Download - JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK …
STUDI DESKRIPTIF KELAYAKAN PROGRAM KAMPUNG IKLIM PADA ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN DI
KELURAHAN KOTO LUAR KECAMATAN PAUH KOTA PADANG TAHUN 2018
TUGAS AKHIR
Diajukan ke Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Sebagai Persyaratan Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah
Tugas Akhir Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
OLEH:
SERLI DARMA YURI
NIM:151110070
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN
PADANG TAHUN 2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG D3 KESEHATAN LINGKUNGAN Tugas Akhir, Mei 2018 Serli Darma Yuri 151110070 Studi Deskriptif Kelayakan Program Kampung Iklim Pada Aspek Kesehatan Lingkungan di Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2018 v + 49 Halaman, 11 Lampiran
ABSTRAK
Kelurahan Koto Luar merupakan Kelurahan yang terletak di Kecamatan Pauh. Kelurahan Koto Luar memiliki Jumlah penduduk sebanyak 7.299 jiwa dan mayoritas pekerjaanya sebagai petani dan peternak, dari usulan Dinas Lingkungan Hidup Kelurahan Koto Luar terpilih untuk di ikutkan dalam kegiatan Program Kampung Iklim.
Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga memperoleh gambaran kelayakan program kampung iklim pada aspek kesehatan lingkungan di Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota Padang yang meliputi pengendalian vektor, sanitasi air bersih, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan pengolahan sampah dimasyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota Padang Layak dalam kegiatan Kampung Iklim karena sebagian besar responden bersikap tidak baik dalam pengendalian vektor dengan persetase 79.4%, sebagian besar responden bersikap tidak baik dalam penggunaan sanitasi air bersih dengan persetase 63.5%, sebagian besar responden bersikap tidak baik dalam prilaku hidup bersih dan sehat dengan persetase 60.3%, dan sebagian besar responden bersikap tidak baik dalam pengolahan sampah dengan persentase 65.1%.
Hasil penelitian ini menunjukkan masih rendahnya prilaku masyarakat pada kesehatan lingkungan khususnya dalam pengendalian vektor, sanitasi air bersih, perilaku hidup bersih dan sehat serta pengolahan sampah, maka dari itu untuk menjadikan kampungnya terpilih dalam kegiatan kampung iklim adalah dengan membiasakan berprilaku baik dalam kesehatan lingkungan khususnya dalam pengendalian vektor, sanitasi air bersih, perilaku hidup bersih dan sehat serta pengolahan sampah,
Daftar Pustaka : 23 (2012-2018) Kata Kunci : Proklim, Aspek Kesling
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : Serli Darma Yuri
2. Tempt/Tanggal Lahir : Padang/02 Oktober 1996
3. Agama : Islam
4. Negeri Asal : Padang
5. Nama Ayah : Darmawi
6. Nama Ibu : Yafrida Wati
7. No.Telp/e-mail : 082283373042/
Riwayat Pendidikan :
No. Riwayat Pendidikan Tahun Lulus
1 TK Bhayangkari Padang 2003
2 SD Semen Padang 2009
3 SMPN 11 Padang 2012
4 SMAN 4 Padang 2015
5 Program Studi D3 Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Padang
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul Studi Deskriptif Tentang Uji Kelayakan Program Kampung Iklim
Dilihat Dari Aspek Kesehatan Lingkungan di Kelurahan Koto Luar Kecamatan
Pauh Kota Padang tahun 2018.
Penyusunan dan penulisan tugas akhir ini merupakan suatu rangkaian
dari proses pendidikan secara menyeluruh di program studi D3 Jurusan Kesehatan
Lingkungan di Politeknik Kementerian Kesehatan Padang dan juga sebagai
prasyarat dalam menyelesaikan pendidikan D3 Jurusan Kesehatan Lingkungan
pada masa akhir perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir ini, sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada ibu Yafrida Wati dan Bapak Darmawi selaku
orang tua yang telah memberi dukungan dengan tulus baik berupa moril maupun
materil serta bimbingan dan pengarahan dari Bapak Muchsin Riviwanto, SKM,
M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Wijayantono, SKM, M. Kes selaku
Pembimbing II serta berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M. Kes selaku Direktur Politeknik
Kementerian Kesehatan Padang.
2. Bapak Evino Sugriarta, SKM, M. Kes, selaku Ketua Prodi D3
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kementerian Kesehatan Padang.
3. Dosen dan Staf Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kementerian Kesehatan Padang.
4. Bapak Sabir, Pj. selaku Bapak Lurah Koto Luar Kecamatan Pauh Kota
Padang.
5. Teman-teman yang telah memberi dukungan dalam penyelesaian
tugas akhir ini, khusunya Angkatan 15 Jurusan Kesehatan
Lingkungan.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga
penulis merasa masih belum sempurna, baik dalam isi maupun dalam
penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka atas saran yang membangun guna
penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Penulis berharap, semoga penulisan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita
terutama bagi penulis sendiri dalam menambah ilmu serta wawasan khususnya
tentang Kesehatan Lingkungan.
Padang, Mei 2018
Penulis
SDY
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan ................................................................................................. 7
1. Tujuan Umum ............................................................................... 7
2. Tujuan Khusus .............................................................................. 7
D. Manfaat ............................................................................................... 7
E. Ruang Lingkup .................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Program Kampung Iklim .................................................. 9
B. Ruang Lingkup Proklim Dari Aspek Kesehatan Lingkungan............ 10
1. Pengendalian Vektor ................................................................... 10
2. Upaya Sanitasi dan Air Bersih ..................................................... 12
3. Upaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ...................................... 14
4. Pengelolaan Sampah ................................................................... 18
C. Alur Pikir ............................................................................................ 23
D. Defenisi Operasional .......................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 27
C. Populasi Dan Sampel ......................................................................... 27
D. Cara Pengumpulan Data ..................................................................... 29
E. Pengolahan Data................................................................................. 29
F. Analisis Data ...................................................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ............................................... 31
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 32
C. Pembahasan Penelitian ....................................................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 46
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan hidup semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya populasi dan ekspoitasi sumber daya alam untuk memenuhi
berbagai kebutuhan hidup manusia. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia,
tetapi diseluruh kawasan didunia. Permasalahan lingkungan hidup yang terjadi
diIndonesia seperti pencemaran lingkungan, kurangnya sumber air bersih,
penumpukan sampah.i
Salah satu kegiatan untuk menunjang permasalahan lingkungan hidup
di Indonesia telah dibuat suatu program yang disebut dengan Program
Kampung Iklim.MenurutPeraturan Menteri Lingkungan HidupProgram
Kampung Iklim (Proklim)adalah program berlingkup nasional yang dikelola
oleh Kementerian LingkunganHidupdalam rangka mendorong masyarakat
untuk melakukan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan
iklim dan penurunan emisi gasrumah kaca serta memberikan penghargaan
terhadap upaya-upaya adaptasi danmitigasi perubahan iklim yang telah
dilaksanakan di tingkat lokalsesuaidengan kondisi wilayah.ii
Proklim dapat dilaksanakan diwilayah perdesaan maupun perkotaan
sesuai dengan karakteristik tipologi wilayah.Lokasi yang di usulkan menjadi
Kampung Iklim untuk wilayah pedesaan paling rendah setingkat Jorong dan
paling tinggi setingkat Nagari.Sedangkan untuk wilayah perkotaan, paling
rendah setingkat RW/Dusun dan paling tinggi setingkat Kelurahan.iii
Manfaat Program Kampung Iklim dalam bidang kesehatan lingkungan
meningkatnya ketahanan masyarakat dalam menghadapi variabilitas iklim dan
dampak perubahan iklim, tersedianya data kegiatan adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim serta potensi pengembangannya di tingkat lokal yang dapat
menjadi bahan masukan dalam perumusan kebijakan, strategi dan program
terkait perubahan iklim, tersosialisasinya kesadaran dan gaya hidup bersih dan
sehat bagi masyarakat, membiasakan masyarakat untuk melakukan 3M dalam
mengendalikan vektor, membiasakan masyarakat untuk selalu menerapkan
Hidup Bersih dan Sehat, serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat
untuk melakukan kegiatan 3R dalam pengelolaan sampah.iv
Sejak tahun 2012 sampai tahun 2017, telah tercatat 1.375 pengusulan
lokasi Proklim yang tersebar pada 27 Provinsi di Indonesia. Menurut Direktur
Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI)Nur Masripatin, dilakukan
verifikasi terhadap lokasi-lokasi pengusulan Proklim. Verifikasi ini bertujuan
untuk melihat langsung aksi mitigasi dan adaptasi yang dilakukan, serta
dukungan keberlanjutan kegiatan pada lokasi yang diusulkan.v
Penelitian Kurniadi (2013) Kampung Kiarasanding, Desa Pulosari
Kecamatan Pangalengan, Provinsi Jawa Barat merupakan kampung yang
terpilih sebagai kampung iklim secara umum masyarakat di Kampung
Kiarasanding telah melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
melalui beberapa aktivitas berupa pembuatan kolam budidaya ikan yang juga
berfungsi sebagai tempat penampungan dan penyimpanan air hujan,
penghijauan, pengomposan, kegiatan 3 R serta PHBS.vi
Ruang Lingkup proklim itu mencangkup upaya adaptasi perubahan
iklim dapat dilaksanakan dengan kegiatan pengendalian kekeringan, banjir dan
longsor, peningkatan ketahanan pangan, penanganan atau antisipasi kenaikan
muka laut, abrasi dan gelombang tinggi. Ruang lingkup proklim selanjutnya
yaitu upaya mitigasi perubahan iklim dilaksanakan dalam bentuk pengolahan
sampah, upaya pengendalian penyakit terkait iklim yang meliputi upaya
pengendalian vektor, upaya pengendalian sanitasi dan air bersih, upaya
perilaku hidup bersih dan sehat, dan pengolahan sampah.vii
Dalam bidang kesehatan lingkungan ruang lingkup proklim itu
mencangkup pengendalian vektor. Pengendalian vektor secara mekanik dapat
dilakukan dangan cara 3M, yaitu menguras tempat penampungan air secara
rutin, seperti bak mandi. Sebab bisa mengurangi perkembangbiakan dari
nyamuk itu sendiri,menutup tempat-tempat penampungan air. Jika setelah
melakukan aktivitas yang berhubungan dengan tempat air sebaiknya
menutupnya agar nyamuk tidak bisa meletakan telurnya kedalam tempat
penampungan air,Mengubur barang – barang yang tidak terpakai yang dapat
memungkinkan terjadinya genangan air.viii
Upaya pengendalian sanitasi dan air bersih. Upaya peningkatan
fasilitas sanitasi air bersih, misalnya dengan memiliki rumah yang sehat,
tersedia akses air bersih yang cukup dalam memenuhi kebutuhan air bersih
untuk rumah tangga.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua
perilaku kesehatanyang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat contohnya seperti tidak merokok
dan melakukan cuci tangan pakai sabun setelah melakukan aktifitas sehari-
hari.ix
Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan 3R terdiri dari Reuse,
Reduce, dan Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih
dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce
berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle
berarti mengolah kembali atau mendaur ulangsampah menjadi barang atau
produk baru yang bermanfaat.x
Penelitian Yeyen (2016) didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
antara sikap tentang 3M dengan keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti.
