xiii
INTISARI
Hepatotoksisitas dampak obat merupakan komplikasi potensial yang
hampir selalu ada pada setiap obat. Penggunaan asetaminofen sebagai analgetik
dan antipiretik dikenal masyarakat dan dijual bebas. Resiko penyalahgunaan dan
kejadian keracunan asetaminofen pun meningkat.Tanaman obat yang mempunyai
efek antioksidan adalah bawang putih, yang senyawa-senyawa organosulfur yang
bersifat antioksidan seperti allin, allyl cysteine, allyl disulfide, dan allicin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh pemberian ekstrak bawang
putih (Allium sativum) terhadap kadar bilirubin total.
Penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group
design. Subyek penelitian adalah 24 tikus putih (Rattus novergicus) yang telah
diinduksi asetaminofen yang dibagi menjadi 4 kelompok secara random.
Kelompok I diberi pakan standart (KI), Kelompok II ditambahkan ekstrak bawang
putih dosis 100mg/200grBB (KII), Kelompok III ditambahkan 200mg/200grBB
(KIII), Kelompok IV ditambahkan 400mg/200grBB (KIV). Kadar bilirubin diukur
setelah 35 hari sesudah pemberian ekstrak bawang putih.
Hasil rata-rata kadar bilirubin total pada kelompok I (1.51+0.21mg/dl),
kelompok II (1.05+0.17 mg/dl), kelompok III (0.67+0.08 mg/dl), dan kelompok
IV (0.56+0.13mg/dl). analisis uji Kruskall-Wallis menunjukkan ada perbedaan
signifikan p=0.001 (p < 0,05), kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok I dengan semua
kelompok perlakuan (p < 0,05) kecuali pada pasangan kelompok III dan IV yaitu
didapat p=0.109 (p > 0.05).
Kesimpulan pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum)
berpengaruh terhadap kadar bilirubin total pada hepatoksisitas dampak obat
terhadap tikus putih (Rattus novergicus) yang di induksi asetaminofen
Kata Kunci : Hepatotoksisitas, Ekstrak bawang putih(Allium sativum),Bilirubin
total.