i
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN LEUKEMIA ANAK
DI KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh
Ellya Ma’unah
NIM. 6411411199
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Februari 2016
ABSTRAK
Ellya Ma’unah
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota
Semarang
XVI + 74 halaman + 20 tabel + 2 gambar + 38 lampiran
Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang beragam,
ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi maligna) dari sel-sel
pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam
sumsum tulang belakang digantikan oleh sel abnormal. Permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang tahun 2015.
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan penelitian kasus
kontrol. Pada penelitian ini digunakan total sampling. Jumlah sampel kasus 31.
Dari hasil penelitian, didapatkan variabel yang berhubungan dengan
kejadian leukemia anak yaitu berat lahir ≥ 3.500 gr (p=0,009), riwayat keguguran
ibu (p=0,009, OR=4,163), pemberian ASI anak (p=0,004, OR=4,747),
penggunaan insektisida (p=0,010, OR=0,251), dan perilaku merokok (p=0,000,
OR=0,119).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara anak dengan
berat lahir ≥ 3.500 gr, riwayat keguguran ibu, pemberian ASI pada anak,
penggunaan insektisida, dan perilaku merokok orang tua dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang.
Kata Kunci : Faktor risiko; leukemia; leukemia anak
Kepustakaan : 50 (1994-2014)
iii
Public Health Science Department
Faculty of Sport Science
Semarang State University
September 2015
ABSTRACT
Ellya Ma'unah
Factors Associated with Childhood Leukemia Incidence in Semarang City
XVI + 74 pages + 20 tables + 2 pictures + 38 attachments
Leukemia or blood cancer is a variety of neoplastic disease, was characterized
by the production of abnormally (malignant transformation) of the blood-forming cells in
the bone marrow and lymphoid tissue. Normal cells in the bone marrow is replaced by
abnormal cells. Issues examined in this study are the factors associated with the
incidence of childhood leukemia in Semarang in 2015.
This type of research is analytic case-control study design. In this study used
total sampling. Total sample of 31 cases.
From the research results, obtained variables associated with the incidence of
childhood leukemia that birth weight ≥ 3.500 g (p=0.009), history of miscarriage mother
(p=0.009, OR=4.163), breastfeeding children (p=0.004, OR=4.747), the use of
insecticides (p=0.010, OR=0.251), and smoking behavior (p=0.000, OR=0.119).
The conclusion from this study is there is a relationship between a child with a
birth weight ≥ 3.500 g, maternal history of miscarriage, breastfeeding in children, the use
of insecticides and smoking behavior of parents with the incidence of childhood leukemia
in the city of Semarang.
Keywords : Risk Factors; Leukemia; Childhood leukemia.
Literature : 50 (1994-2014)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. Janganlah kamu bersifat lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang yang
beriman (Qs. Al Imran: 139).
2. Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh
(Andrew Jackson).
3. Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal
yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka
menyukainya atau tidak (Aldus Huxley).
PERSEMBAHAN:
Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis
kepada Allah SWT, karya sederhana ini penulis
persembahkan untuk:
1. Bapak, Ibu, adik dan keluarga besarku tercinta
yang selalu menjadi motivasiku dan yang setiap
waktu medo’akanku.
2. Rekan IKM 2011 serta almamater Universitas
Negeri Semarang.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang”.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun
berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Prof.
Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd, atas ijin penelitian yang diberikan.
2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang, Irwan Budiono, S.KM., M.Kes (Epid), atas
persetujuan penelitian.
3. Pembimbing skripsi, dr. Mahalul Azam, M.Kes,. atas bimbingan dan arahan
dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Penguji I ujian skripsi, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes (Epid), atas saran dan
masukan dalam perbaikan skripsi ini.
5. Penguji II ujian skripsi, dr. Fitri Indrawati, M.PH, atas saran dan masukan
dalam perbaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat atas bekal ilmu
pengetahuan yang telah diberikan selama ini.
7. Keluarga besar Yayasan Hematologi Yasmia Semarang, atas ijin dan bantuan
dalam proses penelitian.
ix
8. Pemerintah dan warga Kota Semarang atas kerja sama dan bantuan dalam
proses penelitian.
9. Bapak (Imam Hamzah, almarhum wal maghfurillah) dan Ibu (Kurniati)
tercinta atas ridho, do’a, kasih sayang, semangat, dukungan dan segala hal
yang selalu beliau berikan tanpa henti.
10. Adik (Asrorul Habib) atas do’a dan semangat yang telah diberikan.
11. Teman-teman seperjuangan, Arnis, Fitri, Hikmah, Visa, Laila, Tika, Youana,
terima kasih untuk doa dan waktu untuk saling bertukar informasi dan saran.
12. Keluarga besar Kost Accoustic atas keceriaan dan kebersamaan selama ini.
13. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2011
atas kebersamaan, semangat, dan keakraban dalam penyusunan skripsi.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Meskipun demikian penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi
yang penulis susun ini masih banyak kekurangan, sehingga saran dan kritik sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap bahwa skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, Maret 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT ........................................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang masalah .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8
1.5. Keaslian Penelitian ............................................................................................ 9
1.6. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13
2.1. Landasan Teori ................................................................................................ 13
2.1.1. Leukemia ...................................................................................................... 13
xi
2.1.2. Jenis Leukemia ............................................................................................. 15
2.1.3. Epidemiologi Leukemia .............................................................................. 15
2.1.4. Patofisiologi Leukemia ................................................................................ 17
2.1.5. Determinan Leukemia .................................................................................. 18
2.1.6. Tanda dan Gejala Leukemia ....................................................................... 21
2.1.7. Diagnosis Leukemia ..................................................................................... 24
2.1.8. Penanganan dan Pengobatan Leukemia ...................................................... 24
2.1.9. Prognosis ..................................................................................................... 26
2.2 Kerangka Teori ................................................................................................ 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 28
3.1. Kerangka Konsep ............................................................................................ 28
3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................... 28
3.3 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 29
3.4. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ................................................... 30
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................... 31
3.5.1. Populasi Penelitian ....................................................................................... 31
3.5.2. Sampel Penelitian ......................................................................................... 31
3.6. Sumber Data .................................................................................................... 35
3.6.1. Data Primer ................................................................................................. 35
3.6.2. Data Sekunder ............................................................................................. 35
3.7. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data ..................................... 36
3.7.1. Teknik Pengambilan Data ........................................................................... 36
3.8. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 36
xii
3.8.1. Pengumpulan Data ...................................................................................... 36
3.8.2. Pengolahan Data ......................................................................................... 37
3.8.2.1. Editing ...................................................................................................... 37
3.8.2.2. Koding ...................................................................................................... 37
3.8.2.3. Entri .......................................................................................................... 37
3.8.2.4. Tabulasi .................................................................................................... 37
3.8.3. Analisis Data ............................................................................................... 37
3.8.3.1. Analisis Univariat .................................................................................... 37
3.8.3.2. Analisis Bivariat ....................................................................................... 38
3.9. Teknik Analisis ............................................................................................... 38
BAB IV .................................................................................................................. 39
4.1. Gambaran Umum ............................................................................................ 39
4.2. Hasil Penelitian .............................................................................................. 42
4.2.1. Analisis Univariat ....................................................................................... 42
4.2.2 Analisis Bivariat ........................................................................................... 49
BAB V ................................................................................................................... 58
5.1. Pembahasan .................................................................................................... 58
5.2. Hambatan dan Kelemahan Penelitian ............................................................ 66
BAB VI ................................................................................................................. 67
6.1. Simpulan ........................................................................................................ 67
6.2. Saran .............................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71
LAMPIRAN ......................................................................................................... 75
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian ................................................................................. 9
Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran......................................... 30
Tabel 4.1. Distribusi Sampel Menurut Umur Anak ............................................... 42
Tabel 4.2. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Anak.................................. 43
Tabel 4.3. Distribusi Sampel Menurut Urutan Lahir ............................................. 43
Tabel 4.4. Distribusi Sampel Menurut Berat Anak Lahir ...................................... 44
Tabel 4.5. Distribusi Sampel Menurut Usia Ibu saat Mengandung Anak ............. 45
Tabel 4.6. Distribusi Sampel Menurut Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak .... 45
Tabel 4.7. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Keguguran pada Ibu ................... 46
Tabel 4.8. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Pemberian ASI pada Anak ......... 47
Tabel 4.9. Distribusi Sampel Menurut Paparan Radiasi Sutet ............................... 47
Tabel 4.10. Distribusi Sampel Menurut Penggunaan Insektisida Rumah Tangga. 48
Tabel 4.11. Distribusi Sampel Menurut Perilaku Merokok Orang Tua ................. 48
Tabel 4.12. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Leukemia
Anak ....................................................................................................................... 49
Tabel 4.13. Tabulasi Silang antara Urutan Lahir Anak dengan Kejadian Leukemia
Anak ....................................................................................................................... 50
Tabel 4.14. Tabulasi Silang antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia
Anak ....................................................................................................................... 50
Tabel 4.15. Tabulasi Silang antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan
Kejadian Leukemia Anak....................................................................................... 51
xiv
Tabel 4.16. Tabulasi Silang antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak dengan
Kejadian Leukemia Anak....................................................................................... 52
Tabel 4.17. Tabulasi Silang antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan Kejadian
Leukemia Anak ...................................................................................................... 53
Tabel 4.18. Tabulasi Silang antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan
Kejadian Leukemia Anak....................................................................................... 54
Tabel 4.19. Tabulasi Silang antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian
Leukemia Anak ...................................................................................................... 55
Tabel 4.20. Tabulasi Silang antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dengan
Kejadian Leukemia Anak....................................................................................... 55
Tabel 4.21. Tabulasi Silang antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian
Leukemia Anak ...................................................................................................... 56
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2. Diagram Alir Kerangka Teori ........................................................... 27
Gambar 3.1. Diagram Alir Kerangka Konsep........................................................ 28
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ............................................... 76
Lampiran 2. Ethical Clearance .............................................................................. 77
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ..................................................... 78
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpolinmas ...................................... 79
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Yayasan Hematologi Yasmia .................... 81
Lampiran 6. Hasil Rekapitulasi Data Penelitian .................................................... 82
Lampiran 7. Instrumen Penelitiaan ........................................................................ 85
Lampiran 8. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Univariat) ............................... 93
Lampiran 9. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Bivariat) .................................. 96
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian ................................................................. 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang beragam,
ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi maligna) dari sel-sel
pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam
sumsum tulang belakang digantikan oleh sel abnormal. Sel abnormal ini keluar
dari sumsum dan dapat dijumpai di dalam darah perifer atau sel darah tepi. Sel
leukemia sangat mempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis)
dan imunitas tubuh penderita (Yayan, 2010).
American Cancer Society (2014) menyebutkan bahwa angka kejadian
leukemia di Amerika Serikat 33.440 kasus, 19.020 kasus diantaranya pada laki-
laki (56,88%) dan 14.420 kasus pada perempuan (43,12%). Insiden Rate (IR)
leukemia pada laki-laki di Canada 14 per 100.000 penduduk dan pada perempuan
8 per 100.000 penduduk.
Kasus Leukemia banyak terjadi pada kelompok usia anak kurang dari 15
tahun. Jenis leukemia yang terjadi pada kelompok usia anak adalah Leukemia
Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielositik Akut (LMA), Leukemia Limfositik
Kronis (LLK), dan Leukemia Mielositik Kronis (LMK). Dimana kejadian LLA
pada kelompok usia anak 5 kali lebih sering terjadi dibanding dengan kejadian
LMA. (Belson et al, 2007). Proporsi besar kejadian kanker pada kelompok usia
anak adalah 32% dan 74% dari kelompok usia anak tersebut terdiagnosis
2
leukemia. Tahun 1994, insidensi kejadian Leukemia di Amerika adalah 31,8 per
1.000.000 kelahiran hidup (Ross et al, 1994).
Data statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
tahun 2006 melaporkan kasus Leukemia berada pada peringkat kelima dengan
jumlah rawat inap 2.513 (5,93%) setelah kanker payudara, kanker servik, kanker
hati dan saluran empedu intrahepatik, limfoma non-Hodgkin dari seluruh pasien
kanker rawat inap rumah sakit yang berjumlah 31.188 pasien di seluruh Indonesia.
Sedangkan pada rawat jalan, leukemia menempati posisi ketujuh dengan jumlah
pasien 4.075 (4,42%) dari 92.233 pasien rawat jalan. Sistem Registrasi Kanker di
Indonesia (Srikandi) tahun 2005-2007 mencatat bahwa diperkirakan insiden
kanker pada anak (0-17 tahun) sebesar 9 per 100.000 anak. Dimana leukemia
merupakan kasus kanker tertinggi pada anak dengan estimasi insiden sebesar 2,8
per 100.000 anak, kanker bola mata (Retinoblastoma) 2,4 per 100.000 anak,
osteosarkoma 0,97 per 100.000 anak, limfoma 0,75 per 100.000 anak, kanker
nesopharing 0,43 per 100.000 anak. Kanker pada anak merupakan 4,7% dari
jumlah kanker pada semua umur (Riskesdas, 2013).
Yayasan Hematologi Yasmia merupakan salah satu Yayasan yang berada
di Provinsi Jawa Tengah. Yayasan tersebut menaungi penderita kelainan darah
seperti leukemia, thalassemia, dan hemofilia. Yayasan Hematologi Yasmia dalam
hal ini mempunyai beberapa peran yaitu memberikan kunjungan dan
pendampingan terhadap orang tua dan penderita. Selain itu, Yayasan Hematologi
Yasmia juga memiliki rumah singgah yang berfungsi sebagai tempat tinggal
sementara pasien dan keluarganya.
3
Berdasarkan data dari Yayasan Hematologi Yasmia (2015) bahwa jumlah
pasien leukemia anak yang terdaftar dalam Yayasan Hematologi Yasmia
mengalami tren yang fluktuatif bahkan meningkat dengan jumlah penderita dari
tahun 2011 adalah 33 penderita, tahun 2012 sebesar 37 penderita, tahun 2013
sebesar 44 penderita, dan tahun 2014 sebesar 53 penderita.
Menurut data di Yayasan Hematologi Yasmia dari bulan Januari hingga
Maret (2015) penderita leukemia anak yang sudah terdaftar di Yayasan
Hematologi Yasmia berjumlah 59 penderita dengan penderita leukemia anak yang
bertempat tinggal di Kota Semarang berjumlah 31 penderita dan 28 penderita
bertempat tinggal di luar Kota Semarang. Jumlah penderita laki-laki sebesar 36
anak dan perempuan sebesar 23 anak, untuk anak umur 0-5 tahun berjumlah 32
anak, umur 6-15 tahun 22 anak, dan umur 16-18 tahun 5 anak. Seluruh penderita
yang tercatat merupakan pasien-pasien yang mendapatkan pengobatan dan
perawatan yang intensif dari tenaga medis rumah sakit di Semarang, seperti
RSUP. dr. Kariadi, RS. Elizabeth, dan RS. Telogorejo.
Sampai sekarang ini, penyebab Leukemia belum diketahui secara pasti.
Beberapa sumber menyebutkan leukemia disebabkan karena terjadinya mutasi
pada DNA somatik. Mutasi pada DNA tertentu menyebabkan terjadinya leukemia
yang disebabkan oleh terjadinya aktivasi onkogen atau deaktivasi gen tumor
supresor dan terganggunya pengaturan program kematian sel (apoptosis). Mutasi
tersebut mungkin terjadi secara spontan atau karena pengaruh radiasi atau
pemaparan substansi karsinogen dan erat hubungannya dengan faktor genetik.
Beberapa jenis virus juga ada hubungannya dengan leukemia, pada hewan coba
4
mencit dan hewan coba lainnya dengan infeksi retrovirus ada hubungannya
dengan kejadian penyakit leukemia. Pada manusia retrovirus yang teridentifikasi
bahwa “Human T-lymphotropic virus” atau HTLV-1, diketahui sebagai penyebab
leukemia (Darmono, 2012).
