Download - Journal Lacto GG
Lactobacillus GG in the Prevention of Nosocomial Gastrointestinal and Respiratory Tract Infection
(Lactobacillus GG untuk Pencegahan Infeksi Nosokomial Saluran Cerna dan Infeksi Saluran Pernapasan)
Iva Hojsak, Slaven Abdovic, Hania Szajewska, Milan Milosevic, Zeljko Krznaric and Sanja KolacekDipresentasikan oleh:FITRIA S.W J 500 060 042SLAMET WIDODO J 500 060 039
Judul Asli: Lactobacillus GG in the Prevention of Nosocomial Gastrointestinal and Respiratory Tract Infection
Tim Peneliti: Iva Hojsak, Slaven Abdovic, Hania Szajewska, Milan Milosevic, Zeljko Krznaric and Sanja Kolacek
Tahun Terbit Penelitian: Dipublikasikan secara online tanggal 19 April 2010
Sumber Jurnal: Official Journal of The American Academy of Pediatrics, 2010
3
ABSTRAKLATAR
BELAKANG
METODE
Kejadian infeksi nosokomial, terutama pada pencernaan dan pernafasan, pada anak-anak di negara maju tinggi, mulai dari 5% hingga 44%. Tidak ada strategi yang efektif untuk mencegah infeksi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki peran GG Lactobacillus (LGG) dalam mencegah pencernaan nosokomial dan infeksi saluran pernapasan di rumah sakit anak.Peneliti meneliti secara acak, double-blind, placebo controlled trial dari 742 anak yang dirawat di rumah sakit. Mereka secara acak dialokasikan menerima untuk mereka yg rawat inap LGG dengan dosis 109 colony forming unit dalam 100ml produk susu fermentasi (kelompok LGG,n 376) atau plasebo yang merupakan produk susu fermentasi yang sama post pasteurized tanpa LGG (plasebo kelompok, n 366).
4
ABSTRAKHASIL
KESIMPULAN
Pada kelompok LGG, dibandingkan dengan kelompok plasebo, peneliti menemukan risiko berkurang secara signifikan untuk infeksi saluran pencernaan (RR: 0,40 [95% CI: 0.25-0,70]; NNT: 15 [95% CI: 9-34)], infeksi saluran pernapasan (RR: 0,38 [95% CI: 0.18-0,85]; NNT:30 [CI 95%: 16-159]), episode muntah (RR: 0,5 [95% CI: 0.3-0,9]), episode diare (RR: 0,24 [95% CI: 0.10-0,50]), episode infeksi saluran pencernaan yang berlangsung >2 hari (RR: 0,40 [CI 95%: 0.25-0,70]), dan episode Infeksi saluran pernapasan yang berlangsung >3 hari (RR: 0,4 [95% CI: 0.2-0,9]). Kelompok ini tidak berbeda dalam durasi rawat inap/Administratif LGG dapat direkomendasikan sebagai ukuran yang valid untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial pencernaan dan Infeksi saluran pernapasan di bangsal anak.
5
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
• Infeksi Nosokomial didefinisikan sebagai suatu infeksi yang didapat selama menjalani rawat inap ataupun setelah selesai berobat di RS, infeksi ini biasanya terjadi >48 jam setelah masuk.• Kejadian infeksi nosokomial pada anak-anak di negara maju berkisar antara 5 – 44%, infeksi yang paling dominan adalah infeksi saluran cerna dan saluran pernapasan.• Salah satu strategi pencegahan infeksi nosokomial yg potensial adalah penggunaan probiotik.
PENDAHULUAN
6
B. TUJUAN PENELITIAN
• Mengevaluasi peran Lactobacillus GG (LGG) dalam pencegahan infeksi nosokomial saluran cerna dan infeksi saluran pernapasan di RS anak.
PENDAHULUAN
7
A. KRITERIA INKLUSI• Usia >12 bulan dan dirawat di bagian anak (Children’s Hospital Zagreb, Zagreb, Croatia) dari bulan November 2007 – Mei 2008.
