KONTRIBUSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN
KOMITMEN TUGAS TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMP NEGERI KOTA PADANGSIDIMPUAN
TESIS
Oleh :
IBNU HAJAR
NIM 19061
Oleh :
IBNU HAJAR
NIM 19061
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
ABSTRACT
Ibnu Hajar, 2013. “The contribution of Learning Management and
Commitment Task on Teacher’s Performance at Junior High School in
Padangsidimpuan” Thesis Program on Graduate Padang.
The Research motivated by declining indication teacher’s performance in
Padangsidimpuan. Such as the motivation to arrange learning device is still low,
the effort to implementation active learning strategies and teaching methods,
learning and evaluation are still monotonous.
The purposes of this research are to know: (1) Contribution of learning
management to Junior High School teacher’s performance in Padangsidimpuan.
(2) Contribution of task commitment to Junior High School teacher’s performance
in Padangsidimpuan. (3) Contribution of teaching management task commitment
to Junior High School teacher’s performance in Padangsidimpuan.
This research was classificated as quantitative research. The population of
this research was 571 people. Furthermore, from all the population was defined 86
people as a sample, this sample was set stratified sampling, based on the level of
class teacher. The instrument of data collecting used consist of tests and
questionnaires. The collected data were analyzed by using statistical analysis.
Statistical analysis was done by using SPSS (Statistical Package for The Sosial
Sciences version 17.00) Program.
From research which has been done, can be conclude, (1) Learning
management contribution to teacher’s performance on Junior High School in
Padangsidimpuan in amount contribution 40.30%. Data analysis of lesson
planning, learning organizing, leadership on learning, and learning evaluation
were on good category. Task commitment contributed to Junior High School
teacher’s performance in Padangsidimpuan amount contribution 24.90%. Data
analysis of highly attention to students, much effort and time were given to do the
task and responsibility as a teacher, and work hard for other people were on good
category. Learning management and commitment task together contributed to
Junior High School teacher’s performance in Padangsidimpuan were on 40.30%.
It was explained that to increase a teacher’s performance needed ability to do well
learning management and good commitment task.
i
ii
ABSTRAK
Ibnu Hajar, 2013. “Kontribusi Manajemen Pembelajaran dan Komitmen
Tugas Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan”
Tesis Program Pascasarjana Padang.
Penelitian ini dilatar belakangi adanya gejala penurunan kinerja guru di
Kota Padangsidimpuan. Hal ini antara lain tampak motivasi menyusun perangkat
pembelajaran yang masih rendah, upaya untuk menerapkan pembelajaran aktif
dengan variasi strategi dan metode pembelajaran, serta pelaksanaan evaluasi
belajar yang masih monoton.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Kontribusi manajemen
pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan. (2)
Kontribusi komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota
Padangsidimpuan. (3) Kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas
terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan.
Penelitian ini digolongkan kepada penelitian kuantitatif. Populasi penelitian
ini berjumlah 571 orang. Selanjutnya dari seluruh populasi ditetapkan sampel
sebanyak 86 orang yang ditetapkan secara stratifikasi sampling, yaitu berdasarkan
tingkatan golongan guru. Instrumen pengumpulan data yang digunakan terdiri dari
tes dan angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik. Analisis statistik dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical
Package for The Sosial Sciences versi 17.00).
Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh kesimpulan: (1) Manajemen
pembelajaran berkontribusi terhadap kiberja guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan dengan besaran kontribusi 33,30%. Analisis data perencanaan
pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, kepemimpinan dalam
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berada pada kategori baik. (2)
Komitmen tugas berkontribusi terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan dengan besaran kontribusi sebesar 24,90%. Analisis data
tingginya perhatian terhadap siswa, banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, dan bekerja
sebanyak-banyaknya untuk orang lain berada pada kategori baik. (3) Manajemen
pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama berkontribusi terhadap
kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 40,30%. Hal ini
menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan kemampuan
melaksanakan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas yang baik/tinggi.
ii
iii
iii
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil alamin, Puji dan syukur ke hadirat Allah swt. yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
melaksanakan penelitian dan menuangkan hasilnya dalam tulisan ini. Salawat
dan salam kepada junjungan kita Rasulullah saw. yang merupakan contoh teladan
kepada umat manusia, sekaligus menuntun umatnya kepada dunia ilmu
pengetahuan.
Tesis yang berjudul “Kontribusi Manajemen Pembelajaran dan Komitmen
Tugas Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan”, ini
ditulis dalam rangka melengkapi sebagian persyaratan dan tugas-tugas untuk
menyelesaikan kuliah pada program studi Administrasi Pendidikan Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang.
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mengalami berbagai
hambatan, baik yang disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan, literatur, maupun
karena keterbatasan tenaga dan waktu. Namun demikian berkat kerja keras dan
bantuan semua pihak akhirnya tesis ini dapat diselesaikan. Sehubungan dengan
hal tersebut penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril dan material kepada penulis selama
melaksanakan penelitian ini, di antaranya:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Prof.
Dr. Kasman Rukun, M.Pd, sebagai Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi, kepada penulis mulai dari penyusunan
Proposal sampai kepada penyelesaian tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Rusdinal, M. Pd, Bapak Prof. Dr. Mukhaiyar dan Bapak Dr.
Yahya, M. Pd, selaku Kontributor pada seminar proposal dan seminar hasil
penelitian serta sebagai tim penguji yang telah banyak memberikan
sumbangan pikiran dan pengetahuan, serta kritik dan saran-saran dalam upaya
menyempurnakan tesis yang penulis susun.
vi
vii
3. Bapak Rektor Universitas Negeri Padang, Pembantu Rektor, Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Padang, seluruh Dosen yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan pegawai
tata usaha yang ikut mensukseskan perkuliahan pada Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang.
4. Bapak Ketua Yayasan Al-Iman, Ketua STKIP “Tapanuli Selatan”, dan seluruh
civitas akademika STKIP “Tapanuli Selatan”, yang senentiasa memberikan
semangat dan dukungan moral.
5. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Daerah Kota Padangsidimpuan, Kepala SMP
Negeri se-Kota Padangsidimpuan serta segenap jajaran guru, yang telah
membantu penulis dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
6. Kepala dan Staf Perpustakaan Universitas Negeri Padang dan Perpustakaan
STKIP Padangsidimpuan yang telah membantu penulis mengumpulkan
literatur yang dibutuhkan dalam penulisan tesis ini.
7. Isteri tercinta yang senantiasa memberikan dorongan kepada penulis dan anak-
anak tercinta yang senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi penulis.
8. Ibunda (alm) dan Ayahanda (alm), yang telah mengasuh, mendidik dan
senantiasa mendoakan penulis.
9. Seluruh Keluarga, kerabat, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan
moril dan materil kepada penulis selama mengikuti kuliah.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih butuh penyempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman untuk
kesempurnaan tesis ini. Dengan berserah diri kepada Allah, penulis bermohon
semoga tesis ini bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
Padang, 01 Mei 2013
Penulis
IBNU HAJAR
NIM. 19061
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ………………………………………………………...…. i
ABSTRAK ……………………………………………………………... ii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS ……………………………………… iii
PERSETUJUAN KOMISI …………………………………………..….. iv
SURAT PERNYATAAN …………………………………………….… v
KATA PENGANTAR ……………………………….............................. vi
DAFTAR ISI ………………………………………………...........…… viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………...….. x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………...……. xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………...……. xiii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………….....……… 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………..........… 1
B. Identifikasiasalah ……………………………………….. 3
C. Batasan Masalah …………………………………...…… 4
D. Rumusan Masalah …………………………………...…. 5
E. Tujuan Penelitian …………………………………...…. 5
F. Manfaat Penelitian …………………………………..….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………..........……………………… 7
A. Landasan Teori …………...……………………………….. 7
1. Kinerja Guru …………………………………………… 7
2. Manajemen Pembelajaran .……………………………. 22
3. Komitmen Tugas ……………………………………… 33
B. Kajian Penelitian yang Relevan ………………………….. 41
C. Kerangka Berpikir ……………...………………………… 42
D. Hipotesis …........................................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………… 46
A. Jenis Penelitian……………………………………………. 46
B. Populasi dan Sampel ………..…………………………….. 47
C. Defenisi Operasional …………………………………….. 48
D. Pengembangan Instrumen ………………………………. 49
1. Rancangan Instrumen …………………………………. 49
2. Uji Coba Instrumen …………………………………… 51
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………............. 53
F. Teknik Analisis Data ……………………………………… 53
1. Deskripsi Data ………………………………………… 53
2. Pengujian Persyaratan Analisis ………………………. 54
3. Pengujian Hipotesis …………………………………… 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………. 56
A. Hasil Penelitian …………………………………………. 56
viii
ix
1. Deskripsi Data………………………………………… 56
a. Kinerja Guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan .............................................
56
b. Manajemen Pembelajaran (X1) ………………….. 59
c. Komitmen Tugas (X2) Guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan …………………………………
62
B. Pengujian Persyaratan Analisis …………………….…… 66
1. Uji Normalitas …………………….....……………… 66
2. Uji Homogenitas Data ……..…………………………. 67
3. Uji Independensi Antar Variabel Bebas ……………… 67
4. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ….....……….. 68
C. Pengujian Hipotesis ………………………….......………. 69
D. Pembahasan …………………………………..………….. 83
E. Keterbatasan Penelitian ……………………….…………. 90
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...............….. 92
A. Kesimpulan …………………….....…………………..… 92
B. Implikasi Hasil Penelitian ………………………………… 92
C. Saran-saran ……………………………………………….. 93
DAFTAR RUJUKAN ………………………………....……………….. 95
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Populasi Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpua Tahun
Ajaran 2011-2012………………………………………………
47
Tabel 2 : Kisi-kisi Angket Kinerja Guru (Y)…………………………….. 49
Tabel 3 : Kisi-kisi Angket Manajemen Pembelajaran…………………….. 50
Tabel 4 : Kisi-kisi Angket Komitmen Tugas…………………………….. 50
Tabel 5 : Kesimpulan Uji Reliabilitas Instrumen dengan Menggunakan
Rumus Alpha…………………………………………………
52
Tabel 6 : Skor Angket …………………………………………………….. 53
Tabel 7 : Klasifikasi Tingkat Pencapaian Responden…………………….. 54
Tabel 8 : Data Statistik Kinerja Guru (Y)…………………………………. 57
Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Kinerja Guru (Y)………………………….. 57
Tabel 10 : Tingkat Pencapaian Indikator Kinerja Guru SMP Negeri se
Kota Padangsidimpuan…………………………………………
58
Tabel 11 : Data Statistik Variabel Manajemen Pembelajaran…………… 60
Tabel 12 : Distribusi Frekuensi Manajemen Pembelajaran (X1)………….. 60
Tabel 13 : Tingkat Pencapaian Indikator Manajemen Pembelajaran Guru
SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan……………………..
62
Tabel 14 : Data Statistik Variabel Komitmen Tugas (X2) ……………… 63
Tabel 15 : Distribusi Frekuensi Komitmen Tugas (X2) …………………. 64
Tabel 16 : Tingkat Pencapaian Indikator Kinerja Guru SMP Negeri se
Kota Padangsidimpuan……………………………………….
65
Tabel 17 : Uji Independensi Antar Variabel Bebas…………………….. 68
x
xi
Tabel 18 : Hasil Analisis Linieritas Garis Regresi ……..………………… 69
Tabel 19 : Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Manajemen
Pembelajaran (X1) Terhadap Kinerja Guru (Y)……………….
70
Tabel 20 : Uji F Tingkat Keberartian Regresi X1 dan Y ANOVAb
…...…….. 71
Tabel 21 : Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X1 dan Y (Uji-t)
Coeficient……………………………………………………..
72
Tabel 22 : Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Komitmen Tugas (X1)
Terhadap Kinerja Guru (Y) ………………………………….
74
Tabel 23 : Uji F Tingkat Keberartian Regresi X2 dan Y ANOVAb 75
Tabel 24 : Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X2 dan Y (Uji-t)
Coeficient……………………………………………………..
76
Tabel 25 : Rangkuman Hasil Analisis Manajemen Pembelajaran (X1) dan
Komitmen Tugas (X2) Terhadap Kinerja Guru (Y) ………….
77
Tabel 26 : Uji F Tingkat Keberartian Regresi X1, X2 dan Y ANOVAb 78
Tabel 27 : Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X1, X2 dan Y (Uji-t)
Coeficient ………………………………………………………
79
Tabel 28 : Rangkuman Sumbangan Efektif dan Relatif Variabel X1 dan
X2 Terhadap Variabel Terikat (Y) …………………………..
81
Tabel 29 : Rangkuman Korelasi Variabel Antar Variabel Bebas dengan
Variabel Terikat………………………………………………
82
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja dari Gibson 10
Gambar 2: Histogram Distribusi Frekuensi Kinerja Guru (Y)……………. 58
Gambar 3: Histogram Distribusi Frekuensi Manajemen Pembelajaran (X1) 61
Gambar 4: Histogram Distribusi Frekuensi Komitmen Tugas (X2)………… 64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Angket ………………………………………………… 98
Lampiran 2 : Rekapitulasi Hasil Angket Tentang Manajemen
Pembelajaran …..............................................................
105
Lampiran 3 : Rekapitulasi Hasil Angket Tentang Komitmen Tugas .... 108
Lampiran 4 : Rekapitulasi Hasil Angket Tentang Kinerja Guru …..…. 111
Lampiran 5 : Validitas dan Reliabilitas Data Variabel Manajemen
Pembelajaran (X1) …………………………………..….
114
Lampiran 6 : Perhitungan Validitas dan reliabilitas Data Variabel
Komitmen Tugas (X2) ……………………………..…..
115
Lampiran 7 : Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Guru (Y) 116
Lampiran 8 : Perhitungan Homogenitas Variabel X1, X2 dengan Y 117
Lampiran 9 : Perhitungan Uji Normalitas Variabel X1, X2 dengan Y 118
Lampiran 10 : Perhitungan Linieritas X1 dengan Y ………….......……. 119
Lampiran 11 : Perhitungan Linieritas X1 dengan Y …………….......…. 120
Lampiran 12 : Korelasi variable X1 dengan Y dan X2 dengan Y 121
Lampiran 13 : Perhitungan Regresi Berganda………………...……….. 123
Lampiran 14 : Corelation Uji Independensi…………………...……….. 125
Lampiran 15 : Partial Corelation ………….…………………..……….. 126
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
kinerja guru. Sebagai orang yang bertugas memberikan pendidikan dan
pengajaran kepada siswanya, guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan
kinerjanya agar lebih profesional. Menurut Suharsimi Arikunto (1990:265)
kemantapan kerja seorang guru akan berpengaruh terhadap kualitas
pembelajaran.
Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru. Salah satu
diantaranya adalah dengan memberikan tunjangan profesi kepada guru yang
sudah memiliki sertifikat pendidik. Kinerja guru tidak hanya ditentukan faktor
finansial, tetapi juga oleh manajemen yang diterapkan di suatu sekolah.
Sekolah yang dikelola dengan manajemen yang baik, tentu akan berusaha
untuk meningkatkan kinerja guru-gurunya secara maksimal agar
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan berjalan dengan lancar.
Peningkatan kinerja guru tidak dapat dipisahkan dari penyelenggaraan
manajemen yang berkualitas pula. Pendidikan membutuhkan manajemen
yang baik agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar.
Lemahnya lembaga pendidikan kita mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas antara lain disebabkan sistem manajemen yang lemah. Untuk itu
penyelenggaraan manajemen harus senantiasa mengedepankan pelaksanaan
1
2
konsep manajemen mutu serta nilai-nilai manajerial kontemporer dalam
penyelenggaraan pendidikan agar output pendidikan dapat menjawab
tantangan perubahan zaman.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru adalah manejer pendidikan
yang mempengaruhi para anak didiknya untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Dalam melaksanakan
manajemen proses belajar mengajar, peran guru adalah penolong anak didik
untuk mengembangkan kapasitas pembelajaran dalam rangka memberikan
peluang kepada siswa untuk melaksanakan aktivitas belajar yang maksimal.
Karena itu untuk mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang
berkualitas, guru harus mampu menerapkan manajemen pembelajaran yang
berkualitas.
Kinerja guru juga dipengaruhi oleh komitmen tugas yang dimilikinya.
Seorang guru yang memiliki komitmen tugas yang baik, akan berusaha
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik sampai tuntas.
Komitmen tugas tersebut memberikan motivasi kepada guru untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih baik.
Pada saat ini tampak ada gejala penurunan kinerja guru di Kota
Padangsidimpuan. Hal ini antara lain tampak motivasi menyusun perangkat
pembelajaran yang masih rendah, upaya untuk menerapkan pembelajaran
aktif dengan variasi strategi dan metode pembelajaran, serta pelaksanaan
evaluasi belajar yang masih monoton. Hal ini menunjukkan sikap mental guru
dan kinerja yang dimilikinya belum sepenuhnya mencerminkan pribadi guru
3
sebagaimana yang diharapkan oleh tuntutan profesi dan kode etik. Hal ini
antara lain disebabkan tingginya biaya hidup sedangkan penghasilan yang
diperoleh guru dari profesinya tidak mencukupi kebutuhan keluarganya.
Kondisi ini mendorong para guru mencari pekerjaan sampingan untuk
menambah penghasilan, akhirnya tugasnya sebagai guru kurang mendapat
perhatian. Dengan kata lain guru melaksanakan pekerjaan mengajarnya
hanya sekedar melepas tugas.
Kurangnya perhatian dari atasan terhadap guru yang berprestasi dan
tidak adanya tegoran terhadap guru yang malas, juga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan kurangnya kinerja guru dalam melaksanakan
profesinya. Guru yang rajin dan berprestasi akan merasa bahwa kerja
kerasnya tidak dihargai. Sedangkan guru yang malas akan merasa tidak apa-
apa meninggalkan tugas sebab tidak ada sanksi jika ia tidak bekerja sesuai
dengan bidang tugasnya. Semua masalah tersebut dapat mengakibatkan
menurunya kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Berbagai permasalahan di atas, mendorong penulis untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Kontribusi Manajemen Pembelajaran
dan Komitmen Tugas Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota
Padangsidimpuan”.
B. Identifikasi Masalah
Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, diantaranya adalah:
4
1. Kualifikasi pendidikan yang rendah dapat menyebabkan kinerja juga
rendah.
2. Kurangnya kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat
mengakibatkan kinerja guru menjadi rendah.
3. Kurangnya profesionalitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat
mengakibatkan kinerja guru rendah.
4. Kurangnya minat dan motivasi melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat
mengakibatkan kinerja guru rendah.
