Download - Khudlori KESIT (11122015)
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 1/42
MELALUI PEMBELAJARAN INFORMASI DAN
DISKUSI MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
PAI DI KELAS V SD NEGERI 1 BENDILJATI KULON
TAHUN 2013/2014 SEMESTER I
Disusun Oleh :
KHUDLORI, S. Pd INIP. 19651022 198703 1 007
ABSTRAK
Kata Kunci: Pembelajaran Informasi dan Diskusi, PAI
Pembelajaran PAI merupakan bagian yang penting dari pendidikan secara
keseluruhan, karena dengan pengajaran PAI anak dilatih berfikir secara kreatif,
serta bertindak secara logis . Dengan demikian perlu sekali diperhatikan
bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap materi mata pelajaran PAI
semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat menggunakanya di dalam
kehidupan sehari-hari.
Metode informasi, karakteristik yang membedakan model informasi
adalah bahwa guru dominan, yaitu guru mengontrol alur pembelajaran dengan
menyajikan informasi dan mendemonstrasikan penyajian soal. Metode diskusi
adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, bertukar
pendapat mengenai topik /masalah terentu , untuk memperoleh suatu kesepakatanatau kesimpulan. Mata pembelajara PAI adalah ilmu pengetahuan yang bersifat
sosial dan erat kaitanya dengan lingkungan sekitar dan senantiasa berkembang
seiring perkembangan jaman.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bendiljati Kulon
Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungaagung yang dilaksanakan dalam
bulan Nopember sampai dengan bulan Desember 2013 pada bidang studi PAI.
Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah siswa Kelas V semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan
Sumrgempol Kabupaten Tulungagumg Tahun Pelajaran 2013/2014 yang kelasnya
berjumlah 20 anak. Sedangkan peneliti adalah kepala sekolah SD Negeri 1
Bendiljati Kulon.
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan tiap
siklusnya yaitu dari awal siklus : 60,85 siklus I : 69,65 dan siklus II menjadi
75,80. Ketuntasan yang dicapai juga mengalami peningkatan dari sebelum siklus
sebesar 10% atau 2 siswa dari 20 siswa, pada siklua I sebesar 55% atau 11 siswa
dan pada siklus II sebesar 95% atau 19 siswa dari total 20 siswa.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan metode Informasi
dan Diskusi, dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa Kelas V
Semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan Sumbergempol Kabupaten
Tulungagung Tahun Pelajaran 2013/ 2014 secara meyakinkan.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 2/42
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembanguna jangka panjang kedua mempunyai tujuan untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan mnadiri serta kesejahteraan lahir dan bati
sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat yang
adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
pancasila dan Undang- Undang dasar 1945.
Dengan demikian maka pendidikan akan menghasilkan insan-insan
pembanguna yang tangguh. Karena selain terampil menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, pendidikan tersebut haruslah merata pada seluruh
lapisan masyarakat terutama generasi muda. Karena ditangan merekalah masa
depan bangsa akan diberikan sehingga mutu dan kualitas pendidikan perlu
ditingkatkan.
Pembanguna pendidikan yang diselenggarakan secara lebih merata dan
menjangkau seluruh lapisan masyarakat telah memperkuat dan memantapkan
dasar bagi terwujudnya sistem pendidikan tinggi dari tahun ke tahun terus
bertambah. Program wajib belajar 9 tahun dari segi penyebarannya telah
mencapai kemajuan yang berarti baik melalui penyelenggaraan pada jalur
sekolah maupun luar sekolah.
Pembelajaran PAI merupakan bagian yang penting dari pendidkan secara
keseluruhan, karena dengan pembelajaran PAI anak dilatih berfikir secara
kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara logis. Dengan demikian
perlu sekali diperhatikan bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 3/42
materi pembelajaran PAI semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat
menggunakannya di dalamkehidupan sehari- hari.
Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar
siswa tidak menyukai mata pelaaran PAI diantaranya: (1) siswa merasa takut
pada mata pelajaran PAI, (2) siswa sulit memahami dan menerapkan pokok
bahasan PAI dalam pemecahan soal, (3) sebagian guru kurang efektif dalam
menerapkan metodepembalajaran yang digunakan dan (4) sebagian guru masih
menyukai pembelajaran ceramah tanpa variasi model lain.
Metode Informasi dan Diskusi sudah sering digunakan dalam berbagai
kegiatan, semacam penataran dan pelatihan, dengan harapan peserta penataran
atau pelatihan dapat langsung mempraktikkan materi- materi yang ditatarkan
dan dilatihkan. Dalam penelitian ini, Metode Informasi dan Diskusi diartikan
sebagai tindakan yang menutut siswa untuk melakukan beberapa kegiatan
secara utuh. Karena dalam metode ini siswa dituntut untuk mengidentifikasi
suatu konsep, merubah suatu konsep, merubah suatu pokok bahasan menjadi
persamaan yang bersifat matematis.
Jika memperhatikan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul : “ Melalui Pembelajaran Informasi
dan Diskusi Meningkatkan Motivasi Belajar PAI dikelas V SD Negeri 1
Bendiljati Kulon Tahun 2013/ 2014 Semester 1.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan berbagai paparan diatas, dapat di rumuskan masalah yang
menjadi fokus dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 4/42
1. Bagaimanakah sikap siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan
Metode Informasi dan Diskusi?
2. Bagaimanakah langkah- langkah untuk meningkatkan minat belajar bidang
studi PAI dan perolehan hasil belajar bidang studi PAI dengan
menggunakan Metode Informasi dan Diskusi?
3. Bagaimanakah efektivits pembelajaran PAI dengan menggunakan Metode
Informasi dan Diskusi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan
Metode Informasi dan Diskusi.
2. Mengetahui langkah- langkah untuk meningkatkan minat belajar bidang
studi PAI dan perolehan hasil belajar bidang studi PAI dengan
menggunakan Metode Informasi dan Diskusi.
3. Mengetahui efektivits pembelajaran PAI dengan menggunakan Metode
Informasi dan Diskusi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan memberikan manfaat anatar
lain:
1. Dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan pembelajaran
bidang studi PAI.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 5/42
2. Sebagai masukan bagi para guru dalam meningkatkan minat belajar dan
perolehan hasil belajar bidang studi PAI bagi para siswa.
3. Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk lebih melatih siswa dalam hal
pengetahuan dan penigkatan perolehan hasil belajar.
E. Hipotesis Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan hipotesis sebagai berikut :”
Jika pembelajaran PAI materi Kisah Nabi Musa as menggunakan metode
Informasi dan Diskusi, maka motivasi belajar siswa kelas V semester I SD
Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan Sumbergempol Kabupatn Tulungagung
Tahun ajaran 2013/ 2014 akan mengalami peningkatan”.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Hasil penelitian Tim Gugus Classroom Action Research menunjukkan
bahwa minat belajar siswa pada bidang studi PAI akan meningkat jika : (1)
siswa memperoleh konsep pokok bahasan PAI dari gejala yang teramati
selama proses belajar mengajar, dan (2) siswa mengetahui manfaat pokok
bahasan PAI yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari- hari.