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kejadian leukemia. Beberapa faktor tersebut adalah faktor genetik,
faktor karakteristik kelahiran, faktor lingkungan, faktor immunologi, dan faktor
reproduktif orang tua. Faktor genetik seperti, riwayat keluarga dengan leukemia
dan riwayat down’s syndrome pada anak. Faktor karakteristik kelahiran anak
seperti berat badan lahir, urutan lahir, dan jenis kelamin. Faktor lingkungan
seperti, paparan radiasi, paparan insektisida rumah tangga, dan paparan asap
rokok/polusi. Faktor immunologi seperti, pemberian ASI kepada anak sewaktu
bayi. Faktor reproduktif orang tua seperti, usia ibu saat mengandung anak, usia
ayah saat ibu mengandung anak, dan riwayat keguguran pada ibu (Kennedy,
2013).
Penelitian mengenai karakteristik anak yang menderita leukemia yang
dilakukan oleh Sulastriana (2013) di RSUP. H. Adam Malik Medan menyatakan
bahwa proporsi anak yang menderita leukemia berdasarkan sosiodemografi
tertinggi pada kelompok umur 0-4 tahun (36,8%), jenis kelamin laki-laki (52,9%),
beragama islam (66,1%), bertempat di luar kota medan (77,6%).
Penelitian juga dilakukan oleh Pulina K. Bangun, dkk. (2014) di RS. H.
Adam Malik Medan pada 140 sampel dengan 70 kelompok kasus dan 70
kelompok kontrol mengenai faktor risiko leukemia anak dengan desain case
5
control menyebutkan bahwa berat lahir anak ≥4000 gram, umur ibu saat hamil
≥35 tahun, dan paparan pestisida merupakan faktor risiko yang signifikan dengan
hasil analisis data berturut-turut OR 10.13 (95% CI 1.124-91.27), OR 4.98 (95%
CI 1.276-19.445), dan OR 6.66 (95% CI 2.021-21.966).
Hasil review literatur komprehensif oleh Andreas C. dan Panagiota V.
(2012) menyimpulkan bahwa dari pencarian 1726 artikel didapatkan 26 artikel
yang memenuhi kriteria inklusi. Beberapa faktor risiko internal dan eksternal
untuk leukemia anak yang diidentifikasi dalam review ini. Faktor risiko tersebut
adalah paparan radiasi magnetik dan voltase tinggi, paparan kimia yang terjadi
pada orang tua, radiasi nuklir, radiasi ion, pemberian vitamin K intramuskular,
percampuran populasi, dan faktor endogenus yang mempengaruhi berat badan
bayi lahir. Hasil review menyebutkan bahwa banyak faktor risiko yang tidak
konsisten dan bahkan menjadi lemah untuk bisa menjadi faktor risiko yang
berhubungan dengan leukemia anak. Hanya faktor risiko radiasi ion yang
memberikan hubungan yang signifikan terhadap kejadian leukemia anak.
Sampai saat ini, penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian leukemia anak belum banyak dilakukan oleh para peneliti di
Indonesia. Beberapa penelitian tersebut diantaranya adalah mengenai hubungan
paparan polutan mengandung benzena dengan leukemia anak yang dilakukan oleh
Faisal I. pada tahun 2013, pengaruh pemberian ASI terhadap kejadian leukemia
akut pada anak yang dilakukan oleh Rizky Aditya F. pada tahun 2013, dan
penelitian mengenai faktor-faktor risiko leukemia anak yang dilakukan oleh
Paulina K. Bangun et al pada tahun 2013.
6
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Leukemia Anak di Kota Semarang“.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah Umum
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang
berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang?
1.2.2 Rumusan Masalah Khusus
1.2.2.1 Apakah jenis kelamin anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak
di Kota Semarang?
1.2.2.2 Apakah urutan kelahiran anak berhubungan dengan kejadian leukemia
anak di Kota Semarang?
1.2.2.3 Apakah berat anak lahir berhubungan dengan kejadian leukemia anak di
Kota Semarang?
1.2.2.4 Apakah usia ibu saat mengandung anak berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang?
1.2.2.5 Apakah usia ayah saat ibu saat mengandung anak berhubungan dengan
kejadian leukemia anak di Kota Semarang?
1.2.2.6 Apakah riwayat keguguran pada ibu berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang?
1.2.2.7 Apakah riwayat pemberian ASI pada anak berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang?
7
1.2.2.8 Apakah paparan radiasi sutet berhubungan dengan kejadian leukemia
anak di Kota Semarang?
1.2.2.9 Apakah paparan insektisida rumah tangga berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang?
1.2.2.10 Apakah perilaku orang tua perokok berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian leukemia
anak di Kota Semarang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui hubungan jenis kelamin anak dengan kejadian leukemia
anak di Kota Semarang
1.3.2.2 Mengetahui hubungan urutan kelahiran anak dengan kejadian leukemia
anak di Kota Semarang
1.3.2.3 Mengetahui hubungan berat anak lahir dengan kejadian leukemia anak
di Kota Semarang
1.3.2.4 Mengetahui hubungan usia ibu saat mengandung anak dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang
1.3.2.5 Mengetahui hubungan usia ayah saat ibu saat mengandung anak dengan
kejadian leukemia anak di Kota Semarang
1.3.2.6 Mengetahui hubungan riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang
8
1.3.2.7 Mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI pada anak dengan
kejadian leukemia anak di Kota Semarang
1.3.2.8 Mengetahui hubungan paparan radiasi sutet dengan kejadian leukemia
anak di Kota Semarang
1.3.2.9 Mengetahui hubungan paparan insektisida rumah tangga dengan
kejadian leukemia anak di Kota Semarang
1.3.2.10 Mengetahui hubungan perilaku orang tua perokok dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
1.4.1 Bagi Kesehatan Masyarakat
1.4.1.1 Menambahkan informasi dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang
1.4.1.2 Penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan bagi yang
berminat untuk melakukan studi tentang faktor-faktor risiko yang
berhubungan dengan leukemia lebih mendalam pada setiap variabel
1.4.2 Bagi Pemerintah Kota Semarang
1.4.2.1 Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian leukemia anak di Kota Semarang
1.4.2.2 Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang,
sehingga paparan dapat diminimalisir dan dapat dilakukan upaya
pencegahan terhadap kejadian leukemia anak.
9
1.4.3 Bagi Mahasiswa
1.4.3.1 Memberikan pengalaman bagi peneliti sebagai mahasiswi dalam
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan
1.4.3.2 Memberikan kesempatan bagi penulis sehingga dapat melakukan
penelitian lebih lanjut terkait dengan masalah leukemia anak
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian penelitian
No Judul
Penelitian
Nama
Peneliti
Tahun dan
Tempat
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Gambaran
Epidemiologi
Kasus
Leukemia
Anak di
Rumah Sakit
Kanker
Dharmais
Tahun 2004-
2008
Chandrayani
S.
2009,
Rumah
Sakit
Kanker
Dharmais
Jakarta
Kuantitatif
dengan
desain
Cross
Sectional
Variabel bebas: sosiodemografi,
cara pembayaran
biaya
pengobatan,
tempat tinggal,
riwayat
keguguran ibu,
riwayat penyakit
leukemia pada
keluarga, jarak
tempat tinggal
dengan SUTET,
jenis rujukan,
penggunaan
insektisida rumah
tangga, riwayat
down’s
syndrome, jenis
leukemia,
kategori risiko
leukemia, dan
kondisi saat
keluar RS
penderita
leukemia.
Variabel terikat: kejadian
leukemia anak
- Proporsi
meninggal banyak
terjadi pada jenis
leukemia LMA,
diikuti pasien
risiko tinggi pada
kasus jenis LLA,
dan pada pasien
yang dirujuk.
- Semakin tua umur
saat pertama kali
didiagnosis,
semakin kecil
probabilitas untuk
hidup untuk kasus
leukemia secara
umum.
10
2. Risk Factors
for Childhooh
Leucemia: a
Comprehen-
sive literature
review
Andreas C.
dan
Panagiota
V.
2012,
CINAHL
dan
PubMed
Kuantitatif,
dengan
desain
Cross
Sectional
Variabel bebas: medan magnet,
jaringan
bertegangan
tinggi, paparan
dari orang tua
yang telah
terpapar zat
kimia
sebelumnya,
tenaga nuklir,
radiasi ion,
vitamin K
intramuscular,
percampuran
populasi, factor
endogen.
Variabel terikat: Kejadian
leukemia anak
- Faktor risiko
untuk Leukemia
anak meliputi
medan magnet,
jaringan dengan
voltasi tinggi,
paparan kimia
dari pekerjaan
orang tua, tenaga
nuklir, radiasi
ion, penggunaan
vitamin K
intramuskular,
populasi yang
berbaur, faktor
endogen yang
mempengaruhi
berat bayi.
3. Faktor-Faktor
Risiko
Leukemia
Anak
Paulina K.
Bangun, et
al.
2014,
RSUP H.
Adam
Malik
Medan
Kuantitatif
dengan
desain
Case
Control
Variabel bebas: usia saat
terdiagnosis,
jenis kelamin,
riwayat leukemia
pada keluarga,
berat anak lahir,
usia ibu, usia
ayah, paparan
terhadap
insektisida,
paparan radiasi,
pemberian ASI,
orang tua
perokok, urutan
kelahiran anak.
Variabel terikat:
Kejadian
leukemia anak
- berat lahir anak
≥4000 gram,
umur ibu saat
hamil ≥35 tahun,
dan paparan
pestisida
merupakan faktor
risiko yang
signifikan dengan
hasil analisis data
berturut-turut OR
10.13 (95% CI
1.124-91.27), OR
4.98 (95% CI
1.276-19.445),
dan OR 6.66
(95% CI 2.021-
21.966).
4. Genetic
Markers, Birth
Characteris-
tics, and
Childhood
Leukemia Risk
Amy
Kennedy
2013,
Houston
Texas
Kuantitatif
dengan
desain
Case
Control
Variabel bebas: riwayat keluarga,
riwayat down’s
syndrome, berat
badan lahir,
panjang badan
lahir, jenis
- Didapatkan hasil
bahwa anak
dengan ras kulit
putih (p
<0.01), usia ibu
saat mengandung
≥35 tahun (p
11
kelamin, paparan
radiasi, paparan
insektisida,
paparan asap
rokok/polusi,
pemberian ASI,
usia ibu saat
mengandung,
usia ayah saat ibu
mengandung,
riwayat
keguguran pada
ibu,
Variabel terikat:
Kejadian
leukemia anak
0.04), panjang
badan lahir ≥ 50
cm (p 0.024)
berhubungan
dengan kejadian
leukemia anak.
5. Hubungan
antara Paparan
Polutan yang
Mengandung
Benzena
dengan
Leukemia
Akut pada
Anak
Faisal I. 2013,
RSUP dr.
Kariadi
Semarang
Kuantitatif
dengan
desain case
control
Variabel bebas: paparan polutan
yang
mengandung
benzena
Variabel terikat: leukemia akut
pada anak
Didapatkan
hubungan
bermakna antara
riwayat kontak
lebih dari 1 sumber
polutan benzena
dengan kejadian
leukemia akut pada
anak (p = 0,034)
6. Pengaruh
Pemberian
ASI Terhadap
Angka
Kejadian
Leukemia
Akut pada
Anak
Rizky
Aditya F.
2013,
RSUP dr.
Kariadi
Semarang
Kuantitatif
dengan
desain case
control
Variabel bebas: Pemberian ASI
pada anak
Variabel terikat: kejadian
leukemia akut
pada anak
Didapatkan nilai p
sebesar 0,078.
Rerata pemberian
ASI pada kelompok
kasus adalah
6,88±7,72 bulan
dibanding
kelompok kontrol
14,68±10,35 bulan
dengan nilai p
sebesar 0,003.
Riwayat pemberian
ASI tidak
berpengaruh
terhadap angka
kejadian leukemia
akut pada anak,
namun lama
pemberian ASI
12
berpengaruh
terhadap angka
kejadian leukemia
akut pada anak.
Semakin lama
durasi pemberian
ASI maka jumlah
kejadian leukemia
akut pada anak
semakin menurun
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya (3) adalah pada
variabel yang menjadi objek penelitian yaitu variabel riwayat keguguran pada ibu.
Selain itu, perbedaan yang lain adalah tempat dilakukannya penelitian yaitu di
Kota Semarang.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1 Lingkup Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Semarang
1.6.2 Lingkup Waktu
Studi kuantitatif ini dilaksanakan selama 1 bulan
1.6.3 Lingkup Keilmuan Kesehatan Masyarakat
Lingkup keilmuan atau materi dalam penelitian ini adalah kejadian kasus
leukemia anak
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Leukemia
Leukemia merupakan sekumpulan penyakit neoplastik yang beragam,
ditandai dengan produksi atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah
di sumsum tulang dan jaringan limfoid yang abnormal (sel leukemia). Produksi
sel leukemia yang bertambah banyak menyebabkan sel leukemia keluar dari
sumsum. Sel leukemia dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi
yang kemudian mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah
normal dan sistem imunitas tubuh sehingga dapat menimbulkan gejala klinis pada
tubuh penderita (Yayan, 2010).
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang
sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum
tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel
darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan
infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen kedalam tubuh) dan
platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya,
Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel
darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah
putih mereproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel
14
darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur
kapankah sel darah diharapkan bereproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon
kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak
terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di
dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila
berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan
kondisi seperti ini (leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah
terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat
cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka
dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan
leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga
memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.
Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel. Ketika pada pemeriksaan
diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut
leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti
neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.
15
2.1.2 Jenis Leukemia
Dari klasifikasi di atas, maka Leukemia dibagi menjadi empat tipe
sebutan:
1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering
terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang
terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
2. Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa
daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik
akut.
3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang
dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita
oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
4. Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa.
Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit (Purnomo, 2010).
2.1.3 Epidemiologi Leukemia
Leukemia adalah jenis kanker anak yang paling umum terjadi. Leukemia
menyumbang angka 30% dari semua jenis kanker yang terdiagnosis pada anak-
anak pada umur kurang dari 15 tahun. Insiden leukemia meningkat per tahun,
namun jumlah pasti kasus baru tidak diketahui karena di banyak negara tidak
semua penderita kanker anak terdaftar dan banyak yang tidak terdiagnosis dengan
benar. Angka-angka ini mengejutkan, mengingat fakta bahwa 70% dari semua
kanker pada anak dapat disembuhkan bila didiagnosis dan diobati bila diketahui
lebih dini (World Health Organization, 2011).
16
American Cancer Society, Surveilance Research (2014) menyebutkan
bahwa di Amerika kejadian leukemia pada anak jenis LLA 3.080 (34%) kasus dan
MLA 730 (9%) kasus. Insiden rate (IR) leukemia berdasarkan usia tertinggi pada
usia 2-4 tahun, berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada laki-laki (196,7 per
1.000.000 penduduk) dibandingkan perempuan (182,3 per 1000.000 penduduk),
dan berdasarkan ras Leukemia sering terjadi pada orang berkulit putih (201,7 per
1.000.000 penduduk) daripada orang berkulit gelap (146,1 per 1.000.000
penduduk). LLA merupakan jenis leukemia yang sering terjadi pada anak-anak,
dimana 3 dari 4 kasus leukemia anak adalah jenis LLA.
Menurut data sistem registrasi kanker di Indonesia (Srikandi) tahun 2005-
2007 menunjukkan insiden kanker pada anak sebesar 9 per 100.000 anak-anak.
Leukemia merupakan kanker tertinggi pada anak sebesar 2,8 per 100.000,
retinoblastoma 2,4 per 100.000, osteosarkoma 0,97 per 100.000, limfoma 0,75 per
100.000, kanker nasopharing 0,43 per 100.000. Kasus kanker pada anak-anak
sebesar 4,7% dari kanker pada semua umur. Angka kematian akibat kanker anak
adalah 50-60% karena pada umumnya penderita dating terlambat atau sudah
dalam stadium lanjut (Profil Kesehatan Indonesia, 2012).
