KULIAH KERJA PROFESI
DALAM BIDANG SINEMATOGRAFI
DENGAN MANDELLA MAJID PRACIHARA
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Menyelesaikan Kuliah Kerja Profesi (KKP)
Progam Studi Film dan Televisi Jurusan Seni Media Rekam
Oleh :
Ardho Kalis
NIM. 17148103
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA
SURAKARTA 2020
i
ss
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan
kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang menjadi salah satu mata kuliah
mahasiswa Program Studi Film dan Televisi pada semester VII. Sehubungan
dengan berakhirnya kegiatan mata kuliah KKP, maka penulis berkewajiban
menyelesaikan laporan KKP sebagai bentuk pertanggung jawaban tertulis atas
terlaksananya kegiatan KKP dan persyaratan akademik yang telah ditempuh.
Selama melakukan KKP dalam kurun waktu tiga bulan, penulis
mendapatkan banyak pengetahuan perihal bagaimana membuat dan
pengembangan teknik dan konsep sinematografi dalam sebuah film. Penulis
mendapat kesempatan untuk memperoleh pengalaman di bawah bimbingan
mentor professional Mandella Majid Pracihara.
Kelancaran terlaksananya KKP ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kegiatan KKP yang telah penulis tempuh bersama Mandella
Majid Pracihara selama tiga bulan, diantaranya:
1. Nur Rahmat Ardi Candra Dwi Atmaja, M.Sn. selaku Dosen Pembimbing
KKP yang telah membimbing penulis selama pelaksanaan kegiatan KKP
hingga menyelesaikan laporan akhir.
2. Titus Soepono Adji, S.Sn., M.A., selaku Ketua Prodi Film dan Televisi
Institut Seni Indonesia Surakarta.
3. Sri Wastiwi Setiawati, S.Sn, M.Sn. selaku Ketua Jurusan Seni Media
Rekam Institut Seni Indonesia Surakarta.
4. Mandella Majid Pracihara selaku Mentor Profesional dalam bidang
sinematografi yang sudah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan
kepada penulis.
5. Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan sepenuhnya.
iii
6. Seluruh teman-teman Program Studi Film dan Televisi angkatan 2017
yang saling memberikan semangat dalam pelaksanaan serta perjuangan
yang sama.
Laporan ini menjelaskan kegiatan KKP yang telah dilaksanakan
bersama Mentor Mandella Majid Pracihara. Penulis sangat menyadari bahwa
laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan.
Penulis mengharapkan adanya masukan dan kritikan dari berbagai pihak.
Semoga laporan KKP ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun
pembacanya.
Surakarta, 03 Februari 2021
Ardho Kalis
17148103
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I .PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Manfaat ........................................................................................................ 3
D. Waktu ........................................................................................................... 4
E. Kegiatan ....................................................................................................... 4
BAB II. MATERI DAN METODE KULIAH KERJA PROFESI .................. 5
A. Materi Kuliah Kerja Profesi ......................................................................... 5
1. Materi Umum ........................................................................................... 5
2. Materi Khusus .......................................................................................... 6
B. Metode Kerja Profesi ................................................................................... 8
1. Pengumpulan Data Primer ....................................................................... 8
BAB III .PELAKSANAAN KERJA PROFESI ............................................. 10
A. Tinjauan Umum Mengenai Mentor ............................................................ 10
1. Mengenai Mandella Majid Pracihara ..................................................... 10
2. Rekam Jejak Karya Mandela Madjid Pracihara ..................................... 11
B. Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................. 12
1. Rencana Pelaksanaan KKP .................................................................... 12
2. Realisasi Kegiatan .................................................................................. 13
3. Kegiatan Harian ..................................................................................... 23
4. Capaian Kegiatan ................................................................................... 25
v
BAB IV .PENUTUP ...................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24
LAMPIRAN .................................................................................................... 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program studi Film dan Televisi pada perguruan tinggi selama ini
dalam mempelajari dan menerapkan disiplin ilmunya akan selalu
membutuhkan pembelajaran serta pengalaman praktikal di luar kampus.
Lembaga pendidikan sendiri juga menekankan keseimbangan antara keilmuan
teori dan praktik sebagai salah satu capaian wajib dalam perkuliahan. Untuk
itu praktik pengalaman lapangan sangat diperlukan, hal ini dimaksudkan agar
mahasiswa dapat meningkatkan kompetensi ataupun membangun relasi di
dunia industri tersebut. Dalam hal ini Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
khususnya program studi Film dan Televisi menetapkan Kuliah Kerja Profesi
(KKP) sebagai salah satu jalan guna menambah kompetensi dan syarat
kelulusan bagi bahasiswa.
Mahasiswa melalui mata kuliah Kuliah Kerja Profesi (KKP) merupakan
program kegiatan belajar dan praktik secara langsung yang ada di Institut Seni
Indonesia Surakarta, khususnya Program Studi Film dan Televisi. Dalam KKP
mahasiswa ini berkesempatan untuk mencari pengalaman langsung di lapangan
dan mengenal dunia industri. Program KKP juga digunakan agar mahasiswa
dapat mengembangkan ilmu yang telah didapat sebelumnya dari kegiatan mata
kuliah teori, yang sesuai profesi serta sebagai tolak ukur kemampuan dalam
bidang profesi yang diminati oleh mahasiswa.
Film merupakan produk atau buah karya dari kegiatan sinematografi,
yang berarti sinematografi merupakan salah satu hal krusial dan tidak bisa
dilepaskan dalam proses pembuatan dan produksi bidang audio visual terutama
perfilman. Sinematografi merupakan salah satu jalan untuk menyampaikan
pesan dari film yang sangat penting, karena dalam sinematografi dijelaskan
pula dasar motivasi atau makna mengapa suatu teknik pengambilan gambar
2
tertentu harus di ambil dan untuk kepentingan apa gambar diambil. Dengan
teknik sinematografi yang tepat maka visual storytelling dalam film akan dapat
menyampaikan pesannya dengan baik melalui gambar-gambar yang
ditampilkan.
