Download - KESELAMATANKERJA
KESELAMATAN KERJAANONDHO WIJANARKO
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas IndonesiaKeselamatan Kerja 1
LATAR BELAKANG KESELAMATAN KERJA
KECELAKAAN INDUSTRI KIMIAKeselamatan Kerja 2
Many potential dangerous chemical substances (risk) Death or personal injury High potential magnitude of the occured explosion Financial loss occured after disaster accident (loss, damage or destruction of property other than the product itself) Health-care continuous exposure to error (impact)$1.35BN
INDUSTRI KIMIA
$1.4BN $1.2BN$950M
$1BN$800M $600M $400M $200M $0$110M $440M $300M
'98
'99
'00
'01$150M $ 75M $ 70M
'02*
* 02 Loss Exceeding $50M include: Gas, plant fire, Kuwait Refinery fire, Japan Power station flood, Washington State
Keselamatan Kerja
3
FLIXBOROUGH, UK (1974)vapour cloud explosion
(28 deaths, 104 injured 3000 evacuated)
Keselamatan Kerja
4
PIPER ALPHA (1988) deat (167
Keselamatan Kerja
5
PHILLIPS 66, PASADENA, TX 1989 (ISOBUTANE L
(23 deaths, 125 injured 1300 evacuated)
Keselamatan Kerja
6
CONCEPT SCIENCES (1999) - KOH + NH2OH (5
Keselamatan Kerja
7
AMMONIUM NITRATE EXPLOSION, TOU
Keselamatan Kerja
8
Seveso, Italy (1976) herbicide plant, runaway reaction, chemical release, 447 injured, long term health problems, $50,000,000 Bhopal, India (1984) - pesticide plant, chemical release, 2,500 dead, 200,000 injured, $250,000,000
Chernobyl, USSR (1986) nuclear reactor, 31 dead, 237 injured, long term health problems, $3,000,000,000. Basle, Switzerland (1986) chemical warehouse fire, 0 dead, 0 injured, environmental damage.Keselamatan Kerja 9
PERATURAN KESELAMATAN KERJAUNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Per.05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ILO CODE OF PRACTISE, PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL ACCIDENTS
Keselamatan Kerja
10
PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL ACCIDENTSILO CODE OF PRACTISEGeneva, International Labour Orgasnization, 1991 ISBN 92-2-107101-4
Keselamatan Kerja
11
ILO CODE OF PRACTISE
Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang ditetapkan di industri dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan besar seiring dengan kenaikan produksi, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan arahan tentang pengaturan administasi, hukum dan sistem teknis untuk pengendalian instalasi bersiko tinggi yang dilakukan dengan memberikan perlindungan kepada pekerja, masyarakat dan lingkungan dengan mencegah terjadinya kecelakan besar yang mungkin terjadi dan meminimalisasikan dampak dari kecelakaan tersebut Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi beresiko tinggi yang diidentifikasikan dengan keberadaan zat-zat berbahaya yang membutuhkan perhatian tinggi.
Keselamatan Kerja
12
ILO CODE OF PRACTISE
Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya menurut panduan praktis:
Industri kimia dan petrokimia Industri penyulingan minyak Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG) Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah terbakar Gudang bahan-bahan kimia Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan klorin Industri Pupuk dan Pestisida
Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya diluar cakupan panduan praktis:
Instalasi Nuklir Pangkalan Militer (instalasi persenjataaan)
biologi, nuklir dan kimia serta pusat
Keselamatan Kerja
13
ILO CODE OF PRACTISE
Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau sementara, yang menyimpan, memproses atau memproduksi zatzat berbahaya dalam bentuk dan jumlah tertentu menurut peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya kecelakaan besar. Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas ambang terjadinya kecelakaan besar Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine, sulphur dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide, carbon disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride, sulphur trioxide Gas dan cairan mudah terbakar Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4, PETN, TNT
Keselamatan Kerja
14
ILO CODE OF PRACTISE
Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang berwenang Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus disiapkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang disain dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen keselamatan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya dari instalasi secara sistematis, teridentifikasi dan terdokumentasi serta informasi tentang bahaya kecelakaan dan ketentuan keadaan darurat yang akan mengurangi dampak dari kecelakaan yang akan terjadi. Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang berkepentingan. Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada instalasi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan kepada pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan pekerjaan dan pengendalian dalam keadaan darurat.Keselamatan Kerja 15
ILO CODE OF PRACTISE
Audit Instalasi beresiko tinggi Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang berlaku di wilayah instalasi itu berada Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat beracun Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran keselamatan kerja yang digunakan dalam identifikasi kemungkinan terjadinya bahaya untuk menjamin validitas hasil audit itu sendiri Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.Keselamatan Kerja 16
ILO CODE OF PRACTISE
Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada instalasi beresiko tinggi meliputi: Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk penggunaan komponen peralatan bermutu tinggi Pemeliharaan pabrik secara rutin Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti dengan perbaikan atau penggantian komponen peralatan yang dibutuhkan Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang dapat digunakan dalam kondisi darurat Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen peralatan, pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan manusia dan manajemen, pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar instalasi, bencana alam, tindakan kejahatan dan sabotase Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap pekerja pada instalasi tersebut Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industriKeselamatan Kerja 17
ILO CODE OF PRACTISE
Analisa Bahaya dan Resiko meliputi: Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang disimpan, diproses atau diproduksi Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan kondisi pengoperasian abnormal dan menimbulkan kecelakaan Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap pekerja dan masyarakat sekitar Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan
Keselamatan Kerja
18
ILO CODE OF PRACTISE
HAZOP (an example of Hazard and Risk Analysis) Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi industri baru Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan potensial yang terjadi serta potensi bahayanya Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus
Keselamatan Kerja
19
ILO CODE OF PRACTISE
Perencanaan Keadaan Darurat
Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial On site emergency
Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang potensial Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam jumlah yang cukup Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi industri yang akan secepatnya diperbaiki Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya, komunikasi internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat pengelola gawat darurat Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internaleksternal yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat penunjuk arah dan pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap pekerja, ... Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui kebijakan, peraturan atau perundangan. Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan penanganannya terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang potensial
Off site emergency
Keselamatan Kerja
20
ILO CODE OF PRACTISE
Konsultan Keselamatan Kerja Tugas dan wewenang:
Membuat analisa bahaya dan resiko serta mempersiapkan laporan keselamatan kerja bekerjasama dengan manajemen audit Menetapkan garis besar disain dan operasi instalasi industri yang aman, serta pengaplikasiannya dalam desain peralatan, proses kendali, pengoperasian secara manual, ... Menganalisa konsekuensi dari kecelakan potensial dengan permodel dampak potensialnya Menetapkan penanganan keadaan darurat on site dan perencanaan keadaan darurat off site Melakukan pelatihan pada pekerja
Keselamatan Kerja
21
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
Keselamatan Kerja
22
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
3 unsur keberlakuan UU Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. Adanya tenaga kerja yang bekerja disana. Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.
Pengawasan Keselamatan Kerja Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja. Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh manajemen puncak yang hanya melakukan audit terhadap usaha perbaikan dari hasil pelaporan pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja.
Keselamatan Kerja
23
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA mengatur keselamatan kerja disegala tempat kerja baik itu di darat, laut dan udara dalam wilayah NKRI UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan untuk mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pemberian alat-alat pelindung kepada pekerja terutama untuk pekerjaan yang memiliki resiko tinggi serta membantu terciptanya lingkungan kerja yang kondusif seperti penerangan tempat kerja, kebersihan, sirkulasi udara serta hubungan yang serasi antara pekerja, lingkungan kerja, peralatan dan proses kerja.
Keselamatan Kerja
24
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
Sumber bahaya kerja diidentifikasikan terkait erat dengan: Kondisi mesin, pesawat, alat kerja serta peralatan lainnya Bahan berbahaya (Explosive, Flameable, Poison) Lingkungan Sifat pekerjaan Cara kerja Proses produksi
Keselamatan Kerja
25
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA berisi petunjuk teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu sendiri, keselamatan umum dan produk yang dihasilkan karena begitu banyak proses yang dilakukan dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan perubahan resikko pekerjaan yang dihadapi pekerja di tempat kerjanya.
Keselamatan Kerja
26
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
Pengawasan Keselamatan Kerja Monitoring dan pengambil keputusan tindakan perbaikan keselamatan kerja Tindakan perbaikan keselamatan kerja (Continuous Improvement) seperti perbaikan cara dan proses kerja, pemeriksaan rutin kesehatan pekerja, retribusi keselamatan kerja.
Keselamatan Kerja
27
HAZARD MANAGEMENT
Keselamatan Kerja
28
Latar Belakang
Kecelakaan industri terutama disebabkan oleh HUMAN FAILURE, di mana sering ditemukan faktor manusia dalam penelusuran sebab terjadinya kecelakaan. Pencegahan kecelakaan harus menempati perhatian yang khusus dalam fungsi manajerial secara keseluruhan. Bagian manajemen kekhususan (insinyur, teknisi, perancang, field operator, lembaga pelatihan) sering kurang menghargai kebutuhan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip pencegahan terhadap kecelakaan di dalam lingkup kerja mereka. Metode yang tidak aman merupakan proporsi tertinggi dari penyebab terjadi kecelakaan. Keselamatan harus menjadi bagian yang integral dari pelaksanaan industri manapun, dan harus menjadi bahan pertimbangan sejak tahap perancangan, tahap perencanaan produksi, serta pelatihan operator.
