BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting, karena
seringkali penyediaannya terbatas, baik karena faktor kualitas maupun hal-hal
lain. Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya mahal dan
membutuhkan waktu lama sebelum mereka siap pakai. Oleh karena itu,
diusahakan jangan sampai terjadi fluktuasi keperluan yang tajam. Fluktuasi
sumber daya manusia menyebabkan permasalahan dalam penjadwalan konstruksi.
Maka, perlu dikembangkan suatu teknik perataan sumber daya manusia untuk
meminimalkan penyimpangan antara kebutuhan sumber daya manusia dan profil
sumber daya manusia yang diinginkan.
Permasalahan dalam perataan sumber daya manusia merupakan
masalah yang sudah umum dan telah dipelajari dalam waktu yang lama, namun
perlu dicari metodologi atau pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini
telah berkembang beberapa solusi alternatif yang ditawarkan. Beberapa
pendekatan dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan optimasi perataan
sumber daya manusia, antara lain dengan menggunakan metode resources
leveling.
Penjadwalan di dalam industri konstruksi merupakan salah satu fungsi
yang paling penting dari manajemen proyek konstruksi karena membantu
memonitor progress dan menentukan penyelesaian proyek tepat waktu. Akan
tetapi kebanyakan pembahasan dalam manajemen proyek hanya fokus pada
masalah waktu tanpa memperhitungkan antara keterbatasan dan kemampuan
sumber daya. Ketika dilakukannya penjadwalan proyek tanpa mempertimbangkan
sumber daya yang ada, hasilnya penjadwalan akan salah dan tidak dapat tercapai
sesuai rencana.
1
Terlepas dari hal tersebut di atas, pembangunan di bidang kesehatan
sekarang ini masih terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas-fasilitas
umum yang memadai. Mengingat hanya ada satu-satunya rumah sakit umum di
Ujong Fatihah, Kabupaten Nagan Raya yang tidak dapat dijangkau oleh semua
penduduknya karena letak pemukiman mereka yang sangat jauh dari lokasi,
sehingga menyulitkan masyarakat untuk melakukan pengobatan sewaktu-waktu.
Maka pemerintah berinisiatif untuk membangun gedung kesehatan atau
puskesmas baru yang terdiri dari gedung poli, Administrasi (ADM), Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) dan ruang bersalin di Desa Padang Panyang Kecamatan
Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Pembangunan gedung ini nantinya
diharapkan dapat menunjang kebutuhan masyarakat sekitar dalam hal
mendapatkan pelayananan kesehatan yang cepat, tepat, dan cukup layak serta
mudah dijangkau. Sumber dana pembangunan proyek ini berasal dari dana Otsus
tahun anggaran 2014 di bawah wewenang Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) Dinas Kesehatan Nagan Raya, dengan konsutan pengawas CV. Joint
Structure Design dan kontraktor pelaksana PT. Aceh Meugahna Lingke.
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, untuk itu Penulis perlu
melakukan penelitian dengan menganalisis penjadwalan tenaga kerja
menggunakan metode resources leveling dengan bantuan microsoft office project
pada proyek pembangunan gedung poli, ADM, KIA dan ruang bersalin di Desa
Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Untuk lebih
lebih jelasnya, lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.1.1 dan
Gambar A.1.2 Halaman 44 - 45.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ditinjau dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana penjadwalan tenaga kerja yang ideal dengan mempertimbangkan
durasi waktu dan tenaga kerja yang ada menggunakan metode resources
leveling dengan alat bantu microsoft office project?
2
2. Bagaimana alokasi tenaga kerja sebelum dan sesudah melalui proses
resources leveling menggunakan alat bantu microsoft office project?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menjadwalkan tenaga kerja yang ideal dengan mempertimbangkan
durasi waktu proyek dan tenaga kerja yang ada menggunakan metode
resources leveling dengan alat bantu microsoft office project.
2. Untuk mengetahui alokasi tenaga kerja sebelum dan sesudah melalui proses
resources leveling, menggunakan alat bantu microsoft office project dengan
mempertimbangkan tenaga kerja yang tersedia.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan agar pembahasan tidak keluar dari konteks
topik yang dibahas, adapun batasan masalah dalam pembahasan proposal tugas
akhir ini, yaitu:
1. Proses penjadwalan jaringan kerja yang dilakukan menggunakan Precedence
Diagram Method (PDM) berdasarkan durasi waktu proyek dan jumlah tenaga
kerja yang tersedia dengan alat bantu microsoft office project.
2. Proses penjadwalan alokasi tenaga kerja menggunakan metode resources
leveling dengan alat bantu microsoft office project.
1.5 Hasil Penelitian
Metode resources leveling dalam perencanaan tenaga kerja pada suatu
proyek konstruksi dapat menghasilkan histogram kebutuhan tenaga kerja yang
ideal dibandingkan dengan histogram kebutuhan tenaga kerja di lapangan/sebelum
leveling pada pelaksanaan proyek yang masih terdapat fluktuasi atau over alokasi
3
kebutuhan tenaga kerja. Alokasi jumlah tenaga kerja yang ideal setelah dilakukan
resources leveling sebanyak 7172 OH dengan selisih 26 OH dari tenaga kerja
sebelum leveling yaitu 7198 OH dengan durasi pelaksanaan proyek tetap, yaitu
selama 93 hari.
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Tinjauan kepustakaan pada bab ini memuat uraian mengenai aspek-
aspek yang terkait dengan penelitian dalam tugas akhir ini seperti penelitian
terdahulu, proyek, penjadwalan proyek, resources leveling, histogram tenaga
kerja, Precedence Diagram Method (PDM), software microsoft office project dan
sebagainya.
2.1 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini, Penulis menggunakan beberapa dari penelitian
sejenis terdahulu sebagai referensi, pedoman ataupun sebagai bahan pembanding
dalam mendukung penelitian yang Penulis lakukan. Adapun beberapa peenelitian
terdahulu dapat dijeaskan sebagai berikut.
Yani (2014), dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Resource
Alocation dan Leveling Tenaga Kerja dengan Menggunakan Microsoft Project
2010 pada suatu Proyek Konstruksi”. Dari hasil penelitian diperoleh jumlah
tenaga kerja sipil yang tersedia saat ini di lapangan (pekerja 21 orang, tukang batu
3 orang, tukang kayu 10 orang), maka pelaksanaan proyek yang seharusnya
selesai 10 bulan, menjadi 20 bulan. Dari hasil microsoft project diperoleh hasil,
untuk menyelesaikan proyek tepat dengan waktu yang direncanakan yaitu 10
bulan, maka pekerja yang harus disediakan menjadi rata-rata 40 orang tetapi pada
akhir bulan September 2014 dan bulan Mei 2015 harus disediakan 65 orang,
tukang batu rata-rata 2 orang tetapi pada bulan Desember 2014 dan Januari 2015
harus disediakan 4 orang, tukang kayu rata-rata 8 orang tetapi pada bulan Oktober
2014, Desember 2014 dan Januari 2015 harus disediakan 12 orang. Oleh karena
itu pada saat perencanaan jadwal proyek harus memperhitungkan jumlah tenaga
kerja yang tersedia sehingga jadwal yang direncanakan dapat realistis sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
5
Mandey (2013), dalam skripsinya yang berjudul “Perataan Tenaga
Kerja Menggunakan Microsoft Project Pada Pekerjaan Peningkatan Jalan”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan biaya tenaga kerja yang
efisien dengan cara meratakan tenaga kerja dengan mengunakan bantuan
microsoft office project 2007. Adapun hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan
aplikasi program microsoft office project 2007 pada proyek pembangunan jalan
ini menunjukkan tenaga kerja yang kurang merata sehingga dapat dilakukan
tindakan strategi perataan tenaga kerja untuk memperoleh sumber daya yang
optimal.
Kelana (2010), dalam skripsinya yanng berjudul “Optimalisasi
Penggunaan Sumber Daya Manusia Dengan Metode Resources Leveling
Menggunakan Bantuan Microsoft Project 2007 (Studi kasus Proyek pembangunan
Gedung R. Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS)”. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui cara mendapatkan histogram alokasi
sumber daya manusia yang ideal dalam pelaksanaan suatu proyek berdasarkan
waktu dan sumber daya yang ada dan untuk mengetahui perbedaan jadwal alokasi
sumber daya manusia sebelum dan sesudah melalui proses resources leveling
menggunakan aplikasi microsoft office project 2007. Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui bahwa metode resources leveling dalam perencanaan sumber
daya manusia suatu proyek dapat menghasilkan histogram kebutuhan tenaga kerja
yang ideal dibandingkan dengan histogram kebutuhan tenaga kerja riil pada
pelaksanaan proyek yang masih terdapat fluktuasi kebutuhan tenaga keja. Jumlah
perencanaan tenaga kerja yang mengalami proses leveling berdasarkan
perhitungan SNI adalah 1390 orang sedangkan tenaga riil di lapangan berdasarkan
laporan pengawas adalah 2439 orang. Jadwal alokasi kebutuhan tenaga kerja dari
hasil penelitian sebelum mengalami proses leveling mampu menyelesaikan
kegiatan selama 58 hari, sedangkan pada jadwal alokasi tenaga kerja setelah
mengalami proses leveling mampu menyelesaikan kegiatan proyek selama 79
hari. Kemunduran jadwal yang terjadi diakibatkan proses perataan kebutuhan
sumber daya untuk menghindari fluktuasi kebutuhan tenaga kerja.
6
Penelitian sejenis terdahulu yang pernah dilakukan dapat dilihat pada
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Alat Bantu Hasil
1 Yani/ 2014
Penerapan Resources Alocation dan Leveling Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Microsoft Project 2010 Pada Suatu Proyek Konstruksi
Resources Alocation dan Leveling
Microsoft Project Propfessional 2010 (MSP)
Jumlah tenaga kerja sipil yang tersedia saat ini di lapangan (pekerja 21 orang, tukang batu 3 orang, tukang kayu 10 orang), maka pelaksanaan proyek yang seharusnya selesai 10 bulan, menjadi 20 bulan.
