GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN SERUM GLUTAMIK PIRUVAT
TRANSMINASE (SGPT) PADA PASIEN SUSPECT HEPATITIS DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Analis Kesehatan
OLEH :
ISTIQOMAH
NIM P00320013112
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2016
v
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Istiqomah
NIM : P00320013112
Tempat, Tanggal Lahir : Merauke, 03 Maret 1996
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri Pombulaa Jaya, tamat tahun 2007
2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Konda (MTS), tamat tahun 2010
3. Madrasah Aliyah Negeri Konda (MAN), tamat tahun 2013
4. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
vi
MOTTO
Imbangi usaha dan doa mu, karena keduanya harus seimbang, agar hasil yang
kau dapatkan juga seimbang seperti apa yang kau harapkan. Lalu berusahalah
sampai batas kemampuan mu, Walau harus melewati banyaknya proses, Karena
hasil yang kau dapatkan akan sesuai dengan usaha yang kau laukakan. Dan
jangan berpedoman pada kalimat “semua akan indah pada waktunya”.
Berpedomanlah pada
“siapa yang berusaha lebih keras, dia yang jadi pemenangnya”.
.
Kupersembahkan untuk almamaterku
Ayah dan ibu tercinta
Keluargaku tersayang
Doa Dan Nasehat Untuk Menunjang Keberhasilanku
vii
ABSTRAK
Istiqomah (P00320013112) Gambaran Hasil Pemeriksaan Serum Glutamik
Piruvat Transminase (SGPT) Pada Pasien Suspect Hepatitis Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari. Yang dibimbing oleh Ibu Siti Rachmi Misbah
dan Ibu Supiati (xi + 35 halaman + 3 tabel + 6 lampiran). Pemeriksaan kadar
transminase salah satu pemeriksaan yang sering dilakukan pada berbagai penyakit
hepar (hati) dan penyakit lainya. Peningkatan Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT), menandakan adanya kerusakan pada hati, meliputi
kerusakan sel-sel hati oleh virus, obat-obatan atau toksin yang menyebabkan
hepatitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) pada pasien suspect hepatitis di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Metode penelitian ini adalah
Deskriptif yang dilakukan pada tanggal 10 Juni – 11 Juli 2016. Jumlah populasi
sebanyak 391 dengan sampel penelitian yang berjumlah 59 orang yang diambil
secara Acidental Sampling. Data diperoleh dari data sekunder dan primer. Data
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan. Hasil penelitian
menunjukan dari 59 sampel sebagian besar pasien suspect hepatitis memiliki hasil
normal sebanyak 49 pasien dengan persentase 83,05%, dan yang mengalami
peningkatan 10 pasien dengan persentase 16,95%. Disarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian terkait Hubungan Hasil
Pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) terhadap penyakit
hepatitis.
Kata Kunci : Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), Hepatitis
Daftar Pustaka : 26 buah (2000 – 2013)
viii
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan
judul “Gambaran Hasil Pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Pada Pasien
Suspect Hepatitis Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari”. Penelitian ini di
susun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya
kepada Ayahanda Sarmo dan Ibunda tercinta Sumarmidankakakutersayang
Muhammad avandanNurAlam atas semua bantuan moril maupun materil,
motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi
yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ini.
Proses penulisan karya tulis ilmiah ini melewati perjalanan panjang, dan
penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terimakasih
kepada Ibu St. RachmiMisbah S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing I dan IbuSupiati,
STP.,MPHselaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiranya
dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab guna memberikan bimbingan serta
petunjuk kepada penulis dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini hingga
dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis juga tunjukan kepada :
1. Bapak Petrus, SKM.,M.KES. Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari
2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian
kepada penulis dalam penelitian ini
3. IbuRuthMongan,B.Sc.,S.Pd.,M.PdselakuketuajurusanAnalisKesehatandan
penguji I, IbuAskrening,SKM.,M.Kesselakupenguji II danIbuTuty
Yuniarty, S.Si.,M.Kesselakupenguji III yang telahmemberikankritikdan
saran dalamkaryatulisilmiahini .
ix
4. Bapak dan ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis
Kesehatanatassegalafasilitasdan pelayanan akdemik yang diberikan selama
penulis menuntut ilmu
5. Terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada
sahabat-sahabatku, Arni, Dian, Kiki, Linda A, Nilu, Rani, Winda M, dan
sahabat-sahabatku lainyayang telah memberikan bantuan dukungan dan
motivasinya.
6. Seluruhrekan-rekan, mahasiswa Politeknik KesehatanKendari khusunya
jurusan Analis Kesehatan 2013-2016 yang penulis tak bisa sebutkan satu
persatu. Terimakasih atas motivasi, masukan, dukungan dan, kebersamaan
dalam suka maupun duka mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes
Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
Sebagaimana manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan,
penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang
ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih teradapat kekeliruan dan kekurangan.Oleh karena itu dengan
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmatnya-Nya
kepada kita semua.Semoga Karya Tulis Ilmiahini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian
selanjutnya.Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi
yang telah penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis Amin.
Kendari, Juli 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... v
MOTTO ...................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .................................................................................. 1
B. RumusanMasalah ............................................................................. 2
C. TujuanPenelitian .............................................................................. 3
D. ManfaatPenelitian ............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanUmumTentangSerum GlutamikPiruvatTransminase (SGPT) 4
B. TinjauanUmumTentangHepar (Hati)............................................... 7
C. TinjauanUmumTentang Hepatitis ................................................... 9
D. TinjauanUmumTentangDarah ......................................................... 12
BAB III KERANGKA KONSEP
A. DasarPemikiran................................................................................ 16
B. KerangkaKonsep.............................................................................. 16
C. VariabelPenelitian............................................................................ 17
D. DefinisiOperasional Dan KriteriaObjektif ....................................... 17
xi
BAB IV METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian ................................................................................. 18
B. Tempat Dan WaktuPenelitian .......................................................... 18
C. Populasi Dan Sampel ....................................................................... 18
D. Pengumpulan Data ........................................................................... 19
E. InstrumenPenelitian ......................................................................... 19
F. ProsedurPemeriksaanLaboratorium ................................................. 20
G. Jenis Data ......................................................................................... 23
H. Pengolahan Data .............................................................................. 23
I. Analisis Data .................................................................................... 24
J. Penyajian Data ................................................................................. 25
K. EtikaPenelitian ................................................................................. 25
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GambaranUmumLokasiPenelitian ................................................... 26
B. HasilPenelitian ................................................................................. 26
C. Pembahasaan.................................................................................... 29
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 35
B. Saran ............................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Pasien Di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Pada Pasien Di
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat
(SGPT) Pada Pasien Suspect Hepatitis di Laboratorium Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Hasil Penelitian
Lampiran 2 Tabulasi Data
Lampiran 3 Master Tabel
Lampiran 4 SuratIzinPenelitian Dari PoltekkesKemenkesKendari
Lampiran 5 SuratIzin Dari BadanPenelitian Dan Pengembangan Daerah
Propinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 6 SuratKeteranganTelahMelakukanPenelitian
Lampiran 7 Dokumentasi ProsesPenelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), merupakan enzim yang
utama banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosa destruksi
hepatoselular. Kadar SGPT dapat lebih tinggi dari kadar sekelompok transminase
lainya (Kee, 2008)
Pemeriksaan kadar transminase salah satu pemeriksaan yang sering
dilakukan pada berbagai penyakit hepar (hati) dan penyakit lainya. Peningkatan
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), menandakan adanya kerusakan
pada hati, meliputi kerusakan sel-sel hati oleh virus, obat-obatan atau toksin yang
menyebabkan hepatitis, karsinoma metastatik, kegagalan jantung, dan penyakit
hati granulomatus dan yang disebabkan oleh alkohol (Goenarwo, 2009)
Penurunan dan peningkatan kadar SGPT, bisa terjadi bukan karena adanya
gangguan liver saja. Kadar SGPT dapat meningkat karena latihan, pengaruh obat,
dan kelelahan. Peningkatan kadar SGPT dapat meningkat dengan peningkatan
tertinggi karena Hepatitis (virus) akut, nekrosis hati dan Peningkatan ringan
disebabkan oleh Sirosis, kanker hati, dan heparin. Peningkatan kadar Serum
Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) setara dengan kerusakan hepatoselular.