5. Kurangnya motivasi dan penghargaan dari atasan dapat mengakibatkan
kinerja guru rendah.
6. Kurangnya Kemampuan melaksanakan manajemen pembelajaran dapat
mengakibarkan kinerja guru rendah.
7. Kurangnya komitmen tugas guru dapat mengakibatkan kinerja guru
rendah.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luas dan kompleksnya masalah yang ada, maka masalah
yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi kepada:
1. Kontribusi manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru.
2. Kontribusi komitmen tugas terhadap kinerja guru.
3. Kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap
kinerja guru.
Pemilihan masalah di atas sebagai topik yang dibahas dalam penelitian
ini adalah mengingat manajemen pembelajaran dapat membantu guru dalam
5
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengawasi dan mengevaluasi
kegiatan pembelajaran, yang tentunya akan meningkatkan kinerja guru.
Demikian pula dengan komitmen tugas. Guru yang memiliki komitmen
tugas yang baik tentu akan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan di atas, maka
rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah manajemen pembelajaran berkontribusi terhadap kinerja guru
pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan?
2. Apakah komitmen tugas berkontribusi terhadap kinerja guru pada SMP
Negeri Kota Padangsidimpuan?
3. Apakah manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-
sama berkontribusi terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota
Padangsidimpuan?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Kontribusi manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMP
Negeri Kota Padangsidimpuan.
2. Kontribusi komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota
Padangsidimpuan.
6
3. Kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-
sama terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis adalah sebagai berikut:
a. Memperkaya khasanah pengetahuan kinerja guru, khususnya tentang
kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap
kinerja guru.
b. Sebagai salah satu inovasi pendidikan dalam meningkatkan kinerja
guru melalui peningkatan manajemen pembelajaran dan komitmen
tugas.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Informasi ilmiah sekaligus masukan berharga bagi instansi terkait,
tentang pengaruh manajemen sekolah dan komitmen tugas terhadap
kinerja guru.
b. Merupakan suatu model atau inovasi dalam meningkatkan kinerja guru.
c. Bahan komparatif kepada peneliti lain yang memiliki keinginan
membahas permasalahan yang sama atau penelitian lebih lanjut.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kinerja guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Keberhasilan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari kinerja
guru. Secara etimologi kinerja berasal dari kata kerja yang berarti
“perbuatan melakukan sesuatu”. (Hasan Alwi, 2005:492) Dengan
demikian segala perbuatan melakukan sesuatu disebut dengan kinerja.
Jika dilihat dari asal katanya, kinerja merupakan terjemahan dari
kata performance. Menurut A.A. Prabu Mangkunegara (2000:67) kata
performance berasal dari akar kata to perform, yaitu: (1) melakukan,
menjalankan, melaksanakan, (2) memenuhi atau melaksanakan
kewajiban suatu niat atau nazar, (3) melaksanakan atau
menyempurnakan tanggung jawab, dan (4) melakukan sesuatu yang
diharapkan oleh seseorang atau mesin. Selanjutnya E. Mulyasa (136-
139), mengemukakan beberapa model operasional berkaitan dengan
kinerja guru, yaitu:
1) Model Vroom yang dikemukakan oleh Vroom, yaitu Performance = f
(ability x motivation). Model ini memberikan informasi bahwa kinerja
merupakan fungsi perkalian antara kemampuan (ability) dan motivasi.
2) Model Lawler dan Poter yang menyatakan Performance = effort x
ability x role perceptions. Effort adalah banyaknya energy yang
7
8
dikeluarkan seseorang dalam situasi tertentu. Ability adalah
karakteristik individu seperti inteligensi, keterampilan dan sikap
sebagai kekuatan potensial untuk berbuat dan melaksanakan sesuatu.
Role perceptions adalah kesesuaian antara usaha yang dilakukan
seseorang dengan pandangan atasan langsung tentang tugas yang
seharusnya dikerjakan.
3) Model Ander dan Butzin, yaitu Future performance = past
performance + (motivation ability).
Dari beberapa teori di atas dapat dipahami bahwa dalam kinerja
terdapat dua komponen utama, yaitu ability dan motivasi. Jika seseorang
memiliki karakteristik individu seperti inteligensi, keterampilan dan sikap
yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, didukung oleh
motivasi yang tinggi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, besar
kemungkinan orang tersebut akan memiliki kinerja yang baik dalam
melaksanakan pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan penjelasan
Sutermeister dalam Nasir Usman (2011:63) yang menyatakan kinerja
merupakan perpaduan antara kecakapan dan motivasi, di mana masing-
masing variabelnya dihasilkan dari sejumlah faktor lain yang saling
mempengaruhi.
Guru merupakan pekerjaan professional. Dalam Hasan Alwi
(2005:335) dijelaskan pengertian guru, yaitu orang yang kerjanya
mengajar”. Jadi menurut pengertian ini setiap orang yang pekerjaannya
mengajar disebut dengan guru.
9
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
memberikan definisi yang lebih lengkap tentang guru. Pada ketentuan
umum pasal 1 ayat 1 Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Dengan demikian tugas utama guru
dalam melaksanakan profesinya terdiri dari mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja guru
adalah usaha yang dilakukan orang yang berprofesi sebagai pendidik
profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Pada dasannya kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Gibson,
sebagaimana dikutip oleh Illyas (1999: 55-58), mengemukakan ada tiga
kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu:
variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Diagram
skematis variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja seperti pada
gambar berikut ini:
10
4)
Gambar 1: Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja dari Gibson
Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan
keterampilan, latar belakang dan demografis. Sub variabel kemampuan dan
ketrampilan merupakan faktor yang paling utama dalam mempengaruhi
perilaku dan kinerja individu. Variabel demografis, merupakan variabel yang
memberikan efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu,
sedangkan variabel psikologis terdiri dari sub variabel persepsi, sikap,
kepribadian, belajar, dan motivasi.
Jika dikaitkan dengan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas,
maka manajemen pembelajaran berada variabel organisasi yang
mempengaruhi kinerja individu. Sedangkan komitmen tugas pada aspek
psikologis yaitu sikap seseorang dalam melakukan kinerjanya merupakan
perwujudan komitmennya terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
1. Kemampuan
dan
keterampilan:
(mental dan
fisik)
2. Latar
belakang:
- Keluarga
- Tingkat sosial
- Pengalaman
3. Demografis:
- Umur
- Etnis
- Jenis kelamin
Prilaku individu:
Apa yang dikerjakan
(Kinerja)
Variabel Organisasi:
- Sumber daya
- Kepemimpinan
- Imbalan
- Struktur
- Disain pekerjaan
Psikologis:
- Persepsi
- Sikap
- Kepribadian
- Belajar
- Motivasi
11
Menurut Peters dan Waterman sebagaimana dikutip Sagala (2007:181)
Kinerja seseorang atau organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disebut
dengan 7-S Framework, yaitu:
a. Strategy (strategi), yaitu seperangkat tindakan yang koheren sebagai
suatu pola tanggap perusahaan (baca: organisasi) terhadap
lingkungannya dalam rencana jangka panjang berkenaan dengan
alokasi dan penggunaan sumber daya yang tersedia untuk mencapai
tujuan.
b. Structure (struktur) adalah susunan yang menggambarkan hubungan
antara pembagian tugas dan tanggung jawab dalam suatu organisasi.
c. Sistem (sistem) adalah keseluruhan proses dan prosedur dalam suatu
keteraturan yang utuh dan terintegrasi dalam suatu organisasi. Dengan
sistem dapat diketahui cara suatu organisasi beroperasi.
d. Staff (staf/karyawan) adalah orang-orang yang terlibat dalam
pengelolaan organisasi perusahaan. Penekanannya bukan pada aspek
individualnya, tapi pada aspek demografi perusahaan (demografis
corporate).
e. Style (gaya), yaitu bukti nyata (tangible evidence) yang ditunjukkan
oleh manajemen yang menggambarkan apa yang dianggap penting.
Bukti nyata dapat berupa cara manajemen menggunakan waktu dan
perhatiannya melalui simbol-simbol perilaku.
f. Skills (keahlian/keterampilan) adalah kapasitas kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki manajemen dan seluruh karyawan
perusahaan. Kemampuan pengelolaan oleh karyawan secara
keseluruhan dalam organisasi (skills as whole in organization) bukan
kemampuan per individu.
g. Shared values/superordinate goals (Nilai-nilai bersama) adalah nilai-
nilai dasar yang menyatakan suatu tujuan dalam menentukan citra
organisasi, yang dikembangkan bersama oleh orang-orang yang
berada dalam organisasi tersebut.
Seluruh faktor yang mempengaruhi kinerja saling berkaitan antara satu
dengan yang lain. Adanya keserasian dan keselarasan di antara faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja tersebut, akan berpengaruh besar terhadap
peningkatan kinerja guru. Misalnya seorang guru yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang baik tentang pekerjaan guru, pengalaman yang luas
tentang hal-hal yang berkaitan dengan guru, umur yang masih produktif,
12
memiliki persepsi yang baik tentang pekerjaan guru, memiliki kemauan belajar
dan motivasi yang tinggi untuk melaksanakan pembelajaran, tentu kinerjanya
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru akan semakin
baik. Kinerja guru akan menjadi optimal, apabila diintegrasikan dengan
komponen sekolah baik kepala sekolah, fasilitas kerja, guru, karyawan,
maupun anak didik. Dengan demikian kinerja guru akan semakin meningkat
jika seluruh komponen sekolah saling mendukung dalam menciptakan
proses belajar mengajar dalam rangka mencapai hasil pembelajaran yang
optimal. Misalnya Kepala Sekolah melaksanakan kepemimpinan dengan baik,
fasilitas yang tersedia memadai, kontribusi sesama guru dan pegawai rukun
dan harmonis, serta anak didik memiliki potensi yang mendukung.
c. Indikator Kinerja Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Usman (2012:64-75),
kinerja guru dapat dilihat dari: (1) kemampuan melaksanakan tugas dan (2)
motivasi kerja.
1) Kemampuan Melaksanakan Tugas
Kemampuan guru melaksanakan tugasnya dalam mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
memberikan gambaran tentang kinerjanya. Kemampuan identik dengan
13
kompetensi. Usman (2012:68) mengemukakan kompetensi adalah kemampuan
yang menggambarkan kelayakan setiap individu dalam menjalankan tugas.
Kompetensi memperlihatkan perilaku yang memungkinkan mereka
menjalankan tugas dengan cara yang paling diinginkan dan tidak sekedar
menjalankan tugas rutinitas.
Spencer and Spencer sebagaimana dikutip oleh Usman (2012:68)
mengemukakan bahwa kompetensi merupakan karakteristik dasar individu
yang menggunakan bagian kepribadiannya sehingga dapat mempengaruhi
perilakunya ketika ia menghadapi pekerjaan. Lebih lanjut Spencer and
Spencer dalam Usman (2012:68) mengemukakan ada lima bentuk
karakteristik kompetensi, yaitu: (a) Motives (pemikiran atau niat dasar
konstan dan mendorong individu untuk bertindak atau berperilaku tertentu).
(b) Traits (karakteristik fisik dan respon yang konsisten atas situasi atau
informasi tertentu), (c) Self Concept (sikap individu, nilai-nilai yang dianut,
citra diri), (d) Knowledge (ilmu yang dimiliki Individu dalam bidang pekerjaan
atau area tertentu), (e) Skill (kemampuan untuk unjuk kinerja fisik ataupun
mental).
Kemampuan guru melaksanakan tugas tidak dapat dipisahkan dari
kompetensi yang dimilikinya. Kunandar (2007:55) mengemukakan
kompetensi adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam
diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.
Selanjutnya Abdul Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh
setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi
14
tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan
profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Menurut Irianto
(2001:76), seseorang dapat dikategorikan sebagai individu yang kompeten
adalah apabila ia memiliki kemampuan untuk menangani suatu tugas dan
pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kompetensi guru
menggambarkan kemampuan, karakteristik, dan tindakan dari setiap guru
dalam melakukan tugasnya dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Karakteristik seorang profesional menurut Makmun (2000:70-71)
harus dapat menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
a) Mampu melakukan sesuatu pekerjaan tertentu secara rasional, dalam arti ia
harus memiliki visi dan misi yang jelas mengapa ia melakukan apa yang
dilakukannya berdasarkan analisis kritis dan pertimbangan logis dalam
membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang apa yang
dikerjakannya.
b) Menguasai perangkat pengetahuan (teori dan konsep, prinsip dan kaidah,
hipotesis dan generalisasi, informasi, dan sebagainya) tentang seluk beluk
apa yang menjadi bidang tugas pekerjaannya.
c) Menguasai perangkat keterampilan (strategi dan taktik, metode dan teknik,
prosedur dan mekanisme, sarana dan instrument, dan sebagainya) tentang
cara bagaimana dan dengan apa harus melakukan tugas (pekerjaannya).
d) Memahami perangkat persyaratan ambang (basic standars) tentang
ketentuan kelayakan normatif minimal kondisi dari proses yangi dapati
ditoleransikan dan kriteria keberhasilan yang diterima dari apa yang
dilakukannya.
e) Memiliki daya (motivasi) dan citra (aspirasi) unggulan dalami melakukan
tugas (pekerjaannya), dan tidak hanya sekedar puas dengan memadai
persyaratan minimal, melainkan berusaha mencapai yang sebaik-baiknya
mungkin (profesiencies).
f) Memiliki kewenangan (otoritas) yang memancar atas penguasaan perangkat
kompetensinya yang dalam batas tertentu dapat didemonstrasikan
(observable) dan teruji (measurable), sehingga memungkinkan memperoleh
pengakuan pihak berwenang (certifiable).
15
Pendapat tersebut memberikan penekanan bahwa sebagai pendidik
professional, guru harus mampu mendidik, melaksanakan tugas-tugas guru,
menguasai perangkat pengetahuan berkaitan dengan pekerjaan guru, memiliki
keterampilan yang dibutuhkan melaksanakan tugas guru, mengetahui batas
minimal keberhasilan dari pekerjaannya, memiliki motivasi untuk
melaksanakan tugas guru, dan memiliki kewenangan melaksanakan tugas-
tugas guru.
Karakteristik yang dikemukakan di atas, menurut Usman (2012:71)
terdapat pula dalam kompetensi yang dimiliki guru dalam melakukan
pekerjaannya. Jonson dalam Makmun (2000:71) menjelaskan terdapat enam
komponen dari karakteristik kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu “(a)
performance component, (b) subject component, (c) profesional component, (d)
process component, (e) adjusment component, dan (f) attitudes component.
Lebih lanjut keenam komponen tersebut dijelaskan oleh Usman (2012:71-72)
sebagaimana yang terdapat pada uraian berikut ini: Performance component
adalah komponen yang terdiri atas beberapa prilaku yang sedang ditampilkan
dalam kegiatan kerja (proses pembelajaran), yang merupakan totalitas dari
pengetahuan, keterampilan, proses, dan nilai untuk membuat keputusan bagi
penampilan mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Teaching subject
component merupakan ilmu pengetahuan yang digabungkan dengan tujuan
pembelajaran. Komponen ini terdiri atas fakta-fakta, gagasan, nilai-nilai,
proses, dan keterampilan di mana pengajar berupaya membantu siswa
memperolehnya. Teaching process component, yaitu berisi pemikiran
16
pengolahan (proses pembelajaran) yang memungkinkan komponen ini
digunakan sebagai acuan bagi sejumlah teknik-tekni manusia tempat
diproduksinya gagasan-gagasan, desain-desain, strategi, membuat keputusan
dan mengevaluasi kemajuan hasil pembelajaran. Profesional component
merupakan sumber dasar yang berbentuk himpunan informasi teori dan praktek
dalam dunia pendidikan, sebagai acuan professional. Komponen ini termasuk
dalam filsafat pendidikan, sosiologi pendidikan, psikologi pendidikan,
kurikulum, tes dan pengukuran, manajemen pembelajaran, media pendidikan,
dan sebagainya. Sedangkan attitudes component berisi saripati elemen-elemen
sikap, nilai, dan peranan yang penting bagi semua kompetensi pendidik.
Kemampuan guru melaksanakan tugas antara lain dapat dilihat dari
kompetensi yang dimilikinya. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 27 Tahun 2007 dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Kementerian
Pendidikan Nasional, 2007:18-23).
1) Kompetensi Paedagogik
Kompetensi paedagogik berarti kemampuan yang harus dimiliki guru
dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27 Tahun 2007 kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa kompetensi paedagogik
paedagogik guru terdiri dari: (a) Menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. (b) Menguasai
17
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. (c)
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu. (d) Menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik. (e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran. (f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. (g)
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. (h)
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. (i)
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.(j)
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2007:20-21). Kemampuan-kemampuan
tersebut penting dimiliki guru agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan baik dan lancar.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan salah satu kompetensi yang wajib
dimiliki guru. E. Mulyasa (2009:37) mengemukakan kompetensi kepribadian
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Dengan demikian
seorang guru dituntut untuk memiliki tanggung jawab, berwibawa, mandiri dan
disiplin dalam melaksanakan tugasnya dan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27 Tahun 2007
kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa indikator
kompetensi kepribadian adalah (a) bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. (b) Menampilkan diri
18
sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
masyarakat. (c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa. (d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,
rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. (e) Menjunjung tinggi kode
etik profesi guru (Kementerian Pendidikan Nasional, 2007:19-20).
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kompetensi yang berhubungan dengan
kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Kompetensi sosial yang wajib dimiliki guru dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 27 Tahun 2007 kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru adalah: (a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik,
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. (b) Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua, dan masyarakat. (c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh
wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. (d)
Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain (Kementerian Pendidikan Nasional, 2007:21-22).
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi professional berarti kemampuan yang berkaitan langsung
dengan profesi guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27
Tahun 2007 kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan
19
kompetensi professional guru terdiri dari: (a) Menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
(b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu. (c) Mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif. (d) Mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. (e) Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2007:22-23).
Kemampuan-kemampuan dasar yang disebutkan di atas tercermin
dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru. Dengan demikian
kemampuan melaksanakan tugas dapat dilihat dari kemampuan guru dalam
mengimplementasikan kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan
professional dalam proses pembelajaran.
5) Motivasi Kerja
Motivasi berasal dari kata motif yang artinya tema, motive, artinya
mendorong, menyebabkan, kemudian menjadi motivation yang berarti
pengalasan daya batin, dorongan, motivasi (John M. Echols dan Hasan
Shadily, 2006:386). Sudarwan Danim (2004:2) menjelaskan bahwa motivasi
(motivation) diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat,
tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang
dikehendakinya.
