IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Fulan Fehan terletak di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu,
Nusa Tenggara Timur (NTT) dan berada pada 9°LS dan 125°BT. Kabupaten Belu
terdiri atas 12 kecamatan dengan kecamatan kota Atambua sebagai kecamatan
induk. Kabupaten ini memiliki luas 2.445,57 km2. Kabupaten Belu secara geografis
meliputi wilayah dengan batas – batas sebagai berikut :
Utara : Selat Ombai
Selatan : Laut Timor dan Kabupaten Malaka
Timur : RDTL (Republik Demokratik Timor Leste)
Barat : Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor
Tengah Selatan (TTS) (Pemprov NTT, 2016).
Kecamatan Lamaknen memiliki luas wilayah 105.9 Km2 (Pemkab Belu, 2016).
Iklim rata – rata di Kecamatan Lamaknen berkisar pada 27°C pada siang hari dan
berkisar pada 16°C pada pagi dan malam hari. Desa Dirun memiliki luas wilayah
sebesar 14.400 m2 dan terletak pada ketinggian 1.450 mdpl. Fulan Fehan berada di
Desa Dirun dengan ketinggian 1.800 mdpl. Daerah disekitar Desa Dirun sebagian
besar berupa hamparan perkebunan dengan ketinggian yang beragam. Desa Dirun
secara geografis memiliki batas – batas yaitu :
Utara : Kel. Raiulun
Timur : Kel. Ekin
Selatan : Kel. Debululik
Barat : Kel. Maudemu
Kecamatan Lamaknen pada tahun 2014 terdapat ternak besar yang terdiri
dari sapi sebanyak 5.518 ekor, kerbau 36 ekor, dan kuda 456 ekor. Selain itu
terdapat ternak kecil seperti babi sebanyak 4.977 ekor, kambing sebanyak 967 ekor,
dan ayam buras sebanyak 15.175 ekor (Dinas Peternakan Kab. Belu). Ternak kuda
yang ada di Desa Dirun umumnya tidak dikandangkan melainkan dibiarkan bebas
di padang savana Fulan Fehan oleh pemiliknya. Hijauan yang terdapat di padang
savana tersebut ialah rumput lapang dan legum yang dikenal dengan istilah
miniforen namun legum ini tidak dikonsumsi oleh kuda lokal Timor.
Stull (1997) menyatakan bahwa pada suhu comfort zone seekor kuda dapat
tumbuh lebih baik karena kuda dapat melakukan homeotermi dalam tubuhnya
dengan mudah, dan ketika suhu lingkungan mencapai suhu 24-32 °C. Kuda Lokal
Timor dapat tumbuh lebih baik apabila mendapatkan penanganan dan pemeliharaan
secara optimal dengan lingkungan yang mendukung untuk kuda.
1.2. Deskripsi Kuda Lokal Timor
Kuda Lokal Timor merupakan kuda yang berasal dari pulau Timor. Penamaan
kuda Timor didasari oleh asal daerah kuda tersebut yaitu pulau Timor, Parakkasi
(1990) menyatakan bahwa kuda – kuda Indonesia pada umumnya diberi nama
sesuai dengan asalnya di Indonesia, yaitu Sandel (Sumba), Sumbawa, Bima, Timor,
Subu (Sawo), Flores, Lombok, Bali, Batak, Sulawesi, Jawa, dan Priangan. Kuda
Lokal Timor digunakan sebagai pengangkut barang hasil perkebunan oleh sebagian
besar masyarakat Timor. Hal ini sesuai dengan pernyataan McGregor dan Morris
(1980) yang menyatakan bahwa Kuda lokal Indonesia sebagian besar digunakan
sebagai sarana transportasi, pengangkut barang, hiburan, dan olahraga.
Kondisi medan di daerah Timor khususnya desa Dirun sebagian besar berupa
perkebunan tanaman pangan. Hasil perkebunan tersebut diangkut menggunakan
kuda lokal Timor karena memiliki tenaga yang kuat, kaki yang kokoh, dan daya
tahan yang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Edwards (1990) bahwa kuda
Timor merupakan kuda yang lincah dan kuat walaupun hanya memiliki tinggi 11 –
12 h.h (hands) serta memiliki tenaga besar dengan daya tahan yang baik. Sarana
transportasi yang minim serta medan yang sulit diakses kendaraan bermotor
menjadi alasan penduduk sekitar untuk menggunakan kuda lokal Timor.
