“Buku adalah sebaik-baik teman duduk
sepanjang masa.”
~ Al-Mutanabbi ~
PEDOMAN PENULISAN
ARTIKEL, MAKALAH, PROPOSAL, TESIS,
DAN DISERTASI PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM TAHUN AKADEMIK 2019/2020
iv | Pascasarjana UIN Mataram
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
NOMOR 420 TAHUN 2019
TENTANG
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL, MAKALAH, PROPOSAL, TESIS,
DAN DISERTASI PASCASARJANA UIN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan pelayanan
penyelenggaraan pendidikan tinggi secara baik, diperlukan Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi Pascasarjana UIN
Mataram Tahun Akademik 2019/2020; dan b. Bahwa penetapan Pedoman Penulisan Artikel,
Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi Pascasarjana
UIN Mataram Tahun Akademik 2019/2020 dimaksud pada butir a. perlu ditetapkan dengan Keputusan
Rektor. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan; 4. Keputusan Menteri Agama RI Nomor E/KEP/19/1999
tentang Pola Pembinaan Mahasiswa PTAI; 5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan
Tinggi; 6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Hasil Belajar Mahasiswa; 7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
054/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi;
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | v
8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 178/U/2001
tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi; 9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian, dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana di Perguruan Tinggi;
10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 004/U/2002 tentang Akreditasi Program Studi pada Perguruan Tinggi;
11. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi; 12. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 394 Tahun 2003
Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama;
13. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 387 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
14. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 27 Tahun 2017 tentang Statuta Universitas Islam Negeri Mataram;
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Mataram;
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
7142 Tahun 2017 tentang Pencegahan Plagiarism di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam; dan
17. Keputusan Rektor UIN Mataram tentang Pengangkatan
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan; Dekan Fakultas Syariah; Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama; Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi; Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam; dan Direktur Pascasarjana UIN Mataram Periode
2017-2021. Memperhatikan : Workshop Penguatan Bimbingan Tesis dan Disertasi, 9
Maret 2019.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UIN MATARAM TENTANG PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL, MAKALAH,
PROPOSAL, TESIS, DAN DISERTASI PASCASARJANA UIN MATARAM TAHUN AKADEMIK 2019/2020.
vi | Pascasarjana UIN Mataram
Pertama : Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan
Disertasi Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik 2019/2020 sebagaimana naskah terlampir merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Kedua : Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan
Disertasi Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik
2019/2020 dimaksud diktum pertama berlaku bagi semua mahasiswa Pascasarjana dalam semua angkatan.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Mataram Pada Tanggal : 18 April 2019
a.n. Rektor
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | vii
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
NOMOR 188 TAHUN 2019
TENTANG
TIM PENYUSUN BUKU PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL,
MAKALAH, PROPOSAL, TESIS, DAN DISERTASI
PASCASARJANA UIN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
Menimbang : a. Bahwa untuk tersusunnya buku Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik
2019/2020 diperlukan tim penyusun; dan b. Bahwa penetapan tim penyusun buku Pedoman
Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan
Disertasi Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik 2019/2020 dimaksud pada butir a. perlu ditetapkan dengan Keputusan Rektor.
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan; 4. Keputusan Menteri Agama RI Nomor E/KEP/19/1999
tentang Pola Pembinaan Mahasiswa PTAI;
5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan
Tinggi; 6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Hasil Belajar Mahasiswa; 7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
054/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi;
viii | Pascasarjana UIN Mataram
8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 178/U/2001
tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi; 9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian, dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana di Perguruan Tinggi;
10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 004/U/2002 tentang Akreditasi Program Studi pada Perguruan Tinggi;
11. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi; 12. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 394 Tahun 2003
Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama;
13. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 387 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
14. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 27 Tahun 2017 tentang Statuta Universitas Islam Negeri Mataram;
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Mataram;
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
7142 Tahun 2017 tentang Pencegahan Plagiarism di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam;
17. Keputusan Rektor UIN Mataram tentang Pengangkatan
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan; Dekan Fakultas Syariah; Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama; Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi; Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam; dan Direktur Pascasarjana UIN Mataram Periode
2017-2021; dan 18. Keputusan Rektor UIN Mataram Nomor 11 Tahun
2018 tentang Pengangkatan Pejabat Pembuat
Komitmen di Lingkungan Universitas Islam Negeri Mataram Tahun Anggaran 2018.
Memperhatikan : Rapat Pimpinan Pascasarjana UIN Mataram, 1 Maret 2019.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UIN MATARAM TENTANG
TIM PENYUSUN BUKU PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL, MAKALAH, PROPOSAL, TESIS, DAN
DISERTASI PASCASARJANA UIN MATARAM TAHUN AKADEMIK 2019/2020.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | ix
Pertama : Menetapkan mereka yang namanya tercantum dalam lampiran keputusan ini sebagai tim penyusun buku
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik 2019/2020.
Kedua : Segala biaya yang dikeluarkan dibebankan kepada dana DIPA UIN Mataram Tahun Anggaran 2019; dan
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan segala sesuatu akan diubah dan dibetulkan kembali sebagaimana mestinya apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
Ditetapkan di : Mataram Pada Tanggal : 4 Maret 2019
a.n. Rektor
x | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran Keputusan Rektor UIN Mataram
Nomor : 188 Tahun 2019 Tanggal : 4 Maret 2019
Tentang : Penetapan Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi Pascasarjana UIN Mataram Tahun Akademik 2019/2020
TIM PENYUSUN BUKU PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL,
MAKALAH, PROPOSAL, TESIS, DAN DISERTASI
PASCASARJANA UIN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Pengarah : Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. (Rektor)
Penanggung Jawab : Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. (Wakil Rektor I)
: Prof. Dr. Suprapto, M.Ag. (Direktur Pascasarjana)
Ketua : Dr. H. Adi Fadli, M.Ag.
Sekretaris : Dr. Muhsinin, M.A.
Anggota :
1. Dr. Fathurrahman Muhtar, M.Ag.
2. Dr. Hj. Teti Indrawati P., M.Hum.
3. Dr. Mohamad Iwan Fitriani, M.Pd.
4. Dr. H. Muslihun, M.Ag.
5. Dr. H. Moh. Fakhri, M.Pd.
6. Dr. H. Dedy Wahyudin, M.A.
7. Dr. H. Lalu Muchsin Effendi, M.A.
Editor : Drs. Moh. Asyiq Amrulloh, M.Ag.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | xi
KATA PENGANTAR
Bismilla>h} al-rah}ma>n al-rah}i>m
Al-h}amd lilla>h wa-al-shukr lilla>h, Pedoman Penulisan Artikel,
Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi Pascasarjana UIN Mataram
Tahun Akademik 2019/2020 ini dapat diselesaikan. Buku pedoman ini
diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa, dosen pembimbing,
dosen penguji, kaprodi, pengelola, dan semua pihak yang terkait
dalam memahami dan menggunakan prosedur penyusunan artikel,
makalah, proposal, pembimbingan, pengajuan ujian, pelaksanaan
ujian, ataupun penilaian. Dengan demikian, proses penyelenggaraan
pendidikan di Pascasarjana UIN Mataram dapat berjalan dengan
efektif dan efisien, serta dihasilkan artikel, makalah, proposal, tesis,
dan disertasi yang memenuhi standar kualitas karya tulis ilmiah.
Sesuai dengan namanya, buku pedoman ini mengatur hal-hal yang
bersifat substantif dan teknis, dengan kemungkinan pengembangan
dan penyesuaian lebih lanjut, sejalan dengan keragaman topik,
pendekatan, proses, dan jenis penelitian. Berbagai kekurangan yang
ada dalam penulisan pedoman ini merupakan bahan yang akan
dijadikan perbaikan untuk menyusun panduan berikutnya yang lebih
baik. Akhirnya, kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan
demi kesempurnaan buku panduan ini di masa mendatang.
Mataram, April 2019
Direktur,
ttd.
Prof. Dr. Suprapto, M.Ag.
NIP 197207202000031002
xii | Pascasarjana UIN Mataram
DAFTAR ISI
Keputusan Rektor UIN Mataram _ iv
Kata Pengantar _ xi
Daftar Isi _ xii
BAB I PENDAHULUAN _ 1
A. Latar Belakang _ 1
B. Batasan Istilah _ 2
C. Fungsi dan Tujuan _ 4
BAB II KETENTUAN TEKNIS ADMINISTRASIF DAN
AKADEMIS _ 5
A. Tahapan Proses Penyusunan Tesis/Disertasi _ 5
B. Persyaratan Administrasi _ 9
C. Persyaratan Akademik _ 11
D. Larangan Plagiarisme _ 13
E. Kewajiban Melampirkan Lembar Hasil Pengecekan
Plagiarisme _ 14
F. Susunan, Tugas, dan Wewenang
Pembimbing/Promotor, Tim Penguji Tesis dan
Disertasi _ 14
G. Penilaian Ujian Komprehensif, Tesis, dan Disertasi _
17
H. Penyelesaian Administrasi _ 19
I. Publikasi Karya Ilmiah _ 20
J. Kode Etik dan Sanksi _ 21
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | xiii
BAB III SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL DAN
TESIS/DISERTASI _ 23
A. Bagian Awal _ 24
B. Bagian Isi _ 25
C. Bagian Akhir _ 48
D. Penjelasan Istilah _ 48
BAB IV METODE PENELITIAN _ 61
A. Penelitian Kualitatif _ 61
B. Penelitian Kuantitatif _ 63
C. Penelitian Pengembangan _ 66
D. Penelitian Pustaka _ 67
E. Penelitian Naskah _ 68
BAB V FORMAT PENULISAN ARTIKEL _ 71
BAB VI PENULISAN MAKALAH DAN PEMBUKUAN _ 75
BAB VII TEKNIS PENULISAN _ 77
A. Bahan dan Ukuran _ 77
B. Margin _ 77
C. Jenis Huruf dan Format Penulisan _ 78
D. Penulisan Paragraf, Kutipan, dan Terjemahan _ 79
E. Penomoran _ 82
BAB VIII CATATAN KAKI _ 85
BAB IX TRANSLITERASI _ 109
BAB X LAMPIRAN _ 125
BAB XI PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA
_ 157
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Mau tesis/disertasi Anda cepat selesai. Ini beberapa
tipsnya:
1. temukan research interest sejak awal;
2. ajukan proposal dan bimbingan sejak semester 2;
3. sering datang dan diskusi dengan dosen dan teman
sejawat di kampus;
4. sering akses dan baca sumber-sumber terbaru,
termasuk dari jurnal ilmiah yang open access;
5. manfaatkan tugas pembuatan makalah kelas untuk
memperkaya bab-bab tesis/disertasi Anda; dan
6. tinggalkan sementara kesibukan yang tidak ada
hubungan langsung dengan perkuliahan.
Tetap Semangat!
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu persyaratan penyelesaian studi, tesis atau
disertasi merupakan mata kuliah wajib lulus bagi semua
mahasiswa pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri Mataram
(UIN Mataram). Penyusunan tesis atau disertasi dilakukan secara
mandiri oleh mahasiswa di bawah bimbingan dosen pembimbing.
Tesis atau disertasi harus berkualitas dan pelaksanaannya harus
efektif dan efisien sehingga diperlukan pedoman penyusunannya
sebagai acuan bagi mahasiswa, pembimbing, penguji, pengelola,
dan pihak-pihak lain yang terkait. Pedoman ini diharapkan dapat
menyamakan pemahaman tentang kriteria penelitian yang baik dan
prosedur yang baku untuk memperlancar dan mempemudah
mahasiswa dalam menyusun tesis atau disertasi.
Selain tesis dan disertasi, karya ilmiah yang sering ditulis oleh
mahasiswa selama menempuh pendidikan adalah makalah dan
artikel. Tesis atau disertasi yang sudah dijadikan artikel wajib
dipublikasikan sebagai salah satu syarat kelulusan di Program
2 | Pascasarjana UIN Mataram
Magister dan Doktor Pascasarjana UIN Mataram. Makalah atau
artikel yang dipublikasikan merupakan suatu sarana yang efektif
untuk mempublikasikan hasil penelitian untuk masyarakat luas.
B. Batasan Istilah
1. Artikel adalah sebutan khusus untuk makalah yang sudah
mengalami variasi dan adaptasi tertentu yang dipublikasikan
dalam suatu jurnal ilmiah atau penerbitan khusus lain tanpa
meninggalkan prinsip dari struktur, format, sistematika, dan isi
makalah ilmiah.
2. Makalah adalah karya ilmiah yang dibuat berdasarkan
pengamatan dan atau penelitian tentang sesuatu hal yang
biasanya untuk dipresentasikan pada suatu seminar, sidang,
atau diskusi, baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini,
makalah mempunyai ciri:
a. diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan
pelaksanaan kegiatan lapangan;
b. ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan
permasalahan dalam suatu mata kuliah;
c. memperlihatkan kemampuan mahasiswa tentang
permasalahan teoretis yang dikaji atau dalam menerapkan
suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan
dengan perkuliahan;
d. memperlihatkan kemampuan para mahasiswa dalam
memahami isi dari sumber-sumber yang digunakan;
e. menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam merangkai
berbagai sumber informasi sebagai satu kesatuan sintesis
yang utuh; dan
f. terdiri atas tiga bagian pokok (awal, inti, dan akhir).
3. Proposal yang dimaksud dalam buku ini adalah proposal tesis
atau disertasi.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 3
4. Tesis adalah mata kuliah wajib lulus bagi mahasiswa Program
Magister Pascasarjana UIN Mataram sebagai salah satu
persyaratan penyelesaian studi untuk memperoleh gelar
magister. Sebagai tugas akhir, tesis harus memenuhi
persyaratan:
a. dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah di bawah
bimbingan dosen;
b. mempunyai nilai manfaat tinggi untuk pengembangan teori
dan praktik dalam bidang pendidikan dan/atau
nonkependidikan dengan dukungan fakta empirik;
c. bersifat inovatif, mengembangkan pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni di bidang pendidikan atau nonkependidikan
atau praktik profesionalnya; dan
d. menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir
dan berkarya untuk memecahkan permasalahan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang
pendidikan dan nonkependidikan melalui pendekatan
interdisipliner atau multidisipliner.
5. Disertasi adalah salah satu mata kuliah wajib lulus bagi
mahasiswa Program Doktor Pascasarjana UIN Mataram
sebagai salah satu persyaratan penyelesaian studi untuk
memperoleh gelar doktor. Sebagai tugas akhir, disertasi harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah di bawah
bimbingan promotor;
b. menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir dan
berkarya ilmiah yang bersifat kreatif, orisinal, dan teruji;
c. mempunyai nilai manfaat tinggi untuk pengembangan
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dalam bidang
pendidikan dan nonkependidikan, dengan dukungan fakta
empirik;
4 | Pascasarjana UIN Mataram
d. mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
baru dalam bidang keilmuannya atau praktik
profesionalnya melalui riset sehingga dihasilkan karya
kreatif, original, dan teruji; dan
e. memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui
pendekatan interdisipliner, multidisipliner, dan
transdisipliner.
C. Fungsi dan Tujuan
1. Fungsi
Pedoman ini merupakan acuan bagi mahasiswa, pembimbing,
penguji, pengelola, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam
proses penyusunan penulisan makalah, artikel, proposal, tesis,
dan disertasi. Pedoman ini mengatur hal-hal yang bersifat
substantif dan teknis, dengan kemungkinan pengembangan dan
penyesuaian lebih lanjut, sejalan dengan keragaman topik,
pendekatan, proses, dan jenis penelitian.
2. Tujuan
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa,
dosen pembimbing, dosen penguji, kaprodi, pengelola, dan
semua pihak yang terkait dalam memahami dan menggunakan
prosedur penyusunan makalah, artikel, proposal,
pembimbingan, pengajuan ujian, pelaksanaan ujian, ataupun
penilaian. Dengan demikian, proses penyelenggaraan
pendidikan di Pascasarjana dapat berjalan dengan efektif dan
efisien, serta dihasilkan makalah, artikel, proposal, tesis dan
disertasi yang memenuhi standar kualitas karya tulis ilmiah.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 5
BAB II
KETENTUAN TEKNIS ADMINISTRATIF DAN AKADEMIS
A. Tahapan Proses Penyusunan Tesis/Disertasi
1. Penentuan Masalah Penelitian
Mahasiswa menentukan masalah yang akan dijadikan objek
penelitian. Untuk menemukan tema atau masalah dapat
dilakukan dengan banyak cara, misalnya lewat observasi,
membaca artikel media massa/buku referensi, atau diskusi
dengan sesama mahasiswa, dosen mata kuliah tertentu, atau
warga masyarakat lainnya.
2. Konsultasi Masalah Penelitian
Mahasiswa mengonsultasikan masalah penelitian kepada
dosen penasehat akademik, dosen mata kuliah yang relevan,
atau keduanya. Dosen yang bersangkutan menyampaikan
pandangannya tentang kelayakan masalah yang dimaksud
untuk dijadikan topik penelitian tesis/disertasi atau
memberikan masukan dan saran-saran perbaikan. Jika
mahasiswa yang bersangkutan tidak yakin dengan kelayakan
topik yang ada, kembali ke tahap 1.
6 | Pascasarjana UIN Mataram
3. Pengajuan Judul
Mahasiswa wajib mengajukan 3 judul penelitian tesis/disertasi
ke program studi untuk ditetapkan 1 judul yang diterima.
Selanjutnya, program studi atau koordinator tesis/disertasi
menetapkan pembimbing I dan pembimbing II.
4. Penyusunan Proposal
Mahasiswa menyusun proposal tesis/disertasi sesuai dengan
ketentuan dalam buku pedoman ini.
5. Pendaftaran Seminar Proposal
Mahasiswa mendaftarkan diri untuk seminar proposal
tesis/disertasi ke akademik/program studi dan selanjutnya
program studi menetapkan jadwal seminar proposal yang
bersangkutan.
6. Seminar Proposal
Mahasiswa mempresentasikan proposal penelitian dalam
seminar proposal. Berdasarkan hasil penilaiannya terhadap
naskah proposal dan pelaksanaan seminar, tim seminar
memberikan rekomendasi kepada program studi untuk
menerima proposal tanpa perbaikan, menerima dengan syarat
perbaikan, atau menolak proposal yang bersangkutan. Jika
proposal ditolak, kembali ke tahap 1 (mulai dari awal) atau
tahap 3 (menyusun proposal baru dengan topik/judul yang
sama) bergantung pada rekomendasi seminar dan kesiapan
mahasiswa yang bersangkutan.
7. Penyempurnaan Proposal
Mahasiswa menyempurnakan proposal tesis/disertasi. Jika
perbaikan proposal telah dianggap cukup, tim penguji seminar
proposal (diawali oleh penguji utama) menandatangani lembar
persetujuan yang telah disiapkan. Proposal tesis/disertasi yang
sudah disahkan oleh tim penguji seminar proposal dapat
dilanjutkan ke proses penelitian.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 7
8. Penyelesaian Prosedur Administrasi
Mahasiswa menyelesaikan prosedur administrasi surat-
menyurat yang diperlukan untuk mendapatkan izin penelitian
di lokasi. Proses ini biasanya diperlukan pada penelitian
lapangan.
9. Pelaksanaan Penelitian
Mahasiswa melaksanakan kegiatan penelitian dan
berkonsultasi dengan pembimbing mengenai perkembangan
kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Setiap konsultasi,
dosen pembimbing mengisi lembar konsultasi serta
menyebutkan materi yang dikonsultasikan dan saran perbaikan
yang diberikan.
10. Penyusunan Tesis/Disertasi
Mahasiswa menyusun tesis/disertasi dan mengonsultasikannya
kepada dosen pembimbing. Setiap konsultasi, dosen
pembimbing mengisi lembar konsultasi serta menyebutkan
materi yang dikonsultasikan dan saran yang diberikan.
11. Ujian Komprehensif
Mahasiswa mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian
komprehensif yang meliputi kompetensi al-Qur’an dan hadis
tematik, kompetensi keilmuan program studi, dan kompetensi
metode penelitian.
12. Ujian Work in Progress
Sebelum mendaftarkan diri untuk ujian tesis/disertasi,
mahasiswa mengikuti ujian Work in Progress (WIP) untuk
menjamin kualitas tesis/disertasi.
13. Pendaftaran Ujian
Sebelum mendaftarkan naskah tesis/disertasi ke akademik
pascasarjana untuk ujian tesis/disertasi, mahasiswa wajib
melakukan cek plagiarisme ke lembaga resmi (TIPD UIN
Mataram). Lembar pengesahan naskah yang didaftarkan harus
8 | Pascasarjana UIN Mataram
sudah ditandatangani oleh semua dosen pembimbing. Program
studi menetapkan tim penguji, waktu, dan tempat ujian
tesis/disertasi.
14. Ujian Tesis/Disertasi
Mahasiswa dapat menempuh ujian tesis/disertasi setelah ± 3
(tiga) bulan dari ujian proposal. Berdasarkan hasil ujian
tesis/disertasi, tim penguji atas nama program studi
menetapkan bahwa mahasiswa yang bersangkutan lulus tanpa
perbaikan, lulus dengan perbaikan, mengulang ujian
tesis/disertasi, atau tidak lulus. Jika dinyatakan tidak lulus,
mahasiswa melakukan perbaikan sesuai dengan rekomendasi
tim ujian tesis/disertasi. Batas pelaksanaan ujian tesis/disertasi
15 hari sebelum pelaksanaan yudisium.
15. Perbaikan Tesis/Disertasi
Mahasiswa memperbaiki naskah sesuai dengan rekomendasi
yang disampaikan penguji. Hasil perbaikan dikonsultasikan
kepada para anggota tim penguji dengan membawa catatan
perbaikannya. Jika perbaikan telah dinyatakan cukup, tim
penguji (diawali oleh penguji utama) menandatangani lembar
persetujuan dan pengesahan yang telah disiapkan. Batas
pengumpulan lembar pengesahan tesis/disertasi yang telah
ditandatangani oleh dewan penguji tesis/disertasi paling lambat
7 hari sebelum pendaftaran yudisium.
16. Tim Teknis/Editor
Tesis/disertasi yang sudah disetujui dan disahkan oleh para
penguji diserahkan ke tim teknis/editor untuk dilakukan telaah
kesalahan teknis. Setelah itu mahasiswa melakukan revisi
kembali, kemudian menyerahkan hasilnya ke akademik
Pascasarjana UIN Mataram.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 9
B. Persyaratan Administrasi
1. Mahasiswa dapat mengambil mata kuliah tesis atau
disertasi dengan persyaratan sebagai berikut:
a. terdaftar sebagai mahasiswa aktif; dan
b. mencantumkan mata kuliah tesis atau disertasi dalam Kartu
Rencana Studi (KRS).
2. Peryaratan ujian proposal tesis adalah
a. menyerahkan proposal tesis yang sudah disetujui dan
ditandatangani oleh dosen pembimbing rangkap 5 (lima);
b. fotokopi lembar/buku konsultasi bimbingan;
c. fotokopi hasil pengecekan plagiarisme yang menunjukkan
80% orisinal dari unit Teknologi Informasi dan Pangkalan
Data (TIPD) UIN Mataram;
d. fotokopi bukti pembayaran SPP dan heregistrasi dari
semester I sampai dengan semester berjalan;
e. fotokopi bukti pembayaran ujian proposal tesis; dan
f. fotokopi KHS.
3. Peryaratan ujian komprehensif adalah
a. menyerahkan draf tesis atau disertasi;
b. fotokopi bukti pembayaran SPP dan heregistrasi dari
semester I sampai dengan semester berjalan;
c. fotokopi bukti pembayaran ujian komprehensif; dan
d. fotokopi KHS semester I s/d III (lulus semua mata kuliah).
4. Persyaratan ujian WIP
a. menyerahkan tesis atau disertasi yang sudah disetujui oleh
dosen pembimbing rangkap 5 (lima)
b. fotokopi bukti pembayaran SPP dan heregistrasi dari
semester I sampai dengan semester berjalan;
c. fotokopi KHS semester I s/d III (lulus semua mata kuliah);
dan
d. fotokopi hasil pengecekan plagiarisme yang menunjukkan
80% orisinal dari unit Teknologi Informasi dan Pangkalan
Data (TIPD) UIN Mataram.
10 | Pascasarjana UIN Mataram
5. Peryaratan ujian tesis adalah
a. menyerahkan tesis yang sudah disetujui dan ditandatangani
oleh dosen pembimbing rangkap 5 (lima);
b. abstrak yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab
dan Inggris oleh unit Pengembangan Bahasa UIN Mataram
atau lembaga terpercaya lainnya;
c. menyertakan rangkuman daftar referensi beserta halaman
yang diacu;
d. fotokopi lembar/buku konsultasi bimbingan;
e. fotokopi lembar hasil ujian proposal, ujian komprehensif,
dan ujian WIP;
f. fotokopi bukti pembayaran SPP dan heregistrasi dari
semester I sampai dengan semester berjalan;
g. fotokopi bukti pembayaran ujian tesis;
h. fotokopi KHS semester I s/d III (lulus semua mata kuliah);
i. fotokopi ijazah S1;
j. fotokopi sertifikat TOEFL/TOAFL dengan skor 500;
k. fotokopi hasil pengecekan plagiarisme yang menunjukkan
80% orisinal dari unit Teknologi Informasi dan Pangkalan
Data (TIPD) UIN Mataram; dan
l. pasfoto hitam putih kertas dop ukuran 3 x 4 sebanyak 10
lembar dengan ketentuan:
1) laki-laki: tidak memakai peci dan kaca mata; memakai
jas almamater, baju putih, dan dasi warna hitam; dan
2) perempuan: tidak memakai kaca mata; memakai jilbab
putih, jas almamater, dan baju putih.
6. Peryaratan ujian disertasi adalah
a. menyerahkan disertasi yang sudah disetujui dan
ditandatangani oleh dosen pembimbing rangkap 7 (tujuh);
b. abstrak yang sudah diterjemah ke dalam bahasa Arab dan
Inggris oleh unit Pengembangan Bahasa UIN Mataram
atau lembaga terpercaya lainnya;
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 11
c. menyertakan rangkuman daftar referensi beserta halaman
yang diacu.
d. fotokopi lembar/buku konsultasi bimbingan;
e. fotokopi lembar hasil ujian proposal, ujian komprehensif,
dan ujian WIP;
f. fotokopi bukti pembayaran SPP dan heregistrasi dari
semester I sampai dengan semester berjalan;
g. fotokopi bukti pembayaran ujian disertasi;
h. fotokopi KHS semester I s/d III (lulus semua mata kuliah);
i. fotokopi ijazah S2;
j. fotokopi sertifikat TOEFL/TOAFL dengan skor 550;
k. fotokopi hasil pengecekan plagiarisme yang menunjukkan
80% orisinal dari unit Teknologi Informasi dan Pangkalan
Data (TIPD) UIN Mataram; dan
l. pasfoto hitam putih kertas dop ukuran 3 x 4 sebanyak 10
lembar dengan ketentuan:
1) laki-laki: tidak memakai peci dan kaca mata; memakai
jas almamater, baju putih, dan dasi warna hitam; dan
2) perempuan: tidak memakai kaca mata; memakai jilbab
putih, jas almamater, dan baju putih.
C. Persyaratan Akademik
1. Mahasiswa
Untuk dapat menulis tesis/disertasi, dan memperoleh
bimbingan, mahasiswa telah lulus Mata Kuliah Metodologi
Penelitian.
2. Koordinator Tesis/Disertasi
Koordinator tesis atau disertasi di Pascasarjana UIN Mataram
adalah ketua program studi. Tugas koordinator tesis atau
disertasi adalah
a. mengidentifikasi daftar mahasiswa yang layak mengambil
tesis atau disertasi;
b. menentukan kelayakan judul yang diajukan mahasiswa;
12 | Pascasarjana UIN Mataram
c. menentukan pembimbing tesis/disertasi bersama wakil
direktur dan mengusulkan SK pembimbing ke direktur;
dan
d. memantau proses penyusunan dan pembimbingan tesis
atau disertasi.
3. Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing tesis atau disertasi berjumlah dua orang
yang terdiri atas pembimbing I dan pembimbing II. Dosen
yang berwenang membimbing tesis atau disertasi adalah dosen
yang memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. jabatan akademik dan kualifikasi pendidikan untuk
pembimbing tesis:
1) memiliki kualifikasi pendidikan doktor; dan
2) memiliki jabatan akademik paling rendah lektor;
b. jabatan akademik dan kualifikasi pendidikan untuk
pembimbing disertasi:
1) memiliki kualifikasi pendidikan doktor; dan
2) memiliki jabatan akademik paling rendah lektor kepala;
c. memiliki kompetensi keahlian yang relevan dengan
bidang/permasalahan tesis atau disertasi mahasiswa yang
dibimbing; dan
d. ditetapkan dengan surat keputusan direktur.
4. Tim Penguji
Tim penguji tesis atau disertasi harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut.
a. untuk program magister, penguji sekurang-kurangnya
memiliki jabatan fungsional lektor dengan kualifikasi
pendidikan doktor;
b. untuk program doktor, dosen penguji memiliki jabatan
fungsional profesor/guru besar. Salah satu penguji wajib
berasal dari luar UIN Mataram;
c. memiliki keahlian yang relevan dengan tema/judul tesis
atau disertasi mahasiswa; dan
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 13
d. ditetapkan dengan surat keputusan direktur.
D. Larangan Plagiarisme
Merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor 7142 Tahun 2017 tentang Pencegahan Plagiarism di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, seluruh karya ilmiah
termasuk tesis dan disertasi harus bebas dari penjiplakkan atau
plagiat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal berikut.
1. Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk
suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai
karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan
memadai
2. Tesis atau disertasi yang mengandung jiplakan atau
plagiarisme lebih dari 20% dapat berakibat pada pembatalan
nilai, atau pemberhentian mahasiswa dari pascasarjana, atau
pencabutan gelar.
3. Bentuk-bentuk plagiarisme meliputi
a. karya orang lain yang diakui sebagai karya pribadi;
b. mengutip kalimat atau ide orang lain tanpa keterangan
sumber;
c. mengutip ide orang lain dengan menggunakan struktur
kalimat yang sama meskipun dengan redaksi yang berbeda
tanpa memberikan keterangan sumber kutipan;
d. mengutip ide karya diri sendiri (self plagiarism) dengan
menggunakan struktur kalimat yang sama meskipun
dengan redaksi yang berbeda tanpa memberikan
keterangan sumber kutipan; dan
e. mengutip secara dominan (terlalu banyak) kalimat dan ide
dari sumber yang sangat terbatas, meskipun memberikan
keterangan sumber yang digunakan sehingga tidak terlihat
ide otentik dari penulis sendiri.
14 | Pascasarjana UIN Mataram
E. Kewajiban Melampirkan Lembar Hasil Pengecekan
Plagiarisme
Terhitung mulai Februari 2018, ujian seminar proposal, ujian
komprehensif, ujian seminar hasil (WIP) tesis/disertasi, ujian
seminar hasil, ujian tesis, ujian disertasi tertutup, dan ujian
disertasi terbuka wajib dilengkapi dengan melampirkan lembar
hasil pengecekan plagiarisme dari unit Teknologi Informasi dan
Pangkalan Data (TIPD) UIN Mataram yang menyatakan bahwa
karya yang ada mencapai 80% orisinal. Di antara situs/laman
pengecekan plagiarisme yang bisa dicoba sendiri adalah
1. plagiarism (http://plagiarisma.net);
2. duplicity-checker (http://duplicity-checker.easytools.info);
3. dupli checker (http://www.duplichecker.com);
4. turnitin (http://turnitin.com);
5. plagiarism checker (http://www.plagiarismchecker.com); dan
6. situs/laman lainnya yang sejenis.
F. Susunan, Tugas, dan Wewenang Pembimbing/Promotor, Tim
Penguji Tesis dan Disertasi
1. Pembimbing/Promotor
a. Pembimbing/promotor I dan II mempunyai tugas dan
wewenang yang sama.
b. Konsultasi proposal minimal 2 (dua) kali, sedangkan
konsultasi tesis/disertasi minimal 3 (tiga) kali.
c. Konsultasi dapat dilakukan secara daring ataupun tatap
muka.
d. Proses konsultasi dapat dilakukan secara bersamaan di
pembimbing/promotor I dan pembimbing/promotor II atau
secara bergantian/bertahap.
2. Susunan Tim Penguji
a. Ujian proposal tesis/disertasi dan ujian tesis/disertasi dapat
dilaksanakan jika dihadiri minimal salah satu dari dosen
pembimbing/promotor.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 15
b. Tim penguji proposal tesis dan penguji tesis untuk program
magister berjumlah 4 orang yang tediri atas
1) ketua tim penguji/penguji (pengelola atau dosen yang
ditunjuk);
2) sekretaris tim penguji/penguji (pembimbing II);
3) penguji utama (dosen yang ditunjuk); dan
4) penguji (pembimbing I).
c. Tim penguji disertasi untuk program doktor meliputi
1) tim penguji ujian proposal disertasi, ujian seminar
hasil, dan ujian disertasi tertutup berjumlah 6 orang
yang terdiri atas
a) ketua tim penguji/penguji (pengelola atau dosen
yang ditunjuk oleh direktur/wakil direktur);
b) sekretaris tim penguji/penguji (dosen yang
ditunjuk);
c) penguji (pembimbing I);
d) penguji (pembimbing II);
e) penguji utama I (internal, dosen yang ditunjuk); dan
f) penguji utama II (internal, dosen yang ditunjuk);
2) tim penguji ujian disertasi terbuka berjumlah 6 orang
yang terdiri atas
a) ketua tim penguji/penguji (pengelola atau dosen
yang ditunjuk oleh direktur/wakil direktur);
b) sekretaris tim penguji/penguji (dosen yang
ditunjuk);
c) penguji (pembimbing I);
d) penguji (pembimbing II);
e) penguji utama I (internal, dosen yang ditunjuk); dan
f) penguji utama II (eksternal, berasal dari luar UIN
Mataram).
16 | Pascasarjana UIN Mataram
3. Tugas dan Wewenang Tim Penguji
a. Ketua Tim Penguji
Ketua tim penguji bertugas untuk memimpin dan
mengarahkan pelaksanaan ujian akhir tesis atau disertasi
dengan kewajiban sebagai berikut:
1) memberi arahan dan tata tertib proses pelaksanaan
ujian tesis atau disertasi;
2) mengajukan pertanyaan ujian;
3) memberikan arahan dan petunjuk yang dapat
menambah dan memperbaiki kelancaran, kedisiplinan,
dan ketepatan waktu ujian tesis atau disertasi;
4) memberi penilaian atas presentasi, substansi, dan
kualitas penelitian tesis atau disertasi mahasiswa;
5) memberikan peringatan dan sanksi akademik yang
bersifat mendidik bersama-sama tim penguji apabila
ditemukan unsur-unsur plagiat dalam naskah tesis atau
disertasi mahasiswa yang diuji; dan
6) memberikan laporan lisan atau tertulis proses
pelaksanaan ujian tesis atau disertasi.
b. Sekretaris Tim Penguji
Sekretaris tim penguji bertugas membantu ketua tim
penguji untuk memperlancar proses pelaksanaan
administratif ujian akhir tesis atau disertasi dalam hal:
1) mengadministrasikan semua kegiatan selama proses
pelaksanaan ujian tesis atau disertasi;
2) mengajukan pertanyaan ujian;
3) memberikan koreksi/tanggapan/perbaikan secara
tertulis atas naskah tesis atau disertasi yang diuji;
4) memberi penilaian atas presentasi, substansi, dan
kualitas penelitian tesis atau disertasi mahasiswa;
5) memberikan bimbingan sesuai dengan
koreksi/tanggapan/perbaikan tertulis yang diberikan
selama ujian tesis atau disertasi; dan
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 17
6) memberikan laporan tertulis tentang hasil
pelaksanaan ujian tesis atau disertasi mahasiswa
kepada akademik yang terwadahi dalam berita acara
pelaksanaan ujian tesis atau disertasi.
c. Penguji
Penguji bertugas melakukan validasi dan konfirmasi
substansi naskah tesis atau disertasi mahasiswa yang diuji
dengan kewajiban sebagai berikut:
1) mengajukan pertanyaan yang terfokus pada substansi
naskah tesis atau disertasi mahasiswa;
2) memberikan koreksi/tanggapan/perbaikan secara
tertulis atas naskah tesis atau disertasi yang diuji;
3) memberi penilaian atas presentasi, substansi, dan
kualitas penelitian tesis atau disertasi mahasiswa; dan
4) memberikan bimbingan sesuai dengan
koreksi/tanggapan/perbaikan tertulis yang diberikan
selama ujian tesis atau disertasi.
G. Penilaian Ujian Komprehensif, Tesis, dan Disertasi
Kelulusan ujian komprehensif, tesis, dan disertasi ditentukan
berdasarkan nilai rerata dari tim penguji. Kategori kelulusan
meliputi lulus tanpa revisi, lulus dengan revisi, atau tidak lulus.
Jika dinyatakan tidak lulus, mahasiswa harus menempuh ujian
ulang setelah tesis diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan
penguji.
1. Materi Penilaian Ujian Komprehensif
a. Kompetensi al-Qur’an dan hadis Tematik:
1) kesesuaian tema yang dikaji dengan ayat-ayat al-
Qur’an yang dijadikan rujukan;
2) kesesuaian tema yang dikaji dengan hadis-hadis yang
dijadikan rujukan;
18 | Pascasarjana UIN Mataram
3) kesesuaian analisis ayat al-Qur’an dengan perspektif
disiplin keilmuan atau tema yang dipilih; dan
4) kesesuaian analisis hadis dengan perspektif disiplin
keilmuan atau tema yang dipilih.
b. Kompetensi Keilmuan Program Studi:
1) kemampuan menjelaskan sejarah (kelahiran,
pertumbuhan, dan perkembangan) disiplin keilmuan
program studi yang dipilih;
2) kemampuan menyebutkan dan menganalisis teori
mayor dan minor disiplin keilmuan program studi yang
dipilih; dan
3) kemampuan menyebutkan dan menganalisis lembaga-
lembaga yang berkaitan dengan program studi yang
dipilih.
c. Kompetensi Metode Penelitian:
1) kemampuan menjelaskan alasan pendekatan dan jenis
penelitian yang digunakan;
2) kesesuaian antara pendekatan dan jenis penelitian
dengan tema yang dipilih; dan
3) kemampuan menjelaskan secara operasional
komponen-komponen metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian.
2. Materi Penilaian Proposal Tesis atau Disertasi
Materi penilaian proposal atau disertasi melingkupi
a. substansi proposal;
b. penggunaan metodologi penelitian; dan
c. kemampuan mempertanggungjawabkan proposal.
3. Materi Penilaian Tesis atau Disertasi
Materi penilaian tesis atau disertasi mencakup
a. substansi tesis atau disertasi;
b. kualitas teknik penyajian (tata dan gaya bahasa);
c. penggunaan metodologi penelitian;
d. penerapan teori dalam penelitian;
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 19
e. kemampuan mempertanggungjawabkan tesis atau disertasi;
f. implikasi teoritik; dan
g. referensi.
4. Format penilaian dinyatakan dalam bentuk nilai huruf yang
dikonversi dari nilai angka dan kategori sebagai berikut.
Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Bobot Keterangan
95 – 100 A+ 4.00 Lulus
90 – 94 A 3.75 Lulus
85 – 89 A- 3.50 Lulus
80 – 84 B+ 3.25 Lulus
75 – 79 B 3.00 Lulus
70 – 74 B- 2.75 Lulus
65 – 69 C+ 2.50 Lulus Bersyarat
< 65 D 2.25 Tidak Lulus
5. Predikat Kelulusan
Predikat kelulusan mahasiswa Pascasarjana berdasarkan
Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi adalah sebagai berikut.
IPK PREDIKAT
3.76 – 4.00 Pujian/Cumlaude
3.51 – 3.75 Sangat Memuaskan
3.00 – 3.50 Memuaskan
H. Penyelesaian Administrasi
Setiap tesis/disertasi yang telah direvisi dan disahkan oleh
pembimbing dan penguji tesis/disertasi diserahkan ke bagian
akademik Pascasarjana UIN Mataram dalam bentuk:
20 | Pascasarjana UIN Mataram
1. format asli tesis/disertasi lengkap dengan lembar pengesahan
pembimbing dan penguji (2 eksemplar) yang dijilid rapi
dengan ukuran kertas A5 (14,8 x 21 cm);
2. buku dari tesis/disertasi (4 eksemplar) dengan spesifikasi:
a. dicetak dalam kertas kertas ukuran 17 x 25 cm. (seperti
buku pedoman ini);
b. judul boleh sama dengan judul asli tesis/disertasi;
c. sampul/kover buku menggunakan ilustrasi
gambar/animasi/foto (milik penulis) yang mewakili judul
tesis/disertasi; dipojok kanan atas sampul ditulis Buku Seri
Tesis/Disertasi;
d. di punggung buku ditulis sebagian atau seluruh judul
buku/tesis/disertasi ditambah tahun saat buku dicetak;
e. dalam buku tidak perlu ditulis abstrak; dan
f. penulis dianjurkan menambahkan pengantar buku dari
akademisi, endorsement, indeks, dan glosari.
3. softcopy minimum 6 (enam) keping CD/flashdisk; keenam
salinan CD/flashdisk terdiri atas
a. satu salinan CD/flashdisk untuk mahasiswa yang
bersangkutan;
b. satu salinan CD/flashdisk untuk lembaga yang
mengirimkan mahasiswa yang bersangkutan;
c. satu salinan CD/flashdisk untuk arsip perpustakaan
pascasarjana;
d. satu salinan CD/flashdisk untuk arsip perpustakaan
universitas;
e. satu salinan CD/flashdisk untuk dosen pembimbing I; dan
f. satu salinan CD/flashdisk untuk dosen pembimbing II.
I. Publikasi Karya Ilmiah
Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Nomor: 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah, terhitung
mulai Agustus 2012 untuk lulus program magister harus telah
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 21
menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional,
diutamakan yang terakreditasi Dikti; dan untuk lulus program
doktor harus telah menghasilkan makalah yang diterima untuk
terbit pada jurnal internasional.
Artikel untuk publikasi dapat berasal dari makalah tugas kuliah,
tesis, atau disertasi yang telah disusun ulang sesuai dengan kaidah
artikel jurnal ilmiah. Susunan dan sistematika artikel dapat
menyesuaikan dengan gaya selingkung jurnal ilmiah yang akan
dituju. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penulisan
artikel dimaksud, mahasiswa dapat bekerja sama dengan dosen
pengampu mata kuliah, pembimbing/promotor. Urutan
penempatan nama penulis pada publikasi tersebut diserahkan
sepenuhnya pada kesepakatan dan perjanjian mahasiswa dengan
dosen pembimbingnya.
J. Kode Etik dan Sanksi
Kode etik dan sanksi adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa diharapkan menggunakan bahasa yang sopan
dalam berkomunikasi dengan dosen, baik secara lisan maupun
tulisan melalui WA/SMS.
2. Jika mahasiswa ditemukan plagiat pada saat proses
pembimbingan, proses pembimbingan dihentikan dan
mahasiswa tersebut diharuskan mengajukan judul baru
sebagaimana prosedur yang telah ditetapkan.
3. Jika mahasiswa ditemukan plagiat pada saat ujian
tesis/disertasi, proses ujian dibatalkan dan mahasiswa tersebut
diharuskan mengajukan judul baru sebagaimana prosedur yang
telah ditetapkan.
4. Jika mahasiswa ditemukan plagiat setelah mahasiswa diwisuda
dan menyandang gelar kesarjanaannya, lembaga menyatakan
pembatalan dan mencabut gelar kesarjanaan yang telah
disandangnya.
“Jadikan diri Anda peneliti
yang menghasilkan pengetahuan untuk disebarkan
dan diajarkan.”
~ Mudjia Rahardjo ~
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 23
BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL
DAN TESIS/DISERTASI
Setiap penulisan tesis/disertasi dimulai dari proses penyusunan
proposal tesis/disertasi yang isinya menggambarkan secara detail
rencana penelitian yang hendak dilakukan. Proposal tesis/disertasi itu
mengungkap hal-hal mendasar yang menyangkut rancangan penelitian
sesuai dengan fokus masalahnya, data yang dibutuhkan, dan
pendekatan yang dipilih.
Berdasarkan tradisi dan kemungkinan pengembangan penelitian di
UIN Mataram, kategori proposal dapat disederhanakan pada enam
varian penelitian, yakni penelitian lapangan dengan pendekatan
kualitatif, penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif,
penelitian pengembangan, penelitian partisipatoris, penelitian pustaka
(library research), dan penelitian naskah.
Tahap akhir setiap penelitian adalah penyusunan laporan. Secara
umum,setiap tesis/disertasi dipilah menjadi tiga bagian: (1) bagian
awal, (2) bagian isi, dan (3) bagian akhir.
24 | Pascasarjana UIN Mataram
A. Bagian Awal
Proposal Tesis/Disertasi
Pada bagian awal, apa pun jenis penelitiannya, setiap proposal
tesis/disertasi minimal memuat
1. kover luar;
2. kover dalam;
3. persetujuan pembimbing;
4. kata pengantar;
5. daftar isi;
6. daftar gambar (jika ada); dan
7. daftar tabel (jika ada).
Tesis/Disertasi
Pada bagian awal, apa pun jenis penelitiannya, setiap
tesis/disertasi minimal memuat
1. kover luar (lihat lampiran 1b);
2. lembar logo (lihat lampiran 1c);
3. kover dalam (lihat lampiran 1d)
4. persetujuan pembimbing dan penguji (lihat lampiran 2a dan
2b);
5. pernyataan keaslian karya (lihat lampiran 3);
6. lembar pengecekan plagiarism;
7. abstrak Bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris (lihat lampiran
4);
8. motto (lihat lampiran 5);
9. persembahan (lihat lampiran 6);
10. kata pengantar (lihat lampiran 7);
11. pedoman transliterasi Arab-Latin;
12. daftar isi (lihat lampiran 8); dan
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 25
13. daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, daftar singkatan,
atau yang lainnya (jika ada) (lihat lampiran 9, 10, 11, 12).
B. Bagian Isi
Adapun menyangkut bagian isi, sistematika proposal dan
tesis/disertasi secara umum berbeda dan bergantung pada jenis
penelitiannya. Hanya saja pada proposal ditambah dengan rencana
jadwal kegiatan penelitian dan daftar pustaka.
1. Penelitian Kualitatif )البحث الكيفي(
Proposal tesis/disertasi penelitian kualitatif disusun dengan
sistematika sebagai berikut.
A. Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan
G. Kerangka Teori
H. Metode Penelitian
I. Sistematika Pembahasan
J. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
K. Daftar Pustaka
26 | Pascasarjana UIN Mataram
خطة املقترح
A. العنوان
B. خلفية املشكلة
C. املشكلة تحديد
D. األهداف واملنافع
E. تحديد املوضوع واملوضع
F. الدراسات السابقة
G. اإلطار النظري
H. منهج البحث
I. خطة تقرير البحث
J. أعمال البحث ول جد
K. املصادر واملراجع
Penulisan tesis/disertasi penelitian kualitatif tersistematika
dalam empat bab sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 27
F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
Pada bagian ini diungkapkan seluruh data dan
temuan penelitian. Dalam hal ini, peneliti sebisa
mungkin menjaga jarak dan menahan diri untuk
tidak mencampuri fakta terlebih dulu.
Untuk judul bab paparan data dan temuan
dibuat judul bab tersendiri yang merefleksikan
isi bab dan tidak harus menurunkan kembali
kata “Paparan Data dan Temuan” tersebut
sebagai judul bab.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bagian pembahasan ini diungkapkan
proses analisis terhadap temuan penelitian
sebagaimana dipaparkan di Bab II berdasarkan
pada perspektif penelitian atau kerangka
teoretik sebagaimana diungkap di bagian
Pendahuluan. Jadi, peneliti tidak menulis ulang
data-data atau temuan yang telah diungkapkan
di Bab II.
Untuk judul bab pembahasan dibuat bab
tersendiri yang merefleksikan isi bab dan bukan
menaikkan kata “Pembahasan” tersebut sebagai
judul bab.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
28 | Pascasarjana UIN Mataram
خطة البحث
مقدمة : الباب األول
A. خلفية املشكلة
B. تحديد املشكلة
C. األهداف واملنافع
D. تحديد املوضوع واملوضع
E. الدراسات السابقة
F. اإلطار النظري
G. منهج البحث
H. خطة تقرير البحث
عرض البيانات ومكتشفاتها: الباب الثاني
تعرض البيانات ومكتشفاتها في هذا الباب. ينبغي أال
يتدخل الباحث في الوقائع املعروضة قدر اإلمكان. وال
ث أن يعنون هذا الباب بعنوان "عرض يستحسن للباح
البيانات ومكتشفاتها" بل يعطي له عنوانا يعكس
مضمون الباب بكامله.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 29
البحث : الباب الثالث
يعرض الباحث في هذا الباب عملية تحليل البيانات
الباب الثاني بناء على وجهة ومكتشفاتها املعروضتين في
في الباب األول. نظر البحث أو اإلطار النظري املعروضة
وهنا، ال يسمح للباحث تكرير ما كتبه في الباب الثاني.
كما ال يسمح للباحث تكرير كلمة "البحث" عنوانا لهذا
الباب، بل بعطي له عنوانا مناسبا ملضمونه.
خاتمة : الباب الرابع
A. النتائج
B. التوصيات
2. Penelitian Kuantitatif )البحث الكمي(
Proposal tesis/disertasi penelitian kuantitatif disusun dengan
sistematika sebagai berikut.
A. Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Rumusan dan Batasan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat
E. Definisi Operasional
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan dan Hipotesis
Penelitian
1. Penelitian Terdahulu yang Relevan
2. Kerangka Berpikir
3. Hipotesis Penelitian
30 | Pascasarjana UIN Mataram
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
2. Populasi dan Sampel
3. Waktu dan Tempat Penelitian
4. Variabel Penelitian
5. Desain Penelitian
6. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian
7. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
8. Teknik Analisis Data
H. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
I. Daftar Pustaka
خطة املقترح
A. العنوان
B. خلفية املشكلة
C. هاتحديدتعيين املشكلة و
D. األهداف واملنافع
E. التعريفات اإلجرائيية
F. و فرضيات البحث السابقةالدراسات
الدراسات السابقة .1
اإلطار الفكري .2
فرضيات البحث .3
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 31
G. منهح البحث
نوع البحث ومقاربته .1
املجتمع والعينة .2
زمان البحث و مكانه .3
البحث ير متغ .4
تصميم البحث .5
أداة البحث ومادته .6
تقنيات جمع البيانات/أجراءات البحث .7
تقنيات تحليل البيانات .8
H. البحث جدول أعمال
I. املراجع واملصادر
Sistematika penulisan tesis/disertasi penelitian kuantitatif
disusun dalam lima bab sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan dan Batasan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Definisi Operasional
BAB II PENELITIAN TERDAHULU YANG
RELEVAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Penelitian
32 | Pascasarjana UIN Mataram
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Waktu dan Tempat Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Desain Penelitian
F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur
Penelitian
H. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
خطة البحث
مقدمة : األول الباب
A. خلفية املشكلة
B. تعيين املشكلة وتحديدها
C. األهداف و املنافع
D. التعريفات اإلجرائية
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 33
الدراسات السابقة وفرضيات البحث : الباب الثاني
A. الدراسات السابقة
B. كري اإلطار الف
C. فرضيات البحث
منهج البحث : الباب الثالث
A. نوع البحث ومقاربته
B. املجتمع والعينة
C. زمان البحث و مكانه
D. متغير البحث
E. تصميم البحث
F. أداة البحث ومادته
G. تقنيات جمع البيانات/أجراءات البحث
H. تقنيات تحليل البيانات
نتائج البحث ومناقشتها : الباب الرابع
A. حث نتائج الب
B. مناقشة نتائج البحث
34 | Pascasarjana UIN Mataram
خاتمة : الباب الخامس
A. النتائج
B. التوصيات
3. Penelitian Pengembangan )البحث التطويري(
Proposal tesis/disertasi penelitian pengembangan disusun
dengan sistematika sebagai berikut.
A. Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Fokus Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Kegunaan Hasil Penelitian
F. Kajian Teoretik
1. Konsep Pengembangan Model
2. Konsep Model yang Dikembangkan
3. Kerangka Teoretik
4. Rancangan Model
G. Metode Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Tempat dan Waktu Penelitian
3. Karakteristik Model yang Dikembangkan
4. Pendekatan dan Metode Penelitian
5. Langkah-Langkah Pengembangan Model
a) Penelitian Pendahuluan
b) Perencanaan Pengembangan Model
c) Validasi, Evaluasi, dan Revisi Model
d) Implementasi Model
H. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
I. Daftar Pustaka
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 35
خطة املقترح
A. العنوان
B. خلفية املشكلة
C. تركيز املشكلة
D. تحديد املشكلة
E. منافع البحث
F. الدراسات النظرية
مفهوم تطوير النمط .1
مفهوم النمط املطورة .2
اإلطار النظري .3
تخطيط النمط .4
G. منهج البحث
أهداف البحث .1
مكان البحث وتوقيته .2
توصيفات النمط املطورة .3
مقاربة البحث ومنهجه .4
وات تطوير النمط طخ .5
البحوث األولية (أ
تخطيط تطوير النمط (ب
تصحيح النمط، و تقييمه و إصالحه (ت
36 | Pascasarjana UIN Mataram
H. جدول أعمال البحث
I. املصادر واملراجع
Sistematika penulisan tesis/disertasi penelitian pengembangan
disusun dalam lima bab sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MAsalah
B. Fokus Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Kegunaan Hasil Penelitian
BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Konsep Pengembangan Model
B. Konsep Model yang Dikembangkan
C. Kerangka Teoretik
D. Rancangan Model
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Karakteristik Model yang Dikembangkan
D. Pendekatan dan Metode Penelitian
E. Langkah-langkah Pengembangan Model
1. Penelitian Pendahuluan
2. Perencanaan Pengembangan Model
3. Validasi, Evaluasi, dan Revisi Model
4. Implementasi Model
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengembangan Model
1. Hasil Analisis Kebutuhan
2. Model Draf 1
3. Model Draf 2 (dst.)
4. Model Final
B. Kelayakan Model (teoretik dan empiris)
C. Efektivitas Model (melalui uji coba)
D. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
خطة البحث
مقدمة : باب األول لا
A. خلفية املشكلة
B. تركيز املشكلة
C. تحديد املشكلة
D. منافع البحث
الدراسات النظرية : الباب الثاني
A. مفهوم تطوير النمط
B. مفهوم النمط املطورة
38 | Pascasarjana UIN Mataram
C. اإلطار النظري
D. تخطيط النمط
منهج البحث : الباب الثالث
A. أهداف البحث
B. مكان البحث وتوقيته
C. طورة توصيفات النمط امل
D. مقاربة البحث ومنهجه
E. خطوات تطوير النمط
البحوث األولية .1
تخطيط تطوير النمط .2
تصحيح النمط، و تقييمه و إصالحه .3
تطبيق النمط .4
نتائج البحث و مناقشته : الباب الرابع
A. تطوير النمط
نتائج تحليل االحتياجات .1
1نمط املسودة .2
)الخ( 2نمط املسود .3
النمط النهائي .4
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 39
B. ط )النظرية و التطبيقية( النم لياقة
C. )فعالية النمط )من خالل االختبارات
D. املناقشة
النتائج و اآلثار و التوصيات : الباب الخامس
A. النتائج
B. اآلثار
C. التوصيات
4. Penelitian Pustaka )البحث المكتبي(
Proposal tesis/disertasi penelitian pustaka disusun dengan
sistematika sebagai berikut.
A. Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat
E. Telaah Pustaka
F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
J. Daftar Pustaka
40 | Pascasarjana UIN Mataram
خطة املقترح
A. العنوان
B. خلفية املشكلة
C. تحديد املشكلة
D. األهداف واملنافع
E. الدراسات السابقة
F. اإلطار النظري
G. منهج البحث
H. خطة البحث
I. جدول أعمال البحث
J. املصادر واملراجع
Sistematika penulisan tesis/disertasi penelitian pustaka tidak
ada batasan bab, hanya saja disesuaikan dengan kebutuhan
bahasan, seperti berikut ini.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Telaah Pustaka
E. Kerangka Teori
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Pembahasan
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 41
BAB II DAN SETERUSNYA
Dalam bab ini perlu dipertimbangkan beberapa
hal sebagai berikut.
1. Jika penelitian tersebut berupa kajian
(pemikiran) tokoh, bab ini dimulai dengan
biografi dan intelektual tokoh dilengkapi
dengan setting sosial pemikirannya. Pada
bab berikutnya diungkapkan berbagai
dimensi pemikiran sang tokoh. Selanjutnya,
arah pembahasan difokuskan pada
pemikirannya sesuai dengan unit analisis
yang ditentukan.
2. Jika penelitian tersebut berupa kajian
buku/kitab, dimulai dengan setidaknya
biografi dan intelektual penulis, latar sosial
ketika buku/kitab tersebut ditulis, aneka
apresiasi atau kritik terhadap buku tersebut,
dan seterusnya. Pada bab berikutnya,
bahasannya difokuskan pada isi buku/kitab.
Urutan bahasannya bisa dimulai dari
sistematikanya hingga tema-tema utama
dari isi buku/kitab. Selanjutnya, analisis
diarahkan pada fokus kajian, misalnya
untuk menentukan tipologi paradigmatik
dari perspektif yang dikembangkan
buku/kitab bersangkutan.
3. Jika penelitian tersebut berupa kajian
tematik, dimulai dengan sekurang-
kurangnya pengungkapan berbagai teori,
konsep, model pemikiran, paradigma, dan
basis epistemologis dari tema atau isu
42 | Pascasarjana UIN Mataram
terkait hingga pencarian konteksnya dalam
disiplin keilmuan bersangkutan maupun
dalam ranah sosial. Di sini berbagai fakta
yang relevan perlu dikemukakan agar
analisis menjadi lebih kaya dan mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
خطة البحث
مقدمة : الباب األول
A. خلفية املشكلة
B. تحديد املشكلة
C. األهداف واملنافع
D. الدراسات السابقة
E. اإلطار النظري
F. منهج البحث
G. خطة البحث
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 43
و ما يليه من األبواب : الباب الثاني
وترتيب األبواب ينبغي أن يرجع إلى االعتبارات اآلتية :
أفكار شخص معين فيبدأ حث بحثا في إذا كان الب .1
الباب من السيرة الذاتية والفكرية للمفكر مع بيات
السياق االجتماعي لتلك األفكار؛ ويأتي بعده باب في
جوانب أفكار ذلك املفكر ؛ ويركز الباحث في الباب
التالي على أفكار معينة بالتماش ي مع الحقل الدراس ي
قبل. الذي عينه الباحث من
بحث بحثا أو دراسة في كتاب فالباب ان الإذا ك .2
ينطلق من السيرة الذاتية و الفكرية للمؤلف مع
ذكر اآلراء املؤيدة واملعارضة ملا ورد في الكتاب. وفي
الباب التالي، عرض الباحث مضمون الكتاب بدءا
من بنية الكتاب ثم تليها املوضوعات الواردة فيه. و
عيين من أمثال ت كيز الدراسةيتجه التحليل نحو تر
النمط الفكري من وجهات نظر يستخدمها املؤلف
في تأليف كتابه.