20
Robins (1988:87) mengemukakan motivasi adalah kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi kebutuhan
individual. Weather dan Davis (1996:501) mengemukakan “motivation can be
defined as a person’s wants to do so” (motivasi dapat didefinisikan sebagai
keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu)”.
Menurut Bimo Walgito (2010:240) motivasi merupakan keadaan
dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan.
Dengan demikian motivasi mempunyai tiga aspek, yaitu: (a) Keadaan
terdorong dalam diri organisme (a driving state), yaitu kesiapan bergerak
karena kebutuhan. Misalnya kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan
mental seperti berpikir dan ingatan. (b) perilaku yang timbul dan terarah karena
keadaan ini, dan (c) Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
Sejalan dengan hal di atas, menurut Komang Ardana, dkk. (2009:31)
proses timbulnya motivasi adalah sebagai berikut: (a) kebutuhan yang belum
terpenuhi, (b) mencari dan memilih cara-cara untuk memuaskan kebutuhan (di
sini akan terlibat kemampuan, keterampilan, pengalaman), (c) perilaku yang
diarahkan pada tujuan, (d) evaluasi prestasi, (e) imbalan dan hukuman, (f)
kepuasan, (g) menilai kembali kebutuhan yang belum terpenuhi.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa motivasi merupakan
dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang. Dorongan itu memaksa
seseorang untuk bergerak atau bertindak. Motivasi merupakan dorongan untuk
berbuat yang berasal dari dalam diri manusia dan mempunyai peran penting
21
dalam meraih suatu keberhasilan. Dalam hal ini usaha yang dilakukan
seseorang dalam melakukan sesuatu banyak ditentukan oleh motivasi yang
dimilikinya.
Jika dikaitkan dengan pekerjaan menurut Usman (2012:75) pengertian
motivasi dalam konteks dorongan untuk bekerja pada suatu organisasi
merupakan gagasan yang mampu menggerakkan seseorang untuk bekerja.
Sejalan dengan hal ini Ernest L. McCormic dalam Mangkunegara (2000:94)
menjelaskan motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan
kerja. Menurut Hadari Nawawi (2006:328) motivasi kerja merupakan dorongan
atau kehendak untuk melaksanakan tindakan dalam lingkup tugas-tugas yang
merupakan pekerjaannya di lingkungan organisasi.
Selanjutnya Kenneth N. Wexley & Gary A. Yuki (2005:101)
mengemukakan ciri-ciri yang dapat diamati dari seseorang yang memiliki
motivasi kerja adalah sebagai berikut : (1) kinerjanya tergantung pada usaha
dan kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui
kelompok, (2) memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
sulit, dan (3) seringkali terdapat umpan balik yang kongkrit tentang bagaimana
seharusnya ia melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan efisien.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan
motivasi kerja adalah kondisi atau dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja untuk melaksanaan pekerjaan sesuai
22
dengan tanggung jawabnya masing-masing dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Indikatornya adalah (1) kinerjanya tergantung pada usaha dan
kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok,
(2) memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit, dan (3)
seringkali terdapat umpan balik yang kongkrit tentang bagaimana seharusnya
ia melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan efisien.
2. Manajemen Pembelajaran
a. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan hal yang penting dalam segala aspek
kehidupan. Setiap organisasi maupun aktivitas yang dilakukan dengan
manajemen yang baik, akan memberikan hasil yang maksimal. Menurut
Sagala (2006:13) Manajemen berasal dari kata “managio, yaitu pengurusan
atau managiare yaitu melatih dalam mengatur langkah-langkah”.
Abdurrahmat Fathoni (2006:56) menjelaskan bahwa hakikat
manajemen adalah proses pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan,
pengendalian dan pemberian fasilitas lainnya, sedangkan pengertian
manajemen adalah pembinaan, pengendalian, pengelolaan, kepemimpinan,
ketatalaksanaan yang merupakan proses kegairahan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian proses manajemen
berarti melakukan pembinaan, pengendalian, pengelolaan, kepemimpinan,
ketatalaksanaan dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
23
James A.F. Stoner dalam T. Hani Han Handoko (2004:6) menjelaskan
bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan
Mondy dan Premeaux (2005:6) mengemukakan management is the
process of getting thing done trough the efforts of other people. Menurut
pengertian ini, proses manajemen dilakukan oleh para manejer di dalam
suatu organisasi dengan cara mempengaruhi para anggota organisasi agar
mereka bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing dengan penuh
tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa manajemen
adalah melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang
bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala
sumber daya secara efisien disertai penetapan pelaksanaannya oleh seluruh
personil organisasi.
b. Pengertian dan Fungsi-fungsi Manajemen Pembelajaran
Guru adalah manejer di dalam organisasi kelas, karena itu manajemen
pembelajaran merupakan hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran merupakan bagian dari manajemen pendidikan.
Menurut Made Pidarta (2004:4) manajemen dalam pendidikan dapat diartikan
sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam
24
usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan
demikian segala upaya yang dilakukan untuk memadukan sumber-sumber
pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
merupakan proses manajemen.
Reigeluth (1983:8) menjelaskan bahwa: “Intructional management is
concerned with understanding, improving and applying of managing the use
of and implemented intructional program”. Maksudnya adalah manajemen
pembelajaran berkenaan dengan pemahaman, peningkatan dan pelaksanaan
dari pengelolaan program pengajaran yang dilaksanakan.
Sebagai seorang manejer, maka aktivitas guru dalam kegiatan
pembelajaran menurut Syafaruddin dan Nasution (2005:75) mencakup
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi kegiatan belajar
yang dikelolanya.
Sementara itu Usman (1995:6) mengklasifikasikan pekerjaan guru
dalam pembelajaran, yaitu (1) guru sebagai demonstrator, (2) guru sebagai
pengelola kelas, (3) guru sebagai mediator dan fasilitator, serta (4) guru
sebagai evaluator. Sedangkan menurut Imron (1995:65) pekerjaan guru
sebagai profesi terdiri dari merencanakan pengajaran, melaksanakan
pengajaran, dan mengevaluasi pengajaran.
Sejalan dengan uraian di atas, Davis (1991:35) menjelaskan bahwa
peranan guru sebagai manajer dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Merencanakan, yaitu menyusun tujuan belajar mengajar
(pengajaran).
25
2) Mengorganisasikan, yaitu menghubungkan atau menggabungkan
seluruh sumber daya belajar mengajar dalam mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
3) Memimpin, yaitu memotivasi peserta didik untuk siap menerima
materi pelajaran.
4) Mengawasi, yaitu apakah pekerjaan atau kegiatan belajar mengajar
mencapai tujuan pengajaran. Karena itu harus ada proses evaluasi
pengajaran sehingga diketahui hasil yang dicapai.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa manajemen
pembelajaran adalah proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling
berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk mencapai tujuan program
pengajaran. Sedangkan fungsi-fungsi manajemen mencakup merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar.
1) Merencanakan Pembelajaran
Merencanakan pembelajaran merupakan fungsi pertama dari
manajemen pembelajaran. Merencanakan pembelajaran berarti melakukan
proses pemikiran dan melakukan penentuan prioritas yang harus dilakukan
secara rasional sebelum melakukan tindakan yang sebenar-benarnya dalam
rangka mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Wardoyo (1969:7)
yang mengatakan bahwa perencanaan adalah “hasil pemikiran rasional
berdasarkan fakta/perkiraan yang mendekat, memuat cara-cara kerja dan
merupakan persiapan bertindak/bekerja untuk mencapai tujuan”.
Selanjutnya menurut Anderson (1989:47) “perencanaan adalah
pandangan masa depan dan menciptakan kerangka kerja untuk mengarahkan
26
tindakan seseorang di masa depan”. Adapun manfaat perencanaan menurut
Pidarta (2004:36) dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a) Memberikan tafsiran (gambaran, interpretasi) sesuatu
kebijaksanaan.
b) Meramalkan apa yang akan terjadi.
c) Membuat ekonomis.
d) Menjamin kepastian, karena ia merupakan hasil yang rasional
berdasarkan fakta.
e) Mengkordinir kegiatan-kegiatan.
f) Mengontrol kegiatan-kegiatan.
g) Merupakan pedoman bagi pelaksana.
Dalam proses belajar mengajar perencanaan sering disebut dengan
rencana pembelajaran. Menurut Usman (1995:61) “rencana pengajaran
merupakan persiapan guru untuk mengajar setiap kali pertemuan yang
berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam
kelas agar lebih efektif dan efisien”. Dengan demikian dalam merencanakan
pembelajaran merupakan persiapan yang disusun guru agar pengajaran
berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik. Aktivitas membuat perencanaan
pembelajaran tersebut lazim disebut dengan perencanaan pembelajaran.
Dengan demikian yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran menurut
Imron (1995:169) adalah “suatu aktivitas merumuskan sesuatu terlebih dahulu
sebelum kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan”.
Sebelum guru melaksanakan pengajaran, terlebih dahulu harus
membuat rencana pengajaran. Aktivitas membuat rencana pengajaran tersebut
lazim disebut dengan merencanakan pembelajaran. Dengan demikian yang
dimaksud dengan merencanakan pembelajaran menurut Davis (1991:169)
27
adalah suatu aktivitas merumuskan sesuatu terlebih dahulu sebelum kegiatan
belajar mengajar yang dilaksanakan.
Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Menurut Syafaruddin (2005:95) dalam kedudukannya sebagai manajer
guru melakukan perencanaan pembelajaran yang mencakup usaha untuk “(1)
menganalisis tugas, (2) mengidentifikasi kebutuhan pelatihan/belajar, (3)
menulis tujuan belajar. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam perencanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Penyusunan Program Semester dan Program Tahunan
Program tahunan merupakan salah satu perencncaan pembelajaran
yang dibuat oleh guru sebagai acuan dalam menyusun program semester.
Menurut Kunandar (2010:236) program tahunan merupakan program umum
setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan sebagai pedoman bagi pengembangan program
selanjutnya. Isi program tahunan di antaranya adalah pembagian materi
pelajaran pada setiap semester, kompetensi dasar dan alokasi waktu setiap
kompetensi dasar.
Penyusunan program semester merupakan pengembangan dari
program tahunan. Menurut Kunandar (2010:236) program tahunan berisikan
28
garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai
dalam semester tersebut. Isi dari program semester adalah tentang bulan,
pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan
keterangan-keterangan. Isi dari program semester ini selanjutnya dijabarkan
ke dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b) Menyusun Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran dengan tema tertentu. Kunandar (2010:183) menjelaskan isi silabus
terdiri dari: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan
oleh setiap satuan pendidikan. Pengembangan setiap komponen tersebut
merupakan kewenangan guru, termasuk pengembangan format silabus dan
penambahan komponen-komponen lain dalam silabus di luar komponen
minimal.
c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menurut Kunandar (2010:262-
264) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Komponen-komponen yang
terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdiri dari: (1) Identitas
mata pelajaran. (2) Standar kompetensi dan kompetensi dasar. (3) Materi
29
pembelajaran. (4) Strategi pembelajaran. (5) Sarana dan sumber pembelajaran.
(6) Penilaian dan tindak lanjut.
Perencanaan pembelajaran merupakan perencanaan jangka pendek
untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. Dengan demikian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2007:213) komponen-komponen yang terdapat
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah kompetensi dasar,
materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik, materi standar berfungsi
memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi
menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan
penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi dan menentukan
tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk
atau belum tercapai. Dengan demikian perencanaan yang disusun dalam
manajemen pembelajaran terdiri dari: penyusunan program tahunan dan
profram semester, penyusunan silabus, dan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
2) Mengorganisasikan Pembelajaran
Setelah guru menyusun rencana pembelajaran, maka langkah
selanjutnya adalah mengorganisasikan pembelajaran, yaitu menghubungkan
30
atau menggabungkan seluruh sumber daya belajar mengajar dalam mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
Menurut Arikunto (2003:26) pengorganisasian adalah “usaha untuk
mewujudkan kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan”.
Selanjutnya Terry (1973:4) mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah
membangun hubungan perilaku yang efektif di antara semua orang, karena
mereka akan dapat bekerjasama secara efisien dan mencapai kepuasan pribadi
dalam melakukan pekerjaan dalam konteks pengaruh lingkungan untuk
mencapai tujuan dan saran. Dengan demikian pengorganisasian merupakan
usaha yang dilakukan oleh sekelompok manusia dalam bentuk kerja sama
untuk mencapai tujuan bersama.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan
usaha untuk menciptakan hubungan tugas yang jelas antara seluruh personil
organisasi, sehingga setiap personil dapat bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan organisasi.
Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam
mengorganisasikan pembelajaran menurut Davis (1991:173-175) adalah
sebagai berikut:
a) Kemampuan menggunakan metode, media dan bahan latihan
sesuai dengan tujuan pengajaran.
b) Kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
c) Kemampuan mendemonstrasikan khasanah metode mengajar.
d) Kemampuan mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa
dalam pengajaran.
e) Kemampuan mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan
relevansinya.
f) Kemampuan mengorganisasikan waktu, ruang, bahan dan
perlengkapan pengajaran.
31
Pengorganisasian dalam proses belajar mengajar penting dilaksanakan
untuk memperoleh hasil maksimal dalam pencapaian tujuan pengajaran yang
ditetapkan.
3) Kepemimpinan
Peran selanjutnya yang dilakukan guru sebagai manejer adalah
memimpin siswanya dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Pidarta
(2004:3) kepemimpinan meliputi: (a) Mengelola orang-orang, (b)
Pengambilan keputusan dan (c) Proses mengorganisasi dan memakai
sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang ditentukan. Dengan
demikian kepemimpinan pendidikan merupakan kegiatan mengelola,
mengambil keputusan dan mengorganisasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sejalan dengan uraian di atas, Hersey dan Blanchard (1978: 418 –
428) mengemukakan pemimpin-pemimpin itu hendaknya tidak hanya
menilai perilaku kepemimpinan mereka agar mengerti bagaimana sebenarnya
mereka mempengaruhi orang-orang lain, akan tetapi mereka seharusnya juga
mengamati posisi mereka dan cara menggunakan kekuasaannya.
Selanjutnya sifat-sifat yang harus dimiliki guru menurut Fachruddin
(2003:32) dalam melaksanakan kepemimpinan adalah sebagai berikut:
a) Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif peka, lapang dada dan selalu
tanggap.
b) Bertindak adil, jujur dan konsekwen.
c) Bertanggung jawab.
d) Selektif terhadap semua informasi.
e) Memberikan peringatan ataupun nasehat.
f) Memberikan petunjuk dan pengarahan.
g) Memberikan contoh teladan.
32
h) Bersikap asih, asah, dan asuh.
i) Selalu mengusahakan kebajikan dan kesempurnaan.
Sifat-sifat di atas penting dimiliki guru dalam melaksanakan
kepemimpinan agar dapat melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan secara
optimal dalam proses belajar mengajar.
4) Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar merupakan upaya yang dilakukan untuk memeriksa
sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai
tujuan belajar dan pembelajaran. Evaluasi menurut Arikunto (2003:3)
mencakup mengukur dan menilai, sebagaimana dijelaskan berikut ini:
a) Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.
Pengukuran bersifat kuantitatif.
b) Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
c) Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni
mengukur dan menilai.
Selanjutnya menurut Sudijono (2009:29) Evaluasi pendidikan di
sekolah mencakup tiga komponen utama yaitu: (a) Evaluasi mengenai
program pengajaran, (b) Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran,
(c) Evaluasi mengenai hasil belajar (hasil pengajaran). Jadi evaluasi
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan
belajar siswa dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam
melaksanakan manajemen pembelajaran terdiri dari merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan melaksanakan evaluasi dalam kegiatan
pembelajaran.
33
2. Komitmen Tugas
a. Pengertian Komitmen Tugas
Komitmen memberikan pengaruh besar terhadap kinerja guru. Karena
itu guru perlu didorong agar memiliki komitmen tinggi terhadap profesinya.
Komitmen merupakan tindakan yang diambil untuk menopang suatu pilihan
tindakan tertentu, sehingga pilihan tindakan itu dapat dijalankan dengan
mantap dan sepenuh hati. Kata komitmen berasal dari bahasa latin commitere,
to connect, entrust-the state of being obligated or emotionally, impelled adalah
keyakinan yang mengikat (aqad). Sedemikian kukuhnya sehingga
membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakan perilaku
menuju arah yang diyakininya (Tasmara, 2006:26).
Menurut Piet A. Saherttian (2006:44) Komitmen adalah
kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan penuh
rasa tanggung jawab. Jadi orang yang memiliki komitmen akan cenderung
aktif melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
Sementara itu Riggio (2000:227) menjelaskan “Organizational
commitment is a worker’s feelings and attitudes about the entire work
organization”. Artinya komitmen organisasi adalah semua perasaan dan sikap
karyawan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi dimana
mereka bekerja termasuk pada pekerjaan mereka. Selanjutnya Luthans
(1995:30) menjelaskan pengertian komitmen organisasi sebagai berikut:
a. A strong desire to remain a member of particular organization.
Keinginan yang kuat untuk mempertahankan seorang anggota
organisasi tertentu.
34
b. A willingness to exert high levels of effort on behalf of the
organization. Sebuah kemauan yang kuat untuk berusaha
mempertahankan nama organisasi.
c. A definite belief in, and acceptance of, the values and goals of the
organization. Keyakinan dan penerimaan.nilai-nilai dan tujuan
organisasi.
Menurut Robbins (2003:140) komitmen pada organisasi merupakan
suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan
tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu
Organizational commitment is the collection of feelings and beliefs that people
have about their organization as a whole.
E. Mulyasa (2003:151) menjelaskan komitmen secara mandiri perlu
dibangun pada setiap individu warga sekolah termasuk guru, terutama untuk
menghilangkan setting pemikiran dan budaya kekakuan birokrasi, seperti
harus menunggu petunjuk atasan dengan mengubahnya menjadi pemikiran
yang kreatif dan inovatif.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa komitmen
merupakan satu bentuk loyalitas dan identifikasi diri terhadap organisasi.
Komitmen pada organisasi tidak hanya menyangkut pada kesetiaan karyawan
pada organisasi yang bersifat positif tetapi juga melibatkan kontribusi yang
aktif dengan organisasi, di mana karyawan bersedia atas kemauan sendiri
untuk memberikan segala sesuatu yang ada pada dirinya guna membantu
merealisasikan tujuan dan kelangsungan organisasi. Jadi komitmen tugas
adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan
penuh rasa tanggung jawab melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Guru yang memiliki komitmen tugas yang tinggi cenderung mencurahkan
35
pikiran, perhatian, kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Dengan kata lain guru tersebut memiliki motivasi yang tinggi dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.
