GAMBARAN PELAPORAN BULANAN BIDAN DELIMA SESUAI FORMAT
SASARAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (FSKIA)
DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2018
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan
Pendidikan Program Studi D III Kebidanan
STIKes Bhakti Kencana Bandung
Oleh :
SILMI MULYA KAFFAH
NIM : CK.1.15.076
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN
B A N D U N G 2 0 1 8
PERNYATAAN PENULTS
Dengan Saya
Nama :Silmi mulya Kaffah
NIM : CK.1.15.076
Program Studi : D3 Kebidanan
Judul Laporan Togas Akhir : Gambaran pelaporan bulanan bidan delima
sesuai format sasaran kesehatan ibu dan
anak (FSKIA) di Kabupten Bnadung
pada tahun 2018
Menyatakan :
1. Laporan tugas akhir saya ini adalah ash dan belum pemah diajukan
untuk mernperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan STIKes Bhakti
Keneana Bandung maupuri di Perguruan Tinggi lainnya.
2. Laporan tugas akhir saya ini adalah karya tulis yang murni dan bukan
basil plagiat atau jiplakan, seta ash dari ide dan gagasan saya sendiri
tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan dari pembimbing.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-bertarnya dan
apabila kemudian hari terdapat penyimpangan yang tidak etis, maka saya
bersedia menerirna sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya
peroleb serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan
Tinggi.
Bandung, September 2018
(SILMI MULYA KAFFAH)
ABSTRAK
Dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan
berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dalam melakukan asuhan kebidanan.
Apabila bidan tidak melakukan pelaporan maka akan berdampak bagi wilayah kerja
tidak tercatatnya status kesehatan masyarakat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaporan bulanan bidan
Delima sebagai bukti akuntabilitas di Kabupaten Bandung tahun 2018.
Desain penelitian menggunakan deskriptif. Populasi sebanyak 98 orang dan
pengambil sampel dengan stratified sampling dengan sampel sebanyak 50
orang. Pengambilan data secara sekunder menggunakan lembar checklist dengan
analisa data mengunakan analisis univariat.
Hasil penelitian didapatkan bahwa isi pelaporan pelayanan kesehatan ibu
hamil lebih dari setengahnya lengkap (58%), isi pelayanan persalinan lebih dari
setengahnya lengkap (52%), isi pelayanan nifas dan neonatus lebih dari
setengahnya tidak lengkap (56%), isi pelayanan KB lebih dari setengahnya tidak
lengkap (58%). Frekuensi pelaporan pelayanan kesehatan ibu hamil lebih dari
setengahnya tidak rutin (58%), frekuensi pelayanan persalinan lebih dari
setengahnya tidak rutin (52%), frekuensi pelayanan nifas dan neonatus lebih dari
setengahnya tidak rutin (58%), frekuensi pelayanan KB kurang dari setengahnya
tidak rutin (48%).
Simpulan didapatkan isi pelaporan lebih dari setengahnya tidak lengkap dan
frekuensi pelaporan bulanan lebih dari setengahnya tidak rutin. Saran bagi
puskesmas untuk mengingatkan bidan untuk secara rutin setiap bulan melaporkan
pelayanan kebidanan.
Kata kunci : Pelaporan Bidan Delima, Isi, Frekuensi
Daftar Pustaka : 17 Sumber (Tahun 2009-2018).
ABSTRACT
Midwifery documentation is evidence of recording and reporting based on
accurate written communication in carrying out midwifery care. If the midwife does
not report, it will have an impact on the work area, where the public health status
is not recorded.
The purpose of this study was to find out the description of the monthly
reporting of the Delima midwife as evidence of accountability in Bandung District
in 2018.
Research design using descriptive. The population is 98 people and sample
takers with stratified sampling with a sample of 50 people. Secondary data
collection uses a checklist sheet with data analysis using univariate analysis.
The results showed that the content of the reporting of pregnant women health
services was more than half complete (58%), the content of delivery services was
more than half complete (52%), the contents of postpartum and neonatal services
were more than half incomplete (56%), the contents of family planning services
were more of the half is incomplete (58%). The frequency of reporting of maternal
health services is more than half that is non-routine (58%), the frequency of delivery
services is more than half that is non-routine (52%), the frequency of postpartum
and neonatal services is more than half that is not routine (58%), the frequency of
family planning services is less than half not routine (48%).
Conclusions obtained from the reporting content of more than half were
incomplete and the monthly reporting frequency of more than half was not routine.
Suggestions for puskesmas to remind midwives to regularly report midwifery
services every month.
Keywords : Reporting of Pomegranate Midwives, Content, Frequency
Bibliography : 17 Resources (2009-2018).
