7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat Peningkatan
Dalam suatu pembelajaran tentu memiliki tujuan yaitu agar materi
yang disampaikan bisa dimengerti, difahami dan dilaksanakan sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Upaya yang dilakukan dengan berbagai
cara supaya siswa dapat melakukan kegiatan sehingga akan mengalami
perubahan menjadi lebih baik. Menurut Adi D. (2001), dalam kamus
bahasanya istilah peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti berlapis-
lapis dari sesuatu yang tersususun sedemikian rupa, sehingga membentuk
suatu susunan yang ideal, sedangkan peningkatan adalah kemajuan dari
seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk menaikkan sesuatu atau
usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke suatu arah yang lebih baik lagi
daripada sebelumya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan
adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru) untuk membantu
pelajar (siswa) dalam meningkatkan proses pembelajaran sehingga dapat
lebih mudah mempelajarinya. Pembelajaran dikatakan meningkat apabila
adanya suatu perubahan dalam proses pembelajaran, hasil pembelajaran dan
kwalitas pembelajaran mengalami perubahan secara berkwalitas.
8
2. Hakikat Permainan Bolavoli
Bolavoli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masing-
masing regu dimainkan oleh dua tim dimana tiap tim beranggotakan enam
orang dalam suatu lapangan berukuran 30 kaki persegi (9 meter persegi)
bagi setiap tim dipisahkan oleh net atau jarring (Viera, 2000: 2). Tujuan dari
permainan ini adalah setiap regu yang bermain berusaha melewatkan bola
secara baik melalui net diantara dua antena (rod) sampai bola tersebut
menyentuh antai atau tanah di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang
dilewatkan tidak menyentuh lantai atau tanah dilapangan sendiri. Hal ini
biasanya dapat dicapai lewat kombinasi tiga pukulan yang terdiri dari
operan lengan depan kepada pengumpan, yang selanjutnya diumpankan
kepada penyerang, dan sebuah spike yang diarahkan ke bidang lapangan
lawan (Viera, 2000: 2).
Kemampuan suatu regu bolavoli ditentukan oleh ketrampilan teknik
dasar yang dimiliki oleh setiap anggota regu dalam melakukan fungsinya
masing-masing. Teknik dasar hendaknya dimiliki setiap pemain bolavoli,
guna menunjang pencapaian prestasi yang maksimal. Selain teknik dasar
permainan bolavoli adalah cara memainkan bola dengan efektif dan efisien
sesuai dengan peraturan permainan bolavoli yang berlaku guna mencapai
suatu hasil yang optimal.
Penguasaan teknik dasar dalam suatu cabang olahraga merupakan
salah satu unsur yang menentukan menang atau kalah suatu regu di dalam
suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, teknik dan mental.
9
Kesempurnaan teknik dasar tersebut sangat penting, karena akan
menentukan gerak keseluruhan. Kesempurnaan teknik dalam permainan
bolavoli hanya akan dapat dicapai melalui latihan teknik yang dimulai dari
teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya harus menuju kepada gerakan-
gerakan otomatis. Menurut Beutelstahl (2007: 8) mengemukakan
pendapatnya bahwa: ”ada enam jenis teknik dasar dalam permainan bolavoli
yaitu service, dig (penerimaan bola dengan gaya menggali)”attack
(menyerang), volley (melambungkan bola), block, dan defence (bertahan)”.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas disimpulkan bahwa teknikdasar
permainan bolavoli yang hendaknya dikuasai oleh setiap pemain guna
mendukung pencapaian prestasi meliputi: service, dig (penerimaan bola
dengan gaya menggali)” attack (menyerang), volley (melambungkan bola),
block, dan defence (bertahan).”
3. Hakikat Permainan Bolavoli Mini
Permainan bolavoli sekarang sudah berkembang dengan pesatnya, salah
satu usaha untuk ini adalah menerapkan teknik-teknik dasar bolavoli sedini
mungkin kepada anak-anak sekitar usia 9-14 tahun. Untuk menyesuaikan
perkembangan dan kemampuan anak, maka sekarang permainan bolavoli
dimodivikasi baik ukuran lapangan , jumlah pemainnya, yang dikenal
dengan bolavoli mini.