Menurut hasil penelitian Chandrayani S, et al (2010) yang dilakukan di
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta menyebutkan bahwa dari semua jenis
leukemia pada anak, kasus terbanyak terjadi pada anak laki-laki (76,9%)
dibanding perempuan (23,1%) dengan rasio 10 : 3. Kasus terbanyak pada rentang
usia 2-5 tahun (46,2%) dan terendah pada usia <2 tahun (3,8%). Ras/suku
17
terbanyak adalah ras/suku Jawa 88,5% dan terendah adalah suku Manado dan
Minang 1,9% (Chandrayani, 2010).
Berdasarkan penelitian pada pasien leukemia anak di bawah usia 18 tahun
di RS. Haji Adam Malik Medan oleh Paulina K. Bangun, et al tahun 2012,
menyebutkan bahwa leukemia banyak terjadi pada kelompok umur 2-5 tahun
(37,2%) dan terendah pada kelompok umur 11-15 tahun (12,8%). Kejadian lebih
banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki daripada perempuan (52,9% : 47,1%).
Pasien mempunyai riwayat leukemia pada keluarga 4,3% (Paulina, 2014).
2.1.4 Patofisiologi Leukemia
Leukemia disebabkan akibat dari adanya mutasi pada DNA somatik.
Mutasi tersebut disebabkan oleh terjadinya aktivasi onkogen atau deaktivasi gen
tumor supresor dan terganggunya pengaturan program kematian sel (apoptosis).
Mutasi tersebut bisa terjadi secara spontan atau karena pengaruh radiasi atau
pemaparan substansi karsinogen dan erat hubungannya dengan faktor genetik.
Beberapa penderita disebabkan oleh pengaruh radiasi ion, pemaparan bahan kimia
misalnya benzen dan agen kemoterapi alkyl untuk pengobatan malignan
sebelumnya, karakteristik kelahiran anak, kondisi reproduktif orang tua, pengaruh
kondisi lingkungan, faktor immunologi tubuh seseorang dan kebiasaan perilaku
yang tidak sehat seperti merokok. Beberapa faktor tersebut selanjutnya
mempengaruhi tubuh untuk melakukan mutasi DNA somatik. Virus juga ada
hubungannya dengan leukemia, paada hewan uji coba mencit dan hewan uji coba
lainnya dengan infeksi retrovirus ada hubungannya dengan kejadian leukemia.
Retrovirus yang teridentifikasi adalah Human T-lymphotropic virus atau HTLV-1
18
yang selanjutnya diketahui sebagai penyebab T-cell Leukemia. Penderita
leukemia diduga mempunyai gen tunggal atau gen multipel penyebab leukemia,
jenis leukemia bisa sama atau juga bisa jenis leukemia yang lain. Pada kelainan
genetik tersebut individu mempunyai kromosom defek atau kelainan genetik
tertentu yang mempunyai risiko lebih besar terhadap leukemia. Misalnya,
seseorang dengan gejala down’s syndrome mempunyai risiko tinggi terhadap
kejadian leukemia (Darmono, 2012)
2.1.5 Determinan Leukemia
Penyebab leukemia sampai saat ini belum diketahui secara pasti, akan
tetapi menurut penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya ada beberapa faktor
risiko tertentu yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia, yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor internal meliputi, usia anak saat terdiagnosis, jenis kelamin anak,
urutan kelahiran anak, berat anak lahir, usia ibu saat mengandung anak, usia
ayah ketika ibu mengandung anak, riwayat keguguran ibu, dan riwayat
pemberian ASI kepada anak.
a) Jenis kelamin anak
Kejadian leukemia banyak terjadi pada anak laki-laki dibanding anak
perempuan dengan rasio 10:3 (Chandrayai S., 2010). Menurut sulastriana
(2012), kasus leukemia pada laki-laki sebanyak 52,9%. Penelitian dari M.
Tevlik Dorak, et al. (2006) juga menyatakan bahwa laki-laki lebih
berisiko 3 kali terkena leukemia daripada perempuan (OR= 3.05).
19
b) Urutan kelahiran anak
Urutan lahir anak dengan kategori anak pertama dalam keluarga memiliki
OR= 0.87 (95%CI: 0.81-0.93) terhadap kejadian kanker anak yaitu
leukemia (Julie, 2011).
c) Berat anak lahir
Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al (2013) menyatakan
bahwa anak dengan berat bayi lahir ≥3.500 gram memiliki risiko 8,99
kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibanding anak dengan berat
lahir normal dan rendah (OR=8,99).
d) Usia ibu saat mengandung anak
Usia ibu saat mengandung anak berperan menjadi faktor risiko leukemia.
Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al (2013) dikemukakan
bahwa ibu dengan usia ≥35 tahun memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi
untuk anak terkena leukemia dibanding ibu dengan usia 20-34 tahun
(OR=2,2).
e) Usia ayah ketika ibu mengandung anak
Usia ayah ketika ibu mengandung anak juga berperan menjadi factor
risiko leukemia. Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al
(2013) dikemukakan bahwa ayah dengan usia ≥35 tahun memiliki risiko
1,55 kali lebih tinggi untuk anak terkena leukemia dibanding ayah dengan
usia <35 tahun (OR= 1.55).
20
f) Riwayat keguguran pada ibu
Ibu yang pernah mengalami keguguran sebelum kelahiran anak memiliki
risiko anak dengan leukemia 2,19 kali lebih tinggi untuk dibanding ibu
yang tidak memiliki riwayat keguguran (OR= 2.19) (Xiaomei, 2005).
g) Riwayat pemberian ASI kepada anak
Ibu yang tidak memberikan ASI pada anak sebagai makanan pokok
utama pada usia bayi (0-1 tahun) menjadikan anak berisiko 1,22 kali lebih
tinggi untuk terkena leukemia dibanding anak yang mengkonsumsi ASI
pada masa bayi (OR= 1.22) (Paulina, 2013).
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi, paparan radiasi, paparan insektisida rumah
tangga, dan perilaku merokok orang tua.
a) Paparan radiasi sutet
Rumah yang dekat dengan sumber radiasi seperti sutet, ataupun sering
terpapar radiasi seperti radiasi ultraviolet menjadikan Anak memiliki
risiko 4,73 kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibandingkan dengan
anak yang tidak memiliki paparan radiasi (OR=4,73) (Paulina, 2013).
b) Paparan insektisida rumah tangga
Penggunaan insektisida rumah tangga seperti penggunaan obat nyamuk
dapat menjadi faktor risiko terjadinya leukemia anak. Seperti hasil yang
telah dikemukakan dalam penelitian bahwa anak dengan riwayat
penggunaan insektisida rumah tangga memiliki risiko 5,25 kali lebih
21
tinggi untuk terkena leukemia dibandingkan dengan anak yang tidak
memiiki paparan insektisida (OR=5,25) (Paulina, 2013).
c) Perilaku merokok orang tua
Orang tua yang memiliki perilaku merokok memberikan kontribusi dalam
terjadinya leukemia anak. Polusi dari hasil pembakaran memiliki
beberapa unsur bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan kejadian
kanker terutama leukemia pada anak. Hasil penelitian menyatakan bahwa
orang tua yang memiliki perilaku merokok memiliki risiko 1,08 kali lebih
tinggi untuk anak terkena leukemia dibandingkan anak dengan orang tua
tidak merokok (OR= 1.08) (Paulina, 2013).
2.1.6 Tanda dan Gejala Leukemia
Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita,
namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Demam
Penderita akan mengalami demam yang kadang suhu tubuh turun dengan
sendirinya namun setelah itu demam datang dengan suhu tubuh yang lebih
tinggi dari demam sebelumnya. Hal ini akibat dari aktivitas sel imun yang
menyerang sel kanker dalam tubuh sebagai bentuk pertahanan tubuh.
2. Sakit kepala
Penderita sering mengalami pusing yang datang tiba-tiba. Hal ini dikarenakan
aktivitas sel kanker yang menghimpit saraf kerja otak, dimana sel kanker
tersebut masuk ke dalam otak melalui sumsum tulang belakang.
22
3. Berat badan menurun
Berat badan merupakan salah satu gejala yang timbul akibat proses
penyerapan gizi yang tidak stabil karena adanya gangguan sel kanker yang
menyerang organ-organ pencernaan. Fungsi dari organ-organ tersebut
terganggu sehingga fungsinya kurang maksimal.
4. Anemia
Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah
merah dibawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh berkurang,
akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan
kekurangan oksigen dalam tubuh).
5. Perdarahan
Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena
didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan
dijaringan kulit (banyaknya bintik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
6. Terserang Infeksi
Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama
melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang
diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi
semestinya. Akibatnya tubuh penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri,
bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, pilek
dan batuk.
23
7. Nyeri Tulang dan Persendian
Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow)
mendesak padat oleh sel darah putih. Sehingga penderita merasakan nyeri
pada tulang dan persendiannya.
8. Nyeri Perut
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel
leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang
menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri.
Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
9. Pembengkakan Kelenjar Limpha
Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar
lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar
lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan
menyebabkan pembengkakan.
10. Kesulitan Bernafas (Dispnea)
Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada,
apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Pada leukemia akut, gejala-gejala nampak dan memburuk secara cepat.
Orang-orang dengan penyakit ini pergi ke dokter karena mereka merasa sakit.
Gejala-gejala lain dari leukemia akut adalah muntah, bingung, kehilangan
kontrol otot, dan serangan-serangan (epilepsi). Sel-sel leukemia juga dapat
berkumpul pada buah-buah pelir (testikel) dan menyebabkan pembengkakan.
Juga, beberapa pasien-pasien mengembangkan luka-luka pada mata-mata
24
atau pada kulit. Leukemia juga dapat mempengaruhi saluran pencernaan,
ginjal, paru-paru, atau bagian lain dari tubuh (Chandrayani, 2010).
2.1.7 Diagnosis Leukemia
Pemeriksaan darah rutin (seperti hitung jenis darah komplit) memberikan
bukti bahwa seseorang menderita leukemia. Jumlah total sel darah putih bisa
berkurang, normal atau bertambah tetapi jumlah sel darah putih yang belum
matang (sel blast) terlihat dalam contoh darah yang diperiksa di bawah
mikroskop.
Biopsi sumsum tulang hampir selalu dilakukan untuk memperkuat
diagnosis dan menentukan jenis leukemia. Leukemia akut didiagnosa melalui
beberapa alat, seperti :
a. Pemeriksaan morfologi, darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsi
sumsum tulang
b. Pewarnaan sitokimia
c. Immunofenotipe
d. Sitogenetika
e. Diagnostik molekuler
2.1.8 Penanganan dan Pengobatan Leukemia
Penanganan dan pengobatan Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang
muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan
dan pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan cara salah satu ataupun
gabungan dari beberapa metode, seperti:
25
a. Kemoterapi
b. Terapi radiasi
c. Transplantasi sumsum tulang
Tujuan pengobatan adalah mencapai kesembuhan total dengan
menghancurkan sel-sel leukemia sehingga sel normal bias tumbuh kembali di
dalam sumsum tulang. Penderita yang menjalani kemoterapi perlu dirawat di
rumah sakit selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada
respon yang ditunjukkan oleh sumsum tulang belakang. Sebelum sumsum tulang
kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan :
a. Transfusi sel darah merahuntuk mengatasi anemia
b. Transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan
c. Antibiotik untuk mengatasi infeksi
Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering digunakan dan dosisnya
diulang elama beberpa hari atau beberapa minggu. Suatu kombinasi terdiri dari
prednisone per-oral dan dosis mingguan dari vinkristin dengan antrasiklin atau
asparaginase intravena. Untuk mengatasi sel leukemia di otak, biasanya diberikan
suntikan metotreksat langsung ke dalam cairan spinal dan terapi penyinaran ke
otak. Beberapa minggu atau beberapa bulan setelah pengobatan awal yang intensif
untuk menghancurkan sel leukemia, diberikan kemoterapi konsolidasi dan
kemoterapi rehabilitasi untuk menghancurkan sisa-sisa sel leukemik dalam tubuh
penderita. Proses pengobatan bisa berlangsung selama 2-3 tahun (Yayan, 2010).
26
2.1.9 Prognosis Leukemia
Setelah seseorang yang terdignosis leukemia namun kemudian tidak
menjalani pengobatan dapat meningkatkan keparahan penyakit yang selanjutnya
dapat mengakibatkan kematian. Lebih dari 90% penderita yang menjalani
pengobatan kemoterapi tahap awal memperlihatkan kemajuan berupa
terkendalinya produksi sel leukemia dalam tubuh.
Banyak penderita mengalami kekambuhan, namun 50% anak-anak yang
tidak memperlihatkan tanda dan gejala leukemia dalam kurun waktu 5 tahun
setelah pengobatan dinyatakan sembuh. Anak-anak yang berusia 3-7 tahun ketika
terdiagnosis leukemia memilki prognosis paling baik. Anak-anak dengan jumlah
sel darah putih <25.000 sel/mikroL darah ketika terdiagnosis memiliki prognosis
lebih baik daripada penderita dengan jumlah sel darah putih >25.000 sel/miktoL
darah (Yayan, 2010).
27
2.2 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Diagram Alir Kerangka Teori Faktor-Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang
Sumber : Xiaomei Ma, et al., 2005 ; M. Tevlik Dorak, et al., 2006 ; M.N.
Bustan, 2007 ; Nur Nasry Noor, 2008 ; Andreas C. dan Panagiota V.,
2012 ; Paulina K. Bangun, et al., 2014 ; Buitenkamp T.D., et al., 2014.
OR = 1.22
Leukemia Anak
Faktor Internal
Berat Lahir
Anak
Jenis kelamin
Anak
Usia Ibu saat
mengandung
Anak
Usia Ayah
saat Ibu
mengandung
Anak
Urutan lahir
Anak
Riwayat
keguguran
pada Ibu
Riwayat
Pemberian
ASI pada
Anak
Faktor Lingkungan
Penggunaan
Insektisida
Rumah Tangga
Perilaku Orang
Tua Perokok
Paparan
Radiasi
OR = 1.08
OR = 3.05
OR = 6.66 OR = 1.55
OR = 2.19
OR = 1.0
OR = 10.13
OR = 4.98 OR = 0.17
OR= 1,22
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Diagram Alir Kerangka Konsep Faktor-Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang
3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik, yaitu riset
epidemiologi yang bertujuan mencari hubungan antar variabel berdasarkan data
yang dianalisis (Sudigdo, 2008).
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Case Control, yaitu
suatu penelitian observasional analitik yang mempelajari hubungan antara
observasi atau pengukuran terhadap variabel bebas (faktor risiko) dan variabel
Berat anak lahir
Urutan kelahiran anak
Jenis kelamin anak
Riwayat pemberian ASI
Riwayat keguguran pada ibu
Usia ibu saat mengandung anak
Penggunaan insektisida rumah
Usia ayah saat ibu mengandung anak
Paparan radiasi sutet
Perilaku merokok orang tua
Kejadian Leukemia Anak
29
tergantung (efek) dilakukan dengan mengelompokkan antara kelompok kasus dan
kelompok kontrol sebagai pembanding (Sudigdo, 2008).