Keselamatan Kerja
29
TANGGUNG JAWAB MANAJEMENKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJATanggung jawab manajemen sebuah perusahaan yang berkaitan dengan keselamatan kerja dalam kegiatan industriTanggung jawab Ekonomi Biaya kecelakaan akibat kecelakaan dalam pabrik berimbas langsung pada hasil produksi dan keselamatan pekerja lapangan, merugikan perusahaan, penanam saham, karyawan secara keseluruhan dan pelanggan. Biaya memperkenalkan dan mempertahankan organisasi keselamatan kerja untuk mengurangi serta mengeliminasi kecelakaan. Tanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia Kewajiban untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, menyediakan proses kerja yang aman dalam rangka produksi maksimal. Kewajiban untuk mengambil langkah-langkah eliminasi kondisi tidak aman yang dapat berakibat terjadinya luka, kematian, stress, dan hal lainnya yang terjadi pada setiap karyawan maupun keluarganya Tanggung jawab Legislatif Memastikan terpenuhinya undang-undang mengenai kecelakaan industri, keamanan terhadap kesehatan dan kebakaran. Undang-undang ini terutama untuk melindungi karyawan dan masyarakat secara umum, dan tidak hanya untuk melindungi bisnis yang dijalankan perusahaan.Keselamatan Kerja 30
ANALISA KESELAMATAN KERJAHazard Material Communication Pengenalan bahan bahaya kepada para pekerja sehingga mampu melakukan tindakan yang sesuai untuk menanganinya. Analisa HIRA (Hazard Identification and Risk Assesstment) Identifikasi bahaya dan kajian resiko kegiatan dalam proses operasi dan produksi dipilah-pilah menjadi sub kegiatan yang lebih kecil dan spesifik. JSA (Job Safety Analysis) Varian dari analisa HIRA, JSA dilakukan apabila suatu aktivitas melakukan pemasangan terhadap suatu peralatan tertentu dalam fasilitas operasi sebuah pabrik/industri proses.
Analisa HAZID (Hazard Identification) Proses pengidentifikasian terhadap bahaya yang mungkin terjadi secara umum pada fasilitas operasi sebuah pabrik/ industri.Analisa HAZOP Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi yang berhubungan dengan proses yang secara langsung mengancam keselamatan pekerja produksi/penyebab masalah operasi. Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi. Identifikasi secara engineering & procedural safeguards yang sebelumnya telah dibuat. Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedural safeguards. Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi tambahan jika diperlukan.Keselamatan Kerja 31
ASPEK PENTING KESELAMATAN KERJA DALAM KEGIATAN INDUSTRIKESELAMATAN KERJA SANGATLAH PENTING DALAM INDUSTRI, KARENA BEBERAPA ASPEK BERIKUT: Produktivitas Kecelakaan dalam industri akan menghambat produksi atau bahkan menghentikannya. Dengan demikian, akan terjadi loss of man-hour dan loss of material. Investasi Kecelakaan dalam industri akan berakibat terhadap infrastruktur maupun mesin dan peralatan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, akan terjadi loss of asset, di mana aset yang semula diharapkan dapat membantu produksi hingga jangka waktu lama akan berkurang atau habis. IMEJ PERUSAHAAN Kecelakaan dalam industri menimbulkan masalah kepercayaan terhadap lingkungan serta proses industri yang dijalankan perusahaan. Masalah ini berkaitan dengan kepercayaan investor untuk tetap menanamkan modalnya, kepercayaan pelanggan untuk tetap membeli, serta kepercayaan karyawan terhadap manajemen perusahaan.Keselamatan Kerja 32
PENGENALAN BAHAN BERBAHAYA
Keselamatan Kerja
33
US Department of Transportation Regulation
Hazardous MaterialMaterials that were flammable, explosive, corrosive, toxic, radioactive or if it readily decomposes to oxygen at elevated temperatures.
Keselamatan Kerja
34
US Department of Transportation Regulation
Corrosive Materials
Materials that evoke a chemical process which converts minerals and metals into unwanted products Acidity
(HCl, H2SO4, ClSO3H, HF, HCOOH, CHCOOH) Oxidizing agent (HClO4, H2SO4 , HNO3) Hygroscopic (H2SO4), Alkalis (KOH, NaOH)Keselamatan Kerja 35
US Department of Transportation Regulation
Toxic Materials
Materials which, upon entering an human body is capable of producing disease or death
Toxicity factor consist of (1) The quantity of the material (2) The rate and extent to which the material is absorbed into the bloodstream via intravenous, inhalation, intraperitoneal, intramuscular, subcutaneous, oral or cutaneous (3) The rate and extent to which the material is biologically transformed in the body to breakdown product. HEAVY METAL POISONS (Arsenic, Lead, Mercury salts), toxic gases (Asphyxiant (CO, HCN, NO), Irritant (NO2, H2S, SO2) Anesthetic (diethyl eter, N2O2)), organic pesticides (insecticide Aldrin, DDT, Parathion, Chlordane, Diazinon, Dieldrine, Lindane, Malathion, Methoxychlor, Carbyl) Protection : (1) Recirculating oxygen (2) Demand compressed air/O2 (3) Recirculating self generating oxygen (4) suits wear that made of material impervious to the toxic materialKeselamatan Kerja 36
US Department of Transportation Regulation
Explosive Materials
Materials in the form of compound or mixture of compound which suddenly undergoes a very rapid chemical transformation with the simultaneous production of large quantities of heat and gases (CO, CO2, N2, steam, O2) and always accompined by a vigoros shock and an associated noise (brisance) Nitroglycerin,
TNT, lead trinitroresorcinate (lead styphnate), lead azide Pb(N3)2, mercury fulminate (Hg(CNO)2, cyclonite (RDX), tetryl, pentraerythritol tetranitrate (PETN), dynamiteKeselamatan Kerja 37
U.S. Department of Labour Occupational Safety and Heal
MATERIAL SAFETY DATA SHEE
Keselamatan Kerja
38
Material Safety Data Sheet (MSDS)
A Material Safety Data Sheet (MSDS) is designed to provide both workers and emergency personnel with the proper procedures for handling or working with a particular substance. MSDS's include information such as physical data (melting point, boiling point, flash point etc.), toxicity, health effects, first aid, reactivity, storage, disposal, protective equipment, and spill/leak procedures. These are of particular use if a spill or other accident occurs.
U.S. Department of Labour Occupational Safety and HealthKeselamatan Kerja 39
Material Safety Data Sheet (MSDS) Purpose:
Prepared by Chemical Manufacturers or Importers to describe characteristics of the product and to provide information concerning potential hazards
U.S. Department of Labour Occupational Safety and He
Keselamatan Kerja
40
Sections of an MSDS and Their SignificanceOSHA specifies the information to be included on an MSDS, but does not prescribe the precise format for an MSDS. A nonmandatory MSDS form (see OSHA Form 174 on page 6 of this manual) that meets the Hazard Communication Standard requirements has been issued and can be used as is or expanded as needed. The MSDS must be in English and must include at least the following information.