2 Mandey/ 2013
Perataan Tenaga Kerja Menggunakan Microsoft Project Pada Pekerjaan Peningkatan Jalan
Resources Leveling
Microsoft Office Project 2007
Pada proyek pembangunan jalan ini menunjukkan tenaga kerja yang kurang merata sehingga dapat dilakukan tindakan strategi perataan tenaga kerja untuk memperoleh sumber daya yang optimal
3 Kelana/ 2010
Optimalisasi Penggunaan Sumber Daya Manusia Dengan Metode Resources Leveling menggunakan Bantuan Microsoft Project 2007
Resources Leveling
Microsoft Project 2007
Metode resources leveling dapat menghasilkan histogram kebutuhan tenaga kerja yang ideal dibandingkan dengan histogram kebutuhan tenaga kerja riil pada pelaksanaan proyek yang masih terdapat fluktuasi kebutuhan tenaga kerja.
4 Penelitian ini/2016
Analisis Penjadwalan Tenaga Kerja (Studi Kasus Pembangunan Gedung Poli, ADM, KIA dan Ruang Bersalin di Desa Padang Panyang Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya)
PDM, Resources Leveling
Microsoft Office Project 2013
Mengetahui penjadwalan tenaga kerja yang ideal dan mengetahui alokasi tenaga kerja yang optimal sebelum dan sesudah melalui proses resources leveling, dengan mempertimbangkan tenaga kerja yang tersedia.
7
2.2 Penjadwalan Proyek
Penjadwalan mempunyai peranan yang signifikan dalam menentukan
keberhasilan proyek di dalam sebuah proyek konstruksi secara keseluruhan.
Dengan penjadwalan yang baik, aktivitas-aktivitas dalam sebuah proyek akan
berjalan dengan lancar. Misalnya mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja dan
peralatan dapat terlaksana dalam kerangka waktu yang tepat untuk menghindari
terjadinya penundaan dan pemborosan. Sebagai hasil akhir akan diperoleh sebuah
kombinasi yang optimal antara waktu pelaksanaan, biaya yang dikeluarkan, dan
kualitas yang dihasilkan.
Menurut Suputra (2011), penjadwalan adalah penentuan kapan sebuah
aktivitas tersebut akan dimulai, ditunda dan diselesaikan. Sehingga pembiayaan
dan pemakaian sumber daya dapat disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang
telah ditentukan.
Penjadwalan merupakan alat mutlak yang diperlukan guna
menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek berskala kecil, yang hanya memiliki
beberapa kegiatan, umumnya penjadwalan hanyalah dibayangkan saja sehingga
penjadwalan tidak terlalu mutlak dilakukan. Akan tetapi berbeda masalahnya pada
proyek berskala besar, dimana jumlah kegiatannya yang sangat besar serta
rumitnya ketergantungan (keterkaitan) antar kegiatan sehingga tidak mungkin lagi
bila hanya diolah di dalam pikiran. Penjadwalan dan kontrol menjadi rumit dan
sangat penting supaya kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien. Unsur utama
penjadwalan adalah peramalan (forecasting). Perlu disadari bahwa perubahan-
perubahan yang dapat saja terjadi di masa mendatang sehingga akan
mempengaruhi pola rencananya sendiri (Kelana, 2010).
Menurut Husen (2009), penjadwalan merupakan pengalokasian waktu
yang tersedia untuk melaksanakan aktivitas pekerjaan dalam rangka
menyelesaikan suatu proyek hingga mencapai hasil optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada. Pada kenyataan pelaksanaan proyek,
permasalahan alokasi sumber daya bukanlah alokasi tak terbatas, melainkan
alokasi sumber daya terbatas. Oleh karena itu, adanya keterbatasan dari sumber
8
daya inilah yang menyebabkan perencanaan sumber daya yang langka seperti
tenaga kerja harus dibuat sebaik mungkin.
2.3 Precedence Diagram Method (PDM)
PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi empat,
sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan. PDM memiliki penggambaran network yang lebih sederhana dari
CPM dan dapat mengerjakan sebuah pekerjaan tanpa menunggu kegiatan
pendahulunya. Pada umumnya PDM terdiri dari 2 bagian yaitu: forward analysys
(perhitungan ke depan) untuk menentukan Earliest Start (ES) dan Earliest Finish
(EF); backward analysis (perhitungan mundur) untuk menentukan Latest Start
(LS) dan Latest Finish (LF) (Syafridon, 2012).
PDM diperkenalkan oleh J. W. Fondahl dari Universitas Stanford USA
pada awal dekade 60-an. Selanjutnya dikembangkan oleh perusahaan IBM. PDM
adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak
panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan tidak
memerlukan kegiatan dummy. Pada PDM sebuah kegiatan baru dapat dimulai
tanpa menunggu kegiatan pendahulunya selesai 100%. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara tumpang tindih (overlapping). PDM metode yang
digunakan adalah Activity On Node (AON) dimana tanda panah hanya
menyatakan keterkaitan antara kegiatan. Kegiatan dari peristiwa pada PDM ditulis
dalam bentuk node yang berbentuk kotak segi empat, yang dapat dilihat pada
Gambar 2.1
E SL S
L F
ES/LS EF/LF
FF TF
ES EF
TFFF
E S
EF LF
No UrutNo. dan Nama
Kegiatan No dan Pekerjaan
Nama Kegiatan
Nama Kegiatan
Waktu Penyelesaian (D)
Waktu Penyelesaian (D)
Waktu Penyelesaian (D)
Nama Kegiatan
Gambar 2.1Sumber
: Node Kegiatan PDM: Kelana, 2010
9
Notasi yang digunakan dalam node kegiatan PDM yaitu:
Durasi (D) adalah waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan;
Earliest Start (ES) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut dilaksanakan;
Earliest Finish (EF) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut diselesaikan;
Latest Start (LS) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut dilaksanakan
Latest Finish (LF) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut diselesaikan;
Free Float (FF) adalah jumlah waktu tunda atau memperpanjang waktu
kegiatan tanpa mempengaruhi waktu awal kegiatan berikutnya;
Total Float (TF) adalah jumlah waktu tunda atau memperpanjang waktu
kegiatan tanpa memperhitungkan akhir proyek.
Pada PDM sebuah kegiatan dapat dikerjakan tanpa menunggu kegiatan
pendahulunya selesai 100%, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang
tindih (overlapping). Penggunaan PDM saat ini sudah sangat popular, terutama
perhitungannya yang sekarang telah dikomputerisasikan. Pada penelitian ini,
untuk perhitungan dengan metode PDM Penulis menggunakan bantuan software
microsoft office project.
2.4 Alokasi Sumber Daya
Husen (2009) menyatakan ada dua jenis batasan (constraints) yang
harus diperhatikan dalam penjadwalan proyek, karena batasan tersebut
berpengaruh terhadap waktu kerja dari suatu kegiatan. Batasan tersebut yaitu
logical constraint merupakan batasan yang diakibatkan oleh hubungan antar
aktivitas yang terjadi, dan; resources constraint merupakan batasan yang
diakibatkan oleh ketidaktersediaannya sumber daya.
Perencanaan atau penjadwalan waktu proyek dan keberhasilan
pelaksanaannya ditentukan oleh perencanaan alokasi ketersediaan sumber daya
(resources) proyek. Adapun beberapa perencanaan tersebut meliputi:
a. Perencanaan penyediaan dan alokasi tenaga kerja (SDM);
b. Perencanaan penyediaan material;
c. Perencanaan penyediaan peralatan;
10
d. Perencanaan penyediaan dan alokasi dan/keuangan (cash flow).
Penelitian ini secara lebih khusus pembahasan diarahkan pada
perencanaan penyediaan dan alokasi tenaga kerja. Dalam suatu proyek, tenaga
kerja yang digunakan memiliki porsi biaya yang terbesar. Oleh karena itu, sudah
merupakan keharusan bagi seseorang pimpinan atau manajer proyek untuk
memerhatikan dengan cermat hal tersebut agar tidak terjadi pemborosan. Padahal
jadwal yang baik adalah jadwal yang kegiatannya tersusun dengan ketergantungan
yang baik dan memiliki jadwal sumber daya yang baik pula. Contoh berikut
adalah Gambar 2.2
Gambar 2.2Sumber
: Grafik Sumber Daya yang Kurang Baik: Kelana, 2010
Dikatakan tidak baik karena pada periode pertama kebutuhan akan
tenaga kerjanya besar yaitu 50 orang. Namun pada periode kedua, kebutuhannya
sedikit yaitu 30. Dengan demikian, ada kelebihan sumber daya sebanyak 20
orang. Untuk menghindari pemborosan biaya tenaga, kelebihan pada periode
pertama diberhentikan karena tidak mungkin tidak bekerja tapi tetap dibayar.
Namun pada periode ketiga kembali kebutuhan tenaganya meningkat. Tentu saja
hal tersebut tidak dapat dibenarkan karena tenaga kerja yang telah diberhentikan
belum tentu mau bekerja kembali atau mungkin sudah bekerja di tempat lain
sehingga terjadi kekurangan sumber daya (kebutuhan 40 orang yang tersedia pada
periode sebelumnya sebanyak 30) (Kelana, 2010).
11
1 2
3 4
Kondisi sumber daya yang naik turun atau fluktuasi tersebut tidak
menguntungkan. Dengan kondisi demikian, perusahaan hanya memiliki dua
pilihan, yaitu memindahkan tenaga kerja kelebihan tersebut ke proyek lain yang
membutuhkannya atau menanggung kerugian karena tetap membayar tenaga kerja
tersebut selama tanpa tugas. Grafik yang terbaik adalah apabila jumlah tenaga
kerja meningkat dari awal proyek atau rata atau banyak, kemudian sedikit demi
sedikit kemudian meningkat, dan kembali sedikit sampai akhir proyek. Contoh
berikut adalah Gambar 2.3
Gambar 2.3 Sumber
: Grafik-grafik Ideal Sumber Daya Tenaga Kerja: Kelana, 2010
Kita dapat mengatur atau menyesuaikan kembali jadwal kegiatan untuk
mendapatkan grafik tenaga kerja yang baik. Kegiatan yang berada pada jalur kritis
tidak boleh diganggu karena akan manyebabkan bertambahnya waktu akhir
proyek. Penyesuaian hanya dilakukan pada kegiatan tidak kritis, itupun hanya
dengan memundurkan atau memajukan sesuai dengan waktu tunda (float). Waktu
tunda sebenarnya itu yang menentukan derajat fleksibilitas yang dapat
dimanfaatkan perencana dalam usaha meratakan penggunaan tenaga kerja.
