SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI SURAKARTA
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh:
HAKNI WULANSARI F. 1307540
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ABSTRACT
FACTORS AFFECTING THE EFFECTIVENESS OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM IN MANUFACTURING COMPANIES
IN SURAKARTA
Hakni Wulansari NIM F 1307540
This research aims to find out the AIS sophistication achievement,
manager’s participation in the AIS implementation, AIS knowledge, accounting knowledge, as well as the effectiveness of outside expert in the manufacturing companies in Surakarta. In addition, it also explains the effect of AIS sophistication effect, manager’s participation in AIS implementation, AIS knowledge, accounting knowledge, consultant effectiveness, vendor effectiveness, outside expert accountant, as well as the effectiveness of governmental institution on the effectiveness of Accounting Information system.
This study belongs to a cross-sectional research with survey design and the sampling technique employed was purposive sampling. The instrument used for collecting data in this research was questionnaire, distributed to the middle managers, particularly those relating to the Accounting Information System in the manufacturing companies in Surakarta, there are accounting staff and IT staff. The hypothesis testing method used is a Multiple Linear Regression.
The data was obtained from 52 respondents with the qualified sample and the sample that can be analyzed consisted of 43 respondents. The result of testing shows that the manager’s participation in AIS implementation, the accounting knowledge, and the effectiveness of outside accountant affect positively the AIS effectiveness. Meanwhile, the AIS sophistication, AIS knowledge, consultant effectiveness, vendor effectiveness, and governmental institution effectiveness variables show the negative effect on the AIS effectiveness.
Keywords: AIS effectiveness, AIS sophistication, manager participation, AIS
knowledge, accounting knowledge, consultant effectiveness, vendor effectiveness, outside accountant effectiveness and governmental institution effectiveness.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Perjuangan tidak akan mengenal kata “sia-sia”, karena sesungguhnya semua yang terbaik telah disiapkan oleh-Nya.
Manis jangan segera ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan, manis akan terasa manis setelah mengecap yang pahit.
Hidup adalah rintangan, maka hadapilah…Hidup adalah lagu, maka nyanyikanlah…Hidup adalah mimpi, maka
sadarilah…Hidup adalah permainan, maka mainkanlah…Hidup adalah cinta, maka nikmatilah.
“Orang yang benar-benar sukses adalah orang yang memiliki mimpi yang besar dan berusaha keras untuk menjadikan mimpi itu
terwujud di alam nyata”
Penulis Persembahkan Kepada:
Ayah dan Ibu tercinta
Adek2ku tersayang
Almamater yang tak terlupakan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah swt, atas rahmat,
hidayah dan taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Banyak
pihak yang telah membantu dalam proses penyususnan hingga penyelesaiannya,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis penyadari bahwa skripsi ini
tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan
segala kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si, Ak., selaku ketua jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak, selaku dosen pembimbing yang
telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan dalam
penulisan skripsi ini.
4. Bapak, Ibu Dosen dan segenap karyawan-karyawati Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
5. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah mencurahkan kasih sayangnya, dan
dukungannya sehingga ananda bisa menyelesaikan skripsi ini.
6. Adik-adikku tercinta, yang telah memberi dukungan dan semangat aku untuk
bisa menyelesaikan skripsi ini.
7. Buat temenku tercinta Puji, yang telah memberi dukungan dan sharing-
sharingnya selama ini. Moga kita mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih
baik dari sebelumnya, Amien:>.
8. Mb Ulfa, Lisa, Tika, Ulang, Ginting, Bondan, Kristin, Bayu, Doni, Devina,
Tuti, dan semua teman-temanku Akuntansi NonReg’07. Tetap jalin
silaturohmi ya, dimanapun kalian berada.
9. Niena & Wulan, temen kostQ yang telah kasih support selama ini, Miz U.
10. Ndoet2Q, support kamu sangat berarti bagiku, meski ga selamanya kita
bersama, Q bersyukur kita dipertemukan oleh Tuhan di waktu singkat ini
hee:>.
11. Keluarga Besar Bengkel King’s, yang telah memberikan kemudahan waktu
(izin) untuk saya agar dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan skripsi yang telah
penulis susun, masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun,
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis secara pribadi,
maupun bagi pihak lain secara umum.
Surakarta, April 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………… i
ABSTRAK…………………………………………………………………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………. v
KATA PENGANTAR……………………………………………………... vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah………………………………………….. 5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 6
D. Manfaat Penelitian…………………………………………. 7
E. Sistematika Penulisan ……………………………………... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori…………………………………………….. 9
1. Sistem Informasi……………………………………… 9
2. Keefektifan SIA……………………………………….. 11
3. Kecanggihan SIA……………………………………... 14
4. Partisipasi Manajer……………………………….…... 15
5. Pengetahuan SIA dan Pengetahuan Akuntansi……..… 16
6. Ahli Luar………………………………………….….. 30
B. Kerangka Teoritis………………………………………….... 37
C. Hipotesis Penelitian………….…………………………….... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Data………………………………………………………..… 41
B. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………... 41
C. Pengukuran Variabel……………………………………...…. 42
D. Teknik Pengujian Kualitas Data……………………..…….… 44
E. Pengujian Asumsi Klasik…………………………………..... 46
F. Teknik Analisis Data……………………...…………………. 48
G. Kriteria Pengujian Hipotesis………………………………… 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data……………………………………………….. 50
B. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas……………………………………… 53
2. Pengujian Reliabilitas ……………………………..……. 59
C. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas…………………………………………… 60
2. Uji Multikolinearitas …………………………….……… 61
3. Uji Autokorelasi …………………………………..…...... 62
4. Uji Heteroskedastisitas ………………………………….. 63
D. Pengujian Hipotesis………………………………………….. 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…….……………………………………………. 67
B. Keterbatasan dan Saran
1. Keterbatasan……………………………………………. 68
2. Saran……………………………………………………. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1. Tabel IV.1 Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner…………………… 51
2. Tabel IV.2 Jenis Kelamin Responden……………………………….. 51
3. Tabel IV.3 Umur Responden………………………………………… 51
4. Tabel IV.3 Klasifikasi Jabatan Responden……………………………. 52
5. Tabel IV.4 Masa Jabatan Responden………………………………….. 52
6. Tabel IV.5 Tingkat Pendidikan Responden…………………………… 53
7. Table IV.6 Hasil Uji Validitas Partisipasi Manajer………………..… 54
8. Table IV.7 Hasil Uji Validitas Pengetahuan SIA.…………………… 55
9. Tabel IV.8 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Akuntansi……………… 56
10. Tabel IV.9 Hasil Uji Validitas Keefektifan Konsultan …………….. 56
11. Tabel IV.10 Hasil Uji Validitas Keefektifan Vendor.……………….. 57
12. Tabel IV.11 Hasil Uji Validitas Keefektifan Akuntan Luar………… 58
13. Tabel IV.12 Hasil Uji Validitas Keefektifan Lembaga Pemerintah… 58
14. Tabel IV.13 Hasil Uji Validitas Keefektifan SIA…………………… 59
15. Tabel IV.14 Hasil Uji Reliabilitas……………………………………... 60
16. Tabel IV.15 Hasil Uji Normalitas ……………………………………. 61
17. Tabel IV.16 Hasil Uji Multikolinearitas ……………………………… 62
18. Tabel IV.17 Hasil Uji Autokorelasi…………………………………… 63
19. Tabel IV.18 Hasil Analisis Regresi Berganda ……………………...... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………
Gambar IV.1 Uji Heteroskedastisitas………………………………………
37
63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ijin Penelitian
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Daftar Perusahaan
Lampiran 4 Hasil Pengujian SPSS
§ Hasil Uji Validitas
§ Hasil Uji Reliabilitas
§ Hasil Uji Normalitas
§ Hasil Uji Multikolinearitas
§ Hasil Uji Autokorelasi
§ Hasil Uji Heteroskedastisitas
§ Hasil Analisis Regresi Berganda
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia usaha (bisnis) dewasa ini ditengarai oleh
kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global. Oleh karena itu,
kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk
bersaing di pasar. Kemampuan bersaing memerlukan strategi yang dapat
memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada, serta menutup
kelemahan dan menetralisasi hambatan strategis dalam dinamika bisnis yang
dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila suatu organisasi mampu
mengambil keputusan yang didasarkan pada informasi yang berkualitas.
Informasi yang berkualitas akan terbentuk dari adanya teknologi atau sistem
informasi yang dirancang dengan baik.
Sistem informasi ini berperan dalam bidang akuntansi (Handayani,
2007). Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 2, Financial
Accounting Standard Board mendefinisikan akuntansi sebagai sistem
informasi. Standar akuntansi keuangan tersebut juga menyebutkan bahwa
tujuan utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bagi pengambil
keputusan. Sistem informasi akan memberikan kemudahaan bagi para akuntan
manajemen untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipercaya,
relevan, tepat waktu, dapat dipahami dan teruji sehingga akan membantu
pengambilan keputusan. Oleh karena itu perlu dievaluasi sejauh mana
keefektifan sistem informasi tersebut.
Pemanfaatan sistem informasi memberi pengaruh pada aktivitas
perusahaan yang menguntungkan, yaitu: efisien, efektif dan kompetitif.
Menurut Seddon, Graeser dan Willcocks (2000) dalam Widowati dan Didi
(2004), keefektifan sistem informasi merupakan suatu pertimbangan nilai yang
dibuat berdasarkan titik pandang stakeholder, mengenai net benefits yang
diperoleh dalam menggunakan suatu sistem informasi. Dalam hasil peneli-
tiannya mereka juga mengungkapkan bahwa istilah lain yang memiliki makna
sama adalah “Information System (IS) Success” yang digunakan oleh DeLone
dan McLean (1992). Sedangkan dalam konteks stakeholder dibatasi pada
pemilik (owner) atau manajer senior dari suatu organisasi, beberapa peneliti
menggunakan istilah “Evaluating Information Technology Investments”
(Farbey et al., 1993), “IT evaluation” (Graeser et al., 1998), “IS evaluation”
(Farbey et al., 1999), dan “IS effectiveness”, yang semuanya mengandung
makna yang sama.
Keahlian sistem para akuntan yaitu akuntan yang memiliki pengetahuan
luas di bidang teknologi dan yang memahami bagaimana teknologi informasi
dapat digunakan dalam berbagai organisasi (Handayani, 2007). Hal ini
mencerminkan pengakuan AICPA atas pentingnya teknologi atau sistem
informasi dan hubungannya dengan akuntansi. Menurut Mitcell et all (2000)
dalam Ismail & King (2007), informasi akuntansi dapat membantu perusahaan
dalam mengatur masalah-masalah jangka pendek di area-area seperti:
pembiayaan, dan aliran kas dengan menyediakan informasi untuk mendukung
pengawasan dan pengendalian. McMahon (2001) berpendapat bahwa
akuntansi keuangan menyediakan sumber informasi dasar bagi manajemen
internal perusahaan.
Peranan informasi akuntansi sebagai alat untuk menilai prestasi
seseorang dikembangkan oleh Argris (1952) dalam Lukito (2008) yang
meneliti konsekuensi penggunaan informasi akuntansi atau data kuantitatif
sebagai alat untuk menilai prestasi bawahan. Penggunaan informasi akuntansi
berdampak positif karena informasi akuntansi menyediakan informasi
kuantitatif terkait dengan bidang kerja manajer. Berdasarkan informasi
tersebut pihak manajemen mengambil kebijakan dan upaya perbaikan.