U.S. Department of Labour Occupational Safety and HealthKeselamatan Kerja 41
SECTIONS OF AN MSDS AND THEIR SIGNIFICANCE
SECTION I. CHEMICAL IDENTITY SECTION II. HAZARDOUS INGREDIENTS SECTION III. PHYSICAL AND CHEMICAL CHARACTERISTICS SECTION IV. FIRE AND EXPLOSION HAZARD DATA SECTION V. REACTIVITY DATA SECTION VI. HEALTH HAZARDS SECTION VII. PRECAUTIONS FOR SAFE HANDLING AND USE U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health SECTION VIII. CONTROL MEASURESKeselamatan Kerja 42
MATERIAL SAFETY DATA SHEETPRODUCT NAME(S) PRODUCT CODE : : 5 STAR Acetone #5910 (GALLON) SECTION I - MANUFACTURER IDENTIFICATION MANUFACTURED FOR ADDRESS EMERGENCY PHONE INFORMATION PHONE D.O.T. Hazardous Class : : : : : 5-Star Autobody Products 9419 E. San Salvador Drive \x{2013} Suite 4 Scottsdale, AZ 85258 Chemtrec (800)424-9300 (480) 451-4451 Paint, Flammable Liquid UN 1090
SECTION II - HAZARDOUS INGREDIENTS REPORTABLE COMPONENTS *ACETONE CAS NUMBER 67-64-1 VAPOR PRESSURE mm Hg @ temp 185mm Hg @ 68 F 100% *Indicates toxic chemical(s) subject to the reporting requirements of Section 313 of Title III and of 40 CFR 372. WEIGHT PERCENT
Keselamatan Kerja
43
SECTION III - PHYSICAL CHARACTERISTICS PHYSICAL FORM COLOR ODOR ODOR THRESHOLD : : : : LIQUID COLORLESS ACETONE 13 ppm
SPECIFIC GRAVITY @ 20C/68F (WATER=1)VAPOR DENSITY (AIR=1 EVAPORATION RATE (n-butyl acetate=1 EVAPORATION RATE (diethyl ether=1) BOILING POINT MELTING POINT Ph SOLUBILITY IN WATER FLASH POINT (TAG CLOSED UP) LOWER EXPLOSIVE LIMIT AT 25C/77F UPPER EXPLOSIVE LIMIT AT 24C/75F AUTOIGNITION TEMPERATURE (ASTM D 2155) SENSITIVITY TO MECHANICAL IMPACT : SENSITIVITY TO STATIC DISCHARGE
:): ): : : : : : : : : : INSENSITIVE :
0.792.0 5.7 2.1 56C/133F. -94C/-137F. NOT APPLICABLE Complete -20C/-4F 2.8 VOLUME % 13.2 VOLUME % 538C/1000F MATERIAL IS UNLIKELY TO ACCUMULATE A STATIC CHARGE WHICH COULD ACT AS
AN IGNITION SOURCE Keselamatan Kerja
44
SECTION IV - FIRE AND EXPLOSION HAZARD DATA FLASH POINT(Closed cup) -20oC/-4oF. APPROXIMATE FLAMMABLE LIMITS: 2.8%-13.2% EXTINGUISHING MEDIA : Water Spray, Dry Chemical, Carbon Dioxide (CO2), Alcohol Foam
SPECIAL FIREFIGHTING PROCEDURES: Wear self-contained breathing apparatus and protective clothing. USE WATER WITH CAUTION. The fire could easily be spread by the use of water in an area where the water could not be contained. Use water spray to keep fire-exposed containers cool. Water may be ineffective in fighting the fire.HAZARDOUS COMBUSTION PRODUCTS: Carbon Dioxide, Carbon Monoxide UNUSUAL FIRE AND EXPLOSION HAZARDS: Extremely flammable. Vapors may cause a flash fire or ignite explosively. Vapors may travel considerable distance to a source of ignition and flash back. Prevent backup of vapors or gases to explosive concentrations. SECTION V - REACTIVITY DATA STABILITY INCOMPATIBILITY HAZARDOUS POLYMERIZATION : Stable : Material can react violently with strong oxidizing agents, strong acids. : Will not occur
Keselamatan Kerja
45
SECTION VI - HEALTH HAZARD DATA EFFECTS OF EXPOSURE: Extensive human experience and animal data indicate that acetone is of low toxicity. However, ingestion of very large amounts or inhalation of extremely high vapor concentrations can cause irritation, nausea, vomiting, confusion, drowsiness, convulsions and coma with possible liver and kidney injury. Based on animal data and structure-activity relationships, this product is NOT expected to cause nervous system damage. INHALATION HEALTH RISKS AND SYMPTOMS OF EXPOSURE: High vapor concentrations may cause drowsiness and irritation. SKIN AND EYE CONTACT HEALTH RISKS AND SYMPTOMS OF EXPOSURE: Eyes: Causes ittitation to the eyes. However, immediate flushing of the eyes with water will minimize any irritative effect. High vapor concentrations may cause irritation to the eyes. Shin: Prolonged or repeated contact may cause drying, cracking or irritation.
INGESTION HEALTH RISKS AND SYPTOMS OF EXPOSURE: Expected to be a low ingestion hazard.CARCINOGENICITY CLASSIFICATION: International Agency for Research on Canser (IARC): Not Listed American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH): Not Listed National Toxicology Program (NTP): Not Listed
Occupational Safety & Health Administration (OSHA): Not ListedChemical(s) subject to the reporting requirements of Section 313 or Title III of the Superfund Amendments and Reauthorization ACT (SARA) of 1986 and 40 CFR Part 372: NONE SARA (USA) Sections 311 and 312 hazard classification(s): Fire hazard, immediate (acute) health hazarad. MEDICAL CONDITIONS GENERALLY AGGRAVATED BY EXPOSURE: Do not use this product if you have chronic lung or breathing problems.
EMERGENCY AND FIRST AID PROCEDURES:Inhalation: Move to fresh air. Treat symtomatically. Get medical attention if symptoms persist. Eyes: Immediately flush with plenty of water for at least 15 minutes. If easy to do, remove contact lenses. Get medical attention. In case of irritation from airborne exposure, move to fresh air. Get medical attention if symptoms persist. Skin: Wash with soap and water. Remove contaminated clothing and shoes. Get medical attention if symptoms occur. Wash contaminated clothing before reuse.
Ingestion: Seel medical advice.
Keselamatan Kerja
46
SECTION VII - PRECAUTIONS FOR SAFE HANDLING AND USE STEPS TO BE TAKEN IN CASE MATERIAL IS RELEASED OR SPILLED: Remove all sources of ignition(sparks, flames, and hot surfaces). Avoid breathing vapors. Ventilate area. Remove with an inert absorbent and nonsparking tools. WASTE DISPOSAL METHOD: Disposed in accordance with state, federal and local regulations. Do not incinerate closed containers. PRECAUTIONS TO BE TAKEN IN HANDLING AND STORING: Keep containers tightly closed in a cool, dry well ventilated area away from all possible ignition sources. Store large quantities of material in buildings designed for the storage of flammable liquids. OTHER PRECAUTIONS: Employees should be trained in safety measures that should be taken when using this product. SECTION VIII - CONTROL MEASURES RESPIRATORY PROTECTION: Avoid breathing vapors or spray mist. Wear a properly fitted respirator approved by NIOSH/MSHA (TC-23c)for use with paints during application and until all vapors are exhausted. In confined areas, or where continueuous spray operations are typical, or proper respirator fit is not possible, wear a positive-pressure supplied air respirator (TC-19c). In all cases follow respirator manufactures directions for respirator use. Do not allow anyone without protection in the area. VENTILATION: Provide sufficient ventilation to keep contaminates below applicable OSHA requirements. PROTECTIVE GLOVES: Neoprene gloves impervious to organic solvents recommended. EYE PROTECTION: Use safety eyewear designed to protect against liquid splash. OTHER PROTECTIVE CLOTHING OR EQUIPMENT: Impervious coveralls recommended. WORK/HYGIENIC PRACTICES: Eye wash and safety showers in the work place are recommended. Wash hands before eating and smoking. Keselamatan Kerja 47
SECTION IX - DISCLAIMERThe information contained in this safety data sheet is information from our suppliers and other sources. It is believed to be reliable. This data is not to be taken as a warranty or representation for which this company assumes legal responsibility. We appreciate your interest in 5 Star Autobody Products! For more information about these and other 5 Star Autobody Products or for the location of the 5 Star Distributor nearest you, contact us at: 5 STAR AUTOBODY PRODUCTS 9419 E. San Salvador Drive Suite #104 Scottsdale, AZ 85258 Phone: 480-451-4451
Keselamatan Kerja
48
PERALATAN KESELAMATAN KERJA
Keselamatan Kerja
49
PERALATAN KESELAMATAN KERJA
SEPATU KERJA COVERALLS/JACKET SARUNG TANGAN KERJA KACAMATA PENGAMAN TOPI KESELAMATAN (HELM) HELM PENGELASAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
Keselamatan Kerja
50
PERALATAN KESELAMATAN KERJA
TABIR PENGELASAN PELINDUNG MUKA PENUTUP TELINGA (EARPLUG) PERALATAN PERLINDUNGAN PERNAPASAN
BREATHING APPARATUSALAT BANTU NAPAS ABBRASIVE BLASTING Kerja Keselamatan51
EMERGENCY PLANNING
Keselamatan Kerja
52
Emergency planA
series of procedures for handling sudden unexpected situations. Objectives is reduce the possible consequences of the emergency by Preventing
facilities and injuries Reducing damage to buildings, stock and equipment Accelerating the resumption of normal operations
Keselamatan Kerja
53
Vulnerability Assessment
Prediction of emergencies occurence with some degree of certainity by following steps:
Find which hazards pose a threat to any specific enterprise Records of past incidents and occupational experience are not only sources of valuable information Broad the knowledge of both technological and natural hazard by consulting with fire departments, insurance companies, engineering consultants and goverment departments.
Keselamatan Kerja
54
Technological Hazards
Fire Explosion Building collapse Spills of flamable liquid Accidental release of hazardous biological agents or toxic material Other terrorist activities Exposure to ionizing radiation Loss of electrical power Loss of water supply Loss of communicationKeselamatan Kerja 55
Natural Hazards Floods Earthquake Tornados Other
severe wind storms Snow or ice storms Severe extremes in temperature (cold or hot) Pandemic diseasesKeselamatan Kerja 56
Occured HazardsThe possibility of one event triggering others must be considered An explosion may start a fire and caused faliure An earthquake might initiate all the event noted in the list of chemical and physical hazards
Keselamatan Kerja
57
Identified major impact Sequential Evacuation Casualties
events (ex. fire after explosion)
Damage
to plant infrastructure Loss of vital records or documents Damage to equipment Disruption of workKeselamatan Kerja 58
Required actions
Declare emergency Sound the alert Evacuate danger zone Close main shutoffs Call for exernal aid Initiate rescue operations Attend to casualties Fight fireKeselamatan Kerja 59
Needed resources consideration
Medical supplies Auxiliaries communication equipment Power generators Respirators Chemical and radiation detection equipment Mobil equipment Emergency protective clothing Fire fighting equipment Ambulance Rescue equipment Trained PersonnelKeselamatan Kerja 60
Elements of Emergency Plan All
possible emergencies, consequences, required action, written procedures and the resources available Detailed list of personnel including their home telephone numbers, their duty and responsibilities Floor plans Large scale maps showing evacuation routes and service condults (such as gas and water lines)Keselamatan Kerja 61
General guidelines for workplace emergency plan
Objectives, a brief summary consists the purpose of plans:
To reduce human injury and damage to property in an emergency To specifies staff members who may put the plan into action To identifies clearly whose staff members must be on the site at all times when the premises are occupied To indicated clearly the extent of authority of above personnel
Keselamatan Kerja
62
Emergency Organization
Emergency organization lead by an emergency coordinator Appointed and trained individual act as Emergency Coordinator as key in ensuring that prompt and efficient action is taken to minimize loss, and have possibility to recall off duty employees to help Specific duties, responsibilities, authority and resources of emergency organization must be clearly defined.
