IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AMTSILATI SEBAGAI METODE
PRAKTIS MENDALAMI AL-QUR’AN DAN MEMBACA KITAB KUNIN G
(Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-fajar
Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
IDAH MUFIDAH
08420031
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
v
MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO
الناسيسروا وال تعسروأ بشروا وال تنفروا وكان يحب التحفيف والـتيسير على
Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw.
suka memberikan keringanan kepada manusia.suka memberikan keringanan kepada manusia.suka memberikan keringanan kepada manusia.suka memberikan keringanan kepada manusia.
(al(al(al(al----Bukhari, I: 38)Bukhari, I: 38)Bukhari, I: 38)Bukhari, I: 38)1
1 http://www.sttis.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=83:hadis-hadis-tentang-
metode-pendidikan&catid=29:wisata-rohani&Itemid=120, akses 11 Juni 2011.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada
Almamater Tercinta
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
vii
ABSTRAK
IDAH MUFIDAH (08420031). Implementasi Pembelajaran Amtsilati Sebagai Metode Praktis Mendalami Al-qur’an Dan Membaca Kitab Kuning (Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur penerapan metode Amtsilati sebagai metode praktis dalam mendalami Al-qur’an dan membaca kitab kuning dan implementasinya dalam pengkajian kitab kuning dan pembelajaran bahasa Arab dan kekurangan serta kelebihan metode tersebut
Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (field research) yang masuk dalam kategori penelitian kualitatif, dengan mengambil latar pondok pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. data yang penulis peroleh bersumber dari pengasuh pondok pesantren, ustadz-utadz, dan santri-santri di pondok pesantren Al-fajar. Analisis data dilakukan dengan analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu cara berfikir dalam pembahasan yang konkret selanjutnya ditarik kesimpulan yang bersifat umun. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan verifikasi data dengan membandingkan antara hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang ada.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan terkait proses pembelajaran Amtsilati yaitu: (1) Proses pembelajaran Amtsilati di dalam kelas dimulai dengan muqaddimah, dilanjutkan dengan penyajian materi yaitu judul materi beserta contoh pertama dan keterangan dibaca oleh guru dan diperhatikan oleh siswa, kemudian siswa meneruskan membaca contoh beserta keterangan yang ada sesuai dengan materi yang sedang dipelajari hinga selesai. Kemudian guru memberikan penjelasan materi secara focus dan tidak bolah melebar. Selanjutnya guru memberikan post tes secara tidak tertulis, tanya jawab, kesimpulan, dan penutup. (2) adapun kegiatan yang mendukung Amtsilati di luar waktu pembelajaran diantaranya adalah hafalan dilaksanakan seminggu sekali dengan menghadap langsung pada guru, hulashoh dibaca setiap sebelum pengajian. (3) Hasil pembelajaran Amtsilati diimplementasikan dalam pengkajian kitab-kitab kuning, dan juga dalam pembelajaran bahasa Arab (4) Hambatan yang dihadapi dalam penerapan metode Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar adalah terbatasnya waktu pembelajaran Amtsilati serta adanya sistem pembelajaran berbasis kelas sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mempelajari Amtsilati. (5) penerapan metode Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar efektif dalam membantu siswa terutama dalam proses belajar membaca kita kuning dan kaidah-kaidah bahasa Arab. Terbukti dengan prestasi Juara I lomba Marhalah Ula Putri Kitab Ta’limu Ta’allim Musabaqoh Fahmi Kutubit thurots Kabupaten Tegal 2011 oleh Eliyatul ‘Izzah santri ponpes Al-fajar kelas VII MTs yang sebelumnya belum pernah mempelajari ilmu alat dan tandingannya adalah seluruh pondok pesantren se-kabupaten Tegal. Kata kunci: Implementasi, Metode Amtsilati, Pondok Pesantren Al-fajar.
viii
ا������
� و ���� ا���ان ٠٨٤٢٠٠٣١إ�ا� ����ة ( ����� ا��را&� " أ�$��#" آ ��� ا������ ��( � ,(
(Lebaksiu)��)+ آ7�8ا (Babakan)و�6اءة آ�4 ا���اث.( درا&� �����0� /# ��.� " ا��-�" ,+,+آ+ن
)٢٠١٢&;� (Tegal)��:+ل
� و ���� ا���ان ���" أ�$��# " آ ��� ا������ /# ���( �.�ف ا�)0@ /# إ?��اف إ=�اءات ا�
و�6اءة آ�4 ا���اث �L � )��.+ و /KاJH.+ وGH+�I.+. هBا ا�)0@ ,0@ آ��BCD, ,E اAوان ��)0@ /# ��.�
�� ا���ا6)�, (Tegal)��:+ل (Lebaksiu)��)+آ7�8ا (Babakan)" ا��-�" ,+,+آ+ن� , +.�H+�M L�. و=
+.�I+�, N��0� وآ+ن.+.,+�O و ,B��+&Aوا ,�.��� أ�$��# �Q إ�ى ���ا�H+�M Rل �;+ه+;� .�H+SKا� �S ,��,+��وا�
RH+�I BCأ ��CAو/# ا +.T�? �S �H+�0ص ا�+�Iإ +.�/ VI+آ #�� �H+�M.+ ا��KGو� �ا�:��� �����0��� ا�� ,
.�H+SKا� �S ��,+���+RH ا���ا6)� وا�I Q�, �Iر+���� ا�� , �H+�0ا� �7دى ��ا=�� ا�)0@. &
) :#� +��+RH ا�)0@, وه# آI X�, @M+(ل ا�+;�+دا ?�# آ�+,� ا�)0@, ����+ت ا��را&� " ١إ?? (
#�� ”أ�$��+ذ ���KTKع وا�A$�� اYو� :)�ء ,+ا������, و,0@ ا��+دة , �&Aأ ا�� L��8# و ,�+I.+ و
-Kز أن Y دة+��+ذ ��&Aح ا�^ �S .�CAا �;? +.I+�, و �ب ا�_�$+�a أ ا��� �S ,ذ+�&Aب /# ,�+ن اa ا�
).���bو� .�ca0اآ�ة, وا�B��+ذ �� aب ,78ال ا�CAى, وا�&Aا d� �S .دة+�� ?Q ا�e) ا�;^+ط ا�Bى ٢
� +��+ذ, ��J " أ�$��# " ,b+رج ا��NG آ&Aة أ�+م ا�i+(�� ا�;B� ��ة /# اK(&Aع , � j�0ا� : #
) .������أ N(6 ا� �ca0, ٣ا��ا���,� �درا& #/ kا�Bاث , وآ��� درا&� " أ�$��# " /# إ��+ء آ�4 ا�( �& (
)٤������.� " ا��-�" وه# ا�V6K ا���0ود ا�Bى -�N ا�, " #�� ) وا���6K+ت ا��# �K=� ?;� درا&� " أ�$�
��+ج اAو6+ت ا�:$��ة, Mإ #�? N�-��� /# ا��KGل ����/# ا��6K�� NG+, و,-+4I ا�CA آ+ن �;��l ا��+�Hة ا�
��.� " ا��-�" �6 &+ر �;B &)�� &;� ا��+د�� و�6 أ�S أ�Sا ��Cا ?�# ٥(, " #�) أن � )�� درا&� " أ�$�
� ا� �)� /# ?�Kم ا���ان و?�Kم آ�4 ا���اث, و��� �Iل ?�# ��+و�� �ا�0+� �B. وه�ا���,� �HاK6 �/��� #�?
� ��:+ل, وا��+eHة ������M� اAو�# ��;8+ء ,� +.���;+ول ا��ر=� ا��+eHة اAو�# /# �8+,�� �6اءة ا�:�4 و/.
��,+8��.+ 6)�.+.وآ+VI /# ه�B ا��Oب و+�إ&�.+ إ���� ا��eة ه# ا� +�)� ا�8;� ا�8+,�� ا��# �� ���� ه�B ا�:
� ��:+ل������ك ,-��L ا���+ه� ,^)Se-Kabupaten Tegal(.
ix
KATA PENGANTAR
�� ا� ا��� � اا���
+I��& #�? مa8ة وا�aGوا� Q���+��� ��Mر Yو �+ أر&�;+ك إ �ا�0�� p رب ا��+���Q ا��+ E/ NH آ�+,o ا�:�
�� و?�# أ�o و o(0c أ=���Q, أ�+ ,��. 0�
Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan. Meskipun dalam prosesnya penulis banyak menemui
hambatan, namun atas pertolongan Allah SWT ahirnya penulis dapat
menyelesaikannya dengan baik. Penulis menyadari dalam skripsi ini jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan-kekurangan di dalamnya, namun
demikian penulis berharap skripsi yang sederhana ini dapat menjadi bekal bagi
penulis dalam meniti masa depan, serta dapat memberikan sumbangsih bagi
pendidikan bangsa di masa mendatang.
Selesainya penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap
kerendahan hati penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’arie.
2. Bapak Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Drs. H. Ahmad Rodli, M.Pd selaku Ketua prodi Pendidikan Bahasa
Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga.
4. Bapak Drs. Dudung Hamdun, M.SI Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa Arab,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
x
5. Bapak Drs. H. Adzfar Ammar, MA. selaku dosen penasehat akademik yang
telah dengan sabar memberikan arahan selama penulis menjalani study di
UIN Sunan kalijaga Yogyakarta.
6. Bapak Drs. H. Syamsuddin Asyrofi, M.M selaku pembimbing skripsi yang
telah dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan mencurahkan
segenap waktu, pikiran, tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan dalam
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
8. Bapak KH. Fatchudin dan Ibu Nyai Hj. Fasichah selaku pengasuh Pondok
Pesantren Al-Fajar yang telah memberikan izin, waktu, tempat, nasihat serta
bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian.