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
3.3.1 Faktor jenis kelamin anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di
Kota Semarang
3.3.2 Faktor urutan kelahiran anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak
di Kota Semarang
3.3.3 Faktor berat anak lahir berhubungan dengan kejadian leukemia anak di
Kota Semarang
3.3.4 Faktor usia ibu saat mengandung anak berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang
3.3.5 Faktor usia ayah saat ibu saat mengandung anak berhubungan dengan
kejadian leukemia anak di Kota Semarang
3.3.6 Faktor riwayat keguguran pada ibu berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang
3.3.7 Faktor riwayat pemberian ASI pada anak berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang
3.3.8 Faktor paparan radiasi sutet berhubungan dengan kejadian leukemia anak
di Kota Semarang
3.3.9 Faktor paparan insektisida rumah tangga berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang
30
3.3.10 Faktor perilaku orang tua merokok berhubungan dengan kejadian
leukemia anak di Kota Semarang
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
No. Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Kategori Skala
Variabel Bebas
1. Jenis
kelamin
anak
Jenis kelamin
ditentukan
berdasarkan alat
reproduksinya
Kuesioner 1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
2. Berat anak
lahir
Hasil penimbangan
berat badan anak
sesaat setelah
dilahirkan
Kuesioner dan
wawancara
1. ≤ 2500 gr
2. 2501-3499 gr
3. ≥3500 gr
(Paulina, 2013)
Nominal
3. Urutan
kelahiran
anak
Urutan kelahiran
anak dalam
keluarga
Kuesioner dan
wawancara
1. I
2. II
3. III dan
seterusnya
(Chandrayani, 2010)
Ordinal
4. Usia ibu Bilangan tahun usia
ibu dimulai sejak
dilahirkan sampai
dengan
mengandung anak
(penderita)
Kuesioner dan
wawancara
1. <20 tahun
2. 20-34 tahun
3. ≥35 tahun
(Paulina, 2013)
Ordinal
5. Usia ayah Bilangan tahun usia
ayah dimulai sejak
dilahirkan sampai
dengan saat ibu
mengandung anak
(penderita)
Kuesioner dan
wawancara
1. <20 tahun
2. 20-34 tahun
3. ≥35 tahun
(Paulina, 2013)
Ordinal
6. Riwayat
keguguran
ibu
Riwayat ibu yang
mengalami
keguguran sebelum
melahirkan anak
Kuesioner dan
wawancara
1. Tidak Pernah
2. Pernah
Nominal
31
7. Riwayat
pemberian
ASI
Riwayat ibu yang
memberikan ASI
pada anak sebagai
makanan pokok
utama sewaktu
anak tersebut masih
bayi
Kuesioner dan
wawancara
1. Tidak
2. Ya
Nominal
8. Paparan
radiasi
sutet
Paparan radiasi
yang bersumber
dari sutet dimana
seseorang berada
dalam satu wilayah
dengan sumber
radiasi
Kuesioner dan
wawancara
1. Tidak terpapar
(jarak >200 m)
2. Terpapar
(Jarak <200 m)
(Chandrayani, 2010)
Nominal
9. Pengguna-
an
insektisida
rumah
tangga
Seseorang
menggunakan
insekstisida rumah
tangga seperti obat
nyamuk, obat
semut, obat
pembasmi kecoa,
dan obat pembasmi
serangga yang lain
Kuesioner dan
wawancara
1. Ya
2. Tidak
Nominal
10. Perilaku
merokok
orang tua
orang tua yang
mempunyai
perilaku merokok
Kuesioner dan
wawancara
1. Merokok
2. Tidak merokok
Nominal
Variabel Terikat
11. Kejadian
Leukemia
anak
Anak dengan
diagnosis positif
leukemia
Wawancara
dan Kuesioner
1. Ya
2. Tidak
Nominal
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1 Populasi
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2013), populasi adalah keseluruhan objek
yang diteliti.
32
3.5.1.1 Populasi kasus dalam penelitian ini yaitu penderita leukemia anak di
Yayasan Hematologi Yasmia Semarang yang tercatat pada Januari-Maret
2015. Jumlah populasi penelitian ini berjumlah 31 orang.
3.5.1.2 Populasi kontrol dalam penelitian ini adalah anak tidak dengan diagnosis
leukemia yang dibuktikan dengan tidak ditemukan adanya tanda dan
gejala klinis leukemia, tinggal dalam satu wilayah desa/kelurahan
(tetangga) dengan responden kelompok kasus.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yan dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2009). Dari jumlah populasi yang didapatkan maka diambil sampel
sesuai dengan rumus pengambilan sampel untuk kasus kontrol sebagai berikut:
n1 = n2 = √ √
(Soekidjo Notoadmodjo, 2010)
Keterangan :
n1 = n2 : Besar sampel untuk kasus dan kontrol
Zα : Tingkat kepercayaan (95% = 1,960)
Zβ : Power penelitian (0,842)
P1 : proporsi terjadinya efek pada kasus
P2 : proporsi terjadinya efek pada control (0,34)
Q : proporsi kontrol terpapar
OR : 2,19 (Xiaomei, 2005)
P1
= 0,68
33
Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,68 = 0,32
Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,34 = 0,66
P =
(P1+P2)
=
(0,68+0,34) = 0,51
Q =
(Q1+Q2)
=
(0,32+0,66) = 0,49
n1 = n2 = √ √
n1 = n2 = √ √
n1 = n2 = √ √
n1 = n2 =
n1 = n2 =
n1 = n2 =
n1 = n2 = 30,9 ≈ 31
n1 = n2 = 31 orang
Dari hasil perhitungan sampel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah
sampel minimal pada penelitian ini adalah 31 orang. Maka, besar sampel yang
diambil adalah 31 sampel kasus dan 31 sampel kontrol (perbandingan 1:1).
34
Jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 62 sampel. Responden
dalam penelitian ini adalah orang tua atau keluarga dari sampel.
3.5.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang berfungsi
untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling dalam penelitian yang bisa digunakan (Sugiyono, 2009).
Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu jumlah sampel yang
diambil dari jumlah keseluruhan populasi.
Kriteria sampel:
a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari populasi
target dan pada populasi terjangkau (Sastroasmoro dan Sofyan, 2010).
1) Kriteria inklusi sampel kasus
a) Anak yang berumur 0-18 tahun
b) Anak dengan diagnosis leukemia
c) Tempat tinggal di Kota Semarang
2) Kriteria sampel kontrol
a) Anak yang berumur 0-18 tahun
b) Anak tidak dengan diagnosis leukemia
c) Bersedia menjadi responden
d) Tempat tinggal di Kota Semarang
b. Kriteria eksklusi adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi
harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab (Sastroasmoro dan
Sofyan, 2010).
35
Kriteria eksklusi:
a) Tidak bersedia menjadi responden
b) Tidak bertempat tinggal di Kota Semarang
3.6 Sumber Data
3.6.1 Data Primer
Data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara
langsung dengan penderita leukemia akut, yaitu berupa data tentang :
1. Jenis kelamin anak
2. Urutan kelahiran anak
3. Berat anak lahir
4. Usia ibu saat mengandung anak
5. Usia ayah saat ibu mengandung anak
6. Riwayat keguguran ibu
7. Riwayat pemberian ASI
8. Paparan radiasi sutet
9. Paparan insektisida rumah tangga
10. Perilaku merokok orang tua
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari Yayasan Hematologi Yasmia Semarang
berupa nama, umur, alamat, nomor telepon, dan jumlah penderita leukemia anak
pada tahun Januari-Maret 2015.
36
3.7 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah
diolah (Suharsini Arikunto, 2013). Instrumen dalam penelitian ini berupa
kuesioner untuk mendapatkan data primer dan sekunder sebagaimana disebutkan
sebelumnya di atas.
3.7.1 Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri dengan
langkah awal mencari sumber data sekunder terlebih dahulu, dilanjutkan dengan
mengurus perizinan tempat survei, setelah itu melakukan survei lapangan dengan
melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner tertutup yang
telah ditentukan terlebih dahulu jawabannya.
3.8 Prosedur Penelitian
3.8.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan
sekunder. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil penelitian dengan
memberikan kuesioner kepada responden saat penelitian. Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh dari gambaran umum wilayah penelitian dan
data khusus lainnya berupa profil kesehatan, laporan, dan catatan rekam medik
rumah sakit terkait serta dengan wawancara bebas dengan unit-unit terkait mulai
dari tingkat puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah sakit, Dinas
37
Kesehatan Provinsi, Direktorat Jendreral P2PL RI), dan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes RI).
3.8.2 Pengolahan Data
3.8.2.1 Editing
Editing adalah kegiatan memeriksa kelengkapan kuesioner, kejelasan
jawaban dan konsistensi antar jawaban.
3.8.2.2 Koding
Koding adalah kegiatan mengklasifikasikan jawaban menurut kategori
masing-masing.
3.8.2.3 Entri
Data yang telah dimasukkan dalam komputer dengan program SPSS versi
16 for Windows.
3.8.2.4 Tabulasi
Kegiatan memasukkan data ke dalam kelompok data sesuai variabel yang
akan diteliti.
3.8.3 Analisis Data
3.8.3.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel
dari hasil penelitian (Soekidjo, 2005). Data hasil penelitian dideskripsikan dalam
bentuk tabel, grafik, dan narasi untuk mengevaluasi besarnya proporsi masing-
masing variabel yang diteliti, yaitu ada atau tidaknya perbedaan antara kedua
kelompok penelitian. Analisis univariat bermanfaat untuk melihat apakah data
sudah layak untuk dilakukan analisis, melihat gambaran data yang dikumpulkan
38
dan apakah data sudah optimal untuk dianalisis lebih lanjut. Semua variabel
dianalisa untuk mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi.
3.8.3.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Soekidjo, 2005). Analisis ini
digunakan untuk faktor antar variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-
sendiri. Analisis menggunakan uji chi square dengan menggunakan α = 0,05 dan
Confidence Interval (CI) sebesar 95%. Estimasi besar sampel dihitung dengan
menggunakan odd ratio (OR). Dalam penelitian ini, uji chi square digunakan
sebagai uji dependensi untuk menguji hipotesis, mengenai ada atau tidaknya
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2012).
3.9 Teknik Analisis Data
Berdasarkan sifat data, teknik analisis dapat dibedakan menjadi dua, yakni
1) teknik analisis kualitatif dan 2) teknik analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini
teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif, dimana teknik
ini disebut juga teknik statistik, yang digunakan untuk mengolah data berupa
angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil dari konvensi ini lebih banyak
digunakan dalam penelitian karena menghasilkan kesimpulan yang lebih tepat
dibandingkan dengan teknik analisis kuantitatif (Soekidjo, 2005).
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum
Yayasan Hematologi Yasmia didirikan pada tanggal 15 Februari 1984.
Semula bernama Yayasan Leukemia Semarang yang diprakarsai oleh Ibu Yetty
Imam Soetarto dan disingkat Yasmia. Tujuan awal didirikannya Yasmia adalah
membantu meningkatkan gizi bagi anak-anak penderita leukemia.
Berjalannya waktu, Yasmia menetapkan untuk dapat memberikan bantuan
lain berupa obat untuk anak-anak penderita leukemia dan penyakit kelainan darah
lainnya. Mengingat yang dibantu bukan hanya penderita leukemia, namun juga
membantu penderita kelainan darah yang lain seperti, thalassemia dan hemophilia,
maka dilakukan perubahan nama dari Yasmia menjadi Yayasan Hematologi
Yasmia.
Yayasan Hematologi Yasmia merupakan salah satu Yayasan yang berada
di Provinsi Jawa Tengah. Yayasan tersebut menaungi penderita kelainan darah
seperti leukemia, thalassemia, dan hemophilia. Yayasan Hematologi Yasmia
dalam hal ini mempunyai beberapa peran yaitu memberikan kunjungan dan
pendampingan terhadap orang tua dan penderita, memberikan informasi dan
penjelasan lebih lanjut mengenai penyakit yang sedang diderita oleh anaknya.
Sehingga orang tua dapat lebih mengerti dan faham mengenai kondisi anaknya
dan sebagai tindak lanjutnya dari pihak orang tua dapat memberikan pengawasan
terhadap anak dalam berkegiatan sehari-hari ketika tidak sedang di rumah sakit
untuk menjalani pengobatan, pengawasan terhadap beberapa makanan yang tidak
40
boleh dikonsumsi, dan pengawasan dalam pemenuhan zat gizi seimbang selama
masa pengobatan dan masa pemulihan.
Selain itu, Yayasan Hematologi Yasmia juga memiliki rumah singgah
yang berfungsi sebagai tempat tinggal sementara pasien dan keluarganya. Tujuan
didirikan rumah singgah adalah membantu para pasien yang membutuhkan tempat
tinggal sementara khususnya untuk pasien yang berasal dari luar Kota Semarang
selama dalam masa menanti jadwal pelaksanaan pengobatan selanjutnya,
mengingat jeda waktu pengobatan pasien sebelum dan selanjutnya tidak terlalu
lama yaitu 1 minggu. Sehingga jika pasien dipaksa untuk pulang ke rumah
kemudian pergi ke rumah sakit lagi dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi
tubuh pasien yang akan berakibat buruk pada pengobatan selanjutnya. Untuk
biaya penginapan, pasien hanya dibebankan untuk membayar iuran wajib per hari
yang jumlahnya 25.000 rupiah/kamar. Untuk setiap kamar, dapat digunakan
maksimal 2 orang.
Mengingat harga obat pasien yang mahal, Yayasan Hematologi Yasmia
mengeluarkan kebijakan berupa memberikan bantuan potongan harga untuk obat-
obatan tertentu yang dikonsumsi pasien. Namun kebijakan tersebut hanya berlaku
untuk obat yang didapatkan dari Yayasan Hematologi Yasmia. Dengan
memberikan potongan harga sebesar 50%, sehingga pasien hanya dibebankan
untuk membayarkan 50% sisanya untuk mendapatkan obat tersebut. Obat tersebut
sebelumnya dibeli oleh Yayasan Hematologi Yasmia dari distributor obat dengan
harga normal kemudian diberikan kepada pasien dengan memberikan potongan
harga sebesar 50%.
41
Berdasarkan data dari Yayasan Hematologi Yasmia (2015) bahwa jumlah
pasien leukemia anak yang terdaftar dalam Yayasan Hematologi Yasmia
mengalami tren yang fluktuatif bahkan meningkat dengan jumlah penderita dari
tahun 2011 adalah 33 penderita, tahun 2012 sebesar 37 penderita, tahun 2013
sebesar 44 penderita, dan tahun 2014 sebesar 53 penderita.
Menurut data di Yayasan Hematologi Yasmia dari bulan Januari hingga
Maret (2015) penderita leukemia anak yang sudah terdaftar di Yayasan
Hematologi Yasmia berjumlah 59 penderita dengan penderita leukemia anak yang
bertempattinggal di Kota Semarang berjumlah 31 penderita dan 28 penderita
bertempattinggal di luar Kota Semarang. Pasien yang bertempattinggal di luar
Kota Semarang berasal dari berbagai daerah diantaranya, Kudus, Jepara, Demak,
Pati, Rembang, Kendal, Salatiga, Batang, Pemalang, Tegal, Brebes, Medan,
Jambi, Manado, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, Bogor, dan Jakarta.
Jumlah penderita laki-laki sebesar 36 anak dan perempuan sebesar 23
anak, untuk anak umur 0-5 tahun berjumlah 32 anak, umur 6-15 tahun 22 anak,
dan umur 16-18 tahun 5 anak. Seluruh penderita yang tercatat merupakan pasien-
pasien yang mendapatkan pengobatan dan perawatan intensif dari tenaga medis
rumah sakit di Semarang, seperti RSUP. dr. Kariadi, RS. Elizabeth, dan RS.
Telogorejo.
42
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Univariat
Analisi univariat dilakukan terhadap tiap variabel penelitian. Pada analisis
ini akan menghasilakan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel yang
berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia
Semarang.
Adapun variabel-variabel yang dianalisis dalam analisis univariat yaitu
jenis kelamin, urutan lahir, berat anak lahir, usia ibu saat melahirkan, usia ayah
saat ibu melahirkan, riwayat keguguran pada ibu, riwayat pemberian ASI pada
anak, paparan radiasi sutet, dan perilaku merokok orang tua.
4.2.1.1. Distribusi Sampel Menurut Umur Anak
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan
umur. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan umur dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Sampel Menurut Umur Anak
No Umur Kasus Kontrol
N % N %
1 0-5 tahun 20 64,5 20 64,5
2 6-15 tahun 8 25,8 8 25,8
3 16-18 tahun 3 9,7 3 9,7
Jumlah 31 100,00 31 100,00
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 20 sampel (64,5%) berumur 0-5 tahun, 8 sampel (25,8%) berumur 6-15
tahun, dan 3 sampel (9,7%) berumur 16-18 tahun, dari 31 sampel kontrol
43
sebanyak 20 sampel (64,5%) berumur 0-5 tahun, 8 sampel (25,8%) berumur 6-15
tahun, dan 3 sampel (9,7%) berumur 16-18 tahun.