Lebih dari separuh responden mempunyai sikap positif tentang 3M yaitu
sebesar 58,8%. Sikap merupakan salah satu indikator perubahan perilaku
mengenai PSN terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan.xi
PenelitianMarahmat (2007) menunjukkan sebagian besar responden
masih dibawah umur untuk merokok dengan usia 16 sampai 17 tahun
sebanyak 69%. Mayoritas jenis kelamin responden laki-laki sebanyak
98%.Tingkat perilaku merokok responden sebagian besar cenderung rendah
sebanyak 46%.Namun terdapat 21% berada pada tingkat perilaku merokok
yang tinggi. Kesadaran responden akan pesan bahaya merokok pada slogan
dan gambar peringatan bahaya merokok masih tinggi sebanyak 88%
responden memperhatikan slogan dan gambar peringatan bahaya merokok
tersebut.xii
Penelitian Puspitawati (2012) didapatkan hasil bahasan, manfaat
kegiatan pengelolaan sampah dengan konsep 3R yang dilakukan oleh
masyarakat RW 08Merbabu Asih dilihat dari Public health sector
meliputivolume sampah yang dihasilkan masyarakat, kondisi fisik lingkungan
sekitar, dan tingkat kesehatan masyarakat. Dilihat dari sektor ekonomi
meliputipendapatan yang diperoleh dari pengelolaan sampah, penghematan
pengeluaran yang diperoleh dari pengelolaan sampah, dana tambahan untuk
operasional kegiatan pengelolaan sampah, dan penciptaan lapangan kerja.xiii
Provinsi Sumatera Barat telah ikut berperan aktif dalam mengusulkan
lokasi Kampung Iklim ke Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun
2013dimana lokasinya yaitu Nagari Nagari Tanjung Mutus Kabupaten Padang
Pariaman, Lubuk Gadang Selatan Kabupaten Solok Selatan, Nagari Sungai
Buluh Padang Pariaman, Nagari Tandikek Padang Pariaman, Nagari Sarik
Alahan TigoKota Solok, Nagari Limau Purut Padang Pariaman.Dari semua
kampung yang di usulkan oleh Sumatera Barat tidak termasuk Kota Padang,
padahal Kota Padang merupakan Ibu Kota Provinsi yang mempunyai potensi
dalam Program Kampung Iklim.xiv
Pada tahun 2016 Kabupaten Tanah Datar tepatnya di desa Jorong
Gudam, Nagari Pagaruyuang kecamatam Tanjung Emas Kabupaten Tanah
Datar, merupakan Kampung yang mendapatkan penghargaan sebagai
kampung Iklim di Sumatera Barat. Yang menjadikan kampung itu terpilih
menjadi kampung iklim dikarenakan di kampung tersebut ada sebuah
organisasi yang di berinama KUBALI KOPI maksudnya yaitu Kumpulan
Organisasi Bayar Listrik Pakai Kotoran Sapi. Dengan adanya organisasi
tersebut selain bisa membantu perekonomian masyarakat juga bisa
mengurangi efek rumah kaca, karena memanfaatkan kotoran sapi untuk
Biogas.
Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang ada satu
kampung yang akan di usulkan sebagai Program Kampung Iklim pada tahun
2018 yaitu Kelurahan Koto Luar. Kelurahan KotoLuar merupakan kelurahan
yang terletak di Kecamatan Pauh.Kelurahan Koto Luar memiliki Jumlah
penduduk sebanyak7.299 jiwa dan mayoritas pekerjaanya sebagai petani dan
peternak, di kelurahan Koto Luar ini tepatnya di RT 04 RW 01 terdapat satu
rumah yang melakukan pengolahan biogas dari kotoran sapi yang dijadikan
bahan bakar untuk keperluan memasak sehari-harinya dengan adanya
pengolahan Biogas tersebut maka bisa menjadikan nilai tambahan dalam
penilaian program kampung iklim.14
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di
Kelurahan Koto Luar, Kecamatan Pauh Padang tentang study deskriptif
tentang kelayakan kampung di Kelurahan Koto Luar sebagai kampung iklim
dilihat dari aspek kesehatan lingkungan yang meliputipenanggulangan vektor,
pengelolaan air bersih, PHBS, dan pengolahan sampah pada tahun 2018
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran kelayakan kampung di
Kelurahan KotoLuar sebagai program kampung iklim dilihat dari aspek
kesehatan lingkungan meliputi penanggulangan vektor, air bersih, PHBS, dan
pengolahan sampah pada tahun 2018.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kelayakan kampung Iklim di Kelurahan KotoLuardilihat dari aspek
kesehatan lingkungan pada tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui kegiatan 3M (menguras, menutup, mengubur)di
kelurahan Koto Luar.
b) Untuk mengetahuisumber air bersih di kelurahan Koto Luar.
c) Untuk mengetahui kebiasaan merokok masyarakat di Kelurahan
Koto Luar.
d) Untuk mengetahui masyarakat yang mencuci tangan pakai sabun di
Kelurahan Koto Luar.
e) Untuk mengetahui adanya upaya 3R serta pemilahan sampah
organik dan anorganik di Kelurahan Koto Luar.
f) Untuk mengetahi Kelayakan Program Kampung iklim di
Kelurahan Koto Luar
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi kepada kepala kelurahan untuk ikut serta dalam
program kampung iklim.
2. Sebagai bahan masukan untuk Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang
agar lebih menggerakan kelurahan-kelurahan yang ada dikota Padang
agar lebih aktif lagi terlibat dalam program kampung iklim.
3. Sebagai informasi dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh secara teoritis dalam praktik sesungguhnya dan dapat
dijadikan sebagai pengembangan pengetahuan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan
program kampung iklim dilihat dari aspek kesehatan lingkungan yang meliputi
penanggulangan vektor, air bersih, PHBS, pengolahan sampahtahun 2018.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Program Kampung Iklim
Kampung adalah wilayah administrasi yang terdiri atas rukun
warga,dusun atau dukuh, kelurahan arau desa, dan wilayah administrasi lain
yang dipersamakan denganitu.xv
Kampung Iklim adalah lokasi yang berada diwilayah administratif
paling rendah setingkat Rukun Warga (RW) atau dusun dan paling tinggi
setingkat kelurahan atau desa, atau wilayah yang masyarakatnya telah
melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara
berkesenambungan.
Program Kampung Iklim adalah program yang memberikan
penguatan pelaksaan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta
kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan Proklim dan pengakuan terhadap
partisipasi aktif masyarakat yang telah melaksanakan upaya mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim yang terintegrasi.xvi
Menurut Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2012Program Kampung Iklim (Proklim)adalah
program berlingkup nasional yang dikelolaoleh Kementrian Lingkungan Hidup
dalam rangka mendorong masyarakat untukmelakukan peningkatan kapasitas
adaptasi terhadap dampak perubahan iklim danpenurunan emisi gas rumah
kaca serta memberikan penghargaan terhadap upayaupayaadaptasi dan mitigasi
perubahan iklim yang telah dilaksanakan di tingkat localsesuai dengan kondisi
wilayah.xvii
Adaptasi perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk
meningkatkankemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim,
termasuk keragamaniklim dan kejadian iklim ekstrim sehingga potensi
kerusakan akibat perubahan iklimberkurang, peluang yang ditimbulkan oleh
perubahan iklim dapat dimanfaatkan, dankonsekuensi yang timbul akibat
perubahan iklim dapat diatasi.