Hepatitis virus atau toksik yang berat dapat menyebabkan peningkatan sampai 20
kali normal atau 800 U/l (Sacher, 2004)
Suspect hepatitis adalah, seseorang yang di duga atau terancam mengidap
virus hepatitis. Hepatitis atau peradangan hati merupakan penyakit dengan
berbagai penyakit dan berbagai penyebab, dapat karena infeksi maupun non
infeksi. Penyakit hepatitis terbanyak disebabkan oleh virus. Berdasarkan
perjalanan penyakitnya dibedakan menjadi hepatitis akut dan hepatitis kronis,
penyakit tersebut umumnya ditandai dengan peningkatan SGPT (Radji, 2010)
Virus hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia,
sekitar 240 juta orang di antaranya menjadi pengidap Hepatitis B kronik.
2
Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunya karena Hepatitis
(KEMENKES RI, 2014).
Kadar transminase SGPT normalnya pada pria <40 U/l sedangkan pada
wanita <35 U/l dan yang menujukan kadar abnormal pada pria >40 U/l dan untuk
wanita >35U/l. Kadar SGPT di ukur menggunakan alat spektrofotometer dengan
menggunakan metode kinetik GPT -ALAT (Glutamate Piruvat
TransaminaseAlanin Amino Transaminase) (Cahyaningrum 2011).
Dalam melakukan pemeriksaan laboratorium dapat terjadi faktor yang
mempengaruhi hasil misalnya, Hemolisis spesimen darah yang menyebabkan
hasil uji palsu, Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk
kena dapat meningkatkan kadar, dan obat tertentu dapat meningkatkan kadar
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) (Kee, 2007)
Hasil pengukuran kadar Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT)
diharapkan dapat memberikan gambaran pada Pasien Suspect Hepatitis di Rumah
Umum Daerah Kota Kendari.
Data dari Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari,
pemeriksaan SGPT yang terhitung dari bulan januari-maret 2016 sebanyak 391
pasien.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian “Gambaran Hasil Peningkatan SGPT pada pasien Suspect Hepatitis Di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Hasil Pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT) pada pasien Suspect Hepatitis B di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari.
3
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui Gambaran Hasil Pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Transminase
(SGPT) Pada Pasien Suspect Hepatitis Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :
1. Bagi Rumah Sakit diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu
sumber informasi atau bahan masukan pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT)
2. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman terkait
penelitian dan dapat digunakan sebagai data untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi masyarakat di harapkan dapat menjadi sumber informasi tentang
pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) sebagai salah satu
pemeriksaan dini dan penunjang diagnosa penyakit hepatitis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT)
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), merupakan enzim yang
utama banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis
desktruksi hepatoseluler. Enzim ini juga ditemukan dalam jumlah sedikit pada
otot jantung, ginjal, serta otot rangka (Kee, 2007)
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), merupakan enzim yang
lebih spesifik untuk hati dan aktivitas peningkatan kadarnya akan menetap lebih
lama. SGPT berada dalam sitoplasma hepatosit kadar SGPT tinggi di hati dan
relative rendah di jantung, otot dan ginjal (Satriani, 2009)
Transminase merupakan Enzim yang bekerja sebagai katalisator dalam
proses pemindahan gugus alpha amino alanin untuk menjadi asam glutamate dan
asam pyruvat. Enzim ini di dapat pada sel hati dalam kadar yang jauh lebih tinggi
dari pada dalam sel-sel jantung dan otot, untuk keperluan dalam klinik test Serum
Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), lebih peka bagi pemeriksaan dengan
dugaan kerusakan hati akut. Pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Transminase
(SGPT), mempunyai nilai diagnostik yang baik dalam menentukan kemungkinan
dari kerusakan sel hati.
Kadar Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), adalah nilai jumlah
enzim yang terdapat pada serum dan jaringan terutama hati, dinyatakan dalam
U/l. Kadar Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), dapat lebih tinggi dari
kadar sekelompok transminase lainya pada kerusakan hati (Kee, 2007)
Selain Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), parameter lain
pemeriksaan enzim yang digunakan untuk menegakan diagnose penyakit kaibat
kerusakan sel hati atau infrak miokardium adalah Serum Glutamic Oksaloasetat
Transminase (SGOT) dan Lactit Acid Dehydrogenase (LDH) (Noer, 2012)
5
1. Patofisiologi Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT)
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), berada sedikit di atas
normal tak selalu menunjukan seseorang sedang sakit. Bisa saja peningkatan
ini terjadi bukan akibat gangguan pada liver. Kadar SGPT juga gampang naik
turun. Mungkin saja saat diperiksa, kadarnya sedang tinggi. Namun selai itu,
dia kembali normal. Pada orang lain, mungkin saat di peiriksa kadarnya
sedang normal, padahal biasanya justru tinggi. Karena itu satu kali
pemeriksaan saja sebenarnya belum bisa di jadikan dalil untuk membuat
kesimpulan (Widjaja, 2009)
2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan peningkatan Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT)
a. Penyakit hati karena infeksi (hepatitis virus) yaitu yang ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi suntikan, tusukan jarum yang
terkontaminasi.
b. Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau obat tertentu)
alkohol bersifat toksik pada hati.
c. Genetik atau keturunan (misalnya hemokromatoris)
d. Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun). Penyakit autoimun
merupakan penyait yang ditimbulkan karena adanya perlawanan terhadap
jaringan tubuh sendiri. Pada hepatitis autoimun umumnya yang dilawan
adalah sel-sel hati sehingga terjadi peradangan kronis.
e. Kanker (misalnya hepatocellular carcinoma). Kenker hati dapat
disebabkan virus hepatitis B dan C maupun sirosis hati dapat berkembang
menjadi kanker hati
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), umumnya diperiksa
secara fotometri atau spektrofotometri, secara semi otomatis atau otomatis.
Nilai rujukan untuk SGPT adalah Laki-laki :<40 U/L Perempuan : <35 U/L.
6
3. Meningkatnya Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) dapat dibedakan
menjadi:
a. Kadar sangat tinggi (20 kali normal atau lebih): Hepatitis Virus, Hepatitis
Toksik
b. Kadar meningkat sedang (3-10 kali normal): Mononukleosis infeksiosa,
Hepatitis Kronis aktif
c. Kadar meningkat Ringan (1-3 kali normal atau normal): pankreatis,
perelemakan hati, Sirosis biliaris (Sacher, 2004)
4. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kadar Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli yang
berhubungan dengan nilai Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kadar yaitu:
a. Istirahat tidur
Penderita hepatitis yang tidak tercukupi kebutuhan istirahat tidurnya
atau waktu tidurnya kurang dari 7 atau 8 jam setelah dilakukan
pemeriksaan terjadi peningkatan kadar Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT)
b. Kelelahan
Kelelahan yang diakibatkan oleh aktivitas yang terlalu banyak atau
kelelahan yang diakibatkan karena olahraga juga akan mempengaruhi
kadar Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT)
c. Konsumsi obat-obatan
Mengkonsumsi obat-obatan tertentu dapat meningkatkan kadar Serum
Glutamik Piruvat Transminase (SGPT)
1) Haloten, merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat
bius.
2) Parasetamol, merupakan jenis obat yang biasa diberikan dalam resep
dokter sebagai pereda dan penurun demam. Parasetamol adalah jenis
7
obat yang aman, jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat. Namun jika
berlebihan akan menyebabkan sirosis (kerusakan hati) yang cukup
parah bahkan sampai menyebabkan kematian. Selain jenis obat diatas
adapula jenis obat lainnya yang dapat merusak fungsi hati, seperti
alfatoksin, arsen, karboijn tetraklorida, tembaga dan vinil klorida.
3) Metildopa, merupakan jenis obat anti hipertensid. Fenitoin dan Asam
Valproat, merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat anti
epilepsi atau ayan.
Aktivitas Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) dapat
diukur dengan alat spektrofotometer dengan menggunakan metode kinetik
GPT-ALAT (Glutamate Piruvat TransaminaseAlanin Amino
Transaminase). Serum yang akan dianalisis direaksikan dengan 2-
oksoglutarat dan L-alanin dalam larutan buffer. Enzim GPT yang terdapat
dalam serum akan mengkatalisis pemindahan gugus amino dari L-alanin
ke 2- oksoglutarat (1). Piruvat yang terbentuk dengan adanya NADH dan
laktat dehidrogenase diubah menjadi laktat secara enzimatik (2).