Hilgard mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
kegiatan. Belajar disamping memiliki perubahan juga mengarahkan kegiatan
serta menuntut pemusatan perumusan perhatian. Perubahan yang terjadi jauh
lebih dalam karena menyangkut fungsi kejiwaan dan kepribadian secara utuh.
Dengan kata lain hasil dari proses belajar tidak hanya menghasilkan
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 6/42
perubahan tingkah laku, tetapi juga kecakapan, sikap dan perhatian.
Sedangkan kematangan juga menghasilkan perubahan tetapi berbeda dengan
perubahan yang terjadi pada proses belajar (Winkel, 1984:73)
Gale dan Berline (1998) megungkapkan pada prinsipnya untuk
membangkitkan motivasi guna meningkatkan prestasi belajar siswa perlu
adanya keterkaitan materi-materi pelajaran yang akan dijarkan dengan
sesuatuyang baru namun hendaknya siwa mempunyai latar belakang
pengalaman untuk mempelajari materi yang baru itu. Siswa lebih mudah
memahami materi pelajaran yang baru jika ia mempunyai latar belakang
pengetahuan atau pengalaman tentang materi itu. Untuk itu guru hendaknya
mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
(Elida, 1989 : 113)
Untuk memotivasi siswa dalam belajar PAI, kita dapat berpedoman
pada beberapa prinsip antara lain: (1) kebermaknaan, (2) Prasarat, (3) Prinsip
Modeling, (4) Menarik, (5) Partisipassi dan Keterlibatan (6) Penarikan
bimbingan secara lagsung, (7) Penyebara jadwal, (8) Konsekuen da kondisi
yang menyenangkan dan (9) Komunikasi terbuka. Hal tersebut sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Gugus Action Research yang
menyimpulkan bahwa. (1) siswa memperoleh pokok bahasan PAI dari gejala
yang teramati selama proses belajar mengajar, (2) Siswa mengetahui manfaat
pokok bahasan PAI yag dipelajarinya dalam kehidupan sejhari- hari dan (3)
Siswa dapat menyelesaikan soal-soal tes yang dirancang relevan dengan
proses belajar mengajar. Tim Peneliti tersebut juga menyimpulkan bahwa
5
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 7/42
kemampua dan sikap guru dalam pelaksanaan belajar mengajar sagat
menentukan hasil belajar siswa.
B. Metode Informasi
1. Pengertian Model Informasi
Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas
dan penyebaran pengetahuan di kontrol dan ditentukan oleh guru atau
pengaar. Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan
ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang
menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan
informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan
penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah, kuliah/ ceramah/
lecture. Dalam pendekatan ini siwa diharakan dapat menangkap dan
mengingat informasi yang telah diberikan guru serta mengungkapkan
kembali apa yang telah dimilikinya melalui respon yang ia berikan pada
saat diberikan pertanyaan oleh guru. Komunikasi yang digunakan oleh
guru dalam interaksinya dengan siwa menggunakan komunikasi satu arah
atau komunikasi sebagai aksi. Oleh sebab itu kegitan belajar siswa kurang
optimal, sebab terbatas kepada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan
sekali- kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam
memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan alat
bantu seperti gambar, bagan, grafik dan lain-lain, disamping memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.(Nana Sudjana,
2008: 153)
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 8/42
2. Karakteristik Model Informasi
Karakteristik yang membedakan model informasi adalah bahwa
guru domai, yaitu guru mengontrol alur pelajaran dengan menyajikan
informasi dan mendemonstrasikan penyajian soal. Model ini cocok untuk
mengerjakan berbagai macam mata pelajaran karena materinya dapat
diatur oleh guru dan disajikan dalam kelas dengan cara efisien. Apabila
digunakan oleh seseorang guru yang baik yang menyediakan diri untuk
interaksi dalam kelas, maka model informasi dapat menjadi sangat efektif
untuk mengerjakan banyak bahasan dan Matematika.
Ketrampilan pokok bahasan dan prinsip dapat disajikan dan
dikembangkan dengan menggunakan model informasi, akan tetapi
beberapa objek tidak langsung dalam mempelajari Matematika seperti
pembuktian teorema dan belajar bekerja secara efektif dalam kelompok-
kelompok kecil atau sendirian kadang-kadang dapat dipelajari lebih baik
bila model pengajaran lainnya yang digunakan.
Menjelaskan kepada siswa kelihatannya merupakan hal yang
mudah, akan tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Sering kali
penjelasan yang diberikan guru kepada siswa tidak jelas dan hanya guru
saja yang jelas. Guru cenderung memberikan informasi lisan, maka
kemampuan guru untuk mengenal tingkat pemahaman siswa amat penting
agar enjelasan yang diberikan lebih bermakna.
Menjelaskan mempunyai arti mengorganisasikan isi pelajaran
dalam urutan terencana, sehingga mudah dapat dipahami oleh siswa.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 9/42
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dn disajikan dalam
urutan yang logis merupakan ciri utama keerampilan menjelaskan. Dengan
demikian maka keterampilan menjelaskan adalah penyampaian informasi
lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk
menunjukkan hubungan, misalnya antara sebab dan akibat atau antara yag
diketahui dengan yang belum diketahui atau antar hukum yang berlaku
dengan bukti dalam kehidupan sehari-hari.
Yang dimaksud dengan kemampuan menjelaskan adalah
kemampun guru dalam mengorganisasi isi pelajaran dalam urutan yang
terencana, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Jadi
penekanannya terletak pada proses penalaran siswa.
Keterampilan menjelaskan mempunyai arti yang berlainan,Gorge
Brown berpendapat sebagai berikut: “Yang dimaksud dengan keterampilan
menjelaskan ialah memberikan pngertian kepada orang lain (to explain is
to gove understanding to another ) (George Brown, 1991).”
Penekanan penjelasan adalah proses penalaran siswa bukan
doktrinasi. Jadi menjelaskan merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dalam kegiatan belajar mngajar bagi seorang guru. Interaksi di
dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan guru. Kegiatan
pembicaraan guru tersebut mempunyai pengaruh langsung dalam bentuk
fakta, ide, pendapat, memberikan alasan untuk mengambil tindakan.
Karena kegiatannya harus dibina dan ditingkatkan efektivitasnya agar
dapat dicapai hasil yang optimal dari penjelasan itu.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 10/42
Keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh seorang guru
karena:
a. Sebagian besar kegiatan guru dalam kelas adalah memberikan
informasi lisan atau menjelaskan.
b. Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang dirasa tidak jelas
oleh siswa.
c. Tidak semua siswa dapat menggali sendiri buku atau sumber lain.
Kurangnya sumber yang tersedi yang dapat dimanfaatkan siswa dalam
proses belajar mengajar. Guru perlu membantu dengan informasi lisan
yag berup penjelasan yang sistemais dan terorganisasi, sehingga dapat
menerima penjelasan tersebut.
Tujuan memberikanpenjelasan di kelas adalah:
a. Untuk memimbing siswa memahami dengan jelas megenai jawaban
dari pertanyaan yang dikemukakan guru atau yang diajukan siswa itu
sendiri.
b. Menolong siswa mendapat dan memahami dalil/ prinsip umum secara
objektif dan nalar.
c. Melibatka siswa untukikut memecahkan masala dan pertanyaan.
d. Untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat
pemahamannya.