Keselamatan Kerja
63
Responsibilities of Emergency Organization
Reporting the emergency Activating the emergency plan Assuming overal command Establishing communication Alerting staffs Ordering evacuation Alerting external agencies Confirming evacuation complete Alerting outside population of possible risk Requesting external aid Coordinating activities of various group Advising relatives of casualties Providing medical aid Ensuring emergency shut offs are closed Sounding the all clear Advising media Keselamatan Kerja
64
Available assisted external organizations Fire
departments Mobile rescue squads Ambulance services Police department Telephone company Hospitals Utility companies Industrial neighbours Goverment agenciesKeselamatan Kerja 65
Pre-planned Coordination
Pre-planned coordinating simulation is necessary to avoid conflicting responsibilities such as fire brigades, police, ambulance service, rescue squads and first aid team which must be on the scene simultaneously. An a pre-determined chain of command in such situation is required to avoid organizational difficulties. Under certain circumstances an outside agency can assume command
Keselamatan Kerja
66
Communication Planning
an emergency control center with alternate communication facilities Providing all personnel with alerting or reporting responsibilities with current list of phone number and addresses of those people which may have to contact Maintain communication between key personnel during emergency situation
Keselamatan Kerja
67
Emergency Procedures
Comprehensive plan procedures for handling emergencies toward preventing disaster Determining factors of needed emergency procedures
The degree of emergency The size of organization The capabilities of the organization in an emergency situation The immediately response of outside aid The physical layout of the premises The number of structures determine procedures that are neededKeselamatan Kerja 68
Common Elements of Procedures Pre-emergency
preparation Provisions for alerting Evacuating staffs Handling casualties Relocation of personnel with special skills for emergency handling
Keselamatan Kerja
69
Evacuation Order
Identified evacuation routes, alternate means of escape, make these known to all staffs, keep the routes unobstructed Specify safe location for staff to gather for head counts to ensure that everyone has left the danger zone. Assign individuals to assist handycapped employees in emergency Carry out treatment of the injured and search for the missing simultaneously with efforts to contain the emergency Provide alternate sources of medical aid when normal facilities may be in danger zone Containing the extent of the property loss should begin only when the safety of all staff and neighbours at risk has been clearly establishedKeselamatan Kerja 70
Procedure Testing and Revision
Exercise and drills may be conducted to practise all or critical portions such as evacuation of the plan An annual full scale exercise will help in maintaining a high level of profiency Knowledge of individual responsibilities can be evaluated through paper tests or interview A thorough and immediate review after each exercise, drill or after an actual emergency will point out areas that require improvement Revise when shortcoming have become known, and should be reviewed at least annualy Changes in plant infrastructure, processes, material used and key personnel are occasions for updating plan
Keselamatan Kerja
71
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO
Keselamatan Kerja
72
BAHAYA
Situasi fisik yang berpotensi menyebabkan kecelakaan pada manusia, kerusakan pada aset, kerusakan pada lingkungan dan kombinasi yang terjadi diantaranya
Keselamatan Kerja
73
RESIKO
RESIKO ADALAH KOMBINASI DARI EFEK BAHAYA TINGKAT KEMUNGKINANNYA
DAN
Resiko = Efek Bahaya x Tingkat Kemungkinan Bahaya
Efek bahaya bersifat tetap terdiri atas HIGH, MEDIUM dan LOW Tingkat kemungkinan bahaya terdiri atas HIGH, MEDIUM dan LOWKeselamatan Kerja 74
Parameter dalam memperhitungkan KEMUNGKINAN BAHAYA (contoh)PARAMETER Frekuensi timbulnya bahaya Frekuensi timbulnya efek bahaya HIGH Setiap kali pekerjaan itu dilakukan Hampir setiap kali pekerjaan dilakukan Tanpa pengalaman, tidak pernah melakukan pekerjaan sebelumnya MEDIUM
TINGKAT
LOW Satu kali selama pekerjaan itu dilakukan Sekali dalam 100 atau lebih Berpengalaman, memiliki kemampuan yang baik dan sering melakukan pekerjaan itu75
Sekali dalam 10 s/d 100 Sekali dalam 10 s/d 100
Tingkat kemampuan pelaksana pekerjaan
Kurang berpengalaman
Keselamatan Kerja
Parameter dalam memperhitungkan EFEK BAHAYAPARAMETERSumber Daya Manusia
HIGHKematian Cacat, disfungsi tubuh Luka berat Kerusakan besar pada peralatan Produksi terhenti
MIDDLELuka menengah, tubuh masih dapat melakukan kerja Kerusakan yang menyebabkan menurunnya tingkat Produksi
LOWLuka ringan Kerusakan kecil, tidak mempengaruhi produksi Alat proteksi tersedia dengan cukup, instalasi terisolasi dengan baik
Aset
Alat Proteksi
Alat proteksi tidak ada Berada dalam lingkungan dengan keberadaan zat mudah terbakar
Alat proteksi minim
Ketersediaan waktu evakuasi
Kurang dari 1 menit
Antara 1-30 menit
Lebih dari 30 menit76
Keselamatan Kerja
HAZARD ANALYSIS
The identification of undesired event, that leads to the materialisation of the hazard The analysis of the mechanisms by which those undesired event could occur The estimation of the extent, magnitude and relative likehood of any harmful effects
Keselamatan Kerja
77
HAZARD ANALYSISHazard AnalysisHIRAHazard Identification and Risk Assesment
HAZIDHazard Identification
HAZOPHazard and Operability Study
Daily and Special Activity
Whole Plant Application
Plant Operation Application
Keselamatan Kerja
78
HIRA
Identifikasi Bahaya dan Kajian Resiko (Hazard Identification and Risk Assesment), analisa yang dilakukan pada AKTIVITAS HARIAN DAN KHUSUS suatu instalasi industri Tahapan HIRA
Pemilahan kegiatan yang akan dilakukan menjadi sub kegiatan yang lebih kecil dan spesifik Identifikasi potensi bahaya untuk setiap sub kegiatan Determinasi resiko yang mungkin terjadi (efek bahaya dan tingkat kemungkinannya) Determinasi cara pencegahan dan penanggulangan terhadap resiko bahaya Kesimpulan potensi bahaya dan resiko yang dihadapi untuk setiap kegiatan Kesimpulan untuk keseluruhan pekerjaan
Keselamatan Kerja
79
PT Pertamina (Persero)
Kilang UP VI Balongan
Residue Catalytic Cracking (RCC) Unit
Keselamatan Kerja
80
HIRA pada Kilang UP VI BalonganJenis Kegiatan Potensi Bahaya Efek Bahaya Patah tulang, disfungsi tubuh dan kematian Tingkat Efek Bahaya Tingkat Kemungkinan Resiko Penanggulangan dan pencegahan Pemakaian safety helm Pemakaian tali pengaman Resiko Akhir
Pemeliharaan reaktor dan kolom utama pada RCC Pengisian katalis ke catalyst storage
terjatuh
H
H
H
M
Katalis tumpah dan tercecer
Pencemaran lingkungan
M
L
M
SOP yang jelas dan pekerja yang terlatih Inspeksi dan monitoring rutin pada perpipaan dengan indikator baik. Sistem pemadam kebakaran yang baik di sekitar unit
L
Pengambilan kerosene dari DTU dan/atau ARHDM
Kebocoran pipa
Pencemaran lingkungan, kebakaran dan ledakan
H
H
H
M
Keselamatan Kerja
81
HAZID
Identifikasi bahaya (Hazard Indentification), analisa pencegahan terjadinya bahaya pada instalasi industri/pabrik yang DILAKUKAN DENGAN
MEMPERHATIKAN KESELURUHAN ASPEK YANG ADA DIDALAMNYA
Keseluruhan aspek dari instalasi industri/pabrik itu adalah: Data informasi instalasi industri (PFD, P&ID, Lay Out, data meteorologi, data sosial kultural masyarakat sekitar, catatan peristiwa) Lokasi (fasilitas operasi, fasilitas pendukung) Resiko (SDM, lingkungan, aset, image) Faktor Pemicu Bahaya (proses operasi, transportasi, geografis dan meteorologi, sosial kultural) Potensi Bahaya (kebakaran dan ledakan besar, tenggelam, pencemaran lingkungan)Keselamatan Kerja 82
Parameter HAZID dalam memperhitungkan EFEK BAHAYAPARAMETERSumber Daya Manusia
MINORTidak ada kecelakaan
MAJORKecelakaan tidak fatal Kerugian diantara US$ 100000 s/d 1000000
SEVEREKecelakaan fatal Kerugian lebih besar dari US$ 1000000
Aset
Kerugian lebih rendah dari US$ 100000
Lingkungan
Tidak ada kerusakan lingkungan
Kerusakan kecil pada lingkungan
Kerusakan besar pada lingkungan
Keselamatan Kerja
83
Parameter HAZID dalam memperhitungkan FREKUENSI
BAHAYA (TINGKAT KEMUNGKINAN BAHAYA)MOSTFrekuensi Bahaya Lebih dari 10 kali dalam 10 tahun