Bolavoli mini adalah merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh
anak-anak dalam bentuk team work atau kerjasama tim, dimana daerah
masing-masing tim dibatasi oleh net. Setiap tim berusaha untuk
10
melewatkan bola secepat mungkin ke daerah lawan, dengan menggunakan
teknik dan taktik yang sah dalam memainkan bolanya, dan mencegah agar
bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai atau tanah dalam lapangan
sendiri. Permainan bolavolimini ini jumlah pemain dalam satu regu 4 orang
pemain dengan 1 orang cadangan.
Data perlengkapan permainan bolavoli mini (Panduan O2SN V SD
Tahun 2012), jika dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Ukuran dan Perlengkapan Bolavoli Mini
No Karakteristik Ukuran1 Panjang dan lebar lapangan 12 meter x 6 meter2 Tinggi net putra 2,10 meter3 Tinggi net putrid 2,00 meter4 Bola Nomor 45 Berat bola 230-250 gram
Jika di gambar lapangan bolavoli mini adalah sebagai berikut
2m /2,10 m
6 m
12 mGambar1. Lapangan Bolavoli Mini
Sumber: Panduan O2SN V SD Tahun 2012
Menurut Rukmana (1990,2: 24) salah satu cara melatih bolavoli
mini bagi anak usia 9-13 tahun adalah sebagai berikut:
11
1. Latihan pengenalan bola
Untuk menanamkan rasa cinta terhadap permainan bolavoli mini terlebih
dahulu kita perkenalkan apa itu bolavoli mini dengan cara bermacam-
macam permainan, kita usahakan suasana bermain selalu kita ciptakan,
sehingga anak-anak merasa senang dan menyukai, akhirnya mencintai
bolavoli. Misalnya, lempar tangkap bola (menggunakan bola apa saja
selain bolavoli).
2. Latihan menuju pembentukan fisik permainan bola voli
Dalam permainan bolavoli mini kesiapan fisik yang prima sangat
menunjang tercpainya pembelajaran yang optimal, tentu saja disesuaikan
dengan usia serta perkembangan jiwanya. Misalnya: lompat zig-zag maju
mundur, samping, jalan membungkuk sambil menggelindingkan bola.
3. Latihan teknik dasar bolavoli.
Jika anak-anak sudah menyenangi bolavoli mini maka langkah
selanjutnya adalah menetapkan teknik-teknik dasar bolavoli mini secara
bertahap.
4. Hakikat Pembelajaran Passing Bawah dalam Permainan Bolavoli Mini
Anak usia Sekolah Dasar merupakan suatu masa dimana anak
memiliki kebutuhan akan gerak motorik kasar, untuk itu perlu
memperhatikan bahwa dalam pembelajaran permainan bolavoli ini
diharapkan mampu mengoptimalkan kemampuan motorik anak sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan fisik maupun pembelajaran passing.
Pembelajaran menurut Sudjana (2000: 80) merupakan setiap upaya yang
12
dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Gulo (2004: 80) mendefinisikan
pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang
mengoptimalkan kegiatan belajar.
Dari berbagai pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan
mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien
serta dengan hasil optimal.
Muhibbinsyah (1997:77) membagi faktor yang mempengaruhi
belajar menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor Internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa(Jasmani: Faktor kesehatan dan kecacatan tubuh, rohani/psikologis:intelegensi, perhatian, minat, bakat, emosi, motivasi)
2) Faktor Eksternal yang merupakan kondisi lingkungan disekitar siswa(Keluarga, sekolah, masyarakat).