Informasi akuntansi juga dapat membantu operasi perusahaan dalam
lingkungan dinamis dan persaingan, untuk menghubungkan pertimbangan
operasional dengan rencana strategis jangka panjang.
Salah satu sistem yang ada dalam suatu perusahaan adalah Sistem
Informasi Akuntansi (SIA). SIA dapat didefinisikan sebagai suatu cara
pengolahan data akuntansi menjadi informasi yang berkualitas. SIA secara
tradisional hanya menunjukkan jangkauan sempit dan terfokus pada aktivitas
organisasi atas informasi keuangan. Meskipun pengguna SIA sekarang dapat
menggunakan informasi akuntansi dalam cara strategis, revolusi pada
teknologi informasi dan sistem informasi juga berdampak pada keputusan
yang dibutuhkan secara hati-hati, terutama bagi perusahaan.
Keefektifan SIA tergantung dari seberapa baik pengguna mengetahui
sistem, berhubungan dengan layanan pendukung dari penyedia sistem
informasi dan kapasitas sistem itu sendiri (Ratnasari, 2000). Keefektifan SIA
merupakan salah satu variabel dependen yang paling umum digunakan dalam
literatur SIA (Delone & Mclean, 1992). Raymond (1990) dalam Ismail (2009),
mendefinisikan Keefektifan SIA sebagai perluasan kontribusi SIA secara
nyata untuk mencapai tujuan organisasi.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail
(2009), dimana dalam penelitian tersebut menggunakan objek penelitian pada
perusahaan manufaktur kecil dan menengah di Malaysia. Penelitian ini
dilandasi oleh motivasi bahwa keefektifan SIA merupakan isu yang
fundamental pada setiap bisnis, tidak terkecuali pada industri manufaktur
khususnya di Surakarta. Fokus penelitian adalah menjelaskan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap keefektifan SIA pada industri manufaktur di
Surakarta, dengan menggunakan delapan variabel, yaitu: kecanggihan SIA,
partisipasi manajer dalam implementasi SIA, pengetahuan SIA, pengetahuan
akuntansi, dan peran ahli luar, seperti: konsultan, vendor, akuntan luar dan
lembaga pemerintah. Dari latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi
judul ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Sistem Informasi
Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur di Surakarta”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, jelas bahwa SIA sangat penting
bagi perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang manufaktur. Kegiatan
operasi perusahaan yang komplek, menuntut pemilik untuk lebih
menggunakan SIA secara efektif. Penelitian mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keefektifan SIA di Indonesia masih belum banyak
dilakukan. Untuk itu, permasalahan tersebut akan ditindaklanjuti dengan
pertanyaan penelitian berikut ini.
1. Bagaimana pengaruh kecanggihan SIA terhadap keefektifan Sistem
Informasi Akuntansi?
2. Bagaimana pengaruh partisipasi manajer terhadap keefektifan Sistem
Informasi Akuntansi?
3. Bagaimana pengaruh pengetahuan SIA terhadap keefektifan Sistem
Informasi Akuntansi?
4. Bagaimana pengaruh pengetahuan akuntansi terhadap keefektifan Sistem
Informasi Akuntansi?
5. Bagaimana pengaruh konsultan terhadap keefektifan Sistem Informasi
Akuntansi?
6. Bagaimana pengaruh vendor terhadap keefektifan Sistem Informasi
Akuntansi?
7. Bagaimana pengaruh akuntan luar terhadap keefektifan Sistem Informasi
Akuntansi?
8. Bagaimana pengaruh lembaga pemerintah terhadap keefektifan Sistem
Informasi Akuntansi?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, meliputi:
1. Untuk mengetahui pengaruh kecanggihan SIA terhadap keefektifan Sistem
Informasi Akuntansi.
2. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi manajer terhadap keefektifan
Sistem Informasi Akuntansi.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan SIA terhadap keefektifan Sistem
Informasi Akuntansi.
4. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan akuntansi terhadap keefektifan
Sistem Informasi Akuntansi.
5. Untuk mengetahui pengaruh konsultan terhadap keefektifan Sistem
Informasi Akuntansi.
6. Untuk mengetahui pengaruh vendor terhadap keefektifan Sistem Informasi
Akuntansi.
7. Untuk mengetahui pengaruh akuntan luar terhadap keefektifan Sistem
Informasi Akuntansi.
8. Untuk mengetahui pengaruh lembaga pemerintah terhadap keefektifan
Sistem Informasi Akuntansi.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut ini.
1. Memberikan wacana baru kepada peneliti tentang berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi keefektifan Sistem Informasi Akuntansi pada
perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur.
2. Memperkuat dan mendukung penerapan keefektifan Sistem Informasi
Akuntansi pada perusahaan manufaktur.
3. Dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan khususnya manajer
tentang pentingnya Sistem Informasi Akuntansi.
4. Menjadi bahan rujukan bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam
penelitian akuntansi.
5. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB 11 : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teori yang mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan sistem informasi, keefektifan SIA,
kecanggihan SIA, partisipasi manajer, pengetahuan SIA,
pengetahuan akuntansi, ahli luar, kerangka pemikiran, dan
hipotesis penelitian.
BAB 111 : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai data, populasi dan sampel
penelitian, variabel dan pengukurannya, teknik pengujian kualitas
data, pengujian asumsi klasik dan teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pengolahan data, hasil analisis, interpretasi dari
hasil analisis, dan pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data
penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran untuk
pengembangan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Sistem Informasi
Menurut Cushing (1974), sistem dapat diartikan sebagai suatu
kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Govindarajan (2002)
informasi merupakan data yang diolah, menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya dan menggambarkan kejadian-
kejadian, kesatuan nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa sistem informasi
merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas, data, jaringan dan
teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan
meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan
kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan oleh manajer.
Sistem informasi dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi yang
mereka miliki, yaitu:
a. Sistem Pemrosesan Transaksi, yaitu: sistem yang memproses transaksi
bisnis seperti pesanan, kartu absensi, pembayaran dan reservasi.
b. Sistem Informasi Manajemen, yaitu: sistem yang menggunakan data
transaksi untuk menghasilkan informasi yang diperlukan para manajer
untuk menjalankan bisnis.
c. Sistem Pendukung Keputusan, yaitu: sistem yang membantu para
pembuat keputusan dalam mengidentifikasi atau memilih antara
pilihan atau keputusan.
d. Sistem Informasi Eksekutif, yaitu: sistem yang disesuaikan dengan
kebutuhan informasi untuk para eksekutif yang merencanakan bisnis
dan menilai performa terhadap rencana tersebut.
e. Sistem Ahli, yaitu sistem yang meng-capture dan menghasilkan
kembali pengetahuan pemecahan masalah ahli atau pengambil
keputusan kemudian mensimulasikan pemikiran ahli tersebut.
f. Sistem Komunikasi & Kolaborasi, yaitu: sistem yang meningkatkan
komunikasi dan kolaborasi antara orang-orang dalam maupun luar
organisasi.
g. Sistem Otomatisasi Kantor, yaitu: sistem yang membantu karyawan
membuat dan berbagi dokumen yang mendukung aktivitas kantor
sehari-hari.
Pengembangan sistem informasi melibatkan berbagai pihak, seperti
manajemen penentu kebijakan pengembangan sistem, analis, programer
dan manajer atau karyawan yang akan menjadi pemakai sistem tersebut.
Sistem informasi dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan manajer
atau karyawan karena mereka yang nantinya akan berinteraksi langsung
dengan sistem informasi. Apabila rasa nyaman timbul yang merupakan
hasil dari implementasi sistem infomasi tersebut, maka akan mendukung
efisiensi dan produktivitas mereka dan pada akhirnya akan mendorong
tercapainya tujuan perusahaan.
2. Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi
Salah satu bidang akuntansi yang banyak dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi informasi adalah SIA. Pengertian SIA menurut
Cushing (1995) adalah kumpulan manusia dan sumber daya modal dalam
suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk penyediaan informasi
keuangan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan
pengolahan data transaksi. Menurut Baridwan (2004) SIA adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, menga-
nalisis, dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk
pengambilan keputusan, baik kepada pihak luar, seperti: pajak, investor
dan kreditor, maupun pihak-pihak dalam perusahaan, terutama manajer.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa SIA adalah
bagian dari organisasi yang mengumpulkan dan mengolah data transaksi
keuangan untuk menghasilkan informasi, baik bagi pihak luar maupun
pihak dalam perusahaan.
Menurut Yamit (1998), keefektifan merupakan suatu ukuran yang
memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai, baik secara
kualitas maupun waktu, orientasinya adalah keluaran yang dihasilkan.
Handoko (2005) mendefinisikan keefektifan sebagai kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan
pekerjaan yang benar. Menurut Govindarajan (2002), keefektifan dapat
dipahami sebagai derajat keberhasilan suatu organisasi. Sehingga
keefektifan SIA dapat diartikan sejauh mana perusahaan dapat
menggunakan SIA untuk mencapai tujuan perusahaan.
Munculnya SIA diawali dengan pemanfaatan komputer sebagai alat
bantu untuk mengelola transaksi keuangan berbasis akuntansi. Pada
dasarnya siklus akuntansi pada SIA berbasis komputer sama dengan SIA
berbasis manual, artinya aktivitas yang harus dilakukan untuk
menghasilkan suatu laporan keuangan tidak bertambah ataupun tidak ada
yang dihapus. SIA berbasis komputer hanya mengubah karakter dari suatu
aktivitas. Komputerisasi SIA diharapkan dapat mendukung penyediaan
informasi yang lebih berkualitas.
Muntoro (1987) dalam Setianingsih (1998), keunggulan penggunaan
sistem informasi berbasis komputer, yaitu:
a. Memproses sejumlah transaksi dengan cepat dan terintegrasi.
b. Menyimpan dan mengambil data dalam jumlah besar.
c. Mengurangi kesalahan matematis.
d. Menghasilkan laporan keuangan dengan tepat waktu dalam berbagai
bentuk.
e. Menjadi alat bantu pengambilan keputusan khususnya jenis masalah
terstruktur.
Subsistem SIA terdiri dari 5 sistem (Febria, 2009), yaitu :
a. Sistem Pengeluaran (Expenditure System), yaitu segala peristiwa yang
berhubungan dengan usaha mendapatkan sumber-sumber ekonomis
yang diperlukan oleh perusahaan, baik berupa barang ataupun jasa,
baik pemasok dari luar maupun dari karyawan didalam perusahaan.
b. Sistem Pendapatan (Revenue System), yang berhubungan dengan
penjualan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kepada
konsumen dan mendapatkan pembayaran atas penjualan tersebut.
c. Sistem Produksi (Production System), yang berhubungan dengan
pengumpulan, penggunaan dan pengubahan bentuk suatu sumber
ekonomi.
d. Sistem Manajemen Sumber Daya (Resources Management System),
yang meliputi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan manajemen
dan pengendalian sumber daya seperti investasi dan aktiva tetap
(fasilitas).
e. Sistem Buku Besar dan Laporan Keuangan (General Ledger and
Financial Accounting), yang berhubungan dengan transaksi keuangan
dan ayat jurnal penyesuaian yang terjadi dalam siklus akuntansi.