Mandella Majid Pracihara merupakan salah satu sinematografer atau
Director of Photography (DOP) professional di Indonesia, beberapa film yang
sudah ia garap adalah Senior (2019), Serendipity (2018), Dear Nathan Hello
Salma (2018), dan Siti (2014). Atas dasar ketertarikan penulis dalam dunia
perfilman khususnya dan bidang sinematografi. Dalam kegiatan KKP bersama
Mentor dan praktisi ini, penulis mendapat kesempatan untuk belajar
pengetahuan baru dan memperdalam ketertarikan penulis dalam bidang
sinematografi. Penulis juga diharapkan dapat mengerti dan memahami proses
pembuatan konsep sinematografi yang baik, khususnya dalam proses
development naskah menjadi gambaran visual storytelling. Strategi-strategi apa
saja yang harus dipelajari dan dimiliki oleh sinematografer untuk mengolah
dan memvisualisasikan naskah menjadi bentuk visual yang baik menjadi poin
terpenting.
Selama pelaksanaan kegiatan KKP, penulis berusaha mendedikasikan
kompetensi dalam bidang sinematografi yang telah dipelajari selama kuliah
pada 6 semester sebelumnya. Laporan ini berisi tentang pengalaman yang
didapatkan penulis dalam pelaksanaan KKP selama tiga bulan bersama
Mandella Majid Pracihara. Penulis berharap Laporan ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi untuk memperkaya ilmu dan informasi mengenai
proses pembuatan konsep sinematografi.
B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi di sinematografi pada
Mandella Majid Pracihara adalah :
1. Memperkaya wawasan mengenai perkembangan perfilman khususnya dalam
bidang sinematografi.
3
2. Mengembangkan kemampuan mahasiswa sesuai dengan kemampuan dalam
bidang sinematografi kususnya pada subjektif kamera angle.
3. Mahasiswa belajar mengembangkan kemampuan bekerjasama dengan orang
lain dan kelompok.
4. Mengetahui sistem kerja bidang profesi secara nyata.
C. Manfaat
Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) bagi mahasiswa diharapkan
dapat memberikan manfaat baik kepada mahasiswa, lembaga pendidikan,
maupun dunia industri
1. Bagi Mahasiswa
a) Memperkaya ilmu dan pengalaman dalam industri perfilman terutama dalam
bidang sinematografi kususnya pada subjektif kamera angle.
b) Sebagai sarana mengasah dan mengevaluasi pencapaian kompetensi
mahasiswa.
c) Menjalin relasi dengan praktisi ahli atau perusahaan.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
a) Memberikan kesempatan kepada kampus untuk membuka relasi dan jaringan
dengan praktisi professional.
b) Merupakan salah satu indikator evaluasi pembelajaran terhadap materi
pembelajaran yang sudah disampaikan pada perkuliahan.
c) Mendapatkan informasi tentang industri perusahaan terkait kompetensi dan
kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan.
3. Bagi Industri / mentor
a) Sebagai tolak ukur untuk melakukan kerjasama dengan mahasiswa yang
memiliki keterampilan selaras dengan bidang sinematografi sesuai dengan
kebutuhan industri.
b) Memiliki relasi baik bekerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI)
Surakarta untuk mendapatkan tenaga terdidik dalam bidang audio visual.
c) Memperoleh calon tenaga terdidik yang diperlukan di bidang sinematografi.
4
D. Waktu
Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP)
terhitung sejak tanggal 28 September 2020 sampai 15 Desember 2020. Seluruh
pertemuan dan kegiatan dilakukan secara daring bersama mentor yaitu
Mandella Majid Pracihara. Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan tidak
ada pertemuan secara langsung agar kenyamanan dan keamanan seluruh yang
terlibat dapat terjaga.
E. Kegiatan
Adanya pandemi COVID-19 pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Profesi
(KKP) bertempat di tempat tinggal masing-masing dan terhubung secara
daring bersama mentor yaitu :
Nama Instansi/Pihak Terkait
: Mandella Majid Pracihara
Divisi : Sinematografer / Director of
Photography
Media Sosial : @mandellapracihara
(Instagram)
E-mail : [email protected]
Alamat : Jl. Jomegatan no.327,
Nitiprayan Rt.04, Ngestiharjo,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta
5
BAB II
MATERI DAN METODE KULIAH KERJA PROFESI
A. Materi Kuliah Kerja Profesi
1. Materi Umum
Film mulai diproduksi pada awal tahun 1995 yang dipelopori oleh stasiun
televisi swasta Surya Citra Televisi (SCTV) dengan program FTV-nya.
Kehadiran FTV pada waktu itu menjawab kejenuhan mayarakat serta
menghadirkan susana baru dalam layar kaca televisi Indonesia. Sejak saat
itulah SCTV menjadi pelopor program film televisi menjadi trendsetter yang
banyak diikuti oleh stasiun swasta yang lainnya. SCTV bahkan menempatkan
program FTV pada garda terdepan penarik rating dengan menyediakan plot
25% dari total keseluruhan waktu tayang atau on-air dalam sehari.1
Pemilihan angle kamera untuk menentukan sebuah shot merupakan hal
yang mendasar dalam sebuah film. Pemilihan angle kamera yang tepat, akan
memberikan dampak tertentu sesuai kebutuhan cerita dalam sebuah film.
Pemilihan angel kamera yang seksama akan bisa mempertinggi visualisasi
dramatik dari cerita. Pemilihan sudut pandang kamera secara serabutan dapat
merusak atau membingungkan rupa hingga maknanya sulit dipahami. Sebab
itu, memilih angle kamera merupakan faktor yang penting dalam membangun
sebuah gambar dari interes yang berkesinambungan2. Oleh karena itu
penentuan angle dalam kamera sangat penting sebagai salah satu cara
penuturan cerita melalui visual storytelling.
