i
EFEKTIVITAS PENYULUHAN LSM BIOTA FOUNDATION
TENTANG KONSERVASI MANGROVE TERHADAP
TINGKAT PENGETAHUAN WARGA DESA MOROREJO
KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL
SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Geografi
Oleh:
Yuvita Dela Carolina
NIM 3201411134
JURUSAN GEOGRFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Hidup adalah karunia, sehingga patut diperjuangkan dan harus dijalani.
(Yuvita Dela Carolina)
Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di
masa depan. (Amsal 19:30)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
1. Bapak Beko Warsito, Ibu Mamik Sumarmi beserta
kakak saya Rangga Warsito dan Yudha Bima Warsito
yang telah memberiku doa, semangat, dan dorongan
demi keberhasilanku terimakasih banyak.
2. Keluarga besar Geografi, teman-teman Geo‟11, serta
sahabat-sahabat terdekatku.
3. Dan semua pihak yang menyayangiku.
Terima kasih semua.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Efektivitas Penyuluhan LSM Biota Foundation Tentang Konservasi
Mangrove Terhadap Tingkat Pengetahuan Warga Desa Mororejo Kecamatan
Kaliwungu Kabupaten Kendal.”
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang (FIS UNNES). Walaupun penyusunan skripsi ini telah
diusahakan dengan maksimal namun masih ada kekurangan, karena itu dengan
rendah hati penulis bersedia menerima kritik serta saran yang membangun demi
kebaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula kami ucapkan banyak terima kasih
dan penghormatan setinggi tingginya kepada beliau yang terhormat :
1. Prof. Dr. Fathur Rakhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi.
4. Dr. Ir. Ananto Aji, M.S, Dosen Pembimbing atas segala bimbingan dan
arahannya dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Eva Banowati, M.Si., Dosen Wali yang telah membimbing dan
mengarahkan selama menempuh studi di Jurusan Geografi.
6. Staf Tata Usaha, Perpustakaan Jurusan Geografi, Laboratorium, Tata
Usaha Fakultas Ilmu Sosial, serta seluruh karyawan di lingkungan Jurusan
Geografi,
7. Kepala Desa Mororejo Bapak H. Afrudin dan seluruh warga Desa
Mororejo terkait yang telah membantu ijin dalam penelitian di wilayah
penelitian skripsi ini.
8. Teman-teman Prodi Pendidikan Geografi 2011, Nurul, Syahidun, Imam,
Rifka, Lailis, yang membantu penyelesaian skripsi ini.
9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
vii
Semoga Tuhan YME yang maha pemurah memberikan balasan atas jasa-
jasa yang telah diberikan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi yang mengkaji ilmu di Jurusan
Geografi.
Semarang, 29 Mei 2015
Penyusun
viii
SARI
Carolina, Yuvita Dela. 2015. Efektivitas Penyuluhan LSM Biota Foundation
Tentang Konservasi Mangrove Terhadap Tingkat Pengetahuan Warga Desa
Mororejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Skripsi. Jurusan Geografi,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Dr. Ir.
Ananto Aji, M.S. 115 halaman.
Kata Kunci: Penyuluhan, Pengetahuan, Konservasi Mangrove
Aktivitas masyarakat pesisir dan kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang konservasi mangrove memperburuk permasalahan yang terjadi di wilayah
pesisir seperti abrasi, sedimentasi, rob dan intrusi air laut. Sehingga untuk
mewujudkan kesadaran lingkungan masyarakat pesisir tentang konservasi
mangrove maka perlunya terlebih dahulu pendidikan berbasis masyarakat salah
satunya yakni melalui penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui
pengetahuan dasar warga Desa Mororejo mengenai konservasi mangrove; 2)
mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan konservasi mangrove pada warga
Desa Mororejo sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. 3) mengetahui
efektivitas penyuluhan LSM Biota Foundation mengenai konservasi mangrove
terhadap peningkatan pengetahuan warga Desa Mororejo.
Populasi penelitian adalah warga Desa Mororejo yang berusia dewasa (20-
40 tahun) yang berjumlah 2750 orang, sampel yang digunakan sebanyak 97
responden yang dipilih menggunakan teknik Area Random Sampling. Variabel
penelitian ini adalah pengetahuan warga Desa Mororejo tentang konservasi
mangrove awal dan akhir penyuluhan serta efektivitas penyuluhan yang
dilaksanakan LSM Biota Foundation. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode tes, metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dasar warga Desa
Mororejo mengenai konservasi mangrove masih kurang karena nilai rata-rata
pretest hanya sebesar 55,42 dan setelah penyuluhan berlangsung pengetahuan
warga meningkat diketahui dari nilai rata-rata posttest sebesar 61,24. Perhitungan
uji-t diperoleh nilai signifikansi pretest sebesar 0,202 dan posttest sebesar 0,281
(p>0,05) yang menunjukkan aada perbedaan bermakna antara skor sebelum
penyuluhan dan setelah penyuluhan. Maka dapat diketahui bahwa penyuluhan
yang diadakan LSM Biota Foundation tersebut efektif.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa 1) pengetahuan
warga Desa Mororejo mengenai konservasi mangrove masih minim. 2) Ada
perbedaan pengetahuan warga mengenai konservasi mangrove yang bermakna
diketahui dari perhitungan statistika dengan rumus t-test. 3) Penyuluhan LSM
Biota Foundation efektif dalam menigkatkan pengetahuan warga mengenai
konservasi mangrove. Saran yang dapat diberikan adalah LSM Biota Foundation
lebih berinovasi dalam metode dan media penyuluhan yang diberikan dan warga
Desa Mororejo agar lebih aktif dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan
melestarikan mangrove dalam penyuluhan maupun penanaman yang diadakan.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
SARI .......................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis .. ............................................................................................ 6
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................................. 6
1.5 Batasan Istilah ..................................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 10
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 10
2.1.1 Penyuluhan ........................................................................................................ 10
2.1.2 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Biota Foundation................................ 10
2.1.3 Pengertian Konservasi Mangrove ..................................................................... 12
2.1.4 Materi Konservasi Mangrove ............................................................................ 13
2.1.5 Pengetahuan Konservasi Mangrove .................................................................. 17
2.1.6 Tahun Sukses Pendidikan ................................................................................. 21
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 21
2.3 Hipotesis ............................................................................................................... 23
x
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................ 24
3.1 Desain Penelitian .................................................................................................. 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 24
3.3 Populasi Penelitian ............................................................................................... 25
3.4 Sampel dan Teknik Sampling .............................................................................. 25
3.5 Variabel Penelitian ............................................................................................... 26
3.6 Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 27
3.7 Analisis Uji Coba Instrumen ................................................................................ 30
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 34
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 38
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................................... 38
4.2 Hasil Observasi Daerah Penelitian ....................................................................... 46
4.4 Hasil Penelitan ..................................................................................................... 49
4.5 Pembahasan .......................................................................................................... 73
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................................... 79
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 79
5.2 Saran .................................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 82
LAMPIRAN .............................................................................................................. 85
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Validitas Soal Uji Coba ............................................................................. 32
Tabel 3.2 Makna Grade Aspek Kognitif ................................................................... 36
Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Desa Mororejo ............................................................ 41
Tabel 4.2 Data Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur .......................................... 43
Tabel 4.3 Data Penduduk.Berdasarkan Pendidikan Akhir ......................................... 44
Tabel 4.4 Latar Belakang Pendidikan Responden ..................................................... 50
Tabel 4.5 Data Umur Responden ............................................................................... 51
Tabel 4.6 Data Mata Pencahariaan Responden .......................................................... 52
Tabel 4.7 Data Jarak Rumah Responden Dari Pesisir ............................................... 52
Tabel 4.8 Data Pendapatan Responden ...................................................................... 53
Tabel 4.9 Gambaran Umum Hasil Pretest ................................................................. 59
Tabel 4.10 Hasil Pretest Peserta Penyuluhan ............................................................. 60
Tabel 4.11 Hasil Posttest Peserta Penyuluhan ........................................................... 62
Tabel 4.12 Gambaran Umum Hasil Posttest .............................................................. 62
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Nilai Kognitif Konservasi Mangrove ...................... 66
Tabel 4.14 Nilai Kognitif Berdasarkan Kelompok Umur Responden ....................... 68
Tabel 4.15 Nilai Kognitif Berdasarkan Tahun Sukses Responden ............................ 70
Tabel 4.16 Peningkatan Pengetahuan Berdasarkan Tema Materi ............................. 71
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Skema Kerangka Berfikir ........................................................................ 22
Gambar 4.1Peta Lokasi Penelitian ............................................................................. 39
Gambar 4.2Peta Penggunaan Lahan Desa Mororejo ................................................. 42
Gambar 4.3 Kondisi Mangrove di Desa Mororejo..................................................... 47
Gambar 4.4 Kondisi Desa Mororejo Akibat Abrasi................................................... 48
Gambar 4.5 Suasana Saat Mengerjakan Pretest ........................................................ 56
Gambar 4.6 Suasana Saat Pelaksanaan Penyuluhan .................................................. 57
Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Pengetahuan Warga................................................ 64
Gambar 4.8 Wawancara Ketua LSM Biota Foundation ............................................ 65
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Soal ................................................ 85
Lampiran 2.Instrumen Tes Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas ........................... 89
Lampiran 3.Kisi-Kisi Soal ......................................................................................... 96
Lampiran 4.Instrumen Tes Pretest dan Posttest ........................................................ 98
Lampiran 5.Instrumen Wawancara Kepala Desa Mororejo ....................................... 105
Lampiran 6.Instrumen Wawancara LSM Biota Foundation ..................................... 107
Lampiran 7.Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ............................................... 109
Lampiran 8.Hasil Wawancara Kepala Desa Mororejo .............................................. 110
Lampiran 9.Hasil Wawancara LSM Biota Foundation ............................................. 113
Lampiran 10.Kegiatan Yang Sudah Dilakukan LSM Biota Foundation ................... 116
Lampiran 11.Surat Keterangan Legalitas LSM Biota Foundation ............................ 122
Lampiran 12.Materi Penyuluhan ................................................................................ 123
Lampiran 13.Daftar Hadir Penyuluhan ...................................................................... 132
Lampiran 14.Data Identitas Responden ..................................................................... 136
Lampiran 15.Uraian Hasil Pretest.............................................................................. 140
Lampiran 16.Uraian Hasil Posttest ............................................................................ 144
Lampiran 17.Hasil Uji T Menggunakan Aplikasi Program SPSS 16.0 ..................... 148
Lampiran 18.Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 150
Lampiran 19.Surat Observasi Penelitian .................................................................... 151
Lampiran 20.Surat Keterangan Observasi ................................................................. 154
Lampiran 21.Surat Ijin Penelitian .............................................................................. 155
Lampiran 22.Surat Keterangan Penelitian ................................................................. 156
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai suatu negara kepulauan dengan panjang garis pantai
sekitar 81.000 km, memiliki sumber daya pesisir yang sangat potensial. Salah satu
ekosistem wilayah pesisir yang sangat potensial dan produktif ialah ekosistem
mangrove. Sebagai negara yang terletak di daerah tropis, wilayah Indonesia
sangat potensial untuk tumbuh dan berkembangnya ekosistem mangrove, yang
merupakan hutan khas daerah tropis dan subtropis. Luas ekosistem mangrove di
Indonesia 3,3 juta ha atau sekitar 27% dari luas ekosistem mangrove yang ada di
dunia. Sebaran ekosistem mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua (Saputro et al., 2009).
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan, bahwa mangrove mempunyai fungsi sebagai hutan lindung
dan hutan konservasi, hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur
tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah, sedangkan hutan konservasi adalah kawasan hutan
dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Ekosistem mangrove bersifat kompleks dan dinamis namun labil. Dikatakan
kompleks karena baik di dalam hutan mangrove, perairan, dan tanah dibawahnya
merupakan habitat berbagai satwa dan biota perairan. Dikatakan dinamis karena
2
hutan mangrove dapat tumbuh terus secara alami, sedangkan labil karena mudah
sekali mengalami kerusakan dan sulit untuk pulih seperti sedia. Pada sisi lain, sifat
biologis mangrove yang tumbuh di kawasan peralihan antara daratan dan lautan
tersebut menyebabkannya sangat rentan terhadap gangguan atau kerusakan.
Gangguan dapat bersifat alami maupun bersifat buatan oleh aktivitas manusia.
Sering terjadi eksploitasi secara berlebihan hingga merusak fungsi ekosistem
mangrove ini. Penebangan mangrove, pembangunan pertambakan, pendirian
perusahaan komersil, reklamasi lahan, pengurukan laut, dan usaha destruktif
lainnya. Kerusakan atau hilangnya ekosistem hutan mangrove selanjutnya dapat
menghilangkan semua manfaat ekologis maupun ekonomisnya. Oleh karenanya,
keberadaan dan keutuhan hutan mangrove akan sangat mempengaruhi kelestarian
kawasan pantai beserta sistem kehidupan manusia di kawasan tersebut.
Data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2011
menunjukkan bahwa hasil identifikasi di Pantura Jawa terjadi abrasi pantai akibat
pengrusakan mangrove sebesar 6.566,97 hektar dan luas akresi/sedimentasi
sebesar 12.585,19 hektar. Sedangkan luas mangrove di Pantura Jawa Tengah
mencapai 2.458,4 hektar yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Dari data itu, hanya
22% Pantai Utara Jawa Tengah yang ditumbuhi mangrove. Sebesar 78% dari
502,69 kilometer panjang pantai utara Jawa Tengah tidak terlindung tegakan
mangrove. Sebagian besar pantai itu merupakan kawasan tambak, pelabuhan,
serta kawasan industri. Laju kerusakan tegakan mangrove di Pantai Utara Jawa
Tengah masih lebih tinggi daripada upaya rehabilitasi yang dilakukan oleh
berbagai pihak. Prediksi Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah, Pantura
3
Jawa Tengah tahun 2011-2020 menunjukkan kecenderungan kenaikan luasan
abrasi sebesar 1847,92 hektar.Wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang kerusakan
cukup parah meliputi Jepara, Rembang, Demak, Semarang, Kendal, dan Brebes.
Desa Mororejo merupakan salah satu desa pesisir di Kecamatan Kaliwungu,
Kabupaten Kendal dengan jenis tanah berupa alluvial hidromorf yang sangat
cocok untuk pertumbuhan tanaman mangrove. Desa Mororejo memiliki jumlah
penduduk 7.945 jiwa (Data Monografi Desa, 2015). Berdasarkan letak geografis,
wilayah Desa Mororejo berada di timur laut ibukota Kabupaten Kendal. Kondisi
wilayah dengan ketinggian kurang lebih 1 meter diatas permukaan air laut, suhu
rata-rata berkisar antara 25-30 derajat celcius dan curah hujan berkisar antara
1500- 2000 mm per 1 tahun.
Permasalahan lingkungan yang perlu mendapat perhatian dan penanganan
yang serius di Desa Mororejo antara lain adalah abrasi di sekitar pantai Desa
Mororejo (termasuk Pantai Ngebum), intrusi air laut yang semakin parah,
sehingga lahan pertanian produktif semakin berkurang, menurunnya level air
dalam tanah saat musim kemarau, dan sering terjadi rob (air pasang) yang
menggenangi permukiman warga. Abrasi di wilayah Desa Mororejo disebabkan
oleh perubahan alih fungsi lahan mangrove menjadi lahan tambak bandeng tanpa
menjaga keseimbangan ekosistem mangrove. Perubahan tata guna lahan menjadi
areal tambak 45,44% dari areal luas tanah di Desa Mororejo akan menyebabkan
hilangnya hutan penyangga. Perubahan penggunaan lahan tercermin dari
keberadaan aktivitas-aktivitas baru seperti pemukiman, tambak, persawahan dan
industri-industri yakni PT Kayu Lapis Indonesia dan PT Rimba Partikel
4
Indonesia. Perubahan ini mengakibatkan abrasi atau erosi pantai di sepanjang
wilayah pesisir. Disamping hal tersebut, kurangnya pemahaman masyarakat
tentang konservasi mangrove turut menjadi pemicu atas terjadinya kerusakan
pesisir, sebagaimana tercermin dari adanya penebangan pohon mangrove yang
disengaja dan pendirian bangunan baik di daerah pesisir pantai dapat
mengakibatkan terganggunya keseimbangan pesisir.
Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan suatu konsep pendidikan
konservasi mangrove yang memberikan pengetahuan tentang manfaat mangrove
bagi kelangsungan pesisir yang berkelanjutan. Pengetahuan tersebut didapatkan
melalui berbagai sarana, salah satunya adalah penyuluhan. Aspek kelembagaan
dalam pengelolaan konservasi mangrove tidak dapat dipisahkan dari pemerhati
lingkungan salah satunya yakni lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang telah
banyak berperan terhadap kelestarian lingkungan hidup. Biota Foundation
merupakan LSM lingkungan yang telah melakukan kegiatan konservasi,
pendidikan, pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan masyarakat secara
langsung mengenai pengelolaan dan pemanfaatan ekosistem mangrove untuk
mendorong kesadaran masyarakat dalam melestarikan lingkungan pesisir. Namun
ternyata seluruh kegiatan tersebut, salah satunya penyuluhan yang sering
dilakukan oleh Biota Foundation selama ini tidak terukur keefektivitasnya.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul “Efektivitas Penyuluhan LSM Biota Foundation tentang Konservasi
Mangrove Terhadap Tingkat Pengetahuan Warga Desa Mororejo, Kecamatan
Kaliwungu, Kabupaten Kendal.”
