragaan,
sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Olahraga PGSD S1 Dikjas Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.
Makassar, Maret 2012
Pembimbing
Pembimbing I : Drs. Kasman, M.Kes. (.........................................)
Pembimbing II : M. Adam Mappaompo, S.Pd.,M.Pd.(..........................................)
3
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi diterima oleh panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Makassar, dengan SK. No. 1507/UN.11/KM/2012 untuk memenuhi sebagai persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Olahraga PGSD S1 Dikjas pada
hari Rabu, 04 April 2012
Disahkan oleh:
Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Drs. H. Arifuddin Usman, M.Kes
NIP. 19650313 199003 1 003
Panitia ujian:
1. Ketua : Drs. H. Arifuddin Usman. M.Kes. (...................................)
2. Sekertaris : Drs. Andi Rizal, M.Kes. (...................................)
3. Pembimbing I : Drs. Kasman, M.Kes. (...................................)
4. Pembimbing II : M. Adam Mappaompo, S.Pd., M.Pd. (...................................)
4
5. Penguji I : Drs. Masjumi Nur, M.Pd. (...................................)
6. Penguji II : Iskandar, S.Pd., M.Pd. (...................................)
5
MOTTO
Hidup ini adalah setumpuk masalah, seberapa sukses hidup kita,
tercermin dari seberapa banyak kita dapat menyelesaikan masalah.
Jika kamu tidak belajar, kamu tidak akan berubah, jika kamu tidak
berubah maka kamu akan mati sia-sia.
Karya ini kupersembahkan untuk kedua orangtuaku dan saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan dorongan dan sahabat-sahabatku yang banyak memberikan semangat sehinggga penyelesaian skripsi ini teman-teman seperjuang di PGSD Dikjas dan Almaterku tercinta,
6
ABSTRAK
Agussalim, 2012, Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki dan Kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan penelitian "korelasional". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Apakah ada kontribusi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar; (2) Apakah ada kontribusi kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar; (3) Apakah ada kontribusi koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara bersama-sama terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
Populasinya adalah seluruh murid putra SD Inpres Bawakaraeng Makassar. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 40 orang murid. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara acak dengan cara undian (Simple Random Sampling). Teknik pengumpulan data melalui survey dengan tes dan pengukuran, untuk data kordinasi mata-kaki menggunakan tes wall pass test selama 30 detik, kelincahan dengan tes lari zig-zag dan menggiring bola dengan tes menggiring bola melewati 6 rintangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis koefisien korelasi, dan analisis regresi (R) pada taraf signifikan α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar, terbukti dengan nilai β sebesar = -0,723 (Pvalue < α 0,05) dan nilai koefisien determinasi 0,523 atau kontribusi sebesar 52,3%; (2) Ada kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar, terbukti dengan nilai β sebesar = 0,790 (Pvalue < α 0,05) dan nilai koefisien determinasi 0,625 atau kontribusi sebesar 62,5%; (3) Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara bersama-sama terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar, terbukti dengan nilai R sebesar = 0,848 (Pvalue < α 0,05) dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,720 atau kontribusi sebesar 72% dan nilai F hitung sebesar 47,480.
7
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam keadaan sangat
sederhana. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan utuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.
Pada saat menempuh prosedur penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak
mendapat bimbingan dan motivasi yang diperoleh dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu Melalui Karya tulis ilmiah ini penulis mengucapkan terima,
kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Arifuddin Usman, M.Kes, Dekan FIK UNM Makassar atas bantuan dan
izinnya sehigga penelitian ini dapat terlaksana sesuai rencana.
2. Bapak Drs. Kasman, M.Kes, dan Drs, Andi Rizal, M.Kes. selaku Ketua dan Sekertaris
Jurusan Pendidikan Olahraga PGSD Dikjas S1 yang telah banyak memberikan masukan serta
kemudahan dalam menjalani prosedur penelitian.
3. Bapak Drs. Kasman, M.Kes, dan Bapak M. Adam Mappaompo, S.Pd.,M.Pd. masing-masing
sebagai pembimbing I dan pembimbing II atas bimbingannya pada penulis selama
perkuliahan dan penyusunan skripsi.
4. Bapak Kepala SD Inpres Bawakaraeng Makassar yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian pada clubnya.
8
5. Segenap keluarga tercinta khususnya, Ayahanda dan Ibunda atas segala do'a dan
pengorbanannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada program S1 Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.
6. Semua, pihak yang tidak sempat disebut namanya atas bantuannya baik secara langsung atau
tidak langsung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat berbagai kelemahan.
Sehingga sangat diharapkan adanya saran dan kritikan yang konstruktif untuk menyernpurnakan
skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya, bagi guru penjas, pemain, pembina,
pelatih sepakbola dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk kemajuan olahraga sepakbola di
Sulawesi Selatan.
Makassar, Maret 2012
Penulis
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
MOTTO..................................................................................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR.............................................................................................. vi
DAFTAR ISI............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS.......
A. Tinjauan Pustaka........................................................................................... 8
10
B. Kerangka Pikir............................................................................................... 22
C. Hipotesis........................................................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................
A. Variabel dan Desain Penelitian..................................................................... 24
B. Definisi Operasional Variabel....................................................................... 25
C. Populasi dan Sampel..................................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 28
E. Teknik Analisis Data..................................................................................... 33
BAB:IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................
A. Penyajian Hasil Analisis Data....................................................................... 35
B. Pembahasan................................................................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................... 49
B. Saran............................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 51
LAMPIRAN.............................................................................................................. 53
11
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rangkuman hasil deskriptif dan variabel-variabel penelitian.............................. 36
2. Rangkuman hasil pengujian normalitas data....................................................... 37
3. Rangkuman hasil analisis regresi koordinasi mata-kaki...................................... 39
4. Rangkuman hasil analisis regresi kelincahan...................................................... 40
5. Rangkuman hasil analisis regresi ....................................................................... 41
12
DAFTAR GAMBAR
1. Desain penelitian................................................................................................. 25
2. Tes koordinasi mata-kaki..................................................................................... 29
3. Tes kelincahan..................................................................................................... 31
4. Tes menggiring bola............................................................................................ 33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ……………………………………………………… Halaman
1. Data Deskriptif..................................................................................................... 54
2. Analisis statistik deskriptif................................................................................... 56
3. Histogram ..........................................................................................................59
4. Uji normalitas data............................................................................................... 61
5. Analisis regresi..................................................................................................... 62
6. Dokumentasi pelaksaan penelitian....................................................................... 65
7. Surat Keterangan ………………………………................................................ 67
8. Riwayat hidup...................................................................................................... 72
13
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga telah menjadi gejala sosial yang telah tersebar di seluruh dunia. Olahraga
telah menjadi sarana rekreasi, pendidikan, prestasi, dan kesehatan. Olahraga sebagai
sarana rekreasi yaitu olaraga yang dilakukan hanya untuk mengisi waktu luang atau
senggang, dan dilakukan dengan penuh kegembiraan. Jadi segalanya dilakukan dengan
santai dan tidak formal, baik itu tempat, sarana, maupun peraturannya.
Sedangkan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan seperti anak-anak sekolah
yang diasuh oleh guru pendidikan jasmani. Kegiatan olahraga yang dilakukan adalah
bersifat formal, dan tujuannya sangat jelas guna memenuhi sasaran pendidikan nasional
melalui kegiatan olahraga yang telah disusun melalui kurikulum tertentu dan disampaikan
dalam proses pembelajaran penjas.
Olahraga juga dilakukan untuk tujuan mencapai tingkat kesegaran jasmani
tertentu. Dalam hal ini mulai dari berbagai bidang ilmu pengetahuan yang ada kaitannya
dengan manusia, seperti pengetahuan kedokteran, sosial, ekonomi, lingkungan hidup dan
lain-lain, diperhitungkan dan diperhatikan, dikerjakan dengan formal, baik program,
sarana maupun fasilitasnya di bawah asuhan tenaga-tenaga profesional. Yang terakhir
adalah kegiatan olahraga yang peruntukkan mencapai sasaran suatu prestasi tertentu. Di
dalam hal ini ilmu pengetahuan yang terkait mengenai manusia sebagai objek yang akan
1
14
diolah prestasinya agar lebih baik, ditinjau secara lebih mendalam dan lebih terinci lagi.