9. Ustadzah Aenul Latifah, Ustadzah Nur Anisah, Ustadz Mukhtarom Asyarofi,
dan seluruh keluarga besar pondok pesantren al-Fajar yang telah memberikan
Informasi, dukungan dan sambutan yang hangat selama penulis
melaksanakan penelitian.
10. Ayahanda Bapak Jamaludin, Ibunda Kholifah, dan Adinda Fajar Ilham,
Terima kasih tiada henti atas segala do’a yang tiada henti, motivasi, dan kasih
sayang yang begitu nyata dan tulus, serta dorongan moral dan materil yang
tak pernah putus.
11. Sahabat terdekatku Izzul rizqy FA, terimaksih telah menunjukan sisi lain dari
lentiknya pelangi dalam ukiran perjalananku.
xi
12. KPMDB Yogyakarta, serta seluru kawan-kawan seperjuangan dari Brebes
(Rina, Didi, Mas Pur, Mas Sugeng, Mas diar, Yu ilah, Abah kasmo, mas ali,
dll) terima kasih atas segala dukungannya sebagai sesama warga asli Brebes.
13. kawan-kawan serta adik-adikq yang centil di Wisma Retansa (Mba Umi,
Indul, Santi, Lely, kanti, lina, dll), terimakasih telah memberi warna lain dari
kehidupanq dengan hari-hari yang penuh canda, tawa, hingga segalanya
terasa ringan.
14. Teman-teman PBA-A dan semua yang belajar dan berproses bersama di UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, terimakasih untuk semua yang telah membuat saya terus maju.
Penulis hanya dapat mendoakan semoga keikhlasan, dukungan, arahan,
bimbingan dan bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah yang terus
mengalir menjadi pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Amin.
Yogyakarta, 12 juli 2012
Penulis,
Idah mufidah
NIM. 08420031
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN........................................................... ii SURAT PERNYATAAN BERJILBA ........................................................... iii SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ................................ iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi ABSTRAKSI ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN .......................................... xvii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat penelitian .................................................... 5 D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7 E. Kerangka Teoritik ........................................................................ 9 F. Metode Penelitian ........................................................................ 22 G. Sistematika Pembahasan .............................................................. 31
BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN Al-FAJAR A. Letak Geografis ............................................................................. 33 B. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al-fajar Babakan 34 C. Visi dan Misi …………………………………………………… 38 D. Struktur Organisasi Pondok Pesantren ......................................... 38 E. Guru dan Karyawan ..................................................................... 41 F. Keadaan Santri ……………………………………………......... 43 G. Kondisi Sarana dan Prasarana …………………………….......... 44 H. Kegiatan di Pondok Pesantren Al-fajar ........................................ 48 I. Kurikulum Pondok Pesantren Al-fajar ......................................... 53 J. Sumber Dana Pondok Pesantren Al-fajar ..................................... 54
BAB III PROSES PEMBELAJARAN AMTSILATI DI PONDOK PESANTREN AL-FAJAR
A. Pembelajaran Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal ............................................................................. 56 1. Perencanaan Pembelajaran .................................................... 57 2. Pelaksanaan metode Amtsilati ………………………...…… 65 3. Penilaian …………………………………………………… 71
B. Implementasi Pembelajaran Amtsilati ………………………….. 73 1. Penerapan Dalam Kegiatan Kajian Rutin Kitab Kuning …… 73 2. Penerapan Kaidah-Kaidah Pada Pembelajaran Bahasa Arab di
Sekolah ……………………………………………………... 73
xiii
C. Analisis Data ……………………………................................... 74 1. Pembelajaran Amtsilati ……………………………………. 74 2. Faktor Pendukung dan penghambat ..................................... 87 3. Kekurangan dan Kelebih ...................................................... 88
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 89 B. Saran-Saran .................................................................................. 91 C. Kata Penutup ................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Susunan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-fajar .... 39 Tabel 2 : Susunan Pengurus Pondok-Pesantren Al-fajar .... 40 Tabel 3 : Daftar Nama Guru Pondok Pesantren Al-fajar .... 42 Tabel 4 : Dafta Karyawan Pondok Pesantren Al-fajar .... 43 Tabel 5 : Data Jumlah Santri Pondok pesantren Al-fajar Tahun2007-2010 43 Tabel 6 : Data Jumlah Santri tahun Ajaran 2011/2012 .... 44 Tabel 7 : Data Gedung di Pondok Pesantren Al-fajar .... 44 Tabel 8 : Jadwal Kegiatan Santri Pondok Pesantren Al-faja .... 49 Tabel 9 : Daftar Prestasi Pondok pesantren Al-fajar .... 52 Tabel 10 : Jadwal Amtsilati Madrasah Diniyah Maslahatul Huda .... 65
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Observasi Proses Pembelajaran Amtsilati .... 71 Gambar 2 : Observasi Kegiatan Setoran Hafalan .... 71 Gambar 3 : Observasi Kegiatan Penilaian Non Tes di dalam Kelas .... 72
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Pengumpulan Data ................................................... 97 Lampiran 2 Hasil Observasi ........................................................................ 100 Lampiran 3 Contoh Soal Ujian Amtsilati.................................................... 104 Lampiran 4 Contoh Kartu Setoran Hafalan Khulashoh Alfiyah Ibnu malik 107 Lampiran 5 Brosur Pondok Pesantren Al-fajar ........................................... 108 Lampiran 6 Bukti Seminar Proposal ........................................................... 110 Lampiran 7 Surat Ijin PenelItin ................................................................... 111 Lampiran 8 Sertifikat PPL I ......................................................................... 115 Lampiran 9 Sertifikat PPL-KKN Integratif................................................. 116 Lampiran 10 Sertifikat TIK ......................................................................... 117 Lampiran 11 Sertifikat TOEC ..................................................................... 118 Lampiran 12 Sertifikat IKLA ...................................................................... 119 Lampiran 14 Sertifikat Tahsin Al-Qur’an ................................................... 120 Lampiran 15 Kartu Bimbingan Skripsi ....................................................... 121 Lampiran 16 Curiculum Vitae .................................................................... 122
xvii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan
pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543 b/u/1987.
Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan
dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain
lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.
Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan
huruf latin.
Huruf ArabHuruf ArabHuruf ArabHuruf Arab NamaNamaNamaNama Huruf LatinHuruf LatinHuruf LatinHuruf Latin NamaNamaNamaNama
alif اTidak
dilambangkan Tidak dilambangkan
ba b be ب
ta t te ت
ṡa ṡ es (dengan titik di atas) ث
jim j je ج
ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح
kha kh ka dan ha خ
dal d de د
xviii
Ŝal Ŝ zet (dengan titik diatas) ذ
ra r er ر
zai z zet ز
sin s es س
syin sy es dan ye ش
ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص
ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ض
ṭa ṭ te (dengan titik di bawah) ط
ẓa ẓ ظzet (dengan titik di
bawah)
ain ...‘... koma terbalik di atas‘ ع
gain g ge غ
fa f ef ف
qaf q ki ق
kaf k ka ك
lam l el ل
mim m em م
nun n en ن
wau w we و
ha h ha هـ
hamzah ...’.. apostrof ء
ya y ye ي
xix
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
a) Vokal tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat,
transliterasinya sebagai berikut:
TandaTandaTandaTanda NamaNamaNamaNama Huruf LatinHuruf LatinHuruf LatinHuruf Latin NamaNamaNamaNama
Fatḥah a a ـــــــ
Kasrah i i ـــــــ
ḍammah u u ـــــــ
b) Vokal rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:
Tanda dan HurufTanda dan HurufTanda dan HurufTanda dan Huruf NamaNamaNamaNama Gabungan Gabungan Gabungan Gabungan
HurufHurufHurufHuruf NamaNamaNamaNama
Fatḥah dan ya ai a dan i ..... ي
Fatḥah dan wau au a dan u ..... و
xx
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan
huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harkat dan Harkat dan Harkat dan Harkat dan
HurufHurufHurufHuruf NamaNamaNamaNama
Huruf dan Huruf dan Huruf dan Huruf dan
TandaTandaTandaTanda NamaNamaNamaNama
....ا ....يFatḥah dan alif
atau ya ā
a dan garis di
atas
Kasrah dan ya ī ــــ يi dan garis di
atas
....وḍammah dan
wau ū
u dan garis di
atas
4. Ta Marbuṭah
Transliterasi untuk ta marbuṭah ada dua, yaitu:
1) Ta marbuṭah hidup
Ta marbuṭah yang hidup atau mendapat harkat fatḥah, kasrah dan
ḍammah, transliterasinya adalah /t/.
2) Ta marbuṭah mati
Ta marbuṭah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya
adalah /h/.
Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbuṭah diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah
maka ta marbuṭah itu ditransliterasikan dengan /h/.
xxi
Contoh: ل+�O+�ا �Tرو - rauḍah al-aṭfāl
- rauḍatul aṭfāl
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid.
Dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf,
yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh: �,ر+; - rabbanā
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
huruf, yaitu: ال . namun, dalam sistem transliterasinya kata sandang itu
dibedakan antara kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan
kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah.
1) Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama
dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
Contoh: N=�ا� - ar-rajulu
2) Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan
sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan
bunyinya.
Contoh: ����ا - al-qalamu
xxii
Baik diikuti oleh syamsiah maupun qamariah, kata sandang ditulis
terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda
sambung/hubung.
7. Hamzah
Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya
terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah terletak diawal kata,
maka tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh: Nاآ – akala
8. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf, ditulis
terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab
yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau
harakat yang dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata
tersebut bisa dilakukan dengan dua cara: bisa dipisah perkata dan bisa pula
dirangkaikan.
Contoh: Q�6ا��از ��C K.� p+Iوا
- Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn
- Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīn
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,
dalam translitersasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf
kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, diantaranya huruf kapital
digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan
xxiii
kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis
dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal
kata sandangnya.