SIA akan melaksanakan lima fungsi utamanya yaitu :
a. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan
transaksi perusahaan.
b. Memproses data menjadi informasi yang berguna pihak manajemen.
c. Mengatur data-data yang ada kedalam kelompok-kelompok yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan.
d. Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu
organisasi atau perusahaan terjaga.
Salah satu tujuan dari pengembangan SIA adalah menambah nilai
bagi perusahaan. SIA dapat memberi nilai tambah dengan :
a. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu.
b. Penerapan sistem informasi akuntansi meningkatkan keefektifan dan
efisiensi biaya dalam mengumpulkan informasi ekonomi.
c. Membantu serta meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil
oleh pihak manajemen.
d. Meningkatkan pembagian pengetahuan (knowledge sharing).
3. Kecanggihan SIA
Investasi pada kecanggihan teknologi informasi akan membantu
perusahaan menghasilkan lebih banyak keakuratan dan ketepatan waktu
informasi untuk pengambilan keputusan (Huber, 1990 dalam Ismail,
2009). Sesuai tingkat teknologi informasi dan kecanggihan SIA telah
ditemukan pengaruh positif dan signifikan pada kemampuan perusahaan
untuk menyelaraskan strategi TI dan strategi bisnis (Hussin et al., 2002;
Ismail dan King, 2007). Oleh karena itu, diharapkan bahwa perusahaan
dengan SIA yang lebih canggih akan memiliki tingkat yang lebih tinggi.
Kecanggihan SIA dilihat dari sejauh mana perusahaan menggunakan
aplikasi SIA dalam kegiatan perusahaannnya, seperti dalam pencatatan
akuntansi biaya, akuntansi keuangan, analisis keuangan, penganggaran,
penggajian, dll.
4. Partisipasi Manajer
Partisipasi merupakan proses pengambilan keputusan bersama kedua
belah pihak yang membawa pengaruh di masa yang akan datang bagi
pembuat keputusan (Becker dalam Rinawati, 2002). Dengan kata lain,
partisipasi merupakan proses interaksi antara dua individu, atasan dan
bawahan untuk menetapkan sesuatu yang dapat diterima oleh kedua belah
pihak. Leung dalam Rinawati (2002), menyatakan bahwa partisipasi
merupakan suatu proses kerjasama dalam pengambilan keputusan oleh
kedua kelompok atau lebih yang berpengaruh terhadap keputusan itu
sendiri di masa mendatang.
Dari beberapa pengertian partisipasi di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi manajer merupakan keterlibatan manajer di
dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan
kontribusi kepada tujuan kelompok dan bertanggungjawab atas pencapaian
tujuan tersebut. Manfaat besar dari adanya partisipasi ini adalah
partisipasi mengembalikan hak asasi orang-orang ditempat kerja untuk
menjadi anggota yang turut memberikan kontribusi bagi kelompok
kerjanya. Unsur-unsur partisipasi, meliputi: keterlibatan mental atau
perasaan dan kesediaan memberikan sesuatu sumbangan kepada usaha
untuk mencapai tujuan kelompok dan adanya unsur tanggungjawab.
Partisipasi diharapkan akan meningkatkan kualitas sistem, yaitu dapat
menjadi sarana penyediaan pengurusan kebutuhan informasi secara
lengkap dan akurat (Ardhinata, 2002).
5. Pengetahuan SIA dan Akuntansi
a. Pengetahuan
Menurut Nadler (1986), pengetahuan merupakan proses belajar
manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya
mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan. Menurut
Gordon (1994), pengetahuan merupakan struktur organisasi
pengetahuan yang biasanya merupakan suatu fakta prosedur dimana
jika dilakukan akan memenuhi kinerja yang mungkin. Sedangkan
menurut Dana dkk (2005) dalam Hermana (2006), pengetahuan adalah
integrasi dari informasi, gagasan, pengalaman, intuisi, keterampilan,
dan pelajaran berharga yang menciptakan nilai tambah untuk
perusahaan. Jika disimpulkan maka pengetahuan (knowledge) diartikan
sebagai dasar kebenaran atau fakta yang harus diketahui dan
diterapkan dalam pekerjaan.
Kraiger (1993), membagi pengetahuan menjadi dua bagian yang
saling berhubungan, yaitu:
1) Teoritical Knowledge
Pengetahuan dasar yang dimiliki karyawan seperti prosedur
bekerja, moto dan misi perusahaan serta tugas dan tanggung jawab,
informasi-informasi lainnya yang diperlukan dan yang diperoleh
baik secara formal (sekolah, universitas) maupun dari non formal
(pengalaman-pengalaman).
2) Practical knowlwdge
Pengetahuan yang diberikan kepada karyawan dengan tujuan untuk
memahami bagaimana dan kapan karyawan bersikap dan bertindak
dalam menghadapi berbagai masalah dan penerapan prosedur kerja
berdasarkan dari pengetahuan secara teori dari pengalaman-
pengalaman yang terjadi.
b. Pengetahuan tentang SIA, seperti:
1) Database
Menurut Everest (2005), database adalah koleksi atau
kumpulan data yang mekanis, terbagi, terdefinisi secara formal dan
dikontrol terpusat pada organisasi. Menurut Date (2002) database
adalah koleksi data operasional yang tersimpan dan dipakai oleh
sistem aplikasi dari suatu organisasi. Data tersebut terdiri dari: data
input yang berupa data yang masuk dari luar sistem, data output
yang berupa data yang dihasilkan sistem, dan data operasional yang
berupa data yang tersimpan pada sistem.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa database
merupakan suatu data yang disimpan secara bersama-sama pada
suatu media, tanpa adanya suatu kerangkapan data, sehingga
mudah untuk digunakan kembali, dapat digunakan oleh suatu
program aplikasi secara optimal. Data disimpan tanpa mengalami
ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data
disimpan sedemikian rupa sehingga apabila ada penambahan,
pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah
dan terkontrol.
2) Speadsheets
Spreadsheets adalah program perangkat lunak terpadu yang
dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah (Yusup,
2005). Program spreadsheets menggantikan cara pemecahan
masalah yang semula dilakukan secara manual. Aplikasi program
spreadsheets dalam akuntansi meliputi pembuatan anggaran, daftar
depresiasi, daftar amortisasi, analisis hubungan Biaya-Volume dan
Laba, dan anggaran aktiva tetap.
Program spreadsheets yang paling populer adalah Lotus 1-2-
3, yaitu suatu elektronik spreadsheets dengan kemampuan
membuat grafik dan data manajemen. Program Lotus 1-2-3 dapat
dioperasikan dengan berbagai personal computer dan komputer
IBM compatible. Program spreadsheets lain yang dapat dijumpai
dipasaran dengan struktur yang mirip Lotus 1-2-3 adalah VP
Planner dan Quattro. Keunggulan spreadsheets yang paling
menonjol adalah kemampuannya untuk mengingat rumus-rumus
dan perhitungan-perhitungan yang telah dimasukkan dalam
spreadsheets.
3) E-mail
Surat elektronik (disingkat ratel atau surel atau surat-e) atau
pos elektronik (disingkat pos-el) atau nama umumnya dalam
bahasa Inggris "e-mail" adalah sarana kirim mengirim surat
melalui jalur internet. Dengan surat biasa umumnya pengirim perlu
membayar per pengiriman (dengan membeli perangko), tetapi surat
elektronik umumnya biaya yang dikeluarkan adalah biaya untuk
membayar sambungan Internet.
Jenis e-mail ada dua macam, yaitu :
a) E-mail berbasis web
Ciri-ciri e-mail berbasis web pada umumnya disediakan gratis
oleh sebuah website, diakses melalui aplikasi web browser,
membaca dan mengirim e-mail harus dalam keadaan online
(terhubung internet) dengan membuka situs yang bersangkutan.
b) E-mail berbasis POP3 (Post Office Protocol 3)
Ciri-ciri e-mail berbasis POP3 adalah dapat diperoleh dengan
cara gratis dan ada pula yang harus membayar. Membaca
e-mail dapat dilakukan dalam keadaan offline (tidak terhubung
dengan internet), bisa diakses melalui aplikasi e-mail client
seperti outlook express.
4) Internet
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang
mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang
membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia
(jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi
seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya. Dalam mengatur
integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini digunakan protokol
yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas
memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar,
sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari
satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi
memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika
suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan
paket-paket pengiriman data.
Menurut Tjiptono dan Santoso (2001) dalam hal daya tarik
komunikasi, internet menawarkan kemampuan berkomunikasi
secara elektronik (via email dan chatting) yang relatif mudah dan
murah selama 24 jam. Internet juga memberikan kemungkinan dan
kemudahan untuk mengakses berbagai macam informasi, seperti
keperluan penelitian atau pengambilan keputusan organisasi.
c. Pengetahuan Akuntansi
Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan yang mempelajari
perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif
unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara
penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang
berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
ekonomik (Suwardjono, 2005). Dari sudut pemakai, Jusup (2005),
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin yang menyediakan
informasi yang diperlukan untuk melaksanakan keegiatan secara
efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
Sedangkan dari sudut proses kegiatan, akuntansi didefinisikan sebagai
proses pencatatan, penggolongan,, peringkasan, pelaporan, dan
penganalisisan data keuangan suatu organisasi.
Akuntansi pada dasarnya terdiri dari tiga proses aktivitas, yaitu
mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi
dari sebuah organisasi atau perusahaan.
1) Proses pertama adalah identifikasi, yaitu aktivitas memilih kegiatan
yang termasuk kegiatan ekonomi.
2) Proses kedua adalah pencatatan, yaitu semua kejadian ekonomi
tersebut dicatat untuk menyediakan sejarah dari kegiatan keuangan
dari organisasi tersebut.
3) Proses ketiga adalah komunikasi, yaitu informasi yang telah
didapat dari identifikasi dan pencatatan tidak akan berguna bila
tidak dikomunikasikan, informasi ini dikomunikasikan melalui
persiapan dan distribusi dari laporan akuntansi, yang paling umum
disebut laporan keuangan.
Siklus akuntansi adalah tahapan kegiatan yang dilalui dalam
melaksanakan kegiatan akuntansi. Proses tersebut berjalan terus
menerus dan berulang kembali sehingga merupakan suatu siklus.
Dalam penelitian ini, tingkat pengetahuan manajer tentang
akuntansi dapat dilihat dari segi:
1) Pengetahuan tentang Teknik Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan disusun terutama untuk menghasilkan
informasi yang umumnya dalam bentuk laporan keuangan yang
ditujukan kepada pihak-pihak luar perusahaan. Umumnya laporan
keuangan yang dihasilkan terdiri dari :
a) Neraca, tujuan spesifiknya adalah untuk memberikan informasi
mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan modal sendiri
suatu entitas atau perusahaan.
b) Laporan Laba Rugi merupakan hasil dari kegiatan suatu
perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan ini
sering dipandang sebagai laporan akuntasi yang paling penting
dalam laporan tahunan.
c) Laporan aliran kas bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama
periode tertentu. Tujuan kedua laporan ini adalah untuk
memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan
investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode
tertentu.