Olahraga dapat digunakan dan diarahkan untuk multi tujuan, sehingga pengertian
yang tegas mengenai olahraga belum ada kesatuan yang serasi, oleh karena itu olahraga
merupakan gerak manusia yang kompleks. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan dan
teknologi, setiap negara di dunia termasuk di Indonesia menghadapi tantangan untuk
meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negaranya. Bila kesegaran
jasmani di Indonesia sudah baik, maka prestasi olahraga disemua cabang olahraga
tentunya akan lebih baik, termasuk cabang permainan sepakbola.
Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh sebelas
orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Berbeda dengan permainan bolavoli
atau bolabasket dimana pemain selalu menggunakan kedua tangan pada waktu bermain,
maka sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga
gawang yang bebas menggunakan anggota badan manapun. Lapangan yang
rata berbentuk segi empat panjang diperlukan untuk bermain dimana lebar dan panjang
lapangan kurang lebih berbanding tiga dan dan empat. Sebuah bola dari kulit dibutuhkan
pula oleh kedua regu untuk main bersama sedangkan permainnn dipimpin oleh seorang
wasit, dan dibantu oleh dua orang pengawas garis.
Tujuan daripada masing-masing regu ialah hendak memasukkan bola kegawang
sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha sekuat tenaga agar gawangnya
terhindar dari kebobolan penyerang lawan. Permainan dilakukan dalam dua babak, sedang
diantara dua babak itu diberi waktu istirahat. Disamping itu pada babak kedua diadakan
pertukaran tempat. Mengenai kelengkapan pemain dengan menggunakan sepatu bola serta
15
kostum yang berbeda warna antara kedua regu, demikian pula untuk masing-masing
penjaga gawang menggunakan kostum yang khusus dan berbeda dengan para pemain.
Namun secara sederhana dapat pula dimainkan tanpa sepatu (kaki ayam) dan tidak pula
mengurangi gairah kegembiraan pemainya.
Demikianlah kalau sepakbola itu tersebar luas mulai dari kanak-kanak hingga
orang dewasa, penggemarnya mulai dari pelosok desa sampai kalangan mahasiswa di
perguruan tinggi. Bahkan sekarang sepakbola digemari dan dimainkan oleh kaum wanita.
Dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, sepakbola
merupakan salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk dibina. Maka untuk
meningkatkan dan mencapai prestasi, alangkah baiknya jika semenjak anak-anak telah
mendapatkan pendidikan olahraga dan khususnya olahraga sepakbola secara benar, teratur
dan terarah. Sehingga akan dapat menciptakan pemain-pemain yang potensial dan bisa
membawa nama harum bangsa. Lebih khusus pada
pelajar Sekolah Dasar di Makassar telah menunjukkan perubahan ke arah yang positif,
dalam hal beberapa faktor pendukung seperti sarana dan prasarana, kondisi tempat tinggal
anak dengan lapangan sepakbola sangat memadai untuk bermain sepakbola. Selain
tinjauan lokasi SD Inpres Bawakaraeng Makassar secara teoritis dapat pula dikemukakan
bahwa dengan adanya beberapa faktor pendukung tersebut, maka diharapkan dapat
membimbing usaha dalam pencapaian peningkatan hasil belajar dan prestasi olahrahga
khususnya cabang olahraga sepakbola diusahakan dapat lebih maju.
Teknik dasar merupakan fundasi bagi seseorang untuk bermain
sepakbola. Sedangkan pengertian teknik dasar itu sendiri adalah semua kegiatan yang
16
mendasari sehingga dengan modal sedemikian itu sudah dapat bermain sepakbola (A.
Sarumpaet, 1992: 17).
Dalam permainan sepakbola bila kita amati, menggiring bola merupakan gerakan
yang sering dilakukan oleh pemain sepakbola. Menurut A. Sarumpaet (1992: 24)
menyatakan bahwa menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola
dari suatu daerah ke daerah lain pada saat pemainan. Sedangkan tujuan dari menggiring
bola adalah: 1) memindahkan permainan, 2) untuk melewati lawan, 3) untuk memancing
lawan, 4) untuk memperlambat permainan (A. Sarumpaet, 1992: 24-25).
Jadi menggiring bola tidak hanya membawa bola menyusuri tanah dan lurus ke
depan melainkan menghadapi lawan yang jaraknya cukup dekat dan rapat. Hal ini
menuntut seorang pemain untuk memiliki kemampuan menggiring bola dengan baik.
Menggiring bola adalah membawa bola dengan kaki dengan tujuan melewati lawan,
mencari kesempatan memberi umpan kepada kawan, dan untuk menahan bola tetap ada
dalam penguasaan. Menggiring bola memerlukan keterampilan yang baik dan didukung
dari unsur-unsur kondisi fisik yang baik pula seperti kekuatan yang merupakan daya
penggerak bagi setiap aktivitas fisik. Kelincahan disini memberikan kemampuan garak
lebih cepat dan lincah melewati rintangan.
Berdasarkan pengatan kami pada saat melakukan praktek pengenalan lapangan
(PPL) di SD Inpres Bawakaraeng Makassar, dalam proses pembelajaran penjas dengan
materi permainan sepakbola khususnya teknik dasar menggiring bola, terlihat ada
beberapa murid menggiring bolanya kurang tepat dan lincah saat melewati lawan atau
rintangan yang telah diberikan, tetapi sebagian lagi murid dalam menggiring bolanya
17
cukup baik. Berdasarkan pengamatan tersebut diduga karena murid tersebut kurang
memiliki kodisi fisik yang memadai seperti kondisi fisik koordinasi mata-kaki dan
kelincaha.
Untuk mengetahui lebih lanjut perlu adanya suatu pembuktian secara ilmiah
dengan melakukan penelitian, agar tidak terjadi keragu-raguan atau hal yang dapat
merugikan dalam pengembangan permainan sepakbola untuk menuju ke arah yang lebih
baik dan profesional. Untuk itu peneliti mengangkat sebuah judul sebagai berikut:
“Kontribusi koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola
pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan yang dapat dirumuskan
adalah, sebagai berikut :
1. Berapa besar kontribusi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola
pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar?
2. Berapa besar kontribusi kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada
permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar?
3. Berapa besar kontribusi koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara bersama-sama
terhadap kecepatan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres
Bawakaraeng Makassar?
C. Tujuan Penelitian
18
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan
menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi kelincahan terhadap kecepatan menggiring
bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
3. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi koordinasi mata-kaki dan kelincahan
secara bersama-sama terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan
sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
19
D. Manfaat Penelitian
Apabila hasil-hasil yang dicapai dalam penelitian ini positif maka diharapkan
dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Sebegai sumbangan dan bahan informasi yang dapat dijadikan pegangan dan reperensi
bagi guru olahraga, pembina, dan pelatih di dalam upaya meningkatkan prestasi pada
cabang olahraga sepakbola.
2. Sebagai bahan perbandingan untuk dijadikan permasalahan penelitian, seminar diskusi
guna peningkatan prestasi pada cabang olahraga sepakbola.
3. Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan pengajaran di Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA , KERANGKA BERFIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Dalam bab ini berturut–turut akan dikemukakan tinjauan pustaka, kerangka brpikir
dan hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara.
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kerangka acuan atau sebagai landasan teori yang erat
kaitannya dengan permasalahan dalam suatu penelitian. Teori-teori yang dikemukakan
diharapkan dapat menunjang penyusunan kerangka berpikir yang merupakan dasar dalam
merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan dalam
penelitian ini.
1. Pengertian Sepakbola
Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-
masing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan.
Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya
kedalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan
(A. Sarumpaet, 1992: 5).