Adapun tujuan yang dicapai oleh guru dalam memberikan
penjelasan dalam kelas antara lain:
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 11/42
a. Untuk membimbing siswa memahami dengan jelas jawaban mengapa
baik yang mereka ajukan maupun yang dikemukakan oleh guru.
Melatih berpikir siswa untuk memecahkan masalah serta mencari dan
menemukan sesuatu.
b. Menolong siswa berpikir logis, sistematis dan moral. Secara logis
misalnya mereka dapat berpikir dan menjawab pertanyaan. Berpikir
sistematis misalya penjelasan guru sedemikian rupa sehingga siswa
dapat membuat desain suatumesin konstruksi yang bermanfaat bagi
masyarakat di lingkungannya. Berpikir moral artinya dengan penjelasan
guru siswa dapat menemukan mana yang baik dan mana yang tidak
baik.
c. Melatih siswa mandiri dalam mengambil keputusan bagi diri sendiri
dan menemukan sifat yakin pada diri sendiri bahwa dirinya berpikir
benar.
d. Untuk mendapatka balika dari siswa mengeai tingkat pemahaman dan
untuk mengatasi salah satu pengertian mereka yang dirasa kurag benar.
3. Merencanakan Pelajaran
Di dalam kegiatan ini ada dua hal yang harus diprhatikan yaitu si
pemesan dan penerima pesan. Yang berhubungan dengan isi pesan (materi)
mencakup kegiatan menganalisis dan mengidentifikasi unsur-unsur yang
akan dikaitkan dalam penjelasan itu. Misalnya memberi contoh tokoh-
tokoh dalam sejarah masa Hindu, Budha dan Islam sesuai dengan tokoh
dalam film. Seperti beberapa film yag mengambil tokoh utama para raja di
tanah jawa.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 12/42
Kemudia kita menemukan jenis hubungan yang ada antar unsur-
unsur yang dikaitkan itu. Sebagai contoh cerita para raja dalam kerajaan
majapahit dibuat serial film dengan judul Arya Kamandanu. Dimana film
tersebut menceritakan tetang awal berdirinya kerajaan majapahit hingga
runtuhnya kerajaan tersebut. Dari sinilah siswa dapat mengingat dan
mengerti kisah dari kerajaan tersebut.
Mengenai subyek didik yang akan diberi pejelasan sangat penting,
sebab berhasil tidaknya suatu pejelasan banyak tergantung pada kesiapan
siswa yang mendengarnya, kesiapan siswa untuk memahami berkaitan
dengan usia, jenis kelain, kemampuan, latar belakang sosial dan lingkungan
belajar. Karenanya dalam merencanakan sesatu penjelasan harus terbayang
perbedaan- perbedaan di atas, sehingga subyek didik dan penyampaian
materi terjadi saling interaksi yang baik dan penyampaian materi dapat
diterima oleh siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas ada tiga pertanyaan yang
membimbing seseorang untuk merencanakan suatu penjelasan yaitu :
a. Apakah penjelasan itu sesuai dengan pertanyaan yang diajukan siswa
atau sesuai dengan situasi yang ada pada waktu itu.
b. Apakah penjelasan itu memadai, yaitu mudah diserap oleh siswa.
c. Apakah penjelasan itu sesuai dengan kemampuan atau pengetahuan
siswa.
4. Menyajikan Penjelasan
Adapun hal- hal yang perlu diperatikan dalam keterampilan
menjelaskan adalah sebagai berikut :
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 13/42
a. Kejelasan
Kejelasan yang dimaksud adalah kejelasan dalam hal tujuan, bahasa
dan kejelasan proses menejelaskan itu sendiri.
b. Peggunaan contoh dan ilustrasi
Maksudnya untuk mempermudah siswa yang sulit menerima konsep
yang abstrak.
c. Menggunakan penekanan- penekanan bisa berupa variasi dalam
gagasan mengajar.
d. Pengorganisasian yang dimaksud adalah pengorganisasian materi yang
akan dijelaskan.
e. Balikan
Balikan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, hal
ini bsa dilakukan degan melihat tingkah laku siswa, atau memberikan
kesempatan siswa untuk menilai apakah penjelasan yang disampaikan
bermakna atau tidak.
Dalam keterampilan menjelaskan, ini sangat bergantung sekali pada
kreativitas guru itu sendiri. Walaupun model informasi merupakan
dominasi guru, tetapimodel itu juga dapat berpusat pada siswa jika guru
berusaha untuk mengikutsertakan siswa dalam pelajaran. Pembelajaran
model informasi yang lemah dapat terjadi bila guru memusatkan pada isi
materi yang diberikan dan ceramah dengan sedikit interaksi dengan siswa.
Kurikulum terbaru menyebutkan bahwa pendidikan harus mengacu
pada CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) seperti ditunjukkan pada diagram di
bawah ini. MEDIA
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 14/42
Salah satu cara agar siswa aktif yautu dengan meggunakan kartu
kerja, seperti yang ditujukan hubungan antara media guru dan murid pada
diagram di atas.
C. Metode Diskusi
1. Pengertian
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan
cara siswa membahas, bertukar pendapat mengenai topik/ masalah
tertentu,untuk memperoleh suatu kesepakatan arau kesimpulan.
2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penggunaan metode diskusi ialah agar siswaaktif dalam kegiatan
belajar mengajar dengan cara membahahas dan memecahkan masalah
tertentu.
Manfaat
Penggunaan metode diskusi baik untuk :
1) Menimbulkan dan membina sikapserta perbuatan sisswa yang
demokratis.
2) Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan car berfikir kritis,
analitis dan logis.
TUJUANMATERI
METODE
GURU
MURID
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 15/42
3) Memupuk rasa kerjasama, sikap to;eran dan rasa sosial.
4) Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa
yang baik dan benar.
3. Langkah- langkah penggunaan
a. Persiapan
• Menemtukan topikyang akan di diskusikan.
• Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK).
• Bila kelas terlalu besar dibagi dalam kelompok- kelompok yang lebih
kecil.
• Meruuskan butir- butir pengarahan,petunjuk dan tindakan- tindakan
yang lain untuk kelancaran jalannya diskusi (kapan memberi pujian,
teguran, meluruskan pemicaraan yang menyimpang, dan sebagainya).
b. Pelaksanaan
• Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK).
• Mengkonsumsikan topik diskusi.
• Memberikan pengarahan diskusi.
• Bila kelas besar dibagi kelompok yang lebih kecil sesuaidengan
kebutuhan.
• Masing- masing kelompok memilih pimpinan diskusi, sekretaris
ataupun pelapor.
• Siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Guru berkeliling mendatangi
tiap- tiap kelompok untuk menjaga ketertiban atau membantu kegiatan
diskusi, misalnya mengarahkan diskusi, membantu menjwab
pertanyaan dan sebagainya.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 16/42
1) Kelompok- kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah
didiskusikan. Hassil diskusi tersebut kemudian ditanggapi oleh
kelompok lain, bila perlu juga dapat membantu memberikan
jawaban.
