Download - Konstipasi (1)
A. Konstipasi
merupakan dimana terjadi penurunan motilitas (pergerakan) usus, yang
ditandai dengan kesulitan buang air besar (BAB). Setiap orang memang
memiliki kapasitas motolitas usus sendiri, namun bila setelah 3 hari, masih
sulit BAB, maka kotoran akan menjadi keras dan makin sulit dikeluarkan.
Konstipasi biasa terjadi karena adanya proses penyerapan air yang cukup
tinggi di dalam usus sehingga feses menjadi kering dan keras. Penyebab
utama konstipasi adalah kebiasaan untuk menahan-nahan atau menunda-
nunda buang air besar dan kurang memakan-makanan berserat. Konstipasi
yang kronis dapat memicu terjadinya hemaroid.
Di dalam medis dikenal dua bentuk pokok konstipasi, yaitu :
a. Konstipasi yang disebabkan oleh gangguan fungsi / konstipasi simple /
konstipasi temporer
Konstipasi yang disebabkan gangguan fungsi yang simple, dapat
terjadi secara akut ataupun kronis. Konstipasi jenis ini dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
a) Rektal Statis (Dyschesia)
Suatu kebiasaan defekasi yang salah dapat menyebabkan
timbulnya konstipasi dan dapat menjadi kronis. Akibatnya, rektum
akan menjadi insentif sehingga refleks defekasi akan tidak mudah
terjadi.
Contoh kebiasaan yang salah misalnya sering menunda
defekasi,tidak teraturnya waktu defekasi,karena kesibukan dan
yang lainnya.
Pada konstipasi rektal atau dyschesia, gangguan terletak pada
rektum dan passage dari kolon masih normal.
Dyschesia juga dapat terjadi pada penderita yang pada saat
defekasi merasa nyeri, misalnya abses pada anus sehingga
penderita takut untuk melakukan defekasi. Pada usia lanjut,
dyschesia juga dapat muncul.
b) Kolon Statis
Pada konstipasi jenis ini, passage di kolon mengalami gangguan
atau mengalami hambatan hal ini menjadi penyebab dari kesulitan
defekasi. Kebiasaan makan makanan yang mengandung atau
sedikit selulose misalnya salak,pala dapat menyebabkan konstipasi.
Selain itu intake cairan yang kurang dan dehidrasi juga dapat
menyebabkan konstipasi.
b. Konstipasi sebagai gejala suatu penyakit / konstipasi simtomatik
Konstipasi dapat muncul akibat gejala suatu penyakit yang akut
ataupun kronis.
a) Konstipasi sebagai gejala penyakit akut
1. Dehidrasi
Dehidrasi yang sering dialami akan berdampak kesulitan
defekasi. Selain itu penyakit infeksi akut yang disertai dengan
panas misalnya pneumonia,meningitis juga akan menimbulkan
gejala konstipasi.
2. Obstruksi intestinal akut
3. Apendisitis akut
b) Konstipasi sebagai gejala penyakit kronis
1. Penyakit atau kelainan dari traktus gastrointestinalis
2. Kelainan pada pelvis yang biasanya kompresi mekanis pada
rektum atau kolon
B. Terapi Konstipasi
a. Terapi Non Farmakologi
a) Latihan BAB
Hendaknya BAB pada waktu yang tepat sama setiap harinya.
Waktu yang optimal untuk BAB adalah di pagi hari setelah
berjlaan dan sarapan sehingga saat aktivitas kolon sangat tinggi.
Pasien juga disaranakan untuk tidak mengedan berlebihan.
b) Tingkatkan asupan serta dan cairan
Rekomendasi jumlah asupan setiap harinya adalah 20-25 gram.
Jumlah hidrasi yang cukup amat penting untuk menjaga pergerakan
usus.
c) Meningkatkan aktifitas fisik regular
Suatu studi khorot menyebutkan, latihan fisik 2-5 kali per minggu
menurunkan resiko konstipasi hingga 35%.
b. Terapi Farmakologi
a) LAKSATIF (Pencahar)
Bulk laxative
Laksative yang mengandung psillium, pectin, plantago atau
selulose. Jenis laksative ini menyerap air sehingga melunakkan
tinja. Paling bermanfaat diberikan kepada konstipasi fungsional
namun tidak akan menolong pada kasus konstipasi trasit lambat
dan disfungsi anorektal. Efeknya menimbulkan kembung dan
produksi gas berlebih.
Laksative osmotik
Laksative yang mengandung garam (magnesium hidroksida,
sodium bifosfat) yang akan meningkatkan sekresi air ke dalam
usus. Juga bisa mengandung latulosa, sorbitol, manitol, dan
pliotilen glikol (PEG).
Laksative Stimulan
Laksative stimulan meningkatkan pergerakan usus dan sekresi ke
dalam usus
Agen Prokinetik
Tegaserod, kolsisin dan misoprostol akan mempercepat waktu
transit tinja dan meningkatkan frekuensi BAB.
c. Operasi
Reaksi atau pemotongan kolon secara total dan pemotongan bagian
ileorektum kadang-kadang diperlukan pada yang konstipasi berulang
pada pasien konstipasi transit tanpa disfungsi anorektal yang gagal
menjalani terapi faramologi maupun non farmakologi.Komplikasi
setelah operasi :
a) Gangguan pada usus kecil
b) Diare
c) Inkontinensi
C. Cara mencegah konstipasi
a. Makan makanan tinggi serat (yang sudah pasti kita ketahui).
Sumber serat antara lain adalah buah-buahan, roti gandum utuh,
atau sereal. Serat dalam makanan akan membentuk massa kotoran
(feces) sehingga mengembang dan mudah dikeluarkan.
b. Minum minimal 8 gelas air sehari, kecuali anda memiliki kondisi
medis yang mengharuskan anda membatasi asupan cairan.
Minuman seperti kopi dan teh memiliki efek dehidarsi sehingga
harus dihindari hingga pola defekasi anda sudah normal.
c. Olahraga teratur
d. Jangan terlalu sering menahan BAB
Referensi :
Dari buku perpus
http://konstipasi.org/ diakses 15.17 28/04/14