PERNYATAAN PENULIS
Dengan Saya :
Nama : Silmi mulya Kaffah
NIM CK.1.15.076
Program Studi : D3 Kebidanan
Judul Laporan Tugas Akhir : Gambaran pelaporan bulanan bidan delima
sesuai format sasaran kesehatan ibu dan anak
(FSKIA) di Kabupten Bnadung pada tahun
2018
Menyatakan :
1. Laporan tugas akhir saya ini adalah asli dan belum pemah diajukan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung
maupun di Perguruan Tinggi lainnya.
2. Laporan tugas akhir saya ini adalah karya tulis yang murni dan bukan basil
plagiat atau jiplakan, seta ash dari ide dan gagasan saya sendiri tanpa bantuan
pihak lain kecuali arahan dari pembimbing.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
kemudian hari terdapat penyimpangan yang tidak etis, maka saya bersedia
menerirna sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleb serta
sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi.
Bandung
(SILMI MULYA KAFFAH)
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dah hidayah-Nya sehingga peneliti akhirnya dapat menyelesaikan
laporan tugas akhir ini. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi kita
Muhammad SAW.
Suatu kebahagiaan bagi peneliti yakni dapat menyelesaikan laporan tugas
akhir yang berjudul “GAMBARAN PELAPORAN BULANAN BIDAN
DELIMA SESUAI FORMAT SASARAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
(FSKIA) DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2018”. Laporan tugas akhir ini
disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi D.III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bhakti Kencana Bandung.
Selama penelitian laporan tugas akhir ini peneliti menyadari banyak sekali
kendala yang peneliti hadapi. Peneliti menyadari bahwa laporan tugas akhir ini
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, pengarahan dan motivasi
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. H. Mulyana, SH., M.Pd., MH.Kes, selaku Setua Yayasan Adhi Guna Kencana.
2. R. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep., selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung.
3. Dewi Nurlaela Sari, S.ST., M.Keb., selaku Ketua Program Studi Kebidanan
STIKes Bhakti Kencana Bandung.
4. Sri Lestari Kartikawati, M.Keb. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam laporan tugas akhir ini.
5. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan dan do’a yang tiada
henti selama penulis menempuh pendidikan di STIKes Bhakti Kencana
Bandung.
6. Sahabat-sahabat seperjuangan yang bersama-sama melewati suka dan duka
selama penyusunan laporan tugas akhir ini, yang saling memberikan semangat
satu sama lain.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dengan segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, peneliti yakin
bahwa laporan tugas akhir jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini. Peneliti
berharap semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, September 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bidan ................................................................................. 6
2.1.1 Definisi Bidan ....................................................... 6
2.1.2 Kode Etik Profesi Bidan ....................................... 6
2.1.3 Kewajiban dan Hak Bidan ................................... 7
2.2 PMB (Praktik Mandiri Bidan) .......................................... 9
2.2.1 Pengertian PMB (Praktik Mandiri Bidan)............. 9
2.2.2 Kewenangan PMB (Praktik Mandiri Bidan) ........ 9
2.3 Bidan Delima ................................................................... 15
2.3.1 Pengertian ............................................................. 15
2.3.2 Peran Bidan Delima dalam Kesehatan ................. 15
2.4 Standar Pelayanan Kebidanan .......................................... 16
2.5 Dokumentasi .................................................................... 17
2.5.1 Definisi Dokumentasi ........................................... 17
2.5.2 Tujuan Dokumentasi ............................................ 18
2.5.3 Manfaat Dokumentasi .......................................... 18
2.5.4 Aspek-Aspek Penting dalam Dokumentasi ........... 19
2.5.5 Prinsip-Prinsip Dokumentasi ................................ 20
2.5.6 Dokumentasi dalam Pelayanan Kebidanan ........... 22
2.6 Pencatatan dan Pelaporan ................................................. 23
2.6.1 Ketentuan Pencatatan dan Pelaporan ................... 23
2.6.2 Jenis Pencatatan dan Pelaporan ............................ 23
2.6.3 Jenis Pelaporan ..................................................... 25
2.6.4 Cara Pengisian Lembar Checklist ........................ 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .............................................................. 29
3.2 Populasi Penelitian ........................................................... 29
3.3 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel............................. 29
3.4 Kerangka Pemikiran dan Kerangka Konsep .................... 31
3.5 Definisi Operasional.......................................................... 34
3.6 Prosedur Penelitian............................................................ 35
3.7 Pengumpulan Data ............................................................ 36
3.8 Etika Penelitian ................................................................ 36
3.9 Pengolahan dan Analisa Data............................................ 36
3.10Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................ 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................. 40
4.2 Pembahasan ........................................................................ 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................ 60
5.2 Saran ................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Pengambilan Sampel
.......................................................................................................
31
3.2 Definisi Oprasional
.......................................................................................................
34
4.1 Gambaran Isi Pelaporan Dokumentasi Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil pada Bidan Delima Kabupaten Bandung Tahun
2018
.......................................................................................................
