Download - Fresh Frozen Plasma
Fresh Frozen Plasma
Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua komponen plasma darah normal,
termasuk di dalamnya faktor-faktor pembekuan darah. Ia tidak mengandung sel darah
merah, sel darah putih, dan platelet. FFP mempunyai masa ketahanan sampai dengan
1 tahun jika disimpan pada suhu –18°C, atau sampai dengan 7 tahun pada suhu –65°C.
Plasma dipisahkan dari sel darah dan dibekukan dalam 8 jam, dan tetap dibekukan
sampai dengan waktu penggunaan transfusi, FFP kemudian di rendam pada air dalam
suhu 37°C (98.6°F) dan agar optimal sebaiknya diberikan dalam 6 jam, tetapi tidak lebih
dari 24 jam setelah dihangatkan, yaitu untuk meminimalisasi kehilangan faktor-faktor
pembekuan yang tidak stabil, faktor V dan faktor VIII. Untuk memperoleh faktor V dan
VIII, komponen FFP sebaiknya digunakan dalam tahun pertama untuk penatalaksanaan
penyakit kelainan koagulasi.
Fresh frozen plasma mempunayi keuntungan terhadap pasien dengan kelainan
defisiensi koagulasi multiple atau kelainan perdarahan yang diturunkan atau di dapat
dan, pada keadaan tertentu dapat digunakan untuk perdarahan akibat defisiensi
vitamin K.
Karena FFP adalah volume ekspander isotonik, pasien-pasien yang menerima unit
darah yang banyak sebaiknya dimonitor secara ketat untuk mencegah kelebihan cairan.
FFP sebaiknya jangan pernah digunakan untuk ekspansi volume; untuk hal ini lebih
aman menggunakan cairan kristaloid atau koloid yang lebih murah dan risiko rendah
terhadap penyakit menular. Volume ekspander yang lebih aman adalah albumin dan
pengganti plasma,di mana tidak membawa risiko transmisi penyakit virus. FFP tidak
digunakan sebagai suplementasi nutrisi.
Laju pemberiannya 200 mL/jam atau lebih rendah. Dosis umum yang diberikan sekitar
10-20 cc/kg. Laju infus pada pasien anak-anak sebaiknya kira-kira 1 to 2 mL/menit.
Meskipun cross match tidak diperlukan, komponen FFP sebaiknya kompatibel dengan
sel darah merah resipien.
Formasi pembekuan darah
Protein-protein koagulasi plasma (clotting factors) normalnya berada dalam sirkulasi
dalam bentuk tidak aktif. Reaksi protein koagulasi yang membentuk formasi fibrin
dideskripsikan sebagai cascade. Dua jalur pembekuan darah telah dideskripsikan
sebagai faktor ekstrinsik, atau tissue factor, dan jalur intrinsik, atau jalur aktivasi kontak.
Koagulasi normalnya diawali melalui eksposur tissue factor (TF) dan aktivasi jalur
extrinsic klasik, tetapi dengan amplifikasi penting melalui jalur intrinsic klasik,.
Trigger imediet untuk koagulasi adalah kerusakan pembuluh darah yang menyebabkan
darah terekspos terhadap TF (tissue factor) yang merupakanpermukaan komponen sel
sub endotel dari dinding pembuluh darah, seperti sel-sel otot polos dan fibroblas. TF
juga ada dalam mikropartikel sirkulasi, termasuk monosit dan platelet. TF berikatan
dengan protease serin faktor VIIa; aktivasi kompleks faktor X menjadi faktor Xa.
Kompleks tersebut dapat teraktivasi secara tidak langsung mengaktivasi faktor X
dengan cara mengkonversi faktor IX menjadi faktor IXa, yang kemudian mengaktivasi
faktor X. Partisipasi faktor XI dalam hemostasis tidak tergantung pada aktivasi oleh
faktor XIIa tetapi dengan aktivasi umpan balik positif oleh thrombin.
Faktor Xa, dapat dibentuk melalui aksi dari TF/kompleks faktor VIIa atau faktor IXa
(dengan faktor VIIIa sebagai kofaktor), mengkonversi prothrombin menjadi thrombin,
protease vital dari sistem koagulasi. Kofaktor essensial untuk reaksi ini adalah faktor
Va. Seperti homolog faktor VIIIa, faktor Va diproduksi oleh thrombin-induced limited
proteolysis of factor V. Thrombin adalah enzim multifungsional yang mengkonversi
plasma terlarut fibrinogen menjadi matriks fibrin tidak terlarut. Polimerisasi fibrin
melibatkan proses asosiasi intermolekuler. Thrombin juga mengaktivasi faktor XIII
(fibrin-stabilizing factor) menjadi faktor XIIIa, yang secara cross-linked secara kovalen
dan oleh karenanya menstabilisasi bekuan fibrin.
Tabel 1. Faktor-Faktor Pembekuan Darah
Gambar 1. Inisiasi koagulasi oleh TF (tissue factor)
Gambar 1. Pemecahan formasi fibrin
Menurut penelitian oleh Holland dan Brooks (Am J Clin Pathol 2006;126:133-139),
potensi manfaat transfuse FFP, dalam maksud normalisasi hasil tes koagulasi adalah
minimal pada pasien dengan INR < 1.7 Bahkan transfuse FFP pada pasien INR 1.7
hanya 50% dari mereka yang menunjukkan perubahan signifikann pada INR.