Salah satu faktor yang dapat menurunkan kadar Serum glutamik
piruvat transminase (SGPT) yaitu dengan pemberian ekstrak etanol kulit
manggis dapat meningkatkan fungsi organ hepar, karena di dalam eksrtak
kulit manggis terdapat senyawa antioksidan (Maulina N, 2013)
B. Tinjauan Umum Tentang Hepar (Hati)
1. Pengertian Hepar (Hati)
Hepar atau hati adalah kelenjar terbesar didalam tubuh. Letaknya
sebagian besar di region hipokondria dekstra,epigastrika dan sebagian kecil di
hipokondria sinistra. Bentuknya menyerupai pahat yang menghadap ke kiri.
Beratnya pada pria dewasa antara 1.4–1.6 kg(1/36 berat badan), pada wanita
dewasa antara 1.2–1.4 kg. ukuran normal pada dewasa : panjang kanan – kiri
:15–17 cm, tebal (ukuran anteroposrerior) setinggi ren dekstra: 12-15 cm.
Warna permukaan: coklat kemerahan. Konsistensi: padat kenyal. Mempunyai
8
5 permukaan: fasies superior, fasies dekstra, fasies anterior, fasies posterior
dan fasies inferior. Pada orang dewasa, darah mengalir setiap menit melalui
hati diperkirakan sekitar 1.200-1.500 ml. Darah yang mengalir tersebut
didapat dari dua sumber, yaitu vena porta dan arteria hepatica. Vena porta
membawa zat makanan karena menerima aliran dari saluran cerna, selain dari
limpa dan pankreas (Dalimartha, 2006)
2. Fisiologi hepar (Hati)
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber
energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada
beberapa fung hati yaitu :
a. Fungsi pembentukan dan eksresi empedu
Empedu dibentuk oleh hati.Melalui saluran empedu interlobular yang
tetrdapat di dalam hati, empedu yang dihasilkan dialirkan ke kandung
empedu untuk disimpan.Empedu sebagian besar terdiri dari air (97%),
sisanya terdiri ats elektrolit, garam empedu fosfolipid, kolestrol, dan
pigmen empedu (bilirubin).Bilirubin atau pigmen empedu yang dapat
menyebabkan warna kunin g pada jaringan dan cairan tubuh sangat
pentung sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu.
b. Fungsi metabolik
Disamping menghasilkan energy dan tenaga, hati mempunyai peran
penting pada metabolism karbohidrat, protein, lemak dan vitamin
c. Fungsi pertahanan tubuh
Hati juga berperan dalam pertahanan tubuh, baik berupa proses penawaran
racun (detoksikasi) maupun fungsi perlindungan. Fungsi perlindungan
dilakukan oleh sel-sel kupfer yang berada pada dinding sinusoid hati.
d. Fungsi vascular
Pada orang dewasa, jumlah aliran darah ke hati diperkirakan sekitar 1.200-
1.500cc per menit. Darah tersebut berasal dari vena porta sekitar 1.200 cc
dan dari arteri hepatica 350 cc. bila terjadi kelamahan fungsi jantung
9
kanan dalam memompa darah seperti pada penderita payah jantung kanan,
maka darah dari hati yang dialirkan ke jantung melalui vena hepatica dan
selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior akan terhambat. Akibatnya
terjadi pembesaran hati karena bendungan pasif oleh darah yang
jumlahnya sangat besar (Dalimartha, 2006)
C. Tinjauan Umum Tentang Hepatitis
1. Pengertian Hepatitis
Hepatitis atau peradangan hati merupakan penyakit dengan berbagai
penyebab, dapat karena infeksi maupun non infeksi (zat kimia,keganasan).
Agen etiologis hepatitis karena infeksi sangat bervariasi, dapat di sebabkan
oleh golongan bakteri, jamur, protozoa, maupun virus (Radji, 2010)
Penyakit hepatitis terbanyak disebabkan oleh virus.Berdasarkan
perjalanan penyakitnya di bedakan menjadi hepatitis akut dan hepatitis
kronis.Disebut hepatitis kronis, bila penyakitnya berlangsung setelah enam
bulan (Dalimartha, 2006).
Sebagian besar kasus hepatitis disebabkan oleh bermacam-macam
virus hepatitis. Nama-nama penyebab virus hepatitis yang dikenali saat ini
yaitu, Virus Hepatitis A (VHA), Virus Hepatitis B(VHB), Virus Hepatitis C
(VHC), Virus Hepatitis D (VHD), Virus Hepatitis E(VHE), Virus Hepatitis
F(VHF), dan Virus Hepatitis G(VHG). Diantara ketujuh jenis virus hepatitis
tersebut, hepatitis A,B dan C merupakan jenis hepatitis terbanyak yang sering
dijumpai (Radji, 2010)
2. Penyebab Hepatitis
Hepatitis atau radang hati dapat di sebabkan oleh berbagai macam
penyebab, seperti:
a. Virus(penyebab Terbanyak)
b. Bakteri, misalnya Salmonella typhi, Salmonella paratyphi
c. Parasit
d. Obat –obatan
10
e. Alkohol
f. Autoimun dan
g. Gizi yang buruk (Dalimartha, 2006)
3. Gejala klinis
Gambaran klinik dari Hepatitis virus Akut dapat bervariasi,mulai dari
tingkat ringan sampai yang terberat bahkan juga gambaran yang fatal
(Hadi, 2002)
Secara umum penyakit hepatitis mengenal empat stadium yang timbul
akibat proses peradangan hati akut oleh virus, yaitu masa tunas, fase
prodmoral, fase kuning, dan fase penyembuhan (Dalimartha, 2006)
a. Masa tunas (Inkubasi)
Yaitu sejak masuknya virus pertama kali kedalam tubuh sampai
menimbulkan gejala klinis. Kerusakan sel-sel hati terutama terjadi pada
stadium ini (Dalimartha, 2006)
Masa tunas dari masing-masing penyebab virus hepatitis tidaklah
sama, masa tunas rata-rata dari hepatitis A adalah 25 hari (antara 15-45),
untuk hepatitis B 75 hari (antara 40- 180), dan untuk hepatitis Non A dan
Non B 50 hari (antara 15-150) (Hadi, 2002).
b. Fase prodromal (fase preikterik)
Fase ini berlangsung beberapa hari. Timbul gejala dan keluhan
pada penderita seperti badan terasa lemas, cepat lelah, lesu, tidak nafsu
makan(anoreksia), mual, muntah, perasaan tidak enak, nyeri perut pada
persendian (arthralgi), pegal-pegal diseluruh badan terutama di pinggang
dan bahu (mialgia), dan diare. Kadang-kadang penderita seperti pilek dan
batuk, dengan atau tanpa disertai sakit tenggorokan (Dalimartha, 2006)
c. Fase kuning (fase ikterik)
Biasanya setelah suhu badan menurun, warna urine penderita
berubah menjadi kuning pekat seperti air teh.Bagian putih dari bola mata
(sclera), selaput lender langit-langit mulut, dan kulit berubah warna
11
menjadi kekuning-kuningan yang disebut ikterik. Selama seminggu
pertama dari fase ikterik, warna kuningnya akan terus meningkat
selanjutnya menetap. Dan akan hilang warna kuning akan hilang setelah 7-
10 hari secara perlahan-lahan. Fase ikterik ini berlangsung sekitar 2-3
minggu (Dalimartha, 2006)
d. Fase penyembuhan (konvalesen)
Di tandai dengan hilangnya keluhan yang ada dan warna kuning
mulai menghilang. Penderita merasa lebih segar walaupun masih mudah
lelah. Umumnya penyembuhan sempurna secara klinis dan laboratories
memerlukan waktu sekitar 6 bulan setelah timbulnya penyakit.
(Dalimartha, 2006)
Serum transminase yang perlu diamati ialah SGPT. Pada fase akut
yaitu permulaan fase ikterik terdapat kenaikan yang menyolok dari SGPT,
kenaikanya dapat sampai sepuluh kali dari normal, bahkan keadaan yang
lebih berat kenaikanya dapat seratus kalinya. Pada minggu kedua dari fase
ikterik mulai terdadapt penurunan 50% dari serum transminase tetapi pada
fase penyembuhan nilainya belum mencapai normal. Nilai normal baru
dicapai setelah 2-3 bulan setelah timbulnya penyakit.
