LAPORAN BULANAN PSP3 ANGKATAN XXIII DESA NYELANDING
KECAMATAN AIR GEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN
Disusun Oleh :
SANTO, ST.
KEMENTRIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2013
A. Pendahuluan
Desa penempatan kami adalah Desa Nyelanding, kecamatan Airgegas, Kabupaten
Bangka Selatan, provinsi Bangka Belitung, laporan di bulan oktober kami lebih banyak
bercerita tentang kondisi mental dan keadaan yang sifatnya non fisik, di laporan kami bulan
ini (November) banyak kondisi geografis yang belum kami ceritakan, meski kondisi politik
mungkin tetap lebih menarik. Nyelanding adalah termasuk desa yang cukup luas dihuni oleh
mayoritas pribumi asli dan beberapa pendatang, desa ini juga terkenal desa yang paling kuat
memegang adat lama masyarakat Bangka, dan bahkan masih memegang kuat kepercayaan
pada kekuatan-kekuatan mistis, sebelah selatan desa ini ada desa transmigrasi yaitu desa
Sidoharjo, Nyelanding terdiri dari 7 dusun (setara RW di jawa) dan 29 RT, Dusun 1-5 berada
dalam satu wilayaah, dan kami tinggal didusun 3, dusun 6 terpisah dengan jarak tempuh 30
menit perjalanan motor dengan kecepatan 60 km/jam atau sekitar 10-15 km jarak dari kantor
desa atau dari wilayah utama yaitu dusun 1-5, dusun ini lebih dikenal dengan sebutan
wilayah airbaru (dusun airbaru) dusun ini pula yang berbatasan langsung dengan desa
Sidoharjo, dihuni sekitar 114 kepala keluarga, di dusun inilah sengketa lahan dan masalah
perbatasan menjadi hal yang sangat sensitif dan rentan akan terjadinya konflik, bahkan
menurut beberapa cerita ditahun-tahun sebelumnya konflik memanas, hal ini jika tidak
ditangani dengan serius bisa menjadi hal yang sangat berbahaya karena berpotensi untuk
terjadinya perang antar desa mengingat Nyelanding juga pernah konflik antar desa dengan
Desa Delas (batas sebelah timur) meski pemicunya bukan masalah perbatasan wilayah,
namun hal ini menjadi acuan bahwa desa Nyelanding memiliki potensi besar akan terjadinya
konflik antar desa. Keadaan Dusun airbaru membuat kami merasa perlu untuk menulisnya
dalam laporan kami bulan ini, masyarakatnya sangat kental dengan kepercayaan mistis,
namun sangat hormat pada aparat dan mahasiswa (sarjana) sebuah ironi yang cukup sulit
untuk dijelaskan, mayoritas penduduknya berkebun karet dan lada sedikit dari mereka yang
menjalankan pertambangan timah secara idealis ini berita bagus namun menjadi kabar buruk
dalam sektor ekonomi, penduduk pribuminya hampir tidak ada yang bisa bicara berbahasa
indonesia secara aktif, ini menjadi bahan evaluasi kami, dan dari dusun airbaru ini kami
temukan 1 lagi wajah dari masyarakat Nyelanding yang membuat kami kian bersemangat,
dan masih ada 1 dusun lagi yang belum kami ceritakan yaitu Dusun 7 atau lebih dikenal
dengan Dusun Palas, akan kami ceritakan di laporan kami pada bulan selanjutnya.
Di awal bulan November kami mengawali bulan ini dengan acara penyambutan tahun
baru hijriayah 1 Muharram 1435, yaitu dengan tradisi adat “hikok hilawang, sepintu
sedulang” sebuah acara adat yang hanya digelar di 2 tempat di Bangka belitung yaitu di
Nyelanding dan di Belitong Timur. Beberapa kunjungan, serta beberapa kumpulan-kumpulan
beberapa pemuda yang sudah mulai membantu kami dalam beberapa bentuk kegiatan yang
akan kami tuangkan.