إذا كان البحث بحثا موضوعيا فالباب ينطلق من .3
عرض النظريات و املفاهيم و أنماط األفكار و
األسس املعرفية للموضوع و السياق املعرفي
44 | Pascasarjana UIN Mataram
واالجتماعي له. وينبغي للباحث هنا عرض الوقائع
اء التحليل فيه وتعميقه. ملوضوع إلثر املتعلقة با
خاتمة : الباب الخامس
A. النتائج
B. التوصيات
5. Penelitian Naskah )البحث في تحقيق النصوص(
Proposal tesis/disertasi penelitian naskah disusun dengan
sistematika sebagai berikut.
A. Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
J. Daftar Pustaka
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 45
خطة املقترح
A. العنوان
B. خلفية املشكلة
C. تحديد املشكلة
D. األهداف واملنافع
E. الدراسات السابقة
F. النظري اإلطار
G. منهج البحث
H. خطة البحث
I. جدول أعمال البحث
J. املصادر واملراجع
Sistematika penulisan tesis/disertasi penelitian naskah
(filologi) disusun dalam lima bab sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
E. Kerangka Teori
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Pembahasan
46 | Pascasarjana UIN Mataram
BAB II ASPEK PERNASKAHAN
Bab ini menampung hasil kerja kodikologi
sehingga tersusun deskripsi yang detail tentang
naskah yang diteliti; dikemukakan pula
sekelumit sejarah naskah itu.
BAB III EDISI TEKS
Bab ini menampung hasil kerja tekstologi
sehingga tersaji teks yang dapat dibaca dengan
relatif mudah. Edisi teks kritis disertai dengan
berbagai catatan dari peneliti tentang hal-hal
tertentu dalam teks yang tersaji dalam catatan
kaki (aparat kritik).
BAB IV ANALISIS KANDUNGAN TEKS
Analisis dilakukan dalam bingkai tujuan
penelitian dan kerangka teori yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jumlah subbab
ditentukan oleh peneliti berdasarkan tujuan
penelitiannya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 47
خطة البحث
مقدمة : الباب األول
A. خلفية املشكلة
B. تحديد املشكلة
C. األهداف واملنافع
D. الدراسات السابقة
E. اإلطار النظري
F. منهج البحث
G. خطة البحث
جوانب النصوص : الباب الثاني
يتضمن هذا الباب على الرموز املستعملة في البحث
خ موجز حتى ترتب ترتيبا تفصيليا؛ ثم يـأتي بعدها تاري
عن النصوص موضوع الدراسة.
نسخ النصوص : الباب الثالث
يعرض الباحث في هذا الباب نتائج أعمال إنطاق
النصوص حتى تسهل للقراء قراءتها. وتدرج في نسخ
باحث على ما أجزاء معينة منها و النصوص تعليقات ال
التي يضعها الباحث في الهامش.
48 | Pascasarjana UIN Mataram
خاتمة : الباب الخامس
A. ج النتائ
B. التوصيات
C. Bagian Akhir
Bagian akhir tesis atau disertasi memuat
1. daftar pustaka;
2. lampiran (jika ada); dan
3. riwayat hidup (lihat lampiran 15).
D. Penjelasan Istilah
1. Judul
a. Judul tesis/disertasi hendaknya singkat dan spesifik, tetapi
cukup jelas memberi gambaran mengenai penelitian yang
diusulkan. Harus dipertimbangkan juga agar penelitian dari
segi substansi dapat dilaksanakan (feasible), dan dapat
dijangkau dari segi administrasi, logistik, dan waktu
(manageable).
b. Perlu dibedakan antara tema dan judul. Tema ialah wilayah
kajian pada tataran teoretik. Misalnya, tema suatu
penelitian ialah tentang pengaruh kurikulum terhadap
perubahan perilaku peserta didik, sedangkan judulnya
mungkin tentang pengaruh suatu kurikulum terhadap
sekelompok peserta didik di suatu lembaga pendidikan.
Jadi, tema lebih bersifat umum, sedangkan judul terkait
dengan objek tertentu. Perbedaan antara tema dan judul ini
penting karena hal ini akan berpengaruh pada arah
penelusuran kajian hasil penelitian terdahulu.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 49
2. Abstrak
Abstrak merupakan semacam ikhtisar (uraian ringkas)
penelitian dengan space 1 halaman, jarak baris satu (1) spasi,
antara 150-250 kata. Abstrak ditulis dalam 3 bahasa:
Indonesia, Inggris, dan Arab. Abstrak yang berbahasa asing
(Arab dan Inggris) dari Unit Pengembangan Bahasa UIN
Mataram.
Untuk penelitian kualitatif: uraian ringkas mencakup tujuan
penelitian terkait fokus kajian, metode, temuan, dan hasil
analisis. Untuk penelitian kuantitatif: uraian ringkas meliputi
tujuan penelitian terkait rumusan masalah, metode
(pendekatan, desain penelitian, instrumen, analisis data,
populasi/sampel), temuan, dan rekomendasi/saran. Untuk
penelitian pengembangan: uraian ringkas mencakup latar dan
rumusan masalah, spesifikasi produk, metode yang digunakan,
dan hasil yang dicapai. Untuk penelitian partisipatoris: uraian
ringkas mencakup signifikansi, identifikasi masalah dan
kebutuhan, daur program, dan hasil/dampak. Untuk penelitian
pustaka: uraian ringkas meliputi tujuan penelitian terkait fokus
masalah, metode, temuan, dan hasil analisis.
3. Latar Belakang Masalah
a. Ketertarikan seseorang untuk membahas sesuatu masalah
biasanya didorong oleh faktor-faktor subjektif dan objektif.
Ketertarikan karena faktor subjektif, misalnya, karena
seseorang pernah terlibat dengan masalah itu. Ketertarikan
karena faktor objektif biasanya terjadi setelah seseorang
memikirkan masalah itu secara sungguh-sungguh dan logis
dengan memperhatikan berbagai fakta, data, dan kajian
yang ada.
b. Disarankan agar penulisan latar belakang masalah diawali
dengan menampilkan berbagai data atau informasi yang
terkait dengan tema penelitian, yang memperlihatkan tema
50 | Pascasarjana UIN Mataram
itu berada dalam kesenjangan (gap) antara harapan dan
kenyataan sehingga menimbulkan keingintahuan
akademik.
c. Latar belakang dapat pula dimulai dengan memberikan
komentar, evaluasi, atau kritik terhadap karya tulis atau
hasil penelitian yang relevan dengan tema penelitian.
Pemilihan terhadap karya tulis atau hasil penelitian
dimaksud harus akurat, otoritatif, dan orisinal. Komentar,
evaluasi, atau kritik dimaksud terutama ditujukan untuk
memperoleh permasalahan yang belum terjawab atau
bahkan tidak disetujui penulis dengan mengemukakan
berbagai alasan yang mendukung.
d. Latar belakang masalah sebaiknya juga mengangkat
argumen-argumen tentang objek yang dibahas yang dapat
mendorong ke arah kajian yang akan diteliti. Argumen-
argumen dimaksud bisa juga berbentuk perdebatan
akademik tentang suatu konsep, teori, atau hasil penelitian.
e. Latar belakang masalah penelitian harus dilengkapi dengan
banyak literatur, penjelasan masalah yang akan diteliti,
signifikansi penelitian, serta persamaan dan perbedaan
dengan penelitian lain yang pernah dilakukan.
f. Pada alinea akhir di latar belakang masalah perlu ada
penegasan bahwa dalam tema yang dibahas itu memang
terdapat permasalahan, dan layak diteliti berdasarkan
beberapa alasan yang telah dikemukakan.
4. Spesifikasi Produk
Karakter atau spesifikasi produk yang diharapkan dari kegiatan
pengembangan digambarkan secara lengkap. Hal itu mencakup
seluruh identitas yang secara spesifik membedakannya dengan
produk-produk lain sejenis. Wujudnya dapat berupa
kurikulum, modul, paket pembelajaran, buku ajar, alat
evaluasi, model, dan semacamnya yang dipandang efektif
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 51
untuk memecahkan aneka masalah dalam pelatihan,
pembelajaran, pendidikan, hukum, sosial, dan lainnya.
5. Urgensi Pengembangan
Berbeda dengan tujuan pengembangan yang mengungkap
upaya pencapaian kondisi ideal tertentu, urgensi
pengembangan harus menguraikan berbagai argumentasi logis
dan ilmiah mengapa pencapaian kondisi ideal itu penting dan
mendesak untuk diupayakan.
6. Asumsi dan Keterbatasan
Asumsi dalam penelitian pengembangan merupakan landasan
pijak untuk menentukan karakteristik atau spesifikasi produk
yang dihasilkan dan rasionalisasi pemilihan model beserta
prosedur pengembangannya. Asumsi dibangun dari berbagai
teori maupun data empirik yang relevan dengan masalah yang
hendak dipecahkan dengan menggunakan produk dimaksud.
Adapun keterbatasan pengembangan hendaknya
mengungkapkan keterbatasan dari produk yang dihasilkan
dalam memecahkan masalah terkait.
7. Identifikasi dan Lingkup Masalah
Pada bagian ini diuraikan bagaimana suatu masalah terpilih
diidentifikasi, lingkupnya dibatasi, serta fokusnya ditentukan.
Titik tekannya terutama pada kepentingan akhir penelitian,
yakni probabilitas perubahan atas masalah yang diancang
secara partisipatif antara peneliti sebagai fasilitator perubahan,
informan penelitian sebagai subjek yang menginisiasi
perubahan, dan masalah sebagai objek penelitian yang hendak
disikapi melalui aksi-aksi partisipatif dalam kerangka
perubahan terencana.
52 | Pascasarjana UIN Mataram
8. Daur Program
Di bagian ini harus diungkapkan seluruh proses penelitian,
tahap demi tahap, dalam suatu gerak daur melingkar (circle).
Proses daur sendiri sejatinya sudah dimulai sejak identifikasi
masalah dilakukan. Pada saat berbarengan, identifikasi
kebutuhan perlu dilakukan pula sebagai konsekuensi lanjut.
Selanjutnya, diikuti tahap pemilihan alternatif dan perencanaan
program. Dilanjutkan dengan pengorganisasian dan
pelaksanaan program, lalu pemantauan program, dan diakhiri
dengan evaluasi program. Berdasarkan evaluasi inilah, bentuk-
bentuk rekomendasi lebih lanjut dapat diajukan di penutup
laporan penelitian.
9. Identifikasi, Batasan, dan Rumusan Masalah
a. Identifikasi masalah merupakan daftar masalah yang dapat
diteliti yang muncul dari pemaparan latar belakang
masalah. Semua masalah yang diidentifikasi ini harus
disebutkan.
b. Batasan masalah bukanlah membatasi identifikasi masalah,
melainkan membatasi rumusan masalah agar tegas
fokusnya. Batasan masalah dilakukan dengan tiga cara: (1)
pembatasan temanya, misalnya bahwa yang dimaksud
kurikulum di sini adalah kurikulum 2013 sebagaimana
tertuang dalam dokumen-dokumen resmi; (2) pembatasan
waktu, misalnya bahwa periode yang dikover oleh
penelitian ini hanya dua tahun, yaitu tahun 2019 dan 2020;
dan (3) pembatasan tempat, misalnya bahwa penelitian ini
hanya akan menjangkau sekolah-sekolah yang ada di Nusa
Tenggara Barat.
c. Batasan masalah itu pada satu sisi sesungguhnya adalah
operasionalisasi konsep karena menunjukan variabel apa
saja yang menjadi fokus suatu penelitian. Dengan
demikian, suatu uraian batasan masalah dapat pula
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 53
dilengkapi dengan hipotesis, jika penelitian itu hendak
membuktikan hipotesis tertentu. Rumusan hipotesis juga
dapat disebut dalam uraian tentang metode analisis dalam
penelitian.
d. Rumusan masalah merupakan bagian yang berisi
pertanyaan-pertanyaan secara eksplisit tentang masalah
yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian yang akan
dilaksanakan.
e. Masalah yang dirumuskan dalam proposal tesis/disertasi
haruslah layak diteliti berdasarkan hasil kajian literatur dan
teori.
10. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebuah pernyataan mengenai hasil
yang akan dicapai dalam penelitian dan disinkronkan dengan
rumusan masalah yang telah disebutkan di atas. Sebagaimana
rumusan masalah, tujuan penelitian sesungguhnya juga hanya
satu, tetapi bisa dijabarkan dalam beberapa subtujuan (tujuan
khusus). Narasi dalam tujuan ini biasanya menggunakan kata-
kata: memahami, menjelaskan, menganalisis, membuktikan,
merumuskan teori atau model, tergantung pada bentuk
penelitian yang dilaksanakan.
11. Signifikansi dan Manfaat Penelitian
Signifikansi penelitian adalah arti penting penelitian, terutama
dalam konteks akademik. Dengan pemahaman pemetaan dan
lacuna (ruang kosong) penelitian, signifikansi penelitian dapat
ditunjukkan dengan menyebutkan sumbangan hasil penelitian
itu dalam membangun teori di bidang ilmu pengetahuan
bersangkutan. Ini biasanya disebut dengan “contribution to
knowledge”.
54 | Pascasarjana UIN Mataram
Selain pada tataran teoretik, penyusunan proposal juga
hendaknya dapat menjelaskan manfaat atau kegunaan praktis
dari hasil penelitiannya nanti, misalnya untuk menjadi bahan
kebijakan pemerintah di bidang pemeliharaan kerukunan umat
beragama atau untuk menawarkan alat ukur baru bagi
perbankan syariah dalam mengevaluasi kinerjanya atau tingkat
syariah compliance-nya.
12. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Dalam ruang lingkup penelitian diuraikan batasan dan cakupan
fokus penelitian. Pembatasan dapat dilakukan baik pada
besaran dan sebaran masalahnya maupun pada perspektif
teoretiknya. Pada setting penelitian, peneliti menguraikan
tentang latar alamiah (tempat atau lokasi) penelitian akan
dilakukan.
13. Definisi Operasional
Bagian ini menjelaskan maksud dan operasional istilah yang
dipakai dalam judul penelitian dan bukan sekadar definisi
istilah dan arti kata setiap kata pada judul tesis/disertasi. Perlu
diingat bahwa tidak semua kata dalam judul didefinisikan,
melainkan beberapa konsep kunci yang ada dalam judul.
Definisi operasional disebut juga dengan definisi istilah.
14. Hipotesis Penelitian
Bagian ini berisi kalimat pernyataan singkat dan jelas yang
merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian.
15. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dipahami sama dengan
tinjauan pustaka, telaah pustaka, kajian pustaka, atau istilah
lain yang sama maksudnya. Oleh karena itu, penulis proposal
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 55
hendaknya menguraikan dengan jelas kajian pustaka yang
menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan
dilakukan. Penelitian terdahulu yang relevan menguraikan
teori, konsep, temuan, dan bahan penelitian yang pernah
dilakukan. Penelitian terdahulu ini akan menjadi titik tolak
atau pijakan untuk melakukan penelitian yang diusulkan
sehingga jelas distingsi studi yang akan dilakukan dengan
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian
terdahulu yang relevan minimal merujuk 5 (lima) penelitian
yang mutakhir, 2(dua) di antaranya adalah bersumber dari
jurnal.
Dalam konteks ini, penulis proposal perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. membuat ringkasan tentang isi yang diuraikan dalam
literatur dan penelitian yang terdahulu;
b. membandingkan dan mengontraskan pendapat para peneliti
dan penulis buku/jurnal terhadap permasalahan yang
hendak diteliti;
c. melakukan pengelompokan (kategorisasi) berbagai
pendapat yang memiliki kemiripan;
d. melakukan kritik metodologi yang digunakan oleh para
peneliti sebelumnya;
e. mengomentari berbagai kajian baik yang saling
menguatkan maupun bertentangan; dan
f. menjelaskan posisi penelitian yang akan dilaksanakan
dengan literatur dan penelitian terdahulu.
Tujuan penulisan penelitian terdahulu yang relevan ini adalah
a. memetakan hal-hal yang telah diteliti sampai saat ini yang
terkait dengan tema penelitian yang akan dilakukan. Ini
biasanya disebut dengan the state of affairs dari masalah
yang bersangkutan;
56 | Pascasarjana UIN Mataram
b. memetakan hal-hal yang belum diteliti terkait dengan tema
penelitian yang akan dilakukan. Ini biasanya disebut
dengan lacuna atau ruang kosong;
c. memastikan permasalahan yang hendak diteliti; penelitian
yang akan dilakukan semestinya mengambil salah satu
masalah dari wilayah lacuna itu;
d. memosisikan serta membandingkan persamaan dan
perbedaan antara penelitian yang dilakukan dengan
penelitian terdahulu;
e. menghindari duplikasi dengan penelitian yang sudah ada;
dan
f. memastikan penggunaan metode dan pendekatan penelitian
yang akan digunakan, yang berbeda dengan metode dan
pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti
terdahulu, jika tema penelitian itu memiliki kesamaan.
16. Kerangka Teori
Kerangka teori menguraikan teori-teori yang terkait dengan
variabel penelitian yang dimulai dari definisi, konsep, asumsi,
dan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel
tersebut sebagai landasan untuk mengembangkan instrumen
penelitian. Kerangka teori diperoleh dari literatur dan kajian
penelitian yang relevan. Oleh karena itu, peneliti tidak
menginventarisasi teori-teori, tetapi dituntut membuat dan
menentukan teori atau kerangka konseptual yang akan dipakai
menganalisis permasalahan yang dikaji dilengkapi dengan
penjelasan logis operasionalnya.
17. Metode Penelitian
Metode penelitian mencakup tiga hal, yaitu bentuk penelitian,
pengorganisasian data, dan analisis data. Bentuk penelitian
dilihat dari perspektif sumber data penelitian dibedakan
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 57
menjadi penelitian kepustakaan (library research) dan
penelitian lapangan (field research).
Sumber data dibedakan menjadi sumber data primer dan
sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh melalui
survei, kuesioner, interview (wawancara), dan observasi.
Pengorganisasian data meliputi pengumpulan dan pengolahan
data. Dalam pengumpulan data ini diperlukan instrumen
penelitian dalam bentuk pedoman wawancara, angket,
checklist, dan alat ukur yang hendak digunakan (satuan metric,
skala Lickerts, dan lain-lain). Pengolahan data meliputi
kegiatan, seperti pemisahan hasil data primer dan sekunder.
Metode analisis data mencakup penjelasan tentang pendekatan
yang digunakan dan cara menganalisis data yang akan
dilakukan. Pendekatan adalah penggunaan suatu cabang ilmu
dalam suatu penelitian, misalnya penggunaan pendekatan
fikih, ushul fikih, tafsir, sejarah, psikologi, sosiologi, dan
antropologi. Di dalam analisis ini juga bisa digunakan satu
atau beberapa teori baik yang merupakan bagian dari ilmu-
ilmu sosial dan humaniora, misalnya teori sumber hukum
Islam, teori fungsional, teori konflik, dan teori linguistik.
Adapun cara menganalisis data pada dasarnya terdiri atas
beberapa kemungkinan, yaitu
a. memilah dan mengelompokkan data sehingga dapat
dibangun sebuah tipologi atau kategorisasi;
b. membandingkan data yang satu dengan lainnya untuk
mencari persamaan dan perbedaannya untuk kemudian
membangun pemahaman yang menyeluruh;
c. menghubungkan antardua atau beberapa variabel, yang
biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif, tetapi
dapat pula dilakukan dalam penelitian kualitatif; dan
d. perlu ditegaskan pula bahwa analisis data berbeda dengan
penafsiran data. Analisis data adalah cara pembacaan data
58 | Pascasarjana UIN Mataram
dengan tiga cara tersebut di atas, sedangkan penafsiran
data adalah komentar peneliti atas hasil analisis itu.
18. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan adalah rancangan urutan penyajian
laporan penelitian. Sistematika pembahasan tidak hanya
berupa daftar isi buku yang dikalimatkan, melainkan juga
penjelasan tentang judul-judul bab dan subbabnya serta urutan-
urutannya. Selain itu, perlu dijelaskan pula alasan suatu bab itu
harus dibahas beserta urutan-urutannya. Oleh karena itu,
penyusunan sistematika pembahasan lebih ditekankan pada
“mengapa” ditulis dan bukan “apa” yang ditulis.
Secara umum, urut-urutan bab itu dapat ditentukan sebagai
berikut.
a. Bab I berisi pendahuluan;
b. Bab II dan seterusnya adalah bab-bab yang berisi uraian
inti yang bersifat analisis. Bab-bab inti mencerminkan
uraian terkait pertanyaan-pertanyaan pokok penelitian yang
disebut dalam bab pendahuluan. Bab inti tidak boleh hanya
terdiri atas satu bab, karena kalau demikian, bab ini akan
sama bunyinya dengan judul tesis atau judul disertasi.
Setidaknya bab inti harus terdiri atas dua bab sehingga
judul-judul bab inti pasti berbeda dengan bunyi judul tesis
atau disertasi karena harus menjabarkannya. Secara teknis,
judul bab-bab ini tidak perlu secara eksplisit menyebut
“paparan data”, “analisis dan pembahasan”. Sebagai
gantinya, mahasiswa dapat membuat judul bab yang
merepresentasikan (mewakili) isi bab tersebut.
c. Bab akhir berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan
merupakan jawaban rumusan dan tujuan penelitian.
Adapun saran terdiri atas dua bagian, yaitu saran akademik
(teoretis) dan saran praktis. Saran teoretis menunjukkan
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 59
wilayah penelitian yang perlu dikembangkan atau diteliti
lagi setelah penelitian ini, sedangkan saran praktis berupa
pernyataan tentang kemungkinan penggunaan hasil
penelitian ini untuk diterapkan dalam bidang-bidang
tertentu kehidupan masyarakat.
19. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian sebagaimana tertuang dalam bab
pendahuluan.
20. Saran
Saran dibuat berdasarkan hasil penelitian, baik bersifat teoretis
maupun praktis.
21. Daftar Pustaka
Di dalam bagian ini dicantumkan referensi, literatur, atau
unduhan dari internet yang sudah dijadikan sumber dalam
penyusunan proposal dan dapat ditambahkan dengan bacaan
lain yang diperkirakan relevan dengan bahan penulisan tesis
atau disertasi yang akan dilakukan. Dalam konteks ini penulis
proposal hendaknya banyak mengutip jurnal sebagai referensi
karena jurnal banyak memuat informasi atau kajian yang
mutakhir (up to date).
22. Jadwal Penelitian
Dalam proposal perlu dicantumkan jadwal penelitian,
termasuk jadwal penulisan laporan penelitian tesis atau
disertasi, sejak dari penunjukan pembimbing sampai
penyelesaian naskah akhir yang siap diujikan. (lihat lampiran
16)
60 | Pascasarjana UIN Mataram
23. Lampiran
Proposal tesis atau disertasi dilengkapi dengan banyak
lampiran yang mendukung, misalnya bukti adanya penelitian
pendahuluan, rancangan wawancara, dan rancangan kuesioner
yang akan dijadikan acuan penelitian.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 61
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Penelitian Kualitatif
1. Pendekatan Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan alasan-alasan singkat yang
melatari pilihan penggunaan pendekatan kualitatif dalam
penelitian yang dilaksanakan. Juga dijelaskan apakah
pendekatan kualitatif yang digunakan pada jenis (1) studi
kasus, (2) etnografi, (3) fenomenologi, atau lainnya.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai
instrumen sekaligus sebagai pengumpul data sehingga
keberadaannya di lokasi penelitian mutlak diperlukan.
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian perlu digambarkan
secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu juga dijelaskan
apakah kehadiran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat
partisipan, atau pengamat penuh. Demikian pula, perlu
dijelaskan apakah subjek atau informan mengetahui kehadiran
peneliti dalam statusnya sebagai peneliti.
62 | Pascasarjana UIN Mataram
3. Lokasi Penelitian
Peneliti perlu menguraikan karakteristik lokasi, alasan memilih
lokasi, serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut.
Lokasi perlu diuraikan secara jelas, misalnya berkenaan
bangunan fisik, struktur organisasi, dan suasana sehari-hari.
Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan daya tarik, keunikan, dan kegayutannya. Dengan
demikian, tidak tepat jika alasan yang dikemukakan tidak
memenuhi kriteria tersebut, misalnya karena lokasinya dekat
dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau
peneliti telah kenal baik dengan orang-orang atau informan
kunci.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subjek
penelitian atau informan, atau subjek dari mana data diperoleh.
Jika peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan data, sumber datanya disebut responden,
sedangkan jika peneliti menggunakan teknik observasi, sumber
datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu.
Pada bagian ini peneliti hendaknya menjelaskan (a) siapa yang
dijadikan sebagai subjek penelitian atau informan sekaligus
karakteristik informan tersebut; dan (b) jenis data yang akan
dikumpulkan sesuai dengan judul dan rumusan masalah.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Pada bagian ini dijelaskan teknik pengumpulan data yang
digunakan, apakah menggunakan (1) observasi dalam bentuk
partisipasi atau nonpartisipasi; (2) wawancara dalam bentuk
terstruktur atau tidak terstruktur; dan (3) dokumentasi. Jenis
data diperoleh melalui terapan metode-metode pengumpulan
data yang relevan dengan judul penelitian dan rumusan
masalah penelitian.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 63
6. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan seiring
dengan proses pengumpulan data dan setelah data terkumpul.
Dalam hal ini terdapat beberapa jenis teknik analisis data yang
dapat dipilih.
Di antara pilihan yang dapat diambil adalah apa yang
dikemukakan James P. Spradley yang meliputi rangkaian
analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial,
dan analisis tema kultural. Pilihan lainnya adalah teknik
analisis yang dikemukakan Miles dan Huberman yang
mencakup rangkaian tiga kegiatan utama, yaitu reduksi data,
display data, dan penarikan kesimpulan. Ketiga kegiatan itu
dapat diterapkan dengan model mengalir (flow model) atau
model interaktif (interactive model).
7. Pengecekan Keabsahan Data
Peneliti pada bagian ini perlu menjelaskan usaha-usaha yang
dilakukan untuk lebih menjamin keabsahan data dan temuan.
Misalnya, dapat dilakukan dengan teknik perpanjangan
kehadiran peneliti, triangulasi (sumber, metode, dan teori),
observasi mendalam, pembahasan teman sejawat, kecukupan
referensi, dan lainnya.
B. Penelitian Kuantitatif
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih berdasarkan pada rumusan
masalah, tujuan penelitian, bidang yang diteliti, lokasi, waktu,
menurut rancangan, pendekatan analitik, proses
berlangsungnya prosedur penelitian, dan jenis aktivitas yang
dilakukan. Pendekatan penelitian disesuaikan dengan
kebutuhan pencarian jawaban atas pertanyaan penelitian
(perumusan masalah). Pendekatan penelitian dapat
dikelompokkan ke dalam 2 bagian besar: pendekatan kualitatif
64 | Pascasarjana UIN Mataram
dan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan
pada penilaian numerik atas fenomena yang dipelajari.
Pendekatan kualitatif menekankan pada deskripsi naratif atau
deskripsi tekstual atas fenomena yang diteliti.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan
sampel adalah sebagian dari populasi. Populasi dan sampel
dapat digunakan jika penelitian yang dilakukan memakai
sampel sebagai subjek penelitian. Namun, jika sasaran
penelitian seluruh anggota populasi, lebih tepat digunakan
istilah subjek penelitian atau penelitian populasi.
Hal-hal yang dipaparkan pada bagian populasi dan sampel
adalah
a. kriteria dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek
penelitian;
b. besarnya sampel yang hendak diteliti; dan
c. prosedur dan teknik pengambilan sampel yang digunakan.
Dalam hal ini terdapat beberapa pilihan:
1) random sampling atau sampel acak (acak
sederhana/simple random sampling, acak
beraturan/ordinal sampling, atau acak dengan bilangan
random);
2) sampling kelompok (cluster sampling);
3) sampling berstrata atau sampling bertingkat (stratified
sampling); dan
4) sampling bertujuan (purposive sampling).
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 65
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan selama
penelitian terhitung mulai dari pelaksanaan observasi sampai
dengan pelaporan, sedangkan tempat penelitian adalah lokasi
berlangsungnya kegiatan penelitian.
4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai/sifat dari objek,
individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu
antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik
kesimpulannya.
5. Desain Penelitian
Desain penelitian memaparkan strategi dalam mengatur
penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai
dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Desain
penelitian juga memaparkan semua proses yang diperlukan
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain
penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang
dilakukan, apakah penelitian kuantitatif dalam bentuk (a)
survei; (b) korelasional sejajar (korelasional) dengan teknik tes
yang tidak memperlihatkan sebab akibat; (c) korelasi sebab
akibat atau pengaruh; dan (d) kuasal komparasi, yaitu melihat
besarnya perbedaan.
6. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan
dalam mengumpulkan data. Alat bantu tersebut dapat berupa
angket, tes, skala bertingkat, pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan check-list. Dengan demikian, dalam
mengemukakan instrumen penelitian perlu dijelaskan semua
alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data atau
untuk mengukur variabel yang diteliti.
66 | Pascasarjana UIN Mataram
Alat dan bahan penelitian merupakan semua perlengkapan
yang digunakan pada saat pengambilan data penelitian.
7. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
Teknik pengumpulan data mengungkapkan (a) pilihan metode
yang dipergunakan dalam mengumpulkan data, misalnya
dengan test atau angket yang dibantu dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi; (b) kualifikasi dan petugas yang
terlibat dalam proses pengumpulan data; dan (c) jadwal waktu
pelaksanaan pengumpulan data.