3) Faktor pendekatan belajar yang merupakan jenis upaya belajar siswameliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukankegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Serta motivasi memegangperanan yang sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar.Motivasidiartikan sebagai suatu kondisi yang menyebabkan perilaku tertentu danyang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.Motivasiyang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untukmencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
Dalam pembelajaran bolavoli tidak lepas dari kurikulum yang
berlaku, di dalam kurikulum ada Standar Isi yang mencakup lingkup
materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang pendidikan tertentu. Termasuk dalam Standar Isi yaitu Standar
13
Kompetensi dan Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran pada setiap
semester.
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV
Standar kompetensi lulusan satuan pendidikan dasar dikembangkan
berdasarkan tujuan, setiap tujuan pendidikan dasar untuk mata pelajaran
penjas yaitu menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat, aman, dan
memanfaatkan waktu luang (Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006).
Mapel Penjasorkes memiliki alokasi waktu 4 jam pelajaran per minggu untuk
kelas IV, V, VI dengan 1 jam pembelajaran @35 menit. Pada KTSP maka
permainan bola besar termasuk ke dalam Standar Kompetensi no. 6 pada
semester dua yaitu “Mempraktikkan berbagai gerak dasar ke dalam permaian
dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi, dan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya (KTSP, 2006: 78).
Standar Kompetensi ini terbagi kedalam dua Kompetensi Dasar yakni
nomor 6.2 yang menyatakan: mempraktikkan gerak dasar berbagai gerakan
yang bervariasi dalam permainan bola besar dengan peraturan yang
dimodifikasi, serta nilai kerjasama, sportivitas, dan kejujuran. Dalam
penelitian ini dimaksud permainan bola besar adalah bolavoli mini.Sebelum
permainan dilakukan, pemain harus menguasai berbagai teknik salah satunya
adalah passing bawah.
b. Teknik Passing Bawah
Teknik adalah suatu proses kegiatan jasmani yang ditampilkan dalam
bentuk gerakan untuk mencapai sesuatu secara efisien. Dalam permainan
14
bolavoli, kita mengenal cara mengoper bola, salah satunya passing bawah.
Passing bawah adalah mengambil bola yang berada di bawah badan atau
bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah
(dari sikut sampai pergelangan tangan yang dirapatkan),baik untuk di operkan
ke kawan, maupun langsung ke lapangan lawan melalui diatas jaring, (Aip
Syaifudin dan Muhadi 1992: 189).
Passing bawah mempunyai fungsi yaitu untuk menerima bola,
pertahanan terhadap serangan smash dan untuk menerina servis dari lawan,
serta mengambil bola yang datangnya rendah, kemudian bola dapat
diarahkan sesuai dengan arah yang dikehendaki. Passing bawah dalam
permainan bolavoli menurut Viera (2009: 99) terbagi menjadi tiga tahap,
yaitu sikap persiapan, gerakan pelaksanaan dan gerakan lanjutan, dijelaskan
sebagai berikut :
1) Sikap Persiapan
Kaki dalam posisi melangkah dan merenggang selebar bahu.
Menekuk lutut rendahkan posisi tubuh ke lantai. Satukan telapak tangan
dan lengan, kemudian jaga lengan depan sejajar dengan paha dan
tempatkan landasan pada lengan mengarah sasaran.
Gambar 2. Sikap PersiapanSumber: Viera (2009: 99)
15
2) Gerakan Pelaksanaan
Kedua tumit telapak tangan menyatu dan kedua ibu jari sejajar
menjangkau kearah bola dan terima bola dengan posisi tubuh rendah atau
jauh dari tubuh dengan meredam kekuatan bola. Jatuhkan bahu sedekat
mungkin dengan sasaran dan pindahkan berat badan ke depan. Gerakan
tubuh mendekati sasaran, arahkan bola tinggi ke tengah lapangan.Tekuk
pergelangan tangandan bengkokkan siku untuk memperoleh ketinggian.
Gambar 3. Sikap PelaksanaanSumber: Viera (2009: 99)
3) Gerakan Lanjutan
Perhatikan bola saat menyentuh tangan, landasan lengan depan
mengarah ke sasaran. Jaga tangan tetap ada di bawah bahu, kemudian
pindahkan beratbadan kearah sasaran, dengan mata mengikuti bola
sampai ke sasaran.