Agar peraturan-peraturan permainan ditaati oleh pemain pada saat permainan atau
pertandingan berlangsung maka ada wasit dan hakim garis yang memimpin atau
mengawasi pertandingan tersebut. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pemain ada
8
21
sangsinya (hukumnya), oleh karena itu kedua kesebelasan diharapkan bermain sebaik
mungkin serta memelihara sportifitas (A. Sarumpaet.1992: 5).
Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau permainan
team, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah kesebelasan yang terdiri
atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, artinya
mempunyai kerja sama team yang baik. Untuk mencapai kerja sama team yang baik
diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian dan macam-
macam teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola, sehingga dapat memainkan bola
dalam segala posisi dan situasi dengan cepat, tepat dan cermat, artinya tidak membuang-
buang energi atau waktu (Sukatamsi, 1984: 12).
2. Teknik Dasar Bermain Sepakbola
Teknik dasar merupakan salah satu fundasi bagi seseorang pemain untuk dapat
bermain sepakbola. Menurut A. Sarumpaet (1992: 17) bahwa teknik dasar adalah semua
kegiatan yang mendasari sehingga dengan modal sedemikian itu sudah dapat bermain
sepakbola.
Untuk meningkatkan mutu permainan kearah prestasi maka masalah teknik dasar
merupakan persyaratan yang menentukan. Dengan demikian seorang pemain sepakbola
yang tidak menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola tidaklah mungkin
akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka. Semua pemain sepakbola harus
menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola karena orang akan menilai
sampai dimana teknik dan keterampilan para pemain. Oleh karena itu tanpa menguasai
22
dasar-dasar teknik dan keterampilan sepakbola dengan baik untuk selanjutnya tidak akan
dapat melakukan prinsip-prinsip bermain sepakbola, tidak dapat melakukan pola-pola
permainan atau pengembangan taktik modern dan tidak akan dapat pula membaca
permainan.
Menurut Sukatamsi (1984: 34) bahwa teknik dasar bermain sepakbola terdiri dari:
1) teknik tanpa bola, diantaranya adalah: a) lari, b) melompat, c) gerak tipu tanpa bola , d)
gerakan khusus penjaga gawang. 2) teknik dengan bola, diantaranya adalah: a) menendang
bola, b) menerima bola, c) menggiring bola, d) menyundul bola, e) melempar bola, f)
gerak tipu dengan bola, g) merampas atau merebut bola, dan h) teknik-teknik khusus
penjaga gawang.
a. Keterampilan Menggiring Bola
Keterampilan menurut Rusli Lutan ( 1988 : 94 ) adalah keterampilan dipandang
sebagai satu perbuatan atau tugas yang merupakan indikator dari tingkat kemahiran
seseorang dalam melaksanakan suatu tugas. Teknik dasar bermain
sepakbola adalah semua cara pelaksanaan gerakan yang diperlukan untuk bermain
sepakbola, terlepas sama sekali dari permainannya. Artinya memerintah badan sendiri dan
memerintah bola dengan kakinya, tungkainya, dengan kepalanya, dengan badannya,
kecuali lengan. Jadi setiap pemain harus dapat memerintah bola bukan bola yang
memerintah pemain. Kualitas teknik dasar pemain lepas dari faktor taktik dan fisik akan
menentukan tingkat permainan suatu kesebelasan sepakbola. Makin baik tingkat
keterampilan teknik pemain dalam memainkan dan menguasai bola makin cepat dan
23
cermat kerjasama kolektif akan tercapai. Jadi seorang pemain sepakbola yang tidak
menguasai keterampilan teknik dasar bermain tidaklah mungkin akan menjadi pemain
yang baik dan terkemuka. Adapun teknik dasar yang sering digunakan dalam permainan
sepakbola di ataranya adalah teknik dasar menggiring bola.
Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar yang cukup memiliki peranan
penting dalam permainan sepakbola, tidak heran jika para pengamat sepakbola
mengatakan khususnya seorang pemain mahir dapat dilihat dari bagaimana seorang
pemain tersebut menggiring bola. Untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola,
teknik harus dilatih, seperti : kekuatan kecepatan, kelentukan, kelincahan dan sebagainya.
Ada 3 unsur kondisi fisik yang cukup besar peranannya dalam menggiring bola yaitu
kecepatan, kelentukan, dan kelincahan, menurut Bompa, Tudur O (1983 : 249)
mengatakan sebagai komponen biomotor. Kecepatan kontribusinya dengan cepat tidaknya
seorang pemain membawa bola kearah depan, sedangkan kelentukan kontribusinya
dengan seorang pemain mengolah bola dengan kakinya dan bagaimana melewati
rintangan, serta kelincahan kontribusinya dengan kecepatan mengubah arah untuk
mengindari rintangan. Dribbling bola dapat di artikan
sebagai suatu teknik menggiring bola. Hal itu dikatakan oleh Csanadi arpad (1972 : 145 )
bahwa menggiring bola adalah mengulirkan bola terus menerus ditanah sambil berlari.
Menurut Hughes Charles (1980 : 235 ) menggiring bola adalah kemampuan seorang
pemain penyerang menguasai bola untuk melewati lawan, dikatakan pula oleh Soedjono
( 1985 : 143 ) menggiring bola adalah membawa bola dengan kaki untuk melewati lawan.
24
Dari pernyataan para ahli di atas tidak menunjukkan adanya perbedaan pengertian,
sehingga dapat di ambil suatu pengertian bahwa dribbling bola atau menggiring bola
adalah suatu kemampuan menguasai bola dengan kaki oleh pemain sambil lari untuk
melewati lawan atau membuka daerah pertahanan lawan.
Kegunaan atau kemampuan menggiring bola sangat besar untuk membantu
penyerangan untuk menembus pertahanan lawan. Menurut Engkos Kosasih ( 1985 ; 56 )
tujuan menggiring bola adalah :
1. Melewati lawan
2. Menerobos benteng pertahanan lawan
3. Mempermudah rekan kesebelasan atau diri sendiri untuk membuat serangan atau
mengukur strategi.
4. Menguasai permainan
Menggiring bola dalam permainan sepakbola, merupakan teknik yang perlu
didukung oleh kemampuan fisik pemain untuk melakukan skill, koordinasi mata-kaki,
keseimbangan dan reaksi anggota badan pada saat menggiring bola. Macam- macam
teknik menggring bola pada permainang sepakbola.
1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam
Menggiring bola dengan kaki bagian dalam artinya menggiring bola dengan
persentuhan kaki antara bola dengan bagian kaki sebelah dalam. Bidang persentuhan ini
sangat luas sehingga bola dapat terkontrol dengan baik, tetapi dari segi koordinasi mata-
kaki kurang menguntungkan karna posisi kaki yang tidak sejalan dengan gerakan kaki
25
kedepan, dengan cara demikian ini tidak dapat membawa bola dengan cepat karena posisi
kaki tidak memungkinkan, oleh sebab itu cara ini jarang dipergunakan bagi pemain yang
sudah matang, kecuali kalau terpaksa karena membawa bola dengan cara demikian mudah
sekali diketahui lawan.
Menggiring bola dengan kaki bagian sebelah dalam memberikan kemungkinang
penggunaan untuk: (1) Menggiring bola dengan penuh penguasaan ke arah yang
dikehendaki secara perlahan-lahan. (2) Dapat dengan segera merubah arah bola kekiri atau
kekanan.
2) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam
Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam yaitu bidang-bidang
perkenaan pada ujung kaki bagian dalam. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
bidang persentuhanya tidak seluas dengan kaki bagian dalam yang telah dijelaskan.
Sempitnya bidang persentuhan menbuat penguasaan sangat sukar dan teknik menggiring
bola jenis ini pada umumnya dipakai atau diperagakan oleh pemain bila yang sudah mahir
guna lebih menpercepat gerak bola. Menggiring bola dengan kura-kura
kaki bagian dalam memberikam kemungkinan penggunaan untuk: (1) Dapat dengan cepat
merubah arah bola kekiri maupun kekanan. (2) Dapat dengan mudah melindungi bola bila
terjadi perebutan bola dengan lawan. Menggiring bola dengan cara ini hanya
dipergunakan ketika menggiring bola membelok dan merubah arah.
3) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas
26
Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas mempunyai bidang perkenaan
dengan bola tidak seluas dengan bidang perkenaan dengan kaki bagian dalam. Bagian kaki
yang bersentuhan dengan bola ialah kura-kura kaki bagian atas. Gerakan menggiring bola
dengan kura-kura kaki bagian atas banyak dipergunakan pada saat bermain, karena lebih
praktis untuk memperoleh koordinasi mata-kaki dalam menggiring bola searah dengan
posisi kaki untuk bergerak ke depan secepat mungkin. Menggiring bola dengan kura-kura
kaki seperti bagian kaki yang bersentuhan dengan bola daerahnya, tetapi dengan cara ini
pemain dapat menggiring bola lebih cepat. Cara ini dapat dipergunakan jika didepan ada
daerah yang cukup luas / jaraknya cukup jauh.
Kegunaan teknik menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas
adalah : (1) Dapat dengan mudah menggiring bola secara cepat kedepan atau menuju
sasaran, (2) Dapat dengan cepat melakukan passing atau tembakan ke gawang, (3) Dapat
dengan mudah melakukan gerak tipu atau merubah arah gerak bola.
4) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar
Pada hakekatnya gerakan teknik menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian
luar memiliki persamaan dengan teknik menggiring bola mempergunakan kaki. Hanya
disini bidang perkenaan dengan bola lebih luas sehingga memudahkan pengaturan gerak
bola sesuai dengan kehendak pemain. Cara ini adalah yang terbaik dan yang sering
dipergunakan dalam pertandingan. Kegunaan
teknik menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar adalah; (1) Dapat dengan
mudah menggiring bola secara cepat kedepan dan menuju sasaran, (2) Dapat melakukan
27
passing dengan arah bola melengkung, (3) Dapat dengan mudah melakukan gerak tipu
atau merubah arah gerak bola dan juga tembakan kegawang dengan arah bola melengkung
. Kegunaan menggiring bola dengan
kura-kura kaki bagian luar antara lain; (1) dapat menggerakkan bola ke depan dengan
terarah, (2) dapat melakukan passing dengan arah bola melengkung, (3) dapat melakukan
long passing atau tembakan ke gawang dengan arah bola melengkung.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang menggiring bola, maka dapat
disimpulkan bahwa menggiring bola adalah suatu usaha mengolah bola dengan satu atau
dua kaki untuk melewati lawan dengan cepat.
Menggiring bola dengan menggunakan kura-kura kaki bagian luar memberi
kesempatan pada pemain untuk berubah arah serta dapat menghindari lawan yang
berusaha merampas bola. Merubah arah atau membelok kekiri maupun kekanan berarti
menghindarkan bola dari lawan karena dengan cara demikian tubuh pemain yang sedang
menggiring bola dapat menutup atau membatasi lawan dengan bola (A. Sarumpaet,1992 :
25 ). Menggiring bola tay dribbling tidak hanya dilatih dengan satu kaki saja, melainkan
dengan kedua-duanya kiri dan kanan. Hal itu dilakukan latihan yang begitu serius dan
berhari-hari agar dapat meningkatkan kemampuan penguasaan bola yang baik dan secara
bergantian akan memberikan tambahan keseimbangan antara kaki kiri dan kanan.
Dalam pelaksanaan menggiring bola zig-zag melewati pancang atau lawan dapat
dilakukan dengan menggunakan kedua kaki bergantian, kaki kanan saja atau
28
menggunakan kaki kiri saja. Adapun cara pelaksaannya menurut Sukatamsi ( 1988 : 169 )
sebagai berikut :
1. Menggiring bola zig-zag melewati tiang pancang dengan menggunakan kaki kanan
dan kiri bergantian, bola di dorong dengan kura-kura kaki bagian dalam, waktu
melampaui di sebelah kanan tiang pancang menggunakan kura-kura kaki bagian
dalam sedangkan pada waktu melampaui sebelah kiri tiang pancang menggunakan
kura-kura kaki bagian dalam sebelah kiri.
2. Menggiring bola zig-zag melampaui tiang pancang dengan menggunakan kakisebelah
kanan saja yaitu dengan cara : waktu melampaui sebelah kanan tiang pancang
menggunakan kura-kura kaki bagian dalam dan waktu melampaui sebelah kiri tiang
pancang menggunakan kura-kura kaki sebelah luar.
3. Menggiring bola zig-zag melampaui tiang pancang dengan menggunakan kaki
sebelah kiri saja yaitu dengan cara : pada waktu melampaui disebelah kanan tiang
pancang menggunakan kura-kura kaki bagian luar dan waktu melampaui sebelah kiri
tiang pancang digunakan kaki bagian dalam.
3. Koordinasi mata-kaki
Secara umum koordinasi diartikan sebagai kerja sama dari prosedur atau seseuatu
yang berbeda, secara fisiologis koordinasi diartikan sebagai kerja sama dari sistem syaraf
pusat dengan otot untuk menghasilkan tenaga, baik inter maupun intramusculer.
29
Dalam pengertian luas, koordinasi sering juga merujuk pada istilah atau nama
untuk beberapa kemampuan yang mendukung kerja sama dari proses gerak yang berbeda,
misalnya dalam belajar, koordinasi dibedakan atas koordinasi kasar (kemampuan belajar
gerak), dan koordinasi halus stabil (kemampuan merubah dan menyesuaikan gerak).
Koordinasi adalah suatu kemampuan biometrik yang sangat kompleks, koordinasi
erat kontribusinya dengan koordinasi mata-tangan, kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas,
dan semuanya menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak, oleh karena itu satu
sama lainnya memiliki kontribusi yang sangat erat. Jika salah satu unsur tidak ada atau
kurang berkembang, maka akan berpengaruh terhadap kesempurnaan koordinasi.
Koordinasi dari berbagai macam bagian tubuh, termasuk suatu kemampuan untuk
menampilkan suatu model keterampilan gerak. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk
mengendalikan bagian tubuh yang bebas dilibatkan dalam suatu model gerakan yang
kompleks, dan menggabungkan bagian-bagian tersebut dalam suatu gerakan, gerakan
yang lancar, keberhasilan usaha dalam mencapai suatu tujuan.
Dengan demikian, koordinasi merupakan kualitas otot,
tulang dan persendian, termasuk panca indra dalam menghasilkan suatu gerak.
Kemampuan koordinasi merupakan suatu aktualisasi komponen-komponen gerakan yang
dimaksud antara lain terdiri dari: sistem energi, kontraksi otot, syaraf, tulang, persendian,
dan indera mata.
Sekontribusi dengan itu, koordinasi terkait erat dengan stimulus atau ransangan
sensor visual, perasaan posisi dan keseimbangan, dan perasaan kinestetik. Komponen
30
koordinasi antara lain meliputi keseimbangan (terutama berkaitan dengan otot),
kemampuan kombinasi gerak (penampilan gerak secara serentak dan berlanjut), kekuatan
otot lengan, dan kemampuan reaksi. Bompa (1969:64) yang
diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto mengatakan, bahwa koordinasi adalah suatu
kemampuan biomotor yang sangat kompleks, berkaitan dengan koordinasi mata-tangan,
kekuatan, daya tahan dan kelentukan. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk
mengendalikan bagian tubuh yang bebas dilibatkan dalam model gerakan yang kompleks
dan menggabungkan bagian-bagian tersebut dalam suatu model gerakan yang lancar.