Contoh: لK&إ�+ ر ��Wa mā MuMuMuMuḥḥḥḥammadunammadunammadunammadun ill - و�+ 0� ā rasūl
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila
dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu
disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang
dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semenjak dulu hingga saat ini peran bahasa Arab sangat penting
karena Bahasa Arab merupakan kunci pembuka bagi pemahaman dan studi
Islam dari sumber-sumber aslinya (Al-qur’an dan HadiŚ). Selain kedua
pedoman tersebut, di lingkungan pondok pesantren hususnya Salafiy juga
menggunakan kitab-kitab klasik berbahasa Arab (baca: Kitab kuning) atau
juga sering disebut kitab gundul sebagai sumber belajar dalam mendalami
agama Islam, dan semua sumber tersebut menggunakan teks berbahasa Arab.
Oleh karena itu tidak salah jika dikatakan bahwa studi Islam tidak bisa
dilepaskan dari studi bahasa Arab.
Dalam mempelajari teks-teks tersebut, penting bagi kita untuk
terlebih dahulu mempelajari ilmu alat yang akan mengantarkan kita dalam
memahami teks tersebut secara lebih tepat, cepat dan mudah. Ilmu alat yang
dimaksudkan adalah kaidah-kaidah bahasa arab seperti nahwu, ṣaraf, dsb.
Amtsilati merupakan metode terbaru dan praktis bagi para pemula
untuk mendalami Al-Qur’an dan membaca kitab kuning, kitab Amtsilati
terdiri dari 5 jilid Amtsilati, 1 khulasah Alfiyah Ibnu Malik (Ringkasan dari
sya’ir Alfiyah), 2 jilid Tatimah, 1 Qa’idati, dan 1 ṣarfiyah.
2
Pengarang metode Amtsilati ini adalah KH. Taufiqul Hakim yang
juga sebagai pimpinan pondok pesantren Darul Falah, Jepara.1
Metode Amtsilati terinspirasi dari metode cepat membaca Al-qur’an
yaitu metode qiro’ati . Jika dalam metode qiro’ati orang bisa belajar membaca
Al-qur’an dengan cepat, maka dengan metode Amtsilati orang akan dapat
membaca dan memahami kitab gundul/ kitab tanpa harokat.2 Baik dari kitab
yang ringan seperti kitab safinatunnajah, kitab yang sedang maupun kitab
yang bobot isinya lebih berat, karena pada dasarnya mempelajari Amtsilati
hampir sama dengan mempelajari nahwu ṣaraf pada umumnya.
Awalnya KH. Taufiqul Hakim menyimpulkan bahwa ternyata tidak
semua naẓam atau sya’ir dalam kitab Alfiyah yang disebut-sebut sebagai
babonnya gramatikal arab itu digunakan dalam praktek membaca kitab
kuning. Beliau menyimpulkan bahwa dari 1000 naẓam Alfiyah yang
terpenting hanya berjumlah sekitar 100 sampai 200 bait, sementara naẓam
lainnya sekedar penyempurna. Dengan bekal hafalan dan pemahaman beliau
terhadap kitab Alfiyah, beliau mulai menyusun metode Amtsilati. Penyusunan
tersebut dia mulai dari peletakan dasar-dasarnya kemudian terus berkembang
sesuai kebutuhan.3
1 Syarief el-baly, Metode Amtsilati, http://www.kontra24.org/2009/10/metode-
Amtsilati.html , akses 28 Desember 2011. 2Abdul Rosyid, KH. Taufiqul Hakim, Penemu Metode Cepat Membaca Kitab,
http://www.Amtsilati.com/ , akses 28 Desember 2011. 3 Ibid
3
Amtsilati memberi rumusan berpikir untuk memahami bahasa Arab.
Di sana ada rumusan sistematis untuk mengetahui bentuk atau posisi satu kata
tertentu. Hal ini dapat dilihat pada rumus utama isim dan fi’il atau tabel. Lalu
juga ada rumus bayangan ḍamīr untuk mengetahui jenis atau kata tertentu;
penyaringan melalui ẓauq (sensitivitas) dan syiyāqul kalām (konteks
kalimat).4
Pondok Pesantren Al-fajar merupakan salah satu pondok pesantren
yang ada di kabupaten Tegal. Awalnya pondok pesantren ini merupakan
sebuah asrama putri yang di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan keislaman
seperti di pondok pesantren, kemudian asrama putri ini diresmikan menjadi
pondok pesantren pada tahun 2006.
Sejak awal berdirinya pondok pesantren Al-fajar, pengasuh pondok
pesantren yaitu KH. Fathuddin berharap santri lulusan pondok pesantren
tersebut benar-benar menjadi santri yang berkualitas dalam berbagai bidang
dan bisa terjun di masyarakat dengan bekal pengetahuan agama islam yang
mumpuni terutama agar santri pandai membaca dan memahami kitab kuning,
karena hazanah pengetahuan islam banyak yang bersumber dari kitab-kitab
tersebut.
Namun pada saat itu banyak santri yang belum bisa membaca dan
memahami kitab-kitab (kitab kuning) yang telah diajarkan karena berbagai
faktor, diantaranya adalah: (1) para santri berasal dari latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda sebelumnya, (2) santri belum pernah
4 Abdul Rosyid, KH. Taufiqul Hakim... ... ..., 28 Desember 2011
4
mempelajari ilmu alat yang akan digunakan untuk membaca dan memahami
kitab kuning, (4) belum adanya jadwal husus di Pondok Pesantren Al-fajar
untuk mengajarkan ilmu-ilmu alat seperti nahwu, Şaraf, dsb.
Dari berbagai permasalahan tersebut, maka pengasuh pondok
pesantren memutuskan untuk menerapkan metode Amtsilati untuk diajarkan
kepada para santri sebagai bekal untuk dapat membaca dan memahami
tulisan-tulisan arab termasuk kitab suci Al-qur’an dan kitab-kitab klasik yang
biasa disebut dengan kitab kuning.
Amtsilati mulai digunakan dan diajarkan di Pondok Pesantren Al-fajar
pada tahun 2007. Pada awalnya pengasuh memanggil dua ustadz dari Pondok
Pesantren Darul Falah pondok pesantren pusat Amtsilati yaitu ustadz
Syaifuddin dan ustadz Ali Mukarrom untuk mengajarkan Amtsilati di Pondok
Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal.
Hingga saat ini Amtsilati masih diajarkan dengan baik dan lancar di
Podok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal. Pihak pondok pesantren
menganggap bahwa metode tersebut sangat efektif dalam membantu para
santri untuk bisa membaca dan memahami kitab kuning dan memahami
kaidah bahasa Arab.
Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis akan menguraikan secara
jelas dan rinci dan menganalisis proses pelaksanaan metode pembelajaran
Amtsilati di Pondok Pesantren A-Fajar Babakan Lebaksiu tegal.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi proses pembelajaran Amtsilati sebagai metode
praktis mendalami Al-qur’an dan membaca kitab kuning di Pondok
Pesantren Al-fajar?
2. Apa saja hambatan yang dialami selama proses pelaksanaan metode
Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menjelaskan dan menganalisis implementasi dan proses
pelaksanaan pembelajaran Amtsilati sebagai metode praktis
mendalami Al-qur’an dan membaca kitab kuning di Pondok
Pesantren Al-fajar secara rinci dan jelas.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis hambatan-hambatan yang
dialami oleh pihak pondok pesantren selama menerapkan metode
Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar.
2. Manfaat penelitian
a. Bagi Peneliti
1) Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
studi pada jenjang Strata satu (S1) dalam Pendidikan Bahasa
Arab.
6
2) Menambah hazanah pengetahuan peneliti mengenai metode
pembelajaran Amtsilati sebagai metode praktis dalam
mendalami Al-qur’an dan kitab kuning serta teks-teks berbahasa
arab lainnya.
b. Bagi Lembaga
1) Salah satu sarana untuk memperkenalkan nama almamater Al-
fajar pada masyarakat luas sebagai salah satu lembaga
pendidikan pondok pesantren di kabupaten Tegal yang
menggunakan metode pembelajaran Amtsilati.
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai
bahan evaluasi dalam proses belajar mengajar Amtsilati di
Pondok Pesantren Al-fajar untuk mencetak santri-santri yang
berkualitas.
c. Bagi Pembaca
1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
keilmuan secara tertulis bagi perkembangan pendidikan islam
agar pendidikan Islam lebih maju.
2) Untuk menambah wawasan bagi para pembaca yang budiman,
sebagai informasi maupun pertimbangan untuk penelitian lebih
lanjut mengenai metode pembelajaran Amtsilati.
7
D. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis membaca dan mengamati beberapa skripsi yang ada,
penulis menemukan beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian ini
namun tetap berbeda dengan penelitian yang penulis laksanakan, diantaranya
adalah:
Pertama, penelitian yang dilakukan saudara Kasyiful Kurob dengan
judul penelitian “Metode Pengajaran Amtsilati Metode Praktis Mendalami
Al-qur’an dan Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Falah
Sidorejo bangsri Jepara Jawa Tengah”, Skripsi tersebut membahas mengenai
proses pembelajaran Amtsilati mulai dari tujuan pembelajaran Amtsilati,
metode, beserta teknik evaluasi dalam pengajaran Amtsilati di pondok
pesantren pusat Amtsilati yaitu Pondok Pesantren Darul Falah Bangsri Jepara
Jawa Tengah.5
Perbedaan skripsi saudara Kasyiful Kurob dengan skripsi ini adalah
skripsi saudara Kasyiful Kurob menjelaskan secara rinci mengenai metode
Amtsilati mulai dari perencanaan sampai pada evaluasinya di Pondok
Pesantren Darul Falah yaitu pondok pesantren Salafiy pusat Amtsilati di
mana para santri secara husus datang untuk mempelajari kitab Amtsilati yang
merupakan kitab primer yang diajarkan kepada para santri, penguasaan
terhadap kitab tersebut merupakan tujuan utama dan sebagai tolak ukur agar
5 Kasyiful Kurob, “Metode Pengajaran Amtsilati Metode Praktis Mendalami Al-qur’an
dan Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Falah Sidorejo Bangsri Jepara Jawa Tengah”, Skripsi, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2004)
8
santri dapat diwisuda dan dinyatakan lulus, sedangkan dalam penelitian yang
akan dilaksanakan ini mengambil lokasi di pondok Pesantren Al-fajar
Babakan Lebaksiu Tegal yang mana Amtsilati merupakan salah satu materi
yang diajarkan dalam kurikulum madrasah diniyah pondok pesantren tersebut
disamping materi-materi atau kitab-kitab lain. Para santri tidak secara husus
datang untuk mempelajari Amtsilati tetapi juga untuk melaksanakan
pendidikan formal di sekolah-sekolah sekitar pondok pesantren. Peneliti
yakin proses pembelajaran Amtsilati di sini tidak sepenuhnya sama dengan di
Pondok Pesantren Darul Falah meskipun Prosedurnnya tidak jauh berbeda.