Mitigasi perubahan iklim adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam upayamenurunkan tingkat emisi gas rumah kaca sebagai bentuk upaya
penanggulangandampak perubahan iklim.16
B. Ruang Lingkup Proklim Dari Aspek Kesehatan Lingkungan
1. Pengendalian vektor
Organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu
hewan ke hewan lain atau manusia. arthropodamerupakan vektor
penting dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik.
Nyamuk merupakan vektor penting untuk penularan virus.
Pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk
mengurangi atau menurunkan populasi vektor dengan maksud
mencegah atau pemberantas penyakit yang ditularkan vektor atau
gangguan yang diakibatkan oleh vektor. xviii
Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam pengendalian penyakit
menular adalah dengan pengendalian vektor untuk memutuskan rantai
penularan penyakit. Faktor yang penting dalam pengendalian vektor
adalah mengetahui bionomik vektor, yaitu tempat perkembangbiakan,
tempat istirahat, serta tempat kontak vektor dan manusia
Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni
mekanik, kimiawi, dan biologis.
1. Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup atau sarang
yang disukai vektor penyakit tersebut.
Contoh nya kegiatan 3M (menutup, menguras, dan mengubur).
2. Secara kimiawi dengan menggunakan obat-obatan pembasmi
vektor penyakit tersebut.
Contoh nya pemberantasan nyamuk dengan menggunakan
insektisida (DDT), larvisida.
3. Secara biologis dengan menggunakan predator
(hewan pemangsa) vektor penyakit tersebut.
Contoh nya pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri,
cacing, dan jenis nyamuk lainnya.
4. Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut
bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian vektor
penyakit yang terbaik dan efektif
Pengendalian vektor secara mekanik dapat dilakukan dangan cara 3M :
1. Menguras
Menguras tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi
dan kolam. Sebab bisa mengurangi perkembangbiakan dari
nyamuk itu sendiri. Atau memasukan beberapa ikan kecil kedalam
bak mandi atau kolam. Sebab ikan akan memakan jentik nyamuk.
2. Menutup
Menutup tempat-tempat penampungan air. Jika setelah melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan tempat air sebaiknya anda
menutupnya agar nyamuk tidak bisa meletakan telurnya kedalam
tempat penampungan air. Sebab nyamuk demam berdarah sangat
menyukai air yang bening.
3. Mengubur
Kuburlah barang-barang yang tidak terpakai yang dapat
memungkinkan terjadinya genangan air.18
2. Upaya Sanitasi dan Air Bersih
Upaya peningkatan fasilitas sanitasi air bersih, misalnya dengan
memilikirumah yang sehat, tersedia akses air bersih dan jamban. Air
merupakan kebutuhan bagi setiap makhluk hidup, termasuk manusia. Dalam
memenuhi kebutuhan air bersih untuk rumah tangga, perlu diketahui pula apa
saja syarat-syarat air bersih. Secara umum air bersih adalah air yang
aman,sehat dan bisa dikonsumsioleh manusia.xix
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang
dapat berupa parameter wajib dan parameter tambahan. Parameter wajib
merupakan parameter yang harus diperiksa secara berkala sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan parameter tambahan
hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi geohidrologi mengindikasikan
adanya potensi pencemaran berkaitan dengan parameter tambahan.Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan kebersihan
perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan
pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum.19
Persyaratan umum air bersih ditinjau dari kondisi fisik air,
kandungan kimia serta biologis. Setidaknya air harus memenuhi syarat sebagai
berikut : secara fisik air tidak berwarna,tidak berbau dan tidak
berasa.Sedangkan secara kimia, pH air netral, tidak mengandung racun serta
logam berat berbahaya, serta memenuhi parameter seperti: BOD, COD, DO,
TS, TSS dan konduktivitas yang kesemuanya memenuhiperaturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah setempat.xx
Bersih tidaknya air dapat dilihat dari beberapaparameter berikut ini
1. Kesadahan, merupakan petunjuk seberapa kemampuan air untuk
membentukbusaapabiladicampurdengan sabun.
2. Alkalinitas yang menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir keasaman yang ada dalam air.
3. pH, sebagai parameter bagi kualitas air karena pH akan mengontrol
tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air.
4. Karbon Dioksida (CO2) dalam air, pada umumnya merupakan
hasil respirasi dari ikan dan phytoplankton.
5. Salinitasmerupakan parameter yang menunjukkan jumlah bahan
terlarut dalam air
Untuk Air Minum drinking water, air bersih bisa melalui proses
pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang harus memenuhi
persyaratan kesehatan sehingga dapat langsung diminum. Maka melihat begitu
pentingnya air bersih, ketersediaan sistem penyediaan air bersih menjadi
bagian penting yang selayaknya diprioritaskan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.19
Berbagai jaringan pipa dibutuhkan untuk dapat mengalirkan air bersih
hingga ke rumah-rumah penduduk.Karena berfungsi vital, maka bahan
pembangun jaringan yang berupa pipa dan sambungannya haruslah memiliki
kualitas yang baik.
3. Upaya Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatanyang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.18
Manfaat Perilaku Hidup Bersih (PHBS) bagi Rumah Tangga :
1. Setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak
mudah sakit
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas
3. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk
pemenuhan gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk
peningkatan pendapatan keluarga
Manfaat Perilaku Hidup Bersih(PHBS) bagi Masyarakat :
1. Manyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2. Masyarakat mampu mencegah dan menaggulangi masalah-
masalah kesehatan
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan
pemeliharaan kesehatan, tabungan ibu bersalin (tabulin), arisan
jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa, dan lain-lain
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.PHBS di
Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
Contoh PHBS salah satunya adalah tidak merokok Setiap anggota
keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik bahan
kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000
bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin,
Tar, dan Carbon Monoksida (CO).Nikotin menyebabkan ketagihan dan
merusak jantung dan aliran darah.Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru
dan kanker, CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa
oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.20
Perbedaan perokok aktif dan pasifPerokok aktifadalah orang yang
mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1
batang dalamsehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak
rutinsekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma
sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk kedalam paru-paru.xxi
Perokok pasifadalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asaprokok
orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang
yang sedang merokok.
Bahaya perokok aktif dan pasif :
1. Menyebabkan kerontokan rambut.
2. Gangguan pada mata, seperti katarak.
3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok.
4. Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.
5. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
6. Menyebabkan stoke dan serangan jantung.
7. Tulang lebih mudah patah.
8. Menyebabkan kanker kulit.
9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi.
10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan
air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata
rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari
satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak
langsung.xxii
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan
dengan tujuan:
1. Supaya tangan bersih
2. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3. 3. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
Mencuci tangan bisa mencegah penyebaran penyakit menular seperti
diare dan flu burung.Jadi wajar kalau mencuci tangan itu dijadikan sebagai
kebiasaan.Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ini merupakan satu hal penting
untuk menghalangi terjadinya infeksi.21
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan
lepas kapanpun.Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar.
1. Sebelum dan sesudah makan Untuk menghindari masuknya kuman
kedalam tubuh saat kita makan
2. Setelah buang air besar Besar kemungkinan tinja masih tertempel di
tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan
3. Setelah bermain Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang
kotor.Seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman
didalam tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya
kuman dari tanah hilang dan tidak menempel ditangan.
4. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan Bagi adik-adik mencuci
tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum
dan sesudah bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
Langkah-langkah dalam mencuci tangan :
1. Basahi tangan,letakan sabun di telapak tangan dan gosok telapak
tangan
2. Gosok kedua punggung tangan
3. Gosok sela – sela jari tangan
4. Gosok kedua buku – buku jari tangan bergantian
5. Gosok kedua ibu jari tangan bergantian
6. Gosok kedua ujung jari tangan bergantian
7. Gosok kedua pergelangan tangan bergantian, lalu keringkan pakai
lap tangan
4. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
daur ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,
lingkungan, atau estetika.Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam (resources recovery).Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan
keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.xxiii
Penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi salah satu
solusi dalam menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan mudah untuk
dilakukan di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan
sampah menjadi sumber listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).Selain itu,
penerapan 3R ini juga dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-
hari.3R terdiri dari Reuse, Reduce, dan Recycle.Reuse berarti menggunakan
kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun
fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan
sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi
barang atau produk baru yang bermanfaat.
1. Reduce
berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak
lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang
yang anda tidak “terlalu” butuhkan seperti baju baru, aksesoris
tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan.