Untuk mendukung kompetensi keahlian mahasiswa yang telah
didapatkan selama perkuliahan dan mengaplikasikannya dalam dunia kerja,
maka program studi Film dan Televisi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI
1 Kisbandi Virdha K. 2010. Film televisi dan kesenjangan kepuasan (Studi tentang kesenjangan kepuasaan menyaksikan Film televisi di SCTV dan sinema siang di RCTI di kalangan Mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2007-2009 melealui pendekatan Uses and Grafiticaton). skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, hlm. 5 2 Joseph V. Mascelli, Lima Jurus Sinematografi, terj. H. Misbach Yusa Biran (Jakarta: Fakultas Film dan Televisi Ikj, 2010), hlm 1
6
Surakarta menerapkan mata kuliah Kuliah wajib yaitu Kuliah Kerja Profesi
(KKP). Meskipun terkendala oleh adanya pandemi COVID-19, KKP pada
tahun 2020 tetap terlaksana dengan menerapkan protokol kesehatan dan
melakukan kegiatan KKP melalui daring. Melalui pembekalan KKP 2020 yang
disampaikan oleh Ketua Program Studi Film dan Televisi menyarankan
mahasiswa untuk memilih tempat KKP sesuai dengan potensi masing-masing
mahasiswa. Oleh karena itu, seorang sinematografer atau Director of
Photography yang menjadi visual storyteller utama dalam proses produksi
sebuah film menjadi salah satu pilihan penulis untuk melaksanakan KKP, serta
mengembangkan potensi Director of Photography supaya dapat menjadi
pengalaman dalam membuat Tugas Akhir karya membuat sebuah film fiksi.
Mandella Majid Pracihara merupakan salah satu sinematografer atau
Director of Photography (DOP) professional di Indonesia, beliau merupakan
alumni Sarjana ISI Yogyakarta jurusan Televisi dan Film dan Alumni
Pascasarjana ISI Yogyakarta jurusan Videografi. Beberapa film layar lebar
yang sudah ia garap adalah Senior (2019), Serendipity (2018), Dear Nathan
Hello Salma (2018), Jangan Sendirian (2019). Tidak hanya film layar lebar
Mandella Majid Pracihara juga sudah menggarap banyak film pendek serta
film series, beberapa diantaranya adalah Assalamualaikum Calon Imam
(2019), Hadirkan Cerita Bahagia Jakarta (2017), dan Kleang Kabur Kanginan
(2016). Dalam pelaksanaan KKP Mandella Majid Pracihara sebagai mentor
profesional mengarahkan penulis untuk menjadi sorang Director of
Photography yang baik yaitu memperhatikan detail dan aspek sinematografis
dalam pembuatan konsep visual sebuah film. Hal ini dilakukan agar dapat
bertutur secara visual dengan baik, serta dapat menyampaikan gagasan
sutradara serta mempermudah crew lain dalam sebuah produksi film.
2. Materi Khusus
Selama kegiatan KKP berlangsung, penulis sebagai Director of
Photography (DOP) pada film yang akan diproduksi, dituntut untuk
mendalami dan memahami aspek-aspek sinematografis dengan baik. Penulis
7
juga mendapatkan materi khusus mengenai bagaimana pembuatan konsep
sinematografi sebagai visualisasi cerita atau naskah. Dari penjelasan mentor
penulis memahami bahwa, Sinematografi tidak hanya berkutat dalam masalah
framing dan komposisi tapi keseluruhan visual, salah satunya ialah color
pallete. Terkait dalam proses KKP penulis diminta memahami lebih jauh
bagaimana karakter dalam film dibangun dan bagaimana visi sutradara dalam
film tersebut disampaikan, alur proses KKP ini dapat dilihat dalam gambar
bagan 1.
Gambar 1. Bagan alur pembuatan konsep sinematografi (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Penulis mencoba membuat konsep sinematografi dari ide dasar yang
sudah didiskusikan dengan sutradara. Dari hasil diskusi dengan sutradara
penulis mencoba memahami karakter lebih dalam yaitu dengan mengikuti
proses pengolahan ide kreatif, lewat metode riset. Riset akan menjadi bahan
utama untuk memahami bagaimana karakter dalam film serta menemukan
kebenaran historis dalam cerita yang dibangun. Dengan langkah ini penulis
Sharing, Riset, dan Diskusi
Pemilihan refrensi yang tepat
Mendeskripsikan dan membuat konsep color pallet
Konsultasi dengan mentor profesional
Mendeskripsikan dan membuat konsep aspect ratio, lighting ratio, lighting diagram, framing dan komposisi gambar
Pembuatan konsep sinematografi
Ide Dasar Film
8
akan dimudahkan untuk mendeskripsikan dan memvisualkan sifat dan watak
karakter menjadi warna-warna yang akan terlihat dalam frame. Selain itu, riset
juga menjadi jalan agar DOP mengetahui visualisasi warna dan obejek-objek
ambien yang akan dibangun dalam lingkungan film agar terkesan estetis dan
logis. Dari hasil riset ini kemudian penulis mendeskripsikan dan menentukan
warna-warna yang sesuai dengan keadaan dan watak pertokoh dalam film.
Selanjutnya penulis dengan arahan dari mentor mencoba membuat konsep
framing, komposisi, lighting ratio, dan aspect ratio dalam film. Lighting ratio,
komposisi dan framing akan membangun mood dalam film, serta
menambahkan kesan dramatis sekaligus logis. Sedangkan aspect ratio akan
membantu membangun dimensi tokoh, cerita dan dunia dalam film.
B. Metode Kerja Profesi
Selama pelaksanaan KKP bersama mentor Mandella Majid Pracihara,
penulis menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan data dan materi
penyususnan konsep sinematografi. Dalam penyusunan konsep sinematografi
penulis telah melakukan metode pengumpulan data primer. Berikut adalah
pengumpulan data primer yang digunakan penulis:
1. Pengumpulan Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data3. Oleh karena itu, data primer diperoleh oleh penulis
untuk mengumpulkan data primer yaitu melalui observasi dan wawancara.