40
4.2 Gambaran Isi Pelaporan Dokumentasi Pelayanan Persalinanpada
Bidan Delima Kabupaten Bandung Tahun
2018
.......................................................................................................
41
4.3 Gambaran Isi Pelaporan Dokumentasi Pelayanan Nifas dan
Neonatus pada Bidan Delima Kabupaten Bandung Tahun
2018
.......................................................................................................
42
4.4 Gambaran Isi Pelaporan Dokumentasi Pelayanan KB pada Bidan
Delima Kabupaten Bandung Tahun
2018
.......................................................................................................
43
4.5 Gambaran Frekuensi Pelaporan Dokumentasi Pelayanan
Kesehatan Ibu Hamil pada Bidan Delima Kabupaten Bandung
Tahun
2018
.......................................................................................................
44
4.6 Gambaran Frekuensi Pelaporan Dokumentasi Pelayanan
Persalinan pada Bidan Delima Kabupaten Bandung Tahun
2018
.......................................................................................................
45
4.7 Gambaran Frekuensi Pelaporan Dokumentasi Pelayanan Nifas
dan Neonatus pada Bidan Delima Kabupaten Bandung Tahun
2018
.......................................................................................................
46
4.8 Gambaran Frekuensi Pelaporan Dokumentasi Pelayanan KB
pada Bidan Delima Kabupaten Bandung Tahun
2018
.......................................................................................................
47
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
3.1 Kerangka Konsep
...........................................................................................................
33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-kisi Penelitian
Lampiran 2 : Hasil Observasi
Lampiran 3 : Rekapitulasi Hasil Observasi
Lampiran 4 : Lembar Bimbingan LTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kebidanan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan secara profesional, tersedia selama 24 jam dan berkelanjutan
selama seorang pasien kebidanan menjalani perawatan. Dengan demikian,
pelayanan kebidanan memegang peranan penting dalam upaya menjaga dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di institusi tempat bidan tersebut
memberikan pelayanan kebidanan. Salah satu tugas bidan yaitu melakukan
pendokumentasian hasil dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan.
Dokumentasi kebidanan tidak hanya merupakan dokumen yang sah, tetapi juga
merupakan instrumen untuk melindungi para bidan dan pasien. Dalam
memberikan pelayanan kebidanan, bidan mampu bekerja sesuai dengan standar
profesi yang telah ada. Sejak tahun 1950 pencatatan telah mulai dilaksanakan
oleh profesi perawat dan bidan. Pada tahun 1970 kebutuhan kesehatan
berkembang dan menuntut tanggung jawab bidan untuk melaksanakan praktik
secara mandiri, sehingga diperlukan pendokumentasian asuhan kebidanan.
Selama 10 tahun terakhir, pendokumentasian telah mengalami perkembangan
pesat seiring dengan pesatnya perkembangaan pelayanan kebidananan
(Muslihatun, 2009).
Secara umum, dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau
dokumen asli yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan
dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam
melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim
kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Hidayat, 2009).
Responsibilitas dan akuntabilitas profesi merupakan salah satu alasan
diadakannya dokumentasi asuhan kebidanan dalam pelayanaan kebidanan,
dokumentasi merupakan bagian dari kegiatan bidan setelah memberikan asuhan
kebidanan. Melalui dokumentasi ini, diharapkan tidak akan ada rencana asuhan
yang sama sekali tidak dilakukan serta bidan mampu memperkecil kesalahan
dalam melakukan asuhan kebidanan. Informasi dalam dokumentasi kebidanan
dapat digunakan pada saat terjadi kasus malpraktik yang menyangkut
pemberian asuhan kebidanan oleh bidan. Dokumentasi dapat bersifat kritis
dalam menentukan apakah asuhan kebidanan yang telah diberikan, telah
memenuhi standar pelayanan kebidanan atau tidak (Hidayat, 2009).
Hasil dokumentasi asuhan kebidanan yang diisi oleh bidan selanjutnya
dilaporkan ke puskesmas sebagai bukti akuntabilitas Praktik Mandiri Bidan
sebagai tenaga kesehatan dengan jenis laporan sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 28 tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Masalah bagi pasien apabila tidak adanya pencatatan pendokumentasian
adalah tidak terpantaunya status kesehatan pasien. Jika bidan tidak
melaksanakan atau menyelesaikan suatu aktivitas atau mendokumentasikan
secara tidak benar, dia bisa dituntut melakukan malpraktik. Dokumentasi
kebidanan harus dapat dipercaya secara legal, yaitu harus memberikan laporan
yang akurat mengenai perawatan yang diterima pasien (Kemenkes RI, 2017).