Kurangi juga penggunaan kertas tissue dengan sapu tangan, kurangi
penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak
agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya.Contoh kegiatan reduce
sehari-hari:
a) Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
b) Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan
sampah dalam jumlah besar.
c) Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya
alat tulis yang bisa diisi ulang kembali).
d) Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.
e) Menggunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat
2. Reuse
berarti pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju-baju
bekas anda ke yatim piatu. Tapi yang paling dekat adalah memberikan
baju yang kekecilan pada adik atau saudara anda, selain itu baju-baju
bayi yang hanya beberapa bulan dipakai masih bagus dan bisa diberikan
pada saudara yang membutuhkan.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
a) Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan
beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu
tangan dari pada menggunakan tissu, menggunakan tas belanja
dari kain dari pada menggunakan kantong plastik.
b) Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus
dan ditulis kembali.
c) Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
3. Recycle
adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah mendaur ulang
sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas botol plastik air
minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas
bekas untuk menjadi kertas kembali.Daur ulang secara besar-besaran
belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Contoh kegiatan recycle sehari-
hari:
a) Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan
mudah terurai.
b) Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
c) Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
d) Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang
bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk
hidup yang ada di alam ini. Semua sampah yang berasal dari tumbuhan dan
hewanserta segala macam produk olahannya merupakan jenis sampah
organik.Jenis sampah ini dapat terurai secara alami oleh mikroba tanpa perlu
tambahan bahan kimia apapun.Dari pengertian sampah organik tersebut sudah
jelas bahwa sampah organik merupakan jenis sampah yang ramah
lingkungan.Sampah yang membusuk selain berbau juga berpotensi
menyebarkan aneka penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.Untuk
penanganan sampah organik biasanya dijadikan pupuk kompos, pakan ternak,
dan sumber energi biogas.23
Sampah anorganik adalah sampahlimbah yang dihasilkan dari
berbagai macam proses, di mana jenis sampah ini tidak dapat terurai oleh
bekteri secara alami dan pada umumnya memerlukan waktu yang sangat lama
di dalam penguraiannya.Dari pengertian sampah anorganik tersebut sudah jelas
bahwa masalah sampah terbesar yang ada di dunia ini adalah karena banyaknya
sampah anorganik. Diperlukan waktu yang sangat lama untuk penguraian
sampah ini sehingga berpotensi menumpuk, menggunung dan mengancam
kehidupan makhluk hidup di dunia.13
Manfaat pemisahan sampah organik dan anorganik:
1. Pendorong masyarakat untuk melakukan pendaur ulangan sampah
Masyarakat sekarang ini menjadi lebih kreatif dengan segala ide
pendaur ulang-an sampah yang marak belakangan ini. Sebenarnya
hal ini menjadi alasan yang paling kuat dalam pemisahan sampah.
Dalam pendaur ulang-an sampah diperlukan bahan yang bagus dan
utuh sehingga bisa di olah dengan baik.
2. Memudahkan pendaur ulangan sampah seperti yang disebutkan
diatas, sekarang ini sampah sudah banyak di daur ulang oleh
masyarakat. Dengan adanya pemisahan sampah ini, masyarakat
dapat lebih mudah mendapatkan bahan pendaur ulang-an sampah.
Mereka tidak harus memilah-milah di tumpukan sampah yang
bercampur jadi satu. Hal ini menjadi salah satu cara peng-
efisiensian dalam pemilahan sampah.
3. Pengurangan kuota sampah
Seperti yang kita tahu, sampah-sampah banyak menumpuk di
tempat pembuangan akhir. Sebenarnya kita masih bingung cara
mengurangi tumpukan sampah tersebut sementara konsumsi
masyarakat semakin meningkat. Dengan pemisahan ini secara tidak
langsung dapat membantu masalah tersebut. Sampah-sampah
organik akan lebih cepat membusuk jika dikelompokkan
sesamanya. Kalau sampah-sampah anorganik, dengan
pengelompokkan sampah yang demikian sampah menjadi lebih
bersih dan mendorong masyarakat untuk lebih bersemangat
memanfaaatkan sampah unutuk di daur ulang contohnya plastik.
Dengan begitu karna pemanfaatan sampah yang semakin banyak
dapat mengurangi penimbunan sampah di dunia.
4. Menambah pengetahuan
Dengan adanya pemisahan tersebut, secara tidak langsung itu
merupakan suatu pembelajaran baru bagi masyarakat. Banyak
masyarakat yang mungkin tidak tahu perbedaan sampah organik
dan anorganik. Dengan cara seperti itu masyarakat bisa mengetahui
perbedaan nya, alasan pemisahan sampah, dampak nya dan banyak
hal lain yang mejadi pengetahuan baru bagi mereka
C. Alur pikir
Berdasarkan tinjauan teoritis yang telah diuraikan diatas maka dapat dibuat
alur pikir sebagai berikut :
1. Aspek pengendalian Vektor a. Melaksanakan 3M (
menguras, menimbun, menutup) sarang nyamuk
2. Aspek Pengelolaan air bersih a. Sumber air bersih
3. Aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat a. Keeluarga tidak
merokok b. mencuci tangan pakai
sabun setelah melakukan aktifitas
4. Aspek Pengolahan sampah a. melakukan 3R dalam
pengolahansampah b. tempat pembuangan
sampah c. melakukan pemilahan
sampah organik dan anorganik
Usulan Program Kampung Iklim dilihat dari aspek Kesehatan Lingkungan
D. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1. Kegiatan 3M dalam pemberantasan nyamuk
3Madalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menguras bak mandi, menimbun barang-barang bekas, menutup tempat penampungan air.
Kuisioner wawancara a. Baik : Jika melakukan 3M
b.Tidak baik : Jika tidak ada melakukan kegiatan 3M
Ordinal
2. Sumber air bersih
Dalam sanitasi air bersih
Sumber air bersih yang di gunakan masyarakat ini sangat banyak diantaranya ada yang berasal dari sumur galian, PDAM, dan sungai
Kuisioner Wawancara a. Sumur Gali
b. PDAM
c. Sungai
d. Mata Air
Ordinal
3. Kebiasaan merokok
Dianjurkan sekali kepada masyakat untuk memperhatikan keluarganya agar tidak merokok, karena dengan merokok dapat mengganggu kesehatan diri sendiri dan juga bagi orang-orang disekitarnya yang terpapar dengan asap rokok.
Kuisioner Wawancara a.Baik : Jika tidak ada anggota keluarga yang merokok
b.Tidak baik : Jika ada keluarga yang merokok aktif setiap hari
Ordinal
4. Prilaku mencuci tangan pakai sabun setelah melakukan aktifitas
mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi
Kuisioner Wawancara a.baik : Jika selalu mencuci tangan pakai sabun setiap hari setelah melakukan aktifitas
b. Tidak baik : Jika tidak mencuci tangan pakai sabun setelah melakukan aktifitas
Ordinal
5. Melakukan 3R dalam pengolahansampah
Dalam melakukan pendauran sampah ada 3 langkah yaitu reduce berarti mengurangi, reuse berarti memakai kembali, dan recycle mendaur ulang
Kuisioner Wawancara a. Baik : Jika melakukan 3R
b.Tidak
baik : Jika tidak ada melakukan kegiatan 3R
Ordinal
6. Pemilahan sampah organik dan anorganik
Dalam pengolahan sampah bisa dilakukan dengan pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik itu sampah yang berasal dari makhluk didup contohnya sisa sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan, sedangkan sampah anorganik seperti sampah plastik dan kaca.
Kuisioner Wawancara a. Baik : Jika selalu memisahkan sampah Organik dan Anorganik
b. Tidak baik : jika tidak pernah melakukan pemilahan sampah Organik dan Anorganik
Ordinal
7. Pengetahuan masyarakat tentang program kampung iklim
Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang pengertian program kampung iklim dan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan dalam kegiatan program kampung iklim
Kuisioner Wawancara a.Tinggi : jika mengetahui pengertian proklim dan kegiatannya
b.Rendah : jika tidak mengetahui pengertian proklim dan kegiatannya
Ordinal
8. Sikap masyarakat
Bagaimana Sikap masyarakat tentang proklim dan bagaimana tanggapan masyarakat tentang Proklim
Kuisioner Wawancara a.Positif : jika mendukung
b. Negatif : jika tidak mendukung
Ordinal
9. Penentuan Kelayakan kampung dalam kegiatan Proglim
Penentuan Kelayakan Kelurahan Koto Luar untuk di jadikan Kampung Iklim di lihat dari aspek kesehatan lingkungan yang meliputi pengendalian vektor, sanitasi air bersih, PHBS, serta pengolahan sampah.
Kuisioner Wawancara
(di Analisis dengan menggunakan analisis SWOT)
a.Layak jika nilai positif lebih tinggi dari nilai negatif
b.Tidak layak jika nilai negatif lebih tinggi dari nilai negatif
Ordinal
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian
Jenispenelitianini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran
uji kelayakan program kampung iklim dilihat dari aspek kesehatan lingkungan
di Rw 01 kelurahan Koto Luar kecamatan Pauh kota Padang tahun 2018.
B. LokasidanWaktuPenelitian
1. LokasiPenelitian
Penelitian dilakukan di Rw 01 kelurahan Koto Luar kecamatan Pauh
Kota Padang
2. WaktuPenelitian
Penelitian ini dilaksanakan padabulanFebruari-Mei Tahun 2018.
C. Populasi dan Sampel
PopulasiPopulasi KK
Untuk populasi KK adalah semua KK yang berada berada di RW
01 di kelurahan Koto Luar Padang dengan jumlah KK 180 rumah.
1. Sampel
Sampel untuk mengetahui Kelayakan Kampung Iklim dilihat dari
aspek Kesehatan Lingkungan sebanyak 63 kk.Teknik besar sampel
ditentukan dengan mempergunakan rumus.
