Download - Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
1/27
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Berat Badan Lahir
a.
Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan
yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000
gram (Saifuddin, 2002). Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir.
b. Klasifikasi Berat Badan Lahir
Klasifikasi bayi menurut masa gestasi dan umur kehamilan
adalah bayi kurang bulan, bayi cukup bulan dan bayi lebih bulan.
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam jangka waktu 1
jam pertama setelah lahir. Klasifikasi menurut berat lahir adalah
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir < 2500 gram, bayi
berat lahir normal dengan berat lahir 2500-4000 gram dan bayi berat
lahir lebih dengan berat badan > 4000 gram (Sylviati, 2008).
Klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi dalam 3
kelompok yaitu bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan
adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
2/27
9
42 minggu (259 -293 hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi dengan
masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (Sylviati, 2008). Dari
pengertian di atas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2
golongan, yaitu:
1) Bayi kurang bulan ( Prematur Murni )
Bayi yang dilahirkan dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu, dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan
untuk masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai masa kehamilan.
2)
Bayi kecil masa kehamilan (KMK)
Bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari
presentil 10 kurva pertumbuhan janin. Sedangkan bayi dengan
berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat
rendah (BBLSR).
Bayi berat lahir rendah merupakan masalah penting dalam
pengelolaannya karena mempunyai kecenderungan ke arah
peningkatan terjadinya infeksi, kesukaran mengatur nafas tubuh
sehingga mudah untuk menderita hipotermia. Selain itu bayi dengan
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) mudah terserang komplikasi
tertentu seperti ikterus, hipoglikemia yang dapat menyebabkan
kematian. Kelompok bayi berat lahir rendah yang dapat di istilahkan
dengan kelompok resiko tinggi, karena pada bayi berat lahir rendah
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
3/27
10
menunjukan angka kematian dan kesehatan yang lebih tinggi dengan
berat bayi lahir cukup.
WHO memperkirakan bahwa prevalensi BBLR dinegara
maju sebesar 3-7% dan di negara berkembang berkisar antara 13-
38%. Untuk Indonesia belum ada angka pesat secara keseluruhan,
hanya perkiraan WHO pada tahun 1990 adalah 14% dari seluruh
koheren hidup (Moehji, 2003)
Di negara berkembang, tingginya resiko BBLR
dikarenakan oleh beberepa faktor yaitu (Moehji, 2003) :
1)
Usia perkawinan yang terlalu muda
Ibu muda, baik secara fisiologis sebenarnya belum layak
menjadi ibu, karena usia yang masih muda yaitu kurang dari 18
tahun.
2) Kehamilan beruntun dengan jarak yang pendek
Ibu-ibu di daerah pedesaan di negara berkembang sering hamil
kembali sebelum anaknya berumur 12 bulan. Gizi ibu yang
belum pulih sudah harus menanggung beban untuk
membesarkan janin dalam kandungannya.
3) Lingkungan hidup yang tidak hygienis sehingga ibu mudah
sekali menderita penyakit infeksi yang akan memperburuk
keadaan gizinya.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
4/27
11
4)
Beban kerja fisik yang berat
Para ibu itu pada masa hamil sering harus membantu suami
mereka bekerja di sawah atau kebun.
c. Faktor yang mempengaruhi berat badan lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai
faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam
kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir
adalah sebagai berikut :
1)
Faktor lingkungan internal
Yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar
hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan
penyakit pada saat kehamilan.
2)
Faktor lingkungan eksternal
Yaitu meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat
sosial ekonomi ibu hamil.
3) Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care(ANC).
Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi
berat bayi lahir antara lain adalah sebagai berikut.
1) Usia ibu hamil
Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir.
Kehamilan dibawah umur 16 tahun merupakan kehamilan
berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
5/27
12
kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih
muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi
fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya
belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut
belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan
sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu
hamil, maka akan terjadi bahaya bayi lahir kurang bulan,
perdarahan dan bayi lahir ringan (Poedji Rochjati, 2003).