Gambar 4. Gerak LanjutanSumber: Viera (2009: 99)
16
Keuntungan menggunakan passing bawah adalah:
1. Bola datangnya cepat dankeras menjadi lemah
2. Terhindar dari kecelakaan pada jari-jari tangan
3.Mudah oleh kawan seregu sebagai pengumpan.
4. Bola yang diumpankan baik, memudahkan orang melakukan smash
5. Jarang terjadinya pukulan ganda
4. Hakekat Pendekatan Bermain
a. Pengertian Bermain
Dalam menyampaikan suatu materi agar siswa merasa senang dan
sesuai dengan karakteristiknya maka disampaikan melalui bermain.Rusli
Lutan (1991: 4) bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
secara sadar, suka rela tanpa paksaan, dan tak sungguhan dalam batas
waktu, tempat dan ikatan peraturan. Menurut Sukintaka (1992:7)
bermain adalah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dengan
sukarela atas dasar rasa senang dan menumbuhkan aktivitas yang
dilakukan secara spontan sesuai dengan sifat bermain. Berdasarkan
penjelasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa bermain adalah
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar, sukarela, tanpa
paksaan dalam batas waktu, tanpa ikatan peraturan. Pendekatan bermain
menurut Wahjoedi (1999: 121) adalah pembelajaran yang diberikan
dalam bentuk atau situasi permainan. Bermain yang dilakukan secara
tertata, mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan siswa.
17
Pendekatan bermain efektif karena dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, memenuhi perasaan ingin tahudan kreatif. Pendekatan bermain
adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang
diberikan di segala jenjang pendidikan untuk kegiatan yang
menyenangkan. Diharapkan guru dapat melahirkan ide mengenai cara
memanfaatkan kegiatan bermain untuk mengembangkan bermacam-
macam aspek perkembangan siswa pada permainan bolavoli mini
khususnya passing bawah. Pendekatan bermain tersebut dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran bolavoli.
b. Model Permainan untuk Bolavoli
Permainan adalah bermain yang menggunakan aturan tertentu yang
disepakati oleh dirinya sendiri atau dengan orang lain untuk
memainkannya. Menurut Guntur (2011: 5) mengatakan bahwa
permainan adalah perbuatan atas kemauan sendiri bisa berupa kegiatan
aktivitas fisik, kebugaran jasmani, ketrampilan baik dilakukan
individu/kelompok dengan batas ketentuan aturan, dengan menggunakan
strategi untuk mencapai tujuan. Permainan dapat menarikdan
menyenangkan, bila didorong untuk membuat keputusan yang tepat.
Untuk mengenal permainan bolavoli dapat dilakukan dengan bermain.
Adapun salah satu model permainan yang dapat digunakan adalah
permainan bolavoli sebagai berikut:
1) Permainan menggelindingkan bola
Siswa dibagi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri 6 anak dengan
18
Formasi berbanjar. Cara bermainnya: Siswa baris urutan nomer satu
dan dua posisi kangkang, barisan nomer 2 menggelindingkan bola
kedepan menggunakan kedua tangan melewati diantara kedua kaki
nomer urut 1 dengan sasaran kardus/kun. Nomer 1 mengambil bola
diberikan no.urut 4, no.3 kangkang.Setelah semua mencoba
kemudian dilombakan. Tujuannya: Siswa belajar memposisikan
tangan saat passing bawah dan tepat sasaran.