Rumus Pengambilan sampel :
=
=
=
= =
1,79 n + 0,96 n = 172,8
2,75 n =
n = 63 kk
Keterangan :
n = jumlah sampel
Zc = derajat kepercayaan yang diinginkan (95% = 1,96)
p = proporsi kejadian pada populasi yang sukses (dapat digunakan p = 0,5)
q = proporsi kejadian pada populasi yang gagal (1-p)
d = presisi mutlak
N = populasi
D. Cara pengumpulan data
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan penulis berupa
hasil kuisioner yang didapatkkan dengan wawancara tentang kelayakan
kampung iklim dari aspek kesehatan lingkungan di RW 01 kelurahan
Koto Luar tahun 2018.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari Dinas
Lingkungan Hidup Kota Padang mengenai lokasi yang akan diusulkan
sebagaikampung iklim tahun 2018
3. Alat Pengumpulan Data
Alat ukur (Instrument) pada penelitian ini antara lain :
Kuesioner
Untuk mengetahui kelayakan kampung iklim dilihat dari aspek
kesehatan lingkungan di RW 01 kelurahan Koto Luar
E. Pengolahan Data
Proses pengolahan data terdiri dari empat tahap :
1. Editing, yaitu melihat kembali hasil kuisioner bila ditemukan
kekurangan dan kesalahan dalam pengumpulan data, maka dapat
ditambahkan atau di perbaiki.
2. Coding, dalam penelitian ini dilakukan pengkodean, karena hasilnya
dalam bentuk kuisioner.
3. Entry, yaitu proses pemindahan data ke komputer agar didapat data yang
siap untuk dianalisis.
4. Cleaning, yaitu melakukan pembersihan data yang telah didapat untuk
mencegah kesalahan yang mungkin terjadi
F. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara:
1.Analisis Univariat yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel untuk
mengetahui Distribusi Frekuesnsi Prilaku Masyarakat dalam Pengendalian
Vektor, Sanitasi Air Bersih, PHBS, dan Pengolahan Sampah yang ada
pada kelurahan Koto Luar untuk menentukan kelayakan kampung iklim
pada aspek kesehatan lingkungan.
2. Analisis Swot, Analisis Swot digunakan untuk membandingkan antara
faktor eksternal peluang (opportunities)danancaman (threats) dengan
factor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Kemudian
perbandingan ini digunakan dalam menetukan Kelayakan Kampung Iklim
di Kelurahan Koto Luar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Kelurahan Koto Luar merupakan salah satu kelurahan yang ada di
Kecamatan Pauh Kota Padang. Batas-batas wilayah kelurahan Koto Luar :
Sebelah Utara : Kelurahan Limau Manis
Sebelah Selatan : Kelurahan Limau Manis Selatan
Sebelah Barat : Kelurahan Bandar Buat
Sebelah Timur : Kelurahan Limau manis
Berdasarkan laporan kantor Lurah Koto Luar, di dapatkan data bahwa
kelurahan Koto Luar memiliki luas wilayah 18,92 Km2 dengan jumlah penduduk
8162 jiwa, yang terdiri dari 3834 jiwa laki-laki dan 4328 perempuan. secara
Geografis, keadaan suhu rata-rata di kelurahan koto luar adalah 220-330C.
Kelurahan Koto Luar terdiri dari 6 RW, RW 01 mempunyai 5 RT
dengan jumlah KK 180, RW 02 mempunyai 6 RT dengan jumlah KK 602, RW 03
mempunyai 3 RT dengan jumlah KK 205, RW 04 mempunyai 5 RT dengan
jumlah KK 305, RW 05 mempunyai 3 RT dengan jumlah KK 465 dan RW 06
mempunyai 3 RT dengan jumlah KK 128.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk mengetahui Kelayakan Program Kampung
Iklim dilihat dari aspek Kesehatan Lingkungan dengan mengetahui distribusi
frekuensi prilaku masyarakat dalam Kegiatan 3M, Penggunaan Air Bersih,
Kebiasaan Merokok, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengolahan Sampah dengan Cara
3R, dan Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik di Kelurahan Koto Luar
Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2018.
Table 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Prilaku Masyarakat tentang Kegiatan 3M dalam Pengendalian Vektor di Kelurahan Koto Luar
Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2018
Tingkat Prilaku Frekuensi (%)
Tidak baik 50 79.4
Baik 13 20.6
Total 63 100
Tabel 4.1 menunjukan dari 63 responden diketahui bahwa yang memilik tingkat
prilaku tidak baik tentang kegiatan 3M adalah 50 responden dengan persentasi
79.4%
Table 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat PenggunaanSumber Air Bersih dalam Sanitasi Air Bersih di Kelurahan Koto Luar Kecamatan
Pauh Kota Padang Tahun 2018
Tingkat Penggunaan Sumber Air Bersih Frekuensi (%)
PDAM 34 54.0
Sumur Gali 29 46.0
Sungai 0 0
Mata Air 0 0
Total 63 100
Tabel 4.1 menunjukan dari 63 responden diketahui bahwa tingkat penggunaan
sumber air bersih yang paling banyak digunakan responden adalah PDAM 34
responden dengan persentasi 54.0%.
Table 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Prilaku Masyarakat tentang Kebiasan Merokok di Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota
Padang Tahun 2018
Tingkat prilaku Frekuensi (%)
Tidak baik 51 81.0
Baik 12 19.0
Total 63 100
Tabel 4.1 menunjukan dari 63 responden diketahui bahwa yang memilik tingkat
prilaku tidak baik tentang kebiasaan merokok adalah 51 responden dengan
persentasi 81.0%
Table 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Prilaku Masyarakat tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh
Kota Padang Tahun 2018
Tingkat prilaku Frekuensi (%)
Tidak baik 6 9.5
Baik 57 90.5
Total 63 100
Tabel 4.1 menunjukan dari 63 responden diketahui bahwa yang memilik tingkat
prilaku baik tentang Cuci Tangan Pakai Sabun adalah 57 responden dengan
persentasi 90.5%
Table 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Prilaku Masyarakat tentang Kegiatan 3R dalam Pengolahan Sampah di Kelurahan Koto Luar
Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2018
Tingkat prilaku Frekuensi (%)
Tidak baik 45 71.4
Baik 18 28.6
Total 63 100
Tabel 4.1 menunjukan dari 63 responden diketahui bahwa yang memilik tingkat
prilaku tidak baik tentang Kegiatan 3R dalam Pengolahan Sampah adalah 45
responden dengan persentasi 71.4%
Table 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Prilaku Masyarakat tentang Kegiatan Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik
dalam Pengolahan Sampah di Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2018
Tingkat prilaku Frekuensi (%)
Tidak baik 56 88.9
Baik 7 11.1
Total 63 100
Tabel 4.1 menunjukan dari 63 responden diketahui bahwa yang memilik tingkat
prilaku tidak baik tentang Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik dalam
Pengolahan Sampah adalah 56 responden dengan persentasi 88.9%
Table 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Program Kampung Iklim di Kelurahan Koto Luar
Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2018
Tingkat prilaku Frekuensi (%)
Rendah 63 100
Tinggi 0 0
Total 63 100
Tabel 4.1 menunjukan dari 63 responden diketahui bahwa yang memilik tingkat
pengetahuan Rendah tentang Program Kampung Iklim adalah 63 responden
dengan persentasi 100%
Table 4.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap Masyarakat tentang Kegiatan Program Kampung Iklim di Kelurahan Koto Luar
Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2018
Tingkat prilaku Frekuensi (%)
Negatif 0 0
Positif 63 100
Total 63 100
Tabel 4.1 menunjukan dari 63 responden diketahui bahwa yang memilik tingkat
sikap positif kegiatan Program Kampung Iklim adalah 63 responden dengan
persentasi 100%
2. Analisis Swot
Analisis Swot digunakan untuk membandingkan antara faktor internal kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weakness) dan factor eksternal peluang
(opportunities)danancaman(threats). Kemudian perbandingan ini digunakan
dalam menetukan Kelayakan Kampung Iklim di Kelurahan Koto Luar.
Cara-Cara Penentuan Faktor SWOT :
1. Susunlah dalam kolom pertama faktor-faktor Strenghts (Kekuatan), Weakness
(Kelemahan), Opportunity (Peluang), Treats (Ancaman)
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom ke dua, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan
dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. Hasil Bobot harus 100% jadi
100 dibagi dengan 4 Faktor SWOT maka di dapatkan hasil pembobotan masing-
masing tabel harus 0.25
3.Hitung rating (dalam kolom ketiga) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan
pengaruh factor kelayakan kampung iklim. Pemberian nilai rating untuk faktor
peluang bersifat positif (peluang yang sangat besar diberi rating + 4, tetapi jika
peluangnya kecil diberi rating + 1).Pemberian nilai rating ancaman adalah
kebalikannya.Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar ratingnya adalah 1.
Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit diberi rating 4
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)sampai
dengan 1,0 (poor).
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 5), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi kegiatan bersangkutan. Nilai Total skor ini dapat digunakan
untuk menentukan Kelayakan Kampung Iklim Dilihat dari Aspek Kesehatan
Lingkungan.