Meski kehamilan dibawah umur sangat beresiko tetapi
kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan karena
sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul
penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, organ
kandungan sudah menua dan jalan lahir telah kaku. Kesulitan
dan bahaya yang akan terjadi pada kehamilan diatas usia 35
tahun ini adalah preeklamsia, ketuban pecah dini, perdarahan,
persalinan tidak lancar dan berat bayi lahir rendah (Poedji
Rochjati, 2003).
2)
Jarak kehamilan/kelahiran
Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi
keluarga berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah
2 tahun atau lebih, karena jarak kelahiran yang pendek akan
menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan
kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
6/27
13
3)
Paritas
Paritas dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak
yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu atau
wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang
sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan
kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang
darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi
sungsang atau melintang.
4)
Kadar hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi
berat bayi yang dilahirkan. Menurut Sarwono (2007, p.448),
seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar
hemoglobinnya dibawah 12 gr/dl. Data Depkes RI (2008)
diketahui bahwa 24,5% ibu hamil menderita anemia. Anemia
pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat
lahir rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat
persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan
bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes
RI, 2008). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah
nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada
fungsi plasenta terhadap janin.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
7/27
14
5)
Status gizi ibu hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil
dapan mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung
(Pudjiaji, 2003). Selain itu hamil menentukan berat bayi yang
dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting
dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara
untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antopometri yang
paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil
dan ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama kehamilan.Lingkar
Lengan Atas (LLA) adalah antropometri yang dapat
menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk
mengetahui resiko Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi
kurang. Ibu yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA)
di bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR (Depkes RI,
2008).
6) Pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan
mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan,
sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang
terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat
sampai saat persalinan.
Menurut Sarwono (2007) pemeriksaan kehamilan
dilakukan setelah terlambat haid sekurang-kurangnya 1 bulan,
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
8/27
15
dan setelah kehamilan harus dilakukan pemeriksaan secara
berkala, yaitu :
a) Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu
b) Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 36 minggu
c) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan
36 minggu sampai masa melahirkan.
Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus
memeriksakan diri apabila terdapat keluhan lain yang merupakan
kelainan yang ditemukan.
7)
Penyakit kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi
berat bayi lahir diantaranya adalah Diabetes melitus (DM), cacar
air, dan penyakit infeksi TORCH(Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus dan Herpes). Penyakit DM adalah suatu
penyakit dimana badan tidak sanggup menggunakan gula
sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah pankreas tidak
cukup memproduksi insulin/tidak dapat menggunakan insulin
yang ada. Bahaya yang timbul akibat DM diantaranya adalah
bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran, persalinan prematur,
bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir (kematian perinatal)
karena bayi yang dilahirkan terlalu besar lebih dari 4000 gram
dan kelainan bawaan pada bayi (Poedji Rochjati, 2003).
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
9/27
16
Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit
infeksi yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus danHerpes.
Keempat jenis penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu
dapat menganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang
dikandung tersebut mungkin akan terkena katarak mata, tuli,
Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung,
paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak
normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak,
radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya (Sarwono,
2007).
Faktor faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak
langsung/ eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)
Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan
lingkungan serta ketinggian tempat tinggal.
2) Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu hamil.
Adapun cara untuk mengetahui tafsiran berat badan janin dapat
diketahui dengan menggunakan rumus, yaitu:
TBJ : TFU (cm)-11 x (155) jika kepala janin sudah masuk PAP
TBJ : TFU (cm)-12 x (155) jika kepala janin belum masuk PAP
Keterangan : TBJ: Tafsiran berat janin
TFU: Tinggi fundus uteri dalam centimeter
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
10/27
17
2. Status Gizi
a.
Pengertian
Status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara
status gizi buruk, baik dan lebih (Almatsier, 2001).
Status gizi adalah ekspresi dalam keadaan seimbang dalam
bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrient dalam bentuk
variabel tertentu (Supariasa, 2001).