Laporan-laporan ini merupakan ringkasan dari keadaan dan
hasil kegiatannya yang ditujukan kepada pihak luar perusahaan
yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan seperti
langganan, pemegang saham, kreditur, bank, kantor pajak dan lain-
lain. Oleh karena itu laporan ini ditujukan kepada pihak luar
perusahaan cara penyajian dan isinya diatur oleh prinsip akuntansi
yang lazim. Garrison (2006) menjelaskan bahwa akuntansi
keuangan menyediakan informasi yang diperlukan untuk
pemegang saham, kreditor dan pihak-pihak lain yang berada diluar
organisasi. Teknik akuntansi keuangan, seperti:
a) Metode penilaian persediaan, meliputi:
(1) Metode First In First Out (FIFO) , yang menganggap
bahwa barang yang lebih dahulu dibeli, akan dijual lebih
dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang
lebih dulu dibeli, akan dianggap menjadi harga pokok
penjualan. FIFO sering kali sejalan dengan aliran fisik
barang dagangan, karena manajemen yang baik biasanya
barang yang paling lama, dijual lebih dahulu. Pada metode
FIFO, persediaan akhir ditentukan dengan mengambil
harga perolehan per unit dari pembelian paling akhir dan
bergerak mundur sampai semua unit dalam persediaan
mendapat harga perolehan.
(2) Metode Last In First Out (LIFO), yang menganggap bahwa
barang yang dibeli lebih akhir akan dijual atau dikeluarkan
lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang
yang dibeli akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga
pokok penjualan. Metode ini, biasanya tidak sejalan dengan
aliran fisik barang. Pada metode ini, persediaan akhir
ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dari
barang-barang yang dibeli paling awal dan kemudian
bergerak maju, sampai semua unit yang ada dalam
persediaan mendapatkan harga perolehan.
(3) Metode Average (Rata-rata), yang menggap bahwa barang
tersedia untuk dijual adalah homogin. Pada metode ini
pengalokasian harga perolehan barang yang tersedia untuk
dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata
tertimbang.
b) Metode penghitungan penyusutan, seperti: metode garis lurus,
saldo menurun, jumlah angka tahun, dan satuan kegiatan.
Penyusutan merupakan proses pengalokasian harga perolehan
aktiva tetap menjadi biaya selama sama manfaatnya dengan
cara yang rasional dan sistematis (Jusup, 2005).
(1) Metode Garis Lurus
Dalam metode ini, beban depresiasi periodik sepanjang
masa pemakaian aktiva adalah sama. Harga perolehan
dikurangi dengan nilai residu.
(2) Metode Saldo Menurun
Dalam metode ini, biaya depresiasi dari tahun ke tahun
semakin menurun. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya
depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku (harga
perolehan dikurangi akumulasi depresiasi) aktiva yang
semakin menurun dari tahun ke tahun. Biaya depresiasi
pertahun dihitung dengan cara mengalikan nilai buku aktiva
awal tahun dengan tarif depresiasi.
(3) Metode Jumlah Angka Tahun
Dalam metode ini, akan menghasilkan biaya depresiasi
yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan semakin kecil
pada tahun-tahun akhir. Metode ini disebut jumlah angka-
angka tahun karena tarif depresiasinya didasarkan pada
suatu pecahan yang pembilangnya adlah tahun pemakaian
aktiva yang masih tersisa sejak awal tahun dan penyebutnya
adalah jumlah tahun-tahun sejak pertama hingga tahun
pemakaian yang terakhir.
(4) Metode Satuan Hasil
Dalam metode ini, masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan
dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan
(unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan.
Dalam metode ini yang perlu ditaksir adalah jumlah satuan
hasil yang diperlukan dapat dihasilkan oleh aktiva. Taksiran
satuan hasil ini dipakai untuk membagi harga perolehan
didepresiasi, sehingga dapat ditentukan depresiasi per
satuan hasil.
2) Pengetahuan tentang Teknik Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen disusun terutama untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan
oleh manajemen. Biasanya informasi yang digunakan oleh
manajemen berkisar pada biaya, sehingga disebut juga sebagai
akuntansi biaya. Selain data biaya untuk harga pokok akuntansi
manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisa
biaya yang dibuat dalam bentuk standard. Garrison (2006)
menjelaskan bahwa akuntansi manajemen digunakan oleh
perusahaan untuk menyediakan informasi untuk manajer (orang-
orang yang ada dalam organisasi yang mengarahkan dan
mengendalikan operasi organisasi). Teknik akuntansi manajemen,
seperti:
a) Activity Based Costing (ABC)
Banyak perusahaan dapat memperbaiki perencanaan,
penentuan harga pokok produk, pengendalian operasional dan
pengendalian manajemen dengan menggunakan analisis
aktivitas untuk mengembangkan gambaran rinci tentang
aktivitas spesifik yang dilakukan dalam operasi perusahaan.
ABC digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya
dengan memperbaiki cara penelurusan biaya ke objek biaya.
ABC digunakan untuk berbagai objek biaya yang berbeda-
beda, yaitu: produk secara individual, kelompok produk yang
saling berhubungan dan pelanggan secara individual.
b) Activity Based Management (ABM).
ABM menggunakan analisis aktivitas untuk
meningkatkan pengendalian operasional dan pengendalian
manajemen. ABM ini digunakan manajemen untuk
mengevaluasi biaya dan nilai proses aktivitas untuk
mengidentifikasi peluang peningkatan efisiensi. ABM
mengkombinasikan ABC dan analisis bernilai tambah untuk
membuat perbaikan proses yang dapat meningkatkan nilai
pelanggan dan mengurangi sumber daya yang tidak berharga.
c) Balance Scorecard
Informasi strategik dengan menggunakan faktor-faktor
keberhasilan kristis menyediakan peta bagi perusahaan yang
menunjukkan jalan ke aras keberhasilan kompetitif dan
merupakan benchmark untuk keberhasilan kompetitif. Untuk
menekankan pada pentingnya penggunaan informasi strategik,
baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan, sekarang
ini sering kali akuntansi melaporakan kinerja perusahaan
berdasarkan faktor-faktor keberhasilan kristis (critical success
factors) dalam empat dimensi. Satu dimensi merupakan
dimensi keuangan, sedangkan tiga lainnya merupakan dimensi
non keuangan.
(1) Kinerja keuangan
Mengukur profitabilitas dan market value diantara
perusahaan-perusahaan lain, sebagai indikator seberapa
baik perusahaan memuaskan pemilik dan pemegang saham.
(2) Kepuasan pelanggan
Kepuasan mengukur kualitas, pelayanan, dan rendahnya
biaya dibandingkan perusahaan lainnya sebagai indikator
seberapa baik perusahaan memuaskan pelanggan.
(3) Proses bisnis internal
Mengukur efisiensi dan keefektifan perusahaan dalam
memproduksi produk atau jasa.
(4) Inovasi dan pembelajaran
Mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembangkan
dan memanfaatkan sumber daya manusia sehingga tujuan
strategik perusahaan dapat tercapai untuk waktu sekarang
dan masa yang akan datang.
d) Total Quality Management
Total Quality Management merupakan suatu sistem
manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk
meningkatkan secara berkelanjutan kepuasan customers pada
biaya yang sesungguhnya secara berkelanjutan terus menerus
(Mulyadi, 1998). Keefektifan TQM didasarkan empat prinsip,
kepuasan pelanggan, perbaikan berkelanjutan, menyatakan
dengan fakta, dan menghargai karyawan. TQM meningkatkan
keterlibatan organisasi dalam meningkatkan kualitas secara
terus menerus. Bertanggung jawab untuk mendeteksi hal-hal
yang tidak sesuai dengan pengendalian mutu, hal tersebut
membuat pekerja lebih bertanggung jawab untuk pengendalian
mutu dan untuk menghentikan produksi ketika ada suatu
masalah dalam produksi.
Sim dan Killough (1998) dalam Mardiyah dan
Listiyaningsih (2005) menjelaskan bahwa Total Quality
Management merupakan suatu filosofi yang menekankan
peningkatan proses pemanufakturan secara berkelanjutan
dengan mengeliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas,
mengembangkan ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi.
Penelitian Banker et al. (1993) memberikan gambaran praktik
pemanufakturan TQM lebih menekankan karyawan dalam
memecahkan masalah, bekerja secara team work, dan
membangkitkan pendekatan inovatif untuk memperbaiki
produksi. TQM merupakan suatu sistem yang dirancang
sebagai kesatuan, yang memfokuskan pendekatan pelanggan
dengan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan.
6. Ahli Luar
Thong et al. (1996) dalam De Guinea (2005), menyatakan bahwa
dukungan manajerial dan ahli luar Sistem Informasi (SI) dapat mengatasi
kekurangan sumber daya dan pengetahuan bagi usaha kecil dalam
pelaksanaan SI dan, karenanya, dapat mempengaruhi keefektifan SI.
Penelitian tersebut menggabungkan teori Attewell dengan teori berbasis
sumber daya perusahaan (Wernerfelt, 1984, 1995). Alasan teori berbasis
sumber daya dimana perusahaan telah digunakan untuk mempelajari
dukungan manajerial dan ahli eksternal SI pada keberhasilan pelaksanaan
(yaitu, Thong, 2001). Bisnis membutuhkan ahli luar seperti konsultan,
vendor, dan akuntan luar untuk memberikan pengetahuan mengenai
masalah teknis demi keefektivan SIA. Selain itu juga pengawasan dari
lembaga pemerintah
a. Konsultan
Konsultan adalah seorang tenaga professional yang
menyediakan jasa nasehat ahli dalam bidang keahliannya, misalnya
manajemen, sistem, akuntansi, IT, Keuangan, lingkungan, biologi,
bisnis, hukum, dan lain-lain. Perbedaan antara seorang konsultan
dengan ahli biasa adalah konsultan bukan merupakan karyawan di
perusahaan sang klien, melainkan seseorang yang menjalankan
usahanya sendiri atau bekerja di sebuah firma konsultasi, serta
berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu.
Seorang konsultan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan suatu solusi atau pemecahan masalah yang tidak biasanya
dapat dilakukan oleh orang biasa, seperti dalam hal ini konsultan
manajemen (management consultant), bukan hanya mengerti dan
menguasai masalah teknis, namun dituntut lebih bahwa seorang
konsultan harus memiliki “communication skill” dalam
menyampaikan “knowledge” atau pengetahuan yang dimilikinya
sebagai transfer “know how”-nya kepada tim work dan juga seorang
konsultan harus bisa memotivasi tim work dalam melaksanakan tugas-
tugas yang diberikan sehingga bisa men-drive up sistem manajemen
yang telah di atur sebelumnya.
b. Vendor
Vendor adalah orang-orang yang telah mengembangkan paket
dari Enterprice Resources Planning (ERP). Menurut Gaspersz (2001)
ERP merupakan sistem informasi berorientasi akuntansi (accounting-
oriented information system) untuk mengidentifikasi dan
merencanakan sumber-sumber daya lingkup perusahaan yang
dibutuhkan guna memenuhi pesanan-pesanan pelanggan (customer
orders). Sistem ERP merupakan sistem manajemen manufaktur
berorientasi pelanggan (customer oriented manufacturing management
system) (APICS, 1998; Dykstra dan Cornelison, 1998). ERP
mengelola operasi dan fungsi-fungsi pendukung dari industri
manufaktur dengan harus memperhatikan sumber-sumber daya kritis
dari perusahaan.