Gambar 1. Kuda lokal Timor mengangkut beban
Kuda – kuda yang diteliti merupakan kuda dewasa dengan kisaran umur 4
hingga 7 tahun. Penentuan umur kuda dilakukan dengan mengamati pergantian gigi
susu menjadi gigi permanen pada kuda tersebut. Hal ini dinyatakan oleh Bogart
dan Taylor (1983) bahwa penentuan umur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
berdasarkan catatan kelahiran dan berdasarkan pergantian gigi seri susu menjadi
gigi permanen.
Gambar 2. Penentuan Umur Kuda
Kuda yang berumur empat tahun ditandai dengan tanggalnya gigi bagian
pertengahan dan pada umur lima tahun, bagian luar, atau samping, gigi seru sudah
mulai tanggal dan digantikan dengan gigi permanen. Kuda yang berumur lima
tahun ini dikatakan telah bermulut “penuh” karena semua gigi telah permanen.
Perawakan kuda lokal Timor lebih kecil dibandingkan kuda – kuda lokal lainnya di
Indonesia. Kuda ini memiliki tinggi rata – rata berkisar dibawah 140 cm walaupun
sudah berumur dewasa. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menunjukan
bahwa kuda lokal Timor memiliki tinggi rata – rata 101.98 cm, mendekati dengan
pernyataan Edwards (1994) dan Soehardjono (1990) pada Tabel 1 bahwa kuda lokal
Timor memiliki tinggi rata – rata 1,22 m atau 120 cm.
Kuda lokal timor yang diteliti memiliki rata – rata bobot badan sebesar
151.65 kg. Data bobot badan yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa kuda
lokal Timor termasuk kedalam kategori kuda poni, sesuai dengan pernyataan
Maswarni (2014) bahwa kuda poni dan keledai biasanya memiliki berat kurang dari
800 lbs (400 kg) saat dewasa.
4.2.1. Pemeliharaan Kuda Lokal Timor
Kuda Lokal Timor sebagian besar dipelihara secara ekstensif sebagaimana
dilepas untuk mencari pakan di perkebunan ataupun di padang rumput. Pemilik
kuda akan memeriksa kuda milik mereka setelah dilepas selama empat hingga lima
hari di padang Fulan Fehan.
Gambar 3. Kuda dilepas di Fulan Fehan
Beberapa kuda hanya diikat berdekatan dengan rumah pemiliknya karena
dianggap tidak dapat bertahan hidup sendiri dengan kondisi di Fulan Fehan.
Sepanjang hari kuda – kuda dilepas di Fulan Fehan untuk mencari makanannya
selama musim hujan, sedangkan pada musim kemarau kuda – kuda tersebut
dibawa dan diikat didekat rumah pemiliknya. Hal ini dilakukan karena
ketersediaan hijauan di Fulan Fehan selama musim kemarau tidak memadai.
Sistem pencatatan atau recording ternak belum dikenal baik oleh peternak
kuda lokal Timor. Beberapa peternak menggunakan metode identifikasi secara
permanen yaitu markings pada kuda – kuda yang mereka miliki. Identifikasi
tersebut berupa tanda kepemilikan atas kuda yang mereka miliki. Kuda – kuda
tersebut ditato menggunakan besi panas dengan dua tanda yaitu kode desa dan
tanda pemilik pada bagian belakang. Kode desa yaitu berupa angka yang berbeda
tiap dusun dan desa. Tato tanda pemilik bermacam – macam sesuai keinginan
pemiliknya asalkan mudah untuk diingat.
Gambar 4. Nomor identitas pada kuda
Kuda lokal Timor tidak diberi pakan lain selain hijauan yang tumbuh di
daerah Fulan Fehan. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat sebagian besar
belum memahami alternatif pakan yang berasal dari limbah pertanian. Rumput
yang tumbuh di Fulan Fehan hampir seluruhnya adalah rumput lapang. Rumput
tumbuh secara alami tanpa diberi perlakuan apapun.
4.3 Deskripsi Bobot Badan dan Ukuran Tubuh Aktual Kuda Lokal Timor
Hasil penelitian mengenai bobot badan dan ukuran – ukuran tubuh Kuda
Lokal Timor tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Penimbangan Bobot Badan, Panjang Badan, dan Lingkar
Dada Kuda Lokal Timor
Kuda
No.