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah dalam beberapa
pertanyaan yaitu:
1.2.1 Bagaimanakah pengetahuan dasar tentang konservasi mangrove warga Desa
Mororejo sebelum diberikan penyuluhan ?
1.2.2 Apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan konservasi mangrove pada warga Desa Mororejo, Kecamatan
Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah ?
1.2.3 Apakah penyuluhan LSM Biota Foundation efektif meningkatkan
pengetahuan konservasi mangrove pada warga Desa Mororejo, Kecamatan
Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui pengetahuan dasar warga Desa Mororejo tentang konservasi
mangrove sebelum diberikan penyuluhan.
1.3.2 Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan konservasi mangrove pada
warga Desa Mororejo sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
1.3.3 Mengetahui efektivitas penyuluhan LSM Biota Foundation mengenai
konservasi mangrove terhadap tingkat pengetahuan warga Desa Mororejo,
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
1.4.1.1 Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu geografi khususnya dalam pendidikan lingkungan
hidup tentang konservasi mangrove melalui penyuluhan.
1.4.1.2 Bagi peneliti selanjutnya, memberikan informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang efektivitas penyuluhan
terhadap tingkat pengetahuan konservasi mangrove di masyarakat.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi peneliti, agar lebih memacu untuk meningkatkan pengetahuan dan
kepedulian terhadap lingkungan, khususnya pelestarian mangrove.
1.4.2.2 Bagi masyarakat sekitar, memberikan masukan dan dorongan untuk dapat
lebih aktif dalam kegiatan konservasi mangrove.
1.4.2.3 Bagi instansi terkait, sebagai dasar untuk pengembangan kebijakan
mengenai penyuluhan konservasi mangrove pada masyarakat.
1.5 Batasan Istilah
Agar tidak terjadi pembiasan pembahasan dan kesalahan penafsiran yang
ada dalam penelitian ini, maka berikut ini dijelaskan beberapa istilah dan batasan-
batasan ruang lingkup penelitian.
7
1. Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas
adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur,
membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan.
Dalam penelitian ini yang dimaksud efektivitas adalah keberhasilan
penyuluhan LSM Biota Fondation dalam meningkatkan pengetahuan warga
Desa Mororejo tentang konservasi mangrove.
2. Penyuluhan
Pengertian penyuluhan menurut Undang-undang Penyuluhan Nomor 16
Tahun 2006 adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Dalam penelitian ini yang dimaksud penyuluhan yakni lebih pada aspek
kognitif (pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan
sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh
konservasi mangrove.
8
3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Lembaga swadaya masyarakat adalah organisasi yang tumbuh secara
swadaya, atas kehendak dan keinginan sendiri, di tengah masyarakat, dan
berminat serta bergerak dalam bidang lingkungan hidup (Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009). Dalam penelitian ini lembaga swadaya masyarakat
yang mendukung penyuluhan yakni LSM Biota Foundation.
4. Konservasi Mangrove
Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990,
Konservasi adalah upaya dan tindakan pelindungan termasuk pengelolaan
sumber daya dan pemanfaatannya secara bijaksana dalam rangka memenuhi
kebutuhan generasi saat ini dan generasi masa mendatang. Dari pengertian
tersebut maka dapat dikatakan bahwa konservasi mangrove adalah segala
bentuk upaya dan tindakan perlindungan terhadap mangrove yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan generasi masa mendatang.
5. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu hal. Dalam penelitian ini yang
dimaksud tingkat pengetahuan yakni hasil nilai responden sebelum
penyuluhan (pretest) dan sesudah penyuluhan (posttest) dengan pemberian
kuesioner yang sama. Pengukuran pengetahuan pada penelitian ini peneliti
hanya mengukur pengetahuan kognitif saja.
9
6. Pengertian Warga
Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan
(citizenship). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten
disebut sebagai warga kota atau warga kabupaten, karena keduanya juga
merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi
penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak
(biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya. Warga dalam penelitian
ini yakni orang yang menempati wilayah Desa Mororejo dalam jangka waktu
yang lama.
7. Desa Mororejo
Desa Mororejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal adalah
daerah penelitian yang terdiri atas 7 (tujuh) Dusun dan 8 (delapan) Rukun
Warga (RW). Dimana penelitian dilaksanakan di Dusun Ngebum Barat dan
Dusun Ngebum Timur serta warga yang beraktivitas di dekat pesisir Pantai
Ngebum tersebut.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu contoh cara pendidikan kelingkungan.
Penyuluhan termasuk dalam bentuk pendidikan kelingkungan yang bertujuan
menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), tertulis bahwa
Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha
agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dalam mengakses
informasi-informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Penyuluhan konservasi mangrove diselenggarakan untuk
mengubah perilaku seseorang atau kelompok masyarakat agar menjaga dan
melestarikan ekosistem mangrove
2.1.2 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Biota Foundation
Menurut Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Nomor 32 Tahun 2009, Lembaga swadaya masyarakat adalah organisasi yang
tumbuh secara swadaya, atas kehendak dan keinginan sendiri, ditengah
masyarakat, dan berminat serta bergerak dalam bidang lingkungan hidup.
11
2.1.2.1 Latar Belakang Pembentukan Biota Foundation
Biota Foundation adalah organisasi lingkungan hidup independen yang
bersifat nonprofit yang merupakan lembaga yang peduli terhadap lingkungan
pesisir dan pengembangan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemajuan
dalam memanfaatkan sumber daya pesisir. Biota Foundation didirikan tanggal 5
Pebruari 2007 sebagai reaksi atas permasalahan rusaknya lingkungan pesisir
akibat dari dampak abrasi pantai yang terjadi sejak tahun 1986 di wilayah
Kecamatan Tugu bagian barat Kota Semarang serta punahnya ekosistem
mangrove, yang mengancam perekonomian masyarakat khusus petani tambak dan
para nelayan. Lembaga Swadaya masyarakat ini telah terdaftar di Kepanitiaan
Pengadilan Negeri Semarang pada tanggal 16 Juni 2011 dan juga telah terdaftar di
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang pada tanggal 25 Agustus
2014. Biota Foundation berlokasi di Kota Semarang tepatnya di jalan Laut
Mangunharjo RT 03/ RW 1 Kecamatan Tugu Kota Semarang.
2.1.2.2 Kegiatan Biota Foundation
Kegiatan Biota Foundation tidak hanya pada wilayah Semarang saja namun
juga mencangkup seluruh wilayah pesisir di Jawa Tengah. Telah banyak
pelatihan, penyuluhan, sosialisasi, pemberdayaan masyarakat baik dewasa
maupun remaja yang telah dilakukan. Dimulai pada tahun 2005 hingga 2011 Biota
Foundation fokus mengkonservasi pantai melalui penanaman mangrove dan
penyuluhan di Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, yang sekarang ini
mencapai 1,7 juta bibit mangrove telah ditanam. Biota Foundation juga
12
mengembangkan dan memberdayakan masyarakat di daerah lain seperti di Pantai
Surodadi (Demak), di Pantai Kartika Jaya (Kendal), Pantai Sigandu (Batang), dan
Purwodadi. Biota Foundation juga sering mengadakan pelatihan dan penyuluhan
kepada siswa-siswi maupun mahasiswa se-Jawa Tengah dengan acara bertema
Kemah Bakti Lingkungan.
2.1.3 Pengertian Konservasi Mangrove
Pengertian konservasi dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 53 Tahun
2006 tentang Lembaga Konservasi, Konservasi adalah langkah-langkah
pengelolaan tumbuhan dan atau satwa liar yang diambil secara bijaksana dalam
rangka memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan generasi masa mendatang.
Kegiatan konservasi melalui pemeliharaan, pemanfaatan dan perlindungan
ekosistem mangrove, antara lain dapat dilakukan dengan menghindari proses erosi
dan pengendapan yang berlebihan yang dapat mengganggu pertumbuhan,
memelihara dan menjaga kadar garam air permukaan dan air tanah, menjaga
keseimbangan alamiah antara pertambahan tanah, erosi dan sedimentasi dari
kegiatan-kegiatan konstruksi di wilayah pesisir, melindungi kawasan mangrove
dari tumpahan minyak dan bahan beracun lainnya, memanfaatkan hasil hutan
mangrove seperti kayu bakau dengan menetapkan batas maksimum produksinya
untuk menjamin kelangsungan ekosistem. Kegiatan yang mengakibatkan
pengurangan areal hutan mangrove harus dihindari (Dahuri, 1996) .
Konservasi mangrove, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah dengan
menjadikan masyarakat sebagai komponen utama dalam pengelolaan dan
13
pelestarian hutan mangrove. Oleh karena itu, persepsi atau sudut pandang
masyarakat mengenai keberadaan hutan mangrove perlu untuk diarahkan kepada
cara pandang betapa pentingnya sumberdaya hutan mangrove tersebut. Konservasi
ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta
dapat mengelola dan memanfaatkan potensi mangrove secara terpadu dan
berkelanjutan. Pengembangan sumber daya manusia sangat penting karena untuk
mengelola sumber daya alam harus dimulai dengan mengelola sumber daya
manusia yang ada.
2.1.4 Materi Konservasi Mangrove
Pengetahuan yang komprehensif diperlukan untuk mampu mencapai
kesadaran melestarian lingkungan hidup khususnya ekosistem mangrove secara
optimal. Konservasi mangrove mencakup pemahaman tentang potensi mangrove
yang termasuk karakteristik serta manfaat dan fungsi mangrove, kerusakan dan
upaya konservasi mangrove dan perundangan dan peraturan mengenai konservasi
mangrove. Berikut ini akan dibahas beberapa materi yang berkaitan dengan
pengetahuan mangrove untuk masyarakat.
2.1.4.1 Potensi dan Manfaat Mangrove
Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya yang dapat dipulihkan
(renewable resources atau flow recources) yang mempunyai manfaat ganda yaitu
manfaat bio-ekologi dan sosio-ekonomis. Manfaat bio-ekologi berkaitan dengan
fungsi lingkungan dan habitat berbagai jenis fauna. Sedangkan manfaat sosio-
14
ekonomis berkaitan dengan aktivitas masyarakat dalam pemanfaatannya
(Harahab, 2010).
Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang kompleks dan khas, serta
memiliki daya dukung cukup besar terhadap lingkungan di sekitarnya. Oleh
karenanya ekosistem mangrove dikatakan produktif dan memberikan manfaat
tinggi terutama dari fungsi yang dikandungnya. Secara garis besar, manfaat
ekonomis dan ekologis mangrove adalah :
a. Manfaat ekonomis, terdiri atas :
Hasil berupa kayu (kayu konstruksi, tiang/pacang, kayu bakar, arang,
serpihan kayu (chips) untuk bubur kayu).
Hasil bahan kayu
Hasil hutan ikutan (tanin, madu, alkohol, makanan, obat-obatan).
Jasa lingkungan (ekowisata).
b. Manfaat ekologis, yang terdiri atas berbagai fungsi lindung lingkungan, baik
lingkungan ekosistem daratan dan lautan maupun habitat berbagai jenis
fauna, diantaranya :
Sebagai proteksi dari abrasi/erosi, gelombang atau angin kencang.
Pengendali intrusi air laut.
Habitat berbagai jenis fauna.
Sebagai tempat mencari makan, memijah dan berkembang biak berbagai
jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.
Pembangunan lahan melalui proses sedimentasi.
Memelihara kualitas air (mereduksi polutan, pencemar air).
15
Penyerap CO2 dan penghasil O2 yang relatif tinggi dibandingkan tipe hutan
lain.
Ekosistem mangrove sangat peka terhadap gangguan dari luar terutama
melalui kegiatan reklamasi dan polusi. Waryono (1973); Saenger et al. (1983) dan
Kusmana (1993) melaporkan bahwa ada tiga sumber utama penyebab kerusakan
ekosistem mangrove yaitu: pencemaran, penebangan yang berlebihan/tidak
terkontrol, dan konversi ekosistem mangrove yang kurang mempertimbangkan
factor lingkungan menjadi bentuk lahan yang berfungsi non-ekosistem seperti
pemukiman, pertanian, pertambangan, dan pertambakan (Harahab, 2010).
2.1.4.2 Upaya Penanganan Konservasi Mangrove
Hilangnya ekosistem mangrove karena dikonversikan untuk penggunaan
lain sudah pasti akan berpengaruh negatif terhadap keanekaragaman hayati di
daerah tersebut. Untuk menghindari hal tersebut yang perlu dilakukan adalah:
1) Mengupayakan luasan kawasan konservasi mangrove 20 % dengan dasar
pertimbangan terhadap rasionalisasi penggunaan terbesar dari pemanfaatan
lahan mangrove diperuntukan pertanian, pertambakan, dan permukiman.
2) Keberadaan dan kondisi mangrove yang sebenarnya perlu diketahui, sebagai
dasar untuk perencanaan dan penetapan kebijakan selanjutnya.
3) Perlu ditingkatkan pengetahuan tentang peraturan-peraturan.
4) Pengkajian tentang peralihan mangrove menjadi pertambakan atau
penggunaan lain harus didasarkan pada:
16
a) Kesesuaian lahan untuk tambak (masalah tanah sulfat masam, gambut,
pasir) atau penggunaan lain.
b) Pasang surut dan sumber air tawar.
c) Pensyaratan jalur hijau.
d) Sistem perlindungan kawasan dan kawasan ekosistem lindung.
e) Dampak terhadap lingkungan.
f) Infra struktur seperti pasar, ketersedian bibit dan lain-lain.
g) Pengenaan pajak untuk areal tambak, agar keinginan membuat tambak
berkurang.
h) Penetapan beberapa areal mangrove sebagai kawasan lindung.
2.1.4.3 Peraturan tentang Perlindungan Mangrove
Kelestarian mangrove yang merupakan bagian penting dalam menjaga
keberlangsungan wilayah pesisir, terus terancam. Beberapa undang-undang yang
terkait mangrove antara lain Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan, Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataaan Ruang,
Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil, serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
diantaranya diatur larangan penebangan pohon di wilayah 130 kali jarak pasang
laut terendah dan pasang laut tertinggi. Larangan pembabatan pohon di pinggir
laut atau mangrove itu tertuang dalam pasal 50 Undang-undang (UU) Kehutanan,
17
dan diatur masalah pidananya pada pasal 78 dengan ancaman 10 tahun penjara
dan denda Rp 5 miliar. Dijabarkan juga dalam Undang-undang Nomor 27 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang telah
menempatkan hutan mangrove sebagai Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil (pasal 1 angka 4) dan terdapat ancaman pidana penjara dua hingga sepuluh
tahun terhadap penebangan dan perusakan hutan mangrove di pesisir.
2.1.5 Pengetahuan Konservasi Mangrove
Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan
pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk
manusia dan kehidupannya (Keraf, 2010:22).
Pengetahuan merupakan hasil dan tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manuisa diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2007:139).
Pengetahuan (knowledge) merupakan perilaku mengingat atau mengenali
informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajarai sebelumnya. Pengetahuan
ini meliputi pengingatan kembali tentang rentangan materi yang luas, mulai dari
fakta spesifik sampai teori yang kompleks. Pengetahuan mencerminkan tingkat
hasil belajar paling rendah pada ranah kognitif (Anni, 2006:7).
18
Peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan merupakan proses mengerti atau
memahami tentang suatu objek melalui indra yang dimilikinya. Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Sukmadinata (2007:41) mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki
seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
1) Faktor internal
Faktor internal meliputi jasmani dan rohani. Faktor jasmani adalah tubuh
orang itu sendiri, sedangkan faktor rohani adalah psikis, intelektual, psikomotor,
serta kondisi afektif dan kognitifnya.
2) Faktor eksternal
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar.
Orang berpendidikan tinggi akan memberi respon lebih rasional terhadap
informasi yang datang.
b. Papan Media Masa
Media masa, baik cetak maupun elektronik merupakan sumber informasi
yang dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering
mendengar atau melihat media masa (tv, radio, dan majalah) akan memperoleh
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah
mendapat informasi dari media masa.
19
c. Ekonomi (pendapatan)
Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi kebutuhan
primer maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan keluarga status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang
termasuk kebutuhan sekunder.
d. Lingkungan sosial ekonomi
Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi
antara satu dengan yang lain. Individu yang berinteraksi secara kontinyu akan
lebih besar terpapar informasi. Faktor hubungan sosial juga mempengaruhi
kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model
komunikasi.
e. Pengalaman
Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya. Orang yang
berpengalaman mudah menerima informasi dari lingkungan sekitar sehingga lebih
baik dalam mengambil keputusan.
Pengetahuan yang dipengaruhi oleh faktor tersebut di atas merupakan hal
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengaruh dari
intelektual, afektif, kognitif dan pengalaman manusia sebagai subjek akan
mempengaruhi pengetahuannya terhadap suatu objek yang terjadi melalui
pengindraan.