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respon
dengan lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil4. Peni
Candra Rini merupakan seorang pesindhen Internasional sekaligus dosen
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuanlitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: ALFABETA, 2016), hlm 137 4 Ibid
9
karawitan ISI Surakarta. Tembang Maduswara merupakan karya Peni Candra
Rini yang nantinya akan diangkat menjadi kisah dalam film. Bersama dengan
sutradara penulis melakukan wawancara kepada Peni Candra Rini sebagai
narasumber atau responden utama karena cerita yang diambil merupakan kisah
masa kecil beliau. Dari wawancara ini penulis mendapatkan mood, suasana,
serta motivasi kejadian.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar5. Penulis melakukan observasi
kepantai Ngrenehan Gunungkidul, Yogyakarta sebagai sarana riset visual
bagaimana warna-warna di pantai dan lingkungan nelayan akan dibangun
secara logis.
5 Ibid, hlm 145
10
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PROFESI
A. Tinjauan Umum Mengenai Mentor
1. Mengenai Mandella Majid Pracihara
Gambar 2. Mandella Majid Pracihara
(Sumber: Dokumen https://www.linkedin.com/in/mandella-majid-00a9585a/)
Mandella Majid Pracihara merupakan praktisi dalam bidang
sinematografi dan salah satu sinematografer professional di Indonesia, beliau
merupakan alumni Sarjana ISI Yogyakarta jurusan Televisi dan Film dan
Alumni Pascasarjana ISI Yogyakarta jurusan Videografi. Beberapa film layar
lebar yang sudah ia garap adalah Senior (2019), Serendipity (2018), Dear
Nathan Hello Salma (2018), Jangan Sendirian (2019). Tidak hanya film layar
lebar Mandella Majid Pracihara juga sudah menggarap banyak film pendek
serta film series, beberapa diantaranya adalah Assalamualaikum Calon Imam
(2019), Hadirkan Cerita Bahagia Jakarta (2017), dan Kleang Kabur Kanginan
(2016). Selain menjadi sinematografer Mandella Majid Pracihara juga Sering
diundang sebagai pemateri pada beberapa seminar, diantaranya
Cinematography Guest Class, STIKOM Surabaya sebagai pembicara (2015),
Basic Class for Making Video, Child Found Indonesia region Central Java
sebagai mentor pembicara (2015) serta pada workshop Lighting Workshop
Class with Department Communication AVIKOM UPN Yogyakarta sebagai
11
pembicara (2015), dan diundang sebagai dosen praktisi prodi Film dan Televisi
ISI Surakarta.
2. Rekam Jejak Karya Mandela Madjid Pracihara
Berikut merupakan rekam jejak Mandela Madjid dalam dunia industri.
Tahun Karya
2014 SITI sebagai 1st Assistan Camera
2014 HIJRAH CINTA sebagai Camera Report
2015 TURIS ROMANTIS sebagai 1st Assistant
Camera
2015 CAHAYA HATI sebagai Sinematografer
2016 KLEANG KABUR KANGINAN sebagai
Sinematografer
2016 ISTIRAHATLAH KATA-KATA sebagai 1st
Assistant Camera
2017 HADIRKAN CERITA BAHAGIA sebagai
Sinematografer
2017 HUMBA DREAMS sebagai 1st Assistant
Camera
2017 SERENDIPITY sebagai Sinematografer
2018 SULTAN AGUNG, as 2nd Operator Camera
2018 DEAR NATHAN HELLO SALMA sebagai
Sinematografer
2019 JANGAN SENDIRIAN sebagai Sinematografer
2019 SENIOR sebagai DoP
2019 ASSALAMUALAIKUM CALON IMAM
sebagai Sinematografer
2020 IBU sebagai Sinematografer
2020 POSITIF sebagai Sinematografer
12
Pada tahun 2018 Mandella Majid Pracihara menjadi sinematografer
disalah satu film layar lebar Indonesia yaitu “Dear Nathan Hello Salma”.
Berkisah tentang lika-liku dan gejolak kisah percintaan dan pencarian jati diri
anak muda di Jakarta. Dalam film ini Mandella Majid Pracihara menggunakan
warna-warna pop art sebagai konsep sinematografi. Sejalan dengan cerita
pencarian jati diri dan gejolak hati tokoh dalam film , warna-warna pop menjadi
representasi perasaan tokoh dan suasana film.
Pada tahun 2020 Mandella Majid Pracihara juga memproduksi sebuah
film pendek yang di sutradarai oleh Hanung Bramantyo dan Jeihan Angga
berjudul “Positif”. Film ini mengisahkan tentang betapa pentingnya menjaga
kesehatan agar terhindar dari virus covid-19 dan memahami menghargai
pentingnya waktu bersama keluarga. Dalam film ini Mandella Majid Pracihara
juga menggunakan warna-warna yang cukup pop, tetapi perbedaan terdapat
dalam penataan lighting yang kontras disetiap scene. Selain lighting Mandella
Majid Pracihara juga menggunakan golden ratio dalam teknik
sinematografinya dalam fim “positif”.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Rencana Pelaksanaan KKP
Dalam proses pelaksanaan program Kuliah Kerja Profesi (KKP) program
studi Film dan Televisi menyediakan pilihan beberapa mentor sebagai
alternatif melaksanakan program KKP secara online dikarenakan pandemi
COVID-19. Kemudian penulis yang menekuni bidang sinematografi
mengajukan curriculum vitae (CV), surat permohonan dan proposal kepada
program studi Film dan Televisi, agar dapat melaksanakan kegiatan KKP
dengan mentor Mandella Majid Pracihara yang merupakan seorang
sinematografer profesional. Beberapa minggu kemudian penulis dan rekan TA
terpilih untuk mengikuti KKP dengan mentor Mandella Majid Pracihara.