12
2.5 Histogram Kebutuhan Sumber Daya
Histogram kebutuhan sumber daya merupakan gambaran mengenal
penetapan kebutuhan tenaga kerja setiap harinya. Langkah-langkah dalam
menyusun histogram kebutuhan sumber daya adalah sebagai berikut (Kelana,
2010):
a. Menghitung produktivitas
Produktivitas tenaga kerja adalah besarnya volume pekerjaan yang
dihasilkan oleh seorang tenaga kerja atau oleh suatu regu tenaga kerja selama
periode tertentu. Rumus dasar produktivitas yaitu sebagai berikut:
Produktivitas tenaga kerja = Indeks x Volume pekerjaanKurun waktu pekerjaan .......................... (2.1)
Produktivitas dapat dihitung melalui harga borongan pekerjaan upah
harian tenaga kerja. Rumus perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Produktivitas per kelompok kerja = Upah harian per kelompok TKHarga borongan satuan pekerjaan ...... (2.2)
b. Menghitung durasi
Durasi kegiatan dapat ditentukan dengan cara perkiraan, bergantung
pada pengalaman. Semakin besar pengalaman semakin akurat dan logis durasi
yang ditentukan. Selain itu, durasi dapt dihitung dengan pendekatan teoritis yaitu
berdasarkan logika perhitungan berdasarkan volume pekerjaan dan produktivitas
tenaga kerja dalam satuan waktu tertentu. Selanjutnya untuk menghitung durasi
hari digunakan rumus sebagai berikut:
T A = VpArPrA ................................................................................................... (2.3)
Dimana:
TA = durasi kegiatan
rPrA = resource production rate untuk kegiatan A
13
VpA = volume kegiatan A
Setelah diketahui besarnya produktivitas yang harus dicapai per hari
diketahui durasi yang diinginkan maka dapat dihitung jumlah tenaga kerja per
hari.
2.6 Batas Maksimum Penggunaan Tenaga Kerja
Keperluan rata-rata tenaga kerja sebagai batas normal penggunaan
tenaga kerja dan keperluan tenaga kerja puncak sebagai batas maksimum
penggunaan tenaga kerja per hari. Nilai batas normal dan batas maksimum
dihitung berdasar jenis tenaga kerja masing-masing dalam hal ini pekerja, mandor,
tukang kayu, tukang batu, dan tukang besi. Rumus perhitungan sebagai berikut
(Kelana, 2010):
Keperluan tenaga kerja rata-rata/hari = Jumlah total keperluan tenaga kerjaTotal hari kerja efektif ..
..........................................................................................................................(2.4)
Keperluan tenaga kerja puncak = 1,7 × keperluan tenaga kerja rata-rata/hari.. (2.5)
2.7 Resources Leveling
Perataan tenaga kerja (resources leveling) merupakan kegiatan untuk
meminimalkan fluktuasi penggunaan sumber daya manusia dalam keseluruhan
aktivitas proyek. Prinsipnya adalah dengan menggeser aktivitas-aktivitas non
kritis dalam waktu tenggang yang tersedia. Karena perataan sumber daya manusia
hanya diterapkan pada aktivitas-aktivitas non kritis, lintasan kritis tetap tidak
diganggu, dan durasi proyek tidak berubah. Perataan sumber daya manusia
(resources leveling) merupakan suatu teknik penjadwalan yang valid yang dapat
digunakan pada proyek-proyek konstruksi, sehingga teknik ini merupakan teknik
yang efisien dalam merencanakan penggunaan tenaga kerja (Kelana, 2010).
14
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara jadwal dan
sumber daya adalah usaha menggunakannya secara efisien. Tenaga kerja yang
sudah bergabung tidak mudah untuk dilepas dan dipanggil kembali sesuai dengan
naik turunnya pekerjaan. Oleh karena itu diusahakan tidak terjadi keperluan yang
naik turun secara tajam, untuk mengatasinya dengan meratakan sumber daya
(resources leveling). Pemerataan sumber daya dapat dikerjakan dengan cara grafis
yaitu menggambar jadwal kegiatan dalam bentuk (bar chart). Sumber daya yang
dibutuhkan untuk setiap kegiatan dijumlah ke bawah dalam satu satuan waktu.
Mencari jalur kritis dan float jarigan kerja kemudian komponen kegiatan nonkritis
diatur dengan menggeser-geser (sebatas float yang tersedia) dan mangusahakan
kebutuhan sumber daya untuk tidak terjadi fluktuasi yang tajam. Ada 2 (dua)
metode untuk melakukan perataan sumber daya manusia (resources leveling) pada
microsoft project, yaitu trial-and-error approach dan block schedule.
2.7.1 Trial-and-error approach
Hal yang pertama-tama dilakukan saat melakukan perataan
menggunakan pendekatan trial-and-error adalah menggambar jadwal kegiatan
dalam bentuk diagram balok (barchart) yang dimulai dari kegiatan-kegiatan kritis
di bagian atas. Sumber daya yang dibutuhkan untuk tiap kegiatan dijumlah ke
bawah dalam satu satuan waktu. Sumber daya untuk kegiatan kritis yang telah
dijumlahkan tersebut berada pada baris terpisah di bawah barchart. Langkah
berikutnya adalah dengan cara mencoba-coba ataupun menggeser-geser kegiatan
non kritis di antara EST dan LST sampai didapat fluktuasi minimum atau pola
tertentu pada diagram penggunaan SDM (Kelana, 2010).
Cara ya ng dilakukan dengan mencoba-coba ataupun menggeser-geser
kegiatan non kritis dilakukan secara manual tanpa bantuan program, sedangkan
dalam microsoft office project sendiri sudah ada fasilitas untuk melakukan
resources leveling yang dilakukan trial pada microsoft office project adalah pada
batasan maksimum unit jumlah tenaga yang tersedia di resources sheet. Dengan
mengubah-ubah nilai batasan maksimum kemudian dilakukan resources leveling
15
maka akan diperoleh beberapa histogram sumber daya yang kemudian setelah itu
dipilih histogram yang paling ideal.
2.7.2 Block schedule
Keterbatasan sumber daya yang terampil sering kali menjadi kendala
tersendiri dalam menyususn kebutuhan sumber daya. Selain keterbatasan sumber
daya yang ada, yang sering juga terjadi adalah keterbatasan ruang atau area kerja
sehingga tidak memungkinkan sumber daya dengan jumlah yang banyak.
Penyusunan grafik sumber daya yang baik dapat juga dilakukan dengan membuat
block schedule. Misal untuk sebuah kegiatan yang jumlah total kebutuhan tenaga
adalah 60 orang, dengan durasi 4 hari, maka per harinya 60/4 atau 15 orang per
harinya, dapat dilihat pada Gambar 2.4
15 15 15 15 = 60 orang
`
Gambar 2.4Sumber
: Block Schedule Merata: Kelana, 2010
Namun yang sering terjadi di lapangan adalah keberadaan tenaga kerja
yang pada awalnya tidak tersedia secara lengkap sehingga pembagian tenaga kerja
tidak memungkinkan untuk merata seperti di atas. Misalnya tenaga kerja yang
akan dipekerjakan didatangkan dari tempat lain (dari desa), pada hari:
1. Pertama, tenaga kerja yang datang hanya 5 orang sehingga hanya 5 orang
yang bekerja pada hari pertama;
2. Kedua, selanjutnya tenaga kerja yang datang 5 orang sehingga sampai pada
hari kedua jumlah yang bekerja 10 orang;
3. Ketiga, kemudian tenaga kerja yang datang 10 orang lagi sehingga pada hari
ketiga yang bekerja 20 orang;
4. Keempat, kemudian tenaga kerja yang datang 5 orang sehingga berjumlah 25
orang.
16
Maka penyusunan sumber dayanya dapat dilihat pada Gambar 2.5 block
schedule tidak merata.
5 10 20 25 = 60 orang
Gambar 2.5Sumber
: Block Schedule Tidak Merata: Kelana, 2010
Terlihat jumlah total kebutuhan tenaga kerjanya adalah sama, yaitu 60
orang dengan durasi yang sama yaitu 4 hari. Perbedaannya adalah pada jumlah
tenaga kerja yang bekerja per harinya sehingga jumlah produktivitas per harinya
berbeda.
2.8 Microsoft Office Project
Kelana (2010) menyatakan, microsoft office project merupakan suatu
program komputer yang banyak digunakan untuk menyusun rencana kerja sebuah
proyek konstruksi. Project atau dalam bahasa sehari-hari disebut dengan proyek
merupakan suatu rangkaian kerja yang dimulai dari tahap perencanaan sampai
pada tahap akhir. Penggunaaan microsoft office project dapat memperoleh rincian
seluruh komponen kerja secara detail. Hal-hal yang perlu dilakukan bila memiliki
sebuah proyek adalah:
a. Melakukan perencanaan dan penjadwalan, serta pelibatan pihak-pihak yang
berkompeten dalam proyek tersebut;
b. Setelah itu masuk ke dalam proses penentuan jenis-jenis pekerjaan (task),
sumber daya yang diperlukan (resources) baik sumber daya manusia maupun
material, biaya yang diperlukan (cost), juga jadwal kerja (schedule) kapan
pekerjaan dimulai dan kapan pekerjaan sudah harus selesai. Jika semua hal
tersebut telah ditentukan dan disetujui oleh semua pihak maka kita telah
mempunyai rencana dasar (baseline);
17
c. Selanjutnya rencana tersebut harus dijalankan dan perkembangannya harus
terus dipantau dalam sebuah tahapan tracking. Apabila pekerjaan belum
selesai maka harus dilakukan penjadwalan ulang (rescheduling).