Apabila bidan tidak melakukan pelaporan pendokumentasian maka
akan berdampak bagi wilayah kerja tidak tercatatnya status kesehatan
masyarakat sehingga tidak diketahuinya angka kejadian dalam proses
kebidanan, dan pentingnya pelaporan pendokumentasian salah satunya untuk
kebutuhan perpanjangan STR (Surat Tanda Registrasi) untuk melakukan
aktivitas pelayanan kebidanan.
Studi pendahuluan yang dilakukan di Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten
Bandung didapatkan jumlah bidan di Kabupaten Bandung pada tahun 2018
sebanyak 1046 orang dengan jumlah bidan delima sebanyak 98 orang bidan
delima. Berdasarkan hasil wawancara terhadap ketua IBI Kabupaten Bandung,
permasalahan yang muncul adalah ketidakpatuhan bidan dalam melakukan
pelaporan dokumentasi, ketidaktahuan bidan dalam pelaporan dokumentasi dan
kegiatan yang tidak tersosialisasi. Hasil survey di Puskesmas Nagreg
Kabupaten Bandung dari 5 bidan didapatkan 2 orang yang tidak mengisi secara
lengkap pelaporan bulanan pelayanan nifas dan neonatus. Bidan setiap bulan
diwajibkan melakukan pelaporan pelayanan yang dilakukan ke Puskesmas dan
mengisi pendokumentasiannya secara lengkap.
Berdasarkan latar belakang di atas, pentingnya implementasi
dokumentasi tentang pelaporan maka penulis melakukan penelitian dengan
judul “Gambaran pelaporan bulanan bidan Delima sesuai Format Sasaran
Kesehatan Ibu dan Anak (FSKIA) di Kabupaten Bandung tahun 2018.”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran
pelaporan bulanan bidan Delima sesuai Format Sasaran Kesehatan Ibu dan
Anak (FSKIA) di Kabupaten Bandung tahun 2018?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaporan bulanan bidan Delima sesuai
Format Sasaran Kesehatan Ibu dan Anak (FSKIA) di Kabupaten
Bandung tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui isi pelaporan dokumentasi pelayanan kesehatan ibu
hamil pada bidan Delima Kabupaten Bandung tahun 2018.
2. Mengetahui isi pelaporan dokumentasi pelayanan persalinan pada
bidan Delima Kabupaten Bandung tahun 2018.
3. Mengetahui isi pelaporan dokumentasi pelayanan nifas dan neonatus
pada bidan Delima Kabupaten Bandung tahun 2018.
4. Mengetahui isi pelaporan dokumentasi pelayanan KB pada bidan
Delima Kabupaten Bandung tahun 2018.
5. Mengetahui frekuensi pelaporan dokumentasi pelayanan kesehatan
ibu hamil pada bidan Delima Kabupaten Bandung tahun 2018.
6. Mengetahui frekuensi pelaporan dokumentasi pelayanan persalinan
pada bidan Delima Kabupaten Bandung tahun 2018.
7. Mengetahui frekuensi pelaporan dokumentasi pelayanan nifas dan
neonatus pada bidan Delima Kabupaten Bandung tahun 2018.
8. Mengetahui frekuensi pelaporan dokumentasi pelayanan KB pada
bidan Delima Kabupaten Bandung tahun 2018.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis
Diharapkan dapat memperoleh pengalaman dari hasil studi
penelitian tentang pelaporan bulanan bidan Delima sesuai Format
Sasaran Kesehatan Ibu dan Anak (FSKIA).
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
lembaga pendidikan sebagai tambahan kepustakaan dan bahan bacaan
serta bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.
1.4.3 Bagi Tempat Peneliti
Sebagai sumber informasi untuk dijadikan bahan masukan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.
1.4.4 Bagi Bidan yang Diteliti
Hasil penelitian bisa menunjukkan sejauh mana kelengkapain
bidan yang diteliti melakukan pelaporan bulanan FSKIA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.7 Bidan
2.7.1 Definisi Bidan
Menurut ICM (Internasional Confederation of Midwives),
bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan
yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki ijin
yang sah (lisensi)untuk melakukan praktik kebidanan (ICM, 2013).
Bidan adalah seorang perempuan yang telah lulus dari
pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister,sertifikasi dan atau secarah sah mendapat
lisensi untuk menjalankan praktik kebidana (IBI, 2018).
2.7.2 Kode Etik Profesi Bidan
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun
1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Bidan Indonesia X tahun
1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam rapat kerja
Nasional (Rakernas) IBI tahun1991, kemudian disempurnakan dan
disahkan pada Kongres Nasional IBI ke XII tahun 1998. Sebagai
pedoman dalam perilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung
beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah, tujuan
dan bab. Secara umum Kode Etik tersebut berisi 7 bab, ketujuh bab
dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air
7. Penutup (Wahyuningsih, 2010).
2.7.3 Kewajiban dan Hak Bidan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,
kewajiban dan hak bidan diantaranya:
1. Kewajiban
1) Menghormati hak pasien;
2) Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan
pelayanan yang dibutuhkan;
3) Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat
ditangani dengan tepat waktu;
4) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
5) Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan;
6) Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya
yang diberikan secara sistematis;
7) Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional;
8) Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan Praktik
Kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian;
9) Pemberian surat rujukan dan surat keterangan
kelahiran;
10) Meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Hak
1) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
pelayanannya sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan,
dan standar prosedur operasional;
2) Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien
dan/atau keluarganya; melaksanakan tugas sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan;
3) Menerima imbalan jasa profesi (Kemenkes RI, 2017).