Kemudian lebih lanjut Harsono (1988 : 65) mengemukakan,
bahwa koordinasi adalah kemampuan mengintegrasikan berbagai gerakan yang berlainan
ke dalam satu pola tunggal gerakan. Selanjutnya Sajoto (1988:53) mengemukakan bahwa
koordinasi adalah kemampuan untuk menyatukan berbagai sistem saraf gerak yang
terpisah ke dalam satu pola gerak yang efisien. Dari
berbagai pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa koordinasi adalah
kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan, dengan urutan
benar, dan melakukan gerakan yang kompleks secara lancar (mulus) tanpa pengeluaran
energi yang berlebihan. Gerak koordinasi dalam melakukan
gerakan menggiring bola adalah yang melibatkan mata untuk melihat bola yang akan
dikontrol dan dikasai, sedangkan gerakan kaki pada waktu melakukan menggiring dan
untuk menjaga keseimbangan. Oleh karena itu, kemampuan koordinasi dalam melakukan
menggiring bola tidak terbatas hanya pada kemampuan gerak saja, tetapi juga melibatkan
pancaindra mata untuk melihat arah datangnya bola.
31
4. Kelincahan
Kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang banyak
dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan kemampuan seseorang mengubah posisi di area
tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan
tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1995:
9). Sedangkan menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984: 8) kelincahan
adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan
pada keseimbangan.
Kelincahan sangat membantu foot work dalam permainan. Jadi kelincahan yang
dimiliki seseorang semakin baik, maka foot work-nya semakin baik pula. Tanpa gerakan
kaki yang lincah dan teratur, jangan mengharap atlet dapat bermain dengan baik. Gerakan
kaki yang lincah dan teratur berarti altet pada saat menggiring bola dapat merubah-ubah
arah dan menghindari lawan dengan cepat. kelincahan diperlukan sekali dalam melakukan
gerak tipu pada saat menggiring bola. Gerak tipu dapat kita kerjakan dengan
mengendalikan ketepatan, kecepatan, dan kecermatan.
Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari bolak-balik
memerlukan konsentrasi secara bergantian pada kelompok otot tertentu. Sebagai contoh
saat lari bolak-balik seorang atlet harus mengurangi kecepatan pada waktu akan
mengubah arah. Untuk itu otot perentang otot lutut pinggul (knee ekstensor and hip
ekstensor) mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat
momentum tubuh yang bergerak kedepan. Kemudian otot ini memacu tubuh kearah posisi
yang baru. Gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan kecepatan dan
32
pemacuan momentum secara bergantian.
Rumus momentum adalah massa dikalikan kecepatan. Massa tubuh seorang atlet
relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui program latihan dan
pengembangan otot. Diantara atlet yang beratnya sama (massa sama), atlet yang memiliki
otot yang lebih kuat dalam kelincahan akan lebih unggul (Baley, James A, 1986: 199).
Dari beberapa pendapat tersebut tentang kelincahan dapat ditarik pengertian bahwa
kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah atau posisi tubuh secara
cepat dan efektif diarea tertentu tanpa kehilangan keseimbangan. Seseorang dapat
meningkatkan kelincahan dengan meningkakan kekuatan otot-ototnya.
Kelincahan biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat,
mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antara pemain dan kemampuan berkelit
dari pemain di lapangan. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi tergantung
pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat dan cepat.
Kelincahan yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepakbola saat berlatih maupun
bertanding tergantung pula oleh kemampuan mengkoordinasikan sistem gerak tubuh
dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Kelincahan ditentukan oleh
faktor kecepatan reaksi, kemampuan untuk menguasai situasi dan maupun mengendalikan
gerakan secara tiba-tiba.
Suharno HP (1985: 32) menyatakan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang
untuk merubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan
dikehendaki. Harsono (1988: 172) berpendapat kelincahan merupakan kemampuan untuk
merubah arah dan posisi tubuh dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa
33
kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.
Dari batasan di atas menunjukkan kesamaan konseptual sehingga dapat diambil
suatu pengertian untuk menjelaskan pengertian ini. Adapun yang dimaksudkan dengan
kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak mengubah arah dan posisi dengan cepat
dan tepat sehingga memberikan kemungkinan seseorang untuk melakukan gerakan ke
arah yang berlawanan dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat dan lebih efisien.
Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan
ketangkasan, khususnya sepakbola. Suharno HP (1985: 33) mengatakan kegunaan
kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan,
mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif, dan
ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.
B. Kerangka Berfikir
Sekontribusi dengan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka kerangka
berfikir disusun sebagai berikut :
1. Jika seorang murid memiliki koordinasi mata-kaki yang baik, maka dapat diduga
mempunyai kontribusi yang besar terhadap kemampuan menggiring bola pada
permainan sepakbola.
2. Jika seorang murid memiliki kelincahan yang baik, maka dapat diduga mempunyai
kontribusi yang besar terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan
sepakbola.
34
3. Jika seorang murid memiliki koordinasi mata-kaki dan kelincahan yang baik
dikerahkan secara bersama-sama, maka dapat diduga mempunyai kontribusi yang
besar terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola.
C. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan kerangka berfikir, disusun hipotesis dalam penelitian berbagai
jawaban sementara sebagai berikut :
1. Ada kontribusi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada
permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
2. Ada kontribusi kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan
sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
3. Ada kontribusi koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara bersama-sama terhadap
kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres
Bawakaraeng Makassar.
Hipotesis Statistik :
Hipotesis I,
HO : βx1, y = 0
H1 : βx1, y ≠ 0
Hipotesis II,
HO : βx2, y = 0
H1 : βx2, y ≠ 0
Hipotesis III,
35
HO : Rx1,2y = 0
H1 : Rx1,2y ≠ 0
Kriteria pengujian:
Jika R (P ≥ α 0, 05), maka terima H0 atau tolak H1 ( Ada Hubungan )
Jika R (P < α 0, 05), maka tolak H0 atau terima H1 ( Tidak Ada Hubungan )
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode merupakan cara atau teknik yang dipergunakan untuk mencari pembuktian
secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mengungkapkan dan memberikan
jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam suatu penelitian. Arah dan tujuan
pengungkapan fakta atau kebenaran disesuaikan dengan yang ditemukan dalam penelitian
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
A. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variable Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1992:54). Mengatakan bahwa : ”Variable
merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”
Adapun variable penelitian yang ingin yang ingin diteliti dalam penelitian ini
terdiri atas :
a) Variabel bebas
- Koordinasi mata-kaki diberi simbol X1
- Kelincahan diberi simbol X2
b) Variabel terikat
- Kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola diberi symbol Y
24
37
2. Desain Penelitian
Desain penelitian atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah korelasional. Secara sederhana rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Desain penelitian Sumber : Sugiyono ( 2000 )
Keterangan : X1: Koordinasi mata-kaki X2: Kelincahan Y : Kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola
B. Defenisi Operasional variabel
Agar lebih terarah pelaksanaan latihan maupun pengumpulan data penelitian,
maka perlu diberi batasan atau definisi operasional tiap variable yang terlibat.
1. Koordinasi mata-kaki
Koordinasi mata-kaki yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
murid mengintegrasikan gerakan dari bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam
X1
Y
X2
38
pola gerakan tunggal secara efektif dengan memantulkan bola ke dinding pada sasaran
dan waktu yang telah ditentukan.
2. Kelincahan
Kelincahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan fisik seseorang
pemain sepakbola atau murid di dalam berlari melewati rintangan dengan gerakan-
gerakan lincah dan cepat. Instrumen yang digunakan dalam memperoleh data kelincahan
yaitu tes lari zigzag.
3. Kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola
Batasan untuk kemampuan menggiring bola dalam penelitian adalah tingkat
penguasaan dan kemampuan pola gerak yang berupaya mengendalikan bola melalui reaksi
badan dan sentuhan-sentuhan kaki terhadap bola agar selalu dalam pengendaliannya untuk
melewati rintangan dengan cepat. Pelaksanaannya yaitu membawa bola sambil berlari
melalui sentuhan kaki ke bola secara wajar untuk melewati beberapa rintangan yang telah
ditentukan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan suatu kumpulan atau kelompok individu yang dapat diamati
oleh anggota populasi itu sendiri atau bagi oarang lain yang mempunyai perhatian
terhadapnya. Populasi menurut Sugiyono (2000:57) memberikan definisi sebagaia
berikut : Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang
39
mempunyai kualitas dan kuantitas serta karakteristik tertentu yamg ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Setiap penelitian tentunya selalu menggunakan objek untuk di teliti atau
diistilahkan dengan populasi. Populasi adalah keseluruhan dari individu yang dijadikan
objek penelitian. Populasi suatu penelitian harus memiliki karakteristik yang sama atau
hampir sama. Olehnya itu yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh murid
SD Inpres Bawakaraeng Makassar berjumlah 113 orang.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka populasi dari penelitian ini adalah
seluruh murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar. Namun populasi tersebut dibatasi pada
murid laki-laki saja agar mempunyai kesamaan sifat dalam hal jenis kelamin.