Kemudian kelompok KKP melakukan perkenalan dan diskusi melalui grup
whatsapp mengenai pelaksanaan program KKP.
13
2. Realisasi Kegiatan
a. Adaptasi Lingkungan Kerja
Pada 28 September 2020 merupakan hari pertama penulis melaksanakan
Kegiatan Kerja Profesi (KKP), penulis dan kelompok KKP melakukan
pertemuan dengan Mandella Majid Pracihara selaku mentor dalam pertemuan
daring. Sebelum memulai materi dan bahasan peserta KKP maupun mentor
mencoba mendekatkan diri satu sama lain agar lebih mengenal dengan cara
sharing mengenai diri masing-masing serta memaparkan keinginan atau
impian kami dalam dunia audio visual khususnya film.
Gambar 3. Pertemuan pertama KKP (Sumber: Dokumen Mandella Majid Pracihara)
Pada gambar 3 Mandella Majid Pracihara membagikan materi berupa
dokumen presentasi yang merupakan breakdown dari film “Dear Nathan Hello
Salma”, dalam presentasi tersebut dijelaskan banyak aspek yang harus dibuat
agar dapat membuat dimensi film yang baik. Sebelum mengakhiri pertemuan
pertama, Mandella Majid Pracihara memberikan tugas agar penulis mencoba
mendeskripsikan serta membuat acuan warna yang akan digunakan dalam film,
yang kemudian akan dibahas dipertemuan berikutnya. Penulis mencoba
memahami bahan dari mentor dan melaksanakan cara kerja yang sudah
dijelaskan oleh Mandella Majid Pracihara selaku mentor.
14
b. Penugasan yang Diberikan oleh Mentor
Materi yang diberikan oleh mentor menjadi bahan untuk penulis dan
rekan KKP untuk melakukan diskusi bersama. Bahan yang diberikan berupa
materi mengenai color pallete, look film, aspect ratio, framing hingga
komposisi. Berikut detail dari penugasan yang dibimbingan oleh mentor:
1) Color Pallete
Mentor memberikan penugasan kepada penulis dan rekan kelompok KKP
sesuai dengan pilihan ketertarikan masing-masing. Dalam hal ini penulis
diberikan tugas pertama yaitu menentukan color pallete untuk konsep film dan
tokoh dalam film TA. Color palette adalah sekumpulan warna yang disusun
dan di-mix and match hingga memberikan kombinasi warna yang menarik
mata6. Penulis memulai dengan mencari refrensi-refrensi visual yang relevan
dengan konsep film yang sudah didiskusikan dengan rekan TA dalam hal
mood, masa, cerita dan lain-lain.
Gambar 4. Moodboard (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
6 Cikandar, “Color Pallete”, diakses dari https://kelasdesain.com/color-palette/, pada tanggal 29 Januari 2020 pukul 12.04
15
Gambar 5. Color pallete (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Pada gambar 4 penulis melanjutkan dengan menyusun refrensi tersebut
menjadi moodboard. Kemudian pada gambar 5 penulis mencoba
mendeskripsikan tokoh yang sudah dibuat oleh sutradara dan mencoba
menentukan color pallete yang sesuai untuk tokoh. Color pallete adalah aspek
yang sangat penting untuk menyampaikan mood film, perasaan, hingga sifat
tokoh-tokoh dalam film. Oleh karena itu color pallete ini akan menjadi salah
satu cara agar pesan dari film TA nantinya dapat tersampaikan dengan baik.
2) Melakukan Riset Lapangan
Penulis yang merasa kesulitan dalam menenentukan look film kemudian
berkonsultasi dengan mentor. Dari konsultasi tersebut disarankan untuk
melakukan riset lapangan sebagai acuan visual. Dengan mengetahui bentuk,
objek, dan warna apa saja yang akan ditemui dalam set akan memudahkan
penulis dalam penentuan look keseluruhan film. pada 15 Oktober 2020 penulis
dengan rekan TA melakukan riset ke pantai Ngrenehan, Gunung Kidul. Pantai
ini dipilih karena selain cukup dekat, pantai ini juga merupakan pantai nelayan.
Dengan begitu penulis dalam mengobservasi benda-benda apa saja yang dirasa
akan masuk frame film. Riset visual menjadi pendekatan yang paling cepat
untuk membantu menentukan warna pada scene-scene yang dibangun dalam
film.
16
Gambar 6. Riset Visual di pantai Ngrenehan, Gunung Kidul (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Dapat dilihat pada gambar 6, penulis melakukan observasi di pantai
Ngrenehan, Gunungkidul. Dalam riset ini penulis menemukan objek-objek
utama yang akan sering digunakan dalam frame kamera. Beberapa objek yang
dapat penulis temukan adalah warna-warna yang lazim digunakan pada parahu-
perahu nelayan, warna pakaian nelayan, warna tepian pantai, dan bangunan
warga yang mayoritas masih berupa kayu dan tembok yang berwarna cukup
mencolok. Dengan riset visual ini penulis terbantu untuk menentukan warna-
warna yang biasa hadir di lingkungan pantai dan nelayan. Pemilihan warna-
warna ini akan membantu penulis membuat gambaran visual agar terkesan
realis dan nyata seperti warna-warna normal dikeseharian kita.