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil
Tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita hamil adalah untuk
mencapai status gizi yang optimal sehingga ibu menjalani kehamilan
yang aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang
baik. Bayi yang akan dilahirkan dan perjalanan penyakit pada ibu
hamil perlu mendapat perhatian yang lebih. Sehingga untuk
mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan maka diperlukan
status diit dan nutrisi pada ibu hamil. Apabila di dalam masa awal
kehamilan terjadi malnutrisi maka akan sangat mempengaruhi
perkembangan dan kapasitas embrio untuk mempertahankan
hidupnya, dan nutrisi yang buruk pada masa kehamilan lanjut akan
mempengaruhi pertumbuhan janin (Atikah dan Siti, 2009, p.36).
Berat bayi baru lahir ditentukan oleh (disamping faktor
genetis) status gizi janin. Status gizi janin ditentukan oleh status gizi
ibu waktu melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula oleh status
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
11/27
18
gizi ibu pada waktu konsepsi. Status gizi ibu pada waktu konsepsi
dipengaruhi oleh keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil,
keadaan kesehatan dan gizi ibu, jarak kelahiran jika yang dikandung
bukan anak pertama, paritas dan usia kehamilan pertama. Status gizi
ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan
kesehatan dan status gizi waktu konsepsi, juga berdasarkan keadaan
sosial dan ekonomi pada waktu hamil, derajat pekerjaan fisik, asupan
pangan dan pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi (Arisman,
2004, p.8).
Menurut Atikah dan Siti (2009, pp.51-52) ada banyak faktor
yang mempengaruhi keperluan gizi pada ibu hamil diantaranya yaitu :
1) Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya
lebih memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain.
Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian
yaang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam
mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan
perkembangan.
2) Status ekonomi
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan
makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seorang dengan
ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
12/27
19
gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya
pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau.
3) Pengetahuan zat gizi dalam makanan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan
berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan berpengetahuan gizi
yang baik, kemungkinan ia akan memberikan gizi yang cukup
bagi bayinya.
4)
Status kesehatan
Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat
berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam
keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang
berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus
tetap ingat, bahwa gizi yang ia dapat akan dipakai untuk dua
kehidupan yaitu bayi dan dirinya sendiri.
5) Aktifitas
Aktifitas dan gerakan sesorang berbeda-beda. Seorang
dengan gerak yang aktif memerlukan energi yang lebih besar
daripada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas
memerlukan energi, maka semakin banyak aktifitas yang
dilakukan, semakin banyak pula energi yang dibutuhkan.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
13/27
20
6)
Suhu lingkungan
Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37
derajat celcius umum untuk metabolisme yang optimum.
Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan, maka
mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi
kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian
panasnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh, makin besar
perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka akan semakin
besar pula panas yang dilepaskan.
7)
Berat badan
Berat badan seorang ibu yang sedang hamil akan
menentukan zat makanan yang diberikan agar kehamilannya
dapat berjalan dengan lancar.
8) Umur
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang
sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang
diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak
karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang dikandung.
Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga
karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk
bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang
cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
14/27
21
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi janin
menurut Atikah dan Siti (2004, pp.53-54), yaitu :
1) Genetik
Seorang anak yang memiliki ibu yang mempunyai genetik
dengan struktur lemak yang lebih besar maka anak juga akan
memiliki genetik yang sama. Sehingga tidak heran apabilaada
orang tua yang gemuk maka keturunannya juga gemuk. Hal ini
berbeda sekali dengan anak yang memiliki orang tua dengan
berat badan yang normal atau kurus. Fakta ini akan memberikan
pemikiran bahwa kebutuhan gizi janin pada masing-masing
janin itu berbeda.
2) Nutrisi
Komponen nutrisi yang terkandung dalam makanan sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin. Pertumbuhan sel dalam
menyusun bagian organ janin sangat tergantung ketersediaan zat
nutrisi pembangun yang dikonsumsi ibu selama hamil.
Seandainya ketersediaan zat terganggu, maka peluang timbulnya
kelainan organ sangat mungkin terjadi.
