Transcript
Page 1: komponen sistem kendali

PRAKTIK SISTEM KENDALI 1 KARAKTERISTIK SCR, RELAY, PTC, PHOTO CELL /

LDR , DAN TRIAC

Joko Sulistyo

12502241007

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA S-1

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: komponen sistem kendali

A. TUJUAN

1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik dari SCR

2. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik dari Relay

3. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik dari PTC

4. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik dari Photo Cell ( LDR )

5. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik dari TRIAC

B. KARAKTERISTIK ALAT – ALAT PRAKTIK

1. SCR

a. Pengertian SCR

Silicon-controlled rectifier merupakan alat semikonduktor empat lapis (PNPN)

yang menggunakan tiga kaki yaitu anoda (anode), katoda (cathode), dan gerbang

(gate) – dalam operasinya. SCR adalah salah satu thyristor yang paling sering

digunakan dan dapat melakukan penyaklaran untuk arus yang besar.

Gambar 1 Bentuk fisik SCR

SCR dapat dikategorikan menurut jumlah arus yang dapat beroperasi, yaitu

SCR arus rendah dan SCR arus tinggi. SCR arus rendah dapat bekerja dengan arus

anoda kurang dari 1 A sedangkan SCR arus tinggi dapat menangani arus beban

sampai ribuan ampere.

Gambar 2 Konstruksi dan simbol SCR

Page 3: komponen sistem kendali

Simbol skematis untuk SCR mirip dengan simbol penyearah dioda dan

diperlihatkan pada Gambar 2. Pada kenyataannya, SCR mirip dengan dioda karena

SCR menghantarkan hanya pada satu arah. SCR harus diberi bias maju dari anoda

ke katoda untuk konduksi arus. Tidak seperti pada dioda, ujung gerbang yang

digunakan berfungsi untuk menghidupkan alat.

b. Operasi SCR

Operasi SCR sama dengan operasi dioda standar kecuali bahwa SCR

memerlukan tegangan positif pada gerbang untuk menghidupkan saklar. Gerbang

SCR dihubungkan dengan basis transistor internal, dan untuk itu diperlukan

setidaknya 0,7 V untuk memicu SCR. Tegangan ini disebut sebagai tegangan

pemicu gerbang (gate trigger voltage). Biasanya pabrik pembuat SCR memberikan

data arus masukan minimum yang dibutuhkan untuk menghidupkan SCR. Lembar

data menyebutkan arus ini sebagai arus pemicu gerbang (gate trigger current).

Sebagai contoh lembar data 2N4441 memberikan tegangan dan arus pemicu :

VGT = 0,75 V

I GT = 10 mA

Hal ini berarti sumber yang menggerakkan gerbang 2N4441 harus mencatu 10 mA

pada tegangan 0,75 V untuk mengunci SCR.

Gambar 3 SCR yang dioperasikan dari sumber DC

Skema rangkaian penghubungan SCR yang dioperasikan dari sumber DC

diperlihatkan pada Gambar 3. Anoda terhubung sehingga positif terhadap katoda

(bias maju). Penutupan sebentar tombol tekan (push button) PB1 memberikan

pengaruh positif tegangan terbatas pada gerbang SCR, yang men-switch ON

rangkaian anoda-katoda, atau pada konduksi, kemudian menghidupkan

lampu.Rangkaian anoda-katoda akan terhubung ON hanya satu arah. Hal ini terjadi

hanya apabila anoda positif terhadap katoda dan tegangan positif diberikan kepada

gerbang Ketika SCR ON, SCR akan tetap ON, bahkan sesudah tegangan gerbang

Page 4: komponen sistem kendali

dilepas. Satu-satunya cara mematikan SCR adalah penekanan tombol tekan PB2

sebentar, yang akan mengurangi arus anoda-katoda sampai nol atau dengan

melepaskan tegangan sumber dari rangkaian anoda-katoda. SCR dapat digunakan

untuk penghubungan arus pada beban yang dihubungkan pada sumber AC. Karena

SCR adalah penyearah, maka hanya dapat menghantarkan setengah dari gelombang

input AC. Oleh karena itu, output maksimum yang diberikan adalah 50%;

bentuknya adalah bentuk gelombang DC yang berdenyut setengah gelombang.