4. Diagnosis
Untuk menentukan adanya infeksi virus hepatitis di lakukan
pemeriksaan terhadap petanda serologisnya yang ada di dalam darah
(Dalimartha, 2006)
5. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan enzim transminase seperti Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT) meningkat menunjukan terjadinya kerusakan dan
nekrosis hati.
12
D. Tinjauan Umum Tentang Darah
1. Pengertian Darah
Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair
yang mengandung elektrolit. Darah berperan sebagai medium pertukaran
antara sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan liar, serta memiliki sifat
protektif terhadap organism dan khususnya terhadap darah sendiri
(Ganong, 2008)
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada
dalam ruang vaskuler, karena perananya sebagai medium komunikasi antar sel
ke berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa
oksigen dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien
dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme
melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormone dan materi-
materi pembekuan darah (Ganong, 2008)
Unsur sel darah yaitu sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit
tersuspensi didalam plasma. Volume darah total yang beredar pada keadaan
normal adalah sekitar 8% dari berat badan (5600 mL pada pria seberat 70 kg).
Sekitar 55% dari volume tersebut berupa plasma.Struktur sel darah terdiri
dari:
a. Sel darah merah
Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter
sekitar 7,5 mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1
mikron atau kurang, tersusun atas membran yang sangat tipis sehingga
sangat mudah terjadi diffusi oksigen, karbondioksida dan sitoplasma,
tetapi tidak mempunyai inti sel.
b. Sel darah putih
Pada keadaan normal jumlah sel darah putih atau leukosit 5000-
10.000 sel per mm3.
Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu bergranulosit dan
yang agranulosit.
13
1) Granulosit
yaitu sel darah putih yang di dalam sitoplasmanya terdapat
granula. Granula-granula ini mempunyai perbedaan kemampuan
mengikat warna misalnya pada Eosinofil mempunyai granula
berwarna merah terang, basofil berwarna biru dan netrofil berwarna
ungu pucat.
2) Agranulosit
merupakan bagian sel dari sel darah putih dimana mempunyai
intisel satu lobus dan sitoplasmanya tidak bergranula. Yang termasuk
agranulosit adalah Limfosit dan monosit.Limfosit terdiri dari limfosit B
yang membentuk imunitas humoral dan limfosit T yang membentuk
imunitas cellular.Limfosit B memproduksi antibody jika terdapat anti-
gen, sedangkan limfosit T langsung berhubungan dengan benda asing
untuk difagosit.
3) Trombosit
Trombosit merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram dengan
diameter 2-5 μm, berasal dari pertunasan sel raksasa berinti banyak
megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang.Pada keadaan
normal jumlah trombosit sekitar 150.000-300.000/μL darah dan
mempunyai masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kira-kira 8
hari.
Karakteristik umum darah meliputi :
a. Warna
Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang
berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah.Darah vena
berwarna merah tua/gelap karena kurangnya oksigen dibandingkan
dengan darah arteri.
14
b. pH
pH darah bersifat alkaline dengan pH 7,35 sampai 7,45 (netral
7,00).
c. Komposisi
Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma dan sel-
sel darah.
d. Volume
Pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg
BB, atau sekitar 4 sampai 5 liter darah.
e. Viskositas
Viskositas darah 3/4 lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu
sekitar 1.048 sampai 1.066.
2. Serum Darah
Serum merupakan cairan darah yang berwarna kuning yang tidak
mengandung fibrinogen (komponen pembeku darah), sel dan faktor koagulasi
lainya. Jika darah dalam tabung di diamkan selama 5-10 menit maka darah
akan membeku, darah akan terpisah menjadi 2 bagian yaitu serum dan bekuan
berupa solid yang berarna merah (Riswanto, 2013)
Serum pada dasarnya mempunyai komposisi yang sama dengan
plasma kecuali kandungan fibrinogen dan faktor pembekuan ІІ (Protrombin),
V (Proakselerin), dan VІІІ (AHF dan AHG) tidak dimiliki oleh serum. Serum
juga memeiliki kandungan serotonin yang lebih tinggi dibanding plasma,
karena terjadi pemecahan trombosit selama proses penggumpalan
(Ganong, 2008).
Serum adalah komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan
faktor koagulasi; serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen.Serum terdiri
dari semua protein (yang tidak digunakan untun pembekuan darah) termasuk
cairan elektrolit, antibode, antigen hormone dan semua substansi exogenous.
15
Sejumlah volume darah di masukan dalam sebuah wadah (tabung) lalu
dibiarkan, maka selang beberapa lama kemudian darah tersebut membeku dan
selanjutnya mengalami retraksi dengan akibat terperasnya cairan dalam
bekuan.Cairan yan terperas dari dalam bekuan tersebut yang berwarna kuning
muda inilah yang disebut serum. Oleh karena itu dalam proses pembekuan
darah, fibrinogen di ubah menjadi fibrin, maka serum tidak mengandung
fibrinogen lagi tetapi zat-zat lainya masih terdapat di dalamnya.
16
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), merupakan enzim yang
utama banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis
desktruksi hepatoseluler, seperti yang terjadi pada infeksi virus hepatitis, enzim-
enzim tersebut dapat keluar dari sel hati dan masuk ke dalam darah. Semakin
banyak sel-sel hati yang rusak, semakin tinggi pula kadar Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT), yang terdapat di dalam darah.
Apabila terjadi Peningkatan Serum Glutamik Piruvat Transminase
(SGPT), menandakan adanya kerusakan pada hati yang disebabkan oleh Virus
Hepatitis.Virus hepatitis adalah suatu penyakit yang dapat menyebabkan
peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat
berlanjut mejadi sirosis hati atau kanker.
B. Kerangka Konsep
Pasien Suspek
Hepatitis
Darah Vena
Sentrifuge
Auto Analyzer
PALIO 100
SGPT
Tinggi Normal
17
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu hasil pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT), pada pasien suspect hepatitis.
D. Definisi Operasional dan Krteria Objektif
1. Definisi Operasional
a. Serum merupakan cairan darah yang berwarna kuning yang tidak
mengandung fibrinogen (komponen pembeku darah), sel dan faktor
koagulasi lainya. Yang di dapatkan dari hasil sentrifuge.
b. Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT),merupakan enzim yang
utama banyak ditemukan pada sel hati yang efektif dalam mendiagnosis
kerusakan hati. Aktivitas SGPT dapat diukur dengan alat
spektrofotometer. Yang hasilnya menunjukan kelainan pada hati.
2. Kriteria Objektif
a. Dikatakan normal jika hasil pemeriksaan SGPT normal:
Laki-laki : <40 U/l
Perempuan : <35 U/l
b. Dikatakan tinggi jika hasil pemeriksaan SGPT tinggi:
Laki-laki : >40U/l
Perempuan : >35 U/l
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang
bertujuan memberikan gambaran hasil Pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT) Pada Pasien Suspek Hepatitis Di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari pada tanggal 10 juni – 11 juli 2016
C. Populasi dan Sampel
a) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang datang untuk
melakukan pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) di
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 391 pasien.
b) Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang periksa Serum Glutamik
Piruvat Transminase (SGPT). Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan
metode Acidental sampling yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data
dari subjek yang ditemuinya, saat itu dan dalam jumlah secukupnya
(Saryono, 2013)
a. Besar Sampel
Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 15% karena
jumlah populasi > 100.
391𝑥15
100= 58,65
Dibulatkan menjadi = 59
Berdasarkan hal tersebut jumlah sampel yang diambil adalah 59 orang.