2) Hasil diskusi antar kelompok kemudian dicatat, ditulis dalam
laporan.
3) Laporan hasil diskusi disampaikan kepada guru, oleh pemimpin
diskusi atau pelapor.
D. Prestasi Belajar
Menurut Winarno Surahmad dalam bukunya Metodologi Pengajaran
Nasional dituliskan :
“ Perbuatan belajar mengandung semacam perubahan diri seseorang yang
melakukan perbutan belajar. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai
suuatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap suatu pengertian atau
penelitian”. (Winarno Surahmad, 1975: 8)
Menurut ilmu jiwa, daya belajar adalah usaha melatih daya- daya itu
agar berkembang, sehingg orang dapat berfikir, mengingat dan
sebagainya. Menurut ilmu jiwa : asosiasi belajar adalah membentuk
hubungan stimulasi agar berkaitan”. (Demar Hamalik 1980 : 30)
Dari pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan, dengan belajar dapat
terjadi perubahan dalam diri seseorag, perubahan ini dapat dinyatakan sebagai
suatu kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian dan keterampilan berfikir cepat
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 17/42
menganalisa situasi, tekun menghadapi situasi yang sulit dan dapat mengambil
keputusan dengan tepat.
E. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar siswa merupakan kata majemuk, utuk mengetahui
pengertiannya secara keseluruhan terlebih dahulu perlu diketahui
pengertiannya satu persatu dari kata itu. Motivasi brarti “dorongan yang timbul
pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
degan tujuan tertentu” (Moelino, 1989-593) sedangkan belajar berarti
“berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (Moeliono, 1989: 13) degan
demikian secara klasikal pengertian- pengertian motivasi belajar siswa adalah
dorongan yang timbul bagi siswa baik secara sadar atau tidak sadar dalam
melakukan kegiatan untk memperoleh ilmu ataukepandaian.
Untuk lebih memperjelas pengertian, dibawah ini penulis kemukakan
pengertiannya secara terminologis berdasar keterangan para ahli:
a. Menurut Amir Daien Indrakusuma :
Motivasi belajar menurut Indrakusuma (1998 : 162) adalah “ kekuatan-
kekuatan atau tenaga- tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada
kegiatan belajar murid”.
b. Menurut M. Ngalim Purwanto :
Secara umum motivasi adalah “ suatu usaha yang disadari utuk
menggerakkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehinggga mencapai hasil atau tujuan tertentu”
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 18/42
(Purwanto, 1997: 73). Dalam hal inni dikaitkan dengan belajar berarti usaha
yanng disadari untuk meggerakkan, dan menjaga tingkah laku utuk
mencapai tujuan belajar.
c. Menurut Sumadi Suryabrata :
Sumadi Suryabrata mengemukakan istilah yang mempunyai akar sama
dengan motivasi yaitu motif. Pengertian motif menurutnya adalah “keadaan
dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan” (Suryabrata, 1007:70).
Pengertian hampir sama dengan penjelasan McDonald sebagaimana dikutip
Soemanto (1998: 203) bahwa motivasi merupkan “perubahan tenaga di
dalam diri pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan
reakso-reaksi dalam usaha mencapai tujuan”. Dikaitkan degan belajar
pengertian ini berarti keadaan individu yang mendorong untuk melakukan
aktivitas belajar guna mencapai tujuan tertentu.
Dari pengertian yang dikemukaka oleh para ahli di atas, selajutnya dapat
dikemukakan pengertian motivasi belajar adalah kondisi sesuatu yang
mendorong individu atau siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam
rangka mencapai tujuan belajar itu sendiri.
2. Macam- macam Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar atau disbut juga pendorong kegiatan belajar siswa
menurut Indrakusuma (1998: 65) jika diperinci ada dua macam yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Selanjutnya dua macam motivasi tersebut
perlu penulis bahas secara ringkas.
a. Motivasi intrinsik
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 19/42
Motivasi intrinsik yang dimaksud adalah “motivasi yang berasal
dari dalam diri anak sendiri” (Indrakusuma, 1998: 162). Sumber
motivasi intrinsik ini adalah individu sendiri, bukan atas pengaruh dari
luar diri individu. Sesuai dengan pendapat Suryabrata (1997: 72),
motivasi intrinsik ini “berfungsinya tidak ush dirangsang daro luar”,
dengan demikian motivasi intrinsik itu adanya tanpa komando dari
orang lain.
Hal- hal yang bisa meninmbulkan moivasi intrinsik ini diantara
yang terpennting adalah:
1) Adanya kebutuhan
Kebutuhan merupakan pendorong utama siswa untuk melakukan
suatu kegiatan belajar. Sebagai contoh kebutuhan untuk mengerti
sebuah cerita, merupakan pendorong siswa untuk belajar membaca
karena banyak cerita yang menarik bersumberkan dari buku- buku.
Menurut Maslow sebagaimana dikutip Hamalik (2002: 176-177)
kebutuhan ini meliputi “(1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan
akan keselamatan dan rasa aman, (3) kebutuhan untuk diterima dan
dicintai, (4) akan harga diri, dan (5) kebutuhan untuk
merealisasikan diri”. Seluruh kompoen kebutuhan tersebut menjadi
sumber penggerak atau motivassi siswa dalam belajarnya. Maka
apabila kebutuhan- kebutuhan tersebut mempunyai kualitas baik
maka motivasipun akan berkualitas baik dan demikian juga
sebaliknya.
2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 20/42
Dengan adanya pengetahuan tentang kemajuan atau kemunduran
prestasinya maka akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam
belajar. Sebagai contoh seorang siswa yang mengetahui prestasi
belajarnya baik, maka akan ada usaha untuk mempertahankan,
prestasi sekaligus juga untuk meningkatkan prstasinya. Sebaliknya
siswa yang mengetahui prestasi belajarnya buruk, juga akan
terdorong untuk semakin meningkatkan belajarnya agar prestasi
belajar selanjutnya dapat baik.
3) Adanya cita- cita
Semakin menigkat usia seseorang maka akan semakin jela cita- cita
hidupnya. Semakin jelas cita- cita hidup seseorang maka akan
menimbulkan pendorong dirinya untuk mencapai atau meraih cita-
citanya itu. Demikian juga halnya dengan siswa, akan berusaha
mencapai atau meraih cita- citanya dengan berbagi usaha. Di
samping itu, cita- cita seorang siswa sangat dipengaruhi oleh
tingkat kemampuannya. Siswa yang mempunyai tingkat
kemampuan baik, umpamanya mempunyai cita- cita yang lebih
realitas dibandingkan dengan siswa yang mempunyai tingkat
kemampuan kurang atau rendah.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yang dimaksud adalah “motivasi atau tenaga-
tenaga pendorong yang berasal dari luar diri anak” (Indrakusuma,1997:
164)atau dapat dikatakan sebagai “motif -motif yang berfungsi karena
adanya rangsang dari luar” (Suryabrata1998: 72). Motivasi jenis ini
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 21/42
tergantung pada lingkungan siswa-siswa dimana ia tumbuh dan
berkembang.