Gambar 4 SCR yang dioperasikan dari sumber AC

Skema penghubungan rangkaian SCR yang dioperasikan dari sumber AC

diperlihatkan oleh Gambar 4. Rangkaian anoda-katoda hanya dapat di switch ON

selama setengah siklus dan jika anoda adalah positif (diberi bias maju). Dengan

tombol tekan PB1 terbuka, arus gerbang tidak mengalir sehingga rangkaian anoda-

katoda bertahan OFF. Dengan menekan tombol tekan PB1 dan terus-menerus

tertutup, menyebabkan rangkaian gerbang-katoda dan anodakatoda diberi bias maju

pada waktu yang sama. Prosedur arus searah berdenyut setengah gelombang

melewati depan lampu. Ketika tombol tekan PB1 dilepaskan, arus anoda-katoda

secara otomatis menutup OFF ketika tegangan AC turun ke nol pada gelombang

sinus.

Gambar 5 Aplikasi SCR sebagai kontrol output suplai daya pada motor DC

Ketika SCR dihubungkan pada sumber tegangan AC, SCR dapat juga digunakan

untuk merubah atau mengatur jumlah daya yang diberikan pada beban. Pada

dasarnya SCR melakukan fungsi yang sama seperti rheostat, tetapi SCR jauh lebih

Page 5: komponen sistem kendali

efisien. Gambar 5 menggambarkan penggunaan SCR untuk mengatur dan

menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC.

Gambar 6 Aplikasi SCR untuk start lunak motor AC induksi 3 fase

Rangkaian SCR dari Gambar 6 dapat digunakan untuk "start lunak" dari motor

induksi 3 fase. Dua SCR dihubungkan secara terbalik paralel untuk memperoleh

kontrol gelombang penuh. Dalam tema hubungan ini, SCR pertama mengontrol

tegangan apabila tegangan positif dengan bentuk gelombang sinus dan SCR yang

lain mengontrol tegangan apabila tegangan negatif. Kontrol arus dan percepatan

dicapai dengan pemberian trigger dan penyelaan SCR pada waktu yang berbeda

selama setengah siklus. Jika pulsa gerbang diberikan awal pada setengah siklus,

maka outputnya tinggi. Jika pulsa gerbang diberikan terlambat pada setengah siklus,

hanya sebagian kecil dari bentuk gelombang dilewatkan dan mengakibatkan

outputnya rendah.

c. Aplikasi SCR

Pada aplikasinya, SCR tepat digunakan sebagai saklar solid-state, namun tidak

dapat memperkuat sinyal seperti halnya transistor. SCR juga banyak digunakan

untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC,

pemanas, AC, melindungi beban yang mahal (diproteksi) terhadap kelebihan

tegangan yang berasal dari catu daya, digunakan untuk “start lunak" dari motor

induksi 3 fase dan pemanas induksi. Sebagian besar SCR mempunyai perlengkapan

untuk penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal dalam

pengoperasiannya.

Page 6: komponen sistem kendali

2. RELAY

a. Pengertian

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan

oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat

pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas

akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga

kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang,

tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.Relay

biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya

peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil

(misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Relay yang paling sederhana ialah relay

elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi

listrik.

Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :

Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau

membuka) kontak saklar.

Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi

dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbaik yaitu

anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk

mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on

ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

Konfigurasi dari kontak-kontak relay ada tiga jenis, yaitu:

Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu

Normally Closed (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu

Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal tertutup, tetapi

ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan

kontak-kontak yang lain.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan

relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay.

Misalnya relay 12V DC/4A 220V, artinya tegangan yang diperlukan

Page 7: komponen sistem kendali

sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik

(maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan

80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih

aman.Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini

berupa batang kontakterbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat.

Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan

saling menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan

dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off).

Gambar1. Relay

b. Prinsip Kerja Relay

Relay terdiri dari Coil & Contact

Coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact

adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik

dicoil. Contact ada 2 jenis: Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan

open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara

sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat energi listrik

(energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang

berpegas, dan contact akan menutup

Gambar2. Prinsip Kerja Relay

Page 8: komponen sistem kendali

3. PTC

Gambar1. PTC dan NTC

a. Fungsi PTC

Positive temperature coefisient (PTC) biasa digunakan untuk sensor temperature.