Data yang telah didapat dari hasil perhitungan sebelumnya berupa
urutan kegiatan, durasi masing-masing kegiatan, hubungan kegiatan (constraints)
dengan metode PDM dan kebutuhan tenaga kerja yang diperoleh dari perhitungan
produkitivitas dan durasi sebelumnya, kemudian diinput ke dalam lembaran kerja
awal pada software microsot office project. Berikut ini proses pengisian datanya:
1. Data kegiatan proyek dimasukkan dengan mengetikkan pada kolom task
name, waktu kegiatan pada kolom durasi, dan untuk kolom start dan finish
akan terisi sendiri;
2. Masukkan hubungan ketergantungan “sebelum” pada kolom predessor, pada
kolom ini hubungan kegiatannya adalah nomor ID-nya, misalkan pekerjaan
persiapan dengan 2, pembersihan lokasi proyek dengan 3, dan seterusnya.
Pada lembaran kanan (grafik gantt chart) akan tergambar dengan sendirinya
bart chart tersebut dengan hubungan keterkaitannya;
3. Mengubah tampilan, microsoft project terdiri dari beberapa tampilan, yaitu:
calendar, gantt chart, network diagram, task usage, resources graph,
resources sheet, resources usage. Penukaran tampilan dapat dilakukan
dengan memilih view, dan menentukan tampilan yang dikehendaki misalnya
network diagram;
4. Memasukkan sumber daya manusia pada setiap kegiatan terlebih dahulu
mengubah tampilannya gantt chart menjadi resources sheet dengan cara
memilih menu view, resources sheet.
Lembaran kerja sumber daya tersebut terdiri dari beberapa kolom,
namun yang akan digunakan hanya beberapa saja, yaitu:
a. Resources Name, yaitu nama sumber daya. Namun sumber daya dapat berupa
tenaga, dalam penelitian ini yang diteliti hanya pekerja, tukang kayu, tukang
gali, tukang batu, dan tukang besi;
b. Type, untuk menentukan apakah sumber dayanya termasuk work atau
material;
18
c. Initials, awal atau singkatan nama sumber daya;
d. Group, bila ingin mengelompokkan sumber daya;
e. Max unit, jumlah sumber daya terbanyak yang tersedia.
Kembali ke tampilan gantt chart untuk memasukkan sumber daya ke
tiap-tiap kegiatan, kemudian pilih icon assign resources sehingga akan muncul
menu sumber daya. Kursor diletakkan pada kegiatan yang akan diisikan sumber
daya kemudian isi menu assign resources dengan jumlah tenaga sesuai dengan
hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja pada perhitungan sebelumnya, kemudian
mengulangi pada kegiatan selanjutnya sampai selesai.
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan adalah observasi/survei di
lapangan, mengambil data-data yang diperlukan, melakukan studi kepustakaan
dan pengolahan data, menganalisis data yang diperoleh. Penelitian bertujuan
untuk menganalisa kembali pengendalian tenaga kerja dengan metode resources
leveling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif,
yaitu penelitian yang menggambarkan kondisi proyek tertentu dengan analisis
data-data yang ada.
Analisis data menggunakan metode analitis dan deskriptif. Analitis
berarti data yang sudah ada diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil
akhir yang dapat disimpulkan. Sedangkan deskriptif maksudnya adalah dengan
memaparkan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak serta kesimpulan dari
hasil analisis. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A. 3.1
Halaman 46.
3.1 Lokasi Penelitian
Perlunya menghindari penelitian yang terlalu luas agar dapat
memberikan arah yang lebih baik maka diperlukan pembatasan-pembatasan.
Adapun lokasi yang menjadi wilayah dalam penelitian ini adalah proyek
pembangunan gedung gedung poli, ADM, KIA dan ruang bersalin yang terletak di
Desa Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.
3.2 Metode Pengumpulan Data
20
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan tenaga kerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk
mendukung analisis tersebut, Penulis mengambil contoh sebagai studi kasus yaitu
pembangunan gedung poli, ADM, KIA dan ruang bersalin di Nagan Raya. Untuk
mempermudah analisis diperlukan data yang berkaitan langsung dengan proyek
tersebut. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari
pihak terkait atau pihak pelaksana proyek yaitu konsultan pengawas CV. Joint
Stucture Design. Adapun data tersebut antara lain:
a. Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan;
b. Time schedule dan gambar rencana pelaksanaan proyek;
c. Daftar analisa harga upah dan bahan.
III.3 Metode Analisis Data
Tahapan dalam analisis data merupakan urutan langkah yang
dilaksanakan secara sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga
didapat analisis yang akurat untuk mencapai tujuan penulisan. Data terkait yang
telah dikumpulkan yang bersumber dari pihak-pihak terkait berdasarkan metode
pengumpulan data yang dilakukan Penulis.
Data-data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian diolah dan
dianalisis dengan tahapan-tahapan sebagai sebagai berikut:
1. Menghitung produktivitas tenaga kerja dan durasi
Untuk menyusun jaringan kerja dibutuhkan durasi dari masing-masing
kegiatan tersebut. Produktivitas dan durasi dan rincian tenaga kerja dari tiap
jenis pekerjaan diperoleh dari pengolahan data RAB dan gambar kerja dengan
bantuan daftar analisa pekerjaan SNI, daftar upah dan bahan satuan
pekerjaan. Produktivitas tenaga kerja dihitung dengan menggunakan rumus
persamaan 2.1 dan persamaan 2.2, sedangkan untuk menghitung durasi
digunakan rumus persamaan 2.3 yang telah dijelaskan pada Bab II.
2. Menghitung kebutuhan tenaga kerja
21
Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dnegan menjumlahkan tenaga kerja
yang digunakan oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada hari yang
sama. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan bobot
dan nilai fisik dari masing-masing kegiatan. Kebutuhan tenaga kerja dapat
dihitung dengan menggunkan rumus persamaan 2.4 dan persamaan 2.5 yang
telah dijelaskan pada Bab II.
3. Menentukan hubungan ketegantungan antar kegiatan
Pada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya.
Menyusun urutan atau hubungan antar kegiatan berdasarkan urutan
ketergantungan (constraints dengan metode PDM menggunakan software
microsoft office project). Susunan tersebut berdasarkan rincian tenaga kerja
yang dibutuhkan dan durasi dari tiap pekerjaan.
4. Menyusun histogram tenaga kerja
Histogram sumber daya menggambarkan kebutuhan tenaga kerja setiap hari
selama waktu pelaksanaan proyek. Dengan adanya histogram SDM dapat
diketahui kebutuhan tenaga kerja pada hari-hari berlangsungnya proyek baik
dari segi jumlah maupun dari segi jenis tenaga kerja yang dibutuhkan.
Pembuatan histogram sumber daya menggunakan microsoft office project.
5. Melakukan resources leveling
Proses leveling tenaga kerja dilakukan dalam 3 tahapan yang mana masing-
masing tahapan mempunyai cara yang berbeda, yaitu:
- Proses yang pertama dilakukan dengan cara mengubah-ubah batas
maksimum penggunaan tenaga kerja yang ada pada resources sheet di
bagian max unit dilakukan perubahan secara bertahap sehingga yang
dapat dilakukan leveling hanya pada jenis tenaga kerja tertentu
berdasarkan perhitungan. Kemudian selanjutnya proses leveling dilakukan
secara simultan.
- Proses leveling yang kedua ini dilakukan dengan cara manual, yaitu
dengan menggeser-geser kegiatan yang nonkritis di dalam ruang
senggangnya (float).
22
Proses Analisis Data Menggunakan Microsoft Office Project:
Membuat jaringan kerja menggunakan metode PDM;Menyusun Histogram Tenaga Kerja;
Melakukan Proses Resources Leveling guna mendapatkan histogram alokasi tenaga kerja yang ideal.
Data:
RAB;Time Schedule;
Daftar Analisa Harga Upah dan Bahan
Selesai
Mulai
Hasil Analisis Data:
Didapatkan rencana penjadwalan proyek menggunakan metode PDM;
Didapatkan jumlah tenaga kerja yang ideal;Didapatkan alokasi tenaga kerja yang optimal sebelum dan
sesudah dilakukannya proses resources leveling .
- Proses leveling yang ketiga sebenarnya hanya langkah penyempurnaan
agar didapat grafik sumber daya yang ideal, yaitu dengan cara mem-
variasikan kebutuhan tenaga kerja per hari pada kegiatan non kritis.
Proses data yang akan diinput setelah dikumpulkan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
23
Gambar3.1 : Proses Data Input
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan tentang hasil dan pembahasan dari studi mengenai penjadwalan tenaga kerja menggunakan alat bantu microsoft office project. Perhitungan yang dilakukan pada Proyek Pembangunan gedung poli, ADM, KIA dan ruang bersalin di
Desa Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya ini berdasarkan pada beberapa literatur, yaitu dengan cara pengolahan data yang meliputi data-data yang diberikan oleh perusahaan dan keseluruhan perhitungan Penulis sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, tinjuan kepustakaan serta metode yang digunakan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.
4.1 Hasil
Proyek pembangunan gedung Poli, Administrasi (ADM), Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dan Ruang bersalin berlangsung selama 93 hari, yaitu dimulai
tanggal 08 September 2014 dan berakhir pada tanggal 09 Desember 2014. Proyek
inii menghabiskan anggaran sebesar Rp1.968.331.620,85 (Satu Milyar Sembilan
Ratus Enam Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Tiga Puluh Satu Ribu Enam Ratus
Dua Puluh Koma Delapan Puluh Lima Rupiah).
24
4.1.1 Kebutuhan tenaga kerja
Sebelum melakukan penjadwalan tenaga kerja, terlebih dahulu perlu
dihitung kebutuhan tenaga kerja untuk setiap item-item pekerjaan pada proyek ini.