Kedua, penelitian Akbar Fu’ad dengan penelitiannya yang berjudul
“Pembelajaran Qowa’id dengan Menggunakan Metode Amtsilati di Pondok
Pesantren Cijantung Ciamis”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
sistem pembelajaran qawa’id dengan menggunakan metode Amtsilati di
Pondok Pesantren Cijantung Ciamis, dan keefektifan pembelajaran qawa’id
dengan menggunakan metode Amtsilati di pondok pesantren tersebut.6
Perbedaan dengan skripsi ini adalah fokus penelitian skripsi saudara
Akbar Fuad tertuju pada pembelajaran qawa’id dengan menggunakan motode
Amtsilati, sedangkan pada skripsi ini fokusnya tertuju pasa proses
pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar.
Ketiga, skripsi Enceng Fu’ad Syukron dengan judul “Pembelajaran
Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunni Darussala Maguwoharjo Sleman
6 Akbar Fu’ad, “Pembelajaran Qawa’id dengan Menggunakan Metode Amtsilati di
Pondok Pesantren Cinjantung Ciamis”, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010)
9
Yogyakarta (Studi Tentang Penerapan Thariqah Al-Qiraah)”. Dalam
penelitiannya dijelaskan tentang penerapan Thariqah al-Qira’ah mulai dari
tujuan Thariqah al-Qira’ah, proses pelaksanaannya, serta problematika
penerapannya di Pondok Pesantren Sunni Darussalam Maguwoharjo Sleman
Yogyakarta.7
Skripsi Enceng Fu’ad Syukron membahas tentang penerapa Thariqoh
Al-qira’ah dalam pembelajaran kitab kuning, sedangkan skripsi ini membahas
tentang implementasi pembelajaran amtsilati untuk mempelajari kitab kuning.
Oleh karena itulah penulis menilai bahwa skripsi ini berbeda dengan
skripsi-skripsi sebelumnya.
E. Kerangka teoritik
1. Metode Pembelajaran Amtsilati
Dalam dunia pesantren, mempelajari ilmu-ilmu alat yang
digunakan untuk memahami kitab-kitab klasik berbahasa Arab seperti
nahwu, sharof, dan lain sebagainya dipandang sebagai hal wajib bagi
para santri, karena dengan menguasai ilmu-ilmu tersebut para santri akan
dapat memahami kitab-kitab tersebut secara tepat. Amtsilati adalah
sebuah kitab yang disampaikan dengan metode Amtsilati pula, yaitu
metode praktis untuk mendalami Al-qur’an dan membaca kitab kuning
bagi para pemula.
7 Enceng Fuad Syukron, “Pembelajaran KitabK uning di Pondok Pesantren Sunni
Darussalam Maguwoharjo Sleman Yogyakarta” . Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga: 2010)
10
Metode tersebut diberi nama ”Amtsilati” yang terinspirasi dari
metode belajar cepat membaca Al-quran, yakni ”Qiro'ati”. Jika dalam
metode Qiro'ati orang bisa belajar membaca Al-qur’an dengan cepat,
maka dengan metode Amtsilati orang juga akan dapat membaca dan
memahami kitab ‘gundul’ kitab tanpa harakat. KH. Taufiqul Hakim
mengatakan:
“Terdorong dari metode Qiro'ati yang mengupas cara membaca yang ada harokatnya, saya ingin menulis yang bisa digunakan untuk membaca yang tidak ada harokatnya. Terbetiklah nama Amtsilati yang berarti beberapa contoh dari saya yang sesuai dengan akhiran "ti" dari Qiro'ati. Mulai tanggal 27 Rajab 2001, saya merenung dan bermujahadah, dimana dalam thoriqoh ada do'a khusus, yang jika orang secara ikhlas melaksanakannya, insya Allah akan diberi jalan keluar dari masalah apapun oleh Allah dalam jangka waktu kurang dari 4 hari. Setiap hari saya lakukan mujahadah terus-terusan sampai tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan dengan Nuzulul Qur'an”.8
Metode Amtsilati juga disusun mengingat sulitnya mempelajari
ilmu alat untuk membaca kitab kuning terutama bagi tingkat pemula,
baik anak-anak maupun dewasa. Kitab-kitab qawa’id klasik yang
menjadi rujukan dalam belajar qawa’id kurang terfokus pada materi
pembahasannya. Sebagai contoh pembahasan kalam dan kitab jurmiyyah,
di mana dalam kitab tersebut dijelaskan mengenai pengertian kalam
adalah “Lafaẓ yang tersusun berfaedah dan disengaja”. Dalam
pembahasan tersebut terdapat salah satu poin pembentuk kalam yaitu
lafadz, pembahasan langsung beralih pada pengertian lafadz yang
didefinisikan sebagai “suara yang mengandung huruf hijaiyah”.
8 Pengurus besar NU, “Taufiqul Hakim, Penemu Metode Cepat Belajar Kitab Kuning”,
http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/13/8376/Tokoh/Penemu_Metode_Cepat_Belajar_Kitab_Kuning. html, akses 17 Januari 2012
11
Pembahasan selanjutnya tentang pengetian “suara”. Peralihan
pembahasan atau pembahasan yang tidak terfokus itulah yang menjadi
kendala peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang utuh
mengenai kalam itu sendiri, sehingga keinginan untuk dapat membaca
kitab kuning dapat tercapai karena banyaknya persoalan yang
mengikutinya seperti pepatah jawa yang mengatakan “nguber buceng
kelangan deleg” (mengejar hal-hal kecil kehilangan tujuan yang besar).9
Dalam metode Amtsilati, mengafal dan praktik merupakan kegiatan
mutlak dalam proses pembelajaran. Karena dengan kegiatan tersebut para
santri akan dapat dengan mudah mengingat dan memahami kaidah-
kaidah bahasa Arab yang merupakan inti dari kitab Amtsilati.
2. Tahap-Tahap Pembelajaran
a. Perencanaan Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan
adalah proses, cara, perbuatan merencanakan. Sementara
pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang
belajar.
Dalam buku yang berjudul Perencanaan Pembelajaran karya
Abdul Majid bahwa perencanaa pembelajaran dibangun dari dua
kata yaitu: Perencanaan berarti menetukan apa yang akan dilakukan,
dan Pembelajaran berarti proses yang diatur dengan langkah-
9 Taufiqul Hakim, Amtsilati Program Pemula Kitab Kuning, (Jepara: Al-Falah Offset,
2004), hlm. 40-41
12
langkan tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang
diharapkan.10
Pada Intinya perencanaan pembelajaran adalah kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai
hasil pengajaran yang diinginkan.11
Perencanaan pembelajaran merupakan design dari proses
pembelajaran, evaluasi, hingga nantinya di dapat suatu hasil
pembelajaran. Perencanaan ini ditujukan untuk mengambil langkah
tepat untuk perbaikan jika setelah proses pembelajaran selesai
ditemukan adanya beberapa kelemahan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran tersebut.
Komponen dari perencanaan pembelajaran diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalaah cita-cita atau harapan yang
ingin di capai dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Tujuan
dalam pembelajaran merupakan komponen yang dapat
mempengaruhi komponen pengajaran lainnya.12.
10 http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/10/10/pentingnya-perencanaan-
pembelajaran, Akses jum’at 06 Juli 2012
11 Hamzah B. Uno, Perencanaa Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 2 12
12 http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/10/10/pentingnya-perencanaan-
pembelajaran, Akses jum’at 06 Juli 2012
13
2) Guru
Guru atau pendidik merupakan salah satu komponen
penting dalam perencanaan pembelajaran karena dia lah yang
secara langsung mengelola aktivitas pendidikan di lapangan (di
dalam kelas).
3) Siswa
Siswa atau peserta didik merupakan komponen yang
sangat penting dalam proses pembelajaran, karena tanpa adanya
peserta didik maka pembelajaran tidak akan dapat di laksanakan.
Peserta didik adalah makhluk yang di samping memiliki
fitrah bersifat kodrati atau pembawaan yang baik juga memiliki
fitrah berupa potensi yang bisa dikembangkan ke arah positif
atau negatif.13
4) Kurikulum
Kurikulum adalah rancangan pendidikan yang terdiri dari
seperangkat komponen pendukung guna mencapai tujuan
lembaga pendidikan bersangkutan.14
5) Materi
Materi adalah bahan berupa pengetahuan, keterampilan
nilai dan sikap yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan15
13 Ahmad janan Asifudin, Mengungkit Pilar-Pilar Pendidikan Islam (Tinjauan Filosofis),
(Yogyakarta: 2009), hlm. 116 14 S. Nasution, pengembangan Kurikulum, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1990), hlm.