19
b. Kriteria Sampel
a) Kriteria Inklusi
a) Pasien yang periksa Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT),
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
b) Kriteria Eksklusi
a) Pasien yang tidak melakukan pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Sulawesi Tenggara.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data didapat dari hasil pemeriksaan SGPT di Laboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri atas alat dan bahan yang digunakan sebagai
berikut :
1. Alat
a. Tourniquet
b. Tabung
c. Rak tabung
d. Sentrifuge
e. Auto Analyzer PALIO 100
f. Clinipette 50 𝜇𝑙 dan 200 𝜇𝑙
2. Bahan
a. Kapas alkohol 70%
b. Tips kuning dan biru
c. Spoit 3cc
d. Plester
e. Sampel (serum)
f. Pereaksi Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT)
20
F. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
1. Pra Analitik
a) Metode: Kinetik enzimatik
b) Prinsip :
GPT
2-oksoglutarat + L-alanin glutamate + piruvat
LDH
Piruvat + NADH + H+
laktat + NAD+
c) Persiapan pasien : Lakukan penjelasan kepada pasien tentang apa
Yang dilakukan terhadap pasien, kerja sama pasien,
sensasi yang akan dirasakan pasien, untuk
mengurangi rasa cemas dan meningkatkan
kerjasama.
d) Persiapan Alat :
1) Pencampuran Reagent Sclavo:
(a) Reagen SGPT terdiri dari 2 reagen yaitu reagen A dan reagen B,
perbandingan RA 9 bagian + RB 1 bagian (9:1).
2) Menghidupkan Alat:
(a) Tekan tombol Power yang berwarna hijau (untuk mesin) tunggu
sekitar 1 menit sampai UPS lampu LED warna hijau menyala.
Kemudian tombol Power yang berwarna merah (untuk cooling),
tunggu sekitar 1 menit kembali hingga LED hijau pada UPS
menyala.
(b) Tekan tombol Power pada CPU komputer untuk menyalakan
komputer, lalu nyalakan monitor komputer.
(c) Layar monitor akan menampilkan Microsoft Booting. Kemudian
pilih Microsoft Windows XP, untuk memilih tekan tombol panah
21
bawah pada keyboard, kemudian tekan tombol Enter. Tunggu
hingga tampilan seperti komputer pada umumnya.
(d) Kemudian pilih aplikasi PALIO 100 yang terdapat pada layar
monitor yang bergambar panah berwarna hijau, dengan cara klik
2x
(e) Akan muncul pengisian User Name dan Password ketikan pada
keyboard seperti, User name, dan Password
(f) Akan muncul tampilan awal PALIO 100. Lalau klik Status
(g) Alat akan melaukakan Warming Up selama 30 menit untuk
mencapai suhu 37oC dan melakukan pencucian Cuvet.
(h) Tunggu hingga tampil tulisan IDLE dan terdengar suara buzzer
(i) Dan alat siap untuk melakukan pemeriksaan, pembacaan sampel
pasien.
e) Persiapan Sampel :
1) Pengambilan darah vena
(a) Persiapan alat dan bahan
(b) Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan
pasien senyaman mungkin.
(c) Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
(d) Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat.
Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dan sebagainya
(e) Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktivitas dan pasang tali pembendung (turniket ) kira –
kira 10 cm diatas lipat siku.
(f) Pilih bagian vena median cubital atau chepalic. Lakukan perabaan
(palpasi ) untuk memastikan posisi vena.
22
(g) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alkohol 70 % dan biarkan kering. Kulit yang sudah di bersihkan
jangan di pegang lagi.
(h) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap
keatas. Jika jarum telah masuk kedalam vena, akan terlihat darah
masuk kedalam semprit.
(i) Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka
kepalan tangannya.
(j) Letakan kapas kering ditempat suntikan lalu segerah lepaskan /
tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira –
kira 15 menit.
2) Cara memperoleh serum
(a) Disediakan tabung sentrifuge yang bersih dan kering.
(b) Darah dialirkan lewat dinding tabung sebanyak 3 ml, kemudian
diamkan beberapa menit lalu dimasukkan dalam sentrifuge dan
putar selam 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
(c) Tabung dikeluarkan dari sentrifuge, cairan kuning yang terdapat
di bagian atas yang digunakan sebagai bahan pemeriksaan.
2. Analitik
a) Pastikan alat sudah IDLE atau Standbay
b) Sampel di pipet minimal 250 µ/L dengan mikropipet, lalu masukan pada
sampel cup. (hindari adanya gelembung pada serum pasien yang ada di
sampel cup)
c) Di masukan disampel position Chamber pada alat (work list)
d) Set di computer alat dengan menulis:
1) ID Code (urut dengan No. sebelumnya)
2) Sampel type : Serum
3) Patient type : Male/Female/Pedriatic
4) Tube type : Sampel cap
23
e) Kemudian pilih parameter pemeriksaan dengan mengklik parameter yang
diinginkan (SGPT) hingga lampu bulat hijau menyala.
f) Kemudian klik SAVE IN WL, kemudian klik NEXT 2x dan terakhir klik
Star Random alat Auto Analyzer PALIO 100 akan bekerja otomatis
(memipet dan mencampurkan sampel dan reagen inkubasi.
g) Dan tampilan akan otomatis ke STATUS yang menampilkan proses
pengerjaan sampel pasien. Tunggu sampai IDLE yang berarti sampel
pasien telah selesai dikerjakan.
h) Hasil yang keluar muncul dilayar komputer (untuk melihat klik Results).
3. Pasca Analitik
a) Pembacaan Hasil
b) Nilai Normal:
Laki-laki : < 40 U/L
Perempuan : <35 U/L
c) Pencatatan dan Pelaporan
d) Dokumentasi
e) Penyerahan Hasil Pemeriksaan
G. Jenis Data
Jenis data yang dilakukan adalah menggunakan jenis data primer dan data
sekunder, data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pemeriksaan Serum
Glutamik Piruvat Transminase (SGPT).
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian tentang
jumlah yang melakukan pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Transminase
(SGPT) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
H. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpul selanjutnya akan diolah denga langkah-langkah
sebagai berikut :
24
1. Coding (pengkodean)
Pengkodean dimasukan untuk menyingkat data yang diperoleh agar
memudahkan mengolah dan menganalisis data dengan memberikan kode-
kode dalam bentuk angka.
2. Tabulating (tabulasi)
Yaitu melakukan pemasukan data yang sudah dikode terlebih dahulu
ke computer
3. Editting (edit)
Tahap ini di lakukan agar data yang diperoleh merupakan informasi
yang benar.
I. Melakukan teknik analisa
Yaitu melakukan analisis khusunya terhadap data penelitian akan
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dianalisis.
J. Analisis Data
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan
frekuensi dari variabel dependen dan independen. Data disajikan dalam bentuk
tabel dan diinterprestasikan (Riyanto, 2011)
X =F
N× K
Keterangan :
X = Presentase hasil yang dicapai
F= Variabel yang diteliti
N = jumlah sampel penelitian
k = konstanta (100%), (Arikunto, 2006)
25
I. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian di jelaskan dalam bentuk narasi yang
selanjutnya di dapatkan kesimpulan penelitian.
J. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Dalam
penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi antara lain :
1. Anominity (tanpa nama)
Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada
lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
2. Confidentiality (kerahasiaan)
Yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun
masalah - masalah lainnya. Informasi yang dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil peneliti
26
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari
RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung tinggalan
pemerintah belanda yang di dirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami
beberapa kali perubahan yaitu : Dibangun oleh pemerintah belanda pada tahun
1927, dilakukan rehabilitasi oleh pemerintah jepan pada tahun 1942 – 1945,
menjadi rumah sakit tentara pada tahun 1945 – 1960, menjadi RSU. Kabupaten
kendari pada tahun 1960 – 1989, menjadi puskesmas gunung jati pada tahun
1989 – 2001, menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan perda
Kota Kendari No. 17 Tahun 2001.
Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota Kendari oleh
bapak wali kota Kendarai pada tanggal 23 januari 2003. Pada tanggal 9
Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari resmi
menempati Gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No. 39 Kel.
Kambu Kec. Kambu Kota Kendari. Pada tanggal 12 – 14 Desember 2012 telah
divisitasi oleh TIM Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ), dan berhasil
terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan ( Adminitrasi dan Menejemen,
Rekan Medik, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD ).
Berdasarkan SK Walikota Kendari No. 16 Tahun 2015 tanggal 13 mei 2015
dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai PERDA Kota
Kendari No. 17 Tahun 2001.
2. Letak Geografis
RSUD Kota Kendari awalnya terletak di Kota Kendari tepatnya di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2
dan luas
bangunan 1.800 M2
. Pada tahun 2008 pemerintah Kota Kendari telah
memperluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah Sakit yang di bangun secara
bertahap dengan menggunakan dana APBD, TP, DAK, dan DPPIPD.