Gambar 5. Menggelindingkan bola ke sasaran
2) Permainan Lempar Tangkap
Siswa dibagi dua regu tiap regu 6 anak yang menempati
petak lapangan yang dibatasi oleh tali setinggi kurang lebih 2 meter,
bola boleh dimainkan dengan satu atau kedua tangan yang penting
melambungkan bola dari ayunan tangan bawah missal A
mengumpan ke B kemudian B mengoperkan ke C, C
menyeberangkan bola melewati atas net ke petak lawan dengan
mempersulit penerimaan bola oleh lawan bisa di tempat yang kosong
atau ke lawan yang dianggap lemah dengan tujuan bola mati dipetak
lawan sehingga mendapat nilai 1, jadi dimainkan tiga kali perkenaan,
regu yang perkenaan bola kurang dari 3 kali dianggap mati lawan
19
mendapat nilai 1,regu yang mendapat nilai 15 terlebih
dahuludinyatakan sebagai pemenang.
Gambar 6. Bermain Sederhana
3) Passing bawah ke simpai
Siswa dibagi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri 6 anak, dua
kelompok masuk dalam lapangan bersebelahan. Caranya: masing-
masing kelompok membuat formasi baris. Katakanlah A
melambungkan bola, B menerima dengan passing bawah masukkan
bola ke simpai yang dipasang, setelah passing mundur ke barisan
paling belakang, kemudian yang menerima barisan kedua, begitu
juga regu B setelah menerima mundur ke barisan paling belakang.
Kemudian dilombakan regu terbanyak memasukkan bola ke simpai
sebagai pemenangnya.
Gambar 7. Passing ke sasaran simpai
20
5. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar kelas IV
Tahap perkembangan anak perlu diketahui oleh seorang guru penjas di
SD, untuk mengetahui kebulatan pertumbuhan dan perkembangan anak
pada masa pendidikan, itu merupakan hal yang berkesinambungan, lebih
mudah memahami dan membicarakannya biasanya para pakar
menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan itu dalam tahap-tahap.
Karakteristik siswa kelas IV secara rinci menurut beberapa ahli yaitu:
Menurut Sukintaka (1992: 42) mengatakan bahwa anak kelas III-
IV kira-kira berumur 9-10 tahun termasuk tahap II, mempunyai
karakteristik:
a. Jasmani1) Perbaikan koordinasi dalam ketrampilan gerak2) Daya tahan berkembang3) Pertumbuhan tetap4) Koordinasi mata dan tangan baik5) Sikap tubuh yang tidak baik mungkin diperlihatkan6) Perbedaan jenis kelamin tidak menimbulkan konsekuensi yang
besar7) Secara fisiologi putri pada umumnya mencapai kematangan lebih
dahulu daripadaanak laki-laki.8) Gigi tetap, mulai tumbuhperbedaan secara perorangan dapat
dibedakan dengan nyata9) Kecelakaan cenderung memacu mobilitas
b. Psikologik atau mental1) Perhatian terhadap bentuk berkembang, dan akan berkembangnya
masalah hasil atau keuntungan2) Kemampuan untuk mengeluarkan pendapat makin berkembang
sebabtelah bertambah pengalamannnya.3) Sifat berkhayal masih ada dan menyukai suara berirama dan gerak4) Senang meniru yang sesuai dengan idamannya5) Perhatian terhadap permainan yang diorganisasi berkembang,
tetapi anak-anak belum menepati peraturan yang sebenarnya.6) Sangat mengharapkan pujian dari orang dewasa7) Aktivitas yang menyenangkan bertambah8) Sangat senang kegiatan kompetitif.
21
c. Sosial1) Mudah terangsang, tetapi juga mudah terluka karena kritik2) Suatu saat, suka membual
d. Motoriknya1) Berusaha unuk menguasai ketrampilan sebaik mungkin.2) Memperbanyak kegiatan untuk meningkatkan kemampuan jasmani
dengan latihan-latihan dasar.3) Mengembangkan kekuatan otot, daya tahan otot, dan kekuatan otot
Menurut I.G.A.K. Wardani, dkk (2006:13) bahwa karakteristik siswasekolah dasar dirinci mernjadi dua fase, yaitu:
1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira usia 6,0 atau 7,0 tahunsampai usia 9,0 atau 10,0 tahun
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira usia 9,0 atau 10,0 tahunsampai usia 12,0 atau 13,0 tahun. Sifat khas anak pada masa kelas-kelastinggi sekolah dasar ialah sebagai berikut:
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yangkonkret; hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untukmembandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajarc. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan
mata pelajaran khusus.d. Sampai kira-kira umur 11,0 tahun anak membutuhkan guru atau
orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya danmemenuhi keinginannya, setelah kira-kira umur 11,0 tahunumumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas danberusaha menyelesaikannya sendiri.
e. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenaiprestasi sekolah.Gemar membentuk kelompok sebaya, biasanyakegiatan untuk
f. kegiatan bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanyaanak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional,mereka membuat peraturan sendiri.
Menurut Suyati (1992: 12-13), karakteristik anak umur 8-10 tahunatau kelas tiga-empat sebagai berikut:
a. Karakteristik Fisik1) Perbaikan koordinasi gerak tubuh dalam melempar, menangkap
memukul.2) Ketahanan bertambah, anak pria suka atau gemar ada kontak fisik3) Pertumbuhan terus naik4) Koordinasi antara mata dan tangan lebih baik
22
5) Bentuk tubuh yang baik dapat timbul atau terjadi6) Filosofi, wanita-wanita satu tahun lebih maju daripada pria7) Perbedaan seksual banyak pengaruhnya.8) Adanya perbedaan individu mulai nyata dan terang
b. Karakteristik Mental1) Ruang lingkup perhatian bertambah2) Kemampuan berpikir bertambah3) Senang akan bunyi-bunyian dan gerakan-gerakan berirama4) Suka meniru5) Minat terhadap macam permainan yang terorganisasi bertambah6) Sangat berhasrat ingin menjadi dewasa7) Khususnya gemar terhadap aktivitas yang berbentuk pertandingan8) Ruang lingkup perhatian bertambah9) Kemampuan berpikir bertambah
10) Senang akan bunyi-bunyian dan gerakan-gerakan berirama11)Suka meniru12)Minat terhadap macampermainan yang terorganisasi bertambah13)Sangat berhasrat ingin menjadi dewasa14)Khususnya gemar terhadap aktivitas yang berbentuk pertandingan
c. Karakteristik Sosial dan Emosional1) Mudah terpengaruh, mudah sakit hati karena kritik2) Masa anak-anak suka membual3) Suka menggoda dan menyakiti anak lain4) Suka memperhatikan, bermain dalam bentuk drama dan berperanan
Pendapat di atas adalah pendapat dari beberapa ahli mengenai
karakteristik siswa kelas IV, sedang karakteristik siswa SD I Temuwuh
Dlingo Bantul adalah sebagai berikut: Sekolah Dasar I Temuwuh berada di
daerah pegunungan yaitu daerah yang paling tinggi di Kabupaten Bantul.
Siswa kelas IV berangkat sekolah dengan bersepeda, ada yang diantar orang
tua dengan sepeda motor tetapi kebanyakan dengan jalan kaki sehingga
menampilkan perbedaan-perbedaan individual diantaranya kognitif dan
bahasa perkembangan kepribadian dan perkemangan fisik anak. Siswa kelas
IV SD I Temuwuh rata-rata berumur antara 9-11 tahun sehingga
berpengaruh pada karakteristik nya yaitu: Secara jasmani daya tahan pada
23
kaki berkembang dengan baik, koordinasi mata, tangan dan kaki baik
sehingga anak tampak lincah dalam melakukan gerakan dalam melakukan
passing, siswa mampu bertahan lama dalam bermain, senang dengan
permainan ini secara kompetisi, perkembangan motorik cukup baik dengan
didukung kebiasaan sehari-hari berjalan kaki dan bersepeda mempengaruhi
pada kukatan otot lengan dan kaki sehingga mendukung pada permainan
bolavoli, cepat bisa melakukan gerakan pada permainan ini dan tahan lama
dalam bermain.
6. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan digunakan sebagai reverensi dan acuan
yang digunakan oleh peneliti. Penelitian yang relevan merupakan penelitian
yang hampir mirip dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Penelitian
mengenai proses pembelajaran, baik secara teori maupun praktek di
lapangan telah banyak dilakukan, salah satunya penelitian yang berjudul:
a. Peningkatan Penguasaan passing bawah Permainan Bolavoli Mini
melalui Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan bermain
pada siswa Kelas IV SD 2 Ngadisono kecamatan Kaliwiro Kabupaten
Wonosobo oleh Agus Pramono. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV
SD Ngadisono yang berjumlah 32 siswa. Adapun metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi,
wawancara, tanya jawab, dan tes hasil belajar passing bawah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode kooperatif dapat meningkatkan
penguasaan passing bawah pada siswa kelas IV Ngadisono. Berdasarkan
24
hasil tes pada siklus pertama rata-rata 56,35 meningkat menjadi 76,63
pada siklus kedua. Pada siklus kedua 80,49% siswa dapatmencapai KKM
yaitu 65 untuk nilai Penjaskes di SD Ngadisono.
b. Upaya Peningkatan pembelajaran passingbawah dengan Pendekatan
bermain pada siswa kelas IV SD Negeri Lamuk”. Penelitian Sutrisno ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga kali pertemuan.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Lamuk yang
jumlah 18 siswa terdiri 12 putri, 6 siswa putra. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah menggunakan observasi, wawancara, dan tes hasil
pembelajaran passing bawah permainan bolavoli mini. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendekatan bermain dapat meningkatkan proses
pembelajaran passing bawah permainan bola voli mini pada siswa kelas
IV SD Negeri 1 Lamuk. Berdasarkan hasil tes pada pertemuan pertama
rata-rata nilai siswa adalah 61,8 dan 50% siswa yang tuntas KKM. Pada
pertemuan ke dua nilai rata-rata siswa adalah 69,1 dan 77,8% siswa yang
mencapai KKM yaitu 65 untuk nilai Penjaskes di SD Negeri 1 Lamuk,
serta telah melebihi target yang dicapai yaitu 75% siswa yang tuntas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran passing bawah melalui pendekatan bermain terjadi
peningkatan dan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar
passing bawah 77, 8% pada siswa kelas IV Negeri 1 Lamuk Kecamatan
Kaliwiro Kabupaten Wonosobo yang dilaksanakan tgl 14,21, dan 28 Juli
2010.
25
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan jasmani dalam KTSP dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan dalam penalaran dan mengkomunikasikan ide atau gagasan.
Dalam kurikulum KTSP mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga
diberikan pada siswa untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir
logis, kritis dan kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran agar
menumbuhkan minat, motivasi dan mendapatkan hasil yangmaksimal atas
peningkatan pembelajaran siswa.
Teknik passing bawah merupakan materi di dalam permainan bola voli
mini. Passing bawah harus banyak dilatih supaya arah bola terkendali dan
tidak sampai menimbulkan cidera atau salah mangarahkan operan bola. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran materi pokok permainan bolavoli terutama
teknik passing bawah diperlukan arahan yang tepat dari guru kepadasiswa
supaya cidera dapat dihindari dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam
melakukan teknik passing bawah. Salah satu upaya untuk meningkatkan
penguasaan passing bawah khususnya perlu diterapkan metode pembelajaran
yang tepat dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan bermain.
Pendekatan bermain adalah strategi belajar yang digunakan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar mandiri, bekerja sama, dan terutama pembelajaran yang
menyenangkan.
Berdasarkan pemikiran tersebut penulis merancang pelaksanaan
pembelajaran yang akan dibutuhkan sebagai pengamatan dalam mengetahui
26
tingkat perkembangan dan keberhasilan dari metode yang diterapkan.
Perwujudan penulisan Penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan dalam
rangka meningkatkan pembelajaran passing bawah bolavoli mini pada siswa
kelas IV Sekolah DasarI Temuwuh Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.