3-4
14
6) Metode
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.16
7) Evaluasi
Evaluasi pendidikan adalah penaksiran/penilaian terhadap
pertumbuhan dan kemajuan murid-murid ke arah tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum17.
Fungsi dari evaluasi pendidikan adalah untuk
mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai
di mana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan murid
dalam mencapai tujuan-tujuan kurikuler.18
b. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan realisasi dari rencana-rencana
yang telah di susun sebelumnya di dalam kelas atau di dalam suatu
kelompok belajar.
c. Evaluasi (Penilaian) Pembelajaran
Seperti di jelaskan sebelumnya, bahwa evaluasi adalah
penaksiran/penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan murid-
murid ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam
15 Abdurrahman an-Nahlawiy, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan islam, dalam
keluarga, di sekolah dan di masyarakat, terj. H.M.D. dahlan dan H.M.I. Soelaeman, (Bandung: CV Diponegoro, 1989), hlm. 65
16 16 http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/10/10/pentingnya-perencanaan-
pembelajaran, Akses 06 juli 2012.
17 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi pengajaran, (Bandung: renadja karya CV,1988), hlm. 3
18 Ibid
15
kurikulum. Evaluasi dilaksanakan setelah selesainya materi tertentu
atau setelah selesainya proses pembelajaran.
3. Kitab Kuning dan Metode Pembelajarannya
a. Pengertian Kitab Kuning
Dalam dunia pesantren istilah kitab kuning bukan merupakan
sesuatu yang asing, tetapi sudah menjadi santapan belajar sehari-hari
bagi para santri dalam mendalami agama islam.
Kitab kuning merupakan kitab-kitab klasik yang ditulis
berabad-abad yang lalu19, yaitu buku-buku berbahasa Arab yang
dipakai dalam lingkungan pesantren20. Kitab-kitab klasik ini disebut
dengan kitab kuning karena kertas buku yang berwarna kuning yang
dibawa dari Timur Tengah pada awal abad kedua puluh.21
Penggunaan nama “kitab kuning” ini lazim digunakan untuk
merujuk pada karya-karya para sarjana islam abad pertengahan. Isi
yang disajikan kitab kuning hampir selalu terdiri dari dua komponen
yaitu komponen matan dan komponen syarah.22
Sehingga secara garis besar kitab kuning adalah kitab
berbahasa Arab yang merupakan kitab-kitab klasik karya para
sarjana Islam abad pertengahan. Kitab ini ditulis berabad-abad yang
19 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di
Indonesia , (Bandung: Mizan, 1995), hlm. 17 20 Ibid hlm. 131 21 Ibid hlm. 132 22 M. Dawam Raharjo, Pergulatan Dunia Pesantren, (Jakarta: P3M, 1985), hlm. 55
16
lalu, ditulis/dicetak diatas kertas berwarna kuning yang berisi
komponen matan dan komponen syarah.
b. Karakteristik Kitab Kuning
Seperti kita tilik dari pengertiannya, kitab kuning memiliki
ciri has tersendiri yang jarang ditemui dalam buku-buku lain dan hal
ini yang membedakannya dengan kitab-kitab lain. Ciri-ciri tersebut
adalah:
1) Pada umumnya merupakan hasil karya abad pertengahan 2) Struktur kalimatnya banyak dimulai dengan kata kerja 3) Banyak menggunakan kata ganti (ḍamir) 4) Struktur kata yang digunakan dalam bahasanya mengenal
Isytiqaq atau perubahan yang terjadi dalam kata itu sendiri 5) Kitab kuning yang disebut juga kitab gundul pada umumnya
tidak berharakat 6) Ukurannya besar, hurufnya kecil-kecil serta tidak mengenal titik
atau koma 7) Struktur kalimat dalam bahasanya mengenal i’rab atau
perubahan bentuk ahir kata 8) Penyajiannya sederhana dalam sistematika, pergeseran dari sub
topik ke sub topik lain tidak menggunakan alinea baru, tetapi dengan pasal atau kode
9) Pada umumnya disajikan dalam dua komponen matan dan syarah, matan terletak di luar garis segi empat yang mengelilingi syarah.
10) Penjilidan kitab kuning biasanya dengan sistem korasan, di mana lembaran-lembarannya dapat dipisahkan sehingga dapat memudahkan pembaca untuk menelaahnya kembali sambil santai tanpa harus menggotong seluruh tubuh kitab yang kadang-kadang mencapai ratusan halaman.23
Pada masa sekarang, karakteristik-karakteristik tersebut
tidaklah mutlak untuk menggambarkan kitab kuning atau kitab
klasik. Karena sekarang banyak penerbit dan percetakan berskala
23 M. Dawam Raharjo, Pergulatan, ... ... ..., hlm. 55
17
internasional mencetak kitab-kitab kuning dengan format dan
penampilan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan pada masa
sekarang. Diantaranya yaitu kitab-kitab tersebut sekarang tidak
hanya dicetak dengan kertas berwarna kuning saja, tetapi juga ada
yang dicetak dengan kertas berwarna putih. Selain itu beberapa kitab
juga tidak hanya dicetak dengan sistem korasan tetapi dengan
penjilidan yang semestinya seperti kitab dan buku-buku lain pada
umumnya.
c. Metode Pengajaran/ Penyampaian Kitab Kuning
Secara Etimologi istilah metodologi berasal dari bahasa
Yunani, yakni dari kata metodos yang berarti cara atau jalan, dan
logos yang berarti ilmu. Sedangkan secara semantik, metodologi
berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau
jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang
efektif dan efisien.24
Sebuah metode dikatakan baik apabila sesuai dengan tujuan
yag akan di capai, namun dalam sebuah proses pembelajaran tidak
ada metode yang seutuhnya dikatakan baik ataupun buruk, karena
masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Guru sebagai
pelaksana metode bertugas memilih metode pembelajaran yang
paling tepat dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
24
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2011), hlm. 72
18
pembelajaran yang akan di capai serta memberikan variasi dalam
penggunaan metode yang dipilih.
Dalam penyampaian kitab kuning di pondok pesantren, pada
umumnya menggunakan beberapa metode diantaranya adalah
Sorogan, bandongan, Wetonan dan Wetonan.
1) Metode Sorogan
Istilah Sorogan berasal dari bahasa Jawa, yaitu: “Sorog”,
yang berarti sodor. Jadi Sorogan mempunyai arti “sodoran”.
Yang dimaksud di sini adalah para santri diberi materi oleh kyai
atau ustadznya, setelah mempelajarinya santri tersebut
menyampaikan materi kembali kepada kyai atau ustadz untuk
dievaluasi.
Menurut Imam Bawani, Sorogan ialah aktifitas pengajaran
secara individual, di mana santri menghadap secara bergiliran
kepada ustadz atau kyai, untuk membaca, menjelaskan atau
menghafal pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Bila
santri telah dianggap menguasai, maka ustadz atau kyai akan
menambahnya dengan materi baru, biasanya dengan
membacakan, mengartikan, memberi penjelasan, dll. kemudian
santri meninggalkan tempat tersebut untuk pergi ke tempat lain
guna mengulang atau merenungkan kembali apa yang telah
diberikan kepadanya, sementara telah menghadap santri lainnya
19
kepada ustadz atau kyai untuk melakukan dan mendapat
perlauan yang sama, demikian seterusnya.25
2) Metode bandongan
Metode Bandongan adalah merupakan salah satu metode
penyampaian kitab kuning dimana pelaksanaannya adalah santri
mendengarkan, sedangkan ustadz atau kyai menyampaikan
dengan membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan seringkali
mengulas kitab yang diajarkan, sementara para santri
memperhatikan kitab kuningnya masing-masing serta membuat
catatan-catatan tentang kata-kata atau buah pikiran yang
dianggap sulit.26
3) Metode Wetonan
Kata Wetonan berasal dari bahasa jawa “weton”, yang
berarti metu atau keluar. Maksudnya dalam penyampaian atau
penyelenggaraan metode ini hanya pada waktu-waktu tertentu,
tidak setiap hari, bisa jadi mingguan atau bulanan. Dan dalam
pengajian Wetonan ini tidak hanya diikuti oleh santri dalam
saja, akan tetapi juga dapat diikuti oleh santri luar, atau
masyarakat umum yang ingin mengaji pada waktu-waktu
tertentu.27
25 Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993),
hlm. 105 26 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1994), hlm. 18 27 Marwan Saridjo, dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, (Jakarta: Dharma Bakti,
1987), hlm.1
20
Sedangkan menurut Imam bawani, metode Wetonan ialah
kegiatan pengajaran dimana seorang ustadz atau kyai membaca,
menterjemahkan dan mengupas pengertian kitab tertentu,
sementara para santri dalam jumlah yang terkadang cukup
banyak, mereka bergerombol duduk mengelilingi ustadz atau
kyai selama suara beliau dapat didengar, dan masing-masing
santri membawa kitab yang tengah dikaji, sambil jika perlu
memberi syakal (harokat) dan menulis penjelasannya di sela-
sela kitab tersebut.28
Jadi Wetonan pada dasarnya adalah sistem gabungan dari
metode ceramah dan tanya jawab dengan inti translation dan
gramatikal method.29
4) Metode diskusi atau MuŜakaroh
Diskusi merupakan pertemuan ilmiah untuk bertukar
pikiran mengenai suatu masalah. Metode penyampaian bahan
pelajaran ini berarti di mana seorang guru memberikan
kesempatan kelompok-kelompok peserta didik untuk
mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternatif pemecahan atas segala masalah hususnya masalah
28 Imam Bawani, Tradisionalisme, ... ... ..., hlm. 98 29 Sutarto, “Efektifitas Metode Pengajaran Kitab Kuning... ... ... ..., hlm. 18
21
diniyah, seperti: Ibadah, akidah, dan masalah agama pada
umumnya.30
4. Metode Pengajaran Bahasa Arab
Dalam bagian satu telah dijelaskan arti dari metode atau method.