20
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu hal. Pengetahuan seseorang terhadap
objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis
besarnya ada 6 tingkatan pengetahuan yakni:
a. Tahu (know), adalah pengingatan materi yang telah dipelajari dalam bentuk
mengulangi definisi, atau mengingat kembali (recalling). Tahu merupakan
tingkat pengetahuan paling rendah. Contoh: dapat menyebutkan fungsi dan
manfaat mangrove.
b. Memahami (comprehension), merupakan kemampuan untuk menjelaskan
sebuah objek dengan baik dan benar, dengan bentuk interpretasi maupun
kesimpulan. Misalnya, dapat menjelaskan mengapa mangrove perlu di
konservasi.
c. Aplikasi (application), adalah kemampuan untuk menerapkan hal yang telah
dipelajari ke dalam situasi nyata atau kasus tertentu.
d. Analisis (analysis), diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan suatu
objek ke dalam komponen tertentu yang saling berkaitan.
e. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk menghubungkan materi-
materi yang telah dipelajari ke dalam bentuk atau formulasi yang baru.
f. Evaluasi (evaluation), adalah kemampuan menilai dan memeriksa objek yang
telah didapatkan dengan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. (Notoatmodjo,
2007:146).
Konsep tentang konservasi mangrove merupakan suatu obyek. Informasi
tentang obyek ini dapat diperoleh seseorang melalui interaksinya dengan
21
lingkungan laut dan pesisir, maupun dari informasi yang diperoleh akibat
komunikasinya dengan orang lain.
2.1.6 Tahun Sukses Pendidikan
Tahun sukses pendidikan merupakan ukuran lamanya waktu yang ditempuh
oleh seseorang untuk mencapai pendidikan formal, terakhirnya dalam ilmu
demografi dinyatakan dengan istilah tahun sukses. Tahun sukses dihitung
berdasarkan lamanya waktu yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai
pendidikan terakhir. Di Indonesia program wajib belajar yang berlaku saat ini
adalah 12 tahun, yakni Sekolah Dasar (SD/sederajat) selama 6 tahun, Sekolah
Menengah Pertama (SMP/sederajat) selama 3 tahun dan Sekolah Menengah Atas
(SMA/sederajat) selama 3 tahun. Maka jika seseorang telah menempuh
pendidikan sampai SMA/sederajat maka tahun suksesnya adalah 12 tahun, jika
hanya sampai tingkat SMP/sederajat maka tahun suksesnya adalah 9 tahun dan
jika hanya sampai tingkat SD/sederajat maka tahun suksesnya adalah 6 tahun.
2.2 Kerangka Berfikir
Perbaikan standar kehidupan manusia dapat diraih melalui keseimbangan
hubungan manusia dengan alam. Manusia memanfaatkan Sumber Daya Alam
yang berlimpah baik biotik maupun abiotik namun tetap menjaga keseimbangan
alam itu sendiri dengan meminimalisir dan mengurangi terjadinya kerusakan
lingkungan pesisir akibat semakin berkurangnya areal mangrove. Kunci tercapai
22
keseimbangan antara manusia dengan lingkungan adalah perubahan perilaku
menjadi peduli dan memelihara terhadap lingkungan.
Pengetahuan adalah dasar munculnya perilaku sadar, untuk memunculkan
perilaku memelihara lingkungan diawali dengan pembinaan melalui pengetahuan
lingkungan. Agar penanganan kerusakan pantai, khususnya abrasi, sedimentasi
dan intrusi air laut dengan baik, perlu dipahami terlebih dahulu manfaat maupun
fungsi serta peranan mangrove itu sendiri terhadap keseimbangan kehidupan
pesisir, serta gambaran kerusakan mangrove yang terjadi selama ini dan seperti
apa sebab-akibatnya. Selain itu, pentingnya pengetahuan tentang peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan mangrove serta
pelestariannya agar masyarakat paham betul bahwa mangrove dilindungi oleh
negara.
Untuk itu diperlukan upaya mengkonservasi mangrove yang didasarkan
pada sasaran pendidikan yaitu dengan membangun kapasitas masyarakat untuk
sadar, paham, hidup selaras dengan alam serta dapat memecahkan masalah
lingkungan. Pendidikan berbasis masyarakat melalui penyuluhan diharapkan
dapat mendorong warga untuk terlibat secara aktif dalam melestarikan mangrove
menuju keberhasilan yang telah ditetapkan. Dimulai dari perubahan pengetahuan
masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, sehingga dengan penyuluhan dapat
terjadi peningkatan pengetahuan mengenai konservasi mangrove.
23
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir
2.3 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga atau dalil sementara
yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2002).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Ada perbedaan tingkat pengetahuan warga Desa
Mororejo tentang konservasi mangrove sebelum dan sesudah penyuluhan”.
UPAYA KONSERVASI MANGROVE
PENGETAHUAN
AWAL MASYARAKAT
Pre-test
Warga Desa Mororejo
sebelum penyuluhan
Penyuluhan Materi III
“Upaya Konservasi
Mangrove”
Penyuluhan Materi II
“Peraturan tentang
Perlindungan Mangrove”
Penyuluhan Materi I
“Pengenalan Mangrove
dan Gambaran Kerusakan
Mangrove”
Post-test
Warga Desa Mororejo
setelah penyuluhan
Peningkatan Pengetahuan
Konservasi Mangrove
Perubahan Pengetahuan
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan cara berfikir dan berbuat yang
dipersiapkan secara matang dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian yaitu
menemukan, mengembangkan atau mengkaji kebenaran suatu pengetahuan secara
ilmiah. Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan
dalam mengumpulkan data atau informasi guna memecahkan permasalahan.
3.1 Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif deskriptif (disebut disain diskriptif karena desain ini memberi
gambaran fenomena yang terjadi sebagaimana adanya, tanpa ada manipulasi
perlakuan atau subyek peneliti). Penelitian ini menggunakan metode penelitian
eksperimen menggunakan desain quasi-experimental one group pretest-posttest
design.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Mororejo. Desa Mororejo merupakan
wilayah Kendal yang mengalami tingkat kerusakan mangrove cukup parah dan
masyarakat seringkali menebang pohon mangrove karena masyarakat kurang
memahami pentingnya mangrove bagi keseimbangan wilayah pesisir
menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan mangrove.
25
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2015. Penyuluhan
berlangsung satu hari, namun peneliti mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk mendukung penulisan skripsi ini selama satu bulan.
3.3 Populasi Penelitian
Dalam pengumpulan dan menganalisis data, langkah yang penting adalah
menentukan populasi penelitian, karena populasi merupakan sumber data
penelitian yang dijadikan sebagai objek penelitian. Yunus (2010:260) mengatakan
pada hakikatnya, populasi adalah kumpulan dari satuan-satuan elementer yang
mempunyai karakteristik dasar yang sama atau dianggap sama. Karakteristik dasar
mana dicerminkan dalam bentuk ukuran-ukuran tertentu.
Populasi dalam penelitian ini adalah warga Desa Mororejo, Kecamatan
Kaliwungu, Kabupaten Kendal, yakni masyarakat usia dewasa (20-40)
berdasarkan tahun sukses pendidikan dengan jumlah total 2.750 jiwa (Data
Statistik Desa Mororejo, 2015).
3.4 Sampel dan Teknik Sampling
Yunus (2010:267) mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari
populasi yang akan diteliti dan dimanfaatkan untuk memperoleh gambaran
mengenai karakteristik populasi”. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Prasetyo, 2013), sebagai berikut:
26
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : Taraf kesalahan (error) sebesar 0,10 (10%)
Dari rumus diatas maka besarnya jumlah sampel (n) adalah sebagai berikut:
Bedasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh besarnya sampel sebanyak
97 orang. Dalam penggambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
area random sampling yakni dalam pengambilan sampel hanya pada dua dusun
terdekat dengan pesisir pantai yaitu Dusun Ngebum Barat, dan Dusun Ngebum
Timur dan juga warga Desa Mororejo yang memiliki aktivitas di sekitar pesisir.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:60). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Tingkat Pengetahuan Awal (Pretest)
b. Tingkat Pengetahuan Akhir (Posttest)
c. Efektivitas Penyuluhan LSM Biota Foundation
27
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data di dalam penelitian merupakan salah satu
langkah yang paling penting untuk mencapai suatu hasil penelitian yang
diharapkan. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini meliputi tiga macam metode, yaitu metode tes, metode observasi, metode
wawancara, dan metode dokumentasi.
a. Metode Tes
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah tes. Menurut
Suharsimi Arikunto (2002:127), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.
Metode tes dilakukan di awal penyuluhan (pretest) dan di akhir
penyuluhan (posttest). Pretest dilakukan untuk melihat pengetahuan awal.
Pretest adalah suatu tes yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap warga yang
mengikuti penyuluhan sebelum seluruh rangkaian penyuluhan dimulai.
Pretest juga bisa diartikan sebagai kegiatan menguji tingkat pengetahuan
warga terhadap materi yang akan disampaikan, kegiatan pretest dilakukan
sebelum penyuluhan diberikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan posttest adalah suatu tes yang
dilaksanakan peneliti terhadap warga yang menjadi peserta penyuluhan
setelah seluruh rangkaian penyuluhan berakhir. Pertanyaan atau materi yang
terdapat dalam pretest adalah sama dengan pertanyaan yang terdapat dalam
28
posttest. Tujuannya untuk mengetahui tingkat penyerapan informasi dari
warga selama proses penyuluhan. Diadakannya pretest dan postest ini
bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan pengetahuan masyarakat
dari tidak tahu menjadi tahu sehingga dapat mengukur keefektifan
penyuluhan yang telah diadakan.
b. Metode Observasi
Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik dan sosial
masyarakat desa, serta mengamati fenomena-fenomena yang ada di Desa
Mororejo yang berkaitan dengan kondisi mangrove dan kerusakan pantai
yang terjadi di desa tersebut dengan datang langsung ke Desa Mororejo
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, sebagai bukti telah diakukannya
observasi, peneliti sertakan beberapa data berupa gambar atau foto pada
waktu peneliti melakukan observasi.
c. Metode Wawancara
Metode pengumpulan data dengan wawancara merupakan diskusi atau
tanya jawab yang dilakukan lebih dari satu orang. Biasanya wawancara
dilakukan oleh dua orang atau lebih, yaitu pewawancara dan narasumber.
Peneliti menggunakan model wawancara terstruktur atau terarah (directed)
dalam melakukan penelitian. Wawancara terarah (directed) adalah
wawancara yang sudah terstruktur pertanyaannya mengenai apa yang akan
ditanyakan, namun bersifat alami. Sebelum melakukan wawancara terlebih
29
dahulu peneliti membuat Interview Guide (Pedoman wawancara) yang berisi
daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Teknik
wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara
langsung dengan Kepala Desa Mororejo, Kepala Dusun Ngebum Barat dan
Ngebum Timur, Ketua LSM Biota Foundation untuk mendapatkan data atau
informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi penelitian ini.
d. Metode Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini oleh peneliti digunakan untuk memperoleh
data-data yang berada di Desa Mororejo, yang berkaitan dengan jumlah
penduduk, tingkat pendidikan, batas administrasi, dan hal-hal lain yang
bersangkutan dengan penelitian ini. Selain itu dalam teknik dokumentasi ini,
peneliti juga menyertakan beberapa data berupa gambar atau foto-foto yang
diperoleh peneliti selama penelitian ini berlangsung. Baik foto pada saat
melakukan observasi, wawancara, maupun saat berlangsungnya penyuluhan
serta kegiatan lain yang mendukung atau menguatkan penelitian mengenai
efektivitas penyuluhan LSM Biota Foundation tentang konservasi mangrove
terhadap tingkat pengetahuan warga Desa Mororejo, Kecamatan Kaliwungu,
Kabupaten Kendal ini.
30
3.7 Analisis Uji Coba Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini untuk mengukur tingkat
pengetahuan masyarakat. Uji validitas dan uji reabilitas dilakukan hari Sabtu, 7
Februari 2015, pukul 15.00 sampai 17.30 dengan jumlah pertanyaan 40 butir soal,
bertempat di Pantai Ngebum, Desa Mororejo. Sasarannya yaitu warga yang
memiliki aktivitas di sekitar pesisir yang berada di Pantai Ngebum berjumlah 20
orang.
3.7.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002). Sebuah istrumen dikatakan
valid apabila dapat mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas berguna untuk
mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada soal yang harus dibuang atau
diganti karena dianggap tidak relevan. Dalam penelitian ini pengukuran validitas
menggunakan bentuk metode statistik. Rumus yang digunakan untuk menguji
validitas adalah sebagai berikut:
(Arikunto, 2002:72)
Keterangan :
= Besarnya validitas soal
N = Jumlah peserta tes
∑ X = Jumlah skor butir
2222xyr
31
∑ Y = Jumlah skor total
∑ XY = Perkalian skor perbutir
∑ = Kuadrat skor butir soal
∑ = Kuadrat skor total
Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikonsultasikan dengan harga r
product moment. Apabila rxy hitung > rxy tabel maka instrumen dikatakan valid,
sebaliknya jika rxy hitung < rxy tabel maka dikatakan butir soal tersebut tidak valid.
Berdasarkan hasil uji coba soal di luar sampel dengan jumlah 20 orang
diperoleh nilai rxy hitung yang dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5% yaitu
0,589. Maka dapat disajikan tabel validitas soal uji coba. Untuk soal yang tidak
valid, oleh peneliti dihilangkan/dihapuskan dari pertanyaan. Lebih jelasnya ada
pada tabel 3.1.
32
Tabel 3.1 Validitas Soal Uji Coba
Catatan : r tabel 0,444
Sumber : Analisis Data Penelitian, 2015 (Lampiran 1 halaman 85)
Nomor Soal r hitung Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
0,589
0,458
0,533
0,720
0,384
0,482
0,474
0,494
0,584
0,499
0,507
0,575
0,496
0,512
0,552
0,111
0,534
0,499
0,562
0,480
0,462
0,190
0,668
0,519
0,604
0,500
0,588
0,536
0,616
0,652
0,554
0,484
0,053
0,606
0,482
0,607
0,570
0,548
0,239
0,625
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Vallid
Valid
33
2
2
11S
pqS
1-k
k r
3.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keagjegan suatu diukur dalam mengukur
apa yang diukur. Artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan
memberikan hasil ukur yang sama dan dapat dipercaya (Arikunto, 2002). Uji
reabilitas untuk menetapkan apakah instrumen yang ada dalam hal ini koesioner
dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan
menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen
mencirikan tingkat konsistensi. Untuk menentukan reabilitas suatu soal, rumus K-
20 yang digunakan sebagai berikut:
(Arikunto, 2002:101)
Keterangan :
= reabilitas tes secara keseluruhan
k = banyak butir soal
∑ pq = jumlah dari pq
s2
= varian total
Harga11r selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel product moment,
menggunakan taraf signfikansi 5%. Apabila 11r > rtabel maka instrumen tersebut
reliabel dan tidak reabel jika sebaliknya.
Hasil pengolahan data menunjukkan nilai r11 sebesar 0,913 dengan r tabel
0,444. Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut
reabel. Proses dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 86.
34
3.8 Teknik Analisis Data
Sugiyono (2009: 333) menyatakan bahwa dalam penelitian kuantitatif teknik
analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah atau menguji hipotesis. Hipotesis kerja atau alternatif (Ha) terdapat
perbedaan tingkat pengetahuan warga Desa Mororejo tentang konservasi mangrove
sebelum dan sesudah penyuluhan. Hipotesis nol atau nihil (Ho) tidak ada perbedaan
tingkat pengetahuan warga Desa Mororejo tentang konservasi mangrove sebelum
dan sesudah penyuluhan.
1. Analisis Data Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian
data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus,
median, mean (pengukuran tendesi sentral), perhitungan desil, persentil,
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan persentase. (Sugiyono, 2009: 207-208). Pada penelitian ini penyajian
data menggunakan tabel dan analisis datanya menggunakan mean.
Data dan informasi yang terhimpun dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif, ditampilkan dalam bentuk perhitungan statistik dan bentuk diskripsi.
Perhitungan statistik dilakukan terhadap berbagai indikator yang mencerminkan
perubahan kondisi variabel tertentu sebelum (pretest) dan sesudah diberi
perlakuan (posttest). Metode ini digunakan untuk menganalisis variabel penelitian
35
yakni tingkat pengetahuan kognitif warga Desa Mororejo tentang konservasi
mangrove, selanjutnya diinterpretasikan yaitu dengan menjelaskan gejala-gejala
yang ada dan terus mencari keterkaitan antar gejala yag telah ditemukan di
lapangan. Analisis data dilakukan secara deskriptif hanya menjelaskan atau
menggambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
2. Rumus Analisis Data
Rumus mean:
∑
Keterangan:
M : Mean
X : Nilai
N : Jumlah subyek (Responden)
(Hadi, 2004: 40)
Analisis pengetahuan kognitif berdasarkan hasil nilai kognitif dari 35 soal
yang diujikan yang berkaitan dengan materi penyuluhan. Cara menghitung nilai
kognitif tersebut yakni sebagai berikut :
Keterangan:
NA : Nilai Akhir
B : Jumlah jawaban benar
n : Jumlah soal
100 : Nilai maksimum
36
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diklasifikasikan kriteria
hasil nilai kognitif sebagai berikut.
Tabel 3.2. Makna Grade Aspek Kognitif
Peringkat Huruf Nilai Keterangan
A
B
C
D
E
85-100
75-84
60-74
50-59
0-49
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Gagal
Sumber: Sukardi, 2008.
