Download - gangguan prilaku
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Menolak kehadiran orang lain dan lebih asyk bermain sendiri
Gejala ini merupakan gejala autistik, dimana pasien terpusat pada diri sendiri dan
tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Bentuk penarikan diri dari hubungan dengan
lingkungan/gejala autistik dapat ditemukan pada beberapa gangguan mental pada anak,
seperti pada autisme, retardasi mental atau pada skizofrenia dengan onset pada masa
kanak-kanak.
Terlihat ketakutan bila mendengar suara yang agak keras
Gejala ini juga dapat merupakan salah satu bentuk gejala autistik pada anak. Dapat
juga merupakan bentuk hipereaktifitas anak terhadap stimuli dari luar.
Ucapannya susah dimengerti
Ucapan yang tidak bisa dimengerti merupakan bentuk dari gangguan bicara.
Gangguan bicara dapat merupakan gangguan primer atau gangguan sekunder akibat
gangguan bahasa pada anak. Bahasa terdiri dari dua komponen, bahasa reseptif adalah
kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar. Bahasa ekspresif
adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi
tanda) atau auditorik. Seorang anak yang mengalami gangguan berbahasa mungkin saja
dapat mengucapkan suatu kata dengan jelas tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata
dengan baik. Sebaliknya, ucapan seorang anak mungkin sedikit sulit untuk dimengerti,
tetapi ia dapat menyusun katakata yang benar untuk menyatakan keinginannya. Masalah
bicara dan bahasa sebenarnya berbeda tetapi kedua masalah ini sering kali tumpang tindih.
Gangguan bicara dan bahasa terdiri dari masalah artikulasi, masalah suara, masalah
kelancaran berbicara (gagap), afasia (kesulitan dalam memahami atau menggunakan
katakata, biasanya akibat cedera otak) serta keterlambatan dalam bicara atau bahasa.
Keterlambatan bicara dan bahasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor
lingkungan atau hilangnya pendengaran. Gangguan bicara dan bahasa juga
berhubungan erat dengan area lain yang mendukung seperti fungsi otot mulut dan fungsi
pendengaran. Keterlambatan dan gangguan bisa mulai dari bentuk yang sederhana seperti
bunyi suara yang “tidak normal” (sengau, serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk
mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme oralmotor dalam
fungsinya untuk bicara dan makan.
Gangguan bahasa juga dapat disebabkan gangguan perkembangan mental lain atau
bahkan menjadi penyebab dari keterlambatan perkembangan mental pada anak. Misalnya
pada kasus, anak dengan sifat autistik enggan berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini
akhirnya dapat menyebabkan gangguan bahasa. Atau, pada kasus anak dengan gangguan
bahasa dapat terjadi keterlambatan perkembangan mental karena minimnya komunikasi
yang dapat dilakukan dengan orang lain.
Mudah marah, dan sulit ditenangkan jika sudah marah
Anak yang mudah marah dan sulit ditenangkan menunjukkan kharakterisrik
kepribadian tipe sulit pada anak (temperamental). Hal ini dapat disebabkan tidak
sinerginya hubungan anatar orangtua dan anak. Sifat temperamental pada anak dapat
disebabkan perkembangan mental yang terganggu (kelainan/gangguan mental) atau
sebagai adaptasi negatif anak terhadap kondisi lingkungan yang tidak kondusif. Untuk itu
perlu dinilai kondisi yang memicu kemarahan pada anak, dan kenapa ia sulit ditenangkan.
Nilai juga peran ibu/ayah sebagai orang tua dan kedekatan hubungan orangtua-anak. Hal
ini untuk mengekslusi kemungkinan masalah yang mungkin ada pada orangtua/lingkungan
sosial.
Adapun gangguan perkembangan pada anak dengan ciri mudah marah dan sulit
ditenangkan dapat ditemukan pada kondisi anak autistik, gangguan kognisi (retardasi
mental) atau pada anak dengan gangguan perilaku dan emosional.
Belum bisa berjalan
Anak sudah mampu berjalan pada usia 2 tahun. Pada pasien ini, meski usia mencapai
4 tahun tapi belum bisa berjalan. Keterlambatan ini dapat murni karena gangguan fungsi
motorik atau merupakan efek tidak langsung dari keterlambatan perkembangan fungsi
kognisi dan mental pada anak. Adapun pada gangguan fungsi motorik umumnya
disebabkan kelainan biologis dan umumnya bisa terlihat jelas, misalnya pada cerebral
palsy dimana terjadi atrofi pada otot ekstremitas. Bila merupakan akibat dari gangguan
perkembangan, umumnya terdapat gejala gangguan perkembangan lain.
Bila gejala-gejala pada pasien ditelaah secara keseluruhan, kemungkinan pasien
memang mengalami gangguan perkembangan. Adapun kemungkinan diagnosis pada kasus
pasien diatas adalah:
Autisme kemungkinan paling besar pasien menderita autisme. Hal ini didukung oleh
adanya tanda-tanda autistik pada pasien seperti menolak kehadiran orang lain dan lebih
senang bermain sendiri, mudah marah dan sulit ditenangkan, ucapannya tidak/susah
dimengerti. Adapun yang kurang mendukung adalah gangguan berjalan, karena pasien
autisme jarang mengalami gangguan pada motorik kasar.
Retardasi Mental kemungkinan pasien mengalami gangguan kognisi juga masih
besar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda gangguan adaptif pada pasien,
seperti gangguan bicara, mudah marah, menolak orang lain dll. Untuk menegakkan
diagnosis adanya gangguan kognisi perlu dilakukan pemeriksaan intelegensi pada anak.
ADHD beberapa gejala dapat merujuk pada diagnosis ini meski gejala lain sama
sekali tidak berhubungan. Adapun gejala yang mendukung adalah pasien yang mudah
marah dan sulit ditenangkan. Monolak orang lain dapat merupakan bentuk atensi
terhadap lingkungan.
Cerebral Palsy kemungkinan cerebral palsy ditujukan dengan gangguan berjalan pada
anak.
Tumbang Normal
PERTUMBUHAN ANAK
Berat Badan
bayi yang cukup bulan, berat badan saat lahir akan kembali pada hari ke 10
BB pada usia 5 bulan → 2X BB saat lahir
BB pada usia 1 tahun → 3X BB saat lahir
BB pada usia 2 tahun → 4X BB saat lahir
BB pada masa prasekolah → kenaikan BB rata-rata 2 kg/tahun
dibandingkan anak laki-laki, pacu tumbuh anak perempuan lebih cepat yaitu sekitar
usia 8 tahun, sedangkan anak laki-laki kira-kira pada usia 10 tahun. tetapi
pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti daripada anak laki-laki.
anak perempuan perempuan umur 18 yahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan
anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada usia 20 tahun.
kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat
gizi yang baik adalah berkisar antara:
700-1000 gram/ bulan triwulan 1
500-600 gram/ bulan triwulan II
350-450 gram/ bulan triwulan III
250-350 gram/ bulan pada triwulan IV
dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman, 1992 untuk
memperkirakan berat badan anak yaitu:
lahir
3-12 bulan
1-6 tahun
6-12 tahun
3,25 kg
Umur ( bulan) + 9
2
Umur (tahun) X 2 + 8
Umur (tahun) X 7 -5
Pola pertumbuhan
Tinggi Badan
secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut:
1 tahun → 1,5 X TB lahir
4 tahun → 2 X TB lahir
6 tahun→ 1,5 X TB setahun
dapat juga digunakan rumus behrman yaitu :
1. Lahir 50 cm
2. Umur 1 tahun
3. 2-12 tahun
75 cm
Umur (Tahun) X 6 + 77
rata-rata kenaikan tinggi badan pada nak prasekolah adalah 6-8 cm/ tahun
anak perempuan umumnya memulai pacu tumbuh tinggi badan adolesennya kira-
kira pada umur 10,5 tahun dan mencapai puncaknya kira-kira umur 12 tahun di
Inggris dan 3 bulan lebih awal di Amerika
anak laki-laki lebih tinggi pacu tumbuh dan mencapai puncaknya 2 tahun kemudian.
namun, puncak untuk anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan
rata-rata laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki 10,3 cm per tahun sementara
anak perempuan 9 cm/ tahun
kecepatan rata-rata seluruh tubuh adalah 9,5 cm / tahun pada anak laki-laki dan 8,1
cm per tahun pada anak perempuan
rumus tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi
badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai dengan
potensinya, adalah sebagai berikut:
TB anak perempuan = (TB ayah- 13 cm) + TB ibu ± 8,5 cm
2
TB anak laki-laki = (TB ibu + 13 cm) TB ayah ± 8,5 cm
2
13 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan antara orang dewasa laki-laki dan
perempuan di Inggris, dan 8,5 cm adalah nilai absolut tentang tinggi badan
PERKEMBANGAN ANAK
Perkembangan adalah : level individual fisiologis anak yang merupakan hasil dari
pematangan system saraf dan reaksi psikologi, hasil dari 2 faktur : genetik (nature) dan
lingkungan (nurture)
Tahap-tahap perkembangan anak
TAHUN PERTAMA
0 - 3 Bulan
Belajar mengangkat kepala
Belajar mengikuti objek dengan matanya
Melihat ke muka orang dengan tersenyum
Bayi yang sedang berbaring akan dapat mengikuti sebuah benda yang diletakkan
90 o dari garis tengah melalui sebuah busur 180o
Dapat membedakan orang – orang dan benda – benda dalam lingkungan mereka
2 – 6 minggu lebih senang dengan orang – orang yang dikenal dari pada yang
tidak dikenal.
3 – 5 minggu senyuman sosial berkembang penuh (bayi yang tidak dapat
mempunyai senyuman sosial pada umur 8 – 12 minggu harus dianggap sebagai
penyimpangan berat.
4 minggu dapat membuat suara serak lemah 8 minggu bunyi vokal 12
minggu bunyi sebagai tanda kesenangan akan kontak sosial.
Bereaksi terhadap bunyi/suara
Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak
Menahan barang yang dipegangnya, reflek memegang ini tetap ada sampai 8
minggu.