PTC berfungsi sebagai tahanan atau resistansi (resistor) dimana nilai/ besar

tahanannya berubah sesuai perubahan suhu. Disebut positif, karena nilai

tahanannya akan naik jika temperatur naik, dan turun jika temperatur turun. NTC

(negative temperatur coefisient), dimana NTC memiliki karakteristik kebalikan

PTC, tahanan NTC akan turun jika temperature naik dan sebaliknya.Bagaimana

NTC/PTC bisa berfungsi sebagai sensor? Dari nilai tahanannya. Biasanya

aplikasinya dengan mengidentifikasikan arus yang mengalir melalui PTC. Jika PTC

diberi tegangan, maka akan mengalir arus. Jadi, besarnya arus ini akan berubah2

sesuai perubahan tahanan PTC. Arus ini kemudian diukur sebagai identifikasi

perubahan temperatur.

b. Prinsip Kerja PTC

The PTC-elemen pemanas sensitif mengatur kekuatan sesuai dengan

temperatur yang diperlukan. Para input daya tergantung pada output yang

diminta panas.

Karena Perlawanan khusus suhu-karakteristik, ada suhu ada tambahan

peraturan atau perangkat keselamatan diperlukan sementara mencapai tinggi

tingkat daya panas ketika menggunakan area resistansi rendah

Prinsip Kerja NTC

Resistansi NTC thermis - diterima oleh seluruh partisipan berkurang secara

proporsional dengan peningkatan suhu.

Page 9: komponen sistem kendali

Resistansi-temperatur termistor hubungan dapat diperkirakan oleh,

karakteristik BETA (°K), (TERSURAT DALAM °KELVIN) Kecuali

dinyatakan sebaliknya, Beta berasal dari pengukuran resistansi thermistor

diperoleh pada 0 ° dan 50 ° C.

c. Karakteristik

Waktu saat ini adalah hubungan karakteristik pada temperatur tertentu antara arus

melalui thermistor dan waktu, pada aplikasi atau gangguan tegangan untuk itu.

DISIPASI KONSTAN

Disipasi konstan adalah rasio (dinyatakan dalam milliwatts per derajat C) pada

temperatur tertentu, perubahan dalam disipasi daya dalam sebuah termistor

untuk resultan perubahan suhu tubuh.

NEGATIF KOEFISIEN SUHU (NTC)

Sebuah termistor NTC adalah satu di mana daya resistensi nol berkurang

dengan peningkatan suhu tubuh.

MAKSIMUM SUHU

Temperatur operasi maksimum adalah suhu tubuh maksimum di mana termistor

akan beroperasi untuk jangka waktu dengan stabilitas diterima karakteristiknya.

Suhu ini dapat menjadi hasil dari pemanasan internal atau eksternal, atau

keduanya, dan tidak boleh melebihi nilai maksimum yang ditentukan.

MAXIMUM POWER RATING

Power rating maksimum dari termistor adalah daya maksimum yang sebuah

termistor akan menghilang untuk jangka waktu dengan stabilitas diterima

karakteristiknya.

POSITIF KOEFISIEN SUHU (PTC)

Sebuah termistor PTC adalah salah satu di mana daya resistensi nol meningkat

dengan peningkatan suhu tubuh.

KEDAP RASIO KARAKTERISTIK

Rasio resistensi mengidentifikasi karakteristik rasio nol-kekuatan perlawanan

dari sebuah thermistor diukur pada 25 ° C dengan resistansi yang diukur pada

125 ° C.

KEDAP SUHU KARAKTERISTIK

Karakteristik temperatur resistansi adalah hubungan antara nol-kekuatan

perlawanan dari sebuah termistor dan suhu tubuh.. Hart yang Steinhart dan

Page 10: komponen sistem kendali

persamaan adalah ekspresi empiris yang matematis terbaik ekspresi dari

perlawanan terhadap temperatur karakteristik dari sebuah termistor NTC.Cukup

panjang.Untuk menyelesaikan untuk konstanta, hubungi permohonan US

Sensor departemen teknik untuk salinan program BASIC listing.