Berdasarkan durasi pada time schedule proyek (dapat dilihat pada Lampiran B
Tabel B. 4. 1 halaman 54), rencana anggaraan biaya dan daftar analisa pekerjaan
(dapat dilihat pada Lampiran B Tabel B 4. 2 halaman 55-56 dan Tabel B. 4. 3
halaman 57-75), maka dapat dihitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Jumlah kebutuhan tenaga kerja ini yang akan diinput ke dalam software microsoft
office project untuk kemudian dilakukan resources leveling. Perhitungan beberapa
pekerjaannya yaitu sebagai berikut:
1. Galian tanah biasa pondasi menerus
Volume (V) = 134,61 m3
Durasi pekerjaan ( D ) = 5 hari
Indeks Analisa Kerja (N)
- Pekerja = 0,750
- Mandor = 0,025
Jumlah tenaga kerja (n) =
N×VD
- Pekerja =
0,750×134 ,615 = 20,19 20 OH
- Mandor =
0,025×134 ,615 = 0,673 1 OH
Tenaga kerja yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah biasa
pondasi menerus adalah pekerja dan mandor, sesuai dengan analisa satuan
pekerjaan yang digunakan pada proyek ini. Berdasarkan perhitungan di atas dapat
diketahui, untuk menggali tanah biasa pondasi menerus sebanyak 134,61 m3
selama 5 hari dibutuhkan pekerja sebanyak 20 OH dan mandor sebanyak 1 OH.
2. Urugan pasir bawah pondasi
Volume (V) = 16,03 m3
Durasi pekerjaan (D) = 1 hari
Indeks Analisa Kerja (N)
25
- Pekerja = 0,300
- Mandor = 0,010
Jumlah tenaga kerja (n) =
N×VD
- Pekerja =
0,300×16 , 0251 = 4,808 5 OH
- Mandor =
0,010×16 , 0251 = 0,160 1 OH
Tenaga kerja yang digunakan untuk pekerjaan urugan pasir bawah
pondasi adalah pekerja dan mandor, sesuai dengan analisa satuan pekerjaan yang
digunakan pada proyek ini. Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui,
untuk mengurug pasir bawah pondasi sebanyak 16,03 m3 selama 1 hari
dibutuhkan pekerja sebanyak 5 OH dan mandor sebanyak 1 OH.
3. Pasangan Batu Kosong (Aanstamping)
Volume (V) = 22,44 m3
Durasi pekerjaan (D) = 1 hari
Indeks Analisa Kerja (N)
- Pekerja = 0,780
- Tukang batu = 0,390
- Kepala Tukang = 0,039
- Mandor = 0,039
Jumlah tenaga kerja (n) =
N×VD
- Pekerja =
0,780×22,441 = 17,499 17 OH
- Tukang batu =
0,390×22,441 = 8,750 9 OH
- Kepala tukang =
0,039×22,441 = 0,875 1 OH
- Mandor =
0,039×22,441 = 0,875 1 OH
26
Tenaga kerja yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu kosong
(aanstamping) adalah pekerja, tukang batu, kepala tukang dan mandor, sesuai
dengan analisa satuan pekerjaan yang digunakan pada proyek ini. Berdasarkan
perhitungan di atas dapat diketahui, untuk memasang batu kosong (aanstamping)
sebanyak 22,44 m3 selama 1 hari dibutuhkan pekerja sebanyak 17 OH, tukang
batu sebanyak 9 OH, kepala tukang sebanyak 1 OH dan mandor sebanyak 1 OH.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat masing-masing kebutuhan
tenaga kerja pada setiap pekerjaan. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan
kebutuhan tenaga kerja untuk keseluruhan jenis pekerjaan dapat di lihat pada
Lampiran C. 4. 1 sampai C. 4. 11 halaman 77-117. Adapun kebutuhan tenaga
kerja secara keseluruhan untuk setiap pekerjaan berdasarkan time schedule pada
proyek ini dirangkum dalam Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Kebutuhan Tenaga Kerja
NO URAIAN PEKERJAAN DTenaga Kerja
M KT P TB/P TK TC
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lahan 4 1 15
2 Pasangan Bouwplank 2 1 1 6 6
3 Pengadaan / Sewa Direksi Keet 2 1 7
4 Dokumentasi dan Administrasi 4 1
5 Papan Nama Proyek 1 1
6 Pagar Pengaman Proyek (dari Seng BJLS) 2 14
7 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) 93 1
8 Air dan Listrik Kerja 1 2
B PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
1 Galian Tanah Biasa Pondasi Menerus 5 1 20
2 Urugan Kembali Bekas Galian 2 1 4
3 Urugan Tanah Bawah Lantai 4 1 29
4 Urugan Tanah Bawah Saluran 1 1 2
5 Urugan Pasir Bawah Lantai 1 1 18
27
6 Urugan Tanah Taman 1 1 7
7 Urugan Pasir Bawah Pondasi 1 1 5
C PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 Pas Batu Kosong (Aanstamping) 1 1 1 17 9
2 Pondasi Batu Gunung 7 1 1 21 10
3 Lantai Kerja Rabat Beton untuk Saluran 1 1 1 5 1
4 Pondasi Ampak 7 1 1 22 5 5
5 Pek. Besi Angker θ 12 dari Sloof ke Pondasi Menerus 7 1 1 1 1
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Kebutuhan Tenaga Kerja (Lanjutan 2/4)
NO URAIAN PEKERJAAN DTenaga Kerja
M KT P TB/
PTK TC
6 Pek. Sloof 20 x 30 cm 16 1 1 34 9 4
7 Pek. Kolom 30 x 30 cm 7 1 1 16 5 3
8 Pek. Kolom 20 x30 cm 14 1 1 23 6 5
9 Pek. Kolom Praktis 13 x 13 cm 5 1 1 6 3 1
10 Pek. Balok Latai 13 x 13 cm 5 1 1 15 5 2
11 Pek. Balok 15 x 20 cm 6 1 1 15 3 4
12 Pek Ring Balok 18 x 25 cm 15 1 1 23 7 4
13 Plat Daag 5 1 1 11 5 1
14 Pek. Portal Gawang Pintu 30 x 30 cm 4 1 1 5 2 1
D PEKERJAAN PASANGAN BATA DAN DINDING
1 Pasangan Bata 1 : 2 4 1 1 8 3
2 Pasangan Bata 1 : 4 16 1 1 14 5
3 Plesteran Bata 1 : 2 4 1 1 16 8
4 Plesteran bata 1 : 4 16 1 1 28 14
5 Pek. Acian Dinding 12 1 1 28 14
6 Pek. Acian Kolom 30 x 30 cm 4 1 1 5 3
7 Pek. Relif Dinding Horizontal dan Kolom Teras 1 1 2
8 Pasangan Bata Rollag Teras Dalam 1 : 4 3 1 1 4 1
28
9 Plateran Rollag Teras Dalam 3 1 1 4 2
10 Pasangan Bata Taman 1 : 4 4 1 1 5 2
11 Plasteran Bata Taman 1 : 4 3 1 1 13 6
E PEKERJAAN LANTAI
1 Lantai Keramik 40 x 40 cm Polished 19 1 1 24 12
2 Lantai Keramik Teras Luar 40 x 40 cm unpolished 7 1 1 7 4
3 Lantai Keramik KM 20 x 20 cm 3 1 1 6 3
4 Keramik Pinggang KM 10 x 20 cm 2 1 1 2 2
5 Keramik Dinding 20 x 35 cm 4 1 1 15 7
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Kebutuhan Tenaga Kerja (Lanjutan 3/4)
NO URAIAN PEKERJAAN DTenaga Kerja
M KT P TB/P TK TC
6 Pas. Rollag Bata Tangga 1 : 4 3 1 1 4 1
7 Beton Cor Lantai 1 1 1 13 4
8 Lantai Rabat Beton K.100 tangga mobil 1 1 1 6 2
F PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA
1 Pintu Type P1 1 1 2
2 Pintu Type P2 1 1 2
3 Pintu Type P3 2 1 4
4 Pintu Jendela Type P4 2 1 4
5 Pintu Type P5 2 1 4
6 Jendela Type J1 4 1 4
7 Jendela Type J2 4 1 4
8 Jendela Type J3 4 1 4
9 Jendela Type JK 1 1 2
10 Ventilasi untuk pintu P3 3 1 4
11 Ventilasi untuk pintu jendela P4 2 1 2
12 Ventilasi V1 1 1 2
13 Ventilasi V2 1 1 1
G PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
1 Pek. Kuda kuda Rangka Baja Ringan C-100 7 1 10
29
2 Pek. Penutup Genteng Aluminium Bj. 0.30 7 1 1 12 12
3 Pek. Listplank Kayu 4 1 1 5 10
4 Pek. Rabung Genteng 7 1 1 12 6
5 Pek. Pelapisan Aquaprof di Plat Dag 1 1 2
6 Pek. Plafond (Sunda Plafond) Termasuk Rangka Furing dan Pengecatan 14 1 10
7 List Plafond L 8 x 8 cm 5 1 7
H PEKERJAAN CAT
1 Pek. Cat Dinding Tembok 8 1 1 4 13
2 Pek. Cat Kayu Lisplank 3 1 1 1 1
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Kebutuhan Tenaga Kerja (Lanjutan 4/4)
NO URAIAN PEKERJAAN D
Tenaga Kerja
M KT P TB/P TK TC
I PEKERJAAN SANITASI
1 Klosed Duduk 2 1 1 3 4
2 Kran Air 1/2 inch 1 1 1 1 1
3 Bak Kamar Mandi Fiber 3 3
4 Floor Drain 2 3
5 Wastafel 1 1 1 2 3
6 Pipa PVC 4" 5 1 5
7 Pipa PVC 3/4" 3 1 1 2 3
8 Instalasi Air Bersih 2 3
9Instalasi Air Kotor Termasuk Pipa Buangan ke Septick Tank dan ke saluran pembuang utama
2 3
10 Septick Tank + Resapan + Box Kontrol 3 1 3
13 Ventilasi V2 1 1 1
J PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1 Instalasi Meteran Listrik 2 2
2 Instalasi Panel Utama 2 2
3 Lampu TL 2 x 36 Watt Recessed Mounted (inbow) 3 3
4 Down Light PLC 2 x 19 watt' 5 3
5 Saklar Ganda 1 2
30
6 Saklar Tunggal 2 3
7 Pek. Stop Kontak 200 W+Istalasi (c/w. Kabel NYM 3 x 2,5 mm²) 2 3
8 Pek. Pemasukan Arus Listrik 30A 1 3
9 Pek. Instalasi Titik Kontak (c/w. Kabel NYM 2 x 2,5 mm²) 6 5
K PEKERJAAN LAIN LAIN
1 Pagar Kayu Keliling Ruang Serba Guna 2 1 5
2 Lantai Kerja Tangga 1 1 1 3 1
3 Tanah Timbun Tangga 1 1 3
4 Tralis Saluran 2 1 5
5 List Beton Jendela Depan 1 1 1 1 1 Keterangan:
D : Durasi TB/P : Tukang Batu/Pipa
M : Mandor TK : Tukang Kayu
KT : Kepala Tukang TC : Tukang Cat
P : Pekerja
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat durasi dan kebutuhan tenaga
kerja untuk setiap item pekerjaan. Kemudian data dari tabel di atas selanjutnya
diinput ke dalam microsoft office project untuk mengetahui jumlah dan
penjadwalan tenaga kerja sebelum dan sesudah dilakukan proses leveling.