Dengan demikian motivasi ekstrinsik ini pada dasarnya adalah
hal-hal yang berda diluar diri siswa, yang mendorong siswa itu
melakukan suatu tindakan. Dalam kaitannya dengan belajar adalah hal-
hal diluar diri siwa yang mendorong melakukan kegiatan belajar.
Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik
antara lain:
1) Ganjaran
Dalam ilmu pendidikan, ganjaran dikenal sebagai alat pendidikan
represiv yang bersifat positif. Namun demikian, ganjaran selain
berfungsi sebagai alat pendidikan represiv, positif juga merupakan
alat untuk memotifasi. Ganjaran dapat menjadi pendorong siswa
untuk memacu belajarnya agar dapat lebih giat lagi.
Ganjaran dalam pendidikan digunakan sebagai alat untuk
membangun semangat siswa sebagaimana dikemukakan
Hamalik(2003: 184) “tujuan pemberian penghargaan adalah
membangkitkan atau mengembangkan minat”, misalnya atas
keberhasilan siswa mak siswa diberi ganjaran. Ganjaran ini dapan
diberikan oleh orang tua siswa, guru, maupun lembag yang
mempumyai perhtin terhadappendidikan sepertihalnya
beasiswanamun demikian ganjaran ini tidak harus berupa barang,
melainkan dapat berupa pujian ataupun sekedar anggukan kepala.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 22/42
Marimba(1989: 86) dalam menjelaskan hadiah sebagai alat
pendidikan mengemukakan:
Yang dimaksud hadiah, tidak usah selalu berupa barang.Anggukan kepala dengan wajah berseri-seri, menunjukan
jempol(ibu jari) si pendidik, sudah satu hadiah. Pengarunya
besar sekali. Memenuhi dorongan,mencari perkenan,
menggembirakan anak, menambah kepercayaan pada diri
sendiri. Membantu dalam usaha mengenal nilai-nilai.
Dalam hal yang berkaitan dengan apabila ganjaran berbentuk
barang atau materi disebut hadiah namun apabila ganjaran
berbentuk non materi disebut penghargaan. Semua itu tergolong
pada kelompok ganjaran, hanya wujudnya saja yang berbeda.
2) Hukuman
Hukuman sekalipun merupakan alat pendidikan yang tidak
menyenangkan, sebagai alat pendidikan yang bersifat negatif,
namun demikian hukuman dapat menjadi alat motivasi, alat
pendorong untuk meningkatkan kegitan belajar siswa. Hukuman ini
“diambil apabila teguran dan peringatan belum mampu untuk
mencegah anak melakukan pelangaran- pelangaran”
(Indrakusuma,1997: 146)
Hukuman diberikan setelah siswa berulangkali ditegur dan diberi
peringatan. Sebelum diberi hukuman hendaknya siswa diberi tahu
dulu apa kesalahannya. Hukuman merupakan wujud penyesalan
penghukum atas perilaku siswa, bukan merupakan ungkapan
permusuhan. Maka sasaran hukuman adalah “perilaku anak dan
bukan pribadi anak” (Osman;1997: 74).
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 23/42
Oleh karena itu hukuman diberikan kepada siswa secara akuratif,
untuk menyembuhkan perilaku siswa yang selalu muncul.dengan
dmikian hukuman tidak digunakan setiap saat tanpa permasalahan
yang berupa kesalahan siswa. Hukuman diharapkan dapat membuat
siswa lebih dapat berperilaku disiplin sekaligus hukuman
diharapkan dapat membuat siswa itu insaf.
3) Persaingan antar kompetensi
Persaingan atau kompetisi banyak terjadi dikalangan siswa baik
baik secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi atau tidak
sengaja. Ujung persaingan atau kompetisi adalah nenperoleh
kedudukan atau penghargaan sangan penting lagi bagi
pertumbuhan dan perkembangan siswa. Oleh karena itu
berkompetisi dapat menjadi tenaga pendorongyang kuat bagi para
siswa.
Menurut Hamalik (2003: 185-186) ada tiga jenis kompetisi yang
efektif yaitu:
a. Kompetisi Internasional antara teman-teman sebaya sering
menimbulkn semangat persaingan.
b. Kompetisi kelompok dimana setiap anggota dapat memberikan
sumbangan dan terlibat di dalam keberhasilan kelompok
merupakan motivasi yang sangat kuat.
c. Kompetisi dengan diri sendiri, yaitu dengan catatan tentang
prestasi terdahulu, dapat merupakan prestasi yang efektif. Dari
keterangan di atas, semangat kompetisi jenis apapun dapat
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 24/42
sumber motivasi belajar siswa. Dengan demikian dalam diri
siswa pun juga perlu dibangun semangat berkompetisi dengan
orang lain, kelompok lain ataupun dengan diri sendiri.
3. Tujuan Motivasi Belajar
Belajar, selain merupakan aktifitas fisik juga merupakan aktifitas psikis.
Dari sudut fisik, belajar membutuhkan badan yang relatif kuat serta lingkungan
fisik yang nyaman dan sejuk, misalnya sirkilasi udara yang baik, iklim yang
sejuk, penyinaran yang cukup, jauh dari kebisingan dan sebagainya. Sedangkan
dari sudut psikis, belajar harus didukung oleh kondisi kejiwaan yang baik,
misalnya suasana kehidupan keluarga yang baik, dukungan yang cukup dan
lain sebagainya.
Dengan demikian belajar memerlukan suatu dukungan atau motivasi baik
dari diri (internal) maupun luar dirinya (eksternal). Tujuannya agar seseorang
dapat berusaha dengan sesungguhnya untuk mencapai cita-citanya. Menurut
Puwanto (1997: 73) tujuan motivasi adalah “untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agr timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoeh hasil atau mencapai tujuan tersebut”.
Dalam konteks ini tujuan motivasi belajar adalah agar siswa terdorong
untuk melakukan kegiatan belajar secara lebih intensif sehingga siswa dapat
memperoleh prestasi belajar yang sebaik-baiknya, baik dalam bentuk
pengetahuan (kognitif) sikap (efektif), maupun keterampilan (psiomotorik).
Dengan demikian baik orang tua, guru maupun siswa sendiri agar
senantisa mencari dorongan yang kuat dalam proses belajarnya. Orang tua dan
guru harus memotivasi siswa agar giat belajar, demikian juga siswa harus
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 25/42
mengupayakan dorongan atau motivasi yang relatif dapat mendukung bagi
kegiatan belajar.
F. Mata Pelajaran PAI
1. Pengertian
Menurut Departemen RI Jawa Timur memberikan rumusan
tentang Pendidikan Agama adalah sebagai berikut :
Usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik (murid)
agar kelak setelah selesai pendidikanya dapat memahami dan
mengamalkan ajaran agama islam serta menjadikanya sebagai way of life
(jalan kehidupanya).
Drs.Ahmad Marimba dalam bukunya Pengantar Filsafat Islam,
mengemukakan definisi Pendidikan agama sebagai berikut: Pendidikan
agama adalah Bimbingan jasmani dan rohani berdasar hukum islam
menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran islam.