3) Gaya hidup ibu
Gaya hidup ibu yang selalu merasa lapar akan
mengakibatkan kebutuhan kalorinya bisa melebihi normal.
Apabila kebutuhan gizi sudah berlebihan seperti ini, maka tidak
bisa dipungkiri apabila makanan dan gizi yang diperlukan lebih
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
15/27
22
besar terutama jika ibu tersebut dalam kondisi mengandung
maka dapat menjadi 2x lipat dari kondisi biasanya.
4) Kondisi kesehatan ibu
Seorang ibu yang sedang sakit, keinginan untuk makan dan
minum otomatis akan berkurang. Kondisi ini akan dimengerti
oleh janinnya yang akan berakibat pada penurunan kondisi
janin. Hal ini tidak lain karena makanan, darah, nafas dan semua
yang dimiliki oleh ibu tersambung dengan janinnya.
5)
Lingkungan
Lingkungan di luar ibu dengan keanekaragaman bahan
makanan yang berbeda akan mempengaruhi kebutuhan gizi
janinnnya juga. Apabila dilihat dari jenis makanan dilingkungan
yang ada di Amerika, Jepang dan negara maju lainnya yang
biasanya lebih suka dengan makanan yang mentah tentunya
gizinya akan berbeda dengan negara berkembang seperti di
Indonesia yang kaya akan bahan makanan nabati.
Namun dari semua itu yang tidak boleh terlupakan adalah
pemenuhan gizi selama hamil seperti konsumsi karbohidrat,
protein nabati dan hewani, lemak, mineral, vitamin dan cairan.
Semua zat gizi tersebut digunakan untuk perkembangan janin 3
bulan pertama.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
16/27
23
c.
Kebutuhan gizi ibu hamil
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan selama
kehamilan, yaitu kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk
setiap individu dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan
status gizi sebelumnya, kekurangan asupan pada salah satu zat akan
mengakibatkan kebutuhan nutrisi yang tidak konstan selama hamil.
Berikut ini adalah kebutuhan gizi yang diperlukan ibu selama masa
kehamilan :
1)
Kebutuhan energi
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan
kalori sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolik basal
dan penambahan berat badan yang akan meningkatkan
penggunaan kalori selama aktifitas. Selain itu juga selama hamil,
ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, dan cadangan
lemak. Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori normal.
Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu 27.000-
80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Berdasarkan rekomendasi yang
dilakukan oleh NRC (National Research Council) pemberian
tambahan energi untuk 200 Kkal/hari bagi wanita berumur 25-50
tahun dengan 300 Kkal bagi ibu yang sedang hamil. Sumber
energi bisa didapat dengan mengkonsumsi beras, jagung, gandum,
kentang, ubi jalar, ubi kayu dan sagu.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
17/27
24
2)
Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Karbohidrat
merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan
selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama
dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber
kalori utama. Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat
kompleks seperti roti, serealia, nasi dan pasta. Selain mengandung
vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga meningkatkan
asupan serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah
terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir
(haemoroid).
3) Protein dan asam amino
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan janin, protein memegang peranan penting. Peran
protein selama proses kehamilan diantaranya yaitu selain untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin juga untuk pembentukan
plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal
seperti pertumbuhan mamae ibu dan jaringan uterus, dan
penambahan volume darah. Kebutuhan akan protein selama
kehamilan tergantung usia kehamilan. Protein tersebut dibutuhkan
untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan janin.
Sumber protein bisa didapat melalui protein hewani dan nabati.
Protein hewani meliputi daging, ikan, unggas, telur dan kerang.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
18/27
25
Bahan protein nabati adalah kacang-kacangan seperti tahu, tempe,
oncom dan selai kacang.
4) Lemak
Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi
dan serta perkembangan sistem syaraf janin. Lemak merupakan
sumber tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan dan
plasenta. Karena itu ibu hamil dianjurkan makan makanan yang
mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang
dikonsumsi sehari. Bila hal ini sudah dilakukan, maka sebenarnya
sudah dapat memenuhi kebutuhan lemak tubuhnya.