4 – 8 minggu pertama, bayi yang ditarik dari posisi berbaring ke posisi duduk,
kepala bayi akan jatuh ke belakang 12 minggu ada sedikit pengendalian,
menyebabkan gerakan terangguk – angguk.
Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
3 – 6 bulan:
Pada hari-hari pertama, bayi memfiksasi secara visual benda-benda yang
ditempatkan di dekat atau digerakkan melalui bidang penglihatan mereka.
Umur 3 bulan, bayi yang diletakkan tiarap pada permukaan keras dapat
mengangkat kepala dan dadanya.
Umur 4 bulan, dalam posisi ini mereka dapat mengangkat kepala ke posisi
vertical dan memalingkannya dengan mudah dari sisi ke sisi
Umur 5 – 6 bulan, berguling – guling
3 – 4 bulan secara berangsur – angsur meninggalkan sikap lahir tonik kepala
dipertahankan di garis tengah.
Umur 5 bulan kepala akan dipertahankan tegak lurus dan mantap.
4 bulan dapat memegang benda berukuran sedang
6 bulan fungsi tangan terpusat pada struktur – struktur di sisi radial, ibu jari
dapat dipakai bersama – sama dengan telapak tangan.
6 – 6 ½ bulan dapat memegang benda – benda besar dan memindahkannya dari
tangan yang satu ke tangan yang lain, dapat duduk sendiri dengan bersandar ke
depan pada tangannya atau bantuan pelvisnya.
4 bulan dapat tertawa nyaring, menunjukkan perasaan tidak senang dengan
perubahan ekspresi, cerewet dan menangis.
Akhir bulan ke 6 mengembangkan preferensi yang jelas untuk hubungan
sosial dengan orang – orang yang memberikan perawatan terbaik berada
dalam lengan ibu, mulai memperlihatkan ansietas bila didekati orang asing.
Apabila sendirian dilingkungan orang asing hubungan sosial baru diterima
tanpa protes.
4 – 6 bulan sering mengalami kebotakan di daerah oksikutnya.
4 bulan lebih terampil melakukan kontak dengan benda – benda dalam
jangkauannya dimasukkan ke mulut untuk eksplorasi oral
Dapat mempertahankan fiksasi dengan gerakan mata dan kepala hampir 90o dari
kedua sisi garis tengah
Mengangkat kepala 90˚ dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar
jangkauannya
Berusaha memperluas lapangan pandang
Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
6 – 9 bulan:
7 bulan dapat merespon terhadap ekspresi wajah orang – orang yang
mempunyai hubungan erat dengannya.
Dalam posisi bertiarap dapat berputar untuk mengejar sebuah benda
Dapat merayap atau merangkak
Dapat duduk tanpa bantuan dan mempertahankan posisi ini dengan punggung
lurus
8 bulan sering dapat berdiri dengan kokoh untuk sementara waktu selama
tangannya dipegang 9 bulan berjalan beberapa langkah jika kedua tangannya
dipegang
Dapat memegang dengan ibu jari dan telunjuk dapat mengambil sebutir
mimis dengan kedua jari tersebut
Umur 6 ½ dapat membuat bunyi vokal berulang 8 bulan membuat bunyi
konsonan berulang, seperti ba ba, ma ma, da da,
Menaruh perhatian terhadap bunyi nama mereka sendiri
6 bualn Sudah dapat meniru
9 bulan dapat meniru melambaikan tangan tanda selamat tinggal atau bertepuk
tangan
9 bulan dapat melepaskan benda dari tangan apabila diminta
Dapat duduk tanpa dibantu
Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
Memindahkan benda satu tangan ke tangan yang lain
Memegang benda yang kecil dengan ibu jari dan telunjuk
Bergembira dengan melempar benda-benda
Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti
Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing
Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyi
9 – 12 bulan:
12 bulan dapat diajak bermain sederhana seperti bermain bola
Dapat memberi sebuah benda ke tangan yang memintanya
Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
Dapat berjalan dengan dituntun
Meniru suara
Mengulang bunyi yang didengarnya
Belajar menyatakan satu atau dua kata
Mengerti perintah sederhana atau larangan
Mempelihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin
menyentuh apa saja dan memasukkan benda ke mulutnya
Berpartisipasi dalam permainan
Tahun pertama kehidupan ibu dan anak harus mengembangkan interaksi
menyenangkan yang mempersiapkan bayi dari posisi ketergantungan ke posisi
aktivias yang relaif bebas gagal mungkin menjadi sumber gangguan
emosional seumur hidup
TAHUN KEDUA
12 – 18 bulan:
Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
Berlari dengan kaku
Mengeksploitasi benda-benda dalam lingkungan mereka secara giat dan imitatif
12 bulan dapat melepaskan sebutir mimis ke tangan orang yang memintanya
15 bulan memasukkan butir mimis ke botol kecil dan berusaha
mengeluarkannya dengan memasukkan tangan 18 bulan dapat
mengeluarkannya dengan membalikkan botol tersebut
Mempunyai perbendaharaan kata Dapat mengatakan 5-10 kata
Tahun kedua ini : sangat imitatif, mengetahui tentang, berespon terhadap orang
lain termasuk saudara kandung
Menyusun 2 atau 3 kotak
Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
18 – 24 bulan:
Berlari dengan baik dan dapat mengatasi kecnderungan untuk jatuh
Naik turun tangga
Menyusun 6 kotak
Menunjuk mata dan hidungnya
Menyusun 2 kata
Belajar makan sendiri
Menggambar garis di kertas dan pasir
Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan orang-orang yang lebih besar
Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
2 – 3 tahun:
Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
Membuat jemabatan dengan 3 kotak
Mampu menyusun kalimat
Mempergunakan kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya
Menggambar lingkaran
Bermain bersama anak yang lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar
keluarganya
3 - 4 tahun:
Berjalan-jalan sendiri mengujungi tetangga
Berjalan pada jari kaki
Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
Menggambar garis silang
Menggambar orang hanya kepala dan badan
Mengenal 2 atau 3 warna
Bicara dengan baik
Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
Banyak bertanya
Bertanya bagaimana anak dilahirkan
Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang
Mendengarkan cerita-cerita
Bermain dengan anak lain
Menunjukkan rasa sayang kepada saudar-saudaranya
Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
4 – 5 tahun:
Melompat dan menari
Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan
Menggambar segi 4 dan segi 3
Pandai berbicara
Dapat menghitung dengan jari-jarinya
Dapat menyebut hari-hari dala seminggu
Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
Minat kepada kata baru dan artinya
Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
Mengenal 4 warna
Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil
Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
6 – 10 tahun:
Ketrampilan dan intelektual makin berkembang
Senang bermain diluar
Bermain dengan teman dengan jenis kelamin sama
Pendekatan Diagnosis
Rio, Anak laki-laki 4 tahun
Bertingkah laku aneh sejak usia 2 tahun. Perilaku yang dimaksud antara lain:
1. Menolak kehadiran orang lain
2. Lebih asyik bermain sendiri dengan mobil-mobilannya yang sudah usang
3. Jika mendengar suara keras menjadi sangat ketakutan
4. Ucapannya sulit dimengerti
5. Sulit menenangkan Rio
6. Belum bisa berjalan sendiri
Untuk memastikan Rio mengalami gangguan dalam perkembangan atau tidak, kami
membandingkan perkembangan yang sudah dicapai Rio terhadap perkembangan normal anak
berusia 4 tahun. Pada usia 4 tahun, seorang anak seharusnya:
a. Mampu naik turun tangga
b. Mampu berdiri dengan satu kaki selama 5-8 detik
c. Belajar untuk berbagi dan peduli dengan orang lain
d. Bisa bermain dengan teman sebayanya secara kooperatif
e. Sudah bisa bersosialisasi dengan teman seusianya dan orang dewasa
f. Penggunaan simbol dan bahasa secara lebih luas
Perkembangan Anak Normal Perkembangan yang dicapai Rio
Mampu naik turun tangga Belum bisa berjalan sendiri
Mampu berdiri dengan 1 kaki selama 5-8 detik
Belajar untuk berbagi dan peduli dengan orang lain Lebih asyik bermain sendiri
Menolak kehadiran orang lain
Bisa bermain dengan teman sebayanya secara
kooperatif
Sudah bisa bersosialisasi dengan teman seusianya
dan orang dewasa
Penggunaan simbol dan bahasa secara lebih luas Ucapannya sulit dimengerti
Lainnya:
Jika mendengar suara keras menjadi
sangat ketakutan
Sulit menenangkan Rio
Dari tabel sebelumnya kami menemukan bahwa tampaknya Rio mengalami gangguan
dalam perkembangan kognitifnya.
Dari data di skenario, diketahui bahwa kondisi ini sudah terjadi sejak usia 2 tahun, dari
informasi tersebut kami juga mencurigai bahwa Rio mengalami Neurodevelopmental
Disorder, karena gejala keterlambatan perkembangan kognitifnya terjadi pada usia kurang
dari 3 tahun.
Differential Diagnosis:
1. Autisme
Karena memenuhi kriteria Trias Autisme, yaitu:
Gangguan Komunikasi
Gangguan Interaksi Sosial
Perilaku repetitif (stereotipik)
2. Retardasi Mental
Karena adanya keterlambatan perkembangan, kesulitan adaptasi, gangguan
komunikasi, mental dan interaksi sosial
3. ADHD
Karena adanya gangguan interaksi sosial dan sulit untuk ditenangkan
4. Cerebral Palsy
Karena adanya gangguan fungsi motorik (belum bisa berjalan) dan gangguan bicara dan
bahasa.
DENVER II
Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan untuk mengetahui sedini
mungkin penyimpangan perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai berumur 6
tahun.
Perlengkapan Test:
Bisa dipakai gulungan benang wool berwarna merah dengan diameter 10 cm
Ola tenis
Pensil merah
Boneka kecil dengan botol susu
Cangkir plastik dengan gegangannya
Kertas kososng
Bel kecil
Kismis
Kerincingan dengan gagang yang kecil
10 buah kubus berwarna dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm
Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm
Formulir Denver II
Diberikan untukdeteksi dini penyimpangan perkembangan anak usia kurang dari 6
tahun, yang berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk
menjaring fungsi berikut :
BIDANG/ASPEK YANG DINILAI
1. Personal sosial
Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan
2. Adaptif-Motorik halus
Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil
3. Bahasa
Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
4. Motorik kasar
Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar
Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan
tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan.
Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan
perkembangan yaitu 25%; 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas
perkembangan tersebut.
25% populasi anak sudah dapat berjalan dengan baik pada usia 11 bulan lebih,
50% pada usia 12 1/3 bulan.
Pada ujung sebelah kiri dari daerah hitam menunjukkan bahwa 75% populasi sudah
dapat berjalan dengan baik pada usia 13 ½ bulan
Pada ujung kanan dari daerah hitam menunjukkan 90% populasi anak sudah dapat
berjalan dg baik pada usia 15 bulan kurang.
Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak sebelah
kiri:
R (Report)=(L:laporan): tugas perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan
dari orang tua/pengasuh. Akan tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat
memperhatikan apa yang bisa dilakukan oleh anak.
Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada
pada formulir
Perbedaan Differential Diagnosis Pada PDD
Perbedaan definisi gangguan kognitif, gangguan perkembangan, gangguan
perkembangan pervasif, dan retardasi mental
1. Gangguan kognitif
Merupakan gangguan kemampuan berpikir dan memberikan rasional, termasuk
proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. Gangguan kognitif
erat kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk berpikir akan
dipengaruhi oleh keadaan otak
2. Gangguan perkembangan
Gangguan bertambahnya kemampuan fungsi-fungsi individu yang terdiri dari
kemapuan gerak dasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara,
emosional-sosial, kemandirian, intelegensi, dan perkembangan moral.
3. Gangguan perkembangan pervasif (PDD)
Merupakan kelompok kondisi psikiatrik dimana keterampilan sosial yang
diharapkan , perkembangan bahasa, dan kejadian perilaku tidak berkembang secara
sesuai atau hilang pada masa anak-anak awal
4. Retardasi mental
Merupakan suatu gangguan yang heterogen yang terdiri dari fungsi intelektual
yang dibawah rata-rata dan gangguan dalam keterampilan adaptif yang ditemukan
sebelum seseorang berusia 18 tahun.
PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDERS (PDD)
Keterlambatan perkembangan meliputi sosialisasi dan komunikasi
Dibagi menjadi lima kelompok:
1. PDD-NOS meliputi autisme atipikal, paling sering terjadi
2. Autisme paling dikenal
3. Sindrom Asperger
4. Sindrome Rett
5. Childhood Disintergrative Disorder (CDD)
Autisme
DEFINISI
Gangguan autistik merupakan gangguan yang terkenal, ditandai oleh gangguan
berlarut-larut pada interaksi sosial timbal balik, penyimpangan komunikasi, dan pola
perilaku yang terbatas dan stereotipik. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV), fungsi abnormal pada bidang di atas harus
ditemukan pada usia 3 tahun.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi. Gangguan autistik terjadi dengan angka 2 sampai 5 kasus per 10.000
anak (0,02 sampai 0,05 persen) di bawah usia 12 tahun. Pada sebagian besar kasus
autism mulai sebelum 36 bulan tetapi mungkin tidak terlihat bagi orang tua, tergantung
pada kesadaran mereka dan keparahan gangguan.
Gangguan autistik ditemukan lebih sering pada laki-laki dibandingkan pada anak
perempuan. Tiga sampai lima kali lebih banyak anak laki-laki yang memiliki gangguan
autistik dibandingkan anak perempuan. Tetapi anak perempuan memiliki gangguan
autistik yang cenderung terkena lebih serius dan lebih mungkin memiliki riwayat
keluarga gangguan kognitif dibandingkan anak laki-laki.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Sebenarnya penyebabnya multifaktorial, namun kemungkinan dapat terjadi
karena:
1. Kelainan Organik-Neurologis-Biologis
Faktor psikodinamika dan keluarga tidak terbukti berpengaruh terhadap autis,
namun beberapa anak autis berespon terhadap stresor psikososial, seperti
kelahiran seorang adik atau pindah ke rumah baru, dengan eksaserbasi gejala
Gangguan dan gejala autis berhubungan dengan kondisi yang memiliki lesi
neurologis, terutama rubella congenital, fenilketonuria/PKU, sklerosis tuberosus
dan gangguan Rett
Lebih banyak memiliki anomali fisik kongenital ringan dibandingkan saudaranya
Kontrol normal menyatakan bahwa komplikasi kehamilan dalam trimester
pertama bermakna. 4 – 32 % orang autis memiliki kejang grand mal pada suatu
saat dalam hidupnya. Kira-kira 20 – 25 % orang autis menunjukkan pembesaran
ventrikular pada pemeriksaan tomografi komputer. 10
83 % mempunyai kelainan EEG. Walaupun tidak ada kelainan EEG yang spesifik,
terdapat indikasi kegagalan lateralisasi serebral
Pemeriksaan MRI/Magnetic Resonance Imaging, menemukan hipoplasia pada
lobulus vermal VI dan VII serebelar dan abnormalitas kortikal, terutama
polimikrogria, pada beberapa pasien autis. Kelainan tersebut mungkin
mencerminkan migrasi sel yang abnormal dalam enam bulan pertama gestasi
Pemeriksaan otopsi menemukan penurunan sel purkinje
Pemeriksaan PET (Positron Emmision Tomography), selama pemeriksaan ini
ditemukan peningkatan metabolisme kortikal difus
Gangguan perkembangan amigdala, hipocampus
2. Kelainan genetik
Kemungkinan kejadian pada kembar monozigot 60%
Mutasi pada kromosom no. 2, 7, 13, 15, 16, 17, dan kromosom X
2 -4 persen sanak saudara orang autis menderita autis, 50 persen lebih besar dari
populasi umum
Pada anak kembar, kemungkinan terjadi autis lebih besar pada saudara yang satu
apabila saudara kembarnya terkena
Pada keluarga non-autistik, memiliki berbagai masalah bahasa atau kognitif
lainnya tetapi dalam derajat yang kurang parah
3. Gangguan imunologis
Inkompatibilitas imunologi antara ibu dan embrio atau janin dapat menyebabkan
gangguan autistik
Limfosit beberapa anak autistik bereaksi dengan antibody maternal, yang
meningkatkan kemungkinan bahwa jaringan neural embrionik atau
ekstraembrional mungkin mengalami kerusakan selama kehamilan
4. Faktor Perinatal
Tingginya insidensi berbagai komplikasi perinatal, tetapi belum dinyatakan
sebagai penyebab secara langsung
Selama gestasi, perdarahan maternal setelah trimester pertama dan mekonium
dalam cairan amnion sering ditemukan
Dalam periode neonatus, ditemukan insidensi tinggi sindroma gawat pernafasan
dan anemia neonatus
Tingginya insidensi pemakaian medikasi selama kehamilan dari ibu
5. Faktor Neuroanatomi
Lobus temporalis kemungkinan abnormal. Jika daerah temporalis binatang
dirusak perilaku sosial menghilang, kegelisahan, perilaku motorik berulang,
dan kumpulan perilaku terbatas ditemukan
Penurunan sel purkinye di serebelum kemungkinan menyebabkan kelainan
atensi, kesadaran dan proses sensorik.
6. Faktor Biokimiawi
1/3 pasien mengalami peningkatan serotonin plasma, tedapat juga pada retardasi
mental
Insidensi tinggi hiperserotonemia
Peningkatan homovanillic acid (HVA) suatu metabolit utama untuk dopamine,
dalam cairan serebrospinalis disertai dengan peningkatan penarikan diri dan
stereotipik
Keparahan gejala menurun saat rasio 5-hydroxyindoleacetic acid [5-HIAA,
metabolit serotonin] cairan serebrospinalis terhadap homovanillic acid cairan
serebrospinalis meningkat. 5-HIAA cairan serebrospinalis mungkin berbanding
terbalik dengan kadar serotonin darah, kadar tersebut meningkat pada sepertiga
pasien autistik, juga terdapat pada retardasi mental
GEJALA KLINIS
a. Gangguan komunikasi; tampak tuli, gangguan bicara, biasanya menggunakan kata
ganti yang salah, seperti “saya” diganti dengan “kamu”, terlambat bicara,
mengeluarkan kata-kata dalam bahasanya sendiri yang tidak dapat dimengerti ,
echolalia; sering meniru dan mengulang kata tanpa ia mengerti maknanya
b. Gangguan sensoris: sensitive terhadap suara, rasa, sentuhan, kadang tidak
merasakan sakit bila terluka
c. Gangguan psikososial: kontak mata yang minim bahkan tidak ada, menarik diri dari
lingkungan social, tampak kurang empati dan simpati,
d. Gangguan pola bermain: tidak bermain dengan teman sebaya, tidak menggunakan
mainan sesuai fungsinya, seperti hanya memutar-mutar roda sepeda (sepeda dalam
keadaan terbalik)-tidak mengendarainya sesuai fungsinya, menyukai mainan yang
tidak lazim seperti penjepit kertas, melakukan permainan yang sama dan monoton,
kadang ada kelekatan pada benda tertentu.
e. Gangguan perilaku: hiper- atau hipo-aktif, tidal menyukai scenario/perubahan,
seperti perubahan rencana liburan, suka menyakiti diri sendiri.
f. Gangguan emosi: tertawa atau menangis tanpa sebab, tidak mengungkapkan emosi
secara tepat.
g. Tidak pernah menunjuk pada suatu benda walaupun ia tertarik, tetapi menunjuk
menggunakan tangan orang lain
h. Stereotipi, yaitu gerakan, postur tubuh, atau ucapan yang dilakukan berulang-ulang
dan berpola.