Tabel 4.9
Identifikasi Kekuatan(Strengths) dalam Menentukan Kelayakan Program Kampung Iklimdi Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota Padang
Tahun 2018 No Faktor-Faktor Strengths
(Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Rendahnya persentase prilaku masyarakat tentang kegiatan 3M dalam Pengendalian Vektor Adanya sikap positif masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan program kampung iklim.
0.025 2 0.05
2. Rendahnya persentase prilaku masyarakat tentang kegiatan 3M dalam Pengendalian Vektor.
0.04 4 0.16
3. Rendahnya persentase prilaku masyarakat dalam penggunaan Sanitasi Air Bersih.
0.04 3 0.12
4. Tingginya persentase masyarakat yang merokok dalam kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
0.025 2 0.05
5. Rendahnya persentase kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun di masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
0.04 1 0.04
6. Rendahnya persentase kegiatan 3R di masyarakat dalam Pengolahan Sampah.
0.04 4 0.16
7. Rendahnya persentase kegiatan pengolahan sampah organik dan anorganik di masyarakat dalam Pengolahan Sampah.
0.04 4 0.16
Jumlah 0.25 20 0.74
Tabel 4.10
Identifikasi Kelemahan (Weakness) dalam Menentukan Kelayakan Program Kampung Iklimdi Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota Padang
Tahun 2018 No Faktor-Faktor Weakness
(Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pengertian Program Kampung Iklim.
0.084 2 0.168
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kegiatan Program Kampung Iklim.
0.091 3 0.273
3. Tidak adanya inisiatif masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan contohnya sebagian besar masyarakat masih berprilaku tidak baik dalam upaya 3M, Kebiasaan Merokok, Kegiatan 3R serta pemilahan sampah organik dan anorganik dalam pengolahan sampah.
0.075 3 0.225
Jumlah 0,25 8 0.66
Tabel 4.11
Identifikasi Peluang (Opportunity) dalam Menentukan Kelayakan Program Kampung Iklimdi Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota Padang
Tahun 2018 No Faktor-Faktor
Opportunity(Peluang) Bobot Rating Skor
1. Adanya sikap positif masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan program kampung iklim.
0.025 1 0.025
2. Adanya masyarakat di Kelurahan
Koto Luar yang memanfaatkan kotoran sapi untuk di jadikan Biogas sebagai bahan bakar.
0.04 4 0.16
3. Adanya dukungan dari instansi pemerintahan yaitu Dinas Lingkungan Hidup untuk memilih kelurahan Koto Luar sebagai Usulan Kampung Iklim
0.04 4 0.16
4. Masyarakat bersedia merubah dan meningkatkan prilaku yang baik dalam pengendalian vektor agar kampungnya bisa di usulkan sebagai kampung iklim.
0.025 4 0.1
5. Masyarakat bersedia merubah dan meningkatkan prilaku yang baik dalam penggunaan sanitasi air bersih agar kampungnya bisa di usulkan sebagai kampung iklim.
0.04 3 0.12
6. Masyarakat bersedia merubah dan
meningkatkan prilaku yang baik dalam perilaku hidup bersih dan sehat agar kampungnya bisa di usulkan sebagai kampung iklim.
0.04 4 0.16
7. Masyarakat bersedia merubah dan meningkatkan prilaku yang baik dalam pengolahan sampah agar kampungnya bisa di usulkan sebagai kampung iklim
0.04 4 0.16
Jumlah 0.25 24 0.88
Tabel 4.12
Identifikasi Ancaman (Treats) dalam Menentukan Kelayakan Program Kampung Iklimdi Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota Padang
Tahun 2018 No Faktor-Faktor Treats (Ancaman) Bobot Rating Skor 1. Tidak aktif nya Kelurahan dalam
mengikut sertakan kampung nya sebagai kampung iklim.
0.054 3 0.162
2. Tidak adanya dukungan dari Kelurahan untuk mengikut sertakan kampungnya dalam kegiatan kampung iklim.
0.062 2 0.124
3. Tidak adanya penyuluhan yang di lakukan oleh instansi terkait terhadap kegiatan kampung iklim.
0.073 3 0.219
4. Sosialisasi mengenai perubahan iklim tidak efektif dilakukan kepada masyarakat
0.061 3 0.183
Jumlah 0.25 11 0.69
Tabel 4.13
No Analisis Hasil %
1. Kekuatan (Strengths) 0.74 74%
2. Kelemahan (Weakness) 0.66 66%
3. Peluang (Opportunity) 0.88 88%
4. Ancaman (Treats) 0.69 69%
Keterangan : Nilai Positif dalam Analisis SWOT yaitu :Kekuatan (Strengths) dan Peluang (Opportunity) Nilai Negatif dalam Analisis SWOT yaitu : Kelemahan (Weakness)danAncaman (Treats) Layak : Nilai Positif > Nilai Negatif
Tidak Layak : Nilai Negatif > Nilai Positif
Untuk menetukan kelayakan kampung iklim :
Nilai Positif : 0.74 + 0.88 = 1.62 Nilai Negatif : 0.66 + 0.69 = 1.35 Dari analisis diatas dapat disimpulkan : Nilai Positif > Nilai Negatif
Nilai Positif lebih besar dari nilai Negatif, ini berarti Analisis SWOT menyatakan Kelurahan Koto LuarLayak didalam Program Kampung Iklim dilihat dari aspek Kesehatan Lingkungan.
C. Pembahasan Penelitian
1. Tingkat Prilaku Masyarakat tentang Kegiatan 3M dalam Pengendalian
Vektor
Pengendalian vektor dapat di lakukan dengan menggunakan kegiatan 3M
yaitunya menguras bak mandi minimal 1x seminggu, menutup tempat
penampungan air bersih, dan mengubur barang bekas. Berdasarkan hasil yang
di dapat Tingkat Prilaku Masyarakat terhadap pengendalian Vektor di
Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2018 masih
rendah yaitu 79.4%, dibandingkan dengan penelitian Yeyen Puspita
didapatkan hasil Lebih dari separuh responden mempunyai sikap positif
tentang 3M yaitu sebesar 58,8%.
Dikelurahan Koto Luar masih banyak masyarakat yang bersikap tidak baik
dalam kegiatan 3M dalam pengendalian vektor, karena rendahnya
pengetahuan masyarakat sehingga sebagian besar dari masyarakat
mengganggap bahwasannya pengendalian vektor itu tidak penting dilakukan
dan mereka juga tidak mengetahui apakah dampak yang akan di timbulkan
jika kita melakukan pengendalian vektor dengan baik di lingkungan.
3M perlu dilakukan masyarakat dalam pengendalian vektor, karena jika
tidak melakukan kegiatan 3M akan mudah terjangkit penyakit yang akan
disebabkan oleh vektor. Jadi kegiatan program kampung iklim perlu di jalan
kan di kampung ini agar kegiatan dalam pengendalian vektor dengan cara 3M
bisa berjalan dengan baik.
2. Tingkat Prilaku Masyarakat tentang Sanitasi Air Bersih
Dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk rumah tangga, perlu
diketahui apa saja persyaratan air bersih, secara umum air bersih adalah air
yang aman, sehat dan bisa dikonsumsi oleh manusia. Berdasarkan hasil yang
diperoleh tentang Tingkat Prilaku Masyarakat terhadap Sanitasi Air Bersih di
Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2018 masih
rendah dan berbanding terbalik dengan penelitian Astuti (2007) didapatkan
perilaku responden dalam penggunaanair bersih sudah tinggi.
Di Kelurahan Koto Luar sumber air masyarakat pada umumnya yaitu
berasal dari PDAM dan Sumur Gali. Masyarakat harus lebih memperhatikan
lagi penggunaan air bersihnya karena jika masyarakat tidak mengkonsumsi air
yang tidak memenuhi persyaratan maka masyarakat akan mudah terjangkit
penyakit. Jadi kegiatan program kampung iklim perlu di jalan kan di kampung
ini agar masyarakat lebih memperhatikan lagi penggunaan air bersih. berjalan
dengan baik.
3. Tingkat Prilaku Masyarakat tentangKebiasaan Merokok
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya
sendiri dibidang kesehatan contohnya merokok. Berdasarkan hasil yang
didapatkan masih sangat tingginya angka persentase masyarakat yang
merokok di Kelurahan Koto Luar. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Marahmat (2007) menunjukan masih tingginya hasil persentase masyarakat
yang merokok
Dikelurahan Koto Luar banyak yang berprilaku tidak baik dalam kegiataan
Merokok contohnya di setiap-tiap rumah responden kita jumpai anggota
keluarga yang merokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif. Karena
sudah menjadi kebiasaan dan juga disebabkan oleh faktor lingkungan untuk
menghentikan kebiasaan merokok di lingkungan itu sangat susah. Tetapi
semua bisa diatasi dengan niat dari dalam diri sendiri dan juga faktor
pendukung dari luar seperti suport dari keluarganya sendiri.
Merokok sangat berpengaruh terhadap iklim selain terhadap iklim asap
rokok juga berpengaruh terhadap kesehatan kesehatan dan menyebabkan
peningkatan risiko serangan jantung serta masalah pernapasan, sama seperti
masalah yang dihadapi petugas pemadam kebakaran yang terpapar asap.
Jadi kegiatan program kampung iklim perlu di jalan kan di kampung ini
agar masyarakat bisa mengurangi kegiatan merokok dalam kehidupan sehari
hari.