Vendor adalah orang-orang yang telah menginvestasikan
banyak waktu dan usaha dalam penelitian terhadap solusi dari
implementasi ERP. Peranan dari para vendor adalah:
1) Para vendor harus menyediakan produk dan dokumentasi sesegera
mungkin setelah kontrak ditandatangani. Setelah software dikirim,
perusahaan dapat mengembangkan pelatihan dan melakukan
percobaan software serta membentuk tim implementasi. Vendor
bertanggung jawab untuk memperbaiki masalah yang ditemukan
oleh para tim implementasi, sehingga vendor harus memiliki
perwakilan di perusahaan yang secara langsung berhubungan
dengan tim implementasi tersebut.
2) Vendor menyedikan pelatihan kepada key user, orang yang akan
memegang peranan dalam implementasi sistem. Key user ini
adalah orang yang akan menegaskan, bagaimana software akan
membatu perusahaan, atau dapat juga dikatakan sebagai orang
yang menjelaskan bagaimana cara kerja dari software dan
hardware ini.
Peranan vendor tidak berakhir dengan pelatihan, mereka juga
berperan dalam sebuah proyek penting untuk mendukung fungsinya
dan harus membuat bagaimana software dan hardware dapat
diwujudkan menjadi sistem di perusahaan. Dengan demikian vendor
mengerti benar perbedaan dari produk dan dapat membuat saran yang
tepat, serta meningkatkan kinerja dari sistem sehingga berdampak pada
kinerja perusahaan.
Implementasi yang sukses memberikan kepuasan kepada klien
yang lain, karena adanya perbaikan terus menerus yakni penyesuaian
kondisis nyata dengan kondisi sistem yang selalu didukung oleh
vendors. Mereka harus memastikan dan menjamin bahwa sistem yang
diaplikasikan semua secara global dan tim implementasi harus
melakukan pengecekan terhadap keberhasilan implementasi.
Manajemen harus yakin bahwa vendor akan selalu mendukung secara
berkelanjutan. Indikator yang digunakan oleh peneliti adalah kecepatan
respon vendor, memperbaiki kemauan dan penyerahan yang bagus dan
lain-lain. Jadi penjual akan terus berpartisipasi di semua tahap dalam
implementasi, kebanyakan dalam kemampuan dan partisipasi vendor
saat implementasi (Bailey dan Pearson, 1993; Yusuf, et al., 2004).
c. Akuntan Luar
Akuntan adalah salah satu profesi yang terlibat langsung dalam
pengelolaan perusahaan. Keterlibatan akuntan mencakup dua pihak,
yaitu internal dan eksternal. Keterlibatan internal terjadi bila akuntan
menjadi salah satu bagian dari manajemen untuk melaksanakan fungsi
sebagai penyedia informasi keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan perusahaan. Keterlibatan eksternal akuntan adalah bila
akuntan menjalankan profesinya sebagai auditor yang bertugas untuk
melakukan pemeriksaan atas kewajaran laporan keuangan.
Profesi auditor dari para akuntan memainkan peran yang
penting karena mereka memverifikasi kewajaran informasi yang
mendasari dilakukannya berbagai macam transaksi bisnis pemakai
laporan keuangan. Tanpa kepercayaan terhadap kebenaran kondisi
keuangan suatu perusahaan, para investor akan ragu untuk membeli
saham suatu perusahaan terbuka dan pasar akan sulit tercipta (Tjager et
al., 2003).
Informasi akuntansi berbasis komputer berpengaruh terhadap
peran akuntan dalam SIA. Minimal seorang akuntan harus dapat
mengoperasikan komputer, karena profesi akuntan memiliki hubungan
yang sangat erat dalam SIA. Profesi akuntan sebagai akuntan publik
terutama memberikan jasa dalam bidang pemeriksaan akuntan
(auditing). Pekerjaan akuntan secara teknis sudah digantikan oleh
komputer sehingga ada tambahan waktu luang untuk membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan. Akuntan dapat
berkonsentrasi pada pengembangan dan pengendalian sistem yang
sedang berjalan. Dan hampir sebagian besar akuntan di era globalisasi
ini mempunyai akses pada komputer dan menjadi pengguna utama
komputer. Hal ini terjadi karena akuntan selain menyediakan informasi
yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan juga sekaligus
sebagai pemakai informasi.
Dalam SIA berbasis komputer, ada 3 pendekatan yang
dilakukan oleh akuntan dalam melakukan auditing (Robertson dan
Fredrick, 1985) dalam Astutin (2008):
1) Auditing Around The Computer.
Pemeriksaan dilakukan hanya disekitar komputer. Pendekatan ini
memperlakukan komputer dalam perusahaan sebagai black box.
Asumsi yang digunakan adalah apabila sampel keluaran dari suatu
sistem ternyata benar berdasarkan masukan sistem tadi, maka
pemrosesannya tentunya dapat diandalkan.
2) Auditing With The Computer.
Komputer telah dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam
pemeriksaan, seperti melakukan penulisan, perhitungan,
pembandingan dan sebagainya. Fasilitas program audit yang
berlaku umum untuk berbagai klien (Generalized Audit Softwarwe)
juga digunakan dalam pendekatan ini.
3) Auditing Trough The Computer.
Akuntan memasukkan data kedalam komputer untuk diproses
hasilnya, kemudian dianalisis untuk memeriksa keandalan dan
kecermatan program komputer tersebut. Disini komputer tidak lagi
diperlakukan sebagai black box.
Dari ketiga pendekatan di atas, akuntan dalam melakukan
pemeriksaan akan lebih baik jika menggunakan auditing trough the
computer, karena dengan pendekatan ini akuntan tidak percaya
sepenuhnya terhadap sistem komputer perusahaan, tetapi juga
melakukan pengujian mengenai kehandalan keefektifan SIA dalam
perusahaan.
d. Lembaga Pemerintah
Peran lembaga pemerintah dalam keefektifan SIA juga tidak
perlu diragukan lagi. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK), pemerintah perlu mensosialisasikan penggunaan teknologi
informasi demi kemajuan perusahaan. Dalam penelitian ini, perlu
dilihat apakah lembaga pemerintah mempunyai pengaruh dalam
bidang teknologi informasi khususnya dalam menunjang keefektifan
Sistem Informasi Akuntansi bagi perusahaan.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Kecanggihan SIA terhadap Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi
Perusahaan akan menghasilkan lebih banyak keakuratan dan ketepatan
waktu informasi untuk pengambilan keputusan dengan melakukan investasi
pada teknologi informasi. Sesuai tingkat teknologi informasi dan kecanggihan
SIA telah ditemukan pengaruh positif dan signifikan pada kemampuan
perusahaan untuk menyelaraskan strategi TI dan strategi bisnis (Hussin et al.,
2002; Ismail dan King, 2007). Oleh karena itu, diharapkan bahwa perusahaan
dengan SIA yang lebih canggih akan memiliki derajat yang lebih tinggi.
Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut.
Keefektifan SIA
Kecanggihan SIA
Partisipasi Manajer
Pengetahuan SIA
Pengetahuan Akuntansi
Konsultan
Lembaga Pemerintah
Akuntan Luar
Vendor
H1: Kecanggihan SIA akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan
SIA.
Partisipasi Manajer dalam SIA terhadap Keefektifan Sistem Informasi
Akuntansi
Komitmen manajemen memainkan peran penting dalam pelaksanaan
SIA. Komitmen manajemen, seperti dalam bentuk partisipasi manajer dalam
SIA, dapat membawa SIA ke dalam penyelarasan sesuai dengan tujuan dan
strategi perusahaan (Jarvenpaa dan Ives, 1991 dalam Ismail dan King, 2009).
Lebih penting lagi, manajer memiliki otoritas untuk menjamin kecukupan
alokasi sumber daya dalam pelaksanaan SIA. Bentuk partisipasi ini dapat
meyakinkan pengguna untuk mengembangkan perilaku positif kedalam SIA,
dan kemudian keefektifan SIA dapat tercapai. Hipotesis penelitian dirumuskan
sebagai berikut.
H2 : Partisipasi manajer akan memberikan pengaruh positif terhadap
keefektifan SIA.
Pengetahuan SIA dan Akuntansi Manajer terhadap Keefektifan Sistem
Informasi Akuntansi
Penelitian Hussein (2002) menunjukkan bahwa pengetahuan SIA
manajer dapat meningkatkan keefektifan dalam pelaksanaan SIA. Manajer
yang memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi baru dapat memilih
teknologi yang benar untuk perusahaannya. Akuntansi merupakan komponen
penting dalam sistem informasi modern, manajer baik dengan pengetahuan
SIA atau akuntansi berada dalam posisi lebih baik dibanding jika tidak
memiliki pengetahuan tersebut. Manajer dapat mengerti lebih baik tentang
kebutuhan informasi perusahaan dan menggunakan pengetahuannya untuk
menentukan apa yang dibutuhkan perusahaan. Hipotesis penelitian
dirumuskan sebagai berikut.
H3: Pengetahuan SIA akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan
SIA.
H4: Pengetahuan akuntansi akan memberikan pengaruh positif terhadap
keefektifan SIA.
Ahli Luar terhadap Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi
Salah satu faktor kunci kontribusi dalam pelaksanaan keefektifan SIA
adalah adanya ahli luar perusahaan, seperti konsultan dan vendor (Igbaria et
al., 1997; Thong, 1999; 2001; DeGuinea et al., 2005) dalam Ismail (2009).
Perusahaan juga membutuhkan ahli luar seperti profesi akuntan untuk
memberikan pengetahuan mengenai masalah penyajian kewajaran laporan
keuangan. Lembaga pemerintah juga bertanggung jawab dalam menjaga
kestabilan pertumbuhan ekonomi dengan melakukan pengawasan terhadap
perusahaan-perusahaan di Indonesia, seperti dalam hal pemanfaatan sumber
daya ekonomi dalam bidang IPTEK. Adanya ahli luar dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan untuk dapat mengetahui informasi dan kapasitas
pemrosesan informasi, sehingga diharapkan dapat mencapai keefektifan SIA
perusahaan. Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut.
H5: Peran konsultan akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan
SIA.
H6: Peran vendor akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan
SIA.
H7: Peran akuntan akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan
SIA.
H8: Peran lembaga pemerintah akan memberikan pengaruh positif terhadap
keefektifan SIA.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan
data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang ditujukan
kepada responden, dalam hal ini manajer menengah yang menggunakan
Sistem Informasi Akuntansi pada industri manufaktur di Surakarta dan juga
melalui wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan data sekunder adalah
dengan cara mempelajari jurnal-jurnal serta karya tulis lain yang berhubungan
dengan penelitian ini.
B. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan sekumpulan individu atau objek penelitian yang
memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal
tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok unit analisis atau objek
pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh manajer menengah pada perusahaan
manufaktur di Surakarta. Yang dianggap manajer menengah pada perusahaan
adalah mereka yang memiliki jabatan manajer menengah atau setingkat
dengan manajer menengah (Sayekti, 2002 dalam Andiyono, 2005). Alasan
dipilih manajer menengah adalah karena manajer menengah memegang
peranan penting dalam pengambilan keputusan. Peranan tersebut menjadi
penting karena mereka berhubungan langsung dengan atasan dan bawahan.
Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki
karakteristik yang relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi tersebut.