LIKELYDiantara 1 s/d 10 kali dalam 10 tahun
UNLIKELYKurang dari 1 kali dalam 10 tahun
Keselamatan Kerja
84
PT PUPUK SRIWIJAYA
PUSRI-II Urea Plant
Keselamatan Kerja
85
HAZID pada Urea Plant PUSRILOKASI DESKRIPSI PENYEBABTekanan dan suhu terlalu tinggi pada proses operasi
POTENSI BAHAYA
EFEK BAHAYA
FREKUENSI BAHAYA
PENCEGAHANPengadaan unit pemadam kebakaran, pengadaan alat detektor kebakaran Pengecekan secara rutin Pengadaan indikator tekanan dan suhu Pengecekan secara rutin Pengadaan indikator tekanan dan suhu Pengecekan secara rutin Pengadaan indikator tekanan dan suhu Pengecekan secara rutin Pengadaan indikator tekanan dan suhu
Perumahan karyawan
Tempat tinggal karyawan PUSRI yang terletak di luar area Pabrik
Ledakan besar, kebakaran
Severe
Likely
Unit Ammonia
Unit pembuatan NH3 dan CO dari udara, gas alam dan steam
Tekanan dan suhu terlalu tinggi pada proses operasiTekanan dan suhu terlalu tinggi pada proses operasi Tekanan dan suhu terlalu tinggi pada proses operasi Tekanan dan suhu terlalu tinggi pada proses operasi Kebocoran Proses Operasi
Ledakan besar, kebakaran
Severe
Likely
Unit Urea
Unit pembuatan Urea dari NH3 dan CO
Ledakan besar, kebakaran
Severe
Likely
Unit Gas Turbine Generator
Unit pemenuhan kebutuhan tenaga listrik untuk pabrik, kantor dan perumahan Unit penghasil steam utama untuk berbagai proses, digunakan pada ammonia, urea dan utility plant Unit tempat pengolahan limbah cair hasil proses produksi
Ledakan besar, kebakaran
Severe
Likely
Unit Pembangkit Steam Unit Pengolahan Limbah
Ledakan besar, kebakaran
Severe
Likely
Pencemaran lingkungan
Severe
Likely
Pengecekan secara rutin
Keselamatan Kerja
86
HAZOP
Hazard Operability Study Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi industri baru Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan potensial yang terjadi serta potensi bahayanya Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus
Keselamatan Kerja
87
PUSRI Urea Plant Ammonia Unit 101-B Primary ReformerKarbondioksida Urea Plant Udara
Air Compressor
Secondary Reformer
101-BMethanator
Primary Reformer Furnace Shift Converter
Absorber Regenerator
Steam
P-27
Keselamatan Kerja
88
HAZOP pada Urea Plant PUSRILokasi 101-B Primary Reformer No Gambar AOP-03/04-X6-PF0103 Kata Panduan No Parameter Utama No Flow Potensi Bahaya Reformer meledak, plant shutdown Pencegahan FI-91,FRC-3, FI-8, FICA-19,FI-10,FRC-2
More
More Flow
Tekanan tinggi
FI-91,FRC-3, FI-8, FICA-19,FI-10,FRC-2, PRA-43 FI-91,FRC-3, FI-8, FICA-19,FI-10,FRC-2
Less
Less Flow
Reaksi tak terjadi, temperatur tinggi
More
More Pressure
Reformer meledak
PDIA-53, PDIA-55, PRA-43
More
Temperature
Merusak katalis, reaktor meledak
TI-I-77 TI-I-85, TI-I-3, TI-I-117
Keselamatan Kerja
89
BONTANG LNG PLANT
Keselamatan Kerja
90
OUTLINEPENDAHULUAN
KOTA BONTANG BONTANG LNG PLANT PT BADAK NGL
PROSES PRODUKSI DI BONTANG LNG PLANT KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN DAN LINGKUNGANANALISA KESEHATAN DAN LINGKUNGAN ANALISA KESELAMATAN KERJAHIRA HAZID HAZOPS
KESIMPULAN
Keselamatan Kerja
91
KOTA BONTANGGeografis, keadaan dan SDA Terletak
di pantai timur propinsi Kalimantan Timur Daerahnya dilalui garis khatulistiwa dan dikelilingi hutan tropis basah dan juga hutan mangroove Beriklim tropis basah Curah hujan cukup tinggi (20003000 mm/tahun) Terdapat kawasan hutan lindung alami dengan pantai yang bersih Sumber daya alam terbesar berupa gas alam dan bahan baku pupuk yang saat ini merupakan komoditas ekspor utama
Keselamatan Kerja
92
Penduduk dan sosial masyarakat
Penduduk bontang terdiri dari suku bugis, banjar, kutai, dayak, madura, dll Jumlah penduduk pada 2002 tercatat 106.225 jiwa Tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan, wiraswasta, petani dan nelayan Tingkat kesehatan masyarakat cukup baik
Keselamatan Kerja
93
Bontang LNG Plant
Bontang LNG Plant Terletak di Bontang Selatan Bermula dari ditemukannya cadangan gas raksasa di lapangan badak oleh Huffco pada 1972 Bontang LNG plant selesai dibangun dan langsung memulai produksinya dengan 2 train yaitu train A dan B pada tahun 1977 Saat ini Bontang LNG Plant memiliki 8 train yaitu A H Kapasitas produksi saat ini 22 juta ton LNG/tahun dan 1.2 juta ton LPG/tahun Hasil produksi hampir seluruhnya diekspor ke Jepang, Korea dan Taiwan Saat ini, hampir seluruh pekerjanya sebagian besar orang Indonesia
Keselamatan Kerja
94
Bontang LNG Plant
Keselamatan Kerja
95
Produksi Bontang LNG PlantTahun1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 Produksi LNG (tons) 713.729 3.332.043 3.257.282 4.155.302 4.076.656 4.263.888 4.476.952 7.298.748 7.399.474 Pengapalan LNG 12 58 57 72 71 74 78 125 129 Produksi LPG (tons) Pengapalan LPG
-
52.744 385.080 465.263 1 11 13
19861987 1988 1989 1990
7.067.1916.966.899 8.063.054 8.064.536 9.799.297
126123 145 147 178
-
Keselamatan Kerja
96
Produksi Bontang LNG Plant (Continued)1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 10.985.525 11.789.147 12.149.872 14.107.104 13.707.104 15.214.927 15.621.658 16.413.427 18.497.258 20.588.062 21.383.543 20.219.962 197 211 214 249 240 245 294 309 340 380 408 356 509.686 582.134 680.650 785.895 733.251 945.040 961.132 976.305 1.058.065 931.120 1.154.159 906.057 16 15 23 23 17 21 20 25 25 21 26 20
Keselamatan Kerja
97
PT Badak NGL
Nama PT badak diambil dari nama lapangan gas raksasa di daerah badak Didirikan pada 26 November 1974 Pada awalnya merupakan perusahaan nonprofit dengan pemegang saham Pertamina, Vico dan Jilco Merupakan operator Bontang LNG Plant Sangat memperhatikan aspek keselamatan kerja dan lingkungan Melakukan program bina masyarakat
Keselamatan Kerja
98
Penghargaan-penghargaan yang telah diterima PT Badak NGL (COMPANY IMAGE)Diberikan Oleh: Penghargaan Jumlah
British Safety CouncilUSA
Five Stars Award Sword of HonorAward of Honor Patra Karya Raksatama Patra Karya Nirbhaya Karya Utama Patra Adikarya Bhumi Utama
2 67 2 1 2
Pemerintah RI
Instansi Internasional
ISO14001 accreditation Safety Award Zero Accident ISO 9001 version 2000 for Quality Management System
1
Keselamatan Kerja
99
Proses Produksi di Bontang LNG Plant
Keselamatan Kerja
100
Sumber-sumber gas alam
VICO Lapangan mutiara, sambera, badak dan nilam TOTAL INDONESIA Lapangan tambora, tunu, senipah, bekapai, handil dan peciko UNOCAL INDONESIA Lapangan attaka dan west seno Gas-gas dari sumur-sumur tsb dialirkan menuju bontang LNG Plant dengan pipa transmisi 36 dan 42 dan tiba pada Bontang LNG Plant pada tekanan sekitar 47 kg/cm2 Sebelum dialirkan ke setiap train sebagai feed gas, gas alam tersebut terlebih dahulu dilewatkan ke Knock Out Drum untuk menjalani proses pemisahan awal
Keselamatan Kerja
101
Komposisi Feed GasN2 CO2 C1 C2 C3 iC4 nC4 iC5 nC5 C6 0,12 % 5,80 % 83,7 % 4,95 % 3,30 % 0,70 % 0,80 % 0,30 % 0,20 % 0,13 %
Keselamatan Kerja
102
Produk Bontang LNG PlantKomposisi LNG : C1 min 85 % N2 max 1 % C4 max 2 % C5+ max 0,1 % H2S max 0,025 ppbw / 100 ScF Sulfur max 1,3 gr / 100 ScF Densitas min 453 kg / m3
Keselamatan Kerja
103
Produk Bontang LNG Plant (Continue..)Komposisi LPG Propana : C2 max 1,86 % C3 min 96,25 % C4 max 1,89 % Komposisi LPG butana : C3 max 4,64 % C4 min 94,84 % C5+ max 0,88 %Keselamatan Kerja 104
Keselamatan kerja, kesehatan dan lingkunganBahan baku dan produk yang terlibat CH4/fuel gas C3H8/propane C2H4/ethylene C3H6/propylene nC4H10/butane C5H12-C11H24/kondensat (C6H14 - C12H26)/nafta N2 CO2 Hg Sulfur
Keselamatan Kerja
105
Sumber pencemar : Limbah gas (CO2 , SOx , NOx ,dll) Limbah cair (Limbah Hg, C5+,dll) Limbah padat (partikulat, Smog, dll) Dampak negatif dari beberapa aspek: biologis : *. flora dan fauna *. manusia fisika kimia : #. kualitas udara #. iklim makro #. kualitas air Sosial ekonomi : +. Demonstrasi warga +. PerkelahianKeselamatan Kerja 106
Masalah lingkungan
Pengendalian pencemaran lingkunganCara yang dapat digunakan dalam pencegahan pencemaran limbah adalah dengan melakukan pencegahan pencemaran pada sumber pencemar di dalam area pabrik, seperti: 1. Penyempurnaan meode proses serta peralatan yang dipakai 2. Menjaga kebersihan dari tumpahan/ceceran bahan kimia serta ceceran lainnya 3. Menambah unit pemanfaatan hasil samping 4. Penggunaan kembali air buangan proses (daur ulang) serta usaha-usaha lainnya yang tidak menimbulkan gangguan terhadap peralatan manusia/karyawan serta lingkungan.