B. Bentuk kegiatan
1. Partisipasi dalam setiap kepaniatiaan
Bagi Desa Nyelanding lebaran setidaknya ada 3 dalam satu tahun, yaitu lebaran Idul Fitri,
idul adha seperti layaknya umat Islam disetiap daerah, namun di Nyelanding ada satu lagi
lebaran yang justru lebih meriah dan lebih ramai (meski kami belum merasakan idul Fitri di
Nyelanding, namun ini adalah pernyataan masyarakat Nyelanding) yaitu tradisi “Hikok
Hilawang, sepintu sedulang” perayaan tahun baru 1 Muharrah (tahun baru kalender hijriyah),
tradisi ini sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat Nyelanding bahkan telah tercatat
secara resmi oleh pemerintah daerah Kabupaten Bangka Selatan sebagai acara rutin
kedinasan yang berada langsung dibawah dinas Pariwisata, budaya pemuda dan olah raga.
Hikok Hilawang bisa diartikan secara bahasa satu pintu satu ayam, dalam pesta rakyat ini
semua warga Nyelanding diwajibkan (secara tidak tertulis) untuk menyiapkan setidaknya 1
rumah 1 ekor ayam untuk menyambut tamu yang akan datang dari semua masyarakat bangka
belitung, meski pada prakteknya setiap rumah tidak hanya menyediakan 1 ekor ayam tapi 1
rumah bisa mencapai 10 -100 kilo daging ayam tergantung pada kemampuan masing-masing,
seperti yang kami jelaskan sebelumnya bahwa tradisi ini hanya ada di 2 tempat yaitu di
Nyelanding (bangka selatan) dan di belitong timur.
Masyarakat dalam pesta 1 Muharram ini datang dari berbagai penjuru dalam berbagai
status, semua pintu rumah Nyelanding terbuka untuk baik yang kenal maupun yang tidak
kenal, tradisi ini kami melihat kerukunan dan keramahtamahan masyarakat Indonesia pada
umumnya, karena dalam pesta ini masyarakat yang datang dari Pangkal Pinang, Sungai Liat,
Koba, dan daerah lain bahkan luar provinsi membaur untuk saling mengenal, saling
menguatkan persaudaraan, dan pertemanan. Masyarakat yang datang mencapai ribuan
sehingga jalan macet hingga ke desa sebelah (Delas). Hikok hilawang tahun ini menurut Pak
Kades adalah Hikok Hilawan terbesar atau termeriah dari tahun sebelum-sebelumnya, dalam
tradisi ini, kontribusi kami belumlah besar kami hanya terlibat dalam kepanitiaan, kedepan
kami berharap bisa berkontribusi lebih banyak dalam format kepanitiaannya atau dalam sisi
teknis kami merencanakan adanya lahan parkir yang mungkin bisa menyelesaikan masalah
kemacetan jalan atau bisa menambah PAD desa karena tradisi budaya ini merupakan aset
sekaligus potensi daerah yang mungkin tidak ditemui didaerah lain. Secara umum kami juga
berkomitmen untuk terus terlibat dalam setiap kepaniatiaan kegiatan desa.
2. Keorganisasian
Dalam level yang lebih kecil kami terus melakukan pendekatan-pendekatan teknis dengan
cara manual berdiskusi dengan pemuda-pemuda dalam beberapa kesempatan untuk
memupuk keakraban kami dan terus mengembangkan keterbuakaan masyarakat serta peran
aktif masyarakat dalam rangka kemajuan dan kesejahteraan. Dari diskusi-diskusi kecil inilah
kami memulai untuk membuat suatu kelompok usaha bersama yang kami namai “Pemuda
Harapan” beranggotakan 6 orang pemuda dan diketuai oleh Pemuda asli Nyelanding, dan
kedepan kami beharap bisa mendapat respons positif dari dinas-dinas terkait untuk
kelancaran usaha bersama kami, yang kami rintis dalam bidang pemeliharaan ikan air tawar.