Bertitik tolak dari batasan diatas, dapat dikatakan bahwa pendidikan
agama adalah usaha manusia (pendidik) untuk membimbing, mengasuh
dan mengembangkan fitrah anak didik agar mereka mampu memahami,
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaranya. Baik dalam hubungan
dirinya dengan Kholiqnya (Allah), maupun hubungan dirinya dengan
sesama manusia.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam.
Dimuka telah penulis kemukakan tentang arti Pendidikan Agama
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 26/42
Islam. Dengan arti tersebut nampak jelas tentang tujuan pendidikan
Agama Islam yaitu membentuk kepribadian muslim, yaitu kepribadian
yang didasarkan atas hukum Islam.
Tujuan tersebut paralel dengan tujuan hidup manusia muslim,
karena itu paralel pula dengan tujuan Institusional sesuai dengan tingkatan
sekolah mulai dari sekolah dasar sampai Universitas.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam.
Ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW dari
Allah ini berisi pedoman pokok yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhanya (Allah), dengan dirinya sediri, dengan manusia sesamanya ,
dengan makluk bernyawa lain, dengan benda yang mati dan alam semesta
ini.
Memilih dan menerapkan berbagai metode penyajian PAI yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum hendaknya dilandasi oleh system agung.
Berikut azas yang diajarkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar
Dewantoro yang terkenal yaitu : "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo
Mangun Karso, Tutwuri Handayani ".
Dari azaz tersebut kiranya sungguh tepat dalam penyajian PAI,
karena bercirikan sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantoro dalam
membangun Pendidikan yang ada di Indonesia.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 27/42
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bendiljati
Kulon Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulugagung Tahun Pelajaran
2013/ 2014 yang dilaksanakan dalam bulan Nopember sampai bulan Desember
2013 pada bidang studi PAI. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam
penelitian ini adalah Siswa Kelas V Semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon
Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun pelajaran 2013/
2014 yang elasnya berjumlah 20 siswa.
B. Persiapan Penelitian
Dalam menyiapkan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang
ada pada Classroo Action Research.
2. Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran
terbaru dari Depdiknas.
3. Melatih siswa untuk menggunakan dan merangkai peralatan yang terdapat
pada proses pembelajaran.
4. Mengajak guru bidang studi PAI untukmenjadi pengamat sekaligus
kolaborator dalam penilaian.
Kegiatan penelitian ini dilakasanakan pada bulan Nopember sampai
dengan Desember 2014. Adapun pelaksanaan kegiatan penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan
1. 10 Nopember 2013 Penyampaian ijin kepada Ruang Kepala SD
27
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 28/42
Kepala SD Negeri 1
Bendiljati Kulon
Negeri 1
Bendiljati Kulon
2. 13 s/d 20 Nopember
2013
Obervasi Penelitian Dilaksanakan di
SD Negeri 1
Bendiljati Kulon
3. 27 Nopember s/d 4
Desember 2013
Pelaksanaan Siklus I Dilaksankan di
SD Negeri 1
Bendiljati Kulon
4. 11 s/d 18 Desember
2013
Pelakasanaan Siklus II Dilaksanakan di
SD Negeri 1
Bendiljati Kulon
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan jumlah individu secara keseluruhan pada wilayah
penyelidikan,seperti yang diungkapkan oleh Sutrisno Hadi :” Seluruh siswa
yang dimaksudkan ntuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi
dibatasi sebagai jumlah siswa atau individu yang paling sedikit mempunyai
satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1981: 220).
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto adalah “ keseluruhan subyek
penelitian” (Suharsimi Arikunto, 1992: 102) lebih lanjut Sutrisno Hadi
menyatakan bahwa :
“ populasi dapat terwujud alat- alat pelajaran, cara mengajar kurikulumcara- cara administrasi dan sebagainya, semua itu harus ditegaskan juga
dijadikan populasi obyekpenelitian. Alat bermacam- macam, cara
mengajar, kurikulum, cara- cara administrasi demikia juga dalam segala
hal yang perlu diperhatikan adalah mendapatkan lebih luas dan sifat-
sifat populasi, memberi batasan yang tegas, baru kemudian menetapkan
sampelnya. (Sutrisno Hadi, 1981 : 221)
Berdasarkan dari pengertian di atas maka daoatlah diambil suatu
pengertian bahwa populasi dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan Siswa
Kelas V Semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan Sumbergempol
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 29/42
Kabupaten Tulungagung Tahun pelajaran 2013/ 2014 yang kelasya berjumlah
20 siswa.
Sampel merupakan bagian dari populasi, artinya penyelidikan dilakukan
terhadap sebagian individu dari jumlah yang ada dalam populasi. Hal ini
dilakukan bila individu yang dijadikan obyek penelitian terlalu besar. Artinya
menurut Sutrisno Hadi “sebagian dari populasi disebut sejumlah penduduk nya
yang jumlahnya kurang dari populasi. Jumah sampel harus mempunyai paling
sedikt satu sifat sama baik kodrat maupun pengkhususannya” (Sutrisno Hadi,
1981: 221).
Walaupun demikian menetapkan sampel tidaklah ada secara pasti namun
ada pendapat yang dapat dijadikan suatu acuan, yaitu pendapat dari Suharsimi
Arikunto yag mengemukakan bahwa :
“Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehinggapenilainnya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika obyeknya
besar dapat diambil antar 10%- 15% atau 20%- 25% atau lebih
(Suharsimi Arikunto 1991: 107).
Karena jumlah populasi dala penelitian ini hanya 20 sisswa maka
berdasarkan pendapat di atas berarti populasi di ambil secara keseluruhan yang
dijadikan sampel, yang berarti seluruh siswa Kelas V Semester I SD Negeri 1
Bendiljati Kulon Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun
pelajaran 2013/2014.
D. Siklus Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang
masing- masing meliputi: planninng (perencanaan), acting
(pelaksanaan),observing (pengamatan) dan replecting (reflesi). Masing- masing
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 30/42
siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Permaslahan yang belum dapat dipecahkan dalam
siklus pertama direfleksikan ersama tim peneliti dalam suatu pertemuan
kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan
berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II.
Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai
masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam
penelitian tindakan ini. Pembelajaran ini yang digunakan berapa penggunaan
Metode Informasi dan diskusi dalam proses belajar mengajar.
E. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan
beberapa instrument penelitian antara lain :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan
supervisi. Lembarobservasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan
aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar
supervisidigunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butir- butir
observasi supervisidan observasi tersruktur terlebih dahulu didiskusikan
oleh Tim peneliti.
2. Lembar Tertulis
Lembar tes tertulis berupa teshasil belajar berbentuk pilihan ganda urian.
Tes diguanakan untuk memperoleh gmbaran hasil belajar setelahada
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 31/42
perubahan aktifitas saat proses pembelajaran Tes dilakukan tiap akhir
sikulus.
3. Dokumen Siswa
Dokumen siswa berupa catatan siswa saat proses pembelajaran Dokumen ini
diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan
minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi PAI.