Jenis
Kelamin
Bobot Badan
(Kg)
Panjang Badan
(cm)
Lingkar Dada
(cm)
1 Jantan 124,5 97,00 116,00
2 Jantan 179,0 112,00 134,00
3 Jantan 136,0 104,00 123,75
4 Jantan 140,5 115,00 119,20
5 Jantan 165,0 113,75 125,00
6 Jantan 115,5 119,25 123,50
7 Jantan 144,0 114,00 120,70
8 Jantan 148,5 125,50 107,00
9 Jantan 186,0 116,00 127,25
10 Jantan 133,5 108,00 115,00
11 Jantan 124,0 105,00 119,50
12 Jantan 146,0 117,50 118,75
13 Jantan 149,0 115,00 120,00
14 Jantan 171,0 114,50 128,00
15 Jantan 210,0 131,25 138,75
16 Jantan 176,0 131,25 123,75
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai penimbangan bobot badan
terhadap 16 ekor Kuda Lokal Timor yang berada di Fulan Fehan, Desa Dirun,
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diperoleh hasil yang ditampilkan pada
Tabel 3.
Tabel 3. Data Bobot Badan Kuda Lokal Timor
Uraian Hasil
Rata – rata (kg) 151,37
Ragam 721,68
Simpangan Baku (kg) 26,86
Koefisien Variasi (%) 17,74
Berdasarkan data pada tabel diatas, bobot badan kuda lokal Timor memiliki
rata – rata 151,37 kg dengan ragam yang diperoleh adalah sebesar 721,68.
Simpangan baku diketahui sebesar 26,86 kg dan koefisien variasi sebesar 17,74 %.
Koefisien variasi yang diperoleh menandakan bahwa data yang diperoleh tidak
seragam, sesuai dengan pernyataan Nasution (2002) bahwa nilai koefisien variasi
dibawah 15% menunjukkan data yang diperoleh merupakan data yang seragam.
Data bobot badan yang diperoleh diatas sesuai dengan pernyataan Maswarni
(2014) bahwa bobot badan ternak kuda lokal Indonesia yang termasuk kedalam
jenis kuda poni yang biasanya memiliki berat kurang dari 800 lbs (400 kg). Bobot
badan berguna untuk memudahkan pada tatalaksana pemeliharaan seperti
pemberian kandungan nutrisi pakan, dosis obat-obatan, dan jumlah pakan yang
akan diberikan pada ternak (Milner dan Hewitt, 1969). Bobot badan kuda lokal
Timor rendah dapat disebabkan oleh kurang baiknya manajemen pemeliharaan
sebagaimana kuda – kuda tersebut dilepas bebas di Fulan Fehan selama 24 jam
penuh untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Faktor genetik juga berpengaruh
terhadap rendahnya bobot badan kuda lokal Timor sebagaimana Edwards (1977)
menyatakan bahwa kuda lokal Timor merupakan breeds kuda terkecil di Indonesia.
4.3.1 Deskripsi Panjang Badan Kuda Lokal Timor
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai pengukuran panjang badan
terhadap 16 ekor Kuda Lokal Timor yang berada di Fulan Fehan, Desa Dirun,
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diperoleh hasil seperti pada Tabel. 4
Tabel 4. Data Panjang Badan Kuda Lokal Timor
Uraian Hasil
Rata – rata (cm) 114,17
Ragam 83,48
Simpangan Baku (cm) 9,13
Koefisien Variasi (%) 8,00
Berdasarkan data pada tabel diatas, panjang badan kuda lokal Timor
memiliki rata - rata sebesar 114,17 cm, ragam sebesar 83,48, dan simpangan baku
sebesar 9,13 cm. Besar koefisien variasi diperoleh sebesar 8 %. Nilai koefisien
variasi yang diperoleh dari pengukuran panjang badan adalah seragam, sesuai
dengan pernyataan Nasution (1992) bahwa nilai koefisien variasi dibawah 15%
menunjukkan data yang diperoleh merupakan data yang seragam. Panjang badan
yang relatif pendek membantu kuda dalam bergerak lebih cepat sesuai dengan
pernyataan Bandiati (1990) bahwa panjang badan relatif pendek akan membantu
pergerakan badan sehingga akan lebih cepat dan menjamin kesinambungan gerak.
4.3.2. Deskripsi Lingkar Dada Kuda Lokal Timor
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai pengukuran lingkar dada
terhadap 16 ekor kuda lokal Timor yang berada di Fulan Fehan, Desa Dirun,
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diperoleh hasil seperti pada tabel 5.
Tabel 5. Data Lingkar Dada Kuda Lokal Timor
Uraian Hasil
Rata – rata (cm) 123,75
Ragam 39,41
Simpangan Baku (cm) 6,27
Koefisien Variasi (%) 5,07
Berdasarkan data pada tabel diatas, lingkar dada kuda lokal Timor memiliki
rata - rata sebesar 123,75 cm, ragam sebesar 39,41, dan simpangan baku sebesar
6,27 cm. Besar koefisien variasi diperoleh sebesar 5,07 %. Berdasarkan koefisien
variasi, data yang diperoleh adalah data yang seragam sesuai dengan pernyataan
Nasution (1992) bahwa nilai koefisien variasi dibawah 15% menunjukkan data
yang di peroleh merupakan data yang seragam.