3) Look Film
Hasil dari riset lapangan ini kemudian penulis coba untuk mencari
refrensi visual yang sesuai. Dalam pencarian refrensi ini penulis disarankan
oleh mentor untuk mengambil warna dari objek lukisan, karena dasar dari
filmpun berupa frame foto yang lebih jauh dipahami sebelum mengenal foto
manusia menggunakan lukisan sebagai alat menangkap momen. Penulis
memilih beberapa lukisan yang digunakan sebagai refrensi diantaranya gambar
7 lukisan “the fighting temeraire” karya William Turner, gambar 8 lukisan
17
“Perahu-perahu di Pantai” karya Henk Ngantung, gambar 9 lukisan “Dua
Gadis Memakai Caping” karya Henk Ngantung, gambar 10 lukisan “Perahu”
karya Zaini, dan gambar 11 lukisan “View of the Sea at Scheveningen” karya
Vincent Van Gogh, “Head of a Peasant Woman with White Cap” karya Vincent
Van Gogh. Dari refrensi-refrensi ini akan penulis gunakan sebagai acuan
pemilihan lighting, warna film, serta warna wardrobe. Look ini digunakan
penulis sebagai sarana untuk menyampaikan suasana keseluruhan film serta
nuansa dari suatu film. Dari look ini masa dari suatu film juga bisa disampaikan
karena di era terterntu terkadang terdapat tipikal warna yang identik, sehingga
look ini bisa menjadi acuan kapan masa yang diangkat dalam suatu film.
Gambar 7. lukisan “the fighting temerair” digunakan sebagai refrensi Look film (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Gambar 8. Lukisan “Perahu-perahu di Pantai” digunakan sebagai refrensi Look film
(Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
18
Gambar 9. Lukisan “Dua Gadis Memakai Caping” digunakan sebagai refrensi Look film
(Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Gambar 10. Lukisan “Perahu” digunakan sebagai refrensi Look film (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Gambar 11. Lukisan “View of the Sea at Scheveningen” dan “Head of a Peasant Woman with White Cap” digunakan sebagai refrensi Look film
(Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
19
4) Konsep Teknis Sinematografi
Setelah konsep color pallete dan look film penulis disetujui oleh mentor,
penulis mendapatkan tugas lanjutan yaitu pembuatan konsep sebagai landasan
teknis sinematografi. Konsep teknis ini meliputi aspect ratio, lighting diagram,
lighting ratio, framing, dan komposisi. Sebelum masuk dalam penugasan
penulis melakukan konsultasi dahulu dengan mentor kemudian disarankan
untuk membaca buku “cinematography theory and practice” yang ditulis oleh
Blain Brown untuk penggunaan aspect ratio. Blain Brown menyebutkan
bahwa secara visual mengidentifikasi objek atau sekelompok objek dalam
sebuah bingkai, secara tidak sadar kita juga menyadari bingkai itu sendiri.
Keempat tepi bingkai memiliki kekuatan visualnya sendiri. Objek yang dekat
dengan bingkai secara visual diasosiasikan dengannya dan dilihat dalam
kaitannya lebih dari jika mereka berada lebih jauh. Bingkai juga memainkan
peran penting dalam membuat kita menyadari ruang-ruang di luar bingkai: kiri
/ kanan, atas / bawah, dan bahkan ruang di belakang kamera — semua bagian
dari ruang visual dari keseluruhan komposisi dan penting untuk membuat
visual mengalami lebih banyak tiga dimensi7. Dalam penugasan ini selain
membaca buku yang disarankan oleh mentor penulis juga mencari refrensi lain
seperti dalam kanal youtube Studio Binder. Setelah mendapatkan refrensi,
brainstorming dan memahami konsep lebih jauh penulis mencoba menyusun
konsep teknis.
7 Brown Blain, Cinematography Theory & Practice for Cinematographer & Directors third edition,(New York: Routledge, 2016), hlm 415
20
Gambar 12. Konsep Aspect ratio
(Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Seperti yang terlihat pada gambar 12 untuk aspect ratio penulis memilih
untuk menggunakan 1.85:1 dikarenakan ukuran ini merupakan ukuran tengah
antara 1.35:1 dan 16:9. Dengan frame yang tidak terlalu lebar diharapkan shot
akan terasa lebih intim, dan lebih terfokus pada tokoh dengan tidak terlalu
banyak ruang background. Dengan pemilihan aspect ratio ini dimensi film
akan tersampaikan dengan lebih maksimal, karena semakin lebar atau sempit
aspect ratio akan memudahkan penonton fokus dan memahami tokoh dalam
film.
Gambar 13. Konsep Lighting Ratio (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
21
Gambar 14. Konsep Lighting Ratio (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Gambar 15. Konsep Lighting diagram (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Untuk lighting ratio penulis membagi menjadi dua jenis, yaitu deep
lighting dan flat lighting. Gambar 13 merupakan deep lighting yang akan
memberikan kesan kontras yang kuat saat scene di dalam rumah, konsep ini
dipilih agar timbul kesan logis dalam cerita dapat terbangun sebab scene rumah
hanya akan menggunakan sumber cahaya minim seperti ublik karena sulitnya
sumber listrik. Sebaliknya dalam gambar 14 akan menggunakan mayoritas
scene outdoor akan lebih merujuk penggunaan flat lighting, kesan kontras akan
terbangun melalui ketinggian matahari sebagai representasi adegan atau konflik
yang akan dihadapi tokoh. Penggunaan konsep lighting ini sangat penting,
karena dengan lighting yang baik mata penonton akan dibimbing melihat objek
pada frame dengan lebih mudah dan terfokus. Selain itu lighting juga digunakan
untuk membangun kesan dramatis dalam film, juga sebagai unsur yang
memberikan kesan realis atau tidaknya scene-secene yang dibangun di film
nantinya.
22
Gambar 16. Konsep komposisi
(Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Gambar 17. Konsep framing (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Aspek terakhir dalam konsep teknis adalah komposisi dan framing. Dalam
aspek ini penulis merujuk pada visi sutradara yang ingin menghadirkan film
teatrikal dan keikutsertaan penonton secara aktif. Untuk itu seperti yang terlihat
pada gambar 16, penulis membuat konsep komposisi layaknya seni
pertunjukan, seperti penggunaan frame in frame, rules of third, perspektive,
leading line, static compositon dan tatami shot. Pada gambar 17 penulis juga
menggunakan teknik subjektif kamera angle, point of view, dan layering
sebagai langkah untuk mendapatkan interaksi antara penonton dan tokoh dalam
film. Framing dan komposisi adalah cara seorang sinematografer dalam bingkai
objek-objek dalam film. Dengan pemilihan framing yang tepat tokoh dalam
film dapat menarik simpati penonton, dengan begitu penonton akan lebih
mendalami perasaan tokoh dan suasana yang dibangun dalam film. Begitu juga
23
dengan komposisi, dengan pemilihan yang tepat maka mata penonton akan
mudah terfokus pada objek atau tokoh dalam film.