27
3. Sarana Gedung
Dilokasi baru RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung
sebagai berikut:
a. Gedung Anthurium (Kantor)
b. Gedung Bougenville (Poliklinik)
c. Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD)
d. Gedung Matahari (Radiologi)
e. Gedung Crysant (Ruang O.K)
f. Gedung Asoka (ICU)
g. Gedung Teratai (Ponek)
h. Gedung Lavender (Rawat inap penyakit dalam)
i. Gedung Mawar (Rawat inap anak)
j. Gedung Melati ( Rawat inap bedah)
k. Gedung Anggrek (Rawat Inap VIP, Kls I dan kls II)
l. Gedung Instalasi gizi
m. Gedung Laundry
n. Gedung Laboratorium
o. Gedung Kamar Jenazah
p. Gedung VIP
q. Gedung PMCC
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Kota Kendari dilengkapi
dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur, 10 buah mobil
operasional dokter dan 10 buah sepeda motor.
4. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Kota Kendari pada tahun 2015
sebanyak 451 ( 207 PNS dan 244 Non PNS ) yang terdiri dari :
a. Tenaga Medis
b. Tenaga Paramedis perawatan
c. Tenaga Paramedis Non Perawatan
28
d. Tenaga Administrasi
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) pada
pasien suspect hepatitis di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari yang di
lakukan pada 10 juni – 11 juli 2016. Dengan besar sampel sebanyak 59 pasien,
yang terdiri atas 38 laki-laki dan 21 perempuan yang diduga pasien suspect
Hepatitis lalu dilakukan pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Transminase
(SGPT).
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Pasien Di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari.
Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki – Laki 38 64,41
Perempuan 21 35,59
Total 59 100
Sumber: Data Primer Diolah 2016
Berdasarkan tabel 5.1 pasien suspect hepatitis yang melakukan
pemeriksaan SGPT jenis kelamin laki-laki 38 pasien dengan persentase
64,41%. Dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 pasien dengan
persentase 35,59%. Sehingga dapat di ketahui jumlah pasien lebih banyak yang
berjenis kelamin laki-laki di bandingkan perempuan.
29
Tabel 5.2: Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada Pasien
Di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
Umur Frekuensi (n) Presentase (%)
17- 26 11 18,65
27- 36 15 25,42
37- 46 15 25,42
47- 56 18 30,51
Total 59 100
Sumber: Data Primer Diolah 2016
Berdasarkan tabel 5.2 pasien suspect hepatitis yang melakukan pemeriksaan
SGPT berdasarkan jenis umur dari 59 pasien, di bagi atas 4 kelompok umur
dimana pada umur 17-26 (usia muda),umur 27-36 (usia dewasa), umur 37- 46
(usia dewasa), dan umur 47-56 (usia tua). Terbanyak berumur 47-56 Tahun
yaitu, 18 pasien dengan persentase 30,51% dan yang terkecil berumur 17-26
Tahun yaitu, 11 pasien dengan persentase 18,65%.
2. Variabel Penelitian
Tabel 5.3: Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Serum Glutamik
Piruvat (SGPT) Pada Pasien Suspect Hepatitis di
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
No Hasil Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Normal 49 83,05
2 Tinggi 10 16,95
Total 59 100
Sumber: Data Primer Diolah 2016
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa hasil pemeriksaan Serum Glutamik
Piruvat Transminase (SGPT) pada pasien suspect hepatitis di Rumah Sakit
30
Umum Daerah Kota Kendari dari 59 pasien. Terdiri dari kadar normal 49
pasien dengan persentase 83,05%, dan kadar tinggi 10 pasien dengan
persentase 16,95%
C. Pembahasan
1. Karakteristik Responden berdasarkan
a. Jenis Kelamin
Pada tabel frekuensi 5.1 menunjukan bahwa pasien yang melakukan
pemeriksaan SGPT dari 59 pasien yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki
sebanyak 38 pasien dengan persentase 64,41%. Dan berjenis kelamin
perempuan sebanyak 21 pasien dengan persentase 35,59%. Dari tabel
tersebut dapat di lihat bahwa lebih banyak pasien laki-laki yang melakukan
pemeriksaan di bandingkan perempuan.
Hal ini disebabkan oleh karena laki-laki umumnya lebih aktif dari
pada perempuan sedangkan penularan hepatitis adalah melalui transmisi
cairan tubuh yang mungkin bisa terjadi karena aktivitas, misalnya melalui
luka yang didapat sewaktu bekerja atau saat bercukur, mengkonsumsi
alkohol. Dan dapat juga di sebabkan perbedaan perilaku dan gaya hidup
antara pria dan wanita. Sebagai contoh penularan tattoo, homoseksual,
pemakai narkoba cenderung lebih banyak terjadi pada pria, apabila
memakai tattoo kelihatan lebih hebat dan infeksi menular seksual lebih
sering terjadi pada homoseksual dari pada heteroseksual karena melakukan
hubungan melalui anal, hal ini mengakibatkan anal yang sempit mudah
berdarah. Disamping itu kesadaran berobat laki-laki lebih rendah
dibandingkan dengan perempuan. Peningkatan SGPT lebih banyak terjadi
pada laki-laki dari pada perempuan karena umumnya laki-laki banyak
melakukan aktifitas yang berat, dan banyaknya laki-laki yang
mengkonsumsi rokok. Karena rokok dapat mempengaruhi peningkatan
SGPT karena merokok menginduksi stres oksidatif dan mengurangi
31
kemampuan antioksidan sehingga menyebabkan kerusakan sel hepar
(Ventiani, 2014)
b. Umur
Pada tabel frekuensi 5.2 menunjukan bahwa pasien yang melakukan
pemeriksaan SGPT dari 59 pasien banyak di temukan yang melakukan
pemeriksaan dari umur 47-56 (Usia tua) berjumlah 18 pasien dengan
persentase 30,51%. Hal ini di sebabkan oleh karena pada usia tersebut
sangat rentan terhadap penyakit. Dimana sistem kekebalan tubuh akan
semakin berkurang. Fungsi sistem imunitas tubuh (immunocompetence)
menurun sesuai umur. Kemampuan imunitas tubuh melawan infeksi
menurun termasuk kecepatan respons immun dengan peningkatan usia. Hal
ini bukan berarti manusia lebih sering terserang penyakit, tetapi saat
menginjak usia tua maka resiko kesakitan meningkat seperti penyakit
infeksi, kanker, kelainan autoimun, atau penyakit kronik. Hal ini
disebabkan oleh perjalanan alamiah penyakit yang berkembang secara
lambat dan gejala-gejalanya tidak terlihat sampai beberapa tahun
kemudian. Masalah lain yang muncul adalah tubuh orang tua kehilangan
kemampuan untuk membedakan benda asing yang masuk ke dalam tubuh
atau memang benda itu bagian dari dalam tubuhnya sendiri (autobody
immune). Dan dapat di lihat pada usia 17-26 (usia muda) paling sedikit
melakukan pemeriksaan dengan jumlah 11 pasien dengan persentase
18,65%. Hal ini dapat disebabkan di mana pada usia muda merupakan usia
produktif yang kebanyakan dari usia tersebut mulai mengkonsumsi
alkohol, merokok, obat-obatan tertentu, yang dapat menyebabkan virus
hepatitis dan meningkatkan kadar SGPT (Fatmah, 2006)
2. Variabel Penelitian
Telah dilakukan penelitian tentang Gambaran Hasil Pemeriksaan Serum
Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) Pada Pasien Suspect Hepatitis Di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari, dari tabel 5.3 di dapatkan hasil
32
bahwa dari 59 pasien suspect hepatitis yang melakukan pemeriksakan Serum
Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) diperoleh hasil 49 pasien memiliki
kadar Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) yang normal dengan
persentase 83,05%. Normalnya kadar Serum glutamik piruvat transminase
(SGPT) dapat disebabkan oleh pasien suspect hepatitis yang sedang
mengonsumsi makanan atau minuman tertentu yang dapat menurunkan atau
menormalkan kadar Serum glutamik piruvat transminase (SGPT).