4.4. Deskripsi Data Bobot Badan Kuda Lokal Timor Menggunakan
Rumus Thomas
Hasil pengukuran bobot badan terhadap 16 ekor Kuda Lokal Timor
berdasarkan Rumus Thomas di Fulan Fehan, Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen,
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur ditampilkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Data Bobot Badan Kuda Lokal Timor menggunakan Rumus
Thomas
Uraian Hasil
Rata – rata (kg) 145,71
Ragam 698,12
Simpangan Baku (kg) 25,14
Koefisien Variasi (%) 17,00
Berdasarkan data pada tabel diatas, bobot badan kuda lokal Timor
menggunakan rumus Thomas memiliki rata - rata sebesar 162.33 kg, ragam sebesar
698.12, dan simpangan baku sebesar 26.42 kg. Besar koefisien variasi diperoleh
sebesar 16.27 %. Diketahui bahwa rataan dari bobot badan dugaan berdasarkan
perhitungan menggunakan rumus Thomas pada kuda lokal Timor mendekati
dengan rataan bobot badan aktual.
4.5 Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus Thomas
Terhadap Bobot Badan Aktual Kuda Lokal Timor
Hasil penelitian Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus
Thomas terhadap Bobot Badan Aktual Kuda Lokal Timor tersaji pada Tabel. 7.
Tabel 7. Data Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus
Thomas terhadap Bobot Badan Aktual
Kuda
No.
Bobot Badan
Aktual (Kg)
Bobot Badan
Dugaan (Kg) Penyimpangan (%)
1 124,5 109,87 12
2 179,0 169,28 5
3 136,0 134,06 1
4 140,5 137,54 2
5 165,0 149,61 9
6 115,5 153,10 33
7 144,0 139,80 3
8 148,5 120,95 19
9 186,0 158,11 15
10 133,5 120,23 10
11 124,0 120,23 2
12 146,0 139,47 4
13 149,0 139,39 6
14 171,0 157,91 8
15 210,0 212,69 1
16 176,0 169,19 4
Berdasarkan data penelitian, diperoleh hasil yang ditampilkan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus
Thomas terhadap Bobot Badan Aktual.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa besar penyimpangan bobot badan
dugaan berdasarkan rumus Thomas adalah 7,32 kg dengan persentase
penyimpangan 8%. Simpangan bobot badan dugaan dengan bobot badan aktual
adalah nilai selisih dari keduanya yang dibagi dengan bobot badan aktual dan dikali
seratus persen. Rumus Thomas memiliki nilai simpangan yang wajar sehingga
dapat digunakan untuk menduga bobot badan Kuda Lokal Timor. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Williamson dan Payne (1978) bahwa penyimpangan pendugaan
Uraian Hasil
Rata - rata Penyimpangan (kg) 7,32
Persentasi Penyimpangan (%) 8,00
bobot badan umumnya berkisar antara 5 % sampai 10 % dari bobot badan
sebenarnya.
Menurut Thomas (2000) dikatakan bahwa kuda – kuda yang dimiliki
olehnya yaitu Kuda Kuarter Amerika, Kuda Arab, Kuda Thoroughbred, Kuda
Appaloosa, dan Kuda Morgan yang termasuk kedalam ukuran kuda besar dengan
kisaran bobot badan sebesar 700 kg, sedangkan Kuda Lokal Timor termasuk ke
dalam jenis kuda poni karena memiliki bobot badan dibawah 400 kg (Maswarni,
2014). Untuk penggunaan rumus Thomas pada Kuda Lokal Timor dengan memiliki
simpangan yang kecil dapat dikatakan bahwa rumus Timor cocok untuk digunakan
pada Kuda Lokal Timor, jenis kuda yang digunakan dapat mempengaruhi
simpangan dari perhitungan bobot badan karena kuda – kuda di Indonesia memiliki
ukuran tubuh yang tidak terlalu besar yaitu bertinggi badan 113 cm hingga 133 cm,
hal ini disebabkan karena Indonesia berada di daerah beriklim tropis (Soehardjono,
1990). Penggunaan rumus untuk menduga bobot badan ternak Kuda Lokal Timor
sangat baik untuk digunakan karena memiliki fungsi sebagai alternatif penggunaan
alat timbang.