Pengkajian kitab kuning tidak dapat terpisah dari bahasa Arab terutama
pada segi qawa’idnya, karena kitab kuning adalah kitab berbahasa Arab
dan kebanyakan tidak berharokat. Maka langkah pertama dalam
memahaminya adalah kemampuan membaca dengan baik dan benar
sebelum selanjutnya memahami makna dan maksudnya secara tepat yaitu
dengan ilmu qawa’idnya.
Oleh karena itu penulis menilai bahwa metode pengajaran bahasa
Arab yang relevan dengan kegiatan pembelajaran Amtsilati adalah
metode Qawa’id, karena pada dasarnya Amtsilati merupakan kitab yang
berisi materi kaidah-kaidah bahasa Arab yang tersusun secara sistematik
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Qawaid atau Nahwu ṣaraf dalam bahasa arab berarti tata bahasa.
Nahwu merupaka kaidah-kaidah bahasa yang lahir setelah adanya
bahasa. Kaidah-kaidah ini lahir karena adanya kesalahan-kesalahan
dalam penggunaan bahasa. Oleh sebab itu, nahwu itu dipelajari agar
pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu
memahaminya dengan benar dan baik tulisan (membaca dan menulis
30 Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 777
22
dengan benar) maupun dalam bentuk ucapan (bicara dengan benar).
Dapat dikatakan bahwa penguasaan kaidah-kaidah nahwu merupakan
sarana berbahasa akan tetapi bukan tujuan akhir dari pembelajaran
bahasa.
Metode Qawa’id adalah cara menyajikan materi bahasa Arab
dengan menguraikan struktur kalimat, atau fungsi (kedudukan) kata-kata
dalam suatu kalimat.
Dalam pembelajaran kitab kuning, metode ini juga banyak
diterapkan, yaitu ketika guru hendak menerjemahkan teks, terlebih
dahulu menguraikan kedudukan-kedudukan kata yang akan
diterjemahkan agar tidak salah dalam pengambilan arti.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya adalah langkah-langkah operasional
dan ilmiah yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam mencari jawabah atas
rumusan masalah penelitian yang dibuatnya.31
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reaserch) dan
termasuk dalam kategori penelitian kualitatif, dengan pendekatan
deskriptif analitik, disebut kualitatif karena sumber data utama penelitian
31 Sembodo Ardi Widodo, dkk., pedoman penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA
Fakultas Tarbiyah,(Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 15
23
ini adalah berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati
atau diwawancarai.32
Lebih lanjut Hadari Nawawi dan Mimi Martini mengemukakan
bahwa metode penelitian kualitatif atau yang biasa disebut dengan
penelitian naturalistik adalah metode penelitian yang bersifat atau
memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan yang
sewajarnya atau sebagaimana adanya (Natural Setting), dengan tidak
dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.33
Penelitian ini dikatakan sebagai penelitian dengan pendekatan
yang bersifat deskripif analitik karena penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan keadaan yang sedang terjadi ketika penelitian berlangsung,
menganalisis keunggulan-keunggulan proses yang sedang terjadi,
kemudian menyajikan apa adanya secara sistematis.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-fajar Babakan
Lebaksiu Tegal, dengan pertimbangan bahwa Pondok Pesantren Al-fajar
adalah satu-satunya pondok pesantren di kabupaten Tegal yang
menggunakan Metode Pembelajaran Amtsilati.
32 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001).
hlm. 112 33 Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan,(Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1996). hlm. 174
24
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam semester genap selama
kurang lebih 3 bulan yaitu pada bulan Maret, April sampai bulan Mei.
4. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
1) Pengasuh Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal.
Dari pengasuh akan diperoleh informasi maupun data
secara menyeluruh mengenai penerapan metode Amtsilati
sebagai metode praktis dalam mendalami Al-qur’an dan kitab
kuning di Pondok Pesantren Al-fajar mulai dari perencanaan,
refleksi, hingga berbagai penghambat dan pendukung dari
metode pembelajaran Amtsilati ini.
2) Guru-guru Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal.
Dari Guru peneliti memperoleh data pendukung lainnya
mengenai penerapan metode Amtsilati beserta kesulitan-kesulitan
dalam mengajarkannya.
3) Santri Putra dan Putri Pondok Pesantren Al-fajar Babakan
Lebaksiu Tegal.
Dari santri-santri yang ada, akan diperoleh data
mengenai tanggapan santri tentang kegiatan pembelajaran
Amtsilati sebagai metode praktis dalam mempelajari Al-qur’an
dan kitab kuning. Di Pondok Peasntren Al-fajar Babakan
Lebaksiu Tegal.
25
b. Objek Penelitian
Sedangkan Objek dalam penelitian penulis adalah:
Pelaksanaan Metode Pembelajaran Amtsilati.
5. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka
penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga metode
pengumpulan data yaitu wawancara, Observasi, dan dokumentasi. Akan
tetapi metode utama yang penulis gunakandalam penelitian ini adalah
metode Observasi, karena penulis akan meneliti proses pelaksanaan
pembelajaran Amtsilati secara langsung.
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian.34 Berdasarkan tingkat partisipasi dalam observasi,
Observasi ini dapat dibedakan menjadi beberapa kategori
diantaranya adalah: Observasi nonpartisipasi, Observasi pertisipatif,
34 Amirul Hadi, Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
2003), hlm.129
26
Observasi partisipasi moderat, Observasi partisipasi aktif dan
Observasi partisipasi lengkap.35
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi
sebagai metode utama dalam penelitian ini, teknik yang digunakan
adalah observasi partisipasi pasif yaitu peneliti datang di tempat
kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.
Hasil observasi ini adalah berupa data-data berupa fakta
yang diperoleh secara langsung dari lapangan yang kemudian akan
di interpretasikan sesuai dengan data asli yang diperoleh tersebut .
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti,
metode Observasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data
tentang pelaksanaan atau penerapan metode Amtsilati yang terjadi
secara langsung di dalam kelas di Pondok Pesantren Al-fajar
Babakan lebaksiu Tegal.
b. Wawancara/ Interview
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.
Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara
35 Syamsuddin AR dan Vismaia s Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Bandung,:Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 100-102
27
lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I.Djumhur dan
Muh.Surya, 1985).36
Dalam penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat
dilakukan dengan dua fungsi. Pertama, wawancara sebagai strategi
utama dalam mengumpulkan data. Ke dua, wawancara sebagai
penunjang bagi teknik lain, seperti observasi partisipan, analisis
dokumen, dan fotografi.37 Dalam penelitian ini wanwancara
digunakan untuk dua fungsi tersebut.
Pada pelaksanaan wawancara, peneliti menggunakan metode
wawancara bebas (baca: terbuka) terpimpin serta mendalam. Artinya
penulis bebas menanyakan apa saja selama dalam batas etika, namun
penulis memiliki catatan sederet pertanyaan yang akan diajukan
sebagai catatan terstruktur agar wawancara berjalan dengan baik dan
tidak terlalu melebar. peneliti mengadakan wawancara tanpa
mengambil jarak secara langsung artinya komunikasi berjalan apa
adanya, kemudian data yang diperoleh dijadikan sebagai salah satu
dumber data tanpa ada perubahan atau rekayasa.
Dalam hal ini metode wawancara digunakan peneliti untuk
memperoleh keterangan sebanyak-banyaknya tentang permasalahan
yang akan penulis teliti, diantaranya yaitu untuk memperoleh data
36 Sevli, Teknik Pengumpulan Data, http://sevli074.wordpress.com/2009/01/25/teknik-
pengumpulan-data/ 29 Desember 2011. 37 Hadari Nawawi dan Mimi Martini, penelitian Terapan, ... ... ..., hlm. 95
28
tentang konsep atau perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, juga faktor
pendukung dan penghambat dalam penerapan metode Amtsilati di
Pondok Pesantren Al-fajar.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
dari sumber nonmanusia. Sumber ini terdiri atas dokumen dan
rekaman. Lincoln dan Guba (1985) mengartikan “rekaman” sebagai
setiap tulisan atau pertanyaan yang dipersiapkan oleh atau untuk
individu atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu
peristiwa. Beberapa contoh rekaman adalah nilai siswa, kurikulum,
satuan pembelajaran. Adapun kata “dokumen”, digunakan untuk
mengacu pada setiap tulisan atau bukan selain “rekaman”, yaitu
tidak dipersiapkan secara husus untuk tujuan tertentu, seperti surat-
surat, buku harian, naskah, editorial surat kabar, catatan kasus, skrip
televisi, foto-foto.38
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
mencari beberapa dokumen penting yang berkaitan dengan
pelaksanaan metode Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar.
Misalnya sejarah singkat Pondok Pesantren Al-fajar, visi, misi,
Struktur Organisasi, Jumlah Guru, Jumlah santri, Data hasil evaluasi,
38 Syamsuddin AR, Vismaia s Damayanti, Metode Penelitian ... ... ... ..., hlm. 108
29
Foto-foto pelaksanaan pembelajaran, sarana prasarana dan lain
sebagainya.
6. Metode Analisis data
Analisa data diperlukan untuk merangkum apa yang telah
diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti, ajeg
dan benar. Analisis data juga diperlukan untuk memberikan jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.39
Metode Analisa Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis kualitatif yang bersifat deskriftif, dengan
menggunakan alur berfikir induktif, yaitu proses berpikir yang berangkat
dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari
fakta dan peristiwa itu ditarik kesimpulan yang bersifat umum.40
Menurut Miles dan Huberman (1984) dan Yin (1987), tahap
analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak
pengumpulan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data; pada tahap ini kegiatan analisis data selama
pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami
fenomena sosial yang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang
dapat dianalisis.