Efektifitas Penyuluhan
Penentuan efektifitasan penyuluhan didasarkan pada perbandingan hasil
pretest dan posttest untuk pengetahuan kognitif:
Jika nilai pretest < nilai posttest ------------- Efektif
Jika nilai pretest = nilai posttest ------------- Batas minimal
Jika nilai pretest > nilai posttest ------------- Tidak Efektif
Data yang diperoleh yaitu nilai pretest dan nilai posttest, setelah data
diperoleh kemudian di uji statistik terhadap nilai pretest dan nilai posttest dengan
analisis data pretest dan posttest yang dilakukan menggunakan uji t-test satu
sampel, dengan rumus sebagai berikut:
√
(Sugiyono, 2010)
37
<g> = ( Rata-rata Posttest - Rata-rata Pretest )
100- Rata-rata Pretest
Keterangan:
t = Nilai t yang di hitung, selanjutnya disebut t hitung
s = Simpangan Baku
= Rata-rata xi
= Nilai yang dihipotesiskan
n = Jumlah anggota sampel
Dengan menggunakan aplikasi SPSS 16, dengan kriteria apabila diperoleh
nilai significancy (sig) lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Jika probabilitas > 0,05
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara skor sebelum
penyuluhan dengan skor setelah penyuluhan.
Sedangkan analisis data untuk mengetahui seberapa besar peningkatan
pengetahuan konservasi mangrove warga menggunakan Uji gain menurut Meltzer
(2002) dalam Cahya (2013) dengan rumus sebagai berikut:
Tingkat perolehan N-gain dikategorikan dalam 3 kategori, yaitu
g-tinggi : dengan (<g>) > 0,7
g-sedang : dengan 0,7 (<g>) > 0,3
g-rendah : dengan (<g>) < 0,3
79
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian, analisis data dan pembahasan, diperoleh simpulan
sebagai berikut:
a. Tingkat pengetahuan dasar warga Desa Mororejo tentang konservasi mangrove
sebelum penyuluhan tergolong masih kurang dengan nilai rata-rata pretest
hanya 52,11. Hal ini menerangkan bahwa masih minimnya pengetahuan
lingkungan di masyarakat yang belum didukung oleh pemahaman tentang
lingkungannya.
b. Pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan mengalami perbedaan yang
bermakna yakni diketahui dari hasil rata-rata pretest sebesar 52,11 sedangkan
hasil rata-rata posttest sebesar 61,24 diuji dengan uji-t menggunakan SPSS 16.0
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara skor sebelum
penyuluhan dengan skor setelah penyuluhan, walaupun besarnya peningkatan
berdasarkan perhitungan n-gain didapatkan sebesar 0,13 yang termasuk dalam
kategori rendah. Sehingga diketahui meskipun peningkatan pengetahuan tidak
tinggi tapi memiliki kebermaknaan. Namun untuk setiap responden tidak
semua mengalami perubahan dengan nilai yang meningkat, dari total
responden 97 orang, 33 orang diantaranya mengalami penurunan nilai, 4 orang
dengan nilai yang sama atau tetap dan 60 orang terdapat peningkatan hasil
pretest-posttest yang diberikan.
80
c. Hasil penelitian menunjukkan efektifnya penyuluhan yang dilakukan LSM
Biota Foundation di Desa Mororejo diketahui dari analisis uji-t dengan nilai
signifikansi pretest sebesar 0,202 dan posttest sebesar 0,281 (p>0,05) yang
menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang bermakna, meskipun
besarnya peningkatan pengetahuan warga masih tergolong rendah. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal setiap responden serta
faktor teknis maupun non teknis yang terjadi misalnya sebagian besar tingkat
pendidikan responden yang rendah, pelaksanaan penyuluhan yang terlalu
malam dan lain sebagainya yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti.
Sehingga perlunya penyuluhan yang berkesinambungan agar peningkatan
pengetahuan warga dapat semakin baik dan dapat juga menumbuhkan
kesadaran lingkungan dengan bekal pengetahuan yang telah diberikan.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang sudah disebutkan di atas, peneliti
merekomendasikan saran sebagai berikut:
1. LSM Biota Foundation disarankan perlu untuk melakukan penyuluhan yang
berkesinambungan agar dapat mewujudkan masyarakat yang sadar akan
lingkungan khususnya konservasi mangrove dan dalam pemilihan waktu
pelaksanaan sebaiknya pada pagi hari karena penyuluhan pada malam hari
kurang maksimal. Serta dibutuhkan inovasi dalam penggunaan metode
maupun media penyuluhan yang digunakan.
81
2. Warga Desa Mororejo agar lebih aktif dalam kegiatan perduli lingkungan
dengan menanam mangrove, melestarikan dan menjaga mangrove agar tidak
rusak serta ikut berpartisipasi dalam setiap penyuluhan maupun sosialisasi
mengenai konservasi mangrove yang dilaksanakan oleh instansi terkait.
3. Dinas Kelautan dan Perikanan serta instansi terkait agar terus berkerjasama
dengan lembaga swadaya masyarakat yang ada dalam memberikan
penyuluhan tentang konservasi mangrove yang baik dan benar pada
masyarakat.
4. Perlunya, diselenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa
Mororejo, terutama dalam bentuk program pendampingan masyarakat pesisir
untuk menerapkan program konservasi mangrove.
82
DAFTAR PUSTAKA
Anni, C.T, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Cahya, B.I. 2013 „Penggunaan Aplikasi Multimedia Pembelajaran Topologi
Jaringan Komputer Berbasis Macromedia Flash Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas XI SMA N 1 Godean‟.
Dalam LingTera. No. 10. Hal.7.
Dahuri, R., dkk. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. Jakarta: Pradny Paramita.
Hadi, S. 2004. Metodologi Research 3. Yogyakarta: ANDI.
Harahab, N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove & Aplikasinya
dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kementerian Kelautan Perikanan. 2011. Identifikasi Kerusakan dan Perencanaan
Rehabilitasi Pantura Jawa Tengah. Semarang: Satuan Kerja Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.
Keraf, S.A. 2010. Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global. Yogyakarta:
Kanisius.
Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta.
83
Prasetya, Bambang. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Saputro, B.G. 2009. Ekologi Mangrove Indonesia. Pusat Survei Sumber Daya
Alam Laut dan Pemetaan Nasional. Bogor: Cibinong.
Saridewi, R.T dan A.N. Siregar. 2010. „Hubungan Antara Peran Penyuluh dan
Adopsi Teknologi Oleh Petani Terhadap Peningkatan Produksi Padi di
Kabupaten Tasikmalaya‟. Dalam Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 5,
No.1 (dipublikasikan melalui www.google.com)
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Oprasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sukmadinata, N. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Posdakarya.
Yunus, H.S. 2010. Metodologi Penelitian: Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Pustaka Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan, Pertanian, Kehutanan.
84
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2006 tentang Lembaga
Konservasi.
85
Lampiran 1. Validitas dan Reliabilitas Butir Soal
Hasil Uji Validitas
Butir Soal Test (SPSS 16.0)
Total
VAR00001 Pearson Correlation
.589(**)
Sig. (2-tailed) .006
N 20
VAR00002 Pearson Correlation
.458(*)
Sig. (2-tailed) .042
N 20
VAR00003 Pearson Correlation
.533(*)
Sig. (2-tailed) .016
N 20
VAR00004 Pearson Correlation
.720(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
VAR00005 Pearson Correlation
-.384
Sig. (2-tailed) .095
N 20
VAR00006 Pearson Correlation
.482(*)
Sig. (2-tailed) .031
N 20
VAR00007 Pearson Correlation
.474(*)
Sig. (2-tailed) .035
N 20
VAR00008 Pearson Correlation
.494(*)
Sig. (2-tailed) .027
N 20
VAR00009 Pearson Correlation
.584(**)
Sig. (2-tailed) .007
N 20
VAR00010 Pearson Correlation
.499(*)
Sig. (2-tailed) .025
N 20
VAR00011 Pearson Correlation
.507(*)
Sig. (2-tailed) .023
N 20
VAR00012 Pearson Correlation
.575(**)
Sig. (2-tailed) .008
N 20
VAR00013 Pearson Correlation
.496(*)
Sig. (2-tailed) .026
N 20
VAR00014 Pearson Correlation
.512(*)
Sig. (2-tailed) .021
N 20
VAR00015 Pearson Correlation
.552(*)
Sig. (2-tailed) .012
N 20
VAR00016 Pearson Correlation
-.111
Sig. (2-tailed) .640
N 20
VAR00017 Pearson Correlation
.534(*)
Sig. (2-tailed) .015
N 20
VAR00018 Pearson Correlation
.499(*)
Sig. (2-tailed) .025
N 20
VAR00019 Pearson Correlation
.562(**)
Sig. (2-tailed) .010
N 20
VAR00020 Pearson Correlation
.480(*)
Sig. (2-tailed) .032
N 20
VAR00021 Pearson Correlation
.462(*)
Sig. (2-tailed) .040
N 20
VAR00022 Pearson Correlation
-.190
Sig. (2-tailed) .422
N 20
VAR00023 Pearson Correlation
.668(**)
Sig. (2-tailed) .001
N 20
VAR00024 Pearson .519(*)
86
Correlation
Sig. (2-tailed) .019
N 20
VAR00025 Pearson Correlation
.604(**)
Sig. (2-tailed) .005
N 20
VAR00026 Pearson Correlation
.500(*)
Sig. (2-tailed) .025
N 20
VAR00027 Pearson Correlation
.588(**)
Sig. (2-tailed) .006
N 20
VAR00028 Pearson Correlation
.536(*)
Sig. (2-tailed) .015
N 20
VAR00029 Pearson Correlation
.616(**)
Sig. (2-tailed) .004
N 20
VAR00030 Pearson Correlation
.652(**)
Sig. (2-tailed) .002
N 20
VAR00031 Pearson Correlation
.554(*)
Sig. (2-tailed) .011
N 20
VAR00032 Pearson Correlation
.484(*)
Sig. (2-tailed) .030
N 20
VAR00033 Pearson Correlation
-.053
Sig. (2-tailed) .826
N 20
VAR00034 Pearson Correlation
.606(**)
Sig. (2-tailed) .005
N 20
VAR00035 Pearson Correlation
.482(*)
Sig. (2-tailed) .031
N 20
VAR00036 Pearson Correlation
.607(**)
Sig. (2-tailed) .005
N 20
VAR00037 Pearson Correlation
.570(**)
Sig. (2-tailed) .009
N 20
VAR00038 Pearson Correlation
.548(*)
Sig. (2-tailed) .012
N 20
VAR00039 Pearson Correlation
-.239
Sig. (2-tailed) .310
N 20
VAR00040 Pearson Correlation
.625(**)
Sig. (2-tailed) .003
N 20
Total Pearson Correlation
1
N 20 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Keterangan:
Jika nomor soal dengan total yang
ada bertanda bintang (*) diartikan
Valid, dan sebaliknya jika nomor
soal dengan total tidak ada tanda
bintang diartikan tidak valid.
Hasil Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
20 100.0
0 .0
20 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.900 .902 40
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
87
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 221 UG-01 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1
2 UG-02 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
3 UG-03 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
4 UG-04 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
5 UG-05 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
6 UG-06 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
7 UG-07 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1
8 UG-08 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 UG-09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
10 UG-10 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0
23 UG-11 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
24 UG-12 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
25 UG-13 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
26 UG-14 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0
27 UG-15 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1
28 UG-16 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1
29 UG-17 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
30 UG-18 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
31 UG-19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
32 UG-20 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
X 9 13 13 6 15 8 6 15 12 12 8 14 11 3 6 14 10 12 5 5 3 10X
29 13 13 6 15 8 6 15 12 12 8 14 11 3 6 14 10 12 5 5 3 10
XY 233 302 308 178 278 203 159 342 293 286 205 330 266 92 165 277 249 286 143 137 89 188rxy 0.589 0.458 0.533 0.720 -0.384 0.482 0.474 0.494 0.584 0.499 0.507 0.575 0.496 0.512 0.552 -0.111 0.534 0.499 0.562 0.480 0.462 -0.190
rtabel 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
KetValid Valid Valid Valid
Tidak
ValidValid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak
ValidValid Valid Valid Valid Valid
Tidak
Valid
p 0.25 0.36 0.36 0.17 0.42 0.22 0.17 0.42 0.33 0.33 0.22 0.39 0.31 0.08 0.17 0.39 0.28 0.33 0.14 0.14 0.08 0.28q 0.75 0.64 0.64 0.83 0.58 0.78 0.83 0.58 0.67 0.67 0.78 0.61 0.69 0.92 0.83 0.61 0.72 0.67 0.86 0.86 0.92 0.72pq 0.19 0.23 0.23 0.14 0.24 0.17 0.14 0.24 0.22 0.22 0.17 0.24 0.21 0.08 0.14 0.24 0.20 0.22 0.12 0.12 0.08 0.20
pq 7.72Vt 70.94r11 0.914
Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dibua ng Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dibua ng Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dibua ngKeterangan
Va
lidita
s B
utir
So
al
Kode
Res
Nomor Butir Soal
Re
liab
ilita
s
r11 > r tabel = Reliabel
No.
Validitas Reliabilitas Butir Soal (Mc. Excel)
88
Y Y2
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 21 441
1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 9 81
1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 23 529
1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 25 625
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 35 1225
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8 64
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 22 484
1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 13 169
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 34 1156
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 25 625
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 6 36
1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 22 484
1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 18 324
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 21 441
1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 20 400
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 27 729
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7 49
1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 18 324
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 34 1156
1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 20 40017 8 11 6 14 12 11 17 9 11 11 10 8 13 13 5 13 9 408 974217 8 11 6 14 12 11 17 9 11 11 10 8 13 13 5 13 9387 206 275 161 331 289 276 386 230 265 220 255 203 314 311 142 246 2360.668 0.519 0.604 0.500 0.588 0.536 0.616 0.652 0.554 0.484 -0.053 0.606 0.482 0.607 0.570 0.548 -0.239 0.625
0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid ValidTidak
ValidValid Valid Valid Valid Valid
Tidak
ValidValid
0.47 0.22 0.31 0.17 0.39 0.33 0.31 0.47 0.25 0.31 0.31 0.28 0.22 0.36 0.36 0.14 0.36 0.250.53 0.78 0.69 0.83 0.61 0.67 0.69 0.53 0.75 0.69 0.69 0.72 0.78 0.64 0.64 0.86 0.64 0.750.25 0.17 0.21 0.14 0.24 0.22 0.21 0.25 0.19 0.21 0.21 0.20 0.17 0.23 0.23 0.12 0.23 0.19
Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dibua ng Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dipa ka i Dibua ng Dipa ka i
Nomor butir soal
89
Lampiran 2. Instrumen Tes Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas
INSTRUMEN TES
1. Suatu upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi
alam disebut sebagai..........
a. Cinta alam
b. Rehabilitasi
c. Kesadaran manusia
d. Konservasi
2. Tumbuhan yang tumbuh di sekitar pesisir pantai yang memiliki fungsi
sebagai pelindung pantai adalah......
a. Kelapa
b. Ketapang
c. Bakau
d. Pandan
3. Berikut ini beberapa contoh bencana alam yang disebabkan oleh hilangnya
mangrove yaitu......
a. Abrasi pantai, wabah penyakit, teror
b. Rob, intrusi air laut, abrasi
c. Gagal teknologi, banjir, konflik sosial
d. Banjir, erosi, gempa bumi
4. Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan,
menyatakan bahwa mangrove memiliki fungsi sebagai hutan......
a. Hutan pantai
b. Hutan payau
c. Hutan bakau
d. Hutan konservasi
5. Apa yang menyebabkan perubahan garis pantai ?
a. Penambangan pasir di perairan pantai
b. Penebangan tumbuhan pelindung pantai (mangrove)
c. Pembuatan pembangunan yang menjorok ke arah laut
d. Pembukaan tambak yang terlalu dekat dengan pantai
6. Tujuan utama konservasi adalah....
a. Mengembalikan kondisi alam seperti semula
b. Memberikan kesusahan pada masyarakat
90
c. Memanfaatkan alam dengan sesuka hati
d. Menjadikan lingkungan tidak sehat
7. Berikut ini alasan mengapa mangrove perlu dikonservasi, KECUALI karena
mangrove...
a. Sebagai jalur hijau di pinggiran pantai
b. Sistem adaptasi yang tidak dapat tergantikan
c. Memiliki akar yang lemah
d. Memiliki peranan penting bagi ekosistem pantai
8. Jenis mangrove yang buahnya dapat diolah menjadi kripik adalah mangrove
jenis......
a. Lindur
b. Api-api
c. Pedada
d. Kerakas
9. Salah satu cara mencegah abrasi pantai yaitu dengan...
a. Menanam mangrove
b. Budidaya bandeng
c. Membuat jaring-jaring
d. Menancapkan bambu
10. Manfaat penting mangrove bagi pantai, salah satunya yaitu ....
a. Melindungi pantai dari gelombang, angin dan badai
b. Mencegah terjadinya wabah penyakit
c. Menjaga manusia dari panas sinar matahari
d. Melindungi dari hujan
11. Penyebab kerusakan mangrove adalah KECUALI .....
a. Penebangan mangrove
b. Pembangunan pertambakan
c. Penanaman mangrove
d. Pencemaran
12. Mangrove berfungsi sebagai .....
a. Tempat pemijahan (spawning ground)
b. Fungsi keagamaan
c. Tempat ritual
d. Sumber mata air
91
13. Salah satu upaya melestarikan mangrove adalah....
a. Mengupayakan kawasan konservasi mangrove
b. Membangun infrastruktur
c. Menebangi pohon mangrove
d. Menanam pohon kelapa
14. Mangrove tumbuh subur di daerah dengan kondisi tanah ....
a. Berlumpur atau berpasir
b. Gambut
c. Gembur
d. Becek
15. Kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupn untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah disebut .....