2.8 PMB (Praktik Mandiri Bidan)
2.8.1 Pengertian PMB (Praktik Mandiri Bidan)
Praktik Mandiri Bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian
kegiatan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh Bidan secara
perorangan (Kemenkes RI, 2017).
2.8.2 Kewenangan PMB (Praktik Mandiri Bidan)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,
kewenangan bidan diantaranya yaitu:
1. Pelayanan kesehatan ibu
Pelayanan kesehatan ibu diberikan pada masa sebelum
hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui,
dan masa antara dua kehamilan. Pelayanan kesehatan ibu meliputi
pelayanan :
1) Konseling pada masa sebelum hamil;
2) Antenatal pada kehamilan normal;
3) Persalinan normal;
4) Ibu nifas normal;
5) Ibu menyusui; dan
6) Konseling pada masa antara dua kehamilan.
Dalam pelayanan kesehatan ibu bidan berwenang melakukan :
1) Episiotomi;
2) Pertolongan persalinan normal; penjahitan luka jalan lahir
tingkat I dan II; penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan
dengan perujukan;
3) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;
4) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
5) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu
ibu eksklusif;
6) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum;
7) Penyuluhan dan konseling;
8) Bimbingan pada kelompok ibu hamil;
9) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran
(Kemenkes RI, 2017).
2. Pelayanan kesehatan anak
Pelayanan kesehatan anak di berikan pada bayi baru lahir,
bayi, anak balita, dan anak prasekolah. Pelayanan kesehatan anak
meliputi:
1) Pelayanan neonatal esensial
(1) Inisiasi menyusui dini
(2) pemotongan dan perawatan tali pusat
(3) pemberian suntikan Vit K1
(4) Pemberian imunisasi B0
(5) Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
(6) Pemantauan tandabahaya
(7) Pemberian tanda identitas diri
(8) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi
stabil dan tepat waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih mampu.
2) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
(1) Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui
pembersihan jalan nafas, ventilasi tekanan positif, dan/atau
kompresi jantung
(2) Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir
dengan BBLR melalui penggunaan selimut atau
fasilitasi dengan cara menghangatkan tubuh bayi
dengan metode kangguru
(3) Penanganan awal infeksi tali pusat dengan
mengoleskan alkohol atau povidon iodine serta
menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering
(4) Membersihkan dan pemberian salep mata pada
bayi baru lahir dengan infeksi gonore (GO)
3) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak
prasekolah;
(1) Kegiatan penimbangan berat badan,
(2) Pengukuran lingkar kepala,
(3) Pengukuran tinggi badan,
(4) Stimulasi deteksi dini, dan
(5) Intervensi dini peyimpangan tumbuh kembang balita dengan
menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP)
4) Konseling dan penyuluhan.
(1) Pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu
dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir
(2) Pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu
dan keluarga tentang ASI eksklusif
(3) Pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu
dan keluarga tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir
(4) Pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu
dan keluarga tentang pelayanan kesehatan
(5) Pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu
dan keluarga tentang imunisasi
(6) Pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu
dan keluarga tentang gizi seimbang
(7) Pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu
dan keluarga tentang PHBS
(8) Pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu
dan keluarga tentang tumbuh kembang (Kemenkes RI, 2017)
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana meliputi:
1) Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
2) Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan (Kemenkes
RI, 2017)
4. Pelayanan berdasarkan penugasan dari pemerintah sesuai
kebutuhan
Kewenangan pelayanan berdasarkan penugasan dari
pemerintah sesuai kebutuhan terdiri dari :
1) Kewenangan berdasarkan program pemerintah
(1) Pemberian pelayanan alat kontrasepsi dalam rahim dan alat
kontrasepsi bawah kulit;
(2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus
penyakit tertentu;
(3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan;
(4) Pemberian imunisasi rutin dan tambahan sesuai program
pemerintah;
(5) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan
penyehatan lingkungan;
(6) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra
sekolah dan anak sekolah;
(7) Melaksanakan deteksi dini, merujuk, dan memberikan
penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)
termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya;
(8) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan
edukasi;
(9) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.
2) Kewenangan karena tidak adanya tenaga kesehatan lain di suatu
wilayah tempat Bidan bertugas.