39
Nana Syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 155
40 Sutrisno Hadi, Metodologi Reasearch II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 142
30
b. Reduksi data; menurut Miles dan Huberman reduksi data diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang
muncul dari catatan di lapangan.
c. Penyajian data; dalam hal ini Miles dan Huberman mengemukakan
bahwa yang dimaksud penyajian data adalah menyajikan
sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
d. Menarik kesimpulan atau verifikasi; Dalam menganalisis data pada
penelitian ini, penulis akan menggunaka 4 teori tersebut yaitu
pengumpulan data, Reduksi data, penyajian data, dan menarik
kesimpulan
7. Triangulasi Data
Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai data pembanding data itu.
Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber
yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.41 Hal tersebut dapat
dicapai dengan jalan:
41 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 373
31
a. Membandingkan dataa hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.42
G. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan skripsi ini, penyusun membagi ke dalam tiga bagian
yang meliputi bagian awal, bagian utama dan bagian ahir. Untuk perincian
adalah sebagai berikut:
Pertama, adalah bagian awal yang terdiri atas halaman judul skripsi,
halaman pernyataan keasalian, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dan daftar lampiran.
Ke-dua, adalah bagian utama skripsi ini terdiri dari empat bab yaitu:
42 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian, ... ... ..., hlm. 192-196
32
BAB I berisi Pendahuluan yang merupakan gambaran umum
penelitian yang akan mengantarkan pada pembahasan selanjutnya yang lebih
mendalam. Pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,
metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II menjelaskan tentang gambaran umum Pondok Pesantren Al-
fajar Babakan Lebaksiu Tegal yang meliputi letak dan keadaan Geografis,
Sejarah Berdiri dan perkembangannya, struktur organisasi, keadaan ustadz
dan santri, sarana dan prasarana, kurikulum dan kegiatan Pondok Pesantren
Al-fajar, serta sumber dana Pondok Pesantren Al-fajar.
BAB III menjelaskan hasil penelitian mengenai pelaksanaan
pembelajaran Amtsilati sebagai metode praktis mendalami Al-qur’an dan
membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Al-fajar. Yaitu menguraikan
secara rinci mengenai latar belakang diterapkannya metode Amtsilati dan
langkah-langkah penerapan pembelajaran Amtsilati, hambatan yang dialami
selama proses pembelajaran Amtsilati, serta kekurangan dan kelebihan
Metode Pembelajaran Amtsilati di Podok Pesantren Al-fajar.
BAB IV berisi penutup yang meliputi kesimpulan dari inti
pembahasan, dan saran-saran, serta kata penutup.
Ke-tiga merupakan bagian ahir skripsi yang meliputi daftar pustaka,
riwayat hidup penyusun, serta lampiran-lampiran.
89
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang penulis lakukan
terkait dengan Implementasi Pembelajaran Amtsilati sebagai metode praktis
memahami Al-qur’an dan membaca kitab kuning, penulis mendapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. proses pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
Perencanaan pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar
meliputi: Tujuan pembelajaran, Guru, Siswa, kurikulum, materi, waktu
pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian.
Proses pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar di
awali dengan Muqaddimah, penyajian materi, penilaian, dan penutup.
Proses pembelajaran Amtsilati sangat memperhatikan pada kemampuan
santri secara individual, oleh karena itu tidak ada tugas yang bersifat
kelompok.
Penilaian dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan non-tes.
Penilaian dengan tes dilakukan pada ahir jilid, pada saat MID semester,
dan pada saat ujian Ahir semester. Sedangkan penilaian non-tes dilakukan
dengan setoran hafalan Khulashah Alfiyah Ibnu malik dan rumus-rumus
90
qo’idati, menilai keaktifan siswa di kelas, dan juga respon siswa saat
menjawab pertanyaan dari guru.
Materi-materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran
Amtsilati diimplementasikan melalui praktek-praktek secara langsung
baik pada saat proses pembelajaran maupun dalam kajian kitab-kitab
kuning di pondok pesantren Al-fajar dengan cara santri secara bergiliran
membaca kiab kuning yang akan dikaji, ustadz mengamati, jika ada
bagian yang dibaca salah maka ustadz akan menanyakan alasan dan dasar
bait yang ada di dalam kitab Amtsilati dan Khulashoh ibnu malik.
2. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan metode Amtsilati di pondok
pesantren Al-fajar adalah Kurikulum berbasis kelas yang diterapkan di
Madrasah Diniyah Maslaatul Huda di nilai kurang cocok untuk mata
pelajaran Amtsilati karena merugikan bagi siswa yang memiliki
kemampuan lebih karena untuk naik pada jilid selanjutnya harus
menunggu Siswa lain yang tidak lulus ujian jilid selanjutnya melakukan
remidi.
Hambatan lain adalah waktu pembelajaran yang sedikit yaitu
hanya 2X45 menit setiap satu minggu membuat waktu pembelajaran
Amtsilati menjadi lebih lama, padahal Amtsilati merupakan metode
praktis mendalamai Al-qur’an dan membaca kitab kuning.
91
B. Saran-saran
1. pengasuh Pondok pesantren
a. Pengasuh pondok pesantren sudah membimbing, mendorong, serta
memotivasi ustadz, akan tetapi hendaknya pengsuh dapat lebih
membimbing serta melakukan pengawasan terhadap kinerja ustadz,
hususnya ustadz yang mengajar Amtsilati.
b. Untuk lebih meningkatkan dan memajukan kualitas santri, hendaknya
pengasuh bekerjasama dengan ustadz untuk menyusun waktu yang
lebih banyak dan lebih kondusif untuk pembelajaran Amtsilati, karena
penurut peneliti waktu untuk pembelajaran Amtsilati di pondok
pesantren Al-fajar sangat kurang sehingga hasilnya pun kurang
maksimal.
c. Pengasuh bekerja sama dengan ustadz yang mengajar Amtsilati untuk
merumuskan kembali kurikulum dan metode pembelajaran Amtsilati
yang lebih tepat agar pembelajaran Amtsilati lebih efektif.
2. ustadz
a. Hendaknya ustadz selalu menciptakan suasana belajar yang lebih
menyenangkan sebagai upaya peningkatan kualitas belajar santri.
b. Hendaaknya ustadz menggunakan metode yang inovatif agar santri
tidak merasa cepat jenuh dalam mempelajari Amtsilati, karena hal
tersebut dapat berpengaruh pada hasil belajar santri.
92
c. Guru Amtsilati berkoordinasi dengan guru Amtsilati yang lain agar
dalam proses pembelajaran maupun standar penilaiannya sama
sehingga akan mempengaruhi output santri yang sama kualitasnya.
3. Santri
a. Hendaknya santri lebih sering berkomunikasi dengan ustadz untuk
membahas mengenai materi-materi Amtsilati agar pemahaman materi
menjadi lebih matang.
b. Hendaknya santri lebih sering mengulang pelajaran dan belajar
mempraktekkan materi yang telah dipelajari dengan banyak membaca
teks-teks berbahasa arab yang tidak berharokat agar pengetahuan yang
telah didapat lebih matang.
A. Kata penutup
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,
karunia, hidayah, serta inayah yang telah diberikan lepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul: Implementasi
Pembelajaran Amtsilati Sebagai Metode Praktis Mendalami Al-qur’an Dan
Membaca Kitab Kuning (Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren
Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012) tanpa halangan yang berarti.
Penulis menyadari di dalam pembahasan skripsi ini terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian sebagai bahan
perbaikan skripsi ini.
93
Penulis berharap semoga hasil penulisan skripsi ini bermanfaat
hususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
skripsi ini bisa diselesaikan, semoga segala amal perbuatan baik kita
membawa ke arah yang lebih baik, Amin ya Rabbal’alamin
94
DAFTAR PUSTAKA
An-Nahlawiy, Abdurrahman, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan islam, dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat, terj. H.M.D. dahlan dan H.M.I. Soelaeman, Bandung: CV Diponegoro, 1989.
AR, Syamsuddin dan Vismaia s Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Asifudin, janan, Ahmad, Mengungkit Pilar-Pilar Pendidikan Islam (Tinjauan Filosofis), Yogyakarta: Suka-press, 2009.
Bawani, Imam, Tradisionalisme Dalam Pendidikan Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Dawam Raharjo, Muhamad, Pergulatan Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985.
Dhofier, Zamahsyari, Tradisi Pesantren, Jakarta: P3ES, 1994.
Fu’ad, Akbar, Pembelajarab Qawa’id Dengan Menggunakan Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Cijantung Ciamis, Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2010.
Fuad Syukron, Enceng, Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunni Darussalam Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2010.
Hadi, Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Reaserch II, Yogyakarta: Andi Offset, 1989. Hakim, Taufiqul, Amtsilati Program Pemula Kitab Kuning, Jepara: Al-Falah
Offset, 2004.
95
Izzan, Ahmad, Metodologi Pembelajaran bahasa Arab”, Bandung: Humaniora, 2011
J, Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001.
Komarudin,http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/10/10/pentingnyaperencanaan-pembelajaran, Akses jum’at 06 Juli 2012.
Kurob, Kasyiful, Metode Pengajaran Amtsilati Metode Praktis Mendalami Al-Qur’an dan Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Falah Sidorejo Bangsri Jepara Jawa Tengah, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, Yogyakarta: Perpustakaan IAIN Sunan Kalijaga, 2004.
Nasution, S, pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1990.
Nawawi, Hadari dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996.
Pengurus besar NU, “Taufiqul Hakim, Penemu Metode Cepat Belajar Kitab Kuning”,http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/13/8376/Tokoh/Penemu_Metode_Cepat_Belajar_Kitab_Kuning.html, akses 17 Januari 2012.
Purwanto, Ngalim, M, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi pengajaran, Bandung: Remadja karya CV,1988.