4. Daftar Nilai
Daftar nilai berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil
belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu sebagai tolak
ukur keberhasilan pembelajaran.
F. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pembelajaran, peneliti tentukan
sebagi berikut :
Nilai 86-100 A (baik sekali)
Nilai 76- 85 B (baik)
Nilai 56- 75 C (cukup)
Nilai 46- 55 D (kurang)
Nilai 0-45 E (kurag sekali)
Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasiln atau
ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang
kurangnya 85% siswa telah tunts belajar dengan ketentuan nilainya ≥ 70.
Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut :
70% - 100% = baik
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 32/42
41% - 69% = cukup
0 % - 40% = kurang
HASIL PENELITIAN
A. Siklus Pertama
1. Refleksi Awal
Peneliti sebagai kepala sekolah bersama dengan mitra guru mengidentifikasi
permasalhan yng ada di kelas V Semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon,
yaitu tentang rendahnya nlai hasil belajar siswa pada mata pelajran PAI materi
pokok Kisah Nabi Musa as.
2. Perencanaan (planning)
Perencanaan kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan sesuai jadwal
berikut :
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian pada Siklus I
No. Tanggal Pelaksanaan Keterangan
1. 13 – 20 Nopember 2013 Observasi
2. 27 Nopember – 4 Desember 2013 Siklus I
Adapun perencanaan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan
rencana pembelajaran yang meliputi : definisi pokok bahasan, penjabaran
pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-
hari dan yang memuat soal- soal.
Guru mempersiapkan istrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan
siswa, lembar soal evalasi.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 33/42
Guru mempersiapkan alat tes.
Ggurumembuat perangkat sistem penilaian.
3. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan kegiatan penelitian dijabarkan sebagai berikut :
Guru membentuk kelompok- kelompok dalam kelas, yang mana setiap
kelompok terdiri dari 4 anak. Pengelompokan dilakukan secara acak dari
nomor urut dftar nilai.
Guru membentuk formasi bangku seperti U yang terdiri dari dua lapis, di
tengahnya diletakkan satu bangku untuktempat demonstrasi.
Guru mengemukakan tujuan pembelajaran.
Guru menjelaskan langkah- langkah pembelajaran dengan menggunakan
metode Informasi dan Diskusi.
Guru meminta siswa mebaca buku paket atau buku lainnya yang memuat
materi pembelajaran.
Guru menentukan kelompok melalui sistem undi yang bertugas untuk
menjelaskan materi Kisah Nani Musa as. Setelah membaca petunjuk yang
terdapat pada buku paket, kelompok tersebut langsung mengerjakan soal-
soal ltihan. Sebgian siswa masih mengalami kesulitan mengerjakan soal
latihan. Untuk itu guru menginformasikan cara mengerjakannya.
Guru menetukan kelompok melalui system undi yang bertugas untuk
menyimpulkan hasil pengerjaan soal latihan, kelompok ini kebagian
membaca dari hasil penjelasan kelompok sebelumnya. Guru membimbing
agar siswa dapat membuat laporan. Beberapa paparan kalimat yang ditulis
di papan tulis sehingga kelompok lain bisa mencatat hasilnya.
33
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 34/42
Guru menetukan kelompok berdasarkan hasil sistem undi yang bertugas
untuk menjawab pertanyaa- pertanyaan untuk mengefektifkan penggunaan
Buku Paket, maka kelompok tersebut ditugaskan mengerjakan soal yang
tersedia pada buku tersebut di papan tulis. Semetara kelompok- kelompok
lain memperhatikan pengerjaan tersebut. Siswa tidak kesulitan dalam
megerjakan soal.
Guru melakukan penilaian hasil kerja kelompok berdasarkan keaktifan dn
kecakapan.
Di akhir pembelajaran, ketika berlangsung diskusi dikelas, guru membuat
pegamatan dan kesimpulan.
4. Pengamatan (Observing)
Guru kolaborator mengamati hal- hal berikut dalam pembelajaran.
a. Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi
waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata,
membuat rangkuman dan memberikan kesimpulan.
b. Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan, (2) siswa
yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan, (3) siswa yang
mendefinisikan suatu konsep, (4) siswa yag sedang merubah mengerjakan
soal. Di samping itu siswa bersikap selalu : (1) melaksanakn perintah, (2)
melakukan percobaan, dan (3) bekerja sama dengan kelomoknya.
c. Sedangkan kegitan yang sering dilakukan oleh guru adalah : (1)
menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurag jelas, (2) meminta
pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) memberi
kesempatan siswa untuk bertanya.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 35/42
d. Aktifitas siwa yang sering dilkukan : (1) mengemukakan contoh peristiwa
dalam kehidupan sehari- hari yang berhubungan dengan konsep, dan (2)
memperhatikan temannya yang sedang mendemonstrasikan suatu pokok
bahasan dengan alat atau gambar.
e. Hasil Tes Akhir
Hasil nilai belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel beriku :
Tabel 4.2 hasil Prestasi Siswa Pada Siklus I
No. Nama Siswa Hasil Nilai
Ketuntasan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Ahmad Ervan 70 √2 Alifia 64 √3 Bandro Nofario 62 √4 Candra 67 √5 Andy 70 √6 Dwi Ardiani 60 √7 Ega Agus 72 √8 Ego Agus 67 √
9 Ela Nandasari 70 √10 Gangsar Dickyi 62 √11 Heni Susanti 80 √12 Kusniatul Maslakah 75 √13 M. Firdous 70 √14 Nila Widyawati 77 √15 Putra Aditiya 69 √16 Renata 72 √17 Reni Ambarwati 72 √18 Riska Yuni 65 √
19 Totok Suhartanto 80 √20 Tri Yulia 69 √
Jumlah 1393 11 9
Rata- rata 69,65 55,00 45,00
f. Minat belajar siswa
Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan maka pada siklus I komponen-
komponen minat yang telah memenuhi kriteria kurang, yaitu
mempersiapkan buku PAI, berusaha menyelesaikan tugas rumah yag
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 36/42
diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya,
memperhatikan arahan guru, berusaha menari jwaban bila mendapat tugas
dan belajar lebih intensif bila diberitahu akan ada ulangan.
5. Refleksi
Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka
pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut :
a. Semua tindakan efektif yang direnacanakan dapat terlaksana meskipun
belum efektif.
b. Guru peneliti menyadari adanya kekurangan- kekurangan yang timbul saat
proses pembelajaran.
c. Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu
permasalahan, hl ini disebabkan pandagan siswa dengan guru tidak
terhalang siswa lain.
Rencana Perbaikan
Guru akan merubah urutan tindakan pada metode Informasi dan Diskusi
Memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih efektif
Mendiskusikan lagkah- langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di
siklus I.
B. Siklus Kedua
1. Perencanaan (planning)
Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I yang dipaparkan
diatas maka guru peneliti dan guru pengamat saat diskusi merumuskan rencana
tindakan untk siklus II, dengan beberapa perubahan diantaranya:
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 37/42
a. Merubah urutan Metoe Informasi dan Diskusi yang tadinya langkah pertama
adalah mengaitkn suatu pokok bahasan dalam kehidupan sehari- hari atau
lingkungan menjadi memperagakan suatu pokok bahasan dengan alat atau
gambar.
b. Menunjukkan kepada setiap kelompok untuk bersiap- siap mengerjakan soal
latihan sebagaimana yang petunjuknya ada di dalam buku paket.