Kewenangan penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan
diperoleh setelah bidan mendapatkan pelatihan yang
diselenggarakan oleh pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
bersama organisasi profesi terkait berdasarkan modul dan kurikulum
yang terstandarisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan bukti bidan mendapatkan sertifikat pelatihan
(Kemenkes RI, 2017).
2.9 Bidan Delima
2.9.1 Pengertian
Bidan Delima menurut IBI (2014) adalah Praktek Mandiri yang
memberikan pelayanan KB/KR yang berkualitas, sudah mengikuti
standar pelayanan kebidanan sesuai dengan ketentuan Kepmenkes No.
900/VII/2002 dan standar WHO. Bidan Delima merupakan suatu
program terobosan strategis yang mencakup: a) pembinaan peningkatan
kualitas pelayanan bidan dalam lingkup Keluarga Berencana (KB) dan
Kesehatan Reproduksi (KR); b) merk dagang/brand; c) mempunyai
standar kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah, lengkap, dan
memiliki hak paten dan d) rekrutmen bidan delima ditetapkan dengan
kriteria, system, dan proses baku yang harus dilaksanakan secara
konsisten dan berkesinambungan, menganut prinsip pengembangan diri
dan semangat tumbuh bersama (IBI, 2018).
2.9.2 Peran Bidan Delima dalam Kesehatan
1. Mempertahankan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelayanan BPS, sesuai kebutuhan masyarakat.
2. Melindungi masyarakat sebagai konsumen dan bidan sebagai
provider, dari praktek yang tidak terstandar
3. Sebagai standarisasi pelayanan kebidanan bagi BPS sejalan dengan
rencana strategis IBI.
4. Menjadi standar dalam mengevaluasi pelayanan kebidanan di BPS
karena memiliki tools (perangkat) yang lebih lengkap.
5. Sebagai bagian dari pelaksanaan rencana kerja IBI dalam pelayanan
kebidanan, sekaligus untuk mempertahankan dan meningkatkan
citra IBI.
6. Sebagai tempat pilihan terbaik bagi praktik pendidikan bidan (IBI,
2018).
2.10Standar Pelayanan Kebidanan
Dalam pelayanan kebidanan terdapat beberapa standar dalam ruang
lingkup layanan kebidanan yang dikelompokkan dalam 24 standar, yaitu :
a. Standar pelayanan umum (2 standar)
1. Standar 1 : persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
2. Standar 2 : pencatatan dan pelaporan
b. Standar pelayanan antenatal (6 standar) 1)
1. Standar 3 : identifikasi ibu hamil
2. Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal
3. Standar 5 : palpasi abdominal
4. Standar 6 : pengelolaan anemia kehamilan
5. Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
6. Standar 8 : persiapan persalinan
c. Standar pelayanan pertolongan persalinan (4 standar)
1. Standar 9 : asuhan persalinan kala 1
2. Standar 10 : persalinan kala II yang aman
3. Standar 11 : pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat
4. Standar 12 : penanganan kala I dengan gawat janin melalui episiotomi
d. Standar pelayanan nifas (3 standar)
1. Standar 13 : perawatan bayi baru lahir
2. Standar 14 : penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan
3. Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
e. Standar penanganan kegawatdaruratan obsetri-neonatus (9 standar)
1. Standar 16 : penanganan perdarahan dalam kehamilan
2. Standar 17 : penanganan kegawatan pada eklamsia
3. Standar 18 : penaganan kegawatan pada partus macet
4. Standar 19 : persalinan dengan forsep rendah
5. Standar 20 : persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor
6. Standar 21 : penanganan retensio plasenta
7. Standar 22 : penanganan perdarahan postpartum primer
8. Standar 23 : penganan perdarahan postpartum sekunder
9. Standar 24 : penanganan sepsis puerpuralis (IBI, 2018).
2.11Dokumentasi
2.11.1 Definisi Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga
kesehatan, pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan,
prosedur tindakan pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan
respon pasien terhadap semua asuhan yang telah diberikan (Muslihatun,
2009).
Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan
berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki
oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk
kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri
(Hidayat, 2009).
2.11.2 Tujuan Dokumentasi
Adapun tujuan dari dokumentasi kebidanan adalah sebagai
sarana komunikasi, sarana tanggung jawab dan tanggung gugat,
informasi statistik, sarana pendidikan, sumber data penelitian, jaminan
kualitas pelayanan kesehatan, sumber data perencanaan asuhan
kebidanan berkelanjutan (Nursalam, 2009).
2.11.3 Manfaat Dokumentasi
1. Ditinjau dari aspek administrasi, dokumentasi bermanfaat sebagai
sebuah catatan, karena berkas tersebut mengandung nilai identitas,
tanggal masuk dan keluar serta data askes.