Sebaliknya, guru yang memiliki komitmen rendah biasanya kurang
memperhatikan tugas-tugasnya.
b. Dimensi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen
Luthans (1995:30) mengemukakan tiga dimensi didalam komitmen
organisasi, antara lain :
a. Affective commitment involves the employee’s emotional attachment to,
identification with, and involvement in the organization.
Affective commitment mengacu pada keterikatan emosional, identifikasi
serta keterlibatan seorang karyawan pada suatu organisasi. Komitmen
afektif seseorang akan menjadi lebih kuat bila pengalamannya dalam suatu
organisasi konsisten dengan harapan-harapan dan memuaskan kebutuhan
dasarnya dan sebaliknya. Goal congruence orientation seseorang terhadap
organisasi menekankan pada sejauh mana seseorang mengidentifikasikan
dirinya dengan organisasi memiliki tujuan-tujuan pribadi yang sejalan
dengan tujuan-tujuan organisasi. Pendekatan ini mencerminkan keinginan
seseorang untuk menerima dan berusaha mewujudkan tujuan-tujuan
organisasi. Ada suatu jenis komitmen yang berkontribusi dengan
pendekatan kongruensi tujuan (goal congruence approach), yaitu
komitmen afektif (affective commitment) yang menunjukkan kuatnya
keinginan seseorang untuk terus bekerja bagi suatu organisasi karena ia
36
memang setuju dengan organisasi itu dan memang berkeinginan
melakukannya. Pegawai yang mempunyai komitmen afektif yang kuat
tetap bekerja dengan perusahaan karena mereka menginginkan untuk
bekerja di perusahaan itu.
b. Continuance commitment involves commitment based on the costs that the
employee associates with leaving the organization.
Konsep side-bets orientation yang menekankan pada sumbangan
seseorang yang sewaktu-waktu dapat hilang jika orang itu meninggalkan
organisasi. Tindakan meninggalkan organisasi menjadi sesuatu yang
beresiko tinggi karena orang merasa takut akan kehilangan sumbangan
yang mereka tanamkan pada organisasi itu dan menyadari bahwa mereka
tak mungkin mencari gantinya.
c. Normative commitment involves the employee’s feelings of obligation to
stay with the organization. Komitmen normatif bisa dipengaruhi beberapa
aspek antara lain sosialisasi awal dan bentuk peran seseorang dari
pengalaman organisasinya.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, komitmen guru antara lain
tampak pada moral kerja guru. Menurut Sudarwan Danim (2004:48) Moral
kerja adalah kesepakatan batiniah seorang atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu sesuai dengan baku mutu yang ditetapka. Jadi
komitmen tugas muncul jika seseorang memiliki sikap batin berupa
kegairahan atau semangat yang kuat untuk melakukan pekerjaannya.
37
Menurut Sudarwan Danim (2004:52:53) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi moral kerja karyawan, yaitu:
a. Kesadaran akan tujuan organisasi. Manusia yang sadar akan tujuan
oraganisasinya biasanya memiliki tanggung jawab dan terdorong
mencapai target kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
b. Kontribusi antar manusia dalam organisasi berjalan harmonis.
Keharmonisan ini melahirkan suasana atau iklim interaktif yang
menyenangkan. Dengan suasana yang menyenangkan ini gairtah kerja
seseorang, setidaknya secara hipotetik, otomatis akan dapat terangsang.
c. Kepemimpinan yang menyenangkan. Gaya kepemimpianan yang
demokaratis, jujur dan adil akan membangkitkan moral kerja karyawan
karena merasakan adanya pengakuan dan penghargaan.
d. Tingkatan organisasi. Makin tinggi posisi organisasional, pekerjaan yang
dilakukannya makin konseptual. Sebaliknya makin rendah posisi
manusia organisasional, pekerjaan yang dilakukannya makin teknis.
e. Upah dan gaji. Secara umum makin tinggi upah dan gaji makin tinggi
pula moral kerja karyawan. Hal ini tidaklah mutlak karena pada unit
kerja yang menawarkan upah dan gaji tinggi, biasanya tuntutan kerja pun
sangat tinggi, sehingga tidak semua orang mampu melakukannya.
f. Kesempatan untuk meningkat atau promosi. Manusia organisasional
akan terdorong moral kerjanya manakala ada keyakinan bahwa dengan
tampilan semacam itu terbuka akses baginya untuk meningkatkan karier
atau promosi.
38
g. Pembagian tugas dan tanggung jawab. Kejelasan akan tugas dan
tanggung jawab utama membuat manusia organisasional dapat bekerja
dalam suasana kepastian.
h. Kemampuan individu. Manusia organisasional berbeda potensi, minat,
inteligensi, kekuatan fisik, dan sebagainya. Orang yang mempunyai daya
tanggap tinggi, dengan sinyal sedikit saja, moral kerjanya akan
meningkat secara instan.
i. Perasaan diterima dalam kelompok. Rasa diterima oleh anggota
kelompok merupakan prasyarat bagi seseorang untuk dapat bekerja
dengan derajat moral verja tertentu.
j. Dinamika lingkungan. Faktor lingkungan baik fisik maupun non fisik
akan menentukan apakah seseorang terdorong untuk tampil dengan moral
kerja yang tinggi atau sebaliknya.
k. Kepribadian. Manusia dengan kepribadian terbuka, umumnya moral
kerjanya mudah terangsang. Sebaliknya manusia organisasional yang
cenderung tertutup amat sulit menerima rangsangan dan isyarat
perubahan.
Jika faktor-faktor yang mempengaruhi moral kerja guru di atas
dikaitkan dengan pelaksanaan tugas-tugas guru, maka komitmen tugas dapat
ditingkatkan dengan cara menggugah kesadaran guru tentang tujuan proses
belajar mengajar, menjalin kontribusi yang harmonis antar personil sekolah,
kepemimpinan Kepala Sekolah yang menyenangkan, memberikan gaji dan
tunjangan profesi yang memadai (sudah dilaksanakan melalui tunjangan
39
profesi bagi guru yang sudah disertifikasi), memberikan penghargaan kepada
guru berprestasi, melaksanakan pembagian tugas dan atanggung jawab,
memperhatikan kemampuan individual guru, dan mencipatakan lingkungan
yang kondusif untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Selain faktor-faktor yang dikemukakan di atas, faktor yang tidak kalah
pentingnya dalam meningkatkan komitmen tugas guru adalah menciptakan
rasa kepemilikan terhadap sekolah, untuk menciptakan kondisi ini guru harus
mampu mengidentifikasi dirinya dalam organisasi sekolah. Seorang guru
harus merasakan manfaat dan kenyamanan bekerja sebagai guru. Hal ini
sejalan dengan pendapat Kimbal Wiles dalam (Piet Sahertian, 2002:276-281)
hal-hal yang diinginkan guru dalam kerjanya adalah:
1. Rasa aman dan hidup layak
2. Kondisi kerja yang menyenangkan
3. Rasa diikutsertakan
4. Perlakuan yang wajar dan Jujur
5. Rasa mampu
6. Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan
7. Ikut ambil bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah
8. Kesempatan untuk mempertahankan self respect.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa rasa aman dan hidup layak
(imbalan yang diperoleh dari profesi guru memenuhi hal tersebut), kondisi
kerja yang menyenangkan, rasa diikutsertakan, perlakuan yang wajar dan
Jujur, rasa mampu, pengakuan dan penghargaan atas sumbangan, ikut ambil
bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah dan kesempatan untuk
mempertahankan self respect, mempunyai peran besar dalam mempengaruhi
komitmen guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
40
c. Indikator Komitmen Tugas Guru
Guru merupakan pekerjaan profesional yang mempunyai tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Guru yang
professional adalah guru-guru yang mempunyai komitmen tinggi dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Guru yang memiliki komitmen
tugas akan berusaha untuk meningkatkan profesionalitasnya melalui
peningkatan kemampuan secara terus menerus. Hal ini sejalan dengan
penjelasan Karena itu menurut Sahertian (2006:45-47) yang mengatakan
bahwa orang yang professional selalu mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan dirinya terus-menerus.
Sejalan dengan hal di atas, Glickman sebagaimana dikutip Burhanudin
dkk. (2006: 124) mengemukakan ciri-ciri komitmen tugas guru profesional,
adalah sebagai berikut: (1) tingginya perhatian terhadap siswa, (2) banyaknya
tenaga dan waktu yang diberikan, dan (3) bekerja sebanyak-banyaknya untuk
orang lain.
1) Tingginya perhatian terhadap siswa-siswi, yaitu ditunjukkan dengan cara:
a) Memberikan bimbingan. Membimbing berarti mengarahkan siswa-
siswi yang mempunyai kemampuan yang lebih baik. Dalam
memberikan bimbingan ini, guru harus memahami latar belakang dan
karakteristik peserta didik.
b) Mengadakan komunikasi yang intensif terutama dalam memperoleh
infomasi tentang peserta didik.
41
2) Banyaknya waktu dan tenaga yang dikeluarkan, yaitu:
a) Guru tidak hanya pendidik didalam kelas, tetapi juga disela-sela
waktu di luar jam mengajar.
b) Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
3) Bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain yang terdiri dari:
a. Melaksanakan tugas professional
b. Melaksanakan tugas kemanusiaan
c. Melaksanakan tugas kemasyarakatan
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa komitmen tugas guru dapat
dilihat dari tingginya perhatian guru terhadap siswa, banyaknya tenaga dan
waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai guru, dan bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebelumnya
telah pernah dilaksanakan, di antaranya adalah:
1. Penelitian yang dilaksanakan oleh Maralias Siregar, 2010, dengan judul
“Kontribusi Pengetahuan Tentang Manajemen Pembelajaran dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri 1
Padangsidimpuan”. Hasil penelitian ini adalah pengetahuan tentang
manajemen pembelajaran dan motivasi berprestasi memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri 1
Padangsidimpuan.
42
2. Penelitian yang dilaksanakan oleh Edi Gustian, 2011 dengan judul
“Hubungan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dan
Komitmen Tugas dengan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri 2
Model Padangsidimpuan”. Hasil penelitian ini adalah persepsi guru
tentang kepemimpinan kepala Madrasah dan komitmen tugas memiliki
hubungan yang signifikan dengan kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri.
Dari kedua penelitian yang relevan tersebut belum ada yang membahas
secara khusus tentang kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen
tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan, yang
merupakan fokus pembahasan dalam penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir
1. Kontribusi Manajemen Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru
Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran antara lain
ditentukan oleh factor organisasi. Diantaranya adalah penerapan manajemen
pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, melaksanakan
kepemimpinan, dan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan
membuat perencanaan yang baik, keterampilan melakukan komunikasi yang
efektif, di mana pesan yang disampaikan guru dapat dipahami peserta didik,
dan dapat mengevaluasi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan baik merupakan hal yang penting dalam mewujudkan pembelajaran
yang berkualitas.
Penerapan fungsi-fungsi manajemen pembelajaran seperti
merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran,
43
melaksanakan fungsi kepemimpinan dalam pembelajaran dan mengevaluasi
kegiatan pembelajaran, akan membantu guru meningkatkan kinerjanya dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian manajemen
pembelajaran berkontribusi terhadap kinerja guru. Artinya semakin baik
pelaksanaan manajemen sekolah semakin baik pula kinerja guru dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.
2. Kontribusi Komitmen Tugas dengan Kinerja Guru
Komitmen tugas merupakan kecenderungan dalam diri seseorang
untuk merasa terlibat aktif dengan penuh rasa tanggung jawab
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Komitmen tugas merupakan
unsur psikologis yang mempengaruhi kinerja guru. Guru yang memiliki
komitmen tugas tinggi cenderung mencurahkan pikiran, perhatian,
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya, yaitu akan memberikan
perhatian yang tinggi terhadap siswa, memberikan tenaga dan waktu yang
sebanyak-banyaknya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
serta bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain, terutama kepada siswa
yang merupakan peserta didiknya. Dengan kata lain guru tersebut memiliki
motivasi yang tinggi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya, guru yang memiliki komitmen rendah
biasanya kurang memperhatikan tugas-tugasnya.
Seorang guru yang memiliki komitmen tugas akan berusaha untuk
terlibat secara aktif dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan belajar mengajar. Guru yang memiliki komitmen tugas akan
44
mencurahkan pikiran, perhatian, kemampuannya dalam melaksanakan tugas-
tugasnya. Dengan demikian komitmen tugas memiliki kontribusi yang
signifikan dengan kinerja guru.
3. Kontribusi Manajemen Pembelajaran dan Komitmen Tugas Terhadap
Kinerja Guru
Manajemen pembelajaran akan mendorong guru untuk melaksanakan
tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Fungsi-fungsi manajemen yang
berjalan dengan baik akan mendorong guru untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi kegiatan
belajar mengajar dengan lebih baik.
Komitmen tugas yang merupakan kecenderungan dalam diri
seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan penuh rasa tanggung jawab
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya akan memacu guru untuk
bekerja dan berprestasi lebih baik. Komitmen tugas memacu guru untuk
melaksanaan perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan
mengevaluasi pembelajaran dengan lebih baik sehingga hasil belajar yang
diperoleh siswa juga semakin baik.
Keberhasilan pengajaran tidak dapat dilepaskan dari kinerja guru.
Kinerja Kinerja guru antara lain tampak dari perbuatan yang dilakukan guru
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar
mengajar. Kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar antara
lain dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar dirinya.
45
Apabila manajemen pembelajaran berjalan dengan baik, serta guru
memiliki komitmen tugas yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugasnya
maka guru akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi
kegiatan pengajaran, sehingga kinerja guru semakin meningkat. Dengan
demikian manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama
berkontribusi positif terhadap kinerja guru.
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir di atas dapat
dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah
1. Manajemen pembelajaran berkontribusi terhadap kinerja guru pada SMP
Negeri Kota Padangsidimpuan (Ha).
2. Komitmen tugas berkontribusi terhadap kinerja guru pada SMP Negeri
Kota Padangsidimpuan (Ha).
3. Manajemen pemnbelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama
berkontribusi terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota
Padangsidimpuan (Ha).
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini digolongkan kepada penelitian kuantitatif. Selanjutnya
menurut Ibnu Hajar (1996) “Hasil penelitian kuantitatif disajikan dalam
bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-angka statistik”. Suharsimi
Arikunto (2006:12) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang didasarkan kepada kuantitas data. Sesuai dengan namanya
penelitian kuantitatif banyak dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Sejalan dengan pengertian tersebut, tujuan penelitian kuantitatif
adalah sebagai berikut:
Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji suatu teori yang
menjelaskan tentang hubungan antara kenyataan sosial. Pengujian
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah teori yang ditetapkan
didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti emperis atau tidak. Bila
bukti-bukti yang dikumpulkan mendukung, maka teori tersebut dapat
diterima, dan sebaliknya bila tidak mendukung teori yang diajukan
tersebut ditolak sehingga perlu diuji kembali atau direvisi”.
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan “untuk
menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada berapa eratnya hubungan
serta berarti atau tidaknya hubungan itu”.(Suharsimi Arikunto:2006:251)
Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk
korelasional.
46
47
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Winarno
Surakhmad (1982:68) mengatakan bahwa: Populasi adalah wilayah yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Selanjutnya
Suharsimi Arikunto (2006:130) mengatakan populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Sejalan dengan pengertian tersebut, maka populasi
merupakan subjek dari suatu penelitian. Dalam hal ini populasi penelitian ini
adalah seluruh guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan tahun pelajaran
2011-2012 sebanyak 571 orang sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut
ini:
Tabel 1: Populasi Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan Tahun
Ajaran 2011-212
No Golongan Jumlah
1 IV/a 365 orang
2 III/d 41 orang
3 III/c 26 orang
4 III/b 95 oramg
5 III/a 44 orang
Jumlah 571 orang
2. Sampel
Penetapan sampel dilaksanakan dengan menggunakan simple random
sampling, yaitu pengambilan sampel tanpa memperlihatkan strata di dalam
populasi. Sejalan dengan hal ini Suharsimi Arikunto (2006:109) menyatakan
jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%” atau
48
lebih. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya penelitian maka ditetapkan
sampel ditetapkan sebanyak 15%. Dengan demikian sampel penelitian ini
berjumlah 86 orang (15%) dari populasi. Penetapan populasi dilaksanakan
dengan cara stratifikasi sampling, yaitu 15% dari jumlah guru pada setiap
tingkatan golongan.
C. Definisi Operasional
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini terdiri
dari tiga variabel, yaitu variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X1) dan (X2).
Kemudian dari masing-masing variabel dikembangkan ke dalam beberapa
indikator.
1. Kinerja guru (Y) adalah kualitas kerja yang dicapai guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Indikatornya adalah (1)
kemampuan untuk melaksanakan tugas, (2) motivasi kerja.
2. Manajemen pembelajaran (X1) adalah melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen dalam kegiatan pembelajaran. Indikatornya adalah (a)
perencanaan pembelajaran (b) pengorganisasian pembelajaran, (c)
kepemimpinan dalam pembelajaran, dan (d) evaluasi pembelajaran.
3. Komitmen tugas (X2) adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk
merasa terlibat aktif dengan penuh rasa tanggung jawab melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Indikatornya adalah (a) Tingginya perhatian
terhadap siswa, (2) Banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, (3) Bekerja
sebanyak-banyaknya untuk orang lain.
49
D. Pengembangan Instrumen
1. Rancangan Instrumen
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini terdiri
dari tiga variabel, yaitu yaitu terikat (Y) dan variabel bebas (X1) dan (X2).
Kemudian dari masing-masing variabel dikembangkan ke dalam beberapa
indikator sebagaimana yang diuraikan berikut ini:
a. Variabel Kinerja Guru (Y)
Untuk mengumpulkan data tentang kinerja guru (Y) disusun
instrumen yang terdiri dari 30 item. Faktor-faktor yang diukur meliputi (1)
kemampuan untuk melaksanakan tugas, (2) motivasi kerja. Kisi-kisi instrumen
kinerja guru adalah sebagai berikut:.