METODE PENELITIAN
B. KRITERIA EKSKLUSI• Pasien yang masuk RS dengan infeksi saluran cerna dan infeksi saluran pernapasan.• Immunodefisiensi• Alergi susu sapi• Neoplasma • Penyakit parah yang kronis• Telah menerima probiotik / produk prebiotik sebelum pendaftaran (7 hari sebelum rawat inap)• Yang tidak suka susuproduk susu berfermentasi
8
• Desain penelitian : prospective, randomized, double-blind, placebo controlled trial. • Bahan yang diuji : probiotik Lactobacillus rhamnosus strain GG diberikan dalam 100 ml susu sapi berfermentasi dengan dosis 109 unit pembentuk koloni• Plasebo : Produk susu sapi berfermentasi yg sama (100ml) yg tlh dipasteurisasi tanpa LGG• Antara produk LGG dan plasebo dikemas dalam botol yang diberi identitas, dengan warna, berat, bau dan rasa yang sama.
METODE PENELITIAN
9
OUTCOME PRIMER :1. Infeksi saluran cerna, yang didefinisikan sebagai diare ≥ 3 kali BAB cair dalam waktu 24 jam dengan atau tanpa muntah.2. Infeksi saluran napas, termasuk infeksi saluran pernapasan atas (rhinitis, pharyngitis, sinusitis, otitis, dan common cold) dan bawah (pneumonia, bronchitis, dan bronchiolitis).OUTCOME SEKUNDER :1. Banyaknya episode muntah2. Banyaknya episode diare3. Banyaknya infeksi saluran cerna yang terjadi >2 hari4. Banyaknya infeksi saluran napas yang terjadi > 3 hari5. Durasi rawat inap di RS
METODE PENELITIAN
10
Pasien dikelompokkan pada salah satu kelompok perlakuan (eksperimen atau control)
Pasien di acak dengan menggunakan komputer
Dibawah pengawasan residen anak, mereka menerima produk LGG atau plasebo 1 kali/hari pada pagi hari dari saat masuk hingga keluar Selama menjalani tes, pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi produk lain yang berisi probiotik atau prebiotik
7 hari setelah rawat inap, semua pasien dihubungi untuk ditetapkan apakah terjadi perkembangan infeksi yang terjadi pada masa inkubasi saat selesai
Orang tua dari pasien yang terdaftar menulis informed consentMETODE JALANNYA PENELITIAN
11
Para peneliti pada jurnal ini mengasumsikan perbedaan antara kelompok kontrol dan eksperimen sekitar 15%, dengan parameter α = 0,05, β = 0,20 (kekuatan = 0,90) dan subyek kontrol per kasus = 1. Asumsi perbedaan antara kelompok kontrol dan eksperimen adalah 15% dengan parameter α = 0,05, β = 0,20 (kekuatan = 0,90) dan subyek kontrol per
kasus = 1 Jumlah sampel minimum 484 (242 kelompok kontrol, 242 kelompok eksperimen).
JUMLAH SAMPEL PENELITIAN
ANALISIS STATISTIK
12
ANALISIS STATISTIK1. Analisis deskriptif utk menjelaskan karakteristik dasar menurut usia, jenis kelamin, durasi intervensi dan gejala penyakit.2. Kolmogorov Smirnov utk menganalisis distribusi data yang normal3. X2 (chi-square) utk mengestimasi perbedaan distribusi variabel kualitatif4. Parametric t test / nonparametric Mann-Whitney test utk menganalisis distribusi data perbedaan variabel kuantitatif5. Regresi Logistik Biner utk menentukan prediksi kesignifikan infeksi saluran pencernaan dan infeksi pernapasan.
13
ANALISIS STATISTIK Semua tes statistik adalah 2-tailed test, dengan tingkat signifikan 5%, dianalisis dengan program statistik sofware SPSS 15.1
Untuk perhitungan RR, 95% CI dan NNT menggunakan Program StatsDirect 2.5.6 Perbedaan antara kedua kelompok penelitian dikatakan bermakna apabila p < 0,05 atau ketika 95% CI untuk RR (Relative Risk) tidak melampaui angka 1. Analisis bersifat intention to treat , dimana semua subyek dalam penelitian dianalisis menurut intervensi yang mereka dapatkan.