a. Hutan lindung
b. Hutan konservasi
c. Hutan budidaya
d. Hutan mangrove
16. Penyebab abrasi di Pantai Ngebum adalah…
a. Pembangunan Industri Kayu Lapis Indonesia
b. Pembangunan Pelabuhan di Desa Wonorejo
c. Penebangan mangrove sembarangan
d. Pembangunan Industri Rimba Partikel
17. Mangrove bisa hidup dengan adaptasi yang dilakukan KECUALI
dengan........
a. Adaptasi terhadap kadar oksigen rendah
b. Adaptasi terhadap kadar garam tinggi
c. Adaptasi terhadap pasang surut
d. Adaptasi terhadap banjir rob
18. Kayu pohon mangrove dapat digunakan sebagai.....
a. Kayu bakar, bahan bangunan, obat tradisional
b. Minyak zaitun, arang, kertas
c. Kertas, sepatu, sapu
d. Arang, kayu bakar, sapu
92
19. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 mengatur tentang.....
a. Hukum pidana hak asasi manusia
b. Hukum pidana penebangan pohon mangrove
c. Hukum pidana perlindungan anak
d. Hukum pidana rehabilitasi hutan
20. Hal yang harus dilakukan jika suatu daerah mengalami kerusakan mangrove
adalah...
a. Melihat tayangannya melalui televisi
b. Membicarakan dengan saudara
c. Melakukan penanaman kembali
d. Tidak perduli apa-apa
21. Beberapa kegiatan seperti bersih-bersih pantai adalah bagian dari usaha....
a. Pencitraan
b. Pelestarian pesisir
c. Menghilangkan nyamuk
d. Mecegah abrasi
22. Penanaman mangrove sebagai pelindung alami pantai sebaiknya
dilakukan sejak…..
a. Pantai rusak
b. Abrasi parah
c. Mangrove mati
d. Rob parah
23. Berikut ini adalah hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam
pelaksanaan program konservasi mangrove, KECUALI.....
a. Dana/anggaran
b. Sarana prasarana
c. Sampah
d. Tenaga
24. Jenis tanah yang baik untuk syarat pertumbuhan mangrove adalah.....
a. Tanah alluvial hidromorf
b. Tanah merah
c. Tanah gambut
d. Tanah pasir
93
25. Berikut ini BUKAN peran penting mangrove melindungi pantai dari ...
a. Angin
b. Ombak
c. Badai
d. Panas
26. Salah satu kegiatan yang termasuk dalam upaya pelestarian mangrove
adalah...
a. Pembangunan pantai
b. Pembangunan jalan
c. Pembangunan pemukiman
d. Penanaman bibit mangrove
27. Dalam penggurangan kerusakan pantai, berikut ini usaha yang dapat
dilakukan, KECUALI....
a. Pembangunan sabuk pantai
b. Pelestarian mangrove
c. Menanam cemara laut
d. Pengerukan pasir pantai
28. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir perlu diberikan .... yang benar
tentang konservasi mangrove.
a. Dana
b. Perkiraan cuaca
c. Informasi
d. Curah hujan
29. Kegiatan konservasi mangrove merupakan tanggung jawab siapa ?
a. Pemerintah
b. Masyarakat
c. LSM
d. Jawaban a,b,c semua benar
30. Tindakan yang dapat dilakukan pada daerah yang abrasinya parah adalah....
a. Perbaikan sabuk pantai
b. Perbaikan rumah warga
c. Perbaikan tambak yang rusak
d. Perbaikan jalan menuju pantai
94
31. Jenis mangrove yang sangat tahan dengan genangan air yang panjang
adalah....
a. Api-api
b. Lindur
c. Pedada
d. Kerakas
32. Dibawah ini yang BUKAN merupakan langkah-langkah pemerintah untuk
mensukseskan program konservasi mangrove adalah...
a. Pengerukan pasir pantai
b. Penyuluhan masyarakat
c. Pendidikan masyarakat
d. Pelaksanaan penanaman mangrove
33. Bagaimana cara mengembalikan ekosistem mangrove seperti semula ?
a. Mangrove tercemar tumpahan minyak
b. Mangrove tercemar limbah makanan
c. Mangrove tercemar limbah rumah tangga
d. Mangrove tercemar limbah industri
34. Apabila seseorang melakukan penebangan pohon mangrove maka seharusnya
kita....
a. Membiarkan
b. Mengikuti
c. Mengingatkan
d. Diam saja
35. Dibawah ini merupakan karakteristik mangrove, KECUALI....
a. Tergenang air laut
b. Dipengaruhi pasang surut air laut
c. Tidak dipengaruhi oleh iklim
d. Pohon tidak memiliki daun
36. Bagian dari mangrove yang berfungsi sebagai pertukaran gas dan
penyimpanan udara untuk pernafasan selama terendam air adalah..
a. Akar
b. Buah
c. Batang
d. Daun
95
37. Mangrove memiliki banyak fungsi bagi kehidupan makhluk hidup,
KECUALI adalah...
a. Tempat tinggal burung
b. Pencegah bencana alam
c. Mencemarilingkungan
d. Pencegah intrusi air laut
38. Fungsi dan manfaat mangrove dapat hilang dikarenakan....
a. Alih fungsi lahan
b. Pelestarian mangrove
c. Penanaman mangrove
d. Pembangunan sabuk pantai
39. Tumbuhan mangrove beradaptasi dengan cara….
a. Mempunyai akar nafas
b. Mampu mengeluarkan kelebihan garam
c. Biji mangrove berkecambah
d. Daunnya berfotosintesis
40. Strategi yang dapat dilakukan dalam upaya melakukan konservasi mangrove
adalah ...
a. Menggunakantekniksilvofishery
b. Penanaman pohon kelapa
c. Kerja bakti
d. Perluasan tambak
Keterangan :
Butir Soal yang bernomor cetak tebal tidak dipakai dalam penelitian
96
Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Soal Pretest-Posttest
KISI-KISI SOAL
Tema : Konservasi Mangrove
Alokasi Waktu : 15 menit
Jumlah Butir : 35 butir
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
No Indikator Soal Nomor Soal Kunci
Jawaban
Kompetensi
Kognitif
1 Memahami konsep
konservasi mangrove
a) Pengertian konservasi
b) Konsep mangrove
sebagai hutan
konservasi
c) Konsep ekosistem
mangrove
d) Contoh konservasi
mangrove
e) Konsep pelestarian
mangrove berkaitan
dengan keberlanjutan
masyarakat pesisir
1,2, 3, 5, 6,
14,
D, C, B, A, C,
B
C1, C2, C2,
C1, C2, C1
2 Memahami karakteristik
ekosistem mangrove
a) Sistem adaptasi
mangrove
b) Potensi mangrove
c) Fungsi mangrove
d) Manfaat mangrove
e) Jenis-jenis mangrove
secara umum
2, 7, 8, 9, 11,
13, 15, 16, 21,
22, 28, 31, 32,
33
C, B, A, A, A,
A, D, A, A, D,
A, D, A, C
C2, C1, C1,
C2, C1, C1,
C2, C1, C2,
C2, C2, C2,
C1, C2
3 Mengetahui keadaan
mangrove di Indonesia
a) Faktor penyebab
kerusakan mangrove
8, 10, 23, 24,
26, 34
A, C, D, D, D,
A
C1, C2, C1,
C2, C1, C1
97
b) Akibat dari kerusakan
mangrove
3 Mengetahui Upaya
KonservasiMangrove
5, 12, 18, 19,
20, 23, 24, 25,
26, 29, 30, 35
A, A, C, B, C,
D, D, C, D, A,
C, A
C2, C1, C2,
C1, C1, C2,
C2, C1, C2,
C2, C2, C1
4 Mengetahui Peraturan
Perlindungan Mangrove
4, 17 D, B C1, C1
Keterangan:
C1 : Mengingat
C2 : Memahami
Sumber: Tingkatan Pengetahuan (Notoatmodjo, 2007)
98
Lampiran 4. Instrumen Tes Pretest dan Posttest
INSTRUMEN PENELITIAN
(Pretest)
Tema : Konservasi Mangrove
Waktu : 15 menit
Jumlah Soal : 35 butir
Petunjuk mengerjakan soal :
1. Tuliskan nama dan identitas diri Bapak/Ibu di bawah ini dengan benar dan
lengkap.
2. Bacalah baik-baik soal yang Bapak/Ibu hadapi dan kerjakan soal yang
Bapak/Ibu anggap paling mudah terlebih dahulu.
3. Pilih salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X) pada huruf
a,b,c dan d pada lembar jawaban.
4. Apabila ada jawaban yang salah dan ingin memperbaiki, Bapak/Ibu dapat
mencoret dengan garis lurus mendatar pada jawaban yang salah dan silang
(X) jawaban yang benar
X X X
Contoh : a b c d menjadi a b c d
5. Coba periksa kembali hasil pekerjaan Bapak/Ibu sebelum dikumpulkan.
6. Selamat mengerjakan.
Identitas Responden
1. Nama : .............................................................
2. Jenis Kelamin : .............................................................
3. Umur : .............................................................
4. Status : Menikah/ Lajang
5. Pendidikan terakhir : .................................... kelas : ............
6. Alamat : .....................................RT/RW...........
7. Jarak dari pesisir pantai : ...........meter
8. Pekerjaan : .............................................................
9. Penghasilan : ......................................per-bulan
99
SOAL
1. Suatu upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi
alam disebut sebagai..........
a. Cinta alam
b. Rehabilitasi
c. Kesadaran manusia
d. Konservasi
2. Tumbuhan yang tumbuh di sekitar pesisir pantai yang memiliki fungsi
sebagai pelindung pantai adalah......
a. Kelapa
b. Ketapang
c. Bakau
d. Pandan
3. Berikut ini beberapa contoh bencana alam yang disebabkan oleh hilangnya
mangrove yaitu......
a. Abrasi pantai, wabah penyakit, teror
b. Rob, intrusi air laut, abrasi
c. Gagal teknologi, banjir, konflik sosial
d. Banjir, erosi, gempa bumi
4. Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan,
menyatakan bahwa mangrove memiliki fungsi sebagai hutan......
a. Hutan pantai
b. Hutan payau
c. Hutan bakau
d. Hutan konservasi
5. Tujuan utama konservasi adalah....
a. Mengembalikan kondisi alam seperti semula
b. Memberikan kesusahan pada masyarakat
c. Memanfaatkan alam dengan sesuka hati
d. Menjadikan lingkungan tidak sehat
6. Berikut ini alasan mengapa mangrove perlu dikonservasi, KECUALI karena
mangrove...
a. Sebagai jalur hijau di pinggiran pantai
b. Sistem adaptasi yang tidak dapat tergantikan
c. Memiliki akar yang lemah
d. Memiliki peranan penting bagi ekosistem pantai
100
7. Jenis mangrove yang buahnya dapat diolah menjadi kripik adalah mangrove
jenis......
a. Api-api
b. Lindur
c. Pedada
d. Kerakas
8. Salah satu cara mencegah abrasi pantai yaitu dengan...
a. Menanam mangrove
b. Budidaya bandeng
c. Membuat jaring-jaring
d. Menancapkan bambu
9. Manfaat penting mangrove bagi pantai, salah satunya yaitu ....
a. Melindungi pantai dari gelombang, angin dan badai
b. Mencegah terjadinya wabah penyakit
c. Menjaga manusia dari panas sinar matahari
d. Melindungi dari hujan
10. Penyebab kerusakan mangrove adalah KECUALI .....
a. Penebangan mangrove
b. Pembangunan pertambakan
c. Penanaman mangrove
d. Pencemaran
11. Mangrove berfungsi sebagai .....
a. Tempat pemijahan (spawning ground)
b. Fungsi keagamaan
c. Tempat ritual
d. Sumber mata air
12. Salah satu upaya melestarikan mangrove adalah....
a. Mengupayakan kawasan konservasi mangrove
b. Membangun infrastruktur
c. Menebangi pohon mangrove
d. Menanam pohon kelapa
101
13. Mangrove tumbuh subur di daerah dengan kondisi tanah ....
a. Berlumpur atau berpasir
b. Gambut
c. Gembur
d. Becek
14. Kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupn untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah disebut .....
a. Hutan lindung
b. Hutan konservasi
c. Hutan budidaya
d. Hutan mangrove
15. Mangrove bisa hidup dengan adaptasi yang dilakukan KECUALI
dengan........
a. Adaptasi terhadap kadar oksigen rendah
b. Adaptasi terhadap kadar garam tinggi
c. Adaptasi terhadap pasang surut
d. Adaptasi terhadap banjir rob
16. Kayu pohon mangrove dapat digunakan sebagai.....
a. Kayu bakar, bahan bangunan, obat tradisional
b. Minyak zaitun, arang, kertas
c. Kertas, sepatu, sapu
d. Arang, kayu bakar, sapu
17. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 mengatur tentang.....
a. Hukum pidana hak asasi manusia
b. Hukum pidana penebangan pohon mangrove
c. Hukum pidana perlindungan anak
d. Hukum pidana rehabilitasi hutan
18. Hal yang harus dilakukan jika suatu daerah mengalami kerusakan mangrove
adalah...
a. Melihat tayangannya melalui televisi
b. Membicarakan dengan saudara
c. Melakukan penanaman kembali
d. Tidak perduli apa-apa
102
19. Beberapa kegiatan seperti bersih-bersih pantai adalah bagian dari usaha....
a. Pencitraan
b. Pelestarian pesisir
c. Menghilangkan nyamuk
d. Mecegah abrasi
20. Berikut ini adalah hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam
pelaksanaan program konservasi mangrove, KECUALI.....
a. Dana/anggaran
b. Sarana prasarana
c. Sampah
d. Tenaga
21. Jenis tanah yang baik untuk syarat pertumbuhan mangrove adalah.....
a. Tanah alluvial hidromorf
b. Tanah merah
c. Tanah gambut
d. Tanah pasir
22. Berikut ini BUKAN peran penting mangrove melindungi pantai dari ...
a. Angin
b. Ombak
c. Badai
d. Panas
23. Salah satu kegiatan yang termasuk dalam upaya pelestarian mangrove
adalah...
a. Pembangunan pantai
b. Pembangunan jalan
c. Pembangunan pemukiman
d. Penanaman bibit mangrove
24. Dalam penggurangan kerusakan pantai, berikut ini usaha yang dapat
dilakukan, KECUALI....
a. Pembangunan sabuk pantai
b. Pelestarian mangrove
c. Menanam cemara laut
d. Pengerukan pasir pantai
103
25. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir perlu diberikan .... yang benar
tentang konservasi mangrove.
a. Dana
b. Perkiraan cuaca
c. Informasi
d. Curah hujan
26. Kegiatan konservasi mangrove merupakan tanggung jawab siapa ?
a. Pemerintah
b. Masyarakat
c. LSM
d. Jawaban a,b,c semua benar
27. Tindakan yang dapat dilakukan pada daerah yang abrasinya parah adalah....
a. Perbaikan sabuk pantai
b. Perbaikan rumah warga
c. Perbaikan tambak yang rusak
d. Perbaikan jalan menuju pantai
28. Jenis mangrove yang sangat tahan dengan genangan air yang panjang
adalah....
a. Api-api
b. Lindur
c. Pedada
d. Kerakas
29. Dibawah ini yang BUKANmerupakan langkah-langkah pemerintah untuk
mensukseskan program konservasi mangrove adalah...
a. Pengerukan pasir pantai
b. Penyuluhan masyarakat
c. Pendidikan masyarakat
d. Pelaksanaan penanaman mangrove
30. Apabila seseorang melakukan penebangan pohon mangrove maka seharusnya
kita....
a. Membiarkan
b. Mengikuti
c. Mengingatkan
d. Diamsaja
104
31. Dibawah ini merupakan karakteristik mangrove, KECUALI....
a. Tergenang air laut
b. Dipengaruhi pasang surut air laut
c. Tidak dipengaruhi oleh iklim
d. Pohon tidak memiliki daun
32. Bagian dari mangrove yang berfungsi sebagai pertukaran gas dan
penyimpanan udara untuk pernafasan selama terendam air adalah..
a. Akar
b. Buah
c. Batang
d. Daun
33. Mangrove memiliki banyak fungsi bagi kehidupan makhluk hidup,
KECUALI adalah...
a. Tempat tinggal burung
b. Pencegah bencana alam
c. Mencemarilingkungan
d. Pencegah intrusi air laut
34. Fungsi dan manfaat mangrove dapat hilang dikarenakan....
a. Alih fungsi lahan
b. Pelestarian mangrove
c. Penanaman mangrove
d. Pembangunan sabuk pantai
35. Strategi yang dapat dilakukan dalam upaya melakukan konservasi mangrove
adalah ...
a. Menggunakan teknik silvofishery
b. Penanaman pohon kelapa
c. Kerja bakti
d. Perluasan tambak
105
Lampiran 6. Pedoman wawancara pada Kepala Desa Mororejo
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Instansi :
Jabatan :
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimanakah kondisi wilayah pesisir Desa Mororejo terkait dengan
kerusakan pantai selama 10 tahun terakhir ini, apakah semakin rusak atau
semakin baik ?