4.1.2 Jaringan kerja Precedence Diagram Method (PDM)
Setelah mengetahui durasi dan kebutuhan tenaga kerja untuk tiap-tiap
item pekerjaan pada proyek ini, dilanjutkan dengan membuat jaringan kerja
menggunakan metode PDM dengan bantuan microsoft office project 2013.
Sebelum menyusun jaringan kerja, terlebih dahulu dimasukkan keterangan
“sebelum” ataupun “sesudah” ke dalam kolom predecessors yang dapat dilihat
pada Tabel 4. 1.
Tabel 4. 2 Logika Saling Ketergantungan PredecFessors
No Task Name Duration Start Finish Predecessors
31
1PEMBANGUNAN GEDUNG POLI, ADM, KIA DAN RUANG BERSALIN
93 days Mon 9/8/14 Tue 12/9/14
2 PEKERJAAN PERSIAPAN 7 days Mon 9/8/14 Sun 9/14/14
3 Pembersihan Lahan 4 days Mon 9/8/14 Thu 9/11/14
4 Pasangan Bouwplank 2 days Fri 9/12/14 Sat 9/13/14 3
5 Pengadaan/Sewa Direksi Keet 2 days Sat 9/13/14 Sun 9/14/14 4FS-1 day
6 Dokumentasi dan Administrasi 4 days Mon 9/8/14 Thu 9/11/14
7 Papan Nama Proyek 1 day Mon 9/8/14 Mon 9/8/14 3SS
8 Pagar Pengaman Proyek (dari Seng BJLS) 2 days Fri 9/12/14 Sat 9/13/14 4SS
9 Air dan Listrik Kerja 1 day Fri 9/12/14 Fri 9/12/14 4SS
Tabel 4. 2 Logika Saling Ketergantungan Predecessors (Lanjutan 2/6)
No Task Name Duration Start Finish Predecessors
10 PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN 43 days Sun 9/14/14 Sun 10/26/14 2FS-1 day
11 Galian Tanah Biasa Pondasi Menerus 5 days Sun 9/14/14 Thu 9/18/14 4
12 Urugan Kembali Bekas Galian 2 days Sun 10/19/14 Mon 10/20/14 11FS+17 days
13 Urugan Tanah Bawah Lantai 7 days Sun 10/19/14 Sat 10/25/14 12SS
14 Urugan Tanah Bawah Saluran 1 day Sun 10/19/14 Sun 10/19/14 13SS
15 Urugan Pasir Bawah Lantai 1 day Sat 10/18/14 Sun 10/19/14 13SF
16 Urugan Tanah Taman 1 day Sun 10/26/14 Sun 10/26/14 13
17 Urugan Pasir Bawah Pondasi 1 day Thu 9/18/14 Thu 9/18/14 11FF
18 PEKERJAAN BETON BERTULANG 53 days Fri 9/19/14 Mon 11/10/14 2,10SS+5
days
19 Pas Batu Kosong (Aanstamping) 1 day Fri 9/19/14 Fri 9/19/14 17SS
20 Pondasi Batu Gunung 7 days Fri 9/19/14 Thu 9/25/14 19SS
21 Lantai Kerja Rabat Beton untuk Saluran 1 day Sat 10/18/14 Sun 10/19/14 14SF
22 Pondasi Ampak 7 days Mon 9/22/14 Sun 9/28/14 20FS-4 days
32
23 Pek. Besi Angker θ 12 dari Sloof ke Pondasi Menerus 7 days Fri 9/19/14 Thu 9/25/14 20SS
24 Pek. Sloof 20 x 30 cm 16 days Fri 9/26/14 Sat 10/11/14 20
25 Pek. Kolom 30 x 30 cm 7 days Fri 10/10/14 Thu 10/16/14 24FS-2 days
26 Pek. Kolom 20 x30 cm 14 days Sat 10/4/14 Fri 10/17/14 24SS+8 days
27 Pek. Kolom Praktis 13 x 13 cm 5 days Mon 10/13/14 Fri 10/17/14 26FF
28 Pek. Balok Latai 13 x 13 cm 5 days Mon 10/13/14 Fri 10/17/14 27SS
29 Pek. Balok 15 x 20 cm 6 days Sat 10/4/14 Thu 10/9/14 24FF-2 days
30 Pek Ring Balok 18 x 25 cm 15 days Sat 10/18/14 Sat 11/1/14 26
31 Plat Daag 5 days Sun 11/2/14 Thu 11/6/14 30
32 Pek. Portal Gawang Pintu 30 x 30 cm 4 days Fri 11/7/14 Mon 11/10/14 31
Tabel 4.2 Logika Saling Ketergantungan Predecessors (Lanjutan 3/5)
No Task Name Duration Start Finish Predecessors
33 PEKERJAAN PASANGAN BATA DAN DINDING 51 days Mon 9/29/14 Tue 11/18/14 18SS+10 days
34 Pasangan Bata 1 : 2 4 days Mon 9/29/14 Thu 10/2/14 24SS+3 days
35 Pasangan Bata 1 : 4 16 days Fri 10/3/14 Sat 10/18/14 34
36 Plesteran Bata 1 : 2 4 days Fri 10/17/14 Mon 10/20/14 35FS-2 days
37 Plesteran bata 1 : 4 16 days Tue 10/21/14 Wed 11/5/14 36
38 Pek. Acian Dinding 12 days Sun 11/2/14 Thu 11/13/14 37FS-4 days
39 Pek. Acian Kolom 30 x 30 cm 4 days Mon 11/10/14 Thu 11/13/14 38FF
40 Pek. Relif Dinding Horizontal dan Kolom Teras 1 day Tue 11/18/14 Tue 11/18/14 39
41 Pasangan Bata Rollag Teras Dalam 1 : 4 3 days Mon 9/29/14 Wed 10/1/14 34SS
42 Plateran Rollag Teras Dalam 3 days Mon 10/20/14 Wed 10/22/14 36FF
43 Pasangan Bata Taman 1 : 4 4 days Sun 11/9/14 Wed 11/12/14 35FS+15 days
44 Plasteran Bata Taman 1 : 4 3 days Thu 11/13/14 Sat 11/15/14 43
45 PEKERJAAN LANTAI 30 days Sun 11/9/14 Mon 12/8/1468FS-25
days,33FS-10 days
46 Lantai Keramik 40 x 40 cm Polished 19 days Sun 11/9/14 Thu 11/27/14
13FS+14 days,70FS-4
days47 Lantai Keramik Teras Luar 40 x 7 days Fri 11/28/14 Thu 12/4/14 46
33
40 cm unpolished48 Lantai Keramik KM 20 x 20 cm 3 days Fri 12/5/14 Sun 12/7/14 47
49 Keramik Pinggang KM 10 x 20 cm 2 days Wed 12/3/14 Fri 12/5/14 48SF
50 Keramik Dinding 20 x 35 cm 4 days Mon 12/1/14 Fri 12/5/14 49FF51 Pas. Rollag Bata Tangga 1 : 4 3 days Thu 12/4/14 Sun 12/7/14 102SF
52 Beton Cor Lantai 1 day Mon 12/8/14 Mon 12/8/14 53
53 Lantai Rabat Beton K.100 tangga mobil 1 day Sun 12/7/14 Sun 12/7/14 51
54 PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA 19 days Sun 10/5/14 Thu 10/23/14 33SS+6 days
55 Pintu Type P1 1 day Sun 10/5/14 Sun 10/5/14 35SS+2 days
56 Pintu Type P2 1 day Mon 10/6/14 Mon 10/6/14 55SS
57 Pintu Type P3 2 days Tue 10/7/14 Wed 10/8/14 56
Tabel 4. 2 Logika Saling Ketergantungan Predecessors (Lanjutan 4/5)
No Task Name Duration Start Finish Predecessors
58 Pintu Jendela Type P4 2 days Thu 10/9/14 Fri 10/10/14 57
59 Pintu Type P5 2 days Sat 10/11/14 Sun 10/12/14 58
60 Jendela Type J1 4 days Mon 10/13/14 Thu 10/16/14 59
61 Jendela Type J2 4 days Fri 10/17/14 Mon 10/20/14 60
62 Jendela Type J3 4 days Thu 10/9/14 Sun 0/12/14 57
63 Jendela Type JK 4 days Fri 10/17/14 Mon 10/20/14 61SS
64 Ventilasi untuk pintu P3 3 days Tue 10/21/14 Thu 10/23/14 63
65 Ventilasi untuk pintu jendela P4 2 days Tue 10/21/14 Wed 10/22/14 64SS
66 Ventilasi V1 1 day Tue 10/21/14 Tue 10/21/14 65SS
67 Ventilasi V2 1 day Tue 10/21/14 Tue 10/21/14 66SS
68 PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND 30 days Sun 11/2/14 Mon 12/1/14 18FS-9
days,54
69 Pek. Kuda kuda Rangka Baja Ringan C-100 7 days Sun 11/2/14 Sat 11/8/14 30
70 Pek. Penutup Genteng Aluminium Bj. 0.30 7 days Thu 11/6/14 Wed 11/12/14 69FS-3
days71 Pek. Listplank Kayu 4 days Thu 11/13/14 Sun 11/16/14 70
72 Pek. Rabung Genteng 7 days Tue 11/18/14 Mon 11/24/14 71
73 Pek. Pelapisan Aquaprof di Plat Daag 1 day Mon
11/24/14 Mon 11/24/14 72FF
34
74Pek. Plafond (Sunda Plafond) Termasuk Rangka Furing dan Pengecatan
14 days Tue 11/18/14 Mon 12/1/14 72SS
75 List Plafond L 8 x 8 cm 5 days Thu 11/27/14 Mon 12/1/14 74FF
76 PEKERJAAN CAT 10 days Sun 11/30/14 Tue 12/9/14 68FS-2 days
77 Pek. Cat Dinding Tembok 8 days Sun 11/30/14 Sun 12/7/14 74FS-2 days
78 Pek. Cat Kayu Lisplank 3 days Sun 12/7/14 Tue 12/9/14 77FS-1 day
79 PEKERJAAN SANITASI 8 days Mon 11/24/14 Mon 12/1/14
76SS-7 days,68FS-
9 days80 Klosed Duduk 2 days Thu 11/27/14 Fri 11/28/14 75SS
81 Kran Air 1/2 inch 1 day Sat 11/29/14 Sat 11/29/14 80
82 Bak Kamar Mandi Fiber 3 days Fri 11/28/14 Sun 11/30/14 80SS+1 dayTabel 4. 2 Logika Saling Ketergantungan Predecessors (Lanjutan 5/5)