Sampel yang digunakan adalah individu, dimana terfokus pada satu objek
yaitu manajer menengah pada industri manufaktur. Metode sampling yang
digunakan adalah Purposive Sampling. Dalam penentuan jumlah sampel yang
akan digunakan, peneliti mengacu pada Rule of Thumb yang dikemukakan
oleh Roscoe dalam Sekaran (2000), antara lain:
1. Jumlah sampel yang tepat, sesuai pada penelitian ini yaitu 30< x <500.
2. Jika sampel dibagi ke dalam beberapa sub sampel, maka jumlah sampel
minimum adalah 30 atau setiap kelompok sub sampel.
C. Pengukuran Variabel
Variabel-variabel penelitian dalam penelitian ini, meliputi:
1. Keefektifan SIA
Dengan menggunakan instrumen dari DeLone and McLean’s
(1992), responden diberikan pertanyaan dengan memberikan empat point
skala likert untuk mengindikasikan tingkatan keefektifan kualitas sistem
SIA, kualitas informasi, informasi yang digunakan, kepuasan pengguna,
dampak individual, dan dampak bagi perusahaan.
2. Kecanggihan SIA
Kecanggihan SIA diartikan sebagai jumlah penggunaan aplikasi SIA
yang digunakan untuk peningkatan perusahaan. Responden akan diberikan
pertanyaan untuk mengindikasikan kenapa mereka menggunakan atau
tidak 18 aplikasi SIA. Untuk mengukur tingkatan kecanggihan SIA,
pengukuran agregat digunakan dengan memberikan nilai aplikasi yang
dibuat untuk merepresentasikan jumlah aplikasi yang digunakan oleh
perusahaan. Nilai dari kecanggihan SIA antara 1 sampai dengan 18.
3. Partisipasi Manajer
Dalam penelitian ini, partisipasi manajer dalam pelaksanaan SIA
diukur dengan menggunakan instrumen yang sama oleh Hussein et al.
(2002). Instrumen ini menggunakan empat point skala likert.
4. Pengetahuan SIA
Dalam penelitian ini, pengetahuan SIA manajer menggunakan daftar
dari 7 aplikasi yang secara umum ditemukan dalam perusahaan.
Responden diberikan pertanyaan yang mengindikasikan tingkat
pengetahuan mereka dalam pemrosesan kata, spreadsheet, database,
Aplikasi Dasar Akuntansi, e-mail, internet dan Computer Assisted
production Management. Pengukuran menggunakan instrumen yang
digunakan oleh Ismail (2009). Instrumen ini menggunakan empat point
skala likert.
5. Pengetahuan Akuntansi
Seperti halnya lingkup pada pengetahuan SIA, responden diberikan
pertanyaan yang mengindikasikan tingkat pengetahuan mereka yang
berhubungan dengan teknik akuntansi keuangan dan teknik akuntansi
manajemen. Pengukuran menggunakan instrumen yang digunakan oleh
Ismail (2009). Instrumen ini menggunakan empat point skala likert.
6. Ahli luar
Kuesioner ditanyakan kepada responden untuk mengidentifikasi
penasehat luar yang digunakan oleh perusahaannya (seperti: konsultan,
vendor, akuntan luar, dan lembaga pemerintah). Kemudian mereka
diberikan pertanyaan untuk menilai keefektifannya, dengan empat point
skala likert.
D. Teknik Pengujian Kualitas Data
Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Keabsahan
suatu hasil penelitian sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan.
Apabila alat ukur yang dipakai tidak valid dan atau tidak dapat dipercaya,
maka hasil penelitian yang dilakukan tidak akan menggambarkan keadaan
yang sesungguhnya. Dalam mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam
pengujian, yaitu uji validitas (test of validity) dan uji reliabilitas (test of
reliability) untuk menguji kesungguhan jawaban responden.
1. Uji Validitas (Test of Validity)
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas
berguna untuk menentukan seberapa cermat suatu alat melakukan fungsi
ukurannya. Alat ukur validitas yang tinggi berarti mempunyai varian
kesalahan yang kecil, sehingga memberikan keyakinan bahwa data yang
terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini uji
validitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Construct Validity,
yang merupakan konsep pengukuran validitas dengan cara menguji suatu
instrumen dalam mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan
(Novivanti, 2007). Pengujian validitas akan menggunakan teknik korelasi
product moment dari Pearson yang mengkorelasikan scor per item dengan
scor totalnya.
2. Uji Reliabilitas (Test of Reliability)
Setelah dilakukan uji validitas atas pertanyaan atau pernyataan
yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data
pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau
konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari
sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji
keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-
pernyataan yang sudah valid. Untuk menguji stabilitas pertanyaan dalam
suatu faktor, maka menggunakan formula Cronbach's Alpha. Instrumen
yang dipakai dalam variabel dikatakan handal jika Cronbach’s Alpha lebih
besar 0,60 (Sekaran, 2000).
E. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan pengujian
untuk mendeteksi ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik atas
persamaan regresi. Pengujian asumsi klasik yang akan digunakan, meliputi:
1. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan dependen mempunyai distribusi data
normal atau tidak. Alat yang digunakan yaitu Kolmogorov Smirnov yang
merupakan goodness of fit yang dilaksanakan dengan membandingkan
score observasian dengan suatu sebaran teoritis tertentu. Uji ini
menetapkan apakah score dalam sampel dianggap berasal dari populasi
yang sama dengan distribusi teoritis tertentu. Apabila nilai Sig hitung >
0,05 maka data berdistribusi normal, namun jika Sig hitung ≤ 0,05 maka
data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika tetap maka disebut homokedastisitas, sedangkan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Metode yang digunakan yaitu Metode
Scatterplot. Ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat dari adanya
penyebaran atau pengumpulan plot-plot dalam gambar. Jika tidak terjadi
heteroskedastisitas maka gambar plot akan menyebar di atas dan di bawah
sumbu 0 serta tidak membentuk suatu pola tertentu (seperti: mengumpul
dan menyamping), begitu juga sebaliknya jika gambar plot tidak berada di
atas dan di bawah sumbu 0 serta membentuk suatu pola tertentu maka
terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Auto Korelasi
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah sebuah model
regresi linier terdapat korelasi antar anggota-anggota dari serangkaian
pengamatan. Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang (Gujarati, 1997)
dalam Nugroho (2007). Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini
dideteksi dengan menggunakan Uji Durbin Watson. Ukuran yang
digunakan untuk menyatakan ada tidaknya autokorelasi yaitu apabila nilai
statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa
data tersebut tidak memiliki autokorelasi.
4. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas merupakan hubungan variabel independen
terhadap variabel independen lain, yang menyebabkan varian (standar
error) koefisien regresi tidak akan signifikan berbeda dengan nol. Untuk
menguji multikoliniearitas, dilakukan dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Apabila nilai VIF lebih besar 10
maka dalam model regresi berganda terjadi multikolinearitas.
F. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis 1 s/d 8 menggunakan Analisis Regresi Berganda
untuk mengetahui pengaruh variabel independen, seperti: kecanggihan SIA,
partisipasi manajer, pengetahuan SIA, pengetahuan akuntansi, keefektifan
konsultan, keefektifan vendor, keefektifan akuntan luar, serta keefektifan
lembaga pemerintah terhadap variabel dependen yaitu keefektifan SIA.
Analisis Regresi Berganda ini merupakan salah satu alat uji yang
digunakan pada analisis data dalam ilmu sosial (Bryman dan Cramer, 2001).
Alat uji ini dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel
dependen dengan beberapa variabel independen. Tujuan dari analisis ini untuk
memprediksi perubahan pada variabel dependen dalam merespon perubahan
yang disebabkan oleh variabel independen.
Model Regresi:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7+
b8 X8 + e.
Keterangan:
Y = Variabel keefektifan SIA,
a = Konstanta,
b = Koefisien regresi,
X1 = Variabel kecanggihan SIA,
X2 = Variabel partisipasi manajer,
X3 = Variabel pengetahuan SIA,
X4 = Variabel pengetahuan akuntansi,
X5 = Variabel keefektifan konsultan,
X6 = Variabel keefektifan vendor,
X7 = Variabel keefektifan akuntan luar,
X8 = Variabel keefektifan lembaga pemerintah, dan
e = Error.
G. Kriteria Pengujian Hipotesis
Pengukuran hipotesis dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi
dari tiap-tiap variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antar
variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara
nilai probabilitas (Sig.) dengan tingkat signifikansinya (a). Pengujian
dilakukan dengan tingkat signifikansi 5%. Jika probabilitas (Sig.) lebih besar
dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti variabel independen tidak memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen. Adapun jika probabilitas (Sig.) lebih
kecil dari 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabel independen memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian hipotesis sebagai
berikut:
§ Jika (P) t-hit > 0,05, maka Ho diterima.
§ Jika (P) t-hit < 0,05, maka Ho ditolak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keefektifan SIA
dengan delapan faktor yang mempengaruhinya, seperti: kecanggihan SIA,
partisipasi manajer dalam implementasi SIA, pengetahuan SIA, pengetahuan
akuntansi, keefektifan konsultan, keefektifan vendor, keefektifan akuntan luar,
serta keefektifan lembaga pemerintah. Instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disebar kepada
manajer menengah yang menggunakan SIA pada perusahaan manufaktur di
Surakarta. Periode pengumpulan data adalah Februari sampai Maret 2010.
Pembahasan pada bab ini mengenai diskripsi data beserta analisis data dan
interprestasinya.
A. Deskripsi Data
Data primer diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan
kepada responden melalui kuesioner, dari 70 jumlah kuesioner disebarkan,
diperoleh pengembalian sebanyak 52 buah (74%) dengan sampel layak uji
sejumlah 43 buah (61%). Sisanya sebanyak 9 buah (13%) tidak disertakan
dalam analisis karena jawaban responden tidak lengkap. Dengan demikian ada
43 buah (61%) jawaban responden yang digunakan dalam analisis data.
Gambaran mengenai penyebaran dan penerimaan kuesioner dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.1
Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner
Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebar 70 100%
Kuesioner yang kembali 52 74%
Kuesioner tidak dapat diolah 9 13%
Kuesioner yang dapat diolah 43 61%
Sumber : data primer diolah Deskripsi karakteristik responden yang menjadi sampel penelitian ini
ditabulasikan pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel IV.2
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 9 20,9%
Perempuan 34 79,1%
Total 43 100 %
Sumber : data primer diolah
Dari seluruh responden yang berjumlah 43 orang, 9 orang (20,9%)
berjenis kelamin laki-laki dan 34 orang (79,1%) adalah perempuan.
Tabel IV.3
Umur Responden
Umur Responden Jumlah Persentase
Kurang dari 30 tahun 15 34,9%
30 tahun – 39 tahun 20 46,5%
40 tahun – 49 tahun 8 18.6%
50 tahun ke atas - 0 %
Total 43 100 %
Sumber : data primer diolah
Dari tabel di atas, ternyata responden paling banyak berumur antara
30 tahun – 39 tahun sejumlah 20 orang ( 46,5%), selanjutnya umur kurang
dari 30 tahun sejumlah 15 orang (34,9%), dan kemudian berumur antara 40
tahun– 49 tahun sejumlah 8 orang (18,6%).
Tabel IV.4
Jabatan Responden
Jabatan Responden Jumlah Persentase
Staf Akuntansi 26 60%
Staf IT 17 40%
Total 43 100%
Sumber : data primer
Dari tabel di atas, ternyata responden paling banyak memiliki jabatan
sebagai Staf Akuntansi yaitu sebanyak 26 orang (60%), sedangkan yang
memiliki jabatan sebagai Staf IT sebanyak 17 orang (40%).