Prosedur penelitian mencakup langkah-langkah atau cara kerja
pada saat pelaksanaan penelitian.
8. Teknik Analisis Data
Bagian ini mengemukakan jenis analisis statistik yang
digunakan sesuai jenis data yang dikumpulkan dengan tetap
berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis
yang hendak diuji. Dalam hal ini bisa digunakan berbagai
macam jenis analisis statistik. Alasan penggunaan jenis atau
teknik analisis juga perlu dijelaskan.
C. Penelitian Pengembangan
1. Tujuan Penelitian
Peneliti penting menjelaskan tujuan penelitian ini yang
disesuaikan permasalahan yang dirumuskan
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti menggambarkan dan menjelaskan lokasi penelitian,
kapan penelitian dan waktu yang digunakan dalam
melaksanakan penelitian. Dalam bagian ini digambarkan
seluruh kegiatan penelitian sejak menyusun proposal penelitian
hingga penyusunan laporan penelitian selesai dilaksanakan.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 67
3. Karakteristik Model yang Dikembangkan
Peneliti mendeskripsikan sasaran dari penelitian
4. Pendekatan dan Metode Penelitian
Bagian ini mendeskripsikan pendekatan dan metode penelitian
yang digunakan oleh peneliti.
5. Langkah-Langkah Pengembangan Model
a) Penelitian Pendahuluan; peneliti menjelaskan hasil need
assessment (analisis kebutuhan), menggambarkan
kesenjangan yang terjadi, antara hasil need assessment
dengan harapan (ideal). Peneliti juga penting menjelaskan
metode penelitian pendahuluan yang digunakan.
b) Perencanaan Pengembangan Model; peneliti
mengungkapkan tahapan dalam pengembangan model,
mengemukakan keunggulan, kualitas, kepraktisan,
kefektifan model. Peneliti juga mengungkapkan teknik
dalam mengukur efektivitas model yang dikembangkan,
misalnya menggunakan expert judgment.
c) Validasi, Evaluasi, dan Revisi Model; peneliti harus
menjelaskan proses dan hasil validasi melalui telaah pakar,
prosedur dan hasil uji coba model, sasaran uji coba, proses
dan hasil evaluasi, teknik evaluasi, menjelaskan bagian-
bagian komponen yang direvisi.
D. Penelitian Pustaka
Metode Kajian
Bagian ini berisi uraian tentang langkah-langkah yang dilakukan
peneliti sejak awal sampai dengan akhir penelitian dalam upaya
menjawab permasalahan penelitian apakah yang berkaitan dengan
kajian (1) konsep, (2) pandangan tokoh, (3) pendidikan, hukum,
sosial, dan dakwah, dan (4) khazanah keilmuan yang relevan
dengan masalah yang dibahas.
68 | Pascasarjana UIN Mataram
Kegiatan diawali dengan mengajukan anggapan-anggapan dasar
atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan
keterbatasan mengenai hal-hal atau aspek-aspek tertentu yang
dijadikan landasan dan kerangka berpikir.
Analisis masalah dan variabel perlu dilakukan untuk menemukan
variabel dan hubungan antarvariabel serta untuk mengarahkan alur
berpikir dalam memecahkan masalah.
E. Penelitian Naskah
1. Penelusuran dan Pemilihan Naskah
Penelitian naskah selalu diawali dengan penelusuran naskah-
naskah dan pemilihan naskah-naskah yang akan diteliti. Ini
dilakukan dengan mencermati berbagai katalogus naskah dan
atau dengan mencari informasi dari masyarakat tentang
keberadaan suatu naskah.
2. Perlakuan terhadap Naskah
Suatu naskah yang dipilih untuk diteliti statusnya berada pada
salah satu dari dua kemungkinan. Pertama, ia merupakan salah
satu dari sekian naskah yang serupa. Untuk itu, perlu
dilakukan pencarian dan pencatatan informasi tentang
keberadaan naskah-naskah lain itu. Kedua, ia merupakan
naskah satu-satunya. Dalam hal ini, naskah tersebut disebut
naskah tunggal, codex unicus. Jika tujuan penelitian tidak
untuk memperbandingkan naskah-naskah dan/atau mencari
naskah arketip, naskah pada kemungkinan pertama dapat
diperlakukan sebagai codex unicus. Artinya, peneliti
mengabaikan adanya naskah-naskah lain yang serupa, peneliti
langsung meneliti naskah yang dipilihnya sesuai dengan
lingkup dan tujuan penelitiannya.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 69
3. Instrumen Deskripsi Naskah
Penanganan pertama atas naskah yang telah dipilih untuk
diteliti adalah mendeskripsikannya. Untuk itu, peneliti perlu
memedomani suatu instrumen deskripsi naskah yang sudah
lazim dalam dunia filologi. Instrumen itu mencakup item-item
informasi yang harus dicari dari naskah, yaitu judul naskah,
bahasa, huruf, bentuk karangan, kode koleksi, ukuran naskah
(cm), ukuran teks (cm), jumlah halaman, jilidan, ukuran kertas,
penulis/penyalin, pemrakarsa, tahun penulisan/penyalinan,
tempat penulisan/penyalinan, jumlah baris dalam tiap halaman,
penomoran halaman, alihan (catchword), iluminasi dan
ilustrasi, cap kertas (watermark), garis tebal (chainlines), garis
tipis (laidlines), garis panduan (blinelines), halaman kosong,
keadaan fisik, bahan, warna tinta, penyimpan/pemilik, alamat
penyimpan/pemilik, nama penyimpan/pemilik, dan beberapa
aspek lainnya yang dipandang perlu.
4. Edisi Teks
Dalam penelitian naskah tersedia dua pilihan teknik edisi teks,
yaitu diplomatis dan kritis. Dalam edisi teks diplomatis,
peneliti menerbitkan kembali teks seteliti-telitinya tanpa
mengadakan perubahan, atau membuat transliterasinya setepat-
tepatnya tanpa menambahkan sesuatu. Teknik ini secara
teoretis sangat menjamin kemurnian teks, tetapi secara praktis
kurang membantu pembaca.
Dengan teknik edisi kritis atau standar, peneliti menerbitkan
teks dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan
ketidakajegan, sedangkan ejaannya disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku. Dalam teknik ini peneliti juga
melakukan pengelompokan kata, pembagian kalimat,
penggunaan huruf kapital, paragraf, pungtuasi, dan
memberikan komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks
yang diletakkan pada catatan kaki.
70 | Pascasarjana UIN Mataram
5. Analisis Teks
Analisis teks sepenuhnya ditentukan berdasarkan tujuan
penelitian dan kerangka teori yang dikembangkan oleh
peneliti. Analisis teks disesuaikan dengan bidang keilmuan
mahasiswa bersangkutan. Oleh karena itu, tidak tertutup
kemungkinan suatu naskah secara bersamaan diteliti oleh tiga
mahasiswa dari pascasarjana yang berbeda. Namun, tentu saja
masing-masing memiliki tujuan penelitian yang berbeda dan
mengembangkan kerangka teori yang tidak sama dalam
menganalisis kandungan teks.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 71
BAB V
FORMAT PENULISAN ARTIKEL
Penulisan hasil penelitian dalam bentuk artikel ilmiah dapat menjadi
salah satu cara untuk mempublikasikan karya ilmiah dengan cara lebih
sederhana dan singkat. Artikel ilmiah mempunyai sistematika
penulisan tanpa menggunakan angka atau abjad. Ketentuan teknis dan
sistematika penulisan artikel bisa berbeda antara jurnal ilmiah yang
satu dengan yang lain. Akan tetapi, secara umum, sebuah artikel
ilmiah setidaknya memuat hal-hal berikut.
A. Judul
Judul artikel hendaknya memberi gambaran penelitian yang akan
dilakukan dengan mencantumkan variabel-variabel yang diteliti
dan tidak lebih dari 20 kata.
B. Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa mencantumkan gelar akademis
atau gelar apa pun. Nama penulis disertai alamat korespondensi
penulis, nama lembaga tempat kerja penulis/peneliti, dan alamat
email.
72 | Pascasarjana UIN Mataram
C. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak memuat uraian singkat mengenai masalah dan tujuan
penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Abstrak
antara 150 – 250 kata. Tekanan penulisan abstrak terutama pada
hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Pengetikan abstrak dilakukan dengan spasi tunggal
dengan margin yang lebih sempit dari margin kanan dan kiri teks
utama.
Kata kunci perlu dicantumkan untuk menggambarkan ranah
masalah yang diteliti dan istilah-istilah pokok yang mendasari
pelaksanaan penelitian. Kata-kata kunci dapat berupa kata tunggal
atau gabungan kata. Jumlah kata-kata kunci 3-5 kata. Kata-kata
kunci ini diperlukan untuk komputerisasi. Pencarian judul
penelitian dan abstraknya dipermudah dengan kata-kata kunci
tersebut. Kata kunci ditulis di bawah isi abstrak.
D. Pendahuluan
Bagian pendahuluan terutama berisi (1) permasalahan penelitian;
(2) wawasan dan rencana pemecahan masalah; (3) rumusan tujuan
penelitian; (4) rangkuman kajian teoretik yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Pada bagian ini kadang-kadang juga dimuat
harapan akan hasil dan manfaat penelitian. Panjang bagian
pendahuluan sekitar 2-3 halaman dan diketik dengan 1,5 spasi.
E. Metode
Pada dasarnya bagian ini menjelaskan bagaimana penelitian itu
dilakukan. Sebaiknya dihindari pengorganisasian penulisan ke
dalam “anak subjudul” pada bagian ini.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 73
F. Pembahasan (Hasil)
Bagian ini merupakan bagian utama artikel hasil penelitian dan
biasanya merupakan bagian terpanjang dari suatu artikel. Hasil
penelitian yang disajikan dalam bagian ini adalah hasil “bersih”.
Proses analisis data seperti perhitungan statistik dan proses
pengujian hipotesis saja yang perlu dilaporkan. Tabel dan grafik
dapat digunakan untuk memperjelas penyajian hasil penelitian
secara verbal. Tabel dan grafik harus diberi komentar atau
dibahas.
Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian
rinci dalam bentuk subtopik-subtopik yang berkaitan langsung
dengan fokus penelitian dan kategori-kategori. Pembahasan dalam
artikel bertujuan untuk
1. menjawab rumusan masalah;
2. menunjukkan bagaimana temuan-temuan itu diperoleh;
3. menginterpretasikan/menafsirkan temuan-temuan;
4. mengaitkan hasil temuan dengan temuan penelitian dengan
struktur pengetahuan yang telah mapan; dan
5. memunculkan teori-teori baru atau memodifikasi teori yang
telah ada.
G. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah. Saran
disusun berdasarkan temuan penelitian yang telah dibahas. Saran
dapat mengacu pada tindakan praktis, pengembangan teori baru,
dan/atau penelitian lanjutan.
H. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi semua sumber yang digunakan sebagai
rujukan penulisan artikel. Adapun pedoman penulisannya
disesuaikan dengan pedoman penulisan yang berlaku pada jurnal
atau publikasi online yang bersangkutan.
“Mulailah dengan menuliskan
hal-hal yang kau ketahui. Tulislah pengalaman dan
perasaanmu sendiri”.
~ J. K. Rowling ~
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 75
BAB VI
PENULISAN MAKALAH DAN PEMBUKUAN
Penulisan makalah yang dimaksud dalam buku ini adalah makalah
yang ditulis mahasiswa ketika mendapatkan tugas dari dosen
pengampu mata kuliah. Secara umum, sistematika makalah sama
seperti sistematika penulisan artikel ilmiah (lihat Bab V).
Hanya saja, penting dicatat bahwa untuk kepentingan penilaian dan
administrasi akademik pascasarjana, makalah-makalah yang telah
ditulis mahasiswa, baik secara kelompok maupun perorangan
hendaknya digabung menjadi satu jilid dalam bentuk buku. Makalah
yang digabung tersebut merupakan makalah final yang telah direvisi
sesuai saran/komentar dosen dan mahasiswa kelas sehingga di setiap
akhir semester terdapat satu jilid/bundel kumpulan makalah kelas
untuk satu mata kuliah.
Sistematika kumpulan makalah kelas tersebut disusun dalam bentuk
buku yang memuat minimal hal-hal berikut.
76 | Pascasarjana UIN Mataram
A. Bagian Awal
1. Kover
Kover memuat
a. judul, misalnya “Kumpulan Makalah Kelas...” atau “Antologi
Karya Mahasiswa...”;
b. keterangan pembuatan makalah, misalnya “Makalah ini
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian”;
c. nama dosen pengampu beserta gelar;
d. logo UIN Mataram;
e. nama-nama mahasiswa penulis;
f. nama program studi;
g. nama lembaga, yaitu Pascasarjana UIN Mataram; dan
h. tahun.
(lihat lampiran 18)
2. Kata Pengantar
Kata pengantar memuat uraian secara singkat tentang maksud
penulisan kumpulan makalah dan ucapan terima kasih kepada
pihak yang secara langsung berjasa dalam penyusunan
makalah.
3. Daftar Isi
Daftar isi berisi judul-judul makalah dan penulisnya.
B. Bagian Inti
Bagian inti berisi seluruh makalah yang ditulis.
C. Bagian Akhir
Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 77
BAB VII
TEKNIS PENULISAN
A. Bahan dan Ukuran
1. Kertas yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah
kertas HVS ukuran A4 (21 cm X 29,7 cm) 80 gram.
2. Sampul proposal tesis/disertasi berwarna putih dan dijilid
buku.
3. Sampul tesis/disertasi berwarna merah dan dijilid tebal (hard
cover).
B. Margin
Pengetikan dilakukan hanya satu wajah kertas, tidak bolak-balik,
dengan menggunakan ukuran margin standar berikut ini.
Untuk berbahasa Indonesia/Inggris:
1. Tepi atas : 4 cm
2. Tepi bawah : 3 cm
3. Tepi kiri : 4 cm
4. Tepi kanan : 3 cm
78 | Pascasarjana UIN Mataram
Untuk berbahasa Arab:
1. Tepi atas : 4 cm
2. Tepi bawah : 3 cm
3. Tepi kiri : 3 cm
4. Tepi kanan : 4 cm
C. Jenis Huruf dan Format Penulisan
1. Huruf Latin
a. Jenis huruf yang digunakan adalah font Times New Roman
12, sedangkan untuk footnote menggunakan font Time New
Roman 10.
b. Spasi antarbaris yang digunakan adalah 2 spasi untuk body
text, sedangkan untuk footnote adalah 1 spasi.
2. Huruf Arab
a. Karya ilmiah yang menggunakan bahasa Arab menggunakan
font Sakkal Majalla 18 untuk Body Text, sedangkan untuk
footnote menggunakan font Sakkal Majalla 14.
b. Spasi antarbaris yang digunakan adalah 1,5 untuk body text,
sedangkan untuk footnote adalah 1 spasi.
3. Penggunaan Huruf Kapital, Huruf Tebal, dan Huruf
Miring
a. Penulisan judul dan nama lembaga di halaman judul dan
halaman kover menggunakan huruf kapital semua dan cetak
tebal (bold).
b. Penulisaan di halaman kover depan, pernyataan keaslian,
halaman pengesahan, pedoman transliterasi, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, dan lain-lain
menggunakan huruf kapital semua dan cetak tebal (bold).
c. Penulisan subjudul menggunakan huruf kapital hanya pada
awal setiap kata dan cetak tebal (bold), kecuali partikel,
seperti tentang, dalam, yang, dan pada, ditulis dengan huruf
kecil.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 79
d. Huruf kapital juga digunakan untuk awal kata yang terletak
di awal kalimat, setelah tanda baca, tanda tanya, atau tanda
seru.
e. Nama orang, nama agama, nama kota, nama provinsi, nama
pulau, nama gunung, dan seterusnya juga menggunakan
huruf kapital pada awal kata sesuai dengan ketentuan tata
bahasa Indonesia.
f. Penulisan istilah yang belum ada padanannya dalam bahasa
Indonesia harus dicetak miring (italic) disertai penjelasan
minimal dalam kurung atau footnote disertai sumber
rujukan.
g. Catatan: penggunaan huruf kapital dan lainnya selengkapnya
dapat dilihat pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) berdasarkan Permendikbud Nomor 50
Tahun 2015.
4. Penulisan Bab
a. Bab baru di dalam karya ilmiah, selain artikel dan makalah,
selalu dimulai pada halaman baru.
b. Penulisan bab dengan judul bab berjarak 2 spasi yang
diletakkan di bagian tengah (center).
c. Penulisan judul subbab diletakkan pada margin kiri, dengan
jarak 4 spasi dari judul bab, dan antara judul subbab
diletakkan pada margin kiri, dengan jarak 4 spasi dari Judul
bab, dan antara judul bab, dan antara Judul subbab dengan
baris berikutnya tetap berjarak 2 spasi.
d. Penulisan judul subbab baru dengan baris terakhir pada
subbab sebelumnya berjarak 4 spasi.
D. Penulisan Paragraf, Kutipan, dan Terjemahan
1. Awal paragraf dalam teks ditulis menjorok ke dalam berjarak
1,5 cm dari margin kiri; sedangkan margin kanan tetap lurus
(justify); dan baris-baris selanjutnya dalam paragraf harus lurus
80 | Pascasarjana UIN Mataram
tepi kiri dan kanannya (justify) dengan ketentuan satu paragraf
memuat satu pokok pikiran.
2. Kutipan langsung adalah penukilan dengan menggunakan kata
dan kalimat yang sama persis seperti dalam sumber yang
dikutip, sedangkan kutipan taklangsung adalah penukilan
gagasan dari sumber rujukan dengan menggunakan kata atau
kalimat dari pengutip sendiri.
3. Kutipan langsung yang kurang dari 6 (enam) baris ditulis sama
dengan teks yang lain dan diletakkan di antara dua tanda petik.
Contoh:
Hal semakna juga dikatakan oleh Azyumardi Azra
bahwa “Perkembangan keilmuan dan pembelajaran Islam
secara lokal, kontak keagamaan dan intelektual dengan pusat-
pusat Islam di Timur Tengah, dan perubahan sosial, ekonomi,
dan politik, memberikan kontribusi penting dalam pencapaian
kompromi lebih besar dengan Islam.”1
4. Kutipan langsung yang terdiri atas 6 (enam) atau lebih ditulis
tegak 1 spasi dan margin kiri masuk ke kanan sejajar dengan
alenia pertama tanpa menggunakan tanda petik.
Contoh:
Terdapat kecenderungan yang kurang tepat dalam
proses penanganan konflik. Banyak pihak kerap memaksakan
model penyelesaian konflik dari luar dan abai dengan kearifan
lokal di masyarakat. Hal ini sebagaimana dicatat oleh Suprapto
dalam tulisanya berjudul “Revitalisasi Nilai-Nilai Kearifan
Lokal bagi Upaya Resolusi Konflik”.
1Azyumardi Azra, Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal
(Bandung: Mizan, 2002), 21.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 81
Mengurai konflik yang terjadi di masyarakat, biasanya
orang cenderung mencari model penyelesaian yang
datang dari luar. Dalam banyak kasus, model
penyelesaian impor semacam ini cenderung seragam.
Diawali dengan penghentian konflik melalui cara-cara
memaksa oleh pihak keamanan (peacekeeping)
kemudian dilanjutkan dengan penetapan serangkaian
aturan termasuk sanksi bagi kedua belah pihak agar
tidak mengulangi konflik. Pola semacam ini biasanya
hanya efektif untuk menghentikan konflik kekerasan
dalam waktu singkat, tetapi kurang bisa menjamin
bahwa konflik tidak akan muncul lagi di kemudian
hari. Proses penyelesaian berlangsung secara ad hoc
dan parsial serta kurang menyentuh akar persoalan
konflik yang sebenarnya.2
5. Semua terjemahan dari bahasa asing ditulis tegak dengan 2
spasi jika kurang dari 6 (enam) baris. Jika terjemahan kutipan
tersebut terdiri dari 6 (enam) baris atau lebih, terjemahan
tersebut ditulis tegak dengan 1 spasi dan dipisah dari teks
aslinya, serta dimulai sejajar dengan alenia pertama.
6. Terjemahan al-Qur’an/hadis diketik tegak 1 spasi dan dimulai
sejajar dengan alenia pertama, serta tidak terikat dengan jumlah
baris. Jika terjemahan al-Qur’an/hadis terdapat dalam bagian
kalimat, spasinya sama dengan spasi kalimat lainnya.
2Suprapto, "Revitalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal bagi Upaya Resolusi
Konflik." Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 21, no.1 (Juni 2013): 19-
38.
82 | Pascasarjana UIN Mataram
E. Penomoran
1. Halaman bagian awal tesis atau disertasi menggunakan angka
Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst.) dan berada di bagian tengah
bawah (1 cm dari teks). (lihat lampiran 17)
2. Penghitungan dimulai dari halaman kover dalam, tetapi tidak
diberi nomor.
3. Halaman bab pendahuluan dan seterusnya diberi nomor
dengan angka Arab (1, 2, 3, dst.) dan berada di bagian kanan
atas (1.5 cm dari teks). (lihat lampiran 17)
4. Pada halaman judul bab, nomor halaman berada di tengah
bawah (1 cm dari teks).
5. Pola penomoran: nomor bab dengan angka Romawi, subbab
dengan huruf besar, anak subbab dengan angka Arab, bagian
anak subbab dengan huruf kecil. Untuk bagian selanjutnya
dengan angka Arab yang diikuti tutup kurung, berikutnya
dengan huruf kecil yang diikuti tutup kurung. Untuk bagian
selanjutnya dengan angka Arab yang diikuti buka tutup
kurung, berikutnya dengan huruf kecil yang diikuti buka tutup
kurung. Pola penomoran tersebut dapat dilihat dalam contoh
berikut.
Bab : I, II, III, dan seterusnya
Subbab : A, B,C, dan seterusnya
Kemudian : 1, 2, 3, dan seterusnya
Selanjutnya : a, b, c, dan seterusnya
Berikutnya : 1), 2), 3), dan seterusnya
Kemudian : a), b), c), dan seterusnya
Selanjutnya : (1), (2), (3), dan seterusnya
Kemudian : (a), (b), (c), dan seterusnya
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 83
6. Penomoran tabel atau gambar disesuaikan dengan nomor bab,
diikuti dengan nomor urut tabel atau gambar, dan ditulis
dengan angka Arab. Contoh: Tabel atau Gambar 2.1 artinya 2
adalah nomor bab, sedangkan 1 adalah nomor urut tabel atau
gambar.
7. Tabel diberi judul yang terletak di atasnya dengan jarak 1
spasi. (lihat lampiran 13)
8. Gambar diberi judul yang terletak di bawahnya dengan jarak 1
spasi. (lihat lampiran 14)
9. Tabel atau gambar yang lembarnya lebih luas bisa dilipat
sesuai dengan luas halaman naskah.
10. Angka penomoran dalam catatan kaki (footnote) dicetak
sedikit lebih tinggi dari permukaan rata-rata kata dalam nomor
tersebut.
11. Penomoran footnote ditulis dengan menggunakan angka Arab
(1, 2, 3, dan seterusnya) dengan tidak menggunakan titik dan
spasi setelahnya.
12. Penomoran footnote dimulai dari awal pada tiap-tiap bab dan
kalimat pertama dimulai dari 1.5 cm. Adapun untuk daftar
pustaka, kalimat kedua dan seterusnya dimulai dari 1.5 cm.
Penulis yang baik adalah pembaca yang tekun.
~ Suprapto ~
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 85
BAB VIII
CATATAN KAKI
Ada tiga teknik penulisan yang dipakai untuk menandai sumber data,
yaitu catatan kaki (footnote), catatan tengah (middlenote/
innote/bodynote), dan catatan akhir (endnote). Pada prinsipnya catatan
kaki dan catatan akhir sama, kecuali pada letaknya, yakni catatan
akhir terletak di bagian belakang. Dibandingkan dengan catatan akhir,
catatan kaki lebih praktis sebab pembaca bisa langsung mengetahui
identitas sumber yang disebutkan dalam halaman yang sama dengan
kutipan. Di samping itu, catatan kaki juga dapat memberikan
penjelasan penting yang dianggap akan mengganggu jika dimasukkan
dalam tubuh tulisan. Oleh karena itu, karya ilmiah cenderung lebih
banyak menggunakan model catatan kaki, dibandingkan dengan dua
model yang lain tadi.
Dengan pertimbangan di atas, Pascasarjana UIN Mataram memilih
menggunakan catatan kaki sebagai teknik yang diberlakukan dalam
kegiatan penulisan karya ilmiah (makalah, artikel, proposal, tesis, dan
disertasi) dan tidak menggunakan ibid., op.cit., loc.cit.. Adapun
86 | Pascasarjana UIN Mataram
model catatan kaki yang digunakan adalah model KATE L.
TURABIAN Edisi 8. Berikut contohnya.
Buku (untuk satu orang penulis)
Catatan kakinya memuat nama lengkap penulis, koma, judul buku
(italic), buka kurung, tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun
terbit, tutup kurung, koma, halaman, titik.
Contoh:
Malcolm Gladwell, The Tipping Point: How Little Things
Can Make a Big Difference (Boston: Little, Brown, 2000), 64-65.
Suprapto, Semerbak Dupa di Pulau Seribu Masjid:
Kontestasi, Integrasi, dan Resolusi Konflik Hindu-Muslim (Jakarta:
Kencana, 2013), 141.
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
(belakang) penulis, koma, satu sampai tiga kata judul buku (italic)
dengan menghindari pemenggalan kata pada kata penghubung, koma,
halaman, titik.
Contoh:
Malcolm Gladwell, The Tipping Point: How Little Things
Can Make a Big Difference (Boston: Little, Brown, 2000), 64-65.
Gladwell, The Tipping Point, 71.
Suprapto, Semerbak Dupa di Pulau Seribu Masjid:
Kontestasi, Integrasi, dan Resolusi Konflik Hindu-Muslim (Jakarta:
Kencana, 2013), 141.
Suprapto, Semerbak Dupa, 247.
Daftar pustakanya memuat nama belakang penulis, koma, nama depan
penulis, titik, judul buku (italic), titik, tempat terbit, titik dua, penerbit,
koma, tahun terbit, titik.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 87
Contoh:
Gladwell, Malcolm. The Tipping Point: How Little Things Can Make
a Big Difference. Boston: Little, Brown, 2000.
Jika nama penulisnya terdiri atas satu kata, daftar pustakanya ditulis
nama penulis, titik, judul buku (italic), titik, tempat terbit, titik dua,
penerbit, koma, tahun terbit, titik.
Contoh:
Sudarsono. Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta,
1993.
Buku (untuk dua orang penulis atau lebih)
Catatan kaki untuk dua orang penulis memuat kedua nama penulis
yang diselingi kata “and/dan”, koma, judul buku (italic), buka kurung,
tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung,
koma, halaman, titik.
Contoh:
Peter Morey and Amina Yaqin, Framing Muslims:
Stereotyping and Representation after 9/11 (Cambridge, MA: Harvard
University Press, 2011), 52.
Suyanto dan Djihad Hisyam, Pendidikan di Indonesia
Memasuki Milenium III: Refleksi dan Reformasi (Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa, 2000), 99.
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan kedua nama
(belakang) penulis yang diselingi kata “and/dan”, koma, satu sampai
tiga kata judul buku (italic) dengan menghindari pemenggalan kata
pada kata penghubung, koma, halaman, titik.
88 | Pascasarjana UIN Mataram
Contoh:
Peter Morey and Amina Yaqin, Framing Muslims:
Stereotyping and Representation after 9/11 (Cambridge, MA: Harvard
University Press, 2011), 52.
Morey and Yaqin, Framing Muslims, 60-61.
Suyanto dan Djihad Hisyam, Pendidikan di Indonesia
Memasuki Milenium III: Refleksi dan Reformasi (Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa, 2000), 99.
Suyanto dan Hisyam, Pendidikan di Indonesia, 101.
Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis pertama, nama
(depan) penulis pertama, koma, kata “and/dan” nama penulis kedua,
titik, judul buku (italic), titik, tempat terbit, titik dua, penerbit, koma,
tahun terbit, titik.
Contoh:
Morey, Peter, and Amina Yaqin. Framing Muslims: Stereotyping and
Representation after 9/11. Cambridge, MA: Harvard
University Press, 2011.
Suyanto, dan Djihad Hisyam. Pendidikan di Indonesia Memasuki
Milenium III: Refleksi dan Reformasi. Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa, 2000.
Catatan kaki untuk tiga orang penulis atau lebih dituliskan hanya
nama penulis pertama yang ditulis diikuti oleh "et al." ("dkk.").
Contoh:
Jay M. Bernstein et al., Art and Aesthetics after Adorno
(Berkeley: University of California Press, 2010), 276.
Bernstein et al., Art and Aesthetics, 18.
Ramadhan Susilo dkk., Tata Bahasa Indonesia (Malang:
Bagian Penerbitan Sastra Bahasa Indonesia UB, 2002), 87.
Ramadhan Susilo dkk., Tata Bahasa, 98.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 89
Daftar pustaka untuk tiga orang penulis atau lebih (dicantumkan nama
semua penulis) memuat nama (belakang) penulis pertama, koma,
nama (depan) penulis pertama, koma, nama penulis kedua, koma, kata
“and/dan” nama penulis ketiga, titik, judul buku (italic), titik, tempat
terbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, titik.
Contoh:
Bernstein, Jay M., Claudia Brodsky, Anthony J. Cascardi, Thierry de
Duve, Ales Erjavec, Robert Kaufman, and Fred Rush. Art
and Aesthetics after Adorno. Berkeley: University of
California Press, 2010.
