IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Penulis: CHANDRA TAMRIN
NPM : B070041006 MM BIZTEL ANGKATAN 4
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN BISNIS TELKOM Bandung, September 2007
2
KATA PENGANTAR
IPTV business plan ini dibuat untuk memenuhi ujian modul ICT pada kuliah MM Biztel
angkatan 4 STMB.
Pada business plan ini dapat dilihat proyeksi pasar, rencana pemasaran dan
implementasi IPTV pada jaringan TELKOM. Selain itu, proyeksi keuangan dari bisnis ini juga
dicantumkan. Beberapa asumsi dicantumkan sebagai bahan pendukung untuk menyusun
business plan ini.
Bandung, 22 September 2007
Chandra Tamrin
NPM : B070041006
3
DAFTAR ISI
1. Executive Summary ..................................................................................................4 2. Latar Belakang ..........................................................................................................4 3. Sekilas IPTV..............................................................................................................6 4. Analisa Pasar ............................................................................................................7
4.1. Kondisi Pasar ....................................................................................................7 4.2. Proyeksi Pasar ..................................................................................................7
5. Perencanaan Pemasaran .........................................................................................8 5.1. Produk ...............................................................................................................8 5.2. Price ..................................................................................................................8 5.3. Place .................................................................................................................8 5.4. Promotion ..........................................................................................................8
6. Rencana Implementasi .............................................................................................9 6.1. Content IPTV.....................................................................................................9 6.2. Sistem IPTV ......................................................................................................9 6.3. Jaringan.............................................................................................................9 6.4. Set Top Box.......................................................................................................9 6.5. SDM ................................................................................................................10
7. Analisa Resiko ........................................................................................................10 8. Analisa Kelayakan Bisnis ........................................................................................10 9. Kesimpulan dan Rekomendasi................................................................................12
9.1. Kesimpulan......................................................................................................12 9.2. Rekomendasi ..................................................................................................12
10. Referensi .................................................................................................................12
4
1. Executive Summary
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) yang merupakan operator telekomunikasi
terbesar di Indonesia saat ini berupaya untuk meningkatkan segmen bisnis wirelinenya yang
dinilai kurang bagus pertumbuhannya. Salah satu wacana yang hangat dibicarakan adalah
peluncuran layanan IPTV bagi pelanggan wireline TELKOM.
Layanan yang akan diberikan melalui IPTV ini antara layanan broadcast TV, video on
demand, dan advertising. Lokasi implementasi layanan ini ditargetkan di tiga kota besar dengan
taraf hidup masyarakat yang relatif lebih tinggi dan penetrasi ADSL (Speedy) yang juga lebih
tinggi yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Diharapkan bisnis IPTV dapat mencapai ‘Break Even Point’ dalam masa 3,8 tahun
dengan IRR sebesar 22%.
2. Latar Belakang
TELKOM merupakan operator incumbent yang memiliki customer base paling besar di
Indonesia yang memiliki populasi sekitar 250 juta. TELKOM memiliki sekitar 56,6 juta pelanggan
dengan komposisi 8,7 juta pelanggan wireline, 5,1 juta pelanggan fixed wireless, dan 42,8 juta
pelanggan mobile wireless. Dari 8,7 juta pelanggan wireline, 167 ribu pelanggan di antaranya
adalah pelanggan layanan broadband ADSL.
Exhibit 1. Pertumbuhan Bisnis Produk TELKOM
Pada semester pertama tahun 2007 ini, net income TELKOM meningkat 15%
dibandingkan semester yang sama pada tahun 2006. Namun kontributor bagi pertumbuhan net
income ini adalah dari sektor mobile wireless (Telkomsel) dan fixed wireless (Flexi).
5
Pertumbuhan line in service (LIS) wireline sangat rendah yaitu sekitar 1 %. Hal ini dikarenakan
banyak pelanggan wireline TELKOM yang CHURN ke Flexi atau bahkan ke operator lain.
Untuk mempertahankan bisnis wireline TELKOM, maka TELKOM harus memberikan
berbagai layanan yang menarik, harga yang kompetitif serta customer service yang baik bagi
pelanggan wireline. Salah satu peluang bagi TELKOM untuk tetap sustain adalah dengan
mengembangkan bisnis multimedia di atas jaringan wireline yang dimilikinya.
Bisnis multimedia yang menjanjikan beberapa tahun ke depan ini adalah bisnis IPTV.
Menurut prediksi dari Accenture, maka pertumbuhan bisnis IPTV cukup menjanjikan dengan
prediksi pelanggan IPTV pada tahun 2010 lebih dari 25 juta pelanggan dengan prediksi revenue
lebih dari $10 milyar.
Exhibit 2. Proyeksi Pertumbuhan Pelanggan IPTV Dunia
Exhibit 3. Proyeksi Pertumbuhan Revenue IPTV Dunia
6
3. Sekilas IPTV
IPTV merupakan layanan yang menyediakan konten program televisi dan konten
entertainment interaktif lainnya melalui suatu jaringan broadband IP yang secure dan dimanage
end to end secara akurat. Contoh konten yang diberikan melalui layanan IPTV antara lain
broadcast/live TV, video on demand, internet, game online, advertising, dan commerce.