Tabel 2: Kisi-Kisi Angket Kinerja Guru (Y)
No Indikator Nomor Item Jumlah
1 Kemampuan untuk
melaksanakan tugas
1 – 20 20
2 Motivasi kerja 21 – 30 10
Jumlah 30
b. Variabel Manajemen Pembelajaran ( X1)
Untuk mengumpulkan data tentang manajemen sekolah disusun
instrument yang terdiri dari 30 item. Faktor-faktor yang diukur terdiri dari:
(1), perencanaan pembelajaran (2) pengorganisasian pembelajaran, (3)
kepemimpinan dalam pembelajaran, (4) evaluasi pembelajaran. Selanjutnya
50
kisi-kisi angket tentang manajemen pembelajaran dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3: Kisi-Kisi Angket Manajemen Pembelajaran
No Indikator Nomor Item Jumlah
1 Perencanaan pembelajaran 1 – 8 8
2 Pengorganisasian pembelajaran 9 – 16 8
3 Kepemimpinan dalam
Pembelajaran
17 – 27 11
4 Evaluasi Pembelajaran 28 – 30 3
Jumlah 30
c. Variabel Komitmen Tugas (X2)
Untuk mengumpulkan data tentang komitmen tugas disusun
instrument yang terdiri dari 30 item. Fa0ktor-faktor yang diukur meliputi:
(1) tingginya perhatian terhadap siswa, (2) Banyaknya tenaga dan waktu yang
diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, (3)
Bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain. Berdasarkan indikator tersebut,
kisi-kisi instrument komitmen tugas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4: Kisi-Kisi Angket Komitmen Tugas
No Indikator Nomor Item Jumlah
1 Tingginya perhatian terhadap
siswa
1 – 10 10
2 Banyaknya tenaga dan waktu yang
diberikan untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya
sebagai guru
11 – 20
10
3 Bekerja sebanyak-banyaknya
untuk orang lain
21 - 30 10
Jumlah 30
51
2. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrument dilaksanakan sebelum angket disebarkan kepada
responden yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan kepada guru yang bukan
dipilih sebagai sampel sebenarnya dengan maksud untuk mengetahui tingkat
validitas dan reliabilitas butir dan pertanyaan-pertanyaan. Hasil pengolahan
validitas dan reliabilitas digunakan untuk mendapatkan instrument yang yang
memiliki tingkat kesahihan dan kehandalan.
a) Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrument dilakukan dengan menguji validitas isi
(content validity). Untuk mengetahui validitas isi instrument dilakukan
dengan menggunakan software SPSS 17.0 for Windows. Sebuah instrument
dikatakan valid jika angka korelasi (rxy) lebih besar atau sama dengan
regresi tabel, dan jika rxy lebih kecil dari regresi tabel maka butir instrumen
tersebut tidak valid.
Uji coba instrument dilaksanakan pada tanggal 12 s.d 14 Agustus
2012, yang diberikan kepada 30 orang guru SMP Negeri di Kota
Padangsidimpuan, yang tidak termasuk sampel. Setelah disebarkan angket
dan dilakukan uji validitas dengan menggunakan program software SPSS 17.0
for Windows. Hasilnya adalah dari 30 item angket yang diajukan tentang
manajemen pembelajaran, sebanyak 27 item dinyatakan valid dan 3 item
dibuang, yaitu angket no. 9, 18, 25. Dengan demikian angket yang digunakan
berjumlah 27 item. Angket tentang komitmen tugas diajukan sebanyak 30
item, sebanyak 28 item dinyatakan valid, sedangkan 2 item dibuang, yaitu
52
angket no 28 dan 30, sehingga angket yang digunakan untuk komitmen tugas
berjumlah 28 item. Angket kinerja guru diajukan sebanyak 30 item, sebanyak
29 item dinyatakan valid dan 1 dibuang, yaitu angket no. 25, sehingga angket
tentang kinerja guru yang digunakan untuk kinerja guru berjumlah 29 item.
b) Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini sebuah instrument dikatakan valid jika nilai α
tidak lebih kecil dari 0,8. Pemeriksaan ketehandalan butir item (reliabilitas),
dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the
Sosial Sciences). Pengujian dilakukan terhadap butir-butirnya yang sudah
sahih. Berdasarkan hasil perhitungan maka kesimpulan uji reliabilitas data
adalah sebagai berikut:
Tabel 5: Kesimpulan Uji Reliabilitas Instrumen dengan Menggunakan Rumus
Alpha
.
No Variabel rtt Ket
1 Kinerja Guru (Y) 0,958 Reliabel
2 Manajemen pembelajaran (X1) 0,890 Reliabel
3 Komitmen tugas (X2) 0,955 Reliabel
Data di atas menunjukkan bahwa nilai α dari masing-masing variabel
yang diteliti (manajemen pembelajaran, komitmen tugas, dan kinerja guru)
lebih besar dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa tes yang digunakan
untuk masing-masing variabel adalah reliabel, sehingga dapat digunakan
sebagai instrument penelitian.
53
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah
angket, yaitu mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis dengan menyediakan
alternatif jawaban kepada responden penelitian ini, bertujuan untuk
mengetahui bagaimana manajemen sekolah, komitmen tugas dan kinerja
guru. Angket ini menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang menggunakan
sangat sesuai (SS), sesuai (S) Kurang sesuai (KS) Tidak Sesuai (TS) dan
Sangat Tidak Sesuai (STS), sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel 6: Skor Angket
No Alternatif Pilihan
Positif Negatif
1 Sangat Sesuai (SS) 5 1
2 Sesuai (S) 4 2
3 Kurang Sesuai (KS) 3 3
4 Tidak Sesuai (TS) 2 4
5 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5
F. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan keadaan masing-
masing variabel penelitian yang mencakup nilai maksimum dan nilai
minimum, nilai rata-rata (mean), modus, median dan simpangan baku
(standard deviation) serta histogram kurva normal. Selanjutnya untuk
distribusi frekuensi dianalisis secara statistik manual. Tingkat pencapaian
responden pada masing-masing variabel dicari dengan menggunakan rumus
yang sama dengan uji tingkat pemahaman responden terhadap instrument
penelitian. Uji coba seperti itu telah diuraikan di atas.
54
Untuk menentukan kategori tingkat pencapaian responden digunakan
klasifikasi yang dikemukakan Sudjana (2009:15) berikut ini:
Tabel 7: Klasifikasi Tingkat Pencapaian Responden
Persentase Kategori
90% - 100% Sangat baik/sangat tinggi
80% – 89% Baik/tinggi
65% - 79% Cukup/sedang
55% - 64% Kurang baik/kurang
0% - 54% Tidak baik/rendah
2. Pengujian Persyaratan Analisis
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik dalam
bentuk korelasi. Untuk dapat menggunakan analisis korelasi maka
persyarakatan yang harus dipenuhi adalah data bersumber dari sampel yang
dipilih secara acak, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal,
kelompok populasi mempunyai varians yang homogen, independensi antar
variabel bebas, dan linieritas. Adapun penjelasan mengenai persyaratan
korelasi adalah sebagai berikut:
Data yang bersumber dari sampel yang diperoleh secara acak. Prosedur
pengambilan sampel dilakukan sewaktu memilih sampel dilakukan dengan
cara random sampling.
Pemeriksaan normalitas dengan menggunakan teknik uji Kolmogorov
Smirnov. Pemeriksaan normalitas digunakan untuk melihat apakah data
penelitian berdistribusi normal atau tidak.
55
Pemeriksaan independensi antar variabel bebas dengan menggunakan
teknik korelasi sederhana (Product Moment). Pemeriksaan Independensi ini
dilakukan untuk melihat kemandirian (independent) antar variabel bebas (X1)
dan (X2) .Pemeriksaan linieritas dengan menggunakan teknik One Way Anova.
Pemeriksaan lineritas dilakukan untuk menentukan kelinieran antara
variabel penguasaan guru pada materi pelajaran (X1) dan pengelolaan kelas
(X2) terhadap efektifitas mengajar guru (Y).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis korelasi, dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment oleh
Pearson, yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan
software SPSS 17.0. for Windows.
Pengujian hipotesis dilaksanakan dengan cara mengkonsultasikan nilai
rxy kepada r tabel (rt) jika rxy rt maka hipotesis diterima. Sebaliknya jika rxy
rt maka hipotesis ditolak.
Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X1 terhadap variabel
Y, variabel X2 terhadap variabel Y, dan X1 dan X2 terhadap variabel Y, maka
dilakukan uji koefisien determinasi dengan menggunakan rumus:
%1002xrKD
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien korelasi Product Moment.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan pemaparan hasil penelitian berdasarkan
variabel masing-masing. Deskripsi data dilaksanakan berdasarkan urutan
variabel, yaitu dimulai dari variabel manajemen pembelajaran (X1), variabel
komitmen tugas (X2), dan kinerja guru (Y). Selanjutnya dipaparkan tentang
kecenderungan variabel penelitian, uji persyaratan analisis yang terdiri dari
uji homogenitas dan linieritas terhadap variabel X1, X2 dan Y. Pada akhir bab
ini dilakukan pengujian hipótesis dan pembahasan hasil penelitian.
a. Kinerja Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan
Kinerja guru merupakan kualitas kerja yang dicapai guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kinerja guru adalah kualitas kerja
yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya (a)
sebagai demonstrator, (b) sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator
dan fasilitator, dan (d) sebagai evaluator.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap 86 orang responden,
diperoleh tentang kinerja guru (Y), menyebar dari skor terendah 106 dan
skor tertinggi 142, skor rata-rata (mean) sebesar 125,03, standar deviasi 0,93,
nilai tengah (median) 123, dan mode 121. Data statistik variabel kinerja guru
(Y), selanjutnya dapat dilihat dari rangkuman data statistik berikut ini:
56
57
Tabel 8: Data Statistik Kinerja guru (Y)
No Statistik Skor
1 Skor mínimum 106
2 Skor maksimum 142
3 Mean (Rata-rata) 125,03
4 Median (Nilai Tengah) 123
5 Mode (Nilai yang paling sering muncul) 121
6 Standar Deviasi (Simpangan baku) 8,71
Data di atas menunjukkan bahwa modus dan median tidak jauh
berbeda dan tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi
kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan cenderung normal.
Gambaran distribusi frekuensi skor kinerja guru se Kota Padangsidimpuan
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut ini:
Tabel 9: Distribusi Frekuensi Kinerja Guru (Y)
Kelas Interval Fo %fo Fk % fk
137 -142 11 12,79 11 12,79
131 – 136 16 18,06 27 31,40
125 – 130 11 12,79 38 44,19
119 – 124 28 32,56 66 76,74
113 – 118 15 17,44 81 94,19
106 – 112 5 5,81 86 100
86 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang memperoleh skor
pada interval 137 – 142 berjumlah 11 orang (12,79%), interval 131 – 136
sebanyak 16 orang (18,06%), interval 125 – 130 sebanyak 11 orang
(12,79%0, interval 119 – 124 sebanyak 28 orang (32,56%), interval 113 – 118
sebanyak 15 orang (17,44%), dan interval 106 – 112 sebanyak 5 orang
(5,81%). Selanjutnya data tersebut digambarkan ke dalam histogram,
sebagaimana yang terdapat pada gambar berikut ini:
58
f
28
26
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
1
0
139,5 133,5 127,5 121,5 115,5 109 Y X Y
Gambar 2: Histogram Distribusi Frekuensi Kinerja Guru (Y)
Tabel dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari skor kinerja guru
SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, 46,69% berada di atas skor rata-rata
dan 53,31 berada di bawah interval skor rata-rata. Dengan demikian sebagian
besar skor kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan berada di bawah
kelas interval skor rata-rata.
Selanjutnya hasil análisis tingkat pencapaian responden untuk setiap
indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10: Tingkat Pencapaian Indikator Kinerja Guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan
Indikator Skor
Ideal
Rata-
rata
% Tingkat
Pencapaian Kategori
Kemampuan untuk
melaksanakan tugas
100 87,72 87,72 Baik
Motivasi kerja 45 37,31 82,91 Baik
Skor kinerja guru secara
keseluruhan
145 125,03 85,32 Baik
59
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kinerja guru SMP
Negeri se Kota Padangsidimpuan 85,52% berada pada skor ideal. Pencapaian
tertinggi berada pada indikator kemampuan untuk melaksanakan tugas, yaitu
sebesar 87,72% (kategori baik/tinggi) disusul oleh indikator motivasi kerja
sebesar 82,91%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru SMP Negeri se
Kota Padangsidimpuan yang dilihat dari kemampuan melaksanakan tugas dan
motgivasi kerja berada pada kategori baik/tinggi.
b. Manajemen Pembelajaran (Variabel X1)
Manajemen pembelajaran (X1) adalah melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan manajemen
pembelajaran dapat dilihat dari (1) perencanaan pembelajaran (2)
pengorganisasian pembelajaran, (3) kepemimpinan dalam pembelajaran, (4)
evaluasi pembelajaran.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap 86 orang guru SMP
Negeri se Kota Padangsidimpuan, maka diperoleh rekapitulasi data tentang
manajemen pembelajaran (X1), menyebar dari skor terendah 102 dan skor
tertinggi 135, skor rata-rata (mean) sebesar 119,24, standar deviasi 7,71,
nilai tengah (median) 119 dan mode 110.
Untuk lebih jelasnya gambaran distribusi frekuensi data statistik
variabel manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
60
Tabel 11: Data Statistik Variabel Manajemen Pembelajaran
No Statistik Skor
1 Skor mínimum 102
2 Skor maksimum 135
3 Mean (Rata-rata) 119,24
4 Median (Nilai Tengah) 119
5 Mode (Nilai yang paling sering muncul) 115
6 Standar Deviasi (Simpangan baku) 7,71
Data di atas menunjukkan bahwa modus dan median tidak jauh
berbeda dan tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi
variabel manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan cenderung normal. Gambaran distribusi frekuensi skor
kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel
distribusi frekuensi dan histogram berikut ini:
Tabel 12: Distribusi Frekuensi Manajemen Pembelajaran (X1)
Kelas Interval Fo %fo Fk % fk
131 - 135 6 6,98 6 6,98
126 - 130 15 17,44 21 24,42
121 - 125 19 22,09 40 46,51
116 - 120 15 17,44 55 63,95
111 - 115 17 19,77 72 83,72
106 - 110 13 15,12 85 98,54
102 - 105 1 1,16 86 100
86 100
Data di atas menunjukkan bahwa penyebaran data variabel manajemen
pembelajaran adalah adalah interval 131 – 135 sebanyak 6 orang (6,98%),
61
interval 126 – 130 sebanyak 15 orang (17,44%), interval 121 – 125 sebanyak
19 orang (22,09%), interval 116 – 120 sebanyak 15 orang (17,44%), interval
111 – 115 sebanyak 17 orang (19,77%), interval 106 – 110 sebanyak 13 orang
(15,12%), dan interval 102 – 105 sebanyak 1 orang (1,16%). Untuk lebih
jelasnya penyebaran data manajemen pembelajaran dapat dilihat pada
histogram berikut ini:
f
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
103,5 108
113 118 123 128 1331 X
Gambar 3: Histogram Distribusi Frekuensi Manajemen Pembelajaran (X1)
Tabel 12 dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari skor
manajemen pembelajaran yang diperoleh guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan, 48,84% berada di atas skor rata-rata dan 51,16% berada di
bawah interval skor rata-rata. Dengan demikian sebagian besar skor
manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan berada
di bawah kelas interval skor rata-rata.
Selanjutnya hasil análisis tingkat pencapaian responden untuk setiap
indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini:
X1
62
Tabel 13: Tingkat Pencapaian Indikator Manajemen Pembelajaran Guru SMP
Negeri se Kota Padangsidimpuan
Indikator Skor
Ideal
Rata-
rata
% Tingkat
Pencapaian Kategori
Perencanaan pembelajaran 35 31,04 88,69 Baik
Pengorganisasian pembelajaran 35 30,31 86,60 Baik
Kepemimpinan dalam
Pembelajaran
50 45,19 90,38
Sangat
baik
Evaluasi Pembelajaran 15 12,68 84,53 Baik
Skor manajemen pembelajaran
secara keseluruhan 135 119,22 87,55 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata manajemen
pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 87,55%
berada pada skor ideal. Pencapaian tertinggi berada pada indikator
kepemimpinan dalam pembelajaran, yaitu sebesar 90,38% (kategori
baik/tinggi) disusul oleh indikator perencanaan pembelajaran sebesar 88,69 %,
pengorganisasian dalam pembelajaran 86,60%, dan evaluasi pembelajaran
84,53%. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran guru SMP
Negeri se Kota Padangsidimpuan yang dilihat dari perencanaan pembelajaran,
pengorganisasian pembelajaran, kepemimpinan dalam pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran berada pada kategori baik/tinggi.
c. Komitmen Tugas (X2) Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan
Komitmen tugas adalah adalah kecenderungan dalam diri seseorang
untuk merasa terlibat aktif dengan penuh rasa tanggung jawab melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Indikatornya adalah (a) senang melaksanakan
tugas, (b) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, (c) Melibatkan
diri secara aktif dalam pengambilan keputusan.
63
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap 86 orang
responden, diperoleh data tentang komitmen tugas (X2) menyebar dari skor
terendah 6 dan skor tertinggi 23, skor rata-rata (mean) sebesar 12,17, standar
deviasi 2,8, nilai tengah (median) 12, dan mode 12.
Data statistik variabel komitmen tugas (X2) di SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan, selanjutnya dapat dilihat dari rangkuman data statistik yang
terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel 14: Data Statistik Variabel Komitmen Tugas (X2)
No Statistik Skor
1 Skor mínimum 97
2 Skor maksimum 124
3 Mean (Rata-rata) 112,88
4 Median (Nilai Tengah) 113
5 Mode (Nilai yang paling sering muncul) 115
6 Standar Deviasi (Simpangan baku) 6,48
Data di atas menunjukkan bahwa dari perhitungan yang dilaksanakan
diperoleh modus 115 dan median 113. Dengan demikian modus dan median
tidak jauh berbeda dan tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa
distribusi variabel komitmen tugas guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan cenderung normal.
Penyebaran data variabel komitmen tugas selanjutnya disusun kje
dalam tabel distribusi frekuensi. Gambaran distribusi frekuensi skor variabel
komitmen tugas guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan dapat dilihat
pada tabel distribusi frekuensi berikut ini:
64
Tabel 15: Distribusi Frekuensi Komitmen Tugas (X2)
Kelas Interval Fo %fo Fk % fk
121 - 124 11 12,79 11 12,79
117 - 120 11 12,79 22 25,58
113 - 116 23 26,74 45 52,33
109 - 112 17 19,77 62 72,09
105 - 108 16 18,60 78 90,70
101 - 104 7 8,14 85 98,84
97 -100 1 1,16 86 100
86 100
Data di atas menunjukkan bahwa penyebaran data variabel komitmen
tugas adalah interval 121 – 124 sebanyak 11 orang (12,79%), interval 117 –
120 sebanyak 11 orang (12,79%), interval 113 – 116 sebanyak 23 orang
(26,74%), interval 109 – 112 sebanyak 17 orang (1977%), interval 105 – 108
sebanyak 16 orang (18,60%), interval 101 – 104 sebanyak 7 orang (8,14%),
dan interval 97 – 100 sebanyak 1 orang (1,16%). Data tersebut selanjutnya
digambarkan pada histogram berikut ini:
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
X 0
103,5 108 113 118 123 128 1331
Gambar 4: Histogram Distribusi Frekuensi Komitmen Tugas (X2)
X2
f
65
Tabel 15 dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari skor komitmen
tugas yang diperoleh guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, 45%
berada di atas skor rata-rata dan 55% berada di bawah interval skor rata-rata.