Harapan terbesar kami mulai kami bagi pada anggota kelompok kami dengan semangat
kebersamaan menuju kesejahteraan yang tidak tergantung pada tambang-tambang timah dan
kami berharap kami bisa memupuk kreatifitas pemuda anggaota kelompok kami dan menjadi
inspirator bagi pemuda Nyelanding lainnya, harapan kecil kami ini kami gantungkan pada
kebersamaan dan kami harapkan reson positif dari pemerintah baik daerah maupun
pemerintah pusat. Kami juga berperan aktif dalam pembentukan kelompok tani baru didusun
kami, yaitu Kelompok Tani Laskar Batuah, yang diketuai langsung oleh Pak Kadus III
tempat kami berpusat dalam melakukan kegiatan.
Dari kelompok kecil ini kami memulai, kami berharap bisa terus mengembangkan kelompok
dan memberi warna pengetahuan keorganiasasian yang bisa menjadi dasar dalam kemajuan
bersama yang kami harapkan, semangat kecil yang kami nyalakan tidak cepat padam tetapi
bisa terus menyala dan membesar untuk kebaikan, kemanfaatan dan kesejahteraan bersama.
3. Kunjungan Kedinasan
Kunjungan kedinasan terus kami lakukan untuk menciptakan pola hubungan yang harmonis
dengan setiap pemerintah daerah dalam menciptakan kerjasama yang saling mendukung.
Kunjungan ini kami rencanakan pada semua dinas dengan harapan kami bisa menyentuh
sektor-sektor yang kami bidik dan kami nilai sebagai sektor penting untuk kemajuan potensi
desa yang kami tempati, desa Nyelanding, atau menyentuh sektor yang kami nilai penting
dalam lingkup yang lebih besar di level kabupaten.
Kunjungan kami di bulan ini adalah kunjungan ke kepolisian resort (Polres), kami
bersilaturahmi dan disambut baik, di temui langsung oleh Kapolres Bangka Selatan Bapak
AKBP Indra S.IK. dalam diskusi kami yang berlangsung hampir 2 jam, kami diharapkan bisa
berperan aktif dalam masyarakat dan diminta untuk selalu berkoordinasi dengan kepolisian
dalam rangka menciptakan masyarakat yang aman dan nyaman, Kapolres juga menyatakan
kepolisian akan selalu siap untuk mendukung kelancaran program yang akan kami lakukan
baik yang berhubungan langsung dengan pihak kepolisian maupun yang tidak berhubungan
langsung maka pihak kepolisian siap menjadi mitra dalam program-program kami.
Kami juga berkunjung ke kantor kecamatan Airgegas dalam rangka koordinasi bersama
dengan tim dinas pemuda dan olah raga provinsi Bangka Belitung serta tim dari dinas
pemuda dan olah raga kabupaten serta tim asistensi dari dewan purna PSP3, dari silaturahmi
ini diharapkan bisa terjaganya keharmonisan dan kerjasama yang baik dengan pemerintah
desa yang kami tempati yang notabene menjadi wilayah yang berada dibawah kecamatan
Airgegas, jadi dalam acara ini kami berbagi waktu dengan penempatan kecamatan Toboali,
meski silaturahmi kami ini tidak dihadiri langsung oleh Bapak Camat, tetap berjalan lancar
tanpa kendala yang berarti, seperti yang telah kami sampaikan dalam laporan-laporan bulan
sebelumnya bahwa kami telah bersilaturahmi lansung dikantor kecamatan airgegas sekitar 3
minggu keberadaan kami di desa dan kami telah berkenalan dan disambut dengan baik oleh
sekretaris Camat Airgegas, kedepan kami perlu berkoordinasi secara intensif untuk
menciptakan hubungan yang sinergis dan mendukung kelancaran program-program yang
kami canangkan.
4. Kependidikan
Sektor pendidikan merupkan sektor penting dalam perkembangan masyarakat bahkan bisa
menjadi sektor yang mendasar, namun kami belum memutuskan untuk menjamak sektor ini
secara langsung dengan berkoordinasi/bersilaturahmi dengan para pemegang peran penting
dalam sektor ini seperti kepala sekolah SD/SMP atau kepala dinas pendidikan kabupaten
Bangka Selatan, namun kami ingin memulainnya dari hal yang kecil-kecil dengan kelompok-
kelompok belajar yang bisa dibilang bukan kelompok hanya minat individu, seperti yang
kami jelaskan dalam laporan sebelumnya didesa kami pendidikan formal bukan bidikan
utama masyarakat karena masyarakat telah menaruh ketertarikannya pada sektor ekonomi.