DIAGNOSIS
Secara detail, menurut DSM IV ( 1995), kriteria gangguan autistik adalah sebagai
berikut
A. Harus ada total 6 gejala dari (1),(2) dan (3), dengan minimal 2 gejala dari (1) dan
masing-masing 1 gejala dari ( 2 ) dan (3) :
1. Kelemahan kwalitatif dalam interaksi sosial, yang termanifestasi dalam
sedikitnya 2 dari beberapa gejala berikut ini :
a. Kelemahan dalam penggunaan perilaku nonverbal, seperti kontak mata,
ekspresi wajah, sikap tubuh, gerak tangan dalam interaksi sosial.
b. Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan teman sebaya sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
c. Kurangnya kemampuan untuk berbagi perasaan dan empati dengan orang
lain.
d. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal
balik.
2. Kelemahan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1 dari gejala
berikut ini:
a. Perkembangan bahasa lisan ( bicara) terlambat atau sama sekali tidak
berkembang dan anak tidak mencari jalan untuk berkomunikasi secara
non verbal.
b. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak digunakan untuk berkomunikasi
c. Sering menggunakan bahasa yang aneh, stereotype dan berulang-ulang.
d. Kurang mampu bermain imajinatif (make believe play) atau permainan
imitasi sosial lainnya sesuai dengan taraf perkembangannya.
3. Pola perilaku serta minat dan kegiatan yang terbatas, berulang.
Minimal harus ada 1dari gejala berikut ini :
a. Preokupasi terhadap satu atau lebih kegiatan dengan focus dan intensitas
yang abnormal/ berlebihan.
b. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik atau rutinitas.
c. Gerakan-gerakan fisik yang aneh dan berulang-ulang seperti menggerak-
gerakkan tangan, bertepuk tangan, menggerakkan tubuh.
d. Sikap tertarik yang sangat kuat/ preokupasi dengan bagian-bagian tertentu
dari obyek.
B. Keterlambatan atau abnormalitas muncul sebelum usia 3 tahun minimal pada salah
satu bidang (1) interaksi sosial, (2) kemampuan bahasa dan komunikasi, (3) cara
bermain simbolik dan imajinatif.
C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Anak
TERAPI
Terapi harus intensif dan terpadu
Secara formal sebaiknya 4 – 8 jam sehari
Seluruh keluarga harus terlibat untuk memicu komunikasi dengan anak
Kerjasama tim : psikiater, psikolog, neurolog, dokter anak, terapis bicara dan
pendidik
Autisme tidak dapat sembuh dengan sempurna, terapi hanya bersifat meningkatkan
kualitas hidup melalui peningkatan perkembangan yang semula tidak dimiliki
Terapi-terapi tersebut antara lain :
1) Terapi Medikamentosa
Beberapa terapi medikamentosa yang dapat diberikan adalah :
HaloperidolSuatu obat antipsikotik yang mempunyai efek meredam psikomotor, biasanya
digunakan pada anak yang menampakkan perilaku temper tantrum yang tidak
terkendali sertamempunyai efek lain yaitu meningkatkan proses belajar
biasanyadigunakan dalam dosis 0,20 mg
FenfluraminSuatu obat yang mempunyai efek mengurangi kadar serotonin darah yang
bermanfaat pada beberapa anak autisme
NaltrexoneMerupakan obat antagonis opiat yang diharapkan dapat menghambat opioid
endogensehingga mengurangi gejala autisme seperti mengurangi cedera pada
diri sendiri dan mengurangi hiperaktifitas.
ClompraminMerupakan obat yang berguna untuk mengurangi stereotipik, konvulsi, perilaku
ritual dan agresifitas, biasanya digunakan dalam dosis 3,75 mg
LithiumMerupakan obat yang dapat digunakan untukmengurangi perilaku agresif dan
mencederai diri sendiri
RitalinUntuk menekan hiperaktifitas
RisperidonDengan dosis 2 x 0,1 mg telah dapat mengendalikan perilaku dan konvulsi.
2) Terapi Psikologis
Intervensi difokuskan pada peningkatan kemampuan bahasa dan komunikasi,
self help dan perilaku sosial serta mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki
seperti melukai diri sendiri/self mutilation, temper tantrum dengan penekanan
pada peningkatan fungsi individu dan bukan menyembuhkan dalam arti
mengembalikan anak autis ke posisi normal
Bisa dengan pemberian mainan bervariasi dengan tujuan mengurangi kekakuan
Memberikan stimulasi spesifik dan latihan untuk mengkompensasikan
keterlanbatan perkembangan secara menyeluruh
Mencegah timbulnya gangguan sekunder
Cara-cara tersebut hanya dapat dilakukan pada anak autis dengan lingkungan
yang terstruktur dan teratur dengan baik. Anak autis memiliki pola berpikir yang
berbeda, mereka mengalami kesulitan untuk memahami lingkungannya
sehingga harus diciptakan lingkungan terstruktur, antara lain dengan :
Keteraturan waktu dan tempat
Memberi stimulasi dan pelatihan melalui berbagai aspek yang sesuai dengan
minat yang dimiliki masing-masing anak
Pengajaran bertahap dan menggunakan alat peraga
Dilakukan secara individual/khusus
Pemberian pengertian kepada orang tua tentang kondisi dan bersikap menerima
serta dilatih untuk dapat melakukan terapi sendiri terhadap anak mereka
3) Terapi Wicara
Melalui pendekatan behaviouris-model operant conditioning pelatihan
dengan proses pemberian reinforcement dan meniru vokalisasi terapis
4) Fisioterapi
Pemberian terapi ini berfungsi merangsang perkembangan motorik dan kontrol
tubuh
5) Alternatif Terapi Lainnya
a. Musik : menyanyi, menari mengikuti irama dan memainkan alat musik. Berguna
untuk mengekspresikan diri
b. Son Rise Program : program ini didasarkan pada sikap menerima dan mencintai
tanpa syarat pada anak autis. Latihan dan stimulasi yang intensif dapat
menghasilkan perkembangan pada anak tanpa adanya tanda-tanda autis
c. Program Fasilitas Komunikasi : merupakan metode penyediaan dukungan fisik,
misalnya papan alphabet, papan gambar, mesin ketik atau komputer
d. Terapi Vitamin : pemberian vitamin B6 dalam dosis tinggi yang dikombiasikan
dengan magnesium, mineral dan vitamin lainnya
e. Diet Khusus/Dietary Intervention : disesuaikan dengan cerebral allergies yang
diderita pada penyandang autis.
PROGNOSIS
Gangguan autistik memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan prognosis yang
terbatas. Prognosis terbaik adalah, anak-anak autistik dengan IQ di atas 70 dan mereka
yang menggunakan bahasa komunikatif pada usia 5 sampai 7 tahun.
Hanya 1 atau 2 persen yang mencapai status normal dan mandiri dengan pekerjaan
yang mencukupi, 5 samapi 10 persen mencapai status normal ambang. Prognosis
membaik jika lingkungan atau rumah adalah suportif dan mampu memenuhi kebutuhan
anak tersebut yang sangat banyak.
Beberapa terapi lain yang dapat digunakan :
1. Edukasi : memberi pendidikan kognitif secara sederhana dan praktis
2. Okupasi : dengan cara melatih gerakan-gerakan motorik otot, misalnya membuka
baju
3. Bicara : pemberian stimulus tertentu agar mendorong anak untuk berbicara
4. Obat-obatan : memberi obat untuk menurunkan hiperaktivitas, stereotipik, menarik
diri, kegelisahan, afek yang labil, misalnya obat penenang
5. Makan : pemberian gizi yang cukup agar perkembangan sel tubuh tidak terganggu
Retardasi Mental
Definisi
Berdasarkan American Association on Mental Retardation, definisi Retardasi
mental merujuk kepada keterbatasan substansial pada fungsi. Ditandai dengan secara
signifikan fungsi intelektual dibawah rata-rata, muncul bersamaan dengan keterbatasan
pada dua atau lebih area keterampilan adaptif: komunikasi, merawat-diri, hidup
dirumah, kemampuan social, penggunaan komunikasi, kesehatan dan keamanan, fungsi
akademik, waktu luang, dan kerja. Retardasi mental bermanifestasi sebelum usia 18
tahun. Secara peraktik anak-anak dibawah umur 18 tahun harus memiliki IQ < 75 dan
defisit setidaknya 2 dari perilaku adaptif yang mengindikasikan diagnosis retardasi
mental.
Klasifikasi
DSM-IV mengklasifikasi menjadi empat tingkatan retardasi mental: mild,
moderate, severe, dan profound. Kategori ini berdasarkan level fungsional di tiap
individu.
Retardasi mental ringan
Sekitar 85% dari populasi retardasi mental pada kategori ini. IQ-nya antara 50-
75, dan mereka dapat menerima keterampilan akademik sampai level grade 6. Pada
umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut
menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah. Keterampilan sosial dan
komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun-tahun prasekolah. Tetapi saat anak
menjadi lebih besar, defisit kognitif tertentu seperti kemampuan yang buruk untuk
berpikir abstrak dan egosentrik mungkin membedakan dirinya dari anak lain
seusianya.
Retardasi mental sedang
Sekitar 10% dari populasi retardasi mental diperkirakan dalam kategori ini.
Individu dengan retardasi mental sedang memiliki IQ antara 35-55. Mereka dapat
melakukan perkerjaan Keterampilan komunikasi berkembang lebih lambat. Isolasi
sosial dirinya mungkin dimulai pada usia sekolah dasar. Dapat dideteksi lebih dini jika
dibandingkan retardasi mental ringan.
Retardasi mental berat
Sekitar 3-4% dari populasi retardasi mental yang termasuk kategori ini. Individu
dengan retardasi mental berat memiliki IQ 20-40. Bicara anak terbatas dan
perkembangan motoriknya buruk. Pada usia prasekolah sudah nyata ada gangguan,
Pada usia sekolah mungkin kemampuan bahasanya berkembang. Jika perkembangan
bahasanya buruk, bentuk komunikasi nonverbal dapat berkembang.
Retardasi mental sangat berat
Hanya sekitar 1-2% dari populasi retardasi mental di klasifikasikan sebagai
retardasi sangat berat. Memiliki IQ dibawah 20-25. Mereka dapat mengembangkan
kemampuan komunikasi dasar dengan dukungan dan latihan. Keterampilan
komunikasi dan motoriknya Sangat terbatas. Pada masa dewasa dapat terjadi
perkembangan bicara dan mampu menolong diri sendiri secara sederhana. Tetapi
seringkali masih membutuhkan perawatan orang lain.