3. Kegiatan Harian
Tanggal Kegiatan
28/09/20 Pertemuan perdana dengan mentor Mandella Madjid Pracihara
melalui aplikasi Zoom. Dalam pertemuan ini dibahas tentang
penjelasan teknis magang, dilanjutkan pembagian jobdesk dalam
magang. Dalam pertemuan ini juga dilakukan diskusi tentang ide
dasar masing-masing mahasiswa. Sebagai materi pengantar
sinematografi mentor memaparkan mengenai penggunaan color
pallete dalam film dear Nathan Hello Salma. Dalam pertemuan ini
juga diberikan tugas pembuatan konsep warna dalam sinematografi.
29/09/20-
02/10/20
Brainstorming konsep dasar teknik sinematografi dari ide dasar
sutradara , hasil brainstorming berupa :
1. Camera movement
2. Moodboard
3. Mencoba mendeskripsikan pemilihan color pallete untuk
karakter dalam film.
03/10/20 Diskusi dengan rekan TA mengenai konsep dasar Film dan teknik
sinematografi.
05/10/20 Penyampaian konsep dasar sinematografi Film TA , hasil dari
brainstorming kepada mentor melalui daring aplikasi Zoom.
07/10/20 Menyusun pertanyaan untuk narasumber Peni Candra Rini, untuk
wawancara pengenalan dan pendalaman cerita.
08/10/20 Bersama rekan TA bertemu dengan narasumber (Peni Candra Rini)
untuk melakukan wawancara mengenai kisah masa kecil beliau,
yang digunakan sutradara sebagai landasan kisah.
13/10/20 Laporan kepada Mentor Mandella Madjid Pracihara mengenai riset
Via aplikasi Whatsapp.
24
15/10/20-
16/10/20
Riset lokasi sebagai keperluan visual di pantai Ngrenehan Gunung
Kidul Yogyakarta.
19/10/20-
21/10/20
Menyusun data wawancara dan riset visual, sebagai tambahan
landasan untuk memeperdalam konsep sinematografi.
22/10/20 Diskusi bersama rekan TA mengenai Psikologi warna karakter yang
akan digunakan dalam semua karakter utama film.
23/10/20-
26/10/20
Menyusun kembali konsep warna dari data riset visual, yang
kemudian di selaraskan dengan refrensi yang ada.
27/10/20 Konsultasi via Whatsapp mengenai tonality dalam penentuan warna
film.
28/10/20-
31/10/20
Menambahkan hasil pembuatan konsep warna dari data riset visual,
dengan pencarian refrensi lukisan sebagai tonality film.
03/11/20 Presentasi konsep penyutradaraan, dan sinematografi ke 2 melalui
aplikasi zoom. Dalam diskusi dan presentasi ini mentor
memberikan masukan dan revisi mengenai color pallete dan
tonality yang digunakan.
04/11/20-
10/11/20
Mendalami kembali hasil masukan dari mentor serta mencari
refrensi visual dan bacaan yang mendukung.
12/11/20-
17/11/20
Brainstorming tonality film, dan mencoba mendeskripsikannya.
Serta mencari refrensi berupa lukisan yang lebih sesuai kemudian
dalam teknik pewarnaan dan cahaya sebagai dasar dari pemilihan
warna dalam film.
18/11/20 Pengiriman file pdf presentasi, dan konsultasi dengan mentor
melalui aplikasi whatsapp.
21/11/20 Diskusi dengan rekan TA mengenai Sinopsis film.
15/12/20 Mentor memberikan tanggapan melalui meteri konsep pdf yang
dikirimkan melalui aplikasi whatsapp. Selain tanggapan mahasiswa
juga melalukan konsultasi mengenai penggunaan aspect ratio
dalam film. Dalam pertemuan ini juga diberikan tugas selanjutnya
yaitu pembuatan konsep teknis sinematografi.
25
4. Capaian Kegiatan
Selama melakukan kegiatan KKP bersama mentor Mandella Majid
Pracihara penulis mendapat banyak hal baru yang sebelumnya tidak penulis
dapatkan di kampus. Beberapa pengetahuan yang penulis dapat ialah
bagaimana warna dalam film membangun estetika dan dimensi tokoh dalam
film. Sebelumnya penulis berpikir warna pakaian bukan rana sinematografer,
tapi dalam kegiatan KKP ini pandangan penulis tentang sinematografer
menjadi lebih terbuka. Dalam KKP ini capaian penulis yang dibimbing oleh
mentor Mandella Majid Pracihara telah membuat beberapa konsep,
diantaranya:
a. Color pallete
b. Look film
c. Aspect ratio
d. Lighting diagram
e. Lighting ratio
f. Framing
g. komposisi
Semua aspek sinematografi diatas harus dipertimbangkan secara matang
oleh seorang sinematografer agar dapat memvisualkan naskah dengan baik.
Dengan pertimbangan konsep teknis sinematografi dan pemilihan color pallete
yang tepat, maka dimensi cerita dan tokoh akan terbangun dengan sempurna.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengikuti proses Kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) bersama
praktisi profesional Mandella Majid Pracihara, memberikan banyak
pengetahuan yang beragam mengenai proses produksi sebuah film terutama
dalam bidang sinematografi. Banyak sekali pembelajaran dan ilmu tentang apa
saja yang harus dilakukan sebagai DOP untuk memvisualisasikan naskah atau
cerita dengan baik. Mulai dari bagaimana pembuatan color pallete hingga
bagaimana film dibingkai melalui aspect ratio, lighting, komposisi, framing,
dan paham setiap detail pekerjaan sebagai seorang sinematografer dalam
sebuah produksi.