Sabtu malam 23 November 2013 dengan bermodalkan nekad dan mungkin didasari oleh
keinginan yang kuat 2 bocah SD Zakaria dan Juanda mendatangi kontrakan kami dan
bermain-main dirumah kami, tanpa basi-basi kami suguhkan soal-soal matematika dan kami
berharap ini menjadi titik awal semangat kami untuk menyentuh sektor pendidikan dengan
harapan kedepan akan ada kelompok belajar kecil yang terus dipupuk dengan nilai
kebersamaan dan kenyamanan.
Kami akan memulai menyentuh sektor pendidikan dengan kelompok belajar yang kami
harapkan bisa terus berjalan, kedepan kami berharap anak-anak penerus generasi pemuda
didesa ini akan melek dengan teknologi dan merebut kembali minat belajar yang lama telah
dirampas oleh kekayaan dan kenyamanan dalam perhitungan angka-angka ekonomi riil yang
bisa mengakibatkan hedonisme yang jelas merusak dan mengancam masa depan generasi
selanjutnya yang hanya mampu memandang kedepan dan kebelakang dikelilingi kerusakan
lingkungan oleh penambangan bebas timah.
C. Masalah dan Hambatan
Dalam perjalanan kami di tengah-tengah masyarakat kami merasa sangat berat meskipun
masalah dan hambatan ini lebih banyak datang dari internal kami peserta PSP3, dan respon
dinas terkait, berikut kami paparkan beberapa masalah dan hambatan :
a. Semangat kami yang kian hari bukan bertambang menyala namun kian meredup karena
gaya adaptasi kami yang lambat, kami berharap kami bisa kembali bangkit oleh respons
masyarakat yang menyulut semangat kami,
b. Fasilitas transportasi yang kurang memadahi, secara khusus kami diberi fasilitas
kendaraan dinas desa, namun kami merupakan kerja tim 1 kabupaten maka ketidakjelasan
transportasi rekan kami di desa Delas sedikit mempengaruhi roda perjalanan kami
sebagai tim Bangka Selatan,
c. Keberpihakan pemerintah daerah secara khusus dinas pemuda dan olah raga Kabupaten
Bangka Selatan sebagai orang tua kandung kami dalam program PSP3 memberi respons
yang bisa dibilang lambat, namun ini bukan masalah besar bagi kami, dan kami akan
mencoba untuk mencari orang tua asuh kepada dinas-dinas lain yang mungkin justru
lebih mendukung kinerja kami,
d. Komunikasi dalam bahasa Bangka kami yang masih sangat lemah meski kami sudah
berinteraksi dengan masyarakat, kelemahan bahasa ini tetap menjadi masalah buat kami
karena masih banyak masyarakat yang belum mahir dalam berbahasa Indonesia secara
aktif,
e. Peralatan penunjang yang kami butuhkan terkadang agak sulit untuk didapatkan atau
harganya terlampau tinggi jika dibandingkan dengan harga di jawa, seperti misalnya
peraatan ATK, kami juga bermasalah dalam mendokumentasikan setiap kegiatan yang
kami lakukan, mati lampu juga menjadi kendala yang cukup merepotkan dalam
penyusunan program yang dibutuhkan secara tertulis.
LAMPIRAN :
Foto bersama Kapolres Bangka Selatan dan suasana Monev dispora di kantor kecamatan Airgegas
Suasana peringatan 1 Muharram 1435 H di desa Nyelanding.
Suasana peringatan 1 Muharram 1435 H di desa Nyelanding.
Suasana Belajar anak Nyelanding (Zakaria dan Juanda) dan kunjungan kami ke lahan yang akan dijadikan sebagai lahan percontohan.