4. Tingkat Prilaku Masyarakat tentang Cuci Tangan Pakai Sabun.
Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan bagian dari program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga. Program PHBS
dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan anggota rumah tangga agar sadar,
mau, dan mampu melakukan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Dengan
menjalankan perilakuperilaku melakukan PHBS, masyarakat berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat seperti memelihara dan meningkatkan
kesehatan,mencegah risiko terjadinya penyakit, dan melindungi diri dari
ancaman penyakit (Depkes RI, 2009). PenelitianMisnaniarti (2011) di
dapatkan sebanyak 52,7% responden memiliki pengetahuan baik, dan 56,1%
responden mempunyai sikap mendukung terhadap perilaku CTPS
Dikelurahan Koto Luar banyak yang berprilaku baik dalam kegiataan Cuci
Tangan Pakai Sabuncontohnya di setiap-tiap rumah responden kita jumpai
anggota keluarga yang sudah berprilaku baik dan melakukan kegiatan CTPS
setiap hari.Jadi kegiatan program kampung iklim perlu di jalan kan di
kampung ini agar masyarakat bisa meningkatkan lagi kegiatan CTPS dalam
kehidupan sehari hari.
5. Tingkat Prilaku Masyarakat tentang Kegiatan 3R dalam Pengolahan
Sampah
Pengolahan sampah bisa dilakukan dengan kegiatan 3R yaitu (Reuse,
Reduce, Recycle). Berdasarkan hasil yang di peroleh tentang Tingkat Prilaku
Masyarakat terhadap pengolahan sampah di Kelurahan Koto Luar Kecamatan
Pauh Kota Padang Tahun 2018 masih rendah.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Puspitawati yang mendapatkan hasil
sebanyak 63% responden yang tidak melakukan pemilahan sampah organik
dan sampah anorganik karena hasil pengetahuan masyarakat tentang
pengolahan sampah organik dan anorganik hanya 29%.
Dikelurahan Koto Luar sendiri kita melihat sikap masyarakat dalam
pengolahan sampah masih rendah, dan hanya sedikit masyrakat yang
melakukan kegiatan 3R. Jika ditanya alasan kenapa masyarakat tidak
melakukan kegiatan 3R dan pemilahan sampah organik dan anorganik adalah
karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana melakukan
kegiatan 3R tersebut dan juga rendahnya pengetahuan masyarakat dalam
membedakan sampah organik dan sampah anorganik.
Jadi kegiatan program kampung iklim perlu di jalan kan di kampung ini
agar masyarakat bisa melakukan kegiatan pengolahan sampah dengan cara 3R
6. Tingkat Prilaku Masyarakat tentang Kegiatan Pemilahan sampah Organik
dan Anorganik dalam Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah bisa dilakukan dengan kegiatan Pemilahan Sampah
Organik dan Sampah Anorganik Berdasarkan hasil yang di peroleh tentang
Tingkat Prilaku Masyarakat terhadap pengolahan sampah di Kelurahan Koto
Luar Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2018 masih rendah.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Puspitawati yang mendapatkan hasil
sebanyak 63% responden yang tidak melakukan pemilahan sampah organik
dan sampah anorganik karena hasil pengetahuan masyarakat tentang
pengolahan sampah organik dan anorganik hanya 29%.
Dikelurahan Koto Luar sendiri kita melihat sikap masyarakat dalam
pengolahan sampah masih rendah, dan hanya sedikit masyrakat yang
melakukan pemilhan sampah. Jika ditanya alasan kenapa masyarakat tidak
melakukan kegiatan pemilahan sampah organik dan anorganik adalah karena
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana melakukan kegiatan
pemilahan sampah organik dan anorganik.
Jadi kegiatan program kampung iklim perlu di jalan kan di kampung ini
agar masyarakat bisa melakukan kegiatan pengolahan sampah dengan cara
pemilahan sampah organik dan anorganik.
7. Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Program Kampung Iklim
Berdasarkan hasil yang didapat tentang Tingkat Pengetahuan Masyarakat
terhadap Program Kampung Iklimdidapatkan sebanyak 63 responden yang
memiliki pengetahuan rendah dan 0 responden yang memiliki pengetahuan
tinggi tentang program kampung iklim.
Dengan hasil yang didapat tersebut kita mengetahui kenapa Kota Padang
selama ini tidak pernah mengikut sertakan kampungnya untuk tertlibat dalam
kegiatan kampung iklim dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat itu
sendiri terhadap program kampung iklim.
Seharusnya dari instansi terkait terlebih dahulu melakukan penyuluhan
tentang program kampung iklim kepada masyarakat. Agar masyarakat tahu
dan juga lebih memahami apa itu program kampung iklim dan apa saja
kegiatannya, sehingga dengan adanya pengetahuan masyarakat tentang
program kampung iklim tersebut akan menumbuhkan semangatnya untuk ikut
terlibat dalam kegiatan program kampung iklim di Kota Padang.
8. Tingkat Sikap Masyarakat tentang Kegiatan Program Kampung Iklim
Berdasarkan hasil yang didapat tentang Tingkat Sikap Masyarakat
terhadap Kegiatan Program Kampung Iklimdidapatkan sebanyak 63 responden
yang memiliki sikap positif dan 0 responden yang memiliki sikap negatif
terhadap kegiatan program kampung iklim.
Dengan sudah mengetahuinya apa itu program kampung iklim dan apa
saja kegiatannya masyarakat dikelurahan Koto Luar ingin ikut berperan aktif
dalam kegiatan program kampung iklim tersebut, bahkan masyarakat juga
ingin merubah kebiasaannya yang tidak baik dalam pengendalian vektor agar
kampungnya ikut dalam kegiatan kampung iklim dan juga pastinya dengan
melakukan pengendalian vektor dengan baik masyarakat akan terbebas dari
penyakit yang disebabkan oleh vektor dan penyakit berbasis lingkungan
lainnya.
9. DariAnalisis Swot di dapatkan bahwa hasil Nilai Positif lebih besar dari
nilai Negatif karena rendahnya angka persentase masyarakat dalam
pengendalian vektor, sanitasi air bersih, perilaku hidup bersih dan sehat serta
pengolahan sampah untuk itu kampung ini layak di jadikan program kampung
iklim, dengan adanya kampung iklim di Kelurahan Koto Luar ini kita
berharap supaya masyarakat lebih baik lagi prilakunya dalam upaya
pengendalian vektor, sanitasi air bersih, perilaku hidup bersih dan sehat serta
pengelolaan sampah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Koto Luar
Kecamatan Pauh Kota Padang dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebagian besar responden bersikap tidak baik dalam Kegiatan 3M
terhadap pengendalian vektor dengan persetase 79.4%sebanyak 50
responden yang memiliki prilaku tidak baik dan 13 responden yang
memiliki prilaku baik dalam Kegiatan 3M terhadap pengendalian
vector
2. Sebagian besar responden bersikap tidak baik dalam Kebiasaan
Merokok dengan persetase 81.0%sebanyak 51 responden yang
memiliki prilaku tidak baik dan 12 responden yang memiliki prilaku
baik dalam Kebiasaan Merokok.
3. Sebagian besar responden bersikap baik dalam kegiatan CTPS dengan
persentase 90.5%sebanyak 57 responden yang memiliki prilaku baik
dan 6 responden yang memiliki prilaku tidak baik dalam kegiatan
CTPS .
4. Sebagian besar responden bersikap tidak baik dalam kegiatan 3R
dengan persetase 71.4%sebanyak 45 responden yang memiliki prilaku
tidak baik dan 18 responden yang memiliki prilaku baik dalam
Kegiatan 3R dalam Pengolahan Sampah.
5. Sebagian besar responden bersikap tidak baik dalam kegiatan
Pemilahan Sampah dengan persetase 88.9%sebanyak 56 responden
yang memiliki prilaku tidak baik dan 7 responden yang memiliki
prilaku baik dalam Kegiatan Pemilahan Sampah Organik dan
Anorganik dalam Pengolahan Sampah.
6. Diketahui semua responden memiliki pengetahuan rendah tentang
program kampung iklim dengan persetase 100%sebanyak 63
responden yang memiliki pengetahuan rendah dan 0 responden yang
memiliki pengetahuan tinggi tentang program kampung iklim.
7. DariAnalisis Swot di dapatkan bahwa hasil Nilai Positif (kekuatan +
peluang) = 1.62 dan Nilai Negatif (kelemahan + ancaman) = 1.35 Nilai
Positif lebih besar dari nilai negatif sehingga kesimpulannya
Kelurahan Koto Luar layak di jadikan Program Kampung Iklim dilihat
dari Aspek Kesehatan Lingkungan.