14
2203 pasien rawat inap yg memenuhi syaratTereksklusi (n=1461)• Kriteria ekslusi saat pertemuan (n=1389)• Pasienditolak (n=72) Diacak (n=742)
Diberikan produk LGG (n=376) Diberikan produk plasebo (n=366)Menghentikan intervensi (n=16)• Tidak mau minum produk lagi (n=15)• Tidak suka rasa dari produk (n=1)
Menghentikan intervensi (n=12)• Tidak mau minum produk lagi (n=10)• Tidak suka rasa dari produk (n=2)
Analisis (n=376) Analisis (n=366)
HASIL PENELITIAN
15
HASIL PENELITIAN
Variable Kelompok LGG (n=376) Kelompok plasebo (n=366) ρ
Usia , rata-rata ± SD, tahunJenis kelamin wanita, n (%)Gangguan saluran cerna noninfeksi, n (%)bGangguan genetik, n (%)b Gangguan jantung, n (%)b Gangguan saluran kemih, n (%) b Gangguan neurologi, n (%) b Gangguan pulmoner dan sistem imun noninfeksi, n (%) b Intoksikasi, n (%) b
9,9 ± 5,1185 (49,2)60 (16,0)34 (9,0)36 (9,6)21 (5,6)125 (33,2)73 (19,4)27 (7,2)
10,6 ± 5,0162 (44,3)49 (13,4)44 (12,0)29 (7,9)21 (5,7)132 (36,1)70 (19,1)21 (5,7)
0,1870,0870,3700,2090,4900,9200,5670,9910,495
Tabel 1. Karakteristik Dasar dan Perbedaan antara Kelompok Penelitian: X2 test
b alasan untuk rawat inap di RS
16
HASIL PENELITIAN
Variable Kelompok LGG (n=376)n (%)Kelompok plasebo (n=366)n (%) RR (95% CI) NNT (95% CI)
Infeksi saluran pencernaan aInfeksi saluran pernapasan a
19 (5,1)8 (2,1) 44 (12,0)20 (5,5)0,40 (0,25–0,70)0,38 (0,18–0,85)
15 (9–34)30 (16–159)
Tabel 2. Ukuran Hasil Primer dan Perbedaan antara Kelompok Penelitian: X2 test
a banyaknya pasien dengan infeksi nosokomialPada kelompok LGG, dibandingkan dengan kelompok plasebo, ditemukan risiko berkurang secara signifikan untuk infeksi saluran pencernaan (RR: 0,40[95% confidence interval (CI): 0.25-0,70]; NNT: 15 [95% CI: 9-34)], dan infeksi saluran pernapasan (RR: 0,38 [95% CI: 0.18-0,85]; NNT: 30 [CI95%:16-159])
17
HASIL PENELITIAN
Variable Kelompok LGG (n=376)n (%)Kelompok plasebo (n=366)n (%) RR (95% CI) NNT (95% CI)
Episode muntah, n (%)Episode diare, n (%)Durasi infeksi saluran cerna > 2 hari, n (%) aDurasi infeksi saluran pernapasan > 3 hari, n (%)aDurasi intervensi RS, median b
17 (4,5)7 (1,9)19 (5,1)8 (2,1)5 (3-7)
33 (9,0)28 (7,7)45 (12,3)
19 (5,2)4 (4-6)
0,50 (0,30-0,90)0,24 (0,10-0,50)0,40 (0,25-0,70)0,40 (0,20-0,90)
----
23 (13-110)18 (11-35)14 (9-31)
33 (17-257)----
Tabel 3. Ukuran Hasil Sekunder & Perbedaan antara Kelompok Penelitian: X2 test
a Jumlah infeksi dalam 2 sampai 3 harib Analisis perbedaan dengan Mann-Whitney U test
18
Dari data tabel 3 didapatkan pada kelompok LGG, dibandingkan dengan kelompok plasebo, ditemukan risiko berkurang secara signifikan untuk terjadinya episode muntah (RR: 0,5[95% CI: 0.3-0,9]), episode diare (RR: 0,24 [95% CI: 0.10-0,50]), episode infeksi saluran pencernaan yang berlangsung >2 hari (RR: 0,40 [CI 95%: 0.25-0,70]), dan episode infeksi saluran pernapasan yang berlangsung >3 hari (RR: 0,4 [95% CI: 0.2-0,9]). Namun pada kelompok ini tidak didapatkan perbedaan dalam lama durasi rawat inap.