Tabel IV.5
Masa Jabatan Responden
Masa Jabatan Responden Jumlah Persentase
≤ 3 tahun 11 25,6%
4 -6 tahun 24 55,8%
7-9 tahun 5 11,6%
³ 10 tahun 3 7,0%
Total 43 100 %
Sumber : data primer
Masa jabatan responden bervariasi, untuk masa jabatan kurang dari 3
tahun sebanyak 11 orang (25,6%), 4 – 6 tahun sebanyak 24 orang (55,8%),
7-9 tahun 5 orang (11,6%), dan lebih dari 10 tahun sebanyak 3 orang
(7,0%).
Tabel IV.6
Tingkat Pendidikan Responden
Jabatan Responden Jumlah Persentase
Diploma 1 1 2,3 %
Diploma 3 23 53,5 %
Strata 1 19 44,2 %
Total 43 100 %
Sumber : data primer Latar belakang pendidikan responden terdiri dari berbagai jenjang
pendidikan, responden dengan tingkat pendidikan Diploma 1 berjumlah 1
orang (2,3%), Diploma 3 berjumlah 23 orang (53,5%), Strata 1 berjumlah
19 orang (44,2%).
B. Pengujian Instrumen Penelitian
Data dari kuesioner yang sudah dijawab oleh responden, dikumpulkan
dan kemudian ditabulasi sesuai keperluan. Setelah data ditabulasi, kemudian
dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Data yang dianalisis harus valid dan
reliabel, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan misalnya dalam
pengukuran variabel yang diteliti dan adanya faktor eksternal yang tidak dapat
dikendalikan oleh peneliti, misalnya jawaban asal-asalan atau ketidakjujuran
responden dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Untuk memperkecil
kemungkinan kesalahan tersebut, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas untuk variabel partisipasi manajer dalam SIA
memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV.7
Hasil Uji Validitas Partisipasi Manajer
Pertanyaan r p Interprestasi
1 0,705** 0,00 Valid
2 0,654** 0,00 Valid
3 0,720** 0,00 Valid
4 0,846** 0,00 Valid
5 0,805** 0,00 Valid
Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05
Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.7 menunjukkan
bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel partisipasi manajer dalam SIA menunjukkan
besarnya probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh
pertanyaan yang digunakan dalam mengukur partisipasi manajer dalam SIA
dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.
Pengujian validitas untuk variabel pengetahuan SIA manajer
memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV.8
Hasil Uji Validitas Pengetahuan SIA
Pertanyaan r p Interprestasi
1 0,615** 0,00 Valid
2 0,759** 0,00 Valid
3 0,538** 0,00 Valid
4 0,697** 0,00 Valid
5 0,766** 0,00 Valid
6 0,754** 0,00 Valid
7 0,764** 0,00 Valid
Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05
Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.8 menunjukkan bahwa
dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel pengetahuan SIA menunjukkan besarnya probabilitas (p)
kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh seluruh pertanyaan yang
digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel pengetahuan SIA dapat
diikutsertakan dalam uji reliabilitas.
Pengujian validitas untuk variabel pengetahuan akuntansi
memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV.9
Hasil Uji Validitas Pengetahuan Akuntansi
Pertanyaan r p Interprestasi
1 0,649** 0,00 Valid
2 0,684** 0,00 Valid
3 0,783** 0,00 Valid
4 0,866** 0,00 Valid
5 0,903** 0,00 Valid
6 0,756** 0,00 Valid
Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05
Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.9 menunjukkan bahwa
dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel pengetahuan akuntansi menunjukkan besarnya
probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh pertanyaan
yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel pengetahuan
akuntansi dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.
Pengujian validitas untuk variabel keefektifan konsultan
memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV.10
Hasil Uji Validitas Keefektifan Konsultan
Pertanyaan r p Interprestasi
1 0,988** 0,00 Valid
2 0,986** 0,00 Valid
Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05
Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.10 menunjukkan
bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel keefektifan konsultan menunjukkan besarnya
probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh pertanyaan
yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel keefektifan
konsultan dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.
Pengujian validitas untuk variabel keefektifan vendor memberikan
hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV.11
Hasil Uji Validitas Keefektifan Vendor
Pertanyaan r p Interprestasi
1 0,994** 0,00 Valid
2 0,992** 0,00 Valid
Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05
Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.11 menunjukkan
bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel keefektifan vendor menunjukkan besarnya
probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh pertanyaan
yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel keefektifan vendor
dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.
Pengujian validitas untuk variabel keefektifan akuntan luar
memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV.12
Hasil Uji Validitas Keefektifan Akuntan Luar
Pertanyaan r p Interprestasi
1 0,994** 0,00 Valid
2 0,993** 0,00 Valid
Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05
Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.12 menunjukkan
bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel keefektifan akuntan luar menunjukkan besarnya
probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh pertanyaan
yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel keefektifan
akuntan luar dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.
Pengujian validitas untuk variabel keefektifan lembaga pemerintah
memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV.13
Hasil Uji Validitas Keefektifan Lembaga Pemerintah
Pertanyaan r p Interprestasi
1 0,992** 0,00 Valid
2 0,992** 0,00 Valid
Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05
Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.13 menunjukkan
bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel keefektifan lembaga pemerintah menunjukkan
besarnya probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh
pertanyaan yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel
keefektifan lembaga pemerintah dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.
Pengujian validitas untuk variabel keefektifan SIA memberikan hasil
berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV.14
Hasil Uji Validitas Keefektifan SIA
Pertanyaan r p Interprestasi
1 0,732** 0,00 Valid
2 0,746** 0,00 Valid
3 0,839** 0,00 Valid
4 0,624** 0,00 Valid
5 0,756** 0,00 Valid
6 0,757** 0,00 Valid
Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05
Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.14 menunjukkan
bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel keefektifan SIA menunjukkan besarnya
probabilitas (p) seluruh pertanyaan kurang dari 0,05. Dengan demikian,
seluruh pertanyaan tersebut dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas memberikan hasil berupa data yang
ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV. 15
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Interprestasi
Keefektifan SIA 0,8372 Baik
Partisipasi manajer 0,7927 Baik
Pengetahuan SIA 0,8267 Baik
Pengetahuan akuntansi 0,8626 Baik
Keefektifan konsultan 0,9727 Baik
Keefektifan vendor 0,9836 Baik
Keefektifan akuntan luar 0,9864 Baik
Keefektifan lembaga pemerintah 0,9836 Baik
Sumber: print out SPSS
Dari data yang dihasilkan oleh uji reliabilitas dapat disimpulkan
bahwa variabel keefektifan SIA, partisipasi manajer, pengetahuan SIA,
pengetahuan akuntansi, keefektifan konsultan, keefektifan vendor,
keefektifan akuntan luar, dan keefektifan lembaga pemerintah dalam
penelitian ini memiliki reliabilitas yang masuk dalam kategori “baik”
karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60.
C. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas untuk masing-masing regresi memberikan hasil
berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV.16
Hasil Uji Normalitas
Model K-SZ p Interpretasi
1 1,095 0,181 Berdistribusi normal
a.Variabel independen: kecanggihan SIA, partisipasi manajer, pengetahuan SIA, pengetahuan akuntansi, keefektifan konsultan, keefektifan vendor, keefektifan akuntan luar, keefektifan lembaga pemerintah.
b.Variabel dependen : keefektifan SIA. Sumber: print out SPSS
Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk keseluruhan variabel, yaitu
variabel keefektifan SIA, partisipasi manajer, pengetahuan SIA,
pengetahuan akuntansi, keefektifan konsultan, keefektifan vendor,
keefektifan akuntan luar, dan keefektifan lembaga pemerintah
menunjukkan nilai p sebesar 0,181 lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa keseluruhan variabel berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas untuk masing-masing regresi
memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel sebagai
berikut ini.
Tabel IV.17
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinerity Statistics Variabel
Tollerance VIF
Interprestasi
Keefektifan SIA - Kecanggihan SIA
0,819 1,220 Tidak terjadi multikolinearitas
Keefektifan SIA –Partisipasi Manajer
0,827 1,209 Tidak terjadi multikolinearitas
Keefektifan SIA -Pengetahuan SIA
0,559 1,790 Tidak terjadi multikolinearitas
Keefektifan SIA –Pengetahuan Akuntansi
0,648 1,543 Tidak terjadi multikolinearitas
Keefektifan SIA –Keefektifan Konsultan
0,640 1,563 Tidak terjadi multikolinearitas
Keefektifan SIA –Keefektifan Vendor
0,473 2,113 Tidak terjadi multikolinearitas
Keefektifan SIA – Akuntan Luar
0,360 2,778 Tidak terjadi multikolinearitas
Keefektifan SIA – Keefektifan Lembaga Pemerintah
0,714 1,401 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: print out SPSS
Hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai
toleransi (tolerance) seluruh regresi lebih dari 0,1 dan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) kurang dari 10, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas dalam penelitian ini.
3. Uji Autokolerasi
Pengujian autokorelasi memberikan hasil berupa data yang
ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Scatterplot
Dependent Variable: Efektivitas SIA
Regression Standardized Residual
3210-1-2-3
Reg
ress
ion
Sta
ndar
dize
d P
redi
cted
Val
ue
3
2
1
0
-1
-2
-3
Tabel IV.18
Hasil Uji Autokorelasi
Model
R R Square
Adj R Square
Std Error of Estimate
D-W Interprestasi
1 0,731 0,535 0,425 0,467 2,045 Tidak ada autokolerasi
a. Predictors: (Constant), kecanggihan SIA, partisipasi manajer, pengetahuan SIA, pengetahuan akuntansi, keefektifan konsultan, keefektifan vendor, keefektifan akuntan luar, keefektifan lembaga pemerintah.
b. Variabel dependen: Keefektifan SIA. Sumber: print out SPSS
Hasil pengujian autokorelasi untuk regresi berganda di atas,
menunjukkan bahwa angka Durbin Watson (D-W) sebesar 2,045. Hal ini
berarti angka D-W lebih besar dari 1,958 sehingga tidak menunjukkan
adanya autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas untuk regresi berganda memberikan
hasil berupa data yang ditunjukkan dalam gambar berikut ini.
Gambar IV.1
Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Scatterplot
Dependent Variable: Keefektifan SIA
Gambar di atas menunjukkan penyebaran plot-plot yang berada di
atas dan di bawah sumbu 0 serta plot-plot tersebut tidak membentuk suatu
pola tertentu, sehingga dalam penelitian ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS
Dalam penelitian ini, keseluruhan hipotesis (H1-H8) diuji dengan
menggunakan Uji Regresi Berganda, untuk mengetahui pengaruh variabel
independen, seperti: kecanggihan SIA, partisipasi manajer, pengetahuan SIA,
pengetahuan akuntansi, keefektifan konsultan, keefektifan vendor,
keefektifan akuntan luar, serta keefektifan lembaga pemerintah terhadap
variabel dependen yaitu keefektifan SIA. Hasil analisis regresi berganda
digambarkan pada tabel berikut :
Tabel IV.19
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Koefisien Regresi
t Sig
X1 Kecanggihan SIA 0,000 0,012 0,991
X2 Partisipasi Manajer 0,436 3,138 0,004*
X3 Pengetahuan SIA 0,031 0,160 0,874
X4 Pengetahuan Akuntansi 0,489 2,972 0,005*
X5 Keefektifan Konsultan 0,035 0,591 0,558
X6 Keefektifan Vendor 0,048 0,563 0.577
X7 Keefektifan Akuntan Luar 0,175 2,108 0,042*
X8 Keefektifan Lembaga Pemerintah 0,101 1,010 0,320
R=0,731 R2=0,535 Adj R2=0,425 F=4,888
Sumber: print out SPSS
** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05
Hasil pengujian pada tabel di atas menunjukkan bahwa variabel
kecanggihan SIA (X1) tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap
keefektifan SIA sehingga H1 ditolak. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dihasilkan oleh Ismail (2009) dimana kecanggihan SIA
tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA. Hasil tidak
signifikan ini memang tidak diharapkan (Sien 2001 dalam Ismail 2009).