No Task Name Duration Start Finish Predecessors
83 Floor Drain 2 days Fri 11/28/14 Sat 11/29/14 80SS+1 day
84 Wastafel 1 day Thu 11/27/14 Thu 11/27/14 80SS
85 Pipa PVC 4" 5 days Mon 11/24/14 Fri 11/28/14 80SS-3 days
86 Pipa PVC 3/4" 3 days Sat 11/29/14 Mon 12/1/14 85
87 Instalasi Air Bersih 2 days Sat 11/29/14 Sun 11/30/14 80
88Instalasi Air Kotor Termasuk Pipa Buangan ke Septick Tank dan ke saluran pembuang utama
2 days Sun 11/30/14 Mon 12/1/14 89FF
89 Septick Tank + Resapan + Box Kontrol 3 days Sat
11/29/14 Mon 12/1/14 80
90 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 13 days Tue 11/18/14 Sun 11/30/14 68SS+16
days,54
91 Instalasi Meteran Listrik 2 days Tue 11/18/14 Wed 11/19/14 74SS
92 Instalasi Panel Utama 2 days Thu 11/20/14 Fri 11/21/14 91
93 Lampu TL 2 x 36 Watt Recessed Mounted (inbow) 3 days Tue 11/25/14 Thu 11/27/14 74FS-7 days
94 Down Light PLC 2 x 19 watt' 5 days Tue 11/25/14 Sat 11/29/14 93SS
95 Saklar Ganda 1 day Fri 11/28/14 Fri 11/28/14 93
96 Saklar Tunggal 2 days Fri 11/28/14 Sat 11/29/14 95SS
35
97Pek. Stop Kontak 200 W+Istalasi (c/w. Kabel NYM 3 x 2,5 mm²)
2 days Fri 11/28/14 Sat 11/29/14 96SS
98 Pek. Pemasukan Arus Listrik 30A 1 day Sun 11/30/14 Sun 11/30/14 97
99 Pek. Instalasi Titik Kontak (c/w. Kabel NYM 2 x 2,5 mm²) 6 days Sat 11/22/14 Thu 11/27/14 92
100 PEKERJAAN LAIN LAIN 3 days Sun 12/7/14 Tue 12/9/14 4FS-2 days
101 Pagar Kayu Keliling Ruang Serba Guna 1 day Sun 12/7/14 Sun 12/7/14 44
102 Lantai Kerja Tangga 1 day Sun 12/7/14 Sun 12/7/14 101SS
103 Tanah Timbun Tangga 1 day Mon 12/8/14 Mon 12/8/14 102
104 Tralis Saluran 2 days Sun 12/7/14 Mon 12/8/14 101SS
105 List Beton Jendela Depan 1 day Tue 12/9/14 Tue 12/9/14 104
Keterangan:
SS : Start to start FS : Finish to start
FF : Finish to finish SF : Start to finish
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat, pada pekerjaan urutan 94 yaitu
Down Light PLC 2 x 19 watt bersamaan (SS) dengan pekerjaan urutan 93 yaitu
Lampu TL 2 x 36 Watt Recessed Mounted (inbow) dan seterusnya. Setelah
ditentukan logika saling ketergantungan atau predecessors diisi, tanggal start dan
finish pun otomatis akan terisi. Kemudian selanjutnya grafik bar chart juga akan
tergambar otomatis pada lembar kerja microsoft office project tersebut, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1
36
Gambar 4.1 : Lembar Kerja, Predecessors dan Bar Chart
Berdasarkan gambar lembar kerja, predecessors dan bar chart di atas
dapat dilihat hubungan saling ketergantungan antara setiap kegiatan dalam proyek
dan juga bar chart, untuk lebih jelasnya bar chart sebelum dan setelah leveling
dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A. 4. 1 dan A. 4. 2 halaman 50-51. Pada
gambar bar chart yang berwarna merah menunjukkan kegiatan pekerjaan kritis.
Kemudian dari lembar kerja di atas dapat diubah tampilannya ke dalam network
diagram yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.
37
Gambar 4.2 : Network Diagram Metode PDM
Tanda panah dan kotak yang berwarna merah pada network diagram
metode PDM di atas merupakan tanda kegiatan pekerjaan yang kritis. Lebih jelas
dan lengkapnya mengenai network diagram pada penelitian ini (sebelum dan
sesudah dilakukannya proses leveling) dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.
4. 3 dan A. 4. 4 halaman 52-53.
4.1.3 Histogram tenaga kerja
Histogram tenaga kerja dapat langsung dilihat pada menu tampilan
microsoft office project yang lain setelah semua data terisi. Histogram tenaga
kerja ini terdiri dari histogram untuk mandor (batas maksimum 6 orang/hari),
kepala tukang (batas maksimum 5 orang/hari), pekerja (batas maksimum 84
orang/hari), tukang batu/pipa (batas maksimum 31 orang/hari), tukang kayu (batas
maksimum 13 orang/hari) dan tukang cat (batas maksimum 18 orang/hari).
Potongan tampilan histogram tenaga kerja pada microsoft office project dapat
dilihat pada Gambar 4.3.
38
Gambar 4.3 : Histogram Tenaga Kerja
Dari gambar di atas dapat dilihat histogram yang berwarna merah
merupakan jumlah tenaga kerja yang overallocated, maka perlu dilakukan
resources leveling atau perataan tenaga kerja. Tenaga kerja yang dihitung dan
dijadwalkan berdasarkan schedule dari proyek atau sebelum dilakukan leveling
dan sesudah leveling. Selanjutnya histogram disusun kembali dalam bentuk
gabungan dari semua jenis tenaga kerja yang ada. Sehingga memudahkan
dalam melihat secara umum gambaran dari hasil penelitian.
1. Histogram sebelum leveling
Histogram kebutuhan tenaga kerja yang merupakan gabungan dari
pekerja, tukang batu/pipa, tukang kayu, tukang cat, kepala tukang, dan mandor
sebelum leveling yang berdurasi selama 93 hari dapat dilihat pada gambar 4.4.
39
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 930
20
40
60
80
100
120
140
160
Hari Ke-
Jum
lah
Gambar 4.4 : Histogram Tenaga Kerja Sebelum Leveling
Berdasarkan histogram tenaga kerja sebelum leveling pada gambar di
atas, dapat dilihat jumlah tenaga kerja maksimum hampir mencapai 160 OH atau
lebih tepatnya 157 OH perhari. Hal ini menyebabkan terjadinya overallocated
(kelebihan alokasi) tenaga kerja karena melebihi batas maksimum kebutuhan
tenaga kerja perhari, yaitu sebanyak 132 OH. Sebelum leveling jumlah total
tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 7189 OH. Lebih jelasnya mengenai
penjadwalan dan kebutuhan untuk masing-masing tenaga kerja sebelum leveling
dari hari ke-1 sampai hari ke-93 dan batas maksimum tenaga kerja per hari dapat
dilihat pada Lampiran B Tabel B.4.4 Halaman 76.
2. Histogram leveling trial I
Histogram tenaga kerja sebelum leveling melebihi batas maksimum
kebutuhan tenaga kerja perhari, maka dilakukan leveling trial I. Histogram
kebutuhan tenaga kerja yang merupakan gabungan dari pekerja, tukang batu/pipa,
tukang kayu, tukang cat, kepala tukang, dan mandor setelah leveling trial I yang
berdurasi selama 93 hari dapat dilihat pada gambar 4.5.
40
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 930
20
40
60
80
100
120
140
Hari Ke-
Jum
lah
Gambar 4.5 : Histogram Tenaga Kerja Leveling Trial I
Berdasarkan histogram tenaga kerja setelah leveling trial I pada gambar
di atas, dapat dilihat jumlah tenaga kerja maksimum mencapai 121 OH. Maka
tidak terjadi lagi overallocated tenaga kerja karena tidak melebihi batas
maksimum kebutuhan tenaga kerja perhari. Jumlah total tenaga kerja yang
dibutuhkan sebanyak 7181 OH. Penjadwalan kebutuhan untuk masing-masing
tenaga kerja sesudah leveling trial I dari hari ke-1 sampai hari ke-93 dan batas
maksimum tenaga kerja per hari dapat dilihat pada Lampiran B Tabel B.4.5
Halaman 76.