HASIL PENELITIAN
Prediksi RR (95% CI)Kelompok plaseboDurasi intervensi RSJenis kelamin perempuanUsia muda2,89 (1,63-5,15)1,09 (1,04-1,15)1,32 (0,77-2,25)1,04 (0,95-1,08)
Tabel 4. Prediksi Infeksi Saluran Pencernaan, Binary Logistic Regression
19
HasilInfeksi saluran pencernaan yang didapatkan pada kelompok plasebo 2,89 kali lebih tinggi daripada kelompok LGG, dan resiko ini meningkatkan durasi lama rawat inap di RS
Gambar 2. Cox proportional-hazard regression model untuk infeksi saluran pencernaan. Kemungkinan hidup tanpa infeksi saluran cerna dalam hubungannya dengan durasi rawat inap (hari) untuk kedua kelompok
20
Hasil Infeksi saluran pernapasan yang didapatkan pada kelompok plasebo 3,17 kali lebih tinggi daripada kelompok LGG, dan ditingkatkan dengan perpanjangan lama rawat inap di RS, usia muda, dan jenis kelamin perempuan.
Gambar 3.Cox proportional-hazard regression model untuk infeksi saluran pernapasan. Kemungkinan hidup tanpa infeksi saluran napas (%) dalam hubungannya dengan durasi rawat inap (hari) untuk kedua kelompok.
21
DISKUSI PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan LGG secara signifikan mengurangi resiko untuk berkembang menjadi infeksi nosokomial saluran pencernaan dan saluran pernapasan pada anak yang rawat inap di RS.
Keefektifan probiotik dalam pencegahan infeksi nosokomial diare pada pasien anak telah diselidiki pada beberapa penelitian. Penggunaan LGG pada bangsal anak sukses mencegah infeksi saluran pernapasan yang didapatkan saat di RS. Kebanyakan infeksi terletak pada saluran pernapasan atas dan infeksi yang disebabkan karena virus.
22
DISKUSI PEMBAHASAN Mekanisme yang bertanggungjawab untuk keefektifan peran probiotik, peneliti telah mendokumentasikan efek langsung antimikrobial dan peningkatan fungsi barrier mukosa dan aktivitas immunomodulating sebagai hasil efek probiotik baik pada imunitas bawaan maupun didapat, tetapi tidak ada mekanisme yang membuktikan pada infeksi saluran pernapasan atas.
Baik pada in vivo dan in vitro peneliti telah menunjukkan pengaktifan macrofag, peningkatan aktivitas sel NK, peningkatan angka IgA, IgM, dan IgG secreting cell dalam sirkulasi, dan meningkatkan konsentrasi fecal IgA menyediakan efek keuntungan pada keseimbangan proinflamasi dan anti-inflamasi pengeluaran sitokin.
23
DISKUSI PEMBAHASAN
Kelemahan penelitian ini adalah balita (infants) yang terutama cenderung berkembang menjadi infeksi nosokomial berat tidak dapat direkrut karena produk yang diuji pada penelitian ini memasukkan 100 ml susu sapi yang difermentasikan secara utuh.
24
KESIMPULAN
Dengan mempertimbangkan kekurangan signifikan dalam banyaknya infeksi nosokomial saluran pencernaan dan saluran pernapasan yang didapatkan pada penelitian ini dengan memasukkan LGG pada produk susu berfermentasi, perlakuan dengan LGG dapat direkomendasikan sebagai ukuran yang valid untuk pencegahan infeksi yang didapatkan dari RS pada bangsal anak. Kami menyarankan adanya penelitian anak-anak di masa depan dengan usia yang lebih muda dari 12 bulan.