2. Ditinjau dari aspek hukum, dokumentasi bermanfaat sebagai alat
pembuktian yang sah. Isi sebuah berkas menyangkut adanya
jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka
menegakkan hukum dan menyediakan bahan bukti selama proses
pengadilan berlangsung.
3. Ditinjau dari aspek pendidikan, suatu berkas catatan bermanfaat
untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Isi dari berkas
dokumentasi menyangkut data atau informasi tentang kronologis
perkembangan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.
4. Ditinjau dari aspek penelitian, dokumentasi bermanfaat sebagai
penyedia data untuk keperluan penelitian. Data atau informasi yang
tercantum dalam sebuah berkas, dapat dipergunakan untuk
keperluan penelitian dan engembangan ilmu pengetahuan dibidang
kesehatan.
5. Ditinjau dari aspek ekonomi, suatu berkas bermanfaat untuk
mendokumentasikan besarnya dana yang harus dikeluarkan,
sehingga mengurangi terjadinya pemborosan. Isi dari sebuah berkas
dapat dijadikan bahan untuk menetapkan pembayaran pelayanan di
sebuah institusi pelayanan kesehatan. Tanpa adanya bukti
pencatatan sebuah tindakan, maka pembayaran atas tindakan
tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.
6. Ditinjau dari aspek manajemen, catatan yang lengkap dan disimpan
dengan baik menunjukkan adanya manajemen data yang baik juga
(Muslihatun, 2009).
2.11.4 Aspek-Aspek Penting dalam Dokumentasi
Ada beberapa aspek penting dalam pendokumentasian yaitu :
1. Tanggal dan waktu pada asuhan yang diberikan
2. Identifikasi penolong persalinan
3. Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua
catatan
4. Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan
jelas dan dapat dibaca.
5. Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap
tersedia
6. Kerahasiaan dokumen-dokumen medis (Kemenkes RI, 2011).
2.11.5 Prinsip-Prinsip Dokumentasi
Dokumentasi yang efektif tergantung pada kegiatan pencatatan
oleh individu, peran, perilaku dan kemampuan individu serta hasil dari
sebuah endokumentasian uga mempengaruhi keefektifan sebuah
dokumentasi, asuhan ebidanan merupakan uatu kegiatan yang saling
berangkaian, setiap hari bidan mengenal, menganalisis, merespon dan
mencatatsecara bervariasi kebutuhan pasien, catatan pasien dapat
dipengaruhi oleh pendidikan dan pengalaman praktik bidan serta
pengetahuan dan kemampuan bidan dalam mendokumentasikan asuhan
kebidanan (Jannah, 2011).
Ada tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam sebuah
dokumentasi yaitu, keakuratan data, keringkasan dan kemudahan untuk
dibaca. Ditinjau dari segi tehnik pencatatan, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam kegiatan pendokumentasian antara lain:
1. Menuliskan nama pasien pada setiap halaman catatan bidan
2. Hendaknya tulisan mudah dibaca, sebaiknya tulisan menggunakan
tinta berwarna hitam atau biru, sehingga apabila hendak digandakan
(difotokopi) tulisan akan tampak jelas.
3. Dokumentasi segera dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian
pertama dan selesai melakukan setiap langkah asuhan kebidanan.
4. Apabila memungkinkan kutip semua kalimat atau kata yang
diungkapkan oleh pasien.
5. Pastikan kebenaran dari setiap data yang akan ditulis
6. Bedakan antara informasi yang objektif dan penafsiran
7. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi perubahan kondisi
pasien atau muncul masalah baru, respon pasien terhadap tindakan
yang diberikan bidan dan respon pasien terhadap kegiatan konseling
oleh bidan
8. Hindari dokumentasi yang bersifat baku, karena setiap pasien adalah
unikdan mempunyai permasalahan yang berbeda
9. Hindari penggunaan istilah yang tidak jelas dan pergunakan
singkatan yang sudah biasa dipakai dan dapat diterima
10. Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan maka tulisan yang salah
tersebut jangan dihapus, pada tulisan yang salah, coret satu kali
kemudian tulis kata “salah” diatasnya, serta bubuhkan paraf,
selanjutnya tuliskan informasi yang benar, validitasi data akan
berkurang apabila dilakukan penghapusan informasi.
11. Setiap kegiatan dokumentasi cantumkan waktu, tanggal dan jam
serta tanda tangan dan nama terang
12. Bila pencatatan bersambung pada halaman berikutnya, bubuhkan
tanda tangan dan cantumkan kembali waktu pada bagian halaman
berikutnya (Carpenito, 2010).
2.11.6 Dokumentasi dalam Pelayanan Kebidanan
Kegunaan dokumentasi adalah sebagai data atau fakta yang
dapat dipakai untuk mendukung ilmu dan pengetahuan, sebagai alat
untuk mengambil keputusan, perencanaan, pengontrolan terhadap suatu
masalah, dan sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman dan
terpelihara dengan baik, sistem dokumentasi adalah terbuka dan
tertutup. Tertutup artinya apabila didalamnya berisi rahasia yang tidak
pantas untuk diperlihatkan, diungkapkan dan disebarluaskan kepada
masyarakat. Bersifat terbuka artinya dokumentasi selalu berinteraksi
dengan lingkungannya untuk menerima dan menghimpun informasi.