2. Berapa hektar luas abrasi pantai yang terjadi di pantai Desa Mororejo?
3. Apa matapencaharian utama warga sekitar?
4. Bagaimana penggunaan lahan yang ada di Desa Mororejo?
5. Apakah menurut Bapak program konservasi mangrove baik tentang manfaat
dan fungsi mangrove telah diketahui/dipahami oleh warga di Desa Mororejo?
6. Pernahkah di Desa Mororejo diadakan pelatihan, pendidikan, sosialisasi
maupun penyuluhan dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan
konservasi mangrove tersebut?
106
7. Lembaga/instansi mana saja yang pernah melakukan kegiatan konservasi
mangrove tersebut?
8. Bagaimanakah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan penyuluhan yang
pernah dilaksanakan di Desa Mororejo?
9. Apakah warga Desa Mororejo memiliki kepedulian untuk memelihara
mangrove?
10. Berapa jumlah bibit mangrove yang pernah ditanam di Desa Mororejo?
11. Apakah mangrove tersebut sekarang masih hidup dan tumbuh atau rusak di
wilayah yang pernah dilakukan penanaman?
12. Bagaimana kebijakan dari pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan konservasi
mangrove di daerah ini?
107
Lampiran 7. Pedoman wawancara pada Ketua LSM Biota Foundation
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Instansi :
5. Jabatan :
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa maksud dan tujuan yang melatarbelakangi pendirian LSM Biota
Foundation?
2. Sejak kapan berdirinya LSM ini dan berapa anggota dalam LSM Biota
Foundation?
3. Apakah LSM Biota Foundation sudah terdaftar di badan pemerintahan secara
legalitas? Jika sudah, Apakah hanya terdaftar secara lokal atau terdaftar
sampai di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia?
4. Apakah LSM Biota Foundation dalam melaksanakan program yang telah
ditentukan melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah/non pemerintah
lainnya?. JikaYa, denganlembagamanasaja?
5. Kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh LSM Biota Foundation yang
bermanfaat bagi masyarakat?
6. Daerah mana saja yang pernah menjadisasaranprogram kegiatan LSM Biota
Foundation?
108
7. Sejauh ini bagaimana tanggapan masyarakat yang telah mengikuti kegiatan
Biota Foundation?
8. Berapakah jumlah warga yang telah mengikuti penyuluhan, pelatihan,
pemberdayaan oleh lembaga non profit ini?
9. Apakah dalam setiap kegiatan penyuluhan LSM Biota Foundation pernah
dilakukan pengukuran efektivitas penyuluhan yang telah dilakukan?
10. Daerah mana yang sekarang ini masih menjadi fokus pengembangan
masyarakat terkait dengan konservasi mangrove?
109
Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest
KUNCI JAWABAN
1. D
2. C
3. B
4. D
5. A
6. C
7. B
8. A
9. A
10. C
11. A
12. A
13. A
14. B
15. D
16. A
17. B
18. C
19. B
20. C
21. A
22. D
23. D
24. D
25. C
26. D
27. A
28. A
29. A
30. C
31. D
32. A
33. C
34. A
35. A
110
Lampiran 8. Hasil wawancara pada Kepala Desa Mororejo
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : Afrudin
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Instansi : Kelurahan Desa Mororejo
Jabatan : Kepala Desa
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimanakah kondisi wilayah pesisir Desa Mororejo terkait dengan
kerusakan pantai selama 10 tahun terakhir ini, apakah semakin rusak atau
semakin baik ?
Jawaban : sangat parah, tambak warga habis semua dan tidak produktif lagi
akibat abrasi, semakin parah oleh adanya pelabuhan di Desa tetangga (Desa
Wonorejo). Dimana di Desa Mororejo tidak di bagun sabuk pantai hanya di
dekat pelabuhan maka gelombang laut lari ke Desa Mororejo yang
menyebabkan semakin besarnya gelombang laut yang memicu abrasi semakin
parah.
2. Berapa hektar luas abrasi pantai yang terjadi di pantai Desa Mororejo?
Jawaban : sekitar 250 hektar wilayah hilang oleh abrasi, hal ini sangat
merugikan warga desa mororejo yang sebagian besar berpenghasilan dari
lahan tambak.
111
3. Apa matapencaharian utama warga sekitar?
Jawaban : sebagian besar petani tambak, petani sawah, ada juga yang
menjadi buruh pabrik di Kayu Lapis atau Rimba Partikel, dan karena pantai di
Desa Mororejo ini sebagai pantai wisata banyak juga warga yang berjualan di
dekat pantai.
4. Bagaimana penggunaan lahan yang ada di Desa Mororejo?
Jawaban: penggunaan lahan mayoritas digunakan lahan tambak, dan bias
diihat pada data monografi yang ada.
5. Apakah menurut Bapak program konservasi mangrove baik tentang manfaat
dan fungsi mangrove telah diketahui/dipahami oleh warga di Desa Mororejo?
Jawaban: seharusnya dipahami masyarakat karena di desa ini sering
dilakukan kegiatan reboisasi/ penanaman mangrove dari berbagai instansi,
baik pemerintah maupun non pemerintah.
6. Pernahkah di Desa Mororejo diadakan pelatihan, pendidikan, sosialisasi
maupun penyuluhan dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan
konservasi mangrove tersebut?
Jawaban: sangat sering adanya kegiatan penanaman dari LSM maupun dinas
terkait. Tapi karena kurangnya kesadaran masyarakat menyebabkan banyak
angrove yang baru ditanam tapi tidak dirawat, terbengkalai akhirnya dimakan
kambing.
7. Lembaga/instansi mana saja yang pernah melakukan kegiatan konservasi
mangrove tersebut?
Jawaban : Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Kendal, LSM dari Pusat
Jakarta juga pernah mengadakan kegiatan penanaman di sini, kemudian baru-
baru ini kegiatan dari LSM Biota .
112
8. Bagaimanakah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan penyuluhan yang
pernah dilaksanakan di Desa Mororejo?
Jawaban: ya kurang,kalau butuh masyarakat banyak yang ikut kegiatan
biasanya perlu diiming-imingi uang. Tapi ya ada sebagian yang aktif
mengikuti kegiatan tersebut.
9. Apakah warga Desa Mororejo memiliki kepedulian untuk memelihara
mangrove?
Jawaban; Keperdulian itu ya kurang, karena dulu pernah dari pemerintah
mengadakan penanaman dan setiap warga disuruh merawat setiap harinya di
beri upah 200 rupiah, namun dana tak kunjung datang, warga pun enggan
merawat, hanya terbengkalai gitu saja.
10. Berapa jumlah bibit mangrove yang pernah ditanam di Desa Mororejo?
Jawaban: Ya kira- kira 1,5 juta bibit.
11. Apakah mangrove tersebut sekarang masih hidup dan tumbuh atau rusak di
wilayah yang pernah dilakukan penanaman?
Jawaban : Ya banyak yang rusak, 40% lah dari yang penah ditanam itu rusak,
ya karena sengaja di tebang, ada juga yang mati.
12. Bagaimana kebijakan dari pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan konservasi
mangrove di daerah ini?
Jawaban: Pemerintah belum bergerak tapi kita masih menunggu
pembangunan sabuk pantai di desa ini. Ya kadang kala dilakukan sosialisasi
tapi karena masyarakatnya susah yang kumpul ya kalo diundang 50 yang
berangkat 25.
113
Lampiran 9. Hasil wawancara Ketua LSM Biota Foundation
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : Abdul Aziz
2. Umur : 35 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki- laki
4. Instansi : LSM
5. Jabatan : Ketua
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa maksud dan tujuan yang melatarbelakangi pendirian LSM Biota
Foundation?
Jawaban: Maksud yang melatarbelakangi berdirinya LSM ini yakni
bermaksud mendampingi dan mengajak masyarakat dalam melestarikan
lingkungan pesisir dan meningkatkan kemajuan dalam memanfaatkan sumber
daya pesisir.
2. Sejak kapan berdirinya LSM ini dan berapa anggota dalam LSM Biota
Foundation?
Jawaban: sejak 5 februari 2007 dengan anggota sukarelawan.
3. Apakah LSM Biota Foundation sudah terdaftar di badan pemerintahan secara
legalitas? Jika sudah, Apakah hanya terdaftar secara lokal atau terdaftar
sampai di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia?
114
Jawaban: sudah,namun memang masih lokal belum hingga Kementrian
Hukum dan HAM karena LSM ini bukan yayasan sehingga cukup terdaftar di
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik.
4. Apakah LSM Biota Foundation dalam melaksanakan program yang telah
ditentukan melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah/non pemerintah
lainnya?. JikaYa, dengan lembaga mana saja?
Ya, kami pernah bekerjasama dengan Dinas Kelautan Perikanan, Badan
Lingkungan Hidup, lembaga CSR (Corporate Social Responsibility), Dinas
Pertanian, PT.Djarum, Telkom, Papros, Simpaty, Suara Merdeka Group,
KINET, OLX.
5. Kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh LSM Biota Foundation yang
bermanfaat bagi masyarakat?
Jawaban: Penanaman, pemberdayaan, sosialisasi/ penyuluhan, penanaman
dan lain-lain.
6. Daerah mana saja yang pernah menjadisasaranprogram kegiatan LSM Biota
Foundation?
Jawaban: Pantai Surodadi (Demak), di Pantai Kartika Jaya (Kendal), Pantai
Sigandu (Batang), dan Purwodadi, Semarang.
7. Sejauh ini bagaimana tanggapan masyarakat yang telah mengikuti kegiatan
Biota Foundation?
Jawaban : respon masyarakat selama ini terbuka dan menerima serta cukup
berpartisipasi di setiap kegiatan yang hendak dilakukan.
8. Berapakah jumlah warga yang telah mengikuti penyuluhan, pelatihan,
pemberdayaan oleh lembaga non profit ini?
Jawaban : kurang lebih 1000 orang dengan pemberdayaan yang
berkelanjutan.
115
9. Apakah dalam setiap kegiatan penyuluhan LSM Biota Foundation pernah
dilakukan pengukuran efektivitas penyuluhan yang telah dilakukan?
Jawaban: selama ini memang belum pernah karena belum terfikirkan, kami
hanya mengevaluasi secara teknis pelaksanaan.
10. Daerah mana yang sekarang ini masih menjadi fokus pengembangan
masyarakat terkait dengan konservasi mangrove?
Jawaban; saat ini kami masih fokus di Desa Mororejo baru kami mulai tahun
ini.
116
Lampiran 10. Kegiatan Biota Foundation
117
118
119
120
121
122
Lampiran 11. Surat Keterangan Legalitas LSM Biota Foundation
123
Lampiran 12. Materi Penyuluhan
Materi 1. Bapak Sururi : Ahli
Konservasi dari Biota Foundation
FOTO BERSAMA PEMBINA LEMBAGA
BIOTA (BINA EKOSISTEM LESTARI)
PROF. DR. SUDHARTO P. HADI
ISTILAH LAIN
DARI MANGROVE
Hutan Pasang Surut
Hutan Pesisir
Hutan Payau
Hutan Bakau
Hutan mangrove adalah salahsatu tipe hutan dengan jenistumbuhan tertentu yangtumbuh dan berkembangterutama pada tanah lumpuraluvial di sepanjang pantai ataumuara sungai yang berada didalam jangkauan pasang surutair laut.
PENGERTIAN
Jalur Hijau Hutan Mangrove adalah jalur hutan mangrove yang ditetapkan sebagai jalur hijau di daerah pantai dan di tepi sungai, dengan lebar tertentu yang diukur dari garis pantai dan tepi sungai yang berfungsi lindung.
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan
Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan
PENGERTIAN
1. Adaptasi Terhadap Kadar Oksigen Rendah berakar cakar ayam yang mempunyai pneumatofora
untuk mengambil oksigen dari udara (misalnya: Avicenniaspp)
bertipe penyangga/tongkat yang mempunyai lentisel (misalnya: Rhizophora spp)
2. Adaptasi Terhadap Kadar Garam Tinggi Memiliki sel-sel khusus dalam daun untuk menyimpan
garam.
Berdaun tebal dan kuat yang banyak mengandung air untuk mengatur keseimbangan garam.
Daunnya memiliki struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan.
BAGAIMANA MANGROVE BISA HIDUP ??
124
MANGROVE BERADA DI… ?
LAUT DARAT
MANGROVE: Tanah+air+Iklim= Vegetasi mangrove
Mengendalikan abrasi pantai
Mengurangi tiupan angin
kencang dan terjangan
gelombang laut
Mempercepat laju sedimentasi
Mengendalikan intrusi air laut
Menyerap dan mengurangi
polutan
FUNGSI FISIK MANGROVE
1. tempat mencari makan (feeding ground), tempat
memijah (spawning ground) dan tempat
berkembang biak (nursery ground) berbagai jenis
ikan, udang, kerang dan biota laut lainnya
2. tempat bersarang berbagai satwa liar, terutama
burung
3. sumber plasma nutfah
FUNGSI BIOLOGIS
Tumpuhan Minyak, Ancaman bagi Ekosistem Mangrove
MANFAAT MANGROVE
Pemanfaatan LAHAN MANGROVE berbasis kelestarian
lingkungan, seperti; pengembangan usaha pertambakan
ikan/udang/kepiting dalam bentuk sistem silvofishery;
pengembangan objek wisata (rekreasi), penelitian, dan jasa
lingkungan lainnya.
Pemanfaatan HASIL HUTAN MANGROVE (FLORA)
berbasis kelestarian lingkungan, seperti; pemanfaatan kayu
mangrove untuk pemenuhan bahan baku kertas, papan dan
plywood, kayu bakar dan arang.
Pemanfaatan FAUNA MANGROVE, seperti ikan, udang
dan kepiting untuk usaha komersial, dan burung serta jenis
satwa lainnya untuk keperluan penelitian.
Flora dan Fauna Ekosistem Mangrove
KETIKA MANGROVE MENJADI
SUMBER PANGAN
125
Dari buah mangrove jenis Sonneratia dapat diproduksi
minuman segar bearoma khas, dari buah Avicennia dapat
diproduksi makanan (kripik), dari buah Brugueirea
gymnorhiza dapat diproduksi berbagai jenis makanan dan
kue, dan dari buah Nipa dapat diproduksi gula nipa dan
minuman.
KETIKA MANGROVE MENJADI
SUMBER PANGAN dan ETHANOL
POLA KELOLA MANGROVE + SILVOFISHERY
Kegiatan Penanaman untuk mendukung masa depan mangrove
TERIMA KASIH
Burung Felican (dari Australia di Gresik)
Sumber: Nyoto Santoso, 2008, Primiantoro, PPLH-RSUMAPA.
MANGROVE HABITAT BURUNG
Materi 2. Bapak Shafrudin
Mansyur dari DKP Kab. Kendal
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN KENDAL
Oleh :Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap
POTENSI SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT KABUPATEN KENDAL
Secara geografis, wilayah pesisir Kabupaten Kendalterletak di bagian utara pulau Jawa. Wilayah pesisirKabupaten Kendal terletak di Jalur Pantura PulauJawa yang merupakan jalur penghubung bagi kota-kota besar yang ada di pulau Jawa khususnyaJakarta – Semarang – Surabaya. Keuntungan darikestrategisan lokasi tersebut antara lain adalahbahwa secara tidak langsung telah mengurangiketerisolasian dalam proses interaksi dan sirkulasipotensi-potensi setempat dengan wilayahsekitarnya.
126
a. Fungsi ekonomis
Kekayaan wilayah pesisir dan laut yang dimiliki di Kabupaten Kendal berupapantai, perairan, biota-biota yang ada di dalamnya, keindahan alam (panoramapantai) dan lain sebagainya, jika dikelola dengan baik akan memberikan nilaiekonomis yang sangat besar.
b. Fungsi ekologis
adanya kawasan ekosistem mangrove, terumbu karang, ekosistem estuarin, perikanan tambak, pertanian dan ekosistem sungai yang merupakan lingkungan penting dan memiliki peranan bagi kelangsungan kehidupan wilayah pesisir yang berkelanjutan. Ekosistem mangrove mempunyai manfaat yang penting sebagai alat proteksi bagi wilayah pantai, antara lain sebagai pelindung dari gelombang, angin dan badai, penangkal abrasi; serta perangkap sedimen yang dikirim lewat sungai. Hutan ini justru keberadaannya tergusur oleh adanya pemanfaatan lahan bagi peruntukan lainnya, seperti : perikanan tambak/budidaya, industri, pelabuhan dan pemukiman. Fenomena semacam ini, jika tidak dikendalikan dan dikelola dengan benar akan dapat berdampak pada fungsi ekologis wilayah pesisir.