Variabel partisipasi manajer (X2) menunjukkan pengaruh positif
terhadap keefektifan SIA sehingga H2 diterima pada tingkat signifikansi
0,05. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Jarvenpaa dan
Ives (1991) dan Ismail (2009), dimana dalam penelitian mereka, partisipasi
manajer tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA.
Variabel pengetahuan SIA (X3) menunjukkan pengaruh negatif
terhadap keefektifan SIA sehingga H3 ditolak. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2009) dimana tingkat
pengetahuan manajer tentang SIA tidak menunjukkan pengaruh positif
terhadap keefektifan SIA.
Variabel pengetahuan akuntansi (X4), menunjukkan pengaruh
positif terhadap keefektifan SIA, sehingga H4 diterima pada tingkat
signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan Ismail (2009), dimana dalam penelitiannya, pengetahuan
akuntansi menunjukkan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA.
Variabel keefektifan konsultan (X5) menunjukkan pengaruh
negatif terhadap keefektifan SIA sehingga H5 ditolak. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2009) dimana
keefektifan konsultan tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap
keefektifan SIA.
Variabel keefektifan vendor (X6) menunjukkan pengaruh negatif
terhadap keefektifan SIA sehingga H6 ditolak. Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2009) dimana dalam
penelitiannya keefektifan vendor menunjukkan pengaruh positif terhadap
keefektifan SIA.
Variabel keefektifan akuntan luar (X7) menunjukkan pengaruh
positif terhadap keefektifan SIA sehingga H7 diterima pada tingkat
signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Ismail (2009) dimana keefektifan akuntan luar
menunjukkan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA. Hal tersebut
berarti bahwa akuntan luar memiliki kemampuan lebih mengenai klien dan
bisnis kliennya dan dapat membantu dalam pelaksanaan SIA yang lebih
efektif sesuai dengan kebutuhan bisnisnya.
Variabel keefektifan lembaga pemerintah (X8) menunjukkan
pengaruh negatif terhadap keefektifan SIA sehingga H8 ditolak. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2009)
dimana dalam penelitiannya keefektifan lembaga pemerintah
menunjukkan pengaruh negatif terhadap keefektifan SIA.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian ini mengambil objek pada perusahaan manufaktur di wilayah
Surakarta. Berdasarkan hasil analisis data pada Bab IV, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut ini.
1. Pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa kecanggihan SIA
berpengaruh negatif terhadap keefektifan SIA sehingga H1 ditolak, yang
berarti bahwa dengan aplikasi-aplikasi SIA yang digunakan oleh
perusahaan tidak menjamin keefektifan SIA perusahaan.
2. Pengujian hipotesis ke dua menunjukkan bahwa partisipasi manajer
berpengaruh positif terhadap keefektifan SIA sehingga H2 diterima, yang
berarti bahwa partisipasi manajer mempunyai peran penting dalam
pelaksanaan SIA demi tercapainya keefektifan SIA.
3. Pengujian hipotesis ke tiga menunjukkan bahwa pengetahuan SIA
berpengaruh negatif terhadap keefektifan SIA sehingga H3 ditolak, yang
berarti bahwa manajer yang mengerti kebutuhan informasi perusahaan
melalui SIA belum tentu dapat menjamin keefektifan SIA perusahaan
tersebut.
4. Pengujian hipotesis ke empat menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi
berpengaruh positif terhadap keefektifan SIA sehingga H4 diterima, yang
berarti bahwa manajer dengan tingkat pengetahuan akuntansi yang lebih
baik dibanding jika tidak memiliki pengetahuan tersebut dapat membantu
perusahaan dalam mencapai keefektifan SIA.
5. Pengujian hipotesis ke lima menunjukkan bahwa keefektifan konsultan
berpengaruh negatif terhadap keefektifan SIA sehingga H5 ditolak, yang
berarti bahwa perusahaan yang menggunakan jasa konsultan belum dapat
menjamin perusahaannya mencapai keefektifan SIA.
6. Pengujian hipotesis ke enam menunjukkan bahwa keefektifan vendor
berpengaruh negatif terhadap keefektifan SIA sehingga H6 ditolak, yang
berarti bahwa perusahaan yang menggunakan jasa vendor sebagai
penyedia sistem belum dapat menjamin perusahaannya mencapai
keefektifan SIA.
7. Pengujian hipotesis ke tujuh menunjukkan bahwa keefektifan akuntan luar
mempunyai pengaruh positif terhadap keefektifan SIA sehingga H7
diterima, yang berarti bahwa perusahaan yang menggunakan jasa akuntan
luar dapat menyajikan laporan keuangan secara wajar, sehingga
keefektifan SIA dapat tercapai.
8. Pengujian hipotesis ke delapan menunjukkan bahwa keefektifan lembaga
pemerintah mempunyai pengaruh negatif terhadap keefektifan SIA
sehingga H8 ditolak, yang berarti peran lembaga pemerintah belum dapat
membantu perusahaan dalam mencapai keefektifan SIA.
B. KETERBATASAN DAN SARAN
1. KETERBATASAN
Dalam penelitian ini, peneliti mengakui adanya beberapa keterbatasan
yang mungkin dapat menimbulkan gangguan pada hasil penelitian.
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
1) Kemungkinan terjadi responden bias yang dapat disebabkan
ketidakjujuran responden atau ketidakseriusan responden dalam
menjawab pertanyaan yang mungkin disebabkan karena situasi dan
kondisi responden yang berbeda-beda sehingga menyebabkan jawaban
responden tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya.
2) Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur di Surakarta,
sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasi untuk perusahaan
manufaktur di wilayah lain ataupun jenis industri lain, seperti jasa,
dagang atau sektor publik.
3) Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh
Ismail (2009) yang mengambil objek penelitian perusahaan
manufaktur di Malaysia. Penelitian ini menggunakan variabel yang
sama dengan penelitian Ismail, sehingga kemungkinan variabel
tersebut tidak cocok atau sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia.
2. SARAN
Dari keterbatasan yang dikemukakan di atas, maka penulis memberikan
berbagai saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain:
a) Untuk penelitian selanjutnya perlu ditambahkan metode wawancara
secara langsung dalam upaya pengumpulan data untuk menghindari
kemungkinan responden tidak objektif dalam mengisi kuesioner.
b) Penelitian ini hanya terbatas pada industri manufaktur di Surakarta,
untuk penelitian selanjutnya dapat menambah objek penelitian di
wilayah lain ataupun pada jenis industri lain, seperti jasa, dagang,
atau sektor publik sehingga hasilnya dapat digeneralisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Shannon W. and William N. Lanen. 2002. Using Electronic Data
Interchange (EDI) to Improve the Efficiency of Accounting Transactions. The Accounting Review, Vol. 77, No.4, pp 703-729.
Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan. 2002. Management Control System.
Jakarta: Salemba Empat. Ardhinata, Darwin. 2006. Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi dan
Partisipasi Manajer dalam Pengembangan Sistem terhadap Perilaku Manajer pada Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur di Kota Surakarta. Skripsi.
Bandi. 2006. Pengaruh Respon Perusahaan dalam Investasi Teknologi Informasi
terhadap Kinerja Perusahaan: Strategi Bisnis, Kematangan Teknologi Informasi dan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Anteseden. Simposium Nasional Akuntansi XI Padang.
Ekayani, Ni Nengah Seri dkk. 2005. Analisis Kontribusi Nilai Teknologi
Informasi terhadap Kinerja Proses Bisnis dan Dinamika Bersaing. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.
Febria, Indra. 2009. Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Jasapura Angkasa
Boga. www.worldfriend.com. Gaspersz, Vincent. 2001. Desain Sistem manufaktur Menggunakan ERP System:
Suatu Pendekatan Praktis. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 1, No. 6, pp. 77-88. Handayani, Rini. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 9, No. 2, pp. 76-87.
Hutagalung, Megawati. 2006. Pengaruh Kompetisi Pasar dan Computer Aided
Manufacturing terhadap Penggunaan Multiple Performance Measures. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 8, No. 4, pp. 13-23.
Iman, Nofie dan Jogiyanto (2006). Pengaruh Penyelarasan Strategik terhadap
Kinerja Organisasi pada Sektor Perbankan di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XI Padang.
Ismail, Noor Azizi and King. 2005. Firm Performance and AIS alignment in
Malaysian SMEs. International Journal of Accounting Information Systems, pp. 241-259.
Ismail, Noor Azizi. 2009. Factor Influencing AIS Effectiveness Among Manufacturing SMEs: Evidence from Malaysia. The Electronic Journal on Information Systems in Developing Countries. pp. 1-19.
Jusup, AL Haryono. 2005. Dasar-Dasar Akuntansi. Jilid: 1& 2. Yogyakarta: STIE
YKPN. Komara, Acep. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. Lestari, Baiq Anggun Hilendry dan Zulaikha. 2002. Pengaruh Information
Teknologi Reladness terhadap Kinerja Perusahaan dan Knowledge Management Capability sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi X.
Lukito, Edy dan Yefta Andi Kus Noegroho. 2008. Pengaruh Informasi Akuntansi
terhadap Kinerja Manajer dengan Ketidakpastian Lingkungan dan Strategi Bisnis sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.8, pp. 85-94.
Maharsi, Sri. 2000. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi terhadap
Bidang Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 2, No. 2, pp. 52-62.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Edisi 3.
Jakarta: Salemba Empat. Prabowo, Ronny. 2005. Investasi Teknologi Informasi dan Kinerja Keuangan:
Aplikasi Data Envelopment Analysis (DEA) pada Perusahaan yang Sukses Melakukan Investasi Teknologi Informasi. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.
Ratnasari, Maria M. 2000. Pengaruh Efektivitas Penggunaan dan Kepercayaan
terhadap Teknologi Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Individual pada Pasar Swalayan di Kota Denpasar. Skripsi.
Sekaran, Uma. 2002. Research Methods for Business. Edisi 4. Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE. Widhiyani, Ni Luh Sari. 2007. Desain Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
Berbasis Komputer pada Perusahaan Konstruksi. Buletin Studi Ekonomi, Vol 12. No, 2.
Widowati, Endah dan Didi Achjari. 2004. Pengukuran Konsep Efektivitas Sistem Informasi: Penelitian Pendahuluan. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
Yuniawati, Rani Dwi dan I Made Narsa. 2003. Pengaruh Interaksi antara Total
Quality Manajemen dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal akuntansi & Keuangan, Vol.5, No. 1, pp. 18-34.