Demikian kegiatan dan pengalaman praktis yang telah diperoleh selama
kegiatan KKP, pengalaman serta ilmu baru yang diberikan oleh mentor Majid
Pracihara menjadi pembelajaran yang berharga dan bermanfaat ketika berkarir
di masa depan.
B. Saran
Selama KKP penulis mendapatkan banyak ilmu yang sebelumnya
tidak dipelajari dari kuliah. Mandella majid Pracihara selaku mentor
memberikan banyak materi baru tentang sinematografi, khususnya bagaimana
pentingnya warna dalam film mempengaruhi mood tokoh maupun scene dalam
film. KKP ini juga memberikan kesempatan penulis untuk mengasah potensi
dalam bidang sinematografi. Hanya saja dikarenakan pandemi covid-19 KKP
harus dilaksanakan secara online, hal ini membuat penulis tidak bisa
mendapatkan pengalaman lapangan secara langsung dalam produksi film
Mandella majid Pracihara. Selain itu, pertemuan secara online membuat
itensitas tatap muka KKP juga tidak ada kepastian, dikarenakan terkadang
23
mentor sedang ada kesibukan dalam kurun waktu cukup panjang. Untuk
pelaksanaan KKP selanjutnya penulis berharap dalam dilaksanakan secara
offline agar mahasiswa bisa mendapatkan ilmu secara lebih maksimal. Jika
memang masih dalam kondisi covid-19 KKP dapat dilaksanakan dengan
menerapkan protokol kesehatan sebagai pencegahan covid-19. Jika memang
harus dilaksanakan secara online, maka seharusnya dijadwalkan secara pasti
agar mahasiswa mendapatkan materi KKP dengan maksimal.
24
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Sugiyono, Prof. Dr. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. CV Alfabeta. Bandung.
Mascelli, Joseph V. 2010. Lima Jurus Sinematografi. Translated by H. Misbach
Yusa Biran. Jakarta: Fakultas Film dan Televisi IKj.
Kisbandi Virdha K. 2010. Film televisi dan kesenjangan kepuasan (Studi tentang
kesenjangan kepuasaan menyaksikan Film televisi di SCTV dan sinema
siang di RCTI di kalangan Mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2007-
2009 melealui pendekatan Uses and Grafiticaton). skripsi tidak
diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Brown Blain. 2016. Cinematography Theory & Practice for Cinematographer &
Directors third edition. Routledge. New York.
Website
https://www.linkedin.com/in/mandella-majid, Mandella majid Pracihara. Diakses
pada 20 Desember 2020, pukul 19.00
Cikandar. 2014. Color Pallete. https://kelasdesain.com/color-palette/ (diakses
pada tanggal 29 Januari 2020 pukul 12.04)
25
LAMPIRAN
Gambar 18. Presentasi Ide karya 05 Oktober 2020 (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Gambar 19. Riset Visual di pantai Ngrenehan, Gunung Kidul
(Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
26
Gambar 20. Konsultasi dan laporan setelah riset visual (Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Gambar 21. Konsultasi tentang aspect ratio
(Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
27
Gambar 22. Konsultasi dan pengiriman hasil pembuatan konsep sinematografi
(Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
Gambar 23. Konsultasi dan pengiriman hasil pembuatan konsep teknis sinematografi
(Sumber: Dokumen Ardho Kalis)
28
29
30
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN Jalan Ringroad Km 5,5 Mojosongo, Jebres, Surakarta 57127
Telepon 0271 7889050 Faksimile 0271 7889051 http:// fsrd.isi-ska.ac.id email:[email protected]
BERITA ACARA KONSULTASI KULIAH KERJA PROFESI
Nama Mahasiswa Ardho Kalis
NIM 17148103
Jurusan / Prodi Seni Media Rekam / Film dan Televisi
Instansi KP Praktisi Profesional Mandella Majid Pracihara
Bidang Kerja Teknik Sinematografi
Dosen Pembimbing KP Nur Rahmat Ardi Candra Dwi Atmaja, M.Sn.
No Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan
Dosen Pembimbing KP
1 20 September 2020
Konsultasi dan Memberitahahukan mengenai KKP bersama Mandella Majid Pracihara dan pengarahan selama KKP
2 5 November 2020
Konsultasi tentang KKP dan laporan KKP
3 11 Januari
2021 Konsultasi dan pengiriman laporan KKP untuk dikoreksi oleh Dosen Pembimbing
4 16 Januari
2021 Pengiriman laporan KKP yang sudah dikoreksi
31
6 29 Januari 2021
Dosen Pembimbing memberikan koreksi dari laporan KKP yang sudah dikirimkan untuk direvisi
7 3 Februari 2021
Dosen pembimbing menyetujui laporan KKP hasil revisi penulis
Surakarta, 03 Februari 2020 Dosen Pembimbing Nur Rahmat Ardi Candra Dwi Atmaja, M.Sn. NIP. 197911032005011004
32
SURAT KETERANGAN SELESAI KKP
Berdasarkan Surat Permohonan Kerja Profesi No.2854/IT6.4/PP/2020
tanggal 2 Oktober 2020 oleh wakil Dekan I ISI Surakarta dan pelaksanaan Kuliah
Kerja Profesi dengan mentor professional Mandella Majid Pracihara, maka kami
menerangkan bahwa Mahasiswa yang bersangkutan:
Nama : Ardho Kalis
NIM : 17148103
Prodi : Televisi dan Film / ISI Surakarta
Telah menyelesaikan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) dengan mentor
professional Mandella Majid Pracihara dari tanggal 28 September 2020 sampai
dengan 15 Desember 2020. Selama pelaksanaan KKP ini, mahasiswa yang
bersangkutan telah bekerja dengan baik. Demikian Surat Keterangan KKP ini kami
buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 28 Januari 2020
Mandella Majid Pracihara