2. Sampel
Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi
sumber data yang sebenarnya dalam satu penelitian. Pengertian tentang sampel didasari
oleh pandangan Suharsimi Arikunto (1996:117) bahwa :” Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Alasan dari penggunaan sampel adalah keterbatasan waktu,
tenaga dan banyak populasi. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini relatif banyak,
maka peneliti membatasi dengan melakukan pemelihan secara acak dengan
mempergunakan teknik “Simple Radom Sampling” dengan cara undian, dengan demikian
sampel yang digunakan adalah murid putra sebanyak 40 orang murid.
40
D. Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilakukan untuk memporoleh data empiris sebagai bahan untuk
menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan dalam peneliti ini meliputi tes
koordinasi mata-kaki, kelincahan dan kemampuan menggiring bola pada permainan sepak
bola.
1. Data koordinasi mata kaki diperoleh dari Soccer Wall Volley Test
1). Tujuan : Untuk mengukur kemampuan koordinasi mata kaki dalam permainan
sepakbola.
2). Alat : Stopwatch, bola sepak, sasaran, formulir tes dan alat tulis.
3) Perlengkapan : Lapangan tes yang terdiri atas:
a. Daerah sasaran dibuat dengan garis di diding yang rata dengan ukuran panjang
2,44 Meter dan tinggi dari lantai 1,22 Meter.
b. Daerah tendangan dibuat di depan daerah sasaran berbentuk segi empat dengan
ukuran 3,65 Meter dan 4,23 Meter. Daerah tendangan berjarak 1,83 Meter dari
dinding daerah sasaran.
4). Pelaksanaan :
a. Bola sepak diletakkan di belakang garis batas yaitu 1,83 Meter di depan sasaran.
b. Testee berdiri di belakang garis batas dekat bola dan menghadap ke sasaran.
c. Pada aba-aba “ya”, testee mulai menyepak bola ke sasaran (tembok dengan
batas tertentu).
41
d. Bola yang terpantul dari tembok sasaran segera disepak kembali, hal ini
dilakukan terus menerus dan secepat mungkin selama 20 detik.
e. Kesempatan melakukan tes ini sebanyak tiga kali.
f. Yang terbaik dari tiga kali kesempatan adalah kemampuan koordinasi mata kaki
dari pemain sepakbola.
5). Penilaian :
a. Kemampuan koordinasi mata kaki adalah banyaknya sepakan yang sah dapat
dilakukan testee selama 20 detik.
b. Tiap sepakan bola kaki yang dilakukan di bagian belakang garis batas 1,83
Meter di depan sasaran di beri nilai satu.
c. Sepakan yang tidak sah tidak dihitung.
2,44 M
1,22m
1,83 M
3,65 M
4,23 M
Gambar 2. Tes Koordinasi Mata-Kaki Sumber: Ismaryati (2006:53)
42
2. Pengukuran tes kelincahan lari (Zigzag Run)
Tujuan : untuk mengukur kelincahan lari seseorang.
Alat :
1) Stop watch,
2) Sempritan,
3) Kapur penanda,
4) Formulir dan alat tulis,
5) Lapangan atau lintasan.
Petugas :
1) Pemandu tes,
2) Pengambil waktu
Pelaksanaan :
1) Start dilakukan dengan start berdiri
2) Pada ujung kakinya sedekat mungkin dengan garis start
3) Pada aba-aba “siap” testee siap berlari
4) Pada saat “ya” testee berlari secepat-cepatnya melewati cone dan sesuai arah
sampai garis finish,
5) Bersama-sama aba-aba “ya” stop watch dijalankan dan dihentikan pada saat testee
mencapai garis finish,
6) setiap testee diberi kesempatan melakukan 2 kali.
43
Penilaian :
Hasil yang dicatat adalah waktu yang terbaik selama melakukan tes dari 2 (dua )
kali pelaksanan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut:
Gambar 3. Diagram Lapangan Tes Kelincahan Sumber: (M Sajoto, 1988: 78)
3. Tes Kemampuan menggiring bola Pada Permainan Sepakbola
a. Tujuan : Untuk mengukur keterampilan menggiring bola dengan kaki dengan cepat
disertai perubahan arah.
b. Alat dan perlengkapan :
1) Bola
2) 6 buah rintangan (tongkat/lembing)
3) Tiang bendera
4) Kapur
44
5) Stopwatch
c. Pelaksanaan tes :
1. Pada aba-aba “siap” testee berdiri dibelakang garis start dengan bola dalam
penguasaan kakinya.
2. Pada aba-aba “ya” bersamaan dengan itu stopwatch dijalankan, testee mulai
menggiring bola ke arah kiri melewati rintangan pertama menuju rintangan
berikutnya sesuai dengan arah panah sampai melewati garis finish.
3. Bila salah arah menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan
anggota badan selai kaki di tempat kesalahan terjadi selama itu pula stopwatch
tetap dijalankan.
4. Bola digiring oleh kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian atau paling tidak
salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.
d. Cara menskor :
Waktu yang ditempuh oleh testee dari mulai aba-aba “ya” sampai melewati garis
finish. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:
45
.
Gambar 4. Diagram Lapangan Tes Menggiring Bola
Sumber. Nurhasan (2001:160-162)
E. Teknik analisis data
Setelah seluruh kegiatan pengumpulan data variabel penelitian, yang meliputi
data variabel koordinasi mata-kaki, data variabel kelincahan maupun data variabel
kemampuan menggiring bola. Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara
statistik deskriptif maupun infrensial untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian.
Adapun gambaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis data secara deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum
tentang data yang meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, nilai minimum, dan
nilai maksimum
2. Analisis secara infrensial digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian
dengan menggunakan uji korelasi dan regresi.
46
Jadi keseluruhan analisis data statistik yang digunakan pada umumnya
menggunakan analisis statistic dengan bantuan komputer pada program SPSS versi 14.00
dengan taraf signifikan 95% atau α 0.05.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini memuat hasil-hasil analisis data penelitian, meliputi deskriptif data dan
pengujian hipotesis. Hasil tersebut hanya merupakan rangkuman hasil analisis saja, sedangkan
perhitungan statistik secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Dalam bab ini juga dikemukakan
pembahasan hasil penelitian tersebut.
A. Penyajian hasil analisis data
Data empiris yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran yang terdiri atas: koordinasi
mata-kaki, kelincahan dan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD
Inpres Bawakaraeng Makassar terlebih dahulu diadakan tabulasi data untuk memudahkan proses
pengujian nantinya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan
teknik statistik infrensial. Adapun analisis data secara deskriptif dimaksudkan agar mendapatkan
gambaran umum data yang meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, range, data maksimum dan
minimum, tabel frekuensi dan grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu
uji normalitas. Untuk pengujian hipotesis, jika ternyata data berdistribusi normal, maka akan
digunakan uji statistik parametrik, yaitu korelasi product-moment (uji r), tetapi jika ternyata data
tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji regresi
Spearman’s (rho).
35
48
a. Analisis deskriptif
Untuk mendapatkan gambaran umum data suatu penelitian maka digunakanlah analisis
data deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap koordinasi mata-kaki dan kelincahan
dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng
Makassar. Hal ini dimaksudkan untuk memberi makna pada hasil analisis yang telah dilakukan.
