-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
1/12
Rumput Stadion Gedebage
Rumput merupakan hal yang paling disorot di sebuah stadion dikarenakan sebagus apapun
sarana dan prasarananya tetaplah obyek yang diliat adalah lapangan bola yang menyuguhkan
pemain yang berlaga di sebuah stadion.
dalam mendesain lapangan bola hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Iklim daerah : bila iklim tropis seperti di Indonesia paling cocok emang rumput alami
dikarenakan sinar matahari yang lumayan terik dan panas hampir sepanjang tahun menjaga
kesuburan dan regenerasi rumput di sebuah stadion. Mengapa tidak rumput sintetis ? rumput
sintetis sangat tidak cocok dengan hawa panas karena bisa mencapai suhu 69 derajat celcius
sedangkan rumput alami yang memang sangat membutuhkan cahaya dapat mencapai suhu
puncak 32 derajat celcius.
2. Media Tanam : Dalam mendesain lapangan bola hal yang sangat vital bukan hanya rumput itu
sendiri tapi sistem penanamannya dan media tanam , hal ini disebabkan media tanam berfungsi
sekaligus untuk drainase sebuah lapangan bola. Di Stadion Gedebage menggunakan pasir
dengan kandungan clay sedikit sehingga mengalirkan air dan menyerap air lebih baik sehingga
diharapkan bila hujan tidak sempat menggenang dan langsung dialirkan ke drainase bawah
lapangan.
3. Drainase : Di lapangan bola faktor ini merupakan faktor yang paling vital bagaimana membuat
drainase untuk rumput bekerja dengan baik membutuhkan desain yang matang selain pemilihan
material yang tepat.
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
2/12
setelah menyerap lewat pasir (media tanam) maka akan dialirkan ke Pipa HDPE (pipa Horizontal
Drain) setelah itu dialirkan ke drainase utama stadion. Pipa HDPE disini merupakan pipa
perforated dan berlobang / berpori sehingga air lebih mudah terserap dan dialirkan.Sedangkan
untuk geotextile digunakan sebagai pemisah antara tanah asli dengan media drainase dan tumbuh
sehingga tidak bercamput saat hujan .
untuk urutan pekerjaan di stadion Gedebage itu sendiri antara lain :
1. Tahap Penggalian parit sebagai tempat Pipa HDPE sebagai saluran bawah tanah
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
3/12
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
4/12
2. Pemasangan Geotextile non woven di parit untuk pemisah dengan lapisan tanah asli setelah itu
dipasang Pipa HDPE dan ditutup dengan split butiran kasar sebagai penyaluran air ke pipa . Untuk
lapisan terakhir digunakan geotextile non woven lagi sebagai pemisah dengan pasir sebagai media
tanam dan drainase.
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
5/12
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
6/12
3. Tahap pembentukan elevasi kemiringan sebagai run off air sehingga air dapat dialirkan masuk
ke parit dan dialirkan oleh Pipa HDPE. untuk kemiringan menggunakan alat baby roller sehingga
lebih mudah.
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
7/12
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
8/12
4. Tahap Pengurugan pasir pilihan sebagai media tanam
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
9/12
5. Setelah tahap pengurugan media tanam maka dibuat tahap pembentukan lahan sehingga
didapatkan kemiringan yang sesuai dengan rencana antara 0,2% - 0,5 % sehingga diharapkan
didapatkan pengaliran air permukaan.
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
10/12
6. Tahap ke 6 adalah penanaman stolon (batangan ) rumput dengan jarak yang telah ditentukan
sehingga diharapkan tumbuh sempurna dan mendapatkan supply air dan cahaya yang cukup
perstolon.
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
11/12
7.Tahap terakhir merupakan tahap pemeliharaan , di tahap ini sebenernya susah-susah gampang
dikarenakan perawatan yang sangat intensif dan penyiraman dimana air tanah yang dipakai harus
dicek kandungan mineralnya agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan rumput.
-
8/20/2019 Konstruksi Drainase Stadion Gedebage, Viking Nu Aing
12/12
Pada akhirnya akan didapatkan rumput yang rapat dan menyambung dalam waktu 6-8 bulan.
Memang memakan waktu lebih lama tapi hasilnya lebih maksimal dibanding sistem plugging /
lembaran dikarenakan akar sudah menyatu dengan media tanam dan lapisan claynya relatif lebih
sedikit.