Keselamatan Kerja
107
ANALISA KESELAMATAN KERJA HIRA Jenis kegiatan yang di buat HIRA: a.Pembersihan Storage Tank b.Pemasangan Instalasi Listrik c.Pemasangan dan fitting pipa d.Pengecekan alat (pemanas, indikator, Heat exchanger,dll) e.Pengangkutan bahan baku dan produk
Keselamatan Kerja
108
Tabel HIRAAktivitas Potensi bahaya Efek bahaya Tingkat efek bahaya Frekuensi bahaya Resiko Pencegahan Resiko akhir Pembersihan tangki penyimpanan Sisa minyak Safety shoes atau boot dengan grip khusus Masker, alat bantu pernapasan
Tergelincir
L
H
M
L
Cairan Pembersih
Keracun an
M
H
M
L
...
...
Keselamatan Kerja
109
HAZIDLokasi yang dibahas pada HAZID 1. Well Facilities 2. Main Office, gedung serba guna 3. Plant keseluruhan 4. LNG/LPG Tank Storage Facilities 5. Small Refinery Facilities 6. Main Facilities 7. Loading Ship 8. Pipeline Facilities 9. Unit Pengolahan Limbah
Keselamatan Kerja
110
HAZIDNo Lokasi Deskripsi Penyebab
POTENSI BAHAYA+Plant shut down (gas tidak dapat diambil dari dalam tanah) +Kebakaran (karena gas alam mudah meledak) +Pencemaran lingkungan
EFEK BAHAY AServere: Kerugian besar karena Plant shut down, Dapat berakibat kematian bila terjadi ledakan besar
FREKU ENSI BAHAY A
PENCE GAHANPeremajaan Kompressor, pengecekan alat secara rutin, menyiapkan aliran bypass agar tidak sampai Plant Shut Down (PSD)
1.
Well Facilities
Kebocora Kompresor
*Korosi, kavitasi atau karena adanya kandungan air yang cukup banyak pada gas alam akibat suhu dan tekanan gas turun (kompressor rusak)
unlikely
2.
Main Office, gedung serbaguna
Depan gedung main office terjadi pemogokan kerja/demo
*Gaji karyawan dinilai sudah terlalu rendah dengan kondisi bahan-bahan kebutuhan pokok yang terus naik. *pencemaran lingkungan tempat tinggal warga oleh limbah pabrik atau kebocoran gas.
+Hancurnya gedung karena terjadi bentrok dengan warga setempat, bisa pula terjadi kebakaran
Servere: Dapat terjadi fatality
Unlikely
Selalu memperhatikan kebutuhan rakyat kecil
Keselamatan Kerja
111
No
Lokasi
Deskripsi
Sebab
POTENSI BAHAYA
EFEK BAHAYA
FREKU ENSI BAHAY A
PENCE GAHAN
3.
Plant keseluruh an
Seluruh fasilitas operasi dan pendukung plant kebanjiran
*Tempat penampungan air (DAM) rusak, curah hujan terlalu tinggi dengan intensitas yang besar
+Kebanjiran (dapat menyebabkan alat-alat DAM rusak) +Penyakit +Plant Shut Down
Severe: Karena plant shut down kerugian perusahaan besar
Most: Karena daerah Bontang adalah daerah beriklim tropik basah dengan curah hujan yang tinggi
Membuat waduk, DAM, membuang sampah pada tempatnya
4.
LNG/ LPG Tank Storage Facilities
Kebocoran tank storage
*Korosi, bencana alam seperti gempa bumi hebat, banjir
+Dapat terjadi ledakan karena LNG/LPG mudah meledak, +kematian
Severe: Fatality kerugian produk yang hilang serta image perusahaan turun
Unlikely
Peremajaan tank, pemerikasaan rutin, penyimpanan storage tank di gedung atau ruangan tertutup
Keselamatan Kerja
112
No
Lokasi
Deskripsi
Sebab
POTENSI BAHAYA
EFEK BAHAYA
FREKU ENSI BAHAY A
PENCE GAHAN
LNG/ LPG Tank Storage Facilities
Pressure Regulator pd tangki tidak berfungsi dengan baik sehingga tekanan tidak terkontrol
*Tidak rutin memeriksa keadaan tangki khususnya Pressure Regulator.
+Kebakaran dan ledakan besar (karena tekanan terlalu tinggi shg suhunya lebih tinggi daripada suhu ignitation)
Severe: Fatality kerugian dalam jumlah besar
Unlikely
Peremajaan fasilitas yang sudah rusak, rutin memeriksa tekanan pada tangki
5.
Small Refinery Facilities (Fasilitas pendukung operasi)
Kebocoran pompa atau pompa tidak dapat bekerja dengan baik
*Korosi, adanya fraksi uap (gelembunggelembung udara) pada aliran inlet pompa sehingga pompa rusak
+Kerugian materi yang terbuang, pompa yang rusak
Minor
Most
Memeriksakan pompa secara rutin, pengecekan dan pengauditan kondisi pompa, menutup aliran ke pompa dan mengaktifkan bypass line
Keselamatan Kerja
113
No
Lokasi
Deskripsi
Sebab
POTENSI BAHAYA
EFEK BAHAYA
FREKU ENSI BAHAY A
PENCEG AHAN
5
Small Refinery Facilities (Fasilitas pendukung operasi)
Kerusakan boiler
*Suhu operasi terlalu tinggi melebihi suhu maksimal boiler
+Gangguan produksi, turbin rusak (tidak dapat berfungsi secara maksimal)
Minor
Unlikely
Membeli boiler dengan pertaha-nan yang tinggi
Small Refinery Facilities (Fasilitas pendukung operasi
Valve/katup macet (aliran tidak dapat dibuka atau ditutup dengan baik)
*Korosi, friksi terlalu besar
+Plant Shut Down (tidak ada aliran atau aliran tidak dapat ditahan sehingga menimbul-kan kerusakan alat lain)
Major: dapat terjadi Plant Shut Down
Likely
Ada aliran bypass atau aliran cabang yang dapat digunakan pada plant
Keselamatan Kerja
114
No
Lokasi
Deskripsi
Cause
POTENSI BAHAYA +Kualitas produk LNG turun, kemungki-nan terjadi kerusakan alat lain krn masih adanya kondesat liquid
EFEK BAHAYA
FREKU ENSI BAHAY A
PENCEG AHAN
6.