Rosyid, Abdul, KH. Taufiqul Hakim Penemu Metode Cepat Membaca Kitab, http://www.amtsilati.com/, akses 28 Desember 2011.
Saridjo, Marwan, dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, Jakarta: Dharma Bhakti, 1987.
Sevli,TeknikPengumpulanData,http://sevli074.wordpress.com/2009/01/25/teknik-pengumpulan-data/, akses 29 Desember 2011.
96
Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kualitatif, R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005.
Sumardi, Muliyanto, Pengajaran Bahasa Asing, Jakarta: Sinar Hudaya, 1999.
Sutarto, Efektifitas Metode Pengajaran Kitab Kuning Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatut Tullab Kesugihan Cilacap, Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta: Perpustakaan IAIN sunan Kalijaga, 2003.
Syarief el Baly, Metode Amtsilati, http://www.kontra24.org/2009/10/metode Amtsilati. html. akses 28 Desember 2011.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Van Bruinessen, Martin, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat; Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1995.
Widodo, Sembodo Ardi, Pedoman Penulisan skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2006.
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA
A. Pedoman Wawancara
1. Pengasuh
a. Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Al-fajar?
b. Apa landasan didirikannya pondok pesantren Al-Fajar?
c. Dari mana pondok pesantren mendapatkan dana untuk operasional
pondok pesantren?
d. Apa alasan pondok pihak pondok pesantren memutuskan untuk
menerapkan Amtsilati sebagai metode pembelajaran ilmu alat?
e. Apa tujuan metode Amtsilati di terapkan di pondok pesantren Al-
fajar?
f. Bagaimana pengasuh mengawasi efektifitas metode Amtsilati yang
di terapkan di Pondok pesantren?
g. Apa kurikulum yang di gunakan di Madrasah diniyah Maslahatul
Huda Pondok Pesantren Al-fajar?
h. Menurut Ibu Nyai apakah faktor penghambat penerapan metode
Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar?
i. Apa faktor-faktor pendukung penerapan metode Amtsilati ini?
j. Apa saja kegiatan Ekstakurikuler di pondok pesantren Al-fajar?
k. Apa saja kriteria seseorang untuk dapat mengajarkan amtsilati di
Pondok Pesantren Al-fajar?
l. berapa lama target santri dapat menyelesaikan program Amtsilati di
pondok pesantren Al-fajar?
2. Guru
a. Sudah berapa lama anda mengajar Amtsilati?
b. Apa latar pendidikan anda?
c. Bagaimana pengalaman anda dalam mengajar Amtsilati?
d. Apa tujuan metode Amtsilati di terapkan di pondok pesantren Al-
fajar?
e. Apa saja kriteria calon pengajar Amtsilati?
f. Materi Apa yang paling sulit dipahai oleh santri?
g. Aspek apa saja yang dinilai dalam proses penilaian?
h. bagaimana tindak lanjut hasil penilaiannya?
i. Berapa standar nilai agar siswa dinyatakan lulus?
j. Apa saja kriteria kelulusannya?
k. Strategi apa saja yang anda gunakan dalam menerapkan metode
Amtsilati?
l. bagaimana proses pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren ini?
m. Dalam pembelajaran Amtsilati ada berapa kitab yang dipakai dan
kapan saja buku-buku tersebut dapat mulai digunakan oleh santri?
n. Dalam satu tahun rata-rata berapa jilid yang bisa diselesaikan satu
kelas?
o. Bagaimana bentuk dan proses penilaian metode pembelajaran
Amtsilati?
p. Apa saja hambatan anda selama mengajakan Amtsilati di pondok
pesantren Al-fajar?
q. Apa saja faktor pendukung metode Amtsilati di pondok pesantren al-
fajar?
B. Pedoman Observasi
1. Letak dan Keadaan Geografis Pondok Pesantren Al-fajar
2. Keadaan Lingkungan Pondok Pesantren Al-Fajar
3. Proses Pembelajaran Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar
4. Implementasi Pembelajaran Amtsilati pada pengkajian Kitab Kuning di
Pondok Pesantren Al-fajar.
5. Observasi Daftar Trophy Prestasi Pondok Pesantren Al-Fajar
C. Pedoman Dokumentasi
1. Profil Pondok Pesantren Al-fajar
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-fajar
3. Susunan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-Fajar
4. Susunan Pengurus Pondok-Pesantren Al-Fajar
5. Daftar guru/Ustadz di Pondok pesantren Al-fajar
6. Keadaan Karyawan
7. Data Santri
8. Data gedung.
OBSERVASI
Catatan lapangan :1
Tema : Prose pembelajaran Kitab Amtsilati Jilid 4
Kelas : III Putri
Teman : Observasi proses pembelajaran Amtsilati di kelas III Putri
Waktu : Rabu 18 April 2012 Pikul 18.30-19.15
Tempat : Pondok Pesantren Al-fajar
Observer : Idah Mufidah (08420031)
Selepas waktu maghrib, para santri bersiap menuju kelas masing-masing
di Madrasah Diniyah Maslahatul Huda untuk belajar. Jadwal Amtsilati pada hari
itu adalah kelas III putri. Setelah masuk waktu belajar, prosen pembelajarannya
adalah sebagai berikut:
1. Guru membuka dengan salam dan memimpin do’a
2. Guru memberikan soal di papan tulis berupa teks arab yang tidak berharokat,
kemudian siswa membaca dan menjelaskan kedudukannya.
3. Siswa secara bersama-sama mengulangi hafalan rumus qoidati dan khulashoh
Alfiyah Ibnu Malik menurut materi yang telah diajarkan sebelumnya.
4. Setelah selesai guru membacakan judul dan materi, dan setelah selesai santri
mengulangi dan membaca contoh ayat dari awal sampai selesai, bacaan
pertama lengkap tanpa waqof sesuai dengan nahwu dan bacaan kedua
diwaqofkan sesuai dengan tajwid.
5. Siswa megulangi keterangan yang ada di bawah contoh dan membaca dasar
baitnya dengan melihat pada khulashoh, jika sudah hafal boleh tanpa melihat
khulasoh.
6. Siswa berlatih memberi makna, pada bagian latihan memberi makna, titik-
titik dan ayat yang tidak berharokat jangan diisi dengan tulisan tetapi dengan
lisan.
7. Guru menuliskan ayat Al-qur’an di papan tulis, kemudian secara bergantian
siswa ditanyakan i’rob sesuai dengan rumus qaidah yang telah dipelajari dan
dibacakan dasar baitnya.
8. Guru memberikan PR berupa soal latihan atau menulis materi yang ada
kepada para Siswa untuk menilai kualitas dan meningkatkan pemahaman
Siswa.
9. Guru memberi kesempatan kepada para Siswa untuk mengajukan pertanyaan
untuk materi yang belum jelas.
10. Pada bagian Penutup guru menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah
diajarkan dan pesan-pesan kepada para Siswa.
11. Guru menutup dengan bacaan doa dan hamdalah kemudian mengahiri dengan
salam.
OBSERVASI
Catatan lapangan :2
Tema : Proses setoran Hafalan Hulasoh Alfiyah ibnu Malik dan
Rumus-rumus Qo’idati
Kelas : II Putri
Waktu : 24 April 2012, 18.30-20.00
Tempat : Madrasah Diniyah Maslahatul huda Pondok Pesantren Al-
fajar
Observer : Idah Mufidah (08420031)
Pada sesi ini prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Guru membuka dengan salam dan memimpin do’a
2. Siswa mengulang rumus Qo’idati dan Hafalan Khulashoh Al-fiyah Ibnu
Malik
3. Setoran Hafalan dimulai dari siswa yang sudah siap satu per satu
4. Jika ada siswa yang belum hafal atau belum lancar hafalannya, maka siswa
kembali ke tempat duduk dan mengafalnya kembali untuk kemudian
disetorkan kembali pada saat itu jika sudah siap kembali.
5. Jika sudah selesai semua, maka guru menjelaskan sedikit materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
6. Guru menutup dengan do’a dan salam
OBSERVASI
Catatan lapangan :3
Tema : Pembelajaran kitab kuning Mukhtarul Ahadits
Kelas : I Putri
Waktu : 15 april 2012
Tempat : Pondok Pesantren Al-ajar
Observer : Idah Mufidah (08420031)
Pengajian ini dilaksanakan pada mInggu pagi untuk seluruh kelas satu
madrasah Diniyah, sedangkan untuk kelas dua dan seterusnya mengikuti
pengajian kitab ta’limuta’allim di ruangan lain.
Proses pengajiannya adalah sebagai berikut:
1. Guru membacakan kitab kuning dengan metode bandongan.
2. Setelah selesai beberapa baris kemudian guru menunjuk santri secara
bergantian untuk membaca kembali dan menjelaskan kaidah-kaidah dari
kalimat-kalimat yang ditunjuk oleh ustadz kemudian menunjukkan dasar
baitnya.
3. sampai beberapa santri begiliran menjawab.
4. Jika ada santri yang salah dalam menjawab maka di diskusikan bersama di
dalam kelas.
5. guru memberika nasihat-nasihat sebelum pengajian selesai
6. Guru membaca do’a dan menutup pengajian.
CURRICULUM VITAE
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Idah Mufidah
Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 01 Oktober 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat Asal : Temukerep RT05 RW10 Larangan Brebes
Alamat di Yogyakarta : Sapen GK I/619 Yogyakarta
No Telepon : 085869521876
Email : [email protected]
Nama Ayah : Jamaludin S.Pd.SD
Nama Ibu : Kholifah
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. MI Munawirushibyan Temukerep, Lulus Tahun 2001
2. MTs Ma’arif NU 011 Temukerep, Lulus Tahun 2004
3. Madrasah Aliyah Negeri Babakan-Tegal, Lulus Tahun 2007
4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Masuk 2008-2012
5. PP Al-Fajar Babakan-Tegal, Masuk 2004-2007
(Idah Mufidah)