Ekosistem terumbu karang, selain berfungsi sebagai pelindung terhadap gempuran ombak, menahan abrasi juga sebagai habitat vital atau tempat spawning ground serta nursery ground untuk ikan – ikan karang serta biota laut lainnya
◙ Abrasi/ Erosi
Abrasi atau erosi merupakan suatu peristiwaterkikisnya daratan oleh air laut. Abrasi inicenderung membawa dampak negatif ataukerusakan pada daerah yang terkena gelombangair laut. Sehingga di beberapa titik wilayah,dibangun break water untuk mengurangiterjadinya abrasi serta ditanam pohon mangrovesebagai pemecah/peredam gelombang air laut.
Berdasarkan hasil survei di lapangan timpenyusun (tahun 2007) dan hasil analisis citraLandsat ETM 7 tahun 2003 yang dioverlaykandengan citra Aster tahun 2006, diidentifikasibahwa abrasi yang terjadi Kabupaten Kendaladalah seluas 38,076 Ha. Data luasan abrasi diKabupaten Kendal disajikan pada tabel berikut.
No. Desa Kecamatan Luasan
1. Juwiring Cepiring 0.18
2. Kaliayu Cepiring 0.33
3. Kalirandu gede Cepiring 0.32
4. Korowelang anyar Cepiring 0.88
5. Korowelang kulon Cepiring 0.27
6. Sidomulyo Cepiring 0.03
7. Mororejo Kaliwungu 11.07
8. Wonorejo Kaliwungu 5.58
9. Jungsemi Kangkung 3.20
10. Kalirejo Kangkung 0.71
11. Karangmalang Wetan Kangkung 0.89
12. Tanjungmojo Kangkung 1.17
13. Bandengan Kota Kendal 0.02
14. Karangsari Kota Kendal 0.02
15. Kartika Jaya Patebon 0.08
16. Pidodo kulon Patebon 3.98
17. Pidodo Wetan Patebon 0.16
18. Wonosari Patebon 0.03
19. Gempolsewu Rowosari 5.25
20. Sendang Sikucing Rowosari 3.91
Total luasan 38.08 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2007
◙ Akresi Akresi merupakan suatu peristiwa terbentuknya
daratan yang disebabkan oleh terbawanya partikel-partikel tanah oleh arus gelombang air laut. Dampakyang ditimbulkan oleh sedimentasi ini adalahterjadinya pendangkalan di ujung muara sungai,sehingga mengakibatkan kapal-kapal nelayan untukmasuk ke sungai mengalami kesulitan.
Berdasarkan hasil survei lapangan dengan mengambillokasi pada daerah sekitar pesisir di KabupatenKendal, diketahui daerah yang terkena akresi adalahdi muara Sungai Kerikan, Sungai Waridin, SungaiBlorong, Sungai Kendal, Sungai Bodri, Sungai Blukar,Sungai Pening, Sungai Damar dan Sungai Kalikuto.Hasil analisis Citra Landsat ETM 7 tahun 2003 yangdioverlaykan dengan citra Aster tahun 2006,diidentifikasi jika akresi yang terjadi KabupatenKendal adalah seluas 260,06 Ha Data luasan akresi diKabupaten Kendal disajikan pada tabel berikut.
No. Desa Kecamatan Luasan (Ha)
1. Purwokerto Brangsong 10.99
2. Turunrejo Brangsong 28.53
3. Juwiring Cepiring 0.38
4. Kaliayu Cepiring 0.06
5. Kalirandu Gede Cepiring 0.08
6. Korowelang Anyar Cepiring 3.25
7. Korowelang Kulon Cepiring 0.10
8. Margorejo Cepiring 16.13
9. Sidomulyo Cepiring 0.60
10. Mororejo Kaliwungu 7.86
11. Wonorejo Kaliwungu 3.03
12. Jungsemi Kangkung 0.99
13. Kalirejo Kangkung 1.68
14. Karangmalang Wetan Kangkung 0.73
15. Tanjungmojo Kangkung 0.84
16. Bandengan Kota Kendal 5.04
17. Karangsari Kota Kendal 9.60
18. Kartika Jaya Patebon 8.42
19. Pidodo Kulon Patebon 57.75
20. Pidodo Wetan Patebon 53.34
21. Wonosari Patebon 40.28
22. Gempolsewu Rowosari 8.18
23. Sendang Sikucing Rowosari 2.19
Total luasan 260.06 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2007
127
Pasang Surut
Pasang surut adalah naiknya permukaan air laut secara perlahan-lahan sampai padaketinggian maksimum kemudian turun hingga tercapai ketinggian minimum. Sifat khas darinaik turunnya permukaan air ini terjadi dua kali sehari sehingga terdapat dua periodepasang tinggi dan dua periode pasang rendah.
Angin
Angin disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara yang merupakan hasil daripengaruh ketidakseimbangan pemanasan sinar matahari terhadap tempat-tempat yangberbeda di permukaan bumi. Angin yang bertiup di permukaan perairan inilah yangselanjutnya menjadi salah satu pembangkit arus. Arus yang terjadi akibat angin seringdisebut arus permukaan. Ketika angin berhembus di laut maka energi ditransfer dari anginke permukaan laut.
Gelombang
Gelombang adalah ayunan air yang bergerak tanpa henti-hentinya pada lapisan permukaanlaut dan jurang dalam keadaan sama sekali tidak diam. Besar kecilnya gelombang sangattergantung dari angin yang berhembus sehingga jika angin yang terhembus sepoi-sepoimaka akan menimbulkan riak gelombang tetapi jika terjadi badai maka gelombang dapatmerusak daerah-daerah pantai.
Arus
Arus merupakan gerakan massa air laut yang sangat luas dan terjadi pada seluruh lautan didunia. Angin adalah salah satu faktor yang bervariasi untuk menimbulkan arus, yaitu arusvertikal upwelling. Proses upwelling adalah proses dimana air didorong ke atas darikedalaman 100 – 200 m.
Transport Sedimen
Sedimen terdiri dari partikel yang berasal dari hasil pembongkaran batu-batuan danpotongan-potongan kulit dan sisa kerangka organisme laut sehingga ukuran partikelditentukan oleh sifat fisiknya. Sedimen juga dapat terjadi karena aktivitas manusia sepertiterbawanya sampah / buangan ke lautan sehingga mempercepat proses sedimentasi dilautan.
Biota Darat
komponen biota darat terdiri dari berbagai jenis tanaman hijau daundan hewan darat. Biota darat mempunyai peran besar dalam prosesfotosintesis di bumi. Jenis fauna darat yang ditemukan di wilayahpesisir Kabupaten Kendal secara umum teridentifikasi tidak ditemukanadanya habitat yang khas sebagai habitat endemik, meskipun di wilayahKecamatan Sendang sikucing tepatnya di suatu area wisata satwa PantaiCahaya Klampok terdapat jenis fauna Kus-kus dan Beruang dll, dimanafauna ini didatangkan dari daerah lain. Jenis-jenis hewan ternak baikberupa unggas maupun ternak besar (kerbau, kambing dan sapi) jugaditemukan dibudidayakan di wilayah pesisir Kabupaten Kendal.
Biota Perairan
Salah satu komponen biota perairan yang sangat penting untukmenjaga stabilnya kawasan pesisir pantai yaitu bentos, plankton,nekton (jenis ikan bersirip dan tidak bersirip), terumbu karang danmangrove. Biota perairan sangat rentan terhadap pencemaran yangmasuk ke dalamnya sehingga dapat berpengaruh terhadap kemantapanekosistem perairan.
a. Kawasan terumbu karangKawasan terumbu karang wilayah pesisir Kabupaten Kendal terdapat diKarang Kelop, Rome-rome dan Tandes. Letak geografis Karang Kelop110°10’18” BT dan 06°48’33” LS, Karang Rome-rome adalah 110°08’30” BTdan 06°48’16” LS, dan Karang Tandes 110°09’23” BT dan 06°48’12” LS.b. Kawasan mangroveTumbuhan mangrove umumnya tumbuh baik pada pantai berlumpur danberombak relatif tenang. Hal ini jika dikaitkan dengan topologi pantaiKabupaten Kendal yang berupa pantai berlumpur, maka sangat peka dansesuai akan perkembangan habitat mangrove. Beberapa lokasi yang masihmemiliki vegetasi mangrove adalah sekitar muara dan beberapa meter(sekitar 100 m) menyusuri sungai ke arah hulu, diantaranya sungai Bayi,Desa Wonosari dan Dukuh Pilangsari/Delta Bodri (Desa Pidodokulon).Selain itu, mangrove cukup berhasil dibudidayakan oleh masyarakat sebagaisarana penghijauan di pertambakan.c. Kawasan EstuariEkosistem Estuari merupakan daerah peralihan antara ekosistem air tawardengan ekosistem air asin. Lokasinya biasanya berada di muara sungai.Kawasan ini merupakan habitat vital yang berperan penting dalammendukung kelancaran ruaya biota laut.
128
Kec. Kaliwungu
Kec. Kaliwungu
Kec. Patebon
Kec. Patebon
Gambar Obyek Wisata Bahari di Kab. Kendal(Ket.: 1-2 Pantai Ngebum; 3. Pantai Sendang Sikucing; 4. Pantai Muara Kencan; 5-6 Pantai Cahaya)
129
Materi 3. Bapak Harianto dari
Dirairud Polda Jateng
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH JAWA TENGAH
DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN
OLEH : SUBDIT GAKKUM DITPOLAIR POLDA JATENG
PENYULUHAN UU NO 27 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PENJABARAN PASAL 35 AYAT G DAN
PASAL 73, TENTANG LARANGAN PARA PENEBANG MANGROVE DAN SANKSI
HUKUMNYA
Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah kawasan pesisir dan pulaupulaukecil dengan ciri khas tertentu yangdilindungi untuk mewujudkan pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara berkelanjutan
2. Didalam UU No 27 TAHUN 2007 terdapat 19 Bab dan didalamnya terdapat 80 Pasal terdiri dari :
a. Bab I Ketentuan Umum (Psl 1 dan 2)
b. Bab II Azas Tujuan (Psl 3 dan 4 )
c. Bab III Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau2 kecil (Psl 5 dan 6)
d. Bab IV Perencanaan ( Psl 7 Sd 15 )
e. Bab V Pemanfaatan ( Psl 16 sd 35 )
f. Bab VI Pengawasan dan Pengendalian Psl 36 sd 41
g. Bab VII Penelitian dan Pengembangan (Psl 42 sd 46 )
h. Bab VIII Pendidikan, Peralihan dan Penyuluhan(Psl 47 sd 49 )
i. Bab IX Kewenangan ( Psl 50 sd 55 )
j. Bab X Mitigasi Bencana (Psl 56 sd 59)
k.Bab XI Hak, kewajiban dan peran serta masyarakat (Psl 60 sd 62)
l. Bab XII Pemberdayaan Masyarakat (Psl 63)
m.Bab XIII Penyelesaian Sengketa (64 sd 67)
n. Bab XIV Gugatan Perwakilan (68 sd 69)
o. Bab XV Penyidikan (Psl 70)
p. Bab XVI Sanksi Administrasi (Psl 71)
q. Bab XVII Ketentuan Pidana (Psl 73 sd 75)
r. Bab XVIII Ketentuan Peralihan (psl 76 sd 78)
s. Bab XIX Ketentuan penutup (Psl 79 sd 80)
130
Bunyi pasal 35 huruf b
“mengambil terumbu karang di Kawasan konservasi”
Bunyi pasal 35 huruf c
“menggunakan bahan peledak, bahan beracun,
dan/atau bahan lain yang merusak Ekosistem
terumbu karang”
Bunyi pasal 35 huruf d
“menggunakan peralatan, cara, dan metode lain yang merusak Ekosistem terumbu karang”
Bunyi pasal 35 huruf e
“menggunakan cara dan metode yang merusak
Ekosistem mangrove yang tidak sesuai dengan
karakteristik Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil”
Bunyi pasal 35 huruf f
“melakukan konversi Ekosistem mangrove di Kawasan atau Zona budidaya yang tidak memperhitungkan keberlanjutan fungsi ekologis Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil”
Bunyi pasal 35 huruf g
“menebang mangrove di Kawasan konservasi untuk
kegiatan industri, pemukiman, dan/atau kegiatan lain”
Bunyi pasal 35 huruf h
“menggunakan cara dan metode yang merusak padang lamun”
Bunyi pasal 35 huruf i
“melakukan penambangan pasir pada wilayah yang apabila secara teknis, ekologis, sosial, dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya”
Bunyi pasal 35 huruf j
“melakukan penambangan minyak dan gas pada
wilayah yang apabila secara teknis, ekologis, sosial
dan/atau budaya menimbulkan kerusakan
lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan
dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya”
Bunyi pasal 35 huruf k
“melakukan penambangan mineral pada wilayah
yang apabila secara teknis dan/atau ekologis dan/atau sosial dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya
Bunyi pasal 35 huruf l
“melakukan pembangunan fisik yang menimbulkan
kerusakan lingkungan dan/atau merugikanMasyarakat sekitarnya”
KETENTUAN PIDANAPasal 73
Ayat (1)
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (duamiliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
131
setiap Orang yang dengan sengaja:melakukan kegiatan menambang terumbu karang, mengambil terumbu karang di Kawasan konservasi, menggunakan bahan peledak dan bahan beracun, dan/atau cara lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem terumbu karang sebagaimana dimaksud dalamPasal 35 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d
a.
menggunakan cara dan metode yang merusak Ekosistem mangrove, melakukan konversi Ekosistem mangrove, menebang mangrove untuk kegiatan industri dan permukiman, dan/atau kegiatan lain sebagaimana dimaksuddalam Pasal 35 huruf e, huruf f, dan huruf g
b.
menggunakan cara dan metode yang merusakpadang lamun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf h
melakukan penambangan pasir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf i
melakukan penambangan minyak dan gassebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf j
c.
d.
e.
melakukan penambangan mineral
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf k
melakukan pembangunan fisik yang
menimbulkan kerusakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf l
f.
g.
tidak melaksanakan mitigasi bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang diakibatkan oleh alam dan/atau Orangsehingga mengakibatkan timbulnya bencana atau dengan sengaja melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya kerentananbencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1).
h.