Dengan demikian sebagian besar skor manajemen pembelajaran guru SMP
Negeri se Kota Padangsidimpuan berada di bawah kelas interval skor rata-rata.
Selanjutnya hasil análisis tingkat pencapaian responden untuk setiap
indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 16: Tingkat Pencapaian Indikator Komitmen Tugas Guru SMP Negeri
se Kota Padangsidimpuan
Indikator Skor
Ideal
Rata-
rata
% Tingkat
Pencapaian Kategori
Tingginya perhatian terhadap
siswa
50
39,12 78,24 Cukup
Banyaknya tenaga dan waktu
yang diberikan untuk
melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai guru
50
37,93 75,94 Cukup
Bekerja sebanyak-banyaknya
untuk orang lain
40 35,83 89,58 Baik
Skor komitmen tugas keseluruhan 140 112,88 81,25 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata komitmen tugas guru
SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 81,25% berada pada skor ideal.
Pencapaian tertinggi berada pada indikator bekerja sebanyak-banyaknya untuk
orang lain, yaitu sebesar 89,58% (kategori baik/tinggi) disusul oleh indikator
tingginya perhatian terhadap siswa sebesar 78,24%, dan banyaknya tenaga dan
waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebesar 75,94%. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen tugas guru SMP
Negeri se Kota Padangsidimpuan yang dilihat dari tingginya perhatian terhadap
siswa, banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas
66
dan tanggung jawabnya sebagai guru, dan bekerja sebanyak-banyaknya untuk
orang lain berada pada kategori baik/tinggi.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari lapangan penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dilaksanakan dengan menggunakan uji normalitas lilliefors
(Kolmogorov-Smirnov) dan Shapiro-Wilk. Apabila nilai berartisi > 0,05
signifikandata yang diperoleh berdistribusi normal. Sebaliknya apabila nilai
berartisi < 0,05 signifikandata yang diperoleh tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan uji normalitas yang dilaksanakan terhadap data
manajemen pembelajaran (X1) diperoleh P-value = 0,200 untuk uji normalitas
lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan 0,159 untuk Shapiro-Wilk. Sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan maka data variabel manajemen
pembelajaran berdistribusi normal karena P-value > Signifikan Alpha (0,05).
Hasil uji normalitas variabel komitmen tugas (X2) diperoleh P-value = 0,058
untuk uji normalitas lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan 0,055 untuk
Shapiro-Wilk.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka data variabel komitmen
tugas berdistribusi normal karena P-value > Signifikan Alpha (0,05). Uji
normalitas yang dilaksanakan terhadap data kinerja guru (Y) diperoleh P-
value = 0,058 untuk uji normalitas lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan 0,055
67
untuk Shapiro-Wilk, sehingga data variabel kinerja guru (Y) berdistribusi
normal karena P-value > Signifikan Alpha (0,05).
2. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan beberapa
kelompok sampel yang diteliti, dengan maksud untuk mengetahui
keseragamanan variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.
Uji homogenitas dilaksanakan dengan menggunakan test of homogenity of
variance, yaitu apabila nilai probabilitas > 0,05, maka kelompok sampel yang
diteliti homogen.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai probabilitas variabel yang
diteliti sebesar 0,264 dan 0,464. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
sampel penelitian ini tergolong homogen karena 0,264 dan 0,464 > 0,05.
3. Uji Independensi Antar Variabel Bebas
Uji independensi antar variabel bebas dilakukan untuk meyakinkan
bahwa kedua variabel bebas tersebut tidak berkorelasi. Jika terjadi korelasi
tinggi, maka ini berarti terdapat problem multikolineriatas (multy
ccolineearity). Suatu model regresi harus bebas dari problema
multikolinieritas, yaitu korelasi antar variabel bebas harus lemah (di bawah
0,05).
Berikut ini ditampilkan rangkuman análisis hasil uji independensi
antar variabel bebas berikut ini:
68
Tabel 17: Uji Independensi Antar Variabel Bebas
Variabel Sig. Korelasi Pearson
Manajemen Pembelajaran (X1) dan
Komitmen tugas (X2)
0,478 0,018
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara
manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terlihat lemah, yaitu sebesar
0,018 dengan nilai signifikansi 0,478 yang lebih besar dari Alpha 0,05. Hal
ini menunjukkan tidak terjadi problem multikolineriatas (multy ccolineearity).
4. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
Pengujian linieritas persamaan regresi dilakukan antara variabel bebas
dengan variabel terikat, yaitu antara manajemen pembelajaran (X1) dengan
kinerja guru (Y) dan komitmen tugas (X2) dengan kinerja guru (Y).
Pengujian linieritas dan keberartian regresi dilaksanakan dengan
menggunakan uji Oneway Anova dan uji berartisi garis. Uji Oneway Anova
dan uji berartisi garis dilaksanakan dengan melihat skor garis probabilitas (p),
pada saat pengujian apakah persamaan regresi yang diperoleh itu linier atau
tidak. Berdasarkan perhitungan yang dilaksanakan, maka hasil analisis
Oneway Anova dan uji berartisi garis antara variabel manajemen pembelajaran
(X1) dengan kinerja guru (Y) dan komitmen tugas(X2) dengan kinerja guru (Y)
adalah sebagai berikut:
1) Hasil perhitungan untuk variabel manajemen pembelajaran (X1) diperoleh
Fhitung = 42,030 dan skor p = 0,000. (lihat lampiran). Sebagai kriteria
linieritas adalah apabila skor p < 0,05 maka korelasi antara variabel bebas
69
dengan variabel terikat adalah linier. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa variabel manajemen pembelajaran dengan kinerja guru adalah
linier.
2) Hasil perhitungan untuk variabel komitmen tugas dengan kinerja guru
diperoleh Fhitung = 27.883 dan skor p = 0,000 (lihat lampiran). Sebagai
kriteria linieritas adalah apabila skor p < 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel komitmen tugas dengan kinerja guru adalah
linier.
Dari data di atas, maka dibuat hasil ringkasan uji linieritas antara
variabel bebas dengan variabel terikat pada penelitian ini seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel 18: Hasil Analisis Linieritas Garis Regresi
No Korelasi F. Hitung P Beda Garis Regresi
1 X1 dengan Y 42,030 0,000 Linier
2 X2 dengan Y 27,883 0,000 Linier
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa variabel manajemen
pembelajaran (X1) dan variabel komitmen tugas (X2) memiliki hubungan
linier dengan kinerja guru (Y) di SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan.
Dengan demikian uji linieritas ini telah memenuhi persyaratan untuk
melakukan analisis korelasi.
C. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik dengan Uji t dan Uji F
dan melalui teknik regresi sederhana dan regresi berganda. Regresi sederhana
70
digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua, sedangkan untuk
hipotesis ketiga dilakukan dengan uji regresi berganda. Hasil pengujian
hipotesis yang dilakukan dapat dilihat pada uraian berikut ini:
1. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang diajukan adalah “Terdapat kontribusi yang
signifikan manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMP Negeri
Kota Padangsidimpuan”. Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat ada
tidaknya kontribusi manajemen pembelajaran (X1) terhadap kinerja guru (Y),
maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut:
H0 = Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara manajemen
pembelajaran terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan.
HI= Terdapat kontribusi yang signifikan antara manajemen
pembelajaran terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan.
Dasar pengambilan keputusan:
Terima: H0 jika nilai signifikansi > nilai signifikansi alpha (0,05)
HI jika nilai signifikansi < nilai signifikansi alpha (0,05)
Hasil analisis hipotesis ini terangkum pada tabel berikut ini:
Tabel 19: Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Manajemen Pembelajaran
(X1) Terhadap Kinerja Guru (Y)
Korelasi N Koefisien
Korelasi ( r )
Koefisien
Determinasi (r2)
Sig.
ry.1 86 0,577 0,333 0,000
71
Rangkuman hasil analisis di atas memberikan gambaran bahwa
koefisien korelasi antara manajemen pembelajaran dengan kinerja guru (ry.1)
sebesar 0,577 (0,000). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang
signifikan antara manajemen pembelajaran dengan kinerja guru SMP Negeri
se Kota Padangsidimpuan. Selanjutnya koefisien determinasi (r2) yang
diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 0,333. Hal ini menunjukkan
kontribusi manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru SMP Negeri se
Kota Padangsidimpuan sebesar 33,30%. Artinya semakin baik manajemen
pembelajaran yang dilaksanakan guru, semakin baik pula kinerjanya. Dengan
demikian HI yang menyatakan bahwa “Terdapat kontribusi yang signifikan
manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota
Padangsidimpuan”, dapat diterima.
Dengan terujinya hipotesis pertama secara emperis, selanjutnya
dilakukan pengujian analisis tingkat keberartian persamaan regresi yang
terbentuk, Pengujian ini dilakukan dengan uji-F, seperti yang terdapat pada
tabel berikut ini:
Tabel 20: Uji-F Tingkat Keberartian Regresi X1 dan Y ANOVA
Model
Penjumlahan
Kuadrat dk
Rata-rata
Kuadrat F Sig.
1 Regresi 2148.665 1 2148.665 42.030 .000a
Sisa 4294.230 84 51.122
Jumlah 6442.895 85
a. Prediktor: Manajemen Pembelajaran (X1)
b.Variabel Terikat: Kinerja Guru (Y)
72
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas, nilai F = 42,030
dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini memberikan
indikasi bahwa persamaan garis regresi yang terbentuk sebagai alat prediksi
untuk melihat adanya gejala hubungan antara manajemen pembelajaran
dengan kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, melalui data
yang tersebar dan dapat diterima kebenarannya.
Analisis lebih lanjut dari pembentukan persamaan garis regresi ini
dapat dilihat berdasarkan analisis uji-t yang sekaligus untuk membuktikan
apakah koefisien persamaan garis regresi yang terdapat pada variabel
manajemen pembelajaran (X1) dapat diterima sebagai alat prediksi untuk
mengidentifikasi gejala yang terjadi, seperti gejala hubungan dan sumbangan
manajemen pembelajaran (X1) terhadap kinerja guru (Y). Hasil uji-t yang
dimaksudkan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 21: Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X1 dan Y (Uji-t)
Model
Koefisien yang Bukan
Standar
Korfisien
Standar
t Sig. B
Std.
Kesalahan Beta
1 Tetap 47.329 12.011 3.941 .000
Manajemen
Pembelajar
an (X1)
.652
.101 .577 6.483 .000
Variabel terikat: Kinerja Guru (Y)
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000
konstanta yang terbentuk 47,329, sedangkan koefisien persamaan garis
73
regresi yang diperoleh adalah 0,557. Jika dibandingkan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 pada tabel di atas, jauh di bawah nilai signifikansi
0,05, maka dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi
sebesar 0,557 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk ikut menentukan
setiap gejala yang terjadi pada variabel manajemen pembelajaran (X1) baik
berupa sifat hubungan, pengaruh dan sumbangan melalui data-data variabel
manajemen pembelajaran (X1). Hal ini menunjukkan jika guru tidak memiliki
manajemen pembelajaran, maka kinerja yang diperolehnya adalah 47,329.
Namun jika terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan, pada variabel
manajemen pembelajaran (X1) akan meningkat menjadi 47,329 + 0,557 x 1 =
47,886.
Dari penjelasan di atas, maka diperoleh persamaan garis regresi
sederhana Ŷ = a + bx1, di mana a = 47,329 dan b = 0,557, sehingga
persamaan garis regresinya adalah Ŷ = 47,329 + 0,557.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang diajukan adalah “Terdapat kontribusi yang
signifikan antara komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri
Kota Padangsidimpuan”. Untuk melihat ada tidaknya kontribusi komitmen
tugas (X2) terhadap kinerja guru (Y), maka dilakukan pengajuan hipótesis
sebagai berikut:
H0 = Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara komitmen tugas
terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan.
74
HI= Terdapat kontribusi yang signifikan antara komitmen tugas
terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan.
Dasar pengambilan keputusan:
Terima: H0 jika nilai signifikansi > nilai signifikansi alpha (0,05)
HI jika nilai signifikansi < nilai signifikansi alpha (0,05)
Hasil analisis hipotesis ini selanjutnya terangkum pada tabel 22
berikut ini:
Tabel 22: Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Komitmen Tugas (X1)
Terhadap Kinerja Guru (Y)
Korelasi N Koefisien
Korelasi ( r )
Koefisien
Determinasi (r2)
Sig.
ry.2 86 0,499 0,249 0,000
Rangkuman hasil analisis di atas memberikan gambaran bahwa
koefisien korelasi antara komitmen tugas dengan kinerja guru (ry.1) sebesar
0,499 (0,000). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara komitmen tugas dengan kinerja guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan. Selanjutnya koefisien determinasi (r2) yang diperoleh dari
hasil perhitungan adalah sebesar 0,249. Hal ini menunjukkan kontribusi
komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan
sebesar 24,90%. Artinya semakin baik komitmen tugas guru, semakin baik
pula kinerjanya. Dengan demikian HI yang menyatakan bahwa “Terdapat
kontribusi yang signifikan komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP
Negeri Kota Padangsidimpuan”, dapat diterima.
Dengan terujinya hipotesis pertama secara emperis, selanjutnya
dilakukan pengujian analisis tingkat keberartian persamaan regresi yang
75
terbentuk, Pengujian ini dilakukan dengan uji-F, seperti yang terdapat pada
tabel berikut ini:
Tabel 23: Uji-F Tingkat Keberartian Regresi X2 dan Y ANOVAb
Model Penjumlahan
Kuadrat dk
Rata-rata
Kuadrat F Sig.
1 Regresi 1605.677 1 1605.677 27.883 .000a
Sisa 4837.219 84 57.586
Jumlah 6442.895 85
a. Prediktor: Komitmen Tugas (X2)
b. Variabel terikat: Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas, nilai F = 27,883
dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini
mengindikasikan bahwa persamaan garis regresi yang terbentuk sebagai alat
prediksi untuk melihat adanya gejala hubungan antara komitmen tugas
dengan kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, melalui data
yang tersebar dan dapat diterima kebenarannya.
Analisis lebih lanjut dari pembentukan persamaan garis regresi ini
dapat dilihat berdasarkan analisis uji-t yang sekaligus untuk membuktikan
apakah koefisien persamaan garis regresi yang terdapat pada variabel
komitmen tugas (X2) dapat diterima sebagai alat prediksi untuk
mengidentifikasi gejala yang terjadi, seperti gejala hubungan dan sumbangan
komitmen tugas (X2) terhadap kinerja guru (Y). Hasil uji-t yang
dimaksudkan dapat dilihat pada tabel berikut:
76
Tabel 24: Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X2 dan Y (Uji-t)
Model
Koefisien yang
Bukan Standar
Korfisien
Standar
T Sig. B
Std.
Kesalahan Beta
1 Tetap 49.387 14.349 3.442 .001
Komitmen
tugas (X2)
.671 .127 .499 5.280 .000
Variabel Terikat: Kinerja Guru (Y)
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000
konstanta yang terbentuk 49,387, sedangkan koefisien persamaan garis
regresi yang diperoleh adalah 0,499. Jika dibandingkan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 pada tabel di atas, jauh di bawah nilai signifikansi
0,05, maka dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi
sebesar 0,499 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk ikut menentukan
setiap gejala yang terjadi pada variabel komitmen tugas (X2) baik berupa
sifat hubungan, pengaruh dan sumbangan melalui data-data variabel
komitmen tugas (X2). Hal ini menunjukkan jika guru tidak memiliki
komitmen tugas, maka kinerja yang diperolehnya adalah 49,387. Namun jika
terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan, pada variabel komitmen tugas
(X2) akan meningkat menjadi 49,387 + 0,499 x 1 = 49,886.
Dari penjelasan di atas, maka diperoleh persamaan garis regresi
sederhana Ŷ = a + bx1, di mana a = 49,387 dan b =0,499, sehingga
persamaan garis regresinya adalah Ŷ = 49,387 + 0,499.
77
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga yang diajukan “Terdapat kontribusi yang signifikan
antara manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru
pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan”, Untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara variabel manajemen pembelajaran (X1) dan komitmen tugas
(X2) secara bersama-sama terhadap kinerja guru (Y), maka dilakukan
pengujian hipotesis sebagai berikut:
H0 = Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara manajemen
pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru pada
SMP Negeri Kota Padangsidimpuan.
HI= Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara manajemen
pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru pada
SMP Negeri Kota Padangsidimpuan.
Dasar pengambilan keputusan:
Terima: H0 jika nilai signifikansi > nilai signifikansi alpha (0,05)
HI jika nilai signifikansi < nilai signifikansi alpha (0,05)
Hasil analisis hipotesis ini terangkum pada tabel berikut ini:
Tabel 25: Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Manajemen Pembelajaran
(X1) dan Komitmen Tugas (X2) Terhadap Kinerja Guru (Y)
Korelasi N Koefisien
Korelasi ( r )
Koefisien
Determinasi (r2)
Sig.
ry.1.2 86 0,635 0,403 0,000
Rangkuman hasil analisis di atas memberikan gambaran bahwa
koefisien korelasi antara manajemen pembelajaran dan komitmen tugas
dengan kinerja guru (ry.12) sebesar 0,635 (0,000). Hal ini menunjukkan
78
terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen pembelajaran dan
komitmen tugas secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri se
Kota Padangsidimpuan. Selanjutnya koefisien determinasi (r2) yang
diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 0,403. Hal ini menunjukkan
kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja
guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 40,30%. Artinya
semakin baik manajemen pembelajaran dan komitmen tugas guru, semakin
baik pula kinerjanya. Dengan demikian HI yang menyatakan bahwa
“Terdapat kontribusi yang signifikan manajemen pembelajaran dan
komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota
Padangsidimpuan”, dapat diterima.
Dengan terujinya hipotesis pertama secara emperis, selanjutnya
dilakukan pengujian analisis tingkat keberartian persamaan regresi yang
terbentuk, Pengujian ini dilakukan dengan uji-F, seperti yang terdapat pada
tabel berikut ini:
Tabel 26: Uji-F Tingkat Keberartian Regresi X1, X2, dan Y ANOVA
Model Penjumlahan
Kuadrat dk
Rata-rata
Kuadrat F Sig.