STABILITAS TERMISTOR

Stabilitas sebuah termistor adalah kemampuan sebuah termistor untuk

mempertahankan karakteristik tertentu setelah ditunjuk menjadi sasaran

lingkungan atau kondisi tes listrik.

SUHU Wattage KARAKTERISTIK

Suhu watt karakteristik termistor adalah hubungan pada temperatur tertentu

antara suhu termistor dan mapan diterapkan watt.

WAKTU THERMAL KONSTAN

Konstanta waktu termal adalah waktu yang diperlukan untuk termistor untuk

mengubah 63,2% dari total perbedaan antara awal dan akhir suhu tubuh ketika

mengalami perubahan fungsi tangga suhu di bawah nol-kondisi kekuasaan.

RESISTANCE ZERO-POWER KEDAP

Nol-daya resistensi adalah nilai resistansi dc sebuah thermistor diukur pada

suhu tertentu dengan daya yang dihamburkan oleh termistor cukup rendah

sehingga penurunan lebih lanjut akan menghasilkan daya tidak lebih dari 0,1%

(atau sepersepuluh dari pengukuran tertentu toleransi, mana yang lebih kecil)

perubahan tahanan.

ZERO-POWER KOEFISIEN SUHU KEDAP

Nol-kekuatan perlawanan koefisien adalah rasio pada suhu tertentu (T) dari laju

perubahan nol-kekuatan perlawanan dengan suhu ke nol-kekuatan perlawanan

termistor.

d. Aplikasi

Termistor NTC digunakan sebagai termometer hambatan dalam pengukuran

temperatur rendah dari orde 10 K.

Termistor NTC dapat digunakan sebagai pembatas arus-arus masuk perangkat

dalam rangkaian catu daya. Mereka hadir pada awalnya resistensi yang lebih

tinggi yang mencegah arus besar mengalir di turn-on, dan kemudian panas dan

menjadi jauh lebih rendah untuk membolehkan perlawanan aliran arus yang

Page 11: komponen sistem kendali

lebih tinggi selama operasi normalTermistor ini biasanya lebih besar daripada

jenis mengukur termistor, dan sengaja dirancang untuk aplikasi ini.

Termistor NTC secara teratur digunakan dalam aplikasi otomotif.. Sebagai

contoh, mereka memonitor hal-hal seperti suhu pendingin dan / atau minyak

suhu di dalam mesin dan memberikan data ke ECU dan, secara tidak langsung,

ke panel kontrol.

Termistor juga umum digunakan dalam modern termostat digital dan memantau

suhu kemasan baterai selama pengisian daya berlangsung.

4. LDR dan Photocell

Gambar1. LDR Gambar2.Bentuk fisik Photo cell

a. Pengertian LDR (light dependent resistor) dan Photocell

Photocell menggunakan prinsip kerja resistor dengan sensitivitas cahaya

(LDR=Light Dependent Resistor). Apabila kondisi gelap maka nilai resistansi

akan menjadi rendah sehingga arus mengalir dan lampu akan

menyala. Sebaliknya pada kondisi terang, nilai resistansi menjadi tinggi sehingga

arus tidak dapat mengalir dan lamp akan mati. Rangkaian photocell banyak

digunakan pada instalasi penerangan lampu jalan, mercusuar, atau lampu-lampu

yang membutuhkan otomatisasi.

Resistor yang LDR tersusun atas bahan semikonduktor dan memiliki

karakteristik nilai tahanan tergantung dengan intensitas cahaya yang

diterimanya. Semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenai LDR, resitansinya

semakin mengecil, begitu pula sebaliknya.

Page 12: komponen sistem kendali

b. Fungsi LDR

Sebagai sensor cahaya terang atau gelap

c. Karakteristik LDR

Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral.

Laju Recovery Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level

kekuatan cahaya tertentu kedalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita

amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah

resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut

hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang

waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuaran praktis dan suatu

kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K

/detik, untuk LDR type arus harganya lebih besar dari 200 K /detik (selama

20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan

lebih tinggi pada arah ebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat

terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi

yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.