Susilo, Ramadhan, Rudi Waluyo, dan Angga Sela. Tata Bahasa
Indonesia. Malang: Bagian Penerbitan Sastra Bahasa
Indonesia UB, 2002.
Editor atau Penerjemah Bukan Penulis
Catatan kakinya memuat nama editor/penerjemah, koma, kata
“ed./trans./terj.”, koma, judul buku (italic), buka kurung, tempat
penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung, koma,
halaman, titik.
Contoh:
Richmond Lattimore, trans., The Iliad of Homer (Chicago:
University of Chicago Press, 1951), 91-92.
Taufik Abdullah, ed., Sejarah Lokal di Indonesia, Kumpulan
Tulisan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985), 57.
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
belakang editor/penerjemah, koma, satu sampai tiga kata judul buku
(italic) dengan menghindari pemenggalan kata pada kata penghubung,
koma, halaman, titik.
90 | Pascasarjana UIN Mataram
Contoh:
Richmond Lattimore, trans., The Iliad of Homer (Chicago:
University of Chicago Press, 1951), 91-92.
Lattimore, The Iliad, 24.
Taufik Abdullah, ed., Sejarah Lokal di Indonesia, Kumpulan
Tulisan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985), 57.
Abdullah, Sejarah Lokal, 77.
Daftar pustakanya memuat nama belakang editor/penerjemah, koma,
nama depan penulis, koma, kata “ed./trans./terj.”, titik, judul buku
(italic), titik, tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit,
titik.
Contoh:
Lattimore, Richmond, trans.. The Iliad of Homer. Chicago: University
of Chicago Press, 1951.
Abdullah, Taufik, ed.. Sejarah Lokal di Indonesia, Kumpulan Tulisan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985.
Editor atau Penerjemah Sekaligus sebagai Penulis
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, judul buku (italic),
koma, kata “ed./trans./terj.” nama editor/penerjemah, buka kurung,
tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung,
koma, halaman, titik.
Contoh:
Jane Austen, Persuasion: An Annotated Edition, ed. Robert
Morrison (Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University
Press, 2011), 311-12.
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terj. Firdaus A.N.
(Jakarta: Bulan Bintang, 1996), 55.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 91
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
belakang penulis, koma, satu sampai tiga kata judul buku (italic)
dengan menghindari pemenggalan kata pada kata penghubung, koma,
halaman, titik.
Contoh:
Jane Austen, Persuasion: An Annotated Edition, ed. Robert
Morrison (Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University
Press, 2011), 311-12.
Austen, Persuasion, 315.
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terj. Firdaus A.N.
(Jakarta: Bulan Bintang, 1996), 55.
Abduh, Risalah, 109.
Daftar pustakanya memuat nama belakang penulis, koma, nama depan
penulis, titik, judul buku (italic), titik, kata “Edited by/Diedit
oleh/Terjemah oleh” nama editor/penerjemah, titik, tempat penerbit,
titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, titik.
Contoh:
Austen, Jane. Persuasion: An Annotated Edition. Edited by Robert
Morrison. Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard
University Press, 2011.
Abduh, Muhammad. Risalah Tauhid. Terjemah oleh Firdaus A.N..
Jakarta: Bulan Bintang, 1996.
Bab atau Bagian Lain dari Sebuah Buku
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, (tanda petik) judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), kata “in/dalam” judul
buku (italic), koma, nama penulis/editor, buka kurung, tempat
penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung, koma,
halaman, titik.
92 | Pascasarjana UIN Mataram
Contoh:
Angeles Ramirez, “Muslim Women in the Spanish Press: The
Persistence of Subaltern Images,” in Muslim Women in War and
Crisis: Representation and Reality, ed. Faegheh Shirazi (Austin:
University of Texas Press, 2010), 231.
Atjeng Achmad Kusaeri, “Ibnu Arabi,” dalam Ensiklopedi
Islam, Jilid 3, Azyumardi Azra dkk. (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2005), 155.
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
belakang penulis, koma, (tanda petik) satu sampai tiga kata judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), halaman, titik.
Contoh:
Angeles Ramirez, “Muslim Women in the Spanish Press: The
Persistence of Subaltern Images,” in Muslim Women in War and
Crisis: Representation and Reality, ed. Faegheh Shirazi (Austin:
University of Texas Press, 2010), 231.
Ramirez, "Muslim Women," 239.
Atjeng Achmad Kusaeri, “Ibnu Arabi,” dalam Ensiklopedi
Islam, Jilid 3, Azyumardi Azra dkk. (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2005), 155.
Kusaeri, “Ibnu Arabi,” 156.
Daftar pustakanya memuat nama belakang penulis, koma, nama depan
penulis, titik, (tanda petik) judul tulisan dengan cetak tegak, titik
(tanda petik), kata “In/Dalam” judul buku (italic), koma, nama
penulis/editor, koma, halaman, titik, tempat penerbit, titik dua,
penerbit, koma, tahun terbit, titik.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 93
Contoh:
Ramirez, Angeles. "Muslim Women in the Spanish Press: The
Persistence of Subaltern Images." In Muslim Women in War
and Crisis: Representation and Reality, edited by Faegheh
Shirazi, 227-44. Austin: University of Texas Press, 2010.
Kusaeri, Atjeng Achmad. “Ibnu Arabi.” Dalam Ensiklopedi Islam,
Jilid 3, Azyumardi Azra dkk., 155-156. Jakarta: PT Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2005.
Kata Pengantar, Pendahuluan, atau Bagian Serupa dari Sebuah
Buku
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, kata “kata
pengantar/pendahuluan untuk” judul buku (italic), koma, kata
“by/oleh/karya” nama penulis, buka kurung, tempat penerbit, titik dua,
penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung, koma, halaman, titik.
Contoh:
William Cronon, foreword to The Republic of Nature, by
Mark Fiege (Seattle: University of Washington Press, 2012), ix.
Nurul A. Rustamaji, pengantar editor untuk Islam Inklusif:
Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, oleh Alwi Shihab (Bandung:
Mizan, 1999), v.
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
belakang penulis, koma, kata “kata pengantar/pendahuluan”, koma,
halaman, titik.
Contoh:
William Cronon, foreword to The Republic of Nature, by
Mark Fiege (Seattle: University of Washington Press, 2012), ix.
Cronon, foreword, x-xi.
94 | Pascasarjana UIN Mataram
Nurul A. Rustamaji, pengantar editor untuk Islam Inklusif:
Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, oleh Alwi Shihab (Bandung:
Mizan, 1999), v.
Rustamaji, pengantar editor, vi.
Daftar pustakanya memuat nama belakang penulis, koma, nama depan
penulis, titik, kata “kata pengantar/pendahuluan untuk” judul buku
(italic), koma, kata “by/oleh/karya” nama penulis, koma, halaman,
titik, tempat penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun terbit, titik.
Contoh:
Cronon, William. Foreword to The Republic of Nature, by Mark
Fiege, ix-xii. Seattle: University of Washington Press, 2012.
Rustamaji, Nurul A.. Pengantar Editor untuk Islam Inklusif: Menuju
Sikap Terbuka dalam Beragama, oleh Alwi Shihab, v-vi.
Bandung: Mizan, 1999.
Buku yang Diterbitkan secara Elektronik
Catatan kaki dan daftar pustakanya sama dengan catatan kaki pada
buku, hanya saja dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika sebuah buku tersedia dalam bentuk lebih dari satu format, kutip
format/versi yang digunakan.
Contoh:
Isabel Wilkerson, The Warmth of Other Suns: The Epic Story
of America's Great Migration (New York: Vintage, 2010), 183-84,
Kindle.
Wilkerson, The Warmth of Other Suns, 401.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 95
Untuk buku yang dikutip secara online, sertakan tanggal akses dan
alamat website atau URL.
Contoh:
Philip B. Kurland and Ralph Lerner, eds., The Founders'
Constitution (Chicago: University of Chicago Press, 1987), chap. 10,
doc. 19, accessed October 15, 2011, http://press-
pubs.uchicago.edu/founders/.
Kurland and Lerner, The Founders' Constitution.
Jika anda mengutip buku dari perpustakaan atau data yang berbasis
komersial, gunakan nama database dan bukan alamat URL. Jika tidak
ada nomor halaman yang tersedia, cantumkan judul bagian atau bab
atau nomor lainnya.
Contoh:
Joseph P. Quinlan, The Last Economic Superpower: The
Retreat of Globalization, the End of American Dominance, and What
We Can Do about It (New York: McGraw-Hill, 2010), 211, accessed
December 8, 2012, ProQuest Ebrary.
Quinlan, The Last Economic Superpower, 88.
Contoh daftar pustaka ketiga model di atas adalah sebagai berikut.
Wilkerson, Isabel. The Warmth of Other Suns: The Epic Story of
America's Great Migration. New York: Vintage, 2010.
Kindle.
Kurland, Philip B., and Ralph Lerner, eds. The Founders'
Constitution. Chicago: University of Chicago Press, 1987.
Accessed October 15, 2011. http://press-
pubs.uchicago.edu/founders/.
Quinlan, Joseph P. The Last Economic Superpower: The Retreat of
Globalization, the End of American Dominance, and What
96 | Pascasarjana UIN Mataram
We Can Do about It. New York: McGraw-Hill, 2010.
Accessed December 8, 2012. ProQuest Ebrary.
Artikel dalam Jurnal Cetak
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, (tanda petik) judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), nama jurnal (italic)
volume (cetak tegak), koma, nomor edisi (buka kurung) bulan tahun
(tutup kurung), titik dua, halaman, titik.
Contoh:
Suprapto, “The Theology of Tolerance in Hindu and Islam:
Maintaining Social Integration in Lombok – Indonesia,” Ulumuna
20, no. 2 (Desember 2015): 339.
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
(belakang) penulis, koma, (tanda petik) satu sampai tiga kata judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), halaman, titik.
Contoh:
Suprapto, “The Theology of Tolerance in Hindu and Islam:
Maintaining Social Integration in Lombok – Indonesia,” Ulumuna
20, no. 2 (Desember 2015): 339.
Suprapto, “The Theology,” 340.
Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis, koma, nama
(depan) penulis, titik, (tanda petik) judul tulisan dengan cetak tegak,
titik (tanda petik), nama jurnal (italic) volume (cetak tegak), koma,
nomor edisi (buka kurung) bulan tahun (tutup kurung), titik dua,
rentang halaman untuk keseluruhan artikel, titik.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 97
Contoh:
Suprapto. “The Theology of Tolerance in Hindu and Islam:
Maintaining Social Integration in Lombok – Indonesia.”
Ulumuna 20, no. 2 (Desember 2015): 339-352.
Artikel dalam Jurnal Online
Catatan kaki dan daftar pustaka jurnal artikel dalam jurnal online sama
dengan catatan kaki dan daftar pustaka artikel dalam jurnal cetak,
hanya dengan beberapa tambahan ketentuan sebagai berikut.
Untuk penggunaan artikel dalam jurnal online, sertakan tanggal akses
dan URL.
Contoh:
Suprapto, “The Theology of Tolerance in Hindu and Islam:
Maintaining Social Integration in Lombok – Indonesia,” Ulumuna
20, no. 2 (Desember 2015): 339, diakses 24 Januari 2019,
http://ulumuna.or.id/index.php/ujis/article/view/217/198.
Campbell Brown, "Consequentialize This," Ethics 121, no. 4
(July 2011): 752, accessed December 1, 2012,
http://dx.doi.org/10.1086/660696.
Suprapto, “The Theology,” 340.
Brown, "Consequentialize This," 761.
Contoh daftar pustakanya:
Suprapto. “The Theology of Tolerance in Hindu and Islam:
Maintaining Social Integration in Lombok – Indonesia.”
Ulumuna 20, no. 2 (Desember 2015): 339-352. Diakses 24
Januari 2019. http://ulumuna.or.id/index.php/ujis/article/
view/217/198.
98 | Pascasarjana UIN Mataram
Brown, Campbell. "Consequentialize This." Ethics 121, no. 4 (July
2011): 749-71. Accessed December 1, 2012.
http://dx.doi.org/10.1086/660696.
Untuk artikel yang menyertakan DOI, gunakan alamat DOI
(http://dx.doi.org/) dan tidak perlu mengutip alamat websites/URLnya.
DOI untuk artikel dalam contoh Brown di bawah ini adalah 10.1086 /
660696. Jika Anda menggunakan artikel di perpustakaan atau
database komersial, gunakan nama database-nya.
Contoh:
Anastacia Kurylo, "Linsanity: The Construction of (Asian)
Identity in an Online New York Knicks Basketball Forum," China
Media Research 8, no. 4 (October 2012): 16, accessed March 9, 2013,
Academic OneFile.
Kurylo, "Linsanity," 18-19.
Contoh daftar pustakanya:
Kurylo, Anastacia. "Linsanity: The Construction of (Asian) Identity in
an Online New York Knicks Basketball Forum." China
Media Research 8, no. 4 (October 2012): 15-28. Accessed
March 9, 2013. Academic OneFile.
Artikel dari Majalah
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, (tanda petik) judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), nama majalah (italic),
koma, tanggal bulan tahun, halaman, titik.
Contoh:
Habib Muhammad Luthfi, “Demi Bangsa, Kami Tak Akan
Tinggal Diam,” Aula, Juni 2016, 33.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 99
Jill Lepore, "Dickens in Eden," New Yorker, August 29,
2011, 52.
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
(belakang) penulis, koma, (tanda petik) satu sampai tiga kata judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), halaman, titik.
Contoh:
Habib Muhammad Luthfi, “Demi Bangsa, Kami Tak Akan
Tinggal Diam,” Aula, Juni 2016, 33.
Luthfi, “Demi Bangsa,” 34.
Jill Lepore, "Dickens in Eden," New Yorker, August 29,
2011, 52.
Lepore, "Dickens in Eden," 54-55.
Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis, koma, nama
(depan) penulis, titik, (tanda petik) judul tulisan dengan cetak tegak,
titik (tanda petik), nama majalah (italic), koma, tanggal bulan tahun,
koma, tahun, titik.
Contoh:
Luthfi, Habib Muhammad. “Demi Bangsa, Kami Tak Akan Tinggal
Diam.” Aula, Juni 2016.
Lepore, Jill. "Dickens in Eden." New Yorker, August 29, 2011.
Artikel dari Surat Kabar
Catatan kaki dan daftar pustaka artikel dari surat kabar sama dengan
catatan kaki dan daftar pustaka artikel dari majalah, hanya saja jika
dikutip dari surat kabar online, sertakan tanggal akses dan URL-nya.
100 | Pascasarjana UIN Mataram
Contoh:
Siti Nurlaeli dan Lutviani Murni, “Filsafat Ilmu dan Realitas
Pendidikan,” Lombok Post, 21 Januari 2018, 5.
Elisabeth Bumiller and Thom Shanker, "Pentagon Lifts Ban
on Women in Combat," New York Times, January 23, 2013, accessed
January 24, 2013, http://www.nytimes.com/2013/01/24/us/pentagon-
says-it-is-lifting-ban-on-women-in-combat.html.
Nurlaeli dan Murni, “Filsafat Ilmu,” 5.
Bumiller and Shanker, "Pentagon Lifts Ban."
Contoh daftar pustakanya:
Nurlaeli, Siti, dan Lutviani Murni. “Filsafat Ilmu dan Realitas
Pendidikan.” Lombok Post, 21 Januari 2018.
Bumiller, Elisabeth, and Thom Shanker. "Pentagon Lifts Ban on
Women in Combat." New York Times, January 23, 2013.
Accessed January 24, 2013. http://www.nytimes.com/2013/
01/24/us/pentagon-says-it-is-lifting-ban-on-women-in-
combat.html.
Review Buku
Catatan kakinya memuat nama pereview, koma, kata “review
of/review dari” judul buku (italic), nama penulis/editor/penerjemah
buku, koma, nama buku review/jurnal (italic) volume (cetak tegak),
koma, nomor edisi (buka kurung) bulan tahun (tutup kurung), titik
dua, halaman, titik. Jika dari review buku online, disertakan tanggal
dan URL-nya.
Contoh:
Fadli, Adi. Review dari Gerakan Ahmadiyah di Indonesia,
Iskandar Zulkarnain, Ulumuna 11, no. 2 (Desember 2007): 413.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 101
Joel Mokyr, review of Natural Experiments of History, ed.
Jared Diamond and James A. Robinson, American Historical Review
116, no. 3 (June 2011): 754, accessed December 9, 2011,
http://dx.doi.org/10.1086/ahr.116.3.752.
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
(belakang) pereview, koma, kata “review of/review dari” judul buku
(italic), koma, halaman, titik.
Contoh:
Adi Fadli, review dari Gerakan Ahmadiyah di Indonesia,
Iskandar Zulkarnain, Ulumuna 11, no. 2 (Desember 2007): 413.
Fadli, review dari Gerakan Ahmadiyah, 414.
Joel Mokyr, review of Natural Experiments of History, ed.
Jared Diamond and James A. Robinson, American Historical Review
116, no. 3 (June 2011): 754, accessed December 9, 2011,
http://dx.doi.org/10.1086/ahr.116.3.752.
Mokyr, review of Natural Experiments of History, 752.
Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis, koma, nama
(depan) penulis, titik, kata “review of/review dari” judul buku (italic),
nama penulis/editor/penerjemah buku, titik, nama buku review/jurnal
(italic) volume (cetak tegak), koma, nomor edisi (buka kurung) bulan
tahun (tutup kurung), titik dua, rentang halaman keseluruhan, titik.
Jika dari review buku online, disertakan tanggal dan URL-nya.
Contoh:
Fadli, Adi. review dari Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, Iskandar
Zulkarnain, Ulumuna 11, no. 2 (Desember 2007): 413-424.
Mokyr, Joel. Review of Natural Experiments of History, edited by
Jared Diamond and James A. Robinson. American Historical
Review 116, no. 3 (June 2011): 752-55. Accessed December
9, 2011. http://dx.doi.org/10.1086/ahr.116.3.752.
102 | Pascasarjana UIN Mataram
Tesis atau Disertasi
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, (tanda petik) judul
tesis/disertasi dengan cetak tegak (tanda petik), (buka kurung) kata
“disertasi/tesis, koma, universitas, tahun (tutup kurung), koma,
halaman, titik.
Contoh:
Masnun, “Hukum Islam dan Dinamika Sosial: Studi atas
Pemikiran Para Tuan Guru di Pulau Lombok” (Disertasi, UIN Sunan
Kalijaga, 2011), 201-203.
Dana S. Levin, "Let's Talk about Sex . . . Education:
Exploring Youth Perspectives, Implicit Messages, and Unexamined
Implications of Sex Education in Schools" (PhD diss., University of
Michigan, 2010), 101-2.
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
(belakang) penulis, koma, (tanda petik) satu sampai tiga kata judul
tulisan dengan cetak tegak, koma (tanda petik), halaman, titik.
Contoh:
Masnun, “Hukum Islam dan Dinamika Sosial: Studi atas
Pemikiran Para Tuan Guru di Pulau Lombok” (Disertasi, UIN Sunan
Kalijaga, 2011), 201-203.
Masnun, “Hukum Islam,” 111.
Dana S. Levin, "Let's Talk about Sex . . . Education:
Exploring Youth Perspectives, Implicit Messages, and Unexamined
Implications of Sex Education in Schools" (PhD diss., University of
Michigan, 2010), 101-2.
Levin, "Let's Talk about Sex," 98.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 103
Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis, koma, nama
(depan) penulis, titik, (tanda petik) judul tesis/disertasi dengan cetak
tegak disertai tanda titik (tanda petik), kata “Disertasi/Tesis, koma,
universitas, tahun, titik.
Contoh:
Masnun. “Hukum Islam dan Dinamika Sosial: Studi atas Pemikiran
Para Tuan Guru di Pulau Lombok.” Disertasi, UIN Sunan
Kalijaga, 2011.
Levin, Dana S. "Let's Talk about Sex . . . Education: Exploring Youth
Perspectives, Implicit Messages, and Unexamined
Implications of Sex Education in Schools." PhD diss.,
University of Michigan, 2010.
Tulisan yang Dipresentasikan dalam Seminar atau Konferensi
Catatan kakinya memuat nama penulis, koma, (tanda petik) judul
tulisan dengan cetak tegak (tanda petik), (buka kurung) kata “paper
presented at/tulisan dipresentasikan pada”, koma, tempat seminar,
koma, tanggal bulan tahun (tutuk kurung), titik.
Contoh:
Mahrus eL-Mawa, “Naskah Syattariyah Cirebon: Riset Awal
dalam Konteks Jejaring Islam Nusantara” (tulisan dipresentasikan
pada Annual Conference on Islamic Studies ke-10, Banjarmasin, 1-4
November 2010).
Rachel Adelman, “ ‘Such Stuff as Dreams Are Made On’:
God's Footstool in the Aramaic Targumim and Midrashic Tradition”
(paper presented at the annual meeting for the Society of Biblical
Literature, New Orleans, Louisiana, November 21-24, 2009).
104 | Pascasarjana UIN Mataram
Catatan kaki dengan sumber yang sama hanya dituliskan nama
(belakang) penulis, koma, (tanda petik) satu sampai tiga kata judul
tulisan dengan cetak tegak, titik (tanda petik), titik.
Contoh:
Mahrus eL-Mawa, “Naskah Syattariyah Cirebon: Riset Awal
dalam Konteks Jejaring Islam Nusantara” (tulisan dipresentasikan
pada Annual Conference on Islamic Studies ke-10, Banjarmasin, 1-4
November 2010).
EL-Mawa, “Naskah Syattariyah Cirebon.”
Rachel Adelman, “ ‘Such Stuff as Dreams Are Made On’:
God's Footstool in the Aramaic Targumim and Midrashic Tradition”
(paper presented at the annual meeting for the Society of Biblical
Literature, New Orleans, Louisiana, November 21-24, 2009).
Adelman, "Such Stuff as Dreams."
Daftar pustakanya memuat nama (belakang) penulis, koma, nama
(depan) penulis, tiitik, (tanda petik) judul tulisan dengan cetak tegak
disertai tanda titik (tanda petik), kata “Paper presented at/Tulisan
dipresentasikan pada”, koma, tempat seminar, koma, tanggal bulan
tahun, titik.
Contoh :
EL-Mawa, Mahrus. “Naskah Syattariyah Cirebon: Riset Awal dalam
Konteks Jejaring Islam Nusantara.” Tulisan dipresentasikan
pada Annual Conference on Islamic Studies ke-10,
Banjarmasin, 1-4 November 2010.
Adelman, Rachel. " 'Such Stuff as Dreams Are Made On': God's
Footstool in the Aramaic Targumim and Midrashic
Tradition." Paper presented at the annual meeting for the
Society of Biblical Literature, New Orleans, Louisiana,
November 21-24, 2009.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 105
Website
Kutipan untuk konten situs web seringkali terbatas pada penyebutan
dalam teks atau dalam catatan ("Sejak 27 Juli 2012, kebijakan privasi
Google telah diperbarui untuk disertakan ..."). Untuk sistem
pengutipan yang lebih formal, bisa menggunakan contoh di bawah ini.
Karena konten situs web dapat berubah sewaktu-waktu, sertakan
tanggal akses dan, jika tersedia, tanggal situs itu terakhir di-update.
Contoh catatan kakinya:
“Privacy Policy," Google Policies & Principles, last modified
July 27, 2012, accessed January 3, 2013,
http://www.google.com/policies/privacy/.
Google, "Privacy Policy."
Contoh daftar pustakanya:
Google. "Privacy Policy." Google Policies & Principles. Last modified
July 27, 2012. Accessed January 3, 2013.
http://www.google.com/policies/privacy/.
Tulisan dalam Blog atau Komentar
Tulisan dalam blog atau komentar dapat dikutip dalam bentuk teks
berjalan ("Dalam sebuah komentar yang diposkan ke Blog Becker-
Posner pada 16 Februari 2012, ...").
Contoh catatan kakinya:
Gary Becker, "Is Capitalism in Crisis?," The Becker-Posner
Blog, February 12, 2012, accessed February 16, 2012,
http://www.becker-posner-blog.com/2012/02/is-capitalism-in-crisis-
becker.html.
Becker, "Is Capitalism in Crisis?"
106 | Pascasarjana UIN Mataram
Contoh daftar pustakanya:
Becker, Gary. "Is Capitalism in Crisis?" The Becker-Posner Blog,
February 12, 2012. Accessed February 16, 2012.
http://www.becker-posner-blog.com/2012/02/is-capitalism-
in-crisis-becker.html.
E-mail atau Pesan Teks
E-mail dan pesan teks dapat dikutip dalam bentuk teks berjalan
("Dalam pesan teks ke penulis pada 21 Juli 2012, John Doe
mengungkapkan ...") jarang tercantum dalam daftar pustaka.
Contoh:
John Doe, e-mail message to author, July 21, 2012.
Suprapto, sms ke penulis, 24 Maret 2019.
Komentar yang Diposting di Layanan Jejaring Sosial
Seperti pesan e-mail dan pesan teks, komentar yang diposting di
layanan jejaring sosial dapat dikutip dalam bentuk teks berjalan
("Dalam pesan yang ditulis di akun Twitter-nya pada 25 Agustus
2011,") sumber ini jarang tercantum dalam daftar pustaka.
Contoh:
Sarah Palin, posting Twitter, 25 Agustus 2011 (10:23 WIB),
diakses 4 September 2011, http://twitter.com/sarahpalinusa.
Mutawali, posting WhatsApp, 5 April 2019 (23:24 WITA).
Catatan:
➢ Perlu diperhatikan bahwa kutipan dari sumber online hendaknya
dipilih yang benar-benar otoritatif, bukan asal-asalan. Wikipedia
dan blog pribadi tidak boleh dirujuk dalam artikel ilmiah, tesis,
dan disertasi.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 107
➢ Untuk penulis yang terdiri atas tim penulis, maka tetap ditulis kata
“tim penulis”, baik pada kutipan yang sama maupun daftar
pustaka.
➢ Untuk kutipan ayat al-Qur’an wajib merujuk al-Qur’an.
Contoh:
ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پپ ڀ ڀ ڀ
ٺ ٺ ٺ ڀ ٺ
Artinya, ”Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali laki-
laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah
kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
tidak mengetahui”. (QS. An-Nahl [16]: 43)3
➢ Untuk kutipan hadis wajib merujuk sumber aslinya.
Contoh:
سعيد عن بشر أبي عن أبوعوانة حدثنا إسماعيل بن موس ى حدثني
ابن وقال قال املحكم هو املفصل تدعونه الذي إن قال جبير بن
وقد سنين عشر ابن وأنا وسلم عليه هللا صلى هللا رسول توفي عباس
4املحكم. قرأت
3Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur’an, Al-Qur’an dan
Terjemahnya: Edisi Ilmu Pengetahuan (Bandung: PT. Mizan Bunaya Kreativa,
2011), 273. 4Al-Bukhārī, Shah}īh} al-Bukhārī (Kairo: al-Maktabah at-Taufīqiyah, tt.),
Jilid 3, 327-328.
108 | Pascasarjana UIN Mataram
➢ Jika sumber data dari hasil wawancara, penulisan catatan kakinya
adalah nama narasumber, tanda koma, tulisan kata “wawancara”
(italic), tanda koma, tempat wawancara, tanda koma, tanggal,
bulan, dan tahun wawancara, dan tanda titik.
Contoh:
Suprapto mengatakan bahwa untuk menghindari plagiasi
dalam penulisan artikel, makalah, proposal, tesis, dan disertasi,
hendaknya mahasiswa membuat parafrase. Parafrase merupakan
pengungkapan suatu makna kalimat atau konsep dengan bahasa
yang berbeda.5
5Suprapto, Wawancara, Mataram, 10 April 2019.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 109
BAB IX
TRANSLITERASI
Transliterasi ialah pemindahalihan tulisan Arab ke dalam tulisan
Indonesia (Latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia. Termasuk dalam katagori ini ialah nama Arab dari bangsa
Arab, sedangkan nama Arab dari bangsa selain Arab ditulis
sebagaimana ejaan bahasa nasionalnya, atau sebagaimana yang tertulis
dalam buku yang menjadi rujukan.
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan Pascasarjana UIN
Mataram merujuk Library of Congress Romanization of Arabic
sebagai berikut.