Main utilities
Kebocoran knock out drum sehingga kondesat liquid tidak terpisah dari feed gas
*KOD (knock out drum) mengalami fracture atau fatique karena pemakaian yang terus menerus dengan perawatan yang minim
Major: Image perusahaan turun, kerugian material yang terbuang
Unlikely
Peremajaan alat KOD dan pemeriksa-an secara rutin sesuai dengan SOP
Main utilities
CO2 absorber mengalami kerusa-kan
*Amine yang mengabsorb CO2 terkontaminasi sehingga kadar CO2 yang dapat diserap kecil, feed gas tercemar *Korosi lebih besar dari korosi allowance absorber (3,2mm)
+Kualitas LNG turun karena adanya kontaminan dapat menyebabkan kerusakan alat lain +Pd P dan T yang terlalu tinggi absorber dapat meledak
Major: Image perusahaan turun, kerugian asset (absorber dan alatalat lain)
Unlikely
Sebelum masuk LNG plant amine mengalami proses pemurnian terlebih dahulu, pemeriksa-an rutin temperatur dan tekanan indikator dan kontroler
Keselamatan Kerja
115
No
Lokasi
Deskripsi
Sebab
POTENSI BAHAYA
EFEK BAHAYA
FREKU ENSI BAHAY A
PENCE GAHAN
Main utilities
Amine regenerato r tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga regenerasi amine tidak dapat dilakukan
*Korosi, kadar CO2 yang diabsorb amine terlalu besar sehingga larutan MDEA tidak teregenerasi dengan baik
+Masih adanya kandungan CO2 pada LNG/LPG (kualitas LNG/LPG turun)
Minor
Unlikely
Peremajaan alat, adanya regenerator bertahap
Main utilities
Kerusakan feed dryer sehingga kandungan outletnya masih mengandung kadar H2O cukup tinggi
*Korosi lebih besar daripada korosi allowance (1,5mm), tekanan kerja lebih besar daripada tekanan kerja maksimum
+Turunnya mutu LNG, LPG
Minor
Unlikely
Adanya aliran recycle produk untuk pengurangan kadar air lagi, adanya T dan P controler
Keselamatan Kerja
116
No
Lokasi
Deskripsi
Sebab
POTENSI BAHAYA
EFEK BAHAYA
FREKU ENSI BAHAY A
PENCE GAHAN
Adanya kebocoran pipa aliran outlet mercury (hg) removel vessel
*Penyumbatan partikel endapan, korosi, kekentalan aliran fluida terlalu besar sehingga dapat menjadi penyumbatan pipa
+Pencemaran lingkungan oleh limbah hg
Minor
Likely
Pengecekan rutin sesuai dengan SOP
Kerusakan scrub column sehingga metana tidak dapat dipisahkan dari fraksi berat lainnya
*Alat pengontrol dan indikator T dan P pada volum tidak berfungsi dengan baik sehingga operator dapat melakukan kesalahan operasi column
+Kerugian alat (scrub column mahal), produk LNG tidak dapat diperoleh (tidak dapat terpisah dari fraksi lain)
Major: Dapat terjadi plant shut down karena LNG tidak dihasilkan
Unlikely
Selalu mengaudit secara rutin T dan P indikator, memilih material scrub column yang tahan korosi dan tekanan tinggi
Keselamatan Kerja
117
No
Lokasi
Deskripsi
Sebab
POTENSI BAHAYA
EFEK BAHAYA
DEETHA NIZER (C2), DEPROP ANIZER (C3), DEBUTA NIZER (C4)column, scrub column overhead condenser (C5+) tidak berfungsi dengan baik
FREKU ENSI BAHAY A
PENCEG AHAN
*Korosi, sudah waktunya untuk diganti (telah lama dipakai dengan perawatan yang minim), T dan P indikator dan regulator rusak
+Kerugian sangat besar karena dapat terjadi plant shut down (karena pemisahan C2, C3, C4, C5+ dari fraksi hidrokarbon lain tidak dapat dilakukan
Major: Produk gagal dihasilkan
Unlikely
Selalu mengaudit secara rutin T dan P indikator, memilih material scrub column yang tahan korosi dan tekanan tinggi
Heat exchan-ger rusak sehingga C1, C2, C3, C4, C5 tidak dapat dicairkan
*Suhu air pendingin tidak cukup rendah untuk mendinginkan gas alam menjadi LNG dan LPG
+Kerugian besar karena tidak terbentuk LNG, LPG. Gas C1-C5 dengan P tinggi dpt menimbulk-an ledakan
Severe: Jika sampai terjadi ledakan dapat menimbulka n fatality
Unlikely
Sistem pendinginan bertahap dari media pendingin
Keselamatan Kerja
118
No
Lokasi
Deskripsi
Sebab
POTENSI BAHAYA
EFEK BAHAYA
FREKUEN SI BAHAYA
PENCE GAHAN
7.
Loading ship
Kapal karam sehingga tank LNG/LPG tumpah ke lautan
*Kecerobohan armada kapal dalam pengoperasian kapal pengangkut *Iklim (badai, hujan keras)
+Pencemaran lingkungan (banyak ikan, hewan, tumbuhan laut mati)
Severe: Major environmen tal effect
Likely
Memenuhi SOP pengoperasian kapal
8.
Pipeline facilities
Kebocoran pipa pengangkut gas alam dari badak field
*Korosi, tekanan gas terlalu besar sehingga dapat terjadi blow out
+Kerugian besar terutama karena terbuangnya gas alam
Major: Tingkat pencemara n lingkungan yang cukup tinggi
Likely
Pengecekan secara rutin dan auditing operasi
Kebocoran pipa pengangkut LNG, LPG
*Korosi, tekanan cairan dan friksi yang besar
+Kerugian besar terutama karena terbuangnya LPG, LNG +Pencemaran lingkungan
Severe: Karena LNG dan LPG dapat mencema-ri daerah pemukiman dan sumber air minum
Unlikely
Pengecekan secara rutin dan auditing operasi
Keselamatan Kerja
119
No
Lokasi
Des-kripsi
Sebab
POTENSI BAHAYA
EFEK BAHAYA
FREKU ENSI BAHAY A
PENCE GAHAN
9.
Unit pengolaha n limbah
Alat-alat pengo-lah limbah tidak berfungsi dengan baik sehing-ga limbah yang dibuang dapat mencemari lingkungan
*Alat-alat tersebut sudah fatique, fracture sudah waktunya keremajaan
+Pencemaran lingkungan
Major: Pencemaran lingkungan mence-mari daerah pemukiman
Unlikely
Selalu mengaudit secara rutin T dan P indikator, memilih material unit pengolah-an limbah yang tahan korosi dan tekanan tinggi
Keselamatan Kerja
120
HAZOPSPLANT-5 : LIQUEFACTION SYSTEM5HV-18 5PV-15B/D
From 3E-12 5PV-13A
TO 2K-1LTSS
5PV-25Y-5
8"8"
6"
5TV-45B/D
5ESDV-2
5HV-2Q2" 2"
E
LPG TO PLT-17
5E-2LTSS
DRY FLAREB/D
5HV-3
5Y-4
AR
A K
5FV-25TV-2 10" B/D 5TV-1A
5ESDV- 21AG AJ AF AH
5Y-6
5EDPV- 1
B/D
5PSV-13A/ B
5ESDV- 20B/D
2"
5C-2
2"
5-E-1
B/D 5HV-6
5C-1
5PV-17
5LV-7
5ESDV- 22
AE
AC
AD
AB
5ESDV-15Y-3A/B 20" 5HV-14 5HV-5 5Y-1 5HV-21 12" 5Y-2 5TV-1B REINJ.4"
LNG TO STG
From 4E-9
5G-1A/BLTSS
5HV-4
4HV-11 B/D
B/D5HV-44
4C-7
66"
B/D
FG
FEED GAS
Zbn June 2001
Keselamatan Kerja
121
Tabel HAZOPSNo No Aliran Kata Panduan Par. Utama Potensi Bahaya Pencegahan Ket.
1.
8-FGBO3-201
Aliran
Tidak ada
Flash drum separator 5C-1 kosong, Instalasi inhibit
5ESDV-20, PI & FI
Sistem shutdown jika tidak ada aliran masuk 5C-1. FI dan PI dipasang pada pipa aliran masuk.122
Keselamatan Kerja
No
No Aliran
Kata Panduan
Par. Utama
Potensi BahayaTek. Flash drum separat or 5c-1 turun; Level turun
Pencegahan
Keterangan
Aliran
kecil
5ESDV- 20, PI&FI, LI &LC
Sis. shutdown jika tekanan 5C-1 tidak mcukupi. FI pada pipa aliran masuk. PI di dalam flash drum 5C-1
Blebih
Tek flash drum separat or 5C-1 naik;Lev el naik
5ESDV-20, FI&FIC, LI &LIT, PI
5ESDV-20, FI dan FIC pada pipa aliran masuk 5C1PI dan LI di dalam 5C-1
Keselamatan Kerja
123
No
No aliran
Kata panduan
Par. Utama
Potensi bahayaSuhu flash drum naik; Tek. Flash drum naik Suhu flash drum turun; Tek. Flash dum turun Instalasi inhibit, ME tdk dpt bekerja
Pencegahan
Keterangan
Temp
Naik
5esdv-20, Ti&tic
TI di dalam 5C-1
Turun
5esdv-20, Ti&tic
TI di dalam 5C-1
2
4-fg bo3202
Aliran
Tdk ada
5esdv-21, Pi
Dipasang pada pipa
Keselamatan Kerja
124
No
No Kata Aliran Panduan
Par. Utama
Potensi BahayaTek MHE 5E1 turun, Suhu MHE turun
Pencegahan
Keterangan
Aliran
Kecil
5ESDV-21, PI, TI &TIC
5ESDV-21 & PI Dipasang pd pipa; TI pd MHE 5E-1 5ESDV-21, PI &PIC pd pipa; TI pd MHE 5E-1
Berlebih
Tek MHE 5E1 naik, Suhu MHE naik
5ESDV-21, PI&PIC, TI&TIC
Keselamatan Kerja
125
No
No Aliran
Kata Panduan
Par. Utama
Potensi Bahaya
Pencegahan
Keterangan
Tekanan
Naik
Suhu MHE 5E-1 naik; Tek MHE 5E-1 naik
5ESDV-21, TI &TIC, PI &PIC
TI &PI pd MHE 5E-1PIC dan 5ESDV pd pipa
Turun
Suhu MHE 5E-1 turun; Tek MHE 5E-1 turun
5ESDV-21, TI&TIC, PI&PIC
TI & PI pd MHE 5E-1PIC dan 5ESDV-22 pada pipa
Keselamatan Kerja 126
Kesimpulan
Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan demi kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Perusahaan juga perlu memperhatikan aspek kesehatan dan lingkungan PT Badak NGL sebagai salah satu perusahaan pengolah gas alam, sudah memiliki standar keselamatan dan kesehatan kerja yang baik. Mari kita bersama mewujudkan tempat kerja yang selamat dan sehat
Keselamatan Kerja
127
KESELAMATAN KERJABritish Petroleum Indonesia
Keselamatan Kerja
128