Bidan sebagai provider dalam pelayanan kebidanan bertanggungjawab
terhadap dokumentasi. Format dokumentasi kebidanan telah didesain
sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh bidan, semua format
dokumentasi telah terdaftar pada register/nomor catatan medis
(Yuniarti, 2010).
2.12Pencatatan dan Pelaporan
2.12.1 Ketentuan Pencatatan dan Pelaporan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,
pencatatan dan pelaporan diantaranya yaitu:
1. Bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
pelayanan yang diberikan.
2. Pelaporan ditujukan ke puskesmas wilayah tempat praktik.
3. Pencatatan dilaksanakan dan disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan (Kemenkes RI, 2017).
2.12.2 Jenis Pencatatan dan Pelaporan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,
jenis pencatatan dan pelaporan diantaranya yaitu:
1. Kesehatan Ibu dan KB
1) Buku KIA
2) Buku Kohort Ibu
3) Kartu Ibu
4) Buku Register Ibu
5) Formulir dan surat keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan
yang diberikan
6) Formulir Informed consent
7) Formulir laporan
8) Formulir rujukan
9) Surat keterangan hamil
10) Pencatatan asuhan kebidanan
2. Kesehatan Anak
1) Buku register bayi
2) Formulir deteksi dini tumbuh kembang anak
3) Formulir kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)
4) Formulir rekapitulasi laporan kesehatan bayi
5) Register kohort bayi
3. Imunisasi
1) Formulir sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan
2) Formulir laporan
4. Persalinan
1) Informed consent
2) Formulir dan surat keterangan lain
3) Formulir laporan
4) Formulir partograf
5) Formulir persalinan/nifas dan KB
6) Formulir rujukan
7) Formulir surat kelahiran
5. Nifas
1) Buku register pelayanan
2) Formulir lain sesuai kebutuhan pelayanan
(Kemenkes RI, 2017)
2.12.3 Jenis Pelaporan
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
1) Status Pasien
2) Nama Ibu-Suami
3) Usia Ibu
4) Alamat
5) GPA (Gravida, Partus, Abortus)
6) Anak Terkecil
7) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
8) TP (Taksiran Persalinan)
9) Umur Kehamilan
10) K1
11) K4
12) Imunisasi TT
13) Pemberian Tablet Fe
2. Pelayanan Persalinan
1) Status Pasien
2) Nama Ibu-Suami
3) Usia Ibu
4) Alamat
5) Pendidikan Ibu
6) Pendidikan Suami
7) Anak Ke-
8) Tanggal Lahir
9) Penolong persalinan
10) Jenis kelamin bayi
11) Berat badan lahir
12) Panjang badan lahir
13) Umur kehamilan
14) IMD
15) Imunisasi HB0
16) Pemberian Vitamin K
17) Pemberian Salep Mata
18) Keadaan Lahir (Lahir hidup/lahir mati)
3. Pelayanan Nifas dan Neonatus
1) Status pasien
2) Nama Ibu
3) Nama Bayi
4) Alamat
5) Pemberian Vitamin K Nifas
6) Pemberian Fe Nifas
7) KF1
8) KF2
9) KF3
10) Komplikasi Masa Nifas
11) Rujukan
12) KN1
13) KN2
14) KN3
15) Komplikasi Neonatus
16) Rujukan
4. Pelayanan KB
1) Status Pasien
2) Pasien Baru/Lama
3) Nama Ibu-Suami
4) Alamat
5) Jumlah Anak
6) Jenis Kontrasepsi
7) KB Pasca Salin
8) 4T
2.12.4 Cara Pengisian Lembar Checklist
Checlist merupakan suatu pencatatan yang bersifat sangat
selektif karena berisi suatu daftar kriteria yagn spesifik dan dibatasi
pada hal-hal yang bersifat observable (dapat diamati). Chekclist juga
bisa digunakan bersama-sama dengan metode pencatatan lain agar
dapat mendokumentasikan dengan baik. Fungsi checklist adalah
sebagai inventory (alat pencatatan hasil observasi yang dipergunakan
seseorang dalam mengamati pengguna daftar checklist selain sebagai
observer juga sebagai observee) dan sebagai alat pencatat hasil obsevasi
(pengguna daftar cek haya sebagai observer). Tanda yang biasa
digunakan pada daftar checklist diantaranya:
: Ya
x atau − : Tidak
(Tidak ada isian) : Tidak terisi, tidak lengkap
(eriskusnadi.wordpress.com)