110 | Pascasarjana UIN Mataram
KONSONAN
Konsonan
Transliterasi Akhir Tengah Awal Tunggal
ا ـا
tidak dilambangkan
ب بـ ـبـ ـب
b
ت تـ ـتـ ـتt
ث ثـ ـثـ ـث
th
ج جـ ـجـ ـجj
ح حـ ـحـ ـح
h}
خ خـ ـخـ ـخkh
د ـد
d
ذ ـذ dh
ر ـر
r
ز ـزz
س سـ ـسـ ـس
s
ش شـ ـشـ ـشsh
ص صـ ـصـ ـص
s}
ض ضـ ـضـ ـضd}
ط طـ ـطـ ـط
t}
ظ ظـ ـظـ ـظ z}
ع عـ ـعـ ـع
‘
غ غـ ـغـ ـغgh
ف فـ ـفـ ـف
f
ق قـ ـقـ ـق
q
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 111
ك كـ ـكـ ـكk
ل لـ ـلـ ـل
l
م مـ ـمـ ـم m
ن نـ ـنـ ـن
n
، ـة ـه h ة ، ه هـ ـهـ
و ـو
w
ي يـ ـيـ ـي y
Vokal dan Diftong
= a ا = a> ي = i>
= u ى = á و = aw
= i و = u> ي = ay
Huruf Arab yang Ditransliterasi Berbeda menurut Konteksnya:
1. Seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas, و dan ي bisa juga
meliputi hal-hal berikut.
a. Huruf konsonan ditransliterasi w dan y. Contoh:
wad}‘ : وضع
‘iwad} : عوض
dalw : دلو
yad : يد
h}iyal : حيل
t}ahy : طهي
112 | Pascasarjana UIN Mataram
b. Vokal panjang ditransliterasi u>, i>, dan a>. Contoh:
u>lá : أولى
s}u>rah : صورة
dhu> : ذو
i>ma>n : إيمان
ji>l : جيل
fi> : في
kita>b : كتاب
sah}a>b : سحاب
juma>n : جمان
c. Huruf diftong ditransliterasi aw dan ay. Contoh:
awj : أوج
nawm : نوم
law : لو
aysar : أيسر
shaykh : شيخ
‘aynay : عيني
jika digunakan dalam penulisan yang tidak memiliki و dan ا .2
signifikansi fonetis, penulisannya tidak terkover dalam aturan
transliterasi. Contoh:
fa‘alu> : فعلوا
ula>’ika : أوالئك
u>qi>yah : يةأوق
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 113
yang digunakan untuk melambangkan vokal panjang ا .3
ditransliterasi a>. Contoh:
fa>‘il : فاعل
rid}a> : رضا
4. Huruf ي di akhir kata muncul pada kasus-kasus tertentu seperti
di bawah ini.
a. Sebagai ي (alif maqs}u>rah) digunakan menggantikan ا untuk
melambangkan vokal panjang ditransliterasi a>. Contoh:
h}attá : حتى
mad}á : مضى
kubrá : كبرى
Yahyá : يحيى
musammá : مسمى
Mus}t}afá : مصطفى
b. Sebagai ي dalam kata benda dan kata sifat berbentuk fa>‘il
yang diturunkan dari akar kata yang tidak sempurna,
ditransliterasi i>, bukan i>y tanpa mempertimbangkan shaddah.
Contoh:
Rad}i> al-Di>n : رضي الدين
(ta> marbu>t}ah) ة .5
a. Jika kata sifat berakhiran dengan huruf ة bersifat indefinitif
atau didahului oleh kata sandang yang definitif, ditransliterasi
h. Huruf ة dalam posisi ini seringkali digantikan dengan
huruf ه . Contoh:
114 | Pascasarjana UIN Mataram
s}ala>h : صالة
al-Risa>lah al-bahiyah : الرسالة البهية
mir’a>h : مرآة
Urju>zah fi> al-t}ibb : الطبأرجوزة في
b. Jika kata yang berakhiran dengan ة menunjukkan kepemilikan
(mud}a>f wa-mud}a>f ilayh), ة ditransliterasi t. Contoh:
Wiza>rat al-Tarbiyah : وزارة التربية
Mir’a>t al-zama>n : مرآة الزمان
c. Jika kata yang berakhiran dengan huruf ة digunakan sebagai
kata keterangan yang menerangkan kata kerja, ditransliterasi
tan. Contoh:
faj’atan : فجأة
6. (shaddah atau tashdi>d)
a. و melambangkan kombinasi bunyi panjang ditambah
konsonan, ditransliterasi u>w. Contoh:
‘adu>w : عدو
qu>wah : قوة
a. و melambangkan kombinasi diftong ditambah konsonan,
ditransliterasi aww. Contoh:
shawwa>l : شوال
s}awwara : صور
jaww : جو
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 115
b. ي melambangkan kombinasi dari bunyi panjang ditambah
konsonan, ditransliterasi i>y. Contoh:
al-Mis}ri>yah : المصرية
c. Berbeda dengan huruf-huruf yang lain, ditransliterasi
dengan huruf ganda. Contoh:
al-Ghazzi> : الغزي
al-Kashsha>f : الكشاف
7. Tanwi>n bisa dituliskan ditransliterasi un, in, an. Tanwi>n
umumnya tidak ditransliterasikan, kecuali dalam contoh kasus di
bawah ini.
a. Jika muncul pada kata benda indefinitif yang berasal dari akar
kata yang tidak sempurna, ditransliterasi. Contoh:
qa>d}in : قاض
ma‘nan : معنى
b. Jika menunjukkan kata keterangan yang menerangkan kata
benda atau kata sifat, ditransliterasi. Contoh:
t}ab‘an : طبعا
faj’tan : فجأة
al-mushtarik wad}‘an : المشترك وضعا
wa-al-muftariq s}uq‘an : والمفترق صقعا
8. Penambahan pada akhir kata kerja tetap ditransliterasi. Contoh:
man waliya Mis}r : من ولي مصر
ma‘rifat ma> yajibu la-hum : معرفة ما يجب لهم
s}alla> Alla>h ‘alayhi wa-sallam : صلى اهلل عليه وسلم
al-lu’lu’ al-maknu>n fi> h}ukm : اللؤلؤ المكنون في حكم
al-ikhba>r ‘amma> sa-yaku>n : اإلخبار عما سيكون
116 | Pascasarjana UIN Mataram
a. Penambahan pada akhir kata benda dan kata sifat. Kata yang
berakhiran dengan huruf vokal tidak terkover dalam aturan
transliterasi, kecuali jika didahului kata yang menunjukkan
kata ganti, dan jika teks yang ditransliterasi ada di dalam ayat.
Contoh:
us}u>luha> al-nafsi>yah wa-t}uruq
tadri>siha> :
وطرق أصولها النفسية
تدريسها
ila> yawmina> ha>dha> : إلى يومنا هذا
9. Kata ganti, kata ganti milik, dan kata ganti penunjuk
a. Kata yang berakhiran dengan huruf vokal tetap ditransliterasi.
Contoh:
ana> wa-anta : أنا وأنت
ha>dhihi al-h}a>l : هذه الحال
mu’allafa>tuhu wa-shuru>h}uha> مؤلفاته وشروحها
b. Di akhir frase atau kalimat, bagian akhirnya ditransliterasi
sebagai bentuk waqaf/berhenti. Contoh:
h}aya>tuhu wa-‘as}ruh : حياته وعصره
Tawf>q al-H{aki>m: afka>ruh,
wa-a>tha>ruh
توفيق الحكيم: أفكاره :
وآثاره
10. Kata depan dan kata penghubung
a. Bunyi akhir dari kata depan dan kata penghubung yang
terpisah tetap ditransliterasi. Contoh:
anna : أن
annahu : أنه
Bayna yadayhi : بين يديه
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 117
b. Kata depan, kata penghubung, dan awalan lain yang tidak bisa
dipisahkan, dihubungkan dengan dengan tanda hubung (-).
Contoh:
bi-hi : به
wa-ma‘ahu : ومعه
la>-silki> : ال سلكي
11. Kata sandang definitif
a. Bentuk transliterasi dari al dihubungkan dengan kata yang
mengikutinya dengan tanda hubung (-). Contoh:
al-kita>b al-tha>ni> : الكتاب الثاني
al-ittih}a>d : اإلتحاد
al-as}l : األصل
al-a>tha>r : اآلثار
b. Jika ال terdapat di depan kata, dan mengikuti kata depan dan
kata penghubung yang tidak bisa dipisahkan, selalu
ditransliterasi al meskipun didahului oleh kata yang berakhiran
dengan vokal atau konsonan. Contoh:
ilá al-a>n : إلى اآلن
Abu> al-Wafa>’ : أبو الوفاء
Maktabat al-nahd}ah al-Mis}ri>yah : صريةنهضة الممكتبة ال
bi-al-tama>m wa-al-kama>l : بالتمام والكمال
Dikecualikan untuk kata depan ل yang diikuti oleh kata
sandang. Contoh:
lil-Shirbi>ni> : للشربيني
c. Huruf ل dari sebuah kata sandang selalu ditransliterasi, baik
itu shamshi>yah atau qamariyah. Contoh:
118 | Pascasarjana UIN Mataram
al-h}uru>f al-abjadi>yah : الحروف األبجدية
Abu> al-Layth al-Samarqandi> : أبوالليث السمرقندي
12. Semua aturan penulisan huruf besar dalam Bahasa Indonesia
digunakan, kecuali kata sandang al yang selalu ditulis huruf kecil
di semua posisi.
13. Tanda prime ( ’ ) digunakan untuk
a. memisahkan dua huruf yang mewakili dua bunyi konsonan
yang berbeda, bila kombinasi tersebut dibaca sebagai dua
huruf (digraph).
Ad’ham : أدهم
Akramat’ha> : أكرمتها
b. Untuk menandai berakhirnya sebuah huruf di tengah sebuah
kata.
Qal‘ah’ji> : قلعة جي
Shaykh’za>dah : شيخ زاده
14. Seperti dalam penulisan bahasa Latin dari bahasa lain, kata-kata
asing yang terdapat dalam konteks bahasa Arab yang ditulis dalam
huruf Arab ditranslitersi berdasarkan aturan transliterasi bahasa
Arab.
Ja>rma>nu>s : جارمانوس
Lu>rd Ghra>nfi>l : لورد غرانفيل
I>sa>ghu>ji> : إيساغوجي
Untuk vokal pendek yang tidak terdapat dalam bahasa Arab, maka
digunakan vokal bahasa Arab yang paling dekat dengan
pengucapan aslinya.
Gharsiya> Khayin : غرسيا خين
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 119
Contoh sistem penulisan (Orthografi) bahasa Arab yang tidak
beraturan:
15. Perhatikan penulisan kata اهلل, jika berdiri sendiri dan jika
digabungkan dengan kata lain!
Alla>h : اهلل
Billa>h : باهلل
Lilla>h : هلل
Bismilla>h : بسم اهلل
Al-Mustans}ir Billa>h : المستنصر باهلل
16. Perhatikan transliterasi nama-nama pribadi berikut ini!
T{a>ha> : طه
Ya>si>n : يس ، يسن
‘Amr : عمرو
Bahjat : بهجت ، بهحة
.keduanya ditransliterasi menjadi ibn di semua posisi بن dan ابن .17
Ah}mad ibn Muh}ammad : أحمد بن محمد
Sharh} Ibn ‘Aqi>l : ح ابن عقيلرش
Pengecualian dibuat dalam kasus nama-nama modern, biasanya di
Afrika Utara, kata بن diucapkan bin.
Bin Khiddah : بن خدة
Bin-‘Abd Alla>h : بنعبد اهلل
18. Penulisan kata مائة , ditranslitersi menjadi mi’ah.
120 | Pascasarjana UIN Mataram
CARA INSTALL FONT TRANSLITERASI (TIMES NEW
ROMAN ARABIC)
Langkah-langkah meng-install font (Windows 7 / 8)
1. Huruf (font) transliterasi atau Times New Arabic dapat diunduh
pada internet dengan mengetik “font translit.ttf” di google.
2. Klik ganda (double click) file hasil unduh, maka akan muncul
seperti di bawah ini.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 121
3. Klik ganda (double click) file font “TRANSLIT.TTF”, maka akan
muncul dialog font, kemudian klik install.
4. Tunggu proses instalasi, jika sudah selesai, font transliterasi /
Times New Arabic sudah ter-install.
Adapun cara lainnya adalah copy font “translit.ttf” kemudian paste di
folder drive C:/windows/fonts. Kemudian restrart komputer/laptop.
122 | Pascasarjana UIN Mataram
Langkah-langkah install bagi pengguna MacOS (Snow Leopard
10.6.8)
Bagi pengguna MacOs, cara meng-install font tidak jauh berbeda
dengan pengguna windows, berikut langkah-langkahnya.
1. Setelah file diunduh, langkah untuk mengekstrak file-nya adalah
dengan mengklik ganda (double click) file kompresinya, dan
tunggu sampai proses ekstraks selesai.
2. Kemudian akan ada folder baru dengan nama font-timesnewarabic
yang berisi file instalasi font (yang diberi garis merah pada
gambar) dan file lainnya.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 123
3. Klik ganda (double click) file translit.ttf sehingga muncul dialog.
4. Klik install font.
5. Tunggu proses instalasi selesai.
124 | Pascasarjana UIN Mataram
PETUNJUK PENGGUNAAN TIMES NEW ARABIC FONT
UNTUK TRANSLITERASI
Ketik huruf yang sesuai yang diinginkan (h, H, s, S, d, D, t, T, z, Z, a,
A, i, I, u, U) lalu ketik tanda/karakter khusus di bawah ini.
▪ Untuk membuat titik bawah pada huruf besar, ketik ( H, S, D, T,
Z), kemudian tanda { maka hasilnya = (H{ S{ D{ T{ Z{ )
▪ Untuk membuat titik bawah pada huruf kecil, ketik (h, s, d, t, z),
kemudian tanda } maka hasilnya = (h} s} d} t} z})
▪ Untuk membuat tanda diakritik untuk huruf besar, ketik (A, U),
kemudian tanda < maka hasilnya = (A< U<)
▪ Untuk membuat diakritik untuk huruf besar ( I ), ketik I kemudian
tanda @ maka hasilnya = ( I@ )
▪ Untuk membuat tanda diakritik untuk huruf kecil, ketik (a, i, u),
kemudian tanda > maka hasilnya = ( a> i> u> )
▪ Untuk membuat tanda ‘ (tanda petik satu terbalik untuk
melambangkan huruf ع di tengah kata adalah dengan cara
mengetik tanda petik tunggal setelah spasi.
▪ Untuk membuat huruf á dengan mencarinya di symbol font Times
New Arabic.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 125
BAB X
LAMPIRAN
Bab ini memuat contoh kover proposal, kover luar, lembar logo, kover
dalam, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan penguji,
lembar pernyataan keaslian karya, lembar abstrak, lembar motto,
lembar persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, daftar lampiran, daftar singkatan, format tabel, format
gambar, daftar riwayat hidup, rencana jadwal kegiatan penelitian, dan
batas tepi kertas.
“Tiga syarat untuk menjadi penulis, yaitu
menulis, menulis, dan menulis”.
~Kuntowijoyo ~
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 127
Lampiran 1a:
Contoh Kover Proposal Tesis/Disertasi
JUDUL TESIS/DISERTASI DENGAN FONT TIMES NEW ROMAN 12
CENTER UPPERCASE SPASI 1.5
PROPOSAL TESIS/DISERTASI
Oleh:
NAMA MAHASISWA/I
NIM
PROGRAM STUDI MAHASISWA/I YBS
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2019
128 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 1a:
Contoh Kover Proposal Tesis/Disertasi
والحركيةتحليل أنماط التعلم البصرية والسمعية
في تعليم اللغة العربية بمعهد أبي هريرة اإلسالمي الثانوي
مقترح البحث
إعداد الطالب/الطالبة:
: ............................... االسم
: ............................... رقم التسجيل
غة العربية وحدة تعليم الل
جامعة ماترام اإلسالمية الحكوميةالدراسات العليا
٢٠١٩
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 129
Lampiran 1b:
Contoh Kover Luar Tesis/Disertasi
JUDUL TESIS/DISERTASI DENGAN FONT TIMES NEW ROMAN 12
CENTER UPPERCASE SPASI 1.5
Oleh:
NAMA MAHASISWA/I
NIM
Tesis/Disertasi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapat gelar Magister/Doktor …
PROGRAM STUDI MAHASISWA/I YBS
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2019
6 cm (center)
6 cm
6 cm
3 cm
4.5 cm
130 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 1b:
Contoh Kover Luar Tesis/Disertasi
ة والسمعية والحركيةتحليل أنماط التعلم البصري
في تعليم اللغة العربية بمعهد أبي هريرة اإلسالمي الثانوي
إعداد الطالب/الطالبة:
: ............................... االسم
...............................: رقم التسجيل
قدمه/قدمته الطالب/الطالبة للحصول على شهادة املاجيستير
تعليم اللغة العربية يف
وحدة تعليم اللغة العربية
الدراسات العليا جامعة ماترام اإلسالمية الحكومية
٢٠١٩
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 131
Lampiran 1c:
Contoh Lembar Logo UIN Mataram
9 cm (center)
132 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 1d:
Contoh Kover Dalam Tesis/Disertasi
JUDUL TESIS/DISERTASI DENGAN FONT TIMES NEW ROMAN 12
CENTER UPPERCASE SPASI 1.5
Pembimbing/Promotor:
NAMA PEMBIMBING/PROMOTOR I
NAMA PEMBIMBING/PROMOTOR II
Oleh:
NAMA MAHASISWA/I
NIM
Tesis/Disertasi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapat gelar Magister/Doktor …
PROGRAM STUDI MAHASISWA/I YBS
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2019
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 133
Lampiran 1d:
Contoh Kover Dalam Tesis/Disertasi
تحليل أنماط التعلم البصرية والسمعية والحركية
في تعليم اللغة العربية بمعهد أبي هريرة اإلسالمي الثانوي
:املشرف
...............................: املشرف األول
...............................: املشرف الثاني
إعداد الطالب/الطالبة:
.........................: ...... االسم
: ............................... رقم التسجيل
قدمه/قدمته الطالب/الطالبة للحصول على شهادة املاجيستير
في تعليم اللغة العربية
وحدة تعليم اللغة العربية
الدراسات العليا جامعة ماترام اإلسالمية الحكومية
٢٠١٩
134 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 2a:
Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis/Disertasi oleh: _______________________, NIM:
_______________________ dengan judul, _______________________
telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal: _______________________
Pembimbing/Promotor I,
Nama Lengkap dan Gelar
NIP
Pembimbing/Promotor II,
Nama Lengkap dan Gelar
NIP
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 135
Lampiran 2a:
Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing
افقة املشرف مو
، رقم .....................: الطالبة/الطالب أعدته/هذا البحث الذي أعده
تحت العنوان "تحليل أنماط التعلم البصرية ..................... : التسجيل
في تعليم اللغة العربية بمعهد أبي هريرة اإلسالمي والحركية والسمعية
للمناقشة. قد استوفى الشروط املفروضةالثانوي"
التاريخ: ____________________
املشرف الثاني،
د. ديدي وحي الديم
..................... رقم التوظيف:
املشرف األول،
فتح املوجودد.
..................... التوظيف:رقم
136 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 2b:
Contoh Lembar Pengesahan Penguji
PENGESAHAN PENGUJI
Tesis/Disertasi oleh: _______________________, NIM:
_______________________ dengan judul, _______________________
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pascasarjana UIN Mataram
pada tanggal _______________________.
DEWAN PENGUJI
Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag.
(Ketua/Penguji)
(tanda tangan)
Tanggal:
Prof. Dr. Suprapto, M.Ag. (tanda tangan)
(Sekretaris/Penguji) Tanggal:
Prof. Dr. H. Nashuddin, M.Pd. (tanda tangan)
(Pembimbing I/Penguji) Tanggal:
Prof. Dr. H. M. Taufik, M.Ag. (tanda tangan)
(Pembimbing II/Penguji) Tanggal:
Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. (tanda tangan)
(Penguji) Tanggal:
Mengetahui,
Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Mataram
Prof. Dr. Suprapto, M.Ag.
NIP 197207202000031002
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 137
Lampiran 2b:
Contoh Lembar Pengesahan Penguji
تقرير مجلس املناقشة
، رقم .....................: الطالبة/الطالب أعدته/هذا البحث الذي أعده
تحت العنوان "تحليل أنماط التعلم البصرية ..................... : التسجيل
في تعليم اللغة العربية بمعهد أبي هريرة اإلسالمي والحركية والسمعية
_________ يه بتاريخ ___________قد تم مناقشته ونجح ف الثانوي"
مجلس املناقشة
____________________________ املوجودفتح د.
تاريخ: ناقشرئيس املجلس/امل
____________________________ د. ديدي وحي الدين
تاريخ: ناقشكاتب املجلس/امل
____________________________ د. آيف رشيدي
تاريخ: املناقش
____________________________ سليم الجهاد د.
تاريخ: املناقش
الدراسات العليا بجامعة ماترام اإلسالمية الحكوميةمدير
فتوافر و د. س أ.
197207202000031002رقم التوظيف:
138 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 3:
Contoh Lembar Pernyataan Keaslian Karya
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIM :
Program Studi :
menyatakan bahwa tesis/disertasi ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
magister/doktor di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Mataram, 9 Agustus 2019
Saya yang menyatakan,
Nama Mahasiswa
NIM
Materai 6000
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 139
Lampiran 3:
Contoh Lembar Pernyataan Keaslian Karya
تقرير عن أصالة البحث
أنا املوقع أدناه:
سيتي رسل املروى: االسم
170406016: رقم التسجيل
: تعليم اللغة العربية وحدة
شهادة أقرر بأن هذا البحث من تأليفي ولم أقدمه للحصول على أي
أي جامعة ولم يتضمن على أي رأي أو تأليف لىإ الدكتور /ستيرياملاج
ادر صصدر من أي جهة إال ما نقلته في البحث وأدرجته في الئحة امل
واملراجع.
ماترام، ______________________
أنا املقرر،
سيتي رسل املروى
Materai 6.000
140 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 4:
Contoh Lembar Abstrak
SEGREGASI ETHNO-RELIGIOUS
DALAM DINAMIKA HUBUNGAN KOMUNITAS HINDU
DAN MUSLIM DI MATARAM LOMBOK
Oleh:
ABU SAFIRA
NIM 10300102080010
ABSTRAK
Segregasi permukiman antara komunitas Bali-Hindu dan Sasak-
Muslim di Mataram terbentuk sejak abad ke-18, ketika Lombok diperintah
oleh kerajaan Karangasem dari Bali. Dalam permukiman yang tersegregasi
tersebut, interaksi sosial berlangsung secara dinamis. Dinamika interaksi
antara dua komunitas berbeda etnis dan agama ini terkadang berlangsung
secara harmonis yang mempercepat proses integrasi, tetapi terkadang
berjalan penuh ketegangan dan konflik; konflik yang tidak dapat dikelola
secara proporsional, bahkan kerap berubah menjadi kerusuhan komunal.
Disertasi ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan
kualitatif. Penggalian data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara
mendalam, FGD, dan studi dokumentasi. Proses penelitian intensif
berlangsung selama hampir dua tahun dengan melibatkan lebih dari seratus
informan yang terdiri dari warga, akademisi, tokoh masyarakat, dan tokoh
agama baik dari komunitas Muslim maupun Hindu di wilayah Mataram,
Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Konflik komunal disebabkan oleh mulai pudarnya kearifan lokal dan
minimnya ruang publik. Dua hal ini selanjutnya memperlemah ikatan
antarwarga. Melemahnya ikatan antarwarga yang berkelindan dengan faktor
lain, seperti sejarah, politik, ekonomi, dan budaya, menyebabkan berbagai
pertentangan antarwarga gampang sekali bergeser dari ketegangan personal
menjadi konflik komunal. Temuan dalam disertasi ini memperkuat tesis
Ashutosh Varshney yang menyatakan bahwa kurangnya ikatan antarwarga
berpotensi menimbulkan konflik komunal.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 141
Konflik komunal tidak disebabkan oleh semata-mata perbedaan
identitas dalam Islam dan Hindu sebagaimana diyakini pendukung teori
“primordialis” semisal Louis Dumont dan Francis Robinson. Konflik juga
bukan hanya disebabkan oleh sebatas fragmentasi sosial yang diciptakan
para politisi seperti diungkap para pendukung teori “artifisialis” semisal
Bernard Cohn, Partha Chatterjee, Susan Bayly, dan Paul Brass. Disertasi
ini, senada dengan pendapat Marc Gaborieau, mengajukan sintesis antara
pandangan “primordialis” dan “artifisialis”.
Disertasi ini juga menyimpulkan bahwa integrasi sosial akan semakin
terawat dengan baik jika semua kelompok memiliki sikap keberagamaan
yang inklusif. Sikap inklusif–sebagaimana dinyatakan oleh Abou el-
Fadel atau sikap dewasa dalam beragama (religious literacy) meminjam
istilah Appleby—menunjang harmoni sosial antarumat beragama. Faktor
agama juga berperan penting untuk resolusi konflik terutama pada tahap
deeskalasi konflik. Temuan disertasi ini juga sejalan dengan pendapat
Abu-Nimer yang menyatakan bahwa teologi kerukunan dan nilai-nilai adat
merupakan modal sosial terpenting dalam merawat harmoni sosial sekaligus
unsur potensial bagi upaya bina damai.
Kata Kunci: Lombok, Hindu, Muslim, Konflik, Segregasi
142 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 5:
Contoh Lembar Motto
ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پپ ڀ ڀ ڀ چ
چڀ ٺ ٺ ٺ ٺ
Artinya, ”Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali laki-laki yang
Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang-orang
yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”. (QS An-Nahl
[16]: 43)6
6Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur’an, Al-Qur’an dan
Terjemahnya: Edisi Ilmu Pengetahuan (Bandung: PT. Mizan Bunaya Kreativa,
2011), 273.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 143
Lampiran 6:
Contoh Lembar Persembahan
Tesis/Disertasi ini kupersembahkan untuk ibuku, Hj. Khalisa.
144 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 7:
Contoh Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada
keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaikan tesis/disertasi ini tidak
akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain:
1. Prof. Dr. H. Nashuddin, M.Pd. sebagai pembimbing/promotor I dan
Prof. Dr. Suprapto, M.Ag. sebagai pembimbing/promotor II yang
memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus,
dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban
menjadikan tesis/disertasi ini lebih matang dan selesai;
2. Prof. Dr. H. M. Taufik, M.Ag. dan Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag.
sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi
penyempurnaan tesis/disertasi ini;
3. Dr. Fathurrahman Mukhtar, M.Ag. sebagai Ketua Prodi PAI Program
Magister Pascasarjana UIN Mataram;
4. Prof. Dr. Suprapto, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana UIN Mataram;
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi
bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa
pernah selesai.
6. dan seterusnya.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala
yang berlipat-ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat
bagi semesta. Amin.
Mataram, tanggal bulan tahun
Penulis,
Nama Penulis
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 145
Lampiran 8:
Contoh Daftar Isi
DAFTAR ISI
KOVER LUAR .................................................................................... i
LEMBAR LOGO ................................................................................ ii
KOVER DALAM ................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iv
PENGESAHAN PENGUJI ................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................. vi
LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME ................................... vii
ABSTRAK (Indonesia, Arab, dan Inggris) ....................................... viii
MOTTO ............................................................................................... xi
PERSEMBAHAN ................................................................................ xii
KATA PENGANTAR ......................................................................... xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................... xv
DAFTAR ISI ........................................................................................ xx
DAFTAR TABEL (jika ada) .............................................................. xxi
DAFTAR GAMBAR (jika ada) .......................................................... xxii
DAFTAR LAMPIRAN (jika ada) ...................................................... xxiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1
B. Identifikasi, Rumusan, dan Batasan Masalah .............. 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 4
D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian ............................ 5
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................. 5
F. Metode Penelitian ........................................................ 9
G. Kerangka Teori ............................................................ 10
H. Sistematika Pembahasan .............................................. 12
BAB II ISI BAB (disesuaikan dengan jenis penelitian) ............... 13
A. ..................................................................................... 13
B. ..................................................................................... 20
1. .............................................................................. 25
2. .............................................................................. 30
a. ....................................................................... 35
b. ........................................................................ 40
146 | Pascasarjana UIN Mataram
1) ................................................................. 45
2) ................................................................. 50
a) ............................................................ 55
b) ............................................................ 60
(1) ..................................................... 61
(2) ..................................................... 62
(a) .............................................. 62
(b) ............................................. 63
BAB III ISI BAB ............................................................................. 65
A. ..................................................................................... 65
B. ..................................................................................... 99
BAB IV PENUTUP ......................................................................... 150
A. Kesimpulan.................................................................. 150
B. Saran ............................................................................ 151
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 153
LAMPIRAN (jika ada) ...................................................................... 157
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 147
Lampiran 9:
Contoh Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Nama Pernikahan Dini di Desa Sekotong Barat,
Kabupatan Lombok Barat, 30.
Tabel 2 Daftar Nilai Siswa Kelas II MA Uswatun Hasanah, Mantang,
Lombok Tengah, 45.
Tabel 3 Daftar Kegiatan Dakwah Tuan Guru se-NTB, 55.
148 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 10:
Contoh Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Lokasi Bayan Timur, 37.
Gambar 2 Gambar Masjid Kuno, 55.
Gambar 3 Persentase Keterlibatan Masyarakat Bayan Timur dalam
Pendidikan, 76.
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 149
Lampiran 11:
Contoh Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Pemangku Adat Bayan
Lampiran 2 Daftar Kuesioner
Lampiran 3 Daftar Informan
150 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 12:
Contoh Daftar Singkatan
DAFTAR SINGKATAN
BSOAS : Bulletin of the School of Oriental and African Studie
DI : Der Islam El : Encyclopedia of Islam IC : Islamic Culture IQ : Islamic Quarterly JSS : Journal of Semitic Studies MEQ : Muslim Education Quarterly MW : Moslem World REI : Revue des Etudes Islamiques SI : Studia Islamica SEI : Shorter Encydopedia of lslam TP : Transcendent Philosophy
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 151
Lampiran 13:
Contoh Format Tabel
Tabel 3.1
Konversi Interval Rerata Angket Respons Guru
Nilai Interval Skor Kategori
A X > Xi + 1,8 Sbi Sangat Baik
B Xi + 0,6 SBi < X ≤ Xi + 1,8 Sbi Baik
C Xi – 0,6 SBi < X ≤ Xi + 0,6 Sbi Cukup Baik
D Xi – 1,8 SBi < X ≤ Xi – 0,6 Sbi Kurang Baik
E X ≤ Xi – 1,8 Sbi Tidak Baik
152 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 14:
Contoh Format Gambar
Gambar 4.2
Logo UIN Mataram
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 153
Lampiran 15:
Contoh Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : __________________________________
Tempat/Tanggal Lahir : __________________________________
Alamat Rumah : __________________________________
Nama Ayah : __________________________________
Nama Ibu : __________________________________
Nama Istri : __________________________________
Nama Anak :
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD/MI, tahun lulus
b. SMP/MTs., tahun lulus
c. SMA/SMK/MA, tahun lulus
d. S1, tahun lulus
e. S2, tahun lulus
f. S3, tahun lulus
2. Pendidikan Nonformal (jika ada)
C. Riwayat Pekerjaan
D. Prestasi/Penghargaan
E. Pengalaman Organisasi
F. Karya Ilmiah
Mataram, tanggal bulan tahun
_______________________________
nama & tanda tangan
154 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 16:
Contoh Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan proposal
2 Seminar proposal
3 Memasuki lapangan
4 Tahap seleksi dan analisis
5 Membuat draf laporan
6 Diskusi draf laporan
7 Penyempurnaan laporan
8 Dan seterusnya disesuaikan
kebutuhan
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 155
Lampiran 17:
Contoh Batas Tepi Kertas
156 | Pascasarjana UIN Mataram
Lampiran 18:
Contoh Kover Kumpulan Makalah
JUDUL KUMPULAN MAKALAH DENGAN FONT TIMES NEW
ROMAN 12 CENTER UPPERCASE SPASI 1.5
Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Suprapto, M.Ag.