ETIOLOGI
Faktor-faktor etiologi retardasi mental dapat secara primer genetic,
developmental, didapat, atai kombinasi. Penyebab genetic termasuk kondisi kromosom;
factor developmental termasuk ekposure prenatal terhadap infeksi dan toksin; dan
dinrom yang didapat termasuk trauma prenatal (e.g. prematurity) dan factor
sosiokultural. Pada tiga perempat orang dengan retardasi mental penyebabnya tidak
diketahui.
Penyebab kelainan mental ini adalah faktor keturunan (genetik) atau tak jelas
sebabnya (simpleks).keduanya disebut retardasi mental primer. Sedangkan faktor
sekunder disebabkan oleh faktor luar yang berpengaruh terhadap otak bayi dalam
kandungan atau anak-anak.
Retardasi mental menurut penyebabnya, yaitu :
1. Akibat infeksi dan/atau intoksikasi.
Dalam Kelompok ini termasuk keadaan retardasi mental karena kerusakan jaringan
otak akibat infeksi intrakranial, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.
2. Akibat rudapaksa dan atau sebab fisik lain.
Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x, bahan kontrasepsi dan
usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan dengan retardasi mental.
3. Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi.
Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme
(misalnya gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan protein), pertumbuhan atau
gizi termasuk dalam kelompok ini.
Ternyata gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum umur 4 tahun
sangat memepngaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental.
Keadaan dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, sesudah ini
biarpun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi, intelegensi yang rendah itu sudah
sukar ditingkatkan.
4. Akibat penyakit otak yang nyata (postnatal).
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat neoplasma (tidak termasuk
pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-
sel optak yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter).
Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik
atau reparatif.
5. Akibat penyakit/pengaruh pranatal yang tidak jelas
Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui etiologinya,
termasuk anomali kranial primer dan defek kogenital yang tidak diketahui sebabnya.
6. Akibat kelainan kromosom.
Kelainan kromosom mungkin terdapat dalam jumlah atau dalam bentuknya.
7. Akibat prematuritas.
Kelompok ini termasuk retardasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi pada
waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil
kurang dari 38 minggu serta tidak terdapat sebab-sebab lain seperti dalam sub kategori
sebelum ini.
8. Akibat gangguan jiwa yang berat.
Untuk membuat diagnosa ini harus jelas telah terjadi gangguan jiwa yang berat itu dan
tidak terdapat tanda-tanda patologi otak.
9. Akibat deprivasi psikososial.
Retardasi mental dapat disebabkan oleh fakor-faktor biomedik maupun sosiobudaya.
EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan sampling empiris, baroff (1991) hanya 0.9% populasi yang dapat
diasumsikan retardasi mental. Diperkirakan sekitar 89% anak-anak mengalami
retardasi mental ringan, 7% retaradasi mental sedang, dan 4% retardasi mental berat
hingga sangat berat. Lebih banyak laki-laki disbanding perempuan.
Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3
persen penduduknya menderita kelainan ini.4 Insidennya sulit di ketahui karena
retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan
dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak
sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali
lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
PATOLOGI/ PATOGENESIS
Secara umum otak individu memperlihatkan hanya perubahan ringan,
nonspesifik yang berhubungan dengan derajat kecacatan intelektual. Perubahan ini
meliputi mikrosefali, gray matter heterotopias in the subcortical. Hanya sedikit dari
bagian otak yang memperlihatkan perubahan spesifik pada dendrit dan sinaps, dengan
dysgenesis dendrite neuron spina atau korteks pyramidal, atau gangguan pertumbuhan
cabang dendrit.
MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan anak-anak dengan kecacatan intelektual datang pertama kali ke
dokter spesialis anak pada saat bayi karena dysmorphism, berkaitan disfungsi, atau
gagal mencapai perkembangan yang sesuai umur, tetapi dysmorphism adalah tanda
awal yang membawa anak-anak ke dokter, Sebagian besar anak-anak dengan cacat
intelektual tidak mampu mengimbangi perkembangan anak lain seumurnya. Pada masa
awal bayi, gagal mencpai perkembangan yang diharapkan meliputi, gangguan respon
visual atau pendengaran, tonus otot yang tidak biasa (hipo atau hipertonia) atau postur
tubuh dan kesulitan makan. Antara 6 hingga 18 bulan, keterlambatan motorik (gagal
duduk, merayap, berjalan). Keterlambatan bahasa dan masalah perilaku merupakan
masalah utama setelah 18 bulan.
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnostik
Fungsi intelektual secara bermakna di bawah rata-rata IQ, kira-kira 70 atau kurang
pada tes IQ yang dilakukan secara individual (untuk bayi, pertimbangan
klinisnya adalah fungsi intelektual yang jelas di bawah rata-rata)
Adanya defisit atau gangguan penyerta dalam fungsi adaptif sekarang (yaitu efekti,
orang tersebut untuk memenuhi standar-standar yang dituntut menurut usianya
dales kelompok kulturalnya) pada sekurangnya dua bidang keterampilan
berikut. % - komunikasi, merawat diri sendiri, aktivitas di rumah, keterampilan
sosial/interperso -. menggunakan sarana masyarakat, mengarahkan diri sendiri,
keterampilan akade7- fungsional, pekerjaan, liburan, kesehatan, dan keamanan
bermula sebelum usia 18 tahun
Anamnesis
Anamnesis dapat diperoleh dari orang tua atau pengasuh, dengan menggali
riwayat ibu hamil, proses persalinan dan kelahiran; adanya riwayat keluarga retardasi
mental; pertalian darah orang tua; dan gangguan herediter.
Interview psikiatri
Kemampuan verbal pasien meliputi bahasa reseptif dan ekspresif, harus di nilai
sedini mungkin dengan mengobservasi komunikasi antara pengasuh dan pasien dan
dengan cara menggali riwayatnya.
Kontrol pasien atas pola motilitas harus dipastikan dan bukti klinis atas
kebingungan dan distorsi dalam persepsi dan memori harus dievaluasi. kegunaan
bicara, tes realitas, dan kemampuan untuk mengeneralisasi dari pengalaman harus di
nilai. Kontrol frustasi, toleransi, dan impulse, terutama motorik, agresifitas, dan
dorongan seksual.
Pemeriksaan fisik
Konfigurasi dan ukuran kepala memberi petunjuk kondisi yang bervariasi,
seperti mikrosefali, hidrosefalus, dan sindrom down. Wajah pasien mungkin memiliki
beberapa tanda retardasi mental seperti hipertelorisme, hidung rata, alis yang lebat,
lipatan epicanthal, perubahan retina, ukuran telinga tidak simetris, lidah yang
menjulurm dan pertumbuhan gigi yang terganggu.
Pemeriksaan neurologis
Gangguan sensori sering terjadi pada pasien dengan retardasi mental. Gangguan
sensori dapat meliputi gangguan pendengaran, mulai dari tuli kortikal hingga defisit
pendengaran ringan. Gangguan penglihatan mulai dari kebutaan hingga gangguan
konsep spasial, pengenalan design dan konsep body-image. Banyak anak dengan
retardasi mental berat, bagaimanapun juga, tidak memiliki keabnormalan neurologis.
Gangguan pada area motorik bermanifestasi kepada keabnormalan tonus otot
(spastisitas atau hipotonia), reflex (hiperrefleksia), dan gerakan involunter
(koreoatetosis),
Pemeriksaan Laboratorium
Tes labaoratorium digunakan untuk menguraikan penyebab retardasi mental,
termasuk analisis kromosom, tes urin dan darah untuk gangguan metabolic, dan
neuroimaging.
Komplikasi
Anak-anak dengan retardasi mental memiliki gangguan emosional, penglihatan,
pendengaran, ortopedik, yang lebih tinggi disbanding dengan anak lainnya. Jika tidak
ditanggulangi, gangguan tersebut dapat secara potensial mempengaruhi outcome
individu disbanding dengan gangguan intelektualnya.
Pencegahan
Contoh program pencegahan primer, meliputi:
1. meningkatkan kewaspadaan public terhadap bahaya alcohol dan berbagai obat-
obatan yang dapat mengganggu janin
2. mencegah hamil muda dan promosi antenatal care
3. mencegah luka trauma
4. mencegah keracunan
5. mendukung gerakan hubungan seks aman untuk mencegah PMS
6. mengimplementasikan program imunisasi
Penatalaksanaan
Tatalaksana individu dengan retardasi mental adalah berdasarkan penilaian
aspek social, pendidikan, psikiatri, dan lingkungan. Retardasi mental dengan variasi
gangguan psikiatri komorbid sering memerlukan penatalaksanaan yang khusus.
Pencegahan primer adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
atau menurunkan kondisi yang menyebabkan gangguan. Tindakan tersebut termasuk
pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum, usaha
terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui
kebijakan kesehatan masyarakat, aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan
maternal dan anak yang optimal, dan eradikasi gangguan yang diketahui disertai
kerusakan sistem saraf pusat. konseling keluarga dan genetik dapat membantu.
Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mempersingkat perjalanan
pennyakit sedangkan pencegahan tersier bertujuan untuk menekan kecacatan yang
terjadi. Dalam pelaksanaannya kedua jenis pencegahan ini dilakukan bersamaan, yang
meliputi pendidikan untuk anak; terapi perilaku, kognitif dan psikodinamika; pendidikan
keluarga; dan interscensi farmakologis.
Pendidikan untuk anak
Seting pendidikan untuk anak dengan retardasi mental seharusnya meliputi
program komperhensif yang bertujuan dalam melatih keterampilan adaptif, sosial, dan
pekerjaan. Perhatian lebih ditujukan pada komunikasi dan upaya untuk meningkatkan
kualitas hidup.