Menurut penelitian yang dilakukan Maulina N (2013), salah satu faktor
yang dapat menurunkan kadar Serum glutamik piruvat transminase (SGPT)
yaitu dengan pemberian ekstrak etanol kulit manggis dapat meningkatkan
fungsi organ hepar, karena di dalam eksrtak kulit manggis terdapat senyawa
antioksidan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 59 pasien suspect hepatitis
didapatkan 10 pasien dengan persentase 16,95% memiliki kadar SGPT tinggi.
Hal ini sesuai dengan teori Akbar (2007) yang menyatakan bahwa Serum
Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) merupakan suatu jaringan yang
terdapat pada jaringan hati yang secara efektif dalam mendiagnosis kerusakan
pada sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan akibat virus atau gangguan
hati lainya akan terjadi penggeluaran enzim Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT) dari dalam sel hati ke darah semakin berat kerusakan
pada hati maka semakin tinggi pula Enzim Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT) yang akan di keluarkan dari sel hati.
Menurut penelitian yang dilakukan Agustina (2012), bahwa ada hubungan
peningkatan kadar Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), dengan hasil
pemeriksaan hepatitis B.
Transminase merupakan enzim yang bekerja sebagai katalisator dalam
proses pemindahan gugus alpha amino alanin untuk menjadi asam glutamate
dan asam piruvat. Enzim ini didapat pada sel hati dalam kadar yang jauh lebih
tinggi dari pada sel-sel jantung dan otot, untuk keperluan dalam klinik test
33
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT), lebih peka bagi pemeriksaan
dengan dugaan kerusakan hati akut. Pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat
Transminase (SGPT), mempunyai nilai diagnostik yang baik dalam
menentukan kemungkinan dari kerusakan sel hati.
Kadar Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) meningkat pada
beberapa keadaan pada hampir semua penyakit hati. Kadar yang tertinggi
ditemukan dalam hubungannya dengan keadaan yang menyebabkan nekrosis
hati yang luas, seperti hepatitis virus yang berat, cedera hati akibat toksin, atau
kolaps sirkulasi yang berkepanjangan. Peningkatan yang lebih rendah
ditemukan pada hepatitis virus akut ringan demikian pula pada penyakit hati
kronik difus maupun lokal.
Dari penelitian pemeriksaan Serum glutamik piruvat transminase (SGPT),
dengan jumlah 59 pasien terjadi peningkatan kadar SGPT sebanyak 10 pasien
dengan persentase 16,95%. Namun peningkatannya bersifat kadar meningkat
sedang dengan rata-rata peningkatanya 2-5 kali normal. Karena itu satu kali
pemeriksaan saja belum bisa dijadikan kesimpulan terjadi kerusakan pada hati.
Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT) yang berada sedikit di atas
normal tak selalu menunjukkan seseorang sedang sakit. Bisa saja peningkatan
itu terjadi bukan akibat gangguan pada hati. Kadar SGPT juga gampang naik
turun. Mungkin saja saat diperiksa, kadarnya sedang tinggi. Namun setelah itu,
dia kembali normal. Pada orang lain, mungkin saat diperiksa, kadarnya sedang
normal, padahal biasanya justru tinggi. Karena itu, satu kali pemeriksaan saja
sebenarnya belum bisa dijadikan dalil untuk membuat kesimpulan.
Sacher (2004) juga menyatakan bahwa peningkatan Serum Glutamik
Piruvat Transminase (SGPT), dapat dibedakan dari peningkatan, kadar ringan
(1-3 kali normal atau normal terjadi pankreatis, perlemakan hati, sirosis
biliaris), kadar meningkat sedang (3-10 kali normal terjadi infeksiosa, hepatitis
kronis aktif), dan pada peningkatan (20 kali normal atau lebih terjadi hepatitis
virus, dan hepatitis toksik). Selain itu, banyak faktor yang dapat menyebabkan
34
terjadinya peningkatan pada Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT)
seperti, alkohol atau obat tertentu, Kurangnya istirahat tidur, kelelahan yang
diakibatkan oleh aktivitas yang terlalu banyak atau kelelahan yang diakibatkan
karena olahraga, pecandu rokok yang berlebihan juga akan mempengaruhi
kadar Serum glutamik piruvat transminase (SGPT), dan mengkonsumsi obat-
obatan tertentu yang dapat meningkatkan kadar SGPT.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Dari 59 pasien pada
pasien suspect hepatitis di dapatkan hasil normal 49 pasien dengan persentase
83,05% dan hasil kadar SGPT meningkat 10 pasien dengan persentase 16,95%.
Peningkatan dan normalnya kadar Serum glutamik piruvat transminase
(SGPT), bukan karena adanya gangguan pada hati saja, peningkatan dapat
terjadi karena aktivitas yang dilakukan, kelelahan, konsumsi rokok yang
berlebihan dan lain-lain. Dari hasil tersebut penulis berasumsi bahwa
pemeriksaan SGPT bukan penentu terjadinya hepatitis. Maka harus dilakukan
pemeriksaan penunjang lainya, tetapi jika serangkaian tes enzimatik tersebut
menandakan adanya gangguan pada hati, dan dari diagnosa dicurigai adanya
hepatitis, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel)
yaitu pemeriksaan yang menggunakan prinsip antigen-antibodi.
Kekurangan dari penelitian ini ialah jumlah sampel atau sampel yang
terbatas. Namun sampel merupakan pasien suspect hepatitis,dan sedang sakit,
sampel dalam penelitian ini berjumlah 59 pasien , terdiri dari 38 laki-laki dan
21 perempuan.
35
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang gambaran hasil pemeriksaan Serum Glutamik
Piruvat Transminase (SGPT) yang dilakukan pada 59 pasien suspect hepatitis
dapat disimpulkan bahwa ditemukan 49 pasien yang memiliki kadar SGPT
normal dengan persentase 83,05%, dan didapatkan 10 pasien yang memiliki kadar
SGPT tinggi dengan persentase 16,95%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan:
1. Diharapkan bagi rumah sakit untuk memberikan anjuran kepada pasien yang
memiliki hasil pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Transminase (SGPT)
tinggi untuk melakukan pemeriksaan penunjang lainya untuk deteksi dini
hepatitis.
2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian
terkait Hubungan Hasil Pemeriksaan Serum Glutamik Piruvat Transminase
(SGPT) terhadap penyakit hepatitis.
3. Diharapkan bagi pasien suspect hepatitis untuk melakukan pemeriksaan
penunjang lainya untuk mengetahui lebih dini mencegah terinfeksi virus
hepatitis dan untuk mengetahui tingkat kerusakan hati.
Daftar Pustaka
Agustina, Dwi, 2012. Hubungan Peningkatan SGPT Dengan Hasil HbsAg Pada
Pasien Hepatitis B Di Rumah Sakit Marsudi Waluyo Pada Tahun 2011.
Malang http://jurnalhealthyscience.com/wp-content/uploads/2016/05/02-
042012-agustina.pdf Diakses Tanggal 20 Juli 2016
Akbar, Nurul,dkk, 2007.”Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati”. Penerbit Jayabadi, Jakarta
Arikunto, S, 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Penerbit Rineka
cipta. Jakarta
Cahyaningrum, A, 2011. Efek Hepatoprotektif Fraksi Heksan Ekstrak Etanol Daun
Lidah Buaya (Aloe Vera L.) Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Parasetamol.
Univerversitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/14962/2/BAB_1.pdf Diakses Tanggal 25 Mei 2016
Dalimartha, Setiawan, 2006. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis.
Cetakan Kesembilan. Penebar Swadaya, Jakarta
Dewi, Prima & H.R, Hasdianah , 2014” Virologi Mengenal Penyakit, dan,
Pencegahanya. Penerbit Nuha Medika. Yogyakarta
Fatmah, 2006 “Respons Imunitas Yang Rendah Pada Tubuh Manusia Usia Lanjut.
Universitas Indonesia. Depok
Ganong, Wiliaam. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Gandasobrata. R.2011. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Goenarwo, E., Chodidjah, Alimi, M. S., Primanandika, W., Muttaqien, A., 2009,
Pengaruh Air Perasan Kunyit terhadap Kadar Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase (SGOT), Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), dan
Bilirubin Total Serum Studi Eksperimental pada Tikus yang Diinduksi
Parasetamol, Sains Medika, 1 (1), 16-23.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=81404&val=4928&title
Diakses Tanggal 25 Mei 2016
Hadi, Sujono, 2002. “Gastroenterologi”. Penerbit Alumni. Bandung
Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014, Situasi Dan Analisis
Hepatitis. Jakarta selatan.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hepatitis.pdf Diakses Tanggal 3 Mei 2016
Kee, Lefever Joyce, 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik.