Respon Spektral LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap

panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang

biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium,

baja, emas, dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan

penghantar yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar

yang baik.

5. TRIAC

a. Pengertian TRIAC

TRIAC atau yang dikenal dengan nama Bidirectional Triode Thyristor, dapat

mengalirkan arus listrik ke kedua arah ketika ditrigger (dihidupkan). Triac dapat

ditrigger dengan memberikan tegangan positif ataupun negatif pada elektroda

gerbang. Sekali ditrigger, komponen ini akan terus menghantar hingga arus yang

mengalir lebih rendah dari arus genggamnya, misalnya pada akhir paruh siklus dari

arus bolak-balik. Operasi Triac sangat mirip dengan SCR. Perbedaannya adalah

apabila SCR dihubungkan ke dalam rangkaian ac, tegangan output disearahkan

menjadi arus searah sedangkan triac dirancang untuk menghantarkan pada kedua

tengahan dari bentuk gelombang output. Oleh karena itu, output dari triac adalah

Page 13: komponen sistem kendali

arus bolakbalik, bukan arus searah. Triac dibuat untuk menyediakan cara agar

kontrol daya ac ditingkatkan.

Gambar 1 Bentuk fisik triac

b. Operasi Triac

Kontruksi triac diperlihatkan pada Gambar 2. Triac beroperasi sebagai dua SCR

dalam satu bungkus dan dipasang paralel berkebalikan. Rangkaian ekivalen triac

diperlihatkan sebagai dua SCR yang dihubungkan paralel terbalik seperti

diperlihatkan pada Gambar 3. Dengan demikian, triac mampu menghantarkan

dengan salah satu polaritas tegangan terminal. Triac dapat juga ditrigger dengan

salah satu polaritas sinyal gerbang.

Gambar 2 Konstruksi Triac

Gambar 3 Struktur, simbol dan rangkaian ekivalen Triac

Triac mempunyai tiga terminal; dua terminal utama (MT2 ) dan terminal utama

(MT1) dan gerbang (G). Terminal MT2 dan MT1 dirancang demikian sebab aliran

arus adalah dua arah. Karena aliran berinteraksi dengan gerbang, MT1 digunakan

sebagai pengukuran terminal referen. Arus dapat mengalir antara MT2 dan MT1

dan juga Antara gerbang dan MT1. TRIAC dapat ditrigger agar konduksi pada salah

Page 14: komponen sistem kendali

satu arah dengan arus gerbang bergerak masuk atau keluar dari gerbang. Apabila

aliran arah arus terminal utama ditentukan, triac pada dasarnya mempunyai

karakteristik pengoperasian internal yang sama dengan SCR. Triac mempunyai

empat kemungkinan mode pentriggeran. Sehubungan dengan MT1 yaitu :

MT2 adalah positif dan gerbang positif

MT2 adalah positif dan gerbang negatif

MT2 adalah negatif dan gerbang positif

MT2 adalah negatif dan gerbang negatif

Gambar 4 Mode pentriggeran Trac

Dua mode pentriggeran tersebut digambarkan pada Gambar 4. Karena triac dapat

menghantarkan pada kedua tengahan siklus, maka sangat bermanfaat untuk

mengontrol beban yang beroperasi pada arus searah. Efisiensi penuh dapat dicapai

dengan menggunakan kedua tengahan gelombang dari tegangan input ac.

c. Aplikasi TRIAC

Skema rangkaian penghubungan triac yang dioperasikan dari sumber ac

diperlihatkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Rangkaian penghubungan triac ac

Jika tombol tekan PB1 dipertahankan tertutup, arus trigger terus-menerus diberikan

pada gerbang. Triac menghantarkan pada kedua arah untuk menghubungkan semua

tegangan Sc yang diberikan pada beban. Jika tombol tekan dibuka, triac kembali

OFF atau mati, apabila tegangan sumber ac dan penahanan arus turun menjadi nol

Page 15: komponen sistem kendali

atau polaritas terbalik. Perhatikan bahwa tidak seperti output dari rangkaian SCR

yang sama, output rangkaian ini adalah arus bolak-balik, bukan arus searah.