4.2.1.2. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Anak
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan jenis
kelamin. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Anak
No Jenis Kelamin Anak Kasus Kontrol
N % N %
1 Laki-laki 20 64,5 18 58,1
2 Perempuan 11 35,5 13 41,9
Jumlah 31 100,00 31 100,00
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 20 sampel (64,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 11 sampel (35,5%)
berjenis kelamin perempuan, dari 31 sampel kontrol 18 sampel (58,1%) berjenis
kelamin laki-laki dan 13 sampel (41,9 %) berjenis kelamin perempuan.
4.2.1.3. Distribusi Sampel Menurut Urutan Lahir Anak
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan
urutan lahir anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan urutan lahir
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Sampel Menurut Urutan Lahir
No Urutan Lahir Anak Kasus Kontrol
N % N %
1 Pertama 16 51,6 15 48,4
2 Kedua 6 19,4 6 19,4
3 Ketiga dan seterusnya 9 29,0 10 32,3
Jumlah 31 100,0 31 100,0
44
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 16 sampel (51,6%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir
kedua, dan 9 sampel (29,0%) anak lahir ketiga dan seterusnya, dari 31 sampel
kontrol 15 sampel (48,4%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir kedua
dan 10 sampel (32,3%) anak lahir ketiga dan seterusnya.
4.2.1.4. Distribusi Sampel Menurut Berat Anak Lahir
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan berat
anak lahir. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan berat anak lahir
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Sampel Menurut Berat Anak Lahir
No Berat Lahir Anak Kasus Kontrol
N % N %
1 < 2.500 gr 8 25,8 3 4,8
2 2.500-3.499 gr 10 32,3 22 35,5
3 ≥ 3.500 gr 13 41,9 6 9,7
Jumlah 31 100,00 31 100,00
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 8 sampel (25,8%) berat anak lahir < 2.500 gr, 10 sampel (32,3%) berat
anak lahir 2.500-3.499 gr, dan 13 sampel (41,9%) berat anak lahir ≥ 3.500 gr, dari
31 sampel kontrol 3 sampel (4,8%) berat anak lahir < 2.500 gr, 22 sampel sampel
(35,5%) berat anak lahir 2.500-3.499 gr dan 6 sampel (9,7%) berat anak lahir
≥ 3.500 gr.
4.2.1.5. Distribusi Sampel Menurut Usia Ibu saat Mengandung Anak
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan usia
ibu saat mengandung anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan
usia ibu saat mengandung anak dapat dilihat pada tabel berikut:
45
Tabel 4.5. Distribusi Sampel Menurut Usia Ibu saat Mengandung Anak
No Usia Ibu saat
Melahirkan
Kasus Kontrol
N % N %
1 < 20 tahun 0 0 0 0
2 20-34 tahun 24 77,4 25 80,6
3 ≥ 35 tahun 7 22,6 6 19,4
Jumlah 31 100,00 31 100,00
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 0 sampel (0%) usia ibu saat mengandung anak < 20 tahun, 24 sampel
(77,4%) usia ibu saat mengandung anak 20-34 tahun, dan 7 sampel (22,6%) usia
ibu mengandung anak ≥ 35 tahun, dari 31 sampel kontrol 0 sampel (0%) usia ibu
saat mengandung anak < 20 tahun, 25 sampel (80,6%) usia ibu saat mengandung
anak 20-34 tahun, dan 6 sampel (19,4%) usia ibu saat mengandung anak ≥ 35
tahun.
4.2.1.6. Distribusi Sampel Menurut Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan usia
ayah saat ibu mengandung anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel
berdasarkan usia ayah saat ibu mengandung anak dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Sampel Menurut Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak
No Usia Ayah saat Ibu
Melahirkan
Kasus Kontrol
N % N %
1 <20 tahun 0 0 0 0
2 20-34 tahun 22 71,0 22 71,0
3 ≥ 35 tahun 9 29,0 9 29,0
Jumlah 31 100,00 31 100,00
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 0 sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun,
46
22 sampel (71,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak 20-34 tahun, dan 9
sampel (29,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak ≥ 35 tahun, dari 31 sampel
kontrol 0 sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun, 22 sampel
(71,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak 20-34 tahun, dan 9 sampel (29,0%)
usia ayah saat ibu mengandung anak ≥ 35 tahun.
4.2.1.7. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Keguguran pada Ibu
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan
riwayat keguguran pada ibu. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan
riwayat keguguran pada ibu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Keguguran pada Ibu
No Riwayat Keguguran
Ibu
Kasus Kontrol
N % N %
1 Tidak Pernah 14 45,2 24 77,4
2 Pernah 17 54,8 7 22,6
Jumlah 31 100,00 31 100,00
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 14 sampel (45,2%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan
17 sampel (35,5%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu, dari 31 sampel
kontrol 24 sampel (77,4%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan 7
sampel (22,6%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu.
4.2.1.8. Distribusi Sampel Menurut Riwayat pemberian ASI pada Anak
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan
riwayat pemberian ASI pada anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel
berdasarkan riwayat pemberian ASI pada anak dapat dilihat pada tabel berikut:
47
Tabel 4.8. Distribusi Sampel Menurut Riwayat pemberian ASI pada Anak
No Riwayat Pemberian
ASI Anak
Kasus Kontrol
N % N %
1 Diberikan 13 41,9 24 77,4
2 Tidak Diberikan 18 58,1 7 22,6
Jumlah 31 100,00 31 100,00
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 13 sampel (41,9%) anak diberikan ASI dan 18 sampel (58,1%) anak
tidak diberikan ASI, dari 31 sampel kontrol 24 sampel (77,4%) anak diberikan
ASI dan 7 sampel (22,6%) anak tidak diberikan ASI.
4.2.1.9. Distribusi Sampel Menurut Paparan Radiasi Sutet
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan
paparan radiasi sutet. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan paparan
radiasi sutet dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9. Distribusi Sampel Menurut Paparan Radiasi Sutet
No Riwayat Paparan
Radiasi
Kasus Kontrol
N % N %
1 Terpapar 28 90,3 30 96,8
2 Tidak Terpapar 3 9,7 1 3,2
Jumlah 31 100,00 31 100,00
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 28 sampel (90,3%) anak terpapar radiasi dan 3 sampel (9,7%) anak tidak
terpapar radiasi, dari 31 sampel kontrol 30 sampel (96,8%) anak terpapar radiasi
dan 1 sampel (3,2%) anak tidak terpapar radiasi.
4.2.1.10. Distribusi Sampel Menurut Penggunaan Insektisida Rumah Tangga
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan
penggunaan insektisida rumah tangga. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel
48
berdasarkan penggunaan insektisida rumah tangga dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.10. Distribusi Sampel Menurut Penggunaan Insektisida Rumah Tangga
No Riwayat Penggunaan
Insektisida RT
Kasus Kontrol
N % N %
1 Iya 23 74,2 13 41,9
2 Tidak 8 25,8 18 58,1
Jumlah 31 100,00 31 100,00
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 23 sampel (74,2%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 8
sampel (25,8%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga, dari 31 sampel
kontrol 13 sampel (41,9%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 18 sampel
(58,1%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga.
4.2.1.11. Distribusi Sampel Menurut Perilaku Merokok Orang Tua
Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan
perilaku merokok orang tua. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan
perilaku merokok orang tua dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11. Distribusi Sampel Menurut Perilaku Merokok Orang Tua
No Perilaku Merokok
Orang Tua
Kasus Kontrol
N % N %
1 Merokok 24 77,4 9 29,0
2 Tidak Merokok 7 22,6 22 71,0
Jumlah 31 100,00 31 100,00
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 24 sampel (77,4%) mempunyai orang tua dengan perilaku merokok dan
7 sampel (22,6%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku merokok,
dari 31 sampel kontrol 9 sampel (29,0%) mempunyai perilaku orang tua dengan
49
merokok dan 22 sampel (71,0%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku
merokok.
4.2.2. Analisi Bivariat
4.2.2.1. Hubungan antara Jenis Kelamin Anak dengan Kejadian Leukemia
Anak
Tabel 4.12. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Leukemia
Anak
Jenis
Kelamin
Anak
Kejadian Leukemia Anak Total p
value OR
95%
CI Kasus Kontrol
N % N % N %
Laki-laki 20 64,5 18 58,1 38 100
0,602 0,762 0,273-
2,122 Perempuan 11 35,5 13 41,9 24 100
Jumlah 31 50 31 50 62 100
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 20 sampel (64,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 11 sampel (35,5%)
berjenis kelamin perempuan, dari 31 sampel kontrol 18 sampel (58,1%) berjenis
kelamin laki-laki dan 13 sampel (41,9 %) berjenis kelamin perempuan.
Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai
p value 0,602 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin
anak dengan kejadian leukemia anak.
50
4.2.2.2. Hubungan antara Urutan Lahir Anak dengan Kejadian Leukemia
Anak
Tabel 4.13. Tabulasi Silang antara Urutan Lahir dengan Kejadian Leukemia
Anak
Urutan Lahir
Anak
Kejadian Leukemia Anak Total
p value Kasus Kontrol
N % N % N %
Pertama 16 51,6 15 48,4 31 100
0,958 Kedua 6 19,4 6 19,4 12 100
Ketiga/Lebih 9 29,0 10 32,3 19 100
Jumlah 31 50 31 50 62 100
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 16 sampel (51,6%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir
kedua, dan 9 sampel (29,0%) anak lahir ketiga dan seterusnya, dari 31 sampel
kontrol 15 sampel (48,4%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir kedua
dan 10 sampel (32,3%) anak lahir ketiga dan seterusnya. Hasil analisis yang
diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 0,958 (> α 0,05),
yang artinya tidak ada hubungan antara urutan lahir anak dengan kejadian
leukemia anak.
4.2.2.3. Hubungan antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia
Anak
Tabel 4.14. Tabulasi Silang antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia
Anak
Berat Anak Lahir
Kejadian Leukemia Anak Total
p value Kasus Kontrol
N % N % N %
< 2.500 gram 8 25,8 3 4,8 11 100
0,009 2.500 - 3.499 gram 10 32,3 22 35,5 32 100
≥ 3.500 gram 13 41,9 6 9,7 19 100
Jumlah 31 50 31 50 62 100
51
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 8 sampel (25,8%) berat anak lahir < 2.500 gr, 10 sampel (32,3%) berat
anak lahir 2.500 - 3.499 gr, dan 13 sampel (41,9%) berat anak lahir ≥ 3.500 gr,
dari 31 sampel kontrol 3 sampel (4,8%) berat anak lahir < 2.500 gr, 22 sampel
(35,5%) berat anak lahir 2.500 - 3.499 gr dan 6 sampel (9,7%) berat anak lahir ≥
3.500 gr.
Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai
p value 0,009 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara berat anak ketika lahir
≥ 3.500 gram dengan kejadian leukemia anak.
4.2.2.4. Hubungan antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan
Kejadian Leukemia Anak
Tabel 4.15. Tabulasi Silang antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan
Kejadian Leukemia Anak
Usia Ibu saat
Mengandung
Anak
Kejadian Leukemia
Anak Total p
value OR 95% CI
Kasus Kontrol
N % N % N %
≤ 20 tahun 0 0 0 0 0 0
0,755 1,215
0,375-
4,141 21 - 34 tahun 24 77,4 25 80,6 49 100
≥ 35 tahun 7 22,6 6 19,4 13 100
Jumlah 31 50 31 50 62 100
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 0 sampel (0%) usia ibu saat mengandung anak < 20 tahun, 24 sampel
(77,4%) usia ibu saat mengandung anak 20-34 tahun, dan 7 sampel (22,6%) usia
ibu saat mengandung anak ≥ 35 tahun, dari 31 sampel kontrol 0 sampel (0%) usia
ibu saat mengandung anak < 20 tahun, 25 sampel (80,6%) usia ibu saat
mengandung anak 20-34 tahun, dan 6 sampel (19,4%) usia ibu saat mengandung
anak ≥ 35 tahun.
52
Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai
p value 0,755 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara usia ibu saat
mengandung anak dengan kejadian leukemia anak.
4.2.2.5. Hubungan antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak dengan
Kejadian Leukemia Anak
Tabel 4.16. Tabulasi Silang antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak
dengan Kejadian Leukemia Anak
Usia Ayah
saat Ibu
Mengandung
Anak
Kejadian Leukemia
Anak Total p
value OR 95% CI Kasus Kontrol
N % N % N %
≤ 20 tahun 0 0 0 0 0 0
1,000 1,000 0,334-
2,994 21 - 34 tahun 22 71,0 22 71,0 44 100
≥ 35 tahun 9 29,0 9 29,0 18 100
Jumlah 31 50 31 50 62 100
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 0 sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun, 22
sampel (71,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak 20-34 tahun, dan 9 sampel
(29,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak ≥ 35 tahun, dari 31 sampel kontrol 0
sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun, 22 sampel (71,0%)
usia ayah saat ibu mengandung anak 20-34 tahun, dan 9 sampel (29,0%) usia ayah
saat ibu mengandung anak ≥ 35 tahun.
Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai
p value 1,000 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara usia ayah saat
ibu mengandung anak dengan kejadian leukemia anak.
53
4.2.2.6. Hubungan antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan Kejadian
Leukemia Anak
Tabel 4.17. Tabulasi Silang antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan
Kejadian Leukemia Anak
Riwayat
Keguguran
Ibu
Kejadian Leukemia
Anak Total p
value OR 95%
CI Kasus Kontrol
N % N % N %
Tidak Pernah 14 45,2 24 77,4 38 100 0,009 4,163
1,386-
12,503 Pernah 17 54,8 7 22,6 24 100
Jumlah 31 50 31 50 62 100
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 14 sampel (45,2%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan
17 sampel (35,5%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu, dari 31 sampel
kontrol 24 sampel (77,4%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan 7
sampel (22,6%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu.
Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai
p value 0,009 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara riwayat keguguran
pada ibu dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd
Ratio (OR) sebesar 4,163. Hal ini berarti ibu yang mempunyai riwayat keguguran
memiliki peluang 4,163 kali lebih besar untuk anak menderita leukemia
dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat keguguran. Dari hasil
analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar 1,386-
12,503, yang artinya ada hubungan yang kuat antara riwayat keguguran pada ibu
dengan kejadian leukemia anak.
54
4.2.2.7. Hubungan antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan
Kejadian Leukemia Anak
Tabel 4.18. Tabulasi Silang antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan
Kejadian Leukemia Anak
Riwayat
Pemberian
ASI Anak
Kejadian Leukemia Anak Total
p
value OR 95%
CI Kasus Kontrol
N % N % N %
Tidak
diberikan 13 41,9 24 77,4 37 100
0,004 4,747 1,575-
14,312 Diberikan 18 58,1 7 22,6 25 100
Jumlah 31 50 31 50 62 100
Berdasarkan tabel 4.18 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 13 sampel (41,9%) anak diberikan ASI dan 18 sampel (58,1%) anak
tidak diberikan ASI, dari 31 sampel kontrol 24 sampel (77,4%) anak diberikan
ASI dan 7 sampel (22,6%) anak tidak diberikan ASI.
Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai
p value 0,004 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara riwayat pemberian
ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah
Odd Ratio (OR) sebesar 4,747. Hal ini berarti anak yang tidak diberikan ASI
memiliki peluang 4,747 kali lebih besar untuk menderita leukemia dibandingkan
dengan anak yang diberikan ASI. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI
(95% Confidence Interval) sebesar 1,575-14,312, yang artinya ada hubungan yang
kuat antara riwayat pemberian ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak.
55
4.2.2.8. Hubungan antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian
Leukemia Anak
Tabel 4.19. Tabulasi Silang antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian
Leukemia Anak
Paparan
Radiasi
Kejadian Leukemia
Anak Total p
value OR 95%
CI Kasus Kontrol
N % N % N %
Tidak terpapar 28 90,3 30 96,8 58 100 0,612 3,214
0,316-
32,741 Terpapar 3 9,7 1 3,2 4 100
Jumlah 31 50 31 50 62 100
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 28 sampel (90,3%) anak terpapar radiasi dan 3 sampel (9,7%) anak tidak
terpapar radiasi, dari 31 sampel kontrol 30 sampel (96,8%) anak terpapar radiasi
dan 1 sampel (3,2%) anak tidak terpapar radiasi.