Oleh:
1. Nama Mahasiswa/i (NIM)
2. Nama Mahasiswa/i (NIM)
3. Nama Mahasiswa/i (NIM)
PROGRAM STUDI MAHASISWA/I YBS
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2019
Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi | 157
BAB XI
PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA
Bab ini memuat buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tanggal 26 November 2016 yang
diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ikatlah ilmu dengan menulis!
~ Ali bin Abi Thalib ra. ~
“Betapa pun bagus ide dan pikiran anda, ia tidak akan berarti
apa-apa, kalau tidak anda menuliskannya.”
~ Suprapto ~
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
PEDOMAN UMUM EJAANBAHASA INDONESIA
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia
Badan Pengembangan dan Pembinaan BahasaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2016
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Edisi keempat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tanggal 26 November 2016
Penanggung Jawab
Dadang SunendarKepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
PenyeliaSugiyono
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan
Pengembang Pedoman Bahasa IndonesiaMustakim, Ganjar Harimansyah, Meity Taqdir Qodratillah,
Abdul Gaffar Ruskhan, Sriyanto, Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, Siti Zahra, Saut Raja H. Sitanggang, Dora Amalia,
Atikah Solihah, Azhari Dasman Darnis
Pembantu PengembangVita Luthfia Urfa, Elvi Suzanti, Triwulandari, Nur Azizah, Tri Iryani Hastuti,
Septimariani, Ryen Maerina, Riswanto, Fahma Alfikri
Katalog dalam Terbitan (KDT)
PB 499.211 52
PED Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia/Panitia PengembangP Pedoman Bahasa Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
xii. 78 hlm. 21 cm
ISBN 978-979-069-262-6
1. Bahasa Indonesia-Ejaan2. Bahasa Indonesia-Buku Panduan3. Ejaan
iii
KATA PENGANTARKEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Penggunaannya pun semakin luas dalam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun tulis. Oleh karena itu, kita memerlukan buku rujukan yang dapat dijadikan pedoman dan acuan berbagai kalangan pengguna bahasa Indonesia, terutama dalam pemakaian bahasa tulis, secara baik dan benar.
Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman ini disusun untuk menyempurnakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indone-sia yang Disempurnakan (PUEYD). Pedoman ini diharapkan dapat mengakomodasi perkembangan bahasa Indonesia yang makin pesat.
Semoga penerbitan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia secara langsung atau tidak langsung akan mempercepat proses tertib berbahasa Indonesia sehingga memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Jakarta, Maret 2016
Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
iv
PERATURANMENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 50 TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, penggunaan bahasa Indonesia da-lam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan mau-pun tulisan semakin luas;
b. bahwa untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara, perlu menyempurnakan Pe-doman Umum Ejaan Bahasa Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di-maksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik In-donesia Nomor 78 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
v
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Ben- dera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebang-saan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik In-donesia Nomor 5035);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 No-mor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indo-nesia Nomor 5554);
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2010 tentang Peng-gunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Resmi Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Negara Lainnya;
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Or-ganisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Re-publik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
6. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Ke-menterian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15);
7. Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang Kabinet Kerja periode tahun 2014—2019 sebagaimana telah di-ubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Kerja Periode Tahun 2014—2019;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBU-DAYAAN TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
vi
Pasal 1(1) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan bagi instansi peme-
rintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
(2) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan Na-sional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 26 November 2015
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA,
TTD.
ANIES BASWEDAN
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
vii
Diundangkan di Jakartapada tanggal 30 November 2015
DIREKTUR JENDERALPERATURAN PERUNDANG-UNDANGANKEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,
TTD.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1788Salinan sesuai dengan aslinya.Kepala Biro Hukum dan OrganisasiKementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Aris SoviyaniNIP 196112071986031001
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
viii
PRAKATA
Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penyempurnaan tersebut menghasil-kan naskah yang pada tahun 2015 telah ditetapkan menjadi Pera-turan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ditinjau dari sejarah penyusunannya, sejak peraturan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada tahun 1901 ber-dasarkan rancangan Ch. A. van Ophuijsen dengan bantuan Engku Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibra-him, telah dilakukan penyempurnaan ejaan dalam berbagai nama dan bentuk. Pada tahun 1938, pada Kongres Bahasa Indonesia yang per-tama di Solo, disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinter-nasionalkan. Pada tahun 1947 Soewandi, Menteri Pengajaran, Pen-didikan, dan Kebudayaan pada masa itu, menetapkan dalam surat keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264/Bhg.A bahwa peru-bahan ejaan bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan yang berlaku menjadi lebih sederhana. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik.
Kongres Bahasa Indonesia Kedua, yang diprakarsai Menteri Moehammad Yamin, diselenggarakan di Medan pada tahun 1954. Kongres itu mengambil keputusan supaya ada badan yang me- nyusun peraturan ejaan yang praktis bagi bahasa Indonesia. Panitia yang dimaksud yang dibentuk oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 19 Juli 1956, No. 44876/S, berhasil merumuskan patokan-patokan baru pada ta-hun 1957.
Sesuai dengan laju pembangunan nasional, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang pada tahun 1968 menjadi Lembaga Baha-sa Nasional, kemudian pada tahun 1975 menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, menyusun program pembakuan baha-sa Indonesia secara menyeluruh. Di dalam hubungan ini, Panitia Ejaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sarino
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
ix
Mangunpranoto, sejak tahun 1966 dalam surat keputusannya tang-gal 19 September 1967, No. 062/1967, menyusun konsep yang di-tanggapi dan dikaji oleh kalangan luas di seluruh tanah air selama beberapa tahun.
Setelah rancangan itu akhirnya dilengkapi di dalam Seminar Bahasa Indonesia di Puncak pada tahun 1972 dan diperkenalkan secara luas oleh sebuah panitia yang ditetapkan dengan surat kepu-tusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 Mei 1972, No. 03/A.I/72, pada hari Proklamasi Kemerdekaan tahun itu juga dires-mikanlah aturan ejaan yang baru itu berdasarkan keputusan Presi-den, No. 57, tahun 1972, dengan nama Ejaan yang Disempurnakan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurna-kan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 menyu-sun buku Pedoman Umum yang berisi pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD) edisi kedua diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Pen-didikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987. Setelah itu, edisi ketiga diterbitkan pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasio- nal Nomor 46. Pada tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) diganti de- ngan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang penyem-purnaan naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan dan Pelin- dungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
x
Penyusunan pedoman ini tidak terlepas dari kerja keras dan kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, penghargaan dan uca-pan terima kasih kami sampaikan kepada segenap pakar dan ahli bahasa, pengambil kebijakan di tingkat kementerian, serta kalangan masyarakat yang telah bekerja sama mewujudkan tersusunnya Pe-doman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Jakarta, Maret 2016
Pengembang Pedoman Bahasa IndonesiaBadan Pengembangan dan Pembinaan BahasaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
xi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR KEPALA BADAN .......................................... iiiPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ......... ivPRAKATA.................................................................................. viiiDAFTAR ISI................................................................................ xi
I. PEMAKAIAN HURUF ........................................................... 1 A. Huruf Abjad .......................................................... 1 B. Huruf Vokal .......................................................... 2 C. Huruf Konsonan ................................................... 3 D. Huruf Diftong ......................................................... 4 E. Gabungan Huruf Konsonan ................................... 4 F. Huruf Kapital ......................................................... 5 G. Huruf Miring ........................................................ 13 H. Huruf Tebal.......................................................... 14
II. PENULISAN KATA ............................................................. 16 A. Kata Dasar .......................................................... 16 B. Kata Berimbuhan................................................. 16 C. Bentuk Ulang ...................................................... 18 D. Gabungan Kata ................................................... 19 E. Pemenggalan Kata ............................................... 20 F. Kata Depan ......................................................... 24 G. Partikel ................................................................ 25 H. Singkatan dan Akronim ...................................... 26 I. Angka dan Bilangan ............................................ 29 J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya .................. 34 K. Kata Sandang si dan sang ................................... 34
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
xii
III. PEMAKAIAN TANDA BACA ................................................ 36 A. Tanda Titik (.) ...................................................... 36 B. Tanda Koma (,) .................................................... 39 C. Tanda Titik Koma (;) ............................................ 44 D. Tanda Titik Dua (:) .............................................. 45 E. Tanda Hubung (-) ................................................. 47 F. Tanda Pisah (—) .................................................. 49 G. Tanda Tanya (?) ................................................... 50 H. Tanda Seru (!) ...................................................... 51 I. Tanda Elipsis (...) ................................................. 51 J. Tanda Petik (“...”) ................................................. 52 K. Tanda Petik Tunggal (‘...’) .................................... 53 L. Tanda Kurung ((...)) ............................................. 54 M. Tanda Kurung Siku ([...]) ..................................... 55 N. Tanda Garis Miring (/) ........................................ 55 O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘) ....................... 56
IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN ........................................... 58
V. INDEKS ............................................................................. 76
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
1
I. PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf berikut.
HurufNama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
2
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdi-ri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
Huruf Vokal
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ae*
iou
apienakemberemasituolehulang
padipetakpendekkenasimpankotabumi
lusasore-tipemurniradioibu
Keterangan:* Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik
berikut ini dapat digunakan jika ejaan kata itu dapat menim-bulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan [e].
Misalnya: Anak-anak bermain di teras (téras). Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Misalnya: Kami menonton film seri (sèri). Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Misalnya: Pertandingan itu berakhir seri (sêri). Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia. Kecap (kêcap) dulu makanan itu.
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
HurufKonsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
bcdfghjkl
mn
bahasacakapdua fakirgunaharijalankamilekasmakanama
sebutkacaadakafan tigasahammanjapaksaalaskamitanah
adab-abadmaaf gudegtuahmikrajpolitikakaldiamdaun
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
3
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
pq*rstvwx*yz
pasangqariahraihsampaitalivariasiwanitaxenonyakinzeni
apaiqrabaraaslimatalavahawa-payunglazim
siap-putartangkasrapatmolotovtakraw--juz
Keterangan: * Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keper-
luan ilmu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di- lambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
HurufDiftong
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
aiaueioi
aileronautodidakeigendom-
balairungtaufikgeiserboikot
pandaiharimausurveiamboi
E. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
4
GabunganHuruf Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
khngnysy
khususngarainyatasyarat
akhirbangunbanyakmusyawarah
tarikhsenang-arasy
F. Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya: Apa maksudnya? Dia membaca buku. Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:Amir HamzahDewi Sartika Halim PerdanakusumahWage Rudolf Supratman
Jenderal KancilDewa Pedang
Alessandro VoltaAndré-Marie AmpèreMujairRudolf Diesel
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
5
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf perta-
ma nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:ikan mujairmesin diesel5 ampere10 volt
(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya: Abdul Rahman bin ZainiSiti Fatimah binti SalimIndani boru SitanggangCharles Adriaan van OphuijsenAyam Jantan dari TimurMutiara dari Selatan
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.“Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
6
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya: Islam Alquran Kristen Alkitab Hindu Weda
Allah Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya. Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri
rahmat.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akade-mik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan HasanuddinMahaputra YaminHaji Agus SalimImam HambaliNabi IbrahimRaden Ajeng KartiniDoktor Mohammad Hatta Agung Permana, Sarjana HukumIrwansyah, Magister Humaniora
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sa-paan.
Misalnya: Selamat datang, Yang Mulia. Semoga berbahagia, Sultan. Terima kasih, Kiai. Selamat pagi, Dokter.
7
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Silakan duduk, Prof. Mohon izin, Jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama ins- tansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam MalikPerdana Menteri NehruProfesor SupomoLaksamana Muda Udara Husein SastranegaraProklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebu-dayaanGubernur Papua Barat
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia suku Danibahasa Bali
Catatan:Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asingkeinggris-inggrisankejawa-jawaan
8
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama ta-hun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi bulan Agustus bulan Maulid hari Jumat hari Galungan hari Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur na- ma peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika Perang Dunia II Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerde- kaan bangsa Indonesia.Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya: Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika SerikatBukit Barisan Jawa BaratDataran Tinggi Dieng Danau TobaJalan Sulawesi Gunung SemeruNgarai Sianok Jazirah ArabSelat Lombok Lembah Baliem
9
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Sungai Musi Pegunungan HimalayaTeluk Benggala Tanjung HarapanTerusan Suez Kecamatan CicadasGang Kelinci Kelurahan Rawamangun
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri ti-dak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai menyeberangi selat berenang di danau
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima) kacang bogor (Voandzeia subterranea) nangka belanda (Anona muricata) petai cina (Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempu-nyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, ba-tik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
10
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tari-an Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik IndonesiaMajelis Permusyawaratan Rakyat Republik IndonesiaIkatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pida-to Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lain-nya Perserikatan Bangsa-BangsaKitab Undang-Undang Hukum Pidana
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.
11
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singka-tan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya: S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat S.S. sarjana sastra M.A. master of arts M.Hum. magister humaniora M.Si. magister sains K.H. kiai haji Hj. hajah Mgr. monseigneur Pdt. pendeta
Dg. daeng Dt. datuk R.A. raden ayu St. sutan Tb. tubagus
Dr. doktor Prof. profesor Tn. tuan Ny. nyonya Sdr. saudara
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penun-juk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai da-lam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?” “Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.Surat Saudara telah kami terima dengan baik.“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
Catatan:(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe-
nyapaan atau pengacuan.
12
Misalnya:Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?Siapa nama Anda?
G. Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tu-lisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Ab-doel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat ke-bangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhu-suskan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya: Huruf terakhir kata abad adalah d. Dia tidak diantar, tetapi mengantar. Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca. Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas
tangan.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
13
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungka-pan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana. Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.
Catatan:(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau orga-
nisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah ti-dak ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditan- dai dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbaha-sa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
H. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian- bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
14
Misalnya:1.1 Latar Belakang dan MasalahKondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan nonstandar, ratusan bahasa dae- rah,dan ditambah beberapa bahasa asing, membutuh-kan penanganan yang tepat dalam perencanaan baha-sa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1.1.1 Latar BelakangMasyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap ba-hasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa In-donesia.
1.1.2 MasalahPenelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap ba-hasa masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan ba-hasa yang diambil.
1.2 TujuanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meng- ukur sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
15
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
II. PENULISAN KATA
A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak. Saya pergi ke sekolah. Buku itu sangat tebal. B. Kata Berimbuhan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan berkelanjutan mempermudah gemetar lukisan kemauan perbaikan
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
sukuisme seniman kamerawan gerejawi
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengi-kutinya.
16
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
adibusana infrastruktur proaktifaerodinamika inkonvensional purnawirawanantarkota kontraindikasi saptakridaantibiotik kosponsor semiprofesionalawahama mancanegara subbagianbikarbonat multilateral swadayabiokimia narapidana telewicaradekameter nonkolaborasi transmigrasidemoralisasi paripurna tunakaryadwiwarna pascasarjana tritunggalekabahasa pramusaji tansuaraekstrakurikuler prasejarah ultramodern
Catatan:(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf
awal kapital atau singkatan yang berupa huruf ka- pital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia pan-Afrikanisme pro-Barat non-ASEAN anti-PKI
(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang meng-acu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengam-pun.
17
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, di-tulis serangkai.
Misalnya: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melin-dungi kita.
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya: anak-anak biri-biri buku-buku cumi-cumi hati-hati kupu-kupu kuda-kuda kura-kura lauk-pauk berjalan-jalan mondar-mandir mencari-cari ramah-tamah terus-menerus sayur-mayur porak-poranda serba-serbi tunggang-langgang
Catatan: Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur
pertama.
Misalnya:surat kabar → surat-surat kabarkapal barang → kapal-kapal barang rak buku → rak-rak bukukereta api cepat → kereta-kereta api cepat
18
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
D. Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar model linear kambing hitam persegi panjang orang tua rumah sakit jiwa simpang empat meja tulis mata acara cendera mata
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-istri pejabat anak istri-pejabat ibu-bapak kami ibu bapak-kami buku-sejarah baru buku sejarah-baru
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis
terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
Misalnya:
bertepuk tanganmenganak sungaigaris bawahisebar luaskan
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran seka-ligus ditulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan menggarisbawahi menyebarluaskan
19
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
penghancurleburan pertanggungjawaban
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalnya: acapkali hulubalang radioaktif
adakalanya kacamata saptamarga apalagi kasatmata saputangan bagaimana kilometer saripati barangkali manasuka sediakala beasiswa matahari segitiga belasungkawa olahraga sukacita bilamana padahal sukarela bumiputra peribahasa syahbandar darmabakti perilaku wiraswasta dukacita puspawarna
E. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
bu-ahma-inni-atsa-at
b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Misalnya: pan-dai au-la sau-da-ra
20
sur-vei am-boi
c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (terma-suk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Misalnya:
ba-pak la-wan de-ngan ke-nyang mu-ta-khir mu-sya-wa-rah
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya: Ap-ril cap-lok makh-luk man-di sang-gup som-bong swas-ta
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf kon-sonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:ul-train-fraben-trokin-stru-men
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
21
Catatan:Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Misalnya: bang-krut
bang-saba-nyakikh-laskong-resmakh-lukmasy-hursang-gup
2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.
Misalnya: ber-jalan mem-pertanggungjawabkan mem-bantu memper-tanggungjawabkan di-ambil mempertanggung-jawabkan ter-bawa mempertanggungjawab-kan per-buat me-rasakan makan-an merasa-kan letak-kan per-buatan pergi-lah perbuat-an apa-kah ke-kuatan kekuat-an
Catatan:(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasar-
nya mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:me-nu-tupme-ma-kai
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
22
me-nya-pume-nge-catpe-mi-kir pe-no-longpe-nga-rangpe-nge-tikpe-nye-but
(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:ge-lem-bungge-mu-ruhge-ri-gisi-nam-bung te-lun-juk
(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan …. Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau mengambil makanan itu.
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan
salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:biografi bio-grafi bi-o-gra-fibiodata bio-data bi-o-da-tafotografi foto-grafi fo-to-gra-fifotokopi foto-kopi fo-to-ko-piintrospeksi intro-speksi in-tro-spek-si
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
23
introjeksi intro-jeksi in-tro-jek-sikilogram kilo-gram ki-lo-gramkilometer kilo-meter ki-lo-me-terpascapanen pasca-panen pas-ca-pa-nen
4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage RudolfSupratman.
Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan TakdirAlisjahbana.
5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya:Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
Catatan:Penulisan berikut dihindari.
Ia bekerja di DLL-AJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
F. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
24
Misalnya:
Di mana dia sekarang? Kain itu disimpan di dalam lemari. Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan. Mari kita berangkat ke kantor. Saya pergi ke sana mencarinya. Ia berasal dari Pulau Penyengat. Cincin itu terbuat dari emas.
G. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik! Apakah yang tersirat dalam surat itu? Siapakah gerangan dia? Apatah gunanya bersedih hati?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengata-
sinya dengan bijaksana. Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan
masih tersedia. Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah
berkunjung ke rumahku.
Catatan: Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung
ditulis serangkai.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
25
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
26
Misalnya: Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat
pada waktunya. Dia tetap bersemangat walaupun lelah. Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui. Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu de-
pan.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu. Harga kain itu Rp50.000,00 per meter. Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
H. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pang-kat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris NasutionH. Hamid Haji HamidSuman Hs. Suman Hasibuan W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman M.B.A. master of business administrationM.Hum. magister humanioraM.Si. magister sainsS.E. sarjana ekonomi
S.Sos. sarjana sosialS.Kom. sarjana komunikasiS.K.M. sarjana kesehatan masyarakatSdr. saudaraKol. Darmawati Kolonel Darmawati
2. a. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pen-didikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia UI Universitas Indonesia PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa WHO World Health Organization PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
b. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tan-da titik.
Misalnya: PT perseroan terbatas MAN madrasah aliah negeri SD sekolah dasar KTP kartu tanda penduduk SIM surat izin mengemudi NIP nomor induk pegawai
3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
hlm. halamandll. dan lain-laindsb. dan sebagainyadst. dan seterusnyasda. sama dengan di atasybs. yang bersangkutanyth. yang terhormat ttd. tertandadkk. dan kawan-kawan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
27
4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya: a.n. atas nama d.a. dengan alamat u.b. untuk beliau u.p. untuk perhatian s.d. sampai dengan
5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, tim-bangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu kuprum cm sentimeter kVA kilovolt-ampere l liter kg kilogram Rp rupiah
6. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan Informasi GeospasialBIN Badan Intelijen NegaraLIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaLAN Lembaga Administrasi NegaraPASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
28
Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistik Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasi-
onal Kowani Kongres Wanita Indonesia Kalteng Kalimantan Tengah
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indo-nesia-Malaysia
Suramadu Surabaya-Madura
8. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
iptek ilmu pengetahuan dan teknologipemilu pemilihan umumpuskesmas pusat kesehatan masyarakatrapim rapat pimpinanrudal peluru kendalitilang bukti pelanggaran
I. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50),
C (100), D (500), M (1.000), _V (5.000),
_M
(1.000.000)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
29
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai se-cara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali. Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku. Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15
orang tidak setuju, dan 5 orang abstain. Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri
atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah. Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Catatan:Penulisan berikut dihindari.
50 siswa teladan mendapat beasiswa dari peme- rintah daerah.3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinya-takan dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.
Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta.Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
30
Catatan:Penulisan berikut dihindari.
250 orang peserta diundang panitia.25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis se-bagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya 10 triliun rupiah.
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, be-rat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.
Misalnya: 0,5 sentimeter 5 kilogram 4 hektare 10 liter
2 tahun 6 bulan 5 hari1 jam 20 menit
Rp5.000,00 US$3,50 £5,10 ¥100
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, ru-mah, apartemen, atau kamar.
Misalnya: Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
31
Jalan Tanah Abang I/15 Jalan Wijaya No. 14 Hotel Mahameru, Kamar 169 Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201
6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252 Surah Yasin: 9 Markus 16: 15—16
7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai beri-kut.
a. Bilangan Utuh
Misalnya: dua belas (12)
tiga puluh (30)lima ribu (5.000)
b. Bilangan Pecahan
Misalnya: setengah atau seperdua (½) seperenam belas (⅟16) tiga perempat (¾) dua persepuluh (²∕₁₀) tiga dua-pertiga (3⅔) satu persen (1%) satu permil (1‰)
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
32
Misalnya:abad XX abad ke-20 abad kedua puluh
Perang Dunia IIPerang Dunia Ke-2Perang Dunia Kedua
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ra- tus lima puluhan)uang 5.000-an (uang lima ribuan)
10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedar- kan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan seperti berikut.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
33
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan per-tanggungjawaban.
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:KelapaduaKotonanampekRajaampatSimpanglimaTigaraksa
J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Rumah itu telah kujual.Majalah ini boleh kaubaca.Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.Rumahnya sedang diperbaiki.
K. Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim. Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli. Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
34
Sang adik mematuhi nasihat sang kakak. Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. Dalam cerita itu si Buta berhasil menolong kekasihnya.
Catatan: Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang me- rupakan unsur nama Tuhan.
Misalnya:
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
35
III. PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
Mereka duduk di sana. Dia akan datang pada pertemuan itu.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:a. I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia1. Kedudukan 2. Fungsi
B. Bahasa Daerah1. Kedudukan 2. Fungsi
C. Bahasa Asing1. Kedudukan 2. Fungsi
b. 1. Patokan Umum1.1 Isi Karangan1.2 Ilustrasi1.2.1 Gambar Tangan1.2.2 Tabel1.2.3 Grafik2. Patokan Khusus
…...
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
36
Catatan:(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang
sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misalnya:Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai 1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain, a) lambang kebanggaan nasional, b) identitas nasional, dan c) alat pemersatu bangsa;2) bahasa negara ….
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digi-tal yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b).
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau ang-ka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di IndonesiaTabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di IndonesiaBagan 2 Struktur Organisasi Bagan 2.1 Bagian UmumGrafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Ba-hasa IndonesiaGrafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia Gambar 1 Gedung CakrawalaGambar 1.1 Ruang Rapat
2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
37
00.20.30 jam (20 menit, 30 detik) 00.00.30 jam (30 detik)
3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indone-sia. Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan
atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya: Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang. Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
Catatan:(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bi-
langan ribuan atau kelipatannya yang tidak menun-jukkan jumlah.
Misalnya: Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa In-
donesia Pusat Bahasa halaman 1305. Nomor rekening panitia seminar adalah
0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang me- rupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
38
Misalnya:
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebu-dayaan
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945) Gambar 3 Alat Ucap Manusia Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasar-
kan Pendidikan
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:Yth. Direktur Taman Ismail MarzukiJalan Cikini Raya No. 73MentengJakarta 10330
Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembi-naan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur
Indrawati, M.Hum.Jalan Cempaka II No. 9Jakarta Timur
21 April 2013
Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
39
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepus-takaan.Satu, dua, ... tiga!
2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya. Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis
panorama.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan:Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahu-lui anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
40
Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan peng-hubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajarOrang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?Wah, bukan main!Hati-hati, ya, jalannya licin!Nak, kapan selesai kuliahmu?Siapa namamu, Dik?Dia baik sekali, Bu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.” “Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya,
“karena manusia adalah makhluk sosial.” Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
41
langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.“Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya.“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) ba-gian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayu-manis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, JakartaSurabaya, 10 Mei 1960Tokyo, Jepang
8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Ja-karta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mu-tiara Beta.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
42
Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa In-donesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Ka-rang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:B. Ratulangi, S.E.Ny. Khadijah, M.A.Bambang Irawan, M.Hum.Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan:Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m27,3 kg Rp500,50Rp750,00
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
43
Misalnya:Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tam-bang yang belum diolah.Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendi-ri Gerakan Nonblok.Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimak-sud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaian- nya tidak diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di per-guruan tinggi itu tanpa melalui tes.
13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang ter-dapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaat-kan bahasa daerah.Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah. Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata peng- hubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
44
Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.
2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya: Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah (1) berkewarganegaraan Indonesia; (2) berijazah sarjana S-1;(3) berbadan sehat; dan(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Ke-
satuan Republik Indonesia.
3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-ba-gian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputia. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tang-
ga, dan program kerja; dan c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organi-
sasi.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan leng-kap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
45
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputia. persiapan,b. pengumpulan data,c. pengolahan data, dand. pelaporan.
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti AryaniBendahara : Aulia Arimbi
c. Narasumber : Prof. Dr. Rahmat EffendiPemandu : Abdul Gani, M.Hum.Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.
4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”Amir : “Baik, Bu.”Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
46
5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan pener-bit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8Surah Albaqarah: 2—5 Matius 2: 1—3 Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen NusantaraPedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Ba-hasa.
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:Di samping cara lama, diterapkan juga ca-ra baru ….Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-put laut.Kini ada cara yang baru untuk meng-ukur panas.Parut jenis ini memudahkan kita me-ngukur kelapa.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Misalnya:anak-anak berulang-ulang kemerah-merahanmengorek-ngorek
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
47
3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyam-bung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:11-11-2013p-a-n-i-t-i-a
4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:ber-evolusi meng-ukurdua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)²³∕₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)mesin hitung-tangan
Bandingkan dengan be-revolusi me-ngukurdua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
20 ³∕₂₅ (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)mesin-hitung tangan
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaia. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);b. ke- dengan angka (peringkat ke-2); c. angka dengan –an (tahun 1950-an); d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf
kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rah-
mat-Mu);f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
48
g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang beru-pa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).
Catatan:Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindung- an Tenaga Kerja Indonesia)LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indo-nesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:di-sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’)ber-pariban (bahasa Batak, ‘bersaudara sepupu’)
di-back upme-recallpen-tackle-an
7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menja-di pembetonan.
F. Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
49
Misalnya:Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diaba-dikan menjadi nama bandar udara internasional.Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita ten-tang alam semesta.Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:Tahun 2010—2013Tanggal 5—10 April 2013Jakarta—Bandung
G. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menya-takan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
50
Misalnya:Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
H. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyata-an yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan ke-sungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya:Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!Bayarlah pajak tepat pada waktunya!Masa! Dia bersikap seperti itu?Merdeka!
I. Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ….
..., lain lubuk lain ikannya.
Catatan:(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda
titik (jumlah titik empat buah).
2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak sele-sai dalam dialog.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
51
Misalnya:“Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
“Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”
Catatan:(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik
(jumlah titik empat buah).
J. Tanda Petik (“…”)
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
“Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Be-sok akan dibahas dalam rapat.”
Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Repub- lik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai da-lam kalimat.
Misalnya:Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
52
Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ung-kap Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” me- narik perhatian peserta seminar.Perhatikan “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku Pe-doman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang ku-rang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!
K. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”“Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.“Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkuman-dang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, ter-jemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya: tergugat ‘yang digugat’ retina ‘dinding mata sebelah dalam’noken ‘tas khas Papua’tadulako ‘panglima’marsiadap ari ‘saling bantu’tuah sakato ‘sepakat demi manfaat bersama’
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
53
policy ‘kebijakan’wisdom ‘kebijaksanaan’money politics ‘politik uang’
L. Tanda Kurung ((…))
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterang- an atau penjelasan.
Misalnya:Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda pen-duduk). Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya:Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transja-karta.Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.
4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
54
Misalnya:Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.
M. Tanda Kurung Siku ([…])
1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang di- tulis orang lain.
Misalnya:Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia.Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indo-nesia dirayakan secara khidmat.
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan da-lam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu dibentang-kan di sini.
N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi da-lam dua tahun takwim.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
55
Misalnya:Nomor: 7/PK/II/2013Jalan Kramat III/10tahun ajaran 2012/2013
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Misalnya:mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’dikirimkan lewat darat/laut ‘dikirimkan lewat darat
atau lewat laut’buku dan/atau majalah ‘buku dan majalah atau
buku atau majalah’harganya Rp1.500,00/lembar ‘harganya Rp1.500,00
setiap lembar’
3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak be-berapa kali. Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang maca-pat budaya Jawa.Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
56
Misalnya:Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan)Mereka sudah datang, ‘kan? (‘kan = bukan)Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)5-2-‘13 (’13 = 2013)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
57
IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa San-skerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang be-lum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de l’homme par l’homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan diusa-hakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indone-sianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah se-bagai berikut.
a (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi a (bukan o) mażhab (مذهب) mazhab qadr (قدر) kadar ṣaḥābat (صحابة) sahabat haqīqat (حقيقة) hakikat ‘umrah (عمرة) umrah gā’ib (غائب) gaib iqāmah (إقامة) ikamah khātib (خاطب) khatib riḍā’ (رضاء) rida ẓālim (ظالم) zalim
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
58
‘ain (ع Arab) pada awal suku kata menjadi a, i, u ‘ajā’ib (عجائب) ajaib sa‘ādah (سعادة) saadah ‘ilm (علم) ilmu qā‘idah (قاعدة) kaidah ‘uzr (عذر) uzur ma‘ūnah (معونة) maunah
‘ain (ع Arab) di akhir suku kata menjadi k ’i‘ tiqād (إعتقاد) iktikad mu‘jizat (معجزة) mukjizat ni‘mat (نعمة) nikmat rukū‘ (ركوع) rukuk simā‘ (سماع) simak ta‘rīf takrif (تعريف) aa (Belanda) menjadi a paal pal baal bal octaaf oktaf
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e aerobe aerob aerodinamics aerodinamika
ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e haemoglobin hemoglobin haematite hematit
ai tetap ai trailer trailer caisson kaison
au tetap au audiogram audiogram autotroph autotrof tautomer tautomer
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
59
hydraulic hidraulik caustic kaustik
c di depan a, u, o, dan konsonan menjadi k calomel kalomel construction konstruksi cubic kubik coup kup classification klasifikasi crystal kristal
c di depan e, i, oe, dan y menjadi s central sentral cent sen circulation sirkulasi coelom selom cybernetics sibernetika cylinder silinder
cc di depan o, u, dan konsonan menjadi k accomodation akomodasi acculturation akulturasi acclimatization aklimatisasi accumulation akumulasi acclamation aklamasi
cc di depan e dan i menjadi ks accent aksen accessory aksesori vaccine vaksin
cch dan ch di depan a, o, dan konsonan menjadi k saccharin sakarin charisma karisma cholera kolera chromosome kromosom technique teknik
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
60
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s echelon eselon machine mesin
ch yang lafalnya c menjadi c charter carter chip cip ck menjadi k check cek ticket tiket
ç (Sanskerta) menjadi s çabda sabda çastra sastra
ḍad (ض Arab) menjadi d ’afḍal (أفضل) afdal ḍa’īf daif (ضعيف) farḍ (فرض) fardu hāḍir (حاضر) hadir
e tetap e effect efek description deskripsi synthesis sintesis
ea tetap ea idealist idealis habeas habeas
ee (Belanda) menjadi e stratosfeer stratosfer systeem sistem
ei tetap ei eicosane eikosan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
61
eidetic eidetik einsteinium einsteinium
eo tetap eo stereo stereo geometry geometri zeolite zeoliteu tetap eu neutron neutron eugenol eugenol europium europium
fa (ف Arab) menjadi fʼafḍal (أفضل) afdal
‘ārif (عارف) arif faqīr (فقير) fakirfaṣīh (فصيح) fasih
mafhūm (مفهوم) mafhum f tetap f fanatic fanatik factor faktor fossil fosil
gh menjadi g ghanta genta sorghum sorgum
gain (غ Arab) menjadi g gā’ib (غائب) gaib magfirah (مغفرة) magfirah magrib (مغرب) magrib gue menjadi ge igue ige gigue gige
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
62
ḥa (ح Arab) menjadi h ḥākim (حاكم) hakim iṣlāḥ (إصالح) islah siḥr (سحر) sihir
hamzah (ء Arab) yang diikuti oleh vokal menjadi a, i, u ’amr (أمر) amar mas’alah (مسألة) masalah ’iṣlāḥ (إصالح) islah
qā’idah (قاعدة) kaidah ’ufuq (أفق) ufuk
hamzah (ء Arab) di akhir suku kata, kecuali di akhir kata, menjadi k ta’wīl (تأويل) takwil ma’mūm makmum (مأموم) mu’mīn (مؤمن) mukmin
hamzah (ء Arab) di akhir kata dihilangkan imlā’ (إمالء) imla istinjā’ (إستنجاء) istinja/tinja munsyi’ (منشىء) munsyi wuḍū’ (وضوء) wudu
i (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi i ʼi‘tiqād (إعتقاد) iktikad muslim (مسلم) muslim naṣīḥah (نصيحة) nasihat ṣaḥīḥ (صحيح) sahih
i pada awal suku kata di depan vokal tetap i iambus iambus ion ion iota iota
ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i politiek politik riem rim
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
63
ie tetap ie jika lafalnya bukan i variety varietas patient pasien hierarchy hierarki
jim (ج Arab) menjadi j jāriyah (جارية) jariah janāzah (جنازة) jenazah
ʼijāzah (إجازة) ijazah
kha (خ Arab) menjadi kh khuṣūṣ (خصوص) khusus makhlūq (مخلوق) makhluk tārīkh (تاريخ) tarikh
ng tetap ng contingent kontingen congres kongres linguistics linguistik
oe (oi Yunani) menjadi e foetus fetus oestrogen estrogen oenology enologi oo (Belanda) menjadi o komfoor kompor provoost provos
oo (Inggris) menjadi u cartoon kartun proof pruf pool pul
oo (vokal ganda) tetap oo zoology zoologi coordination koordinasi
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
64
ou menjadi u jika lafalnya u gouverneur gubernur coupon kupon contour kontur
ph menjadi f phase fase physiology fisiologi spectograph spektograf
ps tetap ps pseudo pseudo psychiatry psikiatri psychic psikis psychosomatic psikosomatik
pt tetap pt pterosaur pterosaur pteridology pteridologi ptyalin ptialin
q menjadi k aquarium akuarium frequency frekuensi equator ekuator
qaf (ق Arab) menjadi k ‘aqīqah (عقيقة) akikah maqām (مقام) makam muṭlaq (مطلق) mutlak
rh menjadi r rhapsody rapsodi rhombus rombus rhythm ritme rhetoric retorika
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
65
sin (س Arab) menjadi s asās (أساس) asas salām salam (سالم) silsilah (سلسة) silsilah śa (ث Arab) menjadi s aśiri (أثيرى) asiri ḥadiś (حديث) hadis śulāśā (ا لثل ثاء) selasa wāriś (وارث) waris
ṣad (ص Arab) menjadi s ‘aṣr (عصر) asar muṣībah (مصيبة) musibah khuṣūṣ (خصوص) khusus ṣaḥḥ (صح) sah
syin (ش Arab) menjadi sy ‘āsyiq (عاشق) asyik ‘arsy (عرش) arasy syarṭ (شرط) syarat
sc di depan a, o, u, dan konsonan menjadi sk scandium skandium scotopia skotopia scutella skutela sclerosis sklerosis
sc di depan e, i, dan y menjadi s scenography senografi scintillation sintilasi scyphistoma sifistoma
sch di depan vokal menjadi sk schema skema schizophrenia skizofrenia scholastic skolastik
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
66
t di depan i menjadi s jika lafalnya s actie aksi ratio rasio patient pasien
ṭa (ط Arab) menjadi t khaṭṭ (خط) khat muṭlaq (مطلق) mutlak ṭabīb (طبيب) tabib
th menjadi t theocracy teokrasi orthography ortografi thrombosis trombosis methode (Belanda) metode
u tetap u unit unit nucleolus nukleolus
structure struktur institute institut
u (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi u rukū’ (ركوع) rukuk syubḥāt (شبها ت) syubhat sujūd (سجود) sujud ’ufuq (أفق) ufuk
ua tetap ua aquarium akuarium dualisme dualisme squadron skuadron
ue tetap ue consequent konsekuen duet duet suede sued
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
67
ui tetap ui conduite konduite equinox ekuinoks equivalent ekuivalen
uo tetap uo fluorescein fluoresein quorum kuorum quota kuota
uu menjadi u lectuur lektur prematuur prematur vacuum vakum
v tetap v evacuation evakuasi television televisi vitamin vitamin wau (و Arab) tetap w jadwal (جدول) jadwal
taqwā (تقوى) takwa wujūd (وجود) wujud
wau (و Arab, baik satu maupun dua konsonan) yang didahului u dihilangkan nahwu (نحو) nahu nubuwwah (نبو ة) nubuat
quwwah (قو ة) kuat
aw (diftong Arab) menjadi au, termasuk yang diikuti konsonan awrāt aurat (عورة) hawl (هول) haul mawlid (مولد) maulid walaw (ولو) walau
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
68
x pada awal kata tetap x xanthate xantat xenon xenon xylophone xilofon
x pada posisi lain menjadi ks executive eksekutif express ekspres latex lateks taxi taksi xc di depan e dan i menjadi ks exception eksepsi excess ekses excision eksisi excitation eksitasi
xc di depan a, o, u, dan konsonan menjadi ksk excavation ekskavasi excommunication ekskomunikasi excursive ekskursif exclusive eksklusif
y tetap y jika lafalnya y yakitori yakitori
yangonin yangonin yen yen yuan yuan
y menjadi i jika lafalnya ai atau i dynamo dinamo propyl propil psychology psikologi yttrium itrium
ya (ي Arab) di awal suku kata menjadi y ‘ināyah (عناية) inayah yaqīn (يقين) yakin
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
69
ya‘nī (يعني) yakni
ya (ي Arab) di depan i dihilangkan khiyānah (خيانة) khianat qiyās (قياس) kias ziyārah (زيارة) ziarah
z tetap z zenith zenit zirconium zirkonium zodiac zodiak zygote zigot
zai (ز Arab) tetap z ijāzah (إجازة) ijazah khazānah (خزانة) khazanah ziyārah (زيارة) ziarah zaman (زمن) zaman
żal (ذ Arab) menjadi z ażān (أذان) azan iżn (إذن) izin ustāż (أستاذ) ustaz żāt (ذات) zat
ẓa (ظ Arab) menjadi z ḥāfiẓ (حافظ) hafiz ta‘ẓīm (تعظيم) takzim ẓālim (ظالم) zalim
Konsonan ganda diserap menjadi konsonan tunggal, kecuali kalau dapat membingungkan.
Misalnya: accu aki ‘allāmah alamah commission komisi
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
70
effect efek ferrum ferum gabbro gabro kaffah kafah salfeggio salfegio tafakkur tafakur tammat tamat ʼummat umat
Perhatikan penyerapan berikut!ʼAllah Allahmass massamassal massal
Catatan:Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan ba-hasa Indonesia tidak perlu lagi diubah.
Misalnya: bengkel nalar Rabu dongkrak napas Selasa faedah paham Senin kabar perlu sirsak khotbah pikir soal koperasi populer telepon lahir
Selain kaidah penulisan unsur serapan di atas, berikut ini dis-ertakan daftar istilah asing yang mengandung akhiran serta penye-suaiannya secara utuh dalam bahasa Indonesia.
-aat (Belanda) menjadi –atadvocaat advokat
-age menjadi -asepercentage persentaseetalage etalase
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
71
-ah (Arab) menjadi –ah atau –at ‘aqīdah (عقيدة) akidahʼijāzah (إجازة) ijazah‘umrah (عمرة) umrah
ʼākhirah (آخرة) akhiratʼāyah (أية) ayatma‘siyyah (معصية) maksiat
ʼamānah (أمانة) amanah, amanathikmah (حكمة) hikmah, hikmat‘ibādah (عبادة) ibadah, ibadatsunnah (سنة) sunah, sunatsūrah (سورة) surah, surat
-al (Inggris), -eel dan -aal (Belanda) menjadi –alstructural, structureel strukturalformal, formeel formalnormal, normaal normal
-ant menjadi -anaccountant akuntanconsultant konsultaninformant informan
-archy (Inggris), -archie (Belanda) menjadi arkianarchy, anarchie anarkimonarchy, monarchie monarkioligarchy, oligarchie oligarki
-ary (Inggris), -air (Belanda) menjadi -ercomplementary,complementair komplementerprimary, primair primersecondary, secundair sekunder
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
72
-(a)tion (Inggris), -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -siaction, actie aksipublication, publicatie publikasi
-eel (Belanda) menjadi -elmaterieel materielmoreel morel
-ein tetap -eincasein kaseinprotein protein
-i, -iyyah (akhiran Arab) menjadi –i atau -iah‘ālamī (عالمي) alamiʼinsānī (إنساني) insani‘āliyyah (عالية) aliah‘amaliyyah (عملية) amaliah
-ic, -ics, dan -ique (Inggris), -iek dan -ica (Belanda) menjadi -ik, ikadialectics, dialektica dialektika logic, logica logikaphysics, physica fisikalinguistics, linguistiek linguistikphonetics, phonetiek fonetiktechnique, techniek teknik
-ic (Inggris), -isch (adjektiva Belanda) menjadi -ikelectronic, elektronisch elektronikmechanic, mechanisch mekanikballistic, ballistisch balistik
-ical (Inggris), -isch (Belanda) menjadi -iseconomical, economisch ekonomispractical, practisch praktislogical, logisch logis
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
73
-ile (Inggris), -iel (Belanda) menjadi -ilmobile, mobiel mobilpercentile, percentiel persentilprojectile, projectiel proyektil
-ism (Inggris), -isme (Belanda) menjadi -ismecapitalism, capitalisme kapitalismecommunism, communisme komunisme modernism, modernisme modernisme
-ist menjadi -isegoist egois hedonist hedonispublicist publisis
-ive (Inggris), -ief (Belanda) menjadi -ifcommunicative, communicatief komunikatifdemonstrative, demonstratief demonstratif descriptive, descriptief deskriptif
-logue (Inggris), -loog (Belanda) menjadi -loganalogue, analoog analogepilogue, epiloog epilogprologue, proloog prolog
-logy (Inggris), -logie (Belanda) menjadi -logitechnology, technologie teknologiphysiology, physiologie fisiologianalogy, analogie analogi
-oid (Inggris), oide (Belanda) menjadi -oidanthropoid, anthropoide antropoid hominoid, hominoide hominoid
-oir(e) menjadi -oar
trotoir trotoarrepertoire repertoar
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
74
-or (Inggris), -eur (Belanda) menjadi -ur, -irdirector, directeur direkturinspector, inspecteur inspekturamateur amatirformateur formatur
-or tetap -ordictator diktatorcorrector korektordistributor distributor
-ty (Inggris), -teit (Belanda) menjadi -tasuniversity, universiteit universitasquality, kwaliteit kualitasquantity, kwantiteit kuantitas
-ure (Inggris), -uur (Belanda) menjadi -urculture, cultuur kulturpremature, prematuur prematur structure, struktuur struktur
-wi, -wiyyah (Arab) menjadi -wi, -wiahdunyāwī duniawi (دنياوى)kimiyāwī (کيمياوى) kimiawi
lugawiyyah (لغوىة) lugawiah
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
75
Aakronim, 26alamat, 28, 31, 39, 42, 55anak kalimat, 40angka, xi, 29, 31, 32, 33, 36, 37, 43, 48, 49, 54, 56angka Arab, 29angka Romawi, 29apostrof, 56
Bbagan, 36, 37bentuk dasar, 8, 16, 22bentuk terikat, 17, 49bentuk ulang, 11, 18bilangan, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 38, 50bin, 6binti, 6boru, 6
Ccatatan akhir, 42catatan kaki, 42
Ddaftar, 13, 36, 38, 71daftar pustaka, 13, 38, 42, 47diakritik, 2, 3
Ggabungan huruf konsonan, 4, 21, 22gabungan kata, xi, 18, 19, 20gambar, 36, 37, 39gelar, 7, 12, 24, 26, 43grafik, 36, 37
Hhuruf, xi, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 48, 49, 54, 55, 56huruf abjad, 1huruf diftong, 4, 20huruf kapital, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 27, 28, 35, 48, 49huruf konsonan, 3, 5, 21, 22huruf miring, 13, 14huruf tebal, 14, 15huruf vokal, 2, 4, 20, 21
Iikhtisar, 36ilustrasi, 36, 38imbuhan, 16, 22, 48induk kalimat, 40istilah khusus, 19
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
INDEKS
76
Kkalimat, 5, 6, 13, 14, 30, 36, 40, 41, 42, 44, 45, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 55kalimat majemuk, 40, 44kalimat penjelas, 55kalimat perintah, 42kalimat seru, 42kalimat setara, 44kalimat tanya, 42, 50kata, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 34, 38, 40, 41, 44, 46, 47, 48, 49, 53, 54, 55, 56, 59, 63, 69kata berimbuhan, xi, 16, 22kata dasar, 16, 18, 20, 21, 22, 23kata depan, 24kata ganti, 6, 13, 34, 48, 49kata majemuk, 19kata penghubung, 25, 40kata sandang, xi, 34kata seru, 41kata tugas, 6, 11kata turunan, 8, 17, 22kata ulang, 11, 47kekerabatan, 12keterangan aposisi, 43, 50keterangan pewatas, 44keterangan tambahan, 43klausa, 45konsonan ganda, 70konsonan tunggal, 70kutipan, 51
Llambang kimia, 28
Mmaha, 17, 18mata uang, 28
Nnama diri, 4, 10, 14, 24, 27, 28, 43nama gelar, 7, 12nama geografi, 9, 10, 34nama instansi, 8nama jabatan dan pangkat, 7, 8nama jenis, 6, 10nama negara, 11nama orang, 5, 6, 7, 8, 14, 24, 26, 43nama tempat, 8, 42, 54nomor surat, 55
Ppartikel, xi, 25, 26pembilangan, 39pemenggalan kata, 20, 22, 23pemerian, 46pemerincian, 39, 45, 54penomoran, 37perincian, 30, 37, 45, 46petikan, 6, 41, 52, 53pustaka, 13, 38
Ssatuan ukuran, 6, 28singkatan, xi, 12, 17, 24, 26, 27, 28, 43, 48, 49
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
77
Ttabel, 36, 37, 38takaran, 28tanda baca, xii, 36tanda elipsis, 51, 52tanda garis miring, 55, 56tanda hubung, 17, 18, 19, 47, 48, 49tanda koma, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45tanda kurung, 37, 50, 54tanda kurung siku, 55tanda penyingkat, xii, 56tanda petik, 52, 53tanda petik tunggal, 53tanda pisah, 49, 50tanda seru, 51
tanda tanya, 50tanda titik, 26, 27, 28, 36, 37, 38, 39, 44, 51tanda titik dua, 45, 46, 47tanda titik koma, 44timbangan, 28
Uukuran, 28, 31unsur serapan, 58, 71
Vvan, 6
Wwaktu, 31, 37, 44
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
78
disebarkan dan diajarkan.”
~ Mudjia Rahardjo ~
“Jadikan diri anda peneliti yang menghasilkan pengetahuan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Google. “Arabic Romanization Table.” Diakses 26 Januari 2018.
https://www.loc.gov/catdir/cpso/romanization/arabic.pdf.
Google. “Kate L. Turabian, A Manual for Writers, Eighth Edition.”
Diakses 29 Januari 2018.
www.press.uchicago.edu/books/turabian/manual/ index.html.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016.
Tim Penulis. Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah (Makalah,
Proposal, Tesis, dan Disertasi). Mataram: Pascasarjana UIN
Mataram, 2017.
_______. Pedoman Akademik Program Magister dan Doktor
Pengkajian Islam 2016-2020. Jakarta: Sekolah Pascasarjana
UIN Syarif Hidayatullah, 2016.
_______. Pedoman Penulisan Bahasa Indonesia, Transliterasi, dan
Pembuatan Notes dalam Karya Ilmiah. Jakarta: Sekolah
Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2014.
_______. Pedoman Penulisan Disertasi. Yogyakarta: Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga, 2015.
_______. Pedoman Penulisan Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi
Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya. Surabaya:
Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015.
_______. Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram. Mataram: IAIN
Mataram, 2017.
_______. Pedoman Tesis dan Disertasi Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.
“Ikatklah ilmu dengan menuliskannya, karena ilmu yang ditulis
akan tetap tersimpan di atas keterbatasan
daya ingat manusia.”
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 7142 TAHUN 2017
TENTANG
PENCEGAHAN PLAGIARISM
DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pencegahan Plagiarism dalam publikasi ilmiah dan penelitian di Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam perlu adanya panduan tentang pencegahan Plagiarism di Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam; b. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam tentang Pencegahan Plagiarism di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4219);
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 157);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun Nomor 5670);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5007);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Perguruan Tinggi; 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
TENTANG PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN
TINGGI KEAGAMAAN ISLAM.
KESATU : Menetapkan Panduan tentang Pencegahan Plagiarism di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.
KEDUA : Panduan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU
merupakan acuan dalam Pencegahan Plagiarism di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 27 Desember 2017
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
KAMARUDDIN AMIN
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 7142 TAHUN 2017 TENTANG
PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM
A. PENDAHULUAN
Dosen di perguruan tinggi mempublikasikan karya ilmiahnya
adalah bagian dari pertanggungjawaban keilmuan kepada masyarakat. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dan selanjutnya ditransformasikan di perguruan tinggi juga harus dibagi kepada
masyarakat, sehingga masyarakat dapat merasakan keberadaan pendidikan tinggi tersebut.
Hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah apakah karya yang
dipublikasikan tersebut merupakan karya orisinil? Pertanyaan seperti inilah yang mendasari perlunya penerbitan regulasi yang dapat
mengendalikan produksi penulisan karya ilmiah agar sesuai dengan ketentuan dan etika akademik. Salah satunya adalah ketentuan tentang penanganan plagiat dalam karya ilmiah.
Plagiarism atau plagiat dapat terjadi karena tak disengaja. Hal itu disebabkan karena kurang memahami tatakrama pengutipan atau
perujukan gagasan atau pendapat orang lain, atau karena keterbatasan pelacakan sumber-sumber informasi dari literatur-literatur ilmiah. Oleh sebab itu, etika setiap penulis harus berusaha
maksimal untuk memastikan bahwa karya tulisnya bukan buah karya orang lain. Dalam karya tulis penelitian banyak informasi dan
gagasan-gagasan dari kerja peneliti lain (yang terdahulu) dimasukkan ke dalamnya. Tujuan pemasukan informasi dan gagasan-gagasan dari karya tulis peneliti lain adalah untuk melakukan tinjauan atas hasil-
hasil yang telah dicapai sebelumnya, sekaligus untuk menyoroti kelemahan-kelemahan yang ditemukan. Atau sebaliknya, pemasukan tersebut bermaksud untuk memperkukuh pernyataan atau gagasan
itu dengan membeberkan sejumlah bukti-bukti ilmiah yang baru dari hasil penelitian yang dilakukan. Semua gagasan dan pendapat yang
dirujuk itu harus ditampilkan dengan jelas dalam tulisan sehingga mereka terlihat sebagai karya orang lain dan bukan karya sendiri.
Penanganan tindak plagiat harus dimulai sejak mahasiswa pada
jenjang program sarjana. Perguruan Tinggi seharusnya sudah mengintegrasikan komitmen deteksi plagiat ini dalam setiap mata
kuliah yang disampaikan kepada mahasiswa terutama mata kuliah yang sudah mengedepankan berpikir kritis atau melalui penulisan makalah. Untuk itu, ketentuan tentang langkah-langkah
pendeteksian ini perlu dilakukan sejak dini dan lebih sistematis. Pada akhirnya pada saat publikasi karya ilmiah pada jurnal-jurnal yang bereputasi baik nasional maupun internasional, plagiarism sudah
terminimalisasi.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4219); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 5670);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5007);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat; 11. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;
C. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Mengendalikan penerbitan karya ilmiah agar sesuai dengan ketentuan dan etika akademik.
2. Memberikan petunjuk dan langkah bagi perguruan tinggi dalam penanganan plagiat pada karya ilmiah.
3. Memberikan instrumen dan kepastian hukum dalam penanganan
pelanggaran etika akademik.
D. KETENTUAN PLAGIARISM
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Plagiarism
Dalam rangka meningkatkan kualitas penulisan karya ilmiah baik dalam skripsi, tesis maupun disertasi, perlu ditekankan langkah-
langkah penindakan plagiat pada penulisan karya-karya tesebut. Untuk itu, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai
b. Yang dimaksud dengan karya ilmiah pada huruf (a) terdiri dari
skripsi, tesis, disertasi, buku dan artikel untuk jurnal yang akan dipublikasikan pada jurnal terakreditasi bereputasi.
c. Ruang Lingkup Plagiat Berdasarkan beberapa definisi plagiat di atas, berikut ini diuraikan ruang lingkup plagiarism:
1) Mengutip kata‐kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
2) Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
3) Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya. 4) Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri. 5) Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke
dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
6) Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau
telah dipublikasikan oleh pihak lain seolah‐olah sebagai karya sendiri.
2. Tipe-tipe Plagiarism. Ada beberapa tipe plagiarism yaitu:
a. Plagiarism kata demi kata. Penulis menggunakan kata‐kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya.
b. Plagiarism atas sumber. Penulis menggunakan gagasan orang
lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan sumbernya secara jelas).
c. Plagiarism Kepengarangan. Penulis mengakui sebagai
pengarang karya tulis karya orang lain. d. Self Plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah seperti penulis
mempublikasikan satu artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi dan mendaur ulang karya tulis/karya ilmiah. Yang penting dalam menghindari self plagiarism adalah bahwa ketika
mengambil karya sendiri, maka ciptaan karya baru yang dihasilkan harus memiliki perubahan yang berarti. Artinya
karya lama merupakan bagian kecil dari karya baru yang dihasilkan. Sehingga pembaca akan memperoleh hal baru, yang
benar‐benar penulis tuangkan pada karya tulis yang menggunakan karya lama.
3. Untuk menghilangkan plagiarism dalam karya ilmiah, maka setiap
PTKI harus menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Setiap pelaksanaan ujian skripsi, tesis, disertasi, dan publikasi karya ilmiah, karya tersebut harus terbebas dari plagiarism
yang ditunjukkan dengan hasil rekam deteksi plagiarism. b. Deteksi plagiarism dapat dilakukan secara manual maupun
berbasis aplikasi online. c. Pelaksanaan deteksi plagiarism dilakukan oleh LP2M/P3M
PTKI, perpustakaan atau lembaga sejenis yang bertanggung
jawab menangani penelitian, karya ilmiah dan/atau publikasi. d. Lembaga sebagaimana dimaksud pada huruf b dapat
berkoordinasi atau memandatkan kepada Wakil Dekan atau Wakil Ketua yang bertanggung jawab di bidang akademik untuk melakukan deteksi plagiat.
e. Setelah dilakukan deteksi plagiat, LP2M/P3M atau lembaga yang diberi mandat tersebut dapat menerbitkan surat keterangan bebas plagiarism sesuai batas toleransi kesamaan
kata yang ditetapkan. f. Batas toleransi sebagaimana dimaksud pada huruf b adalah
berbasis aplikasi deteksi plagiarism, dengan ketentuan sebagai berikut:
i. Untuk karya ilmiah atau skripsi sebagai persyaratan
kelulusan pada jenjang D-4 atau Program Sarjana maksimal 25%.
ii. Untuk tesis dan disertasi sebagai persyaratan kelulusan pada jenjang Program Magistern dan doktor maksimal 20%.
d. Karya yang tidak memenuhi standar minimal sebagaimana pada
huruf f tidak dapat dilanjutkan untuk disidangkan (munaqasyah) atau dipublikasikan pada jurnal ilmiah.
e. Untuk lebih mempercepat terwujudnya tradisi terbebas dari tindak plagiarism, seluruh dosen diwajibkan untuk membangun komitmen anti plagiarism yang terintegrasi dalam mata kuliah.
4. Sanksi Plagiarism. a. Merujuk pada Undang‐Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, sanksi bagi masyarakat yang
melakukan plagiat, khususnya yang terjadi di lingkungan akademik adalah sebagai berikut:
1) Pasal 25 ayat 2: Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi
terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya. 2) Pasal 70:
Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk
mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti
merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 mengatur sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan
tindakan plagiat adalah sebagai berikut: 1) Teguran 2) Peringatan tertulis
3) Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa 4) Pembatalan nilai
5) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
6) Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
7) Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan.
E. PENUTUP
Panduan ini merupakan acuan dalam Pencegahan Plagiarism di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Hal-hal yang belum dijelaskan dalam panduan ini akan dijelaskan dalam ketentuan lainnya.
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
KAMARUDDIN AMIN