Gambar 6 Aplikasi triac pada rangkaian penghubungan arus pada motor

Satu aplikasi umum dari triac adalah penghubungan arus ac pada motor ac.

Rangkaian penghubungan motor triac pada Gambar 6 menggambarkan kemampuan

triac untuk mengontrol jumlah arus beban yang besar dengan jumlah arus gerbang

yang kecil. Aplikasi ini akan bekerja seperti relay solid-state. Transformator

penurun tegangan 24 V digunakan untuk mengurangi tegangan pada rangkaian

thermostat. Tahanan membatasi jumlah aliran arus pada rangkaian gerbang-MT1

ketika thermostat terhubung kontaknya untuk menswitch triac dan motor ON.

Ukuran kerja arus maksimum dari kontak thermostat jauh lebih rendah

dibandingkan dengan arus kerja triac dan motor. Jika thermostat yang sama

dihubungkan seri dengan motor untuk mengoperasikan motor secara langsung,

kontak akan dihancurkan dengan aliran arus yang lebih besar.

Gambar 7 Aplikasi triac untuk merubah arus

Triac dapat digunakan untuk merubah arus ac rata-rata menjadi beban ac seperti

terlihat pada Gambar 7. Rangkaian trigger mengontrol titik dari bentuk gelombang

ac di mana Trac yang dihubungkan ON. Bentuk gelombang yang terjadi adalah

masih arus bolak-balik, tapi arus rata-rata diubah. Pada rangkaian penerangan,

perubahan arus menjadi lampu pijar akan merubah jumlah cahaya yang dipancarkan

oleh lampu. Jadi, triac dapat digunakan sebagai pengontrol keredupan cahaya. Pada

Page 16: komponen sistem kendali

rangkaian motor yang sama, perubahan arus itu akan merubah kecepatan motor.

Diac adalah alat seperti transistor dua terminal yang digunakan untuk mengontrol

trigger SCR dan triac. Tidak seperti transistor, dua sambungan diac diberi bahan

campuran yang sama kuat dan sama. Simbol diac memperlihatkan bahwa diac

bertindak seperti dua dioda yang menunjuk pada arah yang berbeda. Arus mengalir

melalui diac (pada salah satu arah) ketika tegangan antaranya mencapai tegangan

breakover yang diratakan. Pulsa arus yang dihasilkan ketika diac berubah dari status

non-induksi ke status konduksi digunakan untuk pentriggeran gerbang SCR dan

triac.

Gambar 8 Aplikasi diac/triac sebagai peredup lampu

Rangkaian eksperimenntal peredup lampu triac/diac diperlihatkan pada

Gambar 8. Ketika tahanan variabel R, ada pada harga terendahnya (terang),

kapasitor C1 mengisi dengan cepat pada permulaan dari masing-masing setengah

siklus dari tegangan ac. Jika tegangan antara C1, mencapai tegangan triac over dari

diac, C1 dikosongkan pada gerbang triac. Jadi, triac ON (lebih awal) pada tiap

setengah siklus dan bertahan hidup (ON) sampai akhir triac setengah siklus. Oleh

karena itu. arus akan mengalir lewat lampu untuk sebagian besar dari Dirac

setengah siklus dan menghasilkan kecerahan (terang) yang penuh. Pada saat

tahanan R1 naik, waktu yang diperlukan untuk mengisi C1, sampai tegangan

breakover dari diac bertambah. Hal ini menyebabkan triac menyala kemudian pada

setiap setengah siklus. Sehingga panjang waktu arus mengalir pada lampu menjadi

berkurang dan cahaya yang dipancarkan juga berkurang.

Page 17: komponen sistem kendali

DAFTAR PUSTAKA

http://ayo-baca-aja.blogspot.com/2010/01/ldr-dan-photodioda.html

http://ayo-baca-aja.blogspot.com/2010/01/ptc-and-ntc.html

http://muhlislistrik.wordpress.com/

http://ionozer.blogspot.com/2010/10/prinsip-kerja-photocell.html

http://andihasad.wordpress.com/2011/12/04/silicon-controlled-rectifier-scr/

http://andihasad.wordpress.com/2011/12/05/operasi-dan-aplikasi-triac/


Top Related