5) Vitamin
Vitamin yang larut dalam lemak
a)
Vitamin A
Vitamin A berfungsi untuk membantu proses
pertumbuhan sel dan jaringan tulang, mata, rambut, kulit,
organ dalam dan fungsi rahim. Sumber provitamin A atau
karoten adalah wortel , labu kuning, bayam, kangkung dan
buah-buahan berwarna kemerah-merahan.
b) Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan
dengan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin.
Gangguan ini berupa hipokalsemia pada dan tetani pada bayi
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
19/27
26
baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan osteomalasia
pada ibu (Arisman, 2004, p.19)
c) Vitamin E
Vitamin E mulai diakumulasikan oleh fetus pada
akhir minggu ke 8-10 usia gestasi, ketika terjadi peningkatan
akumulasi lemak. Untuk tetap menjaga pertumbuhan dan
perkembangan fetus yang baik diperlukan RDA vitamin E
yaitu sebanyak 2 mg/hari.
d)
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan untuk mencegah terjadinya
pendarahan agar proses pembekuan darah berlangsung
normal.
Vitamin yang larut dalam air
a) Vitamin C
Asupan vitamin c dapat mencegah anemia, berperan
dalam pembentukan kolagen intraseluler dan proses
penyembuhan luka. Selain itu untuk membangun kekuatan
plasenta meningkatkan daya tahan tubuh tehadap infeksi dan
stress, serta membantu penyerapan zat besi. Sumber vitamin
C adalah buah dan sayuran segar antara lain jeruk, kiwi,
pepaya, tomat.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
20/27
27
b)
Vitamin B6
Vitamin B6 dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu
mengatasi mual dan muntah.
c) Asam Folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang
kebutuhannya selama hamil berlipat dua. Kekurangan asam
folat yang parah mengakibatkan anemia megaloblastik atau
megalositik karena peran asam folat dalam metabolisme
normal makanan menjadi energi, pematangan sel darah
merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel dan pembentukan
heme. Kekurangan asam folat berkaitan dengan berat badan
lahir rendah, ablasio plasenta dan neural tube defect
(Arisman, 2004, p.17).
Asam folat merupakan kelompok vitamin paling
utama dalam kehamilan karena dapat mencegah cacat tabung
syaraf (neural tube defect) seperti spina bifida dan
anencephaly. Ibu hamil hamil harus meningkatkan asupan
folat 0,4-0,5 mg per hari. Asam folat penting untuk
perkembangan tulang, jaringan tisu dan darah (Atikah dan
Siti, 2009, p.43).
Jenis makanan yang mengandung asam folat antara
lain ragi, hati, brokoli, sayuran berdaun hijau seperti bayam,
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
21/27
28
asparagus dan kacang-kacangan. Sumber lain ialah ikan,
daging, jeruk dan telur (Arisman, 2004, p.18)
6) Yodium
Menurut Arisman (2004, p.20) kekurangan yodium selama
hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme, yang
selanjutnya berkembang menjadi kretinisme karena peran hormon
tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati
posisi strategis. Anjuran asupan per hari untuk wanita hamil dan
menyusui 200 g, dalam bentuk garam beryodium.
7)
Kalsium
Kalsium mengandung mineral yang penting untuk
pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki serta punggung.
Kalsium diperlukan untuk pembentukan tulang dan bakal gigi
janin yang dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu. Ibu
membutuhkan kalsium 2 kali lipat lebih besar sebelum hamil
yaitu sekitar 900 mg. Sumber kalsium antara lain adalah susu dan
produk susu yang lainnya seperti keju, yogurt.
d.
Pengaruh status gizi pada kehamilan
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan
menimbulkan masalah, baik pada ibu, janin dan terhadap proses
persalinan. Berikut ini adalah pengaruh status gizi terhadap
kehamilan menurut Zulhaida Lubis (2003) :
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
22/27
29
1)
Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
2) Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3) Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan
berat badan lahir rendah (BBLR).
e.