Exhibit 4. Layanan IPTV
Sistem IPTV secara keseluruhan dapat dilihat pada exhibit 5. Untuk mendeliver layanan
IPTV maka harus disiapkan infrastuktur mulai dari content, head end, jaringan backbone, jaringan
akses, sampai dengan set top box.
Exhibit 5. Konfigurasi Jaringan IPTV
7
End terminal yang digunakan dapat berupa PC/notebook maupun monitor televisi yang
terhubung dengan set top box (STB). Dengan perkembangan teknologi wireless sekarang, IPTV
sebenarnya dapat juga dideliver kepada pelanggan mobile wireless, namun karakteristik dari
layanan IPTV ini lebih cocok bagi pelanggan residensial dan TELKOM dapat mendeliver layanan
IPTV ini kepada pelanggan ADSLnya.
4. Analisa Pasar
4.1. Kondisi Pasar
Pada kondisi existing, belum ada operator yang menyelenggarakan layanan IPTV
sehingga peluang untuk meraih pasar dari layanan IPTV ini sangat besar. Namun perlu dicermati
bahwa banyak siaran televisi yang dapat dinikmati masyarakat tanpa biaya (gratis). Tentunya
apabila TELKOM mengharapkan revenue dari layanan ini, maka TELKOM harus dapat
memberikan kelebihan-kelebihan daripada siaran televisi gratis yang sudah menjamur saat ini.
Adapun kelebihan dari IPTV yang menarik bagi pelanggan adalah bahwa dengan IPTV selain
layanan broadcast TV, pelanggan juga dapat menikmati layanan video on demand yang
memberikan fleksibilitas dan kontrol penuh kepada pelanggan dalam menikmati layanan video.
Faktor lain yang harus diperhatikan bahwa taraf hidup sebagian besar masyarakat
Indonesia masih rendah dengan pendapatan perkapita sebesar US $1279. Tentunya daya beli
masyarakat untuk keperluan entertainment tidak lah kuat.
4.2. Proyeksi Pasar
TELKOM akan mendeliver layanan IPTV ini melalui jaringan ADSL yang dimilikinya. Hal
ini didasari data bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki daya beli yang rendah.
Masyarakat yang memiliki saluran ADSL merupakan masyarakat kelas menengah ke atas yang
tentunya memiliki daya beli yang relatif lebih tinggi sehingga lebih berpotensi untuk berlangganan
layanan IPTV.
Pertumbuhan pasar IPTV menjadi tergantung dengan pertumbuhan jaringan ADSL
TELKOM. Jika diasumsikan pertumbuhan ADSL TELKOM adalah sebesar 20% per tahun, serta
diasumsikan juga bahwa 20% pelanggan ADSL TELKOM berlangganan IPTV, maka proyeksi
pertumbuhan layanan IPTV untuk 5 tahun ke depan dapat dilihat pada grafik berikut ini.
8
Proyeksi Pelanggan IPTV
0
100,000
200,000
300,000
400,000
Year
Subs
crib
erPelanggan ADSLPelanggan IPTV
Pelanggan ADSL 167,000 200,400 240,480 288,576 346,291Pelanggan IPTV 33,400 40,080 48,096 57,715 69,258
1 2 3 4 5
Exhibit 6. Proyeksi Pertumbuhan Pelanggan IPTV TELKOM
5. Perencanaan Pemasaran
5.1. Produk
Melalui IPTV, TELKOM dapat mendeliver layanan broadcast TV dan video on demand
bagi pelanggannya. Selain itu, TELKOM dapat memberikan layanan advertising melalui IPTV
bagi pelanggan korporat/perusahaan yang membutuhkan.
5.2. Price
Harga yang bisa diterapkan untuk layanan IPTV antara lain:
1. Broadcast TV (40 channel) : Rp 50.000,- per bulan
2. Video on demand : Rp 5.000,- per film/video
3. Advertising : Rp 10.000.000,- sekali tayang durasi 1 menit
5.3. Place
Lokasi implementasi dan peluncuran IPTV yang disasar antara lain kota Jakarta,
Bandung, dan Surabaya. Hal-hal yang mendasari pemilihan kota-kota ini antara lain bahwa taraf
hidup masyarakat di kota-kota tersebut relatif lebih tinggi serta penetrasi ADSL (Speedy) juga
relatif lebih tinggi.
5.4. Promotion
Media promosi yang dapat digunakan untuk memasarkan layanan IPTV antara lain
televisi, koran, majalah, brosur, broadcast SMS, internet, event pameran komputer dan teknologi,
roadshow ke gedung perkantoran dan mal-mal.
9
6. Rencana Implementasi
6.1. Content IPTV
Content broadcast TV yang akan diberikan pada layanan IPTV dapat diambil dari
TelkomVision yang merupakan anak perusahaan TELKOM sehingga biaya untuk content
broadcast bisa ditekan. Sedangkan untuk VOD, TELKOM perlu membeli film-film terbaru untuk
dijual via IPTV.