Hasil analisis yang diperoleh dari uji alternatif uji chi square yaitu uji
Fisher menunjukkan bahwa nilai p value 0,612 (> α 0,05), yang artinya tidak ada
hubungan antara paparan radiasi sutet dengan kejadian leukemia anak.
4.2.2.9. Hubungan antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dengan
Kejadian leukemia Anak
Tabel 4.20. Tabulasi Silang antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga
dengan Kejadian Leukemia Anak
Penggunaan
Insektisida
RT
Kejadian Leukemia Anak Total
p
value OR 95%
CI Kasus Kontrol
N % N % N %
Iya 23 74,2 13 41,9 26 100 0,010 0,251
0,086-
0,736 Tidak 8 25,8 18 58,1 36 100
Jumlah 31 50 31 50 62 100
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 23 sampel (74,2%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 8
56
sampel (25,8%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga, dari 31 sampel
kontrol 13 sampel (41,9%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 18 sampel
(58,1%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga.
Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai
p value 0,010 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara pemakaian insektisida
rumah tangga dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah
Odd Ratio (OR) sebesar 0,251. Hal ini berarti orang yang menggunakan
insektisida rumah tangga memiliki peluang 0,251 kali lebih besar untuk anak
menderita leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan
insektisida rumah tangga. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95%
Confidence Interval) sebesar 0,086-0,736, yang artinya ada hubungan yang kuat
antara penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian leukemia anak.
4.2.2.10. Hubungan antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian
Leukemia Anak
Tabel 4.21. Tabulasi Silang antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan
Kejadian Leukemia Anak
Perilaku
Merokok Orang
Tua
Kejadian Leukemia
Anak Total p
value OR 95% CI Kasus Kontrol
N % N % N %
Merokok 24 77,
4 9 29,0 29 100
0,000 0,11
9
0,038-
0,375 Tidak Merokok 7
22,
6 22 71,0 33 100
Jumlah 31 50 31 50 62 100
Berdasarkan tabel 4.21 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus
sebanyak 24 sampel (77,4%) mempunyai orang tua dengan perilaku merokok dan
7 sampel (22,6%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku merokok, dari 31
57
sampel kontrol 9 sampel (29,0%) mempunyai orang tua dengan perilaku merokok
dan 22 sampel (71,0%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku merokok.
Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai
p value 0,000 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara perilaku merokok
dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio
(OR) sebesar 0,119. Hal ini berarti anak dengan orang tua memiliki perilaku orang
tua merokok memiliki peluang 0,119 kali lebih besar untuk menderita leukemia
dibandingkan dengan anak dengan orang tua tidak memiliki perilaku merokok.
Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar
0,038-0,375, yang artinya ada hubungan yang kuat antara perilaku orang tua
merokok dengan kejadian leukemia anak.
58
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Leukemia Anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 38 (61,3%) dan perempuan berjumlah 24 (38,7%).
Hasil analisis dari uji chi square diperoleh nilai p (0,602) > α (0,05). Sehingga Ho
diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin
anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari M. Telvik Dorak,
et al. (2006) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak yang
berjenis kelamin laki-laki mempunyai risiko 3,05 lebih besar untuk terkena
leukemia anak, bila dibandingkan dengan anak yang berjenis kelamin perempuan.
Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah sampel yang berjenis kelamin laki-laki
dengan jumlah 38 anak (61,3%) tidak berbeda jauh dari sampel yang berjenis
perempuan dengan jumlah 24 anak (38,7%).
5.1.2. Hubungan antara Urutan Lahir Anak dengan Kejadian Leukemia
Anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan urutan
lahir pertama berjumlah 31 (50%), urutan lahir kedua berjumlah 12 (19,4%), dan
urutan lahir ketiga berjumlah 19 (30,6%). Hasil analisis dari uji chi square
diperoleh nilai p (0,958) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang
59
berarti tidak ada hubungan antara urutan lahir anak dengan kejadian leukemia
anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Julie V.B. et al.
(2011) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak dengan
kategori anak pertama dalam keluarga mempunyai risiko 0,87 lebih besar untuk
terkena leukemia anak, bila dibandingkan dengan anak tidak dengan kategori anak
pertama. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah sampel disetiap kategori untuk
variabel urutan lahir tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, dimana anak
yang memiliki urutan lahir pertama berjumlah 31 anak (50%), anak yang memiliki
urutan lahir kedua berjumlah 12 anak (19,4%), dan anak yang memiliki urutan
lahir ketiga berjumlah 19 anak (30,6%).
5.1.3. Hubungan antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia
Anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan berat
lahir < 2500 gram berjumlah 11 (17,7%), berat lahir 2500-3400 gram berjumlah
32 (51,6%), dan berat lahir ≥ 3500 gram berjumlah 19 (30,7%). Hasil analisis dari
uji chi square diperoleh nilai p (0,009) < α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti ada hubungan antara berat lahir anak ≥ 3500 gram dengan
kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Paulina K.
Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada
anak dengan berat bayi lahir ≥ 3500 gram mempunyai risiko 8,99 lebih besar
untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan dengan anak tidak dengan berat
60
bayi lahir ≤ 3500 gram. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel yang lebih
didominasi oleh anak dengan berat lahir ≥ 3500 gram yang berjumlah 19 anak
(30,7%), sedangkan anak dengan berat lahir < 2500 gram hanya berjumlah 11
anak (17,7%).
5.1.4. Hubungan antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan Kejadian
Leukemia Anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan usia
ibu saat mengandung anak ≤ 20 tahun berjumlah 0 (0%), usia 20-34 tahun
berjumlah 49 (79%), dan usia ≥ 35 tahun berjumlah 13 (21%). Hasil analisis dari
uji chi square diperoleh nilai p (0,755) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha
ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara usia ibu saat mengandung anak
dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Paulina K.
Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada
anak dengan usia ibu saat mengandung anak ≥ 35 tahun mempunyai risiko 1,5
lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak dengan usia ibu
saat mengandung anak ≤ 35 tahun. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel
yang didominasi oleh sampel dengan usia ibu saat mengandung pada usia 20-34
tahun yang berjumlah 49 orang (79%), dimana ibu yang mengandung pada usia
tersebut dimungkinkan tidak memiliki risiko yang dapat membahayakan
kesehatan ibu dan janin.
61
5.1.5. Hubungan antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak dengan
Kejadian Leukemia Anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan usia
ayah saat ibu mengandung anak ≤ 20 tahun berjumlah 0 (0%), usia 20-34 tahun
berjumlah 44 (71%), dan usia ≥ 35 tahun berjumlah 18 (29%). Hasil analisis dari
uji chi square diperoleh nilai p (1,000) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha
ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara usia ayah saat ibu mengandung
anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Paulina K.
Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada
anak dengan usia ayah saat ibu mengandung anak ≥ 35 tahun mempunyai risiko
1,55 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak dengan usia
ayah saat ibu mengandung anak ≤ 35 tahun. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik
sampel yang didominasi oleh sampel dengan usia ayah saat ibu mengandung pada
usia 20-34 tahun yang berjumlah 44 orang (71%), dimana pada usia ayah tersebut
dimungkinkan tidak memiliki risiko yang dapat membahayakan kesehatan dan
perkembangan janin.
5.1.6. Hubungan antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan Kejadian
Leukemia Anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak
mempunyai riwayat keguguran pada ibu berjumlah 38 (61,3%), dan mempunyai
riwayat keguguran pada ibu berjumlah 24 (38,7%). Hasil analisis dari uji chi
square diperoleh nilai p (0,009) < α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,
62
yang berarti ada hubungan antara riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian
leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Hal ini berarti ibu yang
mempunyai riwayat keguguran memiliki peluang 4,163 kali lebih besar untuk
anak menderita leukemia dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat
keguguran. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence
Interval) sebesar 1,386-12,503, yang artinya ada hubungan yang kuat antara
riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian leukemia anak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Xiaomei Ma, et al (2005)
menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak dengan ibu yang
memiliki riwayat keguguran mempunyai risiko 2,19 lebih besar untuk terkena
leukemia anak, bila dibandingkan anak tidak dengan ibu yang memiliki riwayat
keguguran. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah sampel yang tidak
mempunyai riwayat keguguran pada ibu berjumlah 38 anak (61,3%) tidak berbeda
jauh dengan sampel yang mempunyai riwayat keguguran pada ibu berjumlah 24
anak (38,7%).
5.1.7. Hubungan antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan
Kejadian Leukemia Anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak
mempunyai riwayat diberikan ASI pada anak berjumlah 25 (40,3%), dan
mempunyai riwayat diberikan ASI pada anak berjumlah 37 (59,7%). Hasil analisis
yang diperoleh dari uji chi square menunjukkan bahwa nilai p value (0,004)
< α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan
antara riwayat tidak diberikan ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak di
63
Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd
Ratio (OR) sebesar 4,747. Hal ini berarti anak yang tidak diberikan ASI memiliki
peluang 4,747 kali lebih besar untuk menderita leukemia dibandingkan dengan
anak yang diberikan ASI. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI
(95% Confidence Interval) sebesar 1,575-14,312, yang artinya ada hubungan yang
kuat antara riwayat tidak diberikan ASI pada anak dengan kejadian leukemia
anak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Paulina K. Bangun, et al
(2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak tidak
dengan riwayat diberikan ASI mempunyai risiko 1,22 lebih besar untuk terkena
leukemia anak, bila dibandingkan anak dengan riwayat diberikan ASI. Hal ini
dipengaruhi dari karakteristik sampel yang lebih didominasi oleh anak yang
mempunyai riwayat diberikan ASI yang berjumlah 37 anak (59,7%), sedangkan
anak tidak mempunyai riwayat diberikan ASI berjumlah 25 (40,3%).
5.1.8. Hubungan antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian Leukemia
Anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak
terpapar radiasi sutet berjumlah 58 (93,5%), dan terpapar radiasi sutet berjumlah 4
(6,5%). Hasil analisis yang diperoleh dari uji alternatif uji chi square yaitu uji
Fisher menunjukkan bahwa nilai p value (0,612) > α (0,05). Sehingga Ho diterima
dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara paparan radiasi sutet
dengan kejadian leukemia anak.
64
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Paulina K. Bangun
(2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak terkena
paparan radiasi memiliki risiko 4,73 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila
dibandingkan anak yang tidak terkena paparan radiasi. Hal ini disebabkan karena
responden yang di wawancarai lebih didominasi pada sampel yang tidak terpapar
radiasi sutet yang berjumlah 58 anak (93,5%) sedangkan anak yang terpapar
radiasi sutet berjumlah 4 anak (6,5%). Hal tersebut dikarenakan lokasi tempat
tinggal responden yang tidak terpapar radiasi sutet tidak berada di dalam satu
wilayah dengan sumber radiasi sutet.
5.1.9. Hubungan antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dengan
Kejadian Leukemia Anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak
menggunakan insektisida rumah tangga berjumlah 26 (41,9%), dan menggunakan
insektisida rumah tangga berjumlah 36 (58,1%). Hasil analisis yang diperoleh dari
uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value (0,010) < α (0,05). Sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara pemakaian insektisida
rumah tangga dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah
Odd Ratio (OR) sebesar 0,251. Hal ini berarti orang yang menggunakan
insektisida rumah tangga memiliki peluang 0,251 kali lebih besar untuk anak
menderita leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan
insektisida rumah tangga. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI
(95% Confidence Interval) sebesar 0,086-0,736, yang artinya ada hubungan yang
kuat antara penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian leukemia anak.
65
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Paulina K.
Bangun (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak
yang memiliki riwayat penggunaan insektisida rumah tangga memiliki risiko 5,25
lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak yang tidak
memiliki riwayat penggunaan insektisida rumah tangga. Hal ini dipengaruhi dari
karakteristik sampel yang lebih didominasi oleh sampel yang menggunakan
insektisida rumah tangga yang berjumlah 36 orang (58,1%), sedangkan sampel
yang tidak menggunakan insektisida rumah tangga berjumlah 26 orang (41,9%).
5.1.10. Hubungan antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian
Leukemia Anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak
memiliki perilaku orang tua merokok berjumlah 29 (46,8%), dan memiliki
perilaku orang tua merokok berjumlah 33 (53,2%). Hasil analisis yang diperoleh
dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value (0,000) < α (0,05). Sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara perilaku merokok
dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio
(OR) sebesar 0,119. Hal ini berarti anak dengan orang tua memiliki perilaku orang
tua merokok memiliki peluang 0,119 kali lebih besar untuk menderita leukemia
dibandingkan dengan anak dengan orang tua tidak memiliki perilaku merokok.
Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar
0,038-0,375, yang artinya ada hubungan yang kuat antara perilaku orang tua
merokok dengan kejadian leukemia anak.
66
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Paulina K.
Bangun (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak
dengan orang tua yang memiliki perilaku merokok memiliki 1,08 lebih besar
untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak tidak dengan orang tua yang
memiliki perilaku merokok. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel yang
lebih didominasi oleh anak yang memiliki perilaku orang tua merokok berjumlah
33 orang (53,2%), sedangkan anak yang tidak memiliki perilaku orang tua
merokok berjumlah 29 orang (46,8%).
5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian
1) Recall bias, dimana sampel harus mengingat kembali kejadian yang telah
lalu untuk dapat memberikan jawaban
2) Penulis merupakan peneliti pemula yang belum mempunyai pengalaman
dalam meneliti, serta pengetahuan riset ilmu kesehatan masyarakat yang
masih kurang. Sehingga tak jarang peneliti mendapatkan kesulitan dalam
melakukan pengambilan dan analisis data
67
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Leukemia Anak di Yayasan Yasmia Semarang” dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin anak dengan kejadian leukemia
anak di Yayasan Yasmia Semarang
2. Tidak ada hubungan antara urutan lahir anak dengan kejadian leukemia
anak di Yayasan Yasmia Semarang
3. Ada hubungan antara berat lahir anak dengan kejadian leukemia anak di
Yayasan Yasmia Semarang
4. Tidak ada hubungan antara usia ibu saat mengandung anak dengan
kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang
5. Tidak ada hubungan antara usia ayah saat ibu mengandung anak dengan
kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang
6. Ada hubungan antara riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian
leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang
7. Ada hubungan antara pemberian ASI pada anak dengan kejadian leukemia
anak di Yayasan Yasmia Semarang
8. Tidak ada hubungan antara paparan radiasi sutet dengan kejadian leukemia
anak di Yayasan Yasmia Semarang
68
9. Ada hubungan antara penggunaan insektisida rumah tangga dengan
kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang
10. Ada hubungan antara perilaku merokok orang tua dengan kejadian
leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang akan disampaikan yaitu :
6.2.1. Bagi Masyarakat
Setelah didapatkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian leukemia anak, diharapkan masyarakat dapat
melakukan tindakan pencegahan terhadap faktor risiko tersebut dengan
melakukan tindakan seperti:
1) Sewaktu masa kehamilan, ibu hamil dianjurkan tidak mengkonsumsi
makanan dan minuman yang berlebih. Sehingga, asupan pada bayi dapat
terkontrol dengan baik dan menjadikan berat badan bayi tidak berlebih
2) Sewaktu kehamilan, ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan ibu dan janin, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi
seimbang, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, dan tidak
melakukan aktivitas berlebih yang dapat membahayakan kondisi janin
3) Setelah bayi lahir, ibu dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif
(menyusui) pada bayi minimal 6 (enam) bulan tanpa memberikan
makanan tambahan
4) meminimalkan penggunaan insektisida seperti obat nyamuk, sebagai
gantinya dapat menggunakan kelambu nyamuk pada tempat tidur
69
5) Pada orang tua diharapkan untuk dapat menjauhi perilaku merokok, untuk
menjaga kesehatan diri sendiri dan menciptakan kondisi lingkungan yang
sehat
6) Mengupayakan kepada masyarakat agar peka dan mengetahui secara dini
tanda dan gejala kejadian leukemia pada anak
7) Segera memeriksakan ke tenaga media apabila ditemukan tanda dan gejala
leukemia pada anak, karena tindakan penanganan dan pemberian
pengobatan tepat dan cepat dapat meningkatkan peluang penderita untuk
sembuh.