Cara penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi merupakan suatu interpretasi dari
sebuah pengetahuan yang berasal dari study informasi makanan
(dietary), biokimia, antropometri, dan klinik. Kecukupan zat gizi
selama hamil baru dapat dipantau melalui parameter keadaan
kesehatan ibu dan berat lahir janin. Meskipun baku penilaian status
gizi wanita yang tidak hamil tidak dapat diaplikasikan pada wanita
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
23/27
30
hamil perubahan fisiologis selama hamil dapat digunakan sebagai
petunjuk. Penilaian status gizi wanita hamil dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1) Pola pertambahan berat badan
Berat badan sebelum hamil dan perubahan berat badan
selama kehamilan berlangsung merupakan parameter klinik
yang penting untuk memprediksikan berat badan lahir rendah
bayi. Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat
mempengaruhi massa pertumbuhan janin dalam kandungan.
Pada ibu-ibu hamil yang status gizi jelek sebelum hamil maka
kenaikan berat badan pada saat hamil akan berpengaruh
terhadap berat bayi lahir ( Lubis, 2007).
Adanya kehamilan maka akan terjadi penambahan berat
badan yaitu sekitar 12,5 kg. Kenaikan tersebut meliputi
kenaikan komponen janin yaitu pertumbuhan janin, plasenta dan
cairan amnion. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus
bertujuan memantau pertumbuhan janin (Atikah dan Siti, 2009,
p.48).Peningkatan berat badan selama kehamilan dapat dilihat
pada tabel berikut.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
24/27
31
Peningkatan berat badan selama kehamilan
IMT (kg/m2) Total kenaikan berat
badan yang disarankan
Selama Trimester
II dan III
Kurus (IMT30) 0,2 kg/minggu
Bayi kembar 15-20,4 kg 0,7 kg/minggu
Tabel 2. 1 Peningkatan berat badan selama kehamilan
Sumber: Atikah dan Sri tahun 2009
2) Pengukuran lingkar lengan atas (LLA)
Pengukurann LILA adalah suatu cara untuk mengetahui
risiko kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur
(WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.
Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat
mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Ambang Batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita
tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan
melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai
risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak (Supriasa, dkk, 2001, pp.48-51).
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
25/27
32
f.
Menu seimbang untuk wanita hamil dan janin
Berikut ini adalah contoh menu makanan yang dianjurkan
bagi wanita hamil :
1) Makan pagi : nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/daging 1
potong sedang (40 gram), tempe 2 potong sedang (50 gram),
sayur 1 mangkok dan buah 1 potong sedang. Makan selingan :
susu 1 gelas dan buah potong sedang.
2)
Makan siang : nasi 3 porsi (300 gram) dengan lauk, sayur dan
buah sama dengan pagi. Makan selingan : susu 1 gelas dan
buah 1 potong sedang
3) Makan malam : nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur
dan buah sama dengan paagi atau siang. Selingan susu 1 gelas.
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
26/27
33
B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan dapat digunakan
kerangka teori sebagai berikut :
Sumber : Modifikasi Arisman (2004), Atikah dan Siti (2009)
Keterangan :
Huruf bercetak tebal : Diteliti
Faktor yang mempengaruhi status gizi
ibu hamil :
a. Aktifitas
b. Kebiasaan dan pandangan
terhadap makanan
c.
Pengetahuan ibu
d. Status sosial ekonomi
e. Status kesehatan ibu
f. Status Gizi Ibu
g. Umur
h. Paritas
i. Jarak kehamilan
j.
Suhu Lingkungan
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan
gizi janin, yaitu :
a. Genetik
b. Nutrisi
c. Gaya hidup ibu
d. Kondisi Kesehatan ibu
e. Lingkungan
Berat Badan
Bayi Lahir
-
7/24/2019 Jtptunimus Gdl Riskaarmil 5869 2 Babii
27/27
34
C. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
D. Hipotesis
Adapun hipotesis penelitian ini adalah :
Ha : Ada hubungan tentang status gizi ibu dengan berat badan bayi
lahir
Status gizi ibu
hamil
Berat badan bayi
lahir