Hasil analisis deskriptif data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rangkuman hasil analisis deskriptif data koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan data kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar
Nilai Statistik koordinasi mata-kaki kelincahan Kemampuan
menggiring bolaN
MeanSD
VariansRange
MinimumMaksimum
4010,132,606,78
9716
4017,621,893,566,2015,1621,36
4020,192,616,799,8617,1727,03
Tabel 1 di atas merupakan gambaran data koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan data
kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar
Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:
1) Koordinasi mata-kaki (X1), diperoleh nilai rata-rata (mean) = 10,13 kali, simpangan baku
(standar deviasi) = 2,60 kali, nilai terendah (minimum) = 7 kali, dan nilai tertinggi
(maksimum) = 16 kali.
2) Kelincahan (X2), diperoleh nilai rata-rata (mean) = 17,65 detik, simpangan baku (standar
deviasi) = 1,89 detik, nilai terendah (minimum) = 15,16 detik, dan nilai tertinggi (maksimum)
= 21,36 detik.
49
3) Kemampuan menggiring bola (Y), diperoleh nilai rata-rata (mean) = 20,19 detik, simpangan
baku (standar deviasi) = 2,61 detik, nilai terendah (minimum) = 17,17 detik dan nilai tertinggi
(maksimum) = 27,03 detik.
b. Uji persyaratan analisis
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat digunakan
dalam menganalisis data penelitian adalah data harus mengikuti sebaran normal (berdistribusi
normal). Untuk mengetahui apakah data koordinasi mata-kaki, kelincahan dan data kemampuan
menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar berdistribusi
normal, maka dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil
uji normalitas dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini:
Tabel 2. Rangkuman hasil uji normalitas data koordinasi mata-kaki, kelincahan dan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar
Nilai Statistik Koordinasi mata-kaki Kelincahan Kemampuan menggiring bola
NAbsolutePositifNegatifKS-ZAs.Sig
400,1930,193-0,1151,2190,102
400,1760,176-0,0961,1110,169
400,1480,148-0,1230,9370,344
Berdasarkan tabel 2 di atas, maka pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
Kolmogrov-Smirnov (KS-Z) menunjukkan hasil sebagai berikut:
1) Untuk data koordinasi mata-kaki, diperoleh nilai KS-Z = 1,219 (P = 0,102 > α 0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa data koordinasi mata-kaki mengikuti sebaran normal atau
berdistribusi normal.
50
2) Untuk data kelincahan, diperoleh nilai KS-Z = 1,111 (P = 0,169 > α 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa data kelincahan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal.
3) Untuk data kemampuan menggiring bola permainan sepakbola, diperoleh nilai KS-Z = 0,937
(P = 0,344 > α 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menggiring bola
pada permainan sepakbola mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal.
c. Analisis Data
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan melalui data
empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran terhadap seluruh variabel yang
diteliti. Karena data penelitian ini mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji hipotesis
penelitian ini digunakan analisis statistik parametrik dengan menggunakan teknik regresi.
51
1.Analisis regresi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada
permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya kontribusi yang signifikan
koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD
Inpres Bawakaraeng Makassar, dilakukan analisis regresi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 3. Rangkuman hasil uji regresi data koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar
Variabel N β t Pvalue Keterangan
Koordinasi mata-kaki (X1)
Kemampuan menggiring bola Sepakbola (Y)
40 -0,723 -6.449 0,000 Signifikan
Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa hasil uji analisis koefisien korelasi dengan
menggunakan uji regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai regresi diperoleh β = -0,707 (Pvalue <
α 0,05) berarti ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan
menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
2. Analisis regresi kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan
sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya kontribusi yang signifikan
kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres
Bawakaraeng Makassar, dilakukan analisis regresi Pearson. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 5.
52
Tabel 4. Rangkuman hasil uji regresi data kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar
Variabel N β t Pvalue Keterangan
Kelincahan (X2)
Kemampuan menggiring bola Sepakbola (Y)
40 0,790 7,956 0,001 Signifikan
Berdasarkan tabel 4 di atas terlihat bahwa hasil uji analisis koefisien korelasi dengan
menggunakan uji regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai β diperoleh = 0,790 (Pvalue < α
0,05) berarti ada kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola
pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar
3. Analisis regresi ganda koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan
menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
Untuk mengetahui besarnya kontribusi secara bersama-sama antara koordinasi mata-kaki
dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres
Bawakaraeng Makassar, maka perlu dianalisis dengan menggunakan analisis regresi ganda. Untuk
lebih jelasnya, maka rangkuman hasil analisis regresi ganda dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Rangkuman hasil uji regresi ganda data koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar
Variabel R R2 F Pvalue Keterangan
Koordinasi mata-kaki (X1), dan Kelincahan (X2)
Kemampuan menggiring bola
0,848 0,720 47,480 0,000 Signifikan
53
Sepakbola (Y)
Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa hasil uji analisis koefisien korelasi ganda
dengan menggunakan uji-r regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai r hitung (R) diperoleh
sebesar 0,848, nilai Rsquare (R2) diperoleh sebesar 0,720 (Pvalue < α 0,05) setelah dilakukan uji
signifikan atau keberartian korelasi ganda dengan menggunakan uji F korelasi diperoleh F hitung
sebesar 47,480 (Pvalue < α 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada kontribusi yang
signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada
permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar
d. Pengujian hipotesis
Dalam penelitian ada tiga buah hipotesis yang diuji. Pengujian hipotesis tersebut
dilakukan satu persatu sesuai dengan urutannya pada perumusan hipotesis. Disamping dilakukan
pengujian hipotesis, juga diberikan kesimpulan singkat tentang hasil pengujian tersebut.
1. Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan
menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar
Berdasarkan tabel analisis regresi bahwa besarnya kontribusi variable koordinasi mata-
kaki (X1) terhadap kemampuan menggiring bola (Y) yang dihitung dengan koefisien regresi
adalah -0,723 (Pvalue < α 0,05) atau (β x1y = -0,707). Hal ini menunjukkan ada kontribusi yang
signifikan antara koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola. Sedangkan tingkat
signifikan koefisien korelasi dua sisi (2-tailed ) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan
angka 0,000 atau 0. Karena nilai probabilitas jauh di bawah α 0,05, maka kontribusi koordinasi
mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola signifikan.
54
Hipotesis statistik yang akan diuji:
H0 : β r x1y = 0
H1 : β x1y ≠ 0
Kriteria pengujian:
Jika β (Pvalue.> α 0, 05), maka terima H0 atau tolak H1.
Jika β (Pvalue.< α 0, 05), maka tolak H0 atau terima H1.
Hasil pengujian:
Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi, diperoleh nilai β = -0,723
(Pvalue < α 0,05) dan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,523 atau 52,3%, maka H0
ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti, ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki
terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng
Makassar sebesar 52,3%. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila seorang pemain sepakbola
memiliki koordinasi mata-kaki yang baik, maka akan diikuti dengan peningkatan kemampuan
menggiring bola permainan sepakbola yang baik pula.
2. Ada kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola
pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar
Berdasarkan table analisis regresi bahwa besarnya kontribusi variable kelincahan (X2)
terhadap kemampuan menggiring bola (Y) yang dihitung dengan koefisien regresi adalah 0,790
(Pvalue < α 0,05) atau (βx2y = 0,790). Hal ini menunjukkan ada kontribusi yang signifikan antara
kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola. Sedangkan tingkat signifikan koefisien regresi
dua sisi ( 2-tailed ) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan angka 0,000 atau 0. Karena
55
nilai probabilitas jauh di bawah α 0,05, maka kontribusi kelincahan terhadap kemampuan
menggiring bola signifikan.
Hipotesis statistik yang akan diuji:
H0 : β x2y = 0
H1 : β x2y ≠ 0
56
Kriteria pengujian:
Jika β (Pvalue.> α 0, 05), maka terima H0 atau tolak H1.