1 Regresi 2599.439 1 1299.720 28.068 .000a
Sisa 3843.456 84 46.307
Jumlah 6442.895 85
a. Prediktor: Manajemen Pembelajaran (X1) dan Komitmen Tugas (X2)
b. Variabel terikat: Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas, nilai F = 28,068
dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini
79
mengindikasikan bahwa persamaan garis regresi yang terbentuk sebagai alat
prediksi untuk melihat adanya gejala hubungan antara manajemen
pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama dengan kinerja guru
SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, melalui data yang tersebar dan dapat
diterima kebenarannya.
Analisis lebih lanjut dari pembentukan persamaan garis regresi ini
dapat dilihat berdasarkan analisis uji-t yang sekaligus untuk membuktikan
apakah koefisien persamaan garis regresi yang terdapat pada variabel
manajemen pembelajaran (X1) dan komitmen tugas (X2) dapat diterima
sebagai alat prediksi untuk mengidentifikasi gejala yang terjadi, seperti gejala
hubungan dan sumbangan manajemen pembelajaran (X1) dan komitmen tugas
(X2) terhadap kinerja guru (Y). Hasil uji-t yang dimaksudkan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 27: Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X1, X2 dan Y (Uji-t)
Model
Koefisien yang Bukan
Standar
Korfisien
Standar
T Sig. B Std. Kesalahan Beta
1 (Tetap) 20.555 14.294 1.438 .154
Manajemen
Pembelajaran
(X1) dan
.498 .108 .442 4.633 .000
Komitmen
Tugas (X2)
.399 .128 .297 3.120 .002
a. Variabel Terikat: Kinerja Guru (Y)
Dari tabel di atas, dijelaskan bahwa nilai konstanta signifikansi
sebesar 0,000 konstanta yang terbentuk 20,555, sedangkan koefisien
80
persamaan garis regresi variabel manajemen pembelajaran (X1) sebesar 0,498
dan variabel komitmen tugas (X2) sebesar 0,399. Taraf signifikan kedua
variabel itu juga tampak lebih rendah dari taraf signifikansi yang dianut, yaitu
alpha 0,05 yang dipersyaratkan, yaitu 0,000 untuk variabel manajemen
pembelajaran (X2) dan 0,002 untuk variabel komitmen tugas (X2). Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa nilai persamaan bidang regresi yang
terbentuk dapat dipakai sebagai alat untuk memprediksi gejala hubungan dan
sumbungan yang terjadi dari factor manajemen pembelajaran (X1) dan faktor
komitmen tugas (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri
se Kota Padangsidimpuan.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 20.555
mengindikasikan bahwa jika manajemen pembelajaran dan komitmen tugas
tidak diikutsertakan secara bersama-sama, maka kinerja yang diperolehnya
adalah 20.555. Sedangkan nilai koefisien persamaan bidang regresi yang
terbentuk dapat dipakai sebagai alat untuk memprediksi gejala hubungan dan
sumbangan yang terjadi dari factor manajemen pembelajaran (X1) dan factor
komitmen tugas (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja guru (Y) SMP
Negeri se Kota Padangsidimpuan.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 20.555
mengindikasikan bahwa jika tidak diikutsertakan, manajemen pembelajaran
dan komitmen tugas secara bersama-sama, maka kinerja guru yang
diperolehnya sebesar 20.555. Sedangkan nilai koefisien persamaan bidang
regresi yaitu 0,498 untuk variabel manajemen pembelajaran (X1) dan 0,399
81
untuk variabel komitmen tugas. Hal ini mengindikasikan bahwa jika variabel
manajemen pembelajaran (X1) dan manajemen pembelajaran (X2)
ditingkatkan sebesar 0,498 + 0,399 x 1 = 0,897.
Dari penjelasan di atas, maka diperoleh persamaan regresi ganda Ŷ =
a + b1X1 + b2X2 di mana a = 20.555 dan b1 = 0,498, b2 = 0,399, sehingga
persamaan garis regresinya adalah Ŷ = 20.555 + 0,498X1 + 0,399X2. Dari
persamaan regresi ini dapat disimpulkan bahwa manajemen pembelajaran dan
komitmen tugas, secara bersama-sama memiliki kontribusi yang signifikan
terhadap kinerja guru. Koefisien determinasi sebesar 0,403 menunjukkan
bahwa kinerja guru turut ditentukan oleh manajemen pembelajaran dan
komitmen tugas sebesar 40,30%, dan sisanya ditentukan faktor lain.
4. Sumbangan Relatif Variabel Bebas (X1 dan X2) Terhadap Variabel
Terikat
Untuk mengetahui sumbangan relative masing-masing variabel bebas
secara murni atau tidak adanya pengaruh dari variabel bebas lainnya dilakukan
dengan analisis korelasi parsial. Proses perhitungan ini dilakukan dengan
menentukan harga r dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat dengan melakukan pengontrolan atas variabel bebas lainnya. Hasil
analisis korelasi parsial dapat dilihat pada tabel 25 berikut ini:
Tabel 28: Rangkuman Sumbangan Efektif dan Relatif Variabel X1 dan X2
Terhadap Variabel Terikat (Y).
Variabel Korelasi (rxy) Sumbangan Relatif
(SR)
Sumbangan
Efektif (SE)
X1 0,577 57,22% 23,06%
X2 0,499 42,78% 17,24%
TOTAL 100,00% 40,30%
82
Dari tabel 25 di atas dapat dijelaskan bahwa variabel manajemen
pembelajaran (X1) memberikan sumbangan relatif (SR) sebesar 57,22% dan
variabel komitmen tugas (X2) memberikan kontribusi relative sebesar
42,78%. Hal ini menginformasikan bahwa perbandingan dukungan variabel
manajemen pembelajaran (X1) dan variabel komitmen tugas (X2) terhadap
kinerja guru adalah sebesar 57,22% : 42,78%.
Kontribusi efektif (SE) variabel manajemen pembelajaran (X1)
terhadap kinerja guru (X1) sebesar 23,06% dan komitmen tugas (X2) terhadap
kinerja guru (Y) sebesar 17,24%. Dengan demikian sumbangan variabel
manajemen pembelajaran (X1) dan komitmen tugas (X2) secara keseluruhan
sebesar 40,30%.
5. Sumbangan Efektif Murni Variabel Bebas (X1 dan X2) Terhadap
Variabel Terikat (Y)
Untuk mengetahui sumbangan efektif masing-masing variabel secara
murni atau tidak adanya pengaruh dari variabel bebas dilakukan dengan
analisis korelasi parsial. Proses perhitungan ini dilakukan dengan menentukan
harga r dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
melakukan pengontrolan atas variabel bebas lainnya. Hasil analisis korelasi
parsial dapat dilihat pada tabel 26 berikut ini:
Tabel 29: Rangkuman Korelasi variabel Antar Variabel Bebas dengan Variabel
Terikat
Variabel Korelasi (rxy) Koefisien
Determinasi
Probabilitas
ry1.2 0,447 0,199 0,000
ry2.1 0,304 0,092 0,005
TOTAL 100,00% 40,30%
83
Dari tabel 26 dapat diketahui secara parsial besarnya sumbangan yang
diberikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai
berikut: Hubungan antara variabel manajemen pembelajaran (X1) dengan
kinerja guru, dengan control komitmen tugas diperoleh sebesar 0,447 dan
koefisien determinasi sebesar 0,199 dan Probabilitas 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran guru SMP negeri se Kota
Padangsidimpuan memberikan kontribusi sebesar 0,199 x 100% = 19,90%
terhadap kinerja guru.
Variabel komitmen tugas (X2) dengan kinerja guru (Y) dengan control
manajemen pembelajaran (X1) yaitu sebesar 0,304 dan koefisien determinasi
sebesar 0,092 dan probabilitas sebesar 0,005. Ini berarti komitmen tugas
memberikan kontribusi sebesar 9,20% terhadap kinerja guru, bila manajemen
pembelajaran guru tetap.
B. Pembahasan
1. Kontribusi Yang Signifikan Manajemen Pembelajaran Terhadap
Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam deskripsi
data, yang dilanjutkan dengan análisis data dan pengujian hipótesis, diperoleh
beberapa hal yang merupakan temuan penelitian, yaitu: tingkat ketercapaian
manajemen pembelajaran yang diperoleh guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan, adalah sebesar 48,84%, yaitu berada di atas skor rata-rata
dan 51,16% berada di bawah interval skor rata-rata. Dengan demikian
84
sebagian besar skor manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan berada di bawah kelas interval skor rata-rata.
Skor rata-rata manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan sebesar 87,55% berada pada skor ideal. Pencapaian
tertinggi berada pada indikator kepemimpinan dalam pembelajaran, yaitu
sebesar 90,38% (kategori baik/tinggi) disusul oleh indikator perencanaan
pembelajaran sebesar 88,69 %, pengorganisasian dalam pembelajaran
86,60%, dan evaluasi pembelajaran 84,53%. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan yang
dilihat dari perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran,
kepemimpinan dalam pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berada pada
kategori baik/tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masih perlu dilakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru
menerapkan anajemen pembelajaran, karena pengetahuan tentang manajemen
memberikan pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
sejalan pendapat Syafaruddin dan Nasution (2005:79) yang menyatakan
bahwa manfaat manajemen pembelajaran adalah sebagai aktivitas profesional
dalam menggunakan dan memelihara satuan program pengajaran yang
dilaksanakan. Penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam pembelajaran akan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Fungsi-fungsi manajemen tersebut
menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (2007:134-138) terdiri atas (1)
perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pengarahan, (4) pengkordinasian, dan
(5) penilaian (evaluasi).
85
Kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap
kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 33,30%. Data ini
menunjukkan bahwa variabel manajemen pembelajaran memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru. Kontribusi manajemen
pembelajaran terhadap kinerja guru antara lain disebabkan guru perlu
memiliki pengetahuan dan keterampilan menerapkan manajemen
pembelajaran dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, terutama
dalam membuat perencanaan, melaksanakan pembelajaran, serta
melaksanakan evaluasi pembelajaran. Keith Davis dalam Nasution dan
Nasution (2005:77) menyatakan bahwa peranan guru sebagai manajer dalam
proses pengajaran adalah sebagai beriku: (a) Merencanakan, yaitu menyusun
tujuan belajar mengajar (pengajaran). (2) Mengorganisasikan, yaitu
menghubungkan atau menggabungkan seluruh sumber daya belajar mengajar
dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. (3) Memimpin, yaitu
memotivasi para siswa untuk siap menerima materi pelajaran. (4) Mengawasi,
yaitu apakah pekerjaan atau kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan
pengajaran. Karena itu harus ada proses evaluasi pengajaran sehingga
diketahui hasil yang dicapai. Dengan demikian adanya kebutuhan terhadap
fungsi-fungsi manajemen menyebabkan manajemen pembelajaran
memberikan kontribusi terhadap kinerja guru.
Perbedaan antara studi awal dengan hasil penelitian disebabkan pada
waktu studi awal peneliti hanya melaksanakan wawancara dengan beberapa
guru dan melakukan observasi dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan
86
pada penelitian yang sebenarnya, peneliti melakukan penelitian terhadap guru
SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan yang diambil secara acak. Kinerja
guru yang berada pada kategori sedang tersebut antara lain tampak dari
perencanaan yang dibuat oleh guru seperti perangkat pembelajaran (program
tahunan, program semester, jadwal mata pelajaran, KKM, silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran seperti
penguasaan materi pelajaran, penerapan strategi dan metode mengajar,
pemanfaatan media pembelajaran dan sebagainya.
2. Kontribusi Yang Signifikan Antara Komitmen Tugas Terhadap
Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan
Tingkat ketercapaian variabel komitmen tugas yang diperoleh guru
SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan adalah sebesar 45% berada di atas
skor rata-rata dan 55% berada di bawah interval skor rata-rata. Dengan
demikian sebagian besar skor manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se
Kota Padangsidimpuan berada di bawah kelas interval skor rata-rata.
Ketercapain komitmen tugas guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan sebesar 81,25% berada pada skor ideal. Pencapaian
tertinggi berada pada indikator bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang
lain, yaitu sebesar 89,58% (kategori baik/tinggi) disusul oleh indikator
tingginya perhatian terhadap siswa sebesar 78,24%, dan banyaknya tenaga
dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebesar 75,94%. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen tugas guru SMP
Negeri se Kota Padangsidimpuan yang dilihat dari tingginya perhatian
87
terhadap siswa, banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, dan bekerja
sebanyak-banyaknya untuk orang lain berada pada kategori baik/tinggi.
Kontribusi komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan sebesar 24,90%. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru
SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan memiliki loyalitas dan identifikasi diri
terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, meskipun belum
maksimal. Dengan demikian masih perlu dilakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan komitmen tugas guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan komitmen tugas guru adalah dengan menumbuhkan moral
kerja, yaitu kesepakatan batiniah seorang atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan
(Sudarwan Danim, 2004: 48). Untuk meningkatkan moral kerja guru maka
hubungan guru-guru, staf dan siswa harus berlangsung secara harmonis,
memiliki kepemimpinan Kepala Sekolah yang menyenangkan, tingkatan
organisasi yang berlangsung sebagaimana mestinya, adanya gaji yang
memadai yang diperoleh guru, adanya kesempatan untuk meningkatkan
karier, pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, kemampuan individu
guru, perasaan diterima di lingkungan Sekolah, adanya dimaika lingkungan
untuk menjadi lebih baik, serta kepribadian yang dimiliki merupakan faktor-
faktor pendukung moral kerja guru. Penjelasan di atas sesuai dengan
pendapat Danim (2004:52-53) yang menyatakan bahwa: (a) Manusia yang
88
sadar akan tujuan oraganisasinya biasanya memiliki tanggung jawab dan
terdorong mencapai target kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (b)
Hubungan antar manusia yang berjalan harmonis akan melahirkan suasana
atau iklim interaktif yang menyenangkan. Dengan suasana yang
menyenangkan ini gairtah kerja seseorang, setidaknya secara hipotetik,
otomatis akan dapat terangsang. (c) Kepemimpinan yang menyenangkan, di
mana diterapkan gaya kepemimpianan yang demokaratis, jujur dan adil akan
membangkitkan moral kerja karyawan karena merasakan adanya pengakuan
dan penghargaan. (d) Makin tinggi posisi organisasional, pekerjaan yang
dilakukannya makin konseptual. Sebaliknya makin rendah posisi amanusia
organisasional, pekerjaan yang dilakukannya makin teknis. (e) Secara umum
makin tinggi upah dan gaji makin tinggi pula moral kerja karyawan. Hal ini
tidaklah mutlak karena pada unit kerja yang menawarkan upah dan gaji
tinggi, biasanya tuntutan kerja pun sangat tinggi, sehingga tidak semua orang
mampu melakukannya. (f) Manusia organizacional akan terdorong moral
kerjanya manakala ada keyakinan bahwa dengan tampilan semacam itu
terbuka akses baginya untuk meningkatkan karier atau promosi. (g)
Pembagian tugas dan tanggung jawab. Kejelasan akan tugas dan tanggung
jawab utama membuat manusia organizacional dapat bekerja dalam suasana
kepastian. (h) Manusia organizacional berbeda potensi, minat, inteligensi,
kekuatan fisik, dan sebagainya. Orang yang mempunyai daya tanggap tinggi,
dengan sinyal sedikit saja, moral kerjanya akan meningkat secara instan. (i)
Perasaan diterima dalam kelompok. Rasa diterima oleh anggota kelompok
89
merupakan prasyarat bagi seseorang untuk dapat bekerja dengan derajat
moral kerja tertentu. (j) Faktor lingkungan baik fisik maupun non fisik akan
menentukan apakah seseorang terdorong untuk tampil dengan moral kerja
yang tinggi atau sebaliknya. (k) Manusia dengan kepribadian terbuka,
umumnya moral kerjanya mudah terangsang. Sebaliknya manusia
organizacional yang cenderung tertutup amat sulit menerima rangsangan dan
isyarat perubahan.
Dari uraian di atas, hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen
tugas memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru. Adanya
kontribusi ini disebabkan komitmen tugas akan menimbulkan kesadaran dan
motivasi yang kuat untuk melaksanakan pekerjaan atau tugasnya dengan
penuh tanggung jawab.
3. Kontribusi Manajemen Pemnbelajaran Dan Komitmen Tugas Secara
Bersama-sama Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota
Padangsidimpuan
Ketercapaian variabel kinerja guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan, 46,69% berada di atas skor rata-rata dan 53,31 berada di
bawah interval skor rata-rata. Dengan demikian sebagian besar skor kinerja
guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan berada di bawah kelas interval
skor rata-rata.
Skor rata-rata kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan
85,52% berada pada skor ideal. Pencapaian tertinggi berada pada indikator
kemampuan untuk melaksanakan tugas, yaitu sebesar 87,72% (kategori
baik/tinggi) disusul oleh indikator motivasi kerja sebesar 82,91%. Hal ini
90
menunjukkan bahwa kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan yang
dilihat dari kemampuan melaksanakan tugas dan motgivasi kerja berada pada
kategori baik/tinggi.
Kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap
kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 40,30%. Adanya
kontribusi manajemen pembelajaran dan lomitmen tugas tersebut secara
bersama-sama sebesar 40,30% membuktikan bahwa factor organisasi termasuk
manajemen dan psikologis termasuk komitmen tugas berkontribusi terhadap
kinerja guru. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Gibson dalam Ilyas
(55-58) tentang Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja, bahwa di antara
factor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja terdapat variable organisasi
yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, dan struktur yang
merupakan bagian dari manajemen. Sedangkan pada aspek psikologis terdapat
aspek sikap dan kepribadian yang di dalamnya termasuk komitmen tugas.
Dari uraian di astas dapat dipahami bahwa perlu dilakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas agar
kinerja guru semakin meningkat.
C. Keterbatasan Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan langkah-
langkah yang telah ditetapkan pada metodologi penelitian. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa manajemen pembelajaran (X1) dan komitmen
tugas memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru SMP
Negeri se Kota Padangsidimpuan.
91
Dari analisis hasil penelitian di atas dapat diketahui masih terdapat
beberapa masalah yang belum diteliti secara mendalam berkaitan kontribusi
manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP
Negeri se Kota Padangsidimpuann. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan
peneliti dalam melakukan penelitian secara lebih mendalam, sehingga
dibutuhkan peran aktif responden untuk memberikan jawaban terhadap
kondisi yang sebenarnya.