Pasal 73 Ayat 2
Dalam hal terjadi kerusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) karena kelalaian,dipidana dengan pidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan denda paling banyakRp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
132
Lampiran 13. Daftar Hadir Penyuluhan
133
134
135
136
Lampiran 14. Data Identitas Responden
DATA IDENTITAS RESPONDEN
Kode
Nama
Responden
Umur
Pendidikan
Terakhir
Tahun
Sukses
Jarak
dari
Pesisir
(meter)
Alamat Pekerjaan
Penghasilan
Dusun RT/RW
R1 KHAFIDIN
30 SD 6 25
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Buruh tani
1.150.000
R2
ACHMAD
SULAIMAN 37 SD 6 300
Dusun
Ngebum
RT 3/
RW8
Tani
tambak 1.000.000
R3
M FAHRUR
RIZAL 40 MI 4 200
Dusun
Ngebum
RT5/
RW 8 Serabutan
1.000.000
R4 ZAMRONI
31 MI 6 40
Dusun
Ngebum
RT4/
RW 7
Tukang
parkir 2.000.000
R5
MUHAMMAD
RIFQI ALI
HASAN 33 S1 18 100
Dusun
Ngebum
RT3/
RW7
Guru pns
3.000.000
R6 JAMZURI
32 SD 6 500
Dusun
Ngebum
RT1/
RW 8 Pedagang
2.000.000
R7
BUDI
SUPRIYATI 34 SD 6 100
Dusun
Ngebum
RT 2/
RW 7 Buruh tani
1.200.000
R8
AHMAD
ABDUL ROZAQ 32 SMP 8 60
Dusun
Ngebum
RT 4/
RW 7 Wiraswasta
3.000.000
R9
AHMAD NUR
WAQI 34 SD 5 100
Dusun
Ngebum
RT 5/
RW 8 Pedagang
1.500.000
R10 AJI PRABOWO
34 SD 6 250
Dusun
Ngebum
RT 3/
RW 8 Buruh tani
1.000.000
R11 H MALIKI
39 SD 6 60
Dusun
Ngebum
RT 4/
RW 7
Buruh
tambak 1.200.000
R12
ABDUL FATAH
MOKHSIN 32 SD 6 100
Dusun
Ngebum
RT 5/
RW 8
Tani
tambak 2.000.000
R13
MOHAMMAD
HIDAYAT
TAUFIQ 34 SMP 9 20
Dusun
Ngebum
RT 4/
RW 7
Pegawai
pabrik 1.400.000
R14
M ABDUL
WAHAB 40 SD 6 200
Dusun
Ngebum
RT 1/
RW 7 Wiraswasta
3.000.000
R15
SULAIMAN
WICAKSONO 34 SD 6 250
Dusun
Ngebum
RT 3/
RW 8 Pedagang
1.800.000
R16
ASIB ARIS
MUNANDAR 36 SD 6 50
Dusun
Ngebum
RT4/
RW 7 Buruh tani
1.000.000
R17 H. MUNAJAT
38 SD 6 150
Dusun
Ngebum
RT 4/
RW 8
Tani
tambak 2.000.000
R18 NUR ROZIKIN
28 SD 6 150
Dusun
Ngebum
RT4/
RW 8 Pedagang
1.300.000
R19 EKO SAFRUDIN
22 SMP 9 40
Dusun
Ngebum
RT 4/
RW 7
Pegawai
pabrik 1.400.000
R20 HARIYANTO
26 SMP 9 40
Dusun
Ngebum
RT 4/
RW 7
Pegawai
pabrik 1.400.000
R21 KHOIRUDIN
30 SD 6 100
Dusun
Ngebum
RT 3/
RW 7
Buruh
bangunan 1.500.000
R22 ROJI SAPUTRA
35 SD 5 60
Dusun
Ngebum
RT4/
RW 7 Buruh tani
1.200.000
137
R23
MUHAMMAD
BURHANUDIN 37 SD 6 100
Dusun
Ngebum
RT 4/
RW8 Buruh tani
1.150.000
R24 JOKO JIYATNO
33 SD 6 150
Dusun
Ngebum
RT 3/
RW 8 Pedagang
950,000
R25 M.SAQIRIN
28 SD 6 100
Dusun
Ngebum
RT 5/
RW 8 Buruh tani
1.000.000
R26 WAHYUDIN
30 SD 6 60
Dusun
Ngebum
RT4/
RW 7 Pedagang
1.500.000
R27
AGUS ADI
WIBOWO 25 SMP 9 250
Dusun
Ngebum
RT 3/
RW 8
Tani
tambak 2.000.000
R28 YUWONO
35 SD 6 20
Dusun
Ngebum
RT4/
RW 7
Tani
tambak 1.800.000
R29 JOKO WIYOSO
32 SD 6 210
Dusun
Ngebum
RT3/
RW 8
Buruh
bangunan 1.600.000
R30
LUPIT
KUSUMANTO 33 SD 6 100
Dusun
Ngebum
RT 5/
RW 8
Tani
tambak 3.000.000
R31 KARSONO
27 SMA 9 80
Dusun
Ngebum
RT 3/
RW 7
Pegawai
pabrik 1.400.000
R32
ANUNG
ROHADI S 35 SD 5 40
Dusun
Ngebum
RT4/
RW 7 Serabutan
800,000
R33 WAHYU M
29 SD 6 100
Dusun
Ngebum
RT4/
RW 8
Pegawai
pabrik 1.400.000
R34 HADI SISWO
33 MI 6 25
Dusun
Ngebum
RT 4/
RW 7
Tani
tambak 3.000.000
R35 NGADIONO
32 SD 6 200
Dusun
Ngebum RT3/RW8 Pedagang
1.500.000
R36
FATHUR
ROHMAN 34 SD 6 100
Dusun
Ngebum RT3/RW7
Tani
tambak 2.500.000
R37 MAULVI NAZIR
23 SMP 12 100
Dusun
Ngebum
RT 3/
RW7 Wiraswasta
2.000.000
R38
SYARIF
HIDAYAT 34 SD 6 60
Dusun
Ngebum
RT 4/
RW7 Buruh tani
900,000
R39 AHMAD HUSEN
33 SD 6 150
Dusun
Ngebum RT3/RW8 Buruh tani
800,000
R40
TAUFIKUR
ROHMAD 38 SD 6 150
Dusun
Ngebum
RT 4/
RW8 Pedagang
1.500.000
R41 HARTONO
37 SD 6 100
Dusun
Ngebum
RT5/
RW 8
Tani
tambak 2.000.000
R42 ILHAM HABIB
22 SMP 9 200
Dusun
Ngebum
RT 3/
RW 8
Pegawai
pabrik 1.400.000
R43 UMAR FARUK
24 SMP 9 50
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Pedagang
1.500.000
R44
JOKO
PURWONO 32 SD 5 500
Dusun
Ngebum
RT1/
RW 8 Buruh tani
1.150.000
R45
ASIS
MULYANTO 23 SMA 12 100
Dusun
Ngebum
RT 3/
RW7
Pegawai
pabrik 1.400.000
R46 M KHAIRUL
20 SMK 12 200
Dusun
Ngebum RT3/RW8
Pegawai
pabrik 1.400.000
R47 SUJADMIKO
40 SD 4 40
Dusun
Ngebum RT4/RW7
Tukang
parkir 1.000.000
R48 M.NAZARUDIN
24 SMP 9 60
Dusun
Ngebum RT4/RW7
Budidaya
bandeng 3.200.000
R49 SULTAN SS
33 SD 6 150
Dusun
Ngebum RT4/RW8 Wiraswasta
2.500.000
138
R50 PARGONO
34 SD 6 50
Dusun
Ngebum
RT 4 /
RW 7 Buruh tani
1.150.000
R51 JUMADI
40 SD 6 100
Dusun
Ngebum
RT 4 /
RW 8 Serabutan
950,000
R52 WAHYUDI
33 SD 6 100
Dusun
Ngebum
RT 2 /
RW 7
Tani
tambak 3.000.000
R53 MASUD
21 SMA 12 150
Dusun
Ngebum
RT 4 /
RW 8
Pegawai
swasta 1.400.000
R54 MURIYANTO
22 SMP 9 200
Dusun
Ngebum
RT 4 /
RW 8
Pegawai
swasta 1.400.000
R55
M TAUFIQ
SURYANA 22 SMP 9 500
Dusun
Sabetan RT2/RW2 Wiraswasta
3.000.000
R56 WIDIHARTONO
30 D3 15 100
Dusun
Ngebum
RT 2 /
RW 7
Perangkat
desa 1.500.000
R57
AGUS
PURNOMO S 24 SMA 12 200
Dusun
Ngebum
RT 4 /
RW 8
Pengusaha
triplek 5.000.000
R58
MASRIBUT AL
MASROKAH 34 SD 5 250
Dusun
Ngebum
RT 2/
RW 8 Buruh tani
1.000.000
R59
AGUNG BUDI
UTOMO 33 SD 6 50
Dusun
Ngebum RT4/RW7
Tani
tambak 2.000.000
R60
M.AIRUN
NAJIB 21 SMK 12 300
Dusun
Ngebum RT3/RW8
Pegawai
swasta 1.400.000
R61 RISTANTO
38 SMA 12 500
Dusun
Sabetan RT2/RW2 Buruh tani
1.100.000
R62 NUR KHOLIS
40 SMA 12 500
Dusun
Ngebum
RT1/
RW 8
Perangkat
desa 1.000.000
R63
ANDRI
MAULANA H 27 SD 6 100
Dusun
Ngebum RT3/RW8 Serabutan
950,000
R64 TEGAR
21 SLTP 12 150
Dusun
Ngebum RT3/RW8
Pegawai
swasta 1.400.000
R65
M. NOVAL
PRATAMA 28 SMK 12 23
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Buruh
1.000.000
R66 KHALIL
23 SMK 12 50
Dusun
Ngebum RT4/RW8
Pegawai
swasta 1.400.000
R67 ABDUL AZIS
32 SMA 12 60
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Wiraswasta
2.000.000
R68 ARWARI
25 SMK 10 200
Dusun
Ngebum RT5/RW8
Tani
tambak 1.800.000
R69 MUIN
22 STM 12 200
Dusun
Ngebum RT4/RW8
Pegawai
swasta 1.400.000
R70 MISBAH
22 SMK 10 20
Dusun
Ngebum RT4/RW7
Tani
tambak 3.000.000
R71
DERIZAL DWI
A 20 SD 6 20
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Wiraswasta
900,000
R72
ALI
PRIAMBADO 22 SMP 9 100
Dusun
Ngebum RT2/RW7
Pegawai
swasta 1.400.000
R73 RIZAL ABDI P
20 SD 6 200
Dusun
Ngebum RT2/RW7 Buruh tani
900,000
R74 BADRON
21 SMP 9 50
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Batu bara
3.000.000
R75
BANDI
SISWANDI 38 SMP 9 100
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Petani
3.000.000
R76 KAMTO
32 MI 6 300
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Wiraswasta
5.000.000
139
R77
MUHAMMAD
KHOLISIN 21 SMP 8 300
Dusun
Ngebum RT5/RW8 Sablon
1.150.000
R78 SURURI
35 SMP 9 100
Dusun
Ngebum RT3/RW8 Buruh tani
1.200.000
R79 JAHIDIN
21 SMP 9 300
Dusun
Ngebum RT3/RW7 Bangunan
1.000.000
R80 MUCHLAS
21 SMP 9 25
Dusun
Ngebum RT4/RW7
Karyawan
swasta 1.400.000
R81 THUAD
40 SMA 12 200
Dusun
Ngebum RT2/RW7
Karyawan
swasta 1.400.000
R82
ANGGIK
SAPUTRA 27 SD 6 150
Dusun
Ngebum RT4/RW8
Karyawan
swasta 1.400.000
R83 MASDUKI
35 SD 4 100
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Buruh tani
1.000.000
R84
RIZKI
GIOVANIE S 20 SD 6 100
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Buruh tani
1.000.000
R85
ABDUL
SYUKUR 29 SD 5 100
Dusun
Ngebum RT2/RW7
Tani
tambak 1.800.000
R86
M NURUDIN
FURQON 39 SD 6 500
Dusun
Ngebum
RT1/
RW 8 Pedagang
1.000.000
R87
HERU
PURWANTO 27 SD 6 130
Dusun
Ngebum
RT2/
RW 7 Wiraswasta
2.000.000
R88
YAYANG
SUGITO 35 SD 4 200
Dusun
Ngebum RT3/RW8
Budidaya
bandeng 3.000.000
R89
EDI
KURNIAWAN 25 S1 16 150
Dusun
Ngebum RT1/RW7
Guru
swasta 2.000.000
R90
MUHAMMAD
SUBKHAN 38 SD 6 100
Dusun
Ngebum RT5/RW8
Tani
tambak 1.000.000
R91 T HANDOKO
34 SD 6 100
Dusun
Ngebum RT2/RW7 Buruh tani
1.000.000
R92
DIDIK
SUPROJO 30 SD 6 40
Dusun
Ngebum RT4/RW7 Wiraswasta
2.000.000
R93 IKHSAN
33 MI 6 60
Dusun
Ngebum RT4/RW7
Buruh
bangunan 900,000
R94
KHOERUL
UMAR 28 SD 6 250
Dusun
Ngebum RT3/RW8
Budidaya
bandeng 3.000.000
R95
AGUS
HERMAWAN 33 SD 6 200
Dusun
Ngebum RT1/RW7 Buruh tani
1.000.000
R96
FAJAR AGUS
RIAWAN 40 SD 6 150
Dusun
Ngebum RT5/RW8
Pegawai
pabrik 1.400.000
R97 ABDUROHMAN
35 SD 6 200
Dusun
Ngebum RT3/RW8
Pegawai
pabrik 1.400.000
140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
R1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 18 51
R2 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 15 43
R3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 20 57
R4 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 21 60
R5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 25 71
R6 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 16 46
R7 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 20 57
R8 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 17 49
R9 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 19 54
R10 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 20 57
R11 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 12 34
R12 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 18 51
R13 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 15 43
R14 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 19 54
R15 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 16 46
R16 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 21 60
R17 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 14 40
R18 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 15 43
R19 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 24 69
R20 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 20 57
R21 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 26 74
R22 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 16 46
R23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 21 60
R24 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 23 63
R25 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 15 43
R26 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10 29
R27 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 16 46
R28 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 21 60
Kode Res.Nomor Butir Soal
Total Skor Nilai
Lampiran 15. Uraian Hasil Pretest
141
R29 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 43
R30 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 20 57
R31 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 24 69
R32 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 14 40
R33 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 21 60
R34 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22 63
R35 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 18 51
R36 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 15 43
R37 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 25 71
R38 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 17 49
R39 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 22 63
R40 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 24 69
R41 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 16 46
R42 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 15 43
R43 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 21 60
R44 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 14 40
R45 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 20 57
R46 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 18 51
R47 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 14 40
R48 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 21 60
R49 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 15 43
R50 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 11 31
R51 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 19 54
R52 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 18 51
R53 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 25 71
R54 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 14 40
R55 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 15 43
R56 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 22 63
R57 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 20 57
R58 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 21 60
R59 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 21 60
R60 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 23 66
142
R61 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 28 80
R62 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 21 60
R63 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 11 31
R64 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 21 60
R65 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 27 77
R66 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 17 49
R67 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 17 49
R68 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 23 69
R69 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 17 49
R70 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 26 74
R71 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 14 40
R72 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 22 63
R73 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23 66
R74 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 21 60
R75 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 21 60
R76 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 24 69
R77 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 22 63
R78 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 66
R79 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 17
R80 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 17 49
R81 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 26 74
R82 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 18 51
R83 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 20 57
R84 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 24 69
R85 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 20 57
R86 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 22 63
R87 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 23 66
R88 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 18 51
R89 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 28 80
R90 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 23 66
143
R91 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 20 57
R92 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 22 63
R93 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 21 60
R94 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 25 71
R95 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 15 51
R96 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 24 69
R97 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 15 43
Total 31 77 63 27 82 45 32 82 66 57 46 77 79 25 28 55 65 66 49 38 23 40 73 52 67 57 59 40 58 76 45 40 65 62 31 1878
Rata-rata 55.42268
144
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
R1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 25 71
R2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 23 66
R3 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 20 54
R4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 27 77
R5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 32 91
R6 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 22 63
R7 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 24 69
R8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 22 63
R9 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 22 69
R10 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 25 71
R11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 18 49
R12 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 25 71
R13 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 15 43
R14 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 23 66
R15 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 21 60
R16 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 19 54
R17 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 16 46
R18 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 21 60
R19 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 17 49
R20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 25 71
R21 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 26 66
R22 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 19 60
R23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27 77
R24 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 23 71
R25 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 21 60
R26 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 18 51
R27 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21 60
R28 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 27 71
Kode Res.Nomor Butir Soal
Total SkorNilai
Lampiran 16. Uraian Hasil Posttest
145
R29 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 21 60
R30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 26 74
R31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28 80
R32 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12 34
R33 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 18 51
R34 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21 60
R35 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 15 43
R36 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 22 63
R37 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21 60
R38 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 24 69
R39 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 22 63
R40 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 22 63
R41 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 14 40
R42 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 21 60
R43 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 17 49
R44 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 20 57
R45 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 24 69
R46 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 24 69
R47 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 24 63
R48 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 18 51
R49 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 19 54
R50 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 18 51
R51 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 21 60
R52 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 16 46
R53 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 29 82
R54 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 22 63
R55 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 13 37
R56 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 27 77
R57 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 25 71
R58 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 19 54
R59 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 20 57
R60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 85
146
R61 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 27 77
R62 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 25 71
R63 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 21 60
R64 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 21 60
R65 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 25 71
R66 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 21 60
R67 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 14 40
R68 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 20 57
R69 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 29
R70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 31 88
R71 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 12 34
R72 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 18 51
R73 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 17 49
R74 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 26 74
R75 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 20 57
R76 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 25 71
R77 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 25 71
R78 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 66
R79 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 18 51
R80 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 14 40
R81 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 29 82
R82 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 15 43
R83 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 23 66
R84 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 24 69
R85 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 22 63
R86 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 23 66
R87 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 20 57
R88 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 16 46
R89 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 94
R90 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 20 57
R91 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 23 66
R92 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 25 71
R93 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 14 43
R94 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 22 63
R95 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 23 66
R96 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 19 54
R97 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 22 63
Total 61 86 69 51 85 46 44 79 71 52 56 78 75 34 34 56 76 58 56 43 51 41 75 50 67 60 64 49 60 82 44 51 55 67 57 2083
Rata-rata 61.237
147
Lampiran 17. Hasil Uji T Menggunakan Aplikasi Program SPSS 16.0
Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam analisis uji t adalah data
berdistribusi normal. Kenormalan data dapat dilihat dari uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov dari masing-masing variabel. Data analisis dengan bantuan
komputer program SPSS 16. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan
probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat dari output SPSS 16 seperti pada
tabel berikut.
Tabel 4.12.
Hasil Uji Normaitas dengan Mengunakan Analisis Kolmogorov
Smirnov
Terlihat dari tabel tersebut pada baris asymp. Sig untuk dua sisi diperoleh
nilai z untuk hasil pre test sebesar 1.071 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,202
dan hasil post test . Nilai Z untuk hasil post test sebesar 0.990 signifikansi
sebesar 0.281, karena tingkat signifikansi hasil pre test dan post test lebih besar
dari 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima atau data dari masing-masing
berdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
97 97
55.4227 61.2371
12.05788 12.74736
.109 .101
.065 .088
-.109 -.101
1.071 .990
.202 .281
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tai led)
Pre Test Post Test
Test dis tribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
148
T-Test
Paired Samples Statistics
55.4227 97 12.05788 1.22429
61.2371 97 12.74736 1.29430
Pre Test
Post Test
Pair
1
Mean N Std. Deviation
Std. Error
Mean
Paired Samples Correlations
97 .505 .000Pre Test & Post TestPair 1
N Correlation Sig.
Paired Samples Test
-5.81443 12.35780 -4.634 96 .000Pre Test - Post TestPair 1Mean Std. Deviation
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
149
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian
Pelaksanaan Penyuluhan
Penanaman Mangrove 14 Februari 2015
Dokumentasi Wawancara Kepala Desa Dokumentasi Wawancara Ketua LSM
150
Lampiran 19. Surat Ijin Observasi
151
152
153
Lampiran 20. Surat Keterangan Observasi
154
Lampiran 21. Surat Ijin Penelitian
155
Lampiran 22. Surat Keterangan Penelitian