Penerbit EGC. Jakarta
Kemkes, 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hati. Jakarta
http://binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/PC_HATI.pdf
Diakses tanggal 2 Mei 2016
Kurniati, Intanri, 2012. Hubungan Hiperkolestroemia Dengan Kadar SGOT dan
SGPT. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=122558&val=5503&title
=Hubungan%20Hiperkolesterolemia%20Dengan%20Kadar%20SGOT%20Da
n%20SGPT Diakses tanggal 2 Mei 2016
Maulina N. Pengaruh pemberian ekstra etanol kulit manggis (Gacinia mangostana
L) terhadap perubahan kadar enzim ALT,AST hati mencit jantan (Mus
musculus L) strain DDW setelah diberi monosodium Glutamat (MSG)
dibandingkan dengan vitamin E. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2013.
Noer, 2012. Efek Hepatoksik Terhadap Kadar Alt dan Ast. Indonesia Journal Of
Clinical Fisiologi dan Medical Laboratori.
Radji Maksum, 2010. Immunologi & Virologi. Penerbit, Pt. ISFI:Jakarta
Riswanto, 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia dan
Kanal Medika
Riyanto, Agus, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Nuha
Medika. Yogyakarta
Sacher, A Ronaldo & Mcpherson, Richard A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. Penerbit. EGC. Jakarta
Saryono & Mekar Dwi Anggreani, 2013. “Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan. Penerbit Nuha Medika. Yogyakarta
Satriani, liku, 2009. Kolersai Kadar Transforming Growth Factor – Beta 1 Plasma
Dengan SGOT dan SGPT Serum Pada Demam Berdarah Dengue. Universitas
Diponegoro Semarang
https://core.ac.uk/download/files/379/11728210.pdf Diakses tanggal 2 Mei
2016
Ventiani, Nadia, dkk. 2014 “Frekuensi HBsAg Positif pada Uji Saring Darah di
Palang Merah Indonesia Cabang Padang Tahun 2012. Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=359549&val=7288&title
=Frekuensi%20HBsAg%20Positif%20pada%20Uji%20Saring%20Darah%20
di%20Palang%20Merah%20Indonesia%20Cabang%20Padang%20Tahun%20
2012 Diakses Tanggal 20 Juli 2016
WHO, 2012, Epidemiologi Hepatitis B.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40133/4/Chapter%20Il.pdf Diakses
Tanggal 19 Juli 2016
Widjaja, Harjadi I. 2009 “Anatomi Abdomen”. Penerbit EGC. Jakarta
TABULASI DATA
GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN SERUM GLUTAMIK PIRUVAT TRANSMINASE (SGPT) PADA
PASIEN SUSPECT HEPATITIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
TAHUN 2016
No Kode
Sampel Umur
Jenis
Kelamin
Variabel Penelitian
Hasil Pemeriksaan Kategori
1 N1 40 Thn L 16,8 U/L Normal
2 N2 30 Thn P 19,1 U/L Normal
3 N3 49 Thn P 65,5 U/L Tinggi
4 N4 47 Thn L 46,5 U/L Tinggi
5 N5 38 Thn P 181,6 U/L Tinggi
6 N6 49 Thn L 23,5 U/L Normal
7 N7 27 Thn L 39,7 U/L Normal
8 N8 55 Thn L 34,7 U/L Normal
9 N9 48 Thn P 12,7 U/L Normal
10 N10 50 Thn L 17,9 U/L Normal
11 N11 33 Thn L 88,6 U/L Tinggi
12 N12 17 Thn L 14,6 U/L Normal
13 N13 22 Thn L 15,1 U/L Normal
14 N14 44 Thn L 18 U/L Normal
15 N15 33 Thn P 9,1 U/L Normal
16 N16 44 Thn L 10,1 U/L Normal
17 N17 39 Thn P 11,3 U/L Normal
18 N18 24 Thn L 27,5 U/L Normal
19 N19 41 Thn P 15,4 U/L Normal
20 N20 19 Thn L 40 U/L Normal
21 N21 32 Thn L 15 U/L Normal
22 N22 20 Thn P 14,6 U/L Normal
23 N23 40 Thn L 22 U/L Normal
24 N24 56 Thn L 23,7 U/L Normal
25 N25 23 Thn L 20,9 U/L Normal
26 N26 19 Thn P 30 U/L Normal
27 N27 48 Thn L 28 U/L Normal
28 N82 36 Thn P 35 U/L Normal
29 N29 50 Thn L 67,5 U/L Tinggi
30 N30 39 Thn L 59,5 U/L Tinggi
31 N31 27 Thn L 27 U/L Normal
32 N32 20 Thn P 30 U/L Normal
33 N33 29 Thn L 94 U/L Tinggi
34 N34 49 Thn L 24 U/L Normal
35 N35 33 Thn P 11,2 U/L Normal
36 N36 51 Thn P 18,8 U/L Normal
37 N37 19 Thn P 12,8 U/L Normal
38 N38 37 Thn L 30 U/L Normal
39 N39 55 Thn L 15,4 U/L Normal
40 N40 37 Thn P 6,4 U/L Normal
41 N41 46 Thn L 10,1 U/L Normal
42 N42 49 Thn P 33,2 U/L Normal
43 N43 22 Thn P 14,8 U/L Normal
44 N44 27 Thn L 23,4 U/L Normal
45 N45 37 Thn L 25,1 U/L Normal
46 N46 28 Thn L 19,9 U/L Normal
47 N47 38 Thn L 21,1 U/L Normal
48 N48 52 Thn L 23,4 U/L Normal
49 N49 35 Thn L 25,1 U/L Normal
50 N50 56 Thn L 51 U/L Tinggi
51 N51 49 Thn L 23,1 U/L Normal
52 N52 22 Thn L 6.9 U/L Normal
53 N53 38 Thn P 13,9 U/L Normal
54 N54 27 Thn L 40,7 U/L Normal
55 N55 53 Thn L 57,5 U/L Tinggi
56 N56 40 Thn P 6,0 U/L Normal
57 N57 27 Thn L 50,6 U/L Tinggi
58 N58 33 Thn P 13,3 U/L Normal
59 N59 49 Thn P 30,6 U/L Normal
Keterangan :
Nilai normal :
laki-laki : < 40 U/l
Perempuan : <35 U/l
MASTER TABEL
GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN SERUM GLUTAMIK PIRUVAT TRANSMINASE (SGPT) PADA
PASIEN SUSPECT HEPATITIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
TAHUN 2016
No Kode
Sampel
Umur Jenis Kelamin Hasil pemeriksaan
17-26 27-36 37-46 47-56 L P Normal Tinggi
1 N1
2 N2
3 N3
4 N4
5 N5
6 N6
7 N7
8 N8
9 N9
10 N10
11 N11
12 N12
13 N13
14 N14
15 N15
16 N16
17 N17
18 N18
19 N19
20 N20
21 N21
22 N22
23 N23
24 N24
25 N25
26 N26
27 N27
28 N82
29 N29
30 N30
31 N31
32 N32
33 N33
34 N34
35 N35
36 N36
37 N37
38 N38
39 N39
40 N40
41 N41
42 N42
43 N43
44 N44
45 N45
46 N46
47 N47
48 N48
49 N49
50 N50
51 N51
52 N52
53 N53
54 N54
55 N55
56 N56
57 N57
58 N58
59 N59
Frekuensi 11 15 15 18 38 21 49 10
Jumlah 59 59 59
DOKUMENTASI PROSES PENELITIAN
A. PRA ANALITIK
Persiapan Alat dan Bahan
Tabung Serum, dan Sampel cup
Gambar. Mikropipet, tips biru, dan reagen SGPT
Persiapan sampel
Gambar. Pengambilan sampel darah pasien
Gambar. Mensentrifuge sampel pasein (memisahkan plasma dan serum)
B. ANALITIK
Prosedur Kerja
Gambar. Memipet sampel pasien pada sampel cup
Gambar. Memasukan sampel pada alat Auto Analyzer PALIO