Keterbatasan- keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil akhir
penelitian ini diantaranya adalah seabagai berikut:
1. Adanya kemungkinan responden penelitian yang tidak sepenuhnya berlaku
jujur dalam mengisi angket dan tes yang diajukan, sehingga mungkin saja
jawaban responden berbeda dengan fakta yang sebenarnya.
2. Waktu penelitian, yaitu waktu yang digunakan untuk mengumpulkan data
relatif singkat, sehingga data yang diperoleh rentan terhadap berbagai bias
dalam memperoleh data tersebut.
3. Kemungkinan terdapat unsur kurangnya pemahaman responden tentang
pertanyaan yang diajukan yang menyebabkan jawaban responden tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
4. Pendekatan penelitian kuantitatif memiliki keterbatasan dalam penggunaan
alat ukur, terutama untuk mengukur aspek-aspek psikologis yang
menyebabkan manajemen Pembelajaran, komitmen tugas yang berada
pada kategori sedang dan kinerja guru yang berada pada kategori cukup.
92
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Manajemen pembelajaran berkontribusi terhadap kinerja guru SMP Negeri
se Kota Padangsidimpuan. Analisis data perencanaan pembelajaran,
pengorganisasian pembelajaran, kepemimpinan dalam pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran berada pada kategori baik.
b. Komitmen tugas berkontribusi terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan. Analisis data tingginya perhatian terhadap siswa,
banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai guru, dan bekerja sebanyak-banyaknya untuk
orang lain berada pada kategori baik.
c. Manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama
berkontribusi terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan.
Hal ini menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan
kemampuan melaksanakan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas
yang baik/tinggi.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat kontribusi yang
signifikan secara bersama-sama antara manajemen pembelajaran dan
komitmen tugas terhadap kinerja guru di SMP Negeri se Kota
92
93
Padangsidimpuan. Sebagai implikasinya manajemen pembelajaran dan
komitmen tugas guru perlu terus ditingkatkan agar kinerja guru dalam
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran semakin meningkat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru di
antaranya adalah dengan meningkatkan manajemen pembelajaran melalui
penyediaan buku-buku tentang manajemen pembelajaran dan pelatihan
tentang manajemen pembelajaran, menumbuhkan minat baca guru, diskusi
tentang manajemen pembelajaran dan komitmen tugas, dan sebagainya. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampulan guru
menerapkan manajemen pembelajaran, serta agar guru memiliki komitmen
tugas yang tinggi dalam melaksanakan tgugas dan tanggung jawabnya.
Dengan demikian diharapkan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas
guru semakin meningkat, sehingga kinerja guru dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran juga akan semakin
meningkat pula.
C. Saran-Saran
Sesuai dengan hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran-saran
sebagai berikut:
1. Disarankan kepada para guru, khususnya guru-guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan untuk meningkatkan manajemen pembelajaran,
terutama yang berkaitan dengan pengorganisasian dan pelaksanaan
94
evaluasi dalam manajemen pembelajaran agar kinerja guru semakin
meningkat.
2. Disarankan kepada para guru, khususnya guru SMP Negeri se Kota
Padangsidimpuan untuk meningkatkan komitmen tugas, terutama yang
menyangkut perhatian terhadap siswa, tenaga dan waktu yang diberikan
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru agar
kinerja guru semakin meningkat.
3. Disarankan kepada instansi terkait, khususnya Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan guru menerapkan manajemen pembelajaran dan komitmen
tugas guru agar kinerja guru semakin meningkat.
95
DAFTAR RUJUKAN
Anderson, Lorin W. 1989. Effektive Teacher. Amerika: McGrawhill International.
Arikunto, Suharsimi, 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
----------. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah & Masyarakat Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Niamas Multima.
----------, 1993. Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
--------, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta.
Boediono, 2006. Kegiatan Belajar Mengajar Makalah Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Puskur, Balitbang Depdiknas.
.
Danim, Sudarwan, 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok,
Jakarta: Rineka Cipta.
Davis, Ivor K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fachruddin. 2003. Administrasi Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media.
Gibson, Ivancevich dan Donelly, 1990.
Hadjar, Ibnu, 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantititatif. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Hasibuan, H. Malayu S. P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hersey and Blancchard, 1978. Management of Organizational Behavior, Utiling
Human Resources. New Delhi: Prentices Hall of India Private Limited.
Imron, Ali, 1995. Pembinaan Guru di Indonesia, Cet. Ketiga, Jakarta: Pustaka
Jaya.
Kenneth, N.Wexley. Gary A. Yuki, 2005. Organizational Behavior and Personal
Psychology, Illinois: Richard. Irwin, Inc.
95
96
Luthans F, 1995. Organizational Behavior (6th ed.), Singapore: McGraw-Hill,
Inc.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, , 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung: Rosdakarya.
Mondy R.W. and Premeaux, 1995. Management Concepts, Praktical and Skills.
New Jersey: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs.
Pidarta, Made. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.
Riggio, Ronald, E. 1991. Introduction to Industrial/Organizational Psychology,
Glenview, Illinois: Scott, Foresman/Little, Brown Higher Education.
Robbins, S. P. 2003. Organizational behavior, New Jersey: Prentice Hall.
Sagala, Syaiful, 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Sahertian, Piet A. 1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya:
Usaha Nasional.
Sahertian, Piet, A. 1994. Profil Pendidik Profesional, YogJakarta: Andi Offset.
Sardiman, A.M. 2000. Interaksi Belajar-mengajar. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sulistyani, Ambar Teguh, 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan,
YogJakarta: Gaya Gava Media.
Surakhmad, Winarno, 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik,
Bandung: Tarsito.
Syafaruddin dan Irwan Nasution. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta:
Quantum Teaching.
Terry, George R. 1973. Principle of Management. Illionis: Richart D.Irwin Inc.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Depdikbud, 2005. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
97
Usman, Moh. Uzer, 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Usman, Nasir, 2012. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Jakarta: Citapustaka
Media Perintis.
Wahjosumidjo, 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Wether, William B. dan Keith Davis, 1996. Human Resources and Personnel
Management, New York: McGraw Hill, Inc.
Wardoyo, 1969. Management Beberapa Persoalan Pokok. Jakarta: CV. Mulia.
Winardi. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.
Lampiran : 1
ANGKET
A. Pengantar
Instrumen ini bertujuan untuk mengumpulkan data penelitian yang berjudul KONTRIBUSI
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN KOMITMEN TUGAS TERHADAP KINERJA
GURU PADA SMP NEGERI KOTA PADANGSIDIMPUAN.
B. Petunjuk Pengisian Angket
1. Dimohon kepada Bapak/Ibu untuk membaca dengan seksama setiap pertanyaan yang
tersedia dalam Angket ini.
2. Bubuhilah tanda silang (X) pada salah satu huruf SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), KS (Kurang
Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai) pada jawaban yang paling tepat
menurut Bapak/Ibu.
3. Dimohon agar Angket ini diisi dengan jujur.
4. Setelah diisi mohon Angket ini dikembalikan kepada kami.
5. Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu mengisi Angket ini.
I. PERNYATAAN TENTANG MANAJEMEN PEMBELAJARAN (X1)
No Indikator Pernyataan Jawaban
1 Perencanaan pembelajaran:
a. Menyusun program
tahunan dan program
semester
1. Saya menyusun program tahunan
pada awal tahun ajaran baru
SS S KS TS STS
2. Saya tidak pernah menyusun
program tahunan.
SS S KS TS STS
3. Saya menyusun program semester
setiap awal semester.
SS S KS TS STS
4. Saya tidak pernah menyusun
program semester
SS S KS TS STS
b. Menyusun silabus 5. Saya menyusun silabus setiap awal
tahun ajaran baru
SS S KS TS STS
6. Saya tidak pernah menyusun
silabus
SS S KS TS STS
c. Membuat rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
7. Saya membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
setiap awal tahun ajaran baru
sesuai dengan panduan
SS S KS TS STS
8. Saya jarang menggunakan
panduan ketika menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
SS S KS TS STS
2 Pengorganisasian Pembelajaran
a. Menggunakan metode,
media dan bahan
latihan sesuai dengan
tujuan pengajaran
9. Saya jarang menggunakan media
pembelajaran
SS S KS TS STS
10. Saya menggunakan bahan latihan
untuk meningkatkan pemahaman
siswa pada materi yang diajarkan.
SS S KS TS STS
98
99
b. Berkomunikasi dengan
siswa
11. Saya melakukan kumunikasi
interaktif dalam kegiatan
pembelajaran
SS S KS TS STS
c. Mendemontrasikan
metode mengajar
12. Saya menggunakan metode yang
bervariasi dalam melaksanakan
pembelajaran
SS S KS TS STS
d. Mendorong dan
mengga-lakkan
keterlibatan siswa
dalam pengajaran.
13. Saya mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran
SS S KS TS STS
e. Mendemonstrasikan
pengu-asaan mata
pelajaran dan
relevansinya.
14. Saya berusaha menguasai materi
pelajaran dan menghubungkannya
dengan kehidupan siswa
SS S KS TS STS
f. Mengorganisasikan
waktu, ruang, bahan dan
perlengkapan pengajaran
15. Dalam kegiatan belajar saya
mengorganisasikan waktu, ruang,
bahan dan perlengkapan pengajaran
agar kegiatan pembelajaran
berlangsung efektif
SS S KS TS STS
3 Kepemimpinan dalam Pembelajaran
a. Berpengetahuan luas,
kreatif, inisiatif peka,
lapang dada dan selalu
tanggap.
16. Saya berusaha untuk menjawab
setiap pertanyaan siswa dengan
baik
SS S KS TS STS
17. Saya malas mengurus siswa yang
bandel
SS S KS TS STS
b. Bertindak adil, jujur
dan konsekwen.
18. Saya bersikap adil, jujur dan
konsekwen terhadap semua siswa
SS S KS TS STS
c. Bertanggung jawab. 19. Saya bertanggung jawab terhadap
semua tindakan saya, baik di
dalam kelas maupun di luar kelas
SS S KS TS STS
d. Selektif terhadap
semua informasi
20. Saya mengecek kebenaran berita
yang disampaikan kepada saya
SS S KS TS STS
e. Memberikan
peringatan ataupun
nasehat
21. Saya memberikan peringatan dan
nasehat kepada siswa yang
melakukan pelanggaran tata tertib
ketika proses pembelajaran
berlangsung
SS S KS TS STS
f. Memberikan petunjuk
dan pengarahan
22. Sebelum memulai pembelajaran,
saya memberikan petunjuk dan
pengarahan kepada siswa
SS S KS TS STS
g. Bersikap asih, asah,
dan asuh
23. Saya berusaha bersikap asih, asah,
dan asuh terhadap semua siswa
SS S KS TS STS
h. Selalu mengusahakan
kebajikan dan
kesempurnaan
24. Saya berusaha melakukan yang
terbaik dalam melaksanakan
pembelajaran
SS S KS TS STS
100
4 Evaluasi belajar:
a. Evaluasi proses 25. Saya selalu melaksanakan evaluasi
pada setiap pembelajaran untuk
mengetahui penguasaan siswa
pada materi yang disampaikan
SS S KS TS STS
b. Evaluasi hasil 26. Saya jarang melakukan penilaian
formatif
SS S KS TS STS
27. Saya menggunakan hasil penilaian
untuk mengukur keberhasilan
belajar siswa sekaligus sebagai
umpan balik untuk melaksanakan
pembelajaran berikutnya.
SS S KS TS STS
II. PERNYATAAN TENTANG KOMITMEN TUGAS (X2)
No Indikator Pernyataan Jawaban
1. Tingginya perhatian terhadap siswa
a. Memberikan bimbingan 1. Saya membimbimbing siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas-tugas
yang sulit
SS S KS TS STS
2. Saya membimbing siswa yang
mengalami kesulitan belajar
melalui kegiatan remedial
SS S KS TS STS
3. Saya jarang membimbing siswa
yang mengalami kesulitan belajar
SS S KS TS STS
4. Saya membimbing siswa yang
telah tuntas belajar melalui
kegiatan pengayaan
SS S KS TS STS
5. Saya jarang memberikan
pengayaan kepada siswa yang
telah tuntas belajarnya
SS S KS TS STS
6. Saya mempertimbangkan latar
belakang keluarga siswa ketika
memberikan bimbingan kepada
siswa
SS S KS TS STS
7. Saya mempertimbangkan
karakteristik siswa ketika
memberikan bimbingan kepada
siswa
SS S KS TS STS
b. Mengadakan komuni-
kasi yang intensif
terutama dalam
memperoleh infomasi
tentang peserta didik.
8. Saya mengajak siswa berdiskusi
tentang masalah yang dihadapinya
dalam belajar
SS S KS TS STS
9. Saya berusaha menggali informasi
tentang siswa dari orangtua dan
teman-temannya
SS S KS TS STS
10. Saya jarang menanyakan informasi
yang berkaitan dengan siswa
SS S KS TS STS
2 Banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai guru
101
a. Guru tidak hanya
pendidik didalam kelas,
tetapi juga disela-sela
waktu di luar jam
mengajar
11. Saya memperhatikan aktivitas
siswa ketika waktu istirahat
sekolah
SS S KS TS STS
12. Saya jarang memperhatikan
aktivitas siswa waktu istilahat
sekolah
SS S KS TS STS
13. Saya meladeni siswa yang
bertanya di luar jam mengajar
SS S KS TS STS
14. Saya tidak meladeni siswa yang
bertanya di luar jam mengajar
SS S KS TS STS
15. Kadang-kadang saya
memperhatikan aktivitas siswa di
luar sekolah
SS S KS TS STS
16. Saya malas memperhatikan
aktivitas siswa di luar sekolah
karena tugas saya hanya di sekolah
saja
SS S KS TS STS
b. Guru sebagai
penghubung antara
sekolah dan masyarakat
17.Saya berusaha untuk
menyampaikan kepentingan
masyarakat kepada sekolah
SS S KS TS STS
18. Saya tidak pernah menyampaikan
kepentingan masyarakat kepada
sekolah
SS S KS TS STS
19. Saya menyampaikan kepentingan
sekolah kepada masyarakat
SS S KS TS STS
20. Saya tidak pernah menyampaikan
kepentingan sekolah kepada
masyarakat
SS S KS TS STS
3 Bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain
a. Melaksanakan tugas
profesional
21. Saya berusaha memberikan contoh
teladan kepada siswa agar mereka
berprilaku baik
SS S KS TS STS
22. Saya berusaha melaksanakan
tugas-tugas sebagai guru dengan
sebaik mungkin
SS S KS TS STS
23. Saya berusaha meningkatkan
pengetahuan yang berkaitan
dengan guru
SS S KS TS STS
24. Saya berusaha untuk
meningkatkan keterampilan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas sebagai guru
SS S KS TS STS
b. Melaksanakan tugas
kemanusiaan
25. Selain menjadi guru, saya juga
bersikap sebagai orangtua bagi
siswa
SS S KS TS STS
26. Kadang-kadang saya membantu
siswa mengatasi masalah yang
dihadapinya
SS S KS TS STS
27. Saya malas membantu siswa SS S KS TS STS
102
mengatasi masalah yang
dihadapinya karena tugas saya
adalah mengajar
c. Melaksanakan tugas
kemasyarakatan
28. Saya malas mengikuti kegiatan-
kegiatan masyarakat karena di
masyarakat karena sudah capek di
sekolah
SS S KS TS STS
III. PERNYATAAN TENTANG KINERJA GURU (Y)
No Indikator Pernyataan Jawaban
1. Kemampuan melaksanakan tugas
a. Kompetensi
Paedagogik
1. Saya berusaha memahami
karakteristik peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran
SS S KS TS STS
2. Saya menerapkan teori-teori belajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran
dalam kegiatan pembelajaran
SS S KS TS STS
3. Saya berperan aktif
mengembangkan kurikulum yang
terkait dengan mata pelajaran yang
saya ampu
SS S KS TS STS
4. Saya menerapkan pembelajaran
yang mendidik kepada siswa
SS S KS TS STS
5. Saya memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran
SS S KS TS STS
6. Saya berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan
peserta didik
SS S KS TS STS
7. Saya menyelenggarakan penilaian
dan evaluasi proses dan hasil
belajar
SS S KS TS STS
8. Saya memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran
SS S KS TS STS
b. Kompetensi
kepribadian
9. Saya bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia
SS S KS TS STS
10. Saya berusaha bersikap jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat
SS S KS TS STS
11. Saya berusaha menjaga wibawa
saya, terutama di hadapan peserta
didik
SS S KS TS STS
12. Saya melaksanakan pekerjaan saya
dengan penuh tanggung jawab
SS S KS TS STS
13. Saya bangga menjadi guru SS S KS TS STS
103
c. Kompetensi sosial 14. Saya bertindak objektif kepada
siswa tanpa membedakan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik,
latar belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi.
SS S KS TS STS
15. Saya berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan
masyarakat.
SS S KS TS STS
d. Kompetensi
profesional
16. Saya menguasai materi yang
mendukung mata pelajaran yang
diampu.
SS S KS TS STS
17. Saya menguasai standar
kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran yang diampu
SS S KS TS STS
18. Saya mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara
kreatif
SS S KS TS STS
19. Saya mengembangkan
keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
SS S KS TS STS
20. Saya tidak memanfaatkan
teknologi informasi dan
komunikasi untuk
mengembangkan diri
SS S KS TS STS
2. Motivasi kerja
a. Kinerjanya tergantung
pada usaha dan
kemampuan yang
dimilikinya
dibandingkan dengan
kinerja melalui
kelompok
21. Saya berusaha menggunakan
strategi dan metode mengajar yang
bervariasi untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa
SS S KS TS STS
22. Saya berusaha menggunakan media
pembelajaran yang tepat agar
siswa tertarik mengikuti kegiatan
pembelajaran
SS S KS TS STS
23. Saya tidak pernah menggunakan
media pembelajaran
SS S KS TS STS
24. Saya lebih senang bekerja secara
mandiri
SS S KS TS STS
b. Memiliki kemampuan
dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang sulit
25. Saya berusaha menyelesaikan
tugas tepat pada waktunya
SS S KS TS STS
26. Saya malas mengerjakan tugas-
tugas yang sulit
SS S KS TS STS
104
c. Melaksanakan tugas
secara optimal, efektif
dan efisien
27. Saya berusaha melaksanakan tugas
dalam pembelajaran secara optimal
SS S KS TS STS
28. Saya berusaha melaksanakan tugas
dengan efektif.
SS S KS TS STS
29. Saya kurang memperhatikan
efisiensi tugas-tugas yang saya
kerjakan
SS S KS TS STS
Terimakasih semoga anda selalu sukses!!