Terapi perilaku, kognitif, dan psikodinamik
Kesulitan beradaptasi diantara anak-anak dengan retardasi mental sangat luas
dan bervariasi. Terapi perilaku telah digunakan selama bertahun-tahun untuk
membentuk dan meningkatkan perilaku social dan untuk mengontrol dan mengurangi
perilaku agresif dan merusak. Terapi kognitif, seperti membuang kepercayaan buruk
dan latihan relaksasi denan intruksi sendiri, juga direkomendasikan. Terapi
psikodinamik dilakukan denga pasen dan keluarganya untuk menurunkan konflik
tentang ekspetasi yang menghasilkan kecemasan, kemarahan, dan depresi.
Pendidikan Keluarga
Salah satu area yang penting yang harus dilakukan dokter adalah mengedukasi
keluarga tentang pasien dengan retardasi mental tentang cara untuk meningkatkan
kompetensi dan percaya diri.
Farmakologi
Pengobatan tidak terlalu berguna untuk mengatasi gejala utama dari retardasi
mental; tidak ada agen yang ditemukan dapat meningkatkan fungsi intelektual.
Pengobatan mungkin berguna dalam mengatasi gangguan psikiatrik dan perilaku yang
berhubungan. Psikoparmakologi secara umum diarahkan pada gejala khusus yang
kompleks meliputi ADHD, perilaku membahayakan-diri, dan agresif.
Prognosis
Retardasi mental ringan mungkin tidak selalu seumur hidup. Anak mungkin
memenuhi krteria retardasi mental pada usia awal tetapi selanjutnya berubah ke
gangguan perkembangan yang lebih spesifik (gangguan komunikasi, autisme).
Untuk penderita retardasi mental sedang, tujuan edukasi adalah untuk
meningkatkan kemampuan adaptif dan pertahanan diri dan kemampuan melakukan
pekerjaan sehingga mereka dapat hidup dalam dunia orang dewasa.
Pada saat dewasa penderita dengan retardasi mental sangat berat biasanya
memerlukan dukungan pervasif yang lebih.
ADHD
DEFINISI
Gangguan yang ditandai oleh rentang perhatian yang buruk yang buruk yang
tidak sesuai dengan perkembangan atau ciri hiperaktivitas yang impulsivitas atau
keduanya tidak sesua dengan usia
Tiga tipe gangguan defidit atensi dan hiperaktivitas:
Predominan inatentif
Predominan hiperaktif-impulsif
Tipe kombinasi
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian pasat di indonesia belum diketahui, sedangkan di amerika
insidensi bervariasi dari 2 sampai 20 % anak-anak sekolah dasar. Di inggris dilaporkan
angka kejadiannya lebih rendah dari di amerika yaitu kurang dari 1%. Anak laki-laki
memiliki insidensi yang lebh tinggi dibandingkan denan anak perempuan, dengan rasio
3-5: 1.
ETIOLOGI
Tidak diketahui
Faktor penyumbang: paparan toksin pranatal, prematuritas, kerusakan mekanis
pranatal pada sistem saraf janin
Riwayat keluarga
Cedera otak
Faktor neurokimia: kelainan neurotransmitter
Faktor neurologis: gangguan pertumbuhan otak
Faktor psikososial
GEJALA KLINIS
Gejala dapat timbul saat masih bayi, gejala yang kemugkinan dapat timbul
berupa, peka terhadap stimuli dan mudah marah dengan suara, cahaya, temperatur, dan
perubahan lingkungan lainnya. Dan kadang yang terjadi adalah kebalikannya, yaitu
anak tenang dan lemah, banyak tidur, daan tampaknya berkembang lambat pada bulan-
bulan pertama khidupan. Namun yang paling sering trjadi adalah sikap aktif bayi di
tempat tidurnya.
Karakteridtik Anak-anak dengan ADHD:
Hiperaktivitas
Gangguan motorik perseptual
Labilitas emosi
Defisit koordinasi menyeluruh
Gangguan atensi
Impulsivitas
Gangguan daya ingat dan pikiran
Ketidakmampuan belajar spesifik
Gangguan bicar dan pendengaran
Tanda neurologis dan irregularitasa EEG
Kriteria diagnostik
Sekurangnya 6bln menyebabkan gangguan dalam fungsi akademik atau sosial
dan terjai sebelum usia 7tahun
Gejala pada dua atau lebih lingkungan
Onset paling banyak pada usia 3 tahun,
Dan diagnosis tidak dibuat sebelum anak dalam sekolah dasar dan situasi belajar
yang tertruktur
Salah satu (1) atau (2) :
(1) inatensi: enam (atau lebih) gejala berikut:
sering gagal mebrikan prhatian terhadap perincian atau melakukan
kesalahan yang tidak berhati-hati dalam tugas sekolah, pekerjaan, atau
aktvitas lain.
Sulit mempertahankan atensi terhadap tugas atau permainan
Sering tampak tidak mendengarkan jika berhadapan langsung
Sering tidakmengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas
sekolah,pekerjaan,atau kewajiban lainnya.
Sering kesulitn menyusun tugas dan aktivitas.
Serng menghindari, membenci, atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang
memerlukan usaha mentalyang lama
Sering menghindari hal-hal yang perlu untuk tugas atau aktivitas
Perhatiannya mudah dialihaklan
Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari
(2) hiperaktivitas: enam (atau lebih) gejala berikut:
seting gelisah dengan tangn dan kaki atau menggeliat-geliat di tempay duduk
sering meninggalkan tempat duduk di kelas atu situasilain
sering berlari, atau memanjat berlebihan dalam situasi yang tidak tepat
sering mengalami kesuliotan bermain atau terlibat dalam aktivitas ektuluang
secara tenang
sering berbicara berlebihan
(3) impulsivitas
sering menjawab tanpa berpikir terhdap pertanyaan sebelum pertanyaan
selesai
sering sulit menunggu giliran
sering memutus atau mengganggu oreng lain
TERAPI
Farmakoterapi
Stimulan sitem saraf pusat: dextroamphtamine, methylphenidate dan pemoline.
Mekanisame kerja tepat belum diketahui
Antidepresan : imipramine, desipramine, nortriptyline.
Psikoterapi
Diberi kesempatan untuk menggali arti medikasi
Mengerti bahwa mereka tidak harus selalu sempurna
Dibantu untuk menyususn lingkungannya
Peran orangtua, guru, dan orang terdekat dilingkungannya
PROGNOSIS
Perjalanan penyakit ADHD agak bervariasi. Gejala dapat menetap sampai masa
rmaja atau kehidupan dewasa, gjala dapat menghilang pada pubrtas, atau
hiperaktivitas mungkin menghilang, namun penurunan rentang atensi dan masalah
pengendalian impuls mungkin menetap.
Cerebal Palsy
Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun
waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat dan
merupakan sebuah kumpulan kondisi yang rumit yang mempengaruhi pergerakan dan postur
karena kerusakan atau kegagalan dari perkembangan otak yang mengontrol pergerakan.
Sebab-sebab paralisis serebri yang paling penting ialah :
1. Malformasi congenital yaitu gangguan perkembangan otak sejak lahir
Gangguan – gangguan dalam perkembangan otak yang mungkin terjadi diantaranya
:
a. Gangguan pembentukan girus. Lipatan-lipatan permukaan otak ini mungkin terlalu
kecil atau terlalu besar, atau tidak terbentuk sama sekali pada tempat-tempat
tertentu
b. Bagian-bagian otak tertentu seperti korpus kalosum atau serebelum tidak terbentuk
atau tidak sempurna pembentukannya
c. Di dalam otak dapat terjadi sebuah lubang atau rongga yang berhubungan dengan
salah satu ventrikel. Rongga ini mungkin dapat berhubungan dengan ruangan sub-
araknoid pada permukaan otak. Keadaan ini dinamakan proensefali.
d. Susunan histologist jaringan otak mungkin pula tidak berkembang sempurna yaitu,
mengandung terlalu banyak sel-sel glia, susunan serabut-serabut saraf tidak teratur.
Keadaan ini disebut status marmoratus.
Pada anak-anak dengan malformasi congenital ini sebetulnya sedari lahir sudah
terdapat keadaan cacat. Tapi mungkin hal ini baru jelas setelah bayi berumur beberapa
bulan.
2. Kerusakan otak yang terjadi pada partus
Cedera yang mungkin terjadi pada waktu partus ialah perdarahan intracranial.
Gejala-gejala klinis pada macam-macam keadaan ini bersamaan, kesehatan umum bayi
tampak buruk. Sesudah lahir, bayi tidak segera menangis dan bila menangis seringkali
lemah, mungkin terdapat keadaan syok. Gejala-gejala neurologis yang timbul ditentukan
oleh lokasi kerusakan. Gejala lain ialah asfiksia yaitu keadaan kekurangan oksigen.
Dalam kasus, disebutkan bahwa saat lahir Gde Langkir terlihat normal, jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa penyebab paralisis serebri pada Gde Langkir ialah adanya gangguan
perkembangan otak sejak lahir.
Gejala-gejala neurologis paralisis serebri :
1. Hemiplegia, tetraplegia, paraplegia kedua tungkai, triplegia
2. Kelumpuhan mungkin flaksid, mungkin pula spastic atau campuran keduanya.
Kelumpuhan tidak hanya mengenai lengan dan tungkai, tapi dapat juga mengenai otot-
otot leher yang berfungsi menegakkan kepala.
3. Atetosis, yaitu gerakan – gerakan spontan abnormal pada lengan, tungkai, atau tubuh
berputar pada sumbu memanjang.
4. Gangguan koordinasi otot akibat kerusakan pada serebelum
5. Gangguan indra, misalnya buta, tuli
6. Afasia dijumpai bila tedapat kerusakan pada pusat-pusat wicara.
7. Sebagian ada yang menderita epilepsy.
8. Tidak jarang mengalami frustasi dan menunjukkan gangguan-gangguan emosi
KLASIFIKASI
Berdasarkan gejala klinis maka pembagian cerebral palsy adalah sebagai berikut:
1) Tipe spastis atau piramidal.
Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :
a) Hipertoni (fenomena pisau lipat).
b) Hiperrefleksi yang djsertai klonus.
c) Kecenderungan timbul kontraktur.
d) Refleks patologis.
Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut:
a) Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama.
b) Spastik diplegia. Mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak bawah lebih berat.
c) Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit lebih berat.
d) Monoplegi, bila hanya satu anggota gerak.
e) Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota gerak bawah,
biasanya merupakan varian dan kuadriplegi.
2) Tipe ekstrapiramidal
Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti atetosis, distonia,
ataksia.Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retardasi mental. Di samping itu juga
dijumpai gejala hipertoni, hiperrefleksi
ringan, jarang sampai timbul klonus. Pada tipe ini kontraktunjarang ditemukan, apabila
mengenai saraf otak bisa terlihat wajah yang asimetnis dan disantni.
3) Tipe campuran
Gejala-gejalanya merupakan campuran kedua gejala di atas,misalnya hiperrefleksi dan
hipertoni disertai gerakan khorea.
Berdasarkan derajat kemampuan fungsional.
1) Ringan:
Penderita masih bisa melakukan pekerjaanlaktifitas sehari-hari sehingga sama sekali
tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.
2) Sedang:
Aktifitas sangat terbatas. Penderita membutuhkan bermacam-macam bantuan khusus
atau pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak atau
berbicara. Dengan pertolongan secara khusus, diharapkan penderita dapat mengurus
diri sendiri, berjalan atau berbicara sehingga dapat bergerak, bergaul, hidup di tengah
masyarakat dengan baik.
3) Berat:
Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak mungkin dapat
hidup tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan atau pendidikan khusus yang
diberikan sangat Sedikit hasilnya. Sebaiknya penderita seperti ini ditampung dalam
rumah perawatan khusus. Rumah perawatan khusus ini hanya untuk penderita dengan
retardasi mental berat, atau yang akan menimbulkan gangguan sosial-emosional baik
bagi keluarganya maupun lingkungannya.
Kelainan neuropatologik yang terjadi tergantung pada berat dan ringannya kerusakan Jadi
kelainan neuropatologik yang terjadi sangat kompleks dan difus yang bisa mengenai korteks
motorik, traktus piramidalis, daerah paraventrikuler ganglia basalis, batang otak, dan
serebelum.
PATOGENESIS
Perkembangan susunan saraf dimulai dengan terbentuknya neural tube yaitu induksi
dorsal yang terjadi pada minggu ke 3-4 masa gestasi dan induksi ventral, berlangsung
pada minggu ke 5–6 masa gestasi. Setiap gangguan pada masa ini bisa mengakibatkan
terjadinya kelainan kongenital seperti kranioskisis totalis, anensefali, hidrosefalus dan
lain sebagainya.
Fase selanjutnya terjadi proliferasi neuron, yang terjadi pada masa gestasi bulan ke 2–4.
Gangguan pada fase ini bisa mengakibatkan mikrosefali, makrosefali.
Stadium selanjutnya yaitu stadium migrasi yang terjadi pada masa gestasi bulan 3–5.
Migrasi terjadi melalui dua cara yaitu secara radial, sd berdiferensiasi dan daerah
periventnikuler dan subventrikuler ke lapisan sebelah dalam koerteks serebri;
sedangkan migrasi secara tangensial sd berdiferensiasi dan zone germinal menuju ke
permukaan korteks serebri. Gangguan pada masa ini bisa mengakibatkan kelainan
kongenital seperti polimikrogiri, agenesis korpus kalosum.
Stadium organisasi terjadi pada masa gestasi bulan ke 6 sampai beberapa tahun
pascanatal. Gangguan pada stadium ini akan mengakibatkan translokasi genetik,
gangguan metabolisme.
Stadium mielinisasi terjadi pada saat lahir sampai beberapa tahun pasca natal. Pada
stadium ini terjadi proliferasi sd neuron, dan pembentukan selubung mialin.
Prognosis
Bila ada retardasi mental, epilepsy, gangguan lihat/dengar prognosis kurang baik
Asperger Disorder
Asperger disorder ditandai oleh gangguan sosial kualitatif, tidak adanya
keterlambatan bahasa dan kognitif yang bermakna, dan adanya minat dan perilaku yang
terbatas. Hans Asperger sang penemu dahulu menyebutnya “psikopati autistic”,
gambarannya berupa orang dengan perilaku autis, dengan intelegensia normal yang
menunjukkan gangguan kualitatif dalam interaksi sosial dan keanehan perilaku tanpa
keterlambatan bahasa.
Etiologi
Penyebabnya belum diketahui, tetapi dari penelitian didapatkan terdapat
hubungan dengan autistic. Kemiripan yang terdapat pada gangguan asperger dengan
autistic mendukung hipotesis faktor genetic, metabolit, infeksi dan perinatal.
Diagnosis dan Gambaran Klinis
Gambaran klinis adalah sekurangnya dua indikasi gangguan sosial kualitatif berikut ini:
Gaya komunikatif nonverbal yang jelas abnormal
Kegagalan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
Tidak adanya timbal balik sosial atau emosional
Gangguan kemampuan untuk mengeskpresikan kesenangan atas kebahagiaan orang
lain
Minat yang terbatas dan pola perilaku yang selalu ditemukan
Menurut DSM-IV ,pasien tidak menunjukkan keterlambatan berbahasa, keterlambatan
kognitif yang bermakna secara klinis, atau gangguan adaptif.
Criteria DSM-IV-TR Untuk Diagnostic Gangguan Asperger
A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial , seperti ditunjukkan oleh
sekurangnya dua dari berikut:
1) Gangguan jelas dalam penggunaan perilaku nonverbal multiple seperti
tatapan muka, ekspresi wajah, postur tubuh dan gerak-gerik untuk mengatur
interaksi social.
2) Gagal untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai
menurut tingkat perkembangan.
3) Gangguan jelas dalam ekspresi kesenangan dalam kegembiraan orang lain.
4) Tidak ada timbal balik sosial atau emosional.
B. Pola perilaku, minat dan aktifitas yang terbatas, berulang dan stereotipi seperti
ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut:
1) Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipi dan terbatas,
yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.
2) Ketaatan yang tampaknya tidak flexible terhadap rutinitas atau ritual yang
spesifik dan nonfungsional.
3) Manerisme motorik stereotipi dan berulang (misalnya menjentikan atau
memuntirkan tangan atau jari, atau gerakan kompleks seluruh tubuh).
4) Preokupasi persisten dengan bagian-bagian benda.
C. Gangguan yang menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis dalam
fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam
bahasa (misalnya, menggunakan kata tunggal pada usia 2 tahun, frase
komunikatif digunakan pada usia 3 tahun).
E. Tidak terdapat keterlambatan yang bermakna secara klinis dalam
perkembangan kognitif atau dalam perkembangan keterampilan menolong diri
sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia (selain dalam interaksi
sosial) dan keingintahuan tentang lingkungan pada masa anak-anak.
F. Tidak memenuhi criteria untuk gangguan perkembangan pervasive spesifik atau
skizofrenia.
Diagnosis Banding
Diagnosis bandingnya adalah gangguan autistic, ganguan perkembangan
pervasive yang tidak ditentukan dan pada pasien yang mendekati masa dewasa,
gangguan kepribadian schizoid. Menurut DSM-IV, perbedaan yang paling jelas antara
gangguan Asperger dan gangguan autistic adalah criteria tentang keterlambatan dan
disfungsi bahasa . Tidak adanya keterlambatan bahasa adalah kriteria untuk gangguan
Asperger, dimana gangguan bahasa adalah gambaran inti dari gangguan autistic.
Penelitian terbaru membandingkan Asperger dan Autis, menemukan bahwa
anak-anak dengan Gangguan Asperger lebih suka untuk berinteraksi sosial dan
berusaha keras untuk mendapatkan teman. Meskipun tidak adanya keterlambatan
bahasa merupakan kriteria Asperger, namun beberapa keterlambatan dalam
mengakuisisi bahasa terlihat pada lebih dari sepertiga sampel klinis.
Terapi
Terapi Asperger adalah terapi suportif, dan tujuannya adalah untuk memperkenalkan
prilaku sosial dan hubungan dengan rekan sebayanya. Terapi tergantung pada tingkat
fungsi adaptif pasien. Untuk pasien dengan gangguan sosial yang parah, beberapa
teknik yang sama dengan yang digunakan untuk gangguan autistic, kemungkinan
bermanfaat dalam terapi gangguan Asperger.
Prognosis
Prognosisnya baik bila IQ normal dan memiliki tingkat keterampilan sosial yang tinggi.
Childhood Disintegrative Disorder
Gangguan disintegrasi masa kanak-kanak ditandai dengan regresi di beberapa
daerah fungsional setelah minimal 2 tahun setelah perkembangan normal. Anak
gangguan disintegrasi, juga disebut sindrom Heller dan disintegrasi psikosis,
digambarkan pada tahun 1908 sebagai kemerosotan intelektual selama beberapa bulan,
sosial, dan fungsi bahasa terjadi dalam 3 – 4 tahun dengan fungsi yang sebelumnya
normal. Setelah kerusakan, anak-anak ini mirip dengan anak-anak gangguan autis.
Epidemiologi
Prevalensinya sekitar 1 kasus per 100.000 anak laki-laki. Perbandingan anak
laki-laki dan perempuan adalah sekitar 4-8 : 1.
Etiologi
Idiopatik.
Berhubungan dengan kondisi neurologis lain, termasuk gangguan kejang, sklerosis,
tuberosus, dan berbagai gangguan metabolic.
Diagnosis dan Manifestasi Klinis Menurut DSM-TR-IV
A. Pertumbuhan normal selama sekurangnya 2 tahun pertama kelahiran dengan
manifestasi adanya komunikasi verbal dan nonverbal sesuai dengan usia,
hubungan sosial, bermain, dan perilaku adaptif.
B. Kehilangan ketrampilan klinis yang bermakna yang telah dicapai sebelumnya
(sebelum 10 tahun) sedikitnya dalam 2 bidang :
1. bahasa ekspresif / reseptif
2. ketrampilan social dan prilaku adaptif
3. pengendalian usus atau vesika urinary
4. bermain
5. ketrampilan motorik
C. Kelainan fungsi sedikitnya 2 dalam bidang :
1. gangguan kualitatif dalam interaksi social : gangguan prilaku non verbal,
gagal untuk berhubungan dengan rekan sebaya, kurang sosial atau emosi
timbal balik.