6.2. Sistem IPTV
Untuk mendeliver layanan broadcast TV dan video on demand, maka sistem IPTV yang
harus disiapkan TELKOM antara lain sistem head end, middleware, dan VOD server. Dengan
rencana pemasaran produk ini pada 3 kota besar yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya, maka
diperlukan 3 sistem IPTV yang masing-masing akan diimplementasi pada kota tersebut.
6.3. Jaringan
Untuk jaringan akses, TELKOM mengandalkan jaringan ADSL pada 3 kota target IPTV
yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sedangkan untuk IP backbone, jaringan yang digunakan
adalah jaringan VPN IP TELKOM. Dengan begitu, diasumsikan tidak ada biaya investasi
jaringan dalam implementasi layanan IPTV ini.
6.4. Set Top Box
Set Top Box diperlukan agar layanan IPTV dapat dinikmati masyarakat dengan lebih
mudah dan nyaman. Namun mengingat karakteristik masyarakat Indonesia yang sangat price-
sensitive, maka TELKOM tidak dapat meminta pelanggannya untuk membeli Set Top Box karena
kemungkinan besar layanan ini akan menjadi tidak laku. TELKOM perlu investasi Set Top Box
untuk selanjutnya dipinjamkan kepada pelanggan. TELKOM perlu menyediakan STB sebanyak
110% dari proyeksi pelanggan setiap tahunnya dengan pertimbangan bahwa 10% untuk toleransi.
Tahun Proyeksi Jumlah
STB Proyeksi Kebutuhan
STB 1 36740 36740 2 44088 7348 3 52906 8818 4 63487 10581 5 76184 12697
Exhibit 7. Proyeksi Kebutuhan Set Top Box IPTV
10
6.5. SDM
Untuk mendukung operasional layanan IPTV, TELKOM akan mengalokasikan SDM dari
unit lain yang berlebihan resource. Tentunya perlu training terkait operasional IPTV sebelum
personil-personil tersebut siap untuk operasional IPTV terutama untuk melayani jasa advertising
bagi pelanggan korporat karena layanan ini relatif berbeda dengan layanan TELKOM lainnya.
7. Analisa Resiko
Ada beberapa resiko yang harus dipertimbangkan dan diantisipasi dalam implementasi
layanan IPTV ini antara lain:
kualitas jaringan yang tidak memadai
pertumbuhan ADSL yang tidak sesuai dengan ekspektasi
banyaknya TV swasta nasional serta TV lokal yang gratis namun menawarkan acara-
acara yang menarik
banyaknya TV kabel dan satelit yang menawarkan program TV premium dengan
harga yang kompetitif
8. Analisa Kelayakan Bisnis
Berikut ini merupakan prediksi kebutuhan CAPEX untuk implementasi IPTV pada
jaringan TELKOM. Komponen biaya terbesar ternyata adalah biaya Set Top Box. Untuk itu,
pengadaan Set Top Box dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pada tahun yang
berjalan.
Exhibit 8. Prediksi CAPEX IPTV
11
Selanjutnya akan ditampilkan proyeksi keuangan bisnis IPTV TELKOM untuk 5 tahun ke
depan. Proyeksi keuangan ini mencakup biaya CAPEX, OPEX, dan prediksi pendapatan yang
diperoleh dari pos IPTV, video on demand, dan advertising.
Exhibit 9. Proyeksi Keuangan Bisnis IPTV
Dengan IRR sebesar 22% dan payback period 3,8 tahun menunjukkan bahwa bisnis
IPTV ini layak, tentunya dengan berbagai asumsi yang telah ditentukan khusus untuk proyeksi
keuangan dari bisnis ini.
12
9. Kesimpulan dan Rekomendasi
9.1. Kesimpulan
Dengan berbagai asumsi yang telah dicantumkan, terutama bahwa minimal layanan
yang ditawarkan kepada pelanggan adalah broadcast TV, video on demand, dan jasa advertising
bagi pelanggan perusahaan, serta dengan target implementasi IPTV pada tiga kota besar yaitu
Jakarta, Bandung, dan Surabaya, maka bisnis IPTV pada jaringan ADSL TELKOM (Speedy)
dianggap layak dengan IRR sebesar 22% dan payback period 3,8 tahun.
9.2. Rekomendasi
Agar implementasi bisnis IPTV dapat memberikan hasil mendekati rencana, maka faktor-
faktor resiko yang sudah teridentifikasi harus diantisipasi dan ditanggulangi dengan baik. Selain
itu, TELKOM juga harus memberikan layanan purna jual (customer service) yang baik agar
retensi pelanggan terjaga dan memberikan citra positif untuk menarik pelanggan baru lebih
banyak lagi.
10. Referensi
1. Dr. Liu Nan Jie, “IPTV Business Model, Operation Model, and Profit Model”
2. www.heavyreading.com, “Assuring Quality of Experience for IPTV”
3. Telematics, “Introduction to Multimedia Communications”
4. www.telkom.co.id, “Info Memo Q2 2007”
5. www.telkom.co.id, “Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) Q2 2007”