Jika β (Pvalue.< α 0, 05), maka tolak H0 atau terima H1.
Hasil pengujian:
Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi, diperoleh nilai β = 0,790 (Pvalue
< α 0,05) dan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,625 atau 62,5%, maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Hal ini berarti, ada kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan
menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar 62,5%.
Sehingga diketahui bahwa, apabila seorang pemain sepakbola memiliki kelincahan yang baik,
maka akan diikuti dengan peningkatan kemampuan menggiring bola permainan sepakbola yang
baik pula.
3. Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap
kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres
Bawakaraeng Makassar
Hipotesis statistik yang akan diuji:
H0 : Rx.12 y = 0
H1 : Rx.12 y ≠ 0
Hasil pengujian:
57
Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi, diperoleh nilai R hitung (R) =
0,848 (Pvalue < α 0,05) nilai R square (R2) sebesar 0,720 dapat disebut koefisien determinasi yang
dalam hal ini berarti 72% kontribusi kedua variable bebas, kontribusi yang signifikan antara
variable koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada
permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar sedangkan sisanya 28% dapat
dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Hal ini mengandung makna bahwa, apabila seorang pemain sepakbola memiliki
koordinasi mata-kaki dan kelincahan yang baik, maka akan diikuti dengan peningkatan
kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola yang baik pula.
B. Pembahasan
Hasil-hasil analisis regresi dalam hipotesis perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan
interpretasi kontribusi antara hasil analisis yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari
penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang
dikemukakan dengan hasil penelitian yang dicapai. Untuk mengambil kesimpulan penelitian yang
sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil analisis data yang perlu dibahas sesuai dengan teori -
teori yang mendasarinya. Adapun pembahasan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
58
1. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada
kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola
permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
Hasil yang diperoleh tesebut jika dikaitkan dengan alur berpikir dan kajian teori yang telah
dilakukan maka, hasil tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Harsono (1988 :
65) mengemukakan, bahwa koordinasi adalah kemampuan mengintegrasikan berbagai
gerakan yang berlainan ke dalam satu pola tunggal gerakan. Selanjutnya Sajoto (1988:53)
mengemukakan bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk menyatukan berbagai sistem
saraf gerak yang terpisah ke dalam satu pola gerak yang efisien.
Gerak koordinasi dalam melakukan gerakan menggiring bola adalah yang melibatkan mata
untuk melihat bola yang akan dikontrol dan dikasai, sedangkan gerakan kaki pada waktu
melakukan menggiring dan untuk menjaga keseimbangan. Oleh karena itu, kemampuan
koordinasi dalam melakukan menggiring bola tidak terbatas hanya pada kemampuan gerak
saja, tetapi juga melibatkan pancaindra mata untuk melihat arah dan tujuan bola akan
dibawah.
Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai koordinasi mata-kaki tergolong baik, maka
akan diikuti dengan nilai kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola yang baik
pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai koordinasi mata-kaki yang kurang baik, maka akan
diikuti dengan nilai kemampuan menggiring bola permainan sepakbola yang kurang baik
pula.
59
2. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada
kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola permainan
sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
Hasil yang diperoleh tesebut jika dikaitkan dengan alur berpikir dan kajian teori yang telah
dilakukan maka, hasil tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Harsono
( 1988:177 ) menjelaskan dengan berdasar dari beberapa pendapat para ahli sebagai
berikut:
Bentuk-bentuk latihan mengembangkan agilitas tentunya adalah bentuk bentuk latihan yang mengharuskan orang untuk bergerak dengan cepat dan mengubah arah serta tangkas. Dalam melakukan aktivitas tersebut orang juga tidak boleh kehilangan keseimbangan dan harus pula sadar akan posisi tubuhnya.
Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai kelincahan tergolong baik, maka akan
diikuti dengan nilai kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola yang baik pula.
Begitu pula sebaliknya, apabila nilai kelincahan yang kurang baik, maka akan diikuti
dengan nilai kemampuan menggiring bola permainan sepakbola yang kurang baik pula.
3. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada
kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan
menggiring bola permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
Hasil yang diperoleh tesebut jika dikaitkan dengan alur berpikir dan kajian teori yang telah
dilakukan maka, hasil tersebut sejalan dengan teori yang ada. Hal ini mengandung makna
bahwa, apabila nilai koordinasi mata-kaki dan kelincahan, tergolong baik, maka akan diikuti
dengan nilai kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola yang baik pula. Begitu
pula sebaliknya, apabila nilai koordinasi mata-kaki dan kelincahan yang kurang baik, maka
60
akan diikuti dengan nilai kemampuan menggiring bola permainan sepakbola yang kurang
baik pula.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola
pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
2. Ada kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada
permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.
3. Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara bersama-sama
terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres
Bawakaraeng Makassar.
B. Saran
Adapun saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi para murid atau pemain, pembina maupun pelatih olahraga permainan sepakbola,
bahwa kiranya dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola bermain
sepakbola bagi pemain atau atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan unsur
kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti koordinasi mata-kaki dan kelincahan.
2. Diharapkan agar dalam proses latihan olahraga sepakbola khususnya pada kemampuan
menggiring bola, diharapkan para pelatih atau pembina untuk meningkatkan unsur kondisi
49
62
fisik seperti; koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara optimal, agar hasil kemampuan
menggiring bola dapat lebih baik lagi.
3. Diharapkan pada penelitian yang akan datang, khususnya penelitian yang relevan dengan
penelitian ini disarankan melibatkan lebih banyak lagi unsur kondisi fisik lainnya dan
menggunakan sampel yang lebih besar agar hasil yang dicapai lebih sempurna lagi.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.1992. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Jakarta : PT . Rineka Cipta.
A. Sarumpaet, dkk 1992. Permainan Besar. Jakarta : Depertement Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.
Dahlar, Muhammad, 1962. Dasar-Dasar Sepakbola. Cerdas Jaya Jakarta
Fox, EL.Dkk., 1988. The Psycological Basic Of Physical Education Athletics. New York, Sounders Collage Publishing.
Haddade, Ilyas dan Tola, Ismail. 1991.Penuntun Mengajar dan Melatih Sepakbola Ujung Pandang : FPOK IKIP.
Halim. Ny. H.Nur Ichsan. 1991. Tes dan Pengukuran dalam Bidang Olahraga. FPOK IKIP Ujung Pandang.
Harre. D. 1982. Principle Of Sport Training. Introducttion To Theory Of Methodes Of Training. Sportverlag. Berlin
Harsono, 1998. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.
Ismariati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Solo. Sebelas Maret University Press.
Nurhasan, M.Pd,Drs. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-prinsip dan Penerapannya. Dirjen Olahraga, Diknas, Jakarta
Rahantoknam, B. E. 1988. Belajar Motorik. Debdikbud Dirjen Dikti. Jakarta.
Rani, Adib, Abd, 1992., Materi dan Evaluasi Permainan Sepakbola. FPOK IKIP Ujungpandang.
Saelan, Malwi 1970. Olahraga Sepakbola Yogyakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Sajoto, Mochammad, 1988., Pembinaan Kondisi Fisik dalam Bidang Olahraga. Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta.
Soedarminto. 1992. Kinesiologi.Jakarta : Depdikbuk Dirjen Dikti.
Soedjono. 1985. Pengajaran Sepak bola. Surakarta. Tiga Serangkai.
51
64
Sudjana. 1992. Desain dan Analisis Experment. Bandung. Tarsito.
Sugiyono.2000. Statistika dalam Penelitian. Bandung :Penerbit CV.Alfabetha.
Suharsono HP. 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.
Sukatamsi. 1981. Tekhnik Dasar Bermain Sepak bola. Solo. Tiga Serangkai.
Surakhmat,Winarno.1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik Bandang : PT Trasito
65
Lampiran Dokumentasi Penelitian
Pemanasan Dipimpin Oleh Peneliti
66
Pelaksanaan Tes Koordinasi mata-kaki
Pelaksanaan Tes Kelincahan
67