6.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya
1) Perlu adanya penelitian yang lebih spesifik untuk setiap variabel seperti,
lama waktu pemberian ASI terhadap anak, jarak antara rumah dengan
sumber radiasi sutet, jumlah rokok yang dihisap perhari oleh orang tua,
jenis insektisida rumah tangga, dll
2) Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan variabel yang berbeda untuk
lebih mengetahui faktor lain yang berhubungan dengan kejadian leukemia
pada anak.
6.2.3. Bagi Yayasan Hematologi Yasmia
1) Menambah kebijakan baru untuk menangani penderita leukemia anak
seperti, memberikan terapi psikologi untuk orang tua dan anak. Terapi
psikologi sangat diperlukan saat pasien terdiagnosis leukemia dan ketika
pasien dalam masa pengobatan, karena dikhawatirkan pasien dan orang tua
mengalami kejenuhan akibat masa pengobatan yang lama yaitu 2-3 tahun.
70
2) Melakukan pendataan penderita leukemia anak yang belum terdata oleh
Yayasan Hematologi Yasmia di daerah-daerah dengan saling bekerjasama
antar wilayah atau kabupaten di seluruh Jawa Tengah, supaya bisa
diberikan pengertian, pemahaman, dan tata cara khusus dalam merawat
anak, serta sebagai tempat saling bertukar pendapat antara pihak orang tua,
tenaga medis, dan pihak Yayasan Hematologi Yasmia.
71
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society, 2014. Cancer Fact & Figures 2014. Atlanta, Ga:
American Cancer Society Press.
American Cancer Society, 2014. Childhood Leukemia. Atlanta, Ga: American
Cancer Society Press.
Andreas C. dan Panagiota V., 2012. Risk Factor for Childhood Leukemia: a
Comprehensive Literature Review. Department of Nursing A’:
Technological Educational Institute of Athens Press.
Bambang Purnomo, 2010. Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Bidasari Lubis et al, 2013. Pajanan Pestisida sebagai Faktor Risiko Leukemia
pada Anak. CDK-208, Volume 40, Nomor 9, 2013.
Buitenkamp T.D. et al., 2014. Acute Lymphoblastic Leukemia in Children with
Down Syndrome: A Retrospective Analisis from the Ponte di Legno
Study Group. Blood, Volume 123, Nomer 1, Januari 2014, hlm. 70-77.
Chandrayani S., 2009. Gambaran Epidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah
Sakit Kanker “Dharmais”, 2004-2008. Skripsi: Universitas Indonesia.
_____________, 2010. Gambaran Epidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah
Sakit Kanker “Dharmais”, 2004-2008. Indonesian Journal of Cancer,
Vol. 4, No. 1, January-March 2010, hlm. 15-22.
Claire Sermage et al, 2008. Childhood Leukemia Around French Nuclear Power
Plants- the Geocap Study, 2002-2007. International Journal of Cancer,
2008.
Darmono, 2012. Toksikologi Genetik: Pengaruh, Penyebab, dan Akibat
Terjadinya Penyakit Gangguan Keturunan. Jakarta: UI Press.
Elizabeth Ward et al, 2014. Childhood and Adolescent Cancer Statitics, 2014. Ca
Cancer J Clin, Volume 64, Nomer 2, Maret-April 2014, hlm. 83-103.
Faisal I., 2013. Hubungan antara Paparan Polutan yang Mengandung Benzena
dengan Leukemia Akut pada Anak. Skripsi: Univesitas Diponegoro.
Feller M. et al, 2010. Family Characteristics as Risk Factors for Childhood Acute
Lymphoblastic Leukemia: A Population-Based Case-Control Study. PloS
ONE, Volume 5, Nomer 10, Oktober 2010, hlm. e13156.
72
Iwan Simamora, 2009. Karakteristik Penderita Leukemia Rawat Inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2004-2007. Skripsi: Univesitas Sumatera
Utara.
Jeffrey S. Chang et al, 2006. Parental Smoking and the Risk of Childhood
Leukemia. American Journal of Epidemiology, Volume 163, Nomer 12,
6 Januari 2006, hlm. 1091-1100.
Julie, V.B. et al, 2011. Birth Order and Risk of Childhood Cancer: A Pooled
Analysis from Five US States. International Journal of Cancer, Volume
128, 2011, hlm. 2709-2716.
Kementerian Kesehatan RI, 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2013.
_______________________, 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2014.
Kennedy, Amy, 2013. Genetic Markers, Birth Characteristics, and Childhood
Leukemia Risk. Disertasi. Miami, Florida: Florida International
University.
M. Aidil, 2013. Hubungan Kejadian Kanker Anak dengan Riwayat Kanker pada
Keluarga. Skripsi: Univesitas Diponegoro.
M. Tevlik Dorak et al., 2006. Examination of Gender Effect in Birth Weight and
Miscarriage Associations with Childhood Cancer (United Kingdom).
Cancer Causes Control, Volume 18, Januari 2007, hlm. 219-228.
M.N. Bustan, 2007. Epidemiologi: Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineke
Cipta.
Marilyn L.K. et al, 2004. Breastfeeding and the Risk of Childhood Leukemia: A
Meta-Analysis. Public Health Reports, Volume 119, November-
Desember 2004, hlm. 521-535.
Martin Belson et al, 2007. Risk Factors for Acute Leukemia in Children: A
Review. Environmental Health Perspective, Volume 115, Nomer 1,
Januari 2007.
Mirmohammadi S.J., et al, 2011. Environmental Risk Factors for Acute Leukemia
and Non-Hodgkin Lymphoma in Chidren. Iranian Journal of Pediatric
Hematology and Oncology, Volume 11, Nomer 1, 2011.
National Cancer Institute, 2013. Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia
Treatment. Physician Data Query (PDQ).
73
National Cancer Institute, 2013. Childhood Acute Myeloid Leukemia/Other
Myeloid Malignancies Treatment. Physician Data Query (PDQ).
National Cancer Institute, 2013. What You Need to Know about Leukemia. U.S
Departement of Health and Human Services National Institute of Health:
NIH Publication.
Nur Nasry Noor, 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Oksuzyan S. Et al, 2012. Birth Weight and Other Perinatal Characteristics and
Childhood Leukemia in California. Cancer Epidemiol, Volume 36,
Nomer 6, Desember 2012, hlm. E359-e365.
Patricia A.B. et al, 2005. Environmental and Genetic Risk Factors for Childhood
Leukemia: Appraising the Evidence. Cancer Investigation, Volume 1,
2005, hlm. 60-75.
Paulina K. Bangun et al., 2014. Risk Factors of Childhood Leukemia. Paediatrica
Indonesiana, Volume 54, Number 6, November 2014, hlm. 358-364.
Puumala et al, 2007. Reproductive History, Infertility Treatment, and the Risk of
Acute Leukemia in Children with Down Syndrome: A Report From the
Children’s Oncology Group. Cancer, Volume 110, Nomer 9, 1
November 2007, hlm. 2067-2074.
Rizky Aditya F., 2013. Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Angka Kejadian
Leukemia Akut pada Anak. Skripsi: Universitas Diponegoro.
Robert W. Caughhey dan Karin B. Michels, 2009. Birth Weight and Childhood
Leukemia: A Meta-Analysis and Review of the Current Evidence.
International Journal of Cancer, Volume 124, 2009, hlm. 2658-2670.
Ross, Julie et al., 1994. Epidemiology of Childhood Leukemia, with a Focus on
Infants. Epidemiologic Review American Journal of Epidemiology,
Volume 15, Nomor 1, 234.
Sabrina, Maharani, 2009. Kanker: Mengenal 13 Jenis Kanker dan
Pengobatannya. Jogjakarta: Katahati.
Slamet Ryadi et al, 2011, Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba Medika.
Soekidjo N. 2013. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku (Edisi Revisi). Jakarta:
Rineka Cipta.
Soekidjo N., 2005. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudigdo, 2008. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung
Seto.
74
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsini Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulastriana, 2013. Karaktersitik Anak yang Menderita Leukemia Akut Rawat Inap
di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012. Medan: FKM USU
Press.
World Health Organization, 2000. World Cancer Report 2000. WHO Library
Cataloguing in Publication Data: WHO Press.
World Health Organization, 2010. World Cancer Report 2010. WHO Library
Cataloguing in Publication Data: WHO Press.
World Health Organization, 2011. World Cancer Report 2011. WHO Library
Cataloguing in Publication Data: WHO Press.
Xiaomei Ma, 2005. Maternal Pregnancy Loss, Birth Characteristics, and
Childhood Leukemia (United States). Cancer Causes and Control,
Volume 16, Mei 2005, hlm. 1075-1083.
Yayan A. I., 2010. Leukemia. Riau: FK Universitas Riau.
Yayasan Onkologi Anak Indonesia. 2010. Diakses melalui
http://www.yoaifoundation.org/profil.php. dikutip: September 2014.
Lampiran 6. Hasil Rekapitulasi Data Penelitian
No.
Res.
Status
Res.
Umur
(Tahun)
Kejadian
Leukemia
Jenis
Kelamin
Anak
Urutan
Lahir
Anak
Berat
Lahir
Anak
Usia Ibu
Melahirkan
Usia Ayah
saat Ibu
Melahirkan
Riwayat
Keguguran
Ibu
Riwayat
Pemberian
ASI
Riwayat
Paparan
Radiasi
Penggunaan
Insektisida
RT
Perilaku
Merokok
Orang Tua
R01 Kasus 4 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 2
R02 Kasus 5 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2
R03 Kasus 8 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1
R04 Kasus 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1
R05 Kasus 17 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1
R06 Kasus 3 1 2 3 2 2 3 1 2 1 2 2
R07 Kasus 5 1 2 3 2 3 3 2 1 2 1 1
R08 Kasus 4 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2
R09 Kasus 13 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1
R10 Kasus 9 1 2 1 1 3 3 2 1 1 2 2
R11 Kasus 4 1 1 3 3 2 2 1 1 1 2 2
R12 Kasus 3 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2
R13 Kasus 16 1 1 3 2 2 2 2 1 1 1 2
R14 Kasus 8 1 2 2 3 2 2 1 1 1 2 2
R15 Kasus 4 1 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1
R16 Kasus 2 1 1 3 1 3 3 1 1 1 1 2
R17 Kasus 14 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2
R18 Kasus 2 1 2 3 3 2 3 1 2 1 1 2
R19 Kasus 13 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1
R20 Kasus 4 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2
82
R21 Kasus 5 1 1 2 3 2 2 1 2 1 1 2
R22 Kasus 2 1 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2
R23 Kasus 14 1 2 3 3 3 3 1 2 1 1 1
R24 Kasus 3 1 1 3 2 3 3 1 1 1 2 2
R25 Kasus 5 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2
R26 Kasus 3 1 1 2 2 3 3 1 1 1 2 1
R27 Kasus 16 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2
R28 Kasus 5 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2
R29 Kasus 4 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2
R30 Kasus 8 1 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2
R31 Kasus 5 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2
R32 Kontrol 4 2 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1
R33 Kontrol 5 2 1 2 3 2 3 2 1 1 1 1
R34 Kontrol 8 2 1 2 3 2 2 1 2 1 1 1
R35 Kontrol 1 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2
R36 Kontrol 17 2 1 2 1 3 3 2 2 1 1 1
R37 Kontrol 3 2 1 1 3 2 2 2 1 1 1 1
R38 Kontrol 5 2 1 3 3 2 2 2 2 1 1 1
R39 Kontrol 4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1
R40 Kontrol 13 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1
R41 Kontrol 9 2 1 3 3 2 2 2 2 1 1 1
R42 Kontrol 4 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2
R43 Kontrol 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1
R44 Kontrol 16 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1
R45 Kontrol 8 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1
R46 Kontrol 4 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1
83
R47 Kontrol 2 2 1 3 2 3 3 1 2 1 1 1
R48 Kontrol 14 2 1 3 2 3 3 2 2 1 1 1
R49 Kontrol 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 2
R50 Kontrol 13 2 1 3 3 2 3 1 2 1 2 1
R51 Kontrol 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1
R52 Kontrol 5 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 1
R53 Kontrol 2 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 2
R54 Kontrol 14 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1
R55 Kontrol 3 2 1 1 3 2 2 2 2 1 1 1
R56 Kontrol 5 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2
R57 Kontrol 3 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1
R58 Kontrol 16 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2
R59 Kontrol 5 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1
R60 Kontrol 4 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1
R61 Kontrol 8 2 1 2 3 3 3 1 1 1 1 1
R62 Kontrol 5 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2
84
85
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG
Tanggal wawancara : …………….
No. Responden : ……………
Diharapkan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
dalam kuesioner ini, sesuai dengan jawaban dan keadaan diri Anda sebenarnya.
Identitas dan jawaban responden, kami jamin kerahasiaannya. Atas kerja sama
dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Identitas Responden
1. Nama : ……………
2. Alamat : ……………
3. Jenis kelamin : ……………
4. Tanggal lahir : ……………
5. Diagnosis : ……………
A. Variabel urutan kelahiran
1. Urutan keberapa anak lahir?
a) I
b) II
c) III dan seterusnya
B. Variabel berat anak lahir
1. Berapakah berat badan anak ketika lahir?
a) <2.500 gr
b) 2.500-3.499 gr
c) ≥3.500 gr
KUESIONER
KELOMPOK KASUS
86
C. Variabel usia ibu saat mengandung anak
1. Berapakah usia ibu saat mengandung anak (penderita)?
a) <20 th
b) 20-34 th
c) ≥35 th
D. Variabel usia ayah saat ibu mengandung anak
1. Berapakah usia ayah ketika ibu mengandung anak (penderita)?
a) <20 th
b) 20-34 th
c) ≥35 th
E. Variabel riwayat keguguran pada ibu
1. Apakah ibu pernah mengalami keguguran sebelum melahirkan anak
(penderita)? Kalau pernah, berapa kali?
a) Tidak pernah
b) Pernah, ... . kali
F. Variabel riwayat pemberian ASI
1. Apakah ibu memberikan ASI kepada anak (penderita)? Kalau ya,
berapa bulan lamanya?
a) Tidak
b) Ya, ... . bulan
J. Variabel paparan radiasi
1. Apakah rumah penderita dekat dengan sumber radiasi (sutet)? Berapa
meter?
a) Tidak
b) Ya, ... . m. (<200 m / >200 m)
87
K. Variabel paparan insektisida rumah tangga
1. Apakah anda menggunakan obat nyamuk di rumah?
a) Ya, ……………
b) Tidak
2. Apakah anda mulai menggunakan obat nyamuk tersebut sebelum anak
anda sakit leukemia?
a) Ya
b) Tidak
L. Variabel perilaku orang tua perokok
1. Apakah ayah merokok?
a) Tidak
b) Ya
2. Apakah ayah sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok
(perokok pasif)?
a) Tidak
b) Ya
3. Apakah ibu merokok?
a) Tidak
b) Ya
4. Apakah ibu sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok
(perokok pasif)?
a) Tidak
b) Ya
Semarang,
Petugas wawancara Responden/Informan
(Ellya Ma’unah) ( )
NIM. 6411411199
88
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG
Tanggal wawancara : …………….
No. Responden : ……………
Diharapkan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
dalam kuesioner ini, sesuai dengan jawaban dan keadaan diri Anda sebenarnya.