3. Histogram leveling trial II
Setelah dilakukan leveling trial I, kemudian dilanjutkan dengan leveling
trial II dengan asumsi agar dapat meminimalisir tenaga kerja yang dibutuhkan dan
pengalokasiannya pun lebih merata. Histogram kebutuhan tenaga kerja yang
merupakan gabungan dari pekerja, tukang batu/pipa, tukang kayu, tukang cat,
kepala tukang, dan mandor setelah leveling trial II yang berdurasi selama 93 hari
dapat dilihat pada gambar 4.6.
41
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 930
20
40
60
80
100
120
140
Hari Ke-
Jum
lah
Gambar 4.6 : Histogram Tenaga Kerja Leveling Trial II
Berdasarkan histogram tenaga kerja setelah leveling trial II pada
gambar di atas, dapat dilihat jumlah tenaga kerja maksimum mencapai 121 orang
perhari. Maka tidak terjadi lagi overallocated tenaga kerja karena tidak melebihi
batas maksimum kebutuhan tenaga kerja perhari. Jumlah total tenaga kerja yang
dibutuhkan sebanyak 7172 OH. Penjadwalan penjadwalan kebutuhan untuk
masing-masing tenaga kerja sesudah leveling trial II dari hari ke-1 sampai hari ke-
93 dan batas maksimum tenaga kerja per hari dapat dilihat pada Lampiran B Tabel
B.4.6 Halaman 76.
4. Histogram perbandingan sebelum dan sesudah leveling
Proses leveling hanya dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, jika dilanjutkan
sebanyak 3 kali maka durasi pelaksanaan pekerjaannya akan bertambah, maka
dilakukan cukup sampai leveling trial II saja. Histogram kebutuhan tenaga kerja
yang merupakan gabungan dari pekerja, tukang batu/pipa, tukang kayu, tukang
cat, kepala tukang, dan mandor sebelum dan setelah dilakukannya proses leveling
dengan durasi selama 93 hari dapat dilihat pada gambar 4.7.
42
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 930
20
40
60
80
100
120
140
160
Sebelum Leveling Sesudah Leveling
Hari Ke-
Jum
lah
Gambar 4.7 : Perbandingan Histogram Tenaga Kerja Sebelum danSesudah Leveling
Histogram yang diperoleh dari hasil penelitian sesudah leveling
menunjukkan jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan lebih kecil daripada
jumlah tenaga kerja riil atau sebelum leveling. Adapun perbandingan komposisi
jumlah tenaga kerja pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Komposisi Kebutuhan Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Leveling
Tenaga Kerja Sebelum Leveling Leveling Trial I Leveling Trial Ii
Mandor 313 313 313
Kepala Tukang 248 249 249
Pekerja 4623 4605 4596
Tukang Batu/Pipa 1439 1439 1439
Tukang Kayu 533 533 533
Tukang Cat 42 42 42
Total 7198 7181 7172
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat selisih jumlah tenaga kerja
sebelum dan sesudah leveling, yaitu sebagai berikut
- Selisih leveling trial I = 7198 – 7181 = 17 OH
- Selisih leveling trial II = 7198 – 7172 = 26 OH
43
4.2 Pembahasan
Histogram yang diperoleh dari hasil penelitian sesudah dilakukannya
resources leveling atau perataan menunjukkan jumlah total tenaga kerja yang
dibutuhkan lebih kecil dari pada jumlah tenaga kerja sebelum leveling atau dengan
keadaan di lapangan. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerja yang
digunakan dalam proses penelitian diperoleh berdasarkan angka komposisi yang
ada dalam analisa satuan pekerjaan sehingga dapat diketahui kebutuhan tenaga
kerja sedangkan pihak pelaksana hanya berdasarkan pengalaman tanpa
memperhitungkan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang lebih akurat.
Jumlah tenaga kerja sebelum leveling yaitu sebanyak 7198 OH.
Berdasarkan hasil leveling menggunakan bantuan microsoft office project versi
2013 diketahui jumlah tenaga kerja setelah leveling trial I sebanyak 7181 OH
dengan selisih 17 orang dari tenaga kerja sebelum leveling. Sedangkan setelah
leveling trial II diperoleh sebanyak 7172 OH dengan selisih 26 orang dari tenaga
kerja sebelum leveling dan pengalokasian tenaga kerja pun lebih merata. Waktu
pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan tetap, yaitu selama 93 hari.
Proses leveling hanya dilakukan sebanyak dua kali, karena sesuai
dengan tujuan ataupun batasan masalah penelitian, yang mana penjadwalan tenaga
kerja dilakukan sesuai dengan waktu dan tenaga kerja yang tersedia. Namun jika
dilakukan yang ketiga kalinya maka durasi pelaksanaan pekerjaan akan
bertambah.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian dan hasil perhitungan yang telah Penulis lakukan dalam hal penjadwalan tenaga kerja, maka dapat diambil kesimpulan dan saran-saran yang dapat membangun kepada kita semua yang dilakukan pada penelitian proyek pembangunan gedung poli, ADM, KIA dan ruang bersalin di Desa Padang
Panyang Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian untuk mendapatkan hasil dan dilakukan
pembahasan mengenai penjadwalan tenaga kerja, maka diperoleh beberapa
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Metode resources leveling dalam perencanaan tenaga kerja pada suatu
proyek konstruksi dapat menghasilkan histogram kebutuhan tenaga kerja
yang lebih baik dibandingkan dengan histogram kebutuhan tenaga kerja di
lapangan/sebelum leveling pada pelaksanaan proyek yang masih terdapat
fluktuasi atau over alokasi dan kebutuhan tenaga kerja kurang merata.
2. Proses leveling hanya dilakukan sebanyak 2 kali, jika dilanjutkan sebanyak 3
kali maka durasi pelaksanaan pekerjaannya akan bertambah. Hal ini
bertentangan dengan batasan dalam penelitian, yang mana penjadwalan
tenaga kerja berdasarkan durasi yang tersedia, jadi dilakukan cukup sampai
leveling trial II saja. Maka waktu pelaksanaan pekerjaan proyek sebelum dan
setelah dilakukan proses leveling tetap, yaitu selama 93 hari.
3. Jumlah tenaga kerja sebelum leveling yaitu sebanyak 7198 OH. Setelah
leveling trial I jumlah tenaga kerja menjadi 7181 OH dengan selisih 17.
Sedangkan alokasi jumlah tenaga kerja yang ideal atau lebih merata setelah
45
dilakukan setelah leveling trial II diperoleh sebanyak 7172 OH dengan
selisih 26 orang dari tenaga kerja sebelum leveling.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat Penulis usulkan dari penelitian ini
berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan yang ada yaitu sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan suatu proyek sangat diperlukan perencanaan tenaga kerja
untuk mencegah terjadinya fluktuasi/over alokasi penggunaan tenaga kerja
yang akan berakibat terjadinya keterlambatan ataupun penggunaan tenaga
kerja yang tidak efektif pada suatu proyek konstruksi.
2. Untuk mengetahui optimasi pengaruh dari penambahan/pengurangan tenaga
kerja guna mendapatkan waktu penyelesaian yang tepat yang berhubungan
dengan masalah biaya, dapat dilakukan penelitian sejenis selanjutnya.
46
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Febryanti, A. P., 2014, Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung yang
Mengalami Keterbatasan Sumber Daya Menggunakan Metode Perataan
Penuh (Full Leveling) dengan Microsoft Excel dan Overallocated (Leveling)
Sumber Daya dengan Microsoft Project . Jurnal Ilmiah Teknik Sipil,
Universitas Brawijaya, Malang. (tidak diterbitkan).
2. Ervianto, W. I., 2004, Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
3. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek. Penerbit Andi, Yogyakarta.
4. Kelana, R. P., 2010, Optimalisasi Penggunaan Sumber Daya Manusia dengan
Metode Resources Leveling Menggunakan Bantuan Microsoft Project 2007.
Skripsi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
5. Lokasi Penelitian, 2015, Viewed 10 November 2015, Avaliable from internet
< https://www.google.co.id/maps/place/Kabupaten+Nagan+Raya,+Aceh/data.
6. Mandey, J. C. N., 2013, Perataan Tenaga Kerja Menggunakan Microsoft
Project Pada Pekerjaan Peningkatan Jalan. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 1
No. 10. Universitas Sam Ratulangi, Manado. (tidak diterbitkan).
7. Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional.
Erlangga, Jakarta.
8. Suputra, I. G. N. O., 2007, Penjadwalan Proyek dengan Precedence Diagram
Method (PDM) dan Ranked Position Weight Method (RPWM) . Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil. Vol. 15 No. 1. Universitas Udayana, Denpasar. (tidak
diterbitkan).
9. Yani, V., 2014, Penerapan Resources Allocation dan Leveling Tenaga Kerja
d engan Menggunaan Microsoft Project 2010 Pada suatu Proyek Konstruksi .
47
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. Universitas Kristen Petra, Surabaya. (tidak
diterbitkan.
LAMPIRAN A
48
LOKASI PENELITIANDesa Padang Panyang,
Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
Gambar A.1.1 : Peta Propinsi AcehSumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2013
LAMPIRAN A
49
Gambar A.1.2Sumber
: Lokasi Penelitian: Google Map, 2015
LAMPIRAN A
50
Analisis Data:Penjadwalan menggunakan metode PDM;Menyusun Histogram Tenaga Kerja;Proses Resources Leveling dengan Microsoft Office Project.
Kesimpulan dan Saran
Pengumpulan Data Sekunder:RAB;Daftar Analisa Harga Upah dan Bahan;Time Schedule;Time Schedule
SELESAI
MULAI
Hasil dan Pembahasan
Studi Literatur
Rumusan Masalah
Gambar A.3.1 : Bagan Alir Penelitian
51