B. Saran
1. Instansi pemerintahan dan Pelayanan Kesehatan
a. Agar lebih menggerakkan masyarakat untuk ikut berperanserta dalam
kegiatan program kampung iklim.
b. Agar lebih melakukan penyuluhahan kepada masyarakat tentang
pengertian serta kegiatan dalam program kampung iklim
2. Masyarakat
a. Sebaiknya masyarakat di Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota
Padang harus lebih menggiatkan kegiatan 3M dalam pengendalian
Vektor di lingkungan masyarakatnya.
b. Sebaiknya masyarakat di Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota
Padang harus lebih memperhatian penggunaan Sanitasi Air bersihnya.
c. Sebaiknya masyarakat di Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota
Padang harus lebih menggiatkan kegiatan Kebiasaan Merokok dan
CTPS dalam Perilaku Hidup Bersih dan sehat di lingkungan
masyarakatnya.
d. Sebaiknya masyarakat di Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota
Padang harus lebih menggiatkan kegiatan 3R dan Pemilahan Sampah
Organik dan Anorganik dalam Pengolahan Sampah di lingkungan
masyarakatnya.
Daftar Pustaka
1. Dinas Lingkungan Hidup ( CITRA APRO AMOR,S.Si ) [diakses tanggal 17 Desember 2017]tersediadari URL: http://webcache.googleusercontent.com
2. Arif Sulfiantono Shut MSc MSI. Koordinator Asosiasi Ahli Perubahan
Iklim dan Kehutanan Indonesia Provinsi DIYJawa dan Fungsional PEH TNGM. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Jumat 22 September 2017.[diakses tanggal 2 Januari 2018] tersedia dari URL : http://krjogja.com/web/news/read/44536/M3K
3. Yuda Pratama. 2012 Upaya Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim.[ di
akeses tanggal 17 Desember 2017 ] tersedia dari URL : proklim.menlh.go.id/files/Kegiatan-ProKlim.pdf
4. Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2012. Tentang Program Kampung Iklim (Proklim).
5. Siaran pres Kementrian Lingkungan Hidup [ diakses tanggal 2 januari
2018 ] dengan nomor surat : SP. 170/HUMAS/PP/HMS.3/08/2017
6. Jurnal Kurniadi. Laporan Verifikasi Proklim di kampung Kiarasanding
Desa Pulosari pada tahun 2013
7. Suryo.2013. Ruang Lingkup Proklim[ diakses tanggal 2 januari 2018 ]
8. Dina Dwi Nuryani. Pengendalian Vektor. September 2013 [ diakses
tanggal 2 januari 2018 ] tersedia dari URL : http://dinadwinuryani.blogspot.com/2013/09/pengendalian-vektor.html.
9. Nunun Nurhajati. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat
Desa Samir Dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat. Tahun 2015.[diakses tanggal 3 januari 2018] Tersedia dari URL : http://download.portalgaruda.org/article.php?article=419095&val=8953&
10. Kompasiana.3R((Reduce, Reuse, Recycle)Tahun 2013.[diakses tanggal 3
januari 2018] Tersedia dari URL :https://www.kompasiana.com/annisa.tekkimits/3r-reduce-reuse-recycle
11. Jurnal Marisa Yeyen.hubungan antara sikap tentang 3M dengan keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti tahun 2016
12. JurnalViski Ris Ainun Marahmat. Perilaku merokok remaja pasca
paparan slogan dan gambar peringatan bahaya merokok. Tahun 2013
13. Jurnal Yuni Puspitawati.Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dengan Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Kelurahan Larangan Kota Cirebon tahun 2012
14. Wikipedia.[diakses tanggal 6 januari 2018] tersedia dari URL :
httpwikipedia.org/wiki/Koto_Luar,_Pauh,_Padang.
15. Sricbd.Pengertian Kampung.tahun 2012[diakses tanggal 8 Januari 2018]
tersedia dari URL : https://www.scribd.com/document/336903948/Pengertian-kampung.
16. BLH Kabupaten Sleman. Program Kampung Iklim. Tahun 2013. [diakses
tanggal 6 januari 2018 ] tersedia dari URL : http://sleman.unimus.ac.id/program-kampung-iklim/
17. Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2012Program Kampung Iklim (Proklim)
18. Jurnal Hari Ismanto. Pengendalian vektor dengan pengubahan lingkungan. Tahun 2006.[ diakses tanggal 10 Januari 2018]Tersedia dari URL : http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/blb/article/view/2376.
19. Dra. Nunun Nurhajati,M.Si. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Masyarakat Desa Samir Dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat [ diakses tanggal 17 desember 2017 ] tersedia dari URL : portalgaruda.org/article.
20. Ela khoiriyah. Study deskriptif nilai tekanan darah pada penderita
hipertensi perokok aktif tahun 2013. Tersedia dari URL :https://josindonesia.blogspot.com/2018/01/studi-deskriptif-nilai-tekanan-darah.html.
21. Raynald manuel. Perbedaan merokok aktif dan pasif[diakses tanggal 7]
tersedia dari URL : http://reynaldmanuels.blogspot.com/2013/08/perbedaan-perokok-aktif-dan-perokok.html.
22. Intan Silviana Mustikawati. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Studi Kualitatif pada Ibu-Ibu di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara . Tahun 2011. Tersedia dari URL :http://journal.uhamka.ac.id/index.php/arkesmas/article/view/514/26
LAMPIRAN B
Daftar Nama Lokasi Usulan Proklim di Sumatera Barat pada tahun 2013
No.
Nama Lokasi Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi
1. Korong Sungai Puar
Nagari Tanjung Mutus
Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
2. Korong Simpang
Nagari Ketaping
Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
3. Korong Ringan-Ringan
Nagari Pakandangan
Enam Lingkung
Kabupaten Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
4. Korong Binuang
Nagari Ulakan Ulakan Tapakis
Kabupaten Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
5.
Jorong Pincuran Tujuh Bangun Rejo
Lubuk Gadang Selatan
Sangir Kabupaten Solok Selatan
SUMATERA BARAT
6. Nagari Sungai Buluh
Nagari Sungai Buluh
Batang Anai Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
7. Nagari Tandikek Utara
Nagari Tandikek Utara
Patamuan Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
8. Nagari Sunur Nagari Sunur Nan Sabaris Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
9. Aie Tajun Aie Tajun Lubuk Alung Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
10. Lubuk Alung Lubuk Alung Lubuk Alung Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
11. Sicincin Sicincin 2x11 Enam Lingkung
Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
12. Nagari Koto Dalam
Nagari Koto Dalam
Padang Sago Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
13. Nagari Limau Purut
Nagari Limau Purut
V Koto Timur
Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
14. Nagari Gunung Padang Alai
Nagari Gunung Padang Alai
V Koto Timur
Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
15. Nagari Kuranji Hilir
Nagari Kuranji Hilir
Sungai Limau
Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
16. Koto Baru Koto Baru Padang Sago Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
17. Kudu Ganting
Kudu Ganting V Koto Timur
Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
18. Korong Sei Jilatang
Nagari Campago
Koto Kampung Dalam
Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
19.
Korong Limahindu, Nagari Batu Kalang
Korong Limahindu, Nagari Batu Kalang
Padang Sago Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
20. Korong Kandang Ampek
Korong Kandang Ampek
Kayu Tanam Padang pariaman
SUMATERA BARAT
21. Korong Guguak
Nagari Lurah Ampalu
VII Koto Sungai Sarik
Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
22. Korong Toboh Marunggai
Nagari Sikucur V Koto Kampung Dalam
Padang Pariaman
SUMATERA BARAT
23. Nagari Sarik Alahan Tigo
Nagari Sarik Alahan Tigo
Hiliran Gumanti
Solok SUMATERA BARAT
24. Jorong Simancung
Jorong Simancung
Pauh Duo Solok Selatan
SUMATERA BARAT
DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM Kementerian Lingkungan Hidup RI email: [email protected]
LAMPIRAN C
ANALISIS MENGGUNAKAN SPSS
1.Tingkat prilaku masyarakat dalam pengendalian vektor.
PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN VEKTOR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1 50 79.4 79.4 79.4
2 13 20.6 20.6 100.0
Total 63 100.0 100.0
2.Tingkat prilaku masyarakat dalam penggunaan sanitasi air bersih.
PRILAKU MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AIR BERSIH
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1 40 63.5 63.5 63.5
2 23 36.5 36.5 100.0
Total 63 100.0 100.0
3.Tingkat prilaku masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat.
PERILAKU MASYARAKAT DALAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1 38 60.3 60.3 60.3
2 25 39.7 39.7 100.0
Total 63 100.0 100.0
4.Tingkat prilaku masyarakat dalam pengolahan sampah.
TINGKAT PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1 41 65.1 65.1 65.1
2 22 34.9 34.9 100.0
Total 63 100.0 100.0
5.Tingkat pengetahuan masyarakat tentang program kampung iklim.
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROKLIM
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1 63 100.0 100.0 100.0
6..Tingkat sikap masyarakat tentang kegiatan program kampung iklim.
\TINGKAT SIKAP MASYARAKAT TENTANG KEGIATAN PROKLIM
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1 63 100.0 100.0 100.0
LAMPIRAN D
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN DI KELURAHAN KOTO
LUAR KECAMATAN PAUH KOTA PADANG TAHUN 2018
Wawancara kuesioner dengan salah satu Wawancara kuesioner dengan salah satu Responden Responden
Wawancara kuesioner dengan salah satu Wawancara kuesioner dengan sala satu Responden Responden
Wawancara kuesioner dengan salah satu Gamabar Sumber Air Bersih salah satu Responden Responden
Wawancara kuesioner dengan Bentuk Pengolahan Biogas di RT01 bapak RT 01
Foto bersama dengan pegawai Kelurahan Koto Luar Kecamatan Pauh Kota
Padang