Kegiatan penelitian untuk siklus II dilaksanakan sesuai jadwal pada tabel
berikut :
Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Penelitian Pada Siklus II
No. Tanggal Pelaksanaan Keterangan
1 11- 18 Desember 2013 Siklus II
2. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Bimbingan guru dalam tindakan Informasi dan Diskusi yang dilakukan oleh
kelompok semakin sedikit.
b. Siswa sudah terampil melaksanakan kegiatan.
c. Siswa sudah dapat memikirkan dalam mengamati data hasil Informasi dan
Diskusi.
3. Pengamatan (Observing)
Hasil pengamatan dan guru pengamat menunjukkan :
a. Guru berhasil melaksanakan seluruh rencana tindakan dengan efektif.
b. Ketika melaksanakan Informasi dan Diskusi tindakan siswa lebih percaya
diri dan kelihatan meyakinkan.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 38/42
c. Dengan merubah sedikit urutan pelaksanaan pada kegiatan pembelajaran
memberikan hasil yang positif dan dengan sedikit arahan siswa dapat
menjelaskan tentang Kisah Nabi Musa as yang telah di ajarkan di kelas.
d. Hasil tes akhir
Hasil prestasi belajar pada siklus II mengalami peningkatan di banding pada
siklus I. Hasil prestasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Hasil Prestasi Siswa Pada Sikuls II
No. Nama Siswa Hasil Nilai
Ketuntasan
Tuntas TidakTuntas
1 Ahmad Ervan 75 √2 Alifia 72 √3 Bandro Nofario 70 √4 Candra 72 √5 Andy 75 √6 Dwi Ardiani 65 √7 Ega Agus 80 √8 Ego Agus 75 √9 Ela Nandasari 75 √10 Gangsar Dickyi 70 √11 Heni Susanti 85 √12 Kusniatul Maslakah 80 √13 M. Firdous 75 √14 Nila Widyawati 82 √15 Putra Aditiya 77 √16 Renata 77 √17 Reni Ambarwati 80 √
18 Riska Yuni 72 √19 Totok Suhartanto 85 √20 Tri Yulia 74 √
Jumlah 1516 19 1
Rata- rata 75,80 95,00 5,00
e. Hasil pengukuran minat pada siklus II yang memenuhi kriteria belum baik
yaitu : berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 39/42
4. Refleksi
Dari hasil pengamatan peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
a. Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik.
b. Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh guru
peneliti.
c. Alur berfikir lebih menyeluruh dalam memahami suatu konsep terlihat dari
kemampuan siswa untuk mengkaitkan suatu pokok bahasan dengan materi
PAI di kelas V.
C. Interpretasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan penelitian tersebut dapat
dilihat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Pada saat belum
dilaksanakan penelitian degan menggunakan metode Pembelajaran Informasi
dan Diskusi rata- rata hasil prestasi belajar siswa adalah 60,85 dengan
ketuntasan nilai 10,00% atau sebesar 2 siswa. Saat metode Pembelajaran
Informasi dan Diskusi telah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran telah
diperoleh hasil pada siklus I rata- rata sebesar 69,65 dengan ketuntasan 55,00%
atau 11 siswa, serta pada siklus II diperoleh ketuntasan 95,00% atau 19 siswa
dengan rata- rata hasil prestasi belajar sebesar 75,80.
Dari hasil prestasi belajar siswa yang terus mengalami peningkatan
prestasi belajar tersebut dapat dikatakan bahwa Pembelajaran Informasi dan
Diskusi pada mata pelajaran PAI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas V SD Negeri 1 Bendiljati Kulon dengan hasil yang memuaskan.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 40/42
Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat
pada grafik di bawah ini :
Grafik. 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
60,85
70,2575,21
0
10
20
30
40
50
60
70
80
sebelum
siklus
siklus 1 siklus 2
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan langkah- langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada
penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Metode Informassi dan Diskusi dalam pembelajaran PAI dapat meningkatkan
minat belajar dan prestasi hasil belajar jika dilakukan tindakan dengan urut-
urutan : (1) Mengerjakan suatu pokok bahasan dari data hasil Informasi dan
Diskusi, (2) Mengerjakan latihan soal yang ada kaitannya dengan tokoh- tokoh
sejarah pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia yang telah ditentukan.
2. Dari tindakan- tindakan yang diterapkan dalam metode Informasi dan Diskusi
tampaknya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bidang studi PAI.
69 65
75,80
60,85
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 41/42
3. Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar
secara klasikal. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah- lagkah (1)
Merubah urutan Pelaksanaan kegiatan, (2) Mengkaitkan pokok bahasan materi
baru dengan pokok bahasan materi lama yang telah diberikan, (3) Memberikan
soal- soal latihan sesuai dengan yang baru diperoleh dan (4) setiap kelompok
dituntut untuk melakukan demo yang dilakukan secara bergiliran oleh masing-
masing anggita kelompok. Cara dan metode diberi kebebasan sehingga
dimungkinkan diperoleh hal yang baru dari suatu pokok bahasan.
B. Saran- saran
1. Penerapan metode Informasi dan Diskusi dalam pembelajaran PAI yang telah
diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu
oleh tenaga guru lainnya.
2. Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku- buku bacaan
populer yang ada sangkut pautnya dengan PAI.
3. Dalam setiap materi pembelajaran yang diberikan hendaknya guru
menggunakan cara yang berbeda dalam pemberian materi agar siswa tidak
bosan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1991. Prosedur Peelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Aksara baru.
Depdikbud, 1996, Teknik Pembelajarn Bidang Studi PAI, Jakarta: Depdikbud
Depdiknas, 2001, Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Clasroom Action
Research), Jakarta, Depdiknas.
7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)
http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 42/42
Demar, Hamalik, 1980, Ilmu Jiwa, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
Yogyakarta
Hadi, Sutrisno, 1986, Metodologi Research 2, Yogyakarta: Fakultass Psikologi
Universitass Gajah MadamYogyakarta.
M. Khafid / suyati, 2004, “Pelajaran PAI” , Dirjen pendidikan dasa danmenengah, penerbit Erlangga Jakarta.
P3M SUP 1999 Jurnal Gentengkali, Surabaya : Depdikbud Kanwil Jatim
P3M SIAT 2002, Pelangi Pendidikan, Jakarta : Depdiknas.
Prayitno, Elida, 1989, Motivasi Dalam Belajar, Jakarta : P2LPIK, Depdikbud.
Suryana, D, 2002, Belajar Aktif PAI, Jakarta : Pusat perbukuan, Depdiknas.
Tri Manunggal Kurniajaya, 2005, Panduan Menghadapi Ulangan Harian, solo.
Winkel, 1987, Psikologi Pengajaran,Jakarta : Gramedia
Winarno Surahmad, 1975. Metodologi Pengajaran, Jakarta Gramedia