Profil PerusahaanBP Internasional adalah grup petroleum dan petrokimia terbesar di dunia Operasinya global, >100,000 karyawan serta strongholds di Eropa, Amerika Utara & Selatan, Australasia & Afrika. Saat ini bisnis BP sedang berkembang di bidang gas & tenaga, serta pengembangan solar Keuntungan tahun 2001 adalah sebesar US$13 milyarKeselamatan Kerja 129
Profil Perusahaan (Contd)Grup BP beroperasi di Indonesia, sejak tahun 1971. Hulu eksplorasi & produksi, bahan kimia, gas, energi & sumber daya terbaharui Hilir serta penyulingan & pemasaran BP adalah operator minyak dan gas lepas pantai terbesar di Indonesia, serta pemasok utama gas alam pulau Jawa.Keselamatan Kerja 130
Profil Perusahaan (Contd)Aktivitas hulu dan hilir dipusatkan di Jakarta. Operasi hulu di lapangan paling besar berlokasi di pulau Pagerungan (Jawa Timur) dan Jawa Barat. Aktivitas lainnya (kimia, solar, pelumas) juga terkonsentrasi di pulau Jawa. BP Indonesia mempekerjakan 1540 karyawan dengan mayoritas (93%) penduduk Indonesia.Keselamatan Kerja 131
Konsumen
borProduction SeparatorGas Compresor 2
NLG
Well
PLN Atmospheric SeparatorGas Compresor 1
Proses ProduksiBooster Gas Compresor
TankerCrude Oil PumpKeselamatan Kerja 132
Aspek KesehatanUtilitas Lain dalam ProsesAsbes Silika Uap logam NORM Radiasi Ion Glycol Hidrokarbon Aromatik Hidrogen Sulfida Metanol Ashpyxiates
Keselamatan Kerja
133
Standar Kerja di BPFasilitas Panas Masuk Ruangan Tertutup Isolasi Energi Pembukaan & Pemasangan Blind Peralatan Safety yang diNon-aktifkan Tagging & Flagging
Keselamatan Kerja
134
Standar Masuk Ruangan TertutupMengenali bahaya dengan tepat: Mengunjungi lokasi kerja, identifikasi bahaya. Menyusun JSA Gas Tester yang disetujui harus digunakan untuk memeriksa adanya kekurangan/kelebihan oksigen dan udara beracun. Melakukan pengawasan, penjagaan dan tindakan termasuk tindakan darurat untuk mengevakuasi guna melindungi personil yang terlibat dalam tugas tersebut. Mengkoordinasikan semua izin dan prosedur keselamatan yang perlu termasuk kerja panas dan atau isolasi energi.Keselamatan Kerja 135
ContdPelatihan untuk Masuk Ruang Tetutup
AGT (Authorized Gas Testers) Tim penyelamat akan menerima peralatan perlindungan perorangan (PPE) dan peralatan penyelamatan (termasuk perangkat BA, Breathing Apparatus) dan dilatih cara penggunaannya. Mereka harus dilatih oleh anggota tim kebakaran. Personil yang baru tidak boleh menangani tugas diatas kecuali jika sedang dalam pelatihan dan didampingi oleh personil yang kompeten yang mengenal bahaya-bahaya masuk ruang tertutup.
Keselamatan Kerja
136
Prosedur Tagging dan LaggingMenetapkan persyaratan tagging dan flagging untuk mencegah terjadinya cedera akibat kecelakaan dengan cara memastikan bahwa semua personil mengetahui bahwa katup-katup atau peralatan dalam keadaan tidak normal. Tagging dan flagging elemen visual untuk mengingatkan personil akan adanya peralatan yang tidak pada tempatnya/terisolir. Bendera TagKeselamatan Kerja 137
Aspek LingkunganLimbah berbahaya dan beracun Limbah yang tidak Berbahaya Limbah rumahtangga
Keselamatan Kerja
138
Limbah Bahan Berbahaya & Beracun (Limbah B3)Lumpur bor, solvent, zat asam, baterai, berbagai macam bahan kimia komersial, logam berat, lumpur minyak (sludge), bahan-bahan yang mudah terbakar, meledak, reaktif, menyebabkan infeksi, dan/atau bahan-bahan korosif. Penanganan: Tidak boleh dibuang langsung ke dalam air, tanah/ke udara. Pihak-pihak yang menghasilkan limbah B3 harus menjamin bahwa limbah tersebut diproses, diolah/dibuang sebagaimana mestinya. Tidak boleh disimpan lebih dari 90 hari dan hanya di kawasan yang memenuhi standar-standar tertentu. Pengiriman limbah B3 harus dilakukan ke fasilitas pengolahan yang disetujui. Aktivitas penanganan limbah B3 harus dilaporkan kepada Bagian HSE. Keselamatan Kerja 139
Limbah yang tidak BerbahayaSaringan molekular yang digunakan dalam penyerapan air, drum yang tidak bisa digunakan yang telah dibersihkan sebagaimana mestinya, kaleng-kaleng aerosol yang kosong, semen sisa, material packing, bola lampu neon, sebagian besar bahan penyerap/kain kotor.
Keselamatan Kerja
140
Limbah RumahtanggaLimbah Padat
Semua limbah yang bisa terurai secara alamiah boleh dikirim ke lahan penimbunan / dijadikan kompos. (contoh: sisa makanan, sampah) Semua limbah tidak bisa terurai secara alamiah harus dibuang ke lahan penimbunan tanah yang sehat dan diizinkan. (contoh: plastik, gelas, kaleng logam, besi tua)
Keselamatan Kerja
141
(contd)Limbah cair
Limbah sanitasi (limbah manusia dan grey water dari pencucian dan dapur) harus diolah dalam septic tank atau sistem pengolahan lain yang sesuai sebelum dibuang. Limbah cair rumahtangga/kantor bisa terjadi dari larutan detergen pencuci bekas yang sudah lama/tidak digunakan, thinner, toner, dsb. Cairan ini tidak boleh dibuang langsung ke air permukaan dan pada umumnya tidak boleh dikeluarkan melalui tempat pencucian piring atau saluran pembuangan lain.Keselamatan Kerja 142
Aspek KeselamatanPPE (Personal Protective Equipment)
Penggunaan peralatan & instalasi lainTransportasi (udara & air)
Keselamatan Kerja
143
Personal Protective EquipmentTopi keselamatan (helm) Sepatu kerja Coveralls Sarung tangan kerja Kacamata pengaman Helm pengelasan Tabir pengelasan Pelindung muka Penutup telinga (earplug) Peralatan perlindungan pernapasan Breathing apparatus Alat bantu napas Abbrasive blastingKeselamatan Kerja 144
Penggunaan Peralatan/FasilitasScaffold Pelindung jatuh
Sabuk, tali peredam kejut (self retracting lifeline, sambungan angker, & penyangga angker
Tangga Rigging Penanganan & pengambilan sampel berbahayaKeselamatan Kerja 145
Perancah (Scaffold)
Pastikan ground/decking cukup untuk menahan beban Semua tiang standar vertical dibangun tegak lurus terhadap ground Punya ikat depan & samping Ada pagar pengaman Tempat berpijak terbuat dari scaffold boards, papan / batangan besi Tangga akses kencang Terlindung dari angin (clamp logam) Personil memakai life jacket & sabuk keselamatan Memberi tanda peringatan & batasKeselamatan Kerja 146
TransportasiTransportasi juga merupakan potensi bahaya peraturan & prosedur Udara Helikopter Dibuat prosedur standar & larangan Air Kapal Dibuat standar penggunaan (pemeriksaan awal & pembatasan, check-in, naik ke kapal, jika ada hambatan cuaca)Keselamatan Kerja 147
Analisa Keselamatan KerjaAnalisa KK di BP:JSA (Job Safety Analysis) Hanya dilakukan bila suatu pekerjaan akan dilakukan. HAZOP
Keselamatan Kerja
148
HAZOPTujuan dilakukan HAZOP : Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi yang berhubungan dengan proses yang secara langsung mengancam keselamatan pekerja produksi/penyebab masalah operasi. Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi. Identifikasi secara engineering & procedural safeguards yang sebelumnya telah dibuat. Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedural safeguards. Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi tambahan jika diperlukan.Keselamatan Kerja 149
Ruang Lingkup Studi (HAZOP contd)Dilakukan pada 4 platforms Uniform Complex : U Flow UB UWA UW Flow K Platforms: KA K Process K Compression yang terhubung dengan Uniform ComplexKeselamatan Kerja 150
Metodologi StudiKolom KepalaNo Guide Word / Deviation
DeskripsiNomor yang direferensi Kata-kata panduan yang dijadikan standard untuk menganalisis dan menentukan potensi masalah Penyebab atau masalah yang teridentifikasi
Possible Causes
Possible Consequences
Deskripsi konsekuensi dampak yang mungkin terjadi dari penyebab TersebutJenis masalah yang terlibat termasuk operasional, keselamatan, keuangan dan peraturan Deskripsi petunjuk keselamatan
Type
Safeguard
Recommendations / CommentsAction Party
Deskripsi kegiatan yg direkomendasiBagian yang bertanggung jawab atas kejadianKeselamatan Kerja 151
Matriks Tingkat ResikoHigh> 1 in 10, Likely
Probability
Medium
Low< 1 in 1000, extremely unlikely
Potensial Consequences
1 in 10 1000, sometimes
HazardVery High
PersonnelMultiple Fatality Single Fatality Permanent Disability Minor Injuries
Asset>$5
Environment1K-10K bbls spill H H H
High
$0.5-$5 $0.1$0.5 $0.001$0.1
100-1K bbls spill
H
H
H
Medium
15-100bbls spills
H
M
M
Low
1-15 bbls spill
M
M
L
Very Low
First Aid (single injury)