Identitas dan jawaban responden, kami jamin kerahasiaannya. Atas kerja sama
dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Identitas Responden
1. Nama : ……………
2. Alamat : ……………
3. Jenis kelamin : ……………
4. Tanggal lahir : ……………
G. Variabel Kejadian Leukemia
1. Apakah anak anda pernah dinyatakan dokter menderita kanker
darah/leukemia?
a) Tidak (lanjut pertanyaan selanjutnya no. 2)
b) Ya (lanjut pertanyaan variabel selanjutnya poin B)
2. Apakah anak anda pernah mengalami demam yang kadang turun
kadang demam lagi dan kadang suhu tubuhnya lebih tinggi dari
demam sebelumnya?
a) Tidak
b) Ya
3. Apakah anak anda pernah mengalami pusing mendadak?
a) Tidak
b) Ya
KUESIONER
KELOMPOK KONTROL
89
4. Apakah anak anda pernah mengalami penurunan berat badan dalam
waktu yang cepat?
a) Tidak
b) Ya
5. Apakah anak anda pernah mengalami lelah, pucat, pernafasan cepat,
lesu, dan tidak bersemangat?
a) Tidak
b) Ya
6. Apakah anak anda pernah mengalami perdarahan yang mendadak
seperti mimisan?
a) Tidak
b) Ya
7. Apakah anak anda sering terkena flu (pilek dan batuk)?
a) Tidak
b) Ya
8. Apakah anak anda pernah mengalami nyeri sendi pada pergelangan
kaki/tangan?
a) Tidak
b) Ya
9. Apakah anak anda pernah mengalami kesulitan bernafas atau nyeri
dada saat bernafas?
a) Tidak
b) Ya
10. Apakah anak anda pernah mengalami nyeri pada bagian perut?
a) Tidak
b) Ya
11. Apakah anak anda mempunyai benjolan (pembengkakan) pada daerah
di bawah lengan, leher, atau belakang telinga?
a) Tidak
b) Ya
90
H. Variabel urutan kelahiran
1. Urutan keberapa anak lahir?
d) I
e) II
f) III
I. Variabel berat anak lahir
1. Berapakah berat badan anak ketika lahir?
d) <2.500 gr
e) 2.500-3.499 gr
f) ≥3.500 gr
J. Variabel usia ibu saat mengandung anak
2. Berapakah usia ibu saat mengandung anak (penderita)?
d) <20 th
e) 20-34 th
f) ≥35 th
K. Variabel usia ayah saat ibu mengandung anak
1. Berapakah usia ayah ketika ibu mengandung anak (penderita)?
d) <20 th
e) 20-34 th
f) ≥35 th
L. Variabel riwayat keguguran pada ibu
1. Apakah ibu pernah mengalami keguguran sebelum melahirkan anak
(penderita)? Kalau pernah, berapa kali?
c) Tidak pernah
d) Pernah, ... . kali
91
M. Variabel riwayat pemberian ASI
1. Apakah ibu memberikan ASI kepada anak (penderita)? Kalau Ya,
berapa bulan lamanya?
c) Tidak
d) Ya, ... . bulan
M. Variabel paparan radiasi
2. Apakah rumah penderita dekat dengan sumber radiasi (sutet)? Berapa
meter?
c) Tidak
d) Ya, ... . m. (<200 m / >200 m)
N. Variabel paparan insektisida rumah tangga
1. Apakah anda menggunakan obat nyamuk di rumah? Jika Ya, mulai kapan
anda menggunakan obat nyamuk?
a) Ya
b) Tidak
O. Variabel perilaku orang tua merokok
1. Apakah ayah merokok?
c) Tidak
d) Ya
2. Apakah ayah sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok
(perokok pasif)?
c) Tidak
d) Ya
3. Apakah ibu merokok?
c) Tidak
d) Ya
92
4. Apakah ibu sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok
(perokok pasif)?
c) Tidak
d) Ya
Semarang,
Petugas wawancara Responden/Informan
(Ellya Ma’unah) ( )
NIM. 6411411199
93
Lampiran 8. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Univariat)
ANALISIS UNIVARIAT
Frequency Table
1. Variabel Jenis Kelamin
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 38 61.3 61.3 61.3
Perempuan 24 38.7 38.7 100.0
Total 62 100.0 100.0
2. Variabel Urutan Lahir
Urutan_Lahir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pertama 31 50.0 50.0 50.0
Kedua 12 19.4 19.4 69.4
Ketiga/lebih 19 30.6 30.6 100.0
Total 62 100.0 100.0
3. Variabel Berat Lahir Anak
Berat_Lahir_Anak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 11 17.7 17.7 17.7
Normal 32 51.6 51.6 69.4
Berlebih 19 30.6 30.6 100.0
Total 62 100.0 100.0
94
4. Variabel Usia Ibu saat Melahirkan
Usia_Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 21-34 49 79.0 79.0 79.0
>=35 th 13 21.0 21.0 100.0
Total 62 100.0 100.0
5. Variabel Usia Ayah saat Ibu Melahirkan
Usia_Ayah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 21-34 44 71.0 71.0 71.0
>=35 th 18 29.0 29.0 100.0
Total 62 100.0 100.0
6. Variabel Riwayat Keguguran pada Ibu
keguguran
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 38 61.3 61.3 61.3
Pernah 24 38.7 38.7 100.0
Total 62 100.0 100.0
7. Variabel Pemberian ASI pada Anak
ASI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Iya 37 59.7 59.7 59.7
Tidak 25 40.3 40.3 100.0
Total 62 100.0 100.0
95
8. Variabel Paparan Radiasi Sutet
Paparan_Radiasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 58 93.5 93.5 93.5
Terpapar 4 6.5 6.5 100.0
Total 62 100.0 100.0
9. Variabel Penggunaan Insektisida Rumah Tangga
Penggunaan_Insektisida
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pakai 36 58.1 58.1 58.1
Tidak pakai 26 41.9 41.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
10. Variabel Perilaku Orang Tua Merokok
Perilaku_Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Merokok 33 53.2 53.2 53.2
Tidak Merokok 29 46.8 46.8 100.0
Total 62 100.0 100.0
96
Lampiran 9. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Bivariat)
ANALISIS BIVARIAT
Crosstabs
1. Variabel Jenis Kelamin
Crosstab
Leukemia
Total Tidak Iya
Jenis_Kelamin Laki-laki Count 18 20 38
Expected Count 19.0 19.0 38.0
% within Jenis_Kelamin 47.4% 52.6% 100.0%
Perempuan Count 13 11 24
Expected Count 12.0 12.0 24.0
% within Jenis_Kelamin 54.2% 45.8% 100.0%
Total Count 31 31 62
Expected Count 31.0 31.0 62.0
% within Jenis_Kelamin 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .272a 1 .602
Continuity Correctionb .068 1 .794
Likelihood Ratio .272 1 .602
Fisher's Exact Test .795 .397
Linear-by-Linear Association .268 1 .605
N of Valid Casesb 62
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.
b. Computed only for a 2x2 table
97
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.066 .127 -.514 .609c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.066 .127 -.514 .609c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jenis_Kelamin
(Laki-laki / Perempuan) .762 .273 2.122
For cohort leukemia = Tidak .874 .532 1.439
For cohort leukemia = Iya 1.148 .676 1.950
N of Valid Cases 62
2. Variabel Urutan Lahir Anak
Crosstab
Leukemia
Total Tidak Iya
Urutan_Lahir Pertama Count 15 16 31
Expected Count 15.5 15.5 31.0
% within urutan_lahir 48.4% 51.6% 100.0%
Kedua Count 6 6 12
Expected Count 6.0 6.0 12.0
% within urutan_lahir 50.0% 50.0% 100.0%
Ketiga/Lebih Count 10 9 19
Expected Count 9.5 9.5 19.0
% within urutan_lahir 52.6% 47.4% 100.0%
Total Count 31 31 62
Expected Count 31.0 31.0 62.0
% within urutan_lahir 50.0% 50.0% 100.0%
98
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .085a 2 .958
Likelihood Ratio .085 2 .958
Linear-by-Linear Association .083 1 .774
N of Valid Cases 62
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6.00.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.037 .127 -.285 .777c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.036 .127 -.282 .779c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Urutan_Lahir
(Pertama / Kedua) a
a. Risk Estimate statistics cannot be computed.
They are only computed for a 2*2 table without
empty cells.
99
3. Variabel Berat Lahir Anak
Crosstab
Leukemia
Total Tidak Iya
Berat_Lahir Kurang Count 3 8 11
Expected Count 5.5 5.5 11.0
% within berat_lahir 27.3% 72.7% 100.0%
Normal Count 22 10 32
Expected Count 16.0 16.0 32.0
% within berat_lahir 68.8% 31.2% 100.0%
Berlebih Count 6 13 19
Expected Count 9.5 9.5 19.0
% within berat_lahir 31.6% 68.4% 100.0%
Total Count 31 31 62
Expected Count 31.0 31.0 62.0
% within berat_lahir 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 9.352a 2 .009
Likelihood Ratio 9.611 2 .008
Linear-by-Linear Association .136 1 .712
N of Valid Cases 62
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.50.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .047 .127 .366 .716c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .070 .134 .546 .587c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
100
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Berat_Lahir
(Kurang / Normal) a
a. Risk Estimate statistics cannot be computed.
They are only computed for a 2*2 table without
empty cells.
4. Variabel Usia Ibu saat Mengandung Anak
Crosstab
Leukemia
Total Tidak Iya
Usia_Ibu 21-34 Count 25 24 49
Expected Count 24.5 24.5 49.0
% within usia_ibu 51.0% 49.0% 100.0%
>=35 th Count 6 7 13
Expected Count 6.5 6.5 13.0
% within usia_ibu 46.2% 53.8% 100.0%
Total Count 31 31 62
Expected Count 31.0 31.0 62.0
% within usia_ibu 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .097a 1 .755
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .097 1 .755
Fisher's Exact Test 1.000 .500
Linear-by-Linear Association .096 1 .757
N of Valid Casesb 62
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.50.
b. Computed only for a 2x2 table
101
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .040 .127 .307 .760c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .040 .127 .307 .760c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Usia_Ibu (21-34 /
>=35 th) 1.215 .357 4.141
For cohort leukemia = Tidak 1.105 .578 2.113
For cohort leukemia = Iya .910 .510 1.623
N of Valid Cases 62
5. Variabel Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak
Crosstab
Leukemia
Total Tidak Iya
Usia_Ayah 21-34 Count 22 22 44
Expected Count 22.0 22.0 44.0
% within usia_ayah 50.0% 50.0% 100.0%
>=35 th Count 9 9 18
Expected Count 9.0 9.0 18.0
% within usia_ayah 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 31 31 62
Expected Count 31.0 31.0 62.0
% within usia_ayah 50.0% 50.0% 100.0%
102
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .000a 1 1.000
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 1.000
Fisher's Exact Test 1.000 .610
Linear-by-Linear Association .000 1 1.000
N of Valid Casesb 62
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .000 .127 .000 1.000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .000 .127 .000 1.000c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Usia_Ayah (21-34 /
>=35 th) 1.000 .334 2.994
For cohort leukemia = Tidak 1.000 .578 1.730
For cohort leukemia = Iya 1.000 .578 1.730
N of Valid Cases 62
103
6. Variabel Riwayat Keguguran pada Ibu
Crosstab
Leukemia
Total Tidak Iya
Keguguran Tidak Pernah Count 24 14 38
Expected Count 19.0 19.0 38.0
% within keguguran 63.2% 36.8% 100.0%
Pernah Count 7 17 24
Expected Count 12.0 12.0 24.0
% within keguguran 29.2% 70.8% 100.0%
Total Count 31 31 62
Expected Count 31.0 31.0 62.0
% within keguguran 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.798a 1 .009
Continuity Correctionb 5.507 1 .019
Likelihood Ratio 6.959 1 .008
Fisher's Exact Test .018 .009
Linear-by-Linear Association 6.689 1 .010
N of Valid Casesb 62
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .331 .119 2.718 .009c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .331 .119 2.718 .009c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
104
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .331 .119 2.718 .009c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .331 .119 2.718 .009c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Keguguran (tidak
pernah / pernah) 4.163 1.386 12.503
For cohort leukemia = Tidak 2.165 1.109 4.228
For cohort leukemia = Iya .520 .319 .848
N of Valid Cases 62
7. Variabel Riwayat Pemberian ASI pada Anak
Pemberian_ASI * Leukemia Crosstabulation
Leukemia
Total Tidak Iya
ASI Iya Count 24 13 37
Expected Count 18.5 18.5 37.0
Tidak Count 7 18 25
Expected Count 12.5 12.5 25.0
Total Count 31 31 62
Expected Count 31.0 31.0 62.0
105
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 8.110a 1 .004
Continuity Correctionb 6.703 1 .010
Likelihood Ratio 8.330 1 .004
Fisher's Exact Test .009 .004
Linear-by-Linear Association 7.979 1 .005
N of Valid Casesb 62
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .362 .117 3.005 .004c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .362 .117 3.005 .004c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for ASI (iya / tidak) 4.747 1.575 14.312
For cohort leukemia = Tidak 2.317 1.183 4.535
For cohort leukemia = Iya .488 .296 .806
N of Valid Cases 62
106
8. Variabel Paparan Radiasi Sutet
Crosstab
Leukemia
Total Tidak Iya
Paparan_Radiasi Tidak Count 30 28 58
Expected Count 29.0 29.0 58.0
% within Paparan_radiasi 51.7% 48.3% 100.0%
Terpapar Count 1 3 4
Expected Count 2.0 2.0 4.0
% within Paparan_radiasi 25.0% 75.0% 100.0%
Total Count 31 31 62
Expected Count 31.0 31.0 62.0
% within Paparan_radiasi 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.069a 1 .301
Continuity Correctionb .267 1 .605
Likelihood Ratio 1.115 1 .291
Fisher's Exact Test .612 .306
Linear-by-Linear Association 1.052 1 .305
N of Valid Casesb 62
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .131 .115 1.026 .309c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .131 .115 1.026 .309c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
107
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .131 .115 1.026 .309c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .131 .115 1.026 .309c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Paparan_Radiasi
(Tidak / Terpapar) 3.214 .316 32.741
For cohort leukemia = Tidak 2.069 .372 11.502
For cohort leukemia = Iya .644 .344 1.203
N of Valid Cases 62
9. Variabel Penggunaan Insektisida Rumah Tangga
Crosstab
Leukemia
Total Tidak Iya
Insektisida Pakai Count 13 23 36
Expected Count 18.0 18.0 36.0
% within insektisida 36.1% 63.9% 100.0%
Tidak Count 18 8 26
Expected Count 13.0 13.0 26.0
% within insektisida 69.2% 30.8% 100.0%
Total Count 31 31 62
Expected Count 31.0 31.0 62.0
% within insektisida 50.0% 50.0% 100.0%
108
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.624a 1 .010
Continuity Correctionb 5.365 1 .021
Likelihood Ratio 6.762 1 .009
Fisher's Exact Test .020 .010
Linear-by-Linear Association 6.517 1 .011
N of Valid Casesb 62
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.327 .119 -2.679 .010c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.327 .119 -2.679 .010c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Insektisida (Pakai
/ Tidak) .251 .086 .736
For cohort leukemia = Tidak .522 .315 .864
For cohort leukemia = Iya 2.076 1.110 3.886
N of Valid Cases 62
109
10. Variabel Orang Tua Merokok
Crosstab
Leukemia
Total Tidak Iya
Perilaku_Merokok Merokok Count 9 24 33
Expected Count 16.5 16.5 33.0
% within merokok 27.3% 72.7% 100.0%
Tidak Count 22 7 29
Expected Count 14.5 14.5 29.0
% within merokok 75.9% 24.1% 100.0%
Total Count 31 31 62
Expected Count 31.0 31.0 62.0
% within merokok 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 14.577a 1 .000
Continuity Correctionb 12.698 1 .000
Likelihood Ratio 15.223 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.342 1 .000
N of Valid Casesb 62
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.485 .111 -4.294 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.485 .111 -4.294 .000c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
110
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.485 .111 -4.294 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.485 .111 -4.294 .000c
N of Valid Cases 62
a. Not assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Merokok
(Merokok / Tidak) .119 .038 .375
For cohort leukemia = Tidak .360 .199 .651
For cohort leukemia = Iya 3.013 1.529 5.937
N of Valid Cases 62
111
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian
DOKUMENTASI PENELITIAN
Wawancara dengan Responden
Wawancara dengan Responden