2. gangguan kualitatif dalam komunikasi : misalnya, keterlambatan atau
kurangnya bahasa lisan, ketidakmampuan untuk memulai atau
mempertahankan percakapan, bahasa yg stereotip dan berulang, kurangnya
permainan imajinasi).
3. keterbatasan, pengulanagn, streotip pola prilaku, minat, aktivitas termasuk
stereotipik dan manerisme motorik.
D. Gangguan tersebut tidak memenuhi criteria untuk gangguan perkembangan
pervasive spesifik atau skizofrenia.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk childhood disintegrative disorder yaitu autistic
disorder dan Rett's disorder. Pada banyak kasus, manifestasi CDD sering tumpang
tindih dengan autistic disorder, tapi CDD berbeda dari autistic disorder
berdasarkan kehilangannya perkembangan yang di dapat sebelumnya. Sebelum
onset CDD (umur 2 tahun atau lebih), bahasa biasanya progresif untuk
pembentukan kalimat.
Terapi
Sama dengan terapi autis
Rett sindrom
Rett sindrom adalah sebuah gangguan perkembangangan pervasive yang
mengenai substansia gricea cerebri, hanya terjadi pada wanita dan timbul sejak lahir
Sindrom ini hanya terjadi pada wanita, dan timbul sejak lahir, bersifat progresif.
Manifestasi klinis
Adanya tingkah laku autistic
Ataxia
Dementia
Kejang
Kehilangan kegunaan tangan dengan fungsi tertentu
Atrofi cerebral
Hyperamonemia ringan
Penurunan kadar amin biogenic hyperamonemia
Diagnosis
Ada 3 cara criteria klinis untuk dapat memberikan diagnosis:
1. Kriteria essential
Perkembangan yang tampak normal hingga berusia 6-18 bulan dan mempunyai
lingkar kepala normal saat lahir diikuti dengan penurunan perkembangan kepala
(antara 3-4 tahun), ketidakmampuan berkomunikasi , gerakan tangan yang resprektive,
mengoyang-goyangkan batang tubuh, toe walking (berjinjit), wide-based, dan kaki
menjadi kaku
2. criteria supportive
Criteria ini tidak harus ada dalam diagnosis RS tapi dapat terjadi pada beberapa
pasien :
Kesulitan benafas, kelainan yang dapat dilihat dari EEG, serangan, kekauan otot,
kejang, scoliosis, teeth-grinding, kaki yang kecil bila dihubungkan dengan tinggi badan
retaedasi, berkurangnya lemak tubuh dan berat otot, pola tidur yang tidak normal, lekas
marah, berkurangnya mobilitas seiring dengan usia, dan sembelit
3. Criteria exclution
Anak dengan salah satu criteria berikut tidak mempunyai rett syndrome :
Pelebaran organ tubuh
Kehilangan penglihatan yang termasuk gangguan retina (optic atrophy)
Microcephaly sejak lahir
Gangguan metabolism yang diidentifikasi
Gangguan degenerative bawaan lainnya
Gangguan syaraf akibat infeksi berat atau head trauma
Bukti bahwa sudah mulai retardasi sejak dalam rahim
Adanya bukti kerusakan otak yang telah terjadi setelah lahir
Treatmen dan intervensi
A. Terapi
1. Terapi Fisik
Terapi fisik dimaksudkan untuk menjaga atau meningkatkan kemampuan
berjalan dan keseimbangan, mempertahankan jauhnya jangkauan gerak paling tidak
mempertahankan fungsi gerak dan mencegah kecacadan.
Tujuan dari terapi fisik adalah untuk menjaga atau meningkatkan keterampilan
motorik, mengembangkan keahlian transisional, mencegah atau mengurangi
kecacatan, mengurangi ketidaknyamanan dan kegelisahan serta meningkatkan
kemandirian. Terapi fisik dapat memperbaiki dan meningkatkan pola duduk dan
berjalan serta memonitor perubahan sepanjang waktu.
Terapi fisik digunakan untuk: mengurangi apraxia, menstimulasi penggunaan
tangan untuk mendukung mobilitas, mencapai keseimbangan yang lebih baik,
meningkatkan koordinasi, mengurangi ataxia, meningkatkan body awareness,
memberikan jangkauan gerakan yang lebih baik, mengurangi sakit pada otot,
menjaga dan meningkatkan mobilitas, melawan kejang-kejang,dan meningkatkan
respon protektif. Contoh terapi fisik yaitu menggunakan kolam bola, tempat tidur
air, atau trampoline.
3. Terapi Occupational
Terapi Occupational dapat digunakan untuk meningkatkan kegunaan tangan.
Dari penelitian diketahui bahwa terdapat penurunan gerakan tangan yang diulang-
ulang dapat mengarahkan pada kewaspadaan dan fokus yang lebih baik, sama
baiknya dengan membantu mengurangi kecemasan dan perilaku menyakiti diri
sendiri. Penggunaan tangan yang tidak teratur atau mengikat siku mungkin berguna
dalam mengurangi gerak tangan dan mungkin mendorong penggunaan tangan yang
lebih berguna. Contoh terapi Occupational adalah membantu memakai baju sendiri,
membantu melukis, membuat kerajinan tangan, dan belajar makan sendiri.
4. Terapi musik
Terapi musik digunakan sebagai pelengkap terapi lain dan berguna untuk
meningkatkan komunikasi dan membuat pilihan.
Penelitian menunjukkan bahwa mendengar dan menciptakan musik
berpengaruh positif pada otak, meningkatkan sirkulasi darah, glukosa dan oksigen.
Perubahan ini menstimulasi untuk belajar.
Terapi musik adalah penggunaan musik yang terstruktur atau kegiatan musical
di bawah bimbingan seorang terapis musik. Kegiatan ini mempengaruhi perubahan
pola perilaku yang mengarah pada tujuan individual yang telah disusun untuk anak.
Terapi musik berfokus pada komunikasi, sosialisasi, membuat pilihan dan keahlian
motorik. Musik memberikan ritme gerak dan kepekaan persepsi. Mereka belajar
untuk merasakan dan memahami ruang dan waktu, kualitas dan kuantitas, serta
sebab akibat. Terapi musik memberikan kepercayaan dan suasana aman.
Dalam terapi musik terdapat :
a. Kesempatan menikmati musik secara spontan
b. pengalaman bergerak dan memainkan alat yang dapat meningkatkan body
awareness dan fungsi tangan
c. relaksasi untuk mendukung kebebasan gerak dan berekspresi
d. kesempatan untuk berkomunikasi dan ekspresi diri
e. stimulasi untuk kontak mata yang bermakna
f. motivasi untuk memperluas perhatian dan konsentrasi
g. sebagai dasar untuk meningkatkan memori
h. stimulus untuk mengurangi keterlambatan respon
i. sebagai fasilitas untuk berlatih memegang atau menggenggam
j. meningkatkan self-image dan self esteem
k. mendorong perkembangan sensori motorik
l. lingkungan yang menyenangkan untuk pertumbuhan sosial dan emosional
m. peningkatan vokalisasi
5. Hydrotherapi
Hydrotherapi (bergerak di air hangat) sangat penting untuk penderita RS.
Karena mengidap apraxia juga, dia tidak dapat merencanakan dan melakukan
gerakan yang dia inginkan dan kesulitan untuk berjalan.
Berenang adalah bagian utama dalam proses belajar fisik anak. Arti dari
berenang adalah bertahan, kebugaran, dan kesenangan. Nilai-nilai ini sama untuk
mereka yang mempunyai keterbatasan, mengintegrasikan mereka ke dalam
kehidupan yang normal adalah salah satu tujuan dari hydrotherapy. Aktifitas dalam
air dirasakan oleh anak, keluarga, dan lingkungan sebagai aktifitas anak yang
normal, hal ini memperkuat penghargaan untuk kemampuan mereka berpartisipasi
senormal mungkin. Perasaan ini menumbuhkan self-esteem dan percaya diri.
Tujuan dari terapi ini adalah mendorong untuk mencapai tingkat kemandirian
tertinggi, terlibat dalam masyarakat, menjaga kesehatan fisik, dan meningkatkan
kualitas hidupnya.
Air memberikan pengalaman baru dan menyenangkan. Memungkinkan untuk
melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan di luar air. Ini juga memungkinkan
untuk menunjukkan kemampuan motoriknya yang hilang atau hanya tersembunyi.
Gerakan spontan lebih mudah dilakukan dalam air dan hydrotherapi
meningkatkan jangkauan gerak dan mengurangi kejang-kejang. Kesulitan sensori
dan persepsi yang ia rasakan saat berada di luar air tidak muncul ketika berada di
air, sehingga ia dapat meraih keseimbangan yang lebih baik tanpa ragu-ragu dan
takut. Hangatnya air membantu menenangkan gerak involunter, gerakan stereotype
dan kesulitan bernafas. Fleksibilitas air memungkinkan ia untuk bergerak ke segala
arah dan memungkinkan gerakan simetris. Hydrotherapi membantu menjaga
kesehatan otot dan saraf. Hal ini meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, yang
juga akan menambah kemampuan belajarnya. Kegiatan menunggang kuda dan
hydrotherapy meningkatkan keseimbangan dan membantu mengembangkan respon
yang protektif, juga untuk relaksasi dan kesenangan.
5. Terapi Cinta
Terapi cinta adalah dasar dari semua terapi : penerimaan, perlindungan,
kesabaran, toleransi dan pengertian. Semua terapi yang rumit dan mahal tidak akan
berhasil tanpanya. Dimulai dengan menerimanya sebagai bagian penting dalam
keluarga, masyarakat, dunianya dan dunia kita. Menyelimutinya dengan pelukan
yang hangat dari kepercayaan bahwa ia berharga dan dicintai, apapun yang pernah
ia alami. Cinta tidak akan menyerah apabila dihadapkan dengan kesulitan. Cinta
akan tumbuh lebih kuat.